analisis risiko lingkungan

68
ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN ALIRAN AIR LUMPUR LAPINDO KE BADAN AIR (STUDI KASUS SUNGAI PORONG dan SUNGAI ALOO - KABUPATEN SIDOARJO) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-2 pada Program Studi Ilmu Lingkungan Niniek Herawati L4K006008 PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007 LEMBAR PENGESAHAN ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN ALIRAN AIR LUMPUR LAPINDO KE BADAN AIR (STUDI KASUS SUNGAI PORONG DAN SUNGAI ALOO - KABUPATEN SIDOARJO) Disusun Oleh Niniek Herawati L4K006008 Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pada tanggal 15 Agustus 2007 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima Tim Penguji, Ketua DR.Ir. Purwanto, DEA Tanda Tangan, ........................................................... Anggota, Ir. Agus Hadiyarto, MT ........................................................... dr Onny Setiani, PhD ........................................................... Ir. Dwi Handayani, MT ........................................................... Mengetahui,

Upload: rina-qoidatul-awaliyah

Post on 21-May-2017

237 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

ANALISIS RISIKO LINGKUNGANALIRAN AIR LUMPUR LAPINDO KE BADAN AIR(STUDI KASUS SUNGAI PORONG dan SUNGAI ALOO - KABUPATEN SIDOARJO)TESISUntuk memenuhi sebagian persyaratanMencapai Derajat Sarjana S-2 padaProgram Studi Ilmu LingkunganNiniek HerawatiL4K006008PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGANPROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2007LEMBAR PENGESAHANANALISIS RISIKO LINGKUNGANALIRAN AIR LUMPUR LAPINDO KE BADAN AIR(STUDI KASUS SUNGAI PORONG DAN SUNGAI ALOO - KABUPATEN SIDOARJO)Disusun OlehNiniek HerawatiL4K006008Telah dipertahankan di hadapan Tim PengujiPada tanggal 15 Agustus 2007Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterimaTim PengujiKetuaDRIr Purwanto DEATanda TanganAnggotaIr Agus Hadiyarto MT dr Onny Setiani PhD Ir Dwi Handayani MT MengetahuiKetua Program Studi Magister Ilmu LingkunganProf Dr Sudharto P Hadi MESNIP 130 810 134PERNYATAANSaya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnyabahwa tesis yang saya susun dengan judul ldquoAnalisis Risiko Lingkungan Aliran AirLumpur Lapindo ke Badan Air (Studi Kasus Sungai Porong dan Sungai Aloo)rdquo sebagaisyarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Lingkungan seluruhnya merupakan hasil karyasaya sendiri

Adapun bagian-bagian atau kalimat tertentu dalam penulisan Tesis yang sayakutip dari hasil karya orang lain saya tuliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan normanormadan kaidah etika penulisan ilmiahApabila di kemudian hari ternyata Pernyataan ini tidak benar saya bersediamenerima sanksi berupa pencabutan gelar akademik dan menjalani proses hukum yangberlaku di Indonesia sesuai peraturan perundangan yang berlakuSemarang Agustus 2007Yang MenyatakanNiniek HerawatiKATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nyasehingga akhirnya Tesis ini dapat selesai disusun sebagai persyaratan untuk mencapai derajatSarjana Strata-2 pada Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas DiponegoroSemarangDalam penyusunan tesis ini penulis mengambil judul rdquo ANALISIS RESIKOLINGKUNGAN ALIRAN AIR LUMPUR LAPINDO KE BADAN AIR (Studi Kasus SungaiPorong dan Sungai Aloo ndash Kabupaten Sidoarjo)rdquo dengan harapan akan dapat memberikanmanfaat kepada kita semua khususnya kepada masyarakat Jawa Timur dalam menghadapipermasalahan multi efek yang ditimbulkan oleh adanya peristiwa semburan lumpur panaspada wilayah kerja PT Lapindo Brantas di Porong Sidoarjo yang masih berlangsung hinggasaat iniHasil dari penelitian analisis resiko lingkungan pada badan air Sungai Porong danSungai Aloo diharapkan akan dapat menjadi data basis bagi kejadian sejenis mengingatbesarnya dampak yang ditimbulkan dari kejadian semburan lumpur panas dengan volumesemburan yang amat besar tersebut dalam rangka mencegah dan meminimisasi resiko yangdapat ditimbulkanPenulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantukelancaran penyusunan tesis ini diantaranya kepada 1 Rektor Universitas Diponegoro Semarang Bapak Prof dr Susilo Wibowo MS MD PhDSp Andrologi2 Ketua Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro SemarangBapak Prof DR Sudharto P Hadi MES3 Bapak DR Ir Purwanto DEA dan bapak Ir Agus Hadiyarto MT selaku Dosenpembimbing tesis penulis pada Program Studi Magister Ilmu Lingkungan UniversitasDiponegoro Semarang4 Ibu dr Onny Setiani PhD dan Ibu Ir Dwi Handayani MT selaku tim penguji tesis penulispada Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro Semarang5 Gubernur Propinsi Jawa Timur melalui Biro Kepegawaian yang telah memberikanbantuan biaya pendidikan program pasca sarjana pada Program Studi Magister IlmuLingkungan Universitas Diponegoro Semarang6 Bapak Ir Warno Harisasono MEng selaku atasan langsung penulis Kepala Seksi danstaf Bidang Pengawasan dan Pengendalian Bapedal Propinsi Jawa Timur yang telahmemberikan kesempatan dan motivasi bagi penulis untuk mengikuti pendidikan pascasarjana diskusi serta akses data terkait dengan upaya pemantauan kualitas air lumpurLapindo di Porong Sidoarjo yang banyak membantu penulis dalam penyusunan tesis

7 Bapak Drs Didik Agus Wijanarko MMT selaku koordinator Laboratorium PU BinaMarga Propinsi Jawa Timur yang telah membantu penulis dalam pengambilan data dansampel air badan air di Sungai Porong dan Sungai Aloo serta diskusi yang banyakmembantu penulis dalam penyusunan tesis8 Jajaran pimpinan dan staf pada Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran LingkunganKementrian Lingkungan Hidup Jakarta atas bantuan data informasi dan diskusi terkaitdengan upaya pemantauan kualitas air lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo yang banyakmembantu penulis dalam penyusunan tesis9 Rekan-rekan mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro Angkatan 14yang banyak membantu penulis dalam suka dan duka menjalani studi yang menempuhjarak antar kota10 Keluarga penulis tercinta khususnya ibu dan bapak suami dan anak-anak tersayang adikadikdan kakak yang dengan hebat berkorban pikiran tenaga waktu dan biaya serta taklelah memberikan dukungan moril spirituil dan kesempatan bagi penulis untuk dapatmenyelesaikan pendidikan program pasca sarjana ini dengan baikSemoga tesis ini bermanfaat dan mohon dimaklumi atas segala kekuranganyang adaSemarang Agustus 2007PenulisNiniek HerawatiPERSEMBAHANTerima kasih dan bangga tiada tara kupersembahkan kepada keluargaku tercinta suami anakanakkuibu dan bapak yang kumuliakan adik-adik dan kakak yang telah memberikankesempatan dan semangat kepadaku untuk menempuh pendidikan pasca sarjana yang telahlama kuinginkan namun sempat kuragukan karena jarak dan biaya yang harus dipenuhi dandengan pengorbanan yang amat besar diberikan kepadaku telah menjadi pemacu semangatkuuntuk dapat membalas kasih sayang merekaTesis ini kupersembahkan pada Pemerintah Propinsi JawaABSTRAKBencana ekologis nasional lumpur panas yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo PropinsiJawa Timur berupa semburan gas beracun dan lumpur panas di dekat sumur pengeboran BanjarPanji-1 milik kegiatan pengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang masih berlangsung hingga penelitianini dilaksanakan Karena besarnya volume semburan menyebabkan air Lumpur tersebut dialirkan kebadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo demi menjamin keselamatan jiwa masyarakat daninfrastruktur di sekitar lokasi semburan Kandungan air Lumpur pada kolam penampungan dideteksimengandung bahan kimia berbahaya yaitu senyawa Phenol yang secara fisik diidentifikasi sebagaisenyawa berwarna merah muda Dengan adanya pengaliran air lumpur yang mengandung Phenoltersebut maka dapat menimbulkan resiko kerusakan lingkungan badan air Sungai Porong dan SungaiAloo Untuk mencegah terjadinya resiko tersebut maka dibutuhkan pengamanan pada sumber jalurpenyebaran serta penerima Metode pengamanan yang seharusnya pertama kali dilakukan adalahpengamanan pada sumber Namun karena masalah semburan lumpur panas ini termasuk kategoribencana dan pengaliran air lumpur ke badan air adalah upaya darurat sehingga perlu dilakukanrsquoAnalisis resiko lingkungan aliran air lumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan SungaiAloo Kabupaten SidoarjorsquoAnalisis resiko yang dilakukan adalah untuk mengidentifikasi kandungan phenol padaruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air lumpur dan selanjutnya memprakirakanresikonya terhadap lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo Pengumpulan data

dilakukan pada 10 titik sampling pada ruas Sungai Porong 4 titik pada saluran irigasi dan 5 titik padaruas Sungai Aloo sesuai dengan prakiraan penyebaran air lumpur pada badan air Sungai Porong danSungai Aloo Selanjutnya dilakukan prakiraan konsentrasi phenol pada 19 titik sampling tersebutdengan konsentrasi berbahaya phenol terhadap biota air yang paling peka yaitu jenis Crustacea danprakiraan daya racun dari kandungan phenol yang tertinggi terkait juga dengan nilai baku mutukualitas phenol pada air badan air sesuai dengan peruntukannya yaitu sungai kelas III dalam PPnomor 82 Tahun 2001Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa di sepanjang ruas Sungai Porong danSungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret2007 telah terdeteksi konsentrasi phenol sebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panasLapindo Selanjutnya dari hasil perhitungan prakiraan daya racun didapatkan hasil bahwa kandunganphenol dalam air lumpur yang mengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo adalah beresiko yaituberesiko tinggi terhadap peruntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo karena ditemukan konsentrasiphenol yang tinggi disepanjang sungai Porong dengan konsentrasi tertinggi pada lokasi jembatan tolyang berjarak paling dekat dari input air lumpur ke Sungai Porong dan selanjutnya terdegradasisejalan dengan aliran menuju ke muara dan pada ruas Sungai Aloo ditemukan pula konsentrasiphenol yang tinggi dengan konsentrasi tertinggi terletak pada lokasi Jembatan Gempol Sari yangberjarak paling dekat dengan input air lumpur yang selanjutnya terdegradasi sejalan dengan aliranmenuju ke muara sungai Oleh sebab itu usulan manajemen resiko yang diajukan meliputi tahapanperencanaan pelaksanaan pemantauan dan perbaikan dalam meminimasi konsentrasi phenolsebelum dialirkan ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo agar dapat memenuhi ketentuan bakumutu phenol untuk badan air sungai kelas III dan meminimasi resiko terhadap perubahan peruntukanSungai Porong dan Sungai AlooKata Kunci Air lumpur resiko peruntukan airABSTRACTNational ecological disaster [of] hot mud that happened [in] Sidoarjo Regency of EastJava Province in the form of poisonous gas and hot mud at elbow well of Banjar Panji-1 drilling thedrilling activity of PT Lapindo Brantas Inc that still take place until now Since the blast volumelevel cause the the Mud water poured into the River of Porong and Aloo River for the shake ofguaranting safety of society soul and infrastructure around blast location Irrigation of the LapindoMud at relocation pool has detected the dangerous chemicals contain is compound Phenol which inphysical identified as pink colored compound The existence of Lapindo mud water irrigation cangenerate the environmental damage risk stream water of the Porong River and Aloo River To preventthe happening of the risk is hence required by security at the source pathway and also receptorSecurity method which ought to at first time is conducted by security at source But because of this hotmud blast problem is inclusive of disaster category and irrigate the mud to the stream water is anemergency effort so that require to be done the environmental Risk analysis of irrigated Lapindomud water into the stream water of the Porong River and Aloo River of Sidoarjo RegencyrsquoThe risk analysis was carried on to identify the content of phenol at the stream waterof Porong River and Aloo River generated by Lapindo mud water and may predict the risk of thestream water environment of Porong River and Aloo River Data collecting conducted at 10 samplingpoint at Porong River 4 sampling point at irrigation channel and 5 sampling point at Aloo River aspredicting spreading of irrigation the mud at the body of Porong River and Aloo River Hereinafterconducted to predict the phenol concentration at 19 sampling point with the phenol-toxicconcentration to the most sensitive biota that is type Crustacea and predict the energy poison fromrelevant highest content phenol with the standard value quality of phenol at the stream water asaccording to the class river number III in the national regulation of PP 82 2001According to the result of risk assessment along Porong River and Aloo River streamgenerated by hot Mud water during October 2006 until March 2007 have been detected the highphenol concentration consisted in the formation of the Lapindo hot Mud Hereinafter from calculationresult predict the poison energy result that high phenol content in mud water into River Porong andAloo River is high risk to the stream standar of Porong River and River Aloo because of founding the

high concentration phenol alongside Porong river with the highest concentration at location of tollbridge that nearest the input of the mud to the Porong River and hereinafter degradation in line withstream go to the estuary and at stream of Aloo River also found high concentration phenol with thehighest concentration in the location of Bridge of Gempol Sari that nearest place the input of the mudlater and degradation in line with stream go to the river estuary On that account propose the riskmanagement raised cover the plan step do check and action in order to minimize of phenolconcentration before poured into the stream of Porong River and Aloo River so that can be pursuantto permanent quality of phenol for the body of the river of class III and minimize risk to change ofstream standard of the Porong River Porong and Aloo RiverKey words Mud water risk stream standardDAFTAR ISIHalaman Pengesahan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iHalaman Pernyataan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iiRiwayat Hidup helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iiiKata Pengantar helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vDaftar Isi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viDaftar Tabel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viiiDaftar Gambar helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ixDaftar Lampiran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xAbstrak helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xiBAB I PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 111 Latar Belakang Masalah 112 Perumusan Masalah 913 Tujuan Penelitian 1014 Kegunaan Penelitian 10BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1221 Pengertian Lingkungan Hidup 1222 Sumber Daya Air Sungai 1423 Pencemaran Air Sungai dan Dampaknya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1624 Lumpur Vulkanik (Mud Volcano) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 19241 Pengertian dan Asal Lumpur Vulkanik helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 19243 Kandungan Lumpur Vulkanik dan Dampaknya 2225 Analisis Resiko Lingkungan 22251 Pengertian Analisis Resiko Lingkungan helliphelliphelliphelliphelliphellip 22252 Tujuan Analisis Resiko Lingkungan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2526 Tahapan Analisis Resiko Lingkungan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 26261 Identifikasi Zat Berbahaya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 26262 Perkiraan Penyebaran 29263 Perkiraan Daya Racun 31264 Karakterisasi Resiko 31BAB III METODOLOGI PENELITIAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3331 Rancangan penelitian 3333 Ruang Lingkup 3634 Pengumpulan Data 4035 Metode Analisa dan Evaluasi Data 41BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4341 Identifikasi Resiko 43411 Identifikasi Lokasi Studi 43412 Identifikasi Zat Berbahaya 4542 Prakiraan Penyebaran 50

421 Identifikasi Lingkungan Potensial yang Terpapar 50422 Identifikasi Jalur Penyebaran Potensial 50423 Identifikasi Konsentrasi 5743 Prakiraan Daya Racun 62431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai Porong 62432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai Aloo hellip 6444 Prakiraan Resiko 6545 Manajemen Resiko 67451 Perencanaan dan Organisasi (Plan) 68452 Pelaksanaan (Do) 68453 Pemantauan (Check) 69454 Perbaikan (Action) 69BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 7051 Kesimpulan 7052 Saran 71DAFTAR PUSTAKALAMPIRANDAFTAR TABELTabel 11 Hasil Uji Awal Kualitas Air Lumpur Pada Luberan dari PusatSemburan 7Tabel 21 Distribusi Air di Bumi 13Tabel 22 Mekanisme transfer dan transformasi senyawa kimia 17Tabel 23 Kriteria Resiko 32Tabel 31 Lokasi penelitiantitik sampling kualitas air badan air 37Tabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburan 46Tabel 42 Data Awal Kualitas Phenol dalam Air Lumpur 48Tabel 43 Jalur Penyebaran Air Lumpur di Sungai Porong helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 51Tabel 44 Jalur Penyebaran Air Lumpur di Saluran Irigasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54Tabel 45 Jalur Penyebaran Air Lumpur di Sungai Aloo helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54Tabel 46 Data Hasil Identifikasi Phenol helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57DAFTAR GAMBARGambar 11 Semburan Lumpur Panas Lapindo di Porong Sidoarjo helliphelliphellip 1Gambar 12 Pembuangan air Lumpur ke badan air Sungai Poronghelliphelliphellip 4Gambar 13 Pembuangan air Lumpur ke badan air Sungai Poronghelliphelliphellip 6Gambar 14 Genangan air Lumpur berwarna merah muda pada kolampenahan Lumpur helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 8Gambar 21 Distribusi Jenis Air di Bumi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13Gambar 22 Fenomena Lumpur vulkanik di Norris Geyser Wyoming helliphellip 20Gambar 23 Fenomena menyemburnya Lumpur vulkanik di PorongSidoarjo helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 21Gambar 31 Diagram alir penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 35Gambar 32 Peta titik sampling kualitas badan air 38Gambar 41 Identifikasi Lokasi Studi 44Gambar 42 Genangan air lumpur berwarna merah muda indikasi adanyasenyawa phenol 48Gambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai Porong 52Gambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi 53

Gambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai Aloo helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55Gambar 46 Lokasi Persebaran Air Lumpur ke Badan Air Sungai Porongdan Sungai Aloo 56Gambar 47 Pengambilan Sampel Air Badan Air 59Gambar 48 Grafik Identifikasi Konsentrasi Phenol di Sungai Porong 60Gambar 49 Grafik Identifikasi Konsentrasi Phenol di Sungai Aloo 61DAFTAR LAMPIRANLampiran 1 Foto ndash Foto DokumentasiLampiran 2 Rekap Hasil Uji Laboratorium Kualitas Air Badan Air Selama 6 BulanStudi

BAB 1PENDAHULUAN11 Latar Belakang MasalahBencana ekologis nasional lumpur panas yang terjadi diKabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur dimulai pada tanggal 28 Mei 2006saat gas beracun dan lumpur panas menyembur di dekat sumur pengeboranBanjar Panji-1 milik kegiatan pengeboran PT Lapindo Brantas Inc yanghingga penelitian ini dilaksanakan masih belum dapat dihentikanSumber Pengamatan Lapangan tanggal 6 Juni 2006Gambar 11 Foto Semburan Lumpur Panas LapindoKegiatan eksplorasi minyak dan gas sebagaimana dilakukan olehPT Lapindo Brantas Inc merupakan kegiatan survey seismic dan eksplorasiKegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan karena sifatcadangan minyak dan gas bumi yang berada di perut bumi tidak dapatditentukan lokasinya secara pastiLumpur panas tersebut pada Bulan Nopember 2006 telahmenutupi sekitar 250 hektar tanah termasuk tujuh desa sawah perkebunantebu dan saluran-saluran irigasi serta telah mengganggu jalur transportasiPrakiraan volume semburan Lumpur antara + 50000 - 120000 m3hariSehingga air yang terpisah dari endapan Lumpur berkisar 35000 ndash 84000m3hari (Buku Putih LUSI KLH 2006)Pemerintah Propinsi Jawa Timur dalam salah satu tugas pokokdan fungsi dalam mendukung Tim Nasional Pengendalian Lumpur BidangPengendalian Lingkungan sesuai Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun2006 telah melakukan berbagai upaya antara lain lokalisasi lumpur melaluitanggul-tanggul penahan Lumpur di sekitar pusat semburan Konstruksitanggul yang tidak permanent menyebabkan tanggul jebol dan genanganLumpur hingga kini telah menggenangi lahan seluas 250Ha dan sedangdisiapkan 200 Ha lagi yang sedang dalam tahap pembebasan Jumlah airdiperkirakan akan lebih banyak lagi mengingat musim hujan telah tiba dengandata curah hujan rata-rata bulanan berkisar 150-250 mm Jika hujan per harirata-rata diasumsi sebesar 10 mmhari dan luas kolam lumpur diasumsi seluas450 Ha maka ada tambahan air sebesar 450 Ha x 10000 m2Ha x 001 m =45000 m3hari (Buku Putih LUSI KLH 2006)Kegagalan menghentikan semburan lumpur panas ini

menyebabkan banyak masyarakat di Sidoardjo menjadi korban Potensikerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari pelepasan lumpur ini ke kaliPorong dapat meluas ke kawasan yang melampaui batas wilayah KabupatenSidoardjo Mengingat besarnya dampak semburan lumpur panas tersebutterhadap kehidupan masyarakat khususnya di Kabupaten Sidorajo dan diJawa Timur pada umumnya Pemerintah menaruh perhatian yang besardalam penanganan dampak semburan Lumpur panas ini Dalam beberapakesempatan Presiden Republik Indonesia memberi arahan agarpenanggulangan dampak semburan lumpur panas di Sidoardjo ini diupayakansepenuh tenaga dengan memberikan prioritas kepada hal-hal sebagai berikut a Pencegahan jatuhnya korban jiwa dan perlindungan keselamatanpenduduk di lokasi kejadian semburan lumpur panas tersebutb Upaya memberikan alternatif sumber penghidupan bagi masyarakat yangterkena dampak langsung dan melindungi penanganan lumpur panas diPorong SidoarjoSesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia padaSidang Kabinet Paripurna tanggal 27 September 2006 skenario pengendalianlumpur sebagian dialirkan ke Sungai Porong untuk mengantisipasi jebolnyatanggul yang lebih parah sehingga membahayakan keselamatan pendudukdan merusak infrastruktur di sekitarnya Lumpur panas tersebut akhirnyadisetujui untuk dibuang tanpa pengolahan ke Sungai Porong dan badanbadanair sekitarnya dengan alasan bahwa tidak ada tanggul yang dapatdibangun dalam waktu singkat untuk menyimpan lumpur panas yangmenyembur dengan volume 126000 m3 per hari Harus diakui adanya bataskemampuan teknologi untuk menyimpan lumpur tersebut dalam waduk-wadukyang dibangun TimNas Pengendalian Lumpur Berdasarkan analisis awal olehbeberapa laboratorium di dalam dan di luar negeri ditemukan bahwa lumpurpanas yang keluar dari perut bumi ini bukanlah bahan yang beracun atauberbahaya Permasalahan terbesar dari lumpur panas ini adalah volume yangmenyembur sekitar 120000 - 130000 m3 setiap harinya sehingga seyogyanyaperlakuan yang mestinya diterapkan adalah pengelolaan bahan beracun danberbahaya yang mustahil diterapkan Kebijakan Pemerintah pada akhir bulanSeptember 2006 untuk mengalirkan lumpur panas tersebut ke Kali Porongadalah kebijakan darurat bencana yang sering dikenal sebagai lsquoforce majeurrsquo(Sumber Buku Putih LUSI KLH 2006)Gambar 12 Pipa Pembuangan air Lumpur ke Sungai PorongPada saat penelitian ini dilakukan belum dapat dipastikan kapansemburan Lumpur akan berhenti dan seberapa besar volume Lumpur yangditimbulkan (Menurut ahli geologi Universitas Kyoto Jepang James Moridalam Tempo Interaktif Jakarta 20 Pebruari 2006 dan Ahli Geologi LembagaIlmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hery Harjono dalam InternationalGeological Workshop Sidoarjo Mud Volcano di Gedung BPPT Jakarta 21Pebruari 2007) Sedangkan menurut prediksi Kepala Badan Pengkajian danPenerapan Teknologi (BPPT) Said D Jenie dalam International GeologicalWorkshop Sidoarjo Mud Volcano di Gedung BPPT Jakarta 21 Pebruari 2007semburan lumpur baru bisa berhenti setelah 31 tahun atau pada Tahun 2038

mendatang Sedangkan upaya teknis terakhir yang dilakukan berupapenyumbatan dengan menggunakan bola-bola beton menurut analisis ahligeologi dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Arief Budiman dan ahliperminyakan ITB Doddi Nawangsido juga tidak akan dapat menghentikansemburan tersebut bahkan bola beton tersebut dapat menyembur kembalisewaktu-waktu (Tempo Interaktif Jakarta 20 Pebruari 2006)Oleh sebab itu nampaknya skenario pembuangan air Lumpur keSungai Porong dan Sungai Aloo menuju laut akan tetap dilanjutkan untukmenjamin keselamatan penduduk di sekitar semburan Sudah menjadipermasalahan global bahwa dewasa ini makin sulit untuk mendapatkan airbersih sebagaimana dibutuhkan dan dibutuhkan teknologi yang cukup mahaluntuk dapat memanfaatkan sumber daya air yang ada Dengan pembuanganair Lumpur ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju lautmasyarakat sekitar akan makin merasakan kelangkaan sumber daya air bersihuntuk memenuhi kebutuhan hidupGambar 13 Pembuangan air Lumpur ke Sungai Porong (Sumber Pengamatan Lapangan)Pembuangan lumpur ke laut tentu akan menimbulkan dampakterhadap ekosistem air terlebih di Sungai Porong dan Sungai Aloomembahayakan kesehatan masyarakat sekitar dan industri-industri kelautanseperti budidaya tambak udang ikan dan produksi garam yang ada namunsampai seberapa besar risiko tersebut diperkirakan perlu dilakukan penelitianmengenai hal tersebut sebagai dasar pertimbangan manajemen resikonyamelalui pemantauan kualitas air badan air secara rutin dan analisis hasilpemantauan tersebutPenelitian mengenai risiko lingkungan aliran air Lumpur ke badanair didasari oleh hasil analisis awal terhadap kandungan bahan-bahanberbahaya dalam air Lumpur tersebut oleh BAPEDAL Propinsi Jawa TimurBerdasarkan uji kualitas air Lumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 olehBAPEDAL Propinsi Jawa Timur pada Laboratorium lingkungan PU Bina MargaPropinsi Jawa Timur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburanLumpur panas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutu limbah cairbagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untuk parameter fisikakandungan endapan dalam lumpur atau Total Dissolved Solid (TDS) dan TotalSuspended Solid dan (TSS) sangat tinggi Untuk parameter kimia kandunganBiological oxygen demand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yangtinggi dimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawa Phenoldiketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar dari nilai baku mutu)yang merupakan zat kontaminan kimia organik berwarna merah mudaSedangkan kandungan logam berat seperti seng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal(Pb) yang terdeteksi namun masih memenuhi baku mutuTabel 11 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Satuan Baku Mutu ) Hasil uji

TDS mglt 4000 91350TSS mglt 200 226100BOD mglt 150 259COD mglt 300 600Phenol mglt 2 59Zn mglt 15 045Ni mglt 05 022Pb mglt 1 023Sumber Data Bapedal Prop Jatim 2006) Baku mutu limbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumisesuai KepMenLH 4296Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwa hasil ujikualitas air Lumpur pada kolam penampungan utama tidak memenuhiketentuan baku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III untukparameter Phenol (Pudjiastuti L ITS Surabaya dalam Simposium NasionalldquoPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besaran nilai uji kualitas Phenol yang melebihi ketentuan baku mutu yangtelah ditetapkan akan menyebabkan dampak bagi lingkungan sekitarnyakarena phenol termasuk senyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan dankehidupan mahluk hidupGambar 14Genangan airlumpuryangberwarnamerahmudamenunjukkankandunganphenol yang tinggi (Sumber foto wwwhotmudflowwordpresscomJuli 2006)Peneliti melihat dari aspek lingkungan hidup bahwa fenomenapengaliran air Lumpur Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju kelaut hanya memindahkan permasalahan ke lokasi lain karena tidak sesuaidengan ketentuan Gubernur Jawa Timur Nomor 45 Tahun 2002 gol IIItentang baku mutu limbah cair dari kegiatan industri di Jawa Timur mengenaipembuangan air limbah ke lingkungan langsung tanpa melalui pengolahandan ketentuan baku mutu kualitas air sungai dalam Peraturan Pemerintah RINo 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan PengendalianPencemaran Air Sungai Kelas III sehingga dapat menimbulkan dampaklangsung berupa penurunan kualitas air badan air dan dampak tak langsung

berupa perubahan peruntukan Sungai Porong dan Sungai AlooPenelitian ini akan melakukan kajian besaran risiko lingkunganyang mungkin terjadi oleh senyawa berbahaya Phenol yang terkandung dalamair lumpur tersebut terkait dengan dampak atau resiko terhadap ekosistemperairan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo untuk selanjutnya dapatditetapkan manajemen resikonya Dengan manajemen risiko yang tepat makadampak ekologis di perairan badan air di wilayah sekitar semburan akan dapatditekan12 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalampenelitian ini adalah a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas Sungai Porong danSungai Aloo terkait dengan pembuangan air Lumpur Lapindo yangdiidentifikasi mengandung phenol tinggi ke dalam badan air tersebutb Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo ke SungaiPorong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadap lingkungan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo terkait dengan persyaratan kualitas airbadan air Sungai kelas III sesuai Peraturan Pemerintah RI No 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airsehingga Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsi sesuaidengan peruntukannya13 Tujuan Penelitiana Melakukan identifikasi kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo yang mendapat aliran air lumpur Lapindob Melakukan analisis terhadap kandungan Phenol dalam air badan airSungai Porong dan Sungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo terkaitdengan risikonya tehadap ekosistem badan air14 Kegunaan Penelitiana Bagi Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur Membantu pengambil keputusan di dalam menentukan manajemen risikoyang lebih efektif dan efisien dalam mengantisipasi dampak yang lebihbesar terhadap kerusakan lingkungan badan air Sungai Porong danSungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo yang masih berlangsungpada saat penelitian ini dilaksanakanb Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang analisisrisiko lingkungan khususnya untuk kondisi darurat atau bencana sertauntuk menambah sarana kepustakaan bagi penelitian lanjutan mengingatkejadian semburan Lumpur Lapindo ini merupakan kejadian langka namunmembawa dampak yang sangat besar dan penting bagi keberlanjutanekosistem di sekitarnyac Bagi Pengembangan Ilmu Data basis atau nilai yang didapatkan dalam penelitian ini akan dapatdijadikan acuan dalam melakukan analisis risiko lingkungan padaperistiwa sejenis

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA21 Pengertian Lingkungan HidupMenurut Undang-Undang nomor 23 Tahun 1993 tentang PengelolaanLingkungan Hidup lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semuabenda daya keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunyayang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusiaserta mahluk hidup lainnyaAntara manusia dan lingkungan hidup terdapat hubungan yang amatdinamis Perubahan dalam lingkungan hidup akan menyebabkan perubahanpula dalam perilaku manusia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yangbaru Perubahan perilaku manusia ini selanjutnya akan menyebabkanperubahan dalam lingkungan hidup demikian seterusnya Karena luasnyapengertian lingkungan hidup maka seringkali dikelompokkan untukmempermudah pemahamannya (Slamet JS 1994)Lingkungan perairan atau hydrosfir adalah salah satu bentukpengelompokkan lingkungan Sebagian besar (71) dari permukaan bumitertutup oleh air Begitu luasnya lingkungan perairan sehingga sangatmempengaruhi iklim di muka bumi ini Air di Bumi ini jumlahnya relativekonstan karena adanya siklus hidrologi yang terjadi secara alami Distribusi airdi bumi sebagian besar berada di lautan dan yang berada di sekitar manusiadi daratan tidak mencapai 1 jumlahnya (Tabel 21) Dengan jumlah tersebutmanusia dituntut untuk dapat berbagi dan mengelola sumber daya air sebaikbaiknyakarena permasalahan kompleks yang akan timbul apabila terjadipencemaran dalam lingkungan perairanTabel 21 Distribusi Air di BumiNo Lokasi Km3 Air Persentase1 Samudra 1323000000 9722 Laut Danau asin 104000 00083 Es 30500000 2154 Air Tanah 8350000 0615 Air Permukaan 67000 0056 Danau Air Tawar 125000 00097 Sungai 1670000 000018 Atmosfir 12900 00019 Lain-lain 375000 0028Sumber Lamb James C dalam Slamet JS 1994Samudra Laut Danau asin EsAir Tanah Air Permukaan Danau Air Taw arSungai Atmosfir Lain-lain

Gambar 21 Distribusi jenis air di BumiSampai saat ini sebagian manusia memanfaatkan air permukaan yangtawar dan air tanah sebagai sumber airnya Demikian pula keadaannya diIndonesia Air laut yang asin sekalipun jumlahnya besar tetapi baru sedikitsekali dimanfaatkan karena biaya untuk proses desalinasinya yang masihsangat mahal Pemanfaatan air tawar sampai saat ini masih terus dapat

memenuhi dan dipertahankan karena adanya aliran air dalam siklushidrologinya Dari siklus hidrologi ini diketahui adanya berbagai sumber airtawar yang dapat diperkirakan kualitas dan kuantitasnya Sumber-sumber airtersebut antara lain adalah 1 Air permukaan yang merupakan air sungai dan danau2 Air tanah yang tergantung kedalamannya3 Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir yaitu hujanAir permukaan dapat berkualitas baik apabila tanah sekitarnya tidaktercemar oleh karenanya air permukaan dan air tanah dangkal sangatbervariasi kualitasnya Banyak zat yang terlarut ataupun tersuspensi didalamnya selama perjalanannya menuju ke laut Namun selama perjalanan inipula air dapat membersihkan diri (self purification) karena adanya sinar ultraviolet dari matahari aliran serta kemungkinan-kemungkinan terjadinya reaksireaksiantar zat kimia yang terlarut dan terjadinya pengendapanpengendapan22 Sumber Daya Air SungaiAir merupakan sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orangbanyak sehingga perlu dilindungi agar tetap bermanfaat bagi hidup dankehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya Indonesia yang berada diwilayah iklim tropis hanya memiliki dua musim yaitu penghujan dan kemarauSuatu badan air seperti sungai sebagai bagian dari lingkungan hidupmemiliki fungsi peruntukan bagi berbagai kegunaan baik untuk intake airminum irigasi listrik perikanan pertanaman peternakan industri dankeperluan pemukiman (domestic) Peruntukan sungai perlu ditetapkanmengingat dampak dari berbagai aktifitas kehidupan tersebut yang dapatmemberikan dampak atau risiko penurunan peruntukan badan airPembagian kelas sungai didasarkan pada peringkat (gradasi) tingkatanbaiknya mutu air dan kemungkinan kegunaannya Tingkatan mutu air kelassatu merupakan tingkatan yang terbaik Secara relatif tingkatan mutu KelasSatu lebih baik dari Kelas Dua dan selanjutnya Tingkatan mutu air dari setiapkelas disusun berdasarkan kemungkinan kegunaannya bagi suatu peruntukanair Klasifikasi mutu air merupakan pendekatan untuk menetapkan kriteriamutu air dari tiap kelas yang akan menjadi dasar untuk penetapan baku mutuair Setiap kelas air mempersyaratkan mutu air yang dinilai masih layak untukdimanfaatkan bagi peruntukan tertentuBerdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentangPengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Pasal 8 Ayat (1)klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu a Kelas satu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku airminum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yangsama dengan kegunaan tersebutb Kelas dua air yang peruntukannya dapat digunakan untukprasaranasarana rekreasi air pembudidayaan ikan air tawar peternakanair untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yangmempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebutc Kelas tiga air yang peruntukannya dapat digunakan untukpembudidayaan ikan air tawar peternakan air untuk mengairi

pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebutd Kelas empat air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairipertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebut23 Pencemaran Air Sungai dan DampaknyaMenurut Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airpencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup zatenergi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehinggakualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapatberfungsi sesuai dengan peruntukannyaAir sebagai komponen lingkungan hidup dapat mempengaruhi dandipengaruhi oleh komponen lainnya Air yang kualitasnya buruk akanmengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akanmempengaruhi kondisi kesehatan manusia dan kehidupan mahluk hiduplainnya Pencemaran air dapat disebabkan oleh kegiatan usaha atau dikenaldengan limbah cair maupun oleh sebab alami atau bencana alamBerdasarkan cara pengamatan atau identifikasi pencemaran air dapatdiketahui dari parameter 1 Secara Fisika yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkatkejerbihan air (kekeruhan) perubahan suhu air perubahan rasa dan warnaair2 Secara Kimia yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat-zat kimiayang terlarut dan perubahan pH3 Secara Biologi yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkanmikroorganisme yang ada dalam air (Wardhana WA 1995)Air yang telah tercemar dapat menimbulkan resiko berupa kerugianyang besar bagi manusia yaitu 1 Air menjadi tidak bermanfaat lagi karena kualitasnya berubah makaperuntukan air pun berubah2 Air menjadi penyebab timbulnya penyakit karena adanya zat-zatkontaminan dan bakteri dalam air dapat membahayakan kehidupan biotaperairan serta kesehatan manusia yang berhubungan atau memanfaatkanair tersebut (Wardhana WA 1995)Menurut Juli SS 1994 standar kualitas air pada hakekatnya dibuatuntuk memberikan petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yangsebaiknya diperbolehkan ada dalam air khususnya untuk air minum yaituantara lain1 Jumlah zat padat terlarut (Total Dissolved Solid TDS) biasanya terdiri zatorganic garam anorganik dan gas terlarut Bila TDS bertambah makakesadahan akan naik pula Selanjutnya efek TDS maupun kesadahanterhadap kehidupan atau kesehatan tergantung pada spesies kimiapenyebab masalah tersebut2 Kekeruhan (Total Suspended Solid TSS) disesbabkan oleh zat padat yNg

tersuspensi baik yang bersifat anorganik maupun yang organic Zatanorganik biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam sedangkanyang organic dapat berasal dari lapukan tanaman dan hewan Limbahindustri juga dapat merupakan sumber kekeruhan Zat organic dapatmenjadi makanan bakteri sehingga mendukung perkembangbiakannya danmenambah kekeruhan air Air yang keruh sulit didesinfeksi karena mikrobaterlindung oleh zat tersuspensi tersebut3 Zat warna kimia untuk alasan estetika air yang dikategorikan air bersihdan air minum sebaiknya tidak berwarna karena untuk mencegahkeracunan dari berbagai zat kimia berwarna yang beracun maupunmikroorganisme beracun yang berwarna4 Parameter kimia anorganik Seng (Zn) adalah logam yang tingkattoksisitasnya dikategorikan relative rendah karena tubuh pun memerlukanseng untuk metabolisme Namun seng dalam kadar tinggi tetap merupakanracun yang berbahaya Dalam air minum menimbulkan rasa kesat dandapat menimbulkan gejala muntaberSeng menyebabkan warna air menjadiopalescent dan bila dimasak akan timbul endapan seperti pasir5 Parameter kimia organik merupakan indikator umum terjadinyapencemaran air Apabila zat organic yang dapat dioksidasi (BOD) besaryang juga berarti oksigen terlarut (DO) dalam air kecil maka hal itumenunjukkan adanya pencemaran6 Parameter kimia organik Phenol merupakan senyawa berwarna merahmuda yang mudah masuk dalam kulit sehat dan menimbulkan rasaterbakar Keracunan akut menyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perutkelainan koordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadiperforasi usus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinalsulit menelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasa bila airtercampur khlor Menurut material safety data sheet (MSDS) dari Phenoldiketahui bahwa dalam air keberadaannya cukup lama dengankemampuan biodegradasi antara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapatdioksidasi melalui proses fotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanandan pergerakan phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarDampak negatif pencemaran air mempunyai nilai atau biaya ekonomikdi samping nilai ekologi dan sosial budaya Upaya pemulihan pencemaran airbagaimanapun akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar daripadanilai manfaat finansial dari kegiatan yang menyebabkan pencemaran tersebutDemikian pula bila kondisi air yang tercemar dibiarkan (tanpa upayapemulihan) juga memerlukan biaya mengingat dampak negatif yang dapatditimbulkannyaBahaya atau risiko yang berhubungan dengan pencemaran air sungaidapat berupa dampak langsung dan dampak tak langsung Dampak langsungditerima lingkungan perairan termasuk manusia melalui kontak secara

langsung melalui tubuh mahluk hidup dan dampak tak langsung diterimamahluk hidup termasuk manusia melalui rantai makanan (peresapan air tanahtanaman dan ikan) (Wardhana WA 1995)24 Lumpur Vulkanik (Mud Vulcano)141 Pengertian Lumpur VulkanikBanyak para ahli geologi yang menganalogikan semburanlumpur panas Lapindo dengan gejala alam yang disebut gunung lumpur mud volcano yang banyak tersebar di Indonesia (khususnya diIndonesia Timur dikenal dengan istilah poton) bahkan di Jawa TimurUtara pun banyak diketemukan seperti Bleduk Kuwu dekat PurwodaiGunung Anyar dekat Surabaya bahkan di selatan Kali Porong yang dimasa lalu menyemburkan lumpur tetapi sekarang sudah mati(Koesoemadinata R September 2006)Definisi dari Mud Volcano adalah suatu gunung api lumpur yangberbentuk suatu kerucut tanah liat dan lumpur berukuran kecil yangpada umumnya kurang dari 1-2 m tingginya Gunung api lumpur kecilini terbentuk dari campuran air panas dan sedimen halus (tanah liat danlumpur) dimana terdapat ( 1) aliran perlahan dari suatu lubang sepertisuatu arus lahar cair atau ( 2) menyembur ke udara seperti suatu airmancur lahar yang melepaskan air mendidih dan gas vulkanis Tanahliat dan lumpur yang secara khas berasal dari gas batuan vulkanikpadat dan panas yang terlepas dari magma yang dalam di bawahmemutar air bawah tanah menjadi suatu campuran panas dan asamyang secara kimiawi merubah batuan vulkanik menjadi fraksi lumpurdan tanah liat (SumberhttpvolcanoesusgsgovProductsPglossaryMudVolcanohtml)Fotografi oleh by SR Brantley padaSeptember 1983Gambar 22 Fenomena lumpur vulkanik di wilayah Norris GeyserTaman Nasional Yellowstone Wyoming Gunung Lumpurini setinggi 40 cmFenomena lumpur vulkanik yang terjadi di lokasi kegiatan PTLapindo Brantas Inc Porong Sidoarjo diperkirakan para ahli geologikarena patahan crack yang memotong puncak dari batugampingFormasi Kujung indikasi slump (kemungkinan menunjukkan mobileshale) dan Collapse zone (indikasi pernah terjadinya colapse didaerahini pada masa lampau Semburan lumpur vulkanik dapat terjadi karenaadanya liquifaction (pencairan) atau seperti agar-agar yg dihentakkansecara mendadak sehingga menyembur keluar Pada kondisi stabilmobile shale (mobile clay) adalah seperti tanah lempung yang seringdilihat dipermukaan bumi dengan wujud sangat liat Namun ketikakondisi dinamis karena mengalir maka percampuran dengan air bawahtanah menjadikan lempung ini seperti bubur Lumpur vulkanik ini bisamelalui crack (patahan) yang sudah ada dapat juga melalui pinggiransumur dengan membentuk crackfracture yang baru Keduanya akanmenyebabkan kejadian yang sama yaitu keluarnya lumpur(httprovickywordpresscom)

142 Kandungan Lumpur Vulkanik dan DampaknyaHasil analisa mikropaleontologi menunjukkan bahwa lumpurLapindo mengandung fosil foraminifera (cangkang zat renik bersel satu)yang dahulu hidup di lingkungan laut (Koesoemadinata R September2006) Lumpur vulkanik tersebut merupakan material yang berasal dariformasi berumur Pliosen Analisis nannofosil di lumpur menunjukkanumur sekitar Pliosen sama dengan kandungan fosil di kedalaman2000-6000 ft di sumur tersebut ppm chloride sekitar 10000 lumpurmengandung material volkanik dan di awal-awal semburan lumpurmengeluarkan gas H2S dengan temperatur lumpur sekitar 40-50 0CMaterial semburan lumpur vulkanik yan gberasal dari dalamperut bumi dapat memberikan dampak terhadap mahluk hidup yangberada di atas permukaan bumi sebagaimana fenomena letusangunung berapi atau keluarnya gas beracun dari gunung berapi yangmemusnahkan kehidupan di sekitarnya dan memerlukan waktubertahun-tahun untuk pulih kembali25 Analisis Risiko LingkunganGambar 23 Fenomena menyemburnya lumpur vulkanikdi Porong Sidoarjo211 Pengertian Analisis Risiko LingkunganAda beberapa definisi dari analisis risiko menurut EPA analisisrisiko adalah karakterisasi dari bahaya-bahaya potensial yang berefekpada kesehatan manusia dan bahaya terhadap lingkungan(wwwepagoviris Integrated Risk Information System) Menurut MLRichardson (1989) analisis resiko adalah proses pengambilankeputusan untuk mengatasi masalah dengan keragaman kemungkinanyang ada dan ketidakmungkinan yang akan terjadi Dalam analisa risikopertama kali masalah harus didefinisikan dan risiko diperkirakankemudian resiko dievaluasi dan dipertimbangkan juga faktor-faktor yangmungkin bisa mempengaruhi sehingga bisa diputuskan tindakan manayang bisa diambil Proses perkiraan risiko evaluasi risiko pengambilankeputusan dan penerapannya disebut analisis risikoDalam analisis resiko ada beberapa tahap yang harus dilaluiyaitu 1 Identifikasi bahaya2 Perkiraan risiko3 Evaluasi risiko4 Penentuan risiko yang bisa diterima5 Manajemen risikoSecara harfiah arti dari risiko adalah probabilitas terjadinyasuatu hal yang menyebabkan kehilangan ataupun kerugian Bahaya(hazard) dan risiko (risk) adalah kata kata yang digunakan dalambahasa sehari-hari dengan arti yang hampir sama secara tekniskeduanya mempunyai perbedaan yaitu 1048766 Bahaya (hazard) adalah karateristik atau sifat benda kondisi atauaktifitas yang berpotensial menimbulkan kerusakan kerugian

kepada manusia harta benda dan lingkungan1048766 Risiko (risk) adalah penggabungan dari akibat-akibat yangmungkin diterima dari bahaya yang telah ada terhadap manusiaSedangkan pengertian bahaya (hazard) dan risiko (risk) menurut MLRichardson (1989) adalah 1048766 Bahaya (hazard) keberadaan dari materi yang berefek padasistem kehidupan seperti manusia hewan atau lingkungan yangterpapar1048766 Risiko (risk) adalah akibat yang terjadi atau diperkirakan akanterjadi karena adanya bahaya yang terpapar pada populasi dalamdosis atau konsentrasi tertentu Risiko ini menggambarkanfrekuensi dan intensitas dari bahaya kepada populasi yangterpaparRisiko adalah konsep yang didasarkan pada probabilitasProbabilitas diukur dalam skala 0 sampai 1 Nilai mendekati 0 berartikemungkinan kejadian sangat kecil dan nilai mendekati 1 berartikemungkinan terjadinya besar (Richardson 1989) Menurut Richard JWatts (1997) definisi dari resiko yang berkaitan dengan keberadaanlimbah berbahaya adalah kemungkinan masuknya bahaya yangberasal dari limbah bahan berbahaya yang berefek pada kesehatanmanusia ekologi dan lingkunganDalam analisis risiko ada 2 (dua) jenis risiko yang harusdiperhitungkan yaitu resiko awal (background risk) dan risiko tambahan(incremental risk) Risiko awal adalah resiko yang diterima olehpopulasi tanpa adanya senyawa kimia berbahaya di lokasi yang akandianalisa sedangkan resiko tambahan adalah besarnya risiko yangditerima karena adanya zat kimia berbahaya di dalam lingkungan Totalrisiko adalah penjumlahan antara resiko awal dan risiko tambahan(Watts 1997)Risiko dapat dirumuskan apabila terdapat 1 Bahaya (hazard)2 Jalan perpindahan (pathway) yaitu dengan apa efek bahaya dapatberpindah3 Target receptor yaitu penerima yang terkena efek bahayaRantai sebab akibat dapat digambarkan sebagai berikut Hazard Pathway Target ReceptorDalam analisa risiko ada empat langkah yang yang harusdilakukan untuk mengetahui besarnya risiko yaitu 1 Hazard Identification meliputi identifikasi keberadaan zat kimiaberbahaya di sumber dan karakteristiknya (analisis sumberpencemar)2 Exposure Assesment meliputi bagaimana zat berbahaya tersebutberpindah ke reseptor dan jumlah intake yang diambil (analisis jalurperpindahan)3 Toxicity Assesment meliputi indikasi numerik dari tingkat toksisitasuntuk menghitung besarnya risiko (analisis reseptor)

4 Risk Characterization meliputi penentuan jumlah risiko secaranumerik dan ketidakpastian dari perkiraan tersebut (Watts 1997)212 Tujuan Analisis Resiko LingkunganAnalisis risiko digunakan untuk mengetahui besarnya risiko yangkemudian digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusandalam manajemen risiko Dalam pengelolaan limbah B3 analisis resikomenyediakan informasi guna dapat memilih dan memutuskanpengolahan dan pembuangan limbah secara tepat remidiasi lahanterkontaminasi minimalisasi produksi limbah penentuan lokasi danpengembangan prodik-produk baru Dalam analisis risiko perluditekankan dan diperhatikan bahwa perkiraan risiko adalah salah satusumber informasi dan banyak faktor lain yang mempengaruhipengambilan keputusan seperti adanya campur tangan politik ekonomisosial dan faktor-faktor lainnya (LaGrega 2001)Informasi dari hasil analisis risiko digunakan dalam prosesmanajemen risiko dalam mempersiapkan pengambilan keputusandalam rangka perlindungan ekosistem lingkungan (wwwepagovirisIntegrated Risk Information System) Contoh dari penerapanmanajemen risiko adalah dalam pengambilan keputusan berapabanyak parameter kontaminan yang diperbolehkan dibuang ke badanairBeberapa tujuan dalam analisis risiko yaitu 1 Untuk memperkirakan batasan atau akibat dari kejadian terburukyang mungkin terjadi dengan atau tanpa perkiraan2 Untuk membantu dalam penentuan peraturan dan kebijakan3 Untuk memperkirakan besarnya risiko yang masih bisa diterima26 Tahapan Analisis Risiko Lingkungan221 Identifikasi Zat Berbahaya (Hazard Identification)Identifikasi bahaya atau hazard identification adalah langkahpertama yang dilakukan dalam analisis risiko Identifikasi bahaya perludilakukan karena tidak mungkin untuk menganalisa semua zat kimiayang ada di dalam suatu daerah yang tercemar Dengan dilakukannyaidentifikasi bahaya dapat diketahui bahaya paling potensial yang harusdipertimbangkan atau mewakili risiko yang mendesak Dalam analisisrisiko diperlukan data-data yang jelas dan zat kontaminan apa yangterdapat dalam lokasi yang tercemar konsentrasi luasan distribusi danbagaimana kontaminan berpindah ke reseptor potensial di sekitarlokasi Data-data yang diperlukan dalam identifikasi bahaya adalahsebagai berikut 1 Sejarah lokasi2 Tataguna lahan3 Tingkat pencemaran dalam media (air tanah air permukaan udara)4 Karakteristik lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadan dantransportasi zat kimia kontaminan tersebut antara lain datahidrogeologi topografi dan geologi5 Pengaruh yang potensial terhadap populasi

Di lahan yang tercemar mungkin terdapat banyak zatkontaminan apabila semua zat tersebut diamati maka data yang perludiolah akan menjadi terlalu banyak dan tidak realistis Untuk itudiperlukan suatu screening (penyaringan) terhadap zat kimia tersebutuntuk mengetahui bahan kimia yang spesifik yang paling dikawatirkandan diharapkan dapat mewakili semua zat kimia yang terdeteksi padalokasi Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah dari bahan kimiayang harus dijadikan model pada analisis dan menjadi fokus usahapengendalianSecara toksikologi dalam memilih zat kimia yang akan dianalisisdidasari pertimbangan sebagai berikut 1 Paling bersifat toksik menetap dan dapat berpindah-pindahtempat2 Paling umum dan merata keberadaanya baik secara konsentrasidan distribusi (LaGrega2001)Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk memilih zat kimiayang terdeteksi di lokasi dimulai dengan pemilihan awal yang dilakukandengan cara sebagai berikut1 Memilih media kontaminasi yang akan diteliti ( mis air permukaan)2 Mentabulasikan semua zat kontaminan yang terdeteksi di dalamlokasi baik rata-rata maupun batasan konsentrasi yang ditemukandi lokasi3 Mengidentifikasikan bahaya parameter kontaminanPerangkingan nilai kebahayaan berdasarkan skor rankingmenunjukkan parameter kontaminan mana yang memiliki nilai bahayatertinggi berdasarkan konsentrasi maksimal dan nilai ambang batasnya(baku mutu) Dalam penentuan parameter kontaminan yang kemudianakan mewakili untuk dianalisis memerlukan evaluasi lanjutan untukmengetahui konsentrasi mobilitas di lingkungan badan air danmasalah ndash masalah lainnya untuk itu perlu dipertimbangkan hal-halsebagai berikut a Konsentrasi rata-ratab Frekuensi pemaparanc Mobilitasd Keberadaannya dalam lingkungane Zat kimia lain yang berhubungan222 Perkiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahapan kedua dalam analisis risiko adalah perkiraanpenyebaran (expossure assesment) terhadap suatu populasi yangmungkin terkena dampak Perkiraan penyebaran (expossureassesment) adalah salah satu segi dalam analisis resiko yangmenghitung besarnya level pemaparan aktual dari populasi atauindividu yang terpapar Untuk memberikan pengertian akan sumberkontaminasi hal yang harus dilakukan adalah menggambarkan sumberdan distribusi kontaminan pada lokasi dilanjutkan bagaimana zat inibisa terlepas ke lingkungan bagaimana kontaminan berpindah tempat

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 2: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

Adapun bagian-bagian atau kalimat tertentu dalam penulisan Tesis yang sayakutip dari hasil karya orang lain saya tuliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan normanormadan kaidah etika penulisan ilmiahApabila di kemudian hari ternyata Pernyataan ini tidak benar saya bersediamenerima sanksi berupa pencabutan gelar akademik dan menjalani proses hukum yangberlaku di Indonesia sesuai peraturan perundangan yang berlakuSemarang Agustus 2007Yang MenyatakanNiniek HerawatiKATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nyasehingga akhirnya Tesis ini dapat selesai disusun sebagai persyaratan untuk mencapai derajatSarjana Strata-2 pada Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas DiponegoroSemarangDalam penyusunan tesis ini penulis mengambil judul rdquo ANALISIS RESIKOLINGKUNGAN ALIRAN AIR LUMPUR LAPINDO KE BADAN AIR (Studi Kasus SungaiPorong dan Sungai Aloo ndash Kabupaten Sidoarjo)rdquo dengan harapan akan dapat memberikanmanfaat kepada kita semua khususnya kepada masyarakat Jawa Timur dalam menghadapipermasalahan multi efek yang ditimbulkan oleh adanya peristiwa semburan lumpur panaspada wilayah kerja PT Lapindo Brantas di Porong Sidoarjo yang masih berlangsung hinggasaat iniHasil dari penelitian analisis resiko lingkungan pada badan air Sungai Porong danSungai Aloo diharapkan akan dapat menjadi data basis bagi kejadian sejenis mengingatbesarnya dampak yang ditimbulkan dari kejadian semburan lumpur panas dengan volumesemburan yang amat besar tersebut dalam rangka mencegah dan meminimisasi resiko yangdapat ditimbulkanPenulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantukelancaran penyusunan tesis ini diantaranya kepada 1 Rektor Universitas Diponegoro Semarang Bapak Prof dr Susilo Wibowo MS MD PhDSp Andrologi2 Ketua Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro SemarangBapak Prof DR Sudharto P Hadi MES3 Bapak DR Ir Purwanto DEA dan bapak Ir Agus Hadiyarto MT selaku Dosenpembimbing tesis penulis pada Program Studi Magister Ilmu Lingkungan UniversitasDiponegoro Semarang4 Ibu dr Onny Setiani PhD dan Ibu Ir Dwi Handayani MT selaku tim penguji tesis penulispada Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro Semarang5 Gubernur Propinsi Jawa Timur melalui Biro Kepegawaian yang telah memberikanbantuan biaya pendidikan program pasca sarjana pada Program Studi Magister IlmuLingkungan Universitas Diponegoro Semarang6 Bapak Ir Warno Harisasono MEng selaku atasan langsung penulis Kepala Seksi danstaf Bidang Pengawasan dan Pengendalian Bapedal Propinsi Jawa Timur yang telahmemberikan kesempatan dan motivasi bagi penulis untuk mengikuti pendidikan pascasarjana diskusi serta akses data terkait dengan upaya pemantauan kualitas air lumpurLapindo di Porong Sidoarjo yang banyak membantu penulis dalam penyusunan tesis

7 Bapak Drs Didik Agus Wijanarko MMT selaku koordinator Laboratorium PU BinaMarga Propinsi Jawa Timur yang telah membantu penulis dalam pengambilan data dansampel air badan air di Sungai Porong dan Sungai Aloo serta diskusi yang banyakmembantu penulis dalam penyusunan tesis8 Jajaran pimpinan dan staf pada Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran LingkunganKementrian Lingkungan Hidup Jakarta atas bantuan data informasi dan diskusi terkaitdengan upaya pemantauan kualitas air lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo yang banyakmembantu penulis dalam penyusunan tesis9 Rekan-rekan mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro Angkatan 14yang banyak membantu penulis dalam suka dan duka menjalani studi yang menempuhjarak antar kota10 Keluarga penulis tercinta khususnya ibu dan bapak suami dan anak-anak tersayang adikadikdan kakak yang dengan hebat berkorban pikiran tenaga waktu dan biaya serta taklelah memberikan dukungan moril spirituil dan kesempatan bagi penulis untuk dapatmenyelesaikan pendidikan program pasca sarjana ini dengan baikSemoga tesis ini bermanfaat dan mohon dimaklumi atas segala kekuranganyang adaSemarang Agustus 2007PenulisNiniek HerawatiPERSEMBAHANTerima kasih dan bangga tiada tara kupersembahkan kepada keluargaku tercinta suami anakanakkuibu dan bapak yang kumuliakan adik-adik dan kakak yang telah memberikankesempatan dan semangat kepadaku untuk menempuh pendidikan pasca sarjana yang telahlama kuinginkan namun sempat kuragukan karena jarak dan biaya yang harus dipenuhi dandengan pengorbanan yang amat besar diberikan kepadaku telah menjadi pemacu semangatkuuntuk dapat membalas kasih sayang merekaTesis ini kupersembahkan pada Pemerintah Propinsi JawaABSTRAKBencana ekologis nasional lumpur panas yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo PropinsiJawa Timur berupa semburan gas beracun dan lumpur panas di dekat sumur pengeboran BanjarPanji-1 milik kegiatan pengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang masih berlangsung hingga penelitianini dilaksanakan Karena besarnya volume semburan menyebabkan air Lumpur tersebut dialirkan kebadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo demi menjamin keselamatan jiwa masyarakat daninfrastruktur di sekitar lokasi semburan Kandungan air Lumpur pada kolam penampungan dideteksimengandung bahan kimia berbahaya yaitu senyawa Phenol yang secara fisik diidentifikasi sebagaisenyawa berwarna merah muda Dengan adanya pengaliran air lumpur yang mengandung Phenoltersebut maka dapat menimbulkan resiko kerusakan lingkungan badan air Sungai Porong dan SungaiAloo Untuk mencegah terjadinya resiko tersebut maka dibutuhkan pengamanan pada sumber jalurpenyebaran serta penerima Metode pengamanan yang seharusnya pertama kali dilakukan adalahpengamanan pada sumber Namun karena masalah semburan lumpur panas ini termasuk kategoribencana dan pengaliran air lumpur ke badan air adalah upaya darurat sehingga perlu dilakukanrsquoAnalisis resiko lingkungan aliran air lumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan SungaiAloo Kabupaten SidoarjorsquoAnalisis resiko yang dilakukan adalah untuk mengidentifikasi kandungan phenol padaruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air lumpur dan selanjutnya memprakirakanresikonya terhadap lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo Pengumpulan data

dilakukan pada 10 titik sampling pada ruas Sungai Porong 4 titik pada saluran irigasi dan 5 titik padaruas Sungai Aloo sesuai dengan prakiraan penyebaran air lumpur pada badan air Sungai Porong danSungai Aloo Selanjutnya dilakukan prakiraan konsentrasi phenol pada 19 titik sampling tersebutdengan konsentrasi berbahaya phenol terhadap biota air yang paling peka yaitu jenis Crustacea danprakiraan daya racun dari kandungan phenol yang tertinggi terkait juga dengan nilai baku mutukualitas phenol pada air badan air sesuai dengan peruntukannya yaitu sungai kelas III dalam PPnomor 82 Tahun 2001Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa di sepanjang ruas Sungai Porong danSungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret2007 telah terdeteksi konsentrasi phenol sebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panasLapindo Selanjutnya dari hasil perhitungan prakiraan daya racun didapatkan hasil bahwa kandunganphenol dalam air lumpur yang mengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo adalah beresiko yaituberesiko tinggi terhadap peruntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo karena ditemukan konsentrasiphenol yang tinggi disepanjang sungai Porong dengan konsentrasi tertinggi pada lokasi jembatan tolyang berjarak paling dekat dari input air lumpur ke Sungai Porong dan selanjutnya terdegradasisejalan dengan aliran menuju ke muara dan pada ruas Sungai Aloo ditemukan pula konsentrasiphenol yang tinggi dengan konsentrasi tertinggi terletak pada lokasi Jembatan Gempol Sari yangberjarak paling dekat dengan input air lumpur yang selanjutnya terdegradasi sejalan dengan aliranmenuju ke muara sungai Oleh sebab itu usulan manajemen resiko yang diajukan meliputi tahapanperencanaan pelaksanaan pemantauan dan perbaikan dalam meminimasi konsentrasi phenolsebelum dialirkan ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo agar dapat memenuhi ketentuan bakumutu phenol untuk badan air sungai kelas III dan meminimasi resiko terhadap perubahan peruntukanSungai Porong dan Sungai AlooKata Kunci Air lumpur resiko peruntukan airABSTRACTNational ecological disaster [of] hot mud that happened [in] Sidoarjo Regency of EastJava Province in the form of poisonous gas and hot mud at elbow well of Banjar Panji-1 drilling thedrilling activity of PT Lapindo Brantas Inc that still take place until now Since the blast volumelevel cause the the Mud water poured into the River of Porong and Aloo River for the shake ofguaranting safety of society soul and infrastructure around blast location Irrigation of the LapindoMud at relocation pool has detected the dangerous chemicals contain is compound Phenol which inphysical identified as pink colored compound The existence of Lapindo mud water irrigation cangenerate the environmental damage risk stream water of the Porong River and Aloo River To preventthe happening of the risk is hence required by security at the source pathway and also receptorSecurity method which ought to at first time is conducted by security at source But because of this hotmud blast problem is inclusive of disaster category and irrigate the mud to the stream water is anemergency effort so that require to be done the environmental Risk analysis of irrigated Lapindomud water into the stream water of the Porong River and Aloo River of Sidoarjo RegencyrsquoThe risk analysis was carried on to identify the content of phenol at the stream waterof Porong River and Aloo River generated by Lapindo mud water and may predict the risk of thestream water environment of Porong River and Aloo River Data collecting conducted at 10 samplingpoint at Porong River 4 sampling point at irrigation channel and 5 sampling point at Aloo River aspredicting spreading of irrigation the mud at the body of Porong River and Aloo River Hereinafterconducted to predict the phenol concentration at 19 sampling point with the phenol-toxicconcentration to the most sensitive biota that is type Crustacea and predict the energy poison fromrelevant highest content phenol with the standard value quality of phenol at the stream water asaccording to the class river number III in the national regulation of PP 82 2001According to the result of risk assessment along Porong River and Aloo River streamgenerated by hot Mud water during October 2006 until March 2007 have been detected the highphenol concentration consisted in the formation of the Lapindo hot Mud Hereinafter from calculationresult predict the poison energy result that high phenol content in mud water into River Porong andAloo River is high risk to the stream standar of Porong River and River Aloo because of founding the

high concentration phenol alongside Porong river with the highest concentration at location of tollbridge that nearest the input of the mud to the Porong River and hereinafter degradation in line withstream go to the estuary and at stream of Aloo River also found high concentration phenol with thehighest concentration in the location of Bridge of Gempol Sari that nearest place the input of the mudlater and degradation in line with stream go to the river estuary On that account propose the riskmanagement raised cover the plan step do check and action in order to minimize of phenolconcentration before poured into the stream of Porong River and Aloo River so that can be pursuantto permanent quality of phenol for the body of the river of class III and minimize risk to change ofstream standard of the Porong River Porong and Aloo RiverKey words Mud water risk stream standardDAFTAR ISIHalaman Pengesahan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iHalaman Pernyataan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iiRiwayat Hidup helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iiiKata Pengantar helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vDaftar Isi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viDaftar Tabel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viiiDaftar Gambar helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ixDaftar Lampiran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xAbstrak helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xiBAB I PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 111 Latar Belakang Masalah 112 Perumusan Masalah 913 Tujuan Penelitian 1014 Kegunaan Penelitian 10BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1221 Pengertian Lingkungan Hidup 1222 Sumber Daya Air Sungai 1423 Pencemaran Air Sungai dan Dampaknya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1624 Lumpur Vulkanik (Mud Volcano) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 19241 Pengertian dan Asal Lumpur Vulkanik helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 19243 Kandungan Lumpur Vulkanik dan Dampaknya 2225 Analisis Resiko Lingkungan 22251 Pengertian Analisis Resiko Lingkungan helliphelliphelliphelliphelliphellip 22252 Tujuan Analisis Resiko Lingkungan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2526 Tahapan Analisis Resiko Lingkungan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 26261 Identifikasi Zat Berbahaya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 26262 Perkiraan Penyebaran 29263 Perkiraan Daya Racun 31264 Karakterisasi Resiko 31BAB III METODOLOGI PENELITIAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3331 Rancangan penelitian 3333 Ruang Lingkup 3634 Pengumpulan Data 4035 Metode Analisa dan Evaluasi Data 41BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4341 Identifikasi Resiko 43411 Identifikasi Lokasi Studi 43412 Identifikasi Zat Berbahaya 4542 Prakiraan Penyebaran 50

421 Identifikasi Lingkungan Potensial yang Terpapar 50422 Identifikasi Jalur Penyebaran Potensial 50423 Identifikasi Konsentrasi 5743 Prakiraan Daya Racun 62431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai Porong 62432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai Aloo hellip 6444 Prakiraan Resiko 6545 Manajemen Resiko 67451 Perencanaan dan Organisasi (Plan) 68452 Pelaksanaan (Do) 68453 Pemantauan (Check) 69454 Perbaikan (Action) 69BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 7051 Kesimpulan 7052 Saran 71DAFTAR PUSTAKALAMPIRANDAFTAR TABELTabel 11 Hasil Uji Awal Kualitas Air Lumpur Pada Luberan dari PusatSemburan 7Tabel 21 Distribusi Air di Bumi 13Tabel 22 Mekanisme transfer dan transformasi senyawa kimia 17Tabel 23 Kriteria Resiko 32Tabel 31 Lokasi penelitiantitik sampling kualitas air badan air 37Tabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburan 46Tabel 42 Data Awal Kualitas Phenol dalam Air Lumpur 48Tabel 43 Jalur Penyebaran Air Lumpur di Sungai Porong helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 51Tabel 44 Jalur Penyebaran Air Lumpur di Saluran Irigasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54Tabel 45 Jalur Penyebaran Air Lumpur di Sungai Aloo helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54Tabel 46 Data Hasil Identifikasi Phenol helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57DAFTAR GAMBARGambar 11 Semburan Lumpur Panas Lapindo di Porong Sidoarjo helliphelliphellip 1Gambar 12 Pembuangan air Lumpur ke badan air Sungai Poronghelliphelliphellip 4Gambar 13 Pembuangan air Lumpur ke badan air Sungai Poronghelliphelliphellip 6Gambar 14 Genangan air Lumpur berwarna merah muda pada kolampenahan Lumpur helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 8Gambar 21 Distribusi Jenis Air di Bumi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13Gambar 22 Fenomena Lumpur vulkanik di Norris Geyser Wyoming helliphellip 20Gambar 23 Fenomena menyemburnya Lumpur vulkanik di PorongSidoarjo helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 21Gambar 31 Diagram alir penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 35Gambar 32 Peta titik sampling kualitas badan air 38Gambar 41 Identifikasi Lokasi Studi 44Gambar 42 Genangan air lumpur berwarna merah muda indikasi adanyasenyawa phenol 48Gambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai Porong 52Gambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi 53

Gambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai Aloo helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55Gambar 46 Lokasi Persebaran Air Lumpur ke Badan Air Sungai Porongdan Sungai Aloo 56Gambar 47 Pengambilan Sampel Air Badan Air 59Gambar 48 Grafik Identifikasi Konsentrasi Phenol di Sungai Porong 60Gambar 49 Grafik Identifikasi Konsentrasi Phenol di Sungai Aloo 61DAFTAR LAMPIRANLampiran 1 Foto ndash Foto DokumentasiLampiran 2 Rekap Hasil Uji Laboratorium Kualitas Air Badan Air Selama 6 BulanStudi

BAB 1PENDAHULUAN11 Latar Belakang MasalahBencana ekologis nasional lumpur panas yang terjadi diKabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur dimulai pada tanggal 28 Mei 2006saat gas beracun dan lumpur panas menyembur di dekat sumur pengeboranBanjar Panji-1 milik kegiatan pengeboran PT Lapindo Brantas Inc yanghingga penelitian ini dilaksanakan masih belum dapat dihentikanSumber Pengamatan Lapangan tanggal 6 Juni 2006Gambar 11 Foto Semburan Lumpur Panas LapindoKegiatan eksplorasi minyak dan gas sebagaimana dilakukan olehPT Lapindo Brantas Inc merupakan kegiatan survey seismic dan eksplorasiKegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan karena sifatcadangan minyak dan gas bumi yang berada di perut bumi tidak dapatditentukan lokasinya secara pastiLumpur panas tersebut pada Bulan Nopember 2006 telahmenutupi sekitar 250 hektar tanah termasuk tujuh desa sawah perkebunantebu dan saluran-saluran irigasi serta telah mengganggu jalur transportasiPrakiraan volume semburan Lumpur antara + 50000 - 120000 m3hariSehingga air yang terpisah dari endapan Lumpur berkisar 35000 ndash 84000m3hari (Buku Putih LUSI KLH 2006)Pemerintah Propinsi Jawa Timur dalam salah satu tugas pokokdan fungsi dalam mendukung Tim Nasional Pengendalian Lumpur BidangPengendalian Lingkungan sesuai Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun2006 telah melakukan berbagai upaya antara lain lokalisasi lumpur melaluitanggul-tanggul penahan Lumpur di sekitar pusat semburan Konstruksitanggul yang tidak permanent menyebabkan tanggul jebol dan genanganLumpur hingga kini telah menggenangi lahan seluas 250Ha dan sedangdisiapkan 200 Ha lagi yang sedang dalam tahap pembebasan Jumlah airdiperkirakan akan lebih banyak lagi mengingat musim hujan telah tiba dengandata curah hujan rata-rata bulanan berkisar 150-250 mm Jika hujan per harirata-rata diasumsi sebesar 10 mmhari dan luas kolam lumpur diasumsi seluas450 Ha maka ada tambahan air sebesar 450 Ha x 10000 m2Ha x 001 m =45000 m3hari (Buku Putih LUSI KLH 2006)Kegagalan menghentikan semburan lumpur panas ini

menyebabkan banyak masyarakat di Sidoardjo menjadi korban Potensikerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari pelepasan lumpur ini ke kaliPorong dapat meluas ke kawasan yang melampaui batas wilayah KabupatenSidoardjo Mengingat besarnya dampak semburan lumpur panas tersebutterhadap kehidupan masyarakat khususnya di Kabupaten Sidorajo dan diJawa Timur pada umumnya Pemerintah menaruh perhatian yang besardalam penanganan dampak semburan Lumpur panas ini Dalam beberapakesempatan Presiden Republik Indonesia memberi arahan agarpenanggulangan dampak semburan lumpur panas di Sidoardjo ini diupayakansepenuh tenaga dengan memberikan prioritas kepada hal-hal sebagai berikut a Pencegahan jatuhnya korban jiwa dan perlindungan keselamatanpenduduk di lokasi kejadian semburan lumpur panas tersebutb Upaya memberikan alternatif sumber penghidupan bagi masyarakat yangterkena dampak langsung dan melindungi penanganan lumpur panas diPorong SidoarjoSesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia padaSidang Kabinet Paripurna tanggal 27 September 2006 skenario pengendalianlumpur sebagian dialirkan ke Sungai Porong untuk mengantisipasi jebolnyatanggul yang lebih parah sehingga membahayakan keselamatan pendudukdan merusak infrastruktur di sekitarnya Lumpur panas tersebut akhirnyadisetujui untuk dibuang tanpa pengolahan ke Sungai Porong dan badanbadanair sekitarnya dengan alasan bahwa tidak ada tanggul yang dapatdibangun dalam waktu singkat untuk menyimpan lumpur panas yangmenyembur dengan volume 126000 m3 per hari Harus diakui adanya bataskemampuan teknologi untuk menyimpan lumpur tersebut dalam waduk-wadukyang dibangun TimNas Pengendalian Lumpur Berdasarkan analisis awal olehbeberapa laboratorium di dalam dan di luar negeri ditemukan bahwa lumpurpanas yang keluar dari perut bumi ini bukanlah bahan yang beracun atauberbahaya Permasalahan terbesar dari lumpur panas ini adalah volume yangmenyembur sekitar 120000 - 130000 m3 setiap harinya sehingga seyogyanyaperlakuan yang mestinya diterapkan adalah pengelolaan bahan beracun danberbahaya yang mustahil diterapkan Kebijakan Pemerintah pada akhir bulanSeptember 2006 untuk mengalirkan lumpur panas tersebut ke Kali Porongadalah kebijakan darurat bencana yang sering dikenal sebagai lsquoforce majeurrsquo(Sumber Buku Putih LUSI KLH 2006)Gambar 12 Pipa Pembuangan air Lumpur ke Sungai PorongPada saat penelitian ini dilakukan belum dapat dipastikan kapansemburan Lumpur akan berhenti dan seberapa besar volume Lumpur yangditimbulkan (Menurut ahli geologi Universitas Kyoto Jepang James Moridalam Tempo Interaktif Jakarta 20 Pebruari 2006 dan Ahli Geologi LembagaIlmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hery Harjono dalam InternationalGeological Workshop Sidoarjo Mud Volcano di Gedung BPPT Jakarta 21Pebruari 2007) Sedangkan menurut prediksi Kepala Badan Pengkajian danPenerapan Teknologi (BPPT) Said D Jenie dalam International GeologicalWorkshop Sidoarjo Mud Volcano di Gedung BPPT Jakarta 21 Pebruari 2007semburan lumpur baru bisa berhenti setelah 31 tahun atau pada Tahun 2038

mendatang Sedangkan upaya teknis terakhir yang dilakukan berupapenyumbatan dengan menggunakan bola-bola beton menurut analisis ahligeologi dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Arief Budiman dan ahliperminyakan ITB Doddi Nawangsido juga tidak akan dapat menghentikansemburan tersebut bahkan bola beton tersebut dapat menyembur kembalisewaktu-waktu (Tempo Interaktif Jakarta 20 Pebruari 2006)Oleh sebab itu nampaknya skenario pembuangan air Lumpur keSungai Porong dan Sungai Aloo menuju laut akan tetap dilanjutkan untukmenjamin keselamatan penduduk di sekitar semburan Sudah menjadipermasalahan global bahwa dewasa ini makin sulit untuk mendapatkan airbersih sebagaimana dibutuhkan dan dibutuhkan teknologi yang cukup mahaluntuk dapat memanfaatkan sumber daya air yang ada Dengan pembuanganair Lumpur ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju lautmasyarakat sekitar akan makin merasakan kelangkaan sumber daya air bersihuntuk memenuhi kebutuhan hidupGambar 13 Pembuangan air Lumpur ke Sungai Porong (Sumber Pengamatan Lapangan)Pembuangan lumpur ke laut tentu akan menimbulkan dampakterhadap ekosistem air terlebih di Sungai Porong dan Sungai Aloomembahayakan kesehatan masyarakat sekitar dan industri-industri kelautanseperti budidaya tambak udang ikan dan produksi garam yang ada namunsampai seberapa besar risiko tersebut diperkirakan perlu dilakukan penelitianmengenai hal tersebut sebagai dasar pertimbangan manajemen resikonyamelalui pemantauan kualitas air badan air secara rutin dan analisis hasilpemantauan tersebutPenelitian mengenai risiko lingkungan aliran air Lumpur ke badanair didasari oleh hasil analisis awal terhadap kandungan bahan-bahanberbahaya dalam air Lumpur tersebut oleh BAPEDAL Propinsi Jawa TimurBerdasarkan uji kualitas air Lumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 olehBAPEDAL Propinsi Jawa Timur pada Laboratorium lingkungan PU Bina MargaPropinsi Jawa Timur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburanLumpur panas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutu limbah cairbagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untuk parameter fisikakandungan endapan dalam lumpur atau Total Dissolved Solid (TDS) dan TotalSuspended Solid dan (TSS) sangat tinggi Untuk parameter kimia kandunganBiological oxygen demand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yangtinggi dimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawa Phenoldiketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar dari nilai baku mutu)yang merupakan zat kontaminan kimia organik berwarna merah mudaSedangkan kandungan logam berat seperti seng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal(Pb) yang terdeteksi namun masih memenuhi baku mutuTabel 11 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Satuan Baku Mutu ) Hasil uji

