analisis struktural kumpulan puisi...

114
ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULI BULI LIMA KAKI“ KARYA NIRWAN DEWANTO Tahun 2011 SKRIPSI Oleh: M.Tomy Dzikri Firdaus NIM. 07 122 063 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH Agustus 2011

Upload: trinhnhi

Post on 11-Feb-2018

276 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULI

– BULI LIMA KAKI“ KARYA NIRWAN DEWANTO

Tahun 2011

SKRIPSI

Oleh:

M.Tomy Dzikri Firdaus

NIM. 07 122 063

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA

INDONESIA DAN DAERAH

Agustus 2011

Page 2: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Analisis Struktural Kumpulan Puisi “ Buli – Buli

Lima Kaki “ karya Nirwan Dewanto

Tahun 2011

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Jember

Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

Menyelesaikan program sarjana (S1) pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

Mohamad Tomy Dzikri Firdaus

NIM 07 122 063

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA,SASTRA

INDONESIA DAN DAERRAH

Agustus 2011

Page 3: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan
Page 4: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Motto :

Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk

tenang dan sabar. ~ Khalifah ‘Umar

Pengetahuan itu adalah Perjuangan ;

Bagi pemuda yang bercita – cita tinggi

(Al Ghozali )

Page 5: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Skripsi oleh Mohamad Tomy Dzikri Firdaus ini telah diperiksa

Dan disetujui untuk diuji oleh Tim Penguji

Jember, 30 Juli 2011

Pembimbing I

Suyanto M.Si

Jember, 30 Juli 2011

Pembimbing II

Drs. Hariyono

Page 6: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Skripsi oleh Mohamad Tomy Dzikri Firdaus ini telah dipertahankan di depan

Dewan Penguji pada tanggal 22 Agustus 2011.

Dewan Penguji,

Drs H.M.F Rahman Tawil M.Si, Ketua

NIP: 194907021976031001

Suyanto M.Si, Anggota I

NIP:19680303 200803 1 015

Drs. Hariyono, Anggota II

Mengetahui

Dekan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

DR. Hanafi M.Pd

NIP: 196708151992 03 1 022

Page 7: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis Panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rizki dan Hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan

penelitian dan skripsi yang berjudul Analisis Struktural Kumpulan Puisi Buli –

Buli Lima Kaki karya Nirwan Dewanto dengan tepat pada waktunya. Sholawat

serta Salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar

Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan seluruh pengikut beliau

hingga akhir jaman.

Sesuai dengan judul, skripsi ini berupaya mengkaji secara cermat apa yang

ada di dalam kumpulan puisi “ Buli – Buli lima kaki “ karya Nirwan Dewanto

terutama pada Gaya Bahasa atau Majas dan pengimajian atau pencitraan.

Diharapkan selain sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jember juga

membawa manfaat bagi para pembaca untuk lebih menambah ilmu pengetahuan

serta sebagai evaluasi dan pengembangan lebih lanjut, selain itu skripsi ini

diharapkan sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam melakukan

kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan kajian ini.

Demikian semoga skripsi yang sederhana ini dapat berfaidah bagi yang

membutuhkan dan dapat memenuhi apa yang diharapkan.

Jember, 1 Agustus 2011

Peneliti

Page 8: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dalam untaian kata hati yang paling dalam dan hitamnya tinta tulisan skripsi ini

akan saya persembahkan untuk orang-orang tercinta dan saya sayangi.

1. Untuk kedua orang tuaku serta adikku yang telah mendo‟akan dan memberi

kasih sayang serta dukungan baik secara materiil dan spiritual.

2. Untuk Teman – teman “ UKM Teater Oksigen “ Salam Budaya dan

teruslah berkarya dan berkreasi.

3. Teman – temanku Prodi Bahasa dan sastra Indonesia angkatan 2007

semoga kita selalu diberikan kesuksesan dan tetap semangat.

4. Untuk sahabat - sahabatku Habib, Eko Ansel, Ari Ucup, Jumaddin, Senang

Miko, Ana Maniez, Hafid Kurniawan, Dwi Irawan, Didik, Anank, Amsari,

Lufalinda, Asep Andri, Roma, Adesti, Dewi, Gatriz, Wanda Imoet, Vila

Jak Angel, Intan Safitri, Bayu Aremania, Vinda terima kasih atas segala

do‟a dan motivasinya.

5. Teman – temanku kosant Gang Family Karimata Jember Pak Bos, Herry

Becha van Piero, Eko Ansel, Eko van de Bloroks, Lutfi Irawan, Habib,

Galuh hulaG, Amat celeng, Beny, Ali Osing terima kasih atas

dukungannya, kalian semua takkan terlupakan.

6. Almamaterku yang kucintai dan kubanggakan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Program Studi Bahasa, sastra Indonesia dan Daerah Jurusan

Bahasa dan seni Universitas Muhammadiyah Jember.

Page 9: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………..… i

HALAMAN LOGO …………………………………………………………..…. ii

HALAMAN MOTTO………………………………………………………….... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………….. iv

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………... v

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….…. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………….. vii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………...viii

ABSTRAK …………………………………………………………………… ….x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang ……………………………………………………..…. 1

1.2 rumusan masalah …………………………………………………...... 3

1.3 tujuan …………………………………………………………….........4

1.4 manfaat ………………………………………………………………. 4

1.5 definisi operasional ………………………………………………...... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 pengertian puisi …………………………………………………........ 6

2.2 pengertian majas …………………………………………………....... 7

2.3 Jenis – jenis majas dan pengertian majas ……………………………. 9

2.4 Pengimajian (citraan)………………………………………………...19

2.5 Macam – macam citraan (pengimajian) ……………………………. 20

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan dan Jenis Penelitian ...………………………………….. 21

3.2 Data dan Sumber Data ……………………………………………... 21

3.3 Metode Pengumpulan Data ……………………………………….... 22

3.4 Metode Analisis Data ………………………………………………. 22

3.5 Instrumen Penelitian …………………………………………………22

Page 10: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

3.6 Keabsahan data …………………………………………………… ..23

BAB IV PAPARAN DAN TEMUAN DATA

4.1 Gaya bahasa (Majas) ...…………………………………..…………. 24

4.2 pengimajian (Citraan) …………………………………….………… 40

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Gaya Bahasa (majas)………………………………………...……… 57

5.2 Pengimajian (Pencitraan)……………………………………...……. 76

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan…………………………………………………………. 98

6.2 Saran………………………………………………………….……... 98

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 11: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

ABSTRAK

Mohamad Tomy Dzikri Firdaus, Juli 2011, Analisis Struktural

kumpulan puisi “ Buli – Buli Lima kaki “ karya Nirwan Dewanto. Skripsi

Program Studi Pendidikan Bahasa,sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Bahasa

dan seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Jember.

Dosen pembimbing I : Suyanto S.Pd M.Pd

Dosen pembimbing II : Drs. Hariono

Kata kunci : Struktural, Puisi

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh (1) karya sastra jenis puisi merupakan

suatu jenis karya sastra yang menggunakan kata – kata indah dan penuh imajinasi

didalamnya, (2) pada umumnya para pembaca dan peminat karya sastra kurang

mengerti apa yang ada didalam sebuah puisi tersebut baik segi bahasa maupun

citraabbya. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Majas atau gaya

bahasa apakah yang terkandung didalam kumpulan puisi “ Buli – Buli Lima kaki

“ karya Nirwan Dewanto, (2) Unsur citraan atau pengimajian apa sajakah yang

terkandung dalam kumpulan puisi “ Buli – Buli lima Kaki karya Nirwan

Dewanto.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendiskripsikan majas – majas atau

gaya bahasa yang terkandung dalam kumpulan puisi “ Buli – Buli lima kaki “

karya Nirwan Dewanto, (2) mendeskripsikan citraan atau pengimajian yang

terkandung dalam kumpulan puisi “ Buli – Buli Lima kaki “ karya Nirwan

Dewanto.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif, metode yang

digunakan adalah deskripsi, sedangkan analisis yang digunakan adalah

membentuk intepretasi dan menganalisis data – data yang ada didalam kumpulan

puisi Buli – Buli lima kaki karya Nirwan Dewanto.

Hasil penelitian ini diperoleh Berdasarkan hasil pembahasan terhadap

temuan data dalam Kumpulan puisi “ Buli – Buli Lima Kaki ” karya Nirwan

Dewanto, maka gaya bahasa (majas) dan pengimajian (citraan) yang terkandung

dalam kumpulan puisi “ Buli – buli Lima Kaki “ meliputi (1) majas Personifikasi

dalam puisi gajah Sulawesi, puisi Apel dan Roti, (2) Majas Metafora dalam puisi

Senapang, Puisi Kobra, (3) Majas Paralelisme dalam puisi Sapi Lada Hitam, (4)

Majas Pertentangan dalam puisi Hiu, (5) Majas Hiperbola dalam puisi Kopi

Luwak, Puisi Penunggang Kuda Hitam, (6) Majas Perumpamaan dalam Puisi Babi

Merah Jambu, (7) Majas alegori dalam puisi Telor Mata Sapi. Pengimajian

(citraan) yang terdapat dalam kumpulan puisi Buli – Buli Lima kaki sang

pengarang atau penyair dalam membuat atau menulis puisi lebih banyak

terinspirasi dari apa yang dilihat disekitarnya dan apa yang dirasakannya. Hal ini

terbukti dengan banyaknya citraan atau pengimajian pengliatan dan citraan perasa

Page 12: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

yang terdapat dalam kumpulan puisi Buli – Buli Lima Kaki selain itu sang

pengarang juga terinspirasi dengan apa yang didengarnya.

Page 13: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra merupakan hasil proses kreatif dari perenungan,

pengalaman, dan pencerminan dari berbagai pandangan terhadap berbagai

masalah yang terdapat dalam masyarakat. Hasil proses kreatif tersebut

tertuang kedalam berbagai bentuk. Salah satu bentuk hasil kreatif itu

adsalah puisi.

Berbagai pandangan terhadap masalah – masalah yang terdapat

dalam masyarakat merupakan wujud dari unsur ekstrinsik sebuah karya

sastra, karena karya sastra diciptakan tidak terlepas dari situasi dan kondisi

budaya pada saat karya sastra ditulis. Selain itu unsur instrinsik juga

member peranan penting dalam membangun terbentuknya salah satu karya

sastra berbentuk puisi. Salah satu unsur instrinsik pembentuk puisi adalah

majas dan citraan (Pengimajian). Majas merupakan unsur istrinsik yang

sangat penting di dalam puisi karena dapat member andil yang besar dalam

membangun konsentrasi dan intensifikasi dari sebuah puisi, sering kali

majas ini membuat bait puisi menjadi padat dengan makna sekaligus dapat

mengkongkretkan hal – hal yang bersifat abstrak sehingga gambaran angan

yang disampaikan oleh penyair menjadi lebih jelas. Pengimajian (Citraan)

dapat dibatasi dengan pengertian sebagai kata atau susunan kata – kata yang

dapat mengungkapkan pengalaman sesoris, seperti penglihatan,

pendengaran, dan perasaan (Waluyo,1987.78).

Pembelajaran puisi di SMP dan SMA merupakan pembelajaran yang

wajib diberikan karena telah tercantum dalam GBPP/ kurikulum.

Kenyataan yang terjadi, berbagai jenis buku yang bijadikan sumber materi

belajar siswa dan bahan ajar guru menyajikan contoh – contoh karya puisi

Page 14: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

yang sering digunakan sebagai contoh dalam berbagai jenis buku sumber,

apalagi pembelajaran tersebut diberikan kembali ketika siswa duduk di

bangku SMA atau sederajat, sehingga pengetahuan siswa tentang materi

apresiasi puisi hanya sebatas yang terdapat pada buku sumber atau buku

paket saja. Berdasarkan hal tersebut selain buku paket dijadikan sumber

belajar siswa, kumpulan puisi juga dapat dijadikan sumber belajar siswa.

Pembelajaran apresiasi puisi di SMP dan SMA sangat relevan sekali jika

pembelajaran tersebut menggunakan kumpulan puisi karena di dalam suatu

puisi terdapat unsur instrinsik puisi dan unsur – unsur pembangun puisi

diantara unsur pembangun puisi tersebut adalah majas dan pengmajian

(citraan).

Pembelajaran apresiasi puisi melalui kumpulan puisi menuntut siswa

untuk lebih kreatif dalam mencari dan menemukan sendiri berbagai contoh-

contoh unsur pembangun dan unsur – unsur instrinsik dalam puisi sehingga

pengetahuan siswa akan lebih optimal. Jadi dengan memmiliki pengetahuan

tentang apresiasi puisi siswa dapat menangkap maksud yang ingin

disampaikan oleh penyair melalui puisinya, siswa dapat peka terhadap nilai-

nilai sastra dan siswa diharapkan lebih kreatif dalam mengungkapkan

imajinasi dengan menulis puisi melalui majas dan pengimajian (citraan).

Pembelajaran dengan teknik tersebut sesuai dengan Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

yang menuntut siswa untuk mencari, menemukan dan menyelesaikan

sendiri sedangkan peran guru dituntut untuk lebih kreatif dalam

mengembangkan potensi yang sudah ada dalam diri siswa.

Pembelajaran majas merupakan pembelajaran di bidang kebahasaan

sedangkan pembelajaran puisi merupakan pembelajaran di bidang sastra.

Pembelajaran kebahasaan di SMP dan SMA bertujuan untuk meningkatkan

keterampilan berbahasa dan juga meningkatkan kemampuan memperluas

wawasan. Selain itu juga diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan

Page 15: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

siswa. Siswa tidak hanya diharapkan mampu memahami informasi yang

disampaikan secara terselubung atau secara tidak langsung. Sedangkan

pembelajaran sastra di SMP dan SMA bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan siswa menikmati, menghayati, dan memahami karya sastra.

Dengan memiliki pengetahuan tentang majas dan pengimajian (Citraan)

maka siswa dapat peka terhadap nilai – nilai sastra dan mendorong siswa

untuk lebih kreatif dalam mengungkapkan isi perasaan dengan menulis

puisi melalui majas dan citraan.

“Buli – Buli Lima Kaki” karya Nirwan Dewanto merupakan

kumpulan puisi yang tergolong baru karena diterbitkan pada tahun 2010.

Kumpulan puisi tersebut menampilkan contoh – contoh majas yang

bervariasi dan menggunakan daya imajinasi yang tinggi. Majas – majas

yang terdapat dalam kumpulan puisi tersebut merupakan pencerminan dari

pandangan penyair terhadap masalah – masalah yang sedang berkembang

pada saat ini yaitu masalah social, politik, dan gender. Jadi dengan memilih

kumpulan puisi tersebut siswa dapat lebih mudah memahami maksud yang

disampaikan oleh penyair melalui puisinya dan lebih tertarik untuk

menemukan berbagai contoh – contoh majas dan juga pengmajian puisi

karena masalah – masalah tersebut merupakan masalah yang sedang

berkembang pada saat ini. Di samping itu, hal lain yang menarik dalam

kumpulan puisi tersebut karena kumpulan puisi tersebut menampilkan

makna cinta, sehingga siswa SMP dan SMA akan lebih mudah dalam

menemukan berbagai contoh – contoh majas dan citraan dalam kumpulan

puisi tersebut.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dipilihlah judul penelitian ini

yaitu Analisis Struktural Kumpulan Puisi “Buli – Buli Lima Kaki” Karya

Nirwan Dewanto.

Page 16: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

1.2 Rumusan Masalah

Berdasaskan latar belakang di atas, permasalahan yang akan di kaji

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Majas apakah yang terkandung dalam kumpulan Puisi “Buli – Buli

Lima Kaki” karya Nirwan Dewanto?

b. Unsur citran apa sajakah yang terkandung dalam kumpulan Puisi

“Buli-Buli Lima Kaki” karya Nirwan Dewanto?

1.3 Tujuan

Tujuan Penelitian ini adalah:

a. Mendiskripsikan majas – majas yang terdapat dalam kumpulan Puisi

“Buli – Buli Lima Kaki” karya Nirwan Dewanto.

b. Mendeskripsikan unsur citraan yang terdapat dalam kumpulan Puisi

“Buli – Buli Lima Kaki” karya Nirwan Dewanto.

1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan bermanfaat :

a. bagi pembelajar ilmu Bahasa dan Sastrtan mengintea Indonesia

khususnya siswa SMP dan SMA, penelitian ini diharapkan dapat

memperluas pengetahuan tentang materi karya sastra dan menambah

bahan kajian kegiatan mengintepretasikan atau mengartikan dan

menulis karya sastra terutama puisi.

b. bagi guru Bahasa dan Sastra Indoniesia, penelitian ini diharapkan

dapat dijadikan materi pembelajaran Bahasa dan Sastra, khususnya

materi tentang puisi di tingkat SMP dan SMA.

c. bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

bahan acuan mengkaji (menganalisis) puisi yang ditinjau dari

Page 17: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

berbagai segi pengkajian puisi, misalnya dalam menganalisis unsur

instrinsik dan structural khususnya pada kumpulan puisi “Buli – Buli

Lima Kaki” karya Nirwan Dewanto.

1.5 Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam

membaca dan memahami penelitian ini, berikut dijelaskan mengenai

definisi operasional dalam penelitian ini.

a. Analisis adalah penyelidikan suatu karangan untuk mengetahui

keadaan yang sebenarnya serta mendeskripsikan struktural kumpulan

puisi Buli – Buli Lima Kaki karya Nirwan Dewanto.

b. Struktural adalah unsur bentuk atau dengan kata lain Unsur

pembentuk.

c. Puisi adalah pemikiran dan perasaan sang penyair yang dituangkan

dalam bentuk tulisan sesuai dengan apa yang dilihat, dirasakan dan

didengar.

d. Kumpulan puisi “Buli – Buli Lima Kaki” adalah sebuah kumpulan

puisi karya Nirwan Dewanto yang diterbitkan oleh Penerbit PT

Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2010 yang masuk dalam Genre

puisi Remaja.

Page 18: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini dibahas teori – teori yang berkaitan dengan ruang

lingkup penelitian, teori – teori tersebut dijadikan acuan atau landasan

dalam penelitian ini yang meliputi: (1) pengertian puisi, (2) pengertian

majas, (3) jenis – jenis majas, (4) pengertian citraan,dan (5) macam –

macam pengimajian

2.1 Pengertian Puisi

Kata puisi berasal dari bahasa yunani pocima „membuat‟ atau poesis

„pembuatan‟ dan dalam bahasa inggris disebut poem atau poetry. Puisi

diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya

seorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi

pesan atau gambaran suasana – suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah

(Aminuddin,2009:134).

Wirjosoedarmo (dalam Pradopo, 2002: 5) mengemukakan bahwa

puisi merupakan karangan yang terikat oleh berbagai aturan yang telah

diadatkan, misalnya dikemukakan Wirjosoedarmo tersebut, puisi itu

karanga yang terikat oleh: (1) banyak baris dalam bait; (2) banyak kata

dalam tiap baris; (3) banyak suku kata dalam tiap baris; (4) Rima; dan (5)

irama. Contoh yang dikutip diatas sudah tidak cocok lagi dengan puisi

zaman sekarang.

