analisis struktur tari guel pada masyarakat gayo … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur...

230
i ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO DI KABUPATEN ACEH TENGAH TESIS diajukan oleh: MAGFHIRAH MURNI BINTANG P. PROGRAM STUDI MAGISTER PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

Upload: vohuong

Post on 06-Mar-2019

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

i

ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO DI KABUPATEN ACEH TENGAH

TESIS

diajukan oleh: MAGFHIRAH MURNI BINTANG P.

PROGRAM STUDI MAGISTER PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

Page 2: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

ii

ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO DI KABUPATEN ACEH TENGAH

TESIS

untuk memperoleh gelar Magister Seni (M.Sn) dalam Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni Pada Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

OLEH : MAGFHIRAH MURNI BINTANG P.

147037010

PROGRAM STUDI

MAGISTER PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

Page 3: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

iii

PERSETUJUAN

Judul Tesis : ANALISIS STRUKTUR DAN UNGKAPAN ESTETIK TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO DI KAUPATEN ACEH TENGAH

Nama : MAGHFIRAH MURNI BINTANG P Nomor Pokok :147037010 Program Studi : Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Menyetujui Komisi Pembimbing,

Ketua, Anggota,

Dra. Rithaony, M.A Yusnizar Heniwaty, S.ST, M.Hum NIP 196311161990032001 NIP 196510211992032003 Program Studi: Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya Ketua, Dekan, Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D. Dr. Budi Agustono, M.S. NIP.196512211991031001 NIP.196008051987031001

Page 4: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

iv

Telah diuji pada Tanggal

PANITIA PENGUJI UJIAN TESIS

Ketua : Drs. Muhammad Takari, M.Hum, Ph.D. (……… …….……..)

Sekretaris : Drs. Torang Naiborhu, M.Hum. (…..………………..)

Anggota-I : Dra. Rithaony, M.A. (….…..........….……)

Anggota-II : Yusnizar Heniwaty, SST, M.Hum (………….…………)

Anggota III : Dr. Ridwan Hanafiah, SH., M.A. (…….……...………)

Page 5: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

v

ABSTRAK

Tari Guel merupakan tarian yang mencerminkan hidup masyarakat Gayo, berasal dari kisah kakak beradik paa masa kerajaan Linge. Kajian ini memfokuskan pada kajian struktur tari Guel dalam kaitannya dengan pemahaman sosial masyarakat pendukungnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis struktur tari Guel pada masyarakat Gayo di Aceh Tengah dan mendeskripsikan serta ungkapan-ungkapan konsep estetik melalui struktur teknik artistik

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena mementingkan makna dan konteks, dengan pengumpulan dan analisis data berlangsung secara simultan. Penelitian berlokasi di Kotacane Kab. Aceh Tengah. Subyek penelitian, adalah para pemangku adat yang memiliki kredibilitas di dalam tari Guel. Dalammenganailsa data digunakan pendekatan struturalisme dengan memfokuskan pada konsep struktur tari Guel, dengan menitik beratkan teori struktur geraktari dari Kaepler

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tari Guel adalah tari yang awalnya diciptakan untuk kebutuhan upacara adat, kemudian berkembang menjadi tari hiburandilaksanakan dalam berbagai kegiatan. Struktur Tari Guel terdiri dari struktur bentuk/luar dan struktur isi/dalam. Struktur bentuk memiliki hubungan erat dengan struktur pertunjukan berkaitan dengan elemen dalam pendukung tari yang terdiri dari struktur koreografi, struktur gerak, struktur musik, dan sturuktur bentuk. Struktur koreografi terdiri dari unsur gerak, unsur penokohan/karakter, unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur musik pengiring dan unsur tempat pertunjukan. Struktur isi/dalam berkaitan dengan ungkapan konsep estetik yang merupakan simbol dari keluhuran nilai-nilai moral, adat dan agama suku Gayo dan menjadi simbol masyarakatnya. Kesemua simbol ini tampak jelas dalam pertunjukan tari Guel yang dilakonkan dalam empat babak (babak munatap, babak redep dep, babak ketibung, babak cincang nangka), masing-masing memiliki alur cerita, dituangkan dalam ragam-ragam gerak yang memiliki makna dari kehidupan suku Gayo. Simbol tersebut berfungsi ganda, yaitu; sebagai petanda peristiwa/kejadian dari peristiwa pencarian seorang adik kepada abangnya yang mencerminkan kesetiaan, tanggungjawab, persaudaraan, kepahlawanan, dan kewaspadaan, yang memberikan pesan kepada masyarakat, bahwa dalam melakukan sesuatu haruslah mempersiapkan diri baik lahir maupun batin. Sedangkan sebagai penanda peristiwa, memiliki makna dari simbol visual yang sekaligus berfungsi sebagai penuntun bagi pengamatnya.

Kata Kunci: Tari Guel, Gayo, Analisis, Struktur, Simbol.

Page 6: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SAW yang telah

memberikan keberkahan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tesisi ini

berjudul Analisis Struktur dan Ungkapan Estetik Tari Guel pada Masyarakat Gayo

di Kenupaten Aceh Tengah.. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk

menyelesaikan jenjang S-2 dan memperoleh gelar Magister Seni (M.Sn) pada

Program Magister (S2) Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas Sumatera Utara. Tesis ini berisikan hasil penelitian mengenai Tari

Guel dala kehidupan masyarakat Gayo. Pokok permasalahan yang di bahas

adalah; Bagaimana Struktur, dan ungkapan Estetik Tari Guel pada masyarakat

Gayo di Kabupaten Aceh Tegah. Selama proses penyusunan tesis, penulis

mendapatkan bimbingan dan arahan dari para pembimbing yakni Ibu Dra.

Rithaony, M.A sebagai pembimbing I, Ibu Yusnizar Heniwaty, S,ST, M,Hum

sebagai pembimbing II dan para penguji yakni Bapak Drs Irwansyah, M.A.,

Bapak Drs Torang Naiborhu, M.Hum., dan Bapak Dr Ridwan Hanafiah, SH, MH,

serta kesemua dosen yang telah mengajar. Tim pembimbing dan penguji ini

sungguh banyak membantu penulis terutama kesabaran dan ketelatenan dalam

penulisan Tesis ini. Arahan-arahan mereka tersebut membuat penulis semakin

termotivasi dan semangat untuk menyelesaikan Tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas

Sumatera Utara, Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Ketua dan Sekertaris Program

Magister (S2) Penciptaan dan Pengkajian Seni, dan para Dosen di Lingkungan

Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni. Penulis juga mengucapkan

banyak terima kasih kepada Bapak Drs Ponisan selaku pegawai di lingkungan

Page 7: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

vii

Program Studi Magister (S2) Penciptaan dan Pengkajian Seni, yang telah

memberikan banyak bantuan dan kemudahan kepada penulis sejak awal duduk di

bangku perkuliahan hingga menyelesaikan tesis ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua,

Ine(Mama)Badilah Murni S.pd dan Ama(Ayah)Darmansyah Sh yang selalu

medukung dan mendoa kan saya dalam menyelesaikan tesis ini, Tuhan selalu

memberkati dan di berikan panjang umur sehat selalu, dan ucapan terima kasih

kepada Nenek Inen Juwita Walaupun tidak mendampingi penulis saat menyiapkan

tesis tapi semangat seluruh keluarga selalu mendukung, membuat penulis kuat.

Terima kasih juga kepada suamiku Sanjo. St dan anakku Mr,Alfathir Tambunan

yang selalu mensaport dan membantu saya dalam penulisan, Terima kasih juga

kepada Abangnda Bintang Bener Mpd Ucapan terima kasih juga kepada adik

Bintang Yaumil Adha dan Anisa maulidya juga kedua mertua saya Bapak

Syahrun Tambunan ST dan Ibu Ratna Dewi hasibuan.yang telah membantu

untuk menyeselaikan tesis ini.

Penulis mengucapkan beribu-ribu maaf bila ada kata yang kurang

berkenan, Akhir kata, penulis berterima kasih kepada seluruh pihak yang sudah

membantu penyusunan tesis ini. Semoga hasil penelitian dari tesis ini dapat

berguna bagi dunia penelitian seni pada umumnya dan bagi kesenian Gayo

khususnya pada masyarakat Gayo dan masyarakat Aceh pada umumnya.

Medan, Pebruari 2017

Penulis,

Maghfira Murni Bintang P NIM.1470377010

Page 8: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv KATA PENGANTAR ................................................................................ v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... vii DAFTAR ISI .............................................................................................. viii ABSTRACT ............................................................................................... ix ABSTRAK .................................................................................................. x PERNYATAAN ......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2 Pokok Masalah ........................................................................... 9 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 10 1.4 Manfaat penelitian ..................................................................... 10

1.5 Studi Kepustakaan ...................................................................... 11 1.6 Konsep dan landasan teoritis ....................................................... 17

1.6.1 Kerangka Konsep ............................................................. 17 1.6.1.1 Konsep kesenian ..................................................... 18 1.6.1.2 Konsep tari ............................................................. 19 1.6.1.3 Suku gayo .............................................................. 22 1.6.1.4 Upacara adat ........................................................... 23 1.6.1.5 Konsep struktur ...................................................... 25 1.6.1.6 Konsep estetik ........................................................ 26

1.6.2 Teori ................................................................................... 27 1.6.2.1 Teori struktur gerak tari andrienne kaeppler ......... 28

1.6.2.2 Teori estetika ......................................................... 31 1.7 Metode Penelitian ....................................................................... 37

1.7.1 Populasi dan sampel penelitan ........................................... 40 1.7.1.1 Populasi penelitian ................................................ 40 1.7.1.2 Subyek penelitian dan lokasi penelitian ................. 41 1.7.1.3 Teknik pengumpulan data ...................................... 42

1.7.3 Teknik analis data ............................................................. 45 1.8 Sistematika penulisan ................................................................. 46

BAB II ETNOGRAFI SUKU GAYO DI KAB. ACEH TENGAH ............ 48

2.1 Aceh dan Kebudayaan .............................................................. 49 2.2.1 Etnografi masyarakat Aceh ........................................... 51 2.2.2 Sejarah Aceh .................................................................. 54 2.2.3 Asal mula Aceh .......................................................... 56

2.2 Sejarah Aceh Tengah ................................................................ 60 2.2.1 Gambaran Umum ............................................................ 62 2.2.2 Kependudukan ............................................................... 67

2.2.3 Suku Gayo.............................................................. 68 2.3 Kebudayaan Aceh Gayo .......................................................... 71

Page 9: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

ix

2.3.1 Adat Istiadat Gayo .................................................. 74 2.3.2 Sistem Kemasyarakatan .......................................... 78 2.3.3 Agama .................................................................... 80 2.3.4 Upacara Adat.......................................................... 82 2.3.5 Kesenian ................................................................ 91

BAB III TARI GUEL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT GAYO 3.1 Pandangan Masyarakat ........................................................................... 95 3.2 Asal Mula Tari Guel ............................................................................... 97 3.3 Karakter Tari Guel .................................................................................. 103 3.4 Bentuk Pertunjukan Tari Guel ................................................................. 106

BAB IV STRUKTUR TARI GUEL ........................................................... 125 4.1 Struktur Norma ....................................................................................... 126

4.1.1 Norma .......................................................................................... 127 4.2 Struktur Koreografi ................................................................................. 133

4.2.1 Urutan .......................................................................................... 134 4.2.2 Pola lantai ..................................................................................... 140

4.3. Struktur Gerak........................................................................................ 143 4.3.1 Konsep teknik .............................................................................. 145

4.3.1.1 Siep semperne ................................................................... 145 4.3.1.2 Resam................................................................................ 146 4.3.1.3 Torom Ni Rupe .................................................................. 146 4.3.1.4 Peropohhen ....................................................................... 147

4.3.2 Konsep pilosofi ............................................................................. 148 4.3.2.1 Munatap ........................................................................... 149 4.3.2.2 Redep ............................................................................... 150 4.3.2.3 Kepur Nunguk .................................................................. 151 4.3.2.4 Seneng Lintah ................................................................... 152 4.3.2.5 Cincang Nangka ............................................................... 153

4.4 Struktur Musik ........................................................................................ 154 4.4.1 Makna irama munatap .................................................................... 155 4.4.2 Makna irama redep tatap dep .......................................................... 156 4.4 3 Makna irama ketibung .................................................................... 156 4.4.4 Makna Irama Cincang Nangka ....................................................... 156

4.5 Struktur Bentuk Gerak Dengan Relasi-Relasinya ................................... 156 4.5.1 Unsur Gerak ................................................................................ 157 4.5.2 Motif gerak................................................................................... 166 4.5.3 Ragam gerak .............................................................................. 170 4.5.4 Ragam gerak samar kalang, ......................................................... 172 4.5.5 Ragam gerak dah papan ............................................................... 173 4.5.6 Ragam gerak sining ...................................................................... 174 4.5.7 Ragam gerak cincang nangka ....................................................... 176 4.5.8 Frase gerak ................................................................................... 177 4.5.9 Kalimat gerak tari guel ................................................................. 178

4.6 Analisis Gerak Tari Guel ........................................................................ 179 4.6.1 Bentuk Visual Karakter Tari Guel ................................................. 183 4.6.2 Gerak tari guel ............................................................................... 184

Page 10: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

x

4.6.3 Formasi ......................................................................................... 191 4.6.4 Tata Rias dan Busana .................................................................. 194

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 196 5.1 Saran-saran ........................................................................................... 199 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 201

Page 11: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Aceh Tengah merupakan salah satu kabupaten yang ada di

provinsi Aceh, terletak diujung pulau Sumatera, dengan mayoritas penduduknya

bersuku Gayo. Suku Gayo tidak hanya berada di kabupaten Aceh Tengah, namun

suku ini menyebar dibeberapa wilayah Aceh lainya yaitu; Kabupaten Aceh

Tengah, Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Gayo Lues. Sebelumnya

mereka berada di satu wilayah yang kemudian menyebar dikarenakan adanya

pemekaran wilayah serta faktor-faktor lainnya.

Dalam seluruh segi kehidupan, masyarakat Gayo memiliki dan

membudayakan sejumlah nilai budaya sebagai acuan tingkah laku untuk mencapai

ketertiban, disiplin, kesetiakawanan, gotong royong, dan rajin (munentu).

Pengalaman nilai budaya ini dipacu oleh nilai yang disebut bersikemelen, yaitu

persaingan yang mewujudkan nilai dasar mengenai harga diri (mukemel). Nilai-

nilai ini diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam bidang

ekonomi, kesenian, kekerabatan, pengetahuan, komunikasi, dan pendidikan,

kesemuanya ini merupakan produk yang dihasilkan oleh masyarakat, serta

menjadi budaya yang sudah mereka lakukan secara berkesinambungan.Sumber

dari nilai-nilai tersebut adalah berpedoman pada ajaran dalam agama Islam serta

adat setempat yang dianut dan dipatuhi oleh seluruh masyarakat Gayo.

Page 12: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

2

Kebudayaan seperti yang disebutkan di atas, merupakan penuangan dari

segala kebiasaan yanag mereka lakukan sehari-hari sertamenjadi sumber bagi

masyarakat dalam melakukan segala aktifitas. Dengan demikian, melalui

kebudayaan kita dapat mengetahui tingkat peradaban manusia. Begitu juga

dengan kebudayaan masyarakat Gayo ditemukan oleh masyarakatnya dan

dijadikan sebagai kebudayaan. Kebudayaan Gayo timbul sejak orang Gayo

bermukim di wilayah ini, dan sejak sebelum masuknya Islam wilayah Gayo.

Keseluruhan kebudayaan tersebut tertuang dalam berbagai aktifitas

masyarakatnya.

Unsur kebudayaan yang ada di Gayo menjadi panutan ataupun pedoman

dalam segala aktifitas yang tertuang dalam adat sejak lama dan hingga agama

Islam menjadi agama yang dianut suku Gayo, serta menjadikan Al’Quran dan

Hadist sebagai pedoman. Saat ini ajaran Islam menjadi ajaran yang diterapkan

dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan, baik dalam kegiatan adat

maupun sistem pemerintahannya, seperti mengharuskan bagi wanita untuk

memakai jilbab/kerudung bagi yang muslim, serta memberi hukuman cambuk

bagi pelaku kejahatan yang dilakukan di depan masyarakat.

Islam sebagai agama mayoritas yang dianut suku Gayo dijalani oleh

masyarakatnya dengan ketakwaan dengan menjalankan ajarannya, sehingga

semua bersifat Theokrasi (berdasarkan ajaran Islam), baik adat, budaya dan sistem

pendidikan semua berlandaskan agama Islam. Menurut Mahmud Ibrahim (2007:

19), sebelum agama Islam masuk kedaerah Gayo, masyarakat setempat

sebelumnya menganut animisme, yang menjalankan kehidupan sesuai dengan

Page 13: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

3

ajaran yang mereka anut, termasuk dalam hal berkesenian. Agama Islam sendiri

diperkirakan masuk kedaerah Gayo pada abad ke-8 Masehi, yang juga menyebar

ke wilayah Gayo dan akhirnya secara berangsur suku Gayo yang bermukim disana

secara perlahanmulai memeluk agama Islam.

Kesenian sebagai unsur dalam kebudayaan menjadi kegiatan yang ada pada

suku Gayo. Dalam bidang kesenian, suku Gayo memiliki beragam kesenian

mulai dari tarian, musik, sastra, dan teater. Tarian yang terdapat pada msayarakat

Gayo adalah, tari Turun ku aih aunen,tari Resame Berume, Tari Tuah Kukur dan

lain sebagainya. Kesemua tarian ini tersebar di wilayah kesukuan Gayo dengan

masing-masing daerah memiliki bentuk tari yang berbeda dan menjadi ciri khas

kesukuan, yang diwariskan secara turun temurun

Kehidupan berkesenian dalam masyarakat Gayo juga tidak terlepas dari

pengaruh ajaran Islam, hal ini tampak pada pertunjukan tari Guel. Dipercayai oleh

masyarakat sebelum masuknya agama Islam, pada awalnya tari Guel

dipertunjukan pada kegiatan-kegiatan adat yang menyertakan kelengkapan ritual

dalam pertunjukan, dan menjadikan laki-laki sebagai penari. Sejak masuknya

Islam ke daerah Gayo, perlahan kelengkapan ritual dalam pertunjukan tari Guel

mulai dihilangkan dan tari ini menjadi tari hiburan, yang bisa disaksikan oleh

seluruh masyarakat. Tari Guel merupakan tari tradisi suku Gayo yang sudah

cukup lama ada dan tercipta berdasarkan cerita rakyat tentang abang, adik,

Sengeda dan bener Meriah. Tari ini diciptakan dengan menjadikan alam sebagai

sumber dalam pengolahan gerak,dan menjadikan gajah sebagai inti cerita karena

alam memberikan insfirasi yang cukup banyak bagi masyarakat dalam

Page 14: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

4

menuangkan ungkapan kreatifitas mereka. Dalam hal ini ada pepatah klasik suku

Gayo yang menyatakan tentang karya tari adalah kata “kepur nunguk tari nuwo

(kepurni unguk tarini wo)”. Kata ini menyiratkan tentang gerakan dua ekor jenis

burung yang menjadi dasar tari Gayo (Dinas Pariwisata Kab. Aceh Tengah, 2015:

13). Dari gerakan burung ini kemudian tercipta tari-tari tradisi suku Gayo lainnya

dan menjadikan alam/binatang sebagai sumber dalam kreatifitas kesenian

masyarakatnya. Gerakan burung juga menjadi gerakan yang ada dalam tari Guel,

yang terdapat pada gerak ‘jentik kedidi’ yang berdiri di atas pematang sawah,

melompat-lompat untuk mencari makanan. Tidak heran apabila hewan menjadi

sumber inspirasi masyarakat Gayo, dikarenakan masyarakat meyakini ada

hubungan antara kehidupan hewan dengan kehidupan manusia, tercermin dalam

isi cerita tari Guel. Penempatan Gajah putih sebagai inti cerita merupakan bentuk

inspirasi pada kehidupan hewan.

Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah di kenal masyarakat Aceh sebagai

asal mulanya Tari Guel, Guel di kenal sebagai tari yang berasal dari Gayo, yang

didalamnya menyatu antara gerak, musik, seni sastra serta pertunjukannya dibagi

dalam 4 babakan. Tari Guel berawal dari mimpi seorang pemuda bernama

Sengeda anak Raja Linge ke XIII. Sengeda bermimpi bertemu saudara

kandungnya Bener Meria yang konon telah meninggal dunia karena

pengkhianatan. Mimpi itu menggambarkan Bener Meria memberi petunjuk

kepada Sengeda (adiknya), tentang kiat mendapatkan Gajah putih sekaligus cara

menggiring Gajah tersebut untuk dibawa dan dipersembahkan kepada Sultan Aceh

Darussalam, karena keinginan dari putri raja yang menginginkan seekor Gajah

Page 15: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

5

berwarna putih seperti yang dilukis oleh sengeda. Proses dalam membawa Gajah

Putih keistana ini yang menjadi asal penciptaan dari tari Guel, melalui hentakan

kaki dan gerakan tangan yang lembut serta gerakan-gerakan membujuk dari

Sengeda dengan memukul-mukul berbagai benda yang menimbulkan ‘bunyi-

bunyian’ (Guel), membuat Gajah ini mengikuti kemauan Sengeda untuk sampai

ke Kuteni Reje. Tari yang dilakukan dengan gerak mengikuti suara

gendang/gegedem yangbiasa disebut dengan ‘ketang-ketang’ dalam

pembelajarannya, memiliki ciri khas goyangan pada bahu di putar kedepan dan

kebelakang mengikuti iringan pukulan gendang yang penuh ritmik, serta memiliki

kekuatan mistis inilah disebut tari Guel.Tari guel jugamenunjukan kewibawaan,

keperkasaan, tanggungjawabseorang pria dalam menjalani kehidupan yang

tertuang dalam tarian ini, sehingga tari Guel juga dijadikan tari untuk

penyambutan pengantin laki-laki dalam upacara perkawinan/ngerje.

Tari Guel menjadi tari tradisi yang dimiliki suku Gayo yang ada di

Takengon dan Bener Meriah, dan tidak dimiliki suku Gayo lainnya. Tari Guel

menjadi tari yang memperlihatkan perjalanan kehidupan suku Gayo yang

menunjukkan keperkasaan, kesetiaan, dan kewibawaan, dan mereka menjadikan

tari Guel sebagai materi yang ada dalam berbagai kegiatan. Tari Guel adalah tari

yang bercerita dan terbagai dalam empat bagian, memiliki ciri pada goyangan

bahu yang sekilas mudah dilakukan. Namun sesungguhnya gerakan yang menjadi

ciri tari Guel ini justru sangat sulit dilakukan, karena kordinasi antara bahu dan

gemulai jari serta ketukan gendang/gegedem sebagai patokan dalam tarian yang

membuat tari ini menjadi menarik. Selain gerakan bahu, tari Guel juga banyak

Page 16: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

6

melakukan gerakan menunduk sambil melompat kecil yang merupakan cerminan

dari seekor Gajah, dengan mempermainkan kain yang diletakkan di punggung

memperlihatkan gerakan telinga Gajah. Rangkaian gerakan satu kegerakan

lainnya, dari babak awal hingga akhir, kesemuanya memiliki alur cerita dan pesan

dari penciptaan tari Guel. Iringan musik yang menjadi patokan dalam tarian, dan

juga menjadi cikal bakal terciptanya nama tari Guel yang berasal dari benda-

benda yang dipukul sehingga mengeluarkan bunyi, menyatukan antara tari dan

musik. Kedua unsur ini saling berkaitan, dengan masing-masing babak memiliki

irama musikmenyesuaikan dengan babak tarian. Irama dalam musik juga menjadi

nama dalam babak tari Guel.

Dalam perkembangannya, tari Guel saat ini tidak hanya dilakukan dengan

format ditarikan oleh dua orang penari laki-laki saja. Para seniman menuangkan

kreatifitas mereka dengan menata kembali tari Guel dengan variasi gerak dan pola

lantai yang menarik, baik dari jumlah penari yang menjadi 4 orang ataupun lebih,

menyertakan penari perempuan dalam bagian cerita tanpa merusak format yang

sudah ada. Adanya perubahan dalam pertunjukan serta tujuan pelaksanaannya,

tanpa disadari menjadikantari Guel semakin dikenal, terutama dengan

dipertunjukkannya tari ini sebagai tari penyambutan calon pengantin laki-laki dan

menjadikan pengantin sebagai penari dalam pertunjukan, mengambil peran Aman

mayaksebagai Gajah putih. Perubahan dalam pertunjukan tidak saja dalam

pelaksanaannya, dari pola garapan tari perubahan nampak dalam pembabakan

dalam tarian yang memasukkan penari wanita menyelingi dari urutan penari laki-

laki. Saat ini perubahan dalam format ke dua (adanya penari wanita) menjadikan

Page 17: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

7

semakin dikenalnya tari Guel dan dipertunjukkan dalam berbagai acara, terutama

pada upcara perkawinan yang memunculkan garapan baru dengan nama tari Guel

Mayak, dan di lain tempat dinamakan dengan Guel Munalo. Perubahan ini,

ternyata membuat tari Guel semakin dikenal, dan semakin banyak sanggar-

sanggar yang mempelajari dan mengembangkan tarian ini dengan berbagai

kreatifitas tanpa meninggalkan format awal. Masing-masing sanggar akan

memunculkan kreatifitas kelompoknya untuk menunjukkan kepiawaian dari karya

tarinya, dan memunculkan tari Guel dengan berbagai versi yang tetap dikenal

dengan tari Guel. Selain itu, adanya perhatian dari pemerintah dengan

menyertakan tari Guel dalam berbagai kegiatan/even, serta melakukan

pengumpulan data tentang keberadaan tari Guel yang dijadikan bahan informasi

dan potensi budaya yang dimiliki pemerintah kabupaten Aceh Tengah. Hal ini

dilakukan sebagai bentuk upaya pemerintah dalam merevitalisasi bentuk-bentuk

kesenian tradisi yang mulai ditinggalkan dan sebagai bentuk publikasi yang

selama ini cederung kurang terpublikasi dengan baik.

Perubahan dalam pertunjukan tari Guel memberikan dampak positip pada

prkembangan tari-tari tradisi Gayo lainnya yang ada di Takengon, sebagai pusat

pemerintahan dari Kabupaten Aceh Tengah. Pemerintah Kab. Aceh Tengah di

Takengon memberikan perhatian pada perkembangan kesenian tradisi Gayo,

termasuk pada tari Guel dengan menyelenggarakan acara yang menyertakan tari

Guel sebagai salah satu materi acara. Kepedulian masyarakat selama ini dengan

mempertunjukan tari Guel dalam kegiatan mereka, terutama memasukkan tari

sebagai bagian dalam upacara perkawinan, menjadi hal yang sangat positip

Page 18: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

8

ditambah dengan dukungan pemerintah yang mulai peduli pada bentuk-bentuk

pewarisan kesenian tradisi Gayo. Selain itu masyarakat Gayo dari semua

kalangan, mulai menyertakan tari Guel pada upacara perkawinan yang mereka

lakukan, mereka dengan antusias menyelenggarakannya. Kehadiran tari Guel

dalam acara perkawinan menjadi penyemarak dan sekaligus sebagai

penghormatan pada keluarga mempelai laki-laki. Namun dari adanya perubahan

dan perkembangan dalam pertunjukan, masih banyak ditemukan pelaku-pelaku

seni yang tidak memahami isi dari tari Guel, sehingga dalam pertunjukannya tidak

dapat melakukan dengan sebaik-baiknya sesuai format yang ada. Hal ini

dikarenakan ketidaktahuan masyarakat pada pesan yang ada dalam tari Guel,

walaupun mereka tahu cerita dalam tarian.

Sebagai sebuah warisan budaya, tari Guel layak untuk menjadi perhatian,

dikarenakan banyak nilai-nilai pertunjukannya yang memberikan pesan tentang

arti sebuah kesetiaan, persaudaraan, perjuangan, dan kewibawaan yang menjadi

sikap dalam hidup manusia yang harus dimiliki. Tari Guel dikatakan ekspresif,

misteri dan penuh makna serta tidak sumang, artinya tari ini pantas untuk

dikunjungi, layak dilihat, wajar didengar, sopan dan santun, yang menjadi bukti

bahwa agama urum edet lagu jet urum sipet (agama dengan adat sepetti zat

dengan sifat; edet pegerti agama (adat pagar agama) Disbudpar Kab. Aceh

Tengah; 2016:2). Dari penjelasan ini, dapat dikatakan tari Guel menjadi warisan

budaya yang mengajarkan pada masyarakat untuk tidak melupakan arti dari

sebuah keluarga, yang memberikan kehangatan, persaudaraan dalam sebuah

hubungan yang penuh dengan kemuliaan.

Page 19: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

9

Berdasarkan ulasan di atas, banyak hal yang perlu dipahami dan harus dikaji

untuk memberikan pemahaman tentang hidup, yang dapat diamati dari susunan

tarian, elemen-elemen dalam tari yang saling berkaitan antara satu dengan

lainnya, serta ungkapan estetik yang menuangkan norma aturan dalam

pertunjukannya. Dengan mengkaji tari Guel, maka pesan dari adanya hubungan

dapat terjawabkan. Eleman-elemen tari yang menjadi wujud visual dalam tari

Guel, memberikan pesan pada manusia berdasarkan konteks dari pertunjukannya.

1.2 Pokok Masalah

Dalam setiap penelitian sangat perlu jelaskan yang menjadi pokok-pokok

masalah. Menurut Pariata Westra (1981 : 263 ) bahwa “Suatu masalah yang

terjadi apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang

pertama untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil”.Hal ini dilaksanakan, agar

peneliti yang dilakukan menjadi lebih terarah serta cakupan masalah yang dibahas

tidak terlalu luas. Dalam menjelaskan pokok permaslahan diharapkan mampu

untuk memperkecil batasan-batasan masalah dan sekaligus lebih mempertajam

arah penelitian. M.Hariwijaya dalam Nugrahaningsih.

(2012:163) yang menyatakan bahwa :

“Berikut adalah mencari titik masalah yang akan dikaji dalam penelitian skripsi anda, sikap kritis dalam menemukan masalah merupakan hal yang penting yang harus dimiliki oleh setiap peneliti, dan suatu penelitian selalu diawali dengan mengidentifikasi masalah”.

Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana struktur Tari Guel pada Masyarakat Gayo di Aceh Tengah?

Page 20: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

10

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam sebuah penelitian harus terarah dan dirumuskan untuk

mendapatkan catatan yang jelas tentang hasil yang akan dicapai. Hal ini sesuai

dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1978:69) yang menyatakan “Penelitian

merupakan rumusan kalimat yang menunjukan adanya hasil yang diperoleh

setelah penelitian ini selesai”. Berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang

dilakukan terlihat dari tercapai atau tidaknya tujuan penelitian yang telah

ditetapkan.

Penulis merumuskan tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis struktur tari Guel pada masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh

Tengah

1.4 Manfaat penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan diharapkan akan memberi sumbangan

yang bermanfaat bagi siapa saja. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia manfaat

adalah guna atau faedah. Penelitian juga harus memiliki hasil yang berguna,

terutama bagi pengembangan ilmu, baik bagi diri peneliti, maupun lembaga,

instansi tertentu, ataupun orang lain yang membacanya. Dan apabila penelitian

yang dilakukan tidak ada manfaatnya maka hasil penelitian itu gagal tentunya,

untuk itu berdasarkan kajian yang akan diteliti nantinya, maka dapat diambil

beberapa manfaat yang bisa menjadi pedoman dan informasi bagi pembaca,

antara.

Page 21: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

11

Berdasarkan tujuan penelitan, maka hasil penelitian ini dapat berguna bagi

semua pihak yang memilki manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan di

kemudian hari

2. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi Magister (S2) di program

Seni Penciptaan dan Pengkajian, Fakultas Ilmu dan Budaya, Universitas

Sumatera Utara (USU).

3. Sebagai masukan bagi peneliti dalam menambah pengetahuan,wawasan

mengenai Tari-tari tradisiGayo pada umunya dankhususnya pada Tari Guel.

4. Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi untuk menambah

khasanah ilmu pengetahuan seni tari di perpustakaan.

1.5 Studi Kepustakaan

Studi kepustakan merupakan suatu proses pencarian literature dan sumber

bacaan yang nantinya dapat memperlancar proses penelitian. Kegiatan ini

merupakan teknik untuk melengkapi kekurangan-kekurangan data, Sekaligus

sebagai media untuk menganalisis data-data yang di peroleh dalam penelitian di

lapangan. Teknik ini digunakan dalam keseluruhan proses penelitian sejak awal

hingga akhir penelitian dengan cara memafatkan berbagi macam pustaka yang

relevan dengan fenoma sosial yang di cermati.Studi pustaka ini merupakan

sumber bacaan yang didapat dari buku, majalah, artikel dan referensi lain yang

bersmber dari mana saja termasuk internet.

Page 22: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

12

Gayo merupakan salah satu suku yang ada di Propinsi Aceh, pemahaman

tentang suku Gayo didapati dari beberapa literatur yang menjelaskan kehidupan

suku Gayo sebagai satu suku yang memiliki beragam budaya sebagai produk yang

mereka hasilkan. Dalam memahami suku Gayo, terlebih dahulu dijelaskan tentang

Aceh dengan keunikan kebudayaannya yang telah ditulis oleh para sarjana Barat,

antropolog, sosiolog. Tulisan tentang Aceh juga menjadi kajian yang menarik dan

telah ditulis dalam karya karya tulis para sarjana Indonesia. Mereka menjelaskan

tentang budayanya termasuk kesenian, yang didalamnya bercerita tentang tarian

Aceh yang sangat menarik, sehingga menjadi kajian yang paling banyak ditulis.

Walaupun karya tulisan tentang tari tradisi tidak secara komprehensif, namun

sumbangan yang telah diberikan dalam bentuk tulisan, menjadikan kejelasan

tentang keberadaan tari tradisi Aceh.

Beberapa Publikasi tentang Aceh dan suku-suku yang mendiami wilayah

ini, telah melengkapi studi ini yang memberikan informasi penting, pemahaman,

dan ide-ide tentang Budayanya dan suku-suku yang ada, khususnya suku Gayo

selaku pemilik tari Guel. Tulisan Amirul Hadi, (Aceh: Sejarah, Budaya dan

Tradisi, 2010, Respon Islam Terhadap Hegenomi Barat: Aceh versus Portugis

1500-1579 Banda Aceh, 2006)) Abubakar Al Yasa’, yang berbicara dari Dimensi

“keislaman” tidak dapat dipisahkan, apalagi ditinggalkan dari setiap perilaku

masyarakat Aceh, baik masa lalu maupun masa kini. Dimensi keagamaan ini

sering diabaikan oleh para sarjana, terutama Barat dalam kajiannya mengenai

masyarakat Islam di Aceh. Karya tulis para sarjana ini, menjadi awal penulis

dalam memahami latar belakang terciptanya, tari Guel.

Page 23: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

13

Selain itu karya tulis dari Mohammad Said (Aceh Sepanjang Abad,

2007), Sunny Ismail (Bunga Rampai tentang Aceh)berisi tentang keragaman dari

kehidupan masyarakat Aceh yang dilihat dari berbagai aspek, seperti, asal-usul

masyarakat Aceh, Agama, Politik, Mata Pencaharian, Sistem Kekerabatan,

Kesenian. Pendeskrifsian dari karya tulis ini dapat membantu penulis dalam kajian

memahami masyarakat Aceh dengan permasalahannya.

Buku Tari Guel Gayo tahun 2016, merupakan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kab. Aceh

Tengah. Buku ini menjelaskan tentang tari Guel sebagai tari yang dimiliki suku

Gayo di Aceh Tengah yang dideskrifsikan dari gerak dasar tari, babak dalam tari

Guel, musik pengiring, busana tari, jumlah dan penampilan dari tari Guel. Buku

ini secara umum berisi informasi tentang tari Guel, dan usaha pemerintah dalam

mengenalkan tari Guel lebih jauh. Penulisan buku ini dilakukan sebagai usaha

dalam menjaga dan mengembangkan kebudayaan suku Gayo, serta mengangkat

kembali kesenian Gayo dalam bentuk tulisan, agar penerus dari kesenian Gayo

mengetahui dan dapat mempelajarinya.

Disertasi dari M.J, Melalatoa yang membahsa kebudayaan Gayo dengan

judul ‘Pseudo Moiety Gayo: Satu Analisis Tentang Hubungan Sosial Menurut

Kebudayaan Gayo dalam kajian S-3. Dalam disertasi ada dua bab yang

menjelaskan tentang kesenian, termasuk seni tari walau penjelasan lebih

ditekankan pada kesenian didong (cerita yang disampaikan dengan bersyair).

Pembahasan dalam bab ini membantu untuk memahami latar belakang masyarakat

Gayo dalam menjadikan kesenian sebagai bagian dari kehidupan yang

Page 24: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

14

menunjukkan sifat satria dari para pemuda Gayo sebagai identitas dari budayanya.

Kemudian diskusi-diskusi tentang elemen-elemen pertunjukan Tari Guel

membantu dalam menganalisis pertunjukan Guel terutama didasari oleh informasi

yang diberikan oleh para pelaku (penari) Guel dan kemahiran, serta pengamatan

saya sendiri secara personal terhadap pertunjukan Guel.

L.K. Ara, dalam tulisannya “ Ensiklopedia Aceh, Musik, Tari, Teater, Seni

Rupa”. 2009. Tulisan ini berisi tentang berbagai macam bentuk kesenian baik itu

dalam bidang Musik, Tari, Teater, Seni Rupa. Menyebutkan dan menjelaskan

jenis-jenis musik Aceh, tarian Aceh, teater Aceh, serta bentuk seni rupa Aceh.

Peneliti menggunakan artikel ini sebagai bahan acuan untuk mengetahui jenis

musik apa yang di pakai pada TariGuel

Beberapa tulisan tentang tari Guel, pertama oleh Saadah, Skirpsi 2013

“Etikadan Nilai Estetika Tari Guel pada Masyarakat Gayo Kabupaten Aceh

Tengah”. Skripsi ini membahas tentang Estetika dan nilai Etikadi dalam tari Guel

yang berada di Kabupaten Aceh Tengah. Skripsi ini membantu peneliti dalam

mencari informasi tentang tari yang ada di Gayo, serta membantu dan menambah

Pengetahuan tentang tari Guel.Dalam tulisan ini, tari Guel yang dibahas adalah

pertunjukan tari pada kegiatan pernikahan suku Gayo yang dinamakan dengan tari

Guel Munalo.

Dalam penjelasannya Saadah mendeskripsikan bentuk tari Guel yang

diperinci dari awal hingga akhir pertunjukan, dengan mengkaitkannya pada nilai

etika dan estetetika. Dalam kaajian ini, penjelsan masih pada tahap pendeskripsian

dari bentuk gerak, dan arti/makna dari ragam gerak yang ada. Namun tulisan ini

Page 25: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

15

sangat menarik untuk dilanjutkan, dengan mengkajinya pada penekanan struktur

tari Guel, serta menjelsakan ungkapan estetis yang ada pada tarianj ini. Pengkajian

pada struktur tari Guel akan membedakan dengan yang sudah ditulis oleh Saadah.

Tari Guel yang dikenal oleh masyarakat mempunyai nilai-nilai serta makna yang

penting sehingga antusias masyarakat sampai saat ini masih bertahan. Ditengah-

tengah arus moder-nisasi yang terjadi, tari Gueltetap selalu dinantikan oleh

masyarakatnya. Sehingga peneliti menjadikan kajian struktur dalam memahami

tari Guel.

Penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan tari Guel adalah skripsi yang

ditulis oleh Rudhatul Jannah yang berjudul ‘Sining di dalam tari Guel pada

masyarakat Gayo di desa Kemili Aceh Tengah; Kajian Tekstual’ Jnnah dalam

tulisannya menjelaskan sining adalh bergerak dan berlagu yang kedudukannya

sebagai pembuka pertama tari Guel, gerakan-gerakan yang dilakukan berasal dari

alam, dan lagu yang dinyanyikan di dalamnya disebut dengan jangin. Adapun teks

janginn berisi panggilan terhadap gajah putih dan disampiakn untuk mengingat

kembali pada kejadian terdahulu, mengenai kisah kejahatan pemimpin yang

terungkap serta adat ‘TABI’ dalam suku Gayo yaitu masalah adat pemnghormatan

sebelum melakukan segala hal apapun masyarakat percaya hal tersebut dilakukan

agar terhindar dari mara bahaya. Tulisan Raudahatul Jnnah memberikan

pemahaman tentang sining yang menjadi bagian dalam tari Guel, dan menjadi

istilah yang dipakai suku Gyao mdalam menyatakan gerak dan lagu. Dari tulisan

ini, peneliti dapat memahami kaitan antara sining dengan tari Guel dan

Page 26: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

16

menjadikan tulisan ini sebagai referensi awal dalam menganalisis struktur tari

Guel.

Selanjutnya tari Guel yang ditulis oleh Magfhirah Murni Bintang Permata.

Penelitian yang dilakukan kepada konsep koreografi tari Guel Mayak pada

masyarakat Aceh Tengah. Adapun judul dari penelitian ini ialah “Konsep

Koreografi Tari Guel Mayak Pada Masyarakat Aceh Tengah”.Tari Guel Mayak

yang telah mengalami perkembangan saat ini dikarenakan tuntutan permintaan

masyarakat yang inginkan perubahan dari sebelumnya. Perubahan bentuk dan

perubahan fungsi pada hasil-hasil seni dapat pula disebabkan oleh dinamika

masyarakat (Kayam, 2000: 339-432). Jumlah penari, pola lantai, tata busana,

irama, dan lainnya semuanya dibahas di dalam penelitiannya. Dalam kajian

tersebut konsep koreografi yang berada di dalam masyarakat Aceh Tengah sangat

berbeda dengan koreografi tari Guel Mayak. Kemudian bentuk tersebut di

jelaskan dengan memakai ilmu serta konsep koreografi.

Penelitian yang dilakukan oleh Magfhirah Murni Bintang berada di Aceh

Tengah. Konsep koreografi tari Guel Mayak pada masyarakat Aceh Tengah

dijelaskan secara rinci oleh peneliti. Terjadi perbedaan dan kesamaan di dalam

tarian ini yaitu sama-sama mengkaji objek material yang sama, namun tempat dan

pendekatan berbeda. Penelitian mengenai tari Guel Mayak pada masyarakat Aceh

Tengah mengalami perkembangan dan perubahan bentuk serta struktur koreografi.

Hal ini disebabkan karena masyarakat Aceh Tengah telah mempunyai selera yang

lebih.

Page 27: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

17

Tari Guel yang berada di dalam masyarakat Aceh Tengah mengalami

perkembangan dan perubahan dari asalnya. Seni pertunjukan tidaklah untuk

kepentingannya sendiri (seni untuk seni), tetapi kesenian itu baru dapat berarti

atau bermakna apabila diamati atau mendapatkan respon dari penonton (Y.

Sumandiyo Hadi, 2012:109). Tari Guel yang disampaikan melalui gerak, musik,

syair, pola lantai, jumlah penari, jenis kelamin, tata rias, tata busana, karakter dan

lain sebagiannya akan memberikan penjelasan dari kehidupan satu kelompok

masyarakat yang memiliki budaya sendiri.

Penelitian tari Guel yang ini menjadi menarik untuk dikaji, melalui

struktur tari, akan jelas terlihat keberadaan tari Guel pada masyarakat Gayo, serta

hakl-hal apa yang menarik sehingga tari Guel hingga sekarang masih tetap

dilakukan dan justru menjadi tarin yang memiliki ciri tersendiri serta

membedakannya dengan tari-tari lainnya yang ada di daerah Aceh.

1.6 Konsep dan Landasan Teoritis

1.6.1 Kerangka Konsep

Membicarakan keberadaan tari Guel pada masyarakat Aceh khususnya

suku Gayo, sebenarnya membahas beberapa kenyataan yang saling berhubungan,

yaitu kisah sebuah keluarga yang terpisah dan dipertemukan kembali dalam wujud

yang berbeda, serta adat yang menjadi pedoman masyarakat, dan kebudayaan

masyarakat itu sendiri. Cerita rakyat memuat kisah-kisah yang mengajarkan

berbagai ajaran tentang kebaikan, keselamatan, aturan-aturan dalam kehidupan,

serta adat yang menjadi pedoman bagi masyarakat dengan berbagai macam

Page 28: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

18

simbol. Melalui seni, berbagai aturan-aturan adat disampaikan sebagai proses

dalam menjawab bagaimana cerita rakyat dapat membentuk terciptanya tari Guel.

Sehubungan dengan itu, untuk memperluas wawasan, mahupun mempertajam

sensitivitas teori dalam rangka memahami realitas itu, maka penelitian ini akan

memahami beberapa konsep antara lain: konsep kesenian, konsep tari, suku

Gayo, konsep Struktur, konsep estetik. Melalui berbagai konsep ini diharapkan

akan dapat menjelaskan beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan yang lain,

untuk dapat menemukan hubungan antara struktur tari Guel dan elemen-elemen

pendukung sebagai kekuatan dalam tarian, yang menjelaskan isi dan pesan dari

tari Guel.

