analisis respons permintaan domestik dan penawaran ekspor...

24
Jurnal Universitas Gunadarma, 2011 ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR FURNITURE INDONESIA DI TRADE EXPO INDONESIA Erwin Sofwan Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Ekonomi, 2011 Universitas Gunadarma Keywords : Permintaan domestik, Penawaran ekspor, furniture ABSTRAK Furniture merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu menciptakan penyerapan tenaga kerja melibatkan banyak sektor, karena pengusahaannya dimulai dari kebun sampai dengan penangan industri hilir. Tenaga kerja furniture Indonesia, mulai dari yang terampil hingga tidak terampil, tersedia dan tergolong sangat murah jika dibandingkan dengan tenaga kerja sejenis di negara lain. Hal ini memungkinkan furniture Indonesia juga bisa bersaing dalam harga dan sebagai salah satu dari sepuluh komoditas unggulan ekspor Indonesia ke mancanegara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa respon produksi furniture Indonesia terhadap harga, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan domestik furniture Indonesia, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor furniture Indonesia. Sedangkan, Data yang digunakan sebagai bahan analisis dalam penelitian ini adalah data hasil transaksi produk furniture pada Trade Expo Indonesia (TEI). Data transaksi meliputi data transaksi Trade Expo Indonesia selama lima tahun (2006-2010). data yang digunakan meliputi hasil transaksi pernegara dan produk pada kegiatan Trade Expo Indonesia. Semua data yang dikumpulkan berasal dari Kementerian Perdagangan RI, serta literatur dari lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini. PENDAHULUAN Indonesia penghasil kayu terbesar didunia dan dengan hasil yang baik dari sisi produksi maupun ekspor. Selain itu, memiliki beberapa keunggulan seperti bahan baku dan keunikan yang tidak terdapat diberbagai negara. Trend teknologi furniture senantiasa selalu mengikuti trend pasar dan teknologi permesinan. Di Indonesia walaupun perkembangannya tidak seagresif dunia usaha lainnya, yang relatif lebih cepat

Upload: vudang

Post on 16-Apr-2018

232 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN

PENAWARAN EKSPOR FURNITURE INDONESIA

DI TRADE EXPO INDONESIA

Erwin Sofwan

Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Ekonomi, 2011

Universitas Gunadarma

Keywords : Permintaan domestik, Penawaran ekspor, furniture

ABSTRAK

Furniture merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu menciptakan penyerapan

tenaga kerja melibatkan banyak sektor, karena pengusahaannya dimulai dari kebun

sampai dengan penangan industri hilir. Tenaga kerja furniture Indonesia, mulai dari yang

terampil hingga tidak terampil, tersedia dan tergolong sangat murah jika dibandingkan

dengan tenaga kerja sejenis di negara lain. Hal ini memungkinkan furniture Indonesia

juga bisa bersaing dalam harga dan sebagai salah satu dari sepuluh komoditas unggulan

ekspor Indonesia ke mancanegara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa respon produksi furniture Indonesia

terhadap harga, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan domestik

furniture Indonesia, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor

furniture Indonesia. Sedangkan, Data yang digunakan sebagai bahan analisis dalam

penelitian ini adalah data hasil transaksi produk furniture pada Trade Expo Indonesia

(TEI). Data transaksi meliputi data transaksi Trade Expo Indonesia selama lima tahun

(2006-2010). data yang digunakan meliputi hasil transaksi pernegara dan produk pada

kegiatan Trade Expo Indonesia. Semua data yang dikumpulkan berasal dari Kementerian

Perdagangan RI, serta literatur dari lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini.

PENDAHULUAN

Indonesia penghasil kayu terbesar didunia

dan dengan hasil yang baik dari sisi

produksi maupun ekspor. Selain itu,

memiliki beberapa keunggulan seperti bahan

baku dan keunikan yang tidak terdapat

diberbagai negara. Trend teknologi furniture

senantiasa selalu mengikuti trend pasar dan

teknologi permesinan. Di Indonesia

walaupun perkembangannya tidak seagresif

dunia usaha lainnya, yang relatif lebih cepat

Page 2: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

pergeserannya. Hal ini disebabkan selain

terlalu besar lingkungannya, juga karena

dimensi barang serta energi yang harus

dikeluarkan, dan biayanya pun tidaklah

kecil. Trend furniture yang sedang

berkembang, tidak banyak berubah

dibandingkan beberapa tahun yang lalu,

yaitu masih menggemari desain era tahun 50

dan 60-an. Trend tersebut masih disertai

dengan beberapa polesan serta

penyempurnaan bentuk, termasuk juga

proses pengerjaan dan permesinannya,

misalnya tehnik finishing yang kini sudah

lebih baik dan variatif dibandingkan dengan

era 50 dan 60-an.

Bahan baku utama industri furniture adalah

kayu log dan kayu panel lainnya seperti

plywood, particleboard, blockboard dan

MDF (medium density fibreboard).

Sedangkan faktor-faktor yang akan

mempengaruhi produktivitas industri

furniture yang akan datang antara lain,

jaminan bahan baku kayu yang mulai

terbatas akibat semakin menurunnya

produksi hutan alam di beberapa wilayah di

Indonesia, dan banyak kayu log ilegal yang

diselundupkan ke luar wilayah Indonesia.

Melihat kondisi tersebut, untuk

mengantisipasi beredarnya kayu ilegal,

Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo)

akhirnya menerapkan kontrol suplai bahan

baku melalui sebuah organisasi baru

bernama Badan Pengendalian Produksi

(BPP) yang tersebar di lima wilayah di

Indonesia. BPP ini penting karena akan

berfungsi sebagai penjamin kebutuhan

dengan pasokan bahan baku bagi industri

pengolahan kayu termasuk industri

furniture, melalui kegiatan monitoring

ketersediaan bahan baku dengan

kemampuannya berproduksi, realisasi

ekspor, penjualan di dalam negeri, dan

informasi harga kepada anggota dan negara

konsumen.

Penggunaan bahan baku kayu sebagai

bahan utama industri furniture di Indonesia

mempunyai karakter yang lebih baik jika

dibandingkan dengan menggunakan bahan

substitusi lain seperti plastik, besi dan kain.

Namun untuk mengantisipasi mulai

terbatasnya bahan baku kayu dan

penanaman kembali yang memerlukan

jangka waktu yang relatif lama (HTI).

