analisis risiko banjir terhadap fasilitas …

47
LAPORAN PENELITIAN DASAR KEILMUAN (PDK) ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS PENDIDIKAN MENGGUNAKAN GIS DI PROVINSI DKI JAKARTA Tim Pengusul: 1. Siti Dahlia, S.Pd., M.Sc (NIDN.0315109102) Ketua 2. Drs. Fadiarman, M.Pd (NIDN: 0305086302) Anggota Nomor Surat Kontrak Penelitian: 728 /F.03.07/2020 Nilai Kontrak: Rp 11.000.000 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR.HAMKA JAKARTA TAHUN 2020

Upload: others

Post on 16-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

i

LAPORAN

PENELITIAN DASAR KEILMUAN (PDK)

ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS PENDIDIKAN

MENGGUNAKAN GIS DI PROVINSI DKI JAKARTA

Tim Pengusul:

1. Siti Dahlia, S.Pd., M.Sc (NIDN.0315109102) Ketua

2. Drs. Fadiarman, M.Pd (NIDN: 0305086302) Anggota

Nomor Surat Kontrak Penelitian: 728 /F.03.07/2020

Nilai Kontrak: Rp 11.000.000

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR.HAMKA

JAKARTA

TAHUN 2020

Page 2: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

ii

Page 3: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

iii

SURAT KONTRAK PENELITIAN

Page 4: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

iv

Page 5: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

v

ABSTRAK

Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibu Kota negara, memiliki fungsi startegis yaitu sebagai

pusat pertumbuhan ekonomi dan bisnis, pusat pemerintahan, dan pusat pendidikan. Akan

tetapi, DKI Jakarta merupakan area yang rawan terhadap bencana banjir, yang berdampak

pada berbagai elemen berisiko salah satunya yaitu sekolah. Dampak terjadi banjir pada

lingkungan sekolah berpotensi menghambat proses pembelajaran, kerugian, kerusakan,

bahkan korban jiwa. Upaya penanggulangan banjir merupakan penting sebagai upaya

penurunan tingkat risiko kerugian, kerusakan, dan korban jiwa. Berdasarkan hal tersebut,

tujuan penelitian yaitu: 1). Untuk memetakan tingkat bahaya banjir DKI Jakarta; 2).

Menilai tingkat kerentanan sekolah terhadap banjir; 3). Analisis risiko banjir terhadap

fasilitas pendidikan khususnya Sekolah Menengah Atas di DKI Jakarta. Metode penelitian

yang digunakan yaitu untuk pengumpulan data sekunder seperti: data Digital Elevation

Model (DEM), peta Rupa Bumi, citra googel earth, dan data sekolah yang bersumber dari

berbagai instansi. Pengumpulan data primer berupa data historis kejadian banjir, kondisi

geografis sekolah, dampak banjir, dan ploting sekolah dengan metode wawancara,

observasi, dokumentasi, dan ploting GPS. Metode pengolahan data menggunakan skoring

pada setiap parameter dengan skala 0-1, dan analisis spasial menggunakan aplikasi GIS,

dan system overlay. Analsisi data menggunakan rumus risiko R (risiko) = H (Hazard) x V

(Vulnerability), dan analisis secara deskriptif. Hasil daerah dengan tingkat kerawanan

banjir rendah seluas 13.613,40 ha, sedang seluas 23.238,67 ha, dan tinggi seluas 27.216,72

ha. Berdasarkan penilaian kerentanan sekolah terhadap bahaya banjir menunjukkan

bahwa terdapat 8 sekolah tidak rentan, 22 sekolah dengan tingkat kerentanan rendah, 16

sekolah kerentanan sedang, dan 4 sekolah kerentanan tinggi. Berdasarkan analisis risiko

sekolah terhadap banjir yaitu risiko rendah 10 sekolah, risiko sedang 27 sekolah, dan

risiko tinggi 13 sekolah. Hasil analsisi teridentifikasi adanya konsisten antara area

tertinggi tingkat kerentanan dan risiko yaitu area Jakarta Utara dan Barat

Kata Kunci: Analisis Risiko Banjir, Fasilitas Pendidikan, dan Geography Information

System

Page 6: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

vi

DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

SPK PENELITIAN.................................................................................................. iii

ABSTRAK ................................................................................................................ v

DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 3

1.4 Urgensi Penelitian................................................................................................ 4

1.4.1 Kaitan Penelitian dengan Prioritas Riset UHAMKA .................................... 4

1.4.2 Signifikasi Penelitian ..................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 6

2.1 State of The Art Bidang yang Diteliti .................................................................. 6

2.2 Studi Pendahuluan yang Sudah Dilaksanakan..................................................... 7

2.3 Kajian Pustaka ..................................................................................................... 8

2.4 Road Map Penelitian ........................................................................................... 10

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 11

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................................... 11

3.2 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................................... 11

3.3 Metode Penelitian ................................................................................................ 12

3.3.1 Populasi dan Sampel ......................................................................................... 12

3.3.2 Pengumpulan Data ............................................................................................ 12

3.3.3 Pengolahan Data ............................................................................................... 13

3.3.4 Analisis Data..................................................................................................... 13

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 11

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian .............................................................................. 16

4.2 Penggunaan Lahan Sebelum Tsunami ................................................................. 24

Page 7: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

vii

4.3 Penggunaan Lahan Pasca Tsunami...................................................................... 27

4.4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kecamatan Panimbang ....................................... 31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 36

5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 36

5.2 Saran .................................................................................................................... 36

BAB VI LUARAN YANG DICAPAI..................................................................... 37

BAB VII RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI ...... 38

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 39

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 40

Page 8: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Provinsi DKI Jakarta merupakan Ibu Kota negara, dengan fungsi sebagai pusat

pertumbuhan ekonomi dan bisnis, pusat pemerintahan, dan pusat pendidikan. Kondisi

tersebut mengakibatkan DKI Jakarta memiliki daya tarik tinggi untuk masyarakat sebagai

area urbanisasi, yang mengakibatkan semakin padatnya jumlah penduduk di Ibu Kota.

Akan tetapi, Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang

memiliki kerawanan terhadap multi bencana, seperti banjir, longsor, penurunan daratan,

cuaca ekstrem, bencana non alam, dan lain-lain. Berdasarkan kondisi demografis dan

geografis tersebut wilayah DKI Jakarta berpotensi memiliki tingginya tingkat risiko

kerugian baik bagi pemerintah ataupun masyarakat jika terjadi bencana. Bencana banjir

merupakan tipe bencana hidrometerologi dengan frekuensi tertinggi terjadi di DKI

Jakarta. Menurut BNPB (2018), DKI Jakarta terdapat 463 titik sebaran banjir Jakarta.

149 titik merupakan di Jakarta Barat, 79 titik Jakarta Utara, 68 titik Jakarta Pusat, 35 titik

Jakarta Selatan, dan 132 titik Jakarta Timur.

Elemen berisiko pada suatu area rawan bencana bervariasi, seperti: manusia,

lingkungan, fasilitas, harta benda, pekerjan, dan lain-lain. Sekolah merupakan salah satu

fasilitas kritis dibidang pendidikan yang berpotensi terdampak bencana, terdampaknya

sekolah oleh suatu bencana berpotensi mengakibatkan risiko kerugian terhambatnya

proses pembelajaran. Menurut Kemendikbud (2017), terdapat 497.576 sekolah di

Indonesia yang terletak di daerah rawan bencana, dan 214 sekolah di DKI Jakarta

merupakan rawan terjadap bencana banjir. BNPB (2018), mencatat bahwa kejadian banjir

yang terjadi 21 Februari 2017 mengakibatkan 304 sekolah di Provinsi DKI Jakarta

terdampak banjir mulai dari jenjang pendidikan TK hingga SMA.

