analisis semiotik foto yang bertemakan...

101
ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN FRIENDSHIP PADA RUBRIK FOTOGRAFI MAJALAH MOSLEM GIRLS INDONESIA EDISI 004/TAHUN 2012 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh Farid Mahfadil NIM: 108051100059 KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Upload: truongngoc

Post on 10-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN

FRIENDSHIP PADA RUBRIK FOTOGRAFI MAJALAH

MOSLEM GIRLS INDONESIA EDISI 004/TAHUN 2012

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Farid Mahfadil

NIM: 108051100059

KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU

KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Mei 2013

Farid Mahfadil

Page 3: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

FRIENDSHIP RUBRIK FOTOGRAFI MAJALAH MOSLEM GIRLS

Page 4: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
Page 5: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

i

ABSTRAK

Farid Mahfadil

Analisis Semiotika Foto Yang Bertemakan Friendship Pada Rubrik Fotografi

Majalah Moslem Girls Indonesia Edisi 004/Tahun 2012

Perkembangan teknologi telah menjadi pusat perhatian masyarakat,

keberadaannya di tengah-tengah masyarakat telah merubah informasi menjadi

kebutuhan dan komoditi. Fotografi sejatinya adalah sebuah media massa, yang

berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar, yang memiliki beragam

makna di dalamnya. Majalah Moslem Girls Indonesia merupakan salah satu

majalah muslim Indonesia yang mengedepankan nilai-nilai islam dalam setiap

rubrikasinya, salah satunya adalah rubrik fotografi. Pada edisi 004/tahun 2012

tema yang dimuat dalam rubrik fotografi adalah friendship yang menggambarkan

makna persahabatan.

Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui apa makna kelima foto yang

bertemakan friendship pada majalah Moslem Girls Indonesia edisi 004/tahun

2012. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dan pendekatan

kualitatif dengan metode penelitian jenis analisis semiotika model Roland

Barthes. Dalam menelaah tanda-tanda pada sebuah foto Barthes menggunakan 3

tahapan yaitu untuk mengetahui makna denotasi, makna konotasi, dan mitos.

Bahasa melukiskan relasi encoding dan decoding melalui metafora

produksi dan konsumsi. Proses produksi meliputi proses gagasan, makna, ideologi

dan kode sosial, ilmu pengetahuan, keterampilan teknis, ideologi professional,

pengetahuan institusional, definisi dan berbagai asumsi lainnya seperti moral,

cultural, ekonomis, politis dan spiritual.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa foto yang bertemakan friendship

pada majalah moslem girls Indonesia edisi 004/tahun 2012 memiliki makna

persahabatan, rasa bersyukur dan kerjasama dalam pandangan agama islam yang

diperagakan oleh sebagian besar anak-anak kecil.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah majalah moslem girls Indonesia

sebagai majalah muslim yang memiliki rubric fotografi, dalam memilih foto-foto

yang akan dimuat pada rubriknya sangat mengedepankan ajaran dan nilaai-nilai

islam. Pada edisi ke empat tahun 2012 ini nilai-nilai ajaran islamnya adalah

tentang kebersamaan, persahabatan dan kerjasama dalam islam

Keyword : Fotografi, foto jurnalistik, makna denotasi, makna konotasi, mitos.

Page 6: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil ‘alamiin. Segala puji dan syukur dipanjatkan

kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan karunia

nikmat-Nya serta ridho-Nya kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul “Analisis Semiotika Foto Jurnalistik pada Rubrik Fotografi Majalah

Moslem Girls Indonesia Edisi 004/Tahun 2012”. Tidak lupa shalawat dan salam

juga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta para sahabat dan

keluarganya.

Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis yang disusun guna melengkapi

salah satu syarat yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Starata

Satu (S1). Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terwujudnya skripsi ini tidak

lepas dari bantuan dukungan dan bimbingan serta perhatian berbagai pihak. Oleh

karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi dan sekaligus dosen pembimbing penulis yang selalu

memberikan waktu luang kepada penulis dalam proses penyelesaian

skripsi ini.

2. Drs. Wahidin Saputra, MA, selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik,

Drs. Mahmud Jalal, MA, selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi,

dan Drs. Studi Rizal LK, MA, Selaku Pembantu Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

3. Dra. Rubiyanah, MA, selaku Kepala Jurusan Konsentrasi Jurnalistik dan

Ade Rina Farida, M. Si, selaku Sekretaris Jurusan Konsentrasi Jurnalistik

Page 7: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

iii

yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis selama kuliah,

terima kasih banyak.

4. Dosen-dosen, Staf-staf Tata Usaha serta Karyawan-karyawan dan seluruh

civitas akademika Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang

namanya tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas ilmu dan

dedikasi yang telah diberikan kepada penulis selama masa perkuliahan.

5. Redaksi majalah Moslem Girls Indonesia, khususnya kepada Mba Unik

GRM. Artnika Martodihardjo dan Rr. Wulandari Noerjo Hadikoesoemo.

Terimakasih penulis ucapkan atas waktu dan bantuannya yang telah

membantu dalam pengumpulan data.

6. Mamah dan Papah yang sangat berjasa dalam membesarkanku yang tidak

pernah mengenal lelah dan selalu memberikan perhatian serta senantiasa

selalu mendoakanku dalam menyelesaikan skripsi ini. hanya Allah SWT,

yang bisa membalas kebaikan kalian, amiin.

7. Istriku Mukti Rahayu yang selalu memberikan motivasi serta semangat

serta selalu membantuku selama perkuliahan, terimakasih Miu. Tak ada

kata-kata yang bisa mewakili ucapan terimakasih ini.

8. Kedua Mertuaku yang seperti kedua orang tuaku sendiri yaitu Bapak Soyo

dan Mama Marni. Ku ucapkan terimakasih banyak atas perhatian, nasehat

dan dukungannya selama ini. Ka Wiwin dan Mas Mat serta Ka Wiji dan

Memet terimakasih banyak atas segala kebaikannya selama ini, kalian kini

menjadi bagian dalam hidupku.

9. Kakak-kakakku tercinta Muhamad Fajar Fiqi dan Fijri Al Chazar dan adik-

adikku Qori Chairul Anam, Ziadatunniami, dan Affan Baihaqi. Mereka

Page 8: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

iv

semua yang selalu memberikan motivasi tersendiri kepadaku agar segera

menyelesaikan karya ilmiah ini.

10. Terimakasih kepada sahabat-sahabat yang telah memberikan warna selama

masa perkuliahan, khususnya kepada BLOBBY Botel, Kulay, Joung, Bob,

Oq, Yamin, Cibay, Caca, Ncex, Faqih, Rivai, Bocil, Acul, Days, Zeins,

Abah, Zabet dan seluruh teman-teman Jurnalistik A dan B, KPI, MD,

Kessos dan BPI angkatan 2008 yang tak bisa disebut namanya satu per

satu.

11. Dan kepada semua pihak-pihak yang secara langsung dan tidak langsung

membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, semoga Allah

membalas budi baik kalian semua yang telah diberikan kepadaku. Penulis

mohon maaf jika di dalam skripsi ini terdapat banyak kesalahan dalam tata

cara penulisan, dan yang terakhir harapan penulis semoga skripsi ini dapat

bermanfaat untuk para pembacanya. Amin.

Jakarta, Mei 2013

Farid Mahfadil

Page 9: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................. 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 4

D. Metodologi Penelitian ............................................................................ 5

E. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 11

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

I. Landasan Teori ..................................................................................... 12

A. Semiotika Roland Barthes ............................................................ 12

B. Teori Representasi Media ............................................................ 14

C. Kemanusiaan Dalam Islam .......................................................... 16

II. Kerangka Konsep ................................................................................. 19

A. Fotografi ....................................................................................... 19

B. Jurnalistik ..................................................................................... 20

C. Foto Jurnalistik .............................................................................. 22

D. Pengertian Semiotika ................................................................... 27

E. Majalah ......................................................................................... 30

BAB III PROFIL MAJALAH MOSLEM GIRLS INDONESIA

A. Sejarah Singkat Majalah Moslem Girls Indonesia ................................. 33

B. Visi dan Misi Majalah Moslem Girls Indonesia ..................................... 34

C. Rubrikasi Majalah Moslem Girls Indonesia ........................................... 36

D. Struktur Redaksi Majalah Moslem Girls Indonesia .............................. 40

Page 10: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Data 1 “Bahagia Bersama” ...................................................... 42

B. Analisis Data 2 “Ceria” ......................................................................... 48

C. Analisis Data 3 “Bermain” .................................................................... 53

D. Analisis Data 4 “Bercanda” ................................................................... 58

E. Analisis Data 5 “Team Work” ............................................................... 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 69

B. Saran ....................................................................................................... 70

Page 11: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi komunikasi saat ini telah menjadi pusat perhatian

masyarakat, keberadaannya ditengah-tengah masyarakat telah merubah informasi

menjadi kebutuhan dan komoditi. Berdasarkan cara penyampaiannya media

komunikasi massa dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu media elektronik, media

cetak seperti majalah dan koran serta media online. Pada media cetak seperti

koran dan majalah keberdaan foto tidak dapat dipisahkan. Dan dalam target

pasarnya keduanya memiliki karakter audiens sendiri.

Majalah Moslem Girls Indonesia adalah salah satu majalah khusus wanita

muslim yang menyajikan berbagai berita dan informasi dengan unsur-unsur

educative dan trendy namun tetap syar’i. Majalah Moslem Girls Indonesia yang

menyokong kata “smart, educative dan trendy” diharapkan hadir dengan tampilan

yang segar, mencerahkan dan menginspirasi remaja dan pembaca dalam melakoni

kesehariannya sebagai makhluk sosial, dan berperan sebagai media edukatif,

keilmuan dan memperlihatkan kepada remaja muslim bahwa kehidupan lifestyle

kaum muslim sudah berkembang pesat dan sangat modern.1

Majalah Moslem Girls Indonesia sangat menarik untuk diteliti karena

majalah ini adalah majalah wanita muslim pertama yang menyediakan rubrik

1 Media Kit, Moslem Girls Indonesia Edisi 001/Tahun 2011, (Jakarta: PT.

Matahati Inspirasi Abadi, 2011), h. 96

Page 12: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

2

fotografi, dimana foto-foto tersebut diperoleh dari para pembaca setianya.

Tentunya rubrik fotografi ini mempunyai tema untuk setiap edisi majalahnya,

pada majalah Moslem Girls Indonesia edisi 004/tahun 2012 ini rubrik fotografi

mengangkat tema “friendship”.

Fotografi sendiri sejatinya adalah sebuah media massa, yang berfungsi

untuk menyampaikan pesan melalui gambar, yang memiliki beragam makna di

dalamnya. Foto-foto yang terdapat pada rubrik fotografi edisi kali ini terbagi

beberapa macam jenis foto, diantaranya adalah jenis people in the news photo

yaitu foto tentang orang atau masyarakat dalam suatu berita, portrait yaitu foto

yang menampilkan wajah seseorang secara close up, dan art and culture photo

yaitu foto yang dibuat dari peristiwa seni dan budaya, dan masih banyak lagi

spesifikasi fotografi lainnya.2

Pada kesempatan ini penulis akan meneliti majalah Moslem Girls Indonesia

edisi 004/tahun 2012 dari perspektif semiotik foto jurnalistik yang bertemakan

friendship. Pada ke 5 foto yang diteliti selain foto ini termasuk kedalam karya foto

jurnalistik, namun juga foto ini mengandung unsur-unsur dan nilai-nilai

kemanusiaan sesuai ajaran islam yang dapat dijadikan sebagai refrensi untuk

pembaca khususnya kawan-kawan fotografer.

Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah analisis semiotik, semiotik

adalah memecah-mecah kandungan teks menjadi bagian-bagian, dan

menghubungkan mereka dengan wacana-wacana yang lebih luas. Dengan

2 Yuda Kurniawan, “Pengenalan Jenis-jenis Foto,” artikel diakses pada 12 November

2012 dari http://fotografiyuda.wordpress.com/seputar-fotografi/pengenalan-jenis-jenis-foto-dan-

teknis dasar-pemotretan/

Page 13: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

3

demikian kajian tentang tanda (semiotik) dinilai efektif untuk mengkaji lebih

dalam lagi makna yang tersembunyi yang bernilai dari setiap fotonya atau makna-

makna simbolis yang ditunjukkan fotografer dalam bingkai kameranya.

Maka dari latar belakang yang penulis sampaikan, penulis tertarik untuk

menganalisis semiotik foto pada rubrik fotografi majalah Moslem Girls Indonesia.

Sehingga pada penelitian ini penulis memberikan judul “Analisis Semiotik Foto

Yang Bertemakan Friendship Pada Rubrik Fotografi Majalah Moslem Girls

Indonesia Edisi 004/Tahun 2012 “.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan Judul dan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan

sebelumnya dan untuk membatasi serta mempermudah penyusunan, maka

penulis akan melakukan analisis terhadap 5 lembar foto yang dimuat dalam

majalah Moslem Girls Indonesia edisi 004/tahun 2012. Alasan penulis memilih

ke 5 foto tersebut adalah karena mengandung nilai-nilai kemanusiaan dan

interaksi.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan menjadi objek penelitian ini

terangkum dalam pertanyaan apa makna yang terkandung pada foto yang

bertemakan friendship dalam majalah Moslem Girls Indonesia Edisi 004/Tahun

2012

Page 14: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka ada beberapa tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

a. Untuk mengetahui makna denotasi pada foto yang bertemakan

friendship dalam majalah moslem girls Indonesia edisi 004/tahun 2012.

b. Untuk mengetahui makna konotasi pada foto yang bertemakan

friendship dalam majalah moslem girls Indonesia edisi 004/tahun 2012.

c. Untuk mengetahui mitos pada foto yang bertemakan friendship dalam

majalah moslem girls Indonesia edisi 004/tahun 2012.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dibagi dalam dua aspek, yaitu manfaat teoritis

dan manfaat praktis.

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam kajian

jurnalistik dalam hal ini fotografi. Khususnya pada penyajian foto di media

massa.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu bagi para mahasiswa,

khususnya mahasiswa konsentrasi jurnalistik fakultas ilmu dan ilmu

komunikasi UIN syarif Hidayatullah Jakarta serta mahasiswa lain yang

mempunyai minat dalam bidang fotografi pada umumnya.

Page 15: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

5

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Penelitian ini menggunakan Paradigma konstruktivis. Paradigma

konstruktivis memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang

natural, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi. Karenanya, konsentrasi pada

paradigm konstruktivis adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas

tersebut dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi itu dibentuk. Dalam

pandangan konstruktivisme, bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk

memahami realitas objektif belaka dan dipisahkan dari subjek sebagai

penyampai pesan konstruktivisme menganggap subjek (komunikan) sebagai

faktor central dalam kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan sosial.3

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian pada skripsi ini adalah pendekatan kualitatif. Yang

dimaksud dengan Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam

melakukan penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat

alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistic dan mendasar

atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan di laboratorium melainkan

harus terjun di lapangan.4 Hadawi Nawawi juga menjelaskan dalam bukunya

bahwa pendekatan kualitatif adalah rangkaian kegiatan atau proses penyaringan

3 Mulyadi Saputra, “Paradigma Positivisme, Konstruktivisme dan Kritis dalam

Komunikasi”, artikel diakses pada 1 Juni 2013 dari

http://terinspirasikomunikasi.blogspot.com/2012/12/paradigma-positivisme-

konstruktivisme.html 4 Muhammad Nazir, Metode Penelitian (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986), h..