Produk furniture kayu perlu dikombinasikan

dengan produk substitusi seperti besi

dengan kayu atau kayu dengan besi atau

dapat juga besi dengan plastik atau plastik

dengan kayu, sehingga penggunaan kayu

akan lebih efisien.

Industri futrniture di Indonesia dapat

digolongkan dalam 2 bagian antara lain

Industri Furniture Tradisional dan Industri

Page 3: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

Furniture Non Tradisional. Industri

furniture tradisional ini umumnya adalah

industri furniture berskala kecil dan

menengah (home industry) yang jumlahnya

sangat banyak dan tersebar di beberapa

wilayah di Indonesia dan jenis produk yang

dihasilkan adalah furniture jenis indoor.

RUMUSAN MASALAH

Dalam penulisan ini penulis merumuskan

masalah bagaimana : Bagaimana

menganalisis pangsa pasar furniture pada

Trade Expo Indonesia, serta apa saja faktor-

faktor yang mempengaruhi permintaan

domestik dan penawaran ekspor furniture

Indonesia pada Trade Expo Indonesia.

TELAAH PUSTAKA

Perdagangan Internasional adalah

perdagangan yang dilakukan oleh penduduk

suatu negara dengan penduduk negara lain

atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk

yang dimaksud dapat berupa

antarperorangan (individu dengan individu),

antara individu dengan pemerintah suatu

negara atau pemerintah suatu negara dengan

pemerintah negara lain. Sedangkan,

menurut Lindert dan Kindleberger (1995),

perdagangan internasional dianggap sebagai

suatu akibat dari adanya interaksi antara

permintaan dan penawaran yang bersaing.

Pada prinsipnya, perdagangan antara dua

negara timbul akibat adanya perbedaaan

permintaan dan penawaran.

Sedangkan menurut Siswanto Sutojo dan F.

Kleinsteuber (2002) dalam bukunya

Strategi Manajemen Pemasaran, keempat

komponen marketing mix,yakni :

1. Strategi Produk

Pertimbangan berbagai macam faktor

yang berkaitan dengan barang atau jasa

yang mereka usahakan.

2. Strategi Harga

Penyusunan strategi harga yang efektif

perusahan wajib mempertimbangkan

berbagai macam faktor intern dan

ekstern

3. Strategi Distribusi

Distribusi barang dan jasa dari produsen

sampai ke lokasi pembeli atau konsumen

pemakai dapat dilkaukan secara langsung

(direct marketing), melalui pedagang atau

distributor (indirect marketing) ataupun

melalui kombinasi dari kedua sistem

tersebut.

4. Strategi Promosi

Kegiatan pemasaran yang satu ini

dilakukan untuk memberitahu pembeli

tentang keberadaan produk di pasar atau

kebijaksanaan pemasaran tertentu yang

baru ditetapkan perusahaan.

Page 4: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

Strategi Memasuki Pasar Internasional

Strategi memasuki pasar internasional

adalah dengan memformulasikan strategi

pemasaran internasional, perencanaan ini

dimulai dengan analisis lingkungan internal,

meliputi produk, sumber daya dan

komitmen perusahaan; lingkungan domestik

(negara asal) meliputi ukuran pasar dan

potensi penjualan, struktur pasar,

infrastruktur pemasaran, biaya produksi,

sikap (kebijakan) pemerintah terhadap

impor dan investasi, jarak geografis,

pertumbuhan ekonomi, kontrol nilai tukar

mata uang, perbedaan budaya dan resiko

politik.

Penyelenggaraan Pameran

Pameran adalah alat bantu pemasaran

yang merupakan bagian dari aktivitas

promosi penjualan. (Kennedy:2009).

Menurut Munshi (2005) yang dikutip dari

John E. Kennedy, ada enam bentuk pameran

yang merupakan peluang perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan pemasaran, yaitu :

a. Trade exhibition (Pameran Dagang)

Beberapa kalangan menyebut pameran

ini bersifat B2B (business to business)

karena para pihak yang hadir dan

mengikuti pameran ini melakukan

kegiatan bisnis dan negosiasi.

b. Public exhibition

Pameran ini terbuka untuk umum, artinya

para pengunjung tidak dibatasi atau tidak

ada aturan ketat. Pameran ini bersifat

B2C (business to commercial).

c. Overseas trade exhibition

Pengunjung berasal dari kalangan

profesional, spesialis, dan pengusaha

yang berhubungan dengan tema pameran.

d. Outdoor exhibition

pameran yang dilaksanakan di luar ruang.

Pameran ini bersifat B2B dan B2C.

e. Portable exhibition

Mobile Exhibition atau pameran keliling,

pameran yang dilakukan secara

berpindah tempat dari satu kota ke kota

lain.

f. Small exhibition

Pameran terkecil bila dilihat dari luas

ruang dan jumlah peserta. Sasaran

pengunjung bisa umum (B2C) atau

dagang (B2C).

Analisis Pameran

Analisis pameran adalah menganalisis

perkiraan jumlah pengunjung yang akan

hadir, membuat daftar pesaing langsung dan

tidak langsung, mempelajari secara fisik

layout pameran, melihat laporan hasil

Page 5: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

pameran terdahulu yang diberikan

penyelenggara untuk mempelajari siapa saja

pesaing yang muncul dalam presentasi

teknis (technical seminar), termasuk

tanggapan pengunjung terhadap informasi

yang disampaikan. (John E. Kennedy:2009)

Keluaran dari analisis tersebut akan

menentukan strategi komunikasi yang akan

diterapkan. Oleh karena itu, diperlukan

sikap objektif dalam menyikapi hasil

tersebut, karena peluang untuk memperbaiki

atau mempertahankan posisi dapat dicapai

jika dapat menyadari tren yang sedang

berkembang pada saat ini dan di masa yang

akan datang.

METODE PENELITIAN

Pameran yang diselenggarakan oleh

Kementerian Perdagangan pada tahun 2010

merupakan event yang ke-25 sejak

digelarnya TEI (dahulu disebut PPE atau

Pameran Produk Ekspor) tahun 1985. Sejak

penyelenggaraan PPE ke-21 pada tahun

2006, Kementerian Perdagangan

merevitalisasi pelaksanaan PPE, dan

merubah PPE menjadi TEI yang diharapkan

menjadi sebuah pameran dagang yang

berkualitas, berstandar internasional,

mendukung terciptanya konsep B to B yang

pada akhirnya mampu meningkatkan ekspor

non migas Indonesia ke berbagai penjuru

dunia, khususnya di pasar berkembang

(emerging market).