Tingginya potensi risiko DKI Jakarta terhadap bencana mengakibatkan pentingnya

upaya penanggulangan bencana. Paradigma penanggulangan bencana sekarang ini lebih

menitikberatkan pada upaya penanggulangan risiko bencana, dan tidak bersifat

responsive. Penanggulangan risiko bencana dapat dilakukan pada saat sebelum terjadi

Page 9: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

2

bencana, dengan melakukan mitigasi bencana baik secara structural ataupun non

structural. Mitigasi bencana banjir merupakan upaya yang terbaik dalam penurunan

tingkat risiko banjir (Heidari, 2009). Mitigasi bencana banjir secara structural dapat

dilakukan dengan cara pembentukan infrastruktur air seperti drainase (Marfai, 2011),

sedangkan mitigasi non structural dapat dilakukan dengan cara analisis risiko. Analisis

risiko banjir merupakan analaisis yang terdiri dari pemetaan bahaya banjir (Flood

Hazard), penilaian kerentanan (Vulnarebility Assessment), dan analisis risiko (Risk

Analysis) (Kellens et al., 2013). Penggunaan Geography Information System (GIS)

dalam peta risiko banjir merupakan penting, karena tidak hanya menghasilkan tingkat

kerawanan area tergenang tetapi dapat mengestimasikan tingkat kerugian property

(Sinha, Bapalu, Singh, & Rath, 2008).

Penelitian ini akan mengfokuskan untuk mengkaji terkait 1). Bagaimanakah distribusi

spasial tingkat kerawanan banjir di DKI Jakarta; 2). Bagaimanakah tingkat kerentanan

Sekolah Menengah Atas terhadap banjir di DKI Jakarta; 3). Bagaimanakah potensi

tingkat risiko banjir Sekolah Menengah Atas di DKI Jakarta. Berdasarkan hal tersebut,

tujuan penelitian ini yaitu: 1). Untuk memetakan tingkat bahaya banjir DKI Jakarta; 2).

Menilai tingkat kerentanan sekolah terhadap banjir; 3). Analisis risiko banjir terhadap

fasilitas pendidikan khususnya Sekolah Menengah Atas di DKI Jakarta.

1.2 Urgensi Penelitian

Penelitian terkait analisis risiko banjir terhadap fasilitas pendidikan menggunakan

GIS di Provinsi DKI Jakarta dilakukan sebagai upaya mitigasi non structural bencana

banjir terhadap fasilitas pendidikan yaitu bangunan Sekolah Menengah Atas di DKI

Jakarta. Sekolah merupakan salah satu critical facility, jika terdampak bencana maka

berisiko terhambat proses pembelajaran, kematian, kerusakan dan kerugian. Untuk itu,

upaya mitigasi non structural melalui pemetaan area bencana, penilaian tingkat

kerentanan sekolah, dan analisis risiko merupakan penting sebagai upaya kategorisasi

kondisi sekolah terhadap bencana banjir. Hal ini sebagai dasar informasi dan

rekomendasi kepada stakeholder untuk menentukan langkah upaya penanggulangan

bencana banjir, dalam rangka penurunan tingkat keruguan, korban, dan kerusakan.

Page 10: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 State of The Art Bidang yang Diteliti

Secara umum penelitian terkait banjir sudah dilakukan oleh beberapa penelitian

sebelumnya yaitu Brivio et al., (2002), Dang, N.M, et al., (2010), Chingombeet al.,

(2014), Lawrenceet al.,(2014), Marfai et al., (2014), Foudi, S,et al (2015), dan lain-lain.

Penelitian terkait banjir terus berkembang dengan berbagai metode dan pendekatan,

mengingat pada saat ini kajian bencana menjadi salah satu fokus kajian penting

khususnya di Indonesia yang merupakan negara rawan terhadap bencana banjir. Selain

itu, kondisi ini disebabkan oleh risiko banjir bagi masyarakat dataran rendah diperkirakan

akan meningkat di masa depan di berbagai bagian dunia, hal ini disebabkan oleh berbagai

faktor pemicu termasuk perubahan iklim (curah hujan meningkat, limpasan ekstrem,

naiknya permukaan air laut), penurunan tanah, perubahan penggunaan lahan,

pertumbuhan populasi, dan peningkatan aset yang berada di daerah rawan banjir (Marfai

dkk., 2014). Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu daerah rawan banjir, kondisi ini

salah satu faktornya dapat diidentifikasi pengaruh kondisi morfologi wilayah

penelitian.Kondisi morfologi wilayah penelitian yang mayoritas merupakan dataran

rendah, karena terletak dibagian Utara Pulau Jawa dan terbentuk oleh aktivitas sungai

(fluvial).

Penelitian terkait analisis risiko banjir sudah dilakukan oleh beberpa peneliti seperti:

Analisis risiko banjir terhadap lahan pertanian (Dahlia et al., 2016); Analisis risiko

terhadap dampak perubahan iklim (Ranger et al., 2011); Analisis risiko terhadap

lingkungan perkotaan dan pertanian (Foudi, Osés-Eraso, & Tamayo, 2015). Berdasarkan

hal tersebut, keterbaharuan penelitian ini yaitu menganalisis risiko banjir untuk fasilitas

pendidikan menggunakan pendekatan analisis GIS.

Page 11: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

4

1. Penelitian Sebelumnya

Untuk mendukung penelitian analisis risiko banjir terhadap fasilitas pendidikan

menggunakan GIS di Provinsi DKI Jakarta, penelitian yang relevan yang sudah

dilakukan oleh peneliti yaitu:

No Nama dan Tahun Judul Hasil

1 Dahlia, et al (2016) Analisis risiko

banjir pada lahan

sawahpadi dengan

pendekatan

bentuklahan dan

persepsi

masyarakatdi

Desa Renged

DAS Cidurian

Satuan bentuklahan dan

persepsi masyarakat

dapat digunakan untuk

identifikasi karaktersitik

banjir.

2 (Dahlia,

Nurharosono, &

Rosyidin, 2018)

Analisis

Kerawanan Banjir

Menggunakan

Pendekatan

Geomorfologi Di

Dki Jakarta

pola spasial menunjukkan

bahwa daerah dengan

tingkat kerawanan banjir

tinggi mayoritas terletak

di bagian utara wilayah

penelitian, dan daerah

dengan tingkat

kerawanan banjir rendah

mayoritas dibagian

selatan wilayah

penelitian.

3 (Rosyidin et al.,

2019)

Identify of Multi-

Hazard on

Muhammadiyah

Education Area by

Hasil analisis

menunjukkan bahwa

sekolah di DKI Jakarta

memiliki kerawanan

Page 12: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

5

VISUS Method in

Jakarta

terhadap multi bencana,

hal ini dipengaruhi oleh

kondisi lingkungan

sekitar.

4 (Siti Dahlia, 2017) Partisipasi

Masyarakat

Dalam Pemetaan

Bahaya Banjir

Menggunakan

Pendekatan Multi

Disiplin Di Desa

Renged,

Kecamatan

Binuang,

Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

ebagian besar wilayah

penelitian terletak pada

bahaya banjir sedang.

