analisis stakeholder dalam pengelolaan hutan …eprints.unram.ac.id/5762/1/jurnal hariyanto ardi...

14
1 ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI (HTI) DI WILAYAH BALAI KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN (BKPH) RINJANI BARAT PELANGAN TASTURA (Studi Kasus Desa Sukadana Kabupaten Lombok Utara) ANALYSIS OF STAKEHOLDER IN MANAGEMENT FOREST INDUSTRIAL PLANT (HTI) IN THE UNITARY CULTURAL INFRASTRUCTURE OFFICE (BKPH) WEST RINJANI PELANGAN TASTURA (Case Study of Sukadana Village of North Lombok Regency) Hariyanto Ardi 1) , Dr. Andi Chairil Ichsan S.Hut.,M.Si. 2) , Indriyatno, S.Hut.,MP. 3) Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Jln. Majapahit No. 62 Mataram. NTB Email :[email protected] Abstract The management of industrial timber estates (HTI) is located in three districts of North Lombok, Central Lombok and East Lombok regencies, but this research focuses on the North Lombok regency of Sukadana village, but with HTI communities surrounding forest reject the HTI program because the community is not allowed to enter the HTI area. The implementation of this research began from April to May 2018 by using snowball sampling technique in the process of data collection. Then the collected data is analyzed descriptively related to the interests and influence of each actor and the view on the management of HTI. The results showed that the collaboration process undertaken by PT. Sadhana Arifnusa there are several actors namely Forestry Department of Environment, BKPHL Rinjani Barat and Multi Sari Farmer Group. PT. Sadhana Arifnusa becomes the manager of the HTI area, from the planning aspect to the implementation in the field. Keywords: HTI management, stakeholders analysis, BKPHL Rinjani Barat area ABSTRAK Pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI) berada di tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Timur, namun penelitian ini berfokus di Kabupaten Lombok Utara Desa Sukadana, namun dengan adanya HTI masyarakat sekitar hutan menolak program HTI dikarenakan masyarakat sekitar tidak diperbolehkan untuk memasuki area HTI tersebut. Pelaksanaan penelitian ini dimulai sejak bulan April sampai Mei tahun 2018 dengan menggunakan teknik snowball sampling dalam proses pengumpulan datanya. Kemudian data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif terkait kepentingan dan pengaruh masing-masing aktor serta pandangan terhadap pengelolaan HTI. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses kolaborasi yang dilakukan oleh PT. Sadhana Arifnusa ada beberapa aktor yaitu Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan, BKPHL Rinjani Barat dan Kelompok Tani Multi Sari. Pihak PT. Sadhana Arifnusa menjadi pengelolaa kawasan HTI tersebut, baik dari aspek perencanaan sampai pada pelaksanaanya di lapangan.

Upload: trancong

Post on 02-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN …eprints.unram.ac.id/5762/1/JURNAL Hariyanto Ardi .pdf · Program Studi Kehutanan Universitas Mataram ... Definisi umum analisis stakeholder

1

ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI (HTI)

DI WILAYAH BALAI KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN (BKPH) RINJANI BARAT PELANGAN TASTURA (Studi Kasus Desa Sukadana Kabupaten Lombok Utara)

ANALYSIS OF STAKEHOLDER IN MANAGEMENT FOREST INDUSTRIAL PLANT (HTI)

IN THE UNITARY CULTURAL INFRASTRUCTURE OFFICE (BKPH) WEST RINJANI PELANGAN TASTURA (Case Study of Sukadana Village of North

Lombok Regency)

Hariyanto Ardi1), Dr. Andi Chairil Ichsan S.Hut.,M.Si.2), Indriyatno,

S.Hut.,MP.3)

Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Jln. Majapahit No. 62 Mataram. NTB

Email :[email protected]

Abstract

The management of industrial timber estates (HTI) is located in three districts of North Lombok, Central Lombok and East Lombok regencies, but this research focuses on the North Lombok regency of Sukadana village, but with HTI communities surrounding forest reject the HTI program because the community is not allowed to enter the HTI area. The implementation of this research began from April to May 2018 by using snowball sampling technique in the process of data collection. Then the collected data is analyzed descriptively related to the interests and influence of each actor and the view on the management of HTI. The results showed that the collaboration process undertaken by PT. Sadhana Arifnusa there are several actors namely Forestry Department of Environment, BKPHL Rinjani Barat and Multi Sari Farmer Group. PT. Sadhana Arifnusa becomes the manager of the HTI area, from the planning aspect to the implementation in the field. Keywords: HTI management, stakeholders analysis, BKPHL Rinjani Barat area

ABSTRAK

Pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI) berada di tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Timur, namun penelitian ini berfokus di Kabupaten Lombok Utara Desa Sukadana, namun dengan adanya HTI masyarakat sekitar hutan menolak program HTI dikarenakan masyarakat sekitar tidak diperbolehkan untuk memasuki area HTI tersebut. Pelaksanaan penelitian ini dimulai sejak bulan April sampai Mei tahun 2018 dengan menggunakan teknik snowball sampling dalam proses pengumpulan datanya. Kemudian data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif terkait kepentingan dan pengaruh masing-masing aktor serta pandangan terhadap pengelolaan HTI. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses kolaborasi yang dilakukan oleh PT. Sadhana Arifnusa ada beberapa aktor yaitu Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan, BKPHL Rinjani Barat dan Kelompok Tani Multi Sari. Pihak PT. Sadhana Arifnusa menjadi pengelolaa kawasan HTI tersebut, baik dari aspek perencanaan sampai pada pelaksanaanya di lapangan.