Trade Expo Indonesia 2010 mengangkat

perjalanan TEI selama 25 tahun dengan

mengetengahkan produk ekspor non migas

Indonesia dari masa ke masa antara lain :

1. Pameran Produk Ekspor pertama kali

diselenggarakan pada tahun 1985 oleh

Badan Pengembangan Ekspor Nasional,

Kementerian Perdagangan sebagai

upaya promosi produk Indonesia bagi

pasar internasional.

2. Ekspor non migas menjadi fokus

pemerintah. Selain untuk mengurangi

ketergantungan terhadap ekspor non

migas, produk-produk Indonesia

memiliki keunikan yang tidak terdapat

pada produk dari negara lainnya. Hal ini

dikarenakan budaya Indonesia yang

kaya sehingga mempengaruhi

keanekaragaman produk Indonesia.

3. Bentuk dan penyelenggaraan pameran

produk ekspor juga terus

dikembangkan, tidak hanya untuk

mempromosikan produk Indonesia,

namun juga dilakukan untuk

meningkatkan peluang ke pasar non

tradisional.

4. Kemampuan Indonesia keluar dari

ketergantungan terhadap pasar

tradisional akan memperkuat Indonesia

Page 6: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

dalam melakukan negosiasi

perdagangan pada forum-forum

bilateral, regional, maupun

internasional.

TEI ke-25 tahun 2010 yang berlangsung

pada tanggal 13 - 17 Oktober 2010 dan

bertempat di Jakarta International Expo-

Kemayoran ini mengangkat tema

“Remarkable Indonesia” yang mengandung

arti Indonesia sungguh menakjubkan, sangat

kaya, memiliki banyak potensi yang

beraneka ragam serta daya tarik luar biasa.

TEI 2010 tetap mengetengahkan

Anjungan Produk Utama (APU) sebagai

etalase produk utama ekspor, dengan

menampilkan produk 10+10+3 serta

beberapa produk lainnya sebagai upaya

untuk diversifikasi produk; Menyikapi

penguatan pasar dalam negeri dengan

memfasilitasi transaksi retail UKM ekspor

dengan tetap memiliki titik berat pada Trade

Expo B to B; Mengoptimalkan humas dan

promosi TEI untuk menyampaikan

keunggulan produk lokal yang telah diakui

oleh dunia internasional dan menginspirasi

pelajar, mahasiswa, dan masyarakat untuk

menciptakan usaha berorientasi ekspor; serta

memulai tahap revitalisasi baru dengan

mengutamakan penguatan pondasi

manajemen pameran, dimana pada tahun ini

akan difokuskan pada penyediaan fasilitas-

fasilitas yang memadai bagi peserta, buyer

dan media, mempercepat kesiapan

pelaksanaan pameran serta merevitalisasi

sistem informasi pameran secara terpadu.

Selain menampilkan produk unggulan

yang berkualitas dan berdaya saing tinggi,

dalam rangkaian Trade Expo Indonesia 2010

juga diselenggarakan beberapa kegiatan

pendukung antara lain Pemberian

Penghargaan Primaniyarta, UKM Pangan

Award, Penyerahan Sertifikat UNESCO

Award of Excellence for Handicraft, Trade

Tourism & Invesment (TTI) Forum, Klinik

Bisnis, Academic Tour, serta lomba

memasak bagi peserta Pameran Pangan

Nusa.

TEI 2010 secara total berdiri diatas

lahan seluas 40.000 m2 dengan pemanfaatan

lahan efektif seluas 13,504 m2

dan terbagi

dalam 5 gedung utama termasuk Icon

Pavillion (APU), Hall A, Hall B, Hall C,

Open Space yang memamerkan produk-

produk unggulan Indonesia. Selain itu

ditampilkan pula Pameran Pangan Nusa

yang memberikan gambaran mengenai

produk dan jasa yang lahir dari pemikiran

yang kreatif di Indonesia.

Produk yang dipromosikan pada TEI

2010 adalah kelompok produk utama,

Page 7: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

produk potensial, produk jasa Kreatif serta

produk baru lainnya. Sedangkan kategori

produk yang dipamerkan pada

penyelenggaraan TEI ke-25, yaitu:

Produk Utama: Udang - Kopi - Minyak

Kelapa sawit - Kakao - Karet dan

Produk Karet - TPT - Alas Kaki -

Elektronika – Komponen Kendaraan

Bermotor - Furniture

Produk Potensial: Handicraft, Fish &

Fish product, Medicinal Herbs, Leather

& leather products, Processed Food,

Jewellery, Essential Oil, Spices,

Stationary Nonpaper, Medical

Instrument & Appliances

Produk Jasa Potensial: Desain &

Rekayasa Tehnik, Multimedia &

Teknologi Informasi, Tenaga Kerja

Terdidik dan Terlatih

Produk Baru Lainnya: Makanan &

minuman, produk pertanian, industri

berat, industri strategis, Kehutanan,

Mineral, Alat Perkebunan, Permesinan,

Alat Olahraga, Kimia, Perlengkapan

Dapur dan Alat Rumah Tangga, Alat

Tulis & Kertas, Spa, Bahan Bangunan,

Gelas & Keramik, Hortikultura serta

Produk Plastik.

Pada TEI 2010 jumlah perusahaan yang

berpartisipasi sebanyak 927 peserta

termasuk didalamnya merupakan partisipasi

dari berbagai instansi terkait, BUMN,

Pemda, Asosiasi dan sebagainya. Jumlah

tersebut telah melampaui jumlah yang

ditargetkan sebelumnya yaitu 810

perusahaan.

Data yang digunakan bersumber dari objek

penelitian terhadap kegiatan pameran

bertaraf internasional yaitu Trade Expo

Indonesia yang dilaksanakan di Kemayoran

, Jakarta. Data berupa dokumen-dokumen

yang berhubungan dengan hasil kegiatan

pameran. Dokumen-dokumen tersebut yaitu

: berupa hasil transaksi pameran selama 5

tahun (2006-2010).

Metode pengumpulan data yang dilakukan

adalah dengan memperoleh data secara

langsung ke Unit Kementerian Perdagangan

dna mempelajari dokumen-dokumen pada

saat melakukan kegiatan berlangsung.