TDS mglt 4000 91350TSS mglt 200 226100BOD mglt 150 259COD mglt 300 600Phenol mglt 2 59Zn mglt 15 045Ni mglt 05 022Pb mglt 1 023Sumber Data Bapedal Prop Jatim 2006) Baku mutu limbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumisesuai KepMenLH 4296Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwa hasil ujikualitas air Lumpur pada kolam penampungan utama tidak memenuhiketentuan baku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III untukparameter Phenol (Pudjiastuti L ITS Surabaya dalam Simposium NasionalldquoPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besaran nilai uji kualitas Phenol yang melebihi ketentuan baku mutu yangtelah ditetapkan akan menyebabkan dampak bagi lingkungan sekitarnyakarena phenol termasuk senyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan dankehidupan mahluk hidupGambar 14Genangan airlumpuryangberwarnamerahmudamenunjukkankandunganphenol yang tinggi (Sumber foto wwwhotmudflowwordpresscomJuli 2006)Peneliti melihat dari aspek lingkungan hidup bahwa fenomenapengaliran air Lumpur Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju kelaut hanya memindahkan permasalahan ke lokasi lain karena tidak sesuaidengan ketentuan Gubernur Jawa Timur Nomor 45 Tahun 2002 gol IIItentang baku mutu limbah cair dari kegiatan industri di Jawa Timur mengenaipembuangan air limbah ke lingkungan langsung tanpa melalui pengolahandan ketentuan baku mutu kualitas air sungai dalam Peraturan Pemerintah RINo 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan PengendalianPencemaran Air Sungai Kelas III sehingga dapat menimbulkan dampaklangsung berupa penurunan kualitas air badan air dan dampak tak langsung

berupa perubahan peruntukan Sungai Porong dan Sungai AlooPenelitian ini akan melakukan kajian besaran risiko lingkunganyang mungkin terjadi oleh senyawa berbahaya Phenol yang terkandung dalamair lumpur tersebut terkait dengan dampak atau resiko terhadap ekosistemperairan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo untuk selanjutnya dapatditetapkan manajemen resikonya Dengan manajemen risiko yang tepat makadampak ekologis di perairan badan air di wilayah sekitar semburan akan dapatditekan12 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalampenelitian ini adalah a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas Sungai Porong danSungai Aloo terkait dengan pembuangan air Lumpur Lapindo yangdiidentifikasi mengandung phenol tinggi ke dalam badan air tersebutb Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo ke SungaiPorong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadap lingkungan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo terkait dengan persyaratan kualitas airbadan air Sungai kelas III sesuai Peraturan Pemerintah RI No 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airsehingga Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsi sesuaidengan peruntukannya13 Tujuan Penelitiana Melakukan identifikasi kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo yang mendapat aliran air lumpur Lapindob Melakukan analisis terhadap kandungan Phenol dalam air badan airSungai Porong dan Sungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo terkaitdengan risikonya tehadap ekosistem badan air14 Kegunaan Penelitiana Bagi Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur Membantu pengambil keputusan di dalam menentukan manajemen risikoyang lebih efektif dan efisien dalam mengantisipasi dampak yang lebihbesar terhadap kerusakan lingkungan badan air Sungai Porong danSungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo yang masih berlangsungpada saat penelitian ini dilaksanakanb Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang analisisrisiko lingkungan khususnya untuk kondisi darurat atau bencana sertauntuk menambah sarana kepustakaan bagi penelitian lanjutan mengingatkejadian semburan Lumpur Lapindo ini merupakan kejadian langka namunmembawa dampak yang sangat besar dan penting bagi keberlanjutanekosistem di sekitarnyac Bagi Pengembangan Ilmu Data basis atau nilai yang didapatkan dalam penelitian ini akan dapatdijadikan acuan dalam melakukan analisis risiko lingkungan padaperistiwa sejenis

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA21 Pengertian Lingkungan HidupMenurut Undang-Undang nomor 23 Tahun 1993 tentang PengelolaanLingkungan Hidup lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semuabenda daya keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunyayang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusiaserta mahluk hidup lainnyaAntara manusia dan lingkungan hidup terdapat hubungan yang amatdinamis Perubahan dalam lingkungan hidup akan menyebabkan perubahanpula dalam perilaku manusia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yangbaru Perubahan perilaku manusia ini selanjutnya akan menyebabkanperubahan dalam lingkungan hidup demikian seterusnya Karena luasnyapengertian lingkungan hidup maka seringkali dikelompokkan untukmempermudah pemahamannya (Slamet JS 1994)Lingkungan perairan atau hydrosfir adalah salah satu bentukpengelompokkan lingkungan Sebagian besar (71) dari permukaan bumitertutup oleh air Begitu luasnya lingkungan perairan sehingga sangatmempengaruhi iklim di muka bumi ini Air di Bumi ini jumlahnya relativekonstan karena adanya siklus hidrologi yang terjadi secara alami Distribusi airdi bumi sebagian besar berada di lautan dan yang berada di sekitar manusiadi daratan tidak mencapai 1 jumlahnya (Tabel 21) Dengan jumlah tersebutmanusia dituntut untuk dapat berbagi dan mengelola sumber daya air sebaikbaiknyakarena permasalahan kompleks yang akan timbul apabila terjadipencemaran dalam lingkungan perairanTabel 21 Distribusi Air di BumiNo Lokasi Km3 Air Persentase1 Samudra 1323000000 9722 Laut Danau asin 104000 00083 Es 30500000 2154 Air Tanah 8350000 0615 Air Permukaan 67000 0056 Danau Air Tawar 125000 00097 Sungai 1670000 000018 Atmosfir 12900 00019 Lain-lain 375000 0028Sumber Lamb James C dalam Slamet JS 1994Samudra Laut Danau asin EsAir Tanah Air Permukaan Danau Air Taw arSungai Atmosfir Lain-lain

Gambar 21 Distribusi jenis air di BumiSampai saat ini sebagian manusia memanfaatkan air permukaan yangtawar dan air tanah sebagai sumber airnya Demikian pula keadaannya diIndonesia Air laut yang asin sekalipun jumlahnya besar tetapi baru sedikitsekali dimanfaatkan karena biaya untuk proses desalinasinya yang masihsangat mahal Pemanfaatan air tawar sampai saat ini masih terus dapat

memenuhi dan dipertahankan karena adanya aliran air dalam siklushidrologinya Dari siklus hidrologi ini diketahui adanya berbagai sumber airtawar yang dapat diperkirakan kualitas dan kuantitasnya Sumber-sumber airtersebut antara lain adalah 1 Air permukaan yang merupakan air sungai dan danau2 Air tanah yang tergantung kedalamannya3 Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir yaitu hujanAir permukaan dapat berkualitas baik apabila tanah sekitarnya tidaktercemar oleh karenanya air permukaan dan air tanah dangkal sangatbervariasi kualitasnya Banyak zat yang terlarut ataupun tersuspensi didalamnya selama perjalanannya menuju ke laut Namun selama perjalanan inipula air dapat membersihkan diri (self purification) karena adanya sinar ultraviolet dari matahari aliran serta kemungkinan-kemungkinan terjadinya reaksireaksiantar zat kimia yang terlarut dan terjadinya pengendapanpengendapan22 Sumber Daya Air SungaiAir merupakan sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orangbanyak sehingga perlu dilindungi agar tetap bermanfaat bagi hidup dankehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya Indonesia yang berada diwilayah iklim tropis hanya memiliki dua musim yaitu penghujan dan kemarauSuatu badan air seperti sungai sebagai bagian dari lingkungan hidupmemiliki fungsi peruntukan bagi berbagai kegunaan baik untuk intake airminum irigasi listrik perikanan pertanaman peternakan industri dankeperluan pemukiman (domestic) Peruntukan sungai perlu ditetapkanmengingat dampak dari berbagai aktifitas kehidupan tersebut yang dapatmemberikan dampak atau risiko penurunan peruntukan badan airPembagian kelas sungai didasarkan pada peringkat (gradasi) tingkatanbaiknya mutu air dan kemungkinan kegunaannya Tingkatan mutu air kelassatu merupakan tingkatan yang terbaik Secara relatif tingkatan mutu KelasSatu lebih baik dari Kelas Dua dan selanjutnya Tingkatan mutu air dari setiapkelas disusun berdasarkan kemungkinan kegunaannya bagi suatu peruntukanair Klasifikasi mutu air merupakan pendekatan untuk menetapkan kriteriamutu air dari tiap kelas yang akan menjadi dasar untuk penetapan baku mutuair Setiap kelas air mempersyaratkan mutu air yang dinilai masih layak untukdimanfaatkan bagi peruntukan tertentuBerdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentangPengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Pasal 8 Ayat (1)klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu a Kelas satu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku airminum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yangsama dengan kegunaan tersebutb Kelas dua air yang peruntukannya dapat digunakan untukprasaranasarana rekreasi air pembudidayaan ikan air tawar peternakanair untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yangmempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebutc Kelas tiga air yang peruntukannya dapat digunakan untukpembudidayaan ikan air tawar peternakan air untuk mengairi

pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebutd Kelas empat air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairipertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebut23 Pencemaran Air Sungai dan DampaknyaMenurut Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airpencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup zatenergi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehinggakualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapatberfungsi sesuai dengan peruntukannyaAir sebagai komponen lingkungan hidup dapat mempengaruhi dandipengaruhi oleh komponen lainnya Air yang kualitasnya buruk akanmengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akanmempengaruhi kondisi kesehatan manusia dan kehidupan mahluk hiduplainnya Pencemaran air dapat disebabkan oleh kegiatan usaha atau dikenaldengan limbah cair maupun oleh sebab alami atau bencana alamBerdasarkan cara pengamatan atau identifikasi pencemaran air dapatdiketahui dari parameter 1 Secara Fisika yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkatkejerbihan air (kekeruhan) perubahan suhu air perubahan rasa dan warnaair2 Secara Kimia yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat-zat kimiayang terlarut dan perubahan pH3 Secara Biologi yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkanmikroorganisme yang ada dalam air (Wardhana WA 1995)Air yang telah tercemar dapat menimbulkan resiko berupa kerugianyang besar bagi manusia yaitu 1 Air menjadi tidak bermanfaat lagi karena kualitasnya berubah makaperuntukan air pun berubah2 Air menjadi penyebab timbulnya penyakit karena adanya zat-zatkontaminan dan bakteri dalam air dapat membahayakan kehidupan biotaperairan serta kesehatan manusia yang berhubungan atau memanfaatkanair tersebut (Wardhana WA 1995)Menurut Juli SS 1994 standar kualitas air pada hakekatnya dibuatuntuk memberikan petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yangsebaiknya diperbolehkan ada dalam air khususnya untuk air minum yaituantara lain1 Jumlah zat padat terlarut (Total Dissolved Solid TDS) biasanya terdiri zatorganic garam anorganik dan gas terlarut Bila TDS bertambah makakesadahan akan naik pula Selanjutnya efek TDS maupun kesadahanterhadap kehidupan atau kesehatan tergantung pada spesies kimiapenyebab masalah tersebut2 Kekeruhan (Total Suspended Solid TSS) disesbabkan oleh zat padat yNg

tersuspensi baik yang bersifat anorganik maupun yang organic Zatanorganik biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam sedangkanyang organic dapat berasal dari lapukan tanaman dan hewan Limbahindustri juga dapat merupakan sumber kekeruhan Zat organic dapatmenjadi makanan bakteri sehingga mendukung perkembangbiakannya danmenambah kekeruhan air Air yang keruh sulit didesinfeksi karena mikrobaterlindung oleh zat tersuspensi tersebut3 Zat warna kimia untuk alasan estetika air yang dikategorikan air bersihdan air minum sebaiknya tidak berwarna karena untuk mencegahkeracunan dari berbagai zat kimia berwarna yang beracun maupunmikroorganisme beracun yang berwarna4 Parameter kimia anorganik Seng (Zn) adalah logam yang tingkattoksisitasnya dikategorikan relative rendah karena tubuh pun memerlukanseng untuk metabolisme Namun seng dalam kadar tinggi tetap merupakanracun yang berbahaya Dalam air minum menimbulkan rasa kesat dandapat menimbulkan gejala muntaberSeng menyebabkan warna air menjadiopalescent dan bila dimasak akan timbul endapan seperti pasir5 Parameter kimia organik merupakan indikator umum terjadinyapencemaran air Apabila zat organic yang dapat dioksidasi (BOD) besaryang juga berarti oksigen terlarut (DO) dalam air kecil maka hal itumenunjukkan adanya pencemaran6 Parameter kimia organik Phenol merupakan senyawa berwarna merahmuda yang mudah masuk dalam kulit sehat dan menimbulkan rasaterbakar Keracunan akut menyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perutkelainan koordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadiperforasi usus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinalsulit menelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasa bila airtercampur khlor Menurut material safety data sheet (MSDS) dari Phenoldiketahui bahwa dalam air keberadaannya cukup lama dengankemampuan biodegradasi antara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapatdioksidasi melalui proses fotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanandan pergerakan phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarDampak negatif pencemaran air mempunyai nilai atau biaya ekonomikdi samping nilai ekologi dan sosial budaya Upaya pemulihan pencemaran airbagaimanapun akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar daripadanilai manfaat finansial dari kegiatan yang menyebabkan pencemaran tersebutDemikian pula bila kondisi air yang tercemar dibiarkan (tanpa upayapemulihan) juga memerlukan biaya mengingat dampak negatif yang dapatditimbulkannyaBahaya atau risiko yang berhubungan dengan pencemaran air sungaidapat berupa dampak langsung dan dampak tak langsung Dampak langsungditerima lingkungan perairan termasuk manusia melalui kontak secara

langsung melalui tubuh mahluk hidup dan dampak tak langsung diterimamahluk hidup termasuk manusia melalui rantai makanan (peresapan air tanahtanaman dan ikan) (Wardhana WA 1995)24 Lumpur Vulkanik (Mud Vulcano)141 Pengertian Lumpur VulkanikBanyak para ahli geologi yang menganalogikan semburanlumpur panas Lapindo dengan gejala alam yang disebut gunung lumpur mud volcano yang banyak tersebar di Indonesia (khususnya diIndonesia Timur dikenal dengan istilah poton) bahkan di Jawa TimurUtara pun banyak diketemukan seperti Bleduk Kuwu dekat PurwodaiGunung Anyar dekat Surabaya bahkan di selatan Kali Porong yang dimasa lalu menyemburkan lumpur tetapi sekarang sudah mati(Koesoemadinata R September 2006)Definisi dari Mud Volcano adalah suatu gunung api lumpur yangberbentuk suatu kerucut tanah liat dan lumpur berukuran kecil yangpada umumnya kurang dari 1-2 m tingginya Gunung api lumpur kecilini terbentuk dari campuran air panas dan sedimen halus (tanah liat danlumpur) dimana terdapat ( 1) aliran perlahan dari suatu lubang sepertisuatu arus lahar cair atau ( 2) menyembur ke udara seperti suatu airmancur lahar yang melepaskan air mendidih dan gas vulkanis Tanahliat dan lumpur yang secara khas berasal dari gas batuan vulkanikpadat dan panas yang terlepas dari magma yang dalam di bawahmemutar air bawah tanah menjadi suatu campuran panas dan asamyang secara kimiawi merubah batuan vulkanik menjadi fraksi lumpurdan tanah liat (SumberhttpvolcanoesusgsgovProductsPglossaryMudVolcanohtml)Fotografi oleh by SR Brantley padaSeptember 1983Gambar 22 Fenomena lumpur vulkanik di wilayah Norris GeyserTaman Nasional Yellowstone Wyoming Gunung Lumpurini setinggi 40 cmFenomena lumpur vulkanik yang terjadi di lokasi kegiatan PTLapindo Brantas Inc Porong Sidoarjo diperkirakan para ahli geologikarena patahan crack yang memotong puncak dari batugampingFormasi Kujung indikasi slump (kemungkinan menunjukkan mobileshale) dan Collapse zone (indikasi pernah terjadinya colapse didaerahini pada masa lampau Semburan lumpur vulkanik dapat terjadi karenaadanya liquifaction (pencairan) atau seperti agar-agar yg dihentakkansecara mendadak sehingga menyembur keluar Pada kondisi stabilmobile shale (mobile clay) adalah seperti tanah lempung yang seringdilihat dipermukaan bumi dengan wujud sangat liat Namun ketikakondisi dinamis karena mengalir maka percampuran dengan air bawahtanah menjadikan lempung ini seperti bubur Lumpur vulkanik ini bisamelalui crack (patahan) yang sudah ada dapat juga melalui pinggiransumur dengan membentuk crackfracture yang baru Keduanya akanmenyebabkan kejadian yang sama yaitu keluarnya lumpur(httprovickywordpresscom)

142 Kandungan Lumpur Vulkanik dan DampaknyaHasil analisa mikropaleontologi menunjukkan bahwa lumpurLapindo mengandung fosil foraminifera (cangkang zat renik bersel satu)yang dahulu hidup di lingkungan laut (Koesoemadinata R September2006) Lumpur vulkanik tersebut merupakan material yang berasal dariformasi berumur Pliosen Analisis nannofosil di lumpur menunjukkanumur sekitar Pliosen sama dengan kandungan fosil di kedalaman2000-6000 ft di sumur tersebut ppm chloride sekitar 10000 lumpurmengandung material volkanik dan di awal-awal semburan lumpurmengeluarkan gas H2S dengan temperatur lumpur sekitar 40-50 0CMaterial semburan lumpur vulkanik yan gberasal dari dalamperut bumi dapat memberikan dampak terhadap mahluk hidup yangberada di atas permukaan bumi sebagaimana fenomena letusangunung berapi atau keluarnya gas beracun dari gunung berapi yangmemusnahkan kehidupan di sekitarnya dan memerlukan waktubertahun-tahun untuk pulih kembali25 Analisis Risiko LingkunganGambar 23 Fenomena menyemburnya lumpur vulkanikdi Porong Sidoarjo211 Pengertian Analisis Risiko LingkunganAda beberapa definisi dari analisis risiko menurut EPA analisisrisiko adalah karakterisasi dari bahaya-bahaya potensial yang berefekpada kesehatan manusia dan bahaya terhadap lingkungan(wwwepagoviris Integrated Risk Information System) Menurut MLRichardson (1989) analisis resiko adalah proses pengambilankeputusan untuk mengatasi masalah dengan keragaman kemungkinanyang ada dan ketidakmungkinan yang akan terjadi Dalam analisa risikopertama kali masalah harus didefinisikan dan risiko diperkirakankemudian resiko dievaluasi dan dipertimbangkan juga faktor-faktor yangmungkin bisa mempengaruhi sehingga bisa diputuskan tindakan manayang bisa diambil Proses perkiraan risiko evaluasi risiko pengambilankeputusan dan penerapannya disebut analisis risikoDalam analisis resiko ada beberapa tahap yang harus dilaluiyaitu 1 Identifikasi bahaya2 Perkiraan risiko3 Evaluasi risiko4 Penentuan risiko yang bisa diterima5 Manajemen risikoSecara harfiah arti dari risiko adalah probabilitas terjadinyasuatu hal yang menyebabkan kehilangan ataupun kerugian Bahaya(hazard) dan risiko (risk) adalah kata kata yang digunakan dalambahasa sehari-hari dengan arti yang hampir sama secara tekniskeduanya mempunyai perbedaan yaitu 1048766 Bahaya (hazard) adalah karateristik atau sifat benda kondisi atauaktifitas yang berpotensial menimbulkan kerusakan kerugian

kepada manusia harta benda dan lingkungan1048766 Risiko (risk) adalah penggabungan dari akibat-akibat yangmungkin diterima dari bahaya yang telah ada terhadap manusiaSedangkan pengertian bahaya (hazard) dan risiko (risk) menurut MLRichardson (1989) adalah 1048766 Bahaya (hazard) keberadaan dari materi yang berefek padasistem kehidupan seperti manusia hewan atau lingkungan yangterpapar1048766 Risiko (risk) adalah akibat yang terjadi atau diperkirakan akanterjadi karena adanya bahaya yang terpapar pada populasi dalamdosis atau konsentrasi tertentu Risiko ini menggambarkanfrekuensi dan intensitas dari bahaya kepada populasi yangterpaparRisiko adalah konsep yang didasarkan pada probabilitasProbabilitas diukur dalam skala 0 sampai 1 Nilai mendekati 0 berartikemungkinan kejadian sangat kecil dan nilai mendekati 1 berartikemungkinan terjadinya besar (Richardson 1989) Menurut Richard JWatts (1997) definisi dari resiko yang berkaitan dengan keberadaanlimbah berbahaya adalah kemungkinan masuknya bahaya yangberasal dari limbah bahan berbahaya yang berefek pada kesehatanmanusia ekologi dan lingkunganDalam analisis risiko ada 2 (dua) jenis risiko yang harusdiperhitungkan yaitu resiko awal (background risk) dan risiko tambahan(incremental risk) Risiko awal adalah resiko yang diterima olehpopulasi tanpa adanya senyawa kimia berbahaya di lokasi yang akandianalisa sedangkan resiko tambahan adalah besarnya risiko yangditerima karena adanya zat kimia berbahaya di dalam lingkungan Totalrisiko adalah penjumlahan antara resiko awal dan risiko tambahan(Watts 1997)Risiko dapat dirumuskan apabila terdapat 1 Bahaya (hazard)2 Jalan perpindahan (pathway) yaitu dengan apa efek bahaya dapatberpindah3 Target receptor yaitu penerima yang terkena efek bahayaRantai sebab akibat dapat digambarkan sebagai berikut Hazard Pathway Target ReceptorDalam analisa risiko ada empat langkah yang yang harusdilakukan untuk mengetahui besarnya risiko yaitu 1 Hazard Identification meliputi identifikasi keberadaan zat kimiaberbahaya di sumber dan karakteristiknya (analisis sumberpencemar)2 Exposure Assesment meliputi bagaimana zat berbahaya tersebutberpindah ke reseptor dan jumlah intake yang diambil (analisis jalurperpindahan)3 Toxicity Assesment meliputi indikasi numerik dari tingkat toksisitasuntuk menghitung besarnya risiko (analisis reseptor)

4 Risk Characterization meliputi penentuan jumlah risiko secaranumerik dan ketidakpastian dari perkiraan tersebut (Watts 1997)212 Tujuan Analisis Resiko LingkunganAnalisis risiko digunakan untuk mengetahui besarnya risiko yangkemudian digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusandalam manajemen risiko Dalam pengelolaan limbah B3 analisis resikomenyediakan informasi guna dapat memilih dan memutuskanpengolahan dan pembuangan limbah secara tepat remidiasi lahanterkontaminasi minimalisasi produksi limbah penentuan lokasi danpengembangan prodik-produk baru Dalam analisis risiko perluditekankan dan diperhatikan bahwa perkiraan risiko adalah salah satusumber informasi dan banyak faktor lain yang mempengaruhipengambilan keputusan seperti adanya campur tangan politik ekonomisosial dan faktor-faktor lainnya (LaGrega 2001)Informasi dari hasil analisis risiko digunakan dalam prosesmanajemen risiko dalam mempersiapkan pengambilan keputusandalam rangka perlindungan ekosistem lingkungan (wwwepagovirisIntegrated Risk Information System) Contoh dari penerapanmanajemen risiko adalah dalam pengambilan keputusan berapabanyak parameter kontaminan yang diperbolehkan dibuang ke badanairBeberapa tujuan dalam analisis risiko yaitu 1 Untuk memperkirakan batasan atau akibat dari kejadian terburukyang mungkin terjadi dengan atau tanpa perkiraan2 Untuk membantu dalam penentuan peraturan dan kebijakan3 Untuk memperkirakan besarnya risiko yang masih bisa diterima26 Tahapan Analisis Risiko Lingkungan221 Identifikasi Zat Berbahaya (Hazard Identification)Identifikasi bahaya atau hazard identification adalah langkahpertama yang dilakukan dalam analisis risiko Identifikasi bahaya perludilakukan karena tidak mungkin untuk menganalisa semua zat kimiayang ada di dalam suatu daerah yang tercemar Dengan dilakukannyaidentifikasi bahaya dapat diketahui bahaya paling potensial yang harusdipertimbangkan atau mewakili risiko yang mendesak Dalam analisisrisiko diperlukan data-data yang jelas dan zat kontaminan apa yangterdapat dalam lokasi yang tercemar konsentrasi luasan distribusi danbagaimana kontaminan berpindah ke reseptor potensial di sekitarlokasi Data-data yang diperlukan dalam identifikasi bahaya adalahsebagai berikut 1 Sejarah lokasi2 Tataguna lahan3 Tingkat pencemaran dalam media (air tanah air permukaan udara)4 Karakteristik lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadan dantransportasi zat kimia kontaminan tersebut antara lain datahidrogeologi topografi dan geologi5 Pengaruh yang potensial terhadap populasi

Di lahan yang tercemar mungkin terdapat banyak zatkontaminan apabila semua zat tersebut diamati maka data yang perludiolah akan menjadi terlalu banyak dan tidak realistis Untuk itudiperlukan suatu screening (penyaringan) terhadap zat kimia tersebutuntuk mengetahui bahan kimia yang spesifik yang paling dikawatirkandan diharapkan dapat mewakili semua zat kimia yang terdeteksi padalokasi Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah dari bahan kimiayang harus dijadikan model pada analisis dan menjadi fokus usahapengendalianSecara toksikologi dalam memilih zat kimia yang akan dianalisisdidasari pertimbangan sebagai berikut 1 Paling bersifat toksik menetap dan dapat berpindah-pindahtempat2 Paling umum dan merata keberadaanya baik secara konsentrasidan distribusi (LaGrega2001)Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk memilih zat kimiayang terdeteksi di lokasi dimulai dengan pemilihan awal yang dilakukandengan cara sebagai berikut1 Memilih media kontaminasi yang akan diteliti ( mis air permukaan)2 Mentabulasikan semua zat kontaminan yang terdeteksi di dalamlokasi baik rata-rata maupun batasan konsentrasi yang ditemukandi lokasi3 Mengidentifikasikan bahaya parameter kontaminanPerangkingan nilai kebahayaan berdasarkan skor rankingmenunjukkan parameter kontaminan mana yang memiliki nilai bahayatertinggi berdasarkan konsentrasi maksimal dan nilai ambang batasnya(baku mutu) Dalam penentuan parameter kontaminan yang kemudianakan mewakili untuk dianalisis memerlukan evaluasi lanjutan untukmengetahui konsentrasi mobilitas di lingkungan badan air danmasalah ndash masalah lainnya untuk itu perlu dipertimbangkan hal-halsebagai berikut a Konsentrasi rata-ratab Frekuensi pemaparanc Mobilitasd Keberadaannya dalam lingkungane Zat kimia lain yang berhubungan222 Perkiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahapan kedua dalam analisis risiko adalah perkiraanpenyebaran (expossure assesment) terhadap suatu populasi yangmungkin terkena dampak Perkiraan penyebaran (expossureassesment) adalah salah satu segi dalam analisis resiko yangmenghitung besarnya level pemaparan aktual dari populasi atauindividu yang terpapar Untuk memberikan pengertian akan sumberkontaminasi hal yang harus dilakukan adalah menggambarkan sumberdan distribusi kontaminan pada lokasi dilanjutkan bagaimana zat inibisa terlepas ke lingkungan bagaimana kontaminan berpindah tempat

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 3: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

7 Bapak Drs Didik Agus Wijanarko MMT selaku koordinator Laboratorium PU BinaMarga Propinsi Jawa Timur yang telah membantu penulis dalam pengambilan data dansampel air badan air di Sungai Porong dan Sungai Aloo serta diskusi yang banyakmembantu penulis dalam penyusunan tesis8 Jajaran pimpinan dan staf pada Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran LingkunganKementrian Lingkungan Hidup Jakarta atas bantuan data informasi dan diskusi terkaitdengan upaya pemantauan kualitas air lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo yang banyakmembantu penulis dalam penyusunan tesis9 Rekan-rekan mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro Angkatan 14yang banyak membantu penulis dalam suka dan duka menjalani studi yang menempuhjarak antar kota10 Keluarga penulis tercinta khususnya ibu dan bapak suami dan anak-anak tersayang adikadikdan kakak yang dengan hebat berkorban pikiran tenaga waktu dan biaya serta taklelah memberikan dukungan moril spirituil dan kesempatan bagi penulis untuk dapatmenyelesaikan pendidikan program pasca sarjana ini dengan baikSemoga tesis ini bermanfaat dan mohon dimaklumi atas segala kekuranganyang adaSemarang Agustus 2007PenulisNiniek HerawatiPERSEMBAHANTerima kasih dan bangga tiada tara kupersembahkan kepada keluargaku tercinta suami anakanakkuibu dan bapak yang kumuliakan adik-adik dan kakak yang telah memberikankesempatan dan semangat kepadaku untuk menempuh pendidikan pasca sarjana yang telahlama kuinginkan namun sempat kuragukan karena jarak dan biaya yang harus dipenuhi dandengan pengorbanan yang amat besar diberikan kepadaku telah menjadi pemacu semangatkuuntuk dapat membalas kasih sayang merekaTesis ini kupersembahkan pada Pemerintah Propinsi JawaABSTRAKBencana ekologis nasional lumpur panas yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo PropinsiJawa Timur berupa semburan gas beracun dan lumpur panas di dekat sumur pengeboran BanjarPanji-1 milik kegiatan pengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang masih berlangsung hingga penelitianini dilaksanakan Karena besarnya volume semburan menyebabkan air Lumpur tersebut dialirkan kebadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo demi menjamin keselamatan jiwa masyarakat daninfrastruktur di sekitar lokasi semburan Kandungan air Lumpur pada kolam penampungan dideteksimengandung bahan kimia berbahaya yaitu senyawa Phenol yang secara fisik diidentifikasi sebagaisenyawa berwarna merah muda Dengan adanya pengaliran air lumpur yang mengandung Phenoltersebut maka dapat menimbulkan resiko kerusakan lingkungan badan air Sungai Porong dan SungaiAloo Untuk mencegah terjadinya resiko tersebut maka dibutuhkan pengamanan pada sumber jalurpenyebaran serta penerima Metode pengamanan yang seharusnya pertama kali dilakukan adalahpengamanan pada sumber Namun karena masalah semburan lumpur panas ini termasuk kategoribencana dan pengaliran air lumpur ke badan air adalah upaya darurat sehingga perlu dilakukanrsquoAnalisis resiko lingkungan aliran air lumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan SungaiAloo Kabupaten SidoarjorsquoAnalisis resiko yang dilakukan adalah untuk mengidentifikasi kandungan phenol padaruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air lumpur dan selanjutnya memprakirakanresikonya terhadap lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo Pengumpulan data

dilakukan pada 10 titik sampling pada ruas Sungai Porong 4 titik pada saluran irigasi dan 5 titik padaruas Sungai Aloo sesuai dengan prakiraan penyebaran air lumpur pada badan air Sungai Porong danSungai Aloo Selanjutnya dilakukan prakiraan konsentrasi phenol pada 19 titik sampling tersebutdengan konsentrasi berbahaya phenol terhadap biota air yang paling peka yaitu jenis Crustacea danprakiraan daya racun dari kandungan phenol yang tertinggi terkait juga dengan nilai baku mutukualitas phenol pada air badan air sesuai dengan peruntukannya yaitu sungai kelas III dalam PPnomor 82 Tahun 2001Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa di sepanjang ruas Sungai Porong danSungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret2007 telah terdeteksi konsentrasi phenol sebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panasLapindo Selanjutnya dari hasil perhitungan prakiraan daya racun didapatkan hasil bahwa kandunganphenol dalam air lumpur yang mengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo adalah beresiko yaituberesiko tinggi terhadap peruntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo karena ditemukan konsentrasiphenol yang tinggi disepanjang sungai Porong dengan konsentrasi tertinggi pada lokasi jembatan tolyang berjarak paling dekat dari input air lumpur ke Sungai Porong dan selanjutnya terdegradasisejalan dengan aliran menuju ke muara dan pada ruas Sungai Aloo ditemukan pula konsentrasiphenol yang tinggi dengan konsentrasi tertinggi terletak pada lokasi Jembatan Gempol Sari yangberjarak paling dekat dengan input air lumpur yang selanjutnya terdegradasi sejalan dengan aliranmenuju ke muara sungai Oleh sebab itu usulan manajemen resiko yang diajukan meliputi tahapanperencanaan pelaksanaan pemantauan dan perbaikan dalam meminimasi konsentrasi phenolsebelum dialirkan ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo agar dapat memenuhi ketentuan bakumutu phenol untuk badan air sungai kelas III dan meminimasi resiko terhadap perubahan peruntukanSungai Porong dan Sungai AlooKata Kunci Air lumpur resiko peruntukan airABSTRACTNational ecological disaster [of] hot mud that happened [in] Sidoarjo Regency of EastJava Province in the form of poisonous gas and hot mud at elbow well of Banjar Panji-1 drilling thedrilling activity of PT Lapindo Brantas Inc that still take place until now Since the blast volumelevel cause the the Mud water poured into the River of Porong and Aloo River for the shake ofguaranting safety of society soul and infrastructure around blast location Irrigation of the LapindoMud at relocation pool has detected the dangerous chemicals contain is compound Phenol which inphysical identified as pink colored compound The existence of Lapindo mud water irrigation cangenerate the environmental damage risk stream water of the Porong River and Aloo River To preventthe happening of the risk is hence required by security at the source pathway and also receptorSecurity method which ought to at first time is conducted by security at source But because of this hotmud blast problem is inclusive of disaster category and irrigate the mud to the stream water is anemergency effort so that require to be done the environmental Risk analysis of irrigated Lapindomud water into the stream water of the Porong River and Aloo River of Sidoarjo RegencyrsquoThe risk analysis was carried on to identify the content of phenol at the stream waterof Porong River and Aloo River generated by Lapindo mud water and may predict the risk of thestream water environment of Porong River and Aloo River Data collecting conducted at 10 samplingpoint at Porong River 4 sampling point at irrigation channel and 5 sampling point at Aloo River aspredicting spreading of irrigation the mud at the body of Porong River and Aloo River Hereinafterconducted to predict the phenol concentration at 19 sampling point with the phenol-toxicconcentration to the most sensitive biota that is type Crustacea and predict the energy poison fromrelevant highest content phenol with the standard value quality of phenol at the stream water asaccording to the class river number III in the national regulation of PP 82 2001According to the result of risk assessment along Porong River and Aloo River streamgenerated by hot Mud water during October 2006 until March 2007 have been detected the highphenol concentration consisted in the formation of the Lapindo hot Mud Hereinafter from calculationresult predict the poison energy result that high phenol content in mud water into River Porong andAloo River is high risk to the stream standar of Porong River and River Aloo because of founding the

high concentration phenol alongside Porong river with the highest concentration at location of tollbridge that nearest the input of the mud to the Porong River and hereinafter degradation in line withstream go to the estuary and at stream of Aloo River also found high concentration phenol with thehighest concentration in the location of Bridge of Gempol Sari that nearest place the input of the mudlater and degradation in line with stream go to the river estuary On that account propose the riskmanagement raised cover the plan step do check and action in order to minimize of phenolconcentration before poured into the stream of Porong River and Aloo River so that can be pursuantto permanent quality of phenol for the body of the river of class III and minimize risk to change ofstream standard of the Porong River Porong and Aloo RiverKey words Mud water risk stream standardDAFTAR ISIHalaman Pengesahan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iHalaman Pernyataan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iiRiwayat Hidup helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iiiKata Pengantar helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vDaftar Isi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viDaftar Tabel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viiiDaftar Gambar helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ixDaftar Lampiran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xAbstrak helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xiBAB I PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 111 Latar Belakang Masalah 112 Perumusan Masalah 913 Tujuan Penelitian 1014 Kegunaan Penelitian 10BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1221 Pengertian Lingkungan Hidup 1222 Sumber Daya Air Sungai 1423 Pencemaran Air Sungai dan Dampaknya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1624 Lumpur Vulkanik (Mud Volcano) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 19241 Pengertian dan Asal Lumpur Vulkanik helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 19243 Kandungan Lumpur Vulkanik dan Dampaknya 2225 Analisis Resiko Lingkungan 22251 Pengertian Analisis Resiko Lingkungan helliphelliphelliphelliphelliphellip 22252 Tujuan Analisis Resiko Lingkungan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2526 Tahapan Analisis Resiko Lingkungan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 26261 Identifikasi Zat Berbahaya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 26262 Perkiraan Penyebaran 29263 Perkiraan Daya Racun 31264 Karakterisasi Resiko 31BAB III METODOLOGI PENELITIAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3331 Rancangan penelitian 3333 Ruang Lingkup 3634 Pengumpulan Data 4035 Metode Analisa dan Evaluasi Data 41BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4341 Identifikasi Resiko 43411 Identifikasi Lokasi Studi 43412 Identifikasi Zat Berbahaya 4542 Prakiraan Penyebaran 50

421 Identifikasi Lingkungan Potensial yang Terpapar 50422 Identifikasi Jalur Penyebaran Potensial 50423 Identifikasi Konsentrasi 5743 Prakiraan Daya Racun 62431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai Porong 62432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai Aloo hellip 6444 Prakiraan Resiko 6545 Manajemen Resiko 67451 Perencanaan dan Organisasi (Plan) 68452 Pelaksanaan (Do) 68453 Pemantauan (Check) 69454 Perbaikan (Action) 69BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 7051 Kesimpulan 7052 Saran 71DAFTAR PUSTAKALAMPIRANDAFTAR TABELTabel 11 Hasil Uji Awal Kualitas Air Lumpur Pada Luberan dari PusatSemburan 7Tabel 21 Distribusi Air di Bumi 13Tabel 22 Mekanisme transfer dan transformasi senyawa kimia 17Tabel 23 Kriteria Resiko 32Tabel 31 Lokasi penelitiantitik sampling kualitas air badan air 37Tabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburan 46Tabel 42 Data Awal Kualitas Phenol dalam Air Lumpur 48Tabel 43 Jalur Penyebaran Air Lumpur di Sungai Porong helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 51Tabel 44 Jalur Penyebaran Air Lumpur di Saluran Irigasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54Tabel 45 Jalur Penyebaran Air Lumpur di Sungai Aloo helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54Tabel 46 Data Hasil Identifikasi Phenol helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57DAFTAR GAMBARGambar 11 Semburan Lumpur Panas Lapindo di Porong Sidoarjo helliphelliphellip 1Gambar 12 Pembuangan air Lumpur ke badan air Sungai Poronghelliphelliphellip 4Gambar 13 Pembuangan air Lumpur ke badan air Sungai Poronghelliphelliphellip 6Gambar 14 Genangan air Lumpur berwarna merah muda pada kolampenahan Lumpur helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 8Gambar 21 Distribusi Jenis Air di Bumi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13Gambar 22 Fenomena Lumpur vulkanik di Norris Geyser Wyoming helliphellip 20Gambar 23 Fenomena menyemburnya Lumpur vulkanik di PorongSidoarjo helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 21Gambar 31 Diagram alir penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 35Gambar 32 Peta titik sampling kualitas badan air 38Gambar 41 Identifikasi Lokasi Studi 44Gambar 42 Genangan air lumpur berwarna merah muda indikasi adanyasenyawa phenol 48Gambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai Porong 52Gambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi 53

Gambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai Aloo helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55Gambar 46 Lokasi Persebaran Air Lumpur ke Badan Air Sungai Porongdan Sungai Aloo 56Gambar 47 Pengambilan Sampel Air Badan Air 59Gambar 48 Grafik Identifikasi Konsentrasi Phenol di Sungai Porong 60Gambar 49 Grafik Identifikasi Konsentrasi Phenol di Sungai Aloo 61DAFTAR LAMPIRANLampiran 1 Foto ndash Foto DokumentasiLampiran 2 Rekap Hasil Uji Laboratorium Kualitas Air Badan Air Selama 6 BulanStudi

BAB 1PENDAHULUAN11 Latar Belakang MasalahBencana ekologis nasional lumpur panas yang terjadi diKabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur dimulai pada tanggal 28 Mei 2006saat gas beracun dan lumpur panas menyembur di dekat sumur pengeboranBanjar Panji-1 milik kegiatan pengeboran PT Lapindo Brantas Inc yanghingga penelitian ini dilaksanakan masih belum dapat dihentikanSumber Pengamatan Lapangan tanggal 6 Juni 2006Gambar 11 Foto Semburan Lumpur Panas LapindoKegiatan eksplorasi minyak dan gas sebagaimana dilakukan olehPT Lapindo Brantas Inc merupakan kegiatan survey seismic dan eksplorasiKegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan karena sifatcadangan minyak dan gas bumi yang berada di perut bumi tidak dapatditentukan lokasinya secara pastiLumpur panas tersebut pada Bulan Nopember 2006 telahmenutupi sekitar 250 hektar tanah termasuk tujuh desa sawah perkebunantebu dan saluran-saluran irigasi serta telah mengganggu jalur transportasiPrakiraan volume semburan Lumpur antara + 50000 - 120000 m3hariSehingga air yang terpisah dari endapan Lumpur berkisar 35000 ndash 84000m3hari (Buku Putih LUSI KLH 2006)Pemerintah Propinsi Jawa Timur dalam salah satu tugas pokokdan fungsi dalam mendukung Tim Nasional Pengendalian Lumpur BidangPengendalian Lingkungan sesuai Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun2006 telah melakukan berbagai upaya antara lain lokalisasi lumpur melaluitanggul-tanggul penahan Lumpur di sekitar pusat semburan Konstruksitanggul yang tidak permanent menyebabkan tanggul jebol dan genanganLumpur hingga kini telah menggenangi lahan seluas 250Ha dan sedangdisiapkan 200 Ha lagi yang sedang dalam tahap pembebasan Jumlah airdiperkirakan akan lebih banyak lagi mengingat musim hujan telah tiba dengandata curah hujan rata-rata bulanan berkisar 150-250 mm Jika hujan per harirata-rata diasumsi sebesar 10 mmhari dan luas kolam lumpur diasumsi seluas450 Ha maka ada tambahan air sebesar 450 Ha x 10000 m2Ha x 001 m =45000 m3hari (Buku Putih LUSI KLH 2006)Kegagalan menghentikan semburan lumpur panas ini

menyebabkan banyak masyarakat di Sidoardjo menjadi korban Potensikerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari pelepasan lumpur ini ke kaliPorong dapat meluas ke kawasan yang melampaui batas wilayah KabupatenSidoardjo Mengingat besarnya dampak semburan lumpur panas tersebutterhadap kehidupan masyarakat khususnya di Kabupaten Sidorajo dan diJawa Timur pada umumnya Pemerintah menaruh perhatian yang besardalam penanganan dampak semburan Lumpur panas ini Dalam beberapakesempatan Presiden Republik Indonesia memberi arahan agarpenanggulangan dampak semburan lumpur panas di Sidoardjo ini diupayakansepenuh tenaga dengan memberikan prioritas kepada hal-hal sebagai berikut a Pencegahan jatuhnya korban jiwa dan perlindungan keselamatanpenduduk di lokasi kejadian semburan lumpur panas tersebutb Upaya memberikan alternatif sumber penghidupan bagi masyarakat yangterkena dampak langsung dan melindungi penanganan lumpur panas diPorong SidoarjoSesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia padaSidang Kabinet Paripurna tanggal 27 September 2006 skenario pengendalianlumpur sebagian dialirkan ke Sungai Porong untuk mengantisipasi jebolnyatanggul yang lebih parah sehingga membahayakan keselamatan pendudukdan merusak infrastruktur di sekitarnya Lumpur panas tersebut akhirnyadisetujui untuk dibuang tanpa pengolahan ke Sungai Porong dan badanbadanair sekitarnya dengan alasan bahwa tidak ada tanggul yang dapatdibangun dalam waktu singkat untuk menyimpan lumpur panas yangmenyembur dengan volume 126000 m3 per hari Harus diakui adanya bataskemampuan teknologi untuk menyimpan lumpur tersebut dalam waduk-wadukyang dibangun TimNas Pengendalian Lumpur Berdasarkan analisis awal olehbeberapa laboratorium di dalam dan di luar negeri ditemukan bahwa lumpurpanas yang keluar dari perut bumi ini bukanlah bahan yang beracun atauberbahaya Permasalahan terbesar dari lumpur panas ini adalah volume yangmenyembur sekitar 120000 - 130000 m3 setiap harinya sehingga seyogyanyaperlakuan yang mestinya diterapkan adalah pengelolaan bahan beracun danberbahaya yang mustahil diterapkan Kebijakan Pemerintah pada akhir bulanSeptember 2006 untuk mengalirkan lumpur panas tersebut ke Kali Porongadalah kebijakan darurat bencana yang sering dikenal sebagai lsquoforce majeurrsquo(Sumber Buku Putih LUSI KLH 2006)Gambar 12 Pipa Pembuangan air Lumpur ke Sungai PorongPada saat penelitian ini dilakukan belum dapat dipastikan kapansemburan Lumpur akan berhenti dan seberapa besar volume Lumpur yangditimbulkan (Menurut ahli geologi Universitas Kyoto Jepang James Moridalam Tempo Interaktif Jakarta 20 Pebruari 2006 dan Ahli Geologi LembagaIlmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hery Harjono dalam InternationalGeological Workshop Sidoarjo Mud Volcano di Gedung BPPT Jakarta 21Pebruari 2007) Sedangkan menurut prediksi Kepala Badan Pengkajian danPenerapan Teknologi (BPPT) Said D Jenie dalam International GeologicalWorkshop Sidoarjo Mud Volcano di Gedung BPPT Jakarta 21 Pebruari 2007semburan lumpur baru bisa berhenti setelah 31 tahun atau pada Tahun 2038

mendatang Sedangkan upaya teknis terakhir yang dilakukan berupapenyumbatan dengan menggunakan bola-bola beton menurut analisis ahligeologi dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Arief Budiman dan ahliperminyakan ITB Doddi Nawangsido juga tidak akan dapat menghentikansemburan tersebut bahkan bola beton tersebut dapat menyembur kembalisewaktu-waktu (Tempo Interaktif Jakarta 20 Pebruari 2006)Oleh sebab itu nampaknya skenario pembuangan air Lumpur keSungai Porong dan Sungai Aloo menuju laut akan tetap dilanjutkan untukmenjamin keselamatan penduduk di sekitar semburan Sudah menjadipermasalahan global bahwa dewasa ini makin sulit untuk mendapatkan airbersih sebagaimana dibutuhkan dan dibutuhkan teknologi yang cukup mahaluntuk dapat memanfaatkan sumber daya air yang ada Dengan pembuanganair Lumpur ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju lautmasyarakat sekitar akan makin merasakan kelangkaan sumber daya air bersihuntuk memenuhi kebutuhan hidupGambar 13 Pembuangan air Lumpur ke Sungai Porong (Sumber Pengamatan Lapangan)Pembuangan lumpur ke laut tentu akan menimbulkan dampakterhadap ekosistem air terlebih di Sungai Porong dan Sungai Aloomembahayakan kesehatan masyarakat sekitar dan industri-industri kelautanseperti budidaya tambak udang ikan dan produksi garam yang ada namunsampai seberapa besar risiko tersebut diperkirakan perlu dilakukan penelitianmengenai hal tersebut sebagai dasar pertimbangan manajemen resikonyamelalui pemantauan kualitas air badan air secara rutin dan analisis hasilpemantauan tersebutPenelitian mengenai risiko lingkungan aliran air Lumpur ke badanair didasari oleh hasil analisis awal terhadap kandungan bahan-bahanberbahaya dalam air Lumpur tersebut oleh BAPEDAL Propinsi Jawa TimurBerdasarkan uji kualitas air Lumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 olehBAPEDAL Propinsi Jawa Timur pada Laboratorium lingkungan PU Bina MargaPropinsi Jawa Timur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburanLumpur panas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutu limbah cairbagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untuk parameter fisikakandungan endapan dalam lumpur atau Total Dissolved Solid (TDS) dan TotalSuspended Solid dan (TSS) sangat tinggi Untuk parameter kimia kandunganBiological oxygen demand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yangtinggi dimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawa Phenoldiketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar dari nilai baku mutu)yang merupakan zat kontaminan kimia organik berwarna merah mudaSedangkan kandungan logam berat seperti seng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal(Pb) yang terdeteksi namun masih memenuhi baku mutuTabel 11 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Satuan Baku Mutu ) Hasil uji

TDS mglt 4000 91350TSS mglt 200 226100BOD mglt 150 259COD mglt 300 600Phenol mglt 2 59Zn mglt 15 045Ni mglt 05 022Pb mglt 1 023Sumber Data Bapedal Prop Jatim 2006) Baku mutu limbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumisesuai KepMenLH 4296Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwa hasil ujikualitas air Lumpur pada kolam penampungan utama tidak memenuhiketentuan baku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III untukparameter Phenol (Pudjiastuti L ITS Surabaya dalam Simposium NasionalldquoPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besaran nilai uji kualitas Phenol yang melebihi ketentuan baku mutu yangtelah ditetapkan akan menyebabkan dampak bagi lingkungan sekitarnyakarena phenol termasuk senyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan dankehidupan mahluk hidupGambar 14Genangan airlumpuryangberwarnamerahmudamenunjukkankandunganphenol yang tinggi (Sumber foto wwwhotmudflowwordpresscomJuli 2006)Peneliti melihat dari aspek lingkungan hidup bahwa fenomenapengaliran air Lumpur Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju kelaut hanya memindahkan permasalahan ke lokasi lain karena tidak sesuaidengan ketentuan Gubernur Jawa Timur Nomor 45 Tahun 2002 gol IIItentang baku mutu limbah cair dari kegiatan industri di Jawa Timur mengenaipembuangan air limbah ke lingkungan langsung tanpa melalui pengolahandan ketentuan baku mutu kualitas air sungai dalam Peraturan Pemerintah RINo 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan PengendalianPencemaran Air Sungai Kelas III sehingga dapat menimbulkan dampaklangsung berupa penurunan kualitas air badan air dan dampak tak langsung

berupa perubahan peruntukan Sungai Porong dan Sungai AlooPenelitian ini akan melakukan kajian besaran risiko lingkunganyang mungkin terjadi oleh senyawa berbahaya Phenol yang terkandung dalamair lumpur tersebut terkait dengan dampak atau resiko terhadap ekosistemperairan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo untuk selanjutnya dapatditetapkan manajemen resikonya Dengan manajemen risiko yang tepat makadampak ekologis di perairan badan air di wilayah sekitar semburan akan dapatditekan12 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalampenelitian ini adalah a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas Sungai Porong danSungai Aloo terkait dengan pembuangan air Lumpur Lapindo yangdiidentifikasi mengandung phenol tinggi ke dalam badan air tersebutb Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo ke SungaiPorong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadap lingkungan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo terkait dengan persyaratan kualitas airbadan air Sungai kelas III sesuai Peraturan Pemerintah RI No 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airsehingga Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsi sesuaidengan peruntukannya13 Tujuan Penelitiana Melakukan identifikasi kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo yang mendapat aliran air lumpur Lapindob Melakukan analisis terhadap kandungan Phenol dalam air badan airSungai Porong dan Sungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo terkaitdengan risikonya tehadap ekosistem badan air14 Kegunaan Penelitiana Bagi Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur Membantu pengambil keputusan di dalam menentukan manajemen risikoyang lebih efektif dan efisien dalam mengantisipasi dampak yang lebihbesar terhadap kerusakan lingkungan badan air Sungai Porong danSungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo yang masih berlangsungpada saat penelitian ini dilaksanakanb Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang analisisrisiko lingkungan khususnya untuk kondisi darurat atau bencana sertauntuk menambah sarana kepustakaan bagi penelitian lanjutan mengingatkejadian semburan Lumpur Lapindo ini merupakan kejadian langka namunmembawa dampak yang sangat besar dan penting bagi keberlanjutanekosistem di sekitarnyac Bagi Pengembangan Ilmu Data basis atau nilai yang didapatkan dalam penelitian ini akan dapatdijadikan acuan dalam melakukan analisis risiko lingkungan padaperistiwa sejenis

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA21 Pengertian Lingkungan HidupMenurut Undang-Undang nomor 23 Tahun 1993 tentang PengelolaanLingkungan Hidup lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semuabenda daya keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunyayang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusiaserta mahluk hidup lainnyaAntara manusia dan lingkungan hidup terdapat hubungan yang amatdinamis Perubahan dalam lingkungan hidup akan menyebabkan perubahanpula dalam perilaku manusia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yangbaru Perubahan perilaku manusia ini selanjutnya akan menyebabkanperubahan dalam lingkungan hidup demikian seterusnya Karena luasnyapengertian lingkungan hidup maka seringkali dikelompokkan untukmempermudah pemahamannya (Slamet JS 1994)Lingkungan perairan atau hydrosfir adalah salah satu bentukpengelompokkan lingkungan Sebagian besar (71) dari permukaan bumitertutup oleh air Begitu luasnya lingkungan perairan sehingga sangatmempengaruhi iklim di muka bumi ini Air di Bumi ini jumlahnya relativekonstan karena adanya siklus hidrologi yang terjadi secara alami Distribusi airdi bumi sebagian besar berada di lautan dan yang berada di sekitar manusiadi daratan tidak mencapai 1 jumlahnya (Tabel 21) Dengan jumlah tersebutmanusia dituntut untuk dapat berbagi dan mengelola sumber daya air sebaikbaiknyakarena permasalahan kompleks yang akan timbul apabila terjadipencemaran dalam lingkungan perairanTabel 21 Distribusi Air di BumiNo Lokasi Km3 Air Persentase1 Samudra 1323000000 9722 Laut Danau asin 104000 00083 Es 30500000 2154 Air Tanah 8350000 0615 Air Permukaan 67000 0056 Danau Air Tawar 125000 00097 Sungai 1670000 000018 Atmosfir 12900 00019 Lain-lain 375000 0028Sumber Lamb James C dalam Slamet JS 1994Samudra Laut Danau asin EsAir Tanah Air Permukaan Danau Air Taw arSungai Atmosfir Lain-lain

Gambar 21 Distribusi jenis air di BumiSampai saat ini sebagian manusia memanfaatkan air permukaan yangtawar dan air tanah sebagai sumber airnya Demikian pula keadaannya diIndonesia Air laut yang asin sekalipun jumlahnya besar tetapi baru sedikitsekali dimanfaatkan karena biaya untuk proses desalinasinya yang masihsangat mahal Pemanfaatan air tawar sampai saat ini masih terus dapat

memenuhi dan dipertahankan karena adanya aliran air dalam siklushidrologinya Dari siklus hidrologi ini diketahui adanya berbagai sumber airtawar yang dapat diperkirakan kualitas dan kuantitasnya Sumber-sumber airtersebut antara lain adalah 1 Air permukaan yang merupakan air sungai dan danau2 Air tanah yang tergantung kedalamannya3 Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir yaitu hujanAir permukaan dapat berkualitas baik apabila tanah sekitarnya tidaktercemar oleh karenanya air permukaan dan air tanah dangkal sangatbervariasi kualitasnya Banyak zat yang terlarut ataupun tersuspensi didalamnya selama perjalanannya menuju ke laut Namun selama perjalanan inipula air dapat membersihkan diri (self purification) karena adanya sinar ultraviolet dari matahari aliran serta kemungkinan-kemungkinan terjadinya reaksireaksiantar zat kimia yang terlarut dan terjadinya pengendapanpengendapan22 Sumber Daya Air SungaiAir merupakan sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orangbanyak sehingga perlu dilindungi agar tetap bermanfaat bagi hidup dankehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya Indonesia yang berada diwilayah iklim tropis hanya memiliki dua musim yaitu penghujan dan kemarauSuatu badan air seperti sungai sebagai bagian dari lingkungan hidupmemiliki fungsi peruntukan bagi berbagai kegunaan baik untuk intake airminum irigasi listrik perikanan pertanaman peternakan industri dankeperluan pemukiman (domestic) Peruntukan sungai perlu ditetapkanmengingat dampak dari berbagai aktifitas kehidupan tersebut yang dapatmemberikan dampak atau risiko penurunan peruntukan badan airPembagian kelas sungai didasarkan pada peringkat (gradasi) tingkatanbaiknya mutu air dan kemungkinan kegunaannya Tingkatan mutu air kelassatu merupakan tingkatan yang terbaik Secara relatif tingkatan mutu KelasSatu lebih baik dari Kelas Dua dan selanjutnya Tingkatan mutu air dari setiapkelas disusun berdasarkan kemungkinan kegunaannya bagi suatu peruntukanair Klasifikasi mutu air merupakan pendekatan untuk menetapkan kriteriamutu air dari tiap kelas yang akan menjadi dasar untuk penetapan baku mutuair Setiap kelas air mempersyaratkan mutu air yang dinilai masih layak untukdimanfaatkan bagi peruntukan tertentuBerdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentangPengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Pasal 8 Ayat (1)klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu a Kelas satu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku airminum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yangsama dengan kegunaan tersebutb Kelas dua air yang peruntukannya dapat digunakan untukprasaranasarana rekreasi air pembudidayaan ikan air tawar peternakanair untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yangmempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebutc Kelas tiga air yang peruntukannya dapat digunakan untukpembudidayaan ikan air tawar peternakan air untuk mengairi

pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebutd Kelas empat air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairipertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebut23 Pencemaran Air Sungai dan DampaknyaMenurut Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airpencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup zatenergi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehinggakualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapatberfungsi sesuai dengan peruntukannyaAir sebagai komponen lingkungan hidup dapat mempengaruhi dandipengaruhi oleh komponen lainnya Air yang kualitasnya buruk akanmengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akanmempengaruhi kondisi kesehatan manusia dan kehidupan mahluk hiduplainnya Pencemaran air dapat disebabkan oleh kegiatan usaha atau dikenaldengan limbah cair maupun oleh sebab alami atau bencana alamBerdasarkan cara pengamatan atau identifikasi pencemaran air dapatdiketahui dari parameter 1 Secara Fisika yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkatkejerbihan air (kekeruhan) perubahan suhu air perubahan rasa dan warnaair2 Secara Kimia yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat-zat kimiayang terlarut dan perubahan pH3 Secara Biologi yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkanmikroorganisme yang ada dalam air (Wardhana WA 1995)Air yang telah tercemar dapat menimbulkan resiko berupa kerugianyang besar bagi manusia yaitu 1 Air menjadi tidak bermanfaat lagi karena kualitasnya berubah makaperuntukan air pun berubah2 Air menjadi penyebab timbulnya penyakit karena adanya zat-zatkontaminan dan bakteri dalam air dapat membahayakan kehidupan biotaperairan serta kesehatan manusia yang berhubungan atau memanfaatkanair tersebut (Wardhana WA 1995)Menurut Juli SS 1994 standar kualitas air pada hakekatnya dibuatuntuk memberikan petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yangsebaiknya diperbolehkan ada dalam air khususnya untuk air minum yaituantara lain1 Jumlah zat padat terlarut (Total Dissolved Solid TDS) biasanya terdiri zatorganic garam anorganik dan gas terlarut Bila TDS bertambah makakesadahan akan naik pula Selanjutnya efek TDS maupun kesadahanterhadap kehidupan atau kesehatan tergantung pada spesies kimiapenyebab masalah tersebut2 Kekeruhan (Total Suspended Solid TSS) disesbabkan oleh zat padat yNg

tersuspensi baik yang bersifat anorganik maupun yang organic Zatanorganik biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam sedangkanyang organic dapat berasal dari lapukan tanaman dan hewan Limbahindustri juga dapat merupakan sumber kekeruhan Zat organic dapatmenjadi makanan bakteri sehingga mendukung perkembangbiakannya danmenambah kekeruhan air Air yang keruh sulit didesinfeksi karena mikrobaterlindung oleh zat tersuspensi tersebut3 Zat warna kimia untuk alasan estetika air yang dikategorikan air bersihdan air minum sebaiknya tidak berwarna karena untuk mencegahkeracunan dari berbagai zat kimia berwarna yang beracun maupunmikroorganisme beracun yang berwarna4 Parameter kimia anorganik Seng (Zn) adalah logam yang tingkattoksisitasnya dikategorikan relative rendah karena tubuh pun memerlukanseng untuk metabolisme Namun seng dalam kadar tinggi tetap merupakanracun yang berbahaya Dalam air minum menimbulkan rasa kesat dandapat menimbulkan gejala muntaberSeng menyebabkan warna air menjadiopalescent dan bila dimasak akan timbul endapan seperti pasir5 Parameter kimia organik merupakan indikator umum terjadinyapencemaran air Apabila zat organic yang dapat dioksidasi (BOD) besaryang juga berarti oksigen terlarut (DO) dalam air kecil maka hal itumenunjukkan adanya pencemaran6 Parameter kimia organik Phenol merupakan senyawa berwarna merahmuda yang mudah masuk dalam kulit sehat dan menimbulkan rasaterbakar Keracunan akut menyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perutkelainan koordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadiperforasi usus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinalsulit menelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasa bila airtercampur khlor Menurut material safety data sheet (MSDS) dari Phenoldiketahui bahwa dalam air keberadaannya cukup lama dengankemampuan biodegradasi antara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapatdioksidasi melalui proses fotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanandan pergerakan phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarDampak negatif pencemaran air mempunyai nilai atau biaya ekonomikdi samping nilai ekologi dan sosial budaya Upaya pemulihan pencemaran airbagaimanapun akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar daripadanilai manfaat finansial dari kegiatan yang menyebabkan pencemaran tersebutDemikian pula bila kondisi air yang tercemar dibiarkan (tanpa upayapemulihan) juga memerlukan biaya mengingat dampak negatif yang dapatditimbulkannyaBahaya atau risiko yang berhubungan dengan pencemaran air sungaidapat berupa dampak langsung dan dampak tak langsung Dampak langsungditerima lingkungan perairan termasuk manusia melalui kontak secara

langsung melalui tubuh mahluk hidup dan dampak tak langsung diterimamahluk hidup termasuk manusia melalui rantai makanan (peresapan air tanahtanaman dan ikan) (Wardhana WA 1995)24 Lumpur Vulkanik (Mud Vulcano)141 Pengertian Lumpur VulkanikBanyak para ahli geologi yang menganalogikan semburanlumpur panas Lapindo dengan gejala alam yang disebut gunung lumpur mud volcano yang banyak tersebar di Indonesia (khususnya diIndonesia Timur dikenal dengan istilah poton) bahkan di Jawa TimurUtara pun banyak diketemukan seperti Bleduk Kuwu dekat PurwodaiGunung Anyar dekat Surabaya bahkan di selatan Kali Porong yang dimasa lalu menyemburkan lumpur tetapi sekarang sudah mati(Koesoemadinata R September 2006)Definisi dari Mud Volcano adalah suatu gunung api lumpur yangberbentuk suatu kerucut tanah liat dan lumpur berukuran kecil yangpada umumnya kurang dari 1-2 m tingginya Gunung api lumpur kecilini terbentuk dari campuran air panas dan sedimen halus (tanah liat danlumpur) dimana terdapat ( 1) aliran perlahan dari suatu lubang sepertisuatu arus lahar cair atau ( 2) menyembur ke udara seperti suatu airmancur lahar yang melepaskan air mendidih dan gas vulkanis Tanahliat dan lumpur yang secara khas berasal dari gas batuan vulkanikpadat dan panas yang terlepas dari magma yang dalam di bawahmemutar air bawah tanah menjadi suatu campuran panas dan asamyang secara kimiawi merubah batuan vulkanik menjadi fraksi lumpurdan tanah liat (SumberhttpvolcanoesusgsgovProductsPglossaryMudVolcanohtml)Fotografi oleh by SR Brantley padaSeptember 1983Gambar 22 Fenomena lumpur vulkanik di wilayah Norris GeyserTaman Nasional Yellowstone Wyoming Gunung Lumpurini setinggi 40 cmFenomena lumpur vulkanik yang terjadi di lokasi kegiatan PTLapindo Brantas Inc Porong Sidoarjo diperkirakan para ahli geologikarena patahan crack yang memotong puncak dari batugampingFormasi Kujung indikasi slump (kemungkinan menunjukkan mobileshale) dan Collapse zone (indikasi pernah terjadinya colapse didaerahini pada masa lampau Semburan lumpur vulkanik dapat terjadi karenaadanya liquifaction (pencairan) atau seperti agar-agar yg dihentakkansecara mendadak sehingga menyembur keluar Pada kondisi stabilmobile shale (mobile clay) adalah seperti tanah lempung yang seringdilihat dipermukaan bumi dengan wujud sangat liat Namun ketikakondisi dinamis karena mengalir maka percampuran dengan air bawahtanah menjadikan lempung ini seperti bubur Lumpur vulkanik ini bisamelalui crack (patahan) yang sudah ada dapat juga melalui pinggiransumur dengan membentuk crackfracture yang baru Keduanya akanmenyebabkan kejadian yang sama yaitu keluarnya lumpur(httprovickywordpresscom)

142 Kandungan Lumpur Vulkanik dan DampaknyaHasil analisa mikropaleontologi menunjukkan bahwa lumpurLapindo mengandung fosil foraminifera (cangkang zat renik bersel satu)yang dahulu hidup di lingkungan laut (Koesoemadinata R September2006) Lumpur vulkanik tersebut merupakan material yang berasal dariformasi berumur Pliosen Analisis nannofosil di lumpur menunjukkanumur sekitar Pliosen sama dengan kandungan fosil di kedalaman2000-6000 ft di sumur tersebut ppm chloride sekitar 10000 lumpurmengandung material volkanik dan di awal-awal semburan lumpurmengeluarkan gas H2S dengan temperatur lumpur sekitar 40-50 0CMaterial semburan lumpur vulkanik yan gberasal dari dalamperut bumi dapat memberikan dampak terhadap mahluk hidup yangberada di atas permukaan bumi sebagaimana fenomena letusangunung berapi atau keluarnya gas beracun dari gunung berapi yangmemusnahkan kehidupan di sekitarnya dan memerlukan waktubertahun-tahun untuk pulih kembali25 Analisis Risiko LingkunganGambar 23 Fenomena menyemburnya lumpur vulkanikdi Porong Sidoarjo211 Pengertian Analisis Risiko LingkunganAda beberapa definisi dari analisis risiko menurut EPA analisisrisiko adalah karakterisasi dari bahaya-bahaya potensial yang berefekpada kesehatan manusia dan bahaya terhadap lingkungan(wwwepagoviris Integrated Risk Information System) Menurut MLRichardson (1989) analisis resiko adalah proses pengambilankeputusan untuk mengatasi masalah dengan keragaman kemungkinanyang ada dan ketidakmungkinan yang akan terjadi Dalam analisa risikopertama kali masalah harus didefinisikan dan risiko diperkirakankemudian resiko dievaluasi dan dipertimbangkan juga faktor-faktor yangmungkin bisa mempengaruhi sehingga bisa diputuskan tindakan manayang bisa diambil Proses perkiraan risiko evaluasi risiko pengambilankeputusan dan penerapannya disebut analisis risikoDalam analisis resiko ada beberapa tahap yang harus dilaluiyaitu 1 Identifikasi bahaya2 Perkiraan risiko3 Evaluasi risiko4 Penentuan risiko yang bisa diterima5 Manajemen risikoSecara harfiah arti dari risiko adalah probabilitas terjadinyasuatu hal yang menyebabkan kehilangan ataupun kerugian Bahaya(hazard) dan risiko (risk) adalah kata kata yang digunakan dalambahasa sehari-hari dengan arti yang hampir sama secara tekniskeduanya mempunyai perbedaan yaitu 1048766 Bahaya (hazard) adalah karateristik atau sifat benda kondisi atauaktifitas yang berpotensial menimbulkan kerusakan kerugian

kepada manusia harta benda dan lingkungan1048766 Risiko (risk) adalah penggabungan dari akibat-akibat yangmungkin diterima dari bahaya yang telah ada terhadap manusiaSedangkan pengertian bahaya (hazard) dan risiko (risk) menurut MLRichardson (1989) adalah 1048766 Bahaya (hazard) keberadaan dari materi yang berefek padasistem kehidupan seperti manusia hewan atau lingkungan yangterpapar1048766 Risiko (risk) adalah akibat yang terjadi atau diperkirakan akanterjadi karena adanya bahaya yang terpapar pada populasi dalamdosis atau konsentrasi tertentu Risiko ini menggambarkanfrekuensi dan intensitas dari bahaya kepada populasi yangterpaparRisiko adalah konsep yang didasarkan pada probabilitasProbabilitas diukur dalam skala 0 sampai 1 Nilai mendekati 0 berartikemungkinan kejadian sangat kecil dan nilai mendekati 1 berartikemungkinan terjadinya besar (Richardson 1989) Menurut Richard JWatts (1997) definisi dari resiko yang berkaitan dengan keberadaanlimbah berbahaya adalah kemungkinan masuknya bahaya yangberasal dari limbah bahan berbahaya yang berefek pada kesehatanmanusia ekologi dan lingkunganDalam analisis risiko ada 2 (dua) jenis risiko yang harusdiperhitungkan yaitu resiko awal (background risk) dan risiko tambahan(incremental risk) Risiko awal adalah resiko yang diterima olehpopulasi tanpa adanya senyawa kimia berbahaya di lokasi yang akandianalisa sedangkan resiko tambahan adalah besarnya risiko yangditerima karena adanya zat kimia berbahaya di dalam lingkungan Totalrisiko adalah penjumlahan antara resiko awal dan risiko tambahan(Watts 1997)Risiko dapat dirumuskan apabila terdapat 1 Bahaya (hazard)2 Jalan perpindahan (pathway) yaitu dengan apa efek bahaya dapatberpindah3 Target receptor yaitu penerima yang terkena efek bahayaRantai sebab akibat dapat digambarkan sebagai berikut Hazard Pathway Target ReceptorDalam analisa risiko ada empat langkah yang yang harusdilakukan untuk mengetahui besarnya risiko yaitu 1 Hazard Identification meliputi identifikasi keberadaan zat kimiaberbahaya di sumber dan karakteristiknya (analisis sumberpencemar)2 Exposure Assesment meliputi bagaimana zat berbahaya tersebutberpindah ke reseptor dan jumlah intake yang diambil (analisis jalurperpindahan)3 Toxicity Assesment meliputi indikasi numerik dari tingkat toksisitasuntuk menghitung besarnya risiko (analisis reseptor)

4 Risk Characterization meliputi penentuan jumlah risiko secaranumerik dan ketidakpastian dari perkiraan tersebut (Watts 1997)212 Tujuan Analisis Resiko LingkunganAnalisis risiko digunakan untuk mengetahui besarnya risiko yangkemudian digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusandalam manajemen risiko Dalam pengelolaan limbah B3 analisis resikomenyediakan informasi guna dapat memilih dan memutuskanpengolahan dan pembuangan limbah secara tepat remidiasi lahanterkontaminasi minimalisasi produksi limbah penentuan lokasi danpengembangan prodik-produk baru Dalam analisis risiko perluditekankan dan diperhatikan bahwa perkiraan risiko adalah salah satusumber informasi dan banyak faktor lain yang mempengaruhipengambilan keputusan seperti adanya campur tangan politik ekonomisosial dan faktor-faktor lainnya (LaGrega 2001)Informasi dari hasil analisis risiko digunakan dalam prosesmanajemen risiko dalam mempersiapkan pengambilan keputusandalam rangka perlindungan ekosistem lingkungan (wwwepagovirisIntegrated Risk Information System) Contoh dari penerapanmanajemen risiko adalah dalam pengambilan keputusan berapabanyak parameter kontaminan yang diperbolehkan dibuang ke badanairBeberapa tujuan dalam analisis risiko yaitu 1 Untuk memperkirakan batasan atau akibat dari kejadian terburukyang mungkin terjadi dengan atau tanpa perkiraan2 Untuk membantu dalam penentuan peraturan dan kebijakan3 Untuk memperkirakan besarnya risiko yang masih bisa diterima26 Tahapan Analisis Risiko Lingkungan221 Identifikasi Zat Berbahaya (Hazard Identification)Identifikasi bahaya atau hazard identification adalah langkahpertama yang dilakukan dalam analisis risiko Identifikasi bahaya perludilakukan karena tidak mungkin untuk menganalisa semua zat kimiayang ada di dalam suatu daerah yang tercemar Dengan dilakukannyaidentifikasi bahaya dapat diketahui bahaya paling potensial yang harusdipertimbangkan atau mewakili risiko yang mendesak Dalam analisisrisiko diperlukan data-data yang jelas dan zat kontaminan apa yangterdapat dalam lokasi yang tercemar konsentrasi luasan distribusi danbagaimana kontaminan berpindah ke reseptor potensial di sekitarlokasi Data-data yang diperlukan dalam identifikasi bahaya adalahsebagai berikut 1 Sejarah lokasi2 Tataguna lahan3 Tingkat pencemaran dalam media (air tanah air permukaan udara)4 Karakteristik lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadan dantransportasi zat kimia kontaminan tersebut antara lain datahidrogeologi topografi dan geologi5 Pengaruh yang potensial terhadap populasi

