analisis tata kelola keuangan pada badan …

119
ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN PERTANAHAN NASIONAL (BPN) KABUPATEN WAJO SKRIPSI NIRWANA ALWI 105721121416 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021

Upload: others

Post on 24-Jun-2022

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN PERTANAHAN NASIONAL (BPN) KABUPATEN WAJO

SKRIPSI

NIRWANA ALWI 105721121416

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2021

Page 2: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN PERTANAHAN NASIONAL (BPN) KABUPATEN WAJO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Manajemen pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

NIRWANA ALWI 105721121416

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSA

ii

Page 3: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

iv

iii

Page 4: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

v

iv

Page 5: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

vi

v

Page 6: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

vii

MOTTO HIDUP

Tidak ada manusia yang diciptakan gagal, yang ada hanyalah mereka

Gagal memahami potensi diri dan gagal merancang kesuksesannya

Tiada yang lebih berat timbangan Allah pada hari akhir nanti, selain

Taqwa dan akhlak mulia seperti wajah dipenuhi senyuman untuk

Kebaikan dan tidak menyakiti sesama

( HR Tirmidzi )

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini ku persembahkan untuk Ayahanda dan Ibu tercinta,

Yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan,

nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku

selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepanku. Dalam hidupmu

Demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan segala perasaan tanpa kenal

Lelah, dalam lapar berjuang separuh nyawa hingga segalanya.

Terima kasih

vi

Page 7: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

viii

ABSTRAK

Nirwana Alwi. 2016 Analisis Tata Kelola Keuangan Pada Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo. (Dibimbing oleh A.Ifayani Haanurat

Dan Muh.Nur Rasyid).

Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo merupakan aset penting

dalam sebuah daerah dalam ikut memberikan sumbangsih kepada masyarakat

melalui peran sertanya dalam membantu masyarakat mengenai pengalihan

tanah dan sertifikasi pertanahan. Penelitian ini memfokuskan kepada tata kelola

keuangan pada badan pertanahan nasional Kabupaten Wajo melalui,

Akuntabilitas, Keterbukaan, Pemberdayaan dan Pemeriksaan, dengan demikian

tujuan penelitian ini untuk mengetahui tata kelola keuangan pada badan

pertanahan nasional Kabupaten Wajo.

Metode Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan

untuk menggambarkan dan mendeskripsikan peristiwa yang ada dalam suatu

instansi pemerintahan yang terjadi di lapangan. Pengumpulan data dilakukan

dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini

menggunakan trianggulasi sumber untuk mengecek keabsahan data penelitian.

Analisis data penelitian ini menggunakan tiga komponen yang terdiri reduksi

data, penyajian, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bagaimana penanganan tata

kelola keuangan pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo telah

diterapkan sesuai dengan Undang-Undang Dasar pada Pengelolaan Keuangan

Negara dengan indikator Akuntabilitas, Keterbukaan, Pemberdayaan dan

Pemeriksaan, Namun keterbukaan anggaran internal tidak dilakukan kepada

masyarakat.

Kata Kunci: Akuntabilitas, Keterbukaan,dan Pemberdayaan

vii

Page 8: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

ix

Abstract

Nirwana Alwi. 2016 Analisis Tata Kelola Keuangan Pada Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo. (Dibimbing oleh A.Ifayani Haanurat

Dan Muh.Nur Rasyid).

Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo is an important asset in a

region in contributing to the community through its participation in assisting the

community regarding land transfer and land certification. This study focuses on

financial governance in the national land agency of Wajo Regency through,

Accountability, Openness, Empowerment and Audit, thus the purpose of this

study is to determine financial governance in the national land agency of Wajo

Regency.

This research method is a descriptive study with a qualitative approach.

Qualitative descriptive research is a research that aims so describe and describe

the events that occur in a government agency that occur in the field. The data

was collected be means of observation, interview and documentation techniques.

This study uses triangulation of the sources to check the validity of the research

data. The data analysis of this study used three components consisting of data

reduction, presentation, and conclusion drawing.

The results of this study indicate that how the handling of financial

governance at the Wajo Regency National Land Agency has been implemented

in accordance with the Basic Law on State Financial Management with indicators

of Acuntability, Opennes, Empowerment and Audit, however, internal budget

disclosure is not carried out the public.

Keywords: Accountability, Openness,and Empowerment

viii

Page 9: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

x

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala

rahmaat dan hidayahnya yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad

SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat

yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “ Analisis Tata

Kelola Keuangan Pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo”.

Skripsi yang dibuat penulis ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih

kepada orang tua penulis bapak Muhammad Alwi dan Ibu Busra yang senantiasa

memberi harapan , semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih.

Dan suami tercinta Muhammad Annas yang selalu memberi dukungan,

semangat, dan pengertian, serta doa dalam penyusunan skripsi ini. Dan

saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan

semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala

pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan

penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada

penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula

penghargaan yang setinggi tingginya dan terima kasih banyak disampaikan

dengan hormat kepada:

ix

Page 10: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

xi

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse,M.Ag. rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga

mampu menyelesaikan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM . Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar, serta para pembantu dekan yang

telah memberikan kemudahan dalam rangka penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Muh. Nur Rasyid, SE.,MM ketua program studi Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

memberikan segala arahan dan perbaikan dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dr.Ir.A.Ifayani Haanurat,MM selaku pembimbing I yang telah meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan, putunjuk, arahan

dan saran-saran kepada penulis.

5. Bapak Muh. Nur Rasyid, SE.,MM selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan,

putunjuk, arahan dan saran-saran kepada penulis.

6. Bapak/Ibu dan asisten dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya

kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap staf pengajar dan staf kantor Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Makassar, khususnya pada program studi Manajemen yang

telah memberikan ilmu pengetahuan dan pelayanan akademik bagi penulis.

8. Bapak Abd. Salam, S.E. , selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor

Pertanahan Kabupaten Wajo.Beliau adalah mentor sekaligus Alumni di

Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional. Beliau adalah atasan dan juga mentor

penulis dalam pelaksanaan kegiatan habituasi dan aktualisasi. Beliau

x

Page 11: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

xii

merupakan salah satu pejabat pengawas yang patut dicontoh, sosok yang

mampu bekerja cerdas disiplin dan sabar dalam melaksanakan tugasnya

serta bijaksana dalam mengambil keputusan. Beliau selalu mengajarkan

kepada Penulis untuk menjadi pribadi yang sabar dalam bekerja dan segala

perbuatan yang telah dilakukan dan selalu senantiasa belajar tentang

pertanahan terutama dalam lingkup tata usaha dan pelayanan publik.Selain

itu, beliau juga selalu memotivasi penulis sebagai generasi muda harus

selalu berinovasi serta memberikan pengabdian terbaik kepada instansi

ATR/BPN dengan tulus ikhlas.

9. Sahabatku dan Teman-teman seperjuangan Man 16 F tanpa terkecuali

terimakasih sudah hadir dan memberikan warna yang indah dalam hidupku.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, 10 Maret 2021

Nirwana Alwi

xi

Page 12: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

xiii

DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………… iv

HALAMAN PERNYATAAN………………………………………………………. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………………… vi

ABSTRAK………………………………………………………………………… vii

ABSTRACT................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. . ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………… xiv

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………….. xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen ................................................................................. 7

B. Manajemen Keuangan ............................................................... 13

C. Pengelolaan Keuangan ............................................................ 16

D. Penelitian Terdahulu ................................................................... 24

E. Kerangka Konsep ..................................................................... 29

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Fokus Penelitian .......................................................................... 30

xii

Page 13: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

xiv

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ....................................................... 31

C. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................ 31

D. Sumber Data ............................................................................. 32

E. Informan Penelitian ..................................................................... 33

F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 33

G. Teknik Analisis Data ................................................................... 34

H. Keabsahan Data ......................................................................... 35

I. Rencana Penelitian ................................................................... 36

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan .............................................. 37

A. Gambaran Umum Kabupaten Wajo ............................................ 37

B. Gambaran Umum Badan Pertanahan Nasional .......................... 38

C. Hasil Penelitian ........................................................................... 42

D. Pembahasan .............................................................................. 83

E. Keterkaitan Penelitian Terdahulu ................................................. 86

BAB V. Penutup ......................................................................................... 89

A. Kesimpulan ................................................................................. 88

B. Saran .......................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 92

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 94

RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................ 102

xiii

Page 14: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Unsur Informan

Tabel 3.2 Rencana Penelitian

Tabel 4.1 Data Kepegawaian Kantor Pertanahan

xiv

Page 15: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

xv

Page 16: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen pada dasarnya sebenarnya berfokus pada perilaku

manusia untuk mencapai tujuannya, oleh karena itu manusia

memperbaiki kualitas dan produktivitasnya dalam bekerja. Dalam hal ini

manajemen yakni adalah sebuah serangkaian aktivitas yang mana

kegiatan tersebut baik itu pada perencanaan, pengambilan keputusan,

pengendalian, pengorganisasian, serta kepemimpinan melalui

pengarahan sumber daya manusia, financial, fisik dan informasi untuk

mencapai maksud dan tujuannya (Griffin, 2004: 76)

Pada dasarnya manajemen keuangan menjadi salah satu bidang

yang sangat penting, dikarenakan manajemen keuangan menjadi

perhatian terhadap segala aktivitas dalam tata kelola keuangan baik itu

perusahaan maupun instansi pemerintah. pengelolaan keuangan negara

merupakan sebuah hal yang penting, baik itu untuk perekonomian negara

dan kesejahteraan masyarakatnya. Pada pengelolaan keuangan (money

management) pada umumnya merupakan sebuah kegiatan pengelolaan

dana sehari-hari yang dilakukan oleh seorang individu atau kelompok

yang memiliki tujuan untuk memperoleh kesejahteraan keuangan

(financial welfare) untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan pengelolaan

keuangan yang baik dengan itu keuangan mampu terjaga dengan baik

dan menyesuaikan pemakaian dengan kebutuhan sehingga keuangan

tidak berantakan dan dilakukan secara efisien serta tidak merugikan

1

Page 17: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

2

untuk menerapkan proses pengelolaan uang dan aset lainnya dibutuhkan

tanggung jawab. (Ida dan Cinthia, 2010: 57).

Masyarakat dewasa ini, tentunya memiliki tuntutan pada

pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah yang ekonomis, efektif,

transparan, akuntabel, handal dan respensif semakin besar, termasuk

dalam pengelolaan keuangan pemerintah daerah. Dengan berdasarkan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2007 Tentang

Pengelolaan Uang Negara/ Daerah pada tata kelola keuangan demikian

perlu dilakukan untuk menghindari adanya penyimpangan keuangan baik

itu pemborosan atau ketidakefektifan dan efisiensi penggunaan bahkan

tentu dengan tidak adanya pengelolaan keuangan yang baik akan mampu

memberikan celah pada tindak pidana korupsi.

Tata kelola keuangan yang baik merupakan prinsip pokok yang

harus diberlakukan di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Untuk

menciptakan tata kelola keuangan yang baik diperlukan penguatan sistem

dan kelembagaan dengan berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Financial Behavior atau yang biasa disebut dengan perilaku

keuangan adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia

secara aktual melakukan sebuah penentuan keuangan, khususnya dalam

mempelajari secara psikologi yang mempengaruhi keputusan tentang

keuangan, baik itu perusahaan dan pasar keuangan (Wicaksono dan

Divarda, 2015). Munculnya sebuah perilaku keuangan yakni merupakan

dampak dari besarnya hasrat yang dimiliki seseorang untuk memenuhi

kebutuhan - kebutuhan hidupnya sesuai dengan pendapatannya yang

diperoleh. Pada Pengetahuan ini tentang ilmu akuntansi, anggaran dan

Page 18: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

3

perbendaharaan sekarang ini tidak lagi menjadi sebuah kegiatan yang

hanya dapat dilakukan di perusahaan industri, perdagangan, atau

sejenisnya, namun hal ini juga sudah menjadi sebuah keharusan bagi

individu. Dalam mengambil suatu keputusan terkait dengan keuangan,

individu dianggap melakukan secara rasional dalam mengidentifikasi dan

menggunakan informasi yang relevan sehingga dapat membuat

keputusan yang optimal dan maksimal.

Sebuah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dengan

proses pengelolaan keuangan yakni literasi keuangan. Baik secara

keseluruhan, dan literasi keuangan bisa diartikan sebagai sebuah

serangkaian proses pelaksanaan untuk meningkatkan pengetahuan

(knowladge), keterampilan (skill), dan keyakinan (confidence) untuk dapat

mengelola keuangan secara baik. Kemudian adapun beberapa faktor

yang mempengaruhi pada perilaku pengelolaan keuangan adalah sikap

terhadap uang. Uang yang merupakan kebutuhan utama tentu akan

dapat mempengaruhi seseorang dan mampu membuat seorang individu

untuk berpikir secara tidak rasional, hal tersebut mampu memberikan

pandangan yang berbeda pada semua individu dalam menyikapi uang.

Pada pengelolaan keuangan daerah merupakan sub sistem dari

pengelolaan keuangan negara merupakan sebuah elemen pokok dalam

pemerintah daerah. Dalam pengelolaan keuangan yang baik ialah

pengelolaan yang mampu mengoptimalisasikan potensi-potensi

pembangunan suatu daerah, sehingga dapat tercapai target-target dalam

peningkatan pembangunan daerah.

Page 19: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

4

Untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam

pengelolaan keuangan pada badan pertanahan nasional kabupaten wajo

ini salah satunya dapat dilakukan dengan melalui penyampaian laporan

pertanggungjawaban untuk memenuhi prinsip pada pada pengelolaan

keuangan. Salah satu asas yang ada pada pengelolaan keuangan yakni

adanya aspek keterbukaan. Memberikan akses informasi pada

pengelolaan keuangan yang ada pada badan pertanahan nasional

kabupaten wajo kepada pemerintah daerah dan masyarakat mengenai

pengelolaan keuangan. Adapun yang terjadi pada pengelolaan keuangan

di badan pertanahan nasional kabupaten wajo ini tidak serta merta

terbuka kepada masyarakat tentunya dikarenakan prosedur dan

kurangnya akses media yang ada pada badan pertanahan nasional

kabupaten wajo oleh sebab itu masyarakat tidak mengetahui pengelolaan

keuangan sehingga adanya timbul rasa kurang percaya masyarakat

terhadap pemerintah.

Oleh sebab itu penulis ingin melakukan penelitian dengan

mengangkat judul “Analisis Tata Kelola Keuangan pada Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo” dengan adanya penelitian

tersebut tentu diharapkan pengelolaan keuangan menjadi lebih terbuka

dan responsif baik itu kepada pemerintah daerah dan juga kepada

masyarakat sendiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas oleh sebab itu penulis membuat

rumusan masalah sebagai berikut :

Page 20: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

5

1. Bagaimana akuntabilitas tata kelola keuangan pada badan

pertanahan nasional kabupaten wajo?

2. Bagaimana keterbukaan tata kelola keuangan pada badan

pertanahan nasional kabupaten wajo?

3. Bagaimana pemberdayaan tata kelola keuangan pada badan

pertanahan nasional kabupaten wajo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya dalam hal ini tujuan

penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seperti apa akuntabilitas tata kelola keuangan

pada badan pertanahan nasional kabupaten wajo.

2. Untuk mengetahui seperti apa keterbukaan tata kelola keuangan pada

badan pertanahan nasional kabupaten wajo.

3. Untuk mengetahui seperti apa pemberdayaan tata kelola keuangan

pada badan pertanahan nasional kabupaten wajo.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini semoga dapat memberikan pelajaran dalam aspek

teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu administrasi, khususnya

dibidang kebijakan publik, melalui pendekatan dan beberapa metode

dalam upaya menggali pendekatan - pendekatan baru dalam tata kelola

keuangan pada badan pertanahan nasional kabupaten wajo.

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

dan serta dapat menjadi sebuah karya yang dapat dijadikan sebagai

Page 21: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

6

referensi dalam memperkaya keilmuan administrasi negara yang

berkaitan dengan tata kelola keuangan pada badan pertanahan

nasional kabupaten wajo.

2. Kegunaan praktis

a) Bagi Pemerintah sebagai bahan informasi dan pertimbangan tata

kelola keuangan badan pertanahan nasional kabupaten wajo.

b) Bagi pimpinan dan staf sebagai masukan dalam tata kelola

keuangan pada badan pertanahan nasional kabupaten wajo.

Page 22: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah kata yang berasal dari kata to manage yang

berarti mengatur. Manajemen memiliki unsur-unsur yakni terdiri dari

6M yaitu man, money, mothode, machines, materials, dan market.

Manajemen adalah sebuah cara/seni dalam mengelola suatu yang

hendak dikerjakan oleh orang lain dalam mencapai tujuan yang telah

ditentukan secara efisien dan efektif dan bersifat masif, kompleks

serta bernilai tinggi sehingga manajemen sangat dibutuhkan. Sumber

daya manusia adalah sebuah kekayaan (asset) organisasi yang tentu

harus dimanfaatkan secara maksimal sehingga diperlukannya sebuah

manajemen dalam mengatur sumber daya manusia sedemikian baik

guna untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sejak awal.

Peneliti mengutip pengertian manajemen menurut beberapa ahli.

Menurut Manulang (Atik & Ratminto, 2012: 1) mendefinisikan

manajemen sebagai suatu seni dan ilmu perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, penyusunan dan pengawasan

daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan terlebih dahulu.

Adapun definisi manajemen yang dikutip dari Malayu S.P.

Hasibuan (2012;1) yang mengatakan “manajemen adalah ilmu dan

seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan

7

Page 23: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

8

sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

suatu tujuan tertentu”.

Selanjutnya Manajemen menurut Massie yang dikutip dari Azhar

Arsyad (2002;1) yang mengatakan “Manajemen adalah suatu proses

di mana kelompok secara kerja sama mengerahkan tindakan atau

kerjanya untuk mencapai tujuan bersama. Proses tersebut mencakup

teknik-teknik yang digunakan oleh para manajer untuk

mengkoordinasikan kegiatan atau aktifitas orang lain menuju

tercapainya tujuan bersama”

G.R Terry (Hasibuan, 2009 : 2) mendefinisikan manajemen

sebagai suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan

perencanaan, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan

melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumbersumber

lainnya.

Sedangkan menurut Stoner dan Freeman (Safroni, 2012: 44)

manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan

proses penggunaan semua sumber daya organisasi untuk

tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat disimpulkan

bahwa manajemen merupakan suatu ilmu, seni dan proses kegiatan

yang dilakukan dalam upaya mencapai tujuan bersama dengan

mengelola sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara

optimal melalui kerja sama antar anggota organisasi

Page 24: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

9

2. Fungsi - Fungsi Manajemen

Fungsi - fungsi manajemen yakni beberapa elemen yang menjadi

dasar yang selalu ada dan berkaitan pada proses manajemen tentu

akan dijadikan sebuah acuan oleh manajer pada saat melaksanakan

kegiatan dalam mencapai tujuan. Akan tetapi terdapat perbedaan

stigma pada fungsi-fungsi manajemen berdasarkan beberapa ahli.

Menurut George R. Terry (Hasibuan, 2009 : 38) fungsi-fungsi

manajemen yakni seperti Perencanaan (planning), Pengorganisasian

(organizing), Pengarahan (actuating) dan Pengendalian (controlling).