Page 8: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

Hall Jumlah

Peserta

Keterangan

A 189 Produk 10+10+3 (multiproduk)

B 80 Furniture (Asmindo)

C 425 Produk unggulan daerah

D1 82 Anjungan Produk Unggulan (APU)

E 117 Pameran Pangan Nusa

Open Space 34 Furniture, produk pertanian, perikanan dan kelautan

JUMLAH 927

Sumber : Ditjen PEN, 2010

Kategori Peserta Trade Expo Indonesia

Tahun 2010:

1. Peserta B to B (Produk Utama &

Unggulan)

Dengan produk terbaik ditempatkan

pada zona tersendiri di APU melalui

proses kurasi. Hal ini diperuntukan bagi

peserta pameran yang telah mengekspor

produknya.

2. Peserta Industri Kreatif

Dengan produk terbaik ditempatkan

pada zona Industri Kreatif melalui

proses kurasi.

3. Peserta dengan produk potensial ekspor

Dengan produk terbaik ditempatkan

pada zona di luar APU dan Hall tertentu

sesuai dengan zonanya masing-masing.

Sebelumnya, peserta telah mengikuti

pelatihan ekspor-impor yang

diselenggarakan Kementerian

Perdagangan melalui Balai Besar

Pelatihan dan Pendidikan Ekspor

Indonesia.

4. Peserta UKM retail

Sebagai bagian dari pembinaan UKM

yang berpotensi melakukan ekspor akan

ditempatkan pada zona tersendiri

Adapun jumlah buyer yang hadir di

arena pameran selama pelaksanaan Trade

Expo Indonesia 2010 tercatat sebanyak

8.092 buyer yang berasal dari 67 negara

yaitu dari pasar non tradisional sebanyak

6.070 buyer (75%) dan dari pasar tradisional

sebanyak 2.022 buyer (25%). Kehadiran

buyer pasar tradisional didominasi oleh

Australia (258), Japan (220) dan Singapore

(215). Sedangkan pasar non tradisional

didominasi oleh PEA (178), India (170),

Malaysia (156), Bangladesh (134) dan

Nigeria (109). Jumlah buyer pada TEI 2010

Page 9: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

melampaui jumlah buyer yang menjadi

target yakni sebesar 8.000 buyer serta

meningkat sebesar 2,2% dibandingkan

dengan tahun 2009 (7.914 buyer). Hal

tersebut menunjukkan peningkatan minat

dan kepercayaan buyer untuk mengunjungi

Trade Expo 2006

ANALISIS SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai

faktor secara sistematis untuk merumuskan

strategi. Analisis ini didasarkan pada logika

yang dapat memaksimalkan kekuatan

(strengths) dan peluang (opportunities),

namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan

ancaman (threats). Dengan demikian

perencana strategis (strategic planner) harus

menganalisis faktor-faktor strategis

(kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.

Hal ini disebut Analisis Situasi. Model yang

paling populer untuk analisis situasi adalah

Analisis SWOT. (Freddy Rangkuti,

2006:18).

Tahap pertama dalam penyusunan

analisis adalah tahap pengumpulan data.

Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu data eksternal dan data internal.

Model yang digunakan dalam tahap

ini adalah Matrik Faktor Strategi Eksternal

dan Matrik Faktor Strategi Internal.

1. Matrik Faktor Strategi Eskternal

Berikut ini adalah cara-cara penentuan

Faktor Strategi Eksternal (EFAS).

a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai

dengan 10 peluang dan ancaman)

b. Beri bobot masing-masing faktor

dalam kolom 2, mulai dari 1,0

(sangat penting) sampai dengan 0,0

(tidak penting). Faktor-faktor

tersebut kemungkinan dapat

memberikan dampak terhadap faktor

strategis.

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk

masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4

(outstanding) sampai dengan 1

(poor) berdasarkan pengaruh faktor

tersebut terhadap kondisi kegiatan

yang bersangkutan. Pemberian nilai

rating untuk faktor peluang yang

bersifat positif (peluang yang

semakin besar diberi rating +4, tetapi

jika peluangnya kecil, diberi rating

+1). Pemberian nilai rating ancaman

adalah kebalikannya. Misalnya, jika

nilai ancamannya sangat besar, rating

adalah 1. Sebaliknya, jika nilai

ancamannya sedikit ratingnya 4.

Page 10: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan

rating pada kolom3, untuk

memperoleh faktor pembobotan

dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-masing

faktor yang nilainya bervariasi mulai

dari 4,0 (outstanding) sampai dengan

1,0 (poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan

komentar atau catatan mengapa

faktor-faktor tertentu dipilih dan

bagaimana skor pembobotannya

dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada

kolom 4), untuk memperoleh total

skor pembobotan bagi perusahaan

yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukkan bagaimana perusahaan

tertentu bereaksi terhadap faktor-

faktor strategis eksternalnya. Total

skor ini dapat digunakan untuk

membandingkan peruashaan ini

dengan perusahaan lainnya dalam

kelompok industri yang sama.

(Freddy Rangkuti, 2009:22).

2. Matriks Faktor Strategi Internal

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi

kekuatan serta kelemahan perusahan

dalam kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor

tersebut dengan skala mulai dari 1,0

(paling penting) sampai 0,0 (tidak

penting), berdasarkan pengaruh

faktor-faktor tersebut posisi strategi

perusahaan. (Semua bobot tersebut

jumlahnya tidak boleh melebihi total

skor total 1,00).

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk

masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4

(outstanding) sampai dengan 1

(poor), berdasarkan pengaruh faktor

tersebut terhadap kondisi perusahaan

yang bersangkutan. Variabel yang

bersifat positif (semua variabel yang

masuk kategori kekuatan) diberi nilai

mulai dari +1 sampai dengan +4

(sangat baik) dengan

membandingkannya dengan rata-rata

industri atau dengan pesaing utama.

Sedangkan variabel yang bersifat

negatif, kebalikannya.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan

rating pada kolom 1 untuk

memperoleh faktor pembobotan

dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-masing

faktor yang nilainya bervariasi mulai

dari 4,0 (outstanding) sampai dengan

1,0 (poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan

komentar atau catatan mengapa

Page 11: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

faktor-faktor tertentu dipilih, dan

bagaimana skor pembobotannya

dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada

kolom 4), untuk memperoleh total

skor pembobotan bagi perusahaan

yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukkan bagaimana perusahaan

tertentu bereaksi terhadap faktor-

faktor strategis internalnya. Skor

total ini dapat digunakan untuk

membandingkan perusahaan ini

dengan perusahaan lainnya dalam

kelompok industri yang sama.

