analisis tingkat pemahaman nilai-nilai ekonomi … · nilai ekonomi syariah terhadap pelaku jual...
TRANSCRIPT
ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN NILAI-NILAI EKONOMI SYARIAH
TERHADAP PELAKU JUAL BELI DI PASAR SENTRAL BULUKUMBA
(STUDI KASUS PADA PASAR SENTRAL BULUKUMBA)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum (S.H)Pada Program Studi Hukum
EkonomiSyariahFakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Asmaul Husna
NIM : 105251106616
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/ 2020 M
ii
ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN NILAI-NILAI EKONOMI SYARIAH
TERHADAP PELAKU JUAL BELI DI PASAR SENTRAL BULUKUMBA
(STUDI KASUS PADA PASAR SENTRAL BULUKUMBA)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum (S.H)Pada Program Studi Hukum
EkonomiSyariahFakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Asmaul Husna
NIM : 105251106616
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/ 2020 M
iii
iv
v
vi
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Asmaul Husna
NIM : 105251106616
Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas : Agama Islam
Kelas : B
Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Saya tidak melakukan penjiplakan ( Plagiat ) dalam menyusun skripsi ini.
3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 maka
bersedia untuk menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, 24 Syawal 1441 H
16 Juni 2020 M
Yang Membuat Pernyataan
Asmaul Husna
NIM. 105251106616
vii
ABSTRAK
Asmaul Husna. Nim 105251106616. 2020. Analisi Tingkat Pemahaman Nilai-
Nilai Ekonomi Syariah Terhadap Pelaku Jual Beli Di Pasar Sentral Bulukumba.
Dibimbing oleh H. Muchlis Mappangaja dan Wahidah Rustam.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu bertujuan untuk
mengetahui tingkat pemahaman nilai-nilai ekonomi syariah terhadap pelaku jual
beli di pasar sentral Bulukumba.
Penelitian ini dilaksanakan di pasar sentral Bulukumba berlangsung 2
bulan mulai dari januari sampai maret 2020. Dalam penelitian ini terdiri dari 3
variabel, yaitu X1pemahaman nilai ekonomi dan X2 pelaku jual beli sebagai
variabel independen dan Y pasar sebagai variabel dependen.
Total sampel dalam penelitian ini 67 orang. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara penyebaran kuesioner atau angket. Selanjutnya data yang diperoleh
tersebut kemudian diolah melalui metode Partial Least Square (PLS) yaitu metode
berbasis keluarga regresi. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel
pemahaman nilai ekonomi memiliki pengaruh yang signifikan karena nilai thitung
lebih besar dari ttabel terhadap variabel pelaku jual beli, variabel pelaku jual beli
tidak berpengaruh terhadap variabel pasar dengan nilai thitung lebih kecil dari pada
nilai ttabel. Sedangkan hubungan antara variabel pemahaman nilai ekonomi tidak
berpengaruh signifikan dengan nilai thitung lebih kecil dari pada nilai ttabel variabel
pasar.
Kata Kunci : Pemahaman nilai ekonomi, pelaku jual beli dan pasar.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan semest alam, berkat
Rahmat, taufik dan Inayah-Nyalah, Skripsi yang berjudul “Analisis tingkat
pemahaman nilai-nilai ekonomi syariah terhadap pelaku jual beli di pasar sentral
bulukumba” ini dapat terwujud. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah pada
Nabi kita Muhammad SAW. beserta keluarga sahabatnya dan kepada seluruh
umat Islam yang sholeh dan sholehah.
Karya tulis ini merupakan Skripsi yang diajukan kepada Fakultas Agama
Islam Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Makassar
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum
EkonomiSyariah.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang tua H.Mallah dan Hj. Hasnah yang telah membesarkan, mendidik, berjuang,
berdoa, dan mengantarkan saya ke gerbang perguruan tinggi hingga pada tahap
penyelesain skripsi ini.
1. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, Dekan Fakultas Agama Islam, Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Dr. Ir. H. Muchlis Mappangaja, MP, Ketua Program Studi Hukum Ekonomi
Syariah. Bapak Hasanuddin, SE.Sy., ME selaku sekretaris Prodi Hukum
Ekonomi Syariah yang senantiasa memberikan arahan selama menempuh
pendidikan, serta seluruh dosen dan staf pegawai dalam lingkungan Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah membekali
penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.
4. Muh. Ridwan, SH.I.,M.H.I dan Wahidah Rustam.,S.Ag.MH
5. Teman-temanWisudawan 2020 yang hebat dan tentunya kepada sahabat-
sahabat penulis HES B Terimakasih sudah saling mendukung sampai saat ini.
ix
6. Dan yang paling terahkir Keluarga Besar penulis yang selalu setia member
dukungan baik moral maupun moril.
Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak
yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan
berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis.
Aamiin.
Makassar,01 Dzulkaidah 1441 H
22 Juni 2020 M
Penulis,
Asmaul Husna
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................................... iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH .......................................................... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Ekonomi Syariah ............................................................................... 6
1. Pengertian Ekonomi Syariah ........................................................ 6
2. Dasar Hukum Ekonomi Syariah ................................................... 6
B. Jual Beli ............................................................................................ 8
1. Pengertian Jual Beli ..................................................................... 8
2. Dasar Hukum Jual Beli ................................................................ 9
3. Rukun dan Syarat Jual Beli .......................................................... 10
4. Macam-macam Jual Beli ............................................................. 17
C. Pasar ................................................................................................. 18
1. Pengertian Pasar .......................................................................... 18
2. Macam-macam Pasar ................................................................... 19
3. Mekanisme Pasar ......................................................................... 21
xi
4. Nilai-nilai Syariah ....................................................................... 23
D. Kerangka Pikir .................................................................................. 24
E. Kerangka Konseptual ........................................................................ 25
F. Hipotesis ........................................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 27
B. Lokasi dan Objek Penelitian .............................................................. 27
C. Variabel Penelitian ............................................................................ 28
D. Defenisi Operasional Variabel ........................................................... 28
E. Populasi dan Sampel ......................................................................... 29
F. Instrumen Penelitian .......................................................................... 30
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 31
H. Teknik Analisis Data ......................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tentang Pasar ....................................................... 36
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 41
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 57
B. Saran ................................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 58
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ....................................................................... 24
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ............................................................. 25
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Perdagangan Dan
PerindustrianKab. Bulukumba ................................................ 40
Gambar 4.2 Model Specification ............................................................... 44
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skala Likert .............................................................................. 33
Table 4.1 Pemahaman Nilai Ekonomi ...................................................... 41
Tabel 4.2 Pelaku Jual Beli ........................................................................ 42
Tabel 4.3 Pasar ........................................................................................ 43
Tabel 4.4 Kriteria Quality ........................................................................ 45
Tabel 4.5 Overview .......................................................................... 46
Tabel 4.6 Redundancy ...................................................................... 46
Tabel 4.7 Cronbachs Alpha .............................................................. 46
Tabel 4.8 R Square ........................................................................... 47
Tabel 4.9 AVE.................................................................................. 47
Tabel 4.10 Communality .................................................................... 47
Tabel 4.11 Total Effects ..................................................................... 48
Tabel 4.12 Composite Reliability ............................................................... 48
Tabel 4.13 Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values) .................... 49
Tabel 4.14 Overview .................................................................................. 51
Tabel 4.15 Cross Loadings ................................................................. 53
Tabel 4.16 Latent Variable Correlations ............................................ 53
Tabel 4.17 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values) ................. 54
Tabel 4.18 R Square ........................................................................... 55
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Didalam kehidupan ini Allah Swt. telah menjadikan manusia masing masing
saling membutuhkan satu sama lainnya, supaya mereka tolong menolong, tukar
menukar keperluan dan segala urusan kepentingan hidup masing-masing, baik dengan
jalan jual beli, sewa menyewa, bercocok tanam, atau perusahaan yang lain-lain, baik
dalam urusan kepentingan sendiri maupun tentang kemaslahatan umum. Dengan cara
demikian kehidupan masyarakat menjadi teratur dan subur, pertalian yang satu
dengan yang lain pun menjadi teguh. Akan tetapi sifat tamak tetap ada pada diri
manusia, suka mementingkan diri sendiri supaya hak masing-masing jangan sampai
tersia-sia,dan juga menjaga kemaslahatan umum agar pertukaran dapat berjalan
dengan lancar dan teratur.
Usaha pemenuhan kebutuhan dan keinginan, konsumen selalu memaksimalkan
kehendaknya.Jika dipertimbangkan maka kepuasan konsumen disebut utilitas,
sedangkan yang dimaksud adalah kepuasan konsumen dalam memenuhi kebutuhan
atau keinginannya tidak dapat diterima atau diperhitungkan.
2
Jual beli merupakan salah satu bentuk mu’amalah, yaitu hubungan yang
terjadi antara manusia dengan manusia.1Bentuk mu’amalah seperti jual beli ada
karena di ataskan didasarkan atas rasa saling membutuhkan.Dalam hal ini penjual
membutuhkan pembeli agar membeli barangnya sehingga memperoleh
uang.Sedangkan pembeli melakukan jual beli untuk memperoleh barang yang
dibutuhkan akibat dari saling membutuhkan ini maka rasa persaudaraan semakin
meningkat.
Islam memandang kegiatan jual beli sebagai perbuatan yang muliah sebab
dapat di jadikan sebagai salah satu sarana beribadah atau sarana yang mendekatkan
diri pada Allah Swt. selama kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan hukum
islam. Jual beli juga sebagai sarana tolong menolong sesama manusia dalam hal
memenuhi kebutuhan.atau keinginannya tidak dapat diterima atau diperhitungkan.
Selain itu keseimbangan konsumen adalah keadaan dimana konsumen sudah
memenuhi kebutuhan akan barang subtitusi dan barang komplementer. dimana
konsumen dalam menentukan pilihan terhadap barang substitusi, maupun memilih
barang sesuai dengan kebutuhan dan kebutuhan konsumen.