1.6.1.1 Konsep Kesenian

Membicarakan kesenian sebagai karya atau hasil simbolisasi manusia

merupakan sesuatu yang tidak ada penghujungnya. Sampai saat ini berbagai

macam defenisi telah dikemukakan para pakar, tetapi sampai sekarang masih

sering terjadi perdebatan atau adu pendapat terutama mengenai unsur “keindahan”

. banyak teori yang mengemukakan unsur keindahan sering dihubungkan dengan

“kebaikan”, maupun “kebenaran”. Unsur keindahan ini (keindahan, kebaikan,

kebenaran) pernah menjadi pemikiran falsafah Jerman Alexander Baumgarten,

ketika membezakan adanya tiga kesempurnaan di dunia, iaitu das Wahre

(kebenaran), das Gute (kebaikan), dan das Schone (keindahan) (Tolstoy, 1960: 25;

Soedarso. 1998). Ketiga unsur ini memiliki wilyahnya sendiri. Keindahan berada

dalam cakupan indrawi, sementara kebaikan diterjemahkan melalui moral atau

Page 29: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

19

hati nurani, dan kebenaran berkaitan dengan rasio. Keindahan seni yang

dihubungkan dengan kebaikan dan kebenaran, kerana seni dapat dilihat sebagai

tanda kebenaran moral maupun etika kebaikan pada umumnya.

Pemahaman pada konsep keindahan dapat dilihat dan dibicarakan pada

bentuk seni yang perlu untuk dikemukakan, dimana bentuk seni itu adalah

komunikatif. Abdullah (1981: 8-12), dalam tulisannya tentang komunikasi ilmu

dan seni, menjelaskan bahawa seni adalah satu dari berbagai cara untuk

melukiskan dan mengkomunikasikan. Keistimewaan seni dalam ekspresiviti,

memperhalus dan memperluas komunikasi menjadi suatu persentuhan rasa yang

akrab; dengan menularkan kesan dan pengalaman subyektif, iaitu kesan dan

pengalaman seniman kepada penonton. Sehingga, setiap bentuk seni merupakan

perkembangan dari kebiasaan yang sering dipakai, dan merupakan suatu “bentuk

komunitas umum yang intens”. Hal ini bukan saja kerana berbagai macam

perwujudannya, tetapi komunikasi yang disampaikan. Dalam pemahaman ini

maka dapat diamati batas antara pengertian “isi” dan “bentuk”. Seni baru

bermakna atau dapat diresapi, jika pada dirinya terkandung kekuatan pesan yang

komunikatif.

1.6.1.2 Konsep Tari

Aktivitas manusia mencakup berbagai macam kegiatan, di

antaranyaadalah seni yang di dalamnya termasuk tari. Fungsi setiap kegiatan seni

tari selalu dilakukan berulang-ulang, seperti upacara perkawinandi Kotacane,

yang merupakan bagian dalam kehidupan sosial. Medium tari adalah tubuh

Page 30: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

20

manusia yang digerakkan dan diolah secara komposisi dalam ruang dan waktu

sehingga menjadi suatu gerak tari yang indah.

Berkaitan dengan hal di atas, Soedarsono (1977:17) juga menjelaskan

bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerak

ritmis yang indah. Kehadiran tari dalam masyarakat kadangkala sebagai

kesenangan. Seni juga didefinisikan sebagai usaha untuk menciptakan bentuk

yang menyenangkan, baik kesenangan untuk penciptanya sendiri maupun untuk

orang lain. Di samping sebagai kesenangan atau hiburan, kehadiran tari juga

sebagai bentuk pemujaan yang berkaitan dengan religi atau kepercayaan bersifat

sakral atau suci (Hadi, 2007:18).

Tari merupakan karya cipta manusia yang berkembang dari aktivitas

kognitif murni dengan cara-cara yang biasa dipakai di lingkungan tempat seni itu

ada. Oleh karena itu, keberadaan seni telah berakar kuat dalam sebuah kerangka

kerja tentang kehidupan kolektif, dalam bentuk komunitas yang intens sehingga

menambah kekuatan komunikasi dan memperluas maknanya. Keberadaan seni tari

ditempatkan sebagai salah satu unit komponen superstruktur, seni ini tidak

sekadar dilihat realitas empiris saja, tetapi keberadaan seni tari juga berfungsi

ritual (Hadi, 2007:35), seperti tari Guel dalam masyarakat Gayo.

Upacara perkawinan sebagai pengalaman emosi keagamaan, dilakukan

masyarakat sebagai bentuk kepatuhan pada ajaran yang dianutnya. Kehadiran tari

di dalamnya menjadi sarana ungkapan kepercayaan atau keyakinan mereka pada

pemkanaan dari tari, utnuk menguatkan calon pengantin dan seluruh keluarga

dalam menjalaninya.Tari Guel sebagai seni tradisi masyarakat Gayo dalam

Page 31: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

21

penelitian ini adalah tari yang mendapatkan pembaruan dalam pelaksanaan

pertunjukan, yang sebelumnya masuk dalam kegiatan adat, kemudian

dikembangkan dan menjadi tari penyambutan pada upacara perkawinan.

Tari Guel adalah salah satu khasanah budaya Gayo di NAD yang berasal

dari dataran tinggi Gayo. Tari Guel adalah tari tradisi yang memiliki aturan-aturan

dalam pertunjukannya, diwarisi secara turun temurun melalui generasi ie genarasi.

Tarian ini telah mengalami perjalanan yang panjang, bertumpu pada pola garapan

tradisi yang kuat, memiliki sifat kedaerahan yang kental dengan pola gerak tari

atau gaya yang dibangun melalui sifat dan karakter gerak yang sudah ada sejak

lama. Tari Guel memiliki kisah panjang yang unik. Kata “Guel” berarti

membunyikan, kata ini diambil dari suara yang dihasilkan oleh pukulan benda-

benda. Para peneliti dan koreografer tari mengatakan tarian ini bukan hanya

sekedar tari. Dia merupakan gabungan dari seni sastra, seni musik dan seni tari itu

sendiri.Dalam perkembangannya, tari Guel timbul tenggelam, namun Guel

menjadi tari tradisi terutama dalam upacara adat tertentu. Guel sepenuhnya

apresiasi terhadap wujud alam, lingkungan kemudian dirangkai begitu rupa

melalui gerak simbolis dan hentakan irama. Tari ini adalah media informative

yang dapat dijelaskan melalui elemen-elemen dalam tarian. Kekompakan dalam

padu padan antara seni satra, musik/suara, gerak, peran, memungkinkan untuk

dikembangkan (kolaborasi) sesuai dengan semangat zaman, dan perubahan pola

pikir masyarakat setempat.

Page 32: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

22

1.6.1.3 Suku Gayo

Gayo merupakan salah satu suku yang berada di Propinsi Aceh, yang

tersebar di beberapa kabupaten, memiliki wilayah budaya khas dan berbeda

dengan suku yang ada di Aceh lainnya. Suku Gayo juga memiliki adat budaya

kesukuannya yang sudah dijalankan sejak lama. Bagi masyarakat di luar Aceh,

suku Gayo tidaklah dikenal baik, masyarakat luar lebih mengenal suku Aceh.

Suku Gayo lebih dikenal dari salah satu suku Aceh ataupun suku Karo. Hal ini

dikarenakan suku Gayo memiliki budaya yang berbeda dan wilayahnya

berbatasan langsung dengan kabupaten Karo. Hingga tidak mengherankan apabila

suku ini dikenal dengan suku Karo, dan bagi suku Gayo sendiri, mereka tidak mau

dikatakan sebagai orang Aceh dan untuk menyatakan tentang kesukuannya

mereka disebut dengan suku Gayo.

Suku Gayo terbagai empat sub suku yaitu Gayo Lues, Gayo Deret, Gayo

Lut, dan Gayo Serbajadi. Sebenarnya keempat suku ini adalah satu, yang

membedakannya hanyalah wilayah tempat tinggal. Suku Gayo Lues berada di

Kab. Gayo Lues, suku Gayo Lut (laut) atau disebut Gayo Laut Tawarmendiami

sekitar danau Laut Tawar, Gayo Serbejadi, di daerah sekitar Serbejadi –

Sembuang Lukup,termasuk kedalam daerah Aceh Timur. Manakala suku Alasdi

daerah Alas yang berbatasan dengan daerah Gayo Lues.

Suku Gayo juga menjadi suku yang menerapkan nilai-nilai syariat Islam

dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakatnya, sehingga semua bersifat

Theokrasi (berdasarkan ajaran Islam), baik adat, budaya dan sistem pendidikan

semua berlandaskan Agama Islam. Menurut Mahmud Ibrahim (2007: 19),

Page 33: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

23

sebelum agama Islam masuk kedaerah Gayo, masyarakat setempat sebelumnya

menganut animisme. Agama Islam masuk ke Perlak Aceh pada abad ke-8 Masehi,

suku Gayo yang bermukim di sana secara berangsur-angsur mulai memeluk

agama Islam. Dalam menjalani kehidupannya mereka diatur oleh adat, dan agama

termasuk dalam berkesenian. Dalam bentuk kesenian, terdapat perbedaan dan ciri

khusus dari masing-masing suku Gayo, mereka memiliki bentuk-bentuk kesenian

yang menonjolkan dari bentuk busana dengan menggunakan tenunan kerawang

Gayo, pola gerakyang banyak menggunakan tempo lambat, sedang dan cepat

secara serempak. Sehingga penonjolan ini memberikan ciri khas pada bentuk seni

tari, yang memperkaya bentuk kesenian yang ada.

1.6.1.4 Upacara Adat

Menurut Anto Soemarman (2003: 15), bahwa adat merupakan wujud idil

dari kbudayaan yang berfungsi sebagai pengaturan tingkah laku. Dalam

kebudayaannya sebagai wujud idil kebudayaan dapat dibagi lebih khusus dalam

empat yakni tingkat budaya, tingkat noema-norma, tingkat hukum dan aturan-

aturan khusus. Pendapat lain tentang pengertian adat juga dikemukakan oleh

Arjono Suryono (1985: 4) bahwa adat merupakan kebiasaan yang bersifat magis

religius dari kehidupan suatu penduduk asli yang meliputi kebudayaan, norma dan

aturan-aturan yang saling berkaitan dan kemudian menjadi suatu sistem atau

pengaturan tradisional.

Upacara adat tradisional masyarakat merupakan perwujudan dari sistem

kepercayaan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai universal yang dapat

Page 34: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

24

menunjang kebudayaan nasional. Upacara tradisional ini bersifat kepercayaan dan

dianggap sakral dan suci. Dimana setiap aktifitas masnuia selalu mempunyai

maksud dann tujuan yang ingin bersifat reiligious. Dengan mengacu pada

pendapat ini maka upacara adat tradisional merupakan kelakuan atau tindakan

simbolis manusia sehubungan dengan kepercayaan yang mempunyai maksud dan

tujuan untuk menghindarkan diri dari gangguan roh-roh jahat. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa upacara adat tradisional merupakan satu bentuk tradisi

yang bersifat turun-temurun yang dilaksanakan scara teratur dan tertib menurut

adat kebiasaan masyarakat dalam bentuk suatu permohonan atau sebagai dari

ungkapan rasa terimakasih.

Upacara-upacara adat yang dimiliki suku Gayo sangat beragam dan

berbeda satu dengan lainnya, namun tetap menjalankan konsep adat/syarak opat

sebagai sandaran/pedoman dalam mengatur kegiatan adat yang mereka lakukan.

Kehadiran tari sebagai media dalam pelaksanaannya juga dikarenakan adanya

kesepakatan dari sistem adat serta pemaknaan dari tari itu sendiri, untuk

disertakannya tarian dalam proses kegiatan upacara. Sistem adat yang berlaku

bagi suku Gayo menjadi penguat bagi masyarakatnya untuk melakukan kegiatan,

karena mereka telah menjalankan adat sesuai dengan sisten yang mereka akui,

serta tidak melanggar dari norma-norma agama. Upacara-upacara adat yang ada

dilakukan dengan menyertakan kesenian sebagai bagian dari ritual pelaksanaan,

baik yang dilakukan untuk upacara, ataupun sebagai hiburan bagi mereka sendiri.

Upacara-upacara adat ini menjadi wadah yang tepat dalam menjaga dan

mewariskan bentuk-bentuk kesenian yang ada termassuk tari Guel.

Page 35: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

25

1.6.1.5 Konsep Struktur

Secara arti kata, struktur adalah bangunan (teoritis) yang memiliki unsur-

unsur yang saling berhubungan antara satu dengan lain dalam satu kesatuan.

Struktur bisa dikaitkan dengan pengertian struktur sosial atau struktur masyarakat,

dalam pelaksanaan yang menyangkut hubungan yang saling berkaitan,struktural

berusaha untuk mengidentifikasi dan menyusun unit-unit dalam sebuah sistem

untuk menemukan hubungan atau pola “yang lebih mendalam” yang mendasar

suatu kejadian atau serangkaian kejadian. Selain itu sturuktur juga adalah

bagaimana cara suatu masyarakat mengorganisasi hubungan-hubungan yang dapat

diprediksi melalui pola perilaku berulang yang dilakukan individu-individu

maupun kelompok masyarakat. Penjelasan berusaha untuk menyelidiki fenomena

yang mendasar aturan-aturan, prinsip-prinsip, atau konvensiyang menghasilkan

makna permukaan. Sementara itu, fungsi dari struktur adalah sebagai pengawas,

yaitu menjadi media untuk meminimalisasi terjadinya pelanggaran terhadap

norma-nomra, nilai dan peraturan dalam kelompok/masyarakat.

Menurut teori, strukturalisme bekerja dengan sistem makna tertutup yang

elemen-elemennya dapat diperoleh dan dipisahkan menurut beberapa prinsip atau

aturan. Dengan demikian fenomena-fenomena semacam itu dapat dipahami

sebagai sistem penandaan atau simbol yang terbuka untuk dikaji.

Dalam kaitannya dengan tulisan ini, struktur yang dimaksud adalah

merujuk kepada struktur pertunjukan tari dan musik. Struktur mencakup etika

pembawaan tari dan musik, makna tari maupun prosesnya, serta tujuan

pertunjukannya. Penjelasan tentang struktur tari Guel dapat menjelaskan

Page 36: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

26

bagaimana keberadaan tari ini pada masyarakatnya, sehingga mereka dapat

memahami kenapa tari Guel harus dan layak untuk dipertunjukan dan

dipertahankan keneradaannya.

1.6.1.6 Konsep Estetik

Keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualitas pokok yang sering

disebut; kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry),

keseimbangan (balance), dan perlawanan (contrast).Adanya ungkapan rasa

keindahan dan pengaruh psikologis yang dialami para pelaku kesenian, hal ini

merupakan tanggapan keindahan terhadap benda seni tersebut yang tentunya

karena adanya pengalaman estetik yang telah mereka peroleh.“Bangsa Yunani

juga mengenal kata keindahan dalam arti estetis yang

disebutnya “symmetria” untuk keindahan visual, dan harmoniauntuk keindahan

berdasarkan pendengaran (auditif).

Sementara estetika itu sendiri dapat didefinisikan sebagai susunan bagian

dari sesuatu yang mengandung pola. Pola mana mempersatukan bagian-bagian

tersebut yang mengandung keselarasan dari unsur-unsurnya, sehingga

menimbulkan keindahan,(Effendy, 1993). Keindahan juga menyngkut

keseimbangan dan keteraturan ukuran yakni ukuran material, yang melihat dari

unsur-unsur dalam karya tari sebagai ungkapan dari masyarakatnya. Karya seni

menjadi simbol atau lambang yang maknanya harus dapat ditemukan dan dikenali

oleh penggemar seni itu yang didasarkan pada pengalaman. Dengan kata lain

sebuah karya seni dilihat tidak hanya dari sisi bentuknya saja, melainkan

Page 37: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

27

keseluruhan dari elemen yang ada merupakan ungkapan dari masyarakat pemiliki

karya tersebut. Sehingga estetika terbentuk dari pemahaman masyarakatnya, dan

dilihat dengan bagaimana kita dapat mersakannya. Dengan demikian keindahan

berkembang sesuai penerimaan masyarakat terhadap ide yang dimunculkan oleh

pembuat karya, oleh karena dalam melihat keindah sebuah karya dapat dilihat dari

isi tarian yang melatar belakanguinya dan bentuk/wujud dari karya tari tersebut.

1.6.2 Teori

Landasan teori ini akan difungsikan untuk mempertajam analisis untuk

mengembangkan kepekaan atas fenomena di dalam eksistensi tari Tari Guel

dalam kesatuan seni pertunjukan Tari Guel. Dengan demikian di dalam penelitian

ini tidak dimaksudkan untuk menguji maupun membuktikan suatu teori,

melainkan sebagai alat untuk memaknakan realitas dan data yang tengah dihadapi

dan dikaji agar mampu menganalisis dengan penuh kritik (Strauss, 1990: 23,

Hadi 2006: 50). Adapun penelitian Struktur Simbolik Tari Tari Guel pada

pertunjukan Dramatari Tari Guel, menggunakan pendekatanstrukturalisme, yang

pertama struktur gerak tari dari Kaepleer, dan yang kedua strukturalis Levi

Strauss.

Menurut Budiman (1999: 111-112), strukturalisme adalah cara berpikir

tentang dunia yang secara khusus memperhatikan persepsi dan deskripsi mengenai

struktur, yaitu di dalamnya akan menitikberatkan pada usaha mengkaji fenomena

seperti mitos, ritual, relasi-relasi kekerabatan dan sebagainya. Disamping itu,

strukturalisme memandang beberapa dokumen sebagai obyek fisik aktual atau

Page 38: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

28

tersusun secara konkrit, sebagai “teks”, fenomena teoritis yang dihasilkan oleh

definisi-definisi dan operasi-operasi teoritis (Foucoult, 1973: 47). Strukturalisme

berusaha untuk mengidentifikasi elemen-elemen menyeluruh melalui prosedur-

prosedur sistematis, dimana metode analisis adalah strukturalis ketika makna,

menurut obyek yang dianalisis, diambil bergantung pada susunan bagian-

bagiannya. Strukturalisme pada esensinya adalah sebuah metode komparatif,

sebab strukturalisme berusaha menemukan isomorfim dalam dua atau lebih isi.

Sekali unit-unit, bagian-bagian, atau elemen-elemen itu dipisahkan secara analitis,

mereka dapat digabungkan, digabungkan ulang, dan ditransformasikan untuk

menciptakan model-model baru.

Penjelasan struktural berusaha untuk mengidentifikasi dan menyusun unit-

unit dalam sebuah sistem untuk menemukan hubungan atau pola “yang lebih

mendalam” yang mendasar suatu kejadian atau serangkaian kejadian. Penjelasan

berusaha untuk menyelidiki fenomena yang mendasar aturan-aturan, prinsip-

prinsip, atau konvensi yang menghasilkan makna permukaan. Menurut teori,

strukturalisme bekerja dengan sistem makna tertutup yang elemen-elemennya

dapat diperoleh dan dipisahkan menurut beberapa prinsip atau aturan. Dengan

demikian fenomena-fenomena semacam itu dapat dipahami sebagai sistem

penandaan atau simbol yang terbuka untuk dikaji.

1.6.2.1Teori Struktur Gerak Tari Andrienne Kaeppler

Gyorgy Martin dan Erno Pesovar meneliti tarian dengan tujuan untuk

pendokumentasian. Hasil penelitiannya berupa pengklasifikasian gerak. Berpijak

Page 39: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

29

dari hasil penelitian tersebut, Andrienne Kaeppler menyusun sebuah teori struktur

gerak tari dengan menganalogikan gerak tari sebagai struktur bahasa atau

sebanding dengan fonem dalam bahasa. Dalam analisis struktural tari itu pada

tingkat pertama Kaeppler menyebut unsur atau elemenkinetic (gerak); tingkat

kedua menggunakan istilah kinemic atau, morphokinemic, yaitu berdasarkan

gerak yang sudah dikenal, artinya unit terkecil yang rnemiliki makna dalam

struktur sebagai sistem gerak; tataran atau tingkat ketiga dengan istilah ,motifs,

yaitu mengkombinasikan unit-unit terkecil dengan cara khusus sebagai gerak tari

sesuai dengan konteks budayanya. Tingkat keempat atau terakhir dalam organisasi

gerak tari itu disebut struktur tari secara utuh (lihat Royce, 1977: 64-85, Hadi,

2007: 81-84).

Bandingkan teori Kaeppler tersebut dengan teori strata dari Rene Wellek,

yang menyatakan bahwa sesungguhnya karya sastra itu terdiri dari struktur norma

yang berlapis-lapis yang di sebut strata. Lapisan norma yang di atas,

menyebabkan lapisan, norma yang di bawahnya. Lapisan norna yang pertama

adalah lapisan bunyi (sound stratum), lapisan bunyi ini menimbulkan lapisan

norma kedua yang disebut arti (unit of meaning), pada lapis kedua ini, tiap-tiap

kata tunggal mempunyai makna sendiri yang kemudian bergabung di dalam

konteks yang melahirkan frase dan seranjutnya melahirkan pola-pola kalimat.

Lapisan kedua ini menimbulkan, lapisan ketiga (di bawahnya) yang disebut dunia

ciptaan seorang pengarang (Wellek, 1956: 151-153).

Fenomena tari dapat dilihat sebagai fenomena kebahasaan karena

keberadaan tari pada dasarnya adalah ekspresi, perwujudan, atau simbolisasi dari

Page 40: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

30

pandangan atau perasaan-perasaan manusia. Pandangan dan perasaan ini ingin

dikomunikasikan, disampaikan kepada orang lain (penonton). Jadi pertunjukan

tari sebenarnya adalah juga wahana komunikasi seperti bahasa. Suatu tarian dapat

dijelaskan sebagai suatu totalitas dimana elemen-elemen strukturalnya

mempunyai pola tata urutan tertentu sesuai dengan konteks budayanya.

Sebagai materi baku dan paling mendasar di dalam tari adalah gerak.

Gerak tersebut dipergunakan sebagai media untuk mengungkapkan ekspresi dan

mediumnya adalah tubuh manusia. Ungkapan ekspresi melalui gerak tersebut

merupakan suatu pernyataan imajinatif yang dituangkan dalam bentuk simbul-

simbul. Karena simbul-simbul ini berupa gerak, maka di dalam kontek koreografi,

gerak merupakan sesuatu yang sangat esensial. Sedangkan perwujudan simbul-

simbul merupakan kemanunggalan dari pola imajinasi manusia dengan kenyataan

indrawi atau kasat mata. Gerak dapat berfungsi tidak saja karena koordinasi

berbagai factor, tetapi juga karena fungsi ritmis dari struktur tubuh. Atas dasar

gerak-gerak alamiah yang tidak perlu dilatih, gerak tari berkembang menuju

bentuk perwatakannya dan nilai ekspresifnya.

Dalam struktur gerak tari, gerak dibaca sebagai teks, yang memiliki

tataran hirarki sebagaimana strutur bahasa. Tataran yang tertinggi dalam hirarki

struktur kebahasaan dapat dikatakan sebagai bentuk atau wujud karangan. Identik

dengan itu, struktur teks tari tersusun dari gerak yang diwujudkan untuk

menghasilkan “bentuk” secara keseluruhan? Kata “bentuk” dipakai oleh semua

cabang seni untuk menerangkan sistem di dalam kehadiran cabang seni. Gagasan

atau emosi menjadi terwujud jika dikomunikasikan lewat bentuk. Bentuk adalah

Page 41: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

31

aspek estetis yang dikomunikasikan dan dilihat secara visual oleh penonton.

Penonton tidak melihat elemen-elemennya tetapi melalui kesan yang mengikat

secara menyeluruh. Hal ini relevan khususnya buat seni waktu seperti musik,

teater, dan tari.

Bentuk sesungguhnya dapat didefinisikan sebagai hasil pernyataan

berbagai macam elemen yang didapatkan secara kolektif melalui vitalitas estetis.

Dengan demikian hanya dalam pengertian inilah elemen-elemen tersebut dihayati

keseluruhan menjadi lebih besar dari jumlah bagian-bagiannya. Proses penyatuan

dimana bentuk yang dicapai tersebut dinamakan komposisi. “Bentuk” merupakan

sesuatu yang dapat dibedakan dari materi yang ditata (Smith, 1985: 6). Bentuk tari

merupakan hasil keseluruhan di dalam koreografi. Dengan demikian, bentuk

adalah wujud dari rangkaian-rangkaian gerak atau pengaturan laku-laku. (Elfeldt,

1967). Rangkaian-rangkaian gerak yang dimaksud adalah keselarasan hubungan

antara motif gerak satu dengan motif gerak yang lainnya, secara hirarkis atau

susunan yang berjenjang (Wido, 1992: 9).

1.6.2.2 Teori Estetika

Keindahan adalah susunlah kualitas atau pokok tertentu yang didalamnya

terdapat beberapa unsur yaitu; adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony)

kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).

Kesemuanya ini saling terkait di dalam sebuah karya yang dihasilkan oleh

manusia.

Page 42: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

32

Keindahan atau estetika berasal dari kata Aesthetica dari bahasa Yunani yang

berarti ha-halyang dapat diserap dengan panca indra.Selanjutnya Gie menjelaskan

bahwa keindahandalam seni mempunyai hubungan yang eratdengan kemampuan

manusia menilai karya seni tersebut. Kemampuan ini dalam filsafat dikenal

dengan cita rasa. Sasaran estetika menurut Gie adalah indah dan jeleknya sesuatu

menurut ukurang atau norma estetika tertentu dalammasyarakat.

Dua pengertian nilai dalam estetika merupakan dua kutub yang

berseberangan, sejalan dengan pengertian moral yang mengenal pengertian baik

dan buruk. Antara estetika dan keindahan dalampandangan filsafat dan pendangan

umum adalah sesuatu yang berhubungan dengan gejala yangindah, baik keindahan

alam maupun kindahan seni. Menurut asal katanya indah itu berasal dari bahasa

Yunani ”bellum” yang artinya kebaikan.

Menururt cakupannya orang harus membedakannya antara keindahan

sebagai suatu kualitas abstrak dengan sebuah benda tertentu yang kelihatan indah.

Bellum merupakan keindahan yang berhubungan dengan kualitas yang abstrak,

yang merupakan kebaikan Yang terdapat pada suatu benda tertentu yang

memunculkan nilai estetika yaitu kebaikan. Aristoteles dalam Dharsono (2004: 2)

merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik juga menyenangkan.

Selanjutnya Socrartes dalam Dhasono (2004: 11) mengambil pandangan klasik

Yunani tentang hubungan seni dengan keindahan, maka Socrates menyatakan

keadaan bentuk dari suatu hal atau benda yang bersifat obyektif. Kemudian Lipps

menyatakan pendapatnya dalam Dharsono juga bahwa keindahan ditentukan oleh

keadaan perasaan (sabyektif) atau pertimbangan salera daripengamat.

Page 43: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

33

Djelantik (1990: 14) menyatakan bobot berkaitan dengan isi suatu barang.

Kesenianbukan hanya berkaitan dengan apa yang dilihat, akan tetapi meliputi juga

apa yang dirasakan dan dihayati terhadap isi dari kesenian itu. Jadi suatu bentuk

kesenian seperti tari dapat diamati. Dalam bentuk tari primitif, keindahan tidak

diukur dari keindahan bentuk, gemulainya postur tubuh penari, keserasian dan

kontrsa-kontras desain. Tetapi suasana yang tercipta sebagai bentuk pengabdian

seni itu terhadap suatu ritur tertentu. Maka keindahan yang muncul sebagai nilai

adalah terciptanya suatu kemanunggalan bentuk (seni tari tersebut) dengan situasi

ritus. Kekhususkan, kehikmatan, dan leburnya penari sebagai sebuah media

pengucapan doa. Dengan demikian pendekatan konstruktif koreografis tidak dapat

dipergunakan.

Beragam hal dapat dijadikan sebagai sumber dalam penggarapan karya

tari, yang kadanag adakalanya menganggap bahwa tubuh yang gemetar atau

kesurupan melambangkan keindahan, dinamisasi tubuh dan jika diolah dalam

sebuah kajian pertunjukan panggung (performance art) maka dapat ditemui

eksotika tubuh yang sangat indah karena tubuh yang mengalami langsung

kegelisahan menguasai posisi, yang terus menatap setiap gerakan dan tindakan.

Dalam proses sebuah penggarapan tari di Aceh khususnya suku Gayo menggali

sumber gerak dari kehidupan masyarakat dengan mengkaitkannya dengan alam,

yang telah dikenal secara turun temurun dari leluhurnya. Bagi masyarakat Gayo

dikenal cerita tentang pencarian seekor Gajah dan merupakan cerita dari satru

keluarga, yang menjadi sumber inspirasi gerak dari beragam pertunjukan tari yang

telah diciptakan oleh beberapa sanggar di Kotacane.

Page 44: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

34

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji secara mendalam fenomena

seni pertunjukan yang berkaitan dengan ideology masyarakat pendukungnya.

Dengan demikian di dalam prosesnya, secara seksama peneliti akan terlibat secara

penuh di lapangan. Data yang di kumpulkan di lapangan bersifat holistik

diantaranya: gerak tari Tari Guel secara khusus dan gerak tari pada Tari Guel

secara keseluruhan, mempelajari macam ritual yang berkaitan langsung dengan

kehidupan Tari Guel, kaitan vocal/lagu dalang dengan gending, musik pengiring

dan suasana dramatik, serta makna filosofi yang menjadi satu kesatuan ideologi

kehidupan Tari Guel. Dengan demikian proses penelitian yang dilakukan

mempertimbangkan penetapan lokasi dan objek kajian, strategi pengumpulan

data, teknik pencermatan data dan teknik penyusunan laporan secara cermat.

Fokus perhatian dalam penelitian ini adalah tari Guelpada masyarakat

Gayo yang berada di Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini mengkaji teks tari

(bentuk, struktur), konteks tari (makna simbolis), dan hubungan di antara

keduanya. Di dalam teks tari terdapat bentuk dan struktur gerak. Bentuk dan

struktur gerak ini mempunyai kandungan makna dalam teks tari Guel. Kemudian,

setiap simbol-simbol tersebut mengandung makna penting dalam konteks

masyarakat dan menjadi awal hadirnya hiburan pada saat acara pernikahan.

Hubungan antara teks dan konteks inilah yang menguatkan kesenian Guel,

sehingga mampu untuk bertahan dan eksis di dalam masyarakat di tengah

gelombang modernisasi. Bahkan, nama Guel kemudian telah identik dengan khas

Daerah Gayo.

Page 45: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

35

Menjawab permasalahan hadirnya tari Guel digunakan pendapat Janet

Wolf dalam bukunya berjudul The Social Production Of Art tentang aspek

kesejarahan dan dibantu dengan teori sejarah dan ilmu-ilmu sosial lainnya.

Dikatakan bahwa perkembangan seni tidak bisa terlepas dari masyarakat

pemiliknya (seni produk masyarakat) (Janet Wolf dalam Slamet, 2012:19).

Menjawab tentang alasan hadirnya tari Guel, digunakan pendapat dari

Talcott Parson dalam Harsja W. Bachtiar dalam Birokrasi dan Kebudayaan buku

Persepsi Masyarakat Tentang Kebudayaan (Editor Alfian) yang menyatakan

Kebudayaan merupakan suatu sistem menyeluruh yang terdiri dari cara-cara dan aspek-aspek pemberian arti pada laku ujaran, laku ritual, dan berbagai jenis laku atau tindakan lain dari sejumlah manusia yang mengadakan tindakan antar satu dengan lain. Unsur terkecil dari sistem ini, yang biasanya dinamakan sistem budaya, adalah simbol sehingga kebudayaan bisa juga ditanggapi sebagai suatu sistem simbol. Sistem simbol ini terdiri dari empat perangkat yaitu, simbol-simbol konstitutif yang terbentuk sebagai kepercayaan-kepercayaan dan biasanya merupakan inti dari agama, simbol-simbol yang membentuk ilmu pengetahuan, simbol-simbol penilaian moral yang membentuk nilai-nilai dan aturan-aturan, dan terakhir simbol-simbol pengungkapan perasaan atau simbol-simbol ekspresif (Alfian, 1985:66). Menjawab tentang permasalahan koreografi digunakan konsep Y.

Sumandiyo Hadi tentang koreografi kelompok dan di bantu dengan teori laban

tentang efford dan shape. Y. Sumandiyo Hadi (2003), menjelaskan bahwa struktur

elemen koreografi dapat dilihat melalui tujuh tahap yaitu sebagai berikut.

Orientasi garapan menjelaskan dasar pijakan dan arah pengembangan dari garapan tari itu, sedang dasar pemikiran akan memberikan keterangan tentang konsep-konsep garapan tari yang meliputi aspek-aspek atau elemen-elemen koreografi antara lain, gerak tari, ruang tari, iringan/musik tari, judul tari, tema tari, tipe/jenis/sifat tari, mode atau cara penyajian, jumlah penari, jenis kelamin dan postur tubuh, tata rias, tata busana, tata

Page 46: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

36

cahaya atau stage lighting, dan properti tari atau perlengkapan lainnya (Hadi, 2003:85-86).

Tari Guel merupakan tarian kelompok yang ditarikan oleh lebih dari empat

orang. Tarian ini fokus kepada kemampuan kelompok, bukan kepada individunya.

Untuk itu dibutuhkan kerjasama, saling ketergantungan atau terkait satu sama

lainnya, agar menjadi satu kesatuan yang kompak. Menurut Y.Sumandiyo Hadi

dalam bukunya Koreografi Bentuk-Tekhnik-Isi.

Pendekatan koreografis baik menyangkut masalah bentuk, tekhnik dan isi sangat berhubungan dengan aspek-aspek koreografi kelompok seperti aspek jumlah penari dan jenis kelamin, aspek motif gerak, aspek struktur ruang, dan aspek struktur waktu ( Y.Sumandiyo Hadi, 2011:81). Berkaitan dengan penjelasan di atas mengenai bentuk dan struktur elemen

koreografi pada tari Guel, di dalam pembahasan nantinya akan dijelaskan dan

memilah-milah bagian tersebut. Pembahasan mengenai bentuk dan struktur

elemen koreografi ini akan di bahas pada bab 3.

Menjawab pemaknaan bentuk tari Guel digunakan teori dari Desmond

Moris dalam buku yang berjudul Manwaching : A Field Guide To Human

Behavior yaitu tentang perilaku, yang dapat dipahami setiap perilaku manusia

mengandung makna atau tanda. Disebutkan bahwa, dalam kaitannnya tantang tari

Guel digunakan model analisis tentang religi display, yes or no, status display,

dan clothing display.. Makna gerak yang berkaitan dengan tari Guel dijelaskan

sebagai berikut.

Religious display, Status display, Yes no signal, dan Clothing signal. Religious display : menjelaskan tentang keagamaan, tentang tingkah laku, berkelakuan, dan bergerak. Status display :

Page 47: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

37

menunjukkan status sebagai penggabaran dalam hal ini makna duabelas yang dianggap mempunyai peranan penting dalam masyarakat desa Seuneulop. Yes no signal : menjelaskan apakah itu suatu tanda apa tidak. Clothing signal : menjelaskan tentang busana atau kostum yang dipakai pada saat penampilan. Kostum yang seperti apa dibutuhkan (Desmond Moris, 1997:63-213).

Kemudian untuk menjelaskan mengenai makna simbolis tari Guel di

Kabupaten Aceh Tengah, menggunakan teori yang dikemukakan oleh Allegra

Faller Syneder judul Dance Symbol. Di dalamnya menjelaskan bagaimana “proses

yang terjadi di dalam masyarakat kemudian terwujud ke dalam bentuk (teks)

sehingga menjadi simbol”. Penjelasan oleh Allegra Faller Syneder secara

keseluruhan berbicara mengenai konteks (simbol) menjadi wujud (teks). Berkaitan

dengan simbol-simbol (Jazuli, 2013) kesenian melalui simbol-simbol yang ada

merupakan sebuah fenomena kebudayaan yang di dalamnya memiliki fungsi dan

peran untuk menyampaikan berbagai pesan, gagasan, dan nila-nilai budaya (M.

Jazuli, 2013 :157).

1.7. Metode Penelitian

Metodologi penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang metoda-

metoda penelitian, dan ilmu tentang alat-alat dalam penelitian. Di lingkungan

filsafat, logika dikenal sebagai ilmu tentang alat untuk mencari kebenaran. Bila

ditata dalam sistematika, metodologi penelitian merupakan bagian dari

logika.Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Sugiono

(2009:3) menyatakan bahwa : “Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan

Page 48: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

38

tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat

penemuan, pembuktian, dan pengembangan”. Penemuan berarti data yang

diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya

belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan

untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi dan pengetahuan

tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan

yang ada.

Dari pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa metode penelitian

merupakan suatu proses mencari sesuatu dengan menggunakan metode ilmiah

serta aturan yang berlaku secara sistematis dalam beberapa waktu tertentu. Pada

penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

kualitatif, karena dapat memberikan keterangan yang akurat dan jelas sesuai yang

dibutuhkan. Menurut Surachmad (1990 : 18) tujuan penggunaan metode deskriptif

kualitatif adalah :

1. Mencari informasi yang bersifat fakta secara mendetail

2. Mengidentifikasi masalah-masalah untuk mendapatkan penelitian terhadap

keadaan yang sedang berlangsung

3. Membuat perbandingan dan penelitian

4. Mengetahui apa yang dikerjakan orang lain dalam menangani suatu masalah

atau situasi yang sama agar dapat dipelajari dalam membuat perencanaan dan

pengambilan keputusan di masa depan.

Berdasarkan pemahaman di atas,penelitian ini dimaksudkan untuk

mengkaji secara mendalam fenomena seni pertunjukan yang berkaitan dengan

Page 49: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

39

ideology masyarakat pendukungnya. Dengan demikian di dalam prosesnya, secara

seksama peneliti akan terlibat secara penuh di lapangan. Data yang di kumpulkan

di lapangan bersifat holistik diantaranya: gerak tari Tari Guel secara khusus dan

gerak tari pada Tari Guel secara keseluruhan, mempelajari macam pertunjukan

yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh

Tengah, Tari Guel, kaitan vocal/lagu dengan musik pengiring dan suasana

dramatik, serta makna filosofi yang menjadi satu kesatuan ideologi kehidupan

Tari Guel. Dengan demikian proses penelitian sudah dilakukan sebelum seminar

proposal hingga penyelesaian tulisan ini, mencakup tentang pendekatan yang

digunakan, pertimbangan penetapan lokasi dan objek kajian, strategi

pengumpulan data, teknik

Pencermatan data dan teknik penyusunan laporan secara cermat. penelitian

ini dilakukan di Kabupaten Aceh Tengah. Dengan menggunakan penelitian

kualitatif pendekatan etnokoreologi dan metode yang dipakai dalam penelitian ini

adalah etnografi tari. Pendekatan etnokoreologi inilah sebagai payung utama

dalam penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian

kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnokoreo-logi. Penelitian ini pula

memakai metode interpretative deskripstif, yaitu peneliti berhubungan langsung

dengan masyarakatnya (observasi partisipatif), yaitu di Dinas Pariwisata dan

Sanggar Kabupaten Aceh Tengah. Dalam pendekatan etnokoreologi pada

penelitian ini menggunakan Kurath dalam R.M Pramutomo. Gerturd Kurath

Page 50: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

40

menjelaskan ada tujuh hal yang harus dilakukan di dalam metode penelitian

dengan pendekatan etnokoreologi.

Menurut Kurath dalam R.M Pramutomo ada tujuh tahapan dalam penelitian mengenai tari. (1) penelitian lapangan, (2) Laboratory study, (3) memberikan penjelasan gaya tari dan ragamnya, (4) peneliti menampilkan tari-tarian yang diteliti dalam bentuk gambar, (5) gambar kemudian dianalisis, dipilah-pilah menjadi gerak dasar, (6) peneliti membuat sintesis atau dan kata-kata, yang telah diperolehnya hingga membentuk tarian yang lengkap, (7) membuat kesimpulan (Pramutomo 2007:92).

Pendekatan etnokoreologi dengan menggunakan metode dari Kurath ini

merupakan hal yang tepat dalam melakukan penelitian nantinya.

1.7.1 Populasi dan sampel penelitan

1.7.1.1 Populasi penelitian

Pertimbangan Penetapan Lokasi dan Objek Kajian Penetapan lokasi dan

obyek kajian ditentukan melalui alasan-alasan yang mendasar diantaranya,

pertama ketertarikan peneliti terhadap tema obyek kajian (Tari Guel, yang

mengkhususkan pada tari Tari Guel), kedua, jangkauan teoritik yang mampu

dibangun, ketiga, kedekatan lokasi dan hubungan yang harmonis informan dengan

peneliti dan keempat kecukupan waktu dan dana. Maka penelitian ini menetapkan

lokasi di kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, dengan mempertimbangkan

faktor-faktor sebagai berikut:

a. Tari Guelmenjadi materi yang sering ditampilkan dalam berbagai

kesempatan, terutama pada acara perkawinan, yang menempatkan tari

Guel di awal acara sebagai penyambutan pada pengantin pria.

Page 51: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

41

b. Kegiatan-kegiatan pemerintahan, lembaga, dan masyarakat sendiri yang

menyelenggarakan berbagai acara yang bertujuan untuk membina

regenerasi dan merupakan suatu keterikatan moral untuk masyarakatnya.

c. Pewarisan tari dengan membentuk kelompok-kelompok tari yang

mengajarkan dan mengembangkan tari Guel serta tari tradisi Gayo lainnya.

1.7.1.2 Subyek penelitian dan lokasi penelitian

Subyek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini, adalah para pemangku

tradisi yang memiliki kredibilitas di dalam Tari Guel. Mereka dipilih dan

ditetapkan sebagai informan kunci (key informants) yang banyak memiliki

pengetahuan luas dan mendalam, dalam hal ini dipilih subyek penelitian yang

kaya akan informasi (information rich) yang secara langsung terlibat di dalam

kehidupan pertunjukan Tari Guel, yang meliputi, pewaris aktif (active bearer)

penari, tokoh masyarakat, termasuk musik iringan Tari Guel, seniman yang

dipandang konsisten di dalam pelestarian dan pengembangan tari Guel khususnya

baik secara teknik maupun kedalaman makna simbol-simbol pada pertunjukan

Tari Guel, dan penonton/penyelenggaradari pertunjukan Tari Guel. O

Sungguhpun demikian, jumlah informan dan responden sesuai dengan

konteks informasi yang hendak digali, tidak terbatas tergantung dari sejauh mana

data yang mereka kemukakan itu sudah jenuh (saturation). Artinya bahwa hal-hal

yang mereka sampaikan bukanlah suatu hal yang bersifat baru lagi, atau

cenderung mengulang saja, tetapi juga mengoptimalkan dan memfokuskan seleksi

sampel secara berkelanjutan (Muhadjir 1989: 134-135). Sehingga pemilihan

Page 52: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

42

informan menjadi hal yang penting untuk mendapatkan data-data yang valid,

walaupun kebaruan belum dapat ditentukan secara pasti.

1.7.2 Teknik pengumpulan data

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, pengumpulan dan analisis

data dilakukan secara simultan di lapangan penelitian, dengan maksud untuk

memperoleh kedalaman dari pada keluasan cakupan penelitian. Strategi untuk

memperoleh informasi atau data yang akurat, dapat dipercaya dan sesuai dengan

tujuan penelitian, ditempuh melalui pentahapan kegiatan sebagai berikut;

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi partisipasi yaitu, peneliti

bersikap sebagai participant as observer, berusaha masuk (getting in) menjadi

partisipan dari masyarakat subyek penelitian, sehingga memungkinkan

mendapatkan kepercayaan sebagai bagiannya. Dengan posisi ini peneliti mencoba

memahami seting dengan menggali dan mengumpulkan bahan empirik untuk

mengungkap permasalahan secara tuntas. Melalui observasi secara menyeluruh,

perhatian diarahkan kepada seluruh bentuk penghayatan aktivitas perilaku budaya

Tari Guel sebagai fokus penelitian. Oleh karena itu keberadaan individu dalam

berbagai kegiatan, seperti beberapa kegiatan latihan, kegiatan pementasan

bersama dengan masyarakat pengikutnya. Semua hasil aktivitas tersebut direkam

atau dicatat secara maksimal untuk memahami tindakan, reaksi, dan semua yang

mereka konstruksi dalam kelompok itu.

Cara observasi ini tidak hanya berambisi mengumpulkan data dari sisi

kuantitasnya, tetapi juga berusaha memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.

Page 53: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

43

Pengalaman pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara dengan

informan dan responden secara mendalam (in-depth). Wawancara secara

mendalam, dengan menggunakan pedoman dan tehnik wawancara untuk setiap

pertemuan dengan para informan dan respondent, semua dialog itu tidak hanya

dilakukan secara tertulis terstruktur, tetapi juga menggunakan rekaman (MP

recorder) secara informal, spontan dalam bentuk dialog, dengan atau tanpa

perjanjian lebih dulu untuk mendapatkan realitas senyatanya. Oleh karena itu

sengaja peneliti tidak menentukan “satu waktu” ketika berkunjung ke lapangan,

bisa siang, sore atau malam hari. Hal ini dilakukan dengan maksud agar

memperoleh data yang akurat, karena waktu-waktu yang dipilih memiliki karakter

yang spesifik untuk menggali data.

Untuk menjaring data yang berupa visual, seperti pengamatan pergelaran,

ritual, pengamatan struktur gerak dan tata busana, serta perilaku perilaku lain dari

subyek penelitian, dilakukan dengan dua cara, pertama menggunakan alat bantu

rekaman, seperti kamera foto, kamera video, MP4, dan yang kedua dengan

menggunakan rekaman manual alat-alat tulis. Dengan demikian kemanapun

peneliti pergi selalu membawa MP4 kecil yang sewaktu-waktu dapat merekam

suara/pembicaraan apa saja, wawancara dengan siapa saja secara non formal,

bahkan bersifat spontanitas, dalam situasi apa saja. Tentu saja ini sangat

bermanfaat jika topiknya menyangkut hal ikhwal Tari Guel, lebih-lebih informasi

baru, sehingga bola salju terus menggelinding semakin membesar. Wawancara

semacam ini oleh Miles & Huberman (terj. Rohendi, 1992) dinamakan wawancara

“jalan belakang”.