Dengan demikian, jelaslah bahwa

dalam analisis SWOT dilakukan identifikasi

terhadap berbagai faktor secara sistematis

sebagai bahan untuk melakukan rumusan

strategi perusahaan. Untuk itu harus betul-

betul ditelaah faktor-faktor strategi

perusahaan dari keempat variabel SWOT

tersebut, baik yang berasal dari faktor

internal maupun eksternal perusahaan.

Matrik SWOT dapat

menggambarkan secara jelas bagaimana

peluang dan ancaman eksternal yang

dihadapi perusahaan dapat disesuaikan

dengan kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan

empat set kemungkinan alternatif strategis.

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan

pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk

merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya.

b. Strategi ST

Strategi dalam menggunakan kekuatan

yang dimiliki perusahaan untuk

mengatasi ancaman. Strategi ini

dilakukan dalam situasi dan kondisi

dimana kekuatan di match dengan

ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan

pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada.

Strategi ini dilakukan dalam situasi dan

kondisi dimana kelemahan di match

dengan peluang.

d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan

yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta

menghindari ancaman. Strategi ini

dilakukan dalam situasi dan kondisi

kelemahan di match dengan ancaman.

Page 12: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

Variabel SWOT

a. Strength (Kekuatan)

Unsur yang dimaksudkan sebagai

faktor kekuatan adalah semua hal-hal

yang dianggap dapat menjadi faktor

kekuatan atau potensi bagi suatu

perusahaan maupun produk yang

dipasarkan.

b. Weakness (Kelemahan)

Unsur-unsur yang dimaksud sebagai

faktor kelemahan adalah semua hal-hal

yang merupakan kebalikan dengan faktor

kekuatan, yaitu hal-hal yang dianggap

sebagai kelemahan yang dapat

memengaruhi pelaksanaan produk yang

bersangkutan.

c. Opportunity (Peluang)

Unsur-unsur yang dimasukkan

sebagai faktor-faktor peluang adalah

segala hal-hal yang dianggap dapat

menjadi peluang bagi perusahaan dalam

melaksanakan pemasaran atau suatu

produk/jasa.

d. Threat (Ancaman)

Unsur-unsur yang dimasukkan

sebagai faktor-faktor ancaman adalah

segala hal yang berdasarkan pengamatan

dapat menjadi hambatan atau kendala

yang merugikan bagi perusahaan atau

produk yang dipasarkan tersebut.

Analisis Regresi Sederhana

Analisa Regresi

Dapat digunakan untuk dua hal pokok

yaitu memperoleh suatu persamaan dan

garis-garis lurus yang menunjukkan

persamaan hubungan antara 2 variabel

persamaan dan garis lurus dapat disebut

dengan persamaan regresi, yang berbentuk

linier atau pun non linier. Disamping itu

juga untuk menaksir satu variabel yang

disebut dependent (variabel Y) dengan

variabel yang lain disebut dengan

independent (variabel X).

Berdasarkan hubungan yang ditujukan

oleh persamaan regresi-regresi sebagai

berikut :

Y= a + bX

Ket.

Y : Angka penjulan (dependent)

X : Biaya promosi (independent)

a : Konstanta

b : Koefisien regresi

Analisa Korelasi

Merupakan analisa yang dipakai untuk

mengukur hubungan antara 2 variabel

perhitungan dengan derajat keeratan

didasarkan pada persamaan regresi, akan

tetapi analisa korelasi dapat dilakukan tanpa

adanya persamaan regresi suatu catatan

tingginya tingkat korelasi tidak

Page 13: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

menunjukkan hubungan sebab akibat antara

variabel, mungkin diperoleh korelasi yang

tinggi antara 2 variabel tersebut adalah

r = n ∑ (XY) – ( ∑ X) * (∑Y)

√ [n ∑X2 – (∑X)

2] [n ∑Y

2 – (∑Y)

2]

Kriteria : jika

r < 0 : derajat hubungan antara dua variable

menunjukkan hal yang berlawanan.

r > 0 : derajat hubungan antara dua variable

menunjukkan hal yang sejajar atau

paralel (koefisien korelasi positif)

r = 0 : tidak ada hubungan sama sekali anta

dua variabel.

Analisa Determinasi

Koefisien determinasi dilambangkan

dengan r2. Merupakan kuadrat dari koefisien

korelasi. Koefisien ini dapat digunakan

untuk menganalisis apakah variabel yang

diduga/diramal (Y) dipengaruhi oleh

variabel (X).

Kd = r2 * 100%

Dimana :

Kd : Koefisen determinasi

r : Korelasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam menghadapi suatu persaingan

maupun meningkatkan kualitas

penyelenggaraan kegiatan, perlu dilakukan

usaha untuk mengenali lingkungannya, baik

lingkungan internal maupun eksternal.

Lingkungan internal adalah keadaan dari

kegiatan atau usaha itu sendiri yaitu

kelebihan-kelebihan dan kekurangan-

kekurangan kegiatan atau usaha tersebut.

Sedangkan yang dimaksud dengan

lingkungan eksternal adalah keadaan

disekitar kegiatan atau unit usaha tersebut

seperti pesaing, kondisi ekonomi,

pemerintahan, dan lainnya yang dapat

memengaruhi kegiatan atau usaha tersebut.

Untuk itu diperlukan analisis SWOT yang

terdiri dari strength (kekuatan), weakness

(kelemahan), opportunity (peluang), dan

threat (ancaman).

Berdasarkan identifikasi keempat

variabel SWOT tersebut diatas dilakukan

analisis yang meliputi analisis faktor internal

(kekuatan dan kelemahan) dan faktor

eksternal (peluang dan ancaman) dengan

penempatan klasifikasi yang meliputi bobot,

rating, dan skor setiap unsur yang

diidentifikasi.

Penetapan bobot dilakukan secara

proporsional dari seluruh jumlah butir

masing-masing variabel. Seluruh butir

Page 14: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

variabel dari sisi analisis faktor internal yang

meliputi kekuatan dan kelemahan harus

berjumlah 1. Demikian pula seluruh variabel

dari sisi analisis faktor eksternal yang

meliputi peluang dan ancaman harus

berjumlah 1.

