analisis risiko operasional pada pt ... - repository.ipb.ac.id · pada tahun 2004 penulis diterima...

82
ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA PT. KARISMA TEKNIKA CITEUREUP - BOGOR Oleh ADHELIA OKTI BAWYNDA H 24076001 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Upload: truongdieu

Post on 12-Mar-2019

258 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA

PT. KARISMA TEKNIKA CITEUREUP - BOGOR

Oleh

ADHELIA OKTI BAWYNDA

H 24076001

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 2: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

RINGKASAN

ADHELIA OKTI BAWYNDA. H24076001. Analisis Risiko Operasional Pada

PT. Karisma Teknika Citeureup-Bogor. Di bawah bimbingan HETI MULYATI

PT. Karisma Teknika merupakan perusahaan manufaktur perdagangan

kimia yang memasok ke perusahaan otomotif. PT. Karisma Teknika dalam

menjalankan kegiatan usahanya dihadapkan pada risiko operasional. Identifikasi

risiko operasional dalam perusahaan dilakukan dengan tujuan untuk

mengidentifikasikan seluruh jenis risiko yang berpotensi mempengaruhi kerugian

perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasi dan memetakan

risiko operasional yang terjadi pada perusahaan PT. Karisma Teknika, 2).

Menganalisa alternatif penanganan risiko di PT.Karisma Teknika. Ruang lingkup

yang diamati adalah risiko operasional yang disebabkan oleh SDM, proses dan

teknologi.

Data penelitian berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh

dari hasil observasi atau pengamatan langsung di lokasi perusahaan wawancara

dan kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan PO tahun 2010,

jurnal dan buku. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.

Sampel dalam penelitian ini sejumlah 4 ( empat ) orang yaitu Direktur, Manager

operasional, staf administrasi dan kepala bagian operasional. Sampel ini

berdasarkan pertimbangan orang yang ahli dalam bidang operasional. Analisis

yang digunakan adalah statistik deskriptif rata-rata Geometrik dan dibantu dengan

pengolahan data memakai software Excel 2007.

Pemetaan risiko terdiri dari 4 (empat) kuadran yang dapat mengidentifikasi

risiko operasional pada PT. Karisma Teknika. Risiko SDM yang timbul karena

keselamatan dan kesehatan kerja berada pada kuadran II dampak yang

ditimbulkan sedang (2,41) dan frekuensi yang ditimbulkan sedang (2,20).

Sedangkan risiko yang diakibatkan pelatihan yang tidak memadai berada pada

kuadran III dampak yang ditimbulkan tinggi (2,75) dan frekuensi sedang (2,20).

Risiko yang diakibatkan karena kurangnya aktivitas organisasi berada pada

kuadran I yang artinya dampak yang ditimbulkan tinggi (2,71) dan frekuensi

tinggi (2,75). Risiko proses yang diakibatkan karena kurangnya perencanaan

produksi dampak yang ditmbulkan sedang (2,05) dan frekuensi sedang (1,86),

proses produksi dampak sedang (2,27) dan frekuensi sedang (2,21) dan

pengendalian produksi dampak sedang (2,27) dan frekuensi sedang (2,05)

terdapat pada kuadran II dimana dampak dan frekuensi yang ditimbulkan sedang.

Risiko teknologi yang diakibatkan karena masih sederhananya hardware terdapat

pada kuadran II, artinya dampak sedang (2,44) dan frekuensi sedang (2,21).

Sedangkan risiko yang ditimbulkan karena penggunaan software tidak memadai

terdapat pada kuadran I, artinya dampak tinggi (2,90) dan frekuensi yang

ditimbulkan tinggi (2,71). Strategi penanganan pada risiko SDM adalah dengan

memakai alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan dan masker. Selain

itu dilakukan pelatihan khusus tentang pengenalan bahan baku kimia yang

berbahaya. Sedangkan pada risiko proses penanganan yang dapat dilakukan

dengan menerapkan pencatatan barang produksi yang masuk dan keluar sesuai

dengan pesanan. Pengendalian bahan baku dapat dilakukan dengan menyusun tata

Page 3: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

letak di gudang penanganan. Penanganan risiko teknologi dengan cara mengelola

sistem informasi secara on-line dan menerapkan sistem pemeliharaan alat-alat

produksi.

Page 4: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA

PT. KARISMA TEKNIKA CITEUREUP-BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ADHELIA OKTI BAWYNDA

H 24076001

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 5: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Judul Skripsi : Analisis Risiko Operasional pada PT. Karisma Teknika

Citeureup-Bogor

Nama : Adhelia Okti Bawynda

NIM : H 24076001

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

(Heti Mulyati, STP, MT)

NIP : 19770812 200501 2 001

Mengetahui

Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc)

NIP : 1961012 3198601 1 002

Tanggal Lulus :

Page 6: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 19 Oktober 1986. Penulis

merupakan puteri pertama dari pasangan Achmad Wydia Septiono dan Sri Banun.

Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 3

Sembawa, Palembang. Pada tahun 1998 penulis melanjutkan pendidikan di

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Palembang, lalu pada tahun 2001, penulis

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 10 Palembang.

Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi

Usaha Ternak Pedaging Fakultas Peternakan. Pada tahun 2007 penulis

melanjutkan ke Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pada masa

perkuliahan di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen penulis berpartisipasi aktif

dalam organisasi mahasiswa Program Sarjana Alih Jenis Manajemen IPB atau

Extension Of Management (EXOM) divisi kewirausahaan periode 2008 - 2009.

Page 7: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayat-Nya berupa kekuatan dan kesehatan lahir batin,

sehingga laporan skripsi berjudul ”Analisis Risiko Operasional pada

PT. Karisma Teknika Citeureup-Bogor ” dapat diselesaikan. Penelitian ini

disusun dalam rangka menyelesaikan tugas akhir di Program Sarjana Alih Jenis

Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor.

Penulis melakukan analisa risiko operasional pada PT. Karisma Teknika

Citeureup-Bogor dikarenakan perusahaan tersebut dapat mengidentifikasi dan

memetakan suatu kejadian risiko pada perusahaan sebagai acuan untuk melihat

dampak dan frekuensi yang dapat mempengaruhi kerugian perusahaan. Oleh

karena itu, pengelolaan risiko operasional terutama di bagian produksi harus

dilakukan dengan sebaik-baiknya agar tidak menghambat pencapaian tujuan

perusahaan. Risiko operasional dapat dikurangi dengan identifikasi, pemetaan dan

análisis risiko operasional. Dengan demikian, keputusan untuk menghindari atau

mengurangi risiko dapat dilakukan secara tepat

Bogor, Maret 2011

Penulis

Page 8: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan skripsi ini banyak pihak yang memberikan bantuan baik material

dan motivasi, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Heti Mulyati, STP, MT selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

motivasi, masukan dan bimbingan yang sangat bermanfaat selama

menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl., Ing., DEA dan Bapak Nurhadi

Wijaya, SPT, MM selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan

berharga.

3. Bapak Dr.Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen

Manajemen yang selalu memotivasi untuk menyelesaikan perkuliahan.

4. Bapak Moh. Bima Aprilrianto selaku pemilik perusahaan bahan kimia dan

seluruh pekerja yang telah memberikan bimbingan serta informasi dalam

skripsi ini.

5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Program Sarjana Alih Jenis

Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut

Pertanian Bogor yang telah banyak membantu pelaksanaan tugas akhir

penulis.

6. Keluarga tercinta Papa, Mama, Adhestia Augusti Bawynda, yang selalu

memberikan doa, dukungan, serta perhatiannya.

7. Hendra Bacheramsyah yang telah memberikan dorongan semangat dan

motivasinya selama ini.

8. Sahabat-sahabatku terbaik di ahli jenis manajemen Thia Tastanny, Ledyana

Gultom, Dewi Kashita, Damayana, Rahma Dona, Fitriani, Dwi Larasati, Yusi

Saragi, Anita Yulianti, Leni Juliani, Ayu, Vonny, Khory, Dwi, Yanita Kartika

Dewi dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Semoga

selamanya kebersamaan dan persahabatan kita tetap terjalin.

Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis sangat menghargai saran dan masukan yang bersifat

membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat

bagi yang memerlukannya.

Page 9: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................................. 3

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6

2.1. Risiko dan Manajemen Risiko ............................................................. 6

2.2. Risiko Operasional ............................................................................... 9

2.3. Klasifikasi Risiko Operasional ............................................................ 10

2.3.1 Sumber Daya Manusia ................................................................ 13

2.3.2 Risiko Teknologi ......................................................................... 15

2.3.3 Risiko Proses ............................................................................... 15

2.3.4 Risiko Eksternal .......................................................................... 15

2.4. Tahapan dalam Manajemen Risiko Operasional ................................. 15

2.4.1 Pemetaan Risiko Operasional ..................................................... 18

2.5. Konsep Penanganan Risiko.................................................................. 22

2.6. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 24

III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 28

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................... 28

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 29

3.3. Tahapan Penelitian ............................................................................... 30

3.4. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ................................................. 31

3.5. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................... 33

3.5. Metode Analisis Data .......................................................................... 33

2.5.1 Statistik Deskriptif ..................................................................... 33

2.5.2 Cause and Effect Diagram ......................................................... 34

Page 10: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 35

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ............................................................. 35

4.2. Produk - produk PT. Karisma Teknika ................................................ 39

4.3. Pemetaan Risiko operasional .............................................................. 39

4.3.1 Risiko Operasional yang Disebabkan Sumber Daya Manusia ... 40

4.3.2 Risiko Operasional yang Disebabkan Proses .............................. 42

4.3.3 Risiko Operasional yang Disebabkan Teknologi ........................ 43

4.4. Penanganan Risiko Operasional ............................................................. 44

4.4.1 Penanganan Risiko SDM ............................................................ 44

4.4.2 Penanganan Risiko Proses .......................................................... 45

4.4.3 Penanganan Risiko Teknologi .................................................... 46

4.5. Implikasi Manajerial ............................................................................... 48

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 50

1. Kesimpulan .................................................................................................... 50

2. Saran .............................................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 52

LAMPIRAN ...................................................................................................... 54

Page 11: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Kontribusi industri manufaktur terhadap PDB Tahun 2004-2009 ................. 1

2. Klasifikasi risiko operasional ......................................................................... 12

3. Kategori dan indikator risiko operasional pada PT. Karisma Teknika .......... 32

4. Jumlah tenaga kerja PT. Karisma Teknika berdasarkan posisi

dan jenis kelamin Tahun 2010 ....................................................................... 38

Page 12: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Siklus manajemen risiko ................................................................................ 8

2. Kunci identifikasi risiko ................................................................................. 16

3. Tingkatan 3 ( tiga ) dimensi ........................................................................... 17

4. Pemetaan risiko operasional ........................................................................... 19

5. Pemetaan risiko operasional ........................................................................... 22

6. Kerangka pemikiran ....................................................................................... 29

7. Tahapan penelitian ......................................................................................... 30

8. Cause and Effect Diagram ............................................................................ 34

9. Struktur organisasi PT. Karisma Teknika ...................................................... 36

10. Peta risiko SDM ........................................................................................... 41

11. Peta risiko proses ......................................................................................... 43

12. Peta risiko teknologi ..................................................................................... 44

13. Cause and effect diagram ............................................................................. 47

Page 13: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kuesioner penelitian....................................................................................... 55

2. Produk otomotif ............................................................................................. 64

3. Produk non otomotif ...................................................................................... 65

Page 14: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor industri merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi

nasional. Sektor ini memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto

(PDB) nasional, meningkatkan lapangan kerja dan devisa serta menunjang daya

saing nasional. Salah satu industri yang mengalami pertumbuhan setiap tahunnya

adalah industri pupuk, kimia dan bahan dari karet. Hal ini ditunjukkan dari

persentase pertumbuhan industri tersebut pada periode 2004 - 2009 mengalami

pertumbuhan rata-rata 32,43 persen. Kontribusi industri manufaktur terhadap PDB

pada tahun 2004-2009 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kontribusi industri manufaktur terhadap PDB Tahun 2004-2009

No Jenis - Jenis Industri Persen (%)

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004-2009

1

Makanan, Minuman dan

Tembakau 1,4 2,7 7,2 5,05 -1,26 16,3 19,32

2

Tekstil, Barang Kulit dan Alas

Kaki 4,1 1,3 1,2 -3,68 -7,1 9,8 8,96

3 Barang Kayu dan Hasil Hutan -2,1 -1 -1 -1,74 -0,53 1,4 0,13

4 Kertas dan Barang Cetakan 7,6 2,4 2,1 5,79 0,1 0,8 4,4

5

Pupuk, Kimia dan Barang dari

Karet 9 8,8 4,5 5,69 3,17 26,2 32,43

6

Semen dan Barang, Galian

Non-Logam 9,5 3,8 0,5 3,4 -1,01 10.0 13,24

7 Logam Dasar, Besi dan Baja -2,6 -3,7 4,7 1,69 2,77 13,3 13,87

8

Alat Angkut, Mesin dan

Peralatan 17,7 12,4 7,5 9,73 17,38 6,3 19,2

9 Barang Lainnya 12,8 2,6 3,6 -2,82 -6,88 7,0 8,86

Total Industri 7,5 5,9 5,3 5,15 4,61 9,11 120,41

Sumber : BPS (2009)

Page 15: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

PT. Karisma Teknika merupakan perusahaan manufaktur bahan kimia

yang menghasilkan produk yaitu chemical maintenance, agent chemical, chemical

trading,dan chemical cleaning. Selain itu, perusahaan juga memasok produk

kimia untuk perusahaan otomotif seperti PT. TVS Motor Company Indonesia,

PT. Astra Honda Motor, PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, dan

PT. Yamaha Manufacturing West Java.

Setiap perusahaan akan mengalami berbagai risiko, diantaranya risiko

operasional. PT. Karisma Teknika dalam menjalankan kegiatan usahanya

dihadapkan pada risiko operasional. Hal tersebut dapat dilihat dari proses untuk

menghasilkan bahan kimia dapat menimbulkan risiko operasional. Indikatornya

adalah bahan kimia yang digunakan berbahaya, kerusakan kemasan, kegagalan

dalam komposisi barang yang akan dikirim dan keterlambatan bahan baku karena

susah diperoleh. Risiko-risiko tersebut biasanya dialami oleh PT. Karisma

Teknika sehingga kegiatan operasionalnya menjadi terhambat. Dampaknya secara

tidak langsung akan berpengaruh terhadap keberlanjutan usaha perusahaan

tersebut.

Identifikasi risiko operasional dalam perusahaan dilakukan dengan tujuan

untuk mengidentifikasikan seluruh jenis risiko yang berpotensi memengaruhi

kerugian perusahaan. Hal tersebut dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan

sehingga perusahaan harus memperhatikan faktor internal maupun eksternal.

Faktor internal yang harus diperhatikan adalah kompleksitas struktur organisasi

perusahaan, lingkup aktivitas bisnis, kualitas sumber daya manusia, dan

perubahan organisasi. Sedangkan faktor eksternal yang diperhatikan adalah

fluktuasi keadaan ekonomi perubahan dalam industri dan kemajuan teknologi,

keadaan politik sosial dan kemungkinan bencana alam. Dampak yang terjadi dari

adanya kegagalan operasional adalah invoice dibatalkan karena adanya

keterlambatan bahan baku, ketidaksesuaian komposisi bahan karena bahan

tersebut tidak sesuai dengan pesanan.