Page 2: ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN …eprints.unram.ac.id/5762/1/JURNAL Hariyanto Ardi .pdf · Program Studi Kehutanan Universitas Mataram ... Definisi umum analisis stakeholder

2

Kata kunci : pengelolaan HTI, analisis stakeholders, wilyah BKPHL Rinjani Barat

PENDAHULUAN

PT.Sadhana Arifnusa adalah perusahaan swasta nasional yang memperoleh Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) dengan keputusan Mentri Kehutanan No: SK.256/Menhut-II/2011 tanggal 12 Mei 2011 seluas 3.810 Ha pada kawasan hutan produksi di Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Areal kerja IUPHHK-HTI tersebut berlokasi di wilayah Kecamatan Bayan (Kabupaten Lombok Utara) seluas 1.246 Ha, Kecamatan Praya Barat seluas 173 Ha dan Kecamatan Praya Barat Daya seluas 510 Ha (Kabupaten Lombok Tengah) dan Kacamatan Sambelia (Kabupaten Lombok Timur) seluas 1.881 Ha (Kemenhut No: SK.256 2011).

Stakeholder adalah orang-orang yang mempunyai hak dan kepentingan dalam suatu sistem. Definisi umum analisis stakeholder adalah sebagai berikut: suatu pendekatan dan prosedur untuk mencapai pemahaman suatu sistem dengan cara mengidentifikasi aktor-aktor kunci atau stakeholder kunci di dalam sistem, dan menilai kepentingan masing-masing di dalam sistem tersebut. Dengan istilah “stakeholder” dimaksudkan semua yang mempengaruhi, dan atau dipengaruhi oleh, kebijakan, keputusan dan tindakan sistem tersebut (Suporahardjo, 2005).

Berdasarkan sasarannya, maka pembangunan HTI tentunya harus memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan ekonomi, sosial, dan lingkungan masyarakat disekitar kawasan HTI. Dalam mewujudkan pembangunan HTI maka banyak pihak dan stakeholder yang terlibat, salah satunya adalah masyarakat tepatnya masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan. Adanya peran dan partisipatif dari masyarakat sekitar, baik dalam memberikan dukungan material maupun nonmaterial serta bekerjasama dengan pihak lainnya yang terlibat dapat memperlancar dan mempercepat pelaksanaan pembangunan HTI. Oleh karena itu, masyarakat disekitar kawasan hutan tentu akan terkena pengaruh dari pembangunan HTI baik dari segi sosial maupun ekonomi (Anjasari, 2009).

Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui sejarah izin masuknya HTI di Desa Sukadana. Mengidentifikasi peran dan mengetahui pihak yang terlibat. Mengidentifikasi kepentingan dan pengaruh masing-masing aktor dalam Pengelolaan Hutan Tanaman Industri di wilayah BKPHL Rinjani Barat. Memetakan klasifikasi aktor-aktor dalam kepentingan dan pengaruh. Dan Menentukan tindakan dari masing aktor dalam pengelolaan HTI.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2018 yang berlokasi di Desa

Sukadana, Kabupaten Lombok Utara, wilayah BKPHL Rinjani Barat. Deskriptif

Kualitatif adalah digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data

yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti

yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Metode deskriptif adalah

pada tahap ini penelitian mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan

dan ditanyakan (Sugiyono, 2017).

Teknik Wawancara Terstruktur adalah dalam melakukan wawancara,

pengumpulan data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-

Page 3: ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN …eprints.unram.ac.id/5762/1/JURNAL Hariyanto Ardi .pdf · Program Studi Kehutanan Universitas Mataram ... Definisi umum analisis stakeholder

3

pertanyaan tertulis yang alternatife jawabannya pun telah disiapkan. Dalam

wawancara menggunakan teknik snowball sampling, dimana jumlah responden

bukan hal utama melainkan kedalaman informasi yang diberikan oleh setiap key

informan (informan kunci) yang sengaja dipilih (Sugiyono, 2017).

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif kualitatif. Analisis ini digunakan untuk menjelaskan data-data yang bersifat kualitatif. Analisis data yang pertama mengadopsi dari Mahmud Amir et al., 2015. Dan mengadopsi dari model Miles dan Huberman yaitu analisis dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas hingga datanya jenuh. Analisis data yang kedua mengadopsi dari Ichsan A C, 2017. dan ketiga mengadopsi dari Reed et al., 2009 berdasarkan kepentingan dan pengaruh. Analisis data yang keempat mengadopsi dari Reed et al., 2009 berdasarkan klasifikasi kepentingan dan pengaruh. Analisis data yang kelima mengadopsi dari Mayers et al., 2001 dalam Suporahardjo 2005.

Untuk mengetahui sejarah PT. Sadhana Arifnusa sebagai berikut: Tabel 3.1 Analisis Sejarah Mahmud Amir et al., 2015.

Peristiwa Tahun Keterangan ( 5 W + 1 H )

Gambar 1 kerangka komponen dalam analisis data Miles dan Huberman 1984

dalam Sugiyono 2017.

