analisis tingkat kepuasan organisasi perangkat...
TRANSCRIPT
-
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN ORGANISASI
PERANGKAT DAERAH TERHADAP TINGKAT
KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA PADA
PROYEK BANGUNAN PENGAIRAN DI KOTA
SEMARANG
Skripsi
diajukan sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh
Tri Mulyani
NIM.5101415017
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
-
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama : Tri Mulyani
Nim : 5101415017
Program Studi : Pendidikan Teknik Bangunan S1
Judul : ANALISIS TINGKAT KEPUASAN ORGANISASI
PERANGKAT DAERAH TERHADAP TINGKAT KEPENTINGAN DAN
TINGKAT KINERJA PADA PROYEK BANGUNAN PENGAIRAN DI KOTA
SEMARANG
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
Skripsi Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.
Semarang, 16 Oktober 2019
Pembimbing
Drs. Bambang Sugiyarto, M.T
NIP. 196406011991021001
-
iii
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “ANALISIS TINGKAT KEPUASAN ORGANISASI
PERANGKAT DAERAH TERHADAP TINGKAT KEPENTINGAN DAN
TINGKAT KINERJA PADA PROYEK BANGUNAN PENGAIRAN DI KOTA
SEMARANG” telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Teknik UNNES pada 28 Oktober 2019.
Oleh
Nama : Tri Mulyani
Nim : 5101415017
Program Studi : Pendidikan Teknik Bangunan
Panitia:
Ketua
Aris Widodo,S.Pd., M.T.
NIP. 197102071999031001
Sekretaris
Endah Kanti Pangestuti, S.T., M.T.
NIP. 197207021999031002
Mengetahui:
Dekan Fakultas Teknik UNNES
Dr. Nur Qudus, M.T., IPM.
NIP. 196911301994031001
Penguji 1
Ir. Ispen Safrel, M.Si.
NIP. 195704111988031001
Penguji 2
Ir. Eko Nugroho J., S.Pd., M.T. IPP.
NIP. 197207021999031002
Drs. Bambang Sugiyarto, M.T.
NIP. 196406011991021001
Penguji 3/Pembimbing
-
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di Universitas Negeri
Semarang (UNNES) maupun di perguruan tinggi lain.
2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing dan masukan Tim Penguji.
3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini
Tri Mulyani
NIM. 5101415017
Semarang, 16 Oktober 2019
Yang membuat pernyataan
-
v
MOTTO
Waktumu terbatas, jangan habiskan dengan mengurusi hidup orang lain (Steve
Jobs).
Kesempatan bukanlah hal yang kebetulan, kamu harus menciptakannya (Chris
Grosser).
Hidup dapat dipahami dengan berpikir ke belakang, tapi ia juga harus dijalani
dengan berpikir ke depan (Soren Kiekegaard).
Bekerja keras dan bersikap baiklah, Hal luar biasa akan terjadi (Conan O’Brien).
-
vi
PERSEMBAHAN
Untuk kedua orangtuaku Daroni dan Sri Hartini
Untuk kedua kakakku Indarti dan Dwi Priyono
Untuk kekasihku Andy Rezka Kurniawan
Untuk gengku Naga Air
Untuk teman-temanku Pendidikan Teknik Bangunan 2015
Untuk almamaterku Universitas Negeri Semarang
-
vii
RINGKASAN
Tri Mulyani. 2019. Analisis Tingkat Kepuasan Organisasi Perangkat Daerah
Terhadap Tingkat Kepentingan Dan Tingkat Kinerja Pada Proyek Bangunan
Pengairan Di Kota Semarang. Pembimbing : Drs. Bambang Sugiyarto, M.T.
Pendidikan Teknik Bangunan.
Kualitas pelayanan yang dihasilkan penyedia jasa dapat digunakan untuk
mengukur kepuasan pelanggan, yaitu berdasarkan kinerja yang dihasilkan oleh
penyedia jasa dan kepentingan yang dinilai dari pelanggan. Kepuasan pelanggan
sangat penting untuk diukur karena sangat mempengaruhi loyalitas dari suatu
perusahaan/ penyedia jasa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
pustaka, kuesioner, dan dokumentasi. Studi pustaka digunakan untuk mempelajari
data yang berhubungan dengan objek penelitian, Kuesioner digunakan untuk
mengetahui jawaban dari objek penelitian, dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data dilapangan, berupa dokumen maupun gambar. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan kepuasan dalam
penelitian ini adalah analisis gap (kesenjangan) dalam tingkat kesesuaian tingkat
kinerja dan kepentingan, metode Important Performance Analysis (IPA), dan
metode Customer Satisfaction Index (CSI).
Dari analasis hasil penelitian didapat tingkat kepuasan Organisasi Perangkat
Daerah untuk bangunan pengairan dengan metode tngkat kesesuaian menunjukkan
hasil rata-rata 94,41% artinya OPD merasa belum puas terhadap kinerja yang
dihasilkan penyedia jasa dan analisis gap menunjukkan gap negatif artinya
pelanggan merasa harapannya belum sesai dengan kenyataannya. Sedangkan
dengan menggunakan metode Importance Perfomance Analysis (IPA) berdasarkan
diagram kartesius, ketepatan pembayaran pada sub-kontraktor, tidak adanya sisa
buangan pekerjaan yang tertinggal setelah proyek berakhir, fokus pada kualitas dan
mengurangi perbaikan, penyelenggaraan K3 dan keselamatan konstruksi , dan
penyediaan personil K3 dan lain-lain menjadi prioritas utama yang perlu
ditingkatkan kinerjanya lagi dan dengan Customer Satisfaction Index (CSI) masuk
dalam kategori “puas” dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia
jasa/ kontraktor dengan angka persentase sebesar 82,66%. Kondisi dari ketiga
analisis tersebut hanya berlaku untuk pelaksanaan proyek bangunan pengairan di
Kota Semarang, pada rentang tahun 2017-2018 dan dengan selisih rata-rata
perbedaan harga penawaran terhadap harga perkiraan sendiri sebesar 11,57%.
Kata kunci : Kepuasan, Tingkat Kesesuaian, IPA, dan CSI.
-
viii
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul Analisis Tingkat Kepuasan Organisasi Perangkat Daerah Terhadap
Tingkat Kepentingan Dan Tingkat Kinerja Pada Proyek Bangunan Pengairan Di
Kota Semarang. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan
Universitas Negeri Semarang. Shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua mendapatkan safaat Nya di yaumil
akhir nanti, Amiin.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang atas
kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menempuh studi di Universitas
Negeri Semarang.
2. Dr. Nur Qudus, M.T.,IPM, Dekan Fakultas Teknik yang telah mmebrikan
banyak masukan bagi saya.
3. Aris Widodo,S.Pd., M.T., Ketua Jurusan Teknik Sipil sekaligus Ketua Program
Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan atas fasilitas yang disediakan bagi
mahasiswa.
4. Drs. Bambang Sugiyarto, M.T., Penguji III/Pembimbing yang penuh perhatian
dan atas perkenaan memberi bimbingan dan dapat dihubungi sewaktu-waktu
disertai kemudahan menunjukkan sumber-sumber yang relevan dengan
penulisan skripsi ini.
5. Ir. Ispen Safrel, M.Si., Penguji I yang telah memberikan masukan yang sangat
beharga berupa saran, perbaikan, tanggapan, menambah kalitas skripsi ini
6. Ir. Eko Nugroho Julianto, S.Pd., M.T. IPP., Penguji II yang telah memberikan
masukan berupa saran, ralat, perbaikan, pertanyaan, komentar, tanggapan,
menambah bobot dan kualitas skripsi ini.
-
ix
7. Semua dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNNES yang telah
memberikan bekal pengetahuan yang berharga.
8. Berbagai pihak yang telah memberikan bantuan untuk skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat untuk para pembaca dan
bermanfaat untuk pembelajaran di perguruan tinggi.