Di lahan yang tercemar mungkin terdapat banyak zatkontaminan apabila semua zat tersebut diamati maka data yang perludiolah akan menjadi terlalu banyak dan tidak realistis Untuk itudiperlukan suatu screening (penyaringan) terhadap zat kimia tersebutuntuk mengetahui bahan kimia yang spesifik yang paling dikawatirkandan diharapkan dapat mewakili semua zat kimia yang terdeteksi padalokasi Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah dari bahan kimiayang harus dijadikan model pada analisis dan menjadi fokus usahapengendalianSecara toksikologi dalam memilih zat kimia yang akan dianalisisdidasari pertimbangan sebagai berikut 1 Paling bersifat toksik menetap dan dapat berpindah-pindahtempat2 Paling umum dan merata keberadaanya baik secara konsentrasidan distribusi (LaGrega2001)Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk memilih zat kimiayang terdeteksi di lokasi dimulai dengan pemilihan awal yang dilakukandengan cara sebagai berikut1 Memilih media kontaminasi yang akan diteliti ( mis air permukaan)2 Mentabulasikan semua zat kontaminan yang terdeteksi di dalamlokasi baik rata-rata maupun batasan konsentrasi yang ditemukandi lokasi3 Mengidentifikasikan bahaya parameter kontaminanPerangkingan nilai kebahayaan berdasarkan skor rankingmenunjukkan parameter kontaminan mana yang memiliki nilai bahayatertinggi berdasarkan konsentrasi maksimal dan nilai ambang batasnya(baku mutu) Dalam penentuan parameter kontaminan yang kemudianakan mewakili untuk dianalisis memerlukan evaluasi lanjutan untukmengetahui konsentrasi mobilitas di lingkungan badan air danmasalah ndash masalah lainnya untuk itu perlu dipertimbangkan hal-halsebagai berikut a Konsentrasi rata-ratab Frekuensi pemaparanc Mobilitasd Keberadaannya dalam lingkungane Zat kimia lain yang berhubungan222 Perkiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahapan kedua dalam analisis risiko adalah perkiraanpenyebaran (expossure assesment) terhadap suatu populasi yangmungkin terkena dampak Perkiraan penyebaran (expossureassesment) adalah salah satu segi dalam analisis resiko yangmenghitung besarnya level pemaparan aktual dari populasi atauindividu yang terpapar Untuk memberikan pengertian akan sumberkontaminasi hal yang harus dilakukan adalah menggambarkan sumberdan distribusi kontaminan pada lokasi dilanjutkan bagaimana zat inibisa terlepas ke lingkungan bagaimana kontaminan berpindah tempat

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 4: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

dilakukan pada 10 titik sampling pada ruas Sungai Porong 4 titik pada saluran irigasi dan 5 titik padaruas Sungai Aloo sesuai dengan prakiraan penyebaran air lumpur pada badan air Sungai Porong danSungai Aloo Selanjutnya dilakukan prakiraan konsentrasi phenol pada 19 titik sampling tersebutdengan konsentrasi berbahaya phenol terhadap biota air yang paling peka yaitu jenis Crustacea danprakiraan daya racun dari kandungan phenol yang tertinggi terkait juga dengan nilai baku mutukualitas phenol pada air badan air sesuai dengan peruntukannya yaitu sungai kelas III dalam PPnomor 82 Tahun 2001Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa di sepanjang ruas Sungai Porong danSungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret2007 telah terdeteksi konsentrasi phenol sebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panasLapindo Selanjutnya dari hasil perhitungan prakiraan daya racun didapatkan hasil bahwa kandunganphenol dalam air lumpur yang mengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo adalah beresiko yaituberesiko tinggi terhadap peruntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo karena ditemukan konsentrasiphenol yang tinggi disepanjang sungai Porong dengan konsentrasi tertinggi pada lokasi jembatan tolyang berjarak paling dekat dari input air lumpur ke Sungai Porong dan selanjutnya terdegradasisejalan dengan aliran menuju ke muara dan pada ruas Sungai Aloo ditemukan pula konsentrasiphenol yang tinggi dengan konsentrasi tertinggi terletak pada lokasi Jembatan Gempol Sari yangberjarak paling dekat dengan input air lumpur yang selanjutnya terdegradasi sejalan dengan aliranmenuju ke muara sungai Oleh sebab itu usulan manajemen resiko yang diajukan meliputi tahapanperencanaan pelaksanaan pemantauan dan perbaikan dalam meminimasi konsentrasi phenolsebelum dialirkan ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo agar dapat memenuhi ketentuan bakumutu phenol untuk badan air sungai kelas III dan meminimasi resiko terhadap perubahan peruntukanSungai Porong dan Sungai AlooKata Kunci Air lumpur resiko peruntukan airABSTRACTNational ecological disaster [of] hot mud that happened [in] Sidoarjo Regency of EastJava Province in the form of poisonous gas and hot mud at elbow well of Banjar Panji-1 drilling thedrilling activity of PT Lapindo Brantas Inc that still take place until now Since the blast volumelevel cause the the Mud water poured into the River of Porong and Aloo River for the shake ofguaranting safety of society soul and infrastructure around blast location Irrigation of the LapindoMud at relocation pool has detected the dangerous chemicals contain is compound Phenol which inphysical identified as pink colored compound The existence of Lapindo mud water irrigation cangenerate the environmental damage risk stream water of the Porong River and Aloo River To preventthe happening of the risk is hence required by security at the source pathway and also receptorSecurity method which ought to at first time is conducted by security at source But because of this hotmud blast problem is inclusive of disaster category and irrigate the mud to the stream water is anemergency effort so that require to be done the environmental Risk analysis of irrigated Lapindomud water into the stream water of the Porong River and Aloo River of Sidoarjo RegencyrsquoThe risk analysis was carried on to identify the content of phenol at the stream waterof Porong River and Aloo River generated by Lapindo mud water and may predict the risk of thestream water environment of Porong River and Aloo River Data collecting conducted at 10 samplingpoint at Porong River 4 sampling point at irrigation channel and 5 sampling point at Aloo River aspredicting spreading of irrigation the mud at the body of Porong River and Aloo River Hereinafterconducted to predict the phenol concentration at 19 sampling point with the phenol-toxicconcentration to the most sensitive biota that is type Crustacea and predict the energy poison fromrelevant highest content phenol with the standard value quality of phenol at the stream water asaccording to the class river number III in the national regulation of PP 82 2001According to the result of risk assessment along Porong River and Aloo River streamgenerated by hot Mud water during October 2006 until March 2007 have been detected the highphenol concentration consisted in the formation of the Lapindo hot Mud Hereinafter from calculationresult predict the poison energy result that high phenol content in mud water into River Porong andAloo River is high risk to the stream standar of Porong River and River Aloo because of founding the

high concentration phenol alongside Porong river with the highest concentration at location of tollbridge that nearest the input of the mud to the Porong River and hereinafter degradation in line withstream go to the estuary and at stream of Aloo River also found high concentration phenol with thehighest concentration in the location of Bridge of Gempol Sari that nearest place the input of the mudlater and degradation in line with stream go to the river estuary On that account propose the riskmanagement raised cover the plan step do check and action in order to minimize of phenolconcentration before poured into the stream of Porong River and Aloo River so that can be pursuantto permanent quality of phenol for the body of the river of class III and minimize risk to change ofstream standard of the Porong River Porong and Aloo RiverKey words Mud water risk stream standardDAFTAR ISIHalaman Pengesahan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iHalaman Pernyataan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iiRiwayat Hidup helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iiiKata Pengantar helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vDaftar Isi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viDaftar Tabel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viiiDaftar Gambar helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ixDaftar Lampiran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xAbstrak helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xiBAB I PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 111 Latar Belakang Masalah 112 Perumusan Masalah 913 Tujuan Penelitian 1014 Kegunaan Penelitian 10BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1221 Pengertian Lingkungan Hidup 1222 Sumber Daya Air Sungai 1423 Pencemaran Air Sungai dan Dampaknya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1624 Lumpur Vulkanik (Mud Volcano) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 19241 Pengertian dan Asal Lumpur Vulkanik helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 19243 Kandungan Lumpur Vulkanik dan Dampaknya 2225 Analisis Resiko Lingkungan 22251 Pengertian Analisis Resiko Lingkungan helliphelliphelliphelliphelliphellip 22252 Tujuan Analisis Resiko Lingkungan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2526 Tahapan Analisis Resiko Lingkungan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 26261 Identifikasi Zat Berbahaya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 26262 Perkiraan Penyebaran 29263 Perkiraan Daya Racun 31264 Karakterisasi Resiko 31BAB III METODOLOGI PENELITIAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3331 Rancangan penelitian 3333 Ruang Lingkup 3634 Pengumpulan Data 4035 Metode Analisa dan Evaluasi Data 41BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4341 Identifikasi Resiko 43411 Identifikasi Lokasi Studi 43412 Identifikasi Zat Berbahaya 4542 Prakiraan Penyebaran 50

421 Identifikasi Lingkungan Potensial yang Terpapar 50422 Identifikasi Jalur Penyebaran Potensial 50423 Identifikasi Konsentrasi 5743 Prakiraan Daya Racun 62431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai Porong 62432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai Aloo hellip 6444 Prakiraan Resiko 6545 Manajemen Resiko 67451 Perencanaan dan Organisasi (Plan) 68452 Pelaksanaan (Do) 68453 Pemantauan (Check) 69454 Perbaikan (Action) 69BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 7051 Kesimpulan 7052 Saran 71DAFTAR PUSTAKALAMPIRANDAFTAR TABELTabel 11 Hasil Uji Awal Kualitas Air Lumpur Pada Luberan dari PusatSemburan 7Tabel 21 Distribusi Air di Bumi 13Tabel 22 Mekanisme transfer dan transformasi senyawa kimia 17Tabel 23 Kriteria Resiko 32Tabel 31 Lokasi penelitiantitik sampling kualitas air badan air 37Tabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburan 46Tabel 42 Data Awal Kualitas Phenol dalam Air Lumpur 48Tabel 43 Jalur Penyebaran Air Lumpur di Sungai Porong helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 51Tabel 44 Jalur Penyebaran Air Lumpur di Saluran Irigasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54Tabel 45 Jalur Penyebaran Air Lumpur di Sungai Aloo helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54Tabel 46 Data Hasil Identifikasi Phenol helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57DAFTAR GAMBARGambar 11 Semburan Lumpur Panas Lapindo di Porong Sidoarjo helliphelliphellip 1Gambar 12 Pembuangan air Lumpur ke badan air Sungai Poronghelliphelliphellip 4Gambar 13 Pembuangan air Lumpur ke badan air Sungai Poronghelliphelliphellip 6Gambar 14 Genangan air Lumpur berwarna merah muda pada kolampenahan Lumpur helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 8Gambar 21 Distribusi Jenis Air di Bumi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13Gambar 22 Fenomena Lumpur vulkanik di Norris Geyser Wyoming helliphellip 20Gambar 23 Fenomena menyemburnya Lumpur vulkanik di PorongSidoarjo helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 21Gambar 31 Diagram alir penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 35Gambar 32 Peta titik sampling kualitas badan air 38Gambar 41 Identifikasi Lokasi Studi 44Gambar 42 Genangan air lumpur berwarna merah muda indikasi adanyasenyawa phenol 48Gambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai Porong 52Gambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi 53

Gambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai Aloo helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55Gambar 46 Lokasi Persebaran Air Lumpur ke Badan Air Sungai Porongdan Sungai Aloo 56Gambar 47 Pengambilan Sampel Air Badan Air 59Gambar 48 Grafik Identifikasi Konsentrasi Phenol di Sungai Porong 60Gambar 49 Grafik Identifikasi Konsentrasi Phenol di Sungai Aloo 61DAFTAR LAMPIRANLampiran 1 Foto ndash Foto DokumentasiLampiran 2 Rekap Hasil Uji Laboratorium Kualitas Air Badan Air Selama 6 BulanStudi

BAB 1PENDAHULUAN11 Latar Belakang MasalahBencana ekologis nasional lumpur panas yang terjadi diKabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur dimulai pada tanggal 28 Mei 2006saat gas beracun dan lumpur panas menyembur di dekat sumur pengeboranBanjar Panji-1 milik kegiatan pengeboran PT Lapindo Brantas Inc yanghingga penelitian ini dilaksanakan masih belum dapat dihentikanSumber Pengamatan Lapangan tanggal 6 Juni 2006Gambar 11 Foto Semburan Lumpur Panas LapindoKegiatan eksplorasi minyak dan gas sebagaimana dilakukan olehPT Lapindo Brantas Inc merupakan kegiatan survey seismic dan eksplorasiKegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan karena sifatcadangan minyak dan gas bumi yang berada di perut bumi tidak dapatditentukan lokasinya secara pastiLumpur panas tersebut pada Bulan Nopember 2006 telahmenutupi sekitar 250 hektar tanah termasuk tujuh desa sawah perkebunantebu dan saluran-saluran irigasi serta telah mengganggu jalur transportasiPrakiraan volume semburan Lumpur antara + 50000 - 120000 m3hariSehingga air yang terpisah dari endapan Lumpur berkisar 35000 ndash 84000m3hari (Buku Putih LUSI KLH 2006)Pemerintah Propinsi Jawa Timur dalam salah satu tugas pokokdan fungsi dalam mendukung Tim Nasional Pengendalian Lumpur BidangPengendalian Lingkungan sesuai Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun2006 telah melakukan berbagai upaya antara lain lokalisasi lumpur melaluitanggul-tanggul penahan Lumpur di sekitar pusat semburan Konstruksitanggul yang tidak permanent menyebabkan tanggul jebol dan genanganLumpur hingga kini telah menggenangi lahan seluas 250Ha dan sedangdisiapkan 200 Ha lagi yang sedang dalam tahap pembebasan Jumlah airdiperkirakan akan lebih banyak lagi mengingat musim hujan telah tiba dengandata curah hujan rata-rata bulanan berkisar 150-250 mm Jika hujan per harirata-rata diasumsi sebesar 10 mmhari dan luas kolam lumpur diasumsi seluas450 Ha maka ada tambahan air sebesar 450 Ha x 10000 m2Ha x 001 m =45000 m3hari (Buku Putih LUSI KLH 2006)Kegagalan menghentikan semburan lumpur panas ini

menyebabkan banyak masyarakat di Sidoardjo menjadi korban Potensikerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari pelepasan lumpur ini ke kaliPorong dapat meluas ke kawasan yang melampaui batas wilayah KabupatenSidoardjo Mengingat besarnya dampak semburan lumpur panas tersebutterhadap kehidupan masyarakat khususnya di Kabupaten Sidorajo dan diJawa Timur pada umumnya Pemerintah menaruh perhatian yang besardalam penanganan dampak semburan Lumpur panas ini Dalam beberapakesempatan Presiden Republik Indonesia memberi arahan agarpenanggulangan dampak semburan lumpur panas di Sidoardjo ini diupayakansepenuh tenaga dengan memberikan prioritas kepada hal-hal sebagai berikut a Pencegahan jatuhnya korban jiwa dan perlindungan keselamatanpenduduk di lokasi kejadian semburan lumpur panas tersebutb Upaya memberikan alternatif sumber penghidupan bagi masyarakat yangterkena dampak langsung dan melindungi penanganan lumpur panas diPorong SidoarjoSesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia padaSidang Kabinet Paripurna tanggal 27 September 2006 skenario pengendalianlumpur sebagian dialirkan ke Sungai Porong untuk mengantisipasi jebolnyatanggul yang lebih parah sehingga membahayakan keselamatan pendudukdan merusak infrastruktur di sekitarnya Lumpur panas tersebut akhirnyadisetujui untuk dibuang tanpa pengolahan ke Sungai Porong dan badanbadanair sekitarnya dengan alasan bahwa tidak ada tanggul yang dapatdibangun dalam waktu singkat untuk menyimpan lumpur panas yangmenyembur dengan volume 126000 m3 per hari Harus diakui adanya bataskemampuan teknologi untuk menyimpan lumpur tersebut dalam waduk-wadukyang dibangun TimNas Pengendalian Lumpur Berdasarkan analisis awal olehbeberapa laboratorium di dalam dan di luar negeri ditemukan bahwa lumpurpanas yang keluar dari perut bumi ini bukanlah bahan yang beracun atauberbahaya Permasalahan terbesar dari lumpur panas ini adalah volume yangmenyembur sekitar 120000 - 130000 m3 setiap harinya sehingga seyogyanyaperlakuan yang mestinya diterapkan adalah pengelolaan bahan beracun danberbahaya yang mustahil diterapkan Kebijakan Pemerintah pada akhir bulanSeptember 2006 untuk mengalirkan lumpur panas tersebut ke Kali Porongadalah kebijakan darurat bencana yang sering dikenal sebagai lsquoforce majeurrsquo(Sumber Buku Putih LUSI KLH 2006)Gambar 12 Pipa Pembuangan air Lumpur ke Sungai PorongPada saat penelitian ini dilakukan belum dapat dipastikan kapansemburan Lumpur akan berhenti dan seberapa besar volume Lumpur yangditimbulkan (Menurut ahli geologi Universitas Kyoto Jepang James Moridalam Tempo Interaktif Jakarta 20 Pebruari 2006 dan Ahli Geologi LembagaIlmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hery Harjono dalam InternationalGeological Workshop Sidoarjo Mud Volcano di Gedung BPPT Jakarta 21Pebruari 2007) Sedangkan menurut prediksi Kepala Badan Pengkajian danPenerapan Teknologi (BPPT) Said D Jenie dalam International GeologicalWorkshop Sidoarjo Mud Volcano di Gedung BPPT Jakarta 21 Pebruari 2007semburan lumpur baru bisa berhenti setelah 31 tahun atau pada Tahun 2038

mendatang Sedangkan upaya teknis terakhir yang dilakukan berupapenyumbatan dengan menggunakan bola-bola beton menurut analisis ahligeologi dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Arief Budiman dan ahliperminyakan ITB Doddi Nawangsido juga tidak akan dapat menghentikansemburan tersebut bahkan bola beton tersebut dapat menyembur kembalisewaktu-waktu (Tempo Interaktif Jakarta 20 Pebruari 2006)Oleh sebab itu nampaknya skenario pembuangan air Lumpur keSungai Porong dan Sungai Aloo menuju laut akan tetap dilanjutkan untukmenjamin keselamatan penduduk di sekitar semburan Sudah menjadipermasalahan global bahwa dewasa ini makin sulit untuk mendapatkan airbersih sebagaimana dibutuhkan dan dibutuhkan teknologi yang cukup mahaluntuk dapat memanfaatkan sumber daya air yang ada Dengan pembuanganair Lumpur ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju lautmasyarakat sekitar akan makin merasakan kelangkaan sumber daya air bersihuntuk memenuhi kebutuhan hidupGambar 13 Pembuangan air Lumpur ke Sungai Porong (Sumber Pengamatan Lapangan)Pembuangan lumpur ke laut tentu akan menimbulkan dampakterhadap ekosistem air terlebih di Sungai Porong dan Sungai Aloomembahayakan kesehatan masyarakat sekitar dan industri-industri kelautanseperti budidaya tambak udang ikan dan produksi garam yang ada namunsampai seberapa besar risiko tersebut diperkirakan perlu dilakukan penelitianmengenai hal tersebut sebagai dasar pertimbangan manajemen resikonyamelalui pemantauan kualitas air badan air secara rutin dan analisis hasilpemantauan tersebutPenelitian mengenai risiko lingkungan aliran air Lumpur ke badanair didasari oleh hasil analisis awal terhadap kandungan bahan-bahanberbahaya dalam air Lumpur tersebut oleh BAPEDAL Propinsi Jawa TimurBerdasarkan uji kualitas air Lumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 olehBAPEDAL Propinsi Jawa Timur pada Laboratorium lingkungan PU Bina MargaPropinsi Jawa Timur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburanLumpur panas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutu limbah cairbagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untuk parameter fisikakandungan endapan dalam lumpur atau Total Dissolved Solid (TDS) dan TotalSuspended Solid dan (TSS) sangat tinggi Untuk parameter kimia kandunganBiological oxygen demand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yangtinggi dimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawa Phenoldiketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar dari nilai baku mutu)yang merupakan zat kontaminan kimia organik berwarna merah mudaSedangkan kandungan logam berat seperti seng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal(Pb) yang terdeteksi namun masih memenuhi baku mutuTabel 11 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Satuan Baku Mutu ) Hasil uji

TDS mglt 4000 91350TSS mglt 200 226100BOD mglt 150 259COD mglt 300 600Phenol mglt 2 59Zn mglt 15 045Ni mglt 05 022Pb mglt 1 023Sumber Data Bapedal Prop Jatim 2006) Baku mutu limbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumisesuai KepMenLH 4296Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwa hasil ujikualitas air Lumpur pada kolam penampungan utama tidak memenuhiketentuan baku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III untukparameter Phenol (Pudjiastuti L ITS Surabaya dalam Simposium NasionalldquoPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besaran nilai uji kualitas Phenol yang melebihi ketentuan baku mutu yangtelah ditetapkan akan menyebabkan dampak bagi lingkungan sekitarnyakarena phenol termasuk senyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan dankehidupan mahluk hidupGambar 14Genangan airlumpuryangberwarnamerahmudamenunjukkankandunganphenol yang tinggi (Sumber foto wwwhotmudflowwordpresscomJuli 2006)Peneliti melihat dari aspek lingkungan hidup bahwa fenomenapengaliran air Lumpur Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju kelaut hanya memindahkan permasalahan ke lokasi lain karena tidak sesuaidengan ketentuan Gubernur Jawa Timur Nomor 45 Tahun 2002 gol IIItentang baku mutu limbah cair dari kegiatan industri di Jawa Timur mengenaipembuangan air limbah ke lingkungan langsung tanpa melalui pengolahandan ketentuan baku mutu kualitas air sungai dalam Peraturan Pemerintah RINo 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan PengendalianPencemaran Air Sungai Kelas III sehingga dapat menimbulkan dampaklangsung berupa penurunan kualitas air badan air dan dampak tak langsung

berupa perubahan peruntukan Sungai Porong dan Sungai AlooPenelitian ini akan melakukan kajian besaran risiko lingkunganyang mungkin terjadi oleh senyawa berbahaya Phenol yang terkandung dalamair lumpur tersebut terkait dengan dampak atau resiko terhadap ekosistemperairan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo untuk selanjutnya dapatditetapkan manajemen resikonya Dengan manajemen risiko yang tepat makadampak ekologis di perairan badan air di wilayah sekitar semburan akan dapatditekan12 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalampenelitian ini adalah a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas Sungai Porong danSungai Aloo terkait dengan pembuangan air Lumpur Lapindo yangdiidentifikasi mengandung phenol tinggi ke dalam badan air tersebutb Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo ke SungaiPorong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadap lingkungan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo terkait dengan persyaratan kualitas airbadan air Sungai kelas III sesuai Peraturan Pemerintah RI No 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airsehingga Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsi sesuaidengan peruntukannya13 Tujuan Penelitiana Melakukan identifikasi kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo yang mendapat aliran air lumpur Lapindob Melakukan analisis terhadap kandungan Phenol dalam air badan airSungai Porong dan Sungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo terkaitdengan risikonya tehadap ekosistem badan air14 Kegunaan Penelitiana Bagi Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur Membantu pengambil keputusan di dalam menentukan manajemen risikoyang lebih efektif dan efisien dalam mengantisipasi dampak yang lebihbesar terhadap kerusakan lingkungan badan air Sungai Porong danSungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo yang masih berlangsungpada saat penelitian ini dilaksanakanb Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang analisisrisiko lingkungan khususnya untuk kondisi darurat atau bencana sertauntuk menambah sarana kepustakaan bagi penelitian lanjutan mengingatkejadian semburan Lumpur Lapindo ini merupakan kejadian langka namunmembawa dampak yang sangat besar dan penting bagi keberlanjutanekosistem di sekitarnyac Bagi Pengembangan Ilmu Data basis atau nilai yang didapatkan dalam penelitian ini akan dapatdijadikan acuan dalam melakukan analisis risiko lingkungan padaperistiwa sejenis

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA21 Pengertian Lingkungan HidupMenurut Undang-Undang nomor 23 Tahun 1993 tentang PengelolaanLingkungan Hidup lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semuabenda daya keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunyayang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusiaserta mahluk hidup lainnyaAntara manusia dan lingkungan hidup terdapat hubungan yang amatdinamis Perubahan dalam lingkungan hidup akan menyebabkan perubahanpula dalam perilaku manusia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yangbaru Perubahan perilaku manusia ini selanjutnya akan menyebabkanperubahan dalam lingkungan hidup demikian seterusnya Karena luasnyapengertian lingkungan hidup maka seringkali dikelompokkan untukmempermudah pemahamannya (Slamet JS 1994)Lingkungan perairan atau hydrosfir adalah salah satu bentukpengelompokkan lingkungan Sebagian besar (71) dari permukaan bumitertutup oleh air Begitu luasnya lingkungan perairan sehingga sangatmempengaruhi iklim di muka bumi ini Air di Bumi ini jumlahnya relativekonstan karena adanya siklus hidrologi yang terjadi secara alami Distribusi airdi bumi sebagian besar berada di lautan dan yang berada di sekitar manusiadi daratan tidak mencapai 1 jumlahnya (Tabel 21) Dengan jumlah tersebutmanusia dituntut untuk dapat berbagi dan mengelola sumber daya air sebaikbaiknyakarena permasalahan kompleks yang akan timbul apabila terjadipencemaran dalam lingkungan perairanTabel 21 Distribusi Air di BumiNo Lokasi Km3 Air Persentase1 Samudra 1323000000 9722 Laut Danau asin 104000 00083 Es 30500000 2154 Air Tanah 8350000 0615 Air Permukaan 67000 0056 Danau Air Tawar 125000 00097 Sungai 1670000 000018 Atmosfir 12900 00019 Lain-lain 375000 0028Sumber Lamb James C dalam Slamet JS 1994Samudra Laut Danau asin EsAir Tanah Air Permukaan Danau Air Taw arSungai Atmosfir Lain-lain

Gambar 21 Distribusi jenis air di BumiSampai saat ini sebagian manusia memanfaatkan air permukaan yangtawar dan air tanah sebagai sumber airnya Demikian pula keadaannya diIndonesia Air laut yang asin sekalipun jumlahnya besar tetapi baru sedikitsekali dimanfaatkan karena biaya untuk proses desalinasinya yang masihsangat mahal Pemanfaatan air tawar sampai saat ini masih terus dapat

memenuhi dan dipertahankan karena adanya aliran air dalam siklushidrologinya Dari siklus hidrologi ini diketahui adanya berbagai sumber airtawar yang dapat diperkirakan kualitas dan kuantitasnya Sumber-sumber airtersebut antara lain adalah 1 Air permukaan yang merupakan air sungai dan danau2 Air tanah yang tergantung kedalamannya3 Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir yaitu hujanAir permukaan dapat berkualitas baik apabila tanah sekitarnya tidaktercemar oleh karenanya air permukaan dan air tanah dangkal sangatbervariasi kualitasnya Banyak zat yang terlarut ataupun tersuspensi didalamnya selama perjalanannya menuju ke laut Namun selama perjalanan inipula air dapat membersihkan diri (self purification) karena adanya sinar ultraviolet dari matahari aliran serta kemungkinan-kemungkinan terjadinya reaksireaksiantar zat kimia yang terlarut dan terjadinya pengendapanpengendapan22 Sumber Daya Air SungaiAir merupakan sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orangbanyak sehingga perlu dilindungi agar tetap bermanfaat bagi hidup dankehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya Indonesia yang berada diwilayah iklim tropis hanya memiliki dua musim yaitu penghujan dan kemarauSuatu badan air seperti sungai sebagai bagian dari lingkungan hidupmemiliki fungsi peruntukan bagi berbagai kegunaan baik untuk intake airminum irigasi listrik perikanan pertanaman peternakan industri dankeperluan pemukiman (domestic) Peruntukan sungai perlu ditetapkanmengingat dampak dari berbagai aktifitas kehidupan tersebut yang dapatmemberikan dampak atau risiko penurunan peruntukan badan airPembagian kelas sungai didasarkan pada peringkat (gradasi) tingkatanbaiknya mutu air dan kemungkinan kegunaannya Tingkatan mutu air kelassatu merupakan tingkatan yang terbaik Secara relatif tingkatan mutu KelasSatu lebih baik dari Kelas Dua dan selanjutnya Tingkatan mutu air dari setiapkelas disusun berdasarkan kemungkinan kegunaannya bagi suatu peruntukanair Klasifikasi mutu air merupakan pendekatan untuk menetapkan kriteriamutu air dari tiap kelas yang akan menjadi dasar untuk penetapan baku mutuair Setiap kelas air mempersyaratkan mutu air yang dinilai masih layak untukdimanfaatkan bagi peruntukan tertentuBerdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentangPengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Pasal 8 Ayat (1)klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu a Kelas satu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku airminum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yangsama dengan kegunaan tersebutb Kelas dua air yang peruntukannya dapat digunakan untukprasaranasarana rekreasi air pembudidayaan ikan air tawar peternakanair untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yangmempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebutc Kelas tiga air yang peruntukannya dapat digunakan untukpembudidayaan ikan air tawar peternakan air untuk mengairi

pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebutd Kelas empat air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairipertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebut23 Pencemaran Air Sungai dan DampaknyaMenurut Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airpencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup zatenergi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehinggakualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapatberfungsi sesuai dengan peruntukannyaAir sebagai komponen lingkungan hidup dapat mempengaruhi dandipengaruhi oleh komponen lainnya Air yang kualitasnya buruk akanmengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akanmempengaruhi kondisi kesehatan manusia dan kehidupan mahluk hiduplainnya Pencemaran air dapat disebabkan oleh kegiatan usaha atau dikenaldengan limbah cair maupun oleh sebab alami atau bencana alamBerdasarkan cara pengamatan atau identifikasi pencemaran air dapatdiketahui dari parameter 1 Secara Fisika yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkatkejerbihan air (kekeruhan) perubahan suhu air perubahan rasa dan warnaair2 Secara Kimia yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat-zat kimiayang terlarut dan perubahan pH3 Secara Biologi yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkanmikroorganisme yang ada dalam air (Wardhana WA 1995)Air yang telah tercemar dapat menimbulkan resiko berupa kerugianyang besar bagi manusia yaitu 1 Air menjadi tidak bermanfaat lagi karena kualitasnya berubah makaperuntukan air pun berubah2 Air menjadi penyebab timbulnya penyakit karena adanya zat-zatkontaminan dan bakteri dalam air dapat membahayakan kehidupan biotaperairan serta kesehatan manusia yang berhubungan atau memanfaatkanair tersebut (Wardhana WA 1995)Menurut Juli SS 1994 standar kualitas air pada hakekatnya dibuatuntuk memberikan petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yangsebaiknya diperbolehkan ada dalam air khususnya untuk air minum yaituantara lain1 Jumlah zat padat terlarut (Total Dissolved Solid TDS) biasanya terdiri zatorganic garam anorganik dan gas terlarut Bila TDS bertambah makakesadahan akan naik pula Selanjutnya efek TDS maupun kesadahanterhadap kehidupan atau kesehatan tergantung pada spesies kimiapenyebab masalah tersebut2 Kekeruhan (Total Suspended Solid TSS) disesbabkan oleh zat padat yNg

tersuspensi baik yang bersifat anorganik maupun yang organic Zatanorganik biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam sedangkanyang organic dapat berasal dari lapukan tanaman dan hewan Limbahindustri juga dapat merupakan sumber kekeruhan Zat organic dapatmenjadi makanan bakteri sehingga mendukung perkembangbiakannya danmenambah kekeruhan air Air yang keruh sulit didesinfeksi karena mikrobaterlindung oleh zat tersuspensi tersebut3 Zat warna kimia untuk alasan estetika air yang dikategorikan air bersihdan air minum sebaiknya tidak berwarna karena untuk mencegahkeracunan dari berbagai zat kimia berwarna yang beracun maupunmikroorganisme beracun yang berwarna4 Parameter kimia anorganik Seng (Zn) adalah logam yang tingkattoksisitasnya dikategorikan relative rendah karena tubuh pun memerlukanseng untuk metabolisme Namun seng dalam kadar tinggi tetap merupakanracun yang berbahaya Dalam air minum menimbulkan rasa kesat dandapat menimbulkan gejala muntaberSeng menyebabkan warna air menjadiopalescent dan bila dimasak akan timbul endapan seperti pasir5 Parameter kimia organik merupakan indikator umum terjadinyapencemaran air Apabila zat organic yang dapat dioksidasi (BOD) besaryang juga berarti oksigen terlarut (DO) dalam air kecil maka hal itumenunjukkan adanya pencemaran6 Parameter kimia organik Phenol merupakan senyawa berwarna merahmuda yang mudah masuk dalam kulit sehat dan menimbulkan rasaterbakar Keracunan akut menyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perutkelainan koordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadiperforasi usus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinalsulit menelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasa bila airtercampur khlor Menurut material safety data sheet (MSDS) dari Phenoldiketahui bahwa dalam air keberadaannya cukup lama dengankemampuan biodegradasi antara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapatdioksidasi melalui proses fotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanandan pergerakan phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarDampak negatif pencemaran air mempunyai nilai atau biaya ekonomikdi samping nilai ekologi dan sosial budaya Upaya pemulihan pencemaran airbagaimanapun akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar daripadanilai manfaat finansial dari kegiatan yang menyebabkan pencemaran tersebutDemikian pula bila kondisi air yang tercemar dibiarkan (tanpa upayapemulihan) juga memerlukan biaya mengingat dampak negatif yang dapatditimbulkannyaBahaya atau risiko yang berhubungan dengan pencemaran air sungaidapat berupa dampak langsung dan dampak tak langsung Dampak langsungditerima lingkungan perairan termasuk manusia melalui kontak secara

langsung melalui tubuh mahluk hidup dan dampak tak langsung diterimamahluk hidup termasuk manusia melalui rantai makanan (peresapan air tanahtanaman dan ikan) (Wardhana WA 1995)24 Lumpur Vulkanik (Mud Vulcano)141 Pengertian Lumpur VulkanikBanyak para ahli geologi yang menganalogikan semburanlumpur panas Lapindo dengan gejala alam yang disebut gunung lumpur mud volcano yang banyak tersebar di Indonesia (khususnya diIndonesia Timur dikenal dengan istilah poton) bahkan di Jawa TimurUtara pun banyak diketemukan seperti Bleduk Kuwu dekat PurwodaiGunung Anyar dekat Surabaya bahkan di selatan Kali Porong yang dimasa lalu menyemburkan lumpur tetapi sekarang sudah mati(Koesoemadinata R September 2006)Definisi dari Mud Volcano adalah suatu gunung api lumpur yangberbentuk suatu kerucut tanah liat dan lumpur berukuran kecil yangpada umumnya kurang dari 1-2 m tingginya Gunung api lumpur kecilini terbentuk dari campuran air panas dan sedimen halus (tanah liat danlumpur) dimana terdapat ( 1) aliran perlahan dari suatu lubang sepertisuatu arus lahar cair atau ( 2) menyembur ke udara seperti suatu airmancur lahar yang melepaskan air mendidih dan gas vulkanis Tanahliat dan lumpur yang secara khas berasal dari gas batuan vulkanikpadat dan panas yang terlepas dari magma yang dalam di bawahmemutar air bawah tanah menjadi suatu campuran panas dan asamyang secara kimiawi merubah batuan vulkanik menjadi fraksi lumpurdan tanah liat (SumberhttpvolcanoesusgsgovProductsPglossaryMudVolcanohtml)Fotografi oleh by SR Brantley padaSeptember 1983Gambar 22 Fenomena lumpur vulkanik di wilayah Norris GeyserTaman Nasional Yellowstone Wyoming Gunung Lumpurini setinggi 40 cmFenomena lumpur vulkanik yang terjadi di lokasi kegiatan PTLapindo Brantas Inc Porong Sidoarjo diperkirakan para ahli geologikarena patahan crack yang memotong puncak dari batugampingFormasi Kujung indikasi slump (kemungkinan menunjukkan mobileshale) dan Collapse zone (indikasi pernah terjadinya colapse didaerahini pada masa lampau Semburan lumpur vulkanik dapat terjadi karenaadanya liquifaction (pencairan) atau seperti agar-agar yg dihentakkansecara mendadak sehingga menyembur keluar Pada kondisi stabilmobile shale (mobile clay) adalah seperti tanah lempung yang seringdilihat dipermukaan bumi dengan wujud sangat liat Namun ketikakondisi dinamis karena mengalir maka percampuran dengan air bawahtanah menjadikan lempung ini seperti bubur Lumpur vulkanik ini bisamelalui crack (patahan) yang sudah ada dapat juga melalui pinggiransumur dengan membentuk crackfracture yang baru Keduanya akanmenyebabkan kejadian yang sama yaitu keluarnya lumpur(httprovickywordpresscom)

142 Kandungan Lumpur Vulkanik dan DampaknyaHasil analisa mikropaleontologi menunjukkan bahwa lumpurLapindo mengandung fosil foraminifera (cangkang zat renik bersel satu)yang dahulu hidup di lingkungan laut (Koesoemadinata R September2006) Lumpur vulkanik tersebut merupakan material yang berasal dariformasi berumur Pliosen Analisis nannofosil di lumpur menunjukkanumur sekitar Pliosen sama dengan kandungan fosil di kedalaman2000-6000 ft di sumur tersebut ppm chloride sekitar 10000 lumpurmengandung material volkanik dan di awal-awal semburan lumpurmengeluarkan gas H2S dengan temperatur lumpur sekitar 40-50 0CMaterial semburan lumpur vulkanik yan gberasal dari dalamperut bumi dapat memberikan dampak terhadap mahluk hidup yangberada di atas permukaan bumi sebagaimana fenomena letusangunung berapi atau keluarnya gas beracun dari gunung berapi yangmemusnahkan kehidupan di sekitarnya dan memerlukan waktubertahun-tahun untuk pulih kembali25 Analisis Risiko LingkunganGambar 23 Fenomena menyemburnya lumpur vulkanikdi Porong Sidoarjo211 Pengertian Analisis Risiko LingkunganAda beberapa definisi dari analisis risiko menurut EPA analisisrisiko adalah karakterisasi dari bahaya-bahaya potensial yang berefekpada kesehatan manusia dan bahaya terhadap lingkungan(wwwepagoviris Integrated Risk Information System) Menurut MLRichardson (1989) analisis resiko adalah proses pengambilankeputusan untuk mengatasi masalah dengan keragaman kemungkinanyang ada dan ketidakmungkinan yang akan terjadi Dalam analisa risikopertama kali masalah harus didefinisikan dan risiko diperkirakankemudian resiko dievaluasi dan dipertimbangkan juga faktor-faktor yangmungkin bisa mempengaruhi sehingga bisa diputuskan tindakan manayang bisa diambil Proses perkiraan risiko evaluasi risiko pengambilankeputusan dan penerapannya disebut analisis risikoDalam analisis resiko ada beberapa tahap yang harus dilaluiyaitu 1 Identifikasi bahaya2 Perkiraan risiko3 Evaluasi risiko4 Penentuan risiko yang bisa diterima5 Manajemen risikoSecara harfiah arti dari risiko adalah probabilitas terjadinyasuatu hal yang menyebabkan kehilangan ataupun kerugian Bahaya(hazard) dan risiko (risk) adalah kata kata yang digunakan dalambahasa sehari-hari dengan arti yang hampir sama secara tekniskeduanya mempunyai perbedaan yaitu 1048766 Bahaya (hazard) adalah karateristik atau sifat benda kondisi atauaktifitas yang berpotensial menimbulkan kerusakan kerugian

kepada manusia harta benda dan lingkungan1048766 Risiko (risk) adalah penggabungan dari akibat-akibat yangmungkin diterima dari bahaya yang telah ada terhadap manusiaSedangkan pengertian bahaya (hazard) dan risiko (risk) menurut MLRichardson (1989) adalah 1048766 Bahaya (hazard) keberadaan dari materi yang berefek padasistem kehidupan seperti manusia hewan atau lingkungan yangterpapar1048766 Risiko (risk) adalah akibat yang terjadi atau diperkirakan akanterjadi karena adanya bahaya yang terpapar pada populasi dalamdosis atau konsentrasi tertentu Risiko ini menggambarkanfrekuensi dan intensitas dari bahaya kepada populasi yangterpaparRisiko adalah konsep yang didasarkan pada probabilitasProbabilitas diukur dalam skala 0 sampai 1 Nilai mendekati 0 berartikemungkinan kejadian sangat kecil dan nilai mendekati 1 berartikemungkinan terjadinya besar (Richardson 1989) Menurut Richard JWatts (1997) definisi dari resiko yang berkaitan dengan keberadaanlimbah berbahaya adalah kemungkinan masuknya bahaya yangberasal dari limbah bahan berbahaya yang berefek pada kesehatanmanusia ekologi dan lingkunganDalam analisis risiko ada 2 (dua) jenis risiko yang harusdiperhitungkan yaitu resiko awal (background risk) dan risiko tambahan(incremental risk) Risiko awal adalah resiko yang diterima olehpopulasi tanpa adanya senyawa kimia berbahaya di lokasi yang akandianalisa sedangkan resiko tambahan adalah besarnya risiko yangditerima karena adanya zat kimia berbahaya di dalam lingkungan Totalrisiko adalah penjumlahan antara resiko awal dan risiko tambahan(Watts 1997)Risiko dapat dirumuskan apabila terdapat 1 Bahaya (hazard)2 Jalan perpindahan (pathway) yaitu dengan apa efek bahaya dapatberpindah3 Target receptor yaitu penerima yang terkena efek bahayaRantai sebab akibat dapat digambarkan sebagai berikut Hazard Pathway Target ReceptorDalam analisa risiko ada empat langkah yang yang harusdilakukan untuk mengetahui besarnya risiko yaitu 1 Hazard Identification meliputi identifikasi keberadaan zat kimiaberbahaya di sumber dan karakteristiknya (analisis sumberpencemar)2 Exposure Assesment meliputi bagaimana zat berbahaya tersebutberpindah ke reseptor dan jumlah intake yang diambil (analisis jalurperpindahan)3 Toxicity Assesment meliputi indikasi numerik dari tingkat toksisitasuntuk menghitung besarnya risiko (analisis reseptor)

4 Risk Characterization meliputi penentuan jumlah risiko secaranumerik dan ketidakpastian dari perkiraan tersebut (Watts 1997)212 Tujuan Analisis Resiko LingkunganAnalisis risiko digunakan untuk mengetahui besarnya risiko yangkemudian digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusandalam manajemen risiko Dalam pengelolaan limbah B3 analisis resikomenyediakan informasi guna dapat memilih dan memutuskanpengolahan dan pembuangan limbah secara tepat remidiasi lahanterkontaminasi minimalisasi produksi limbah penentuan lokasi danpengembangan prodik-produk baru Dalam analisis risiko perluditekankan dan diperhatikan bahwa perkiraan risiko adalah salah satusumber informasi dan banyak faktor lain yang mempengaruhipengambilan keputusan seperti adanya campur tangan politik ekonomisosial dan faktor-faktor lainnya (LaGrega 2001)Informasi dari hasil analisis risiko digunakan dalam prosesmanajemen risiko dalam mempersiapkan pengambilan keputusandalam rangka perlindungan ekosistem lingkungan (wwwepagovirisIntegrated Risk Information System) Contoh dari penerapanmanajemen risiko adalah dalam pengambilan keputusan berapabanyak parameter kontaminan yang diperbolehkan dibuang ke badanairBeberapa tujuan dalam analisis risiko yaitu 1 Untuk memperkirakan batasan atau akibat dari kejadian terburukyang mungkin terjadi dengan atau tanpa perkiraan2 Untuk membantu dalam penentuan peraturan dan kebijakan3 Untuk memperkirakan besarnya risiko yang masih bisa diterima26 Tahapan Analisis Risiko Lingkungan221 Identifikasi Zat Berbahaya (Hazard Identification)Identifikasi bahaya atau hazard identification adalah langkahpertama yang dilakukan dalam analisis risiko Identifikasi bahaya perludilakukan karena tidak mungkin untuk menganalisa semua zat kimiayang ada di dalam suatu daerah yang tercemar Dengan dilakukannyaidentifikasi bahaya dapat diketahui bahaya paling potensial yang harusdipertimbangkan atau mewakili risiko yang mendesak Dalam analisisrisiko diperlukan data-data yang jelas dan zat kontaminan apa yangterdapat dalam lokasi yang tercemar konsentrasi luasan distribusi danbagaimana kontaminan berpindah ke reseptor potensial di sekitarlokasi Data-data yang diperlukan dalam identifikasi bahaya adalahsebagai berikut 1 Sejarah lokasi2 Tataguna lahan3 Tingkat pencemaran dalam media (air tanah air permukaan udara)4 Karakteristik lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadan dantransportasi zat kimia kontaminan tersebut antara lain datahidrogeologi topografi dan geologi5 Pengaruh yang potensial terhadap populasi

Di lahan yang tercemar mungkin terdapat banyak zatkontaminan apabila semua zat tersebut diamati maka data yang perludiolah akan menjadi terlalu banyak dan tidak realistis Untuk itudiperlukan suatu screening (penyaringan) terhadap zat kimia tersebutuntuk mengetahui bahan kimia yang spesifik yang paling dikawatirkandan diharapkan dapat mewakili semua zat kimia yang terdeteksi padalokasi Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah dari bahan kimiayang harus dijadikan model pada analisis dan menjadi fokus usahapengendalianSecara toksikologi dalam memilih zat kimia yang akan dianalisisdidasari pertimbangan sebagai berikut 1 Paling bersifat toksik menetap dan dapat berpindah-pindahtempat2 Paling umum dan merata keberadaanya baik secara konsentrasidan distribusi (LaGrega2001)Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk memilih zat kimiayang terdeteksi di lokasi dimulai dengan pemilihan awal yang dilakukandengan cara sebagai berikut1 Memilih media kontaminasi yang akan diteliti ( mis air permukaan)2 Mentabulasikan semua zat kontaminan yang terdeteksi di dalamlokasi baik rata-rata maupun batasan konsentrasi yang ditemukandi lokasi3 Mengidentifikasikan bahaya parameter kontaminanPerangkingan nilai kebahayaan berdasarkan skor rankingmenunjukkan parameter kontaminan mana yang memiliki nilai bahayatertinggi berdasarkan konsentrasi maksimal dan nilai ambang batasnya(baku mutu) Dalam penentuan parameter kontaminan yang kemudianakan mewakili untuk dianalisis memerlukan evaluasi lanjutan untukmengetahui konsentrasi mobilitas di lingkungan badan air danmasalah ndash masalah lainnya untuk itu perlu dipertimbangkan hal-halsebagai berikut a Konsentrasi rata-ratab Frekuensi pemaparanc Mobilitasd Keberadaannya dalam lingkungane Zat kimia lain yang berhubungan222 Perkiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahapan kedua dalam analisis risiko adalah perkiraanpenyebaran (expossure assesment) terhadap suatu populasi yangmungkin terkena dampak Perkiraan penyebaran (expossureassesment) adalah salah satu segi dalam analisis resiko yangmenghitung besarnya level pemaparan aktual dari populasi atauindividu yang terpapar Untuk memberikan pengertian akan sumberkontaminasi hal yang harus dilakukan adalah menggambarkan sumberdan distribusi kontaminan pada lokasi dilanjutkan bagaimana zat inibisa terlepas ke lingkungan bagaimana kontaminan berpindah tempat

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 5: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

high concentration phenol alongside Porong river with the highest concentration at location of tollbridge that nearest the input of the mud to the Porong River and hereinafter degradation in line withstream go to the estuary and at stream of Aloo River also found high concentration phenol with thehighest concentration in the location of Bridge of Gempol Sari that nearest place the input of the mudlater and degradation in line with stream go to the river estuary On that account propose the riskmanagement raised cover the plan step do check and action in order to minimize of phenolconcentration before poured into the stream of Porong River and Aloo River so that can be pursuantto permanent quality of phenol for the body of the river of class III and minimize risk to change ofstream standard of the Porong River Porong and Aloo RiverKey words Mud water risk stream standardDAFTAR ISIHalaman Pengesahan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iHalaman Pernyataan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iiRiwayat Hidup helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iiiKata Pengantar helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vDaftar Isi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viDaftar Tabel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viiiDaftar Gambar helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ixDaftar Lampiran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xAbstrak helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xiBAB I PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 111 Latar Belakang Masalah 112 Perumusan Masalah 913 Tujuan Penelitian 1014 Kegunaan Penelitian 10BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1221 Pengertian Lingkungan Hidup 1222 Sumber Daya Air Sungai 1423 Pencemaran Air Sungai dan Dampaknya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1624 Lumpur Vulkanik (Mud Volcano) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 19241 Pengertian dan Asal Lumpur Vulkanik helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 19243 Kandungan Lumpur Vulkanik dan Dampaknya 2225 Analisis Resiko Lingkungan 22251 Pengertian Analisis Resiko Lingkungan helliphelliphelliphelliphelliphellip 22252 Tujuan Analisis Resiko Lingkungan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2526 Tahapan Analisis Resiko Lingkungan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 26261 Identifikasi Zat Berbahaya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 26262 Perkiraan Penyebaran 29263 Perkiraan Daya Racun 31264 Karakterisasi Resiko 31BAB III METODOLOGI PENELITIAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3331 Rancangan penelitian 3333 Ruang Lingkup 3634 Pengumpulan Data 4035 Metode Analisa dan Evaluasi Data 41BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4341 Identifikasi Resiko 43411 Identifikasi Lokasi Studi 43412 Identifikasi Zat Berbahaya 4542 Prakiraan Penyebaran 50

421 Identifikasi Lingkungan Potensial yang Terpapar 50422 Identifikasi Jalur Penyebaran Potensial 50423 Identifikasi Konsentrasi 5743 Prakiraan Daya Racun 62431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai Porong 62432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai Aloo hellip 6444 Prakiraan Resiko 6545 Manajemen Resiko 67451 Perencanaan dan Organisasi (Plan) 68452 Pelaksanaan (Do) 68453 Pemantauan (Check) 69454 Perbaikan (Action) 69BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 7051 Kesimpulan 7052 Saran 71DAFTAR PUSTAKALAMPIRANDAFTAR TABELTabel 11 Hasil Uji Awal Kualitas Air Lumpur Pada Luberan dari PusatSemburan 7Tabel 21 Distribusi Air di Bumi 13Tabel 22 Mekanisme transfer dan transformasi senyawa kimia 17Tabel 23 Kriteria Resiko 32Tabel 31 Lokasi penelitiantitik sampling kualitas air badan air 37Tabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburan 46Tabel 42 Data Awal Kualitas Phenol dalam Air Lumpur 48Tabel 43 Jalur Penyebaran Air Lumpur di Sungai Porong helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 51Tabel 44 Jalur Penyebaran Air Lumpur di Saluran Irigasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54Tabel 45 Jalur Penyebaran Air Lumpur di Sungai Aloo helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54Tabel 46 Data Hasil Identifikasi Phenol helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57DAFTAR GAMBARGambar 11 Semburan Lumpur Panas Lapindo di Porong Sidoarjo helliphelliphellip 1Gambar 12 Pembuangan air Lumpur ke badan air Sungai Poronghelliphelliphellip 4Gambar 13 Pembuangan air Lumpur ke badan air Sungai Poronghelliphelliphellip 6Gambar 14 Genangan air Lumpur berwarna merah muda pada kolampenahan Lumpur helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 8Gambar 21 Distribusi Jenis Air di Bumi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13Gambar 22 Fenomena Lumpur vulkanik di Norris Geyser Wyoming helliphellip 20Gambar 23 Fenomena menyemburnya Lumpur vulkanik di PorongSidoarjo helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 21Gambar 31 Diagram alir penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 35Gambar 32 Peta titik sampling kualitas badan air 38Gambar 41 Identifikasi Lokasi Studi 44Gambar 42 Genangan air lumpur berwarna merah muda indikasi adanyasenyawa phenol 48Gambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai Porong 52Gambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi 53

Gambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai Aloo helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55Gambar 46 Lokasi Persebaran Air Lumpur ke Badan Air Sungai Porongdan Sungai Aloo 56Gambar 47 Pengambilan Sampel Air Badan Air 59Gambar 48 Grafik Identifikasi Konsentrasi Phenol di Sungai Porong 60Gambar 49 Grafik Identifikasi Konsentrasi Phenol di Sungai Aloo 61DAFTAR LAMPIRANLampiran 1 Foto ndash Foto DokumentasiLampiran 2 Rekap Hasil Uji Laboratorium Kualitas Air Badan Air Selama 6 BulanStudi

BAB 1PENDAHULUAN11 Latar Belakang MasalahBencana ekologis nasional lumpur panas yang terjadi diKabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur dimulai pada tanggal 28 Mei 2006saat gas beracun dan lumpur panas menyembur di dekat sumur pengeboranBanjar Panji-1 milik kegiatan pengeboran PT Lapindo Brantas Inc yanghingga penelitian ini dilaksanakan masih belum dapat dihentikanSumber Pengamatan Lapangan tanggal 6 Juni 2006Gambar 11 Foto Semburan Lumpur Panas LapindoKegiatan eksplorasi minyak dan gas sebagaimana dilakukan olehPT Lapindo Brantas Inc merupakan kegiatan survey seismic dan eksplorasiKegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan karena sifatcadangan minyak dan gas bumi yang berada di perut bumi tidak dapatditentukan lokasinya secara pastiLumpur panas tersebut pada Bulan Nopember 2006 telahmenutupi sekitar 250 hektar tanah termasuk tujuh desa sawah perkebunantebu dan saluran-saluran irigasi serta telah mengganggu jalur transportasiPrakiraan volume semburan Lumpur antara + 50000 - 120000 m3hariSehingga air yang terpisah dari endapan Lumpur berkisar 35000 ndash 84000m3hari (Buku Putih LUSI KLH 2006)Pemerintah Propinsi Jawa Timur dalam salah satu tugas pokokdan fungsi dalam mendukung Tim Nasional Pengendalian Lumpur BidangPengendalian Lingkungan sesuai Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun2006 telah melakukan berbagai upaya antara lain lokalisasi lumpur melaluitanggul-tanggul penahan Lumpur di sekitar pusat semburan Konstruksitanggul yang tidak permanent menyebabkan tanggul jebol dan genanganLumpur hingga kini telah menggenangi lahan seluas 250Ha dan sedangdisiapkan 200 Ha lagi yang sedang dalam tahap pembebasan Jumlah airdiperkirakan akan lebih banyak lagi mengingat musim hujan telah tiba dengandata curah hujan rata-rata bulanan berkisar 150-250 mm Jika hujan per harirata-rata diasumsi sebesar 10 mmhari dan luas kolam lumpur diasumsi seluas450 Ha maka ada tambahan air sebesar 450 Ha x 10000 m2Ha x 001 m =45000 m3hari (Buku Putih LUSI KLH 2006)Kegagalan menghentikan semburan lumpur panas ini

menyebabkan banyak masyarakat di Sidoardjo menjadi korban Potensikerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari pelepasan lumpur ini ke kaliPorong dapat meluas ke kawasan yang melampaui batas wilayah KabupatenSidoardjo Mengingat besarnya dampak semburan lumpur panas tersebutterhadap kehidupan masyarakat khususnya di Kabupaten Sidorajo dan diJawa Timur pada umumnya Pemerintah menaruh perhatian yang besardalam penanganan dampak semburan Lumpur panas ini Dalam beberapakesempatan Presiden Republik Indonesia memberi arahan agarpenanggulangan dampak semburan lumpur panas di Sidoardjo ini diupayakansepenuh tenaga dengan memberikan prioritas kepada hal-hal sebagai berikut a Pencegahan jatuhnya korban jiwa dan perlindungan keselamatanpenduduk di lokasi kejadian semburan lumpur panas tersebutb Upaya memberikan alternatif sumber penghidupan bagi masyarakat yangterkena dampak langsung dan melindungi penanganan lumpur panas diPorong SidoarjoSesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia padaSidang Kabinet Paripurna tanggal 27 September 2006 skenario pengendalianlumpur sebagian dialirkan ke Sungai Porong untuk mengantisipasi jebolnyatanggul yang lebih parah sehingga membahayakan keselamatan pendudukdan merusak infrastruktur di sekitarnya Lumpur panas tersebut akhirnyadisetujui untuk dibuang tanpa pengolahan ke Sungai Porong dan badanbadanair sekitarnya dengan alasan bahwa tidak ada tanggul yang dapatdibangun dalam waktu singkat untuk menyimpan lumpur panas yangmenyembur dengan volume 126000 m3 per hari Harus diakui adanya bataskemampuan teknologi untuk menyimpan lumpur tersebut dalam waduk-wadukyang dibangun TimNas Pengendalian Lumpur Berdasarkan analisis awal olehbeberapa laboratorium di dalam dan di luar negeri ditemukan bahwa lumpurpanas yang keluar dari perut bumi ini bukanlah bahan yang beracun atauberbahaya Permasalahan terbesar dari lumpur panas ini adalah volume yangmenyembur sekitar 120000 - 130000 m3 setiap harinya sehingga seyogyanyaperlakuan yang mestinya diterapkan adalah pengelolaan bahan beracun danberbahaya yang mustahil diterapkan Kebijakan Pemerintah pada akhir bulanSeptember 2006 untuk mengalirkan lumpur panas tersebut ke Kali Porongadalah kebijakan darurat bencana yang sering dikenal sebagai lsquoforce majeurrsquo(Sumber Buku Putih LUSI KLH 2006)Gambar 12 Pipa Pembuangan air Lumpur ke Sungai PorongPada saat penelitian ini dilakukan belum dapat dipastikan kapansemburan Lumpur akan berhenti dan seberapa besar volume Lumpur yangditimbulkan (Menurut ahli geologi Universitas Kyoto Jepang James Moridalam Tempo Interaktif Jakarta 20 Pebruari 2006 dan Ahli Geologi LembagaIlmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hery Harjono dalam InternationalGeological Workshop Sidoarjo Mud Volcano di Gedung BPPT Jakarta 21Pebruari 2007) Sedangkan menurut prediksi Kepala Badan Pengkajian danPenerapan Teknologi (BPPT) Said D Jenie dalam International GeologicalWorkshop Sidoarjo Mud Volcano di Gedung BPPT Jakarta 21 Pebruari 2007semburan lumpur baru bisa berhenti setelah 31 tahun atau pada Tahun 2038

mendatang Sedangkan upaya teknis terakhir yang dilakukan berupapenyumbatan dengan menggunakan bola-bola beton menurut analisis ahligeologi dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Arief Budiman dan ahliperminyakan ITB Doddi Nawangsido juga tidak akan dapat menghentikansemburan tersebut bahkan bola beton tersebut dapat menyembur kembalisewaktu-waktu (Tempo Interaktif Jakarta 20 Pebruari 2006)Oleh sebab itu nampaknya skenario pembuangan air Lumpur keSungai Porong dan Sungai Aloo menuju laut akan tetap dilanjutkan untukmenjamin keselamatan penduduk di sekitar semburan Sudah menjadipermasalahan global bahwa dewasa ini makin sulit untuk mendapatkan airbersih sebagaimana dibutuhkan dan dibutuhkan teknologi yang cukup mahaluntuk dapat memanfaatkan sumber daya air yang ada Dengan pembuanganair Lumpur ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju lautmasyarakat sekitar akan makin merasakan kelangkaan sumber daya air bersihuntuk memenuhi kebutuhan hidupGambar 13 Pembuangan air Lumpur ke Sungai Porong (Sumber Pengamatan Lapangan)Pembuangan lumpur ke laut tentu akan menimbulkan dampakterhadap ekosistem air terlebih di Sungai Porong dan Sungai Aloomembahayakan kesehatan masyarakat sekitar dan industri-industri kelautanseperti budidaya tambak udang ikan dan produksi garam yang ada namunsampai seberapa besar risiko tersebut diperkirakan perlu dilakukan penelitianmengenai hal tersebut sebagai dasar pertimbangan manajemen resikonyamelalui pemantauan kualitas air badan air secara rutin dan analisis hasilpemantauan tersebutPenelitian mengenai risiko lingkungan aliran air Lumpur ke badanair didasari oleh hasil analisis awal terhadap kandungan bahan-bahanberbahaya dalam air Lumpur tersebut oleh BAPEDAL Propinsi Jawa TimurBerdasarkan uji kualitas air Lumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 olehBAPEDAL Propinsi Jawa Timur pada Laboratorium lingkungan PU Bina MargaPropinsi Jawa Timur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburanLumpur panas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutu limbah cairbagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untuk parameter fisikakandungan endapan dalam lumpur atau Total Dissolved Solid (TDS) dan TotalSuspended Solid dan (TSS) sangat tinggi Untuk parameter kimia kandunganBiological oxygen demand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yangtinggi dimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawa Phenoldiketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar dari nilai baku mutu)yang merupakan zat kontaminan kimia organik berwarna merah mudaSedangkan kandungan logam berat seperti seng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal(Pb) yang terdeteksi namun masih memenuhi baku mutuTabel 11 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Satuan Baku Mutu ) Hasil uji

TDS mglt 4000 91350TSS mglt 200 226100BOD mglt 150 259COD mglt 300 600Phenol mglt 2 59Zn mglt 15 045Ni mglt 05 022Pb mglt 1 023Sumber Data Bapedal Prop Jatim 2006) Baku mutu limbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumisesuai KepMenLH 4296Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwa hasil ujikualitas air Lumpur pada kolam penampungan utama tidak memenuhiketentuan baku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III untukparameter Phenol (Pudjiastuti L ITS Surabaya dalam Simposium NasionalldquoPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besaran nilai uji kualitas Phenol yang melebihi ketentuan baku mutu yangtelah ditetapkan akan menyebabkan dampak bagi lingkungan sekitarnyakarena phenol termasuk senyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan dankehidupan mahluk hidupGambar 14Genangan airlumpuryangberwarnamerahmudamenunjukkankandunganphenol yang tinggi (Sumber foto wwwhotmudflowwordpresscomJuli 2006)Peneliti melihat dari aspek lingkungan hidup bahwa fenomenapengaliran air Lumpur Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju kelaut hanya memindahkan permasalahan ke lokasi lain karena tidak sesuaidengan ketentuan Gubernur Jawa Timur Nomor 45 Tahun 2002 gol IIItentang baku mutu limbah cair dari kegiatan industri di Jawa Timur mengenaipembuangan air limbah ke lingkungan langsung tanpa melalui pengolahandan ketentuan baku mutu kualitas air sungai dalam Peraturan Pemerintah RINo 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan PengendalianPencemaran Air Sungai Kelas III sehingga dapat menimbulkan dampaklangsung berupa penurunan kualitas air badan air dan dampak tak langsung

berupa perubahan peruntukan Sungai Porong dan Sungai AlooPenelitian ini akan melakukan kajian besaran risiko lingkunganyang mungkin terjadi oleh senyawa berbahaya Phenol yang terkandung dalamair lumpur tersebut terkait dengan dampak atau resiko terhadap ekosistemperairan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo untuk selanjutnya dapatditetapkan manajemen resikonya Dengan manajemen risiko yang tepat makadampak ekologis di perairan badan air di wilayah sekitar semburan akan dapatditekan12 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalampenelitian ini adalah a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas Sungai Porong danSungai Aloo terkait dengan pembuangan air Lumpur Lapindo yangdiidentifikasi mengandung phenol tinggi ke dalam badan air tersebutb Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo ke SungaiPorong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadap lingkungan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo terkait dengan persyaratan kualitas airbadan air Sungai kelas III sesuai Peraturan Pemerintah RI No 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airsehingga Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsi sesuaidengan peruntukannya13 Tujuan Penelitiana Melakukan identifikasi kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo yang mendapat aliran air lumpur Lapindob Melakukan analisis terhadap kandungan Phenol dalam air badan airSungai Porong dan Sungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo terkaitdengan risikonya tehadap ekosistem badan air14 Kegunaan Penelitiana Bagi Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur Membantu pengambil keputusan di dalam menentukan manajemen risikoyang lebih efektif dan efisien dalam mengantisipasi dampak yang lebihbesar terhadap kerusakan lingkungan badan air Sungai Porong danSungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo yang masih berlangsungpada saat penelitian ini dilaksanakanb Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang analisisrisiko lingkungan khususnya untuk kondisi darurat atau bencana sertauntuk menambah sarana kepustakaan bagi penelitian lanjutan mengingatkejadian semburan Lumpur Lapindo ini merupakan kejadian langka namunmembawa dampak yang sangat besar dan penting bagi keberlanjutanekosistem di sekitarnyac Bagi Pengembangan Ilmu Data basis atau nilai yang didapatkan dalam penelitian ini akan dapatdijadikan acuan dalam melakukan analisis risiko lingkungan padaperistiwa sejenis

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA21 Pengertian Lingkungan HidupMenurut Undang-Undang nomor 23 Tahun 1993 tentang PengelolaanLingkungan Hidup lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semuabenda daya keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunyayang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusiaserta mahluk hidup lainnyaAntara manusia dan lingkungan hidup terdapat hubungan yang amatdinamis Perubahan dalam lingkungan hidup akan menyebabkan perubahanpula dalam perilaku manusia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yangbaru Perubahan perilaku manusia ini selanjutnya akan menyebabkanperubahan dalam lingkungan hidup demikian seterusnya Karena luasnyapengertian lingkungan hidup maka seringkali dikelompokkan untukmempermudah pemahamannya (Slamet JS 1994)Lingkungan perairan atau hydrosfir adalah salah satu bentukpengelompokkan lingkungan Sebagian besar (71) dari permukaan bumitertutup oleh air Begitu luasnya lingkungan perairan sehingga sangatmempengaruhi iklim di muka bumi ini Air di Bumi ini jumlahnya relativekonstan karena adanya siklus hidrologi yang terjadi secara alami Distribusi airdi bumi sebagian besar berada di lautan dan yang berada di sekitar manusiadi daratan tidak mencapai 1 jumlahnya (Tabel 21) Dengan jumlah tersebutmanusia dituntut untuk dapat berbagi dan mengelola sumber daya air sebaikbaiknyakarena permasalahan kompleks yang akan timbul apabila terjadipencemaran dalam lingkungan perairanTabel 21 Distribusi Air di BumiNo Lokasi Km3 Air Persentase1 Samudra 1323000000 9722 Laut Danau asin 104000 00083 Es 30500000 2154 Air Tanah 8350000 0615 Air Permukaan 67000 0056 Danau Air Tawar 125000 00097 Sungai 1670000 000018 Atmosfir 12900 00019 Lain-lain 375000 0028Sumber Lamb James C dalam Slamet JS 1994Samudra Laut Danau asin EsAir Tanah Air Permukaan Danau Air Taw arSungai Atmosfir Lain-lain

Gambar 21 Distribusi jenis air di BumiSampai saat ini sebagian manusia memanfaatkan air permukaan yangtawar dan air tanah sebagai sumber airnya Demikian pula keadaannya diIndonesia Air laut yang asin sekalipun jumlahnya besar tetapi baru sedikitsekali dimanfaatkan karena biaya untuk proses desalinasinya yang masihsangat mahal Pemanfaatan air tawar sampai saat ini masih terus dapat

memenuhi dan dipertahankan karena adanya aliran air dalam siklushidrologinya Dari siklus hidrologi ini diketahui adanya berbagai sumber airtawar yang dapat diperkirakan kualitas dan kuantitasnya Sumber-sumber airtersebut antara lain adalah 1 Air permukaan yang merupakan air sungai dan danau2 Air tanah yang tergantung kedalamannya3 Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir yaitu hujanAir permukaan dapat berkualitas baik apabila tanah sekitarnya tidaktercemar oleh karenanya air permukaan dan air tanah dangkal sangatbervariasi kualitasnya Banyak zat yang terlarut ataupun tersuspensi didalamnya selama perjalanannya menuju ke laut Namun selama perjalanan inipula air dapat membersihkan diri (self purification) karena adanya sinar ultraviolet dari matahari aliran serta kemungkinan-kemungkinan terjadinya reaksireaksiantar zat kimia yang terlarut dan terjadinya pengendapanpengendapan22 Sumber Daya Air SungaiAir merupakan sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orangbanyak sehingga perlu dilindungi agar tetap bermanfaat bagi hidup dankehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya Indonesia yang berada diwilayah iklim tropis hanya memiliki dua musim yaitu penghujan dan kemarauSuatu badan air seperti sungai sebagai bagian dari lingkungan hidupmemiliki fungsi peruntukan bagi berbagai kegunaan baik untuk intake airminum irigasi listrik perikanan pertanaman peternakan industri dankeperluan pemukiman (domestic) Peruntukan sungai perlu ditetapkanmengingat dampak dari berbagai aktifitas kehidupan tersebut yang dapatmemberikan dampak atau risiko penurunan peruntukan badan airPembagian kelas sungai didasarkan pada peringkat (gradasi) tingkatanbaiknya mutu air dan kemungkinan kegunaannya Tingkatan mutu air kelassatu merupakan tingkatan yang terbaik Secara relatif tingkatan mutu KelasSatu lebih baik dari Kelas Dua dan selanjutnya Tingkatan mutu air dari setiapkelas disusun berdasarkan kemungkinan kegunaannya bagi suatu peruntukanair Klasifikasi mutu air merupakan pendekatan untuk menetapkan kriteriamutu air dari tiap kelas yang akan menjadi dasar untuk penetapan baku mutuair Setiap kelas air mempersyaratkan mutu air yang dinilai masih layak untukdimanfaatkan bagi peruntukan tertentuBerdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentangPengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Pasal 8 Ayat (1)klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu a Kelas satu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku airminum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yangsama dengan kegunaan tersebutb Kelas dua air yang peruntukannya dapat digunakan untukprasaranasarana rekreasi air pembudidayaan ikan air tawar peternakanair untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yangmempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebutc Kelas tiga air yang peruntukannya dapat digunakan untukpembudidayaan ikan air tawar peternakan air untuk mengairi

pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebutd Kelas empat air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairipertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebut23 Pencemaran Air Sungai dan DampaknyaMenurut Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airpencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup zatenergi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehinggakualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapatberfungsi sesuai dengan peruntukannyaAir sebagai komponen lingkungan hidup dapat mempengaruhi dandipengaruhi oleh komponen lainnya Air yang kualitasnya buruk akanmengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akanmempengaruhi kondisi kesehatan manusia dan kehidupan mahluk hiduplainnya Pencemaran air dapat disebabkan oleh kegiatan usaha atau dikenaldengan limbah cair maupun oleh sebab alami atau bencana alamBerdasarkan cara pengamatan atau identifikasi pencemaran air dapatdiketahui dari parameter 1 Secara Fisika yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkatkejerbihan air (kekeruhan) perubahan suhu air perubahan rasa dan warnaair2 Secara Kimia yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat-zat kimiayang terlarut dan perubahan pH3 Secara Biologi yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkanmikroorganisme yang ada dalam air (Wardhana WA 1995)Air yang telah tercemar dapat menimbulkan resiko berupa kerugianyang besar bagi manusia yaitu 1 Air menjadi tidak bermanfaat lagi karena kualitasnya berubah makaperuntukan air pun berubah2 Air menjadi penyebab timbulnya penyakit karena adanya zat-zatkontaminan dan bakteri dalam air dapat membahayakan kehidupan biotaperairan serta kesehatan manusia yang berhubungan atau memanfaatkanair tersebut (Wardhana WA 1995)Menurut Juli SS 1994 standar kualitas air pada hakekatnya dibuatuntuk memberikan petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yangsebaiknya diperbolehkan ada dalam air khususnya untuk air minum yaituantara lain1 Jumlah zat padat terlarut (Total Dissolved Solid TDS) biasanya terdiri zatorganic garam anorganik dan gas terlarut Bila TDS bertambah makakesadahan akan naik pula Selanjutnya efek TDS maupun kesadahanterhadap kehidupan atau kesehatan tergantung pada spesies kimiapenyebab masalah tersebut2 Kekeruhan (Total Suspended Solid TSS) disesbabkan oleh zat padat yNg

tersuspensi baik yang bersifat anorganik maupun yang organic Zatanorganik biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam sedangkanyang organic dapat berasal dari lapukan tanaman dan hewan Limbahindustri juga dapat merupakan sumber kekeruhan Zat organic dapatmenjadi makanan bakteri sehingga mendukung perkembangbiakannya danmenambah kekeruhan air Air yang keruh sulit didesinfeksi karena mikrobaterlindung oleh zat tersuspensi tersebut3 Zat warna kimia untuk alasan estetika air yang dikategorikan air bersihdan air minum sebaiknya tidak berwarna karena untuk mencegahkeracunan dari berbagai zat kimia berwarna yang beracun maupunmikroorganisme beracun yang berwarna4 Parameter kimia anorganik Seng (Zn) adalah logam yang tingkattoksisitasnya dikategorikan relative rendah karena tubuh pun memerlukanseng untuk metabolisme Namun seng dalam kadar tinggi tetap merupakanracun yang berbahaya Dalam air minum menimbulkan rasa kesat dandapat menimbulkan gejala muntaberSeng menyebabkan warna air menjadiopalescent dan bila dimasak akan timbul endapan seperti pasir5 Parameter kimia organik merupakan indikator umum terjadinyapencemaran air Apabila zat organic yang dapat dioksidasi (BOD) besaryang juga berarti oksigen terlarut (DO) dalam air kecil maka hal itumenunjukkan adanya pencemaran6 Parameter kimia organik Phenol merupakan senyawa berwarna merahmuda yang mudah masuk dalam kulit sehat dan menimbulkan rasaterbakar Keracunan akut menyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perutkelainan koordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadiperforasi usus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinalsulit menelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasa bila airtercampur khlor Menurut material safety data sheet (MSDS) dari Phenoldiketahui bahwa dalam air keberadaannya cukup lama dengankemampuan biodegradasi antara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapatdioksidasi melalui proses fotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanandan pergerakan phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarDampak negatif pencemaran air mempunyai nilai atau biaya ekonomikdi samping nilai ekologi dan sosial budaya Upaya pemulihan pencemaran airbagaimanapun akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar daripadanilai manfaat finansial dari kegiatan yang menyebabkan pencemaran tersebutDemikian pula bila kondisi air yang tercemar dibiarkan (tanpa upayapemulihan) juga memerlukan biaya mengingat dampak negatif yang dapatditimbulkannyaBahaya atau risiko yang berhubungan dengan pencemaran air sungaidapat berupa dampak langsung dan dampak tak langsung Dampak langsungditerima lingkungan perairan termasuk manusia melalui kontak secara

langsung melalui tubuh mahluk hidup dan dampak tak langsung diterimamahluk hidup termasuk manusia melalui rantai makanan (peresapan air tanahtanaman dan ikan) (Wardhana WA 1995)24 Lumpur Vulkanik (Mud Vulcano)141 Pengertian Lumpur VulkanikBanyak para ahli geologi yang menganalogikan semburanlumpur panas Lapindo dengan gejala alam yang disebut gunung lumpur mud volcano yang banyak tersebar di Indonesia (khususnya diIndonesia Timur dikenal dengan istilah poton) bahkan di Jawa TimurUtara pun banyak diketemukan seperti Bleduk Kuwu dekat PurwodaiGunung Anyar dekat Surabaya bahkan di selatan Kali Porong yang dimasa lalu menyemburkan lumpur tetapi sekarang sudah mati(Koesoemadinata R September 2006)Definisi dari Mud Volcano adalah suatu gunung api lumpur yangberbentuk suatu kerucut tanah liat dan lumpur berukuran kecil yangpada umumnya kurang dari 1-2 m tingginya Gunung api lumpur kecilini terbentuk dari campuran air panas dan sedimen halus (tanah liat danlumpur) dimana terdapat ( 1) aliran perlahan dari suatu lubang sepertisuatu arus lahar cair atau ( 2) menyembur ke udara seperti suatu airmancur lahar yang melepaskan air mendidih dan gas vulkanis Tanahliat dan lumpur yang secara khas berasal dari gas batuan vulkanikpadat dan panas yang terlepas dari magma yang dalam di bawahmemutar air bawah tanah menjadi suatu campuran panas dan asamyang secara kimiawi merubah batuan vulkanik menjadi fraksi lumpurdan tanah liat (SumberhttpvolcanoesusgsgovProductsPglossaryMudVolcanohtml)Fotografi oleh by SR Brantley padaSeptember 1983Gambar 22 Fenomena lumpur vulkanik di wilayah Norris GeyserTaman Nasional Yellowstone Wyoming Gunung Lumpurini setinggi 40 cmFenomena lumpur vulkanik yang terjadi di lokasi kegiatan PTLapindo Brantas Inc Porong Sidoarjo diperkirakan para ahli geologikarena patahan crack yang memotong puncak dari batugampingFormasi Kujung indikasi slump (kemungkinan menunjukkan mobileshale) dan Collapse zone (indikasi pernah terjadinya colapse didaerahini pada masa lampau Semburan lumpur vulkanik dapat terjadi karenaadanya liquifaction (pencairan) atau seperti agar-agar yg dihentakkansecara mendadak sehingga menyembur keluar Pada kondisi stabilmobile shale (mobile clay) adalah seperti tanah lempung yang seringdilihat dipermukaan bumi dengan wujud sangat liat Namun ketikakondisi dinamis karena mengalir maka percampuran dengan air bawahtanah menjadikan lempung ini seperti bubur Lumpur vulkanik ini bisamelalui crack (patahan) yang sudah ada dapat juga melalui pinggiransumur dengan membentuk crackfracture yang baru Keduanya akanmenyebabkan kejadian yang sama yaitu keluarnya lumpur(httprovickywordpresscom)