Dan menurut pendapat Henry Fayol (Safroni, 2012 : 47), fungsi-fungsi

manajemen ini indikatornya ialah Perencanaan (planning),

Pengorganisasian (organizing), Pengarahan (commanding),

Pengkoordinasian (coordinating), Pengendalian (controlling).

Sedangkan berdasarkan Ricki W. Griffin (Safroni, 2012 : 47),

fungsi-fungsi manajemen pada dasarnya memiiki indikator sebagai

berikut, Perencanaan dan Pengambilan Keputusan (planning and

decision making), pengorganisasian (organizing), Pengarahan

(leading) serta pengendalian (controlling).

Fungsi-fungsi manajemen menurut ahli Henry Fayol

(ishak&Tanjung, 2003 : 76) yakni sebagai berikut:

a) Perencanaan (planning) yakni menjadi fungsi dasar (fundamental)

pada manajemen, dikarenakan pengorganisasian, pengarahan,

pengkoordinasian dan pengendalian juga harus lebih dulu

Page 25: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

10

direncanakan. Perencanaan ini menjadi dinamis yang artinya

dapat dilakukan perubahan sewaktu-waktu berdasarkan dengan

kondisi yang terjadi pada saat itu. Perencanaan ini dapat dilihat

pada masa depan yang tidak pasti, karena perubahan kondisi dan

situasi tersebut, sedangkan pada hasil dari perencanaan akan

baru diketahui pada masa depan yang akan datang.

Definisi perencanaan lainnya yaitu, menurut Louis A. Allen

(Hasibuan, 2009 : 92) perencanaan adalah menentukan

serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Sedangkan menurut ahli manajemen,

Harold Koontz dan Cyril O’ Donnel (Sukarna, 2011 : 11)

perencanaan adalah fungsi daripada manajer didalam pemilihan

alternatif-alternatif, tujuan-tujuan kebijaksanaan, prosedurprosedur

dan program.

Menurut Koontz O’ Donnell (Ranupandojo, 1996 : 17)

menjelaskan bahwa tipe-tipe perencanaan dapat dibedakan

menjadi tujuan, kebijakan, prosedur, peraturan-peraturan,

anggaran, program dan strategi.

b) Pengorganisasian (organizing) pada fungsi pengorganisasian

yang jika diartikan dalam bahasa inggris yakni organizing berasal

dari sebuah kata organize merupakan menciptakan struktur dalam

bagian yang diintegrasikan dengan baik dan sedemikian rupa,

sehingga pada hubungan satu dengan yang lainnya terikat

dengan hubungan pada seluruh. Pengorganisasian ini tentu

berbeda dengan sebuah organisasi. Pengorganisasian yang

Page 26: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

11

dimaksud yakni adalah fungsi manajemen dan sebuah proses

yang berubah-ubah, sedangkan organisasi yakni merupakan

suatu alat atau wadah yang bentuknya statis. Pengorganisasian

ini dapat dikatakan sebagai penentuan pekerjaan yang harus

dikerjakan, mengelompokkan tugas - tugas dan membagikan

pekerjaan pada setiap pegawai, dan menetapkan departemen -

departemen (subsistem) dan menentukan hubungan - hubungan.

c) Pengarahan (commanding) merupakan sebuah fungsi pengarahan

(commanding) menjadi fungsi yang sangat penting dan paling

mendominasi pada sebuah proses manajemen. Fungsi akan baru

dapat dilaksanakan setelah rencana, organisasi, dan pegawai

ada. Pada saat fungsi ini diimplementasikan maka proses

manajemen melakukan realisasi tujuan akan dimulai. Akan tetapi,

jika penerapan fungsi ini cukup sulit dan kompleks dikarenakan

keinginan pegawai tidak hanya dapat dipenuhi. Hal ini

dikarenakan pegawai merupakan makhluk hidup yang memiliki

pikiran, harga diri, cita-cita serta perasaan. Prinsip-prinsip pada

pengarahan (Syamsi, 1994 : 124) dapat dilihat pada keterpaduan

antara tujuan organisasinya dan tujuan individual, keterpaduan

antara tujuan sebuah kelompok serta tujuan organisasinya, kerja

sama sesama pimpinan, partisisipasi pada pembuatan keputusan,

menjalin komunikasi yang baik, efektif dan pengawasan yang

efisien.

d) Pengoordinasian (coordinating) ini dapat dilakukan setelah

pendelegasian wewenang serta membagikan tugas kepada para

Page 27: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

12

pegawai dari manajer, kemudian langkah selanjutnya ialah

pengkoordinasian. Pada setiap bawahan harus mengerjakan

sebagian dari pekerjaan perusahaan, oleh sebab itu masing-

masing pekerjaan pada bawahan harus disatukan, diintegrasikan,

dan diarahkan untuk mencapai tujuan. Tanpa koordinasi tugas

dan pekerjaan dari setiap individu karyawan maka tujuan

perusahaan tidak akan tercapai. Koordinasi itu sangat penting

dalam suatu organisasi.

3. Pelaku-Pelaku Manajemen

Pelaku manajemen tentunya pasti manusia yang terkait dengan

human resource (SDM) yang qualified atau yang berkualitas

mengarah pada praktisi di bidangnya. Di mana manajemen akan

berjalan baik apabila dilakukan oleh orang-orang yang professional.

Di dalam sebuah perusahaan atau organisasi bisnis, organisasi sosial

maupun organisasi pemerintah yang memegang peran adalah

manajer, di mana dalam manajemen dikenal ada tiga tingkatan, yaitu:

a) Top Manager

(Manajemen puncak), dikenal pula dengan istilah executive officer,

bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara

umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Jabatan yang

termaksud manajer puncak seperti Presiden Direktur, Direktur Utama,

Direktur, CEO (Chief Executive Officer) dan lain-lain.

b) Midle Manager

Page 28: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

13

(Manajemen menengah) : mencakup semua manajemen yang

berada diantara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan

bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang

termasuk manajemen menengah diantaranya kepala bagian,

pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi, manajer

sumber daya manusia (SDM), manajer pemasaran, manajer

keuangan, manajer cabang, dan sekertaris disebut juga manajer

fungsional.

c) First Line Manager (manajemen lini pertama),

Dikenal dengan istilah manajemen oprasioanal merupakan

manajemen tingkat paling bawah yang bertugas memimpin dan

mengawasi karyawan non manajerial yang terlibat dalam proses

produksi. Manajer sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift,

manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor

(foreman) dan para pengawasan yang terkait dengan pelaksanaan

tugas/pekerjaan.

B. Manajemen Keuangan

1. Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen Keuangan yakni merupakan sebuah proses pada

kegiatan yang berkaitan dengan keuangan perusahaan yang

berurusan dengan upaya untuk mendapatkan dana perusahaan dan

juga mengecilkan biaya perusahaan serta upaya yang dilakukan

dalam mengelola keuangan pada sebuah badan usaha maupun

organisasi untuk mampu mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.

Page 29: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

14

Definisi Manajemen Keuangan berdasarkan Horne dan

Wachowicz Jr. (2012:2) pada bukunya dengan judul Fundamentals of

Financial Management yang sudah dialihkan dalam bahasa yakni

Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan mengemukakan bahwasahnya:

“Manajemen keuangan berkaitan dengan perolehan aset, pendanaan,

dan manajemen aset dengan didasari beberapa tujuan umum”.

Sedangkan menurut Irham Fahmi (2013: 2), mengemukakan

bahwa: “Manajemen Keuangan merupakan penggabungan dari ilmu

dan seni yang membahas, mengkaji dan menganalisis tentang

bagaimana seorang manajer keuangan dengan mempergunakan

seluruh sumber daya perusahaan untuk mencari dana, mengelola

dana dan membagi dana dengan tujuan memberikan profit atau

kemakmuran bagi para pemegang saham dan suistainability

(keberlanjutan) usaha bagi perusahaan.”

2. Fungsi Manajemen Keuangan

Tolak ukur penting pada fungsi manajemen keuangan tergantung

pada besarnya suatu perusahaan. Misalnya pada perusahaan kecil,

fungsi keuangan ini biasanya dilakukan pada departemen akuntansi.

Sesudah perusahaan berkembang, berubah menjadi menjadi

departemen. Fungsi manajemen keuangan yang paling utama yakni

pada pembuatan keputusan investasi, pembiayaan dan dividen bagi

sebuah perusahaan maupun organisasi bahkan juga pada koperasi

maupun pada instansi - instansi pemeritah.

Page 30: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

15

Berdasarkan Bambang Riyanto (2001:6) yang mengatakan bahwa

pada dasarnya manajemen keuangan juga memiliki fungsi yang terdiri

dari beberapa yakni :

a) Fungsi Penggunaan atau biasa disebut dengan Pengalokasian

Dana di mana pada pelaksanaannya manajemen keuangan harus

mampu membuat sebuah keputusan untuk investasi maupun pada

pemilihan alternatif investasi.

b) Fungsi Perolehan Dana yang biasa disebut yakni sebagai fungsi

yang mencari pendanaan perusahaan dalam pelaksanaannya

manajemen keuangan harus mampu mengambil suatu keputusan

pendanaan atau pemilihan pada alternatif pendanaan (financing

decision).

Definisi fungsi manajemen keuangan ialah untuk menjadi

pedoman bagi manajer perusahaan pada setiap pembuatan

keputusan yang dilakukan untuk kelancaran perusahaannya

terpenting dalam hal manajemen keuangannya, fungsi

manajemen keuangan memiliki tiga keputusan yang utama harus

dilakukan pada suatu perusahaan, yakni adalah :

a) Keputusan Investasi yakni adalah sebuah keputusan yang

diambil oleh manajer keuangan untuk allocation of fund atau

pengalokasian dana dalam bentuk investasi yang bisa

memberikan laba di masa depan. Keputusan investasi ini akan

dapat dilihat dari aktiva perusahaan, dan akan memberikan

pengaruh pada struktur kekayaan perusahaan yakni

perbandingan antara current assets dengan fixed asset.

Page 31: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

16

b) Keputusan Pendanaan ialah sebuah keputusan manajemen

keuangan untuk melakukan pertimbangan serta analisis

perpaduan antara sumber dana yang cukup ekonomis bagi

perusahaan dalam mendanai kebutuhannya pada investasi

dan juga kegiatan operasional yang dilakukan perusahaannya.

Keputusan pendanaan akan dilihat pada sisi pasif perusahaan,

dengan melihat baik jangka pendek dan jangka panjang yang

terjadi maka perbandingan tersebut menjadi sebuah struktur

finansial. Dan jika dilihat yang ada hanya dana investasi pada

jangka panjang saja oleh karena itu perbandingan ini disebut

struktur modal. Pada pembuatan keputusan pendanaan

dipengaruhi oleh struktur modal baik struktur finansial

c) Keputusan Dividen ini merupakan sebuah bagian dari

keuntungan yang dimiliki suatu perusahaan yang kemudian

dibayarkan kepada pihak pemegang saham. Keputusan

dividen ini ialah sebuah keputusan manajemen keuangan

untuk menentukan seberapa besarnya proporsi keuntungan

yang dibagikan kepada pihak pemegang saham serta proporsi

dana yang hendak disimpan di perusahaan sebagai

keuntungan untuk pengelolaan perusahaan.

C. Pengelolaan Keuangan

1. Pengertian Pengelolaan

Pengertian umum pengelolaan yakni merupakan suatu kegiatan

yang merubah sesuatu hingga menjadi lebih baik dan memiliki nilai-

nilai yang tinggi dari sebelumnya. Pengelolaan dapat juga

Page 32: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

17

didefinisikan sebagai suatu untuk melakukan sesuatu agar bisa lebih

sesuai dan cocok berdasarkan kebutuhan sehingga jauh lebih

bermanfaat. Nugroho (2003: 119) menyatakan bahwasahnya :

“Pengelolaan merupakan istilah yang dipakai dalam ilmu manajemen.

Secara etimologi istilah pengelolaan berasal dari kata kelola (to

manage) dan biasanya merujuk pada proses mengurus atau

menangani sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.”

Jadi sebenarnya pengelolaan merupakan sebuah ilmu manajemen

yang berkaitan dengan proses yang mengurus dan menangani suatu

dalam mencapai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Sedangkan

berdasarkan Syamsu menitik beratkan pengelolaan sebagai sebuah

fungsi manajemen yang mencakup perencanaan, pelaksanaan,

pengorganisasian dan pengontrolan dalam mencapai sebuah efisiensi

pekerjaan.

Menurut Pamudji diatas mengenai pengelolaan keuangan dapat

dilihat menitik beratkan berdasarkan dua faktor penting yakni :

a) Pengelolaan sebagai pembangunan yang mampu merubah

suatu hal sehingga menjadi hal yang baru dan memiliki nilai

yang lebih tinggi dari sebelumnya

b) Pengelolaan ini sebagai pembaharuan yakni sebuah usaha

dalam melakukan pemeliharaan suatu agar selaras dengan

kebutuhan - kebutuhan.

Kemudian Atmosudirjo (2005: 160) memberikan pengertian

bahwasahnya yakni Pengelolaan ialah sebuah pengendalian dan

pemanfaatan pada semua faktor sumber daya yang dalam sebuah

Page 33: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

18

perencanaan dibutuhkan dalam menyelesaikan sebuah tujuan

tertentu. Dari definisi diatas Admosudirjo menitik beratkan

pengelolaan dalam proses memanfaatkan dan mengendalikan semua

faktor sumber daya dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai sesuai

dengan perencanaan yang telah disusun.

Selanjutnya Menurut Moekijat (2000:1) menyatakan bahwa definisi

sebuah pengelolaan yakni suatu proses tertentu yang terdiri dari

kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan

pengawasan yang dilakukan dalam menentukan dan mencapai tujuan

yang hendak dicapai dengan menggunakan cara manusia dan

sumber lainnya. Sehingga, Moekijat menitik beratkan pengelolaan ini

pada sebuah proses merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan,

mengawasi dalam mencapai tujuan yang ditentukan dengan

menggunakan sumber daya manusia dan sumber yang lainnya.

2. Pengelolaan Keuangan Negara

Pengelolaan keuangan negara yakni merupakan bagian dari

sebuah pelaksanaan pemerintahan negara. Pengelolaan keuangan

negara ialah bentuk keseluruhan kegiatan pejabat pengelola

keuangan negara yang sesuai dengan kedudukan dan

kewenangannya yang diberikan, yang meliputi ;

a) perencanaan keuangan negara;

b) pelaksanaan keuangan negara;

c) pengawasan keuangan negara; dan

d) pertanggungjawaban keuangan negara.

Page 34: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

19

Pengelolaan keuangan negara yang ada sebagai bentuk tanggung

jawab menteri keuangan selaku bendahara umum negara yang

merupakan rangkaian dari pengelolaan keuangan negara. Definisi

keuangan negara ialah keuangan yang diberikan wewenang oleh

bendahara umum negara yang mencakup rupiah dan valuta asing.

Sedangkan itu, uang negara juga terdiri dari uang dalam kas negara

serta uang pada bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran

kementerian negara atau lembaga pemerintah non kementerian, dan

lembaga negara.

Kuasa bendahara umum negara pada pengelolaan keuangan

negara yang dilakukan oleh kuasa bendahara umum negara yang

mencakup sebagai berikut;

a) mengatur sistem penerimaan dan pengeluaran keuangan kas

negara;

b) menunjuk bank serta lembaga keuangan yang lainnya dalam

rangka melaksanakan penerimaan dan pengeluaran anggaran

negara;

c) mengatur keuangan yang diperlukan pada kegiatan anggaran

negara;

d) menyimpan uang kas negara;

e) memberikan tempat pada uang negara;

f) mengelola dan melakukan investasi melalui pembelian surat utang

negara;

Page 35: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

20

g) melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat yang

menggunakan anggaran atas beban rekening kas umum negara;

dan

h) menyajikan dan memberikan informasi keuangan negara

Pengelolaan keuangan negara bisa di rincikan ke dalam

pengelolaan kas umum negara, kegiatan penerimaan negara oleh

kementerian negara, lembaga non kementerian, dan lembaga negara.

Selanjutnya juga pada pengelolaan keuangan sebagai persediaan

untuk kebutuhan kementerian negara, lembaga pemerintah non

kementerian, dan lembaga negara. Perincian ini dilakukan bertujuan

sebagai pembeda fungsi, agar pada pengelolaan keuangan tetap

terarah dan tetap pada sasaran yang akan dicapai.

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara yang berarti Keuangan pada hak dan

kewajiban Negara yang bisa dinilai dengan uang serta segala sesuatu

hal baik berupa uang maupun menyerupai barang bisa dijadikan milik

Negara sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban

Termasuk juga didalamnya berdasarkan bagian kekayaan Negara

dan segala hak dan kewajiban yang muncul dikarenakan: 1)ada pada

penguasaan, pengurusan dan pertanggungjawaban pejabat lembaga

negara, baik itu ditingkat pusat maupun berada ditingkat daerah;

2)Berada dalam jangkauan penguasaan dan pertanggungjawaban

Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, yayasan,

badan hukum serta perusahaan yang memberikan modal pada

Page 36: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

21

negara atau perusahaan yang memberikan modal pada pihak ketiga

sesuai dengan perjanjian dengan Negara.

Berdasarkan Godhart (Ekstein,1981: 21) , keuangan Negara iaah

bentuk keseluruhan dari undang undang yang telah ditetapkan secara

periodik yang memberikan kekuasaan pada pemerintah dalam

mengimplementasikan pengeluaran mengenai periode tertentu dan

memberikan alat pembiayaan yang dibutuhkan dalam menutup

pengeluaran tersebut. Adapun Unsur-unsur keuangan Negara

menurut Geodhart mencakup :

a) Periodik;

b) Pemerintah sebagai pelaksana anggaran keuangan;

c) Pelaksanaan anggaran yang mencakup dua wewenang, yakni

wewenang pada pengeluaran dan wewenang dalam menggali

sumber-sumber pembiayaan agar mampu menutup

pengeluaran - pengeluaran yang bersangkutan, dan

d) Bentuk anggaran Negara ialah berupa sebuah undang-

undang.

Keuangan Negara berdasarkan pengertian lain, yakni Van der

Kemp ialah seluruh hak yang bisa dinilai dengan uang, dan juga

segala sesuatu (baik menyerupai uang maupun barang) yang mampu

dijadikan milik negara sehubungan dengan hak-hak tersebut.