Sedangkan penetapan rating

didasarkan atas butir variabel menurut

kepentingan bagi pameran. Kemudian hasil

perkalian antara bobot dengan rating

merupakan skor untuk setiap butir variabel

SWOT yang bersangkutan.

Tabel 1.

Kriteria Pengisian Matrik IFAS dan EFAS

Penilaian Skala Bobot Skala Rating

Sangat Tinggi 0.16 – 0.20 4

Tinggi 0.11 – 0.15 3

Sedang 0.6 – 0.10 2

Rendah 0.01 – 0.05 1

Sumber : Ditjen. PEN, 2010

Pemberian skala rating untuk ancaman dan kelemahan berlaku sebaliknya yaitu 1

(sangat tinggi) sampai 4 (rendah).

Page 15: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

1. Faktor Strategi Internal

Tabel 2

Faktor Strategi Internal

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot

x

Rating

Kekuatan :

1 TEI telah berlangsung selama 25 kali 0.2 4 0.8

2 TEI pameran bertaraf internasional 0.1 3 0.3

3 TEI berorientasi B2B 0.05 3 0.15

4 TEI telah menjadi calendar of event dan

mendatangkan ribuan buyer internasional

setiap tahun

0.15 4 0.6

5 TEI menampilkan ragam produk yang luas 0.05 2 0.1

6 Peserta pameran siap ekspor 0.05 2 0.1

7 TEI menampilkan produk unggulan

berkualitas dan berdaya saing tinggi

0.05 3 0.15

Kelemahan :

1 Kurangnya kemampuan komunikasi bisnis

peserta pameran

0.15 1 0.15

2 Pameran bersifat general produk 0.05 3 0.15

3 Kurangnya gencarnya promosi di media

elektronik

0.05 2 0.1

4 Jumlah peserta yang menurun 0.05 3 0.15

5 Kurangnya kreatifitas dalam hal desain

produk

0.05 2 0.1

Total 1.00 32 2.85

Page 16: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

2. Faktor Strategi Eksternal

Tabel 3

Faktor Strategi Eksternal

Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot

x

Rating

Peluang :

1 Peluang pasar ekspor yang luas 0.15 3 0.45

2 Dukungan pemerintah 0.1 3 0.3

3 Peluang bagi UKM untuk meluaskan pasar 0.15 4 0.6

4 Terjalinnya hubungan dengan buyer

mancanegara

0.1 3 0.3

5 Mendapatkan pengetahuan melalui

keikutsertaan pada TEI

0.1 3 0.3

Ancaman :

1 Semakin banyaknya pameran internasional

serupa di luar negeri

0.1 1 0.1

2 Era IT yang semakin terbuka, membuat

buyer segan untuk mengunjungi pameran

0.1 2 0.2

3 Perekonomian tidak stabil 0.1 2 0.2

4 Meningkatnya isu lingkungan 0.05 3 0.15

5 Kontinuitas bahan baku 0.05 2 0.1

Total 1 26 2.7

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa

diantara faktor-faktor strategi eksternal,

faktor peluang yang paling besar adalah

peluang bagi UKM (Usaha Kecil

Menengah) yang ingin melebarkan

usahanya. Dalam hal ini, para UKM yang

baru memulai mempromosikan produknya

diantara para buyer mancanegara. Bahkan

tidak jarang mereka memperoleh kontrak

dagang dengan buyer tersebut.

Sedangkan dari faktor ancaman adalah

semakin banyaknya pameran dagang

internasional serupa yang diselenggarakan

oleh negara-negara tetangga atau negara

berkembang lainnya.

Berdasarkan Tabel matriks internal –

eksternal diatas, nilai total faktor internal

sebesar 2,85 atau lebih besar dibandingkan

faktor eksternal yang hanya sebesar 2,70.

Nilai tersebut menunjukkan bahwa faktor-

Page 17: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

1,55

1,2 Kuadran 1

faktor strategi internal lebih berpengaruh terhadap penyelenggaraan pameran TEI.

Diagram Hasil Analisis SWOT

Berdasarkan hasil analisis tersebut diatas,

maka diperoleh informasi mengenai

langkah-langkah apa saja yang harus

dilakukan dalam penyelenggaraan TEI

dalam meningkatkan promosi produk ekspor

non migas Indonesia. Hasil analisis tersebut

dimasukkan ke dalam matriks SWOT agar

dapat mempergunakan kekuatan (strength)

untuk mengatasi kelemahan (weakness),

ancaman (threat), dan peluang

(opportunity). Selanjutnya

mempertimbangkan kelemahan yang ada

untuk menghadapi ancaman maupun

peluang.

Sesuai dengan hasil analisis yang

menyatakan bahwa posisi TEI berada pada

kuadran 1, maka penjabaran dari strategi

agresif sebagai langkah yang harus

dilakukan dalam penyelenggaraan TEI

adalah sebagaimana dirinci di dalam matriks

Strength – Opportunity (SO), Strength –

Threat (ST), Weakness – Opportunity (WO),

dan Weakness – Threat (WT) sebagai

berikut:

KELEMAHAN

PELUANG

ANCAMAN

KEKUATAN

Page 18: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

Tabel 4

Matriks Penentuan Strategi

Faktor Internal

Kekuatan (Strengths)

1. TEI telah berlangsung selama 25

kali

2. TEI pameran bertaraf internasional

3. TEI berorientasi B2B

4. TEI telah menjadi calendar of event

dan mendatangkan ribuan buyer

internasional setiap tahun

5. TEI menampilkan ragam produk

yang luas

6. Peserta pameran siap ekspor

7. TEI menampilkan produk unggulan

berkualitas dan berdaya saing tinggi

Kelemahan (Weaknesses)

1. Kurangnya kemampuan

komunikasi bisnis peserta

pameran

2. Pameran bersifat general produk

3. Kurangnya gencarnya promosi di

media elektronik

4. Jumlah peserta yang menurun

5. Kurangnya kreativitas dalam hal

desain produk

Faktor Eksternal

Peluang (Opportunities) Strategi SO Strategi WO

1. Peluang pasar ekspor yang luas

2. Dukungan pemerintah

3. Peluang bagi UKM untuk meluaskan

pasar

4. Terjalinnya hubungan dengan buyer

luar negeri

5. Mendapatkan pengetahuan melalui

keikutsertaan pada TEI

1. Meningkatkan kualitas

penyelenggaraan TEI sebagai

pameran dagang bertaraf

internasional.

