analisis semiotik anti korupsi dalam film menolak diam

105
ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM ASMITA HANDYANI Nomor Stambuk : 105650000415 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

ii

ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM

MENOLAK DIAM

ASMITA HANDYANI

Nomor Stambuk : 105650000415

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

iii

ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM

MENOLAK DIAM

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi

Disusun dan diusulkan oleh

ASMITA HANDYANI

Nomor Stambuk : 105650000415

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

i

Page 3: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

iv

ii

Page 4: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

v

iii

Page 5: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Asmita Handyani

Nomor Stambuk : 105650000415

Prodi : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa

bantuan dari pihak lain atau ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan

plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian

hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

sesuai aturan yang berlaku, sekalipun ini pencabutan gelar akademik.

Makassar, 26 Februari 2021

Yang menyatakan,

Asmita Handyani

iv

Page 6: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

vii

ABSTRAK

ASMITA HANDYANI. Analisis Semiotik Anti Korupsi dalam Film Menolak

Diam (dibimbing oleh Syukri dan Arni).

Film merupakan sarana komunikasi audio visual yang paling diminati oleh

khalayak umum, karena menyajikan rentetan cerita, gambar dan musik yang

menarik. Film tidak sekedar menyajikan imajinasi penulis tetapi terdapat realitas

kehidupan yang dikemas dengan apik oleh tangan-tangan profesional. Dalam

membentuk dan menghadirkan kembali realitas, film mengkonvensikan pesan

dalam bentuk tanda dan lambang, sehingga ketika seseorang menonton film,

pesan yang disampaikan secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap

pembentukan opini seseorang mengenai maksud dan tujuan dari film tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasi makna denotatif dan

konotatif anti korupsi dan pesan moral dalam film Menolak Diam. Penelitian

dilakukan pada september hingga november 2020 dan objek penelitiannya fokus

terhadap adegan film Menolak Diam. Metode penelitian yang digunakan adalah

studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik analisis data menggunakan

konsep semiotika Roland Barthes. Data diperoleh dari film Menolak Diam

berbentuk berkas lunak dengan terjemahan bahasa Inggris dan didukung data-data

dari buku, jurnal, penelitian terdahulu dan internet.Untuk mengumpulkan data

menggunakan teknik observasi dan dokumentasi. Dalam mengukur tingkat

keabsahan data, peneliti menggunakan empat standar yaitu, kredibilitas,

transferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas.

Hasil dari penelitian terhadap film Menolak Diam, ditemukan bahwa film

Menolak Diam merupakan film yang menggambarkan sikap anti korupsi

sekelompok pelajar terhadap penyelewengan dana di sekolah mereka, serta

mengandung pesan moral tentang hubungan antara orang tua dan anak, dukungan

persahabatan dan idealisme.

Kata Kunci: Film, Semiotika, Korupsi

v

Page 7: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

viii

KATA PENGANTAR

Tiada kata indah yang patut diucapkan seorang hamba kepada Sang

Pencipta atas segala cinta kasih-Nya yang tak terhingga dan nikmat-Nya yang tak

berujung sehingga kita mampu melewati hari-hari yang penuh makna dan

memberi kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Semiotik Anti Korupsi dalam Film Menolak Diam” Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis menyadari

bahwa dalam penyelesaian penulisan skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak yang telah tulus memberikan sumbangsih berupa

fikiran, motivasi dan nasehat. Untuk semua itu dengan kerendahan hati pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada:

Teruntuk orang tua penulis, Ibu Nur Amir dan Bapak Rubama terimakasih

telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan selalu

mendukung setiap keputusan penulisan serta memberikan motivasi dan do’a yang

tiada henti-hentinya. Terimakasih untuk saudari penulis, Ismatul Hidaya yang

selalu menghibur dan menyemangati penulis dalam proses penyusunan penelitian

ini.

Selanjutnya pada kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan

penghargaan dan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah memberikan semangat dan bantuannya, terutama kepada:

vi

Page 8: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

ix

1. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Muh. Tahir, M.Si, selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Bapak Syukri, S.Sos, M.Si, selaku Pembimbing I dan Ibu Arni S.Kom.,

M.I.Kom, selaku Pembimbing II yang selalu membantu dan mengarahkan

penulis ditengah kesibukannya sebagai tenaga pengajar dan kesibukan

lainnya. Beliau selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk penulis

selama proses penyusunan skripsi ini. Penghargaan setinggi-tingginya

kepada beliau atas dedikasinya sebagai pembimbing yang telah menjadi

panutan bagi penulis.

4. Terimakasih banyak kepada staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi

pelayanan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Universitas

Muhammadiyah Makassar.

5. Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada, Nurul Fadhillah, Febi Ayu

Lestari, Marwah Rahman, Nurhidayati, Wa Ode Nur Asyifah dan Yeyen

Nurimba Plorensty yang selalu memberikan do’a dan dukungan serta telah

menjadi sahabat yang baik untuk penulis.

6. Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Pimpinan Komisariat Ikatan

Mahasiswa Muhammadiyah Fisip Unismuh 2015 hastag berkarakter, yang

juga telah menjadi sahabat baik bagi penulis.

vii

Page 9: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

x

7. Terimakasih kepada Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah Fisip Unismuh (PIKOM IMM FISIP), Himpunan

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Unismuh (HUMANIKOM),

dan teman-teman Badan Eksekutif Mahasiswa Fisip Unismuh (BEM

FISIP), yang telah menjadi lembaga tempat penulis belajar banyak hal.

Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat memberikan

manfaat kepada para pembaca guna menambah ilmu pengetahuan terutama

yang berkaitan dengan Ilmu Komunikasi. Semoga Allah membalas

kebaikan-kebaikan semua orang yang telah hadir dalam hidup penulis.

Billahi Fii Sabililhaq Fastabiqul Khairat

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 26 Februari 2021

Penulis

Asmita Handyani

ix

Page 10: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

xi

DAFTAR ISI

Halaman Pengajuan Skripsi ................................................................................ ii

Halaman Persetujuan ........................................................................................... iii

Halaman Penerimaan Tim ................................................................................... iv

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ...................................................... v

Abstrak ................................................................................................................ vi

Kata Pengantar .................................................................................................... vii

Daftar Isi.............................................................................................................. x

Daftar Tabel ........................................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8

D. Kegunaan Penelitian................................................................................ 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 10

B. Film sebagai Media Komunikasi Massa ................................................. 14

C. Korupsi .................................................................................................... 30

D. Pesan Moral ............................................................................................. 32

E. Semiotika................................................................................................. 35

F. Kerangka Pikir ........................................................................................ 39

G. Fokus Penelitian ...................................................................................... 41

H. Deskripsi Fokus Penelitian ...................................................................... 41

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Objek Penelitian.................................................................... 43

B. Jenis dan Tipe Penelitian ......................................................................... 43

x

Page 11: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

xii

C. Sumber Data ............................................................................................ 44

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 44

E. Teknik Analisis Data ............................................................................... 45

F. Pengabsahan Data ................................................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Film Menolak Diam .............................................................. 48

B. Makna Denotatif dan Konotatif Korupsi pada Film Menolak Diam ...... 60

C. Makna Denotatif dan Konotatif Pesan Moral Film Menolak Diam ........ 78

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 85

B. Saran ....................................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA

xi

Page 12: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 10

Tabel 1.2. Peta Tanda Roland Barthes ................................................................ 37

Tabel 1.3. Kerangka Pikir ................................................................................... 39

Tabel 4.1. Daftar Aktor Film Menolak Diam ..................................................... 48

Tabel 4.2. Daftar Crew Film Menolak Diam ...................................................... 51

Tabel 4.3 Analisis Tindakan Anti Korupsi Melalui Penyampaian Aspirasi. ..... 62

Tabel 4.4. Analisis Penyelewengan Dana sebagai Bentuk Korupsi.................... 64

Tabel 4.5. Analisis Terhambatnya Penyaluran Dana .......................................... 66

Tabel 4.6. Analisis Suap dan Kerjasama ............................................................... 67

Tabel 4.7. Analisis Hubungan Antara Media dan Korupsi ................................... 71

Tabel 4.8. Analsis Adanya Faktor Kekuasaan ................................................... ...72

Tabel 4.9. Analisis Bentuk Rasa Bangga ........................................................... ..79

Tabel 4.10. Analisis Anti Korupsi Melalui Idealisme........................................ ...80

Tabel 4.10. Analisis Tindakan Saling Mendukung ............................................ ...82

xii

Page 13: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap bentuk kesenian, seperti seni musik, seni tari, seni sastra,

seni rupa maupun seni peran memerlukan apresiasi dari penikmatnya

masing-masing. Secara harfiah, apresiasi seni berarti penghargaan

terhadap kehadiran sebuah karya seni. Karya seni mengalami

perkembangan dari tahun ke tahun, hingga pada akhirnya tercipta

perpaduan yang seimbang dan harmonis antara seni sastra, seni musik,

seni peran dan komedi yang dikemas dalam bentuk film. Film merupakan

sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah

menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik,

drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum.

Film memiliki nilai seni tersendiri, karena film tercipta sebagai

sebuah karya dari tenaga-tenaga kreatif yang profesional dibidangnya.

Film sebagai benda seni sebaiknya dinilai secara artistik bukan rasional.

Film bukan hal baru lagi dimasyarakat. Alasan umum, film berarti bagian

dari kehidupan modern dan tersedia dalam berbagai wujud, seperti di

bioskop, tayangan dalam televisi, dalam bentuk kaset video, dan piringan

laser (laser disc).

Film bukan hanya menyajikan pengalaman yang mengasyikkan,

melainkan juga pengalaman hidup sehari-hari yang dikemas secara

menarik. Alasan-alasan khusus mengapa seseorang menyukai film, karena

Page 14: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

2

ada unsurnya dalam usaha manusia untuk mencari hiburan dan

meluangkan waktu, karena film tampak hidup dan memikat.

Hal ini merupakan sasaran utama bagi pembuatan film untuk dapat

menghasilkan produksi film yang dikemas dalam cerita-cerita yang

menarik, dan memasukkan nilai-nilai yang dapat memperkaya batin untuk

disuguhkan kepada masyarakat sebagai cerminan kepada hal-hal di dunia

ini dengan pemahaman baru. Karena itu film dianggap sebagai suatu

wadah pengekspresian dan gambaran tentang kehidupan sehari-hari.

Kehadiran film merupakan respon terhadap “penemuan” waktu

luang di luar jam kerja dan jawaban terhadap kebutuhan menikmati unsur

budaya yang sebelumnya telah dinikmati oleh orang-orang yang berbeda

”di atas” mereka. Dengan demikian jika ditinjau dari segi perkembangan

fenomenalnya, akan terbukti bahwa peran yang dimainkan oleh film dalam

memenuhi kebutuhan tersembunyi memang sangat besar.

Dalam seni peran, bahasa memang menjadi unsur utamanya.

Dalam Ilmu Komunikasi dinyatakan bahwa proses komunikasi secara

primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada

orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media.

Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa,

isyarat, gambar, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu

menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan.

Bahwa bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi

adalah jelas karena hanya bahasa yang mampu menerjemahkan pikiran

Page 15: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

3

seseorang kepada orang lain. Apakah itu yang berbentuk ide, informasi

atau opini, baik mengenai hal yang berbentuk konkrit maupun abstrak.

Kata atau bahasa didalam wahana linguistik, diberi pengertian sebagai

sistem simbol bunyi bermakna dan beraktualisasi, yang bersifat abritrer

(berubah-ubah) dan konvensional, yang dipakai sebagai alat

berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan

pikiran.

Bahasa adalah kombinasi kata yang diatur secara sistematis,

sehingga bisa digunakan sebagai alat komunikasi. Pertama-tama adalah

tentu akan sulit membayangkan sesuatu yang tidak terbuka terhadap

berbagai interpretasi dan kegunaan, akan sangat sulit menemukan makna

yang dimaksud.

Simbol-simbol dapat memberikan arti makna yang lain bagi orang

lain pula, dan bahkan dapat mempunyai arti berbeda-beda bagi orang yang

sama. Pada waktu yang berbeda atau keadaan yang berbeda sebuah teks

dapat diinterpretasi oleh orang yang sama secara berbeda. Dalam proses

komunikasi makna bukan hanya dikenakan pada objek-objek luar.

Aktivitas interpretasi juga merupakan suatu proses penemuan diri

dan pengertian setiap interpretasi terhadap sebuah simbol, yang

merupakan suatu interpretasi dan transformasi diri yang di imajinasikan.

Makna tak pernah terjadi begitu saja, sebab membuat bermakna

merupakan suatu aktivitas yang makan waktu.

Page 16: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

4

Dengan demikian pembentukan makna merupakan sesuatu yang

kreatif dan meluas. Jadi makna itu beraneka ragam dan variatif. Dalam

prakteknya komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dalam

bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa

ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan dan sebagainya, yang

dilakukan seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka

maupun tak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap,

pandangan atau perilaku.

Simbol (lambang) bermakna dioperasikan dalam proses

komunikasi antar partisipan. Jika antara partisipan terdapat kesesuaian

pemahaman tentang simbol-simbol tersebut, tercapai suatu keadaan yang

bersifat komunikatif. Dalam proses ini, simbol-simbol yang digunakan

oleh partisipan terdiri dari simbol-simbol yang digunakan oleh para

partisipan komunikasi baik verbal (bahasa lisan maupun tulisan) dan non

verbal (gerak anggota tubuh, gambar, warna dan berbagai isyarat yang

tidak termasuk kata-kata atau bahasa). Sebagai simbol non verbal, gambar

dapat dipergunakan untuk menyatakan pikiran atau perasaan.

Sebagaimana telah diketahui bahwa ilmu yang mengulas tentang

tanda-tanda adalah semiotika. Lalu, bagaimana bidang terapan semiotika

pada komunukasi? Film, musik, komunikasi periklanan, pemberitaan

media massa, komik, kartun, sampai kepada tanda-tanda non verbal. Film

umumnya dibangun dengan banyak tanda.

Page 17: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

5

Film merupakan salah satu media massa yang mengandung pesan

sosial di dalamnya, itu dikarenakan film adalah sebuah gabungan

pemikiran dan kenyataan sosial yang dirasakan oleh seseorang dan

dituangkan pada sebuah gambar audio visual dalam bentuk cerita. Pesan

sosial yang terdapat dalam film dapat merubah perilaku, cara pikir, style

(gaya), hingga cara berbicara seseorang.

Film adalah bentuk seni kerja sama, dimana sejumlah orang

dengan bidang keahlian yang berbeda, melakukan peran-peran yang

penting. Disana terdapat para aktor yang menjadi pelaksana seni. Film

merupakan salah satu media massa yang berbentuk audio visual dan

sifatnya sangat kompleks.

Film juga bisa menjadi sebuah karya yang indah, sekaligus sebagai

alat informasi, alat propaganda, alat politik, juga alat kreasi dan edukasi.

Film dapat menjadi sebuah sarana penyampaian pesan yang sangat mudah

dicerna oleh masyarakat. Oleh karena itu, film termasuk komunikasi

massa karena film merupakan sebuah media penyampaian pesan yang

digunakan lembaga komunikator untuk penyampaian pesan kepada

komunikan.

Pengaruh film dalam dalam kehidupan sangatlah besar, hal itu

dikarenakan film direncanakan khusus untuk mempengaruhi jiwa,

pemikiran, gaya hidup, tingkah laku, hingga perkataan, dengan cara

memainkan emosi seseorang yang menontonnya. Film berperan sangat

besar dalam kehidupan terutama dalam merubah pemikiran seseorang serta

Page 18: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

6

tingkah lakunya. Karena film merupakan sistem pembelajaran bagi

manusia untuk memiliki nilai positif atau negatif, bermoral atau amoral.