Semarang, 16 Oktober 2019
Penulis
-
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi
RINGKASAN ................................................................................................ vii
PRAKATA ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 4
1.3 Batasan Masalah ........................................................................................ 5
1.4 Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA ......................... 11
2.1 Pengadaaan Barang/ Jasa Pemerintah ........................................................ 11
2.1.1 Pengertian ....................................................................................... 12
2.1.2 Jenis-Jenis Pengadaan ..................................................................... 13
2.1.3 Metode Pelelangan Jasa Konstruksi ................................................ 14
2.1.4 Pihak-Pihak Dalam Pengadaaan Barang/ Jasa Pemerintah ............. 16
2.1.5 Harga perkiraan Sendiri (HPS) ....................................................... 20
2.1.6 Harga Penawaran ............................................................................ 21
2.1.7 Layangan Pengadaaan Secara Elektonik ......................................... 22
2.2 Proyek Bangunan pengairan ...................................................................... 23
-
xi
2.3 Kepuasan Pelanggan .................................................................................. 24
2.3.1 Pengertian ....................................................................................... 24
2.3.2 Metode Mengukur Kepuasan Pelanggan ........................................ 25
2.3.3 Kinerja Terhadap Kepuasan ............................................................ 26
2.3.4 Kepentingan Terhadap Kepuasan ................................................... 27
2.3.5 Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja ...................................... 27
2.4 Kriteria Keberhasilan Proyek .................................................................... 28
2.5 Penelitian Yang Relevan ........................................................................... 32
2.6 Kerangka Berfikir ...................................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 35
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................... 35
3.2 Desain Penelitian ....................................................................................... 36
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................. 36
3.3.1 Populasi ........................................................................................... 36
3.3.2 Sampel ............................................................................................. 36
3.4 Variabel Penelitian .................................................................................... 37
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 38
3.5.1 Studi Pustaka ................................................................................... 38
3.5.2 Kuesioner ........................................................................................ 38
3.5.3 Dokumentasi ................................................................................... 38
3.6 Bentuk Instrumen ...................................................................................... 38
3.6.1 Instrumen Kepuasan Pelanggan ...................................................... 38
3.7 Uji Instrumen Data .................................................................................... 42
3.7.1 Uji Validitas .................................................................................... 42
3.7.2 Uji Reliabilitas ................................................................................ 45
3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................. 46
3.8.1 Metode Analisis gap (kesenjangan) ................................................ 46
3.8.1 Metode Important Performance Analysis (IPA) ............................. 47
3.8.2 Metode Customer Satisfaction Index (CSI) .................................... 52
3.9 Alur Penelitian .......................................................................................... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 55
-
xii
4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 55
4.1.1 Hasil Perhitungan Kesesuaian antara Kinerja dan Kepentingan ..... 55
4.1.2 Hasil Perhitungan Hubungan Tingkat kepentingan dan Tingkat
Kinerja .............................................................................................. 61
4.1.3 Hasil Perhitungan Tngkat kepuasan Pelanggan .............................. 62
4.2 Pembahasan ............................................................................................... 64
4.2.1 Analisis Tingkat Kesesuaian antara Kinerja dan Kepentingan ........ 65
4.2.2 Analisis Hubungan Tingkat Kepentingan dengan Tingkat Kinerja . 84
4.2.3 Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan ............................................. 107
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 126
5.1 Simpulan ................................................................................................... 126
5.2 Saran .......................................................................................................... 127
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 129
LAMPIRAN ................................................................................................... 133
-
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Pihak-Pihak Pengadaaan Barang/ Jasa ........................... 16
Gambar 2.2 Skema Kerangka Berfikir ........................................................... 34
Gambar 3.1 Diagram Kartesius IPA ............................................................... 51
Gambar 3.2 Alur Penelitian ............................................................................ 54
Gambar 4.1 Hasil Perhitungan Diagram Kartesius IPA ................................. 61
-
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Selisih Harga Penawaran terhadap Harga Perkiraan Sendiri .......... 37
Tabel 3.2 Skala Penilaian Kepuasan ............................................................... 40
Tabel 3.3 Skala Penilaian Kepentingan ........................................................... 40
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner......................................................... 41
Tabel 3.5 Hasil Analisis Validitas Tingkat Kinerja dan Kepentingan ............ 43
Tabel 3.6 Klasifikasi Kesenjangan (gap)......................................................... 46
Tabel 3.7 Kriteria Kesesuaian ......................................................................... 49
Tabel 3.8 Skor Penilaian Kepuasan ................................................................. 53
Tabel 4.1 Tingkat Kesuaian Kinerja dan kepentingan .................................... 56
Tabel 4.2 Tingkat Kepuasan Pelanggan .......................................................... 62
-
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rekapitulasi LPSE kota Semarang Proyek Bangunan Pengairan
Lampiran 2 Instrumen Penelitian dan Pedoman Penilaian
Lampiran 3 Rekapitulasi Hasil Data Penelitian di Lapangan
Lampiran 4 Hasil Perhitungan Data
Lampiran 5 Surat Bukti Telah Melakukan penelitian
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7 Surat-Surat Administrasi
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Proses pembangunan nasional berkaitan erat dengan bangunan konstruksi.
Jasa konstruksi akan mewujudkan suatu proses pembangunan dalam bentuk
bangunan maupun bentuk fisik lainnya yang dalam proses pelaksanaan berupa
proyek konstruksi. Proyek konstruksi berarti sebuah kegiatan yang bersifat
sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan
biasanya selalu dibatasi olehwaktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber
pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan unik serta pada
umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang bermanfaat atau yang
mempunyai nilai tambah (Siswoyo dkk, 2018). Jasa konstruksi akan mewujudkan
suatu proses pembangunan dalam bentuk bangunan maupun bentuk fisik lainnya.
Sebelum pelaksanaan suatu proyek dilaksanakan, Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) pelaku pengguna anggaran/ pengguna barang /pengguna jasa akan
melakukan pemilihan kontraktor terlebih dahulu melalui Unit Layanan Pengadaaan/
Pokja pemilihan.
Secara umum pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi adalah owner/
pemilik proyek dan penyedia jasa/ kontraktor. Owner disini adalah Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) atau istilah sebelumnya Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) adalah organisasi/lembaga pada pemerintahan daerah yang bertanggung
jawab kepada kepala daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang
terdiri dari sekertariat daerah, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan dan
-
2
Satpol PP sesuai dengan kebutuhan daerah (PP No. 8 Tahun 2003). Setelah
berlakunya PP No. 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah terjadi perubahan
istilah dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berubah menjadi Organisasi
Perangkat Daerah (OPD). Sedangkan Penyedia jasa/ kontraktor dapat didefinisikan
sebagai individu atau individu organisasi yang bertugas membangun proyek sesuai
dengan perjanjian kontrak dimulai antara kontraktor dan klien (Rahman dan Alzubi,
2015). Cara yang digunakan pengguna jasa konstruksi untuk menentukan atau
memilih jasa konstruksi adalah dengan melakukan proses lelang.
Lelang adalah kegiatan yang bertujuan untuk menyeleksi, mendapatkan,
menetapkan dan menunjuk perusahaan yang paling layak untuk mengerjakan suatu
paket pekerjaan (Malik, 2010). Kegiatan lelang ini sebagai ajang para penyedia jasa
konstruksi untuk bersaing mendapatkan suatu proyek. Pelelangan biasanya
menetapkan harga dengan berbagai macam pertimbangan agar bisa memenangkan
proyek tersebut. Sebelum dilakukan lelang akan ada Harga Penawaran Sendiri yang
telah ditetepkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan pada saat peoses lelang
akan muncul Harga Penawaran yang duberikan oleh kontraktor. Proses tersebut
akan memunculkan perbedaan harga penawaran terhadap harga perkiraan sendiri.
Data dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) kota Semarang dari
tahun anggaran 2017-2018 sudah melakukan pelelangan 21 jenis paket pekerjaan
untuk proyek bangunan pengairan. Dari perhitungan data tersebut akan
memunculkan data baru yaitu perbedaan harga penawaran terhadap harga perkiraan
sendiri pada tiap-tiap pekerjaan. Menurut Peraturan Meteri Pekerjaan Umum
No.7/PRT/M/2011 apabila harga penawaran peserta lelang di bawah 80% Harga
-
3
Perkiraan Sendiri, wajib dilakukan evaluasi kewajaran harga secara ketat baik
syarat teknis maupun spesifikasi sehingga menghindari terjadinya penyimpangan
yang mempengaruhi kualitas dan hasil/kerja. Berdasarkan hal tersebut selisih antara
harga penawaran terhadap harga perkiraan yang sendiri yang digunakan pada
penelitian ini maksimal 20%.
Penelitian sejenis ini pernah dilakukan oleh Syahroni dan Siswoyo (2018)
yaitu Analisis Kepuasan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Di Dinas Pekerjaan
Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Lumajang. Perbedaan penelitian yang
dialkukan dengan penelitian sebelumya adalah peneliti ingin membandingkan
antara kinerja dan kepentingan terhadap kepuasan pelanggan yang diukur
berdasarkan kriteria keberhasilan proyek yang terdiri dari 15 indikator dan
penelitian ini dibatasi dengan rata-rata selisih perbedaan harga penawaran terhadap
harga perkiraan sendiri sebsar 11,57% dan hanya pada tahun 2017-2018. Oleh sebab
itu perlu diketahui kualitas dari pelayanan/ hasil kerja apakah sudah sesuai dengan
harapan dari pengguna jasa yang dilihat dari kriteria yang digunakan untuk
mengukur kepuasan tersebut.
