analisis semiotika representasi citra islam dalam...

157
ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM FILM DOKUMENTER SALAM NEIGHBOR Skripsi: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: M. RISHA GLAMORA LIONDA NIM: 1112051000008 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

10 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM

DALAM FILM DOKUMENTER SALAM NEIGHBOR

Skripsi:

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

M. RISHA GLAMORA LIONDA

NIM: 1112051000008

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 2: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan
Page 3: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan
Page 4: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan
Page 5: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

i

ABSTRAK

M. Risha Glamora Lionda. 1112051000008. Analisis

Semiotika Representasi Citra Islam dalam Film Dokumenter

Salam, Neighbor.

Film Salam Neighbor merupakan salah satu film

dokumenter yang mengangkat isu kemanusiaan atas krisis

pengungsi Suriah. Selain menceritakan kehidupan pengungsi,

film ini mengonstruksikan citra Islam. Film dokumenter memiliki

kekuatan tersendiri dalam menyampaikan pesan melalui isu yang

diangkatnya. Isu-isu yang diangkat film dokumenter cukup

beragam, seperti isu sosial, kemanusiaan, lingkungan, ekonomi,

politik, agama, budaya, dsb.. Selain bertujuan memberikan

informasi melalui fakta dan data, film dokumenter bertujuan

untuk mengkampanyekan, dan mengonstruksi citra tertentu.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka telah

dirumuskan pertanyaan penelitian di antaranya bagaimana bentuk

repsantament, object, dan interpretant yang terdapat dalam film

Salam Neighbor? Kemudian, apa saja citra Islam yang terdapat

dalam film Salam Neighbor?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah

semiotika Charles Sanders Peirce. Semiotika adalah ilmu yang

mempelajari tanda (sign). Peirce menjelaskan teorinya melalui

semiotic triangle, yaitu berupa reprasentament (penanda), object

(tanda), dan interpretant (korelasi tanda dan penanda).

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruktivis. Dalam

memperoleh data dan temuan, dilakukan observasi dengan

menonton dan mengamati setiap adegan yang ada pada film,

untuk kemudian dilakukan pencatatan dan analisis. Selain itu

dilakukan pula dokumentasi berupa pengumpulan dokumen soft

copy film serta dokumen tertulis lainnya yang berkaitan dengan

penelitian.

Hasil penelitian ini menemukan tanda dari enam scene

yang mengandung citra Islam. Peneliti menemukan citra Islam

yang terdapat pada gambar dan dialog dari scene yang

mengonstruksi Islam sebagai ajaran yang mengajarkan sikap

tolong menolong, keutamaan pendidikan, Islam sebagai korban

dari pemberitaan media, keistimewaan perempuan dalam Islam

dan Islam sebagai agama yang damai.

Kata Kunci: Semiotika, Citra, Islam, Film, Salam Neighbor.

Page 6: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, puji dan syukur penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah dilimpahkan rahmat

dan karunia-Nya, serta shalawat dan salam senantiasa

dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

Semiotika Representasi Citra Islam dalam Film Dokumenter

Salam Neighbor”.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini

banyak mengalami kesulitan, sehingga rasa putus asa kerap kali

datang dan selalu dirasakan. Namun, berkat bantuan, motivasi,

bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga dari berbagai

pihak, menjadikan penulis semakin bersemangat untuk

menyelesaikan skripsi ini dan pada akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu dengan segala ketulusan,

perkenankan penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, dengan

bimbingan, arahan, serta semua kebaikan yang telah diberikan

kepada penulis, terutama kepada:

1. Suparto, M. Ed, Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terima kasih juga kepada Dr. Siti Napsiah selaku Wakil

Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabbudin Noor, MA,

selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum,

serta Dr. Cecep CastraWidjaya M.Si selaku Wakil

Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

Page 7: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

iii

2. Dr. Armawati Arbi, M.Si. selaku Ketuan Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Dr. H. Edi Amin,

S.Ag, M.A selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam.

3. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dosen Pembimbing

Skripsi yang telah memberikan bimbingan khusus dan

petunjuk yang sangat berharga, dengan keramahannya

selalu memberikan kemudahan, dorongan, bagi penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal hingga akhir

dengan penuh kesabaran dan dedikasi yang tinggi.

Semoga Allah SWT memberikan keberkahan dalam

setiap aktivitas.

4. Prof. Yunan Yusuf, selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan arahan dan

masukkan selama perkuliahan.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang memberikan ilmu dengan

harap ilmu yang didapat menjadi bermanfaat kepada

peneliti selama menempuh pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah membantu peneliti dalam urusan administrasi

selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini.

7. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang

Page 8: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

iv

telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai

referensi dalam penulisan skripsi ini.

8. Orang tua tercinta, Ayahanda Hadi Riyanto dan Ibunda

Sri Hasanah yang tak lelah merajut doa, memberikan

motivasi dukungan berupa moril atau materil tanpa

akhir, dan senyum penuh ikhlas kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir. Juga

kepada adik-adik penulis, M. Risha Bakastio Virda,

Trishadea Rindu Arti, Farisha Zintani Muharraw, dan

Meirisha Katriz Branidya yang telah menjadi motivasi

penulis dalam menjalani kehidupan.

9. Kepada teman-teman KPI A 2012 dan rekan-rekan

mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

selalu memberikan semangat dan motivasi selama

menempuh perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

Terutama kepada Muhamad Nur, Sopyan Asauri, Milki

Amirus S. dan Gilang Sakti.

10. Teman-teman dari KKN MAGIC. Terima kasih untuk

kebersamaan yang singkat namun kompak dan banyak

memberikan ilmu bagi penulis. Semoga selalu kompak

dan tetap menjaga silaturahmi diantara para anggota

kelompok.

11. Keluarga Besar HMI Komfakda, yang telah menjadi

tempat untuk saya berproses menempa diri dalam

meningkatkan kualitas. Terima kasih atas banyaknya

ilmu, relasi pertemanan, serta pengalaman organisasi

Page 9: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

v

yang saya dapatkan selama berproses. Terutama kepada

Kanda Donni Bhestadi, Kanda Daniel Halim Badran,

Kanda Deni Hidayat, Kanda Brian Muhammad, dan

Kanda Dedi Eka S, Kanda M. Fajry Yanuar, Kanda

Meteor Mardiansyah, Kanda Abdul Fattah Muzakkir,

Kanda Zuyin Arwani, yang telah menjadi sahabat

sekaligus mentor bagi penulis. Panjang umur HMI,

semoga selalu diterpa keberkahan dan kebahagiaan.

Bahagia HMI.

12. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Lampung, yang

telah menjadi rumah bagi penulis selama menjalani

rantauan. Terima kasih atas kehangatan dan rasa

kekeluargaan yang telah diberikan kepada penulis.

Terutama kepada Kiyay Mursal Darwis, Kiyay Rahmat

Ramdani, Kiyay Ibnoe Nugraha, Kiyay Gerry

Novandika Age, Kiyay Ade Septiawan, Kiyay M. Afif

K, Kiyay Wahid Syarifuddin, Atu Nursholeha, Kiyay

Fahmi M. Ahmadi, M.Si dan Kiyay Toni Sastra Jaya,

M.H.

13. Sahabat penulis, Irfan Rahmatullah, Hendi Hardiansyah

dan Santo Setiadi yang telah menemani dan mewarnai

kehidupan penulis selama 14 tahun terakhir.

Terimakasih atas pemberian makna hidup bagi penulis.

14. Dian Cahyaningrum, yang telah menemani penulis

melewati masa-masa sulit dan mengajarkan ketulusan

dan pengorbanan kepada penulis. Terimakasih atas

kesetiaan dan pengorbanannya.

Page 10: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

vi

15. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam

penelitian skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu

per satu. Tanpa mengurangi rasa hormat, peneliti

ucapkan terima kasih yang begitu besar. Semoga apa

yang telah dilakukan adalah hal yang terbaik dan hanya

Allah yang dapat membalas segala kebaikan dengan

balasan terbaik-Nya. Amin. Akhir kata penulis hanya

bisa berharap Allah SWT berkenan membalas segala

kebaikan dari seluruh pihak yang telah membantu.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca pada umumnya dan khususnya bagi diri

penulis sendiri.

Jakarta, 04 Juli 2019

M. Risha Glamora Lionda

NIM.1112051000008

Page 11: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ........................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ..................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................... 10

D. Metodologi Penelitian ................................................... 11

E. Tinjauan Pustaka ........................................................... 21

F. Sistematika Penulisan ................................................... 23

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA

KONSEPTUAL ....................................................................... 25

A. Semiotika ...................................................................... 25

B. Konstruksi Citra ............................................................ 36

C. Konsep Film .................................................................. 48

BAB III GAMBARAN UMUM

FILM SALAM NEIGHBOR ................................................... 65

A. Profil Film Salam Neighbor .......................................... 65

B. Sinopsis Film Salam Neighbor ..................................... 69

C. Distribusi dan Penayangan Film Salam Neighbor ........ 71

D. Tim Produksi Film Salam Neighbor ............................. 73

E. Unsur Ekstrinsik Film Salam Neighbor ........................ 74

Page 12: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

viii

BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN ................. 81

A. Temuan Data ................................................................. 81

B. Makna Representamen, Objek dan Interpretan ............. 85

C. Interpretasi terhadap Film Salam Neighbor .................. 127

BAB V PENUTUP ................................................................... 131

A. Kesimpulan ................................................................... 131

B. Saran .............................................................................. 133

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 135

LAMPIRAN

Page 13: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Deskripsi Sequence dan Scene dalam Film

Salam Neighbor ........................................................................ 8

Tabel 2.1 Klasifikasi Tanda Charles Sanders Peirce ............... 26

Tabel 3.1 Tim Produksi Film ................................................... 73

Tabel 4.1 Scene 1 ..................................................................... 85

Tabel 4.2 Scene 2 ..................................................................... 95

Tabel 4.3 Scene 3 ..................................................................... 103

Tabel 4.4 Scene 4 ..................................................................... 108

Tabel 4.5 Korban Tewas Berdasarkan Periode Waktu ............ 112

Tabel 4.6 Scene 5 ..................................................................... 116

Tabel 4.7 Scene 6 ..................................................................... 122

Page 14: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Komponen-komponen dalam Analisis Data ........ 18

Gambar 2.1 The Semiotic Triangle .......................................... 30

Gambar 4.1 Persepsi Muslim di Eropa .................................... 94

Gambar 4.2 Korban Kematian Sipil ......................................... 113

Gambar 4.3 Korban Kematian Perempuan .............................. 114

Gambar 4.4 Korban Kematian Anak ........................................ 114

Page 15: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Film Salam Neighbor sebagai sebuah karya

dokumenter yang diproduksi atas kerjasama 1001 Media dan

Living on One Dollar merupakan sebuah karya yang unik.

Film ini mencoba mendokumentasikan pengalaman sang

sutradara sekaligus produser film yaitu Zach Ingrasci dan

Chris Temple Bersama para pengungsi Suriah di kamp

pengungsi Za’atari,Yordania. Mereka merupakan tim

pembuatan film pertama yang diberikan izin oleh PBB untuk

dapat mendirikan tenda pengungsian di kamp tersebut, dan

menghabiskan satu bulan untuk membahas apa yang disebut

oleh United Nations High Commissioner for Refugees

(UNHCR) sebagai krisis kemanusiaan yang paling

mendesak1.

Film ini merupakan komponen tiga bagian yang di

fokuskan pada krisis para pengungsi Suriah, yaitu: film

dokumenter, film realitas virtual, dan kampanye dampak

sosial. Pertama, sebagai sebuah film dokumenter, Salam

Neighbor mendokumentasikan kisah-kisah pengungsi Suriah

di kamp pengungsi Za’atari, yang hanya salah satu dari sekian

ratus kamp pengungsian warga korban perang Suriah lainnya

yang ada di seluruh dunia. Dalam mendokumentasikan cerita

1 https://en.wikipedia.org/wiki/Salam_Neighbor (diakses pada tanggal 17

Januari 2019, pukul 13.00 WIB)

Page 16: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

2

pada film ini, para tim menggunakan gaya imersif. Dalam

dunia jurnalistik, terdapat jurnalisme imersif yang diartikan

sebagai karya jurnalisme yang memungkinkan seorang

jurnalis untuk menjelaskan peristiwa atau situasi dalam

laporan berita dan film dokumenter dengan menggunakan

teknologi 3D dan teknologi imersif sehingga dapat membuat

khalayak mengalami rasa “ada disana” serta menawarkan

kesempatan secara pribadi untuk terlibat langsung dalam

sebuah cerita. Jurnalisme imersif menempatkan khalayak

langsung ke acara tersebut. Dengan mengakses versi virtual

dari lokasi di mana cerita terjadi berdasarkan saksi/pelaku,

atau dengan perspektif karakter yang digambarkan dalam

berita, penonton bisa mendapatkan akses ke dalam situasi,

pemandangan atau suara yang belum pernah dialami

sebelumnya, dan bahkan perasaan serta emosi dalam berita.2

Pada komponen kedua, yaitu film realitas virtual

dengan latar belakang data bahwa sebanyak 80% pengungsi

Suriah di Yordania adalah pengungsi perkotaan dibandingkan

yang tinggal di kamp pengungsian. Untuk mengangkat situasi

pengungsi non kamp/perkotaan, Salam Neighbor

mengembangkan film virtual reality yang berjudul For My

Son. Film berdurasi 5 menit 47 detik ini adalah surat video

dari seorang pengungsi perkotaan Suriah (yang tinggal di

Amman Timur, Yordania) kepada putranya, mengungkapkan

2 Maria V Sanchez-Vives, Mel Slater, From Presence To Cconsciousness

Through Virtual Reality. (New York: Nature Publishing Group, 2005), h.

332-339

Page 17: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

3

harapan untuk masa depan putranya. Komponen kedua dari

proyek film dokumenter Salam Neighbor ini dapat ditonton di

You Tube dengan pencarian “For My Son – in 360o”.

Komponen ketiga dalam proyek film ini adalah

kampanye dampak sosial. Sebagaimana yang disampaikan

oleh Zach Ingrasci selaku co-sutradara sekaligus salah satu

produser film ini “Jika kita dapat memobilisasi perubahan

narasi itu untuk memiliki perubahan kebijakan yang nyata,

itu dapat memiliki efek besar. Tujuannya adalah untuk

menciptakan respons yang lebih berkelanjutan dan terhubung

bagi para pengungsi Suriah".3 Tema utama kampanye

dampak film ini adalah mendukung negara tuan rumah atau

negara penampung para pengungsi Suriah, dan menciptakan

peluang pendidikan bagi anak-anak usia sekolah yang

terganggu pendidikannya sebagai akibat dari konflik.

Melihat dari website resmi livingonone.org, produsen

film Salam Neighbor mengajak para khalayak untuk ikut serta

dan berpartisipasi kedalam permasalahan yang dialami oleh

para pengungsi Suriah tersebut. Pada halaman website

tersebut, livingonone menuliskan “Together let’s seek

understanding instead of accepting stereotypes and take

action instead of sitting idly by.”4 Upaya dari para sineas

adalah mengajak khalayak yang telah menonton film Salam

Neighbor untuk melakukan aksi nyata dengan cara melakukan

3 https://en.wikipedia.org/wiki/Salam_Neighbor (diakses pada tanggal 20

Januari 2019) 4 http://livingonone.org/salamneighbor/get-involved/ (diakses pada tanggaln 20

Januari 2019)

Page 18: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

4

advokasi dan menjadi fundraiser untuk para pengungsi

Suriah.

Dari tiga komponen tersebut, tentu magnus ovum dari

proyek ini adalah film dokumenter itu sendiri, yaitu film

Salam Neighbor. Dengan pendekatan imersifnya, penonton

diajak untuk merasakan dan menyaksikan langsung

kehidupan para pengungsi Suriah di Yordania. Pendekatan

Timur bertemu Barat yang coba ditampilkan pada film ini

mencoba memanusiakan dunia arab. Selain itu pendekatan ini

mengangkat bentuk budaya dan kehidupan masyarakat

muslim Suriah dan penerimaannya terhadap orang-orang

asing (tim pembuatan film).

Film Salam Neigbor memanfaatkan kekuatan dari

media film melalui pendekatan-pendekatan yang digunakan

tersebut sehingga dapat diterima publik secara besar dan

terhitung memberikan dampak politik. Dampak politik yang

dikandung film Salam Neighbor selain persoalan

kemanusiaan yang dialami para pengungsi Suriah, juga

menampilkan realitas sosial masyarakat Suriah sebagai

pengungsi di Za’atari yang mayoritas memeluk agama Islam.

Dengan kata lain, Salam Neighbor mencoba memberikan

gambaran yang utuh dan sesungguhnya yang dialami

pengungsi serta gambaran yang sesungguh dari muslim

Suriah tersebut.

Film sendiri merupakan alat yang sedemikian kuatnya

dalam mempengaruhi manusia, terlebih lagi pada film Salam

Neighbor dilengkapi dengan ilustrasi visual yang dapat

Page 19: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

5

menyampaikan pesan yang tidak mampu disampaikan melalui

narasi verbal atau kata-kata. Sehingga film merupakan media

komunikasi yang efektif dalam menyampaikan nilai-nilai

kepada masyarakat dan membuat khalayak untuk dapat

berubah mengikuti apa yang disaksikan dalam film. Melihat

hal tersebut, film sangat memungkinkan untuk dijadikan

medium untuk mengostruksi citra.

Film memiliki kapasitas untuk memuat pesan yang

sama secara serempak dan mempunyai sasaran yang beragam,

dari agama, etnis, status, umur dan tempat tinggal. Sebagai

medium komunikasi massa, film merupakan alat

penyampaian pesan melalui gambar yang bergerak, dengan

memanfaatkan teknologi kamera, warna dan suara. Unsur-

unsur tersebut dilatarbelakangi oleh suatu pesan yang ingin

disampaikan kepada khalayak film.

Unsur audio visual yang melekat pada film memiliki

efektivitas bagi audiens untuk menerima pesan, sehingga

pengaruh dari tanda yang memiliki kandungan mana dalam

film kemudian menjadi pesan yang diterima oleh audiens.

Film memberikan ruang kepada publik dan berhasil

menampilkan gambar-gambar yang semakin menjadi

kenyataan sehingga seolah-olah benar-benar terjadi dihadapan

publik yang menyimak.5

Dalam menyampaikan pesan, film menyajikan makna

pesan dalam sebuah gambar dan audio yang memnunjukan

5 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT

Citra Aditya Bakti, 2003), h. 207

Page 20: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

6

suasana, tempat dan kejadian yang sedang berlangsung.

Komprehensivitas yang dimiliki film ini membuat khalayak

merasakan bahwa apa yang ada dalam merupakan cerminan

dari kehidupan sosialnya. Bahkan film menciptakan

konstruksi baru dibenak khalayak atas realitas yang ada pada

film.

Dalam memproduksi sebuah film, hal yang sangat

mempengaruhi hasil dari film adalah rekayasa sosial,

imajinasi dan konstruksi cerita yang dibangun oleh pembuat

film.6 Pada proses pembuatannya, cerita dan pesan pada film

yang dibuat oleh penulis naskah kemudian dikonstruksi oleh

sutradara sehingga kemudian ketika film tersebut sudah

beredar dipublik, dapat memberikan efek bagi penontonnya.

Efek yang diterima oleh audiens film melalui konstruksi citra

yang dikandung film dapat berupa kognitif, afektif dan

konatif.7

Film sebagai media komunikasi memiliki tujuan

transformation of values, yakni menyebarluaskan nilai-nilai

yang terkandung didalamnya.8 Nilai-nilai dalam film memuat

citra tertentu baik positif maupun negatif. Citra yang

ditonjolkan dalam film paling lazim merupakan citra yang

merepresentasikan tokoh atau lakon yang ada pada film. Akan

tetapi representasi citra tersebut kadang juga mewakili

6 Ade Irwansyah. Seandainya Saya Kritikus Film: Pengantar Menulis Kritik

Film. (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2009), h. 25 7 Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 318-319

8 Irwansyah. Seandainya Saya Kritikus Film: Pengantar Menulis Kritik Film.

h. 12

Page 21: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

7

kelompok sosial, kelompok masyarakat, etnis, agama dan

sebuah bangsa.

Film sebagai media komunikasi massa dengan

karakteristik audio visul dan bersifat rekreatif memiliki

kekuatan dalam mentransmisikan pesan-pesannya kepada

khalayak dengan cara yang menarik. Melalui cerita yang

dibangun, dan karakter-karakter yang terdapat dalam cerita

tersebut mengirimkan pesan dengan menyentuh aspek

psikologis khalayak. Kandungan pesan dalam sebuah film

ditampilkan melalui dialog, suara latar, gambar, serta adegan

di dalam film tersebut.

Dari penjelesan diatas, peneliti dapat mengidentifikasi

bahwa terdapat tanda atau pesan berupa dialog, suara, dan

adegan pada film Salam Neighbor yang terdapat bentuk-

bentuk citra Islam. Oleh karenanya peneliti bermaksud

menyusun skripsi dengan judul “Analisis Semiotika

Representasi Citra Islam dalam Film Salam Neighbor”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Penulis membuat batasan masalah untuk

mempermudah proses penulisan dan memfokuskan

perhatian pada permasalahan yang akan dikaji dalam

penelitian ini. Adapun batasan masalah yang akan dikaji

dan difokuskan adalah pada adegan-adegan film Salam

Neighbor yang penulis anggap memiliki makna di dalam

rangkaian gambar atau adegan (scene) film untuk

Page 22: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

8

mengungkap pesan yang terkandung didalamnya. Film

berdurasi 75 menit ini memiliki 9 sequence, yang

didalamnya terdapat 30 scene. Dalam film ini terdapat

enam adegan/scene yang mengandung pesan-pesan yang

merepresentassikan citra Islam, sehingga penelitian ini

akan dibatasi dengan memfokuskan pada adegan-adegan

yang memiliki pesan-pesan tersebut.

Tabel 1.1

Deskripsi Sequence dan Scene dalam Film Salam

Neighbor

No Sequence Scene

1 Sequence 1

Prolog dan latar belakang

pembuatan film.

Scene 1

Scene 2

Scene 3

2 Sequence 2

Kedatangan tim pembuat film di

Za’atari.

Scene 4

Scene 5

Scene 6

3 Sequence 3

Interaksi awal antara tim

pembuat film dengan para

pengungsi.

Scene 7

Scene 8

Scene 9

Scene 10

4 Sequence 4

Permasalahan lingkungan dan

perkembangan komunitas di

pengungsian.

Scene 11

Scene 12

Scene 13

Scene 14

Page 23: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

9

5 Sequence 5

Permasalahan gender dan

pendidikan yang ditimpa para

pengungsi di Za’atari

Scene 15

Scene 16

Scene 17

Scene 18

6 Sequence 6

Dampak politik, dan ke-

manusiaan serta kerusakan

akibat peperangan Suriah.

Scene 19

Scene 20

Scene 21

Scene 22

7 Sequence 7

Harapan dan perubahan positif

yang dialami para pengungsi

Suriah.

Scene 23

Scene 24

Scene 25

Scene 26

8 Sequence 8

Perpisahan sineas dan para

pengungsi.

Scene 27

Scene 28

Scene 29

9 Sequence 8

Epilog

Scene 30

2. Rumusan Masalah

Dengan mengacu pada batasan masalah di atas,

maka kemudian penulis merumuskan permaslahan

penelitian yang sesuai dengan konsentrasi penelitian,

yaitu :

a. Bagaimana bentuk penanda (reprasentament) dalam

film Salam Neighbor sebagai konstruksi citra Islam?

Page 24: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

10

b. Bagaimana bentuk tanda (object) dalam film Salam

Neighbor sebagai konstruksi citra Islam?

c. Bagaimana bentuk korelasi tanda dan objek yang

diwakilinya (interpretant) dalam film Salam Neighbor

sebagai konstruksi citra Islam?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan permasalahan diatas, maka

penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mendeskripsikan bentuk penanda (reprasentament)

dalam film Salam Neighbor sebagai konstruksi citra

Islam

b. Mendeskripsikan bentuk tanda (object) dalam film

Salam Neighbor sebagai konstruksi citra Islam

c. Mendeskripsikan bentuk korelasi tanda dan objek yang

diwakilinya (interpretant) dalam film Salam Neighbor

sebagai konstruksi citra Islam

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan

manfaat baik dalam ranah akademis maupun praktis

sebagai berikut :

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai

referensi bagi perkembangan ilmu komunikasi,

khususnya pada pada kajian film dan semiotika serta

teori-teori yang berkaitan bagi mahasiswa UIN Syarif

Page 25: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

11

Hidayatullah Jakarta khususnya bagi Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

b. Manfaat Praktis

Penulis berharap penelitian ini berguna bagi

kalangan akademisi, mahasiswa, masyarakat dan

berbagai pihak lainnya yang menaruh minat pada

kajian semiotika secara khusus pada konstruksi citra

dan sosial pada film.