Berdasarkan pola spasial,

hasil terdapat kesamaan

diantara dua pendekatan

yaitu bahaya banjir tinggi

terletak di satuan

bentuklahan dataran

banjir yang berasosiasi

dengan DAS Cidurian,

aliran sungai mati, dan

dataran aluvial yang

berasosiasi dengan

saluran irigasi. Daerah

dengan bahaya banjir

sedang terletak disatuan

bentuklahan dataran

banjir yang berasosiasi

dengan aliran sungai mati

dan dataran aluvial.

Daerah dengan tingkat

bahaya banjir rendah

terletak di satuan

bentuklahan dataran

Page 13: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

6

aluvial antropogenik,

tanggul alam, dan

sebagian dataran aluvial.

2.2 Road Map Penelitian

Penelitian yang dilakukan memiliki Road Map Penelitian yaitu:

Gambar 2.1: Road Map Penelitian

2016

Analisis risiko banjir terhadap Lahan Sawah Banten

2017

Pemetaan Bahaya Banjir di DKI Jakarta

2018

Pemetaan Kerawanan Kebakaran di Tambora, Jakarta Barat

2019

1. Pemetaan bahaya tsunami

2. Analisis Perubahan lahan pasca tsunami

2019

Analisis risiko Banjir terhadap fasilitas sekolah di DKI Jakarta

Pemetaan

Multi Bencana

Page 14: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

7

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bagan Penelitian

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Page 15: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

8

3.2 Desain Penelitian

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah Provinsi DKI Jakarta, dengan luas 661,52 km2.

Secara astronomis wilayah penelitian terletak diantara 106 ͦ22’42’’-106 ͦ 58’188’’ BT,

dan 6 ͦ 22’ 00’’ - 6 ͦ22’45 LS (Gambar 3.2).Waktu penelitian akan dilaksanakan pada

Bulan November 2019, yaitu pada musim penghujan sesuai dengan kajian penelitian

yaitu terkait banjir.

Gambar 3.2. Lokasi Penelitian

Page 16: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

9

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini yaitu Seluruh Sekolah Menengah Atas di DKI Jakarta

yang berjumlah 599 sekolah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu area

sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dilakukan berdasarkan daerah populasi

yang ditetapkan (Sugiyono, 2011). Metode area sampling digunakan dalam

penelitian, karena sampel dipilih berdasarkan setiap unit Kota di DKI Jakarta yaitu

Jakarta Utara, Barat, Selatan, Timur, dan Pusat.

C. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan fungsinya, yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1,

sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel

3.2.

Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam Penelitian

No Alat Fungsi

1 GPS Garmin Merekam titik koordinat

2 Perangkat Lunak Arc-Gis 10.6 Analisis spasial

3 Kamera DigitalCanon A2300 Dokumentasi

4 Perangkat lunak DNRGPS Transfer data hasil tracking

GPS

Tabel 3.2 Bahan Penelitian

No Bahan Sumber

1 Peta RBI skala 1:25.000 BIG

2 Citra Googel Earth Googel Earth

3 Data Sekolah Kemendikbud

4 Data DEM BIG

5 Data Historis Banjir (Kedalaman,

luasan, durasi)

Survei Lapangan

6 Kondisi Geografis Sekolah Survei Lapangan

Page 17: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

10

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer

yang dikumpulan dalam penelitian ini yaitu:

Tabel 3.3. Data Primer

No Data Metode

1 Data Historis Banjir (Kedalaman,

luasan, durasi)

Wawancara

2 Kondisi Geografis Sekolah Observasi dan

dokumentasi

3 Dampak banjir Wawancara dan

observasi

4 Ploting lokasi sekolah GPS

Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini beserta sumbernya disajikan

pada table berikut:

Tabel 3.4. Data Primer

No Data Sumber

1 Peta RBI skala 1:25.000 BIG

2 Citra Googel Earth Googel Earth

3 Data Sekolah Kemendikbud

4 Data DEM BIG

E. Metode pengolahan dan analisis data

Hasil pengumpulan data lapangan baik data primer dan sekunder dilakukan

pengolahan, untuk menghasilkan peta kerwanan banjir, kerentanan sekolah, dan

risiko banjir sekolah.

1. Pengolahan dan Analisis untuk peta kerawanan banjir

Pengolahan data Peta RBI, Citra Googel Earth, DEM menggunakan analisis

spasial GIS dengan teknik overlay, untuk menghasilkan peta kerawanan banjir.

Page 18: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

11

Peta di representasikan menjadi tiga kelas yaitu kerawanan tinggi dengan warna

merah, sedang dengan warna kuning, dan rendah warna hijau.

2. Pengolahan dan Analisis untuk peta kerentanan banjir

Pengolahan dan penilaian tingkat kerentanan sekolah terhadap banjir yaitu: data

karakteristik sekolah dianalisis menggunakan metode skoring dengan sakala 0-

1, skala 0 tingkat kerentanan minimum dan 1 tingkat kerentanan maksimum.

Parameter yang digunakan untuk analsisi tingkat kerentanan yaitu: elevasi, jarak

dari sungai, material bangunan sekolah, dan drainase. Untuk menghasilkan peta

kerentanan menggunakan analisis spasial GIS, sehingga menghasilkan peta

kerentanan tinggi, sedang, dan rendah.

3. Pengolahan dan Analisis untuk peta risiko banjir

Analisis risiko banjir menggunakan rumus R= H (Hazard) x V (Vulnerability),

yang dianalsisi secara spasial menggunakan GIS. Output berupa peta indeks

risiko banjir terhadap bangunan sekolah.

Page 19: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskrispi Wilayah Penelitian

1. Kondisi Administratif

Secara administrasi wilayah penelitian memiliki luas 661,52 km2 , yang terdiri dari

Jakarta Selatan (154,32 km2), Jakarta Timur (182,70 km2), Jakarta Pusat (52,38 km2),

Jakarta Barat (124,44 km2), dan Jakarta Utara (139,99 km2). Secara astronomis

wilayah penelitian terletak diantara 106 ͦ22’42’’-106 ͦ 58’188’’ BT, dan 6 ͦ 22’ 00’’ -

6 ͦ22’45 LS (Gambar 4.1).

Gambar 4.1. Lokasi Penelitian

Page 20: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

13

2. Kondisi Sosial

a. Jumlah Penduduk

Berdasarkan data kependudukan menunjukkan bahwa jumlah penduduk wilayah

penelitian yaitu 10.467.629 jiwa, dengan 5.244.690 jiwa laki-laki dan 5.222.939 jiwa

perempuan. Berdasarkan usia, jumlah penduduk wilayah penelitian berada pada usia

produktif yaitu 30-34 tahun.

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Wilayah Penelitian

Kelompok

Umur

2018

Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 461794 444147 905941

5-9 472159 455206 927365

10.14 394643 370999 765642

15-19 355617 354567 710184

20-24 372793 411459 784252

25-29 468262 497588 965850

30-34 523215 508986 1032201

35-39 495643 475638 971281

40-44 429869 412091 841960

45-49 362091 349920 712011

50-54 296955 293992 590947

55-59 230049 236745 466794

60-64 167221 173024 340245

65+ 214379 238577 452956

Jumlah 5244690 5222939 10467629

Sumber: BPS, Tahun 2020

b. Jumlah Sekolah, Guru, dan Siswa

Berdasarkan data jumlah sekolah, guru, dan siswa yang terdapat diwilayah

penelitian menunjukkan bahwa jumlah sekolah diwilayah penelitian yaitu 477

sekolah, dengan terbanyak di Jakarta Selatan 144 sekolah dan terendah yaitu di

Kepualaun Seribu. Berdasarkan jumlah guru terdapat 5965 orang, dan 115.945

siswa (Tabel 4.2).