Page 54: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

44

Pengumpulan data yang lebih bersifat sekunder didapatkan dari teknik

dokumentasi berupa studi pustaka, arsip/dokumen dan berbagai macam laporan

yang ada di perpustakaan, maupun beberapa koleksi pribadi teman sejawat yang

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Teknik ini digunakan sebagai

pendukung dan pelengkap data yang didapatkan dengan teknik sebelumnya seperti

wawancara dan observasi langsung di lapangan. Pengumpulan data yang

dilakukan dengan berbagai macam teknik ini sesuai dengan kebutuhan, namun

tetap menggunakan prinsip cek dan recek, atau sering disebut dengan triangulasi

baik sumber maupun metodenya (Moleong, 1993: 178). Triangulasi sumber

berfungsi untuk membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan yang

dikatakan di depan umum dengan yang dikemukakan secara pribadi. Sedangkan

triangulasi metode digunakan untuk mengecek kembali tingkat

kepercayaa/penemuan hasil penelitian dengan teknik pengumpulan data dari

beberapa subyek penelitian dengan metode yang sama.

Di samping, triangulasi sumber dan metodenya, triangulasi ini dirasa

penting bagi peneliti (investigator triangulation) yang digunakan untuk

menempuh langkah penarikan diri atau disebut (withdrawl) (Denzin dan Lincoln,

1994: 231). Metode ini dilakukan digunakan untuk mengatasi bias peneliti, baik

bias kepentingan maupun bias nilai yang biasa terjadi dalam penelitian kualitatif

yang bersifat pemihakan, sehingga semua data yang dikumpulkan lebih obyektif,

terhindar dari kemungkinan pengungkapan makna yang tidak sesuai dengan

realitas senyatanya.

Page 55: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

45

1.7.3 Teknik analis data

Setelah prose pengumpulan data, maka data-data yang terkumpul selama

penelitian berlangsung, dianalisis setiap waktu secara induktif dengan mengolah

bahan empirik (synthesizing). Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam proses

analisis yang mudah dibaca, dipahami, dan diinterpretasikan. Interpretasi data

yang bersifat kualitatif dimaksudkan guna mencari makna dan implikasi hubungan

yang ada.

Proses analisis dimulai dengan merumuskan sejumlah permasalahan ke

dalam beberapa pertanyaan yang dijadikan tujuan penelitian. Beberapa pertanyaan

yang menjadi permasalahan utama telah dikemukan dalam perumusan masalah,

tetapi pertanyaan-pertanyaan khusus dapat digali melalui wawancara bebas, atau

observasi lapangan, sehingga dapat mengumpulkan ungkapan kognitif, emosional

atau intuisi dari para pelaku atau aktor yang terlibat (Hadi, 2006: 78-80). Data

tersebut diusahakan dirangkum secara diskriptif untuk membantu menemukan

konsep-konsep yang diungkapkan oleh subyek penelitian sendiri sesuai dengan

realitasnya (Patton, 1990: 390). Dengan cara ini akan dapat menyajikan realitas

yang sebenarnya nyata (emik) sebagaimana yang diharapkan dalam penelitian

kualitatif.

Pemaparan, adalah menyajikan data yang telah direduksi dalam bentuk

bahan yang diorganisir melalui ringkasan terstruktur, diagram, matrik maupun

sinopsis dan beberapa teks. Dengan cara ini dapat membantu menyusun analisis

yang dikehendaki, dan diarahkan kepada supaya merumuskan temuan konsep.

Tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi, dugunakan untuk menyusun

Page 56: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

46

penafsiran makna dari sajian/pemaparan data, kemudian memverifikasikannya.

Untuk meyakinkan kesahihan hasil penarikan kesimpulan, maka diperlukan

tinjauan atau periksa ulang hasil verifikasi dengan melihat kembali ke lapangan,

mendiskusikan secara informal maupun formal melalui seminar atau sarasehan.

Diharapkan dengan menggunakan cara ini hasilnya benar-benar dapat teruji

sehingga memiliki derajad kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, maupun

tingkat konfirmabilitas sepertyang telah disebutkan terdahulu. Perhatikan skema

langkah proses analisis di atas.

Semua data yang diperoleh di lapangan di catat kemudian diolah dan di

analisis dengan teliti. Hasil olahan data dan analisis tersebut dijadikan sebagai

bahan tulisan, agar nantinya dapat ditemukan Bentuk yang dirumuskan dan dari

hasil rumusan tersebut dapat di ingat menjadi suatu teori baru. Selanjutnya hasil-

hasil pengolahan dengan analisis data tersebut disusun secara sistematis dengan

tekhnik deskriftif kualitatif, yang bersifat analisis secara sistematis dengan teknik

deskriftif kakualitaif yang bersifat analisis secara rinci, sehingga hasilnya dapat di

lihat dalam suatu bentuk laporan ilmiah atau Tesis.

1.8 Sistematika penulisan

Tesis ini ditulis dalam bentuk bab demi bab. Setiap bab secara saintifik

dianggap memiliki isi yang dekat, setiap bab akan dibahagi menjadi sub-sub bab.

Secara keseluruhan tesisi ini di bagi kedalam lima bab, dengan perincian sebagai

berikut.

Page 57: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

47

Pada Bab I bab pendahuluan, yang diisi dengan uraian mengenai

Permasalahan, tujuan penelitian, manfaat, kajian pustaka, konsep dan landasan

teori berupa kajian literatur dari berbagai sumber /referensi baik secara tertulis

maupun wawancara, dan teori yang menjadi panduan dalam tesis dengan

menggunakan teori Bentuk, teori etika, dan teori Struktur,

Bab II adalah etnografi masyarakat Gayo umumnya dan Gayo khususnya

di Takengon Bab ini terdiri dari beberapa sub bab, yaitu Aceh dan Kebudayaan,

Kontinuitas Dalam Kebudayaan, Asal nama Aceh, Aceh Gayo, Kebudayaan Aceh

Gayo, Sistem Pemerintahan di Daerah Gayo, Sistem Kekerabatan Suku Gayo,

Upacara Adat Suku Gayo, unsur-unsur kesenian dalam budaya Gayo.

Bab III mengkaji tentang pandangan masyarakat pada tari Guel, asal mula

tari, karakter tari Guel, bentuk pertunjukan tari Guel, deskripsi tari Guel dan

ragam gerak

Bab IV Struktur tari Guel yang dilihat dari struktur norma, struktur

koreografi dilihat dari urutan pertunjukan dan koreografi atau penciptaan, struktur

musik, struktur gerak yang dikaji dari teknik dan pilosofi tari Guel, struktur

bentuk dilihat dari unsur-unsur pendukung gerak,dan analisis struktur tari Guel.

BAB V Penutup, bab ini Memberikan rumusan dan saran cadangan bagi

para pembaca maupun peneliti untuk dapat menjadikan kajian ini sebagai

referensi yang boleh dikaji dengan lebih mendalam.

Page 58: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

48

BAB II

ETNOGRAFI SUKU GAYO DI KAB. ACEH TENGAH

Suku Gayo adalah salah satu suku terbesar yang mendiami dataran tinggi

di provinsi Aceh dan memiliki adat istiadat yang unik, yang membedakannya

dengan suku lainnya di Aceh. Saat ini Suku Gayo mendiami tiga kabupaten yaitu

Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten Gayo Lues.

Mereka juga tersebar di beberapa desa di Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten

Aceh Tamiang, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya, dan di Kabupaten

Aceh Timur.

Gayo merupakan salah satu suku yang ada di Propinsi Aceh yang

memiliki wilayah budaya khas dan berbeda dengan suku yang ada di Aceh

lainnya. Wilayah budaya ini dihuni oleh masyarakat suku Gayo dengan beragam

kebudayaan dan menjadi ciri masyarakat dalam menghasilkan ragam budaya.

Selain itu, wilayah ini juga menjadi wilayah Aceh yang lekat dengan nilai-nilai

dan penerapan syariat Islam dalam berbagai aktifitas kehidupan, termasuk dalam

mengekspresikan kesenian dengan konsep Islam sebagai pedoman dalam

pelaksanaannya.

Kebudayaan Gayo sudah ada sejak orang Gayo bermukim di wilayah

dataran tinggi Gayo. Kebudayaan ini mulai berkembang pada masa Kerajaan

Linge pertama abad ke-10 Masehi. Kebudayaan itu meliputi aspek kekerabatan,

komunitas sosial, pemerintahan, pertanian, kesenian dan lain-lain. Kata Gayo

sendiri berasal dari kata Pegayon yang artinya tempat mata air yang jernih tempat

Page 59: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

49

ikan suci (bersih) dan kepiting. (Syamsudin1979/1980)

Bab ini mendeskripsikan aspek etnografi dari masyarakat Gayo, sebagai

sebuah kelompok etnik yang memiliki berbagai macam kesenian dan menjadi

kajian dalam tesis ini khususnya tari Guel. Aspek etnografi suku Gayo dikaji

dalam konteks kebudayaan masyarakatAceh dalam memberikan gambaran

mendasar tentang kebudayaan yang melahirkan tari Guel.

2.1 Aceh dan Kebudayaan

Kebudayaan merupakan produk yang dihasilkan manusia dalam berbagai

aktivitasas dalam kehidupan, sehingga kita dapat memahami kebudayaan yang

berarti kita memahami hasil karya dari manusia. Kebudayaan itu sendiri memiliki

arti luas, difahami sebagai sistem idea atau gagasan milik satu kelompok

massyarakatyang dijadikan acuan dalam kehidupan. Gagasan atau idea tersebut

terdapat dalam beberapa unsur gagasan, yang terkait dengan sistem dan dikenal

dengan sistem budaya “cultural sistem”. Unsur-unsur gagasan itu sendiri adalah

seperangkat pengetahuan yang meliputi pandangan hidup, keyakinan, nilai,

norma, aturan, hukum yang kemudian menjadi milik satu masyarakat melalui

proses belajar dan kemudian menjadi acuan dan pedoman dalam menata, menilai,

dan menginterpretasi benda dan peristiwa dalam beragam aspek kehidupan (lihat

Koentjaraningrat 1980, Suparlan, 1992, Melalatoa, 1997: dan 2005: , Bachtiar,

1994).

Pemahaman dalam kebudayaan menjadi dasar dalam memahami hasil

karya manusia, yang tertuang dalam berbagai unsur kebudayaan. Unsur-unsur

Page 60: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

50

kebudayaan itu sendiri secara universal terbahagi dalam tujuh unsur yaitu; sistem

agama dan upacara keagamaan, sistem organisasi masyarakat, sistem

pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencarian hidup, dan sistem

teknologi”,Koentjaraningrat (2004) Keseluruhan unsur ini kemudian menjadi

“nafas” kehidupan masyarakat untuk dijalani dalam berbagai aspek kehidupan,

dengan berbagai bentuk aktivitas. Kebudayaan ini juga berfungsi dalam

menentukan norma, perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nilai

kebudayaan, sesuai dengan kebutuhan dari masyarakatnya. Hal ini akan

menyebabkan terjadinya perbedaan dalam pelaksanaan dari aktivitas yang

dilakukan dan menyebabkansetiap kelompok masyarakat akan melahirkan

kebudayaan dan adat-istiadat yang berbeda-beda. Pola hidup dan tingkah laku

yang beragam serta sudut pandang yang berbeda, baik mitos maupun sistem nilai

dari setiap masyarakat, menghasilkan suatu unsur kebudayaan yang tidak sama.

sehingga dapat mempererat ikatan solidaritas, dan menjadi ciri dan pembeda dari

masing-masing kelompok masyarakat.

Sebagai wilayah yang cukup besar, Aceh memiliki berbagai

komunitasyang terdiri dari kelompok masyarakat yang multikultural, ada delapan

suku bangsa (Badan Pusat Statistik Prov. NAD 2014) yang menjadi “suku asal”

dari wilayah ini. Suku-suku ini memiliki kebudayaan yang berbeda sesuai dengan

norma, dan adat istiadat yang berlaku dari masing-masing sukunya. Dalam

menjalankan aktivitas kehidupan, masyarakat Aceh menjadikan Islam sebagai

dasar untuk melakukan segala kegiatan, yang akhirnya menjadi hukum dalam

menjalankan aturan dipemerintahan.

Page 61: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

51

2.2.1 Etnografi masyarakat Aceh

Secara geografikal Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) terletak

antara 01º 58' 37,2"- 06º 04' 33,6" Lintang Utaradan94o 57' 57,6" - 98o 17' 13,2"

Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata 125 meter di atas permukaan laut. Luas

wilayah 58.375,63 km² yang terbagi dengan luas provinsi Aceh 5.677.081 ha,

dengan hutan sebagai tempat terluas yang mencapai 1.290.874 ha, diikuti tempat

untuk bertanam sebagai perkebunan rakyat seluas 800.553 ha, dan lahan industri

seluas 3.928 ha.

Page 62: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

52

Sumber: (Badan Pusat Statistik Banda Aceh, Aceh dalam Angka 2014)

Page 63: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

53

Berdasarkan gambar peta di atas, Provinsi Aceh terbagi dalam 18

Kabupaten dan 5 Kota, yang terpecah kedalam 289 Kecamatan, 778 Mukim dan

6.493 Gampong. Propinsi Aceh ini berbatasansebelah Utara dan Timur berbatasan

dengan Selat Melaka, sebelah Selatan dengan Provinsi Sumatera Utara dan

sebelah Barat dengan Samudera Indonesia. Satu-satunya hubungan darat hanyalah

dengan Provinsi Sumatera Utara, sehingga memiliki ketergantungan yang cukup

tinggi dengan Provinsi Sumatera Utara.

Provinsi NADdahulu bernama Provinsi Daerah Istimewa Aceh yang

berdiri sejak tahun 1959–2001, dan menjadi salah satu dari 34 Provinsi di

Indonesia saat ini.Pada tahun 2001 hingga sekarang, Provinsi Daerah Istimewa

Aceh berubah menjadi Provinsi NAD. Dalam menjalankan sistem pemerintahan,

Provinsi NAD memiliki wilyahkekuasaan yang diatur sendiri dan berbeda dengan

daerah lain, seperti menjalankan syariat Islam yang akhirnya menjadi hukum

dalam menjalankan aturan-aturan pemerintahan. Selain itu Provinsi NAD juga

terkenal kaya akan sumber alam seperti minyak bumi dan gas alam, dan juga

terkenal dengan sumber hutannya yang terletak di sepanjang jajaran Bukit Barisan

dari Kota Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, Seulawah, Kab. Aceh Besar,

sampai Ulu Masen di Kabupaten. Aceh Jaya, termasuk Taman Nasional Gunung

Lauser (TNGL) yang juga terdapat di Kabupaten. Aceh Tenggara. Selain sumber

alam, Aceh juga terkenal dengan beragamnya bentuk kesenian yang dimiliki,

dengan berbagai corak yang membentuk ciri dari masing-masing kedaerahannya.

Dengan sumber alam yang begitu kaya ditambah kesenian yang beragam,

Page 64: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

54

masyarakat di Provinsi NAD menjalankan kehidupannya dengan saling

menghormati diantara mereka walaupun berbeda suku dan agama.

Beragamnya budaya yang ada di Aceh disebab, terdapat 13 suku asli yang

hidup di Provinsi Acehyaitu Aceh, Gayo, Aneuk Jamee, Singkil, Alas, Tamiang,

Kluet, Sigulai, Pakpak, Haloban, Lekon, Devayan dan Nias. Suku-suku ini hidup

rukun, dan menjalankan kegiatannya sesuai dengan aturan-aturan dalam adat yang

berlaku pada masyarakatnya,serta menjadikannya sebagai kebudayaan masyarakat

Aceh.

2.2.2.Sejarah Aceh

Menurut sejarah, (pemerintah Daerah Istimewa Aceh, 1972) dahulunya

Aceh masuk ke dalam wilayah Propinsi Sumatera Utara, dengan menamakan

Keresidenan Aceh. Wilayah ini meliputi Keresidenan Aceh ditambah dengan

sebahagian Kabupaten Langkat yang terletak di luar daerah negara bagian

Sumatera Timur waktu itu. Kemudian pada tahun 1949keresidenan Aceh berubah

menjadi Provinsi (Provinsi Aceh yang pertama), dengan kepala daerahnya Teuku

Muhammad Daud Beureuh yang sebelumnya adalahGabenor Tentara Aceh,

Langkat, dan Tanah Karo. Setelah terbentuknya Propinsi Aceh, berdasarkan

Peraturan daerah No. 3 tahun 1946, kemudian diadakan pemilihan umum yang

bertingkat dan demokrasi untuk memilih Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), serta

susunan pemerintahan dan perwakilan provinsi serta kabupaten-kabupaten yang

disesuaikan menurut undang-undang no 22 tahun 1948. Berubahnya Keresidenan

menjadi propinsi menandakan wilayah ini keluar dari Provinsi Sumatera Utara

Page 65: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

55

dan membentuk Provinsi sendiri berdasarkan peraturan Wakil Perdana Menteri

pengganti peraturan pemerintah No.8/Des/Wk.Pm/1949 pada 17 Disember

1949.Kemudian dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Serikat dan

Republik Indonesia pada 19 Mei 1950 dan pernyataan bersama pada 20 Julai

1950, dikeluarkan Peraturan Pemerintah no 21 tahun 1950 tentang penetapan

Republik Indonesia Serikat yang membentuk negara kesatuan dan terbagi atas 10

provinsi pentadbiran. Dari 10 Provinsi tersebut, diantaranya terdapat Provinsi

Sumatera Utara yang meliputi daerah-daerah keresidenan Aceh, Sumatera Timur,

dan Tapanuli.

Berdirinya 10 provinsi, diikuti dengan keluarnya Peraturan Pemerintah

pengganti Undang-undang Nombor 5 tahun 1950 oleh Pemerintah Negara

Bahagian Republik Indonesia, berisi terbentuknya Provinsi Sumatera Utara yang

auotonomi.berlaku pada 15 Ogos1950. Dengan demikian, semenjak itu Aceh

menjadi satu Keresidenan Administratif yang dikepalai oleh seorang Residen.

Penyatuan Provinsi Aceh dengan Sumatera Utara ternyata bertentangan

dengan keinginan rakyat Aceh, yang kemudian dilakukan perubahan dari

kebijakan yang sudah dilakukan dengan membentuk Provinsi autonom Aceh

yang kedua berdasarkan undang-undang No 24 tahun 1956. Wilayah dari

Keresidenan Aceh meliputi daerah bekas Keresidenan Aceh dengan tidak

memasukkan wilayah dari Provinsi Sumatera Utara.Pembentukan Provinsi

autonom Aceh yang ke-2dengan menamakannya Daerah Swantara Tingkat I

Aceh, tetap didasarkan pada undang-undang No 22 tahun 1948.Dengan

terbentuknya Provinsi Aceh yang baru, maka dilantiklah Gabernor Provinsi Aceh

Page 66: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

56

yaitu Ali Hasymi pada 27 Januari Tahun 1957, bertempat di Pendopo Residen

Aceh, dan bersamaan dengan itu dilakukanserah terima pemerintahan dari

Gabernor Sumatera Utara, Sutan Kumala Pontas kepada Ali Hasymi.

Selanjutnya melalui keputusan Perdana Menteri Republik Indonesia No.

1/misi/1959 pada 26 Mei 1959 berdasarkan tuntutan rakyat Aceh dalam rangka

keamanan, ditetapkan daerah Swantara Tingkat I Aceh menjadi Daerah Istimewa

Aceh, yang bermakna diakui hak autonom seluas-luasnya, terutama dibidang

keagamaan, adat, dan pendidikan. Kemudian melalui Perpres No. 6 tahun 1960

dan Undang-undang No. 18 tahun 1965 sifat keistimewaan Aceh ditambah dengan

diberikan kedudukan undang-undang yang lebih kuat. Masa pemerintahan

kekuasaan Daerah Istimewa ini kemudian berubah lagi kerana terjadi reformasi

sosiopolitik di Indonesia tahun 1998, yang akhirnya berdampak dengan sistem

pemerintahan di Aceh. Akhirnya pemerintah Republik Indonesia menjadikan

Aceh sebagai Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD), dengan menerapkan

syariat Islam dalam sistem pemerintahannya, yang dipercayai

sebagaipenyelesaian dalam krisis sosiobudaya. Ini dikenal arti sebagai satu

kesadaran tentang syariat Islam yang begitu tinggi dan mengakar dalam budaya

Aceh (Pemerintah Daerah Istimewa Aceh: 1972)

2.2.3 Asal mula Aceh

Penjelasan tentang Aceh, dalam usaha untuk memberikan gambaran yang

menyeluruh dari asal-usul Aceh menjadi penting untuk diungkapkan, sebagai

upaya dalam memahami keberadaan Aceh yang menjadikan pemahaman awal dari

Page 67: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

57

kajian kesenian Saman. Kata “Aceh” apabila dikaitkan dengan sebuah wilayah,

adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang berada dihujung pulau

Sumatera.Wilayah ini juga dikenali dengan nama Serambi Mekkah, Tanah

Rencong, Bumi Iskandar Muda, Daerah Modal, dan Negeri Darussalam (negeri

yang damai sejahtera). Dalam Melalatoa (2005),ada beberapa penamaan yang

berkaitan dengan kata “Aceh” yaitu sebuah kelompok etnik (suku bangsa Aceh”

atau “orang Aceh” atau Urueng Aceh), nama bahasa (“bahasa Aceh”), nama

kebudayaan (“ kebudayaan atau adat istiadat Aceh”), nama sebuah kerajaan

(“kerajaan Aceh”), nama perang (“perang Aceh”) dan lain sebagainya. Suku

bangsa ini terdapat delapan wilayah kabupaten dan kota madya dari sebelas

daerah tingkat dua di Provinsi NAD. Wilayah kediaman asal orang Aceh ini

adalah Kota Banda Aceh, Kab. Aceh Besar, Kab. Pidie, Kab. Aceh Utara,

sebagian Aceh Barat, sebahagian Aceh Selatan dan Kota Sabang. Referensi lain

tentang kata Aceh adalah berdasarkan pada informasi berupa dongeng dan mitos

melalui laporan perjalanan para musafir dan pedagang yang disampaikan secara

turun temurun.

Dalam Hikayat Aceh yang merupakan cerita turun temurun di Sumatera,

asal-usul Aceh dari Aceh Dar us-Salam adalah hasil pembauran dua pemukiman

raja yaitu Meukuta Alam dan Dar ul-Kamal yang kedua wilayah tersebut

dipisahkan oleh sebuah sungai, yang bergabung kerana proses perkawinan politik

antar-kedua anak raja-raja tersebut. Meukuta Alam (kuta Alam) adalah wilayah

yang terletak pada sisi Utara Krueng Aceh di Lembah Aceh sebagai pusat

kerajaan Lamri pada akhir abad ke-15. Kepindahan Lamri dari Aceh Besar ke

Page 68: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

58

Meukuta Alam kerana adanya serangan dari Pidie dan adanyaaliran air yang

berkurang di muara sungai yang mengalir melalui pusat kerajaan Lamri sehingga

tidak begitu baik untuk kepentingan pelayaran. Penggabungan dua kerajaan

Meukuta Alam dan Dar ul-kamal melalui perkahwinan politik yang dilakukan

oleh Sultan Syamsu Syah Putra Munawwar Syah (Raja Meukuta Alam yang

pertama) dilakukan dengan menjodohkan puteranya yang bernama Ali Mughayat

Syah dengan Dar ul-Kamal terjadi pada masa Sultan Mansyur Syah cucu dari

sultan ‘Ala ad-Din Ri’ayat Syah al-Kahhar (anak Ali Mughayat Syah) dengan

putri Raja Indra Bangsa anak dari ‘Ala ad-Din Ri’ayat Syah Sayyid al-Mukammil

(cucu Muzaffar Syah penguasa Dinasti Dar ul-Kamal), dari perkawinan ini

lahirlah Sultan Iskandar Muda, yang menjadi sultan yang terkenal dan di masa

pemerintahan sultan Iskandar Muda, kebudayaan menjadi perhatian khususnya

kesenian.

Selain itu asal-usul Aceh dapat dijelaskan berdasarkan beberapa referensi,

menurut Dennys Lombard (2006) yang memberikan kemudahan dalam

penggambaran tentang Aceh dengan membaginya kedalam masa sebelum abad

ke-16 dan pada masa abad ke-16. Sebelum abad ke-16 sulit untuk menemukan

“kata Aceh”, kata Aceh baru muncul ketika Tome Pires menyebut “o Regno

Dachei” (kerajaan Aceh) sebagai satu diantara tiga kekuatan di belahan Sumatera

selain Pasai dan Pidir (Pidie), dan pada abad ke-16 Portugis muncul sebagai

kekuatan yang menguasai kerajaan-kerajaan pelabuhan diSumatera yang

merupakan awal Aceh dibicarakan sebagai sebuah kerajaan yang memiliki

kekuatan sendiri. Informasi yang didapat oleh Dennys sejak dinasti Liang abad

Page 69: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

59

ke-6 hingga persinggahan Marco Polo pada abad ke-13 menjadikan Aceh sebagai

kelanjutan negeri bernama Poli/lamiri/Lambri/Lanwuli1.

Asal-usul Aceh juga dapat diamati berdasarkan tulisan Meuraxa (1974)

yang mengatakan orang Aceh dikatakan juga orang mante (mantir), mulanya

hidup di rimba raya dan berbadan agak kecil dari orang Aceh sekarang. Orang

Aceh disebut mante yang dulunya diperkirakan berhubungan atau pecahan bangsa

Monkhamer dari India. Asal usul orang Aceh juga termasuk rumpun bangsa

Melayu yang terdiri dari suku-suku Mante, Lanun, Jakun, Senoi, Semang, dan

lainnya yang berasal dari Semenanjung Malaysia. Ditinjau secara etologi

mempunyai hubungan dengan bangsa-bangsa yang pernah hidup di Babilonia

yang disebut Phunisia, dan daerah antara sungai Indus dan Gangga yang disebut

Dravida. Selanjutnya diperkirakan asal-usul penduduk Aceh adalah orang-orang

yang berhubungan dari India, Andaman dan Nicobar, pulau-pulau Sebelah Utara

Aceh.(Amirul Hadi: 2010, Melalatoa: 2005, Said: 2007) .

Berdasarkan dari beberapa referensi yang sudah dikemukakan di atas,

dapatdisimpulkan tentang asal-usul Aceh. Pertama,Aceh adalah sebuah kerajaan

yang terletak di Aceh Besar. Kedua Aceh adalah hasil penggabungan beberapa

kerajaan pada masa Sultan Ali Mughayat Syah yang memiliki pusat kerajaan di

Banda Aceh,ketiga, Aceh lahir kerana adanya penguasaan Portugis atas Selat

Melaka dan terakhir sejalan dengan melebarnya “hegemoni” kekuasaannya, Aceh

akhirnya berhasil menguasai jalur perdagangan di sekitar Sumatera.

1Untuk lebih jelas tentang hal ini dapat dilihat dalam Buku Dennys Lombard “ kerajaan

Aceh Zaman Sultan Iskandar Muda (1607-1636), (Jakarta, Kepustaakan Populer Gramedia)

Page 70: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

60

Keberadaannya diperkuat dengan perluasan kekuasaan sampai ke Pahang dan

Pulau Pinang. Bahkan, salah satu literatur menyebutkan bahawa pada abad ke-17,

Sultan Aceh adalah raja Pulau Sumatera yang tidak ada tandingannya kerana

penguasaan atas pantai dan pengendalian atas seluruh perniagaan di Sumatera dan

sekitarnya. Keempat, Aceh adalah satu suku bangsa yang hidup di rimba raya dan

berbadan kecil yang berhubungan dengan bangsa Monkhamer dari India, serta

orang Aceh dikatakan juga termasuk dalam rumpun suku Melayu.

2.2 Sejarah Aceh Tengah

Aceh Tengah merupakan salah satu wilayah tingkat II di Provinsi Banda

Aceh, dimana suku Gayo menjadi suku yang dominan mendiami wilayah ini.

Sekitar tahun 1904 Kedatangan kolonial Belanda, hal ini tidak sterlepas dari

potensi perkebunan “Tanoh Gayo” yang sangat cocok untuk budidaya kopi

Arabika, tembakau dan damar.Pada masa itu wilayah Aceh Tengah dijadikan

Onder Afdeeling Nordkus Atjeh, Sigli sebagai ibukotanya (seutan in

menunjukkan satu wilayah pemerintahan tingkat II pada saat ini). Pada saat itu

kota Takengon mendirikan sebuah perusahaan untuk pengolahan kopi dan damar,

yang menjadi andalan dari Provinsi ini. Selanjutnya kota baru ini mulai

berkembang dan menjadi sebuah pusat pemasaran hasil bumi dataran tinggi Gayo,

khususnya sayuran dan kopi.

Tahun 1942-1945, pada masa penjajahan Jepang tahun (1942-1945).

Sebutan Onder Afdeeling Takengon di era kolonial Belanda, berubah menjadi

Gun, dipimpin oleh Gunco. Pada masa ini aktifitas perkebuanan ditangani oleh

Page 71: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

61

penjajah yang semula oleh Belanda kemudian diganti oleh Jepang. Setelah

kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan pada 17 Agustus 1945, sebutan

tersebut berganti menjadi wilayah yang kemudian berubah lagi menjadi

kabupaten.

Tahun 1948 pada tanggal 14 April,Aceh Tengah berdiri berdasarkan

Oendang-oendang No. 10 tahun 1948 dan dikukuhkan kembali sebagai sebuah

kabupaten berdasarkan oendang-oendang Nomor 1Tahun 1956, pada tanggal 14

November 1956 melalui Undang-undang No. 7 (Drt) Tahun 1956. Wilayahnya

meliputi tiga kewedanaan yaitu, Kewedanaan Takengon,Kewedanaan Gayo Lues

danKewedanaan Tanah Alas. Wilayah ini terus berlangsung hingga terjadi

pemekaran dari ketiga kewedanan berdiri sendiri menjadi daerah tingkat II.

Pemekaran Kabupaten Aceh Tengah berawal dari sulitnya transportasi dan

didukung aspirasi masyarakat, akhirnya pada tahun1974 Kabupaten Aceh Tengah

dimekarkan menjadi Kabupaten Aceh Tengah, dan Aceh Tenggara melalui

Undang undang No. 4 Tahun 1974. Tahun 2004, Kemudian pada 7 Januari

2004, Kabupaten Aceh Tengah kembali dimekarkan menjadi Kabupaten Aceh

Tengah dan Bener Meriah dengan Undang -undang No. 41 Tahun 2003.

Kabupaten Aceh Tengah tetap beribukota di Takengon, sementara Kabupaten

Bener Meriah beribukota Simpang Tiga Redelong.

Kabupaten Aceh Tengah berada di kawasan Dataran Tinggi Gayo.

Kabupaten lain yang berada di kawasan ini adalah Kabupaten Bener Meriah serta

Kabupaten Gayo Lues. Tiga kota utamanya yaitu Takengon,Blang Kejeren, dan

Simpang Tiga Redelong. Jalan yang menghubungkan ketiga kota ini melewati

Page 72: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

62

daerah dengan pemandangan yang sangat indah. Pada masa lalu daerah

Gayomerupakan kawasan yang terpencil sebelum pembangunan jalan

dilaksanakan di daerah ini.

Batas wilayah Kabupaten Aceh Tengah:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kab. Bener Meriah dan Kab. Biruen

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kab. Gayo Lues

3. Sebelah Barat Berbatasan dengan Kab. Pidie dan Kab. Nagan Raya

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Aceh Timur.

2.2.1 Gambaran Umum

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Aceh Tengah 2014

Page 73: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

63

Aceh Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak ditengah-

tengah Provinsi Aceh, dengan Takengon sebagai ibukotanya. Kota Takengon

terletak di sisi Danau Laut Tawar, di tengah-tengah wilayah provinsi Aceh.

Kawasan ini merupakan dataran tinggi yang berhawa sejuk dengan ketinggian

sekitar 1200 m di atas permukaan laut. Banyak terdapat tempat wisata di kawasan

ini, di antaranya adalah Danau Laut Tawar, Gua Puteri Pukes, Pantan

Terong.Secara geografis Kabupaten Aceh Tengah berada pada posisi antara

4010”-4058. ” LU dan 96018” - 96022” BT.

Wilayah dari Kabupaten ini seluas 431.839 Ha atau setara dengan 4.318,39

Km2, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bener Meriah dan Bireuen di

sebelah utara, Kabupaten Gayo Lues di sebelah selatan, Kabupaten Nagan Raya

dan Pidie di sebelah barat, serta Kabupaten Aceh Timur di sebelah timur. Secara

administrative, wilayahnya terbagi menjadi 14 kecamatan yang meliputi 269 desa/

kampung defenitif dan 27 kampung persiapan. Pada Triwulan I tahun 2011,

jumlah penduduknya mencapai 202.114 jiwa dengan kepadatan rata-rata 47

jiwa/Km2. Keadaan pendududuk berdasarkan suku bangsa, Kabupaten Aceh

Tengah merupakan daerah yang majemuk dengan komposisi penduduk bersuku

Gayo ± 60%, suku Jawa 30%, Aceh Pesisir 5%, dan sisanya merupakan suku

lainnya seperti Batak, Padang, Cina, dan sebagainya dengan mayoritas

penduduknya beragama Islam yakni sebanyak 97%. Mata pencaharian pendudukn

didominasi oleh kegiatan pertanian dengan tenaga kerja sebesar 80%, disusul

lapangan pekerjaan disektor perdagangan sebanyak 8%, sektor jasa sebesar 5%

dan sektor lainnya sebesar 7%. Berikut disajikan data Penduduk Kabupaten Aceh

Page 74: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

64

Tengah berdasarkan kecamatan Tahun 2008 (Profil Kab. Aceh Tengah, Aceh

Tengah dalam Angka 2014).

Poto 2.1: Kota Takengon ibu kota dari Kabupaten. Aceh Tengah dilihat dari atas (dok, Kabupaten Aceh Tengah dalaam angka 2014)

Kota Takengon yang berada di dataran tinggi Gayo merupakan kota tujuan

wisata di Aceh. Keindahan alamnya seperti tersembunyi karena berada di tengah

provinsi Aceh. Objek wisata alam yang terkenal disana adalah danau laut tawar,

yang menjadi kebanggan masyarakat Takengon. Banyak wisatawan domestik

maupun mancanegara yang datang ke Takengon, mengunjungi dan menginap

disekitar Danau Laut Tawar. Selain objek wisata Danau Laut Tawar, terdapat

tempat-tempat wisata lainnya di kota Takengon, seperti Gua Puteri Pekes, Pantang

Terong, pemandian air panas Wih Pesam, Bukit Terong (puncak Khafi), Goa

Loyang Koro, Pantai Menye, Pantai Ketibung dan monumen Pacuan kuda

tradisional. Setidaknya ada 20 objek wisata yang dapta dikunjungi di kota

Takengon.

Page 75: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

65

Photo 2.2: Danau Laut Tawar, danau yang menjadi kebanggan Kab. Aceh Tengah dan menjadi tempat tujuan bagi wisatawan. (dok, Bintang 2016)

Tabel 2.1 Luas Kabupaten Aceh Tengah

No Kecamatan

Luas Wilaya

h (Km2)

Jumlah Kampu

ng (Desa)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Jumlah

Rumah

Tangga

(KK)

Jumlah Rumah Tangga

Pra Sejahte

ra

L P Jumlah

1. Linge 2.075,28

25 4.476 4.582 9.058 3.287 1.097

2. Bintang 429,00 24 4.556 4.652 9.208 2.198 887 3. Lut Tawar 99,56 21 9.203 9.971 19.174 4.259 911 4. Kebayakan 56,34 20 6.947 6.851 13.798 3.336 995 5. Pegasing 99,00 31 8.976 9.295 18.271 3.914 1.602 6. Bebesen 47,19 28 17.319 18.63

7 35.956 8.198 1.647

7. Kute Panang

35,06 23 3.674 3.529 7.203 1.871 786

8. Silih Nara 98,00 33 10.964 10.937

21.901 5.371 2.057

9. Ketol 404,53 25 5.938 5.902 11.840 3.072 784 10.

Celala 89,00 16 4.341 4.346 8.687 2.137 990

11.

Atu Lintang 105,04 10 3.645 3.541 7.186 1.662 642

12.

Jagong Jeget

82,53 11 4.835 4.335 9.170 2.375 824

13.

Bies 28,86 12 3.321 3.601 6.922 1.699 367

Page 76: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

66

14.

Rusip Antara

669,00 16 3.663 3.367 7.030 1.620 927

Jumlah 4.318,39

295 91.858 93.546

185.404

44.999

14.516

Sumber : Aceh Tengah Dalam Angka 2014

Kabupaten Aceh Tengah memiliki topografi wilayah bergunung dan

berbukit dengan ketinggian rata-rata bervariasi antara 200 – 2.600 meter diatas

permukaan laut. Penggunaan lahannya didominasi oleh kawasan hutan seluas

280.647 Ha atau 64,98% dari luas wilayah, dan sisanya berupa tanah bangunan,

sawah, tegal/ kebun, lading/huma, padang rumput, rawa-rawa, kolam, tambak,

perkebunan dan areal peruntukan lainnya. Pada umumnya jenis tanahnya

bervariasi, 68% diantaranya terdiri dari tanah podsolik coklat dan merah kuning

dengan tekstur liat berpasir, struktur remuk, konsistensi gembur permeabilitas

sedang. Keadaan tersebut menjadikan Aceh Tengah sebagai daerah yang subur

dan menjadi pusat produksi hasil pertanian dataran tinggi di Provinsi Aceh. Sesuai

dengan letak geografisnya, iklimnya termasuk iklim equatorial, dengan jumlah

hari hujan rata-rata 137 hari/ tahun dan curah hujan rata-rata 1.822 m/tahun. Suhu

udara rata-rata berkisar pada 20 derajad celcius dengan kelembaban nisbi antara

80 – 84%.

Kabupaten AcehTengah, juga memiliki objek wisata yang cukup menarik

apalagi dengan daerahnya yang berbukit-bukit memberikan pemandangan yang

indah. Obejek wisata yang ada di Kabupaten Aceh Tengah adalah Danau Laut

Tawar, Pantan Terong (atraksi pemandangan), Taman Buru Linge Isak (berburu),

Page 77: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

67

Gua Loyang Koro, Loyang Pukes, Loyang Datu, Burni Klieten (hiking), Gayo

Waterpark (wahana wisata keluarga) dan Krueng Peusangan arum jeram.

2.2.2 Kependudukan

Mayoritas penduduk kota Takengon adalah Suku Gayo, dengan suku

pendatang bersuku Aceh, Batak, Minang, Jawa dan lain-lain. Dalam menjalankan

kehidupan, masyarakat pendatang bersama-sama dengan suku Gayo menjalankan

adat dan budayanya, dengan saling menjaga dan menghormati. Namun adat

budaya Gayo menjadi lebih dominan, hal ini juga dikarenakan Gayo menjadi suku

mayoritas. Dalam melaksanakan atau melakukan acara-acara adatnya, suku-suku

pendatang turut serta dalam pelaksanannya, mereka saling bekerjasama, bahkan

mengikuti adat kebiasaan suku Gayo.Hal ini menunjukkan kebersamaan, dan

keikutseretaan mereka sebagai suku pendatang, dengan menjadikannya sebagai

adat mereka juga.

Masyarakat Takengon pada umumnya berprofesi sebagai petani dan

pekebun yang menghasilkan salah satu jenis kopi arabika terbaik di dunia dengan

luas lahan mencapai 48.300 Hektar, dengan rata-rata produksi per hektar sebanyak

720 kilogram. Komoditas penting selain kopi adalah tebu dengan luas areal 8.000

Hektar, serta kakao seluar 2.322 hektar, kemudian terdapat pula tanaman sayur

mayur dan palawija. Profesi petani kopi ini menjadikan daerah ini sangat dikenal

karena kopi terbaiknya, dan minuman ini juga menjadi minuman yang diberikan

pada berbagai jamuan untuk tamu-tamu yang datang. Pekerjaan orang Gayo

sebagai petani kopi pun tidak hanya mendorong mereka untuk memuaskan

Page 78: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

68

kehidupan ekonomi secara individual, tetapi lebih jauh dari itu, mata pencaharian

tersebut telah mendorong mereka untuk keluar dari kehidupan privat menuju

dunia sosial yang lebih luas. Di Tanah Gayo, orang-orang menjadikan budaya

minum kopi sebagai sarana sosialisasi baik di rumah,kedai, kantor, dan

sebagainya, sehingga kedai-kedai kopi banyak dibuka di kota ini.

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Total Sex Ratio 2.2.3 Suku Gayo

Keberadaan dari awal mula adanya suku Gayo belum dapat dipastkan

sampai sekarang, belum pernah diadakan penelitian yang mendalam dan sungguh-

sungguh oleh para ahli, tentang asal-usul Bangsa Gayo. Namun tulisan tentang

suku Gayo bisa didapat dari seorang sarjana Belanda Snouck Hurgronje yang

pernah meneliti tentang asal-usul Bangsa Gayo. Walaupun tulisan tentang bangsa

Gayo belummenampakkan hasil yang tepat, namun tulisan Snouck banyak

digunakan oleh para peneliti tentang suku Gayo sebagai referensi.

Orang Gayo adalah Bagian dari Melayu Tua yang datang dari Hindia

Belakang ke kepulauan nusantara ini pada gelombang pertama sebelum masehi.

Mereka menetap di pantai utara dan timur Aceh serta sepanjang daerah aliran

sungai (Das) Jambo Aye, sungai Perlak, sungai Kuala Simpang, sungai Wih (air)

Jernih dan lain-lain. Para ahli sejarah berendapat, bahwa penduduk yang

bermukim di wilayah pedalaman merupakan orang-orang yang pertama datang ke

pulau Sumatera, yaitu orang Gayo, orang Batak dan lain-lainnya, dan mereka ini

termasuk dalam gelombang pertama yang bermukim di wilayah pedalaman Pulau

Sumatra. orang-orang ini datang dari Hindia Belakang dan menetap di pantai dari

arah mana mereka datang.

Page 79: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

69

Dalam menetapkan asal mula nama suku Gayo, ada dua sumber yang

menjelaskan. Pertama menurut C. Snouk, yang menyatakan “nama suku Gayo”2

berasal dari satu suku bangsa di dalam negri itu yang tidak mau masuk agama

Islam, sehingga mereka melarikan diri ke hulu sungai Peusangan untuk

mempertahankan kepercayaan yang telah mereka yakini.” Pendapat kedua

menurut Bapak Ibrahim Syah Bencek wawancara (14 Juni 2013) menyatakan

nama Gayo berasal dari suku Batak yang masuk Islam. Berdasarkan dua pendapat

ini, apabila dilihat dari penyebaran orang-orang yang pertama kali datang ke

Sumatera, jelas bahwa nama gayo bukanlah dari suku Batak yang di Islamkan.

Suku bangsa Gayo adalah kelompok yang mendiami daerah pedalaman

atau terletak di bagian tengah dari wilayah Nanggroe Aceh Darussalam. Mereka

bermukim di sela-sela pegunungan Bukit Barisan di sepanjang Pulau Sumatera.

Kini wilayah asal kelompok ini menjadi wilayah atau bagian wilayah empat

kabupaten, yaitu Kabupaten Aceh Tengah, kabupaten Bener Meriah, kabupaten

Aceh Gayo Lues. Selain itu suku Gayo juga mendiami sebagian wilayah di Aceh

Tenggara, Aceh Tamiang, dan Aceh Timur.Suku Gayomenurut daerah kediaman

dan tempat tinggalnya dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu, Gayo laut, atau disebut

dengan Gayo laut Tawar, yang mendiami sekitar danau Laut Tawar. Gayo Deret

atau Gayo Linge, yang mendiami daerah sekitar Linge – Isaq, Gato Lues yang

mendiami daerah sekitar Gayo Lues, danGayo Serbejadi, yang mendiami daerah

sekitar Serbejadi – Sembuang Lukup, termasuk kedalam daerah Aceh Timur.

2 Untuk lebih jelas lihat buku Mujahid Dataran tinggi Gayo oleh Mahmud Ibrahim

tentang suku gayo yang didapat berdasarkan sumber tertulis petama tentang gayo oleh C. Snouk Hurgronye, yang kemudian menjadi rujukan dalam tulisan-tulisan tetang Gayo selanjutnya.

Page 80: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

70

Sedang suku Alasberdiam di daerah Alas yang berbatasan dengan daerah Gayo

Lues.

Suku Gayo memiliki bahasa sendiri yaitu bahasa Gayo (basa Gayo) yang

dipakai sebagai bahasa sehari-hari oleh suku Gayo. Bahasa Gayo ini mempunyai

keterkaitan dengan bahasa suku Karo di Sumatera Utara. Bahasa ini termasuk

kelompok bahasa yang disebut “Northwest Sumatera-Barrier Islands” dari rumpun

bahasa Austronesia. Bahasa Gayo terbagi menjadi dua dialek yaitu Gayo Lut dan

Gayo Luwes. Penutur dialek Gayo Lut adalah orang Gayo yang mendiami

Kabupaten Aceh Tenggara dan Kabupaten Bener Meriah, sedangkan penutur

dialek Gayo Luwes adalah orang Gayo yang mendiami daerah Kabupaten Gayo

Luwes dan orang Serbajadi di kabupaten Tamiang. Bahasa Gayo dipengaruhi

olelh bahas dari suku-suku lainnya dengan variassi dialek yang berbeda. Bahasa

Gayo yang ada di Lokop, sedikit berbeda dengan bahasa Gayo yang ada di gayo

Kalul, Gayo Lut, Linge, dan gayo Lues. Hal tersebut disebabkan karena pengaruh

bahas Aceh yang lebih dominan di Aceh Timur. Begitu juga halnya dengan Gayo

Kalul, di Aceh Tamiang, sedikit banyak terdapat pengaruh Melayu karena lebih

dekat ke Sumatera Utara. Kemudian Gayo Lues lebih dipengaruhi oleh bahasa

Alas dan bahasa Karo karena interaksi yang lebih banyak dengan kedua suku

tersebut.