Hudson (dalam Aminuddin,2009: 134) mengungkapkan bahwa puisi

adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata – kata sebagai

media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya

lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan

gagasan pelukisnya.

Page 19: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Pradopo (2002: 314) mengemukakan puisi itu sepanjang tahun

selalu berubah, sangat sulit untuk menemukan batasan tentang pengertian

puisi menurut pandanga puisi modern yang berdasarkan hakikatnya,

perubahan itu disebabkan oleh evolisi selera dan perubahan konsep estetik.

Akan tetapi, satu hal yang tidak berubah, yaitu puisi itu mengungkapkan

makna secara tidak langsung. Ketidak langsungan itu ialah menyatakan

sesuatu hal dengan arti lain. Di samping itu juga, puisi itu memaparkan

keinti pasti masalah, peristiwa ataupun narasi (cerita,penceritaan).

Slamet muljana (dalam Waluyo,1987: 23) menyatakan bahwa puisi

merupakan bentuk. Kesusastraan yang menggunakan pengulangan suara

sebagai ciri khasnya. Sedangkan Samuel Johnson menyatakan bahwa puisi

adalah peluapan yang spontan dari perasaan yang penuh daya yang

berpangkal pada emosi yang berpadu kembali dalam kedamaian (Tarigan,

1985:5).

2.2 Pengertian Majas

Gaya Bahasa sering disebut majas merupakan unsur instrinsik yang

juga sangat penting di dalam puisi, karena dapat memberi andil yang sangat

besar dalam membangun konsentrasi dan intensifikasi dari sebuah puisi.

Sering kali majas ini membuat puisi menjadi padat dengan makna dan

imajinasi serta sekaligus memberi warna emosi tertentu pada perasaan yang

menanggapinya.

Rifaterre (dalam Atmazaki, 1993:49) mengatakan bahwa puisi

mengucapkan sesuatu secara tidak langsung. Ucapan tidak langsung ialah

menyatakan suatu hal dengan cara lain. Ketidak langsungan disebabkan

oleh tiga hal, yaitu: (1) penggantian arti, (2) penyimpangan arti, dan (3)

penciptaan arti. Penggantian arti terjadi kalau arti kata – kata diubah dari

arti pertama menjadi arti lain, seperti pada metafora, metonimia dan

sebagainya. Penyimpangan arti terdapat pada keambiguitasan makna kata

Page 20: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

atau kelompok kata, kontradiksi, dan nonsense. Penciptaan arti terjadi

dengan pemanfaatan ruang tertentu: tipografi, enjambemen, rima, dan lain –

lain.

Bahasa kiasan atau majas termasuk pada ketidaklangsungan ucapan

berupa penggantian arti. Sebuah atau sekelompok kata tidak menyandang

arti denotasi tetapi arti konotasi karena telah dimasuki unsur – unsur

tertentu. Menurut Abrams (dalam Atmazaki, 1993:49) majas adalah

penggantian arti dari apa yang kita pahami sevagai arti standar atau asli

menjadi arti lain untuk mendapatkan arti atau efek tertentu. Jadi apa yang

dikatakan dengan apa yang dimaksudkan disembunyikan dalam kiasan –

kiasa. Oleh karena itu, pengertian menjadi luas maka pemakaian majas di

dalam puisi membuat puisi menjadi luas, segar, menarik perhatian dan

menimbulkan tanggapan yang jelas.

Menurut Tarigan (1985:5) gaya bahasa adalah bahasa indah yang

dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta

membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain

yang lebih umum. Sedangkan menurut keraf (1985:113) mengatakan bahwa

gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran memalui bahasa secara

khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa).

Sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur berikut:

kejujuran, sopan – santun, dan menarik. Dengan demikian majas

merupakan gaya bahasa yang sengaja mendayagunakan penuturan dengan

menggunakan bahasa kias. Sebenarnya masih ada hubungan makna antara

bentuk harfiah dengan makna kiasnya, namun hubungan itu bersifat tidak

langsung, atau paling tidak membutuhkan tafsiran pembaca yang digunakan

untuk meningkatkan efek estetik dengan mempertalikan sesuatu dengan

cara menghubungkannya dengan sesuatu yang lain. Dengan demikian majas

merupakan gaya bahasa yang maknanya tidak dapat ditafsirkan sesuai

Page 21: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

dengan makna kata – kata yang membentuknya. Untuk itu pembaca

haruslah mencari makna di luar rangkaian kata dan kalimat itu.

2.3 Jenis – jenis majas dan macam – macam majas

2.3.1 Jenis – jenis majas

Gaya bahasa atau majas dapat dikategorikan dalam berbagai cara.

Lain penulis lain pula klasifikasi yang di tulisnya. Gorys Keraf (dalam

Tarigan,1985: 6) telah memperbincangkan jenis – jenis gaya bahasa (majas)

dengan sangat terperinci dalam bukunya „ Diksi dan Gaya Bahasa‟ ada

beberapa macam gaya bahasa yang yang termasuk empat kelompok gaya

bahasa, berikut adalah empat jenis gaya bahasa tersebut (1) gaya bahasa

perbandingan, (2) gaya bahasa pertentangan, (3) gaya bahasa pertautan, dan

(4) gaya bahasa perulangan. Dapat disimpulkan bahwa jenis – Jenis majas

(Gaya Bahasa) antara lain adalah : (1) Gaya bahasa Perbandingan, (2) Gaya

bahasa pertentangan, (3) Gaya bahasa pertautan, dan (4) gaya bahasa

perulangan

2.3.2 Macam – macam Majas

Majas merupakan gaya bahasa yang mendayagunakan penuturan

dengan menggunakan bahasa kias. Bahasa kias (majas) ada bermacam –

macam, namun meskipun bermacam – macam, mempunyai sesuatu hal

(sifat) yang umum, yaitu bahasa – bahasa kiasan tersebut mempertalikan

sesuatu dengan cara menghubungkannya dengan sesuatu yang lain

(Altenbernd dalam Pradopo,2002:61). Dengan demikian bahasa kiasan

merupakan gaya bahasa yang maknanya tidak dapat ditafsirkan sesuai

dengan makna kata – kata yang membentuknya. Untuk itu pembaca

haruslah mencari makna di luar rangkaian kata dan kalimat itu.

Keraf (1996: 138) mengemukakan macam – macam bahasa kiasan

tersebut adalah: (a) persamaan (simile), (b) metafora, (c) alegori, parable,

dan fable, (d) personifikasi, (e) Hipalase, (f) Antitesis, (g) Pleonasme, (h)

Page 22: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Alusio, (i) metonimia, (j) antonomasia, (k) Gradasi, (l) ironi, sinisme, dan

sarkasme, (m) Inuendo, (n) sinekdoke, (o) antifrasis, (p) Paralelisme.

A) Majas persamaan (Simile)

Persamaan atau simile ialah bahasa kiasan yang menyamakan satu

hal dengan hal lain dengan menggunakan kata – kata pembanding:

bagai, sebagai, bak, seperti, semisal, seumpama, laksana, seupa, se-,

dan kata – kata pembanding yang lain (Pradopo, 2002:

62).sedangkan menurut Tarigan(1985: 9) mengungkapkan bahwa

kata simile berasal dari bahasa latin yang bermakna „seperti‟.

Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya

berlainan dan yang sengaja kita anggap sama. Itulah sebabnya maka

sering pula kata perumpamaan disamakan. saja dengan persamaan

dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majas persamaan

adalah majas atau gaya bahasa yang menyamakan atau

membandingkan satu hal dengan hal lain.

Contoh :

Seperti air dengan minyak

Seperti air di daun keladi

Ibarat mencencang air

Ibarat mengejar bayangan

(Tarigan,1985:10)

B) Majas Metafora

Metafora adalah bahasa kiasan dengan membandingkan dua hal

secara langsung (Keraf, 1996: 39). Metafora sebagai pembanding

langsung tidak mempergunakan kata: seperti, bak, bagai, dan

sebagainya sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan

pokok kedua. Aminuddin (2009:143) mengatakan bahwa metafora

yakni pengungkapan yang mengandung makna secara tersirat untuk

Page 23: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

mengungkapkan acuan makna yang lain selain makna sebenarnya,

misalnya, “ cemara pun gugur daun” mengungkapkan makna

“ketidakabadian kehidupan”. Selanjutnya Tarigan(1985: 15)

mengatakan bahwa Metafora adalah sejenis gaya bahasa yang paling

singkat, padat, tersusun rapi. Di dalamnya terlihat dua gagasan: yang

satu adalah suatu kenyataan, sesuatu yang dipikirkan, yang menjadi

obyek; dan yang satu lagi merupakan pembanding terhadap

kenyataan tadi; dan kita menggantikan yang belakangan itu menjadi

terdahulu tadi. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

majas atau gaya bahasa metafora adalah gaya bahasa yang

mengungkapkan makna secara singkat dan tersirat untuk

mengungkapkan makna lain selain makna yang sebenarnya.

Contoh :

Nani jinak – jinak merpati

Ali mata keranjang

Mereka ditimpa celaka

Aku terus memburu untung

Perpustakaan gudang ilmu

Koran sumber Informasi

………………………….

(Tarigan,1985: 16)

C) Majas Alegori

Alegori adalah cerita yang dikisahkan dalam lambing – lambing

merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan, tempat

atau wadah obyek – obyek atau gagasan – gagasan yang

diperlambangkan (Tarigan,1985: 24). Fabel dan parabel merupakan

alegori singkat. Pradopo (1987: 71) mengatakan Alegori ialah cerita

Page 24: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

kiasan. Cerita kiasan atau lukisan kiasan ini mengiaskan hal lain atau

kejadian lain.

Contoh :

Kancil dengan buaya

Kancil dengan kura – kura

Kancil dengan harimau

Kancil dengan ular

Kancil dengan burung gagak

Kancil dengan petani

(Tarigan.1985: 24)

D) Majas Personifikasi

Majas personifikasi atau pengorangan adalah bahasa kiasan yang

memberikan sifat – sifat benda hidup (bernyawa) kepada benda –

benda yang tidak bernyawa (Pradopo, 2002: 75). Benda – benda mati

dibuat dapat berfikir, berbuat, atau dapat disuruh melakukan sesuatu

seperti dilakukan oleh benda – benda hidup. Personifikasi ini

membuat hidup likisan, disamping itu member kejelasan beberan,

memberikan bayangan angan yang kongkret. Sedangkan menurut

Tarigan( 1985: 17) mengatakan bahwa Personifikasi berasal dari

bahasa latin pesona(„ 0rang, pelaku, actor, atau topeng yang dipakai

dalam drama) + fic („ membuat „). Karena itulah maka apabila kita

mempergunakan gaya bahasa personifikasi, kita memberikan cirri –

cirri atau kualitas, yaitu kualitas pribadi orang kepada benda-benda

yang tidak bernyawa ataupun kepada gagasan – gagasan.

Contoh:

OMBAK ITULAH

Ombak itulah yang membangunkanku lagi padamu :

Page 25: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Rambutmu masih hijau meskipun musim berangkat coklat

Ku jahit lagi robekan – robekan tahun pada kegelisahan ku

Dan darahmu kembali mengatakan yang ingin diucapkan

jantung

……………………………………………………………………..

(Hadi dalam Atmazaki, 1993: 55)

E) Majas Hipalase

Terkadang kita mempergunakan suatu kata tertentu buat

menerangkan sebuah kata, yang seharusnya dikenakan pada sebuah

kata lain. Cara ini juga merupakan sebuah gaya bahasa yang disebut

hipalase. Dengan perkataan lain: Hipalase adalah sejenis gaya

bahasa yang merupakan kebalikan dari suatu hubungan alamiah

antara dua komponen gagasan (Tarigan, 1985: 89).

Contoh:

Kami tetap menagih bekas mertuamu utang pinjaman kepada pak cikmu.

( Maksudnya: Kami tetap menagih utang pinjaman bekas mertuamu kepada

Pakcikmu).

Aku menaiki sebuah kendaraan yang resah. ( yang resah adalah aku,

Bukan kendaraannya).

F) Majas antithesis

Gaya bahasa yang mengungkapkan suatu maksud dengan

menggunakan kata – kata yang berlawanan (Waridah,2008: 329).

Poerwadarminta(dalam Tarigan( 1985: 27) mengatakan bahwa

secara kalamiah antithesis berarti „lawan yang tepat‟ pertentangan

yang benar – benar. Sedangkan Ducrot & Todorov ( dalam Tarigan,

1985: 27) mnegungkapkan bahwa Antitesis adalah sejenis gaya

bahasa yang mengadakan komparasi atau perbandingan antara dua

Page 26: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

antonym ( yaitu kata – kata yang mengandung cirri – cirri semantic

yang bertentangan).

Contoh:

Semua kebaikan ayahnya dibalasnya dengan keburukan yang

menyesakkan dada.

G) Majas pleonasme

Satu pikiran atau gagasan yang disampaikan secara berlebihan

sehingga ada beberapa keterangan yang kurang dibutuhkan

(Waridah,2008: 323).Poerwadarminta Dalam (Tarigan,1985: 29)

mengatakan Pleonasme adalah pemakaian kata yang

mubazir(berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu( seperti menurut

sepanjang adat; saling tolong-menolong). Sedangkan Keraf (1985:

133) mengatakan bahwa suatu acuan disebut pleonasme bila kata

yang berlebihan itu dihilangkan, artinya tetap utuh.

Contoh:

Mereka boleh memburu

Mereka boleh membakar

Mereka boleh menembak

(“Afrika Selatan” Subagio sostrowardo)

H) Majas Alusio

Gaya bahasa yang berusaha menyugestikan kesamaan antara orang,

tempat, atau peristiwa (Waridah,2008: 332).

Contoh: Semangat Bandung lautan api menggelora di hati kami.

I) Majas Metonimia

Kiasan pengganti nama. Sifat atau atribut suatu objek disebutkan

sebagai pengganti objek tersebut, kemudian atribut atau sifat itu

Page 27: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

dianggap dberbuat sebagaimana objeknya sendiri berbuat (Atmazaki,

1993: 59). Wartawan sering menyebutkan, “binaragraha

mengeluarkan pernyataan….” Sebenarnya yang dimaksudkan adalah

presiden Indonesia mengeluarkan pernyataan. Dalam kehidupan

sehari – hari, binagraha diasosiasikan dengan orang yang menguasai

binagraha, presiden. Aminuddin (2009 :143) menggungkapkan

metonimia yakni pengungkapan dengan pengungkapan suatu realitas

tertentu, baik itu nama orang, benda, atau sesuatu yang lain untuk

menampilkan makna – makna tertentu. Misalnya. “Hei! Jangan kau

patahkan kuntum bungan itu”. “Kumtum bunga” di situ mewakili

makna tentang remaja yang lagi mekar buat mencapai cita – cita

hidupnya.

Contoh:

SORGA

Buat Basuku Resobowo

Seperti ibu + nenekku juga

Tambah tujuh keturunan yang lalu

Aku minta pula supaya sampai di sorga

Yang kata Masyumi + Muhammadiyah bersungai

Susu

Dan bertabur bidadari beribu

……………………………………

(Anwar dalam Atmazaki, 1993: 59)

J) Majas Antonomasia

Gaya bahasa yang menggunakan nama diri, gelar resmi, atau jabatan

untuk menggantikan nama diri (Waridah,2008: 332).

Page 28: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Contoh:

Menteri PU, meresmikan jalan lingkar Nagreg, Jawa Barat.

K) Majas Gradasi

Gaya bahasa yang mengandung suatu rangkaian atau urutan (paling

sedikit tiga) kata atau istilah yang secara sintaksis bersamaan yang

mempunyai satu atau beberapa cirri – cirri semantik secara umum

dan yang di antaranya paling sedikit satu cirri diulang – ulang

dengan perubahan – perubahan yang bersifat kuantitatif (Tarigan,

1985: 140).

Contoh:

Aku mempersembahkan cintaku padamu, cinta yang bersih dan suci;

suci murni tanpa noda; noda yang selalu kujauhi dalam hidup ini;

hidup yang mendambakan perintah tuhan; tuhan pencipta alam

semesta yang kupuja selama hidupku.

L) Majas Ironi, sinisme, dan sarkasme

Majas ironi adalah suatu acuan yang ingin menyatakan sesuatu

dengan makna atau makssud yang berlainan dari apa yang

terkandung dalam rangkaian kata – katanya (Keraf,1996: 143).

Pengungkapan bahasa secara ironi memberikan arti yang berbeda

dari apa yang diciptakan, pengungkapannya ditujukan untuk

menyindir sebuah keadaan.

Contoh:

COCTAIL – PARTY

Meluruskan baju – baju dahulu

Meletakkan sanggul rapi

Lembut ikal rambut di dahi

Page 29: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Pertarungan dapat dimulai

Berlomba dengan waktu

Dengan kebosanan, apalagi

Pertarungan ilus

(Heraty dalam Atmazaki,1993: 64)

M) Majas innuendo

Majas innuendo adalah sejenis majas (gaya bahasa) yang berupa

sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya

(Keraf,1996: 143). Majas ini menyatakan kritik tidak langsung.

Biasanya ditandai dengan penggunaan kata: sedikit, agak, dan

sejenisnya.

Contoh :

Dia memang baik, Cuma agak jujur.

Pernyataan itu saya kira agak tidak masuk akal.

Ia menjadi orang kaya baru karena sedikit mengkomersialkan

jabatan.

Setiap ujian sipenmaru dia gagal karena sedikit malas belajar.

(Keraf, 1996: 143)

N) Majas Sinekdoke

Majas sinekdoke adalah bahasa kiasan yang mengungkapkan

sebagian untuk menunjukkan keseluruhan objek atau

mengungkapkan keseluruhan untuk menunjukkan sebagian objek.

Bagian untuk keseluruhan dikenal dengan istilah pars pro toto dan

keseluruhan untuk sebagian dekenal dengan istilah totem properte

(Atmazaki, 1993: 57). Selanjutnya Altenbernd( dalam Pradopo,1987:

78) Sinekdoke adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian

yang penting suatu benda (hal) untuk benda atau hal itu sendiri.

Contoh:

Pars pro toto

Page 30: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

……………………………….

Dan kita nanti tiada sawan lagi diburu

Jika bedil sudah disimpan, Cuma kenangan berdebu

(Anwar dalam Atmazaki, 1993: 58)

Totem proparte

……………………………………

Dibawah pertromak kelurahan merekan menemukan liang luka

Yang lebih. Baying – baying bergoyang sibuk dan beranda meninggalkan

Bisik

……………………………………….

(Mohammad dalam Atmazaki,1993: 58)

O) Majas Antifrasis

Gaya bahasa ironi dengan kelompok kata yang maknanya

berlawanan (Waridah,2008: 328).

Contoh:

“ Awas, si bule datang”. Saat Ido yang berkulit hitam mendekati

mereka.

P) Majas Paralelisme

Semacam gaya bahasa yang berusaha mencapai kesejajaran dalam

pemakaian kata – kata atau frase – frase yang menduduki fungsi

yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama. Kesejajaran tersebut

dapat pula terbentuk anak kalimat yang tergantung pada sebuah

induk kalimat yang sama. Gaya bahasa ini lahir dari struktur kalimat

yang berimbang.