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Bogdan dan Bilken dalam Moleong menerangkan

bahwa paradigma merupakan kumpulan proposisi yang

mengarahkan cara berpikir dalam sebuah penelitian.

Sedangkan menurut Horman paradigma adalah cara

mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan

melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus

tentang realitas9. Berdasarkan definisi – definisi tersebut,

dapat disimpulkan bahwa paradigma merupakan

seperangkat konsep, keyakinan, asumsi, nilai, metode,

atau aturan yang membentuk kerangka kerja penelitian.

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini

adalah paradigma konstruktivisme. Paradigma ini

memandang bahwa realitas sosial bukanlah suatu hal yang

9 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, 1997), h. 30

Page 26: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

12

terbentuk secara alami, akan tetapi hasil dari sebuah

konstruksi. Konstruktivisme menyatakan bahwa individu

menginterpretasikan serta bereaksi sesuai dengan

konseptual dan pemikiran10

. Selanjutnya Little John

memperkuat argumen ini bahwa paradigma

konstruktivisme berlandaskan pada ide bahwa realitas

bukanlah bentukan dari objektivitas, akan tetapi hasil dari

sebuah konstruksi yang melalui proses interaksi dalam

kelompok, masyarakat dan budaya.11

Paradigma ini menolak pandangan positivisme

yang memisahkan subjek dengan objek komunikasi.

Dalam pandangan konstruktivisme, bahasa dipandang

tidak hanya sebagai alat untuk memahami realitas objektif

dan dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pesan.

Konstrutivisme justru memandang penting subjek

(komunikan) dalam kegiatan komunikasi, sebab penerima

pesan yang harus memaknai pesan itu sesuai dengan

pengalamannya masing – masing. Sehingga realitas sosial

yang dihasilkan adalah perpaduan dari realitas objektif

dan realitas subjektif.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kualitatif. Menurut Dimyati penelitian

kualitatif digunakan untuk meneliti peristiwa sosial, gejala

10

Elvaniaro Ardianto & Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), h. 151 11

Stephen W. Little John, Theories of Humman Communication, (Wadsworth:

Belmon, 2002), h. 163

Page 27: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

13

keagamaan, dan proses tanda kualitatif berdasarkan

pendekatan nonpositivis. Selanjutnya Strauss dan Corbin

menambahkan bahwa hal-hal yang diteliti dapat berupa

kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku,

fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, keagamaan atau

hubungan kekerabatan12

. Pendekatan kualitatif bertujuan

untuk mendeskripsikan dan menganlisis fenomena,

peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,

dan pemikiran manusia secara individu maupun

kelompok13

.

Pada pendekatan kualitatif, data yang dihasilkan

adalah data deskriptif yang berupa kata – kata tertulis,

lisan dari orang – orang dan prilaku yang di amati14

. Oleh

karenanya penelitian kualitatif adalah penelitian khusus

bagi objek yang tidak dapat diteliti secara statistik atau

cara kuantifikasi.

3. Sifat Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan sifat penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang memiliki tujuan untuk memberikan

gambaran tentang sebuah fenomena, realitas sosial

sedetail mungkin untuk menggambarkan kenyataan yang

terjadi.

12

Anselm Strauss & Juliet Corbin, Basic of Qualitative Research : Grounded

Theory Procedures and Techniques (Surabaya: Bina Ilmu, 1997), h. 1. 13

M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif,

(Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2016), cet. 3, h. 13 14

Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, 2007), h. 25

Page 28: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

14

Menurut Juliansyah Noor, penelitian deskriptif

merupakan proses penelitian yang menjelaskan gejala,

peristiwa dan kejadian yang terjadi pada saat peneliti

terjun langsung untuk mencari data. Melalui penelitian

deskriptif, seorang peneliti berusaha mendeskripsikan

peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa

memberikan atau mengurangi isi dalam peristiwa tersebut.

“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang

terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan

perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya saat

penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif …”15

Data yang dikumpulkan pada penelitian deskriptif

adalah data yang berupa kata – kata, gambar dan bukan

angka-angka. Sehingga laporan penilitan berupa kutipan-

kutipan data untuk memberi gambaran penyajian dari

pelaporan penelitian tersebut. Data yang dilaporkan

tersebut merupakan olahan data yang bersumber dari

naskah wawancara, catatan lapangan, catatan atau memo

dan dokumen resmi lainnya16

.

Selain itu, sifat penelitian deskriptif ialah suatu

cara untuk mencari fakta dengan interpretasi yang tepat.

Deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam

masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam

15

Juliansyah Noor, Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya

Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2014), cet. Ke-4, h. 34-35. 16

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2003), cet. 2, h. 39

Page 29: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

15

masyarakat, situasi yang terjadi termasuk hubungan dan

pengaruh dari suatu fenomena.17

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek yang diambil pada penelitian ini adalah

sebuah film dokumenter yang diproduksi oleh Living on

One Dollar dan 1001 Media yang berjudul Salam

Neighbor sedangkan yang menjadi unit analisisnya adalah

potongan gambar dan dialog yang terdapat di dalam film

Salam Neighbor yang memiliki keterkaitan dengan

rumusan masalah penelitian.

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan sekitarnya untuk membantu

referensi dalam mengumpulkan data penelitian. Untuk

waktu penelitian dimulai sejak disetujuinya proposal

penelitian ini oleh pihak jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi (FIDIKOM) Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam proses penelitian merupakan hal yang

bersifat substantif. Oleh karenanya penting bagi peneliti

untuk mengumpulkan data yang menunjang penelitian ini.

17

Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 55.

Page 30: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

16

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini,

menggunakan observasi dan dokumentasi18

.

a. Observasi

Secara sederhana, observasi adalah perilaku

mengamati dengan panca indra manusia. Observasi

ditujukan untuk mendapatkan hasil riset yang

komprehensif dan mendalam. Jenis observasi pada

penelitian ini adalah observasi non partisipan.

Observasi jenis ini maksudnya peneliti tidak terlibat

secara langsung dalam aktivitas yang diteliti, hanya

sebatas mengamati tanpa ikut langsung dalam

aktivitas tersebut19

. Obsevasi akan dilakukan secara

langsung dengan mengamati setiap adegan/scene yang

terdapat pada film Salam Neighbor.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan tata cara

pengumpulan data dengan menghimpun dokumen-

dokumen atau catatan peristiwa yang sudah berlalu

berupa tulisan, gambar, atau karya monumental dari

seseorang. Dokumentasi merupakan upaya yang

melengkapi metode lainnya. Sebab, hasil penelitian

akan lebih terpercaya jika didukung dengan

dokumenter20

. Dalam hal ini, peneliti akan melakukan

18

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LKIS, 2008), cet. 2,

h. 96 19

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 204 20

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,

2013), h. 176

Page 31: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

17

dokumentasi dengan cara capture scene yang terdapat

pada film, mengambil gambar-gambar, mencatat

suara-suara pada film yang memuat rumusan

permasalahan penelitian. Selain itu, peneliti juga

melakukan dokumentasi dengan mencari data melaui

buku, jurnal, artikel-artikel yang berkaitan dengan

penelitian baik di perpustakaan maupun secara daring.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka atau library research menurut

Sugiyono berkaitan dengan kajian teoritis dan

referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan

norma yang berkembang pada situasi sosial yang

diteliti, selain itu studi kepustakaan sangat penting

dalam melakukan penelitian, hal ini dikarenakan

penelitian tidak akan lepas dari literatur-literatur

Ilmiah.21

Pengumpulan data melalui studi kepustakaan

dengan mencari dan mengumpulkan literatur yang

memiliki relevansi dengan latar belakang dan

permasalahan penelitian, yang berupa koran, buku-

buku, majalah, naskah, dokumen dan sebagainya.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyususan data

secara sistematis yang diperoleh adalan dengan

mengarsipkan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

21

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2012), h. 291

Page 32: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

18

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih bagian penting dan yang akan dipelajari

lalu membuat kesimpulan22

.

Miles dan Huberman menjelaskan bahwa kegiatan

menganalisa data terdiri dari reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan/verifikasi23

. Langkah-langkah

analisis ditujukan pada gambar berikut:

Gambar 1.1

Komponen-komponen dalam Analisis Data (flow model)24

Teknik analisis ini dijelaskan sebagai

berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data berarti proses memilih, memusatkan

perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data kasar yang didapat dari lapangan.

Data yang diperoleh dilapangan tersebut kemudian

direduksi dengan cara merangkum, memilih dan

memfokuskan data.

Mereduksi data berarti mengambil hal yang

pokok atau inti dari kumpulan data yang ada yang

22

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 333 23

Matthew Miles & A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif: Buku

Sumber Tentang Metode-Metode Baru, (Jakarta: UI Press, 1992), h. 17 24

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 246

Page 33: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

19

terkait dengan tujuan. Dengan demikian data yang

telah direduksi dapat memberikan gambaran yang

jelas bagi peneliti untuk pengumpulan data

selanjutnya dan mencarinya kembali apabila

diperlukan.

b. Penyajian Data

Proses penyajian data adalah kegiatan

menyampaikan data yang dapat berbentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antara ketegori, flowchart

dan sejenisnya25

. Dalam penyajian data pada

penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman

dalam Sugiyono yang paling sering sering digunakan

untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif

adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan mendisplay data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan

melakukan perencanaan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

c. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Kegiatan analisis data yang ketiga adalah menarik

kesimpulan dan verifikasi. Miles dan Huberman

(1984) dalam Sugiyono menjelaskan kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat

yang mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

25

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 333

Page 34: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

20

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali

kelapangan mengumpulkan data maka kesimpulan

yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.26

Dalam hal ini peneliti akan mencari arti dan

maksud dari data-data yang telah diperolehnya.

Kemudian melakukan analisis dan penjabaran

berupa teks naratif dan mengambil kesimpulan

dari tidakan sebelumnya. Penarikan kesimpulan

dapat berupa pandangan sementara saja. Kemudian

akan di verifikasikan selama penelitian berlangsung.

Dengan kata lain adalah menguji kebenaran-kebenaran

kasus yang ada dilapangan selama proses penelitian

dilakukan oleh peneliti. Dan dalam penelitian

kualitatif ini kesimpulan diharapkan dapat

menemukan sesuatu hal yang baru dan belum tergali

sebelumnya.

8. Pedoman Penulisan

Pedoman dalam teknik penulisan skripsi ini

merujuk pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

(Skripsi, Tesis dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh

CeQDA (Center For Quality Development And

Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

26

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, h. 343

Page 35: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

21

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dalam sebuah penelitian bertujuan

sebagai pembanding dan ukuran pernyataan bahwa

perumusan masalah dalam penelitian berbeda. Sehingga dapat

dikatakan tinjauan pustaka merupakan penguat bagi proses

penelitian yang dilakukan bahwa peneliti tidak melakukan

plagiasi pada penelitian yang sudah ada. Pada tinjauan

pustaka ini, peneliti akan mempertegas kesamaan dan

perbedaan antara penelitian yang akan peneliti buat dengan

penelitian – penelitian sebelumnya.

Sebelum melakukan penyusunan lebih lanjut, peneliti

melakukan penelusuran penelitian di Institutional Repository

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga menelusuri

beberapa penelitian di Universitas lain. Adapun penelitian

terdahulu yaitu :

1. Skripsi dengan judul “Eksistensi Kerelawanan Warga

Sipil pada Konflik di Suriah (Analisis Semiotika dalam

Film Dokumenter The White Helmets)” yang ditulis pada

tahun 2018 oleh Muhammad Anharudin mahasiswa

program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini membahas tentang

konflik moral yang dialami relawan warga sipil di Suriah.

Penelitian ini menemukan bahwa relawan dalam film

dokumenter The White Helmets dapat dikategorikan ke

dalam tingkatan antara diam dan terlibat berdasarkan teori

konflik moral W. Barnett Pearce dan Stephen W.

Page 36: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

22

Berdasarkan analisis semiotika Roland Barthes, makna

denotasi dari film yang diteliti menampilkan adegan

tentang penyelamatan warga sipil, sedangkan makna

konotasi menggambarkan kondisi dan situasi yang

mencekam di Suriah, serta mitosnya adalah kesungguhan,

kegigihan dan sikap sabar dari para relawan akan

memberikan harapan dan semangat baru. Persamaan

penelitian ini adalah menggunakan objek film dokumenter

dan menggunakan analisis semiotika sebagai pisau analisa

untuk penelitian. Perbedaan penelitian ini terletak pada

subjek yang dianalisa, yaitu eksistensi kerelwanan.

2. Skripsi dengan judul “Wacana Perang Ideologi pada

Konflik Suriah di Media Umat” pada tahun 2014 karya

Nely Rahmawati mahasiswa program studi Komunikasi

dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah jakarta. Penelitan

ini membahas tentang hierarki pengaruh atas pemberitaan

mengenai konflik Suriah yang dilakukan oleh Media

Umat, selanjutnya menganalisa objel dengan pendekatan

analisis framing. Penelitian ini menemukan bahwa

Tabloid Media Umat sebagai media massa yang termasuk

berdideologi Islam mengonstruksikan wacana perang

ideologi dengan menampilkan dan menonjolkan

kebengisan rezim Suriah, intervensi dan kepentingan

asing atas konflik Suriah, serta para pejuang pemberontak

yang tidak bergeming atas kebengisan rezim. Persamaan

dengan penelitian ini adalah sama-sama menganalisis

Page 37: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

23

konflik Suriah. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada

pemilihan subjek dan objek penelitian.

3. Skripsi berjudul “Visualisasi Penderitaan Rakyat dalam

Foto Konflik/Perang Suriah Majalah National

Geoghraphic Indonesia Maret 2014 (Analisis Semiotika

Roland Barthes)” yang ditulis oleh Dede Nurmaya pada

tahun 2015 mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa, Serang. Penelitian ini membahas bentuk

dan tanda yang terdapat pada foto konflik/perang Suriah

dan penderitaan rakyat Suriah yang terkandung

didalamnya. Persamaan pada penelitian ini adalah pada

analisis yang digunakan, yaitu analisis semiotika. Letak

perbedaan dengan penelitian ini adalah pada objek yang

diteliti, penelitian ini memilih foto sebagai objek yang

diteliti.

F. Sistematika Penulisan

Agar pembahasan dalam penelitian ini terarah, teratur

dan sistematis, maka perlu dibuat sistematika penulisan.

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

BAB I Merupakan bab pendahuluan yang mencakup;

latar belakang masalah, identifikasi masalah,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metodologi

Page 38: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

24

penelitian, tinjauan pustaka, pedoman

penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II Merupakan bab yang akan membahas tinjauan

teori yang akan digunakan sebagai pisau

analisa dalam penelitian ini. Didalamnya

meliputi tentang semiotika, konsep konstruksi

citra dan ruang lingkup film.

BAB III Bab ini merupakan gambaran umum dari objek

yang akan diteliti yaitu film Salam Neighbor.

BAB IV Bab ini akan menguraikan sajian data dan

temuan-temuan pada penelitian yang di

lakukan, selanjutnya pada bab ini akan

menganalisa hasil penelitian dan mencari

keterkaitannya dengan latar belakang

permasalahan dan teori yang digunakan.

BAB V Merupakan bab terakhir yang didalamnya

terdapat kesimpulan dan saran.

Page 39: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

25

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Semiotika

1. Pengertian Semiotika

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis

untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang

dipakai dalam upaya berusaha mencari jalan di kehidupan

ini, di tengah-tengah manusia dan bersama dengan

manusia. Semiotika, pada dasarnya mempelajari

bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal

(things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat

dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to

communicate). Memaknai berarti bahwa obyek-obyek

tidak hanya membawa informasi, berupaya untuk

berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem

berstruktur dari tanda.27

Manusia dalam prosesnya, dapat berinteraksi

melalui sistem tanda dan simbol. Manusia bisa memaknai

segala hal yang ada disekelilingnya dengan sebuah tanda

dan simbol. Sistem tanda bekerja dengan sebagaimana

mestinya yang kemudian dipersepsi, diartikan dan

dimaknai sesuai dengan kognisi manusia tersebut.

Istilah semiotika pertamakali diperkenalkan oleh

Hippocrates (460-377 SM) yakni penemu cabang ilmu

27

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),

h. 15

Page 40: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

26

kedokteran dan bidang medis seperti ilmu gejala-gejala.

Gejala dalam bahasa Yunani memiliki kata semeion dan

menururut Hippocrates kata tersebut berarti sebuah

“penunjuk” atau “tanda fisik”28

. Istilah lain dari semiotika

adalah semiologi, kedua kata ini seringkali dipakai dan

memiliki arti yang sama. Semiotika adalah cabang ilmu

yang familiar di Amerika, sedangkan semiologi lebih

sering digunakan di Eropa.

Ilmu semiotika berawal dari ilmu linguistik

dengan tokohnya Ferdinand de Saussure (1857-1913).

Saussure dikenal sebagai tokoh semiotika karena bukunya

yang berjudul Course in General Linguistics yang

diterbitkan pada tahun 1916. Buku tersebut merupakan

sumber teori linguistic yang paling berpengaruh dan

dikenal dengan istilah strukturalisme. Bahasa dimata

Saussure layaknya sebuah karya musik berbentuk simfoni,

apabila ingin memahaminya, maka harus melihat

keutuhan karya musik secara keseluruhan dan bukan

kepada permainan individualnya.

Umberto Eco mendefinisikan semiotika sebagai

disiplin yang mempelajari segala sesuatu yang bisa

dipakai untuk berbohong, karena jika sesuatu tidak bisa

dipakai untuk berbohong, sebaliknya itu itu tidak bisa

28

Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenal

Semiotika dan Teori Komunikasi (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h. 7

Page 41: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

27

dipakai untuk berkata jujur; dan pada kenyataannya tidak

bisa dipakai untuk apa pun juga.29

Sedangkan menurut Charles Sanders Peirce

semiotika adalah doktrin formal tentang tanda-tanda (the

formal doctrin of signs); selanjutnya menurut Saussure

semiologi adalah ilmu umum tentang tanda, suatu ilmu

yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di dalam

masyarakat (a science that studies the life signs within

society). Dengan demikian bagi Peirce semiotika adalah

suatu cabang dari filsafat; sedangkan bagi Saussure

semiologi adalah bagian dari disiplin ilmu psikologi

sosial.30

Istilah semiotika sebagai sebuah bidang ilmu

seringkali disebut semiologi. Selain penyebutan tersebut,

istilah lain yang digunakan adalah semasiologi, sememik,

dan semik untuk merujuk pada bidang studi yang

mempelajari makna atau arti dari suatu tanda atau

lambang.31

2. Semiotika Charles Sanders Peirce

Charles Sanders Peirce adalah seorang filsuf

Amerika yang paling orisinal dan multidimensioanl. Bagi

teman-teman semasanya, ia terlalu orisinal. Dalam

bermasyarakat, teman-temannya membiarkannya dalam

kesusahan dan meninggal dalam kemiskinan. Perhatian

29

Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta:

Jalasutra. 2010), h. 33 30

Kris Budiman , Semiotika Visual , (Yogyakarta: Jalasutra. 2011), h. 3 31

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 11

Page 42: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

28

untuk karya-karyanya tidak banyak diberikan oleh teman-

temannya. Peirce banyak menulis, tetapi kebanyakan

tulisannya bersifat pendahuluan, sketsa dan sebagian

besar tidak diterbitkan sampai ajalnya. Baru pada tahun

1931-1935 Charles Hartshorne dan Paul Weiss

menerbitkan enam jilid pertama karyanya yang berjudul

Collected Papers of Charles Sanders Peirce. Pada tahun

1957, terbit jilid 7 dan 8 yang dikerjakan oleh Arthur W

Burks. Jilid yang terakhir berisi bibliografi tulisan Peirce.

Selain seorang seorang filsuf, Peirce juga seorang

ahli logika dan ia memahami bagaimana manusia itu

bernalar. Peirce akhirnya sampai pada keyakinan bahwa

manusia berpikir dalam tanda. Maka diciptakannyalah

ilmu tanda yang ia sebut semiotik. Semiotika baginya

sinonim dengan logika. Secara harafiah ia mengatakan

“Kita hanya berpikir dalam tanda”. Di samping itu ia juga

melihat tanda sebagai unsur dalam komunikasi.

Charles Sanders Peirce menyatakan semiotika

merupakan suatu cabang filsafat32

. Sebab menurut Peirce

yang merupakan ahli filsafat dan logika, penalaran

manusia hanya bisa dilakukan lewat tanda. Artinya,

manusia dapat bernalar dan berfikir hanya lewat tanda

saja. Sehingga menurutnya, semiotika merupakan sebuah

logika33

.

32

Kris Budiman, Semiotika Visual (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h. 3 33

Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual (Yogyakarta: Jalasutra,

2013), h. 12

Page 43: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

29

Selanjutnya Peirce mengemukakan pandangan

pansemiotika, yaitu semua gejala alam maupun budaya

yang ada harus dilihat sebagai tanda. Model tanda yang

dikemukakan oleh Peirce adalah trikotomik atau triadik.

Prinsip dasarnya adalah bahwa tanda bersifat

representatif, “something that representative something

else” sesuatu mewakili sesuatu yang lain34

. Menurut

Peirce tanda atau representamen adalah sesuatu bagi

seseorang mewakili sesuatu yang lain atau interpretan

dalam beberapa hal. Interpretan dari tanda yang pertama

tadi pada gilirannya mengacu pada objek. Dengan

demikian sebuah tanda atau representamen memiliki

hubungan langsung yang dalam bahasa Peirce adalah

relasi triadik dengan interpretan dan objeknya35

.

“suatu tanda atau representamen merupakan sesuatu yang

menggantikan sesuatu bagi seseorang dalam beberapa hal

atau kapasitas. Ia tertuju kepada seseorang, artinya di dalam

benak orang itu tercipta suatu tanda lain yang ekuivalen, atau

mungkin suatu tanda yang lebih terkembang.…

(Peirce:1986:5).36

Proses pemaknaan tanda Peirce mengikuti

hubungan tiga titik, yaitu representament (R), object (O),

dan interpretant (I). R merupakan tanda yang dapat

dipersepsi baik secara fisik maupun mental yang merujuk

pada sesuatu yang diwakili yaitu O. Kemudian I

34

Benny H. Hoed, Semiotika & Dinamika Sosial (Depok: Komunitas Bambu,

2014), h. 58 35

Budiman, Semiotika Visual, h. 17 36

Budiman, Semiotika Visual, h. 73

Page 44: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

30

merupakan proses yang menafsirkan korelasi R dan O

tersebut. Oleh karena itu, dalam semiotika Peirce tanda

tidak hanya representatif tetapi juga interpretatif.37

Pemikiran Peirce yang mengungkapkan tentang

triangle meaning dijelaskan melalui gambar berikut:

Gambar 2.1

The Semiotic Triangle38

Melalui gambar tersebut Peirce menjelaskan

mengenai reprasentament, interpretant, dan object. Tanda

dibentuk oleh hubungan triangle meaning atau segitiga

makna. Tanda (sign) atau reprasentamen berhubungan

langsung dengan objek yang diwakilinya. Hubungan

keduanya menghasilkan interpretan. Representamen

adalah tanda yang merujuk pada sesuatu yang lain,

sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk oleh tanda

tersebut. Biasanya objek adalah sesuatu yang lain dari

tanda itu sendiri, atau objek bisa juga merupakan sesuatu

37

Hoed, Semiotika & Dinamika Sosial Budaya, h. 58 38

Winfried Noth, Handbook Of Semiotics (Bloomington: Indiana University

Press, --), h. 89

Page 45: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

31

yang sama dengan tanda. Kemudian interpretan

merupakan tafsiran kognitif manusia atas hubungan

(representamen dan objek) berdasarkan fenomonologi

manusia tersebut.39

Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi,

oleh Peirce disebut ground. Konsekuensinya, tanda

(sign atau representamen) selalu terdapat dalam hubungan

triadik, yakni ground, object, dan interpretant. Atas dasar

hubungan ini, Peirce menciptakan klasifikasi tanda.

Klasifikasi tanda bagi Peirce dijelaskan pada tabel berikut

:

Tabel 2.1

Klasifikasi Tanda Charles Sanders Peirce40

Ground Qualisign Kualitas yang ada pada tanda,

misalnya kata-kata kasar,

keras, lemah, lembut, merdu.

Sinsign Eksistensi aktual benda atau

peristiwa yang ada pada tanda;

misalnya kata kabur atau keruh

yang ada pada urutan kata air

sungai keruh yang menandakan

bahwa ada hujan di hulu

sungai.

Legisign Norma yang dikandung oleh

39

Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis bagi

Peneltian dan Skripsi Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h.

169 40

Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 41-42

Page 46: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

32

tanda, misalnya rambu-rambu

lalu lintas yang menandakan

hal-hal yang boleh atau tidak

boleh dilakukan manusia.

Object Icon Tanda yang hubungan antara

penanda dan petandanya

bersifat bersamaan bentuk

alamiah. Atau dengan kata lain,

ikon adalah hubungan antara

tanda dan objek atau acuan

yang bersifat kemiripan;

misalnya, potret dan peta.

