analisis soal ujian nasional ilmu pengetahuan …digilib.unila.ac.id/33278/3/skripsi tanpa bab...

69
ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN AJARAN 2016/2017 (Skripsi) Oleh Lambok Verayanty Siregar FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2018

Upload: vothuy

Post on 04-Apr-2019

242 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN ALAMSEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN AJARAN 2016/2017

(Skripsi)

Oleh

Lambok Verayanty Siregar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2018

Page 2: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

ii

ABSTRAK

ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN ALAMSEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh

LAMBOK VERAYANTY SIREGAR

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis soal Ujian Nasional (UN) Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) SMP tahun ajaran 2016/2017. Desain penelitian ini

berupa desain deskriptif. Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif yakni

hasil penelitian berupa data kualitatif yang kemudian dideskripsikan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis dari butir soal yang terdapat pada

Ujian Nasional IPA tingkat SMP dengan karateristik soal tipe Higher Order

Thinking Skill (HOTS) yaitu, stimulus paling banyak dalam soal Ujian Nasional

IPA tingkat SMP tahun ajaran 2016/2017 adalah dalam bentuk gambar yang

tergolong kriteria “sedang” karena dari hasil analisis diperoleh persentase sebesar

52,5% terdapat pada 21 butir soal sedangkan, stimulus paling sedikit adalah

dalam bentuk diagram yang tergolong kriteria “sedikit sekali” karena dari hasil

analisis diperoleh persentase sebesar 5% terdapat pada 2 butir soal. Indikator

kemampuan berpikir kritis yang paling banyak adalah kemampuan menentukan

kesimpulan yang tergolong kriteria “sedikit” karena dari hasil analisis diperoleh

Page 3: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

iii

persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

kemampuan berpikir kritis paling sedikit adalah indikator mempertimbangkan

kemampuan induksi dan mendefinisikan asumsi yang tergolong kriteria “sedikit

sekali” karena dari hasil analisis diperoleh persentase sebesar 2,5% terdapat pada

1 butir soal. Indikator keterampilan pemecahan masalah paling banyak adalah

indikator mengidentifikasi masalah yang tergolong kriteria “sedikit” karena dari

hasil analisis diperoleh persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal

sedangkan, indikator keterampilan pemecahan masalah paling sedikit adalah

indikator keterampilan mendeskripsikan, mengevaluasi kualitas solusi dan

mengevaluasi strategi sistematika yang tergolong kriteria “sedikit sekali” karena

dari hasil analisis diperoleh persentase sebesar 2,5% terdapat pada 1 butir soal.

Secara keseluruhan kesesuaian indikator pencapaian kompetensi dasar dengan

butir soal Ujian Nasional IPA SMP 2016/2017 sudah dikategorikan “tinggi

sekali” karena persentase yang diperoleh sebesar 98%.

Kata Kunci: analisis soal, kesesuaian, ujian nasional

Page 4: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh

LAMBOK VERAYANTY SIREGAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator
Page 6: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator
Page 7: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator
Page 8: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan, pada tanggal 16 Juli 1996, yang

merupakan sulung dari empat bersaudara, anak dari pasangan

Bapak Pemilu Jeferson Siregar dan Ibu Delina Manullang.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah SD Katolik

Mariana Medan (2002-2008), SMP Negeri 18 Medan (2008-

2011), SMA St. Thomas 3 Medan pada tahun (2011-2014). Penulis terdaftar

sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur

undangan.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi panitia acara dalam kegiatan

UKMK (Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen). Pada tahun 2017 penulis

melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Lumbok

Seminung, Kabupaten Lampung Barat Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Heni

Arong, Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat. Pada tahun

2018 peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 22 Bandar Lampung untuk

meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd). Pada tahun 2016-2018 peneliti

mendapatkan beasiswa dari Yayasan Karya Salemba Empat (KSE).

Page 9: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

PERSEMBAHAN

Ku persembahan karya ini sebagai tanda cinta dan kasihku yang tulus kepada:

Tuhan Yesus Kristus, Juruselamatku yang memberiku kesempatan, kemampuan,dan kemenangan.

Bapakku (Pemilu Jefferson Siregar) dan Mamakku (Delina Manullang) yangterkasih yang selalu setia memberi ku doa dan dukungan untuk mencapai

kesuksesan dan juga yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan penuhkesabaran dan kasih sayang.

Adek-adekku terkasih Widia Friliska Siregar, Immanuel Edward ReynandaSiregar dan Stiffen Rendi Siregar yang selalu memberiku doa dan semangat, dan

selalu mendengarkan setiap keluhan maupun curahan hatiku.

Para guru dan dosenku

Serta

Almamater Tercinta, Universitas Lampung

Page 10: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

MOTTO

“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamuakan menerimanya”

(Matius 21: 22)

“Tetapi Kamu Ini, Kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena adaupah bagi usahamu”

(2 Tawarikh 15:7)

Page 11: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

xi

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat dan karunia-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Soal Ujian Nasional

Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Menengah Pertama Tahun Ajaran 2016/2017”

sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;

3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

FKIP Universitas Lampung dan dosen pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.

4. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd, selaku pembimbing I, Pembimbing

Akademik dan Validator yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan

saran yang baik dalam menyelesaikan skripsi.

5. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku dosen pembahas yang telah memberikan kritik,

Page 12: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

xii

saran, dan motivasi yang berharga hingga terselesainya skripsi ini.

6. Seluruh dosen Pendidikan Biologi yang telah mendidik dan membimbing

selama penulis menyelesaikan studi.

7. Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku dosen Pendidikan Fisika sebagai

ahli/validator yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam

penyelesaian skripsi.

8. Kinasih Cahyono, S.Pd., selaku guru IPA SMP Qur’an Darul Fattah Bandar

Lampung sebagai ahli/validator yang telah membantu dan memberikan

motivasi dalam penyelesaian skripsi.

9. Tim skripsi Desi Lestari Ningsih dan Hartoyo Adi Saputro yang

memberikan ide-ide cemerlang dan motivasi selama proses penyelesaian

skripsi.

10. Sahabat-sahabatku Halomoan Napitupulu, Artha Purba, Fatynia, Dwi

Kurniawati, Joshua Siregar, Dian yang selalu mendukung dan memotivasiku

dalam menyelesaikan skripsi.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Tuhan melimpahkan berkat dan anugerah-Nya serta berkenan membalas

semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 15 Mei 2018

Penulis

Lambok Verayanty Siregar

Page 13: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xvi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8

D. Manfaat penelitian ..................................................................... 8

E. Ruang Lingkup ........................................................................... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penilaian .................................................................................... 11

B. Kemampuan Berpiikir ............................................................... 22

C. Higher Order Thinking Skill (HOTS)......................................... 26

D. Analisis Soal ............................................................................... 33

E. Ujian Nasional ............................................................................ 35

F. Kerangka Pikir ............................................................................ 38

II. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 40

B. Objek Penelitian.......................................................................... 40

C. Desain Penelitian ........................................................................ 40

D. Prosedur Penelitian ..................................................................... 41

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data .......................................... 42

Page 14: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

xiv

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 47

B. Pembahasan ............................................................................. 50

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan..................................................................................... 63

B. Saran .......................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Kuisioner Biodata Narasumber ................................................ 712. Rubrik Analisis Soal Tipe Higher Order Thinking Skill pada

Soal Ujian Nasional Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SekolahMenengah Pertama (SMP) Tahun Ajaran 2016/2017.............. 75

3. Angket Penilaian Butir Soal Ujian Nasional Ilmu PengetahuanAlam (IPA) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tahun Ajaran2016/2017 Tipe Higher Order Thinking Skill FGD................. 83

4. Hasil Analisis Stimulus ............................................................ 1675. Hasil Analisis Berpikir Kritis................................................... 1736. Hasil Analisis Keterampilan Pemecahan Masalah................... 1797. Hasil Analisis FGD .................................................................. 1858. Tabel Hasil FGD ...................................................................... 1919. Daftar Hadir Peserta FGD........................................................ 19310. Berita Acara FGD .................................................................... 19411. Surat-surat Pernyataan ............................................................. 19512. Foto/dokumentasi Proses FGD ................................................ 200

Page 15: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Deskripsi dan Kata Kunci Revisi Taksonomi Bloom ................... 24

2. Tabulasi Data Angket.................................................................... 44

3. Kesesuaian Indikator Soal dengan Butir Soal ............................... 45

3 Kriteria Kesesuaian ....................................................................... 46

4 . Hasil FGD Karateristik Stimulus .................................................. 47

5. Hasil FGD Karateristik Kemampuan Berpikir Kritis ................... 48

6. Hasil FGD Karateristik Keterampilan Pemecahan Masalah......... 49

7. Persentase Kesesuaian dengan Butir Soal..................................... 49

8. Data Hasil Analisis Karateristik Jenis Stimulus ........................... 167

9. Data Hasil Analisis Karateristik Berpikir Kritis .......................... 173

10. Data Hasil Analisis Karateristik Pemecahan Masalah ................. 179

11. Data Hasil Analisis FGD Karateristik Stimulus............................ 185

12. Data Hasil Analisis FGD Karateristik Berpikir Kritis................... 187

13. Data Hasil Analisis FGD Karateristik Pemecahan Masalah ......... 189

Page 16: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir ................................................................... 392. Soal UN IPA SMP 2016/2017 P1 Nomor 32................................ 513. Soal UN IPA SMP 2016/2017 P1 Nomor 29 ................................ 564. Soal UN IPA SMP 2016/2017 P1 Nomor 30 ................................ 58

Page 17: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu proses upaya yang dilakukan secara sadar dan sengaja

untuk meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari keadaan

tertentu ke suatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan merupakan modal dasar

dalam membentuk pola pikir dan pengembangan intelektual serta sarana penerus

nilai-nilai, gagasan dan penyempurnaan cara berpikir. Definisi pendidikan dalam

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 dinyatakan secara tersurat pada pasal 1,

ayat (1), dengan rumusan sebagai berikut: “Pendidikan adalah usaha sadar untuk

mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan pengajaran, bimbingan, dan/atau

latihan bagi perannya di masa yang akan datang” (Abdulhak, 2006: 76).

Tujuan Pendidikan dalam Tingkat Satuan Pendidikan Menengah adalah

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan merupakan modal dasar dalam membentuk pola pikir dan

pengembangan intelektual serta sarana penerus nilai-nilai, gagasan dan

penyempurnaan cara berpikir (Wahyudi, 2007: 35-36). Hal tersebut dilakukan

sekaligus untuk menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan-tantangan

baru.

Page 18: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

2

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur

pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik

meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian hasil belajar oleh

pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan, pengamatan, penugasan dan/atau

bentuk lain yang diperlukan. Penilaiaan hasil belajar oleh satuan pendidikan

dilakukan dalam bentuk penilaian akhir yaitu Ujian Nasional dan ujian sekolah

(Direktorat Pembinaan SMA, 2015: 24).