(Keraf, 1985: 126)

Page 31: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Contoh:

Baik kaum pria maupun kaum wanita mempunyai hak dan

kewajuban yang sama secara hukum.

Bukan saja korupsi itu harus dikutuk, tetapi juga harus diburu dan

di berantas di Negara Pacnasila ini.

Sangatlah tidak masuk di akal bahwa Negara komunis terdapat

kebebasan beragama serta kehidupan bermusyawarah yang tanpa

pengawasan ketat.

Bukan saja para guru yang bertanggung jawab atas pendidikan

para siswa, tetapi juga harus ditunjang oleh para orang tua dengan

cara mengawasi pelajaran anak – anak di rumah.

Baik di perguruan tinggi maupun di SMTA, penataran P4 harus

dilaksanakan mulai tahun pengajaran baru tahun 1985 ini.

2.4 Pengimajian (citraan)

Dalam puisi, untuk memberi gambaran yang jelas, untuk

menimbulkan suasana yang khusus, untuk membuat (lebih) hidup gambaran

dalam pikiran dan penginderaan dan juga untuk menarik perhatian, penyair

juga menggunakan gambaran – gambaran angan dalam sajak itu disebut

juga dengan Imagery ( Citraan ). Citraan ini ialah gambar – gambar dalam

pikiran dan bahasa yang menggambarkan ( Altenbend dalam Pradopo,

1987: 80). Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata – kata

konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu

kata – kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan,

pendengaran atau cita rasa. Waluyo( 1987: 78) membatasi pengertian

pengimajian atau Citraan: adalah kata atau susunan kata – kata yang dapat

mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran,

dan perasaan atau cita rasa. Brooks ( dalam Tarigan, 1986: 30) menjelaskan

sebagai peringatan kembali sesuatu yang pernah dialami atau diinderai atau

Page 32: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

dalam bahasa inggris disebut juga “ the calling to mind of something

perceived by the senses” .

Sedangkan Peerwardarminta dalam (Atmazaki(1993: 95 )

mengemukakan bahwa pengimajian adalah kemampuan penyair

memanfaatkan segala sarana kepuitisan dengan baik akan menimbulkan

kilasan bayangan atau rupa.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengimajian atau citraan adalah

gambaran pikiran sang penyair terhadap suatu hal .

2.5 Macam – macam Citraan (Pengimajian)

Gambaran – gambaran angan itu ada bernacam – macam, dihasilkan

oleh indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pencecapan, dan

penciuman. Bahkan juga diciptakan oleh pemikiran dan gerakan (Pradopo,

1987: 81).

Pengimajian ditandai dengan penggunaan kata yang konkret dan khas.

Imaji yang ditimbulkan ada tiga macam, yaitu imaji visual, imaji auditif,

dan imaji taktil (cita rasa). ketiganya digambarkan atas bayangan konkret

apa yang dapat kita hayati secara nyata, berikut uraian secara singkat

mengenai pengimajian (citraan), antara lain:

(A) Citraan Penglihatan

Citraan (pengimajian) yang timbul akibat adanya tangkapan dari indera

penglihatan atau visual.

(B) Citraan pendengaran

Citraan (pengimajian) yang timbul akibat adanya tangkapan dari indera

pendengaran atau audio.

(C) Citraan perasa

Citraan (pengimajian)yang timbul akibat adanya tangkapan dari indera

perasa atau taktil.

Page 33: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan dan Jenis Penelitian

3.1.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kualitatif, karena data yang dihasilkan berupa kata – kata tertulis. Bogdan dan

Taylor (dalam Moleong, 2001: 3) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis

atau lisan dari orang dan pelaku yang diamati. Penelitian ini berusaha

menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis mengenai contoh – contoh

majas dan pengimajian (citraan) yang terdapat dalam kumpulan puisi “Buli – Buli

Lima kaki” karya Nirwan Dewanto.

3.1.2 Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian deskriptif kualitatif. Arikunto (2000: 309) berpendapat bahwa

penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada. Penelitian ini

berusaha mendeskripsikan contoh – contoh majas dan pengimajian (citraan)

dalam kumpulan puisi “Buli – Buli Lima Kaki” karya Nirwan Dewanto secara apa

adanya.

3.2 Data dan Sumber Data

3.2.1 Data Penelitian

Page 34: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Data dalam penelitian ini berupa kata – kata, kalimat, dan wacana yang

diindentifikasikan majas dan citraan di dalam kumpulan puisi “Buli – Buli Lima

Kaki” karya Nirwan Dewanto.

3.2.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sebuah buku puisi yang berjudul “

Buli – Buli Lima Kaki “ Karya Nirwan Dewanto yang diterbitkan oleh PT

Gramedia Pustaka Utama.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara untuk mengumpulkan

data – data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Metode pengumpulan data

pada penelitian ini menggunakan metode pustaka. Metode pustaka adalah

pengumpulan data untuk memperoleh data atau informasi tentang objek yang

diteliti melalui buku. Buku yang digunakan atau sebagai objek adalah kumpulan

puisi “Buli – Buli Lima Kaki” karya Nirwan Dewanto.

3.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

mendeskripsikan, analisis yang digunakan adalah membentuk interpretasi

(menafsirkan) atau menganalisis tentang data – data yang terdapat dalam

kumpulan puisi “Buli – Buli Lima Kaki” karya Nirwan Dewanto. Dalam

menganalisis data peneliti membaca buku kumpulan puisi “ Buli – Buli Lima kaki

“ karya Nirwan Dewanto secara berulang – ulang kemudian mendeskripsikan

majas (Gaya Bahasa) dan pengimajian (Citraan) apa sajakah yang terkandung

dalam kumpulan puisi Buli – Buli Lima kaki karya Nirwan Dewanto.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian, yaitu instrument pemandu pengumpulan data yang

digunakan untuk memudahkan dalam mengumpulkan data khususnya dalam

menemukan adanya data yang mengindikasikan contoh – contoh majas dan

Page 35: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

pengimajian atau citraan dalam kumpulan puisi “Buli – Buli Lima Kaki” karya

Nirwan Dewanto. Instrumen pemandu analisis data disini sesuai dengan contoh –

contoh majas dan citraan, Indikator berupa kata/kalimat, citraan. Setelah data di

analisis kemudian diadakan pengklasifikasian majas dan pengimajian yang

disajikan dalam bentuk tabel sesuai dengan majas, citraan dan kode data.

3.6 Keabsahan data

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu:

1) Tahap persiapan, 2) Tahap Pelaksanaan, dan 3) Tahap Penyelesaian. Tahap

persiapan meliputi pemilihan judul, pengadaan studi pustaka dan penyusuna

rancangan penelitian. Tahap Pelaksanaan meliputi mengumpulkan data,

menganalisis data, dan menyimpulkan hasil penelitian. Tahap Penyelesaian

meliputi penyusunan laporan, penggandaan revisi laporan penelitian dan

penggandaan laporan penelitian.

Page 36: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

BAB IV

PAPARAN DAN TEMUAN DATA

Pada BAB ini dipaparkan tentang temuan hal – hal yang berhubungan

dengan aspek struktural dalam kumpulan puisi “ Buli – Buli Lima Kaki ” karya

Nirwan Dewanto yang mencakup Gaya Bahasa dan pengimajian (Citraan).

4.1 Gaya Bahasa (Majas)

Gaya atau Majas pada penelitin ini meliputi suatu penggunaan bahasa,

Berikut adalah penjabaran Gaya Bahasa (Majas) yang terkandung dalam

Kumpulan puisi Buli-Buli Lima Kaki:

Dalam Puisi BABI MERAH JAMBU mengandung majas

perumpamaan, diantaranya sebagai berikut:

BABI MERAH JAMBU

Barangkali buluku sepantas sutera,

tapi sungguh aku enggan bercermin.

Sebab pantulanku akan terlihat suci, dan aku tak

suka bersaing dengan mereka yang beriman

Bangun sebelum fajar itu, aku masuk ke dalam sisa tidurmu,

Menyaru sebagai penghibur berpupur putih lesih dan

Page 37: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Bermincong merah jambu dan berhujah betapa kau terlihat

Bahagia di antara para musuhmu

Terjaga tiba-tiba, kau mencariku di dekat nyala api dan berharap

Sebagian rusukku hangus untuk menebalkan rasa laparmu dan

Menghapus sisa tawamu.

Wahai kau yang selalu memamerkan kaki kijangmu

Untuk memperbesar jumlah para penyajungmu. Kakiku

Lebih sempurna daripada kakimu, meski aku lebih suka

Menghujamkan kakiku ke dalam lumpur belaka.

Sudah kubaca riwayat kaumku sampai aku tahu bahwa kami

Memang bukan pedandan. Ketika kami berpindah ke kota,

Kaumi menghibahkan pakaian berlimpah ruah kepada kami,

Namun kami tetap saja gemar mengendus cacing dan umbi-umbian.

Ketika kautikam leherku, dari lubang tusukanmu menjulurlah

Gaun merah luas, luas tak terhingga. Gaun yang kaupikir serasi

Dengan tubuhku yang menggelembung menggeletar di bawah matahari.

Ketika aku terguling sempurna, kau sudah lupa betapa subur wajahku,

Page 38: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

wajah yang berlipat ganda umtuk menutupi sosok

para pembunuh yang senantiasa mengitarimu.

Kukatakan dengan hati-hati bahwa aku bukan tukang jagal,

Dan para penyembah berhala akan percuma saja membuat aku

Sebagai sekutu mereka.

Jiwaku tak terbang ke langit tinggi, tapi menyelam ke lapisan

Bumi paling dalam, di mana tuhan akan diam-diam membuka

Pintu gerbang bagiku.

Dalam puisi SENAPANG mengandung majas Metafora,

diantaranya sebagai berikut:

SENAPANG

Girang menemukan zebra dan gajah dalam puisimu

Aku mengira kau menulis tentang kebun binatang.

Ada juga kandang-kandang kosong, yang agak canggung

Menampakkan diri di antara kata-katamu. Barangkali

Lantaran di dalamnya terdapatremah pecahan tulang

Page 39: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Dan cabikan kulit yang masih berkilau dan terasa segar.

Kadang aku mendengar juga tawa kanak-kanak di antara

Rima yang agak kaupaksakan, yang seperti koak atau aum

Kadang aku melihat kaum ibu memamerkan gaun baru

Di depan kandang beruang, bila siang terlalu benderang.

Aku tahu kau berupaya membandingkan sanggul mereka

Dengan mahkota merak, kaki mereka dengan kaki kijang

Aku hampir berhujah semuanya serasi, manis, bersahaja

Ketika tiba-tiba saja aku menemukan sepucuk senapang

Diantara sulur semak yang entah sejak kapan merimbun

Menutupi sebagian kalimatmu, yakni ketika kau mengikuti

Jejak lelaki yang menuju padang rumput bersepuh emas

Di dekat surga mestinya, dan tak tersentuh oleh puisimu.

Tapi janganlah harimaumu menyurut ke balik perlambang

Atau singamu sekedar umpamamu. Beri aku rahang mengerkah

Page 40: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Bukan do‟a yang meninggikan aku dalam tamanmu. Sementara

Kau mengimpikan aku lancar bernyanyi “Balonku ada lima”

Lihat, keledai mulai berani membawa surya di punggungnya

Dan kelinci bangga mengoleskan warna darah di wajahnya

Kenapa puisimu hanya dua seuntai, kini kau lepas-tangan pula

Justru ketika aneka hewan ini menuntut pesta rupa bebas raya?

Aku membidikkan si senapang ke arah balon Lima itu

Yang gampang belaka menyembunyikan kepalamu.

Dalam puisi KOBRA mengandung Majas Metafora, antara lain

sebagai berikut:

KOBRA

Tokomu menjual aneka taring yang tampaknya lebih manjur

Daripada taringku, namun kau tak mampu menjawab ketika

Seorang pelangganmu bertanya, “ Mana yang paling baik untuk

Mematikan seekor kuda hitam?”

Page 41: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Ketahuilah, sangat jarang aku mematuk, sebab aku tak

Mau taringku ternoda oleh darah, dan aku lebih senang

Memuntahkan bisa ke siapa saja yang memaksaku berdiri tegak

Dan mengagumi leherku mengembangkan serupa perisai.

Kecuali cerpelai, yang suka membaca, sesiapa akan buta jika

Matanya terkena oleh semburan bisaku, tapi ia selalu berhujah

Bahwa bekas lawan yang kautaklukkan tak pernah buta, mereka

Sekadar lupa betapa aku suka memangsa sesamaku

Sungguh mati, aku tak sengaja memangsa mereka, sebenarnya

Aku mengasihani mereka, sebab mereka suka melata, dan sesiapa

Yang melata hanya menjadi bayang-bayangku, kembaranku,

Yang akan menghalangi jalanku ke kota

Percayalah, aku melenyapkan baying – bayangku dengan

Bersembunyi dalam liang jika hari terlalu terang, bergelung

Seperti bulan gerhana sempurna, atau, jika terpaksa, dengan

Menelan sesiapa yang bersikeras menjadi kembaranku,

Betapapun tampan-jelita ia.

Page 42: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Dari si cerpelai diam – diam aku belajar menari tanpa henti, untuk

Memikat bakal kekasih, yang tak mampu lagi melihat lukisan

Gaya baru pada kulitku, sampai suatu hari, di sebuah padang

Terbuka, ketika aku berusaha menirukan lompat-liuknya yang

Tinggi dan piawai, si rajawali menyambarku dan membawaku

Terbang ke angkasa

Tak sanggup membunuhku, raja kaum penerbang itu

Menjatuhkan aku ke bumi yang tak kukenal, rusukku remuk-

Redam ( namun telah kupatahkan sebilah sayapnya), dan sejak itu

Aku tak mampu lagi berdiri tegak atau menaklukkan sesamaku,

Dan aku hanya sanggup memburu tikus dan kadal dan truwelu

Sampai seorang penyair menangkapku.

Ia memaksaku menari dengan bunyi serulingnya, meski aku

Sebenarnya hanya berupaya berdiri dengan susah payah, meliuk-

Liuk di dekat wajahnya, untuk sekedar menggirangkannya

Belaka, sementara aku memandangi bibirnya yang seperti

Bayangan bulan sabit muda di hutan dahulu

Sesekali ia memeras bisaku dan membawanya ke tokomu, dan

Page 43: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Aku sedikit terbebas dari birahi ( sunguh, kami sering berpentas

Di depan tokomu, terkadang juga bersama sesamaku yang asing,

Yang dibawa penyair lain, dan kami suka bertukar isyarat kenapa

kami bisa menjadi bintang di kota yang sedih ini).

………………………………………………………………

Dalam puisi TELUR MATA SAPI megandung majas alegori,

antara lain sebagai berikut:

TELUR MATA SAPI

Hanya mata yang sudah menamatkan

Biru samudra mampu menimbang

Cangkang letih menggeletar ini

Hanya jari yang pernah bersengketa

Dengan merah darah lancar meniti

Lengkung seperti punggung iblis

Hanya jantung yang sesekali terperam

Di gudang bawah tanah patut mengasihani

Retakan yang menahan gelegak lender ini.

Hanya lukisan yang rela ditumbuhi

Hijau lumut segera memisahkan

Page 44: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Telur perempuan dari telur api

Hanya penyair yang tak juga selesai

Menjelajahi luasanputih akan berpahala

Lapar sejati di pusat kuning ini.

……………………………………………….

Dalam puisi PENUNGGANG KUDA HITAM mengandung Majas

Hiperbola, antara lain sebagai berikut:

PENUNGGANG KUDA HITAM

Ia belum lulus dari sekolah fantasi ketika ia tiba-tiba sampai di

Depan rumah jagal di mana kuda-kuda bertaji mengantri untuk

Melihat genangan darah mereka sendiri. Setelah mencoba

Mengingat-ingat wajah mereka satu demi satu, ia segera lupa

Bahwa hari itu ia harus menempuh ujian menggambar.

Gurunya yang biasa mengajari ia mengubah sosok lelaki

Penunggang kuda atau penjaga pintu kaum bendahara,

Entah kenapa sudah berada di sampingnya dan berkata, “Para

Pengantri itu sedang bahagia. Dan hari ini engkau sudah

Dewasa. Marilah.” Dan segera menarik ia ke sebuah klinik, yang

Mirip ruang kelasnya sendiri.

Page 45: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Di mana ia disudutkan oleh – entahlah, ia sungguh ragu siapa –

Bapanya sendiri, dokter jaga, komandan kompi, atau si guru,

“ berapa banyak yang engkau bunuh hari ini, anakku? Lekaslah

Gambarkan rupa para kekasih yang terlanjur punah itu. Agar

Kami mampu mempercayaimu.”

………………………………………………………………..

Dalam puisi KOPI LUWAK mengandung majas hiperbola, antara

lain sebagai berikut:

KOPI LUWAK

Dari biji-biji mata yang bru saja lepas dari perut bimasakti

Kusadap airmata paling hitam barangkali juga paling suci.

Minumlah. Lekaslah. Supaya kau mampu mengusir si binatang

Biru bersarang di lidahmu. (barangkali ia bisa kenyang dengan

Menjilati reremah halal dari kitab-kitab yang belum tuntas kaubaca.)

Maafkan aku. Pastilah ia tak tahu betapa kau berilmu.

(pun aku tak tahu warna apa yang paling pantas dikenakannya. Ia sekadar

Biru sebab ia licin seperti film biru.) dan di hadapanmu aku bersiap-siap

Menjaringnya. Mungkin bertahun – tahun hendak kupanen itu. Ia tersesat ke

Lidahmu sebab tak mampu membedakan mana najis terdekat mana bintang

Terjauh Loyang mana mulutmu.

Page 46: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

…………………………………………………………………………….

Dalam puisi HIU mengandung majas pertentangan, antara lain

sebagai berikut:

HIU

Mereka yang bilang bahwa hiu berbahaya

Pasrilah pendusta

Kukira si hiu makhluk kampungan belaka

Gemar pamer giginya tajam tak beraturan

Maka wajarlah ia suka nyasar ke tepian

Mengira ibu-ibu mau memperhatikan ia.

Tapi yang ia temui ternyata Cuma para perenang

Yang di hari libur itu berotak agak miring

Merasa bisa mondar-mandir di laut

Semak jidat mereka

Padahal luas benar rumah si hiu

Dan ia pun tak suka main jagoan

Tapi tetamu datang dan pergi tanpa aturan:

Kadang ubur-ubur menyerobot kasurnya

Page 47: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Kadang cumi-cumi mengotori karpetnya

Sesekali ia kepingin juga pasang wibawa

Maka diciumnya perenang laki paling berkilauan

Tapi karena hidung dan mulut hiu selerang belaka

Maut pun datang dalam darah berhamburan

Haraplah si hiu tahu bahwa sesal dahulu

Pendapatan dan sesal kemudian tak berguna

Supaya ia lebih menghayati hokum alam

Wahai kalian yang gemar menampik dusta

Dengarlah kesaksianku: di masa kanakku

Pernah kulihat di perut hiu yang dibedah

Sepotong kain merah alangkah merah

Pakaian siapakah melangkang sejauh itu?