159.

Page 16: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

6

data atau informasi yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam

kondisi, aspek atau bidang tertentu dalam kehidupan objeknya.5

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Semiotika model Rolan

Barthes. Menurut Barthes, pada tingkat denotasi, bahasa menghadirkan

konvensi atau kode-kode sosial yang bersifat eksplisit, yakni kode-kode yang

makna tandanya segera naik ke permukaan berdasarkan relasi penanda dan

petandanya. Dan pada tingkat konotasi, bahasa menghadirkan kode-kode yang

makna tandanya bersifat implisit, yaitu sistem kode yang tandanya bermuatan

makna-makna tersembunyi. Makna tersembunyi ini adalah makna yang

menurut Barthes merupakan kawasan dari ideologi atau mitologi.6

4. Subjek dan Objek Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto menyebutkan bahwa subjek penelitian adalah

objek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.7 Subjek dari penelitian ini adalah

rubrik fotografi yang bertemakan Friendship pada majalah Moslem Girls

Indonesia edisi 004/Tahun 2012 dan objeknya adalah lima lembar foto yang

termasuk karya foto jurnalistik yang mengandung unsur-unsur ajaran Islam.

5 Hadari Nawawi, Metode Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), h. 176

6 Tommy Christomy, Semiotika Budaya, (Depok:PPKB Universitas Indonesia, 2004),

h. 94 7 Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta:

PT. Bina Aksara, 1985), cet. Kedua, h. 139

Page 17: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

7

5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi dan

wawancara mendalam (indept interview).

Observasi menurut Karl Weick adalah sebagai pemilihan, pengubah,

pencatatan, dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan

dengan organism in situ, sesuai dengan tujuan empiris. Dari define in situ bisa

dilihat tujuh karakteristik observasi: Pemilihan (selection), pengubahan

(provocation), pencatatan (recording), pengodean (encoding), rangkaian

perilaku dan suasana (test of behaviors and setting), in situ dan untuk tujuan

empiris.8

Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi dalam dua kategori, yaitu

data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sasaran utama dalam

penelitian ini, sedangkan data sekunder digunakan untuk diaplikasikan guna

mempertajam analisis data primer, yaitu sebagai pendukung dan penguat data

dalam penelitian.

Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil penyaringan foto

yang termasuk jenis foto jurnalistik, yaitu dari 17 foto yang ada pada rubrik

fotografi majalah Moslem Girls Indonesia edisi 004/Tahun 2012 penulis hanya

memilih lima foto yang dianggap sebagai karya foto jurnalistik yang

bertemakan friendship yang mengandung unsur-unsur keislaman. Sedangkan

data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dan observasi,

8 Rakhmat Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2007

Page 18: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

8

selain itu penulis juga menambahkan referensi dari buku-buku, ensiklopedia,

artikel, internet atau tulisan yang berkaitan dengan penelitian.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis semiotika

model Roland Barthes, yaitu mencari tahu makna denotasi, konotasi dan mitos

yang ada pada foto-foto yang terpilih dalam rubrik fotografi majalah Moslem

Girls Indonesia edisi 004/Tahun 2012.

Piliang menjelaskan bahwa denotasi adalah tingkat pertandaan yang

menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, atau antara tanda dan

rujukannya pada realitas, yang menghasilkan makna yang eksplisit, langsung

dan pasti. Makna denotasi (denotative meaning), dalam hal ini adalah makna

pada apa yang tampak. Misalnya, foto wajah Soeharto berarti wajah Soeharto

sesungguhnya. Denotasi adalah tanda yang penandaannya mempunyai tingkat

konvensi atau kesepakatan yang tinggi. Sedangkan konotasi adalah tingkat

pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, yang di

dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti

(artinya terbuka terhadap berbagai kemungkinan). Ia menciptakan makna lapis

kedua, yang terbentuk ketika penanda dikaitkan dengan berbagai aspek

psikologis, seperti perasaan, emosi atau keyakinan. Misalnya, tanda “bunga”

mengkonotasikan “kasih sayang”. Konotasi dapat menghasilkan makna lapis

Page 19: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

9

kedua yang bersifat implisit, tersembunyi, yang disebut makna konotatif

(conotative meaning).9

Lebih lanjut, Chris Barker menjelaskan bahwa denotasi adalah level

makna deskriptif dan literal yang secara tampak dimiliki semua anggota

kebudayaan. Pada level kedua, yaitu konotasi, makna terbentuk dengan

mengaitkan penanda dengan aspek-aspek kultural yang lebih luas; keyakinan,

sikap, kerangka kerja, dan ideologi suatu formasi sosial. Makna sebuah tanda

dapat dikatakan berlipat ganda jika makna tunggal tersebut disarati dengan

makna yang berlapis-lapis. Ketika konotasi dinaturalkan sebagai sesuatu yang

hegemonik, artinya diterima sebagai sesuatu yang normal dan alami, maka ia

bertindak sebagai mitos, yaitu konstruksi kultural dan tampak sebagai

kebenaran universal yang telah ada sebelumnya dan melekat pada nalar

awam.10

7. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan berlangsung di PT. Indonesia Expose Creative

Communication, Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt.5 No.518B Jl. Gatot

Subroto, Senayan Jakarta 10270 Indonesia, terhitung sejak November 2012 s/d

April 2013.

9 Tommy Christomy, Semiotika Budaya, (Depok: PPKB Universitas Indonesia, 2004),

h. 94-95 10

Chris Barker, Cultural Studies,Teori dan Praktik, (Jogjakarta: Kreasi Wacana,

2009), h. 74

Page 20: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

10

8. Pedoman Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan

karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) CeQda Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan tinjauan

pustaka di Perpustakaan Utama (PU) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ternyata penulis belum

menemukan skripsi mahasiswa/i yang meneliti tentang judul ini. Hanya saja ada

skripsi mahasiswa/i yang hampir serupa, yaitu skripsi yang berjudul Analisis

Semiotika Foto Cerita Pada Media On Line Antara.Com ditulis oleh Tedi

Kriyanto pada tahun 2009 mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Dan skripsi yang berjudul Analisis Semiotik Foto Daily Life Stories

Pada World Press Photo 2009 ditulis oleh Aida Islamie pada Tahun 2010

mahasiswi Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dari kedua skripsi yang diteliti tersebut sama-sama membahas mengenai

makna dan simbol pada foto jurnalsitik dengan menggunakan analisis semiotika

namun pada skripsi keduanya jenis foto yang mereka teliti adalah foto cerita, yang

berarti foto-foto yang mereka teliti saling berhubungan antara satu dengan

lainnya.

Page 21: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

11

Sedangkan foto yang menjadi objek penelitian penulis adalah jenis foto

jurnalistik tunggal yang bertemakan friendship.

F. Sistematika Penulisan

BAB I membahas mengenai pendahuluan. Dalam bab ini berisi tentang latar

belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metedologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II membahas mengenai landasan teori. Dalam bab ini berisi tentang teori-

teori yang digunakan yang sesuai dengan permasalahan. Isi penelitian dari hasil

pustaka, seputar fotografi, sejarah dan perkembangannya, tentang fotografi

jurnalistik, pengertian semiotika, juga bagaimana memahami makna atau

simbol yang terdapat pada foto menggunakan analisis semiotik berdasarkan

teori Roland Barthes, pengertian majalah dan pengertian rubrik.

BAB III membahas mengenai gambaran umum majalah Moslem Girls

Indonesia. Dalam bab ini berisi sejarah singkat majalah Moslem Girls

Indonesia, visi dan misi majalah Moslem Girls Indonesia dan struktur redaksi

majalah Moslem Girls Indonesia.

BAB IV membahas tentang temuan data dan pembahasan. Dalam bab ini berisi

tentang tanda-tanda, makna, pesan yang terdapat pada tiga lembar foto yang

termasuk dalam foto karya jurnalistik pada foto yang bertema friendship dalam

rubrik Fotografi Majalah Moslem Girls Indonesia Edisi 004/Tahun 2012

dengan menggunakan teori Roland Barthes yaitu denotatif, konotatif dan mitos.

BAB V penutup, membahas mengenai kesimpulan dan saran dari penelitian ini.

Page 22: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

10

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

I. Landasan Teori

A. Semiotika Roland Barthes

Semiotika adalah ilmu tentang tanda. Salah satu tokoh penting semiotika

adalah Roland Barthes. Ia banyak menulis buku seputar semiotika, antara lain

Mythologies (1973), Element of Semiology (1977), The Fashion System (1983),

dan Camera Lucida (1994).1

Teori semiotika seperti yang diungkapkan oleh Shidarta kerap digunakan

untuk menelaah tanda-tanda dalam bentuk iklan. Dengan teori ini, sebuah iklan

tidak hanya bisa ditelaah secara apa yang tersurat, melainkan juga bisa sampai

pada mitos di baliknya. Jika kita melihat iklan rokok di televisi, hampir tidak

kita jumpai wujud fisik rokok diperlihatkan di sana. Bahkan anjuran untuk

merokok pun tidak tersajikan. Sebaliknya, pada akhir iklan justru ada pesan

bahwa rokok itu membahayakan kesehatan. Namun, kita tidak dapat

menghindari bahwa iklan ini membawa pesan tertentu, bahkan sampai pada

sebuah mitos yang ingin terus dipelihara bahwa merokok itu jantan (macho),

supel, trendy, cekatan, disukai lawan jenis, dan berbagai karakter positif

lainnya.2

1 Shidarta, "The Reasoned Actioned Theory," < http://darta-

anekateori.blogspot.com >. akses tanggal 1 Juni 2013 2 Ibid

Page 23: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

11

Tentu saja “sign” di sini tidak harus berupa iklan. Ia dapat berarti teks apa

saja, termasuk klausula peraturan perundang-undangan dan rambu-rambu lalu

lintas. Secara ringkas teori dari Barthes ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Dalam menelaah tanda, kita dapat membedakannya dalam dua tahap. Pada

tahap pertama, tanda dapat dilihat latar belakangnya pada (1) penanda dan (2)

petandanya. Tahap ini lebih melihat tanda secara denotatif. Tahap denotasi ini

baru menelaah tanda secara bahasa. Dari pemahaman bahasa ini, kita dapat

masuk ke tahap kedua, yakni menelaah tanda secara konotatif. Pada tahap ini

konteks budaya, misalnya, sudah ikut berperan dalam penelaahan tersebut.

Dalam contoh di atas pada tahap I, tanda berupa bunga mawar ini baru

dimaknai secara denotatif, yaitu penandanya berwujud dua kuntum mawar

pada satu tangkai. Jika dilihat konteksnya, bunga mawar itu memberi

petanda mereka akan mekar bersamaan di tangkai tersebut. Jika tanda pada

tahap I ini dijadikan pijakan untuk masuk ke tahap II, maka secara konotatif

Page 24: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

12

dapat diberi makna bahwa bunga mawar yang akan mekar itu merupakan

hasrat cinta yang abadi. Bukankah dalam budaya kita, bunga adalah lambang

cinta? Atas dasar ini, kita dapat sampai pada tanda (sign) yang lebih dalam

maknanya, bahwa hasrat cimta itu abadi seperti bunga yang tetap bermekaran

di segala masa. Makna denotatif dan konotatif ini jika digabung akan

membawa kita pada sebuah mitos, bahwa kekuatan cinta itu abadi dan mampu

mengatasi segalanya.

B. Teori Representasi Media

Menurut Stuart Hall, proses produksi dan pertukaran makna antara

manusia atau antar budaya yang menggunakan gambar, simbol dan bahasa

adalah disebut representasi. Media paling sering digunakan dalam produksi

dan pertukaran makna adalah bahasa melalui pengalaman-pengalaman yang

ada dalam masyarakat.3

Stuart Hall (1997), dalam Culture Study menggambarkan bahwa bahasa

melukiskan relasi encoding dan decoding melalui metafora produksi dan

konsumsi. Proses produksi meliputi proses gagasan, makna, ideologi dan kode

sosial, ilmu pengetahuan, keterampilan teknis, ideologi profesional,

pengetahuan institusional, defenisi dan berbagai asumsi lainnya seperti moral,

kultural, ekonomis, politis dan spiritual.

3 Mustika Ranto Gulo, (Media Massa dan Teori Representasi), diakses pada

tanggal 1 Juni 2013 pada http://ahlikomunikasi.wordpress.com/2012/11/01/stuart-hall-

media-masa-represetasi/

Page 25: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

13

Menurut Stuart Hall, ada tiga pendekatan representasi:

A. Pendekatan reflektif, bahwa makna diproduksi oleh manusia melalui

ide, media objek dan pengalaman-pengalaman di dalam masyarakat

secara nyata.

B. Pendekatan intensional, bahwa penutur bahasa baik lisan maupun

tulisan yang memberikan makna unik pada setiap hasil karyanya.

Bahasa adalah media yang digunakan oleh penutur dalam

mengkomunikasikan makna dalam setiap hal-hal yang berlaku

khusus yang disebut unik.

C. Pendekatan konstruksionis, bahwa pembicara dan penulis, memilih

dan menetapkan makna dalam pesan atau karya (benda-benda) yang

dibuatnya. Tetapi, bukan dunia material (benda-benda) hasil karya

seni dan sebagainya yang meninggalkan makna tetapi manusialah

yang meletakkan makna.

MEMBERI POSISI BUDAYA SEBAGAI YANG UTAMA, “Culture is

the way we make sense if, give meaning to the world”. Budaya terdiri dari peta

makna, kerangka yang dapat dimengerti, hal-hal yang membuat kita mengerti

tentang dunia kita yang eksis. Ambiguitas akan muncul sampai pada saat

dimana kita harus memaknainya (make sense of it). Jadi, makna muncul

sebagai akibat dari berbagi peta konseptual ketika kelompok-kelompok atau

anggota-anggota dari sebuah budaya atau masyarakat berbagi bersama.

Konsep budaya mempunyai peran central dalam proses representasi.

PETA KONSEPTUAL MAMPU MENGKLASIFIKASI DUNIA,

maksudnya bahwa kapasitas untuk menggunakan konsep untuk

Page 26: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

14

mengklasifikasi adalah ciri dasar genetik makhluk hidup, beberapa sistem

tertentu dalam klasifikasi yang digunakan dalan sebuah masyarakat dapat

dipelajari. Menurutnya bahwa budaya sendiri adalah sebuah sistem

representasi. Kebudayaan merupakan konsep yang sangat luas, kebudayaan

menyangkut „pengalaman berbagi‟. Seseorang dikatakan berasal dari

kebudayaan yang sama jika manusia-manusia yang ada disitu membagi

pengalaman yang sama, membagi kode-kode kebudayaan yang sama,

berbicara dalam „bahasa‟ yang sama, dan saling berbagi konsep-konsep yang

sama.