Jual beli menurut hukum islam yaitu menukar barang satu dengan barang lain
dan di lakukan dengan cara tertentu.2 Oleh karna itu, dalam prakteknya harus di
upayakan agar tidak keluar dari ketentuan-ketentuan yang sudah ada dalam hukum
1 Ibnu mas‟ud, Zainal Abidin, fiqh Mazhab Syafi’I h. 19
2 R. Abdul Djamili, Hukum Islam Berdasarkan Kurikulum Konsorsium Ilmu Hukum,
(Bandung: Mandar Maju, 2002), h. 146
3
islam dan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Dalam
praktiknya, jual beli harus di kerjakan secara konsekuen agar tidak terjadi saling
merugikan serta mendatangkan kemaslahatan, menghindari kemudaratan dan tipu
daya.3
Adapun rukun jual beli diantaranya adalah adanya penjual dan pembeli,
adanya barang yang di perjualbelikan dan adanya sighat berupa ijab Kabul.Sedangkan
jual beli diatanranya adalah adanya keridhaan antara penjual dan pembeli, barang
yang diperjualbelikan berharga, suci dan bisa di ambil manfaatnya serta pelaku jual
beli telah dewasa, berakal, baligh dan merdeka.Hal ini memperjelas bahwa segala
bentuk jual beli yang mengandung ketidak jelasan (gharar) dilarang oleh syariah.
Jual beli berfungsi sebagai salah satu alat untuk menjalankan roda
perekonomian. Aktifitas seorang muslim sehari-hari tidak bisa lepas dari
permasalahan hukum islam, baik ketika melakukan ibadah kepada Allah maupun
kegiatan sosial di tengah-tengah masyarakat. Namun apabila jual beli tersebut tidak
sesuai dengan perinsip syariah maka bisa jadi tidak mendapatkan manfaat akan tetapi
mendatangkan kerusakan.
Transaksi jual beli banyak dilakukan di pasar sentral
Bulukumba.Berbagaijenis kebutuhan tersedia di pasar tersebut dan para pedagang
bersaing untuk menggait pelanggannya.banyak cara yang dapat dilakukan oleh
pedagang agar barang dagangannya dapat terjual. kecurangan bisa saja dilakukan oleh
3 Djamajuddin Djuwaini, pengantar fiqih muamalah (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2008), h.
57
4
pedagang tersebut agar tidak kalah saing dengan pedagang lainnya. Hal ini
dikarenakan kurangnya pemahaman pelaku ekonomi tentang nilai-nilai ekonomi
syariah sehingga terjadinya tranksaksi yang tidak sesuai dengan syariat islam.
Dari uraian di atas perlu di tinjau apakah pemahaman masyarakat tentang jual
beli sudah sesuai dengan ekonomi syariah.oleh karena itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul Analisis Tingkat
Pemahaman Nilai-Nilai Ekonomi Syariah Terhadap Pelaku Jual Beli di Pasar Sentral
Bulukumba.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Apakah variabel pemahaman nilai ekonomi berpengaruh terhadap variabel
pelaku jual beli?
2. Apakah variabel pemahaman nilai ekonomi berpengaruh terhadap variabel
pasar?
3. Apakah variabel pelaku jual beli berpengaruh terhadap variabel pasar?
5
C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui variabel pelaku jual beli berpengaruh terhadap variabel
pemahaman nilai ekonomi.
2. Untuk mengetahui variabel pemahaman nilai ekonomi berpengaruh
terhadap variabel pasar.
3. Untuk mengetahui variabel pelaku jual beli pengaruh terhadap variabel
pasar.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pustaka bagi para
pembaca khususnya dalam pengembangan ilmu.
2. Secara praktis
a. Penulis
Menambah wawasan untuk berfikir kritis dan sistematis dalam
menghadapi permasalahan yang terjadi dan sebagai alat dalam
mengimplementasikan teori-teori ilmu ekonomi khususnya terkait
dengan ekonomi syariah (Islam) yang diperoleh selama kuliah.
a. Penulisan selanjutnya
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk
pengembangan selanjutnya.
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Ekonomi Syariah
1. Pengertian ekonomi syariah
Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi
syariah atau sistem ekonomi berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun Negara
kesejahteraan (walfare state). Sistem ekonomi islam atau ekonomi syariah adalah
sistem ekonomi yang mandiri yang terlepas dari sistem ekonomi lainnya. Berbeda
dari kapitalisme karena Islam menentang eksploitasi oleh pemilik model terhadap
buru yang miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu, ekonomi dalam
pedagang islammerupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki
dimensi ibadah.4
2. Dasar Hukum Ekonomi Syariah
a. Menurut Hukum Islam
Dalam Al Qur‟an terdapat berbagai ayat yang membahas tentang
ekonomi berdasarkan prinsip syariah yang dapat dipergunakan dalam
menyelesaikan berbagai masalah dan keuangan. Menurut syayqi al fajani
QS. Al-Isra ayat 27:
ريه كاوىا إخىان الشياطيه وكان الشيطان لزبه كفىرا إن المبذ
4Http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_syariah Diakses tanggal 6 Desember 2019 pukul
23:29.
7
Terjemahnya :
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan
itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”5
b. Hadits
Melihat kitab-kitab Hadits yang disusun oleh para ulama ahli hadits
dapat diketahui bahwa banyak sekali hadits Rasulullah SAW yang
berkaitan langsung dengan kegiatan ekonomi dan keungan islam. Oleh
karena itu mempergunakan hadits sebagai sumber hukum dalam
penyelesaian sengketa ekonomi syariah sangat dianjurkan kepada pihak-
pihak yang berwenang.
ا الملامست، فأن يلمس كل واحد مىهما ثىب صاحبه بغيز وهي عه بيعتيه الملامست والمىابذة، أم
ل، والمىابذة أن يىبذ كل واحد مىهما ثىبه إل ا خز ول يى ز واحدد مىهما إل ثىب صاحبه أم
Artinya :
“Dua bentuk jual beli yang dilarang; mulamasah dan munabadzah. Adapun
mulamasah yaitu (dengan cara) setiap dari penjual dan pembelimenyentuhpakaian
kawannya tanpamemperhatikan/memeriksa (ada cacat padanya atau tidak).
Sedangkan munabadzah yaitu (dengan cara) setiap dari penjual dan pembeli
melempar pakaiannya kepada yang lainnya dan salah seorang dari keduanya tidak
melihat kepada pakaian saudaranya”
c. Menurut Undang-Undang
Hukum acara yang berlaku di Pengadilan Agama untuk mengadili
sengketa ekonomi syariah adalah hukum acara yang berlaku dan
dipergunakan pada lingkungan peradilan umum kecil yang telah diatur
secara khusus dalam UU No 3 2006 No 50 tahun 2009.Ketentuan ini sesuai
dengan pasal 54 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Jo UU No 3 Tahun
2006.Sementara ini hukum acara yang berlaku dilingkungan peradilan
Umum adalah Herziene Inlandsch Reglement (HIR) untuk jawa dan
5 Depertement Agama RI.
8
Madura, Rechtreglement Voor De buittengewesten (RBg) untuk luar jawa
Madura.Kedua aturan hukum acara ini diperlakukan di lingkungan agama,
kecuali hal-hal yang telah diatur secara khusus dalam UU No 3 Tahun
2006. Di samping dua peraturan sebagaimana tersebut diatas, diberlakukan
juga Bugerlike Wetbook Voor Indonesia (BW) atau yang disebut dengan
kitab Undang-Undang Hukum perdata, khususnya buku ke IV tentang
pembuktian yang termuat dalam pasal 1865 samapai dengan pasal 1993.
Juga diberlakukan Wetbook Van Koophandel (WvK) yang diberlakukan
berdasarkan Stb 1847 Nomor 23. Dalam kaitan dengan peraturan ini
terdapat juga hukum acara yang diatur dalam Failissements Verordering
(atuaran kepalitan) sebagaimana yang diatur dalam Stbb 1906 Nomor 348,
dan juga terdapat dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia dan dijadikan pedoman dalam praktek Peradilan
Indonesia.6
B. Jual Beli
1. Pengertian Jual Beli
Jual beli dalam bahasa arab berasal dari kata Al-bai’u yang artinya
menjual, mengganti dan menukar (sesuatu dengan seseuatu yang yang lain)7.
Secara terminology terdapat beberapa definisi para ulama diantaranya oleh
ulama hanafiyah member pengertian dengan „saling menukarkan harta dengan
harta melalui cara tertentu‟, atau dengan makna tukar menukar sesuatu yang
diingini dengan sepadan melalui cara tertentu yang bermanfaat.
Ulama hanafiyah menjelaskan bahwa makna khusus pada pengertian
pertama tadi adalah ijab dan qabul, atau bisa juga melalui saling memberikan
barang dan menetapkan harga antara pembeli dan penjual.8
Sayid sabiq
mendefenisikan jual beli dengan arti „saling menukar harta dengan harta atas
6 Ahmad Hanafi, Pengantar dan Sejarah Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1986.
` 7 M.Ali Hasan,Bergai macam transaksi dalam islam (cet. 1; Jkarta: PT. Rajagrafindo
Persada),2003, h. 113 8 Whbah al-Zuhaili, al-fiqh al islam wa Adillatuh, jilid IV, (Beirut: Dar Al fikr) , 1989, h. 345
9
dasar suka sama suka‟.Sementara imam Al-nawawi menjelaskan bahwa jual
beli adalah „saling menukar harta dengan harta dalam bentuk pemindahan
milik.
Defenisi ini tidak jauh berbeda dengan apa yang didefinisikan Ibd
Qudamah yaitu „saling menukar harta dengan harta dalam bentuk pemindaan
milik dan pemilikan‟
2. Dasar Hukum Jual Beli
Hukum dan atutan jual beli dalam islam menjadi hal yang sangat
diprioritaskan.hal tersebut dikarenakan jika akad jual belinya tidak sesuai dengan
tata aturan yang ditetapkan oleh syariat, maka dapat dipastikan akad jual beli
yang berlangsung tidak bisa dianggap sah. Jika demikian keadaanya, maka akan
terjadi kezaliman terhadap pihak lain yang saling melakukan transaksi, pada
islam senantiasa mengatur umatnya agar hidup berdampingan, dan tidak saling
merugikan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan jual beli islam tela menetapkan
tata aturan yang secara detail disebutkan dalam fikih muamalah. Adapun dasar
hukum yang menjelaskan tentang jual beli dapat dilihat dalam penjelasan pada
Al-Qur‟an surah an-Nisa‟ ayat 29:
ىك ولا قتلىا يا أيها الذيه آمىىا لا أكلىا أمىالك بيىك بالباطل إلا أن كىن جارة عه زاض م
أوفسك إن الل كان بك رحيما
10
Terjemahnya :
„‟Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka-
sama suka diantara kamu.9
Ditegaskan dalam pasal 1458 kitap undang-undang hukum perdata
(„‟KUHPerdata‟‟) yang berbunyi: jual beli dianggap telah terjadi antara kedua bela
pihak, segera setelah orang-orang itu mencapai kesepakatan tentang barang tersebut
beserta harganya, meskipun barang itu belum diserahkan dan hargannya belum
dibayar.