Melalui perkembangan media komunikasi massa ini, banyak isu-

isu yang disebarkan oleh media kepada khalayak, salah satunya isu yang

paling sering diangkat adalah korupsi. Upaya pemberantasan korupsi

sudah dilakukan sejak lama dengan menggunakan berbagai cara, sanksi

terhadap pelaku korupsi pun sudah ada, namun hampir setiap hari kita

masih membaca atau mendengar adanya berita mengenai korupsi. Istilah

korupsi berasal dari bahasa latin yakni corruptio.

Dalam bahasa Inggris adalah corruption atau corrupt, dalam

bahasa Perancis disebut corruption dan dalam bahasa Belanda disebut

dengan coruptie. Agaknya dari bahasa Belanda itulah lahir kata korupsi

dalam bahasa Indonesia. Korup berarti busuk, buruk, suka menerima uang

sogok (memakai kekuasaannya untuk kepentingan sendiri dan

sebagainya).

Korupsi adalah perbuatan yang buruk (seperti penggelapan uang,

penerimaan uang sogok dan sebagainya). Jika korupsi dalam suatu

masyarakat telah merajalela dan menjadi makanan masyarakat setiap hari,

maka akibatnya akan menjadikan masyarakat tersebut sebagai masyarakat

yang kacau, tidak ada sistem sosial yang dapat berlaku dengan baik.

Setiap individu dalam masyarakat hanya akan mementingkan diri

sendiri (self interest). Tidak akan ada kerja sama dan persaudaraan yang

tulus. Fakta empirik dari hasil penelitian di banyak negara dan dukungan

Page 19: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

7

teoritik oleh para saintis sosial menunjukkan bahwa korupsi berpengaruh

negatif terhadap rasa keadilan sosial dan kesetaraan sosial. Korupsi

menyebabkan perbedaan yang tajam di antara kelompok sosial dan

individu baik dalam hal pendapatan, prestis, kekuasaan dan lain-lain.

Film Menolak Diam ini merupakan salah satu kumpulan film

pendek dalam tema besar Kita vs Korupsi yang dilahirkan oleh Komisi

Pemberatasan Korupsi (KPK), bekerja sama dengan Transparency

Internasional Indonesia (TII) dan Sutradara Emil Herradi. Film yang tidak

diluncurkan secara massal ke publik ini memiliki muatan yang berbeda,

terlepas dari kepentingan pasar, kepemilikan juga kepentingan beberapa

pihak, melainkan film ini berpihak pada hajat hidup bangsa mengenai

bagaimana praktik korupsi terjadi dan film tersebut berusaha memetakan

bagaimana bersikap dalam melawan korupsi.

Transparency International Indonesia sejak tahun 2011

mengembangkan strategi kampanye yang dapat menyederhanakan istilah

korupsi melalui cara-cara kreatif seperti film, mural, teater, musik, dan lain

sebagainya. Diharapkan dengan cara tersebut, masyarakat secara luas

dapat memahami istilah korupsi, dampak, dan bagaimana kita dapat

berpartisipasi dalam melawan korupsi. Tahun 2017, TI Indonesia

bekerjasama dengan Nightbus Pictures, memproduksi sebuah film fiksi

yang terinspirasi dari sebuah kisah nyata, dimana sebuah gerakan siswa-

siswi yang menuntut adanya transparansi anggaran di sekolahnya, yang

terjadi tahun 2008 di kota Solo. Film tersebut bejudul “Menolak Diam!”.

Page 20: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

8

Penulis ingin meneliti hal yang berhubungan dengan aksi anti

korupsi pada film ini. Peneliti ingin mencari tahu bahwa apakah film

tersebut memiliki makna sebagai film yang menggambarkan aksi anti

korupsi. Peneliti ingin mengangkat Film Menolak Diam untuk dianalisis

dan dikaji secara ilmiah menggunakan semiotika Roland Barthes. Hal ini

penting dilakukan untuk menguraikan pesan-pesan tersembunyi yang ingin

disampaikan oleh penulis dan produser film Menolak Diam, dengan judul

penelitian Analisi Semiotik Anti Korupsi dalam Film Menolak Diam.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana makna denotatif dan konotatif korupsi pada film Menolak

Diam?

2. Bagaimana makna denotatif dan konotatif pesan-pesan moral yang

terkandung dalam film Menolak Diam?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui makna denotatif dan konotatif dalam film Menolak

Diam.

2. Untuk mengetahui makna denotatif dan konotatif pesan-pesan moral

yang terkandung dalam film Menolak Diam.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan secara teoritis:

a. Penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam pengembangan

studi tentang ilmu komunikasi.

Page 21: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

9

b. Penelitian diharapkan dapat memberikan penggambaran yang lebih

jelas tentang korupsi yang dikonvensikan dalam bentuk film.

2. Kegunaan secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat serta

menyadarkan masyarakat bahwa film merupakan refleksi dari realita

kehidupan. Oleh karena itu diharapkan masyarakat lebih teliti lagi

dalam menyaring informasi yang disampaikan dalam film, terkhusus

dalam film Menolak Diam.

Page 22: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Untuk melengkapi referensi dari pengembangan penelitian ini,

maka peneliti mempelajari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

lain yang terkait dengan fokus penelitian ini serta menjadi bahan

pertimbangan dan perbandingan , diantaranya sebagai berikut:

N

o

Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Hasil Penelitian Kesimpulan

1

.

Agus

Riyanto

(UIN

Syarif

Hidayatull

ah

Jakarta/20

13)

Semiotika

Perlawanan

Korupsi Film

Aku Padamu

Semiotika

merupakan metode

yang digunakan

untuk menganalisis

makna dan tanda-

tanda yang relevan

dalam mengkaji

pesan film. Dalam

hasil penelitian ini,

setidaknya terdapat

13 elemen penting

yang dapat

membangun makna

Penelitian ini

sama-sama

mengangkat tema

film dan korupsi

serta

menggunakan

semiotika Roland

Barthes.

Perbedaannya,

penelitian ini

membahas

mengenai pesan

moral dan peneliti

Page 23: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

11

dalam film sebagai

presentasi

perlawanan

terhadap praktik

korupsi.

terdahulu hanya

membahas

korupsi.

2

.

Yayu

Runia

Syarief

(UIN

Syarif

Hidayatull

ah

Jakarta/20

18)

Analisis

Framing

Pesan Moral

dalam Film

Get Merried

Penelitian ini

mengungkap

bagaimana isi

cerita film yang

dibingkai oleh

Hanung Bramantyo

sebagai Sutradara.

Metodologi

penelitian ini

menggunakan

pendekatan

kualitatif kemudian

data-data dianalisis

melalui struktur

framming model

Pan Kosicki.

Dengan

menganalisa film

Perbedaan

penelitian ini

terletak pada

konsepnya yaitu

menggunakan

analisis semiotika

Roland Barthes,

sedangkan

peneliti terdahulu

menggunakan

analisis framing

Pan Kosicki.

Persamaannya

yaitu, objeknya

menggunakan

film,

Page 24: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

12

melalui metode ini,

maka dapat

mengungkap

pesan-pesan yang

mengandung unsur

kebaikan (pesan

moral).

3

.

Nurul

Fatimah

(IAIN

Ponorogo/

2019)

Pesan Moral

dalam Film

Bad Genius

Karya

Nattawut

Poonpiriya/

Analisis Isis

Frdinand De

Saussure

Penelitian ini

bertujuan untuk

mengetahui pesan

moral pada film

Bad Genius

menggunakan

analisis isi

Ferdinand de

Saussure. Metode

yang digunakan

adalah kualitatif

dengan pendekatan

deskriptif. Data

yang digunakan

berupa gambar per

adegan serta dialog

Penelitian ini

sama-sama

meneliti film dan

menggunakan

metode semiotika.

Perbedaannya

terletak pada

konsep, dimana

peneliti terdahulu

menggunakan

analisis isi

Ferdinand De

Saussure.

Page 25: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

13

yang mengandung

pesan moral dalam

film Bad Genius.

Dari penelitian ini,

pesan moral yang

terkandung dalam

film Bad Genius

terdiri dari moral

dalam hubungan

manusia dengan

diri sendiri dan

moral dalam

hubungan manusia

dengan manusia

lain

4

.

Fina

Dakwatul

Arofah

(UIN

Walisongo

Semarang/

2019)

Film Ada

Surga

Dirumahmu

Penelitian ini

menjelaskan

bagaimana pesan

moral yang

terkandung dalam

film Ada Surga

Dirumahmu

menggunakan

Analisis isi

digunakan untuk

menganalisis dan

memahami teks.

Penelitian ini

sama-sama

membahas film

dan pesan moral.

Page 26: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

14

penelitian kualitatif

dengan pendekatan

deskriptif kualitatif

dengan teknik

analisis isi menurut

Krippendorft. Hasil

dari penelitian ini

menunjukkan

bahwa dalam film

Ada Surga

Dirumahmu

terdapat beberapa

pesan moral, salah

satunya yaitu

keinsyafan atas

kesalahan yang

dilakukan.

Perbedaannya,

penelitian

terdahulu

menggunakan

analisis isi

krippendorft dan

penelitian ini

menggunakan

konsep semiotika

Roland Barthes.

B. Film sebagai Media Komunikasi Massa

1. Media Komunikasi Massa

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian

pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-

alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi

(Changara, H, 2015, h: 140). Media massa secara garis besar memiliki dua

Page 27: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

15

jenis, yaitu media cetak yang terdiri dari surat kabar dan majalah,

kemudian media elektronik yang terdiri dari televisi, radio dan film.

Menurut Sumadira dalam (Fahmi, B, 2017, h: 5), media massa

berfungsi untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada masyarakat

dan setiap informasi yang disampaikan harus bersifat akurat, faktual,

menarik, benar, lengkap, berimbang, relevan dan bermanfaat. Menurut

Changara (2015), media massa memeliki 5 karakteristik, yaitu: Pertama,

bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media tersebut terdiri

dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai

pada penyajian informasi. Kedua, bersifat satu arah, artinya komunikasi

yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim

dan penerima informasi. Kalaupun ada umpan balik, akan membutuhkan

waktu dan bersifat tidak langsung. Ketiga, meluas dan serempak, artinya

tidak terhalang oleh waktu dan jarak, karena memiliki kecepatan, bergerak

luas dan simultan dimana informasi yang disampaikan diterima oleh

banyak orang pada saat yang sama. Keempat, menggunakan peralatan

teknis dan mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar dan semacamnya.

Dan terakhir bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa

saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa

(Changara, H, 2015, h: 140).

Denis McQuail dalam (Morissan, 2015, h: 480), media massa

memiliki sifat atau karakteristik yang mampu menjangkau massa dalam

Page 28: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

16

jumlah besar dan luas (universality of reach), bersifat publik dan mampu

memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul dimedia massa.

Dari perspektif budaya, media massa telah menjadi acuan utama

untuk menentukan definisi-definisi terhadap suatu perkara dan media

massa memberikan gambar atas realitas sosial. Media massa juga menjadi

perhatian utama masyarakat untuk mendapatkan hiburan dan menyediakan

lingkungan budaya bersama bagi semua orang.

2. Jenis-Jenis Media Massa

Menurut McLuhan, media terbagi atas dua jenis, yaitu media panas

(hot media) dan media dingin (cool media). Media panas adalah media

yang tidak menuntut perhatian besar dari pendengar, pembaca atau

penonton media bersangkutan. McLuhan berpendapat bahwa media panas

merupakan komunikasi definisi tinggi yang menyediakan data sensoris

lengkap yang dapat diterima oleh indera manusia. Dalam menggunakan

media ini audiens tidak dituntut untuk menggunakan daya imajinasi.

Dengan kata lain, partisipasi penonton dalam penggunaan media panas

sangat rendah karena makna dari informasi yang disampaikan sudah

sangat jelas.

Film adalah salah satu contoh media panas. Ketika seseorang

menonton film, ia hanya duduk tanpa ada upaya keras untuk menerima

atau memahami informasi dari media tersebut. Sehingga dapat disimpukan

bahwa media panas memenuhi kebutuhan penonton akan hiburan.

Page 29: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

17

Media dingin merupakan media definisi rendah yang

membutuhkan partisipasi audiens yang cukup besar. Tidak banyak yang

dapat disajikan oleh media jenis ini kepada audiens karena audiens harus

memenuhi sendiri hal-hal yang tidak disediakan oleh media tersebut

dengan menciptakan makna melalui inderanya dan melibatkan imajinasi.

Menurut McLuhan, percakapan tatap muka atau percakapan

melalui media telepon adalah contoh penggunaan media dingin, yang

menuntut mereka untuk memberikan makna terhadap suara atau kata-kata

yang diucap dan didengar (Morissan, 2015, h: 491-493).

3. Fungsi-Fungsi Media Komunikasi Massa

Ada banyak pendapat yang mengemukakan tentang fungsi media

komunikasi massa. Dalam membicarakan fungsi-fungsi komunikasi

massa, ada hal yang perlu disepakati yaitu ketika membicarakan fungsi

komunikasi massa maka secara tidak langsung kita akan membahas

tentang fungsi media massa. Hal itu karena komunikasi massa merupakan

komunikasi lewat media massa. Itu berarti, komunikasi massa tidak akan

ditemukan maknanya tanpa menyertakan media massa sebagai elemen

terpenting dalam komunikasi massa. Sebab tidak ada komunikasi massa

tanpa ada media massa. Alasan inilah yang mendasari ketika membahas

tentang fungsi komunikasi massa sekaligus akan membahas tentang fungsi

media massa.

Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Federick C.

Whitney, antara lain: to inform (menginformasikan), to entertain (memberi

Page 30: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

18

hiburan), to persuade (membujuk) dan transmission of the culture

(transmisi budaya). Sementara itu, fungsi komunikasi menurut John

Vivian, yaitu: providing information, providing entertainment, helping to

persuade dan contributing to social cohesion (mendorong kohesi sosial).

Adapula fungsi komunikasi massa menurut Harold D. Lasswell, yakni:

surveillance of the environment (fungsi pengawasan), correlation of the

part of society in responding to the environment (fungsi korelasi) dan

transmission of the social heritage from one generation to the next (fungsi

pewarisan sosial) (Nurudin, 2015, h: 63-64).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka fungsi-

fungsi media massa dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Informasi

Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang

terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk

mengetahui fungsi ini adalah berita-berita yang disajikan. Selain berita,

iklan pun dalam beberapa hal memiliki fungsi memberikan informasi.

Fakta-fakta yang dikumpulkan oleh jurnalis kemudian disajikan dalam

berita merupakan salah satu bentuk informasi. Fakta merupakan

kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat.

Selain berita, buku juga termasuk dalam media komunikasi

massa yang juga memberikan fungsi informasi. Bukan sekedar buku

fiksi, namun buku-buku ilmiah yang ditulis berdasarkan fakta. Sebab

informasi yang dimaksud adalah informasi yang berdasarkan fakta.

Page 31: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

19

Alasannya, informasi yang tidak berdasarkan fakta sama dengan isu,

kabar bohong atau desas-desus.