Index Tanda yang menunjukkan

adanya hubungan alamiah

antara tanda dan petanda yang

bersifat kausal atau hubungan

sebab akibat, atau tanda yang

langsung mengacu pada

kenyataan. Contoh yang paling

jelas ialah asap sebagai tanda

adanya api.

Symbol Tanda yang mengacu

ke denotatum melalui

konvensi. Atau tanda yang

menunjukkan hubungan

alamiah antara penanda dengan

Page 47: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

33

petandanya. Hubungan di

antaranya bersifat arbriter atau

semena-mena, berdasarkan

konvensi (perjanjian)

masyarakat.

Interpret

ant

Rheme Tanda yang memungkinkan

orang menafsirkan berdasarkan

pilihan. Misalnya, orang yang

merah matanya dapat saja

menandakan bahwa orang itu

baru menangis, atau menderita

penyakit mata, atau mata

dimasuki insekta, atau baru

bangun, atau ingin tidur.

Dicentsign

/dicisign

Tanda sesuai kenyataan.

Misalnya, jika pada suatu jalan

sering terjadi kecelakaan, maka

di tepi jalan dipasang rambu

lalu lintas yang menyatakan

bahwa di situ sering terjadi

kecelakaan.

Argument Tanda yang langsung

memberikan alasan tentang

sesuatu.

Page 48: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

34

Berdasarkan berbagai klasifikasi tersebut, Peirce

membagi tanda menjadi sepuluh jenis:41

a. Qualisign, yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda.

kata keras menunjukkan kualitas tanda.

misalnya, suaranya keras yang menandakan orang itu

marah atau ada sesuatu yang diinginkan.

b. Inconic Sinsign, yakni tanda yang memperlihatkan

kemiripan. Contoh: foto, diagram, peta, dan tanda baca.

c. Rhematic Indexical Sinsign, yakni tanda berdasarkan

pengalaman langsung, yang secara langsung menarik

perhatian karena kehadirannya disebabkan oleh

sesuatu. Contoh: pantai yang sering merenggut nyawa

orang yang mandi di situ akan dipasang bendera

bergambar tengkorak yang bermakna, dilarang mandi

di sini.

d. Dicent Sinsign, yakni tanda yang memberikan

informasi tentang sesuatu. Misalnya, tanda larangan

yang terdapat di pintu masuk sebuah kantor.

e. Iconic Legisign, yakni tanda yang menginformasikan

norma atau hukum. Misalnya, rambu lalu lintas.

f. Rhematic Indexical Legisign, yakni tanda yang

mengacu kepada objek tertentu, misalnya kata ganti

penunjuk. Seseorang bertanya, “Mana buku itu?” dan

dijawab, “Itu!”

g. Dicent Indexical Legisign, yakni tanda yang bermakna

informasi dan menunjuk subyek informasi. Tanda

41

Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 42-43

Page 49: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

35

berupa lampu merah yang berputar-putar di atas mobil

ambulans menandakan ada orang sakit atau orang yang

celaka yang tengah dilarikan ke rumah sakit.

h. Rhematic Symbol atau Symbolic Rheme, yakni tanda

yang dihubungkan dengan objeknya melalui asosiasi

ide umum. Misalnya, kita melihat gambar harimau.

Lantas kita katakan, harimau. Mengapa kita katakan

demikian, karena ada asosiasi antara gambar dengan

benda atau hewan yang kita lihat yang namanya

harimau.

i. Dicent Symbol atau Proposition (Proposisi) merupakan

tanda yang langsung menghubungkan dengan objek

melalui asosiasi dalam otak. Kalau seseorang berkata,

“Pergi!” penafsiran kita langsung berasosiasi pada

otak, dan sertamerta kita pergi. Padahal proposisi yang

kita dengar hanya kata. Kata-kata yang kita gunakan

yang membentuk kalimat, semuanya adalah proposisi

yang mengandung makna yang berasosiasi di dalam

otak. Otak secara otomatis dan cepat menafsirkan

proposisi itu, dan seseorang secara otomatis dan cepat

menafsirkan proposisi itu, dan seseorang segera

menetapkan pilihan atau sikap.

j. Argument, yakni tanda yang merupakan preferensi

seseorang terhadap sesuatu berdasarkan alasan tertentu.

Seseorang berkata, “Gelap.” Orang itu berkata gelap

sebab ia menilai ruang itu cocok dikatakan gelap.

Dengan demikian argumen merupakan tanda yang

Page 50: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

36

berisi penilaian atau alasan, mengapa seseorang berkata

begitu. Tentu saja penilaian tersebut mengandung

kebenaran

B. Konstruksi Citra

1. Pengertian Citra

Citra berasal dari bahasa sansekrta yang berarti

gambar. Kemudian berkembang pengertiannya menjadi

gambaran seperti padanan kata image dalam bahasa

Inggris. Citra merupakan suatu yang abstrak dan

kompleks serta meilbatkan aspek emosi (afektif) dan

aspek penalaran (kognitif). Sehingga citra secara

serentak memiliki sifat subjektif dan objektif. Citra pada

khalayak terbentuk sebagai dampak afektif dan kognitif

dari komunikasi.42

Menurut Nimmo, citra adalah segala hal yang

berkaitan dengan situasi keseharian seseorang;

menyangkut pengetahuan, perasaan dan

kecenderungannya terhadap sesuatu. Sehingga citra

dapat berubah seiring dengan perjalanan waktu. Teori

image building menyebutkan bahwa citra akan terlihat

atau terbentuk melalui poses penerimaan secara fisik

(panca indra), masuk ke saringan perhatian (attention

filter), dan kemudian menghasilkan pesan yang dapat

42

Anwar Arifin, Komunikasi Politik, Filsafat, Paradigma, Teori, Tujuan,

Strategi dan Komunikasi Poilitik Indonesia. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011),

h. 178

Page 51: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

37

dilihat dan dimengerti (perseived message), yang

selanjutnya berubah menjadi persepsi dan membentuk

citra.43

Secara mendasar citra dapat didefinisikan sebagai

konstruksi atau representasi dan persepsi khalayak

terhadap individu, kelompok, dan suatu institusi atau

lembaga dalam kaitannya di masyarakat. Citra yang

melekat atau menempel pada benak seseorang dapat

berbeda dengan realitas objektif atau tidak selamanya

merefleksikan kenyataan yang sesungguhnya.

Baudrillard dalam Arifin, mengatakan bahwa

citra memiliki empat fase, yaitu: (1) representasin

dimana citra merupakan cermin suatu realitas; (2)

ideologi dimana citra menyembunyikan dan memberikan

gambaran yang salah akan realitaas; (3) citra

menyembunyikan bahwa tidak ada realitas; dan (4) citra

sama sekali tidak memiliki hubungan dengan realitas

apapun.44

Menurut Roberts dalam Rachmat, Gambaran

yang mempunyai makna atas realitas, lazim disebut citra

(image). Dimana citra menunjukkan keseluruhan

informasi tentang dunia ini yang telah diolah,

diorganisasikan, dan disimpan individu. Citra disajikan

media melalui pengungkapan teks media. Jalaluddin

43

Komarudin Hasan, Komunikasi Poilitik dan Pencitraan, (Jurnal Dinamika

Fisip Universitas Baturaja, Palembang, Sumsel, Oktober 2010) 44

Arifin, Komunikasi Politik, Filsafat, Paradigma, Teori, Tujuan, Strategi dan

Komunikasi Poilitik Indonesia, h. 178

Page 52: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

38

Rachmat selanjutnya menyatakan bahwa citra terbentuk

berdasarkan informasi yang kita terima. Media massa

bekerja untuk menyampaikan informasi untuk khalayak

kemudian informasi tersebut membentuk, mem-

pertahankan atau meredefinisikan citra.45

Menurut Bill Clanton citra adalah “the

impression, the feeling, the conception which the public

has of a company; a consciously created impression of

an object, person or organization” (kesan, perasaan,

gambaran diri publik terhadap suatu lembaga, yang

sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau

organisasi).46

Pemikiran-pemikiran tentang image (citra) di

massa sekarang diungkapkan Daniel J. Bourstin seperti

yang dikutip oleh Mira Khairunnisa sebagai berikut:47

a. An image is syntethic

Citra itu buatan. Citra itu direncanakan,

dibuat untuk memiliki suatu tujuan, untuk

menciptakan suatu pesan.

b. An image is believable

Citra itu sudah pasti mudah dipercaya. Hal

itu tidak akan dapat memiliki tujuan apapun jika

tidak memercayainya. Dalam pemikiran mereka

45

Jalaluddin Rachmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 221- 224 46

Sholeh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 111 47

Mira Khairunnisa. Citra Perempuan Ideal dalam Sinetron: Studi Analisis

Wacana Sinetron Dewi Fortuna. Skripsi Fisip UI, Depok, 1992. h. 39-42

Page 53: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

39

sudah terbentuk sebuah citra yang kokoh tentang

sesuatu. Jika citra itu ingin dihidupkan, itu tidak

harus di luar dari aturan-aturan umum yang memang

sudah dikenal.

c. An image is passive

Citra itu bersifat pasif. Memang pada

dasarnya citra itu harus dibangun dengan realitas.

Organ-orang yang menciptakan sebuah citra

diharapkan dapat menyesuaikan ke dalam citra

tersebut daripada sebaliknya.

d. An image is valid and concrete

Citra itu hidup dan konkrit. Citra itu sering

menyajikan tujuannya yang terbaik dengan

menyajikan hal-hal yang menarik kepada perasaan

dan citra semacam itu terbatas. Citra itu harus lebih

mudah dipahami daripada objek- objek spesifikasi

lain.

e. An image is simplified

Citra itu bersifat sederhana. Citra itu harus

lebih sederhana daripada objek yang

direpresentasikan. Hal ini mempunyai tujuan untuk

meniadakan aspek- aspek yang diinginkan ataupun

yang tidak diinginkan.

f. An image is ambiguous

Citra itu ambigu. Jadi, citra itu muncul di

antara imaji dimana perasaan, antara harapan dan

realita. Sejalan dengan J. Bourstin, Lee Loevinger

Page 54: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

40

beranggapan bahwa media massa adalah cermin

masyarakat yang mencerminkan suatu citra yang

ambigu, menimbulkan tafsiran bermacam-macam,

sehingga pada media massa setiap orang

memproyeksikan atau melihat citranya.

2. Konsep Citra Frank Jefkins

Frank Jefkins mendefinisikan citra sebagai kesan,

gambaran, dan impresi sesuai dengan realita yang dapat

berarti kebijakan, anggota, produk atau jasa dari sebuah

perusahaan atau organisasi. Citra dapat dikatakan

sebagai persepsi masyarakat dari adanya pengalaman,

kepercayaan, perasaan, dan pengetahuan masyarakat itu

sendiri terhadap perusahaan atau organisasi, sehingga

aspek fasilitas dan layanan yang disampaikan karyawan

atau anggota kelompoknya kepada publik dapat

mempengaruhi persepsi publik terhadap citra.48

Secara luas, menurut Frank Jefkins, citra

diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang

sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan

pengalamannya. Citra tersebut diperoleh berdasarkan

pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-

fakta atau kenyataan.

Citra itu sendiri bersifat abstrak (intangible),

tidak nyata, tidak bisa digambarkan secara fisik dan

tidak dapat diukur secara sistematis, karena citra hanya

48

Frank Jefkins, Public Relations, Edisi Kelima, Terjemahan Daniel Yadin

(Jakarta: Erlangga. 2003), h. 93

Page 55: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

41

berkonsep dalam pikiran. Namun demikian, wujudnya

bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk

seperti penerimaan dan tanggapan, baik positif maupun

negatif yang datang dari publik (khalayak sasaran) dan

masyarakat luas.

Dalam proses terbentuknya citra, terdapat faktor

yang membuat citra tersebut menjadi kuat. Faktor

identitas dan reputasi merupakan faktor penting dalam

pembentukan citra. Frank Jefkins menyebutkan beberapa

jenis citra, yaitu49

:

a. Citra Bayangan (Mirror Image)

Citra bayangan merupakan gambaran yang

dipercaya orang-orang di dalam perusahaan atau

institusi mengenai bagaimana publik memandang

organisasi atau lembaganya. Namun citra ini

seringkali tidak tepat dan berbeda dengan kenyataan

yang sebenarnya.

b. Citra Terkini (Current Image)

Citra ini merupakan kebalikan dari citra

bayangan. Citra terkini merupakan hasil dari

pandangan pihak luar terhadap suatu organisasi,

lembaga, atau perusahaan. Sifatnya yang terbatas

menyebabkan citra ini kerap kali salah dan cenderung

menampilkan citra negatif. Hasil dari terbentuknya

citra ini adalah permusuhan dan prasangka buruk, dan

seringkali muncul kesalahpahaman.

49

Frank Jefkins, Public Relations, h. 20-22

Page 56: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

42

c. Citra Harapan (Wish Image)

Citra jenis ini merupakan hasil dari keinginan

suatu organisasi atau lembaga. Dalam hal ini, pihak

organisasi atau lembaga tersebut akan berusaha

menciptakan kesan positif, dengan menumbuhkan

persepsi baik bagi publik.

d. Citra Perusahaan (Corporate Image)

Citra ini merupakan gabungan dari beberapa

jenis citra yang ada. Citra ini terbentuk dari adanya

sejarah, riwayat perusahaan, stabilitas ekonomi,

hubungan yang baik, dan banyak lagi faktor yang

mempengaruhi citra ini. Pihak perusahaan

membangun dan menjaga eksistensi perusahaan yang

diwakilinya.

e. Citra Majemuk (Multiple Image)

Citra jenis ini merupakan citra pelengkap dari

sebuah lembaga. Dalam hal ini, pihak lembaga alam

menambilkan identitas lembaga mereka yang berupa

atribut yang identik dan terhubung dengan citra

lembaga.

3. Konstruksi Citra di Media Massa

Lee Loevinger (1968) dalam reflective projective

theory, menyebutkan bahwa media massa adalah cermin

masyarakat yang menampilkan suatu citra yang ambigu,

menimbulkan tafsiran yang bermacam-macam, sehingga

pada media massa setiap orang memproyeksikan atau

melihat citranya sendiri. Media massa mencerminkan

Page 57: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

43

citra khalayak, dan khalayak memproyeksikan citranya

pada penyajian media massa.50

Media massa dapat berperan dalam

mengonstruksi realitas sosial dalam suatu peristiwa.

Menurut Keneth Gergen, konstruksi sosial memusatkan

perhatiannya pada proses ketika individu menanggapi

peristiwa yang terjadi di sekitar mereka berdasarkan

pengalaman mereka.51

Istilah konstruksi sosial (social construction of

reality) didefinisikan sebagai proses sosial melalui

tindakan dan interaksi dimana individu menciptakan

secara terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan

dialami bersama secara subjektif.52

Menurut Peter L.

Berger dan Thomas Luckman, realitas tidak dibentuk

secara ilmiah. Tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh

Tuhan. Tetapi dibentuk dan dikonstruksi. Dengan

pemahaman ini realitas berwujud ganda atau prural.

Setiap orang mempunyai konstruksi yang berbeda-beda

atas suatu realitas, berdasarkan pengalaman, preferensi,

pendidikan dan lingkungan sosial, yang dimiliki masing-

masing individu.53

50

Idi Subandy Ibrahim, Kritik Budaya Komunikasi, Budaya, Media, dan Gaya

Hidup dalam Proses Demokratisasi di Indonesia, (Yogyakarta: Jalasutra,

2011), h. 91 51

Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2005), h. 83 52

Margareth Poloma, Sosiologi Kontemporer (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2004), h. 301. 53

Eryanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media ( LkiS,

Yogyakarta: 2002), h.15.

Page 58: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

44

Burhan Bungin menjelaskan bahwa media

memiliki kekuatan untuk mengonstruksi realitas sosial,

melalui pemindahan pesan kepada media dengan atau

setelah dirubah citranya, kemudian media tersebut

memindahkan atau mentransfer kembali citra yang

dikonstruksinya kepada masyarakat, seolah sebagai

realitas yang sebagaimana mestinya.54

Dalam pandangan konstruktivisme, media massa

bukan hanya menyampaikan pesan kepada khalayak,

tetapi juga menjadi subjek yang mengonstruksi realitas

beserta pandangan, bias dan pemihakan. Media massa

dianggap sebagai agen konstruksi sosial yang

mendefinisikan realitas terhadap peristiwa yang terjadi

di masyarakat. Media membentuk opini publik dengan

melakukan tiga kegiatan. Pertama, menggunakan

simbol-simbol untuk memunculkan pengenalan. Kedua,

melakukan strategi pengemasan pesan supaya pesan

yang dikonsumsi oleh publik sesuai dengan apa yang

media harapkan. Ketiga, melakukan agenda media untuk

menentukan prioritas pesan yang akan disampaikan oleh

media massa tersebut kepada khalayak.

Khalayak media seharusnya menyadari bahwa

media harus dipandang sebagai sebagai hasil konstruksi

dari realitas-realitas yang dikemas hingga sedemikian

rupa. Media massa menjadi media pembentuk citra oleh

54

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma dan Diskursus

Tekhnologi Komunikasi Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2007), h.2

Page 59: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

45

para penguasa dan menjadi pintu gerbang bagi setiap

kelompok sosial melakukan propaganda untuk

memengaruhi opini publik.

Substansi teori dan pendekatan konstruksi sosial

atas realitas Berger dan Luckman adalah proses simultan

yang terjadi secara alamiah melalui bahasa dalam

kehidupan sehari-hari pada sebuah komunitas primer dan

semi sekunder. Basis sosial teori dan pendekatan ini

adalah masyarakat transisi modern di Amerika pada

sekitar tahun 1960-an, di mana media massa belum

menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk

dibicarakan. Dengan demikian teori konstruksi sosial

atas realitas Peter L. Berger dan Luckman tidak

memasukkan media massa sebagai variabel atau

fenomena yang berpengaruh dalam konstruksi sosial atas

realitas

Bahasa merupakan unsur terpenting dalam

konstruksi realitas. Bahasa merupakan alat yang

digunakan untuk menyampaikan realitas dalam sebuah

peristiwa. Bahasa merupakan alat konseptualiasi dan alat

narasi.55

Konten media massa adalah bahasa, baik itu

bahasa verbal maupun non verbal. Bahasa verbal dapat

berupa lisan dan tulisan sementara bahasa non verbal

55

Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik di Media Massa: Sebuah Study

Critical Discourse Analysis, (Jakarta: Granit, 2004), h. 12.

Page 60: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

46

dapat berupa gambar, foto, grafik, angka tabel dan lain-

lain.

4. Proses Konstruksi Sosial Media Massa

Proses kelahiran konstruksi sosial media massa

berlangsung dengan melalui tahap-tahap sebagai

berikut:56

a. Tahap menyiapkan materi konstruksi

Pada tahap ini isu-isu penting dimunculkan.

Isu-isu ini dipilih berdasarkan isu yang paling

menjadikan khalayak tertarik. Selain itu, isu yang

sifatnya menyentuh atau memiliki kedekatan

(proximity) dengan pembaca juga dimunculkan.

Misalnya isu konflik, isu kriminalitas, dan human

interest.

b. Tahap sebaran konstruksi

Prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial

media massa adalah semua informasi harus sampai

pada khalayak secepatnya dan setepatnya

berdasarkan pada agenda media. Apa yang

dipandang penting oleh media, menjadi penting pula

bagi khalayak.

c. Tahap pembentukan konstruksi

- Pembentukan konstruksi realitas

Setelah terjadinya sebaran konstruksi, di

mana pesan-pesan dari media telah diterima

56

Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma dan Diskursus Tekhnologi

Komunikasi Masyarakat, h. 204-212

Page 61: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

47

oleh khalayak, selanjutnya yaitu terjadinya

tahap pembentukan konstruksi di masyarakat

melalui tiga tahap yang berlangsung secara

generic. Pertama, konstruksi realitas

pembenaran; kedua, kesediaan dikonstruksi

oleh media massa; ketiga, menjadi pilihan

konsumtif.

- Pembentukan konstruksi citra

Pembentukan konstruksi citra adalah

bangunan yang diinginkan oleh tahap

konstruksi. Di mana bangunan konstruksi citra

yang dibangun oleh media massa ini terbentuk

dalam dua model; model good news dan model

bad news.

d. Tahap konfirmasi

Konfirmasi adalah tahap ketika media massa

maupun khalayak memberikan argumentasi dan

akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat

dalam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media,

tahapan ini perlu sebagai bagian untuk memberi

argumentasi terhadap alasan-alasan konstruksi

sosial. Sedangkan bagi khalayak, tahapan ini juga

sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia

terlibat dan bersedia hadir pada proses konstruksi

sosial.

Page 62: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

48

C. Konsep Film

1. Pengertian Film

Film secara sederhana merupakan sebuah

medium untuk memberikan hiburan, informasi dan

edukasi kepada khalayak. Namun, khalayak hanya

memandang film sebatas hiburan. Film merupakan

penemuan dari pengembangan prinsip-prinsip fotografi

dan proyektor. Sebagai sebuah media massa, film

memiliki kekuatan dari segi estetika karena film

menyajikan dialog, musik, pemandangan dan tindakan

secara bersamaan secara visual dan naratif.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

nomor 8 tahun 1992 tentang perfilman pada bab 1 pasal

1, disebutkan bahwa “ film adalah karya cipta seni dan

budaya yang merupakan media komunikasi massa

pandang-dengar yang dibuat berdasar asas sinematografi

dengan direkam pada pita seluloid, pita video, dan atau

bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala

bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, proses

elektronik atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara

yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan

system proyeksi mekanik, elektronik, dan atau lainnya.57

Onong Uchjana Effendy mengartikan film

sebagai hasil dari budaya dan alat ekspresi kesenian,

menurutnya film sebagai bentuk komunikasi massa

57

https://ngada.org/uu8-1992bt.htm (diakses pada tanggal 24 Januari 2019,

pukul 14.30 WIB.)

Page 63: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

49

adalah hasil penggabungan dari berbagai kesenian

seperti seni rupa, seni teater, sastra, arsitektur dan musik,

dan gabungan dari teknologi fotografi dan rekaman

suara.58

Selanjutnya menurut Apriadi Tamburaka, film

merupakan penayangan hasil konstruksi oleh

pembuatnya dari hasil rekam dan citra realitas di dunia

nyata, dengan tujuan memberikan pengalaman pada

khalayak bahwa apa yang ditayangkan seolah-olah

adalah realitas sungguhan. Khalayak hanya menerima

gambaran realitas dan tidak utuh, sebab realitas

sesungguhnya tidak akan pernah sama dengan realitas

hasil konstruksi pembuat film.59

Berdasarkan beberapa pemaparan diatas, dapat

diartikan bahwa film adalah hasil konstruksi atas realitas

dengan ditampilkan menggunakan media audio-visual,

dan dalam proses menekankan pada aspek estetika sebab

film juga merupakan hasil dari berbagai bentuk

kesenian.

Film sebagai bentuk komunikasi massa dalam

proses penyampaian pesan memiliki kelebihan dan

kekurangan. Kelebihan yang dimiliki film adalah

jangkauannya yang luas, dan bersifat rekreatif atau

hiburan sehingga pesan-pesan yang hendak disampaikan

58

Onong Uchjana Effendy,Dimensi Dimensi Komunikasi, (Bandung: Alumni,

1986), h. 239. 59

Apriadi Tambuaraka, Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media

Massa, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 117-118

Page 64: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

50

dapat diterima dengan mudah oleh penonton. Sedangkan

kekurangan pada film adalah pada sifatnya yang cepat

dan sekilas, sehingga jika khalayak mengalihkan

perhatiannya pada hal lain saat menikmati film, pesan-

pesan yang hendak disampaikan dalam film tidak dapat

diterima secara utuh.

Film pun memiliki karakteristik tertentu, untuk

membedakannya dengan media massa yang lain

terutama televisi. Karakteristik yang dimiliki film adalah

layar yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan

keleluasaan kepada penonton untuk melihat adegan yang

ditayangkan. Karakteristik selanjutnya adalah

pengambilan gambar dalam film diambil secara

menyeluruh untuk memberikan kesan artistik yang tinggi

sehingga film terlihat menarik. Karakteristik yang ketiga

adalah konsentrasi penuh, biasanya konsentrasi penuh

dapat terwujud saat menonton di bioskop. Karakteristik

terakhir adalah Identifikasi psikologis, maksudnya

adalah pada saat menonton film khalayak menyamakan

karakter dirinya dengan peran yang ada di film.60

2. Sejarah Perkembangan Film

Para teoritikus film menyatakan bahwa film

merupakan perkembangan dari fotografi. Fotografi

ditemukan oleh Joseph Nichepore Niepce asal Perancis

pada tahun 1826. Pada saat ituu ia berhasil membuat

campuran dengan perak untuk menciptakan gambar pada

60

Ardianto, Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, h. 145-146

Page 65: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

51

sebuah lempeng timah yang tebal yang telah disinari

selama beberapa jam.61

Penyempurnaan fotografi

tersebut terus berlanjut hingga akhirnya mendorong

rintisan penciptaann film.