142 Kandungan Lumpur Vulkanik dan DampaknyaHasil analisa mikropaleontologi menunjukkan bahwa lumpurLapindo mengandung fosil foraminifera (cangkang zat renik bersel satu)yang dahulu hidup di lingkungan laut (Koesoemadinata R September2006) Lumpur vulkanik tersebut merupakan material yang berasal dariformasi berumur Pliosen Analisis nannofosil di lumpur menunjukkanumur sekitar Pliosen sama dengan kandungan fosil di kedalaman2000-6000 ft di sumur tersebut ppm chloride sekitar 10000 lumpurmengandung material volkanik dan di awal-awal semburan lumpurmengeluarkan gas H2S dengan temperatur lumpur sekitar 40-50 0CMaterial semburan lumpur vulkanik yan gberasal dari dalamperut bumi dapat memberikan dampak terhadap mahluk hidup yangberada di atas permukaan bumi sebagaimana fenomena letusangunung berapi atau keluarnya gas beracun dari gunung berapi yangmemusnahkan kehidupan di sekitarnya dan memerlukan waktubertahun-tahun untuk pulih kembali25 Analisis Risiko LingkunganGambar 23 Fenomena menyemburnya lumpur vulkanikdi Porong Sidoarjo211 Pengertian Analisis Risiko LingkunganAda beberapa definisi dari analisis risiko menurut EPA analisisrisiko adalah karakterisasi dari bahaya-bahaya potensial yang berefekpada kesehatan manusia dan bahaya terhadap lingkungan(wwwepagoviris Integrated Risk Information System) Menurut MLRichardson (1989) analisis resiko adalah proses pengambilankeputusan untuk mengatasi masalah dengan keragaman kemungkinanyang ada dan ketidakmungkinan yang akan terjadi Dalam analisa risikopertama kali masalah harus didefinisikan dan risiko diperkirakankemudian resiko dievaluasi dan dipertimbangkan juga faktor-faktor yangmungkin bisa mempengaruhi sehingga bisa diputuskan tindakan manayang bisa diambil Proses perkiraan risiko evaluasi risiko pengambilankeputusan dan penerapannya disebut analisis risikoDalam analisis resiko ada beberapa tahap yang harus dilaluiyaitu 1 Identifikasi bahaya2 Perkiraan risiko3 Evaluasi risiko4 Penentuan risiko yang bisa diterima5 Manajemen risikoSecara harfiah arti dari risiko adalah probabilitas terjadinyasuatu hal yang menyebabkan kehilangan ataupun kerugian Bahaya(hazard) dan risiko (risk) adalah kata kata yang digunakan dalambahasa sehari-hari dengan arti yang hampir sama secara tekniskeduanya mempunyai perbedaan yaitu 1048766 Bahaya (hazard) adalah karateristik atau sifat benda kondisi atauaktifitas yang berpotensial menimbulkan kerusakan kerugian

kepada manusia harta benda dan lingkungan1048766 Risiko (risk) adalah penggabungan dari akibat-akibat yangmungkin diterima dari bahaya yang telah ada terhadap manusiaSedangkan pengertian bahaya (hazard) dan risiko (risk) menurut MLRichardson (1989) adalah 1048766 Bahaya (hazard) keberadaan dari materi yang berefek padasistem kehidupan seperti manusia hewan atau lingkungan yangterpapar1048766 Risiko (risk) adalah akibat yang terjadi atau diperkirakan akanterjadi karena adanya bahaya yang terpapar pada populasi dalamdosis atau konsentrasi tertentu Risiko ini menggambarkanfrekuensi dan intensitas dari bahaya kepada populasi yangterpaparRisiko adalah konsep yang didasarkan pada probabilitasProbabilitas diukur dalam skala 0 sampai 1 Nilai mendekati 0 berartikemungkinan kejadian sangat kecil dan nilai mendekati 1 berartikemungkinan terjadinya besar (Richardson 1989) Menurut Richard JWatts (1997) definisi dari resiko yang berkaitan dengan keberadaanlimbah berbahaya adalah kemungkinan masuknya bahaya yangberasal dari limbah bahan berbahaya yang berefek pada kesehatanmanusia ekologi dan lingkunganDalam analisis risiko ada 2 (dua) jenis risiko yang harusdiperhitungkan yaitu resiko awal (background risk) dan risiko tambahan(incremental risk) Risiko awal adalah resiko yang diterima olehpopulasi tanpa adanya senyawa kimia berbahaya di lokasi yang akandianalisa sedangkan resiko tambahan adalah besarnya risiko yangditerima karena adanya zat kimia berbahaya di dalam lingkungan Totalrisiko adalah penjumlahan antara resiko awal dan risiko tambahan(Watts 1997)Risiko dapat dirumuskan apabila terdapat 1 Bahaya (hazard)2 Jalan perpindahan (pathway) yaitu dengan apa efek bahaya dapatberpindah3 Target receptor yaitu penerima yang terkena efek bahayaRantai sebab akibat dapat digambarkan sebagai berikut Hazard Pathway Target ReceptorDalam analisa risiko ada empat langkah yang yang harusdilakukan untuk mengetahui besarnya risiko yaitu 1 Hazard Identification meliputi identifikasi keberadaan zat kimiaberbahaya di sumber dan karakteristiknya (analisis sumberpencemar)2 Exposure Assesment meliputi bagaimana zat berbahaya tersebutberpindah ke reseptor dan jumlah intake yang diambil (analisis jalurperpindahan)3 Toxicity Assesment meliputi indikasi numerik dari tingkat toksisitasuntuk menghitung besarnya risiko (analisis reseptor)

4 Risk Characterization meliputi penentuan jumlah risiko secaranumerik dan ketidakpastian dari perkiraan tersebut (Watts 1997)212 Tujuan Analisis Resiko LingkunganAnalisis risiko digunakan untuk mengetahui besarnya risiko yangkemudian digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusandalam manajemen risiko Dalam pengelolaan limbah B3 analisis resikomenyediakan informasi guna dapat memilih dan memutuskanpengolahan dan pembuangan limbah secara tepat remidiasi lahanterkontaminasi minimalisasi produksi limbah penentuan lokasi danpengembangan prodik-produk baru Dalam analisis risiko perluditekankan dan diperhatikan bahwa perkiraan risiko adalah salah satusumber informasi dan banyak faktor lain yang mempengaruhipengambilan keputusan seperti adanya campur tangan politik ekonomisosial dan faktor-faktor lainnya (LaGrega 2001)Informasi dari hasil analisis risiko digunakan dalam prosesmanajemen risiko dalam mempersiapkan pengambilan keputusandalam rangka perlindungan ekosistem lingkungan (wwwepagovirisIntegrated Risk Information System) Contoh dari penerapanmanajemen risiko adalah dalam pengambilan keputusan berapabanyak parameter kontaminan yang diperbolehkan dibuang ke badanairBeberapa tujuan dalam analisis risiko yaitu 1 Untuk memperkirakan batasan atau akibat dari kejadian terburukyang mungkin terjadi dengan atau tanpa perkiraan2 Untuk membantu dalam penentuan peraturan dan kebijakan3 Untuk memperkirakan besarnya risiko yang masih bisa diterima26 Tahapan Analisis Risiko Lingkungan221 Identifikasi Zat Berbahaya (Hazard Identification)Identifikasi bahaya atau hazard identification adalah langkahpertama yang dilakukan dalam analisis risiko Identifikasi bahaya perludilakukan karena tidak mungkin untuk menganalisa semua zat kimiayang ada di dalam suatu daerah yang tercemar Dengan dilakukannyaidentifikasi bahaya dapat diketahui bahaya paling potensial yang harusdipertimbangkan atau mewakili risiko yang mendesak Dalam analisisrisiko diperlukan data-data yang jelas dan zat kontaminan apa yangterdapat dalam lokasi yang tercemar konsentrasi luasan distribusi danbagaimana kontaminan berpindah ke reseptor potensial di sekitarlokasi Data-data yang diperlukan dalam identifikasi bahaya adalahsebagai berikut 1 Sejarah lokasi2 Tataguna lahan3 Tingkat pencemaran dalam media (air tanah air permukaan udara)4 Karakteristik lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadan dantransportasi zat kimia kontaminan tersebut antara lain datahidrogeologi topografi dan geologi5 Pengaruh yang potensial terhadap populasi

Di lahan yang tercemar mungkin terdapat banyak zatkontaminan apabila semua zat tersebut diamati maka data yang perludiolah akan menjadi terlalu banyak dan tidak realistis Untuk itudiperlukan suatu screening (penyaringan) terhadap zat kimia tersebutuntuk mengetahui bahan kimia yang spesifik yang paling dikawatirkandan diharapkan dapat mewakili semua zat kimia yang terdeteksi padalokasi Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah dari bahan kimiayang harus dijadikan model pada analisis dan menjadi fokus usahapengendalianSecara toksikologi dalam memilih zat kimia yang akan dianalisisdidasari pertimbangan sebagai berikut 1 Paling bersifat toksik menetap dan dapat berpindah-pindahtempat2 Paling umum dan merata keberadaanya baik secara konsentrasidan distribusi (LaGrega2001)Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk memilih zat kimiayang terdeteksi di lokasi dimulai dengan pemilihan awal yang dilakukandengan cara sebagai berikut1 Memilih media kontaminasi yang akan diteliti ( mis air permukaan)2 Mentabulasikan semua zat kontaminan yang terdeteksi di dalamlokasi baik rata-rata maupun batasan konsentrasi yang ditemukandi lokasi3 Mengidentifikasikan bahaya parameter kontaminanPerangkingan nilai kebahayaan berdasarkan skor rankingmenunjukkan parameter kontaminan mana yang memiliki nilai bahayatertinggi berdasarkan konsentrasi maksimal dan nilai ambang batasnya(baku mutu) Dalam penentuan parameter kontaminan yang kemudianakan mewakili untuk dianalisis memerlukan evaluasi lanjutan untukmengetahui konsentrasi mobilitas di lingkungan badan air danmasalah ndash masalah lainnya untuk itu perlu dipertimbangkan hal-halsebagai berikut a Konsentrasi rata-ratab Frekuensi pemaparanc Mobilitasd Keberadaannya dalam lingkungane Zat kimia lain yang berhubungan222 Perkiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahapan kedua dalam analisis risiko adalah perkiraanpenyebaran (expossure assesment) terhadap suatu populasi yangmungkin terkena dampak Perkiraan penyebaran (expossureassesment) adalah salah satu segi dalam analisis resiko yangmenghitung besarnya level pemaparan aktual dari populasi atauindividu yang terpapar Untuk memberikan pengertian akan sumberkontaminasi hal yang harus dilakukan adalah menggambarkan sumberdan distribusi kontaminan pada lokasi dilanjutkan bagaimana zat inibisa terlepas ke lingkungan bagaimana kontaminan berpindah tempat

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 6: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

421 Identifikasi Lingkungan Potensial yang Terpapar 50422 Identifikasi Jalur Penyebaran Potensial 50423 Identifikasi Konsentrasi 5743 Prakiraan Daya Racun 62431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai Porong 62432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai Aloo hellip 6444 Prakiraan Resiko 6545 Manajemen Resiko 67451 Perencanaan dan Organisasi (Plan) 68452 Pelaksanaan (Do) 68453 Pemantauan (Check) 69454 Perbaikan (Action) 69BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 7051 Kesimpulan 7052 Saran 71DAFTAR PUSTAKALAMPIRANDAFTAR TABELTabel 11 Hasil Uji Awal Kualitas Air Lumpur Pada Luberan dari PusatSemburan 7Tabel 21 Distribusi Air di Bumi 13Tabel 22 Mekanisme transfer dan transformasi senyawa kimia 17Tabel 23 Kriteria Resiko 32Tabel 31 Lokasi penelitiantitik sampling kualitas air badan air 37Tabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburan 46Tabel 42 Data Awal Kualitas Phenol dalam Air Lumpur 48Tabel 43 Jalur Penyebaran Air Lumpur di Sungai Porong helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 51Tabel 44 Jalur Penyebaran Air Lumpur di Saluran Irigasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54Tabel 45 Jalur Penyebaran Air Lumpur di Sungai Aloo helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54Tabel 46 Data Hasil Identifikasi Phenol helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57DAFTAR GAMBARGambar 11 Semburan Lumpur Panas Lapindo di Porong Sidoarjo helliphelliphellip 1Gambar 12 Pembuangan air Lumpur ke badan air Sungai Poronghelliphelliphellip 4Gambar 13 Pembuangan air Lumpur ke badan air Sungai Poronghelliphelliphellip 6Gambar 14 Genangan air Lumpur berwarna merah muda pada kolampenahan Lumpur helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 8Gambar 21 Distribusi Jenis Air di Bumi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13Gambar 22 Fenomena Lumpur vulkanik di Norris Geyser Wyoming helliphellip 20Gambar 23 Fenomena menyemburnya Lumpur vulkanik di PorongSidoarjo helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 21Gambar 31 Diagram alir penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 35Gambar 32 Peta titik sampling kualitas badan air 38Gambar 41 Identifikasi Lokasi Studi 44Gambar 42 Genangan air lumpur berwarna merah muda indikasi adanyasenyawa phenol 48Gambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai Porong 52Gambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi 53

Gambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai Aloo helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55Gambar 46 Lokasi Persebaran Air Lumpur ke Badan Air Sungai Porongdan Sungai Aloo 56Gambar 47 Pengambilan Sampel Air Badan Air 59Gambar 48 Grafik Identifikasi Konsentrasi Phenol di Sungai Porong 60Gambar 49 Grafik Identifikasi Konsentrasi Phenol di Sungai Aloo 61DAFTAR LAMPIRANLampiran 1 Foto ndash Foto DokumentasiLampiran 2 Rekap Hasil Uji Laboratorium Kualitas Air Badan Air Selama 6 BulanStudi

BAB 1PENDAHULUAN11 Latar Belakang MasalahBencana ekologis nasional lumpur panas yang terjadi diKabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur dimulai pada tanggal 28 Mei 2006saat gas beracun dan lumpur panas menyembur di dekat sumur pengeboranBanjar Panji-1 milik kegiatan pengeboran PT Lapindo Brantas Inc yanghingga penelitian ini dilaksanakan masih belum dapat dihentikanSumber Pengamatan Lapangan tanggal 6 Juni 2006Gambar 11 Foto Semburan Lumpur Panas LapindoKegiatan eksplorasi minyak dan gas sebagaimana dilakukan olehPT Lapindo Brantas Inc merupakan kegiatan survey seismic dan eksplorasiKegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan karena sifatcadangan minyak dan gas bumi yang berada di perut bumi tidak dapatditentukan lokasinya secara pastiLumpur panas tersebut pada Bulan Nopember 2006 telahmenutupi sekitar 250 hektar tanah termasuk tujuh desa sawah perkebunantebu dan saluran-saluran irigasi serta telah mengganggu jalur transportasiPrakiraan volume semburan Lumpur antara + 50000 - 120000 m3hariSehingga air yang terpisah dari endapan Lumpur berkisar 35000 ndash 84000m3hari (Buku Putih LUSI KLH 2006)Pemerintah Propinsi Jawa Timur dalam salah satu tugas pokokdan fungsi dalam mendukung Tim Nasional Pengendalian Lumpur BidangPengendalian Lingkungan sesuai Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun2006 telah melakukan berbagai upaya antara lain lokalisasi lumpur melaluitanggul-tanggul penahan Lumpur di sekitar pusat semburan Konstruksitanggul yang tidak permanent menyebabkan tanggul jebol dan genanganLumpur hingga kini telah menggenangi lahan seluas 250Ha dan sedangdisiapkan 200 Ha lagi yang sedang dalam tahap pembebasan Jumlah airdiperkirakan akan lebih banyak lagi mengingat musim hujan telah tiba dengandata curah hujan rata-rata bulanan berkisar 150-250 mm Jika hujan per harirata-rata diasumsi sebesar 10 mmhari dan luas kolam lumpur diasumsi seluas450 Ha maka ada tambahan air sebesar 450 Ha x 10000 m2Ha x 001 m =45000 m3hari (Buku Putih LUSI KLH 2006)Kegagalan menghentikan semburan lumpur panas ini

menyebabkan banyak masyarakat di Sidoardjo menjadi korban Potensikerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari pelepasan lumpur ini ke kaliPorong dapat meluas ke kawasan yang melampaui batas wilayah KabupatenSidoardjo Mengingat besarnya dampak semburan lumpur panas tersebutterhadap kehidupan masyarakat khususnya di Kabupaten Sidorajo dan diJawa Timur pada umumnya Pemerintah menaruh perhatian yang besardalam penanganan dampak semburan Lumpur panas ini Dalam beberapakesempatan Presiden Republik Indonesia memberi arahan agarpenanggulangan dampak semburan lumpur panas di Sidoardjo ini diupayakansepenuh tenaga dengan memberikan prioritas kepada hal-hal sebagai berikut a Pencegahan jatuhnya korban jiwa dan perlindungan keselamatanpenduduk di lokasi kejadian semburan lumpur panas tersebutb Upaya memberikan alternatif sumber penghidupan bagi masyarakat yangterkena dampak langsung dan melindungi penanganan lumpur panas diPorong SidoarjoSesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia padaSidang Kabinet Paripurna tanggal 27 September 2006 skenario pengendalianlumpur sebagian dialirkan ke Sungai Porong untuk mengantisipasi jebolnyatanggul yang lebih parah sehingga membahayakan keselamatan pendudukdan merusak infrastruktur di sekitarnya Lumpur panas tersebut akhirnyadisetujui untuk dibuang tanpa pengolahan ke Sungai Porong dan badanbadanair sekitarnya dengan alasan bahwa tidak ada tanggul yang dapatdibangun dalam waktu singkat untuk menyimpan lumpur panas yangmenyembur dengan volume 126000 m3 per hari Harus diakui adanya bataskemampuan teknologi untuk menyimpan lumpur tersebut dalam waduk-wadukyang dibangun TimNas Pengendalian Lumpur Berdasarkan analisis awal olehbeberapa laboratorium di dalam dan di luar negeri ditemukan bahwa lumpurpanas yang keluar dari perut bumi ini bukanlah bahan yang beracun atauberbahaya Permasalahan terbesar dari lumpur panas ini adalah volume yangmenyembur sekitar 120000 - 130000 m3 setiap harinya sehingga seyogyanyaperlakuan yang mestinya diterapkan adalah pengelolaan bahan beracun danberbahaya yang mustahil diterapkan Kebijakan Pemerintah pada akhir bulanSeptember 2006 untuk mengalirkan lumpur panas tersebut ke Kali Porongadalah kebijakan darurat bencana yang sering dikenal sebagai lsquoforce majeurrsquo(Sumber Buku Putih LUSI KLH 2006)Gambar 12 Pipa Pembuangan air Lumpur ke Sungai PorongPada saat penelitian ini dilakukan belum dapat dipastikan kapansemburan Lumpur akan berhenti dan seberapa besar volume Lumpur yangditimbulkan (Menurut ahli geologi Universitas Kyoto Jepang James Moridalam Tempo Interaktif Jakarta 20 Pebruari 2006 dan Ahli Geologi LembagaIlmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hery Harjono dalam InternationalGeological Workshop Sidoarjo Mud Volcano di Gedung BPPT Jakarta 21Pebruari 2007) Sedangkan menurut prediksi Kepala Badan Pengkajian danPenerapan Teknologi (BPPT) Said D Jenie dalam International GeologicalWorkshop Sidoarjo Mud Volcano di Gedung BPPT Jakarta 21 Pebruari 2007semburan lumpur baru bisa berhenti setelah 31 tahun atau pada Tahun 2038

mendatang Sedangkan upaya teknis terakhir yang dilakukan berupapenyumbatan dengan menggunakan bola-bola beton menurut analisis ahligeologi dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Arief Budiman dan ahliperminyakan ITB Doddi Nawangsido juga tidak akan dapat menghentikansemburan tersebut bahkan bola beton tersebut dapat menyembur kembalisewaktu-waktu (Tempo Interaktif Jakarta 20 Pebruari 2006)Oleh sebab itu nampaknya skenario pembuangan air Lumpur keSungai Porong dan Sungai Aloo menuju laut akan tetap dilanjutkan untukmenjamin keselamatan penduduk di sekitar semburan Sudah menjadipermasalahan global bahwa dewasa ini makin sulit untuk mendapatkan airbersih sebagaimana dibutuhkan dan dibutuhkan teknologi yang cukup mahaluntuk dapat memanfaatkan sumber daya air yang ada Dengan pembuanganair Lumpur ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju lautmasyarakat sekitar akan makin merasakan kelangkaan sumber daya air bersihuntuk memenuhi kebutuhan hidupGambar 13 Pembuangan air Lumpur ke Sungai Porong (Sumber Pengamatan Lapangan)Pembuangan lumpur ke laut tentu akan menimbulkan dampakterhadap ekosistem air terlebih di Sungai Porong dan Sungai Aloomembahayakan kesehatan masyarakat sekitar dan industri-industri kelautanseperti budidaya tambak udang ikan dan produksi garam yang ada namunsampai seberapa besar risiko tersebut diperkirakan perlu dilakukan penelitianmengenai hal tersebut sebagai dasar pertimbangan manajemen resikonyamelalui pemantauan kualitas air badan air secara rutin dan analisis hasilpemantauan tersebutPenelitian mengenai risiko lingkungan aliran air Lumpur ke badanair didasari oleh hasil analisis awal terhadap kandungan bahan-bahanberbahaya dalam air Lumpur tersebut oleh BAPEDAL Propinsi Jawa TimurBerdasarkan uji kualitas air Lumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 olehBAPEDAL Propinsi Jawa Timur pada Laboratorium lingkungan PU Bina MargaPropinsi Jawa Timur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburanLumpur panas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutu limbah cairbagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untuk parameter fisikakandungan endapan dalam lumpur atau Total Dissolved Solid (TDS) dan TotalSuspended Solid dan (TSS) sangat tinggi Untuk parameter kimia kandunganBiological oxygen demand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yangtinggi dimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawa Phenoldiketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar dari nilai baku mutu)yang merupakan zat kontaminan kimia organik berwarna merah mudaSedangkan kandungan logam berat seperti seng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal(Pb) yang terdeteksi namun masih memenuhi baku mutuTabel 11 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Satuan Baku Mutu ) Hasil uji

TDS mglt 4000 91350TSS mglt 200 226100BOD mglt 150 259COD mglt 300 600Phenol mglt 2 59Zn mglt 15 045Ni mglt 05 022Pb mglt 1 023Sumber Data Bapedal Prop Jatim 2006) Baku mutu limbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumisesuai KepMenLH 4296Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwa hasil ujikualitas air Lumpur pada kolam penampungan utama tidak memenuhiketentuan baku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III untukparameter Phenol (Pudjiastuti L ITS Surabaya dalam Simposium NasionalldquoPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besaran nilai uji kualitas Phenol yang melebihi ketentuan baku mutu yangtelah ditetapkan akan menyebabkan dampak bagi lingkungan sekitarnyakarena phenol termasuk senyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan dankehidupan mahluk hidupGambar 14Genangan airlumpuryangberwarnamerahmudamenunjukkankandunganphenol yang tinggi (Sumber foto wwwhotmudflowwordpresscomJuli 2006)Peneliti melihat dari aspek lingkungan hidup bahwa fenomenapengaliran air Lumpur Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju kelaut hanya memindahkan permasalahan ke lokasi lain karena tidak sesuaidengan ketentuan Gubernur Jawa Timur Nomor 45 Tahun 2002 gol IIItentang baku mutu limbah cair dari kegiatan industri di Jawa Timur mengenaipembuangan air limbah ke lingkungan langsung tanpa melalui pengolahandan ketentuan baku mutu kualitas air sungai dalam Peraturan Pemerintah RINo 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan PengendalianPencemaran Air Sungai Kelas III sehingga dapat menimbulkan dampaklangsung berupa penurunan kualitas air badan air dan dampak tak langsung

berupa perubahan peruntukan Sungai Porong dan Sungai AlooPenelitian ini akan melakukan kajian besaran risiko lingkunganyang mungkin terjadi oleh senyawa berbahaya Phenol yang terkandung dalamair lumpur tersebut terkait dengan dampak atau resiko terhadap ekosistemperairan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo untuk selanjutnya dapatditetapkan manajemen resikonya Dengan manajemen risiko yang tepat makadampak ekologis di perairan badan air di wilayah sekitar semburan akan dapatditekan12 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalampenelitian ini adalah a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas Sungai Porong danSungai Aloo terkait dengan pembuangan air Lumpur Lapindo yangdiidentifikasi mengandung phenol tinggi ke dalam badan air tersebutb Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo ke SungaiPorong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadap lingkungan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo terkait dengan persyaratan kualitas airbadan air Sungai kelas III sesuai Peraturan Pemerintah RI No 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airsehingga Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsi sesuaidengan peruntukannya13 Tujuan Penelitiana Melakukan identifikasi kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo yang mendapat aliran air lumpur Lapindob Melakukan analisis terhadap kandungan Phenol dalam air badan airSungai Porong dan Sungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo terkaitdengan risikonya tehadap ekosistem badan air14 Kegunaan Penelitiana Bagi Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur Membantu pengambil keputusan di dalam menentukan manajemen risikoyang lebih efektif dan efisien dalam mengantisipasi dampak yang lebihbesar terhadap kerusakan lingkungan badan air Sungai Porong danSungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo yang masih berlangsungpada saat penelitian ini dilaksanakanb Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang analisisrisiko lingkungan khususnya untuk kondisi darurat atau bencana sertauntuk menambah sarana kepustakaan bagi penelitian lanjutan mengingatkejadian semburan Lumpur Lapindo ini merupakan kejadian langka namunmembawa dampak yang sangat besar dan penting bagi keberlanjutanekosistem di sekitarnyac Bagi Pengembangan Ilmu Data basis atau nilai yang didapatkan dalam penelitian ini akan dapatdijadikan acuan dalam melakukan analisis risiko lingkungan padaperistiwa sejenis

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA21 Pengertian Lingkungan HidupMenurut Undang-Undang nomor 23 Tahun 1993 tentang PengelolaanLingkungan Hidup lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semuabenda daya keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunyayang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusiaserta mahluk hidup lainnyaAntara manusia dan lingkungan hidup terdapat hubungan yang amatdinamis Perubahan dalam lingkungan hidup akan menyebabkan perubahanpula dalam perilaku manusia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yangbaru Perubahan perilaku manusia ini selanjutnya akan menyebabkanperubahan dalam lingkungan hidup demikian seterusnya Karena luasnyapengertian lingkungan hidup maka seringkali dikelompokkan untukmempermudah pemahamannya (Slamet JS 1994)Lingkungan perairan atau hydrosfir adalah salah satu bentukpengelompokkan lingkungan Sebagian besar (71) dari permukaan bumitertutup oleh air Begitu luasnya lingkungan perairan sehingga sangatmempengaruhi iklim di muka bumi ini Air di Bumi ini jumlahnya relativekonstan karena adanya siklus hidrologi yang terjadi secara alami Distribusi airdi bumi sebagian besar berada di lautan dan yang berada di sekitar manusiadi daratan tidak mencapai 1 jumlahnya (Tabel 21) Dengan jumlah tersebutmanusia dituntut untuk dapat berbagi dan mengelola sumber daya air sebaikbaiknyakarena permasalahan kompleks yang akan timbul apabila terjadipencemaran dalam lingkungan perairanTabel 21 Distribusi Air di BumiNo Lokasi Km3 Air Persentase1 Samudra 1323000000 9722 Laut Danau asin 104000 00083 Es 30500000 2154 Air Tanah 8350000 0615 Air Permukaan 67000 0056 Danau Air Tawar 125000 00097 Sungai 1670000 000018 Atmosfir 12900 00019 Lain-lain 375000 0028Sumber Lamb James C dalam Slamet JS 1994Samudra Laut Danau asin EsAir Tanah Air Permukaan Danau Air Taw arSungai Atmosfir Lain-lain

Gambar 21 Distribusi jenis air di BumiSampai saat ini sebagian manusia memanfaatkan air permukaan yangtawar dan air tanah sebagai sumber airnya Demikian pula keadaannya diIndonesia Air laut yang asin sekalipun jumlahnya besar tetapi baru sedikitsekali dimanfaatkan karena biaya untuk proses desalinasinya yang masihsangat mahal Pemanfaatan air tawar sampai saat ini masih terus dapat

memenuhi dan dipertahankan karena adanya aliran air dalam siklushidrologinya Dari siklus hidrologi ini diketahui adanya berbagai sumber airtawar yang dapat diperkirakan kualitas dan kuantitasnya Sumber-sumber airtersebut antara lain adalah 1 Air permukaan yang merupakan air sungai dan danau2 Air tanah yang tergantung kedalamannya3 Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir yaitu hujanAir permukaan dapat berkualitas baik apabila tanah sekitarnya tidaktercemar oleh karenanya air permukaan dan air tanah dangkal sangatbervariasi kualitasnya Banyak zat yang terlarut ataupun tersuspensi didalamnya selama perjalanannya menuju ke laut Namun selama perjalanan inipula air dapat membersihkan diri (self purification) karena adanya sinar ultraviolet dari matahari aliran serta kemungkinan-kemungkinan terjadinya reaksireaksiantar zat kimia yang terlarut dan terjadinya pengendapanpengendapan22 Sumber Daya Air SungaiAir merupakan sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orangbanyak sehingga perlu dilindungi agar tetap bermanfaat bagi hidup dankehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya Indonesia yang berada diwilayah iklim tropis hanya memiliki dua musim yaitu penghujan dan kemarauSuatu badan air seperti sungai sebagai bagian dari lingkungan hidupmemiliki fungsi peruntukan bagi berbagai kegunaan baik untuk intake airminum irigasi listrik perikanan pertanaman peternakan industri dankeperluan pemukiman (domestic) Peruntukan sungai perlu ditetapkanmengingat dampak dari berbagai aktifitas kehidupan tersebut yang dapatmemberikan dampak atau risiko penurunan peruntukan badan airPembagian kelas sungai didasarkan pada peringkat (gradasi) tingkatanbaiknya mutu air dan kemungkinan kegunaannya Tingkatan mutu air kelassatu merupakan tingkatan yang terbaik Secara relatif tingkatan mutu KelasSatu lebih baik dari Kelas Dua dan selanjutnya Tingkatan mutu air dari setiapkelas disusun berdasarkan kemungkinan kegunaannya bagi suatu peruntukanair Klasifikasi mutu air merupakan pendekatan untuk menetapkan kriteriamutu air dari tiap kelas yang akan menjadi dasar untuk penetapan baku mutuair Setiap kelas air mempersyaratkan mutu air yang dinilai masih layak untukdimanfaatkan bagi peruntukan tertentuBerdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentangPengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Pasal 8 Ayat (1)klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu a Kelas satu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku airminum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yangsama dengan kegunaan tersebutb Kelas dua air yang peruntukannya dapat digunakan untukprasaranasarana rekreasi air pembudidayaan ikan air tawar peternakanair untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yangmempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebutc Kelas tiga air yang peruntukannya dapat digunakan untukpembudidayaan ikan air tawar peternakan air untuk mengairi

pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebutd Kelas empat air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairipertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebut23 Pencemaran Air Sungai dan DampaknyaMenurut Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airpencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup zatenergi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehinggakualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapatberfungsi sesuai dengan peruntukannyaAir sebagai komponen lingkungan hidup dapat mempengaruhi dandipengaruhi oleh komponen lainnya Air yang kualitasnya buruk akanmengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akanmempengaruhi kondisi kesehatan manusia dan kehidupan mahluk hiduplainnya Pencemaran air dapat disebabkan oleh kegiatan usaha atau dikenaldengan limbah cair maupun oleh sebab alami atau bencana alamBerdasarkan cara pengamatan atau identifikasi pencemaran air dapatdiketahui dari parameter 1 Secara Fisika yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkatkejerbihan air (kekeruhan) perubahan suhu air perubahan rasa dan warnaair2 Secara Kimia yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat-zat kimiayang terlarut dan perubahan pH3 Secara Biologi yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkanmikroorganisme yang ada dalam air (Wardhana WA 1995)Air yang telah tercemar dapat menimbulkan resiko berupa kerugianyang besar bagi manusia yaitu 1 Air menjadi tidak bermanfaat lagi karena kualitasnya berubah makaperuntukan air pun berubah2 Air menjadi penyebab timbulnya penyakit karena adanya zat-zatkontaminan dan bakteri dalam air dapat membahayakan kehidupan biotaperairan serta kesehatan manusia yang berhubungan atau memanfaatkanair tersebut (Wardhana WA 1995)Menurut Juli SS 1994 standar kualitas air pada hakekatnya dibuatuntuk memberikan petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yangsebaiknya diperbolehkan ada dalam air khususnya untuk air minum yaituantara lain1 Jumlah zat padat terlarut (Total Dissolved Solid TDS) biasanya terdiri zatorganic garam anorganik dan gas terlarut Bila TDS bertambah makakesadahan akan naik pula Selanjutnya efek TDS maupun kesadahanterhadap kehidupan atau kesehatan tergantung pada spesies kimiapenyebab masalah tersebut2 Kekeruhan (Total Suspended Solid TSS) disesbabkan oleh zat padat yNg

tersuspensi baik yang bersifat anorganik maupun yang organic Zatanorganik biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam sedangkanyang organic dapat berasal dari lapukan tanaman dan hewan Limbahindustri juga dapat merupakan sumber kekeruhan Zat organic dapatmenjadi makanan bakteri sehingga mendukung perkembangbiakannya danmenambah kekeruhan air Air yang keruh sulit didesinfeksi karena mikrobaterlindung oleh zat tersuspensi tersebut3 Zat warna kimia untuk alasan estetika air yang dikategorikan air bersihdan air minum sebaiknya tidak berwarna karena untuk mencegahkeracunan dari berbagai zat kimia berwarna yang beracun maupunmikroorganisme beracun yang berwarna4 Parameter kimia anorganik Seng (Zn) adalah logam yang tingkattoksisitasnya dikategorikan relative rendah karena tubuh pun memerlukanseng untuk metabolisme Namun seng dalam kadar tinggi tetap merupakanracun yang berbahaya Dalam air minum menimbulkan rasa kesat dandapat menimbulkan gejala muntaberSeng menyebabkan warna air menjadiopalescent dan bila dimasak akan timbul endapan seperti pasir5 Parameter kimia organik merupakan indikator umum terjadinyapencemaran air Apabila zat organic yang dapat dioksidasi (BOD) besaryang juga berarti oksigen terlarut (DO) dalam air kecil maka hal itumenunjukkan adanya pencemaran6 Parameter kimia organik Phenol merupakan senyawa berwarna merahmuda yang mudah masuk dalam kulit sehat dan menimbulkan rasaterbakar Keracunan akut menyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perutkelainan koordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadiperforasi usus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinalsulit menelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasa bila airtercampur khlor Menurut material safety data sheet (MSDS) dari Phenoldiketahui bahwa dalam air keberadaannya cukup lama dengankemampuan biodegradasi antara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapatdioksidasi melalui proses fotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanandan pergerakan phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarDampak negatif pencemaran air mempunyai nilai atau biaya ekonomikdi samping nilai ekologi dan sosial budaya Upaya pemulihan pencemaran airbagaimanapun akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar daripadanilai manfaat finansial dari kegiatan yang menyebabkan pencemaran tersebutDemikian pula bila kondisi air yang tercemar dibiarkan (tanpa upayapemulihan) juga memerlukan biaya mengingat dampak negatif yang dapatditimbulkannyaBahaya atau risiko yang berhubungan dengan pencemaran air sungaidapat berupa dampak langsung dan dampak tak langsung Dampak langsungditerima lingkungan perairan termasuk manusia melalui kontak secara

langsung melalui tubuh mahluk hidup dan dampak tak langsung diterimamahluk hidup termasuk manusia melalui rantai makanan (peresapan air tanahtanaman dan ikan) (Wardhana WA 1995)24 Lumpur Vulkanik (Mud Vulcano)141 Pengertian Lumpur VulkanikBanyak para ahli geologi yang menganalogikan semburanlumpur panas Lapindo dengan gejala alam yang disebut gunung lumpur mud volcano yang banyak tersebar di Indonesia (khususnya diIndonesia Timur dikenal dengan istilah poton) bahkan di Jawa TimurUtara pun banyak diketemukan seperti Bleduk Kuwu dekat PurwodaiGunung Anyar dekat Surabaya bahkan di selatan Kali Porong yang dimasa lalu menyemburkan lumpur tetapi sekarang sudah mati(Koesoemadinata R September 2006)Definisi dari Mud Volcano adalah suatu gunung api lumpur yangberbentuk suatu kerucut tanah liat dan lumpur berukuran kecil yangpada umumnya kurang dari 1-2 m tingginya Gunung api lumpur kecilini terbentuk dari campuran air panas dan sedimen halus (tanah liat danlumpur) dimana terdapat ( 1) aliran perlahan dari suatu lubang sepertisuatu arus lahar cair atau ( 2) menyembur ke udara seperti suatu airmancur lahar yang melepaskan air mendidih dan gas vulkanis Tanahliat dan lumpur yang secara khas berasal dari gas batuan vulkanikpadat dan panas yang terlepas dari magma yang dalam di bawahmemutar air bawah tanah menjadi suatu campuran panas dan asamyang secara kimiawi merubah batuan vulkanik menjadi fraksi lumpurdan tanah liat (SumberhttpvolcanoesusgsgovProductsPglossaryMudVolcanohtml)Fotografi oleh by SR Brantley padaSeptember 1983Gambar 22 Fenomena lumpur vulkanik di wilayah Norris GeyserTaman Nasional Yellowstone Wyoming Gunung Lumpurini setinggi 40 cmFenomena lumpur vulkanik yang terjadi di lokasi kegiatan PTLapindo Brantas Inc Porong Sidoarjo diperkirakan para ahli geologikarena patahan crack yang memotong puncak dari batugampingFormasi Kujung indikasi slump (kemungkinan menunjukkan mobileshale) dan Collapse zone (indikasi pernah terjadinya colapse didaerahini pada masa lampau Semburan lumpur vulkanik dapat terjadi karenaadanya liquifaction (pencairan) atau seperti agar-agar yg dihentakkansecara mendadak sehingga menyembur keluar Pada kondisi stabilmobile shale (mobile clay) adalah seperti tanah lempung yang seringdilihat dipermukaan bumi dengan wujud sangat liat Namun ketikakondisi dinamis karena mengalir maka percampuran dengan air bawahtanah menjadikan lempung ini seperti bubur Lumpur vulkanik ini bisamelalui crack (patahan) yang sudah ada dapat juga melalui pinggiransumur dengan membentuk crackfracture yang baru Keduanya akanmenyebabkan kejadian yang sama yaitu keluarnya lumpur(httprovickywordpresscom)

142 Kandungan Lumpur Vulkanik dan DampaknyaHasil analisa mikropaleontologi menunjukkan bahwa lumpurLapindo mengandung fosil foraminifera (cangkang zat renik bersel satu)yang dahulu hidup di lingkungan laut (Koesoemadinata R September2006) Lumpur vulkanik tersebut merupakan material yang berasal dariformasi berumur Pliosen Analisis nannofosil di lumpur menunjukkanumur sekitar Pliosen sama dengan kandungan fosil di kedalaman2000-6000 ft di sumur tersebut ppm chloride sekitar 10000 lumpurmengandung material volkanik dan di awal-awal semburan lumpurmengeluarkan gas H2S dengan temperatur lumpur sekitar 40-50 0CMaterial semburan lumpur vulkanik yan gberasal dari dalamperut bumi dapat memberikan dampak terhadap mahluk hidup yangberada di atas permukaan bumi sebagaimana fenomena letusangunung berapi atau keluarnya gas beracun dari gunung berapi yangmemusnahkan kehidupan di sekitarnya dan memerlukan waktubertahun-tahun untuk pulih kembali25 Analisis Risiko LingkunganGambar 23 Fenomena menyemburnya lumpur vulkanikdi Porong Sidoarjo211 Pengertian Analisis Risiko LingkunganAda beberapa definisi dari analisis risiko menurut EPA analisisrisiko adalah karakterisasi dari bahaya-bahaya potensial yang berefekpada kesehatan manusia dan bahaya terhadap lingkungan(wwwepagoviris Integrated Risk Information System) Menurut MLRichardson (1989) analisis resiko adalah proses pengambilankeputusan untuk mengatasi masalah dengan keragaman kemungkinanyang ada dan ketidakmungkinan yang akan terjadi Dalam analisa risikopertama kali masalah harus didefinisikan dan risiko diperkirakankemudian resiko dievaluasi dan dipertimbangkan juga faktor-faktor yangmungkin bisa mempengaruhi sehingga bisa diputuskan tindakan manayang bisa diambil Proses perkiraan risiko evaluasi risiko pengambilankeputusan dan penerapannya disebut analisis risikoDalam analisis resiko ada beberapa tahap yang harus dilaluiyaitu 1 Identifikasi bahaya2 Perkiraan risiko3 Evaluasi risiko4 Penentuan risiko yang bisa diterima5 Manajemen risikoSecara harfiah arti dari risiko adalah probabilitas terjadinyasuatu hal yang menyebabkan kehilangan ataupun kerugian Bahaya(hazard) dan risiko (risk) adalah kata kata yang digunakan dalambahasa sehari-hari dengan arti yang hampir sama secara tekniskeduanya mempunyai perbedaan yaitu 1048766 Bahaya (hazard) adalah karateristik atau sifat benda kondisi atauaktifitas yang berpotensial menimbulkan kerusakan kerugian

kepada manusia harta benda dan lingkungan1048766 Risiko (risk) adalah penggabungan dari akibat-akibat yangmungkin diterima dari bahaya yang telah ada terhadap manusiaSedangkan pengertian bahaya (hazard) dan risiko (risk) menurut MLRichardson (1989) adalah 1048766 Bahaya (hazard) keberadaan dari materi yang berefek padasistem kehidupan seperti manusia hewan atau lingkungan yangterpapar1048766 Risiko (risk) adalah akibat yang terjadi atau diperkirakan akanterjadi karena adanya bahaya yang terpapar pada populasi dalamdosis atau konsentrasi tertentu Risiko ini menggambarkanfrekuensi dan intensitas dari bahaya kepada populasi yangterpaparRisiko adalah konsep yang didasarkan pada probabilitasProbabilitas diukur dalam skala 0 sampai 1 Nilai mendekati 0 berartikemungkinan kejadian sangat kecil dan nilai mendekati 1 berartikemungkinan terjadinya besar (Richardson 1989) Menurut Richard JWatts (1997) definisi dari resiko yang berkaitan dengan keberadaanlimbah berbahaya adalah kemungkinan masuknya bahaya yangberasal dari limbah bahan berbahaya yang berefek pada kesehatanmanusia ekologi dan lingkunganDalam analisis risiko ada 2 (dua) jenis risiko yang harusdiperhitungkan yaitu resiko awal (background risk) dan risiko tambahan(incremental risk) Risiko awal adalah resiko yang diterima olehpopulasi tanpa adanya senyawa kimia berbahaya di lokasi yang akandianalisa sedangkan resiko tambahan adalah besarnya risiko yangditerima karena adanya zat kimia berbahaya di dalam lingkungan Totalrisiko adalah penjumlahan antara resiko awal dan risiko tambahan(Watts 1997)Risiko dapat dirumuskan apabila terdapat 1 Bahaya (hazard)2 Jalan perpindahan (pathway) yaitu dengan apa efek bahaya dapatberpindah3 Target receptor yaitu penerima yang terkena efek bahayaRantai sebab akibat dapat digambarkan sebagai berikut Hazard Pathway Target ReceptorDalam analisa risiko ada empat langkah yang yang harusdilakukan untuk mengetahui besarnya risiko yaitu 1 Hazard Identification meliputi identifikasi keberadaan zat kimiaberbahaya di sumber dan karakteristiknya (analisis sumberpencemar)2 Exposure Assesment meliputi bagaimana zat berbahaya tersebutberpindah ke reseptor dan jumlah intake yang diambil (analisis jalurperpindahan)3 Toxicity Assesment meliputi indikasi numerik dari tingkat toksisitasuntuk menghitung besarnya risiko (analisis reseptor)

4 Risk Characterization meliputi penentuan jumlah risiko secaranumerik dan ketidakpastian dari perkiraan tersebut (Watts 1997)212 Tujuan Analisis Resiko LingkunganAnalisis risiko digunakan untuk mengetahui besarnya risiko yangkemudian digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusandalam manajemen risiko Dalam pengelolaan limbah B3 analisis resikomenyediakan informasi guna dapat memilih dan memutuskanpengolahan dan pembuangan limbah secara tepat remidiasi lahanterkontaminasi minimalisasi produksi limbah penentuan lokasi danpengembangan prodik-produk baru Dalam analisis risiko perluditekankan dan diperhatikan bahwa perkiraan risiko adalah salah satusumber informasi dan banyak faktor lain yang mempengaruhipengambilan keputusan seperti adanya campur tangan politik ekonomisosial dan faktor-faktor lainnya (LaGrega 2001)Informasi dari hasil analisis risiko digunakan dalam prosesmanajemen risiko dalam mempersiapkan pengambilan keputusandalam rangka perlindungan ekosistem lingkungan (wwwepagovirisIntegrated Risk Information System) Contoh dari penerapanmanajemen risiko adalah dalam pengambilan keputusan berapabanyak parameter kontaminan yang diperbolehkan dibuang ke badanairBeberapa tujuan dalam analisis risiko yaitu 1 Untuk memperkirakan batasan atau akibat dari kejadian terburukyang mungkin terjadi dengan atau tanpa perkiraan2 Untuk membantu dalam penentuan peraturan dan kebijakan3 Untuk memperkirakan besarnya risiko yang masih bisa diterima26 Tahapan Analisis Risiko Lingkungan221 Identifikasi Zat Berbahaya (Hazard Identification)Identifikasi bahaya atau hazard identification adalah langkahpertama yang dilakukan dalam analisis risiko Identifikasi bahaya perludilakukan karena tidak mungkin untuk menganalisa semua zat kimiayang ada di dalam suatu daerah yang tercemar Dengan dilakukannyaidentifikasi bahaya dapat diketahui bahaya paling potensial yang harusdipertimbangkan atau mewakili risiko yang mendesak Dalam analisisrisiko diperlukan data-data yang jelas dan zat kontaminan apa yangterdapat dalam lokasi yang tercemar konsentrasi luasan distribusi danbagaimana kontaminan berpindah ke reseptor potensial di sekitarlokasi Data-data yang diperlukan dalam identifikasi bahaya adalahsebagai berikut 1 Sejarah lokasi2 Tataguna lahan3 Tingkat pencemaran dalam media (air tanah air permukaan udara)4 Karakteristik lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadan dantransportasi zat kimia kontaminan tersebut antara lain datahidrogeologi topografi dan geologi5 Pengaruh yang potensial terhadap populasi

Di lahan yang tercemar mungkin terdapat banyak zatkontaminan apabila semua zat tersebut diamati maka data yang perludiolah akan menjadi terlalu banyak dan tidak realistis Untuk itudiperlukan suatu screening (penyaringan) terhadap zat kimia tersebutuntuk mengetahui bahan kimia yang spesifik yang paling dikawatirkandan diharapkan dapat mewakili semua zat kimia yang terdeteksi padalokasi Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah dari bahan kimiayang harus dijadikan model pada analisis dan menjadi fokus usahapengendalianSecara toksikologi dalam memilih zat kimia yang akan dianalisisdidasari pertimbangan sebagai berikut 1 Paling bersifat toksik menetap dan dapat berpindah-pindahtempat2 Paling umum dan merata keberadaanya baik secara konsentrasidan distribusi (LaGrega2001)Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk memilih zat kimiayang terdeteksi di lokasi dimulai dengan pemilihan awal yang dilakukandengan cara sebagai berikut1 Memilih media kontaminasi yang akan diteliti ( mis air permukaan)2 Mentabulasikan semua zat kontaminan yang terdeteksi di dalamlokasi baik rata-rata maupun batasan konsentrasi yang ditemukandi lokasi3 Mengidentifikasikan bahaya parameter kontaminanPerangkingan nilai kebahayaan berdasarkan skor rankingmenunjukkan parameter kontaminan mana yang memiliki nilai bahayatertinggi berdasarkan konsentrasi maksimal dan nilai ambang batasnya(baku mutu) Dalam penentuan parameter kontaminan yang kemudianakan mewakili untuk dianalisis memerlukan evaluasi lanjutan untukmengetahui konsentrasi mobilitas di lingkungan badan air danmasalah ndash masalah lainnya untuk itu perlu dipertimbangkan hal-halsebagai berikut a Konsentrasi rata-ratab Frekuensi pemaparanc Mobilitasd Keberadaannya dalam lingkungane Zat kimia lain yang berhubungan222 Perkiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahapan kedua dalam analisis risiko adalah perkiraanpenyebaran (expossure assesment) terhadap suatu populasi yangmungkin terkena dampak Perkiraan penyebaran (expossureassesment) adalah salah satu segi dalam analisis resiko yangmenghitung besarnya level pemaparan aktual dari populasi atauindividu yang terpapar Untuk memberikan pengertian akan sumberkontaminasi hal yang harus dilakukan adalah menggambarkan sumberdan distribusi kontaminan pada lokasi dilanjutkan bagaimana zat inibisa terlepas ke lingkungan bagaimana kontaminan berpindah tempat

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 7: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

Gambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai Aloo helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55Gambar 46 Lokasi Persebaran Air Lumpur ke Badan Air Sungai Porongdan Sungai Aloo 56Gambar 47 Pengambilan Sampel Air Badan Air 59Gambar 48 Grafik Identifikasi Konsentrasi Phenol di Sungai Porong 60Gambar 49 Grafik Identifikasi Konsentrasi Phenol di Sungai Aloo 61DAFTAR LAMPIRANLampiran 1 Foto ndash Foto DokumentasiLampiran 2 Rekap Hasil Uji Laboratorium Kualitas Air Badan Air Selama 6 BulanStudi

BAB 1PENDAHULUAN11 Latar Belakang MasalahBencana ekologis nasional lumpur panas yang terjadi diKabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur dimulai pada tanggal 28 Mei 2006saat gas beracun dan lumpur panas menyembur di dekat sumur pengeboranBanjar Panji-1 milik kegiatan pengeboran PT Lapindo Brantas Inc yanghingga penelitian ini dilaksanakan masih belum dapat dihentikanSumber Pengamatan Lapangan tanggal 6 Juni 2006Gambar 11 Foto Semburan Lumpur Panas LapindoKegiatan eksplorasi minyak dan gas sebagaimana dilakukan olehPT Lapindo Brantas Inc merupakan kegiatan survey seismic dan eksplorasiKegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan karena sifatcadangan minyak dan gas bumi yang berada di perut bumi tidak dapatditentukan lokasinya secara pastiLumpur panas tersebut pada Bulan Nopember 2006 telahmenutupi sekitar 250 hektar tanah termasuk tujuh desa sawah perkebunantebu dan saluran-saluran irigasi serta telah mengganggu jalur transportasiPrakiraan volume semburan Lumpur antara + 50000 - 120000 m3hariSehingga air yang terpisah dari endapan Lumpur berkisar 35000 ndash 84000m3hari (Buku Putih LUSI KLH 2006)Pemerintah Propinsi Jawa Timur dalam salah satu tugas pokokdan fungsi dalam mendukung Tim Nasional Pengendalian Lumpur BidangPengendalian Lingkungan sesuai Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun2006 telah melakukan berbagai upaya antara lain lokalisasi lumpur melaluitanggul-tanggul penahan Lumpur di sekitar pusat semburan Konstruksitanggul yang tidak permanent menyebabkan tanggul jebol dan genanganLumpur hingga kini telah menggenangi lahan seluas 250Ha dan sedangdisiapkan 200 Ha lagi yang sedang dalam tahap pembebasan Jumlah airdiperkirakan akan lebih banyak lagi mengingat musim hujan telah tiba dengandata curah hujan rata-rata bulanan berkisar 150-250 mm Jika hujan per harirata-rata diasumsi sebesar 10 mmhari dan luas kolam lumpur diasumsi seluas450 Ha maka ada tambahan air sebesar 450 Ha x 10000 m2Ha x 001 m =45000 m3hari (Buku Putih LUSI KLH 2006)Kegagalan menghentikan semburan lumpur panas ini

menyebabkan banyak masyarakat di Sidoardjo menjadi korban Potensikerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari pelepasan lumpur ini ke kaliPorong dapat meluas ke kawasan yang melampaui batas wilayah KabupatenSidoardjo Mengingat besarnya dampak semburan lumpur panas tersebutterhadap kehidupan masyarakat khususnya di Kabupaten Sidorajo dan diJawa Timur pada umumnya Pemerintah menaruh perhatian yang besardalam penanganan dampak semburan Lumpur panas ini Dalam beberapakesempatan Presiden Republik Indonesia memberi arahan agarpenanggulangan dampak semburan lumpur panas di Sidoardjo ini diupayakansepenuh tenaga dengan memberikan prioritas kepada hal-hal sebagai berikut a Pencegahan jatuhnya korban jiwa dan perlindungan keselamatanpenduduk di lokasi kejadian semburan lumpur panas tersebutb Upaya memberikan alternatif sumber penghidupan bagi masyarakat yangterkena dampak langsung dan melindungi penanganan lumpur panas diPorong SidoarjoSesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia padaSidang Kabinet Paripurna tanggal 27 September 2006 skenario pengendalianlumpur sebagian dialirkan ke Sungai Porong untuk mengantisipasi jebolnyatanggul yang lebih parah sehingga membahayakan keselamatan pendudukdan merusak infrastruktur di sekitarnya Lumpur panas tersebut akhirnyadisetujui untuk dibuang tanpa pengolahan ke Sungai Porong dan badanbadanair sekitarnya dengan alasan bahwa tidak ada tanggul yang dapatdibangun dalam waktu singkat untuk menyimpan lumpur panas yangmenyembur dengan volume 126000 m3 per hari Harus diakui adanya bataskemampuan teknologi untuk menyimpan lumpur tersebut dalam waduk-wadukyang dibangun TimNas Pengendalian Lumpur Berdasarkan analisis awal olehbeberapa laboratorium di dalam dan di luar negeri ditemukan bahwa lumpurpanas yang keluar dari perut bumi ini bukanlah bahan yang beracun atauberbahaya Permasalahan terbesar dari lumpur panas ini adalah volume yangmenyembur sekitar 120000 - 130000 m3 setiap harinya sehingga seyogyanyaperlakuan yang mestinya diterapkan adalah pengelolaan bahan beracun danberbahaya yang mustahil diterapkan Kebijakan Pemerintah pada akhir bulanSeptember 2006 untuk mengalirkan lumpur panas tersebut ke Kali Porongadalah kebijakan darurat bencana yang sering dikenal sebagai lsquoforce majeurrsquo(Sumber Buku Putih LUSI KLH 2006)Gambar 12 Pipa Pembuangan air Lumpur ke Sungai PorongPada saat penelitian ini dilakukan belum dapat dipastikan kapansemburan Lumpur akan berhenti dan seberapa besar volume Lumpur yangditimbulkan (Menurut ahli geologi Universitas Kyoto Jepang James Moridalam Tempo Interaktif Jakarta 20 Pebruari 2006 dan Ahli Geologi LembagaIlmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hery Harjono dalam InternationalGeological Workshop Sidoarjo Mud Volcano di Gedung BPPT Jakarta 21Pebruari 2007) Sedangkan menurut prediksi Kepala Badan Pengkajian danPenerapan Teknologi (BPPT) Said D Jenie dalam International GeologicalWorkshop Sidoarjo Mud Volcano di Gedung BPPT Jakarta 21 Pebruari 2007semburan lumpur baru bisa berhenti setelah 31 tahun atau pada Tahun 2038

mendatang Sedangkan upaya teknis terakhir yang dilakukan berupapenyumbatan dengan menggunakan bola-bola beton menurut analisis ahligeologi dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Arief Budiman dan ahliperminyakan ITB Doddi Nawangsido juga tidak akan dapat menghentikansemburan tersebut bahkan bola beton tersebut dapat menyembur kembalisewaktu-waktu (Tempo Interaktif Jakarta 20 Pebruari 2006)Oleh sebab itu nampaknya skenario pembuangan air Lumpur keSungai Porong dan Sungai Aloo menuju laut akan tetap dilanjutkan untukmenjamin keselamatan penduduk di sekitar semburan Sudah menjadipermasalahan global bahwa dewasa ini makin sulit untuk mendapatkan airbersih sebagaimana dibutuhkan dan dibutuhkan teknologi yang cukup mahaluntuk dapat memanfaatkan sumber daya air yang ada Dengan pembuanganair Lumpur ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju lautmasyarakat sekitar akan makin merasakan kelangkaan sumber daya air bersihuntuk memenuhi kebutuhan hidupGambar 13 Pembuangan air Lumpur ke Sungai Porong (Sumber Pengamatan Lapangan)Pembuangan lumpur ke laut tentu akan menimbulkan dampakterhadap ekosistem air terlebih di Sungai Porong dan Sungai Aloomembahayakan kesehatan masyarakat sekitar dan industri-industri kelautanseperti budidaya tambak udang ikan dan produksi garam yang ada namunsampai seberapa besar risiko tersebut diperkirakan perlu dilakukan penelitianmengenai hal tersebut sebagai dasar pertimbangan manajemen resikonyamelalui pemantauan kualitas air badan air secara rutin dan analisis hasilpemantauan tersebutPenelitian mengenai risiko lingkungan aliran air Lumpur ke badanair didasari oleh hasil analisis awal terhadap kandungan bahan-bahanberbahaya dalam air Lumpur tersebut oleh BAPEDAL Propinsi Jawa TimurBerdasarkan uji kualitas air Lumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 olehBAPEDAL Propinsi Jawa Timur pada Laboratorium lingkungan PU Bina MargaPropinsi Jawa Timur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburanLumpur panas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutu limbah cairbagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untuk parameter fisikakandungan endapan dalam lumpur atau Total Dissolved Solid (TDS) dan TotalSuspended Solid dan (TSS) sangat tinggi Untuk parameter kimia kandunganBiological oxygen demand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yangtinggi dimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawa Phenoldiketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar dari nilai baku mutu)yang merupakan zat kontaminan kimia organik berwarna merah mudaSedangkan kandungan logam berat seperti seng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal(Pb) yang terdeteksi namun masih memenuhi baku mutuTabel 11 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Satuan Baku Mutu ) Hasil uji

TDS mglt 4000 91350TSS mglt 200 226100BOD mglt 150 259COD mglt 300 600Phenol mglt 2 59Zn mglt 15 045Ni mglt 05 022Pb mglt 1 023Sumber Data Bapedal Prop Jatim 2006) Baku mutu limbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumisesuai KepMenLH 4296Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwa hasil ujikualitas air Lumpur pada kolam penampungan utama tidak memenuhiketentuan baku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III untukparameter Phenol (Pudjiastuti L ITS Surabaya dalam Simposium NasionalldquoPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besaran nilai uji kualitas Phenol yang melebihi ketentuan baku mutu yangtelah ditetapkan akan menyebabkan dampak bagi lingkungan sekitarnyakarena phenol termasuk senyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan dankehidupan mahluk hidupGambar 14Genangan airlumpuryangberwarnamerahmudamenunjukkankandunganphenol yang tinggi (Sumber foto wwwhotmudflowwordpresscomJuli 2006)Peneliti melihat dari aspek lingkungan hidup bahwa fenomenapengaliran air Lumpur Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju kelaut hanya memindahkan permasalahan ke lokasi lain karena tidak sesuaidengan ketentuan Gubernur Jawa Timur Nomor 45 Tahun 2002 gol IIItentang baku mutu limbah cair dari kegiatan industri di Jawa Timur mengenaipembuangan air limbah ke lingkungan langsung tanpa melalui pengolahandan ketentuan baku mutu kualitas air sungai dalam Peraturan Pemerintah RINo 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan PengendalianPencemaran Air Sungai Kelas III sehingga dapat menimbulkan dampaklangsung berupa penurunan kualitas air badan air dan dampak tak langsung

berupa perubahan peruntukan Sungai Porong dan Sungai AlooPenelitian ini akan melakukan kajian besaran risiko lingkunganyang mungkin terjadi oleh senyawa berbahaya Phenol yang terkandung dalamair lumpur tersebut terkait dengan dampak atau resiko terhadap ekosistemperairan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo untuk selanjutnya dapatditetapkan manajemen resikonya Dengan manajemen risiko yang tepat makadampak ekologis di perairan badan air di wilayah sekitar semburan akan dapatditekan12 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalampenelitian ini adalah a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas Sungai Porong danSungai Aloo terkait dengan pembuangan air Lumpur Lapindo yangdiidentifikasi mengandung phenol tinggi ke dalam badan air tersebutb Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo ke SungaiPorong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadap lingkungan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo terkait dengan persyaratan kualitas airbadan air Sungai kelas III sesuai Peraturan Pemerintah RI No 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airsehingga Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsi sesuaidengan peruntukannya13 Tujuan Penelitiana Melakukan identifikasi kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo yang mendapat aliran air lumpur Lapindob Melakukan analisis terhadap kandungan Phenol dalam air badan airSungai Porong dan Sungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo terkaitdengan risikonya tehadap ekosistem badan air14 Kegunaan Penelitiana Bagi Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur Membantu pengambil keputusan di dalam menentukan manajemen risikoyang lebih efektif dan efisien dalam mengantisipasi dampak yang lebihbesar terhadap kerusakan lingkungan badan air Sungai Porong danSungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo yang masih berlangsungpada saat penelitian ini dilaksanakanb Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang analisisrisiko lingkungan khususnya untuk kondisi darurat atau bencana sertauntuk menambah sarana kepustakaan bagi penelitian lanjutan mengingatkejadian semburan Lumpur Lapindo ini merupakan kejadian langka namunmembawa dampak yang sangat besar dan penting bagi keberlanjutanekosistem di sekitarnyac Bagi Pengembangan Ilmu Data basis atau nilai yang didapatkan dalam penelitian ini akan dapatdijadikan acuan dalam melakukan analisis risiko lingkungan padaperistiwa sejenis

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA21 Pengertian Lingkungan HidupMenurut Undang-Undang nomor 23 Tahun 1993 tentang PengelolaanLingkungan Hidup lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semuabenda daya keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunyayang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusiaserta mahluk hidup lainnyaAntara manusia dan lingkungan hidup terdapat hubungan yang amatdinamis Perubahan dalam lingkungan hidup akan menyebabkan perubahanpula dalam perilaku manusia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yangbaru Perubahan perilaku manusia ini selanjutnya akan menyebabkanperubahan dalam lingkungan hidup demikian seterusnya Karena luasnyapengertian lingkungan hidup maka seringkali dikelompokkan untukmempermudah pemahamannya (Slamet JS 1994)Lingkungan perairan atau hydrosfir adalah salah satu bentukpengelompokkan lingkungan Sebagian besar (71) dari permukaan bumitertutup oleh air Begitu luasnya lingkungan perairan sehingga sangatmempengaruhi iklim di muka bumi ini Air di Bumi ini jumlahnya relativekonstan karena adanya siklus hidrologi yang terjadi secara alami Distribusi airdi bumi sebagian besar berada di lautan dan yang berada di sekitar manusiadi daratan tidak mencapai 1 jumlahnya (Tabel 21) Dengan jumlah tersebutmanusia dituntut untuk dapat berbagi dan mengelola sumber daya air sebaikbaiknyakarena permasalahan kompleks yang akan timbul apabila terjadipencemaran dalam lingkungan perairanTabel 21 Distribusi Air di BumiNo Lokasi Km3 Air Persentase1 Samudra 1323000000 9722 Laut Danau asin 104000 00083 Es 30500000 2154 Air Tanah 8350000 0615 Air Permukaan 67000 0056 Danau Air Tawar 125000 00097 Sungai 1670000 000018 Atmosfir 12900 00019 Lain-lain 375000 0028Sumber Lamb James C dalam Slamet JS 1994Samudra Laut Danau asin EsAir Tanah Air Permukaan Danau Air Taw arSungai Atmosfir Lain-lain

Gambar 21 Distribusi jenis air di BumiSampai saat ini sebagian manusia memanfaatkan air permukaan yangtawar dan air tanah sebagai sumber airnya Demikian pula keadaannya diIndonesia Air laut yang asin sekalipun jumlahnya besar tetapi baru sedikitsekali dimanfaatkan karena biaya untuk proses desalinasinya yang masihsangat mahal Pemanfaatan air tawar sampai saat ini masih terus dapat

memenuhi dan dipertahankan karena adanya aliran air dalam siklushidrologinya Dari siklus hidrologi ini diketahui adanya berbagai sumber airtawar yang dapat diperkirakan kualitas dan kuantitasnya Sumber-sumber airtersebut antara lain adalah 1 Air permukaan yang merupakan air sungai dan danau2 Air tanah yang tergantung kedalamannya3 Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir yaitu hujanAir permukaan dapat berkualitas baik apabila tanah sekitarnya tidaktercemar oleh karenanya air permukaan dan air tanah dangkal sangatbervariasi kualitasnya Banyak zat yang terlarut ataupun tersuspensi didalamnya selama perjalanannya menuju ke laut Namun selama perjalanan inipula air dapat membersihkan diri (self purification) karena adanya sinar ultraviolet dari matahari aliran serta kemungkinan-kemungkinan terjadinya reaksireaksiantar zat kimia yang terlarut dan terjadinya pengendapanpengendapan22 Sumber Daya Air SungaiAir merupakan sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orangbanyak sehingga perlu dilindungi agar tetap bermanfaat bagi hidup dankehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya Indonesia yang berada diwilayah iklim tropis hanya memiliki dua musim yaitu penghujan dan kemarauSuatu badan air seperti sungai sebagai bagian dari lingkungan hidupmemiliki fungsi peruntukan bagi berbagai kegunaan baik untuk intake airminum irigasi listrik perikanan pertanaman peternakan industri dankeperluan pemukiman (domestic) Peruntukan sungai perlu ditetapkanmengingat dampak dari berbagai aktifitas kehidupan tersebut yang dapatmemberikan dampak atau risiko penurunan peruntukan badan airPembagian kelas sungai didasarkan pada peringkat (gradasi) tingkatanbaiknya mutu air dan kemungkinan kegunaannya Tingkatan mutu air kelassatu merupakan tingkatan yang terbaik Secara relatif tingkatan mutu KelasSatu lebih baik dari Kelas Dua dan selanjutnya Tingkatan mutu air dari setiapkelas disusun berdasarkan kemungkinan kegunaannya bagi suatu peruntukanair Klasifikasi mutu air merupakan pendekatan untuk menetapkan kriteriamutu air dari tiap kelas yang akan menjadi dasar untuk penetapan baku mutuair Setiap kelas air mempersyaratkan mutu air yang dinilai masih layak untukdimanfaatkan bagi peruntukan tertentuBerdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentangPengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Pasal 8 Ayat (1)klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu a Kelas satu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku airminum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yangsama dengan kegunaan tersebutb Kelas dua air yang peruntukannya dapat digunakan untukprasaranasarana rekreasi air pembudidayaan ikan air tawar peternakanair untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yangmempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebutc Kelas tiga air yang peruntukannya dapat digunakan untukpembudidayaan ikan air tawar peternakan air untuk mengairi

pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebutd Kelas empat air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairipertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebut23 Pencemaran Air Sungai dan DampaknyaMenurut Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airpencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup zatenergi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehinggakualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapatberfungsi sesuai dengan peruntukannyaAir sebagai komponen lingkungan hidup dapat mempengaruhi dandipengaruhi oleh komponen lainnya Air yang kualitasnya buruk akanmengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akanmempengaruhi kondisi kesehatan manusia dan kehidupan mahluk hiduplainnya Pencemaran air dapat disebabkan oleh kegiatan usaha atau dikenaldengan limbah cair maupun oleh sebab alami atau bencana alamBerdasarkan cara pengamatan atau identifikasi pencemaran air dapatdiketahui dari parameter 1 Secara Fisika yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkatkejerbihan air (kekeruhan) perubahan suhu air perubahan rasa dan warnaair2 Secara Kimia yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat-zat kimiayang terlarut dan perubahan pH3 Secara Biologi yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkanmikroorganisme yang ada dalam air (Wardhana WA 1995)Air yang telah tercemar dapat menimbulkan resiko berupa kerugianyang besar bagi manusia yaitu 1 Air menjadi tidak bermanfaat lagi karena kualitasnya berubah makaperuntukan air pun berubah2 Air menjadi penyebab timbulnya penyakit karena adanya zat-zatkontaminan dan bakteri dalam air dapat membahayakan kehidupan biotaperairan serta kesehatan manusia yang berhubungan atau memanfaatkanair tersebut (Wardhana WA 1995)Menurut Juli SS 1994 standar kualitas air pada hakekatnya dibuatuntuk memberikan petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yangsebaiknya diperbolehkan ada dalam air khususnya untuk air minum yaituantara lain1 Jumlah zat padat terlarut (Total Dissolved Solid TDS) biasanya terdiri zatorganic garam anorganik dan gas terlarut Bila TDS bertambah makakesadahan akan naik pula Selanjutnya efek TDS maupun kesadahanterhadap kehidupan atau kesehatan tergantung pada spesies kimiapenyebab masalah tersebut2 Kekeruhan (Total Suspended Solid TSS) disesbabkan oleh zat padat yNg

tersuspensi baik yang bersifat anorganik maupun yang organic Zatanorganik biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam sedangkanyang organic dapat berasal dari lapukan tanaman dan hewan Limbahindustri juga dapat merupakan sumber kekeruhan Zat organic dapatmenjadi makanan bakteri sehingga mendukung perkembangbiakannya danmenambah kekeruhan air Air yang keruh sulit didesinfeksi karena mikrobaterlindung oleh zat tersuspensi tersebut3 Zat warna kimia untuk alasan estetika air yang dikategorikan air bersihdan air minum sebaiknya tidak berwarna karena untuk mencegahkeracunan dari berbagai zat kimia berwarna yang beracun maupunmikroorganisme beracun yang berwarna4 Parameter kimia anorganik Seng (Zn) adalah logam yang tingkattoksisitasnya dikategorikan relative rendah karena tubuh pun memerlukanseng untuk metabolisme Namun seng dalam kadar tinggi tetap merupakanracun yang berbahaya Dalam air minum menimbulkan rasa kesat dandapat menimbulkan gejala muntaberSeng menyebabkan warna air menjadiopalescent dan bila dimasak akan timbul endapan seperti pasir5 Parameter kimia organik merupakan indikator umum terjadinyapencemaran air Apabila zat organic yang dapat dioksidasi (BOD) besaryang juga berarti oksigen terlarut (DO) dalam air kecil maka hal itumenunjukkan adanya pencemaran6 Parameter kimia organik Phenol merupakan senyawa berwarna merahmuda yang mudah masuk dalam kulit sehat dan menimbulkan rasaterbakar Keracunan akut menyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perutkelainan koordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadiperforasi usus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinalsulit menelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasa bila airtercampur khlor Menurut material safety data sheet (MSDS) dari Phenoldiketahui bahwa dalam air keberadaannya cukup lama dengankemampuan biodegradasi antara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapatdioksidasi melalui proses fotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanandan pergerakan phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarDampak negatif pencemaran air mempunyai nilai atau biaya ekonomikdi samping nilai ekologi dan sosial budaya Upaya pemulihan pencemaran airbagaimanapun akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar daripadanilai manfaat finansial dari kegiatan yang menyebabkan pencemaran tersebutDemikian pula bila kondisi air yang tercemar dibiarkan (tanpa upayapemulihan) juga memerlukan biaya mengingat dampak negatif yang dapatditimbulkannyaBahaya atau risiko yang berhubungan dengan pencemaran air sungaidapat berupa dampak langsung dan dampak tak langsung Dampak langsungditerima lingkungan perairan termasuk manusia melalui kontak secara

langsung melalui tubuh mahluk hidup dan dampak tak langsung diterimamahluk hidup termasuk manusia melalui rantai makanan (peresapan air tanahtanaman dan ikan) (Wardhana WA 1995)24 Lumpur Vulkanik (Mud Vulcano)141 Pengertian Lumpur VulkanikBanyak para ahli geologi yang menganalogikan semburanlumpur panas Lapindo dengan gejala alam yang disebut gunung lumpur mud volcano yang banyak tersebar di Indonesia (khususnya diIndonesia Timur dikenal dengan istilah poton) bahkan di Jawa TimurUtara pun banyak diketemukan seperti Bleduk Kuwu dekat PurwodaiGunung Anyar dekat Surabaya bahkan di selatan Kali Porong yang dimasa lalu menyemburkan lumpur tetapi sekarang sudah mati(Koesoemadinata R September 2006)Definisi dari Mud Volcano adalah suatu gunung api lumpur yangberbentuk suatu kerucut tanah liat dan lumpur berukuran kecil yangpada umumnya kurang dari 1-2 m tingginya Gunung api lumpur kecilini terbentuk dari campuran air panas dan sedimen halus (tanah liat danlumpur) dimana terdapat ( 1) aliran perlahan dari suatu lubang sepertisuatu arus lahar cair atau ( 2) menyembur ke udara seperti suatu airmancur lahar yang melepaskan air mendidih dan gas vulkanis Tanahliat dan lumpur yang secara khas berasal dari gas batuan vulkanikpadat dan panas yang terlepas dari magma yang dalam di bawahmemutar air bawah tanah menjadi suatu campuran panas dan asamyang secara kimiawi merubah batuan vulkanik menjadi fraksi lumpurdan tanah liat (SumberhttpvolcanoesusgsgovProductsPglossaryMudVolcanohtml)Fotografi oleh by SR Brantley padaSeptember 1983Gambar 22 Fenomena lumpur vulkanik di wilayah Norris GeyserTaman Nasional Yellowstone Wyoming Gunung Lumpurini setinggi 40 cmFenomena lumpur vulkanik yang terjadi di lokasi kegiatan PTLapindo Brantas Inc Porong Sidoarjo diperkirakan para ahli geologikarena patahan crack yang memotong puncak dari batugampingFormasi Kujung indikasi slump (kemungkinan menunjukkan mobileshale) dan Collapse zone (indikasi pernah terjadinya colapse didaerahini pada masa lampau Semburan lumpur vulkanik dapat terjadi karenaadanya liquifaction (pencairan) atau seperti agar-agar yg dihentakkansecara mendadak sehingga menyembur keluar Pada kondisi stabilmobile shale (mobile clay) adalah seperti tanah lempung yang seringdilihat dipermukaan bumi dengan wujud sangat liat Namun ketikakondisi dinamis karena mengalir maka percampuran dengan air bawahtanah menjadikan lempung ini seperti bubur Lumpur vulkanik ini bisamelalui crack (patahan) yang sudah ada dapat juga melalui pinggiransumur dengan membentuk crackfracture yang baru Keduanya akanmenyebabkan kejadian yang sama yaitu keluarnya lumpur(httprovickywordpresscom)

