analisis vitamin b1 cecara kualitatif dan kuantitatif menggunakan metode spektrofotometri uv-vis

42
Analisis Vitamin B1 Pada Nug Ampas Tahu dan Ampas Susu Kedelai Secara Kualitatif d Kuantitatif Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-V Oleh : Nur Chalim Maulidah 11030234207 Kimia B 2011 Heriono 11030234211 Kimia B 2011

Upload: chalim-aaee

Post on 08-Oct-2015

468 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

analisis pangan

TRANSCRIPT

Slide 1

Analisis Vitamin B1 Pada Nugget Ampas Tahu dan Ampas Susu Kedelai Secara Kualitatif dan Kuantitatif Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-VISOleh :Nur Chalim Maulidah / 11030234207 / Kimia B 2011Heriono / 11030234211 / Kimia B 2011

Your Description Goes Here

Latar BelakangKedelaiSusu KedelaiTahuVitamin B1NuggetSpektrofotometer UV-VisAmpasKuantitatifKualitatifYour Description Goes Here

Perumusan MasalahBerapa kadar vitamin B1 pada nugget ampas tahu dan ampas susu kedelai ?TujuanMengetahui kadar vitamin B1 pada nugget ampas tahu dan ampas susu kedelaiManfaatMemberikan informasi tentang kadar vitamin B1 yang terkandung dalam nugget ampas tahu dan ampas susu kedelai.Definisi OperasionalAmpas tahu adalah limbah proses pembuatan tahu, sebagai limbah ampas tahu masih mengandung protein dan serat kasar, sehingga mempunyai potensi untuk digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan nugget.Ampas susu kedelai adalah limbah padat hasil pemerasan bubur kedelai yang masih mengandung protein dan serat kedelai, sehingga mempunyai potensi untuk digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan nugget.Vitamin B1 adalah vitamin yang akan dianalisis pada nugget ampas tahu dan ampas susu kedelai.

AsumsiNugget ampas tahu dan susu kedelai yang digunakan diasumsikan bahwaProses pembuatan nugget ampas tahu dan ampas susu kedelai dilakukan pada waktu yang sama.Ampas tahu dan ampas susu kedelai berasal dari jenis kedelai yang sama.Pembatasan MasalahPada praktikum ini dilakukan penentuan kadar vitamin B1 pada nugget ampas tahu dan ampas susu kedelai dengan menggunakan metode spektroskopi UV-Vis dengan vitamin B1 sebagai standar pembandingnya.Sampel ampas tahu berasal dari limbah tahu daerah Sepanjang, Sidoarjo.Sampel ampas susu kedelai didapatkan dari pengolahan susu kedelai dengan dua kali pemerasan.

KAJIAN PUSTAKAAmpas TahuAmpas tahu merupakan hasil sampingan dalam pembuatan tahu yang meliputi perendaman kedelai, penggilingan, pendidihan bubur kedelai dan pengepresan (Tim Fatemeta IPB, 1981 dalam Yuliani, 2013). Ampas tahu memiliki tekstur lembek dengan kadar air yang tinggi serta hanya mampu bertahan selama 24 jam, setelah itu ampas tahu berangsur-angsur akan mengeluarkan bau busuk atau membentuk unsur NH3. NH3 ini disebabkan oleh protein yang mengalami degradasi, sehingga dapat memecah molekul komplek yaitu protein menjadi molekul yang lebih sederhanaNo.Unsur Nutrisi / GiziKandungan1Energi414 kkal2Protein26,6 gr3Lemak18,3 gr4Karbohidrat41,3 gr5Kalsium19 mg6Fosfor29 mg7Zat Besi4 mg8Vitamin A0 IU9Vitamin B10,2 mg10Vitamin C0 mgKandungan nutrisi / gizi pada ampas tahu per 100 gramAmpas Susu KedelaiPada proses pembuatan susu kedelai, kita akan memperoleh produk samping berupa ampas susu kedelai yang berbentuk padatan hasil pemerasan bubur kedelai. Pada umumnya berwarna putih kekuningan dan berbau khas (langu), pada suhu kamar akan cepat rusak bila dibiarkan begitu saja di udara terbuka.Ampas susu kedelai tersebut masih banyak mengandung zat gizi yang diperlukan oleh tubuh seperti protein dari serat kedelai.Kandungan gizi ampas susu kedelai ini hampir sama dengan ampas tahu karena berasal dari bahan baku yang sama, walaupun berasal dari proses yang berbeda (Mariyono et al., 1997 dalam Muis, 2010).