Oleh karena itu, pengelolaan risiko operasional terutama di bagian

produksi harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar tidak menghambat

pencapaian tujuan perusahaan. Risiko operasional pembuatan produk kimia dapat

berbahaya bila terjadi kesalahan dalam komposisi bahan tersebut yang

Page 16: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

mengakibatkan kegagalan produk yang akan diberikan kepada client perusahaan

otomotif. Risiko operasional dapat dikurangi dengan identifikasi, pemetaan dan

análisis risiko operasional. Dengan demikian, keputusan untuk menghindari atau

mengurangi risiko dapat dilakukan secara tepat.

1.2. Perumusan Masalah

PT. Karisma Teknika merupakan salah satu perusahaan manufaktur dan

distributor produk bahan kimia untuk industri besar khususnya industri otomotif

yang berlokasi di daerah Citeureup, Bogor. Kegiatan utama perusahaan ini adalah

memasok dan mendistribusikan produk bahan kimia ke perusahaan otomotif, yaitu

PT. TVS Motor Company Indonesia, PT. Astra Honda Motor, PT. Yamaha

Indonesia Motor Manufacturing, dan PT. Yamaha Manufacturing West Java.

Risiko sering diartikan sebagai ketidakpastian. Risiko terkadang dianalisis dan

dikelola secara sadar, tetapi ada kalanya risiko diabaikan, karena tidak menyadari

akibat yang terjadi. Nilai kemungkinan dan dampak yang dapat menimbulkan

kerugian juga berkaitan dengan risiko. Kegiatan usaha di PT. Karisma

Teknika tak lepas dari permasalahan yang dapat menimbulkan risiko operasional

seperti gagal dalam pembuatan produk, kualitas barang tidak memenuhi standar,

bahan baku yang susah didapat dan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada

pekerja. Masalah tersebut jika diabaikan terlalu lama dapat menimbulkan kerugian

bagi perusahaan.

Berdasarkan hal tersebut PT. Karisma perlu mengidentifikasi risiko

operasional yang terdapat di perusahaan dan melakukan tindakan penanganan

untuk mempertahankan keberlangsungan usaha dan meminimalisasi kerugian

yang disebabkan kerugian operasional. Identifikasi risiko operasional tersebut

dilakukan dalam rangka memberikan gambaran tentang status dan peta risiko.

Kountur (2008) berpendapat bahwa unit di dalam perusahaan yang belum

memiliki status dan peta risiko, belum bisa dikatakan telah menjalankan sistem

manajemen risiko dengan baik. Oleh karena itu, identifikasi risiko operasional di

PT. Karisma Teknika dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan perspektif

bagi pengambilan keputusan dalam mengelola risiko, khususnya risiko

operasional. Selain itu dilakukan pengembangan strategi untuk mengurangi

probabilitas kejadian negatif dan mengurangi terjadinya kegagalan bisnis.

Page 17: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Risiko operasional apa saja yang dihadapi oleh PT. Karisma Teknika yang

berkaitan dengan kegiatan proses pembuatan produk ?

2. Bagaimana strategi penanganan risiko operasional yang dapat diterapkan

pada PT. Karisma Teknika ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka penelitian ini

bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi dan memetakan risiko operasional yang terjadi pada

perusahaan PT. Karisma Teknika

2. Menganalisa alternatif penanganan risiko operasional di PT.Karisma

Teknika

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sebagai bahan

pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil suatu kebijakan yang tepat

untuk mengurangi risiko operasional yang timbul pada kegagalan produksi.

2. Bagi pembaca

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan

pertimbangan bagi pembaca serta peneliti lainnya yang ingin mengembangkan

penelitian mengenai tema manajemen risiko operasional.

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

yang luas dalam menganalisis identifikasi risiko operasional pada perusahaan

kimia.

Page 18: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian di PT. Karisma Teknika di Citeureup, Bogor difokuskan untuk

mengidentifikasi risiko operasional di bagian produksi bahan kimia untuk

otomotif. Pengamatan dan identifikasi mengenai risiko perusahaan dilakukan di

unit proses produksi. Hal tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa pada kegiatan

tersebut berlangsung proses penanganan pasca pembuatan produk cat dan

berhubungan dengan tingkat standar (komposisi bahan) yang berbahaya.

Analisis risiko operasional difokuskan pada risiko operasional yang

diakibatkan oleh Sumber daya manusia (SDM), proses dan Teknologi. Faktor

Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu risiko yang timbul dari inefisiensi atau

kesalahan dalam proses produksi akibatnya kurangnya sumber daya manusia yang

memadai, program pelatihan dan turn-over pegawai yang tinggi. Situasi yang

sering timbul dalam kasus ini disebabkan oleh perbedaan signifikan dalam

program pelatihan bagi satuan kerja unit bisnis. Hal tersebut merupakan salah satu

faktor signifikan yang mengakibatkan tingginya risiko operasional perusahaan.

Sedangkan risiko proses terdapat pada penanganan proses produk dalam membuat

produk kimia. Risiko teknologi yang menyebabkan kerugian operasional

disebabkan oleh gangguan dalam melaksanakan proses aktivasi kerja, kebocoran

dalam sistem teknologi informasi dan gangguan lainnya yang ditimbulkan dari

tidak berfungsinya sistem informasi hardware atau software.

Page 19: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Risiko dan Manajemen Risiko

Risiko merupakan suatu keadaan adanya ketidakpastian dan tingkat

ketidakpastiannya terukur secara kuantitatif. Risiko dapat dikategorikan kedalam

risiko murni dan risiko spekulatif. Risiko murni merupakan risiko yang dapat

mengakibatkan kerugian pada perusahaan, tapi tidak ada kemungkinan

menguntungkan. Pada perusahaan dalam mengahadapi suatu risiko, misalnya

kekayaan berupa mesin menanggung risiko murni, adanya kemungkinan mesin

mengalami kerusakan, mulai dari kerusakan kecil sampai besar. Tetapi, tidak

mungkin keadaan sebaliknya bisa terjadi, berupa kekayaan gedung yang

menyebabkan kehancuran karena bencana alam. Sedangkan risiko spekulatif

adalah risiko yang dapat mengakibatkan dua kemungkinan, merugikan atau

menguntungkan perusahaan, misalnya perusahaan yang menyimpan valuta asing

seperti US$ dan JPY dapat mengalami keuntungan dan kerugian. Simpanan

tersebut menguntungkan bila nilai tukar mata uang tersebut menguat

(Djohanputro, 2008).

Seluruh kegiatan yang dilakukan baik perorangan atau perusahaan juga

mengandung risiko. Kegiatan bisnis sangat serta kaitannya dengan risiko. Risiko

dalam kegiatan bisnis juga dikaitkan dengan besarnya pengembalian yang akan

diterima oleh pengambil risiko. Semakin besar risiko yang dihadapi umumnya

dapat diperhitungkan bahwa pengembalian yang diterima juga akan lebih besar.

Pola pengambilan risiko menunjukkan sikap yang berbeda terhadap pengambilan

risiko. Risiko adalah ketidakpastian dan dapat menimbulkan terjadinya peluang

kerugian terhadap pengambilan keputusan. Ketidakpastian merupakan situasi

yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, mendefinisikan risiko sebagai peluang

terjadinya hasil yang tidak diinginkan sehingga risiko hanya terkait dengan situasi

yang memungkinkan munculnya hasil negatif serta berkaitan dengan kemampuan

memperkirakan terjadinya hasil negatif tadi ( Muslich, 2007 ).

Manajemen risiko diartikan sebagai kemampuan seorang manajer untuk

menata kemungkinan variabilitas pendapatan dengan menekan sekecil mungkin

Page 20: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

tingkat kerugian yang diakibatkan oleh keputusan yang diambil dalam menggarap

situasi yang tidak pasti. Konsep dasar manajemen risiko menurut Djohanputro

(2008) yang dapat dipahami oleh pihak manajemen perusahaan adalah :

manajemen risiko hanya sebuah pendekatan, tetapi manajemen risiko merupakan

strategi fleksibel yang dapat diterapkan untuk berbagai skala industri.

1. Sistem manajemen risiko haruslah sistematis dan diikuti secara konsisten

tetapi tidak kaku dan fleksibel.

2. Manajemen risiko bukan merupakan alat „sulap‟ yang secara ajaib akan

meningkatkan penerimaan sekaligus mengurangi risiko.

3. Lingkungan usaha saat ini telah menyebabkan kompleksitas manajemen risiko

menjadi sangat tinggi dan merupakan proses yang sulit.

4. Kecenderungan meningkatnya persaingan, konsumen yang semakin menuntut

dan perkembangan baru dalam teknologi semakin mempersulit pengelolaan

risiko.

Program manajemen risiko akan lebih efektif jika menjalankan empat langkah di

dalam proses manajemen risiko :

1. Mengenal pasti potensi kerugian.

2. Mengevaluasi potensi kerugian.

3. Memilih teknik tepat, atau mengkombinasikan beberapa teknik manangani

ancaman kerugian.

4. Menerapkan program penanganan kerugian yang mengancam.

Siklus manajemen risiko menurut Djohanputro (2008) terdiri dari lima tahap

seperti

Gambar 1.

Page 21: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Gambar 1. Siklus manajemen risiko (Djohanputro, 2008)

Tahap 1. Identifikasi Risiko

Tahap ini mengidentifikasi apa saja risiko yang dihadapi oleh perusahaan.

Langkah pertama dalam mengidentifikasi risiko adalah melakukan analisis pihak

yang berkepentingan (stakeholders). Langkah kedua dapat menggunakan 7S dari

McKenzie yaitu : shared value, strategy, structure, staff, skill, sistem, dan style.

Tahap 2. Pengukuran Risiko

Pengukuran risiko mangacu pada dua faktor yaitu kuantitatif dan kualitatif.

Kuantitas risiko menyangkut berapa banyak nilai atau eksposur yang rentan

terhadap risiko. Sedangkan kualitatif menyangkut kemungkinan suatu risiko

muncul, semakin tinggi kemugkinan risiko terjadi maka semakin tinggi pula

risikonya.

Tahap 3. Pemetaan risiko

Pemetaan risiko ditujukan untuk menetapkan prioritas risiko berdasarkan

kepentingannya bagi perusahaan. Adanya prioritas dikarenakan perusahaan

memiliki keterbatasan dalam sumber daya manusia dan jumlah uang sehingga

perusahaan perlu menetapkan mana yang perlu dihadapi terlebih dahulu mana

yang dinomor duakan, dan mana yang perlu diabaikan. Selain itu prioritas juga

ditetapkan karena tidak semua risiko memiliki dampak pada tujuan perusahaan.

Identifikasi

Risiko

Pengukuran

Risiko

Pemetaan

Risiko Model

Pengelolaan Risiko

Pengawasan dan

Pengendalian

Risiko

Page 22: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Tahap 4. Model Pengelolaan Risiko

Model pengelolaan risiko terdapat beberapa macam diantaranya model

pengelolaan risiko secara konvensional, penetapan modal risiko, struktur

organisasi pengelolaan dan lain-lain.

Tahap 5. Monitor dan Pengendalian

Monitor dan pengendalian penting karena :

1. Manajemen perlu memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko

berjalan sesuai dengan rencana.

2. Manajemen juga perlu memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko

cukup efektif.

3. Risiko itu sendiri berkembang, monitor dan pengendalian bertujuan untuk

memantau perkembangan terhadap kecendrungan berubahnya profil risiko.

Perubahan ini berdampak pada pergeseran peta risiko yang otomatis pada

perubahan prioritas risiko.

2.2. Risiko Operasional

Risiko operasional disebabkan oleh kegagalan atau ketidakcukupan (tidak

memadainya) proses internal, manusia dan sistem atau dari kejadian eksternal.

Risiko ini akan memberikan dampak kepada seluruh bisnis usaha karena risiko

operasional sehari-hari. Risiko operasional dapat timbul antara lain karena adanya

ketidakcukupan atau tidak berfungsinya proses internal. Risiko ini juga dapat

timbul karena adanya kesalahan atau kecurangan manusia, kegagalan sistem,

proses dan faktor eksternal. Dalam menghadapi risiko tersebut, cara yang

dilakukan perusahaan, yaitu pemahaman tentang risiko, pengukuran, pemantauan

dan pengendaliannya. Perusahaan yang melakukan proses manajemen risiko juga

dapat memperkirakan skenario terburuk yang potensial terjadi terhadap

perusahaan dan dampaknya. Perusahaan juga dapat mengalokasikan dana dan

modal yang sengaja dicadangkan untuk menanggung potensi kerugian yang tidak

dialihkan kepada pihak lain (Kountur, 2008).

Risiko operasional menurut Muslich (2007) mempunyai dimensi yang

luas dan kompleks dengan sumber risiko yang merupakan gabungan dari berbagai

Page 23: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

sumber yang ada dalam organisasi, proses kebijakan, sistem dan teknologi, orang

dan faktor-faktor lainnya. Perusahaan mulai memikirkan untuk melakukan proses

manajemen risiko operasional karena risiko operasional tidak hanya terjadi di

bank komersil tetapi juga terjadi di semua industri. Banyaknya perusahaan yang

bangkrut atau likuidasi karena menderita kerugian operasional yang besar

memberikan pelajaran bahwa risiko operasional tidak mungkin diabaikan atau

dihilangkan. Menurut Djohanputro (2008) risiko operasional adalah potensi

penyimpangan dari hasil yang diharapkan karena tidak berfungsinya suatu sistem,

sumber daya manusia (SDM), teknologi atau faktor lain. Risiko operasional bisa

terjadi pada dua tingkatan yaitu teknis dan organisasi. Pada tataran teknis, risiko

operasional bisa terjadi apabila sistem informasi, kesalahan mencatat, informasi

yang tidak memadai dan pengukuran risiko tidak akurat dan tidak memadai. Pada

tataran organisasi, risiko operasional bisa muncul karena sistem pemantauan dan

pelaporan, sistem dan prosedur, serta kebijakan idak berjalan sebagaimana

seharusnya. Risiko operasional bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu

manusia (SDM), sistem dan prosedur, kebijakan dan struktur organisasi.

2.3. Klasifikasi Risiko Operasional

Klasifikasi risiko operasional secara umum dibagi menjadi 4 (empat)

kategori menurut Aung (2008), yaitu sumber daya manusia (SDM), teknologi,

proses dan faktor eksternal. Aung (2008) memerinci klasifikasi risiko operasional

sebagai berikut :

1. Sumber Daya Manusia yaitu faktor yang dapat menyebabkan risiko

operasional karena sumber daya manusia

2. Teknologi informasi dan komunikasi yaitu faktor yang menyebabkan

risiko operasional sistem informasi yang mencakup Software dan

Hardware.

3. Faktor eksternal yaitu faktor yang dapat menyebabkan risiko operasional

disebabkan oleh bencana alam atau buatan manusia, lingkungan bisnis dan

persaingan.

4. Strategi atau Kebijakan yaitu faktor yang dapat menimbulkan risiko

operasional disebabkan oleh perubahan strategis baik yang berasal dari

pihak manajemen atau pihak lain.

Page 24: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

5. Tata Kelola Perusahaan yaitu faktor yang menyebabkan risiko operasional

disebabkan oleh struktur dari tujuan perusahaan yang sudah ditetapkan

pedoman kinerja, monitoring sebagai alat untuk pencapaian kerja dan

mendorong untuk menggunakan sumber daya efisien. Kurangnya tata

kelola dalam perusahaan dan perubahan lingkungan akan menyebabkan

risiko operasional.

6. Budaya organisasi yaitu faktor yang menyebabkan risiko opersional

disebabkan oleh suatu kepercayaan organisasi, pengetahuan, sikap dan

kebiasaan. Budaya merupakan bagian dari keyakinan manajer senior dan

juga karyawan terhadap perusahaan. Hal tersebut dapat mendukung atau

tidak mendukung maupun berpengaruh positif atau negatif. Hal ini dapat

mempengaruhi kemampuan karyawan atau kemauan untuk beradaptasi

atau melakukan dengan baik.