Penilaian dalam Kurikulum 2013 diharapkan dapat membantu peserta didik untuk

meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking

Skills/HOTS), karena berpikir tingkat tinggi dapat mendorong peserta didik untuk

berpikir secara luas dan mendalam tentang materi pelajaran (Direktorat

Pembinaan SMA, 2015: 8). Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi

pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.

Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana

dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba,

mengkomunikasikan. Siswa dilatih untuk mampu berpikir logis, runtut dan

sistematis, dengan menggunakan kapasitas berpikir tinggi (Higher Order of

Thinking Skill/HOTS). Keterampilan berpikir tingkat tinggi berbasis pada

Taksonomi Bloom yang direvisi terdapat tiga ranah kognitif yang menjadi bagian

dari kemampuan berpikir tingkat tinggi analisa, evaluasi dan mencipta. Evaluasi

merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan fakta

atau informasi dan mengkreasi merupakan berpikir dalam membangun gagasan

atau ide-ide (Wahyu, Eka dan Alimufi, 2015: 3).

Page 19: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

3

Banyak berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam menjamin mutu

pendidikan, salah satunya adalah kegiatan evaluasi yang berupa Ujian Nasional

(UN). Ujian Nasional merupakan salah satu standar kelulusan bagi siswa yang

duduk di bangku sekolah, dimana tes tersebut dilakukan secara nasional pada

jenjang pendidikan menengah. Namun jika ditinjau lebih lanjut yang menjadi

masalah bukanlah pada Ujian Nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah,

melainkan kurang mampunya siswa memahami ataupun mengenali struktur dan

komposisi soal Ujian Nasional yang berimbas pada kurang mampunya siswa

menyelesaikan soal-soal tersebut yang menyebabkan kemampuan berpikirnya

masih tergolong rendah. Salah satu faktor yang menyebabkan kemampuan

berpikirnya masih rendah adalah kurang terlatihnya anak Indonesia dalam

meyelesaikan tes atau soal soal yang sifatnya menuntut analisis, evaluasi, dan

kreativitas yang tinggi (Dewi, 2016: 2).

Pelaksanaan Ujian Nasional sendiri disesuaikan dengan kompetensi dasar yang

diberikan dan didalam kompetensi dasar tersebut termuat indikator kompetensi

yang menjadi acuan dalam pembuatan soal Ujian Nasional. Ditinjau dari segi

tujuan pelaksanaan UN sebagai tolak ukur standar nasional dalam mencapai

kualitas siswa, maka sudah seharusnya terdapat komponen soal dengan

kemampuan berpikir tingkat tinggi. UN yang menjadi tolak ukur kualitas suatu

bangsa, sudah seharusnya soal yang diujikan mampu mengukur keterampilan

berpikir tingkat tinggi yang akan digunakan sebagai dasar keterampilan seumur

hidup (Direktorat Pembinaan SMA, 2015: 6). Sekolah-sekolah harusnya mulai

melakukan penanaman HOTS untuk memenuhi tuntutan zaman ke-21. Hal ini

sesuai dengan karateristik kemampuan masyarakat abad ke-21 menurut

Page 20: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

4

partnership of 21st century skills yang mengidentifikasikan bahwa pelajar pada

abad ke-21 harus mengembangkan keterampilan kompetitif yang diperlukan pada

abad ke-21 yang terfokus pada pengembangan HOTS (Basuki, 2014: 35).

Diperoleh juga nilai dari adanya rata-rata hasil Ujian Nasional IPA tahun

2016/2017 beberapa sekolah di Indonesia yaitu, SMP Negeri 22 Bandar Lampung

53,20, SMP Negeri 10 Bandar Lampung 51,81, SMP Negeri 3 Bandar Lampung

64,01, SMP Fransiskus Tanjung Karang 62,28, SMP Negeri 25 Medan 51,25,

SMP Negeri 32 Medan 48,87, SMP Negeri 19 Bogor 59,82, SMP Negeri 15

Jakarta 56,03, SMP Gotong Royong Yogyakarta 47,76 dan SMP Negeri 41

Bandung 58,02 (Kemendikbud, 2017). Dari hasil penilaian nasional tersebut perlu

diketahui bahwa berpikir tingkat tinggi sangat penting ditanamkan pada siswa

mengingat tantangan peningkatan mutu dalam berbagai aspek kehidupan tidak

dapat ditawar lagi. Dari permasalahan rendahnya prestasi belajar dan

keterampilan berpikir siswa ini, maka harus ada upaya yang dilakukan untuk

mengatasinya. Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia pasal 1 ayat 4 Tahun 2005 seharusnya soal Ujian Nasional yang

diselenggarakan di Indonesia didalamnya mencakup soal HOTS agar tujuan dan

fungsi Ujian Nasional tercapai sehingga menghasilkan lulusan berkualitas yang

kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Merujuk dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ramadhan dan Wasis

menunjukkan bahwa jenjang kognitif yang diukur pada UN IPA-Fisika tingkat

SMP masih tergolong rendah pada level tinggi seperti menganalisis dan

mengevaluasi dibanding pada soal-soal PISA (Ramadhan, 2013: 5). Hasil ini

Page 21: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

5

menunjukkan bahwa kualitas soal UN ditinjau dari aspek keterampilan berpikir

yang diukurnya belum menggambarkan secara optimal tujuan kognitif yang

dibutuhkan peserta didik dalam menghadapi persaingan akademik tingkat global.

Didukung juga dengan adanya hasil penelitian oleh Afiyana (2010: 38) mengenai

analisis soal latihan UN IPA di Kabupaten Batang, menunjukkan kualitas soal

dalam kategori kurang baik. Karena soal didominasi oleh tingkat kesukaran soal

yang tinggi. Maka dari hal tersebut para siswa perlu memiliki kemampuan

berpikir yang tidak hanya membutuhkan kemampuan menghafal saja, namun juga

membutuhkan kemampuan lain yang lebih tinggi, yaitu kemampuan berpikir kritis

dan kemampuan dalam pemecahan masalah.

Ujian Nasional masih dipertahankan oleh Pemerintah Indonesia sebagai bentuk

penilaian akhir pada suatu jenjang Institusi pendidikan untuk menentukan

kelulusan peserta didik. Ujian Nasional untuk jenjang SMP masih dilaksanakan

hingga tahun 2017. Dari hasil penelitian Budiarti (2014: 5) diperoleh data bahwa

soal Ujian Nasional tingkat SMP berkisar pada Low Order of Thinking Skill

(LOTS), terdistribusi soal untuk dimssensi kognitif, yaitu; C1 : 10%, C2 : 67,5%,

C3 : 10%, C4 : 7,5%, C5 : 5% dan C6 : 0%.

Pembelajaran akan bermakna jika siswa diajak berpikir tingkat tinggi.

Keberhasilan penguasaan suatu konsep akan didapatkan ketika siswa sudah

mampu berpikir tingkat tinggi, dimana siswa tidak hanya dapat mengingat dan

memahami suatu konsep, namun siswa dapat menganalisis serta mensintesis,

mengevaluasi, dan mengkreasikan suatu konsep dengan baik, konsep yang telah

dipahami tersebut dapat melekat dalam ingatan siswa dalam waktu yang lama,

Page 22: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

6

sehingga penting sekali bagi siswa untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat

tinggi atau HOTS (Laily, 2013: 28).

HOTS atau kemampuan berpikir tingkat tinggi dijelaskan oleh Gunawan (2003:

171) adalah proses berpikir yang mengharuskan siswa untuk memanipulasi

informasi yang ada dan ide-ide dengan cara tertentu yang memberikan mereka

pengertian dan implikasi baru. Misalnya, ketika siswa menggabungkan fakta dan

ide dalam proses mensintesis, melakukan generalisasi, menjelaskan, melakukan

hipotesis dan analisis, hingga siswa sampai pada suatu kesimpulan. Kemampuan

berpikir tingkat tinggi dapat terjadi ketika seseorang mengaitkan informasi yang

baru diterima dengan informasi yang sudah tersimpan di dalam ingatannya,

kemudian menghubung-hubungkannya dan/atau menata ulang serta

mengembangkan informasi tersebut sehingga tercapai suatu tujuan ataupun suatu

penyelesaian dari suatu keadaan yang sulit dipecahkan.

Salah satu faktor yang menyebabkan kemampuan berpikirnya masih rendah

adalah kurang terlatihnya anak Indonesia dalam meyelesaikan tes atau soal-soal

yang sifatnya menuntut analisis, evaluasi, dan kreativitas yang tinggi. Soal-soal

yang memiliki karakteristik tersebut adalah soal-soal untuk mengukur HOTS. Dan

siswa hendaknya dibiasakan untuk selalu berhadapan dengan permasalahan

karena dengan adanya masalah, maka siswa akan berpikir kritis yang berarti

mempertimbangkan secara aktif, tekun dan hati-hati terhadap segala alternatif

sebelum mengambil keputusan. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas,

maka peneliti tertarik untuk mengkaji secara lebih mendalam tentang analisis soal

ujian nasional Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Page 23: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

7

Tahun Ajaran 2016/2017. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian dengan judul

“Analisis Soal Ujian Nasional Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Menengah

Pertama Tahun Ajaran 2016/2017. Karakteristik soal tipe HOTS yang dianalisis

yaitu stimulus atau dasar pertanyaan, kemampuan berpikir yang meliputi

kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan oleh peneliti di atas, maka

rumusan masalah penelitian ini :

1. Bagaimana karateristik butir soal Ujian Nasional Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam Sekolah Menengah Pertama tahun ajaran 2016/2017

berdasarkan:

a. Jenis Stimulus?

b. Keterampilan berpikir tingkat tinggi?

2. Apakah terdapat kesesuaian antara butir soal dengan indikator pencapaian

kompetensi pada soal Ujian Nasional mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Sekolah Menengah Pertama tahun ajaran 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

Page 24: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

8

penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui karateristik butir soal Ujian Nasional Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun ajaran

2016/2017 berdasarkan:

a. Jenis Stimulus

b. Keterampilan berpikir tingkat tinggi

2. Untuk mengetahui kesesuaian antara butir soal dengan indikator pencapaian

kompetensi pada soal Ujian Nasional mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun ajaran 2016/2017

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan guru

terhadap pembuatan HOTS dalam soal ujian sekolah.

2. Bagi Sekolah

Dengan adanya analisis HOTS terhadap soal UN IPA SMP ini diharapkan bagi

sekolah dapat memberikan bekal atau wawasan mengenai soal-soal yang

berbasis HOTS dalam soal Ujian Nasional yang dapat meningkatkan proses

evaluasi tiap tahunnya.

Page 25: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

9

3. Bagi Peneliti

Diharapkan menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman serta menjadi

dasar dalam rangka menganalisis soal-soal tipe HOTS dalam soal Ujian

Nasional (UN) IPA dan menjadi bekal sebagai calon guru mata pelajaran IPA,

terutama dalam menyusun soal ujian sekolah berbasis HOTS.

E. Ruang Lingkup

1. Analisis Soal atau telaah soal adalah kegiatan pengumpulan, peringkasan, dan

penggunaan informasi dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang

setiap penilaian.

2. Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan keterampilan berpikir pada

tingkatan yang lebih tinggi pada hierarki kognitif. HOTS memiliki beberapa

karateristik yaitu, stimulus (dasar pertanyaan), keterampilan berpikir kritis dan

keterampilan pemecahan masalah.

3. Stimulus memiliki indikator yaitu, gambar, grafik, rumus, diagram, tabel,

contoh, penggalan kasus. Keterampilan berpikir kritis memiliki indikator yaitu,

memfokuskan pada pertanyaan, menganalisis argumen, mempertimbangkan hal

yang dapat dipercaya, membandingkan kesimpulan, menentukan kesimpulan,

menilai, mendefinisikan konsep, mendefinisikan asumsi dan mendeskripsikan.

4. Keterampilan pemecahan masalah memiliki indikator yaitu, mengidentifikasi

masalah, merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan, memahami kata

dalam konteks, mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai, memilih masalah

sendiri, mendeskripsikan berbagai strategi, mengidentifikasi asumsi,

Page 26: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

10

mendeskripsikan masalah, memberikan alasan masalah yang sulit, memberikan

alasan solusi, memberikan alasan strategi yang digunkan, memecahkan

masalah berdasarkan data dan masalah, membuat strategi lain, menggunakan

analogi, menyelesaikan secara terencana, mengevaluasi kualitas solusi,

mengevaluasi strategi sistematika.

5. Ujian Nasional (UN) adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan

menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah

yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan untuk mengukur capaian

kompetensi lulusan pada beberapa mata pelajaran tertentu secara nasional

dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan. UN yang dianalisis adalah

tahun ajaran 2016/2017 karena merupakan soal tahun terakhir dalam

pelaksanaan Ujian Nasional dan juga pada kurikulum 2013 menghendaki

peserta didik mampu berpikir tinggi yang biasa disebut “HOTS” (Higher Order

Thinking Skill).

6. Jenjang Pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan

tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan

yang dikembangkan. Pendidikan menengah adalah pendidikan formal di

Indonesia setelah lulus sekolah dasar yang ditempuh dalam waktu 3 tahun dan

untuk mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan tinggi.

Page 27: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penilaian

Penilaian adalah suatu prosedur sistematis dan mencakup kegiatan mengum-

pulkan, menganalisis, serta menginterprestasikan informasi yang dapat digunakan

untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik seseorang atau objek. Secara

khusus penilaian didefinisikan adalah sebagai suatu proses yang sistematis dan

mencakup kegiatan mengumpulkan, menginterprestasikan informasi untuk

menentukan seberapa jauh seseorang peserta didik atau sekelompok peserta didik

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik aspek pengetahuan,

sikap maupun keterampilan (Kusaeri, 2012: 8).

Beberapa hal yang harus menjadi prinsip dalam suatu penilaian, yaitu: (1) proses

penilaian harus merupakan dari bagian yang tak terpisahkan dari proses

pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (a part of, not a

part from instruction); (2) penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata

(real world problem), bukan dunia sekolah (school work-kind of problems); (3)

penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria yang sesuai

dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar; dan (4) penilaian harus

bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran yaitu

kognitif, afektif dan sensori-motorik (Kusaeri, 2012: 8-9).

Page 28: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

12

Adapun tujuan dan fungsi penilaian adalah sebagai berikut:

1. Penilaian berfungsi selektif

Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan

seleksi atau penilaian terhadap peserta didik. Penilaian itu sendiri mempunyai

berbagai tujuan, antara lain : (1) memilih peserta didik yang dapat diterima

disekolah tertentu; (2) untuk memilih peserta didik yang dapat naik ke kelas

atau tingkat berikutnya; (3) untuk memilih peserta didik yang seharusnya

mendapat beasiswa; dan (4) untuk memilih peserta didik yang sudah berhak

meninggalkan sekolah, dan sebagainya.

2. Penilaian berfungsi diagnostik

Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan,

maka dengan melihat hasilnya guru akan mengetahui kelemahan peserta didik.

Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru mengadakan diagnosis

kepada peserta didik tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan

diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan mudah dicari cara untuk

mengatasi.

3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan

Setiap peserta didik sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri-sendiri

sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan

yang ada. Akan tetapi, disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga,

pendidikan yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan.

Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan adalah

Page 29: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

13

pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti di

kelompok mana seorang peserta didik harus ditempatkan.

4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan

Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program ber-

hasil diterapkan. Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor

yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, saran, dan sistem admi-

nistrasi (Arikunto, 2009: 10-11).

Tujuan-tujuan penilaian hendaknya diarahkan pada empat hal sebagai berikut:

(1) penelusuran (keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses

pembelajaran tetap sesuai dengan rencana; (2) pengecekan (checking-up),

yaitu untuk mengecek adakah kelemahan-kelemahan yang dialami oleh

peserta didik selama proses pembelajaran; (3) pencarian (finding-out), yaitu

untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya

kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran; dan (4) penyimpulan

(summing-up), yaitu untuk menyimpulkan apakah peserta didik telah

menguasai seluruh kompetensi yang sitetapkan dalam kurikulum atau belum

(Kusaeri, 2012: 9).

Penilaian yang akan dilaksanakan harus memenuhi persyaratan atau kriteria

sebagai berikut: (1) memiliki validitas; (2) mempunyai reliabilitas; (3)

objektivitas; (4) efesiensi; dan (5) kegunaan/kepraktisan (Hamalik, 2013:

157).

Page 30: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

14

1. Validitas

Validitas artinya penilaian harus benar-benar mengukur apa yang hendak

diukur. Misalnya, barometer adalah alat pengukur tekanan udara dan tidak

tepat bila digunakan untuk mengukur temperatur udara. Dengan demikian

pula suatu tes memiliki suatu validitas bila tes itu benar-benar mengukur

hal yang hendak di tes. Sebuah tes inteligensi, validitasnya dapat

diperkirakan dengan kriteria lain, yakni dengan ukuran yang diprakirakan

oleh guru. Misalnya, seorang guru telah lama bergaul dengan peserta didik

tertentu. Dia dapat melihat kapasitas peserta didik itu berada di bawah

pengawasanya. Apabila antara hasil tes dengan pendapat guru tak seberapa

berbeda (korelasinya tinggi), maka dapat dinyatakan bahwa tes itu

memiliki validitas yang tinggi. Kriteria lain yang dapat digunakan untuk

mengukur validitas tes itu adalah membanding kannya dengan hasil yang

telah diperoleh oleh seorang ahli lain. Jadi validitas suatu tes menunjukkan

ukuran atau tingkat dimana tes itu dapat dipergunakan untuk mengukur

suatu tujuan objek tertentu.

2. Reliabilitas

Suatu alat evaluasi memiliki reliabilitas, apabila menunjukkan ketetapan

hasilnya. Dengan kata lain, orang yang akan di tes itu akan mendapat skor

yang sama bila dia dites kembali dengan alat uji yang sama. Reliabilitas

suatu tes biasanya dinyatakan dengan koefisien korelasi. Suatu alat

evaluasi yang tinggi bila reliabilitasnya menunjukkan koefisien korelasi

1.00, sedangkan tes yang reliabilitas rendah mempunyai koefisien korelasi

0.00. Untuk mengetahui besar kecilnya reliabilitas suatu tes dapat

Page 31: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

15

ditempuh berbagai cara, yakni dengan cara mengulangi kembali tes itu

(test-retest), atau dengan cara comparable forms atau split halves method.

3. Objektivitas

Suatu alat evaluasi harus benar-benar mengukur apa yang diukur, tanpa

adanya interprestasi yang tidak ada hubungannya dengan alat evaluasi itu.

Guru harus menilai peserta didik dengan kriteria yang sama bagi setiap

pekerjaan tanpa membeda-bedakan si A dan si B dan seterusnya. Selain itu,

interprestasi peserta didik terhadap instruksi dalam alat evaluasi harus

sama, instruksinya harus jelas dan tegas, tidak menimbulkan interprestasi

yang berbeda-beda. Objektivitas dalam penilaian sering diperlukan dalam

menggunakan: questioner, essay test, observation, rating scale, check list,

dan alat-alat lainnya. Objektivitas juga diperlukan pada waktu membuat

skor hasil tes. Guru harus menggunakan kriteria yang sama.

4. Efisiensi

Suatu alat evaluasi sedapat mungkin dipergunakan tanpa membuang waktu

dan uang yang banyak. Ini tidak berarti bahwa evaluasi yang memakan

waktu, usaha dan uang sedikit dianggap alat evaluasi yang baik. Hal ini

tergantung pada tujuan penggunaan alat evaluasi dan banyaknya peserta

didik yang dinilai dan sebagainya. Suatu alat evaluasi diharapkan dapat

digunakan dengan sedikit biaya dan usaha yang sedikit, dalam waktu yang

singkat, dan hasil yang memuaskan.

5. Kegunaan/kepraktisan

Ciri lain dari alat evaluasi ialah usefulness (harus berguna). Untuk

memperoleh keterangan tentang peserta didik, sehingga guru dapat

Page 32: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

16

memberikan bimbingan sebaik-baiknya bagi para peserta didik (Hamalik,

2013: 157-159).

Penilaian terhadap hasil belajar menurut Hamalik (2013: 168-171)

dilaksanakan dengan cara tertentu sesuai dengan maksud dan tujuan penilaian

tersebut, yang dirancang dengan model desain evaluasi, yakni penilaian

sumatif, formatif, reflektif, dan kombinasi ketiga model.

a. Penilaian sumatif, ialah suatu bentuk pelaksanaan penilaian yang

dilaksanakan pada waktu berakhirnya suatu program pembelajaran, model

ini bertujuan untuk mengetahui hasil akhir yang didapat peserta didik,

yakni penguasaan pengetahuan. Hasil penilaian ini sekaligus

menggambarkan keberhasilan proses pembelajaran. Penilaian sumatif

berfungsi menyediakan informasi untuk membuat keputusan untuk

mementukan kelulusan, atau untuk menentukan suatu program dapat

diteruskan dengan program baru atau perlu dilakukan pengulangan

program pembelajaran.

b. Penilaian formatif merupakan suatu bentuk pelaksanaan evaluasi yang

dilakukan selama berlangsungnya program dan kegiatan pembelajaran.

Tujuan pelaksanaan penilaian ini adalah untuk memperoleh informasi

balikkan terhadap proses pembelajaran. Apabila terdapat kelemahan dalam

proses pembelajaran, maka dapat segera dilakukan perbaikkan

sebagaimana mestinya. Pelaksanaan penilaian ini berfungsi diagnostik,

yakni untuk perbaikan, yang dilakukan dengan metode pengajaran

remedial.

c. Penilaian reflektif merupakan suatu bentuk pelaksanaan evaluasi yang

Page 33: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

17

dilakukan sebelum proses pembelajaran berlangsung. Tujuan dari

pelaksanaan penilaian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai

tingkat kesiapan dan tingkat penguasaan bahan pelajaran oleh peserta

didik, sehingga dapat disusun dan diramalkan kemungkinan

keberhasilannya setelah mengalami proses pembelajaran kelak. Fungsi

pelaksanaan penilaian ini bersifat prediktif (peramalan).