2. Meningkatkan fasilitas terhadap

UKM dan IKM sehingga dapat

memperoleh pengalaman mengikuti

kegiatan pameran berskala

internasional.

1. Memperbanyak peserta yang

ingin berpartisipasi pada TEI,

terutama dari sektor UKM dan

IKM.

2. Meningkatkan program promosi

baik di dalam maupun di luar

negeri.

Ancaman (Threats) Strategi ST Strategi WT

1. Semakin banyaknya pameran

internasional serupa di luar negeri

2. Era IT yang semakin terbuka,

membuat buyer segan untuk

mengunjungi pameran

3. Perekonomian tidak stabil

4. Meningkatnya isu lingkungan

5. Kontinuitas bahan baku

1. Meningkatkan kredibilitas TEI

sebagai sebuah pameran yang

memiliki konsep dan regulasi

internasional.

2. Menciptakan sebuah konsep dan

desain pameran yang berbeda

dibanding pameran dagang serupa di

luar negeri.

1. Meningkatkan kualitas peserta

pameran TEI.

2. Meningkatkan kreativitas desain

produk yang dipamerkan dalam

TEI.

Page 19: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

Analisis Regresi Linier Sederhana

Tabel 5

Jumlah buyers pada

Trade Expo Indonesia 2006-2010

Tahun Buyer

(X)

Kenaikan /

Penurunan

(%)

2006 2.100 -

2007 7.333 249.14

2008 7.444 1.51

2009 7.914 6.31

2010 8.092 2.25

Sumber : Kementerian Perdagangan RI, 2011

Tabel 6

Nilai Kontak Dagang Produk

Furniture pada

Trade Expo Indonesia 2006-2010

Tahun Nilai Kontak

Dagang (US$)

(Y)

Kenaikan /

Penurunan (%)

2006 125.393.085 -

2007 31.615.306 (74.79)

2008 49.942.224 57.97

2009 60.869.633 21.88

2010 64.028.991 5.19

Sumber : Kementerian Perdagangan RI, 2011

Tabel 7

Jumlah buyers & Nilai Kontak Dagang

Produk Furniture

Pada Trade Expo Indonesia tahun 2006-2010

Tahun Pengunjung (Buyer)

(X)

Nilai Kontak Dagang

(US$)

(Y)

2006 2.100 125.393.085

2007 7.333 31.615.306

2008 7.444 49.942.224

2009 7.914 60.869.633

2010 8.092 64.028.991

Sumber : Kementerian Perdagangan RI, 2011

Tabel 8

Perhitungan Analisa Korelasi dan Regresi Sederhana

Pada Trade Expo Indonesia tahun 2006-2010

Tahun X Y X2

Y2

(x1012

)

XY

(x103)

2006 2.100 125.393.085 4.410.000 15.723 263.325.479

2007 7.333 31.615.306 53.772.889 999 231.835.039

2008 7.444 49.942.224 55.413.136 2.494 371.769.915

2009 7.914 60.869.633 62.631.396 3.705 481.722.276

2010 8.092 64.028.991 65.480.464 4.099 518.122.595

Jumlah 31.191 331.849.239 241.707.885 27.022 1.866.775.304

Sumber : Kementerian Perdagangan RI, 2011

Page 20: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

Regresi Sederhana

Untuk mengetahui sejauh mana

keefektifan pameran TEI yang telah

dilaksanakan, maka penulis

menggunakan analisa regresi

sederhana dan perhitungan korelasi.

Melalui evaluasi analisa regresi linier

sederhana menggunakan variabel X

dan Y, dimana X adalah jumlah

kedatangan pengunjung (buyer) atau

variabel bebas dan Y adalah nilai

kontak dagang yang terjadi selama

TEI berlangsung dan dapat juga

disebut variabel tidak bebas. Adapun

perhitungan regresi adalah :

b = n ∑ (XY) – ( ∑ X) * (∑Y)

n ∑X2 – (∑X) 2]

b = 73.266

Analisa Koefisien Korelasi

Analisa korelasi dimaksud untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara

tingkat kedatangan pembeli (buyer) dengan nilai kontak dagang yang dicapai.

Hubungan antara tingkat kedatangan

pembeli (buyers) dengan nilai kontak

dagang yang dicapai sangat kuat dan

positif. Dengan demikian,

diharapkan kenaikan pembeli

(buyers) pada pameran tersebut

mampu meningkatkan nilai kontak

dagang yang dicapai.

Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui berapa persentase

pengaruh kedatangan pembeli

terhadap nilai kontak dagang yang

terjadi pada Trade Expo Indonesia,

maka penulis akan menggunakan

perhitungan koefisien determinasi

atau koefisien penentu dengan

perhitungan sebagai berikut :

a = ∑Y – b ( ∑X)

5

a = (415.471.327,8)

r = n ∑ (XY) – ( ∑ X) * (∑Y)

√ [n ∑X2 – (∑X)

2] [n ∑Y

2 – (∑Y)

2]

r = 0.0523

Kd = r2 x 100%

= 27.35%

Page 21: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

Rangkuman Hasil Penelitian

a. Penyelenggara Trade Expo Indonesia

(TEI) harus mampu menetapkan strategi

yang tepat dalam menyelenggarakan

kegiatannya agar terus berkembang dan

mengatasi segala hambatan yang terjadi.

Berdasarkan diagram analisis SWOT,

terlihat bahwa posisi pameran TEI

terletak pada kuadran 1, artinya bahwa

TEI merupakan pameran dagang yang

memiliki peluang dan kekuatan dalam

hal mempromosikan produk ekspor non

migas Indonesia. Pada kuadran ini,

strategi yang harus diterapkan dalam

kondisi ini adalah mendukung kebijakan

pertumbuhan yang agresif (oriented

growth strategy).

Bentuk strategi agresif yang dapat

dilakukan adalah dengan cara

meningkatkan kualitas penyelenggaraan

TEI sebagai pameran dagang bertaraf

internasional. Sehingga diharapkan

pengunjung TEI semakin meningkat,

diperolehnya kontrak dagang dengan

para buyer, dan produk Indonesia

semakin diminati oleh para buyer

mancanegara. Sedangkan strategi lain

yang dicapai adalah dengan

meningkatkan fasilitas terhadap UKM

dan IKM sehingga dapat memperoleh

pengalaman mengikuti kegiatan

pameran berskala internasional.