142 Kandungan Lumpur Vulkanik dan DampaknyaHasil analisa mikropaleontologi menunjukkan bahwa lumpurLapindo mengandung fosil foraminifera (cangkang zat renik bersel satu)yang dahulu hidup di lingkungan laut (Koesoemadinata R September2006) Lumpur vulkanik tersebut merupakan material yang berasal dariformasi berumur Pliosen Analisis nannofosil di lumpur menunjukkanumur sekitar Pliosen sama dengan kandungan fosil di kedalaman2000-6000 ft di sumur tersebut ppm chloride sekitar 10000 lumpurmengandung material volkanik dan di awal-awal semburan lumpurmengeluarkan gas H2S dengan temperatur lumpur sekitar 40-50 0CMaterial semburan lumpur vulkanik yan gberasal dari dalamperut bumi dapat memberikan dampak terhadap mahluk hidup yangberada di atas permukaan bumi sebagaimana fenomena letusangunung berapi atau keluarnya gas beracun dari gunung berapi yangmemusnahkan kehidupan di sekitarnya dan memerlukan waktubertahun-tahun untuk pulih kembali25 Analisis Risiko LingkunganGambar 23 Fenomena menyemburnya lumpur vulkanikdi Porong Sidoarjo211 Pengertian Analisis Risiko LingkunganAda beberapa definisi dari analisis risiko menurut EPA analisisrisiko adalah karakterisasi dari bahaya-bahaya potensial yang berefekpada kesehatan manusia dan bahaya terhadap lingkungan(wwwepagoviris Integrated Risk Information System) Menurut MLRichardson (1989) analisis resiko adalah proses pengambilankeputusan untuk mengatasi masalah dengan keragaman kemungkinanyang ada dan ketidakmungkinan yang akan terjadi Dalam analisa risikopertama kali masalah harus didefinisikan dan risiko diperkirakankemudian resiko dievaluasi dan dipertimbangkan juga faktor-faktor yangmungkin bisa mempengaruhi sehingga bisa diputuskan tindakan manayang bisa diambil Proses perkiraan risiko evaluasi risiko pengambilankeputusan dan penerapannya disebut analisis risikoDalam analisis resiko ada beberapa tahap yang harus dilaluiyaitu 1 Identifikasi bahaya2 Perkiraan risiko3 Evaluasi risiko4 Penentuan risiko yang bisa diterima5 Manajemen risikoSecara harfiah arti dari risiko adalah probabilitas terjadinyasuatu hal yang menyebabkan kehilangan ataupun kerugian Bahaya(hazard) dan risiko (risk) adalah kata kata yang digunakan dalambahasa sehari-hari dengan arti yang hampir sama secara tekniskeduanya mempunyai perbedaan yaitu 1048766 Bahaya (hazard) adalah karateristik atau sifat benda kondisi atauaktifitas yang berpotensial menimbulkan kerusakan kerugian

kepada manusia harta benda dan lingkungan1048766 Risiko (risk) adalah penggabungan dari akibat-akibat yangmungkin diterima dari bahaya yang telah ada terhadap manusiaSedangkan pengertian bahaya (hazard) dan risiko (risk) menurut MLRichardson (1989) adalah 1048766 Bahaya (hazard) keberadaan dari materi yang berefek padasistem kehidupan seperti manusia hewan atau lingkungan yangterpapar1048766 Risiko (risk) adalah akibat yang terjadi atau diperkirakan akanterjadi karena adanya bahaya yang terpapar pada populasi dalamdosis atau konsentrasi tertentu Risiko ini menggambarkanfrekuensi dan intensitas dari bahaya kepada populasi yangterpaparRisiko adalah konsep yang didasarkan pada probabilitasProbabilitas diukur dalam skala 0 sampai 1 Nilai mendekati 0 berartikemungkinan kejadian sangat kecil dan nilai mendekati 1 berartikemungkinan terjadinya besar (Richardson 1989) Menurut Richard JWatts (1997) definisi dari resiko yang berkaitan dengan keberadaanlimbah berbahaya adalah kemungkinan masuknya bahaya yangberasal dari limbah bahan berbahaya yang berefek pada kesehatanmanusia ekologi dan lingkunganDalam analisis risiko ada 2 (dua) jenis risiko yang harusdiperhitungkan yaitu resiko awal (background risk) dan risiko tambahan(incremental risk) Risiko awal adalah resiko yang diterima olehpopulasi tanpa adanya senyawa kimia berbahaya di lokasi yang akandianalisa sedangkan resiko tambahan adalah besarnya risiko yangditerima karena adanya zat kimia berbahaya di dalam lingkungan Totalrisiko adalah penjumlahan antara resiko awal dan risiko tambahan(Watts 1997)Risiko dapat dirumuskan apabila terdapat 1 Bahaya (hazard)2 Jalan perpindahan (pathway) yaitu dengan apa efek bahaya dapatberpindah3 Target receptor yaitu penerima yang terkena efek bahayaRantai sebab akibat dapat digambarkan sebagai berikut Hazard Pathway Target ReceptorDalam analisa risiko ada empat langkah yang yang harusdilakukan untuk mengetahui besarnya risiko yaitu 1 Hazard Identification meliputi identifikasi keberadaan zat kimiaberbahaya di sumber dan karakteristiknya (analisis sumberpencemar)2 Exposure Assesment meliputi bagaimana zat berbahaya tersebutberpindah ke reseptor dan jumlah intake yang diambil (analisis jalurperpindahan)3 Toxicity Assesment meliputi indikasi numerik dari tingkat toksisitasuntuk menghitung besarnya risiko (analisis reseptor)

4 Risk Characterization meliputi penentuan jumlah risiko secaranumerik dan ketidakpastian dari perkiraan tersebut (Watts 1997)212 Tujuan Analisis Resiko LingkunganAnalisis risiko digunakan untuk mengetahui besarnya risiko yangkemudian digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusandalam manajemen risiko Dalam pengelolaan limbah B3 analisis resikomenyediakan informasi guna dapat memilih dan memutuskanpengolahan dan pembuangan limbah secara tepat remidiasi lahanterkontaminasi minimalisasi produksi limbah penentuan lokasi danpengembangan prodik-produk baru Dalam analisis risiko perluditekankan dan diperhatikan bahwa perkiraan risiko adalah salah satusumber informasi dan banyak faktor lain yang mempengaruhipengambilan keputusan seperti adanya campur tangan politik ekonomisosial dan faktor-faktor lainnya (LaGrega 2001)Informasi dari hasil analisis risiko digunakan dalam prosesmanajemen risiko dalam mempersiapkan pengambilan keputusandalam rangka perlindungan ekosistem lingkungan (wwwepagovirisIntegrated Risk Information System) Contoh dari penerapanmanajemen risiko adalah dalam pengambilan keputusan berapabanyak parameter kontaminan yang diperbolehkan dibuang ke badanairBeberapa tujuan dalam analisis risiko yaitu 1 Untuk memperkirakan batasan atau akibat dari kejadian terburukyang mungkin terjadi dengan atau tanpa perkiraan2 Untuk membantu dalam penentuan peraturan dan kebijakan3 Untuk memperkirakan besarnya risiko yang masih bisa diterima26 Tahapan Analisis Risiko Lingkungan221 Identifikasi Zat Berbahaya (Hazard Identification)Identifikasi bahaya atau hazard identification adalah langkahpertama yang dilakukan dalam analisis risiko Identifikasi bahaya perludilakukan karena tidak mungkin untuk menganalisa semua zat kimiayang ada di dalam suatu daerah yang tercemar Dengan dilakukannyaidentifikasi bahaya dapat diketahui bahaya paling potensial yang harusdipertimbangkan atau mewakili risiko yang mendesak Dalam analisisrisiko diperlukan data-data yang jelas dan zat kontaminan apa yangterdapat dalam lokasi yang tercemar konsentrasi luasan distribusi danbagaimana kontaminan berpindah ke reseptor potensial di sekitarlokasi Data-data yang diperlukan dalam identifikasi bahaya adalahsebagai berikut 1 Sejarah lokasi2 Tataguna lahan3 Tingkat pencemaran dalam media (air tanah air permukaan udara)4 Karakteristik lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadan dantransportasi zat kimia kontaminan tersebut antara lain datahidrogeologi topografi dan geologi5 Pengaruh yang potensial terhadap populasi

Di lahan yang tercemar mungkin terdapat banyak zatkontaminan apabila semua zat tersebut diamati maka data yang perludiolah akan menjadi terlalu banyak dan tidak realistis Untuk itudiperlukan suatu screening (penyaringan) terhadap zat kimia tersebutuntuk mengetahui bahan kimia yang spesifik yang paling dikawatirkandan diharapkan dapat mewakili semua zat kimia yang terdeteksi padalokasi Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah dari bahan kimiayang harus dijadikan model pada analisis dan menjadi fokus usahapengendalianSecara toksikologi dalam memilih zat kimia yang akan dianalisisdidasari pertimbangan sebagai berikut 1 Paling bersifat toksik menetap dan dapat berpindah-pindahtempat2 Paling umum dan merata keberadaanya baik secara konsentrasidan distribusi (LaGrega2001)Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk memilih zat kimiayang terdeteksi di lokasi dimulai dengan pemilihan awal yang dilakukandengan cara sebagai berikut1 Memilih media kontaminasi yang akan diteliti ( mis air permukaan)2 Mentabulasikan semua zat kontaminan yang terdeteksi di dalamlokasi baik rata-rata maupun batasan konsentrasi yang ditemukandi lokasi3 Mengidentifikasikan bahaya parameter kontaminanPerangkingan nilai kebahayaan berdasarkan skor rankingmenunjukkan parameter kontaminan mana yang memiliki nilai bahayatertinggi berdasarkan konsentrasi maksimal dan nilai ambang batasnya(baku mutu) Dalam penentuan parameter kontaminan yang kemudianakan mewakili untuk dianalisis memerlukan evaluasi lanjutan untukmengetahui konsentrasi mobilitas di lingkungan badan air danmasalah ndash masalah lainnya untuk itu perlu dipertimbangkan hal-halsebagai berikut a Konsentrasi rata-ratab Frekuensi pemaparanc Mobilitasd Keberadaannya dalam lingkungane Zat kimia lain yang berhubungan222 Perkiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahapan kedua dalam analisis risiko adalah perkiraanpenyebaran (expossure assesment) terhadap suatu populasi yangmungkin terkena dampak Perkiraan penyebaran (expossureassesment) adalah salah satu segi dalam analisis resiko yangmenghitung besarnya level pemaparan aktual dari populasi atauindividu yang terpapar Untuk memberikan pengertian akan sumberkontaminasi hal yang harus dilakukan adalah menggambarkan sumberdan distribusi kontaminan pada lokasi dilanjutkan bagaimana zat inibisa terlepas ke lingkungan bagaimana kontaminan berpindah tempat

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 8: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

menyebabkan banyak masyarakat di Sidoardjo menjadi korban Potensikerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari pelepasan lumpur ini ke kaliPorong dapat meluas ke kawasan yang melampaui batas wilayah KabupatenSidoardjo Mengingat besarnya dampak semburan lumpur panas tersebutterhadap kehidupan masyarakat khususnya di Kabupaten Sidorajo dan diJawa Timur pada umumnya Pemerintah menaruh perhatian yang besardalam penanganan dampak semburan Lumpur panas ini Dalam beberapakesempatan Presiden Republik Indonesia memberi arahan agarpenanggulangan dampak semburan lumpur panas di Sidoardjo ini diupayakansepenuh tenaga dengan memberikan prioritas kepada hal-hal sebagai berikut a Pencegahan jatuhnya korban jiwa dan perlindungan keselamatanpenduduk di lokasi kejadian semburan lumpur panas tersebutb Upaya memberikan alternatif sumber penghidupan bagi masyarakat yangterkena dampak langsung dan melindungi penanganan lumpur panas diPorong SidoarjoSesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia padaSidang Kabinet Paripurna tanggal 27 September 2006 skenario pengendalianlumpur sebagian dialirkan ke Sungai Porong untuk mengantisipasi jebolnyatanggul yang lebih parah sehingga membahayakan keselamatan pendudukdan merusak infrastruktur di sekitarnya Lumpur panas tersebut akhirnyadisetujui untuk dibuang tanpa pengolahan ke Sungai Porong dan badanbadanair sekitarnya dengan alasan bahwa tidak ada tanggul yang dapatdibangun dalam waktu singkat untuk menyimpan lumpur panas yangmenyembur dengan volume 126000 m3 per hari Harus diakui adanya bataskemampuan teknologi untuk menyimpan lumpur tersebut dalam waduk-wadukyang dibangun TimNas Pengendalian Lumpur Berdasarkan analisis awal olehbeberapa laboratorium di dalam dan di luar negeri ditemukan bahwa lumpurpanas yang keluar dari perut bumi ini bukanlah bahan yang beracun atauberbahaya Permasalahan terbesar dari lumpur panas ini adalah volume yangmenyembur sekitar 120000 - 130000 m3 setiap harinya sehingga seyogyanyaperlakuan yang mestinya diterapkan adalah pengelolaan bahan beracun danberbahaya yang mustahil diterapkan Kebijakan Pemerintah pada akhir bulanSeptember 2006 untuk mengalirkan lumpur panas tersebut ke Kali Porongadalah kebijakan darurat bencana yang sering dikenal sebagai lsquoforce majeurrsquo(Sumber Buku Putih LUSI KLH 2006)Gambar 12 Pipa Pembuangan air Lumpur ke Sungai PorongPada saat penelitian ini dilakukan belum dapat dipastikan kapansemburan Lumpur akan berhenti dan seberapa besar volume Lumpur yangditimbulkan (Menurut ahli geologi Universitas Kyoto Jepang James Moridalam Tempo Interaktif Jakarta 20 Pebruari 2006 dan Ahli Geologi LembagaIlmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hery Harjono dalam InternationalGeological Workshop Sidoarjo Mud Volcano di Gedung BPPT Jakarta 21Pebruari 2007) Sedangkan menurut prediksi Kepala Badan Pengkajian danPenerapan Teknologi (BPPT) Said D Jenie dalam International GeologicalWorkshop Sidoarjo Mud Volcano di Gedung BPPT Jakarta 21 Pebruari 2007semburan lumpur baru bisa berhenti setelah 31 tahun atau pada Tahun 2038

mendatang Sedangkan upaya teknis terakhir yang dilakukan berupapenyumbatan dengan menggunakan bola-bola beton menurut analisis ahligeologi dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Arief Budiman dan ahliperminyakan ITB Doddi Nawangsido juga tidak akan dapat menghentikansemburan tersebut bahkan bola beton tersebut dapat menyembur kembalisewaktu-waktu (Tempo Interaktif Jakarta 20 Pebruari 2006)Oleh sebab itu nampaknya skenario pembuangan air Lumpur keSungai Porong dan Sungai Aloo menuju laut akan tetap dilanjutkan untukmenjamin keselamatan penduduk di sekitar semburan Sudah menjadipermasalahan global bahwa dewasa ini makin sulit untuk mendapatkan airbersih sebagaimana dibutuhkan dan dibutuhkan teknologi yang cukup mahaluntuk dapat memanfaatkan sumber daya air yang ada Dengan pembuanganair Lumpur ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju lautmasyarakat sekitar akan makin merasakan kelangkaan sumber daya air bersihuntuk memenuhi kebutuhan hidupGambar 13 Pembuangan air Lumpur ke Sungai Porong (Sumber Pengamatan Lapangan)Pembuangan lumpur ke laut tentu akan menimbulkan dampakterhadap ekosistem air terlebih di Sungai Porong dan Sungai Aloomembahayakan kesehatan masyarakat sekitar dan industri-industri kelautanseperti budidaya tambak udang ikan dan produksi garam yang ada namunsampai seberapa besar risiko tersebut diperkirakan perlu dilakukan penelitianmengenai hal tersebut sebagai dasar pertimbangan manajemen resikonyamelalui pemantauan kualitas air badan air secara rutin dan analisis hasilpemantauan tersebutPenelitian mengenai risiko lingkungan aliran air Lumpur ke badanair didasari oleh hasil analisis awal terhadap kandungan bahan-bahanberbahaya dalam air Lumpur tersebut oleh BAPEDAL Propinsi Jawa TimurBerdasarkan uji kualitas air Lumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 olehBAPEDAL Propinsi Jawa Timur pada Laboratorium lingkungan PU Bina MargaPropinsi Jawa Timur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburanLumpur panas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutu limbah cairbagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untuk parameter fisikakandungan endapan dalam lumpur atau Total Dissolved Solid (TDS) dan TotalSuspended Solid dan (TSS) sangat tinggi Untuk parameter kimia kandunganBiological oxygen demand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yangtinggi dimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawa Phenoldiketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar dari nilai baku mutu)yang merupakan zat kontaminan kimia organik berwarna merah mudaSedangkan kandungan logam berat seperti seng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal(Pb) yang terdeteksi namun masih memenuhi baku mutuTabel 11 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Satuan Baku Mutu ) Hasil uji

TDS mglt 4000 91350TSS mglt 200 226100BOD mglt 150 259COD mglt 300 600Phenol mglt 2 59Zn mglt 15 045Ni mglt 05 022Pb mglt 1 023Sumber Data Bapedal Prop Jatim 2006) Baku mutu limbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumisesuai KepMenLH 4296Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwa hasil ujikualitas air Lumpur pada kolam penampungan utama tidak memenuhiketentuan baku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III untukparameter Phenol (Pudjiastuti L ITS Surabaya dalam Simposium NasionalldquoPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besaran nilai uji kualitas Phenol yang melebihi ketentuan baku mutu yangtelah ditetapkan akan menyebabkan dampak bagi lingkungan sekitarnyakarena phenol termasuk senyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan dankehidupan mahluk hidupGambar 14Genangan airlumpuryangberwarnamerahmudamenunjukkankandunganphenol yang tinggi (Sumber foto wwwhotmudflowwordpresscomJuli 2006)Peneliti melihat dari aspek lingkungan hidup bahwa fenomenapengaliran air Lumpur Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju kelaut hanya memindahkan permasalahan ke lokasi lain karena tidak sesuaidengan ketentuan Gubernur Jawa Timur Nomor 45 Tahun 2002 gol IIItentang baku mutu limbah cair dari kegiatan industri di Jawa Timur mengenaipembuangan air limbah ke lingkungan langsung tanpa melalui pengolahandan ketentuan baku mutu kualitas air sungai dalam Peraturan Pemerintah RINo 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan PengendalianPencemaran Air Sungai Kelas III sehingga dapat menimbulkan dampaklangsung berupa penurunan kualitas air badan air dan dampak tak langsung

berupa perubahan peruntukan Sungai Porong dan Sungai AlooPenelitian ini akan melakukan kajian besaran risiko lingkunganyang mungkin terjadi oleh senyawa berbahaya Phenol yang terkandung dalamair lumpur tersebut terkait dengan dampak atau resiko terhadap ekosistemperairan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo untuk selanjutnya dapatditetapkan manajemen resikonya Dengan manajemen risiko yang tepat makadampak ekologis di perairan badan air di wilayah sekitar semburan akan dapatditekan12 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalampenelitian ini adalah a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas Sungai Porong danSungai Aloo terkait dengan pembuangan air Lumpur Lapindo yangdiidentifikasi mengandung phenol tinggi ke dalam badan air tersebutb Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo ke SungaiPorong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadap lingkungan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo terkait dengan persyaratan kualitas airbadan air Sungai kelas III sesuai Peraturan Pemerintah RI No 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airsehingga Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsi sesuaidengan peruntukannya13 Tujuan Penelitiana Melakukan identifikasi kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo yang mendapat aliran air lumpur Lapindob Melakukan analisis terhadap kandungan Phenol dalam air badan airSungai Porong dan Sungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo terkaitdengan risikonya tehadap ekosistem badan air14 Kegunaan Penelitiana Bagi Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur Membantu pengambil keputusan di dalam menentukan manajemen risikoyang lebih efektif dan efisien dalam mengantisipasi dampak yang lebihbesar terhadap kerusakan lingkungan badan air Sungai Porong danSungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo yang masih berlangsungpada saat penelitian ini dilaksanakanb Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang analisisrisiko lingkungan khususnya untuk kondisi darurat atau bencana sertauntuk menambah sarana kepustakaan bagi penelitian lanjutan mengingatkejadian semburan Lumpur Lapindo ini merupakan kejadian langka namunmembawa dampak yang sangat besar dan penting bagi keberlanjutanekosistem di sekitarnyac Bagi Pengembangan Ilmu Data basis atau nilai yang didapatkan dalam penelitian ini akan dapatdijadikan acuan dalam melakukan analisis risiko lingkungan padaperistiwa sejenis

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA21 Pengertian Lingkungan HidupMenurut Undang-Undang nomor 23 Tahun 1993 tentang PengelolaanLingkungan Hidup lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semuabenda daya keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunyayang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusiaserta mahluk hidup lainnyaAntara manusia dan lingkungan hidup terdapat hubungan yang amatdinamis Perubahan dalam lingkungan hidup akan menyebabkan perubahanpula dalam perilaku manusia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yangbaru Perubahan perilaku manusia ini selanjutnya akan menyebabkanperubahan dalam lingkungan hidup demikian seterusnya Karena luasnyapengertian lingkungan hidup maka seringkali dikelompokkan untukmempermudah pemahamannya (Slamet JS 1994)Lingkungan perairan atau hydrosfir adalah salah satu bentukpengelompokkan lingkungan Sebagian besar (71) dari permukaan bumitertutup oleh air Begitu luasnya lingkungan perairan sehingga sangatmempengaruhi iklim di muka bumi ini Air di Bumi ini jumlahnya relativekonstan karena adanya siklus hidrologi yang terjadi secara alami Distribusi airdi bumi sebagian besar berada di lautan dan yang berada di sekitar manusiadi daratan tidak mencapai 1 jumlahnya (Tabel 21) Dengan jumlah tersebutmanusia dituntut untuk dapat berbagi dan mengelola sumber daya air sebaikbaiknyakarena permasalahan kompleks yang akan timbul apabila terjadipencemaran dalam lingkungan perairanTabel 21 Distribusi Air di BumiNo Lokasi Km3 Air Persentase1 Samudra 1323000000 9722 Laut Danau asin 104000 00083 Es 30500000 2154 Air Tanah 8350000 0615 Air Permukaan 67000 0056 Danau Air Tawar 125000 00097 Sungai 1670000 000018 Atmosfir 12900 00019 Lain-lain 375000 0028Sumber Lamb James C dalam Slamet JS 1994Samudra Laut Danau asin EsAir Tanah Air Permukaan Danau Air Taw arSungai Atmosfir Lain-lain

Gambar 21 Distribusi jenis air di BumiSampai saat ini sebagian manusia memanfaatkan air permukaan yangtawar dan air tanah sebagai sumber airnya Demikian pula keadaannya diIndonesia Air laut yang asin sekalipun jumlahnya besar tetapi baru sedikitsekali dimanfaatkan karena biaya untuk proses desalinasinya yang masihsangat mahal Pemanfaatan air tawar sampai saat ini masih terus dapat

memenuhi dan dipertahankan karena adanya aliran air dalam siklushidrologinya Dari siklus hidrologi ini diketahui adanya berbagai sumber airtawar yang dapat diperkirakan kualitas dan kuantitasnya Sumber-sumber airtersebut antara lain adalah 1 Air permukaan yang merupakan air sungai dan danau2 Air tanah yang tergantung kedalamannya3 Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir yaitu hujanAir permukaan dapat berkualitas baik apabila tanah sekitarnya tidaktercemar oleh karenanya air permukaan dan air tanah dangkal sangatbervariasi kualitasnya Banyak zat yang terlarut ataupun tersuspensi didalamnya selama perjalanannya menuju ke laut Namun selama perjalanan inipula air dapat membersihkan diri (self purification) karena adanya sinar ultraviolet dari matahari aliran serta kemungkinan-kemungkinan terjadinya reaksireaksiantar zat kimia yang terlarut dan terjadinya pengendapanpengendapan22 Sumber Daya Air SungaiAir merupakan sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orangbanyak sehingga perlu dilindungi agar tetap bermanfaat bagi hidup dankehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya Indonesia yang berada diwilayah iklim tropis hanya memiliki dua musim yaitu penghujan dan kemarauSuatu badan air seperti sungai sebagai bagian dari lingkungan hidupmemiliki fungsi peruntukan bagi berbagai kegunaan baik untuk intake airminum irigasi listrik perikanan pertanaman peternakan industri dankeperluan pemukiman (domestic) Peruntukan sungai perlu ditetapkanmengingat dampak dari berbagai aktifitas kehidupan tersebut yang dapatmemberikan dampak atau risiko penurunan peruntukan badan airPembagian kelas sungai didasarkan pada peringkat (gradasi) tingkatanbaiknya mutu air dan kemungkinan kegunaannya Tingkatan mutu air kelassatu merupakan tingkatan yang terbaik Secara relatif tingkatan mutu KelasSatu lebih baik dari Kelas Dua dan selanjutnya Tingkatan mutu air dari setiapkelas disusun berdasarkan kemungkinan kegunaannya bagi suatu peruntukanair Klasifikasi mutu air merupakan pendekatan untuk menetapkan kriteriamutu air dari tiap kelas yang akan menjadi dasar untuk penetapan baku mutuair Setiap kelas air mempersyaratkan mutu air yang dinilai masih layak untukdimanfaatkan bagi peruntukan tertentuBerdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentangPengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Pasal 8 Ayat (1)klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu a Kelas satu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku airminum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yangsama dengan kegunaan tersebutb Kelas dua air yang peruntukannya dapat digunakan untukprasaranasarana rekreasi air pembudidayaan ikan air tawar peternakanair untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yangmempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebutc Kelas tiga air yang peruntukannya dapat digunakan untukpembudidayaan ikan air tawar peternakan air untuk mengairi

pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebutd Kelas empat air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairipertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebut23 Pencemaran Air Sungai dan DampaknyaMenurut Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airpencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup zatenergi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehinggakualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapatberfungsi sesuai dengan peruntukannyaAir sebagai komponen lingkungan hidup dapat mempengaruhi dandipengaruhi oleh komponen lainnya Air yang kualitasnya buruk akanmengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akanmempengaruhi kondisi kesehatan manusia dan kehidupan mahluk hiduplainnya Pencemaran air dapat disebabkan oleh kegiatan usaha atau dikenaldengan limbah cair maupun oleh sebab alami atau bencana alamBerdasarkan cara pengamatan atau identifikasi pencemaran air dapatdiketahui dari parameter 1 Secara Fisika yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkatkejerbihan air (kekeruhan) perubahan suhu air perubahan rasa dan warnaair2 Secara Kimia yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat-zat kimiayang terlarut dan perubahan pH3 Secara Biologi yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkanmikroorganisme yang ada dalam air (Wardhana WA 1995)Air yang telah tercemar dapat menimbulkan resiko berupa kerugianyang besar bagi manusia yaitu 1 Air menjadi tidak bermanfaat lagi karena kualitasnya berubah makaperuntukan air pun berubah2 Air menjadi penyebab timbulnya penyakit karena adanya zat-zatkontaminan dan bakteri dalam air dapat membahayakan kehidupan biotaperairan serta kesehatan manusia yang berhubungan atau memanfaatkanair tersebut (Wardhana WA 1995)Menurut Juli SS 1994 standar kualitas air pada hakekatnya dibuatuntuk memberikan petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yangsebaiknya diperbolehkan ada dalam air khususnya untuk air minum yaituantara lain1 Jumlah zat padat terlarut (Total Dissolved Solid TDS) biasanya terdiri zatorganic garam anorganik dan gas terlarut Bila TDS bertambah makakesadahan akan naik pula Selanjutnya efek TDS maupun kesadahanterhadap kehidupan atau kesehatan tergantung pada spesies kimiapenyebab masalah tersebut2 Kekeruhan (Total Suspended Solid TSS) disesbabkan oleh zat padat yNg

tersuspensi baik yang bersifat anorganik maupun yang organic Zatanorganik biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam sedangkanyang organic dapat berasal dari lapukan tanaman dan hewan Limbahindustri juga dapat merupakan sumber kekeruhan Zat organic dapatmenjadi makanan bakteri sehingga mendukung perkembangbiakannya danmenambah kekeruhan air Air yang keruh sulit didesinfeksi karena mikrobaterlindung oleh zat tersuspensi tersebut3 Zat warna kimia untuk alasan estetika air yang dikategorikan air bersihdan air minum sebaiknya tidak berwarna karena untuk mencegahkeracunan dari berbagai zat kimia berwarna yang beracun maupunmikroorganisme beracun yang berwarna4 Parameter kimia anorganik Seng (Zn) adalah logam yang tingkattoksisitasnya dikategorikan relative rendah karena tubuh pun memerlukanseng untuk metabolisme Namun seng dalam kadar tinggi tetap merupakanracun yang berbahaya Dalam air minum menimbulkan rasa kesat dandapat menimbulkan gejala muntaberSeng menyebabkan warna air menjadiopalescent dan bila dimasak akan timbul endapan seperti pasir5 Parameter kimia organik merupakan indikator umum terjadinyapencemaran air Apabila zat organic yang dapat dioksidasi (BOD) besaryang juga berarti oksigen terlarut (DO) dalam air kecil maka hal itumenunjukkan adanya pencemaran6 Parameter kimia organik Phenol merupakan senyawa berwarna merahmuda yang mudah masuk dalam kulit sehat dan menimbulkan rasaterbakar Keracunan akut menyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perutkelainan koordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadiperforasi usus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinalsulit menelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasa bila airtercampur khlor Menurut material safety data sheet (MSDS) dari Phenoldiketahui bahwa dalam air keberadaannya cukup lama dengankemampuan biodegradasi antara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapatdioksidasi melalui proses fotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanandan pergerakan phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarDampak negatif pencemaran air mempunyai nilai atau biaya ekonomikdi samping nilai ekologi dan sosial budaya Upaya pemulihan pencemaran airbagaimanapun akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar daripadanilai manfaat finansial dari kegiatan yang menyebabkan pencemaran tersebutDemikian pula bila kondisi air yang tercemar dibiarkan (tanpa upayapemulihan) juga memerlukan biaya mengingat dampak negatif yang dapatditimbulkannyaBahaya atau risiko yang berhubungan dengan pencemaran air sungaidapat berupa dampak langsung dan dampak tak langsung Dampak langsungditerima lingkungan perairan termasuk manusia melalui kontak secara

langsung melalui tubuh mahluk hidup dan dampak tak langsung diterimamahluk hidup termasuk manusia melalui rantai makanan (peresapan air tanahtanaman dan ikan) (Wardhana WA 1995)24 Lumpur Vulkanik (Mud Vulcano)141 Pengertian Lumpur VulkanikBanyak para ahli geologi yang menganalogikan semburanlumpur panas Lapindo dengan gejala alam yang disebut gunung lumpur mud volcano yang banyak tersebar di Indonesia (khususnya diIndonesia Timur dikenal dengan istilah poton) bahkan di Jawa TimurUtara pun banyak diketemukan seperti Bleduk Kuwu dekat PurwodaiGunung Anyar dekat Surabaya bahkan di selatan Kali Porong yang dimasa lalu menyemburkan lumpur tetapi sekarang sudah mati(Koesoemadinata R September 2006)Definisi dari Mud Volcano adalah suatu gunung api lumpur yangberbentuk suatu kerucut tanah liat dan lumpur berukuran kecil yangpada umumnya kurang dari 1-2 m tingginya Gunung api lumpur kecilini terbentuk dari campuran air panas dan sedimen halus (tanah liat danlumpur) dimana terdapat ( 1) aliran perlahan dari suatu lubang sepertisuatu arus lahar cair atau ( 2) menyembur ke udara seperti suatu airmancur lahar yang melepaskan air mendidih dan gas vulkanis Tanahliat dan lumpur yang secara khas berasal dari gas batuan vulkanikpadat dan panas yang terlepas dari magma yang dalam di bawahmemutar air bawah tanah menjadi suatu campuran panas dan asamyang secara kimiawi merubah batuan vulkanik menjadi fraksi lumpurdan tanah liat (SumberhttpvolcanoesusgsgovProductsPglossaryMudVolcanohtml)Fotografi oleh by SR Brantley padaSeptember 1983Gambar 22 Fenomena lumpur vulkanik di wilayah Norris GeyserTaman Nasional Yellowstone Wyoming Gunung Lumpurini setinggi 40 cmFenomena lumpur vulkanik yang terjadi di lokasi kegiatan PTLapindo Brantas Inc Porong Sidoarjo diperkirakan para ahli geologikarena patahan crack yang memotong puncak dari batugampingFormasi Kujung indikasi slump (kemungkinan menunjukkan mobileshale) dan Collapse zone (indikasi pernah terjadinya colapse didaerahini pada masa lampau Semburan lumpur vulkanik dapat terjadi karenaadanya liquifaction (pencairan) atau seperti agar-agar yg dihentakkansecara mendadak sehingga menyembur keluar Pada kondisi stabilmobile shale (mobile clay) adalah seperti tanah lempung yang seringdilihat dipermukaan bumi dengan wujud sangat liat Namun ketikakondisi dinamis karena mengalir maka percampuran dengan air bawahtanah menjadikan lempung ini seperti bubur Lumpur vulkanik ini bisamelalui crack (patahan) yang sudah ada dapat juga melalui pinggiransumur dengan membentuk crackfracture yang baru Keduanya akanmenyebabkan kejadian yang sama yaitu keluarnya lumpur(httprovickywordpresscom)

142 Kandungan Lumpur Vulkanik dan DampaknyaHasil analisa mikropaleontologi menunjukkan bahwa lumpurLapindo mengandung fosil foraminifera (cangkang zat renik bersel satu)yang dahulu hidup di lingkungan laut (Koesoemadinata R September2006) Lumpur vulkanik tersebut merupakan material yang berasal dariformasi berumur Pliosen Analisis nannofosil di lumpur menunjukkanumur sekitar Pliosen sama dengan kandungan fosil di kedalaman2000-6000 ft di sumur tersebut ppm chloride sekitar 10000 lumpurmengandung material volkanik dan di awal-awal semburan lumpurmengeluarkan gas H2S dengan temperatur lumpur sekitar 40-50 0CMaterial semburan lumpur vulkanik yan gberasal dari dalamperut bumi dapat memberikan dampak terhadap mahluk hidup yangberada di atas permukaan bumi sebagaimana fenomena letusangunung berapi atau keluarnya gas beracun dari gunung berapi yangmemusnahkan kehidupan di sekitarnya dan memerlukan waktubertahun-tahun untuk pulih kembali25 Analisis Risiko LingkunganGambar 23 Fenomena menyemburnya lumpur vulkanikdi Porong Sidoarjo211 Pengertian Analisis Risiko LingkunganAda beberapa definisi dari analisis risiko menurut EPA analisisrisiko adalah karakterisasi dari bahaya-bahaya potensial yang berefekpada kesehatan manusia dan bahaya terhadap lingkungan(wwwepagoviris Integrated Risk Information System) Menurut MLRichardson (1989) analisis resiko adalah proses pengambilankeputusan untuk mengatasi masalah dengan keragaman kemungkinanyang ada dan ketidakmungkinan yang akan terjadi Dalam analisa risikopertama kali masalah harus didefinisikan dan risiko diperkirakankemudian resiko dievaluasi dan dipertimbangkan juga faktor-faktor yangmungkin bisa mempengaruhi sehingga bisa diputuskan tindakan manayang bisa diambil Proses perkiraan risiko evaluasi risiko pengambilankeputusan dan penerapannya disebut analisis risikoDalam analisis resiko ada beberapa tahap yang harus dilaluiyaitu 1 Identifikasi bahaya2 Perkiraan risiko3 Evaluasi risiko4 Penentuan risiko yang bisa diterima5 Manajemen risikoSecara harfiah arti dari risiko adalah probabilitas terjadinyasuatu hal yang menyebabkan kehilangan ataupun kerugian Bahaya(hazard) dan risiko (risk) adalah kata kata yang digunakan dalambahasa sehari-hari dengan arti yang hampir sama secara tekniskeduanya mempunyai perbedaan yaitu 1048766 Bahaya (hazard) adalah karateristik atau sifat benda kondisi atauaktifitas yang berpotensial menimbulkan kerusakan kerugian

kepada manusia harta benda dan lingkungan1048766 Risiko (risk) adalah penggabungan dari akibat-akibat yangmungkin diterima dari bahaya yang telah ada terhadap manusiaSedangkan pengertian bahaya (hazard) dan risiko (risk) menurut MLRichardson (1989) adalah 1048766 Bahaya (hazard) keberadaan dari materi yang berefek padasistem kehidupan seperti manusia hewan atau lingkungan yangterpapar1048766 Risiko (risk) adalah akibat yang terjadi atau diperkirakan akanterjadi karena adanya bahaya yang terpapar pada populasi dalamdosis atau konsentrasi tertentu Risiko ini menggambarkanfrekuensi dan intensitas dari bahaya kepada populasi yangterpaparRisiko adalah konsep yang didasarkan pada probabilitasProbabilitas diukur dalam skala 0 sampai 1 Nilai mendekati 0 berartikemungkinan kejadian sangat kecil dan nilai mendekati 1 berartikemungkinan terjadinya besar (Richardson 1989) Menurut Richard JWatts (1997) definisi dari resiko yang berkaitan dengan keberadaanlimbah berbahaya adalah kemungkinan masuknya bahaya yangberasal dari limbah bahan berbahaya yang berefek pada kesehatanmanusia ekologi dan lingkunganDalam analisis risiko ada 2 (dua) jenis risiko yang harusdiperhitungkan yaitu resiko awal (background risk) dan risiko tambahan(incremental risk) Risiko awal adalah resiko yang diterima olehpopulasi tanpa adanya senyawa kimia berbahaya di lokasi yang akandianalisa sedangkan resiko tambahan adalah besarnya risiko yangditerima karena adanya zat kimia berbahaya di dalam lingkungan Totalrisiko adalah penjumlahan antara resiko awal dan risiko tambahan(Watts 1997)Risiko dapat dirumuskan apabila terdapat 1 Bahaya (hazard)2 Jalan perpindahan (pathway) yaitu dengan apa efek bahaya dapatberpindah3 Target receptor yaitu penerima yang terkena efek bahayaRantai sebab akibat dapat digambarkan sebagai berikut Hazard Pathway Target ReceptorDalam analisa risiko ada empat langkah yang yang harusdilakukan untuk mengetahui besarnya risiko yaitu 1 Hazard Identification meliputi identifikasi keberadaan zat kimiaberbahaya di sumber dan karakteristiknya (analisis sumberpencemar)2 Exposure Assesment meliputi bagaimana zat berbahaya tersebutberpindah ke reseptor dan jumlah intake yang diambil (analisis jalurperpindahan)3 Toxicity Assesment meliputi indikasi numerik dari tingkat toksisitasuntuk menghitung besarnya risiko (analisis reseptor)

4 Risk Characterization meliputi penentuan jumlah risiko secaranumerik dan ketidakpastian dari perkiraan tersebut (Watts 1997)212 Tujuan Analisis Resiko LingkunganAnalisis risiko digunakan untuk mengetahui besarnya risiko yangkemudian digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusandalam manajemen risiko Dalam pengelolaan limbah B3 analisis resikomenyediakan informasi guna dapat memilih dan memutuskanpengolahan dan pembuangan limbah secara tepat remidiasi lahanterkontaminasi minimalisasi produksi limbah penentuan lokasi danpengembangan prodik-produk baru Dalam analisis risiko perluditekankan dan diperhatikan bahwa perkiraan risiko adalah salah satusumber informasi dan banyak faktor lain yang mempengaruhipengambilan keputusan seperti adanya campur tangan politik ekonomisosial dan faktor-faktor lainnya (LaGrega 2001)Informasi dari hasil analisis risiko digunakan dalam prosesmanajemen risiko dalam mempersiapkan pengambilan keputusandalam rangka perlindungan ekosistem lingkungan (wwwepagovirisIntegrated Risk Information System) Contoh dari penerapanmanajemen risiko adalah dalam pengambilan keputusan berapabanyak parameter kontaminan yang diperbolehkan dibuang ke badanairBeberapa tujuan dalam analisis risiko yaitu 1 Untuk memperkirakan batasan atau akibat dari kejadian terburukyang mungkin terjadi dengan atau tanpa perkiraan2 Untuk membantu dalam penentuan peraturan dan kebijakan3 Untuk memperkirakan besarnya risiko yang masih bisa diterima26 Tahapan Analisis Risiko Lingkungan221 Identifikasi Zat Berbahaya (Hazard Identification)Identifikasi bahaya atau hazard identification adalah langkahpertama yang dilakukan dalam analisis risiko Identifikasi bahaya perludilakukan karena tidak mungkin untuk menganalisa semua zat kimiayang ada di dalam suatu daerah yang tercemar Dengan dilakukannyaidentifikasi bahaya dapat diketahui bahaya paling potensial yang harusdipertimbangkan atau mewakili risiko yang mendesak Dalam analisisrisiko diperlukan data-data yang jelas dan zat kontaminan apa yangterdapat dalam lokasi yang tercemar konsentrasi luasan distribusi danbagaimana kontaminan berpindah ke reseptor potensial di sekitarlokasi Data-data yang diperlukan dalam identifikasi bahaya adalahsebagai berikut 1 Sejarah lokasi2 Tataguna lahan3 Tingkat pencemaran dalam media (air tanah air permukaan udara)4 Karakteristik lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadan dantransportasi zat kimia kontaminan tersebut antara lain datahidrogeologi topografi dan geologi5 Pengaruh yang potensial terhadap populasi

Di lahan yang tercemar mungkin terdapat banyak zatkontaminan apabila semua zat tersebut diamati maka data yang perludiolah akan menjadi terlalu banyak dan tidak realistis Untuk itudiperlukan suatu screening (penyaringan) terhadap zat kimia tersebutuntuk mengetahui bahan kimia yang spesifik yang paling dikawatirkandan diharapkan dapat mewakili semua zat kimia yang terdeteksi padalokasi Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah dari bahan kimiayang harus dijadikan model pada analisis dan menjadi fokus usahapengendalianSecara toksikologi dalam memilih zat kimia yang akan dianalisisdidasari pertimbangan sebagai berikut 1 Paling bersifat toksik menetap dan dapat berpindah-pindahtempat2 Paling umum dan merata keberadaanya baik secara konsentrasidan distribusi (LaGrega2001)Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk memilih zat kimiayang terdeteksi di lokasi dimulai dengan pemilihan awal yang dilakukandengan cara sebagai berikut1 Memilih media kontaminasi yang akan diteliti ( mis air permukaan)2 Mentabulasikan semua zat kontaminan yang terdeteksi di dalamlokasi baik rata-rata maupun batasan konsentrasi yang ditemukandi lokasi3 Mengidentifikasikan bahaya parameter kontaminanPerangkingan nilai kebahayaan berdasarkan skor rankingmenunjukkan parameter kontaminan mana yang memiliki nilai bahayatertinggi berdasarkan konsentrasi maksimal dan nilai ambang batasnya(baku mutu) Dalam penentuan parameter kontaminan yang kemudianakan mewakili untuk dianalisis memerlukan evaluasi lanjutan untukmengetahui konsentrasi mobilitas di lingkungan badan air danmasalah ndash masalah lainnya untuk itu perlu dipertimbangkan hal-halsebagai berikut a Konsentrasi rata-ratab Frekuensi pemaparanc Mobilitasd Keberadaannya dalam lingkungane Zat kimia lain yang berhubungan222 Perkiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahapan kedua dalam analisis risiko adalah perkiraanpenyebaran (expossure assesment) terhadap suatu populasi yangmungkin terkena dampak Perkiraan penyebaran (expossureassesment) adalah salah satu segi dalam analisis resiko yangmenghitung besarnya level pemaparan aktual dari populasi atauindividu yang terpapar Untuk memberikan pengertian akan sumberkontaminasi hal yang harus dilakukan adalah menggambarkan sumberdan distribusi kontaminan pada lokasi dilanjutkan bagaimana zat inibisa terlepas ke lingkungan bagaimana kontaminan berpindah tempat

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 9: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

mendatang Sedangkan upaya teknis terakhir yang dilakukan berupapenyumbatan dengan menggunakan bola-bola beton menurut analisis ahligeologi dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Arief Budiman dan ahliperminyakan ITB Doddi Nawangsido juga tidak akan dapat menghentikansemburan tersebut bahkan bola beton tersebut dapat menyembur kembalisewaktu-waktu (Tempo Interaktif Jakarta 20 Pebruari 2006)Oleh sebab itu nampaknya skenario pembuangan air Lumpur keSungai Porong dan Sungai Aloo menuju laut akan tetap dilanjutkan untukmenjamin keselamatan penduduk di sekitar semburan Sudah menjadipermasalahan global bahwa dewasa ini makin sulit untuk mendapatkan airbersih sebagaimana dibutuhkan dan dibutuhkan teknologi yang cukup mahaluntuk dapat memanfaatkan sumber daya air yang ada Dengan pembuanganair Lumpur ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju lautmasyarakat sekitar akan makin merasakan kelangkaan sumber daya air bersihuntuk memenuhi kebutuhan hidupGambar 13 Pembuangan air Lumpur ke Sungai Porong (Sumber Pengamatan Lapangan)Pembuangan lumpur ke laut tentu akan menimbulkan dampakterhadap ekosistem air terlebih di Sungai Porong dan Sungai Aloomembahayakan kesehatan masyarakat sekitar dan industri-industri kelautanseperti budidaya tambak udang ikan dan produksi garam yang ada namunsampai seberapa besar risiko tersebut diperkirakan perlu dilakukan penelitianmengenai hal tersebut sebagai dasar pertimbangan manajemen resikonyamelalui pemantauan kualitas air badan air secara rutin dan analisis hasilpemantauan tersebutPenelitian mengenai risiko lingkungan aliran air Lumpur ke badanair didasari oleh hasil analisis awal terhadap kandungan bahan-bahanberbahaya dalam air Lumpur tersebut oleh BAPEDAL Propinsi Jawa TimurBerdasarkan uji kualitas air Lumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 olehBAPEDAL Propinsi Jawa Timur pada Laboratorium lingkungan PU Bina MargaPropinsi Jawa Timur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburanLumpur panas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutu limbah cairbagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untuk parameter fisikakandungan endapan dalam lumpur atau Total Dissolved Solid (TDS) dan TotalSuspended Solid dan (TSS) sangat tinggi Untuk parameter kimia kandunganBiological oxygen demand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yangtinggi dimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawa Phenoldiketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar dari nilai baku mutu)yang merupakan zat kontaminan kimia organik berwarna merah mudaSedangkan kandungan logam berat seperti seng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal(Pb) yang terdeteksi namun masih memenuhi baku mutuTabel 11 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Satuan Baku Mutu ) Hasil uji

TDS mglt 4000 91350TSS mglt 200 226100BOD mglt 150 259COD mglt 300 600Phenol mglt 2 59Zn mglt 15 045Ni mglt 05 022Pb mglt 1 023Sumber Data Bapedal Prop Jatim 2006) Baku mutu limbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumisesuai KepMenLH 4296Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwa hasil ujikualitas air Lumpur pada kolam penampungan utama tidak memenuhiketentuan baku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III untukparameter Phenol (Pudjiastuti L ITS Surabaya dalam Simposium NasionalldquoPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besaran nilai uji kualitas Phenol yang melebihi ketentuan baku mutu yangtelah ditetapkan akan menyebabkan dampak bagi lingkungan sekitarnyakarena phenol termasuk senyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan dankehidupan mahluk hidupGambar 14Genangan airlumpuryangberwarnamerahmudamenunjukkankandunganphenol yang tinggi (Sumber foto wwwhotmudflowwordpresscomJuli 2006)Peneliti melihat dari aspek lingkungan hidup bahwa fenomenapengaliran air Lumpur Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju kelaut hanya memindahkan permasalahan ke lokasi lain karena tidak sesuaidengan ketentuan Gubernur Jawa Timur Nomor 45 Tahun 2002 gol IIItentang baku mutu limbah cair dari kegiatan industri di Jawa Timur mengenaipembuangan air limbah ke lingkungan langsung tanpa melalui pengolahandan ketentuan baku mutu kualitas air sungai dalam Peraturan Pemerintah RINo 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan PengendalianPencemaran Air Sungai Kelas III sehingga dapat menimbulkan dampaklangsung berupa penurunan kualitas air badan air dan dampak tak langsung

berupa perubahan peruntukan Sungai Porong dan Sungai AlooPenelitian ini akan melakukan kajian besaran risiko lingkunganyang mungkin terjadi oleh senyawa berbahaya Phenol yang terkandung dalamair lumpur tersebut terkait dengan dampak atau resiko terhadap ekosistemperairan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo untuk selanjutnya dapatditetapkan manajemen resikonya Dengan manajemen risiko yang tepat makadampak ekologis di perairan badan air di wilayah sekitar semburan akan dapatditekan12 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalampenelitian ini adalah a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas Sungai Porong danSungai Aloo terkait dengan pembuangan air Lumpur Lapindo yangdiidentifikasi mengandung phenol tinggi ke dalam badan air tersebutb Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo ke SungaiPorong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadap lingkungan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo terkait dengan persyaratan kualitas airbadan air Sungai kelas III sesuai Peraturan Pemerintah RI No 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airsehingga Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsi sesuaidengan peruntukannya13 Tujuan Penelitiana Melakukan identifikasi kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo yang mendapat aliran air lumpur Lapindob Melakukan analisis terhadap kandungan Phenol dalam air badan airSungai Porong dan Sungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo terkaitdengan risikonya tehadap ekosistem badan air14 Kegunaan Penelitiana Bagi Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur Membantu pengambil keputusan di dalam menentukan manajemen risikoyang lebih efektif dan efisien dalam mengantisipasi dampak yang lebihbesar terhadap kerusakan lingkungan badan air Sungai Porong danSungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo yang masih berlangsungpada saat penelitian ini dilaksanakanb Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang analisisrisiko lingkungan khususnya untuk kondisi darurat atau bencana sertauntuk menambah sarana kepustakaan bagi penelitian lanjutan mengingatkejadian semburan Lumpur Lapindo ini merupakan kejadian langka namunmembawa dampak yang sangat besar dan penting bagi keberlanjutanekosistem di sekitarnyac Bagi Pengembangan Ilmu Data basis atau nilai yang didapatkan dalam penelitian ini akan dapatdijadikan acuan dalam melakukan analisis risiko lingkungan padaperistiwa sejenis

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA21 Pengertian Lingkungan HidupMenurut Undang-Undang nomor 23 Tahun 1993 tentang PengelolaanLingkungan Hidup lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semuabenda daya keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunyayang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusiaserta mahluk hidup lainnyaAntara manusia dan lingkungan hidup terdapat hubungan yang amatdinamis Perubahan dalam lingkungan hidup akan menyebabkan perubahanpula dalam perilaku manusia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yangbaru Perubahan perilaku manusia ini selanjutnya akan menyebabkanperubahan dalam lingkungan hidup demikian seterusnya Karena luasnyapengertian lingkungan hidup maka seringkali dikelompokkan untukmempermudah pemahamannya (Slamet JS 1994)Lingkungan perairan atau hydrosfir adalah salah satu bentukpengelompokkan lingkungan Sebagian besar (71) dari permukaan bumitertutup oleh air Begitu luasnya lingkungan perairan sehingga sangatmempengaruhi iklim di muka bumi ini Air di Bumi ini jumlahnya relativekonstan karena adanya siklus hidrologi yang terjadi secara alami Distribusi airdi bumi sebagian besar berada di lautan dan yang berada di sekitar manusiadi daratan tidak mencapai 1 jumlahnya (Tabel 21) Dengan jumlah tersebutmanusia dituntut untuk dapat berbagi dan mengelola sumber daya air sebaikbaiknyakarena permasalahan kompleks yang akan timbul apabila terjadipencemaran dalam lingkungan perairanTabel 21 Distribusi Air di BumiNo Lokasi Km3 Air Persentase1 Samudra 1323000000 9722 Laut Danau asin 104000 00083 Es 30500000 2154 Air Tanah 8350000 0615 Air Permukaan 67000 0056 Danau Air Tawar 125000 00097 Sungai 1670000 000018 Atmosfir 12900 00019 Lain-lain 375000 0028Sumber Lamb James C dalam Slamet JS 1994Samudra Laut Danau asin EsAir Tanah Air Permukaan Danau Air Taw arSungai Atmosfir Lain-lain

Gambar 21 Distribusi jenis air di BumiSampai saat ini sebagian manusia memanfaatkan air permukaan yangtawar dan air tanah sebagai sumber airnya Demikian pula keadaannya diIndonesia Air laut yang asin sekalipun jumlahnya besar tetapi baru sedikitsekali dimanfaatkan karena biaya untuk proses desalinasinya yang masihsangat mahal Pemanfaatan air tawar sampai saat ini masih terus dapat

memenuhi dan dipertahankan karena adanya aliran air dalam siklushidrologinya Dari siklus hidrologi ini diketahui adanya berbagai sumber airtawar yang dapat diperkirakan kualitas dan kuantitasnya Sumber-sumber airtersebut antara lain adalah 1 Air permukaan yang merupakan air sungai dan danau2 Air tanah yang tergantung kedalamannya3 Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir yaitu hujanAir permukaan dapat berkualitas baik apabila tanah sekitarnya tidaktercemar oleh karenanya air permukaan dan air tanah dangkal sangatbervariasi kualitasnya Banyak zat yang terlarut ataupun tersuspensi didalamnya selama perjalanannya menuju ke laut Namun selama perjalanan inipula air dapat membersihkan diri (self purification) karena adanya sinar ultraviolet dari matahari aliran serta kemungkinan-kemungkinan terjadinya reaksireaksiantar zat kimia yang terlarut dan terjadinya pengendapanpengendapan22 Sumber Daya Air SungaiAir merupakan sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orangbanyak sehingga perlu dilindungi agar tetap bermanfaat bagi hidup dankehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya Indonesia yang berada diwilayah iklim tropis hanya memiliki dua musim yaitu penghujan dan kemarauSuatu badan air seperti sungai sebagai bagian dari lingkungan hidupmemiliki fungsi peruntukan bagi berbagai kegunaan baik untuk intake airminum irigasi listrik perikanan pertanaman peternakan industri dankeperluan pemukiman (domestic) Peruntukan sungai perlu ditetapkanmengingat dampak dari berbagai aktifitas kehidupan tersebut yang dapatmemberikan dampak atau risiko penurunan peruntukan badan airPembagian kelas sungai didasarkan pada peringkat (gradasi) tingkatanbaiknya mutu air dan kemungkinan kegunaannya Tingkatan mutu air kelassatu merupakan tingkatan yang terbaik Secara relatif tingkatan mutu KelasSatu lebih baik dari Kelas Dua dan selanjutnya Tingkatan mutu air dari setiapkelas disusun berdasarkan kemungkinan kegunaannya bagi suatu peruntukanair Klasifikasi mutu air merupakan pendekatan untuk menetapkan kriteriamutu air dari tiap kelas yang akan menjadi dasar untuk penetapan baku mutuair Setiap kelas air mempersyaratkan mutu air yang dinilai masih layak untukdimanfaatkan bagi peruntukan tertentuBerdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentangPengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Pasal 8 Ayat (1)klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu a Kelas satu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku airminum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yangsama dengan kegunaan tersebutb Kelas dua air yang peruntukannya dapat digunakan untukprasaranasarana rekreasi air pembudidayaan ikan air tawar peternakanair untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yangmempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebutc Kelas tiga air yang peruntukannya dapat digunakan untukpembudidayaan ikan air tawar peternakan air untuk mengairi

pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebutd Kelas empat air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairipertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebut23 Pencemaran Air Sungai dan DampaknyaMenurut Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airpencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup zatenergi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehinggakualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapatberfungsi sesuai dengan peruntukannyaAir sebagai komponen lingkungan hidup dapat mempengaruhi dandipengaruhi oleh komponen lainnya Air yang kualitasnya buruk akanmengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akanmempengaruhi kondisi kesehatan manusia dan kehidupan mahluk hiduplainnya Pencemaran air dapat disebabkan oleh kegiatan usaha atau dikenaldengan limbah cair maupun oleh sebab alami atau bencana alamBerdasarkan cara pengamatan atau identifikasi pencemaran air dapatdiketahui dari parameter 1 Secara Fisika yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkatkejerbihan air (kekeruhan) perubahan suhu air perubahan rasa dan warnaair2 Secara Kimia yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat-zat kimiayang terlarut dan perubahan pH3 Secara Biologi yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkanmikroorganisme yang ada dalam air (Wardhana WA 1995)Air yang telah tercemar dapat menimbulkan resiko berupa kerugianyang besar bagi manusia yaitu 1 Air menjadi tidak bermanfaat lagi karena kualitasnya berubah makaperuntukan air pun berubah2 Air menjadi penyebab timbulnya penyakit karena adanya zat-zatkontaminan dan bakteri dalam air dapat membahayakan kehidupan biotaperairan serta kesehatan manusia yang berhubungan atau memanfaatkanair tersebut (Wardhana WA 1995)Menurut Juli SS 1994 standar kualitas air pada hakekatnya dibuatuntuk memberikan petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yangsebaiknya diperbolehkan ada dalam air khususnya untuk air minum yaituantara lain1 Jumlah zat padat terlarut (Total Dissolved Solid TDS) biasanya terdiri zatorganic garam anorganik dan gas terlarut Bila TDS bertambah makakesadahan akan naik pula Selanjutnya efek TDS maupun kesadahanterhadap kehidupan atau kesehatan tergantung pada spesies kimiapenyebab masalah tersebut2 Kekeruhan (Total Suspended Solid TSS) disesbabkan oleh zat padat yNg

tersuspensi baik yang bersifat anorganik maupun yang organic Zatanorganik biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam sedangkanyang organic dapat berasal dari lapukan tanaman dan hewan Limbahindustri juga dapat merupakan sumber kekeruhan Zat organic dapatmenjadi makanan bakteri sehingga mendukung perkembangbiakannya danmenambah kekeruhan air Air yang keruh sulit didesinfeksi karena mikrobaterlindung oleh zat tersuspensi tersebut3 Zat warna kimia untuk alasan estetika air yang dikategorikan air bersihdan air minum sebaiknya tidak berwarna karena untuk mencegahkeracunan dari berbagai zat kimia berwarna yang beracun maupunmikroorganisme beracun yang berwarna4 Parameter kimia anorganik Seng (Zn) adalah logam yang tingkattoksisitasnya dikategorikan relative rendah karena tubuh pun memerlukanseng untuk metabolisme Namun seng dalam kadar tinggi tetap merupakanracun yang berbahaya Dalam air minum menimbulkan rasa kesat dandapat menimbulkan gejala muntaberSeng menyebabkan warna air menjadiopalescent dan bila dimasak akan timbul endapan seperti pasir5 Parameter kimia organik merupakan indikator umum terjadinyapencemaran air Apabila zat organic yang dapat dioksidasi (BOD) besaryang juga berarti oksigen terlarut (DO) dalam air kecil maka hal itumenunjukkan adanya pencemaran6 Parameter kimia organik Phenol merupakan senyawa berwarna merahmuda yang mudah masuk dalam kulit sehat dan menimbulkan rasaterbakar Keracunan akut menyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perutkelainan koordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadiperforasi usus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinalsulit menelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasa bila airtercampur khlor Menurut material safety data sheet (MSDS) dari Phenoldiketahui bahwa dalam air keberadaannya cukup lama dengankemampuan biodegradasi antara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapatdioksidasi melalui proses fotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanandan pergerakan phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarDampak negatif pencemaran air mempunyai nilai atau biaya ekonomikdi samping nilai ekologi dan sosial budaya Upaya pemulihan pencemaran airbagaimanapun akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar daripadanilai manfaat finansial dari kegiatan yang menyebabkan pencemaran tersebutDemikian pula bila kondisi air yang tercemar dibiarkan (tanpa upayapemulihan) juga memerlukan biaya mengingat dampak negatif yang dapatditimbulkannyaBahaya atau risiko yang berhubungan dengan pencemaran air sungaidapat berupa dampak langsung dan dampak tak langsung Dampak langsungditerima lingkungan perairan termasuk manusia melalui kontak secara

langsung melalui tubuh mahluk hidup dan dampak tak langsung diterimamahluk hidup termasuk manusia melalui rantai makanan (peresapan air tanahtanaman dan ikan) (Wardhana WA 1995)24 Lumpur Vulkanik (Mud Vulcano)141 Pengertian Lumpur VulkanikBanyak para ahli geologi yang menganalogikan semburanlumpur panas Lapindo dengan gejala alam yang disebut gunung lumpur mud volcano yang banyak tersebar di Indonesia (khususnya diIndonesia Timur dikenal dengan istilah poton) bahkan di Jawa TimurUtara pun banyak diketemukan seperti Bleduk Kuwu dekat PurwodaiGunung Anyar dekat Surabaya bahkan di selatan Kali Porong yang dimasa lalu menyemburkan lumpur tetapi sekarang sudah mati(Koesoemadinata R September 2006)Definisi dari Mud Volcano adalah suatu gunung api lumpur yangberbentuk suatu kerucut tanah liat dan lumpur berukuran kecil yangpada umumnya kurang dari 1-2 m tingginya Gunung api lumpur kecilini terbentuk dari campuran air panas dan sedimen halus (tanah liat danlumpur) dimana terdapat ( 1) aliran perlahan dari suatu lubang sepertisuatu arus lahar cair atau ( 2) menyembur ke udara seperti suatu airmancur lahar yang melepaskan air mendidih dan gas vulkanis Tanahliat dan lumpur yang secara khas berasal dari gas batuan vulkanikpadat dan panas yang terlepas dari magma yang dalam di bawahmemutar air bawah tanah menjadi suatu campuran panas dan asamyang secara kimiawi merubah batuan vulkanik menjadi fraksi lumpurdan tanah liat (SumberhttpvolcanoesusgsgovProductsPglossaryMudVolcanohtml)Fotografi oleh by SR Brantley padaSeptember 1983Gambar 22 Fenomena lumpur vulkanik di wilayah Norris GeyserTaman Nasional Yellowstone Wyoming Gunung Lumpurini setinggi 40 cmFenomena lumpur vulkanik yang terjadi di lokasi kegiatan PTLapindo Brantas Inc Porong Sidoarjo diperkirakan para ahli geologikarena patahan crack yang memotong puncak dari batugampingFormasi Kujung indikasi slump (kemungkinan menunjukkan mobileshale) dan Collapse zone (indikasi pernah terjadinya colapse didaerahini pada masa lampau Semburan lumpur vulkanik dapat terjadi karenaadanya liquifaction (pencairan) atau seperti agar-agar yg dihentakkansecara mendadak sehingga menyembur keluar Pada kondisi stabilmobile shale (mobile clay) adalah seperti tanah lempung yang seringdilihat dipermukaan bumi dengan wujud sangat liat Namun ketikakondisi dinamis karena mengalir maka percampuran dengan air bawahtanah menjadikan lempung ini seperti bubur Lumpur vulkanik ini bisamelalui crack (patahan) yang sudah ada dapat juga melalui pinggiransumur dengan membentuk crackfracture yang baru Keduanya akanmenyebabkan kejadian yang sama yaitu keluarnya lumpur(httprovickywordpresscom)

142 Kandungan Lumpur Vulkanik dan DampaknyaHasil analisa mikropaleontologi menunjukkan bahwa lumpurLapindo mengandung fosil foraminifera (cangkang zat renik bersel satu)yang dahulu hidup di lingkungan laut (Koesoemadinata R September2006) Lumpur vulkanik tersebut merupakan material yang berasal dariformasi berumur Pliosen Analisis nannofosil di lumpur menunjukkanumur sekitar Pliosen sama dengan kandungan fosil di kedalaman2000-6000 ft di sumur tersebut ppm chloride sekitar 10000 lumpurmengandung material volkanik dan di awal-awal semburan lumpurmengeluarkan gas H2S dengan temperatur lumpur sekitar 40-50 0CMaterial semburan lumpur vulkanik yan gberasal dari dalamperut bumi dapat memberikan dampak terhadap mahluk hidup yangberada di atas permukaan bumi sebagaimana fenomena letusangunung berapi atau keluarnya gas beracun dari gunung berapi yangmemusnahkan kehidupan di sekitarnya dan memerlukan waktubertahun-tahun untuk pulih kembali25 Analisis Risiko LingkunganGambar 23 Fenomena menyemburnya lumpur vulkanikdi Porong Sidoarjo211 Pengertian Analisis Risiko LingkunganAda beberapa definisi dari analisis risiko menurut EPA analisisrisiko adalah karakterisasi dari bahaya-bahaya potensial yang berefekpada kesehatan manusia dan bahaya terhadap lingkungan(wwwepagoviris Integrated Risk Information System) Menurut MLRichardson (1989) analisis resiko adalah proses pengambilankeputusan untuk mengatasi masalah dengan keragaman kemungkinanyang ada dan ketidakmungkinan yang akan terjadi Dalam analisa risikopertama kali masalah harus didefinisikan dan risiko diperkirakankemudian resiko dievaluasi dan dipertimbangkan juga faktor-faktor yangmungkin bisa mempengaruhi sehingga bisa diputuskan tindakan manayang bisa diambil Proses perkiraan risiko evaluasi risiko pengambilankeputusan dan penerapannya disebut analisis risikoDalam analisis resiko ada beberapa tahap yang harus dilaluiyaitu 1 Identifikasi bahaya2 Perkiraan risiko3 Evaluasi risiko4 Penentuan risiko yang bisa diterima5 Manajemen risikoSecara harfiah arti dari risiko adalah probabilitas terjadinyasuatu hal yang menyebabkan kehilangan ataupun kerugian Bahaya(hazard) dan risiko (risk) adalah kata kata yang digunakan dalambahasa sehari-hari dengan arti yang hampir sama secara tekniskeduanya mempunyai perbedaan yaitu 1048766 Bahaya (hazard) adalah karateristik atau sifat benda kondisi atauaktifitas yang berpotensial menimbulkan kerusakan kerugian

kepada manusia harta benda dan lingkungan1048766 Risiko (risk) adalah penggabungan dari akibat-akibat yangmungkin diterima dari bahaya yang telah ada terhadap manusiaSedangkan pengertian bahaya (hazard) dan risiko (risk) menurut MLRichardson (1989) adalah 1048766 Bahaya (hazard) keberadaan dari materi yang berefek padasistem kehidupan seperti manusia hewan atau lingkungan yangterpapar1048766 Risiko (risk) adalah akibat yang terjadi atau diperkirakan akanterjadi karena adanya bahaya yang terpapar pada populasi dalamdosis atau konsentrasi tertentu Risiko ini menggambarkanfrekuensi dan intensitas dari bahaya kepada populasi yangterpaparRisiko adalah konsep yang didasarkan pada probabilitasProbabilitas diukur dalam skala 0 sampai 1 Nilai mendekati 0 berartikemungkinan kejadian sangat kecil dan nilai mendekati 1 berartikemungkinan terjadinya besar (Richardson 1989) Menurut Richard JWatts (1997) definisi dari resiko yang berkaitan dengan keberadaanlimbah berbahaya adalah kemungkinan masuknya bahaya yangberasal dari limbah bahan berbahaya yang berefek pada kesehatanmanusia ekologi dan lingkunganDalam analisis risiko ada 2 (dua) jenis risiko yang harusdiperhitungkan yaitu resiko awal (background risk) dan risiko tambahan(incremental risk) Risiko awal adalah resiko yang diterima olehpopulasi tanpa adanya senyawa kimia berbahaya di lokasi yang akandianalisa sedangkan resiko tambahan adalah besarnya risiko yangditerima karena adanya zat kimia berbahaya di dalam lingkungan Totalrisiko adalah penjumlahan antara resiko awal dan risiko tambahan(Watts 1997)Risiko dapat dirumuskan apabila terdapat 1 Bahaya (hazard)2 Jalan perpindahan (pathway) yaitu dengan apa efek bahaya dapatberpindah3 Target receptor yaitu penerima yang terkena efek bahayaRantai sebab akibat dapat digambarkan sebagai berikut Hazard Pathway Target ReceptorDalam analisa risiko ada empat langkah yang yang harusdilakukan untuk mengetahui besarnya risiko yaitu 1 Hazard Identification meliputi identifikasi keberadaan zat kimiaberbahaya di sumber dan karakteristiknya (analisis sumberpencemar)2 Exposure Assesment meliputi bagaimana zat berbahaya tersebutberpindah ke reseptor dan jumlah intake yang diambil (analisis jalurperpindahan)3 Toxicity Assesment meliputi indikasi numerik dari tingkat toksisitasuntuk menghitung besarnya risiko (analisis reseptor)

4 Risk Characterization meliputi penentuan jumlah risiko secaranumerik dan ketidakpastian dari perkiraan tersebut (Watts 1997)212 Tujuan Analisis Resiko LingkunganAnalisis risiko digunakan untuk mengetahui besarnya risiko yangkemudian digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusandalam manajemen risiko Dalam pengelolaan limbah B3 analisis resikomenyediakan informasi guna dapat memilih dan memutuskanpengolahan dan pembuangan limbah secara tepat remidiasi lahanterkontaminasi minimalisasi produksi limbah penentuan lokasi danpengembangan prodik-produk baru Dalam analisis risiko perluditekankan dan diperhatikan bahwa perkiraan risiko adalah salah satusumber informasi dan banyak faktor lain yang mempengaruhipengambilan keputusan seperti adanya campur tangan politik ekonomisosial dan faktor-faktor lainnya (LaGrega 2001)Informasi dari hasil analisis risiko digunakan dalam prosesmanajemen risiko dalam mempersiapkan pengambilan keputusandalam rangka perlindungan ekosistem lingkungan (wwwepagovirisIntegrated Risk Information System) Contoh dari penerapanmanajemen risiko adalah dalam pengambilan keputusan berapabanyak parameter kontaminan yang diperbolehkan dibuang ke badanairBeberapa tujuan dalam analisis risiko yaitu 1 Untuk memperkirakan batasan atau akibat dari kejadian terburukyang mungkin terjadi dengan atau tanpa perkiraan2 Untuk membantu dalam penentuan peraturan dan kebijakan3 Untuk memperkirakan besarnya risiko yang masih bisa diterima26 Tahapan Analisis Risiko Lingkungan221 Identifikasi Zat Berbahaya (Hazard Identification)Identifikasi bahaya atau hazard identification adalah langkahpertama yang dilakukan dalam analisis risiko Identifikasi bahaya perludilakukan karena tidak mungkin untuk menganalisa semua zat kimiayang ada di dalam suatu daerah yang tercemar Dengan dilakukannyaidentifikasi bahaya dapat diketahui bahaya paling potensial yang harusdipertimbangkan atau mewakili risiko yang mendesak Dalam analisisrisiko diperlukan data-data yang jelas dan zat kontaminan apa yangterdapat dalam lokasi yang tercemar konsentrasi luasan distribusi danbagaimana kontaminan berpindah ke reseptor potensial di sekitarlokasi Data-data yang diperlukan dalam identifikasi bahaya adalahsebagai berikut 1 Sejarah lokasi2 Tataguna lahan3 Tingkat pencemaran dalam media (air tanah air permukaan udara)4 Karakteristik lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadan dantransportasi zat kimia kontaminan tersebut antara lain datahidrogeologi topografi dan geologi5 Pengaruh yang potensial terhadap populasi