Fungsi informasi juga berlaku bagi film-film, karena film juga

merupakan media komunikasi massa. Sebagai contoh, film-film

tentang kemerdekaan Indonesia. Terlepas dari propaganda yang

dilakukan dalam film, fakta bahwa Indonesia pernah mengalami masa

penjajahan dan kemudian merdeka dan munculnya nama-nama

pahlawan kemerdekaan sudah menjadi bukti, bahwa film tersebut

memiliki fungsi informasi (Nurudin, 2015, h: 66-68).

b. Hiburan

Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang

paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi lain, sebab

masyarakat, khususnya di Indonesia masih menjadikan televisi sebagai

media hiburan. Dalam sebuah keluarga, televisi menjadi perekat

keintiman karena masing-masing anggota keluarga memiliki kesibukan

masing-masing. Oleh karena itu, pada jam prime time (pukul 19.00-

21.00) akan disajikan acara-acara hiburan, seperti sinetron, kuis

ataupun komedi.

Beda halnya dengan media elektronik, media cetak lebih

mendominasi fungsi informasi dari pada hiburan. Namun, media cetak

pun tetap harus menyajikan fungsi hiburan. Gambar-gambar berwarna

pada setiap halaman, teka-teki silang dan cerita pendek merupakan

Page 32: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

20

bukti bahwa media cetak memberikan layanan hiburan (Nurudin, 2015,

h: 69-71).

c. Persuasi

Fungsi persuasif media komunikasi massa tidak kalah penting

dari fungsi informasi dan hiburan. Aktifitas public relations dan

promosi khusus yang dilakukan melalui media massa, tidak lepas dari

tujuan untuk memengaruhi orang lain. Misalnya, pada iklan sampo di

televisi yang mengatakan boleh keramas setiap hari. Tujuan iklan

tersebut jelas, yaitu untuk mempengaruhi penonton agar mengikuti apa

yang dikatakan iklan tersebut. Lebih khusus lagi adalah memengaruhi

penonton untuk memakai produk yang diiklankan.

Banyak hal yang dibaca, didengar dan dilihat penuh dengan

kepentingan persuasif. Kampanye politik yang secara periodik menyita

perhatian kita di media massa, hampir murni persuasif. Berita-berita

yang berasal dari pemerintah pada semua tingkatan memiliki unsur

propaganda yang bertujuan untuk memengaruhi. Segala hal yang

didengar, dibaca dan didengar oleh khalayak di media didesain untuk

mempengaruhi.

Bagi Josep A. Devito dalam (Nurudin, 2015), fungsi persuasif

dianggap paling penting sebab mampu: pertama, mengukuhkan atau

memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang; kedua,

mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang; ketiga,

Page 33: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

21

menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu dan yang terakhir,

memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu.

Media massa sering kali mampu membuat atau mengukuhkan

nilia-nilai yang sudah kita yakini sebelumnya. Orang-orang religius

cenderung mendengarkan acara-acara televisi yang berbau religius,

sehingga dalam hal ini media mampu mengukuhkan nilai yang

diyakini seseorang. Seseorang yang pada awalnya tidak memihak pada

suatu partai politik akan berubah aspirasi politiknya karena pengaruh

pemberitaan di media massa.

Media massa juga mampu menggerakan seseorang untuk

melakukan sesuatu hal, misalnya dalam iklan. Tujuan utama iklan

adalah menggerakan konsumen untuk membeli produk yang

diiklankan. Media massa dalam beberapa kasus dapat menunjukan

pelajaran etika. Media massa dapat menunjukan mana etika yang baik

dan mana yang buruk. Misalnya, pemberitaan media massa tentang

kasus korupsi yang dilakukan oleh seorang pejabat pemerintah, sama

artinya media massa sedang menawarkan etika bahwa mereka yang

korupsi itu tidak baik dan jangan diikuti. Pemberitaan tersebut

mengandung unsur persuasif (Nurudin, 2015, h: 72-73).

d. Pengawasan

Bagi Laswell, fungsi pengawasan mengarah pada pengumpulan

dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadin yang ada di

sekitar kita. Fungsi pengawasan terbagi menjadi dua, yaitu: warning or

Page 34: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

22

beware surveillance (pengawasan peringatan) dan instrumental

surveillance (pengawasan instrumental). Misalnya, suatu media

memberitakan tentang gempa bumi yang terjadi di suatu wilayah,

artinya media tersebut telah menjalaskan fungsi pengawasan

peringatan.

Dengan kata lain, berita tersebut memperingatkan masyarakat

sekitar, untuk lebih waspada terhadap aktivitas gempa bumi, karena

kemungkinan akan ada gempa susulan sewaktu-waktu.

Sementara itu, aktualisasi dari fungsi pengawasan instrumental adalah

penyebaran informasi yang berguna bagi masyarakat, misalnya

pemberitaan tentang harga kebutuhan pokok sehari-hari (Nurudin,

2015, h: 78-81).

4. Teori Makna

Teori Acuan (Referential Theory), menurut Altson dalam (Sobur,

Alex, 2016, h: 260-262) teori acuan merupakan salah satu jenis teori

makna yang mengenalisis atau mengidentifikasi makna suatu

ungkapan dengan apa yang diacunya atau dengan hubungan acuan itu.

Referen atau acuan boleh saja benda, proses, atau kenyataan. Referen

adalah suatu yang ditunjuk oleh lambang.

Teori ini memberikan suatu jawaban atau pemecahan sederhana

yang mudah diterima menurut cara-cara berpikir alamiah tentang

masalah makna. Mampu mengenali makna suatu istilah atau ungkapan

Page 35: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

23

tersebut, dan juga berdasarkan hubungan antara istilah atau ungkapan

itu dengan sesuatu yang diacunya.

5. Efek-Efek Media Komunikasi Massa

Efek komunikasi massa dapat dibagi menjadi beberapa bagian.

Secara sederhana, Keith R. Stamm dan John E. Bowes membagi efek

komunikasi menjadi dua bagian dasar, yaitu: efek primer yang meliputi

terpaan, perhatian dan pemahaman, kemudian efek sekunder terdiri

dari perubahan tingkat kognitif (pengetahuan dan sikap) dan perubahan

perilaku (menerima dan memilih) (Nurudin, 2015, h: 206).

a. Efek Primer

Terpaan informasi dari media massa kepada khalayak menjadi

salah satu efek primer. Akan lebih bagus apabila khalayak tersebut

memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan. Sama halnya ketika

kita memperhatikan orang yang sedang berbicara, apabila kita

memperhatikan artinya ada efek primer yang terjadi pada diri kita.

Contohnya, ketika suatu radio sedang memberitakan tentang

kecelakaan beruntun di jalan tol dan kita tertarik untuk mendengar

sampai akhir, bahkan kita memahami apa yang disiarkan oleh radio

tersebut, artinya efek primer media massa telah melekat pada diri kita

(Nurudin, 2015, h: 206-210).

b. Efek Sekunder

Sebenarnya, ada banyak efek yang ditimbulkan oleh media

massa, salah satunya efek kegunaan dan kepuasan yang merupakan

Page 36: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

24

salah satu bentuk efek sekunder. Mengikuti pendapat Swanson, ide

dasar yang melatar belakangi efek ini adalah bahwa audiens aktif

dalam memanfaatkan media massa.

Dengan kata lain, individu menggunakan isi media tersebut

untuk memenuhi tujuannya dalam usaha menikmati media massa.

Tujuan tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan

individu masing-masing. Jika kebutuhan sudah terpenuhi melalui

saluran komunikasi massa, berarti individu telah mencapai tingkat

kepuasan (Nurudin, 2015. h: 210-211).

6. Film

a. Pengertian Film

Film merupakan salah satu dari “The Big Five of mass Media“

setelah surat kabar, majalah, radio dan televisi (Rosabella, T, 2018, h:

3). Film adalah salah satu karya seni yang dilengkapi dengan audio dan

visual sebagai media penyampaian pesan yang paling baik. Oleh

karena itu film berperan penting dalam mempengaruhi pola pikir

penonton.

Film dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar lewat

layar lebar, tetapi dalam pengertian luasnya bisa juga yang disiarkan di

televisi. Film dengan daya visualnya dan didukung audio yang khas,

sangat efektif sebagai media hiburan, pendidikan dan penyuluhan.

Film dapat diputar berulang kali pada tempat dan khalayak yang

berbeda (Changara, H, 2015, h: 150).

Page 37: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

25

Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1992 yang dimaksud

dengan film ialah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media

komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas

sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan

video dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala

bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, yang dapat

ditunjukan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik,

elektronik dan lainnya (Tamburaka, A, 2013, h: 112-113).

Kekuatan dan kemampuan film dalam menjangkau banyak

segmen sosial, lantas membuat film memiliki potensi untuk

mempengaruhi khalayak. Dua tema yang umumnya menimbulkan

kecemasan dan perhatian masyarakat ketika disajikan dalam film

adalah adegan-adegan seks dan kekarasan karena penggambarannya

yang bertentangan dengan standar baik masyarakat yang berefek pada

moral, psikologi, dan sosial yang merugikan khususnya pada generasi

muda (Sobur, 2016, h: 128)

Menurut Irwanto dalam (Sobur, 2016, h: 128), pada hakikatnya

film adalah potret dari masyarakat dimana film itu dibuat. Film selalu

merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan

kemudian memproyeksikannya ke atas layar.

b. Unsur-unsur Film

Menurut Himawan Pratista dalam (Rifqi, K, 2016), secara

umum film memiliki dua unsur pembentuk, yaitu unsur naratif dan

Page 38: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

26

unsur sinematik. Kedua unsur tersebut saling berkaitan dalam

membentuk film.

1) Unsur Naratif

Unsur naratif berhubungan dengan cerita atau tema film

yang akan digarap, yang terdiri dari tokoh, masalah, konflik, lokasi

dan waktu.

2) Unsur Sinematik

Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam

pembentukan sebuah film, yang terbagi menjadi empat elemen,

yaitu: Elemen pertama, mise-en-scene yaitu segala hal yang berada

di depan kamera. Kedua, Cinematography yaitu, teknik

penggunaan kamera dalam film serta hubungan antara kamera

dengan objek yang diambil. Ketiga, Editing yaitu proses

penggabungan atau perpindahan sebuah gambar ke gambar

lainnya. Keempat, Sound yaitu segala hal yang ada dalam film

yang mampu ditangkap oleh indera pendengaran.

Dalam produksi film, apabila seluruh aspek Mise- en- scene

telah tersedia dan sebuah adegan telah siap untuk diambil

gambarnya, maka pada tahap inilah unsur sinematografi

diperlukan. Sinematografi secara umum terbagi atas tiga aspek,

yakni kamera dan film, framing, dan durasi gambar.

Page 39: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

27

Kamera dan film mencakup teknik-teknik yang dapat

dilakukan melalui kamera, seperti warna, penggunaan lensa,

kecepatan gerak gambar, dan lainnya..

7. Jenis-jenis Film

a. Berdasarkan cerita, film dapat dibedakan antara film fiksi dan nonfiksi.

Fiksi merupakan film yang dibuat berdasarkan imajinasi

manusia, dengan kata lain film ini didasarkan pada kejadian nyata.

Kemudian film nonfiksi yang pembuatannya didasari oleh suatu

kejadian yang benar-benar terjadi yang kemudian dimasukan unsur-

unsur sinematografis dengan penambahan efek-efek tertentu seperti

efek suara, musik, cahaya, komputerisasi, skenario atau naskah yang

memikat dan lainnya untuk mendukung daya tarik film nonfiksi

tersebut. Thatcher (Yoyon M, 2015, h: 113).

b. Berdasarkan orientasi pembuatannya, film dapat digolongkan dalam

film komersial dan nonkomersial.

Film komersial orientasi pembuatannya adalah bisnis dan

mengejar keuntungan. Dalam klasifikasi ini, film memang dijadikan

sebagai komoditas industrialisasi hingga film dibuat sedemikian rupa

agar memiliki nilai jual dan menarik untuk disimak oleh berbagai

lapisan masyarakat.

Film komersial biasanya lebih ringan, atraktif dan mudah

dimengerti agar lebih banyak orang yang berminat untuk

menyaksikannya. Berbeda dengan film nonkomersial yang bukan

Page 40: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

28

berorientasi bisnis, film komersial dibuat bukan dalam rangka

mengejar target keuntungan dan asasnya bukan untuk menjadikan film

sebagai komoditas, melainkan sebagai seni dalam menyampaikan

suatu pesan dan sarat akan tujuan, maka biasanya segmentasi penonton

film nonkomersial juga terbatas (Tamburaka, A, 2013, h: 113-115).

c. Berdasarkan genre film.

Terdapat beragam genre yang biasa dikenal masyarakat selama

ini, diantaranya: action, komedi, drama, petualangan, epic, musikal,

perang, science fiction, horror, gangster, thriller, fantasi dan disaster.

Salah satu contohnya, film Avatar yang mampu membawa penonton

ke dunia lain yang tidak pernah dijumpai sebelumnya dan seolah-olah

merasakan apa yang dialami para pemain film tersebut.

Berbagai adegan dramatis yang mengundang rasa sedih, iba

mengajak kita untuk menjadi bagian dari peristiwa yang dialami. Film

ini mampu memengaruhi imajinasi setiap orang. Pikiran-pikiran yang

timbul menjadi semacam harapan yang dibangun oleh media, mereka

menciptakan realitas semu yang mungkin sulit untuk digapai, sehingga

dapat dikatakan film mampu memuaskan kebutuhan akan hiburan.

(Tamburaka, A, 2013, h: 115-118).

8. Ruang Lingkup Film

Ada sistem tiga komponen dalam industri film, yaitu: produksi,

distribusi dan pertunjukan. Setiap komponen sedang mengalami

Page 41: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

29

perubahan signifikan dalam lingkungan media digital dan

terkonvergensi dewasa ini (Hapsari, I, 2015, h: 231).

a. Produksi

Produksi mengacu pada pembuatan film. Sekitar 900 film

dengan durasi khusus diproduksi setiap tahun di Amerika Serikat,

sebuah kenaikan tajam yang melebihi awal tahun 1980-an ketika pada

saat itu hanya 288 film yang diproduksi. Pendapatan signifikan video

merupakan salah satu alasan kenaikan produksi film, juga

berkembangnya kepemilikan konglomerat yang menuntut lebih banyak

produk untuk pasar yang lebih besar.

Teknologi juga mempengaruhi produksi. Banyak film

Hollywood dibuat dan direkam dalam videotape. Dalam banyak kasus,

perekaman ini dilakukan dengan menghubungkan pembuatan film dan

digunakan sebagai bentuk umpan balik segera untuk sutradara

sinematografi. Kelemahan efek khusus yang dihasilkan oleh komputer

adalah membuat biaya produksi menjadi sangat mahal, (Baran, S,

2012, h: 231-234).

b. Distribusi

Dulu proses distribusi pernah sesederhana mencetak

pengumuman film dan mengirimnya ke bioskop-bioskop. Saat ini

distribusi bermakna menawarkan film-film ke stasiun televisi, jaringan

televisi kabel dan satelit, pembuat kaset video dan videodisk. Cakupan

bisnis distribusi hanyalah memastikan bahwa perusahaan besar akan

Page 42: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

30

mendominasi. Sebagai tambahan dalam membuat salinan film dan

menjamin pengirimannya, distributor saat ini turut membiayai proses

produksi dan juga bertanggung jawab mengenai iklan dan promosi,

serta peraturan dan penyesuaian waktu peluncuran dan pemutaran film

(Baran, S, 2012, h: 236).

C. Korupsi

1. Pengertian Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa Yunani yaitu “corruptio” yang berarti

perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral,

menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama materiil,

mental dan hokum (Nurdjana, 1990). Korupsi adalah tindakan

melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain,

atau korupsi yang berakibat merugikan negara atau perekonomian

Negara (UU No. 20 Tahun 2001).

Dalam arti yang luas, korupsi adalah penyalahgunaan jabatan resmi

untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintahan di seluruh

dunia ini rentan korupsi dalam praktiknya. Beratnya korupsi tentu

berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan

pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan,

sampai dengan korupsi berat yang diresmikan.

2. Jenis-Jenis Korupsi

Lord Acton mengatakan bahwa “Powder tends to corrupt,

and abolotue power corrupt absolutely”. Kekuasaan cenderung

Page 43: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

31

untuk korupsi dan kekuasaan yang absolute cenderung korupsi

absolute. Piers Beirne dan James Messerschimdt menjelelaskan

mengenai empat tipe perbuatan korupsi.

Political beibery adalah kekuasaan dibidang legislatif

sebagai badan pembentuk undang-undang, yang secara politis

badan tersebut dikendalikan oleh suatu kepentingan karena ada

dana yang dikeluarkan saat pemilihaan umum berkaitan dengan

perusahaan tertentu, yang pada akhirnya mereka kini duduk

diparlemen membuat perundang-undangan yang menguntungkan

usaha atau bisnis mereka

Political kickbacks adalah kegiatan korupsi yang berkaitan

dengan sistem kontrak pekerjaborongan, antara pejabat pelaksana

dengan perusahaan, yang memberikan kesempatan atau peluang

untuk mendapatkan banyak uang bagi kedua belah pihak.

Elektion fraud adalah korupsi yang berkaitan dengan

kecurangan-kecurangan dalam pelaksanaan pemilihan umun, baik

yang dilakukan oleh anggota parlemen atau pun oleh lembaga

pelaksana pemilihan umun.

Corrupt campaign practice adalah korupsi yang berkaitan

dengan kegiatan kampanye dengan menggunakan fasilitas negara

bukan penggunaan uang negara oleh calon penguasa yang saat itu

memegang kekuasaan

3. Publisitas Korupsi di Media

Page 44: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

32

Ditengah harapan khalayak terhadap media massa yang

harus tetap mempertahankan idealismenya, sebagian besar media

justru terjebak ke komersialisasi media. Hal ini disebabkan media

telah secara global menjadi sebuah industri yang juga

memperhitungkan untung rugi, apakah sebuah liputan yang akan

digarap itu menguntungkan secara ekonomi atau tidak. Jika tidak

atau bahkan merugikan maka hal tersebut dihindari. Begitupun

dalam pemberitaan korupsi, media harus berhitung, buatlah sebuah

peliputan korupsi yang murah, mudah tetapi menarik bagi

khalayak. Sebagian besar pemberitaan korupsi didapatkan dari

hasil wawancara dengan para narasumber. Wawancara yang

dilakukan kebanyakan berupa konfirmasi atau pertanyaan sesudah

acara jumpa pers atau gelar perkara. Observasi dilapangan masih

sebatas peliputan di pengadilan atau mencegat tersangka maupun

saksi yang selesai diperiksa.

D. Pesan Moral

Dalam hal mendeskripsikan pesan moral yang akan dianalisis

dalam penelitian ini, peneliti perlu mengkaji satu persatu antara pesan dan

moral, karena pembagian antara keduanya perlu untuk dilakukan agar

menghasilkan gambaran khusus dan terperinci dari pesan moral. Pesan

yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan

pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap

Page 45: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

33

muka atau melalui media komunikasi. Isinya berupa ilmu pengetahuan,

hiburan, informasi, nasihat atau propaganda (Cangara, H, 2015, h: 27).

Menurut Devito, pesan adalah informasi tentang pikiran dan emosi

seseorang yang dikirim kepada orang lain dan diharapkan orang tersebut

bisa mengerti dan memahami apa yang diinginkan oleh si pengirim pesan.

Agar pesan yang disampaikan sesuai harapan, maka pesan yang akan

disampaikan harus memenuhi syarat-syarat, yaitu: pesan harus

direncanakan dengan baik, serta disesuaikan dengan kebutuhan seseorang,

pesan menggunakan bahasa yang dipahami oleh kedua belah pihak dan

pesan harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta

menimbulkan kepuasan (Pradana, R, 2018, h: 55-56). Membahas pesan

dalam komunikasi, tidak bisa terlepas dari simbol dan kode, karena pesan

yang disampaikan terdiri atas simbol dan kode.

Dalam kamus khusus bahasa Indonesia tulisan WJS

Poerwadarminta, simbol merupakan semacam tanda, lukisan, perkataan,

lencana dan sebagainya, yang menyatakan suatu hal atau mengandung

maksud tertentu (Sobur, 2016, h: 156). Kode pada umumnya dapat

dibedakan atas dua jenis, yaitu verbal dan nonverbal.

Kode verbal dalam penggunaannya berbentuk bahasa. Bahasa

dapat didefinisikan sebagai seperangkat kata yang disusun secara

sistematis sehingga terhimpun kalimat yang mengandung arti. Bahasa

memiliki beberapa fungsi dalam menciptakan komunikasi yang efektif,

yaitu: bahasa berfungsi untuk mempelajari dunia sekitar, membina

Page 46: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

34

hubungan yang baik antar sesama manusia dan menciptakan ikatan-ikatan

dalam kehidupan manusia (Changara, H, 2015, h: 113).

Selain menggunakan kode verbal, pesan juga mengandung kode

nonverbal yang biasa disebut bahasa isyarat atau bahasa diam. Menurut

Mark Knapp, penggunaan kode nonverbal dalam berkomunikasi memiliki

fungsi, yaitu: meyakinkan apa yang diucapkan, menunjukan perasaan dan

emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata, menunjukan jati diri

sehingga orang lain bisa lebih mengenal dan berfungsi untuk melengkapi

ucapan yang dirasa belum sempurna (Changara, H, 2015, h: 117-118).

Dalam bahasa Indonesia, kata moral berarti sesuai dengan ide-ide

yang umum dan diterima tentang tindakan manusia yang baik dan wajar

serta sesuai dengan ukuran-ukuran tindakan umum dengan melihat

kesatuan sosial atau lingkungan tertentu. Istilah moral dalam kehidupan

sehari-hari sering disamakan dengan istilah budi pekerti, sopan santun,

etika, susila, tata krama dan sebagainya.

Menurut aliran Otonomus Al-Qamamu Adz-Dzaty ukuran moral

itu ada pada diri kita sendiri, yang memberi tahu bagaimana antara yang

hak dan bathil. Antara moral dan etika memiliki makna yang sama yaitu

bentuk penilaian dan norma yang menjadi pegangan seseorang atau

kelompok tertentu dalam mengatur tingkah laku. Singkatnya moral

mengajarkan bagaimana orang harus hidup, dengan menjadikan moral

sebagai tolak ukur baik dan buruknya suatu nilai atau pantas dan tidak

pantasnya suatu tindakan dalam tatanan masyarakat. Pesan moral

Page 47: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

35

mengandung pelajaran hidup yang dipetik dari sebuah peristiwa,

pengalaman ataupun film yang ditonton.

Dengan dijadikannya tolak ukur, moral melekat dengan aktifitas

manusia sehingga tidak ada perbuatan yang sengaja dan dikehendaki lepas

dari nilai moral. Jadi dapat disimpulkan bahwa, pesan moral adalah suatu

nilai yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan melalui

proses komunikasi baik menggunakan kode verbal maupun nonverbal.

Pesan moral merupakan nilai yang dianut oleh suatu kelompok yang

dianggap baik dan buruk, pantas dan tidak pantas (Pradana, R, 2018, h: 58-

63).

E. Semiotika

1. Pengertian Semiotika

Menurut Little John dalam (Sobur, 2016, h: 15), tanda-tanda adalah

basis seluruh komunikasi. Manusia dengan perantara tanda-tanda, dapat

melakukan komunikasi dengan sesamanya. Kajian semiotika terbagi atas

dua jenis yaitu semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi. Semiotika

komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu

diantaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi, yaitu

pengirim, penerima kode, pesan, saluran komunikasi, dan acuan (hal yang

dibicarakan). Semiotika signifikasi lebih menekankan pada teori tanda dan

pemahamannya dalam suatu konteks tertentu, dan tidak mempersoalkan

adanya tujuan komunikasi, sehingga proses kondisinya pada penerimaan

tanda lebih diperhatikan dari pada proses komunikasi.

Page 48: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

36

Kata semiotika berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti

tanda atau seme yang berarti penafsiran tanda. Semiotika berakar dari studi

klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika. Semiotika

adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Barthes

mennyatakan semiotika pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana

kemanusiaan memaknai hal-hal, yang berarti objek-objek tidak hanya

membawa informasi tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari

tanda. Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna

ialah hubungan antara suatu objek atau ide dengan suatu tanda (Little John

dalam Sobur, 2016, h: 16).

Konsep dasar ini mengikat seperangkat teori yang berhubungan

dengan simbol, bahasa, wacana, dan bentuk-bentuk nonverbal dengan

teori-teori yang menjelaskan tentang bagaimana tanda berhubungan

dengan maknanya dan bagaimana tanda disusun. Tanda-tanda hanya

mengemban arti dalam kaitannya dengan pembacanya. Pembacalah yang

menghubungkan tanda dengan apa yang ditandakan sesuai dengan

konvensi dalam sistem bahasa yang bersangkutan.

Semiotika seperti kata Lechte (Sobur, 2016, h: 16), adalah teori

tentang tanda dan penandaan. Lebih jelasnya semiotik adalah disiplin yang

menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana tanda-

tanda dan berdasarkan pada sistem tanda. Hjelmsley juga mendefinisikan

tanda sebagai suatu keterhubungan antara wahana ekspresi dan wahana isi.

Page 49: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

37

Untuk mengetahu cara kerja tanda, Barthes menciptakan peta tentang

bagaimana tanda bekerja, yaitu sebagai berikut:

Table 1. 1. Peta Tanda Roland Barthes

Sumber: Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, 2016, hal 69.

1. Signifier

(penanda)

2. Signified

(petanda)

3. Denotative sign (tanda

denotatif)

4. Connotative signifier

(penanda konotatif)

5. Connotative signified

(petanda konotatif)

6. Connotative sign (tanda konotatif)

Dari peta Barthes di atas, terlihat bahwa tanda denotatif terdiri atas

penanda dan petanda. Penanda adalah bunyi yang bermakna atau coretan

yang bermakna, jadi penanda adalah aspek material dari bahasa yaitu apa

yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis dan dibaca. Sedangkan

petanda adalah gambaran mental, pikiran atau konsep, jadi petanda adalah

aspek mental dari bahasa (Sobur, 2016, h: 46). Akan tetapi, pada saat yang

bersamaan tanda denotatif adalah penanda konotatif. Konotasi diartikan

sebagai aspek makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas

perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara

Page 50: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

38

(penulis) dan pendengar (pembaca). Dengan kata lain, hal terseebut

merupakan unsur material, contoh: hanya jika anda mengenal singa,

barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi

mungkin (Sobur, 2016, h: 69 & 263).

Pada dasarnya, ada perbedaan antara denotatif dan konotatif dalam

pengertian secara umum serta denotatif dan konotatif yang dimengerti oleh

Barthes. Dalam pengertian umum, denotasi biasanya dimengerti sebagai

makna harafiah, makna yang sesungguhnya. Denotasi biasanya mengacu

kepada penggunaan bahasa dengan arti yang sesuai dengan apa yang

terucap. Akan tetapi dalam semiologi Barthes dan para pengikutnya,

denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama, sedangkan

konotasi merupakan tingkat kedua.

Dalam hal ini denotasi justru lebih diasosiasikan dengan

ketertutupan makna, sensor atau represi politis. Barthes mencoba

menyingkirkan dan menolaknya, baginya yang ada hanyalah konotasi

semata-mata. Penolakan ini terasa berlebihan, namun namun tetap berguna

sebagai sebuah koreksi atas kepercayaan bahwa makna harafiah merupaka

sesuatu yang bersifat alamiah (Sobur, 2016, h: 70-71).

2. Kategori-kategori Tanda

Dalam (Sobur, 2016, h: 42), untuk menjelaskan bagaimana tanda

menyampaikan makna, Pierce membuat tiga kategori tanda, yaitu:

a. Ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat

kemiripan. Pada dasarnya ikon merupakan tanda yang menggambarkan

Page 51: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

39

ciri utama sesuatu (objek) meskipun objek tersebut tidak hadir. Jadi

ikon adalah suatu bendak fisik dua atau tiga dimensi yang menyerupai

apa yang direpresentasikannya. Representasi ini ditandai dengan

kemiripan, misalnya, foto Mega Wati adalah ikon Mega Wati, gambar

Amien Rais adalah ikon Amien Rais.

b. Indeks adalah tanda yang menunjukan adanya hubungan alamiah

antara tanda dan penanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab

akibat yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling

jelas ialah asap sebagai tanda adanya api.

c. Simbol adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara

penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbitrer

atau semena, yaitu hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian)

masyarakat. Contohnya, seorang dewi dengan mata tertutup

memegang timbangan yang menguatkan tentang simbol keadilan.

F. Kerangka Pikir

Korupsi merupakan tindak pidana yang dampaknya sangat besar

terhadap masyarakat pada umumnya. Menolak Diam, Sebuah film yang

berkisah tentang upaya sekelompok siswa untuk membongkar aksi korupsi

yang dilakukan oleh pihak sekolah mereka. Begitu banyak pesan yang

tersembunyi dalam film yang ingin disampaikan melalui bahasa kepada

penonton.

Bahasa menurut Barthes adalah sebuah sistem tanda yang

mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu

Page 52: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

40

tertentu. Berdasarkan pendapat diatas peneliti menggunakan semiotika

Roland Barthes tentang bagaimana tanda bekerja, untuk menganalisis anti

korupsi dalam film Menolak Diam. Dimana konsep tanda tersebut terdiri

dari, Signifier (penanda), Signified (petanda), Denotative Sign (tanda

denotatif), Connotative Signifier (penanda konotatif), Connotative

Signified (petanda konotatif) dan Connotative Sign (tanda konotatif).

Dengan menggunakan konsep tanda Roland Barthes diatas,

diharapkan mampu menganalisis aksi korupsi dalam dialog ataupun

adegan film Menolak Diam.

Tabel 1.2. Peta Kerangka Pikir

Korupsi dalam Film Menolak Diam

Scene/Adegan yang Menggambarkan Korupsi dalam

Film Menolak Diam

Semiotika Roland Barthes (Tanda Denotatif

dan Konotatif tentang Korupsi dalam Film

Menolak Diam

Mengetahui dan

Menginterpretasikan Makna

Denotatif dan Konotatif Anti

Korupsi dalam Film Menolak Diam

Mengetahui dan

Menginterpretasikan Makna

Denotatif dan Konotatif Pesan-

Pesan Moral dalam Film

Menolak Diam

Page 53: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

41

G. Fokus Penelitian

Untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis hasil penelitian,

maka penelitian difokuskan pada adegan atau dialog yang mengandung

anti korupsi dalam film Menolak Diam.

H. Deskripsi Fokus Penelitian

Dalam rancangan penelitian kualitatif, fokus penelitian

mengandung penjelasan mengenai dimensi-dimensi apa yang menjadi

pusat perhatian serta yang akan dibahas secara mendalam (Bungin, 2015,

h: 41).

Untuk memperoleh kesamaan mengenai objek penelitian, berikut

diuraikan beberapa deskripsi fokus penelitian:

1. Scene yang dimaksud yaitu adegan-adegan dalam film Menolak Diam

yang memuat anti korupsi yang ditunjukan melalui dialog ataupun

tindakan.

2. Semiotika Roland Barthes yaitu teknik yang digunakan dalam

menganalisis isi film Menolak Diam. Adapun menurut Barthes,

tingkatan signifikasi makna ada dua level, pertama, Primary

Signification yang terdiri dari Signifier, Signified dan Sign (Denotatif),

kedua, disebut Secondary Signification yang terdiri dari Signifier,

Signified dan Sign (Konotatif).

3. Makna denotatif dan konotatif korupsi yang dimaksud adalah adanya

makna sebagai film yang menggambarkan anti korupsi, dan makna

yang menunjukan anti korupsi dapat terjadi akibat faktor tertentu yang

Page 54: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

42

menjelaskan dalam bentuk dialog maupun adegan dalam film Menolak

Diam.

4. Makna denotatif dan konotatif pesan moral yang dimaksud dalam film

ini adalah adanya makna sebagai film yang memberikan pesan moral

melalui hubungan antara orang tua dan anak, hubungan persahabatan

dan idealisme.

Perlu disadari bahwa fokus penelitian yang telah dirumuskan

sebaik dan serapi mungkin ada kemungkinan sedikit banyak akan

mengalami perubahan dan penyesuaian tertentu setelah lebih mendalami

kenyataan yang sesungguhnya.

Dalam pendekatan kualitatif hal ini sesuatu yang wajar terjadi,

karena penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif lebih tunduk

pada realitas di lapangan ketimbangan apa yang dipikirkan atau

dibayangkan secara subjektif sejak awal (Burhan, 2015, h: 43).

Page 55: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Objek Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan September 2020 sampai bulan

November 2020. Sedangkan untuk objek penelitiannya berfokus pada

pemutaran film Menolak Diam, sehingga peneliti terlibat langsung dalam

menganalisis isi dari film tersebut. Hal ini dilakukan karena peneliti

menggunakan metode analisis semiotik, yang diharuskan mengamati dan

menganalisis tanda-tanda dalam film secara langsung. Dimana objek yang

diamati merupakan film Menolak Diam, sedangkan unit analisisnya

merupakan potongan-potongan adegan dalam film tersebut yang

mengandung unsur korupsi.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Studi deskriptif bertujuan untuk menggambarkan,

meringkas berbagai kondisi, situasi yang timbul dalam film Menolak

Diam sebagai objek penelitian. Pendekatan kualitatif bertujuan untuk

memberikan gambaran dan pemahaman mengenai perilaku yang tidak

wajar dalam hal ini yang dimaksud ialah tindakan penyalahgunaan dana.

Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan untuk mengkaji tindak korupsi

dan anti korupsi pada film Menolak Diam.

Page 56: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

44

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Sumber data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung

dari objek penelitian perorangan, kelompok dan organisasi (Ruslan, R,

2017, h: 29). Dalam penelitian ini data primer yang digunakan peneliti

yaitu data yang diperoleh dari film Menolak Diam.

2. Sumber data sekunder, yaitu data dari sumber yang berkaitan serta

mendukung objek penelitian, yang berbentuk dokumen tertulis yang

diperoleh dari literatur-literatur seperti, buku-buku, koran, jurnal,

penelitian terdahulu serta data yang bersumber dari internet.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif diperlukan kecermatan dalam

mengumpulkan data untuk menghasilkan penelitian yang valid, adapun

teknik yang relevan dengan objek penelitian ini adalah:

1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap film

Menolak Diam, dan menganalisis dialog dan adegan yang mengarah

pada tindakan korupsi. Dalam hal ini peneliti menganalisanya dari segi

semiotik yaitu tanda-tanda komunikasi.

2. Wawancara, dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara yang

tidak berstruktur, yang bertujuan untuk mencari informasi secara

leluasa dari berbagai segi dan arah guna mendapatkan informasi yang

selengkap dan mendalam (Ruslan, R, 2017, h: 67).

Page 57: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

45

3. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan, mempelajari serta mengakaji

dokumen tertulis yang berisi pendapat atau teori yang berhubungan

dengan penelitian ini (Lianda, N, 2010, h: 33).

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis semiotik. Semiotik adalah metode yang dipakai untuk

menganalisis tanda-tanda (signs). Semiotik mempelajari studi tentang

bahasa dan bagaimana bahasa menjadi pengaruh dominan yang

membentuk persepsi manusia tentang dunia. Semiotik juga merupakan alat

untuk menganalisis gambar yang luar biasa (Ida, 2014, h: 75). Dalam

penelitian ini penulis menggunakan analisis semiotika Roland Barthes.

Konsep Roland Barthes terdiri dari Penanda, Petanda, Tanda Denotatif,

Penanda Konotatif, Petanda Konotatif dan Tanda Konotatif.

F. Pengabsahan Data

Pengabsahan data merupakan persoalan yang fundamental dalam

kegiatan ilmiah. Menurut Lincoln dan Guba dalam (Bungin, 2015, h: 59-

62), paling sedikit ada empat standar atau kriteria utama guna menjamin

keabsahan hasil penelitian kualitatif, yaitu:

1. Standar Kredibilitas

Standar kredibilitas ini bertujuan agar hasil penelitian kualitatif

memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi sesuai dengan informasi yang

didapatkan, dan perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

a. Perpanjangan keikutsertaan

Page 58: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

46

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan

data. Keikutsertaan tersebut dilakukan dalam jangka waktu yang tidak

singkat. Dengan semakin lamanya peneliti terlibat dalam pengumpulan

data, maka akan semakin memungkinkan meningkatnya kepercayaan

keabsahan data yang dikumpulkan, sebab yang tahu persis tentang

permasalahan yang diteliti adalah peneliti sendiri.

b. Ketekunan Observasi

Ketekunan observasi bertujuan untuk menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang relevan atau isu yang dicari dan

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci dan intens. Dalam

hal ini sebelum menentukan pembahasan penelitian, peneliti telah

melakukan pengamatan terlebih dahulu dalam upaya menggali atau

mencari informasi yang unik untuk dijadikan objek penelitian.

c. Trigulasi

Trigulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trigulasi

sumber data yaitu memilih berbagai sumber data yang sesuai dan

mengumpulkan beberapa penelitian yang memiliki kajian objek yang

sama. Dengan demikian teknik trigulasi ini memungkinkan diperoleh

variasi informasi yang seluas-luasnya.

d. Melibatkan Teman Sejawat

Melibatkan teman dalam melakukan penelitian berguna untuk

diajak berdiskusi, memberikan masukan bahkan kritikan mulai dari

awal proses penelitian sampai tersusunnya hasil penelitian. Hal ini

Page 59: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

47

perlu dilakukan, mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, yang

dihadapkan pada kompleksitas fenomena sosial yang diteliti.

2. Standar Transferabilitas

Standar ini merupakan pertanyaan empirik yang tidak dapat

dijawab oleh peneliti, tetapi dijawab dan dinilai oleh para pembaca

laporan penelitian. Hasil penelitian kualitatif memiliki standar

transferabilitas yang tinggi bilamana para pembaca laporan penelitian

memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks dan

fokus penelitian.

3. Standar Dependabilitas

Standar dependabilitas adalah pengecekan atau penilaian akan

ketepatan peneliti dalam mengonseptualisasikan apa yang diteliti

merupakan cerminan dari kemantapan dan ketepatan menurut standar

reliabilitas. Makin konsisten peneliti dalam keseluruhan proses

penelitian, baik dalam kegiatan pengumpulan data, interpretasi temuan

maupun dalam melaporkan hasil penelitian, akan semakin memenuhi

standar dependabilitas. Salah satu upaya untuk menilai dependabilitas

yaitu melakukan pemeriksaan terhadap seluruh hasil penelitian.

4. Standar Konfirmabilitas

Standar konfirmabilitas ini lebih terfokus pada audit atau

pemeriksaan kualitas dan kepastian hasil penelitian, apa benar berasal

dari pengumpulan data di lapangan.

Page 60: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Film Menolak Diam

1. Profil Film Menolak Diam

Film Menolak Diam

diluncurkan dalam rangka

menyambut momentum

Hari Anti Korupsi

sedunia, pada tanggal 08

Desember 2017 di studio 2, Djakarta Teater, DKI Jakarta, dan

mendapat respon yang baik dari masyarakat. Film ini diproduksi oleh

Transparency International Indonesia yang bekerjasama dengan

Nightbus Picture dan disutradarai oleh Emil Herradi. Film Menolak

Diam diunggah pada kanal Youtube Transparency International

Indonesia pada April 2018.

Film Menolak Diam merupakan film fiksi bergenre drama yang

terinspirasi dari kisah nyata, dimana sebuah gerakan siswa-siswi

sekolah menengah atas yang menuntut adanya transparansi anggaran

disekolahnya yang terjadi tahun 2008 di kota Solo. Film Menolak

Diam ini merupakan salah satu kumpulan film pendek dalam tema

besar Kita vs Korupsi yang dilahirkan oleh Komisi Pemberatasan

Korupsi (KPK), bekerja sama dengan Transparency Internasional

Page 61: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

49

Indonesia (TII). Film yang tidak diluncurkan secara massal ke publik

ini memiliki muatan yang berbeda.

Terlepas dari kepentingan pasar, orientasi pembuatan film ini

digolongkan dalam film nonkomersial. Film ini berpihak pada hajat

hidup bangsa mengenai bagaimana praktik korupsi terjadi dan film

tersebut berusaha memetakan bagaimana bersikap melawan korupsi.

Transparency International Indonesia sejak tahun 2011

mengembangkan strategi kampanye yang dapat menyederhanakan

istilah korupsi melalui cara-cara kreatif seperti film, mural, teater,

musik, dan lain sebagainya. Diharapkan dengan cara tersebut,

masyarakat secara luas dapat memahami istilah korupsi, dampak, dan

bagaimana kita dapat berpartisipasi dalam melawan korupsi.

a. Tokoh-tokoh dalam Film Menolak Diam

Selain alur cerita, aktor sangat berpengaruh dalam membangkitkan

emosi penonton, seperti yang disampaikan oleh Himawa dalam (Linda,

N, 2010, h: 35), keberhasilan sebuah film ditentukan oleh peforma

para aktornya, dan tentu juga tidak terlepas dari orang-orang yang

bekerja dibalik layar yang biasa dikenal dengan istilah crew film.

Dalam film Menolak Diam sendiri terdapat beberapa aktor dan crew

yang menyukseskan film tersebut, diantaranya yaitu:

Page 62: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

50

Tabel 4.1 Daftar Aktor Film Menolak Diam

AKTOR

No. Aktor Utama No. Aktor Pendukung

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Zed Makarim sebagai Dito

Petrus Ajisantosa sebagai

Alif

Rahael Ketsia sebagai Nisa

Kevin Kalagita sebagai

Bondan

Elang El Gibran sebagai

Satrio

Prittimoty sebagai Ayah Alif

Rukman Rosadi sebagai Pak

Edi

Tri Sudarsono sebagai Pak

Ridwan

Mukti Yanti sebagai Bu

Retno

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Kedumg Darma

Romansa sebagai Mas

Pras

Muhammad sebagai Pak

Tata

Diyah Prima sebagai Ibu

Nisa

Nadia Prima sebagai Osis

1

Suparno sebagai Pak

Dirman

Salim Putra sebagai

Satpam Sekolah

Rubiati Budhiasi sebagi

Guru 1

Gandi sebagai Guru 2

Sigit sebagai Guru 3

Iskharima sebagai Guru 4

Rukmathea sebagai Guru

Page 63: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

51

5

Nensi masito sebagai

Guru

Tabel 4.2 Daftar Crew Film Menolak Diam

No. CREW

1.

2.

3.

4.

Executive produser

Produser

Director

Cinematographer

Dadang Trisasongko

Darius Sinathrya

Emil Heradi

Batara Goempar

Page 64: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

52

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

Script Writer

Co Director

Props Master

Wardrob

Makeup Artist

Post Production Manager

Editor

Sound Recordiste

Sound Designer

Music Composer

1st Assistant Director

Assistant Camera

Gaffer

Assistant sound recordist

Location Manager

Assistant Location Manager

Casting &Talent

Coordinator

Acting Coach

Assistant Talent

Coordinator

Rahabi Mandra

Rifnu Wikana

Rio Aldanto

Ruri Widiarto

Anggit Tyaswari

Nicko Silvido

Panji Pamikat

Jantra Suryaman

Hardianus Eko Sunu

Firman Satyanegara

Yovial Virgi

Adi Pranoto

Tezar Samara

Kamaluddin

Yogi Kurniawan

Hadyan Marantiyo

Dwi Agung Sasmanto

Muhammad Wahyudi

Hendry Arie Nugroho

Rifnu Wikana

Hendra Trigp

Page 65: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

53

24.

25

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

Assistant Props Master

Assistant Wardrobe

Assistant Make Up

DIT

BTS

Assistant Editor

Colorist

Grafis & CG

Penerjemah

Production Assistant

Production Runner

PU

Operator Generator

Night Bus Pictures Jkt

Team

Driver

Saddam Ramadhan

Ujang Irwanto

Madek

Topik

Tutut Widlasih

Risto

Farmaditya Wisnuwardana

Rivandy Adi Kuwara

Dharma Putra

Adyatma Abhirama

Husnul Aqil

Yulia Anggraeni

Akhmad Said Lamumba

Santi Sasono

Ria Arumsari

Lina Rohmawai

Sartono

Suhermanto

Agus Setyawan

Possie Sandra

Regita Yudagni

Ryan Afranata

Page 66: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

54

39.

Transparency International

Indonesia

Muhammad Tibyan

Ibnu Sa’ban Nur Iksan

Taufik Bayu Kurniawan

Muhammad Safruddin Rossi

Prasetyo Nugroho

Winarso

Yoga Pratama

Suroso

Lia Toriana

Dedi Haryadi

Rivan Prahasya

Jonni Oeyoen

Agus sarwono

Dwipoto Kusumo

Nur Fajrin

2. Sinopsis Film Menolak Diam

Film berlatar sekolah menengah atas ini diperankan oleh beberapa

akto yaitu, Petrus Aji Santosa, Elang El Gibran, Kevin Kalagita, Zed

Makarim dan Rahael Ketsia. Film Menolak Diam bercerita tentang

siswa SMA yang berusaha mengungkap praktek penyalahgunaan dana

di Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Luhur, Solo, Jawa Tengah.

Page 67: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

55

Film Menolak Diam dibuka dengan adegan yang menunjukkan

seorang siswa yang berjalan sendiri melewati koridor sekolah yaitu,

Alif. Langkahnya terhenti didepan papan informasi dan matanya

tertuju pada selembar kertas yang berisi informasi mengenai wisuda

kelulusan kelas tiga yang ditiadakan untuk tahun ini. Tidak setuju

dengan informasi itu, Alif kemudian mencabut dan mengambilnya.

Kertas tersebut kemudian diperlihatkan ke sahabatnya yaitu, Satrio

yang tengah sibuk belajar. Sesuai dengan isi surat, dana wisuda

dialihkan untuk ekspansi siswa baru, ucap Satrio. Lagi-lagi tidak setuju

dengan alasan ekspansi, Alif kemudian Menarik tangan Satrio dan

mengajaknya keruang Osis. Satrio kemudan ikut dengan Alif

menyampaikan aspirasi kepada Bondan selaku Ketua Osis SMA

Negeri 01 Luhur.

Setelah dari ruang Osis, Alif, Satrio dan Bondan menuju ke ruang

Wakil Kepala Sekolah yaitu, Pak Ridwan. Sementara disisi lain Pak

Ridwan sedang berbicara dengan salah satu sahabat Alif yaitu Nisa,

yang juga sedang protes terkait dihilangkannya dana perlombaan

robotik tingkat nasional yang sebelumnya sudah dijanjikan. Sampai

depan ruang Pak Ridwan, Bondan kemudian menyampaikan maksud

dan tujuan mereka, namun pak Ridwan mengatakan bahwa Kepala

Sekolah tidak ada ditempat. Alif kembali komplain, mengapa Kepala

Sekolah selalu tidak ada.

Page 68: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

56

Keesokan harinya, Alif kembali ketemu Satrio sambil membawa

alat tulis dan menghitung dana wisuda kelas tiga, yang jumlahnya

sebesar tiga ratus juta rupiah. Alif kemudian mempertanyakan dana

tersebut dan mengajak Satrio untuk mengumpulkan APBS kemudian

dibandingkan degan LPJ Osis. Satrio masih fokur belajar dan tidak

ambil pusing mengenai apa yang diprotes Alif, dan memperingatkan

Alif lebih fokus untuk Ujian Nasional mengingat waktunya dua

minggu lagi daripada mengurus wisuda kelulusan kelas tiga.

Setelah bertemu Satrio, Alif berniat mengembalikan kertas tersebut

ke mading. Namun Alif mengurungkan niatnya, kemudian dia

melangkah menjauhi mading dan bertemu kembali dengan Nisa yang

masih mengusahakan pencairan dana yang ia minta. Kemudian kertas

tersebut diberikan ke Nisa, lalu Nisa protes ke Alif mengapa baru

sekarang mengurus hal tersebut, mengingat Alif adalah mantan Ketua

Osis tahun sebelumnya. Setelah berdiskusi, Nisa dan Alif kembali

mengunjungi ruang Osis untuk mencari APBS dan LPJ Osis pada saat

Alif menjabat.

Setelah menemukan laporan, Alif baru menyadari bahwa ada

kejanggalan pada laporan tersebut. Mereka kemudian mengambil

keputusan untuk membongkar kejanggalan yang mereka dapat. Tak

disangka, seorang teman mereka yang sedang dihukum depan ruang

Osis yaitu, Dito muncul dijendela dan berkata bahwa dia ingin ikut

dalam misi tersebut.

Page 69: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

57

Aksi mereka dimulai dari menempel selebaran yang

mempertanyakan dana wisuda dan dana multimedia. Setelah beberapa

hari, mereka mngeluhkan siswa kelas tiga yang tidak memberikan

reaksi apa-apa. Nisa juga mencoba membuka salah satu platform

online yang digunakan untuk mengajukan kritik dan saran terhadap

sekolah-sekolah yang ada di Jawa Tengah, namun setelah melakukan

pencarian, mereka tidak menemukan user name untuk SMA Negeri 01

Luhur .

Cara selanjutnya yang mereka tempuh adalah meminta bantuan

kepada alumni. Alumni pertama yang mereka temui bernama Pram .

Namun tak sesuai harapan, Pram tak bisa melakukan apa-apa

dikarenakan teman-temannya juga sibuk kuliah dan sudah tidak

memikirkan mengenai sekolah. Pram justru memperingatkan mereka

untuk lebih fokus pada cita-cita mereka. Setelah hari itu, mereka

memutuskan untuk bertemu Pak Ridwan dan Bu Retno selaku

Bendahara Sekolah. Mereka menyampaikan keinginan mereka untuk

meminta rincian APBS, dari Bu Retno rincian fasilitas multimedia dan

dari pak ridwan rincian kegiatan Osis tapi tidak diperlihatkan. Suara

Alif kemudian meninggi ketika Pak Ridwan selalu memberi alasan

bahwa nanti pasti akan diperlihatkan.

Setelah dari bertemu Pak Ridwan dan Bu Retno, mereka kembali

ke ruang Osis. Dito kemudian meledek Alif, karena hanya Alif satu-

satunya siswa yang berani meninggikan suara depan Pak Ridwan..

Page 70: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

58

Langkah selanjutnya, mereka kembali mencari alumni yang lebih

senior melalui internet untuk membantu misi mereka.

Tiba dirumah, Ayah Alif mendapat pesan singkat dari pihak

sekolah dan diminta kesekolah keesokan harinya. Begitupun dengan

Pak Hendra, Ayah Dito yang juga mendapat surat dari sekolah. Namun

Ayah Dito mengira sekolah kembali meminta uang kepadanya.

Ditempat lain, orang tua Nisa pun mendapat panggilan. Tiba disekolah,

mereka bertiga menunggu depan ruang wakil kepala sekolah,

sementara orang tua mereka sedang menghadap. Alif lalu

mempertanyakan keberadaan orang tua Dito yang tidak hadir. Dito

menjelaskan kalau orang tuanya sangat berpengaruh disekolah

sehingga apa pun yang ia laukan pasti tetap diluluskan. Selang

beberapa waktu, mereka kemudian bertemu dengan orang tua masing-

masing. Alif menanyakan apakah Bu Retno sudah menunjukkan

APBS, namun ternyata tidak. Bapaknya bangga Alif berani meminta

rincian dana yang asli dan juga berpesan agar Alif lebih fokus untuk

Ujian Nasional saja, untuk urusan anggaran nanti orang lain yang akan

mengurus.

Alif dan Dito sedang duduk diruang Osis, kemudian Nisa datang

dan membawa kunci ruang kepala sekolah dan menyampaikan ke

sahabatnya untuk menduplikat kunci tersebut. Dito mengiyakan,

sementara Alif menolak. Nisa mengatakan bahwa ini adalah cara

Page 71: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

59

terakhir, dia juga meminta kedua sahabatnya untuk berkumpul

dibelakang sekolah jika ingin masalah ini cepat selesai.

Malam harinya, Alif dan Bondan kembali bertemu dengan alumni

yang waktu itu mereka temukan melalui google yaitu, Pak Tata.

Mereka mendapat wejangan untuk tidak melanjutkan misi mereka,

dikarenakan cukup berani dan berbahaya. Setelah pertemuan itu,

mereka bergegas menuju sekolah karena Nisa dan Dito sudah berada

disana. Alif berniat untuk menghentikan aksi mereka, namun sudah

terlambat.

Dito dan Nisa sudah berada dalam ruangan Pak Edi sambil

menyalakan senter ponsel. Baru membuka beberapa dokumen mereka

sudah ketahuan oleh Pak Ridwan. Alif dan Bondan terlambat tiba

dilokasi, hingga rencana awal untuk menghentikan aksi mereka, gagal.

Setibanya Alif dan Dito, Pak Edi selaku kepala sekolah juga tiba dan

langsung memberikan map berisi rincian dana asli ke Alif. Alif

meminta agar dana tersebut dikirim ke orang tua mereka dengan

beberapa konsekuensi, salah satunya Pak Edi mungkin akan diganti

atau dimutasi.

Pak Edi melangkah kemeja kerjanya dan membuka laci, kemudian

mengambil sebuah harddisk yang berisi rincian dana. Kemudian benda

tersebut dibuang kelantai dan diinjak oleh Pak Edi sendiri. Alif mulai

menunjukkan kemarahan, namun dihalangi oleh Pak Ridwan.

Kemudian Pak Edi menyampaikan bahwa Dito dan Bondan diskorsing

Page 72: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

60

sampai hari senin, Alif tidak diperkenankan mengikuti Ujian Nasional

dan harus menunggu satu tahun lagi. Sementara Nisa dikeluarkan dari

sekolah. Pak Edi meminta Pak Ridwan mengantarkan mereka kembali

kerumah masing-masing. Masih dihari yang sama, Alif meminta

mereka untuk kembali bertemu disuatu tempat dan membicarakan

rencana selanjunya.

Mereka memanfaatkan momentum upacara bendera pada hari senin

untuk melanjutkan misi mereka. Setelah upacara selesai, Bondan

mengambil alih dan menyampaikan agar siswa tidak bubar. Bondan

selaku Ketua Osis menyampaikan bahwa dia ingin menambahkan

informasi tentang sarana ujian. Dito kemudian keluar dari barisan dan

menjelaskan bahwa semua komputer yang digunakan untuk ujian

nasional berasal dari Ayahnya.

Lalu Alif bertanya, kenapa komputer bukan dari dana sekolah,

Nisa kemudian maju dan mengeluarkan telepon genggamnya untuk

merekam situasi tersebut. Dito kembali bersuara, bahwa orang tuanya

ingin dia lulus bahkan ketika dia tidak ikut ujian nasional sekalipun

dan pihak sekolah takut kepada orang tuanya. Kemudian Alif kembali

mempertanyakan kemana dana untuk komputer, lalu ia meneriakkan

bahwa ini adalah korupsi.

Pak Edi kemudian bersuara, bahwa komputer untuk Ujian Nasional

berasal dari komite sekolah, yang memang bertujuan untuk

mendukung keperluan sekolah, dimana ketuanya adalah Pak Hendra,

Page 73: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

61

Ayah Dito. Pak Edi mengingatkan Dito agar mengikuti jejak ayahnya

dan jangan berbuat ulah. Pak Edi juga menjanjikan bahwa semester

depan ruang komputer akan lebih luas dan penambahan unit, jadi tidak

ada yang ditutup-tutupi. Alif bersuara bahwa semuanya bohong, dia

melihat laporan dana yang rinci semua dimarkap. Pak Edi kemudian

meminta bukti, lalu satu persatu dari mereka mengajukan tangan

bahwa mereka dapat menjadi bukti. Mereka menyatukan suara dan

pendapat dengan semua siswa untuk menjadi bukti, meskipun ujian

nasional satu minggu lagi, mereka tetap meminta laporan rinci dan

tetap akan membuktikan hal tersebut. Alif berkata bahwa, mereka

adalah siswa yang berpendidikan dan tidak ingin dibodohi. Seluruh

siswa kemudian maju sambil mengepalkan tangan dan berteriak.

Akhir dari film ini adalah hari dimana ujian nasional tiba dan

kondisi sekolah yang sudah kondusif karena kasus penyelewengan

dana sudah selesai. Hari dimulai dengan Dito yang tetap datang

terlambat meskipun Ujian Nasional dan Alif yang mangajukan keluhan

ke pengawas ujian bahwa dia sudah mencoba log in tiga kali namun

tetap error. Pengawas kemudian mengatakan bahwa nanti akan

disampaikan kepihak terkait, lalu Alif menj jawab, nanti itu kapan

pak? Seperti jawabannya ke Pak Ridwan saat meminta rincian APBS.

B. Makna Denotatif dan Konotatif Korupsi pada Film Menolak Diam

Setelah menjelaskan alur cerita film Menolak Diam sebagai objek

penelitian, maka pada deskripsi data penelitian ini, peneliti menjadikan

Page 74: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

62

adegan dan dialog dalam film tersebut sebagai fokus penelitian. Pada bab

ini, peneliti akan memaparkan data yang akan menjadi dasar analisis

peneliti serta hasil dari analisis penelitian ini. Terdapat beberapa scene

yang akan dianalisis dalam film Menolak Diam ini dengan menggunakan

konsep semiotika Roland Barthes. Barthes menawarkan pembahasan

tentang makna denotatif dan konotatif dalam objek yang diteliti.

Makna denotatif adalah makna harfiah atau sesungguhnya terhadap

penggunaan bahasa yang telah disepakati. Makna denotatif adalah makna

sebuah kata yang terdiri dari penanda dan petanda. Makna konotatif adalah

makna suatu kata yang berasal dari ekspresi dan emosi manusia yang pada

akhirnya akan menghasilkan pemaknaan baru. Dalam penelitian ini

digambarkan unsur naratif dan sinematik yaitu cerita, tokoh, masalah,

konflik, serta lokasi dan waktu menggunakan semiotika Roland Barthes,

sehingga dapat menganalisis makna denotatif dan konotatif anti korupsi

sebagai berikut:

Tabel 4.3. Analisis Tindakan Anti Korupsi Melalui Penyampaian Aspirasi

(Adegan Pilihan 1)

Kategori Makna Penemuan

Tanda (Sign)

Durasi: (01:52-03:12)

Page 75: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

63

Signifier (Penanda) Narasi:

Alif: Assalamualaikum.

Bondan: Walaikumsalam. Eh kak Alif, ada yang bisa

dibantu?

Alif: Uang wisuda dipindah kemana Bon?

Bondan : Uang wisuda apa ya kak?

Alif: Iki aspirasi tolong tanyakan!

Bondan: Disini sih tulisannya ekspansi kak.

Alif: Pret. Eh aku udah baca ini loh! Eh Bon denger

aku Bon, aku ini mau diwisuda, aku mau orang tuaku

liat aku lulus dan mereka bangga. Lagian aku yakin

kok, ini semua dari kelas tiga. Iya toh?

Bondan: Iya kak aspirasi ditampung, nanti saya

sampaikan ke Pak Ridwan.

Alif: Kapan Bon?

Bondan: Sesegera mungkin lah kak!

Alif: Aku tanya sama kamu kapan Bon?

Satrio: Lif!

Bondan: Segera kak!

Alif: Segera itu kapan? Aku udah pernah jadi ketua

Osis loh. Aku tuh pernah diposisimu. Eh lihat aku Bon!

Segera itu berarti detik ini juga, selama kamu nggak

sibuk atau kamu nggak sakit.

Page 76: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

64

Lah, iki opo iki? Kamu nggak sibuk kan? Jelas gini

kok. Kamu sakit emang?

Bondan: Insya Allah sehat kak. Kak, kak.

Signified (Petanda) Dari adegan di atas, terlihat tiga orang pelajar

berseragam SMA sedang berada dalam sebuah

ruangan. Mereka sedang membicarakan sesuatu dan

sempat meninggikan suara, sementara yang satu hanya

menyimak dan sesekali melerai kedua temannya.

Makna Denotatif Makna denotatif bentuk anti korupsi dalam film ini

adalah penyampaian aspirasi yang merupakan tindakan

menyampaikan pendapat mengenai hal yang dianggap

tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Makna Konotatif Makna konotatifnya, penyampaian aspirasi

menandakan bahwa ada hal yang membutuhkan

perhatian lebih.

Tabel 4.4. Penyelewengan Dana sebagai Bentuk Korupsi (Adegan Pilihan 2)

Kategori Makna Penemuan

Tanda (Sign)

Durasi: (04:27-05:53)

Signifier (Penanda) Narasi:

Page 77: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

65

Alif : Eh Yo, iuran wisuda 1 anak 300 ribu per bulan x

12 bulan x 3 tahun x siswa seangkatan 300, nah iki loh

hasilnya 300 juta lebih. Nah sekarang pertanyannya

adalah, uangnya ndi?

Eh kau itu dengar aku nda sih? Kita ini harus selidiki

ini Yo. Wes ngene wae lah, kita kumpulin APBS dari

tahun ke tahun terus kita bandingkan dengan LPJ

OSIS. Piye?

Satrio: Ah sue lah.

Alif: maksudmu apa toh?

Satrio: UN 2 minggu lagi Lif.

Alif: Lah terus kenopo?

Satrio: Ya aku mikir, ngapain kita perjuangain wisuda

kalau ujian aja nggak lulus.

Alif: Wah iki piye toh, kan ini penting juga.

Satrio: Iya aku ngerti. Udah gini aja, mending kamu

balikin ini ke mading.

Signified (Petanda) Berlokasi di kantin sekolah, dua orang pelajar sedang

duduk, satu orang sedang fokus belajar, sementara

yang satu sedang meluapkan ketidaksepakatannya

terhadap iuran wisuda yang dialihkan untuk ekspansi

siswa baru. Lalu menghitung secara rinci jumlah dana

yang terkumpul.

Page 78: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

66

Makna Denotatif Makna denotatif dampak penyelewengan dana yang

ditunjukkan dalam film ini adalah ditiadakannya

wisuda kelulusan bagi kelas tiga dengan alasan dana

dialihkan untuk ekspansi siswa baru malah

menimbulkan pertanyaan baru.

Makna Konotatif Makna konotatifnya ialah pengalihan dana wisuda

menimbulkan pertanyaan baru meskipun sudah tertera

alasan disurat edaran namun, tidak bisa diterima oleh

beberapa siswa. Karena dana tersebut merupakan dana

pribadi siswa dan tujuan awal pengumpulan memang

untuk pengadaan wisuda, bukan untuk siswa baru

apalagi hal lain.

Tabel 4.5. Analisis Terhambatnya Penyaluran Dana (Adegan Pilihan 3)

Kategori Makna Penemuan

Tanda (Sign)

Durasi: (04:27-05:53)

Page 79: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

67

Durasi: (06:37-06:42)

Signifier (Penanda) Narasi 1:

Nisa: Pokok e saya nda mau pindah kalau nda ada

solusi!

Pak Ridwan: Kamu inikan sudah kelas 3, ngapain

ngurusin beginian?

Nisa: Bukan buat saya Pak, tapi buat adik kelas.

Rapopo Pak saya jadi korban, sing penting mereka

harus dapetin.

Pak Ridwan: Iya saya tau. Saya kan sudah bilang nanti

saya sampaikan ke Kepala Sekolah. Dana partisipasi

yang kau minta inikan tidak sedikit.

Nisa: Pak tapi ini udah 2 bulan, dan Bu Retno udah

janji mau berangkatin Pak!

Narasi 2:

Alif: Masih usaha toh?

Nisa: Bukan urusan kamu!

Signified (Petanda) Pada adegan ini terlihat Nisa sedang membicarakan

sesuatu dengan Pak Ridwan didepan sebuah ruangan.

Page 80: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

68

Makna Denotatif Terhambatnnya penyaluran dana tidak bisa diterima

oleh Nisa, hingga ia menemui Wakil Kepala Sekolah

untuk menanyakan dana tersebut. Terlebih dana itu

sudah dijanjikan oleh pembina Osis

Makna Konotatif Adanya kendala bagi siswa untuk memperoleh dana

partisipasi, makna konotatifnya ialah beberapa hal pasti

akan terhambat dengan adanya penyelewengan dana,

termasuk kreatifitas dan prestasi siswa.

Tabel 4.6. Analisis Suap dan Kerjasama Rahasia (Adegan Pilihan 8)

Kategori Makna Penemuan

Tanda (Sign)

Durasi: (16:58-17:02)

Durasi: (17:28-18:28)

Durasi: (28:04-28:13)

Page 81: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

69

Durasi: (33:25-34:00)

Signifier (Penanda) Narasi 1:

Ayah Dito: Sekolah minta uang lagi apa gimana?

Kamu bikin ulah lagi yah?

Narasi 2:

Alif: Orang tuamu ndi toh?

Dito: Nggak dateng, nggak perlu dateng. Opo sih ora

penting kok. Ta’ bilangin bapaku itu yoh donatur tetap

disekolah ini jadi aku mau jungkir balik, nakal, ya

terserah aku, sa bahagia aku kok men. Dan ingat yah

aku nggak bakal pernah bisa dikeluarin dari sekolah

ini. Ggini-gini, kalian ta tanyain sekarang, menurut

kalian sopo seng ngadain komputer buat ujian nanti?

Sekolahan? Menurutmu sekolahan? Yo ra mungkin

toh, pasti Bapakku. Yaudah kalian berdua ta doain,

Narasi 3:

Pak Edi: Mas Dito dan Mas Bondan, kalian di skors

sampai senin. Mas Dito masih bisa ikut Ujian Nasional.

Narasi 4:

Page 82: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

70

Alif: Saya punya pertanyaan Pak, kenapa komputer

bukan dari dana sekolah?

Dito: Karena Orang Tua saya ingin saya lulus. Saya

nggak ikut ujian pun pasti saya lulus. Mereka semua itu

takut sama Bapakku.

Signified (Petanda) Empat adegan diatas menunjukkan adanya

ketidakadilan yang dilakukan oleh pihak sekolah

terhadap siswanya. Sekolah memanfaatkan peluang

bagi para orang tua yang ingin menjadi donatur tetap di

sekolah, dengan jaminan posisi anak mereka akan

aman.

Makna Denotatif Makna denotatif gratifikasi dalam film ini adalah

bentuk perjanjian atau kerjasama ilegal dimana

tujuannya untuk mendapat keuntungan bagi para

pelakunya.

Makna Konotatif Makna konotatifnya, gratifikasi menimbulkan

ketidakselarasan antara fungsi, tujuan, dan mekanisme

proses (suatu prosedur) dengan praktiknya. Sehingga

siswa yang orang tuanya memiliki kemampuan untuk

memberikan sejumlah uang ke sekolah, dapat dengan

mudah terbebeas dari segala aturan dan hukuman yang

berlaku. Meskipun siswa tersebut jelas melanggar, ia

tetap mendapat posisi yang aman dan pembelaan dari

Page 83: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

71

guru.

Tabel 4.7. Analisis Hubungan Antara Media dan Korupsi (Adegan Pilihan 5 )

Kategori Makna Penemuan

Tanda (Sign)

Durasi: (22:40-22:59)

Signifier (Penanda) Narasi:

Alumni: Jangan, jangan. Nanti kalian sendiri yang kena

masalah.

Alif: Bapak sendiri kan bilang, kalau sudah benar ya

jangan takut!

Alumni: Iya, tapi itu kan yang pengen didengar sama

reporter majalah, ya kita kasi aja kan.

Signified (Petanda) Pada adegan diatas, dua orang pelajar, mendatangi

seorang alumni sekolahnya. Tujuan mereka yaitu

meminta bantuan kepada alumni tersebut untuk

membantu mereka mengungkap penyelewengan dana

yang terjadi di sekolah mereka.

Makna Denotatif Makna denotatif hubungan media dengan korupsi ialah,

media hanya ingin menunjukkan eksistensi dan

Page 84: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

72

kekuatan untuk mendapat perhatian.

Makna Konotatif Makna konotasi yang ingin ditunjukkan ialah, media

memanfaatkan korupsi sebagai nilai berita untuk

memenuhi kebutuhan media.

Tabel 4.8. Analisis Adanya Faktor Kekuasaan (Adegan Pilihan 6)

Kategori Makna Penemuan

Tanda (Sign)

Durasi: (24:37-29:03)

Signifier (Penanda) Narasi:

Pak Ridwan: Selesai masa depan kalian, maling-

maling. Kalau sampai Pak Edi tau kalian langsung kena

DO, dan sekali DO tetap DO, mau anak presiden atau

siapapun.

Alif: Ini tanggung jawab saya!

Pak Ridwan: Oh jadi ini jagoannya yang muncul

belakangan. Ini yang kamu inginkan maling-maling?

Ini yang kamu inginkan, jawab?

Pak Edi: Pak ridwan.

Pak Ridwan: Pak Edi, baru sampai?

Page 85: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

73

Pak Edi: Ini yang diinginkan Mas Alif, silahkan! Sudah

Mas Alif?

Alif: Saya minta ini dipublikaskan ke orang tua kami

pak.

Pak Edi: Supaya apa?

Alif: Supaya mereka tau!

Pak Edi: Mas Alif tau konsekuensinya?

Alif: Mungkin Bapak akan dimutasi dan diganti,

mungkin sekolah ini akan tutup, mungkin 300 murid

harus pindah sekolah. Tapi orang tua kami berhak tau

Pak.

Pak Edi: Mas Alif benar. Informasi yang menyangkut

hajat hidup orang banyak memang harus terbuka.

Semua rincian data dari tahun ke tahun ada disini. Tapi

sayang dirusak sama penyusup, yang ternyata murid

SMA 01 Luhur, yang bernama Mas Alif, Mba Nisa,

Mas Dito dan Mas Bondan. Nggak elok lihat empat

murid diberhentikan menjelang ujian nasional, tapi

penjahat harus dihukum. Mas Dito dan Mas Bondan

kalian diskors sampai senin. Mas Alif kamu tidak

diperkenankan mengikuti ujian nasional, saya

bertanggung jawab mendidik kamu satu tahun lagi

sampai kamu layak untuk jenjang selanjutnya. Mba

Page 86: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

74

Nisa kamu dikeluarkan dari sekolah, sekolah tidak

mentolerir tindakan kriminal.

Dito: Saya juga pak. Saya pelakunya juga pak, hukum

saya pak!

Pak Edi: Pak Ridwan, pastikan mereka semua dalam

keadaan baik sampai rumahnya masing-masing.

Pak Ridwan: Baik Pak Edi.

Signified (Petanda) Pada malam hari tiga orang pelajar memasuki ruangan

kepala sekolah menggunakan kunci duplikat. Mereka

menggunakan pencahayaan pada ponsel mereka dan

berhasil masuk, namun aksi mereka digagalkan oleh

Kepala sekolah dan Wakilnya sehingga mereka

mendapat hukuman, meskipun mereka sudah melihat

rincian dana asli, yang pada akhirnya dibakar dan

dihancurkan oleh Kepala Sekolah.

Makna Denotatif Dari adegan diatas dapat dilihat bahwa kekuasaan

dapat dijadikan sebagai alat perlindungan. Makna

denotatifnya ialah, dengan posisi terancam karena bukti

penyelewengan dana sudah ditemukan, maka pelaku

menggunakan kekuasaan untuk menundukkan

lawannya, dengan cara memberi sanksi berat dan

melenyapkan barang bukti.

Makna Konotatif Makna konotatifnya, dengan sanksi tersebut pihak yang

Page 87: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

75

menuntut akan mundur. Tapi kenyatannya tidak seperti

itu, mereka tetap melanjutkan misi mereka untuk

mengungkap penyelewengan dana yang dilakukan oleh

pihak sekolah, meskipun harus berjuang mendapat

bukti.

Setelah melakukan analisis terhadap adegan dalam film Menolak

Diam, maka peneliti akan membahas hasil analisis terkait makna denotatif

dan konotatif anti korupsi serta pesan-pesan moral pada film menolak

diam. Menolak diam adalah film yang menceritakan tentang siswa SMA

yang membongkar penyelewengan dana di sekolahnya. Tentunya penulis

dan sutradara menyisipkan pesan-pesan dalam film tersebut melalui

adegan dan dialog.

1. Bentuk anti korupsi dalam film ini adalah penyampaian aspirasi yang

merupakan tindakan menyampaikan pendapat. Penyampaian aspirasi

menandakan bahwa ada hal yang membutuhkan perhatian lebih.

Meskipun pada kenyataannya hal ini masih jarang dilakukan pada

tingkat pelajar, karena ada rasa takut dan merasa tidak memiliki

wewenang.

2. Dampak penyelewengan dana yang ditunjukkan dalam film ini adalah

ditiadakannya wisuda kelulusan bagi kelas tiga dengan alasan dana

tersebut dialihkan untuk ekspansi siswa baru. Pengalihan dana wisuda

menimbulkan pertanyaan baru meskipun sudah tertera alasan disurat

Page 88: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

76

edaran namun, tidak bisa diterima oleh beberapa siswa. Karena dana

tersebut merupakan dana pribadi siswa yang tidak berhak dicampuri

oleh kepentingan lain.

3. Terhambatnya penyaluran dana di sekolah berdampak terhadap

kemajuan prestasi siswa. Penyaluran dana yang tidak berjalan sesuai

mekanisme yang sebenarnya merupakan salah satu faktor dari

tindakan penyalahgunaan dana pendidikan. Pihak sekolah tidak

transparan dalam mengelola anggaran ekstrakurikuler yang

mengakibatkan kegiatan siswa terhambat. Belum lagi RAPBS yang

tidak transparan sehingga menimbulkan banyak pertanyaan.

4. Adanya suap dan kerjasama secara rahasia dalam film ini adalah

bentuk perjanjian atau kerjasama dimana tujuannya untuk mendapat

keuntungan bagi para pelakunya. Makna konotatifnya ialah,

menimbulkan ketidakselarasan antara fungsi, tujuan, dan mekanisme

proses (suatu prosedur) dengan praktiknya.

5. Hubungan media dengan korupsi ialah, media hanya ingin

menunjukkan eksistensi dan kekuatan untuk mendapat perhatian.

Selain itu, salah satu fungsi media massa adalah pengawasan terhadap

kejadian atau lingkungan sekitar. Dengan pengawasan ini, maka akan

mempermudah pengontrolan kegiatan-kegiatan sosial yang terjadi

dalam masyarakat.

6. Kekuasaan makna denotatifnya yaitu, dengan posisi terancam karena

bukti penyelewengan dana sudah ditemukan, maka orang yang

Page 89: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

77

memiliki jabatan menggunakan kekuasaan untuk mengubah fakta,

dengan cara memberi sanksi berat dan menghilangkan barang bukti.

Makna konotatifnya, dengan sanksi tersebut pihak yang menuntut

akan berkompromi dengan keadaan. Namun, para siswa tetap tetap

melanjutkan misi mereka dari awal, dan mereka yakin mampu

membuktikan kepada semua orang bahwa penyelewengan dana yang

mereka katakan memang benar adanya, dan itu terbukti. Seperti

tertulis dalam Al-Quran (Al-Baqarah: 188):

طم و نكى بيكى بٱنب ل ول تأكهىا أيى أيى تدنىا بها إنى ٱنحكاو نتأكهىا فريقا ي

ى ثى وأتى تعه ٱناس بٱل

Artinya : Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian

yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah)

kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat

memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan

(jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.

Menolak Diam merupakan film fiksi bergenre drama yang dibuat

berdasarkan imajinasi manusia dan didasarkan pada kejadian nyata.

Berdasarkan orientasi pembuatannya digolongkan dalam film

nonkomersial. Produksi film ini dilakukan di SMK 1 Yogyakarta dan

di distribusikan secara terbatas.

Sebagai salah satu media komunikasi massa, film tergolong

kedalam media panas (hot media) dimana partisipasi penonton rendah,

karena makna dari informasi yang disampaikan sudah diceritakan

Page 90: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

78

dalam film. Berdasarkan fungsinya, film ini memberikan informasi

mengenai praktik penyalahgunaan dana atau korupsi dan kepentingan

persuasif bahwa, korupsi itu perbuatan buruk dan jangan diikuti.

Efek yang ditimbulkan oleh film berbeda-beda sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan individu. Saat penonton tersebut memahami

pesan yang disampaikan, menandakan bahwa efek primer tersebut

kuat. Disisi lain, perubahan sikap yang terjadi setelah menonton

sebuah film merupakan efek sekunder.

C. Makna Denotatif dan Konotatif Pesan Moral pada Film Menolak

Diam

Dalam sebuah film pasti terdapat pesan-pesan yang ingin

ditunjukan oleh penulis baik secara tersirat maupun tersurat. Sama halnya

dengan film Menolak Diam yang syarat akan makna, juga memiliki pesan-

pesan moral yang ingin disampaikan kepada para penontonnya. Moral

yang dimaksud adalah tolak ukur baik atau buruknya sesuatu dan pantas

tidak pantasnya suatu perilaku dalam tatanan masyarakat. pesan moral

merupakan pelajaran yang dapat dipetik dari sebuah peristiwa,

pengalaman atau film yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Adapun

pesan moral dalam film Menolak Diam sebagai berikut:

Tabel 4.9. Analisis Bentuk Rasa Bangga (Adegan Pilihan 7)

Kategori Makna Penemuan

Page 91: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

79

Tanda (Sign)

Durasi: (18:53-19:47)

Signifier (Penanda) Narasi:

Alif: Gimana Pak? Apa bu Retno sudah kasi rincian

APBS?

Ayah Alif: (Menggelengkan kepala) Cuma tadi Bu

Retno cerita kalau kamu itu mau tau yang benar, begitu

kan? Bapak bangga. Bangga! Tapi gini Lif mungkin ini

udah bukan peran kamu lagi

Alif: Maksud bapak?

Ayah Alif: Yang penting kamu lulus dulu saja yah.

Persoalan ini biar orang lain yang menyelesaikan

Alif: Siapa pak siapa yang mau selesaikan?

Ayah Alif: Bapak nggak tau

Signified (Petanda) Terletak dikoridor sekolah, terlihat orang tua dan anak

sedang berjalan sambil sedang membicarakan sesuatu.

Makna Denotatif Rasa bangga, merupakan makna denotatif dari perasaan

senang karena telah melakukan hal baik. Ayahnya

merasa bangga melihat Alif gigih dalam

Page 92: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

80

memperjuangkan apa yang semestinya harus diungkap.

Hingga orang tuanya harus dipanggil ke sekolah.

Makna Konotatif Makna konotatifnya adalah tanggung jawab moril bagi

orang lain. Orang tuanya bisa melihat sisi lain dari

anaknya, sehingga ia sama sekali tidak marah

meskipun harus menerima panggilan dari pihak sekolah

karena ulah anaknya.

Tabel 4.10. Analisis Anti Korupsi Melalui Idealisme (Adegan Pilihan 8)

Kategori Makna Penemuan

Tanda (Sign)

Durasi: (22:06-22:10)

Signifier (Penanda) Terlihat dari gambar, seorang anak sedang duduk

disebuanh kursi dalam ruangan menggunakan kaos

garis-garis sambil meletakkan kedua tangannya dimeja.

Signified (Petanda) Nampak seorang anak laki-laki sedang duduk dan

Page 93: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

81

menatap sebuah foto dengan tatapan penuh makna,

yang berisi potret ayahnya berpakaian dinas.

Makna Denotatif Pada adegan diatas Alif merupakan orang yang Idealis,

makna denotatif dari suatu bentuk keyakinan atas hal

yang dianggap benar. Meskipun ada sedikit rasa

bersalah saat mengingat bahwa Ayahnya dulu adalah

seorang guru, dan sekarang iya sedang berurusan

dengan guru disekolahnya dan bukan persoalan kecil

yang dihadapi.

Makna Konotatif Makna konotatifnya adalah memiliki tujuan dan

harapan yang tidak mudah goyah dalam menjalani

kehidupan. Sekalipun ada rasa bersalah dan orang

tuanya dan orang disekitarnya sudah memperingatkan

untuk berhenti, namun ia tetap pada pendiriannya untuk

melanjutkan apa yang sudah direncanakan bersama

temannya, apa pun resikonya.

Tabel 4.11. Analisis Tindakan Saling Mendukung (Adegan Pilihan 9)

Kategori Makna Penemuan

Tanda (Sign)

Page 94: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

82

Durasi: (30:21-)

Signifier (Penanda) Narasi:

Dito: Halo

Alif: Loh kowe ngopo?

Dito: Iki yo? Biasa Bapak e loh. Yang lain mana ini,

yang lain?

Alif: Udah ta SMS. Bon?

Nisa: Mau ngapain lagi?

Alif: Selesaikan masalah ini lah.

Nisa: Piye carane, nggak ada bukti, nggak ada lagi

yang mau bantu.

Alif: Masih ada satu cara lagi.

Signified (Petanda) Mereka kembali berkumpul disuatu tempat, satu

persatu datang dengan kondisi yang tidak sebaik

biasanya, Alif hadir lebih awal karena ia yang

menghubungi temannya. Alif kaget setelah melihat

Dito yang muncul dengan wajah lebam setelah dipukul

Ayahnya. Bondan datang sambil menyeka air mata dan

Nisa yang sudah menyerah.

Makna Denotatif Saling mendukung, merupakan makna denotatif dari

memberi kekuatan satu sama lain. Mereka baru saja

melakukan hal yang melanggar aturan dan mendapat

hukuman berat, ditambah tekanan dari orang tua yang

Page 95: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

83

mengetahui anaknya melakukan pelanggaran.

Makna Konotatif Makna konotatifnya yaitu sebagai dorongan untuk

menjadi lebih baik. Mereka bertemu untuk saling

menyemangati dan membuktikan bahwa yang bersalah

harus tetap terungkap dengan cara menyusun rencana

baru meskipun mereka sedang mendapat sanksi dari

sekolah.

Menurut aliran Otonomus Al-Qamamu Adz-Dzaty ukuran moral

itu ada pada diri kita sendiri. Ia adalah suatu batin yang ada pada diri kita

sendiri, yang memberi tahu bagaimana antara yang hak dan bathil. Antara

moral dan etika memiliki makna yang sama yaitu bentuk penilaian baik

buruk, pantas dan tidak pantas, serta norma yang menjadi pegangan

seseorang atau kelompok tertentu dalam mengatur tingkah laku (Pradana,

R, 2018, h: 58). Berdasarkan hasil analisis peneliti dan pandangan aliran

Otonomus Al.Qamamu Adz-Dzaty tentang moral, maka peneliti

menemukan lima pesan moral yang terdapat dalam film Menolak Diam,

yaitu sebagai berikut:

1. Rasa bangga, merupakan makna denotatif dari perasaan senang karena

telah melakukan hal baik, sedangkan makna konotatifnya adalah

tanggung jawab moril bagi orang lain.

2. Idealisme, merupakan makna denotatif dari suatu bentuk keyakinan atas

hal yang dianggap benar. Makna konotatifnya adalah memiliki tujuan

Page 96: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

84

dan harapan yang tidak mudah goyah dalam menjalani kehidupan dan

menerima semua konsekuensi.

3. Saling mendukung, merupakan makna denotatif dari memberi kekuatan

satu sama lain. Makna konotatifnya yaitu sebagai dorongan untuk

menjadi lebih baik. Seperti tertulis dalam Al-Quran (Al-Insyirah:5)

يع ٱنعسر يسرا فإ

Artinya: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Page 97: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

85

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara garis besar film Menolak Diam ingin menyampaikan bahwa

tindakan korupsi tidak akan berhenti apabila tidak dimulai pencegahannya

sejak dini dan dimulai dari hal terkecil. Berdasarkan hasil analisis dan

interpretasi yang telah dilakukan pada film Menolak Diam, maka peneliti

dapat menarik kesimpulan bahwa terdapat enam indikator makna denotatif

dan konotatif anti korupsi serta tiga indikator makna denotatif dan

konotatif pesan moral, yaitu sebagai berikut:

1. Makna denotatif dan konotatif anti korupsi pada film Menolak Diam:

a. Makna denotatif bentuk anti korupsi dalam film ini adalah

penyampaian aspirasi yang merupakan tindakan menyampaikan

pendapat. Makna konotatifnya, penyampaian aspirasi menandakan

bahwa ada hal yang membutuhkan perhatian lebih.

b. Makna denotatif dampak penyelewengan dana yang ditunjukkan

dalam film ini adalah ditiadakannya wisuda kelulusan bagi kelas

tiga dengan alasan dana tersebut dialihkan untuk ekspansi siswa

baru. Makna konotatifnya ialah pengalihan dana wisuda

menimbulkan pertanyaan baru meskipun sudah tertera alasan

disurat edaran namun, tidak bisa diterima oleh beberapa siswa.

Karena dana tersebut merupakan dana pribadi siswa.

Page 98: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

86

c. Makna denotatif terhambatnya penyaluran dana di sekolah

berdampak terhadap kemajuan prestasi siswa. Makna konotatifnya,

d. Makna denotatif penyalahgunaan dalam film ini adalah bentuk

perjanjian atau kerjasama yang tujuannya untuk mendapat

keuntungan bagi para pelakunya. Makna konotatifnya, kolusi

menimbulkan ketidakselarasan antara fungsi, tujuan, dan

mekanisme proses (suatu prosedur) dengan praktiknya.

e. Makna denotatif hubungan media dengan korupsi ialah, media

hanya ingin menunjukkan eksistensi dan kekuatan untuk medapat

perhatian. Makna konotasinya, media memanfaatkan korupsi

sebagai nilai berita untuk memenuhi kebutuhan media.

f. Kekuasaan, makna denotatifnya ialah, dengan posisi terancam

karena bukti penyelewengan dana sudah ditemukan, maka orang

yang memiliki jabatan menggunakan kekuasaan untuk mengubah

fakta, dengan cara memberi sanksi berat dan menghilangkan

barang bukti. Makna konotatifnya, dengan sanksi tersebut pihak

yang menuntut akan mundur. Tpi kenyatannya tidak seperti itu,

mereka tetap melanjutkan misi.

2. Makna denotatif dan konotatif pesan-pesan moral yang disampaikan

berupa tindakan yang dianggap baik oleh masyarakat pada umumnya,

seperti:

Page 99: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

87

a. Rasa bangga, merupakan makna denotatif dari perasaan senang

karena telah melakukan hal baik, sedangkan makna konotatifnya

adalah tanggung jawab moril bagi orang lain.

b. Idealis, merupakan makna denotatif dari suatu bentuk keyakinan

atas hal yang dianggap benar. Makna konotatifnya adalah memiliki

tujuan dan harapan yang tidak mudah goyah dalam menjalani

kehidupan.

c. Saling mendukung, merupakan makna denotatif dari memberi

kekuatan satu sama lain. Makna konotatifnya yaitu sebagai

dorongan untuk menjadi lebih baik.

B. Saran

Setelah menyimpulkan hasil temuan, peneliti sadar bahwa ada hal-

hal yang harus diperhatikan dalam menikmati suatu karya film. Dalam

film Menolak Diam sendiri, banyak pesan yang harus disaring dan

dipahami lebih dalam lagi, maka dari itu peneliti ingin menyampaikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Secara garis besar, film Menolak Diam berhasil menggambarkan dan

mendramatisasi kembali kisah nyata penyelewengan dana di salah satu

sekolah menengah atas. Namun, alangkah baiknya apabila penulis dan

sutradara film mampu menjabarkan cerita diakhir film, agar tidak

menimbulkan kesalahpahaman.

2. Bagi para penikmat film, diharapkan agar lebih teliti dan kritis dalam

memilih tontonan, sehingga tidak mudah terprovokasi oleh tayangan-

Page 100: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

88

tayangan yang belum pasti kebenarannya. Diharapkan pula, agar para

penonton mampu menyampaikan pesan-pesan moral dalam tayangan

untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Seperti yang kita ketahui

film tidak sekedar menyajikan imajinasi, namun terdapat pesan-pesan

dan realita kehidupan yang ingin disampaikan.

Page 101: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

89

DAFTAR PUSTAKA

Ansar Akil, Muhammad, 2012. Regulasi Media di Indonesia : Jurnal Ilmu

Komunikasi

Baran, S, 2012. Pengantar Komunikasi Massa Melek Media dan Budaya,

Erlangga.

Bungin, B, 2015. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rajawali

Pers.

Changara, H, 2015. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Rajawali Pers.

Anderson, Daniel. Analisis Semiotik Alangkah Lucunya Negeri Ini, Akta

Diurna, Vol. 4, 2015, https://Scholar.google.com. Diakses pada 03

September 2019.

Fahmi, B, 2017. Representasi Pesan Moral dalam Film Rudy Habibie

Karya Hanung Bramantyo (Analisis Semiotika Ronald Barthes),

Jom Fisip, Vol. 4 No. 1, Februari 2017, 5,

https://Scholar.google.com. Diakses pada 01 September 2019.

Fitri, I, Alriyani Khusnul, Putri Ayu, dkk, 2018. Integritas Berlembaga,

Desember 2018, 3, https://www.researchgate.net. Diakses pada 05

September 2019.

Hapsari, Indah & Lasmery RN Girsangi, 2015. Makna Optimisme dalam

Iklan Politik (Mewujudkan Mimpi bersama Jokowi-Jk), Semiotika,

Vol. 2, No. 2, 2015. https://Scholar.google.com. Diakses pada 31

Agustus 2019.

Ida, R, 2016. Metode Penelitian Studi dan Kajian Budaya, Jakarta:

Prenada Media Group.

Junaid, H, 2013. Korupsi dalam Perspektif dan Islam, Sulesana, Vol. 8

No. 2, 2013, 124-129, http://journal.uin-alauddin.ac.id. Diakses

pada 01 Oktober 2019.

Morissan, 2013. Teori Komunikasi: Individu hingga Massa, Jakarta:

Prenadamedia Group.

Nurudin, 2015. Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: Rajawali Pers.

Rahimah, Latita Hanief & Muhammad Alif. Stereotip dalam Film Traitor,

435, https://Scholar.google.com. Diakses pada 1 Oktober 2019.

Page 102: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

90

Republika, 2014. Koruptor dikritik, Republika.co.id, 02 Oktober 2014,

https://nasional.republika.co.id/berita/negara-khilafah-buatan-isis-

dikritik.

Rifqi, K, 2016. Analisis Semiotik Makna Emansipasi Wanita dalam Islam

pada Film Dokumenter He Named Me Malala, 25-26,

https://Scholar.google.com. Diakses pada 07 Oktober 2019.

Ruslan, R, 2017. Metode Penelitian: Public Relations dan komunikasi,

Jakarta: Rajawali Pers.

Sobur, A, 2016. Semiotika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Sudianto. Sebuah Analitis Kritis terhadap Skenario Politik Global, Al-

Bayyinah: Journal of Islamic Law, Vol. 7 No. 2, 63 & 72-73,

https://www.researchgate.net. Diakses pada 01 Oktober 2019.

Tamburaka, A, 2013. Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media

Massa, Jakarta: Rajawali Pers.

Yoyon, Mudjiono. Kajian Semiotik dalam Film, Jurnal Ilmu Komunikasi,

Vol. 1, No. 1, April 2015. https://Scholar.google.com. Diakses

pada 31 Januari 2019.

Page 103: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

91

LAMPIRAN

Page 104: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

92

Page 105: ANALISIS SEMIOTIK ANTI KORUPSI DALAM FILM MENOLAK DIAM

93

RIWAYAT HIDUP

ASMITA HANDYANI, lahir pada 27 April 1997 di

Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Putri

pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Rubama

dan Ibu Nur Amir.

Jenjang pendidikan penulis dimulai dari Sekolah Dasar di SDN 040 Radda pada

tahun 2003. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 01

Luwu Utara pada 2012, dan Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 01

Luwu Utara pada tahun 2015. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA, pada

tahun yang sama penulis terdaftar sebagai salah satu mahasiswa di Program Studi

Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Muhammadiyah Makassar. Pada tahun 2021, penulis berhasil mendapatkan gelar

S1 Program Studi Ilmu Komunikasi dengan judul skripsi “Analisis Semiotik Anti

Korupsi dalam Film Menolak Diam”. Penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat dalam pengembangan penelitian di bidang Ilmu Komunikasi terkhusus

di Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Unismuh Makassar.