Pelaksanaan penilaian meliputi tiga ranah yaitu ranah afektif, kognitif, dan

psikomotorik.

a. Penilaian Afektif (Sikap)

1. Pengertian Penilaian Sikap

Penilaian sikap adalah kegiatan untuk mengetahui kecenderung- an perilaku

spiritual dan sosial siswa dalam kehidupan sehari- hari di dalam dan di luar

kelas sebagai hasil pendidikan. Penilai- an sikap ditujukan untuk

mengetahui capaian/perkembangan sikap siswa dan memfasilitasi

tumbuhnya perilaku siswa sesuai butir-butir nilai sikap dalam KD.

2. Teknik Penilaian Afektif

Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan teknik observasi oleh guru

mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran), guru

bimbingan konseling (BK), dan wali kelas (selama siswa di luar jam

pelajaran) yang ditulis dalam buku jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal).

Jurnal berisi catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian tertentu

(incidental record), dan informasi lain yang valid dan relevan. Jurnal tidak

hanya didasarkan pada apa yang dilihat langsung oleh guru, wali kelas, dan

guru BK, tetapi juga informasi lain yang relevan dan valid yang diterima

Page 34: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

18

dari berbagai sumber. Selain itu, penilaian diri dan penilaian antarteman

dapat dilakukan dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter siswa,

yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data konfirmasi dari hasil

penilaian sikap oleh pendidik.

b. Penilaian Kognitif (Pengetahuan)

1. Pengertian

Penilaian pengetahuan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui

penguasaan siswa yang meliputi pengetahuan faktual, konseptual, maupun

prosedural serta kecakapan berpikir tingkat rendah hingga tinggi. Penilaian

pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian. Guru memilih

teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan

dinilai. Penilaian dimulai dengan perencanaan yang dilakukan pada saat

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Penilaian pengetahuan,

selain untuk mengetahui apakah siswa telah mencapai KBM/KKM, juga

untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan

siswa dalam proses pembelajaran (diagnostic). Hasil penilaian digunakan

memberi umpan balik (feedback) kepada siswa dan guru untuk perbaikan

mutu pembelajaran. Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan selama dan

setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka dengan rentang

0-100.

2. Teknik Penilaian Pengetahuan

Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan

karakteristik masing-masing KD. Teknik yang biasa digunakan antara lain

tes tertulis, tes lisan, penugasan, dan portofolio.

Page 35: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

19

a. Tes Tertulis

Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara

tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan

uraian. Instrumen tes tertulis dikembangkan atau disiapkan dengan

mengikuti langkah- langkah yaitu menentukan tujuan, menyusun

kisi-kisi, menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan

soal, dan menyusun pedoman penskoran.

b. Tes Lisan

Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara

lisan dan siswa merespon pertanyaan tersebut secara lisan. Selain

bertujuan mengecek penguasaan pengetahuan untuk perbaikan

pembelajaran, tes lisan dapat menumbuhkan sikap berani

berpendapat, percaya diri, dan kemampuan berkomunikasi secara

efektif. Dengan demikian, tes lisan dilakukan pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Tes lisan juga dapat digunakan untuk

melihat ketertarikan siswa terhadap pengetahuan yang diajarkan dan

motivasi siswa dalam belajar.

c. Penugasan

Penugasan adalah pemberian tugas kepada siswa untuk mengukur

dan/atau memfasilitasi siswa memperoleh atau meningkatkan

pengetahuan. Penugasan untuk mengukur pengetahuan dapat

dilakukan setelah proses pembelajaran (assessment of learning).

Sedangkan penugasan untuk meningkatkan pengetahuan diberikan

sebelum dan/atau selama proses pembelajaran (assessment for

Page 36: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

20

learning). Tugas dapat dikerjakan baik secara individu maupun

kelompok sesuai karakteristik tugas yang diberikan.

d. Portofolio

Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada

kumpulan informasi yang bersifat reflektif- integratif yang

menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode

tertentu. Ada beberapa tipe portofolio antara lain portofolio

dokumentasi, portofolio proses, dan portofolio pameran. Guru dapat

memilih tipe portofolio yang sesuai dengan tujuannya. Untuk SMP,

tipe portofolio yang utama untuk penilaian pengetahuan adalah

portofolio pameran, yaitu merupakan kumpulan sampel pekerjaan

terbaik dari KD, terutama pekerjaan-pekerjaan dari tugas-tugas dan

ulangan harian tertulis yang diberikan kepada siswa. Portofolio setiap

siswa disimpan dalam suatu folder (map) dan diberi tanggal

pengumpulan oleh guru. Portofolio dapat disimpan dalam bentuk

cetakan dan/atau elektronik. Pada akhir suatu semester kumpulan

sampel pekerjaan tersebut digunakan sebagai sebagian bahan untuk

mendeskripsikan pencapaian pengetahuan secara deskriptif.

Portofolio pengetahuan tidak diskor lagi dengan angka

(Kemendikbud, 2015: 15-20).

c. Penilaian Keterampilan

1. Pengertian Penilaian Psikomotorik (Keterampilan)

Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan untuk

Page 37: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

21

melakukan tugas tertentu di dalam Penilaian keterampilan dapat

dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain penilaian kinerja, penilaian

proyek, dan penilaian portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang

digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD.

2. Teknik Penilaian Psikomotorik (Keterampilan)

Berbagai teknik penilaian keterampilan dapat digunakan sesuai dengan

karakteristik masing-masing KD. Teknik yang biasa digunakan antara

lain penilaian kinerja dan penilaian produk.

a. Penilaian Kerja

Penilaian kinerja adalah penilaian untuk mengukur capaian

pembelajaran yang berupa keterampilan proses dan/atau hasil

(produk). ). Dengan demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian

kinerja adalah kualitas proses mengerjakan/melakukan suatu tugas

atau kulaitas produknya atau kedua-duanya. Contoh keterampilan

proses adalah keterampilan melakukan tugas/tindakan dengan

menggunakan alat dan/atau bahan dengan prosedur kerja kerja

tertentu, sementara produk adalah sesuatu (bisanya barang) yang

dihasilkan dari penyelesaian sebuah tugas.

b. Penilaian Produk

Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui

penyelesaian suatu tugas dalam periode/waktu tertentu. Penilaian

proyek dapat dilakukan untuk mengukur satu atau beberapa KD

dalam satu atau beberapa mata pelajaran.Tugas tersebut berupa

Page 38: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

22

rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data,

pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data, serta

pelaporan. Penilaian proyek setidaknya ada empat hal yang perlu

dipertimbangkan yaitu pengelolaan, relevansi, keaslian, dan inovasi

serta kreatifitas (Kemendikbud, 2015: 21-25).

B. Kemampuan Berpikir

Pendapat para ahli mengenai berpikir itu bermacam-macam. Misalnya ahli-ahli

psikologi asosiasi menganggap bahwa berpikir adalah kelangsungan tanggapan-

tanggapan di mana subjek yang berpikir pasif. Plato beranggapan bahwa berpikir

itu adalah berbicara dalam hati. Sehubungan dengan pendapat Plato ini adalah

pendapat yang mengatakan bahwa berpikir adalah aktivitas ideasional. Pada

pendapat yang terakhir itu dikemukakan dua kenyataan, yaitu:

a. Bahwa berpikir itu adalah aktivitas, jadi subjek yang berpikir aktif.

b. Bahwa aktivitas itu sifatnya ideasional, jadi bukan sensoris dan bukan

motoris,walaupun dapat disertai oleh kedua hal itu, berpikir itu

mempergunakan abstraksi-abstraksi atau “ideas”.

Berpikir itu adalah meletakkan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan kita.

Bagian-bagian pengetahuan kita yaitu segala sesuatu yang telah kita miliki, yang

berupa pengertian-pengertian dan dalam batas tertentu juga tanggapan-tanggapan.

Berpikir adalah proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau

jalannya (Suryabrata, 2004: 54-55).

Page 39: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

23

Ada tiga pandangan dasar tentang berpikir, yaitu:

(1) Berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran tetapi

dapat diperkirakan dari perilaku.

(2) Berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi

pengetahuan dalam sistem kognitif.

(3) Berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah

atau diarahkan pada solusi.

Salah satu sifat dari berpikir yaitu berpikir tentang sesuatu, untuk memperoleh

pemecahan masalah untuk mendapatkan sesuatu yang baru. Berpikir juga dapat

dipandang sebagai pemprosesan informasi dari stimulus yang ada (strating

position) sampai pemecahan masalah (finishing position) atau goal state. Dengan

demikian, dapat dikemukakan bahwa berpikir itu merupakan proses kognitif yang

berlangsung antara stimulus dan respon. Perkembangan ide dan konsep ini

berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi

yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian.

“Berpikir” mencakup banyak aktivitas mental. Berpikir juga berarti berjerih-payah

secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar

dari persoalan yang sedang dihadapi. Dalam berpikir juga termuat kegiatan

meragukan dan memastikan, merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi,

membandingkan, menggolongkan, memilah-milah atau membedakan,

menghubungkan, menafsirkan, melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada,

membuat analisis dan sintesis menalar atau menarik kesimpulan dari premis-

premis yang ada, menimbang, dan memutuskan (Ahmad, 2004: 37-38).

Page 40: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

24

Menurut Taksonomi Bloom yang telah direvisi proses kognitif dibedakan menjadi

dua, yaitu keterampilan berpikir tingkat tinggi atau sering disebut dengan Higher

Order Thinking Skill (HOTS), dan keterampilan berpikir tingkat rendah Lower

Order Thinking Skill (LOTS). Kemampuan berpikir tingkat rendah melibatkan

kemampuan mengingat (C1), memahami (C2) dan menerapkan (C3) sementara

dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi melibatkan analisis dan sintesis (C4),

mengevaluasi (C5), dan mencipta atau kreativitas (C6) (Anderson, 2001: 57).

Dalam taksonomi Bloom domain kognitif hanya terdiri dari satu dimensi saja

namun dalam taksonomi Anderson dan Krathwohl berubah menjadi dua dimensi.

Dimensi yang pertama adalah Knowledge Dimension (dimensi pengetahuan) dan

Cognitive Process Dimension (dimensi proses kognisi). Dimensi proses kognisi

terdapat 6 kategori, yaitu kemampuan mengingat, memahami, dan menerapkan

yang merupakan kemampuan berpikir tingkat rendah. Selain itu kemampuan

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta termasuk kemampuan berpikir tingkat

tinggi.

Tabel 1. Deskripsi dan kata kunci revisi taksonomi Bloom.

KATEGORI(1)

KATA KUNCI(2)

TINGKATANBERPIKIR

(2)Remembering

(mengingat):can thestudent recall or

remember theinformation?

Dapatkah pesertadidik mengucapkan

atau mengingatinformasi?

Menyebutkan definisi,menirukan ucapan,

menyatakan susunan,mengucapkan,

mengulang, menyatakan

LOTS-LowerOrder Thingking

Skill

Page 41: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

25

Understanding(pemahaman):

Dapatkah pesertadidik menjelaskankonsep, prinsip,

hukum atauprosedur?