Pakaian orang kiri yang diburu serdadu?

……………………………………………….

Dalam puisi SAPI LADA HITAM mengandung majas paralelisme,

antara lain sebagai berikut:

Page 48: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

SAPI LADA HITAM

Tenanglah. Ia sudah kulumpuhkan dan kubawa hanya untukmu

Bertahun-tahun kau menghunus pisau dan menyembunyikan

Diri darinya, aku tahu. Kau tak akan lagi melihat wujudnya

Yang biasa menggiriskanmu. Kupanggul ia kini. Sebab ia

Ternyata tak lebih perkasa ketimbang aku. Telah kulepas

Tanduknya, tanduk yang kapan – kapan akan kukenakan unruk

Mempesonamu juga. Buli – buli yang menegang selalu di antara

Kedua pahanya akan kutanam untuk diriku sendiri, untuk terus

Mendatangkan serbuk jantan bagiku. Kini kau akan melihatnya

Seperti seonggok kain belaka. Tapi awaslah, kalau kau tiup ia.

Akan mekar luas ia seperti angkasa raya, sehingga ruangmu

Akan termakan olehnya. Jadi bentangkan ia saja. Bentangkan!

Jantungnya masih menyala di dalam sana. Pahanya teramat segar

Sebagaimana biasa, dan pastilah akan menerbitkannatsumu.

Aduh, kau yang dulu tekut olehnya! Wajahnya masih tampan

Dadanya tetap bidang, kulitnya masih licin berkeliatan – semua

Yang mnghapus nyali para kekasih dan suami. Pastilah kau akan

Mencari – cari buli – buli yang selalu kaulukis dengan warna

Emas dalam mimpimu, agar ia leksa memasukimudari celahmu

Page 49: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Dalam puisi APEL DAN ROTI mengandung majas personifikasi,

antara lain sebagai berikut:

APEL DAN ROTI

Di balik dua butir apel selalu ada sekeping matahari

Hijau, sehingga pisaumu tentu akan tersipu malu

Menatap merah yang selalu padam itu.

Di antara dua potong roti selalu ada selapis jantung

Kuning, sehingga lidahmu pasti akan berhenti

Sebelum mencapai putih yang menyala itu.

Di antara hijau dan kuning selalu ada ekor rubah

Abu-abu, yang empunya hanya mampu bertahan

Di balik gaunmu, sebelum menerkam sajakku

Di antara perutmu dan piring yang termangu, lapar

Bisa juga bernama bianglala, yang segera berakhir

Ketika aku menumpahkan sajakku ke mejamu

Sungguh lapar dan birahi tak akan terlihat oleh mata

Yang tersembunyi dalam sajakku yang terlalu lama

Page 50: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Tersimpan dalam lemari es di sudut dapurmu.

Di luas meja yang terlanjur basah oleh umpama itu

Terkecoh oleh si matahatri dan si jantung, rubahmu

Makan hitam berulam mata. Mataku barangkali

Dalam pusi BATU JENDERAL terkandung majas metafora, antara

lain sebagai berikut:

BATU JENDERAL

Sesekali ia hendak melepaskan sayapnya dan memperlihatkan

Jantungnya yang putih, saying sekali, ketika kita berhasrat

Melihatnya terbang. Ia sekadar duduk di telapak tangan kita.

Baru. Tepatnya, sang batu. Kita melekatkan sang kepadanya

Sebab kita tak sampai hati melihat ia, seperti bulir delima.

Memburukkan diri dan berhimpun dengan ribuan sesamanya.

Untuk wajahnyayang senantiasa absen, kita mengekalkan

Punggungnya (atau sesuatu yang seperi punggung, yang

Sesekali mencucuk kulit kita). Sambil membayangkan rangka

Yang tumbuh saling berkelindan saling menutup ke segala arah

Dari intinya sendiri. Sayap, lidah, atau umbai adalah anggota

Page 51: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

………………………………………………………………….

Dalam puisi GAJAH SULAWESI mengandung majas

personifikasi, antara lain sebagai berikut:

GAJAH SULAWESI

Hanya jika pesawat terbang bersurai di punggungnya

Jika sang insinyur rajin menghalus di depan kuntum kana

Jika paha perempuan bulukumba terlihat hijau berkilau

Jika gaunmu koyak melepaskan dadamu perunggu

Akan mampu kita memandang gajah Sulawesi

Jantung atau ususnya tumbuh piawai di atas punggungnya

Seperti Derek mainan tiga warna yang menutup-membuka

Belalainya ialah juga ekornya, menjulur dari lubang paripurna

Berhulu pada kepala banteng Spanyol atau topeng Minataur

Menyembul dari balik pahanya, memakasa kita mencintainya

Tentu saja tak percaya bila ia mengunjungi kita

Di museum, misalnya. Sebab tubunya yang terbuat dari dua

Irisan katel logam cembung hitam legam raksasa memang

Page 52: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Layak terpancang di gurun atau di dasar samudra. Lihatlah

Sepasang ikan hijau yang menepi membuka jalan baginya

Dan asap pesawat terbang yang diam-diam membidiknya

……………………………………………………………….

4.2 Pengimajian (Citraan)

Pengimajian atau citraan pada penelitin ini meliputi suatu penggambaran,

diantaranya yaitu citraan perasa, citraan pendengaran dan citraan penglihatan

berikut adalah penjabaran masing – masing.

4.1.1 Citraan Penglihatan

Citraan penglihatan yang terdapat dalam kumpulan puisi Buli – Buli Lima kaki

adalah :

“ Barangkali buluku sepantas sutera, tapi sungguh aku enggan

bercermin. Sebab pantulanku akan terlihat suci, dan aku tak suka

bersaing dengan mereka”. Dalam Puisi : “ BAMBU MERAH

JAMBU ”.

“ Bangun sebelum fajar itu, aku masuk ke dalam sisa tidurmu,

menyaru sebagai penghibur berpupur putih lesih dan bermoncong

merah jambu dan berhujah bertapa kau terlihat bahagia diantara

para musuhmu”. Dalam Puisi : “ BAMBU MERAH JAMBU” .

“ Wahai kau yang selalu memamerkan kaki kijangmu untuk

memperbesar jumlah para pengunjungmu. Kakiku lebih sempurna

daripada kakimu, meski aku lebih suka menghujamkan kakiku ke

Page 53: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

dalam lumpur belaka”. Dalam Puisi : BAMBU MERAH JAMBU

“.

“ Girang aku menemukan zebra dan gajah dalam puisimu

Aku mengira kau menulis tentang kebun binatang. Dalam Puisi : “

SENAPANG “

“ Ada juga kadang – kadang kosong yang agak canggung

Menampakkan diri di antara kata – katamu. Barangkali” . Dalam

Puisi “SENAPANG”

“ Lantaran di dalamnya terdapat remah pecahan tulang

Dan cabikan kulit yang masih berkilau dan terasa segar”. Dalam

Puisi : “SENAPANG”

“Lihat, keledai mulai berani membawa surya di punggungnya

Dan kelinci bangga mengoleskan warna darah di wajahnya. Dalam

Puisi : SENAPANG.

“Kenapa puisimu hanya dua seuntai, kini kau lepas-tangan pula

Justru ketika aneka hewan ini menuntut pesta rupa bebas raya?

Dalam Puisi : SENAPANG.

“Aku membidikkan si senapang ke arah balon lima itu

Yang gampang belaka menyembunyikan kepalamu. Dalam Puisi :

SENAPANG

“Ketahuilah, sangat jarang aku mematuk, sebab aku tak mau

taringku ternoda oleh darah, dan aku lebih senang memuntahkan

bias ke siapa saja yang memaksaku berdiri tegak dan mengagumi

leherku mengembang serupa prisai”. Dalam puisi : KOBRA.

Page 54: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

“ Kecuali cerpelai, yang suka membaca, sesiapa akan buta jika

matanya terkena oleh semburan bisaku, tapi ia selalu berhujah

bahwa bekas lawan yang kutaklukkan tak pernah buta, mereka

sekedar lupa aku suka memangsa sesamaku”. Dalam puisi KOBRA.

“Dari si cerpelai diam – diam aku belajar menari tanpa henti, untuk

memikat bakal kekasih, yang tak mampu lagi melihat lukisan gaya

baru pada kulitku, sampai suatu hari, di sebuah padang terbuka,

ketika aku berusaha menirukan lompat-liuknya yang tinggi dan

piawai, si rajawali menyambarku dan membawaku terbang ke

angkasa”. Dalam Puisi : KOBRA

“ Ia memaksaku menari dengan bunyi serulingnya, meski aku

sebenarnya hanya berupaya berdiri dengan susah payah, meliuk-liuk

di dekat wajahnya, untuk sekedar menggirangkannya belaka,

sementara aku memandangi bibirnya yang seperti bayangan bulan

sabit muda di hutan”. Dalam Puisi KOBRA.

“ Sesekali ia memeras bisaku dan membawanya ke tokomu, dan aku

sedikit terbebas dari birahi (sungguh, kami sering berpentas di depan

tokomu, terkadang juga bersama sesamaku yang asing, yang dibawa

penyair lain, dan kami suka bertukar isyarat kenapa kami bias

menjadi bintang di kota yang sedih ini)”. Dalam Puisi KOBRA.

“ Siang tadi kulihat sang cerpelai berbelanja ketokomu, ia bersepatu

dan berpakaian rapi, dan ia memborong banyak sekali taring, bias

dan kulit berwarna hijau lumut, dan di ujung jalan ia mengambil

seekor kuda hitam dari tambatan, yang di pelananya sudah duduklah

istrimu ,sungguh, aku tak berdusta”. Dari Puisi KOBRA.

“ Malam ini pada lidahku akan kaudapati sebutir manikan biru

berkilauan, ambillah, jangan takut, kau bukanlah musuhku, sungguh,

ketika sang cerpelai gugur di sebuah hotel di tengah kota terbelit

Page 55: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

atau terpatuk oleh istrimu, tapi janganlah kauburu sang penyair yang

sedang membeli nasi gurih dan Kitab Lebah Ratu santapanku,

sungguh, ia hanya hendak menggirangkanku sekali ini saja”. Dari

Puisi KOBRA.

“ Hanya jari yang sudah menamatkan

Biru samudra mampu menimbang

Cangkang letih menggeletar ini”. Dari Puisi TELUR MATA SAPI

“ Hanya jari yang pernah bersengketa

Dengan merah darah lancer meniti

Lengkung seperti punggung iblis ini”. Dalam Puisi TELUR MATA

SAPI

“ Ia belum lulus dari sekolah fantasi ketika ia tiba – tiba sampai

sidepan rumah jagal di mana kuda – kuda bertaji mengantri untuk

melihat genangan darah mereka sendiri. Setelah mencoba

mengingat-ingat wajah mereka satu demi satu, ia segera lupa

bahwa hari itu ia harus menempuh ujian menggambar”. Dalam

Puisi PENUNGGANG KUDA HITAM

“ Gurunya, yang biasa mengajari ia mengubah sosok lelaki

penunggang kuda atau penjaga pintu kaum bendahara, entah

kenapa sudah berada di sampingnya dan berkata, “ Para pengantri

itu sedang berbahagia. Dan hari ini engkau sudah dewasa.

Marilah,” dan segera menarik ia ke sebuah klinik, yang mirip ruang

kelasnya sendiri”. Dalam Puisi PENUNGGANG KUDA HITAM.

“ Maka dengan jemarinya belaka, hanya dengan warna darah yang

mulai kusam-garing itu, ia menggoreskan seekor kuda terpantas,

terpanas, kuda hitam, kuda andan, kuda Troya, kuda Kroya, kuda

Page 56: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

kepang, kuda dremelon, kuda bendi, kuda sembrani, kuda bertaji,

kuda larasati, kuda Kandinsky, atau kuda Umbu, dan ia berkata

kepada kaum pemirsa yang kian dahaga itu, “Naikilah ia, wahai

pemuja keindahan. Pergilah dalam damai, sebab kau sekalian

sudah terlalu lama memeramku di tangsi serdadu atau klinik

psikiatri ini”. Dalam Puisi PENUNGGANG KUDA HITAM.

“ Di lebuh menuju sekolah fantasi, di mana mereka yang

merampas kudanya menghilang ke balik seribu raut rekaannya, ia

mulai belajar menyimak suaranya sendiri, yang sepintas terdengar

hanya seperti jerit lemah si guru ketika tenggelam di rumah jagal”.

Dalam Puisi PENUNGGANG KUDA HITAM.

“ Dari biji – biji mata yang baru saja lepas dari perut bimasakti

kusadap airmata paling hitam barangkali juga paling suci”. Dari

Puisi KOPI LUWAK.

“ Ia harus tetap rapi dengan jubahnya. Rapi sekali. Juga ketika aku

mesti membunuhnya untuk merampas biji-biji mataku sendiri yang

lama terperam dalam perutnya. Yang sudah membuatnya muda

berkilau seperti Bimasakti”. Dari Puisi KOPI LUWAK

“ Kukira si hiu makhluk kampungan belaka

Gemar pamer giginya tajam tak beraturan

Maka wajarlah ia suka nyasar ke tepian

Mengira ibu-ibu mau memperhatikan ia”. Dalam Puisi HIU

“Tapi yang ia temui ternyata cuma para perenang

Yang di hari libur itu berotak agak miring

Merasa bisa mondar-mandir di laut

Page 57: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Seenak jidar mereka”. Dalam Puisi HIU

“ Padahal luas benar rumah si hiu

Dan ia pun tak suka main jagoan

Tapi tetamu dating dan pergi tanpa aturan:

Kadang ubur-ubur menyerobot kasurnya

Kadang cumi-cumi mengotori karpetnya”. Dalam Puisi HIU

“Haraplah si hiu tahu bahwa sesal dahulu

Pendapatan dan sesal kemudian tak berguna

Supaya ia lebih menghayati hokum alam”. Dalam Puisi HIU

“Pakaian siapakah melanglang sejauh hiu?

Pakaian orang kiri yang diburu serdadu?. Dalam Puisi HIU

“ Bertahun-tahun kau menghunus pisau dan menyembunyikan diri

darinya, aku tahu. Kau tak akan lagi melihat wujudnya”. Dalam

Puisi SAPI LADA HITAM.

“ Telah kulepas tanduknya, tanduk yang kapan-kapan akan

kukenakan untuk mempesonamu juga. Buli-buli yang menegang

selalu diantara kedua pahanya akan kutanam untuk diriku sendiri,

untuk terus mendatangkan serbuk jantan bagiku. Kini kau

melihatnya seperti seonggok kain belaka. Tapi awaslah, kalau

kautip ia, akan mekar luas ia seperti angkasa raya, sehingga

ruangmu akan termakan olehnya. Jadi bentangkan ia saja.

Bentangkan!”. Dalam Puisi SAPI LADA HITAM.

“ Aduh, kau yang dulu takut olehnya! Wajahnya masih tampan,

dadanya tetap bidang, kulitnya masih licin berkilatan – semua yang

Page 58: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

menghapus nyali para kekasih dan suami. Pastilah kau akan

mencari – cari buli – buli yang selalu kalukis dengan warna emas

dalam mimpimu, agar ia lekas memasukimu dari celahmu yang

mana saja, agar kau taj lagi merasa terancam olehnya. Bentangkan

ia dihadapanmu, dan kau tak akan selekeh darah pada jasadnya,

sebab tak pernah aku menyembelihnya atau menusuknya. Sekarang

asahlah pisaumu baik – baik. Lantas kenakan gaunmu yang palin

putih. Sembunyikan rambut mayangmu di bawah kerudung

puithmu, agar aku lupa bahwa kau seorang betina. Betina yang

mampu membuat aku tabah menjebak ia ke dalam labirin dan

mengakhiri kisahnya. Sebentar lagi kau akan melihat sungau –

sungai darah miliknya, yang pernah kita bayangkan bersama. Jadi,

mari, cepatlah kita bentangkan ia, agar aneka sungai yang

tersembunyi dalam tubuhnya itu mau memamerkan diri, walau

untuk sebentar saja. Pilihlah bagian tubuhnya yang terbaik dengan

pisaumu, pisau paling tajam di dunia ini. Mungkin sedikit di atas

pahanya dan di bawah pusarnya, bagian yang mengandung gegurat

putih-perak yang menyilaukan mata. Sayat pelan – pelan, agak

dalam di bawah kulit, agar arus darah tak meledak lepas ke udara.

Kita akan merapikan ia lagi, seakan – akan ia tak terpiuh sama

sekali. Mungkin kita akan menghibahkannya ke museum, atau

menghadiahkannya ke seorang pelukis Irlandia. Sementara itu kita

akan menyimpanya baik – baik, katakanlah memasangnya di

lemari pakaianmu (pastilah ia akan tampak seperti gaunmu). Lalu

letakkan sayatan terbaik itu pada nampan logam panas yang telah

ku siapkan. Jangan beri terlalu banyak garam, bawang, dan

paprika. Abaikan semua resep, nasihat maupun do‟a. Tapi siapkan

bubuk lada hitam agak berlimpah. Taburkan perlahan – lahan,

sesuai isyarat api tungku. Atau taburkan sembunyi – sembunyi,

agar kita sedikit meneteskan air mata. Bebintik hitam panas ganas

itu sangat baik untuk melancarkan sandiwara yang kurang masygul

Page 59: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

ini. Sabarlah, tabahlah membolak-balik potongan kesayangan kita.

Sebab daging bekas penakluk memang tak gampang alah. Tapi

jagalah ia, jangan sampai terlalu matang, ia haruslah tetap terasa

muda belia. Jangan memandang ke arahku, aku hanya akan

memelukmu dari belakang. Dan mendesakkan buli-buli emas yang

selalu kauimpikan itu ke celahmu yang terbaik tanpa kau tahu”.

Dalam puisi SAPI LADA HITAM

“ Tapi sungai – sungai darah itu akan tetap mengalir rahasia dalam

wujudnya, yang sudah tergantung aman di lemari pakaianmu. Dan

kau akan perlahan mencintaiku karena betapa mahir aku melenguh

kini”. Dalam Puisi SAPI LADA HITAM.