7. Manajemen yaitu faktor yang dapat menyebabkan risiko operasional

disebabkan oleh kurangnya manajemen yang efektif, pembinaan,

pemberdayaan, fasilitasi, motivasi dan kepemimpinan.

8. Proses bisnis dalam kondisi normal yaitu faktor yang menyebabkan risiko

operasional disebabkan oleh Pelaporan, Kontrol dan audit.

9. Bisnis dalam kondisi abnormal atau terjadi kegagalan bisnis yaitu faktor

yang menyebabkan risiko operasional disebabkan oleh kegagalan ialah

tekanan biaya, gagal proyek atau produk dan pemutusan kerja. Manajemen

dapat dengan cepat mereferensi profil risiko dan memahami dengan jelas

bagian mana dari organisasi yang perlu diperbaiki. Klasifikasi risiko

operasional berdasarkan kejadian risiko dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 25: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Tabel 2. Klasifikasi risiko operasional

Faktor

Risiko Jenis Kejadian Contoh

Risiko

Eksternal

Kerusakan asset Gempa bumi, kebakaran dan banjir

External fraud

- Penipuan pelanggaran daerah,

- eksploitasi pesaing rahasia dagang,

- eksternal outsource

Lokasi terkait dan

lingkungan bisnis

Risiko negara, risiko politik, risiko mata uang,

pembatasan visa perjalanan sistemik kerentanan

(eksternal), risiko pandemi, tak terduga

perubahan dalam lingkungan yang kompetitif,

penyedia layanan, perubahan bisnis (M & A,

Struktur, Strategi, dll)

Conduct

Risiko

klien, produk, dan

praktek bisnis

- Standar etika pembeli layanan

- Ketidakpatuhan terhadap hukum

- Penyalahgunaan kepercayaan

- Penyalahgunaan informasi langganan

- Penjualan produk tidak sah.

Internal fraud - Kebocoran data, pencurian oleh karyawan,

dan perdagangan ilegal.

Risiko Kerja Praktek

dan keselamatan

- Keamanan pekerja, kompensasi pekerja

dan diskriminasi klaim

- Pelanggaran kesehatan karyawan dan

peraturan keselamatan.

Risiko

Proses

Gangguan Bisnis dan

Kegagalan Sistem

- Keamanan dan kerentanan sistem, kegagalan

Hardware/Software

- Masalah proses telekomunikasi dan padamnya

kebutuhan.

Pelaksanaan,

Pengiriman dan Proses

Manajemen

Kegagalan proses dan kualitas kontrol,

non standar pengukuran, kesalahan pelaporan

Sumber : Aung (2008)

Page 26: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Menurut Trangjiwani (2008) pemahaman mengenai kejadian operasional

yang menyebabkan kerugian dilakukan dengan mengelompokkan risiko

operasional ke dalam sejumlah kategori kejadian risiko dan didasarkan kepada

penyebab utama risiko. Risiko operasional selanjutnya dapat dibagi dalam

beberapa sub-kategori seperti risiko yang melekat pada :

1. Risiko sumber daya manusia,

Karyawan merupakan asset penting tetapi juga merupakan sumber risiko

operasional bagi perusahaan. Transaksi dari bagian proses ketika salah

menjumlah berat barang atau komposisi bahan yang masuk merupakan

kesalahan yang tidak sengaja. Kesalahan yang disengaja yaitu, kasus

pencurian beberapa barang yang dilakukan oleh karyawan.

2. Risiko teknologi

Sistem teknologi dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi

perusahaan di lain pihak sistem tersebut juga dapat meminimalkan risiko

baru bagi perusahaan.

3. Risiko proses

Kegiatan penanganan proses atau barang terkait dengan adanya proses

untuk menangani barang datang, proses penanganan barang dan proses

pembagian tiap-tiap jenis dan jumlah produk ke beberapa pemasok sesuai

dengan pesanan. Risiko kegagalan proses merupakan risiko yang terkait

dengan kegagalan proses untuk menangani produk lebih lanjut di dalam

perusahaan selama proses penanganan barang berlangsung (Trangjiwani,

2008).

4. Risiko eksternal

Risiko eksternal berkaitan dengan kejadian yang bersumber dari luar

perusahaan dan di luar pengendalian perusahaan. Kejadian semacam itu

biasanya jarang terjadi, tetapi mempunyai dampak yang cukup besar

(frekuensi rendah, dampak tinggi). Beberapa risiko eksternal yaitu :

bencana alam, dan risiko akibat kondisi alam. Kategori sumber risiko

eksternal lainnya adalah sebagai berikut gangguan sistem transportasi yang

dapoat menyebabkan karyawan tidak masuk dan terjadi pemadaman air,

dan pemadaman listrik.

Page 27: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

2.3.1 Risiko Sumber Daya Manusia

Menurut Napitupulu (2009) risiko sumber daya manusia (SDM)

didefinisikan sebagai risiko yang terkait dengan pekerja. Sumber daya

manusia dalam hal ini karyawan merupakan aset yang paling berharga di

perusahaan. Namun demikian karyawan yang sering kali menjadi penyebab

kejadian risiko operasional. Kejadian risiko manusia dapat terjadi pada fungsi

manajemen risiko, dimana kualifikasi dan keahlian karyawan pada fungsi

tersebut merupakan hal penting yang diutamakan. Bagian-bagian yang

umumnya terkait dengan risiko sumber daya manusia adalah

1. Permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja. Hal tersebut berkaitan

dengan mesin, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan

lingkungannya serta cara-cara melakukan kerja. Sasaran tempat kerja,

mencakup proses produksi dan distribusi (barang dan jasa). Peranan

keselamatan kerja ditujukan untuk melindungi tenaga kerja dan orang lain

yang berada di tempat kerja. Faktor penyebab kejadian kecelakan di industri

antara lain :

a. Kegagalan komponen, misalnya alat yang tidak memadai dan tidak

mampu menahan tekanan, suhu atau bahan kimia.

b. Penyimpangan dari kondisi operasi normal, seperti kegagalan dalam

pemantauan proses, kesalahan prosedur, terbentuknya produk samping.

c. Kesalahan manusia (human error), seperti mencampur bahan kimia

tanpa mengetahui jenis dan sifatnya, kurang terampil, dan salah

komunikasi

Faktor lain, misalnya sarana yang kurang memadai, bencana alam,

sabotase, dan kerusuhan massa.

2. Pelatihan karyawan tidak memadai yaitu terdapat beberapa fenomena

organisasional yang dapat dikategorikan sebagai gejala pemicu munculnya

kebutuhan pelatihan dan pengembangan. Tidak tercapainya standar

pencapaian kerja, karyawan tidak mampu melaksanakan tugasnya,

karyawan tidak produktif, tingkat penjualan menurun, tingkat keuntungan

menurun. Gelaja-gejala yang umum terjadi pada organisasi antara lain

gejala yang ditimbulkan oleh kondisi tersebut, menimbulkan gejala utama

Page 28: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

dalam organisasi yang membutuhkan penanganan kerja yaitu : rendahnya

produktivitas, tingginya kelalaian, tingginya perputaran, rendahnya moral

pekerja, penyimpangan dan rendahnya keuntungan.

3. Aktivasi dimaksudkan untuk memanfaatkan dan mendayagunakan dengan

sebaik-baiknya sumberdaya manusia yang ada. Saat ini banyak

sumberdaya manusia yang tidur, setengah bekerja atau tidak bekerja sama

sekali tetapi masih tetap mendapat upah atau gaji. Peran serta manusia

sebagai tenaga kerja merupakan unsur dominan dalam proses industri

perlu mendapat perhatian khusus guna menghasilkan suatu produk yang

bermanfaat bagi masyarakat. (Napitupulu, 2009).

2.3.2 Risiko Teknologi

Risiko teknologi adalah risiko yang terkait dengan penggunaan

teknologi dan sistem. Saat ini perusahaan sangat bergantung pada sistem

dan teknologi yang mendukung kegiatan proses produksi, penggunaan

teknologi seperti ini banyak menimbulkan risiko operasional.

Kejadian risiko teknologi disebabkan oleh :

1. Pengendalian perubahan data yang tidak memadai yaitu adanya sistem

yang kurang dikendalikan. Kesalahan input data yaitu suatu data

permintaan barang dari supplier tidak sesuai dengan data yang ada,

karena ada keterbatasan material.

2. Data yang tidak lengkap yaitu catatan material yang kurang

perhitungan dengan barang yang ada.

Kegagalan teknologi yang digunakan perusahaan adalah terjadinya

kerusakan dalam sistem teknologi yang dapat menyebabkan gagalnya

produk yang akan di produksi untuk menyuplai ke pemasok (Napitupulu,

2009).

2.3.3 Risiko Proses

Risiko proses adalah risiko mengenai potensi penyimpangan dari

hasil yang diharapkan dari proses karena ada penyimpangan atau

kesalahan dalam kombinasi sumber data (SDM, keahlian, metode

peralatan teknologi dan material) dan karena perubahan lingkungan.

Page 29: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Kesalahan prosedur merupakan salah bentuk perwujudan risiko proses

(Djohanputro, 2008).

2.3.4. Risiko Eksternalitas

Risiko eksternalitas adalah potensi penyimpangan hasil pada

eksposur korporat dan strategis dan bisa berdampak pada potensi

penutupan usaha, karena pengaruh dari faktor eksternal yang termasuk

faktor eksternal antar alain, reputasi, lingkungan sosial dan hukum.

(Djohanputro, 2008).

2.4. Tahapan dalam Manajemen Risiko Operasional

Tahapan dalam identifikasi manajemen risiko operasional menurut Aung

(2008) adalah proses pengembangan lima tahap sebagai berikut :

Tahap 1 : Identifikasi dan justifikasi risiko operasional

Tahap 2 : Penilaian dan pemetaan risiko operasional

Tahap 3 : Pengembangan Key Risk Indicator (KRI)

Tahap 4 : Analisis dan Penyesuaian KRI

Tahap 5 : Monitoring dan Pelaporan

Tahap 1 : Identifikasi dan Justifikasi Risiko Operasional

Manajemen risiko operasional dimulai dengan identifikasi risiko

perusahaan. Hal tersebut didukung oleh Rockart dalam Aung (2008) yang

menyatakan bahwa dalam mengidentifikasi risiko operasional perlu diketahui

Critical Success Factor (CSF) untuk mencapai keunggulan perusahaan yang

didukung sistem teknlogi informasi dan komunikasi. Pimpinan dapat memantau

berbagai kejadian yang menimbulkan risiko operasional dari sistem informasi

yang memadai. Selain itu, Critical Success Factor (CSF) tersebut juga berguna

untuk memfokuskan pada risiko yang dapat menimbulkan dampak negatif pada

jangka pendek maupun jangka panjang. Kunci identifikasi risiko operasional

dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 30: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Lingkungan yang kompetitif, konsep nilai, pernyataan misi, strategi bisnis

Key Performance Indicator

(KPI)

Critical Success Factor (CSF)

Kegiatan kritis

Pengukuran Kinerja

Dampak negatif terhadap

pengukuran kinerja Kunci Risiko

Tujuan Unit Bisnis

Membatasi aktivitas kinerja Key Risk Indicator

(KRI)

Gambar 2. Kunci identifikasi risiko operasional (Aung, 2008)

Gambar 2 menunjukkan aliran logis dari kunci identifikasi risiko

operasional. Proses ini dimulai dengan memerinci Critical Success Factor (CSF)

dan Critical Activity (CA) yang diperoleh dari kemampuan organisasi yang

kompetitif, pemahaman lingkungan yang kompetitif, nilai konsep dan strategi

bisnis. Suatu kegiatan kritis dapat berdampak pada Critical Success Factor (CSF).

CSF mempengaruhi oleh suatu kegiatan yang dapat digunakan sebagai ukuran

kinerja Key Performance Indicator (KPI) untuk menentukan tingkat kepentingan

kegiatan. Risiko utama harus dilihat dalam tiga aspek yaitu : 1). bagaimana

dampak risiko operasional terhadap keseluruhan ukuran kinerja organisasi, 2).

bagaimana batas tingkat kinerja kegiatan kritis dan 3). bagaimana mereka

mencegah unit bisnis pendek dan tujuan jangka panjang. Oleh karena itu, pada

tahap ini sangat penting untuk mengidentifikasi Key Risk Indicator (KRI).

Tahap 2 : Penilaian dan Pemetaan Risiko

Risiko yang diidentifikasi dalam tahap 1 dinilai dan dipetakan pada

peringkat peta risiko tiga-dimensi. Umumnya secara tradisional, risiko dinilai dari

peringkat dua dimensi yaitu berdasarkan pada probabilitas dan dampak risiko.

Aung (2008) menambahkan satu dimensi yaitu kompleksitas. Ketiga hal tersebut

dapat digunakan untuk mengidentifikasi KRI. Penilaian risiko operasional

berdasarkan tingkatan 3 (tiga) dimensi dapat dilihat Gambar 3.

Page 31: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Gambar 3. Penilaian risiko operasional berdasarkan 3 ( tiga ) dimensi (Aung,

2008)

Tahap 3 : Pengembangan Jaringan Key Risk Indicator (KRI)

Setelah mengidentifikasi dan memeringkat poin kritis risiko selanjutnya

membangun jaringan pemantauan risiko berdasarkan indikator risiko, misalnya

dengan menggunakan metodologi Bayesian Network. Setiap jaringan harus

dihubungkan dengan risiko titik kritis atau dihubungkan dengan critical success

factor (CSF). Beberapa jaringan menggunakan sejumlah KRI komposit

perusahaan untuk menelusuri risiko. Misalnya, kualitas staf indeks, keamanan

informasi indeks untuk seluruh perusahaan digunakan dengan melacak beberapa

titik risiko bisnis-unit. Namun, beberapa indeks bervariasi tergantung pada sifat

dari unit usaha. Pengembangan Key Risk Indicator (KRI) berdasarkan pada

Triple-E yaitu Effectivity (efektifitas), Effeciency (efesiensi), dan Exposure

(eksposur). Aung (2005), mendefinisikan ketiga hal tersebut yaitu :

1. Efektivitas, dilihat dari produk baru

2. Efisiensi, dilihat dari :

- Tingkat memperkenalkan produk baru

- Rata-rata jumlah konflik dalam hubungan pemasok

- Frekuensi survei pelanggan

- Persentase biaya iklan pada produk baru

Probabilitas

Kemungkinan risiko

Dampak

Jumlah durasi

Pemulihan waktu

Kompleksitas

Interpendensi

Tingkat kesulitan untuk mendeteksi, mengukur dan mencegah.

Waktu yang terbatas penyisihan tindakan reaktif

Page 32: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

3. Eksposur dilihat dari :

- Staf dalam manajemen produk

- Pengaduan pada produk baru.

Tahap 4 : Analisis dan Penyesuaian KRI

Dalam prakteknya, pengembangan dan penyesuaian KRI membuat satu-

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan jelas. Analisis dan penyesuaian KRI

mencakup dua aspek yaitu Konsistensi logis dari jaringan dan, risiko sensitivitas.

Tahap 5 : Monitoring dan Pelaporan

Monitoring dan pelaporan tidak hanya sekedar memantau eksposur risiko,

tetapi juga dapat membantu manajer risiko dalam melakukan peramalan. Analisis

kausal sebagai bukti dari risiko operasional dapat digunakan untuk menghitung

diperbarui probabilitas (juga disebut sebagai posterior probabilitas) dari semua

faktor penyebab.