Pada tahun 1887, ilmuwan Amerika Serikat,

Thomas Alva Edison merancang alat untuk merekam

dan memproduksi gambar. Alat yang dirancang tersebut

mirip dengan fungsi fonograf untuk merekam suara.

Thomas Alva Edison berhasil merancang mekanisme

alat tersebut namun belum menemukan bahan dasar yang

tepat untuk membuat gambar. Hingga Goerge Eastman

memberikan bantuan dengan menawarkan gulungan pita

seluloid. Akhirnya terciptalah alat yang kemudian

dinamakan kinetoskop.62

Penemuan tersebut kemudian dikembangkan oleh

dua ilmuwan kakak-beradik asal Perancis, Lumiere

bersaudara. Mereka merancang perkembangan

kinetoskop berupa piranti yang mengkombinasikan

kamera, alat memproses film dan proyekter menjadi

satu. Piranti ini disebut sinematograf.

Pertama kalinya film di perkenalkan kepada

publik pada tanggal 28 Desember 1895 di Perancis. Pada

saat itu Lumiere bersaudara, Lumiere Louis (1864-1948)

dan Lumiere Auguste (1862-1954), inventor terkenal

61

Marseli Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film, (Jakarta: Gramedia. 1996),

h. 2 62

Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film, h. 3

Page 66: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

52

asal Perancis mendatangkan sekitar 30 orang dan

membayar mereka untuk menyaksikan film-film pendek

yang mempertunjukkan kehidupan warga Perancis.

Pemutaran film tersebut dilakukan di Grand Café di

Boulevard des Capucines, Perancis.63

Pemutaran film yang dilakukan oleh Lumiere

bersaudara ini menandai lahirnya industri perfilman.

Walaupun Max dan Emil Skladanowsky muncul lebih

awal di Berlin pada 1 November di tahun yang sama,

akan tetapi pertunjukan Lumiere lah yang di akui

kalangan internasional.

Oey Hoeng Lee dalam Sobur menyebutkan “film

sebagai alat komunikasi massa yang kedua muncul di

dunia, mempunyai masa pertumbuhnannya pada akhir

abad ke-19, dengan kata lain pada saat perkembangan

surat kabar sudah mengalamangi banyak rintangan dan

hampir lenyap.64

Film pada awal kemunculuan dan

perkembangannya sebagai media komunikasi dianggap

mulus. Tidak seperti kemunculan surat kabar, film tidak

mengalami hambatan dari unsur-unsur teknik, politik,

ekonomi, sosial dan demografi.

3. Jenis-jenis Film

63

Misbach Yusa Biran, Sejarah Film 1900-1950:Bikin Film di Jawa, (Jakarta:

Komunitas Bambu, 2009), h. xv. 64

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya:

2013), h. 126

Page 67: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

53

Pada dasarnya film dikelompokkan berdasarkan

jenisnya, untuk memberikan pehaman dalam klasifikasi

film. Secara umum film dikelompokkan sebagai berikut:

a. Film Dokumenter

Fillm dokumenter merupakan karya ciptaan

mengenai kenyataan (creative treatment of

actuality), dan jenis film ini adalah hasil interpretasi

pembuatnya mengenai kenyataan tersebut.65

Tujuan

film ini adalah memberikan fakta dan gambaran

sebenarnya akan sebuah peristiwa atau kenyataan

dalam masyarakat.66

b. Film Fiksi (Story Film)

Film fiksi atau film cerita adalah bentuk film

yang mengangkat cerita fiksi atau cerita berdasarkan

kisah nyata yang kemudian dimodifikasi oleh

pembuatnya agar lebih menarik. Oleh karenanya,

film jenis ini terikat pada plot dan memiliki konsen

adegan yang sudah dirancang sejak awal. Struktur

cerita dalam film ini pun mengandung hukum

kausalitas dan harus terdapat karakter protagonist,

antagonis, masalah serta konflik.67

65

Ardianto, Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, h, 148 66

Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat

Pers, 2002), h. 100 67

Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008),

h. 6

Page 68: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

54

c. Film Berita (Newsreel)

Film berita adalah film mengenai fakta,

peristiwa yang benar-benar terjadi. Karena bersifat

berita, maka film yang disajikan harus mengandung

nilai berita (newsvalue). Dengan adanya televisi

yang memiliki kesamaan sifat dengan film, maka

berita yang difilmkan dapat ditayangkan kepada

publik melalui medium televisi dapat dijangkau

lebih luas dan cepat dibandingkan film yang

biasanya dipertunjukkan di bioskop.68

d. Film Kartun

Titik berat pembuatan film kartun adalah

pada seni lukis. Penemuan sinematografi

menimbulkan gagasan dari para pelukis untuk

menghidupkan lukisannya. Lukisan-lukisan tersebut

dapat menimbulkan hal yang lucu dan menarik serta

menciptakan fantasi seperti dapat terbang,

menghilang, menjadi besar dan kecil dan lain-lain.69

Selanjutnya dengan pesatnya perkembangan

teknologi komputer, film kartun juga mengalami

perkembangan yang signifikan. Film kartun tidak

hanya menayangkan bentuk-bentuk gambar dua

dimensi saja, akan tetapi berkembang menjadi

gambar tiga dimensi. Bahkan dengan adanya

68

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:

Citra Aditia Bakti. 1993), h. 213 69

Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, h. 216

Page 69: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

55

teknologi CGI (Computer-Generated

Imagery) sebuah teknik pencitraan 3D yang

dilakukan oleh komputer pada media tertentu seperti

aktor yang diperankan manusia, benda-benda dan

greenscreen atau bluescreen. CGI termasuk ke

dalam golongan spesial efek yang biasa digunakan

dalam pembuatan film, acara televisi, iklan dan

game.

e. Film Eksperimental

Film jenis ini adalah film yang sangat

berbeda dengan jenis diatas. Film ini tidak memiliki

plot namun tetap memiliki struktur, dan itu pun

sangat di pengaruhi subjektifitas pembuatannya,

seperti gagasan, ide, emosi serta pengalaman

batinnya. Film jenis ini sangat susah dipahami

karena pembuatnya menggunakan simbol-simbol

personal yang mereka ciptakan sendiri.70

4. Tim Produksi Film

Dalam proses produksi film, diperlukan

kerjasama yang melibatkan berbagai pihak dan tenaga

kreatif yang saling menunjang satu sama lain sehingga

menghasilkan suatu karya yang utuh. Sehingga

diperlukan para pelaku utama dalam film, yaitu:71

70

Pratista, Memahami Film, h. 7-9 71

Sumarno, Dasar-Dasar Apresisasi Film, h. 34-80

Page 70: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

56

a. Sutradara

Sutradara merupakan orang yang

bertanggung jawab untuk mengatur laku aktor di

depan kamera, mengarahkan akting dan dialog serta

mengontrol posisi kamera beserta gerak kamera,

suara, pencahayaan, di samping hal lain yang

menyumbang kepada hasil akhir sebuah film.

b. Penulis Skenario

Penulis skenario memiliki tugas untuk

menjabarkan gagasan, jalan cerita, perwatan dan

bahasa. Ia menyusun dialog ke dalam bahasa yang

hidup dan sesuai dengan karakter para tokoh.

c. Penata Fotografi (Juru Kamera)

Juru kamera atau cameraman bertugas

mendampingi sutradara untuk menentukan jenis-

jenis pengambilan gambar dan menentukan jenis

lensa yang hendak digunakan serta diafragma

kamera dan mengatur pencahayaan. Ia juga

bertangung jawab untuk memeriksa hasil

pengambilan gambar dan menjadi pengawas pada

proses film di laboratorium agar mendapatan hasil

akhir yang baik.

d. Penyunting (Editor)

Editor bertugas untuk menyusun hasil

pengambilan gambar hinga membentuk pengertian

cerita.

Page 71: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

57

e. Penata Artistik

Tugas penata artistik adalah menyusun

segala sesuatu yang melatar belakangi cerita film,

yakni menyangkut tentang setting atau tempat dan

waktu berlangsungnya cerita dalam film.

f. Penata Suara

Penata suara memiliki tugas untuk merekam

suara baik di lapangan maupun di studio. Kemudian

memadukan unsur suara tersebut dan menyelaraskan

dengan jalur gambar dalam hasil akhir film yang

siap diputar.

g. Penata Musik

Penata musik merupakan orang yang

bertugas dan bertanggung jawab untuk menata

paduan bunyi yang berfungsi untuk menambah nilai

dramatik dalam sebuah film.

h. Pemeran

Pemeran merupakan orang yang bertugas

untuk memainkan peran tokoh dalam sebuah film.

5. Unsur-unsur Pembentuk Film

Unsur pembentuk film dapat dibagi menjadi dua,

unsur naratif dan unsur sinematik. Dalam pembentukan

film, kedua unsur ini saling berkaitan. Unsur naratif

merupakan materi atau bahan cerita yang akan diolah,

sedangkan unsur sinematik merupakan cara-cara yang

dilakukan untuk mengolah materi cerita atau teknis

pembentuk film. Unsur sinematik ini terbagi menjadi

Page 72: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

58

empat elemen pokok, yaitu mise-en-scene,

sinematografi, editing dan suara.72

a. Unsur Naratif

Dalam pembentukan film, unsur naratif

merupakan unsur dasar yang harus dibutuhkan.

Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau

tema film. Di dalam cerita pasti memiliki elemen-

elemen seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi,

waktu ataupun lainnya. Elemen tersebut saling

berkaitan satu sama lain untuk membentuk sebuah

jalinan peristiwa yang memiliki maksud dan tujuan.

Seluruh jalinan perisitiwa tersebut terikat oleh

sebuah aturan yakni hukum kausalitas (logika

sebab-akibat). Bersamaan dengan unsur ruang dan

aspek, aspek kausalitas adalah elemen pokok

pembentuk naratif.

b. Unsur Sinematik

Unsur ini merupakan unsur pembentuk film

yang menentukan bagaimana materi akan diolah

menjadi sebuah cerita. Dengan kata lain, unsur

sinematik merupakan aspek-aspek teknis produksi

dalam membuat sebuah film. Aspek teknis dalam

produksi memiliki empat elemen pokok, pertama

mise-en-scene, elemen ini memuat segala hal yang

berada di depan kamera, seperti latar (setting), tata

cahaya, kostum, make up, serta pergerakan pemain.

72

Pratista, Memahami Film, h. 1-2

Page 73: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

59

Elemen kedua adalah sinematografi, elemen ini

merupakan bagaimana perlakuan terhadap kamera

dan filmnya serta hubungan kamera dengan obyek

yang di ambil. Ketiga adalah editing, elemen ini

adalah transisi sebuah gambar ke gambar lainnya.

Dan elemen yang terakhir adalah suara, elemen ini

memuat segala hal dalam film yang mampu kita

tangkap dengan indera pendengaran kita. Sama

seperti halnya dengan unsur naratif, seluruh elemen

pokok dalam unsur sinematik ini saling berkaitan

dan berkesinambungan untuk membentuk unsur

sinematik secara keseluruhan.

6. Struktur Film

Film berjenis apapun maupun yang berdurasi

panjang atau pendek, pasti memiliki struktur fisik yang

dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:73

a. Shot (gambar)

Shot memiliki arti satu rangkaian gambar

utuh yang tidak terinterupsi oleh potongan gambar

(editing). Sekumpulan shot biasanya dapat

dikelompokkan menjadi sebuah adegan, sedangkan

satu adegan bisa berjumlah belasan hingga puluhan

shot. Satu shot dapat berdurasi kurang dari satu

detik, beberapa menit bahkan jam.

73

Pratista, Memahami Film, h. 107

Page 74: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

60

b. Scene (adegan)

Scene adalah satu segmen pendek dari

keseluruhan cerita yang memperlihatkan satu aksi

berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu,

isi (cerita), tema, karakter atau motif. Umumnya,

satu adegan terdiri dari beberapa shot yang saling

berhubungan. Biasanya film cerita terdiri dari 30-35

adegan.

c. Sequence (sekuen)

Sekuen adalah satu segmen besar yang

memperlihatkan satu rangkaian peristiwa yang utuh

atau sebuah rangkaian adegan. Satu sekuen

umumnya terdiri dari beberapa adegan yang saling

berhubungan. Dalam film biasanya berisi 8-15

sekuen.

7. Film sebagai Komunikasi Massa

Komunikasi massa yang paling sederhana

dikemukakan oleh Bittner dalam Rakhmat, yakni: mass

communication is messages communicated through a

mass medium to a large number of people.74

Berdasarkan

definisi tersebut, dapat dilihat komunikasi massa haruslah

menggunakan medium yang yang mencakup khalayak

dalam jumlah besar yaitu media massa. Media komunikasi

yang termasuk dalam media massa adalah: radio siaran

dan televisi yang keduanya dikenal sebagai media

74

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2003), h. 188

Page 75: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

61

elektronik; surat kabar dan majalah, keduanya dikenal

sebagai media cetak; serta media film75

.

Film adalah medium komunikasi massa yang

ampuh, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk

penerangan dan pendidikan. Film sebagai salah satu

media penyampai pesan dalam ilmu komunikasi, juga

berperan sebagai alat propaganda atas sebuah tujuan, yang

pada akhirnya disadari atau tidak akan membawa

pengaruh yang kuat terhadap pola pikir suatu masyarakat.

Film sebagai media komunikasi merupakan suatu

kombinasi antara usaha penyampaian pesan melalui

gambar yang bergerak, pemanfaatan teknologi kamera,

warna dan suara. Unsur-unsur tersebut dilatarbelakangi

oleh suatu pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak

film.

Sebagai salah satu bentuk media massa, film

dinilai paling berpengaruh terhadap kejiwaan para

penontonnya. Dalam ilmu sosial hal ini disebut sebagai

identifikasi psikologi.76

Secara sederhana Identifikasi

psikologi adalah proses kognisi khalayak sebagai individu

ketika membayangkan dirinya sama dengan tokoh yang

ada di dalam film, kemudian menirunya dalam kehidupan

sehari-hari. Misalnya, gaya berbicara, gaya berpakaian,

75

Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar. (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2009), h. 3 76

Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 1981), h. 192

Page 76: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

62

potongan rambut sampai dengan mengasosiasikan

karakter dari peran yang dimainkan aktor dalam film.

Kendatipun demikian, karena film sebagai sebuah

medium komunikasi massa dipandang memiliki kapasitas

untuk memuat pesan yang sama secara serempak dan

memiliki sasaran serta jangkauan yang luas dan beragam

yang melewati sekat-sekat agama, etnis, ras, status sosial,

umur serta tempat tinggal, maka film dianggap dapat

memainkan peranan sebagai saluran penarik untuk pesan-

pesan tertentu.

Sebagai medium komunikasi massa, film

memberikan informasi dan gambaran tertentu tentang

sebuah realitas tertentu, dalam hal ini realitas yang sudah

diseleksi oleh pembuatnya.77

Film memiliki tujuan

transformasion of values, yakni menyebarluaskan nilai-

nilai yang terkandung didalamnya. Sehingga kemudian

pada perkembangannya film pun dimanfaatkan sebagai

alat propaganda dan mengonstruksi sebuah realita bagi

khalayak.

Fenomena film sebagai alat propaganda, meskipun

pada sebagian kasus terjadi secara kebetulan, mampu

menyebabkan terjadinya krisis sosial di beberapa

Negara78

. Sebagai alat propaganda, penggunaan media

film bukanlah hal yang baru. Hal ini dapat ditelusuri dari

77

Asep S. Muhtadi & Sri Handyani, Dakwah Kontemporer: Pola Alternatif

Dakwah Melalui TV, (Bandung: Pusdai Press, 2000), h. 95 78

Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Jakarta:

Erlangga, 1987), h. 13

Page 77: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

63

pernyataan Hitler “Gambar ... termasuk film, punya

kesempatan yang lebih baik, dan jauh lebih cepat,

ketimbang bacaan untuk membuat orang memahami

pesan-pesan tertentu,"79

. Selanjutnya Hitler Bersama

menteri propagandanya, Joseph Goebbels, meyakini film

adalah alat yang sangat potensial untuk menggiring opini

publik. Kemudian mereka mengambil alih industri film di

Jerman pada saat itu, dengan tujuan menyeleksi film yang

tidak diinginkan dan membimbing industri film agar

sesuai dengan tujuan propaganda Nazi.

Hal tersebut, pernah juga terjadi di Indonesia pada

masa orde baru. Rezim pemerintahan Soeharto menyadari

betul potensi film sebagai wahana penyebarluasan nilai

dan propaganda. Sehingga dapat di lihat karya propaganda

berbentuk film yang terlahir pada masa itu yaitu terdapat

film seperti Janur Kuning karya Alam Surawidjaja pada

tahun 1979, karya Arifin C Noer pada tahun 1981

Serangan Fajar dan Penumpasan Pengkhianatan

G30S/PKI pada 1983.

Penggunaan film sebagai alat propaganda ini

senada dengan yang disampaikan oleh John A. Broadwin

dan V. R. Beghan dalam bukunya yang berjudul The

Triumph of Propaganda (1996), bahwa dibanding dengan

seni lain, film menimbulkan dampak psikologis dan

propagandistik yang abadi dan pengaruhnya sangat kuat

79

www.tirto.id/film-sebagai-alat-propaganda-rezim-penguasa-cxgY diakses

pada tanggal 16 Januari 2019, pukul 20.10 WIB

Page 78: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

64

serta efeknya tidak hanya melekat pada pikiran, tetapi

juga emosi dan bersifat visual sehingga bertahan lebih

lama dibandingkan pengaruh yang dicapai oleh ajaran-

ajaran gereja atau sekolah.80

80

Mohammad Soelhi, Propaganda dalam Komunikasi

Internasional¸(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012), h. 165

Page 79: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

65

BAB III

GAMBARAN UMUM FILM SALAM NEIGHBOR

A. Profil Film Salam Neighbor

Salam Neighbor adalah film dokumenter yang dirilis

pada tahun 2016 oleh perusahaan produksi film Living on

One Dollar dan 1001 MEDIA dan ditayangkan perdana di

Washington, DC di festival film AFI DOCS pada 20 Juni

2015. Judul film ini berarti "halo" tetangga. Judul ini

memiliki makna ganda karena kata salam dalam bahasa Arab

juga berarti perdamaian.81

Salam Neighbor adalah komponen dari proyek tiga

bagian yang difokuskan pada krisis pengungsi Suriah: film

dokumenter, film realitas virtual (VR) dan kampanye dampak

sosial.

Pada proses pembuatan Salam Neighbor , para

pembuat film berusaha memahami sisi kemanusiaan dari krisis

pengungsi Suriah dengan tinggal di antara para

pengungsi. Gaya film imersif ini, dikombinasikan dengan

kampanye dampak sosial, mencerminkan strategi Living on

One, yang didirikan bersama oleh sutradara sekaligus

produser Salam Neighbor , Chris Temple dan Zach

Ingrasci, dan menggemakan film dokumenter mereka

sebelumnya, Living on One Dollar. Pendekatan "Timur

bertemu Barat" untuk memanusiakan dunia Arab

81

https://www.npr.org/sections/goatsandsoda/2015/06/30/411541010/meet-

your-new-neighbors-the-american-filmmakers diakses pada 04 Mei 2019

Page 80: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

66

mencerminkan strategi produser film lainnya, Mohab Khattab

dan Salam Darwaza, pendiri 1001 MEDIA.

Anggota tim film Salam Neighbor telah menguraikan

pandangan dan konstruksi mereka akan film ini dalam

berbagai wawancara televisi dan radio. Pada Andrea Mitchell

Reports di MSNBC, sutradara menggambarkan kisah Raouf

yang berusia 10 tahun dan trauma yang dihadapinya.82

Di The

Leonard Lopate Show di radio WNYC , para sutradara

berdiskusi tentang empat karakter utama dalam film, impresi

pembuat film saat pertama memasuki kamp pengungsi,

masalah keamanan di kamp, masalah pengungsi perkotaan

(pengungsi yang tinggal di luar kamp) , pertanyaan

pemukiman kembali dan bagaimana krisis mengubah

pandangan gender dan norma-norma budaya untuk para

pengungsi Suriah.83

Di The Mimi Geerges Show, keempat

produser membahas masalah yang sama seperti wawancara

Lopate, serta membahas juga tujuan dari pembuatan film,

peran dan fungsi kamp pengungsian, kondisi logistik di

kamp, interaksi pembuat film dengan pengungsi di kamp,

kewirausahaan yang dipamerkan di kamp, masalah negara

tuan rumah, peran negara-negara Arab yang lebih maju dalam

krisis ini dan kemitraan Living on One / 1001 MEDIA.

Meskipun Salam Neighbor sebagian besar mencakup

pengungsi Suriah di kamp Za'atari, sekitar 80% pengungsi

82

http://www.msnbc.com/andrea-mitchell-reports/watch/two-filmmakers-

spent-month-in-refugee-camp-605066307813 diakses pada 04 Mei 2019 83

http://www.rollcall.com/news/politics/37014-2 diakses pada 05 Mei 2019

Page 81: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

67

Suriah di Yordania adalah pengungsi perkotaan yang tinggal

di luar kamp. Untuk meliput situasi pengungsi

perkotaan, Salam Neighbor mengembangkan film virtual

reality (VR) For My Son dalam kemitraannya dengan RYOT

Studio dan UNOCHA (United Nations Office for the

Coordination of Humanitarian Affairs) atau Kantor

Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB.84

Film ini berbentuk

surat video dari seorang pengungsi perkotaan Suriah (yang

tinggal di Amman Timur, Yordania) kepada putranya,

mengungkapkan harapan untuk masa depan putranya. For My

Son juga tersedia untuk para penonton di beberapa pemutaran

film Salam Neighbor dan dapat diakses di YouTube.

Selanjutnya, Salam Neighbor mengembangkan model

kampanye dampak sosial dalam hubungannya dengan film

dokumenter. Tema utama kampanye dampak film ini adalah

(1) mendukung negara tuan rumah bagi pengungsi, dan (2)

mendukung peluang pendidikan bagi anak-anak yang

sekolahnya terganggu oleh konflik.85

Pada Mei 2016, anggota

Kongres AS Ted Lieu dan Judith Rowland dari Global

Citizen menampilkan Salam Neighbor dalam sebuah artikel

yang mereka terbitkan di MSNBC, berjudul "Krisis

pengungsi Suriah menciptakan kesenjangan besar dalam

pendanaan pendidikan."

84

http://livingonone.org/formyson/ diakses pada 09 Mei 2019 85

http://www.msnbc.com/msnbc/analysis-syrian-refugee-crisis-creates-huge-

gap-educat ion- kids diakses pada 09 Mei 2019

Page 82: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

68

Dengan membangun persepsi dan menciptakan

kesadaran akan krisis yang terjadi pada film, Salam

Neighbor juga mendorong advokasi secara masif untuk

meningkatkan dana kemanusiaan dan meningkatkan opsi

pemukiman kembali bagi para pengungsi di seluruh

dunia. Upaya-upaya akar rumput termasuk mendorong

kesukarelaan dalam mendukung para pengungsi.86

Salam Neighbor telah bermitra dengan Global

Citizen, Creative Visions Foundation, Take

Part dan RYOT untuk meningkatkan kesadaran akan isu-isu

terkait krisis pengungsi Suriah di antara para pembuat

kebijakan dan influencer. Pada 15 Maret 2016, Global

Citizen mengulurkan tangan untuk mendorong para

pemimpin dunia untuk meningkatkan pendanaan pendidikan

untuk anak-anak yang terkena dampak krisis menggunakan

klip dari Salam Neighbor .87

Klip dan karakter tambahan dari

film ini juga ditampilkan dalam video dengan aktris Salma

Hayek Pinault (didukung oleh 60 badan amal dan juru

kampanye terkemuka dan 250.000 pemohon petisi dari

seluruh dunia) yang mempromosikan dana pendidikan.

Berbagai negara yang menghadiri KTT menjanjikan $ 90 juta

untuk dana tersebut untuk membantu memastikan anak-anak

terlantar seperti Raouf mendapatkan kesempatan untuk

dididik.

86

https://takeaction.takepart.com/actions/tell-your-mayor-our-town-must-

support-refug ees diakses pada 09 Mei 2019 87

https://www.globalcitizen.org/en/action/syria-emergency-funding/ diakses

pada 10 Mei 2019

Page 83: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

69

Salam Neighbor juga telah mengejar kampanye

pengaruhnya di media sosial. Salam Neighbor telah dilihat

oleh lebih dari 3,1 juta orang dan dibagikan lebih dari 25.000

kali. Salam Neighbor juga menjangkau langsung ke

audiensnya di media sosial. Ini disiarkan langsung di

Facebook pada saat pemutaran film di Georgetown

University.

B. Sinopsis Film Salam Neighbor

Perang saudara serta konflik bersenjata ini telah

memunculkan krisis pengungsi terburuk setelah perang dunia

kedua. Warga sipil Suriah terpaksa mengungsi ke negara

tetangga demi keselamatannya, salah satu negara yang

banyak menampung pengungsi Suriah adalah Jordania.