Di lahan yang tercemar mungkin terdapat banyak zatkontaminan apabila semua zat tersebut diamati maka data yang perludiolah akan menjadi terlalu banyak dan tidak realistis Untuk itudiperlukan suatu screening (penyaringan) terhadap zat kimia tersebutuntuk mengetahui bahan kimia yang spesifik yang paling dikawatirkandan diharapkan dapat mewakili semua zat kimia yang terdeteksi padalokasi Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah dari bahan kimiayang harus dijadikan model pada analisis dan menjadi fokus usahapengendalianSecara toksikologi dalam memilih zat kimia yang akan dianalisisdidasari pertimbangan sebagai berikut 1 Paling bersifat toksik menetap dan dapat berpindah-pindahtempat2 Paling umum dan merata keberadaanya baik secara konsentrasidan distribusi (LaGrega2001)Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk memilih zat kimiayang terdeteksi di lokasi dimulai dengan pemilihan awal yang dilakukandengan cara sebagai berikut1 Memilih media kontaminasi yang akan diteliti ( mis air permukaan)2 Mentabulasikan semua zat kontaminan yang terdeteksi di dalamlokasi baik rata-rata maupun batasan konsentrasi yang ditemukandi lokasi3 Mengidentifikasikan bahaya parameter kontaminanPerangkingan nilai kebahayaan berdasarkan skor rankingmenunjukkan parameter kontaminan mana yang memiliki nilai bahayatertinggi berdasarkan konsentrasi maksimal dan nilai ambang batasnya(baku mutu) Dalam penentuan parameter kontaminan yang kemudianakan mewakili untuk dianalisis memerlukan evaluasi lanjutan untukmengetahui konsentrasi mobilitas di lingkungan badan air danmasalah ndash masalah lainnya untuk itu perlu dipertimbangkan hal-halsebagai berikut a Konsentrasi rata-ratab Frekuensi pemaparanc Mobilitasd Keberadaannya dalam lingkungane Zat kimia lain yang berhubungan222 Perkiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahapan kedua dalam analisis risiko adalah perkiraanpenyebaran (expossure assesment) terhadap suatu populasi yangmungkin terkena dampak Perkiraan penyebaran (expossureassesment) adalah salah satu segi dalam analisis resiko yangmenghitung besarnya level pemaparan aktual dari populasi atauindividu yang terpapar Untuk memberikan pengertian akan sumberkontaminasi hal yang harus dilakukan adalah menggambarkan sumberdan distribusi kontaminan pada lokasi dilanjutkan bagaimana zat inibisa terlepas ke lingkungan bagaimana kontaminan berpindah tempat

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 10: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

TDS mglt 4000 91350TSS mglt 200 226100BOD mglt 150 259COD mglt 300 600Phenol mglt 2 59Zn mglt 15 045Ni mglt 05 022Pb mglt 1 023Sumber Data Bapedal Prop Jatim 2006) Baku mutu limbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumisesuai KepMenLH 4296Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwa hasil ujikualitas air Lumpur pada kolam penampungan utama tidak memenuhiketentuan baku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III untukparameter Phenol (Pudjiastuti L ITS Surabaya dalam Simposium NasionalldquoPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besaran nilai uji kualitas Phenol yang melebihi ketentuan baku mutu yangtelah ditetapkan akan menyebabkan dampak bagi lingkungan sekitarnyakarena phenol termasuk senyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan dankehidupan mahluk hidupGambar 14Genangan airlumpuryangberwarnamerahmudamenunjukkankandunganphenol yang tinggi (Sumber foto wwwhotmudflowwordpresscomJuli 2006)Peneliti melihat dari aspek lingkungan hidup bahwa fenomenapengaliran air Lumpur Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju kelaut hanya memindahkan permasalahan ke lokasi lain karena tidak sesuaidengan ketentuan Gubernur Jawa Timur Nomor 45 Tahun 2002 gol IIItentang baku mutu limbah cair dari kegiatan industri di Jawa Timur mengenaipembuangan air limbah ke lingkungan langsung tanpa melalui pengolahandan ketentuan baku mutu kualitas air sungai dalam Peraturan Pemerintah RINo 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan PengendalianPencemaran Air Sungai Kelas III sehingga dapat menimbulkan dampaklangsung berupa penurunan kualitas air badan air dan dampak tak langsung

berupa perubahan peruntukan Sungai Porong dan Sungai AlooPenelitian ini akan melakukan kajian besaran risiko lingkunganyang mungkin terjadi oleh senyawa berbahaya Phenol yang terkandung dalamair lumpur tersebut terkait dengan dampak atau resiko terhadap ekosistemperairan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo untuk selanjutnya dapatditetapkan manajemen resikonya Dengan manajemen risiko yang tepat makadampak ekologis di perairan badan air di wilayah sekitar semburan akan dapatditekan12 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalampenelitian ini adalah a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas Sungai Porong danSungai Aloo terkait dengan pembuangan air Lumpur Lapindo yangdiidentifikasi mengandung phenol tinggi ke dalam badan air tersebutb Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo ke SungaiPorong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadap lingkungan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo terkait dengan persyaratan kualitas airbadan air Sungai kelas III sesuai Peraturan Pemerintah RI No 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airsehingga Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsi sesuaidengan peruntukannya13 Tujuan Penelitiana Melakukan identifikasi kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo yang mendapat aliran air lumpur Lapindob Melakukan analisis terhadap kandungan Phenol dalam air badan airSungai Porong dan Sungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo terkaitdengan risikonya tehadap ekosistem badan air14 Kegunaan Penelitiana Bagi Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur Membantu pengambil keputusan di dalam menentukan manajemen risikoyang lebih efektif dan efisien dalam mengantisipasi dampak yang lebihbesar terhadap kerusakan lingkungan badan air Sungai Porong danSungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo yang masih berlangsungpada saat penelitian ini dilaksanakanb Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang analisisrisiko lingkungan khususnya untuk kondisi darurat atau bencana sertauntuk menambah sarana kepustakaan bagi penelitian lanjutan mengingatkejadian semburan Lumpur Lapindo ini merupakan kejadian langka namunmembawa dampak yang sangat besar dan penting bagi keberlanjutanekosistem di sekitarnyac Bagi Pengembangan Ilmu Data basis atau nilai yang didapatkan dalam penelitian ini akan dapatdijadikan acuan dalam melakukan analisis risiko lingkungan padaperistiwa sejenis

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA21 Pengertian Lingkungan HidupMenurut Undang-Undang nomor 23 Tahun 1993 tentang PengelolaanLingkungan Hidup lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semuabenda daya keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunyayang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusiaserta mahluk hidup lainnyaAntara manusia dan lingkungan hidup terdapat hubungan yang amatdinamis Perubahan dalam lingkungan hidup akan menyebabkan perubahanpula dalam perilaku manusia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yangbaru Perubahan perilaku manusia ini selanjutnya akan menyebabkanperubahan dalam lingkungan hidup demikian seterusnya Karena luasnyapengertian lingkungan hidup maka seringkali dikelompokkan untukmempermudah pemahamannya (Slamet JS 1994)Lingkungan perairan atau hydrosfir adalah salah satu bentukpengelompokkan lingkungan Sebagian besar (71) dari permukaan bumitertutup oleh air Begitu luasnya lingkungan perairan sehingga sangatmempengaruhi iklim di muka bumi ini Air di Bumi ini jumlahnya relativekonstan karena adanya siklus hidrologi yang terjadi secara alami Distribusi airdi bumi sebagian besar berada di lautan dan yang berada di sekitar manusiadi daratan tidak mencapai 1 jumlahnya (Tabel 21) Dengan jumlah tersebutmanusia dituntut untuk dapat berbagi dan mengelola sumber daya air sebaikbaiknyakarena permasalahan kompleks yang akan timbul apabila terjadipencemaran dalam lingkungan perairanTabel 21 Distribusi Air di BumiNo Lokasi Km3 Air Persentase1 Samudra 1323000000 9722 Laut Danau asin 104000 00083 Es 30500000 2154 Air Tanah 8350000 0615 Air Permukaan 67000 0056 Danau Air Tawar 125000 00097 Sungai 1670000 000018 Atmosfir 12900 00019 Lain-lain 375000 0028Sumber Lamb James C dalam Slamet JS 1994Samudra Laut Danau asin EsAir Tanah Air Permukaan Danau Air Taw arSungai Atmosfir Lain-lain

Gambar 21 Distribusi jenis air di BumiSampai saat ini sebagian manusia memanfaatkan air permukaan yangtawar dan air tanah sebagai sumber airnya Demikian pula keadaannya diIndonesia Air laut yang asin sekalipun jumlahnya besar tetapi baru sedikitsekali dimanfaatkan karena biaya untuk proses desalinasinya yang masihsangat mahal Pemanfaatan air tawar sampai saat ini masih terus dapat

memenuhi dan dipertahankan karena adanya aliran air dalam siklushidrologinya Dari siklus hidrologi ini diketahui adanya berbagai sumber airtawar yang dapat diperkirakan kualitas dan kuantitasnya Sumber-sumber airtersebut antara lain adalah 1 Air permukaan yang merupakan air sungai dan danau2 Air tanah yang tergantung kedalamannya3 Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir yaitu hujanAir permukaan dapat berkualitas baik apabila tanah sekitarnya tidaktercemar oleh karenanya air permukaan dan air tanah dangkal sangatbervariasi kualitasnya Banyak zat yang terlarut ataupun tersuspensi didalamnya selama perjalanannya menuju ke laut Namun selama perjalanan inipula air dapat membersihkan diri (self purification) karena adanya sinar ultraviolet dari matahari aliran serta kemungkinan-kemungkinan terjadinya reaksireaksiantar zat kimia yang terlarut dan terjadinya pengendapanpengendapan22 Sumber Daya Air SungaiAir merupakan sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orangbanyak sehingga perlu dilindungi agar tetap bermanfaat bagi hidup dankehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya Indonesia yang berada diwilayah iklim tropis hanya memiliki dua musim yaitu penghujan dan kemarauSuatu badan air seperti sungai sebagai bagian dari lingkungan hidupmemiliki fungsi peruntukan bagi berbagai kegunaan baik untuk intake airminum irigasi listrik perikanan pertanaman peternakan industri dankeperluan pemukiman (domestic) Peruntukan sungai perlu ditetapkanmengingat dampak dari berbagai aktifitas kehidupan tersebut yang dapatmemberikan dampak atau risiko penurunan peruntukan badan airPembagian kelas sungai didasarkan pada peringkat (gradasi) tingkatanbaiknya mutu air dan kemungkinan kegunaannya Tingkatan mutu air kelassatu merupakan tingkatan yang terbaik Secara relatif tingkatan mutu KelasSatu lebih baik dari Kelas Dua dan selanjutnya Tingkatan mutu air dari setiapkelas disusun berdasarkan kemungkinan kegunaannya bagi suatu peruntukanair Klasifikasi mutu air merupakan pendekatan untuk menetapkan kriteriamutu air dari tiap kelas yang akan menjadi dasar untuk penetapan baku mutuair Setiap kelas air mempersyaratkan mutu air yang dinilai masih layak untukdimanfaatkan bagi peruntukan tertentuBerdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentangPengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Pasal 8 Ayat (1)klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu a Kelas satu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku airminum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yangsama dengan kegunaan tersebutb Kelas dua air yang peruntukannya dapat digunakan untukprasaranasarana rekreasi air pembudidayaan ikan air tawar peternakanair untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yangmempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebutc Kelas tiga air yang peruntukannya dapat digunakan untukpembudidayaan ikan air tawar peternakan air untuk mengairi

pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebutd Kelas empat air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairipertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebut23 Pencemaran Air Sungai dan DampaknyaMenurut Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airpencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup zatenergi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehinggakualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapatberfungsi sesuai dengan peruntukannyaAir sebagai komponen lingkungan hidup dapat mempengaruhi dandipengaruhi oleh komponen lainnya Air yang kualitasnya buruk akanmengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akanmempengaruhi kondisi kesehatan manusia dan kehidupan mahluk hiduplainnya Pencemaran air dapat disebabkan oleh kegiatan usaha atau dikenaldengan limbah cair maupun oleh sebab alami atau bencana alamBerdasarkan cara pengamatan atau identifikasi pencemaran air dapatdiketahui dari parameter 1 Secara Fisika yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkatkejerbihan air (kekeruhan) perubahan suhu air perubahan rasa dan warnaair2 Secara Kimia yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat-zat kimiayang terlarut dan perubahan pH3 Secara Biologi yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkanmikroorganisme yang ada dalam air (Wardhana WA 1995)Air yang telah tercemar dapat menimbulkan resiko berupa kerugianyang besar bagi manusia yaitu 1 Air menjadi tidak bermanfaat lagi karena kualitasnya berubah makaperuntukan air pun berubah2 Air menjadi penyebab timbulnya penyakit karena adanya zat-zatkontaminan dan bakteri dalam air dapat membahayakan kehidupan biotaperairan serta kesehatan manusia yang berhubungan atau memanfaatkanair tersebut (Wardhana WA 1995)Menurut Juli SS 1994 standar kualitas air pada hakekatnya dibuatuntuk memberikan petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yangsebaiknya diperbolehkan ada dalam air khususnya untuk air minum yaituantara lain1 Jumlah zat padat terlarut (Total Dissolved Solid TDS) biasanya terdiri zatorganic garam anorganik dan gas terlarut Bila TDS bertambah makakesadahan akan naik pula Selanjutnya efek TDS maupun kesadahanterhadap kehidupan atau kesehatan tergantung pada spesies kimiapenyebab masalah tersebut2 Kekeruhan (Total Suspended Solid TSS) disesbabkan oleh zat padat yNg

tersuspensi baik yang bersifat anorganik maupun yang organic Zatanorganik biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam sedangkanyang organic dapat berasal dari lapukan tanaman dan hewan Limbahindustri juga dapat merupakan sumber kekeruhan Zat organic dapatmenjadi makanan bakteri sehingga mendukung perkembangbiakannya danmenambah kekeruhan air Air yang keruh sulit didesinfeksi karena mikrobaterlindung oleh zat tersuspensi tersebut3 Zat warna kimia untuk alasan estetika air yang dikategorikan air bersihdan air minum sebaiknya tidak berwarna karena untuk mencegahkeracunan dari berbagai zat kimia berwarna yang beracun maupunmikroorganisme beracun yang berwarna4 Parameter kimia anorganik Seng (Zn) adalah logam yang tingkattoksisitasnya dikategorikan relative rendah karena tubuh pun memerlukanseng untuk metabolisme Namun seng dalam kadar tinggi tetap merupakanracun yang berbahaya Dalam air minum menimbulkan rasa kesat dandapat menimbulkan gejala muntaberSeng menyebabkan warna air menjadiopalescent dan bila dimasak akan timbul endapan seperti pasir5 Parameter kimia organik merupakan indikator umum terjadinyapencemaran air Apabila zat organic yang dapat dioksidasi (BOD) besaryang juga berarti oksigen terlarut (DO) dalam air kecil maka hal itumenunjukkan adanya pencemaran6 Parameter kimia organik Phenol merupakan senyawa berwarna merahmuda yang mudah masuk dalam kulit sehat dan menimbulkan rasaterbakar Keracunan akut menyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perutkelainan koordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadiperforasi usus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinalsulit menelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasa bila airtercampur khlor Menurut material safety data sheet (MSDS) dari Phenoldiketahui bahwa dalam air keberadaannya cukup lama dengankemampuan biodegradasi antara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapatdioksidasi melalui proses fotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanandan pergerakan phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarDampak negatif pencemaran air mempunyai nilai atau biaya ekonomikdi samping nilai ekologi dan sosial budaya Upaya pemulihan pencemaran airbagaimanapun akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar daripadanilai manfaat finansial dari kegiatan yang menyebabkan pencemaran tersebutDemikian pula bila kondisi air yang tercemar dibiarkan (tanpa upayapemulihan) juga memerlukan biaya mengingat dampak negatif yang dapatditimbulkannyaBahaya atau risiko yang berhubungan dengan pencemaran air sungaidapat berupa dampak langsung dan dampak tak langsung Dampak langsungditerima lingkungan perairan termasuk manusia melalui kontak secara

langsung melalui tubuh mahluk hidup dan dampak tak langsung diterimamahluk hidup termasuk manusia melalui rantai makanan (peresapan air tanahtanaman dan ikan) (Wardhana WA 1995)24 Lumpur Vulkanik (Mud Vulcano)141 Pengertian Lumpur VulkanikBanyak para ahli geologi yang menganalogikan semburanlumpur panas Lapindo dengan gejala alam yang disebut gunung lumpur mud volcano yang banyak tersebar di Indonesia (khususnya diIndonesia Timur dikenal dengan istilah poton) bahkan di Jawa TimurUtara pun banyak diketemukan seperti Bleduk Kuwu dekat PurwodaiGunung Anyar dekat Surabaya bahkan di selatan Kali Porong yang dimasa lalu menyemburkan lumpur tetapi sekarang sudah mati(Koesoemadinata R September 2006)Definisi dari Mud Volcano adalah suatu gunung api lumpur yangberbentuk suatu kerucut tanah liat dan lumpur berukuran kecil yangpada umumnya kurang dari 1-2 m tingginya Gunung api lumpur kecilini terbentuk dari campuran air panas dan sedimen halus (tanah liat danlumpur) dimana terdapat ( 1) aliran perlahan dari suatu lubang sepertisuatu arus lahar cair atau ( 2) menyembur ke udara seperti suatu airmancur lahar yang melepaskan air mendidih dan gas vulkanis Tanahliat dan lumpur yang secara khas berasal dari gas batuan vulkanikpadat dan panas yang terlepas dari magma yang dalam di bawahmemutar air bawah tanah menjadi suatu campuran panas dan asamyang secara kimiawi merubah batuan vulkanik menjadi fraksi lumpurdan tanah liat (SumberhttpvolcanoesusgsgovProductsPglossaryMudVolcanohtml)Fotografi oleh by SR Brantley padaSeptember 1983Gambar 22 Fenomena lumpur vulkanik di wilayah Norris GeyserTaman Nasional Yellowstone Wyoming Gunung Lumpurini setinggi 40 cmFenomena lumpur vulkanik yang terjadi di lokasi kegiatan PTLapindo Brantas Inc Porong Sidoarjo diperkirakan para ahli geologikarena patahan crack yang memotong puncak dari batugampingFormasi Kujung indikasi slump (kemungkinan menunjukkan mobileshale) dan Collapse zone (indikasi pernah terjadinya colapse didaerahini pada masa lampau Semburan lumpur vulkanik dapat terjadi karenaadanya liquifaction (pencairan) atau seperti agar-agar yg dihentakkansecara mendadak sehingga menyembur keluar Pada kondisi stabilmobile shale (mobile clay) adalah seperti tanah lempung yang seringdilihat dipermukaan bumi dengan wujud sangat liat Namun ketikakondisi dinamis karena mengalir maka percampuran dengan air bawahtanah menjadikan lempung ini seperti bubur Lumpur vulkanik ini bisamelalui crack (patahan) yang sudah ada dapat juga melalui pinggiransumur dengan membentuk crackfracture yang baru Keduanya akanmenyebabkan kejadian yang sama yaitu keluarnya lumpur(httprovickywordpresscom)

142 Kandungan Lumpur Vulkanik dan DampaknyaHasil analisa mikropaleontologi menunjukkan bahwa lumpurLapindo mengandung fosil foraminifera (cangkang zat renik bersel satu)yang dahulu hidup di lingkungan laut (Koesoemadinata R September2006) Lumpur vulkanik tersebut merupakan material yang berasal dariformasi berumur Pliosen Analisis nannofosil di lumpur menunjukkanumur sekitar Pliosen sama dengan kandungan fosil di kedalaman2000-6000 ft di sumur tersebut ppm chloride sekitar 10000 lumpurmengandung material volkanik dan di awal-awal semburan lumpurmengeluarkan gas H2S dengan temperatur lumpur sekitar 40-50 0CMaterial semburan lumpur vulkanik yan gberasal dari dalamperut bumi dapat memberikan dampak terhadap mahluk hidup yangberada di atas permukaan bumi sebagaimana fenomena letusangunung berapi atau keluarnya gas beracun dari gunung berapi yangmemusnahkan kehidupan di sekitarnya dan memerlukan waktubertahun-tahun untuk pulih kembali25 Analisis Risiko LingkunganGambar 23 Fenomena menyemburnya lumpur vulkanikdi Porong Sidoarjo211 Pengertian Analisis Risiko LingkunganAda beberapa definisi dari analisis risiko menurut EPA analisisrisiko adalah karakterisasi dari bahaya-bahaya potensial yang berefekpada kesehatan manusia dan bahaya terhadap lingkungan(wwwepagoviris Integrated Risk Information System) Menurut MLRichardson (1989) analisis resiko adalah proses pengambilankeputusan untuk mengatasi masalah dengan keragaman kemungkinanyang ada dan ketidakmungkinan yang akan terjadi Dalam analisa risikopertama kali masalah harus didefinisikan dan risiko diperkirakankemudian resiko dievaluasi dan dipertimbangkan juga faktor-faktor yangmungkin bisa mempengaruhi sehingga bisa diputuskan tindakan manayang bisa diambil Proses perkiraan risiko evaluasi risiko pengambilankeputusan dan penerapannya disebut analisis risikoDalam analisis resiko ada beberapa tahap yang harus dilaluiyaitu 1 Identifikasi bahaya2 Perkiraan risiko3 Evaluasi risiko4 Penentuan risiko yang bisa diterima5 Manajemen risikoSecara harfiah arti dari risiko adalah probabilitas terjadinyasuatu hal yang menyebabkan kehilangan ataupun kerugian Bahaya(hazard) dan risiko (risk) adalah kata kata yang digunakan dalambahasa sehari-hari dengan arti yang hampir sama secara tekniskeduanya mempunyai perbedaan yaitu 1048766 Bahaya (hazard) adalah karateristik atau sifat benda kondisi atauaktifitas yang berpotensial menimbulkan kerusakan kerugian

kepada manusia harta benda dan lingkungan1048766 Risiko (risk) adalah penggabungan dari akibat-akibat yangmungkin diterima dari bahaya yang telah ada terhadap manusiaSedangkan pengertian bahaya (hazard) dan risiko (risk) menurut MLRichardson (1989) adalah 1048766 Bahaya (hazard) keberadaan dari materi yang berefek padasistem kehidupan seperti manusia hewan atau lingkungan yangterpapar1048766 Risiko (risk) adalah akibat yang terjadi atau diperkirakan akanterjadi karena adanya bahaya yang terpapar pada populasi dalamdosis atau konsentrasi tertentu Risiko ini menggambarkanfrekuensi dan intensitas dari bahaya kepada populasi yangterpaparRisiko adalah konsep yang didasarkan pada probabilitasProbabilitas diukur dalam skala 0 sampai 1 Nilai mendekati 0 berartikemungkinan kejadian sangat kecil dan nilai mendekati 1 berartikemungkinan terjadinya besar (Richardson 1989) Menurut Richard JWatts (1997) definisi dari resiko yang berkaitan dengan keberadaanlimbah berbahaya adalah kemungkinan masuknya bahaya yangberasal dari limbah bahan berbahaya yang berefek pada kesehatanmanusia ekologi dan lingkunganDalam analisis risiko ada 2 (dua) jenis risiko yang harusdiperhitungkan yaitu resiko awal (background risk) dan risiko tambahan(incremental risk) Risiko awal adalah resiko yang diterima olehpopulasi tanpa adanya senyawa kimia berbahaya di lokasi yang akandianalisa sedangkan resiko tambahan adalah besarnya risiko yangditerima karena adanya zat kimia berbahaya di dalam lingkungan Totalrisiko adalah penjumlahan antara resiko awal dan risiko tambahan(Watts 1997)Risiko dapat dirumuskan apabila terdapat 1 Bahaya (hazard)2 Jalan perpindahan (pathway) yaitu dengan apa efek bahaya dapatberpindah3 Target receptor yaitu penerima yang terkena efek bahayaRantai sebab akibat dapat digambarkan sebagai berikut Hazard Pathway Target ReceptorDalam analisa risiko ada empat langkah yang yang harusdilakukan untuk mengetahui besarnya risiko yaitu 1 Hazard Identification meliputi identifikasi keberadaan zat kimiaberbahaya di sumber dan karakteristiknya (analisis sumberpencemar)2 Exposure Assesment meliputi bagaimana zat berbahaya tersebutberpindah ke reseptor dan jumlah intake yang diambil (analisis jalurperpindahan)3 Toxicity Assesment meliputi indikasi numerik dari tingkat toksisitasuntuk menghitung besarnya risiko (analisis reseptor)

4 Risk Characterization meliputi penentuan jumlah risiko secaranumerik dan ketidakpastian dari perkiraan tersebut (Watts 1997)212 Tujuan Analisis Resiko LingkunganAnalisis risiko digunakan untuk mengetahui besarnya risiko yangkemudian digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusandalam manajemen risiko Dalam pengelolaan limbah B3 analisis resikomenyediakan informasi guna dapat memilih dan memutuskanpengolahan dan pembuangan limbah secara tepat remidiasi lahanterkontaminasi minimalisasi produksi limbah penentuan lokasi danpengembangan prodik-produk baru Dalam analisis risiko perluditekankan dan diperhatikan bahwa perkiraan risiko adalah salah satusumber informasi dan banyak faktor lain yang mempengaruhipengambilan keputusan seperti adanya campur tangan politik ekonomisosial dan faktor-faktor lainnya (LaGrega 2001)Informasi dari hasil analisis risiko digunakan dalam prosesmanajemen risiko dalam mempersiapkan pengambilan keputusandalam rangka perlindungan ekosistem lingkungan (wwwepagovirisIntegrated Risk Information System) Contoh dari penerapanmanajemen risiko adalah dalam pengambilan keputusan berapabanyak parameter kontaminan yang diperbolehkan dibuang ke badanairBeberapa tujuan dalam analisis risiko yaitu 1 Untuk memperkirakan batasan atau akibat dari kejadian terburukyang mungkin terjadi dengan atau tanpa perkiraan2 Untuk membantu dalam penentuan peraturan dan kebijakan3 Untuk memperkirakan besarnya risiko yang masih bisa diterima26 Tahapan Analisis Risiko Lingkungan221 Identifikasi Zat Berbahaya (Hazard Identification)Identifikasi bahaya atau hazard identification adalah langkahpertama yang dilakukan dalam analisis risiko Identifikasi bahaya perludilakukan karena tidak mungkin untuk menganalisa semua zat kimiayang ada di dalam suatu daerah yang tercemar Dengan dilakukannyaidentifikasi bahaya dapat diketahui bahaya paling potensial yang harusdipertimbangkan atau mewakili risiko yang mendesak Dalam analisisrisiko diperlukan data-data yang jelas dan zat kontaminan apa yangterdapat dalam lokasi yang tercemar konsentrasi luasan distribusi danbagaimana kontaminan berpindah ke reseptor potensial di sekitarlokasi Data-data yang diperlukan dalam identifikasi bahaya adalahsebagai berikut 1 Sejarah lokasi2 Tataguna lahan3 Tingkat pencemaran dalam media (air tanah air permukaan udara)4 Karakteristik lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadan dantransportasi zat kimia kontaminan tersebut antara lain datahidrogeologi topografi dan geologi5 Pengaruh yang potensial terhadap populasi

Di lahan yang tercemar mungkin terdapat banyak zatkontaminan apabila semua zat tersebut diamati maka data yang perludiolah akan menjadi terlalu banyak dan tidak realistis Untuk itudiperlukan suatu screening (penyaringan) terhadap zat kimia tersebutuntuk mengetahui bahan kimia yang spesifik yang paling dikawatirkandan diharapkan dapat mewakili semua zat kimia yang terdeteksi padalokasi Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah dari bahan kimiayang harus dijadikan model pada analisis dan menjadi fokus usahapengendalianSecara toksikologi dalam memilih zat kimia yang akan dianalisisdidasari pertimbangan sebagai berikut 1 Paling bersifat toksik menetap dan dapat berpindah-pindahtempat2 Paling umum dan merata keberadaanya baik secara konsentrasidan distribusi (LaGrega2001)Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk memilih zat kimiayang terdeteksi di lokasi dimulai dengan pemilihan awal yang dilakukandengan cara sebagai berikut1 Memilih media kontaminasi yang akan diteliti ( mis air permukaan)2 Mentabulasikan semua zat kontaminan yang terdeteksi di dalamlokasi baik rata-rata maupun batasan konsentrasi yang ditemukandi lokasi3 Mengidentifikasikan bahaya parameter kontaminanPerangkingan nilai kebahayaan berdasarkan skor rankingmenunjukkan parameter kontaminan mana yang memiliki nilai bahayatertinggi berdasarkan konsentrasi maksimal dan nilai ambang batasnya(baku mutu) Dalam penentuan parameter kontaminan yang kemudianakan mewakili untuk dianalisis memerlukan evaluasi lanjutan untukmengetahui konsentrasi mobilitas di lingkungan badan air danmasalah ndash masalah lainnya untuk itu perlu dipertimbangkan hal-halsebagai berikut a Konsentrasi rata-ratab Frekuensi pemaparanc Mobilitasd Keberadaannya dalam lingkungane Zat kimia lain yang berhubungan222 Perkiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahapan kedua dalam analisis risiko adalah perkiraanpenyebaran (expossure assesment) terhadap suatu populasi yangmungkin terkena dampak Perkiraan penyebaran (expossureassesment) adalah salah satu segi dalam analisis resiko yangmenghitung besarnya level pemaparan aktual dari populasi atauindividu yang terpapar Untuk memberikan pengertian akan sumberkontaminasi hal yang harus dilakukan adalah menggambarkan sumberdan distribusi kontaminan pada lokasi dilanjutkan bagaimana zat inibisa terlepas ke lingkungan bagaimana kontaminan berpindah tempat

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 11: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

berupa perubahan peruntukan Sungai Porong dan Sungai AlooPenelitian ini akan melakukan kajian besaran risiko lingkunganyang mungkin terjadi oleh senyawa berbahaya Phenol yang terkandung dalamair lumpur tersebut terkait dengan dampak atau resiko terhadap ekosistemperairan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo untuk selanjutnya dapatditetapkan manajemen resikonya Dengan manajemen risiko yang tepat makadampak ekologis di perairan badan air di wilayah sekitar semburan akan dapatditekan12 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalampenelitian ini adalah a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas Sungai Porong danSungai Aloo terkait dengan pembuangan air Lumpur Lapindo yangdiidentifikasi mengandung phenol tinggi ke dalam badan air tersebutb Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo ke SungaiPorong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadap lingkungan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo terkait dengan persyaratan kualitas airbadan air Sungai kelas III sesuai Peraturan Pemerintah RI No 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airsehingga Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsi sesuaidengan peruntukannya13 Tujuan Penelitiana Melakukan identifikasi kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo yang mendapat aliran air lumpur Lapindob Melakukan analisis terhadap kandungan Phenol dalam air badan airSungai Porong dan Sungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo terkaitdengan risikonya tehadap ekosistem badan air14 Kegunaan Penelitiana Bagi Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur Membantu pengambil keputusan di dalam menentukan manajemen risikoyang lebih efektif dan efisien dalam mengantisipasi dampak yang lebihbesar terhadap kerusakan lingkungan badan air Sungai Porong danSungai Aloo akibat aliran air lumpur Lapindo yang masih berlangsungpada saat penelitian ini dilaksanakanb Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang analisisrisiko lingkungan khususnya untuk kondisi darurat atau bencana sertauntuk menambah sarana kepustakaan bagi penelitian lanjutan mengingatkejadian semburan Lumpur Lapindo ini merupakan kejadian langka namunmembawa dampak yang sangat besar dan penting bagi keberlanjutanekosistem di sekitarnyac Bagi Pengembangan Ilmu Data basis atau nilai yang didapatkan dalam penelitian ini akan dapatdijadikan acuan dalam melakukan analisis risiko lingkungan padaperistiwa sejenis

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA21 Pengertian Lingkungan HidupMenurut Undang-Undang nomor 23 Tahun 1993 tentang PengelolaanLingkungan Hidup lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semuabenda daya keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunyayang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusiaserta mahluk hidup lainnyaAntara manusia dan lingkungan hidup terdapat hubungan yang amatdinamis Perubahan dalam lingkungan hidup akan menyebabkan perubahanpula dalam perilaku manusia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yangbaru Perubahan perilaku manusia ini selanjutnya akan menyebabkanperubahan dalam lingkungan hidup demikian seterusnya Karena luasnyapengertian lingkungan hidup maka seringkali dikelompokkan untukmempermudah pemahamannya (Slamet JS 1994)Lingkungan perairan atau hydrosfir adalah salah satu bentukpengelompokkan lingkungan Sebagian besar (71) dari permukaan bumitertutup oleh air Begitu luasnya lingkungan perairan sehingga sangatmempengaruhi iklim di muka bumi ini Air di Bumi ini jumlahnya relativekonstan karena adanya siklus hidrologi yang terjadi secara alami Distribusi airdi bumi sebagian besar berada di lautan dan yang berada di sekitar manusiadi daratan tidak mencapai 1 jumlahnya (Tabel 21) Dengan jumlah tersebutmanusia dituntut untuk dapat berbagi dan mengelola sumber daya air sebaikbaiknyakarena permasalahan kompleks yang akan timbul apabila terjadipencemaran dalam lingkungan perairanTabel 21 Distribusi Air di BumiNo Lokasi Km3 Air Persentase1 Samudra 1323000000 9722 Laut Danau asin 104000 00083 Es 30500000 2154 Air Tanah 8350000 0615 Air Permukaan 67000 0056 Danau Air Tawar 125000 00097 Sungai 1670000 000018 Atmosfir 12900 00019 Lain-lain 375000 0028Sumber Lamb James C dalam Slamet JS 1994Samudra Laut Danau asin EsAir Tanah Air Permukaan Danau Air Taw arSungai Atmosfir Lain-lain

Gambar 21 Distribusi jenis air di BumiSampai saat ini sebagian manusia memanfaatkan air permukaan yangtawar dan air tanah sebagai sumber airnya Demikian pula keadaannya diIndonesia Air laut yang asin sekalipun jumlahnya besar tetapi baru sedikitsekali dimanfaatkan karena biaya untuk proses desalinasinya yang masihsangat mahal Pemanfaatan air tawar sampai saat ini masih terus dapat

memenuhi dan dipertahankan karena adanya aliran air dalam siklushidrologinya Dari siklus hidrologi ini diketahui adanya berbagai sumber airtawar yang dapat diperkirakan kualitas dan kuantitasnya Sumber-sumber airtersebut antara lain adalah 1 Air permukaan yang merupakan air sungai dan danau2 Air tanah yang tergantung kedalamannya3 Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir yaitu hujanAir permukaan dapat berkualitas baik apabila tanah sekitarnya tidaktercemar oleh karenanya air permukaan dan air tanah dangkal sangatbervariasi kualitasnya Banyak zat yang terlarut ataupun tersuspensi didalamnya selama perjalanannya menuju ke laut Namun selama perjalanan inipula air dapat membersihkan diri (self purification) karena adanya sinar ultraviolet dari matahari aliran serta kemungkinan-kemungkinan terjadinya reaksireaksiantar zat kimia yang terlarut dan terjadinya pengendapanpengendapan22 Sumber Daya Air SungaiAir merupakan sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orangbanyak sehingga perlu dilindungi agar tetap bermanfaat bagi hidup dankehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya Indonesia yang berada diwilayah iklim tropis hanya memiliki dua musim yaitu penghujan dan kemarauSuatu badan air seperti sungai sebagai bagian dari lingkungan hidupmemiliki fungsi peruntukan bagi berbagai kegunaan baik untuk intake airminum irigasi listrik perikanan pertanaman peternakan industri dankeperluan pemukiman (domestic) Peruntukan sungai perlu ditetapkanmengingat dampak dari berbagai aktifitas kehidupan tersebut yang dapatmemberikan dampak atau risiko penurunan peruntukan badan airPembagian kelas sungai didasarkan pada peringkat (gradasi) tingkatanbaiknya mutu air dan kemungkinan kegunaannya Tingkatan mutu air kelassatu merupakan tingkatan yang terbaik Secara relatif tingkatan mutu KelasSatu lebih baik dari Kelas Dua dan selanjutnya Tingkatan mutu air dari setiapkelas disusun berdasarkan kemungkinan kegunaannya bagi suatu peruntukanair Klasifikasi mutu air merupakan pendekatan untuk menetapkan kriteriamutu air dari tiap kelas yang akan menjadi dasar untuk penetapan baku mutuair Setiap kelas air mempersyaratkan mutu air yang dinilai masih layak untukdimanfaatkan bagi peruntukan tertentuBerdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentangPengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Pasal 8 Ayat (1)klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu a Kelas satu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku airminum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yangsama dengan kegunaan tersebutb Kelas dua air yang peruntukannya dapat digunakan untukprasaranasarana rekreasi air pembudidayaan ikan air tawar peternakanair untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yangmempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebutc Kelas tiga air yang peruntukannya dapat digunakan untukpembudidayaan ikan air tawar peternakan air untuk mengairi

pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebutd Kelas empat air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairipertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebut23 Pencemaran Air Sungai dan DampaknyaMenurut Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airpencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup zatenergi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehinggakualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapatberfungsi sesuai dengan peruntukannyaAir sebagai komponen lingkungan hidup dapat mempengaruhi dandipengaruhi oleh komponen lainnya Air yang kualitasnya buruk akanmengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akanmempengaruhi kondisi kesehatan manusia dan kehidupan mahluk hiduplainnya Pencemaran air dapat disebabkan oleh kegiatan usaha atau dikenaldengan limbah cair maupun oleh sebab alami atau bencana alamBerdasarkan cara pengamatan atau identifikasi pencemaran air dapatdiketahui dari parameter 1 Secara Fisika yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkatkejerbihan air (kekeruhan) perubahan suhu air perubahan rasa dan warnaair2 Secara Kimia yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat-zat kimiayang terlarut dan perubahan pH3 Secara Biologi yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkanmikroorganisme yang ada dalam air (Wardhana WA 1995)Air yang telah tercemar dapat menimbulkan resiko berupa kerugianyang besar bagi manusia yaitu 1 Air menjadi tidak bermanfaat lagi karena kualitasnya berubah makaperuntukan air pun berubah2 Air menjadi penyebab timbulnya penyakit karena adanya zat-zatkontaminan dan bakteri dalam air dapat membahayakan kehidupan biotaperairan serta kesehatan manusia yang berhubungan atau memanfaatkanair tersebut (Wardhana WA 1995)Menurut Juli SS 1994 standar kualitas air pada hakekatnya dibuatuntuk memberikan petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yangsebaiknya diperbolehkan ada dalam air khususnya untuk air minum yaituantara lain1 Jumlah zat padat terlarut (Total Dissolved Solid TDS) biasanya terdiri zatorganic garam anorganik dan gas terlarut Bila TDS bertambah makakesadahan akan naik pula Selanjutnya efek TDS maupun kesadahanterhadap kehidupan atau kesehatan tergantung pada spesies kimiapenyebab masalah tersebut2 Kekeruhan (Total Suspended Solid TSS) disesbabkan oleh zat padat yNg

tersuspensi baik yang bersifat anorganik maupun yang organic Zatanorganik biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam sedangkanyang organic dapat berasal dari lapukan tanaman dan hewan Limbahindustri juga dapat merupakan sumber kekeruhan Zat organic dapatmenjadi makanan bakteri sehingga mendukung perkembangbiakannya danmenambah kekeruhan air Air yang keruh sulit didesinfeksi karena mikrobaterlindung oleh zat tersuspensi tersebut3 Zat warna kimia untuk alasan estetika air yang dikategorikan air bersihdan air minum sebaiknya tidak berwarna karena untuk mencegahkeracunan dari berbagai zat kimia berwarna yang beracun maupunmikroorganisme beracun yang berwarna4 Parameter kimia anorganik Seng (Zn) adalah logam yang tingkattoksisitasnya dikategorikan relative rendah karena tubuh pun memerlukanseng untuk metabolisme Namun seng dalam kadar tinggi tetap merupakanracun yang berbahaya Dalam air minum menimbulkan rasa kesat dandapat menimbulkan gejala muntaberSeng menyebabkan warna air menjadiopalescent dan bila dimasak akan timbul endapan seperti pasir5 Parameter kimia organik merupakan indikator umum terjadinyapencemaran air Apabila zat organic yang dapat dioksidasi (BOD) besaryang juga berarti oksigen terlarut (DO) dalam air kecil maka hal itumenunjukkan adanya pencemaran6 Parameter kimia organik Phenol merupakan senyawa berwarna merahmuda yang mudah masuk dalam kulit sehat dan menimbulkan rasaterbakar Keracunan akut menyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perutkelainan koordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadiperforasi usus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinalsulit menelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasa bila airtercampur khlor Menurut material safety data sheet (MSDS) dari Phenoldiketahui bahwa dalam air keberadaannya cukup lama dengankemampuan biodegradasi antara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapatdioksidasi melalui proses fotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanandan pergerakan phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarDampak negatif pencemaran air mempunyai nilai atau biaya ekonomikdi samping nilai ekologi dan sosial budaya Upaya pemulihan pencemaran airbagaimanapun akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar daripadanilai manfaat finansial dari kegiatan yang menyebabkan pencemaran tersebutDemikian pula bila kondisi air yang tercemar dibiarkan (tanpa upayapemulihan) juga memerlukan biaya mengingat dampak negatif yang dapatditimbulkannyaBahaya atau risiko yang berhubungan dengan pencemaran air sungaidapat berupa dampak langsung dan dampak tak langsung Dampak langsungditerima lingkungan perairan termasuk manusia melalui kontak secara

langsung melalui tubuh mahluk hidup dan dampak tak langsung diterimamahluk hidup termasuk manusia melalui rantai makanan (peresapan air tanahtanaman dan ikan) (Wardhana WA 1995)24 Lumpur Vulkanik (Mud Vulcano)141 Pengertian Lumpur VulkanikBanyak para ahli geologi yang menganalogikan semburanlumpur panas Lapindo dengan gejala alam yang disebut gunung lumpur mud volcano yang banyak tersebar di Indonesia (khususnya diIndonesia Timur dikenal dengan istilah poton) bahkan di Jawa TimurUtara pun banyak diketemukan seperti Bleduk Kuwu dekat PurwodaiGunung Anyar dekat Surabaya bahkan di selatan Kali Porong yang dimasa lalu menyemburkan lumpur tetapi sekarang sudah mati(Koesoemadinata R September 2006)Definisi dari Mud Volcano adalah suatu gunung api lumpur yangberbentuk suatu kerucut tanah liat dan lumpur berukuran kecil yangpada umumnya kurang dari 1-2 m tingginya Gunung api lumpur kecilini terbentuk dari campuran air panas dan sedimen halus (tanah liat danlumpur) dimana terdapat ( 1) aliran perlahan dari suatu lubang sepertisuatu arus lahar cair atau ( 2) menyembur ke udara seperti suatu airmancur lahar yang melepaskan air mendidih dan gas vulkanis Tanahliat dan lumpur yang secara khas berasal dari gas batuan vulkanikpadat dan panas yang terlepas dari magma yang dalam di bawahmemutar air bawah tanah menjadi suatu campuran panas dan asamyang secara kimiawi merubah batuan vulkanik menjadi fraksi lumpurdan tanah liat (SumberhttpvolcanoesusgsgovProductsPglossaryMudVolcanohtml)Fotografi oleh by SR Brantley padaSeptember 1983Gambar 22 Fenomena lumpur vulkanik di wilayah Norris GeyserTaman Nasional Yellowstone Wyoming Gunung Lumpurini setinggi 40 cmFenomena lumpur vulkanik yang terjadi di lokasi kegiatan PTLapindo Brantas Inc Porong Sidoarjo diperkirakan para ahli geologikarena patahan crack yang memotong puncak dari batugampingFormasi Kujung indikasi slump (kemungkinan menunjukkan mobileshale) dan Collapse zone (indikasi pernah terjadinya colapse didaerahini pada masa lampau Semburan lumpur vulkanik dapat terjadi karenaadanya liquifaction (pencairan) atau seperti agar-agar yg dihentakkansecara mendadak sehingga menyembur keluar Pada kondisi stabilmobile shale (mobile clay) adalah seperti tanah lempung yang seringdilihat dipermukaan bumi dengan wujud sangat liat Namun ketikakondisi dinamis karena mengalir maka percampuran dengan air bawahtanah menjadikan lempung ini seperti bubur Lumpur vulkanik ini bisamelalui crack (patahan) yang sudah ada dapat juga melalui pinggiransumur dengan membentuk crackfracture yang baru Keduanya akanmenyebabkan kejadian yang sama yaitu keluarnya lumpur(httprovickywordpresscom)

142 Kandungan Lumpur Vulkanik dan DampaknyaHasil analisa mikropaleontologi menunjukkan bahwa lumpurLapindo mengandung fosil foraminifera (cangkang zat renik bersel satu)yang dahulu hidup di lingkungan laut (Koesoemadinata R September2006) Lumpur vulkanik tersebut merupakan material yang berasal dariformasi berumur Pliosen Analisis nannofosil di lumpur menunjukkanumur sekitar Pliosen sama dengan kandungan fosil di kedalaman2000-6000 ft di sumur tersebut ppm chloride sekitar 10000 lumpurmengandung material volkanik dan di awal-awal semburan lumpurmengeluarkan gas H2S dengan temperatur lumpur sekitar 40-50 0CMaterial semburan lumpur vulkanik yan gberasal dari dalamperut bumi dapat memberikan dampak terhadap mahluk hidup yangberada di atas permukaan bumi sebagaimana fenomena letusangunung berapi atau keluarnya gas beracun dari gunung berapi yangmemusnahkan kehidupan di sekitarnya dan memerlukan waktubertahun-tahun untuk pulih kembali25 Analisis Risiko LingkunganGambar 23 Fenomena menyemburnya lumpur vulkanikdi Porong Sidoarjo211 Pengertian Analisis Risiko LingkunganAda beberapa definisi dari analisis risiko menurut EPA analisisrisiko adalah karakterisasi dari bahaya-bahaya potensial yang berefekpada kesehatan manusia dan bahaya terhadap lingkungan(wwwepagoviris Integrated Risk Information System) Menurut MLRichardson (1989) analisis resiko adalah proses pengambilankeputusan untuk mengatasi masalah dengan keragaman kemungkinanyang ada dan ketidakmungkinan yang akan terjadi Dalam analisa risikopertama kali masalah harus didefinisikan dan risiko diperkirakankemudian resiko dievaluasi dan dipertimbangkan juga faktor-faktor yangmungkin bisa mempengaruhi sehingga bisa diputuskan tindakan manayang bisa diambil Proses perkiraan risiko evaluasi risiko pengambilankeputusan dan penerapannya disebut analisis risikoDalam analisis resiko ada beberapa tahap yang harus dilaluiyaitu 1 Identifikasi bahaya2 Perkiraan risiko3 Evaluasi risiko4 Penentuan risiko yang bisa diterima5 Manajemen risikoSecara harfiah arti dari risiko adalah probabilitas terjadinyasuatu hal yang menyebabkan kehilangan ataupun kerugian Bahaya(hazard) dan risiko (risk) adalah kata kata yang digunakan dalambahasa sehari-hari dengan arti yang hampir sama secara tekniskeduanya mempunyai perbedaan yaitu 1048766 Bahaya (hazard) adalah karateristik atau sifat benda kondisi atauaktifitas yang berpotensial menimbulkan kerusakan kerugian

kepada manusia harta benda dan lingkungan1048766 Risiko (risk) adalah penggabungan dari akibat-akibat yangmungkin diterima dari bahaya yang telah ada terhadap manusiaSedangkan pengertian bahaya (hazard) dan risiko (risk) menurut MLRichardson (1989) adalah 1048766 Bahaya (hazard) keberadaan dari materi yang berefek padasistem kehidupan seperti manusia hewan atau lingkungan yangterpapar1048766 Risiko (risk) adalah akibat yang terjadi atau diperkirakan akanterjadi karena adanya bahaya yang terpapar pada populasi dalamdosis atau konsentrasi tertentu Risiko ini menggambarkanfrekuensi dan intensitas dari bahaya kepada populasi yangterpaparRisiko adalah konsep yang didasarkan pada probabilitasProbabilitas diukur dalam skala 0 sampai 1 Nilai mendekati 0 berartikemungkinan kejadian sangat kecil dan nilai mendekati 1 berartikemungkinan terjadinya besar (Richardson 1989) Menurut Richard JWatts (1997) definisi dari resiko yang berkaitan dengan keberadaanlimbah berbahaya adalah kemungkinan masuknya bahaya yangberasal dari limbah bahan berbahaya yang berefek pada kesehatanmanusia ekologi dan lingkunganDalam analisis risiko ada 2 (dua) jenis risiko yang harusdiperhitungkan yaitu resiko awal (background risk) dan risiko tambahan(incremental risk) Risiko awal adalah resiko yang diterima olehpopulasi tanpa adanya senyawa kimia berbahaya di lokasi yang akandianalisa sedangkan resiko tambahan adalah besarnya risiko yangditerima karena adanya zat kimia berbahaya di dalam lingkungan Totalrisiko adalah penjumlahan antara resiko awal dan risiko tambahan(Watts 1997)Risiko dapat dirumuskan apabila terdapat 1 Bahaya (hazard)2 Jalan perpindahan (pathway) yaitu dengan apa efek bahaya dapatberpindah3 Target receptor yaitu penerima yang terkena efek bahayaRantai sebab akibat dapat digambarkan sebagai berikut Hazard Pathway Target ReceptorDalam analisa risiko ada empat langkah yang yang harusdilakukan untuk mengetahui besarnya risiko yaitu 1 Hazard Identification meliputi identifikasi keberadaan zat kimiaberbahaya di sumber dan karakteristiknya (analisis sumberpencemar)2 Exposure Assesment meliputi bagaimana zat berbahaya tersebutberpindah ke reseptor dan jumlah intake yang diambil (analisis jalurperpindahan)3 Toxicity Assesment meliputi indikasi numerik dari tingkat toksisitasuntuk menghitung besarnya risiko (analisis reseptor)

4 Risk Characterization meliputi penentuan jumlah risiko secaranumerik dan ketidakpastian dari perkiraan tersebut (Watts 1997)212 Tujuan Analisis Resiko LingkunganAnalisis risiko digunakan untuk mengetahui besarnya risiko yangkemudian digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusandalam manajemen risiko Dalam pengelolaan limbah B3 analisis resikomenyediakan informasi guna dapat memilih dan memutuskanpengolahan dan pembuangan limbah secara tepat remidiasi lahanterkontaminasi minimalisasi produksi limbah penentuan lokasi danpengembangan prodik-produk baru Dalam analisis risiko perluditekankan dan diperhatikan bahwa perkiraan risiko adalah salah satusumber informasi dan banyak faktor lain yang mempengaruhipengambilan keputusan seperti adanya campur tangan politik ekonomisosial dan faktor-faktor lainnya (LaGrega 2001)Informasi dari hasil analisis risiko digunakan dalam prosesmanajemen risiko dalam mempersiapkan pengambilan keputusandalam rangka perlindungan ekosistem lingkungan (wwwepagovirisIntegrated Risk Information System) Contoh dari penerapanmanajemen risiko adalah dalam pengambilan keputusan berapabanyak parameter kontaminan yang diperbolehkan dibuang ke badanairBeberapa tujuan dalam analisis risiko yaitu 1 Untuk memperkirakan batasan atau akibat dari kejadian terburukyang mungkin terjadi dengan atau tanpa perkiraan2 Untuk membantu dalam penentuan peraturan dan kebijakan3 Untuk memperkirakan besarnya risiko yang masih bisa diterima26 Tahapan Analisis Risiko Lingkungan221 Identifikasi Zat Berbahaya (Hazard Identification)Identifikasi bahaya atau hazard identification adalah langkahpertama yang dilakukan dalam analisis risiko Identifikasi bahaya perludilakukan karena tidak mungkin untuk menganalisa semua zat kimiayang ada di dalam suatu daerah yang tercemar Dengan dilakukannyaidentifikasi bahaya dapat diketahui bahaya paling potensial yang harusdipertimbangkan atau mewakili risiko yang mendesak Dalam analisisrisiko diperlukan data-data yang jelas dan zat kontaminan apa yangterdapat dalam lokasi yang tercemar konsentrasi luasan distribusi danbagaimana kontaminan berpindah ke reseptor potensial di sekitarlokasi Data-data yang diperlukan dalam identifikasi bahaya adalahsebagai berikut 1 Sejarah lokasi2 Tataguna lahan3 Tingkat pencemaran dalam media (air tanah air permukaan udara)4 Karakteristik lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadan dantransportasi zat kimia kontaminan tersebut antara lain datahidrogeologi topografi dan geologi5 Pengaruh yang potensial terhadap populasi

Di lahan yang tercemar mungkin terdapat banyak zatkontaminan apabila semua zat tersebut diamati maka data yang perludiolah akan menjadi terlalu banyak dan tidak realistis Untuk itudiperlukan suatu screening (penyaringan) terhadap zat kimia tersebutuntuk mengetahui bahan kimia yang spesifik yang paling dikawatirkandan diharapkan dapat mewakili semua zat kimia yang terdeteksi padalokasi Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah dari bahan kimiayang harus dijadikan model pada analisis dan menjadi fokus usahapengendalianSecara toksikologi dalam memilih zat kimia yang akan dianalisisdidasari pertimbangan sebagai berikut 1 Paling bersifat toksik menetap dan dapat berpindah-pindahtempat2 Paling umum dan merata keberadaanya baik secara konsentrasidan distribusi (LaGrega2001)Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk memilih zat kimiayang terdeteksi di lokasi dimulai dengan pemilihan awal yang dilakukandengan cara sebagai berikut1 Memilih media kontaminasi yang akan diteliti ( mis air permukaan)2 Mentabulasikan semua zat kontaminan yang terdeteksi di dalamlokasi baik rata-rata maupun batasan konsentrasi yang ditemukandi lokasi3 Mengidentifikasikan bahaya parameter kontaminanPerangkingan nilai kebahayaan berdasarkan skor rankingmenunjukkan parameter kontaminan mana yang memiliki nilai bahayatertinggi berdasarkan konsentrasi maksimal dan nilai ambang batasnya(baku mutu) Dalam penentuan parameter kontaminan yang kemudianakan mewakili untuk dianalisis memerlukan evaluasi lanjutan untukmengetahui konsentrasi mobilitas di lingkungan badan air danmasalah ndash masalah lainnya untuk itu perlu dipertimbangkan hal-halsebagai berikut a Konsentrasi rata-ratab Frekuensi pemaparanc Mobilitasd Keberadaannya dalam lingkungane Zat kimia lain yang berhubungan222 Perkiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahapan kedua dalam analisis risiko adalah perkiraanpenyebaran (expossure assesment) terhadap suatu populasi yangmungkin terkena dampak Perkiraan penyebaran (expossureassesment) adalah salah satu segi dalam analisis resiko yangmenghitung besarnya level pemaparan aktual dari populasi atauindividu yang terpapar Untuk memberikan pengertian akan sumberkontaminasi hal yang harus dilakukan adalah menggambarkan sumberdan distribusi kontaminan pada lokasi dilanjutkan bagaimana zat inibisa terlepas ke lingkungan bagaimana kontaminan berpindah tempat

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 12: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA21 Pengertian Lingkungan HidupMenurut Undang-Undang nomor 23 Tahun 1993 tentang PengelolaanLingkungan Hidup lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semuabenda daya keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunyayang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusiaserta mahluk hidup lainnyaAntara manusia dan lingkungan hidup terdapat hubungan yang amatdinamis Perubahan dalam lingkungan hidup akan menyebabkan perubahanpula dalam perilaku manusia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yangbaru Perubahan perilaku manusia ini selanjutnya akan menyebabkanperubahan dalam lingkungan hidup demikian seterusnya Karena luasnyapengertian lingkungan hidup maka seringkali dikelompokkan untukmempermudah pemahamannya (Slamet JS 1994)Lingkungan perairan atau hydrosfir adalah salah satu bentukpengelompokkan lingkungan Sebagian besar (71) dari permukaan bumitertutup oleh air Begitu luasnya lingkungan perairan sehingga sangatmempengaruhi iklim di muka bumi ini Air di Bumi ini jumlahnya relativekonstan karena adanya siklus hidrologi yang terjadi secara alami Distribusi airdi bumi sebagian besar berada di lautan dan yang berada di sekitar manusiadi daratan tidak mencapai 1 jumlahnya (Tabel 21) Dengan jumlah tersebutmanusia dituntut untuk dapat berbagi dan mengelola sumber daya air sebaikbaiknyakarena permasalahan kompleks yang akan timbul apabila terjadipencemaran dalam lingkungan perairanTabel 21 Distribusi Air di BumiNo Lokasi Km3 Air Persentase1 Samudra 1323000000 9722 Laut Danau asin 104000 00083 Es 30500000 2154 Air Tanah 8350000 0615 Air Permukaan 67000 0056 Danau Air Tawar 125000 00097 Sungai 1670000 000018 Atmosfir 12900 00019 Lain-lain 375000 0028Sumber Lamb James C dalam Slamet JS 1994Samudra Laut Danau asin EsAir Tanah Air Permukaan Danau Air Taw arSungai Atmosfir Lain-lain

Gambar 21 Distribusi jenis air di BumiSampai saat ini sebagian manusia memanfaatkan air permukaan yangtawar dan air tanah sebagai sumber airnya Demikian pula keadaannya diIndonesia Air laut yang asin sekalipun jumlahnya besar tetapi baru sedikitsekali dimanfaatkan karena biaya untuk proses desalinasinya yang masihsangat mahal Pemanfaatan air tawar sampai saat ini masih terus dapat

memenuhi dan dipertahankan karena adanya aliran air dalam siklushidrologinya Dari siklus hidrologi ini diketahui adanya berbagai sumber airtawar yang dapat diperkirakan kualitas dan kuantitasnya Sumber-sumber airtersebut antara lain adalah 1 Air permukaan yang merupakan air sungai dan danau2 Air tanah yang tergantung kedalamannya3 Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir yaitu hujanAir permukaan dapat berkualitas baik apabila tanah sekitarnya tidaktercemar oleh karenanya air permukaan dan air tanah dangkal sangatbervariasi kualitasnya Banyak zat yang terlarut ataupun tersuspensi didalamnya selama perjalanannya menuju ke laut Namun selama perjalanan inipula air dapat membersihkan diri (self purification) karena adanya sinar ultraviolet dari matahari aliran serta kemungkinan-kemungkinan terjadinya reaksireaksiantar zat kimia yang terlarut dan terjadinya pengendapanpengendapan22 Sumber Daya Air SungaiAir merupakan sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orangbanyak sehingga perlu dilindungi agar tetap bermanfaat bagi hidup dankehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya Indonesia yang berada diwilayah iklim tropis hanya memiliki dua musim yaitu penghujan dan kemarauSuatu badan air seperti sungai sebagai bagian dari lingkungan hidupmemiliki fungsi peruntukan bagi berbagai kegunaan baik untuk intake airminum irigasi listrik perikanan pertanaman peternakan industri dankeperluan pemukiman (domestic) Peruntukan sungai perlu ditetapkanmengingat dampak dari berbagai aktifitas kehidupan tersebut yang dapatmemberikan dampak atau risiko penurunan peruntukan badan airPembagian kelas sungai didasarkan pada peringkat (gradasi) tingkatanbaiknya mutu air dan kemungkinan kegunaannya Tingkatan mutu air kelassatu merupakan tingkatan yang terbaik Secara relatif tingkatan mutu KelasSatu lebih baik dari Kelas Dua dan selanjutnya Tingkatan mutu air dari setiapkelas disusun berdasarkan kemungkinan kegunaannya bagi suatu peruntukanair Klasifikasi mutu air merupakan pendekatan untuk menetapkan kriteriamutu air dari tiap kelas yang akan menjadi dasar untuk penetapan baku mutuair Setiap kelas air mempersyaratkan mutu air yang dinilai masih layak untukdimanfaatkan bagi peruntukan tertentuBerdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentangPengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Pasal 8 Ayat (1)klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu a Kelas satu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku airminum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yangsama dengan kegunaan tersebutb Kelas dua air yang peruntukannya dapat digunakan untukprasaranasarana rekreasi air pembudidayaan ikan air tawar peternakanair untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yangmempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebutc Kelas tiga air yang peruntukannya dapat digunakan untukpembudidayaan ikan air tawar peternakan air untuk mengairi

pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebutd Kelas empat air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairipertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebut23 Pencemaran Air Sungai dan DampaknyaMenurut Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airpencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup zatenergi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehinggakualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapatberfungsi sesuai dengan peruntukannyaAir sebagai komponen lingkungan hidup dapat mempengaruhi dandipengaruhi oleh komponen lainnya Air yang kualitasnya buruk akanmengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akanmempengaruhi kondisi kesehatan manusia dan kehidupan mahluk hiduplainnya Pencemaran air dapat disebabkan oleh kegiatan usaha atau dikenaldengan limbah cair maupun oleh sebab alami atau bencana alamBerdasarkan cara pengamatan atau identifikasi pencemaran air dapatdiketahui dari parameter 1 Secara Fisika yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkatkejerbihan air (kekeruhan) perubahan suhu air perubahan rasa dan warnaair2 Secara Kimia yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat-zat kimiayang terlarut dan perubahan pH3 Secara Biologi yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkanmikroorganisme yang ada dalam air (Wardhana WA 1995)Air yang telah tercemar dapat menimbulkan resiko berupa kerugianyang besar bagi manusia yaitu 1 Air menjadi tidak bermanfaat lagi karena kualitasnya berubah makaperuntukan air pun berubah2 Air menjadi penyebab timbulnya penyakit karena adanya zat-zatkontaminan dan bakteri dalam air dapat membahayakan kehidupan biotaperairan serta kesehatan manusia yang berhubungan atau memanfaatkanair tersebut (Wardhana WA 1995)Menurut Juli SS 1994 standar kualitas air pada hakekatnya dibuatuntuk memberikan petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yangsebaiknya diperbolehkan ada dalam air khususnya untuk air minum yaituantara lain1 Jumlah zat padat terlarut (Total Dissolved Solid TDS) biasanya terdiri zatorganic garam anorganik dan gas terlarut Bila TDS bertambah makakesadahan akan naik pula Selanjutnya efek TDS maupun kesadahanterhadap kehidupan atau kesehatan tergantung pada spesies kimiapenyebab masalah tersebut2 Kekeruhan (Total Suspended Solid TSS) disesbabkan oleh zat padat yNg

tersuspensi baik yang bersifat anorganik maupun yang organic Zatanorganik biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam sedangkanyang organic dapat berasal dari lapukan tanaman dan hewan Limbahindustri juga dapat merupakan sumber kekeruhan Zat organic dapatmenjadi makanan bakteri sehingga mendukung perkembangbiakannya danmenambah kekeruhan air Air yang keruh sulit didesinfeksi karena mikrobaterlindung oleh zat tersuspensi tersebut3 Zat warna kimia untuk alasan estetika air yang dikategorikan air bersihdan air minum sebaiknya tidak berwarna karena untuk mencegahkeracunan dari berbagai zat kimia berwarna yang beracun maupunmikroorganisme beracun yang berwarna4 Parameter kimia anorganik Seng (Zn) adalah logam yang tingkattoksisitasnya dikategorikan relative rendah karena tubuh pun memerlukanseng untuk metabolisme Namun seng dalam kadar tinggi tetap merupakanracun yang berbahaya Dalam air minum menimbulkan rasa kesat dandapat menimbulkan gejala muntaberSeng menyebabkan warna air menjadiopalescent dan bila dimasak akan timbul endapan seperti pasir5 Parameter kimia organik merupakan indikator umum terjadinyapencemaran air Apabila zat organic yang dapat dioksidasi (BOD) besaryang juga berarti oksigen terlarut (DO) dalam air kecil maka hal itumenunjukkan adanya pencemaran6 Parameter kimia organik Phenol merupakan senyawa berwarna merahmuda yang mudah masuk dalam kulit sehat dan menimbulkan rasaterbakar Keracunan akut menyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perutkelainan koordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadiperforasi usus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinalsulit menelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasa bila airtercampur khlor Menurut material safety data sheet (MSDS) dari Phenoldiketahui bahwa dalam air keberadaannya cukup lama dengankemampuan biodegradasi antara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapatdioksidasi melalui proses fotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanandan pergerakan phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarDampak negatif pencemaran air mempunyai nilai atau biaya ekonomikdi samping nilai ekologi dan sosial budaya Upaya pemulihan pencemaran airbagaimanapun akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar daripadanilai manfaat finansial dari kegiatan yang menyebabkan pencemaran tersebutDemikian pula bila kondisi air yang tercemar dibiarkan (tanpa upayapemulihan) juga memerlukan biaya mengingat dampak negatif yang dapatditimbulkannyaBahaya atau risiko yang berhubungan dengan pencemaran air sungaidapat berupa dampak langsung dan dampak tak langsung Dampak langsungditerima lingkungan perairan termasuk manusia melalui kontak secara

langsung melalui tubuh mahluk hidup dan dampak tak langsung diterimamahluk hidup termasuk manusia melalui rantai makanan (peresapan air tanahtanaman dan ikan) (Wardhana WA 1995)24 Lumpur Vulkanik (Mud Vulcano)141 Pengertian Lumpur VulkanikBanyak para ahli geologi yang menganalogikan semburanlumpur panas Lapindo dengan gejala alam yang disebut gunung lumpur mud volcano yang banyak tersebar di Indonesia (khususnya diIndonesia Timur dikenal dengan istilah poton) bahkan di Jawa TimurUtara pun banyak diketemukan seperti Bleduk Kuwu dekat PurwodaiGunung Anyar dekat Surabaya bahkan di selatan Kali Porong yang dimasa lalu menyemburkan lumpur tetapi sekarang sudah mati(Koesoemadinata R September 2006)Definisi dari Mud Volcano adalah suatu gunung api lumpur yangberbentuk suatu kerucut tanah liat dan lumpur berukuran kecil yangpada umumnya kurang dari 1-2 m tingginya Gunung api lumpur kecilini terbentuk dari campuran air panas dan sedimen halus (tanah liat danlumpur) dimana terdapat ( 1) aliran perlahan dari suatu lubang sepertisuatu arus lahar cair atau ( 2) menyembur ke udara seperti suatu airmancur lahar yang melepaskan air mendidih dan gas vulkanis Tanahliat dan lumpur yang secara khas berasal dari gas batuan vulkanikpadat dan panas yang terlepas dari magma yang dalam di bawahmemutar air bawah tanah menjadi suatu campuran panas dan asamyang secara kimiawi merubah batuan vulkanik menjadi fraksi lumpurdan tanah liat (SumberhttpvolcanoesusgsgovProductsPglossaryMudVolcanohtml)Fotografi oleh by SR Brantley padaSeptember 1983Gambar 22 Fenomena lumpur vulkanik di wilayah Norris GeyserTaman Nasional Yellowstone Wyoming Gunung Lumpurini setinggi 40 cmFenomena lumpur vulkanik yang terjadi di lokasi kegiatan PTLapindo Brantas Inc Porong Sidoarjo diperkirakan para ahli geologikarena patahan crack yang memotong puncak dari batugampingFormasi Kujung indikasi slump (kemungkinan menunjukkan mobileshale) dan Collapse zone (indikasi pernah terjadinya colapse didaerahini pada masa lampau Semburan lumpur vulkanik dapat terjadi karenaadanya liquifaction (pencairan) atau seperti agar-agar yg dihentakkansecara mendadak sehingga menyembur keluar Pada kondisi stabilmobile shale (mobile clay) adalah seperti tanah lempung yang seringdilihat dipermukaan bumi dengan wujud sangat liat Namun ketikakondisi dinamis karena mengalir maka percampuran dengan air bawahtanah menjadikan lempung ini seperti bubur Lumpur vulkanik ini bisamelalui crack (patahan) yang sudah ada dapat juga melalui pinggiransumur dengan membentuk crackfracture yang baru Keduanya akanmenyebabkan kejadian yang sama yaitu keluarnya lumpur(httprovickywordpresscom)

142 Kandungan Lumpur Vulkanik dan DampaknyaHasil analisa mikropaleontologi menunjukkan bahwa lumpurLapindo mengandung fosil foraminifera (cangkang zat renik bersel satu)yang dahulu hidup di lingkungan laut (Koesoemadinata R September2006) Lumpur vulkanik tersebut merupakan material yang berasal dariformasi berumur Pliosen Analisis nannofosil di lumpur menunjukkanumur sekitar Pliosen sama dengan kandungan fosil di kedalaman2000-6000 ft di sumur tersebut ppm chloride sekitar 10000 lumpurmengandung material volkanik dan di awal-awal semburan lumpurmengeluarkan gas H2S dengan temperatur lumpur sekitar 40-50 0CMaterial semburan lumpur vulkanik yan gberasal dari dalamperut bumi dapat memberikan dampak terhadap mahluk hidup yangberada di atas permukaan bumi sebagaimana fenomena letusangunung berapi atau keluarnya gas beracun dari gunung berapi yangmemusnahkan kehidupan di sekitarnya dan memerlukan waktubertahun-tahun untuk pulih kembali25 Analisis Risiko LingkunganGambar 23 Fenomena menyemburnya lumpur vulkanikdi Porong Sidoarjo211 Pengertian Analisis Risiko LingkunganAda beberapa definisi dari analisis risiko menurut EPA analisisrisiko adalah karakterisasi dari bahaya-bahaya potensial yang berefekpada kesehatan manusia dan bahaya terhadap lingkungan(wwwepagoviris Integrated Risk Information System) Menurut MLRichardson (1989) analisis resiko adalah proses pengambilankeputusan untuk mengatasi masalah dengan keragaman kemungkinanyang ada dan ketidakmungkinan yang akan terjadi Dalam analisa risikopertama kali masalah harus didefinisikan dan risiko diperkirakankemudian resiko dievaluasi dan dipertimbangkan juga faktor-faktor yangmungkin bisa mempengaruhi sehingga bisa diputuskan tindakan manayang bisa diambil Proses perkiraan risiko evaluasi risiko pengambilankeputusan dan penerapannya disebut analisis risikoDalam analisis resiko ada beberapa tahap yang harus dilaluiyaitu 1 Identifikasi bahaya2 Perkiraan risiko3 Evaluasi risiko4 Penentuan risiko yang bisa diterima5 Manajemen risikoSecara harfiah arti dari risiko adalah probabilitas terjadinyasuatu hal yang menyebabkan kehilangan ataupun kerugian Bahaya(hazard) dan risiko (risk) adalah kata kata yang digunakan dalambahasa sehari-hari dengan arti yang hampir sama secara tekniskeduanya mempunyai perbedaan yaitu 1048766 Bahaya (hazard) adalah karateristik atau sifat benda kondisi atauaktifitas yang berpotensial menimbulkan kerusakan kerugian

kepada manusia harta benda dan lingkungan1048766 Risiko (risk) adalah penggabungan dari akibat-akibat yangmungkin diterima dari bahaya yang telah ada terhadap manusiaSedangkan pengertian bahaya (hazard) dan risiko (risk) menurut MLRichardson (1989) adalah 1048766 Bahaya (hazard) keberadaan dari materi yang berefek padasistem kehidupan seperti manusia hewan atau lingkungan yangterpapar1048766 Risiko (risk) adalah akibat yang terjadi atau diperkirakan akanterjadi karena adanya bahaya yang terpapar pada populasi dalamdosis atau konsentrasi tertentu Risiko ini menggambarkanfrekuensi dan intensitas dari bahaya kepada populasi yangterpaparRisiko adalah konsep yang didasarkan pada probabilitasProbabilitas diukur dalam skala 0 sampai 1 Nilai mendekati 0 berartikemungkinan kejadian sangat kecil dan nilai mendekati 1 berartikemungkinan terjadinya besar (Richardson 1989) Menurut Richard JWatts (1997) definisi dari resiko yang berkaitan dengan keberadaanlimbah berbahaya adalah kemungkinan masuknya bahaya yangberasal dari limbah bahan berbahaya yang berefek pada kesehatanmanusia ekologi dan lingkunganDalam analisis risiko ada 2 (dua) jenis risiko yang harusdiperhitungkan yaitu resiko awal (background risk) dan risiko tambahan(incremental risk) Risiko awal adalah resiko yang diterima olehpopulasi tanpa adanya senyawa kimia berbahaya di lokasi yang akandianalisa sedangkan resiko tambahan adalah besarnya risiko yangditerima karena adanya zat kimia berbahaya di dalam lingkungan Totalrisiko adalah penjumlahan antara resiko awal dan risiko tambahan(Watts 1997)Risiko dapat dirumuskan apabila terdapat 1 Bahaya (hazard)2 Jalan perpindahan (pathway) yaitu dengan apa efek bahaya dapatberpindah3 Target receptor yaitu penerima yang terkena efek bahayaRantai sebab akibat dapat digambarkan sebagai berikut Hazard Pathway Target ReceptorDalam analisa risiko ada empat langkah yang yang harusdilakukan untuk mengetahui besarnya risiko yaitu 1 Hazard Identification meliputi identifikasi keberadaan zat kimiaberbahaya di sumber dan karakteristiknya (analisis sumberpencemar)2 Exposure Assesment meliputi bagaimana zat berbahaya tersebutberpindah ke reseptor dan jumlah intake yang diambil (analisis jalurperpindahan)3 Toxicity Assesment meliputi indikasi numerik dari tingkat toksisitasuntuk menghitung besarnya risiko (analisis reseptor)

4 Risk Characterization meliputi penentuan jumlah risiko secaranumerik dan ketidakpastian dari perkiraan tersebut (Watts 1997)212 Tujuan Analisis Resiko LingkunganAnalisis risiko digunakan untuk mengetahui besarnya risiko yangkemudian digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusandalam manajemen risiko Dalam pengelolaan limbah B3 analisis resikomenyediakan informasi guna dapat memilih dan memutuskanpengolahan dan pembuangan limbah secara tepat remidiasi lahanterkontaminasi minimalisasi produksi limbah penentuan lokasi danpengembangan prodik-produk baru Dalam analisis risiko perluditekankan dan diperhatikan bahwa perkiraan risiko adalah salah satusumber informasi dan banyak faktor lain yang mempengaruhipengambilan keputusan seperti adanya campur tangan politik ekonomisosial dan faktor-faktor lainnya (LaGrega 2001)Informasi dari hasil analisis risiko digunakan dalam prosesmanajemen risiko dalam mempersiapkan pengambilan keputusandalam rangka perlindungan ekosistem lingkungan (wwwepagovirisIntegrated Risk Information System) Contoh dari penerapanmanajemen risiko adalah dalam pengambilan keputusan berapabanyak parameter kontaminan yang diperbolehkan dibuang ke badanairBeberapa tujuan dalam analisis risiko yaitu 1 Untuk memperkirakan batasan atau akibat dari kejadian terburukyang mungkin terjadi dengan atau tanpa perkiraan2 Untuk membantu dalam penentuan peraturan dan kebijakan3 Untuk memperkirakan besarnya risiko yang masih bisa diterima26 Tahapan Analisis Risiko Lingkungan221 Identifikasi Zat Berbahaya (Hazard Identification)Identifikasi bahaya atau hazard identification adalah langkahpertama yang dilakukan dalam analisis risiko Identifikasi bahaya perludilakukan karena tidak mungkin untuk menganalisa semua zat kimiayang ada di dalam suatu daerah yang tercemar Dengan dilakukannyaidentifikasi bahaya dapat diketahui bahaya paling potensial yang harusdipertimbangkan atau mewakili risiko yang mendesak Dalam analisisrisiko diperlukan data-data yang jelas dan zat kontaminan apa yangterdapat dalam lokasi yang tercemar konsentrasi luasan distribusi danbagaimana kontaminan berpindah ke reseptor potensial di sekitarlokasi Data-data yang diperlukan dalam identifikasi bahaya adalahsebagai berikut 1 Sejarah lokasi2 Tataguna lahan3 Tingkat pencemaran dalam media (air tanah air permukaan udara)4 Karakteristik lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadan dantransportasi zat kimia kontaminan tersebut antara lain datahidrogeologi topografi dan geologi5 Pengaruh yang potensial terhadap populasi