“ Di balik dua butir apel selalu ada sekeping matahari

Hijau, sehingga pisaumu tentu akan tersipu malu

Menatap merah yang selalu padam itu”. Dalam Puisi APEL DAN

ROTI

“ Di antara dua potong roti selalu ada selapis jantung

Kuning, sehingga lidahmu pasti akan berhenti

Sebelum mencapai putih yang menyala itu”. Dalam Puisi APEL

DAN ROTI

“ Di antara hijau dan kuning selalu ada ekor rubah

Abu – abu, yang empunya hanya mampu bertahan

Di balik gaunmu, sebelum menerkam sajakkku”. Dalam Puisi

APEL DAN ROTI

“ Sungguh lapar dan birahi tak akan terlihat oleh mata

Yang tersembunyi dalam sajakku yang terlalu lama

Page 60: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Tersimpan dalam lemari es di sudut dapurmu”. Dalam Puisi

APEL DAN ROTI

“ Di luas meja yang terlanjur basah oleh umpama itu

Terkecoh oleh si matahari dan si jantung, rubahmu

Makan hitam berulam mata. Mataku barangkali”. Dalam Puisi

APEL DAN ROTI

“ Sesekali ia hendak melepaskan sayapnya dan memperlihatkan

jantungnya yang putih”. Dalam Puisi BATU JENDERAL

“ Kita melekatkan sang kepadanya sebab kita tak sampai hati

melihat ia, seperti bulir delima, menubrukkan diri dan berhimpun

dengan ribuan sesamanya”. Dalam Puisi BATU JENDERAL

“ Untuk wajahnya yang senantiasa absen, kita mengekalkan

punggungnya (atau sesuatu yang seperti punggung, yang sesekali

mencucuk kulit kita), sambil membayangkan rangka yang tumbuh

saling berlindan saling menutup ke segala arah dari intinya

sendiri”. Dalam Puisi BATU JENDERAL

“ Sayap, lidah, atau umbai adalah anggota yang hendak kita

bubuhkan kepadanya ketika ia tampak terlalu keras kepala di

samping kobaran kobaran api”. Dalam Puisi BATU JENDERAL

“ Ia beringsut sedikit demi sedikit, tampak lebih sabar ketimbang

sepotong roti dan lebih pencemburu ketimbang selecut halilintar.

Dalam puisi BATU JENDERAL

“ Lengkung yang membatasi dalamannya bukankah bentuk, karena

kita percaya bahwa isinya, zatnya, mungkin hakikatnya, selalu

mencoba memburai keluar melalui pepori yang kita paksakann

kepadanya. Sesekali kita mengurup padat-nya dengan cair (yang

Page 61: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

betapa mustahil) karena kita tahu ia berasal dari magma, yang tak

bisa kita lihat di muka bumi”. Dalam Puisi BATU JENDERAL

“ Suatu hari seorang sutradara mengabaikannya meskipun ia, sang

batu, memiuhkan gambar yang ditembak dalam – dalam oleh si

kamerawan”. Dalam Puisi BATU JENDERAL

“ Namun ketika ia mendekat ke hijau lumut, yang kukira pernah

menjadi pakaiannya, kita menyergapnya, menjadikannya metaphor

bagi puisi kita. Tetapi tidak. Hijau terlalu tenang baginya”. Dalam

puisi BATU JENDERAL

“ Dan ternyatalah ia dekat sekali dengan darah, ketika ia melayang

dari tangan kaum Intifada. Ketika ia melaju ke dahi seorang

serdadu muda kelahiran Haifa”. Dalam Puisi BATU JENDERAL.

“ Batu Jendral. Batu awam. Seperti jutaan sesamanya. Kita

memang menddengarnya terbang, maka kita kini mematahkan

sayapnya, yang bukan sekedar sayap”. Dalam Puisi BATU

JENDERAL

“ Tetapi sayap kata. Ketika ia retak dan kita melihat jantungnya

yang putih, tidaklha kita tahu apakah ia bagian dari batuan

malihan atau batuan sedimen, misalnya”. Dalam puisi BATU

JENDERAL

“ Hanya geologi yang sungguh – sungguh berkenan mencari apa

nama jenisnya, sementara kita cukup menerimanya (atau

mengekalkannya) sebagai batu jendral belaka. Batu awan. Meski

sesekali kita pinjamkan sayap dan jantung kepadanya”. Dalam

Puisi BATU JENDERAL

“ Hanya jika pesawat terbang bersurai di punggungnya,

Jika sang insinyur rajin menghalus di depan kuntum kana,

Page 62: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Jika paha perempuan Bulukumba terlihat hijau berkilau,

Jika gaunmu koyak melepaskan buah dadamu perunggu,

Akan mampu kita memandang gajah Sulawesi”.

Dalam Puisi GAJAH SULAWESI

“ Jantung atau ususnya tumbuh piawai di atas punggungnya

Seperti Derek mainan tiga warna yang menutup-membuka

Belalainya ialah juga ekornya. Menjulur dari lubang paripurna

Berhulu pada kepala banteng Spanyol atau topeng Minotaur

Gadingnya tersembunyi. Tapi memang ada sepasang pedang

Menyembul dari balik pahanya, memaksa kita mencintainya.

Dalam Puisi GAJAH SULAWESI

“ Tentu saja kita tak percaya bila ia mengunjungi kita

Di museum, misalnya. Sebab tubuhnya yang terbuat dari dua

Irisan ketel logam cembung hitam legam raksasa memang

Layak terpancang di gurun atau di dasar samudra. Lihatlah

Sepasang ikan hiu yang menepi membuka jalan baginya

Dan asap pesawat terbang yang yang diam – diam membidiknya.

Dalam puisi GAJAH SULAWESI

“ Hanya jika majas mulai memamerkan kakinya yang empat,

Jika kilau bahumu tak lagi merusuhkan yang baru khatam,

Jika cumi – cumi menodai halaman rumah sang bupati,

Page 63: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Jika rambutmu boleh kusentuh pada Jum‟at siang di Parepare

Akan mampu kita memandang gajah Sulawesi.

Dalam Puisi GAJAH SULAWESI

4.1.2 Citraan Pendengaran

Citraan Pendengaran yang terdapat dalam kumpulan puisi Buli – buli Lima Kaki

adalah:

“ Kukatakan dengan hati – hati bahwa kau bukan tukanng jagal,

dan para penyembah berhala akan percuma saja membuat aku

sebagai sekutu mereka. Dalam Puisi BABI MERAH JAMBU

“ Kau mendengar do‟aku. Amin. Dalam Puisi BABI MERAH

JAMBU

Kadang aku mendengar juga tawa kanak – kanak di antara

Rima yang agak kupaksakan, yang seperti koak atau aum” Dalam

Puisi : SENAPANG.

“Bukan Do‟a yang meninggikan aku dalam tamanmu. Sementara

kau mengimpikan aku lancar bernyanyi” Balonku ada lima” .

Dalam Puisi BABI MERAH JAMBU.

“ Mereka yang bilang bahwa hiu berbahaya pastilah pendusta.

Dalam Puisi HIU

4.1.3 Citraan Perasa

Citraan Perasa yang terdapat dalam kumpulan Puisi Buli-Buli Lima Kaki adalah :

“ Sudah kubaca riwayat kaumku sampai aku tahu bahwa kami

Page 64: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Memang bukan pedandan. Ketika kami berpindah ke kota,

Kaummu menghibahkan pakaian berlimpah ruah kepada kami.

Dari Puisi BABI MERAH JAMBU

“ Ketika kautikam leherku, dari lubang tusukanmu menjulurlah

gaun merah luas, luas tak terhingga. Gaun yang kaupikir serasi

dengan tubuhku yang menggelembung menggeletar di bawah

matahari. Dari puisi BABI MERAH JAMBU

“ Ketika aku terguling sempurna, kau sudah lupa betapa subur

wajahku, wajah yang berlipat ganda untuk menutupi sosok para

pembunuh yang senantiasa mengitarimu. Dalam Puisi BABI

MERAH JAMBU

“ Jiwaku tak terbang ke langit tinggi, tapi menyelam ke lapisan

Bumi paling dalam, di mana Tuhan akan diam-diam membuka

Pintu gerbang bagiku. Dalam puisi BABI MERAH JAMBU.

“ Bagi umat manusia, tidaklah baik mengagumi kembang gelap

Gulita, yang pastilah mengganggu Do‟a mereka. Lagupula aku

Tidak bermakam, setelah menghibur sekedarnya dalam

Mimpimu yang betapa terang dan sebentar itu. Dalam Puisi BABI

MERAH JAMBU

“ Aku tahu kau berupaya membandingkan sanggul mereka

Dengan mahkota merak, kaki mereka dengan kaki kijang.

Dalam puisi SENAPANG

“ Aku hampir berhujah semuanya serasi, manis, bersahaja

Page 65: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Ketika tiba-tiba saja aku menemukan sepucuk senapang.

Dalam puisi SENAPANG

“ Jejak kaki yang menuju padang rumput bersepuh emas

Di dekat surge mestinya, dan tak tersentuh oleh puisimu.

Dalam puisi SENAPANG

“ Tapi janganlah harimaumu menyurut ke balik perlambang

Atau singamu sekadar umpama. Beri aku rahang mengerkah.

Dalam puisi SENAPANG

“ Tokomu menjual aneka taring yang tampaknya lebih manjur

Daripada taringku, namun kau tak mampu menjawab ketika

Seorang pelangganmu bertanya. “ Mana yang paling baik untuk

Mematikan seekor kuda hitam?”

Dalam puisi KOBRA

“ Sungguh mati, aku tak sengaja memangsa mereka, sebenarnya

Aku mengasihani mereka, sebab mereka suka melata, dan sesiapa

Yang melata hanya menjadi baying-bayangku, kembaranku, yang

akan menghalangi jalanku ke kota. Dalam puisi KOBRA

“ Percayalah, aku melenyapkan baying – bayangku dengan

Bersembunyi dalam liang jika hari terlalu terang, bergelung

Seperti bulan gerhana sempurna, atau, jika terpaksa, dengan

Menelan sesiapa yang bersikeras menjadi kembaranku, betapapun

tampan-jelita ia. Dalam puisi KOBRA

Page 66: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

“ Tak sanggup membunuhku, raja kaum penerbang itu

Menjatuhkan aku ke bumi yang tak kukenal, rusukku remuk-

redam (namun telah kupatahkan sebilah sayapnya), dan sejak itu

aku tak mampu lagi berdiri tegak atau menaklukkan sesamaku,

dan aku hanya sanggup memburu tikus dan kadal dan truwelu,

sampai seorang penyair menangkapku. Dalam Puisi KOBRA

“ Ketika kuceritakan semua ini, taringku sudah berkarat, lidahku

Mungkin tak bercabang lagi, dan gelungku bukan lagi linkaran

sempurna, namun jelaslah bahwa semua peribahasa sudah

kedaluarsa, pun sia-sia jika kau menuduhku penggoda atau

pendusta, dan ternyatalah tokomu lebih layak disebut menara

gading atau perpustakaan. Dalam puisi KOBRA

“ Hanya jantung yang sesekali terperam

Di gudang bawah tanah patut mengasihani

Retakan yang menahan gelegak lender ini. Dalam puisi TELUR

MATA SAPI

“ Hanya lukisan yang rela di tumbuhi

Hijau lumut segera memisahkan

Telur perempuan dari telur api. Dalam puisi TELUR MATA

SAPI

“ Hanya penyair yang tak juga selesai

Menjelajahi luasan putih akan berpahala

Lapar sejati di pusat kluning ini. Dalam puisi TELUR MATA

SAPI

Page 67: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

“ Tapi hanya lidah yang sungguh jenuh

Oleh garam pasti sanggup membuntuti

Puisi pipih gosong di lubang kosong ini. Dalam puisi TELUR

MATA SAPI

“ di mana ia disudutkan oleh – entahlah, ia sungguh ragu siapa –

bapanya sendiri, dokter jaga, komandan kompi, atau si guru, “

Berapa banyak yang engkau bunuh hari ini, anakku? Lekaslah

gambarkan rupa para kekasih yang terlanjur punah itu. Agar kami

mampu mempercayaimu.” Dalam puisi PENUNGGANG KUDA

HITAM

“ Ia tak kunjung mengerti, tapi di layar raksasa yang dibentangkan

untuknya di ruang terang-benderang itu ia segera melukis karung

tinju, sedan Impala, boneka kain bekas, satria wayang kulit, daun

anturium, sepatu hak tinggi, ular Warhol, benteng batako, sepeda

Releigh, sangkar burung balam, kolam renang, penyair mata

pisau, penggemar ikan asin, sepur mutiara, sapu ijuk yu Sri - .

Dalam puisi PENUNGGANG KUDA HITAM

“ sampai ia terjaga oleh pukulan di perutnya, yang tersusul teriakan

sekerumun umat, “ Wahai lelaki penunggang kuda, kenapa

engkau hanya membawa kami berpacu dengan lautan benda

belaka? Di mana kudamu, jantung hatimu, yang akan menghela

kami menuju khazanah penuh hikmat kebijaksanaan dari

kumpulan orang mati?”. Dalam puisi PENUNGGANG KUDA

HITAM

“ Ia pun sadar bahwa ternyata tangannya sudah berlumur darah

sejak pagi tadi. Ketika ia mampu menyelamatkan hanya seekor

kuda hitam, yang terpaksa disembunyikannya ke balik baju saat ia

harus bergegas mengejar langkah gurunya kea rah matahari

Page 68: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

terbenam. Segera ia mendengar reringik teramat akrab mendekat

ke arahnya”. Dalam puisi PENUNGGANG KUDA HITAM

“ Minumlah. Lekaslah supaya kau mampu mengusir si binatang

biru yang bersarang di lidahmu. Dalam puisi KOPI LUWAK

“ Sesekali ia kepingin juga pasang wibawa. Dalam puisi HIU

“ Panjang umurlah para pendusta

Dan hiduplah kita dari bahaya. Dalam puisi HIU

“ Tenaglah. Ia sudah kulumpuhkan dan kubawa hanya untukmu.

Dalam puisi SAPI LADA HITAM

“ Setelah itu aku akan pura-pura tak sengaja menumpahkan anggur

merah ke atas meja makan bertaplak putih di ahapan kita, agar kita

bisa juga sedikit membayangkan darah tatkala bersantap. Dan kau

akan tahu betapa lembut daging pejantan. Dalam puisi SAPI

LADA HITAM

“ Di antara perutmu dan piring yang termangu, lapar

Bisa juga bernama bianglala, yang segera berakhir

Ketika aku menumpahkan sajakku ke mejamu.

Dalam puisi APEL DAN ROTI

“ Hampir saja kaum berjubah melarang ia beredar

Di tanah air. Sebab penjaganya memang bertelanjang,

Dan mereka mengusirmu, sayangku, setelah aku berkata,

“ Si pengawal bukan perempuan, tapi manekin belaka

Yang kepalanya tersembunyi dalam kitabtuan-tuan.”

Page 69: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Kenapa mereka tersesat oleh sekedar torso, sayangku?

Dalam puisi GAJAH SULAWESI.

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini dipaparkan pembahasan tentang analisis struktural kumpulan

puisi Buli-Buli Lima kaki karya Nirwan Dewanto. Hal – hal tersebut berkenaan

Page 70: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

dengan (1) Gaya Bahasa (Majas) yang terkandung dalam kumpulan puisi buli –

buli lima kaki karya Nirwan Dewanto, (2) Pengimajian atau pencitraan yang

terkandung dalam kumpulan puisi buli – buli lima kaki. Masing – masing unsur

tersebut diuraikan sebagai berikut:

5.1 Gaya Bahasa (Majas)

Ada beberapa majas yang terkandung dalam kumpulan puisi “ Buli – Buli Lima

Kaki karya Birwan Dewanto antara lain (1) majas Personifikasi, (2) majas

metafora, (3) majas peralelisme, (4) majas pertentangan, (5) majas hiperbola, (6)

majas alegori, dan (7) majas perumpamaan, hal – hal tersebut diuraikan sebagai

berikut:

5.1.1 majas Personifikasi

Gaya bahasa atau majas personifikasi adalah majas yang melekatkan sifat -

sifat insane kepada barang atau benda mati. Dengan demikian gaya bahasa atau

majas personifikasi merupakan gaya bahasa atau majas kiasan yang

menggambarkan benda – benda mati atau barang tidak hidup seolah – olah

memiliki sifat kemanusiaan. Pada puisi Gajah Sulawesi ditemukan gaya bahasa

seperti pada data berikut :

GAJAH SULAWESI

Hanya jika pesawat terbang bersurai di punggungnya

Jika sang insinyur rajin menghalus di depan kuntum kana

Jika paha perempuan bulukumba terlihat hijau berkilau

Jika gaunmu koyak melepaskan dadamu perunggu

Akan mampu kita memandang gajah Sulawesi

Jantung atau ususnya tumbuh piawai di atas punggungnya

Seperti Derek mainan tiga warna yang menutup-membuka

Belalainya ialah juga ekornya, menjulur dari lubang paripurna

Berhulu pada kepala banteng Spanyol atau topeng Minataur

Page 71: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Gadingnya tersembunyi. Tapi memang ada sepasang pedang

Menyembul dari balik pahanya, memakasa kita mencintainya

Tentu saja tak percaya bila ia mengunjungi kita

Di museum, misalnya. Sebab tubuhnya yang terbuat dari dua

Irisan katel logam cembung hitam legam raksasa memang

Layak terpancang di gurun atau di dasar samudra. Lihatlah

Sepasang ikan hijau yang menepi membuka jalan baginya

Dan asap pesawat terbang yang diam-diam membidiknya

Hampir saja kaum berjubah melarang ia beredar

Di tanah air. Sebab penjaganya memang bertelanjang

Dan mereka mengusirmu, sayangku, setelah kau berkata

“ Si pengawal bukan perempuan, tapi manekin belaka “

Kenapa mereka tersesat oleh sekadar torso, sayangku?

Hanya jika majas mulai memamerkan kakinya yang empat,

Jika kilau bahumu tak lagi merusuhkan yang baru khatam,

Jika cumi-cumi menodai halaman rumah sang bupati,

Jika rambutmu boleh kusentuh pada Jumat siang di parepare

Akan mampu kita memandang gajah Sulawesi

Dalam puisi tersebut mengandung gaya bahasa personifikasi, sebab kata

memamerkan, membidiknya, menyembul, mencintainya, bersurai merupakan

gambaran aktivitas yang dilakukan oleh manusia.

Gaya bahasa personifikasi juga terkandung dalam puisi “ Apel dan Roti “, berikut

datanya:

APEL DAN ROTI

Di balik dua butir apel selalu ada sekeping matahari

Page 72: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Hijau, sehingga pisaumu tentu akan tersipu malu

Menatap merah yang selalu padam itu.

Di antara dua potong roti selalu ada selapis jantung

Kuning, sehingga lidahmu pasti akan berhenti

Sebelum mencapai putih yang menyala itu.

Di antara hijau dan kuning selalu ada ekor rubah

Abu-abu, yang empunya hanya mampu bertahan

Di balik gaunmu, sebelum menerkam sajakku

Di antara perutmu dan piring yang termangu, lapar

Bisa juga bernama bianglala, yang segera berakhir

Ketika aku menumpahkan sajakku ke mejamu

Sungguh lapar dan birahi tak akan terlihat oleh mata

Yang tersembunyi dalam sajakku yang terlalu lama

Tersimpan dalam lemari es di sudut dapurmu.

Di luas meja yang terlanjur basah oleh umpama itu

Terkecoh oleh si matahari dan si jantung, rubahmu

Makan hitam berulam mata. Mataku barangkali.

Dalam puisi tersebut terkandung gaya bahasa personifikasi, sebab kata tersipu

malu, menatap, termangu merupakan gambaran sifat atau aktivitas yang

dilakukan oleh manusia.

5.1.2 Majas Metafora ( Perbandingan )

Gaya bahasa metafora merupakan bahasa kiasan seperti perbandingan, hanya

tidak mempergunakan kata – kata pembanding, atau dengan kata lain metafora

Page 73: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

menyatakan sesuatu hal yang sama atau seharga dengan hal lain, yang

sesungguhnya tidak sama.