Jordania berbatasan langsung dengan Suriah,

mengungsi ke Jordania adalah salah satu pilihan logis para

warga Suriah, pengungsi dapat menuju Jordania hanya

dengan berjalan kaki melintasi bukit bebatuan serta gurun,

tetapi sebagian besar dari mereka melakukannya pada malam

hari, selain untuk menghindari panas terik gurun, mereka

harus bersembunyi dari otoritas, jika otoritas mengetahui,

mereka bisa ditembak mati.

Zach Ingrasci dan Chris Temple, dua sineas muda

dari Amerika Serikat berusaha untuk mengangkat cerita

mengenai pengungsi di Kamp Pengungsian Za’atari,

Jordania, dimana hanya berjarak 11 kilometer dari perbatasan

dengan Suriah. Zach Ingrasci dan Chris Temple

Page 84: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

70

mendapatkan izin resmi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB) untuk mendokumentasikan kehidupan 85.000

pengungsi. Faktanya, ada sekitar 80% pengungsi di Jordania

tidak tinggal di kamp pengungsian, mereka tinggal di

desa/kota dimana mereka bisa tinggal. Tentunya hal ini

menambah beban bagi Jordania.

Dari sekitar 85.000 pengungsi ini, Zach Ingrasci dan

Chris Temple memfokuskan cerita terhadap lima individu

yaitu Ghoussoon, seorang perawat yang terpaksa mengungsi

bersama tiga anaknya, dimana ia menjalankan bisnis

prakarya untuk menghidupi dirinya dan anak-anaknya, Um

Ali, wanita paruh baya yang berjuang untuk menaklukan rasa

kehilangan anggota keluarganya, Raouf, bocah berusia 10

tahun yang menyimpan trauma mendalam akan perang

dibalik senyum dan keceriaannya, Ghassem, seorang

pegawai negeri sipil di Suriah, yang berusaha membuat

perbedaan hidup di kamp pengungsian serta Ismail, seorang

mahasiswa yang berusaha mencari cara untuk membuat

kehidupan di kamp pengungsian menjadi lebih baik.

Harapan adalah satu-satunya yang membuat para

pengungsi tetap bertahan hidup di tanah yang asing, harapan

bahwa suatu saat nanti perang saudara yang berkecambuk

akan selesai dan berakhir. Harapan dimana suatu saat nanti

mereka bisa pulang ke Suriah dan kembali untuk

membangun tanah air mereka.

Itulah kesamaan yang mereka punya, Ismail,

Ghassem, Ghoussoon, Um Ali dan Raouf, mereka masih

Page 85: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

71

berharap bahwa konflik Suriah akan selesai, dan mereka bisa

kembali ke negeri mereka untuk membangun kembali negeri

mereka, walau mereka harus membangunnya dari nol.88

C. Distribusi dan Penayangan Film Salam Neighbour

Salam Neighbor tidak memanfaatkan rilis teater yang

normal. Sebagai gantinya, film ini diluncurkan dengan

pemutaran film berdasarkan permintaan (on-deman

theatrical) dan komunitas melalui Tugg.89

Film ini juga

diputar di Georgetown University yang dihadiri oleh Yang

Mulia Ratu Rania Al-Abdullah dari Yordania,90

diputar di

New York City untuk para pejabat tinggi PBB yang dibuka

oleh Samantha Power selaku Duta Besar AS untuk PBB.

Screening film ini juga dilakukan di US Capitol Visitors

Center di Washington DC dengan kata sambutan yang

disampaikan oleh anggota kongres Ted Lieu.91

Di Los

Angeles, pemutaran film ini ditayangkan bersama oleh

Human Rights Watch. Salam Neighbor juga sempat

ditayangkan di kantor pusat Google dan Facebook di Silicon

Valley, California.

Pada 20 Juni 2016 film Salam Neighbor untuk

pertama kalinya diluncurkan di televisi AS pada saluran TV

88

Hasil pengamatan peneliti pada 26 April 2019 89

https://www.tugg.com/titles/salam-neighbor diakses pada 27 Juni 2019 90

https://sfs.georgetown.edu/humanitarians-around-world-gather-discuss-

salam-neighbor -film-screening-syrian-refugee-crisis/ diakses pada 27 Juni

2019 91

http://www.rollcall.com/news/politics/37014-2 diakses pada 27 Juni 2019

Page 86: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

72

kabel Pivot milik Participant Media.92

Sedangkan di Timur

Tengah film ini diputar dalam bahasa arab pada 17 Juni 2016

disaluran TV Alhurra yang merupakan saluran TV yang

berbasis di Amerika Serikat untuk pemirsa Timur Tengah

dan Afrika Utara.

iTunes juga merilis film ini pada 6 Mei 2016 untuk

pengguna aplikasi di AS dan Kanada. Vimeo on Demand

pada tanggal 10 Juni 2016 juga melakukan hal yang sama

dengan iTunes. Sedangkan Netflix yang juga merupakan

penyedia layanan video on-demand menayangkan di seluruh

dunia dalam 21 bahasa berbeda. Selanjutnya pada 20 Juni

2016 sebagai peringatan Hari Pengungsi Dunia, film ini

dirilis secara bersamaan di Amazon Video dan Google Play.

Film Salam Neighbor dipilih untuk 2016-17

American Film Showcase (AFS) yang disponsori oleh

kedutaan besar AS di seluruh duni sebagai bagian dari

festival film, pemutaran kusus dan lokakarya.93

Film ini juga

diputar diberbagai festival seperti AFI-DOCS (American

Film Institute-Documentaries) sebagai sorotan utama di

Washington, dikategorikan sebagai lima film terbaik di

CPH:DOX 2015 di Copenhagen, Denmark.94

Selain pada

festival-festival tersebut, Salam Neighbor juga diputar pada

Festival Film Aruba 2015, Festival Film Human Rights

92

https://www.participantmedia.com/2015/12/pivot-expands-documentary-

focus-debuts-two-films-spotlighting-refugee-crisis-syria-salam diakses pada

28 Juni 2019 93

http://americanfilmshowcase.com/year-5/ diakses pada 28 Juni 2019 94

https://www.thelocal.dk/20151116/the-six-best-films-from-cphdox diakses

pada 28 Juni 2019

Page 87: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

73

Watch pada 2016, dan Crossroads di Graz, Austria pada

tahun 2016.

Salam Neighbor berhasil meraih 2016 Media Award

Honoring Voices of Courage & Conscience dalam kategori

film dokumenter untuk features dari The US Muslim Public

Affairs Council (MPAC). Salam Neighbor juga tercatat jadi

finalis 2016 SIMA Awards untuk kategori dokumenter

features.

D. Tim Produksi Film Salam Negihbour

Berikut adalah tim produksi film Salam Neighbor.95

Tabel 3.1

Tim Produksi Film

Director Zach Ingrasci

Chris Temple

Producer Salam Darwaza

Mohab Khattab

Zach Ingrasci

Chris Temple

Cinematography Sean Kusanagi

Film Editor Mohammed El Manasterly

Jenniver Tiexiera

Composer Snuffy Walden

Patrick Rose

Interpreter/Fixer Ibraheem Shaheen

Production

Company

1001 MEDIA

Living on One

95

http://livingonone.org/salamneighbor/team/ diakses 04 Mei 2019

Page 88: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

74

Distributor Participant Media/Pivot (US)

Al Hurra (Mid-East & North Africa)

Netflix (Worldwide)

iTunes (US/Canada)

Amazon Video (US/Canada)

Google Play (US/Canada)

Vimeo on Demand (US/Canada)

Off the Fence (Worldwide)

Tugg (Worldwide)

E. Unsur Ekstrinsik Film Salam Neighbour

1. Konflik Suriah

Konflik Suriah dapat ditelusuri dari peristiwa protes

yang dilakukan oleh sekelompok peajar saat mereka menulis

slogan-slogan anti pemerintahan di tembok-tembok kota.96

Slogan yang mereka tuliskan berbunyi “rakyat menginginkan

rezim turun”. Pelajar-pelajar tersebut kemudian ditangkap

oleh pihak kepolisian dan dipenjarakan selama satu bulan.97

Peristiwa penangkapan terhadap para pelajar tersebut

menimbulkan kecaman dari warga Suriah. Pada tanggal 11

Maret 2011 aksi protes terjadi di kota Daraa, kemudian

demonstrasi dibubarkan dengan tembakan dari pasukan

keamanan Suriah ke arah para demonstran tersebut. Aksi

represif dari pasukan keamanan Suriah tersebut

menimbulkan aksi protes lanjutan. 23 Maret 2011 di Daraa

96

Dina Y Sulaiman, Prahara Suriah: Membongkar Persekongkolan

Multinasional, (Depok: IMaN, 2013) h. 100 97

Siti Muti’ah, Pergolakan Panjang Suriah: Masih Adakah Pan-Arabisme

dan Pan-Islamisme?, Jurnal CMES Vol. V No. 1, 2012 , h. 5.

Page 89: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

75

demonstrasi berlanjut, dan 20 orang demonstrans dikabarkan

meninggal akibat tembakan dari aparat keamanan. Kekerasan

dari pihak keamanan menyebabkan aksi protes meluas ke

kota-kota lain. Pada 25 Maret aksi protes melanda seluruh

negeri.98

Tuntutan percepatan reformasi dari para demonstran

Suriah menyebabkan pemerintah Suriah mengundurkan diri

dari kabinet. Sehari setelahnya, tepat pada tanggal 30 Maret,

Presiden Assad untuk pertama kalinya berbicara di hadapan

publik dan mengklaim aksi demonstrasi oleh warga Suriah

adalah konspirasi asing. Tudingan Assad ini menyebabkan

gelombang demonstrasi lebih besar dan intens. Untuk

menghalau aksi demonstrasi, pemerintah Suriah semakin

sering melakukan tindakan kekerasan terhadap para

demonstran. Sepanjang tahun 2011 aksi protes dan kekerasan

dari pihak pemerintah Suriah terus berlanjut. Hal ini menarik

campur tangan dunia Internasional.99

Pada pertengahan Agustus 2011, Amerika Serikat,

Inggris, Uni Eropa dan Kanada menyatakan bahwa rezim

Suriah tidaklah sah, mereke meminta Bashar al-Assad untuk

turun dari jabatannya. Reaksi internasional berlanjut dengan

agenda Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB. Namun Rusia

dan China, dua negara yang tergabung dalam dewan

menggunakan hak veto mereka agar tidak terjadi campur

98

A. Muchaddam Fahham dan A. M. Kartaatmaja, Konflik Suriah: Akar

Masalah dan Dampaknya, Jurnal Politica, Vol. 5, No. 1, 2014, h. 40 99

A. Muchaddam Fahham, Konflik Suriah, h. 41-42

Page 90: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

76

tangan pihak asing dalam konflik Suriah. Hal ini

mengakibatkan interensi asing gagal diterapkan di Suriah.

Liga Arab juga mengutus pengamat mereka untuk

menwarkan protokol yang berisi penyeleseian konflik dan

menyerukan agar Assad menyerahkan jabatannya, namun

tawaran tersebut ditolak. Usaha internasional yang terakhir

adalah dengan membentuk gabungan negara arab dan barat.

Pada pertemuan pertama, pihak oposisi pemerintah meminta

gencatan senjata kepada rezim Assad.100

Pada November 2011 pimpinan oposisi Suriah

mengumungkan pembentukan koalisi baru yang disebut

Koalisi Nasional untuk Revolusi Suriah dan Kekuatan

Militer Oposisi Koalisi Nasional Suriah atau Syrian National

Council for Opposition and Revolutionary Forces

(SNCORF) sebagai respon atas anggapan pengamat

inernasional yang menilai Dewan Nasional Suriah (Syirian

National Council) terlalu lemah sebagai perwakilan

kelompok oposisi Suriah.

Pada kemelut konflik Suriah dapat dilihat aktor-aktor

yang terlibat didalamnya pada awalnya adalah dua

kelompok, yaitu kelompok pro pemerintah dan kelompok

oposisi pemerintahan. Kelompok pro-pemerintah adalah

kelompok yang mendukung Presiden Bashar al-Assad, terdiri

dari minoritas Alawi, Druze dan Ismaili. Selain dukungan

dari dalam, Bashar al-Assad juga disokong oleh kelompok

100

Raisa Rachmania, Skripsi: Konflik Suriah pada saat Arab Spring

2010,(Jakarta, UIN Jakarta, 2015), h. 65-66

Page 91: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

77

yang berasal dari luar negeri. Iran, Rusia dan China adalah

negara yang mendukung rezim Assad, selain ketiga negara

tersebut rezim Assad juga didukung oleh Hizbullah Libanon

sebagai kelompok militan Syiah.101

Sedangkan kelompok oposisi pemerintah adalah

warga Suriah yang protes dan hendak menumbangkan rezim

Assad. Kelompok oposisi pemerintah terbelah menjadi

kelompok pemberontak dan kelompok anti-kekerasan, anti-

sektarianisme dan anti-interensi asing. Kelompok

pemberontak ini antara lain Free Syrian Army (FSA), Syrian

National Council (SNC) dan Syrian National Council for

Opposition and Revolutionary Forces (SNCORF) yang

didirikan atas inisiasi Amerika Serikat di Qatar. Sedangkan

kelompok anti-kekerasan, anti-sektarianisme dan anti-

interensi asing tergabung dalam koalisi yang bernama

National Coordination Body for Democratic Change.

Pada awalnya perang sipil Suriah terjadi antara kedua

kelompok diatas. Akan tetapi kelompok ekstremis Islam

yang awalnya membantu kelompok oposisi kemudian

memanfaatkan situasi konflik untuk mensukseskan agenda

mereka sendiri dan mendirikan khilafah. Kelompok ini

berafiliasi dengan al-Qaida, dan terdiri dari Jabha al-Nusrah,

Ahrar al-Sham kataeb, Liwa’ al-Tauhid, Ahrar Souria, Halab

alShahba, al-Harakah al-Fajr al-Islamiyah, Dar al-Ummah,

101

A. Muchaddam Fahham, Konflik Suriah, h. 46

Page 92: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

78

Liwa Jaish Muhammad, Liwa’ alNasr, Liwa’ Dar al-Islam

dan lain-lain.102

Jika disederhanakan sumber konflik Suriah dapat

dipilah menjadi dua. Pertama, berasal dari dalam negeri,

yakni masalah sosial, ekonomi, dan politik dalam berupa

tingginya pengangguran, tingginya inflasi, terbatasnya

mobilitas sosial, merajalelanya korupsi, tidak adanya

kebebasan politik, serta represifnya aparat keamanan. Kedua,

berasal dari luar negeri, berupa kepentingan politik dan

ekonomi. Turki misalnya berambisi untuk menjadi pemain

utama di Timur Tengah karena itu negara ini ikut campur

dalam konflik Suriah. Qatar dan Arab Saudi takut akan Iran

yang membantu Suriah.

2. Kondisi Pengungsi Suriah di Dunia

Perang yang terjadi di Suriah telah menciptakan

krisis pengungsi terbesar pada dekade ini. 6,6 juta warga

suriah tercatat sebagai pengungsi yang dapat keluar dari

negaranya. Sedangkan ada sekitar 6.1 juta warga Suriah

yang mengungsi di dalam negeri.103

Berdasarkan data dari UNHCR per 13 Juni 2019

terdapat 5.635.061 pengungsi yang terdata, diantaranya

3.614.108 pengungsi berada di Turki, 935.454 di Libanon,

664.330 di Yordania, 252.983 ditampung di Irak, 132.473

berada di Mesir dan 35.713 diwilayah Afrika Utara.104

Dari jumlah pengungsi yang bisa keluar dari Suriah

102

A. Muchaddam Fahham, Konflik Suriah, h. 47 103

https://www.unrefugees.org/emergencies/syria/ diakses pada 26 Juni 2019 104

https://data2.unhcr.org/en/situations/syria diakses pada 26 Juni 2019

Page 93: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

79

tersebut hanya 10 persen yang tinggal di kamp yang

disediakan oleh lembaga-lembaga donor. Sedangkan

selebihnya tinggal diluar kamp, ditempat penampungan

sementara atau daerah perkotaan.

Kondisi demikian menciptakan kesulitan bagi

negara-negara penampung yang menerima pengungsi

Suriah. Yordania misalnya, menurut catatan Bank Dunia

telah mengalami kerugian $ 2,5 milliar per tahun sejak

kedatangan pengungsi Suriah. Kondisi ini semakin

memburuk ketika para pengungsi Suriah lebih banyak

ditemukan di daerah perkotaan. Hal ini mengakibatkan

ketidak-sanggupan insfrastruktur Yordania dalam

menampung pengungsi. Belum lagi tingkat pengangguran

yang tinggi dan tidak cukupnya sumber daya alam yang

dimiliki Yordania menambah tumpukan masalah negara

penerima pengungsi. Permasalahan serupa juga dialami

oleh negara-negara lain yang menjadi negara penerima

pengungsi.

Konflik Suriah telah memasuki tahun ke-delapan,

upaya internasional selain menemui jalan buntu dalam

resolusi perdamaian atas pertikaian politik dan

kepentingan yang terjadi di Suriah, juga belum adanya

kejelasan akan nasib warga Suriah yang menjadi

pengungsi, baik di dalam negeri maupun di negara-negara

penampung. Ketidakjelasan yang dialami oleh para warga

suriah sangatlah beragam, seperti mulai dari akses

pendidikan, tempat tinggal, akses kesehatan, dan

Page 94: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

80

pekerjaan. Belum lagi intervensi negara penampung untuk

menyerukan kepulangan para pengungsi Suriah dari

negara mereka, seperti yang disampaikan Presiden

Lebanon Michel Aoun pada KTT Pembangunan Ekonomi

dan Sosial Arab.105

Hingga kini, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)

masih menggalakkan upaya untuk penerimaan donor yang

kemudian akan disalurkan untuk kebutuhan dasar para

pengungsi. Meskipun penyaluran bantuan tersebut

bukanlah solusi utama atas krisis pengungsian tersebut.

105

https://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-

tengah/19/01/20/plmvfs383-lebanon-serukan-pemulangan-pengungsi-suriah-

di-ktt-arab diakses pada 26 Juni 2019

Page 95: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

81

BAB IV

TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Temuan Data

Film Salam Neighbor termasuk jenis film

dokumenter. Film dokumenter merupakan cerita nyata yang

didokumentasikan di lokasi yang sebenarnya, menggunakan

efek realitas dengan menggunakan kamera, suara serta lokasi

yang mengandung fakta juga terdapat subjektifitas

pembuatnya. Dengan kata lain, film dokumenter adalah fakta

yang disusun secara artistik dengan penggabungan antara

sains dan seni.

Isu-isu yang diangkat dalam film dokumenter cukup

variatif, seperti sosial, kemanusiaan, lingkungan, ekonomi

sampai politik. Film berjenis dokumenter sendiri sudah

cukup banyak beredar dipublik Indonesia, hanya saja film

jenis ini jarang dijumpai di bioskop dikarenakan rilis film ini

biasanya cukup ekslusif.

Film Salam Neighbor sendiri merupakan film

dokumenter yang mengangkat isu kemanusiaan. Film ini

mendokumentasikan realitas yang dialami oleh para

pengungsi Suriah di Suria. Film ini menggambarkan orang-

orang Amerika Serikat sebagai tim pembuat film dengan

kebersamaan mereka bersama para pengungsi Suriah di

Kamp Pengungsian Za’atari selama beberapa bulan.

Selama berada di Za’atari, Zach Ingrasci dan Chris

Temple sebagai sutradara sekaligus produser, yang juga

Page 96: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

82

menjadi tokoh pemain dalam film ini berkenalan dan

berinteraksi secara langsung dengan para pengungsi.

Pengungsi yang menjadi sorotan utama dalam film ini

adalah, Abdel Rouf, Ghasseem, Ghousson, Ismael, Abu Ali

dan istrinya Umi Ali.

Setiap karakter diangkat untuk menceritakan kondisi

yang mereka alami sejak dimulainya krisis Suriah sampai

mereka terusir menjadi pengungsi. Seperti Abdel Rouf dan

Ismail misalnya dipilih menjadi representasi korban krisis

yang menerima dampak putusnya pendidikan mereka. Abdel

Rouf adalah anak berusia 9 tahun yang harus meninggalkan

sekolah karena sekolahnya diledakkan sebab peperangan di

Suriah dan mengalami trauma sehingga takut ketika berada

di dalam ruang kelas saat di Za’atari. Sedangkan Ismael

adalah mahasiswa saat di Suriah, yang harus kehilangan

masa depannya.

Selanjutnya ada Ghoussoun dan Umi Ali yang

merupakan representasi dari permasalahan-permasalahan

perempuan yang ada diantara korban krisis Suriah.

Ghoussoun merupakan seorang single mother yang terpaksa

menjadi pengungsi demi keselamatan ketiga anaknya yang

masih belia. Ghoussoun juga mengalami permasalahan

antara harus tetap berada di kediamannya untuk mengurusi

anak-anaknya atau harus bekerja di luar demi memenuhi

kebutuhan sehari-hari mereka. Sedangkan Umi Ali

merupakan sosok ibu paruh baya yang kehilangan anaknya

saat di Suriah, Umi Ali diceritakan mampu bangkit dari

Page 97: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

83

trauma yang dialaminya, mampu menyingkirkan pandangan

konservatifnya tentang status perempuan dan ia

menginspirasi perempuan-perempuan lain di Za’atari untuk

dapat keluar dari trauma mereka dan berkontribusi terhadap

perubahan di kamp.

Terakhir adalah Ghassem dan Abu Ali yang

merupakan representasi dari kepala keluarga yang menemui

permasalahan-permasalahan baru di pengungsian seperti

permasalahan ekonomi dan budaya.

Film ini berdurasi 75 menit. Proses produksi film ini

dimulai setelah 3 tahun terjadinya peperangan di Suriah,

tepatnya pada Januari 2014 saat tim pembuat film tiba untuk

pertama kalinya di pengungsian. Film ini berlatar di kota

Mafraq, Yordania yang berbatasan langsung dengan Suriah.

Latar yang diambil secara spesifik adalah Kamp Pengungsian

Za’atari namun juga tetap menceritakan sedikit kondisi

pengungsi yang berada di pusat kota Mafraq, yaitu

Ghousson.

Film Salam Neighbor menitik beratkan pada isu

pendidikan, dukungan terhadap perempuan, krisis ekonomi

dan ekologi yang terjadi di kamp pengungsian dan

permasalahan yang dialami oleh negara penampungan bagi

pengungsi tersebut, yaitu Yordania.

Selain permasalahan-permasalahan di atas, film ini

juga menyoroti media-media arus utama dan publik dunia

yang terlalu fokus pada peperangan yang terjadi di Suriah.

Page 98: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

84

Bukan kepada dampak dan kerugian-kerugian yang dialami

warga Suriah dan dunia.

Film ini dengan mendokumentasikan keseharian

pengungsi di Za’atari yang mayoritas muslim secara tidak

langsung juga merekam realitas muslim sesungguhnya.

Proses penggambaran kehidupan muslim di Za’atari ini juga

salah satu upaya dari pembuatan film untuk membenarkan

kesalahan persepsi publik terhadap Islam yang terjadi selama

ini.

Film dokumenter Salam Neighbor ini dalam proses

pembuatannya menggunakan pendekatan imersif dan

dokudrama untuk membuat cerita yang dikandung film ini

tampak semakin realistis. Teknik pendekatan imersif dalam

dunia jurnalisme merupakan suatu konsep jurnalisme yang

menggunakan teknologi 3D, sehingga memungkinkan

terciptanya “rasa ada di sana” bagi audiens. Sedangkan

dokudrama adalah pengaturan pada proses produksi film

untuk memfilmkan peristiwa yang telah terjadi dan

merekayasa kenyataan yang belum terjadi.

Untuk memperinci proses penelitian, penulis

membuat tabel yang menjelaskan representamen, (ikon,

indeks, simbol), objek, dan interpretan yang merupakan

konsep semiotika Charles Sanders Peirce. Potongan gambar

dan dialog pada setiap scene yang diteliti juga ditambahkan

sebagai bahan analisa dari film ini.

Pada bagian selanjutnya, peneliti menuliskan hasil

analisa yang didapat dari setiap scene yang diteliti. Analisa

Page 99: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

85

tersebut dilakukan melalui potongan-potongan gambar pada

scene dan dialog yang terdapat dialamnya, kemudian

disertakan konstruksi citra Islam yang terdapat pada setiap

scene yang diteliti.

B. Makna Representamen, Objek dan Interpretan

Pada bagian ini dipilih dari enam scene yang akan

dijabarkan makna reprasentament, object, interpretant dan

konstruksi citra Islam yang terkandung pada masing-masing

scene. Kategori tersebut dijabarkan berdasarkan visual

(gambar) dan verbal (dialog) yang terdapat pada scene yang

di analisa tersebut. Pemilihan scene dilakukan berdasarkan

latar belakang penelitian.