Di lahan yang tercemar mungkin terdapat banyak zatkontaminan apabila semua zat tersebut diamati maka data yang perludiolah akan menjadi terlalu banyak dan tidak realistis Untuk itudiperlukan suatu screening (penyaringan) terhadap zat kimia tersebutuntuk mengetahui bahan kimia yang spesifik yang paling dikawatirkandan diharapkan dapat mewakili semua zat kimia yang terdeteksi padalokasi Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah dari bahan kimiayang harus dijadikan model pada analisis dan menjadi fokus usahapengendalianSecara toksikologi dalam memilih zat kimia yang akan dianalisisdidasari pertimbangan sebagai berikut 1 Paling bersifat toksik menetap dan dapat berpindah-pindahtempat2 Paling umum dan merata keberadaanya baik secara konsentrasidan distribusi (LaGrega2001)Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk memilih zat kimiayang terdeteksi di lokasi dimulai dengan pemilihan awal yang dilakukandengan cara sebagai berikut1 Memilih media kontaminasi yang akan diteliti ( mis air permukaan)2 Mentabulasikan semua zat kontaminan yang terdeteksi di dalamlokasi baik rata-rata maupun batasan konsentrasi yang ditemukandi lokasi3 Mengidentifikasikan bahaya parameter kontaminanPerangkingan nilai kebahayaan berdasarkan skor rankingmenunjukkan parameter kontaminan mana yang memiliki nilai bahayatertinggi berdasarkan konsentrasi maksimal dan nilai ambang batasnya(baku mutu) Dalam penentuan parameter kontaminan yang kemudianakan mewakili untuk dianalisis memerlukan evaluasi lanjutan untukmengetahui konsentrasi mobilitas di lingkungan badan air danmasalah ndash masalah lainnya untuk itu perlu dipertimbangkan hal-halsebagai berikut a Konsentrasi rata-ratab Frekuensi pemaparanc Mobilitasd Keberadaannya dalam lingkungane Zat kimia lain yang berhubungan222 Perkiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahapan kedua dalam analisis risiko adalah perkiraanpenyebaran (expossure assesment) terhadap suatu populasi yangmungkin terkena dampak Perkiraan penyebaran (expossureassesment) adalah salah satu segi dalam analisis resiko yangmenghitung besarnya level pemaparan aktual dari populasi atauindividu yang terpapar Untuk memberikan pengertian akan sumberkontaminasi hal yang harus dilakukan adalah menggambarkan sumberdan distribusi kontaminan pada lokasi dilanjutkan bagaimana zat inibisa terlepas ke lingkungan bagaimana kontaminan berpindah tempat

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 13: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

memenuhi dan dipertahankan karena adanya aliran air dalam siklushidrologinya Dari siklus hidrologi ini diketahui adanya berbagai sumber airtawar yang dapat diperkirakan kualitas dan kuantitasnya Sumber-sumber airtersebut antara lain adalah 1 Air permukaan yang merupakan air sungai dan danau2 Air tanah yang tergantung kedalamannya3 Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir yaitu hujanAir permukaan dapat berkualitas baik apabila tanah sekitarnya tidaktercemar oleh karenanya air permukaan dan air tanah dangkal sangatbervariasi kualitasnya Banyak zat yang terlarut ataupun tersuspensi didalamnya selama perjalanannya menuju ke laut Namun selama perjalanan inipula air dapat membersihkan diri (self purification) karena adanya sinar ultraviolet dari matahari aliran serta kemungkinan-kemungkinan terjadinya reaksireaksiantar zat kimia yang terlarut dan terjadinya pengendapanpengendapan22 Sumber Daya Air SungaiAir merupakan sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orangbanyak sehingga perlu dilindungi agar tetap bermanfaat bagi hidup dankehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya Indonesia yang berada diwilayah iklim tropis hanya memiliki dua musim yaitu penghujan dan kemarauSuatu badan air seperti sungai sebagai bagian dari lingkungan hidupmemiliki fungsi peruntukan bagi berbagai kegunaan baik untuk intake airminum irigasi listrik perikanan pertanaman peternakan industri dankeperluan pemukiman (domestic) Peruntukan sungai perlu ditetapkanmengingat dampak dari berbagai aktifitas kehidupan tersebut yang dapatmemberikan dampak atau risiko penurunan peruntukan badan airPembagian kelas sungai didasarkan pada peringkat (gradasi) tingkatanbaiknya mutu air dan kemungkinan kegunaannya Tingkatan mutu air kelassatu merupakan tingkatan yang terbaik Secara relatif tingkatan mutu KelasSatu lebih baik dari Kelas Dua dan selanjutnya Tingkatan mutu air dari setiapkelas disusun berdasarkan kemungkinan kegunaannya bagi suatu peruntukanair Klasifikasi mutu air merupakan pendekatan untuk menetapkan kriteriamutu air dari tiap kelas yang akan menjadi dasar untuk penetapan baku mutuair Setiap kelas air mempersyaratkan mutu air yang dinilai masih layak untukdimanfaatkan bagi peruntukan tertentuBerdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentangPengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Pasal 8 Ayat (1)klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu a Kelas satu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku airminum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yangsama dengan kegunaan tersebutb Kelas dua air yang peruntukannya dapat digunakan untukprasaranasarana rekreasi air pembudidayaan ikan air tawar peternakanair untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yangmempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebutc Kelas tiga air yang peruntukannya dapat digunakan untukpembudidayaan ikan air tawar peternakan air untuk mengairi

pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebutd Kelas empat air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairipertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebut23 Pencemaran Air Sungai dan DampaknyaMenurut Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airpencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup zatenergi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehinggakualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapatberfungsi sesuai dengan peruntukannyaAir sebagai komponen lingkungan hidup dapat mempengaruhi dandipengaruhi oleh komponen lainnya Air yang kualitasnya buruk akanmengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akanmempengaruhi kondisi kesehatan manusia dan kehidupan mahluk hiduplainnya Pencemaran air dapat disebabkan oleh kegiatan usaha atau dikenaldengan limbah cair maupun oleh sebab alami atau bencana alamBerdasarkan cara pengamatan atau identifikasi pencemaran air dapatdiketahui dari parameter 1 Secara Fisika yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkatkejerbihan air (kekeruhan) perubahan suhu air perubahan rasa dan warnaair2 Secara Kimia yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat-zat kimiayang terlarut dan perubahan pH3 Secara Biologi yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkanmikroorganisme yang ada dalam air (Wardhana WA 1995)Air yang telah tercemar dapat menimbulkan resiko berupa kerugianyang besar bagi manusia yaitu 1 Air menjadi tidak bermanfaat lagi karena kualitasnya berubah makaperuntukan air pun berubah2 Air menjadi penyebab timbulnya penyakit karena adanya zat-zatkontaminan dan bakteri dalam air dapat membahayakan kehidupan biotaperairan serta kesehatan manusia yang berhubungan atau memanfaatkanair tersebut (Wardhana WA 1995)Menurut Juli SS 1994 standar kualitas air pada hakekatnya dibuatuntuk memberikan petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yangsebaiknya diperbolehkan ada dalam air khususnya untuk air minum yaituantara lain1 Jumlah zat padat terlarut (Total Dissolved Solid TDS) biasanya terdiri zatorganic garam anorganik dan gas terlarut Bila TDS bertambah makakesadahan akan naik pula Selanjutnya efek TDS maupun kesadahanterhadap kehidupan atau kesehatan tergantung pada spesies kimiapenyebab masalah tersebut2 Kekeruhan (Total Suspended Solid TSS) disesbabkan oleh zat padat yNg

tersuspensi baik yang bersifat anorganik maupun yang organic Zatanorganik biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam sedangkanyang organic dapat berasal dari lapukan tanaman dan hewan Limbahindustri juga dapat merupakan sumber kekeruhan Zat organic dapatmenjadi makanan bakteri sehingga mendukung perkembangbiakannya danmenambah kekeruhan air Air yang keruh sulit didesinfeksi karena mikrobaterlindung oleh zat tersuspensi tersebut3 Zat warna kimia untuk alasan estetika air yang dikategorikan air bersihdan air minum sebaiknya tidak berwarna karena untuk mencegahkeracunan dari berbagai zat kimia berwarna yang beracun maupunmikroorganisme beracun yang berwarna4 Parameter kimia anorganik Seng (Zn) adalah logam yang tingkattoksisitasnya dikategorikan relative rendah karena tubuh pun memerlukanseng untuk metabolisme Namun seng dalam kadar tinggi tetap merupakanracun yang berbahaya Dalam air minum menimbulkan rasa kesat dandapat menimbulkan gejala muntaberSeng menyebabkan warna air menjadiopalescent dan bila dimasak akan timbul endapan seperti pasir5 Parameter kimia organik merupakan indikator umum terjadinyapencemaran air Apabila zat organic yang dapat dioksidasi (BOD) besaryang juga berarti oksigen terlarut (DO) dalam air kecil maka hal itumenunjukkan adanya pencemaran6 Parameter kimia organik Phenol merupakan senyawa berwarna merahmuda yang mudah masuk dalam kulit sehat dan menimbulkan rasaterbakar Keracunan akut menyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perutkelainan koordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadiperforasi usus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinalsulit menelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasa bila airtercampur khlor Menurut material safety data sheet (MSDS) dari Phenoldiketahui bahwa dalam air keberadaannya cukup lama dengankemampuan biodegradasi antara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapatdioksidasi melalui proses fotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanandan pergerakan phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarDampak negatif pencemaran air mempunyai nilai atau biaya ekonomikdi samping nilai ekologi dan sosial budaya Upaya pemulihan pencemaran airbagaimanapun akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar daripadanilai manfaat finansial dari kegiatan yang menyebabkan pencemaran tersebutDemikian pula bila kondisi air yang tercemar dibiarkan (tanpa upayapemulihan) juga memerlukan biaya mengingat dampak negatif yang dapatditimbulkannyaBahaya atau risiko yang berhubungan dengan pencemaran air sungaidapat berupa dampak langsung dan dampak tak langsung Dampak langsungditerima lingkungan perairan termasuk manusia melalui kontak secara

langsung melalui tubuh mahluk hidup dan dampak tak langsung diterimamahluk hidup termasuk manusia melalui rantai makanan (peresapan air tanahtanaman dan ikan) (Wardhana WA 1995)24 Lumpur Vulkanik (Mud Vulcano)141 Pengertian Lumpur VulkanikBanyak para ahli geologi yang menganalogikan semburanlumpur panas Lapindo dengan gejala alam yang disebut gunung lumpur mud volcano yang banyak tersebar di Indonesia (khususnya diIndonesia Timur dikenal dengan istilah poton) bahkan di Jawa TimurUtara pun banyak diketemukan seperti Bleduk Kuwu dekat PurwodaiGunung Anyar dekat Surabaya bahkan di selatan Kali Porong yang dimasa lalu menyemburkan lumpur tetapi sekarang sudah mati(Koesoemadinata R September 2006)Definisi dari Mud Volcano adalah suatu gunung api lumpur yangberbentuk suatu kerucut tanah liat dan lumpur berukuran kecil yangpada umumnya kurang dari 1-2 m tingginya Gunung api lumpur kecilini terbentuk dari campuran air panas dan sedimen halus (tanah liat danlumpur) dimana terdapat ( 1) aliran perlahan dari suatu lubang sepertisuatu arus lahar cair atau ( 2) menyembur ke udara seperti suatu airmancur lahar yang melepaskan air mendidih dan gas vulkanis Tanahliat dan lumpur yang secara khas berasal dari gas batuan vulkanikpadat dan panas yang terlepas dari magma yang dalam di bawahmemutar air bawah tanah menjadi suatu campuran panas dan asamyang secara kimiawi merubah batuan vulkanik menjadi fraksi lumpurdan tanah liat (SumberhttpvolcanoesusgsgovProductsPglossaryMudVolcanohtml)Fotografi oleh by SR Brantley padaSeptember 1983Gambar 22 Fenomena lumpur vulkanik di wilayah Norris GeyserTaman Nasional Yellowstone Wyoming Gunung Lumpurini setinggi 40 cmFenomena lumpur vulkanik yang terjadi di lokasi kegiatan PTLapindo Brantas Inc Porong Sidoarjo diperkirakan para ahli geologikarena patahan crack yang memotong puncak dari batugampingFormasi Kujung indikasi slump (kemungkinan menunjukkan mobileshale) dan Collapse zone (indikasi pernah terjadinya colapse didaerahini pada masa lampau Semburan lumpur vulkanik dapat terjadi karenaadanya liquifaction (pencairan) atau seperti agar-agar yg dihentakkansecara mendadak sehingga menyembur keluar Pada kondisi stabilmobile shale (mobile clay) adalah seperti tanah lempung yang seringdilihat dipermukaan bumi dengan wujud sangat liat Namun ketikakondisi dinamis karena mengalir maka percampuran dengan air bawahtanah menjadikan lempung ini seperti bubur Lumpur vulkanik ini bisamelalui crack (patahan) yang sudah ada dapat juga melalui pinggiransumur dengan membentuk crackfracture yang baru Keduanya akanmenyebabkan kejadian yang sama yaitu keluarnya lumpur(httprovickywordpresscom)

142 Kandungan Lumpur Vulkanik dan DampaknyaHasil analisa mikropaleontologi menunjukkan bahwa lumpurLapindo mengandung fosil foraminifera (cangkang zat renik bersel satu)yang dahulu hidup di lingkungan laut (Koesoemadinata R September2006) Lumpur vulkanik tersebut merupakan material yang berasal dariformasi berumur Pliosen Analisis nannofosil di lumpur menunjukkanumur sekitar Pliosen sama dengan kandungan fosil di kedalaman2000-6000 ft di sumur tersebut ppm chloride sekitar 10000 lumpurmengandung material volkanik dan di awal-awal semburan lumpurmengeluarkan gas H2S dengan temperatur lumpur sekitar 40-50 0CMaterial semburan lumpur vulkanik yan gberasal dari dalamperut bumi dapat memberikan dampak terhadap mahluk hidup yangberada di atas permukaan bumi sebagaimana fenomena letusangunung berapi atau keluarnya gas beracun dari gunung berapi yangmemusnahkan kehidupan di sekitarnya dan memerlukan waktubertahun-tahun untuk pulih kembali25 Analisis Risiko LingkunganGambar 23 Fenomena menyemburnya lumpur vulkanikdi Porong Sidoarjo211 Pengertian Analisis Risiko LingkunganAda beberapa definisi dari analisis risiko menurut EPA analisisrisiko adalah karakterisasi dari bahaya-bahaya potensial yang berefekpada kesehatan manusia dan bahaya terhadap lingkungan(wwwepagoviris Integrated Risk Information System) Menurut MLRichardson (1989) analisis resiko adalah proses pengambilankeputusan untuk mengatasi masalah dengan keragaman kemungkinanyang ada dan ketidakmungkinan yang akan terjadi Dalam analisa risikopertama kali masalah harus didefinisikan dan risiko diperkirakankemudian resiko dievaluasi dan dipertimbangkan juga faktor-faktor yangmungkin bisa mempengaruhi sehingga bisa diputuskan tindakan manayang bisa diambil Proses perkiraan risiko evaluasi risiko pengambilankeputusan dan penerapannya disebut analisis risikoDalam analisis resiko ada beberapa tahap yang harus dilaluiyaitu 1 Identifikasi bahaya2 Perkiraan risiko3 Evaluasi risiko4 Penentuan risiko yang bisa diterima5 Manajemen risikoSecara harfiah arti dari risiko adalah probabilitas terjadinyasuatu hal yang menyebabkan kehilangan ataupun kerugian Bahaya(hazard) dan risiko (risk) adalah kata kata yang digunakan dalambahasa sehari-hari dengan arti yang hampir sama secara tekniskeduanya mempunyai perbedaan yaitu 1048766 Bahaya (hazard) adalah karateristik atau sifat benda kondisi atauaktifitas yang berpotensial menimbulkan kerusakan kerugian

kepada manusia harta benda dan lingkungan1048766 Risiko (risk) adalah penggabungan dari akibat-akibat yangmungkin diterima dari bahaya yang telah ada terhadap manusiaSedangkan pengertian bahaya (hazard) dan risiko (risk) menurut MLRichardson (1989) adalah 1048766 Bahaya (hazard) keberadaan dari materi yang berefek padasistem kehidupan seperti manusia hewan atau lingkungan yangterpapar1048766 Risiko (risk) adalah akibat yang terjadi atau diperkirakan akanterjadi karena adanya bahaya yang terpapar pada populasi dalamdosis atau konsentrasi tertentu Risiko ini menggambarkanfrekuensi dan intensitas dari bahaya kepada populasi yangterpaparRisiko adalah konsep yang didasarkan pada probabilitasProbabilitas diukur dalam skala 0 sampai 1 Nilai mendekati 0 berartikemungkinan kejadian sangat kecil dan nilai mendekati 1 berartikemungkinan terjadinya besar (Richardson 1989) Menurut Richard JWatts (1997) definisi dari resiko yang berkaitan dengan keberadaanlimbah berbahaya adalah kemungkinan masuknya bahaya yangberasal dari limbah bahan berbahaya yang berefek pada kesehatanmanusia ekologi dan lingkunganDalam analisis risiko ada 2 (dua) jenis risiko yang harusdiperhitungkan yaitu resiko awal (background risk) dan risiko tambahan(incremental risk) Risiko awal adalah resiko yang diterima olehpopulasi tanpa adanya senyawa kimia berbahaya di lokasi yang akandianalisa sedangkan resiko tambahan adalah besarnya risiko yangditerima karena adanya zat kimia berbahaya di dalam lingkungan Totalrisiko adalah penjumlahan antara resiko awal dan risiko tambahan(Watts 1997)Risiko dapat dirumuskan apabila terdapat 1 Bahaya (hazard)2 Jalan perpindahan (pathway) yaitu dengan apa efek bahaya dapatberpindah3 Target receptor yaitu penerima yang terkena efek bahayaRantai sebab akibat dapat digambarkan sebagai berikut Hazard Pathway Target ReceptorDalam analisa risiko ada empat langkah yang yang harusdilakukan untuk mengetahui besarnya risiko yaitu 1 Hazard Identification meliputi identifikasi keberadaan zat kimiaberbahaya di sumber dan karakteristiknya (analisis sumberpencemar)2 Exposure Assesment meliputi bagaimana zat berbahaya tersebutberpindah ke reseptor dan jumlah intake yang diambil (analisis jalurperpindahan)3 Toxicity Assesment meliputi indikasi numerik dari tingkat toksisitasuntuk menghitung besarnya risiko (analisis reseptor)

4 Risk Characterization meliputi penentuan jumlah risiko secaranumerik dan ketidakpastian dari perkiraan tersebut (Watts 1997)212 Tujuan Analisis Resiko LingkunganAnalisis risiko digunakan untuk mengetahui besarnya risiko yangkemudian digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusandalam manajemen risiko Dalam pengelolaan limbah B3 analisis resikomenyediakan informasi guna dapat memilih dan memutuskanpengolahan dan pembuangan limbah secara tepat remidiasi lahanterkontaminasi minimalisasi produksi limbah penentuan lokasi danpengembangan prodik-produk baru Dalam analisis risiko perluditekankan dan diperhatikan bahwa perkiraan risiko adalah salah satusumber informasi dan banyak faktor lain yang mempengaruhipengambilan keputusan seperti adanya campur tangan politik ekonomisosial dan faktor-faktor lainnya (LaGrega 2001)Informasi dari hasil analisis risiko digunakan dalam prosesmanajemen risiko dalam mempersiapkan pengambilan keputusandalam rangka perlindungan ekosistem lingkungan (wwwepagovirisIntegrated Risk Information System) Contoh dari penerapanmanajemen risiko adalah dalam pengambilan keputusan berapabanyak parameter kontaminan yang diperbolehkan dibuang ke badanairBeberapa tujuan dalam analisis risiko yaitu 1 Untuk memperkirakan batasan atau akibat dari kejadian terburukyang mungkin terjadi dengan atau tanpa perkiraan2 Untuk membantu dalam penentuan peraturan dan kebijakan3 Untuk memperkirakan besarnya risiko yang masih bisa diterima26 Tahapan Analisis Risiko Lingkungan221 Identifikasi Zat Berbahaya (Hazard Identification)Identifikasi bahaya atau hazard identification adalah langkahpertama yang dilakukan dalam analisis risiko Identifikasi bahaya perludilakukan karena tidak mungkin untuk menganalisa semua zat kimiayang ada di dalam suatu daerah yang tercemar Dengan dilakukannyaidentifikasi bahaya dapat diketahui bahaya paling potensial yang harusdipertimbangkan atau mewakili risiko yang mendesak Dalam analisisrisiko diperlukan data-data yang jelas dan zat kontaminan apa yangterdapat dalam lokasi yang tercemar konsentrasi luasan distribusi danbagaimana kontaminan berpindah ke reseptor potensial di sekitarlokasi Data-data yang diperlukan dalam identifikasi bahaya adalahsebagai berikut 1 Sejarah lokasi2 Tataguna lahan3 Tingkat pencemaran dalam media (air tanah air permukaan udara)4 Karakteristik lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadan dantransportasi zat kimia kontaminan tersebut antara lain datahidrogeologi topografi dan geologi5 Pengaruh yang potensial terhadap populasi

Di lahan yang tercemar mungkin terdapat banyak zatkontaminan apabila semua zat tersebut diamati maka data yang perludiolah akan menjadi terlalu banyak dan tidak realistis Untuk itudiperlukan suatu screening (penyaringan) terhadap zat kimia tersebutuntuk mengetahui bahan kimia yang spesifik yang paling dikawatirkandan diharapkan dapat mewakili semua zat kimia yang terdeteksi padalokasi Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah dari bahan kimiayang harus dijadikan model pada analisis dan menjadi fokus usahapengendalianSecara toksikologi dalam memilih zat kimia yang akan dianalisisdidasari pertimbangan sebagai berikut 1 Paling bersifat toksik menetap dan dapat berpindah-pindahtempat2 Paling umum dan merata keberadaanya baik secara konsentrasidan distribusi (LaGrega2001)Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk memilih zat kimiayang terdeteksi di lokasi dimulai dengan pemilihan awal yang dilakukandengan cara sebagai berikut1 Memilih media kontaminasi yang akan diteliti ( mis air permukaan)2 Mentabulasikan semua zat kontaminan yang terdeteksi di dalamlokasi baik rata-rata maupun batasan konsentrasi yang ditemukandi lokasi3 Mengidentifikasikan bahaya parameter kontaminanPerangkingan nilai kebahayaan berdasarkan skor rankingmenunjukkan parameter kontaminan mana yang memiliki nilai bahayatertinggi berdasarkan konsentrasi maksimal dan nilai ambang batasnya(baku mutu) Dalam penentuan parameter kontaminan yang kemudianakan mewakili untuk dianalisis memerlukan evaluasi lanjutan untukmengetahui konsentrasi mobilitas di lingkungan badan air danmasalah ndash masalah lainnya untuk itu perlu dipertimbangkan hal-halsebagai berikut a Konsentrasi rata-ratab Frekuensi pemaparanc Mobilitasd Keberadaannya dalam lingkungane Zat kimia lain yang berhubungan222 Perkiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahapan kedua dalam analisis risiko adalah perkiraanpenyebaran (expossure assesment) terhadap suatu populasi yangmungkin terkena dampak Perkiraan penyebaran (expossureassesment) adalah salah satu segi dalam analisis resiko yangmenghitung besarnya level pemaparan aktual dari populasi atauindividu yang terpapar Untuk memberikan pengertian akan sumberkontaminasi hal yang harus dilakukan adalah menggambarkan sumberdan distribusi kontaminan pada lokasi dilanjutkan bagaimana zat inibisa terlepas ke lingkungan bagaimana kontaminan berpindah tempat

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 14: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebutd Kelas empat air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairipertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutuair yang sama dengan kegunaan tersebut23 Pencemaran Air Sungai dan DampaknyaMenurut Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airpencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup zatenergi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehinggakualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapatberfungsi sesuai dengan peruntukannyaAir sebagai komponen lingkungan hidup dapat mempengaruhi dandipengaruhi oleh komponen lainnya Air yang kualitasnya buruk akanmengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akanmempengaruhi kondisi kesehatan manusia dan kehidupan mahluk hiduplainnya Pencemaran air dapat disebabkan oleh kegiatan usaha atau dikenaldengan limbah cair maupun oleh sebab alami atau bencana alamBerdasarkan cara pengamatan atau identifikasi pencemaran air dapatdiketahui dari parameter 1 Secara Fisika yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkatkejerbihan air (kekeruhan) perubahan suhu air perubahan rasa dan warnaair2 Secara Kimia yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat-zat kimiayang terlarut dan perubahan pH3 Secara Biologi yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkanmikroorganisme yang ada dalam air (Wardhana WA 1995)Air yang telah tercemar dapat menimbulkan resiko berupa kerugianyang besar bagi manusia yaitu 1 Air menjadi tidak bermanfaat lagi karena kualitasnya berubah makaperuntukan air pun berubah2 Air menjadi penyebab timbulnya penyakit karena adanya zat-zatkontaminan dan bakteri dalam air dapat membahayakan kehidupan biotaperairan serta kesehatan manusia yang berhubungan atau memanfaatkanair tersebut (Wardhana WA 1995)Menurut Juli SS 1994 standar kualitas air pada hakekatnya dibuatuntuk memberikan petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yangsebaiknya diperbolehkan ada dalam air khususnya untuk air minum yaituantara lain1 Jumlah zat padat terlarut (Total Dissolved Solid TDS) biasanya terdiri zatorganic garam anorganik dan gas terlarut Bila TDS bertambah makakesadahan akan naik pula Selanjutnya efek TDS maupun kesadahanterhadap kehidupan atau kesehatan tergantung pada spesies kimiapenyebab masalah tersebut2 Kekeruhan (Total Suspended Solid TSS) disesbabkan oleh zat padat yNg

tersuspensi baik yang bersifat anorganik maupun yang organic Zatanorganik biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam sedangkanyang organic dapat berasal dari lapukan tanaman dan hewan Limbahindustri juga dapat merupakan sumber kekeruhan Zat organic dapatmenjadi makanan bakteri sehingga mendukung perkembangbiakannya danmenambah kekeruhan air Air yang keruh sulit didesinfeksi karena mikrobaterlindung oleh zat tersuspensi tersebut3 Zat warna kimia untuk alasan estetika air yang dikategorikan air bersihdan air minum sebaiknya tidak berwarna karena untuk mencegahkeracunan dari berbagai zat kimia berwarna yang beracun maupunmikroorganisme beracun yang berwarna4 Parameter kimia anorganik Seng (Zn) adalah logam yang tingkattoksisitasnya dikategorikan relative rendah karena tubuh pun memerlukanseng untuk metabolisme Namun seng dalam kadar tinggi tetap merupakanracun yang berbahaya Dalam air minum menimbulkan rasa kesat dandapat menimbulkan gejala muntaberSeng menyebabkan warna air menjadiopalescent dan bila dimasak akan timbul endapan seperti pasir5 Parameter kimia organik merupakan indikator umum terjadinyapencemaran air Apabila zat organic yang dapat dioksidasi (BOD) besaryang juga berarti oksigen terlarut (DO) dalam air kecil maka hal itumenunjukkan adanya pencemaran6 Parameter kimia organik Phenol merupakan senyawa berwarna merahmuda yang mudah masuk dalam kulit sehat dan menimbulkan rasaterbakar Keracunan akut menyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perutkelainan koordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadiperforasi usus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinalsulit menelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasa bila airtercampur khlor Menurut material safety data sheet (MSDS) dari Phenoldiketahui bahwa dalam air keberadaannya cukup lama dengankemampuan biodegradasi antara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapatdioksidasi melalui proses fotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanandan pergerakan phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarDampak negatif pencemaran air mempunyai nilai atau biaya ekonomikdi samping nilai ekologi dan sosial budaya Upaya pemulihan pencemaran airbagaimanapun akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar daripadanilai manfaat finansial dari kegiatan yang menyebabkan pencemaran tersebutDemikian pula bila kondisi air yang tercemar dibiarkan (tanpa upayapemulihan) juga memerlukan biaya mengingat dampak negatif yang dapatditimbulkannyaBahaya atau risiko yang berhubungan dengan pencemaran air sungaidapat berupa dampak langsung dan dampak tak langsung Dampak langsungditerima lingkungan perairan termasuk manusia melalui kontak secara

langsung melalui tubuh mahluk hidup dan dampak tak langsung diterimamahluk hidup termasuk manusia melalui rantai makanan (peresapan air tanahtanaman dan ikan) (Wardhana WA 1995)24 Lumpur Vulkanik (Mud Vulcano)141 Pengertian Lumpur VulkanikBanyak para ahli geologi yang menganalogikan semburanlumpur panas Lapindo dengan gejala alam yang disebut gunung lumpur mud volcano yang banyak tersebar di Indonesia (khususnya diIndonesia Timur dikenal dengan istilah poton) bahkan di Jawa TimurUtara pun banyak diketemukan seperti Bleduk Kuwu dekat PurwodaiGunung Anyar dekat Surabaya bahkan di selatan Kali Porong yang dimasa lalu menyemburkan lumpur tetapi sekarang sudah mati(Koesoemadinata R September 2006)Definisi dari Mud Volcano adalah suatu gunung api lumpur yangberbentuk suatu kerucut tanah liat dan lumpur berukuran kecil yangpada umumnya kurang dari 1-2 m tingginya Gunung api lumpur kecilini terbentuk dari campuran air panas dan sedimen halus (tanah liat danlumpur) dimana terdapat ( 1) aliran perlahan dari suatu lubang sepertisuatu arus lahar cair atau ( 2) menyembur ke udara seperti suatu airmancur lahar yang melepaskan air mendidih dan gas vulkanis Tanahliat dan lumpur yang secara khas berasal dari gas batuan vulkanikpadat dan panas yang terlepas dari magma yang dalam di bawahmemutar air bawah tanah menjadi suatu campuran panas dan asamyang secara kimiawi merubah batuan vulkanik menjadi fraksi lumpurdan tanah liat (SumberhttpvolcanoesusgsgovProductsPglossaryMudVolcanohtml)Fotografi oleh by SR Brantley padaSeptember 1983Gambar 22 Fenomena lumpur vulkanik di wilayah Norris GeyserTaman Nasional Yellowstone Wyoming Gunung Lumpurini setinggi 40 cmFenomena lumpur vulkanik yang terjadi di lokasi kegiatan PTLapindo Brantas Inc Porong Sidoarjo diperkirakan para ahli geologikarena patahan crack yang memotong puncak dari batugampingFormasi Kujung indikasi slump (kemungkinan menunjukkan mobileshale) dan Collapse zone (indikasi pernah terjadinya colapse didaerahini pada masa lampau Semburan lumpur vulkanik dapat terjadi karenaadanya liquifaction (pencairan) atau seperti agar-agar yg dihentakkansecara mendadak sehingga menyembur keluar Pada kondisi stabilmobile shale (mobile clay) adalah seperti tanah lempung yang seringdilihat dipermukaan bumi dengan wujud sangat liat Namun ketikakondisi dinamis karena mengalir maka percampuran dengan air bawahtanah menjadikan lempung ini seperti bubur Lumpur vulkanik ini bisamelalui crack (patahan) yang sudah ada dapat juga melalui pinggiransumur dengan membentuk crackfracture yang baru Keduanya akanmenyebabkan kejadian yang sama yaitu keluarnya lumpur(httprovickywordpresscom)

142 Kandungan Lumpur Vulkanik dan DampaknyaHasil analisa mikropaleontologi menunjukkan bahwa lumpurLapindo mengandung fosil foraminifera (cangkang zat renik bersel satu)yang dahulu hidup di lingkungan laut (Koesoemadinata R September2006) Lumpur vulkanik tersebut merupakan material yang berasal dariformasi berumur Pliosen Analisis nannofosil di lumpur menunjukkanumur sekitar Pliosen sama dengan kandungan fosil di kedalaman2000-6000 ft di sumur tersebut ppm chloride sekitar 10000 lumpurmengandung material volkanik dan di awal-awal semburan lumpurmengeluarkan gas H2S dengan temperatur lumpur sekitar 40-50 0CMaterial semburan lumpur vulkanik yan gberasal dari dalamperut bumi dapat memberikan dampak terhadap mahluk hidup yangberada di atas permukaan bumi sebagaimana fenomena letusangunung berapi atau keluarnya gas beracun dari gunung berapi yangmemusnahkan kehidupan di sekitarnya dan memerlukan waktubertahun-tahun untuk pulih kembali25 Analisis Risiko LingkunganGambar 23 Fenomena menyemburnya lumpur vulkanikdi Porong Sidoarjo211 Pengertian Analisis Risiko LingkunganAda beberapa definisi dari analisis risiko menurut EPA analisisrisiko adalah karakterisasi dari bahaya-bahaya potensial yang berefekpada kesehatan manusia dan bahaya terhadap lingkungan(wwwepagoviris Integrated Risk Information System) Menurut MLRichardson (1989) analisis resiko adalah proses pengambilankeputusan untuk mengatasi masalah dengan keragaman kemungkinanyang ada dan ketidakmungkinan yang akan terjadi Dalam analisa risikopertama kali masalah harus didefinisikan dan risiko diperkirakankemudian resiko dievaluasi dan dipertimbangkan juga faktor-faktor yangmungkin bisa mempengaruhi sehingga bisa diputuskan tindakan manayang bisa diambil Proses perkiraan risiko evaluasi risiko pengambilankeputusan dan penerapannya disebut analisis risikoDalam analisis resiko ada beberapa tahap yang harus dilaluiyaitu 1 Identifikasi bahaya2 Perkiraan risiko3 Evaluasi risiko4 Penentuan risiko yang bisa diterima5 Manajemen risikoSecara harfiah arti dari risiko adalah probabilitas terjadinyasuatu hal yang menyebabkan kehilangan ataupun kerugian Bahaya(hazard) dan risiko (risk) adalah kata kata yang digunakan dalambahasa sehari-hari dengan arti yang hampir sama secara tekniskeduanya mempunyai perbedaan yaitu 1048766 Bahaya (hazard) adalah karateristik atau sifat benda kondisi atauaktifitas yang berpotensial menimbulkan kerusakan kerugian

kepada manusia harta benda dan lingkungan1048766 Risiko (risk) adalah penggabungan dari akibat-akibat yangmungkin diterima dari bahaya yang telah ada terhadap manusiaSedangkan pengertian bahaya (hazard) dan risiko (risk) menurut MLRichardson (1989) adalah 1048766 Bahaya (hazard) keberadaan dari materi yang berefek padasistem kehidupan seperti manusia hewan atau lingkungan yangterpapar1048766 Risiko (risk) adalah akibat yang terjadi atau diperkirakan akanterjadi karena adanya bahaya yang terpapar pada populasi dalamdosis atau konsentrasi tertentu Risiko ini menggambarkanfrekuensi dan intensitas dari bahaya kepada populasi yangterpaparRisiko adalah konsep yang didasarkan pada probabilitasProbabilitas diukur dalam skala 0 sampai 1 Nilai mendekati 0 berartikemungkinan kejadian sangat kecil dan nilai mendekati 1 berartikemungkinan terjadinya besar (Richardson 1989) Menurut Richard JWatts (1997) definisi dari resiko yang berkaitan dengan keberadaanlimbah berbahaya adalah kemungkinan masuknya bahaya yangberasal dari limbah bahan berbahaya yang berefek pada kesehatanmanusia ekologi dan lingkunganDalam analisis risiko ada 2 (dua) jenis risiko yang harusdiperhitungkan yaitu resiko awal (background risk) dan risiko tambahan(incremental risk) Risiko awal adalah resiko yang diterima olehpopulasi tanpa adanya senyawa kimia berbahaya di lokasi yang akandianalisa sedangkan resiko tambahan adalah besarnya risiko yangditerima karena adanya zat kimia berbahaya di dalam lingkungan Totalrisiko adalah penjumlahan antara resiko awal dan risiko tambahan(Watts 1997)Risiko dapat dirumuskan apabila terdapat 1 Bahaya (hazard)2 Jalan perpindahan (pathway) yaitu dengan apa efek bahaya dapatberpindah3 Target receptor yaitu penerima yang terkena efek bahayaRantai sebab akibat dapat digambarkan sebagai berikut Hazard Pathway Target ReceptorDalam analisa risiko ada empat langkah yang yang harusdilakukan untuk mengetahui besarnya risiko yaitu 1 Hazard Identification meliputi identifikasi keberadaan zat kimiaberbahaya di sumber dan karakteristiknya (analisis sumberpencemar)2 Exposure Assesment meliputi bagaimana zat berbahaya tersebutberpindah ke reseptor dan jumlah intake yang diambil (analisis jalurperpindahan)3 Toxicity Assesment meliputi indikasi numerik dari tingkat toksisitasuntuk menghitung besarnya risiko (analisis reseptor)

4 Risk Characterization meliputi penentuan jumlah risiko secaranumerik dan ketidakpastian dari perkiraan tersebut (Watts 1997)212 Tujuan Analisis Resiko LingkunganAnalisis risiko digunakan untuk mengetahui besarnya risiko yangkemudian digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusandalam manajemen risiko Dalam pengelolaan limbah B3 analisis resikomenyediakan informasi guna dapat memilih dan memutuskanpengolahan dan pembuangan limbah secara tepat remidiasi lahanterkontaminasi minimalisasi produksi limbah penentuan lokasi danpengembangan prodik-produk baru Dalam analisis risiko perluditekankan dan diperhatikan bahwa perkiraan risiko adalah salah satusumber informasi dan banyak faktor lain yang mempengaruhipengambilan keputusan seperti adanya campur tangan politik ekonomisosial dan faktor-faktor lainnya (LaGrega 2001)Informasi dari hasil analisis risiko digunakan dalam prosesmanajemen risiko dalam mempersiapkan pengambilan keputusandalam rangka perlindungan ekosistem lingkungan (wwwepagovirisIntegrated Risk Information System) Contoh dari penerapanmanajemen risiko adalah dalam pengambilan keputusan berapabanyak parameter kontaminan yang diperbolehkan dibuang ke badanairBeberapa tujuan dalam analisis risiko yaitu 1 Untuk memperkirakan batasan atau akibat dari kejadian terburukyang mungkin terjadi dengan atau tanpa perkiraan2 Untuk membantu dalam penentuan peraturan dan kebijakan3 Untuk memperkirakan besarnya risiko yang masih bisa diterima26 Tahapan Analisis Risiko Lingkungan221 Identifikasi Zat Berbahaya (Hazard Identification)Identifikasi bahaya atau hazard identification adalah langkahpertama yang dilakukan dalam analisis risiko Identifikasi bahaya perludilakukan karena tidak mungkin untuk menganalisa semua zat kimiayang ada di dalam suatu daerah yang tercemar Dengan dilakukannyaidentifikasi bahaya dapat diketahui bahaya paling potensial yang harusdipertimbangkan atau mewakili risiko yang mendesak Dalam analisisrisiko diperlukan data-data yang jelas dan zat kontaminan apa yangterdapat dalam lokasi yang tercemar konsentrasi luasan distribusi danbagaimana kontaminan berpindah ke reseptor potensial di sekitarlokasi Data-data yang diperlukan dalam identifikasi bahaya adalahsebagai berikut 1 Sejarah lokasi2 Tataguna lahan3 Tingkat pencemaran dalam media (air tanah air permukaan udara)4 Karakteristik lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadan dantransportasi zat kimia kontaminan tersebut antara lain datahidrogeologi topografi dan geologi5 Pengaruh yang potensial terhadap populasi

Di lahan yang tercemar mungkin terdapat banyak zatkontaminan apabila semua zat tersebut diamati maka data yang perludiolah akan menjadi terlalu banyak dan tidak realistis Untuk itudiperlukan suatu screening (penyaringan) terhadap zat kimia tersebutuntuk mengetahui bahan kimia yang spesifik yang paling dikawatirkandan diharapkan dapat mewakili semua zat kimia yang terdeteksi padalokasi Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah dari bahan kimiayang harus dijadikan model pada analisis dan menjadi fokus usahapengendalianSecara toksikologi dalam memilih zat kimia yang akan dianalisisdidasari pertimbangan sebagai berikut 1 Paling bersifat toksik menetap dan dapat berpindah-pindahtempat2 Paling umum dan merata keberadaanya baik secara konsentrasidan distribusi (LaGrega2001)Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk memilih zat kimiayang terdeteksi di lokasi dimulai dengan pemilihan awal yang dilakukandengan cara sebagai berikut1 Memilih media kontaminasi yang akan diteliti ( mis air permukaan)2 Mentabulasikan semua zat kontaminan yang terdeteksi di dalamlokasi baik rata-rata maupun batasan konsentrasi yang ditemukandi lokasi3 Mengidentifikasikan bahaya parameter kontaminanPerangkingan nilai kebahayaan berdasarkan skor rankingmenunjukkan parameter kontaminan mana yang memiliki nilai bahayatertinggi berdasarkan konsentrasi maksimal dan nilai ambang batasnya(baku mutu) Dalam penentuan parameter kontaminan yang kemudianakan mewakili untuk dianalisis memerlukan evaluasi lanjutan untukmengetahui konsentrasi mobilitas di lingkungan badan air danmasalah ndash masalah lainnya untuk itu perlu dipertimbangkan hal-halsebagai berikut a Konsentrasi rata-ratab Frekuensi pemaparanc Mobilitasd Keberadaannya dalam lingkungane Zat kimia lain yang berhubungan222 Perkiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahapan kedua dalam analisis risiko adalah perkiraanpenyebaran (expossure assesment) terhadap suatu populasi yangmungkin terkena dampak Perkiraan penyebaran (expossureassesment) adalah salah satu segi dalam analisis resiko yangmenghitung besarnya level pemaparan aktual dari populasi atauindividu yang terpapar Untuk memberikan pengertian akan sumberkontaminasi hal yang harus dilakukan adalah menggambarkan sumberdan distribusi kontaminan pada lokasi dilanjutkan bagaimana zat inibisa terlepas ke lingkungan bagaimana kontaminan berpindah tempat

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 15: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

tersuspensi baik yang bersifat anorganik maupun yang organic Zatanorganik biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam sedangkanyang organic dapat berasal dari lapukan tanaman dan hewan Limbahindustri juga dapat merupakan sumber kekeruhan Zat organic dapatmenjadi makanan bakteri sehingga mendukung perkembangbiakannya danmenambah kekeruhan air Air yang keruh sulit didesinfeksi karena mikrobaterlindung oleh zat tersuspensi tersebut3 Zat warna kimia untuk alasan estetika air yang dikategorikan air bersihdan air minum sebaiknya tidak berwarna karena untuk mencegahkeracunan dari berbagai zat kimia berwarna yang beracun maupunmikroorganisme beracun yang berwarna4 Parameter kimia anorganik Seng (Zn) adalah logam yang tingkattoksisitasnya dikategorikan relative rendah karena tubuh pun memerlukanseng untuk metabolisme Namun seng dalam kadar tinggi tetap merupakanracun yang berbahaya Dalam air minum menimbulkan rasa kesat dandapat menimbulkan gejala muntaberSeng menyebabkan warna air menjadiopalescent dan bila dimasak akan timbul endapan seperti pasir5 Parameter kimia organik merupakan indikator umum terjadinyapencemaran air Apabila zat organic yang dapat dioksidasi (BOD) besaryang juga berarti oksigen terlarut (DO) dalam air kecil maka hal itumenunjukkan adanya pencemaran6 Parameter kimia organik Phenol merupakan senyawa berwarna merahmuda yang mudah masuk dalam kulit sehat dan menimbulkan rasaterbakar Keracunan akut menyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perutkelainan koordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadiperforasi usus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinalsulit menelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasa bila airtercampur khlor Menurut material safety data sheet (MSDS) dari Phenoldiketahui bahwa dalam air keberadaannya cukup lama dengankemampuan biodegradasi antara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapatdioksidasi melalui proses fotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanandan pergerakan phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarDampak negatif pencemaran air mempunyai nilai atau biaya ekonomikdi samping nilai ekologi dan sosial budaya Upaya pemulihan pencemaran airbagaimanapun akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar daripadanilai manfaat finansial dari kegiatan yang menyebabkan pencemaran tersebutDemikian pula bila kondisi air yang tercemar dibiarkan (tanpa upayapemulihan) juga memerlukan biaya mengingat dampak negatif yang dapatditimbulkannyaBahaya atau risiko yang berhubungan dengan pencemaran air sungaidapat berupa dampak langsung dan dampak tak langsung Dampak langsungditerima lingkungan perairan termasuk manusia melalui kontak secara

langsung melalui tubuh mahluk hidup dan dampak tak langsung diterimamahluk hidup termasuk manusia melalui rantai makanan (peresapan air tanahtanaman dan ikan) (Wardhana WA 1995)24 Lumpur Vulkanik (Mud Vulcano)141 Pengertian Lumpur VulkanikBanyak para ahli geologi yang menganalogikan semburanlumpur panas Lapindo dengan gejala alam yang disebut gunung lumpur mud volcano yang banyak tersebar di Indonesia (khususnya diIndonesia Timur dikenal dengan istilah poton) bahkan di Jawa TimurUtara pun banyak diketemukan seperti Bleduk Kuwu dekat PurwodaiGunung Anyar dekat Surabaya bahkan di selatan Kali Porong yang dimasa lalu menyemburkan lumpur tetapi sekarang sudah mati(Koesoemadinata R September 2006)Definisi dari Mud Volcano adalah suatu gunung api lumpur yangberbentuk suatu kerucut tanah liat dan lumpur berukuran kecil yangpada umumnya kurang dari 1-2 m tingginya Gunung api lumpur kecilini terbentuk dari campuran air panas dan sedimen halus (tanah liat danlumpur) dimana terdapat ( 1) aliran perlahan dari suatu lubang sepertisuatu arus lahar cair atau ( 2) menyembur ke udara seperti suatu airmancur lahar yang melepaskan air mendidih dan gas vulkanis Tanahliat dan lumpur yang secara khas berasal dari gas batuan vulkanikpadat dan panas yang terlepas dari magma yang dalam di bawahmemutar air bawah tanah menjadi suatu campuran panas dan asamyang secara kimiawi merubah batuan vulkanik menjadi fraksi lumpurdan tanah liat (SumberhttpvolcanoesusgsgovProductsPglossaryMudVolcanohtml)Fotografi oleh by SR Brantley padaSeptember 1983Gambar 22 Fenomena lumpur vulkanik di wilayah Norris GeyserTaman Nasional Yellowstone Wyoming Gunung Lumpurini setinggi 40 cmFenomena lumpur vulkanik yang terjadi di lokasi kegiatan PTLapindo Brantas Inc Porong Sidoarjo diperkirakan para ahli geologikarena patahan crack yang memotong puncak dari batugampingFormasi Kujung indikasi slump (kemungkinan menunjukkan mobileshale) dan Collapse zone (indikasi pernah terjadinya colapse didaerahini pada masa lampau Semburan lumpur vulkanik dapat terjadi karenaadanya liquifaction (pencairan) atau seperti agar-agar yg dihentakkansecara mendadak sehingga menyembur keluar Pada kondisi stabilmobile shale (mobile clay) adalah seperti tanah lempung yang seringdilihat dipermukaan bumi dengan wujud sangat liat Namun ketikakondisi dinamis karena mengalir maka percampuran dengan air bawahtanah menjadikan lempung ini seperti bubur Lumpur vulkanik ini bisamelalui crack (patahan) yang sudah ada dapat juga melalui pinggiransumur dengan membentuk crackfracture yang baru Keduanya akanmenyebabkan kejadian yang sama yaitu keluarnya lumpur(httprovickywordpresscom)

142 Kandungan Lumpur Vulkanik dan DampaknyaHasil analisa mikropaleontologi menunjukkan bahwa lumpurLapindo mengandung fosil foraminifera (cangkang zat renik bersel satu)yang dahulu hidup di lingkungan laut (Koesoemadinata R September2006) Lumpur vulkanik tersebut merupakan material yang berasal dariformasi berumur Pliosen Analisis nannofosil di lumpur menunjukkanumur sekitar Pliosen sama dengan kandungan fosil di kedalaman2000-6000 ft di sumur tersebut ppm chloride sekitar 10000 lumpurmengandung material volkanik dan di awal-awal semburan lumpurmengeluarkan gas H2S dengan temperatur lumpur sekitar 40-50 0CMaterial semburan lumpur vulkanik yan gberasal dari dalamperut bumi dapat memberikan dampak terhadap mahluk hidup yangberada di atas permukaan bumi sebagaimana fenomena letusangunung berapi atau keluarnya gas beracun dari gunung berapi yangmemusnahkan kehidupan di sekitarnya dan memerlukan waktubertahun-tahun untuk pulih kembali25 Analisis Risiko LingkunganGambar 23 Fenomena menyemburnya lumpur vulkanikdi Porong Sidoarjo211 Pengertian Analisis Risiko LingkunganAda beberapa definisi dari analisis risiko menurut EPA analisisrisiko adalah karakterisasi dari bahaya-bahaya potensial yang berefekpada kesehatan manusia dan bahaya terhadap lingkungan(wwwepagoviris Integrated Risk Information System) Menurut MLRichardson (1989) analisis resiko adalah proses pengambilankeputusan untuk mengatasi masalah dengan keragaman kemungkinanyang ada dan ketidakmungkinan yang akan terjadi Dalam analisa risikopertama kali masalah harus didefinisikan dan risiko diperkirakankemudian resiko dievaluasi dan dipertimbangkan juga faktor-faktor yangmungkin bisa mempengaruhi sehingga bisa diputuskan tindakan manayang bisa diambil Proses perkiraan risiko evaluasi risiko pengambilankeputusan dan penerapannya disebut analisis risikoDalam analisis resiko ada beberapa tahap yang harus dilaluiyaitu 1 Identifikasi bahaya2 Perkiraan risiko3 Evaluasi risiko4 Penentuan risiko yang bisa diterima5 Manajemen risikoSecara harfiah arti dari risiko adalah probabilitas terjadinyasuatu hal yang menyebabkan kehilangan ataupun kerugian Bahaya(hazard) dan risiko (risk) adalah kata kata yang digunakan dalambahasa sehari-hari dengan arti yang hampir sama secara tekniskeduanya mempunyai perbedaan yaitu 1048766 Bahaya (hazard) adalah karateristik atau sifat benda kondisi atauaktifitas yang berpotensial menimbulkan kerusakan kerugian

kepada manusia harta benda dan lingkungan1048766 Risiko (risk) adalah penggabungan dari akibat-akibat yangmungkin diterima dari bahaya yang telah ada terhadap manusiaSedangkan pengertian bahaya (hazard) dan risiko (risk) menurut MLRichardson (1989) adalah 1048766 Bahaya (hazard) keberadaan dari materi yang berefek padasistem kehidupan seperti manusia hewan atau lingkungan yangterpapar1048766 Risiko (risk) adalah akibat yang terjadi atau diperkirakan akanterjadi karena adanya bahaya yang terpapar pada populasi dalamdosis atau konsentrasi tertentu Risiko ini menggambarkanfrekuensi dan intensitas dari bahaya kepada populasi yangterpaparRisiko adalah konsep yang didasarkan pada probabilitasProbabilitas diukur dalam skala 0 sampai 1 Nilai mendekati 0 berartikemungkinan kejadian sangat kecil dan nilai mendekati 1 berartikemungkinan terjadinya besar (Richardson 1989) Menurut Richard JWatts (1997) definisi dari resiko yang berkaitan dengan keberadaanlimbah berbahaya adalah kemungkinan masuknya bahaya yangberasal dari limbah bahan berbahaya yang berefek pada kesehatanmanusia ekologi dan lingkunganDalam analisis risiko ada 2 (dua) jenis risiko yang harusdiperhitungkan yaitu resiko awal (background risk) dan risiko tambahan(incremental risk) Risiko awal adalah resiko yang diterima olehpopulasi tanpa adanya senyawa kimia berbahaya di lokasi yang akandianalisa sedangkan resiko tambahan adalah besarnya risiko yangditerima karena adanya zat kimia berbahaya di dalam lingkungan Totalrisiko adalah penjumlahan antara resiko awal dan risiko tambahan(Watts 1997)Risiko dapat dirumuskan apabila terdapat 1 Bahaya (hazard)2 Jalan perpindahan (pathway) yaitu dengan apa efek bahaya dapatberpindah3 Target receptor yaitu penerima yang terkena efek bahayaRantai sebab akibat dapat digambarkan sebagai berikut Hazard Pathway Target ReceptorDalam analisa risiko ada empat langkah yang yang harusdilakukan untuk mengetahui besarnya risiko yaitu 1 Hazard Identification meliputi identifikasi keberadaan zat kimiaberbahaya di sumber dan karakteristiknya (analisis sumberpencemar)2 Exposure Assesment meliputi bagaimana zat berbahaya tersebutberpindah ke reseptor dan jumlah intake yang diambil (analisis jalurperpindahan)3 Toxicity Assesment meliputi indikasi numerik dari tingkat toksisitasuntuk menghitung besarnya risiko (analisis reseptor)

4 Risk Characterization meliputi penentuan jumlah risiko secaranumerik dan ketidakpastian dari perkiraan tersebut (Watts 1997)212 Tujuan Analisis Resiko LingkunganAnalisis risiko digunakan untuk mengetahui besarnya risiko yangkemudian digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusandalam manajemen risiko Dalam pengelolaan limbah B3 analisis resikomenyediakan informasi guna dapat memilih dan memutuskanpengolahan dan pembuangan limbah secara tepat remidiasi lahanterkontaminasi minimalisasi produksi limbah penentuan lokasi danpengembangan prodik-produk baru Dalam analisis risiko perluditekankan dan diperhatikan bahwa perkiraan risiko adalah salah satusumber informasi dan banyak faktor lain yang mempengaruhipengambilan keputusan seperti adanya campur tangan politik ekonomisosial dan faktor-faktor lainnya (LaGrega 2001)Informasi dari hasil analisis risiko digunakan dalam prosesmanajemen risiko dalam mempersiapkan pengambilan keputusandalam rangka perlindungan ekosistem lingkungan (wwwepagovirisIntegrated Risk Information System) Contoh dari penerapanmanajemen risiko adalah dalam pengambilan keputusan berapabanyak parameter kontaminan yang diperbolehkan dibuang ke badanairBeberapa tujuan dalam analisis risiko yaitu 1 Untuk memperkirakan batasan atau akibat dari kejadian terburukyang mungkin terjadi dengan atau tanpa perkiraan2 Untuk membantu dalam penentuan peraturan dan kebijakan3 Untuk memperkirakan besarnya risiko yang masih bisa diterima26 Tahapan Analisis Risiko Lingkungan221 Identifikasi Zat Berbahaya (Hazard Identification)Identifikasi bahaya atau hazard identification adalah langkahpertama yang dilakukan dalam analisis risiko Identifikasi bahaya perludilakukan karena tidak mungkin untuk menganalisa semua zat kimiayang ada di dalam suatu daerah yang tercemar Dengan dilakukannyaidentifikasi bahaya dapat diketahui bahaya paling potensial yang harusdipertimbangkan atau mewakili risiko yang mendesak Dalam analisisrisiko diperlukan data-data yang jelas dan zat kontaminan apa yangterdapat dalam lokasi yang tercemar konsentrasi luasan distribusi danbagaimana kontaminan berpindah ke reseptor potensial di sekitarlokasi Data-data yang diperlukan dalam identifikasi bahaya adalahsebagai berikut 1 Sejarah lokasi2 Tataguna lahan3 Tingkat pencemaran dalam media (air tanah air permukaan udara)4 Karakteristik lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadan dantransportasi zat kimia kontaminan tersebut antara lain datahidrogeologi topografi dan geologi5 Pengaruh yang potensial terhadap populasi

Di lahan yang tercemar mungkin terdapat banyak zatkontaminan apabila semua zat tersebut diamati maka data yang perludiolah akan menjadi terlalu banyak dan tidak realistis Untuk itudiperlukan suatu screening (penyaringan) terhadap zat kimia tersebutuntuk mengetahui bahan kimia yang spesifik yang paling dikawatirkandan diharapkan dapat mewakili semua zat kimia yang terdeteksi padalokasi Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah dari bahan kimiayang harus dijadikan model pada analisis dan menjadi fokus usahapengendalianSecara toksikologi dalam memilih zat kimia yang akan dianalisisdidasari pertimbangan sebagai berikut 1 Paling bersifat toksik menetap dan dapat berpindah-pindahtempat2 Paling umum dan merata keberadaanya baik secara konsentrasidan distribusi (LaGrega2001)Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk memilih zat kimiayang terdeteksi di lokasi dimulai dengan pemilihan awal yang dilakukandengan cara sebagai berikut1 Memilih media kontaminasi yang akan diteliti ( mis air permukaan)2 Mentabulasikan semua zat kontaminan yang terdeteksi di dalamlokasi baik rata-rata maupun batasan konsentrasi yang ditemukandi lokasi3 Mengidentifikasikan bahaya parameter kontaminanPerangkingan nilai kebahayaan berdasarkan skor rankingmenunjukkan parameter kontaminan mana yang memiliki nilai bahayatertinggi berdasarkan konsentrasi maksimal dan nilai ambang batasnya(baku mutu) Dalam penentuan parameter kontaminan yang kemudianakan mewakili untuk dianalisis memerlukan evaluasi lanjutan untukmengetahui konsentrasi mobilitas di lingkungan badan air danmasalah ndash masalah lainnya untuk itu perlu dipertimbangkan hal-halsebagai berikut a Konsentrasi rata-ratab Frekuensi pemaparanc Mobilitasd Keberadaannya dalam lingkungane Zat kimia lain yang berhubungan222 Perkiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahapan kedua dalam analisis risiko adalah perkiraanpenyebaran (expossure assesment) terhadap suatu populasi yangmungkin terkena dampak Perkiraan penyebaran (expossureassesment) adalah salah satu segi dalam analisis resiko yangmenghitung besarnya level pemaparan aktual dari populasi atauindividu yang terpapar Untuk memberikan pengertian akan sumberkontaminasi hal yang harus dilakukan adalah menggambarkan sumberdan distribusi kontaminan pada lokasi dilanjutkan bagaimana zat inibisa terlepas ke lingkungan bagaimana kontaminan berpindah tempat

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 16: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

langsung melalui tubuh mahluk hidup dan dampak tak langsung diterimamahluk hidup termasuk manusia melalui rantai makanan (peresapan air tanahtanaman dan ikan) (Wardhana WA 1995)24 Lumpur Vulkanik (Mud Vulcano)141 Pengertian Lumpur VulkanikBanyak para ahli geologi yang menganalogikan semburanlumpur panas Lapindo dengan gejala alam yang disebut gunung lumpur mud volcano yang banyak tersebar di Indonesia (khususnya diIndonesia Timur dikenal dengan istilah poton) bahkan di Jawa TimurUtara pun banyak diketemukan seperti Bleduk Kuwu dekat PurwodaiGunung Anyar dekat Surabaya bahkan di selatan Kali Porong yang dimasa lalu menyemburkan lumpur tetapi sekarang sudah mati(Koesoemadinata R September 2006)Definisi dari Mud Volcano adalah suatu gunung api lumpur yangberbentuk suatu kerucut tanah liat dan lumpur berukuran kecil yangpada umumnya kurang dari 1-2 m tingginya Gunung api lumpur kecilini terbentuk dari campuran air panas dan sedimen halus (tanah liat danlumpur) dimana terdapat ( 1) aliran perlahan dari suatu lubang sepertisuatu arus lahar cair atau ( 2) menyembur ke udara seperti suatu airmancur lahar yang melepaskan air mendidih dan gas vulkanis Tanahliat dan lumpur yang secara khas berasal dari gas batuan vulkanikpadat dan panas yang terlepas dari magma yang dalam di bawahmemutar air bawah tanah menjadi suatu campuran panas dan asamyang secara kimiawi merubah batuan vulkanik menjadi fraksi lumpurdan tanah liat (SumberhttpvolcanoesusgsgovProductsPglossaryMudVolcanohtml)Fotografi oleh by SR Brantley padaSeptember 1983Gambar 22 Fenomena lumpur vulkanik di wilayah Norris GeyserTaman Nasional Yellowstone Wyoming Gunung Lumpurini setinggi 40 cmFenomena lumpur vulkanik yang terjadi di lokasi kegiatan PTLapindo Brantas Inc Porong Sidoarjo diperkirakan para ahli geologikarena patahan crack yang memotong puncak dari batugampingFormasi Kujung indikasi slump (kemungkinan menunjukkan mobileshale) dan Collapse zone (indikasi pernah terjadinya colapse didaerahini pada masa lampau Semburan lumpur vulkanik dapat terjadi karenaadanya liquifaction (pencairan) atau seperti agar-agar yg dihentakkansecara mendadak sehingga menyembur keluar Pada kondisi stabilmobile shale (mobile clay) adalah seperti tanah lempung yang seringdilihat dipermukaan bumi dengan wujud sangat liat Namun ketikakondisi dinamis karena mengalir maka percampuran dengan air bawahtanah menjadikan lempung ini seperti bubur Lumpur vulkanik ini bisamelalui crack (patahan) yang sudah ada dapat juga melalui pinggiransumur dengan membentuk crackfracture yang baru Keduanya akanmenyebabkan kejadian yang sama yaitu keluarnya lumpur(httprovickywordpresscom)

142 Kandungan Lumpur Vulkanik dan DampaknyaHasil analisa mikropaleontologi menunjukkan bahwa lumpurLapindo mengandung fosil foraminifera (cangkang zat renik bersel satu)yang dahulu hidup di lingkungan laut (Koesoemadinata R September2006) Lumpur vulkanik tersebut merupakan material yang berasal dariformasi berumur Pliosen Analisis nannofosil di lumpur menunjukkanumur sekitar Pliosen sama dengan kandungan fosil di kedalaman2000-6000 ft di sumur tersebut ppm chloride sekitar 10000 lumpurmengandung material volkanik dan di awal-awal semburan lumpurmengeluarkan gas H2S dengan temperatur lumpur sekitar 40-50 0CMaterial semburan lumpur vulkanik yan gberasal dari dalamperut bumi dapat memberikan dampak terhadap mahluk hidup yangberada di atas permukaan bumi sebagaimana fenomena letusangunung berapi atau keluarnya gas beracun dari gunung berapi yangmemusnahkan kehidupan di sekitarnya dan memerlukan waktubertahun-tahun untuk pulih kembali25 Analisis Risiko LingkunganGambar 23 Fenomena menyemburnya lumpur vulkanikdi Porong Sidoarjo211 Pengertian Analisis Risiko LingkunganAda beberapa definisi dari analisis risiko menurut EPA analisisrisiko adalah karakterisasi dari bahaya-bahaya potensial yang berefekpada kesehatan manusia dan bahaya terhadap lingkungan(wwwepagoviris Integrated Risk Information System) Menurut MLRichardson (1989) analisis resiko adalah proses pengambilankeputusan untuk mengatasi masalah dengan keragaman kemungkinanyang ada dan ketidakmungkinan yang akan terjadi Dalam analisa risikopertama kali masalah harus didefinisikan dan risiko diperkirakankemudian resiko dievaluasi dan dipertimbangkan juga faktor-faktor yangmungkin bisa mempengaruhi sehingga bisa diputuskan tindakan manayang bisa diambil Proses perkiraan risiko evaluasi risiko pengambilankeputusan dan penerapannya disebut analisis risikoDalam analisis resiko ada beberapa tahap yang harus dilaluiyaitu 1 Identifikasi bahaya2 Perkiraan risiko3 Evaluasi risiko4 Penentuan risiko yang bisa diterima5 Manajemen risikoSecara harfiah arti dari risiko adalah probabilitas terjadinyasuatu hal yang menyebabkan kehilangan ataupun kerugian Bahaya(hazard) dan risiko (risk) adalah kata kata yang digunakan dalambahasa sehari-hari dengan arti yang hampir sama secara tekniskeduanya mempunyai perbedaan yaitu 1048766 Bahaya (hazard) adalah karateristik atau sifat benda kondisi atauaktifitas yang berpotensial menimbulkan kerusakan kerugian

kepada manusia harta benda dan lingkungan1048766 Risiko (risk) adalah penggabungan dari akibat-akibat yangmungkin diterima dari bahaya yang telah ada terhadap manusiaSedangkan pengertian bahaya (hazard) dan risiko (risk) menurut MLRichardson (1989) adalah 1048766 Bahaya (hazard) keberadaan dari materi yang berefek padasistem kehidupan seperti manusia hewan atau lingkungan yangterpapar1048766 Risiko (risk) adalah akibat yang terjadi atau diperkirakan akanterjadi karena adanya bahaya yang terpapar pada populasi dalamdosis atau konsentrasi tertentu Risiko ini menggambarkanfrekuensi dan intensitas dari bahaya kepada populasi yangterpaparRisiko adalah konsep yang didasarkan pada probabilitasProbabilitas diukur dalam skala 0 sampai 1 Nilai mendekati 0 berartikemungkinan kejadian sangat kecil dan nilai mendekati 1 berartikemungkinan terjadinya besar (Richardson 1989) Menurut Richard JWatts (1997) definisi dari resiko yang berkaitan dengan keberadaanlimbah berbahaya adalah kemungkinan masuknya bahaya yangberasal dari limbah bahan berbahaya yang berefek pada kesehatanmanusia ekologi dan lingkunganDalam analisis risiko ada 2 (dua) jenis risiko yang harusdiperhitungkan yaitu resiko awal (background risk) dan risiko tambahan(incremental risk) Risiko awal adalah resiko yang diterima olehpopulasi tanpa adanya senyawa kimia berbahaya di lokasi yang akandianalisa sedangkan resiko tambahan adalah besarnya risiko yangditerima karena adanya zat kimia berbahaya di dalam lingkungan Totalrisiko adalah penjumlahan antara resiko awal dan risiko tambahan(Watts 1997)Risiko dapat dirumuskan apabila terdapat 1 Bahaya (hazard)2 Jalan perpindahan (pathway) yaitu dengan apa efek bahaya dapatberpindah3 Target receptor yaitu penerima yang terkena efek bahayaRantai sebab akibat dapat digambarkan sebagai berikut Hazard Pathway Target ReceptorDalam analisa risiko ada empat langkah yang yang harusdilakukan untuk mengetahui besarnya risiko yaitu 1 Hazard Identification meliputi identifikasi keberadaan zat kimiaberbahaya di sumber dan karakteristiknya (analisis sumberpencemar)2 Exposure Assesment meliputi bagaimana zat berbahaya tersebutberpindah ke reseptor dan jumlah intake yang diambil (analisis jalurperpindahan)3 Toxicity Assesment meliputi indikasi numerik dari tingkat toksisitasuntuk menghitung besarnya risiko (analisis reseptor)

4 Risk Characterization meliputi penentuan jumlah risiko secaranumerik dan ketidakpastian dari perkiraan tersebut (Watts 1997)212 Tujuan Analisis Resiko LingkunganAnalisis risiko digunakan untuk mengetahui besarnya risiko yangkemudian digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusandalam manajemen risiko Dalam pengelolaan limbah B3 analisis resikomenyediakan informasi guna dapat memilih dan memutuskanpengolahan dan pembuangan limbah secara tepat remidiasi lahanterkontaminasi minimalisasi produksi limbah penentuan lokasi danpengembangan prodik-produk baru Dalam analisis risiko perluditekankan dan diperhatikan bahwa perkiraan risiko adalah salah satusumber informasi dan banyak faktor lain yang mempengaruhipengambilan keputusan seperti adanya campur tangan politik ekonomisosial dan faktor-faktor lainnya (LaGrega 2001)Informasi dari hasil analisis risiko digunakan dalam prosesmanajemen risiko dalam mempersiapkan pengambilan keputusandalam rangka perlindungan ekosistem lingkungan (wwwepagovirisIntegrated Risk Information System) Contoh dari penerapanmanajemen risiko adalah dalam pengambilan keputusan berapabanyak parameter kontaminan yang diperbolehkan dibuang ke badanairBeberapa tujuan dalam analisis risiko yaitu 1 Untuk memperkirakan batasan atau akibat dari kejadian terburukyang mungkin terjadi dengan atau tanpa perkiraan2 Untuk membantu dalam penentuan peraturan dan kebijakan3 Untuk memperkirakan besarnya risiko yang masih bisa diterima26 Tahapan Analisis Risiko Lingkungan221 Identifikasi Zat Berbahaya (Hazard Identification)Identifikasi bahaya atau hazard identification adalah langkahpertama yang dilakukan dalam analisis risiko Identifikasi bahaya perludilakukan karena tidak mungkin untuk menganalisa semua zat kimiayang ada di dalam suatu daerah yang tercemar Dengan dilakukannyaidentifikasi bahaya dapat diketahui bahaya paling potensial yang harusdipertimbangkan atau mewakili risiko yang mendesak Dalam analisisrisiko diperlukan data-data yang jelas dan zat kontaminan apa yangterdapat dalam lokasi yang tercemar konsentrasi luasan distribusi danbagaimana kontaminan berpindah ke reseptor potensial di sekitarlokasi Data-data yang diperlukan dalam identifikasi bahaya adalahsebagai berikut 1 Sejarah lokasi2 Tataguna lahan3 Tingkat pencemaran dalam media (air tanah air permukaan udara)4 Karakteristik lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadan dantransportasi zat kimia kontaminan tersebut antara lain datahidrogeologi topografi dan geologi5 Pengaruh yang potensial terhadap populasi

Di lahan yang tercemar mungkin terdapat banyak zatkontaminan apabila semua zat tersebut diamati maka data yang perludiolah akan menjadi terlalu banyak dan tidak realistis Untuk itudiperlukan suatu screening (penyaringan) terhadap zat kimia tersebutuntuk mengetahui bahan kimia yang spesifik yang paling dikawatirkandan diharapkan dapat mewakili semua zat kimia yang terdeteksi padalokasi Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah dari bahan kimiayang harus dijadikan model pada analisis dan menjadi fokus usahapengendalianSecara toksikologi dalam memilih zat kimia yang akan dianalisisdidasari pertimbangan sebagai berikut 1 Paling bersifat toksik menetap dan dapat berpindah-pindahtempat2 Paling umum dan merata keberadaanya baik secara konsentrasidan distribusi (LaGrega2001)Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk memilih zat kimiayang terdeteksi di lokasi dimulai dengan pemilihan awal yang dilakukandengan cara sebagai berikut1 Memilih media kontaminasi yang akan diteliti ( mis air permukaan)2 Mentabulasikan semua zat kontaminan yang terdeteksi di dalamlokasi baik rata-rata maupun batasan konsentrasi yang ditemukandi lokasi3 Mengidentifikasikan bahaya parameter kontaminanPerangkingan nilai kebahayaan berdasarkan skor rankingmenunjukkan parameter kontaminan mana yang memiliki nilai bahayatertinggi berdasarkan konsentrasi maksimal dan nilai ambang batasnya(baku mutu) Dalam penentuan parameter kontaminan yang kemudianakan mewakili untuk dianalisis memerlukan evaluasi lanjutan untukmengetahui konsentrasi mobilitas di lingkungan badan air danmasalah ndash masalah lainnya untuk itu perlu dipertimbangkan hal-halsebagai berikut a Konsentrasi rata-ratab Frekuensi pemaparanc Mobilitasd Keberadaannya dalam lingkungane Zat kimia lain yang berhubungan222 Perkiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahapan kedua dalam analisis risiko adalah perkiraanpenyebaran (expossure assesment) terhadap suatu populasi yangmungkin terkena dampak Perkiraan penyebaran (expossureassesment) adalah salah satu segi dalam analisis resiko yangmenghitung besarnya level pemaparan aktual dari populasi atauindividu yang terpapar Untuk memberikan pengertian akan sumberkontaminasi hal yang harus dilakukan adalah menggambarkan sumberdan distribusi kontaminan pada lokasi dilanjutkan bagaimana zat inibisa terlepas ke lingkungan bagaimana kontaminan berpindah tempat

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 17: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