3. Rukun dan Syarat Jual Beli
Suatu jual beli dapat dikatakan sah apabila telah memenuhi rukun dan
syarat yang telah di tentukan oleh syara‟.Mengenai rukun dan syarat jual beli,
para ulama berbeda pendapat.Dalam menentukan rukun jual beli ini terdapat
perbedaan pendapat ulama mazhab hanafi dan jumhur ulama.
Rukun jual beli menurut ulama mazhab hanafi hanya satu,yaitu ijab dan
Kabul.Menurut mereka, yang menjadi rukun dalam jual beli itu hanyalah
kerelaan (keridhoan) kedua bela pihak untuk berjual beli. Namun karena unsur
kerelaan itu merupakan unsur hati yang sering kelihatan, maka diperlukan
indikator ini bisa tergambar dalam ijab dan Kabul, atau melalui cara saling
memberikan barang dan harga barang.
9https://syaratkita.blogspot.com/2014/04/Dasar-Hukum-dan-pandangan-islam-mengenai-jual-
beli.html?m=1
11
Hal yang berbeda dengan pendapat jumhur ulama yang menyatakan bahwa
rukun jual beli itu ada empat yaitu:
a. Orang yang berakad (penjual dan pembeli)
b. Sighat (lafal ijab dan Kabul)
c. ada barang yang dibeli;
d. Ada nilai tukar pengganti barang.10
Jualbeli menjadi kebiasaan, misalnya jual beli sesuatu yang menjadi
kebutuhan sehari-hari tidak disyaratkan ijab dan Kabul, ini adalah pendapat
jumhur.11
Menurut fatwa Ulama Syafi‟iyah, jual beli barang-barang yang kecil
pun harus ijab dan Kabul, tetapi menurut Imam Al- Nawawi dan Ulama
muta‟akhirin Syafi‟iyah berpendirian bahwa boleh jual beli barang-barang yang
kecil dengan tidak ijab dan Kabul seperti membeli sebungkus rokok.
Adapun syarat jual beli sesuai dengan rukun jual beli yang dikemukakan
jumhur ulama adalah sebagai berikut:12
1) Orang yang berakad
Ulama fikih sepakat menyatakan bahwa orang yang melakukan akad
jual beli harus memenuhi syarat berikut:
10Abdul Azis Dahlan,ed., Ensiklopedi hukum islam, jilid 3,h. 828 11Lihat, al-Kahlani, Subul al-Salam, hlm. 4. 12 Misbahuddin, E-Commerce dan Hukum Islam (Cet, 1; Alauddin University press, 2012), h.
119-133.
12
a) Berakal
Jual yang dilakukan oleh anak kecil yang belum berakal hukumnya
tidak sah. Adapun anak kecil yang sudah mumayyis,menurut mazhab
hanafi, apabila akad yang dilakukan nya membawa keuangan bagi dirinya,
seperti menerima hibah, wasiat, dan sedekah, seperti meminjamkan
hartanyakepada orang lain, mewakafkan, atau menghibahkannya, maka
tindakan hukumnya tidak dibenarkan menurut hukum islam.
Transaksi yang dilakukan anak kecil yang mumayyiz yang
mengandung manfaat dan mudarat sekaligus, seperti jual beli, sewa-
menyewa,dan perserikatan dagang, dipandang sah,menurut hukum dengan
ketentuan bila wilayanya mengizinkan setelah dipertimbangkan dengan
sematang-matangnya.
Jumhur ulama berpendirian bahwa orang yang melakukan akad jual
beli itu harus telah akil baligh dan berakal.Apabila orang yang berakal itu
masih mumayyiz maka jual belinya tidak sah, sekalipun mendapat izin dari
walinya.
b) Orang yang melakukan akad itu adalah orang berbeda.
Artinya, seseorang tidak dapat bertindak sebagai pembeli dan penjual
dalam waktu yang bersamaan.
1) Syarat yang terkait dengan ijab Kabul
Ulama fikih sepakat menyatakan bahwa unsur utama dari jual beli
adalah kerelaan kedua belah pihak.Kerelaan itu dapat terlihat pada saat akad
13
berlangsung.Ijab dan Kabul harus diungkapkan secara jelas dalam transaksi
yang bersifat mengikat kedua belah pihak.13
Apabila ijab dan Kabul telah diucapkan dalam akad jual beli, maka
pemilikan barang dan uang telah berpinda tangan.Maka barang yang
berpindah tangan itu menjadi milik pembeli dan nilai tukar atau uang
berpindah tangan menjadi milik penjual.
Ulama fikih mengemukakan bahwa syarat ijab dan Kabul itu adalah
sebagai berikut:14
a) Orang yang mengucapkannya telah akil baligh dan berakal atau telah
berakal, sesuai perbedaan mereka dalam menentukan syarat-syarat seperti
yang telah dikemukakan diatas;
b) Kabul sesuai dengan ijab. Misalnya, penjual mengatakan: saya jual tas ini
seharga sepuluh ribu, lalu pembeli menjawab: saya beli dangan harga
sepuluh ribu;
c) Ijab dan Kabul dilakukan dalam satu majlis. Maksudnya, kedua belah
pihak melakukan akad jual beli hadir membicarakan masalah yang sama.
Pada zaman sekarang, perwujudan ijab dan Kabul tidak lagi diucapkan,
akan tetapi dilakukan dengan tindakan pembeli mengambil barang dan
membayar uang,serta tindakan penjual menerima uang dan menyerahkan
13 Abdul Asis Dahlan, ed, Ensiklopedi Hukum Islam, jilid 3, h. 829
14Misbahuddin, E-Commerce dan Hukum Islam, h. 121.
14
barang tanpa ucapan apapun. Jual beli ini dalam fikih islam disebut dengan
bay’ al-mu’atah.15
Menurut sebagian ulama mazhab syafi‟i lainnya, membedakan jual beli
dengan transaksi yang besar dan yang kecil.Apabila yang diperjual belikan itu
dalam transaksi yang besar, maka jual beli al-mu’atah ini tidak sah, tetapi
apabila jual beli ini dilakukan dalam transaksi yang kecil, maka jual beli ini
hukumnya sah.
2) Syarat barang yang diperjualbelikan
a) Barang itu ada atau tidak ada ditempat, tetapi pihak penjual menyatakan
kesanggupannya untuk mengadakan barang itu.
b) Dapat dimanfaatkan dan bermanfaat bagi manusia. Olehnya itu bangkai,
khamar,dan darah tidak sah menjandi objek jual beli karena syara‟ benda-
benda seperi itu tidak bermanfaat bagi muslim;
c) Milik seseorang. Barang yang sifatnya belum dimiliki seseorang tidak boleh
diperjualbelikan, seperti memperjualbelikan ikan dilaut atau emas dalam
tanah karena ikan dan emas itu belum dimiliki penjual;
d) Bisa diserahkan saat akad berlangsung atau pada waktu yang
disepakatibersama ketika transaksi berlangsung.
15Ibid, h. 122.
15
3) Syarat nilai tukar (harga barang)
Unsur terpenting dalam jual beli adalah nilai tukar dari barang yang
dijual.Terkait dengan masalah tukar ini, ulama fikih membedakan as-samn
dengan as-si’r.menurut ulama, as-samn adalah harga pasar yang berlaku
ditengah-tengah masyarakat secara actual, sedangkan as-si’r adalah modal
barang yang sebenarnya diterima para pedagang sebelum dijual ke konsumen.
Dengan demikian, harga barang itu ada dua, yaitu harga antar pedagang dan
konsumen (harga jual dipasar).
Harga yang dapat dipermainkan oleh pedagang adalah as-samn. Ulama
fikih mengemukakan syarat as-samn sebagai berikut
a) Harga yang disepakati kedua belah pihak harus jelas jumlanya;
b) Dapat diserahkan pada waktu akad, sekalipun secara hukum seperti
pembayaran dengan cek dan kartu kredit. Apabila harga barang itu dibayar
kemudian (berutang), maka waktu pembayarannya harus jelas;
c) Apabila jual beli itu dilakukan secara barter (al-muqayyadah), maka barang
yang dijadikan nilai tukar maka barang yang diharamkan syara‟, seperti babi
dan khamar karena kedua jenis benda ini tidak bernilai dalam syara‟.
Disamping syarat yang berkaitan dengan rukun jual beli diatas, ulama fikih
mengemukakan syarat lain juga sebagai berikut:16
16 Misbahuddin, E-Commerce dan Hukum Islam, h. 126-127
16
4) Syarat sah jual beli
Ulama fikih menyatakan bahwa suatu jual beli baru dianggap sah apabila
terpenuhi dua hal, yaitu:
a) Jual beli terhindar dari cacat, seperti criteria barang yang diperjualbelikan itu
tidak diketahui, baik jenis, kuantitas, jumlah harga yang tidak jelas,
mengandung unsur paksaan, unsur tipuan, mudarat, serta adanya syarat-
syarat lain yang membuat jual beli itu rusak;
b) Apabila barang yang diperjualbelikan itu benda bergerak, maka berang itu
bisa langsung dikuasai pembeli
4. Macam-macam Jual Beli
Jual beli secara umum berdasarkan pertukarannya, dibagi menjadi empat
macam, yaitu.17
a) Jual beli salam (pesanan), yaitu jual beli melalui pesanan dengan cara
menyerahkan terlebi dahulu uang muka, kemudian barangnya diantar
belakangan;
b) Jual beli muqayadhah (barter), yaitu jual beli dengan menukar barang, seperti
menukar baju dengan sepatu;
c) Jual beli muthlaq, yaitu jual beli barang dengan sesuatu yang telah disepakati
sebagai alat pertukaran, seperti uang;
17 Andi Intan Cahyani, Fiqh Muamalah, h.65
17
d) Jual beli alat penukar dengan alat penukar, yaitu jual beli barang yang bisa
dipakai sebagai alat penukardengan alat penukar lainnya, seperti uang perak
dan uang kertas.