Menurut Kotler (2012) jasa berkualitas mempunyai peranan penting dalam
membentuk kepuasan. Kepuasan adalah suatu respon pelanggan sebagai hasil dan
evaluasi ketidaksesuaian kinerja atau tidakan yang dirasakan sebagai akibat dari
tidak terpenuhinya harapan (Supriyono, 2018). Kepuasan pengguna jasa dapat
terlihat ketika memabndingkan antara harapannya berdasarkan kenyataan yang
diperolehnya. Kepuasan juga dapat dilihat berdasarkan Kepuasan Organisaasi
Perangkat sangat perlu diperhatikan karena dari kepuasan yang dihasilkan dari
-
4
pengguna jasa sebagai tolak ukur loyalitas terhadap penyedia jasa tersebut. Apabila
Organisais Perangkat daerah merasa puas/ harapannya terpenuhi maka akan
menggunaan penyedia jasa itu kembali, begitupun sebaliknya apabila pengguna jasa
kecesa maka tidak akan menggunaan penyedia jasa itu kembali. Loyalitas yang
meningkat maka penggunaan produk berulang juga akan meningkat, sehingga laba
yang dihasilkan juga akan meningkat. Artinya bahwa semakin tinggi loyalitas
pengguna jasa maka semakin tinggi tingkat keuntungan perusahaan (Ross, dkk
2005). Akan terjalin hubungan yang baik antara pengguna jasa dengan penyedia
jasa apabila memiliki tujuan yang sama dan tujuan tersebut dapat saling tercapai,
apabila terjadi ketidakcocokan dengan nilai/ tujuan yang dicapai maka akan timbul
permasalahan baru antara kedua belah tersebut sebagai pelaku dalam suatu
pekerjaan suatu proyek. Melihat dari latar belakang tersebut, maka pokok
permasalahan yang menjadi bahan kajian penulis pada penilitian ini adalah
:“Analisis Tingkat Kepuasan Organisasi Perangkat Daerah Terhadap Tingkat
Kepentingan dan Tingkat Kinerja Pada Proyek Bangunan Pengairan di Kota
Semarang ".
1.2 Identifikasi Masalah
Kualitas pelayanan dapat diketahi dengan presepsi pengguna/ pelanggan,
untuk yang peertama presespsi mengenai tingkat kepentingan terhadap pelayanan
tersebut, yang kedua tentang kinerja terhadap pelayanan tersebut dan seberaa besar
kepuasan yang dirasakan dalam pelayanan tersebut. Berdasarkan latar belakang
-
5
yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka identifikasi masalah dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Penyedia jasa menghasilkan kualitas layanan yang tentunya bisa dirasakan oleh
pengguna jasa
b. Kinerja yang dihasilkan oleh penyedia jasa dapat dibandingkan dengan
kepentingan dari pengguna jasa
c. Tingkat kinerja dan tingkat kepentingan dapat digunakan untuk menilai puas/
tidaknya pengguna jasa terhadap penyedia jasa.
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah ini bertujuan agar masalah yang dibahas tidak terlalu melebar
luas, lebih terarah dan sesuai dengan yang telah ditentukan. Batasan masalah
diuraikan sebagai berikut:
a. Objek Penelitian
- Proyek pemerintah berupa bangunan pengairan di kota Semarang yang telah
melakukan proses lelang, ada harga penawaran, sudah memiliki kontrak dan
bukti fisik hasil pekerjaannya sudah selesai.
- Anggaran proyek konstruksi bangunan pengairan dengan Harga Perkiraan
Sendiri diatas Rp. 200.000.000,- / dua ratus juta rupiah.
- Tahun anggaran proyek konstruksi bangunan pengairan dimulai tahun 2017-
2018 dimana hasil pekerjaan konstruksi sudah selesai.
- Selisih perbedaan harga penawaran yang diambil dalam penelitian ini
berdsarkan data LPSE sebasar 20%, namun dalam penelitian ini rata-rata
-
6
selisih perbedaan harga harga penawaran terhadap harga perkiraan sendiri
yang digunakan adalah sebesar 11,57%.
b. Subjek Penelitian
- Subjek dalam penelitian ini adalah pelanggan suatu jasa dan yang dimaksud
pelanggan dalam penlitian ini adalah Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
sebagai pengguna jasa konstruksi untuk proyek bangunan pengairan di kota
Semarang. Organisasi Perangkat Daerah yang dituju dalam penelitian ini
terdiri dari Pengguna Anggaran (PA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK),dan Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan (PPHP)
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas maka rumusan
permasalahannya adalah :
1. Seberapa besar tingkat kepuasan Organisasi Perangkat Daerah terhadap
kesesuaian antara tingkat kinerja dan tingkat kepentingan pada proyek bangunan
pengairan di kota Semarang?
2. Seberapa besar tingkat kepuasan Organisasi Perangkat Daerah terhadap tingkat
kepentingan dan tingkat kinerja pada proyek bangunan pengairan di kota
Semarang?
3. Seberapa besar tingkat kepuasan Organisasi Perangkat Daerah pada proyek
bangunan pengairan di kota semarang?
-
7
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari
penilitian ini adalah :Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan Organisasi
Perangkat Daerah terhadap kesesuaian antara tingkat kinerja dan tingkat
kepentingan pada proyek bangunan pengairan di kota Semarang
1. Untuk mengetahui seberapa besar kepuasan Organisasi Perangkat Daerah
terhadap tingkat kepentingan dan tingkat kinerja pada proyek bangunan
pengairan di kota Semarang
2. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan Organisasi Perangkat Daerah
pada proyek bangunan pengairan di kota semarang
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermnafaat. Manfaat
dari penelitian ini dibagi menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis, diantaranya
sebagai berikut :
1.6.1 Manfaat Teoritis
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan dunia konstruksi terutama dalam bidang
pengadaan barang/ jasa dan dalam bidang manajemen (kepuasan).
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebgai bahan literatur yang memperkaya ilmu
pengetahuan maupun kajian pustaka.
-
8
1.6.2 Manfaat Teoritis
a. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan
mengenai proses pengadaan jasa konstruksi untuk terjun dalam dunia kerja.
b. Bagi universitas, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan bahan
masukan dalam pekuliahan
c. Bagi mahasiswa, menambah wawasan dan melatih kemampuan menulis skripsi.
1.7 Sistematika Penulisan
Secara garis besar dalam penulisan skripsi ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian
awal, isi dan bagian akhir.
a. Bagian awal
Bagian awal skripsi meliputi: judul, lembar pengesahan, pernyataan, motto dan
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan
daftar lampiran.
b. Bagian isi
Isi skripsi disajikan dalam lima bab dengan beberapa sub bab pada tiap babnya.
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini mencakup landasan teori yang digunakan sebagai acuan untuk
mendukung dan melaksanaan penelitian.
Bab III : Metode Penelitian
-
9
Bab ini berisi tentang tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, dan teknik
pengumpulan data.
Bab IV : Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Pada bab ini mencakup analisis data penelitian, hasil penelitian, dan
pembahasannya.
Bab V : Penutup
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang akan
diberikan berdasarkan penelitian.
c. Bagian akhir
Bagian akhir skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang
mendukung hasil penelitian.
-
11
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (PBJP)
2.1.1 Pengertian
Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010
Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah, pengadaan barang/jasa Pemerintah
yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan barang/jasa adalah kegiatan untuk
memperoleh barang/jasa oleh kementerian/lembaga/organisasi perangkat
daerah/institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai
diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa. (Cheng dan Li
2004, dalam Borges et al., 2017 juga menegaskan bahwa ini adalah salah satu
kegiatan utama instansi karena harus memilih pemasok yang tepat untuk
memastikan bahwa proyek akan selesai dan berhasil
Menurut (Rachmadi 2015:24) Pengadaan barang/jasa adalah Pengajuan
penawaran barang dan/ jasa yang dilakukan oleh rekanan atau pemborong dalam
rangka memenuhi atau untuk memperoleh barang dan/ jasa oleh Kementerian,
Lembaga, Organisasi Perangkat daerah (OPD), atau Institusi lainnya.
Sedangkan tujuan dari pengadaan adalah untuk memperoleh barang atau jasa
dengan harga itu dapat dibenarkan, dengan jumlah dan kualitas yang sesuai, seperti
serta penyelesaian tepat waktu (Rahmawati, et.al, 2016). Selain itu, ruang lingkup
PBJP yang diatur dalam Pasal 2 Perpres No. 54 Tahun 2010 meliputi:
a. Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan K/L/D/I yang pembiayaannya baik
sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/ APBD.
-
12
b. Pengadaan untuk investasi di lingkungan Bank Indonesia, Badan Hukum Milik
Negara dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha milik Daerah
(BUMD) yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya dibebankan pada
APBN/APBD. Investasi di sini merupakan pembelanjaan modal sebagai
penambahan aset atau untuk peningkatan kapasitas instansi tersebut.
c. Pengadaan barang dan jasa yang seluruhnya atau sebagian dananya bersumber
dari pinjaman atau hibah. Pinjaman atau hibah dalam hal ini berasal dari luar
negeri yang diterima oleh pemerintah pusat atau daerah.