2.4.1 Pemetaan Risiko Operasional

Pemetaan risiko merupakan suatu proses di mana berbagai unit usaha,

fungsional organisasi, atau arus proses transaksi yang dipetakan berdasarkan tipe

risiko (Muslich, 2007). Pemetaan risiko dapat menggambarkan berbagai

pendekatan manajemen risiko operasional untuk mengontrol penilaian terhadap

aktivitas dan operasi perusahaan sebagai proses identifikasi untuk memberikan

penjelasan tentang cara mendapatkan produk, sumber daya yang dibutuhkan dan

biaya yang terlibat. Menurut Scandizzo (2005), pemetaan risiko merupakan

tahapan dalam menggambarkan risiko operasional, atau suatu rumusan untuk

mengidentifikasi risiko operasional dan berbagai dimensi. Berbagai dimensi untuk

memetakan risiko operasional menurut Scandizzo (2005) terdiri dari :

1. Sumber daya manusia (SDM) : Proses yang dipengaruhi oleh SDM, dimana

proses tersebut dibuat formal, terjadi adaptasi, diinterpretasikan dan

menanggapi keadaan. yang tidak peduli dalam mengadaptasi, menafsirkan

dan berimprovisasi untuk menanggapi keadaan.

2. Spesialisasi , maksudnya sangat sedikit orang yang benar-benar memahami

suatu proses bisnis yang spesifik dan interaksi dengan orang lain dalam

industri. Hal tersebut dapat menimbulkan potensi kegagalan operasional.

Page 33: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

3. Proses, maksudnya terjadi proses perubahan sepanjang waktu dan pemetaan

menjadi hal yang tidak digunakan lagi setelah proses selesai.

Scandizzo (2005) memberikan gambaran metodologi untuk pemetaan

risiko operasional dengan memilih key risk indicator (KRI) dan merancang

kegiatan pengendalian yang sesuai. Metode yang umumnya digunakan untuk

memetakan risiko operasional dilihat berdasarkan dampak dan frekuensi yang

terjadi dari suatu kejadian yang dapat menimbulkan risiko operasional. Menurut

Scandizzo (2005) pemetaan risiko operasional dapat dilihat pada Gambar 4.

Frekuensi

Tinggi

Sedang

Rendah

Rendah Sedang Tinggi

Dampak

Gambar 4. Pemetaan risiko operasional (Scandizzo, 2005)

Pemetaan risiko tersebut dapat membedakan antara frekuensi tinggi dan

rendah dengan dampak yang ditimbulkan ( tinggi atau rendah). Cara lainnya

adalah dengan memetakan risiko berdasarkan tahapan kegiatan usaha yang dapat

menimbulkan risiko operasional menghasilkan output yang lebih komplek,

informasi bersifat kualitatif tersebut dan memberikan indikasi yang jelas bagian

mana dari proses harus diubah. Hal ini juga memungkinkan untuk identifikasi

yang lebih relevan untuk setiap eksposur risiko.

Menurut Djohanputro (2008) pemetaan risiko pada prinsipnya merupakan

penyusunan risiko berdasarkan kelompok tertentu sehingga manajemen dapat

mengidentifikasi karakter dari masing-masing risiko dan menetapkan tindakan

Tidak Ancaman

Frekuensi Tinggi /

Dampak Rendah

Sumber Bahaya

Frekuensi Rendah /

Dampak Tinggi

Merugikan

Frekuensi Rendah /

Dampak Rendah

Penuh Bencana

Frekuensi Tinggi / Dampak Tinggi

Page 34: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

yang sesuai terhadap masing-masing risiko. Sejalan dengan prinsip ekonomi

yaitu terbatasnya sumber daya perusahaan untuk memaksimumkan nilai

perusahaan pemetaan risiko selalu dikaitkan dengan penyusunan prioritas. Dengan

demikian penetapan risiko berarti proses penetapan prioritas dalam penanganan

risiko dari keseluruhan risiko yang berhasil diidentifikasi. Karena risiko selalu

terkait dengan dua dimensi pemetaan yang paling tepat juga menggunakan dua

dimensi yang sama. Kedua dimensi yang dimaksud adalah kemungkinan

terjadinya risiko dan dampaknya bila risiko tersebut terjadi.

Dimensi pertama, probabilitas, menyatakan tingkat kemungkinan suatu

risiko akan terjadi. Semakin tinggi kemungkinan suatu risiko terjadi semakin perlu

mendapat perhatian. Sebaliknya, semakin rendah kemungkinan suatu risiko

terjadi, semakin rendah pula kepentingan manajemen untuk memberi perhatian

kepada risiko yang bersangkutan. Umumnya probabilitas dibagi ke dalam tiga

kategori yaitu tinggi, sedang, rendah.

Dimensi kedua berupa dampak yaitu tingkat kegawatan atau biaya yang

terjadi kalau risiko yang bersangkutan benar-benar menjadi kenyataan. Semakin

tinggi dampak suatu risiko, semakin perlu mendapat perhatian khusus. Sebaliknya

semakin rendah dampak yang terjadi dari suatu risiko semakin rendah pula

kepentingan manajemen untuk mengalokasikan sumber daya untuk menangani

risiko yang bersangkutan. Umumnya, dimensi dampak dibagi ke dalam tiga

tingkat yaitu tinggi, sedang, rendah. Matriks antara kedua dimensi menghasilkan

empat kuadran utama. Kuadran I merupakan area dengan tingkat probabilitas

sedang sampai tinggi dan tingkat dampak sedang sampai tinggi. Kuadran I terdiri

dari risiko-risiko yang masuk kedalam prioritas I atau prioritas utama.

Kuadran II merupakan area yang dihuni oleh risiko-risiko dalam prioritas

II. Ciri dari risiko dalam kuadran II adalah mereka yang memiliki tingkat

probabilitas kejadian antara rendah sampai sedang namun dampaknya bila risiko

tersebut menjadi kenyataan tinggi. Ini artinya risiko-risiko dalam kuadran II cukup

jarang terjadi. Mungkin hanya setahun sekali atau bahkan bisa kurang. Tetapi

kalau sampai terjadi tujuan dan target perusahaan bisa tidak tercapai. Dalam

kondisi terburuk perusahaan bisa tutup atau dinyatakan bangkrut.

Page 35: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Frekuensi

Tinggi

Sedang

Rendah

Rendah Sedang Tinggi

Dampak

Kuadran III dihuni oleh risiko-risiko dengan skala prioritas III. Risiko

dalam kuadran ini memiliki tingkat probabilitas kejadian yang tinggi namun

dampaknya rendah. Risiko yang secara rutin terjadi ini terlalu mengganggu

pencapaian tujuan dan target perusahaan. Kadang-kadang terasa mengganggu bila

risiko yang bersangkutan muncul menjadi kenyataan. Namun, biasanya

perusahaan mampu dengan cepat mengatasi dampak yang muncul.

Kuadran IV dihuni oleh berbagai risiko dengan skala prioritas IV. Risiko

dalam kelas ini memiliki tingkat probabilitas kejadian yang rendah. Kalaupun

terjadi dampaknya kecil bagi pencapaian tujuan dan target perusahaan. Risiko

yang masuk dalam kuadran IV cenderung dapat diabaikan sehingga perusahaan

tidak perlu mengalokasikan sumber dayanya untuk menangani risiko tersebut.

Diagram pemetaan risiko operasional dapat dilihat secara rinci Gambar 5.

Gambar 5. Diagram pemetaan risiko (Djohanputro, 2008)

2.5. Konsep Penanganan Risiko

Menurut Hanafi (2006), organisasi dalam perusahaan dapat memilih

alternatif untuk menangani risiko. Alternatif yang dapat dipilih untuk menangani

risiko adalah

1. Penghindaran risiko

Penghindaran risiko adalah tindakan perusahaan untuk tidak

melakukan bisnis atau kegiatan yang tertentu yang tidak diinginkan.

Risiko yang tidak perlu jika memungkinkan bila dihilangkan tanpa ada

Risiko II Risiko I

Risiko berbahaya yang

jarang terjadi

Mengancam

pencapaian tujuan

perusahaan

Risiko IV Risiko III

Risiko tidak berbahaya Risiko yang terjadi

secara rutin

Page 36: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

pengaruh negatif terhadap pencapaian tujuan, bisa dihindari. Risiko yang

dihindari dapat karena tidak sesuai dengan visi perusahaan dampak

sosialnya terlalu besar, atau peraturan yang tidak kondusif. Hal terpenting

dalam menerapkan penghindaran risiko adalah kemampuan perusahaan

melakukan studi dan identifikasi jenis risiko tertentu dari suatu bisnis atau

kegiatan yang ingin dihindari.

2. Penahan risiko

Alternatif lain dari manajemen risiko adalah perusahaan

menanggung risiko yang muncul (menahan risiko). Penahanan risiko bisa

terjadi secara terencana dan tidak terencana. Jika suatu perusahaan

mengevaluasi risiko-risiko yang ada, kemudian memutuskan untuk

menahan sebagian atau seluruh risiko maka perusahaan tersebut menahan

risiko dengan terencana. Perusahaan dapat menjadi tidak sadar akan

adanya risiko yang dihadapinya pada situasi lain dan tidak melakukan apa-

apa. Perusahaan menahan risiko dengan tidak terencana dalam situasi

tersebut.

3. Pengalihan risiko

Menurut Kountur (2008) manajemen risiko memiliki alternatif lain

untuk memindahkan risiko kepihak lain. Pihak lain tersebut biasanya

memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mengendalikan risiko, baik

karena skala ekonomi yang lebih baik atau karena mempunyai keahlian

untuk melakukan manajemen risiko lebih baik.

Pengalihan risiko dapat dilakukan dengan berbagai arah.

a. Asuransi, metode pengalihan risiko yang paling umum khususnya untuk

risiko murni. Asuransi ini merupakan dimana yang diasuransikan

perusahaan bersedia memberikan kompensasi atas kerugian yang

dialami pihak yang diasuransikan. Pihak pengasuransi memperoleh

premi asuransi sebagai balasannya.

b. Hedging, atau lindung nilai pada dasarnya mengalihkan risiko kepada

pihak lain yang lebih bisa mengelola risiko lebih baik melalui transaksi

instrument keuangan.

Page 37: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

c. Membentuk perseroan terbatas, merupakan alternatif risiko karena

kewajiban pemegang saham dalam perseroan terbatas hanya terbatas

pada modal yang disetorkan. Kewajiban tersebut tidak akan sampai

pada kekayaan pribadi. Risiko perusahaan secara efektif dapat

dialihkan sebagai ke pihak lain, dalam hal ini biasanya pemegang

hutang (kreditur).

4. Diversifikasi Risiko

Diversifikasi adalah cara menempatkan asset atau harta di beberapa

tempat sehingga jika salah satu tempat kena musibah, tidak akan

menghabiskan semua asset yang dimiliki (Kountur, 2008). Diversifikasi

merupakan salah satu cara mitigasi yang efektif dalam mengurangi

dampak risiko.

5. Pengendalian Risiko

Pengendalian risiko perlu dilakukan untuk risiko yang tidak bisa

dihindari oleh organisasi. Pengendalian risiko bertujuan untuk mengurangi

probabilitas munculnya kejadian, mengurangi tingkat dampak, atau

keduanya dengan menggunakan dimensi probabilitas dan dampak.

Pengendalian risiko yang efektif bisa dilakukan dengan

menghilangkan tindakan yang berbahaya, menghilangkan kondisi fisik

yang rentan terhadap risiko. Menurut Sofyan (2005), risiko yang muncul

bisa dipecah kedalam beberapa komponen :

1. Kondisi yang mendorong tejadinya risiko.

2. Lingkungan dimana risiko itu berada.

3. Interaksi antara risiko dengan lingkungan.

4. Hasil dari interaksi.

5. Konsekuensi dari hasil tersebut.

Pengendalian risiko bisa difokuskan pada usaha mengurangi

kemungkinan munculnya risiko tersebut. Pengendalian risiko jika dilihat dari sisi

waktu, bisa dilakukansebelum, selama, dan sesudah risiko terjadi juga bisa

dilakukan saat terjadinya risiko.

2.6. Penelitian Terdahulu

Page 38: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Trangjiwani (2008) melakukan penelitian dengan judul ”Manajemen

Risiko Operasional CV Bimandiri di Lembang, Kabupaten Bandung Propinsi

Jawa Barat”. Penelitian ini menganalisis risiko-risiko yang terdapat pada

perusahaan dan melakukan tindakan penanganan untuk meminimalisasi kerugian

dari berbagai aktivitas perusahaan. Analisis penelitian ini menggunakan metode

aproksimasi, matrik frekuensi dan signifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa

risiko operasional yang teridentifikasi dapat dikelompokan menjadi risiko sistem,

proses, SDM dan Risiko eksternal. Penanganan risiko berdasarkan nilai status

risiko diutamakan untuk komoditi tomat dari empat komoditi lainnya. Alternatif

penanganan risko dengan mitigasi atau detect and monitor yang dilakukan untuk :

a). risiko sistem, SDM, Proses dan eksternal tomat, b). risiko sistem dan eksternal

pada kol, c). risiko sistem, proses dan eksternal pada lettuce head dan d). risiko

sistem proses dan eksternal pada cabe merah. Penanganan risiko secara low

control dapat dilakukan untuk risiko yang memiliki nilai kemungkinan dan

dampak risiko yang rendah antara lain : a). risiko sistem dan SDM pada kentang,

b). risiko proses dan SDM pada kol, c). risiko SDM pada lettuce head dan c).

risiko SDM pada cabai merah.

Hayati (2006) melakukan penelitian dengan judul “Identifikasi Risiko

Operasional Bidang Pembiayaan pada Lembaga Keuangan Mikro (studi kasus

KBMT Wihdatil Ummah)”. Penelitian ini bertujuan untuk (1). Mengetahui faktor-

faktor yang dijadikan pertimbangan dalam pemberian pembiayaan oleh KBMT

Wihdatul Ummah, (2). Mengetahui risiko-risiko operasional yang timbul dari

pemberian pembiayan oleh KBMT Wihdatul Ummah, (3). Mengetahui

pengelolaan risiko operasional terhadap pembiayaan yang diberikan oleh KBMT

Wihdatul Ummah. Analisis penelitian dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menyatakan bahwa pembiayaan yang dilakukan oleh

KBMT Wihdatul Ummah memperhatikan Character, Capital, Capacity,

Collateral dan Condition. Risiko pembiayaan berasal dari tiga kelompok.

Kelompok pertama adalah kondisi makro Indonesia secara global yang

menyangkut keadaan ekonomi maupun politik. Kelompok risiko yang kedua

berkaitan dengan kebijakan pemerintah daerah. Sedangkan kelompok risiko yang

ketiga berkaitan dengan aktivitas KBMT Wihadatul Ummah. Identifikasi terhadap

Page 39: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

risiko operasional pada pembiayaan yang timbul mencakup manajemen risiko

pembiayaan, proses dan pengajuan pembiayaan serta pada saat tindak lanjut

setelah pembiayaan diberikan. Risiko yang muncul dinilai dampak dan

kemungkinan terjadinya untuk menunjukan tingkatan risiko. Risiko yang dinilai

sangat tinggi diantaranya : perhitungan pencadangan penghapusan piutang yang

tidak dilakukan setiap bulan, kurangnya sumber daya manusia yang menangani

pembiayaan, analisis data mitra yang kurang tepat dalam menilai kelayakan usaha

serta nilai taksasi jaminan, tidak memungkinkan pemantauan kondisi finansial

dari mitra. KBMT Wihdatul Ummah melakukan beberapa upaya pengelolaan

terhadap risiko operasional yang muncul tersebut dengan beberapa cara yaitu :

adanya monitoring tiap satu minggu sekali untuk menilai prestasi angsuran mitra

dan mengawasi prestasi angsuran mitra tersebut untuk membuat tindakan yang

tepat untuk penanganan pembiayaan bermasalah. Evaluasi bulanan dan

semesteran juga dilakukan untuk mengevaluasi aktivitas pembiayaan selama satu

bulan dan membuat perencanaan untuk bulan berikutnya seta menyusun rencana

penanganan pembiayaan yang bermasalah.