Sedangkan berdasarkan Otto Ekstein, pada public finance

menyatakan bahwasahnya keuangan negara ialah sebuah bidang

yang mempelajari dampak dari anggaran belanja atas ekonomi,

Page 37: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

22

terkhusus pada dampak dari dicapainya ekonomi yang penting pada

pertumbuhan, keadilan, dan efisien

Definisi keuangan negara sebagai mana yang telah dicantumkan

pada penjelasan umum Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Tentang Keuangan Negara adalah sebagai berikut;

a) Dari sisi objek, yang dimaksud pada keuangan negara

mencakup hak dan kewajiban negara yang bisa dinilai dengan

uang termasuk juga kebijakan dan kegiatan pada bidang

fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan sebuah negara

yang dipisahkan, serta segala berdasarkan suatu baik berupa

uang maupun barang yang bisa dijadikan milik negara

sehubungan dengan kegiatan hak dan kewajiban tersebut;

b) Dari sisi subjek, yang dimaksudkan dengan keuangan negara

ialah mencakup pada objek seperti hal diatas yang dimiliki

oleh negara, maupun dikuasai oleh pemerintah pusat,

pemerintah daerah, perusahaan negara/daerah, dan badan

lain yang berkaitan dengan keuangan negara.

c) Dari sisi proses, keuangan negara ini meliputi seluruh

rangkaian pelaksanaan yang sehubungan dengan

pengelolaan objek sebagaimana hal diatas bermula dari

perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai

pada proses pertanggungjawaban.

d) Dari sisi tujuan, keuangan negara mencakup seluruh

kebijakan, kegiatan pelaksanaan dan hubungan hukum yang

berhubungan dengan pemilikan maupun penguasaan objek

Page 38: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

23

sebagaimana hal diatas dalam rangka pelaksanaan

pemerintahan negara

Sesuai dengan amanat Pasal 23C Undang-Undang Keuangan

Negara perlu jelaskan aturan pokok yang sudah ditetapkan pada

Undang-Undang Dasar 1945 tersebut ke dalam asas-asas umum

yang mencakup baik itu asas-asas yang sudah lama dikenal

dalam pengelolaan keuangan Negara, seperti asas tahunan, asas

universalitas, asas kesatuan dan asas spesialitas maupun asas-

asas baru sebagai pencerminan best practice (penerapan nilai-

nilai yang baik. Terdapat empat prinsip dasar pengelolaan

keuangan Negara, yaitu sebagai berikut;

a) Akuntabilitas yakni berdasarkan hasil atau kinerja;

b) Keterbukaan pada setiap transaksi keuangan pemerintah;

c) Pemberdayaan keterampilan manajer profesional; dan

d) Adanya lembaga pemeriksa eksternal yang kuat, profesional

dan mandiri serta dihindarinya duplikasi dalam pelaksanaan

pemeriksaan

Pada dasarnya, keuangan negara sebagai sumber pembiayaan

dalam rangka mencapai tujuan negara tidak bisa dipisahkan

dengan ruang lingkup yang dimilikinya. Oleh sebab itu ruang

lingkup menentukan substansi yang dikandung dalam keuangan

Negara. Sebenarnya keuangan negara harus memiliki ruang

lingkup agar terdapat kepastian hukum yang menjadi pegangan

bagi pihak-pihak yang melakukan pengelolaan keuangan negara.

Page 39: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

24

D. Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian yang akan dilakukan, maka terdapat

penelitian sebelum yang relevan dengan penelitian ini.

1. Penelitian ini dilakukan oleh Kiky Sri rejeki tahun 2015 pada studi

akuntansi dan bisnis dengan hasil penelitian Undang-Undang Desa

memberi konsekuensi ekonomi yang besar bagi Desa dengan

mengalokasikan APBN langsung kepada setiap Desa di Indonesia.

Desa tidak lagi dianggap hanya sebagai objek pembangunan, tetapi

juga sebagai subjek pembangunan. Desa langsung dilibatkan dalam

proses perencanaan hingga pelaksanaan pembangunan. Desa

memiliki kemandirian dan juga fleksibilitas untuk menentukan prioritas

pembangunannya. Dalam rangka mewujudkan desa yang mandiri dan

sejahtera, maka tata kelola pemerintahan desa yang efektif dan

efisien menjadi sangat penting, terutama mengenai tata kelola

keuangan. Tata kelola Pemerintahan Desa dimulai dari perencanaan

dan penganggaran hingga pembinaan dan pengawasan. Dalam

menjalankan pemerintahannya, Desa seharusnya bertindak

transparan, mulai dari tingkatan perencanaan hingga pelaksanaan.

Segala kegiatan Desa dengan tujuan untuk kemakmuran Desa juga

harus dapat dipertanggungjawabkan. Pemerintah Desa harus mampu

menyediakan mekanisme akuntabilitas melalui laporan

pertanggungjawaban. Pembangunan Desa yang mandiri dan

sejahtera juga membutuhkan partisipasi dari masyarakat. BPD dapat

menjadi jalan bagi partisipasi masyarakat untuk membangun

desanya. BPD dapat memberikan saran dan masukan mengenai

Page 40: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

25

prioritas pembangunan Desa dan juga dapat berfungsi sebagai

pengawas dalam pelaksanaan pembangunan Desa. Pembinaan dan

pengawasan juga perlu dilakukan untuk menjamin keberlangsungan

perbaikan kinerja dari Pemerintah Desa.

2. Penelitian ini dilakukan oleh Alizar Mustafa dan Sitaresmi Wahyu

Handani pada tahun 2017 dengan judul penelitian Pengukuran Kinerja

Sistem Informasi Tata Kelola Keuangan Kantor Kecamatan

Kemranjen Kabupaten Banyumas Menggunakan, Framework Cobit

5.0 Pada Domain MEA (Monitor, Evaluate, ASSESS) Pengukuran

capability level proses tata kelola keuangan dengan menggunakan

COBIT 5 pada Kecamatan Kemranjen memiliki ruang lingkup

(enterprise goals) sebanyak 7, IT- Related Goals sebanyak 12 control

objective dan total proses TI (IT Process) sebanyak 3 proses pada

domain MEA. Domain MEA sebanyak 3 proses yaitu monitor, evaluasi

dan menilai kinerja dan penyesuaian (MEA01), monitor, evaluasi dan

menilai sistem pengendalian internal (MEA02), menilai kepatuhan

dengan kesesuaian kebutuhan eksternal (MEA03). Hasil dari ketiga

proses tersebut mendapatkan nilai rata-rata capability level atau

tingkat kemampuan sebesar yang artinya berada pada level 2 atau

Managed Process itu berarti proses yang dilakukan sekarang

diimplementasikan, dikelola (direncanakan, dimonitor dan

disesuaikan) dan produk kerja yang tepat ditetapkan, dikendalikan

dan dipelihara. Penelitian ini hanya menghasilkan rekomendasi pada

permasalahan yang ditemukan dan sub domain yang masih berada

ditingkat kematangan repeatable atau bisa diulang

Page 41: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

26

3. Penelitian ini dilakukan oleh Kristie Onasis dan Robin pada tahun

2016 jurusan manajemen dengan judul penelitian Pengaruh Tata

Kelola Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan

Sektor Keuangan Yang Terdaftar di BEI adapun hasil penelitian yakni

Ukuran direksi memiliki pengaruh signifikan positif terhadap nilai

perusahaan yang bergerak di sektor keuangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Isshaqet al. (2009), Sulong dan Nor (2008), Beiner et al. (2004),

Oxelheim dan Randoy (2001), Fallatah dan Dickins (2012),

Babatunde dan Olaniran (2009), serta Stefanescu (2011). Hasil ini

bertolak belakang dengan penelitian Obradovich dan Gill (2013),

Kumar dan Singh (2013), Gill dan Mathur (2011), serta Haniffa dan

Hudaib (2006). Dewan independen memiliki pengaruh signifikan

positif terhadap nilai perusahaan yang bergerak di sektor keuangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Rouf (2011), Abbasi et al. (2012),

Helland dan Sykuta (2005), serta Stefanescu (2011). Hasil ini bertolak

belakang dengan penelitian Sulong dan Nor (2008), Oxelheim dan

Randoy (2001), Fallatah dan Dickins (2012), Sami et al. (2009), serta

Babatunde dan Olaniran (2009). Komite audit memiliki pengaruh

signifikan positif terhadap nilai perusahaan yang bergerak di sektor

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini konsisten

dengan penelitian yang dilakukan oleh Obradovich dan Gill (2013),

Rouf (2011), serta Tornyeva dan Wereko (2012). Hasil ini bertolak

belakang dengan penelitian Babatunde dan Olaniran (2009). Rapat

Page 42: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

27

komite audit memiliki pengaruh signifikan positif terhadap nilai

perusahaan yang bergerak di sektor keuangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh DeZoort et al. (2002), Coleman (2007) dan Bouaziz dan Triki

(2012), namun bertolak belakang dengan hasil penelitian Ojulari

(2012).

4. Penelitian ini dilakukan oleh A. Khorul Anam, Muhammad Ridho dan

Fatchur Rohman pada tahun 2017 dengan judul penelitian

Implementasi Sistem Informasi Yayasan (SIYAP) Terhadap Kualitas

Tata Kelola Keuangan Yayasan Pendidikan Islam Di Jepara dengan

hasil penelitian Seluruh tahapan program pengabdian masyarakat

meliputi Pengembangan sistem informasi yayasan (SIYap);

Penerapan dan Proses implementasi aplikasi SIYap; Penyusunan

prosedur mutu tata kelola keuangan; Implementasi prosedur mutu

tatakelola keuangan; serta pendampingan dan penerapan manajemen

tata kelola keuangan telah dilaksanakan dengan baik, dengan output

luaran berupa aplikasi SIYap versi 0.1 dan dokumen Prosedur Mutu

pengelolaan keuangan dan kelembagaan yayasan. Pengelolaan

keuangan yayasan saat ini telah menggunakan sistem

terkomputerisasi, melalui implementasi SIYap maka akan dapat

meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi dan mengurangi

timbulnya kesalahan atau manipulasi dalam sistem akuntansi.

Laporan keuangan telah disajikan dengan baik, tepat waktu dan

akurat melalui sistem. Mekanisme pengelolaan keuangan dan

kelembagaan telah diatur melalui berbagai prosedur mutu yang telah

Page 43: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

28

disusun, hal ini menunjukkan pelaksanaan tata kelola kelembagaan

yang baik. Dengan implementasi tata kelola kelembagaan yang baik

maka akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta mengurangi

timbulnya kesalahan dalam pengelolaan yayasan.

5. Penelitian ini dilakukan oleh Indra Dwi Hartanto dan Aries Tjahyanto

pada tahun 2010 dengan judul penelitian Analisa Kesenjangan Tata

Kelola Teknologi Informasi Untuk Proses Pengelolaan Data

Menggunakan Cobit (Studi Kasus Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia) dan hasil penelitian sebagai berikut, Tata kelola

teknologi informasi pada proses pengelolaan data di Badan

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia saat ini secara umum telah

cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan atribut tingkat kematangan tata

kelola teknologi informasi yang sebagian besar berada pada tingkat

kematangan level 2 (repeatable but intuitive) dan level 3 (defined

process). Ekspetasi terhadap tata kelola teknologi informasi yang

semakin baik oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

Hal ini ditunjukan dengan keinginan pencapaian tingkat kematangan

tata kelola teknologi informasi pada level 5 (optimized) Agar proses

perbaikan tata kelola teknologi informasi menuju tingkat kematangan

yang diharapkan dapat optimal, maka diperlukan strategi proses

perbaikan tata kelola teknologi informasi yakni perbaikan tata kelola

teknologi informasi dilakukan secara bertahap.

Page 44: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

29

E. Kerangka Konsep

Tata kelola keuangan pada badan pertanahan nasional kabupaten

wajo tentunya tidak lepas dari manajemen keuangan serta pengelolaan

keuangan negara, dengan berdasarkan pada undang-undang 1945

dengan pasal 23C dengan prinsip pengelolaan keuangan negara ada

empat prinsip dasar pengelolaan keuangan yakni adalah 1) akuntabilitas

2) keterbukaan 3) pemberdayaan dan 4) pemeriksaan yang digunakan

sebagai indikator pengukur dalam penelitian tata kelola keuangan pada

badan pertanahan nasional kabupaten wajo. Dan digambarkan dengan

konsep sebagai berikut

(Gambar: 2.1)

Tata Kelola

Keuangan

a. Akuntabilitas

b. Keterbukaan

c. Pemberdayaan

Pengelolaan Manajemen

Keuangan Pada Badan

Pertanahan Nasional

Kabupaten Wajo

Page 45: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Fokus Penelitian

Adapun fokus penelitian pada penelitian tata kelola keuangan

pada badan pertanahan nasional kabupaten wajo yakni adalah

akuntabilitas, keterbukaan, pemberdayaan dan pemeriksaan pada

manajemen tata kelola pada instansi tersebut, meliputi:

1. Tata Kelola Keuangan yakni adalah pengelolaan keuangan yang

dilakukan oleh pemerintah badan pertanahan nasional kabupaten

wajo.

2. Akuntabilitas yakni adalah sebuah konsep dimana sebuah

pertanggung jawaban yang dilakukan oleh pemerintah badan

pertanahan nasional kabupaten wajo terhadap pengelolaan

keuangan.

3. Keterbukaan yakni adalah transparansi yang dilakukan oleh

pemerintah badan pertanahan nasional kabupaten wajo pada seluruh

pengelolaan dana yang digunakan baik masuk dan keluar keuangan.

4. Pemberdayaan yakni adalah pemberdayaan yang dilakukan pada

manajer/ staf manajemen pengelolaan keuangan pada badan

pertanahan nasional kabupaten wajo..

5. Pengelolaan keuangan pada badan pertanahan nasional kabupaten

wajo yakni pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh pemerintah

untuk mengatur keuangan pada instansinya.

30

Page 46: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

31

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 2 bulan yang direncanakan

mulai bulan juli - September 2020. Adapun penelitian ini dilaksanakan

pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo, beralamat di Jalan

Pahlawan No.30,Lapongkoda,Tempe,Kabupaten Wajo,Sulawesi Selatan.

C. Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian deskriptif kualitatif. Yang

di mana jenis penelitian ini menjelaskan mengenai suatu prosedur penelitian

yang menggunakan data deskriptif berupa kata, tulisan serta lisan dari

pelaku yang dapat diamati. Adapun tipe penelitian ini adalah fenomenologi,

yaitu suatu penelitian yang dilakukan melalui pemaparan dan pengalaman

yang dialami oleh informan dengan didukung data kualitatif, di mana peneliti

berusaha untuk mengungkapkan suatu fakta tertentu dan memberikan

gambaran secara objektif tentang keadaan dan permasalahan yang

dihadapi. Penelitian ini akan dilaksanakan agar dapat mendapatkan

gambaran secara objektif mengenai diskresi tata kelola keuangan badan

pertanahan nasional kabupaten wajo balai Sama halnya menurut Sugiyono

(2012: 11) penelitian berdasarkan tingkat kejelasan dapat didefinisikan

bahwasahnya Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan

agar mengetahui seberapa besar nilai variabel mandiri, baik pada satu

variabel atau mandiri tanpa membuat perbandingan, dan menghubungkan

pada variabel yang lain.

26

26

Page 47: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

32

D. Sumber Data

Dalam hal ini sumber data yang digunakan untuk melakukan penelitian ini

ialah sebagai berikut :

1. Data primer ialah data yang didapatkan melalui hasil penelitian secara

langsung kepada objek yang akan diteliti. Data primer ini didapatkan

dengan hasil wawancara langsung terhadap responden atau pihak-pihak

yang terkait ataupun melalui kuesioner yang diberikan yaitu berupa daftar

pertanyaan yang berkaitan dengan tata kelola keuangan badan

pertanahan nasional kabupaten wajo.

2. Data sekunder ialah data yang diperoleh dari sebuah pihak ke dua, ketiga

dan seterusnya. Misalnya dari sebuah instansi ataupun organisasi yang

bersangkutan, atau perorangan dari pihak yang telah mengumpulkan dan

mengalihkannya, seperti data dokumentasi, data wawancara dengan

masyarakat, foto-foto, buku dan lain-lain yang relevan dengan penelitian.

Hal ini diperoleh dengan mencari dan mengumpulkan data dari informan

baik itu secara tertulis ataupun gambar-gambar dan tulisan - tulisan yang

berkaitan dengan penelitian.

E. Informan Penelitian

Dalam desain penelitian deskriptif kualitatif, jenis informan/responden ada

dua yaitu informan kunci (key informan) dan informan sekunder (secondary

informan). Informan kunci yaitu mereka yang dianggap menguasai objek

penelitian. Sedangkan pada informan sekunder untuk melengkapi informasi

data - data tentang objek penelitian untuk membanyak analisis, tetapi tidak

harus ada. Adapun informan dalam penelitian ini ialah :

Page 48: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

33

NO. Unsur Informan

1. Kepala Badan Pertanahan Nasional Kab. Wajo

2. Kabid Perencanaan, evaluasi dan Pelaporan

3. Kabid Keuangan dan BMN

4. Kabid Organisasi dan Kepegawaian

5. Kabid Seksi Infrastruktur Pertahanan

6. Kabid Pengadaan Tanah

7. Kabid Penanganan Masalah dan Pengendalian pertanahan

Tabel 3.1 (unsur informan)

F. Teknik Pengumpulan Data

Pada teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai, yakni berikut :

1. Wawancara (Interview)

Teknik pengumpulan data ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran

- gambaran tentang objek yang akan menjadi bahan penelitian dengan cara

tanya jawab secara lebih rinci dan terbuka dengan secara langsung pada

informan/responden. Wawancara ialah percakapan yang dilakukan dengan

maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh kedua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang akan mengajukan pertanyaan dan yang

akan diwawancarai (interviewee) kemudian memberikan jawaban atas

pertanyaan yang ditanyakan itu.

2. Obervasi Langsung

Teknik ini merupakan sebuah pengamatan yang dilakukan secara

langsung pada objek yang akan diteliti guna mendapatkan keterangan yang

berupa informasi, data serta fakta akurat yang berkaitan dengan objek

Page 49: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

34

penelitian. Pada teknik ini juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat

keseimbangan antara keterangan informan atau responden dan data pada

kenyataan yang ada dengan melakukan pengamatan secara langsung

terhadap objek dan tetap mengawasi keabsahannya. Observasi di definisikan

sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik pada gejala atau

masalah yang nampak di objek penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Sugiyono (2015:329) adalah suatu cara yang

digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip ,

dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan

yang mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan

data kemudian ditelaah. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi silabus, RPP dan profil sekolah.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan atas

penjelasan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012: 92-99), yaitu:

1. Reduksi Data (data reduction)

Reduksi data adalah tindakan memilih dan memilah data-data yang sesuai

dengan obyek penelitian melalui rangkuman, memilih data - data pokok, dan

memfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting, mencari tema dan pola

serta membuang hal-hal yang dianggap tidak perlu.

2. Penyajian Data (display data)

Data yang dikumpulkan oleh penulis akan disajikan dalam bentuk uraian

singkat dengan menjelaskan hubungan masing-masing kategori dan

melampirkan dalam sebuah bagan.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (conclusion drawing and verification)

Page 50: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

35

Kesimpulan yang ditemukan masih bersifat sementara sampai ditemukannya

data dan bukti yang lebih valid untuk digunakan pada tahap selanjutnya.

H. Keabsahan Data

Salah satu cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengujian kredibilitas

data adalah dengan triangulasi. Sugiyono (2012), membagi triangulasi ke

dalam tiga macam, yaitu:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang sudah

diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan

pengumpulan dan pengujian data yang sudah diperoleh dari hasil

pengamatan, wawancara, dan dokumen-dokumen yang ada. Kemudian

peneliti melakukan perbandingan antara hasil pengamatan dengan

wawancara, dan membandingkan lagi antara hasil wawancara dengan

dokumentasi yang ada .