1. Scene 1

Tabel 4.1

Scene 1: Tayangan televisi oleh media-media

internasional tentang konflik di Timur Tengah

Visual Verbal

Pembaca Berita :

“para saksi telah mendengar

tembakan dan ledakan dari

roket dan granat. Anda akan

menyadari momen ini ketika

dunia yang lama sedang

sekarat, namun dunia yang

baru belum juga lahir. Dan ini

sangat berbahaya. Dan pada

saat yang membahayakan ini,

seluruh dunia tampaknya

Page 100: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

86

sedang berperang sekarang.

No Tipe Tanda Data

1 Reprasentamen (X)

Qualisign Kualitas pada tanda ini bersifat

keras, dan tegas. Menunjukkan

bahwa Timur Tengah dan Islam

adalah dalang konflik di Suriah.

Sinsign Eksistensi aktual yang terdapat

pada tanda adalah kondisi yang

mencekam, yang ditunjukkan

baik pada bentuk visual dan

verbal. Pada verbal ditunjukkan

melalui narasi yang

menyebutkan terdengar

tembakan dan ledakan.

Legisign Norma pada yang terdapat pada

tanda merupakan bentuk

peringatan pada dunia bahwa

kondisi di Timur Tengah,

terutama Suriah sangatlah

berbahaya.

2 Objek (Y)

Icon - Gambar 1, Terlihat empat

orang pemberontak di Suriah,

ada yang sedang mengacungkan

senjata api dan menembakannya

di udara, dua diantaranya sedang

berbincang dan seorang lagi

sedang bersiaga.

- Gambar 2, para warga sipil

yang berada di Suriah sedang

mengadakan demonstrasi dan

terlihat melempari batu ke arah

suatu bangunan.

Page 101: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

87

Index Kedua gambar tersebut

menunjukkan kondisi yang

berbahaya yaitu peperangan dan

kerusuhan yang dilakukan

warga.

Symbol Perang dan kerusuhan sebagai

teror.

3 Interpretan

(X=Y)

Representasi cuplikan-cuplikan

gambar tersebut menunjukkan

bahwa Timur Tengah sedang

terjadi peperangan dan hal

tersebut di asosiasikan oleh

media-media barat sebagai

sebuah teror.

Berdasarkan analisa penulis, potongan-potongan

gambar diatas menunjukkan para tentara pemberontak,

dan para warga sipil yang melakukan kerusuhan saat

berdemonstari. Hal ini merepresentasikan kondisi yang

berbahaya yang terjadi di Timur Tengah, tepatnya di

Suriah.

Sebagaimana ditunjukkan pada kolom indeks,

gambaran beberapa orang yang memegang senjata api

menunjukkan kondisi konflik peperangan yang terjadi di

Timur Tengah, hal ini di perkuat dengan kondisi

kerusuhan yang digambarkan dengan aksi demonstrasi

dan pelemparan batu oleh para warga sipil di Aleppo,

Suriah. Kondisi tersebut menyimbolkan keadaan

peperangan dan kisruh di Timur Tengah yang berdampak

teror bagi masyarakat dunia. Hal ini dipertegas melalui

Page 102: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

88

kalimat yang disampaikan oleh pembaca berita pada scene

tersebut.

Lebih dalam, peneliti mengamati bahwa pada

cuplikan adegan yang menggambarkan konflik

peperangan dan kerusuhan di Timur Tengah sebagai

bentuk teror diasosiasikan sebagai Islam. Islam serta

merta menjadi kambing hitam atas perebutan kekuasaan

yang terjadi di Suriah. Pemberitaan oleh media-media

besar seperti CNN, MSNBC dan ABC NEWS

menunjukkan gambar secara terus-menerus berupa perang

dan kekerasan bahkan seringkali menjadi headline.

Hasilnya adalah rasa takut. Ketakutan akan terorisme,

ketakutakan akan Timur Tengah dan rasa takut akan

Islam.

Cara media-media tersebut memberitakan dan

membuat narasi akan kondisi yang sesugguhnya terjadi di

Suriah sangatlah tidak berimbang. Lebih dari tiga juta

warga Suriah yang menjadi korban atas konflik yang

terjadi ditenggelamkan oleh media-media barat tersebut.

Perang, kerusuhan dan kelompok Islam radikal

merupakan tajuk utama yang diberitakan oleh korporasi

media. Sedangkan, kondisi krisis atas konflik yang terjadi

tidak pernah diberitakan secara sungguh-sungguh.

Opini yang hendak digiring oleh media-media

mainstream adalah untuk menciptakan konstruk kepada

khalayak bahwa Timur Tengah yang juga diasosiasikan

dengan Islam merupakan sebuah teror bagi masyarakat

Page 103: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

89

dunia. Hal ini jelas digambarkan dengan jelas oleh

framing dari media-media tersebut yang menjadi cuplikan

adegan dalam film Salam Neighbour. Pada scene awal

tersebut dengan jelas si pembuat film mengambil

potongan-potongan berita dari CNN, MSNBC, ABC

News yang secara seragam mengkonstruksikan keadaan di

Suriah hanyalah pertumpahan darah semata dengan

mengesampingkan prihal kemanusiaan. Dengan seolah

menutup mata, bahwa banyak warga Suriah yang harus

kehilangan keluarganya, pendidikan, tempat tinggal dan

bahkan statusnya sebagai manusia.

Hal ini tentu bertentangan dengan asas pers yang

berlaku universal, yaitu sebuah berita haruslah cover both

sides. Di dalam melakukan pemberitaan, yakni dalam

menyebarkan informasi, harus ada keseimbangan berita.

Maksud dari keseimbangan ini, menempatkan suatu

berita/informasi secara berimbang antara fakta dan opini,

tanpa vonis dan menerapkan asas-asas keadilan. Cover

both sides bermula dari pemahaman bahwa apa yang

disampaikan melalui pemberitaan harus dipahami makna

tanggung jawabnya. Artinya bahwa cover both sides

mendorong adanya suatu bentuk tanggung jawab yang

tepat dari media, terkait dengan pemberitaan yang

disebarkannya.

Kebutuhan masyarakat akan informasi yang

disediakan oleh berbagai sumber media, menjadikan

masyarakat perlu juga untuk dididik secara seimbang, agar

Page 104: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

90

informasi yang mereka peroleh adalah informasi yang

mengandung kualitas yang baik. Tidak cukup dengan

hanya memberikan kesempatan kepada para pihak yang

memiliki ketersinggungan terhadap informasi dan berita,

namun secara etis juga disadari bahwa cover both sides

memberikan kualitas pembanding secara materiil.

Pembanding ini dapat berupa situasi pro dan kontra yang

dapat membantu masyarakat memperoleh pandangan-

pandangan tentang isi di dalam berita.

Selain itu dalam Islam, diajarkan bahwa baik ketika

menyampaikan maupun menerima informasi ada aspek

yang harus dipertimbangkan. Hal yang harus

dipertimbangkan tersebut adalah menguji terlebih dahulu

dan meneliti kebenaran dari informasi atau berita tersebut.

Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al Hujurat ayat 6

berikut:

ها يأ ين ي ن تصيبوا قونا ٱلذ

ءاننوا إن جاءكم فاسق بنبإ فتبيذنوا أ

نا فعلتم ندنين ٦بهلة فتصبحوا عل“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu

orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah

dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu

musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui

keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas

perbuatanmu itu (Al Hujurat: 6)

Page 105: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

91

Adapun citra Islam yang hendak dikonstruksikan jika

dilihat dari scene ini adalah bahwa Timur Tengah yang

sedang bergejolak diidentifikasikan sebagai Islam. Hal ini

tentu menggiring persepsi khalayak bahwa seolah-olah

peperangan dan huru-hara yang terjadi di Timur Tengah,

secara khusus di Suriah adalah kondisi yang diakibatkan

oleh Islam. Padahal konflik yang terjadi di Suriah adalah

semata-mata karena konflik kekuasaan.

Penggiringan opini tersebut tentu berdampak cukup

signifikan karena diperparah oleh pemberitaan media-

media barat dengan melakukan generalisasi bahwa ISIS

adalah umat Islam secara keseluruhan yang berada di

Suriah. Islamophobia adalah dampak yang jelas dihasilkan

atas konstruksi media tersebut. Ketakutan, rasa curiga dan

kebencian terhadap kelompok-kelompok muslim, dan

komunitas muslim menyebar ke banyak negara. Terutama

di Eropa dan Amerika Serikat.

Meskipun islamophobia merupakan gejala yang

sudah cukup lama menjangkit Eropa, tetapi belakangan

semakin meningkat. Secara historis, ketegangan hubungan

Islam dan Barat terjadi akibat proses globalisasi dan

migrasi internasional. Dua proses ini mengakibatkan

banyak umat Islam melakukan migrasi dan menetap di

beberapa negara barat. Suksesnya diaspora muslim di

beberapa negara Barat mengharuskan masyarakat Barat

berhadapan dengan identitas dan budaya Islam yang

berbeda.

Page 106: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

92

Hal itu diperkuat dengan legitimasi ayat-ayat dalam

Al kitab, argumentasi kebudayaan, bahkan pembenaran

melalui filsafat turut disertakan untuk membenarkan

islamophobia. Selain itu media-media sayap kanan dan

para politisi gencar mengargumentasikan propaganda

bahwa kelompok Islam di Eropa adalah kelompok yang

harus dicurigai dan diberi batasan dalam ruang publik.

Citra negatif yang disematkan kepada Islam ini,

bukanlah serta merta hasil dari konstruksi yang dibuat

pihak-pihak tersebut. Akan tetapi sumbangsih informasi

dari kelompok Islam itu sendiri yang paling sering diakses

oleh khalayak adalah kelompok salafi. Kelompok salafi

dengan perjuangan ideologisnya berpandangan bahwa

nilai-nilai budaya barat sangatlah bertentangan dengan

Islam, mendukung praktik pemisahan gender, dan

penolakan keterlibatan politik dan sipil merupakan contoh

dari pandangan kelompok ini. Bentuk Islam seperti ini

adalah salah satu interpretasi yang paling terlihat, tersebar

luas dan dapat diakses. Dengan demikian, gambaran yang

dapat diterima oleh khalayak, baik muslim maupun non-

muslim bahwa salafisme adalah Islam yang dominan dan

paling benar.

Selain salafisme, kelompok-kelompok teroris yang

mengatasnamakan Islam menjadi referensi bagi khalayak

untuk mengetahui Islam. ISIS misalnya, sebagai jaringan

terorisme besar dianggap sebagai kelompok yang

memiliki jejak digital terbanyak. Mereka kerap kali

Page 107: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

93

membanjiri media sosial yang menggambarkan

perjuangan para kader-kadernya. Kelompok ini bahkan

sering menyeberkan rekaman-rekaman mereka ketika

mengeksekusi tentara yang mereka anggap kafir dan para

warga sipil. ISIS menolak untuk diberitakan oleh para

jurnalis dari media-media luar, sehingga mereka dapat

bebas dan leluasa memonopoli informasi demi

melancarkan paham dan ideologi mereka. Sebaran konten

video dan foto kebrutalan dari kelompok ini kemudian

semakin menambah persepsi negatif citra Islam dimata

publik.

Persepsi negatif terhadap Islam melihat penjelasan

diatas bukan semata hasil dari konstruksi media-media

arus utama, tetapi juga merupakan dari kelompok

konservatif dan radikal di dalam Islam itu sendiri. Kedua

pandangan yang saling bertabrakan ini uniknya justru

menciptakan efek yang seragam dimata khalayak.

Meskipun kelompok konservatif dalam Islam dan

jaringan terorisme tersebut bukanlah representasi dari

kompleksitas Islam sebagai agama dan muslim sebagai

individu, akan tetapi kelompok-kelompok tersebut yang

diidentikkan sebagai representasi dari mayoritas Islam.

Sebab kelompok tersebut yang memiliki agenda besar

dalam ruang publik global.

Berdasarkan hasil analisa dan rekam jejak bentuk

islamophobia yang dilaporkan oleh Eourpean

Islamophobia Report (EIR), gejala islamphobia semakin

Page 108: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

94

meningkat di UNI Eropa. Laporan ini merupakan hasil

pengamatan di 25 negara UNI Eropa sejak tahun 2015.

Hasilnya sangat signifikan. Di Prancis, usai insiden

Charlie Hebdo sentimen anti muslim naik 500 persen.

Sementara PEW Research bersama Templeton Global

Religious Futures Project merilis hasil penelitian pada

tahun 2010 tentang persepsi negara-negara UNI Eropa

terhadap Islam yang diolah oleh tim tirto.id sebagaimana

ditampilkan pada gambar berikut.

Gambar 4.1

Persepsi Muslim di Eropa106

106

https://tirto.id/bagaimana-warga-eropa-memandang-islam-bAzu diakses

pada 23 Mei 2019

Page 109: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

95

2. Scene 2

Tabel 4.2

Scene 2: Pendirian tenda untuk tim pembuat film yang

dibantu oleh pengungsi

Visual Verbal

Narator (Zach):

“Segera, orang datang untuk

membantu kami mendirikan

tenda kami”.

Ghasseem:

Mereka tetangga kita,

Rasulullah berkata, kita harus

memperlakukan tetangga

dengan baik.

No Tipe Tanda Data

1 Reprasentamen (X)

Qualisign Dialog dari pengungsi yang

menganjurkan untuk

memperlakukan tetangga dengan

baik menunjukkan kualitas yang

baik.

Sinsign Eksistensi yang ditunjukkan

tanda pada scene ini adalah pada

gambar seorang anak kecil yang

ikut membantu pendirian tenda

dan pada dialog yang

menegaskan untuk membantu

tetangga.

Legisign Norma yang ditunjukkan pada

tanda berupa anjuran untuk

saling tolong menolong.

Page 110: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

96

2 Objek (Y)

Icon Gambar 1, Seorang anak kecil

sedang menggali lubang untuk

dipergunakan sebagai patok

untuk tenda.

Gambar 2, Salah seorang

pengungsi sedang menjelaskan

kepada orang-orang yang

berkumpul bahwa para sineas

merupakan tetangga mereka, dan

ia menjelaskan bahwa mereka

wajib memperlakukan tetangga

dengan baik

Index Keadaan yang ditampilkan dari

kedua gambar tersebut

menunjukkan kondisi yang

bersahabat, keramah-tamahan

serta bantuan yang datang dari

para pengungsi kepada tim

pembuat film.

Symbol Kegiatan tolong-menolong

sebagai bentuk penyambutan

dan keramahan terhadap

tetangga.

3 Interpretan

(X=Y)

Cuplikan gambar pada scene ini

merepresentasikan sebuah nilai

untuk saling tolong menolong

dan membantu satu sama lain.

Hal ini ditunjukkan dengan

berbondong-bondong dari

datangnya para pengungsi di

Za’atari untuk membantu

mendirikan tenda yang

diperuntukkan bagi para tim

Page 111: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

97

pembuat film, dan memberikan

kebutuhan bagi mereka.

Berdasarkan hasil pengamatan dari penulis, scene ini

menampilkan suatu adegan saat tim pembuat film datang

untuk pertama kalinya ke lokasi dimana tenda mereka

akan didirikan. Pada saat tim relawan PBB akan

mendirikan tenda yang diperuntukkan bagi tim pembuat

film, para pengungsi di lokasi yang sama dengan mereka

berbondong-bondong datang untuk membantu mendirikan

tenda tersebut. Hal yang paling menarik adalah ketika

salah seorang pengungsi menawarkan gas silinder yang

biasanya digunakan sebagai penghangat di dalam tenda

kepada para tim pembuat film yang baru saja datang.

Pengungsi tersebut kemudian merujuk kepada perkataan

Rasulullah bahwa sebagai muslim, mereka diwajibkan

untuk menolong tetangganya.

Menurut analisa penulis, dialog dan gambar yang

ditonjolkan pada scene ini setidaknya merepresentasikan

dua hal. Pertama, mengandung pesan bahwa yang selama

ini media-media arus utama beritakan tidak benar, bahwa

Timur Tengah dan Islam bukanlah teror dan kekerasan.

Hal ini ditunjukkan dari bantuan yang datang dari para

pengungsi untuk mendirikan tenda. Kedua, Islam adalah

agama yang mengajarkan kebaikan.. Point kedua

ditunjukkan melalui dialog diatas yang mengutip perintah

dari Rasulullah untuk berbuat baik kepada tetangga.

Page 112: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

98

Transfromasi nilai yang dibangun oleh film Salam

Neighbour melalui scene ini merupakan salah satu bagian

terpenting. Sebab scene ini seolah menjawab semua

tuduhan-tudahan tidak mendasar yang disasarkan kepada

Islam dan Timur Tengah. Mispersepsi publik dibantah

scene ini bukan hanya melalui dialog dan gambar yang

ditampilkan, tetapi bantahan terkuat terletak pada alur

cerita yang ada pada scene ini. Scene yang peneliti pilih

ini merupakan adegan yang bersifat spontanitas atau tanpa

direkayasa terlebih dahulu oleh pembuat film.

Hal tersebut diatas dibuktikan dengan kedatangan tim

pembuat film yang berasal dari Amerika Serikat untuk

pertama kalinya ke Kamp Pengungsian Za’atari. Sehingga

dapat disimpulkan antara pengungsi dan tim pembuat film

sama sekali belum pernah ada interaksi sebelumnya.

Persepsi khalayak terhadap Timur Tengah dan Islam

pada kurun waktu pembuatan film ini sangatlah negatif.

Faktor-faktor penyebab buruknya citra Islam dan Timur

Tengah yang paling utama adalah Arab Spring yang

sedang melanda Timur Tengah dan pemberitaan besar-

besaran mengenai kelompok ekstremis Islam. Terlebih

lagi pasca kejadian 9/11 di Amerika Serikat. Persepsi

publik kepada masyarakat muslim diseluruh dunia atas

bias media yang menyudutkan Timur Tengah menjadi

satu stereotip.

Dampak dari stereotip tersebut adalah sangat besar

terutama di Amerika Serikat dan Uni Eropa. Meskipun

Page 113: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

99

tidak secara keseluruhan warganya, namun pada dua

wilayah ini seringkali terjadi mensubordinasikan

komunitas-komunitas muslim setempat. Komunitas-

komunitas muslim dianggap sebagai kelompok yang

terbelakang, tidak berbaur dengan budaya-budaya barat

dan cenderung menutup diri terhadap kelompok di luar

mereka.

Pandangan demikian seringkali menutup kenyataan

dari banyaknya sinergitas kelompok-kelompok muslim

yang mampu beradaptasi dengan lingkungan disekitarnya

dan bentuk penerimaan masyarakat Uni Eropa dan

Amerika Serikat terhadap muslim. Bahwa tidak serta

merta seluruh Eropa dan Amerika adalah pembenci Islam.

Sehingga buruknya pandangan Barat terhadap Islam

berbanding lurus dengan buruknya pandangan Islam

terhadap Barat. Seperti melawan stereotip dengan

stereotip lainnya.

Melalui pesan yang dimuat oleh film Salam Neighbor

ini, benturan persepsi dan pandangan-pandangan negatif

akan komunitas-komunitas muslim yang berada di Uni

Eropa dan Amerika Serikat diluruskan kembali dengan

realitas yang ada. Persepsi yang dibangun pada scene ini

untuk hal tersebut adalah bahwa pada dasarnya Islam

sebagai ajaran yang mengajarkan kebaikan dan muslim

sebagai pemeluknya diwajibkan untuk mematuhi ajaran-

ajaran tersebut.

Page 114: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

100

Bahkan dalam Islam terdapat ajaran yang secara

khusus untuk mengatur persoalan sosial, bersosialisasi

dengan tetangga dan kepada non-muslim. Ajaran Islam

yang begitu terperinci bahkan memerintahkan

pemeluknya untuk dapat bersosialisasi dengan lingkungan

sekitar. Perintah ini terdapat pada QS. Al Hujurat ayat 13:

ها يأ نث وجعلنلم شعوبا ٱلنذاس ي

إنذا خلقنلم نن ذكر وأ

كرنلم عند إنذ أ وقبائل لعارفوا لم إنذ ٱللذ تقى

أ عليم ٱللذ

١٣خبير

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu

dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan

menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya

orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah

ialah orang yang paling takwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Mengenal” (Al Hujurat: 13)

Semakin kuat pengenalan satu pihak kepada

selainnya, semakin terbuka peluang untuk saling memberi

manfaat. Karena itu, ayat di atas menekankan perlunya

saling mengenal. Selain perintah untuk saling mengenal

tersebut meskipun dalam sekat perbedaan suku dan

bangsa, Islam juga memerintahkan pemeluknya untuk

saling tolong menolong satu sama lainnya.

Page 115: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

101

Perintah tolong menolong ini terdapat pada QS. Al

Maidah ayat 2:

وتعاونوا عل بثم ول تعاونوا عل ٱلذقوى و ٱل ٱلعدون و ٱل

“… Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa

dan pelanggaran … (Al Maidah: 2)

Ayat tersebut mengandung perintah dan larangan

yang saling berkesinambungan. Perintahnya adalah untuk

saling tolong-menolong dalam berbuat kebaikan,

sedangkan Islam melarang untuk bekerja-sama dalam hal

keburukan. Bekerja-sama yang merupakan ejawantah dari

perintah tolong-menolong diatas sangat dianjurkan dengan

tujuan untuk mencapai manfaat dan maslahat.

Bahkan selain ajaran-ajaran diatas, Islam memiliki

anjuran-anjuran lainnya yang berkonteks dengan urusan

bermasyarakat. Seperti perintah untuk memuliakan tamu,

berbuat baik kepada tetangga, bersifat adil kepada non-

muslim dan sebagainya. Melalui ajaran-ajaran diatas,

dapat ditarik kesimpulan bahwa esensi ajaran Islam terkait

urusan bermasyarakat adalah anjuran-anjuran kebaikan.

Point inilah yang dikonstruksi melalui scene ini.

Page 116: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

102

3. Scene 3

Tabel 4.3

Scene 3: Dialog Zach dan Rouf tentang sekolah dan

cita-cita Rouf

Visual Verbal

Zach:

“Kamu kelas berapa ketika

meninggalkan sekolah?

Rouf:

“Kelas tiga”

Zach:

“Jadi, uhm, cita-citamu ingin

jadi apa?

Rouf:

“Dokter”.

Zach:

“Kenapa kamu ingin menjadi

dokter?

Rouf:

“Aku ingin membantu orang-

orang yang terluka.

No Tipe Tanda Data

1 Reprasentamen (X)

Qualisign Kualitas pada tanda ditampilkan

melalui dialog Rouf. Kualitas

tersebut menunjukkan sifat

keseriusan dan kemantapan hati.

Sinsign Eksistensi yang ditunjukkan

pada tanda adalah berupa

kepolosan anak kecil dan

kesungguhannya dalam memiliki

cita-cita.

Legisign Norma yang terdapat pada tanda

Page 117: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

103

berupa pentingnya pendidikan

dan cita-cita.

2 Objek (Y)

Icon Gambar 1, Terlihat seorang anak

sedang bersandar pada Zach,

mereka berdua sedang duduk

menaiki mobil pick up. Anak

kecil tersebut terlihat sedang

menikmati minuman.

Gambar 2, Terlihat wajah anak

kecil yang merautkan rona serius

sekaligus sedih.

Index Keadaan yang ditampilkan pada

kedua gambar tersebut adalah

kondisi psikologis seorang anak

kecil tentang pengharapan dan

masa depannya.

Symbol Harapan dan masa depan

3 Interpretan

(X=Y)

Gambar dan dialog di atas

merepresentasikan sebuah nilai

akan kondisi psikologis seorang

anak, harapan yang ada pada

benaknya dan sebuah nilai

kebaikan yang tertanam pada

anak kecil.

Berdasarkan hasil analisa dari penulis, potongan pada

scene tersebut menampilkan dialog antara Zach Ingrasci

dengan salah satu tokoh yang difokuskan dalam film ini,

Abdel Rouf. Rouf adalah anak berusia 9 tahun yang

menjadi korban atas pecahnya peperangan di Suriah.

Gambar tersebut mengeksplorasi ekspresi dan gestur dari

Page 118: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

104

Rouf ketika Zach bertanya soal pendidikan dan cita-cita

Rouf. Dalam dialognya dengan Zach, Rouf menjawab

pertanyaan-pertanyaan dengan kesan serius dan kepolosan

yang dimiliki anak berusia 9 tahun.

Dialog yang terjadi antara Zach dan Rouf

menyiratkan makna, bahwa pada dasarnya seorang anak

kecil yang menjadi korban perangpun masih memiliki

harapan dan kebaikan pada dirinya. Hal ini dapat dilihat

pada jawaban Rouf atas pertanyaan Zach menyoal kenapa

Rouf ingin menjadi dokter. Dengan lugu Rouf menjawab

bahwa ia akan menolong orang-orang yang terluka.