KONSEP BAHASA DAN KOMUNIKASI, Konsep-konsep adalah

representasi-representasi, yang memperbolehkan kita untuk berpikir. Tetapi

kita belum selesai dengan sirkulasi representasi ini, karena seharusnya kita

berbagi peta konseptual yang sama, sehingga kita dapat memahami dunia

melalui sistem klasifikasi yang sama yang ada di kepala kita. Akhirnya,

pertanyaan mengenai komunikasi dan bahasa melengkapi sirkulasi

representasi. Kita bisa saling berkomunikasi karena adanya kemunculan

bahasa-bahasa (linguistik). Bahasa mengeksternalisasi makna yang kita buat

tentang dunia kita. Sampai pada titik ini representasi benar-benar mulai dan

menutup sirkulasi representasi.

C. Kemanusiaan dalam Islam

Sebelum lahirnya agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW.,

umat manusia di dunia dilanda permusuhan dan kebencian antar suatu bangsa

dengan bangsa lainnya, permusuhan antar ras, suku dan golongan. Kelompok

yang satu memusuhi kelompok yang lain, perbudakan terjadi diberbagai

Page 27: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

15

bagian dunia, ras diskriminasi, pembagian manusia dengan kasta-kasta, dari

kasta yang paling tinggi sampai yang paling rendah.

Dalam kehancuran yang meresahkan itu, Islam datang dengan konsep

ajarannya mengenai persamaan hak, kemanusiaan yang luhur, tidak ada

perbedaan antara suatu bangsa dengan bangsa lainya, antara suatu kelompok

dengan kelompok lainnya. Islam mengajarkan bahwa kita semua adalah

saudara, kita berasal dari jenis yang sama, tidak ada perbedaan antara satu

dengan lainnya, kecuali dengan iman dan taqwa. Ajaran tentang humanisme

tergambar dengan jelas melalui pesan-pesan Nabi SAW. di padang Arafah.

Empat belas abad yang lalu, di padang Arafah yang tandus, yang kini

mulai ditumbuhi pohon-pohon menghijau, Rasul Muhammad SAW.

menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan yang luhur. Dalam pidato

perpisahannya di sana, juga dalam rangka ibadah haji, yang disebut haji wada‟

atau haji perpisahan, sebagai ibadah haji terakhir sebelum beliau wafat. Rasul

yang menjadi rahmat bagi alam semesta itu menyampaikan pesan-pesan

kemanusiaan yang amat mengharukan dan berkesan sampai kelubuk hati.

“Wahai manusia, ingatlah, sesungguhnya Tuhanmu

adalah satu, dan nenek moyangmu juga satu. Tidak ada

kelebihan bangsa Arab terhadap bangsa lain. Tidak ada

kelebihan bangsa lain terhadap bangsa Arab. Tidak ada

kelebihan orang yang berkulit hitam terhadap orang yang

berkulit merah, tidak ada kelebihan orang yang berkulit

merah terhadap yang berkulit merah, kecuali dengan

taqwanya..” (HR. Ahmad, al-Baihaqi, dan al-Haitsami).

Konsep kemanusiaan dalam Islam begitu luhur, semua manusia memiliki

hak dan kewajiban yang sama. Kita semua adalah bersaudara, tidak ada

perbedaan antara yang satu dengan lainnya, kecuali dengan iman dan

taqwanya. Firman Allah SWT.

Page 28: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

16

“Wahai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu

sekalian dari seorang pria dan seorang wanita dan kami

menjadikan kamu berbagai bangsa dan suku, agar kamu

saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling

mulia diantaramu di sisi Allah ialah orang yang saling

bertaqwa”. (Q.S. al-Hujarat, 49:13).

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.

Oleh karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan

bertaqwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat”.

(Q.S. al-Hujarat, 49:10)

“Wahai orang-orang yang beriman janganlah suatu

kaum mencela kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka

(yang dicela) lebih baik dari mereka (yang mencela) dan

jangan pula wanita-wanita (mencela) wanita-wanita lain

(karena) boleh jadi wanita (yang dicela itu) lebih baik dari

wanita (yang mencela) dan jangalah kamu mencela dirimu

sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar

yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang

buruk sesudah iman. Dan barang siapa yang tidak bertaubat,

maka mereka itulah orang-orang yang dzalim.” (Q.S. al-

Hujarat, 49:11).

Beberapa ayat tersebut di atas, jelas sekali membimbing umat manusia

agar menjalin persaudaraan terhadap sesamanya. Saling berpesan mengenai

kebenaran, ketabahan dan kesabaran.

Dalam beberapa wasiat Nabi s.a.w. banyak sekali dipesankan agar umat

manusia menjalin persaudaraan dengan sesamanya.

“Engkau jumpai orang-orang yang beriman dalam hal

saling mengasihi, saling mencintai dan beriba hati antara

mereka bagaikan tubuh yang satu...” (H.R. Muttafaq „alaih).

“Siapa yang tidak bersikap kasih terhadap sesamanya,

maka Allah tidak akan mengasihinya.” (H.R. Muttafaq

„alaih).

Pesan Arafah yang mulia itu akan tetap abadi, yang dapat kita petik dari

pesan itu kali ini, bagaimana kita dapat membangkitkan kembali semangat

persaudaraan dan ukhuwah di tengah-tengah masyarakat. Apalagi dalam

Page 29: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

17

suasana krisis ekonomi, sosial, politik dan kepercayaan seperti sekarang ini,

sehingga pesan itu benar-benar terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Peran

para pemimpin, ulama atau ilmuwan dan tokoh masyarakat sangat penting

dalam memasyarakatkan pesan kemanusiaan yang luhur itu.

Islam meletakkan dasar-dasar persamaan derajat dan hak asasi bagi setiap

diri manusia. Dengan konsepsi itu tertolaklah segala pandangan yang

berlawanan dengan peradaban manusia yang luhur. Sebagai wujud dari

kemanusiaan yang luas, Islam mengajarkan agar tetap memelihara kelestarian

kehidupan alam semesta. Agama Islam sesuai dengan namanya yang berarti

selamat, damai, patuh dan taat, sangat menaruh perhatian terhadap kelestarian

alam semesta. Kehidupan umat manusia dibentuk dalam persaudaraan dan

perdamaian, demikian juga dengan kelestarian makhluk lain, seperti benda

mati, flora dan fauna.

II. Kerangka Konsep

A. Fotografi

Fotografi berasal dari bahasa latin yaitu, Photos yang artinya adalah

cahaya atau sinar dan Graphos artinya adalah menulis, mencatat, melukis. Jadi

fotografi adalah kegiatan mencatat, melukis dan menulis dengan cahaya.4

Dalam seni rupa, fotografi adalah proses menulis atau melukis dengan

menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses

atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan

merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang

4 Agus Rusmana, Tanya Jawab Dasar-Dasar Fotografi, Bandung, Penerbit

Armico, 1981, h. 1

Page 30: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

18

peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.

Jadi dapat disimpulkan tidak ada cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

Fotografi merupakan gabungan dari proses fisika dan kimia. Proses fisika

terjadi ketika cahaya memantul dari objek melewati lensa dan terekam pada

film yang peka cahaya. Proses kimia terjadi ketika gambar yang terekam di

film tersebut dimunculkan dengan larutan-larutan kimia tersebut.5

Seiring perkembangan teknologi proses kimia ini diganti dengan proses

elektronik, dimana film sebagai media perekam digantikan dengan sensor

ekektronik yang mengubah pantulan cahaya yang melewati lensa menjadi data

digital yang dapat diproses melalui komputer.

Suatu foto yang baik adalah yang mampu mewakili seribu kata dari sang

fotografer, dan foto juga menjadi alat yang esensial dalam suatu media cetak.

Kualitas sebuah foto juga tergantung dari kualitas si pengambil gambar; subjek

foto tergantung dari penggunaan kamera yang penuh daya angan-angan atau

imajinatif.

B. Jurnalistik

Dalam ilmu komunikasi istilah “jurnalistik” mempunyai arti cara

penyampaian isi pernyataan dengan menggunakan media massa periodik.

Yang termasuk media massa periodik adalah pers (surat kabar, majalah,

bulletin kantor berita), radio, televisi dan film.6

5 Aida Islamie, “Analisis Semiotik Foto Daily Life Stories pada world Press

Photo 2009”. (Skripsi S1, Jakarta: FIDIKOM-UIN, Ilmu Komunikasi, 2010), h. 13. 6 Hoeta Soehoet, Dasar-Dasar Jurnalistik (Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta

IISIP, 2003), h. 6

Page 31: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

19

Istilah jurnalistik berasal dari bahasa Belanda Journalistiek, seperti halnya

dengan istilah Inggris Journalism yang bersumber pada kata journal, ini

merupakan terejemahan dari bahasa latin diurnal yang berarti “harian” atau

“setiap hari”.7

Adinegoro (Sumandria: 2006, 2) menjelaskan, jurnalistik adalah semacam

kepandaian mengarang yang pokoknya memberi perkabaran kepada

masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya. Astrid S.

Susanto menyebutkan jurnalistik adalah kegiatan pencatatan dan atau

pelaporan serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari.8

Djen Amar (Sumandria: 2006, 2) menekankan, jurnalistik adalah kegiatan

mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-

luasnya dengan secepat-cepatnya. Erik Hodgins, redaktur majalah Time

menyatakan, jurnalistik adalah pengiriman informasi dari sini ke sana dengan

benar, seksama, dan cepat, dalam rangka membela kebenaran dan keadilan

berpikir yang selalu dapat dibuktikan (Sumandria: 2006, 2).9

Dilihat dari segi bentuk dan pengolahannya, jurnalistik dibagi kedalam

empat bagian, yaitu jurnalistik media cetak, jurnalistik media elektronik audio,

jurnalistik media elektronik audio visual, dan jurnalistik media online.

Pertama Jurnalistik media cetak yaitu media yang menekankan pada

kemampuan seorang wartawan dalam menyusun kata dalam rangkaian kalimat

dan paragraf yang efektif dan komunikatif contoh seperti, koran, tabloid,

7 Onong Uchana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2005), cet-19, h. 151 8 Aris Sumandria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan

Praktis Jurnalis Professional (Bandung: Simbioas Rekatama Media, 2006), h. 2 9 Ibid, h. 97

Page 32: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

20

buletin kantor berita dan majalah. Kedua jurnalistik media elektronik audio

atau jurnalistik radio siaran, lebih banyak dipengaruhi dimensi verbal. Radio

adalah media massa yang paling cepat dan luas jangkauannya. Ketiga,

Jurnalistik media elektronik audio visual yaitu televisi merupakan gabungan

dari elemen verbal dan visual. Gambar dan kata-kata merupakan hal penting

dalam jurnalistik televisi. Televisi merupakan media massa paling hebat jika

dibandingkan dengan media pendahulunya. Keempat, jurnalistik media

elektronik internet yaitu Jurnalistik On line. Perkawinan internet dengan

jurnalistik berakar dan ditetapkan oleh standar World Wide Web (WWW).

Ketika Cern, institute riset berbasis di Jenewa,dirilis pada tahun 1991.10

C. Foto Jurnalistik

Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk

menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan

cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya.

Sedangkan foto jurnalistik menurut guru besar Universitas Missouri, AS

Clif Edom adalah paduan kata (words) dan gambar (Pictures). Sementara

menurut editor majalah life dari 1937-1950, Wilson Hicks yaitu kombinasi dari

kata dan gambar yang menghasilkan satu kesatuan komunikasi saat ada

kesamaan antara latar belakang pendidikan dan sosial pembacanya (Mirza

Alwi: 2006, 4).11

Foto jurnalistik yaitu salah satu bentuk fotografi yang mengemban misi

untuk menampilkan imaji yang bernilai berita kepada masyarakat melalui

10 Ibid, h. 137

11 Audy Mirza Alwi, Foto Jurnalistik Metode Memotret dan Mengirim Foto ke

Media Massa (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), cet-3, h. 4

Page 33: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

21

media cetak bisa memiliki fungsi ganda. Yang pertama, sebagai ilustrasi

pendukung berita, sedangkan yang kedua sebagai berita itu sendiri.12

Henri Cartier-Bresson, salah satu pendiri agen foto terkemuka Magnum

yang terkenal dengan teori “Decisive Moment” menjabarkan, foto jurnalistik

adalah berkisah dengan sebuah gambar, melaporkannya dengan sebuah

kamera, merekamnya dalam waktu, yang seharusnya berlangsung seketika saat

suatu citra tersembul mengungkap sebuah cerita.13

Foto Jurnalistik adalah komunikasi dengan orang banyak (mass

audiences) melalui foto. Komunikasi yang dilakukan akan mengekspresikan

pandangan wartawan foto jurnalistik terhadap suatu subjek, tetapi pesan yang

disampaikan bukan merupakan ekspresi pribadi.

Di dalam foto jurnalistik terdapat unsur berita, yang berarti pesan yang

disampaikan harus singkat dan harus segera diterima orang yang beraneka

ragam. Foto jurnalistik harus memenuhi kebutuhan mutlak penyampaian

informasi kepada sesama, sesuai amandemen kebebasan berbicara dan

kebebasan pers (freedom of speech and freedom of press).

a. Jenis-Jenis Foto Jurnalistik

Jenis-jenis foto jurnalistik dapat diketahui melalui kategori yang

dibuat Badan Foto Jurnalistik Dunia (World Press Photo Foundation)

12 Soeprapto Soejono, Pot-Pouri Fotografi (Jakarta: Universitas Trisakti, 2007),

h. 133 13

Artikel Eddy Hasby, Teks Foto dalam Jurnalistik, (Kompas Image, 17 Juli

2009)

Page 34: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

22

pada lomba foto tahunan yang diselenggarakan bagi wartawan seluruh

dunia, kategori itu adalah sebagai berikut:14

1. Spot Photo

Spot Photo adalah foto yang dibuat pada peristiwa yang tidak

terduga yang langsung diambil oleh fotografer di tempat kejadian.

Misalnya, foto kecelakaan, kebakaran, perkelahian, dan perang.

Karena dibuat dari peristiwa yang jarang terjadi serta menampilkan

konflik dan ketegangan, maka foto spot harus segera disiarkan.

Dalam hal ini, keberanian seorang fotografer sangat dibutuhkan.

Selain itu, keberuntunganpun menjadi patokan utama dalam hal

posisi dan keberadaannya.

2. General News Photo

General News Photo adalah yang diabadikan dari peristiwa-

peristiwa yang terjadwal, rutin, dan biasa. Temanya bisa bermacam-

macam, yaitu politik, ekonomi dan humor. Contohnya presiden

membuka pameran foto, pertunjukan badut di suatu acara, dan lain

sebagainya.

3. People in The News Photo

People in the News photo adalah foto tentang orang atau masyarakat

dalam suatu berita. Yang ditampilkan adalah sosok orang pada

berita itu. Bisa kelucuannya, nasib dan lain sebagainya. Tokoh-

tokoh dalam foto ini bisa tokoh yang populer, bisa juga tidak, akan

14Audy Mirza Alwi, Foto Jurnalistik Metode Memotret dan Mengirim Foto ke

Media Massa, h. 7-9

Page 35: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

23

tetapi kemudian menjadi populer karena foto tersebut

dipublikasikan. Contohnya, Foto Juned korban kecelakaan peristiwa

tabrakan kereta api bintaro.