Untuk mengetahui peran dari setiap stakeholder maka dibutuhkan analisis sebagai berikut: Tabel 3.2 Analisis Data mengadopsi dari Ichsan A C, 2017.

Lembaga (Institution) Peran dalam HTI (Role in HTI)

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Penyimpulan

Reduksi Data

Page 4: ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN …eprints.unram.ac.id/5762/1/JURNAL Hariyanto Ardi .pdf · Program Studi Kehutanan Universitas Mataram ... Definisi umum analisis stakeholder

4

Untuk mengetahui kepentingan dan pengaruh dari setiap stakeholder maka dibutuhkan analisis sebagai berikut:

Tabel 2 Analisis Skor Kepentingan dan Pengaruh mengadopsi dari Roslinda, 2012.

Skor (score)

Nilai (Value)

Kriteria (Criteria)

Keterangan (Information)

Tingkat Kepentingan Stakeholders

5 4 3 2 1

21-25 16-20 11-15 6-10 0-5

Sangat tinggi Tinggi Cukup tinggi Kurang tinggi Rendah

Sangat berkepentingan dalam pengelolaan HTI. Berkepentingan pengelolaan HTI. Cukup berkepentingan pengelolaan HTI. Kurang berkepentingan pengelolaan HTI. Tidak berkepentingan pengelolaan HTI.

Tingkat Pengaruh stakeholders

5 4 3 2 1

21-25 16-20 11-15 6-10 0-5

Sangat tinggi Tinggi Cukup tinggi Kurang tinggi Rendah

Sangat berkepentingan dalam pengelolaan HTI. Berkepentingan pengelolaan HTI. Cukup berkepentingan pengelolaan HTI. Kurang berkepentingan pengelolaan HTI. Tidak berkepentingan pengelolaan HTI.

Sumber (Source) : Roslinda, 2012

Untuk mengklasifikasi para actor yang terlibat maka digunakan analisis sebagai berikut:

Subjects (Kuadran l) merupakan stakeholder yang memiliki kepentingan yang tinggi tetapi pengaruhnya rendah walaupun mereka mendukung kegiatan, kapasitasnya terhadap dampak mungkin tidak ada. Namun dapat menjadi pengaruh jika membentuk aliansi dengan stakeholder lainnya.

Page 5: ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN …eprints.unram.ac.id/5762/1/JURNAL Hariyanto Ardi .pdf · Program Studi Kehutanan Universitas Mataram ... Definisi umum analisis stakeholder

5

Key players (kuadran ll) merupakan stakeholder yang aktif karena mereka mempunyai kepentingan dan pengaruh yang tinggi terhadap pengembangan suatu proyek.

Crowd ( kuadran lll) merupakan stakeholder yang memiliki sedikit kepentingan dan pengaruh terhadap hasil yang diinginkan dan hal ini menjadi pertimbangan untuk mengikutsertakannya dalam pengambilan keputusan.

Context setters ( kuadran IV) memiliki pengaruh yang tinggi tetapi sedikit kepentingan, oleh karena itu, mereka dapat menjadi resiko yang signifikan untuk harus dipantau.

Tinggi

Pengaruh

Rendah Kepentingan Tinggi

Sumber: Analisis Data mengadopsi dari Ichsan A C, 2017 cit Reed et al., 2009.

Gambar .2 Matriks analisis stakeholders.

Untuk menentukan tindakan dari masing-masing actor.

Tabel 3 Empat Strategi Umum Untuk Pengelolaan Hubungan Stakeholder

Mayers et al., 2001 dalam Supororahardjo 2005.

Kekuatan/Potensi Stakeholder

Potensi Tinggi

Potensi Rendah

Kekuatan Tinggi

Berkolaborasi Dengan

Pengurangan Impak, Bertahan Melawan

Kekuatan Rendah

Keterlibatan, Membangun Kapasitas dan Mengamankan Kepentingan

Memonitor Atau Tidak Memperdulikan

Contex

Setters

Key

Player

crowd subject

Page 6: ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN …eprints.unram.ac.id/5762/1/JURNAL Hariyanto Ardi .pdf · Program Studi Kehutanan Universitas Mataram ... Definisi umum analisis stakeholder

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengesahan Rencana Kerja Tahunan Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu HTI (RKTUPHHK-

HTI) 2015-2016.

Penataan areal (blok/petak) 2015- 2016. Pembuatan RKT & RKU 2014- 2016.

Bidang Perencanaan 2015- 2016.

Penyiapan dan pembenihan 2015- 2016.

Bidang pengamanan hutan 2014- 2016.

Bidang pemanfaatan 2015-2016.

Bidang pengelolaan dan pemasaran hasil hutan 2015- 2016.

Bidang investasi, ketenagakerjaan dan peralatan 2015- 2016. Bidang penelitian 2015 – 2016.

Pengesahan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil

Hutan Kayu pada hutan tanaman industri (RKTUPHHK-HTI)

Tahun 2017 - 2018.

Penataan areal (blok/petak) 2017- 2018. Pembuatan RKT & RKU 2017- 2018.

Bidang Perencanaan 2017- 2018.

Penyiapan dan pembenihan 2017- 2018.

Bidang pengamanan hutan 2017- 2018.