Hasil analisa selanjutnya, peneliti mengamati pada

scene ini bahwa pesan yang coba disampaikan melalui

film ini adalah kondisi pendidikan yang menimpa warga

Suriah. Sektor pendidikan menjadi hal yang paling

mengerikan atas pecahnya konflik Suriah yang dimulai

pada tahun 2011. Menurut catatan Syrian Observer yang

dirilis pada 2018 ada 7400 bangunan sekolah yang hancur

dan berhenti melakukan pelayanan, sekitar 1900 bangunan

digunakan untuk pengungsian sementara bahkan sebagai

barak militer.107

Sedangkan berdasarkan pada data

UNICEF, diperkirakan 1,75 juta anak usia sekolah di

Suriah yang putus sekolah, sedangkan mesikpun sebanyak

54 persen anak-anak yang mengungsi sudah bisa masuk

sekolah formal dan 3 persen lainnya mengikuti sekolah

107

https://syrianobserver.com/EN/features/47446/the-wars-effect-on-the-

education-of-syrias-children.html diakses pada 10 Juni 2019.

Page 119: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

105

non-formal tetapi 43 persen sisanya masih tidak bisa

dijangkau akses pendidikan.108

Pada kenyataannya aspek ini sering luput dari

pemberitaan media-media arus utama. Krisis pendidikan

sebagai dampak perang Suriah hampir tidak pernah

menjadi perhatian utama media-media tersebut. Bahkan

pemberitaan mengenai krisis pendidikan akibat dampak

peperangan hanyalah semata untuk mengarahkan opini

publik untuk memperkuat argumen mereka akan

kekejaman di Timur Tengah. Seperti pemberitaan tentang

ISIS tidak jarang yang memilih tajuk tentang anak-anak

yang dieksploitasi oleh ISIS untuk menjadi martir mereka.

Pemberitaan demikian selain mengarahkan pada

pandangan yang cendrung salah, juga mengaburkan

realitas sesungguhnya bahwa kondisi anak-anak Suriah

secara keseluruhan adalah korban. Bingkai pemberitaan

jarang ditemui yang menerangkan anak-anak korban krisis

yang harus meninggalkan bangku sekolah, mengalami

penderitaan psikologis bahkan fisik.

Selanjutnya, peneliti menangkap tanda yang

disimbolkan pada scene ini adalah anak kecil memiliki

kemurnian hati dan tertanam nilai kebaikan yang tinggi.

Hal ini diperlihatkan melalui jawaban tulus dari Rouf

bahwa ia bercita-cita untuk menjadi dokter agar nantinya

dapat menolong orang-orang yang terluka. Apa yang

108

https://theirworld.org/news/seven-years-of-syria-conflict-how-it-affects-

children-education-refugees-schools diakses pada 10 Juni 2019.

Page 120: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

106

dialami oleh Rouf dan dicita-citakan Rouf merupakan

gambaran dari kondisi yang juga dialami jutaan anak-anak

Suriah lainnya.

Anak-anak merupakan korban atas terjadinya krisis

dan peperangan, kehilangan kesempatan pendidikan

hanyalah rangkaian kecil dari dampak-dampak lainnya

yang dialami mereka. Bahkan tidak sedikit anak-anak

yang diculik dan dipaksa untuk ikut langsung dalam

medan peperangan oleh kelompok-kelompok ekstremis.

Hal ini memberikan pandangan bahwa anak-anak

secara psikologis belum bisa mengarahkan dan

menentukan pilihan bagi dirinya sendiri. Latar belakang

sosial dan lingkungan yang kemudian menentukan sisi

psikologis mereka sendiri. Erik Erikson dalam Gunarsa

menjelaskan salah satu fase yang dilewati oleh manusia

adalah identity and identity confusion. Fase ini terjadi

pada anak-anak dan remaja, dimana mereka menemukan

pribadinya dari penangkapan mereka akan sekitarnya.109

Penjelesan Erikson tersebut sejalan dengan yang

dijelaskan oleh ajaran Islam, bahwa setiap anak terlahir

dalam keadaan suci. Sebagaimana hadits Rasulullah yang

diriwayatkan Bukhari berikut:

109

Singgih D. Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, (Jakarta :

Gunung Mulia, 1990) h. 27-28

Page 121: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

107

“Dari (Abu) Hurairah ra. Dia berkata: Rasulullah SAW

bersabda: tidak ada seorang anakpun kecuali ia

dilahirkan menurut fitrah. kedua orang tua nyalah yang

akan menjadikan yahudi, nasrani, dan majusi

sebagaimana binatang melahirkan binatang dalam

keadaan sempurna. Adakah kamu merasa kekurangan

padanya. Kemudian abu hurairah ra. berkata : “fitrah

Allah dimana manusia telah diciptakan tak ada

perubahan pada fitrah Allah itu. Itulah agama yang

lurus” (HR Bukhari dalam kitab jenazah)110

Scene ini berupaya untuk mengkonstruksi citra bahwa

kondisi yang sebenarnya terjadi atas krisis Suriah

berdampak sangat besar bagi anak-anak. Anak-anak

sebagai korban perang mengalami keadaan harus

kehilangan pendidikannya, bahkan tidak sedikit yang

mengalami trauma karena peperangan.

Rouf sebagai representasi anak-anak Suriah lainnya

yang menjadi korban peperangan disuguhkan dengan

kepolosan dan kebaikan hatinya. Hal ini menekankan

bahwa persepsi publik selama ini yang menandai Timur

Tengah dan Islam sebagai dalang kekerasan adalah salah.

110

Abi Hasan Nuruddin dan Muhammad ibni Abdul Hadi

Assindi, Shahih Bukhari, (Lebanon: Darul Kutub Al-ilmiah, 2008) h. 457.

Page 122: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

108

Ditandai dengan jawaban polos dari Rouf bahwa ia

bercita-cita untuk bisa membantu orang-orang. Konstruksi

seperti ini mencitrakan bahwa Islam tidak serta merta

dapat disalahkan atas bentuk kekerasan yang ada di Timur

Tengah.

4. Scene 4

Tabel 4.4

Scene 4: Abu Ali dan Umi Ali mengisahkan anaknya

yang menjadi korban peperangan di Suriah

Visual Verbal

Abu Ali:

“Anak baik yang mati dengan

tujuan. Ia tertembak di kaki,

mereka menyeretnya keluar

dari rumah dan mereka

mengikatnya di tank. Mereka

menyeretnya dalam keadaan

masih hidup dungan luka di

kaki di belakang tank dalam

keadaan masih hidup. Mereka

menyeretnya hingga 200 meter

lalu mereka menaruhnya di

pinggir jalan, lalu mereka

membunuhnya. Dam dia bukan

satu-satunya.

No Tipe Tanda Data

1 Reprasentamen

Qualisign Kualitas yang ditunjukkan pada

tanda bersifat kesedihan, yang

ditunjukkan melalui ekspresi

sedih seorang Ibu pada gambar

dan dialog pada scene ini.

Page 123: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

109

Sinsign Eksistensi aktual pada scene ini

ditampilkan melalui secarik foto

yang terpampang di dinding.

Foto tersebut merepresentasikan

bentuk kehilangan keluarga.

Legisign Norma yang dikandung pada

tanda menyatakan bahwa perang

menciptakan korban jiwa dan

kehilangan.

2 Objek (Y)

Icon Gambar 1, Menunjukkan sebuah

dinding yang dipenuhi hiasan-

hiasan, dan terdapat sebuah

gantungan kunci yang terpasang

foto seseorang.

Gambar 2, Menunjukkan raut

kesedihan seorang ibu, dan

gambar ini masih menunjukkan

gantungan kunci yang terdapat

foto.

Index Keadaan yang ditampilkan pada

scene ini adalah kondisi

kesedihan yang amat mendalam

yang dirasakan oleh pengungsi

Suriah yang anaknya menjadi

korban atas peperangan yang

terjadi di Suriah.

Symbol Korban peperangan Suriah

3 Interpretan

(X=Y)

Scene dan dialog yang terdapat

pada cuplikan ini menjelaskan

bahwa peperangan yang terjadi

di Suriah adalah bentuk

kejahatan terhadap kemanusiaan,

tanpa melihat latar belakang

Page 124: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

110

identitas agama. Hal ini

dibuktikan dengan cerita yang

disampaikan Abu Ali yang

merupakan salah seorang

pemuka agama di Suriah yang

anaknya justru menjadi korban

kekejaman perang yang terjadi

di Suriah.

Berdasarkan hasil analisa dari penulis, scene ini

menampilkan gambar sebuah dinding yang dipenuhi

hiasan kerajinan tangan dan di antara hiasan-hiasan

tersebut terdapat sebuah foto yang dipajang pada sebuah

gantungan kunci. Foto tersebut menyimbolkan sebuah

kenangan dan memori yang mendalam, yang ditampilkan

pada gambar kedua, dengan memperlihatkan seorang ibu

sedang menangis dengan latar dinding yang terdapat foto

tersebut.

Pada scene ini Abu Ali menceritakan kematian

anaknya sebagai korban konflik di Suriah. Cerita Abu Ali

tentang kematian anaknya menyiratkan sebuah kekejaman

dan kebrutalan manusia atas manusia lainnya. Sebab

anaknya dibunuh dengan cara disiksa terlebih dahulu. Ia

mendeskripsikan kronologis kematian anaknya bahwa

sebelum dibunuh, anaknya ditembak dikaki, diseret dan

diikat di tank. Dan menurut Abu Ali, anaknya bukanlah

sati-satunya korban.

Dengan menganalisa visual yang ditampilkan dan

bentuk verbal yang disampaikan Abu Ali

Page 125: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

111

merepresentasikan kesedihan yang dialami Abu Ali dan

Um Ali sebagai orang tua yang menjadi korban atas

kematian anaknya. Abu Ali dan istrinya pada scene ini

dijadikan representasi dari korban-korban lainnya.

Kejadian yang mereka alami menghasilkan trauma dan

kesedihan atas kehilangan mereka. Bahkan menurut

Kilian sebagai Manager Kamp dari UN Refugee Agency,

UNHCR bahwa luka yang dialami oleh para pengungsi

Suriah bukanlah luka fisik yang dapat diobati.111

Kondisi psikologis seperti ini hampir tidak pernah

diberitakan oleh media-media yang memberitakan konflik

Suriah. Korban krisis Suriah dieksploitasi pemberitannya

sebagai alat dan kepentingan. Berita tentang korban

diarahkan untuk menjatuhkan dan menghakimi pihak yang

berkonflik tanpa memandang sisi psikologis keluarga

korban.

Rilis angka kematian yang menjadi korban perang

saudara di Suriah sering dikutip oleh media-media arus

utama sebagai alat legitimasi untuk melakukan

generalisasi atas kekejaman Timur Tengah dan Islam.

Selain itu campur tangan pihak luar dalam konflik Suriah

seperti Rusia, Iran, Amerika Serikat, Arab Saudi

memperburuk situasi krisis di Suriah.

Terhitung sejak awal mulainya perang saudara di

Suriah pada tanggal 15 Maret 2011 sampai periode

Februari 2016 menurut catatan Syrian Center for Policy

111

Hasil pengamatan peneliti pada film Salam Neighbor pada 18 Juni 2019

Page 126: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

112

Resesarch (SCPR) memperkirakan 470.000 orang telah

tewas dalam konflik tersebut.112

Sedangkan menurut

laporan Utusan PBB dan Liga Arab ke Suriah sampai

April 2016 terdapat 400.000 korban yang tewas.113

Catatan yang paling komprehensif dirilis oleh Syrian

Observatory for Human Rights (SOHR). SOHR

memperkirakan lebih dari 570.000 orang tewas selama 8

tahun konflk Suriah, terhitung sejak 15 Maret 2011

sampai dengan 15 Maret 2019.114

Berikut detail korban

perang yang dirilis oleh SOHR:

Tabel 4.5

Korban Tewas Berdasarkan Periode Waktu115

Jangka

Waktu

Pasukan

pro-

pemerinta

h

Pasukan

anti-

pemerint

ah

Warga

Sipil

Jumlah

Total

(Termasuk

yang tidak

teridentifi

kasi)

2011 -

2013

82.529 47.893 68.702 130.582

2014 25.160 32.726 17.790 76.021

2015 17.686 24.010 13.249 55.219

112

https://www.pbs.org/wgbh/frontline/article/a-staggering-new-death-toll-

for-syrias-war-470000/ di akses pada 18 Juni 2019 113

https://www.aljazeera.com/news/2016/04/staffan-de-mistura-400000-killed-

syria-civil-war-160423055735629.html diakses pada 18 Juni 2019 114

http://www.syriahr.com/en/?p=120851 diakses pada 18 Juni 2019 115

Hasil pengamatan penulis dan dihimpun dari website resmi SOHR

www.syriahr.com dari tanggal 18 Juni 2019 – 20 Juni 2019

Page 127: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

113

2016 14.192 21.146 13.617 49.742

2017 8.813 13.995 10.507 33.425

2018 4.549 8.559 6.482 19.799

2019/Mei 807 1.784 1.609 4.513

Total 123.497 131.624 110.331 369.301

Data yang dihimpun dari SOHR tersebut belum

meliputi korban jiwa yang tidak terdokumentasi. SOHR

memperkirakan 200.000 kematian yang tidak

terdokumentasikan. Menurut Syrian Network for Human

Rights (SNHR), jumlah warga sipil yang tewas sampai

dengan Maret 2019 berjumlah 223.161 jiwa dengan

rincian sebagai berikut:

Gambar 4.2

Korban Kematian Sipil116

116

http://sn4hr.org/blog/2018/09/24/civilian-death-toll/ diakses 20 Juni 2019

Page 128: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

114

Gambar 4.3

Korban Kematian Perempuan117

Gambar 4.4

Korban Kematian Anak-anak118

Berdasarkan data dari SNHR tersebut, dapat

disimpulkan kelompok yang paling diidentikkan sebagai

wajah Islam yang menebar teror tidak berada pada posisi

tertinggi sebagai pelaku dari kematian warga sipil

tersebut. Dapat dilihat dari ketiga gambar diatas, pelaku

117

http://sn4hr.org/blog/2018/09/24/female-death-toll/ diakses 20 Juni 2019 118

http://sn4hr.org/blog/2018/09/24/child-death-toll/ diakses 20 Juni 2019

Page 129: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

115

utama yang paling banyak menelan korban jiwa adalah

kelompok-kelompok pro pemerintah.

Pemberitaan secara terus-menerus dan memojokkan

kelompok ekstremis Islam dalam media-media arus utama

memberikan kesan yang buruk terhadap Islam secara

keseluruhan. Meskipun apa yang dilakukan kelompok

ekstremis Islam bukanlah hal yang dapat dibenarkan,

tetapi kelompok ekstremis Islam dalam perang Suriah

seringkali dijadikan kambing hitam atas kerusakan dan

kekacauan yang dilakukan kelompok-kelompok lain,

termasuk pihak asing.

Konstruksi citra yang dibangun pada scene ini adalah

dengan menandai kehilangan yang dialami oleh Abu Ali

dan istrinya sebagai representasi dari kehilangan yang

dialami oleh warga Suriah lainnya. Scene ini juga

memberikan perspektif bahwa persoalan atas krisis Suriah

adalah persoalan kemanusiaan yang disebababkan oleh

kepentingan politik, bukan dampak atas persoalan agama.

Hal ini memberikan kesan bahwa Islam bukanlah domain

utama dalam persoalan konflik Suriah.

Pemberian framing bahwa Islam bukan domain utama

dalam konflik Suriah meluruskan kesalahan pandangan

yang terdapat pada benak publik bahwa sebenarnya

perang saudara Suriah adalah karena faktor kediktatoran

pemerintahan dan keinginan kebebasan berekspresi.

Pemahaman seperti ini selalu dibelokkan dengan

Page 130: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

116

membingkai pemerintah sebagai Syiah dan kelompok

pemberontak sebagai mayoritas Sunni.

Karena itu, persepsi yang dibangun oleh film ini

adalah jika Islam sebagai domain utama atas pecahnya

perang saudara Suriah, maka Islam harus pula dipandang

sebagai korban atas terjadinya krisis ini.

5. Scene 5

Tabel 4.6

Scene 5: Aktivitas Perempuan Pengungsi di Women

Center

Visual Verbal

Abu Ali:

“Sebelumnya kami tidak

mendukung women center.

Karena di Suriah, wanita di

marginalkan. Kami dibesarkan

disebuah paham dimana laki-

laki yang bekerja, dan

memenuhi kebutuhan. Namun

banyak hal yang berubah

drastis dari Suriah. Wanita

dapat bekerja dan keluar

rumah, bekerja bersama lelaki

dan menolongnya dalam

memenuhi tanggungjawab.

Kami membuang keyakinan

lama yang tak mudah untuk

disingkirkan.

Umi Ali:

“Aku menganjurkan semua

wanita bekerja, Ibu bukan

hanya untuk memasak,

Page 131: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

117

mencuci dan bersih-bersih.

Wanita setara dengan lelaki.

Kami bekerja keras dan

berpartisipasi dalam membuat

berharganya sebuah

kehidupan.

No Tipe Tanda Data

1 Reprasentamen (X)

Qualisign Kualitas yang terdapat pada

tanda bersifat perubahan positif,

hal ini ditunjukkan melalui

pendapat Abu Ali dan ekspresi

kebahagiaan ketika ia

menyampaikan pendapatnya

melalui dialog pada scene ini.

Sinsign Eksistensi aktual yang

ditunjukkan tanda pada scene ini

berupa aktivitas perempuan di

Women Center.

Legisign Norma yang ditunjukkan pada

tanda adalah perubahan status

sosial perempuan muslim Suriah

ditengah masyarakat.

2 Objek (Y)

Icon

Gambar 1, Menampilkan

ekspresi seorang yang bahagia

ketika ia menyampaikan bahwa

ia bisa menerima perubahan

sosial baru bagi perempuan.

Gambar 2, Menunjukkan

kegiatan dan aktivitas yang

dilakukan oleh para perempuan

pengungsi Suriah di Women

Center kamp Za’atari.

Page 132: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

118

Index Keadaan yang ditampilkan pada

scene ini baik pada visual

maupun verbal adalah perubahan

sosial status perempuan Suriah

yang berada kamp Za’atari.

Symbol Emansipasi wanita dan sadar

gender.

3 Interpretan

(X=Y)

Representasi cuplikan-cuplikan

gambar dan kutipan dialog

merepresentasikan berubahnya

paradigma orang-orang Suriah

baik laki-laki dan perempuan

dalam memandang status sosial

perempuan. Status sosial

perempuan di Suriah merupakan

kelompok yang dimarginalkan,

sebab pandangan mereka secara

umum bahwa laki-laki adalah

kelompok yang superior.

Berdasarkan hasil pengamatan dari penulis, scene ini

menampilkan suatu adegan saat Abu Ali dan Umi Ali

menceritakan tentang kedudukan dan status perempuan

pengungsi dimasyarakat. Scene ini secara bergantian

menampilkan pemaparan Abu Ali dan Umi Ali, juga

aktivitas yang terjadi di Women Center Za’atari Refugees

Camp. Aktivitas yang ditampilkan di Women Center

tersebut menunjukkan bentuk produktivitas dari

perempuan Suriah yang menjadi pengungsi di Za’atari.

Kegiatan yang mereka lakukan adalah trauma healing

baik kepada sesama perempuan korban Suriah maupun

Page 133: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

119

anak-anak, juga kegiatan belajar mengajar yang

diperuntukkan bagi anak-anak Suriah.

Dalam scene ini Abu Ali menceritakan bahwa pada

saat di Suriah kebanyakan perempuan adalah kelompok

yang dipinggirkan. Sebab mereka dibesarkan dengan

pemahaman bahwa laki-laki adalah kelompok yang

superior. Pemahaman ini kemudian berubah ketika

mereka dihadapkan pada status menjadi pengungsi bahwa

perempuan dapat bekerja bersama lelaki dan bahkan

bertukar peran. Bagi Abu Ali perubahan ini tidaklah

mudah untuk disingkirkan. Tetapi yang menjadi menarik

adalah pada saat Abu Ali menyatakan kesukarannya untuk

menyingkirkan keyakinan lama tersebut, dia

mengucapkannya dengan ekspresi yang bahagia.

Selanjutnya Umi Ali juga menyatakan bahwa

perempuan setara dengan laki-laki, perempuan juga dapat

bekerja keras dan dapat berpartisipasi dalam membuat

kehidupan yang berharga. Bahkan Umi Ali mengajak

perempuan yang berada di kamp pengungsi Za’atari agar

bekerja dan beraktivitas untuk menghilangkan trauma

yang mereka alami.

Persepsi publik terhadap perempuan muslim sebagian

besar merupakan pandangan yang membahayakan. Hijab

sebagai identitas kehormatan perempuan muslim

misalnya, dijustifikasi sebagai bentuk keterbelakangan

dan kungkungan. Cathi Young, editor majalah Reason,

menulis kolom pada 24 Oktober 2006 dan menyatakan

Page 134: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

120

bahwa bagi orang-orang barat, cadar menjadi simbol

penekanan terhadap kaum perempuan dalam dunia

Islam.119

Pada tahun 2016 saat Donald Trump masih menjadi

kandidat presiden AS, memicu kemarahan atas

komentarnya tentang ibu mendiang Kapten Tentara

Amerika-Pakistan Humayun Khan. Ghazala Khan, yang

hadir di pidato yang mengharukan dari suaminya di

Konvensi Nasional Demokrat 2016, dituduh "ditindas"

seperti yang dinyatakan Trump dalam sebuah wawancara

sesudahnya, "Jika Anda melihat istrinya, ia berdiri di

sana. Mungkin dia tidak diizinkan bicara. Katakan pada

saya." Ghazala kemudian membuat video yang

menyatakan bahwa dia tidak berbicara di Konvensi karena

dia berjuang untuk menahan air mata ketika melihat foto-

foto almarhum putranya.120

Media arus utama selalu akan mendukung pandangan

Trump. Karena itu adalah bagian dari norma dalam

masyarakat Amerika untuk memandang perempuan

Muslim sebagai yang tertindas, dan sangat membutuhkan

bantuan untuk “dibaratkan”. Apa yang seharusnya

menjadi acara untuk menghormati putra yang memberikan

hidupnya kepada negara yang dicintainya dialihkan ke

119

Yusnarida Eka Nizmi, Pandangan Amerika Terhadap Perempuan Muslim

Pasca Serangan Sebelas September 2011, Jurnal Kajian Politik dan Masalah

Pembangunan Vol. 11 No. 1, 2015. h. 24 120

http://gal-dem.com/representation-muslim-women-media/ diakses pada

tanggal 20 Juni 2019

Page 135: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

121

narasi palsu seputar ibunya. Hanya karena mereka adalah

keluarga muslim.

Pers Inggris lebih jauh mengemukakan gagasan

bahwa perempuan muslim ditindas. Sebuah analisa

terhadap 200 artikel, secara sistematis mengambil sampel

dari delapan surat kabar yang paling banyak dibaca di

Inggris selama periode satu tahun (23/12/15-23/12/16),

menemukan bahwa surat kabar Inggris mengabadikan

stereotip perempuan muslim sebagai istri, dan para ibu,

sebagai pasif dan patuh, dan sebagai korban dan budak

seks. Representasi positif hampir tidak ada, misalnya,

tidak ada diskusi tentang partisipasi aktif perempuan

muslim dalam angkatan kerja. Satu-satunya

penggambaran positif dari perempuan muslim

menggambarkan mereka yang terbebaskan dari jilbab atau

kerudung.121

Stereotip yang didorong pers tidak hanya mengikis

keragaman sosial, ekonomi, dan budaya perempuan

muslim, mereka hampir selalu mengabaikan fakta bahwa

dunia Islam terdiri dari banyak negara, masyarakat,

tradisi, bahasa, dan, tentu saja, jumlah pengalaman yang

tak terbatas. Menghomogenisasi sekelompok orang yang

sangat beragam bukan hanya picik, tetapi juga tidak

akurat.

121

https://centreforfeministforeignpolicy.org/journal/2017/8/24/representation-

muslim-women-western-media diakses pada tanggal 20 Juni 2019

Page 136: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

122

Konstruksi citra Islam yang dibangun pada scene ini

adalah untuk memberikan kesan positif terhadap

perempuan muslim. Pandangan positif bagi perempuan

muslim dikemas melalui dua cara pada scene ini.

Pertama disampaikan oleh laki-laki yang

direpresentasikan sebagai orang yang memiliki pandangan

religi konservatif, hal ini menunjukkan bahwa perempuan

muslim dalam memperoleh haknya tidaklah sendiri. Laki-

laki muslim juga memberikan ruang ekspresi dan

kebebasan sebagai hak dasar yang sama bagi perempuan.

Kedua, disampaikan oleh Umi Ali yang

merepresentasikan bahwa perempuan yang pada awalnya

menganut paham konservatif sanggup untuk menerima

perubahan dan bisa memperjuangkan haknya sendiri.

6. Scene 6

Tabel 4.7

Scene 6: Perpisahan dari Tim Pembuat Film kepada

para Pengungsi di Za’atari

Visual Verbal

Ismail:

“Banyak persepsi di seluruh

dunia bahwa arab atau muslim

adalah teroris. Kami berfikir

bahwa kita tidak menginginkan

pertumpahan darah. Pernah-

kah kami mempengaruhi anda?