Mengelompokkan,menggambarkan,

menjelaskan identifikasi,menempatkan,melaporkan,menjelaskan,

menerjemahkan,pharaprase.

Applying(penerapan):

Dapatkah pesertadidik menerapkanpemahamannya

dalam situasi baru?

Memilih,mendemonstrasikan,

memerankan,menggunakan,

mengilustrasikan,menginterpretasi,menyusun jadwal,membuat sketsa,

memecahkan masalah,menulis

(1) (2) (3)Analyzing

(analisis): Dapatkahpeserta

didik memilahbagian-bagianberdasarkan

perbedaan dankesamaannya?

Mengkaji,membandingkan,mengkontraskan,

membedakan,melakukan

deskriminasi,memisahkan,

menguji, melakukaneksperimen,

mempertanyakan.

HOTS-HigherOrder Thingking

Skill

Evaluating(evaluasi):

Dapatkah pesertadidik menyatakanbaik atau burukterhadap sebuah

fenomena atau objektertentu?

Memberiargumentasi,

mempertahankan,menyatakan, memilih,memberi dukungan,memberi penilaian,melakukan evaluasi

Creating(penciptaan):

Dapatkah pesertadidik menciptakansebuah benda atau

pandangan?

Merakit, mengubah,membangun,

mencipta, merancang,mendirikan,

merumuskan,menulis.

(Anderson dan Krathwohl, 2001: 59).

Page 42: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

26

C. Higher Order Thinking Skills (HOTS)

Menurut Brookhart kemampuan HOTS adalah (1) berpikir tingkat tinggi berada

pada bagian atas taksonomi kognitif Bloom, (2) berpikir tingkat tinggi merupakan

tujuan pengajaran dibalik taksonomi kognitif yang dapat membekali peserta didik

untuk melakukan transfer pengetahuan, (3) mampu berpikir, artinya peserta didik

mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka kembangkan

selama belajar pada konteks yang baru. Dalam hal ini yang dimaksud baru adalah

aplikasi konsep yang belum terpikirkan sebelumnya oleh peserta didik, namun

konsep tersebut sudah diajarkan, ini berarti belum tentu sesuatu yang universal

baru. Berpikir tingkat tinggi berarti kemampuan peserta didik untuk

menghubungkan pembelajaran dengan hal-hal lain yang belum pernah diajarkan

(Istiyono, 2014: 3).

HOTS atau kemampuan berpikir tingkat tinggi dijelaskan oleh Gunawan (2003:

171) adalah proses berpikir yang mengharuskan siswa untuk memanipulasi

informasi yang ada dan ide-ide dengan cara tertentu yang memberikan mereka

pengertian dan implikasi baru. Misalnya, ketika siswa menggabungkan fakta dan

ide dalam proses mensintesis, melakukan generalisasi, menjelaskan, melakukan

hipotesis dan analisis, hingga siswa sampai pada suatu kesimpulan. Kemampuan

berpikir tingkat tinggi dapat terjadi ketika seseorang mengaitkan informasi yang

baru diterima dengan informasi yang sudah tersimpan di dalam ingatannya,

kemudian menghubung-hubungkannya dan/atau menata ulang serta

mengembangkan informasi tersebut sehingga tercapai suatu tujuan ataupun suatu

penyelesaian dari suatu keadaan yang sulit dipecahkan.

Page 43: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

27

Menurut Uno (2012), soal HOTS memiliki empat indikator, yaitu:

1. Problem solving atau proses dalam menemukan masalah serta cara

memecahkan masalah berdasarkan informasi yang nyata, sehingga dapat

ditarik kesimpulan.

2. Keterampilan pengambilan keputusan, yaitu ketrampilan seseorang dalam

memecahan masalah melalui pengumpulan informasi untuk kemudian

memilih keputusan terbaik dalam memecahkan masalah.

3. Keterampilan berpikir kritis adalah usaha untuk mencari informasi yang

akurat yang digunakan sebagiamana mestinya pada suatu masalah.

4. Keterampilan berpikir kreatif, artinya menghasilkan banyak ide sehingga

menghasilkan inovasi baru untuk memecahkan masalah.

Kemampuan berpikir HOTS meliputi aspek kemampuan berpikir kritis,

kemampuan berpikir kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah. Berpikir

kritis yaitu kemampuan untuk menganalisis, menciptakan dan menggunakan

kriteria secara obyektif, serta mengevaluasi data. Berpikir kreatif yaitu

kemampuan untuk menggunakan struktur berpikir yang rumit sehingga

memunculkan ide yang baru dan orisinil. Kemampuan memecahkan masalah yaitu

kemampuan untuk berpikir secara kompleks dan mendalam untuk memecahkan

suatu masalah (Gunawan, 2003: 177- 179).

Berpikir kritis adalah berpikir yang beralasan dan reflektif dengan menekankan

pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai dan harus

dilakukan. Seseorang yang berpikir kritis adalah seseorang yang mampu

menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan belajar konsep-konsep baru

Page 44: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

28

melalui kemampuan bernalar dan berpikir reflektif berdasarkan suatu bukti dan

logika yang diyakini benar (Ibrahim, 2011: 4-5). Indikator keterampilan berpikir

kritis dibagi menjadi lima kelompok (Devi, 2012: 4), yaitu memberikan

penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, membuat

penjelasan lebih lanjut serta mengatur strategi dan taktik.

Berpikir kreatif oleh Munandar (Ibrahim, 2011: 6) disebut juga berpikir divergen,

yaitu berpikir untuk memberikan macam-macam kemungkinan jawaban benar

ataupun cara terhadap suatu masalah berdasarkan informasi yang diberikan

dengan penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuaian. Merujuk dari

pendapat Ibrahim (2011: 6) menyatakan ada lima ciri kemampuan berpikir kreatif,

yaitu kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality),

penguraian (elaboration), dan perumusan kembali (redefinition).

Taksonomi Bloom merupakan dasar bagi berpikir tingkat tinggi. Dasar dari

pemikiran ini ialah bahwa beberapa jenis pembelajaran memerlukan proses

kognisi yang lebih daripada yang lain, tetapi memiliki manfaat-manfaat lain yang

lebih umum. Indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi

meliputi menganalisis, mengevaluasi, mencipta (Lewy, 2009: 15-16).

Menurut Malaysia Examination Syndicate kemampuan berpikir tingkat tinggi

merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menerapkan

pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dalam membuat penalaran dan refleksi

untuk memecahkan masalah, membuat keputusan, berinovasi dan kemampuan

untuk mencipta sesuatu (Alias, 2015: 3). Hal ini sebanding dengan yang

dikemukakan oleh Newman (1993: 8-12) yang menyatakan bahwa HOTS

Page 45: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

29

mengharuskan peserta didik untuk memanipulasi informasi dan ide-ide dengan

cara mentransformasikan pengertian dan ide-ide guna untuk mensintesis,

mengeneralisasi, menjelaskan, membuat hipotesis atau membuat kesimpulan dan

interpretasi (Widodo, 2013: 2). Menurut tinjauan dalam filsafat, Lewis dan Smith

berpendapat bahwa HOTS terjadi ketika seseorang mendapat informasi baru dan

informasi yang tersimpan dalam memori saling berhubungan, tertata kembali dan

meluaskan informasi ini untuk mencapai tujuan atau menemukan kemungkinan

jawaban dalam situasi yang membingungkan (Ricland, 2015: 177).

HOTS adalah berpikir yang lebih tinggi dari menghafal fakta-fakta atau

mengatakan kembali sesuatu yang didengar dan diketahui. Ketika peserta didik

mengingat dan memberi informasi kembali tanpa berpikir tentang hal tersebut

disebut memori hafalan. Singkatnya HOTS adalah berpikir pada level yang lebih

tinggi dari mengulang fakta-fakta. HOTS menuntut untuk melakukan sesuatu

dengan fakta. Peserta didik harus mengerti, menyimpulkan, menghubungkan fakta

dengan fakta lain dan konsep, mengkategorikan, memanipulasi, menyatukan

dalam bentuk baru, dan menerapkannya seperti mencari solusi baru untuk masalah

yang baru ditemui (Thomas dan Thorne, 2009: 10-11).

HOTS adalah kemampuan dalam memberikan pemikiran yang kompleks, tidak

ada algoritma untuk menyelesaikan suatu tugas, adanya sesuatu yang tidak dapat

diprediksi, menggunakan pendekatan yang berbeda dengan tugas yang telah ada

dan berbeda dengan contoh-contoh yang telah diberikan. Teori ini diperkuat oleh

Resnick yang mengemukakan bahwa berpikir tingkat tinggi adalah non-algoritmik

yang arah penentuan jawaban tidak spesifik. Soal yang melibatkan proses berpikir

tingkat tinggi cenderung kompleks dan merupakan soal yang memiliki banyak

Page 46: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

30

solusi. Maka dapat dikatakan bahwa jenis soal HOTS salah satunya merupakan

soal open-ended, melibatkan pendapat serta interpretasi dalam memecahkan

masalah, dan melibatkan mental dalam bekerja seperti elaborasi dari berbagai

macam hal serta memerlukan pertimbangan dan usaha yang tinggi (Ayuningtyas,

2013: 2).

Ada empat jenis keterampilan yang terdapat dalam Higher Order Thinking yaitu

pemecahan masalah, pengambilan keputusan, berpikir kritis dan berpikir kreatif.

Berikut akan dijelaskan penjabarannya yaitu:

a. Problem solving adalah suatu proses untuk menemukan masalah dan

memecahkan masalah berdasarkan data dan informasi yang akurat dan

nyata, sehingga dapat diambil kesimpulan.

b. Keterampilan pengambilan keputusan adalah keterampilan seseorang

menggunakan proses berpikirnya untuk memilih sesuatu keputusan yang

terbaik dari berbagai permasalahan melalui pengumpulan informasi dan

menganalisisnya untuk mencari solusinya, dan pengambilan keputusan

yang terbaik berdasarkan alasan yang rasional.

c. Keterampilan berpikir kritis adalah usaha seseorang untuk mencari

informasi yang dapat dipercaya dan harus dilakukan sebagaimana

mestinya dengan reflektif pada suatu masalah.

d. Keterampilan berpikir kreatif adalah pemikiran yang menghasilkan banyak

ide sehingga menghasilkan sesuatu dengan inovasi yang baru untuk

memecahkan masalah yang tergantung pada kepribadian masing-masing

(Wahyuni dan Alimufi, 2015: 3).

Page 47: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

31

HOTS berarti kemampuan untuk melampaui informasi yang diberikan, untuk

mengadopsi sikap kritis, untuk mengevaluasi, memiliki kapasitas awareness

metakognitif dan pemecahan masalah. Dikatakan pula bahwa dengan HOTS siswa

menjadi pemikir yang mandiri, argumen yang dikemukakan siswa dapat

merupakan petunjuk kualitas kemampuan siswa (Widodo dan Sri, 2013: 31).