Bidang pemanfaatan 2017-2018.

Bidang pengelolaan dan pemasaran hasil hutan 2017- 2018.

Bidang investasi, ketenagakerjaan dan peralatan 2017-2018.

Bidang penelitian 2017 - 2018. Setiap tahun evaluasi pelaksanaan RKT & RKU HTI 2017 - 2018.

2017-

2018 2015-

2016

HUTAN TANAMAN INDUSTRI (HTI)

Sumber : Data Sekunder diolah tahun 2018

Gambar 4.1 Evolusi Sejarah HTI Versi PT. Sadhana Arifnusa (2018)

PT. Sadhana 22 juni 2009 Prihal Permohonan

IUPHHK-HTI.

14 Desember 2009 Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham

PT. Sadhana Arifnusa

Surat Bupati Lombok Utara 30 April 2009 tentang Rekomendasi

Permohonan IUPHHK-HTI atas nama PT. Sadhana Arifnusa di

kacamatan Bayan.

Rekomendasi Gubernur Nusa Tengga Barat tanggal 9 juni 2009

tentang (IUPHHK-HTI).

Surat kepala kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Utara tanggal 2 Agustus 2010 tentang Rekomendasi HTI PT. Sadhana Arifnusa 2010.

Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) 2011.

Penataan batas 3.810 Ha 2011. Penataan areal (blok/petak)2011. Pembuatan RKT & RKU 2011.

Bidang Perencanaan 2011.

Penyiapan dan pembenihan 2011.

Bidang pengamanan hutan 2011.

Bidang pemanfaatan 2011.

Bidang pengelolaan dan pemasaran hasil hutan 2011.

Bidang investasi, ketenagakerjaan dan peralatan 2011

Bidang penelitian 2011

Pengesahan Rencana Kerja Tahunan

Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

HTI (RKTUPHHK-HTI) 2012-2014.

Penataan areal (blok/petak) 2012- 2014.

Pembuatan RKT & RKU 2012- 2014.

Bidang Perencanaan 2012- 2014.

Penyiapan dan pembenihan 2012- 2014.

Bidang pengamanan hutan 2012- 2014.

Bidang pemanfaatan 2012-2014.

Bidang pengelolaan dan pemasaran hasil hutan 2012- 2014.

Bidang investasi, ketenagakerjaan dan peralatan 2012- 2014.

Bidang penelitian 2012 - 2014.

HUTAN PRODUKSI (HP)

2009-2011

HUTAN TANAMAN INDUSTRI (HTI)

2012-2014

Page 7: ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN …eprints.unram.ac.id/5762/1/JURNAL Hariyanto Ardi .pdf · Program Studi Kehutanan Universitas Mataram ... Definisi umum analisis stakeholder

7

4.2.2 Mengetahui aktor-aktor yang terlibat.

1. PT. Sadhana Arifnusa PT.Sadhana Arifnusa adalah perusahaan swasta nasional yang memperoleh Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) dengan keputusan Mentri Kehutanan No: SK.256/Menhut-II/2011 tanggal 12 Mei 2011 seluas 3.810 Ha pada kawasan hutan produksi di Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Areal kerja IUPHHK-HTI tersebut berlokasi di wilayah Kecamatan Bayan (Kabupaten Lombok Utara) seluas 1.246 Ha, Kecamatan Praya Barat seluas 173 Ha dan Kecamatan Praya Barat Daya seluas 510 Ha (Kabupaten Lombok Tengah) dan Kacamatan Sambelia (Kabupaten Lombok Timur) seluas 1.881 Ha. Profil PT. Sadhana Arifnusa).

2. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK)

HUTAN PRODUKSI (HP)

2009-2011

HUTAN TANAMAN INDUSTRI (HTI)

2012-2015

Kawasan Hutan masih berstatus sebagai Hutan Produksi (HP) 2009.

Masyarakat masih memanfaatkan kawasan hutan 2009.

Masyarakat sering keluar masuk hutan untuk mencari kebutuhan rumah tangga lainnya 2009.

Kawasan Hutan masih berstatus sebagai Hutan Produksi (HP) 2010.

Masyarakat masih memanfaatkan kawasan hutan 2010.

Masyarakat sering keluar masuk hutan untuk mencari kebutuhan rumah tangga lainnya 2010.

Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) Kepada PT. Sadhana Arifnusa 2011.

Pihak PT. Sadhana melakukan penataan batas Kawasan HTI 2011.

Masyarakat tidak mengetahui bahwa kawasan tersebut adalah Hutan Tanaman Industri 2011.

Masyarakat menolak program HTI tersebut 2012.

PT. Sadhana merekrut anggota Kelompok Tani 2013.

Kelompok tani mendapatkan hasil yang tidak sesuai harapan dikarenakan pembagian hasil yang tidak merata dengan PT tersebut 2014.

Masyarakat merasa takut memasuki area HTI, dikarenakan sanksi yang diberikan 2015.

2018 2016-2017

HUTAN TANAMAN INDUSTRI (HTI)

Masyarakat masih menolak program HTI selama ini , dikarenakan masyarakat masih belum mendapatkan manfaat dari HTI tersebut 2018.

Masyarakat masih tidak mengetahui mengenai program HTI 2016.