Abu Ahmed:

Sebagian besar orang-orang

disini adalah muslim, apakah

Page 137: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

123

kami terlihat seperti apa yang

kalian lihat media?

Chris:

“Tidak, tidak sama sekali. Dan

saya pikir, ada hal baik dan

buruk dalam setiap

masyarakat.

Zach:

“Apa yang kami pahami

adalah kita tidak hanya Suriah

dan Amerika, kita adalah

tetangga. Ketika ada tetangga

yang membutuhkan, semoga

kita bisa bersama-sama dan

saling membantu.

No Tipe Tanda Data

1 Reprasentamen (X)

Qualisign Kualitas pada tanda bersifat

keakraban dan kebersamaan

ditunjukkan bentuk duduk yang

melingkar dan gambar jamuan

kopi.

Sinsign Eksistensi aktual yang terdapat

pada tanda berupa dialog yang

menggambarkan keseriusan

mengenai topik perbincangan

dan gambar yang menunjukkan

keakraban.

Legisign Norma yang terdapat pada tanda

berupa pesan kemanusiaan

bahwa setiap masyarakat pada

dasarnya adalah sama.

Page 138: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

124

2 Objek

Icon Gambar 1, Menampilkan tim

pembuat film dan para

pengungsi Suriah sedang

berkumpul dan membicarakan

sesuatu.

Gambar 2, Terlihat sebuah

tangan sedang membagikan

gelas berisi kopi kepada orang-

orang yang sedang berkumpul.

Index Keadaan yang ditampilkan

adalah kegiatan berbincang

bersama antara para tim pembuat

film dengan warga pengungsi.

Tim pembuat film meminta izin

untuk berpamitan pulang ke

Amerika dan para pengungsi

mendoakan serta menyampaikan

pendapat bahwa Islam yang

sesungguhnya bukanlah

kekerasan.

Symbol Kerukunan dan kebersamaan.

3 Interpretan

(X=Y)

Scene ini merepresentasikan

kebersamaan antara tim pembuat

film dengan para pengungsi

Suriah. Selanjutnya dalam dialog

pada scene ini, pengungsi

menyampaikan kegelisahan

mereka terkait buruknya citra

Islam yang terdapat pada

persepsi publik, dan bahwa

persepsi tersebut salah. Hal ini

diargumentasikan dengan bentuk

kebersamaan mereka di Kamp.

Page 139: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

125

Berdasarkan pengamatan dari penulis, scene ini

menampilkan sekelompok orang yang sedang berkumpul

di dalam sebuah tenda. Mereka terlihat sangat antusias

terhadap topik yang dibicarakan. Keakraban juga

merupakan situasi yang digambarkan dalam adegan ini.

Adegan ini menceritakan ucapan perpisahan dari tim

pembuat film kepada warga pengungsi yang berada di

Distrik 5, tempat yang sama dimana tim pembuat film

menetap.

Dialog yang ditekankan pada scene ini menariknya

adalah bukan kata-kata perpisahan, tetapi lebih kepada

bentuk negasi dari warga pengungsi yang merupakan

mayoritas muslim bahwa mereka tidaklah sama dengan

citra Arab dan Islam yang selama ini diberitakan oleh

media-media arus utama.

Bentuk negasi tersebut disampaikan oleh warga

pengungsi bukan berupa pernyataan, tetapi pertanyaan-

pertanyaan kepada tim pembuat film. Bahkan para warga

menegaskan bahwa mereka tidak sama sekali

menginginkan pertumpahan darah.

Selanjutnya, pesan yang ditekankan pada dialog ini

adalah bahwa mereka bukan hanya Suriah dan Amerika,

tetapi mereka adalah tetangga. Makna dari tetangga pada

kalimat yang diucapkan Zach yaitu meskipun mereka

dibedakan berdasarkan suku, agama dan bangsa, tetapi

ada satu titik persamaan yaitu sebagai warga dunia.

Page 140: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

126

Sebagai sesama manusia seharusnya melupakan sekat-

sekat identitas tersebut.

Scene ini merupakan adegan terakhir pada film, dan

merupakan jawaban serta antitesa dari scene pertama yang

menjustifikasi Timur Tengah dan Islam sebagai ancaman,

dan teror. Antitesa tersebut dibalut dengan pernyataan

yang diucapkan langsung dari sutradara film, yaitu Zach

dan Chris yang merupakan warga Amerika Serikat

sebagai representasi barat. Pernyataan Chris bahwa

selama dia mendokumentasikan keseharian pengungsi

Suriah di Za’atari merupakan jawaban jujur bahwa ia

tidak menemukan kesamaan antara para pengungsi

sebagai representasi muslim dengan potret muslim di

media-media arus utama.

Menarik kesimpulan dari scene ini dapat ditemukan

bahwa citra Islam yang selama ini dibangun oleh media-

media dan politisi sayap kanan merupakan pandangan

yang bias dan standar ganda. Untuk memahami realitas

sesungguhnyaa dibutuhkan pengetahuan dan empiris, dan

hal inilah yang ditunjukkan oleh para pembuat film.

Citra Islam yang dibangun pada scene ini adalah

bahwa Islam tidak dapat disalahkan secara keseluruhan

atas krisis yang terjadi di Timur Tengah khususnya Suriah

dan Islam juga tidak bisa dijadikan kambing hitam atas

aksi-aksi terorisme yang terjadi. Sebagaimana ucapan

Chris, bahwa dalam setiap masyarakat ada kelompok yang

baik dan jahat, maka kejahatan yang terjadi atas nama

Page 141: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

127

Islam hanyalah oknum dan kelompok kepentingan-

kepentingan tertentu.

C. Interpretasi terhadap Film Salam Neighbor

Film Salam Neighbor sangat tajam dalam

mengangkat isu-isu kemanusiaan yang terjadi di Za’atari

dengan merekam kehidupan sehari-hari para pengugsi

Suriah. Film ini berdasar pada fakta-fakta yang terjadi atas

krisis Suriah, dibalut dengan padanan estetika yang baik.

Film ini memberikan dampak sosial yang cukup signifikan di

kancah internasional. Kampanya sosial yang dibuat dalam

film ini berkesinambungan menjadi penggalangan bantuan

kemanusiaan jangka panjang dengan bekerja sama dengan

PBB dan lembaga-lembaga kemanusiaan.

Keberhasilan film ini dalam menggalang aksi

kemanusiaan sekaligus membuka mata publik akan keadaan

krisis yang terjadi akibat perang Suriah. Persoalan

pendidikan, pemberdayaan perempuan, lapangan pekerjaan

dan kesanggupan negara-negara penampung pengungsi

menjadi tajuk utama dalam film ini.

Persepsi negatif terhadap Islam juga diluruskan

dengan rilisnya film ini di khalayak. Film ini mengkonstruksi

citra Islam yang sebelumnya digambarkan sebagai teroris,

ketakutan dan terbelakang diluruskan melalui film ini.

Konstruksi yang dibangun oleh film ini melalui pengambilan

gambar dan penokohan yang tidak direkayasa

menggambarkan kehidupan Islam yang sesungguhnya.

Page 142: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

128

Penggambaran Islam dalam film ini setidaknya

memberi citra positif terhadap Islam itu sendiri. Dengan

mendokumentasikan keterbatasan yang dialami para

pengungsi namun masih bisa bermurah hati dalam

menyambut dan menerima tim pembuat film yang non-

muslim menggambarkan bahwa Islam adalah agama yang

penuh kasih sayang.

Tuduhan-tuduhan terhadap Islam yang dipandang

sebagai belenggu budaya bagi media-media mainstream

dijawab dengan kesanggupan pengungsi Suriah di Za’atari

dalam beradaptasi dan meninggalkan pemahaman-

pemahaman konservatif mereka. Nuansa bersahabat dan

saling tolong menolong juga digambarkan secara alami

dalam film ini tanpa mengeksploitasi muslim di pengungsian

secara berlebihan.

Bagian paling menarik pada film ini terletak pada

bagian awal dan akhir film. Pada awal film ini, Salam

Neighbor menggabungkan potongan-potongan berita dari

media-media arus utama yang memberikan tuduhan negatif

terhadap Islam, dan terjawab bagian akhir film yang

memberikan kesempatan bagi audiens untuk memberikan

kesimpulan tersendiri tanpa harus dinarasikan dalam film ini.

Produksi film ini selain untuk kampanye dampak

sosial yang dimulai oleh Living on One, memang untuk

meluruskan persepsi negatif terhadap Islam sebagaimana visi

dari 1001 Media yang juga merupakan salah satu rumah

produksi dalam film ini.

Page 143: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

129

Citra Islam yang dibangun pada film ini meliputi,

persepsi media arus utama terhadap Islam, keramah-tamahan

dan tolong-menolong, keutamaan pendidikan, Islam

merupakan korban utama atas krisis yang terjadi, sadar

gender dan emansipasi, serta jawaban atas citra Islam yang

dibangun media-media arus utama selama ini.

Interpretasi penulis terhadap scene yang dipilih

dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

Scene 1, Zach dan Chris sedang berada dikediaman

mereka di Amerika Serikat dan merasa jengah atas

pemberitaan-pemberitaan media arus utama terhadap Islam.

Media-media tersebut ditampilkan berupa potongan-

potongan dari saluran TV yang mengasosiasikan konflik

Timur Tengah sebagai Islam. Dalam hal ini citra Islam yang

dibangun sebagai teror, ancaman dan ketakutan.

Scene 2, Saat tim pembuat film untuk pertama

kalinya tiba di lokasi pendirian tenda mereka, dan mereka

hendak mendirikan tenda mereka dibantu oleh tetangga-

tetangga tenda mereka yang merupakan pengungsi. Citra

Islam yang dibangun pada scene ini yaitu muslim pada

dasarnya merupakan pemeluk agama yang ramah, saling

tolong-menolong dan tidak menutup diri terhadap kelompok

selain muslim.

Scene 3, Dialog antara Zach dan Abdel Rouf

mengenai kondisi pendidikan Rouf dan cita-citanya ketika

dewasa. Rouf bercita-cita ingin menjadi dokter agar dapat

menolong orang lain yang membutuhkan. Islam dicitrakan

Page 144: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

130

pada scene ini mengajarkan pentingnya pendidikan dan

menanamkan kebaikan terhadap sesama.

Scene 4, Abu Ali yang merupakan salah satu pemuka

agama ketika di Suriah menceritakan kematian anaknya

secara tragis sebagai korban perang Suriah. Ini

mengonstruksi citra bahwa sesungguhnya Islam adalah

korban utama atas peperangan yang terjadi di Suriah.

Scene 5, Kegiatan aktivitas para perempuan

pengungsi di Suriah dan pemaparan kesediaan Abu Ali untuk

berpikiran terbuka terhadap perempuan, dilanjutkan dengan

inspirasi dari Umi Ali bahwa perempuan dan laki-laki

memiliki kewajiban yang sama dalam urusan sosial. Hal ini

mencitrakan bahwa Islam sebenarnya memberikan

kedudukan penting terhadap perempuan dan memberikan

ruang ekspresi serta menganjurkan perempuan muslim agar

mampu berprilaku produktif.

Scene 6, Salam perpisahan antara tim pembuat film

dan warga pengungsi di Za’atari. Dialog yang terjadi berupa

pertanyaan-pertanyaan warga pengungsi yang mayoritas

muslim mengenai citra Islam yang buruk di mata publik dan

membandingkannya dengan prilaku mereka selama mereka

berinteraksi dengan tim pembuat film. Pada scene terakhir ini

merupakan bantahan sekaligus jawaban atas tuduhan yang

media-media arus utama sebut pada scene awal. Bahwa

Islam sebagai agama mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan

dan kebaikan kepada para pemeluknya.

Page 145: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

131

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Objek pada penelitian ini adalah enam scene film

Salam Neigbor karya Zach Ingrasci dan Chris Temple tahun

2015. Enam scene tersebut dipilih berdasarkan rumusan latar

belakang penelitian, yaitu scene yang memuat pesan citra

Islam. Selanjutnya scene tersebut dianalisa menggunakan

semiotic triangle Charles Sanders Pierce, yaitu

reprasentamen, objek dan interpretan.

Berdasar pada analisa yang dilakukan peneliti dapat

disimpulkan bahwa film Salam Neighbor ini terdapat

kandungan citra Islam didalamnya. Citra Islam pada film ini

bermuatan positif, dan ditampilkan melalui tanda-tanda yang

ada pada film, baik pada potongan-potongan gambar dan

dialog yang terdapat pada scene yang diteliti tersebut.

Hasil analisa penulis pada penelitian ini

menyimpulkan bahwa film dokumenter Salam Neighbor

yang dikaji tanda-tanda didalamnya melalui analisa

semiotika Pierce dijelaskan sebagai berikut:

1. Bentuk reprasentament atau penanda muncul dalam

bentuk visual dan verbal. Tanda-tanda yang yang

berbentuk visual pada scene yang diteliti terdapat pada

kegiatan atau aktivitas tertentu, seperti tentara

pemberontak dan aksi kerusuhan warga sipil pada scene

1, kegiatan mendirikan tenda pada scene 2, anak kecil

Page 146: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

132

dan orang dewasa sedang meniki mobil pick up pada

scene 3, aktivitas perempuan pengungsi pada scene 5,

dan kegiatan berdiskusi bersama pada scene 6. Tanda-

tanda ini juga terdapat pada ekspresi dan prilaku tokoh

dalam film seperti anak kecil yang sedang menggali

lubang pada scene 2, ekspresi keseriusan anak kecil pada

scene 3, ekspresi kesedihan seorang ibu pada scene 4,

dan ekspresi kebahagian laki-laki pada scene 5. Selain

pada dua hal tersebut tanda visual ditunjukkan melalui

benda yang terdapat pada film, seperti objek foto pada

dinding sebuah trailer pada scene 4, dan hidangan

minuman pada scene 6. Sedangkan tanda-tanda verbal

yang muncul pada scene yang diteliti terdapat pada

narasi dalam film dan dialog-dialog yang diucapkan oleh

tokoh yang terdapat dalam film. Pada narasi film dan

dialog-dialog ini tertuang representasi citra Islam.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan,

tokoh, objek benda, narasi dan dialog yang terdapat pada

scene yang diteliti mengandung citra Islam.

2. Bentuk object atau tanda yang muncul dalam film ini

berdasarkan latar belakang penelitian dan permasalahan

penelitian adalah berupa tokoh dan aktivitas yang

terdapat dalam film. Pada scene 1 tanda yang muncul

berupa sekelompok pemberontak Suriah dan demonstrasi

warga, pada scene 2 tanda yang dimunculkan adalah

para pengungsi Suriah yang membantu mendirikan

tenda, pada scene 3 tanda yang muncul berupa anak

Page 147: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

133

kecil, pada scene 4 tanda yang muncul adalah sebuah

foto di dinding dan seorang ibu paruh baya, scene 5

memunculkan tanda berupa seorang pria lansia dan

aktivitas perempuan, dan scene 6 menampilkan tanda

berupa hidangan minuman dan aktivitas mengobrol.

3. Bentuk interpretant atau korelasi antara tanda dan

penanda dalam film ini sesuai dengan latar belakang

penelitian masing-masing adalah, scene 1

menggambarkan citra Islam dalam media-media arus

utama yang berskala internasional, bahwa Islam

diidentikkan dengan teror dan kekerasan, pada scene 2

citra Islam yang dibangun yaitu tolong menolong

merupakan sifat dasar yang diajarkan dalam Islam.

Scene 3 merepresentasikan citra Islam bahwa Islam

sebagai agama dan muslim sebagai individu

menganggap penting pendidikan. Scene 4 menunjukkan

citra Islam yang merupakan korban atas konflik dan

peperangan yang terjadi, justru bukan sebagai pelaku.

Scene 5 merepresentasikan citra bahwa Islam

memberikan ruang ekspresi dan status sosial yang sama

bagi para perempuan. Scene 6 menggambarkan Islam

sebagai agama yang damai dan membantah apa yang

telah diberitakan oleh media-media arus utama.

B. Saran

Melalui penelitian ini peneliti ingin menyampaikan

saran sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan demi

Page 148: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

134

perbaikan-perbaikan dalam dunia akademis, media dan

perfilman. Pertama, peneliti ingin menyampaikan saran

kepada para sineas terutama yang memiliki konsentrasi

terhadap film jenis dokumenter agar menjadikan film Salam

Neighbor sebagai salah satu referensi pembuatan film,

dikarenakan konsep, ide cerita, research, teknik pengambilan

gambar dalam film ini dapat dikatakan sangat baik dan

bervariasi dalam teknik priduksi. Terlebih pada political

standing sebagai fondasi yang tajam untuk menciptakan

karya dokumenter.

Kedua, kepada pembaca dan civitas akademika.

Peneliti berharap agar para pembaca dapat memahami secara

sistematis pesan yang ingin disampaikan oleh peneliti.

Khusunya untuk mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam,

agar penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam menelaah

dan mengkaji konstruksi citra yang dikandung dalam film.

Ketiga, ditujukan kepada peneliti selanjutnya, agar

dapat bisa memperluas dan memperinci dalam mencari

makna konstruk citra Islam dalam sebuah film. Semoga

peneliti selanjutnya daoat mengembangkan analisa semiotika

pada film, dan dalam film Salam Neighbor masih banyak

kandungan makna yang dapat dianalisa, dan lingkup kajian

komunikasi yang dapat diteliti dari film ini, sehingga film ini

bersifat kontinyu jika dijadikan objek penelitian selanjutnya.

Page 149: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

135

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ardianto, Elvinaro. 2009. Komunikasi Massa Suatu Pengantar.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media

______. dan Bambang Q-Anees. 2009. Filsafat Ilmu Komunikasi.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Arifin, Anwar. 2011. Komunikasi Politik, Filsafat, Paradigma,

Teori, Tujuan, Strategi dan Komunikasi Poilitik Indonesia.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Asnawir, dan Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran.

Jakarta: Ciputat Pers.

Biran, Misbach Yusa. 2009. Sejarah Film 1900-1950: Bikin Film

di Jawa. Jakarta: Komunitas Bambu.

Budiman, Kris. 2011. Semiotika Visual. Yogyakarta: Jalasutra.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

______. 2007. Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma dan

Diskursus Tekhnologi Komunikasi Masyarakat. Jakarta:

Kencana.

Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks

Dasar Mengenal Semiotika dan Teori Komunikasi.

Yogyakarta: Jalasutra.

______. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media.

Yogyakarta: Jalasutra

Effendy, Onong Uchjana . 1981. Dimensi-Dimensi Komunikasi.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Page 150: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

136

______. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT

Citra Aditya Bakti.

Eryanto. 2002. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan

Politik Media. LkiS, Yogyakarta:

Ghony, M. Djunaidi & Fauzan Almanshur. 2016. Metode

Penelitian Kualitatif. Yogjakarta: Ar-Ruz Media.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:

Bumi Aksara.

Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik di Media Massa:

Sebuah Study Critical Discourse Analysis. Jakarta: Granit.

Hoed, Benny H. 2014. Semiotika & Dinamika Sosial. Depok:

Komunitas Bambu.

Ibrahim, Idi Subandy. 2011 Kritik Budaya Komunikasi, Budaya,

Media, dan Gaya Hidup dalam Proses Demokratisasi di

Indonesia. Yogyakarta: Jalasutra.

Irwansyah, Ade. 2009. Seandainya Saya Kritikus Film:

Pengantar Menulis Kritik Film. Homerian Pustaka:

Yogyakarta.

John, Stephen W. Little. 2002. Theories of Humman

Communication. Wadsworth: Belmon.

Jefkins, Frank. 2003. Public Relations, Edisi Kelima, Terjemahan

Daniel Yadin. Jakarta: Erlangga

McQuail, Denis. 1987. Teori Komunikasi Massa Suatu

Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Miles, Matthew & A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data

Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru.

Jakarta: UI Press.

Page 151: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

137

Moloeng, Lexy J. 1997. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Muhtadi, Asep S. dan Sri Handyani. 2002. Dakwah

Kontemporer: Pola Alternatif Dakwah Melalui TV. Bandung:

Pusdai Press.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Noor, Juliansyah. 2014. Metode Penelitian: Skripsi, Tesis,

Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.

Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta:

LKIS.

Poloma, Margareth. 2004. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta:

Homerian Pustaka.

Rachmat, Jalaluddin. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

__________. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT

Remaja Rosda Karya.

Sanchez-Vives, Maria V & Mel Slater. 2005. From Presence To

Cconsciousness Through Virtual Reality. New York: Nature

Publishing Group.

Sendjaja, Sasa Djuarsa. 2005. Teori Komunikasi. Jakarta:

Universitas Terbuka

Sobur, Alex. 2013. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Soelhi, Mohammad. 2012. Propaganda dalam Komunikasi

Internasional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Page 152: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

138

Soemirat, Sholeh dan Elvinaro Ardianto. 2007. Dasar-Dasar

Public Relations. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Strauss , Anselm & Juliet Corbin. 1997. Basic of Qualitative

Research : Grounded Theory Procedures and Techniques.

Surabaya: Bina Ilmu.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

______. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D.

Bandung: Alfabeta

Sulaiman, Dina Y. 2013. Prahara Suriah: Membongkar

Persekongkolan Multinasional. Depok: ImaN.

Sumarno, Marseli. 1996. Dasar-Dasar Apresiasi Film. Jakarta:

Gramedia.

Tambuaraka, Apriadi. 2013. Literasi Media: Cerdas Bermedia

Khalayak Media Massa. Jakarta: Rajawali Pers.

Tinarbuko, Sumbo. 2013. Semiotika Komunikasi Visual.

Yogyakarta: Jalasutra.

Wibowo, Seto Wahyu. 2013. Semiotika Komunikasi Aplikasi

Praktis bagi Peneltian dan Skripsi Komunikasi. Jakarta:

Mitra Wacana Media

Jurnal:

A. Muchaddam Fahham dan A. M. Kartaatmaja. 2014. Konflik

Suriah: Akar Masalah dan Dampaknya. Jurnal Politica. 5(1):

h. 40-47

Siti Muti’ah. 2012. Pergolakan Panjang Suriah: Masih Adakah

Pan-Arabisme dan Pan-Islamisme?. Jurnal CMES. 5(1): 5-11

Page 153: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

139

Yusnarida Eka Nizmi. 2015. Pandangan Amerika Terhadap

Perempuan Muslim Pasca Serangan Sebelas September

2011. Jurnal Kajian Politik dan Masalah Pembangunan.

11(1): 24-27

Skripsi:

Abdullah, Dimas Lazuardy. 2018. Analisis Semiotika Makna

Islam dalam Film Pengabdi Setan. Skripsi. Jakarta.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Firdaus, Achmad. 2017. Film dan Konstruksi Citra Islam: Analsis

Semiotik dalam Film Bajrangi Baijaan. Skripsi. Yogyakarta.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Khairunnisa. Mira . 1992. Citra Perempuan Ideal dalam Sinetron:

Studi Analisis Wacana Sinetron Dewi Fortuna. Skripsi.

Depok. Universitas Indonesia

Nisa, Ishmatun. 2014. Analisis Semiotika Pesan Moral dalam

Film Jokowi. Skripsi. Jakarta. Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah.

Rachmania, Raisa. 2015. Konflik Suriah pada saat Arab Spring

2010. Jakarta. Universitas Islam Negeri.

Internet:

Dhani, Arman. 2016. Bagaimana Warga Eropa Memandang

Islam.

https://tirto.id/bagaimana-warga-eropa-memandang-islam-

bAzu (23 Mei 2019)

Page 154: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

140

Grill, Sara. 2017. Representation of Muslim Women in Western

Media.

https://centreforfeministforeignpolicy.org/journal/2017/8/24/

representation-muslim-women-western-media (20 Juni 2019)

Lieu, Ted. Judith Rowland. 2016. Analysys: Syirian Refugees

Crisis Creates Huge Gap Education Kids.

http://www.msnbc.com/msnbc/analysis-syrian-refugee-crisis-

creates-huge-gap-education-kids (09 Mei 2019)

Living on One. 2015. Team Salam Neighbor.

http://livingonone.org/salamneighbor/team/ (04 Mei 2019)

Operation Data Portal UNHCR. 2019. Syria Regional Refugees

Response.

https://data2.unhcr.org/en/situations/syria (26 Juni 2019)

Salon Syria. 2018. The Wars Effect on the Education of Syrias

Children.

https://syrianobserver.com/EN/features/47446/the-wars-

effect-on-the-education-of-syrias-children.html (10 Juni

2019)

Syirian Networks for Human Rights. 2019. Death Toll due to

Torture.

http://sn4hr.org/blog/2018/09/24/death-toll/ (20 Juni 2019)

The Syrian Observatory for Human Rights. 2019. 8 Years

Revolution Report.

http://www.syriahr.com/en/?p=120851 (18 Juni 2019)

Wikipedia. 2019. Salam Neighbor.

https://en.wikipedia.org/wiki/Salam_Neighbor (17 Januari

2019)

Page 155: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

LAMPIRAN

Poster Film Salam Neighbor

Page 156: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan

Halaman Website Salam Neighbor

Page 157: ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI CITRA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan