analisis swot.doc

14
1 Oktober 2013 Pertemuan 4: MANAJEMEN STRATEGIK 4. MANAJEMEN STRATEGIK a. Pengertian Manajemen strategis : Manajemen strategis (strategic management) dapat dipahami sebagai proses pemilihan dan penerapan strategi-strategi. Sedangkan strategi adalah pola alokasi sumber daya yang memungkinkan organisasi-organisasi dapat mempertahankan kinerjanya. (Barney, 1997:27). Strategi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber daya-sumber daya untuk menciptakan suatu posisi menguntungkan.(Grant, 1995:10). Dengan kata lain, manajamen strategis terlibat dengan pengembangan dan implementasi strategi-strategi dalam kerangka pengembangan keunggulan bersaing. Manajemen strategi terdiri atas dua suku kata yang dapat dipilah menjadi kata manajemen dan strategi. Manajemen merupakan serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating),

Upload: magisterkebidananunandangkatantiga

Post on 16-Dec-2015

225 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

1 Oktober 2013

Pertemuan 4: MANAJEMEN STRATEGIK

4. MANAJEMEN STRATEGIK

a. Pengertian Manajemen strategis :

Manajemen strategis (strategic management) dapat dipahami sebagai proses pemilihan dan penerapan strategi-strategi. Sedangkan strategi adalah pola alokasi sumber daya yang memungkinkan organisasi-organisasi dapat mempertahankan kinerjanya. (Barney, 1997:27). Strategi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber daya-sumber daya untuk menciptakan suatu posisi menguntungkan.(Grant, 1995:10). Dengan kata lain, manajamen strategis terlibat dengan pengembangan dan implementasi strategi-strategi dalam kerangka pengembangan keunggulan bersaing.Manajemen strategi terdiri atas dua suku kata yang dapat dipilah menjadi kata manajemen dan strategi. Manajemen merupakan serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling) dan penganggaran (budgeting) (Nawawi, 2003:52). Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental ( senantiasa meningkat ) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dengan apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukanSedangkan Siagian (2004) mendefinisikan manajemen stratejik sebagai berikut : Serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.Manajemen Stratejik Sektor Publik :Manajemen stratejik tidak hanya digunakan pada sektor swasta tetapi juga sudah diterapkan pada sektor publik. Menurut Anthony dan Young dalam Salusu (2003) penekanan organisasi sektor publik dapat diklasifikasikan ke dalam 7 hal yaitu: (1) Tidak bermotif mencari keuntungan. (2) Adanya pertimbangan khusus dalam pembebanan pajak. (3) Ada kecenderungan berorientasi semata mata pada pelayanan. (4) Banyak menghadapi kendala yang besar pada tujuan dan strategi. (5) Kurang banyak menggantungkan diri pada kliennya untuk mendapatkan bantuan keuangan (6) Dominasi profesional. (7) Pengaruh politik biasanya memainkan peranan yang sangat penting. ANALISIS SWOT

Analaisis Menurut SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threat) merupakan suatu cara yang sistematis untuk menentukan posisi institusi berdasarkan stuasi internal dan eksternal. Menurut Safrizal (2009) analisis SWOT merupakan suatu cara untuk mengetahui faktor dan unsur penentu suatu institusi secara sistematis untuk melakukan evaluasi kondisi lingkup kegiatan dan selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan strategi pembangunan institusi sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimilikinya. Analisis SWOT sangat penting dalam manajemen perencanaan. Menurut Sjafrizal (2009) analisis ini dikembangkan oleh Rangkuti (1997) dia adalah seorang ahli ilmu manajemen. Dengan pendekatan ini institusi dapat menyusun perencanaan pengembangannya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sehingga perencanaan yang disusun dapat dijalankan dan diharapkan hasilnya sesuai dengan harapan.