Masyarakat terkadang masuk kawasan HTI untuk mencari kebutuhan rumah tangga lainnya 2017.

Sumber : Data Primer diolah tahun 2018 Gambar 4.1 Evolusi Sejarah HTI Versi Mayarakat

Page 8: ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN …eprints.unram.ac.id/5762/1/JURNAL Hariyanto Ardi .pdf · Program Studi Kehutanan Universitas Mataram ... Definisi umum analisis stakeholder

8

Berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan merupakan Dinas Daerah tipe A menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Urusan Pemerintahan Bidang Kehutanan. (profil Dinas LHK 2016).

3. Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (BKPHL) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Rinjani Barat ditetapkan sebagai Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Model (KPHL Model) di Provinsi Nusa Tenggara Barat sesuai Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.785/Menhut-II/2009 tanggal 7 Desember 2009, dengal luas wilayah kerja berdasarkan pencadangan Menteri Kehutanan (Kepmenhut Nomor 337/Menhut/VII/2009 tanggal 15 Juni 2009) tercatat seluas 40.983 Ha yang terdiri dari hutan lindung 28.911 Ha, hutan produksi terbatas 6.997 Ha, dan hutan produksi tetap 5.075 Ha. Organisasi KPHL Model Rinjani Barat berbentuk UPTD, yaitu berupa UPTD Balai Kesatuan ( Profil BKPHL Rinjani Barat 2012).

4. Kelompok Tani Multi Sari (KTMS)

Kelompok tani merupakan kelompok yang dibentuk pada tahun 2012 oleh PT. Sadhana Arifnusa yang memiliki tujuan yaitu melakukan penanaman dan pemeliharaan bibit, bibit tersebut diberikan dari pihak PT.Sadhana Arifnusa untuk dilakukan penanaman di kawasan HTI tersebut. Kelompok tani pun sering melakukan mekanisme monitoring terhadap bibit yang sudah ditanami.

5. Pemerintah Daerah Kabupaten (PEMDA) Pasal 24 ayat 5 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 menegaskan kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat di daerah yang bersangkutan. Kepala daerah terpilih, akan memikul tanggung jawab kekuasaaan dengan melandaskan diri pada asas-asas penyelenggaraan negara. (Profil Pemda 2018).

6. Kepala Desa (KADES Berdasarkan pola pemikiran dimaksud, dimana bahwa Kepala Desa berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa (Profil Desa 2016).

5. Masyarakat Sekitar Hutan Masyarakat sekitar hutan merupakan orang-orang yang tinggal di sekitar kawasan hutan sebagian memiliki mata pencharian sebagai petani dan tukang. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendidikan masyarakat hutan masih sangat rendah.

Tabel 4.1 Lembaga dan perannya masing-masing aktor:

Lembaga ( Institution) Peran dalam HTI (Role In HTI)

PT. Sadhana Arifnusa 1. Sebagai Pemilik HTI 2. Sebagai Pengelola dan Pemanfaatan HTI sesuai

Izin

Dinas LHK Provinsi 1. Sebagai Rekomendasi Teknis Terkait Terbit HTI Rencana Pengelolaan

BKPHL Rinjani Barat 1. Sebagai Pengelola Kawasan Hutan Sesuai

Page 9: ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN …eprints.unram.ac.id/5762/1/JURNAL Hariyanto Ardi .pdf · Program Studi Kehutanan Universitas Mataram ... Definisi umum analisis stakeholder

9

Fungsi dan Tugas di Tingkat Tapak

Pemda Kabupaten 1. Sebagai Mitra Dalam Rangka Koordinasi Dan Singkronisasi Dalam Kabupaten

2. Yang memberikan rekomendasi untuk di tindak lanjuti di tingkat provinsi

Kepala Desa 1. Sebagai Penanggung Jawab Wilayah Terkait Masyarakat Sekitar Hutan

Masyarakat 1. Sebagai Pengelola/Penggarap 2. Memanfaatkan Hutan

Kelompok TMS 1. Melakukan penanaman dan pemeliharaan bibit

Sumber : Data Primer tahun 2018

Pada tabel 4.1 dapat diketahui berbagai peran stakeholders yang terlibat dalam pengelolaan Hutan Tanaman Industri di Kabupaten Lombok Utara dengan jumlah 7 aktor yang terindikasi, mulai dari Pemerintah, Swasta dan Masyarakat yang memiliki perannya masing-masing dari setiap aktor yang terlibat dalam kepentingan mereka terkait pengelolaan Hutan Tanaman Industri. Menurut (Soekanto, 2002) mengartikan peran sebagai aspek dinamis dari status (kedudukan), apabila seseorang melaksanakan kewajiban dan haknya sesuai dengan kedudukannya, maka dapat dikatan ia telah menjalankan suatu peran.