Orang Gayo mempunyai adat-istiadat yang khas dankental dengan nuansa

Islami. Berbagai ungkapan, tersurat dalam pepatah-pepatah bijak dengan makna

yang dalam banyak ditemukan dalam kebudayaan Gayo. Salah satunya adalah

ungkapan: Asal Linge Awal Selure, petuah bijak yang menyiratkan jati diri.

Page 81: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

71

Ungkapan tersebut berarti kalau Urong Gayo berasal dari Linge dan berawal dari

Selure. Ungkapan Asal Linge Awal Selure juga adalah sebuah semboyan. Dalam

kesenian Saman di setiap pembukaannya selalu menyebutkanAsal Linge Awal

Selure. Ini dimaksudkan sebagai sebuah indentitas diri Urang Gayo.

Kerajaan Linge pada masa kejayaannya, adalah pusat peradaban Gayo.

Bahkan salah satu putra kerajaan Linge telah memberikan konstribusi besar

terhadap berkembangnya kerajaan Aceh yang dulu kedaulatannya sampai ke

Negeri Johor Malaysia. Murip I kanung edet, mate I kanung bumi, (Hidup di

kandung adat mati dikandung bumi) adalah ungkapan yang menggambarkan

penataan kehidupan bermasyarakat Gayo. Kalimat ini bermakna betapa urang

gayo sangat menghargai adat dalam kehidupannya. Murip I kanung edet, mate I

kanung bumi, berarti segala hal perbuatan dalam masyarakat harus sesuai dengan

adat dan sesuatu yang mutlak dan tidak boleh dilanggar.

2.3 Kebudayaan Suku Gayo

Kebudayaan berasal dari terjemahan kata kultur. Kata kultur dalam bahasa

latin culture berarti memelihara, mengolah dan mengerjakan. Dalam kaitan ini,

cakupankebudayaan menjadi sangat luas, seluas hidup manusia. Kebudayaan

sebagai hasil aktifitas yang merupakan kebiasaan dalam satu kelompok

masyarakat menunjukkan bagaimana masyarakat tersebut. Dimana melalui

kebudayaan yang dimiliki, maka dapat diketahui tingkat peradaban

masyarakatnya. Namun perlu disadari bahwa tingkat kebudayaan banyak

ditemukan oleh kemampuan manusia dalam menghadapi tantangan alam sekitar

lingkungan dimana mereka tinggal dan hidup.

Page 82: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

72

Suku gayo dalam hal ini mempunyai kebudayaan sendiri, meskipun

kebudayaan tersebut hampir sama dengan kebudayaan Aceh lainnya. Mereka

mempunyai bahasa sendiri, adat istiadat sendiri, yang mungkin berbeda dengan

bahasa dan adat istiadat Aceh, Karo Batak, dan Melayu. Secara umum, sejak

masuknya Agama Islam ke Aceh, kebudayaan Aceh maupun kebudayaan Gayo

terlihat terpengaruh dan lebih cenderung mengarah kepada kebudayaan yang

bernafaskan Islam. Namun demikian, masing-masing kebudayaan ini memiliki

ciri-ciri tersendiri yang agak berbeda dengan kebudayaan Aceh umumnya.

Pengaruh Aceh sangat kuat mempengaruhi kebudayaan Gayo, namun

disamping itu pengaruh suku Melayu juga sangat kuat, terutama dalam

penggunaan soal bahasa. Keadaan ini disebabkan adaya penyebaran,

pengembangan dan pendidikan Agama Islam, naskah-naskah buku, tulisan tangan,

surat menyurat, dan lain-lain, sebahagian besar disampaikan dan dilakukan dalam

Bahasa Aceh dan Gayo sendiri. Suku gayo tergolong ke dalam ras Proto Melayu

yang berasal dari India. Kedatangan bangsa ini diperkirakan datang ke Indonesia

sekitar 2000 tahun sebelum masehi. Ciri khas dari bangsa ini adalah berkulit

hitam, tubuhnya kecil dan berambut keriting.

Suku Gayo sangat erat hubungannya dengan suku Karo dan Batak, yang

dapat dilihat dari persamaan dalam bahasa, adat istiadat, terutama karena

terdapatnya beberapa persamaan dalam bahasa dan adat istiadat, terutama sekali

dengan Suku Karo. Persamaan antara Suku Gayo dan Suku Karo dapat dilihat

dari pembagian belah-belah dalam susunan masyarakat Gayo yang terdapat di

wilayah raja cik bebesan di daerah Gayo Lut. Susunan masyarakat di wilayah

Page 83: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

73

Raja Cik Bebesan dibagi dalam Belah-belah Cebere, Melala, Munte, Linge, dan

belah tebe. Selain itu terdapat pula persamaan-persamaan di bidang kesenian,

seperti seni tari, seni suara, seni musik, dan lain-lain. Nama belah di wilayah Raja

Cik Bebesan mempunyai persamaan dengan nama nama marga di Tanah Karo.

Kebudayaan Gayo timbul sejak orang Gayo bermukim di wilayah ini dan

mulai berkembang sejak kerajaan Linge Pertama abad ke X M, atau abad ke IV H.

Meliputi aspek kekerabatan, komunikasi sosial, pemerintahan, pertanian kesenian

dan lain–lain. Adat Urang Gayo menganut Prinsip Keramat Mupakat,

Behu Berdedale yang punya makna kemulian didapat kerana mufakat dan berani

sama-sama. Ungkapan lainTirus lagu gelas belut lagu umut rempak lagu resi

susun lagu belo yang punya arti kuatnya persatuan orang gayo yang tidak mudah

dicerai berai.Nyawa sara pelok ratep sara anguk punya arti tekad yang

melahirkan kesatuan sikap dan perbuatan. Selain itu banyak lagi terdapat kata –

kata pelambang yang mengandung kebersamaan dan kekeluargaan serta

keterpaduan. Berbagai ungkapan tersebut menggambarkan tentang Pemerintah

dan ulama saling harga menghargai serta menunjak pelaksanaan agama dalam

adat Urang Gayo.Di dalam sistem nilai budaya Gayo telah merumuskan prinsip–

prinsip adat yang disebut kemalun ni edet. Prinsip ini menyangkut “harga diri”

(malu) yang harus dijaga, diamalkan, dan dipertahankan oleh kelompok kerabat

tertentu, kelompok satu rumah (sara umah), klen (belah), dan kelompok yang

lebih besar lagi. Prinsip adat meliputi empat hal berikut ini. Pertama, Denie –

terpancang adalah harga diri yang menyangkut hak – hak atas wilayah.

Kedua, Nahma teraku adalah harga diri yang menyangkut kedudukan yang sah.

Page 84: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

74

Ketiga, Bela mutan ialah harga diri yang terusik karena ada anggota kelompoknya

yang disakiti atau dibunuh. Keempat adalah Malu tertawan yang merupakan

harga diri yang terusik karena kaum wanita dari anggota kelompoknya diganggu

atau difitnah pihak lain

2.4 Adat Istiadat Gayo

Setiap daerah yang ada di Indonesia mempunya sistem adat, begitu juga

dengan suku Gayo yang mendiami wilayah dataran tinggi, mempunyai adat sesuai

dengan kepercayaan yang dianutnya. Menurut Mahmud Ibrahim (2007: 5) pada

sekita tahun 1115 Masehi, raja (reje) Islam kerajaan Lingga yang oleh penduduk

Negeri Lingga (negeri Linge) disebut “Petu Merhum Mahkota Alam” untuk

pertama kalinya merumuskan norma adat bersama para ulama dan pemimpin

masyarakat Lainnya. Isi rumusan adat yang disusun di Istana raja Lingge (reje

Lingge) Umah Adat Pitu Ruang neggeri Lingge oleh raja Petu Mehrum mahkota

Alam.

Photo 2.3; Rumah adat suku Gayo yang dinamakan juga dengan umah adat pitu ruang

Page 85: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

75

Rumah panggung /umah adat pitu ruang tidak hanya sebuah bangunan

yang dijadikan tempat tinggal, namun rumah ini menjadi milik suku, dengan

fungsi dan kegunaan yang menyertainya. Rumah ini terdiri dari panggung dengan

tangga masuk berada di luar rumah, sedangkan pintu rumahnya tingginya sekitar

1.50 m. Saat masuk ke “rumah orang” harus pelan-pelan karena naik tangga tidak

boleh terburu nafsu. Kemudian juga harus hati-hati, karena tangga sering kena

hujan sehingga sering licin. Selanjutnya saat dibukakan tuan rumah kita harus

menunduk karena atas pintu lebih rendah dari pada kita. Bila kita “masuk rumah”

orang dengan kepala tengadah, maka kepala kita akan terbentur. Akan tetapi

setelah kita masuk diterima tuan rumah, maka terlihat ruangan yang sangat luas

untuk berkumpulnya keluarga serta tamu, sehingga terlihat keterbukaan,

keikhlasan dari suku Gayo dalam menjalin persaudaraan sesuai dengan

kesepakatan yang di atudr dalam sistem adat Gayo.

Sistem adat itu sendiri termuat dalam kitab mereka, terdiri dari 45 pasal

berbahasa Gayo dan tulisan Jawi. Semua dibukukan sebagai lembaran aturan adat

istiadatdari zaman dahulu hingga sekarang dan tetap dilaksanakan pasal demi

pasal dalam semua keadaan mengenai keadatan. Sementara itu umah adat pitu

ruang juga dijadikan sebagai simbol/lambang dari Kabupaten Aceh Tengah yang

memiliki filosopy berdasarkan adat yang telah mereka sepakati.

Adat yang telah disusun sebanyak empat puluh lima pasal menjadi panutan

bagi suku Gayo yang didalamnya tertuang aturan tata krama dalam sistem

bermasyarakat seperti dalam pepatah Gayo

Page 86: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

76

“munatur murip sibueten sarak opat,in penguet ni ahlak menenah buet, menyoki belide remet, melupeti junger, mubantah hakim, menumpang ale, munyugang edet i engon ku bekase”

(tata krama dalam sistem bermasyarakat, untuk menjaga ahlakulkarimah, tidak membuat kekerasan atau pemerasan, tidak mengganggu masyarakat, tidak melawan hakim untuk menutupi kesalahan, supaya adat berjalan sesuai dengan harapan (Mahmud Ibrahim, 2007:6).

Pepatah ini menyiratkan tentang menjalani kehidupan bahwa adat

berbicara mutlak-mutlakan, berjalan memakai tongkat, hakikat sesuatu disimpan

dengan baik, syarat dilaksanakan dengan tepat, karena hukum Islam mengenal

mana yang hak mana yang baik, sementara adat membedakannya. Sesuatu yang

wajib harus dilaksanakan pada tempat dan waktunya, sebaliknya yang bukan

wajib dapat dilakukan kapan dan dimana saja.

Pelaksanaan adat ini dipakai dalam semua unsur dari hal yang terkecil

sampai yang terbesar serta mempunyai aturan dalam penyelesaiannya yang harus

dipatuhi dan dijalankan. Fungsi dari adat itu sendiri yaitu:

1. Adat berasal dari bahasa arab, dengan pengertian melakukan berbagai kebiasaa-kebiasaan. Adanya ada dikarenakan manusia hidup berkelompok-kelompok lalu membuat berbagai keputusan disebut peraturan, untuk mengatasi kepentinga mereka dan dipandang sebagai undang-undang tanpa tertulis.

2. Adat Gayo bernilai spritual dan berorientasi kepada ahlaulkarimah, membentuk pergaulan yang berlandaskan agama, adat melaksanakan amar makruf nahi mungkar (salah bertegah benar berpapah). Adat gayo, jelas menunjang agama (pengertian agama). Perlu disimak adat adalah hablumminannas.

3. Adat adalah etos (pandangan hidup yang khas suatu golongan sosial) masyarakat, terikat dengan “murip ikanung edet, mate ikamnung bumi, murip benar matee suci” (hidup selalu dikandung adat, mati dikandung bumi/tanah, hidup harus benar, mati harus suci).

Page 87: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

77

4. Adat adalah aturan ciri khas dari berbagai suku, tata kelakuan dan kebiasaan. Bagi suku Gayo adat itu: “nge mucap ku, atu mulabang kepapan’ (sudah melembaga)

5. Adat adalah aturan yang berlaku di daerah tritorial masing-masing berfungsi laksana undang-undang.

6. Adat adalah pegangan hidup serta pedoman dalam melaksanakan sesuai perbuatan

7. Adat istiadat adalah kata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi kegenerasi sebagai warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola prilaku masyarakat (Hakim, 1998: 14).

Dengan demikian fungsi adat ini tampak jelas untuk mengatur kehidupan

yang berlaku dengan menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman. Dalam arti

apabila ada kekeliruan yang terjadi, maka akan dikembalikan kepada Al Qur’an

dan yang membuat adat tersebut. Fungsi adat ini menjadi sistem yang berlaku

pada masyarakat Gayo. Di dalam sistem adat Gayo ada tahapan adat yaitu,

mukemel (harga diri), tertip (tertib), setie (setia), semayang Gemasih (kasih

sayang), mutentu (kerja keras), amanah (amanah), genapmupakat (musyawarah),

alang tulung (tolong menolong), bersikemelen (kompetitif). Tahapan tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut. Sistem nilai budaya Gayo terbagi menjadi nilai

“utama” yang disebut “harga diri” (mukemel). untuk mencapai harga diri itu,

seorang harus mengamalkan atau mengacu pada sejumlah nilai lain, yang disebut

nilai “penunjang”. Nilai – nilai penunjang itu adalah: “tertib”, “setia”, “kasih

sayang”, “kerja keras”, “amanah”, “musyawarah”, “tolong- menolong”. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa agama dengan adat seperti zat dengan sifat,

seperti dalam pepatah Gayo

“edet mugenal hokum mubeza Kuet edet muperala agama Rengang edet benasa nama

Page 88: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

78

Edet menukum musifet ujud Ukum munukum musifet kalam Edet sifetni resam, resam itinyo edet Edet atan astana, hokum atan agama Dewe hadis ulaken ku empuwe Edet turah berujud Fiil turah berupe Semi turah bertubuh

(adat mencari hukum dijadikan neraca Bila kuat adat terpeliharalah agama Renggang adat rusaklah nama Adat menghukum bersifat wujud Hukum menghukum bersifat pasti Adat sifatnya resam, resam ditinjau adat Sumber adat dari istana, hukum dalam agama Berselisih pendapat tentang hadist dikembalikan ke firman Berselisih pendapat tentang adat kembalikan kepada empunya Adat harus dibuktikan Fiil harus mempunyai rupa Semi harus bertubuh (Hakim, (1998:14)

2.5 Sistem Kemasyarakatan

Ssistem kemasyarakatan suku Gayo tidak berbeda dengan system

kemasyarakatan yang dimiliki suku lainnya di Aceh, dan berbeda dengan suku-

suku di luar Aceh. Masyarakat Gayo hidup dalam komunitas kecil yang terdiri

dari beberapa suku dan mendiami satu daerah yang disebut kampong. Setiap

kampong dikepalai oleh seorang gecik. Kumpulan beberapa kampung disebut

kemukiman yang dipimpin oleh Mukim. Pada masa sekarang sistem pemerintahan

mengikuti sistem pemerintahan nasional, yang membedakan dengan daerah lain

yang ada di Indonesia yaitu terdapat beberapa buah mukim. Mukim merupakan

bagian dari kecamatan dengan unsur-unsur kepemimpinan terdiri atas: gecik,

wakil gecik, imem, dan cerdik pandai yang mewakili rakyat. Pada pemerintahan

yang ada di dataran tinggi Gayo tidak mengenal dengan sistem RT/RW yang ada

Page 89: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

79

hanya satu bagian yang disebut sebagai dusun dipimpin kepala dusun dan

perangkatnya, untuk mengatur hidup masyarakat Gayo.

Sistem pemerintahan yang berbeda ini juga menjadi system yang mengatur

dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan adat, mereka memiliki sistem pemerintahan

yang dikenal dan berlaku secara adat suku Gayo yang dahulu dikenal dengan

sistem kerajaan, dikenal dengan dinasti Lingga. Sistem pemerintahan ini dan

unsur kepemimpinan yang disebut sarak opat (empat unsur dalam satu ikatan

terpadu), terdiri dari: raja (reje), orang yang dtuakan (patue), iamam (imem), dan

rakyat (rayat), Mahmud Ibrahim (27: 63) menyatakan adapaun sarak opat adalah:

1. Raja (reje: kepala pemerintahan), musuket sifet (berfungsi memelihara

keadilan dikalangan rakyatnya)

2. Ulama (imem), muperl sunet (berkewajiban membimbing dan melaksanakan

ajaraagama Islam terutama yang fardhu dan sunat yang baik.

3. Petue (orang yang dituakan dan dindang berilmu), musidik sasat (meneliti dan

mengevaluasi keadaan rakyat/masyarakat).

4. Rakyat (rakyat), genap mufakat (bermusyawarah dan mufakat bagi

kepentingan negeri atau seluruh masyarakat)

Reje (raja) dan imem (ulama) memiliki fungsi dan berperan sangat penting

dalam pemerintahan, karena raja (reje) melaksanakan prinsip: edet mu nukum

bersifet wujud (adat menjatuhkan hukuman karena ada bukti yang jelas, imem

(ulama) melaksanakan prinsip : ukun mu nukum bersifet kalam (hukum Islam

menetapkan hukum berdasarkan firman Allah danSunnah Rasulullah).Keduanya

Page 90: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

80

harus serasi dan terpadu dalam rangka mewujudkan agama iberet empus, ederet

ibarat peger (agama seperti kebun/tanaman, edet seperti pagar tanaman.

Menurut Melalatoa dalam Zainal Abidin, (2002: 27) masyarakat Gayo

sebagai mana masyarakat Aceh lainnya, adalah masyarakat yang tergolong taat

menjalankan ajaran agama Islam. Hal ini karena adanya pemahaman ditengah-

tengah masyarakat bahwa sistem budaya mereka berasal dari dua sumber, pertama

sumber leluhur yang bermuatan pengetahuan, keyakinan nilai, norma-norma yang

kesemuanya dinyatakan edet (adat) serta kebiasaannya yang tidak mengikat yang

disebut resam, kedua, sumber agama Islam berupa akidah, sistem keyakinan,

nilai-nilai dan kaidah-kaidah agama disebut dengan hukum. Kedua hukum ini

berjalan bersama dan saling mengikat satu sama lain, sehingga kekuatan hukum

ini menjadi pegangan/anutan bagi suku Gayo.

2.6 Agama

Sebagaimana halnya kebanyakan wilayah di negeri ini, mayoritas

penduduk Kabupaten Aceh Tengah memeluk agama lslam, diikuti oleh Kristen

Katolik, Protestan, Persentase umat lslam sekitar 96,4 persen lebih. Masyarakat

Gayo yang berdomisili di Kotacanemayoritas memeluk agama Islam. Namun ada

beberapa pendatang yang beragamakan non Islam, seperti agama Kristen, Hindu

dan Budha. Penduduk yang beragamakan non Islam tersebut bukanlah penduduk

tetap ataupun penduduk asli, melainkan mereka adalah pendatang atau penduduk

sementara yang berdomisili di Kotacane tersebut. Pada umumnya keberadaan

penduduk yang beragamakan non Islam tersebut adalah mereka yang ditugaskan

Page 91: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

81

atau pun bertugas sementara, misalnya sebagai pegawai negri sipil, Kepolisian,

Tentara, dan juga instansi-instransi kepemerintahan lainya, selain sebagai

pedagang.

Masyarakat Gayo merupakan masyarakat yang taat beribadah, itu semua

terlihat jelas dari banyaknya masjid dan mushola yang berdiri kokoh pada setiap

daerahnya. Setiap kampung ataupun kelurahan mempunyai masjid-masjid besar

dan setiap dusun mempunyai mushola-mushola yang setiap waktu sholat selalu

dipenuhi oleh warganya untuk berjamaah.Selain sebagai tempat beribadah,

masjid juga digunakan sebagai tempat melaksanakan kegiatan keagamaan lainya,

seperti : pengajian, ceramah keagamaan, diskusi keagamaan, dan juga diskusi

tentang pembangunan-pembangunan desa, sehingga keberadaannya sangat

dibutuhkan oleh masyarakat.

Kekhusukan masyarakat Gayo dalam beribadah juga terlihat pada saat

bulan suci ramadhan. Pada bulan yang penuh berkah ini masyarakat Gayo

semakin mempertebal ibadah untuk lebih memperkokoh keimanannya. Sebulan

penuh melaksanakan ibadah puasa disertai sholat tarawih, ceramah-ceramah

keagamaan, sholat-sholat sunat lainya, dan banyak lagi kegiatan keagamaan

lainya, mesjid selalu dipenuhi jamaah untuk pelaksanaan kegiatan keagamaan.

Tempat-tempat ibadah selain mesjid juga dibangun untuk kebutuhan beribadah

bagi umat non muslim. Toleransi masyarakat Kotacane dalam beragama sangatlah

tinggi, itu semua terlihat dari pertemanan yang terjalin antar umat beragama, tidak

pernah terjadi perselihan diantara mereka. Semua saling menjaga, hormat

menghormati dan mengharagai adanya perbedaan di antara mereka.

Page 92: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

82

Suku Gayo dengan Islam sebagai agama yang dominan dianut, tidak

menjadikan masyarakatnya menutup pada bentuk-bentuk hiburan yang

menyertakan kesenian dalam materi acara. Kesenian sudah ada sejak sebelum

agama Islam masuk ke wilayah Gayo, yang kemudian memasukkan ajaran Islam

dalam pertunjukan dan dijadikan sebagai media memperkenalkan dan pengajaran

tentang Islam. Pertunjukan kesenian dilakukan dalam memperingati Maulid nabi,

Isyrak mikraj, perayaan setelah hari raya Idul Adha, dan memasukkan ajaran

Islam sebagai aturan dalam pertunjukan, yang juga menempatkan kesenian Aceh

sarat dengan ajaran Islam di dalamnya.

2.7 Upacara Adat

Masyarakat Gayo melakukan berbagai kegiatan upacara adat yang telah

ada sejak zaman nenek moyang mereka hingga sekarang. Upacara-upacara adat

tersebut mereka lakukan sebagai bentuk dari kepatuhan dalam menjaga sistem

adat yang sudah mereka sepakati.Syarak opat sebagai panduan dalam system adat

menjadi patokan utama dalam pelaksanaan upacara-upacara adat yang mereka

lakukan. Upacara-upacara adat yang ada antara lain: Turun Mani, Sunet rasul,

Kenduri Ulu Nueh, Mulongom Umah dan Ngerje(perkawinan). Upacara Turun

Mani adalah upacara Akikahan3, biasanya dilaksanakan pada hari ketujuh anak

yang baru lahir, dengan mengadakan syukuran semoga anak yang di aqiqah

menjadi anak yang sholeh dan sesuai dengan harapan kedua orang tua. Upacara

3Kegiatan ini merupakan salah satu kewajiban yang dilakukan oleh umat muslim bagi

yang mampu pada anaknya yang baru lahir, dengah melakukan ucapan syukur (kenduri) dan mengundang tetangga, keluarga untuk hari bahagia, biasanya acara aqiqah sekaligus acara untuk pemberian (penabalan) nama bagi anak.

Page 93: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

83

Sunet Rasuladalah upacara Khitanan, biasanya dilaksanakan sesudah beberapa

hari anak tersebut disunat. Upacara Kenduri Ulu Nueh adalah upacara yang

dilakukan sebelum memulai bersawah. Upacara Mulongom Umah adalah upacara

yang dilaksanakan pada saat menempati rumah yang baru selesai dibangun.

Pelaksanaan kegiatan-kegiatan adat ini menjadi bukti akan kepatuhan masyarakat

dengan aturan-aturan yang menjadi pedoman mereka dalam menjalankan

kehidupan.

Dalam pelaksaan upacara-upacara adat ini, suku Gayo melakukannya

dengan mengikuti aturan-aturan yang sudah mereka dan diwariskan secaraturun

temurun. Pelaksanaan upacara-upacara adat menjadi symbol bagi suku Gayo dari

bentuk kepatuhan, keikhlasan mereka sebagai kelompok masyarakat yang

memiliki hubungan dianatar satu dengan lainnya, hubungan dengan alam, dan

hubungan dengan tuhan. Sehingga dalam pelaksanaannya mereka menyertakan

berbagai perangkat upacara untuk menjaga terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan. Termasuk dengan menyertakan seni sebagai materi dalam pelaksanaan

kegiatan upacara adat.

Upacara Ngerje adalah upacara perkawinan pada masyarakat Gayo,

Ngerje berkaitan dengan daur hidup dalam kehidupan masyarakat Gayo. Aturan-

aturan adat dan tata cara pelaksanaan upacara perkawinan Ngerje tersebut telah

lama ada dan dilaksanakan sampai sekarang. Pada Upacara Ngerje ini lah

dilaksanakan kesenian tari Guel. Kesenian tari Guel berupa penyambutan sebagai

penghormatan akan kedatangan rombongan mempelai laki-laki. Adapun

serangkaian acara didalam upacara Ngerje tersebut adalah sebagai berikut:

Page 94: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

84

a. Edet Mungerje (adat Pernikahan)

Tradisi pernikahan sebagai salah satu unsur kebudayaan yang terdapat

dalam udaya Gayo memiliki keunikan dan kekayaan nilai budaya yang tinggi.

Kebdayaan masyarakat Gayo yang berada di sekitar kawasan Takengon Aceh

Tengah (Gayo Lut) turut mempersiapkan hajat besar dalam upacara perkawinan

dengan melewati beberpa tahapan adat yang tiap tahapannya tersimpan makna

yang sakral untuk kebahagiaan pasangan pengantin.

Rangkaian proses pernikahan masyarakat suku Gayo:

1. Risik Kano (Perkenalan Keluarga)

Acara ini merupakan ajang perkenalan keluarga calon pengantin. Orang

tua pengantin pria, biasanya di wakilkan oleh ibunya, akan menyampaikan

maksud dan tujuan kedatangan mereka untuk berbesan dengan orang tua

pengantin wanita. Biasanya acara akan dimulai dengan ramah tamah serta senda

gurau sebagai awal perkenalan dan barulah selanjutnya mengarah pada

pembicaraan serius mengenai kemungkinan kedua keluarga ini bisa saling

berbesan.

2. Munginte (meminang/melamar)

Munginte adalah tahapan yang dilakaukan sebelum melaksanakan upacara

perkawinan, Munginte (meminang atau pinangan) yang datang dari pihak laki-laki

kepada pihak perempuan. Namun biasanya tahapan ini tidak langsung dilakukan

oleh orangtua calon pengantin pria tetapi diwakilkan oleh kerabat dekat pihak

pria. Utusan ini disebut telangke/tel;angkai, mereka terdiri dari tiga sampai lima

Page 95: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

85

pasangan suami-istri dan yang memegang peranan penting dalam tahapan ini

adalah kaum ibu.

Pada saat Munginte ini pihak laki-laki mengutarakan maksud

kedatangannya untuk meminang sang wanita untuk dijadikan istri oleh sang laki-

laki. Biasanya sebelum pihak laki-laki datang, pihak perempuan telah memberi

tahu terlebih dahulu bahwa pihak laki-laki akan datang meminang. kemudian

pihak perempuan memberi tahu kepada keluarga untuk berkumpul pada tanggal

yang ditentukan. Pada tanggal yang ditentukan, pihak laki-laki datang kekediaman

pihak perempuan untuk meminang.

Dalam acara ini meminang ini pihak calon pengantin laki-laki datang

sambil membawa bawaan yang antara lain berisi beras, tempat sirih lengkap

dengan isinya, sejumlah uang, jarum dan benang. Barang bawaan ini disebut

penampong ni kuyu yang bermakna sebagai tanda pengikat agar keluarga

pengantin wanita tidak menerima lamaran dari pihak lain. Bawaan ini akan

ditinggal di rumah calon pengantin wanita sampai ada keputusan.

Selanjutnya barang bawaan ini diserahkan dan ditinggal di rumah

pengantin wanita sampai ada kepastian bahwa lamaran tersebut diterima atau

tidak. Keluarga pengantin wanita diberi waktu sekitar 2-3 hari untuk memutuskan

hal tersebut. Dalam waktu tersebut biasanya keluarga pengantin wanita akan

mencari sebanyak mungkin tentang informasi calon pengantin pria mulai dari

bagaimana pribadinya, pendidikannya, agama, tingkah laku sampai ke soal bibit,

bobot dan bebetnya. Jika lamaran diterima maka barang bawaan tersebut tidak

Page 96: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

86

dikembalikan lagi tetapi sebaliknya jika tidak, maka penampong kayu akan

dikembalikan pada pengantin pria lagi.

Setelah mendapat kepastian lamaran diterima selanjutnya akan dilakukan

pembicaraan antara dua pihak kelurga mengenai kewajiban apa saja yang harus

dipebuhi oleh keluarga masing-masing, termasuk membicarakan mengenai barang

dan jumlah uang yang diminta oleh keluarga pengantin wanita yang disebut

sebagai acara munosah nemah (menetapkan bawaan), dalam pembicaraan ini

keluarga pengantin pria akan diwakili oleh talangke yang harus pandai

melakukan tawar menawar atau negosiasi dengan keluarga pengantin wanita

dengan baik dan jangan samapi menyinggung atau kecewa pada pihak perempuan.

Sementara untuk mahar yang menetukan adalan calon mempelai wanita sendiri

dan mahar yang diminta tidak boleh ditawar lagi.

a. Sesuk pantang

Acara ini merepkana ketentuan adat yang harus dipatuhi oleh kedua calon

pengantin selama mereka belum menikah. Misalnya tidak oleh saling

bertemu, mereka tidak diperbolehkan saling menyapa. Selain itu keduanya

juga harus menghindari pertemuan dengan calon mertua. Bila tak sengaja

bertemu, mereka harus menutupi wajahnya, pria dengan kopiah dan wanita

dengan kerudung yang dipakainya. Bila aturan ini dilanggar, bukan tidak

mungkin rencana pernikahan mereka terancam gagal.

Page 97: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

87

b. Turun Caram (mengantar Uang)

Acara mengantar uang ini biasa dilakukan pada saat matahari mulai naik

antara pukul 09.00-12.00. dengan harapan agar nantinya kehidupan rumah

tangga pasangan pengantin ini, termasuk rezekinya akan selamnya bersinar.

c. Munos benten

Munos benten adalah kegiatan dalam pelaksanaan upacara pernikahan,

kegiatan ini dilakukan oleh pihak pria dalam membuat benten. Apabila bapak

si calon belum memiliki anak yang sudah kawin atau belum punya menantu,

maka yang membuat benten adalah saudara iparnya.

d. Segenap dan begenap (musyawarah dan keluarga).

Dalam acara ini akan dilakukan pembagian tugas saat acara pernikahan

berlangsung. Yang mendapat tugas melakukan berbagai persiapan pesta

perkawinan adalah para kerabat serta tetangga dekat. Acara akan berlangsung

pada malam hari.

Pada malam begenap acara akan dibagi menjadi dua kelompok orang tua

yang akan membicarakan mengenai tata cara serah terima calon pengantin

kepada imam (pemuka agama) sementara kelompok kedua yaitu para muda-

mudi yang berkelompok membuat kue onde-onde untuk disantap bersma-

sama. Setelah itu datanglah utusan dari kelompok orang tua ke kelompok

anak muda tersebut sambil membawa batil (cerana) lalu mereka makan sirih

bersama sebagai tanda permintaan orang tua pengantin wanita agar muda-

mudi itu rela melepas salah satu teman mereka menikah.

e. Muniri

Page 98: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

88

f. Kegiatan ini merupakan kegiatan dimana calon pengantin wanita dimandikan

oleh teman-teman sepermainannya. Selain membersihkan tubuh, rambut

calon pengantin juga ikut dibersihkan, yang disebut bepangir (keramas).

g. Beguru (pemberian nasehat)

Acara ini diadakan sesudah acara malam begenap yaitu pada pagi hari

sesudah sholat subuh. Beguru artinya belajar, dimana calon pengantin akan

diberi berbagai nasehat dan petunjuk tentang bagaimana nantinya mereka

bersikap dan berprilaku dalam membina rumah tangga. Acara beguru di

rumah calon mempelai wanita ini biasanya akan diiringi juga dengan acara

bersebuku (meratap) yaitu pengantin wanita melakukan sungkeman kepada

kedua orang tuanya untuk memohon restu dan doa.

h. Jege Uce (berjaga-jaga)

Acara ini dilaksanakan menjelang hari pernikahan. Disini para kerabat dan

tetangga dekat akan berjaga-jaga sepanjang malam dengan melakukan

berbagai kegiatan adat seperti acara guru didong (berbalas pantun) serta tari

tarian. Pada malam itu calon pengantin wanita akan diberi inai oleh pihak

ralik (keluarga pengantin wanita)

i. Belutut dan Bekune (mandi dan krikan)

Dahi, pipi dan tengkuk calon pengantin wanita akan dikerik oleh juru rias

atau wakil keluarga ibunya yang paling dekat setelah sebelumnya dilakukan

acara mandi bersama di kediaman masing-masing yang disebut acara

berlutut. Bekas bulu-bulu halus kerikan tadi selanjutnya akan ditaruh dalam

sebuah wadah berisi air bersih dan dicampurkan dengan irisan jeruk purut

Page 99: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

89

untuk ditanam. Dipercayai nantinya rambut pengantin akan tumbuh subur dan

lebat.

j. Munalo(menjemput pengantin)

Pada hari dan tempat yang telah disepakati rombongan pengantin wanita yang

dipimpin oleh telangkai, selanjutnya disebut sebagai pihak beru, sambil

menabuh canang yang dilakukan oleh para gadis bersiap menunggu

kedatangan rombongan pengantin pria yang disebut pihak bei. Sementara itu

pengantin wanita di rumahnya telah didandani dan menanti dalam kamar

pengantin. Canang akan semakin keras ditabuh dan terdengar bersahutan

ketika pihak bei sudah mulai kelihatan dari kejauhan.

Saat pihak bei telah tiba, tabuhan canang dihentikan dan pihak beru akan

membuka percakapan sebagai ucapan selamat datang dan permohonan maaf

jika terdapat kekurangan dalam acara penyambutan tersebut. Pada saat acara

Munalo inilah tari Guel dan beberapa tari lainnya seperti tari Sinning

dipertunjukkan, sehingga tari Guel pada acara ini disebut dengan Guel

Munalo Disini pengantin pria akan diajak ikut menari bersama. Setelah itu

calon pengantin pria diarak beramai-ramai menuju kediaman pengantin

wanita.

k. Mah Bei (mengarak Pengantin Pria)

l. Sebelum rombongan pengantin pria sampai kerumah pengantin wanita,

mereka akan terlebih dahulu berhenti di rumah persinggahan yang disebut

umah selangan selama 30-60 menit. Dijempat ini rombongan akan menanti

datangnya kiriman makanan yang di bawa oleh utusan pihak beru. Bila

Page 100: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

90

kiriman itu dianggap berkenan maka rombongan akan melanjutkan perjalanan

menuju rumah pengantin wanita, setelah mendengar kabar bahwa keluarga

pengantin wanita telah siap menerima kedatangan. Sebaliknya bila tidak

berkenan maka acara bida tertunda bahkan batal. Dalam perjalanan ini,

pengantin pria diapit telangkai yang biasanya terdiri dari dua orang laki-laki

yang sudah menikah. Pada acara ini orang tua mempelai pria boleh tidak

mendampingi karena tugas tersebut telah diwakilkan.

Setibanya rombongan bei di rumah pengantin wanita, tiga orang ibu akan

langsung datang menyambut dan saling bertukar batuil tempat sirih lalu

diadakan acara basuh kiding (cuci kaki) di depan pintu masuk. Uniknya yang

melakukan acara basuh kiding ini adalah adik perempuan pemngantin anita.

Jika pengantin wanita tidak memiliki adik perempuan maka tugas ini bisa

digantikan oleh anak pakciknya. Setelah itu sebagai tanda terima kasih,

pengantin pria akan memberikan sejumlah uang pengantin pria akan

melakukan acara tepung tawar yang dilakukan oleh keluarga pengantin

wanita. Sambil dibimbing masuk rumah, pengantin pria akan diserahkan oleh

keluarganya dan didudukkan berhadapan dengan ayah pengantin wanita

untuk acara akad nikah yang disebut acara Rempele (penyerahan)

Sebelum akad nikah dimulai telah disiapkan satu gelas air putih, satu

wadah kosong dan sepiring ketan kuning untuk melakukan tata acara adat. Selesai

akad pengantin pria memberikan batil mangas kepada mertua laki-laki. Selama

akad berlangsung pengantin wanita yang telah didandani tetap tinggal di dalam

kamar sambil menunggu dipertemukan dengan suaminya.

Page 101: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

91

m. Ersuami Ngunduh mantu (munenes)

Acara ini sebagai simbol perpisahan antara pemngantin wanita dengan

orang tuanya karena telah bersuami dan akan berpisah tempat tinggal,

termnasuk juga sebagai acara perpisahan di masa lajang kekehidupan

berkeluarga. Pengantin wanita akan diantar kerumah pengantin pria sambil

membawa barang-barannya dari perhelatan rumah tangga sampai bekal

memulai hidup baru. Setelah itu diadakan acara makan bersama. Biasanya

setelah tujuh hari pengantin wanita berada dirumah pengantin pria, orang

tua pengantin pria akan datang ke rumah besannya sambil membawa nasi

beserta lauk pauk. Acara yang disebut mah kero opat ingi ini bertujuan

untuk lebih saling mengenal antar dua keluarga yang sudah berbesan.

2.8 Kesenian

Suatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat Gayo

adalah kesenian yang hampir tidak pernah mengalami kemunduran, bahkan

cenderung berkembang. Kabupaten Aceh Tengah dengan kota Takengon sebagai

ibukotanya, juga mempunyai kesenian tradisi yang sangat menarik dan mulai

dikenal di kalangan luas. Bentuk-bentuk kesenian yang ada mempunyai fungsi

yang beraham seperti ritual, pendidikan, penerangan, sekaligus sebagai sarana

hiburan dan sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial

masyarakat.

Bentuk-bentuk kesenian tersebut seperti Didong dan tari Guel. Didong

merupakan salah satu kesenian milik suku Gayo yang berasal dari daerah dataran

Page 102: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

92

tinggi ini. Didong adalah kesenian yang bercerita dengan cara menyanyikan dalam

bentuk syair. Pertunjukan yang dilakukan dengan adanya sekelompok orang

duduk bersila membentuk lingkaran, dengan salah seorang ceh akan

mendendangkan syair-syair dalam bahasa Gayo dan anggota yang lain akan

mengiringi dengan tepukan tangan dan tepukan pada bantal kecil dengan ritme

yang harmonis. Didong menjadi unik karena sebuah cerita dapat disampaikan

dengan cara yang menarik. Peran ceh sebagai penyampai cerita sangat penting,

karena ceh harus mampu menguasai nyanyian sekaligus cerita-cerita baik cerita

tentang sejarah, legenda, ataupun humor. Sepintas kalau diperhatikan peran cèh

sama dengan dalang pada kesenian wayang, dengan versi yang berbeda, sehingga

cèh adalah seorang seniman sejati yang memiliki kelebihan di segala aspek yang

berkaitan dengan fungsinya untuk menyebarkan ajaran Islam. Dalam didong ada

nilai-nilai religius, nilai-nilai keindahan, nilai-nilai kebersamaan dan lain

sebagainya. Jadi dalam berdidong para ceh tidak hanya dituntut untuk mampu

mengenal cerita-cerita religius tetapi juga harus mampu bersyair, memiliki suara

yang merdu serta berprilaku baik, sehingga kemampuan untuk menjadi ceh harus

dipelajari dengan sebaik-baiknya.

Tari Guel adalah kesenian berikutnya yang dimiliki suku Gayo di Aceh

Tengah. Tari ini begitu unik dengan pendominasian pola gerak pada bahu, yang

sepintas seperti gerakan Gajah. Tari ini awalnya dimainkan oleh dua orang penari

laki-laki yang memerankan dua tokoh abang beradik dalam mematuhi perintah

dan keinginan dari raja Linge beserta putrinya. Tari Guel ditarikan sejumlah

peanri antara 8-10 orang penari perempuan, 2-4 orang penari laki-laki. Penari laki-

Page 103: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

93

laki setiap penampilan selalu tampil sebagai simbol dan primadona,

melambangkan aman manyak atau lintoe baroe dan guru didong. Jumlah pemusik

biasanya minimal 4 orang yang menabuh canang, gong, gegedem dan memong.

Saat ini pertunjukan tari Guel selalu ada terutama pada upacara perkawinan, yang

juga menjadi hiburan bagi keluarga, tamu, dan kerabat, serta menjadi media

penghormatan pada pihak keluarga laki-laki.

Tari Bines, adalah tari yang biasanya ada pada setiap acara bejamu saman

yang dilakukan selama 3 hari 2 malam. Tari ini muncul dan berkembang di Aceh

tengah dan kemudian dibawa ke Aceh Timur. Menurut sejarah tari ini

diperkenalkan oleh seorang ulama Syeh Saman dalam rangka berdakwah. Tari

Bines dimainkan oleh wanita dengan cara duduk berbanjar sambil menyanyikan

syair yang berisikan dakwah atau informasi pembangunan.

Tari Resam Berume, tari Resam Berume adalah tari tradisi yang ada di

Kotacane selain tari Guel. Tari resam berume artinya Tata cara bersawah,

kelaziman yang biasa dilaksanakan dalam mengolah sawah, misalnya menabur

benih, mencangkul, bertanam, mengusir burung, menyabit/menuai, mengirik dan

seterusnya. Maka gerakan-gerakan yang terdapat dalam tari Resam Berume ini

adalah menggambarkan gerak-gerak dari pekerjaan yang tersebut di atas, yaitu

gerak menabur benih, mencangkul dan sebagainya.

Pekerjaan yang dilakukan secara bergotong royong, bahu membahu

antara laki-laki dan perempuan mewarnai kenangan yang indah pada mereka

dalam mengerjakan pekerjaan bersawah. Pekerjaan bersawah ini menjadi satu

kebiasaan yang dilakukan oleh Masyarakat Gayo Aceh Tengah dari generasi ke

Page 104: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

94

generasi dan menjadikan “Resam” (Tata Cara) dalam kehidupan bersawah

dikalangan masyarakat luas khususnya Gayo Kabupaten Aceh Tengah.

Pengerjaan sawah dikalangan masyarakat Gayo telah memiliki tata cara

pengerjaan, sejak dari membuat petak persemaian bibit sampai pada pengolahan

lahan dan mengumpulkan hasil panen.

Saat ini kesenian-kesenian yang ada pada masyarakat Gayo semakin

berkembang dengan banyaknya acara-acara yang menyertakan kesenian sebagai

materi dalam kegiatan tersebut. Tari Guel dan didong sebagai kesenian tradisi,

juga termasuk kesenian yang mulai disertakan sebagai materi acara. hal ini bisa

dilihat dengan semakin sering dipertunjukan kesenian Didong, misalnya pada

malam setelah selesainya acara resepsi perkawinan, adanya penampilan Didong

Jalu4 dan lain sebagainya. Begitu juga dengan tari Guel, yang semakin

berkembang dikalangan masyarakat Gayo. Saat ini pertunjukan tari Guel banyak

dilakukan pada acara perkawinan dan penyambutan tamu-tamu pemerintahan

4 Didong Jalu adalah didong yang dimainkan oleh dua grup didong, mereka saling

berbalas syair satu sama lain dengan ola pertanyaan dan jawaban yang dilakukan secara bergantian.

Page 105: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

95

BAB III

TARI GUEL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT GAYO

3.1 Pandangan Masyarakat

Tari Guel adalah salah satu khasanah budaya Gayo di Provinsi Aceh,

khususnya daerah dataran tinggi Gayo, yang menjadi salah satu tari hiburan dan

dilakukan dalam kegiatan adat suku Gayo. Kata Guel dalam tari Guel, berarti

membunyikan/memukul sesuatu benda hingga mengeluarkan suara, yang

kemudian dari kata ini terciptalah tari Guel. Dalam penciptaannya, masyarakat

Gayo menjadikan alam sebagai sumber inspirasi, sehingga dapat dikatakan tari

Guel merupakan apresiasi masyarakat Gayo kepada alam, dari alamlah mereka

belajar tentang kehidupan.

Tari Guel adalah tarian yangmenggabungkan seni sastra, seni musik dan

seni tari itu sendiri di dalam pertunjukannya, dan menjadi media informatif

melalui gerak simbolis dan hentakan irama. Tari ini hidup dan berkembang pada

masyarakat Gayo yang dipertunjukkan dalam berbagai tujuan. Walaupun bersifat

hiburan, tari ini menguatkan masyarakat untuk tetap mempertahankan,

melestarikan dan mengembangkan kesenian Guel serta menjadikannya bagian

dalam aktifitas kegiatan adat terutama pada upacara perkawinan suku Gayo.