Keterampilan menanya, pemecahan masalah, pembuatan keputusan, berpikir

kritis, dan evaluasi merupakan HOTS. Keterampilan HOTS dapat dicontohkan

kedalam tiga keterampilan yaitu, menyimpulkan, merencanakan, dan menilai.

Marland, Patching, and Putt mengatakan ketika mempelajari distance education,

mengklasifikasi keterampilan berpikir tingkat tinggi kedalam keterampilan-

keterampilan seperti analisis, antisipasi, perbandingan, metakognisi, penguatan,

perencanaan, dan transformasi (Aksela, 2005: 78-79).

Beberapa pedoman para penulis soal untuk menuliskan butir soal yang menuntut

berpikir tingkat tinggi, yakni materi yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku

sesuai dengan ranah kognitif Bloom, yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan

mencipta. Kemudian, agar butir soal yang ditulis dapat menuntut berpikir tingkat

tinggi, maka setiap butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang

berbentuk sumber/bahan bacaan sebagai informasi seperti: teks bacaan, paragraf,

teks drama, penggalan novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar, grafik, foto,

rumus, tabel, daftar kata/simbol, contoh, peta, film, atau rekaman suara.

Kategori-kategori dalam dimensi proses kognitif berpikir tingkat tinggi adalah

sebagai berikut:

a. Menganalisis (C4)

Page 48: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

32

Menganalisis adalah kemampuan menguraikan konsep ke dalam bagian-bagian

yang lebih mendetail. Kemampuan menganalisis yaitu salah satu komponen

yang penting untuk proses tujuan pembelajaran. Misalnya ingin

mengembangkan kemampuan siswa untuk:

1) Membedakan fakta dari opini (atau realitas dari khayalan).

2) Menghubungkan kesimpulan dengan pernyataan pernyataan pendukungnya.

3) Membedakan materi yang relevan dari yang tidak relevan.

4) Menguhungkan ide-ide.

5) Menangkap asumsi-asumsi yang tidak dikatakan dalam perkatan.

6) Membedakan ide-ide pokok dari ide-ide turunannya atau menentukan tema-

tema puisi atau musik.

7) Menemukan bukti pendukung tujuan pengarang.

b. Mengevaluasi (C5)

Evaluasi yaitu pembuatan keputusan berdasarkan standar yang telah

ditetapkan. Standar yang sering digunakan adalah standar berdasarkan

kualitas, konsistensi, dan efisiensi. Standar tersebut berlaku pada guru dan

siswa. Pada tahap evaluasi, siswa harus mampu membuat penilaian dan

keputusan tentang nilai suatu metode, produk, gagasan, atau benda dengan

menggunakan kriteria yang telah ditetapkan tingkatan ini mencakup dua aspek

kognitif, yaitu memeriksa (checking) dan mengkritik (critiquing). Contoh kata

kerja operasional yang digunakan pada jenjang evaluasi adalah menilai,

mendiskriminasikan, membandingkan, mengkritik, membela, menjelaskan,

mengevaluasi, menafsirkan, membenarkan, meringkas, menyimpulkan, dan

mendukung.

Page 49: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

33

c. Menciptakan (C6)

Mencipta ialah proses kognitif yang melibatkan kemampuan mewujudkan

konsep pada suatu produk. Siswa dikatakan memiliki kemampuan proses

kognitif menciptakan, apabila siswa tersebut dapat membuat produk baru.

Berpikir kreatif dalam konteks ini yaitu merujuk pada kemampuan siswa dalam

mensintesis informasi ke bentuk yang lebih menyeluruh. Proses kognitif pada

menciptakan meliputi merumuskan, merencanakan, dan memproduksi (Devi,

2012: 9).

D. Analisis Soal

Kegiatan menganalisis butir soal merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan

guru untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis. Miles (2009: 16)

menyatakan bahwa analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara

bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan

kesimpulan/verifikasi. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data

“kasar” yang muncul di lapangan. Penyajian data merupakan suatu kumpulan

informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan.

Soal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi setepat-tepatnya

sesuai dengan tujuan, diantaranya dapat menentukan peserta didik sudah

menguasai materi yang disajikan atau belum. Dalam melakukan analisis butir

Page 50: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

34

soal, soal dapat dianalisis secara kualitatif, dalam kaitan isi dan bentuknya, serta

kuantitatif dalam kaitan dengan ciri-ciri statistiknya (Anastasi, 1997: 168).

Analisis kualitas tes merupakan suatu tahap yang harus ditempuh untuk

mengetahui derajat kualitas suatu tes, baik tes secara keseluruhan maupun butir

soal yang menjadi bagian dari tes. Dalam penilaian hasil belajar, tes diharapkan

dapat menggambarkan sampel perilaku dan menghasilkan nilai yang objektif serta

akurat (Arifin, 2014: 55).

Dalam evaluasi pembelajaran, terdapat tiga istilah yang digunakan dalam evaluasi,

yaitu tes, pengukuran, dan penilaian. Konteks evaluasi hasil proses pembelajaran

di sekolah dikenal adanya dua macam teknik, yaitu teknik tes dan teknik non-tes.

Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk

mengumpulkan informasi mengenai karakteristik suatu objek. Evaluasi hasil

proses pembelajaran dengan teknik tes di sekolah, dilakukan dengan jalan menguji

peserta didik. Sebaliknya, dengan teknik non-tes maka evaluasi hasil proses

pembelajaran dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik. Pengukuran adalah

penetapan angka mengenai karakteristik atau keadaan individu (dapat berupa

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor) menurut aturan-aturan tertentu.

Penilaian merupakan kegiatan menafsirkan data hasil pelaksanaan pengukuran

berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu (Widoyoko, 2009:1-3).

Kegiatan menganalisis butir soal adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh guru

agar dapat meningkatkan mutu soal yang telah ditulis. Kegiatan ini merupakan

proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban siswa

untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian. Adapun tujuan penelaahan

Page 51: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

35

adalah untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang

bermutu. Selain itu, tujuan analisis soal juga untuk membantu meningkatkan tes

melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif, serta untuk mengetahui

informasi diagnistik pada siswa apakah mereka sudah/belum memahami materi

yang telah diajarkan.

Tujuan utama analisis butir soal menurut Daryanto (2001: 179) adalah untuk

mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek.

Dengan analisis soal dapat diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan

“petunjuk” untuk mengadakan perbaikan. Analisis butir soal secara kualitatif

dilaksanakan berdasarkan kaidah penulisan soal. Aspek yang diperhatikan dalam

analisis soal secara kualitatif adalah materi, konstruksi, bahasa dan budaya, kunci

jawaban dan pedoman penskoran. Analisis soal secara kuantitatif merupakan

penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik dari butir soal yang

bersangkutan. Aspek yang diperlukan dalam analisis soal pada penelitian ini

adalah berapa persen soal-soal UN IPA SMP yang dikategorikan HOTS. Analisis

soal secara kuantitatif adalah penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik

dari butir soal yang bersangkutan.

E. Ujian Nasional

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57

Tahun 2015 Bab 1 Pasal 1 ayat 5 menyatakan bahwa Ujian Nasional yang

selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran capaian kompetensi

Page 52: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

36

lulusan pada mata pelajaran tertentu secara nasional dengan mengacu pada

Standar Kompetensi Lulusan.

Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kemampuan siswa

secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Ujian ini bertujuan

untuk mengukur kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok

mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Ujian Nasional merupakan sistem

evaluasi standar pendidikan dasar dan menegah di Indonesia. Selain itu sebagai

sarana untuk memetakan mutu berbagai tingkatan pendidikan satu daerah dengan

daerah lain (Adek, 2014: 3-4).

Ujian Nasional adalah penilaian hasil belajar oleh pemerintah yang bertujuan

untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran

tertentu dalam kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi (Notodiputro, 2012:

36). Ujian Nasional merupakan upaya pemerintah untuk mengevaluasi tingkat

pendidikan secara nasional dengan menetapkan standarisasi nasional pendidikan.

Hasil dari Ujian Nasional yang diselenggarakan oleh Negara adalah upaya

pemetaan masalah pendidikan dalam rangka menyusun kebijakan pendidikan

nasional. Berdasarkan pendapat tersebut tentang Ujian Nasional maka dapat

disimpulkan bahwa Ujian Nasional adalah sistem evaluasi atau penilaian standar

pendidikan yang bertujuan sebagai petaan masalah pendidikan dalam rangka

menyusun kebijakan pendidikan nasional (Tilaar, 2002: 24).

Berdasarkan pendapat dari Supriyoko tentang alasan atau tujuan pentingnya

diadakan Ujian Nasional dapat disimpulkan bahwa alasan ataupun tujuan

diadakan Ujian Nasional adalah sebagai berikut: Pertama, sebagai standarisasi

Page 53: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

37

mutu dan kualitas pendidikan secara nasional, kedua, sebagai motivator siswa

untuk rajin dan giat belajar serta selalu tawakal dan berdoa, dan ketiga, sebagai

motivator guru untuk meningkatkan kualitas dalam proses belajar mengajar.

Selain tujuan tersebut, menurut Setiadi, jika dicermati secara seksama dengan

adanya Ujian Nasional dapat menumbuhkan pendidikan berkarakter bagi siswa

seperti: religius; jujur; toleransi; disiplin; kerja keras; kreatif; mandiri; rasa

(Notodiputro, 2012: 39-40).

Didukung pada tahun pelajaran 2006/2007 mulai dilaksanakan UN diperkuat oleh

Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi, Permendiknas No. 23/2006

tentang Standar Kompetensi Lulusan, dan Permendiknas No.45 Tahun 2006

(Arifin, 2014: 33). Dalam pelaksanaannya, Ujian Nasional tingkat Sekolah

Menengah Pertama terdiri dari 4 mata ujian; bahasa indonesia, matematika,

bahasa inggris dan IPA. Setiap mata pelajaran eksak terdiri dari 40 butir soal

pilihan ganda. Soal UN terdiri atas soal sukar, sedang dan mudah. Setiap kategori

soal memberikan hasil distribusi nilai yang berbeda.

Materi IPA tingkat Sekolah Menengah Pertama terdiri dari subdisiplin ilmu

pengetahuan alam, yakni: 50% soal fisika, 25% soal kimia, dan 25% soal biologi.

Pada pelaksanaan UN IPA tingkat SMP memiliki 12 kompetensi yang akan

diujikan. Terdiri atas 6 materi kompetensi fisika, 3 materi kompetensi kimia, dan

3 materi kompetensi biologi.

Page 54: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

38

F. Kerangka Pikir

Keterampilan proses kognitif siswa dibedakan menjadi dua, yaitu: keterampilan

berpikir tingkat rendah atau Lower Order Thinking Skills (LOTS) dan

keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS).

Di dalam proses kognitif LOTS siswa hanya mampu mengingat, memahami serta

menerapkan, namun pada proses kognitif HOTS siswa mampu menganalisis dan

mensintesis, mengevaluasi serta mengkreasikan.