4.3.3 Mengidentifikasi Kepentingan Masing-Masing Aktor

Tabel 4.2 Tingkat kepentingan stakeholders dalam Pengelolaan HTI

Pemangku Kepentingan

(Stakeholders)

Kepentingan

(Interst)

Nilai

(Value)

No

K1 K2 K3 K4 K5

1 PT. Sadhana Arifnusa 5 4 4 5 5 23

2 Dinas LHK Provinsi 4 4 1 4 3 16

3 BKPHL Rinjani Barat 5 4 3 5 2 19

4 Pemda Kabupaten 5 2 1 4 1 13

5 Kades 5 3 1 3 1 13

6 Masyarakat 1 2 1 2 1 7

7 Kelompok TMS 5 5 3 4 5 22

Keterangan (information) : K1 = Persepsi pentingnya Pengelolaan HTI ; K2 = Keterlibatan pemangku kepentingan terhadap pengelolaan HTI ; K3 = Program pemangku kepentingan terkait pengelolaan HTI ; K4 = Manfaat HTI bagi pemangku kepentingan; K5 = Ketergantungan pemangku kepentingan terkait pengelolaan HTI.

Sumber : Data primer diolah tahun 2018

Pada tabel 4.2 dapat dilihat dari jumlah aktor-aktor yang di wawancarai mengenai pengelolaan HTI masing-masing memiliki bentuk keterlibatan, program, persepsi, manfaat, dam ketergantungan yang diterima oleh masing-

Page 10: ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN …eprints.unram.ac.id/5762/1/JURNAL Hariyanto Ardi .pdf · Program Studi Kehutanan Universitas Mataram ... Definisi umum analisis stakeholder

10

masing aktor. Secara detail mengenai tingkat kepentingan masing-masing aktor tersebut dapat dilihat pada tabel diatas.

Hasil analisis kepentingan masing-masing aktor, menunjukan bahwa selama ini pihak PT. Sadhana memiliki kepentingan yang paling besar dalam pengelolaan HTI di lapangan. Hal ini didasari dari adanya argumentasi yang menyebutkan bahwa program HTI merupakan salah satu untuk memberdayakan masyarakat sekitar kawasan Hutan Produksi. Hutan Tanaman Industri selanjutnya di dalam Peraturan Pemerintah ini disebut HTI adalah hutan tanaman yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur intensif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan (PP No.7 tahun 1990).

4.3.4 Mengidentifikasi Pengaruh Masing-Masing Aktor

Tabel 4.3 Tingkat kepentingan stakeholders dalam Pengelolaan HTI

Pemangku

Kepentingan

(Stakeholders)

Pengaruh

(Power)

Nilai

(Value)

No

P1 P2 P3 P4 P5

1 PT. Sadhana

Arifnusa 3 3 2 4 5 17

2 Dinas LHK Provinsi 2 2 3 2 5 14

3 BKPHL Rinjani

Barat 1 1 3 1 5 11

4 Pemda Kabupaten 1 1 1 1 1 5

5 Kepala Desa 1 1 1 1 1 5

6 Masyarakat 1 1 1 1 2 6

7 Kelompok TMS 5 1 3 1 4 14

Keterangan (Information) : P1 = Kemampuan pemangku kepentingan memperjuangkan aspirasinya terkait HTI ; P2 = Kontribusi fasilitas yang diberikan oleh pemangku kepentingan terkait HTI; P3 = Kapasitas kelembagaan atau SDM yang di tugaskan pemangku kepentingan terkait HTI; P4 = Dukungan anggaran pemangku kepentingan yang digunakan untuk HTI; P5 = Kebutuhan kerja sama dalam pengelolaan HTI.

Sumber : Data primer diolah tahun 2018

Persepsi mengenai PT. Sadhana pun mulai banyak bermunculan oleh para aktor-aktor yang terlibat dalam pemetaan, ada yang berargumen buruk mengenai program HTI tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh masyarakat sekitar Sukadana dalam wawancara tahun 2018 sebagai berikut :

’’kami penduduk sekitar desa tidak mengetahui kapan masuknya HTI tersebut di desa kami dan kami pun tidak pernah di sosialisasikan mengenai HTI tersebut. Intinya jika kami mengmbil kayu HTI tersebut kami akan di proses secara hukum,

Page 11: ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN …eprints.unram.ac.id/5762/1/JURNAL Hariyanto Ardi .pdf · Program Studi Kehutanan Universitas Mataram ... Definisi umum analisis stakeholder

11

sebelum masuknya HTI dulu kami bebas keluar masuk hutan tapi sesudah masuk HTI kami tidak bisa lagi’’.

Selain itu diperkuat lagi oleh pernyataan bapak I Putu Widera Darma selaku ketua kelompok Tani Multi Sari dalam wawancara tahun 2018 yaitu:

’’kami pun tidak mengetahui kantor PT. Sadhana tersebut dimana tempatnya, kami pun telah bertanya katanya kantornya ada di Tanjung dan daerahnya pun kami tidak tau pasti’’.

Hal ini diperjelas oleh pernyataan dari Dinas LHK dalam wawancara 2018 yaitu :

’’HTI yang berada di Lombok Tengah dan Lombok Timur sebelumnya sudah dilakukan sosialisasi terlebih dahulu, namun HTI yang berada di Lombok Utara belum dilakukan sosialisasi dari pihak PT.Sadhana, makanya masyarakat sekitar beranggapan bahwa PT tersebut sangat tertutup, dan masyarakat sekitar pun belum banyak dilibatakan dalam pengelolaan HTI tersebut, beda dengan yang berada di Lombok Tengah dan Lombok Timur masyarakatnya sekitarnya sudah banyak dilibatkan. Dan juga program-program dan sosialisasi terkait HTI tersebut memakan waktu yang sangat lama untuk meyakinkan masyarakat terkait program-program dari pihak PT. Sadhana tersebut” 4.3.5 Memetakan Klasifikasi aktor dalam kepentingan dan pengaruh

PT. Sadhana

DLHK KTMS

BKPHL

Masyarakat Pemda&Kades

Sumber : Data primer diolah tahun 2018

Gambar 4.2. Klasifikasi Stakeholders Ichsan A C, 2017 cit Reed et al,. 2009.