BERIKUT INI CONTOH PENERAPAN ANALISIS SWOT DALAM SEBUAH PUSKESMAS X

Analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor internal (kekatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan tantangan). Berikut ini akan disajikan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan.

b.1. Kekuatan Adanya SDM medis,

Adanya tenaga kepewatan dan bidan sudah sangat cukup,

Adanya tenaga kepemimpinan (ahli manajemen kesehatan) cukup,

Adanya sarana gedung.

b.2. Kelemahan Kekurangan SDM dokter spesialis,

Dokter gigi.

Belum ada laboratorium yang memadahi,

Belum ada petugas lulusan analis.

b.3. Peluang Adanya jumlah penduduk besar (lebih dari 30.000)

Wilayah kerja puskesmas luas (105,64 km)

Belum ada sarana pelayanan rawat inap

Adanya kebijakan otonomi daerahb.4. Tantangan Adanya praktek dokter umum

Adanya Balai Pengobatan

Adanya pelayanan kesehatan baru

Pelayanan di luar wilayah

C. ANALISIS FAKTOR STRATEGISAnalisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan faktor internal dan eksternal yang telah dikembangkan pada analisis SWOT. Berdasarkan hasil analisis SWOT, akan dianalisis untuk menetukan faktor yang paling strategis yang selanjutnya dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan. Menurut Rangkuti (2002) analisis strategis dapat disusun dengan pendekatan IFAS (Internal factor annalysis summary) dan EFAS (Faktor anaisis external summary).

c.1. Analisis IFASDalam memberikan penilaian (bobot) masing-amsing faktor mulai dari 0,00 (tidak penting) sampai dengan 1,00 (paling penting). Jumlah penilaian tidak melebihi 1,00. Sedangkan penilaian untuk rating, mulai dari +1 (sangat rendah) sampai dengan +4 (sangat tinggi). Penilaian yang bersifat positif dari +1 saampai dengan +4. Namun untuk variabel yang negatif, semakin lemah nilainya 1 dan jika semakin baik (nilai di bawah rata-rata industri lain) nilainya semakin tinggi (maksimum 4). Analisis IFAS berikut :Tabel 4 : Faktor Anaisis Internal Summary (IFAS)

Faktor Strategis InternalBobotRatingNilai

(Bobot x Rating)Penilaian

A. Kekuatan:

1. Adanya SDM medis cukup0,3041,2Sangat penting

2. Adanya tenaga keperwatan dan

kebidanan sangat cukup0,2541Sangat penting

3. Adanya tenaga kepemimpinan (ahli

manajemen kesehatan) cukup, 0,1030,3Cukup penting

4. Adanya sarana gedung0,1020,2Cukup penting

B. Kelemahan:

1. Kekurangan SDM dokter spesialis, 0,1010,1Kurang penting

2. Dokter gigi. 0,0520,1Kurang penting

3. Belum ada laboratorium yang

memadahi,0,0520,1Kurang penting

4. Belum ada petugas lulusan analis.0,0530,15Kurang penting

Jumlah1,003,15

Berdasarkan Tabel 4. dapat dijelaskan bahwa faktor ketersediaan tenaga medis dan keperawatan merupakan faktor sangat penting (masing-masing mempunyai nilai 4), nilai ini sangat tinggi, sehingga sangat mendukung dalam pengembangan puskesmas induk menjadi puskesmas rawat inap. Jumlah nilai 3,15 yang menunjukkan nilai sangat baik, karena nilai lebih dari 3. Pada analisis ini tidak dibandingkan dengan puskesmas kompetitor. Selanjutnya akan dilakukan analisis faktor eksternal untuk menentukan peluang dan tantangan.

c.2. Analisis EFAS Dalam memberikan penilaian (bobot) masing-amsing faktor mulai dari 0,00 (tidak penting) sampai 1,00 (paling penting). Jumlah penilaian tidak melebihi 1,00. Sedangkan penilaian untuk rating pada faktor peluang, jika peluangnya besar diberi nilai +4 (sangat tinggi), namun jika peluang kecil diberi nilai +1. Penilaian yang bersifat positif dari +1 saampai dengan +4. Namun untuk variabel yang negatif (tantangan), semakin besar tantangannya nilainya 1 dan jika semakin berpeluang (nilai di bawah rata-rata industri lain) nilainya tinggi (4). Analisis IFAS berikut :Tabel 5 : Faktor Anaisis External Summary (EFAS)