Tarigan (2009) melakukan penelitian berjudul “Analisis Risiko Produksi

Sayuran Organik Pada Permata Hati Organic Farm Di Bogor, Jawa Barat”.

Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis risiko produksi dalam pengelolaan

sayuran organic pada kegiatan spesialisasi dan diversifikasi yang dilakukan

permata hati organic farm. 2. Menganalisis alternatif yang dilakukan untuk

mengatasi risiko produksi permata hati organik farm dalam menjalankan

usahanya. Analisis yang dilakukan dengan menggunakan analisis risiko dengan

menggunakan variance, standar deviation, coefficient variant pada kegiatan

spesialisasi dan portofolio. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada analisis

spesialisasi risiko produksi berdasarkan produktivitas pada brokoli, bayam hijau,

tomat dan cabai keriting diperoleh risiko yang paling tinggi dar keempat

komoditas adalah bayam hijau yaitu 0,225 yang artinya setiap satu satuan yang

dihasilkan maka risiko yang dihadapi akan sebesar 0,225. Sedangkan yang paling

rendah adalah cabai keriting yakni 0,048. Hal ini dikarena bayam hijau sngat

rentan terhadap penyakit terutama pada musim penghujan. Berdasarkan

pendapatan bersih diperoleh risiko yang paling tinggi dari keempat komoditas

Page 40: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

adalah cabai keriting yaitu 0,80 yang artinya setiap satu rupiah yang dihasilkan

maka risiko yang dihadapi akan sebesar 0,80. Sedangkan yang paling rendah

adalah brokoli yakni 0,16 yang artinya setiap satu rupiah yang dihasilkan maka

risiko yang dihadapi sebesar 0,16. Hal ini dikarena penerimaan yang diterima

lebih kecil sedangkan biaya yang dikeluarkan tinggi. Analisis risiko produksi yang

dilakukan pada kegiatan portofolio menunjukan bahwa kegiatan diversifikasi

dapat meminimalkan risiko.

Lubis (2009) melakukan penelitian dengan judul “Manajemen Risiko

Produksi dan Penerimaan Padi Semi Organik (Studi : Petani Gabungan

Kelompok Tani Silih Asih di Desa Ciburuy, Kec. Cigombong, Kab. Bogor )”.

Penelitian ini bertujuan untuk : 1). Mengidentifikasi sumber-sumber risiko

produksi dan risiko penerimaan padi semi organik yang terjadi pada petani, 2).

Menganalisis dampak risiko yang disebabkan oleh sumber-sumber risiko pada

kegiatan produksi padi semi organik terhadap petani, 3). Menganalisis strategi

penanganan risiko pada petani yang tergabung dalam gapoktan silih asih. Proses

manajemen risiko produksi dan penerimaan petani silih asih dimulai dengan

melakukan proses identifikasi risiko. Proses ini dilakukan untuk mengetahui risiko

yang dapat terjadi pada usahatani padi semi organik identifikasi memiliki tujuan

untuk membantu petani mengenali setiap faktor-faktor yang menyebabkan

ancaman ketidakpastian. Setiap risiko yang akan terjadi pada petani selanjutnya di

evaluasi. Hasil evaluasi ditujukan untuk memberikan penanganan terhadap risiko

ataupun ketidakpastian yang dihadapi oleh kelompok tani pada masa yang akan

datang. Alat analisis yang digunakan yaitu Analisis Sekuen, dan identifikasi

sumber-sumber risiko.

Page 41: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

PT. Karisma Teknika merupakan perusahaan manufaktur dan perdagangan

kimia yang dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen terutama industri

otomotif. PT. Karisma Teknika di dalam kegiatan usahanya, membagi menjadi

tiga bagian yaitu pengadaan bahan baku, proses produksi, dan distribusi. Bagian

produksi merupakan salah satu bagian dari kegiatan PT. Karisma Teknika yang

terkait secara langsung dengan proses pembuatan produk-produk kimia.

PT. Karisma Teknika dalam menjalankan kegiatannya banyak menghadapi

permasalahan, yaitu kurangnya ketersediaan bahan baku, peralatan rusak dan

sebagainya. Ketidakpastian dalam kegiatan penanganan juga dapat memunculkan

risiko dari kegiatan yang diusahakan yaitu kemungkinan terjadinya kegagalan

dalam produk yang dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan.

Kebutuhan akan sistem pengelolaan risiko operasional sangat diperlukan

di PT. Karisma Teknika untuk dapat mengatasi segala kemungkinan kejadian

yang merugikan di unit penanganan produksi. Hal ini disebabkan perusahaan

tersebut belum memiliki sistem pengelolaan risiko. Apabila memiliki sistem

pengelolaan risiko, maka perusahaan diharapkan dapat mengantisipasi dan

mengelola risiko, khususnya risiko operasional.

Proses pengelolaan manajemen risiko operasional di PT. Karisma Teknika

dimulai dengan melakukan proses identifikasi risiko. Proses identifikasi risiko ini

dilakukan untuk mengetahui risiko yang terdapat didalam kegiatan perusahaan.

Identifikasi risiko bertujuan untuk mengenal ancaman ketidakpastian yang

dihadapi perusahaan. Tanpa identifikasi, maka risiko yang mungkin terjadi tidak

akan dapat dievaluasi, sehingga pada akhirnya terhadap risiko-risiko yang akan

muncul di kemudian hari dalam aktivitas usaha tidak dapat dikontrol. Kerangka

pemikiran penelitian di PT. Karisma Teknika dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 42: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Gambar 5. Kerangka pemikiran penelitian pada PT. Karisma Teknika

Citeureup – Bogor

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT. Karisma Teknika yang beralamat di Jl.

Raya Sirkuit Sentul No. 82 Desa Lewinutug Citeureup – Bogor 16810. Waktu

penelitian dimulai dari bulan November 2010 sampai dengan Januari 2011.

Identifikasi Risiko Operasional

Penanganan Risiko Operasional

Risiko SDM Risiko Proses Risiko Teknologi

Pemetaan Risiko Operasional

Analisis Risiko Operasional

Strategi Penanganan Risiko Operasional

Masalah :

Risiko operasional apa saja yang dihadapi oleh PT. Karisma Teknika dan bagaimana penanganan risiko operasional ?

PT. Karisma Teknika

Keunggulan Bersaing

PT. Karisma Teknika

Page 43: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

3.3. Tahapan Penelitian

Tahapan-tahapan penelitian yang akan digunakan sebagai alur pikir

penelitian. Dapat dilihat Gambar 6.

Gambar 6. Tahapan penelitian

Penentuan Topik

Rumusan Masalah :

1. Risiko operasional apa saja yang terjadi dihadapi oleh PT. Karisma Teknika? 2. Strategi penanganan apa yang dapat diterapkan untuk menangani risiko

operasional di PT. Karisma Teknika?

Input Data

Kajian Pustaka :

1. Buku 2. Jurnal 3. Penelitian Terdahulu

Kesimpulan dan Saran

Analisis Data :

1. Analisis statistik deskriptif, pemetaan risiko operasional 2. Cause and Effect Diagram

Hasil dan Pembahasan

Rancangan Pengumpulan Data

- Kuesioner dan panduan wawancara untuk risiko operasional : SDM, Proses dan Teknologi

Pengolahan Data dengan Excel

Pengumpulan Data :

- Data Primer : Kuesioner dan Wawancara - Data Sekunder : Laporan Purchase Order Tahun 2010

Page 44: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Langkah pertama ialah menentukan topik skripsi dan kajian pustaka dari

buku, jurnal dan penelitian terdahulu sebagai acuan untuk merumuskan tentang

judul penelitian yang terkait selanjutnya diidentifikasi rumusan masalah yang

akan dianalisis dalam perusahaan dengan identifikasi dan pemetaan risiko

operasional pada perusahaan. Sebelum dilakukan pengumpulan data, hal yang

penting adalah rancangan pengumpulan data berupa pembuatan kuesioner.

Kuesioner dirancang berdasarkan dampak dan frekuensi dari risiko yang

ditimbulkan oleh SDM, proses dan teknologi. Pengumpulan data dalam penelitian

ini menggunakan data primer yaitu dengan wawancara dan memberikan kuesioner

pada karyawan bagian produksi. Selain itu data yang diperoleh adalah data

sekunder berupa laporan Purchase Order tahun 2010, internet, jurnal, dan BPS

setelah data terkumpul data tersebut diinput ke dalam tabel yang siap diolah,

pengolahan data menggunkan excel. Analisis data berupa analisis statistik

deskriptif untuk memetakan dan mengidentifikasi risiko operasional. Pemetaan

dibuat dengan mennggambarkan risiko operasional ke dalam empat kuadran.

Selain itu dilakukan analisis cause and effect diagram untuk mengidentifikasi

penyebab risiko operasional. Langkah terakhir yaitu dengan membahas pemetaan

risiko dan identifikasi risiko operasional terhadap perusahaan yang banyak

berdampak pada perusahaan tersebut. Setelah itu, dianalisis penanganan risiko

operasional berdasarkan hasil pemetaan.

Page 45: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

3.4. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data

sekunder: Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data

primer diperoleh melalui pengamatan, pencatatan, dan wawancara langsung

dengan staf ahli produksi dan memberikan kuesioner ke Direktur, Manager

Operasional, Staff Administrasi dan Kepala Bagian Operasional. Selain itu

dilakukan in depth interview untuk mengetahui faktor penyebab risiko operasional

dengan diagram sebab dan akibat. Data primer tersebut digunakan untuk

menganalisis secara deskriptif konsep manajemen risiko yang dilaksanakan di PT.

Karisma Teknika dan menganalisis indikator risiko seperti risiko SDM meliputi

keselamatan dan kesehatan kerja, pelatihan yang tidak memadai dan aktifitas

organisasi. Risiko proses meliputi perencanaan produksi, proses produksi dan

pengendalian produksi sedangkan risiko teknologi meliputi Hardware dan

Software. Kuesioner menanyakan tentang frekuensi dan dampak yang ditimbulkan

oleh risiko SDM, proses dan teknologi. Kategori dan indikator risiko operasional

dapat dilihat pada Tabel 3. Responden diminta untuk menilai terhadap dampak

dan frekuensi risiko operasional. Nilai yang diberikan oleh responden yaitu 1

berarti rendah, 2 berarti sedang dan 3 berati tinggi. Kuesioner dapat dilihat pada

Lampiran 1.

Page 46: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Tabel 3. Kategori dan Indikator Risiko Operasional pada PT. Karisma

Teknika

NO Kategori Risiko

Operasional

Indikator Kuesioner

No.

1.

2.

Risiko SDM

1.1 Keselamatan dan

kesehatan kerja

1.2 Pelatihan yang

tidak memadai

1.3 Aktifitas

organisasi

Risiko Proses

2.1 Perencanaan

produksi

2.2 Proses produksi

2.3Pengendalian

produksi

- Bahaya bahan kimia terhadap proses

produksi.

- Karyawan mengabaikan keselamatn dan

kesehatan kerja

- Pegawai tidak memakai peralatan produksi

- Karyawan sakit

- Karyawan tidak adanya motivasi

- Kelalaian pekerja

- Tidak melakukan pelatihan

- Terjadinya kesalahan dalam pembuatan

produk

- Aktivitas kerja cenderung menurun

- Tidak adanya kejujuran

- Tidak tepat waktu.

- Kegagalan perencanaan produksi

- Kegagalan komposisi yang tidak sesuai

- Bahan baku terlambat

- Persediaan bahan baku habis

- Pemasaran tidak berjalan dengan baik

- Salah mencampurkan bahan baku

- Mutu perusahaan tidak baik

- Pembuatan produk terlambat

- Tidak seuai pesanan

- Pemeliharaan mesin tidak diperhatikan

- Tidak adanya pelatihan memakai alat-alat

produksi

- Pengendalian tidak terlaksana

- PO tidak jelas

- Pengawasan produksi diabaikan

1 dan 5

2 dan 6

3 dan 7

4 dan 8

1 dan 5

2 dan 6

3 dan 7

4 dan 8

1 dan 4

2 dan 5

3 dan 6

1 dan 6

2 dan 7

3 dan 8

4 dan 9

5 dan 10

1 dan 5

2 dan 6

3 dan 7

4 dan 8

1 dan 6

2 dan 7

3 dan 8

4 dan 9

5 dan 10

Page 47: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Lanjutan Tabel 3.

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia berupa laporan

purchase order tahun 2010 yang diterbitkan oleh PT. Karisma Teknika serta

bahan lainnya yang relevan dengan penelitian seperti data BPS, koran, laporan

penelitian, jurnal.

3.5. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode non probilitas (non

probability sampling). Metode ini merupakan teknik yang tidak memberikan

peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan teknik sampling yang

digunakan dengan mempertimbangkan kriteria tertentu. Sampel dalam penelitian

ini sejumlah 4 ( empat ) orang yaitu Direktur, Manager opeasional, Staff

administrasi dan kepala bagian operasional. Sampel ini diambil berdasarkan

pertimbangan bahwa sampel tersebut merupakan orang yang ahli dalam bidang

operasional.

No.

3.

Kategori Risiko

Operasional

Risiko teknologi

3.1 Hardware

3.2 Software

Indikator

- Alat-alat produksi yang digunakan usang

- Komputer rusak

- Kekurangan alat produksi

- Alat produksi hilang

- Transaksi biaya terlambat

- Sistem tidak berjalan dengan aturan

- Sistem informasi tidak optimal

- Adanya penumpukan barang pada gudang

penanganan

Kuesioner

No.

1 dan 5

4 dan 6

5 dan 7

6 dan 8

1 dan 5

2 dan 6

3 dan 7

4 dan 8

Page 48: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

3.6. Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

statistik Deskriptif dan cause and effect diagram. Statistik deskriptif yang juga

disebut statistik deduktif, yaitu statistik yang hanya menggambarkan dan

menganalisa data yang ada tanpa menarik kesimpulan atau tujuan lain lebih lanjut.

Penyajian datanya dapat dalam bentuk tabel, grafik dan sebagainya. Rata-rata

Geometrik (Geometric Mean) yaitu rata-rata geometrik digunakan untuk

menghitung rata-rata laju pertumbuhan (growth rate), misalnya : pertumbuhan

penduduk, penjualan, tingkat bunga.

G x x x xnn 1 2 3 …………………………………….. (1)

Di mana G : rata-rata geometrik

xi : data ke-i

n : banyak data

Cause and effect diagram sering juga disebut diagram tulang ikan

(fishbone diagram) adalah suatu pendekatan terstruktur yang memungkinkan

dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebab-penyebab

suatu masalah, ketidaksesuaia dan kesejangan yang terjadi. Diagram ini dapat

digunakan dalam situai dimana : (1). Terdapat pertemuan diskusi dengan

menggunakan brainstorming untuk mengidentifikasi mengapa suatu masalah

terjadi, (2). Diperlukan analisis lebih terperinci teradap suatu masalah dan (3).

Terdapat kesulitan untuk memisalan penyebab dari akibat. (Nasution, 2004).

Page 49: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Sumber Daya Manusia

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pelatihan yang tidak memadai

Aktifitas organisasi

Perencanaan produksi Hardware

Proses Produksi Software

Pengendalian produksi

Risiko Proses Risiko Teknologi

Gambar 7. Sebab dan akibat Diagram (Nasution, 2004)

Terjadinya

Risiko

Operasional

Page 50: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Karisma Teknika merupakan perusahaan yang bergerak dalam

bidang perdagangan kimia. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 15 April 2004.