Pada gambar 4.2 dapat dilihat dari memetakan klasifikasi aktor dalam kepentingan dan pengaruh terhadap pengelolaan HTI, (Sundawati L dan Sanudin 2009) para pemangku kepentingan kunci umumnya mempunyai tingkat kepentingan dan tingkat pengaruh yang tinggi terhadap pengelolaan HTI tersebut. Sedangkan pada gambar diatas menunjukan klasifikasi para pemangku kepentingan berdasarkan tingkat pengaruh dan tingkat kepentingannya.(Reed et al 2009) mengelompokan pemangku kepentingan berdasar pengaruh dan

30

Pengaruh (power)

25

20

15

10

5

0

0 5 10 15 20 25 30

Kepentingan (interest)

Contexsetters

Crowd

Key Player

subject

Page 12: ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN …eprints.unram.ac.id/5762/1/JURNAL Hariyanto Ardi .pdf · Program Studi Kehutanan Universitas Mataram ... Definisi umum analisis stakeholder

12

kepentingannya sebagai subject, key players, crowd, dan context setters. Subject memiliki kepentingan yang tinggi tetapi pengaruhnya rendah. Walaupun mendukung kegiatan, kapasitasnya terhadap dampak mungkin tidak ada. Pemangku kepentingan ini dapat menjadi berpengaruh jika membentuk aliansi dengan pemangku kepentingan lainnya. Key players merupakan stakeholders yang aktif karena mereka mempunyai kepentingan dan pengaruh yang tinggi terhadap pengembangan suatu proyek. Crowd merupakan pemangku kepentingan yang memiliki sedikit kepentingan dan pengaruh terhadap hasil yang diinginkan dan hal ini menjadi pertimbangan untuk mengikutsertakannya dalam pengambilan keputusan.Context setters memiliki pengaruh yang tinggi tetapi sedikit kepentingan, oleh karena itu, mereka dapat menjadi resiko yang signifikan untuk harus dipantau.

4.3.6 Menentukan tindakan dari masing-masing aktor

Tabel 4.4 Empat Strategi Umum Untuk Pengelolaan Hubungan Stakeholders

Mayers et al., 2001 dalam Supororahardjo 2005.

Kekuatan/Potensi Stakeholders

Potensi Tinggi

Potensi Rendah

Kekuatan Tinggi

PT. SADHANA ARIFNUSA

Kekuatan Rendah

1. DLHK 2. KTMS 3. BKPHL

1. Pemda 2. Kades 3. Masyarakat

Sumber : Data primer diolah tahun 2018

Dari pandangan masing-masing aktor di atas, dapat digambarkan bahwa terdapat perbedaan pandangaan pada masing-masing aktor dalam memaknai proses kolaborasi yang dijalankan dalam pengelolaan HTI (Ichsan A. C 2017). Tidak semua pemangku kepentingan pada umumnya menyatakan mendukung kegiatan HTI yang bersifat memperbaiki kondisi dan pengelolaan kawasan hutan, sehingga tidak terdapat potensi kolaborasi yang sangat besar. Oleh karena itu perlu ada upaya memanfaatkan potensi kolaborasi yang besar tersebut agar dapat terjadi kegiatan pengelolaan HTI yang sinergis. Namun tampaknya sampai saat ini PT. Sadhana Arifnusa belum mampu melakukan sosialisasi yang mendorong masyarakat untuk saling bekerjasama dengan baik, sehingga kegiatan yang dilakukan banyak yang bersifat lebih menekankan kepentingan masing-masing aktor.

Menurut (Nulhaqim, 2017) adapun langkah-langkah strategi kolaborasi stakeholder yang bisa dipergunakan sebagai berikut: 1). Identifikasi stakeholder yang relevan (pemerintah, perusahaan, masyarakat, lingkungan dan lembaga penyangga, NGO dan Pendidikan). 2). Identifikasi Program-program dan bagian atau unit kerja yang relevan. 3). Analisis seberapa besar keterkaitan dan kepentingannya masing-masing stakeholder dengan program yang dikelolanya. 4). Buatkan rancangan metode yang paling efektif untuk memprtemukan masing-masing stakeholder. 5). Implementasi metode pertemuan stakeholder. 6).

Page 13: ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN …eprints.unram.ac.id/5762/1/JURNAL Hariyanto Ardi .pdf · Program Studi Kehutanan Universitas Mataram ... Definisi umum analisis stakeholder

13

Membangun kesepakatan kerja sama masing-masing stakeholder. 7). Implementasi kesepakatan model kerja sama masing-masing stakeholder. 8). Monitoring implemntasi model kerja sama. 9). Evaluasi model kerja sama.