Faktor Strategis EksternalBobotSkorNilai

(Bobot x Skor)Penilaian

A. Peluang:

1. Adanya jumlah penduduk besar (lebih dari 30.000)0,240,8Sangat penting

2. Wilayah kerja puskesmas luas (105,64 km)0,2541Sangat penting

3. Belum ada sarana pelayanan rawat Inap0,240,8Sangat penting

4. Adanya kebijakan otonomi daerah0,0520,1Kurang penting

B. Tantangan:

1. Adanya praktek dokter umum0,0520,1Kurang penting

2. Adanya Balai Pengobatan0,0530,15Cukup penting

3. Adanya pelayanan kesehatan

Baru0,0520,1Kurang penting

4. Pelayanan di luar wilayah0,1520,3Kurang penting

Jumlah1,003,35

Berdasarkan tabel 5. dapat dijelaskan bahwa faktor peluang dan tantangan mempunyai nilai cukup tinggi (3,35), melebih angka 3. Faktor adanya penduduk yang besar, luas wilayah, dan belum adanya pelayanan rawat inap masing-masing mempunyai bobot 4, sehingga mempunyai nilai yang sangat strategis. Dalam penghitungan ini tidak dibandingkan dengan kompetitor yang lain.D. PERUMUSAN STRATEGI DALAM DALAM MATRIK SWOT

Berdasarkan uraian pada tabel IFAS dan EFAS, maka dapat disusun matrik SWOT sebagai berikut :Tabel 6. Matrik SWOT

Peningkatan Status Puskesmas Induk menjadi Rawat Inap

IFAS

EFASSTRENGHTS (S)

1. SDM medis sudah ada

2. Adanya tenaga keperwatan dan kebidanan cukup

3. Adanya tenaga kepemim pinan cukup

4. Adanya sarana gedungWEAKNESSES (W)

1. Belum ada SDM spesialis

2. Belum ada dokter gigi

3. Belum ada laboratorium yang memadahi

4. Belum ada petugas lulusan analis

OPPORTUNIES (0)

1. Jumlah penduduk besar

2. Wilayah kerja luas

3. Belum ada sarana pelayanan rawat inap

4. Adanya kebijakan otonomi daerah Meningkatkan status puskesmas induk menjadi puskesmas rawat inap.

Meningkatkan mutu pelayanan untuk meraih pasar Mengadakan dokter gigi baru untuk menambah kekurangan dokter tersebut.

Menambah sarana BP gigi.

THREAT (T)

1. Adanya praktek dokter umum

2. Adanya Balai Pengobatan

3. Adanya pelayanan kesehatan baru

4. Pelayanan di luar wilayah Melakukan kerja sama dengan praktek dokter untuk meningkatkan pangsa pasar rujukan

Meningkatkan mutu pelayanan untuk meraih pasarMengoptimalkan tenaga medis dan keperawatan untuk mempertahankan mutu untuk meraih pangsa pasar.

Berdasarka matrik SWOT di atas dapat dijelaskan bahwa strategi-strategi di atas dapat dijalankan dengan memperhatikan faktor pesaing. Artinya bahwa peningkatan status puskesmas dapat dijalankan dengan menambah dan memperbaiki hal-hal yang masih kurang. Strategi yang dapat diterapkan pada Puskesmas X secara rinci dapat diuraikan :

1 Janka pendek : Puskesmas dapat melakukan perbaikan mutu pelayanan untuk meraih pasar, membuka BP gigi serta melengkapi sarananya, dan meningkatkan kapasitas labortorium.

2. Jangka menengah : Meningkatkan status puskesmas induk menjadi puskesmas rawat inap serta melakukan kerja sama dengan praktek dokter maupun balai pengobatan untuk meningkatkan pangsa pasar rujukan (laboratorium).

Susun kekuatan dan kelemahan sebuah organisasi untuk menenutukan strategi !!!