C. Pasar
1. Pengertian pasar
Secara sederhana pasar dapat diartikan sebagai tempat bertemunya para
penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi.Pengertian ini mengandung
arti pasar memiliki tempat atau lokasi tertentu sehingga memungkinkan
pembeli dan penjual bertemu.Di dalam pasar terdapat penjual dan pembeli
untuk melakukan transaksi jual beli produk, baik barang maupun jasa.18
Pasar dapat pula diartikan suatu kelompok orang-orang yang
diorganisasikan untuk melakukan tawar-menawar (dan tempat untuk
melakukan penawaran dan permintaan) sehingga dengan demikian terbentuk
harga.Pengertian pertama biasanya disebut pengertian konkret, sedangkan
pengertian yang kedua disebut sebagai pengertian yang abstrak.
Jadi dalam pengertian tersebut terdapat tiga faktor utama yang
menunjang terjadinya pasar yaitu orang dengan segala keinginan, daya beli
mereka, dan tingkah laku dalam pembelian mereka.
Meskipun seseorang mempunyai keinginan untuk membeli suatu
barang, tetapi tanpa ditunjukan daya beli dan kemauan untuk membelanjakan
uangnya, maka orang tersebut bukan bagian dari pasar. Sebaliknya seseorang
18 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta : Rajagrafindi Persada, 2013), Cet. Ke-9, h. 169
18
mempunyai kemampuan tetapi ia tidak ingin membeli sesuatu barang maka ia
bukan merupakan pasar bagi penjualan barang tersebut.19
2. Macam-macam pasar
1) Pasar tradisional
Pasar tradisional adalah tempat yang digunakan dan dikelola oleh
pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara, dan
Badan Usaha Milik Daerah yang merupakan tempat bertemunya penjual dan
pembeli dalam proses transaksi jual beli secara langsung dalam bentuk eceran
dengan proses tawar menawar dan bangunannya biasa terdiri dari kios-kios
atau gerai, dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun pengelola
pasar, kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan
makanan.
Pasar tradisioanl biasanya ada dalam waktu sementara atau tetap dengan
tingkat pelayanan terbatas.Pasar seperti ini umumnya dapat ditemukan
dikawasan permukiman agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.
Sedangkan untuk ciri-ciri pasar tradisional sebagai berikut:
a. Pasar tradisional dimiliki, bangunan atau dikelola oleh pemerintah
daerah.
b. Adanya sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli. Tawar
menawar ini adalah salah satu budaya yang terbentuk dalam pasar.Hal
19 M.Mursid, Manajemen Pemasaran, Ed.1 Cet, Ke-7,(Jakarta : Bumi Aksara, 2014), h.25
19
ini dapat menjalin hubungan sosial antara pedagang dan pembeli yang
lebih dekat.
c. Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama.
Meskipun semua berada pada lokasi yang sama, barang dagangan
setiap penjual menjual barang yang berbeda-beda. Selain itu juga
terdapat pengelompokan dagangan sesuai dengan jenis dagangannya.
d. Sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan
lokal.Barang dagangan yang dijual di pasar tradisioanal ini adalah hasil
bumi yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Meskipun ada beberapa
dagangan yang diambil dari hasil bumi dari daerah lain yang berada
tidak jauh dari daerah terebut namun tidak sampai mengimpor hingga
keluar pulau atau Negara.
2) Pasar modern
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar
jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan
pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada
dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau
dilayani oleh pramuniaga.Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan
20
seperti; buah, sayuran, daging.Sebagian besar barang yang dijual adalah barang
yang dapat bertahan lama.Ciri-ciri pasar moden adalah:20
a. Tidak terkait pada tempat tertentu, bisa dimna saja.
b. Alat pembayaran bisa non tunai (transfer).
c. Penjual dan pembeli tidak harus bertemu langsung
d. Pada situasi tertentu seperti di supertmarket tidak bisa menawar.
e. Harga sudah tertera dan di beri barcode.
f. barang yang dijual beranekaragam dan umumnya tahan lama.
g. Berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan sendirim
(swalayan),
h. Ruangan ber-AC dan nyaman tidak terkena terik panas matahari.
i. Tempat bersih.
j. Tata tempat sangat diperthatikan untuk mempermudah pencarian
barang.
k. Pembayaran dilakukan dengan membawa barang ke cashir dan tidak ada
tawar-menawar lagi.
3. Mekanisme Pasar
Gambaran pasar yang islami adalah pasar yang di dalamnya terdapat
persaingan sehat yang dibingkai dengan nilai dan moralitas Islam. Nilai dan
moralitas Islam itu secara garis besar terbagi dua: Pertama, normayang bersifat
20 Nel Arianty, Analisis Perbedaan Pasar Modern Dan Pasar Tradisional Ditinjau Dari
Strategi Tata Letak (Lay Out) Dan Kualitas Pelayanan Untuk Meningkatkan Posisi Tawar Pasar
Tradisional, Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 13 no. 01 April 2013 ISSN 1693-7619, h. 18
21
khas yaitu hanya berlaku untuk muslim. Kedua, Islam juga sangat
memperhatikan norma yang berlaku dalam masyarakat umum dan berlaku
secara universal seperti persaingan sehat, kejujuran, keterbukaan, dan keadilan.
Nilai-nilai ini sangat ditekankan dalam Islam bahkan selalu dikaitkan dengan
keimanan kepada Allah. Keterkaitan seorang muslim dengan norma-norma ini
akan menjadi sistem pengendalian yang bersifat otomatis bagi pelaku dalam
aktifitas pasar.21
Dengan mengacu kepada al-Quran dan praktek kehidupan pasar pada
masa Rasulullah dan para sahabatnya, Ibn Taimiyah menyatakan bahwa ciri
khas kehidupan pasar yang Islami adalah:
a. Orang harus bebas keluar dan masuk pasar.
b. Adanya informasi yang cukup mengenai kekuatan-kekuatan pasar dan
barang-barang dagangan.
c. Unsur-unsur monopolistik harus dilenyapkan dari pasar.Kolusi antara
penjual dan pembeli harus dihilangkan.
d. Adanya kenaikan dan penurunan harga yang disebabkan naik turunnya
tingkat permintaan dan penawaran.
e. Adanya humogenitasdan standarisasi produk agar terhindar dari
pemalsuan produk, penipuan, dan kecurangan kualitas barang.
21 Santoso Singgih dan Tjiptono Fandy, Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS,
(Jakarta: Elex Media Komputindo, 2002), h. 122
22
f. Terhindar dari penyimpangan terhadap kebebasan ekonomi yang jujur,
seperti sumpah palsu, kecurangan dalam menakar, menimbang,
mengukur, dan niat yang buruk dalam perdagangan.
g. Pelaku pasar juga dilarang menjual barang-barang haram seperti
minuman keras, alat perjudian dan pelacuran, dan lain-lain.22
Maka dapat disimpulkan bahwa pasar Islami itu dibangun atas dasar
terjaminnya persaingan yang sehat yang dibingkai dalam nilai moralitas Islam
untuk menjamin agar kriteria ini tetap terjaga dengan baik diperlukan seorang
muhtasib yang memiliki peranan aktif dan permanen dalam menjaga
mekanisme pasar yang islami sehingga dapat dijadikan model bagi peran
pemerintah terhadap pasar.
4. Nilai-nilai syariah
Pemahaman nilai-nilai syariah dalam penelitian ini adalah pemahaman
responden tentang nilai-nilai syariah dalam sistem jual beli. Diukur dengan
enam indikator yaitu;
1) Pemahaman tentang larangan memperdagangkan barang-barang haram,
2) Pemahaman bersikap benar, amanah, dan jujur
3) Pemahaman menegakkan keadilan dan mengharamkan bunga
4) Pemahaman menerapkan ramah tamah kepada pembeli
5) Pemahaman menegakkan toleransi dan persaudaraan
22 Ibn Taymiyah, Majmu’Fatawa Shaykh al Islam Ahmad Ibn Taymiyah (Riyad: Matbaat al
Riyad, 1387 H), h. 78.
23
6) Pemahaman berpegang pada prinsip bahwa perdagangan adalah bekal
menuju akhirat.
D. Kerangka Pikir
𝐴𝑙 − 𝑄𝑢𝑟’𝑎𝑛
𝑄𝑆.𝐴𝑙 − 𝐼𝑠𝑟𝑎 ∶ 27
𝑄𝑆.𝐴𝑛 −𝑁𝑖𝑠𝑎 ∶ 29
𝐴𝑠 − 𝑆𝑢𝑛𝑛𝑎ℎ
𝐻.𝑅 𝐴𝑏𝑢 𝐻𝑢𝑟𝑎𝑖𝑟𝑎ℎ
Studi Teoritik
1. Suplayadalah
banyaknya harga
yang ditawarkan oleh
penjual pada suatu
pasar tertentu, pada
priode tertentu, dan
pada tingkat harga tertentu.
2. Demand adalah
jumlah keseluruhan
barang dan jasa yang
ingin dibeli oleh
konsumen.
Studi Empirik
Menurut Taqiyyudin jual beli merupakan saling tukar harta,
menerima, dapat dikelola dengan
proses ijab qabul dan cara yang
sesuai syara‟.
Menurut Idris Ahmad jual beli
merupakan proses menukar
barang dengan barang atau
barang dengan uang, dengan cara
melepas hak milik dari satu
orang kepada orang lainnya atas
dasar ridha.
Studi
Rumusan Masalah
Hipotesis
Analisis Kualitatif
Skripsi
1. Pengembangan Ilmu 2. Manfaat karya ilmiah 3. Motifasi penelitian lanjutan 4. Kesimpulan dan
rekomendasi
Analisis Kuantitatif
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
24
E. Kerangka Konseptual
Keterangan :
Variabel
Indikator
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Pasar (𝜗)
Pemahaman nilai
ekonomi (𝛽)
Pelaku jual beli (𝛾)
Perilaku (X1) keadilan (X2) syariah (X3)
Transaksi (Y1)
Persaingan (Y2)
pengawasan (Y3)
Curang (x4) Jujur (x5) bersedekah(x6)
25
F. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara atas permasalahan
penelitian yang memerlukan data untuk menguji kebenaran dugaan tersebut.23
Dari
permasalahan sebelumnya, penulis mengemukakan hipotesis dari penelitian ini, yaitu:
1. Diduga variabel pemahaman nilai ekonomi berpengaruh terhadap variabel pelaku
jual beli.