KESIMPULAN DAN SARAN

1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada tanggal 22 Juni 2009 Perihal Permohonan IUPHHK-HTI di Pulau Lombok. Rekomendasi dari Bupati Lombok Utara, terhadap permohonan IUPHHK-HTI. Rekomendasi dari Gubernur Nusa Tenggara Barat tanggal 9 juni 2009 tentang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI). Keputusan Mentri Kehutanan Republik Indonesia Tentang Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) kepada PT. Sadhana Arifnusa atas areal hutan produksi seluas 3.810 (tiga ribu delapan ratus sepuluh) Hektar di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Tengah dan Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

2. Dari stakeholder yang terlibat diketahui bahwa PT. Sadhana Arifnusa memiliki peran yang sangat tinggi dalam pengelolaan HTI dikarenakan PT. Sadhana Arifnusa sudah mendapatkan ijin dari Kementrian Kehutanan Republik Indonesia. Selain PT. Sadhana Arifnusa tidak memiliki peranan yang sangat tinggi dalam pengelolaan HTI dikarenakan ijin sudah diserahkan sepenuhnya kepada PT. Sadhana Arifnusa.

3. PT. Sadhana Arifnusa memiliki nilai kepentingan dan pengaruh yang sangat tinggi ini bisa dilihat dari pemberian anggaran, fasilitas dan alokasi yang diberikan oleh selaku pemegang ijin dalam pengelolaan HTI. Namun aktor lainnya seperti Dinas LHK, BKPHL Rinjani Barat, Kelompok tani, Kepala Desa, Bupati dan Masyarakat tidak terlalu memiliki kepentingan dan pengaruh yang begitu tinggi dikarenakan aktor lainnya tidak memberikan anggaran, fasilitas dan alokasi terkait pengelolaan HTI.

4. Berdasarkan hasil klasifikasi kepentingan dan pengaruh dari setiap aktor bahwa PT. Sadhana Arifnusa berada pada Key Players (Kuadran II) yaitu kepentingan dan pengaruh yang tinggi, kemudian pihak Dinas LHK, BKPHL Rinjani Barat dan Kelompok tani berada pada Subjects (Kuadran I yaitu kepentingan tinggi pengaruhnya rendah), Kemudia dari pihak Kepala Desa, Bupati dan Masyarakat berada apa Crowd (Kuadran III) yaitu kepentingan dan pengaruh rendah.

5. Disaranakan PT. Sadhana Arifnusa selaku pengelola HTI disaranakan untuk bekerjasama dengan aktor yang memiliki kepentingan yang tinggi namun pengaruhnya rendah yaitu: Dinas Lingkungan Hidup kehutanan, BKPHL Rinjani Barat dan Kelompok Tani Multi Sari.

5.2 Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perlunya dilakukan sosialisasi terkait pengelolaan HTI untuk masyarakat, agar tidak terjadi konflik antara masyaarakat dengan PT. Sadhana Arifnusa

Page 14: ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN …eprints.unram.ac.id/5762/1/JURNAL Hariyanto Ardi .pdf · Program Studi Kehutanan Universitas Mataram ... Definisi umum analisis stakeholder

14

yang menyebabkan terganggunya pengelolaan HTI di Lombok Utara. Dengan demikian proses kolaborasi yang dibangun dapat dipahami dan dijalankan secara konsisten oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Daftar Pustaka

Budiati, L . 2017. PERAN STAKEHOLDERS DALAM MEMBANGUN JEJARING.

Badan Pengelolaan SDM Daerah Prov. Jawa Tengah.

BKPHL RINJANI BARAT 2012. RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG BKPHL RINJANI BARAT. (Jakarta).

Crosby, B.L. 1992. Stakeholder Analiysis: A vital tool for strategic managers. Technical Notes, No. 2. Agency for International Development, Washington DC.

Ichsan, A.C., Soekmandi, R., Adiwibowo, S., & Kusman, C. 2017. Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pelaksanaan Model Desa Konservasi Di Taman Nasional Gunung Rinjani. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Lembaga Administrasi Negara. (2015. Negosisasi kolaborasi dan jejaring kerja modul pendidikan dan pelatihan kepemimpinan tingkat III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Nulhaqim. Sonia A. 2007. Strategi koaborasi stakeholder dalam kewirausahaan sosial. Disertasi ilmu sosial Unpad.

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 Tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan.

Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1990 TENTANG HAK PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI.

Reed, S.M., Graves, A., Dandy. N., Posthumus, H., Huback, K., Morris, J., Prell, C.H., Quin, C.H., Stringer, L.C. (2009). Who’s in and why? A typology of stakeholder analysis methods for natural resources management. Journal of Environmental Management, 90(16), 1933–1949

Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri (RKTUPHHK-HTI) Tahun 2017. PT. Sadhana Arifnusa. Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat. Mataram.

Roslinda, E., Darusman, D., Suharjito, D., & Nurrochmat, D.R. (2012). Analisis pemangku kepentingan dalam pengelolaan Taman Nasional Danau Sentarum Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Manajemen Hutan Tropika, XVIII(2), 78–85.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitaf, Kualitatif dan R&D. Afabeta. Bandung.

Sundawati. L dan Sanudin. 2009. Analisis Pemangku Kepentingan Dalam Upaya Pemulihan Ekosistem Daerah Tangkapan Air Danau Toba. Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.

Suporahardjo. 2005. Manajemen Kolaborasi. Pustaka Latin. Bogor.