Perusahaan ini dirintis oleh alumni Fakultas Kimia Universitas Sriwijaya, yaitu

Moh. Bima Aprilrianto. Berawal dari ide untuk menjual produk-produk kimia

yang digunakan dalam proses pengecatan maka keinginan yang kuat untuk

mempunyai usaha sendiri serta tidak tergantung kepada orang lain menimbulkan

tekad yang kuat dari beliau sendiri untuk berwiraswasta. Kegiatan awal yang

dilakukan perusahaan tersebut adalah dengan melakukan uji coba produk ke

berbagai perusahaan kimia khususnya perusahaan otomotif. Seiring berjalannya

waktu, PT. Karisma Teknika mampu melakukan pengembangan produk.

Pada tahun 2005, PT. Karisma Teknika memasarkan beberapa produk

unggulan yang dikhususkan untuk proses pengerjaan sampai dengan finishing

dalam proses pengecatan. Beberapa perusahaan ternama dalam bidang otomotif

dan non otomotif menjadi pelanggan tetap pemakai dari PT. Karisma Teknika

hingga saat ini juga melayani jasa perontok cat, jasa pengolahan limbah dan jasa

pengolahan air. PT. Karisma Teknika mengutamakan produk unggulan,

pengemasan, serta komposisi agar mampu bersaing dengan perusahaan kimia

lainnya. Jenis produk yang dihasilkan oleh PT. Karisma Teknika hingga tahun

2010 ini sebanyak 76 produk.

Visi PT. Karisma Teknika adalah untuk meningkatkan produk bahan

kimia guna membantu terselenggaranya peningkatan produksi perusahaan

otomotif dan non otomotif. Misi Perusahaan :

1. Mengadakan produk kimia yang berkualitas dan aman bagi lingkungan.

2. Meningkatkan kualitas produk, kualitas pelayanan untuk meningkatkan

kepuasan pelanggan dan konsumen.

Struktur organisasi di PT. Karisma Teknika disusun dalam rangka

mendukung kegiatan operasional dan meningkatkan efisiensi serta ketahanan

menghadapi persaingan perusahaan. Hal tersebut tidak terlepas dengan mutu yang

selalu ingin ditingkatkan perusahaan. Setiap jabatan yang ada, terdiri dari

Page 51: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

deskripsi kerja yang meliputi tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk masing-

masing jabatan. Bidang kerja pada PT. Karisma Teknika ini, secara garis besar

dibagi menjadi tiga bidang, yaitu Manajer Operasional, Administrasi dan

Keuangan selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Struktur organisasi PT. Karisma Teknika Citeureup-Bogor

Struktur organisasi PT. Karisma Teknika sesuai dengan struktur

organisasi secara umum. Fungsi utama dan tanggung jawab direktur :

a. Direktur, fungsi utamanya adalah melakukan kontrol atau pengawasan secara

keseluruhan atau aktivitas perusahaan dalam memberikan arahan dalam upaya

meningkatkan dan mengembangkan kualitas PT. Karisma Teknika. Direktur

bertanggung jawab dalam :

- Bertanggung jawab atas aktivitas PT. Karisma Teknika dan melaporkan

perkembangan unit PT. Karisma Teknika kepada seluruh pekerja.

- Terjaganya kondisi kerja yang aman dan nyaman di PT. Karisma Teknika.

- Terbukanya hubungan kerjasama dengan pihak-pihak luar dalam rangka

mengembangkan usaha PT. Karisma Teknika

- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia PT. Karisma Teknika

b. Manajer Operasional, fungsi utamanya adalah merencanakan,

mengkoordinasi dan mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan yang

meliputi penghimpunan dana dari pihak ketiga dan penyaluran dana yang

Direktur

Keuangan Administrasi

Kepala Bagian Marketing

Manajer Operasional

Kepala Bagian Operasional

Page 52: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

merupakan kegiatan utama perusahan secara langsung yang berhubungan

dengan aktivitas utama dalam upaya mencari target. Manajer operasional

bertanggung jawab dalam :

- Tersusunnya sasaran, rencana jangka pendek, jangka panjang, serta

proyeksi (finansial dan non finansial) tahunan.

- Tercapainya target yang telah ditetapkan secara keseluruhan .

- Terselenggaranya penilaian prestasi kerja karyawan.

c. Staff Administrasi, fungsi utamanya adalah melakukan pengelolaan

pengadministrasian segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas pekerja.

Staff administrasi bertanggung jawab dalam :

- Mengadministrasikan seluruh berkas yang menyangkut dengan surat jalan.

- Mengadministrasikan semua surat-surat masuk dan keluar khususnya yang

berkaitan dengan PO (purchase order).

d. Staff Keuangan, fungsi utamanya adalah melakukan pengelolaan keuangan

pada

PT. Karisma Teknika secara keseluruhan. Staff keuangan bertanggung jawab

dalam:

- Membuat laporan keuangan PT. Karisma Teknika kepada pihak yang

berkepentingan.

- Pengarsipan laporan keuangan dan berkas-berkas yang berkaitan secara

langsung dengan keuangan.

- Menyiapkan laporan-laporan untuk keperluan analisis keuangan

perusahaan

e. Kepala Bagian Operasional, fungsi utamanya merencanakan, mengarahkan,

mengontrol serta mengevaluasi seluruh rangkaian aktivasi di bidang

operasional baik yang berhubungan dengan pihak internal maupun eksternal

yang dapat meningkatan profesionalisme khususnya dalam pelayanan terhadap

pemasok dan pelanggan. Kepala bagian operasional bertanggung jawab dalam

- Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service excellent) kepada

pemasok dan konsumen.

- Terevaluasinya dan terseleksinya seluruh produk-produk yang akan

dikirim ke supplier.

Page 53: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

- Terasipkannya surat masuk dan surat keluar serta hasil produk PO.

f. Kepala Bagian Marketing, fungsi utamanya adalah merencanakan,

mengarahkan serta mengevaluasi target produk serta memastikan strategi yang

digunakan sudah tepat dalam upaya mencapai sasaran. Kepala bagian

marketing bertanggung jawab dalam :

- Tercapainya target marketing dalam pemasaran produk kimia.

- Melakukan penilaian terhadap potensi pasar dan pengembangan pasar.

Tenaga kerja di PT. Karisma Teknika terdiri dari kerja tetap, tenaga

kerja harian dan tenaga kerja kontrak. Tenaga kerja tetap yang bekerja secara

permanen, tenaga kerja tersebut terdiri dari staf perusahaan yang menerima gaji

setiap bulan. Tenaga kerja harian adalah tenaga kerja yang dihitung per hari dalam

pemberian gaji dan dapat ditambah sewaktu-waktu pada saat perusahaan

memerlukannya. Pada saat ini PT. Karisma Teknika memiliki 13 orang karyawan.

(Tabel 4)

Tabel 4. Jumlah Tenaga Kerja PT. Karisma Teknika Berdasarkan Posisi dan

Jenis Kelamin Tahun 2010

No. Posisi Laki-Laki Perempuan Jumlah (orang)

1 Direktur 1 - 1

2 Staff Manager - 1 1

3 Staff Administrasi - 1 1

4 Staff Keuangan - 1 1

5 Marketing 1 - 1

6 Kepala bagian produksi 1 - 1

7 Tenaga kerja operasional 6 - 6

8 Tenaga kerja harian 1 - 1

Total Tenaga Kerja 10 3 13

Sumber : PT. Karisma Teknika, 2010

Page 54: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

4.2. Produk – produk PT. Karisma Teknika

Produk otomotif di PT. Karisma Teknika sebesar 70 persen dan produk

non-otomotif sebesar 30 persen dikarenakan PT. Karisma Teknika produknya

banyak lebih ke perusahaan otomotif dibanding perusahaan non-otomotif sangat

sedikit yaitu

1. Produk Bahan Kimia untuk Otomotif

Bahan kimia otomotif PT. Karisma Teknika dipasarkan ke

perusahaan-perusahaan otomotif yaitu PT Astra Honda Motor, PT TVS

Motor Company Indonesia, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing,

dan PT Yamaha Motor Manufacturing West Java. Produk-produk

tersebut menjadi bahan campuran kimia untuk produk perusahaan

otomotif, yaitu pengolahan limbah dan proses finishing produk otomotif

seperti kesalahan dalam pengecatan dan sebagai pembersih karat dan anti

karat pada produk yang mudah terkena karat. Perusahaan otomotif ini

sudah menjadi pelanggan setia dengan setiap bulannya melakukan

Purchase Order dengan membeli produk yang sama seperti perusahaan

Yamaha untuk pelapisan pengecatan pada sparepart. Produk bahan kimia

untuk otomotif yang dipesan perusahaan-perusahaan tersebut kepada PT.

Karisma Teknika dapat dilihat pada Lampiran 2.

2. Produk Bahan Kimia untuk Non-Otomotif

Bahan kimia non-otomotif di PT. Karisma Teknika sebagaimana

produknya di pasarkan ke-25 perusahaan non otomotif seperti PT

Panasonic Manufacturing Indonesia. Produk-produk non otomotif ini

sebagai bahan pencampuran untuk produk mereka yang dipergunakan

dalam pembuatan produk dan juga pada limbah yang ada pada lingkungan

mereka seperti limbah perusahaan yang akan dapat dipakai kembali.

Produk bahan kimia untuk non-otomotif dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.3. Pemetaan Risiko Operasional

Pemetaan risiko yaitu untuk mengidentifikasi risiko utama yang

mengancam perusahaan. Alat ini membantu perusahaan untuk mengetahui dan

menentukan tempat dimana risiko operasional dapat diidentifikasi. Risiko

Page 55: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

operasional yang diidentifikasi pada penelitian ini adalah risiko sumber daya

manusia ( SDM ), risiko proses, dan risiko teknologi. Analisis pemetaan risiko

dari ketiga hal tersebut akan dibahas pada sub bab berikut :

4.3.1 Risiko Operasional yang disebabkan oleh SDM

Risiko operasional yang disebabkan oleh SDM terdiri dari kesehatan dan

keselamatan kerja, pelatihan yang tidak memadai dan aktivitas organisasi.

Dampak dan frekuensi yang ditimbulkan dari faktor kesehatan dan keselamatan

kerja termasuk ke dalam kuadran II, artinya dampak sedang (2,41) dan frekuensi

yang ditimbulkan sedang (2,20). Hal yang menyebabkan timbulnya risiko pada

keselamatan dan kesehatan kerja, karena adanya bahaya pada proses produksi

yang dapat mencelakai karyawan seperti luka bakar. Proses produksi yang

dilakukan mengandung bahan kimia berbahaya untuk pekerja. Apabila pegawai

mengabaikan keselamatan dan kesehatan kerja dengan tidak memakai alat

pelindung diri seperti masker, kacamata, sarung tangan maka dapat menimbulkan

risiko yang berdampak sedang. Frekuensi yang terjadi dari risiko yang

ditimbulkan oleh bahan kimia tersebut kepada pegawai dikategorikan sedang

artinya kejadian tersebut terjadi minimun setahun sekali. dan pelindung badan

yang merupakan area yang dihuni oleh risiko-risiko dalam prioritas II. Bila ada

karyawan yang sakit maka perusahaan akan memberikan jaminan sosial seperti

asuransi.

Risiko yang disebabkan oleh pelatihan yang tidak memadai berada pada

kuadran III dimana dampak yang ditimbulkan dari faktor tersebut tinggi (2,75)

dan frekuensinya sedang ( 2,20). Hal ini disebabkan pekerja lalai dalam

pencampuran bahan kimia dan tidak melakukan pelatihan pengenalan bahan baku

seperti adjuster, HCL, H2SO4 dan lain-lain. Pelatihan bahan kimia tersebut

dikarenakan perusahaan belum melihat pentingnya pelatihan bagi pekerja baru.

Selama ini hanya karyawan lama yang menginformasikan bahan kimia berbahaya

kepada karyawan baru secara informal. Hal tersebut tidak efektif karena pekerja

tidak terlalu paham terhadap kandungan bahan kimia tersebut

Risiko yang disebabkan oleh aktifitas organisasi yang tidak memadai

dapat menyebabkann dampak tinggi (2,71) dan frekuensi yang tinggi (2,75).

Risiko tersebut berada pada kuadran 1. Indikator yang dapat dilihat dari aktifitas

Page 56: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Tinggi 3

Sedang 2

Rendah

1 2 3

Rendah Sedang Tinggi

Dampak

Probabilitas

organisasi yaitu pekerja cenderung menurun sebesar 40 persen. Hal ini

diakibatkan oleh tingginya pekerja yang turn over seperti kejenuhan dalam

bekerja. Faktor lain yang menyebabkan risiko akibat aktifitas organisasi adanya

ketidak kejujuran yang dapat merugikan perusahaan misalnya ada karyawan

mengambil sisa bahan kimia sehingga dapat diperjualbelikan kembali. Faktor

lainnya yang menyebabkan risiko dari aktifitas organisasi adalah pekerja yang

tidak disiplin seperti ada beberapa karyawan datang tidak ontime dan bolos. Hal

ini dapat mengancam pencapaian tujuan perusahaan yang menyangkut dengan

produktivitas pekerja. Peta risiko operasional yang disebabkan SDM dapat dilihat

pada diagram peta risiko Gambar 9.

Frekuensi

Gambar 9. Peta risiko operasional yang disebabkan SDM

4.3.2 Risiko Operasional yang disebabkan oleh Proses

Risiko proses pada PT. Karisma Teknika meliputi perencanaan produksi

(dampak sedang 2,05 dan frekuensi sedang 1,86 ), proses produksi (dampak

sedang 2,27 dan frekuensi sedang 2,21) dan pengendalian produksi dampak

Risiko II Risiko I

Keselamatan dan kesehatan kerja (dampak 2,41 dan frekuensi 2,20)

Aktifitas organisasi (dampak 2,71 dan frekuensi 2,75 )

Risiko IV Risiko III

Pelatihan yang Tidak Memadai (dampak 2,75 dan frekuensi 2, 20)

Page 57: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

sedang 2,27 dan frekuensi sedang 2,05 . Ketiga hal tersebut berada dalam kuadran

II. Artinya dampak dan frekuensinya dikategorikan sedang. Risiko yang dapat

terjadi karena kesalahan dalam merencanakan produksi diakibatkan kegagalan

produksi hal tersebut disebabkan karena keterlambatan bahan baku yang akan

digunakan seperti pengiriman bahan baku dari pemasok dan finansial perusahaan

yang belum memadai. Selain itu disebabkan dokumen PO (Purchase Order) yang

masuk ke bagian administrasi kurang teliti dalam hal jumlah dan jenis barang.

Risiko proses produksi yang ditimbulkan akibat adanya kegagalan

seperti pencampuran komposisi produk yang tidak diawasi dengan baik

mengakibatkan mutu produk tidak sesuai standar. Dalam pencampuran bahan

baku, komposisi sering tidak sesuai standar. Takaran bahan baku tidak diukur

dengan alat yang tepat. Biasanya pekerja mencampurkan tanpa diukur terlebih

dahulu (by feeling). Kegagalan mutu produk seperti pengembalian produk dari

pelanggan ke perusahaan. Pengiriman produk yang terlambat diakibatkan dari

lamanya proses produksi karena kurangnya ketersediaan bahan baku.