NuggetNugget merupakan produk olahan siap saji yang telah berkembang dan diminati masyarakat luas. Badan Standarisasi Nasional (BSN) (2002) pada SNI. 01-6638-2002 mendefinisikan nugget sebagai produk olahan yang dicetak dalam bentuk potongan empat persegi, dimasak, dibuat dari campuran daging giling yang diberi bahan pelapis tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.Tiamin Hidroklorida (Vitamin B1)Tiamin adalah senyawa organosulfur tidak berwarna dengan rumus kimiaC12H17N4OS.Strukturnya terdiri dari aminopyrimidine dan sebuah cincin tiazol (thiazole) yang dihubungkan oleh satu jembatan metilen. Tiazol ini tersubstitusi dengan rantai samping metil dan hidroksietil. Tiamin adalah senyawa yang larut dalam air, metanol, dan gliserol, sehingga tidak larut dalam pelarut organik yang bersifat kurang polar. Tiamina stabil pada pH asam, tetapi tidak stabil dalam larutan alkali.

Tiamin hidroklorida dapat ditetapkan kadarnya dengan berbagai metode yang pemilihannya tergantung pada bentuk sediaan dan efektifitasnya.Metode fluorometri dari tiokrom * Spektrofotometer UV-VisMetode kolorimetriMetode asidi alkalimetriMetode titrasi bebas airMetode argentometriMetode gravimetriSecara kualitatif, vitamin B1 (Tiamin hidroklorida) dapat ditentukan yaitu dengan cara sebagai berikut :Uji A : Ditambahkan 2 tetes larutan kalium ferisianida (K3Fe(CN)6) 1 % dan 1 mL NaOH 15 %. Apabila terbentuk fluoresensi warna biru maka larutan sampel mengandung vitamin B1.Uji B : Ditambahkan 1 mL larutan kalium iodida 1 N. Bila terbentuk endapan orange maka sampel mengandung vitamin B1.Uji C : Dimasukan 1 ml larutan tiamin 1% kedalam tabung reaksi. Setelah itu ditambahkan 1 ml larutan Pb-asetat 10% dan 4,5 ml NaOH 6 N. Lalu dicampurkan dengan baik, kemudian perhatikan timbulnya warna kuning yang terjadi. Lalu dipanaskan, sehingga akan timbul endapan warna coklat-hitam yang menandakan vitamin B1 positif. Uji D : Didalam tabung reaksi masukan 5 tetes larutan thiamin 1%. Kemudian ditambahkan 5 tetes larutan bismuth nitrat,dicampurkan dengan baik. Lalu ditambahkan pula satu tetes larutan KI 5%. Dan diperhatikan perubahan warna yang terjadi. Timbulnya endapan warna merah jingga berarti vitamin B1 positif.

METODA ANALISAYour Description Goes Here

Sasaran PercobaanSasaran dalam percobaan ini adalah nugget yang berasal dari ampas tahu dan ampas susu kedelai.Rancangan PercobaanRancangan percobaan yang dipakai dalam praktikum ini adalah deskriptif kuantitatif.Variabel PercobaanPenentuan kadar vitamin B1 pada nugget ampas tahu dan ampas susu kedelaiVariabel bebas: nugget ampas tahu dan ampas susu kedelaiVariabel kontrol: jenis kedelaiVariabel terikat: kadar vitamin B1Your Description Goes Here

Sampel PercobaanSampel percobaan yang digunakan dalam praktikum ini adalah nugget yang terbuat dari ampas tahu dan ampas kedelai yang telah siap dimasak artinya nugget tersebut masih dalam kondisi mentah.AlatLabu ukur, gelas kimia, pipet volum, pipet tetes, corong pisah, mortar, dan alu, tabung reaksi, gelas ukur, kaca arloji, erlenmeyer, thermometer, kompor listrik, statif dan klem, Spektrofotometer UV-Vis SHIMADZU 1800BahanSampel berupa nugget ampas tahu dan ampas susu kedelai, standar vitamin B1, aquades, HCl 0,1 N, NaOH 15%, K3Fe(CN)6 1%, KI 20%, n-butanol, dan kertas saring.Prosedur PercobaanPreparasi sampel (Pembuatan Nugget)Ampas tahu dan / ampas susu kedelai diletakkan dalam baskom yang telah berisi 2 butir telur, setelah itu diaduk hingga rata. Kemudian dimasukkan ayam cincang, wortel, brokoli, daun bawang, dan daun bombay yang telah diiris halus, ditambah dengan bumbu (bawang putih, garam, merica yang telah ditumbuk halus). Setelah itu diaduk hingga semua bumbu dan bahan tercampur lalu diletakkan dalam cetakan yang telah diberi minyak. Kukus adonan selama 40 menit. Angkat adonan dari pengukus.

2. Ekstraksi SampelNugget sebanyak 5 gram ditumbuk diatas mortar menggunakan alu sampai lembut, kemudian ditambahkan 0,1 N larutan HCl sampai 10 kali lipat atau lebih. Selanjutnya panaskan hingga 30 menit pada suhu 95C-100C diatas penangas air dan usahakan selalu diaduk. Setelah itu dinginkan dan kalau terjadi partikel padat usahakan kontak dengan cairannya. Selanjutnya encerkan dengan HCl 0,1 N kembali sampai volumenya mencapai 50 mL. Lalu larutan sampel tersebut disaring dengan kertas saring sampai dapat filtrat sampel.

3.Pemisahan tiamin hidroklorida dan persiapan pengukuran menggunakan spektrofotometerMasing-masing filtrat Sampel dimasukkan ke dalam corong pisah ditambahkan dengan 1,5 mL larutan natrium hidroksida 15% dan 1 tetes larutan kalium ferisianida 1% kemudian dikocok kuat. Setelah itu didiamkan dan ditambahkan 10 mL larutan n-butanol digoyang perlahan-lahan, lalu didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan. Lapisan bawah yang berupa larutan air dipisahkan, sehingga yang tertinggal hanya lapisan butanolnya ditampung dalam wadah, selanjutnya dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 4.Analisis Tiamin Hidrokloridaa.Uji KualitattifUjiA :Ditambahkan 2 tetes larutan kalium ferisianida K3Fe(CN)6 1 % dan 1 mL NaOH 15 %. Apabila terbentuk fluoresensi warna biru maka larutan sampel mengandung vitamin B1.UjiB:Ditambahkan 1 mL larutan kalium iodida 1 N. Bila terbentuk endapan orange maka sampel mengandung vitamin B1.

b.Analisis Kuantitatif menggunakan Spektrofotometer UV-Vis1.Pembuatan Larutan Baku0,1 gram tiamin hidroklorida dilarutkan dengan HCl 0,1 N hingga 100 mL, kemudian dikocok hingga homogen.2.Pembuatan Larutan Standar10 mL larutan baku dipipet kemudian dimasukkan dalam labu ukur dan ditambahkan aquades sampai 100 mL, dikocok hingga homogen. Dari larutan ini dipipet masing-masing 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL, 5 mL, kemudian ditambahkan aquades dalam labu ukur 100 mL sampai tanda batas sehingga konsentrasi larutan standar diperoleh 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, dan 5 ppm. Selanjutnya dilakukan pemisahan tiamin hidroklorida sama dengan prosedur seperti pada sampel.

2,5 mL larutan standar masing-masing konsentrasi dimasukkan ke dalam corong pisah, kemudian ditambahkan 1,5 mL larutan natrium hidroksida 15% dan 1 tetes larutan kalium ferisianida 1% kemudian dikocok kuat. Setelah itu didiamkan dan ditambahkan 7,5 mL larutan n-butanol digoyang perlahan-lahan, lalu didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan. Lapisan butanolnya (lapisan bawah) ditampung dalam wadah, selanjutnya dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis. Sedangkan larutan blanko dibuat sama dengan prosedur pemisahan tiamin hidroklorida seperti pada sampel, hanya saja sampel diganti dengan aquades dan tidak ditambahkan kalium ferisianida 1%.3.Penentuan panjang gelombang maksimum ( maks)Penentuan panjang gelombang maksimum (maks) diperoleh dengan mengukur absorbansi larutan standar tiamin hidroklorida pada panjang gelombang () 200-400 nm. Dari pengukuran larutan standar tersebut diperolehpanjang gelombang maksimum.

HASIL PERCOBAANAnalisis kualitatif

Analisis KuantitatifPengulangan 1 (ditambahkan zat warna / pengompleks K3Fe(CN)6)Data percobaan standar vitamin B1 pada pengulangan 1

Persamaan kurva standar : y = 0,09427 x + 1,07102dengan R2 = 0,90159

StandarAbsorbansi2 ppm1,2424ppm1,5025ppm1,506Data percobaan sampel nugget ampas tahu dan ampas susu kedelai pada pengulangan 1Kode SampelAbsorbansiVolume n-butanol (mL)Berat sampel (gram)Kadar tiamin dalam 10 mL n-butanol (mg)Kadar tiamin (mg/100g)Rata-rata kadar tiamin (mg/100g)Kadar Vitamin B1 (%)Rata-rata kadar Vitamin B1 (%)AT 13,41210 mL5,0152,484930,4950,296349,529,63%AT 21,53210 mL5,0100,489120,09769,76AS 11,77310 mL5,0190,744650,14840,1329514,813,275%AS 21,62610 mL5,0100,588710,117511,75

Data percobaan sampel nugget ampas tahu dan ampas susu kedelai pada pengulangan 2Kode SampelAbsorbansiVolume n-butanol (mL)Berat sampel (gram)Kadar tiamin dalam 7,5 mL n-butanol (mg)Kadar tiamin (mg/100g)Kadar tiamin dalam sampel (%)AT 20,3717,5 mL5,0100,5410,107910,79AS 20,1997,5 mL5,0100,29030,5795,79PEMBAHASANEkstraksi SampelEkstraksi sampel dilakukan dengan menghaluskan nugget kemudian diekstrak menggunakan HCl, selanjutnya dipanaskan diatas penangas air pada suhu 95C-100C. Ekstraksi tiamin hidroklorida dilakukan menggunakan HCl karena tiamin hidroklorida akan lebih stabil dalam larutan HCl sehingga saat dipanaskan tidak terjadi dekomposisi.Setelah dipanaskan larutan sampel tersebut didinginkan, lalu ditambahkan kembali 50 mL HCl dan diaduk hingga homogen, selanjutnya disaring hingga didapatkan filtrat sampel. Tujuan penambahan HCl kembali adalah untuk mengembalikan tiamin yang sempat lepas karena pemanasan menjadi bentuk garamnyaPenambahan NaOH dilakukan untuk mengubah tiamin hidroklorida menjadi basa bebasnya dengan melepaskan molekul HCl. Selain itu, HCl juga berfungsi sebagai pemberi suasana basa pada reaksi pembentukan tiokrom.

Uji KualitatifUji A pada sampel nugget ampas susu kedelai juga negatif sama halnya dengan nugget ampas tahu. Berikut reaski antara tiamin dengan kalium ferisianida dalam suasana basa :

Uji kulitatif yang kedua (B) pada sampel nugget ampas tahu maupun ampas susu kedelai menunjukkan hasil positif. Namun, pada sampel nugget ampas tahu menghasilkan warna larutan orange (+), sedangkan pada nugget ampas susu kedelai menghasilkan warna orange. Masing-masing sampel hanya mengalami perubahan warna tidak sampai terbentuk endapan.

Pengulangan 1Pada pengulangan 1, pemisahan tiamin pada larutan standar dilakukan sama persis seperti pada sampel.Persamaan garis yang diperoleh yaitu y = 0,09427 x + 1,07102 dengan regresi sebesar 0,9015.Dari 5 standar hanya 3 standar yang diambil karena regresi yang didapatkan terlalu kecil. Hal ini disebabkan absorbansi yang diperoleh >1 sehingga faktor kesalahannya besar (linearitas rendah) meskipun tren kurva standar mengikuti hukum Lambert Beer. Untuk sampel berkode AT memperoleh rata-rata kadar sebesar 0,2963 mg/100g dengan prosentase sebesar 29,63%, sedangkan sampel yang berkode AS memperoleh rata-rata sebesar 0,13295 mg/100g dengan prosentase sebesar 13,295%.Pengulangan 2Pada pengulangan yang kedua, tahap pemisahan senyawa tiamin dilakukan sama seperti sampel, namun tidak ditambahkan kalium ferisianida.Persamaan garis yang diperoleh adalah y = 0,09139 x + 0,0000 dengan regresi sebesar 0,90280. Kurva standar pada pengulangan 2 ini menunjukkan ketidaksesuaian dengan hukum Lambert Beer dimana semakin besar konsentrasi juga semakin besar absorbansi (linear), namun yang terjadi kebalikannya yaitu semakin besar konsentrasi semakin kecil absorbansinya.Sampel yang digunakan pada pengulangan 2 ini adalah sampel berkode AT 2 dan AS 2 yang masing-masing memperoleh kadar tiamin yaitu sebesar 0,1079 mg/100g dan 0,579 mg/100g dengan prosentase 10,79% dan 5,79%. Pada pengulangan 2 inilah data sampel kami ambil untuk dibandingkan dengan syarat mutu nugget yang telah ditetapkan.

Dasar pemilihan metode spektrofotometri UV-Vis ialah struktur kimia Thiamin HCl yang memiliki ikatan rangkap konjugasi yang cukup untuk menyerap radiasi pada di daerah sinar UV (200-380 nm). Di samping itu thiamin HCl memiliki gugus auksokrom yang dapat meningkatkan intensitas serapan.

Berdasarkan KEMENKES RI kandungan vitamin B1 pada ampas tahu sebesar 0,2 mg/100g, sedangkan vitamin B1 pada nugget ampas tahu sebesar 0,1077 mg/100g. Kandungan vitamin B1 pada sampel nugget ampas tahu lebih kecil dari kadar yang ditetapkan oleh KEMENKES RIKESIMPULAN dan saranKesimpulanKadar vitamin B1 pada nugget ampas tahu diperoleh lebih kecil dari kadar yang telah ditetapkan KEMENKES RI yaitu 0,1079 mg/100g. Sedangkan, kadar vitamin B1 pada nugget ampas susu kedelai lebih kecil dibandingkan dengan kadar vitamin B1 pada nugget ampas tahu yaitu 0,0579 mg/100g.Metode spektrofotometer UV-Vis dapat digunakan untuk menentukan kadar vitamin B1 pada daerah UV dan harus menggunakan buffer karena senyawa tiamin hidroklorida serapannya tergantung pada pH.Penambahan kalium ferisianida lebih cocok digunakan saat penentuan vitamin B1 menggunakan metode spektrofluorometriPenentuan kadar vitamin B1 dalam nugget ampas tahu dan ampas susu kedelai dapat dilakukan menggunakan metode spektrofluorometri guna tercapainya hasil yang lebih spesifik, selektif, dan terbaik. Selain itu, dapat dicobakan uji kualitatif sebagai uji pendahuluan menggunakan Bi(NO3)3 dan KI 5% serta Pb asetat 10% dan NaOH 6N.Saran

42