Dalam rangkaian upacara adat perkawinan, tari Guel dipertunjukkan pada

rangkaian acara menyambut pengantin (munalo), yang dilakukan sebelum

pelaksanaan akad nikah. Dalam acara peyambutan ini, pihak yang disambut

adalah calon pengantin laki-laki. Dengan demikian tari Guel sangat erat kaitannya

Page 106: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

96

dengan upacara perkawinan. Bahkan tari Guel menjadi bagian penting dalam

kegiatan ini, Sebagai sebuah karya tari yang ditempatkan dalam upacara

perkawinan, makaisi cerita disesuaikan dengan kegiatan pelaksanaan perkawinan,

dengan menjadikan calon pengantin sebagai tokoh dalam cerita. Aman mayak

(pengantin laki-laki) sebagai inti cerita adalah pelambang dari Gajah putih yang

merupakan jelmaan dari Bener Meriah. Dalam cerita,Gajah putih diajak bangun

dari tempat persembunyiannya oleh Sengeda dengan memukul benda-benda yang

menghasilkan bunyi (guel). Dalam penyajian tari Guel, aman mayak (calon

pengantin) laki-laki diajak bangun dari tempat duduk dipelaminan oleh guru

didong (penari utama sebagai Sengeda), dengan melakukan gerak-gerak tertentu

yang disebut munatap untuk menari bersama.

Dahulunya setiap pertunjukan tari Guel, harus mendapat izin dari “reje”,

reje menjadi penentu untuk pelaksanaan kegiatan adat/upacara, bahkan apabila

pertunjukan terjadi kesalahan, maka penari akan kena denda. Untuk itu calon

pengantin laki-laki harus mengusai gerakan dalam tari Guel dengan baik, agar

jalannya pertunjukan tidak akan mendapat malu. Dengan demikian calon

pengantin laki-laki harus mempelajari tari Guel, dan harus menguasai aturan,

susunan, dan elemen tari dalam penyajiannya. Penguasaan dalam tari ini sangat

diperlukan karena banyak gerak-gerak yang unik dan kemampuan dalam

mengayunkan kipasan kain di punggung, serta melakukan loncatan kaki kekanan

dan kekiri dengan lincahnya. Kipasan kain kerawang Gayo yang dikenakan,

seakan mengandung kekuatan yang luar biasa di sepanjang tarian. Ayunan kain

dan ayunan gerakan tangan serta henjutan badan yang dilakukan dari babakkan

Page 107: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

97

awal ke babakan berikutnya hingga akhir, selalu menawarkan uluran tangan

seperti tarian sepasang kekasih. Dalam tarian ini tidak ada menang dan kalah,

walau cerita menunjukkan keengganan dari Gajah putihuntuk mengikuti kehendak

Sengeda, hal ini dikarenakan persembahan dan pertautan gerak serta tatapan mata,

adalah perlambang cinta. Sehingga tidaklah heran kalau tari ini ditempatkan

dalam rangkaian upacara adat perkawinan suku Gayo.

Khidmadnya peristiwa adat ditambah dengan adanya kesenian yang

memberikan perlambangan tentang perjalanan kasih sayang sepasang kekasih

(kedua calon pengantin), membuat tari Guel berbeda dengan tari-tari tradisi

lainnya.

3.2 Asal Mula Tari Guel

Dari berbagai sumber yang penulis dapatkan, tari Guel berawal dari cerita

pada masa kerajaan Linge. Konon, tari Guel berasal dari cerita tentang dua orang

putera Sultan Johor, Malaysia, bernama Muria dan adiknya yang bernama

Sengeda. Diceritakan, pada suatu hari kedua kakak-beradik itu disuruh oleh orang

tuanya menggembala itik di tepi laut. Sambil menggembala, untuk mengisi

kebosanan, mereka bermain layang-layang. Suatu saat, datanglah angin kencang

yang membuat layang-layang mereka putus. Secara spontan mereka berusaha

sekuat tenaga mengejar layang-layangnya yang putus itu, sehingga lupa pada itik-

itik yang harus mereka jaga. Karena kelengahan ini, itik-itik yang harus mereka

jaga berenang, akhirnya hilang di tengah laut1.

1versi lain dari cerita ini yang menyatakan bahwa, akibat hembusan angin yang sangat kencang itu mereka bersama layang-layangnya diterbangkan oleh angin hingga jatuh di Negeri Serule, Aceh Tengah yang dikuasai oleh Raja Cik Serule yang bergelar Muyang Kaya Lanang Bejeye.

Page 108: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

98

Muria dan Sengeda mengejar layang-layang hingga kelelahan, dan

akhirnya mereka kembali lagi ke tepi laut untuk membawa itik-itiknya pulang.

Namun sesampai di sana, mereka tidak mendapati satu ekor itik pun karena

seluruhnya telah hilang di telah ombak lautan. Dengan perasaan takut karena lalai

dalam menjalankan tugas yang diberikan, akhirnya mereka pulang untuk

melaporkan kejadian itu pada orang tua mereka. Sesampai di rumah, mereka

segera memberitahu tentang hilangnya itik-itik yang mereeka jaga. Mendengar

laporan kedua anaknya tersebut, sang ayah menjadi murka dan menyuruh mereka

mencari itik-itik itu sampai dapat dan apabila tidak dapat, maka mereka tidak

boleh pulang ke rumah. Akhirnya kedua kakak-beradik itu pergi dengan sebuah

sampan mengarungi lautan luas untuk mencari itik-itik yang hilang. Mereka

kemudian mencari hingga berhari-hari lamanya ke segala penjuru mata

angin,akhirnya mereka tersesat dan terdampar di sebuah negeri yang bernama

Serule.

Sesampainya di Negeri Serule hari telah gelap gulita, kemudian mereka

menuju ke sebuah meunasah/langgar untuk beristirahat karena sekujur tubuh

mereka basah serta lemah lunglai setelah berhari-hari berada di tengah lautan.

Pada pagi harinya barulah rakyat Serule terkejut mendengar ada dua anak

terdampar di negeri mereka. Rakyat Serule beramai-ramai menuju ke meunasah

untuk membawa kedua anak itu ke istana Raja Cik Serule untuk diinterogasi.

Setelah kedua anak itu menjelaskan asal usulnya, maka raja menjadi iba,

kemudian raja mengangkat mereka menjadi anak angkatnya. Kedua anak itu

sangat disayangi oleh Raja Cik Serule.

Page 109: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

99

Negeri Serule dengan adanya kedua abang beradik ini, membuat rakyat

Serule makmur, aman dan sentosa. Hal ini terjadi karena kedua anak itu

mempunyai tuah/kesaktian yang menakjubkan. Sebagai pertanda bahwa mereka

memiliki tuah tersebut adalah tatkala menjelang senja hari selalu terlihat cahaya

menyala-nyala di atas langit Negeri Serule.Melihat kemakmuran Negeri Serule

akibat kesaktian atau tuah dari kedua anak itu, maka raja Linge, yang berasal dari

negeri tetangga merasa cemburu. Kemudian ia memerintahkan kepada para

prajuritnya untuk membunuh kedua anak itu. Namun dalam usaha pembunuhan

itu, yang terbunuh hanya Muria, kakak dari Sengeda. Sedangkan Sengeda berhasil

diselamatkan oleh Raja Cik Serule dengan menyembunyikannya di suatu tempat

tanpa diketahui oleh sembarang orang. Jasad Muria yang terbunuh itu kemudian

dikuburkan di tepi sungai di Desa Samarkilang, Aceh Tengah.

Pada setiap akhir tahun raja-raja harus datang ke Kutaraja untuk

mengantarkan atau mempersembahkan “cup usur” (upeti) kepada Sultan Aceh.

Kebetulan pada tahun itu Raja Cik Serule membawa serta Sengeda. Saat para raja

mengadakan pertemuan dengan Sultan Aceh, si Sengeda yang bukan seorang raja,

menunggu di halaman istana. Sambil menunggi, ia mengisi waktunya dengan

seekor Gajah yang berwarna putih. Rupanya lukisan Sengeda itu menarik

perhatian puteri Sultan. Sang puteri kemudian meminta ayahnya (Sultan Aceh)

untuk mencarikan jenis binatang yang dilukis oleh Sengeda.

Sultan Aceh enggan untuk menolak permintaan anaknya tersebut dan

memerintahkan Raja Cik Serule bersama Sengeda mencari dan menangkap Gajah

itu untuk dipersembahkan kepada Sultan Aceh. Raja Cik Serule sangat

Page 110: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

100

kebingungan menerima tugas yang berat itu, sebab ia tidak tahu bagaimana cara

mencari dan menangkap Gajah tersebut. Melihat kebinggungan ayah angkatnya

itu, Sengeda kemudian bercerita bahwa beberapa malam sebelumnya ia didatangi

oleh roh kakaknya (Muria) yang dibunuh dan dikubur di Desa Samarkilang. Roh

kakaknya itu memberikan petunjuk dimana mereka dapat mencari Gajah putih.

Keesokan harinya Raja Cik Serule, yang bergelar Muyang Kaya pergi

bersama Sengeda mencari Gajah itu sesuai dengan petunjuk yang telah

disampaikan roh Muria melalui mimpinya. Sesampainya mereka ke tempat Gajah

itu, yang ketika itu sedang berkubang, maka mereka segera memasangkan tali

kulit ke leher Gajah putih itu. Mulanya Gajah putih itu hanya diam saja, tetapi

tiba-tiba Gajah itu berlari dengan sangat kencang. Gajah putih itu akhirnya baru

berhenti di dekat kuburan Muria di Kampung Samarkilang. Walaupun segala

macam cara telah dilakukan, tetapi sang Gajah putih tetap tidak beranjak dari

tempatnya. Akhirnya mereka menggunakan cara lain yaitu rayuan yang lemah

lembut dan menari dengan meiluk-liukkan tubuh. Melihat tingkah polah kedua

orang itu, sang Gajah akhirnya terbujuk dan bersedia ikut menuju istana Sultan

Aceh.

Gerakan-gerakan tubuh yang dilakukan oleh Raja Cik Serule dan Segenda

itu akhirnya menjadi cikal bakal tari Guel yang menjadi tari tradisional khas

rakyat Gayo. Sumber kedua tentang tari Guel, berdasarkan cerita rakyat yang

berkembang di tanah Gayo. tari Guel berawal dari mimpi seorang pemuda

bernama Sengeda anak Raja Linge ke XIII. Sengeda bermimpi bertemu saudara

kandungnya Bener Meria yang konon telah meninggal dunia karena

Page 111: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

101

pengkhianatan. Mimpi itu menggambarkan Bener Meria memberi petunjuk

kepada Sengeda (adiknya), tentang kiat mendapatkan Gajah putih sekaligus cara

menggiring Gajah tersebut untuk dibawa dan dipersembahakan kepada Sultan

Aceh Darussalam. Adalah sang putri Sultan sangat berhasrat memiliki Gajah

Putih tersebut. Berbilang tahun kemudian, tersebutlah kisah tentang Cik Serule,

perdana menteri Raja Linge ke XIV berangkat ke Ibu Kota Aceh Darussalam

(sekarang kota Banda Aceh). Memenuhi hajatan sidang tahunan Kesutanan

Kerajaan. Nah, Sengeda yang dikenal dekat dengan Serule ikut dibawa serta. Pada

saat-saat sidang sedang berlangsung, Sengeda rupanya bermain-main di Balai

Gading sambil menikmati keagungan Istana Sultan.

Pada waktu itulah ia teringat akan mimpinya waktu silam, lalu sesuai

petunjuk saudara kandungnya Bener Meria ia lukiskan seekor Gajah berwarna

putih pada sehelai daun Neniyun (Pelepah rebung bambu), setelah usai, lukisan itu

dihadapkan pada cahaya matahari. Tak disangka, pantulan cahaya yang begitu

indah itu mengundang kekaguman sang Puteri Raja Sultan. Dari lukisan itu, sang

Putri menjadi penasaran dan berhasrat ingin memiliki Gajah Putih dalam wujud

asli.

Permintaan itu dikatakan pada Sengeda. Sengeda menyanggupi

menangkap Gajah Putih yang ada dirimba raya Gayo untuk dihadapkan pada tuan

puteri dengan syarat Sultan memberi perintah kepada Cik Serule. Untuk

menjinakkan sang Gajah Putih, diadakanlah kenduri dengan membakar

kemenyan; diadakannya bunyi-bunyian dengan cara memukul-mukul batang kayu

serta apa saja yang menghasilkan bunyi-bunyian. Sejumlah kerabat Sengeda pun

Page 112: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

102

melakukan gerak-gerak yang tidak beraturan, bergerak kesana kemari mengikuti

bunyi yang berasal dari benda-benda yang dipukul untuk memancing sang Gajah.

Perlakuan rombongan Sengeda akhirnya menarik perhatian Gajah putih

untuk keluar dari tempat persembunyiannya. Setelah itu, sang Gajah yang

bertubuh putih nampak keluar dari persembunyiaannya. Ketika berpapasan

dengan rombongan Sengeda, sang Gajah tidak mau beranjak dari tempatnya.

Bermacam cara ditempuh, sang Gajah masih juga tidak beranjak. Sengeda yang

menjadi pawang pada waktu itu menjadi kehilangan ide untuk menggiring sang

Gajah. Lagi-lagi Sengeda teringat akan mimpi waktu silam tentang beberapa

petunjuk yang harus dilakukan. Sengeda kemudian memerintahkan rombongan

untuk kembali menari dengan niat tulus dan ikhlas sampai menggerakkan tangan

seperti gerakan belalai Gajah: indah dan santun. Disertai dengan gerakan salam

sembahan kepada Gajah ternyata mampu meluluhkan hati sang Gajah. Gajah pun

dapat dijinakkan dan mengikuti Sengeda ke istana sambil diiringi rombongan.

Sepanjang perjalanan pawang dan rombongan, Gajah putih sesekali ditepung

tawari dengan mungkur (jeruk purut) dan bedak oleh kaum ibu-ibu yang dilewati

oleh rombongan. Perjalanan ini dilakukan hingga berhari-hari hingga sampailah

rombongan ke hadapan Putri Sultan di Pusat Kerajaan Aceh Darussalam. Dari

proses pencarian Gajah hingga terbujuknya Gajah dengan bunyi-bunyian dan

berdasarkan dari gerak-gerak Gajah,terciptalah tari Guel dengan Gajah sebagai

insfirasi penciptaan.

Begitulah sejarah cerita rakyat yang ada di Gayo dengan berbagai

penafsiran, walaupun kebenaran secara ilmiah tidak bisa dibuktikan, namun

Page 113: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

103

kemudian cerita Tari Guel dalam perkembangannya tetap mereka ulang dengan

kisah unik Sengeda, Gajah Putih dan sang Putri Sultan. Runtutan cerita ini yang

kemudian dikenal dengan adanya hubungan sejarah yang menghubungkan

kerajaan Linge dengan Kerajaan Aceh Darussalam .

Dari kedua sumber di atas, terlihat tidak begitu banyak perbedaan, hanya

pada asal mula Sengeda dan Muria. Pada sumber kedua Muria menjadi bener

Meriah dan dikatakan inilah asal mula dari nama kabupaten Bener Meria. Dalam

pertunjukan tari Guel, yang sering dijumpai pada saat upacara perkawinan,

khususnya di Tanah Gayo, adalah kepatuhan dari Sengeda atas perintah raja dan

kasih sayangnya pada Benar Meria menjadi rangkaian susunan tari yang indah.

Sumber di atas merupakan isi cerita dari tari Guel, sementara untuk nama

Guel diambil dari proses pencarian dalam membangunkan dan membawa Gajah.

Kata “Guel” dalam bahas Gayo berarti “bunyi” yang didapat dari pukulan

berbagai benda yang menimbulkan suara. Diceritakan, ketika Gajah tidak mau

bangun, maka Sengeda dan rombongan berupaya untuk dapat menaklukkan

Gajah, dengan gerakan memohon dan mengajak Gajah seperti bersalaman hingga

7 kali. Akhirnya dengan rasa tulus dari Sengeda dan rombongan dalam merayu

Gajah, Gajah pun mau untuk di bawa ke istana.

3.3. Karakter Tari Guel

Nama tari Guel tercipta dari kata ‘guel’ yang berarti bunyi-bunyian dalam

bahasa Gayo. Kemudian kata Guel dijadikan sebagai nama tarian, dikarenakan

proses pencarian yang menjadi inti kisah tari ini memberikan pesan pada

Page 114: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

104

masyarakat. Tari Guel merupakan tari yang bercerita tentang kisah kasih sayang

dari keluarga yang kemudian tertuang dalam rangkaian tarian. Gerakan-gerakan

yang dominan dilakukan berasal dari sinkronisai antara bunyi yang dihasilkan dari

benda-benda disekitar dengan keikhlasan, ketulusan hati, sehingga menarik Gajah

untuk mengikuti kemauan dari Sengeda. Dari rangkaian proses pencarian,

tertuang karakter dari masing-msaing peran yang disampaikan.

Tari Guel adalah tarian yang memiliki cerita dengan penokohan dari

masing-masing karakter pelakunya, yang menceritakan tentang kisah abang adik

Sengeda dan bener Meriah. Didalam struktut tarian, tariini dibagi dalam empat

bagian/babakan dari awal hingga akhir tarian, yang setiap babak memiliki

perubahan dalam iringan musik. Masing-masing babak memiliki alur yang

menguatkan inti cerita, melalui karakter dari masing-masing penari.

Dalam tari Guel karakter tari di bagi 3 penokohan yaitu, karakter Sengeda

atau Guru Didong yakni penari yang mengajak Beyi (aman Mayak) atau Linto

Baroe untuk bangun dari tempat persandingan (pelaminan). Karakter Bener

Meriah yang menjadi Gajah Putih diperankan oleh Linto Baroe (pengantin laki-

laki). Peran pendukung yaitu pengulu Mungkur, Pengulu Bedak diperankan oleh

kaum ibu yang menaburkan breuh padee (beras padi) atau dikenal dengan bertih.

Ketiga karakter dalam tai Guel ini tidak sama dalam pengambilan caerita,,

karakter Sengeda dan karakter Bener Merie yang dominan dilakukan. Untuk

karakter Pengulu Bedak yang diperankan kaum ibu-ibu, menjadi karakter

pendukung, dan adakalanya karakter pengulu Bedak tidak diikutsertakan apabila

tari Guel hanya diperankan oleh dua orang atau 4 orang.

Page 115: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

105

Penguatan karakter dalam sisi gerak, tidak begitu jauh berbeda antara

karakter Sengeda dan karakter Bener Meriah. Secara konsep tari Guel, gerak yang

dilakukan Bener Meriah sebagai Gajah putih tidaklah sebanyak gerakan yang

dilakukan oleh Sengeda. Karakter Bener Meriah (Gajah putih) lebih banyak

melakukan gerakan diakhir babak. Peran Gajah putih diawali dengan melakukan

gerakan berlari kecil kemudian duduk, dan selanjutnya menunggu peran Sengeda

untuk mengajaknya ke istana. Pada tahapan ini, gajah putih menirukan gerakan

yang dilakukan Sengeda yang menonjolkan pada gerak-gerak Gajah,berjalan

lambat dengan gerak lembut, merentangkan tangan, menggerakkan telinga dan

menggoyangkan belalai. Selain itu pola gerak melengkungkan jemari dengan

merapatkan membentuk seperti ujung belalai gajah terlihat sangat khas dan

menjadi ciri dari tari Guel. Gerakan Gajah ini juga dilakukan oleh karakter

Sengeda dan penari pendukung, sehingga isi cerita tentang Gajah Putih sangat

terasa, selain gerakan Gajah, dalam tari Guel juga menampakkan gerakan burung.

Terlihat pada gerakan tangan merentang, kaki diinjit, kemudian berputar, menukik

tajam dengan membungkukkan badan, seolah-seolah mencari mangsa dengan

penuh kewaspadaan. Keseluruhan gerakan yang dilakukan merupakan gerak-

gerak dari alam ini kemudian disusun/ditata menjadi rangkaian gerak dalam Guel,

dan dilakukan oleh kedua karakter dalam tari Guel ini.

Karakter lain dalam tari Guel terlihat pada pembedaan dalam pemakaian

busana, biasanya karakter Sengeda (Guru Didong) memakai pakaian kerawang

Gayo berwarna Hitam, sedangkan karakter Bener Meriah yang berperan menjadi

Gajah putih, memakai pakaian krawang Gayo dan kain yang berwarna putih.

Page 116: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

106

Untuk peran penari pendukung, biasanya memakai pakaian Krawang Gayo

berwarna Hitam sama dengan pakaian Sengeda, demikian juga dengan pakaian

penari perempuan.

Pemakaian dari busana dalam tari Guel di atas mengikuti pakaian yang

dipakai dalam sistem sarak opat, yaitu:

1. Pakaian Raja, warna dasar hitam dengan warna motif kerawang didominasi

oleh warna kuning.

2. Pakaian imem, warna dasar hitam dengan warna motif kerawang didominasi

warna hijau.

3. Pakaian petue, warna asar hitam dengan warna motif kerawang didominasi

oleh warna merah hati.

4. Pakaian rayat genap mupakat, warna dasar hitam dengan marna motif

kerawang didominasi oleh warna putih.

3.4 Bentuk Pertunjukan Tari Guel

Penyajian tari Guel dilaksanakan pada saat acara Mah Bai dalam rangkaian

upacara perkawinan. Tujuan dari menyertakan tari ini adalah sebagai

penyambutan untuk menghormati rombongan mempelai laki-laki yang datang

dengan keluarga dan kerabatnya. Pada saat ini lah tari Guel memegang peran

utama, melalui tarian, upacara penghormatan sebagai wujud rasa gembira, ikhlas,

bahagia tersampaikan.

Seperti yang dikatakan oleh Sal Murgianto tentang teori bentuk, yang

membedakan menjadi dua yaitu bentuk yang tidak terlihat dan bentuk yang

Page 117: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

107

terlihat. Bentuk yang tidak terlihat dapat diamati dari batin penari itu sendiri

meliputi perasaan maupun isi hatinya. Kemudian dituangkan melalui bentuk yang

terlihat, meliputi gerak-gerak dalam tarian dan juga ekspresi dari sang penari.

Jika seorang penari melakukan gerak dengan baik tetapi ia tidak bisa

menggunakan ekspresinya dengan tepat maka akan mengurangi keindahan pada

tarian tersebut. Semua itu dikarenakan penyatuan antara gerak yang dilakukan

penari dengan rasa yang timbul dari hati si penari berhubung kait. Demikian

halnya didalam tari Guel, jika penarinya bergerak dengan baik, tetapi ekspresi

pada penari tidak terungkap, maka bentuk tarian tersebut terlihat kurang baik.

Tari Guel adalah tari yang ditampilkan secara berkelompok, dan dapat

menyesuaikan dengan konteks pertunjukan. Pada kegiatan upacara perkawinan,

tari Guel ditarikan oleh 1-4 penari laki-laki dan 6-10 penari wanita. Tari Guel

dipertunjukan pada acara perkawinan yaitu pada penyambutan mempelai. Selain

untuk acara perkawinan, tari Guel juga dipertunjukan pada acara penyambutan

tamu-tamu daerah, dengan pola garapan yang berbeda namun tetap memegang

aturan dan struktur dari format tari Guel yaitu adanya empat babakan.

Pada awalnya, bentuk pertunjukan tari Guel hanya ditarikan oleh 2 orang

penari yaitu yang berperan sebagai Sengeda dan yang berperan sebagai Gajah

Putih (Bener Meriah). Dalam perkembangannya, tari Guel mulai menambahkan

jumlah penari dan penambahan pada penari wanita sebagai pelengkap dari

pertunjukan. Perubahan ini dilakukan dalam acara perkawinan dan pertunjukan

sebagai apresiasi dari sebuah karya seni. Penamahan yang ada tidak mengganggu

dari format yang sudah ada sejak awal, penambahan dilakukan untk memeriahkan

Page 118: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

108

pertunjukan serta mempertajam dari cerita yang disampakan, sehingga pesan-

pesan dari tarian dapat tersampaikan. Selain itu turut sertanya penari perempuan,

sesungguhnya memberikan ruang pada kaum perempuan untuk ikut berpartisipasi,

dengan tetap berlaku sesuai dengan aturan dalam ajaran Islam.Terlihat betapa

hormat dan santun kaum laki-laki suku Gayo, yang memberikan kesempatan

untuk menari bersama dalam satu rangkaian tari.

Apabila dicermati posisi penari perempuan adalah bahagian dari akhir

kisah pencarian Gajah, terlihat pada suasana perjalanan pulang menuju istana.

Pada saat Sengeda membawa Gajah putih, maka kaum perempuan yang ditemui

di sepanjang perjalanan, memberikan tepung tawar dan bedak, bertih pada

rombongan Sengeda beserta Gajah Putih, hal ini menunjukkan kebahagiaan dari

masyarakat dengan keberhasilan Sengeda dalam membawa Gajah putih sesuai

keinginan Raja Linge Dari peristiwa ini, kaum perempuan kemudian

turutmengambil bagian dalam pertunjukan tari Guel, dan menyesuaikan dalam

pertunjukannya. Hal ini juga menunjukkan adanya penghargaan yang diberikan

oleh kaum laki-laki kepada kaum perempuan untuk turut serta dalam pelaksanaan

kegiatan adat. Sehingga dalam penyambutan calon penganting laki-laki, maka

penari perempuan disertakan dalam pertunjukan tari Guel.

Bentuk penyajian pada tari Guel dapat dibagi menjadi empat babak dalam

tiga tahapan, dibawah ini dijelaskan tahapan dalam pertunjukan pada upacara

perkawinan, yaitu:

Page 119: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

109

1. Tahap Awal

Pertunjukan tari Guel diawali dengan posisi penari berada di depan pintu

gerbang bagian sebelah kiri, pemusik berada disebelah kanan, sementara itu

pengantin perempuan berada dikamar pengantin. Kedua mempelai belum bisa

dipertemukan, karena belum terjadi akad nikah yang menghalalkan mereka

untuk bersatu. Posisi rombongan pengantin laki-laki berada didepan para penari

yang berjarak kurang lebih sepuluh meter dari posisi penari. Kesemua pelaku baik

itu rombongan pengantin laki-laki, pemusik maupun penari sudah siap berada di

posisinya masing-masing. Setelah mempelai sampai di lokasi acara, maka para

penari dan pemusik tari Guel mulai memainkan perannya. Para penari memasuki

arena pertunjukan yang diiringi musik tari Guel. Para penari memasuki arena

dengan melakukan gerak Munalo Awal, yang juga merupakan babak pertama

(munatap).

Pada babak awal ini menceritakan perjumpaan Sengeda dengan Gajah

Putih. Sengeda mendekati Gajah putih dengan sopan dan santun, kemudian

terkesan seolah-olah terjadi dialog diantara mereka serta ajakan untuk gajah putih

ikut dengan Sengeda. Tampak rangkaian ekspresi perlakuan penari Sengeda

memberikan pengertian agar Gajah putih dapat memahami ajakan Sengeda.

Tahapan awal ini juga menjadi tahapan permohonan, izin dari para pelaku tari

Guel yang terlihat pada gerak munatap dengan memberikan salam semah.

2. Tahap Isi

Pada tahapan isi, bercerita tentang proses pencarian Gajah Putih hingga

ditemukannya. Diawali dari mimpi Sengeda, yang kemudian berkelanjutan pada

Page 120: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

110

pencarian Gajah putih. Sementara itu, Gajah putih duduk diam di tempat

(biasanya posisi Gajah putih berada di tengah). Pada tahapanini, gerakan yang

dilakukan dengan berbagai variasi, yang menjelaskan isi cerita dan sekaligus

memberikan dinamik dan estetika pertunjukan. Pada tahapan isi ini, terddiri dari

babak munatap, babak redep/dep, babak ketibung. Ketiga babak ini masing-

masing menjelaskan isi cerita dengan penuangan dari karakter tokoh tari Guel.

Dalam pertunjukannya, gerakan yang dikakukan yaitu adalah gerak Redeep dan

Ketibung.

Pada tahapan isi ini, 3 babakan yang dimainkan yaitu, babak redep.

ketibung, dan babak cincang nangka. Babak Redep menceritakan bagaimana

Gajah Putih akhirnya menuruti keinginan Sengeda untuk dibawa ke istana. Pada

bagian ini, Gajah Putih mengikuti gerak-gerak yang dilakukan Sengeda,

sebelumnya Sengeda membujuk dan mengajak Gajah Putih untuk bangun, dan

setelah ajakan ke tujuh yang diiringi dengan irama musik rebana, akhirnya Gajah

Putih bangkit dan mengikuti Sengeda.

Pada babakan ketiga yaitu babak Ketibung, merupakan babak yang lebih

menjelaskan kesediaan Gajah Putih untuk ikut dengan Sengeda. Hal ini tampak

jelas dengan Gajah Putih mengikuti setiap gerak yang dilakukan Sengeda, yang

berlari kecil berkeliling seperti burung, kadangkala menukik ke bawah dan

kadangkala seperti melompat terbang dengan mengembangkan ke dua tangan.

3. Tahap Akhir

Pada tahap akhir merupakan babak akhir dari tari Guel yaitu babak cincang

nangka. Babak ini merupakan babak perjalanan Sengeda dengan Gajah Putih dan

Page 121: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

111

rombongan menuju Istana. Di dalam perjalanannya, kaum perempuan (ibu-ibu

dan anak-anak gadis) menaburkan beras sebagai ucapan kebahagiaan pada

rombongan yang berjalan menuju istana. Pada bagian ini irama musik yang

dimainkan bersemangat dengan penari melakukan gerak dep-papan, atau pada

umumnya membuat gerak improvisasi. Pada tahapan akhir ini, gerakan penari

perempuan lebih menonjolkan pada bentuk gerak penonjolan dari sudut estetika,

dengan suasana kegembiraan.

Dalam peristiwa upacara perkawinan, babak akhir ini dilakukan Gerak

Munalo Akhir, yang menjadi gerak akhir dan tahapan akhir dari tari Guel. Munalo

akhir juga menjadi penanda usainya pertunjukan tari Guel. Gerak Munalo akhir

merupakan gerakan sembah/penghormatan kepada seluruh pengunjung (keluarga,

tamu undangan, penonton), bahwa pertunjukan yang di tampilkan merupakan

ungkapan tuan rumah dalam kebahagiaan, menerima calon pengantin dan

menandakan acara perkawinan dapat dilanjutkan dengan “ijab kabul” sesuai

dengan syariat Islam.

Setelah gerak munalo akhir, kemudian pengantin laki-laki berjalan dengan

diringi para penari menuju ke pelaminan. Sesampai didepan pelaminan, para

penari membuka barisan menjadi dua bagian dan saling berhadapan. Tujuannya

adalah memberi jalan kepada rombongan untuk mengantar pengantin laki-laki

sampai dipelaminan. Selanjutnya para penari meninggalkan pelaminan,

dikarenakan akan dilakukan serangkaian upacara adat lainnya. Pada saat

penyambutan rombongan pengantin, terdapat dua bentuk penyambutan. Pertama,

jika akad nikah kedua mempelai dilaksanakan di masjid, maka penyambutan

ditujukan untuk kedua mempelai berserta rombongan mempelai laki-laki. Kedua,

jika akad nikah kedua mempelai dilaksanakan di kediaman mempelai wanita,

Page 122: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

112

maka penyambutan ditujukan untuk mempelai laki-laki berserta rombongan.

Dalam format yang lain, guru didong (Sengeda) akan mengajak calon mempelai

laki-laki untuk menari bersama hingga menuju rumah dari calon pengantin

perempuan. Format ini menjadi akhir dari pertnjukan tari Guel.

3.5 Deskripsi Tari Guel

Secara hirarkis struktur bentuk tari Guel dibagi menjadi empat bagian,

yaitu; bagian Babak Menatap, babak Redep/Dep, babak Ketibung, babak cincang

nangka. Dari masing-masing bagian tersebut secara berstrukturterbentuk dari

kalimat gerak, ragam tari, dan motif gerak. Keempat babakan yang ada dalam tari

Guel tertuang dalam beberapa ragam gerak yang berpijak pada gerak-gerak tari

tradisi dan diiringi lagu/musik. Dalam bahasa Gayo istilah yang menyatukan

gerak dan lagu disebut dengan sining, sehingga sining merupakan perpaduan dari

gerak dan lagu/nyanyian. Tanpa ada salah satunya, maka tidak bisa disebut

dengan sining. Kata sining juga ada dalam kamus bahasa Gayo yang

menjelaskan bahwa sining adalah sejenis tarian yang dilakukan dengan cara

setengah berlari sambil mengibas-ngibaskan kain (Melalatoa, 1985: 346).

Dalam tari Guel kata sining juga menjadi nama ragam gerak sekaligus

menunjukkan pada istilah musik iringan. Istilah dalam ragam-ragam gerak yang

ada didapat berdasarkan dari peristiwa/kejadian dalam proses penciptaan tarian,

juga merupakan istilah dalam menentukan irama musik. Proses pencarian yang

memunculkan istilah tari, didapat dari kehidupan alam yang melihat dari

kehidupan binatang/hewan, dalam hal ini binatang yang menjadi insfirasi dapat

terlihat dari gerak burung yang terlihat dominan pada beberapa ragam gerak.

Adapun pendeskripsian tari Guel secara rinci dapat diungkapkan sebagai berikut.

Page 123: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

113

Tabel 3.1 Deskripsi Tari Guel No Ragam Gerak Uraian Syair 1

Gerak Mayo (awal tarian): Guru didong masuk dari arah kiri, dengan kaki bergerak injit, tangan naik turun keatas dan ke kebawah dalam hitungan 1x8, mengikuti musik gegedem (rals) Bagian ini, merupakan posisi Sengeda dalam mengajak Gajah putih untuk keluar dari tempatnya untuk bersedia diajak ke kutaraja.

tem o item...m Engingku ine…e (Hitam oh hitam…m Kekasihku ibu…u) Hiye…e mas Salammualaikum bayakku ine…e Kujurahen pumu,jenujung ni ulu bayak ku ine…e Tuah rom bahgie..ee (Assalamulaikum kekasihku ibu Kuulurkan tanganku diujung rambut kekasih ku ibu…u Beruntung dan bahagia)

Page 124: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

114

Karakter Gajah putih: Posisi Gajah putih duduk, sementara karakter Sengeda melakukan gerak Guru Didong

Gerak Munatap: Salam semah awal Salam semah menjadi awal dari tarian sebagai bentuk penghormatan kepada penonton sekaligus penghormatan pada Gajah putih

Hiye…e mas Jejari sepuluh bayakku ine…e Kutatangen pumu, muniro restu bayakku ine…e Seleseh ni bele…e (Hiye…e mas Dengan sepuluh jari-jari kekasihku ibu…u Kuangkat tangan meminta restu kekasihku ibu…u

Page 125: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

115

Terhindar dari mara bahaya)

2 Gerak penghubung (gerak tepok): Apabila tarian menyertakan penari perempuan, maka gerak tepok menjadi rangkaian dalam usunan tari. Untuk penari laki-laki tidak melakukangerak tepok Intro pindah

Gerak tepok: Gerak tepok merupakan gerak yang hanya dilakukan oleh penari wanita Hit 1-2 tangan kanan melambai

Hiye…e salam Mulaikum mulo kami jurah Selamat sawah wo reje,tudung payung ruje,emas ku ine..e (Hiye…e salam Assalamualaikum kami ucapkan Selamat datang wahai Raja bertudungkan paying kain emasku ibu…u) Huoo…emmas ku ine gure…e

Page 126: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

116

dua jengkal di depan wajah, tangan kiri diletakkan di belakang badan Hit 3-4 tangan kiri melambai dua jengkal didepan wajah, tangan kanan diletakkan di belakang badan, dilakukan pegulangan pada hitungan berikutnya

Huo… mas so…o, emmas ku adoh ine gure e… Huo…o emas aduh senangnya hatiku ibu…u Huo mas o emasku aduh ibu senangnya hatiku

3.

Guru didong melakukan gerak sining dengan cara merapatkan kedua kaki, badan dibungkukkan, tumpuan pada lutut dan tumit. Gerakan ini dilakukan dengan melompat kecil kekiri dan kanan seperti orang berjalan tertatih-tatih, sekaligus menggerakkan kedua bahu, dilakukan 1 x 8 hitungan

Page 127: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

117

4

Gerak semar kalang: mengembangkan dua tangan seperti burung elang yang menyambar, menukik ke kiri dan kanan 8 hitungan Sengeda dan Bener Merie (gajah putih) melakukan gerak burung elang yang menukik Posisi ini dilakukan setelah Gajah putih menuruti kemauan Sengeda.

Page 128: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

118

5

Gerak Kepur unguk: Guru didong / Sengeda melakukan gerakan seperti burung pungguk yang mengepakkan sayapnya. Lalu membentangkan opoh ulen-ulen di belakang lalu diputar di depan dada dan mengibarkannya ke arah depan/ mungepur

6

Gerak jentik kedidi: Sengeda mengajak gajah putih keluar dari hutan dan bersedia ikut ke istana. Gerakan seperti burung yang melompat-lompat sambil menggerakkan kedua sayap serta kaki mencari makanan. Gerak ini disebut juga dengan jentik kedidi. Sengeda memberi salam dengan (jangin) menyampaikan syair

Page 129: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

119

7 Munatap/ Munalo akhir: Gerak munatap akhir dilakukan dengan posisi badan membungkuk menghadap depan begitu juga dengan kedua tangan, dilanjutkan dengan posisi berdiri, berbeda dengan munatap awal.

Tareng-tareng kope aman mayak gelah likak e…e dodok mayak e gelah likak si mulo oya ujung ni serami enti ko muninget I santeri kebet, I santeri benang Serlo lingang.serlo lingang Oya gelah patut oya gelah lingang Oya gelah patut oya gelah lingang Tareng-tareng kope

Page 130: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

120

Menarilah wahai pengantin laki-laki dengan lemah gemulai Menarilah kedua mempelai dengan lemah gemulai Didepan orang ramai jangan sekali-kali engkau melenggang Terjerat kawat, terjerat benang Sehari melenggang, sehari melenggang Begitulah melenggang yang sebenarnya Begitulah melenggang yang sebenarnya Menarilah (mempelai)

Page 131: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

121

Tabel 3.2 Pembabakan dalam Tari Guel

No Babak Penjelasan Gambar

1. Munatap Diawali dengan guru didong masuk ke dalam pentas dengan gerak kaki diinjit dan bergerak maju, dilanjutkan dengan gerak jentik kedidi, sining lintah, semar kalang dan kepur nunguk, kemudian duduk.

- Posisi gajah putih duduk dengan menangkupkan kedua tangan di paha - Setelah mendapat bujukan dari Sengeda, perlahan gajah putih

menyelubungi badannya dengan kain untuk perlahan bangkit - Gajah putih bangkit dari duduknya

Page 132: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

122

2. Redep dep Gajah putih berkenan mengikuti permintaan sengeda. Gajah putih bangun dari tempatnya dan menuruti gerakan-gerakan yang diperagakan oleh sengeda

- Gajah putih berhasil dibujuk dan kemudian berdiri mengikuti Sengeda - Posisi gajah putih yang menerima keinginan Sengeda - Gajah putih mengikuti gerakan yang dilakukan Sengeda

Page 133: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

123

3. Ketibung Kesediaan gajah putih untuk mengikuti permohonan sengeda makin terlihat dengan memperlihatkan gerakan-gerakan tari yang diperagakan sengeda yang kemudian diikuti gajah putih

4. Cincang nangka Gerakan yang dilakukan cenderung bebas, pertanda permohonan telah dikabulkan dengan ikutnya gajah putih dalam rombongan ke istana linge diiringi dengan lagu ‘turun ku belang’ dan lagu gedek-gedek’ menyatakan tarian telah selesai dan penari keluar tempat pertunjukan.

Page 134: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

124

- Bentuk gerak seperti Sengeda mengajarkan gerakan setengah duduk dan berdiri yang menunjukkan kegembiraan gajah putih. Gerak dilakukan mengikuti irama yang semakin lama semakin cepat

- gerakan dilakukan dengan berganti-ganti pola lantai melingkar dan tegak lurus

- Pada posisi berdiri, penari yang membawa beras masuk edalam

pentas dengan menabur beras dan bunga kepada sengeda dan bener merie dengan berkeliling mengitari sengeda dan bener merie

- Berbagai ragam gerak yang diinginkan penghulu mungkur dan penghulu bedak untuk dilakukan sengeda dan bener merie.

- Iringan rombongan melakukan gerak-gerak yang bervariasi hingga ke istana dengan mengantarkan gajah putih.

- Sengeda memberi salam persembahan penyerahan gajah putih kepada Sultan Aceh dengan khidmat.

Page 135: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

110

3.6 Tata Rias dan Busana

Pemakaian rias dan busana merupakan bahagian dari elemen pendukung

sebuah tarian, penggunaannya akan berbeda dari masing-masing tarian sesuai

dengan tujuan dari pelaksanaannya. Penggunaan tata rias biasanya dipakai untuk

membantu penonjolan dari suasana yang diinginkan, agar penyampaian tujuan

dari pesan yang diinginkan akan tersampaikan. Dalam tari Guel tata rias tidak

menjadi sebuah keharusan terutama pada penari utama yang dimainkan oleh

penari laki-laki. Walaupun tari ini bercerita dan memiliki peran serta karakter,

namun tata rias tidak menjadi hal yang utama.Namun apabila pertunjukan

dilakukan di gedung dalam acara pemerintahan, maka biasanya tata rias yang

dipakai hanya menggunakan bedak dengan warna yang tidak mencolok, dan

pemakaian warna yang lebih natural seperti coklat. Namun kadangkala lebih

banyak yang tidak menggunakan rias sama sekali. Berbeda pada penari putri,

tetap menggunakan tata rias yang biasa disebut dengan rias cantik, yang berarti

menjadikan penari lebih segar, dan menarik.

Dalam pemakaian busana, penari laki-laki dan perempuan memakai

tenunan khas Gayo yang disebut dengan tenunan krawang Gayo, yang juga

menjadi pakaian adat Gayo. Warna busana biasanya memakai warna hitam,

dengan berbagai macam motif-motif dari alam yang kemudian ditenun/bordir

menjadi tenunan kerawang.Motif kerawang yang ada merupakan cerminan dari

resam peraturan negeri Linge yaitu sarak opat. Filosofi kehidupan yang tercermin

dalam motif kerawang yaitu: Sarak opat ; reje museket sipet (raja yang adil ) petue

musidik sasat ( cendikiawan yang memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan yang

Page 136: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

111

luas) imem muperlu sunet(iman memahami betul antara yang haram dan halal,

yang wajib dan sunat ) rakyat genap mupakat (segala persoalan maysrakat

diselesaikan dengan musyawarah).

Page 137: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

112

Gambar 3.1 ; Busana tari yang dipakai untuk peran Sengeda, terdiri dari bulang cekarom, upuh ulen-ulen, baju kerawang, seruel/celana. Dok, Bintang 2017

Page 138: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

113

Gambar 3.2; Busana calon pengantin/Aman Mayak dilihat dari belakang, dok.

Bintang 2017

Page 139: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

114

Gambar 3.4. Busana yang dipakai pemain musik terdiri dari, pengkah/ikat kepala, baju kerawang, upuh kerawang/kain sampong dan seruel, dok. Bintang 2017

Page 140: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

115

Pola busana tari di atas, juga menjadi pakaian adat yang dipakai suku gayo

dalam kegiatan-kegiatan adat. Busana adat/tari dengan motif-motif kerawang

Gayo, memiliki makna filosopfi masyarakat Gayo, yang tertuang dalam pepatah:

- Embun berangkat ; beluh sara loloten mewen sara tamunen (sebuah kebersamaan dan kerja sama dalam persatuan dalam membangun negeri).

- Pucuk rebung : Kuatas mupucuk lemi kutuyuh mujantan tegep ( peningkatan kualitas manusia ddengan pondasi iman ).

- Puter tali ; ratif musara nanguk nyawa musara peluk ( sebuah ikatan kekeluargaan dan kebersamaan dalam menyelesaikan masalah harus bersama-sama)

Motif-motif tenunan kerawang ini menggunakan benang dari berbagai

warna dan yang menjadi warna utama dalam tenunan kerawang Gayo adalah:

Hitam : merupakan hasil keputusan adat,

Merah : sebagai tanda berani (mersik) bertindak dalam kebenaran,

Putih : sebagai tanda suci dalam tindakan lahir dan batin,

Hijau : sebagai tanda kejayaan dan kerajinan (lisik) di dalam kehidupan sehari-

hari,

Dari makna warna-warna di atas, menunjukkan masyarakat Gayo

dilambangkan sebagai masyarakat yang Mersik (berani), Lisik (rajin) dan Urik

(teliti). Selanjutnya motif-motif yang ada pada tenunan Gayo juga memiliki arti

sendiri yaitu:

- Mata Itik: Mata Itik mempunyai makna bahwa yg ikut menentukan dalam

kehidupan masyarakat Gayo Lues, adalah penghulu, ulama dan golongan

cerdik pandai.

- Pucuk Rebung:Pucuk Rebung mempunyai makna masyarakat Gayo Lues

mencintai keadilan dan kedamaian.

Page 141: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

116

- Sesirung: Sesirung mempunyai makna bahwa dalam kehidupan masyarakat

Gayo Lues selalu salaing membantu.

- Leladu: leladu bermakna bahwa masyarakat Gayo Lues memiliki harkat dan

martabat dan berwibawa.

- Mun Berangkat: Mun Berangkat bermakna bahwa masyarakata Gayo Lues

mempunyai cita-cita dan tata cara dalam kehidupan bermasyarakat.