2. Diduga variabel pemahaman nilai ekonomi berpengaruh terhadap variabel pasar.
3. Diduga variabel pelaku jual beli berpengaruh terhadap variabel pasar.
23Kountur, Roni. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.Edisi Revisi 2. (Jakarta
: PPM, 2007). h. 89.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan
langsung di Pasar Sentral Bulukumba dengan menggunakanskala Likert dengan
1 sampai 5 skor berdasarkan data-data yang diperoleh dari Pasar Sentral
Bulukumba. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis
terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model
matematis dan teori-teori serta hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.
Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatifkarena
hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan
ekspresi matematis serta hubungan-hubungan kuantitatif.24
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pasar Sentral Bulukumba.Objek dalam
penelitian ini adalah Pembeli dan Pedagang.Alasan mengapa Pasar ini menjadi
lokasi penelitian karena pasar tersebut, merupakan salah satu pasar yang dimana
masyarakatnya masih banyak yang belum paham tentang nilai-nilai ekonomi
syariah. Waktu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kurang lebih 2
bulan.
24 Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik 1, 2002. Jakarta, PT Bumi Aksara.
27
C. Variable Penelitian
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi penyebab perubahan pada variabel lain. Dalam penelitian ini terdapat
dua variabel bebas diantaranya Pemahaman Nilai Ekonomi (𝜷)dan Pelaku
jual beli(𝜸). Variabel ini dikatakan variabel bebas dikarenakan keberadaan
variabel ini tidak bergantung pada adanya variabel lain atau bebas dari ada atau
tidaknya variabel lain.
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi atau
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah Pasar (𝝑). Dinamakan variabel terikat karena kondisi atau variasinya
terikat atau dipengaruhi oleh variasi variabel lain, yaitu dipengaruhi oleh
variabel bebas.
D. Defenisi Operasional Variabel
Berikut ini adalah pengertian tentang defenisi operasional variabel:
1. Variabel Pemahaman nilai Ekonomi adalah variabel yang mengarah pada
pengelolaan pasar yang berpotensi untuk memengaruhi pelaku dan variabel
pasar. Variabel mempengaruhi nilai korelasi dan pengaruh sehingga dapat
menjadi nilai pelaku dan pasar. Pengaruh dari variabel pemahaman nilai
28
ekonomi akan memunculkan nilai korelasi dan pengaruh yang dikategorikan
positif signifikan atau pengaruh lemah negatif. Variabel pemahaman nilai
ekonomi memilikimuatanloading faktor dari indikator sebagai pencerminan
dari variabel tersebut. Pengaruh untuk variabel pemahaman nilai ekonomi
mendistribusi pengaruh kedua variabel yang dipengaruhinya.
2. Variabel pelaku jual beli selain dipengaruhi juga berpengaruh terhadap
variabel sebagai pengisi variabel pelaku tersebut. Variabel ini Menimbulkan
pengaruh dan melepaskan pengaruhnya terhadap variabel pasar. Potensi yang
dimiliki oleh variabel pemahaman nilai ekonomi tersebut selain nilai muatan
loading dari distribusi variabel bantuan pemahaman nilai ekonomi , variabel
pelaku jual beli tersebut melepas pengaruhnya terhadap variabel pasar.
3. Variabel pasar adalah variabel yang dipengaruhi dari kedua variabel masing-
masing variabel bantuan pemahaman nilai ekonomi dan variabel pelaku jual
beli ini menjadikan variabel pasar adalah variabel akhir dari tujuan analisis.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suhasimi Arikunto adalah “keseluruhan objek yang
diteliti”.25
Berdasarkan pendapat tersebut populasi dalam penelitian
iniadalahmasyarakat yang tinggal di Kota Bulukumba.Dalam penelitian ini,
25SuharsimiArikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 102.
29
populasi yang dipilih sebanyak 60 orang yang menjadi pembeli dan pedagang
yang berada di pasar sentral bulukumba.
2. Sampel
Adapun sampel yang merupakan bagian dari suatu populasi.26
Maka dari
itu sampel dari penelitian ini adalahseluruh pedagang dan pembeli nasabah
pada pasar sentral bulukumba sebanyak 67 Orang. Pada saat penelitian
berlangsung menggunakan Rumus sloving, sebagai berikut :
Rumus Sloving : n = N
(1+𝑒2N)
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Tingkat error (5%)
Diketahui : n = 80
1+(0.05)2(100)
= 80
1.2
= 67 Responden
F. Instrumen Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder.Data primer, yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan secara
langsung objek yang diteliti, yang berupa angket.Sedangkan data sekunder, yaitu
26 Umar, Husain, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada , 2001), h. 136.
30
data yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat
peristiwa masa lalu yang dapat dapat diperoleh dari jurnal, majalah, buku, data
statisitik maupun dari internet.Selain itu, data juga dapat diperoleh dalam bentuk
yang sudah dipublikasikan yang tersedia di perusahaan seperti literatur, company
profile, jurnal, dan sebagainya. Selanjutnya dalam kegiatan penelitian ini,penulis
menggunakan bebarapa alat yang mendukung dalam melakukan penelitian ini,
yaitu : handphone, alat tulis, serta kamera.
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi
keberhasilan penelitian. Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara
yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Teknik yang dipergunakan dalam
proses pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas metode :27
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung atau peninjauan secara
cermat di lapangan atau lokasi penelitian yang sedang
dilakukan.Observasi dilakukan bertujuan untuk mendapatkan data-data
kongkret di tempat penelitian.Observasi digunakan dalam melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
dan juga ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
27Ejournal.uinsamata.ac.id diakses 10 Oktober 2018.
31
2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan
memberikan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan untuk dijawab oleh
para responden.Dalam hal ini, jumlah maupun kualifikasi para
responden ditentukan berdasarkan dengan metode pengambilan sampel.
Cara pengumpulan data ini dipilih dengan harapan bahwa peneliti,
melalui jawaban responden mampu memperoleh informasi yang relevan
dengan permasalahan yang dikaji dan mempunyai derajat yang
tinggi.Jumlah pertanyaan yang ada, diambil dari masing-masing item
yang diperoleh dari masing-masing indikator variabel, baik indikator
independen maupun variabel dependen.
Angket diberikan langsung kepada responden dengan tujuan agar
lebih efektif dan efesien menjangkau jumlah sampel dan mudah
memberikan penjelasan berkenaan dengan pengisian angket tersebut.
Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini
menggunakan skala Likert dengan skor 1-5, Jawaban responden berupa
pilihan 5 (lima) alternatif yang ada yaitu :
32
Table 3.1
Skala Likert
ALTERNATIF JAWABAN
JAWABAN SKOR
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
3. Wawancara
Dalam wawancara peneliti akan mencatat opini dan hal lain yang
berkaitan dengan penelitian yang ada didalam perusahaan. Dengan
demikian ada banyak informasi yang akan didapat dari hasil wawancara
tersebut. Dalam melakukan penelitian ini akan dilakukan dengan
Wawancara langsung (Direct Interview).
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah wawancara langsung dengan informasi dari
pedagang dan pembeli yang berada di pasar sentral bulukumba.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui
metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti
buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan
33
sebagainya.28
Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan
keterangan dan penerangan pengetahuan dan bukti.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara analisis kuantitatif dengan
menggunakan metode Smart PLS.2.0M3. Partial Least Square (PLS) adalah
suatu metode yang berbasis regresi yang dikenalkan oleh Herman O.A Word
untuk menciptakan dan pembagunan model dan metode untuk ilmu-ilmu sosial
dengan pendekatan yang berorientasi pada prediksi.PLS memiliki asumsi data
penelitian bebas distribusi (Distriburion- Free), artinya data penelitian tidak
mengacuh pada salah satu distribusi tertentu (misalnya distribusi normal).PLS
merupakan pengembangan metode alternatif dari Structural Equation Modeling
(SEM) yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan hubungan diantara
variabel yang kompleksitas namun ukuran sampel datanya yang kompleks
datanya kecil (30 sampai 100), mengingat SEM memiliki ukuran sampel data
minimal 100.
PLS digunakan untuk mengetahui kompleksitas hubungan suatu konstrak
dan konstrak yang lain, serta hubungan suatu konstrak dan indikator-
indikatornya. PLS didefinisikan oleh dua persamaan, yaitu inner model dan outer
model.Inner model menentukan spesifikasi hubungan antara konstrak dan
konstrak yang lain, sedangkan outer model menentukan spesifikasi hubungan
28SuharsimiArikunto, op. cit., h. 149.
34
antara konstrak dan indikator- indikatornya.Konstrak terbagi menjadi dua yaitu
konstrakeksogen dan konstrak endogen.Konstrak endogen merupakan konstrak
penyebab, konstrak yang tidak dipengaruhi oleh konstrak
lainnya.Konstrakeksogen memberikan efek kepada konstrak lainnya, sedangkan
konstrak endogen merupakan konstrak yang dijelaskan oleh
konstrakeksogen.Konstrak endogen adalah efek dari konstrakeksogen.PLS dapat
bekerja untuk model hubungan konstrak dan indikator-indikatornya yang bersifat
reflektif dan formatif, sedangkan SEM hanya bekerja pada model hubungan yang
bersifat reflektif saja.29
29 Imam Ghozali,HengkyLatan, Partial Least Squares, Konsep, Teknik dan Aplikasi
Menggunakan Program Smart Pls 3.0 untuk penelitian empiris, (Semarang: 2015) h. 17-18.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tentang Pasar
1.Sejarah Pasar
Sejak zaman dahulu, sebenarnya manusia sudah berkaitan erat
dengan pusat kegiatan komersil dengan sebutan pasar. Awalnya, pasar di
zaman pra sejarah mengunakan sistem barter yakni menukarkan satu baring
dengan barang yang lainnya. Selama perkembangannya, sistem barter ini
mengalami banyak sekali kendala. Salah satunya adalah nilai barang yang
tidak sesuai dengan barang yang ditukarkan.Masalah lainnya adalah waktu
dan jarak tempuh yang sangat mempersulit masyarakat dan menukarkan
dan memindahkan barang-barangnya.
Tempat yang dipakai untuk menukarkan barang tersebutlah yang
kemudian dikenal dengan istilah pasar.Saat uang mulai muncul, manusia
menukarkan barangnya dengan sistem jual beli.Jika dulu masyarakat pergi
ke pasar pulang dan pergi sesuai dengan kebutuhan, kini sudah banyak
individu atau sekolompok individu yang sengaja menggeluti bidan
perdagangan.Dimana mereka sengaja membuat tempat permanen untuk
menjajakan barang dagangannya. Adapun jenis-jenis pasar dibagi menjadi
beberapa kelompok, berikut ini adalah beberapa diantaranya:
36
a. Berdasarkan waktunya
Berdasarkan waktunya, pasar dibagi menjadi beberapa jenis yakni
pasar mingguan yang diadakan sekali dalam seminggu, pasar harian
yang berlangsung setiap hari, pasar tahunan, pasar bulanan, dan lain
sebagainya.Selain itu, adapun pasar temporer yang muncul pada waktu-
waktu tertentu.Pasar ini biasanya ada saat ada perayaan hari-hari
tertentu seperti pada saat bulan Ramadan, bazaar dan lain sebagainya.
b. Berdasarkan ketersediaan barang
Jika didasarkan atas ketersedian barang, pasar dibedakan menjadi
pasar abstrak dan pasar konkret.Pasar abstrak merupakan pasar yang
didalamnya terdapat interaksi antara pembeli dengan pedagang tanpa
bertatap muka atau secara tidak langsung.Barang yang dijualpun
sifatnya abstrak, misalnya saja pasar modal.Sementara pasar konkret
merupakan pasar yang interaksi jual belinya dilakukan secara
langsung.Barang ataupun jasa yang dijual juga bisa dilihat langsung di
tempat tersebut.Salah satu contohnya adalah pasar tradisional.
c. Berdasarkan proses produksinya
Jika dilihat dari proses produksinya, pasar dibedakan menjadi 2
yakni pasar input dan output. Pasar input merupakan sebuah pasar yang
didalamnya menjediakan berbagai macam faktor produksi sehingga
produsen bisa menghasilkan atau menjual barang yang diinginkan. Di
dalam pasar ini, terdapat model, kewirausahaan, tenaga kerja dan
37
sumber daya alam. Sementara pasar output atau yang dikenal dengan
sebutan pasar produk adalah pasar yang menjadi tempat terjadinya
aktivitas jual beli antara pembeli dan pedagang tehadap produk atau
barang yang dihasilkan oleh perusahaan.
d. Berdasarkan strukturnya
Berdasarkan struktur atau jumlah pembeli dan penjualnya,
pasar dibagi menjadi dua yakni persaingan sempurna dan persaingan
tidak sempurna.Pasar persaigan sempurna salah satu contohnya
adalah tradisional. Sedangkan pasar dengan persaingan tidak
sempurna adalah pasar-pasar monopoli, pasar monopolistic, pasar
monopsoni, pasar oligopoly, dan pasar oligopsoni
e. Berdasarkan luas jangkauannya
Apabilah dilihat dari luas jangkauannya, pasar dibedakan
menjadi tiga macam.Yang pertama adalah pasar nasional yang
merupakan tempat terjadinya interaksi pembeli dan penjual dari
berbagai wilayah atau daerah tapi masih dalam satu Negara.Misalnya
pasar burung, pasar batu akik, pasar batik dan lain-lain.Kedua adalah
pasar internasional yang merupakan tempat terjadinya transaksi
dalam proses jual beli yang berkaitan dengan kepentingan
masyarakat internasional. Dan yang ketiga adalah pasar lokal yakni
tempat adanya hubungan jual beli dalam suatu wilayah atau daerah
tertentu.
38
2. Visi dan misi pasar
a. Visi
Menjadikan pasar tradisional dan modern sebagai sarana unggulan
penggerak perekonomian rakyat dalam mendukung kota Bulukumba menuju
kota dunia berdasarkan kearifan lokal.
b. Misi
Menjediakan pasar tradisional dan modern yang bersih, nyaman, dan
berwawasan lingkungan (pasar sehat). Mejediakan dan membangun human
capital yang berkualitas, professional, dan memiliki integritas
tinggi.Melaksanakan manajemen pengelolaan pasar sesuai dengan prinsip
customer excellent (pelayanan terbaik).
3. Struktur Organisasi Dinas Perdagangan Dan Perindustrian Kab.
Bulukumba
Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu hal penting dalam
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi yang secara langsung membuat skema
wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap anggota organisasi pada setiap
pekerjaan demi terwujudnya tujuan organisasi tersebut. Selain itu struktur
organisasi sering disebut bagan atau skema organisasi dengan cara memberikan
gambaran secara skematis tentang hubungan pekerjaan antara orang yang satu
dengan lainnya yang terdapat dalam satu organisasi untuk mencapai tujuan
bersama. Demikian pula dengan Dinas Perdangan Dan Perindustrian Kab.
Bulukumba personilnya melakukan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab dan
39
wewenangnya masing-masing, dan satu sama lainnya saling berhubungan dalam
usaha menciptakan tujuan perdagangan yang akan tercapai.Untuk lebih jelasnya
akan digambarkan struktur organisasi
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Dinas Perdagangan Dan Perindustrian
Kab. Bulukumba
40
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan penelitian ini adalah analisis
yang diperoleh dari analisis tingkat pemahaman nilai-nilai ekonomi syariah
terhadap pelaku jual beli di pasar sentral Bulukumba dan diolah dengan
menggunakan model Smart PLS 2.0.
a. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Pemahaman Nilai Ekonomi
Table 4.1
Pemahaman Nilai Ekonomi
No
Indikator
Pernyataan Responden
5 4 3 2 1
1 X1 ( perilaku ) 3 64 - - -
2 X2 ( keadilan) 4 63 - - -
3 X3 ( syariah) 18 49 - - -
Kesimpulan :
X1 = untuk indikator (perilaku) yang memiliki kategori setuju sebanyak 64
responden atau 95.52%. Indikator ini mampu memengaruhi variabel
pemahaman nilai ekonomi.
X2 = untuk indikator (keadilan) yang memiliki kategori setuju sebanyak 63
responden atau 94.02%. Indikator ini mampu memengaruhi variabel
pemahaman nilai ekonomi.
41
X3 = untuk indikator (Syariah) yang memiliki kategori setuju sebanyak 49
responden atau 73.13%. Indikator ini mampu memengaruhi variabel label
halal.
2 Pelaku jual beli
Tabel 4.2
Pelaku Jual Beli
No
Indikator
Pernyataan Responden
5 4 3 2 1
1 X4 (curang) 46 21 - - -
2 X5 ( jujur) 47 20 - -
3 X6 ( bersedekah) 24 43 - - -
Kesimpulan
X4 = untuk indikator (curang) yang memiliki kategori setuju sebanyak 46
responden atau 68.65%. Indikator ini mampu memengaruhi variable perilaku
jual beli.
X5 = untuk indikator (jujur) yang memiliki kategori setuju sebanyak 47
responden atau 70.14%. indikator ini mampu memengaruhi variabel perilaku
jual beli.
X6 = untuk indikator (bersedekah) yang memiliki kategori setuju sebanyak
43 responden atau 64.17%. indikator ini mampu memengaruhi variabel
perilaku jual beli.
42
3.Pasar
Tabel 4.3
Pasar
No
Indikator
Pernyataan Responden
5 4 3 2 1
1 Y1 (Transaksi ) 10 57 - - -
2 Y2 ( persaingan) 27 40 - - -
3 Y3 ( pengawasan) 24 43 - - -
Kesimpulan :
Y1 = untuk indikator (Transaksi) yang memiliki kategori setuju sebanyak 57
responden atau 85.07%. Indikator ini mampu memengaruhi variabel pasar.
Y2= untuk indicator (persaingan) yang memiliki kategori setuju sebanyak 40
responden atau 59.70%. indikator ini mampu memengaruhi variabel pasar.
Y3= untuk indikator (pengawasan) yang memiliki kategori setuju sebanyak 43
responden atau 64.17%. indikator ini mampu memengaruhi variabel pasar.
b. Uji Validasi dan Reliability
Diperoleh nilai validasi dan reliability digunakan composite reliability
dengan nilai diatas 0.70 (>0.70) .pemahaman nilai ekonomi 0.72 > 0.70 jadi
data tersebut reliability. Untuk nilai validasi digunakan Cronback Alpha dengan
nilai (0.05) digunakan 0.61> 0.05 sangat valid.Pelaku jual beli0.91> 0.70 jadi
data tersebut reliability.Untuk nilai validasi digunakan Cronback Alpha dengan
nilai (0.05) dugunakan 0.87> 0.05 sangat valid.Pasar nilai 0.62< 0.70 jadi data
43
tersebut cukup reliability. Untuk nilai validasi digunakan Cronback Alpha
(0.05) digunakan 0.2> 0.05 sangat valid.
1). Uji Model Spesification
Measurement Model Specification
Manifest Variabel Scores
Struktural Model Specification
1. Measurement Model Specification
Measurement Model Specification adalah pengukuran Mean (rata2) hasil
idification yang terdiri dari X1 sampai X3 untuk variabel pemahaman nilai
ekonomi, X4 sampai X6 untuk variabel pelaku jual beli,Y1 sampai Y3 untuk
variabel pasar. Terlihat dari olah data menunjukkan pada variabel pemahaman
niali ekonomi adalah X1 rata2>4, X2 rata
2 >4 , X3 rata
2 >4. Pada variabel
produk makanan X4 rata2
> 5, X5 rata2
> 5, X6 rata2
>4. Pada variabel
peningkatan pelayanan adalah Y1 rata2 >4, Y2 rata
2 >4, dan Y3 rata
2>4.
2. Manifest Variabel Score
Variabel pemahaman nilai ekonomi (α)
Variabe pelaku jual beli (β)
Variabel pasar (γ)
Manifest di variabel pemahaman nilai ekonomi telah diukur dari (X1
sampai X3), variabel jual beli telah diukur dari (X4 sampai X6 ) dan variabel
pasar telah diukur dari (Y1 sampai dengan Y2)
44
1. Model Specification adalah sebagai berikut :
Gambar 4.2
Model Specification
Ini adalah struktur (path Model) model jalur Pengaruh variabel (α)
terhadap variabel (β), variabel (β) terhadap variabel (γ) dan variabel (α)
terhadap variabel (γ). Partial Lear Square, untuk diketahui.
Kriteria quality. Dapat dilihat dari :
Tabel 4.4
Kriteria Quality
NO KRITERIA PENJELASAN
1. Overview Gambaran
2. Redundancy Sisa
3. Cronbach Alpha Nilai Standar 0.5
4. Laten Variable Correlations Variabel Tersembunyi
5. R Square Hubungan
6. AVE Rata-rata
7. Communality Berhubungan
8. Total Effects Keseluruhan
9. Composite Reliability Pengabungan dari kevaliditan
Struktur Model Specification Hasil olah data diperoleh melalui
Pemahaman nilai
ekonomi (α)
Pelaku jual beli
(β)
pasar (γ)
H3
H2
H1
45
Smart Partial Least Square (Smart-PLS M3)
Tabel 4.5
Overview
AVE Composite
Reliability R Square
Cronbachs
Alpha Communality Redundancy
PASAR 0.437389 0.626017 0.467288 0.232677 0.437389 0.080409
PELAKU
JUAL BELI 0.788038 0.917699 0.174176 0.875145 0.788037 0.125658
PEMAHAMAN
NILAI
EKONOMI
0.488231 0.729037 0.611041 0.488231
Tabel 4.6
Redundancy
redundancy
PASAR 0.080409
PELAKU JUAL
BELI 0.125658
PEMAHAMAN
NILAI
EKONOMI
Tabel 4.7
Cronbachs Alpha
Cronbachs
Alpha
PASAR 0.232677
PELAKU JUAL
BELI 0.875145
PEMAHAMAN
NILAI
EKONOMI
0.611041
46
Tabel 4.8
R Square
R Square
PASAR 0.467288
PELAKU JUAL
BELI 0.174176
PEMAHAMAN
NILAI
EKONOMI
Tabel 4.9
AVE
AVE
PASAR 0.437389
PELAKU JUAL
BELI 0.788038
PEMAHAMAN
NILAI
EKONOMI
0.488231
Tabel 4.10
Communality
communality
PASAR 0.437389
PELAKU JUAL
BELI 0.788037
PEMAHAMAN
NILAI
EKONOMI
0.488231
47
Tabel 4.11
Total Effects
PASAR
PELAKU
JUAL
BELI
PEMAHAMAN
NILAI
EKONOMI
PASAR
PELAKU
JUAL BELI 0.303103
PEMAHAMAN
NILAI
EKONOMI
0.625634 0.417344
Tabel 4.12
Composite Reliability
Composite Reliability
PASAR 0.626017
PELAKU JUAL BELI 0.917699
PEMAHAMAN NILAI
EKONOMI
0.729037
48
Tabel 4.13
Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean (M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
X1 <-
PEMAHAMAN
NILAI
EKONOMI
0.497958 0.424958 0.26235 0.26235 1.898067
X2 <-
PEMAHAMAN
NILAI
EKONOMI
0.626855 0.580346 0.170892 0.170892 3.668141
X3 <-
PEMAHAMAN
NILAI
EKONOMI
0.907625 0.903407 0.07825 0.07825 11.59906
X4 <- PELAKU
JUAL BELI 0.895278 0.885914 0.143956 0.143956 6.219121
X5 <- PELAKU
JUAL BELI 0.900088 0.891673 0.141653 0.141653 6.354169
X6 <- PELAKU
JUAL BELI 0.867428 0.84703 0.119091 0.119091 7.283723
Y1 <- PASAR 0.680937 0.593546 0.307787 0.307787 2.212363
Y2 <- PASAR 0.917434 0.799317 0.259125 0.259125 3.540508
Y3 <- PASAR 0.082492 0.101283 0.399826 0.399826 0.206319
49
3. Evaluasi Model Pengukuran
Evaluasi model pengukuran adalah evaluasi hubungn antara konstrak dengan
indikatornya.Evaluasi ini meliputi dua tahap, yaitu evaluasi terhadap convergent
validity dan discriminant validity. Convergent validity dapat dievaluasi dalam tiga
tahap, yaitu indikator validasi, reliabilitas konstrak, dan nilai average variance
extracted (AVE). Indikator validitas dapat dilihat dari nilai fakto loading.Bila nilai
faktor loading suatu indikator lebih dari 5 dan nilai t statistik lebih dari 2.0 maka
dapat dikatakan valid.Sebaliknya bila nilai loading factor kurang dari 5 dan memiliki
nilai t statistic kurang dari 2.0 maka dikeluarkan dari model.
Semua loading faktor memiliki nilai t statsistik lebih dari 2.0 sehingga jelas
memiliki validitas yang signifikan. Nilai t statistik untuk loading variabel label halal
X1 sampai dengan X3, untuk variabel produk makanan X4 sampai dengan X6 dan
untuk variabel pendapatan Y1 sampai Y3 adalah valid.
Syarat jika faktor loading > 5 dan nilai t statistic < 2.0 maka dikeluarkan dari
model.dan untuk model penelitian tersebut yang dimana :
1). Variabel pemahaman nilai ekonomi (α) dimana :
X1 (4.029851) >5
X2 (4.044776) >5
X3 (4.263682) >5
50
2). Variabel pelaku jual beli (β) dimana :
X4 (4.666667) >5
X5 (4.691542) >5
X6 (4.427861) >5
3). Variabel pasar (γ) dimana :
Y1 (4.119403) >5
Y2 (4.40796) >5
Y3 (4.303483) >5
Olah data tersebut menunjukkan faktor loading >5 yang diartikan data sangat
akurat (valid).
Semua loading faktor memiliki nilai t statistik lebih dari 2.0 sehingga jelas
memiliki validasi yang signifikan. Nilai t statistik untuk loading faktor indikator
adalah (>2.0)
Tabel 4.14
Overview
AVE Composite
Reliability R Square
Cronbachs
Alpha Communality Redundancy
Pemahaman
nilai
ekonomi
0.488231 0.729037 0.611041 0.488231
Pelaku jual
beli 0.788038 0.917699 0.174176 0.875145 0.788037 0.125658
Pasar 0.437389 0.626017 0.467288 0.611041 0.437389 0.08049
51
Pemeriksaan selanjutnya dari convergent validity adalah reabilitas konstrak
dengan melihat output composite reliability atau cronbac‟s alpha. Kriteria dikatakan
reliable adalah nilai composite reliability atau cronbach‟s alpha lebih dari 0.70. Dari
output berikut menunjukkan konstrak pemahaman nilai ekonomidan pasar memiliki
nilai cronbach‟s alpha kurang dengan nilai 0.611041 dan 0.611041 kurang dari nilai
0.7. Tetapi, bila dilihat dari composite reliability, nilai pemahaman nilai ekonomi dan
pasar 0.729037 dan 0.626017 (<0.70).Sehingga tetap dikatakan cukup
reliable.Konstrak lainnya memiliki nilai composite reliability dan cronbach‟s alpha
diatas 0.70, pemerikasaan terakhir dari convergent validity yang baik adalah apabila
nilai AVE lebih dari 0.5.Berdasarkan table berikut, semua nilai AVE konstruk label
halal, produk makanan dan pendapatan memiliki nilai AVE diatas 0.50.
Evaluasi discriminant validity dilakukan dalam dua tahap, yaitu melihat nilai
cross loading dan membandingkan antara nilai kuadrat korelasi antara konstrak
dengan nilai AVE atau korelasi antara konstrak dengan akar AVE. Kriteria dalam
cross loading adalah bahwa setiap indikator yang mengukur konstraknya haruslah
berkorelasi lebih tinggi dengan konstraknya dibandingkan dengan konstrak lainnya.
Hasil output cross loading sebagai berikut :
52
Tabel 4.15
Cross Loadings
PASAR
PELAKU
JUAL
BELI
PEMAHAMAN
NILAI
EKONOMI
X1 0.284143 -0.03577 0.497958
X2 0.228327 0.141158 0.626855
X3 0.630655 0.485883 0.907625
X4 0.320484 0.895278 0.306946
X5 0.312084 0.900088 0.332316
X6 0.614711 0.867428 0.427751
Y1 0.680937 0.092448 0.439054
Y2 0.917434 0.540892 0.595811
Y3 0.082492 0.455841 -0.13082
Korelasi X1, X2,X3, konstrak pasar adalah 0.284143, 0.228327, 0.630655lebih
rendah dari 0.70. Sama halnya dengan X4, X5, X6.
Berdasarkan tabel cross loading diatas, setiap indikator berkorelasi lebih
rendah dengan konstarknya masing-masing dibandingkan dengan konstrak lainnya,
sehingga dikatakan memiliki discriminant validity yang baik.Pemeriksaan selanjutnya
adalah membandingkan antara korelasi dengan konstrak akar AVE konstrak.
Hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.16
Latent Variable Correlations
PASAR
PELAKU
JUAL
BELI
PEMAHAMAN
NILAI
EKONOMI
PASAR 1
PELAKU JUAL BELI 0.511415 1
PEMAHAMAN NILAI
EKONOMI 0.625634 0.417344 1
53
4. Evaluasi Model Struktural
Tabel 4.17
Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
PELAKU
JUAL BELI ->
PASAR
0.303103 0.298246 0.284812 0.284812 1.064221
PEMAHAMAN
NILAI
EKONOMI ->
PASAR
0.499136 0.43725 0.326618 0.326618 1.528194
PEMAHAMAN
NILAI
EKONOMI ->
PELAKU
JUAL BELI
0.417344 0.415593 0.090524 0.090524 4.610321
Berdasarkan table diatas, untuk variabel pemahaman nilai ekonomi terhadap
pelaku jual beli (Hipotesis 1) memiliki hubungan yang signifikan karena memiliki
nilai t statistic lebih besar dari 2.0.sedangkanvariabel pelaku jual beli dan variabel
pasar (Hipotesis 2 ) dan variabel pemahaman nilai ekonomi terhadap pasar (hipotesis
3 ) memilki nilai t statistik dibawah 2.0. Nilai R Square adalah sebagai berikut :
54
Tabel 4.18
R Square
R
Square
PASAR 0.467288
PELAKU
JUAL BELI 0.174176
PEMAHAMAN
NILAI
EKONOMI
Nilai R Square pasar adalah 0.467288.Artinya, pemahaman nilai ekonomi
dan pelaku jual beli secara simultan mampu menjelaskan variability sebesar 46%.
Nilai R Square pelaku jual beli adalah 0.174176. Artinya pemahaman nilai
ekonomi dan pelaku jual beli secara simultan mampu menjelaskan variability sebesar
17%.
5. Jawaban Hasil Penelitian
a. Hipotesis 1 : Variabel pemahaman nilai ekonomi berpengaruh terhadap
variabel pelaku jual beli
Hasil pengujian outer model yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
hubungan antara variabel pemahaman nilai ekonomi memilki pengaruh besar
terhadap variabel pelaku jual beli.sebesar 4.610321.Sedangkan berdasarkan tabel
distribusi t menunjukkan bahwa thitung = 4.610321 lebih besar dari ttabel = 1.99714
yang menunjukkan bahwa dari hipotesis 1 diterima karena terdapat pengaruh antara
variabel pemahaman nilai ekonomi terhadap variabel pelaku jual beli.
55
b. Hipotesis 2 : Variabel perilaku jual beli tidak berpengaruh terhadap
variabel pasar
Hasil pengujian outer model yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
hubungan antara variabel perilaku jual beli memiliki pengaruh terhadap variabel
pasarsebesar 1.064221. Sedangkan berdasarkan tabel distribusi t menunjukkan bahwa
thitung = 1.064221 lebih kecil dari ttabel = 1.99714 menunjukkan bahwa pada hipotesis 2
ditolak karena terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara variabel perilaku jual
beli terhadap variabel pasar.
c. Hipotesis 3 : Variabel pemahaman nilai ekonomi tidak berpengaruh
terhadap variabel pasar
Hasil pengujian outer model yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
hubungan antara variabel pemahaman nilai ekonomi memiliki pengaruh terhadap
variabel pasar sebesar 1.528194. Sedangkan berdasarkan tabel distribusi t
menunjukkan bahwa thitung = 1.528194 lebih besar dari ttabel = 1.99714 yang
menunjukkan bahwa dari hipotesis 3 ditolak karena terdapat pengaruh yang tidak
signifikan antara variabel pemahaman nilai ekonomi terhadap variabel pasar.
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Variabel pemahaman nilai ekonomi berpengaruh terhadap variabel pelaku jual
beli. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel pemahaman nilai
ekonomi dapat memengaruhi variabel pelaku jual beli
2. Variabel pelaku jual beli tidak berpengaruh terhadap variabel pasar.Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel pelaku jual beli tidak dapat
memengaruhi variabel pasar.
3. Variabel pemahaman nilai ekonomi tidak berpengaruh terhadap variabel
pasar.Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel pemahaman nilai
ekonomi tidak dapat memengaruhi variabel pasar.
B. Saran
Sebagai saran dapat dilakukan dengan membentuk wadah organisasi pelaku
pasar yang siap dilatih dalam bentuk penataran/pembinaan tentang nilai-nilai
ekonomi yang syariah diharapkan yang adanya peran pemerintah untuk membentuk
semacam kelompok pelaku pasar dalam wadah pembinaan pelaku pasar.
57
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an Al-Karim
al-Zuhaili, Whbah, al-fiqh al islam wa Adillatuh, jilid IV, Beirut: Dar Al fikr , 1989.
Andi Intan Cahyani, Fiqh Muamalah.
Arianty, Nel, Analisis Perbedaan Pasar Modern Dan Pasar Tradisional Ditinjau
Dari Strategi Tata Letak (Lay Out) Dan Kualitas Pelayanan Untuk
Meningkatkan Posisi Tawar Pasar Tradisional, Jurnal Manajemen
dan Bisnis, 2013.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian,Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Asis Dahlan Abdul, ed, Ensiklopedi Hukum Islam, jilid 3.
Djamili, R. Abdul, Hukum Islam Berdasarkan Kurikulum Konsorsium Ilmu Hukum,
Bandung: Mandar Maju, 2002.
Djuwaini, Djamajuddin ,pengantar fiqih muamalah ,Yogyakarta: pustaka pelajar,
2008.
Ejournal.uinsamata.ac.id.
Ghozali, Imam,HengkyLatan, Partial Least Squares, Konsep, Teknik dan
AplikasiMenggunakan Program Smart Pls 3.0 untuk penelitian
empiris,Semarang: 2015.
Hanafi, Ahmad, Pengantar dan Sejarah Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1986.
Hasan, Iqbal, Pokok-Pokok Materi Statistik 1, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002.
Hasan,M.Ali,Berbagai macam transaksi dalam islam cet. 1; Jkarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2003.
HR. Al-Barzar dan Al-Hakim.
Http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_syariah Diakses tanggal 6 Desember 2019
pukul 23:29.
https://syaratkita.blogspot.com/Dasar-Hukum-dan-pandangan-islam-mengenai-jual
beli, 2014.
Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta : Rajagrafindi Persada, 2013.
58
Kountur, Roni. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.Edisi Revisi 2.
Jakarta : PPM, 2007.
al-Kahlani, Subul al-Salam.
M.Mursid, Manajemen Pemasaran, Ed.1 Cet, Ke-7, Jakarta : Bumi Aksara, 2014.
Mas‟ud,Ibnu, Abidin Zainal, fiqh Mazhab Syafi’I .
Misbahuddin, E-Commerce dan Hukum Islam,Cet, 1; Alauddin University press,
2012.
Singgih, Santoso dan Fandy, Tjiptono, Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasi
dengan SPSS,Jakarta: Elex Media Komputindo, 2002.
Taymiyah ,IbN, Majmu’Fatawa Shaykh al Islam Ahmad Ibn Taymiyah ,Riyad:
Matbaat al Riyad, 1387 H.
Umar, Husain, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis, Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada , 2001.
RIWAYAT HIDUP
ASMAUL HUSNA, lahir di Bulukumba, tanggal 20 september 1997.
Putri pertamat dari pasangan H.Mallah dan Hj.Hasnah. Penulis
menyelesaikan jenjang pendidikan di SD 328 Ganttarang tepatnya di
Bulukumba Sulawesi Selatan pada tahun 2010. Peneliti melanjutkan
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP satap 15 Bulukumba
2013. Setelah itu peneliti melanjutkan Sekolah Menengah Atas di
SMAN 1 BULUKUMBA jurusan IPS dan tamat pada tahun 2016. Kemudian pada tahun 2016
penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Swasta Universitas Muhammadiyah
Makassar Fakultas Agama Islam pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (S1).Selama
menjadi mahasiswa.
Atas Ridho Allah SWT dan dengan kerja keras, pengorbanan, serta kesabaran, pada tahun
2020 penulis mengakhiri masa perkuliahan S1 dengan judul skripsi “Analisis Tingkat
Pemahaman Nilai-Nilai Ekonomi Syariah Terhadap Pelaku Jual Beli Di Pasar Sentral
Bulukumba.”
KUESIONER ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN NILAI-NILAI EKONOMI
SYARIAH TERHADAP PELAKU JUAL BELI DI PASAR SENTRAL BULUKUMBA
IdentitasPelaku Usaha
NomorKuesioner : (diisioleh penyebar kuesioner)
NamaLengkap :
Umur :
Jenis Usaha :
Jenis Kelamin : L/ P:
PetunjukPengisianKuesioner
Berikan respon anda sebenar-benarnya untuk setiap indikator yang ada pada kolom
sebelah kiri dengan memberikan tanda centang ()pada salah satu angka yang tersedia pada
kolom alternatef jawaban.
Keterangan pilihan jawaban :
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
No
DaftarPernyataan
AlternatifJawaban
1 2 3 4 5
STS TS N S SS
Perilaku (X1)
1 Anda selalu melayani pembeli dengan sopan dan
ramah
2 Anda selalu memberi tahu kepada pelanggan jika
ada cacat barang
3 Saling menghargai antara penjual dan pembeli
Keadilan (X2)
4 Tidak membeda-bedakan antara pelanggan yang
satu dengan pelanggan yang lain
5 Keadilan penting untuk memberikan rasa nyaman
dalam transaksi
6 Keadilan merupakan meletakkan segala sesuatu
pada tempatnya
Syariah (X3)
7 Hukum syariah merupakan kewajiban yang harus
dijalankan oleh manusia
8 Aturan syariah membawa manusia menuju
kebaikan atau kebahagiaan
9 Aturan syariah tidak sulit untuk dijalankan
Curang (X4)
10 Kecurangan dalam jual beli merupakan perbuatan
yang melanggar hukum islam
11 Kecurangan akan membuat pelanggang tidak
percaya dan hanya berdampak kerugian
12 Kecurangan dalam jual beli merupakan
persaingan yang tidak sehat
Jujur (X5)
13 Kejujuran harus diutamakan dalam transaksi jual
beli
14 Kejujuran membawa pelanggan percaya dan akan
menjadi pelanggang tetap
15 Jujur dalam menakar dan menimbang
Bersedekah (X6)
16 Sebagian dalam penjualan disisihkan untuk
disedekahkan
17 Sedekah merupakan kewajiban yang tidak boleh
ditinggalkan
18 Sedekah dapat membawa keuntungan yang lebih
besar
Transaksi (Y1)
19 Transaksi merupakan kegiatan manusia yang
tidak bisa lepas dalam kehidupan sehari-hari
20
Transaksi dalam pasar dapat mempererat tali
silaturahmi
21 Transaksi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
hidup
Persaingan (Y2)
22 Persaingan yang sehat dalam pasar sangat
diperlukan
23 Adanya persaingan menyebabkan lebih
banyaknya pilihan barang
24 Adanya persaingan memicu untuk menghasilkan
produk yang lebih baik dan harga yang lebih
murah
Pengawasan (Y3)
25 Pengawasan dalam pasar penting agar tetap
kondusif
26 Pengawasan dalam pasar penting untuk menjaga
keamanan dan kenyamanan
27 Pengawasan meliputi pembinaan, pengatur, dan
pengawasan hari-hari kegiatan pasar
DOKUMENTASI