4. Daily Life Photo

Daily Life Photo adalah foto tentang kehidupan sehari-hari manusia

dipandang dari segi kemanusiaannya. Misalnya foto seorang

pengemis di depan sebuah universitas.

5. Potrait

Potrait adalah sebuah foto yang menampilkan wajah seseorang

secara Close Up. Ditampilkan karena ada kekhasan pada wajah yang

dimiliki atau kekhasan lainnya.

6. Sport Photo

Sport Photo adalah foto yang dibuat dari peristiwa olahraga. Karena

olahraga berlangsung pada jarak tertentu antara atlet, penonton dan

fotografer. Dalam pemotretan olahraga diperlukan perlengkapan

yang memadai, misalnya lensa tele, serta kamera yang

menggunakan motor drive. Menampilkan gerakan dan ekspresi atlet,

serta hal lain yang menyangkut olahraga.

7. Science and Thecnology Photo

Science and Technology Photo adalah foto yang diambil dari

peristiwa-peristiwa yang ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Dalam hal ini, dalam pemotretan tertentu

membutuhkan perlengkapan khusus, misalnya lensa mikro atau film

x-ray untuk pemotretan dalam organ tubuh.

Page 36: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

24

8. Art and Culture Photo

Art and Culture Photo adalah foto yang dibuat dari peristiwa seni

dan budaya. Misalnya, pertunjukan artis di atas panggung.

9. Social and Environment

Social and Environmant adalah foto-foto yang tentang kehidupan

sosial masyarakat serta lingkupan hidupnya. Misalnya, foto asap

buangan kendaraan di jalan.

b. Syarat Foto Jurnalistik

Syarat foto jurnalistik, setelah mengandung berita dan secara

fotografis bagus, syarat lainnya lebih kepada foto harus mencerminkan

etika atau norma hukum baik dari segi pembuatannya maupun

penyiarannya. Di Indonesia, etika yang mengatur foto jurnalistik ada pada

kode etik jurnalistik pasal 2 dan 3.15

Pasal 2 berisi pertanggungjawaban yang antara lain: wartawan

Indonesia tidak menyiarkan hal-hal yang sifatnya destruktif dan dapat

merugikan bangsa dan Negara, hal-hal yang dapat menyinggung perasaan

susila, agama, kepercayaan, atau keyakinan seseorang ataupun sesuatu

golongan yang dilindungi undang-undang.

Sementara pasal 3 berisi cara pemberitaan dan menyatakan pendapat,

antara lain disebutkan bahwa wartawan Indonesia menempuh jalan dan

cara yang jujur untuk memperoleh bahan berita. Wartawan Indonesia

meneliti kebenaran suatu berita atau keterangan sebelum menyiarkannya

15 Audy Mirza Alwi, Foto Jurnalistik Metode Memotret dan Mengirim Foto ke

Media Massa, h.9

Page 37: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

25

dengan juga memperhatikan kredibilitas sumber berita. Di dalam

menyusun berita, wartawan Indonesia membedakan antara kejadian

(Fakta) dan pendapat (Opini).16

D. Pengertian Semiotika

Semiotika berasal dari bahasa Yunani: semeion yang berarti tanda.

Semiotika adalah model penelitian yang memperhatikan tanda-tanda. Tanda

tersebut mewakili sesuatu objek representatif. Istilah semiotik sering

digunakan bersama dengan istilah semiologi. Istilah pertama merujuk pada

sebuah disiplin sedangkan istilah kedua merujuk pada ilmu tentangnya. Istilah

semiotik lebih mengarah pada tradisi Saussurean yang diikuti oleh Charles

Sanders Pierce dan Umberto Eco, sedangkan istilah semiologi lebih banyak

dipakai oleh Barthes. Baik semiotik ataupun semiologi merupakan cabang

penelitian sastra atau sebuah pendekatan keilmuan yang mempelajari

hubungan antara tanda-tanda.

Alex Sobur mendefinisikan semiotika sebagai suatu ilmu atau metode

analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai

dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia

dan bersama-sama masnusia. Semiotika atau dalam istilah Barthes, semiologi

pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity)

memaknai hal-hal (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat

dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai

16 Sudirman Tebba, Jurnalistik baru (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h. 168

Page 38: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

26

berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, tetapi juga

mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.17

Sedangkan Van Zoest seperti dikutip oleh Rahayu S. Hidayat menjelaskan

bahwa semiotika mengkaji tanda, penggunaan tanda, dan segala sesuatu yang

bertalian dengan tanda. Berbicara tentang kegunaan semiotika tidak dapat

dilepaskan dari pragamatik, yaitu untuk mengetahui apa yang dilakukan

dengan tanda, apa reaksi manusia ketika berhadapan dengan tanda. Dengan

kata lain, permasalahannya terdapat pada produksi daan konsumsi arti.

Semiotika dapat diterapkan di berbagai bidang antara lain: semiotika musik,

semiotika bahasa tulis, semiotika komunikasi visual, semiotika kode budaya,

dsb. Pengkajian kartun masuk dalam ranah semiotika visual.18

Terdapat tiga bidang kajian dalam semiotika: pertama, semiotika

komunikasi yang menekuni tanda sebagai bagian bagian dari proses

komunikasi. Artinya, di sini tanda hanya dianggap tanda sebagaimana yang

dimaksudkan pengirim dan sebagaimana yang diterima oleh penerima. Dengan

kata lain, semiotika komunikasi memperhatikan denotasi suatu tanda. Pengikut

aliran ini adalah Buyssens, Prieto, dan Mounin. Kedua, semiotika konotasi,

yaitu yang mempelajari makna konotasi dari tanda. Dalam hubungan

antarmanusia, sering terjadi tanda yang diberikan seseorang dipahami secara

berbeda oleh penerimanya. Semiotika konotatif sangat berkembang dalam

pengkajian karya sastra. Tokoh utamanya adalah Roland Barthes, yang

menekuni makna kedua di balik bentuk tertentu. Yang ketiga adalah semiotika

17 Alex Sobur Semiotika Komunikasi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya) h.15

18 Tommy Christomy, Semiotika Budaya, (Depok: PPKB Universitas Indonesia),

2004

Page 39: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

27

ekspansif dengan tokohnya yang paling terkenal Julia Kristeva. Dalam

semiotika jenis ini, pengertian tanda kehilangan tempat sentralnya karena

digantikan oleh pengertian produksi arti. Tujuan semiotika ekspansif adalah

mengejar ilmu total dan bermimpi menggantikan filsafat.19

Berdasarkan semiotika yang dikembangkan Saussure, Barthes

mengembangkan dua sistem penandaan bertingkat, yang disebutnya sistem

denotasi dan konotasi. Sistem denotasi adalah sistem pertandaan tingkat

pertama, yang terdiri dari rantai penanda dan petanda, yakni hubungan

materialitas penanda atau konsep abstrak di baliknya. Pada sistem konotasi—

atau sistem penandaan tingkat kedua—rantai penanda/petanda pada sistem

denotasi menjadi penanda, dan seterusnya berkaitan dengan petanda yang lain

pada rantai pertandaan lebih tinggi.

Secara terperinci, Barthes dalam bukunya Mythology menjelaskan bahwa

sistem signifikasi tanda terdiri atas relasi (R = relation) antara tanda (E =

expression) dan maknanya (C = content). Sistem signifikasi tanda tersebut

dibagi menjadi sistem pertama (primer) yang disebut sistem denotatif dan

sistem kedua (sekunder) yang dibagi lagi menjadi dua yaitu sistem konotatif

dan sistem metabahasa. Di dalam sistem denotatif terdapat antara tanda dan

maknanya, sedangkan dalam sistem konotatif terdapat perluasan atas

signifikasi tanda (E) pada sistem denotatif. Sementara itu di dalam sistem

metabahasa terhadap perluasan atas signifikasi makna (C) pada sistem

19 Ibid h. 82-83

Page 40: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

28

denotatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem konotatif dan

sistem metabahasa merupakan perluasan dari sistem denotatif.20

E. Majalah

Media cetak adalah berita-berita yang disiarkan melalui benda cetak21

, ada

beragam jenis media cetak, diantaranya yaitu surat kabar, tabloid, dan majalah.

Majalah menurut Kurniawan Djunaedie ialah media cetak yang terbit secara

berkala, tetapi bukan terbit setiap hari. Media cetak itu haruslah bersampul,

setidak-tidaknya punya wajah, dan dirancang secara khusus. Majalah adalah

barang cetakan yang bentuknya setengah surat kabar harian dan umumnya full

color. Mempunyai ukuran yang biasa dipakai 29cm x 42cm, sedangkan jumlah

halamannya bisa dimulai dari 12, 18, 24, 32, 40, 64, yang penting kelipatan

empat. 22

Sedangkan oleh beberapa ahli, majalah didefinisikan sebagai kumpulan

berita, artikel, cerita, iklan, dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran

kertas ukuran kuarto atau folio dan dijilid dalam bentuk buku, serta diterbitkan

secara berkala, seperti seminggu sekali, dua minggu sekali atau sebulan

sekali.23

Setelah memaparkan definisi tentang majalah di atas maka penulis

berpendapat bahwa majalah merupakan salah satu penerbit persediaan yang

diterbitkan secara berkala, yang isinya memuat berbagai macam tulisan seperti

20 Roland Barthes, Mitologi, (Jogjakarta: Kreasi wacana, 2009) hlm. 158-162

21 Zaenuddin HM, The Journalist, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2007), h. 12

22 Adiguna, Mengenal Ukuran Tabloid, Majalah dan Surat Kabar, artikel

diakses pada 2 April 2013 dari http://adiguna.com/2008/06/mengenal-

ukurantabloidmajalah-dansuratkabar 23

Ahmad Husein “PASANG SURUT MAJALAH”, artikel diakses pada 2 April

2013 dari http://duamata.blogspot.com/2006/02/pasang-surut-majalah.html

Page 41: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

29

berita, artikel, cerita, iklan, dan sebagainya, penyajiannya sering kali disertai

oleh gambar atau ilustrasi. Majalah di jilid dengan jumlah halaman tertentu

seperti berbentuk buku yang dilapisi oleh sampul (cover) yang didesain

khusus. Umumnya pengemasan cover majalah dibuat semenarik mungkin dan

sejumlah tulisan dikanan kirinya dan sering kali dihiasi dengan foto atau

ilustrasi.

Majalah bernafaskan Islam, khususnya yang ada di Indonesia telah

berkembang sebelum kemerdekaan. Majalah-majalah tersebut muncul dengan

tujuan mencoba menyebarkan gagasan modernisasi di kalangan umat Islam,

menyebarkan semangat pembaharuan Islam, juga menyuarakan perjuangannya

melawan kekuasaan colonial dan pengaruh asing.24

Selain itu majalah Islam

juga menjadi media penyebaran ilmu pengetahuan dan kebudayaan untuk

dakwah dan pembangunan umat.25

Kebutuhan kaum muslim akan informasi dan semangat pembaharu Islam

membuat majalah-majalah Islam terus bermunculan sampai pada era Orde

Baru. Pembangunan orde baru yang telah mendorong proses intelektualisasi

yang massif dan melahirkan kelas menengah terpelajar di Indonesia, dimana

mayoritas adalah berasal dari kalangan santri/muslim, ikut mempengaruhi

muncul dan berkembangnya media massa seperti majalah dengan kualitas

yang lebih baik.26

24 Kurniawan Djunaedhi, Rahasia Dapur Majalah Indonesia, (Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Umum, 1995), h. 307 25

Ibid, h. 311 26

M. Syafi‟I Anwar, Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia, (Jakarta: Paramadina,

1995), h. 120

Page 42: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

30

Pada perkembangannya sampai saat ini majalah Islam semakin beragam,

kini majalah Islam bermunculan untuk kalangan yang lebih khusus, yaitu

ditujukan untuk kaum perempuan. Majalah seperti Femina dan Kartini adalah

contoh dari majalah yang didesain khusus untuk kaum wanita. Dengan

perkembangan umat Islam seperti yang dijelaskan diatas, bermunculan pula

majalah yang dikonsep untuk para perempuan muslim, seperti Paras, Alia,

Noor. Juga majalah Moslem Girls Indonesia.

Page 43: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

27

BAB III

PROFIL MAJALAH MOSLEM GIRLS INDONESIA

A. Sejarah Singkat Majalah Moslem Girls Indonesia

Moslem Girls Indonesia adalah majalah yang bertema keislaman tetapi

dikemas dengan unsur modern. Majalah ini didirikan pada bulan Agustus 2010

yang diprakarsai oleh Rr. Wulandari Noerjo Hadikoesoemo sekaligus merangkap

sebagai konseptor dan kepala editor. Edisi perdana majalah Moslem Girls

Indonesia terbit pada Februari 2011, edisi kedua Juni 2011 dan edisi ke tiga

Februari 2012. Sasaran pembaca Moslem Girls Indonesia 80% adalah wanita

remaja muslim berusia 15 sampai dengan 21 tahun dan laki-laki 20% berusia 15

sampai dengan 21 tahun. Karena Moslem Girls Indonesia memang majalah yang

khusus diperuntukkan untuk kalangan remaja.1

Pada edisi pertama dan kedua Majalah Moslem Girls Indonesia

bekerjasama dengan PT Matahati Inspirasi Abadi dalam hal penerbitan, namun

seiring berjalannya waktu pada edisi ketiga hingga saat ini Majalah Moslem Girls

Indonesia dalam hal penerbitan bekerjasama dengan PT. Indonesia Expose

Creative Communication.

Majalah Moslem Girls Indonesia hadir ditengah-tengah masyarakat

sebagai referensi bacaan remaja perempuan yang modern. Tidak hanya

menyajikan beragam artikel yang bersifat edukatif mengenai Islam, tetapi juga

gaya hidup dan beragam entertainment. Hadirnya Moslem Girls Indonesia tidak

1 Wawancara pribadi dengan Rr. Wulandari Noerjo Hadikoesoemo, Konseptor

Majalah Moslem Girls Indonesia, Jakarta 25 Januari 2013

Page 44: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

28

hanya ingin menjadikan perempuan muslimah yang solihah tetapi juga memiliki

pemikiran modern dan kreatif sehingga dapat menjadi leader di berbagai bidang

sesuai dengan tuntunan ajaran-ajaran Islam yang disesuaikan dengan era

globalisasi masa kini.2

Terbitnya majalah Moslem Girls Indonesia dilatarbelakangi dengan

adanya rasa prihatin melihat banyaknya majalah yang tidak mendidik bagi kaum

remaja saat ini dan khususnya bagi remaja-remaja muslim, padahal agama Islam

menjadi agama yang mayoritas terbanyak pemeluknya di Indonesia. Terbitnya

majalah ini juga telah membentuk citra positif bagi remaja muslim bahwa Islam

juga memiliki citra yang dapat mengikuti perkembangan zaman tanpa melanggar

garis-garis yang telah ditetapkan oleh islam. Hal ini sesuai dengan yang

diharapkan bahwa majalah ini mampu berperan untuk membentuk remaja-remaja

muslim Indonesia menjadi sosok yang cerdas dan bergaya.3 Sesuai dengan tagline

yang dipakai dalam majalah Moslem Girls Indonesia yaitu “smart, educative, dan

trendy”.4 Tagline tersebut sebenarnya berangkat dari visi dan misi majalah

Moslem Girls Indonesia itu sendiri.