Pada puisi Senapang ditemukan gaya bahasa seperti pada data berikut:

SENAPANG

Girang menemukan zebra dan gajah dalam puisimu

Aku mengira kau menulis tentang kebun binatang.

Ada juga kandang-kandang kosong, yang agak canggung

Menampakkan diri di antara kata-katamu. Barangkali

Lantaran di dalamnya terdapat remah pecahan tulang

Dan cabikan kulit yang masih berkilau dan terasa segar.

Kadang aku mendengar juga tawa kanak-kanak di antara

Rima yang agak kaupaksakan, yang seperti koak atau aum

Kadang aku melihat kaum ibu memamerkan gaun baru

Di depan kandang beruang, bila siang terlalu benderang.

Aku tahu kau berupaya membandingkan sanggul mereka

Dengan mahkota merak, kaki mereka dengan kaki kijang

Page 74: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Aku hampir berhujah semuanya serasi, manis, bersahaja

Ketika tiba-tiba saja aku menemukan sepucuk senapang

Diantara sulur semak yang entah sejak kapan merimbun

Menutupi sebagian kalimatmu, yakni ketika kau mengikuti

Jejak lelaki yang menuju padang rumput bersepuh emas

Di dekat surga mestinya, dan tak tersentuh oleh puisimu.

Tapi janganlah harimaumu menyurut ke balik perlambang

Atau singamu sekedar umpamamu. Beri aku rahang mengerkah

Bukan do‟a yang meninggikan aku dalam tamanmu. Sementara

Kau mengimpikan aku lancar bernyanyi “Balonku ada lima”

Lihat, keledai mulai berani membawa surya di punggungnya

Dan kelinci bangga mengoleskan warna darah di wajahnya

Kenapa puisimu hanya dua seuntai, kini kau lepas-tangan pula

Justru ketika aneka hewan ini menuntut pesta rupa bebas raya?

Page 75: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Aku membidikkan si senapang ke arah balon Lima itu

Yang gampang belaka menyembunyikan kepalamu.

Dalam puisi tersebut terkandung gaya bahasa metafora, sebab kata – kata yang

tercetak miring merupakan kata – kata yang membandingkan sesuatu hal yang

sama dengan hal lain yang seharga.

Gaya bahasa metafora juga terdapat pada puisi Kobra, seperti pada data berikut:

KOBRA

Tokomu menjual aneka taring yang tampaknya lebih manjur

Daripada taringku, namun kau tak mampu menjawab ketika

Seorang pelangganmu bertanya, “ Mana yang paling baik untuk

Mematikan seekor kuda hitam?”

Ketahuilah, sangat jarang aku mematuk, sebab aku tak

Mau taringku ternoda oleh darah, dan aku lebih senang

Memuntahkan bisa ke siapa saja yang memaksaku berdiri tegak

Dan mengagumi leherku mengembangkan serupa perisai.

Kecuali cerpelai, yang suka membaca, sesiapa akan buta jika

Matanya terkena oleh semburan bisaku, tapi ia selalu berhujah

Page 76: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Bahwa bekas lawan yang kautaklukkan tak pernah buta, mereka

Sekadar lupa betapa aku suka memangsa sesamaku

Sungguh mati, aku tak sengaja memangsa mereka, sebenarnya

Aku mengasihani mereka, sebab mereka suka melata, dan sesiapa

Yang melata hanya menjadi bayang-bayangku, kembaranku,

Yang akan menghalangi jalanku ke kota

Percayalah, aku melenyapkan bayang – bayangku dengan

Bersembunyi dalam liang jika hari terlalu terang, bergelung

Seperti bulan gerhana sempurna, atau, jika terpaksa, dengan

Menelan sesiapa yang bersikeras menjadi kembaranku,

Betapapun tampan-jelita ia.

Dari si cerpelai diam – diam aku belajar menari tanpa henti, untuk

Memikat bakal kekasih, yang tak mampu lagi melihat lukisan

Gaya baru pada kulitku, sampai suatu hari, di sebuah padang

Terbuka, ketika aku berusaha menirukan lompat-liuknya yang

Tinggi dan piawai, si rajawali menyambarku dan membawaku

Terbang ke angkasa

Page 77: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Tak sanggup membunuhku, raja kaum penerbang itu

Menjatuhkan aku ke bumi yang tak kukenal, rusukku remuk-

Redam ( namun telah kupatahkan sebilah sayapnya), dan sejak itu

Aku tak mampu lagi berdiri tegak atau menaklukkan sesamaku,

Dan aku hanya sanggup memburu tikus dan kadal dan truwelu

Sampai seorang penyair menangkapku.

Ia memaksaku menari dengan bunyi serulingnya, meski aku

Sebenarnya hanya berupaya berdiri dengan susah payah, meliuk-

Liuk di dekat wajahnya, untuk sekedar menggirangkannya

Belaka, sementara aku memandangi bibirnya yang seperti

Bayangan bulan sabit muda di hutan dahulu

Sesekali ia memeras bisaku dan membawanya ke tokomu, dan

Aku sedikit terbebas dari birahi ( sunguh, kami sering berpentas

Di depan tokomu, terkadang juga bersama sesamaku yang asing,

Yang dibawa penyair lain, dan kami suka bertukar isyarat kenapa

kami bisa menjadi bintang di kota yang sedih ini).

Siang tadi kulihat sang cerpelai berbelanja ke tokomu, ia

Bersepatu dan berpakaian rapi, dan ia memborong banyak

Sekali taring, bisa dan kulit berwarna hijau lumut, dan di ujung

Page 78: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Jalan ia mengambil seekor kuda hitam dari tambatan, yang di

Pelananya sudah duduklah istrimu, sungguh, aku tak berdusta.

Ketika kuceritakan semua ini, taringku sudah berkarat, lidahku

Mungkin tak bercabang lagi, dan gelungku bukan lagi lingkaran

Sempurna, namun jelaslah bahwa semua peribahasa sudah

Kadaluarsa, pun sia – sia belaka jika kau menuduhku penggoda

Atau pendusta, dan ternyatalah tokomu lebih layak disebut

Menara gading atau perpustakaan.

Malam ini pada lidahku akan kudapati sebutir manikam biru

Berkilauan, ambillah, jangan takut, kau bukanlha musuhku,

Sungguh, ketika sang cerpelai gugur di sebuah hotel di tengah

Kota terbelit atau terpatuk oleh istrimu, tapi janganlah kauburu

Sang penyair yang sedang membeli nasi gurih dan kitab lebah

Ratu santapanku, sungguh, ia hanya hendak menggirangkanku

Sekali ini.

Dalam puisi tersebut terkandung gaya bahasa Metafora, sebab kata – kata yang

tercetak miring merupakan kata perbandingan yang membandingkan sesuatu hal

dengan hal lain yang seharga.

Gaya bahasa Metafora juga ditemukan pada puisi batu jenderal, seperti pada data

berikut:

Page 79: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

BATU JENDERAL

Sesekali ia hendak melepaskan sayapnya dan memperlihatkan

Jantungnya yang putih, saying sekali, ketika kita berhasrat

Melihatnya terbang. Ia sekadar duduk di telapak tangan kita.

Baru. Tepatnya, sang batu. Kita melekatkan sang kepadanya

Sebab kita tak sampai hati melihat ia, seperti bulir delima.

Memburukkan diri dan berhimpun dengan ribuan sesamanya.

Untuk wajahnyayang senantiasa absen, kita mengekalkan

Punggungnya (atau sesuatu yang seperi punggung, yang

Sesekali mencucuk kulit kita). Sambil membayangkan rangka

Yang tumbuh saling berkelindan saling menutup ke segala arah

Dari intinya sendiri. Sayap, lidah, atau umbai adalah anggota

yang hendak kita bubuhkan kepadanya ketika ia tampak terlalu

keras kepala di samping kobaran api.

……………………………………………………………………

Dalam kutipan puisi tersebut terkandung majas atau gaya bahasa metafora, sebab

kata – kata yang tercetak miring merupakan perbandingan dari sesuatu hal yang

sama dan seharga.

5.1.3 Majas Paralelisme

Page 80: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Paralelisme atau persejajaran ialah mengulang isi kalimat yang maksud dan

tujuannya serupa. Kalimat yang berikut hanya dalam satu atau dua kata berlainan

dari kalmia yang mendahului. Pada puisi “ Sapi lada hitam “ ditemukan majas

atau gaya bahasa paralelisme, seperti pada data berikut:

SAPI LADA HITAM

Tenanglah. Ia sudah kulumpuhkan dan kubawa hanya untukmu

Bertahun-tahun kau menghunus pisau dan menyembunyikan

Diri darinya, aku tahu. Kau tak akan lagi melihat wujudnya

Yang biasa menggiriskanmu. Kupanggul ia kini. Sebab ia

Ternyata tak lebih perkasa ketimbang aku. Telah kulepas

Tanduknya, tanduk yang kapan – kapan akan kukenakan unruk

Mempesonamu juga. Buli – buli yang menegang selalu di antara

Kedua pahanya akan kutanam untuk diriku sendiri, untuk terus

Mendatangkan serbuk jantan bagiku. Kini kau akan melihatnya

Seperti seonggok kain belaka. Tapi awaslah, kalau kau tiup ia.

Akan mekar luas ia seperti angkasa raya, sehingga ruangmu

Akan termakan olehnya. Jadi bentangkan ia saja. Bentangkan!

Jantungnya masih menyala di dalam sana. Pahanya teramat segar

Sebagaimana biasa, dan pastilah akan menerbitkannatsumu.

Aduh, kau yang dulu tekut olehnya! Wajahnya masih tampan

Dadanya tetap bidang, kulitnya masih licin berkeliatan – semua

Yang mnghapus nyali para kekasih dan suami. Pastilah kau akan

Page 81: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Mencari – cari buli – buli yang selalu kaulukis dengan warna

Emas dalam mimpimu, agar ia leksa memasukimudari celahmu

Yang mana saja, agar kau tak lagi merasa terancam olehnya.

5.1.4 Majas Pertentangan

gaya bahasa yang sifatnya saling bertentangan antara sesuatu atau disebut juga

gaya bahasa pertentangan. Dalam puisi yang berjudul “ Hiu “ ditemukan gaya

bahasa atau majas pertentangan, seperti pada data berikut:

HIU

Mereka yang bilang bahwa hiu berbahaya

Pasrilah pendusta

Kukira si hiu makhluk kampungan belaka

Gemar pamer giginya tajam tak beraturan

Maka wajarlah ia suka nyasar ke tepian

Mengira ibu-ibu mau memperhatikan ia.

Tapi yang ia temui ternyata Cuma para perenang

Yang di hari libur itu berotak agak miring

Merasa bisa mondar-mandir di laut

Semak jidat mereka

Padahal luas benar rumah si hiu

Page 82: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Dan ia pun tak suka main jagoan

Tapi tetamu datang dan pergi tanpa aturan:

Kadang ubur-ubur menyerobot kasurnya

Kadang cumi-cumi mengotori karpetnya

Sesekali ia kepingin juga pasang wibawa

Maka diciumnya perenang laki paling berkilauan

Tapi karena hidung dan mulut hiu selerang belaka

Maut pun datang dalam darah berhamburan

Haraplah si hiu tahu bahwa sesal dahulu

Pendapatan dan sesal kemudian tak berguna

Supaya ia lebih menghayati hukum alam

Wahai kalian yang gemar menampik dusta

Dengarlah kesaksianku: di masa kanakku

Pernah kulihat di perut hiu yang dibedah

Sepotong kain merah alangkah merah

Pakaian siapakah melangkang sejauh itu?

Pakaian orang kiri yang diburu serdadu?

Page 83: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Janganlah mendemdam kepada mayat hiu

Biarlah ia tetap berpaham kanan

Walau sudah puas ia pamer giginya

Dalam mati pun matanya terkesima.

Panjang umurlah para pendusta

Dan hiduplah kita dari bahaya

Dalam puisi yang berjudul “ Hiu “ terkandung majas atau Citraan pertentangan,

sebab kata atau kalimat yang tercetak miring merupakan pertentangan dari suatu

hal yang lain.

5.1.5 Majas Hiperbola

Hiperbola ialah gaya bahasa yang bersifat membesar – besarkan sesuatu hal atau

disebut juga dengan majas hiperbola, majas hiperbola ditemukan dalam puisi

penunggang kuda hitam, seperti pada data berikut:

PENUNGGANG KUDA HITAM

Ia belum lulus dari sekolah fantasi ketika ia tiba-tiba sampai di

Depan rumah jagal di mana kuda-kuda bertaji mengantri untuk

Melihat genangan darah mereka sendiri. Setelah mencoba

Page 84: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Mengingat-ingat wajah mereka satu demi satu, ia segera lupa

Bahwa hari itu ia harus menempuh ujian menggambar.

Gurunya yang biasa mengajari ia mengubah sosok lelaki

Penunggang kuda atau penjaga pintu kaum bendahara,

Entah kenapa sudah berada di sampingnya dan berkata, “Para

Pengantri itu sedang bahagia. Dan hari ini engkau sudah

Dewasa. Marilah.” Dan segera menarik ia ke sebuah klinik, yang

Mirip ruang kelasnya sendiri.

Di mana ia disudutkan oleh – entahlah, ia sungguh ragu siapa –

Bapanya sendiri, dokter jaga, komandan kompi, atau si guru,

“ berapa banyak yang engkau bunuh hari ini, anakku? Lekaslah

Gambarkan rupa para kekasih yang terlanjur punah itu. Agar

Kami mampu mempercayaimu.”

………………………………………………………………..

Dalam puisi yang berjudul “ penunggang kuda hitam “ ditemukan najas atau gaya

bahasa Hiperbola, sebab kata – kata yang tercetak miring dalam puisi tersebut

memiliki sifat membesar – besarkan suatu hal.

Gaya bahasa Hiperbola juga ditemukan pada puisi yang berjudul “ Kopi luwak “,

seperti pada data berikut:

Page 85: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

KOPI LUWAK

Dari biji-biji mata yang bru saja lepas dari perut bimasakti

Kusadap airmata paling hitam barangkali juga paling suci.

Minumlah. Lekaslah. Supaya kau mampu mengusir si binatang

Biru bersarang di lidahmu. (barangkali ia bisa kenyang dengan

Menjilati reremah halal dari kitab-kitab yang belum tuntas kaubaca.)

Maafkan aku. Pastilah ia tak tahu betapa kau berilmu.

(pun aku tak tahu warna apa yang paling pantas dikenakannya. Ia sekadar

Biru sebab ia licin seperti film biru.) dan di hadapanmu aku bersiap-siap

Menjaringnya. Mungkin bertahun – tahun hendak kupanen itu. Ia tersesat ke

Lidahmu sebab tak mampu membedakan mana najis terdekat mana bintang

Terjauh Loyang mana mulutmu.

…………………………………………………………………………….

Dalam kutipan puisi yang berjudul “ Kopi luwak “ terkandung majas hiperbola,

sebab kata – kata yang tercetak miring memiliki sifat membesar – besarkan

sesuatu hal.

5.1.6 Majas Perumpamaan

Gaya bahsa perumpamaan adalah gaya bahasa yang sifatnya mengumpamakan

sesuatu hal dengan hal lainnya Pada puisi babi merah jambu ditemukan gaya

bahasa perumpamaan, seperti pada data berikut:

Page 86: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

BABI MERAH JAMBU

Barangkali buluku sepantas sutera, tapi sungguh aku enggan

bercermin.

Sebab pantulanku akan terlihat suci, dan aku tak

suka bersaing dengan mereka yang beriman

Bangun sebelum fajar itu, aku masuk ke dalam sisa tidurmu,

Menyaru sebagai penghibur berpupur putih lesih dan

Bermoncong merah jambu dan berhujah betapa kau terlihat

Bahagia di antara para musuhmu

Terjaga tiba-tiba, kau mencariku di dekat nyala api dan berharap

Sebagian rusukku hangus untuk menebalkan rasa laparmu dan

Menghapus sisa tawamu.

Wahai kau yang selalu memamerkan kaki kijangmu

Untuk memperbesar jumlah para penyajungmu. Kakiku

Lebih sempurna daripada kakimu, meski aku lebih suka

Menghujamkan kakiku ke dalam lumpur belaka.

Sudah kubaca riwayat kaumku sampai aku tahu bahwa kami

Page 87: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Memang bukan pedandan. Ketika kami berpindah ke kota,

Kaumi menghibahkan pakaian berlimpah ruah kepada kami,

Namun kami tetap saja gemar mengendus cacing dan umbi-

umbian.

Ketika kautikam leherku, dari lubang tusukanmu menjulurlah

Gaun merah luas, luas tak terhingga. Gaun yang kaupikir serasi

Dengan tubuhku yang menggelembung menggeletar di bawah

matahari.

Ketika aku terguling sempurna, kau sudah lupa betapa subur

wajahku,

wajah yang berlipat ganda umtuk menutupi sosok

para pembunuh yang senantiasa mengitarimu.

Kukatakan dengan hati-hati bahwa aku bukan tukang jagal,

Dan para penyembah berhala akan percuma saja membuat aku

Sebagai sekutu mereka.

Jiwaku tak terbang ke langit tinggi, tapi menyelam ke lapisan

Bumi paling dalam, di mana tuhan akan diam-diam membuka

Pintu gerbang bagiku.

Page 88: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Dalam puisi yang berjudul “ Babi merah jambu “ terkandung majas atau gaya

bahasa perumpamaan, sebab kata – kata yang tercetak miring dalam puisi tersebut

merupakan kata – kata yang mengumpamakan suatu hal dengan hal yang lainnya.

5.1.7 Majas Alegori

Alegori adalah cerita kiasan ataupun lukisan kiasa. Cerita kiasan atau lukisan

kiasan ini mengiaskan hal lain atau kejadian lain. Dalam puisi yang berjudul “

Telur mata sapi “ ditemukan majas Alegori, seperti pada data berikut:

TELUR MATA SAPI

Hanya mata yang sudah menamatkan

Biru samudra mampu menimbang

Cangkang letih menggeletar ini

Hanya jari yang pernah bersengketa

Dengan merah darah lancar meniti

Lengkung seperti punggung iblis

Hanya jantung yang sesekali terperam

Di gudang bawah tanah patut mengasihani

Retakan yang menahan gelegak lender ini.

Page 89: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Hanya lukisan yang rela ditumbuhi

Hijau lumut segera memisahkan

Telur perempuan dari telur api

Hanya penyair yang tak juga selesai

Menjelajahi luasanputih akan berpahala

Lapar sejati di pusat kuning ini.

……………………………………………….

Dalam puisi yang berjudul “ Telur mata sapi “ ditemukan majas Alegori, sebab

kata – kata yang tercetak miring merupakan kata – kata yang menceritakan

sesuatu hal.