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan data dari

sumber yang sama tetapi menggunakan teknik yang berbeda. Dalam hal ini

data yang didapatkan dari wawancara, kemudian melakukan pengecekan

dengan observasi dan dokumen. Jika tiga teknik ini mendapatkan hasil data

yang berbeda, maka peneliti harus mendapatkan data yang valid dengan

cara melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber daya untuk mengetahui

data mana yang benar atau mungkin semuanya benar karena pendapat

mereka berbeda-beda.

3. Triangulasi Waktu

Page 51: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

36

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan

melalui teknik wawancara dengan narasumber, teknik wawancara ini

dilakukan pada pagi hari pada saat narasumber masih segar bugar dan

belum ada masalah sehingga akan memberikan data yang valid. Untuk itu

pengujian kredibilitas ini dilakukan dengan mengecek wawancara, observasi

dan teknik lainnya dalam waktu dan situasi yang berbeda

I. Rencana Penelitian

Agar penelitian ini lebih terarah dan terencana dengan baik, maka peneliti

menyusun jadwal penelitian sebagai berikut

No URAIAN

KEGIATAN

Juni Juli Agustus September

Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan

Proposal

2 Seminar

Proposal

3 Penelitian

4 Analisis Data

5 Konsultasi

6 Pembuatan

Seminar Hasil

7 Seminar Hasil

Tabel 3.2 (rencana penelitian)

Page 52: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Wajo

Kabupaten Wajo dengan ibu kotanya Sengkang, terletak dibagian tengah

Provinsi Sulawesi Selatan dengan jarak 242 km dari Makassar Ibukota Provinsi

Sulawesi Selatan, memanjang pada arah laut tenggara dan terakhir merupakan

selat, dengan posisi geografis antara 3º 39º - 4º 16º LS dan 119º 53º-120º 27

BT.2 Luas wilayahnya adalah 2.506,19 Km² atau 4,01% dari luas Propinsi

Sulawesi Selatan dengan rincian Penggunaan lahan terdiri dari lahan

tegal/kebun 38.769,4 Ha, ladang/huma 11.780 Ha, perkebunan 29.914,1 Ha,

tanah tanaman kayu-kayu hutan 7.226,5 Ha, dan lainnya 62.575 Ha. Batas

wilayah Kabupaten Wajo sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Luwu dan Kabupaten Sidrap.

1. Sebelah Selatan : Kabupaten Bone dan Soppeng.

2. Sebelah Timur : Teluk Bone.

3. Sebelah Barat : Kabupaten Soppeng dan Sidrap.

Topografi di Kabupaten Wajo mempunyai kemiringan lahan cukup bervariasi

mulai dari datar, bergelombang hingga berbukit. Sebagian besar wilayahnya

tergolong datar dengan kemiringan lahan/lereng 0 – 2 % luasnya mencapai

212,341 Ha atau sekitar 84 %, sedangkan lahan datar hingga bergelombang

dengan kemiringan / lereng 3 – 15 % luas 21,116 Ha (8,43%), lahan yang berbukit

dengan kemiringan / lereng diatas 16 – 40 % luas 13,752 Ha (5,50 %) dan

kemiringan lahan diatas 40 % (bergunung) hanya memiliki luas 3,316 Ha

(1,32%).4

37

Page 53: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

38

B. Gambaran Umum Badan Pertanahan Nasional

Kantor Pertanahan Kabupaten Wajo terletak dalam wilayah Kelurahan

Lapangkoda, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan,

tepatnya di Jalan Andi Lantara No. 38, Sengkang.

1. Sumber Daya Manusia

Kantor Pertanahan Kabupaten Wajo memiliki sumber daya manusia yang

terdiri dari 77 orang yang terdiri Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai

Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN), serta pegawai honor lainnya. Rincian

dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.1 Data Kepegawaian Kantor Pertanahan Kabupaten Wajo

No. Pangkat/Golongan Jumlah Pegawai

1. Pembina/IV a 1

2. Penata Tk.I/III d 5

3. Penata /III c 6

4. Penata Muda Tk./III b 5

5. Penata Muda/III a 7

6. Pengatur Tk. I/II d 1

7. Pengatur/II c 3

8. Pengatur Muda Tk.I/Iib 4

9. Pengatur Muda/ Iia 2

10. PPNPN 33

11. Honorer 9

12. Security, Supir, OB 3

13. Purnabakti 2

Jumlah 81

Sumber : Kepegawaian Kantah Wajo, 2019.

Page 54: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

39

2. Visi Misi Badan Pertanahan Nasional

Adapun Visi dan Misi Kantor Pertanahan Kabupaten Wajo adalah sebagai

berikut:

Visi :

Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan untuk sebesar-besar

kemakmuran rakyat serta keadilan dan keberlanjutan kemasyarakatan,

kebangsaan dan kenegaraan RI.

Misi :

Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan

untuk :

a. Meningkatkan Kinerja dan Profesionalisme Serta Iman dan Taqwa

Pegawai.

b. Mewujudkan Komitmen Bersama Memberikan Pelayanan Yang

Berkualitas dan Jaminan Kepastian Hukum.

c. Meningkatkan Mutu Pelayanan Yang Responsif, Transparan, Akuntabel

dan Tidak Diskriminatif.

d. Mewujudkan Penyelesaian Sengketa dan Konflik Pertanahan Yang

Berkeadilan.

e. Berkomitmen Mensukseskan Program Strategis Nasional dan Rencana

Strategis Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo Sesuai Ketentuan Yang

Berlaku.

Page 55: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

40

3. Tugas dan Fungsi Badan Pertanahan Nasional

a) Tugas:

1) Menyusun bahan daftar inventaris aplikasi komputer dan

spesifikasi perangkat keras komputer dan jaringan yang

digunakan;

2) Menyusun bahan petunjuk penggunaan aplikasi komputer,

pengelolaan sistem dan jaringan komputer;

3) Melakukan pengelolaan sistem operasi komputer atau

aplikasi yang digunakan dalam unit kerja terkait untuk

memberikan hak akses user kepada pegawai;

4) Melakukan instalasi dan pembaharuan aplikasi komputer

dan anti virus;

5) Melakukan pengelolaan database;

6) Melakukan pemantauan dan deteksi kerusakan dan

pemeliharaan terhadap aplikasi, perangkat dan jaringan

komputer agar berjalan secara optimal; dan

7) Menyusun bahan permasalahan dan perubahan /

perkembangan aplikasi, perangkat dan jaringan komputer.

b) Tugas :

Mengawasi, mengelola dan memelihara sistem jaringan

komputer dan sirkuit data.

Page 56: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

41

4. Struktur Organisasi Badan Pertanahan Nasional

Skema Bagan Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Wajo

Page 57: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

42

C. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka peniliti akan

menjabarkan tentang Analisis Tata Kelola Keuangan pada badan

Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo berdasarkan pada undang-

undang 1945 dengan pasal 23C dengan prinsip pengelolaan

keuangan negara ada empat prinsip dasar pengelolaan keuangan

yakni adalah 1) akuntabilitas 2) keterbukaan 3) pemberdayaan

dan 4) pemeriksaan data yang diperoleh akan dijabarkan

mengenai analisis tata kelola keuangan Badan Pertanahan

Nasional Kabupaten Wajo.

Penelitian ini menggunakan tolak ukur undang-undang 1945

dengan pasal 23C dengan prinsip pengelolaan keuangan negara

ada empat prinsip dasar pengelolaan keuangan dapat diukur

dengan indikator berikut :

a. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang dekat dengan

administrasi publik pemerintahan (lembaga eksekutif

pemerintah, lembaga legislatif parlemen dan lembaga yudikatif

kehakiman) yang mempunyai beberapa arti antara lain, hal ini

sering digunakan secara sinonim dengan konsep-konsep

seperti yang dapat dipertanggungjawabkan (responsibility),

kemampuan memberikan jawaban (answeraility), yang dapat

dipersalahkan (blameworthiness) dan yang mempunyai

ketidakbebasan (liability) termasuk istilah lain yang mempunyai

Page 58: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

43

keterkaitan dengan harapan dapat menerangkannya.

Akuntabilitas secara umum dapat diartikan sebagai permintaan

pertanggungjawaban atas pemenuhan tanggung jawab yang

diserahkan kepadanya. Dalam tugasnya mengaudit laporan

keuangan, auditor dituntut bekerja dengan akuntabilitas yang

tinggi dan secara profesional. Hal ini untuk memenuhi

permintaan klien yang menginginkan kinerja yang tinggi.

Dengan indikator diatas adapun pertanyaan wawancara

yang dilakukan peneliti kepada 7 narasumber yakni, Kepala

Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo, Kabid

Perencanaan evaluasi dan Pelaporan, Kabid Keuangan dan

BMN, Kabid umum dan kepegawaian, Kabid seksi infrastruktur

pertanahan, Kabid pengadaan Tanah, Kabid penanganan

masalah dan pengendalian pertanahan.

a) Berdasarkan indikator akuntabilitas mengenai

akuntabilitas pengelolaan keuangan pada Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo, peneliti kemudian

mewawancarai SA selaku Kepala Badan Pertanahan

Kabupaten Wajo, mengatakan bahwasannya :

“...kalau akuntabilitasnya kita ini secara vertikal, tidak

terkait dengan pemerintah daerah jadi kita ini tidak ada

campur tangan dari pihak pemerintah daerah, bentuk

akuntabilitasnya kita tiap bulan ada pelaporan anggaran

atau biasa dikatakan rekonsiliasi anggaran(hasil

wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya akuntabilitas

pengelolaan keuangan pada Badan Pertanahan Nasional

Kabupaten Wajo itu dilakukan secara vertikal, tidak bersangkutan

Page 59: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

44

dengan pemerintah daerah, bentuknya yakni dengan rekonsiliasi

pelaporan keuangan tiap bulannya. Kemudian selanjutnya

dilakukan wawancara bersama SI selaku kabid perencanaan,

evaluasi dan pelaporan mengatakan bahwa:

“...akuntabilitas itu kan kalau kita di kementerian agraria

badan pertanahan ini jadi kita akuntabilitasnya ada di

kementerian kemudian turun ke kanwil baru ke kantor

pertanahan, jadi kita melakukan pelaporan pada kantor

wilayah nanti diteruskan ke kementerian agraria dipusat..” (

Hasil wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya akutabilitas

badan pertanahan nasional Kabupaten Wajo dengan bentuk

pelaporan pada kantor wilayah yang kemudian akan diteruskan

pada kementerian agraria. Selanjutnya dilakukan wawancara

bersama TO selaku Kabid keuangan dan BMN yang mengatakan

bahwasanya :

“...kalau sistem akuntabillitas yang kita punya di badan

pertanahan ini kita tiap bulan ada pelaporan terkait dengan

pencairan anggaran KPPN kantor pelayanan

perbendaharaan negara namanya kita mengajukan SPM di

KKPN watampone..” (Hasil wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya sistem

akuntabilitas pada badan pertanahan dilakukan sebelum

pencairan anggaran pada kantor pelayanan perbendaharaan

negara sebelum melakukan pencairan anggaran. Kemudian

selanjutnya dilakukan juga wawancara bersama AM selaku kabid

keorganisasian dan kepegawaian mengatakan bahwa :

“..kalau untuk akuntabilitas pertanggung jawabannya kita

ini di badan pertanahan kita langsung ke kanwil, tidak

melapor ke daerah, jadi semua kegiatan dan program kita

atas arahan dan tanggung jawab pada kementerian

agraria..” (Hasil wawancara 6 Agustus 2020)

Page 60: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

45

Dari wawancara di atas menyatakan bahwasanya pertanggung

jawaban badan pertanahan nasional Kabupaten Wajo ini naik

pada kantor wilayah kemudian langsung kepada kementerian

agraria dan tidak termasuk pada akuntabilitas pemerintah daerah.

Selanjutnya dilakukan wawancara bersama GAS selaku Kabid

seksi Infrastruktur Pertanahan yang menyatakan bahwa :

“..kalau untuk akuntabilitasnya kita diinfrastruktur

pertanahan ini kita punya sistem sendiri di bidangnya

kemudian ada laporan mingguan ke atasan, dan laporan

bulanan untuk semua evaluasi keuangan dikantor..” (Hasil

wawancara 6 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwasanya bidang

infrastruktur pertanahan melakukan pelaporan setiap minggu pada

kepala badan pertanahan nasional dan setiap bulannya ada

evaluasi mengenai keuangan. Kemudian selanjutnya dilakukan

wawancara bersama AAA selaku kepala bidang pengadaan tanah

mengatakan :

“..untuk akuntabilitas keuangannya kita ini dipengadaan

tanahkan paling laporan ke atasan mengenai pemakaian

keuangan kemudian mengenai pengadaan tanah untuk

pemerintah kabupaten wajo seperti apa dan jumlah-

jumlahnya saja dilaporkan langsung ke kantor wilayah...”

(Hasil Wawancara 6 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwasannya akuntabilitas

keuangan pada bidang pengadaan tanah yakni laporan keuangan

mengenai pemakaian dan pengadaan tanah yang dilakukan untuk

kabupaten wajo dan dilaporkan dipertanggungjawabkan pada

kantor wilayah. Kemudian lagi dilakukan wawancara bersama MA

selaku kabid penanganan masalah dan pengendalian tanah

mengatakan bahwa:

Page 61: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

46

“...Untuk bidang penanganan masalah dan pengendalian

tanah ini sekiranya kalau untuk pertanggungjawaban

keuangan itu biasanya bendahara bidang kemudian

dilaporkan kebagian keuangan seperti apa kemudian

bagian keuangan nanti yang urus untuk keatasnya...” (Hasil

wawancara 6 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menunjukkan bahwasanya bidang

penanganan masalah dan pengendalian tanah ini untuk

akuntabilitas keuangannya dilakukan oleh bendahara bidang

kemudian dilakukan pelaporan pada bidang keuangan dan setelah

itu bidang keuangan yang melakukan pelaporan selanjutnya.

Dari hasil kutipan wawancara pada indikator akuntabilitas

mengenai akuntabilitas keuangan pada analisis tata kelola

keuangan pada badan pertanahan nasional Kabupaten wajo yakni

bahwasahnya akubtabilitas keuangannya secara vertikal, tidak

terkait oleh pemerintah daerah. Hal tersebut membuat pelaporan

keuangan badan pertahanan nasional Kabupaten wajo berada

pada garis kementerian agraria yang diwakili oleh kantor wilayah,

dan dilakukan rekonsiliasi terhadap belanja dan pencairan

pendanaan dari perbendaharaan negara, sehubungan dengan

laporan keuangan pada masing-masing bidang yakni akuntabilitas

atau laporan keuangan dilaporkan pada bidang keuangan dan

kemudian diadakan evaluasi terkait dengan laporan keuangan

setiap bulannya.

b) Berdasarkan indikator akuntabilitas mengenai seperti apa

pertanggungjawaban pengelolaan keuangan pada Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo, peneliti kemudian

Page 62: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

47

mewawancarai SA selaku Kepala Badan Pertanahan

Kabupaten Wajo, mengatakan bahwasanya :

“...bentuk pertanggung jawabannya yaitu kita bertanggung

jawab atas pencairan keuangan yang ada di badan

pertanahan ini jadi kita memiliki 5 bidang masing-masing

mereka punya kegiatan yang akan didanai seperti itu..”

(Hasil wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya pertanggung

jawaban badan pertanahan nasional kabupaten wajo ini yakni

pencairan keuangan untuk berjalannya program-program kerja

dari badan pertanahan sendiri dan dibagi atas 5 bidang yang ada

pada badan pertanahan nasional Kabupaten Wajo. Kemudian

selanjutnya dilakukan wawancara bersama SI selaku kabid

perencanaan, evaluasi dan pelaporan mengatakan bahwa:

“...pertanggung jawabannya itu berdasarkan program

kerjanya masing-masing kita tentu akan mengevaluasi

program kerja apa saja yang berjalan, kemudian berapa

anggarannya apakah relevan pengeluaran dengan yang

seharusnya..” (Hasil Wawancara 5 Agustus 2020)

Dari hasil wawancara diatas menyatakan bahwasanya

pertanggung jawaban yang dilakukan badan pertanahan nasional

yakni berdasarkan program kerja seperti apa program kerja dan

berapa pendanaan dan pemeriksaan pada hasil kerja dan

pemeriksaan pada pembelanjaan yang dilakukan pada masing-

masing bidang yang ada pada badan pertanahan nasional

Kabupaten Wajo. Selanjutnya dilakukan wawancara bersama TO

selaku Kabid keuangan dan BMN yang mengatakan bahwasanya:

“..pertanggung jawabannya kita ya jelas terkait dengan

keuangan, pembelanjaan pada badan pertanahan ini, jadi

kalau ada pembelanjaan pada kegiatan apa pada salah

satu bidang kemudian mereka menyetorkan proposal

Page 63: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

48

anggaran kemudian kita periksa relevan kita cairkan..”

(Hasil wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwasanya pertanggung

jawaban badan pertanahan nasional Kabupaten Wajo ini pada

pembelanjaan anggaran kegiatan pada bidang kantor badan

pertanahan dengan berdasarkan proposal dan bertanggung jawab

mencairkan pengadaan keuangan. Kemudian selanjutnya

dilakukan juga wawancara bersama AM selaku kabid

keorganisasian dan kepegawaian mengatakan bahwa :

“...pertanggung jawaban untuk bidang ini biasanya terkait

dengan pengadaan honorer, atau ada kegiatan

kepegawaian pelatihan biasanya kita setor ke atasan

kepala badan pertanahan kemudian beserta anggarannya

kalau disetujui anggaran akan dicairkan melalui keuangan

BMN...” (Hasil wawancara 6 Agustus 2020)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwasanya bentuk

pertanggung jawaban bidang keorganisasian dan kepegawaian

yakni melakukan penyetoran berkas terkait dengan pembelanjaan

kegiatan dan persetujuan dilakukan oleh badan pertanahan

nasional yang kemudian dilakukan pencairan keuangan pada

keuangan dan BMN. Selanjutnya dilakukan wawancara bersama

GAS selaku Kabid seksi Infrastruktur Pertanahan yang

menyatakan bahwa :

“...bentuk pertanggung jawaban khususnya dari bidang

infrastruktur sekiranya dari keuangan yang kami miliki

digunakan pada kegiatan program pelaksanaan badan

pertanahan, kemudian dituangkan dalam sebuah laporan

kerja..” (Hasil Wawancara 6 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya bentuk

pertanggungjawaban keuangannya yakni program-program

pelaksanaan kegiatan pada bidang infrastruktur pertanahan

Page 64: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

49

dituangkan pada laporan hasil kerja. Kemudian selanjutnya

dilakukan wawancara bersama AAA selaku kepala bidang

pengadaan tanah mengatakan :

“..kalau bentuk pertanggung jawabannya itu kembali lagi

kepada pelaporan, jadi kita laporkan semua kegiatan yang

telah dilakukan dengan pelaporan keuangan seperti itu..”

(Hasil wawancara 6 Agustus 2020)

Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwasanya bentuk dari

pertanggung jawaban bidang pengendalian tanah yakni adalah

laporan hasil kegiatan dan laporan keuangan terhadap kegiatan-

kegiatan yang dilakukan. . Kemudian lagi dilakukan wawancara

bersama MA selaku kabid penanganan masalah dan

pengendalian tanah mengatakan bahwa:

“..sekiranya sama semua ya untuk pertanggung jawaban

kan itu dari laporan kerja, jadi melalui anggara yang

diberikan oleh bagian keuangan kemudian tentu kita ada

pelaporan mengenai anggaran kembali ke staf keuangan

sendiri...” (Hasil Wawancara 6 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwasanya anggaran

yang diberikan staf keuangan pada bidang penanganan masalah

dan pengendalian tanah di pertanggung jawabkan melalui laporan

hasil kerja dan juga laporan keuangan.