B. Visi dan Misi Majalah Moslem Girls Indonesia

a. Visi Majalah Moslem Girls Indonesia adalah:5

Majalah Moslem Girls Indonesia mempunyai visi yang

mengacu pada al-Qur’an Surat 47 ayat 7:

2 Salam Redaksi, Moslem Girls Indonesia, Edisi 001/Tahun 2011, (Jakarta: PT.

Matahati Inspirasi Abadi, 2011), h.3 3 Wawancara pribadi dengan Rr. Wulandari Noerjo Hadikoesoemo, Konseptor

Majalah Moslem Girls Indonesia, Jakarta 9 Maret 2013 4 Dikutip dari Tagline Majalah Moslem Girls Indonesia

5 www.moslemgirlsindonesia.com diakses pada 26 Juni 2012

Page 45: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

29

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama)

Allah, niscaya Dia akan menolong kamu dan Dia teguhkan langkah-

langkah kamu.” (QS Muhammad [47]:7)

Pada ayat tersebut diatas maknanya jelas bahwa Allah akan menolong

siapa saja yang menolong agamanya. Namun bukan untuk kepentingan

pribadi, melainkan untuk kepentingan Agama Islam. Dan sehubungan

dengan itu Majalah Moslem Girls Indonesia ingin mensyiarkan nilai-nilai

Islam kepada masyarakat mengenai perkembangan dunia Islam pada zaman

modern seperti sekarang ini yang sepatutnya diketahui oleh umat Islam itu

sendiri, baik dari aspek sosial, seni/budaya juga fashion.

b. Misi Majalah Moslem Girls Indonesia.

Dengan visi yang dijelaskan diatas maka Majalah Moslem Girls

Indonesia mempunyai misi sebagai berikut:

1. Berperan sebagai media edukatif, keilmuan yang bertujuan

mencerdaskan akal dan menyegarkan rohani remaja muslim.

2. Menyampaikan potret dakwah dan spiritualitas Islam di seluruh

belahan dunia.

3. Mengajak remaja muslim bertafakur atas kekayaan khazanah,

keindahan budaya dan peradaban Islam.

4. Memberikan sajian-sajian yang dapat menggugah dan

menanamkan benih-benih ukhuwah Islamiyah.

5. Memperlihatkan kepada remaja muslim bahwa kehidupan (life

style) kaum muslim sudah berkembang dengan pesat dan sangat

modern.

Page 46: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

30

C. Rubrikasi Majalah Moslem Girls Indonesia

Rubrikasi yang ada dalam majalah Moslem Girls Indonesia cukup

beragam. Oleh karena itu ada pengelompokan rubrik, mulai dari kelompok

Enterpreneur, Ask, Speak Up, KreasiMu, Food Lovers, Techno, Fashionista,

Expose, Hang Out, Event dan Views. Pada setiap pengelompokan rubrik juga

terdiri dari bervariasinya informasi.

Beragamnya rubrik yang ada di majalah Moslem Girls Indonesia

didominasi oleh fashion. Dari sekian banyak rubrik yang disajikan, majalah

Moslem Girls Indonesia memiliki rubrik yang menonjol, yaitu rubrik fokus, rubrik

ini biasa diberikan halaman yang lebih dibanding rubrik yang lain. Kemudian

rubrik cerpen dan fotografi, rubrik ini adalah yang paling diminati oleh pembaca

serta ajang silaturrahmi dengan pembaca di seluruh Indonesia.

Rubrik yang disediakan oleh Majalah Moslem Girls Indonesia dari edisi

pertama hingga edisi keempat itu tidak sama. Rubrik-rubrik ini penerbitannya

disesuaikan oleh tema yang diangkat oleh majalah Moslem Girls Indonesia.

Rubrik-rubrik yang ada pada majalah Moslem Girls Indonesia diantaranya

adalah6:

1. Your Letter

Rubrik your letter adalah rubrik yang disediakan oleh Majalah

Moslem Girls Indonesia (MGI) bagi para pembacanya untuk bertanya

atau memberi saran kepada MGI. Pertanyaan dan saran ini sifatnya

bebas, yang pasti pertanyaan pembaca yang akan diterbitkan oleh

6 Majalah Moslem Girls Indonesia Edisi 04/Tahun 2012

Page 47: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

31

redaksi MGI adalah pertanyaan-pertanyaan dan saran-saran yang

sifatnya untuk kemajuan MGI pada edisi-edisi berikutnya.

2. Fokus: Spirit of Reflection

Pada rubrik fokus tersaji beberapa informasi yang berbeda-beda,

tentunya informasi yang disajikan berkaitan dengan isu-isu yang

terhangat yang terjadi di masyarakat. Seperti Profil seseorang yang

berprestasi, Tips-tips aktifitas keagamaan, berita tentang atifitas

program-program sosial keagamaan, ataupun pengetahuan dasar tentang

politik kenegaraan Islami seperti yang ada pada edisi keempat.

3. Religi

Pada rubrik religi redaksi MGI mengajak para pembaca setia untuk

merenungkan berbagai macam tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Dan

redaksipun mengangkat sebuah kisah-kisah teladan yang terjadi di

jaman Rasulullah SAW.

4. Syair

Let’s Singing, Puisi dan Nasyid menjadi sajian utama pada rubrik

Syair yang disediakan oleh redaksi MGI.

5. Fashionista

Pada rubrik fashionita, redaktur MGI memberikan info yang

berkaitan dengan mode busana yang trendy dan modis ala Islam.

Seperti info tentang hijab dan cara menghiasnya di kepala. Selain itu

redaktur MGI juga memberikan informasi berita tentang Indonesia

fashion weeks.

Page 48: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

32

6. Let’s Ride

Di edisi keempat Majalah Moslem Girls Indonesia, redaktur spesial

menyajikan info tentang otomotif kendaraan roda empat pabrikkan asal

Jepang yaitu Mazda RX-8 Spirit R dan All New Chevrolet.

7. Place

Info yang disajikan oleh redaktur pada rubrik place adalah info-

info tentang tempat-tempat umum seperti salon, restoran dan tempat-

tempat hiburan untuk akhir pekan atau study tour.

8. School & Events

Pada edisi keempat redaktur MGI meliput sekolah yang ada di

bilangan Jakarta yaitu SMP Lab School Kebayoran, Universitas Budi

Luhur dan STEI Tazkia Bogor. Selain itu MGI pun bisa diundang oleh

pembaca untuk meliput lembaga pendidikan para pembaca dengan

mengajukan permohonan kepada MGI. Caranya cukup mudah hanya

dengan mengajukan proposal permohonan yang dikirim via email ke

alamat [email protected].

9. Resensi

Rubrik ini menyajikan info tentang Buku dan Film yang patut

dibaca dan disaksikan oleh pembaca sebagai referensi pembaca untuk

mengisi libur akhir pekan dari Redaktur MGI.

10. Embassy Expose

Rubrik ini menyajikan info-info tentang mancanegara seperti

Universitas-universitas luar negeri yang memiliki prestasi dan acara-

Page 49: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

33

acara seperti pameran foto dan sebagainya yang diselenggarakan atas

dasar kerja sama oleh kedutaan besar luar negeri yang ada di Indonesia.

11. Health & Beauty

Pada rubrik ini redaktur MGI menyajikan info-info tentang

kesehatan dan kecantikan, serta tempat-tempat perawatan kecantikan,

serta konsultasi kecantikan.

12. About Photography

Pada rubrik ini redaktur MGI menyajikan info tentang semua hal

seputar dunia fotografi. Seperti info dan agenda rutin komunitas

fotografi, tips-tips memotret baik menggunakan kamera manual atau

analog bahkan dengan kamera HP, hingga tips-tips cara merawat

berbagai kamera untuk fotografer pemula.

MGI juga memberikan kesempatan kepada pembaca yang hobby

dengan dunia fotografi untuk menampilkan karya-karyanya pada rubrik

ini, sehingga para pembaca MGI yang berkesempatan menampilkan

karyanya mendapatkan pelajaran dan pengalaman tersendiri karena

karyanya dilihat oleh semua pembaca dan mendapatkan komen dari

redaktur. Tidak ada syarat khusus bagi pembaca yang ingin mengirim

karyanya. Apapun latar belakang pembaca, pemula atau professional,

jenis kamera yang digunakan semuanya bisa mengirim karyanya ke

redaktur, karena redaktur dalam memilih sebuah foto untuk diterbitkan

bukan berdasarkan itu semua, namun berdasarkan tema yang akan

diangkat oleh redaktur pada edisi tersebut.

Page 50: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

34

Pada rubrik fotografi, proses pemilihan foto yang dikirim oleh

pembaca berdasarkan tema-tema yang diangkat. Seleksi foto yang

dilakukan berupa ide cerita dari foto-foto itu atau judul foto yang

mereka kirim. Proses pengeditan foto-foto yang dikirimkan ke redaksi

justru tidak dilakukan edit olah digital sehingga sentuhan keaslian sang

fotografer begitu kentara. Bila sebelum mengirimkan hasil foto mereka

sudah melakukan olah digital terlebih dahulu, diperbolehkan karena itu

merupakan bentuk kreatifitas pembaca7.

D. Struktur Redaksi Majalah Moslem Girls Indonesia

Posisi tertinggi pada struktur redaksi Majalah Moslem Girls Indonesia

dipegang oleh Board of Advisory Prof. Dr. Nasaruddin Umar MA yang dibantu

oleh Drs. H. M Rusbianto Asfa selaku wakil pimpinan umum dibawah nya

terdapat Chief Executive Officer dan Editor In Chief Rr. Wulandari Noerjo

Hadikoesoemo.

Tabel 2.3

Struktur Redaksi Majalah Moslem Girls Indonesia8:

Board of Advisory : Prof.Dr. Nasarudin Umar MA

Drs. H.M Rusbianto Asfa

Chief Executive Officer : Isnaldi Muhammad Dini, SHI

Managing Director : Emile Syahrir

Editor In Chief : Rr. Wulandari Noerjo Hadikoesoemo

Managing Editor : Kartika Aprilia (Cica)

Editor : Anita Surachman

Journalist & Photografer : GRM.Artnika Martodihardjo

Sendy Leovisa

Design : Roys Fahmi

7 Diolah dari hasil wawancara pribadi dengan Fotografer Majalah Moslem Girls

Indonesia, Jakarta, 9 Maret 2013. 8 Majalah Moslem Girls Indonesia edisi 04/2012

Page 51: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

35

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Majalah Moslem Girls Indonesia (MGI) adalah salah satu majalah muslim

remaja yang peduli terhadap perkembangan zaman. Kepedulian ini terlihat dari

tersedianya ruang ekspresi bagi pembaca untuk menampilkan karya-karya fotonya

pada rubrik fotografi di setiap edisinya.

Pada edisi 004/Tahun 2012 redaktur MGI menentukan friendship sebagai

tema rubrik fotografi. Friendship dalam bahasa inggris artinya adalah

persahabatan. Sebagai salah satu majalah muslim, tentunya MGI pada setiap

rubriknya mengandung unsur-unsur dan nilai-nilai keislaman yang dapat menjadi

bahan pendidikan dan pembelajaran bagi pembaca-pembaca setianya.

Di dalam ajaran agama Islam ajaran-ajaran tentang kemanusiaan,

persahabatan dan sebagainya bisa kita temui pada ayat-ayat Allah dan Hadist

Rasulullah. Selanjutnya penulis akan memaparkan analisis semiotik dari kelima

foto yang dipilih pada rubrik fotografi MGI edisi keempat yang bertemakan

friendship dan dianalisis juga berdasarkan perspektif Islam. Untuk menemukan

makna pada kelima sampel foto yang mengandung unsur kemanusiaan dalam

Islam, maka penulis akan memaparkan hasil penelitian secara naratif dalam tiga

bahasan yaitu, denotasi anologon, konotasi citra, dan mitos.

Page 52: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

36

A. Analisis Data 1 “Bahagia Bersama”

1. Makna Denotasi

Dalam foto terlihat 9 orang anak-anak yang berusia belasan

tahun sedang berpose dan bercanda di depan kamera.

Lingkungan hidup di kolong jembatan yang kotor dan

kumuh.

Dalam foto terlihat sebuah rumah yang beratapkan terpal

berwana biru dan orange serta berdinding triplek yang

menjadi tempat tinggal salahsatu diantara mereka.

Diantara mereka terdapat empat orang anak yang matanya

tidak menatap kamera, dan lima anak yang duduk langsung di

tanah tanpa alas dan seorang anak yang tidak menggunakan

alas kaki.

Page 53: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

37

Dibeberapa sudut gambar terlihat kurang lebih puluhan

karung-karung dan sampah-sampah yang letaknya tidak jauh

dengan sebuah rumah.

2. Makna Konotasi

Trick Effect

Trick Effect ialah manipulasi gambar secara artificial,

dengan maksud membuat foto menjadi lebih baik lagi tanpa

mengubah isi foto yang sebenarnya.

Dalam foto sampel ini, terlihat indikasi pemotongan

sebagian gambar atau cropping yang dilakukan untuk

membuang gambar yang dirasa tidak perlu atau mengganggu

komposisi visual dari foto sampel ini.

Selain itu, terdapat beberapa sentuhan editing, dengan

menggunakan sebuah aplikasi pengolahan data foto atau

gambar, seperti photoshop dan aplikasi sejenisnya dengan

tujuan mengatur kontras warna yang lebih baik dan merubah

foto atau gambar yang sebenarnya.

Pose dan gaya

Pose dapat diartikan sebagai gaya, sikap, ekspresi atau

posisi objek foto ataupun fotografer itu sendiri.

Dari sembilan anak yang berfoto, sebagian diantara

mereka ada yang bergaya dengan ekspresi yang polos, ada

yang bergaya ala super hero, dan sebagian lainnya bergaya

Page 54: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

38

bebas dan tentunya semuanya merasa sangat gembira yang

terlihat dari wajah-wajah mereka.

Objek

Objek merupakan benda-benda atau yang

dikomposisikan sedemikian rupa sehingga dapat

diasosiasikan dengan ide-ide tertentu dan merupakan point of

interest atau pusat perhatian dalam foto.

Seorang anak yang menggunakan kaos hitam yang

berjongkok dibarisan paling depan dengan rambut sedikit

pelontos adalah point of interest dari foto tersebut. Dengan

ekspresi wajahnya yang tidak menatap kamera serta kedua

tangannya yang membuka dadanya seolah-olah ingin

menunjukkan bahwa sayalah pemimpin kelompok ini.