2.1.2 Jenis-Jenis Pengadaan
Pengadaan barang dan jasa pemerintah sesuai dengan peraturan Peraturan
Presiden No. 54 tahun 2010 menyebutkan bahwa kegiatan barang dan jasa
pemerintah dibagi menjadi empat kategori. Berikut ini akan dijelaskan empat
katgeori tersebut secara singkat sebagai berikut:
a. Barang, yaitu setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak
maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau
dimanfaatkan oleh Pengguna Barang. Contoh : bahan baku, barang setengah
jadi, barang jadi/peralatan.
b. Pekerjaan Konstruksi, yaitu seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya. Contoh
Pekerjaan membangun gedung mencakup pekerjaan arstektural, sipil,
mekanikal, elektrikal dan tata lingkungannya beserta kelengkapannya;
konstruksi bangunan kapal, pesawat atau kendaraan tempur; pekerjaan yang
-
13
berhubungan dengan persiapan lahan; penggalian dan/atau penataan lahan
(landscaping); perakitan atau instalasi komponen pabrikasi; penghancuran
(demolition) dan pembersihan (removal); reboisasi dan sejenisnya.
c. Jasa Konsultansi, yaitu Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang
membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang
mengutamakan adanya olah pikir (brainware). Contoh : jasa rekayasa
(engineering); jasa perencanaan (planning), perancangan (design) dan
pengawasan (supervision) untuk Pekerjaan Konstruksi; jasa perencanaan
(planning), perancangan (design) dan pengawasan (supervision) untuk pekerjaan
selain Pekerjaan Konstruksi, seperti transportasi, pendidikan, kesehatan,
kehutanan, perikanan, kelautan, lingkungan hidup, kedirgantaraan,
pengembangan usaha, perdagangan, pengembangan SDM, pariwisata, pos dan
telekomunikasi, pertanian, perindustrian, pertambangan, energi; jasa keahlian
profesi, seperti jasa penasehatan, jasa penilaian, jasa pendampingan, bantuan
teknis, konsultan manajemen, konsultan hukum.
d. Jasa Lainnya, yaitu jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang
mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang
telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau
segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konsultansi, pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi dan pengadaan Barang. Contoh : jasa boga (catering
service); jasa layanan kebersihan (cleaning service); jasa penyedia tenaga kerja;
jasa asuransi, perbankan dan keuangan; jasa layanan kesehatan, pendidikan,
pengembangan sumber daya manusia, kependudukan; jasa penerangan,
-
14
iklan/reklame, film, pemotretan; jasa percetakan dan penjilidan; jasa
pemeliharaan/perbaikan; jasa pembersihan, pengendalian hama (pest control)
dan fumigasi; jasa pengepakan, pengangkutan, pengurusan dan penyampaian
barang; jasa penjahitan/konveksi; jasa impor/ekspor; jasa penulisan dan
penerjemahan; jasa penyewaan; jasa penyelaman; jasa akomodasi; jasa angkutan
penumpang; jasa pelaksanaan transaksi instrumen keuangan; jasa
penyelenggaraan acara (event organizer); jasa pengamanan; jasa layanan
internet; jasa pos dan telekomunikasi; jasa pengelolaan aset.
2.1.3 Metode Pelelangan Jasa Konstruksi
Menurut Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 metode pemilihan jasa
konstruksi adalah sebagai berikut:
a. Pelelangan Umum
metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk
semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat. Pemilihan penyedia jasa
konstruksi pada prinsipnya dilakukan melalui metode pelelangan umum.
b. Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas dilakukan apabila perkerjaan bersifat kompleks dan diyakini
jumlah penyedia yang mampu terbatas.
c. Pemilihan Langsung
Pemilihan langsung apabila pekerjaan tidak bersifat kompleks dan bernilai
paling tinggi Rp.5.000.000.000,- / lima milyar rupiah.
-
15
d. Penunjukan Langsung
Dilakukan dengan mengundang satu penyedia barang/ jasa yang dinilai mampu
melaksanakan pekerjaan dan atau memenuhi kualifikasi serta dalam keadaan
tertentu, bersifat khusus. Kriteria atau keadaan memungkinkan dilakukan
penunjukan langsung diantaranya:
- penanganan darurat yang tidak bisa direncanakan sebelumnya dan waktu
penyelesaian pekerjaan harus segera dan tidak dapat ditunda,
- pertahanan negara,
- bersifat rahasia,
- pekerjaan kompleks,
- keselamatan/ perlindungan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak
dapat ditunda, dan
- konstruksi bangunan satu kesatuan sistem konstruksi,
Sedangkan untuk keadaan konstruksinya, kriterianya adalah:
- kompleks, konstruksi bangunan satu kesatuan sistem konstruksi, dan
- sarana prasarana di perumahan.
e. Pengadaan Langsung
Pengadaan langssung dapat dilakukan terhadap pengadaan pekerjaan kosntruksi
yang bernilai maksimal Rp.200.000.000,-/ dua ratus juta rupiah dengan
ketentuan:
- kebutuhan operasional kementerian/ lembaga/ daerah/ institusi,
- teknologi sederhana,
- resiko kecil, dan
-
16
- dilaksanakan oleh penyedia jasa usaha orang-perseorangan/ badan usaha kecil
serta koperasi kecil.
2.1.4 Pihak-Pihak Dalam Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54. Tahun 2010, pihak-pihak yang
berkaitan dengan pengadaan barang/ jasa pemerintah akan dijelasakan pada Gambar
2.1 dan akan diurain lebih rinci sebagai berikut :
Sumber : PP No. 54 Tahun 2010
Gambar 2.1 Skema Pihak-Pihak Pengadaaan Barang/ Jasa
Sedangkan untuk rincian tugas dan wewenang pihak-pihak dalam proses pengadaan
barang/ jasa adalah sebagai berikut :
a. Pengguna Anggaran (PA) / Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Pengguna Anggran adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran
K/L/SKPD atau Pejabat yang disamakan pada Institusi lain Pengguna
APBN/APBD sedangkan Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang
-
17
ditetapkan oleh PA (KPA pada K/L/D/I) untuk menggunakan APBN atau
ditetapkan oleh Kepala Daerah (KPA pemerintah daerah) untuk menggunakan
APBD. Tugas dan Wewenang PA/ KPA adalah sebagai berikut :
1) Menetapkan dan mengumumkan RUP paling kurang di website K/L/D/I.
2) Menetapkan Organisasi Pengadaan (PPK, PP, PPHP)
3) Menetapkan Pemenang Pengadaan:
B/PK/JL > Rp 100 Milyar
Jasa Konsultansi > Rp 10 Milyar
4) Menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan ULP/PP.
5) Mengawasi pelaksanaan anggaran dan pelaporan keuangan.
6) Mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh dokumen Pengadaan.
b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA untuk bertanggung jawab atas
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. Tugas dan wewenang PPK adalah sebagai
berikut :
1) HPS adalah hasil perhitungan volume tiap-tiap pekerjaan dikalikan dengan
Harga Satuan masing-masing pekerjaan, ditambah dengan beban pajak,
overhead dan keuntungan yang nilainya ditetapkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK).
2) Menetapkan rencana pelaksanaan PBJ yang meliputi Spesifikasi teknis
barang/jasa, Rencana Kontrak, dan Harga Perkiraan Sendiri (HPS).
-
18
Untuk HPS itu sendiri adalah hasil perhitungan seluruh volume pekerjaan
dikalikan dengan Harga Satuan ditambah dengan seluruh beban pajak dan
keuntungan.
Dalam Peraturan Presiden Nomor. 54 Tahun 2010 tenang pengadaan
barang /jasa. HPS disusun dengan memperhitungkan keuntungan dan biaya
overhead yang dianggap wajar. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) digunakan
sebagai :
a) Alat untuk menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya.
b) Dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah untuk
pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dan pengadaan jasa
konsultansi yang menggunakan metode pagu anggaran; dan
c) Dasar untuk menetapkan besaran nilai jaminan pelaksanaan bagi
penawaran yang nilainya lebih rendah dari 80% (delapan puluh perseratus)
nilai total HPS.
3) Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang dan Jasa (SPPBJ) dan
penandatangan kontrak
4) Menyetujui bukti pembelian atau menandatangani kuitansi/ Surat Perintah
Kerja(SPK)/surat perjanjian
5) Melaksanakan dan mengendalikan pelaksanaan kontrak
6) Melaporkan kemajuan pekerjaan
7) Melaporkan pelaksanaan dan menyerahkan hasil pekerjaan kepada PA/KPA
8) Menyimpan dan menjaga seluruh dokumen pelaksanaan
-
19
c. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
Peraturan Presiden No. 58 Tahun 2005 menyatakan bahwa Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah pejabat pada unit kerja
SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai
dengan bidang tugasnya. PA/KPA menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD
selaku PPTK untuk melaksanakan program dan kegiatan, dengan tugas
mencakup :
1) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
2) Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
3) Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan
kegiatan.
d. Unit Layanan Pengadaan (ULP)
Unit organisasi K/L/D/I yang berfungsi melaksanakan PBJ yang bersifat
permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada yang
dibentuk oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi.
Tugas dan wewenang ULP adalah sebagai berikut:
1) Menyusun rencana pemilihan penyedia
2) Menetapkan dokumen pengadaan
3) Mengusulkan Tenaga Ahli
4) Mengusulkan perubahan HPS dan/atau perubahan spesifikasi teknis
pekerjaan
5) Menetapkan besaran nominal jaminan penawaran
6) Melakukan proses pemilihan penyedia B/J
-
20
7) Membuat laporan proses dan hasil pengadaan kepada Menteri/Kepala Daerah
(PP kepada PA/KPA)
8) Membuat pertanggung-jawaban atas pelaksanaan kegiatan pengadaan kepada
PA/KPA.
e. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP)
Panitia/Pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan
menerima hasil pekerjaan. Tugas dan wewenang PPHP adalah sebagai berikut :
1) Memeriksaan hasil pekerjaan sesuai dengan kontrak
2) Menerima hasil pengadaan setelah melalui pemeriksaan/pengujian
3) Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.
f. Penyedia Barang/ Jasa
Badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan barang/pekerjaan
konstruksi/jasa konsultansi/ jasa lainnya. Pada proses pengadaan barang/ jasa
pemerintah para penyedia jasa akan menyampaikan harga penawaran untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi atau pemasok barang/ jasa tersebut.
2.1.5 Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Menurut PP No.54 Tahun 2010, HPS adalah hasil perhitungan volume tiap-
tiap pekerjaan dikalikan dengan Harga Satuan masing-masing pekerjaan, ditambah
dengan beban pajak, overhead dan keuntungan yang nilainya ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Berdasarkan HPS yang ditetapkan oleh PPK,
ULP/Pejabat Pengadaan mengumumkan nilai total HPS.
-
21
HPS bukan sebagai dasar untuk menentukan besaran kerugian negara
Beberapa kegunaan dari HPS, yaitu :
a. Alat untuk menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya;
b. Dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah:
1) Untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya, kecuali
pelelangan yang menggunakan metode dua tahap dan pelelangan terbatas
dimana peserta yang memasukkan penawaran harga kurang dari 3 (tiga); dan
2) Untuk pengadaan jasa konsultansi yang menggunakan metode pagu
anggaran.
c. Dasar untuk menetapkan besaran nilai jaminan pelaksanaan bagi penawaran
yang nilainya lebih rendah dari 80% (delapan puluh per seratus) nilai total HPS
2.1.6 Harga Penawaran
Menurut PP No.54 Tahun 2010, Harga Penawaran adalah harga yang dihitung
dan diajukan oleh peserta lelang/ para kontraktor dengan berpedoman kepada nilai
total Harga Perkiraan Sendiri (HPS). Batas penawaran tersebut termasuk biaya
overhead yang meliputi antara lain biaya keselamatan dan kesehatan kerja,
keuntungan, dan beban pajak.
Penawaran harga dari kontraktor dibuat dengan mempertimbangkan aspek
(Malik, 2013):
a. Kompetitif, yaitu memiliki daya saing sehingga berpeluang untuk
dipertimbangkan sebagai calon pemenang lelang. Harga yang terlalum tinggi
-
22
cenderung kehilangan daya saing, sedangkan harga yang terlalu rendah
berpotensi menimbulkan risiko rugi.
b. Responsibilitas, yaitu dihitung secara profesional dan realistis sehingga dapat
dipertanggungjawabkan untuk dapat mentranformasi sumber daya proyek
(bahan/material, peralatan,tenaga kerja, dan teknologi) menjadi produk
barang/jasa dengan kualitasdan kuantitas sebagaimana disyaratkan oleh
pengguna barang/jasa.
c. Profitabilitas, yaitu memiliki sifat dapat memberi keuntungan.
2.1.7 Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
Lelang elektronik dalam industri konstruksi adalah jenis berbagai bentuk
pengadaan elektronik yang merupakan prosedur pemilihan kontraktor untuk
menemukan kontraktor yang kompeten yang terdaftar di Unit Layanan Pengadaan
(ULP) menggunakan Informasi dan Komunikasi dan Teknologi (TIK) berbasis
internet. (Mangitung dan Novitasari, 2015).
Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang selanjutnya disebut LPSE adalah
unit kerja K/L/D/I yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan
Pengadaan Barang/ Jasa secara elektronik (Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010).
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang
atau Jasa Pemerintah dan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2014 bahwa pengadaan
barang/pekerjaan konstruksi/kasa lainnya yang bernilai di atas Rp 200 juta dan
pengadaan jasa konsultasi yang nilainya di atas Rp 50 juta pada seluruh unit kerja
-
23
di lingkungan Sekretariat Kabinet wajib dilakukan secara elektronik (e-
procurement) melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
2.2 Proyek Bangunan Pengairan
Proyek konstruksi adalah kegiatan yang bersifat sementara, tidak berulang,
mempunyai waktu awal dan waktu akhir (waktu terbatas), sumber daya terbatas
dan mempunyai tujuan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan
(Sulistyantoro dkk, 2017). Dari pengertian tersebut konstruksi dapat dibedakan
menjadi dua jenis kelompok bangunan, yaitu Ervianto,(2005) dalam Rini (2017):
a. Bangunan gedung: rumah, kantor, pabrik, dan lain-lain. Ciri-ciri dari kelompok
bangunan ini adalah:
1) Proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau tinggal.
2) Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang relatif sempit dan kondisi pondasi
umumnya sudah diketahui.
3) Manajemen dibutuhkan, terutama untuk progressing pekerjaan.
b. Bangunan sipil: jalan, jembatan, bendungan, dan infrastruktur lainnya. Ciri-ciri
dari kelompok bangunan ini adalah:
1) Proyek konstruksi dilaksanakan untuk mengendalikan alam agar berguna
bagi kepentingan manusia.
2) Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang dan kondisi
pondasi sangat berbeda satu sama lain dalam suatu proyek.
3) Manajemen dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan.
-
24
Pada penelitian ini proyek yang digunakan sampel adalah proyek bangunan
sipil yang menurut cicir-ciri diatas pada poin pertama, yaitu proyek yang digunakan
untuk mengendalikan alam agar berguna bagi manusia. proyek yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah proyek bangunan pengairan
Bangunan pengairan difungsikan sebagai pengaliran air, pengendali banjir,
dan tampungan air. Bangunan pengairan yang dimaksud dalam PERMEN PUPR
No. 9 Tahun 2015 berdasarkan Undang-Unadang No. 11 Tahun 1974 tentang
Pengairan bahwa bentuk dari bangunan pengairan diantaranya irigasi, kolam/ dam
parit, PAH (Penampung Air Hujan), bendung, embung, kolam, waduk, sistem
penyediaan air, tanggul, bendungan, pengembangan instalasi pengelolaan air
limbah, dan sebagai sarana rekreasi seperti danau buatan dan air mancur.
2.3 Kepuasan Pelanggan
2.3.1 Pengertian
Kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa sesorang yang
timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil)
terhadap ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan
tidak akan puas dan jika kinerja melebihi ekspektasi, pelangganakan akan sangat
puas atau senang (Kotler dan Lane, 2009:138).
Kepuasan juga dapat ditentukan sebagai fungsi perbandingan antara persepsi
individu tentang suatu hasil dan harapannya untuk hasil itu (Locke,1970 dalam
Aliakbarlou, et al.,2018). Wilkie dalam Tjiptono (2000:89) mendefinisikan
-
25
kepuasan sebagai tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman
konsumsi suatu produk atau jasa.
Pelanggan dapat didefinisikan sebagai pemilik proyek dan yang
membutuhkan fasilitas yang dibangun. Secara sederhana istilahnya, pelanggan
adalah mereka yang membeli produk atau layanan (Terry, 2002 dalam Omonowi
dan Lawal, 2014). Sedangkan Pelanggan membandingkan kinerja produk dengan
standar internal, mereka puas ketika produk melebihi standar ini, dan kecewa (atau
tidak puas) ketika itu jatuh di bawahnya (Haverila dan Fehr, 2016).
Menurut Engel, et al dalam Tjiptono (2000:89) menyatakan bahwa kepuasan
pelanggan merupakan evaluasi pembeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-
kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan
timbul apabila hasil tidak memenuhi harapan Sementara itu, kepuasan pelanggan
tercapai bila kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan terpenuhi, berupa
asumsi, pemenuhan persyaratan dan/ spesifikasi yang diinginkan, dan harapan yang
menimbulkan kesenangan (Tjiptono, 2005:130).