- Tulenni Iken: Tulenni Iken bermakna masyarakat Gayo Lues memiliki sifat

untuk membela diri dalam kebenaran. Takut karena salah dan berani karena

benar.

- Puter Tali: Puter tali bermakna dalam kehidupan masyarakat Gayo Lues

terdapat kesatuan dan persatuan.

- Bunge Kipes: Bunge kipes mempunyai makna bahwa Masyarakat Gayo Lues

mempunyai harmonis antara manusia dengan Tuhan ( Hablumminallah),

manusia dengan manusia ( Hablumminannas) dan manusia dengan

lingkungannya.

- Gegaping: Gegaping mempunyai makan bahwa masyarakat Gayo Lues

memiliki ketaatan terhadap pemerintahan, agama, dan adat istiadat. Murip

Ikanung edet mate ikanung ukum (agama).

- Bunge Panah: Bunge panah memilki makna bahwa masyarakat Gayo Lues

memiliki sifat keterbukaan dalam menerima dan menjalankan ketentuan tang

tidka bertentanagan dengan agama dan adat.

- Motif Selalu: Motif selalu bermakna bahwa masyarakat Gayo memiliki sifat

kejujuran dan ketulusan hati dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Makna-makna dari motif-motif kerawang Gayo ini juga tertuang dalam

busana tari Guel. Keseluruhan motif-motif disebut di atas nampak pada baju,

celana kain samping da ikat kepala. Dengan melihat motif pada baju tari Guel,

maka secara tidak langsung penonton akan tahu dari mana tari Guel berasal.

Busana yang dikenakan oleh penari laki-laki terdiri dari dua warna yaitu untuk

Sengeda memakai warna hitam, terdiri dari baju teluk belanga dengan kerah kecak

Page 142: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

117

musang, memakai celana, kain samping, dan memakai ikat kepala berupa kain

berwarana merah dan dijalin. Untuk penari yang memerankan Gajah Putih

memakai baju teluk belanga, celana (seruel) dan kain samping berwarna putih,

serta memakai ikat kepala berupa cekarom (topi) terbuat dari kain yang diiaktkan

di kepala. dan memakai kain lebar berwarna putih, dan memakai upuh pnggang

(kain yang dililitkan di pinggang). Untuk penari wanita memakai pakaian

berwarna hitam baik untuk baju dan kain.

Dalam pemakaian busana tari, suku Gayo memiliki ketentuan untuk

pemakaiannya dan membahaginya ke dalam empat bahagian yaitu:

1. Bahagian kepala yang disebut dengan bulang cekarom/topi/ikat kepala

2. Bahagian pakaian yang terdiri dari baju

3. Bahagian bawah terdiri dari celana (seruel) dan sarung

4. Bahagian asesoris/property terdiri dari kain warna putih dengan sulaman

kerawang

Keempat bahagian ini terdiri dari:

a. Bulang cekarom (kopiah teleng/ikat kepala)

b. Baju Kantong (baju pokok)

c. Seruel (celana)

d. Upuh pinggang (kain samping)

e. Upuh kerawang (kain kerawang)

Page 143: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

118

Photo 3.1 : Busana penari Bener Meriah dan busana penari Sengeda, keduanya

memakai busana daerah Gayo dengan ciri khas tenunan kerawang Gayo (dok: Dinas Pariwisata Kab . Aceh Tengah )

Pemakaian busana yang berbeda dari sisi warna ini, untuk memperjelas

dari karakter yang dimainkan, agar penari dapat meresapi pada peran yang

dilakukan. Warna putih pada Gajah Putih menunjukkan kasihsayang dari seorang

Bener Meriah pada adiknya melalui mimpi bahwa Bener Meriah menjelma

menjadi Gajah Putih, dan adiknya Sengeda dapat membawanya ke istana sebagai

obat bagi sang putri raja. Warna putih juga menunjukkan bahwa gajah yang

merupakan penjelmaan Bener Meriah berwarna putih.

Busana Sengeda sebagai seorang adik memakai warna hitam, yang juga

merupakan warna berdasarkan kerapatan dalamadat yang diambil dalam setiap

musyawarah adat. Pemaknaan ini menunjukkan bahwa Sengeda sebagai seorang

Page 144: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

119

adik, anak, rakyat, harus mematuhi dengan apa yang sudah menjadi keputusan,

dan menunjukkan kesetiaan pada raja, selaku pemimpin

3.7 Pelaku

Pelaksanaan pertunjukan tari Guel dilakukan dengan mempersiapkan hal-

hal yang berkaitan dengan pertunjukan. Dalam hal ini pelaku dalam pertunjukan

menjadi penting dalam keterlibatannya. Untuk itu diperlukan sejumlah pelaku

yang mendukung terlaksananya pertunjukan. Pelaku dalam Tari Guel yang

berperan dalam setiap pertunjukan antara lain: (1)Penyelenggara/penggagas acara;

(2)penari dan (3) penonton. Ketiga pelaku ini akan melakukan perannya dengan

sebaik-baiknya sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.

3.7.1 Penyelenggara Acara

Penyelenggara acara pada pertunjukantari Guel, menjadi satu unsur yang

harus dipersiapkan, kerana acara tidak bisa terlaksana apabila penyelenggara

dalam hal ini pelaksana/tuan rumah tidak ada. Tuan rumah dalam persembahan

tari Guel disesuaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan. Pada pertunjukan tari

Guel dalam upacara perkawinan (ngerje), sebagai penyelenggara adalah keluarga

dari calon pengantin perempuan.Dalam pelaksanaan penyelanggara dibantu oleh

masyarakat secara sukacita bergotong royong mempersiapkan hal-hal yang

dibutuhkan, dari mulai persiapan hingga akhir kegiatan.

Tuan rumah/keluarga pengantin perempuan dan masyarakat sebagai

pelaksana upacara menyiapkan segala keperluan yang mulai dari perencanaan,

Page 145: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

120

pelaksanaan, hingga akhir dari acara. Tahapan perencanaan, sebagai awal

kegiatan, dilakukan oleh keluarga pengantin yang berkordinasi dengan calon

pengantin laki-laki untuk jadwal pelaksanaan dibantu dengan perangkat jema

opat, yang bermusyawarat untuk mengatur semua persiapan dimulai dari, tempat

acara, materi acara, transportasi dan akomodasi, tamu yang diundang, siapa yang

mengundang, penerima tamu yang menjadi “saudara”, pembawa acara, ketua adat,

serta segala sesuatu yang dibutuhkan dalam acara. Perencanaan sebahagai

persiapan sebelum acara sangat penting dilakukan sebagai upaya agar acara dapat

terlaksana dengan baik dan tujuan dari acara dapat tercapai.

Pada tahap pelaksanaan, semua yang terlibat dalam acara harus sudah

bersiap ditempat masing-masing dengan tugas dan tanggungjawab yang sudah

diberikan. Setiap peran yang menjadi tanggungjawab harus dilakukan dengan

sebaik-baiknya. Dan semua peran harus berkoordinasi dengan baik untuk

meminimalisir kesalahan yang mungkin dapat terjadi.

Tahapan akhir berupa peneriman calon pengantin laki-laki yang memasuki

rumah untuk melanjutkan acara selanjutnya yaitu upacara pernikahan, yang

dipandu oleh Tuan Kadi/penghulu sesuai dengan syariat dalam ajaran agama

Islam, dan dilanjutkan dengan acara adat suku Gayo.

3.7.2 Penari

Pada awalnya tari Guel ditarikan oleh penari laki-laki, sejalan dengan

perkembangannya, kemudian penari perempuan disertakan yang dilakukansecara

berkelompok. Tari Guel terbagi dalam empat babak, dengan masing-masing

babak memiliki pesan dan cerita yang disesuaikan dengan pertunjukannya. Sesuai

Page 146: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

121

dengan pertunjukan tari Guel yang bercerita dan memiliki babakan, maka penari

dari tari ini dibagi dalam 3 peran. Peran pertama dilakukan oleh penari yang

berperan sebagai Sengeda, penari kedua, berperan sebagai Gajah Putih, dan

penari ke tiga yang berperan sebagai penari pendukung (untuk penari pendukung

boleh ditarikan dengan jumlah banyak, dan boleh dilakukan oleh penari laki-laki

ataupun dengan penambahan penari perempuan). Para penari merupakan suku

Gayo, namun tidak menutup kemungkinan untuk ditarikan oleh suku-suku di luar

suku Gayo. Mereka menguasai tari Guel dengan belajar di sanggar-sanggar yang

ada di Takengon, dan saat ini sudah banyak berdiri sanggar-sanggar yang

menjaddikan tari Guel sebagai materi dalam penguasaan tari-tari tradisi Gayo.

Tari Guel, ditarikan oleh 1 orang penari yang berperan menjadi Sengeda, 1

orang yang berperan menjadi Gajah Putih (Bener Meriah), dan 4 orang atau 6

orang menjadi penari pendukung. Jumlah ini bisa berubah sesuai dengan

kebutuhan, namun untuk peran Sengeda dan Gajah putih tetap dilakukan masing-

masing oleh satu orang. Penari yang mendapatkan peran-peran sebagai penari

utama harus menguasai teknik-teknik dalam tari Guel, dimana dalam sisi gerak

ada beberapa gerak khas yang menjadi ciri tari Guel harus dapat dilakukan dengan

baik. Selain penari yang berperan sebagai Gajah Putih juga harus mampu dan

menguasai gerakan kelembutan dari seekor Gajah yang lamban tetapi memiliki

kekuatan, ketegasan dengan gerakan yang didominasi pada gerak bahu, dan

pergelangan tangan.

Page 147: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

122

Perubahan-perubahan dalam jumlah penari dari banyak ke sedikit tidak

mengurangi format dan cerita dari tari Guel, dikarenakan penambahan dapat

menyesuaikan dengan isi cerita, dan membuat pertunjukan semakin menarik.

3.7.3 Penonton

Tari Guelmenjadi tari untuk upacara yang sekaligus juga menjadi tari

hiburan bagi suku Gayo, maka dengan sendirinya suku Gayolah yang menjadi

penonton, selain tamu-tamu yang diundang dalam setiap kegiatan. Biasanya

dalam setiap perhelatan/acara, maka masyarakat dengan beramai-ramai

menyaksikanpertunjukan tari Guel, selain pihak penyelenggara (orang tua dan

keluarga calon pengantin perempuan dan pihak calon pengantin laki-laki). Para

penonton ini membantu terjadinya kemeriahan dari acara, dan menambah

semangat bagi pemain untuk menyampaikan cerita dengan baik. Penonton

menyaksikan pertunjukan tari Guel dengan posisi duduk, berdiri, jongkok, kondisi

ini dikarenakan tempat duduk hanya disediakan untuk kedua orangtua dari calon

pengantin dan beberapa keluarga.

Page 148: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

123

Poto 3.2 : Tampak para penonton yang terdiri dari penyelenggara, tamu undangan, masyarakat setempat, yang menyaksikan dengan mengelilingi halaman (dok, Saadah 2014)

3.8. Tempat

Pertunjukan tari Guel bisa dipentaskan di mana saja, apakah di dalam

gedung, maupun di luar ruangan seperti, di halaman, di lapangan. Pada awalnya

pertunjukan tari Guel hanya dilakukan oleh kalangan tertentu saja dan

dikelompokkan pada kegiatan sakral karena pada awalnya hanya dipertunjukkan

dalam upacara-upacara tertentu saja. Upacara-upacara yang menyertakan tari Guel

antara lain: upacara perkawinan, peresmian penobatan seorang raja, sehingga

dalam pelaksanaannya haruslah tempat menjadi hal yang diperhitungkan.

Pada kegiatan upacara adat dalam hal ini upacara perkawinan, maka

pertunjukan di laksanakan di halaman rumah calon pengantin perempuan.

Penempatan di halaman dikarenakan, pernikahan belum terjadi dan halaman

biasanya memiliki ruang yang luas, sehingga dapat dilihat dari semua sudut juga

menunjukkan keterbukaan dari penyelenggara untuk sama-sama menyaksikan

Page 149: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

124

peristiwa yang membahagiakan. Selain itu penempatan halaman dikarenakan,

ruang gerak dari Sengeda dan Gajah Putih dalam melakukan gerakan improvisasi

biasanya akan banyak melakukan gerakan yang luas. Demikian juga dengan

penambahan pada jumlah penari pendukung yang tentunya memerlukan ruang

lebar dalam membuat formasi-formasi untuk menambah keindahan dari tarian.

Para penari melakukan tarian di tengah halaman, sebelumnya seluruh penari

berada di depan halaman rumah, dilanjutkan dengan awal tarian yang dimulai dari

sudut pojok kanan atau kiri belakang, penari yang berperan sebagai Sengeda

memulai gerakan lalu menuju ke tengah halaman. Penari perempuan berada di

belakang atau samping menghadap rumah calon pengantin perempuan. Posisi

pemain musik berada di samping kiri atau depan rumah calon pengantin

menghadap penari. Sementara penonton berada di sampin kanan dan kiri, depan

menghadap rumah pengantin atau membelakangi rumah pengantin. Dengan

demikian kalau diperhatikan bahwa pentas adalah seluruh halaman, dan seluruh

penonton berada mengelilingi halaman.

Page 150: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

125

BAB IV

STRUKTUR TARI GUEL

Dalam pembahasan tentang strukturalisme, Menurut Budiman (1999: 111-

112), strukturalisme adalah cara sebuah berpikir tentang dunia yang secara

khusus memperhatikan persepsi dan deskripsi mengenai struktur, yaitu di

dalamnya akan menitikberatkan pada usaha mengkaji fenomena seperti mitos,

ritual, relasi-relasi kekerabatan dan sebagainya. Disamping itu, strukturalisme

memandang beberapa dokumen sebagai obyek fisik aktual atau tersusun secara

konkrit, sebagai teks, fenomena teoritis yang dihasilkan oleh definisi-definisi dan

operasi-operasi teoritis (Barthes, 1975; Foucoult, 1973: 47). Pembahasan

penjelasan tentang struktural, mencoba untuk mengidentifikasi kemudian

mengolah dan menyusun unit-unit dalam sebuah sistem untuk menemukan

hubungan atau pola yang lebih mendalam dan mendasar dari suatu kejadian atau

serangkaian kejadian.

Pola-pola yang mendasar ini merupakan penjelasan yang berusaha untuk

menyelidiki fenomena berdasar pada aturan-aturan, prinsip-prinsip, atau konvensi

yang menghasilkan makna. Dengan demikian Struktur pertunjukan tari Guel

adalah sejumlah unsur yang secara kesatuan saling membuat ikatan satu dengan

yang lain, yaitu: (1) susunan, didalamnya terdapat: bagian-bagian dari babakan

dalam tari, perilaku dan mantra atau doa; (2) koreografi, meliputi; hirarki

tampilan, formasi (pola lantai); (3) Gerak terdiri dari, konsep teknik, konsep

filosofi; (4) Struktur bentuk gerak, meliputi unsur, motif, frase, kalimat dan

praragraf gerak, (5) deskripsi struktur gerak tari, dan (6)(musik pengiring).

Page 151: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

126

4.1 Struktur Norma

Wilayah daratan Indonesia sebagian besar adalah pegunungan

(pedalaman). Maka masyarakatnya merupakan masyarakat agraris yang tentu

mementingkan nilai kesuburan sebagai prioritas utama menuju keseajahteraan

hidup yang diimpikan. Terkait dengan permasalahan itu, maka berbagai upacara

ritual dilaksanakan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang berhubungan

dengan kesuburan, kesejahteraan dan keselamatan. Misalnya upacara bersih desa,

mendatangkan hujan, memelihara keselamatan hewan ternak, perkawinan, inisiasi

(proses perjalanan hidup manusia) dan sebagainya. Semua permohonan yang

bersifat doa itu mempengaruhi hidup dan perkembangan seni tradisi, seperti

halnya dalam seni kerakyatan tari Guel, tari Saman, Resam Berumedan tari-tarian

lainnya yang dianggap dapat menjadi media antara masyarakat dengan segala

macam bentuk roh, serta Tuhan Yang Maha Kuasa yang diyakini dapat

mengabulkan permohonannya (Maharsiwara, 2006: 28-19).

Kesenian tradisional (termasuk di dalamnya tari tradisional) memegang

peranan penting dalam kehidupan manusia baik dilihat dari fungsi religi maupun

fungsi sosialnya. Pengolahannya didasarkan atas cita-cita masyarakat

pendukungnya yang pada dasarnya bermula dari adanya keperluan-keperluan

ritual yang biasanya dimunculkan dalam suatu gerak, suara ataupun tindakan-

tindakan tertentu dalam suatu upacara ritual. Sedangkan proses penciptaannya

terjadi hubungan antara subyek pencipta dan kondisi lingkungannya. Kegiatan

yang bersifat mitos dan magis dalam bentuk upacara-upacara dengan

menggunakan mantra-mantra, alat-alat, lagu-lagu dan gerak-gerak yang berirama

yang lazim dinamakan tari. Sejak masa pra-Hindu, tari telah diyakini dapat

Page 152: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

127

menjadi media komunikasi dengan berbagai kekuatan yang tidak kasat mata, yang

dapat memberikan keselamatan, kemakmuran, kesejahteraan hidup, mengatur

cuaca atau apa saja yang memberikan kekuatan, keseimbangan antara kebutuhan

jasmani dan kebutuhan rohani. Oleh karenanya tari juga merupakan ekspresi

sosial masyarakat, sekaligus sebagai ritual keagamaan. Pada masa itu (dari pra-

Hindu sampai masuknya pengaruh Islam ke provinsi Aceh), tari bukan hanya

sebagai tontonan yang menghibur, tetapi merupakan kebutuhan dan menjadi

tuntunan dalam hidup bermasyarakat. Demikian pula kiranya pada pertunjukan

tari-tari tardisi Aeh, khususnya pada tari Tari Guel, yang hidup dan berkembang

di pedesaan dalam wilayah pegunungan.

4.1.1 Norma

Norma sangat penting peranannya dalam setiap kehidupan, untuk

mewujudkan kehidupan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia. Hal ini

karena tanpa norma, kehidupan masyarakat tidak ada yang mengendalikan disini

akan berlaku siapa yang kuat dialah yang menang, seperti dalam kehidupan di

hutan rimba. Adanya norma, akan membuat setiap manusia memperjuangkan

kepentingan dan kebutuhannya dalam batas-batas yang tidak melanggar aturan

dan tidak merugikan kepentingan orang lain. Dengan demikian kehidupan yang

tertib, aman, tenteram dapat terwujud.

Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal 4 macam norma, yang

masing-masing mempunyai aturan dan berlaku sesuai kebutuhan. Norma tersebut

antara lain adalah: norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan norma

hukum. Bentuk-bentuk norma yang berlaku ini menyesuaikan dengan kebutuhan

dari peristiwa yang terjadi. Norma agama bersumber dari wahyu atau kitab suci

Page 153: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

128

yang berisi tentang hal-hal batiniah dan berlaku secara universal. Norma

kesusilaan bersumber dari hati nurani, bersifat batiniah dan berlaku secara luas

dan waktuditentukan. Norma kesopanan bersumber dari masyarakat bersifat

lahiriah dan berlaku secara sempit pada daerah tertentu. Norma hukum bersumber

dari negara bersifat lahiriah dan berlaku pada wilayah yang telah ditentukan.

Dengan menjalankan norma-norma di atas, maka akan timbul rasa hormat

yang luhur untuk menyatakan hubungan dengan alam, sesama manusia dan tuhan.

Dalam mewujudkan norma-norma tersebut, manusia/masyarakat menuangkannya

dalam berbagai aspek dalam kehidupan salah satunya kesenian, yang tertuang

dalam nilai-nilai pertunjukan

Pertunjukan tari Guel adalah salah satu unsurkebudayaan suku Gayo yang

mengandung nilai etis dan estetika yang berharga untuk dipelajari. Tari Guel

memiliki kontribusi yang banyak bagipendidikan masyarakat, karena di dalam

setiap pementasannya menyampaikan nilai-nilai pesan normatife yang dapat

memberikan pendidikan bagi masyarakat (penonton) yang khususnya memuat

nilai-nilai kehidupan.

Pertunjukan Tari guel tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat

Gayo di wilayah pegunungan, di dalam setiap pergelarannya tidak lepas dari

aspek peran masyarakat. Sampai saat ini, para pendukung pertunjukan ini (penari,

pemain musik, dan penonton) adalah orang Aceh suku Gayo dari berbagai latar

belakang yang berebeda. Suku gayo adalah masyarakat yang taat dalam

menjalankan ajaran Islam dan memegang teguh adat berdasarkan sistem adat yang

berlaku.

Page 154: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

129

Fungsi pertunjukan Tari guel, selain sebagai tontonan juga sebagai

tuntunan kehidupan manusia dalam “berhubungan” dengan alam nyata maupun

alam maya. Berhubungan dengan alam nyata adalah perilaku yang dilaksanakan

dalam kehidupan di dunia, yang selalu berhubungan antara diri dengan dirinya,

dirinya dengan sasama manusia, dengan lingkungan sekitar seperti binatang,

tumbuhan, air, tanah, api, udara dan lain sebagainya (eko sistem). Sedangkan

hubungan dengan alam maya, yaitu melakukan hubungan antara dirinya dengan

yang dipercaya Membina hubungan dengan alam nyata, dapat dilakukan secara

visual yang dapat diukur, seperti sopan santun, andap asor, ramah tamah,

dermawan dan sebagainya. Sedangkan membina hubungan dengan alam maya,

hanya dapat dilakukan melalui hubungan transcendental, yaitu dengan melakukan

perilaku yangbersifat transenden, seperti puasa dan upacara ritual.

4.1.2 Norma Tari Guel

Norma dalam tari Guel menyangkut pada norma-norma yang berlaku pada

masyakat Gayo, yaitu norma yang sesuai dengan sistem adat yang telah menjadi

kesepakatan oleh masyarakatnya. Sistem adat yang berlaku juga sesuai dengan

norma agama, norma kesusilaan, norma hukum, dan norma kesopanan. Norma-

norma ini selalu dilakukan dalam “dua” situasi, yakni ritual di luar dan di dalam

pertunjukan tari Guel. Norma diluar pertunjukan pada awalnya, sebelum

menarikan tari Guel biasanya harus dilakukan sesembahan dengan membakar

kemenyan untuk memohon restu dari para roh Sengede yang telah lama tiada.

Selanjutnya meminta izin pada raja untuk terlaksananya pertunjukan sebagai

penguasa yang memiliki kewenangan. Saat ini ritual dalam menyediakan

Page 155: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

130

sesembahan sudah tidak dilakukan lagi karena tidak sesuai dengan ajaran dalam

agama Islam, sementara ritual untuk mendapatkan izin dari raja sudah tidak ada

lagi, karena sudah tidak ada lagi kerajaan. Untuk ritual izin saat ini digantikan

dengan adanya kesepakatan dari system adat Syarak Opat yang menjadi panduan

masyarakat.

Dilihat dari segi ritual, tari Guelawalnya merupakan tari yang berfungsi

dalam upacara, karena pada mulanya dipertunjukkan pada upacara-upacara

tertentu seperti, peresmian penobatan seorang raja, upacara-upacara adat

(perkawinan anak kaum bangsawan negeri saja). Adanya pembakaran kemenyan

dalam prosesi persiapan sebelum pertunjukan menjadi satu bentuk ritual dalam

tari Guel, dan merupakan peninggalan dari kehidupan sebelum masuknya agama

Islam, yang tidak memperbolehkan perlakauan ini. Saat ini pembakaran

kemenyan sudah ditiadakan karena tidak sesuai dengan agama yang menjadi

tuntunan hidup manusia untuk menuju arah yang lebih baik dan benar. Saat ini

pertunjukan Guel memasukkan ajaran Islam dalam pertunjukan, tanpa

menghilangkan nilai-nilai keindahan.

Norma diluar pertunjukan ini merupakan simbol membina hubungan

transendental dengan alam maya (roh), agar terjalin keselarasan, keharmonisan

dan keseimbangan, sehingga dapat saling menjaga keselamatan kegiatan upacara

beserta masyarakatnya, serta kelestarian budaya dari tari Guel.

Di dalam pertunjukan norma yang dilakukan dengan menyajikan

pertunjukan sesuai dengan fomat dari terciptanya tari Guel. Namun ada kebebasan

pada penari untuk mengembangkan dan memberikan kekuatan yang lebih

ekspresip dalam tarian dengan melakukan improvisai. Improvisasi tidak hanya

Page 156: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

131

dilakukan pada gerak saja, pada iringan musik juga diberikan improvisasi untuk

menambah kesemarakan pertunjukan, tetapi format yang seharusnya jangan

sampai dihilangkan atau digantikan. Dikarenakan melakukan kesalahan dengan

memindahkan irama yang seharusnya berada pada babak awal kemudian dipindah

menjadi babak ke tiga, maka yang terjadi kekacauan dari format pertunjukan.

Perubahan yang diperbolehkan dengan merubah pada syair. Dalam kaitannya

dengan seluruh pertunjukan, norma ini dilakukan untuk menjaga keutuhan tari

serta merupakan permohonan selamat kepada Tuhan agar pertunjukan dapat

dilakukan dengan sebaik-baiknya, serta tidak mendapat gangguan

Permohonan selamat ini ditujukan khususnya yang punya hajad

sekeluarga, para pemain dan pekerja panggung (penari, pemusik, petugas lampu,

sound sistem, dekorator dan lain-lain, juga para tamu dan para

penonton/masyarakat desa sekitarnya). Permohonan selamat ini dilakukan agar

pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan dapat dilakukan dengan baik dan tidak

akan mendapat gangguan.

Permohonan selamat dalam kaitannya dengan struktur pertunjukan tari

Guel, merupakan makna Norma yang mengawali pertunjukan tersebut, yang

sesungguhnya merupakan simbol-simbol perilaku menusia di dalam usaha untuk

membersihkan diri atau sebelum melaksanakan segala aktifitas. Terlebih aktifitas

dengan hubungan sakral, baik antar manusia dengan Tuhannya maupun antara

manusia dengan manusia (seperti menjelang pernikahan), yang fungsinya

membersihkan kotoran-kotoranhati (prasangka buruk, dendam, iri, dengki, sirik,

hasud, sombong, congkak dan sebagainya).

Page 157: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

132

Dalam kesenian Tari Guelmemunculkan budaya positif, yang

melanggenkan kesenian tradisi sebagai materi dalam berbagai acara. Tari Guel

yang dijadikan sebagai penghormatan bagi keluarga calon mempelai laki-laki,

sekaligus sebagai hiburan bagi undangan, penonton, dan penyelenggara. Dengan

disertakannya dalam kegiatan upacara perkawinan, tari Guel memberikan budaya

positipif bagi masyarakat. Dikarenakan dalam tari ini, banyak pelajaran yang

dapat diambil berkaitan dengan nilai-nilai dalam kehidupan, seperti nilai

kehebatan yang diartikan sebagai kemampuan aman mayak (pengantin laki-laki)

yang berperan sebagai Gajah Putih yang bertanggung jawab sebagai kepala

rumahtangga dan menjadi Imam bagi keluarganya yang juga menjadi kepatuhan

dalam menjalankan syariat Islam.

Pertunjukan kesenian Tari Guel dari segi norma kesusilaan dapat dilihat

dari hubungan antara pelaku kesenian Tari Guel dengan penonton, dan

penyelenggara. Pertunjukan ini banyak peminatnya, karena kemampuan dari

pemain yang melakukan gerakan gajah dengan cukup menarik. Melalui

pertunjukan tari Guel, mereka yang terlibat dan yang tidak terlibat saling

menghormati dan percaya, sehingga pertunjukan berjalan lancar dan

memuaskan.Dalam pertunjukan ini tidak ada kesurupan atau kerasukan roh halus

untuk menjadi daya tarik, namun pertunjukan menjadi menarik karena adanya

karakter dari masing-masing peran yang mampu dibawakan dengan cukup baik.

Adanya kerjasama yang dilaksanakan dalam pelaksanaan acara, dengan

dukungan dari masyarakat sekitar, yang memberikan bantuan untuk

terlaksananya acara. Kerjasama ini membuktikan norma-norma kesusilaan dalam

masyarakat berjalan dengan baik.

Page 158: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

133

4.2 Struktur Koreografi

Koreografi (bahasa Inggris: choreography) berasal dari istilah kata Yunani

kuno: khoreos, yang berarti tarian bersama atau tarian koor, dan graphoyang

berarti tulisan atau catatan (Wilson, 1957;74). Dengan demikian koroeografi

mengandung arti sebagai metoda pencatatan tentang tari bersama atau koor.

Metoda pencatatan tari itu sendiri sebenarnya sudah berkembang jauh sebelum

istilah koreografi itu dipergunakan sebagai metoda pencatatan tari. Menurut An

Hutchinson, pada tahun 1588 Thoinot Arbeu pernah mempublikasikan sistem

pencatatan tari dengan istilah yang diterapkannya adalah : orchesographie.

Istilah koreografi itu sendiri untuk pertama kalinya dipergunakan oleh

Raoul Feuillet (1700). Dalam penulisannya tentang metode pencatatan tari,

berjudul Choreographie, au l.'art de decrirela Danse. Di dalam perkembangan

selanjutnya, istilah koreografi memiliki pengertian yang lain, yaitu selain untuk

menyatakan suatu hasil karya tari, sekaligus juga merupakan teori yang memberi

petunjuk teknik tentang cara menyusun atau menata tari. namun demikian

pengertian yang lazim untuk istliah koreografi saat ini, lebih banyak bersangkut

paut dengan masalah "bentuk" dan "gaya" dari karya tari yang diciptakan.

Koreografer tari guel adalah tari yang diciptakan dengan memiliki format,

aturan-aturan dan patokan dalam membawakannya secara tersusun. Tari guel

merupakan tari yang memiliki struktur yang jelas, sistematis, dan dapat dipelajari.

Sebelum Dalam tari guel struktur kreografi dibagi menjadi 4/empat kelompok

yaitu gerak pokok, gerak unsur, gerak penghubung, dan gerak pelengkap/sisipan.

Sebelum penjelasan tentang struktur koreografi, terlebih dahulu dijelaskan

struktur dalam pembabakan atau adegan dalam pertunjukan tari Guel yaitu;

Page 159: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

134

4.2.1 Urutan

Struktur penampilan tari Tari Guel di Kotacane Kabupaten Aceh Tengah,

merupakan satu kesatuan yang utuh, antara gerak, musik pengiring, pola lantai

dan tempat pertunjukan. Kesemuanya memiliki peran sendiri-sendiri, akan tetapi

saling menunjang hingga membentuk simbol-simbol berupa teks yang dapat

dibaca. Pertunjukan tari Guel, diawali setelah (musik pengiring) dimainkan pada

bagian awal dengan pukulan rapai, gendang berupa “ral” panjang, penari berada di

sudut belakang kanan pentas. Kemudian terdengar pukulan rapai 3 x menjadi

tanda bahwa penari memulai gerakan dengan menghentakkan kaki 3 x mengikuti

pukulan rapai, gendang (gegedem), format ini menjadi awal dari pertunjukan tari

Guel. Format awal ini bisa berbeda pada setiap kelompok dan daerah, masing-

masing kelompok memberikan kreatifitas pada tariannya, namun pada umumnya

masih tetap dengan format yang sama.

Gambar 4.1: Awal masuk dengan menghentakkan kaki 3 x lalu berlari kecil

ketengah arena dengan mengayunkan kedua tangan dari atas ke bawah dilakukan secara berulang merupakan urutan pertama dalam tari Guel (dok. Bintang 2017)

Page 160: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

135

Pola awal dengan hentakan kaki 3 x menjadi petanda bahwa dimulainya

kisah Sengeda dalam mencari saudaranya Bener Meriah/Bener Merie (Gajah

Putih) untuk dibawa ke Istana Raja Linge. Gerakan-gerakan mengayunkan tangan

ke atas dan ke bawah, berkeliling mengitari pentas memberikan pemaknaan

tentang mimpi Sengeda bertemu abangnya Bener Merie yang telah meninggal

dalam wujud Gajah Putih.

Photo 4.1: Salam Semah sebagai awal pertunjukan tari Guel. Penari perempuan

juga melakukan gerak salam semah bersama penari laki-laki apabila format tari menyertakan perempuan (dok, Dinas Priwisata. Kab. Aceh Tengah)

Apabila diperhatikan dari posisi salam semah, tampak bentuk badan yang

membungkuk serta tangkupan kedua tangan, menunjukkan kebersihan hati,

keikhlasan bahwa manusia bukanlah siapa-siapa. Untuk itu mohon diberikan

ketenangan tidak menjadi sombong dan takabur karena nantinya akan merusak

jalannya pertunjukan. Apabila mereka melakukan kesalahan, maka dimohonkan

untuk dapat dimaafkan, dikarenakan mereka hanyalah manusia biasa yang tidak

luput dari salah dan dosa. Ada dua bentuk salam yang dilakukan, pertama salam

dengan posisi badan kedepan beserta kedua tangan di depan dada/kutoyoh, yang

berarti salam diberikan untuk Allah SAW sebagai permohonan untuk diberikan

Page 161: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

136

hati yang bersih, tidak sombong agar pertunjukan dapat berjalan lancar.

Sedangkan salam dengan memalingkan kepala arah kiri dengan posisi tangan

tidak berubah, memberi arti bahwa sembah diberikan kepada penonton dan tamu-

tamu yang ada.

Pertamaagar penari (yang menari) ini diberi keselamatan di dalam

menjalankan tugas dari segala godaan, fitnah maupun godaaan dari awal

pertunjukan hingga akhir. Kedua, agar seluruh rangkaian tari diberi keselamatan,

lancar, dapat memerankankarakter dalam penokohan tari Guel sehingga dapat

diterima sebagai tontonan dan tuntunan. Ketiga, agar semua yang terlibat di dalam

pertunjukan tari Guel (penari, pemusik, penonton, penyelenggara) senantiasa

diberi keselamatan dari awal sampai akhir. Disamping ketiga makna tersebut,

salam semah juga berfungsi untuk memberi penghormatan kepada penonton yang

sekaligus memberi ucapan selamat datang.

Ketiga pemaknaan ini merupakan keikhlasan yang berasal dari hati dan

menjadi kunci dalam awal tari, memberi pengertian bahwa hati yang berada di

dalam secara hakiki adalah dalam dirinya sendiri (kalbu). Di situlah tempat

bersemayamnya suatu keyakinan atau iman, dan di situlah asal mulanya “yang”

atau gerak.Lebih tegas lagi bahwa di dalam (kalbu) inilah terdapatnya ‘Aku’ sejati

atau Tuhan Yang Maha Esa. Dari pemaknaan ini tampak jelas bahwa makna

fungsi tari Guel adalah sebagai manifestasi dari ‘doa’ untuk terhindar dari segala

yang mencelakakan. Pemaknaan dari gerak salam semah menjadi penanda dari

tahapan awal tari Guel.

Pada tahapan isi, menjadi tahapan yang banyak menggunakan motif-motif

gerak dari tari tradisi Aceh seperti, gerak kepur nunguk, gerak sining lintah, gerak

Page 162: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

137

semar kalang, gerak dah papan, dan gerak ketibung. Kelompok gerak-gerak ini

menjadi isi cerita dari proses pertemuan, mengajak dan membawa Gajah Putih ke

istana Raja Linge, yang ada pada babak munatap, babak redep dep, dan babak

ketibung.

Karakter dalam kelompok gerak kepur nungukadalah gagah dan “manis”

dengan situasi dramatik atau suasana tenang, damai. Di dalam kelompok gerak

ini, pola lantai (bloking)nya sebagian besar berada di satu tempat, yakni di

tengah.Sedangkan pada pola lantai yang berjalan sebagian besar menggunakan

garis-garis melingkar, di samping membuat garis lurus. Bentuk gerak pada

kelompok gerak kepur nunguk adalah menirukan gerak burung pungguk yang

merentangkan sayapnya, sehingga terlihat gagah dan berwibawa.

Bagian kelompok sining lintah memperlihatkan gerakan lintah yang

berenang dengan meliukkan badannya, yang dituangkan dalam bentuk gerak

membungkuk dengan tangan dibelakang.

Photo 4.2 : Gerak sining lintah, pola gerak meliukkan badan dengan dibungkukkan, melompat kecil dengan lincah menjadi kelompok gerak pada babak Redep dep, (dok, Dinas Pariwisata Kota Takengon,2015)

Page 163: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

138

Kelompok gerak sining lintahmengandung makna mengajak gajah putih

dengan penuh kelembutan yang membawa alam pikiran manusia dengan

mengingatkan situasi anak yang penuh dengan kemanjaan, kasih sayang, dan

saling menuruti. Di samping itu di dalam alam pikir diingatkan bahwa mereka

adalah kaka beradik, hingga bujukan Sengede pada Gajah Putih di penuhi. Oleh

sebab itu bentuk dan gayanya pun diselaraskan dengan konsep latar belakang

pemikiran ini. Pola-pola gerak yang disajikan pada bagian ini secara umum

cenderung bersifat ‘manis’, namun dilakukan dengan cepat pada lompatan kecil

ke kiri dan kanan. Musik iringannya beriramaredepdengan nyanyian (jangin)

yang diirngi dengan syair untuk mengajak.

Salammualaikum rejeni bumi Tuen rembeni isi ini rime Tair mi tair nge gaeh kami Pitu sentabi tene mulie

Salamualaikum pemulo ni peri ooo Tabi mulo langit si kami jujung Kin tudung payung oo ton seseren te ooo Maaf mulo bumi si kami jejak ooo Seringkel tapak isi ni kampong ooo Salam awal dari perkataan

Mohon maaf langit yang kami junjung Untuk payung tempat kita bersandar/berlindung Mohon maaf bumi yang kami pijak Perjalanan telapak kaki se isi kampung (syair ini menjadi syair pertama dalam mengajak gajah putih dan gajah

putih belum mau menampakakan diri yang kemudian Sengede menyayikan lagi ke

salem berikutnya

Abango…….ooooooooo Rejeni denie rembani alam Nge kami paham samakni tene Bugemi bunge entimi telam Sejarah alam neggeri linge

Page 164: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

139

Kurrrr............rrrrrr

Wahai abang Raja dunia pemilik alam Sudah kami paham apa-apa yang telah menjadi tanda Semoga jauh dari hal-hal yang buruk Sejarah alam negeri Linge

Kurrrr............rrrrrrrr

Setelah salam ke tujuh barulah Gajah Putih mau bangun dan Sengede

memberikan salam semah (munatap) dengan khidmad kepada Gajah Putih agar

berkenan bangun dari tidurnya.

Konsep ‘membangunkan seperti memaksa’ di dalam tahap ini melalui

gerak sining memberikan pengertian bahwa ‘Raja’ bagi manusia dipandang dan

diyakini sebagai manusia yang memiliki pengetahuan dan ilmu-ilmu kesaktian

bahkan sering dipandang sebagai titisan dewa. Oleh karena itu Raja harus

dijunjung tinggi dan dituruti kehendaknya. Demikian pula pola lantai dalam alam

atau juga pikir dini ini masih sangat sederhana, garis-garisnya tegas lurus maupun

melingkar.

Bagian selanjutnya adalah kelompok gerak semar kalang. Pada kelompok

gerak ini sudah mulai banyak kerumitan, baik pola gerak, pola lantai (sudah

menggunakan garis-garis spiral serta resultante, dan membuat angka delapan),

demikian pula bentuk iringan musik yang berirama cepat dengan irama ketibung.

Di samping itu baik irama musik maupun irama gerakan dan temponya sedikit

lebih cepat dibandingkankan pada bagian kelompok sining. Pada bagian ini gajah

Putih mengikuti Sengede dengan meniru gerakkan yang dilakukan. Dalam

pemaknaan kelompok gerak ini memberi arti bahwa manusia sudah memasuki

alam pikir dewasa yang penuh dengan tantangan, gejolak dan sudah banyak

variasi hidup, serta sudah bisa menentukan pilihan untuk melihat baik buruknya

Page 165: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

140

persoalan. Dinamika maupun irama gerak tampak lebih banyak di kelompok ini,

di antaranya adalah dinamika ritme langkah kaki, yang terdiri darisesok, kedeng

jingket semalah sesok.

Ketiga bentuk langkah tersebut amat berbeda baik teknik melangkah,

hitungan maupun iramanya. Dari sini manusia dihadapkan dengan berbagai

macam pilihan ‘jalan hidup’. Jalan yang mana dan usaha apa yang hendak

digunakan untuk menempuh suatu tujuan hidup.

Bagian terakhir dari tari Tari Guel ini adalah kelompok cincang nangka.

Pada bagian ini dilakukan berbagai variasi gerak dari naik dan turun, kadang-

kadng dilakukan dengan setengah duduk mengikuti irama yang cepat penuh suka

cita dan gembira. Setelah berakhir gerak cincang nangka maka diakhiri dengan

gerak salam semah (munalo akhir) dan diikuti dengan gerak berjalan keluar

panggung. Gerak yang pertama di dalam kelompok ini adalah gerak yang

menyatakan rasa kebahagiaan bahwa pekerjaan yang diberika pada Sengede sudah

tertunaikan. Tanggungjawab terselesaikan dan Sengede bertemu lagi dengan

abangnya yang diakhiri dengan kebahagiaan.

Pemaknaan dari kelompok gerak akhir ini memberikan arti bahwa manusia

sudah memiliki pemikiran yang sudah pasti, tidak tergoyahkan. Artinya manusia

secara hakiki sudah dapat membedakan dan menyamakan antara langit dan bumi,

sudah dapat memisahkan dan menyatukan antara langit dan bumi. Dengan

demikian manusia sudah dapat menemukan arti hidup.

4.2.2 Pola lantai

Pola lantai adalah lukisan garis yang dilalui oleh seorang penari dalam

melakukan gerakan-gerakan di atas pentas. Soedarsono (1976.23) menyebut

Page 166: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

141

dengan kesan garis yang dibuat oleh penari tunggal atau penari kelompok di atas

lantai pentas. Aspek garis desain tari dapat dilihat pada kerangka wujud yang

terbentuk oleh hubungan antara anggota-anggota tubuh dan bagaimana cara piñata

tari menggarap ruang pentas lewat wujud-wujud geometris. Wujud desain garis di

dalam tari selalu berubah dari saat ke saat atau yang lama melebur untuk

membentuk desain garis yang baru (Murgiyanto, 1983:56).

Aspek garis dari anggota tubuh tersebut yang langsung dapat dilihat oleh

penonton di atas lantai, dinamakan desain atas (La Meri, 1968 dalam Sudarsono,

1976: 23). Artinya formasi penari sangat berkaitan dengan wujud gerak dan

kekuatana real pentas (Soedarsono, 1986:113). Para penari Guel menyebut pola

lantai dengan posisi, artinya menunjukkan kedudukan seseorang tokoh.

Formasi atau pola lantai tari Tari Guel dibuat sesuai dengan kebutuhan.

Pada pola lantai yang di lakukan oleh penari Utama, (Gajah putih dan Sengeda)

banyak mengunakan pola lantai lingkaran, garis lurus, sejajar, dengan berbeda

arah. Pola lantai ini biasanya ada pada pola lantai dalam tari-tari tradisi.

Penggunaan pola lantai ini dalam sebuah karya akan memberi pemaknaan yang

menegaskan/menajamkan alur cerita menyesuaikan dengan pola gerak yang

dilakukan.

Untuk penari pengiring (penari perempuan) membuat pola lantai yang

mengisi dari pola lantai Sengede dan Gajah Putih. Biasanya menggunakan pola

lantai setengah lingkaran, garis lurus, segi tiga yang berada di belakang penari

utama. Pada prinsipnya pola lantai yang dilakukan penari perempuan membantu

menjaga keutuhan dan kejelasan, serta memperindah dari tarian.

Page 167: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

142

Gambar 4.1: Pola lantai sejajar/satu baris Pola lantai sejajar memberikan arti ketenangan bagi semua pelaku,

sehingga proses pencarian dalam membujuk Gajah Putih dapat dilakukan. Dalam

pola lantai ini biasanya dilakukan gerakan sembah/salam untuk penghormatan,

sehingga dilakukan dalam bentuk satu baris. Pola lantai ini juga memberikan

kesempatan untuk menunjukkan kepada penonton karakter yang dibawakan oleh

penari.

Gambar 4.2. Pola lantai segi tiga untuk penari pendukung dan pola lantai

melingkar untuk penari utama

Pola lantai segitiga yang dilakukan penari pendukung, memberikan

pemaknaan bahwa penjagaan dalam sebuah tempat memberikan arti tentang

hidup yang harus menjaga norma-norma dalam aturan-aturan yang berlaku.

Sesungguhnya norma-norma itu menjadi panduan bagi masyarakat. Sementara

Page 168: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

143

posisi dari penari utama merupakan wujud kesetiaan dan kasih sayang seorang

adik pada abangnya dan begitu juga sebaliknya.

Gambar 4.3: Pola lantai setengah lingkaran 4.3. Struktur Gerak

Di dalam tari, gerak merupakan elemen baku yang paling mendasar. Gerak

tersebut dipergunakan sebagai media untuk mengungkapkan ekspresi, dan

mediumnya adalah tubuh manusia. Ungkapan ekspresi melalui gerak tersebut

merupakan suatu pernyataan imajinatif yang dituangkan dalam bentuk simbol-

simbol. Karena simbol-simbol ini berupa gerak, maka di dalam koreografi, gerak

merupakan sesuatu yang sangat esensial. Gerak dapat berfungsi tidak saja karena

koordinasi berbagai faktor, tetapi juga karena fungsi ritmis dari struktur tubuh.

Chattam memiliki keyakinan, bahwa gerak itu adalah “hidup”, atau hidup itu

adalah “gerak” (Chattam, 2008: 3-4).

Gerak-hidup akan menjelma dalam perikehidupan alam semesta, dan

memenuhi alam semesta. Pada hakekatnya, gerak itu hanya “satu”, akan tetapi di

dalam penerapan kehidupan sehari-hari akan selalu ditemui paradox-paradox

gerak, seperi gerak maju, mundur, gerak atas bawah, gerak kiri kanan dan

seterusnya. Di dalam tari Guel, gerak paradoxial tersebut dinamakan bertiru

Page 169: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

144

kurembege berconto kusi munge, artinya sesuatu yang dihasilkan mempunyai

patrun yaitu bercontoh ke pada yang ada. Bumi Gayo adalah daerah pedalaman

dan pegunungan maka alam dan kkayaan alamnya yang memberi inspirasi untuk

mendapaatkan sesuaitu ide atau gagasan. Contoh jika gerak guru didong

menggerakkan bahu ke muka dan kebekakang atau memutar kemuka dan

kebelakang, merupakan imitasi dari gerakan Gajah putih yang menggerakkan

telinganya. Memberikan pemaknaan tentang kehidupan yang kadangkala ada di

atas, kadangkala ada di bawah.

Pemahaman makna tentang gerak sebagai wujud kehidupan, maka gerak

mengisi jasad manusia, wujudnya berupa denyut nadi/jantung dan nafas. Jika

indikator gerak nadi dan nafas masih ada, maka ini adalah hidup. dalam

penerapannya dengan menjadikan alam sebagai ilmuyang mengajarkan tentang

kebudayaan/kesenian tradisional, bahwa di dalam belajar kebudayaan termasuk

kesenian, ternyata tidak berhenti pada visualnya saja, akan tetapi selalu berlanjut

pada aspek kedalaman (tataran batin, rasa, makna), yang mengolah adalah “hidup”

itu sendiri. Sudah barang tentu untuk mencapai tataran tersebut yang lebih tinggi

harusdilakukan dengan sungguh-sungguh, sehingga untuk memeprolehnya perlu

dilakukan dengan berbagai macam cara, baik secara fisik (melihat, menyimak,

memperhatikan, melakukan), maupun secara batin (berdo’a, berpuasa, melakukan

sesuatu) yang kesemuanyabertujuan untuk mendapatkan (ilmu).

Usaha lahir batin tersebut berfungsi untuk memantabkan jiwa dengan

melakukan sikap yang kritis, bijaksana, arif dan cepat tanggap dengan

menggunakan semboyan Gayo (cerdik, bidik, lisik, mersik), agar hidup dapat

bermanfaat dan penuh makna. Usaha ini juga dilakukan dalam membersihkan

Page 170: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

145

jiwa dan raga sebagai pemegang hati dalam rangka menyatukan niyat untuk

memperoleh ilmu tentang sesuatu. Sebenarnya hal ini yang dimaksud cukup

sederhana, yaitu; jika ingin belajar/memperoleh sesuatu harus dilandasi niyat yang

kuat dan sungguh-sungguh minta kepada Yang Maha Kuasa. Dengan niyat yang

bulat dan didukung kekukuhan jiwa niscaya kita akan mampu melakukannya.

4.3.1 Konsep teknik

Untuk melakukan teknik tari Guel, maka perlu diperhatikan beberapa hal-

hal yang menghantarkan tercapainya konsep gerak tari Guel. Konsep yang

dimaksud berdasarkan pemahaman masyarakat Gayo, merupakan gerakan yang

menjadi ciri khas dari tari-tari tradisi Aceh Tengah/suku Gayo. Dalam tari Guel

ada beberapa teknik menari tari Guelberdasarkan pemahaman masyarakat suku

Gayo

4.3.1.1 Siep semperne

Siep semperne merupakan sikap gerak tubuh dan bagian-bagiannya secara

keseluruhan. Di dalam tari Guel, tubuh dapat dibagi menjadi 3 (tiga) besar, yaitu

bagian atas, meliputi kepala dan leher; bagian tengah, meliputi bahu, tangan,

dada, perut dan pinggul, sedangkan bagian bawah meliputi, paha, betis, dan kaki

(jinjit, tumit dan telapak). Ketiganya merupakan satu kesatuan yang saling

mendukung dalam melakukan gerak tari. Tedoh sekejepadalah sikap gerak (pose),

sehingga sifatnya statis, namun sudah mengarah pada “salah” dan “benar”.

Gerak yang sudah terorganisasi dengan irama musiknya (jangin). Didalam

tari Guel, gerak tidak mengalir menurut ketukan jatuhnya pukulan gendang. Di

depan telah dijelaskan bahwa Tari Guel, dibentuk oleh musiknya (jangin), sebab

Page 171: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

146

janginada dulu. Setiap bentuk irama (gegedem) membawa pola ketukan sendiri.

Oleh karena itu, wawasan dan keterampilan pemain gendangmenjadi kunci utama

di dalam mengiringi tari Guel. Penari akan merasa nikmat jika pemusikdapat

memainkan gegedem, dan dapat menuntun musik/jangin. Musik bertumpu pada

iringan vokal, jika nyayian dilakukan dengan benar, maka rangkaian gerakan yang

mewujud pada bakakan tarian akan menjadi sempurna.

4.3.1.2 Resam

Resam, adalah sikap dan bentuk dari ekspresi penari atau kemampuan

dalam menghayati isi dari tarian. Resam ini akan menumbuhkan daya hidup jika

diisi oleh semangat spirit dari dalam diri penari yang lahir dari gerakan, irama,

tempo serta ketepatan dalam mengikuti pola gendang yang menjadi panduan bagi

penari. Terutama pada gerakan keteng-keteng. Dengan demikian resam

merupakan “sesuatu” yang ada di dalam, yang dituangkan dengan semangat spirit

melalui aspek visual berupa gerak, musik, ekspresi, Artinya: yang dinamakan tari

adalah: gerakan seluruh anggota tubuh yang bersamaan dengan bunyi-bunyian

musik, diatur dan selaras dengan irama lagu serta mendapat ekspresi sesuai

dengan maksud dan tujuan tari. Dalam tari resam ini biasa disebut dengan Wiraga,

wirama, wirasa.

4.3.1.3 Torom Ni Rupe

Torom Ni Rupe atau Ekspresi adalah bentuk visual dari wajah penari.

ekspresi merupakan perwujudan transparansi diri untuk menyampaikan berbagai

macam suasana melalui simbol-simbol wajah, seperti gembira, agung, sedih,

marah, romantis dan sebagainya. Dengan demikian ekspresi sebenarnya adalah

Page 172: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

147

resam yang divisualkan melalui wajah. Visual ungkapan yang sesuai dengan

pesan dari koreografer, tidak mudah untuk dilakukan, untuk itu setiap penari perlu

memahami dengan cermat karakter dari peran yang dimainkan, termasuk dengan

mengkordinasikan anggota tubuh selain wajah dalam menjelaskan dari gerakan

yang dilakukan. Dalam hal ini, penari harus mampu memperlihatkan bagaimana

wajah, mulut, mata, arah pandang mata (ke bawah, lurus kedepan, membelalak

dan sebagainya). Kecermatan pemahaman terhadap karakter yang dimainkan

menjadi kunci dalam ungkapan secara ekspresi.

4.3.1.4 Peropohhen

Yang dimaksud peropphhen adalah perlakuan pada pemakaian kain yang

diletakkan di punggung oelh penari yang berperan sebagai Bener Meria. Untuk itu

perlu ketrampilan dan pemahaman arti dari kain krawang Gayo. Selanjutnya

mengatur letak kain agar tidak jatuh ke bawah, karena kain yang dipakai berupa

kain yang ditenun dan memiliki motif yang banyak serta dijahit dengan berlapis

dan menjadi berat. Hal ini secara teknik memberikan penguasan khusus bagi

penari untuk dapat membawakan dan memainkan kain dengan lincah. Dalam

menarikan tari ini, penari yang memakai kain, banyak melakukan gerak

menunduk dan membungkukkan badan. Satu sisi posisi badan yang dibungkukkan

dapat membantu penari untuk menyeimbangkan kain agar tidak jatuh. Sehingga

penari dapat melakukan perannya dengan baik sesuai karakter dari Gajah.

Demikianlah ke empat pedoman teknik menari tari Guel tersebut luluh

menjadi satu kesatuan yang saling menunjang. Keempat konsep ini harus menyatu

antara siep semperne,resam, torom ni rupe dan propohhen yang menjadi

kesempurnaan dari tari Guel. Masing-masing konsep ini memiliki ruang dan pola

Page 173: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

148

yang memberikan kekuatan pada konsep yang lain. Dari keempat konsep ini

dapat disimpulkan bahwa konsep tari Guel terdiri dari 4 teknik, yaitu: 1) siep

simperne yaitu ketepatan dan kesiapan di dalam melakukan gerak, sehingga tidak

tergoyahkan dengan “sesuatu”. 2) resam, yaitu kekuatan kehendak di dalam

menari, meyakini dirinya di dalam menuangkan gerak maupun karakteristiknya.

3) ekspresifocus, yaitu menyatukan diri dengan sikap yang baik untuk

mendapatkan ketengan agar tidak terjadi kesalahan. Di dalam menari dengan

membawa property kain, penonton akan dapat melihat ekspresif tidaknya penari

dengan keliahaian dalam memainkan kain.Untuk itu penari Bener Meria harus

fokus pada gerakan-gerakan walaupun gerak yang dilakukan banyak

menggunakan gerak improvisasi. Focus menjadi faktor penting di dalam menari.

4) serasi (keselarasan antara ungkapan bentuk gerak, ekspresi, irama)yaitu

keterampilan di dalam menggerakkan tarian dengan menyatukan iringan musik,

yang menjadi patokan dalam tari Guel dan dengan sendirinya akan dapat

mengungkapkan penuangan ekspresi dalam mewujudkan karakter yang

diperankan.

4.3.2 Konsep pilosofi

Disamping ke emapat pedoman teknik tersebut, tari Guel memiliki

pegangan/pandangan hidup yang tertuang di dalam gerakan-gerakan tarian yang

tertuang dalam rangkaian tari. Bagi masyarakat Gayo, tari Guel ibarat “Mesium

gerak tanpa bangunan”1 tempat menyimpan sejarah Gayo, agar orang tidak mudah

melupakannya. Hingga sekarang masih banyak fakta sejarah Gayo tercecer dan

1 Pernyataan ini dungkapkan oleh Yusra Habib Abdul Gani, direktur Institut For Etnics Civilization Research dalam artikel tentang Tari Guel

Page 174: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

149

disimpan dalam bentuk “kekeberen”, pusi dan pantun. Hal ini bisa dimakumi,

karena keterbatasan fasilitas pada masa itu. Imaginator menafsirkan fakta sejarah

tadi ke dalam gerak Tari Guel. Selain itu imaginator ingin menggambarkan

“aurat” orang Gayo yang tak pantang membunuh saudara sendiri, jika dirasa perlu

untuk itu. Riwayat pembunuhan Bener Merie oleh saudara sedarah, bukanlah satu-

satunya peristiwa dalam peradaban orang Gayo. Motif pembunuhan Bener Merie

semata-mata khawatir kehilangan pengaruh, kuasa, irihati dan dengki. Jadi

peragaan “tari Guel” adalah penyingkapan fakta, rahasia (aurat) orang Gayo yang

sungguh memalukan, mengharukan, memilukan sekaligus peringatan.

4.3.2.1 Munatap

Munatap, maknanya eksistensi diri dan kesadaran tadi mengkristal, setelah

dirangsang oleh Sengede dengan gerak diiringi irama, yang kemudian disebut

“tari Guel” (tari berirama), agar Gajah Putih bangkit bersaksi: merubah diam

menjadi aksi, memecah kebekuan jiwa agar larut dan menyatu dalam

kemajemukan nilai-nilai, membangunkan kematian menjadi hidup dan

mewujudkan mimpi menjadi kenyataan. Pada tahap gerak “munatap” yang

dituntut hanya kesadaran diri, pengakuan dan pengenalan secara menyeluruh. Hal

ini berhubung langsung dengan karakteristik orang Gayo pada umumnya baru

sadar dan beraksi setelah dirangsang terlebih dahulu.

Untuk selanjutnya bersiap-siap dan dirinya sudah benar-benar siap, tidak

ada sedikit keraguan di dalam melakukan gerak, baik kesiapan otot-otot fisik,

maupun kesiapan rohani berkaitan dengan penghayatan. Munatap dapat terjadi

jika sudah dilandasi dengan perasaan imanatau keyakinan yang kokoh. Dalam

kaitannya dengan pandangan maupun pedoman hidup, manusia jika memegang

Page 175: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

150

satu keyakinan harus kokoh atau jatuh. Karena yakin atau iman itu perilaku hati,

bukan akal, tetapi akal dapat membuktikan dan memperkuat hati. Dengan

demikian keyakinan hanya satu, tidak mendua, seperti halnya hidup itu hanya

satu, yaitu Dia yang Maha Hidup.

4.3.2.2 Redep

Secara fisik, gerak lebih mengutamakan pada gerak bahu dan tangan

bergerak lentur dan bervariasi. Jari jemari penari sesekali terbenam dalam lipatan

“opoh Ulen-ulen”. Tahap ini adalah proses belajar, meniru, berpikir. Di sini gerak

dan irama yang dimainkan lebih cepat. Walau tidak terlalu lama. Ini mengajarkan

cara berpikir dan bergerak cepat jika mau dapat dan selamat. Gerak Redep” lewat

dan segera menuju gerak lain, yakni gerak ketibung yang ditandai dengan

hentakan kaki berkali-kali secara bergantian ke bumi. Mengankat dan

menurunkan atau memutar-mtar kedua tangan, dikmnbinasikan dengan sorot mata

yang tajam. Inilah tahap pengetahuan dan pemahaman, dimana manuisa

berhadapan dengan dua pilihan: menginjak atau diinjak, membunuh atau dibunuh,

tuan atau budak, menguasai atau dikuasai. Kata ketibung dalam bahasa Gayo,

lazimnya dipakai bagi gadis-gadis yang mandi di kolam atau disungai,

membunyikan air dengan keduda tangan, yang dalam tari diisyarakan dengan

variasi gerak tangan dan kaki, sebagai refleksi dari gelora pikiran dan luahan jiwa.

Itu pula alasannya hingga dalam sastera Gayo, jejolak hati kerap digambarkan

dalam lirik “ketibung jiwanni jantung, berjunte iwanni ate” (bergejolak dalam

jantung, berseni dalam hati”).

Konsep bergejolak/perang terjadi bukan perang sesungguhnya tetapi

perang melawan angkara murka di dalam hati. Perang ini dilakukan berhadapan

Page 176: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

151

anatar sengede dan gajah putih yang menolak untuk bangkit, tidak diperlukan

teknik menghindar dan menyerang, artinya saling memukul, saling menendang,

saling mendorong dengan kekuatan keyakinannya masing-masing. Kemudian

yang kalah dilempar/dibuang terus lari tetapi tidak saling mambunuh. Makna

simbolik pada tari perang ini, bahwa kehidupan manusia didunia ini dilengkapi

dengan berbagai alat termasuk indra dan nafsu. tiada seorangpun yang mampu

membunuh keinginannya, kecuali hanya mengarahkan (Chattam, 2008:140).

Adanya indra yang mendorong nafsu ini akan datang silih berganti secara

terus-menerus beradu kekuatan dan atau kekuasaan. Mana yang kalah akan

terseingkir sementara, pada saatnya akan datang kembali mengadu kekuatan dan

kekuasaan. Pertentangan iniakan berakhir ketika manusia berakhir pula di alam

dunia ini. Dengan demikian, mau tidak mau manusia harus siap berani

menghadapi segala resiko dalam segala permasalahan hidup. Andaikata takut,

tidak berani menghadapi permasalahan tersebut, lalu mau lari kemana dan

sembunyi di mana? Semua terlihat olehNya Dzat yang memiliki hidup. Jika orang

tidak tahu dan tidak bijak, maka jalan yang diambil adalah mengahiri hidup

dengan jalan merebut hidupnya sendiri sebelum sampai pada kodratNya.

4.3.2.3 Kepur Nunguk

Kepur Nunguk menuntut semua anasir atau “debu-debu” yang menodai

supaya disingkirkan. Artinya: tangan siapa sih yang tiDak kotor? Tangan kita

telah mengotori negara, maruah bangsa, budaya dan bahasa (kata kepur dalam

bahasa Gayo berarti mengusir debu-debu (kotoran) yang melekat pada kain atau

tikar dengan tangan, bukan dengan penyapu. Mengapa? Sebab tangan mempunyai

konotasi kekuasaan yang bisa merubah, memperbaiki atau menjahanamkan.

Page 177: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

152

Kepur Nunguk yang mengepak-ngepakkan “opoh ulen-ulen”, sambil

berputar-Putar, maju dan mundur. Gerakannya sangat agresif dan menantang.

Tahap ini menggambarkan proses klarifikasi masalah, yaitu mengendalikan.

Dalam kaitannya dengan teknik gerak, megeng adalah kemampuan untuk

mengendalikan diri, baik sebagai kontrol emosi, maupun control tenaga agar tidak

berlebihan (over) atau sebaliknya terlalu lemah. Gerak-gerak tari Guel diperlukan

kekuatan/tenaga dan emosi. Akan tetapi kekuatan maupun tenaga yang dimaksud

bukan berlebihan seperti ungkapan dalam bahawa Guel: kuet gere lagu jema

munatang atu ilang, beb nume munatang atu (kuat tidak seperti orang memikul

batu merah, kaku tidak seperti orang memikul batu). Dengan demikian secara

teknik, tari Guel berjalan secara wajar, secukupnya sesuai kebutuhan.

4.3.2.4 Seneng Lintah

Seneng lintah atau sengker kalang yang gerakannya menggelepar,

memiringkan tubuh bagaikan gerak burung Elang yang mau menyambar mangsa.

Inilah gerak burung Elang yang terbang melayang, melingkar dan menukik

dengan memiringkan badan untuk melihat dan memastikan posisi masgsa atau

gerak lintah yang meliuk-liuk dalam air yang berarti masalah mesti di lihat bukan

dari satu arah saja, tetapi didekati dan dikaji dari berbagai sudut pandang. Kata

Seneng” dan Sengker” dalam bahasa Gayo bermakna: melirik atau memantau

dengan gerak miring, gerak ini menggambarkan tahap/peringkat aksi, cermat,

konsentrasi dan terarah.

Konsep waspada yaitu menempati tempat yang semestinya dalam kondisi

yang tepat, benar, tidak ragu, tidak kacau. Manusia harus siap adalah posisi

sempurna sebelum dan sesudah melakukan berbagai macam gerak. Dapat

Page 178: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

153

dikatakan bahwa berbagai macam ragam gerak apapun pada tari Guel akan

menuju gerak sikap siep semperne.

Dalam kehidupan masyarakat, kehidupan di dunia yang diharapkan adalah

genap, artinya sudah sesuai dengan harapan dan cita-citanya. Dengan demikian

manusia yang sudah genap, sudah “tahu” tempat kedudukan dimana ia harus

berada genapdi,hatinyatenang, hidupnya tidak kacau, nafsunya tidak ngacau. Ia

sudah dapat menjadi tauladan bagi orang lain, dapat memberi petunjuk, sementara

perilakunya sudah tanpa petunjuk, karena jiwanya kokoh, hatinya bersih, cerdas

akal budinya, perilakunya benar dan menyenangkan.

4.3.2.5 Cincang nangka

Cincang nangka merupakan rangkaian terakhir, aksi memasukkan diri

kedalam kemajemukan, yang berarti makna individu larut dalam kebersamaan.

Yang dituntut bukan lagi keserasian gerak, melainkan penyatuan perasaan dan

emosi. Tahap ini menunjukkan bahwa apa pun masalah, mesti diselesaikan

dengan mengikut sertakan orang lain.

Tari guel yang dimainkan tanpa syair oleh penari tunggal diiringi irama

(menabuh) canang dan gong, sarat dengan nilai-nilai kehidupan. Ianya

dipersembahkan dalam upacara perkawinan atau menyambut tetamu agung. Sebab

inilah peluang terbaik utnuk menyingkap segala-galanya, mendoakan agar bahagia

dan sejahtera, yang disimpulkan dengan menabur beras-padi dan air tepung tawar

oleh penghulu mungkur. Persembahan tari ini kepada tamu asing, untuk

memperlihatkan inilah “gayo” dan “adat istiadat adalah pagarnya agama” jadi tari

Guel boleh juga dikatakan sebagai “talqin”, agar orang Gayo tersentuh hatinya,

Page 179: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

154

bergairah dan berani bangkit bersaksi atas nama kebenaran sejarah, jika tidak

ingin martabat dan maruahmu di lecehkan orang lain.

Dengan adanya kesepakatan dalam sistem adat, maka pertunjukan tari

Guel semakin sering dipentaskan, apalagi dengan menempatkan tarian dalam

kegiatan upacara perkawinan, yang menambah kekhusukan dalam

pelaksanaannya. Sebagai sebuah pertunjukan, masyarakat Gayo semakin

menyadari arti dari kebudayaan yang mereka miliki dan menyemangati untuk

bersama menjaga dan mempertahankan, dengan tetap melaksanakan pertunjukan

tari Guel dalam berbagai kesempatan.

4.4 Struktur Musik

Dalam musik tradisional Gayo dikenal beberapa macam istilah untuk

irama/tempo musik yaitu munatap, redep tatau dep, ketibung, cincang nangka,

yang menyatu dala musik canang. Istilah-istilah ini juga yang menjadi babakan

dalam tari Guel, sekaligus memberi gambaran ragam gerak dan tata cara

penyaijiannya. Dalam pertunjukan tari Guel, iringa musik biasanya dimainkan

secara lie (langsung), dengan menggunakan alat musik yang terdiri dari

Gegedem, Gong, Canang dan Suling. Gegedem adalah alat musik yang paling

utama, karena gerakan penari selalu mengikuti ketukan Gegedem, dan gegedem

menjadi patokan pada penari dari awal hingga akhir tarian

Page 180: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

155

Fhoto 4.3; Gegedem, (Dok : Saadah, Juli 2013)

Ketukan-ketukan Gegedem sangat khas suaranya dan memang hanya

dimainkan khusus untuk mengiringi tari Guel saja. Perpaduan antara alat musik

dengan para penarinya sangatlah indah. Permainan alat musiknya sangat beragam,

ada bagian-bagian hanya suara Gegedem yang mengiringi penarinya. Gerakan

penari yang hanya diiringi oleh Gegedem diantaranya adalah, gerak Salam,

Munatap (gerak Ketang-ketang), dan Ketibung. Gerak yang lainnya diiringi

dengan semua perpaduan alat musik dengan diiringai vokal.

4.4.1 Makna irama munatap

Pada tahapan munatap yang merupakan awal dari tarian, irama yang

diberikan bernada sendu, penyanyi mengawali setelah bunyi ketukan gegedem dan

rangkaian permainan gegedem dalam satu bagian yang menunjukkan Sengede

dalam proses pencarian. Kemudian dilanjutkan dengan masuknya musik yang

ditandai lantunan dari syair yang dinyanyikan dengan nada tinggi (jangin)

Page 181: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

156

4.4.2 Makna irama redep tatap dep

Tahapan Redep lebih bernada riang dengan tempo cepat dari irama

munatap. Pada bagian ini merupakan kisah tentang aman mayak telah

dibangkitkan dan dituntun Guru didong untuk menari bersama. Pada bagian ini

terlihat gerak kepur nunguk, dan semar kalang.

4.4 3 Makna irama Ketibung

Irama ketibung lebih semarak dari redep. Gerak tari memperlihatkan

rangkaian dari gerak dasar kepur nunguk, semar kalang dan sining lintah yang

dilakukan secara impropisai dan dengan berbagai variasi gerak.

4.4.4 Makna irama Cincang Nangka

Pada babakan cincang nangka, irama musik riang dan bersemangat, gerak

tari cenderung bebas, Guru Didong dengan gerak “dep-papab” penari wanita

secara improvisasi menaburkan beras pada rombongan Sengeda.

4.5 Struktur Bentuk Gerak Dengan Relasi-Relasinya

Seperti yang diungkapkan oleh Kaeppler, yang menganalogikan gerak

tari sebagai struktur bahasa atau sebanding dengan fonem dalam bahasa, maka

dapat dijelaskan struktur hirarkinya, sebagai beriku: Bentuk tari merupakan

tingkat keempat atau terakhir dalam organisasi gerak tari, yangsecara hirarkis

terdiri dari susunan gugus-gugus gerak. Sedangkan gugus gerak merupakan

kesatuan dari kalimat gerak, yang oleh Kaeppler dinamakan “motifs”, yaitu

kombinasi dari unit-unit terkecil dengan cara khusus sebagai gerak tari sesuai

Page 182: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

157

dengan konteks budayanya. Adapun kalimat gerak terdiri dari beberapa fase gerak

dan fase-fase gerak ini merupakan susunan dari “motif-motif gerak”, Kaeppler

memberikan istilah "kinemic" atau, morphokinemic, yaitu berdasarkan gerak

yang sudah dikenal, artinya unit terkecil yang memiliki makna dalam struktur

sebagai sistem gerak. Dapat pula dikatakan bahwa “motif gerak” adalah bagian

yang terkecil dari struktur bentuk

yang telah terorganisasi. Sedangkan “motif gerak” ini merupakan kesatuan dari

unsur-unsur gerak, atau elemen kinetik yang masing-masing berdiri sendiri.

Berikutnya akan dibahas mulai darti tingkat yang terkecil menuju tingkat

yang besar, yaitu unsur gerak, motif gerak, frase gerak, kalimat/ragam gerak,

gugus/paragraph gerak dan Bentuk Tari.

4.5.1 Unsur gerak

Pengertian unsur gerak ini adalah gerakan atau sikap dari masing-masing

anggota badan yang masih belum dapat dikatakan tari. Seluruh tubuh manusia

dalam kaitannya dengan unsur gerak tari dapat dibagi menjadi empat bagian yang

masing-masing tidak saling berkaitan. Keempat bagian tersebut adalah, kepala,

tangan, badan (torso), dan kaki. Dengan demikian unsur-unsur gerak anggota

badan yang dimaksud adalah, unsur gerak kepala, unsur gerak tangan, dan unsur

gerak badan atau torso, serta unsur gerak kaki.

Di dalam kaitannya dengan dinamika, motif gerak secara garis besar dapat

dibagi menjadi dua, yaitu motif gerak statis, adalah gerak yang diam di tempat

dan lazim disebut pose atau sikap gerak, yang kedua adalah motif gerak motorik,

yaitu motif gerak yang berpindah tempat. Dengan demikian motif gerak motorik

Page 183: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

158

ini merupakan proses perpindahan dari sikap/pose gerak satu ke sikap/pose yang

lain.

Pola Dasar Unsur Gerak Kepala Tabel 4.1 Unsur gerak kepala

Bentuk gerak Nama gerak Dominasi gerak Kode Gerak

Petongkok

Fokus gerak pada dagu dan kepala yang ditundukkan

Gk 1

Nengon kiri Fokus gerak pada leher yang diberi tekanan dengan lembut

Gk 2

Nengon ku toyoh kuen (gerak ini dibalas kesebelah kiri)

Fokus gerak pada leher dan diberi tekanan kearah bahu samping kanan

Gk 3

Page 184: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

159

Munyine ku Kuen

Gerak leher menjadi tumpuan dengan mengunci untuk tetap fokus

Gk 4

Pola Dasar Unsur Tangan Tabel 4.2 Unsur dasar gerak tangan

Bentuk gerak Nama gerak Dominasi gerak Kode Gerak A

Pumu i arap salin beramatan

Posisi gajah putih duduk dengan bersila

Gt 1

B

Roa pumu arab tuke, gerak perempuan)

Roa pumu arab

Gerak bahu menjadi tumpuan

Gt 2 Gt 3

Page 185: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

160

Semah Tumpuan pada leher dan dagu yang ditundukkan

Gt 4

Roa pumu i tatang ku atad

Gt 5

Rangkaian gerak keteng-keteng -Sara pumu i awak sara pumumi i arap dede Sara pumu i awak, sara pumu kemang tengen

Rangkaian gerak ini merupakan imitasi dari gerak belalai gajah yang dimainkan pada gerak pergelangan tangan. Tangan kanan menirukan gerak goyangan lembut belalai. (dilakukan berbalasan arah kiri)

Gt 6 Gt 7

Page 186: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

161

Pumubi puter ku atas Sara pumu i awak sara pumumui

Gt 8 Gt 9

Pumujurah ku arap jejari ku atas

Gt 10

Pumu i tatang ke atas

Gt 11

Page 187: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

162

Pumu i juah ku arab

Gt 12

Pu kemang ku atas jejariku toyoh Roa pumu kemang jejari kuah diri sesereng

Pola gerak ini sama dengan gerak pada pola keteng-keteng hanya dilakukan dengan dua tangan

Gt 13 Gt 14

Sara pumu u atas sara toyoh

Fokus gerak pada pergelangan tangan yang diputar arah dalam dilakukan berkeliling di tempat

Gt 15

Page 188: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

163

sara pumu iarab lagu jema kesejuken

dominasi Gt 16

Sara pumu arab dede, sara pumu i tekar ku arap

Dominasi gerak pada tangan kanan seolah-olah menolak ke depan, keatas, dan kebawah

Gt 17

Roa pumu kemang

Fokus gerakan pada tangan kanan yang perlahan dihentak lembut dari atas ke bawah

Gt 18 Gt 19

Page 189: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

164

Pola dasar unsur gerak badan Tabel 4.3 Unsur dasar gerak badan

Bentuk gerak Nama gerak Dominasi gerak Kode Gerak

Sara pumu munamat

Dominasi gerak pada bahu yang diputar ke atas bergantian kiri dan kanan . Gerak ini menjadi ciri khas dari tari Guel

Gb 1

Sara pumu i awak sara pumumi

Fokus gerak pada pergelangan tangan dan jari yang dirapatkan membentuk seperti ujung belalai gajah

Gb 2

Sara pumu i arab sara pumu i kodok teneng awak

Pokus gerak pada tekukan badan yang ditarik kedepan, dada di tarik kebelakang

Gb 3

Jentik kedidi Fokus pada gerak badan yang dibungkukkan dan dimiringkan ke kiri dan kanan

Gb 4

Page 190: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

165

Pola Dasar Unsur Gerak Kaki Tabel 4.4 Unsur dasar gerak kaki

Bentuk gerak Nama gerak Dominasi gerak Kode Gerak

Roa kedeng jingkek dari samping

Tumpuan pada kaki menapak

Gkk 1

Sesok

Tumpuan pada tapak kaki depan

Gkk 2

Kedeng mujingket wan cengkok

Tumpuan badan pada kaki yang menapak. dibelakang

Gkk 3

Jentik kedidi Gkk 4

Page 191: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

166

Jentik kedidi Gkk 5

4.5.2 Motif gerak

Unsur-unsur gerak di atas apabila digabung sesuai dengan “konsep” dan

maknanya maka menjadi sebuah motif gerak, yaitu kesatuan gerak tari yang

terkecil yang menggandung makna, seperti halnya “kata” dalam struktur bahasa.

Misalnya: motif gerak keteng-keteng, terdiri dari kepala nengon kuen, tangan

pumu ku kodok, badan sikap tegak, kaki roa kideng jingkek. Jika kombinasi gerak

dasar tersebut di rubah sedemikian rupa strukturnya, maka akan muncul motif

gerak yang lain. Misalnya: struktur dasarnya sama dengan motif gerak keteng-

keteng, hanya tangannya diganti gerak pumu juah ku arab, maka akan menjadi

motif gerak lain, yaitu motif gerak jentik kedidi. Selanjutnya secara detail, motif

gerak akan diuraikan dalam deskripsi ragam gerak di bawah ini.

Page 192: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

167

4.5.1 Ragam salam semah

Page 193: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

168

Gambar 4.2: Ragam salam semah

Ragam gerak salam semah terdiri dari motif semah nengon kuen dan

semah depan, jentik kedidi, pumu i arab.Penari yang melakonkan Sengeda

membungkukkan badan, ke dua tangan kedepan dengan cara mempertemukan

ujung jari membuat bentuk segitiga, seperti melakukan sembah/penghormatan.

Posisi ini menjadi awal dari tari Guel dan bermulanya cerita tentang Sengeda dan

Bener Meriah. Setelah posisi sembah kemudian dilanjutkan dengan merentangkan

tangan kanan, membuat lekukan, memutar pergelangan tangan, menghempas

keatas dan kebawah lalu membuang seakan-akan memperlihatkan belalai Gajah

membelit dan mencabut sesuatu. Tangan/lengan menempel di pinggang, bahu

naik turun sesuai dengan irama tari.

Page 194: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

169

4.5.2 Ragam gerak kepur nunguk

Proses a Proses b

Proses c

Gambar 4.3: Ragam Kepur Nunguk

Ragam gerak kepur nunguk terdiri dari motif sara pumu, pumu i tatang,

jentik kedidiGerakan ini adalah gerakan yang menirukan gerak kepak sayap

burung pungguk. Kadang-kadang sayapnya merentang lebar dan adakalanya sayap

Page 195: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

170

mengepak. Penari pada gerakan ini memperlihatkan tangan merentang lebar

dengan mengibaskan kainnya opoh ulen-ulen sambil memutar dengan agresip dan

lincahnya apabila mengenakan kain. Tahap ini merupakan penyelesaian masalah

yang menuntut agar segera selesai/tuntas dan pasir-pasir yang ada di opoh ulen-

ulen dapat disingkirkan. Apabila dikaitkan dengan istuilah dalam bahasa Gayo,

kata kepur berarti mengibaskan bukan menyapu dengan tangan., yang disesuaikan

demngan konsep dalam penciptaan tari Guel.

4.5.3 Ragam gerak sining lintah

Proses a proses b

Page 196: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

171

Proses c

Gambar 4.4: Ragam gerak sining lintah

Ragam gerak sining lintah terdiri dari motif mutalu, sara pumu, roa

pumukokodok. Gerakan tari ini memperlihatkan gerakan lintah berenang, dimana

penari melakukan seakan dengan meletakkan lengan ke belakang seakan-akan

disembunyikan. Badan agak membungkuk, kaki berlari-lari kecil/melompat-

lompat kecil diikuti gerakan kepala yang bergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti

gerak kaki dengan lincahnya. Gerakan sining lintah menjadi gerak khas pada tari

Guel, gerakan melompat diikuti dengan gerakan kepala, dan liukan badan namun

tetap dalam posisi badan ditundukkan terlihat kedinamisan dari rangkaian gerak.

Gerakan sining linath ini menjelsakan liukan tubuh seperli lintah memberi arti

bahwa menyelesaikan satu masalah harus dilihat dari berbagai sudut pandang,

agar didapat cara untuk menyelesaikannya.

Page 197: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

172

4.5.4 Ragam gerak samar kalang

Gambar 4.5: Ragam gerak semar kalang

Ragam gerak semar kalang terdiri dari motif munatap, roa pumu u

arab,pumujurah ku arab. Gerak tari seperti burung elang mencakar, penari

memperlihatkan tangan menguncup secara melengkung seakan-akan menerkam

tajam, miring ke kanan dan ke kiri dan kaki bergerak lincahnya. Posisi ini

memperlihatkan bagaiamana dalam usaha mendapatkan sesuatu daa

menyelesaikannya haruslah pokus, cermat dan terarah. pokus ini juga menjadi

pedoman dalam teknik gerak tari Guel. Gerakan ini terlihat pada babak ketibung,

dep dan cincang nangka.

Page 198: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

173

4.5.5 Ragam gerak dah papan

Gambar 4.6: Ragam gerak dah papan

Ragam gerak dah papan terdiri dari motif roa pumu arab tuke, pumu i

tatangkeatas, u i kemangen, roa pumu i tatang ku atad. Gerak tari dah papan

Page 199: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

174

merupakan perpaduan dari semua gerak dasar di atas yang ditarikan agak bebas

dan spontan dilakukan. Bentuk-bentuk gerak dah papan menjadi penyambung dari

ragam-ragam gerak yang ada, dan memberikan keindahan dari tarian.

4.5.6 Ragam gerak sining

Page 200: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

175

Gambar 4.7: Ragam gerak sining

Sesuai dengan namanya, ragam gerak sining memperlihatkan gerakan

melingkar dengan didominasi putaran ke arah yang berlawanan dengan arah

putaran bumi.gerak ini terdiri dari motif roa pumu kemang, sara pumu i atas ku

toyoh, pumu kemang. Gerak ini terinspirasi dari kisah “Aman Kayani” dalam

membangun rumah adat. Puncak dari gerakan ini adalah dengan memperlihatkan

penari yang menari di atas dulang untuk kemudian selanjutnya menaiki tangga

untuk menari di atas kaso lintang (bera reje tiang) yang telah didirikan sebagai

awal pembangunan.

Keberadaan dulang dalam kisah “Aman Kayani” menjadi perlakukan

penting dengan menempatkan dulang sebagai sebuah benda yang istimewa,

dimana penari menari di atas dulang dan menari di atas kaso lintang serta

berusaha menyeimbangkan badan agar tidak jatuh. Perlakuan ini menjadi

Page 201: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

176

misterius dan pemuh makana, karena keberadaan dulang yang menjadi media

dalam pelaksanaan pertunjukan. Sehingga dahulunya dipercayai dalam penetapan

kampung, juga menyertakan tarian dengan melakukan gerak sining.

4.5.7 Ragam gerak Cincang Nangka

Gambar 4.8: Ragam Gerak cincang nangka

Page 202: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

177

Ragam gerak cincang nangka terdiri dari motif pumu ku kodok,

pumukemang ku toyoh, pumu kemang ku atas, pumubi puter. Ragam gerak ini

memperlihatkan gerakan gelora semangat rakyat membela nama dan kebesaran

kerajaan, enerjik, berani, pantang menyerah. Gerakan ini dilakukan oleh sejumlah

penari yang diwarnai gerakan murni, artinya gerakan tangan terkadang diselingi

dengan kata cang...cang... pertanda siap siaga berhadapan. Biasanya pada gerak

cincang nagka ini dilakukan secara bebas dan banyak memberikan inprovisasi.

4.5.8 Frase Gerak

Frase gerak yang diidentikkan dengan anak kalimat, merupakan kumpulan

dari berbagai motif gerak yang mengandung konsep dan makna gerak tertentu

dalam suatu tari. Dalam satu kesatuan ragam/kalimat gerak tari dapat terdiri dari

satu atau lebih frase gerak, tergantung dari konsep dan tujuan gerak tersebut. Jika

dalam satu kalimat gerak tari hanya terdiri dari satu frase gerak saja, maka

kedudukan frase gerak tersebut sekaligus sebagai ragam atau kalimat gerak.

Tari Guel dalam kesatuan gerak tari, memiliki frase-frase gerak yang

beragam. Contoh: frase gerak munatap merupakan kesatuan dari motif gerak

semah ke bawah, pumu ijuah ku arab, puter ku arab, pumu jurah ku arab

jejeariku ku atas. Frase gerak sining, merupakan gabungan dari motif gerak sara

pumu tengen mata sarami i kodok awak, sara pumu balas kiri, dan motif gerak

semar kalang. Adapun secara rinci nama-nama frase gerak dalam tari Tari Guel

adalah: 1) semah, 2). ara pumu, 3). Roa pumu kemang jejari, 4) sining, 5) pu

kemang, 6) pumu itatang, 7) umu itatang, 8 pumubu, 9) pumu turun, 10) roa pumu

Page 203: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

178

itatang, 11) roa pumu arab tuka, 12) ulu singkeh, 13 salam semah, 14 jentik

kedidi, 15 sara pumu tengen, 16 kedeng jingket semalah

4.5.9 Kalimat gerak Tari Guel,

Istilah ‘kalimat gerak; di dalam tari, adalah suatu rangkaian gerak yang

memiliki awalan dan akhiran. Kalimat gerak tari ini merupakan kumpulan dari

motif-motif gerak yang sudah terangkum di dalam suatu anak kalimat atau frase

gerak. Dengan kata lain, satu kalimat gerak adalah kesatuan dari anak kalimat atau

frase gerak yang telah selesai.

Di dalam tari Tari Guel, susunan kalimat gerak beserta relasi bagian-

bagiannya (frase gerak) secara hirarkis tersusun sebagai berikut. 1) munatap

(beraggotakan frase-frase gerak: roa pumu arab jejari ku toyoh, sara pumu tengen

mata, sara pumu i atas sara i toya, roa pumu ku arab, semah, munatap). 2)

redep/dep(beraggotakan frase-frase gerak: ulu singkih ku kiri, ulu singkih ku

kanan,), 3) ketibung(beraggotakan frase-frase gerak: pumu turun ku toyohi kipeels

dari atas), 4) semar kalang (beraggotakan frase-frase gerak: pumu i tatang ke

atas, sara pumu i atas sara toya, roa pumu ko kodok, sara pumu tengen), 5)

cincang nangka, (beraggotakan frase-frase gerak: lumpet, geritik, Jentik kedidi,

pumu jurah ku arab jejari ku atas, pumuturun ku toyoh i kipeels ari atas, puter ku

arabpumu i juah ku. 6 dah papan menjadi gerak penghubung untuk menjelaskan

kalimat sebagai pemberi pesan.

Kedudukan frase gerak di dalam kalimat gerak, berfungsi sebagai

pembentuk kalimat, walaupun di dalam satu kalimat ada yang terdiri dari ‘satu

frase’ saja yang sekaligus untuk menamakan kalimat gerak tersebut, namun ada

Page 204: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

179

kalimat gerak yang terdiri dari beberapa frase, yang dapat menjelaskan dari frase

yang ada.

Menurut fungsinya, ragam/kalimat gerak di dalam tari Tari Guel dapat

dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Ragam Tari utama, yaitu ragam yang berdiri sendiri

dan membentuk makna dan/atau tema di dalam suatu karakter tari. Sedangkan

ragam tari inti ini terdiri dari dua bagian, yaitu ragam tari inti yang diam di tempat

(stationer) dan ragam gerak inti yang berpindah tempat (motorik movement).

2) Ragam Tari Penghubung, adalah ragam tari yang berfungsi untuk

menghubungkan atau merangkai kalimat gerak satu ke kalimat gerak yang lain,

atau untuk menghubungkan atau merangkai dua ragam tari inti. Adapun ragam

tari penghubung yang ada dalam tari Patih ini adalah; dah papan. Ragam ini

biasanya menjadi gerak improvisasi dari penari, penari bebas memberikan

ekspresi melalui gerak untuk menghidupkan suasana.

4.6 Analisis Gerak Tari Guel

Dalm menganalisis tari Guel digunakan teori struktur gerak tari oleh

Andreenne Kaeppler yang menganalogikan tari dengan struktur bahasa. Teori ini

dikuatkan oleh teori strata dalam sastra oleh Rene Weelek, yang membagi lapisan-

lapisan strata bentuk karangan sastra yaitu; Lapisa pertama adalah lapisan bunyi

(sound stratum), lapisan bunyi ini menimbulkan lapisan kedua yang disebut arti

(unit of meaning), pada lapis kedua ini, tiap-tiap kata tunggal mempunyai makna

sendiri yang kemudian bergabung di dalam konteks yang melahirkan frase dan

selanjutnya melahirkan pola-pola kalimat. Lapisan kedua ini menimbulkan,

lapisan ketiga (di bawahnya) yang disebut dunia ciptaan seorang pengarang.

Page 205: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

180

Masing-masing lapisan ini tidak akan bermakna apa-apa apabila berdiri sendiri.

Untuk itu penyusunan unsur-unsur gerak yang dirangkai menjadi kalimat,

dilakukan dengan penyesuaian dengan ide dan pesan dari tarian.

Dalam analisis ini, unsur gerak diberi kode-kode tersendiri, yaitu: Unsur

gerak kepala diberi kode “k”, unsur gerak badan diberi kode “b”, unsur gerak

tangan diberi kode “t”, dan unsur gerak kaki diberi tanda “kk”. Maka Bentuk

terkecil atau motif gerak (mg) merupakan kesatuan dari unsur-unsur gerak,

sehingga mg=k+t+b+kk

Kemudian strata ke dua dinamakan frase gerak (Fg) yang merupakan

kesatuan dari motif-motif gerak, maka Fg=mg+mg+mg…, dan strata ketiga

dinamakan kalimat atau ragam gerak (Rg) yang merupakan kesatuan dari frase

gerak, maka Rg=Fg+Fg+Fg….. Strata keempat dinamakan paragraf atau sesi

gerak (Pg) merupakan kesatuan dari kalimat-kalimat gerak, maka

Pg=Rg+Rg+Rg…

Adapun strata yang tertinggi adalah bentuk koreografi yang terdiri dari kesatuan

paragraf atau sesi gerak. Dengan demikian rumus bentuk koreografi/bentuk tari

(T), adalah: T = Pg+Pg+Pg+… Secara rinci, struktur tari Guel memiliki

tujuh paragraf gerak (Pg), yaitu:

Tabe 4.5. Struktur Gerak Tari Guel Paragraf /kalimat

Ragam Gerak / Rg

Frase/Fg Motif Gerak

Munatap Rg 1 (Munatap) Fg 1, fg 2, fg 3, fg 4, fg 10

Fg1(gk1, gk4, gt,4, gb3, gkk2)

Fg2 (gk3, gt13, 14, 15, gb3, gkk1)

Fg3 (gk3, gt17, 18, 19, gb3, gkk2)

Fg4 (gk3, gb3, gt18, 19,

Page 206: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

181

gkk1, 2, 3) Fg10 (gk1, 2, gt5, 10, 11,

gb1, 2, gkk2, 3) Babak Redep/ dep

Rg 2 (Kepur nunguk)

F 2, f 10, f 11 F2 (gk3, gt13, 14, 15, gb3, gkk1,2)

F10 (gk1,2 gt5, 10, 11, gb1, 2, gkk1, 2, 3)

F11 (gk2, 3, gt6, 7, 8, gb2, 3, gkk2, 3)

Rg 3 (Sining lintah)

F 9, f 14 F9 (gk2, 4, gt3, 4, 7, 8, 9, gb2, 3, gkk1, 2, 3)

F14 (gk3, gb3, gt18, 19, gkk1, 2, 3)

Babak ketibung

Rg 4 (Semar kalang)

F 2, f 5, f 14 F2 (gk3, gt13, 14, 15, gb3, gkk1)

F5 (gk2, 3, 4, gt6, 7, 8, 9, 10, gb1, 2, gkk2, 3, 4)

F14 (gk1, 2, 3, gt18, 19, 20, gb1, 2, gkk1, 2)

Rg 5 (Dah/ papan)

F, 7, f 9, f, 10, f 12

F7 (gk2, gt2, 3, 5, 6, 7, gb 4, gkk3, 4)

F9 (gk2, 4, gt3, 4, 7, 8, 9, gb2, 3, gkk1, 2, 3)

F10 (gk1,2 gt5, 10, 11, gb1, 2, gkk1, 2, 3)

F12 (gk2, 3, 4, gt13, 14, 15, 16, gb1, 2, gkk1, 2, 3)

Rg 6 (Sining) F 2, f 11, 13, f 14

F2 (gk3, gt13, 14, 15, gb3, gkk1)

F11 (gk2, 3, gt6, 7, 8, gb2, 3, gkk2, 3)

F13 (gk1, 2, gt1, 2, 3, 4, gb 3, 4, gkk 3, 4)

F14 (gk1, 2, 3, gt18, 19, 20, gb1, 2, gkk1, 2)

Babak cincang nangka

Rg 7 (Cincang nangka)

F, 4, f 8, f 9, f 12, f 13, f 16

F4 (gk3, gb3, gt18, 19, gkk1, 2, 3)

F8 (gk 3, 4, 5, gt 5, 6, 8, 10, gb 2, 4, gkk 1, 2, 3)

F9 (gk2, 4, gt3, 4, 7, 8, 9, gb2, 3, gkk1, 2, 3)

F12 (gk2, 3, 4, gt13, 14, 15,

Page 207: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

182

16, gb1, 2, gkk1, 2, 3) F13 (gk1, 2, gt1, 2, 3, 4, gb

3, 4, gkk 3, 4) F16 (gk 2, 3, 4, gt 2, 3, 4, 5,

gb 1, 2, gkk 1, 2, 3)

Tari Guel sebagai hasil karya seni merupakan sistem komunikasi dari

bentuk dan isi. Bentuk yang berupa realitas gerak, musik iringan berupa vokal,

busana, property, dan peralatan (ubarampen) yang secara visual kelihatan oleh

mata (oleh Lavi Strauss ini dinamakan struktur lahir atau surface structure

(Ahimsa, 2001). Namun, isi yang berupa destinasi, harapan, dan cita-cita adalah

komunikasi maya yang hanya dapat difahami oleh masyarakat pendukung

budayanya. Hal itu disebabkan simbol-simbol fisualnya hanya

difahami/dipersetujui oleh masyarakat pemilik budayanya. simbol-simbol yang

disampaikan melalui komunikasi maya itu oleh faham strukturalisme dinamakan

struktur batin atau deep structure (Ahimsa, 2001).Dalam kaitannya dengan tari

Guel, ungkapan esetetik dapat dijelaskan sebagai struktur batin atau isi.

Struktur lahir dapat dianalogikan sebagai gejala atau realitas “organik”,

yang nampak lebih empirik dan konkrit sementara struktur batin lebih kepada

makna kultural-simbolik, yaitu ide, gagasan yang bersifat, supraorganik, yang

sifatnya abstrak dan tak teraba, yang ada di balik realitas organik.

Berkaitan dengan hal tersebut, struktur batin dalam tari Guel yang

disampaikan melalui komunikasi maya menjadi simbol dan kekuatan bagi suku

Gayo. Penuangan komunikasi maya secara visual nampak jelas pada struktur

persembahan tari Guel, terutama pada unsur gerak. Gerak menjadi unsur utama

dalam sebuah tarian dengan menjadikan tubuh sebagai media yang diberi bentuk

Page 208: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

183

ekspresif dan estetika. Hal ini bermakna gerakan-gerakan yang terbentuk dalam

tari adalah berstruktur ataupun terpola di dalam peraturan-peraturan adat, agama,

dan nilai keindahan tempatan, yang dilakukan secara simbolik serta mempunyai

makna-makna tersendiri. Di mana kata struktur disini adalah bahagian-bahagian

yang melengkapi tari Guel dalam persembahan yang saling berhubungan satu

dengan yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan yang memberikan pesan kepada

penonton melalui babak-babak dalam pertunjukannya.

Sebagai langkah awal analisis Tari Guel, perlu dipotong-potong dalam

beberapa unit-unit analisis yang masing-masing berisi suatu deskripsi mengenai

suatu hal atau memiliki tema tertentu. Unit-unit analisis yang terdapat dalam satu

kesatuan tari Guel dapat diformulasikan sebagai berikut:

4.6.1 Bentuk visual karakter tari guel

Tari Guel merupakan tari yang dipertunjukan dalam bentuk format

dramatari yang memiliki peran dalam pertunjukannya. Peran dalam tari Guel

terdiri dari peran Sengede dan Gajah Putih (bener meriah). Kedua peran ini

memiliki karakter yang berbeda. Peran Sengede merupakan peran seorang adik

yang setia pada saudaranya dan pada kedua orangtuanya. Sementara karakter

Gajah Putih adalah karakter yang mencerminkan kasih sayang seorang abang pada

adik dan keluarganya.

Pesan dalam dua karakter ini merupakan simbol dari persaudaraan yang

sangat kuat, terlihat dari mimpi yang dialami oleh Sengede yang memperlihatkan

abangnya yang selama ini diketahui telah tiada, ternyata menjelma menjadi seekor

Gajah Putih. Mimpi ini didapat dari ingatan yang kuat oleh Sengede pada

Page 209: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

184

abangnya, begitu juga kuatnya rasa persaudaraan yang dialami, maka bener

meriah menunjukkan wujudnya sebagai seekor gajah putih dalam mimpi Sengede.

Simbol persaudaraan yang menjadi inti dari dua karakter Sengede dan

Bener Meriah, kemudian dijadikan sebagai ungkapan persaudaraan dalam hidup

manusia dengan menyambung tali silaturahmi melalui perkawinan. Perkawinan

menjadi upaya dalam meneruskan generasi dan menjadikan hubungan yang tidak

hanya pada kedua calon pengantin tetapi juga menjalin persaudaraan pada kedua

keluarga dan undangan sebagai tamu. Tidak hanya dalam upacara perkawinan,

simbol persaudaraan tari Guel juga diwujudkan dalam pertunjukan sebagai

hiburan untuk menyambut tamu-tamu sekaligus menghibur penonton.

4.6.2 Gerak

Dalam konsep teknik gerak Tari Guel, lagumerupakan elemen yang paling

mendasar, sebab secara umum, lagu dapat dimengerti sebagai “gerak”. lagu

dalam tari Guel memiliki norma yang “baku” sebagai pembentuk karakter.

Dengan demikian untuk mencapai karakter dan memenuhi norma-norma dalam

pertu jukantersebut, diperlukan teknik dan konsep gerak yang tepat. Ada empat

konsep teknik tari Guel, yakni 1) Siep semperne merupakan sikap gerak tubuh dan

bagian-bagiannya secara keseluruhan yang sifatnya statis, tetapi sudah mengarah

pada salah dan benar. Siep semperne 2) resam, yaitu gerak yang sudah

terorganisasi dengan irama musiknya (jangin). Didalam tari Guel, gerak

mengikuti pola gendang. Tari Guel, dibentuk oleh musiknya, sebab jangin

(nyanyian) ada dulu, baru tari dibuat mengikuti musik. Setiap bentuk nyanyian

Page 210: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

185

yang mengiringi membawa pola irama sendiri yang juga menjadi nama dalam

babak tari.

4) torom ni rupeadalah bentuk visual dari wajah penari. Torom ni rupe merupakan

perwujudan transparansi diri untuk menyampaikan berbagai macam suasana

melalui simbol-simbol wajah, seperti gembira, agung, sedih, marah, romantis dan

sebagainya. Dengan demikian torom ni rupe sebenarnya adalah resam yang

divisualkan melalui perangai wajah. Tidak terlalu sulit pada tarian yang

menampakkanwajahnya secara visual, Untuk itu penari perlu untuk memahami

dengan cermat teknik gerak sesuai dengan karakter dari peran yang

dimainkan.Pemahaman dan penguasaaan ini terlihat pada bentuk motif

pergelangan tangan yang membuat pola melingkar dengan merapatkan jari,

penguasaan pada teknik gerak bahu, mimik/wajah, pandangan mata. Kecermatan

pemahaman terhadap karakter tokoh merupakan kunci untuk menuangkan

penguasaan pada pemakaian kain. 4) Yang dimaksud keliahaia adalah

penguasaan pada keseluruhan dari karakter yang dimainkan. Untuk itu perlu

pemahaman yang tepat dalam melakukan keseluruhan kordinasi gerak, permainan

property (kain) yang harus dilakukan dengan tepat. Selanjutnya pengaturan

melakukan gerak kepala, apakah berpusat pada dagu, ujung kepala, leher dan

sebagainya. Hal ini secara teknik sangat mempekerjakan mata penari. Apakah

membelalak, pandangan ke depan, ke atas, ke bawah, memejamkan mata dan

sebagainya sesuai dengan karakter dari peran Sengede dan Gajah Putih.

Secara sederhana, penulis meringkas pemahaman tentang konsep teknik

tari Guel, yang juga terdiri dari 4 (empat) macam, yakni: 1) Siep semperne, yaitu

ketepatan dan kesiapan di dalam melakukan gerak, sehingga tidak tergoyahkan

Page 211: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

186

dengan sesuatu. 2) resam, yaitu kekuatan kehendak di dalam menari,

meyakinidirinya di dalam menuangkan gerak maupun karakteristiknya. 3) torom

ni rupe focus. Di dalam menari dengan menngunakan property, orang dapat

melihat ekspresif tidaknya penari terutama dari pandangan mata. Dengan

demikiantorom ni rupe./focus merupakan faktor penting di dalam menari. 4)

resam (keselarasan antara ungkapan bentuk gerak, ekspresi, irama). 5) Songgoh

Jagodi, yaitu keterampilan di dalam menggerakkan lagu/gerak maupun

mengungkapkan karakter.

Disamping ke lima pedoman teknik tersebut, tari Guel memiliki

pegangan/pandangan hidup atau pedoman morip yang disebut penamaten.

Pedoman ini merupakan model tuntunan dalam berkehidupan dan bermasyarakat.

Pedoman yang pertama adalah BEB maknanya kokoh dalam bahasa Gayo

Kuet Pengertiannya bahwa dirinya sudah benar-benar siap, tidak ada sedikit

keraguan di dalam melakukan gerak, baik kesiapan otot-otot fisik, maupun

kesiapan rohani berkaitan dengan penghayatan. Siep semperne dapat terjadi jika

sudah dilandasi dengan perasaan iman atau keyakinan yang kokoh. Dalam

kaitannya dengan pandangan maupun pedoman hidup, manusia jika memegang

satu keyakinan harus kokoh atau kuet jatuh. Karena yakin atau iman itu perilaku

hati, bukan akal, tetapi akal dapat membuktikan dan memperkuat hati. Dengan

demikian keyakinan hanya satu, tidak “mendua”, seperti halnya “hidup” itu hanya

satu, yaitu Dia yang Maha Hidup.

Pedoman yang kedua yaitu sema, secara fisik adalah “menghadap” , bukan

dalam posisi miring atau serong. Artinya menghadap adalah benar-benar berani.

Berani karena sudah memiliki kesiapan, kemantapan hati, tidak ada lagi rasa was-

Page 212: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

187

was atau keraguan. Makna yang tersirat adalah kejantanan, berani menghadapi

segala resiko.

Konsep mengajak pada tari Guel saling berhadapan dengan membuat pola

gerak mengajak, adu kekuatan, tidak diperlukan teknik menghindar dan

menyerang, artinya saling memukul, saling menendang, saling mendorong dengan

kekuatan keyakinannya masing-masing. Akhirnya hati dikalahkan dengan

mengikuti kemauan dan penyerahan diri. Makna simbolik pada tari guel ini,

bahwa kehidupan manusia didunia ini dipenuhi dengan cobaan yang kita harus

mampu untuk menghadapainya. Dilengkapinya manusia dengan hati dan nafsu

untuk memberikan pilihan dalam mengambil keputusan, manusia harus siap

membunuh keinginan yang tidak sesuai. Dengan adanya dorongan hati dan nafsu

ini, maka memberikan pengarahan berbuat lebih baik. mengajak memberikan

pemaknaan bahwa manusia harus

Pedoman menaklukan, yaitu mengendalikan/menjinakkan yaitu

kemampuan untuk mengendalikan diri, baik sebagai kontrol emosi, maupun

control tenaga agar tidak berlebihan (over) atau sebaliknya terlalu lemah. Lemut

merupakan simbol perilaku manusia hidup di jagad raya ini agar dapat senantiasa

menahan diri dari segala hawa nafsu. Artinya tidak mematikan nafsu, tetapi

memfungsikan selaras dan seimbang sesuai dengan kebutuhan. Pemaknaan

menaklukan untuk mampu mengendalikan dan mensegerakan dari peluang-

peluang dalam hidup dan menggali peluang yang ada.

Pedoman yang ke empat yaitu siege adalah menguasai dari segala aspek

baik lahir maupun batin, sehingga gerak dan karakter sudah hafal bukan karena

menghafal, tepat dinamis bukan karena dipikir, ekspresi bukan karena dipaksakan.

Page 213: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

188

Kesemuanya berjalan mengalir bagai air sungai yang tidak lagi diperintah dan

diarahkan. Oleh sebab itu, dalam seluruh kehidupan manusia, baik lahir dan batin,

luar dan dalam, jagad agung dan jagad alit sudah menyatu menjadi satu kesatuan.

dengan kata lain jika segalanya sudah terselesaikan, maka sudah tidak ada lagi

“beban” perasaan mudah dan sukar, berat dan ringan, salah dan benar, karena

mudah dan sukar, berat dan ringan, salah dan benar, sudah melabur menjadi satu

dengan Yang Memiliki.

Bentuk gerak secara rinci telah dipaparkan pada analisis koreografi di atas,

yang pada dasarnya pada seluruh gerakan tari Guel menggambarkanperjalanan

dan perilaku kehidupan manusia dalam menjalin hubungan antara manusia dengan

manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan tuhan. Persoalan-persoalan

dalam perjalanannya merupakan isi dan dinamika yang harus dijalani atau bahkan

harus ditinggal. Persaudaraan, tanggungjawab, kesetiaan menjadi simbol dalalm

kehidupan yang menjadi pelajaran bagi manusia untuk mengharagai dengan

segala sesutau yang belum dilakukan, sudah dilakukan dan akan dilakukan.

Pedoman yang ke empat adalah siep semperne yaitu menempati tempat

yang semestinya dalam kondisi yang tepat, benar, tidak ragu, tidak kacau. Ini

merupakan posisi sempurna sebelum dan sesudah melakukan berbagai macam

gerak. Dalam kehidupan masyarakat, kehidupan di dunia yang diharapkan adalah

genap, artinya sudah sesuai dengan harapan dan cita-citanya. Dengan demikian

manusia yang sudah genap, sudah tahu tempat kedudukan dimana ia harus

berada,hatinya tenang, hidupnya tidak kacau, nafsunya tidak ngacau. Ia sudah

dapat menjadi tauladan bagi orang lain, dapat memberi petunjuk, sementara

Page 214: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

189

perilakunya sudah tanpa petunjuk, karena jiwanya kokoh, hatinya bersih, cerdas

akal budinya, perilakunya benar dan menyenangkan.

Pedoman yang ke lima yaitu siege semperne adalah menguasai dari segala

aspek baik lahir maupun batin, sehingga gerak dan karakter sudah hafal bukan

karena menghafal, tepat dinamis bukan karena dipikir, ekspresi bukan karena

dipaksakan. Kesemuanya berjalan mengalir bagai air sungai yang tidak lagi

diperintah dan diarahkan. Oleh sebab itu, dalam seluruh kehidupan manusia, baik

lahir dan batin, luar dan dalam, sudah menyatu menjadi satu kesatuan. dengan

kata lain jika segalanya sudah menyatu, maka sudah tidak ada lagi

“beban”perasaan mudah dan sukar, berat dan ringan, salah dan benar, karena

mudah dan sukar, berat dan ringan, salah dan benar, sudah melabur menjadi satu

dengan Yang Memiliki.

Bentuk gerak secara rinci telah dipaparkan pada analisis koreografi di atas,

yang pada dasarnya pada seluruh gerakan tari Guel menggambarkanperjalanan

dan perilaku kehidupan manusia dari lahir sampai meninggal dunia. Pernik-pernik

yang ada di dalamnya merupakan isi dan dinamika yang harus dijalani atau

bahkan harus ditinggal.

Formasi penari atau pola lantai pada tari guel pada dasarnya ada tiga

macam yaitu formasi berpasangan (berbaris), formasi lingkaran (murkelong) dan

formasi angka delapan (waluh). Pertama formasi sepasang ini digunakan untuk

melakukan ragam gerak tari di tempat (statis). Kedudukan tokoh Bener Meriah

penari yang rperan menjadi Gajah Putih dan memakai kain, berada di sebelah

kanan, sedangkan tokoh sengede berkedudukan di sebalah kiri. Seluruh ragam

gerak yang dilakukan dalam formasi ini “sama dan sebangun”. Desain gerak tari

Page 215: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

190

yang sama dan sebangun untuk kedua penari Sengede dan Bener Beriah ini

menggambarkan konsep dwitunggal. Konsep ini yang memegang peranan paling

penting dan baku atau menjadi pusat cerita dalam tari Guel . Yang ke dua,

formasilingkaran atau mukerlong, yang merupakan gambaran bumi, dimana bumi

adalah manusia (kosmos) dan alam semesta (mikro kosmos). Bumi ini adalah

tempat dari segalan tata aturan(norma) maupun sikap dan tingkah laku manusia

(makro kosmos). Lingkaran merupakan gambaran “kehendak” manusia yang tidak

ada batasnya. Hal ini dapat dipahami karena secara haqiqi, manusia memiliki sifat

dasar ingin yang ter/paling yang pusatnya berada di dalah hati atau qalbu, yang

lebih lazim disebut “kehendak”. Kehendak inilah yang menyebabkan manusia

selalu tidak pernah puas dengan apa yang sudah dimiliki, dan selalu mencari

kekurangan serta tidak mensyukuri apa yang sudah ada.

Kita akan berada pada satu sisi, tidak akan berada pada dua sisi secara

bersamaan., Formasi angka 8 atau waluh. Formasi ini selalu diawali dari tengah

menuju kearah kanan, kembali ke tengah kemudian diteruskan ke arah kiri,

selanjutnya kembali ke tengah lagi, tiada terputus dan akan terlihat sama dari

sudut manapun. Angka delapan sangat konsisten, dan dianggap selalu membawa

keburuntungan. Dengan gerakan seperti burung pungguk, melakukan gerak redep

dep. Formasi ini memiliki lambang/simbol tentang perilaku manusia. Yang

memiliki dua sifat seperti yang telah diciptakan oleh Allah. Sebagai manusia

apabila kita berada di atas, tidak mungkin kita juga berada di bawah.

Berputar ke kanan maksudnya adalah menuju dunia nyata (alam duniawi)

dan berputar ke kiri menuju alam surgawi (dunia maya). Kanan adalah sesuatu

yang baik atau dianggap baik atau dibuat baik. Maka berputar ke kanan menuju

Page 216: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

191

sesuatu yang baik, nikmat, menyenangkan dan seterusnya. Di dunia ini, orang

senantiasa mencari bahkan meraih segala sesuatu yang baik agar hidupnya baik.

Berputar ke arah kiri adalah menuju alam surgawi (dunia maya). Jika kanan

adalah sesuatu yang baik atau dianggap baik atau dibuat baik, sebaliknya kiri

adalah sesuatu yang dianggap, salah, jelek, perusak dan sebagainya. Oleh karena

itu, jika manusia berani menanggulangi segala ke “kiri”an (salah, jelek, perusak),

sehingga dirinya dapat berdiri dalam ke “kanan”an, terlebih mampu

meng”kanan”kan yang kiri, maka dia dalam alam maya menuju ke surga.

Apabila diperhatikan angka delapan juga menyimbolkan keseimbangan

dalam menjalani kehidupan. Berkaitan dengan upacara perkawinan, keseimbangan

menajadi poin penting untuk menandakan bahwa manusia menjalani pernikahan

untuk meneruskan keturunan dan menjadi sunnah rasul, menjalin silaturahmi

dengan menyatukan dua keluarga, yang tampak pada dua bulatan yang seimbang

dan terlihat indah. Pola keseimbangan ini menjadi pola dalam hubungan manusia

dengan manusia, hubungan manusia dengan persekitarannya (alam), dan

hubungan manusia dengan penciptanya (Tuhan). Dalam tataran ini manusia tidak

boleh sesuka hati dirinya melawan alam, Tuhan, dan manusia lain. Dalam hidup,

apabila keseimbangan ini terjaga, maka akan tercapai keharmonian.

4.6.3 Formasi

Formasi penari atau pola lantai pada tari guel pada dasarnya ada tiga

macam yaitu formasi berpasangan (berbaris), formasi lingkaran (muringkel) dan

formasi angka delapan (waluh). Pertama formasi sepasang ini digunakan untuk

melakukan ragam gerak tari di tempat (statis). Kedudukan tokoh Bener Meriah

Page 217: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

192

penari yang rperan menjadi Gajah Putih dan memakai kain, berada di sebelah

kanan, sedangkan tokoh sengede berkedudukan di sebalah kiri. Seluruh ragam

gerak yang dilakukan dalam formasi ini “sama dan sebangun”. Desain gerak tari

yang sama dan sebangun untuk kedua penari Sengede dan Bener Beriah ini

menggambarkan konsep dwitunggal. Konsep ini yang memegang peranan paling

penting dan baku atau menjadi pusat cerita dalam tari Guel. Yang ke dua, formasi

lingkaran atau muringkel, yang merupakan gambaran bumi, dimana bumi adalah

manusia (kosmos) dan alam semesta (mikro kosmos). Bumi ini adalah tempat

dari segalan tata aturan (norma) maupun sikap dan tingkah laku manusia (makro

kosmos). Lingkaran merupakan gambaran “kehendak” manusia yang tidak ada

batasnya. Hal ini dapat dipahami karena secara haqiqi, manusia memiliki sifat

dasar —ingin yang ter/paling— yang pusatnya berada di dalah hati atau qalbu,

yang lebih lazim disebut “kehendak”. Kehendak inilah yang menyebabkan

manusia selalu tidak pernah puas dengan apa yang sudah dimiliki, dan selalu

mencari kekurangan serta tidak mensyukuri apa yang sudah ada.

kita akan berada pada satu sisi, tidak akan berada pada dua sisi secara

bersamaan., Formasi angka 8 atau waluh. Formasi ini selalu diawali dari tengah

menuju kearah kanan, kembali ke tengah kemudian diteruskan ke arah kiri,

selanjutnya kembali ke tengah lagi, tiada terputus dan akan terlihat sama dari

sudut manapun. Angka delapan sangat konsisten, dan dianggap selalu membawa

keburuntungan. Dengan gerakan seperti burung pungguk, melakukan gerak redep

dep. Formasi ini memiliki lambang/simbol tentang perilaku manusia. Yang

memiliki dua sifat seperti yang telah diciptakan oleh Allah. Sebagai manusia

apabila kita berada di atas, tidak mungkin kita juga berada di bawah.

Page 218: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

193

Berputar ke kanan maksudnya adalah menuju dunia nyata (alam duniawi)

dan berputar ke kiri menuju alam surgawi (dunia maya). Kanan adalah sesuatu

yang baik atau dianggap baik atau dibuat baik. Maka berputar ke kanan menuju

sesuatu yang baik, nikmat, menyenangkan dan seterusnya. Di dunia ini, orang

senantiasa mencari bahkan meraih segala sesuatu yang baik agar hidupnya baik.

Berputar ke arah kiri adalah menuju alam surgawi (dunia maya). Jika kanan

adalah sesuatu yang baik atau dianggap baik atau dibuat baik, sebaliknya kiri

adalah sesuatu yang dianggap, salah, jelek, perusak dan sebagainya. Oleh karena

itu, jika manusia berani menanggulangi segala ke “kiri”an (salah, jelek, perusak),

sehingga dirinya dapat berdiri dalam ke “kanan”an, terlebih mampu

meng”kanan”kan yang kiri, maka dia dalam alam maya menuju ke surga.

Apabila diperhatikan angka delapan juga menyimbolkan keseimbangan

dalam menjalani kehidupan. Berkaitan dengan upacara perkawinan, keseimbangan

menajadi poin penting untuk menandakan bahwa manusia menjalani pernikahan

untuk meneruskan keturunan dan menjadi sunnah rasul, menjalin silaturahmi

dengan menyatukan dua keluarga, yang tampak pada dua bulatan yang seimbang

dan terlihat indah. Pola keseimbangan ini menjadi pola dalam hubungan manusia

dengan manusia, hubungan manusia dengan persekitarannya (alam), dan

hubungan manusia dengan penciptanya (Tuhan). Dalam tataran ini manusia tidak

boleh sesuka hati dirinya melawan alam, Tuhan, dan manusia lain. Dalam hidup,

apabila keseimbangan ini terjaga, maka akan tercapai keharmonian

Page 219: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

194

4.6.4 Tata rias dan busana

Unsur pendukung dalam pertunjukan tari Guel salah satunya adalah tata

rias dan busana, struktur tata rias busana pada tari Guel meliputi konsep, bentuk

dan makna. Tata rias dan tata busana tari Guel tidak berbeda dengan busana adat

suku Gayo. Tata busana yang dikenakan oleh dua penari utama sama, hanya saja

pada sisi warna dan ikat kepala yang membedakannya. Penari Sengeda memakai

warna hitam dan penari Bener Meriah memakai warna putih, untuk karakter

dalam tata rias adalah sama.

Adapun busana yang dikenakan oleh tarian ini adalah: (1) ikat kepala

(bulang cekarom) untuk penari Sengede menggunakan kain warna hitam yang

diikatkan di kepala, ujung kain terjuntai di sebelah kanan. Ikat kepala ini

menunjukkan karakter gagah. Ikat kepala Gajah putih (pengkah)berwarna merah

membentuk segitaga mengerucut ke atas, menunjukkan karakter megah layaknya

seorang raja atau bangsawan. (2) upuh pinggang sebagai kain samping

diikatkan/dililitkan di pinggang dengan tenunan kerawang Gayo, dahulunya

pemakaian kain menggunakan ikat pinggang (genit rante) yang dililitkan di

pinggang untuk menguatkan ikatan kain samping. (3) Bagian bawah mengenakan

celana (seruel) warna hitam/putih, dengan panjang sebatas mata kaki terbuat dari

kain katun yang disulam dengan tenunan kerawang berwarna hijau, merah,

kuning. (4) Untuk penari tokoh Gajah Putih memakai kain (upuh ulen-ulen) warna

putih dihias sulaman kerawang Gayo dengan panjang 2 meter. (5) untuk penari

putri memakai baju kurung warna hitam bersulam kerawang Gayo, dengan kain

warna hitam dan memakai kerudung. Pemakaian kerudung menunjukkan Islam

sebagai agama dan menjadi hukum dalam hidup masyarakat Aceh. Jika dicermati,

Page 220: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

195

sepasang penari dengan busana yang sama, menyimbolkan kesatuan jiwa. Secara

fisik tampak dua dan dikuatkan dengan warna pakaian yang berbeda hitam dan

putih, menjelaskan kosep keseimbangan. Sesungguhnya apabila dicermati, bahwa

semua simbol ini ada dalam diri masing-masing manusia. Kejantanan, kelemah-

lembutan, keangkuhan, ketulusan, kebesaran, keikhlasan, kerendahan dan

seterusnya merupakan sifat-sifat alamiah atau sifat kodrati manusia.

Page 221: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

196

BAB V

PENUTUP

Tari Guel di Kotacane merupakan fenomena sosial yang memiliki kaitan

dengan masyarakat pendukungnya. Tarian ini dipahami sebagai sebuah kehidupan

yang memberikan interaksi dinamis pada masyarakat pendukungnya, yaitu simbol

yang menghantarkan pembentukan makna dalam realitas kehidupan sehari-hari di

alam nyata (dunia nyata).

Melalui kajian-kajian yang telah dilakukan, berupa serangkaian

pengumpulan data dan menganalisisnya, maka penelitian ini menghasilkan

beberapa temuan yang perlu mendapatkan kesimpulan. Tari Guel merupakan tari

tadisi yang memiliki struktur cerita, yang keberadaannyaterkait denganupacara

adat, kepercayaan yang hadir sebagai kelengkapan upacara perkawinan.

Didalamnya menyiratkan ajaran moral, ajaran agama dan tujuan hidup yang

intinya memuja Dzat Yang Maha Kuasa. Tari Guel memiliki dua fungsi, yaitu (1)

fungsi penyambutan sekaligus penghormatan kepada para tamu dan atau

penonton, serta permohonan agar terhindar dari mara bahaya untuk seluruh

pelaku dalam upacara. (2) fungsi sosial yaitu menjadi tontonan bagi keluarga dari

kedua belah pihak, penonton, tamu undangan, dan juga sebagai sebuah pewarisan

dan pelestarian budaya suku Gayo.

Struktur pertunjukan tari Guel tampak pada bentuk atau wujud yang secara

visual bukan sekedar memenuhi kebutuhan estetika saja, akan tetapi wujud yang

dihasilkan menjadi simbol yang memberikan pemaknaan mendalam tentang

Page 222: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

197

kehidupan manusia. Tari Guel bukan hanya sekedar tarian penyambut tamu,

namun sekaligus merupakan tontonan dan tuntunan yang perlu menjadi cerminan

untuk direnungkan dan dilakukan agar apa yang diinginkan dapat terwujud. Tari

Guel memiliki pesan tentang kesetiaan, tanggungjawab, persaudaraan yang tidak

hanya dilakukan oleh saudara/keluarga, namun harus dilakukan dalam hubungan

untuk sesama. Pesan keikhlasan juga menjadi isi pesan dalam tari Guel yang

menjelaskan perlindungan terhadap Sengeda dari fitnah dan ancaman, serta

pengambilan keputusan yang sangat arif dari para pengiring yang membantu

dalam proses penjemputan Gajah Putih.

Sebagai sebuah karya tari, tari Guel terbentuk dari unsur-unsur gerak

hingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Unsur-unsur gerak dalam sebuah

koreografi setidakanya dapat dibagi menjadi empat, yakni unsur gerak kepala,

tangan, badan dan kaki. Kesatuan unsur yang terkecil akan membentuk motif

gerak, dan motif-motif gerak akan mengikat menjadi ragam/kalimat gerak. Dalam

kesatuan tari Guel terdapat empat paragraf gerak yang masing-masing terbentuk

dari kesatuan kalimat/ragam gerak, sesuai dengan pemikiran struktur gerak tari

Andreenne Kaeppler, yang menganalogkan gerak tari dengan struktur bahasa

menjadi relevan, yang menjadi struktur bentuk tari Guel.

Secara hakiki Tari Guel bukan hanya sekedar tontonan untuk pelepas lelah

atau hiburan semata, akan tetapi didalamnya mengandung berbagai unsur yang

berkaitan langsung dengan sosial masyarakat pendukungnya. Hubungan kedua

belah pihak antara seni pertunjukan dengan masyarakat dapat divisualkan melalui

bentuk-bentuk visual seperti perilaku, norma, musik pengiring, penari, tata rias

Page 223: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

198

busana dan pola lantai. Aspek visual ini secara langsung akan menghasilkan

struktur visual (struktur fisik). Tari Guel, secara visual dilakukan dua orang penari

yang berpakaian sama namun menggunakan warna yang berbeda. warna hitam

dan yang lain menggunakan warna putih. Tarian ini berkarakter maskulin gagah.

Secara fisual penonton hanya melihat keterampilan dan kegagahan kedua orang

penari Guel tersebut. Sedangkan untuk memahami struktur dalam pada

pertunjukan yang ditampilkan diperlukan pemahaman makna simbol-simbol yang

divisualkan.

Kesemua simbol ini tampak jelas dalam struktur bentuk tari Guel yang

dilakonkan dalam empat babak (babak munatap, babak redep dep, babak

ketibung, babak cincang nangka) yang masing-masing memiliki alur cerita,

dituangkan dalam ragam-ragam gerak(unsur gerak, teknik gerak, motif gerak),

pola busana, pola musik, dan pola lantai. simbol tersebut berfungsi ganda, yaitu;

sebagai petanda peristiwa/kejadian di dalamnya dan sebagai penanda peristiwa

yang memiliki makna dari simbol visual yang sekaligus berfungsi sebagai

penuntun bagi pengamatnya.

Pertunjukan tari guel ditampilkan, bukan hanya sekedar untuk ditonton,

sebagai pengisi waktu dalam menanti persiapan “lakon” dipertunjukkan, tetapi

merupakan konsep yang dipersiapkan secara matang untuk disampaikan kepada

pengamat/penyelenggara maupun keluarga kedua pengantin yang berfungsi

sebagai pencerahan dan wejangan untuk perjalanan hidup yang akan dijalani. Hal

ini dikarenakan pertunjukan tari Guel merupakan harga diri suku Gayo yang

berkarakter serta mukemel (mempunyai rasa malu) yang sudah diwarisi secara

Page 224: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

199

turun temurun, dari generasi ke generasi. Konsep ini dapat dipahami karena

seluruh rangkaian peristiwa menjadi sau kesatuan yang utuh dalam pertunjukan

tari Guel, yang mengajarkan tentang kebaikan. Keseluruhan konsep ini terlihat

dari seluruh unsur-unsur yang menjadi keutuhan pertunjukan tari, melalui karakter

Sengeda dan Bener Meriah (Gajah Putih) serta penari pendukung.

6.3 Saran-saran

Pertunjukan tari Guel sebagai kesenian tradisional suku Gayo dapat

menjadi perhatian besar sebagai aset budaya Indonesia khususnya budaya Gayo,

dikarenakan isi pesan memiliki pelajaran bagi manusia dalam menjalani

kehidupan. Dengan demikian hasil tesis ini dapat direkomendasikan khususnya

kepada pemerintah daerah kabupaten dan kota Aceh Tengah dan Kotacane, perlu

melestarikan keberadaannya sebagai lokal jenius dan pelestarian, pewarisan dan

pengembangan budaya daerah. Pelestarian, pembinaan dan pengembangan

menjadi hal yang perlu dipikirkan dan diperhatikan agar tari Guel menjadi icon

bagi masyarakat Aceh Khususnya suku Gayoi Takengon.

Petunjukan tari Guel yang ada saat ini cukup beragam yang sebenarnya

menjadi kekayaan bagi darah Takengon, namun konsep simbol estetik tari Guel

perlu diperhatikan. Di satu sisi simbol estetik yang melekat pada bentuk

koreografi tari Guel yang tampak pada struktur gerak tari, musik pengiring, tata

rias busana dan tatapanggung, dan di sisi lain simbol estetik yang melekat pada

aspek pendukungnya menjadi hal yang selalu menjai perharian. Dengan melihat

realitas tersebut, maka di disarankan kepada yang berkepentingan dengan

pertunjukan tari Guel, agar tidak terjerumus dengan bentuk visualnya saja karena

Page 225: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

200

ada kebebasan dalam kreatifitas pengembangan. Untuk itu aspek simbol dari

struktur isi harus menjadi pemikiran agar tidak menghilangkan nilai norma yang

sudah ada.

Page 226: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

201

DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Taufik. 1980/1981. Disekitar Komunikasi Ilmu dan Seni. Analisis

Kebudayaan. Th. I. No. 1 Jakarta. Adi Pramono, M. Soleh. 1984. Gerak Permainan Gunungsari Patrajaya; Sebuah

Analisis bentuk dan Gaya pada Wayang Topeng Malang : Skripsi Sarjana Tari Institut Seni Indonesia Yogyakarta (tidak diterbitkan).

Ahimsa Putra, 2001. Strukturalisme Lavi – Staruss, Mitos dan Karya Sastra.

Yogyakarta: Galang Press. Ahimsa-Putra, Heddy Shri. 2002. Tekstual dan Kontekstual. Makalah Seminar

Seni Partunjukan Indonesia (tidak diterbitkan). Surakarta: STSI Alma, M. Hawkins. 1990. Mencipta Lewat Tari 9diterjemahkan oleh Y.

Sumandiyo Hadi0. Yogyakarta;ISI

Alisjahbana, Sutan Takdir. 1989. (Cetakan ke 4). Antropologi Baru. Jakarta: Aian Rakyat.

Bachtiar, Harsya W. 1980/1981. Kreativitas: Usaha Memelihara Kehidupan

Budaya, Analisis Kebudayaan. 2: 13-18 Bachtiar, Hasyim, 1985. “Birokrasi dan Kebudayaan”, dalam Alfian, (ed).

Persepsi Masyarakat Tentang Kebudayaan. Jakarta: PT Gramedia Bachtiar, Hasyim, 1985. Sistem Budaya di Indonesia. Dalam Bachtiar Harsya W., Hakim, A.R. 1986. BungaRampaiCerita Rakyat Gayo, Seri IV. Jakarta:

DepartemenPendidikandanKebudayaan, ProyekPenerbitanBukuSastra Indonesia dan Daerah.Jago Copy Blogspot

(Eds). Budaya dan Manusia di Indonesia. Yogyakarta: PT Hinindita.

Baghdadi, Abdurrahman Al. 1991. Seni Dalam Pandangan Islam: Seni Vokal, Musik dan Tari. Jakarta: Gema Insani Press.

Budhisantosa, S. 1980/1981. Tradisi Lisan Sebagai Sumber Informasi

Kebudayaan, Majalah Analisis Kebudayaan Budiman, Kris. 1999. Kosa Semiotika. Yogyakarta: LkiS

Denzin, Norman K; Yvona S. Lincoln, (ed). 1994. Handbook of Qualitative

Research. London- New Delhi: SAGE Publications.

Page 227: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

202

Djamil, M. Junus, 1950. Gajah Putih. Kuta Rja; Lembaga Kebudayaan Atjeh. Dinas Kebuadayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kab. Aceh Tengah, 2015.

Tari Guel. Sibuku Media, Takengon Aceh Tengah.

Jannah, Raudhatul. 2016. ‘Sining dalam tari Guel pada masyarakat Gayo di desa Kemili Aceh Tengah; Kajian Tekstual, skripsi S-1 Etnomusikologi, Universitas Sumatera Utara.

Foucoult, M. 1973. The Order of Thinks: An Archeology of the Human science.

New York: Pantheon. Geerts, Clifford, 1973. Interpretation of Culture. Selected Essays. New York: Geerts, Clifford. 1968. The Religion of Java. Chicago and London: The

University of

Geerts, Clifford, 1980. Negara: The Theatre State in Nineteenth Century Bali. New Jersey: Princenton University Press.

Hurgronje. C.S. (1985). Aceh di Mata Kolonialisme. Penerjemah. Ng. Singarimbun-Cet I – Jakarta. YayasanSoko Guru

Hadi, Sumandiyo, 2005. Sosiologi Tari Yogyakarta: Pustaka Jaya Hadi Sumandiyo, 2006. Seni dalam Ritual Agama. Yogyakarta: PUSTAKA. Hadi Sumandiyo, 2007. Kajian Tari, Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka

Book Publisher. Hawkin, Alma M. 1964. Creating Trough Dance. New Jersey: Printice Hall Inc. Haviland, W.A. 1985a. Antropologi: Jilid 1. Terjemahan R.G. Soekadijo. Tanpa

tahun. Jakarta: Erlangga. Haviland, W.A, 1985b. Antropologi: Jilid 2. Terjemahan R.G. Soekadijo. Tanpa

tahun. Jakarta: Erlangga. Ibrahim, Mahmud. (2007). Mujahid Dataran Tinggi Gayo. Takengon. Yayasan

Maqamammahmuda Takengon. Jannah, Raudhatul. 2016. ‘Sining di dalam Tari Guel. Pada Masyarakat Gayo di

desa Kemili Aceh Tengah; Kajian Tekstual. Kadir. S. (1960). “Perkembangan Agama Islam di Gayo”. Kutaraja. Naskah Ketik.

Page 228: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

203

Kadir, Abdul. (Penterjemah). Diktat Estetika. Jilid I. Yogyakarta: Akademi Seni

Rupa Indonesia. Kayam, Umar. 1981. Seni, Tradisi, Masyarakat. (seri Esni No. 3) Jakarta: Sinar

Harapan. Koentjaraningrat. 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru Koentjarangingrat. (ed) 1981. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:

Djambatan Koentjarangingrat, 1985. Ritus Peralihan di Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka. Kroeber, A.L. 1952. The Natural of Culture. Chicago: The University of Chicago

Press. Langer, Susanne K. 1957. Problems of Art. New York: Charles Schribner’s Sons. Lincoln, Y.S and Guba, E.G. 1984. Naturalistic Inquiry. California: SAGE Pub. Lindsay, Jennifer. 1991. Klasik, Kitsch, Kontemporer. (terjemahan: Nin Bakdi

Sumanto). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Meri, La. 1968. Dane Composition, The Basic Elements. Terjemahan Soedarsono,

1985. Yogyakarta: Lagaligo. Miles, Mattew B. , Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif.

Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press. Moleong, J. Lexy. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Majelis Ulama Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Banda Aceh.(1972).Bagaimana

Islam Memandang Kesenian. MajelisAdat Aceh. (2005). “Fatwa AdatdanPokok-pokokPikiran. hasilRaker

MAA Kab. Aceh Tenggara. Kutacane. Mahmud asy-Syafrowi, Wahid Najmudian, dan M. Ikhsan, 2010. Mana ada orang

yang miskin kerana sedekah dan Silaturahim. Mutiara Media, Yogyakarta.

Melalatoa. M.J. (1982). KebudayaanGayo. Jakarta. PN. BalaiPustaka

Page 229: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

204

Melalatoa. M.J. 1983. “Pseudo Moiety Gayo: Satu Analisa tentang Hubungan Sosial Menurut Kebudayaan Gayo”. Disertasi. Dalam Ilmu Sastra Universitas Indonesia. Jakarta

Noerhadi, Toeti Heraty. 1992. “Semiotik”, Matra. 71: 110 – 115. O’Dea, Thomas F. 1995. Sosiologi Agama: Suatu Pengenalan Awal. Terjemahan:

Yasogama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Parson, Tolcot. 1951. The Structure of Soscial Action..2nded. New

York:McGraw-Hill. Patton, Mchael Quin. 1990. Qualitative Evaluations and Research Methods.

Newbury Park: SAGE Pub. Peacock, L. James. 1968. Rites of Modernization (Simbolic and Social Aspects of

Indonesia Proletarian Drama). Chicago: The University of Chicago.

Pujasworo, Bambang. 1982. Studi Analisa Konsep Estetis Koreografis Tari

Bedhaya Lambangsari. Skripsi Seniman Tari Akademi Seni Tari Indonesia Yogyakarta.

Soedarso 1998. Seni dan Keindahan, dalam Pidato Ilmiah. Pengukuhan Guru

Besar Tetap pada Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta. Yogyakarta: 30 Mei 1998.

Said. Mohammad.(2007) Jilid II.Aceh Sepanjang Abad. Medan Strauss, Anselm L, and Juliet Corbin. 1990. Basic of Qualitative Research,

Grounded Theory Procedure and Techniques. London: Sage Publications.

Sutopo, HB. 1990. Struktur Kritik Holistik.Sebuah Pendekatan Kritik Seni yang

terbuka dan Luwes.Makalah Disajikan Dalam Seminar Lokakarya Penelitian Kualitatif di Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan FPBS IKIP Surabaya.

Sunny. Ismail. Ed. (2000) BungaRampaiTentangAceh. Jakarta.

BharataKaryaAksara. Strauss. Levi. C. (1963). Structural Anthropology. New York. Basic Books. Inc. Syamsudin. T. et.al (1985). “UpacaraTradisional Daerah Istimewa Aceh. Yang

Berkaitan Dengan Peristiwa Alam dan Kepercayaan”. Departemen

Page 230: ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL PADA MASYARAKAT GAYO … · unsur norma/adat, unsur komunikasi, unsur tata rias dan busana, unsur ... dalam kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan,

205

Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. Jakarta.

Teew, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori. Jakarta: Pustaka Jaya.

Tim Penyusun Balai Bahasa Yogyakarta. 2001. Kamus Bahasa Jawa (Bausastra Jawa). Yogyakarta: Kanisius.

Waters, Malcom. 1994. Modern Sosiological Theory. London, Thousand Oaks,

New Delhi: SAGE Publications. Wellek, Rene & Warren, Austin. 1956. Theory of Literature. New York:

Harcourt, Brace & World. Inc. Wido, Soerjo Minarto. 2002. Dasar-Dasar Komposisi dan Koreografi. Malang:

Universitas Kanjuruhan Malang (tidak dipublikasikan).