142 Kandungan Lumpur Vulkanik dan DampaknyaHasil analisa mikropaleontologi menunjukkan bahwa lumpurLapindo mengandung fosil foraminifera (cangkang zat renik bersel satu)yang dahulu hidup di lingkungan laut (Koesoemadinata R September2006) Lumpur vulkanik tersebut merupakan material yang berasal dariformasi berumur Pliosen Analisis nannofosil di lumpur menunjukkanumur sekitar Pliosen sama dengan kandungan fosil di kedalaman2000-6000 ft di sumur tersebut ppm chloride sekitar 10000 lumpurmengandung material volkanik dan di awal-awal semburan lumpurmengeluarkan gas H2S dengan temperatur lumpur sekitar 40-50 0CMaterial semburan lumpur vulkanik yan gberasal dari dalamperut bumi dapat memberikan dampak terhadap mahluk hidup yangberada di atas permukaan bumi sebagaimana fenomena letusangunung berapi atau keluarnya gas beracun dari gunung berapi yangmemusnahkan kehidupan di sekitarnya dan memerlukan waktubertahun-tahun untuk pulih kembali25 Analisis Risiko LingkunganGambar 23 Fenomena menyemburnya lumpur vulkanikdi Porong Sidoarjo211 Pengertian Analisis Risiko LingkunganAda beberapa definisi dari analisis risiko menurut EPA analisisrisiko adalah karakterisasi dari bahaya-bahaya potensial yang berefekpada kesehatan manusia dan bahaya terhadap lingkungan(wwwepagoviris Integrated Risk Information System) Menurut MLRichardson (1989) analisis resiko adalah proses pengambilankeputusan untuk mengatasi masalah dengan keragaman kemungkinanyang ada dan ketidakmungkinan yang akan terjadi Dalam analisa risikopertama kali masalah harus didefinisikan dan risiko diperkirakankemudian resiko dievaluasi dan dipertimbangkan juga faktor-faktor yangmungkin bisa mempengaruhi sehingga bisa diputuskan tindakan manayang bisa diambil Proses perkiraan risiko evaluasi risiko pengambilankeputusan dan penerapannya disebut analisis risikoDalam analisis resiko ada beberapa tahap yang harus dilaluiyaitu 1 Identifikasi bahaya2 Perkiraan risiko3 Evaluasi risiko4 Penentuan risiko yang bisa diterima5 Manajemen risikoSecara harfiah arti dari risiko adalah probabilitas terjadinyasuatu hal yang menyebabkan kehilangan ataupun kerugian Bahaya(hazard) dan risiko (risk) adalah kata kata yang digunakan dalambahasa sehari-hari dengan arti yang hampir sama secara tekniskeduanya mempunyai perbedaan yaitu 1048766 Bahaya (hazard) adalah karateristik atau sifat benda kondisi atauaktifitas yang berpotensial menimbulkan kerusakan kerugian

kepada manusia harta benda dan lingkungan1048766 Risiko (risk) adalah penggabungan dari akibat-akibat yangmungkin diterima dari bahaya yang telah ada terhadap manusiaSedangkan pengertian bahaya (hazard) dan risiko (risk) menurut MLRichardson (1989) adalah 1048766 Bahaya (hazard) keberadaan dari materi yang berefek padasistem kehidupan seperti manusia hewan atau lingkungan yangterpapar1048766 Risiko (risk) adalah akibat yang terjadi atau diperkirakan akanterjadi karena adanya bahaya yang terpapar pada populasi dalamdosis atau konsentrasi tertentu Risiko ini menggambarkanfrekuensi dan intensitas dari bahaya kepada populasi yangterpaparRisiko adalah konsep yang didasarkan pada probabilitasProbabilitas diukur dalam skala 0 sampai 1 Nilai mendekati 0 berartikemungkinan kejadian sangat kecil dan nilai mendekati 1 berartikemungkinan terjadinya besar (Richardson 1989) Menurut Richard JWatts (1997) definisi dari resiko yang berkaitan dengan keberadaanlimbah berbahaya adalah kemungkinan masuknya bahaya yangberasal dari limbah bahan berbahaya yang berefek pada kesehatanmanusia ekologi dan lingkunganDalam analisis risiko ada 2 (dua) jenis risiko yang harusdiperhitungkan yaitu resiko awal (background risk) dan risiko tambahan(incremental risk) Risiko awal adalah resiko yang diterima olehpopulasi tanpa adanya senyawa kimia berbahaya di lokasi yang akandianalisa sedangkan resiko tambahan adalah besarnya risiko yangditerima karena adanya zat kimia berbahaya di dalam lingkungan Totalrisiko adalah penjumlahan antara resiko awal dan risiko tambahan(Watts 1997)Risiko dapat dirumuskan apabila terdapat 1 Bahaya (hazard)2 Jalan perpindahan (pathway) yaitu dengan apa efek bahaya dapatberpindah3 Target receptor yaitu penerima yang terkena efek bahayaRantai sebab akibat dapat digambarkan sebagai berikut Hazard Pathway Target ReceptorDalam analisa risiko ada empat langkah yang yang harusdilakukan untuk mengetahui besarnya risiko yaitu 1 Hazard Identification meliputi identifikasi keberadaan zat kimiaberbahaya di sumber dan karakteristiknya (analisis sumberpencemar)2 Exposure Assesment meliputi bagaimana zat berbahaya tersebutberpindah ke reseptor dan jumlah intake yang diambil (analisis jalurperpindahan)3 Toxicity Assesment meliputi indikasi numerik dari tingkat toksisitasuntuk menghitung besarnya risiko (analisis reseptor)

4 Risk Characterization meliputi penentuan jumlah risiko secaranumerik dan ketidakpastian dari perkiraan tersebut (Watts 1997)212 Tujuan Analisis Resiko LingkunganAnalisis risiko digunakan untuk mengetahui besarnya risiko yangkemudian digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusandalam manajemen risiko Dalam pengelolaan limbah B3 analisis resikomenyediakan informasi guna dapat memilih dan memutuskanpengolahan dan pembuangan limbah secara tepat remidiasi lahanterkontaminasi minimalisasi produksi limbah penentuan lokasi danpengembangan prodik-produk baru Dalam analisis risiko perluditekankan dan diperhatikan bahwa perkiraan risiko adalah salah satusumber informasi dan banyak faktor lain yang mempengaruhipengambilan keputusan seperti adanya campur tangan politik ekonomisosial dan faktor-faktor lainnya (LaGrega 2001)Informasi dari hasil analisis risiko digunakan dalam prosesmanajemen risiko dalam mempersiapkan pengambilan keputusandalam rangka perlindungan ekosistem lingkungan (wwwepagovirisIntegrated Risk Information System) Contoh dari penerapanmanajemen risiko adalah dalam pengambilan keputusan berapabanyak parameter kontaminan yang diperbolehkan dibuang ke badanairBeberapa tujuan dalam analisis risiko yaitu 1 Untuk memperkirakan batasan atau akibat dari kejadian terburukyang mungkin terjadi dengan atau tanpa perkiraan2 Untuk membantu dalam penentuan peraturan dan kebijakan3 Untuk memperkirakan besarnya risiko yang masih bisa diterima26 Tahapan Analisis Risiko Lingkungan221 Identifikasi Zat Berbahaya (Hazard Identification)Identifikasi bahaya atau hazard identification adalah langkahpertama yang dilakukan dalam analisis risiko Identifikasi bahaya perludilakukan karena tidak mungkin untuk menganalisa semua zat kimiayang ada di dalam suatu daerah yang tercemar Dengan dilakukannyaidentifikasi bahaya dapat diketahui bahaya paling potensial yang harusdipertimbangkan atau mewakili risiko yang mendesak Dalam analisisrisiko diperlukan data-data yang jelas dan zat kontaminan apa yangterdapat dalam lokasi yang tercemar konsentrasi luasan distribusi danbagaimana kontaminan berpindah ke reseptor potensial di sekitarlokasi Data-data yang diperlukan dalam identifikasi bahaya adalahsebagai berikut 1 Sejarah lokasi2 Tataguna lahan3 Tingkat pencemaran dalam media (air tanah air permukaan udara)4 Karakteristik lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadan dantransportasi zat kimia kontaminan tersebut antara lain datahidrogeologi topografi dan geologi5 Pengaruh yang potensial terhadap populasi

Di lahan yang tercemar mungkin terdapat banyak zatkontaminan apabila semua zat tersebut diamati maka data yang perludiolah akan menjadi terlalu banyak dan tidak realistis Untuk itudiperlukan suatu screening (penyaringan) terhadap zat kimia tersebutuntuk mengetahui bahan kimia yang spesifik yang paling dikawatirkandan diharapkan dapat mewakili semua zat kimia yang terdeteksi padalokasi Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah dari bahan kimiayang harus dijadikan model pada analisis dan menjadi fokus usahapengendalianSecara toksikologi dalam memilih zat kimia yang akan dianalisisdidasari pertimbangan sebagai berikut 1 Paling bersifat toksik menetap dan dapat berpindah-pindahtempat2 Paling umum dan merata keberadaanya baik secara konsentrasidan distribusi (LaGrega2001)Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk memilih zat kimiayang terdeteksi di lokasi dimulai dengan pemilihan awal yang dilakukandengan cara sebagai berikut1 Memilih media kontaminasi yang akan diteliti ( mis air permukaan)2 Mentabulasikan semua zat kontaminan yang terdeteksi di dalamlokasi baik rata-rata maupun batasan konsentrasi yang ditemukandi lokasi3 Mengidentifikasikan bahaya parameter kontaminanPerangkingan nilai kebahayaan berdasarkan skor rankingmenunjukkan parameter kontaminan mana yang memiliki nilai bahayatertinggi berdasarkan konsentrasi maksimal dan nilai ambang batasnya(baku mutu) Dalam penentuan parameter kontaminan yang kemudianakan mewakili untuk dianalisis memerlukan evaluasi lanjutan untukmengetahui konsentrasi mobilitas di lingkungan badan air danmasalah ndash masalah lainnya untuk itu perlu dipertimbangkan hal-halsebagai berikut a Konsentrasi rata-ratab Frekuensi pemaparanc Mobilitasd Keberadaannya dalam lingkungane Zat kimia lain yang berhubungan222 Perkiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahapan kedua dalam analisis risiko adalah perkiraanpenyebaran (expossure assesment) terhadap suatu populasi yangmungkin terkena dampak Perkiraan penyebaran (expossureassesment) adalah salah satu segi dalam analisis resiko yangmenghitung besarnya level pemaparan aktual dari populasi atauindividu yang terpapar Untuk memberikan pengertian akan sumberkontaminasi hal yang harus dilakukan adalah menggambarkan sumberdan distribusi kontaminan pada lokasi dilanjutkan bagaimana zat inibisa terlepas ke lingkungan bagaimana kontaminan berpindah tempat

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 18: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

kepada manusia harta benda dan lingkungan1048766 Risiko (risk) adalah penggabungan dari akibat-akibat yangmungkin diterima dari bahaya yang telah ada terhadap manusiaSedangkan pengertian bahaya (hazard) dan risiko (risk) menurut MLRichardson (1989) adalah 1048766 Bahaya (hazard) keberadaan dari materi yang berefek padasistem kehidupan seperti manusia hewan atau lingkungan yangterpapar1048766 Risiko (risk) adalah akibat yang terjadi atau diperkirakan akanterjadi karena adanya bahaya yang terpapar pada populasi dalamdosis atau konsentrasi tertentu Risiko ini menggambarkanfrekuensi dan intensitas dari bahaya kepada populasi yangterpaparRisiko adalah konsep yang didasarkan pada probabilitasProbabilitas diukur dalam skala 0 sampai 1 Nilai mendekati 0 berartikemungkinan kejadian sangat kecil dan nilai mendekati 1 berartikemungkinan terjadinya besar (Richardson 1989) Menurut Richard JWatts (1997) definisi dari resiko yang berkaitan dengan keberadaanlimbah berbahaya adalah kemungkinan masuknya bahaya yangberasal dari limbah bahan berbahaya yang berefek pada kesehatanmanusia ekologi dan lingkunganDalam analisis risiko ada 2 (dua) jenis risiko yang harusdiperhitungkan yaitu resiko awal (background risk) dan risiko tambahan(incremental risk) Risiko awal adalah resiko yang diterima olehpopulasi tanpa adanya senyawa kimia berbahaya di lokasi yang akandianalisa sedangkan resiko tambahan adalah besarnya risiko yangditerima karena adanya zat kimia berbahaya di dalam lingkungan Totalrisiko adalah penjumlahan antara resiko awal dan risiko tambahan(Watts 1997)Risiko dapat dirumuskan apabila terdapat 1 Bahaya (hazard)2 Jalan perpindahan (pathway) yaitu dengan apa efek bahaya dapatberpindah3 Target receptor yaitu penerima yang terkena efek bahayaRantai sebab akibat dapat digambarkan sebagai berikut Hazard Pathway Target ReceptorDalam analisa risiko ada empat langkah yang yang harusdilakukan untuk mengetahui besarnya risiko yaitu 1 Hazard Identification meliputi identifikasi keberadaan zat kimiaberbahaya di sumber dan karakteristiknya (analisis sumberpencemar)2 Exposure Assesment meliputi bagaimana zat berbahaya tersebutberpindah ke reseptor dan jumlah intake yang diambil (analisis jalurperpindahan)3 Toxicity Assesment meliputi indikasi numerik dari tingkat toksisitasuntuk menghitung besarnya risiko (analisis reseptor)

4 Risk Characterization meliputi penentuan jumlah risiko secaranumerik dan ketidakpastian dari perkiraan tersebut (Watts 1997)212 Tujuan Analisis Resiko LingkunganAnalisis risiko digunakan untuk mengetahui besarnya risiko yangkemudian digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusandalam manajemen risiko Dalam pengelolaan limbah B3 analisis resikomenyediakan informasi guna dapat memilih dan memutuskanpengolahan dan pembuangan limbah secara tepat remidiasi lahanterkontaminasi minimalisasi produksi limbah penentuan lokasi danpengembangan prodik-produk baru Dalam analisis risiko perluditekankan dan diperhatikan bahwa perkiraan risiko adalah salah satusumber informasi dan banyak faktor lain yang mempengaruhipengambilan keputusan seperti adanya campur tangan politik ekonomisosial dan faktor-faktor lainnya (LaGrega 2001)Informasi dari hasil analisis risiko digunakan dalam prosesmanajemen risiko dalam mempersiapkan pengambilan keputusandalam rangka perlindungan ekosistem lingkungan (wwwepagovirisIntegrated Risk Information System) Contoh dari penerapanmanajemen risiko adalah dalam pengambilan keputusan berapabanyak parameter kontaminan yang diperbolehkan dibuang ke badanairBeberapa tujuan dalam analisis risiko yaitu 1 Untuk memperkirakan batasan atau akibat dari kejadian terburukyang mungkin terjadi dengan atau tanpa perkiraan2 Untuk membantu dalam penentuan peraturan dan kebijakan3 Untuk memperkirakan besarnya risiko yang masih bisa diterima26 Tahapan Analisis Risiko Lingkungan221 Identifikasi Zat Berbahaya (Hazard Identification)Identifikasi bahaya atau hazard identification adalah langkahpertama yang dilakukan dalam analisis risiko Identifikasi bahaya perludilakukan karena tidak mungkin untuk menganalisa semua zat kimiayang ada di dalam suatu daerah yang tercemar Dengan dilakukannyaidentifikasi bahaya dapat diketahui bahaya paling potensial yang harusdipertimbangkan atau mewakili risiko yang mendesak Dalam analisisrisiko diperlukan data-data yang jelas dan zat kontaminan apa yangterdapat dalam lokasi yang tercemar konsentrasi luasan distribusi danbagaimana kontaminan berpindah ke reseptor potensial di sekitarlokasi Data-data yang diperlukan dalam identifikasi bahaya adalahsebagai berikut 1 Sejarah lokasi2 Tataguna lahan3 Tingkat pencemaran dalam media (air tanah air permukaan udara)4 Karakteristik lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadan dantransportasi zat kimia kontaminan tersebut antara lain datahidrogeologi topografi dan geologi5 Pengaruh yang potensial terhadap populasi

Di lahan yang tercemar mungkin terdapat banyak zatkontaminan apabila semua zat tersebut diamati maka data yang perludiolah akan menjadi terlalu banyak dan tidak realistis Untuk itudiperlukan suatu screening (penyaringan) terhadap zat kimia tersebutuntuk mengetahui bahan kimia yang spesifik yang paling dikawatirkandan diharapkan dapat mewakili semua zat kimia yang terdeteksi padalokasi Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah dari bahan kimiayang harus dijadikan model pada analisis dan menjadi fokus usahapengendalianSecara toksikologi dalam memilih zat kimia yang akan dianalisisdidasari pertimbangan sebagai berikut 1 Paling bersifat toksik menetap dan dapat berpindah-pindahtempat2 Paling umum dan merata keberadaanya baik secara konsentrasidan distribusi (LaGrega2001)Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk memilih zat kimiayang terdeteksi di lokasi dimulai dengan pemilihan awal yang dilakukandengan cara sebagai berikut1 Memilih media kontaminasi yang akan diteliti ( mis air permukaan)2 Mentabulasikan semua zat kontaminan yang terdeteksi di dalamlokasi baik rata-rata maupun batasan konsentrasi yang ditemukandi lokasi3 Mengidentifikasikan bahaya parameter kontaminanPerangkingan nilai kebahayaan berdasarkan skor rankingmenunjukkan parameter kontaminan mana yang memiliki nilai bahayatertinggi berdasarkan konsentrasi maksimal dan nilai ambang batasnya(baku mutu) Dalam penentuan parameter kontaminan yang kemudianakan mewakili untuk dianalisis memerlukan evaluasi lanjutan untukmengetahui konsentrasi mobilitas di lingkungan badan air danmasalah ndash masalah lainnya untuk itu perlu dipertimbangkan hal-halsebagai berikut a Konsentrasi rata-ratab Frekuensi pemaparanc Mobilitasd Keberadaannya dalam lingkungane Zat kimia lain yang berhubungan222 Perkiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahapan kedua dalam analisis risiko adalah perkiraanpenyebaran (expossure assesment) terhadap suatu populasi yangmungkin terkena dampak Perkiraan penyebaran (expossureassesment) adalah salah satu segi dalam analisis resiko yangmenghitung besarnya level pemaparan aktual dari populasi atauindividu yang terpapar Untuk memberikan pengertian akan sumberkontaminasi hal yang harus dilakukan adalah menggambarkan sumberdan distribusi kontaminan pada lokasi dilanjutkan bagaimana zat inibisa terlepas ke lingkungan bagaimana kontaminan berpindah tempat

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 19: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

4 Risk Characterization meliputi penentuan jumlah risiko secaranumerik dan ketidakpastian dari perkiraan tersebut (Watts 1997)212 Tujuan Analisis Resiko LingkunganAnalisis risiko digunakan untuk mengetahui besarnya risiko yangkemudian digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusandalam manajemen risiko Dalam pengelolaan limbah B3 analisis resikomenyediakan informasi guna dapat memilih dan memutuskanpengolahan dan pembuangan limbah secara tepat remidiasi lahanterkontaminasi minimalisasi produksi limbah penentuan lokasi danpengembangan prodik-produk baru Dalam analisis risiko perluditekankan dan diperhatikan bahwa perkiraan risiko adalah salah satusumber informasi dan banyak faktor lain yang mempengaruhipengambilan keputusan seperti adanya campur tangan politik ekonomisosial dan faktor-faktor lainnya (LaGrega 2001)Informasi dari hasil analisis risiko digunakan dalam prosesmanajemen risiko dalam mempersiapkan pengambilan keputusandalam rangka perlindungan ekosistem lingkungan (wwwepagovirisIntegrated Risk Information System) Contoh dari penerapanmanajemen risiko adalah dalam pengambilan keputusan berapabanyak parameter kontaminan yang diperbolehkan dibuang ke badanairBeberapa tujuan dalam analisis risiko yaitu 1 Untuk memperkirakan batasan atau akibat dari kejadian terburukyang mungkin terjadi dengan atau tanpa perkiraan2 Untuk membantu dalam penentuan peraturan dan kebijakan3 Untuk memperkirakan besarnya risiko yang masih bisa diterima26 Tahapan Analisis Risiko Lingkungan221 Identifikasi Zat Berbahaya (Hazard Identification)Identifikasi bahaya atau hazard identification adalah langkahpertama yang dilakukan dalam analisis risiko Identifikasi bahaya perludilakukan karena tidak mungkin untuk menganalisa semua zat kimiayang ada di dalam suatu daerah yang tercemar Dengan dilakukannyaidentifikasi bahaya dapat diketahui bahaya paling potensial yang harusdipertimbangkan atau mewakili risiko yang mendesak Dalam analisisrisiko diperlukan data-data yang jelas dan zat kontaminan apa yangterdapat dalam lokasi yang tercemar konsentrasi luasan distribusi danbagaimana kontaminan berpindah ke reseptor potensial di sekitarlokasi Data-data yang diperlukan dalam identifikasi bahaya adalahsebagai berikut 1 Sejarah lokasi2 Tataguna lahan3 Tingkat pencemaran dalam media (air tanah air permukaan udara)4 Karakteristik lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadan dantransportasi zat kimia kontaminan tersebut antara lain datahidrogeologi topografi dan geologi5 Pengaruh yang potensial terhadap populasi

Di lahan yang tercemar mungkin terdapat banyak zatkontaminan apabila semua zat tersebut diamati maka data yang perludiolah akan menjadi terlalu banyak dan tidak realistis Untuk itudiperlukan suatu screening (penyaringan) terhadap zat kimia tersebutuntuk mengetahui bahan kimia yang spesifik yang paling dikawatirkandan diharapkan dapat mewakili semua zat kimia yang terdeteksi padalokasi Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah dari bahan kimiayang harus dijadikan model pada analisis dan menjadi fokus usahapengendalianSecara toksikologi dalam memilih zat kimia yang akan dianalisisdidasari pertimbangan sebagai berikut 1 Paling bersifat toksik menetap dan dapat berpindah-pindahtempat2 Paling umum dan merata keberadaanya baik secara konsentrasidan distribusi (LaGrega2001)Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk memilih zat kimiayang terdeteksi di lokasi dimulai dengan pemilihan awal yang dilakukandengan cara sebagai berikut1 Memilih media kontaminasi yang akan diteliti ( mis air permukaan)2 Mentabulasikan semua zat kontaminan yang terdeteksi di dalamlokasi baik rata-rata maupun batasan konsentrasi yang ditemukandi lokasi3 Mengidentifikasikan bahaya parameter kontaminanPerangkingan nilai kebahayaan berdasarkan skor rankingmenunjukkan parameter kontaminan mana yang memiliki nilai bahayatertinggi berdasarkan konsentrasi maksimal dan nilai ambang batasnya(baku mutu) Dalam penentuan parameter kontaminan yang kemudianakan mewakili untuk dianalisis memerlukan evaluasi lanjutan untukmengetahui konsentrasi mobilitas di lingkungan badan air danmasalah ndash masalah lainnya untuk itu perlu dipertimbangkan hal-halsebagai berikut a Konsentrasi rata-ratab Frekuensi pemaparanc Mobilitasd Keberadaannya dalam lingkungane Zat kimia lain yang berhubungan222 Perkiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahapan kedua dalam analisis risiko adalah perkiraanpenyebaran (expossure assesment) terhadap suatu populasi yangmungkin terkena dampak Perkiraan penyebaran (expossureassesment) adalah salah satu segi dalam analisis resiko yangmenghitung besarnya level pemaparan aktual dari populasi atauindividu yang terpapar Untuk memberikan pengertian akan sumberkontaminasi hal yang harus dilakukan adalah menggambarkan sumberdan distribusi kontaminan pada lokasi dilanjutkan bagaimana zat inibisa terlepas ke lingkungan bagaimana kontaminan berpindah tempat

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 20: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

Di lahan yang tercemar mungkin terdapat banyak zatkontaminan apabila semua zat tersebut diamati maka data yang perludiolah akan menjadi terlalu banyak dan tidak realistis Untuk itudiperlukan suatu screening (penyaringan) terhadap zat kimia tersebutuntuk mengetahui bahan kimia yang spesifik yang paling dikawatirkandan diharapkan dapat mewakili semua zat kimia yang terdeteksi padalokasi Tujuannya adalah untuk memperkecil jumlah dari bahan kimiayang harus dijadikan model pada analisis dan menjadi fokus usahapengendalianSecara toksikologi dalam memilih zat kimia yang akan dianalisisdidasari pertimbangan sebagai berikut 1 Paling bersifat toksik menetap dan dapat berpindah-pindahtempat2 Paling umum dan merata keberadaanya baik secara konsentrasidan distribusi (LaGrega2001)Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk memilih zat kimiayang terdeteksi di lokasi dimulai dengan pemilihan awal yang dilakukandengan cara sebagai berikut1 Memilih media kontaminasi yang akan diteliti ( mis air permukaan)2 Mentabulasikan semua zat kontaminan yang terdeteksi di dalamlokasi baik rata-rata maupun batasan konsentrasi yang ditemukandi lokasi3 Mengidentifikasikan bahaya parameter kontaminanPerangkingan nilai kebahayaan berdasarkan skor rankingmenunjukkan parameter kontaminan mana yang memiliki nilai bahayatertinggi berdasarkan konsentrasi maksimal dan nilai ambang batasnya(baku mutu) Dalam penentuan parameter kontaminan yang kemudianakan mewakili untuk dianalisis memerlukan evaluasi lanjutan untukmengetahui konsentrasi mobilitas di lingkungan badan air danmasalah ndash masalah lainnya untuk itu perlu dipertimbangkan hal-halsebagai berikut a Konsentrasi rata-ratab Frekuensi pemaparanc Mobilitasd Keberadaannya dalam lingkungane Zat kimia lain yang berhubungan222 Perkiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahapan kedua dalam analisis risiko adalah perkiraanpenyebaran (expossure assesment) terhadap suatu populasi yangmungkin terkena dampak Perkiraan penyebaran (expossureassesment) adalah salah satu segi dalam analisis resiko yangmenghitung besarnya level pemaparan aktual dari populasi atauindividu yang terpapar Untuk memberikan pengertian akan sumberkontaminasi hal yang harus dilakukan adalah menggambarkan sumberdan distribusi kontaminan pada lokasi dilanjutkan bagaimana zat inibisa terlepas ke lingkungan bagaimana kontaminan berpindah tempat

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 21: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

dan dan reseptor potensial yang mungkin terkena (LaGrega2001)Menurut Ricard J Watts (1997) pemaparan (exposure) adalahkontak dari organisme seperti manusia dan spesies lain dengankontaminan Tujuan dari perkiraan penyebaran (expossure assesment)adalah memperkirakan jumlah konsentrasi kontaminan dan dosisnya kepopulasi yang terkena risiko Hal awal yang dilakukan dalam expossureassesment adalah 1 Identifikasi ekosistem potensial yang terpapar2 Identifikasi jalur penyebaran potensial3 Perkiraan konsentrasi4 Perkiraan dosis intakeTingkat pemaparan diukur berdasarkan pada frekuensi dandurasi pemaparan pada media seperti tanah air udara atau makananTingkat pemaparan suatu kontaminan tergantung pada konsentrasiawal dari suatu kontaminan penyebaran dan pengencerannya padamedia udara air tanah maupun makanan Reaksi kimia yang terjadidalam media dimungkinkan dapat menyebabkan cemaran menjadi lebihberbahaya atau tingkat bahayanya dapat berkurang dari senyawaaslinya Konsentrasi dari zat kimia yang menyebar dapat diperkirakandengan data hasil sampling dan dengan model transport Dalamperkiraan persebaran terdapat rantai peristiwa yang salingberhubungan Rantai persebaran ini dinyatakan sebagai rute ataupathwayDalam rantai persebaran terdapat elemen-elemen yang menjadi bagiandari analisis perpindahan (La Grega2001) yaitu 1 Sumber2 Mekanisme pelepasan zat kimia misalnya dengan perlindian3 Mekanisme transport misalnya melalui aliran permuakaan4 Mekanisme transfer misalnya dengan absorbsi5 Mekanisme transformasi misalnya dengan biodegradasi6 Titik persebaran misalnya pada semburan Lumpur panas Lapindo7 Reseptor misalnya biota air permukaan8 Rute persebaranPelepasan zat kimia kontaminan dari lokasi semburan Lumpurpanas Lapindo merupakan proses alamiah yang menyebar kelingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi topografi setempatMekanisme transfer dan transformasi dari senyawa kimia yangmempengaruhi lingkungan dapat dilihat pada tabel 22 dibawah iniTabel 22Mekanisme Transfer Dan Transformasi Senyawa KimiaMedia Mekanisme perubahanTransfer TransformasiAir Penguapan BiodegradasiAdsorbsi Degradasi fotokimiaTanah Diserap oleh tumbuhanTerlarut air hujan

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 22: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

BiodegradasiAtmosfir Terbilas hujanPengendapan secaragaravitasiOksidasi oleh ozonSumber LaGrega2001223 Perkiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Perkiraan daya racun atau toxicity assesment adalah tahap ketiga dari analisis risiko Pada tahap ini dijelaskan tentang tingkattoksisitas dari suatu zat kimia Hasilnya berupa konstanta matematisyang akan dimasukkan ke dalam persamaan yang digunakan untukmenghitung besarnya risikoDalam membuat perhitungan konstanta matematis untukmenghitung risiko harus dipertimbangkan dan dianalisis adanyaketidakpastian akan angka-angka yang dihasilkan dan menjelaskanbagaimana ketidakpastian ini dapat mempengaruhi perhitungan risiko224 Karakterisasi Risiko (Risk Characterization)Karakterisasi risiko atau risk characterization adalah tahapanterakhir dari analisis risiko Risiko dapat diterima jika tingkat bahayaatau hazard indeksnya lebih kecil dari satu Apabila sebuah pemaparanterdapat lebih dari satu macam zat kimia dan indeksnya harus dijumlahuntuk tiap-tiap senyawa kimia tersebut Setelah diperhitungkan dandiketahui besarnya risiko pembuangan pencemar diharapkan dapatdiambil keputusan yang terbaik (manajemen risiko) dalam rangkaperlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakatKarakterisasi risiko lingkungan dihitung dengan menggunakanmetode hasil bagi (quotent) atau metode rasio (Cockerham 1994)Metode ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi bahanberbahaya yang ditemukan di lingkungan dengan konsentrasi bahanberbahaya bagi target paparan (endpoint) untuk bahan berbahaya yangsamaKonsentrasi bahan berbahaya di lingkunganH =Konsentrasi bahan berbahaya bagi target sasaranDimana H = indeks rasio kebahayaan (hazard index)Dimana kriteria kebahayaan (risiko) dari nilai H sebagaimanadisebutkan dalam tabel berikut Tabel 23 Kriteria RisikoH Risikogt 1 Sangat berisiko= 1 Risiko potensial menengahlt1 Risiko rendahSumber Landis 1999

BAB 3

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 23: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

METODE PENELITIAN31 Rancangan PenelitianKejadian semburan Lumpur panas Lapindo ini telah menimbulkandampak di hampir semua sektor kehidupan sehingga mengancamkeberlanjutan dari kehidupan masyarakat di daerah sekitar semburan Dalamaspek lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh aliran Lumpur tersebut telahmenimbulkan kerugian yang sangat besar secara nyata Namun secarakeilmuan perlu diperhitungkan risiko yang akan terjadi di masa mendatangkhususnya terhadap ekosistem biota perairan karena aliran air Lumpur kedalam Sungai Porong dan Sungai AlooPada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi kasus(action research) yang masih sedang berlangsung yang melakukanpengamatan dan analisis mendalam terhadap konsentrasi dan kandungan airLumpur yang mengalir ke badan air melalui perhitungan teoritis mengenairisiko lingkungan (ecological risk assessment) sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan manajemen risiko selanjutnyaKerangka berpikir penelitian diawali dari fenomena lingkunganyang terjadi akibat semburan Lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc Sidoarjodan hasil analisis kualitas Lumpur panas serta karakteristik parameterdominan yang dikandung sebagai obyek penelitian Kemudian dikaitkandengan hasil analisis kualitas air badan air Sungai Porong dan Sungai Alooyang dialiri oleh air Lumpur tersebut Selanjutkan dilakukan analisis resikolingkungan khususnya dampak air badan air terhadap ekosistem biotaperairan berdasarkan teori analisis risiko lingkungan (ecological riskassessment) yang didapatkan dari hasil studi literatur yang adaUntuk dapat mempermudah dan memahami kerangka berpikirtersebut maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut Gambar 31 Diagram alir penelitian32 Ruang Lingkupa Tabulasi konsentrasi maksimumzat kontaminan (C max)b Prakiraan Daya Racun berdasarkanLC50 organisme terpapar danketentuan PP 822001 parameterkualitas PhenolAnalisis laboratoriumlingkungan PU BinaMarga Jatim uji Phenoldg metode colorimetrikSNI 06-2469-1991Permasalahan a Apakah terdapat kandungan phenol di sepanjang ruas SungaiPorong dan Sungai Aloo b Apakah kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo menimbulkan risiko terhadaplingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo - Pembuanganair lumpur ke

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 24: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

Sungai Porongdan SungaiAloo- Data hasilkualitasLumpur panasAnalisis Risiko LingkunganHipotesisbull Terdapat kandungan phenol di sepanjang aliran sungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri air Lumpur panasLapindobull Kandungan Phenol dalam aliran air Lumpur Lapindo keSungai Porong dan Sungai Aloo secara signifikan akanmenimbulkan risiko terhadap lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai AlooPengambilan samplingair badan air denganmetode grab sesaatpada 19 titik samplingsejak Oktober 2006 sdMaret 2007Manajemen Risiko Rekomendasi tindak lanjutpengendalian lingkunganSungai Porong dan Sungai AlooPenilaian Risiko(Risk Characterization)Mengingat keterbatasan waktu tenaga dan dana serta luasanareal yang terkena dampak maka penelitian ini dibatasi pada perhitungananalisis risiko lingkungan akibat aliran Lumpur panas ke badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo khususnya terhadap parameter kualitas air yangdapat membahayakan ekosistem di sekitar semburan Lumpur panas yaituparameter kimia organic PhenolBerdasarkan permasalahan yang ada maka dalam penelitian inidipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut a Pengaliran air lumpur ke badan air adalah kontinu mengingat penelitian inibersifat studi kasus yang sedang berlangsung sehingga apabila padakenyataan di lapangan terdapat fluktuasi debit air Lumpur yang dibuang kebadan air dampak atau resikonya akan tetap sama karena kualitas airLumpur adalah tetap dan hanya berbeda debit alirannyab Penggunaan data sekunder mengenai kondisi rona lingkungan awal baikyang berasal dari Dokumen UKLUPL Kegiatan PT Lapindo Brantas Incdan data hasil pemantauan kualitas air Sungai Porong oleh BAPEDALPropinsi Jawa Timur sebelum kejadian semburan Lumpur adalah akuratdan dapat dijadikan acuan serta sebagai tambahan data primer untukkepentingan penelitian iniRuang lingkup penelitian ini meliputi a Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (action research) di bidangManajemen Ilmu Lingkungan yang menitikberatkan pada Analisis RisikoLingkungan

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 25: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

b Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 6 (enam) bulan sejakOktober 2006 sd Maret 2007c Ruang Lingkup Lokasi Penelitian dilaksanakan pada Sungai Porong dan Sungai AlooKecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur di dekatlokasi semburan Lumpur panas akibat aktifitas kegiatan PT LapindoBrantas Inc yang terdiri dari 19 lokasi pemantauan yang telah ditetapkanoleh Tim Nasional Pengendalian Lumpur Bidang PengendalianLingkungan berdasarkan pertimbangan arah sebaran air Lumpur yangterjadi secara topografi yaitu No Lokasi Koordinat1 Kali Penatar Sewu Jemb Ketapang(AKB1)S 07030398E 1120422812 Kali Penatar Sewu Jemb Gempol Sari(AKB2)S 07031018E 1120435623 Kali Penatar Sewu Jemb Penatar Sewu(AKA1)S 07031030E 1120444594 Sal Penatar Sewu PertambakanPenatar Sewu (AKA2)S 07031175E 112045375 Muara Kali Aloo (AKA3) S 07029311E 1120492266 Kali Porong Dam Pejarakan (ASP 1) S 07032404E 1120422567 Kali Porong Jemb Tol (ASP2) S 07032440E 1120431798 Kali Porong Tambangan Permisan(ASP3)S 07032361E 112044437No Lokasi Koordinat9 Kali Porong Desa Bangunsari I (ASP4) S 0703232 E 11204621810 Kali Porong Desa Bangunsari II (ASP5) S 07032326E 11204740711 Kali Porong Desa Tanjung Sari (ASP6) S 07031561E 11205008012 Anak Kali Porong I (ASP7) S 07032233E 11205101113 Muara Kali Porong I (ASP8) S 07032199E 112052348ASP-1 ASP-2ASP-3 ASP-4 ASP-5

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 26: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

ASP-6ASP-7ASP-9ASP-8ASI-1 ASP-10ASI-2ASI-3AKA-1AKB-1 AKA-2ASI-4 AKB-2AKA-314 Anak Kali Porong II (ASP9) S 07033157E 11205051715 Muara Kali Porong II (ASP10) S 07033423E 11205234516 Kanal Porong Jemb Kereta Api (ASI1) S 07032387E 11204158417 Kanal Porong Desa Keboguyang (ASI2) S 07032388E 1120434718 Sal Irigasi Porong Depan SLTPN 2Jabon ASI3)S 07032222E 11204431119 Sal Irigasi Kedung Bendo Jemb UtaraPerum Tas Kedung Bendo (ASI4 )S 07030591E 112043214Gambar 32 Peta titik sampling kualitas air badan aird Ruang Lingkup Parameter Materi penelitian adalah analisis kualitas air Sungai Porong dan SungaiAloo di dekat lokasi semburan Lumpur panas Lapindo di KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur sesuai ketentuan baku mutu dalamPeraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kelas III denganparameter yang dipilih yaitu parameter kimia organic yaitu Phenol Totaldengan pertimbangan bahwa phenol merupakan senyawa kimiaberbahaya yang ditemukan di dalam kandungan air Lumpur tersebutsebelum dialirkan ke sungaie Ruang Lingkup Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatansecara kuantitatif dimana dilakukan analisis mendalam terhadap kualitasair badan air yang dialiri oleh fluida Lumpur panas Lapindo dimanadengan menggunakan instrument analisis risiko dapat diketahuikarakteristik kebahayaan dari kandungan phenol dalam air Lumpur yangmengalir ke Sungai Porong dan Sungai Aloo dalam kaitannyamempengaruhi peruntukan sungai tersebut33 Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagaiberikut341 Data PrimerData primer yang digunakan adalah hasil analisis kualitas airSungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur lapindo didekat lokasi semburan dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 27: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

dianggap sebagai obyek penelitian sebagaimana tersebut dalam lingkuppenelitianPengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampleair badan air yang mengandung air Lumpur pada lokasi penelitian sesuaidengan tupoksi Tim Nasional Pengendalian Lumpur selama kurun waktu 6(enam) bulan dalam Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 sejakSeptember 2006 sd Maret 2007Sampel air tersebut diujikan pada Laboratorium LingkunganRujukan Gubernur Jawa Timur berdasarkan SK Gub Nomor 183 TahunTahun 2005 tentang Penunjukan Laboratorium Uji Kualitas Air DinasPekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur Kualitas Phenol diujidengan metode kolorimetrik sesuai SNI 06-2469-1991342 Data SekunderData sekunder yang digunakan adalah berupa data rona awallokasi sebelum terjadi bencana semburan Lumpur panas Lapindo petalokasi bencana foto-foto udara pemberitaan dan kajian pengamatlingkungan terhadap fenomena semburan Lumpur panas di media sertahasil analisa kualitas Lumpur tersebutPengumpulan data sekunder berasal dari Dokumen UKLUPL PTLapinso Brantas Inc Buku Hasil Studi Rona Lingkungan Awal SemburanLumpur Porong tahun 2006 Buku Putih Lusi KLH 2006 makalah danpenelusuran data melalui media internet terkait dengan berita semburanLumpur Porong34 Metode Analisis dan Evaluasi DataData hasil analisa kualitas badan air yang dialiri air Lumpur pada19 titik sampling disusun dengan menggunakan metode analisis kualitatifdalam rangkaian tahapan analisis risikoa Identifikasi risiko (hazard identification)Tabulasi konsentrasi zat kontaminan Phenol (C max) dari hasil analisalaboratorium kualitas air pada 19 titik sampling badan air yang dialiri airlumpur Lapindo di Porong Sidoarjo selama kurun waktu 6 (enam) bulansejak Bulan September 2006 sampai Maret 2007b Prakiraan penyebaran (Exposure Assessment)Memperkirakan penyebaran kontaminan pada media pencemar (sungai)dan potensi risiko mencemari lingkungan perairan berdasarkan nilaiambang batas parameter kualitas air sesuai PP 822001 Sungai Kelas IIIDalam tahap ini dilakukan identifikasi sumber pencemar dan distribusicemaran kemudian dilakukan analisis bagaimana cemaran tersebut dapatberpindah tempat ke arah reseptor yang potensialc Prakiraan daya racun (Toxicity assessment)Memperkirakan tingkat toksisitas dari zat kontaminan dengan mengacupada besarankonsentrasi toksik kontaminan terhadap lingkungan yangterpapar maupun terhadap besaran baku mutu konsentrasi yangdibolehkand Prakiraan Resiko melalui Penilaian Karakterisasi ResikoMemperkirakan besaran risiko yang diterima oleh lingkungan Risiko

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 28: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

dapat diterima jika tingkat bahaya atau hazard indeksnya lebih kecil darisatue Manajemen RisikoSetelah diperhitungkan dan diketahui besarnya risiko pembuangankontaminan yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dengan metodeanalisis kualitatif disusun alternatif manajemen risiko dalam rangkaperlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN41 Identifikasi Risiko (Hazard Identification)Tahap pertama di dalam analisis risiko adalah identifikasi sumbersumberbahaya yang ada di dalam lokasi studi Sumber bahaya yang akandiidentifikasi adalah semburan Lumpur panas Lapindo di Kecamatan PorongKabupaten Sidoarjo Identifikasi bahaya yang dilakukan meliputi identifikasilokasi studi dan identifikasi zat berbahaya yang terdapat dalam air Lumpurpanas411 Identifikasi Lokasi StudiPenelitian ini berlokasi pada badan sungai Porong di KecamatanPorong dan Sungai Aloo di Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo yang dialiri oleh air Lumpur panas Lapindo Adapun desadesayang dilewati oleh aliran air Lumpur Sungai Aloo adalah DesaGempolsari Desa Kalidawir dan Desa Penatarsewu Sedangkandesa-desa yang dialiri Sungai Porong yang mengandung air Lumpuradalah Desa Pejarakan Keboguyang dan PermisanGambar 41 Lokasi Studi412 Identifikasi Zat BerbahayaDalam penelitian ini sumber dari zat berbahaya yang mengalir keSungai Porong dan Sungai Aloo berasal dari semburan Lumpurpanas Lapindo di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yangberada pada lokasi sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik kegiatanpengeboran PT Lapindo Brantas Inc yang hingga saat ini masihbelum dapat dihentikanSejak kasus semburan Lumpur panas ini muncul telah dilakukan ujikandungan air Lumpur oleh berbagai pihak antara lain juga olehPemerintah Propinsi Jawa Timur melalui tugas pokok dan fungsi dariBAPEDAL Propinsi Jawa Timur dimana berdasarkan uji kualitas airLumpur pada bulan Juni dan Juli 2007 oleh BAPEDAL Propinsi JawaTimur pada Laboratorium lingkungan PU Bina Marga Propinsi JawaTimur sebagai gambaran rona lingkungan awal semburan Lumpurpanas tersebut menunjukkan hasil melebihi ketentuan baku mutusesuai dengan ketentuan KepMenLH 4296 tentang baku mutulimbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi untukparameter fisika kandungan endapan dalam lumpur atau Total

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 29: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid dan (TSS) sangattinggi Untuk parameter kimia kandungan Biological OxygenDemand (BOD) dan Chemical oxygen demand (COD) yang tinggidimana parameter tersebut merupakan parameter organik atauindikator umum terjadinya pencemaran air Kandungan senyawaPhenol diketahui juga sangat tinggi (hampir 3 kali lebih besar darinilai baku mutu) yang merupakan zat kontaminan kimia organikberwarna merah muda Sedangkan kandungan logam berat sepertiseng (Zn) nikel (Ni) dan Timbal (Pb) yang terdeteksi namun masihmemenuhi baku mutuTabel 41 Hasil uji awal kualitas air Lumpur pada luberan dari pusatsemburanParameter Baku Mutu Hasil ujiTDS 4000 mglt 91350 mgltTSS 200 mglt 226100 mgltBOD 150 mglt 259 mgltCOD 300 mglt 600 mgltPhenol 2 mglt 59 mgltZn 15 mglt 045 mgltNi 05 mglt 022 mgltPb 1 mglt 023 mgltSumber Data Bapedal Prop Jatim 2006Sedangkan hasil penelitian ITS Surabaya dan Pusarpedal Jakartakarakteristik Lumpur panas Lapindo (formasi fluida) diketahui bahwahasil uji kualitas air Lumpur pada kolam utama memenuhi ketentuanbaku mutu air limbah industri dalam SK Gub 452002 gol III kecualiBOD COD Phenol Nitrit dan Salinitas (Sumber Pudjiastuti L ITSSurabaya dalam Simposium Nasional ldquoPembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut September 2006)Besarnya kandungan phenol menunjukkan bahaya atau risiko tinggiyang dapat ditimbulkan apabila terinfiltrasi ke dalam air tanah yangmerupakan sumber air sumur bagi penduduk sekitarnyaBerdasarkan identifikasi zat berbahaya tersebut diketahui bahwakandungan bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi adalahsenyawa Phenol dimana karakteristik dari senyawa Phenolmerupakan senyawa berwarna merah muda yang mudah masukdalam kulit sehat dan menimbulkan rasa terbakar Keracunan akutmenyebabkan gejala gastro-intestinal sakit perut kelainankoordinasi bibir mulut dan tenggorokan Dapat pula terjadi perforasiusus Keracunan khronis menimbulkan gejala gastro-intestinal sulitmenelan dan hipersalivasi kerusakan ginjal dan hati dan dapat puladiikuti kematian Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih berasabila air tercampur khlor Berdasarkan material safety data sheet(MSDS) dari Phenol diketahui bahwa dalam lingkungan perairankeberadaannya cukup lama dengan kemampuan biodegradasiantara 1 sd 9 hari Phenol dalam air dapat dioksidasi melalui prosesfotokimia dengan paruh waktu 19 jam Perjalanan dan pergerakan

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 30: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

phenol di lingkungan dipengaruhi oleh pH Phenol dapatterbiodegradasi oleh mikroorganisma dalam air permukaan selamakonsentrasinya tidak begitu tinggi dengan waktu kurang dari 1 hariDegradasi phenol lebih lambat dalam air laut daripada air tawarSecara alami phenol merupakan bahan kimia yang dapat terbentukdari proses dekomposisi alami bahan organik dan merupakan bahanyang terdapat dalam batu bara yang terbentuk dari proses alami daripembusukan fosil pada jaman dahulu Dengan ditemukannya kadarphenol yang tinggi menunjukkan bahwa dalam air lumpur sedangberlangsung proses dekomposisi bahan organik dan sesuai denganfenomena lumpur vulkanik mud volcano yang terjadiGambar 42 Genangan air lumpur yang berwarna merah mudamenunjukkan kandungan phenol yang cukup tinggiBerdasarkan data awal hasil uji kualitas Phenol pada formasi airLumpur sebelum dibuang ke badan air adalah sebagai berikut Tabel 42 Data awal hasil uji Phenol dalam air LumpurNO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]1 Lokasi semburan (blowout) ndash Desa Siring29052006 5612 Saluran depan TitisSampurna01062006 309NO LokasiSamplingWaktuSamplingHasil UjiPhenol[mglt]3 Belakang rumahHSholeh RT 19RW050406006 4254 40m Utara Tol Gempol-Porong04062006 3375 Parit +100m dari SumurBJP108062006 3326 Luberan lumpur ke

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 31: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

Saluran Siring09062006 4107 Luberan lumpur keSaluran Jatirejo09062006 4938 Luberan lumpur keSaluran Renokenongo09062006 4489 Luberan lumpur keSawah (Kantong Lumpur)09062006 590Sumber Data Bapedal Propinsi Jawa Timur 2006Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa kandungan Phenolyang terdeteksi diketahui melebihi ketentuan baku mutu Phenoluntuk kegiatan kegiatan minyak dan gas serta panas bumiberdasarkan KepMenLH No421996 Lamp II sebesar 2 mglt Hal inimenunjukkan bahwa adanya resiko yang dapat ditimbulkan olehkeberadaan senyawa Phenol terhadap lingkungan sekitarnyaDengan adanya pengaliran air Lumpur ke dalam badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo perlu diprakirakan resiko dari kandunganphenol tersebut terhadap lingkungan badan air terkait dengan bakumutu sungai yang berlaku di dalam PP 82200142 Prakiraan Penyebaran (Exposure Assessment)Tahap kedua dalam analisis risiko adalah memperkirakanpersebaran kontaminan air Lumpur pada media pencemar badan air danpotensi risiko mencemari lingkungan perairan Pada tahap ini dilakukananalisis bagaimana zat kontaminan Phenol yang dikandung oleh aliran airLumpur tersebut dapat berpindah tempat421 Identifikasi Lingkungan Potensial Yang TerpaparLingkungan potensial yang terpapar zat kontaminan Phenol yangdikandung oleh air Lumpur adalah lingkungan badan air SungaiPorong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh air Lumpur dengan tujuandiarahkan menuju ke laut (Selat Madura) untuk menjaminkeselamatan manusia dan infrastruktur di sekitar semburan LumpurpanasPada Sungai Porong input air Lumpur berada setelah Dam pejarakan(SP1) dan sebelum jembatan Tol (SP2) Sedangkan pada SungaiAloo input air lumpur terletak setelah jembatan Ketapang (KB1) dansebelum jembatan Gempol Sari (KB2)422 Identifikasi Jalur Penyebaran PotensialJalur penyebaran potensial zat kontaminan Phenol merupakan jaluraliran air Sungai Porong dan Sungai Aloo setelah mendapat input airlumpur yang berasal dari kolam penahan tanggul lumpurPenelitian kualitas air badan air tersebut dilakukan pada 19 lokasititik sampling dimana 10 titik pada Sungai Porong 4 titik padasaluran irigasi dan 5 titik pada Sungai Aloo dengan pertimbangan

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 32: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

bahwa aliran terbanyak adalah ke Sungai Porong dan aliran yangmenuju ke Sungai Aloo lebih dikarenakan topografi yang mengarahke utara sehingga debit air Lumpur yang besar menyebabkanluberan ke arah Sungai Aloo Rincian dari lokasi penelitian air badanair tersebut adalah sebagai berikut 1048766 Sungai Porong Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai PorongKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSP1 Dam Pejarakan S 07032404 E 112042256Input air lumpurSP2 Jembatan Tol S 07032440 E 112043179SP3 TambanganPermisanS 07032361 E 112044437SP4 Desa Bangunsari 1 S 0703232 E 112046218SP5 Desa Bangunsari 2 S 07032326 E 112047407SP6 Depan DeltaSungai PorongS 07031561 E 112050080SP7 Anak SungaiPorong 1S 07032233 E 112051011SP8 Muara AnakSungai Porong 1S 07032199 E 112052348SP9 Anak SungaiPorong 2S 07033423 E 112052345SP10 Muara AnakSungai Porong 2S 07033157 E 112050517Aliran air Lumpur dari pond (5)menuju ke Kali PorongSemburan Lumpur panas Lapindoditampung dalam pond-pond tanggul penanahanSaluran air Lumpur dari Pondmenuju ke Kali PorongPembuangan air Lumpur ke SungaiPorongTemuan beberapa ikan mati di tepiSungai Porong setelah mendapatinput air lumpurAliran Sungai Porong yangmengandung lumpur mengalir

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 33: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

menuju lautGambar 43 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai PorongDam Pejarakan (SP1) yang Saluran Jembatan Kereta Apimerupakan sumber air irigasi Porong (Sl2) yang dialiri air sungaiPorong sebelum input air lumpurSaluran Samping SMPN2 Jabon(Sl3)Saluran Irigasi Keboguyang yangmendapat aliran dari Sl2Saluran irigasi Kedung Bendo (Sl4)yang telah mengandung air lumpurAir lumpur pada Pond mengalir kesaluran irigasi Kedung BendoGambar 44 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Saluran Irigasi1048766 Saluran Irigasi Tabel 43 Jalur penyebaran air Lumpur di Saluran IrigasiKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTSI1 Dekat JembatanKereta Api PorongS 07032387 E 112041584Input air lumpurSI2 SaI Keboguyang S 07032388 E 11204347SI3 Samping SMPN 2JabonS 07032222 E 112044311SI4 Saluran Kedung S 07030591 E 112043214Bendo1048766 Sungai Aloo Tabel 44 Jalur penyebaran air Lumpur di Sungai AlooKODE DESKRIPSI KOORDINATLOKASI LS BTKB1 Kali Penatar SewuJemb KetapangS 07030398 E 112042281Input air lumpurKB2 Kali Penatar SewuJemb Gempol SariS 07031018 E 112043562KA1 Jembatan PenatarSewuS 07031030 E 112044459KA2 PertambakanPenatar SewuS 07031175 E 11204537KA3 Muara Kali Aloo S 07029311 E 112049226

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 34: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

Kali Penatar Sewu sebelummendapat input air lumpurSaluran irigasi Kedung bendosesudah dialiri air lumpurKali Balonggati setelah mendapat S Aloo ndash Jemb Penatar Sewualiran irigasi kd bendo dan kalipenatar sewuyang telah mengandung airlumpurMuara Sungai Aloo di SelatMadura yang mengandung airlumpurSungai Aloo yang telahmengandung air lumpurGambar 45 Jalur Pemaparan Air Lumpur ke Sungai AlooASP-1ASP-2 ASP-3 ASP-4 ASP-5ASP-6ASP-7ASP-9SP-8SP-10ASI-1ASI-3ASI-2AKA-1AKA-2AKA-3AKB-1ASI-4 AKB-2Gambar 46 Lokasi Penyebaran Aliran Air Lumpur ke Badan Air SungaiPorong dan Sungai Aloo423 Identifikasi KonsentrasiPada tahap ini dilakukan identifikasi konsentrasi Phenol pada airbadan air Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur LapindoDari hasil pengumpulan data primer didapatkan hasil sebagai berikutTabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 051006 131006 191006 021106 091106 1611061 SP1 016 0015 tt tt 0016 tt2 SP2 029 0296 0106 04672 0612 05803 SP3 048 0025 0118 01616 0392 02704 SP4 026 tt 0024 00088 0223 01905 SP5 023 tt tt tt 0257 00906 SP6 031 tt 0002 tt 0173 00307 SP7 024 tt tt tt tt tt8 SP8 016 tt tt 00147 tt tt9 SP9 018 tt tt tt 0038 tt10 SP10 01 0005 tt tt 0005 tt11 SI1 019 tt tt tt tt tt12 SI2 026 tt 2031 tt 0010 0009

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 35: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

13 SI3 028 0018 1861 00088 tt tt14 SI4 034 0005 0018 tt tt 000315 KB1 031 tt tt tt 0005 tt16 KB2 018 0005 tt 0029 tt tt17 KA1 019 0107 0001 00147 tt 000318 KA2 015 0005 0010 tt 0016 003019 KA3 02 tt tt tt tt 0030Tabel 46 Data Hasil Uji Kualitas Phenol (mgl) (Lanjutan)NO KODE WAKTU SAMPLINGTITIK 231106 301106 071206 100107 070207 0703071 SP1 tt tt 0001 007 0075 tt2 SP2 tt tt 0013 007 0003 00313 SP3 0411 tt 0001 0092 0027 00564 SP4 0090 0020 0025 0086 0113 00295 SP5 tt 0040 0019 0058 tt 00226 SP6 tt 0061 0126 tt 00277 SP7 tt 0030 0013 0005 tt 00188 SP8 tt 0040 tt 0015 0011 00329 SP9 tt 0020 0031 tt 0056 tt10 SP10 tt 0010 tt tt 004 003211 SI1 tt tt 0025 0047 0024 002312 SI2 tt tt tt 0081 0029 tt13 SI3 tt tt 0001 0075 tt 005314 SI4 tt tt 0981 0041 1461 005815 KB1 tt tt 0073 0064 tt 001916 KB2 tt 1060 1197 1843 0126 007417 KA1 tt 0130 0605 0893 tt 003218 KA2 tt 0080 0396 0668 0059 007919 KA3 tt 0080 0019 003 tt 0071Sumber Hasil Penelitian 2007Keterangan Melebihi ketentuan baku mutu PP822001 (0001 mglt)tt Tidak Terdeteksi Kualitas Phenol dari Pond 5 = 272 mglt (Oktober 2006) Kualitas Phenol dari Pond 2c = 185 mglt (Desember 2006)Pengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkut danmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengujian insitu danPengumpulan Sampel AirGambar 47 Pengambilan Sampel air badan airPengambilan sampel air badan air dilakukan dan diuji denganbantuan petugas serta sarana dari Laboratorium Lingkungan PU

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 36: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

Bina Marga Propinsi Jawa Timur setiap bulan sejak Oktober 2006sampai Maret 2007Dari hasil uji diketahui bahwa selama 6 (enam) bulan pemantauantersebut terdapat kandungan fenol di hampir semua titik danbesarnya melebihi ketentuan baku mutu air sungai kelas III sesuaiPP 822001 pada Sungai Porong dan Sungai Aloo sebagaimanaditampilkan pada grafik berikut001020304050607SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 191006 021106091106 161107 071206 100106070207 070307Gambar 48 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Porong Input air Lumpur LapindoGambar 49 Hasil identifikasi Phenol pada Sungai Aloo0020406081121416182KB1 KB2 KA1 KA2 KA3Titik SamplingPhenol[mglt]051006 131006 021106301107 071206 100106070207 Input air Lumpur Lapindo ke Sungai Aloo43 Prakiraan Daya Racun (Toxicity Assessment)Pada tahap ini diprakirakan tingkat kebahayaan dari kandunganPhenol yang terdapat dalam ruas badan air Sungai Porong dan Sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo dibandingkan denganketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas III dimanabesarnya konsentrasi phenol maksimum adalah sebesar 0001 mgltKetentuan ini menunjukkan besaran konsentrasi phenol yang dibolehkan adadi dalam lingkungan badan air agar air dapat digunakan untuk berbagai

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 37: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

macam peruntukan termasuk untuk air minum yang berguna bagi kehidupanserta keberlanjutan kehidupan biota perairan sebagai unsur penting dalammata rantai makanan Daya racun phenol terhadap biota air dinyatakan dalamLC50 yaitu daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air yang besarnyabervariasi dari 31mglt sampai 600 mglt (Bisson etal 2005)431 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai PorongDari Tabel 45 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Porongsetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkanadalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Porong adalah sebesar 0612 mglt atau 612kali melebihi ketentuan baku mutu Daya racun tertinggi tersebutterletak pada titik SP2 yaitu lokasi pada Sungai Porong yang terletak dibawah jembatan Tol tepat setelah mendapat input air lumpur dari Pond5 Dari titik ini kemudian air mengalir menuju ke SP3 SP4 danseterusnya hingga ke muara Sungai PorongDi dalam Grafik 41 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Proses degradasitersebut menyebabkan konsentrasi phenol mengalami penurunan disepanjang ruas sungai Dengan jarak rata-rata antar titik pemantauansebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunan konsentrasi sesuaidengan fungsi jarak pengaliran air sungai sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanNopember 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 005 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari0612 mglt menjadi 0392 mglt kemudian menjadi 0223 mglt danselanjutnya menjadi 0173 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 0008 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 0092 mglt menjadi 0086 mglt kemudian menjadi 0058 mgltdan selanjutnya menjadi 0005 mglt432 Prakiraan Daya Racun Phenol di Ruas Sungai AlooDari Tabel 46 diketahui bahwa selama 6 bulan sejak Oktober 2006hingga Maret 2007 kandungan Phenol pada aliran air sungai Aloosetelah mendapat input air lumpur panas Lapindo terdeteksi melebihiketentuan baku mutu sesuai ketentuan PP 822001 Sungai Kelas IIIdimana besarnya konsentrasi phenol maksimum yang diperbolehkan

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 38: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

adalah sebesar 0001 mglt Konsentrasi tertinggi phenol yangditemukan pada Sungai Aloo adalah sebesar 1197 mglt atau 1197kali melebihi nilai baku mutuDaya racun tertinggi tersebut terletak pada titik KB2 yaitu lokasi SungaiAloo pada Jembatan Gempol Sari yang merupakan titik setelahmendapat input air lumpur dari Pond 2c atau Pond Perum TAS 2 Darititik ini kemudian air mengalir menuju ke titik KA1 KA2 dan seterusnyahingga ke muara Sungai AlooDi dalam Grafik 42 diketahui pula bahwa sesuai dengan fungsi jarakkandungan phenol yang terdeteksi tersebut mengalami degradasi padasepanjang ruas sungai menuju ke muara Hal ini sesuai dengankarakteristik phenol secara alami dapat terdegradasi melalui prosesfotokimia Suhu dan penyinaran matahari yang tinggi di Sidoarjo dapatmempercepat proses degradasi phenol Selain itu phenol juga dapatpula terbiodegradasi oleh bakteri aerobik dan anaerobik menjadi H2Odan CO2 (rumus kimia phenol adalah C6H6O) Dengan jarak rata-rataantar titik pemantauan sebesar 25 km didapatkan prakiraan penurunankonsentrasi sesuai dengan fungsi jarak sebagai berikut minus Maksimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanJanuari 2007 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang tinggi sebesar 025 mgkm (dalam 1 liter air) yaitu dari1843 mglt menjadi 0893 mglt kemudian menjadi 0668 mglt danselanjutnya menjadi 0030 mgltminus Minimum degradasi sesuai kurva hasil pemantauan pada bulanOktober 2006 didapatkan hasil besaran penurunan konsentrasiphenol yang rendah sebesar 003 mgkm (dalam 1 liter air) yaitudari 031 mglt menjadi 018 mglt kemudian menjadi 015 mglt44 Prakiraan Risiko (Risk Characterization)Prakiraan risiko merupakan tahapan terakhir dari analisis risikoSenyawa phenol diketahui berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengantingkatan yang bervariasi sesuai dengan media dan target reseptornyaSenyawa phenol dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusiadan hewan bila terpapar secara langsung dan dalam waktu yang lama(ATSDR-ToxFAQs for Phenol 2006) Di dalam penelitian ini media yang ditelitiadalah lingkungan badan air yaitu Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialirioleh air lumpur Lapindo dimana target reseptor yang pertama dapat terkenarisiko adalah biota perairan tersebutRisiko phenol terhadap lingkungan diprakirakan dari hasilkonsentrasi Phenol maksimum pada titik tertinggi dibandingkan dengan nilaitoksisitas phenol (LC50) terhadap biota air yang yang paling peka yaitu 31mglt yang merupakan daya toksisitas phenol terhadap 50 biota air jenisCrustacea (Ceriodaphnia dubia kutu air) (Bisson etal 2005)Dari data penelitian kelimpahan biota air di sekitar Sungai Porongoleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasAirlangga Surabaya pada September 2006 yang disampaikan ke BapedalPropinsi Jawa Timur bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 39: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

Sungai Porong adalah jenis Crustacea protozoa dan takson untuk kelompokzooplankton Untuk kelompok fitoplankton terdapat ganggang kersik(Diatomeae) Dinoflagellata dan alga hijau biru (Myxophyceae) Untukkomunitas hewan bentos didapatkan jenis kerang (Bivalvia) siput(Gastropoda) Crustacea cacing dan serangga Untuk komunitas nektonditemukan 10 jenis ikan dan 4 jenis krustaseaBerdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Porong tersebutdimana konsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 0612 mglt makadaya racun phenol di titik SP2 Sungai Porong adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 0612 mglt 31 mgltRisiko = 02Berdasarkan data identifikasi phenol pada Sungai Aloo tersebut dimanakonsentrasi phenol ditemukan tertinggi sebesar 1197 mglt maka daya racunphenol di titik KB2 Sungai Aloo adalah Risiko = Cmax pada air 48h-LC50 phenol untuk CrustaceaRisiko = 1197 mglt 31 mgltRisiko = 04Menurut Watts 1997 jika risiko yang terjadi lebih kecil dari 1 berartireseptor terpapar pada tingkat konsentrasi tertentu yang menimbulkan bahayarendah Namun risiko tetap ada meski dalam besaran yang termasuk kategorirendah Dalam arti biota air yang paling peka terhadap phenol yaitu jeniscrustacea pada lingkungan perairan Sungai Porong dan Sungai Aloo terpaparoleh konsentrasi phenol pada tingkat bahaya rendahSelain itu berdasarkan ketentuan kualitas air sungai dalam PP no822001 konsentrasi phenol pada sepanjang ruas Sungai Porong dan SungaiAloo menuju ke muara melebihi ketentuan baku mutu Sungai kelas III Risikotertinggi terletak pada titik SP2 (bawah Jembatan Tol) yaitu pada lokasi ruassungai tepat setelah mendapat input air lumpur dan pada titik KB2 (JembatanGempol Sari) yaitu ruas sungai Aloo setelah mendapat input air lumpur Hal inimenyebabkan risiko Sungai Porong dan Sungai Aloo tidak dapat berfungsisesuai dengan peruntukannya yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP82 Tahun 2001 mutu air sungai kelas III))45 Manajemen RisikoBesarnya risiko lingkungan karena paparan Phenol di sepanjangaliran Sungai Porong dan Sungai Aloo pada semua titik penelitian ternyatamenunjukkan hasil berisiko (kategori rendah) Hal ini berarti pengaliran airLumpur panas Lapindo ke Sungai Porong dan Sungai Aloo masih dapatditolerir oleh lingkungan badan air tersebutNamun terdapat risiko yang besar terhadap fungsi atauperuntukan sungai Porong dan Sungai Aloo untuk jangka waktu lama tidakdapat lagi diberlakukan sesuai dengan ketentuan PP 822001 karenakonsentrasi kandungan phenol yang tinggi di sepanjang ruas Sungai tersebutsetelah mendapat input air lumpur

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 40: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk dapatmempertahankan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai denganperuntukannya melalui tahapan berikut 451 Perencanaan dan Organisasi (Plan)a Membuat suatu rancangan teknis berupa sarana yang dapatdipergunakan untuk mendegradasi kandungan Phenol dalam airLumpur sebelum dialirkan ke Sungai Porong dan Sungai Alooseperti water trap sebagai pemecah gelombang aliran ataupenambahan sekat cascade untuk memperpanjang saluran agarterjadi proses degradasi alami dari kandungan Phenol tersebutsesuai dengan fungsi jarakb Mengatur debit aliran air lumpur panas sebelum dialirkan ke badanair Sungai Porong dan Sungai Aloo agar kualitasnya sesuai denganbaku mutu limbah cair bagi kegiatan migas di darat452 Pelaksanaan Implementasi Perencanaan (Do)a Pembuatan sarana pengolahan air Lumpur panas dengan watertrap sebagai pemecah gelombang aliran atau penambahansekatcascade untuk memperpanjang saluran sebelum dialirkan keSungai Porong dan Sungai Aloo untuk meminimalkan kandunganphenol di dalamnyab Sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya-upayapencegahan kerusakan lingkungan di Sungai Porong dan SungaiAloo yang telah dilakukan453 Pemantauan (Check)i Mengumpulkan data sebelum dan selama aliran air lumpur panastersebut berlangsung terhadap kelayakan peruntukan SungaiPorong dan Sungai Alooii Mendokumentasikan tindakan dan sasaran yang telah dicapai(pemantauan) untuk kemudian dikaji ulang (evaluasi) secaraperiodik hasil pemantauan tersebut454 Evaluasi Perbaikan(Action)a Pemeliharaan sarana pengolahan air lumpur panas atau saluranpengaliran air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo agardapat berfungsi meminimalkan kandungan phenol di dalamnyab Menyusun telaahan sebagai bahan kajian peraturan mengenaiperuntukan Sungai Porong dan Sungai Aloo sesuai dengankondisi yang terjadi di lapangan agar tidak membahayakan bagipemanfaat

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN51 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian analisis resiko lingkungan aliran airlumpur Lapindo ke badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo KabupatenSidoarjo dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 41: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

i Di sepanjang ruas Sungai Porong dan Sungai Aloo yang dialiri oleh airLumpur panas Lapindo selama bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007telah terdeteksi konsentrasi phenol melebihi ketentuan baku mutusebagaimana terkandung di dalam formasi air Lumpur panas LapindoKandungan phenol tertinggi yang terdeteksi di ruas Sungai Porong danSungai Aloo terletak pada lokasi setelah input air lumpur selanjutnyaterdegradasi hingga ke muara Sungai dengan besaran degradasi padaSungai Porong sebesar 001 sampai 005 mgkm ruas sungai dan padaSungai Aloo sebesar 001 sampai 025 mgkm ruas sungaiii Berdasarkan perhitungan prakiraan risiko lingkungan aliran air lumpur Lapindoke Sungai Porong yang terjadi termasuk kategori rendah yang berarti biotaair pada lingkungan badan air tersebut terpapar phenol pada tingkatbahaya rendah dan terdapat risiko yang tinggi terhadap peruntukanSungai Porong maupun Sungai Aloo untuk pembudidayaan ikan air tawarpeternakan air untuk mengairi pertanaman dan atau untuk peruntukanlain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaantersebut52 SaranDalam rangka mencegah dan meminimasi resiko kerusakanlingkungan badan air Sungai Porong dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo darihasil penelitian ini maka saran tindak yang diajukan adalah sebagai berikut 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian peruntukan badan airSungai Porong dan Sungai Aloo dan zonasi kualitas air sungai sesuaidengan kemampuan degradasi konsentrasi phenol di sepanjang ruaassungai menuju muara mengingat pengaliran air Lumpur panas Lapindo kedalam badan air tersebut hingga kini masih terus berlangsung2 Pemantauan rutin dan evaluasi atas sasaran yang telah dicapai sertakajian terhadap peraturan perundangan yang sesuai dengan kondisi yangsebenarnya terkait dengan fungsi Sungai Porong dan Sungai Aloo agartidak menimbulkan kerugian bagi pemanfaat sumber daya perairantersebut sebagaimana yang terjadi sebelum kasus pengaliran air lumpurpanas Lapindo ke dalam badan air

DAFTAR PUSTAKAAwad A 2006 Overview of Risk Factors Associated With Disposal of Sidoarjo Mud atSea Symposium Presentation Report Prepared for UNDP amp Ministry ofEnvironment Jakarta Indonesia Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 12 halAgency for Toxic Substances amp Disease Registry 2006 Toxicological Profile for Phenol(Draft for Public Comment) Atlanta GA US Department of Health andHuman Services Public Health ServiceBisson et al 2005 Phenol Fiche De Donnes Toxicologiques et Envi Ronnementales DesSubstances Chimiques INERIS No2BP Migas Lapindo Brantas Inc 2005 Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ndash Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2Calow 1997 Controlling Environmental Risk From Chemicals Principles amp Practice JohnWiley amp Sons LtdCockerham G amp Shane 1994 Basic Environmental Toxicology CRC Press

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 42: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

Diposaptono S 2006 Dampak Pembuangan Air Lumpur Lapindo ke Laut TerhadapLingkungan Pesisir dan Laut Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 142 halDjajadiningrat A 2006 Mengenal Lebih Dalam Semburan Lumpur Panas Kasus PorongSidoarjo Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 6 halFingas 2001 The Hand Book of Hazardous Material Spills Technology Mc Grwa HillFrank C Lu 1995 Toksikologi Dasar Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko UIPressHadi MS 2006 Telaah -- Sudahkah Alam Jadi Acuan Dalam Kasus Lumpur SidoarjoSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 4 halIndonesia Petroleum Association (IPA) dan Environment and Safety Committee (ESC)2006 Pembuangan Lumpur Porong ndash Sidoarjo ke Laut Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 7 halJorgensen SE Sorenser B Halling Mahleer H 1998 Handbook of Estimation Methods inEcotoxicology and Environmental Chemistry Lewis PublisherKeputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo 13 September 2006Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 183 Tahun 2005 tentang PenunjukanLaboratorium Uji Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga PropinsiJawa TimurKoesoemadinata R 2006 Masalah Pembuangan Lumpur Lapindo Brantas ke LautDongeng Geologi wwwrovickywordpresscom akses tanggal 3 Januari2007Kumar Arvind 2002 Ecology of Polluted Waters Vol II APH Publishing CorpLaGrega Michael D Buckingham Phillip L Evans Jeffrey C 2001 Hazardous WasteManagement Environmental Resources Management Mc Graw Hill IntPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran AirSlamet Juli Soemirat 1994 Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada University PressBandung 227 halSoesilo Indrojono Kepala BRKP Departemen Kelautan dan PerikananrdquoRawa Buatan DariLumpur Sidoardjordquo Persentasi pada Rapat Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur Sidoardjo 2992006Suter II Glenn W dkk 2000 Ecological Risk Assessment for Contaminated Sites LewisPublishersKementrian Lingkungan Hidup 2006 Buku Putih LUSI ndash Draft 2 JakartaLandis H Y Ming 1999 Environmental Toxicology Impact of Chemicals upon EcologicalSystems Lewis PublishersLubis S 2006 Dimana Tempat Yang Pantas Bagi Lumpur Porong Diendapkan DasarLaut Selat Madura Tinjauan Aspek Geologi Kelautan Paper PendukungSimposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 9 halLapindo Brantas Inc 2006 Studi Rona Lingkungan Awal ndash Semburan Lumpur PorongSurabaya 77 halMcLachlan-Karr J 2006 Sidoarjo Mud Emergency Response Consultant ReportEcological Engineering Approach Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 26 pNurcahyo Henry 2007 Kandungan Logam Berat Dalam Lumpur Lapindo Meningkatwwwmediacenterorid akses tanggal 3 Januari 2007Oktamandjaya Rohman T Aqida 2006 Lumpur Lapindo Mengandung Racunwwwtempointeratifcom akses tanggal 3 Januari 2007Palar Heryando 2004 Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat Penerbit Rineka Cipta

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air

Page 43: ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

Jakarta 152 halPaustenbach D J 2002 Human and Ecological Risk Assessment John Wiley amp Sons IncNew YorkPrartono T 2006 Fate Material Lumpur Panas Banjar Panji I Kabupaten Sidoarjo keLingkungan Laut Paper Pendukung Simposium Nasional PembuanganLumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 11 halPrijatna R 2006 Apakah Laut Menjadi Pilihan Terakhir Simposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 31 halPudjiastuti L 2006 Karakteristik Semburan Lumpur Panas Porong Sidoarjo SimposiumNasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 18 halPutra K S A Awad and J McLachlan Karr 2006 Disposal ofSidoarjo Mud to theAquatic Environment An Overview of Risk FactorsSimposium NasionalPembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke LautSurabaya 22 halPurwati Ani 2007 Logam berat dalam lumpur Lapindo Brantas di atas ambang bataswwwberitabumicom akses tanggal 3 Januari 2007Rumiati AT 2006 Dampak Sosial Semburan Lumpur Porong dan UsulanPenanganannya Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 11 halTim Pusarpedal Deputi VII KLH 2006 Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan di SekitarSemburan Lumpur Panas Wilayah PT Lapindo Brantas Kabupaten SidoarjoJawa Timur Paper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan LumpurPorong-Sidoarjo ke Laut Surabaya 33 halUsman E M Salahuddin DAS Ranawijaya dan J P Hutagaol 2006 Alternatif TempatPenempatan Akhir Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Aspek Geologi KelautanPaper Pendukung Simposium Nasional Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjoke Laut Surabaya 13 halVallero Daniel A 2004 Environmental Contaminant Assessment and Controll ElsevierAcademic PressWatts R J 1997 Hazardous Waste ndash Sources Pathway Receptors John Wiley amp SonsInc New York 729 halWardhana Wisnu Arya 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi PenerbitAndi Yogyakarta 459 halRESIKO AIR LUMPUR TERHADAP LINGKUNGANTanaman yang mati akibat tergenang air Lumpur LapindoKerusakan infrastruktur karena luapan air Lumpur yang tidak pernahberhentiIkan mati karena terkena aliran air Lumpur Lapindo

Foto DokumentasiPengambilan Sampel Air Badan AirPengambilan sample yangmenggunakan perahuMobil Laboratorium sebagaisarana mengangkutmengumpulkan sampelBotol Sampling khusus untuk ujikualitas PhenolPengumpulan Sampel Air