2.3.2 Metode Mengukur Kepuasan Pelanggan
Ada empat metode yang bayak digunakan dalam mengukur kepuasan
pelanggan, Kotler dalam Tjiptono (2000:101) sebagai berikut:
a. Sistem Keluhan dan Saran
Setiap organisasi jasa wajib memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para
pelanggan untuk menyampaiakn kritik, saran, pendapat, dan keluhan. Media
-
26
yang digunakan berupa kotak saran, kartu komentar, saluran telfon bebas pulsa,
website, dan lain-lain.
b. Ghost Shopping
Perusahaan jasa mempekerjakan bebrapa orang ghost shoppers untuk berperan
sebagai pelanggan potensial jasa perusahaan/ pesaing. Mereka lantas
melaporkan berbagai temuan penting berdasarkan pengalamannya mengenai
kekuatan dan kelemahan jasa perusahaan dibanding para pesaing.
c. Lost Customer Analysis
Perusahaan sebaiknya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti
membeli atau yang telah beralih pemasok, agar dapat memahami mengapa hal
itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan atau
penyempurnaan selanjutnya.
d. Survey Kepuasan Pelanggan
Melalui survey, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan baik
langsung dari pelanggan dan juga memberikan sinyal positif bahwa perusahaan
menaruh perhatian terhadap mereka.
2.3.3 Kinerja Terhadap kepuasan
Kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun
kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugas
kinerjanya sesuai dengan tangggungjawab yang diberikan kepadanya
(Mangkunegara, 2002:67). Menurut Babin dan Boles dalam Sari dan Susilo, (2018)
kinerja adalah tingkat produktifitas sesorang karyawan yang terkait rekan kerja,
-
27
hasil dan perilaku yang terkait dengan tugas. Kinerja juga dapat dikatakan sebagai
prestasi atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggungjawab
yang diberikan (Mangkunegara, 2002:67). Dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
hasil pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia jasa dalam jangka waktu yang telah
ditentukan dalam melaksankan tugas dan penuh tanggungjawab untuk mencapai
tujuan yang telah disepakati.
2.3.4 Kepentingan Terhadap Kepuasan
Kepentingan menurut KBBI, memiliki dua arti yaitu kepentingan berasal dari
kata dasar penting. Kepentingan adalah sebuah homonim karena memiliki ejaan dan
pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Kepentingan memiliki arti sebagai
keperluan, kebutuhan, atau ketertarikan (interest) seseorang terhadap suatu benda
dan atau segala yang dibendakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2019). berarti
keperluan, kebutuhan. Kepentingan bisa bersifat individu atau kelompok.
Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika
individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan
dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kepentingan akan menimbulkan
masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya (Supriyono, 2018).
2.3.5 Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja
Kinerja dapat diartikan sebagai proses pekerjaan yang telah dicapai dari awal
sampai tercapainya tujuan akhir. Kepuasan tercapai apabila kinerja pelayanan yang
-
28
dirasakan sesuai dengan yang diharapkan. Secara umum tingkat kepentingan
pelanggan didefinisikan sebagai standar acuan dalam menilai suatu jasa/ produk
sebelum pelanggan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa tersebut.
Menurut Supriyono (2018) ada dua tingkat kepentingan pelanggan, yaitu
layanan cukup dan layanan yang diinginkan. Layanan cukup adalah tingkat kinerja
jasa minimal yang masih dapat diterima berdasarkan perkiraan jasa yang mungkin
akan diterima dan tergantung pada alternatif yang tersedia. Layanan yang
diinginkan adalah suatu tingkat kinerja jasa yang diharapkan akan diterima
pelanggan, yang merupakan gabungan dari kepercayaan pelanggan mengenai apa
yang dapat dan harus diterima. Penelitian yang dilakukan oleh Prabowo pada
karyawan di Kementerian Keuangan, bahwa Tingkat Kinerja dan Tingkat
Kepentingan mempunyai pola yang hampir seragam, dimana untuk indikator
dengan tingkat kinerja yang lebih tinggi juga memiliki tingkat kepentingan yang
relatif lebih tinggi, sementara untuk indikator dengan tingkat kinerja yang relatif
lebih rendah juga memiliki tingkat kepentingan yang lebih rendah. Namun
demikian, tingkat kinerja secara umum masih berada di bawah tingkat kepentingan
(Prabowo, 2017).
2.4 Kriteria Keberhasilan Proyek
Kriteria keberhasilan proyek dapat digunakan sebagai standar untuk menilai
suatu objek, dalam penelitian ini keberhasilan proyek digunakan untuk mengukur
kepuasan pengguna jasa. Menurut Ika (2009) dalam williams et al (2015) bahwa
keberhasilan proyek termasuk "tempat yang baik" untuk memperkuat pentingnya
-
29
perspektif pelanggan dalam proyek. Keberhasilan proyek terdiri dari standar atau
kriteria yang digunakan mencapai suatu tujuan. Sekumpulan tujuan dari tiap-tiap
proyek dapat digunakan untuk mengukur suatu kinerja. lebih dalam lagi, kriteria
diperlukan untuk membandingkan goal level dengan perfomance level, sedangkan
keberhasilan proyek adalah untuk mencapai tujuan proyek dan kepuasan
stakeholders (Sufa, 2012). Menurut Chan (2002) dalam Sufa (2012) Indikator
Keberhasilan Proyek terdiri dari 15 kriteria, kriteria ini digunakan sebagai pedoman
dalam membuat pertanyaan terhadap kuesioner yang digunakan untuk mengukur
kepuasan pelanggan. Berikut ini 15 kriteria keberhasilan proyek yang secara
detailnya adalah sebagai berikut ini:
a. Time (Waktu)
Waktu didefinisikan sebagai perbandingan waktu menyelesaikan proyek dengan
durasi yang dialokasikan pada kondisi normal.
b. Cost (Cost)
Biaya didefinisikan sebagai perbandingan biaya menyelesaikan proyek pada
kondisi normal dengan anggaran yang dialokasikan.
c. Quality (Kualitas)
Kualitas merupakan kondisi dimana proyek memenuhi spesifikasi teknis, fungsi
dan penampakan.
d. Technical Perfomance (Kinerja Teknis)
Pada proses konstruksi, kejelasan instruksi merupakan hal yang sangat penting
untuk meraih keberhasilan. Begitu juga dengan cakupan proyek dan spesifikasi
harus jelas dan dimengerti oleh semua pihak.
-
30
e. Educational, Social and Profesional Aspects (Aspek pendidikan, sosial dan
profesional)
Aspek ini berkaitan dengan lingkungan sekitar proyek serta kualitas SDM/
tenaga ahli yang digunakan.
f. Aesthetics (Estetika)
Estetika konstruksi suatu bangunan berkaitan keindahan bentuk dan ruang maka
pemaparan estetika arsitektur ini diarahkan pada pembahasan arsitektur sebagai
ilmu dan seni
g. Professional Image (Citra Profesional)
Citra profesional adalah gambaran tentang keprofessionalan seseorang atau
sesorang memiliki keahlian dan ketrampilan, juga sikap mental dan tingkah laku
yang baik.
h. Environmental Sustainability (Kelestarian Lingkungan)
Akibat dari proyek kinstruksi pada lingkungan biasanya negative. Sebagai
contoh, adanya limbah konstruksi, yang diukur dari selisih antara jumlah
keseluruhan material yang diantarkan ke lokasi proyek terhadap jumlah
pekerjaan yang diselesaikan. Pada kenyataannya, kebisingan digunakan sebagai
kriteria untuk mengevaluasi keberhasilan proyek.
i. Profitability (Keuntungan)
Keuntungan didefinisikan sebagai ukuran keberhasilan financial suatu proyek.
Profit sebagai criteria fase post konstruksi karena sudah selesai semua
pembayaran dan pengeluaran.
-
31
j. Productivity (Produktivitas)
Produktivitas dapat diterima secara universal sebagai salah satu criteria
keberhasilan proyek, juga menjadi indicator efektifitas biaya proyek.
Produktivitas mengacu pada jumlah sumber daya yang digunakan untuk
menyelesaikan proyek.
k. Functionality (Fungsi)
Kriteria ini berkaitan dengan ekspektasi partisipan proyek dan dapat diukur
melalui derajat konfirmasi terhadap seluruh spesifikasi kinerja.
l. Absence of Conflicts (Tidak adanya konflik)
Yaitu keadaan yang diupayakan oleh klien, kontraktor untuk menciptakan
keadaan aman dalam suatu kelompok / masyarakat agar tidak menimbulkan
konflik atau setelah selesai pekerjaan tidak menimbulkan konflik. Dari penyedia
jasa tentunya dapat selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait pada saat
peoyek tersebut berlangsung.
m. Satisfaction (Kepuasan)
Kepuasan dideskripsikan sebagai tingkat kebahagiaan pihak stakeholder yang
dipengaruhi proyek, misalnya klien, arsitek, kontraktor, subkontraktor, surveyor,
engineer, end-users serta pihak ketiga.
n. Completion (Penyelesaian)
Penyelesaian dalam konstruksi yang dimaksud adalah penyelesaian tagihan,
melakukan serah terima pekerjaan serta masih melakukan pemilaharaan
bangunan sampai masa pemeliharaan selesai.
-
32
o. Health and Safety (Kesehatan dan keselamatan)
Kesehatan dan keselamatan didefinisikan sebagai jumlah kecelakaan yang
terjadi selama penyelesaian proyek dan segala bentuk upaya pencegahan agar
tidak terjadi kecelakaan pada saat pekerjaan konstruksi dimulai.
2.5 Penelitian Yang Relevan
Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya diperlukan untuk
mendasari penelitian yang dilakukan. Dengan penelitian relevan juga dapat
dijadikan sebagai bukti/ pembenaran data yang telah dilakukan oleh peneliti. Selain
itu, dapat juga digunakan sebagai pembanding penelitian yang dilakukan, berikut
ini penelitian yang serupa dan pernah dilakukan, diantaranya sebagai berikut :
a. Syahroni dan Siswoyo, 2018, Analisis Kepuasan Owner Terhadap Kinerja
Kontraktor Di Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten
Lumajang, teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner yang
berisi pertanyaan-pertanyaan, kemudian variabel yang diteliti yaitu mutu, waktu,
biaya, manajerial, dan micelinious. Penelitian ini menggunakan metode
Customer Satisfaction Index (CSI) dan dilakukan uji instrumen data dari hasil
jawaban responden dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package
for the Social Sciences). Dari hasil CSI didapat kesimpulan bahwa kepuasan
owner sebesar 66,32% yang berarti termasuk dalam kriteria puas. Namun dalam
penelitian ini tidak menggunakan metode Importance Perfomance Analysis
(IPA)
-
33
b. Fitriana, dkk, 2014, Pengukuran Kepuasan Kontraktor Terhadap Kinerja klien
Pada Proyek konstruksi Swasta, teknik pengumpulan data pada penelitian
inidengan cara wawancara dan menggunakan kuesioner. Metode penelitian yang
digunakan yaitu Customer Satisfaction Index (CSI), Analisa GAP, dan
Importance Perfomance Analysis (IPA). Hasil analisa dan perhitungan yang
didapatkan dalam penelitian ini adalah nilai Customer Satisfaction Index (CSI)
sebesar 70,73% yang berarti kontraktor merasa puas terhadap kinerja klien
swasta. Skor rata-rata tingkat kepuasan dengan menggunakan analisis Gap
sebesar 3,53 (skala 1-5) dan prosentase untuk kepuasan kontraktor terbagi
menjadi 11,97% kontraktor merasa cukup puas, 56,89% kontraktor merasa puas
dan sisanya 31,14% kontraktor merasa sangat puas terhadap kinerja klien swasta.
Selanjutnya dengan metode Importance Performance Analysis (IPA) dapat
diketahui ada 6 variabel kinerja yang menjadi prioritas utama untuk ditingkatnya
kinerjanya, yaitu desain yang jelas dan tidak terjadi perubahan dalam pengerjaan,
batasan kerja yang diterangkan secara mendetail, kemampuan organisasi
internal, sistem administrasi, komitmen terhadap proyek dalam hal mutu, waktu
dan biaya serta melakukan kesepakatan yang telah disetujui bersama kontraktor
jika terjadi permasalahan selama pelaksanaan proyek. Dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa kontraktor merasa puas terhadap kinerja klien pada proyek
swasta.
-
34
2.6 Kerangka Berfikir
Kepuasan Organisasi Perangkat Daerah merupakan salah satu hal dianggap
penting untuk penyedia jasa itu sendiri. Kepuasan tersebut dinilai dari kinerja/
kualitas pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa dan dibandingkan dengan
harapan dari pengguna jasa. Dapat dikatakan puasa apabila harapan pengguna jasa
sesuai kenyataan dan begitupun sebaliknya.
Gambar 2.2 Skema Kerangka Berfikir
Latar Belakang
Kualitas Pelayanan yang dihasilkan penyedia jasa dapat digunakan
untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu berdasarkan kinerja
yang dihasilkan oleh Penyedia jasaa dan kepentingan yang
berdasarkan pengguna jasa (OPD)
Analisis data
Tingkat Kesesuaian, Important Performance Analysis (IPA),
dan Customer Satisfaction Index (CSI)
Penilaian kepuasan terhadap kualitas pelayanan yang telah dilakukan oleh
kontraktor dilihat berdasarkan kriteria untuk keberhasilan proyek yang
terdiri 15 indikator
Hasil
1. Tingkat kesesuaian antara kinerja dan kepentingan, 2. Tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja
3. Kepuasan pelanggan (OPD)
Seberapa besar
Kesesuaian kinerja
dan kepentingan
Seberapa besar
tingkat kepentingan
dan tingkat kinerja
Seberapa besar
kepuasan OPD
-
126
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibhas pada analisis hasil penelitian,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Tingkat kesesuaian antara kinerja dengan kepentingan terhadapa kepuasan
Organisasi Perangkat Daerah berdasarkan dari 15 indikator yang digunakan
untuk mencari kepuasan menunjukkan hasil rata-rata sebesar 94,41%, artinya
Organisasi Perangkat daerah belum merasa puas dengan kinerja yang dihasilkan
oleh penyedia jasa dan menilai bahwa kinerja yang ditunjukkan belum sebanding
dengan tingkat kepentingan dan gap menghasilkan nilai negatif artinya
pelanggan merasa kurang puas antara kenyataan dengan harapannya. Namun
kondisi tersebut hanya berlaku untuk pelaksanaan proyek bangunan pengairan di
Kota Semarang, pada rentang tahun 2017-2018 dan dengan selisih rata-rata
perbedaan harga penawaran terhadap harga perkiraan sendiri sebesar 11,57%.
b. Hubungan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja terhadap kepuasan Organisasi
Perangkat daerah berdsarkan diagram kartesius adalah, (kuadran I) itu sendiri
ada 5 kriteria yang menjadi prioritas utama untuk dilakukannya perbaikan agar
bisa pada kudran yang baik (kuadran II). Kemudian untuk kuadran II ada 11
kriteria yang artinya harus tetap dipertahankan karena kriteria tersebut sudah
baik menurut pengguna jasa. Kudran III terdapat 12 kriteria yang kriteria tersebut
untuk bisa dipertimbangkan dilakukannya perbaikan walaupun kenyataannya/
menurut pengguna jasa dirasa kurang penting, dan kuadran IV terdapat 9 kriteria
-
127
yang mana kriteria tersebut dirasa juga kurang penting oleh pengguna namun
kinerjanya sangat baik, untuk kudran IV diharapanya penyedia jasa dapat
mengurangi kinerja yang terlalu berlebihan tersebut. Namun kondisi tersebut
hanya berlaku untuk pelaksanaan proyek bangunan pengairan di Kota Semarang,
pada rentang tahun 2017-2018 dan dengan selisih rata-rata perbedaan harga
penawaran terhadap harga perkiraan sendiri sebesar 11,57%.
c. Tingkat kepuasan Organisasi Perangkat Daerah yang dihasilkan oleh penyedia
jasa berdasarkan hasil Customer Satisfaction Index (CSI ) secara keseluruhan
indikator adalah sebesar 82,66%, angka tersebut masuk dalam kategori puas.
Hasil kepuasan kinerja yang didapatkan dari perhitungan CSI akan meningkat
100% apabila dilakukannya perbaikan/ evaluasi pada aspek-aspek berdasarkan
pada diagram kartesius IPA. Hal tersebut menunjukkan jika Organisasi
Perangkat daerah merasa puas dengan kinerja yang dihasilkan oleh penyedia
jasa. Namun kondisi tersebut hanya berlaku untuk pelaksanaan proyek bangunan
pengairan di Kota Semarang, pada rentang tahun 2017-2018 dan dengan selisih
rata-rata perbedaan harga penawaran terhadap harga perkiraan sendiri sebesar
11,57%.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai, maka dapat diberikan saran
sebagai berikut:
a. Dari hasil penilaian Organisasi Perangkat Daerah yang sudah merasa puas
terhadap kinerja para penyedia jasa/ kontraktor yang telah melaksanakan proyek
-
128
bangunan pengairan, hendaknya pihak penyedia jasa/ kontraktor tersebut dapat
mempertahankan kinerjanya pada aspek yang sudah dianggap bagus dan
meningkatkan lagi kinerjanya yang masih kurang terutama pada aspek yang
menjadi prioritas utama berdasarkan diagram IPA yaitu, ketepatan pembayaran
pada sub-kontraktor, tidak adanya sisa buangan pekerjaan yang tertinggal setelah
peoyek berakhir, fokus pada kualitas dan mengurangi perbaikan,
penyelenggaraan K3 dan keselamatan konstruksi , dan penyediaan personil K3.
b. Perlu penelitian yang lebih lanjut mengenai hasil diagram IPA terutama untuk
aspek-aspek yang masuk dalam kuadran I, upaya seperti apa yang bisa digunakan
untuk meningkatkan aspek-aspek tersebut.
c. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan menambahkan indikator-indikator lain
yang belum dikaji, tentunya masih banyak indikator yang dapat mempengaruhi
tingkat kepuasan para pengguna jasa.
-
129
DAFTAR PUSTAKA
Aliakbarlou, S., Wilkinson, S., Costello, B. S., and Jang, H. 2018. Achieving
Postdisaster Reconstruction Success Based on Satisfactory Delivery of Client
Values within Contractors’ Services. Jurnal Manejemen dan Teknik 34(2) :
1-12.
Anggraini, D.L, Panji D., dan Dhita M.I. 2015. Analisis Persepsi Konsumen
Menggunakan Metode Importance Performance Analysis Dan Customer
Satisfaction Index. Jurnal Industri 4(2) : 74-81.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Yogyakarta : Rineka Cipta.
Borges, A.M.C., Luciana, H.A., and Caroline,M.M.M. 2017. Project procurement
management: A structured literature review. Jurnal Manajemen Proyek 1(8)
: 1-25.
Fitriana, D., Florensia Y.K.O, Jati U. D. H, Tanto, D.S. 2014. Pengukuran Kepuasan
Kontraktor Terhadap Kinerja Klien Pada Proyek Konstruksi Swasta. Jurnal
Karya Teknik Sipil 3(1) : 283-295.
Haverila, J.M. and Fehr, K. 2016. The impact of product superiority on customer
satisfaction in project management. Jurnal Manjemen Proyek 34(4) : 570-
583.
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014. Aksi Pencegahan Dan
Pemberantasan Korupsi. 21 Maret 2014. Jakarta.
Kartika, Nia dan Maulana, Adi Chandra. 2018. Analisis Penerapan Total Quality
Manajemen (TQM) Pada Perusahaan Kontraktor Dengan Pendekatan Metode
Servqual Di Kota Sukabumi. Jurnal Imiaal Sains dan Teknologi 8(1) : 673-
688.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi
Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah (LKPP).
http://lpse.semarangkota.go.id//eproc4/lelang#. 28 Maret 2019 (14.00).
Lim C.S.dan Mohamed, M.Z. (1999). Criteria of project succes. International
Journal of Project Management 17(4) : 243-248.
Madeppunging, A, Dwi, E.I,dan Nuzulan N.F. 2018. Evaluasi Kepuasan Pelanggan
Terhadap Kinerja Manajemen Proyek kontraktor Besar (Studi Kasus : Proyek
Pembangunan Bendungan Karian Di Kabupaten Lebak, Banten). Jurnal
Kontruksia 10(1) : 9-22.
http://www.lpse.semarangkota.go.id/eproc4/lelang#.diakses
-
130
Malik, Alfian. Analisa Disparitas Harga Penawaran Terhadap Harga Perkiraan
Sendiri Pada Pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan Jalan dan Jembatan. Jurnal
APTEK 5(2) : 99-108.
Mangitung, Dony M, and Novitasari, D.E. 2015. Factors Affecting E-Tendering
Process Based on The Perceptions of The Contractors Being Involved in The
Tadulako University’s Construction Projects. Jurnal Sains dan Teknologi
1(2) : 158-165.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Omonori, A. and Lawal, A. 2014. Understanding Customers’ Satisfaction in
Construction Industry in Nigeria. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan
Berkelanjutan 5(25) : 115-121.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor. 9 Tahun 2015
Tentang Penggunaan Sumber Daya Air. 6 April 2015. Berita Negara Nomor
534. Jakarta.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010. Tentang Pengadaan
Barang /Jasa Pemerintah. 6 Agustus 2010. Bogor.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005. Pengelolaan
Keuangan Daerah. 9 Desember 2005. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 140. Jakarta.
Prabowo, S. 2017. Analisis Tingkat Kepentingan Dan Tingkat Kepuasan Unit Kerja
Atas Kinerja Pegawai Pelaksana Kementerian Keuangan. Jurnal Info Artha
1(2) : 129-138
Priharti, Y. 2011. Model Matematis Pembandingan Tingkat Kepentingan Dan
Kinerja Yang Dirasakan Untuk Menentukan Tingkat Kepuasan Pelanggan.
Jurnal Ilmiah Informatika 2(2) : 1-14
Rahman, A. and Alzubi, Y. 2015. Exploring Key Contractor Factors Influencing
Client Satisfaction Level in Dealing with Construction Project: an Empirical
Study in Jordan. Jurnal Bsinis dan Ilmu Sosial 5(12) : 109-126.
Rahmawati, Dewi, Yaqin, M.A., dan Sarno, R. 2016. Fraud Detection on Event
Logs of Goods and Services Procurement Business Process Using Heuristics
Miner Algorithm. Jurnal Teknologi Industri 4(16) : 249-254.
Rini, I. P. 2017. Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap kinerja Waktu Proyek Pada
Bangunan Bertingkat. Jurnal Infrastruktur 3(2) : 127-135.
-
131
Roos, I., Gustafsson, A., dan Johnson, M.D. 2000. The Effects of Customer
Satisfaction, Relationship Commitment Dimensions, and Triggers on
Customer Retention. Journal of Marketing 69(4) : 210-218
Sidauruk, E. 2010. Hubungan Eksekutif Desa dengan Legislatif Desa dalam
Penetapan Peraturan Desa Tentang Pembangunan Fisik Desa Marga Kaya.
Skripsi. Program S1 Universitas Lampung. Lampung.
Sufa, M.F. 2012. Identifikasi Kriteria Keberhasilan Proyek. Jurnal Tenik Industri :
11(1) : 19-22.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
ALFABETA.
_______. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
_______. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Suhendra, Ardi dan Prasetyanto, Dwi. 2014. Kajian Tingkat Kepuasan Pengguna
Trans MetroBandung Koridor 2 Menggunakan Pendekatan Importance-
Performance Analysis. Jurnal Isnstitut Teknologi Nasional 2(2) : 59-70.
Sulistyantoro, T.N, Fitri,N, dan Faisol, A.M. 2017. Pemanfaatan Pendanaan Dari
Bank Syariah Untuk Analisis Perencanaan Cash Flow Optimal Pada Proyek
Konstruksi. Prosiding Simposium Nasional Sains dan Teknologi. Universitas
Muhammadiyah Jakarta. Jakarta. 1-10.
Supriyono, 2018. Deskripsi Tingkat Kepuasan dengan Tingkat Kepentingan Peserta
Pelatihan pada Pelayanan Balai Pelatihan Kesehatan di Batam. Jurnal
Wacana Kerja 21(2) : 77-98.
Syahroni dan Siswoyo. 2018. Analisis Kepuasan Owner Terhadap Kinerja
Kontraktor Di Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten
Lumajang. Jurnal Rekaya dan Manajemen Konstruksi 6(3) : 165-170.
Syaifullah, I Gede Pasek S. W, dan Ario Y. H. 2018. Sistem Informasi Kepuasan
Layanan Administrasi Akademik Berbasis IPA (Importance Performance
Analysis) Studi Kasus Fakultas Teknik Universitas Mataram. Jurnal Ilmu
Komputer dan Teknik Informatika 2(1) : 37-43.
Syukri, Siti H. A. 2014. Penerapan Customer Satisfaction Index (CSI) Dan Analisis
Gap Pada Kualitas Pelayanan Trans Jogja. Jurnal Ilmiah Teknik Industri
13(2) : 103-111.
Tjiptono, Fandy. 2005. Prinsip-prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: ANDI.
-
132
Tjiptono, Fandy. 2000. Prespektif Manajemen Dan Pemasaran Kontemporer.
Yogyakarta: ANDI.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974. Tentang Pengairan. 26 Desember 1974.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046. Jakarta.
Widodo, Mulyo S dan Sutopo, Joko. 2018. Metode Customer Satisfaction Index
(CSI) Untuk Mengetahui Pola Kepuasan Pelanggan Pada E-Commerce Model
Business to Customer. Jurnal Informatika 4(1) : 38-45.
Williams, P., Ashill, N.J, and Jackson, E. 2015. Relationship quality and
satisfaction: Customer-perceived success factors for on-time projects. Jurnal
Manajemen Proyek 33(8) : 1836-1850.
Yunita, Henny dan Soekiman, Anton. 2017. Analisis Tingkat Kepuasan Pengguna
Jasa Konstruksi Terhadap Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 Di Perusahaan Jasa Konstruksi. Jurnal Infrastruktur 3(1) : 1-8.
gabungan.pdf (p.1-146)bagian awal.pdf (p.1-15)Bab 1 baru.pdf (p.16-24)bab 2 baru.pdf (p.25-48)bab 5 baru.pdf (p.140-142)daftar pustaka baru.pdf (p.143-146)