Risiko pengendalian produksi dalam pengawasan pembuatan produk

dikarenakan tidak adanya supervisor perusahaan yang mengawasi pencampuran

bahan kimia. Pencampuran bahan kimia tanpa adanya inspeksi menyebabkan

mutu produk yang dihasilkan tidak sesuai standar. Hal tersebut mengakibatkan

produk yang dihasilkan tidak diterima atau dikembalikan lagi (reject). Produk

gagal tersebut disimpan di gudang yang menyebabkan terjadinya penumpukan

barang. Selain itu risiko yang timbul adalah kurangnya pemeliharaan peralatan

terhadap mesin. Hal ini dikarenakan setelah produksi karyawan terkadang tidak

membersihkan alat-alat mesin yang digunakan. Sehingga alat-alat mesin seperti

mixer dan timbangan dapat menyebabkan kerusakan. Peta risiko operasional

disebabkan oleh proses dapat dilihat pada Gambar 10.

Page 58: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Tinggi 3

Sedang 2

Rendah

1 2 3

Rendah Sedang Tinggi

Dampak

Probabilitas

Frekuensi

Gambar 10. Peta risiko operasional disebabkan oleh proses

4.3.3 Risiko Operasional yang disebabkan oleh Teknologi

Peta risiko teknologi terdiri dari hardware dan software. Risiko teknologi

ini menyangkut sistem informasi perusahaan dan alat-alat yang digunakan dalam

pembuatan proses produksi. Risiko teknologi pada hardware berada dalam

kuadran III. Artinya dampak yang ditimbulkan tinggi (2,44) dan frekuensi sedang

(2,21). Hal tersebut menandakan bahwa perusahaan masih belum memperhatikan

alat-alat di dalam ruangan produksi karena tata letak ruangan produksi tidak

sesuai dengan alur produksi. Selain itu perusahaan tersebut hanya memakai

peralatan bekas seperti jerigen bekas dan mixer (pencampuran bahan baku kimia).

Risiko yang ditimbulkan masih sederhananya software yang digunakan

berada pada kuadran I dimana dampak yang ditimbulkan tinggi (2,90) dan

frekuensi tinggi (2,71). Hal ini dikarenakan perusahaan masih memakai sistem

informasi tradisional. Sistem informasi tradisional digunakan masih bersifat lisan

dikarenakan perusahaan belum memakai jaringan Local Area Network (LAN).

Risiko II Risiko I

- Perencanaan produksi (dampak 2,05 dan frekeunsi 1,86)

- Proses produksi (dampak 2,27 dan frekuensi 2,21)

- Pengendalian produksi (dampak 2,27 dan frekuensi 2,05)

Risiko IV Risiko III

Page 59: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Tinggi 3

Sedang 2

Rendah

1 2 3

Rendah Sedang Tinggi

Dampak

Sehingga sistem informasi yang kurang memadai dapat menyebabkan tujuan

perusahaan sangat sulit dicapai. Selain itu juga sistem informasi digunakan

sebagai keperluan transaksi pembayaran. Peta risiko operasional disebabkan oleh

teknologi dapat dilihat pada Gambar 11.

Frekuensi

Gambar 11. Peta risiko operasional disebabkan oleh teknologi

4.4. Penanganan Risiko Operasional

Risiko-risiko yang terdapat pada risiko SDM, proses dan teknologi ini

bersumber dari karyawan atau SDM dalam perusahaan. Risiko kegagalan

mengelola SDM dapat berakibat pada kerugian perusahaan. Berikut dijelaskan

penanganan risiko operasional untuk masing-masing kategori.

4.4.1 Penanganan Risiko Operasional yang Disebabkan SDM

Cara untuk menangani risiko keselamatan dan kesehatan kerja dengan

memakai alat pelindung diri seperti baju pelindung, masker, kacamata dan sarung

tangan. Selain itu alat yang diperlukan adalah semprotan api untuk mengatasi

kebakaran. Hal ini yang dapat dilakukan untuk menghindari risiko kebakaran.

Risiko II Risiko I

- Software :

- SI Perusahaan

(dampak 2,90 dan frekuensi 2,71)

Risiko IV Risiko III

- Hardware :

(dampak 2,44 dan frekuensi 2,21)

Page 60: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Untuk meminimalkan risiko kebakaran dengan pemasangan pengumuman dan

gambar-gambar keselamatan dan kesehatan kerja pada ruangan produksi agar

selalu bekerja dengan hati-hati.

Penanganan risiko apabila pelatihan karyawan yang tidak memadai yaitu

dengan menerapkan pelatihan rutin tentang pengenalan bahan baku yang

berbahaya seperti bahan kimia HCL, amoniak dan lain-lain. Pelatihan pengenalan

bahan baku sebaiknya diberikan sebelum pekerja masuk seperti orientasi

pengenalan bahan baku berbahaya dengan dampak yang ditimbulkan.

Penanganan aktivitas organisasi dapat dilakukan dengan pengayaan

pekerjaan (job enrichment) tujuannya adalah untuk meningkatkan motivasi,

kepuasan dan kinerja karyawan. Ada lima karakteristik inti dari pekerjaan yang

dibangun dalam suatu pekerjaan karyawan yaitu mengalami beberapa kondisi

psikologis krusial, termasuk memperoleh pekerjaan yang bermanfaat, perasaan

tanggung jawab, dan memiliki pengetahuan dari hasil aktual dari kegiatan bekerja.

Dengan demikian akan diperoleh luaran berupa motivasi yang lebih tinggi,

peningkatan kepuasan kerja, dan rendahnya ketidakhadiran dan jumlah karyawan

yang keluar. Perusahan harus mampu menerapkan iklim kerja atau Quality work

life (QWL) yaitu dapat memberi kesempatan pengembangan diri, kesejahteraan

yang dapat menutupi kebutuhan dasar pekerja, serta lingkungan yang aman dan

nyaman sehingga dapat membangkitkan semangat kerja dalam upaya pencapaian

tujuan perusahaan secara lebih baik.

4.4.2 Penanganan Risiko Operasional terhadap Proses

Risiko proses menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan

kerugian di perusahaan. Penanganan risiko proses ini ditangani berdasarkan

prioritas utama per faktor berdasarkan hasil pemetaan dari proses perencanaan

produksi, proses produksi, dan pengendalian produksi.

Penanganan risiko pada perencanaan produksi yaitu dengan adanya

catatan persediaan untuk bahan baku dan dokumen barang masuk dan keluar serta

penjadwalan. Sehingga perencanaan produksi tidak lagi tertunda maka bahan

baku selalu tersedia dan produk yang akan dikirim sesuai waktu yang ditentukan.

Strategi penanganan untuk proses produksi ini dilakukan dengan

pengawasan dalam pembuatan produk. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya

Page 61: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

supervisor Quality Control (QC) untuk mengawasi bahan kimia yang berbahaya,

pembuatan produk kimia sesuai dengan aturan atau sistem pengukuran. Sehingga

kualitas produk menjadi baik serta menghindari adanya tolakan produk yang dapat

mengakibatkan kerugian. Oleh karena itu, perusahaan harus lebih meningkatkan

pengawasan pada proses produksi untuk komposisi produk.

Penanganan pengendalian produksi dilakukan dengan cara melakukan daur

ulang atau membuang produk yang gagal pada gudang penanganan. Adanya

inspeksi agar produk berkualitas baik sehingga tidak ada pencemaran lingkungan.

Penangangan pengendalian alat-alat produksi yaitu dengan menjaga alat-alat

mesin dan ditempatkan pada tempat yang strategis agar mudah digunakan.

4.4.3 Penanganan Risiko Operasional terhadap Teknologi

Penanganan pada hardware yaitu dengan pemeliharaan alat-alat

produksi. Penanganan untuk risiko ini dapat dilakukan dengan memberikan

tanggung jawab untuk memelihara mesin atau peralatan masing-masing seperti

kegiatan pembersihan seminggu sekali. Bila adanya kerusakan pada alat-alat

produksi segera diperbaiki sehingga kegiatan produksi tidak tertunda.

Penanganan software yaitu dengan memakai sistem informasi on-line

untuk digunakan dalam perusahaan seperti LAN (Local Area Network). Sistem

informasi yang terintegrasi antara bagian produksi, keuangan, pemasaran dan

SDM, khususnya sistem informasi yang menyangkut ketersediaan bahan baku.

Sehingga dapat meningkatkan penjualan produk dan memasarkan produk-produk

ke perusahaan lain lebih mudah.

Page 62: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Secara ringkas risiko operasional berdasarkan peta yang sudah dibuat sebelumnya

dapat digambarkan dalam diagram tulang ikan ( Gambar 12 ).

Sumber Daya Manusia

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Mengabaikan keselamatan dan kesehatan kerja

Memakai perlengkapan produksi

Pegawai yang sakit

Pelatihan yang tidak memadai

Pelatihan pengenalan bahan kimia

Kelalaian pekerja dalam produksi

Kinerja kurang

Aktifitas organisasi

Tidak adanya kejujuran

Aktifitas cenderung menurun

Perencanaan produksi Hardware

Kegagalan perencanaan produk Alat-alat produksi usang

Komposisi tidak sesuai pesanan Kekurangan alat produksi

Bahan baku terlambat

Proses Produksi Software

Kegagalan pencampuran Pembayaran telat

Mutu produk tidak baik SI tidak optimal

Pengendalian produksi

Pengawasan produksi Risiko Teknologi

Dokumentasi PO

Risiko Proses

Gambar 12. Sebab dan Akibat Diagram

Terjadinya

Risiko

Operasional

Page 63: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

4.5. Implikasi Manajerial

Implikasi manajerial pada Sumber Daya Manusia (SDM) dapat berupa

rekrutmen dan seleksi karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahan.

Perusahaan sebaiknya menginformasikan uraian pekerjaan, pelatihan yang

disyaratkan dan gaji. Pekerja yang diterima dalam rekrutmen harus mengikuti

pelatihan sesuai bidang atau posisi pekerjaan yang akan diterima misalnya

pelatihan pengenalan bahan baku kimia yang berbahaya. Manajer dapat

memperkerjakan orang terbaik untuk pekerjaan-pekerjaan khusus dengan gaji dan

manfaat yang tinggi. Elemen kedua, rancangan kerja menentukan apa tugas dan

kewajiban tiap pekerjaan dan upaya memotivasi tiap pekerjaan menjadikan

pengaruh besar terhadap kinerja karyawan bersangkutan seperti aktivitas

organisasi. Elemen ketiga merupakan cara mengukur keberhasilan suatu

pekerjaan. Penerimaan karyawan yang berhasil akan menentukan jenis calon

karyawan seperti apa yang sebaikanya diseleksi dengan memperhatikan

keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan.

Implikasi manajerial pada risiko proses yaitu dengan cara meningkatkan

perencanaan dalam pengadaan bahan baku secara sistematis agar kualitas produk

baik sesuai dengan pesanan. Implikasi manajerial pada proses produksi yaitu

meningkatkan pengawasan agar tidak adanya kegagalan dalam produk serta

meningkatkan kinerja dalam pengendalian produksi. Selain itu tata letak ruangan

sesuai dengan alur produksi sehingga memudahkan karyawan dalam penanganan

produk. Hal ini diharapkan dapat menjadikan proses pembuatan produk lebih

baik. Impilkasi manajerial pada risiko teknologi yaitu menerapkan sistem Total

ProductiveMaintenance (TPM). TPM merupakan suatu sistem pemeliharaan dan

perbaikan pada mesin atau peralatan yang melibatkan semua divisi dan karyawan

mulai dari operator hingga manajemen puncak berdasarkan komitmen yang telah

disepakati bersama dalam suatu perusahaan. Perawatan produktifitas di lain pihak

merupakan pengembangan sistem perawatan pencegahan dengan perawatan akibat

kerusakan seperti sistem pemeliharaan rutin yaitu periode inspeksi dan perbaikan

dapat berbeda tergantung pada tipe mesin, sehingga perbaikan pabrik atau ramalan

kerusakan sedini mungkin dapat diketahui perlu tidaknya dilaksanakan pekerjaan

perbaikan sebelum kerusakan yang lebih serius terjadi. Aspek yang terpenting dari

Page 64: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

pemeliharaan rutin adalah dapat diramalkannya umur mesin tersebut.

Pendeteksian keadaan yang tidak normal pada mesin sedini mungkin dilakukan

oleh group inspeksi yang berada bagian pemeliharaan. Sistem informasi pada

implikasi manajerial perusahaan sebagai salah satu untuk menerapkan komunikasi

antar pelanggan ke perusahaan untuk meningkatkan profit penjualan.

Page 65: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

1. a. Risiko SDM yang timbul karena keselamatan dan kesehatan kerja

berada pada kuadran II dampak yang ditimbulkan sedang (2,41) dan

frekuensi sedang (2,20). Sedangkan risiko yang diakibatkan pelatihan

yang tidak memadai berada pada kuadran III dampak tinggi (2,75) dan

frekeunsi sedang (2,20). Risiko yang diakibatkan karena kurangnya

aktivitas organisasi berada pada kuadran I yaitu dampak yang

timbulkan tinggi (2,71) dan frekeunsi tinggi (2,75).

b. Risiko proses yang diakibatkan karena kurangnya perencanaan

produksi yaitu dampak sedang (2,05) dan frekuensi sedang (1,86),

proses produksi yaitu dampak sedang (2,27) dan frekuensi sedang

(2,21) dan pengendalian produksi yaitu dampak sedang (2,27) dan

frekuensi sedang (2,05), terdapat pada kuadran II dimana dampak yang

ditimbulkan sedang dan frekuensinya sedang.

c. Risiko teknologi yang diakibatkan karena masih sederhanya hardware

terdapat pada kuadran II artinya dampak sedang (2,44) dan frekuensi

yang ditimbulkan sedang (2,21). Sedangkan risiko yang ditimbulkan

karena penggunaan software tidak memadai terdapat pada kuadran I

dampak tinggi (2,90) dan frekuensi yang ditimbulkan tinggi (2,71).

2. a. Pada risiko SDM penanganannya dengan cara memakai pelindung diri

agar karyawan sadar risiko akan bahayanya bahan kimia selain itu

dilakukan pelatihan khusus tentang pengenalan bahan baku bila bahan

kimia tersebut meledak, dan adanya sosialisasi seperti family day serta

menerapkan job enrichment dan QWL (quality work life).

b. Pada risiko proses penanganan dengan menerapkan pencatatan barang

produksi yang masuk dan keluar sebagai untuk perencanaan produksi

dan proses produksi agar sesuai dengan pesanan serta pengendalian

bahan baku bisa tersusun dengan tata letak di gudang penanganan

bahan baku.

Page 66: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

c. Risiko teknologi penanganannya dengan cara dapat mengelola sistem

informasi secara on-line serta dengan total pemeliharaan produktif pada

alat-alat mesin seperti sistem pemeliharaan rutin.

2. Saran

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan ada beberapa saran yang dapat

diajukan :

1. Karyawan sebaiknya perlu dilakukan pelatihan pengenalan bahan kimia untuk

mengurangi risiko yang diakibatkan oleh SDM, terutama bagian produksi dan

memakai perlengkapan yang khusus dalam pembuatan ataupun proses

produksi, untuk teknologi lebih mengutamakan alat-alat yang modern.

2. Sebaiknya sistem informasi yang dipakai on-line agar informasi yang

disampaikan efektif dan efisien.

3. Perusahaan menerapkan manajemen persediaan untuk mengontrol bahan baku

supaya tidak adanya kekurangan bahan kimia yang akan digunakan.

Page 67: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

DAFTAR PUSTAKA

Aung, Z Z. 2008. International Journal of Electronic Business Management.

Vol. 6, No. 3, pp. 120-130. Japan.

Badan Pusat Statistik (BPS), 2000-2009. Jakarta-Indonesia. http://www.bps.go.id

[1 Maret 2011].