Soal tipe HOTS dikategorikan dalam soal dengan tingkat kesulitan tinggi. Soal

tersebut juga sesuai dengan SKL mata pelajaran IPA yang ditetapkan oleh

Permendiknas yang di dalamnya menguji kemampuan siswa dalam stimulus,

berpikir kritis, dan pemecahan masalah. Pentingnya HOTS di dunia pendidikan

saat ini agar siswa dilatih mampu berpikir logis, runtut dan sistematis, dengan

menggunakan kapasitas berpikir tingkat tingkat (HOTS). Evaluasi merupakan

kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan fakta atau

informasi dan mengkreasi kemampuan berpikir dalam membangun gagasan atau

ide-ide.

Sebuah sistem pendidikan meniscayakan adanya sebuah evaluasi salah satunya

Ujian Nasional yang digunakan sebagai penilaian hasil pembelajaran dalam

mencapai Kompetensi Dasar yang dipengaruhi oleh kurikulum, Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP), Satuan Pendidikan. Soal Ujian Nasional harus

memenuhi kompetensi stimulus, berpikir kritis dan pemecahan masalah. Dari

ketiga kompetensi tersebut akan dilakukan analisis soal tipe Higher Order

thinking Skill dan dapat diperoleh juga karateristik dan persentase soal Ujian

Page 55: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

39

Nasional tahun ajaran 2016/2017 guna mengontrol kinerja suatu satuan

pendidikan, sehingga dengan adanya fungsi kontrol tersebut tingkat efektivitas,

produktivitas, berhasil dan gagalnya sistem pendidikan dapat dipantau.

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Soal UjianNasional

Digunakan:Sebagai penilaianhasil pembelajarandalam mencapaiKompetensi Dasar

Dipengaruhi oleh:- Kurikulum- BSNP- Satuan

Pendidikan

Harus Memenuhi Kompetensi

Stimulus PemecahanMasalah

Analisis soal Ujian Nasional (UN)

Karakteristik dan persentase soal UjianNasional IPA SMP tahun ajaran 2016/2017

Berpikir Kritis

Page 56: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

40

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap pada bulan Maret 2018

sampai bulan Juli 2018 tahun ajaran 2016/2017 di Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam. Naskah soal UN yang diteliti merupakan naskah

Ujian Nasional tahun 2016/2017.

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini memiliki karakteristik yang digunakan sebagai subjek pertama

adalah stimulus, keterampilan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan

masalah pada soal Ujian Nasional (UN) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun ajaran 2016/2017 dan subjek kedua

adalah soal Ujian Nasional (UN) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Sekolah

Menengah Pertama (SMP) tahun ajaran 2016/2017.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain deskriptif

jenis analisis isi atau dokumen.

Page 57: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

41

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tahap yaitu:

1. Tahap Persiapan

Menyiapakan surat izin untuk melakukan penelitian pendahuluan untuk

memperoleh dokumen berupa soal ujian sekolah dan membuat instrumen

penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Data penelitian ini diperoleh dengan teknik pengumpulan data, yaitu:

a. Analisis Soal

Peneliti melakukan analisis dengan adanya karakateristik yang

ditunjukkan di setiap nomor soal yang telah terpenuhi pada masing-

masing indikator yang terdiri dari dasar pertanyaan (stimulus),

kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan pemecahan masalah.

b. Focus Group Disscussion (FGD)

Setelah soal di analisis, kemudian dilakukan FGD (Focus Group

Disscussion) untuk pengambilan keputusan dengan menyamakan

persepsi jika ditemukan hasil analisis yang diperoleh berbeda-beda di

Laboratorium Pendidikan Biologi dan di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

c. Tabulasi Data

Selanjutnya hasil analisis dikelompokkan dan ditabulasikan dalam tabel

berdasarkan karakteristik stimulus dan berpikir tingkat tinggi pada

masing-masing indikatornya.

Page 58: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

42

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis data

Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif yaitu, dengan rubrik

analisis soal tipe HOTS pada soal UN tahun ajaran 2016/2017.

2. Teknik pengambilan data

Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu dengan lembar penilaian.

Lembar penilaian merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden

dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (Noor,

2013: 139). Lembar Penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penilaian karakteristik berbentuk daftar dengan skor 1 jika sesuai dan 0

jika tidak sesuai. Indikator yang digunakan sebagai pedoman disusun

berdasarkan kajian teori yang telah dikumpulkan. Lembar penilaian dibuat

berdasarkan masing-masing karakteristik yang dianalisis yaitu, dasar

Pertanyaan (stimulus), kemampuan berpikir kritis, keterampilan

pemecahan masalah.

3. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah analisis data pada penelitian ini, sebagai berikut:

1. Menentukan Soal yang Berkategori HOTS

Karateristik HOTS yang digunakan sebagai berikut:

a. Dasar Pertanyaan (stimulus)

Adapun bentuk stimulus menurut pendapat Kusaeri dan Suprananto

(2012: 152) dengan indikator sebagai berikut: gambar, grafik,

Page 59: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

43

diagram, tabel, simbol, rumus, persamaan, contoh dan penggalan

kasus.

a. Kemampuan Berpikir Kritis

Terdapat sebelas indikator berpikir kritis, yaitu: memfokuskan pada

pertanyaan, menganalisis argumen, mempertimbangkan hal yang

dapat dipercaya, mempertimbangkan laporan observasi,

membandingkan kesimpulan, menentukan kesimpulan,

mempertimbangkan kemampuan induksi, menilai, mendefinisikan

konsep, mendefinisikan asumsi, mendeskripsikan (Kusaeri dan

Suprananto, 2012: 152-154).

b. Keterampilan Pemecahan Masalah

Keterampilan pemecahan masalah memiliki tujuh belas indikator,

yaitu: mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dalam

bentuk pertanyaan, memahami kata dalam konteks,

mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai, memilih masalah

sendiri, mendeskripsikan berbagai strategi, mengidentifikasi

asumsi, mendeskripsikan masalah, memberikan alasan masalah

yang sulit, memberikan alasan solusi, memberikan alasan strategi

yang digunkan, memecahkan masalah berdasarkan data dan

masalah, membuat strategi lain, menggunakan analogi,

menyelesaikan secara terencana, mengevaluasi kualitas solusi,

mengevaluasi strategi sistematika (Kusaeri dan Suprananto, 2012:

155-158).

Page 60: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

44

2. Mengelompokkan butir soal Ujian Nasional IPA tingkat SMP

yang termasuk dalam kategori HOTS.

Pada penelitian ini menjawab apakah terdapat kelompok butir soal

tipe HOTS, yaitu stimulus, kemampuan berpikir kritis, dan

kemampuan berpikir kreatif, serta persentasenya dalam soal UN IPA

SMP tahun 2016/2017. Pada proses FGD adalah keberadaan

karakteristik soal tipe HOTS, yaitu stimulus, kemampuan berpikir

kritis, dan keterampilan pemecahan masalah. Perolehan data yang

diperoleh dari angket melalui proses FGD ini kemudian akan

ditabulasikan ke dalam tabel berikut:

Tabel 2. Tabulasi data lembar penilaian

Nomorsoal

Karateristik 1 Karakteristik 2 Karateristik 3

Jumlah

Kemudian hasilnya direkapitulasi dengan cara mempersentasekan. Untuk

memperoleh persentase skor pada tiap butir soal menggunakan

perhitungan persentase keberadan karakteristik soal tipe HOTS yaitu,

stimulus, kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah.

menggunakan rumus:

Sumber: dimodifikasi dari Ali (2013: 201).

K = Ki X 100%Total soal

Page 61: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

45

Keterangan:K : Persentase indikator dari masing-masing karakteristik soal tipe

HOTS dalam soal UN IPA SMP tahun 2016/2017.Ki : Banyaknya butir soal hasil analisis dari indikator masing-masing

karakteristik soal tipe HOTS dalam soal UN IPA SMP tahun2016/2017.

Proses perhitungan persentase dilakukan pada masing-masing karakteristik

baik stimulus, kemampuan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan

masalah. Setelah diperoleh persentase dari masing-masing karakteristik

kemudian dihitung persentase tiap narasumber dengan cara menjumlahkan

persentase dari masing-masing narasumber kemudian dibagi dengan

jumlah narasumber pada teknik triangulasi sumber. Hasil persentase akhir

yang diperoleh diinterpretasikan kedalam kriteria-kriteria tertentu.

Tabel 3. Persentase Kesesuaian Indikator Soal dengan Butir Soal

No. Narasumber Kesesuaian (%)

Sesuai Tidak sesuai

1. Dosen

2. Guru

3. Mahasiswa

Total Persentase

(%)

Proses perhitungan persentase kesesuaian indikator soal dengan butir soal

dilakukan dengan cara yaitu, dari hasil analisis ketiga narasumber dihitung

indikator soal yang sesuai dengan butir soal dan hasilnya masing-masing

kemudian dipersentasekan lalu, ketiga hasil persentase tersebut dibagi

Page 62: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

46

dengan jumlah narasumber maka diperoleh persentase kesesuaian

indikator soal dengan butir soal.

Tabel 4. Kriteria Kesesuaian

Skala Kategori

0 – 20 % Sedikit Sekali

21 – 40 % Sedikit

41 – 60 % Sedang

61 – 80 % Banyak

81 – 100 % Banyak Sekali

Sumber: dimodifikasi dari Arikunto (2001: 245).

Setelah diperoleh persentasenya dan diperoleh kriterianya, maka yang

selanjutnya yaitu mendeskripsikan masing-masing karakteristik, baik

stimulus, kemampuan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah

dengan berdasarkan kriteria-kriteria dari masing-masing karakteristik

tersebut.

Page 63: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

63

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Stimulus paling banyak pada soal ujian nasional IPA SMP tahun ajaran

2016/2017 adalah stimulus dalam bentuk gambar yang berkategori sedang

(52,5%) terdapat pada 21 butir soal. Sedangkan stimulus paling sedikit adalah

dalam bentuk diagram yang berkategori sedikit sekali (5%) terdapat pada 2 butir

soal.

2. Indikator kemampuan berpikir kritis paling banyak pada soal ujian nasional

IPA SMP tahun ajaran 2016/2017 adalah menentukan kesimpulan yang

berkategori sedikit (22,5%) terdapat pada 9 butir soal. Sedangkan paling

sedikit adalah indikator mempertimbangkan kemampuan induksi dan

mendefinisikan asumsi yang berkategori sedikit sekali (2,5%) terdapat pada 1

butir soal.

3. Indikator keterampilan pemecahan paling banyak pada soal ujian nasional

IPA SMP tahun ajaran 2016/2017 adalah mengidentifikasi masalah yang

berkategori sedikit (22,5%) terdapat pada 9 butir soal. Sedangkan yang paling

sedikit adalah memahami kata dalam konteks, mendeskripsikan berbagai

Page 64: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

64

strategi, dan mengevaluasi strategi sistematika yang berkategori sedikit sekali

(2,5%) terdapat pada masing-masing 1 butir soal.

4. Kesesuaian butir soal dengan indikator pencapaian kompetensi pada soal ujian

nasional IPA SMP tahun ajaran 2016/2017 berkategori tinggi sekali karena dari

hasil analisis diperoleh persentase sebesar 98%.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian diatas saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini

adalah

1. Perlu dilakukan pembatasan indikator yang digunakan dalam menganalisis

sehingga lebih mudah dalam menganalisis butir soal.

2. Penelitian analisis ini seharusnya melibatkan siswa agar dapat mengetahui

kualitas soal ujian nasional yang ditinjau dari kemampuan berpikir siswa.

3. Pada penelitian selanjutnya, dapat melakukan penelitian mengenai analisis soal

tipe HOTS dengan menggunakan lembar analisis yang lebih sederhana yang

tidak terlalu banyak sehingga dapat memudahkan peneliti untuk mengolah

data.

Page 65: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

66

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, Ishak. 2006. Filsafat Ilmu Pendidikan. Remaja Rosda Karya. Bandung.286 hlm.

Adek, Purnama. 2014. Analisis Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs yangDidasarkan pada Tingkat Pemahaman Konsep, Penalaran danPemecahan Masalah. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. 9 hlm.

Afiyana, I. 2010. Analisis Kualitas Soal Latihan Ujian Mata Pelajaran IPAMenggunakan ITEMAN di Kabupaten Batang (Skripsi). UniversitasNegeri Semarang. Semarang. 138 hlm.

Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta. 280 hlm.

Aksela, Maija. 2005. Supporting Meaningful Chemistry Learning and Higher-Order Thinking Through Computer-Assisted Inquiry. A Design ResearchApproach. Academic Dissertation. Faculty of Science of the University ofHelsinki. Helsinki. 217 hlm.

Ali, M. 2013. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa.Bandung. 233 hlm.

Alias, Siti Nursaila. 2015. The Level of Mastering Forces in Equilibrium Topicsby Thinking Skills. International Journal of Multicultural andMultireligious Understanding (IJMMU)Vol. 2, No. 5. University SainsMalaysia Pulau Pinang. Malaysia. 7 hlm.

Anastasi, Anne dan Susana Urbina. 1997. Psicological Testing. New Jersey.Prentice-Hall, Inc.

Anderson, W. Lorin & David R. Krathwohl (Eds). 2001. Kerangka LandasanPembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Terjemahan Agung Prihantoro.2010. Pustaka Belajar. Yogyakarta. 434 hlm.

Arief, S. Sadiman, dkk. 2009. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan,dan Pemanfaatannya. Rajawali Press. Jakarta. 189 hlm.

Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran.Remaja Rosda Karya. Bandung.312 hlm.

Page 66: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

67

Arifin, Zainal. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Remaja Rosda Karya. Bandung.159 hlm.

Arikunto, S. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. 310hlm.

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. 310hlm.

Ayuningtyas, Nurina. 2013. Proses Penyelesaian Soal Higher Order ThinkingMateri Aljabar Siswa SMP Ditinjau berdasarkan Kemampuan MatematikaSiswa. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya. 9 hlm.

Basuki. 2014. Assesmen Pembelajaran. Remaja Rosda Karya. Bandung. 252 hlm.

Budiarti, Herni. 2014. Analisis Ujian Nasional IPA SMP Tahun 2014 berdasarkanDimensi Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif. Jurnal Biologi, Sains,Lingkungan dan Pembelajarannya. Vol 22: 1196-1201. 6 hlm.

Daryanto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. 227 hlm.

Dempster, E. R. 2012. Comparison of Exit-Level Examinations in Four AfricanCountries. J. Soc Sci, 33 (1). 70 hlm.

Devi, P. K. 2012. Pengembangan Soal “Higher Order Thinking Skill” dalamPembelajaran IPA SMP/MTs. http://p4t-kipa.net/data-journal/HOTs.Poppy.pdf. (diakses tanggal 2 November 2017, pukul 17.30 WIB). 9 hlm.

Dewi, Nastitisari. 2016. Analisis Kemampuan Berpikir Kompleks Siswa MelaluiPembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Mind Mapping. Jurnal Edu-Sains.Vol 8 No 1(online). Tersedia di http://journal.uinjkt.ac.id/index. php/edusains. (diakses pada 15 Desember 2017, pukul 14.00 WIB). 10 hlm.

Direktorat Pembinaan SMA. 2015. Penyusunan Soal Higher Order ThinkingSkills Sekolah Menengah Atas. Direktorat Jendral Pendidikan MenengahKementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. 46 hlm.

Gunawan, A. W. 2003. Genius Learning Strategy. Petunjuk Praktis untukMenerapkan Accelerated Learning. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.373 hlm.

Hamalik, O. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. 254 hlm.

Ibrahim. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Matematika SekolahBerbasis Masalah Terbuka untuk Memfasilitasi Pencapaian KemampuanBerpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa. Makalah Disajikan dalamSeminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. UniversitasNegeri Yogyakarta.Yogyakarta. 12 hlm.

Page 67: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

68

Istiyono, Edi. 2014. Pengembangan Tes Kemampuan Berpikir Tingkat TinggiFisika (PhyTHOTS) Peserta Didik SMA. Jurnal Penelitian danEvaluasi Pendidikan Th. 2014 No. 1. Universitas Negeri Yogyakarta.Yogyakarta. 26 hlm.

Jensen, James L, Mark A. Mc Daniel, Steven M. Kummer. 2014. Teaching to theTest... or Testing to Teach: Exams Requiring Higher Order Thinking SkillsEncourage Greather Conceptual Understanding. Educational PsychologyReview Volume 26 Issue 2 page 307-329.

Kemendikbud. 2015. Panduan Penilaian untuk Sekolah Menengah Pertama(SMP). Kemendikbud. Jakarta.74 hlm.

Kemendikbud. 2017. Pusat Penelitian Pendidikan. online.http://puspendik.kemendikbud.go.id/hasil-un. (diakses pada 6 Maret 2018,pukul 15.10 WIB).

Kusaeri dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. GrahaIlmu. Yogyakarta. 240 hlm.

Laily, Nur Rochmah. 2013. Analisis Soal Tipe Higher Order Thinking Skill(HOTS) dalam Soal Un Kimia Sma Rayon B Tahun 2012/2013. Jurnalunswagati. Vol 9 No 1.Tersedia di jurnal.unswagati.ac.id/index.php/Euclid/article /download/323/203 (online). (diakses pada 2 November2017, pukul 14.00 WIB). 39 hlm.

Lan, Wei-Hua., and Chen, Chiou-Lan. 2010. Using Revised Bloom’s Taxonomyto Analyze Reading Comprehension Questions on the SEAT and theDRET. Comtemporary Educational Research Quarterly, 18(3). 206 hlm.

Lewy, Zulkardi, & Nymas Aisyah. 2009. Pengembangan Soal untuk Mengukurkemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pokok Bahasan Barisan dan DeretBilangan di Kelas IX Akselerasi SMP Xaverius Maria Palembang. JurnalPendidikan Matematika, Volume 3 No. 2. 28 hlm.

Miles, M. B., & Huberman, A. M. 2009. Analisis Data Kualitatif. UI-Press.Jakarta. 491 hlm.

Mustarah, D. 2013. Analisis Soal Ulangan Akhir Semester (UAS) Biologi SMAKelas X Ditinjau dari Taksonomi Bloom. Universitas Islam Negeri (UIN)Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta. 172 hlm.

Newman, F. M and Wehlage, G. G. 1993. Five Standart of Authentic InstructionEducational Leadership. 50(7). 12 hlm.

Noor, J. 2013. Metode Penelitian. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 290hlm.

Page 68: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

69

Notodiputro, Khairil Anwar. 2012. Ujian Nasional Sarana untuk MembangunKarakter Bangsa. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. 317hlm.

Pemerintah Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Republik Indonesia No.57 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah MelaluiUjian Nasional, dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan PendidikanMelalui Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTsatau yang Sederajat dan SMA/SMK atau yang Sederajat. Jakarta.

Pratama, Nurris Septa, dkk. 2015. Studi Pelaksanaan Pembelajaran FisikaBerbasis Higher Order Thinking (HOTS) Pada Kelas X di SMA NegeriKota Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Fisika (SNFPF) ke-6 2015Vol.6, No. 1 ISSN: 2302-7827. Universitas Negeri Yogyakarta (diaksestanggal 23 Juni 2018). 9 hlm.

Ramadhan, D, dan Wasis. 2013. Analisis Perbandingan Level Kognitif danKeterampilan Proses Sains dalam Standar Isi (SI), Soal Ujian Nasional(UN), Soal Trends In International Mathematics, and Science Study(TIMSS), dan Soal Programme For International Student Assessment(PISA), Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 2(1). 6 hlm.

Richland, L. E. And Simms, N. 2015. Analogy, Higher Order Thinking andEducation. Wires Cognitive Science. 6. 192 hlm.

Ruggiero, Vincent Ryan. 2009. Becoming a Critical Thinker. Houghton MifflinCompany. Bostom.

Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Raja GrafindoPersada. Jakarta.381 hlm.

Syaiful, B. D. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. 210 hlm.

Thomas, A., and Thorne, G. 2009. How to Increase Higher Order Thinking.online. http://www. readingrockets.org/article/how-increase-higher-order-thinking. (diakses 17 Desember 2017, pukul 15.00 WIB).

Tilaar, H.AR. 2002. Pendidikan Kebudayaan, dan Masyarakat Madani IndonesiaStrategi Reformasi Pendidikan Nasional. Remaja Rosda Karya Bandung.Bandung. 252 hlm.

Uno, Hamzah. 2012. Assesmen Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. 248 hlm.

Wahyudi, Din. 2007. Pengantar Pendidikan. Universitas Terbuka. Jakarta. 43hlm.

Wahyuni, Eka Desy dan Alimufi Arief. 2015. Implementasi PembelajaranScientific Approach dengan Soal Higher Order Thinking Skill pada MateriAlat-Alat Optik Kelas X di SMA Nahdlatul Ulama’ 1 Gresik. Jurnal

Page 69: ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL ILMU PENGETAHUAN …digilib.unila.ac.id/33278/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfiii persentase sebesar 22,5% terdapat pada 9 butir soal sedangkan, indikator

70

Inovasi Pendidikan Fisika (JPIF) Vol. 04(03). 1 Fkip Universitas NegeriSurabaya. Surabaya. 6 hlm.

Widodo, Tri dan Sri Kadarwati. 2013. Higher Order Thinking BerbasisPemecahan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar BerorientasiPembentukan Karakter Siswa. Jurnal Cakrawala Pendidikan Th. Xxxii,No. 1: FMIPA Universitas Negeri Semarang. Semarang. (diakses tanggal 3November 2017, pukul 14.00 WIB). 11 hlm.

Winarso, Widodo. 2014. Membangun Kemampuan Berpikir Matematika TingkatTinggi Melalui Pendekatan Induktif, Deduktif dan Induktif-Deduktif dalamPembelajaran Matematika. Jurnal EduMa Vol.3 No.2 ISSN: 2086-3918 :IAIN Syekh Nurjati Cirebon (diakses tanggal 22 Juni 2018). 25 hlm.

Widoyoko, S. E. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran Panduan PraktikBagi Pendidik dan Calon Pendidik. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 300 hlm.