Ditambah dengan ekspresi unik dari wajah-wajah dan

warna-warni pakaian kawan-kawannya selain dirinya

semakin memperkuat kesan bahwa point of interest foto ini

adalah seorang anak yang berada di barisan paling depan

tersebut.

Photogenia

Photogenia ialah seni memotret sehingga foto yang

dihasilkan telah menggunakan beberapa teknik-teknik

memotret, seperti teknik lighting, exposure, blurring, angle

atau cara pengambilan foto, panning maupun moving.

Page 55: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

39

Foto ini diambil dengan menggunakan diafragma sedang

hingga kecil, hal ini terlihat area fokus atau ruang tajam yang

lebih luas, yang berarti beberapa detil bagian bangunan masih

terlihat tajam dan fokus.

Angle pemotretan ini adalah eye level atau pandangan

sejajar, yaitu posisi kamera sejajar dengan subjek foto.

Aestheiscism

Aestheiscism atau komposisi merupakan susunan dari

berbagai objek atau gambar yang mempunyai dua sifat saling

bertentangan. Bisa membangun gambar, namun juga bisa

mengacaukan gambar.

Gambar pada foto ini terlihat sangat menarik dan eye

catching karena selain anak-anak yang menjadi subjek utama

foto ini, suasana lingkungan di kolong flyover sebuah jalan

raya sangat tidak layak untuk menjadi tempat tinggal mereka.

Namun demikian hal ini menciptakan kesan bahwa

lingkungan tempat tinggal mereka menjadi tempat bermain

yang menyenangkan bagi mereka.

Foto ini termasuk ke dalam kategori people in the news

photo.

Syntax

Syntax adalah penyusunan tanda-tanda menjadi satu

kalimat atau suatu makna tertentu. Syntax tidak harus

dibangun dengan lebih dari satu foto. Dalam satu fotopun

Page 56: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

40

dapat dibangun syntax. Pembentukan syntax seperti ini

biasanya dibantu dengan caption.

Foto ini menceritakan bahwa dengan lingkungan yang

sangat tidak layak untuk menjadi tempat tinggal mereka,

mereka masih tetap bisa tersenyum dan bermain bersama

layaknya anak-anak seusianya yang hidup di lingkungan yang

lebih layak.

3. Mitos

Mitos yang terkandung pada foto pertama yang dianalisis

dengan teori semiotik dan teori representasi media yang

berlandaskan pada penggabungan makna denotasi dan konotasi

yang dapat dimaknai dari foto dengan berjudul “bahagia bersama”

adalah cerita tentang lingkungan hidup yang jauh dari kata layak

untuk menjadi tempat tinggal mereka tidak menyurutkan

semangat kebersamaan dalam bermain.

Walaupun sebenarnya mereka tidak menginginkan keadaan

atau nasib yang saat ini mereka telah alami, mereka dalam

menjalankan hidup di lingkungan tempat dimana dia tinggal

masih tetap menyukuri nikmat Allah SWT.

Hal ini sangat luar biasa karena tidak banyak orang yang

mampu bersyukur jika mengalami hal yang serupa seperti mereka,

seperti firman Allah berikut ini:

Namun, kebanyakan manusia itu dhalim. Sedikit

sekali manusia yang bersyukur, mereka mengkufuri

nikmat Allah SWT. sebagaimana ayat (QS. Al-Mulk

67: ayat 23):

Page 57: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

41

“Katakanlah: “Dialah yang menciptakan kamu dan

menjadikan bagi kamu pendengaran, pengelihatan dan

hati. Tetapi amat sedikit kamu bersyukur”

Oleh karena itu, perlu ditumbuhkan perasaan bersyukur

kepada Allah sehingga mengantarkan kita untuk bersyukur

kepada-nya.

B. Analisis Data 2 “Ceria”

1. Makna Denotasi

Dalam foto berikut terlihat sepasang saudara kakak beradik

terlihat sangat bahagia bermain gendong-gendongan.

Masing-masing di antara mereka wajahnya ada yang menatap

dan tidak menatap mata lensa.

2. Makna Konotasi

Trick Effect

Page 58: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

42

Trick Effect ialah manipulasi gambar secara artificial,

dengan maksud membuat foto menjadi lebih baik lagi tanpa

mengubah isi foto yang sebenarnya.

Dalam foto sampel ini, terlihat indikasi pemotongan

sebagaian gambar atau cropping yang dilakukan untuk

membuang gambar yang dirasa tidak perlu atau mengganggu

komposisi visual dari foto sampel ini.

Selain itu, terdapat beberapa sentuhan editing dengan

menggunakan sebuah aplikasi pengolahan data foto atau

gambar, seperti photoshop dan aplikasi sejenisnya dengan

tujuan mengatur kontras warna yang lebih baik dan merubah

foto atau gambar yang sebenarnya.

Pose dan gaya

Pose fotografer dalam mengambil gambar ini berada

lebih tinggi dari subjek foto, sehingga mata lensa posisinya

berada di atas subjek foto dan mengahadap kebawah posisi

memotret seperti ini biasa disebut high angel.

Pada sample foto kedua yang berjudul ceria, sepasang

saudara kakak-beradik ini sedang bermain gendong-

gendongan. Dan salah seorang dari mereka tidak menatap

kamera.

Objek

Objek merupakan benda-benda atau yang

dikomposisikan sedemikian rupa sehingga dapat

Page 59: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

43

diasosiasikan dengan ide-ide tertentu dan merupakan point of

interest atau pusat perhatian dalam foto.

Pada foto ini wajah tawa anak yang menggunakan

pakaian warna orange adalah point of interest. Karena foto

ini berjenis potret, maka dari kedua wajah anak ini, maka

point of interest-nya adalah anak yang sedang menatap

kamera.

Photogenia

Photogenia ialah seni memotret sehingga foto yang

dihasilkan menggunakan beberapa teknik-teknik memotret,

seperti teknik lighting, exposure, blurring, angle atau cara

pengambilan foto, panning maupun moving.

Foto ini diambil dengan menggunakan diafragma dan

bukaan lensa kecil sekitar f19 hingga f32, yang membuat

ruang tajam atau fokus menjadi luas sehingga hampir semua

detil gambar masih terlihat jelas.

Fotografer juga menggunakan speed yang tinggi serta

bukaan cahaya yang besar, agar hasilnya jelas atau akurat

tidak meninggalkan bayang dan penerangan cahayanya

cukup. Karena untuk jenis foto potret dibutuhkan kecepatan

dan ketepatan dalam membidik objek, sehingga moment foto

yang dihasilkan bisa sesuai dengan yang diharapkan.

Aestheiscism

Page 60: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

44

Penempatan komposisi cukup menarik. Karena Point of

Interest foto ini tepat berapda di tengah-tengah frame. Selain

itu fotografer menampilkan suasana yang eye catching

dengan memperkuat detil lingkungan di sekitarnya.

Foto berikut termasuk ke dalam kategori foto potret.

Syntax

Syntax adalah penyusunan tanda-tanda menjadi satu

kalimat atau suatu makna tertentu. Syntax tidak harus

dibangun dengan lebih dari satu foto. Dalam satu fotopun

dapat dibangun syntax. Pembentukan syntax seperti ini

biasanya dibantu dengan caption.

Foto ini ingin menceritakan bahwa masa kecil adalah

masa yang sangat indah untuk dilewati.

3. Mitos

Mitos yang terkandung pada foto kedua yang dianalisis

dengan teori semiotik dan teori representasi media yang

berlandaskan pada penggabungan makna denotasi dan konotasi

yang dapat dimaknai dari foto dengan berjudul “ceria” adalah

cerita tentang betapa bahagianya 2 orang anak kecil pada sebuah

interaksi dalam permainan.

Namun melihat banyak kasus yang sering disiarkan pada

media massa dewasa ini banyak sekali eksploitasi anak-anak

dibawah umur dan kekerasan-kekerasan fisik yang kerap diterima

oleh anak-anak. Peran pemerintah dengan adanya undang-undang

Page 61: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

45

perlindungan anak sangat melindungi dan harus didukung oleh

semua pihak.

Sesuai ajaran agama Islam seharusnya kita mampu

memberikan kasih sayang dan perlindungan terhadap anak-anak

kecil terlebih kepada anak-anak yatim sebagaimana Rasulullah

telah mencontohkannya. Berikut beberapa kisah Rasulullah SAW.

dengan anak kecil.

“Al-Imam Bukhari dan Al-Imam Muslim. meriwayatkan

daripada Sayyidina Anas bin Malik R.Anhu, bahwa

junjungan kita Nabi s.a.w. pernah bersabda : “sedianya

sembahyangku akan kupanjangkan, namun bila ku dengar

tangisan bayi, terpaksa aku singkatkan kerana mengetahui

betapa gelisah hati ibunya, dan di mana saja baginda dengan

anak kecil maka dengan penuh kasih sayang dipegangnya.”

“Mengusap-usap dan membelai rambut kepalanya atau

menciuminya, seperti kata Sayyidatina Aisyah r.anha,

bahawa Nabi s.a.w. menciumi Al-Hassan dan Al-Husin, di

hadapan Al'aqra bin Habis yang hairan lalu berkata :

"Ya Rasulullah , saya mempunyai sepuluh anak, tak

seorangpun yang pernah ku cium seperti engkau ini," maka

Rasulullah s.a.w. dengan tajam memandangnya, seraya

bersabda "sesiapa yang tidak memiliki rasa rahmat dalam

hatinya, tidak akan dirahmati oleh Allah s.w.t."

Dari beberapa kisah tentang sikap Rasulullah terhadap anak-

anak kecil diatas dapat disimpulkan bahwa umat islam wajib

untuk menyayangi dan melindungi anak-anak kecil terutama

anak-anak yatim.

C. Analisis Data 3 “Bermain”

Page 62: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

46

1. Makna Denotasi

Dalam foto berikut terdapat sejumlah anak sedang bermain

lompat karet.

Suasana sore hari yang cerah di taman yang nyaman dan

aman untuk bermain.

Ada seorang anak laki-laki yang sedang ikut menonton anak-

anak perempuan yang sedang bermain lompat karet.

2. Makna Konotasi

Trick Effect

Dalam foto sampel ini masih terlihat indikasi pemotongan

sebagaian gambar atau cropping yang dilakukan untuk

membuang gambar yang dirasa tidak perlu atau mengganggu

komposisi visual dari foto ini.

Selain itu pada foto ini masih terdapat beberapa sentuhan

editing dengan menggunakan sebuah aplikasi pengolahan data

foto atau gambar, seperti photoshop dan aplikasi sejenisnya

Page 63: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

47

dengan tujuan mengatur kontras warna yang lebih baik dan

merubah foto atau gambar yang sebenarnya.

Pose dan gaya

Karena objek pada foto ini cukup banyak maka pose subjek

pada sampel foto kali ini adalah acak. Ada seorang anak

perempuan yang menggunakan pakaian berwarna merah sedang

melompati karet yang dikedua unjungnya dipegang oleh dua anak

perempuan lainnya, sementara yang lainnya sedang menunggu

giliran bermain sambil menonton.

Pose fotografer dalam memotret moment ini adalah sambil

berjongkok atau duduk karena pengambilan gambar ini dari sudut

bawah atau low angel.

Objek

Objek merupakan benda-benda atau yang dikomposisikan

sedemikian rupa sehingga dapat diasosiasikan dengan ide-ide

tertentu dan merupakan point of interest atau pusat perhatian

dalam foto.

Anak perempuan yang sedang melompati karet adalah point

of interest dari foto ini. Hal ini terlihat dari tatapan beberapa anak

yang sedang menunggu giliran untuk bermain.

Photogenia

Photogenia ialah seni memotret sehingga foto yang

dihasilkan menggunakan beberapa teknik-teknik memotret,

Page 64: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

48

seperti teknik lighting, exposure, blurring, angle atau cara

pengambilan foto, panning maupun moving.

Foto ini diambil dengan menggunakan diafragma dan bukaan

lensa kecil sekitar f 19 hingga f 32, yang membuat ruang tajam

atau fokus menjadi luas sehingga hampir semua detil gambar

masih terlihat jelas. Selain itu foto ini juga membutuhkan

kecepatan atau speed yang tinggi serta ISO 400.

Aestheiscism

Aestheiscism atau komposisi merupakan susunan dari

berbagai objek atau gambar yang mempunyai dua sifat saling

bertentangan, bisa membangun gambar namun juga bisa

mengacaukan gambar.

Kronologi dan pengambilan gambar secara luas atau entire

bermaksud menunjukkan atau menggambarkan kondisi taman di

sore hari yang cerah menjadi tempat bermain anak-anak yang

nyaman dan aman. Foto ini termasuk ke dalam jenis sport photo.

Syntax

Syntax adalah penyusunan tanda-tanda menjadi satu kalimat

atau suatu makna tertentu. Syntax tidak harus dibangun dengan

lebih dari satu foto. Dalam satu fotopun dapat dibangun syntax.

Pembentukan syntax seperti ini biasanya dibantu dengan caption.

Gambar pada foto ini sangat menarik karena selain anak-anak

yang sedang bermain yang menjadi objek utamanya, suasananya

pun menggambarkan seperti berada di taman bermain yang pada

Page 65: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

49

sore hari yang cerah, hal ini nampak dari bayangan pepohonan di

jalanan taman.

3. Mitos

Mitos yang terkandung pada foto ketiga yang dianalisis dengan

teori semiotik model Roland Barthes dan teori representasi media

yang berlandaskan pada penggabungan makna denotasi dan konotasi

yang dapat dimaknai dari foto dengan berjudul “Bermain” adalah

cerita tentang indahnya kebersamaan.

Kebersamaan antarsesama itu dapat dibangun dengan adanya

hubungan yang baik antar teman atau keluarga. Namun untuk

menimbulkan rasa itu perlu adanya pembiasaan diri yang dilakukan

sejak kecil. Anak yang sejak kecil sering berinteraksi dengan

lingkungannya akan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Berbeda dengan

anak yang sejak kecil selalu menutup diri dengan lingkungannya.

Pembiasaan diri ini bisa dimulai sejak usia anak-anak seperti

bermain, melakukan tugas kelompok bersama, dan gotong royong

yang di biasakan pada lingkungan tempat tinggalnya.

Orang-orang yang cerdas dan berilmu niscaya mengetahui betapa

pentingnya kebersamaan. Sehingga mereka benar-benar menjaga

kebersamaan dalam jama’ah kaum muslimin dan penguasa

(pemerintahnya). Adapun orang-orang yang bodoh, sama sekali tak

mengerti betapa pentingnya kehidupan berjamaah dengan satu

penguasa. Bahkan mereka tak mengerti mana yang lebih banyak

antara satu dan sepuluh. Yakni, mana yang lebih besar antara korupsi,

Page 66: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

50

kolusi, atau nepotisme (KKN) dengan pertumpahan darah kaum

muslimin dalam perang saudara.

Pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa

lepas oleh sesamanya. Namun fenomena yang saat ini terjadi adalah

sifat individual dan keegoisan telah menjadi kebiasaan sejak kecil, hal

ini akan membawa dampak negatif pada perkembangan anak

dikemudian hari. Mereka akan kaku untuk bersosialisasi dengan

lingkungan di luar rumahnya. Penyebabnya adalah gaya bermain

anak-anak saat ini dengan permainan video game yang membuat

mereka betah untuk berlama-lama tanpa mengenal teman-teman

lainnya.

D. Analisis Data 4 “Bercanda”

1. Makna Denotasi

Dalam foto terlihat sekumpulan orang yang baru saja selesai

menunaikan shalat ied di sebuah masjid.

Page 67: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

51

Terlihat 3 orang yang sedang bergandengan dan bercanda di

antara mereka.

Terlihat koran-koran yang berserakan di jalan raya bekas alas

shalat ied.

2. Makna Konotasi

Trick Effect

Trick Effect ialah manipulasi gambar secara artificial, dengan

maksud membuat foto menjadi lebih baik lagi tanpa mengubah isi

foto yang sebenarnya.

Dalam foto sampel ini, terlihat indikasi pemotongan sebagaian

gambar atau cropping yang dilakukan untuk membuang gambar

yang dirasa tidak perlu atau mengganggu komposisi visual dari foto

sampel ini.

Selain itu, terdapat beberapa sentuhan editing, dengan

menggunakan sebuah aplikasi pengolahan data foto atau gambar,

seperti photoshop dan aplikasi sejenisnya dengan tujuan mengatur

kontras warna yang lebih baik dan merubah foto atau gambar yang

sebenarnya.

Pose dan gaya

Pose dapat diartikan sebagai gaya, sikap atau ekspresi si objek

foto ataupun fotografer itu sendiri.

Pose subjek foto ini membelakangi kamera karena memang

fotografer posisinya berada di belakang subjek foto saat

pengambilan gambar, hal ini bertujuan untuk menciptakan kesan

Page 68: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

52

bahwa subjek foto ini moving atau sedang bergerak. Pada kali ini

posisi kamera sejajar dengan pinggul orang dewasa sehingga

fotografer dalam pengambilan gambar ini harus berjongkok.

Objek

Objek merupakan benda-benda atau yang dikomposisikan

sedemikian rupa sehingga dapat diasosiasikan dengan ide-ide

tertentu dan merupakan point of interest atau pusat perhatian dalam

foto.

Tiga orang yang saling bergandengan dan bercanda adalah

point of interest pada foto ini. Hal ini terlihat dari ekpresi orang-

orang di sekitarnya yang terkesan tidak sedang berinteraksi dengan

sekelilingnya. Hanya tiga orang itu yang terlihat sedang

berinteraksi dengan sekelilingnya hal ini nampak dari tangan orang

yang berada di tengah diantara ketiganya sedang memegang kepala

seseorang yang berada di sebelah kiri.

Photogenia

Photogenia ialah seni memotret sehingga foto yang dihasilkan

telah menggunakan beberapa teknik-teknik memotret, seperti

teknik lighting, exposure, blurring, angle atau cara pengambilan

foto, panning maupun moving.

Foto ini diambil dengan menggunakan bukaan dan diafragma

lensa kecil sekitar f 19 hingga f 32, yang membuat ruang tajam atau

fokus menjadi luas sehingga hampir semua detil gambar masih

terlihat jelas.

Page 69: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

53

Angle pemotretan ini ialah eye level atau pandangan sejajar,

yaitu posisi kamera sejajar dengan objek foto.

Aestheiscism

Aestheiscism atau komposisi merupakan susunan dari berbagai

objek atau gambar yang mempunyai dua sifat saling bertentangan,

bisa membangun gambar namun juga bisa mengacaukan gambar.

Gambar pada foto ini terlihat sangat menarik dan eye catching

karena ketiga orang yang sedang berjalan bersama itu terlihat

adanya perbedaan usia atau generasi, apalagi moment ini diambil

pada saat hari raya yaitu setelah shalat ied berjamaah dimana hare

raya adalah hari yang identik dengan kebersamaan dan kehangatan

keluarga. Foto ini masuk ke dalam foto jenis general news photo.

Syntax

Syntax adalah penyusunan tanda-tanda menjadi satu kalimat

atau suatu makna tertentu. Syntax tidak harus dibangun dengan

lebih dari satu foto. Dalam satu fotopun dapat dibangun syntax.

Pembentukan syntax seperti ini biasanya dibantu dengan caption.

Foto ini menceritakan kehangatan suasana hari raya dengan

canda tawa bersama keluarga. Dalam foto ini nampak sebuah

perbedaan generasi atau usia di antara ketiga orang tersebut. Tapi

perbedaan usia diantara mereka tidak menjadi penghambat untuk

mereka saling bercanda dalam suasana kehangatan hari raya.

3. Mitos

Page 70: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

54

Mitos yang terkandung pada foto keempat yang dianalisis

dengan teori semiotik model Roland Barthes dan teori representasi

media yang berlandaskan pada penggabungan makna denotasi dan

konotasi yang dapat dimaknai dari foto dengan berjudul “bercanda”

adalah cerita tentang indahnya interaksi saling kasih sayang hangat

dalam sebuah keluarga.

Bagaimana meniru sifat Tuhan? Allah bersifat dengan sifat

rahman yaitu pengasih kepada segala makhluk di dunia ini, maka

seseorang manusia (apalagi seorang muslim atau muslimah) itu

mestilah mengumpulkan sifat kasih sayang itu ke dalam dirinya

sebanyak yang terdaya mengikut perintah Allah dalam menyayangi

apa yang disayangi Allah dan membenci apa yang dibenci Allah.

Bukankah iman dan amal itu berada dalam kitaran cinta dan benci?

Begitu juga sifat-sifat Allah yang lain yang boleh diaplikasikan dalam

kehidupan manusia. Namun sifat Allah yang tertentu seperti

Mematikan, Maha Suci (Quddus), Esa dan beberapa sifat lain tidak

boleh ditiru oleh manusia lantaran kemutlakan sifat itu hanya untuk

Allah.

Kasih sayang sesama manusia meliputi segala-galanya dalam

urusan hidup selain melibatkan unsur agama dan aqidah yang menjadi

rukun agama yang dianuti oleh manusia tersebut. Justeru itu, kasih

sayang ini membuka ruang untuk berintraksi dengan manusia yang

tidak seagama secara terbuka dalam semua bidang selain yang

melibatkan unsur agama manusia itu. Kemanusiaan ini amat

Page 71: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

55

menyeluruh, terutama bagi pihak kerajaan Islam dalam menangani

semua pihak yang berada di bawah naungannya sehingga hak

beragama penganut agama bukan Islam juga boleh dilayani selagi

tidak berunsur menyebar dan menyuburkan agama tersebut. Kasih

sayang ini meliputi bantuan keperluan hidup ; makanan, pakaian,

tempat tinggal, pendidikan, kesihatan, dan keperluan asas yang lain,

pergaulan (kecuali dalam hal-hal tertentu seperti perkahwinan), harta,

tanah dan sebagainya.

E. Analisis Data 5 Team Work

1. Makna Denotasi

Dalam foto terlihat seorang ibu berusaha member sebuah

bola yang berada pada dirinya ke seorang anak yang juga

sedang berusaha supaya bola yang akan diterimanya tidak

jatuh ke tanah.

Page 72: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

56

Terlihat dua orang yang bagian tubuhnya tidak penuh sedang

memperhatikan arah bola yang akan berpindah dari seorang

ibu ke anak berpakaian berwarna merah.

2. Makna Konotasi

Trick Effect

Trick Effect ialah manipulasi gambar secara artificial,

dengan maksud membuat foto menjadi lebih baik lagi tanpa

mengubah isi foto yang sebenarnya.

Dalam foto sampel ini, terlihat indikasi pemotongan

sebagaian gambar atau cropping yang dilakukan untuk

membuang gambar yang dirasa tidak perlu atau mengganggu

komposisi visual dari foto sampel ini.

Selain itu, terdapat beberapa sentuhan editing, dengan

menggunakan sebuah aplikasi pengolahan data foto atau

gambar, seperti photoshop dan aplikasi sejenisnya dengan

tujuan mengatur kontras warna yang lebih baik dan merubah

foto atau gambar yang sebenarnya.

Pose dan gaya

Pada sample foto ke lima yang berjudul Team Work,

terlihat pose objek foto sangat serius dan fokus pada sebuah

bola yang berada pada belahan potongan bambu.

Dan pose fotografer dalam memotret moment ini berada

tepat di depan objek foto dengan meletakkan kamera pada

Page 73: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

57

posisi yang sejajar dari subjek foto atau dengan posisi low

angle.

Objek

Bola yang berada pada belahan bambu yang di pegang

oleh anak yang berpakaian merah adalah point of interest dari

foto tersebut. Hal ini dikuatkan oleh fokus semua orang yang

tertuju pada permaianan tersebut.

Photogenia

Photogenia ialah seni memotret sehingga foto yang

dihasilkan telah menggunakan beberapa teknik-teknik

memotret, seperti teknik lighting, exposure, blurring, angle

atau cara pengambilan foto, panning maupun moving.

Foto ini diambil dengan menggunakan bukaan/diafragma

sedang. Hal ini terlihat bagian yang terlihat fokus/tajam,

hanya berada pada anak-anak. Sedangkan sisi atas/belakang

terlihat blur. Posisi fotografer ketika memotret cukup dekat

dengan subjek, hal ini terlihat pada ruang tajam pada gambar

tersebut.

Angle pemotretan ini ialah low angle atau pandangan ke

atas, yaitu posisi kamera berada di bawah objek foto.

Aestheiscism

Aestheiscism atau komposisi merupakan susunan dari

berbagai objek atau gambar yang mempunyai dua sifat saling

Page 74: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

58

bertentangan, bisa membangun gambar namun juga bisa

mengacaukan gambar.

Gambar pada foto ini terlihat sangat menarik dan eye

catching karena subjek utama foto ini adalah seorang ibu dan

anak yang usianya jauh berbeda sedang bermain sebuah

permainan yang membutuhkan kerja sama dalam tim.

Syntax

Syntax adalah penyusunan tanda-tanda menjadi satu

kalimat atau suatu makna tertentu. Syntax tidak harus

dibangun dengan lebih dari satu foto. Dalam satu fotopun

dapat dibangun syntax. Pembentukan syntax seperti ini

biasanya dibantu dengan caption.

Foto ini menceritakan bahwa kerja sama, saling percaya

dalam sebuah tim sangat dibutuhkan. Karna untuk mencapai

sebuah misi atau tujuan hal ini harus ditanamkan ke setiap

anggota tim tanpa melihat latar belakang dari anggota tim.

3. Mitos

Mitos yang terkandung pada foto kelima yang dianalisis

dengan teori semiotik model Roland Barthes dan teori representasi

media yang berlandaskan pada penggabungan makna denotasi dan

konotasi yang dapat dimaknai dari foto dengan berjudul “team work”

adalah cerita tentang kerjasama antar manusia yang berlainan status

jenis kelamin dan usia. Dan inilah yang terjadi dalam dunia kerja

Page 75: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

59

professional kerjasama tidak melihat status usia ataupun jenis

kelamin.

Kerjasama sering disebut al musyarakah. Istilah lain dari al

musyarakah adalah syirkah atau syarikah. Musyarakah adalah

kerjasama antara kedua belah pihak untuk memberikan kontribusi

dana dengan keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai

dengan kesepakatan.

Ayat dan fakta-fakta team work dalam islam:

Perintah secara umum kepada manusia untuk bersatu dan

bekerja sama:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam

berbuat dosa dan pelanggaran.” (Al Maaidah 5:2)

Mereka yang bekerja dengan rapi dan kompak dicintai oleh

Allah SWT, Ia berfirman:

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang

berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seolah-

olah mereka adalah bagunan yang tersusun kokoh.” (QS.

Ash Shaff 61:4)

Menguatkan pengelolaan kerja sekaligus kemungkinan untuk

mencapai tujuan. Imam Ali bin Abi tholib ra mengatakan:

"Kebenaran yang tidak terkelola akan dikalahkan

kebatilan yang terkelola."

Page 76: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

57

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada foto yang bertemakan friendship yang berjudul “bahagia

bersama”, “Ceria”, “Bermain”, “Bercanda” dan “Team Work” pada

rubrik fotografi majalah Moslem Girls Indonesia edisi 004/2012 adalah

foto-foto yang mengandung unsur-unsur kehidupan secara Islami dan

nilai-nilai pendidikan yang dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat

umumnya, khususnya bagi pecinta fotografi.

Dari analisis yang penulis lakukan dapat disimpulkan beberapa hal

mengenai foto yang bertemakan friendship pada rubric fotografi majalah

Moslem Girls Indonesia yaitu:

1. Tahap Denotasi

Dari penelitian ke lima foto melalui tahap denotasi dapat disimpulkan

bahwa fotografer dalam mengambil subjeknya sangat menonjolkan berbagai

sisi kehidupan anak-anak.

2. Tahap konotasi

Kelima foto yang diteliti memiliki point of interest. Salah satu syarat

foto jurnalistik adalah harus terdapat unsur human interest di dalamnya, dan

dari kelima foto tersebut memang memasukan unsure tersebut.

Komposisi yang digunakan fotografer ini bisa disebut american style

dimana komposisi tidak terlalu rapi tetapi bisa menimbulkan efek keceriaan.

Page 77: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

58

3. Mitos

Dari kelima foto yang diteliti, penulis melihat sebuah makna yang

mengandung unsur-unsur kemanusian yang memiliki nilai-nilai keislaman.

Unsur-unsur dan nilai-nilai keislaman tersebut adalah meliputi tentang

kekompakan dalam kebaikan, kasih sayang terhadap sesama, hidup saling

bertenggang rasa, dan bagaimana Islam memandang dan memperlakukan

anak kecil.

B. Saran

Saran yang bisa dijadikan masukan bagi majalah Moslem Girls

Indonesia untuk perbaikan di edisi berikutnya adalah agar redaktur dalam

menyeleksi foto-foto yang akan diterbitkan lebih spesifik memiliki unsur-

unsur dan nilai-nilai keislaman sesuai dengan tema yang ditentukanagar

sesuai dengan label yang ada pada nama majalah yaitu majalah Moslem

Girls Indonesia.

Page 78: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Dr. Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta:

PT. Bina Aksara, 1985.

Budiman, Kris. Kosa Semiotika. Yogyakarta: LKIS, 1999.

Daud Marwah, Dakwah Islam, Makalah Pengantar pada Stadium General Fakultas

Dakwah IAIN Syarif Hidayatullah

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1997).

Gumira, Seno Ajidarma. Kisah Mata Fotografi Antara Subyek Perbicaraan Tentang

Ada. Yogyakarta: Galang Press. 2003.

Hasby, Eddy. Teks Foto dalam Jurnalistik. Artikel Kompas Image, 17 Juli 2009.

HM, Zaenuddin. The Journalist, Jakarta:Prestasi Pustakarya, 2007.

Komaruddin, Kamus Istilah Skripsi dan Tesis (Bandung: angkasa 1985), h. 74.

Kurniawan. Semiologi Roland Barthes. Yogyakarta: Yayasan Indonesiatera. 2001.