Djohanputro, B. 2008. Manajemen Risiko Korporat. Pendidikan dan Pembinaan

Manajemen, Jakarta.

Hanafi, 2006. Manajemen Risiko Operasional. Pendidikan dan Pembinaan

Manajemen, Jakarta.

Hayati, N. F. 2006. Identifikasi Risiko Operasional bidang Pembiayaan Pada

Lembaga Keuangan Mikro (Studi Kasus KMBT WIHDATUL UMMAH).

Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,

Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kountur, R. 2008. Manajemen Risiko Operasional Perusahaan. Pendidikan

Pembinaan Manajemen. Jakarta.

Lubis, A. N. 2009. Manajemen Risiko Produksi dan Penerimaan Padi Semi

Organik ( studi : Petani Gabungan Kelompok Tani Silih Asih di Desa

Ciburuy, Kec. Cigombong, Kab. Bogor ). Skripsi pada Departemen

Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Napitupulu, S. J, 2009. Pengukuran Risiko Operasional dengan Metode

Agregating Value AT Risk. Skripsi pada Departemen Matematika.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera

Utara. Medan.

Nasution, 2004. Manajemen Mutu Terpadu. Elex Media Komputindo, Jakarta

Muslich. 2007. Risk Management. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Scandizzo, S. 2005. Risk Mapping and Key Indicators in Operational Risk

management. vol. 34, no. 2-2005, pp. 231–256. USA

Sofyan, I. 2005. Manajemen Risiko. Graha Ilmu, Yogyakarta

Page 68: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Tarigan, P. E. S. 2009. Analisis Risiko Produksi Sayuran Organik Pada Permata

Hati Organic Farm Di Bogor, Jawa Barat. Skripsi pada Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Trangjiwani, W. 2008. Manajemen Risiko Operasional CV Bimandiri di

Lembang, Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat. Skripsi pada

Departemen Pertanian, Fakultas pertanian, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Page 69: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

LAMPIRAN

Page 70: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Lampiran 1.

KUISIONER PENELITIAN

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA PT. KARISMA

TEKNIKA CITEUREUP-BOGOR

1. Gambaran Umum Penelitian

Saya Adhelia Okti Bawynda (H24076001) mahasiswa Departemen

Ekonomi dan Manajemen IPB melakukan penelitian dengan judul „‟Analisis

Risiko Operasional pada pada PT. Karisma Teknika Citeureup-Bogor”

bermaksud untuk memberikan kuesioner. Tujuan penelitian adalah untuk

mengidentifikasi dan memetakan risiko operasional yang terjadi pada

perusahaan PT. Karisma Teknika dan menganalisis alternatif penanganan

risiko di PT. Karisma Teknika.

Bapak/Ibu diharapkan dapat mengisi kuesioner ini dengan lengkap, objektif

dan jujur. Hasil dari kuesioner ini akan dijadikan sebagai landasan dalam

membahas penelitian ini sehinggadiperlukan data yang valid dan akurat. Atas

perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih. Apabila terdapat hal-hal

yang perlu ditanyakan maka Bapak/Ibu dapat menghubungi saya di nomor

0812-782-4078.

2. Petunjuk Pengisian

Kuesioner terdiri dari 4 (empat) bagian yang terdiri dari :

1. Identitas responden 2. Risiko SDM. 3. Risiko Proses

4. Risiko Teknologi

Kuesioner terdiri dari pertanyaan tertutup dan terbuka.

2. Sampel dipilih berdasarkan purposive sampling yaitu responden yang

memahami risiko operasional di perusahaan.

Pernyataan pada poin II (dampak dan frekuensi risiko SDM), III (dampak dan

frekuensi risiko proses), dan IV (dampak dan frekuensi risiko teknologi).

(pernyataan yang berkaitan dengan faktor internal merupakan tolok ukur

pengaruh variabel faktor internal terhadap dampak pada risiko dan tejadinya

risiko operasional. Oleh karena itu Bapak/Ibui dimohon untuk memberikan

tanda silang (x) pada pada jawaban yang sesuai dengan diri Bapak/Ibu.

Page 71: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Lanjutan Lampiran 1.

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Bagian/Dept :

Jabatan :

Pendidikan terakhir : 1). SLTP 2). SMA 3). D3 4). S1

Alamat :

E-mail :

Hp/ No. Telp :

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

Usia : 1. 20-30 tahun 2. > 30-40 tahun

3.>40-50 tahun

II. Risiko Sumber Daya Manusia

Berikut adalah sumber-sumber risiko SDM, yng terdiri dari

keselamatan kerja dan kesehatan kerja, pelatihan yang tidak memadai

dan aktifitas organisasi. Bapak/ibu dimohon untuk memberikan

tanggapan yang terkait dengan penyebab risiko SDM selama ini di PT.

Karisma Teknika.

Dampak :

2.1. Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja

Menurut Bapak/ibu :

1. Bagaimana dampak yang mungkin bila terjadinya bahaya

terhadap proses produksi selama ini?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

2. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila pegawai

mengabaikan keselamatan kerja terhadap perusahaan?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

3. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila pegawai tidak

memakai perlengkapan produksi seperti masker, kacamata,

sarung tangan dan pelindung badan?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

4. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila salah satu

pegawai sakit

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Page 72: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Lanjutan Lampiran 1.

Frekuensi :

2.2. Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja

Menurut Bapak/ibu :

5. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila bahaya

terhadap proses produksi selama ini?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

6. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila pegawai

mengabaikan keselamatan kerja terhadap perusahaan?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

7. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila pegawai

tidak memakai perlengkapan produksi seperti masker,

kacamata, sarung tangan dan pelindung badan?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

8. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila salah satu

pegawai sakit?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Dampak :

2.3. Pelatihan yang Tidak Memadai

Menurut Bapak/Ibu :

1. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila pekerja tidak

memiliki motivasi kerja terhadap perusahaan?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

2. Bagaimana dampak kelalaian pekerja dalam pembuatan produk

kimia terhadap perusahaan?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

3. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila pekerja tidak

melakukan pelatihan terlebih dahulu?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

4. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila pekerja

melakukan kesalahan dalam mencampurkan bahan kimia?

a. Tinggi b. Sedang c. rendah

Page 73: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Lanjutan Lampiran 1.

Frekuensi :

2.4. Pelatihan yang Tidak Memadai

Menurut Bapak/Ibu :

5. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila pekerja

tidak memiliki motivasi kerja terhadap perusahaan?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

6. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila pegawai

melalaikan pembuatan produk kimia terhadap perusahaan?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

7. Seberapa besar frekuensi kerugian bila pekerja tidak melakukan

pelatihan terlebih dahulu?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

8. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila pekerja

melakukan kesalahan dalam mencampurkan bahan kimia?

a. Tinggi b. Sedang c. rendah

Dampak :

2.5. Aktifitas Organisasi

Menurut Bapak/Ibu :

1. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila aktivitas pekerja

cenderung menurun?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

2. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila pekerja tidak

adanya kejujuran terhadap perusahaan?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

3. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila pekerja datang

telat dan bolos?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Frekuensi :

2.6. Aktifitas Organisasi

Menurut Bapak/Ibu :

4. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila aktivitas

pekerja cenderung menurun?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

5. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila pekerja

tidak adanya kejujuran terhadap perusahaan?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

6. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila pekerja

datang telat dan bolos?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Page 74: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Lanjutan Lampiran 1.

III. Risiko Proses

Berikut adalah sumber-sumber risiko proses terdiri dari Perencanaan

Produksi, Proses Produksi dan Pengendalian Produksi. Bapak/ibu

dimohon untuk memberikan tanggapan yang terkait dengan penyebab

risiko proses selama ini di PT. Karisma Teknika.

Dampak :

3.1. Perencanaan Produksi

Menurut Bapak/Ibu :

1. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila adanya

kegagalan perencanaan produksi dalam percobaan produk?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

2. Bagaimanana dampak yang mungkin terjadi bila perencanaan

produksi dalam komposisi tidak sesuai dengan pesananan?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

3. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila bahan baku yang

akan di produksi terlambat?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

4. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila persediaan

bahan baku habis?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

5. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila pemasaran

produk perusahaan tidak berjalan dengan baik?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Frekuensi :

3.2. Perencanaan Produksi

Menurut Bapak/Ibu :

6. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila adanya

kegagalan perencanaan produksi dalam percobaan produk?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

7. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila

perencanaan produksi dalam komposisi tidak sesuai dengan

pesananan?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

8. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila bahan baku

yang akan di produksi terlambat?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

9. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila persediaan

bahan baku habis?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Page 75: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Lanjutan Lampiran 1.

10. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila

pemasaran produk perusahaan tidak berjalan dengan baik?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Dampak :

3.3. Proses Produksi

Menurut Bapak/Ibu :

1. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila kegagalan dalam

proses produksi misalnya mencampurkan komposisi produk?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

2. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila mutu produk

perusahaan tidak baik?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

3. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila pembuatan

produk kimia terlambat tidak sesuai Purchase Order?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

4. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila pengiriman

produk kimia terlambat tidak sesuai tanggal yang ditentukan?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Frekuensi :

3.4. Proses Produksi

Menurut Bapak/Ibu :

5. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila kegagalan

dalam proses produksi misalnya mencampurkan komposisi

produk?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

6. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila mutu

produk perusahaan tidak baik?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

7. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila pembuatan

produk kimia terlambat tidak sesuai Purchase Order?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

8. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila pengiriman

produk kimia terlambat tidak sesuai tanggal yang ditentukan?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Page 76: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Lanjutan Lampiran 1.

Dampak :

3.5. Pengendalian Produksi

Menurut Bapak/Ibu :

1. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila pemeliharaan

peralatan mesin tidak diperhatikan?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

2. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila tidak adanya

pelatihan dalam menggunakan alat-alat produksi?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

3. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila pengendalian

dalam produksi tidak terlaksana dengan baik?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

4. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila dokumentasi

data Purchase Order yang masuk tidak jelas?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

5. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila pengawasan

pembuatan produksi diabaikan?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Frekuensi :

3.6. Pengendalian Produksi

Menurut Bapak/Ibu :

6. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila

pemeliharaan peralatan mesin tidak diperhatikan?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

7. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila tidak

adanya pelatihan dalam menggunakan alat-alat produksi?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

8. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila

pengendalian dalam produksi tidak terlaksana dengan baik?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

9. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila

dokumentasi data Purchase Order yang masuk tidak jelas?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

10. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila

pengawasan pembuatan produksi diabaikan?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Page 77: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Lanjutan Lampiran 1.

IV. Risiko Teknologi

Berikut adalah sumber-sumber risiko teknologi terdiri dari hardware

dan software Bapak/ibu dimohon untuk memberikan tanggapan yang

terkait dengan penyebab risiko teknologi selama ini di PT. Karisma

Teknika.

Dampak :

4.1. Teknologi yang sifatnya Hardware?

Menurut Bapak/Ibu :

1. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila alat-alat proses

produksi yang digunakan usang?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

2. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila komputer rusak?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

3. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila kekurangan alat-

alat produksi?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

4. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila alat-alat

produksi yang digunakan hilang?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Frekuensi :

4.2. Teknologi yang sifatnya Hardware?

Menurut Bapak/Ibu :

5. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila alat-alat

proses produksi yang digunakan usang?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

6. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila komputer

rusak?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

7. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila kekurangan

alat- alat produksi?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

8. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila alat-alat

produksi yang digunakan hilang?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Page 78: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Lanjutan Lampiran 1.

Dampak :

4.3. Teknologi yang Sifatnya Software?

Menurut Bapak/Ibu :

1. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila transaksi

pembayaran terhambat?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

2. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila sistem informasi

tidak berjalan sesuai dengan perarturannya?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

3. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila sistem informasi

yang dipakai dalam produksi tidak optimal?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

4. Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila adanya

penumpukan barang di gudang penanganan?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Frekuensi :

4.4. Teknologi yang Sifatnya Software?

Menurut Bapak/Ibu :

5. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila transaksi

pembayaran terhambat?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

6. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila sistem

informasi tidak berjalan sesuai dengan perarturannya?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

7. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila sistem

informasi yang dipakai dalam produksi tidak optimal?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

8. Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila adanya

penumpukan barang di gudang penanganan?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Page 79: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Lampiran 2. Produk Otomotif

No Nama Customer Nama Barang

1 PT Astra Honda Motor Alsurf 301 N-1

Surfleaner-53S

Paint Kill-102A

Paint Floc-220K

Adjuster-250P

2 PT TVS Motor Company Indonesia Deruster-350B

No Rust Oil-112S

Paint Remover-12S

Paint Kill-102F

Paint Floc-220K

3 PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing Cleaner B-12

Ph Adjuster-205

Scale Cleaner 2520

4 PT Yamaha Motor Manufacturing West Java HNO3 68%

HCL 33%

NaOH 40%

Water Adjuster-105B

Wash Benzene

Page 80: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Lampiran 3. Produk non Otomotif

No Nama Customer Nama Barang

1 CV Karya Hidup Sentosa Paint Kill-120K

Paint Floc-320

Adjuster-89P

2 PT Chitra Prima Unggul Metalcleaner-220DS

Metaliphoz-125S

Activator-140

Surfconditioning-ZP

3 PT Fujisei Plastik Seitek Metalcleaner-120SS

Paint Remover-12S

Paint Kill-301

Caustic Soda

HCL

4 PT Gerak Mitra Tangguh Surfcleaner-53

Alsurf 301 N-1

Paint Remover-12S

5

PT Goodrich Pindad

Aeronautical System

Indonesia Electro Polishing-120SS

6 PT Hanyung Fujisei Paint Remover-12H

Adjuster-89P

7 PT Indospray Perkasa Paint Kill-102P

Paint Floc-220K

Adjuster-250P

8 PT Indutrial Chemitomo

Nusantara Paint Remover-40

9 PT Karunia Chandra Lestari Metaliphoz-128 DM

Metaliphoz-128 DR

Activator-140

Page 81: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Hilube-115K

10 PT Kubota Indonesia Anti Rust Oil-102

Metalcleaner-311WM

11 PT Mada Wikri Tunggal Surfclener-53S

Asam Sulfat

Metaliphoz-125 MR

PT. Metec Semarang Paint Remover-12S

12 Adjuster-140

Activator-460

Lanjutan Lampiran 3

No Nama Customer Nama Barang

13 PT Multi Teknik Primainti Surfcleaner-53

Nox Rust-315

HCL

Blaken

14 PT Panacipta Seinan

Components Surfcleaner-53

Alsurf 301 N-1

Surtec*650

15 PT Panasonic Manufacturing

Indonesia Al Paint Remover-120

16 PT Pentamitra Usindo Metalcleaner

Metaliphoz

Allocrome

Page 82: Analisis risiko operasional pada PT ... - repository.ipb.ac.id · Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB Program Diploma III Teknisi Usaha ... Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Netralizer

Activator

17 PT PNE Indonesia Paint Remover-12S

18 PT Prolaba Fuyinto Farma Alsurf 301 N-1

Surfcleaner-53

Paint Kill-102A

Paint Floc-220K

Adjuster-250P

19 PT Saneng Industrial PH Paper

Pasivator-K2

20 PT Sanly Industries Paint Kill-12C

Paint Floc-320

Adjuser-89P

21 PT Servvo Fire Indonesia Deruster-350B

Paint Remover-12S

22 PT Takagi Sari Multi Utama Paint Kill-102PT

Paint Floc-220K

Adjuster-250P

23 PT Tehnikal Utama Paint Remover-12S

24 PT Terang Dunia Internusa Flux-40SL

Scale Cleaner-115AL