5.2 Pengimajian ( Pencitraan )

Ada beberapa Pencitraan atau pengimajian yang terdapat dalam kumpulan

puisi “ Buli – Buli Lima Kaki karya Birwan Dewanto antara lain (1) citraan

penglihatan, (2) citraan Pendengaran, (3) citraan perasa hal – hal tersebut

diuraikan sebagai berikut:

5.2.1 Cirtaan Penglihatam

Citraan penglihatan adalah jenis citraan yang paling sering dipergunakan oleh

penyair disbanding dengan citraan yang lain. Citraan penglihatan memberi

rangsangan kepada inderaan penglihatan, hingga sering hal – hal yang tak terlihat

jadi seolah – olah terlihat. Pada beberapa kutipan puisi yang berjudul “ Bambu

Merah Jambu “ terkandung citraan penglihatan seperti pada data berikut:

“ Barangkali buluku sepantas sutera, tapi sungguh aku enggan

bercermin. Sebab pantulanku akan terlihat suci, dan aku tak suka

Page 90: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

bersaing dengan mereka”. Dalam Puisi : “ BAMBU MERAH

JAMBU ”.

“ Bangun sebelum fajar itu, aku masuk ke dalam sisa tidurmu,

menyaru sebagai penghibur berpupur putih lesih dan bermoncong

merah jambu dan berhujah bertapa kau terlihat bahagia diantara

para musuhmu”. Dalam Puisi : “ BABI MERAH JAMBU” .

“ Wahai kau yang selalu memamerkan kaki kijangmu untuk

memperbesar jumlah para pengunjungmu. Kakiku lebih sempurna

daripada kakimu, meski aku lebih suka menghujamkan kakiku ke

dalam lumpur belaka”. Dalam Puisi : BABI MERAH JAMBU

Di ujung jalan, telingaku tampak sebagai mawar penghabisan.

Mawar hitam legam. Mungkin mawar lapar, lapar mengembang

sampai hari kiamat nanti. Kau sungguh ingin memetiknya. Tapi

jangan. “ Dalam puisi : “ BABI MERAH JAMBU”

Dalam beberapa kutipan puisi tersebut terkandung citraan penglihatan, sebab

didalamnya terdapat kata – kata yang merupakan gambaran dari indera

penglihatan, seperti kata tampak, jumlah, memamerkan, terlihat, memamerkan,

bercermin

Citraan penglihatan juga terkandung dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul

“ Senapang “ seperti pada data berikut:

“ Girang aku menemukan zebra dan gajah dalam puisimu

Aku mengira kau menulis tentang kebun binatang. Dalam Puisi : “

SENAPANG “

“ Ada juga kadang – kadang kosong yang agak canggung

Page 91: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Menampakkan diri di antara kata – katamu. Barangkali” . Dalam

Puisi “SENAPANG”

“ Lantaran di dalamnya terdapat remah pecahan tulang

Dan cabikan kulit yang masih berkilau dan terasa segar”. Dalam

Puisi : “SENAPANG”

“Lihat, keledai mulai berani membawa surya di punggungnya

Dan kelinci bangga mengoleskan warna darah di wajahnya. Dalam

Puisi : SENAPANG.

“Kenapa puisimu hanya dua seuntai, kini kau lepas-tangan pula

Justru ketika aneka hewan ini menuntut pesta rupa bebas raya?

Dalam Puisi : SENAPANG.

“Aku membidikkan si senapang ke arah balon lima itu

Yang gampang belaka menyembunyikan kepalamu. Dalam Puisi :

SENAPANG

Dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul “ Senapang “ terkandung citraan

penglihatan, sebab didalamnya terdapat kata – kata membidikka, hanya dua

seuntai, warna, lihat,menampakkan diri , berkilau, terdapat, memamerkan yang

merupakan gambaran dari indera penglihatan.

Citraan penglihatan juga terkandung dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul

“ Kobra“ seperti data berikut :

“Ketahuilah, sangat jarang aku mematuk, sebab aku tak mau

taringku ternoda oleh darah, dan aku lebih senang memuntahkan

bias ke siapa saja yang memaksaku berdiri tegak dan mengagumi

leherku mengembang serupa prisai”. Dalam puisi : KOBRA.

Page 92: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

“ Kecuali cerpelai, yang suka membaca, sesiapa akan buta jika

matanya terkena oleh semburan bisaku, tapi ia selalu berhujah

bahwa bekas lawan yang kutaklukkan tak pernah buta, mereka

sekedar lupa aku suka memangsa sesamaku”. Dalam puisi KOBRA.

“Dari si cerpelai diam – diam aku belajar menari tanpa henti, untuk

memikat bakal kekasih, yang tak mampu lagi melihat lukisan gaya

baru pada kulitku, sampai suatu hari, di sebuah padang terbuka,

ketika aku berusaha menirukan lompat-liuknya yang tinggi dan

piawai, si rajawali menyambarku dan membawaku terbang ke

angkasa”. Dalam Puisi : KOBRA

“ Ia memaksaku menari dengan bunyi serulingnya, meski aku

sebenarnya hanya berupaya berdiri dengan susah payah, meliuk-liuk

di dekat wajahnya, untuk sekedar menggirangkannya belaka,

sementara aku memandangi bibirnya yang seperti bayangan bulan

sabit muda di hutan”. Dalam Puisi KOBRA.

“ Sesekali ia memeras bisaku dan membawanya ke tokomu, dan aku

sedikit terbebas dari birahi (sungguh, kami sering berpentas di

depan tokomu, terkadang juga bersama sesamaku yang asing, yang

dibawa penyair lain, dan kami suka bertukar isyarat kenapa kami

bias menjadi bintang di kota yang sedih ini)”. Dalam Puisi KOBRA.

“ Siang tadi kulihat sang cerpelai berbelanja ketokomu, ia bersepatu

dan berpakaian rapi, dan ia memborong banyak sekali taring, bias

dan kulit berwarna hijau lumut, dan di ujung jalan ia mengambil

seekor kuda hitam dari tambatan, yang di pelananya sudah duduklah

istrimu ,sungguh, aku tak berdusta”. Dari Puisi KOBRA.

“ Malam ini pada lidahku akan kaudapati sebutir manikan biru

berkilauan, ambillah, jangan takut, kau bukanlah musuhku,

sungguh, ketika sang cerpelai gugur di sebuah hotel di tengah kota

Page 93: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

terbelit atau terpatuk oleh istrimu, tapi janganlah kauburu sang

penyair yang sedang membeli nasi gurih dan Kitab Lebah Ratu

santapanku, sungguh, ia hanya hendak menggirangkanku sekali ini

saja”. Dari Puisi KOBRA.

Dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul “ Kobra “ terdapat citraan

penglihatan, sebab terdapat kata – kata yang bercetak miring yang

menggambarkan indera penglihatan.

Citraan penglihatan juga terkandung pada beberapa kutipan puisi yang berjudul

“ Telur Mata Sapi “ seperti pada data berikut:

“ Hanya jari yang sudah menamatkan

Biru samudra mampu menimbang

Cangkang letih menggeletar ini”. Dari Puisi TELUR MATA SAPI

“ Hanya jari yang pernah bersengketa

Dengan merah darah lancer meniti

Lengkung seperti punggung iblis ini”. Dalam Puisi TELUR

MATA SAPI

Dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul Telur mata sapi terkandung citraan

penglihatan, sebab terdapat kata – kata yang merupakan gambaran dari indera

penglihatan seperti yang bercetak miring.

Citraan penglihatan juga terkandung dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul

“ Penunggang kuda hitam “, seperti pada data berikut:

“ Ia belum lulus dari sekolah fantasi ketika ia tiba – tiba sampai

didepan rumah jagal di mana kuda – kuda bertaji mengantri untuk

melihat genangan darah mereka sendiri. Setelah mencoba

Page 94: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

mengingat-ingat wajah mereka satu demi satu, ia segera lupa

bahwa hari itu ia harus menempuh ujian menggambar”. Dalam

Puisi PENUNGGANG KUDA HITAM

“ Gurunya, yang biasa mengajari ia mengubah sosok lelaki

penunggang kuda atau penjaga pintu kaum bendahara, entah

kenapa sudah berada di sampingnya dan berkata, “ Para pengantri

itu sedang berbahagia. Dan hari ini engkau sudah dewasa.

Marilah,” dan segera menarik ia ke sebuah klinik, yang mirip ruang

kelasnya sendiri”. Dalam Puisi PENUNGGANG KUDA HITAM.

“ Maka dengan jemarinya belaka, hanya dengan warna darah yang

mulai kusam-garing itu, ia menggoreskan seekor kuda terpantas,

terpanas, kuda hitam, kuda andan, kuda Troya, kuda Kroya, kuda

kepang, kuda dremelon, kuda bendi, kuda sembrani, kuda bertaji,

kuda larasati, kuda Kandinsky, atau kuda Umbu, dan ia berkata

kepada kaum pemirsa yang kian dahaga itu, “Naikilah ia, wahai

pemuja keindahan. Pergilah dalam damai, sebab kau sekalian

sudah terlalu lama memeramku di tangsi serdadu atau klinik

psikiatri ini”. Dalam Puisi PENUNGGANG KUDA HITAM.

“ Di lebuh menuju sekolah fantasi, di mana mereka yang

merampas kudanya menghilang ke balik seribu raut rekaannya, ia

mulai belajar menyimak suaranya sendiri, yang sepintas terdengar

hanya seperti jerit lemah si guru ketika tenggelam di rumah jagal”.

Dalam Puisi PENUNGGANG KUDA HITAM.

Dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul “ Penunggang kuda hitam “

terkandung citraan penglihatan, sebab terdapat beberapa kata yang bercetak

miring yang menggambarkan indera penglihatan.

Page 95: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Citraan penglihatan juga terdapat pada beberapa kutipan puisi yang berjudul “

Kopi luwak “, seperti pada data berikut:

“ Dari biji – biji mata yang baru saja lepas dari perut bimasakti

kusadap airmata paling hitam barangkali juga paling suci”. Dari

Puisi KOPI LUWAK.

“ Ia harus tetap rapi dengan jubahnya. Rapi sekali. Juga ketika aku

mesti membunuhnya untuk merampas biji-biji mataku sendiri yang

lama terperam dalam perutnya. Yang sudah membuatnya muda

berkilau seperti Bimasakti”. Dari Puisi KOPI LUWAK

Dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul “ Kopi luwak “ terkandung citraan

penglihatan, sebab beberapa kata yang tercetak miring merupakan gambaran dari

indera penglihatan.

Citraan penglihatan juga terkandung dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul

“ Hiu “, seperti pada data berikut:

“ Kukira si hiu makhluk kampungan belaka

Gemar pamer giginya tajam tak beraturan

Maka wajarlah ia suka nyasar ke tepian

Mengira ibu-ibu mau memperhatikan ia”. Dalam Puisi HIU

“Tapi yang ia temui ternyata cuma para perenang

Yang di hari libur itu berotak agak miring

Merasa bisa mondar-mandir di laut

Seenak jidar mereka”. Dalam Puisi HIU

“ Padahal luas benar rumah si hiu

Page 96: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Dan ia pun tak suka main jagoan

Tapi tetamu dating dan pergi tanpa aturan:

Kadang ubur-ubur menyerobot kasurnya

Kadang cumi-cumi mengotori karpetnya”. Dalam Puisi HIU

“Haraplah si hiu tahu bahwa sesal dahulu

Pendapatan dan sesal kemudian tak berguna

Supaya ia lebih menghayati hukum alam”. Dalam Puisi HIU

“Pakaian siapakah melanglang sejauh hiu?

Pakaian orang kiri yang diburu serdadu?. Dalam Puisi HIU

Dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul “ Hiu “ terkandung citraan

penglihatan, sebab didalamnya terdapat kata – kata yang merupakan

penggambaran dari indera penglihatan.

Citraan penglihatan juga terkandung dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul

“ Sapi lada hitam “, seperti pada data sebagai berikut:

“ Bertahun-tahun kau menghunus pisau dan menyembunyikan diri

darinya, aku tahu. Kau tak akan lagi melihat wujudnya”. Dalam

Puisi SAPI LADA HITAM.

“ Telah kulepas tanduknya, tanduk yang kapan-kapan akan

kukenakan untuk mempesonamu juga. Buli-buli yang menegang

selalu diantara kedua pahanya akan kutanam untuk diriku sendiri,

untuk terus mendatangkan serbuk jantan bagiku. Kini kau

melihatnya seperti seonggok kain belaka. Tapi awaslah, kalau

kautiup ia, akan mekar luas ia seperti angkasa raya, sehingga

ruangmu akan termakan olehnya. Jadi bentangkan ia saja.

Bentangkan!”. Dalam Puisi SAPI LADA HITAM.

Page 97: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

“ Aduh, kau yang dulu takut olehnya! Wajahnya masih tampan,

dadanya tetap bidang, kulitnya masih licin berkilatan – semua

yang menghapus nyali para kekasih dan suami. Pastilah kau akan

mencari – cari buli – buli yang selalu kalukis dengan warna emas

dalam mimpimu, agar ia lekas memasukimu dari celahmu yang

mana saja, agar kau tak lagi merasa terancam olehnya. Bentangkan

ia dihadapanmu, dan kau tak akan selekeh darah pada jasadnya,

sebab tak pernah aku menyembelihnya atau menusuknya. Sekarang

asahlah pisaumu baik – baik. Lantas kenakan gaunmu yang paling

putih. Sembunyikan rambut mayangmu di bawah kerudung

puithmu, agar aku lupa bahwa kau seorang betina. Betina yang

mampu membuat aku tabah menjebak ia ke dalam labirin dan

mengakhiri kisahnya. Sebentar lagi kau akan melihat sungau –

sungai darah miliknya, yang pernah kita bayangkan bersama. Jadi,

mari, cepatlah kita bentangkan ia, agar aneka sungai yang

tersembunyi dalam tubuhnya itu mau memamerkan diri, walau

untuk sebentar saja. Pilihlah bagian tubuhnya yang terbaik dengan

pisaumu, pisau paling tajam di dunia ini. Mungkin sedikit di atas

pahanya dan di bawah pusarnya, bagian yang mengandung gegurat

putih-perak yang menyilaukan mata. Sayat pelan – pelan, agak

dalam di bawah kulit, agar arus darah tak meledak lepas ke udara.

Kita akan merapikan ia lagi, seakan – akan ia tak terpiuh sama

sekali. Mungkin kita akan menghibahkannya ke museum, atau

menghadiahkannya ke seorang pelukis Irlandia. Sementara itu kita

akan menyimpannya baik – baik, katakanlah memasangnya di

lemari pakaianmu (pastilah ia akan tampak seperti gaunmu). Lalu

letakkan sayatan terbaik itu pada nampan logam panas yang telah

ku siapkan. Jangan beri terlalu banyak garam, bawang, dan

paprika. Abaikan semua resep, nasihat maupun do‟a. Tapi siapkan

bubuk lada hitam agak berlimpah. Taburkan perlahan – lahan,

sesuai isyarat api tungku. Atau taburkan sembunyi – sembunyi,

Page 98: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

agar kita sedikit meneteskan air mata. Bebintik hitam panas ganas

itu sangat baik untuk melancarkan sandiwara yang kurang

masygul ini. Sabarlah, tabahlah membolak-balik potongan

kesayangan kita. Sebab daging bekas penakluk memang tak

gampang alah. Tapi jagalah ia, jangan sampai terlalu matang, ia

haruslah tetap terasa muda belia. Jangan memandang ke arahku,

aku hanya akan memelukmu dari belakang. Dan mendesakkan

buli-buli emas yang selalu kauimpikan itu ke celahmu yang terbaik

tanpa kau tahu”. Dalam puisi SAPI LADA HITAM

“ Tapi sungai – sungai darah itu akan tetap mengalir rahasia

dalam wujudnya, yang sudah tergantung aman di lemari

pakaianmu. Dan kau akan perlahan mencintaiku karena betapa

mahir aku melenguh kini”. Dalam Puisi SAPI LADA HITAM.

Dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul “ Sapi lada hitam “ terkandung

citraan penglihatan, sebab beberapa kata yang bercetak miring menggambarkan

indera penglihatan.

Citraan penglihatan juga terdapat pada beberapa kutipan puisi yang berjudul

“ Apel dan roti “, seperti pada data sebagai berikut:

“ Di balik dua butir apel selalu ada sekeping matahari

Hijau, sehingga pisaumu tentu akan tersipu malu

Menatap merah yang selalu padam itu”. Dalam Puisi APEL DAN

ROTI

“ Di antara dua potong roti selalu ada selapis jantung

Kuning, sehingga lidahmu pasti akan berhenti

Sebelum mencapai putih yang menyala itu”. Dalam Puisi APEL

DAN ROTI

Page 99: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

“ Di antara hijau dan kuning selalu ada ekor rubah

Abu – abu, yang empunya hanya mampu bertahan

Di balik gaunmu, sebelum menerkam sajakkku”. Dalam Puisi

APEL DAN ROTI

“ Sungguh lapar dan birahi tak akan terlihat oleh mata

Yang tersembunyi dalam sajakku yang terlalu lama

Tersimpan dalam lemari es di sudut dapurmu”. Dalam Puisi

APEL DAN ROTI

“ Di luas meja yang terlanjur basah oleh umpama itu

Terkecoh oleh si matahari dan si jantung, rubahmu

Makan hitam berulam mata. Mataku barangkali”. Dalam Puisi

APEL DAN ROTI

Dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul “ Apel dan roti “ terkandung citraan

penglihatan, sebab beberapa kata yang bercetak miring mengggambarkan indera

penglihatan.

Citraan penglihatan juga terdatap pada beberapa kutipan puisi yang berjudul

“ Batu jenderal “, seperti pada data berikut ini:

“ Sesekali ia hendak melepaskan sayapnya dan memperlihatkan

jantungnya yang putih”. Dalam Puisi BATU JENDRAL

“ Kita melekatkan sang kepadanya sebab kita tak sampai hati

melihat ia, seperti bulir delima, menubrukkan diri dan berhimpun

dengan ribuan sesamanya”. Dalam Puisi BATU JENDRAL

“ Untuk wajahnya yang senantiasa absen, kita mengekalkan

punggungnya (atau sesuatu yang seperti punggung, yang sesekali

Page 100: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

mencucuk kulit kita), sambil membayangkan rangka yang tumbuh

saling berlindan saling menutup ke segala arah dari intinya

sendiri”. Dalam Puisi BATU JENDRAL

“ Sayap, lidah, atau umbai adalah anggota yang hendak kita

bubuhkan kepadanya ketika ia tampak terlalu keras kepala di

samping kobaran kobaran api”. Dalam Puisi BATU JENDRAL

“ Ia beringsut sedikit demi sedikit, tampak lebih sabar ketimbang

sepotong roti dan lebih pencemburu ketimbang selecut halilintar.

Dalam puisi BATU JENDRAL

“ Lengkung yang membatasi dalamannya bukankah bentuk, karena

kita percaya bahwa isinya, zatnya, mungkin hakikatnya, selalu

mencoba memburai keluar melalui pepori yang kita paksakann

kepadanya. Sesekali kita mengurup padat-nya dengan cair (yang

betapa mustahil) karena kita tahu ia berasal dari magma, yang tak

bisa kita lihat di muka bumi”. Dalam Puisi BATU JENDRAL

“ Suatu hari seorang sutradara mengabaikannya meskipun ia,

sang batu, memiuhkan gambar yang ditembak dalam – dalam oleh

si kamerawan”. Dalam Puisi BATU JENDRAL

“ Namun ketika ia mendekat ke hijau lumut, yang kukira pernah

menjadi pakaiannya, kita menyergapnya, menjadikannya

metaphor bagi puisi kita. Tetapi tidak. Hijau terlalu tenang

baginya”. Dalam puisi BATU JENDRAL

“Dan ternyatalah ia dekat sekali dengan darah, ketika ia melayang

dari tangan kaum Intifada. Ketika ia melaju ke dahi seorang

serdadu muda kelahiran Haifa”. Dalam Puisi BATU JENDRAL.

“Batu Jenderal. Batu awam. Seperti jutaan sesamanya. Kita

memang mendengarnya terbang, maka kita kini mematahkan

Page 101: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

sayapnya, yang bukan sekedar sayap”. Dalam Puisi BATU

JENDRAL

“ Tetapi sayap kata. Ketika ia retak dan kita melihat jantungnya

yang putih, tidaklha kita tahu apakah ia bagian dari batuan

malihan atau batuan sedimen, misalnya”. Dalam puisi BATU

JENDRAL

“ Hanya geologi yang sungguh – sungguh berkenan mencari apa

nama jenisnya, sementara kita cukup menerimanya (atau

mengekalkannya) sebagai batu jendral belaka. Batu awan. Meski

sesekali kita pinjamkan sayap dan jantung kepadanya”. Dalam

Puisi BATU JENDRAL

Dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul “ Batu jenderal “ terkandung citraan

penglihatan, sebab kata – kata yang tercetak miring dalam puisi tersebut

merupakan gambaran dari indera penglihatan.

Citraan penglihatan juga terkandung dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul

“ Gajah Sulawesi “, seperti pada data berikut:

“ Hanya jika pesawat terbang bersurai di punggungnya,

Jika sang insinyur rajin menghalus di depan kuntum kana,

Jika paha perempuan Bulukumba terlihat hijau berkilau,

Jika gaunmu koyak melepaskan buah dadamu perunggu,

Akan mampu kita memandang gajah Sulawesi”.

Dalam Puisi GAJAH SULAWESI

“ Jantung atau ususnya tumbuh piawai di atas punggungnya

Seperti Derek mainan tiga warna yang menutup-membuka

Page 102: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Belalainya ialah juga ekornya. Menjulur dari lubang paripurna

Berhulu pada kepala banteng Spanyol atau topeng Minotaur

Gadingnya tersembunyi. Tapi memang ada sepasang pedang

Menyembul dari balik pahanya, memaksa kita mencintainya.

Dalam Puisi GAJAH SULAWESI

“ Tentu saja kita tak percaya bila ia mengunjungi kita

Di museum, misalnya. Sebab tubuhnya yang terbuat dari dua

Irisan ketel logam cembung hitam legam raksasa memang

Layak terpancang di gurun atau di dasar samudra. Lihatlah

Sepasang ikan hiu yang menepi membuka jalan baginya

Dan asap pesawat terbang yang yang diam – diam membidiknya.

Dalam puisi GAJAH SULAWESI

“ Hanya jika majas mulai memamerkan kakinya yang empat,

Jika kilau bahumu tak lagi merusuhkan yang baru khatam,

Jika cumi – cumi menodai halaman rumah sang bupati,

Jika rambutmu boleh kusentuh pada Jum‟at siang di Parepare

Akan mampu kita memandang gajah Sulawesi.

Dalam Puisi GAJAH SULAWESI

Dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul “ Gajah Sulawesi “ terkandung

citraan penglihatan, sebab beberapa kata yang tercetak miring merupakan

gambaran dari indera penglihatan.

5.2.2 Citraan Pendengaran

Page 103: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Citraan pendengaran juga sangat sering digunakan oleh penyair, citraan ini

dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara. Pada beberapa

kutipan puisi yang berjudul “ Babi merah jambu “ ditemukan citraan pendengaran

seperti pada data berikut:

“ Kukatakan dengan hati – hati bahwa kau bukan tukanng jagal,

dan para penyembah berhala akan percuma saja membuat aku

sebagai sekutu mereka. Dalam Puisi BABI MERAH JAMBU

“ Kau mendengar do‟aku. Amin. Dalam Puisi BABI MERAH

JAMBU

“Bukan Do‟a yang meninggikan aku dalam tamanmu. Sementara

kau mengimpikan aku lancar bernyanyi” Balonku ada lima” .

Dalam Puisi BABI MERAH JAMBU.

Dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul “ Babi merah jambu “ terdapat

citraan pendengaran, sebab terdapat beberapa kata yang tercetak miring yang

menggambarkan indera pendengaran.

Citraan pendengaran juga terdapat pada kutipan puisi yang berjudul “ Hiu “,

seperti pada data berikut:

“ Mereka yang bilang bahwa hiu berbahaya pastilah pendusta “.

Dalam Puisi HIU

Dalam kutipan puisi yang berjudul “ Hiu “ terkandung citraan pendengaran, sebab

terdapat kata yang tercetak miring yang menggambarkan indera penglihatan.

5.2.3 Citraan Perasa

Citraan perasa sering digunakan oleh penyair, citraan perasa dihasilkan melalui

indera perasa, dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul “ Babi merah jambu “

terdapat citraan perasa, seperti pada data berikut:

Page 104: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

“ Sudah kubaca riwayat kaumku sampai aku tahu bahwa kami

Memang bukan pedandan. Ketika kami berpindah ke kota,

Kaummu menghibahkan pakaian berlimpah ruah kepada kami.

Dari Puisi BABI MERAH JAMBU

“ Ketika kautikam leherku, dari lubang tusukanmu menjulurlah

gaun merah luas, luas tak terhingga. Gaun yang kaupikir serasi

dengan tubuhku yang menggelembung menggeletar di bawah

matahari. Dari puisi BABI MERAH JAMBU

“ Ketika aku terguling sempurna, kau sudah lupa betapa subur

wajahku, wajah yang berlipat ganda untuk menutupi sosok para

pembunuh yang senantiasa mengitarimu. Dalam Puisi BABI

MERAH JAMBU

“ Jiwaku tak terbang ke langit tinggi, tapi menyelam ke lapisan

Bumi paling dalam, di mana Tuhan akan diam-diam membuka

Pintu gerbang bagiku. Dalam puisi BABI MERAH JAMBU.

“ Bagi umat manusia, tidaklah baik mengagumi kembang gelap

Gulita, yang pastilah mengganggu Do‟a mereka. Lagupula aku

Tidak bermakam, setelah menghibur sekedarnya dalam

Mimpimu yang betapa terang dan sebentar itu. Dalam Puisi

BABI MERAH JAMBU

Dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul “ Babi merah jambu “ terdapat

citraan perasa, sebab beberapa kata yang tercetak miring merupakan gambaran

dari indera perasa.

Page 105: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Citraan perasa juga terdapat dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul “

Senapang “ seperti pada data berikut:

“ Aku tahu kau berupaya membandingkan sanggul mereka

Dengan mahkota merak, kaki mereka dengan kaki kijang.

Dalam puisi SENAPANG

“ Aku hampir berhujah semuanya serasi, manis, bersahaja

Ketika tiba-tiba saja aku menemukan sepucuk senapang.

Dalam puisi SENAPANG

“ Jejak kaki yang menuju padang rumput bersepuh emas

Di dekat surga mestinya, dan tak tersentuh oleh puisimu.

Dalam puisi SENAPANG

“ Tapi janganlah harimaumu menyurut ke balik perlambang

Atau singamu sekadar umpama. Beri aku rahang mengerkah.

Dalam puisi SENAPANG

Dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul “ senapang “ terkandung citraan

perasa, sebab beberapa kata yang tercetak miring merupakan penggambaran dari

indera perasa.

Citraan perasa juga terkandung dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul

“ Kobra “, seperti pada data berikut:

“ Tokomu menjual aneka taring yang tampaknya lebih manjur

Daripada taringku, namun kau tak mampu menjawab ketika

Seorang pelangganmu bertanya. “ Mana yang paling baik untuk

Page 106: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Mematikan seekor kuda hitam?”

Dalam puisi KOBRA

“ Sungguh mati, aku tak sengaja memangsa mereka, sebenarnya

Aku mengasihani mereka, sebab mereka suka melata, dan sesiapa

Yang melata hanya menjadi baying-bayangku, kembaranku, yang

akan menghalangi jalanku ke kota. Dalam puisi KOBRA

“ Percayalah, aku melenyapkan bayang – bayangku dengan

Bersembunyi dalam liang jika hari terlalu terang, bergelung

Seperti bulan gerhana sempurna, atau, jika terpaksa, dengan

Menelan sesiapa yang bersikeras menjadi kembaranku,

betapapun tampan-jelita ia. Dalam puisi KOBRA

“ Tak sanggup membunuhku, raja kaum penerbang itu

Menjatuhkan aku ke bumi yang tak kukenal, rusukku remuk-

redam (namun telah kupatahkan sebilah sayapnya), dan sejak itu

aku tak mampu lagi berdiri tegak atau menaklukkan sesamaku,

dan aku hanya sanggup memburu tikus dan kadal dan truwelu,

sampai seorang penyair menangkapku. Dalam Puisi KOBRA

“ Ketika kuceritakan semua ini, taringku sudah berkarat, lidahku

Mungkin tak bercabang lagi, dan gelungku bukan lagi linkaran

sempurna, namun jelaslah bahwa semua peribahasa sudah

kedaluarsa, pun sia-sia jika kau menuduhku penggoda atau

pendusta, dan ternyatalah tokomu lebih layak disebut menara

gading atau perpustakaan. Dalam puisi KOBRA

Page 107: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul “ Kobra “ terdapat citraan perasa,

sebab beberapa kata yang tercetak miring dalam puisi tersebut merupakan

gambaran dari indera perasa.

Citraan perasa juga terkandung dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul “

Telur mata sapi “ , seperti pada data berikut :

“ Hanya jantung yang sesekali terperam

Di gudang bawah tanah patut mengasihani

Retakan yang menahan gelegak lender ini. Dalam puisi TELUR

MATA SAPI

“ Hanya lukisan yang rela di tumbuhi

Hijau lumut segera memisahkan

Telur perempuan dari telur api. Dalam puisi TELUR MATA

SAPI

“ Hanya penyair yang tak juga selesai

Menjelajahi luasan putih akan berpahala

Lapar sejati di pusat kluning ini. Dalam puisi TELUR MATA

SAPI

“ Tapi hanya lidah yang sungguh jenuh

Oleh garam pasti sanggup membuntuti

Puisi pipih gosong di lubang kosong ini. Dalam puisi TELUR

MATA SAPI

Dalam beberapa kutipan puisi tersebut terkandung citraan perasa, sebab pada kata

yang tercetak miring dalam puisi tersebut merupakan pengambaran dari indera

perasa:

Page 108: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Citraan perasa juga terkandung dalam beberapa puisi yang berjudul “ penunggang

kuda hitam “, seperti pada data berikut:

“ di mana ia disudutkan oleh – entahlah, ia sungguh ragu siapa –

bapanya sendiri, dokter jaga, komandan kompi, atau si guru, “

Berapa banyak yang engkau bunuh hari ini, anakku? Lekaslah

gambarkan rupa para kekasih yang terlanjur punah itu. Agar kami

mampu mempercayaimu.” Dalam puisi PENUNGGANG KUDA

HITAM

“ Ia tak kunjung mengerti, tapi di layar raksasa yang

dibentangkan untuknya di ruang terang-benderang itu ia segera

melukis karung tinju, sedan Impala, boneka kain bekas, satria

wayang kulit, daun anturium, sepatu hak tinggi, ular Warhol,

benteng batako, sepeda Releigh, sangkar burung balam, kolam

renang, penyair mata pisau, penggemar ikan asin, sepur mutiara,

sapu ijuk yu Sri - . Dalam puisi PENUNGGANG KUDA HITAM

“ sampai ia terjaga oleh pukulan di perutnya, yang tersusul

teriakan sekerumun umat, “ Wahai lelaki penunggang kuda,

kenapa engkau hanya membawa kami berpacu dengan lautan

benda belaka? Di mana kudamu, jantung hatimu, yang akan

menghela kami menuju khazanah penuh hikmat kebijaksanaan

dari kumpulan orang mati?”. Dalam puisi PENUNGGANG

KUDA HITAM

“ Ia pun sadar bahwa ternyata tangannya sudah berlumur darah

sejak pagi tadi. Ketika ia mampu menyelamatkan hanya seekor

kuda hitam, yang terpaksa disembunyikannya ke balik baju saat

ia harus bergegas mengejar langkah gurunya kearah matahari

terbenam. Segera ia mendengar reringik teramat akrab mendekat

ke arahnya”. Dalam puisi PENUNGGANG KUDA HITAM

Page 109: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul “ Penunggang kuda hitam “ terdapat

citraan perasa, sebab beberapa kata yang tercetak miring merupakan gambaran

dari indera perasa.

Citraan perasa juga terdapat pada kutipan puisi yang berjudul “ Kopi luwak “,

seperti pada data berikut:

“ Minumlah. Lekaslah supaya kau mampu mengusir si binatang

biru yang bersarang di lidahmu. Dalam puisi KOPI LUWAK

Dalam kutipan puisi tersebut terkandung citraan perasa, sebab kata yang tercetak

miring merupakan gambaran dari indera perasa.

Citraan perasa juga terkandung dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul

“ Hiu “, seperti pada data berikut:

“ Sesekali ia kepingin juga pasang wibawa. Dalam puisi HIU

“ Panjang umurlah para pendusta

Dan hiduplah kita dari bahaya. Dalam puisi HIU

Dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul “ Hiu “ terkandung citraan perasa,

sebab kata – kata yang tercetak miring merupakan gambaran dari indera perasa.

Citraan perasa juga terdapat dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul “ Sapi

lada Hitam “, seperti pada data berikut:

“ Tenanglah. Ia sudah kulumpuhkan dan kubawa hanya untukmu.

Dalam puisi SAPI LADA HITAM

“ Setelah itu aku akan pura-pura tak sengaja menumpahkan

anggur merah ke atas meja makan bertaplak putih di ahapan kita,

agar kita bisa juga sedikit membayangkan darah tatkala

bersantap. Dan kau akan tahu betapa lembut daging pejantan.

Dalam puisi SAPI LADA HITAM

Page 110: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

Dalam beberapa kutipan puisi yang berjudul “ Sapi lada hitam “ terkandung

citraan perasa, sebab kata – kata yang bercetak miring dalam puisi tersebut

merupakan gambaran dari indera perasa.

Citraan perasa juga terdapat dalam kutipan puisi yang berjudul “ Apel dan roti “,

seperti pada data berikut:

“ Di antara perutmu dan piring yang termangu, lapar

Bisa juga bernama bianglala, yang segera berakhir

Ketika aku menumpahkan sajakku ke mejamu.

Dalam puisi APEL DAN ROTI

Dalam kutipan puisi yang berjudul “ Apel dan roti “ terdapat citraan perasa, sebab

kata – kata yang tercetak miring merupakan penggambaran dari indera perasa.

Citraan perasa juga terdapat dalam kutipan puisi yang berjudul

“ Gajah Sulawesi “, seperti pada data berikut:

“ Hampir saja kaum berjubah melarang ia beredar

Di tanah air. Sebab penjaganya memang bertelanjang,

Dan mereka mengusirmu, sayangku, setelah aku berkata,

“ Si pengawal bukan perempuan, tapi manekin belaka

Yang kepalanya tersembunyi dalam kitabtuan-tuan.”

Kenapa mereka tersesat oleh sekedar torso, sayangku?

Dalam puisi GAJAH SULAWESI.

Dalam kutipan puisi yang berjudul “ Gajah Sulawesi “ terdapat citraan perasa,

sebab kata yang tercetak miring merupakan gambaran dari indera perasa.

Page 111: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan terhadap temuan data dalam Kumpulan

puisi “ Buli – Buli Lima Kaki ” karya Nirwan Dewanto, maka gaya bahasa (majas)

dan pengimajian (citraan) yang terkandung dalam kumpulan puisi “ Buli – buli

Lima Kaki “ meliputi (1) majas Personifikasi dalam puisi gajah Sulawesi, puisi

Apel dan Roti, (2) Majas Metafora dalam puisi Senapang, Puisi Kobra, (3) Majas

Paralelisme dalam puisi Sapi Lada Hitam, (4) Majas Pertentangan dalam puisi

Hiu, (5) Majas Hiperbola dalam puisi Kopi Luwak, Puisi Penunggang Kuda

Hitam, (6) Majas Perumpamaan dalam Puisi Babi Merah Jambu, (7) Majas alegori

dalam puisi Telor Mata Sapi. Pengimajian (citraan) yang terdapat dalam

kumpulan puisi Buli – Buli Lima kaki sang pengarang atau penyair dalam

membuat atau menulis puisi lebih banyak terinspirasi dari apa yang dilihat

Page 112: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

disekitarnya dan apa yang dirasakannya. Hal ini terbukti dengan banyaknya

citraan atau pengimajian pengliatan dan citraan perasa yang terdapat dalam

kumpulan puisi Buli – Buli Lima Kaki selain itu sang pengarang juga terinspirasi

dengan apa yang didengarnya.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disarankan sebagai berikut:

1) Kepada mahasiswa calon guru Bahasa, Sastra Indonesia, dan Bahasa

Daerah seyogyanya melatih diri untuk meningkatkan pemahaman

pengkajian karya sastra sebagai bekal mendidik siswa dalam menganalisis

karya sastra.

2) Kepada guru Bahasa dan Sastra Indonesia, diharapkan hasil penelitian ini

dapat digunakan sebagai bahan pengajaran Apresiasi Sastra Indonesia,

terutama kelas XII di SMA/MA/SMK/Sederajat.

3) Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Pendidikan

Bahasa, Sastra Indonesia, dan Bahasa Daerah diharapkan lebih

memperhatikan penelitian bidang sastra untuk mencetak lulusan calon

guru yang berkualitas dalam mengajarkan karya sastra di sekolah

menengah.

4) Hasil penelitian ini sebaiknya digunakan sebagai bahan informasi peneliti

lain yang melakukan penelitian dalam bidang sastra.

Page 113: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin.2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung:

Sinar Baru Algesindo

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian-suatu pendekatan Praktik.

Jakarta:.Rineka Cipta

Atmazaki,1993. Analisis Sajak Teoti, Metodologi dan Aplikasi.

Bandung: Angkasa

Dewanto,Nirwan.2010. Buli – Buli Lima Kaki Buku Puisi.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Keraf,Gorys.1980. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama

Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT Remaja Resdakarya

Pradopo, Rachmat Djoko. 1987. Pengkajian Puisi. Yogyakarta:

Gajah Mada Press

Tarigan,Henry Guntur. 1986. Prinsip – Prinsip Dasar Sastra.

Bandung: Angkasa

Tarigan, Henry Guntur.1985. Pengajaran Gaya Bahasa.Bandung: Angkasa

Waluyo, Herman J.1987. teori dan apresiasi Puisi.Surakarta: Erlangga

Waridah,Ernawati.2008. EYD dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan.

Bandung: Kawan Pustaka

Page 114: ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULIdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/7/umj-1x-mtomydzikr-339-1... · 2.5 Macam – macam citraan ... yaitu Analisis Struktural Kumpulan