Jadi berdasarkan hasil wawancara diatas pada indikator

akuntabilitas mengenai bentuk pertanggung jawaban badan

pertanahan nasional Kabupaten Wajo yakni dengan melakukan

pelaporan berdasarkan program kerja dan melakukan pelaporan

hasil kerja beserta anggaran pembelanjaan pada kegiatan-

kegiatan yang hendak dan akan dilaksanakan pada badan

pertanahan nasional Kabupaten Wajo.

Page 65: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

50

c) Berdasarkan indikator akuntabilitas mengenai perwujudan

kewajiban yang dilakukan dalam mengelola keuangan

pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo,

peneliti kemudian mewawancarai SA selaku Kepala Badan

Pertanahan Kabupaten Wajo, mengatakan bahwasanya :

“...kewajibannya kita ya kalau uangnya cair kita harus ada

pertanggung jawaban, anggaran kita salurkan sesuai

dengan kebutuhan kantor dan yang berhak menerima

semisalnya gaji teman-teman staf honorer...” (Hasil

wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas bahwasanya perwujudan kewajiban dalam

mengelola keuangan badan pertanahan nasional ini dengan

mempertanggung jawabkan semua keuangan yang dicairkan pada

badan pertanahan ini dan kemudian disalurkan ketempat yang

seharusnya disalurkan. Kemudian selanjutnya dilakukan

wawancara bersama SI selaku kabid perencanaan, evaluasi dan

pelaporan mengatakan bahwa:

“...sekiranya kewajibannya kita dalam mengelola keuangan

itu harus jujur, benar-benar melaporkan sesuai dengan apa

yang sebenarnya kewajiban ini jugakan bentuk dari sebuah

tanggung jawab yang diberikan dan harus

dilaksanakan..”(Hasil wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya kewajiban dalam

mengelola keuangan yakni jujur dan melakukan pelaporan sesuai

dengan kegiatan dikarenakan kewajiban ini adalah sebuah bentuk

juga dari pertanggung jawaban dan tugas pegawai. . Selanjutnya

dilakukan wawancara bersama TO selaku Kabid keuangan dan

BMN yang mengatakan bahwasanya :

“..keuangan ini kan sebenarnya kita diberikan tugas untuk

mengelola keuangan jadi kewajibannya kita ya ini anggaran

harus dilaksanakan sesuai dengan yang seharusnya kalau

Page 66: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

51

untuk program pelaksanaan kita laksanakan kalau untuk

pengadaan barang untuk pengadaaan jadi dilaksanakan

sesuai dengan yang seharusnya...” (Hasil wawancara 5

Agustus 2020)

Dari berdasarkan hasil wawancara diatas bahwasanya keuangan

merupakan sebuah tugas yang diberikan dan wajib dilaksanakan

sesuai pelaksanaannya, baik itu untuk pelaksanaan program kerja

ataupun pengadaaan barang. Kemudian selanjutnya dilakukan

juga wawancara bersama AM selaku kabid keorganisasian dan

kepegawaian mengatakan bahwa :

“...ada banyak kewajiban yang dilakukan untuk

pengelolaan keuangan, yang pertama penggunaan

anggaran yang tepat, kemudian juga kalau ada kelebihan

anggaran sekiranya dikembalikan ke staf keuangan,

karenakan kewajiban kita mengelola ini untuk

melaksanakan kegiatan dan juga gaji dari staf kalau masih

ada lebihnya kita kembalikan ke yang bersangkutan. (Hasil

wawancara 6 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya kewajiban

pengelolaan anggaran yakni dengan menggunakan anggaran

dengan tepat dan sesuai dengan program kerja dan untuk

kelebihan anggaran dikembalikan ke bagian keuangan.

Selanjutnya dilakukan wawancara bersama GAS selaku Kabid

seksi Infrastruktur Pertanahan yang menyatakan bahwa :

“...kewajibannya kita ya kita harus benar-benar mengelola

keuangan, tidak boleh ada kesalahan, harus berhati-hati,

digunakan sesuai dengan kebutuhan program kegiatan..”

(Hasil wawancara 6 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas bahwasanya kewajiban pengelolaan

keuangan yakni pegawai harus benar-benar mengelola sesuai

dengan kebutuhan program kerja. Kemudian selanjutnya

Page 67: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

52

dilakukan wawancara bersama AAA selaku kepala bidang

pengadaan tanah mengatakan :

“...kewajibannya kita dalam mengelola keuangan ini

dengan menyalurkan keuangan dengan tepat, dan sesuai

dengan penggunaan serta kebutuhan saja...” (Hasil

wawancara 6 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas diketahui bahwasanya kewajiban

pengelolaan keuangan yakni dengan menyalurkan anggaran

dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan penggunaan.

Kemudian lagi dilakukan wawancara bersama MA selaku kabid

penanganan masalah dan pengendalian tanah mengatakan

bahwa:

“...kewajiban kita ya harus bertanggung jawab ke anggaran

yang diberikan ini, digunakan berdasarkan kebutuhan, dan

digunakan sebaik-baiknya tidak boros kalau sebisa

mungkin hemat anggaran kemudian bisa ada penambahan

program kerja..” (Hasil wawancara 6 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas bahwasanya kewajiban dalam mengelola

keuangan yakni dengan bertanggung jawaba pada anggaran yang

ada dan digunakan sesuai dengan kebutuhan serta sebisa

mungkin melakukan penghematan pada anggaran.

Berdasarkan hasil wawancara keseluruhan pada indikator

akuntabilitas mengenai perwujudan kewajiban yang dilakukan

yakni bertanggung jawab terhadap anggaran dengan menyalurkan

anggaran sesuai dan tepat, kemudian melakukan pengeluaran

anggaran dengan sebenar-benarnya baik itu pada pelaksanaan

program kerja maupun pada pengadaaan barang, serta juga

menghemat anggaran untuk penambahan program kerja yang

ada.

Page 68: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

53

d) Berdasarkan indikator akuntabilitas mengenai kemampuan

pegawai dalam melakukan pengelolaan keuangan Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo, peneliti kemudian

mewawancarai SA selaku Kepala Badan Pertanahan

Kabupaten Wajo, mengatakan bahwasanya :

“...kalau untuk kemampuan pegawai dalam mengelola

keuangan jadi kita ada staf memang yang mengurusi soal

keuangan dan mereka memang sudah terlatih dan orang-

orang pilihan yang dianggap mampu mengelola

keuangan...” (Hasil wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas diketahui pada kemampuan pegawai

dalam mengelola keuangan baik dikarenakan pegawai keuangan

sendiri adalah orang yang terpilih dan terlatih untuk mengelola

keuangan khususnya di badan pertanahan nasional Kabupaten

Wajo. Kemudian selanjutnya dilakukan wawancara bersama SI

selaku kabid perencanaan, evaluasi dan pelaporan mengatakan

bahwa:

“...kemampuan pegawai dalam pengelolaan keuangan kita

ini disini alhamdulilah baik, kita ada bagian keuangan yang

memang orang-orang yang sesuai dengan kemampuannya

mengelola keuangan dan kemudian mereka juga di

dampingi oleh orang-orang kantor wilayah jadi untuk

kemampuan sekiranya tidak ada masalah...” (Hasil

wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya kemampuan

pegawai dalam mengelola keuangan baik, dikarenakan staf

keuangan berasal dari sesuai dengan keahliannya serta adanya

pendampingan kantor wilayah terkait anggaran. Selanjutnya

dilakukan wawancara bersama TO selaku Kabid keuangan dan

BMN yang mengatakan bahwasanya :

Page 69: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

54

“...alhamdulilah untuk kemampuan pengelolaan kita disini

tidak ada masalah, kemudian juga di bagian keuangan ini

saya dibantu oleh dua staf lagi yang memang berasal dari

orang-orang berpengalaman dibidangnya...” (Hasil

wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas dapat ketahui bahwasanya kemampuan

pegawai dalam pengelolaan keuangan tidak ada masalah,

dikarenakan bagian keuangan dibantu oleh dua orang staf yang

berpengalaman dan ahli di bidangnya. Kemudian selanjutnya

dilakukan juga wawancara bersama AM selaku kabid

keorganisasian dan kepegawaian mengatakan bahwa :

“...untuk kemampuan pengelolaan keuangan sekiranya

tidak ada masalah, pegawai staf kita sudah mumpuni

bahkan bendahara kita ini masing-masing diberikan

pelatihan dan sertifikasi..” (Hasil wawancara 6 Agustus

2020

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya kemampuan

pegawai dalam melakukan pengelolaan keuangan sudah

mumpuni, bendahara keuangan diberikan pelatihan dan ikut serta

dalam sertifikasi. Selanjutnya dilakukan wawancara bersama GAS

selaku Kabid seksi Infrastruktur Pertanahan yang menyatakan

bahwa:

“...kalau untuk kemampuan pengelolaan keuangan tidak

ada masalah dek, teman-teman disini sudah diberikan

arahan dan pelatihan langsung dari kementerian untuk

pengelolaan keuangan...” (Hasil wawancara 6 Agustus

2020)

Dari wawancara diatas bahwasanya kemampuan pegawai pada

pengelolaan keuangan badan pertanahan nasional Kabupaten

Wajo baik, sebab pelatihan keuangan diarahakan melalui

langsung dari kementerian untuk pengelolaan keuangan.

Page 70: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

55

Kemudian selanjutnya dilakukan wawancara bersama AAA selaku

kepala

“...sekiranya untuk kemampuan pegawai pada pengelolaan

keuangan tidak diragukan lagi, karena perekrutan kita ini

memang langsung dari kementrian yang tentu syarat dan

prosedurnya yang ketat...” (Hasil wawancara 6 Agustus

2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya kemampuan

pegawai dalam pengelolaan keuangan tidak diragukan sebab

perekrutan pegawai dilakukan oleh kementerian dengan syarat

dan prosedur yang ketat. Kemudian lagi dilakukan wawancara

bersama MA selaku kabid penanganan masalah dan

pengendalian tanah mengatakan bahwa:

“...kalau kemampuan pegawai dalam mengelola keuangan

tidak ada masalah, kita ada pengiriman pegawai ke pusat

untuk melakukan pelatihan dan pegawai khususnya

bendahara disini sudah ada beberapa yang sudah

tersertifikasi langsung dari kementerian keuangan...” (Hasil

wawancara 6 Agustus 2020)

Dari wawancara di atas menyatakan bahwasanya kemampuan

pegawai dalam mengelola keuangan baik dikarenakan pegawai

badan pertanahan nasional Kabupaten Wajo mengirimkan

pegawainya untuk melakukan pelatihan dan juga beberapa

pegawai sudah berlisensi dari kementrian keuangan.

Jadi berdasarkan indikator akuntabilitas mengenai kemampuan

pegawai dalam mengelola keuangan badan pertanahan nasional

Kabupaten Wajo sudah baik, dikarenakan penempatan pegawai

yang sesuai dengan kemampuan dan skillnya, serta pemberian

pelatihan pengelolaan dan arahan dari kantor wilayah. Dan juga

sudah ada beberapa pegawai sudah berlisensi/ sertifikasi

Page 71: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

56

langsung mengenai pengelolaan keuangan dari kementerian

keuangan sendiri.

e) Berdasarkan indikator akuntabilitas mengenai seberapa

penting pengelolaan keuangan pada Badan Pertanahan

Nasional Kabupaten Wajo, peneliti kemudian

mewawancarai SA selaku Kepala Badan Pertanahan

Kabupaten Wajo, mengatakan bahwasahnya :

“...penting sekali, karena keuangan itu harus akuntabel dan

transparan jadi kalau keuangan tidak akuntabel dan

transparan tentu akan menimbulkan masalah

kedepannya..” (Hasil wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya akuntabilitas

keuangan sangat penting dikarenakan dalam sebuah akuntabilitas

harus bersifat akuntabel dan transparan. Kemudian selanjutnya

dilakukan wawancara bersama SI selaku kabid perencanaan,

evaluasi dan pelaporan mengatakan bahwa:

“..akuntabilitas itu penting dan sangat diperlukan, karena

akuntabilitas ini yang menjadi tanggung jawabnya kita

untuk melakukan pelaporan kepada bagian keuangan dan

menjadi wujud nyata bahwasannya anggaran alirannya

kemana saja...” (Hasil wawancara 5 Agustus 2020)

Dari hasil wawancara diatas menyatakan bahwasanya

akuntabilitas penting karena menjadi bentuk nyata dari tanggung

jawab pengelolaan keuangan yang dilakukan pegawai dan

menjadi bukti fisik pada pelaporan keuangan. Selanjutnya

dilakukan wawancara bersama TO selaku Kabid keuangan dan

BMN yang mengatakan bahwasanya :

“...seberapa penting, ini sangat penting karena kita dituntut

untuk mempertanggung jawabkan anggaran, kita ada

pelaporan setiap semester mengnai anggaran keuangan

Page 72: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

57

jadi kita harus transparan mengenai pengelolaan

keuangan..” (Hasil wawancara 5 Agustus 2020)

Dari hasil wawancara diatas bahwasanya akuntabilitas sangat

penting pada sebuah pengelolaan keuangan karena dalam

pengelolaan keuangan pegawai dituntut untuk memberikan

pertanggung jawaban dari anggaran yang diberikan oleh sebab itu

akuntabilitas keuangan ini sangat penting. Kemudian selanjutnya

dilakukan juga wawancara bersama AM selaku kabid

keorganisasian dan kepegawaian mengatakan bahwa :

“...pentingnya akuntabilitas supaya kita juga yang

mengelola anggaran, punya tanggung jawab punya tugas

dan amanah dari negara yang harus dilaksanakan sesuai

dengan yang seharusnya karena ini anggaran kan

istilahnya cukup sensitif jadi dengan adanya akuntabilitas

bisa menjadi batas untuk penyimpangan-penyimpangan

keuangan..” (Hasil wawancara 6 Agustus 2020)

dari hasil wawancara diatas menyatakan bahwsanya pentingnya

kauntabilitas dalam pengelolaan keuangan yakni agar pegawai

memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugasnya dalam

mengelola keuangan dan juga akuntabilitas ini menghindari

penyalahgunaan anggaran. Selanjutnya dilakukan wawancara

bersama GAS selaku Kabid seksi Infrastruktur Pertanahan yang

menyatakan bahwa:

“...menurut saya akuntabilitas sangat penting, kenapa,

akuntabilitas keuangan seperti pelaporan keuangan dan

yang lainnya kan adalah kewajibannya kita jadi sepaket itu

semua tidak bisa lepas...” (Hasil wawancara 6 Agustus

2020)

Dari wawancara diatas bahwasanya akuntabilitas sangat penting

dikarenakan akuntabilitas menjadi paket bersama pelaporan yang

menjadi kewajiban dalam pengelolaa keuangan pada badan

Page 73: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

58

pertanahan nasional Kabupaten Wajo. Kemudian selanjutnya

dilakukan wawancara bersama AAA selaku kepala :

“...pentingya akuntabilitas dalam hal ini sekiranya menjadi

sebuah kewajiban untuk setiap pengelolaan keuangan,

karena kita harus akuntabel memang sudah sifatnya jadi

mau tidak mau akuntabel menjadi hal yang utama...” (Hasil

wawancra 6 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas bahwasanya akuntabel merupakan sebuah

sifat yang ada pada akuntabilitas dan seharusnya dan selayaknya

memang ada pada akuntabilitas sehingga akuntabilitas tidak bisa

dipisahkan dan menjadi sangat penting kemudian wawancara

bersama MA selaku kabid penanganan masalah dan

pengendalian tanah mengatakan bahwa:

“...akuntabilitas tentu sangat penting karena akuntabilitas

sangat krusial dengan pengelolaan keuangan, dengan

akuntabilitas keuangan jadi bisa dipertanggung

jawabankan oleh sebab itu lahir pelaporan...” (Hasil

wawancara 6 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas bahwasanya akutabilitas penting

dikarenakan sangat krusial dengan pengelolaan keuangan,

keuangan harus ada akuntabilitas yang mampu dipertanggung

jawabkan dan dilaporkan. berdasarkan hasil wawancara

keseluruhan mengenai pentingnya akuntabilitas yakni sangat

penting dikarenakan dalam pengelolaan keuangan harus bersifat

akuntabel dan transparan dengan adanya akuntabilitas keuangan

mampu dipertanggung jawabkan dan dilaporkan sesuai dengan

pemakaian anggaran oleh badan pertanahan nasional Kabupaten

Wajo.

f) Berdasarkan akuntabilitas mengenai seperti apa

pemeriksaan pengelolaan keuangan pada Badan

Page 74: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

59

Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo, peneliti kemudian

mewawancarai SA selaku Kepala Badan Pertanahan

Kabupaten Wajo, mengatakan bahwasannya :

“...untuk pemeriksaan anggaran biasanya kita ada

pemeriksaan rutin dari inspektorat, dan juga badan

pemeriksaan keuangan terkait anggaran pembelanjaan...”

(Hasil wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas bahwasanya pemeriksaan pada

pengelolaan keuangan badan pertanahan nasional yakni adanya

pemeriksaan dari inspektorat dan badan pemeriksaan keuangan

negara. Kemudian selanjutnya dilakukan wawancara bersama SI

selaku kabid perencanaan, evaluasi dan pelaporan mengatakan

bahwa:

“...pemeriksaan keuangan biasanya ini dilakukan pada

saat evaluasi, kita mengadakan pemeriksaan anggaran

belanja pada masing-masing bidang, kalau pemeriksaan

dari luar itu ada inspektorat daerah dan BPK..” (Hasil

wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya pemeriksaan

anggaran yakni dilakukan pada saat evaluasi pada tiap tiap

bidang, dan untuk pemeriksaan dari luar ada dari inspektorat

daerah dan Badan Pemeriksa Keuangan. Selanjutnya dilakukan

wawancara bersama TO selaku Kabid keuangan dan BMN yang

mengatakan bahwasanya :

“...pemeriksaan keuangan untuk internalnya kita ini

dilakukan pada saat evaluasi anggaran tiap pekan, kalau

untuk dari luar itu dari kepolisian, inspektoran dan badan

pemeriksa keuangan..” (Hasil wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwsanya pemeriksaan

internal dilakukan tiap pekan, dan untuk pemeriksaan keuangan

dari luar dari kepolisian, inspektorat dan badan pemeriksaan

Page 75: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

60

keuangan. Kemudian selanjutnya dilakukan juga wawancara

bersama AM selaku kabid keorganisasian dan kepegawaian

mengatakan bahwa :

“...pemeriksaan pada keuangan dilakukan oleh inspektorat,

KPPN juga biasa pemeriksaan terkait pelaporan, dan yang

rutin pemeriksaan itu badan pemeriksaan keuangan..”

(Hasil wawancara 6 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya pemeriksaan

tata kelola keuangan dilakukan oleh inspektorat, KPPN dan badan

pemeriksa keuangan. Berdasarkan hasil wawancara keseluruhan

pada indikator pemeriksaan bahwasanya pemeriksaan badan

pertanahan nasional Kabupaten Wajo yakni pemeriksaan internal

oleh pimpinan kantor, dan untuk pemeriksaan dari luar yakni

kepolisian, inspektorat daerah, KPPN, dan BPK.

g) Berdasarkan indikator Pemeriksaan mengenai kendala

pemeriksaan pengelolaan keuangan pada Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo, peneliti kemudian

mewawancarai SA selaku Kepala Badan Pertanahan

Kabupaten Wajo, mengatakan bahwasanya :

“...kendala pemeriksan biasanya ada data yang tidak

sesuai ini dari selisih dari transaksi anggaran, ini yang

menjadi kendala yang cukup berat untuk kami karena

dipertanyakan dan berlangsung berjam-jam untuk

dikembalikan ke anggaran awal...”

Dari wawancara diatas menyatakan bahwsanya kendala dalam

pemeriksaan keuangan yakni adanya selisih transaksi pada

pembelanjaan anggaran, dan cukup butuh waktu yang lama untuk

mendapatkan hasil selisihnya. Kemudian selanjutnya dilakukan

Page 76: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

61

wawancara bersama SI selaku kabid perencanaan, evaluasi dan

pelaporan mengatakan bahwa:

“...Pengendalian realisasi belanja dan

pertanggungjawaban ketepatan sasaran atas program

pengelolaan subsidi belum memadai...” (Hasil wawancara 5

Agustus 2020)

Dari wawancara diatas bahwasanya kendala pemeriksaan

keuangan yalni pengendalian realisasi belanja serta ketepatan

sasaran program dalam pengelolaan subsi yang masih belum

memadai. Selanjutnya dilakukan wawancara bersama TO selaku

Kabid keuangan dan BMN yang mengatakan bahwasanya :

“..kendala-kendala yang kami rasakan pada saat

pemeriksaan itu ada-ada saja, pernah terjadi selisih

transaksi, kemudian penatahausaha dan pencatatan belum

tertib, dan masih banyak kendala-kendala yang muncul

pada saat pemeriksaan...” (Hasil wawancara 5 Agustus

2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwsanya kendala

pemeriksaan pengelolaan keuangan yakni adanya selisih

transaksi, penatausahaan dan pencatatan yang tidak tertib dan

banyak lainnya. Kemudian selanjutnya dilakukan juga wawancara

bersama AM selaku kabid keorganisasian dan kepegawaian

mengatakan bahwa :

“...kendala pada pemeriksaan anggaran biasanya pada

program kerja yang belum selesai...” (Hasil wawancara 6

Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menunjukkan bahwasanya kendala

pemeriksaan yakni program kerja belum selesai dikerjakan.

indikator pemeriksaan terkait mengenai kendala pemeriksaan

yakni adanya selisih transaksi pada pembelanjaan anggaran,

Page 77: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

62

penatausahaan dan pencatatan yang tidak tertib, program kerja

belum selesai dikerjakan dan kendala teknis lainnya.

Jadi berdasarkan hasil kutipan wawancara pada

keseluruhan indikator akuntabilitas dapat disimpulkan

bahwasannya akubtabilitas keuangannya secara vertikal, tidak

terkait oleh pemerintah daerah. Hal tersebut membuat pelaporan

keuangan badan pertahanan nasional Kabupaten wajo berada

pada garis kementrian agraria yang diwakili oleh kantor wilayah,

dan dilakukan rekonsiliasi terhadap belanja dan pencairan

pendanan dari perbendaharaan negara, sehubungan denga

laporan keuangan pada masing-masing bidang yakni akuntabilitas

atau laporan keuangan dilaporkan pada bidang keuangan dan

kemudian diadakan evaluasi terkait dengan laporan keuangan

setiap bulannya. mengenai bentuk pertanggung jawaban badan

pertanahan nasional Kabupaten Wajo yakni dengan melakukan

pelaporan berdasarkan program kerja dan melakukan pelaporan

hasil kerja beserta anggaran pembelanjaan pada kegiatan-

kegiatan yang hendak dan akan dilaksanakan, serta mengenai

perwujudan kewajiban yang dilakukan yakni bertanggung jawab

terhadap anggaran dengan menyalurkan anggaran sesuai dan

tepat, kemudian melakukan pengeluaran anggaran dengan

sebenar-benarnya baik itu pada pelaksanaan program kerja

maupun pada pengadaaan barang, serta juga menghemat

anggaran untuk penambahan program kerja yang ada. Pada

kemampuan pegawai dalam mengelola keuangan badan

Page 78: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

63

pertanahan nasional Kabupaten Wajo sudah baik, dikarenakan

penempatan pegawai yang sesuai dengan kemampuan dan

skillnya, serta pemberian pelatihan pengelolaan dan arahan dari

kantor wilayah. Dan juga sudah ada beberapa pegawai sudah

berlisensi/ sertifikasi langsung mengenai pengelolaan keuangan

dari kementrian keuangan sendiri. pentingnya akuntabilitas yakni

sangat penting dikarenakan dalam pengelolaan keuangan harus

bersifat akuntabel dan transparan dengan adanya akuntabilitas

keuangan mampu dipertanggung jawabkan dan dilaporkan sesuai

dengan pemakaian anggaran oleh badan pertanahan nasional

Kabupaten Wajo. bahwasannya pemeriksaan tata kelola

keuangan dilakukan oleh inspektorat, KPPN dan badan pemeriksa

keuangan. Berdasarkan hasil wawancara keseluruhan pada

indikator pemeriksaan bahwasanya pemeriksaan badan

pertanahan nasional Kabupaten Wajo yakni pemeriksaan internal

oleh pimpinan kantor, dan untuk pemeriksaan dari luar yakni

kepolisian, inspektorat daerah, KPPN, dan BPK. Dan mengenai

kendala pemeriksaan yakni adanya selisih transaksi pada

pembelanjaan anggaran, penatausahaan dan pencatatan yang

tidak tertib, program kerja belum selesai dikerjakan dan kendala

teknis lainnya.

2. Keterbukaan

keterbukaan (openness) pemerintah dalam memberikan informasi

yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada

Page 79: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

64

pihak-pihak yang membutuhkan informasi. Transparansi

(transparency) secara harfiah adalah jelas (obvious), dapat dilihat

secara menyeluruh (able to be seen through). Dengan demikian

transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan suatu proses

kegiatan. Transparansi dilakukan oleh pemerintah yang melaksanakan

kebijakan kepada masyarakat yang menjadi sasaran kebijakan untuk

mendapatkan informasi yang dibutuhkan. keterbukaan adalah prinsip

untuk membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh

akses informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang

penyelenggaraan organisasi dengan memperhatikan perlindungan

atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia Negara. Dari beberapa

pendapat para ahli mengenai definisi transparansi maka dapat

disimpulkan bahwa transparansi adalah keterbukaan antara para

pemegang keputusan dengan para pemegang kepentingan untuk

mendapatkan akses yang sama mengenai informasi mengenai sumber

daya dan dana yang didapatkan dan digunakan oleh suatu organisasi

Dengan indikator diatas adapun pertanyaan wawancara yang

dilakukan peneliti kepada 7 narasumber yakni, Kepala Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo, Kabid Perencanaan evaluasi

dan Pelaporan, Kabid Keuangan dan BMN, Kabid umum dan

kepegawaian, Kabid seksi infrastruktur pertanahan, Kabid pengadaan

Tanah, Kabid penanganan masalah dan pengendalian pertanahan.

a) Berdasarkan indikator Keterbukaan mengenai seperti apa

keterbukaan pengelolaan keuangan pada Badan Pertanahan

Nasional Kabupaten Wajo, peneliti kemudian mewawancarai SA

Page 80: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

65

selaku Kepala Badan Pertanahan Kabupaten Wajo, mengatakan

bahwasanya :

“...kalau untuk mengenai keterbukaan kita tiap minggu

melaksanakan evaluasi realisasi anggaran terkait program-

program yang sudah direalisasikan..” (Hasil wawancara 5

Agustus 2020)

Dari hasil wawancara diatas bahwasanya keterbukaan dilakukan

dengan pengadaaan evaluasi realisasi anggaran terhadap

program-program yang sudah dikerjakan oleh masing-masing

bidang. Kemudian selanjutnya dilakukan wawancara bersama SI

selaku kabid perencanaan, evaluasi dan pelaporan mengatakan

bahwa:

“...keterbukaan anggaran biasanya dilakukan pada saat

evaluasi, kita ada kegiatan pelaporan kemudian di evaluasi

baik dari kinerja pelaksana program sampai anggaran

detail pembelanjaan semuanya kita terbuka...” (Hasil

wawancara 5 Agustus 2020)

Dari hasil wawancara diatas bahwasanya keterbukaan dilakukan

pada saat evaluasi kerja baik itu memberikan evaluasi pada

kinerja pelaksanaan maupun evaluasi detail pembelanjaan

anggaran. Selanjutnya dilakukan wawancara bersama TO selaku

Kabid keuangan dan BMN yang mengatakan bahwasanya :

“...jadi tidak perlu ada yang ditutup-tutupi kita punya

evaluasi dengan pimpinan, dan semua staf kita selalu

melaporkan anggaran sesuai dengan pemakaian anggaran

tentunya dan apa saja kegiatan yang dilaksanakan...”(Hasil

wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya keterbukaan ini

dilakukan melalui rapat evaluasi bersama kepala badan

pertanahan bersama seluruh staf dan melalukan pelaporan

anggaran dan pelaksanaan kegiatan. Kemudian selanjutnya

Page 81: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

66

dilakukan juga wawancara bersama AM selaku kabid

keorganisasian dan kepegawaian mengatakan bahwa :

“...untuk keterbukaan jadi kita ada pelaporan kegiatan dan

detail anggaran yang digunakan terkait program

pelaksanaaan pada bidang keorganisasian dan

kepegawaian ini kemudian disetor ke pimpinan untuk

melakukan evaluasi...” (Hasil wawancara 6 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya keterbukaan

yakni dengan adanya pelaporan serta evaluasi anggaran dengan

seksama yang terkait pada program bidang keorganisasian dan

kepegawaian. Selanjutnya dilakukan wawancara bersama GAS

selaku Kabid seksi Infrastruktur Pertanahan yang menyatakan

bahwa:

“...keterbukaan itu pasti kita terbuka dengan anggaran

yang diberikan, kan ada evaluasi baik itu pelaksanaan

program kerja sekaligus juga tentu ada evaluasi

anggaran...” (Hasil wawancara 6 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas dapat dilihat bahwasanya keterbukaan

bidang infrastruktur pertanahan ini terbuka pada saat dilakukan

evaluasi-evaluasi dari pimpinan. Kemudian selanjutnya dilakukan

wawancara bersama AAA selaku kepala :

“...keterbukaan tentu menjadi sebuah hal yang sangat

diperlukan dalam sebuah pengelolaan anggaran, dan

keterbukaan ini kita tuangkan dalam laporan kerja, di dalam

laporan kita berikan detail mengenai segala anggaran dan

kegiatan...”(Hasil wawancara 6 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya keterbukaan

sangat dibutuhkan pada pengelolaan anggaran khususnya pada

badan pertanahan nasional Kabupaten Wajo, dan keterbukaan ini

dituangkan pada pelaporan yang jelas dan terperinci. kemudian

Page 82: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

67

wawancara bersama MA selaku kabid penanganan masalah dan

pengendalian tanah mengatakan bahwa:

“...kita terbuka semua anggaran keuangan kita laporkan,

baik itu secara tertulis maupun laporan personal ke atasan,

jadi atasan tau mengenai semua anggaran yang ada di

bidang kami ini...”(Hasil wawancara 6 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas bahwasanya keterbukaan anggaran pada

bidang penanganan masalah dan pengendalian tanah semua

anggaran yang dimiliki oleh bidang tersebut dilaporkan secara

tertulis maupun secara langsung kepada pimpinan.

Berdasarkan hasil wawancara diatas pada indikator keterbukaan

mengenai keterbukaan pada pengelolaan keuangan badan

pertanahan nasional Kabupaten Wajo ini dilakukan dengan

evaluasi-evaluasi setiap minggunya kepada atasan dan

dituangkan dalam laporan tertulis dan secara detail sehingga tidak

ada yang ditutupi dalam pengelolaan anggaran.

b) Berdasarkan indikator Keterbukaan mengenai keterbukaan

instansi dalam memberikan informasi yang luas dan mudah pada

pengelolaan keuangan pada Badan Pertanahan Nasional

Kabupaten Wajo, peneliti kemudian mewawancarai SA selaku

Kepala Badan Pertanahan Kabupaten Wajo, mengatakan

bahwasanya :

“...kita sosialiasikan melalui media online kita ada akun

facebook, twitter kemudian memberikan informasi kegiatan

bahkan ada juga kegiatan-kegiatan kita yang diliput media

televisi lokal untuk menjangkau masyarakat, surat kabar

nasional juga...” (Hasil wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya instansi

memberikan informasi yang luas dan mudah melalui media online

Page 83: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

68

seperti akun facebook dan twitter untuk mengunggah kegiatan,

serta media televisi lokal dan surat kabar nasional. Kemudian

selanjutnya dilakukan wawancara bersama SI selaku kabid

perencanaan, evaluasi dan pelaporan mengatakan bahwa:

“...pemberian informasi kita kepada masyarakat sudah

banyak sekali jalan, apa lagi jaman sekarang sudah sangat

canggih hampir semua orang memiliki media sosial, mau

anak muda mau orang tua jadi kita pergunakan media

sosial untuk memberitahu kegiatan-kegiatan yang ada di

BPN ini..” (Hasil wawancara 5 Agusutus 2020)

Dari hasil wawancara diatas bahwasanya pemberian informasi

kepada masyarakat luas dengan menggunakan media sosial

dengan mudah dan cepat untuk memberikan informasi mengenai

kegiatan badan pertanahan nasional Kabupaten Wajo. .

Selanjutnya dilakukan wawancara bersama TO selaku Kabid

keuangan dan BMN yang mengatakan bahwasanya :

“...memberikan informasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan

badan pertanahan kita menggunakan banyak media, media

cetak seperti koran, sosialisasi media online baik itu berita

online yang tentu sangat mudah diakses...” (Hasil

wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas bahwasanya usaha badan pertanahan

nasional memberikan laporan terhadap kegiatan-kegiatan yang

dilakukan kepada masyarakat yakni memberikan informasi melalu

media cetak dan media berita online yang lebih mudah untuk

diakses. Kemudian selanjutnya dilakukan juga wawancara

bersama AM selaku kabid keorganisasian dan kepegawaian

mengatakan bahwa :

“...untuk memberikan informasi yang mudah ke

masyarakat sekiranya saat ini sudah jauh lebih mudah, apa

lagi masyarakat saat ini hampir semua mau muda atau tua

Page 84: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

69

sudah memiliki media sosial khususnya facebook kita bisa

bagikan postingan kegiatan-kegiatan...”(Hasil Wawancara 6

Agustus 2020)

Dari hasil wawancara diatas bahwasanya informasi bagi

masyarakat mengenai kegiatan program kerja badan pertanahan

jauih lebih mudah dengan menggunakan media sosial facebook

dikarenakan semua umur sudah menggunakan media sosial

tersebut. Selanjutnya dilakukan wawancara bersama GAS selaku

Kabid seksi Infrastrur Pertanahan yang menyatakan bahwa:

“...kalau dulu memang aga susah memberikan sosialisasi

kepada masyarakat namun dengan akses yang serba

mudah tentu juga membuat penyampaian informasi

menjadi lebih mudah pelayanan lebih muda dengan serba

online..” (Hasil wawancara 6 Agustus 2020)

Dari hasil wawancara diatas bahwasanya pemberian informasi

secara luas dan mudah pada masyarakat jauh lebih mudah

dengan penggunaan sistem online baik secara pelayanan dan

penyebaran informasi. Kemudian selanjutnya dilakukan

wawancara bersama AAA selaku kepala :

“...dalam memberikan infromasi yang mudah dan cepat

kepada masyarakat sekarang ini sekiranya sudah sangat

muda, orang orang yang tertuju juga sudah hampir lebih

dari 50 persen kalau yang tidak menggunakan media sosial

biasanya disediakan dengan manual dan kita melayani

informasi dengan manual juga..” (Hasil wawancara 6

Agustus 2020)

Dari wawancara diatas bahwasanya pemberian informasi dengan

mudah dan cepat oleh badan pertanahan nasional Kabupaten

wajo dilakukan dengan media online, dan juga penyediaan

informasi secara langsung dikantor diperuntukkan bagi yang

belum mampu mengakses media online. kemudian wawancara

Page 85: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

70

bersama MA selaku kabid penanganan masalah dan

pengendalian tanah mengatakan bahwa:

“...kita ada website memberikan informasi secara akurat,

tidak hanya itu kita juga menggunakan media-media yang

lain baik itu banner-banner dikantor dan sekitaran, serta

media sosial lainnya..” (Hasil wawancara 6 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas bahwasanya badan pertanahan nasional

memberikan informasi melalui website dengan lengkap dan

akurat, serta banner dan baliho yang digunakan dikantor dan

sekitar kantor dan juga beberapa media sosial lainnya.

Jadi berdasarkan hasil wawancara pada indikator keterbukaan

mengenai keterbukaan instansi dalam memberikan informasi yang

mudah dan cepat bagi masyarakat yakni dengan media online

seperti penggunaan website kantor yang memberikan informasi

lengkap dan jelas, kemudian menggunakan media sosial seperti

facebook dan twitter untuk mengunggah kegiatan, dan juga

penyiaran media perteleveisian secara lokal yang ada

dikabupaten wajo, serta media cetak dan berita online.

c) Berdasarkan indikator Keterbukaan mengenai pentingnya

keterbukaan terkait pengelolaan keuangan pada Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo, peneliti kemudian

mewawancarai SA selaku Kepala Badan Pertanahan Kabupaten

Wajo, mengatakan bahwasanya :

“...penting sekali kita masalah keterbukaan, tapi untuk

internal anggaran mungkin kita tidak meluas kemasyrakat,

tapi kalau ada pemeriksaan internal dari inspektorat dan

BPK...” (Hasil wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya keterbukaan

sangat penting, namun demikian anggaran internal belum meluas

Page 86: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

71

terbuka ke masyarakat, keterbukaan internal biasanya melalui

pemeriksaan anggaran inspektoran dan Badan Pemeriksaan

keuangan. . Kemudian selanjutnya dilakukan wawancara bersama

SI selaku kabid perencanaan, evaluasi dan pelaporan

mengatakan bahwa:

“...tentu keterbukaan di badan pertanahan nasional ini

sangat penting, karena keterbukaan menjadi kepercayaan

bagi masyarakat dan juga kantor wilayah serta kementerian

sehingga keterbukaan anggaran seperti halnya

akuntabilitas..” (Hasil wawancara 5 Agustus 2020)

Dari hasil wawancara diatas bahwasanya keterbukaan pada

pengelolaan keuangan badan pertanahan nasional sangat penting

sebab keterbukaan menjadi kepercayaan semua kalangan

terhadap transparansi keuangan pada badan pertanahan nasional

Kabupaten Wajo. Selanjutnya dilakukan wawancara bersama TO

selaku Kabid keuangan dan BMN yang mengatakan bahwasanya:

“...keterbukaan sekiranya sama halnya dengan

akuntabilitas kedua hal tersebut sepaket tanpa adanya

akuntabilitas dan transparansi tidak ada gunanya

pengelolaan keuangan..” (Hasil wawancara 5 Agustus

2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya keterbukaan

merupakan hal yang penting sama halnya dengan akuntabilitas

hal, jika kedua hal tersebut tidak ada maka tidak perlu adanya

pengelolaan keuangan. Kemudian selanjutnya dilakukan juga

wawancara bersama AM selaku kabid keorganisasian dan

kepegawaian mengatakan bahwa :

“..ya tentu keterbukaan ini penting, anggaran harus terbuka

dilakukan untuk apa saja, kejelasan penggunaan anggaran

harusnya jelas...” (Hasil wawancara 6 Agustus 2020)

Page 87: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

72

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya keterbukaan

menjadi sebuah hal yang sangat penting, di karenakan anggaran

yang masuk harus terbuka jelas dan penggunaaannya dilakukan

untuk apa saja. Selanjutnya dilakukan wawancara bersama GAS

selaku Kabid seksi Infrastrur Pertanahan yang menyatakan

bahwa:

“...keterbukaan anggaran tentu diperlukan untuk evaluasi

anggaran, maupun kinerja dan program-program yang

telah dilakasanakan keterbukaan juga menjadi sebuah

bentuk pertanggung jawaban...” (Hasil wawancara 6

Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya keterbukaan

anggaran menjadi suatu hal penting dan sangat diperlukan untuk

melakukan evaluasi kerja baik itu pada pelaksanaan program

kerja dan juga pada anggaran. Kemudian selanjutnya dilakukan

wawancara bersama AAA selaku kepala :

“...anggaran merupakan sebuah hal yang sensitif oleh

sebab itu keterbukaan pada anggaran itu sangat

diperlukan, dan tentunya menghindari penyimpangan-

penyimpangan dalam pengelolaan keuangan..” (Hasil

wawancara 6 Agustus 2020)

Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwasanya pengelolaan

keuangan merupakan kegiatan yang cukup sensitif sehingga

diperlukan adanya keterbukaan anggaran untuk menghindari

penyimpangan-penyimpangan pengelolaan keuangan. kemudian

wawancara bersama MA selaku kabid penanganan masalah dan

pengendalian tanah mengatakan bahwa:

“...keterbukaan anggaran tentu sangat dibutuhkan pada

pengelolaan keuangan, tanpa adanya keterbukaan

anggaran, pengelolaan anggaran pasti dilaksanakan

semaunya saja, tidak teratur kemudian juga tercipta banyak

Page 88: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

73

masalah penyalah gunaan keuangan...” (Hasil wawancara

6 Agustus 2020)

dari hasil wawancara diatas menyatakan bahwasanya

keterbukaan anggaran sangat dibutuhkan dikarenkan tanpa

adanya keterbukaan anggaran pelaksanaan tata kelola keuangan

menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap penyimpangan

dan penyalah gunaan dalam pengelolaan keuangan.

Oleh sebab itu berdasarkan wawancara pada indikator

keterbukaan mengenai pentingnya keterbukaan bagi pengelolaan

keuangan yakni sangat penting dikarenakan keterbukaan menjadi

sebuah alasan mengapa pengelolaan keuangan dilaksanakan,

dengan melakukan evaluasi dan menghindari dari penyimpangan

dan penyalahgunaan keuangan yang bisa saja terjadi pada

pengelolaan keuangan.

Jadi berdasarkan hasil kutipan wawancara pada indikator

keterbukaan dapat disimpulkan bahwasanya mengenai

keterbukaan pada pengelolaan keuangan badan pertanahan

nasional Kabupaten Wajo ini dilakukan dengan evaluasi-evaluasi

setiap minggunya kepada atasan dan dituangkan dalam laporan

tertulis dan secara detail sehingga tidak ada yang ditutupi dalam

pengelolaan anggaran. Dan keterbukaan instansi dalam

memberikan informasi yang mudah dan cepat bagi masyarakat

yakni dengan media online seperti penggunaan website kantor

yang memberikan informasi lengkap dan jelas, kemudian

menggunakan media sosial seperti facebook dan twitter untuk

mengunggah kegiatan, dan juga penyiaran media perteleveisian

Page 89: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

74

secara lokal yang ada dikabupaten wajo, serta media cetak dan

berita online. Serta pentingnya keterbukaan bagi pengelolaan

keuangan yakni sangat penting dikarenakan keterbukaan menjadi

sebuah alasan mengapa pengelolaan keuangan dilaksanakan,

dengan melakukan evaluasi dan menghindari dari penyimpangan

dan penyalahgunaan keuangan yang bisa saja terjadi pada

pengelolaan keuangan.

3. Pemberdayaan

Pemberdayaan berasal dari bahasa Inggris “empowerment” yang

biasa diartikan sebagai pemberkuasaan. Dalam arti pemberian atau

peningkatan “kekuasaan” (power) kepada masyarakat yang lemah

atau tidak beruntung. Rappaport mengartikan empowerment sebagai

suatu cara dimana rakyat, organisasi dan komunitas diarahkan agar

dapat berkuasa atas kehidupannya. Pemberdayaan masyarakat

merupakan serangkaian upaya untuk menolong masyarakat agar

lebih berdaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

berusaha mengoptimalkan sumber daya tersebut sehingga dapat

meningkatkan kapasitas dan kemampuannya dalam memanfaatkan

potensi yang dimilikinya sekaligus dapat meningkatkan kemampuan

ekonominya melalui kegiatankegiatan swadaya.

Dengan indikator diatas adapun pertanyaan wawancara yang

dilakukan peneliti kepada 7 narasumber yakni, Kepala Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo, Kabid Perencanaan evaluasi

dan Pelaporan, Kabid Keuangan dan BMN, Kabid umum dan

Page 90: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

75

kepegawaian, Kabid seksi infrastruktur pertanahan, Kabid pengadaan

Tanah, Kabid penanganan masalah dan pengendalian pertanahan.

a) Berdasarkan indikator Pemberdayaan mengenai seperti

pemberdayaan pegawai pada pengelolaan keuangan pada

Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo, peneliti kemudian

mewawancarai SA selaku Kepala Badan Pertanahan Kabupaten

Wajo, mengatakan bahwasanya :

“...untuk pemberdayaan ini biasa ada pelatihan diklat, atau

seminar, dan melakukan bimbingan-bimbingan teknis dan

itu biasanya dikantor wilayah atau di KPPN..” (Hasil

wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya pemberdayaan

pegawai ini diberdayakan melalui pelatihan diklat dan pembinaan-

pembinaan pengelolaan keuangan. Kemudian selanjutnya

dilakukan wawancara bersama SI selaku kabid perencanaan,

evaluasi dan pelaporan mengatakan bahwa:

“...pemberdayaan ini untuk pegawai biasanya mereka di

ikut sertakan untuk pelatihan khusus untuk pengelolaan

keuangan dan biasanya yang biasa diikut sertakan dari

bagian keuangan..” (Hasil wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas diketahui bahwasanya pemberdayaan

pada pegawai ditugaskan untuk mengikuti pelatihan khusus

mengenai pengelolaan keuangan bagi para pegawai khususnya

pada bidang keuangan badan pertanahan. Selanjutnya dilakukan

wawancara bersama TO selaku Kabid keuangan dan BMN yang

mengatakan bahwasanya :

“...untuk pemberdayaan kita melakukan banyak kegiatan

untuk pemberdayaan pegawai dalam hal pengelolaan

keuangan, ada pembinaan-pembinaan dari KPPN, ada

seminar-seminar yang ditugaskan pegawai untuk mengikuti

Page 91: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

76

ada juga pelatihan dasar-dasar keuangan..” (Hasil

wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya pemberdayaan

dalam pengelolaan keuangan berbagai macam, baik itu

pembinaan dari KPPN, pelatihan dasar-dasar keuangan bahkan

seminar-seminar pengelolaa keuangan. Kemudian selanjutnya

dilakukan juga wawancara bersama AM selaku kabid

keorganisasian dan kepegawaian mengatakan bahwa :

“..untuk pemberdayaan seperti ini biasanya mengikuti

kegiatan diklat keuangan yang dilakukan baik itu

kementrian keuangan juga kita kirim pegawai untuk

mengikuti pelatihan seperti itu..” (Hasil wawamcara 6

Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya pemberdayaan

yang biasa dilakukan oleh badan pertanahan nasional yakni

dengan mengirimkan pegawai untuk mengikuti pelatihan

keuangan dari kementrian keuangan. Selanjutnya dilakukan

wawancara bersama GAS selaku Kabid seksi Infrastrur

Pertanahan yang menyatakan bahwa:

“...dengan mengikuti pelatihan keuangan, ada juga yang

kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya

dan tentu disuport oleh kantor..”(Hasil wawancara 6

Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyebutkan bahwasanya pemberdayaan

yakni dengan mengikuti pelatihan keuangan, dan juga

memberikan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan. . Kemudian

selanjutnya dilakukan wawancara bersama AAA selaku kepala :

“...ada banyak untuk memberdayaakan pegawai

memberikan dukungan terhadap kemampuannya mereka,

dengan memberikan tugas pelatihan dan keikut sertaan

dalam kegiatan keuangan..” (Hasil wawancara 6 Agustus

2020)

Page 92: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

77

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya dalam

memberdayakan pegawai pengelolaan keuangan yakni dengan

mendukung pegawai dalam mengikuti pelatihan dan memfasilitasi

pelatihan bagi pegawai. kemudian wawancara bersama MA

selaku kabid penanganan masalah dan pengendalian tanah

mengatakan bahwa:

“...memberdayakan pegawai pada pengelolaan keuangan

ya tentu dengan mengikut sertakan pegawai pelatihan

keuangan, bukan hanya untuk pegawai bagian keuangan

tapi bagi semua pegawai sehingga semua pegawai mampu

mengelola keuangan dengan baik..” ( Hasil wawancara 6

Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya pemberdayaan

pegawai pada pengelolaan keuangan yakni dengan mengikut

sertakan pegawai dalam pelatihan pengelolaan keuangan baik itu

diluar pegawai keuangan sehingga semua pegawai mampu

mengelola keuangan dengan baik.

Jadi berdasarkan indikator pemberdayaan mengenai seperti apa

pemberdayaan pegawai pada badan pertanahan nasional

Kabupaten Wajo yakni dengan mengikut sertaka pegawai untuk

pelatihan keuangan, dan seminar-seminar serta juga adanya

pembinaan dari KPPN mengenai pengelolaan keuangan serta

memberikan dukungan dengan memberikan beasiswa untuk

melanjutkan pendidikan.

b) Berdasarkan indikator Pemberdayaan mengenai seperti kualitas

pemberdayaan pegawai pada pengelolaan keuangan pada

Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo, peneliti kemudian

Page 93: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

78

mewawancarai SA selaku Kepala Badan Pertanahan Kabupaten

Wajo, mengatakan bahwasanya :

“...kualitas pemberdayaannya baik, karenakan ini

pelatihannya memang langsung dari KPPN/ kantor

pelayanan perbendaharaan negara..” (Hasil wawancara 5

Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya kualitas

pembedayaan baik dikarenakan pelatihan diberikan oleh kantor

pelayanan perbendaharaan negara. Kemudian selanjutnya

dilakukan wawancara bersama SI selaku kabid perencanaan,

evaluasi dan pelaporan mengatakan bahwa:

“...kualitas pemberdayaan yang saya lihat dari teman yang

sudah mengikuti peltihan lumayanlah ada peningkatan...”

(Hasil wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwasanya peningkatan

kualitas dari pelatihan pemberdayaan pegawai dalam pengelolaan

keuangan cukup baik dan memiliki peningkatan. Selanjutnya

dilakukan wawancara bersama TO selaku Kabid keuangan dan

BMN yang mengatakan bahwasanya :

“..setau saya untuk kualitas dari pemberdayaan pasti ada

peningkatan, mereka melakukan pelatihan ada yang 3 hari

bahkan satu minggu sekiranya ada peningkatan kualitas

dan kemampuan..” (Hasil wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas bahwasanya dari pemberdayaan tersebut

tentu akan menghasilkan peningkatan pada kualitas dan

kemampuan pegawai pada pengelolaan keuangan. Kemudian

selanjutnya dilakukan juga wawancara bersama AM selaku kabid

keorganisasian dan kepegawaian mengatakan bahwa :

“...seharusnya ada peningkatan kualitas dengan

pemberdayaan yang seperti itu, sebenarnya juga

Page 94: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

79

tergantung pegawainya mampu menerima pembaharuan

atau tidak..”(Hasil wawancara 6 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya dengan

pemberdayaan yang cukup seharusnya mampu memberikan

kualitas yang baik pada pegawai, namun hal tersebut tergantung

pegawai mampu atau tidaknya pada proses pemberdayaan.

Selanjutnya dilakukan wawancara bersama GAS selaku Kabid

seksi Infrastrur Pertanahan yang menyatakan bahwa:

“...menurut saya kualitas pemberdayaan pegawai cukup

mumpuni mereka memberikan sebuah hal baru, dan

mempermudah proses pengelolaan keuangan..” (Hasil

wawancara 6 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas bahwasanya kualitas dari pemberdayaan

pegawai cukup baik dikarenakan ada pembaharuan dan

kemudahan dalam pengelolaan keuangan. Kemudian selanjutnya

dilakukan wawancara bersama AAA selaku kepala :

“...kualitas dari pemberdayaan yang saya lihat baik, karena

tidak semua pegawai mampu mengelola keuangan...”(Hasil

wawancara 6 Agustus 2020)

Dari hasil wawancara diatas menyatakan bahwasanya kualitas

pemberdayaan pegawai dalam pengelolaan keuangan badan

pertanahan nasional yakni baik dikarenakan tidak semua pegawai

mampu melakukan pengelolaan keuangan. kemudian wawancara

bersama MA selaku kabid penanganan masalah dan

pengendalian tanah mengatakan bahwa:

“...kualitas pemberdayaan sejauh ini baik-baik saja, tidak

ada masalah dengan pengelolaan keuangan selama

ini...”(Hasil wawancara 6 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya kualitas

pemberdayaan pegawai dalam pengelolaan keuangan badan

pertanahan nasional tidak ada masalah sejauh ini.

Page 95: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

80

Berdasarkan wawancara pada indikator pemberdayaan mengenai

kualitas pemberdayaan yakni sejauh ini baik-baik saja di

karenakan kualitas pegawai setelah melakukan pemberdayaan

meningkat tidak ada masalah, bahkan terjadi pembaharuan dan

kemudahan dalam mengelola keuangan, serta tidak semua

pegawai mampu melakukan pengelolaan keuangan oleh sebab itu

pengelolaan keuangan sejauh ini tidak ada masalah terkait

dengan kualitas pegawai.

c) Berdasarkan indikator Pemberdayaan mengenai kendala

pemberdayaan pegawai pada pengelolaan keuangan pada

Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo, peneliti kemudian

mewawancarai SA selaku Kepala Badan Pertanahan Kabupaten

Wajo, mengatakan bahwasanya :

“...sejauh ini saya sebagai pimpinan kantor selama saya

menjabat untuk kendala pemberdayaan sekiranya belum

ada dek alhamdulilah..”(Hasil wawancara 5 Agustus 2020)

Dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya tidak ada

kendala dari pemberdayaan pengelolaan keuangan badan

pertanahan nasional Kabupaten Wajo. Kemudian selanjutnya

dilakukan wawancara bersama SI selaku kabid perencanaan,

evaluasi dan pelaporan mengatakan bahwa:

“...dari yang saya lihat kendala biasanya jadwalnya

pegawai yang padat apa lagi kalau akhir bulan atau akhir

tahun, biasanya pegawai tidak bisa ikut pelatihan dan

seminar yang biasanya diluar kota..” (Hasil wawancara 5

Agustus 2020)

Dari hasil wawancara diatas bahwasanya kendala dari

pemberdayaan ini biasanya ada pada jadwal pegawai yang padat

sehingga susah untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan

Page 96: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

81

diluar kota. Selanjutnya dilakukan wawancara bersama TO selaku

Kabid keuangan dan BMN yang mengatakan bahwasanya :

“...kendalanya biasa pekerjaan yang banyak, kemudian

kalau mau mengikuti pelatihan agak susah karena kegiatan

dilaksakan biasanya jauh tapi kita juga tidak bisa tinggalkan

pekerjaan..”(Hasil wawancara 5 Agustus 2020)

Dari hasil wawancara diatas menyatakan bahwasanya kendala

dalam mengikuti pemberdayaan yakni pekerjaan yang tidak bisa

dilepaskan dan jarak antara tempat pelatihan yang jauh sehingga

biasa pegawai tidak mengikuti kegiatan pemberdayaan.

selanjutnya dilakukan juga wawancara bersama AM selaku kabid

keorganisasian dan kepegawaian mengatakan bahwa:

“...kendala pada pemberdayaan sekiranya menurut saya

tidak ada bahkan kantor memberikan fasilitas kepada staf

pegawai..” (Hasil wawancara 6 Agustus 2020)

Dari hasil wawancara diatas menyatakan bahwasanya tidak ada

kendala pada pemberdayaan bahkan kantor memberikan fasilitas

untuk mengikuti pemberdayaan. Selanjutnya dilakukan

wawancara bersama GAS selaku Kabid seksi Infrastrur

Pertanahan yang menyatakan bahwa:

“...kalau untuk kendalanya biasanya ada tabrakan jadwal

antara program kerja, dengan jadwal pelatihan atau

seminar sehingga tidak bisa mengikuti...” (Hasil wawancara

6 Agustus 2020)

dari wawancara diatas menyatakan bahwasanya kendala

pemberdayaan pegawai yakni bentrok jadwal kegiatan program

kerja dengan pemberdayaan sehingga tidak bisa meninggalkan

pekerjaan. . Kemudian selanjutnya dilakukan wawancara bersama

AAA selaku kepala :

“...kendala biasanya ada pada jarak. Waktu juga biasa

menjadi kendala karena tidak sesuai dengan waktu teman-

Page 97: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

82

teman yang sedang sibuk..” (Hasil wawancara 6 Agustus

2020)

Dari wawancara diatas bahwasanya kendala dalam

pemberdayaan pada pengelolaan keuangan yakni adalah waktu

yang tidak tepat, dan jarak yang jauh. Berdasarkan wawancara

keseluruhan pada indikator pemberdayaan mengenai kendala

pemberdayaan yakni adalah waktu yang tidak sesuai terjadi

bentrok jadwal antara pekerjaan dan jadwal pelatihan, kemudian

pekerjaan yang banyak tidak memungkinkan untuk ditinggalkan.

Jadi berdasarkan kutipan wawancara keseluruhan pada

indikator pemberdayaan dapat disimpulkan mengenai seperti apa

pemberdayaan pegawai pada badan pertanahan nasional

Kabupaten Wajo yakni dengan mengikut sertaka pegawai untuk

pelatihan keuangan, dan seminar-seminar serta juga adanya

pembinaan dari KPPN mengenai pengelolaan keuangan serta

memberikan dukungan dengan memberikan beasiswa untuk

melanjutkan pendidikan. Dan untuk kualitas pemberdayaan yakni

sejauh ini baik-baik saja di karenakan kualitas pegawai setelah

melakukan pemberdayaan meningkat tidak ada masalah, bahkan

terjadi pembaharuan dan kemudahan dalam mengelola keuangan,

serta tidak semua pegawai mampu melakukan pengelolaan

keuangan oleh sebab itu pengelolaan keuangan sejauh ini tidak

ada masalah terkait dengan kualitas pegawai. Serta kendala

pemberdayaan yakni adalah waktu yang tidak sesuai terjadi

bentrok jadwal antara pekerjaan dan jadwal pelatihan, kemudian

pekerjaan yang banyak tidak memungkinkan untuk ditinggalkan.

Page 98: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

83

D. Pembahasan

Pelaksanaan pada tata kelola keuangan pada Badan Pertanahan

Nasional Kabupaten Wajo sudah dilaksanakan dengan baik dan sesuai

dengan berdasarkan pada undang-undang 1945 dengan pasal 23C

dengan prinsip pengelolaan keuangan negara dengan berdasarkan

empat prinsip tata kelola keuangan yakni 1) akuntabilitas 2) keterbukaan

3) pemberdayaan dan dari ketiga prinsip tersebut pada penelitian ini

masing-masing dijelaskan sebagai berikut:

1. akuntabilitas dapat disimpulkan bahwasanya akubtabilitas keuangannya

secara vertikal, tidak terkait oleh pemerintah daerah. Hal tersebut

membuat pelaporan keuangan badan pertahanan nasional Kabupaten

wajo berada pada garis kementrian agraria yang diwakili oleh kantor

wilayah, dan dilakukan rekonsiliasi terhadap belanja dan pencairan

pendanan dari perbendaharaan negara, sehubungan denga laporan

keuangan pada masing-masing bidang yakni akuntabilitas atau laporan

keuangan dilaporkan pada bidang keuangan dan kemudian diadakan

evaluasi terkait dengan laporan keuangan setiap bulannya. mengenai

bentuk pertanggung jawaban badan pertanahan nasional Kabupaten

Wajo yakni dengan melakukan pelaporan berdasarkan program kerja dan

melakukan pelaporan hasil kerja beserta anggaran pembelanjaan pada

kegiatan-kegiatan yang hendak dan akan dilaksanakan, serta mengenai

perwujudan kewajiban yang dilakukan yakni bertanggung jawab terhadap

anggaran dengan menyalurkan anggaran sesuai dan tepat, kemudian

melakukan pengeluaran anggaran dengan sebenar-benarnya baik itu

pada pelaksanaan program kerja maupun pada pengadaaan barang,

Page 99: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

84

serta juga menghemat anggaran untuk penambahan program kerja yang

ada. Pada kemampuan pegawai dalam mengelola keuangan badan

pertanahan nasional Kabupaten Wajo sudah baik, dikarenakan

penempatan pegawai yang sesuai dengan kemampuan dan skillnya,

serta pemberian pelatihan pengelolaan dan arahan dari kantor wilayah.

Dan juga sudah ada beberapa pegawai sudah berlisensi/ sertifikasi

langsung mengenai pengelolaan keuangan dari kementrian keuangan

sendiri. pentingnya akuntabilitas yakni sangat penting dikarenakan dalam

pengelolaan keuangan harus bersifat akuntabel dan transparan dengan

adanya akuntabilitas keuangan mampu dipertanggung jawabkan dan

dilaporkan sesuai dengan pemakaian anggaran oleh badan pertanahan

nasional Kabupaten Wajo. pemeriksaan tata kelola keuangan dilakukan

oleh inspektorat, KPPN dan badan pemeriksa keuangan. Berdasarkan

hasil wawancara keseluruhan pada indikator pemeriksaan bahwasanya

pemeriksaan badan pertanahan nasional Kabupaten Wajo yakni

pemeriksaan internal oleh pimpinan kantor, dan untuk pemeriksaan dari

luar yakni kepolisian, inspektorat daerah, KPPN, dan BPK. Dan mengenai

kendala pemeriksaan yakni adanya selisih transaksi pada pembelanjaan

anggaran, penatausahaan dan pencatatan yang tidak tertib, program

kerja belum selesai dikerjakan dan kendala teknis lainnya.

2. keterbukaan dapat disimpulkan bahwasanya mengenai keterbukaan pada

pengelolaan keuangan badan pertanahan nasional Kabupaten Wajo ini

dilakukan dengan evaluasi-evaluasi setiap minggunya kepada atasan dan

dituangkan dalam laporan tertulis dan secara detail sehingga tidak ada

yang ditutupi dalam pengelolaan anggaran. Dan keterbukaan instansi

Page 100: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

85

dalam memberikan informasi yang mudah dan cepat bagi masyarakat

yakni dengan media online seperti penggunaan website kantor yang

memberikan informasi lengkap dan jelas, kemudian menggunakan media

sosial seperti facebook dan twitter untuk mengunggah kegiatan, dan juga

penyiaran media perteleveisian secara lokal yang ada dikabupaten wajo,

serta media cetak dan berita online. Serta pentingnya keterbukaan bagi

pengelolaan keuangan yakni sangat penting dikarenakan keterbukaan

menjadi sebuah alasan mengapa pengelolaan keuangan dilaksanakan,

dengan melakukan evaluasi dan menghindari dari penyimpangan dan

penyalahgunaan keuangan yang bisa saja terjadi pada pengelolaan

keuangan.

3. pemberdayaan dapat disimpulkan mengenai seperti apa pemberdayaan

pegawai pada badan pertanahan nasional Kabupaten Wajo yakni dengan

mengikut sertaka pegawai untuk pelatihan keuangan, dan seminar-

seminar serta juga adanya pembinaan dari KPPN mengenai pengelolaan

keuangan serta memberikan dukungan dengan memberikan beasiswa

untuk melanjutkan pendidikan. Dan untuk kualitas pemberdayaan yakni

sejauh ini baik-baik saja di karenakan kualitas pegawai setelah

melakukan pemberdayaan meningkat tidak ada masalah, bahkan terjadi

pembaharuan dan kemudahan dalam mengelola keuangan, serta tidak

semua pegawai mampu melakukan pengelolaan keuangan oleh sebab itu

pengelolaan keuangan sejauh ini tidak ada masalah terkait dengan

kualitas pegawai. Serta kendala pemberdayaan yakni adalah waktu yang

tidak sesuai terjadi bentrok jadwal antara pekerjaan dan jadwal pelatihan,

Page 101: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

86

kemudian pekerjaan yang banyak tidak memungkinkan untuk

ditinggalkan.

E. Keterkaitan Penelitian Terdahulu

1. Sehubungan dengan Penelitian ini dilakukan oleh Kiky Sri rejeki tahun

2015 pada studi akuntansi dan bisnis dengan hasil penelitian Undang-

Undang Desa memberi konsekuensi ekonomi yang besar bagi Desa

dengan mengalokasikan APBN langsung kepada setiap Desa di

Indonesia. Pada penelitian ini mengenai Tata kelola Pemerintahan

Desa dimulai dari perencanaan dan penganggaran hingga pembinaan

dan pengawasan terutama mengenai tata kelola keuangan. Pemerintah

Desa harus mampu menyediakan mekanisme akuntabilitas melalui

laporan pertanggungjawaban. Sedangkan keterkaitannya pada

penelitian ini yakni analisis tata kelola keuangan pada badan

pertanahan nasional Kabupaten Wajo, khususnya pada pengelolaan

keuangan dengan mekanisme akuntabilitas, keterbukaan,

pemberdayaan serta pemeriksaan yang tentu melalui pertanggung

jawaban laporan keuangan pada pemakaian anggaran keuangan, dan

ketersediaan transparansi yang ada pada badan pertanahan nasional

Kabupaten Wajo.

2. Sehubungan dengan pada Penelitian yang dilakukan oleh Alizar

Mustafa dan Sitaresmi Wahyu Handani pada tahun 2017 mengenai

Pengukuran Kinerja Sistem Informasi Tata Kelola Keuangan Kantor

Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas Menggunakan,

Framework Cobit 5.0 Pada Domain MEA (Monitor, Evaluate, ASSESS),

dikelola (direncanakan, dimonitor dan disesuaikan) dan produk kerja

Page 102: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

87

yang tepat ditetapkan, dikendalikan dan dipelihara. Sedangkan pada

penelitian ini mengenai pengelolaan keuangan pada badan pertanhan

nasional Kabupaten Wajo yang menggunkana pengukuran berdasarkan

asas pengelolaan keuangan undang-undang 19945 melalui

akuntabilitas, keterbukaan, pemberdayaan dan pemeriksaan, dengan

hasil penelitian akuntabilitas pertanggung jawaban berdasarkan laporan

keuangan, dan keterbukaan ketersediaan informasi keuangan namun

tidak terbuka meluas kepada masyarakat, sehingga untuk

pemberdayaan pegawai dilakukan pelatihan untuk meningkatkan

kemampuan pegawai, serta adanya pemeriksaaan dari badan yang

berwenang.

3. Sehubungan dengan penelitian ini dilakukan oleh Kristie Onasis dan

Robin pada tahun 2016 jurusan manajemen dengan judul penelitian

Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada

Perusahaan Sektor Keuangan Yang Terdaftar di BEI, Dewan

independen memiliki pengaruh signifikan positif terhadap nilai

perusahaan yang bergerak di sektor keuangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia, sedangkan pada penelitian ini analisis tata kelola

keuangan badan pertanahan nasional Kabupaten wajo, berdasarkan

hubungan kedua penelitian yakni berfokus pada analisis pengelolaan

keuangan pada masing-masing objek penelitian.

4. Penelitian dilakukan oleh A. Khorul Anam, Muhammad Ridho dan

Fatchur Rohman pada tahun 2017 dengan judul penelitian

Implementasi Sistem Informasi Yayasan (SIYAP) Terhadap Kualitas

Tata Kelola Keuangan Yayasan Pendidikan Islam Di Jepara dengan

Page 103: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

88

hasil penelitian Seluruh tahapan program pengabdian masyarakat

meliputi Pengembangan sistem informasi yayasan (SIYap);

sehubungan dengan penelitian ini mengenai analisis tata kelola

keuangan badan pertanahan nasional Kabupaten Wajo, yakni adanya

penelitian pada manajemen keuangan pada masing-masing objek

penelitian untuk mengetahui seperti apa pengelolaan keuangan serta

kualitas manajemen pengelolaan keuangan pada objek penelitian yang

dituju.

5. Penelitian ini dilakukan oleh Indra Dwi Hartanto dan Aries Tjahyanto

pada tahun 2010 dengan judul penelitian Analisa Kesenjangan Tata

Kelola Teknologi Informasi Untuk Proses Pengelolaan Data

Menggunakan Cobit (Studi Kasus Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia) dan hasil penelitian sebagai berikut, Tata kelola

teknologi informasi pada proses pengelolaan data di Badan Pemeriksa

Keuangan Republik untuk pada penelitian ini sehubungan pada

penelitian ini untuk mengetahui pengelolaan data yang digunakan untuk

memberikan informasi pada badan pemeriksaan keuangan, sedangkan

untuk penelitian ini informasi data keuangan sehubungan dengan

manajemen keuangan.

Page 104: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

89

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1) Akuntabilitas

Akuntabilitas dalam tata kelola keuangan Badan Pertahanan

Nasional sudah bisa dikatakan baik dikarenakan pertanggung

jawaban yang dilakukan oleh instansi kepada perwakilan wilayah

langsung oleh kementrian Agraris telah dilaksanakan sesuai dengan

standar dan pelaksanaan pelaporan keuangan. Kemudian pada

akuntabilitas juga dilaksanakan evaluasi keuangan pada setiap

bidang pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo masuk

pada pelaporan keuagan baik itu pengeluaran dan pemasukan yang

dimiliki oleh masing-masing bidang. dengan adanya akuntabilitas

keuangan mampu dipertanggung jawabkan dan dilaporkan sesuai

dengan pemakaian anggaran oleh badan pertanahan nasional

Kabupaten Wajo. pada tata kelola keuangan pada Badan Pertanahan

Nasional Kabupaten Wajo dianggap berjalan dengan baik sebab

adanya pemeriksaan rutin dan berkala dilakukan oleh badan

pemeriksaan keuangan dan inspektorat kabupaten wajo. Kemudian

pemeriksaan tidak hanya dilakukan juga oleh instansi luar, namun

adanya pemeriksaan Badan Pertanahan Kepada masing-masing

bidang dan Pegawainya sendiri juga dilaksanakan pemeriksaan.

2) Keterbukaan

89

Page 105: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

90

Keterbukaan pada tata kelola keuangan Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo diangap tidak sepernuhnya

terbuka dalam mengelola keuangan. Sebab tidak adanya

keterbukaan kepada masyarakat, namun tetapi keterbukaan

Badan Pertanahan terhadap instansinya serta pelaporannya

sudah dilaksanakan dengan baik. Dengan memberikan informasi

yang jelas terhadap pelaporan keuangan, pendekatan yang

dilakukan kepada masyarakat dengan menggunakan media sosial

untuk berinteraksi sehingga keterbukaan ini dapat menghindari

dari penyimpangan dan penyalahgunaan keuangan yang bisa saja

terjadi pada pengelolaan keuangan.

3) Pemberdayaan

Pemberdayaan pada tata kelola keuangan pada Badan Pertanahan

Nasional Kabupaten Wajo ini dianggap sudah baik dikarenakan

pemberdayaan pegawai keuangan secara rutin diberikan pelatihan

dan mengikut sertakan dalam kegiatan peningkatan SDM

pegawai.sehingga kualitas pemberdayaan yakni sejauh ini baik-baik

saja di karenakan kualitas pegawai setelah melakukan

pemberdayaan juga meningkat.

B. Saran

1. Diharapkan Kementrian Agraria menfasilitasi pegawainya dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

2. Diharapkan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo meningkatkan

akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan.

Page 106: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

91

3. Diharapkan agar penelitian berikutnya mampu dijadikan sebagai acuan

dalam melaksanakan penelitian.

Page 107: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

92

DAFTAR PUSTAKA

Arep Ishak & Tanjung Hendri, 2003, manajemen Motivasi. Jakrta: PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Atmosudirdjo, Prajudi. 2005. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah.

Malayu: Rineka Cipta.

Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE,

Yogyakarta

Fahmi, Irham. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Griffin, 2004. Komitmen Organisasi, Terjemahan, Jakarta : Erlangga

Hasbuan, Malayu. 2009. Manajemen : Dasar, Pengertian, dan Masalah Edisi

Revisi . Jakarta : Bumi Aksara

Hasibuan, Malayu. 2012. “Manajemen Sumber Daya Manusia “. Jakarta : PT.

Bumi Aksara.

Horne, James C. Van dan John M Wachowicz Jr. 2012. Prinsip-Prinsip

Manajemen Keuangan (Edisi 13). Jakarta : Salemba Empat

Ibnu Syamsi. 1994. Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen. Jakarta. Rineka

Cipta.

Ida Dan Chintia Yohana Dwinta, 2010, Pengaruh Locus Of Control, Financial

Knowledge, Dan Income Terhadap Financial Management Behavior,

Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol 12, No 3:131-144

J. Setiadi, Nugroho, SE., MM., 2003, ”Perilaku Konsumen Konsep dan

Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran”. Jakarta: Kencana

Moekijat. 2000. Kamus Manajemen, Bandung, Penerbit CV. Mandar Maju.

Ranupandojo, Heidjrachman. 1996. Dasar-dasar Manajemen, Yogyakarta:

UPPAMP YJPN, Edisi Revisi, cet.ke-2.

Safroni, Ladzi. 2012. Manajemen dan Reformasi Pelayanan Publik dalam

Konteks Birokrasi Indonesia. Surabaya : Aditya Media Publishing

Septi Winarsih, Atik & Ratminto. 2012. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar

Page 108: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

93

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukarna. 2011. Dasar-Dasar Manajemen. CV. Mandar Maju. Bandung

Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 23 C Tentang Prinsip Pengelolaan

Keuangan Negara.

Wicaksono, Edrea Divarda. (2015). Pengaruh Financial Literacy Terhadap

Perilaku Pembayaran Kartu Kredit Pada Karyawan di Surabaya.

Finesta, 3(1), 85- 90.

Page 109: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

94

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 110: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

95

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN PERTANAHAN

NASIONAL KABUPATEN WAJO

No Indikator Pertanyaan Wawancara

1. Akuntabilitas

1. Bagaimana akuntabilitas pada balai

Pada Badan Pertanahan Nasional

Kabupaten Wajo?

2. seperti apa bentuk tanggung jawab

kerja yang dilakukan dalam tata

kelola keuangan Pada Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten

Wajo?

3. seperti apa perwujudan kewajiban

yang dilakukan dalam mengelola

keuangan pada Pada Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten

Wajo?

4. bagaimana kemampuan pegawai

dalam melakukan pengelolaan

keuangan pada Pada Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten

Wajo?

Page 111: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

96

5. seberapa penting akuntabilitas

pengelolaan keuangan dalam

pengelolaan keuangan pada Pada

Badan Pertanahan Nasional

Kabupaten Wajo?

2. Keterbukaan 1. Seperti apa keterbukaan yang

dilakukan kepala Badan Pertanaha

Nasional Kabupaten Wajo pada

tata kelola keuangan ?

2. Seperti keterbukaan instansi Pada

Badan Pertanahan Nasional

Kabupaten Wajo dalam

memberikan informasi yang luas

dengan mudah ?

3. Seberapa penting keterbukaan

pada pengelolaan keuangan pada

Pada Badan Pertanahan Nasional

Kabupaten Wajo?

3. Pemberdayaan 1. Seperti apa pemberdayaan yang

dilakukan kepada pegawai dalam

mengelola keuangan pada Badan

Page 112: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

97

Pertanahan Nasional Kabupaten

Wajo?

2. Bagaimana kualitas pemberdayaan

pada pengelolaan keuangan Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten

Wajo?

3. Bagaimana kendala yang dihadapi

pada pemberdayaan pegawai

dalam mengelola keuangan Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten

Wajo?

4. Pemeriksaan 1. Apakah ada pemeriksaan eksternal

oleh pemerintah terhadap

pengelolaan keuangan pada Badan

Pertanaha Nasional Kabupaten

Wajo ?

2. apa saja yang menjadi kendala

dalam pemeriksaan pengelolaan

keuangan pada Badan Pertanaha

Nasional Kabupaten Wajo ?

Page 113: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

98

Lampiran gambar proses wawancara

Page 114: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

99

Page 115: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

100

Page 116: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

101

Page 117: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

102

Page 118: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

103

Page 119: ANALISIS TATA KELOLA KEUANGAN PADA BADAN …

104

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nirwana Alwi, lahir di Tarumpakkae, kecamatan

Majauleng, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada

tanggal 23 Februari 1998. Anak kedua dari dua

bersaudara dari pasangan Muhammad Alwi dan

Busra. Penulis mulai memasuki jenjang pendidikan

Sekolah Dasar pada tahun 2004 disekolah dasar (SD) Negeri 231 LIU,

Kecamatan Majauleng, Kabupaten Wajo. Dan tamat pada tahun 2010,

penulis melanjut pendidikannya di sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri 1 Majauleng Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo dan tamat

pada tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikannya di Sekolah Menengah Atas ( SMA) Negeri 1 Majauleng

Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo dan tamat pada tahun 2016.

Tahun 2016 penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

dengan menyelesaikan Judul Skripsi pada tahun 2021:”Analisis Tata

Kelola Keuangan Pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten

Wajo”.