Mirza, Audy Alwi. Foto Jurnalistik Metode Memotret dan Mengirim Foto ke Media

Massa. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Onong Uchyana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1994), edisi ke-8.

Prastowo, Andi. Memahami Metode-metode Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2011.

R. Masri Sarib Putra, Media Cetak Bagaimana Merancang dan Memproduksi

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 88.

Santosa, Puji. Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra, (Bandung: Angkasa.

1931.

Sobur, Alex. Semotika Komunikasi. Bandung: PT. Penerbit Remaja Rosdakarya,

2009.

Soehoet, Hoeta. Dasar-Dasar Jurnalistik. Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta IISIP,

2003.

Soejono, Soeprapto. Pot-Pouri Fotografi. Jakarta: Universitas Trisakti, 2007.

Page 79: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta, 2010.

Sumandria, Aris. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis

Jurnalis Professional. Bandung: Simbioas Rekatama Media, 2006.

Sunardi, ST. Semiotika Negativa. Yogyakarta: Kanal. 2002.

Tebba, Sudirman. Jurnalistik baru. Ciputat: Kalam Indonesia, 2005.

Uchjana, Onong Effendy. Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek). Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2005.

Yuwono, Untung. T, Christomy. Semiotika Budaya. Depok: Universitas Indonesia.

2004.

Sumber dari Internet

“Semiotika”, artikel diakses pada 5 desember 2012 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/semiotika.

Adiguna, “Mengenal Ukuran Tabloid, Majalah dan Surat Kabar” artikel diakses

pada 2 April 2013 dari http://adiguna.com/2008/06/mengenal-

ukurantabloidmajalah-dansuratkabar

Ahmad Husein “PASANG SURUT MAJALAH”, artikel diakses pada 2 April 2013

dari http://duamata.blogspot.com/2006/02/pasang-surut-majalah.html

Kurniawan Djunaedhi, Rahasia Dapur Majalah Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Umum, 1995), h. 307

Kurniawan Yuda, “Pengenalan Jenis-jenis Foto,” artikel diakses pada 12 November

2012 dari http://fotografiyuda.wordpress.com/seputar-fotografi/pengenalan-

jenis-jenis-foto-dan-teknis dasar-pemotretan/

M. Syafi’I Anwar, Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia, (Jakarta: Paramadina, 1995),

h. 120

Superman, “Pengertian Fotografi”, artikel diakses pada 25 Februari 2013 dari

http://www.forumkami.com/forum/forum-fotografi/3323-pengertian-

fotografi.html

Sumber Lainnya

Majalah Moslem Girls Indonesia, Edisi 001/Tahun 2011. Jakarta: PT. Matahati

Inspirasi Abadi, 2011.

Page 80: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

Majalah Moslem Girls Indonesia, Edisi 004/Tahun 2012. Jakarta: PT. Indonesia

Expose Creative Communication, 2012.

Wawancara Pribadi dengan GRM.Artnika Martodihardjo. Jakarta, 13 November

2012.

Wawancara Pribadi dengan Rr. Wulandari Noerjo Hadikoesoemo. Jakarta, 13

November 2012.

Page 81: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
Page 82: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

Moslem Girls Indonesia Edisi 004/Tahun 2012

Page 83: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
Page 84: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
Page 85: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
Page 86: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
Page 87: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
Page 88: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
Page 89: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
Page 90: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
Page 91: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
Page 92: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
Page 93: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
Page 94: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
Page 95: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

HASIL WAWANCARA

Nara Sumber : GRM Artnika Martodihardjo

Jabatan : Journalist

Waktu : 4 Maret 2013

Lokasi : PT. INDONESIA EXPOSE CREATIVE

COMMUNICATION Gedung Manggala Wanabakti Blok

IV Lantai 5 No. 518 B Jl. Gatot Subroto, Senayan Jakarta

Selatan 10270 Indonesia

1. Apa latar belakang berdirinya majalah Moslem Girls Indonesia?

Ingin menjadikan perempuan muslim yang solihah dan memiliki

pemikiran modern dan kreatif, adanya rasa prihatin melihat banyaknya

majalah yang tidak mendidik dan tidak syiar islam padahal agama Islam

menjadi mayoritas di Indonesia, dan ingin memberikan pencitraan bahwa

Islam juga dapat identik dengan kecerdasan, kekinian, dan modis sesuai

dengan tagline yang dipakai dalam majalah Moslem Girls Indonesia yaitu

“ smart educative trendy”.

2. Tujuan dan sasaran Moslem Girls Indonesia sebagai majalah muslim?

Moslem Girls Indonesia ingin men syiarkan nilai-nilai Islam kepada

masyarakat mengenai perkembangan dunia Islam pada zaman modern

seperti sekarang ini yang sepatutnya diketahui oleh umat Islam itu sendiri,

baik dari aspek sosial, seni/budaya juga fashion yang disajikan dari setiap

rubriknya. Sasaran dan target pasar yang ditujukan kepada perempuan

remaja muslim usia 15 sampai dengan 21 tahun dengan latar belakang

pendidikan pelajar dan mahasiswa.

Page 96: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

3. Berapa % ciri Islami yang ditonjolkan pada rubrikasi majalah

Moslem Girls Indonesia?

Ciri Islami yang ditampilkan hampir pada setiap rubrik. majalah Moslem

Girls Indonesia adalah majalah syiar Islam. Oleh karenanya setiap rubrik

pasti ada unsur Islami didalamnya.

4. Apa perbedaan majalah Moslem Girls Indonesia dengan majalah lain?

Perbedaannya terletak pada segmen pasar yang dikhususkan untuk remaja,

setiap rubrikasinya syiar Islam, dan sebagian besar menampilkan fashion

remaja muslim yang trendy.

5. Adakah ciri Islam di dalam redaksi? Misalkan karyawan harus orang

muslim atau yang wanita harus berjilbab?

Ada, yaitu iya karyawan harus beragama islam, tetapi tidak ada keharusan

untuk karyawatinya mengenakan jilbab, namun harus tetap sopan dan

untuk karyawan juga berpakaian sopan.

6. Ada proses pengeditan apa saja pada foto-foto di rubrik fotografi

MGI, khususnya pada edisi ke 4?

Pada rubrik fotografi, proses pemilihan foto yang dikirim oleh pembaca

berdasarkan tema-tema yang diangkat. Seleksi foto yang kami lakukan

berupa ide cerita dari foto-foto itu atau judul foto yang mereka kirim.

Proses pengeditan foto-foto yang dikirimkan ke redaksi justru tidak

dilakukan edit olah digital sehingga sentuhan keaslian sang fotografer

begitu kentara. Bila sebelum mengirimkan hasil foto mereka sudah

melakukan olah digital terlebih dahulu, kami memperbolehkannya karena

itu merupakan bentuk kreatifitas mereka sendiri.

Page 97: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

7. Berapa lama tenggat waktu yang diberikan kepada pembaca untuk

mengirimkan foto-foto karyanya ke redaksi MGI jika ingin

diterbitkan di MGI pada edisi berikutnya?

Biasanya kami memberikan deadline untuk pengiriman foto sekitar satu

bulan sebelum majalah MGI diterbitkan lagi. Hal ini guna menyaring

pemilihan foto-foto yang akan ditampilkan.

8. Sejauh mana MGI menghargai hak cipta sebuah foto?

MGI sangat menghargai hak cipta foto-foto yang dikirimkan yaitu dengan

mencantumkan nama fotografer pada setiap foto yang ditampilkan. Untuk

artikel pun kami memberitahukan detil source-nya dari foto-foto yang ada.

Untuk beberapa edisi kami masih belum memberikan free gift kepada para

pembaca yang telah mengirimkan foto-foto mereka namun kedepannya

kami berencana akan memberikan free gift untuk foto terbaik setiap tayang

di MGI supaya menambah semangat para pembaca untuk mengabadikan

moment melalui kamera mereka dan mengirimkan hasilnya kepada rubrik

fotografi MGI.

9. Dengan adanya rubrik fotografi yang ada di majalah MGI, dimana di

majalah-majalah muslim lain tidak ada rubrik seperti ini. apa visi-

misi MGI berkaitan dengan rubrik fotografinya?

Rubrik fotografi kita buat mengingat sekarang ini banyak para remaja yang

menggandrungi fotografi baik digital maupun analog. Visi misi kami

adalah menjadi wadah bagi para remaja yang hobi fotografi untuk bisa

menampilkan hasil karya foto mereka secara umum / di-publish. Melalui

tema-tema yang kami berikan diharapkan para remaja dapat lebih

Page 98: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

mengasah lagi kemampuan mereka dalam penguasaan fotografi serta

memiliki awareness terhadap kondisi sekitar mereka sehingga foto bisa

sebagai tempat untuk mereka bercerita ataupun melukiskan keadaan

sekitarnya. Dan ini merupakan suatu kelebihan dari MGI untuk bisa

menjadi ruang ekspresi bagi para remaja muslim Indonesia. Jadi sesuai

dengan motto MGI yaitu menjadi remaja yang smart, educative and

trendy. Adanya rubric fotografi merupakan nilai plus bagi remaja muslim

Indonesia untuk bisa berkreasi.

10. Apakah foto-foto yang dikirimkan oleh pembaca MGI pada rubrik

fotografi ini termasuk ke dalam citizen journalism, atau hanya

sebagai ruang ekspresi para fotografer yang mengirimkan karyanya?

Foto-foto yang dikirimkan ini merupakan wadah ekspresi bagi teman-

teman remaja muslim Indonesia. Namun pada perkembangannya foto ini

pun bisa menjadi bagian dari citizen journalism karena mereka dapat

berperan aktif dan berpartisipasi dalam membentuk paradigma bagi

pembaca melalui penyampaian informasi lewat foto-foto yang diterbitkan.

11. Bagaimana tata cara yang dilakukan redaksi untuk menentukan

sebuah tema pada rubrik fotografi disetiap edisinya?

Cara kami menentukan tema pada rubrik fotografi adalah melalui rapat

redaksi setiap bulannya dan melalui pengamatan secara umum dari

perkembangan kondisi sekitar ataupun apa yang sedang menjadi tren

dikalangan remaja. Biasanya tema yang lebih humanis (human interest)

yang mengangkat keseharian kita lebih dikedepankan.

12. Apa saja yang menjadi pertimbangan terhadap sebuah foto sehingga

foto itu masuk dalam edisi yang akan diterbitkan?

Page 99: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

Yang menjadi bahan pertimbangan terhadap sebuah foto adalah kesesuaian

dengan tema. Indikator lain seperti angle foto dan komposisi bukan

menjadi prioritas utama sebab rubrik fotografi ini dibuat untuk para

pemula fotografi serta dapat memudahkan remaja muslim yang memiliki

hobi fotografi untuk saling bertukar pikiran melalui tampilan foto yang

diterbitkan, guna mengasah bakat dalam fotografi supaya lebih percaya

diri dan bagus lagi dalam berkreasi.

13. Apakah seluruh foto yang diterima MGI dan yang terpilih untuk

diterbitkan adalah foto jurnalistik?

Setiap foto yang kami pilih bukan berati foto jurnalistik. Foto jurnalistik

adalah sajian foto mengenai sebuah peristiwa yang terjadi yang memiliki

nilai berita didalamnya dan memiliki impact bagi sebagian besar orang.

Kategori Foto jurnalistik meliputi :Spot News, Feature, General News,

Tokoh, Keseharian, Seni budaya dan Fashion, Alam dan Lingkungan,

IPTEK, dan Olahraga. Sedangkan bidang-bidang yang ada dalam foto

jurnalistik di antaranya adalah : War Correspondent ( Wartawan Perang ),

Wartawan Foto Olah raga, Glamour dan Pin –Up Fotografi, Fashion

Fotografer, wartawan Foto Majalah, General Interest.

14. Unsur Semiotik yang terkandung dari foto-foto itu seperti apa?

Rubrik fotografi MGI selalu memiliki tema. Salah satu contohnya pada

edisi 4 ini mengangkat tema “Friendship”. Tema “Friendship”

mengisyaratkan adanya hubungan baik dalam pertemanan dan ini

merupakan bentuk dari semiotik yaitu adanya signifier (pemberi tanda),

signified (yang diberi tanda), denotasi dan konotasi dari sebuah foto yang

disajikan.

Page 100: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

Menurut Roland Barthes semiotik pada dasarnya hendak mempelajari

bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai

(to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan

mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-

objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu

hendak dikomunikasikan, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari

tanda. Salah satu wilayah penting yang dirambah Barthes dalam studinya

tentang tanda adalah peran pembaca (the reader). Konotasi, walaupun

merupakan sifat asli tanda, membutuhkan keaktifan pembaca agar dapat

berfungsi.

Barthes melalui dua artikelnya yaitu “The Photographic Message” pada

1961 dan “Rethoric of the Image” juga pada 1961 menguraikan makna-

makna konotatif yang terdapat dalam sejumlah foto dalam media massa

dan iklan. Foto sebagai salah satu sarana yang sanggup menghadirkan

pesan secara langsung (sebagai analogon atau denotasi) dapat meyakinkan

seseorang (pembaca berita atau iklan) bahwa peristiwa tersebut sudah

dilihat oleh seseorang, yakni fotografer. Akan tetapi, di balik peristiwa

tersebut, ternyata foto juga mengandung pesan simbolik (coded-iconic

message) yang menuntut pembacanya untuk menghubungkannya dengan

“pengetahuan” yang telah dimiliki sebelumnya.

15. Bagaimana pemaknaan semiotik dari foto-foto yang ditampilkan?

Pemaknaan semiotik dari foto-foto yang ditampilkan memang menuntut

peran pembaca dalam melihatnya. Pada foto-foto tersebut kita bisa

melakukan kajian dan analisa dari foto yang ditampilkan. Salah satu

contoh pemaknaan foto pada edisi 4 ini adalah foto yang berjudul

Page 101: ANALISIS SEMIOTIK FOTO YANG BERTEMAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28270/1/FARID... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

“Bahagia Bersama”. Pada foto itu kita akan menemukan sebuah tanda dan

penanda. Keceriaan anak-anak dalam tampilan foto itu bertolak belakang

dari latar belakang mereka yang sedang berada di dekat kolong jembatan

dimana ada bangunan non-permanent yang menjadi rumah tinggal mereka.

Foto ini jelas memiliki pemaknaan semiotik dari sudut pandang pembaca.

Kebahagiaan yang real bagi mereka adalah ketika bisa bermain bersama-

sama meski pada kenyataannya mereka dihadapkan pada peliknya

kehidupan.

Jadi menurut St. Sunardi (2004:166) dalam memandang sebuah foto,

dibutuhkan sebuah pengalaman, tapi bukan sembarang pengalaman,

melainkan pengalaman seseorang yang mempunyai kemampuan untuk

membahasakan secara indah. Memandang foto merupakan ziarah menuju

jati dirinya yang melewati tahap eksplorasi, animasi, dan afeksi.

Pengalaman-pengalaman inilah yang menjadi ukuran Barthes untuk

menilai kualitas foto, karena tidak setiap foto membuat kita terpaku pada

satu titik.