analisis tingkat stres mahasiswa its yang belum lulus toefl (test of english as a foreign language)...
DESCRIPTION
Makalah ini mengenai regresi logistik biner pada studi kasus mengukur tingkat stress TOEFL mahasiswa ITSTRANSCRIPT
-
1
AbstrakStres merupakan keadaan yang meng-
ganggu bagi fisiologis dan psikologis seseorang. Masa
usia produktif salah satunya adalah mahasiswa. Perlu
diketahui bahwa skor atau nilai TOEFL (Test of English
as a Foreign Language) salah satu alat untuk mengukur
seseorang menguasai Bahasa Inggris. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui tingkat stres mahasiswa
ITS yang belum lulus TOEFL (Test of English as a
Foreign Language) dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Data yang digunakan dalam
penelitian ini berasal dari data primer, survei terhadap
mahasiswa ITS Surabaya. Metode yang digunakan
adalah analisis regresi logistik ordinal. Responden pada
penelitian ini antara laki-laki dan perempuan
cenderung sama, mayoritas berusia 21 tahun dengan
tempat tinggal di kos. Rata-rata nilai TOEFL
mahasiswa sebesar 427,56, tiap pengulangan test
mayoritas mengalami peningkatan nilai. Skor section
tertinggi pada section reading dengan prosentase
sebesar 46%. Model logit yang diperoleh dari hasil
analisis adalah Logit 1 : g1(x) 3.123 X14 (tidak), Logit 2 : g2(x) 4.261+ 3.123 X14 (tidak) yang artiya responden yang tidak keberatan mempunyai resiko 22,7
kali mengalami stres tingkat rendah dibanding dengan
responden yang merasa keberatan dengan skor TOEFL
sebagai sayarat yudisium. Kebenaran model logit ini
dapat dilihat berdasarkan hasil pengklasifikasian antara
prediksi dan observasi yaitu 66,667% Kata KunciStres, TOEFL, Regresi Logistik Ordinal
I. PENDAHULUAN
Stres merupakan keadaan yang mengganggu bagi fisiologis dan psikologis seseorang. Stres yang berlebihan
dapat menganggu kinerja sesorang karena menjadi tidak
fokus, gangguan psikologis, dan menyebabkan timbulnya
berbagai penyakit bahkan dapat menyebabkan sesorang
bunuh diri. Stres sendiri merupakan suatu kondisi
seseorang yang dinamis saat seorang individu dihadapkan
pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait
dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang
hasilnya dipandang tidak pasti dan penting [10]. Usia yang
rentan terserang stres karena mengahadapi dinamika
kehidupan yaitu pada usia produktif, yaitu antara 15 sampai
45 tahun. Usia yang produktif sering berhadapan dengan
tantangan. Jika mereka tidak mampu mengaturnya bisa
berpotensi stres [9]. Masa usia produktif salah satunya
adalah mahasiswa.
Skor atau nilai TOEFL adalah salah satu alat untuk
mengukur seseorang menguasai Bahasa Inggris, dan
digunakan sebagai syarat kelulusan di pergurun tinggi
tertentu. Salah satu perguruan tinggi yang mensyaratkan
skor atau nilai TOEFL adalah ITS. Dimana Mahasiswa ITS
yang akan lulus wajib memiliki skor atau nilai TOEFL pada
tahap diploma dengan skor 450 dan 477 pada tahap sarjana
muda.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan
penelitian sosial ini membahas mengenai tingkat stres
mahasiswa yang belum lulus TOEFL (Test of English as a
Foreign Language) dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
Penelitian sebelumnya yang menjadi referensia penelitian ini
yaitu Tingkat Stres Dan Strategi Koping Menghadapi Stres
Pada Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Tahun
Akademik 2005/2006 oleh Neti dan jurnal internasioal
mengenai kesehatan dan sosial A Global Measure of
Perceived Stress oleh Sheldon, Tom dan Robin tahun
1983.
II.TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Stres
Stres sendiri merupakan suatu kondisi seseorang yang
dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang,
tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang
dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang
tidak pasti dan penting [10]. Stres adalah reaksi/respons
tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental/beban
kehidup-an).
A.1 Manajemen Stres
Manajemen Stres merupakan suatu rangkaian
proses pengelolaan, pencarian pemecahan masalah
hingga individu mampu menghadapi masalah
tersebut. Pengertian ini mencakup upaya mengumpulkan
informasi tentang apa sebenarnya sumber masalah,
bagaimana sumber daya (kekurangan dan kelebihan yang
dimiliki) individu untuk menghadapi masalah,
menentukan dan memulai pemecahan masalah, lalu
terakhir namun penting, adanya umpan balik.
ANALISIS TINGKAT STRES MAHASISWA ITS YANG BELUM
LULUS TOEFL (TEST OF ENGLISH AS A FOREIGN
LANGUAGE)
Putri Rintan Aryasita, Ria Dhea Layla N.K , Romaiza Millah H. , Defi Rachmawati , Amilia Firda R. , Hendra
Nopana Wijaya dan Dwi Endah Kusrini. Jurusan Statistika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: [email protected]
-
2
Dalam proses menghadapi masalah, seringkali
muncul reaksi emosional dibandingkan reaksi rasional.
Hal ini sangatlah wajar, selama hal itu tidak berlarut-
larut. Masalahnya, sering kali orang mengalami kesulitan
untuk mengalihkan reaksi emosional tersebut menjadi
reaksi rasional. Oleh karena itu, muncul berbagai teknik
untuk mengatasinya, misalnya [6]:
1. teknik relaksasi pernapasan
2. teknik relaksasi otot progresif
3. terapi musik
4. terapi respon emosi-rasional
5. yoga
6. pendekatan agamis
B. TOEFL (Test of English as a Foreign Language)
TOEFL merupakan ujian kemampuan berbahasa Inggris
yang diperlukan untuk mendaftar masuk ke universitas di
Amerika Serikat atau negara-negara lain di dunia. Hasil tes
TOEFL ini juga dipakai sebagai bahan pertimbangan
mengenai kemampuan bahasa Inggris dari calon mahasiswa
yang mendaftar ke universitas di negara lain, termasuk
universitas di Eropa dan Australia. Secara umum, tes
TOEFL lebih berorientasi kepada American English,
Biasanya tes ini memakan waktu sekitar tiga jam dan
diselenggarakan dalam 4 bagian, yaitu bagian: listening
comprehension, grammar structure and written expression,
reading comprehension, dan biasanya writing. Nilai hasil
ujian TOEFL berkisar antara: 310 (nilai minimum) sampai
677 (nilai maximum) [7].
C. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Kuisioner
yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian harus
dapat mengukur apa yang ingin diukur [11]. Indikator yang
valid adalah indikator yang memiliki tingkat measurenment
error yang kecil [13]. Hipotesis yang digunakan untuk
mengukur validitas adalah
H0: atribut tidak mengukur aspek yang sama
H1: atribut mengukur aspek yang sama
Cara pengukurannya adalah dengan mencari korelasi
antara masing-masing pertanyaan dengan skor total
menggunakan teknik korelasi product moment sebagai
berikut
Statistik Uji
2
11
2
2
11
2
1 11
n
i
i
n
i
i
n
i
i
n
i
i
n
i
n
i
ii
n
i
ii
xy
YYnXXn
YXYXn
r (1)
Keterangan
rxy : Korelasi pearson product moment
Xi :Skor pertanyaan ke-i yang diberikan oleh masing-
masing responden
Yi :Skor total seluruh pertanyaan untuk masing-masing
responden
n : Banyak responden
Jika nilai koefisien korelasi produk momen dari suatu
pertanyaan berada diatas nilai kritik (r > ), maka pertanyaan tersebut signifikan.
D. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan metode Cronbach, dimana metode ini digunakan setelah skor dibagi
dua dan masing-masing dicari nilai standard deviasi
kuadratnya demikian juga dengan standard deviasi kuadrat
dari total skor (tanpa dibelah), dan dimasukkan dalam rumus
[11].
(2) (2.2)
k = Banyak butir pertanyaan
= Total varians jawaban perbutir pertanyaan
S2
xt = Total varians.
Nilai koefisien alpha Cronbach akan menunjukkan
tingkat realibilitas. Menurut Cronbach dalam SPSS Teknik
Analisis Statistik oleh Yamin dan Kurniawan (2009)
koefisien alpha Cronbach valid bila memiliki nilai alpha
Cronbach sebesar 0,7.
E. Regresi Logistik Ordinal (Ordinal Logistic Regression)
Model regresi logistik termasuk dalam model linear
umum (Generalized Linear Models). Model regresi logistik
juga dapat disebut sebagai model logit yang digunakan
untuk memodelkan hubungan antara variabel respon yang
bersifat kategori dan variabel prediktor yang bersifat
kategori maupun kontinu. Apabila variabel respon terbagi
menjadi lebih dari dua kategori, maka dinamakan model
regresi logistik politomus dan apabila terdapat tingkatan
dalam kategori tersebut (skala ordinal) maka dinamakan
model regresi logistik ordinal.
Model untuk regresi logistik ordinal adalah Model
Logit Kumulatif. Pada model logit ini sifat ordinal dari
respon Y dituangkan dalam peluang kumulatif sehingga
model logit kumulatif merupakan model yang didapat
dengan membandingkan peluang kumulatif yaitu peluang
kurang dari atau sama dengan [4].
Model regresi logistik (logit) ordinal atau logit kumulatif.
Logit
(3)
1. Pendugaan Parameter
Pendugaan parameter dalam regresi logistik dapat
dilakukan dengan menggunakan metode Maximum
Likelihood. Fungsi likelihood pada metode MLE
merupakan fungsi linier maka diperlukan iterasi untuk
memperoleh taksiran parameternya dengan metode
Newton Raphson, yaitu dengan cara menentukan nilai
awal dari . Model yang telah diperoleh akan dilakukan pengujian
statistik. Untuk menentukan variabel-variabel prediktor
yang digunakan untuk membangun model tersebut
memiliki hubungan nyata dengan variabel respon. Untuk
-
3
menguji kemaknaan koefisien yang diperoleh dilakukan uji parsial dan uji serentak.
2. Pengujian Parameter Model Regresi Logistik
Uji Parsial
Hasil pengujian secara individual akan
menunjukkan apakah suatu variabel prediktor layak
untuk masuk dalam model atau tidak.
H0: = 0
H1: 0 dengan j = 1, 2, 3,, p
Statistik Uji:
Daerah Penolakan: tolak H0 jika atau dengan derajat bebas v.
Uji Serentak
Uji serentak ini dilakukan untuk mengetahui
signifikansi parameter terhadap variabel respon
secara keseluruhan. Pengujian signifikansi parameter
ini menggunakan statistik uji G, di mana statisk uji G
mengikuti distribusi Chi-Square dengan derajat bebas 1
[4].
H0 : 0
H1: paling sedikit ada satu , dengan i = 1, 2,, p
Statistik Uji:
Daerah Penolakan: tolak H0 jika dengan
derajat bebas ( ).
3. Uji Kesesuaian Model
Setelah estimasi model regresi logistik diperoleh,
selanjutnya menguji seberapa besar keefektifan model
dalam menjelaskan variabel respon. Hal demikian
disebut sebagai goodness-of-fit (kesesuaian model) [4].
H0 : model sesuai (tidak ada perbedaan yang nyata antara
hasil observasi dengan kemungkinan hasil prediksi
model)
H1 : model tidak sesuai (ada perbedaan yang nyata antara
hasil observasi dengan kemungkinan hasil prediksi
model)
Statistik uji:
Daerah Penolakan: tolak H0 jika
F. Interpretasi Parameter
Interpretasi parameter dari suatu model adalah
inferensi dari pengambilan kesimpulan berdasarkan pada
koefisien parameter. Interpretasi dilakukan setelah
mendapatkan model terbaik. Interpretasi dari intersep adalah
nilai peluang pada saat semua variabel X=0, perhitungannya
berdasarkan nilai .
Sehingga interpretasi parameter menggunakan nilai
odd rasio. Nilai odd rasio yaitu nilai yang menunjukkan
perbandingan tingkat kecenderungan dari dua kategori
dalam satu variabel prediktor dengan salah satu kategorinya
dijadikan pembanding atau kategori dasar.
(4)
III.METODOLOGI PENELITIAN
A. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari
data primer. Data primer diperoleh melalui survei terhadap
mahasiswa ITS Surabaya khususnya mahasiswa S1 pada
angkatan 2009 dan 2010 yang terbagi dalam 5 fakultas
antara lain Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Teknologi Industri, Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan, Fakultas Teknologi Kelautan, dan
Fakultas Teknologi Informasi. Survei dilaksanakan pada
Bulan Mei 2013.
B. Identifikasi Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel demografi, variabel karakteristik Mahasiswa ITS
dan variabel tingkat stress. Ketiga variabel tersebut
digunakan untuk menggambarkan karakteristik dan tingkat
stress Mahasiswa ITS yang belum lulus TOEFL. Secara
ringkas variabel-varibel penelitian ini dapat didefinisinikan
sebagai berikut. Tabel 1 Variabel Demografi
No Variabel Keterangan
1 Jenis kelamin Nominal 1. Laki-laki
2. Perempuan
2 Usia Rasio
3 Jurusan Terbuka
4 Angkatan Terbuka
5 Tempat Tinggal Nominal 1. Kos
2. Tidak Kos
Tabel 2 Variabel Karakteristik Mahasiswa ITS
No Variabel Keterangan
1 Nilai skor TOEFL terakhir
anda Terbuka
2
Apakah skor TOEFL anda
mengalami
peningkatan/penurunan/tetap
Terbuka
-
4
LanjutanTabel 2 Variabel Karakteristik Mahasiswa ITS
No Variabel Keterangan
3 Skor section yang biasanya
paling tinggi Nominal
1. Listening
2. Gramar
3. Reading
4 Waktu biasanya yang anda ambil
anda ambil dalam mengikuti test Nominal
1. Pagi
2.Siang
3. Malam
5 Lama jangka waktu antar tes
TOEFL Nomial
1. < 2 minggu
2. 2 minggu
3. > 2 minggu
6
Apakah anda mengikuti
les/kursus untuk persiapan tes
TOEFL
Terbuka
7 Apakah ada peningkatan setelah
anda ikut kursus Terbuka
8
Berapa lama anda belajar untuk
persiapan TOEFL (non
les/kursus)
Nominal
1. Tidak
pernah
2. < 1 jam per
hari
3. 1 jam per
hari
9
Apakah waktu yang disediakan
cukup bagi Anda untuk
mennyelesaikan soal TOEFL
Nominal 1. Ya
2. Tidak
10
Bagaimana menurut pendapat
anda mengenai skor TOEFL
sebagai syarat yudisium TOEFL
(D3 450 dan S1 477) , alasan
Nominal
1. Tidak
Keberatan
2. Keberatan
11
Menurut anda apakah perlu ada
bantuan dari pihak jurusan untuk
persiapan TOEFL, alasan
Terbuka
Tabel 3 Variabel Tingkat Stres
No Variabel Keterangan
1 Saya merasa selalu dikejar waktu
untuk cepat lulus TOEFL Ordinal
2
Saya merasa gampang lelah saat
belajar dalam menghadapi atau
menyiapkan TOEFL
Ordinal
3 Saya merasa gugup sebelum
mengikuti TOEFL Ordinal
4 Tangan saya merasa berikeringat
berlebih tidak seperti biasanya Ordinal
5 Saya mengalami kesulitan untuk
merasa santai Ordinal
6 Saya merasa sulit berkonsentrasi
dalam belajar dan beraktifitas Ordinal
7 Saya mengalami gangguan pola tidur Ordinal
8 Saya mengalami perubahan nafsu
makan dari biasanya Ordinal
9 Saya merasa lebih cepat tersinggung
dan marah dari biasanya Ordinal
10 Saya merasa bersikap agresif dan
sensitif Ordinal
11 Saya merasa pusing atau sakit kepala
tanpa alasan yang jelas Ordinal
Lanjutan Tabel 3 Variabel Tingkat Stres
No Variabel Keterangan
12 Jantung saya terasa berdenyut lebih
cepat dari biasanya Ordinal
13 Saya merasa daya konsentrasi dan
daya ingat menurun Ordinal
14 Saya berubah menjadi orang tertutup Ordinal
Keterangan: 1. Sangat Tidak Setuju (STS); 2. Tidak Setuju (TS);
3. Setuju (S) dan 4. Sangat Setuju (SS).
C. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel menggunakan sampling
stratifikasi karena telah diketahui sampling frame yang
didapatkan dari BAAK ITS dengan jumlah populasi (N)
pada S-1 angkatan 2009 dan 2010 sebanyak 7332
mahasiswa. Survei pendahuluan sebanyak 30 responden.
Hasil survei pendahuluan menyatakan responden yang
dikatakan tingkat stres tinggi sebanyak 16 responden
sehingga untuk nilai p=16/30=0,533 atau 53%. Responden
yang tingkat stres rendah sebanyak 14 responden sehingga
nilai q=1-p=1-0,53=0,467 atau 46,7%. Sehingga untuk
menghitung jumlah sampel yang digunakan adalah sebagai
berikut.
pqDNNpq
n
1
6714859,67
4667,0533,0003673,017332
4667,0533,07332
n
Tabel 4. Proporsi Setiap Fakultas
Fakultas Populasi n n
FMIPA 771 10,98995 11
FTI 1919 23,15216 23
FTSP 1139 15,73394 16
FTK 557 9,817688 10
FTIF 493 7,454849 7
4879
67
h D. Metode Analisis Data
Metode analisis yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan penelitian adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan secara umum variabel demografi dan
variabel karakteristik Mahasiswa ITS.
2. Melakukan pengelompokan pada variabel tingkat stress
menjadi kelompok tingkat stress tinggi dan rendah
dengan cara sebagai berikut.
a. Menjumlahkan nilai tingkat stress responden. Jika
jumlah nilai tingkat stres responden di atas ,
maka responden memiliki tingkat stres yang tinggi,
sedangkan jika jumlah nilai tingkat stress responden
di bawah , maka responden memiliki tingkat
stress rendah. Sementara itu, jika jumlah nilai tingkat
stres responden diantara , maka responden
memiliki tingkat stres sedang. ( adalah nilai rata-
-
5
rata keseluruhan dan adalah nilai standar deviasi
keseluruhan) 3. Melakukan analisis regresi logistik biner untuk
menentukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
tingkat stress dengan cara sebagai berikut.
a. Uji parsial untuk menentukan variabel prediktor yang
berpengaruh terhadap variabel respon (tingakt stres
tinggi dan tingkat stres rendah).
b. Uji serentak untuk mendapatkan model regresi
logistik biner.
c. Pemilihan model terbaik dengan metode Backward
Wald.
d. Uji kesesuaian model untuk mengetahui apakah
model sudah sesuai atau tidak.
e. Interpretasi model regresi logistik biner dengan
langkah-langkah, yaitu mendapatkan variabel apa saja
yang signifikan, menghitung nilai peluang,
menghitung nilai odd rasio, dan menghitung
ketepatan klasifikasi.
IV.PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang dilakukan beserta analisisnya adal sebagai berikut.
A. Uji Validitasdan Reliabilitas
Pada penelitian ini validitas yang akan diukur adalah
validitas konstruk, dimana validitas konstruk adalah suatu uji
yang mengukur apakah alat ukur sudah benar kerangka
konsepnya serta mengukur aspek yang sama. Cara yang
digunakan untuk mengukur korelasi setiap item jawaban
dengan total jawaban adalah korelasi product moment. Bila
nilai p value lebih dari (10%), maka item pertanyaan
tersebut tidak valid atau tidak mengukur aspek yang sama
dengan item yang lainnya. Berikut hasil pengujian uji
validitas dan reabilitas. Tabel 5 Uji Validitas Variabel Tingkat Stres
No Pernyataan P value
1 Saya merasa selalu dikejar waktu untuk
cepat lulus TOEFL 0,078*
2
Saya merasa gampang lelah saat belajar
dalam menghadapi atau menyiapkan
TOEFL
0,001*
3 Saya merasa gugup sebelum mengikuti
TOEFL 0,064*
4 Tangan saya merasa berikeringat berlebih
tidak seperti biasanya 0,000*
5 Saya mengalami kesulitan untuk merasa
santai 0,016*
6 Saya merasa sulit berkonsentrasi dalam
belajar dan beraktifitas 0,000*
7 Saya mengalami gangguan pola tidur 0,000*
8 Saya mengalami perubahan nafsu makan
dari biasanya 0,000*
9 Saya merasa lebih cepat tersinggung dan
marah dari biasanya 0,000*
10 Saya merasa bersikap agresif dan sensitif 0,000*
11 Saya merasa pusing atau sakit kepala tanpa
alasan yang jelas 0,000*
12 Jantung saya terasa berdenyut lebih cepat
dari biasanya 0,000*
Lanjutan Tabel 5 Uji Validitas Variabel Tingkat Stres
No Pernyataan P value
13 Saya merasa daya konsentrasi dan daya
ingat menurun 0,000*
14 Saya berubah menjadi orang tertutup 0,000*
* Keterangan: Valid pada 10%
Tabel 5 menunjukkan uji validitas pada variabel tingkat
stres bahwa semua indikator yang digunakan valid, karena
memiliki nilai pvalue < dengan taraf signifikan atau
sebesar 10%.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur tingkat
konsistensi alat ukur yang digunakan apabila digunakan
secara berulang-ulang. Apabila nilai reliabitas ( ) diatas
0,6 berarti alat ukur tersebut sudah reliabel atau variabel
yang dijadikan pertanyaan penelitian ini dapat diandalkan.
Berikut adalah hasil dari pengujian reliabilitas. Tabel 6 Uji Reliabilitas
Dimensi Cronbach's Alpha
Tingkat Stress 0,791
Tabel 6 menunjukkan bahwa variabel yang dijadikan
pertanyaan telah reliabel dan dapat diandalkan karena
memiliki niali alfa cronbach 0,791. Oleh karena itu, setelah
didapatkan hasil pengujian reliabel maka analisis selanjutnya dapat dilakukan.
B. Analisis Deskriptif
Pada penelitian ini analisis statistik dilakukan untuk
mengetahui karakteristik demografi dan karakteristik
TOEFL responden dengan menggunakan tabulasi silang.
1. Karakteristik Demografi
Karakteristik demografi yang akan dianalisis pada
penelitian ini antara lain jenis kelamin, usia, fakultas, tahun
angkatan, dan tempat tinggal adalah sebagai berikut
a. Jenis Kelamin Tabel 7 Tabulasi Silang Tingkat Stres dengan Jenis Kelamin
Tingkat Stres Jenis Kelamin
Total Laki-Laki Perempuan
Tinggi 5 6 11
Sedang 23 24 47
Rendah 9 5 14
Total 37 35 72
Tabel 7 menunjukkan bahwa pada tingkat stress
tinggi, mayoritas adalah mahasiswa perempuan dengan
jumlah 6 orang.
b. Usia Tabel 9 Tabulasi Silang Tingkat Stres dengan Usia
Tingkat
Stres
Usia
Total 20 tahun 21 tahun
22
tahun
23
tahun
Tinggi 1 5 1 4 11
Sedang 8 21 13 5 47
Rendah 0 5 6 3 14
Total 9 31 20 12 72
-
6
Tabel 9 menunjukkan bahwa pada tingkat stress tinggi,
mayoritas adalah mahasiswa berusia 21 tahun dengan jumlah
5.
c. Fakultas Tabel 10 Tabulasi Silang Tingkat Stres dengan Fakultas
Tingkat
Stres
Fakultas Total
FMIPA FTI FTSP FTK FTIF
Tinggi 4 5 1 0 1 11
Sedang 9 12 15 7 4 47
Rendah 4 1 5 3 1 14
Total 17 18 21 10 6 72
Tabel 10 menunjukkan bahwa pada tingkat stress tinggi,
mayoritas adalah mahasiswa dari FTI dengan jumlah 5
orang.
d. Angkatan Tabel 11 Tabulasi Silang Tingkat Stres dengan Angkatan
Tingkat Stres Angkatan
Total 2009 2010 2011 (LJ)
Tinggi 4 6 1 11
Sedang 28 14 5 47
Rendah 12 1 1 14
Total 44 21 7 72
Tabel 11 menunjukkan bahwa pada tingkat stress tinggi,
mayoritas adalah mahasiswa angkatan 2010 dengan jumlah
6 orang.
e. Tempat Tinggal Tabel 12 Tabulasi Silang Tingkat Stres dengan Tempat Tinggal
Tingkat Stres Tempat Tinggal
Total Kos Tidak Kos
Tinggi 5 6 11
Sedang 31 16 47
Rendah 6 8 14
Total 42 30 72
Tabel 12 menunjukkan bahwa pada tingkat stress tinggi,
mayoritas adalah mahasiswa yang tidak kos dengan jumlah 6
orang
2. Karakteristik TOEFL
Karakteristik TOEFL yang akan dianalisis pada
penelitian ini antara lain skor TOEFL terakhir,
perkembangan skor TOEFL, skor section tertinggi, waktu
pelaksaan tes, jangka waktu antar tes, keikutsertan
les/kursus, lama belajar, kecukupan waktu, pendapat
kelulusan TOEFL, dan pendapat tentang bantuan dari
jurusan.
a. Skor TOEFL Terakhir Tabel deskriptif dari skor TOEFL terakhir responden
adalah sebagai berikut. Tabel 13 Skor TOEFL Terakhir
Variabel N Min Max Mean Std. Deviasi
Skor TOEFL
Terakhir 72 349 475 427,56 32,94
Tabel 13 dapat diketahui bahwa jumlah total responden
sebanyak 72 orang dengan skor TOEFL minimum sebesar
349, skor TOEFL maximum sebesar 475, rata-rata skor
TOEFL sebesar 427,56 428 dan nilai standar deviasi
sebesar 32,94. Dengan menggunakan perhitungan dengan nilai rata-rata sebesar 427,56 dan nilai standar
deviasi sebesar 32,94 maka didapat nilai batas bawah
sebesar 394,611 395 dan nilai batas atas sebesar 460,500
461. Maka karakteristik skor TOEFL terakhir dapat
diklasifikasikan yaitu < 395 , 395 pengeluaran makan per
hari < 461 dan 461. Tabel 14 Tabulasi Silang Tingkat Stres dengan Skor TOEFL Terakhir
Tingkat Stres Skor TOEFL Terakhir
Total < 395 395-460 461
Tinggi 2 7 2 11
Sedang 10 30 7 47
Rendah 2 9 3 14
Total 14 46 12 72
Tabel 14 menunjukkan bahwa pada tingkat stress tinggi,
mayoritas adalah mahasiswa yang mendapatkan skor
TOEFL terakhir 395 sampai 460 dengan jumlah 7 orang,
b. Perkembangan Skor TOEFL Tabel 15 Tabulasi Silang Tingkat Stres dengan Perkembangan Skor
TOEFL
Tingkat
Stres
Perkembangan Skor TOEFL Total
Peningkatan Penurunan Tetap
Tinggi 3 2 6 11
Sedang 24 7 16 47
Rendah 7 2 5 14
Total 34 11 27 72
Tabel 15 menunjukkan bahwa pada tingkat stress tinggi,
mayoritas perkembangan skor TOEFL mahasiswa adalah
tetap dengan jumlah 6 orang.
c. Skor Section Tertinggi Tabel 16 Tabulasi Silang Tingkat Stres dengan Skor Section Tertinggi
Tingkat
Stres
Skor Section Tertinggi Total
Listening Grammar Reading
Tinggi 3 3 5 11
Sedang 13 11 23 47
Rendah 3 6 5 14
Total 19 20 33 72
Tabel 16 menunjukkan bahwa pada tingkat stress tinggi,
mayoritas mahasiswa mendapatkan skor tertinggi pada
section reading dengan jumlah 5 orang
d. Waktu TOEFL Tabel 17 Tabulasi Silang Tingkat Stres dengan Waktu Tes
Tingkat Stres Waktu Tes TOEFL
Total Pagi Siang Malam
Tinggi 6 3 2 11
Sedang 18 17 12 47
Rendah 6 3 5 14
Total 30 23 19 72
Tabel 17 menunjukkan bahwa pada tingkat stress tinggi,
mayoritas mahasiswa mengikuti tes TOEFL pada pagi hari
dengan jumlah 6 orang,
-
7
e. Jangka Waktu Antar Tes Tabel 18 Tabulasi Silang Tingkat Stres dengan Skor Section Tertinggi
Tingkat
Stres
Jangka Waktu Antar Tes Total
< 2 minggu 2 minggu >2minggu
Tinggi 1 1 9 11
Sedang 0 4 43 47
Rendah 1 1 12 14
Total 2 6 64 72
Tabel 19 menunjukkan bahwa pada tingkat stress tinggi,
mayoritas jangka waktu antar tes TOEFL mahasiswa > 2
minggu dengan jumlah 9.
f. Keikutsertaan Les/Kursus Tabel 20 Tabulasi Silang Tingkat Stres dengan Keikutsertaan Les
Tingkat Stres Keikutsertaan Les/Kursus
Total Tidak Ya
Tinggi 9 2 11
Sedang 37 10 47
Rendah 13 1 14
Total 59 13 72
Tabel 20 menunjukkan bahwa pada tingkat stress tinggi,
mayoritas mahasiswa tidak mengikuti les/kursus persiapan
TOEFL dengan jumlah 9 orang
g. Lama Belajar Tabel 21 Tabulasi Silang Tingkat Stres dengan Lama Belajar
Tingkat Stres
Lama Belajar
Total Tidak
Pernah
1 jam per
hari
>1 jam
per hari
Tinggi 6 2 3 11
Sedang 24 15 8 47
Rendah 5 4 5 14
Total 35 21 16 72
Tabel 21 menunjukkan bahwa pada tingkat stress tinggi,
mayoritas mahasiswa tidak pernah belajar untuk persiapan
TOEFL dengan jumlah 6 orang
h. Kecukupan Waktu Tabel 22 Tabulasi Silang Tingkat Stres dengan Kecukupan Waktu Tes
Tingkat Stres Kecukupan Waktu Tes
Total Cukup Tidak Cukup
Tinggi 4 7 11
Sedang 23 24 47
Rendah 6 8 14
Total 33 39 72
Tabel 22 menunjukkan bahwa pada tingkat stress tinggi,
sedang, maupun rendah, mayoritas mahasiswa merasa waktu
tes TOEFL tidak cukup untuk menyelesaikan soal-soal tes
TOEFL dengan jumlah 4 orang
i. Pendapatan Kelulusan TOEFL
Tabel 23 Tabulasi Silang Tingkat Stres dengan Pendapat Syarat Lulus
TOEFL
Tingkat Stres
Pendapat Syarat Lulus TOEFL
Total Tidak
Keberatan Keberatan
Tinggi 3 8 11
Sedang 40 7 47
Rendah 14 0 14
Total 57 15 72
Tabel 23 menunjukkan bahwa pada tingkat stress tinggi,
mayoritas mahasiswa merasa keberatan dengan syarat
kelulusan TOEFL dengan jumlah 8 orang.
j. Bantuan Jurusan Tabel 24 Tabulasi Silang Tingkat Stres dengan Bantuan Jurusan
Tingkat Stres Bantuan Jurusan
Total Tidak Perlu Perlu
Tinggi 0 11 11
Sedang 11 36 47
Rendah 3 11 14
Total 14 58 72
Tabel 24 menunjukkan bahwa pada tingkat stress tinggi,
sedang, maupun rendah, mayoritas mahasiswa setuju jika
ada bantuan dari pihak jurusan untuk mempersiapkan
TOEFL dengan jumlah 11 orang
C. Uji Independensi Tabel 25 Uji Independensi
Variabel 2 P_value Keputusan
X1 1,200 0,549 Terima H0
X2 9,145 0,166 Terima H0
X3 8,947 0,347 Terima H0
X4 7,142 0,116 Terima H0
X5 3,254 0,196 Terima H0
X6 0,577 0,966 Terima H0
X7 2,185 0,702 Terima H0
X8 2,045 0,727 Terima H0
X9 2,148 0,708 Terima H0
X10 3,991 0,407 Terima H0
X11 1,457 0,483 Terima H0
X12 3,041 0,551 Terima H0
X13 0,630 0,730 Terima H0
X14 22,650 0,000 Tolak H0
X15 3,161 0,206 Terima H0
Tabel 4.25 dapat dilihat bahwa hanya variabel X14 yang
dependen (ada hubungan) karena memiliki P_value <
yaitu 0,000 < 0,05. Untuk variabel lainnya didapatkan hasil
tidak dependen (tidak ada hubungan) karena memiliki nilai
P_value < . Selanjutnya semua variabel prediktor dianalisis
lebih lanjut dengan analisis regresi logistik ordinal.
D. Analisis Regresi Ordinal
Pada sub bab ini akan membahas mengenai analisis
regresi ordinal yang digunakan untuk mengetahui tingkat
stres mahasiswa ITS yang belum lulus TOEFL (Test of
English as a Foreign Language) dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Variabel respon pada penelitian ini
-
8
adalah tingkat stress yaitu tinggi, sedang, dan sedang dengan
15 variabel prediktor.
1. Uji Univariate (Serentak)
Hipotesis
H0: = 0
H1: paling sedikit ada satu
Statistik Uji :
Daerah penolakan: tolak H0 atau P value
Tabel 26 Uji Univariate Secara Serentak
Variabel Wald df P value Keputusan
Constant (2) 0.183 1 0.0668 Tolak H0
Constant (1) 4.215 1 0.040* Tolak H0
X1 (1) 2.197 1 0.138 Gagal Tolak H0
X2 (20) 0.604 1 0.437 Gagal Tolak H0
X2 (21) 1.553 1 0.213 Gagal Tolak H0
X2 (22) 1.8 1 0.18 Gagal Tolak H0
X3 (1) 0.007 1 0.932 Gagal Tolak H0
X3 (2) 0.314 1 0.575 Gagal Tolak H0
X3 (3) 1.647 1 0.199 Gagal Tolak H0
X3 (4) 2.719 1 0.099* Tolak H0
X4 (1) 0.029 1 0.864 Gagal Tolak H0
X4 (2) 0.015 1 0.902 Gagal Tolak H0
X5 (1) 3.469 1 0.063* Tolak H0
X6 (1) 0.01 1 0.92 Gagal Tolak H0
X6 (2) 0.02 1 0.729 Gagal Tolak H0
X7 (1) 5.964 1 0.015* Tolak H0
X7 (2) 1.668 1 0.197 Gagal Tolak H0
X8 (1) 0.011 1 0.916 Gagal Tolak H0
X8 (2) 6.559 1 0.010* Tolak H0
X9 (1) 0.001 1 0.971 Gagal Tolak H0
X9 (2) 0.506 1 0.477 Gagal Tolak H0
X10 (1) 0.736 1 0.391 Gagal Tolak H0
X10 (2) 0.021 1 0.886 Gagal Tolak H0
X11 (1) 3.909 1 0.048* Tolak H0
X12 (1) 3.633 1 0.057* Tolak H0
X12 (2) 0.365 1 0.546 Gagal Tolak H0
X13 (1) 5.236 1 0.022* Tolak H0
X14 (1) 15.204 1 0.000* Tolak H0
X15 (1) 7.979 1 0.005* Tolak H0
Keterangan: * valid pada valid pada 0,10
Tabel 26 menunjukkan pengujian univariate secara
serentak. Variabel yang signifikan dari pengujian univariate
secara individu diantaranya sebagai berikut
a. X3 yaitu variabel fakultas
b. X5 yaitu variabel tempat tinggal
c. X7 yaitu variabel skor responden mengalami peningkatan,
penurunan, atau tetap
d. X8 yaitu variabel skor section yang paling tinggi
e. X11 yaitu variabel responden mengikuti kursus persiapan
TOEFL
f. X12 yaitu lama belajar responden dalam belajar TOEFL
g. X13 yaitu waktu yang disediakanresponden dalam
menyelesaikan tes TOEFL
h. X14 yaitu variabel pendapat responden mengenai skor
TOEFL sebagai syarat yudisium
i. X15 yaitu variabel bantuan dari pihak jurusan untuk
persiapan TOEFL
Berdasarkan uji univariavate secara serentak pada
Tabel 26 variabel-variabel yang telah signifikan kemudian
diuji lagi dengan uji univariate secara individu. Hasil dari uji
univariate secara individu.
2. Uji Univariate (Individu/Parsial)
Hipotesis
H0: = 0 (variabel prediktor ke-j tidak memberikan
pengaruh terhadap persetujuan kredit dari Bank 'X')
H1: 0 (variabel prediktor ke-j memberikan pengaruh
terhadap persetujuan kredit dari Bank 'X')
Statistik Uji :
Daerah penolakan: tolak H0 jika atau P value
. Tabel 27 Uji Univariate Secara Individu
Variabel Wald df P value Keputusan
Constant (1) 3.616 1 0.057* Tolak H0
Constant (2) 3.616 1 0.057* Tolak H0
X3 (1) 0.000 1 1.000 Gagal Tolak H0
X3 (2) 0.673 1 0.412 Gagal Tolak H0
X3 (3) 0.498 1 0.480 Gagal Tolak H0
X3 (4) 0.939 1 0.333 Gagal Tolak H0
Constant (1) 16.847 1 0.000* Tolak H0
Constant (2) 10.548 1 0.001* Tolak H0
X5 (1) 0.122 1 0.727 Gagal Tolak H0
Constant (1) 11.094 1 0.001* Tolak H0
Constant (2) 14.292 1 0.000* Tolak H0
X7(1) 1.003 1 0.317 Gagal Tolak H0
X7 (2) 0.034 1 0.853 Gagal Tolak H0
-
9
Lanjutan Tabel 27 Uji Univariate Secara Individu
Variabel Wald df P value Keputusan
Constant (1) 14.814 1 0.000* Tolak H0
Constant (2) 14.814 1 0.000* Tolak H0
X8 (1) 0 1 1 Gagal Tolak H0
X8 (2) 0.901 1 0.342 Gagal Tolak H0
Constant (1) 5.029 1 0.025* Tolak H0
Constant (2) 8.775 1 0.003* Tolak H0
X11 (1) 0.61 1 0.435 Gagal Tolak H0
Constant (1) 12.715 1 0.000* Tolak H0
Constant (2) 4.439 1 0.035* Tolak H0
X12 (1) 0.867 1 0.352 Gagal Tolak H0
X12 (2) 0.054 1 0.817 Gagal Tolak H0
Constant (1) 17.961 1 0.000* Tolak H0
Constant (2) 15.386 1 0.000* Tolak H0
X13 (1) 0.055 1 0.814 Gagal Tolak H0
Constant (1) 0.096 1 0.757 Gagal Tolak H0
Constant (2) 28.608 1 0.000* Tolak H0
X14 (1) 16.215 1 0.000* Tolak H0
Constant (1) 22.131 1 0.000* Tolak H0
Constant (2) 22.131 1 0.000* Tolak H0
X15 (1) 1.249 1 0.264 Gagal Tolak H0
Tabel 27 menunjukkan variabel prediktor yang
signifikan setelah dilakukan uji univaraite secara individu.
Variabel yang signifikan adalah variabel X14(1) yaitu
pendapat responden mengenai skor TOEFL sebagai syarat
yudisium. Variabel yang telah signifikan tersebut kemudian
dilakukan lagi ke uji selanjutnya yaitu uji multivariate secara
serentak.
3. Uji Multivariate (Serentak)
Hipotesis
H0: 0= 0
H1: paling sedikit ada satu
Statistik Uji :
Daerah penolakan: tolak H0 jika atau P value
Tabel 28 Uji Multivariate Secara Serentak
Variabel Estimate Wald df P value Keputusan
Constant (1) .160 .096 1 .757 Gagal Tolak H0
Constant (2) 4.261 28.608 1 .000 Tolak H0
X14 (1) 3.123 16.215 1 .000 Tolak H0
Tabel 28 diketahui bahwa P value sehingga
diputuskan bahwa variabel pendapat responden mengenai
skor TOEFL sebagai syarat yudisium berpengaruh terhadap
model. Sehingga didapatkan transformasi logit sebagai
berikut.
Logit 1 : g1(x) 3.123 X14 (tidak)
Logit 2 : g2(x) 4.261+ 3.123 X14 (tidak)
Setelah didapatkan model logit, maka peluang tiap-tiap
kategori dapat dihitung sebagai berikut
0,958
0,041
0,001
Nilai merupakan peluang untuk tingkat stress tinggi,
sedangkan untuk nilai merupakan peluang kumulatif
antara stress tingkat tinggi dan rendah. Sehingga besar
peluang tingkat stress rendah dengan , sehingga
jumlahan peluang tingkat kepuasan untuk masing-masing
kategori adalah satu. Model umum yang dipakai pada
penelitian ini adalah
Berdasarkan fungsi logit tersebut maka responden
yang tidak keberatan mempunyai resiko 22,7 kali mengalami
stres tingkat rendah dibanding dengan responden yang
merasa keberatan dengan skor TOEFL sebagai sayarat
yudisium.
Model regresi logistik multivariat tercantum dalam
Tabel 11 berikut.
H0 :
H1: paling sedikit ada satu , j = X14
10%
Statistik Uji :
Daerah penolakan : tolak H0 jika
Tabel 29 Hasil Uji Serentak
G 31,555 3,841
Tabel 29 dapat diketahui bahwa statistik uji G
maka Tolak H0 yang berarti bahwa variabel prediktor
berpengaruh terhadap variabel respon.
4. Uji Kesesuaian Model
Hipotesis
H0 : Model sesuai (tidak ada perbedaan yang nyata
antara hasil observasi dengan kemungkinan hasil
prediksi model)
-
10
H1 : Model tidak sesuai (ada perbedaan yang nyata
antara hasil observasi dengan kemungkinan hasil
prediksi model)
Statistik Uji:
Daerah penolakan: tolak H0 jika
Tabel 30 Hasil Uji Kesesuaian Model
Method
DF
Pearson 0,244 1
Tabel 30 menunjukkan nilai yang diperoleh kurang
dari nilai tabel yaitu 0,244 < 3,841 maka gagal tolak H0
yang berarti model sudah sesuai (tidak ada perbedaan antara
hasil observasi dengan kemungkinan prediksi model)
5. Ketepatan Klasifikasi
Berdasarkan perhitungan peluang yang didapat, maka
dapat diperoleh hasil prediksi sehingga kebenaran model
logit ini dapat dilihat berdasarkan hasil pengklasifikasian
antara prediksi dan observasi. Tabel 31 Ketepatan Klasifikasi
Prediksi
Tinggi Sedang Total
Tingkat
Stress
Tinggi 11.111% 4.1667% 15.2777%
Sedang 9.722% 55.555% 65.277%
Rendah 0% 19.444% 19.445%
Total 20.833% 79.167% 100
Tabel 31 menunjukkan bahwa dari 72 orang responden
yang dapat diprediksi benar oleh model sebesar 66,667%.
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan sebagai
berikut
1. Tingkat stress tinggi pada karakteristik demografi adalah
mayoritas mahasiswa perempuan berjumlah 6 orang,
berusia 21 tahun dengan jumlah 5 orang, berasal dari FTI
dengan jumlah 5 orang, angkatan 2010 dengan jumlah 6
orang, dan bertempat tinggal tidak kos dengan jumlah 6
orang.
Tingkat stress tinggi pada karakteristik TOEFL adalah
mayoritas mahasiswa mendapatkan skor TOEFL terakhir
antara 395 sampai 460 dengan jumlah 7 orang, tidak
mengalami peningkatan/penurunan skor (tetap) dengan
jumlah 6 orang, mendapatkan skor tertinggi pada section
reading dengan jumlah 5 orang, mengikuti tes TOEFL
pada pagi hari dengan jumlah 6 orang, waktu antar tes
TOEFL > 2 minggu dengan jumlah 9 orang, tidak
mengikuti les/kursus persiapan TOEFL dengan jumlah 9
orang, mahasiswa tidak pernah belajar dengan jumlah 6
orang, merasa waktu tes TOEFL tidak cukup untuk
menyelesaikan soal-soal tes TOEFL dengan jumlah 4
orang, merasa keberatan dengan syarat kelulusan TOEFL
dengan jumlah 8 orang, dan setuju jika ada bantuan dari
pihak jurusan untuk mempersiapkan TOEFL dengan
jumlah 11 orang.
2. Berdasarkan fungsi logit yang didapat, responden yang
tidak keberatan mempunyai resiko 22,7 kali mengalami
stres tingkat rendah dibanding dengan responden yang
merasa keberatan dengan skor TOEFL sebagai sayarat
yudisium. Kebenaran model logit ini dapat dilihat
berdasarkan hasil pengklasifikasian antara prediksi dan
observasi yaitu 66,667%.
Saran dari penelitian ini adalah sebaiknya dicoba
dengan metode yang lain sebagai peebandingan hasil
observasi. Karena bila menggunakan merode regresi logistik
ordinal hanya ada satu variabel yang valid dan ketepatan
klasifikasi ynag kurang baik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Agresti, A. 2007. An Introduction to Categorical Data
Analysis second edition. New Jersey : Jon Wiley &
Sons, Inc.
[2] Cochran, William G. 1991. Teknik Penarikan Sampel
Edisi Ketiga. Jakarta : UI-PRESS.
[3] Departemen Kesehatan. 2013. [Online] Avaible:
(https://docs.google.com/viewer.com, diakses 21 April
2013).
[4] Hosmer, D. W., & Lemeshow, S. 2000. Applied Logistic
Regression. New York: John Wiley & Sons.
[5] Kompas, 2013. [Online] Avaible: (http://health.kom-
pas.com/read/2013/01/17/15121499/Hubungan.Stres.de
ngan.Daya.Tahan.Tubuh, diakses 21 April 2013).
[6] Mardiati D. 2000. [Online] Avaible: (http://fdib.tri-
pod.com/makalah/dini.html, diakses, 21 April 2013).
[7] Wikipedia. 2013. [Online] Avaible: (http://id.wi-
kipedia.org/wiki/TOEFL, diakses 21 April 2013).
[8] ____________ [Online] Avaible: (http://id.wikipedia-
.org/wiki/Stres, diakses 21 April 2013).
[9] Republika. 2013. [Online] Avaible:
(http://www.republika-
.co.id/berita/gayahidup/infosehat/08/10/17/8098-usia-
produktif-rentan-stres, diakses 21 April 2013).
[10] Schuler, E. 2002. Definition and Conceptualization of
Stress in Organizations, Thousand Oaks. England.
[11] Simamora, B. 2001. Remarketing for Business
Recovery. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
[12] Unknown. [Online] Avaible: (http://www.psychology-
today.com/basics/stress, diakses 21 April 2013).
[13] Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2009. SPSS
Complete: Teknik Analisis Statistik Terlengkap
dengan Software SPPS Seri 1. Jakarta: Salemba
Infotek.