Page 21: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

14

Tabel 4.2. Jumlah Sekolah, Guru, dan Siswa Wilayah Penelitian

Kab/Kota

Jumlah Sekolah Jumlah Guru Jumlah Siswa

Kep Seribu 1 62 317

Jakarta Selatan 144 1924 32998

Jakarta Timur 129 1531 32303

Jakarta Pusat 15 187 2569

Jakarta Barat 119 1438 29011

Jakarta Utara 69 823 18747

Jumlah 477 5965 115945

3. Kondisi Fisik Wilayah Provinsi DKI Jakarta

a. Elevasi

Analisis elevasi wilayah penelitian berdasarkan data DEM SRTM (Shuttle Radar

Topography Mission), dengan resolusi spasial 30 m. Hasil analisis menunjukkan

bahwa elevasi terendah wilayah penelitian yaitu -6 m dpal dan tertinggi 77 m dpal.

Berdasarkan luasan, area yang terletak pada elevasi < 5 m dpal (rendah) seluas

29132,72 ha, elevasi 5-10 m dpal (sedang) seluas 31190,08 ha, dan elevasi 50-77 m

dpal (tinggi) yaitu seluas 3745,88 ha (Tabel 4.3). Berdasarkan hal tersebut,

menunjukkan bahwa wilayah penelitian sebagian besar memiliki elevasi 5-10 m

dpal atau kategori sedang (Gambar 4.2). Menurut van Zuidam (1985), daerah

dengan kondisi elevasi < 50 m merupakan wilayah dataran rendah. Daerah dataran

rendah pada umumnya merupakan daerah rawan banjir tahunan, dan merupakan

langganan pada beberapa tempat (Sunarto et al., 2014). Kondisi tersebut

menunjukkan bahwa secara elevasi wilayah penelitian, rawan terhadap banjir.

Tabel 4.3. Luasan Elevasi DKI Jakarta

NO Elevasi (meter) Luas (Ha) Presentase (%)

1 < 5 29.132,72 45,47

2 5-10 31.190,08 48,68

3 50-77 3.745,88 5,85

Total 64.068,69 100

Page 22: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

15

Berdasarkan gambar peta elevasi wilayah penelitian (Gambar 4.1),

menunjukkan bahwa elevasi terendah terletak di bagian utara wilayah penelitian,

kondisi ini disebabkan oleh bagian utara wilayah penelitian merupakan daerah

pesisir, sehingga memiliki elevasi lebih rendah. Elevasi tertinggi wilayah

penelitian mayoritas terletak dibagian selatan wilayah penelitian. Kondisi ini

disebakan oleh pada bagian selatan wilayah penelitian merupakan terletak

berbatasan dengan wilayah Bogor, yang mayoritas wilayah memiliki karakteristik

morfologi berbukit sampai bergunung.

Gambar 4.2: Peta Elevasi DKI Jakarta

Page 23: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

16

b. Kemiringan Lereng

Analisis kemiringan lereng wilayah penelitian berdasarkan data DEM SRTM

(Shuttle Radar Topography Mission), dengan resolusi spasial 30 m. Klasifikasi kelas

lereng pada penelitian ini mengacu klasifikasi kemiringan lereng menurut van

Zuidam Tahun 1985. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelas kemiringan lereng

DKI Jakarta terdiri dari 0-2 % (datar) seluas 46.592,64 ha, 3-7% (landai) seluas

13.858,30 ha, dan 8-3 % (miring) seluas 3617.75 ha (Tabel 4.4). Berdasarkan data

luasan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah penelitian memiliki

kemiringan lerengan 0-2 % atau datar. Menurut van Zuidam (1985), daerah dengan

kondisi lereng datar sampai landai merupakan daerah dataran banjir. Kondisi

tersebut sesuai dengan kondisi di lapangan, bahwa wilayah DKI Jakarta memiliki

intensitas tinggi terkena banjir. Peta kemiringan lereng wilayah penelitian disajikan

pada Gambar 4.3.

Tabel 4.4. Luasan Tingkat Kemiringan Lereng DKI Jakarta

NO Kemiringan

Lereng (%)

Luas (Ha) Presentase (%)

1 0-2 46.592,64 72,72

2 3-7 13.858,30 21,63

3 8-13 3.617,75 5,6

Total 64.068,69 100

c. Bentuklahan

Daerah rawan banjir dapat diidentifikasi salah satunya yaitu dengan

pendekatan geomorfologi. Menurut Setiawan et al (2014), karakteristik

geomorfologi menjadi kunci dalam kajian potensi banjir, banjir genangan ataupun

jejak-jejaknya dapat dikenali dari pola bentuklahan pada dataran rendah.

Pendekatan bentuklahan untuk evaluasi bahaya banjir luapan sungai yaitu fokus

pada bentuklahan asal proses fluvial. Bentuklahan asal proses fluvial merupakan

Page 24: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

17

bentuklahan yang terjadi akibat proses air mengalir, baik yang memusat (sungai)

maupun oleh aliran permukaan bebas (overland flow). Ketiga aktivitas dari sungai

ataupun aliran permukaan bebas tersebut mencakup: erosi, transportasi, dan deposisi

atau sedimentasi (Dibyosaputro, 1997). Hasil bentuklahan asal proses fluvial DKI

Jakarta, di sajikan pada Tabel 4.5.

Gambar 4.3: Peta Kemiringan Lereng DKI Jakarta

Page 25: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

18

Tabel 4.5. Bentuklahan Proses Fluvial DKI Jakarta

NO Satuan Bentuklahan Luas (Ha) Presentase

(%)

1 Dataran Aluvial 24.103,56 37,62

2 Dataran Aluvial Pantai 5.996,94 9,36

3 Dataran Banjir 8.429,12 13,15

4 Kipas Aluvial 25.539,07 39,86

Total 64.068,69 100

Analisis bentuklahan wilayah penelitian diperoleh dari hasil analisis Peta RBI

Skala 1:25000, DEM SRTM, dan Citra Landsat, sehingga menghasilkan peta

bentuklahan. Hasil analisis peta bentuklahan, wilayah DKI Jakarta memiliki satuan

bentuklahan: dataran alluvial seluas 24.103,56 ha, dataran alluvial pantai seluas

5.996,94 ha, dataran banjir seluas 8.429,12 ha, dan kipas alluvial seluas 25.539,07

ha (Tabel 4.6). Berdasarkan hal tersebut sebagian besar satuan bentuklahan DKI

Jakarta merupakan kipas alluvial (Gambar 4.4). Kipas alluvial merupakan

akumulasi sedimen berukuran bongkah, kerakal, kerikil, dan pasir yang terjadi pada

suatu daerah yang sungai mengalir, dan terdapat perubahan yang mencolok lereng

dari miring hingga terjal. Wilayah penelitian memiliki satuan bentuklahan kipas

alluvial karena wilayah penelitian dekat dengan wilayah Bogor, sehingga wilayah

penelitian terpengaruh aliran bahan vulkanis Gunung Gede – Pangrango, dan

Gunung Salak (Pannekoek, 1989).

Berdasarkan kondisi tersebut wilayah penelitian mayoritas merupakan satuan

bentuklahan kipas alluvial, sehingga sebagai muara atau hilir dari salah satu DAS

yang berasal dari wilayah Bogor. Daerah hilir DAS pada umumnya memiliki

tingkan kerawan banjir yang lebih tinggi. Selain itu, satuan bentuklahan terluas

wilayah penelitian lainnya yaitu dataran alluvial, yang merupakan hasil proses

sedimentasi pada topografi datar dengan material aluvium (Sunarto et al., 2014).

Kondisi tersebut dapat diidentifikasikan bahwa wilayah penelitian terpengaruh oleh

Page 26: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

19

aktivitas banjir dan penggenangan, karena material aluvium berasal dari hasil

pengendapan ketika terjadi banjir dan penggenangan.

Gambar 4.4: Peta Satuan Bentuklahan DKI Jakarta

Page 27: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

20

4.2 Hasil Penelitian

1. Peta Kerawanan Banjir DKI Jakarta

Peta kerawanan banjir wilayah penelitian dikelaskan menjadi tiga yaitu

rendah (hijau), sedang (kuning), dan tinggi (merah) (Gambar 4.5). Berdasarkan

analisis peta kerawanan banjir menunjukkan bahwa daerah dengan tingkat

kerawanan banjir rendah seluas 13.613,40 ha, sedang seluas 23.238,67 ha, dan tinggi

seluas 27.216,72 ha (Tabel 4.6). Berdasarkan data, mayoritas wilayah penelitian

terletak pada tingkat kerawanan banjir tinggi. Kondisi ini dapat di identifikasi salah

satunya disebabkan oleh faktor wilayah penelitian terletak di pantai Utara Pulau

Jawa atau hilir sungai, dan mayoritas daerah dataran rendah.

Tabel 4.6: Luasan Daerah Kerawanan Banjir DKI Jakarta

NO Kelas Kerawanan Luas (Ha) Presentase (%)

1 Rendah 13.613,40 21,24

2 Sedang 23.238,67 36,27

3 Tinggi 27.216,72 42,48

Total 64.068,69 100

Berdasarkan peta kerawanan banjir wilayah penelitian (Gambar 4.6), menunjukkan

pola bahwa daerah dengan tingkat kerawanan banjir tinggi mayoritas terletak di bagian

utara wilayah penelitian, dan daerah dengan tingkat kerawanan banjir rendah mayoritas

dibagian selatan wilayah penelitian. Kondisi tersebut dapat diidentifikasi pengaruh

kondisi elevasi, kemiringan lereng, dan bentuklahan wilayah penelitian. Hal ini

didasarkan atas karakteristik morfologi wilayah DKI Jakarta bagian utara lebih

mendukung berpotensi banjir dibandingkan pada wilayah DKI Jakarta bagian selatan.

Pada bagian utara sebagian besar terletak pada elevasi < 5 m sedangkan pada wilayah

selatan 50-77 m. Ditinjau dari kemiringan lereng wilyah bagian utara DKI Jakarta terletak

pada kemiringan 0-2 % yaitu datar, sedangkan pada bagian selatan yaitu 8-13 % atau

miring. Ditinjau dari bentuklahan wilyah bagian utara DKI Jakarta mayoritas merupakan

bentuklahan dataran alluvial pantai, dataran aluvial, dan dataran banjir, yang merupakan

identitas bentukan – bentukan daerah rawan banjir. Pada wilayah DKI Jakarta bagian

Page 28: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

21

selatan terdapat bentukan kipas alluvial dengan kondisi morfologi miring, sehingga tidak

rawan terhadap banjir.

Gambar 4.6: Peta Kerawanan Banjir DKI Jakarta

Page 29: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

22

2. Kerentanan

Kerentanan adalah karakteristik dan keadaan masyarakat, sistem atau aset,

yang membuatnya rentan terjadinya kerusakan sebagai dampak dari suatu bahaya

(ISDR, 2009). Kerentanan adalah derajat potensi kerugian atau kerusakan terhadap

elemen yang berisiko yang merupakan akibat dari terjadinya fenomena alam, tingkat

kerentanan dan kerusakan elemen berisiko diberi nilai 0 jika tidak ada kerusakan dan

nilai 1 jika kerusakan total (UNDRO dalam Thywissen 2006).

Metode untuk mengukur tingkat kerentanan terhadap perubahan iklim yaitu

metode ekonometrik dan metode indikator. Metode ekonometrik yaitu digunakan

untuk survei data tingkat sosial-ekonomi rumah tangga untuk analisis tingkat

kerentanan berdasarkan perbedaan kelompok sosial, sedangkan metode indikator

yaitu mengukur tingkat kerentanan berdasarkan memilih beberapa indikator dari

seluruh rangkaian indikator yang potensial, yang selanjutnya digabungkan indikator

yang terpilih untuk menunjukkan tingkat kerentanan total. Menghitung tingkat

kerentanan menggunakan pendekatan indikator dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu: pertama mengasumsikan bahwa semua indikator mempunyai peran yang sama,

sehingga memberi bobot yang sama (Cutter dkk., 2000). Kedua memberikan bobot

yang berbeda untuk menghindari ketidakpastian bobot yang sama (Deressa dkk.,

2008). Menurut Hizbaron dkk (2015), pembobotan bermanfaat untuk menempatkan

setiap variabel sesuai dengan kontribusinya terhadap pencapaian tujuan, yaitu

mengevaluasi kerentanan.

Pada penelitian ini penilaian tingkat kerentanan terhadap elemen berisiko

yaitu sekolah terhadap bahaya banjir. Indikator – indicator yang digunakan untuk

analisis kerentanna yaitu disajikan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Indikator Kerentanan

No Indikator Kriteria Bobot Skor

1 Jarak dari Sungai <0.5 km 0.30 1

1 km 0.5

>1 km 0

2 Sekolah pernah

mengalami banjir

Iy 0.30 1

Tidak 0

Page 30: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

23

3 Bentuk bangunan sekolah

sudah beradaptasi dengan

kondisi banjir

Tidak 0.25 1

Iy 0

4 Sekolah sudah memiliki

system emergensi

evakuasi banjir

Tidak 0.15 1

Iy 0

Berdasarkan data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal

Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan bahwa jumlah Sekolah

Menengah Atas di DKI Jakarta yaitu 582 sekolah (Tabel 4.8).

Tabel 4.8. Data Sekolah Menegah Atas di DKI Jakarta

Berdasarkan data Tabel 4.8, jumlah Sekolah Menengah Atas di wilayah

penelitian terbanyak terdapat di Kota Jakarta Timur yaitu 199 sekolah, sedangkan

terendah terdapat di Kabupaten Kepulauan Seribu. Distribusi spasila lokasi sekolah

disajikan pada Gambar 4.7.

No Wilayah Negeri Swasta Jml

1 Kota Jakarta Timur 40 83 199

2 Kota Jakarta Barat 17 101 119

3 Kota Jakarta Selatan 29 75 129

4 Kota Jakarta Utara 17 72 76

5 Kota Jakarta Pusat 13 43 58

6 Kab. Kepulauan Seribu 1 0 1

Total 117 374 582

Page 31: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

24

Gambar 4.7: Distribusi Sekolah Menegah Atas di DKI Jakarta

Berdasarkan data gambar 4.7, dalam kajian ini diambil sebagian sekolah

sebagai titik sampel yaitu 10% dari total dengan jumlah 50 sekolah. Sekolah-sekolah

yang dijadikan titik sampel disajikan pada Tabel 4.9, dan distribusi spasial disajikan

pada Gambar 4.8.

Page 32: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

25

Gambar 4.8. Distribusi titik sampel

Tabel 4.9 Daftar sekolah titik sampel

No Nama Sekolah Alamat

1 SMA PGRI 14 Jl. Setia Kawan 3 No. 25

2 SMA Muhammadiyah 14 Jl. Danau Limboto No. 2

3 SMA Muhammadiyah 1 Jl. Kramat Raya No. 49

4 SMA Negeri 68 Jl. Salemba Raya 18

5 SMA Negeri 35 Jl. Mutiara

6 SMA Negeri 10 Jl. Mangga Besar XIII

7 SMA Bunda Mulia Jl. AM. Sangaji 20

8 SMA Mutiara I Jl. Komp. Yos Sudarso II/19

9 SMA Tunas Karya Jl. Pelepah Kuning III Kelapa Gading Permai

10 SMA Negeri 52 Jl. Raya Tugu Semper

11 SMA Negeri 111 Jl. Bandengan Utara No. 80

Page 33: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

26

12 SMA Negeri 45 Jl. Perintis Kemerdekaan

13 SMA Kemurnian II Jl. Green Ville Blok O/209

14 SMA Muhammadiyah 24 Jl. Dr. Susilo I

15 SMA Dhammasavana Jl. Jembatan Padamulya VI No. 176 B

16 SMA Negeri 96 Jl. Jati Raya No.40

17 SMA Negeri 65 Jl. Raya Panjang

18 SMA Yadika 1 Jl. Tanjung Duren Barat IV/8

19 SMA Negeri 112 Jl. Sanggrahan

20 SMA Negeri 38 Jl. Raya Lenteng Agung

21 SMA Negeri 108 Jl. Kesadaran Ulujami Raya

22 SMA Negeri 55 Jl. Minyak Raya

23 SMA Muhammadiyah 4 Jl. Dewi Sartika No.316a

24 SMA Muhammadiyah 12 Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 20

25 SMA Wijayakusuma Jl. Mujahidin No. 17A

26 SMA Pusaka I Jl. Taruna Pahlawan Revolusi

27 SMA Budhi Warman 1 Jl. Raya Bogor Km.19

28 SMA K7 BPK Penabur Jl. Cipinang Indah 2

29 SMA Negeri 99 Jl. Cibubur II

30 SMA Negeri 12 Jl. Pertanian

31 SMA Negeri 39 Jl. RA. Fadillah

32 SMA Negeri 62 Jl. Raya Bogor Km. 20

33 SMA Negeri 58 Jl. Raya Ciracas No. 2

34 SMA Bina Dharma Jl. Raya Ciracas No. 39 Rt. 5/6

35 SMA Bukit Sion Jl. Taman Kebon Jeruk Blok GA 1

36 SMA Katolik Bintang Kejora Jl. Taman Cengkareng Indah 129

37 SMA IT Al-Halimiyah Jl. Robusta Raya No. 31

38 SMA Al-Kautsar Jl. Jembatan Selatan No. 6

39 SMA El Syifa Jl. R.M Moch Kahfi I

40 SMA Kharismawita Jl. Swadaya II No. 30

41 SMA Suluh Jl. Palapa Raya No. 1

42 SMA Al Khairiyah Jl. Mindi No. 2

43 SMA Jubilee Jl. Sunter Jaya I No. 1

44 SMA Nurul Falah Jl. Dewa Kembar Komp.TNI-AL Semper Timur

45 SMA Tanjung Priok Jl. Mangga no. 40 Lagoa

46 SMA Santa Ursula Jl. Pos No.2

47 SMA PGRI 15 Jl. Mutiara Karet Tengsin

48 SMA Negeri Unggulan M. H. Thamrin Jl. Bambu Wulung

49 SMA Citra Kasih Jl. Citra Garden City 5 Blok H 3

50 SMA Bina Kusuma Mulia Citra I Blok i-8

Page 34: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

27

Analisis kerentanan pada penelitian ini menggunakan skala 0-1, yaitu jika

indicator tersebut semakin berpengaruh terhadap dampak banjir maka diberi bobot

maksimum 1 dan sebaliknya jika indicator semakin tidak memiliki pengaruh dampak

dari banjir maka memiliki skor 0. Analisis kerentanan pada penelitian ini dibagi

menjadi empat kriteria yaitu tidak rentan, kerentanan rendah, kerentanan sedang, dan

kerentanan tinggi (Tabel 4.10).

Tabel 4.10: Interval Kelas Kerentanan

Berdasarkan penilaian kerentanan elemen berisiko yaitu sekolah terhadap

bahaya banjir menggunakan parameter yang disajikan pada Tabel 4.7 menghasilkan

terdapat 8 sekolah tidak rentan, 22 sekolah dengan tingkat kerentanan rendah, 16

sekolah kerentanan sedang, dan 4 sekolah kerentanan tinggi (Tabel 4.10).

Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas Sekolah Menengah Atas di

Jakarta memiliki kerentanan rendah terhadap bahaya banjir. Kondisi ini di dasarkan

atas bangunan sekolah yang sudah beradaptasi dengan kondisi banjir, seperti

dibangun dengan 2 atau 3 lantai dan peninggian pondasi bangunan. Adanya sekolah

yang tidak rentan terhadap banjir, kondisi tersebut di sebabkan lokasi sekolah yang

jauh dari sungai.

Tabel 4.10: Hasil Tingkat Kerentanan

No Kelas Jumlah Sekolah

1 Tidak Rentan 8

2 Kerentanan Rendah 22

3 Kerentanan Sedang 16

4 Kerentanan Tinggi 4

Jumlah 50

No Kelas Skor

1 Tidak Rentan 0

2 Kerentanan Rendah 0.15 – 0.40

3 Kerentanan Sedang 0.41-0.66

4 Kerentanan Tinggi 0.67-0.92

Page 35: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

28

Peta tingkat kerentanan Sekolah Menengah Atas di wilayah penelitian

disajikan pada Gambar 4.9. Secara spasial menunjukkan bahwa tingkat kerentanan

tertinggi sekolah terdapat di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Kondisi tersebut

dapat di identifikasi pengaruh lokasi geografis sekolah yang dilalui sungai bagian

hilir yang akan bermuara ke Teluk Jakarta, sehingga sekolah pada wilayah Jakarta

Barat dan Utara lebih rentan terhadap bahaya banjir.

Gambar 4.9: Peta Kerentanan Sekolah Menengah Atas di DKI Jakarta

Page 36: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

29

3. Analisis Risiko Banjir Terhadap Sekolah

Risiko adalah kemungkinan konsekuensi dari suatu bahaya atau perkiraan

kerugian seperti kematian, luka-luka, properti, mata pencaharian, kegiatan ekonomi

terganggu atau lingkungan yang rusak, yang dihasilkan dari peristiwa interaksi antara

bahaya dan kondisi yang rentan di suatu daerah dan pada jangka waktu tertentu.

Analisis risiko adalah berkaitan dengan penggunaan informasi untuk memperkirakan

risiko, yang disebabkan oleh suatu bahaya terhadap individu atau populasi, properti

atau lingkungan. Melakukan analisis risiko umumnya dilakukan dengan beberapa

tahapan yaitu identifikasi batasan, bahaya, estimasi probabilitas kejadian untuk

memperkirakan bahaya, evaluasi kerentanan elemen risiko, dan estimasi risiko (van

Westen dkk., 2011).

Analisis risiko banjir yaitu mengetahui risiko banjir pada masa lalu, sekarang

atau yang akan datang, berdasarkan penentuan tingkat bahaya, kerentanan dan risiko

banjir (Schanze, 2006). Analisis risiko banjir mencakup analisis dalam aspek spasial

dan temporal dari suatu kejadian banjir, aspek spasial mencakup lokasi dan cakupan

banjir, sedangkan aspek temporal mencakup waktu kejadian banjir.

Metode penilaian risiko banjir terdiri dari tiga jenis, yaitu metode penilaian

berdasarkan indeks, metode penilaian berdasarkan data bahaya banjir historis, dan

metode penilaian berdasarkan simulasi (Li dkk., 2013). Risiko banjir bagi masyarakat

dataran rendah diperkirakan akan meningkat di masa depan di berbagai bagian dunia,

hal ini disebabkan oleh berbagai faktor pemicu termasuk perubahan iklim (curah

hujan meningkat, limpasan ekstrem, naiknya permukaan air laut), penurunan tanah,

perubahan penggunaan lahan, pertumbuhan populasi, dan peningkatan aset yang

berada di daerah rawan banjir (Marfai dkk., 2014). Hal ini termasuk pada wilayah

DKI Jakarta yang merupakan area dataran rendah dan tingginya kepadatan polulasi,

sehingga risiko akan banjir berpotensi meningkat.

Pada penelitian ini analisis risiko berdasarkan matriks risiko yang berdasarkan

analisis bahaya dan kerentanan (Tabel 4.11). Matriks risiko dalam menentukan

kategori tigkat risiko berdasarkan kriteria 1) tingkat bahaya rendah dengan tingkat

kerentanan rendah maka tingkat risiko rendah, 2) tingkat bahaya sedang dengan

Page 37: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

30

tingkat kerentanan rendah maka tingkat risiko rendah, 3) tingkat bahaya tinggi dengan

tingkat kerentanan rendah maka tingkat risiko sedang, 4) tingkat bahaya rendah

dengan tingkat kerentanan sedang maka tingkat risiko rendah, 5) tingkat bahaya

sedang dengan tingkat kerentanan sedang maka tingkat risiko sedang, 6) tingkat

bahaya tinggi dengan tingkat kerentanan sedang maka tingkat risiko tinggi, 7) tingkat

bahaya rendah dengan tingkat kerentanan tinggi maka tingkat risiko sedang, 8)

tingkat bahaya sedang dengan tingkat kerentanan tinggi maka tingkat risiko tinggi, 9)

tingkat bahaya tinggi dengan tingkat kerentanan tinggi maka tingkat risiko tinggi.

Tabel 4.11. Matriks Risiko Banjir Wilayah Penelitian

Kerentanan

Tinggi Sedang Tinggi Tinggi

Sedang Rendah Sedang Tinggi

Rendah Rendah Rendah Sedang

Rendah Sedang Tinggi

Bahaya

Hasil analisis risiko wilayah penelitian berdasarkan bahaya (Gambar 4.6) dan

kerentanan (Gambar 4.9) menggunakan matriks risiko (Tabel 4.11) menghasilkan

kelas tingkat risiko sekolah yaitu risiko rendah 10 sekolah, risiko sedang 27 sekolah,

dan risiko tinggi 13 sekolah (Tabel 4.12). Beradaskan hal tersebut, hal ini menjukkan

bahwa mayoritas Sekolah Menengah Atas di wilayah penelitian memiliki risiko

terhadap bahaya banjir sedang. Hal ini dapat di identifikasi factor kondisi morfologi

wilayah penelitian yang merupakan dataran rendah, muara atau hilir sungai, dilalui

beberpa aliran sungan dan merupakan area pemukiman padat. Kondisi tersebut secara

tidak langsung berdampak pada tingginya risiko banjir wilayah penelitian.

Tabel 4.12: Hasil Tingkat Risiko Sekolah Terhadap Bahaya Banjir

No Kelas Jumlah Sekolah

1 Rendah 10

2 Sedang 27

3 Tinggi 13

Jumlah 50

Page 38: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

31

Peta risiko banjir terhadap sekolah di wilayah penelitian di sajikan pada Gambar

4.10. Hasil menunjukkan bahwa sekolah dengan risiko banjir tertinggi terdapat di

wilayah Jakarta Utara, Barat, Jakarta Pusat, dan Jakarta Timur. Akan tetapi, tingkat

risiko tinggi sampai sedang mayoritas terdapat di Jakarta Utara dan Barat. Hal ini

konsisten dengan tingkat kerentanan yang menujukkan area Jakarta Utara dan Barat

merupakan area yang terbanyak memiliki sekolah dengan tingkat risiko dan

kerentanna tinggi. Hal ini dapat di dientifikasi lokasi geografis wilayah tersebut yaitu

area muara sungai.

Gambar 4.10. Peta Risiko Banjir Wilayah Penelitian

Page 39: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

32

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibu Kota negara, memiliki fungsi startegis yaitu sebagai

pusat pertumbuhan ekonomi dan bisnis, pusat pemerintahan, dan pusat pendidikan. Akan

tetapi, DKI Jakarta merupakan area yang rawan terhadap bencana banjir, yang berdampak

pada berbagai elemen berisiko salah satunya yaitu sekolah. Dampak terjadi banjir pada

lingkungan sekolah berpotensi menghambat proses pembelajaran, kerugian, kerusakan,

bahkan korban jiwa. Upaya penanggulangan banjir merupakan penting sebagai upaya

penurunan tingkat risiko kerugian, kerusakan, dan korban jiwa. Berdasarkan hal tersebut,

tujuan penelitian yaitu: 1). Untuk memetakan tingkat bahaya banjir DKI Jakarta; 2).

Menilai tingkat kerentanan sekolah terhadap banjir; 3). Analisis risiko banjir terhadap

fasilitas pendidikan khususnya Sekolah Menengah Atas di DKI Jakarta. Metode

penelitian yang digunakan yaitu untuk pengumpulan data sekunder seperti: data Digital

Elevation Model (DEM), peta Rupa Bumi, citra googel earth, dan data sekolah yang

bersumber dari berbagai instansi. Pengumpulan data primer berupa data historis kejadian

banjir, kondisi geografis sekolah, dampak banjir, dan ploting sekolah dengan metode

wawancara, observasi, dokumentasi, dan ploting GPS. Metode pengolahan data

menggunakan skoring pada setiap parameter dengan skala 0-1, dan analisis spasial

menggunakan aplikasi GIS, dan system overlay. Analsisi data menggunakan rumus risiko

R (risiko) = H (Hazard) x V (Vulnerability), dan analisis secara deskriptif. Hasil daerah

dengan tingkat kerawanan banjir rendah seluas 13.613,40 ha, sedang seluas 23.238,67

ha, dan tinggi seluas 27.216,72 ha. Berdasarkan penilaian kerentanan sekolah terhadap

bahaya banjir menunjukkan bahwa terdapat 8 sekolah tidak rentan, 22 sekolah dengan

tingkat kerentanan rendah, 16 sekolah kerentanan sedang, dan 4 sekolah kerentanan

tinggi. Berdasarkan analisis risiko sekolah terhadap banjir yaitu risiko rendah 10 sekolah,

risiko sedang 27 sekolah, dan risiko tinggi 13 sekolah. Hasil analsisi teridentifikasi

adanya konsisten antara area tertinggi tingkat kerentanan dan risiko yaitu area Jakarta

Utara dan Barat.

Page 40: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

33

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, untuk itu peneliti menyampaikan beberapa saran terkait

hasil riset:

1. Untuk penelitian selanjutnya, keterbatasan penelitian dalam melaksanakan

penelitian untuk itu peneliti terbatas hanya pada analisis risiko Sekolah Menengah

Atas terhadap banjir. Untuk itu, peneliti selanjutnya dapat mengkaji elemen berisiko

lainnya, dan kondisi manajemen bencana yang di implementasikan di sekolah

2. Untuk pemangku kebijakan, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi dalam

penentu kebijakan terkait penanggulangan bencana banjir di DKI Jakarta.

Page 41: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

34

BAB VI

LUARAN YANG DICAPAI

Luaran hasil penelitian yaitu manuskrip yang di submit pada Jurnal Geografi Gea

Universitas Pendidikan Indonesia yang terindeks Sinta 3, dan Seminar Nasional Geografi.

Jurnal

IDENTITAS JURNAL

1 Nama Jurnal Jurnal Geografi Gea

2 Website Jurnal https://ejournal.upi.edu/index.php/gea

3 Status Makalah Submitted

4 Jenis Jurnal Jurnal Nasional terakreditasi

4 Tanggal Submit 19 April 2020

5 Bukti Screenshot submit

Pemakalah di seminar

IDENTITAS SEMINAR

1 Nama Seminar Seminar Nasional Pendidikan Geografi UHAMKA

2 Website https://semnasgeo.uhamka.ac.id/

3 Status Makalah Accepted

4 Jenis Prosiding Prosiding Nasional

4 Tanggal Submit 20 Februari 2020

Page 42: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

35

5 Bukti Screenshot submit

Page 43: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

36

BAB VII

RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI

1. Hasil Penelitian

Penelitian analsiis risiko fasilitas pendidikan terhadap banjir di DKI Jakarta

merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya terkait analisis bahaya banjir di DKI

Jakarta. Penelitian ini merupakan pengembangan keilmuan terkait kebencanaan,

terkhusus bencana banjir yang merupakan suatu masalah yang belum terkendalikan

di DKI Jakarta. Penelitian ini akan bermuara menjadi suatu peta multi bencana di

DKI Jakarta, yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, pengabdian masyarakat

sebagai edukasi bencana di sekolah sebagai sekolah tangguh bencana, serta

rekomendasi kepada pemangku kepentingan sebagai wujud mitigasi bencana.

2. Rencana Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil penelitian, rencana tindak lanjut dari kegiatan penelitian yaitu

penelitian lanjutan berupa analisis spasial bencana di DKI Jakarta, sehingga

menghasilkan database peta multi bencana di DKI Jakarta. Hal ini dikarenakan isu

bencana di DKI Jakarta tidak hanya banjir, terdapat isu lainnya berupa penurunan

daratan (landsubsidance), abrasi, erosi, dan lainnya.

Page 44: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

37

DAFTAR PUSTAKA

Dahlia, S., Nurharosono, T., & Rosyidin, W. F. (2018). Analisis Kerawanan Dan Exposure

Banjir Menggunakan Citra Dem Srtm Dan Landsat Di Dki Jakarta. Jurnal Pendidikan

Geografi, 18(1), 81–95.

Dang, N.M., Babel, M.S., & Luong, H.T. (2010). Evaluation of Food Risk Parameters in The

Day River Flood Diversion Area, Red River Delta, Vietnam. Journal of Natural

Hazards, 56,169–194.

Foudi, S., Osés-Eraso, N., & Tamayo, I. (2015). Integrated spatial flood risk assessment:

The case of Zaragoza. Land Use Policy, 42, 278–292.

https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2014.08.002

Heidari, A. (2009). Structural master plan of flood mitigation measures. Natural Hazards

and Earth System Science, 9(1), 61–75. https://doi.org/10.5194/nhess-9-61-2009

Kellens, W., Vanneuville, W., Verfaillie, E., Meire, E., Deckers, P., & Maeyer, P. De.

(2013). Flood Risk Management in Flanders : Past Developments and Future

Challenges. Water Resour Management, 27, 3585–3606.

https://doi.org/10.1007/s11269-013-0366-4

Marfai, M. A. (2011). Modul Kuliah Pengelolaan Kebencanaan di Indonesia. Yogyakarta:

Program Studi Geografi dan Ilmu Lingkungan Fakultas Geografi Universitas Gadjah

Mada.

Ranger, N., Hallegatte, S., Bhattacharya, S., Bachu, M., Priya, S., Dhore, K., … Corfee-

Morlot, J. (2011). An assessment of the potential impact of climate change on flood

risk in Mumbai. Climatic Change, 104(1), 139–167. https://doi.org/10.1007/s10584-

010-9979-2

Rosyidin, W. F., Dahlia, S., Zahro, A. ., Putra, A., Katami, M., & Najiyullah, M. (2019).

Identify of Multi-Hazard on Muhammadiyah Education Area by VISUS Method in

Jakarta. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 271, 012015.

https://doi.org/10.1088/1755-1315/271/1/012015

Sinha, R., Bapalu, G. V., Singh, L. K., & Rath, B. (2008). Flood risk analysis in the Kosi

river basin, north Bihar using multi-parametric approach of Analytical Hierarchy

Process (AHP). Journal of the Indian Society of Remote Sensing, 36(4), 335–349.

https://doi.org/10.1007/s12524-008-0034-y

Siti Dahlia, W. F. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pemetaan Bahaya Banjir

Menggunakan Pendekatan Multi Disiplin Di Desa Renged, Kecamatan Binuang,

Kabupaten Serang, Provinsi Banten ,. Geografi Edukasi Dan Lingkungan, 1(1), 48–54.

Page 45: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

38

Furdada, G., Caldero´n, & Marque´s. (2008). Flood Hazard Map of La Trinidad (NW

Nicaragua) Method and Results. Journal of Natural Hazards, 45,183–195.

Lastra, J., Ferna´ndez, E., Dı´ez-Herrero, A., & Marquı´nez, J. (2008). Flood Hazard

Delineation Combining Geomorphological and Hydrological Methods: An Example in

The Northern Iberian Peninsula. Journal of Natural Hazards, 45,277–293.

Lawrence, J., Quade, D., & Becker, J. (2014). Integrating the Effects of Flood Experience on

Risk Perception with Responses to Changing Climate Risk, Journal of Natural Hazards,

74,1773–1794.

Marfai, M.A., Andung, B.S., & Philip W. (2014). Community Responses and Adaptation

Strategies Toward Flood Hazard in Jakarta, Indonesia. Journal of Natural Hazards,

75,1127 –1144.

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

BNPB. (2018). Data Bencana Indonesia 2017. Jakarta: Pusat Data, Informasi dan Humas

Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Page 46: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

39

Lampiran-Lampiran

Luaran hasil penelitian yaitu manuskrip yang di submit pada Jurnal Geografi Gea

Universitas Pendidikan Indonesia yang terindeks Sinta 3, dan Seminar Nasional Geografi.

Jurnal

IDENTITAS JURNAL

1 Nama Jurnal Jurnal Geografi Gea

2 Website Jurnal https://ejournal.upi.edu/index.php/gea

3 Status Makalah Submitted

4 Jenis Jurnal Jurnal Nasional terakreditasi

4 Tanggal Submit 19 April 2020

5 Bukti Screenshot submit

Pemakalah di seminar

IDENTITAS SEMINAR

1 Nama Seminar Seminar Nasional Pendidikan Geografi UHAMKA

2 Website https://semnasgeo.uhamka.ac.id/

3 Status Makalah Accepted

4 Jenis Prosiding Prosiding Nasional

4 Tanggal Submit 20 Februari 2020

Page 47: ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS …

40

5 Bukti Screenshot submit