Berdasarkan hasil analisis matriks

faktor internal (IFAS) dan faktor

eksternal (EFAS) diperoleh hasil bahwa

faktor internal lebih berpengaruh

terhadap pengembangan promosi

produk ekspor non migas Indonesia

melalui penyelenggaraan Trade Expo

Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa

Trade Expo Indonesia merupakan salah

satu pameran dagang internasional yang

wajib diikuti oleh para pelaku usaha,

eksportir maupun calon eksportir dalam

rangka melakukan promosi produk

mereka.

Berdasarkan hasil analisis SWOT

diketahui bahwa penyelenggaraan TEI

mempunyai kekuatan dalam hal

penyelenggaraan TEI yang telah

berlangsung sebanyak 25 kali dan telah

mendatangkan ribuan buyer

internasional. Sedangkan peluang yang

dimiliki antara lain bagi UKM yang

ingin meluaskan pemasaran produknya

di pasar ekspor.

Namun, penyenggaraan TEI pun

memiliki kelemahan, antara lain

kurangnya kemampuan komunikasi

bisnis para peserta pameran dengan para

buyer yang membuat terjadinya salah

Page 22: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

pemahaman antara seller dan buyer

dalam memberikan penjelasan dan

menarik kesimpulan bagi buyer luar

negeri. Produk yang dipamerkan dalam

TEI pun hampir sama dibandingkan

penyelenggaraan TEI tahun

sebelumnya. Belum lagi saat ini para

buyer lebih menginginkan pameran

dengan produk yang lebih spesifik.

Pameran dagang internasional yang

diselenggarakan oleh negara lainnya

pun menjadi ancaman serius yang dapat

menggeser pameran TEI dan merebut

buyer serta dapat menghambat promosi

produk Indonesia.

Oleh karena itu, perlu disusun strategi

dalam mengembangkan promosi produk

ekspor non migas Indonesia pada Trade

Expo Indonesia. Adapun strategi yang

bisa diterapkan adalah :

a. Meningkatkan kualitas

penyelenggaraan TEI sebagai

pameran dagang bertaraf

internasional.

b. Meningkatkan kredibilitas TEI

sebagai sebuah pameran yang

memiliki konsep dan regulasi

internasional.

c. Meningkatkan fasilitas terhadap

UKM dan IKM sehingga dapat

memperoleh pengalaman mengikuti

kegiatan pameran berskala

internasional.

d. Lebih menggencarkan program

promosi yang lebih komprehensif

baik melalui media above the line

(media cetak, radio, dan televisi)

maupun below the line (spanduk,

umbul-umbul, hanging banger,

baliho, dll) di dalam dan di luar

negeri.

e. Meningkatkan kreativitas desain

produk yang dipamerkan dalam TEI.

b. Setelah dilakukan perhitungan dengan

metode analisa regresi korelasi, didapat

persamaan regresi Y = 73.266 X –

415.471.327,8 dengan kesimpulan

bahwa buyer (X) sifatnya searah dengan

nilai kontak dagang (Y) yang terjadi.

Jumlah pembeli (buyers) akan

memengaruhi nilai kontak dagang yang

akan dicapai. Sedangkan secara

korelasi, antara buyer dengan kontak

dagang memiliki hubungan yang cukup

kuat dan positif, yaitu r = 0.0523 ( r > 0

: derajat hubungan antara dua variabel

menunjukan hal yang sejajar atau

paralel (koefisien korelasi positif). Dari

hasil perhitungan diatas, tingkat

kenaikan nilai kontak dagang

memberikan kontribusi sebesar 27.35%.

Page 23: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

Sedangkan sisanya yaitu 72.65%

dipengaruhi presentase variabel lain

yang dianggap tetap.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari anaslis dan pembahsana

adalah dapat diketahui bahwa : pameran

yang telah berlangsung sebanyak 25 kali ini

menjadi sebuah kekuatan yang

mendatangkan ribuan buyer setiap tahunnya

dan menumbuhkan kepercayaan para buyer

akan produk-produk yang dipromosikan

dalam setiap penyelenggaraan TEI. Selain

itu, berdasarkan hasil analisis SWOT

diketahui bahwa perlu disusun strategi

untuk mengembangkan dan meningkatkan

kapasitas TEI dalam mempromosikan

produk ekspor non migas Indonesia.

Adapun strategi yang bisa diterapkan adalah

:

a) Meningkatkan kualitas

penyelenggaraan TEI sebagai pameran

dagang bertaraf internasional.

b) Meningkatkan kredibilitas TEI sebagai

sebuah pameran yang memiliki konsep

dan regulasi internasional.

c) Lebih menggencarkan program

promosi yang lebih komprehensif baik

melalui media above the line (media

cetak, radio, dan televisi) maupun

below the line (spanduk, umbul-

umbul, hanging banger, baliho, dll) di

dalam dan di luar negeri.

d) Meningkatkan kreativitas desain

produk yang dipamerkan dalam TEI,

khususnya produk furniture.

DAFTAR PUSTAKA

Ardhanareshwari, Putri Hamardika

Ningrum. 2010. Analisis Strategi

Pemasaran Usaha Jasa Pembuatan

dan Perbaikan Furniture UD. Suryani

Furniture, Bogor, Jawa Barat. Skripsi

pada Departemen Manajemen.

Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Bina UKM.2010. Kondisi Industri

Furniture di Indonesia.

http://binaukm.com/2010/08/kondisi-

industri-furniture-di-indonesia/. (2

September 2011)

Bina UKM.2010. Trend Industri Furniture

Indonesia.

http://binaukm.com/2010/09/kondisi-

industri-furniture-di-indonesia/. (2

September 2011)

Page 24: ANALISIS RESPONS PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1164/1/10207415.pdf · ... menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Jurnal Universitas Gunadarma, 2011

Brit. 2010.

Furniture.http://wordiq.com/definitio

n/furniture. (6januari 2011).

Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran,

Edisi Millenium. PT. Prehalindo,

Jakarta.

Kotler, P. Gary, A. 2008. Prinsip-prinsip

Pemasaran. Erlangga. Jakarta.

Lipsey, S. 1995. Pengantar Makroekonomi,

Edisi ke-10. Binarupa Aksara,

Jakarta.

Mankiw, N.G.2003. Teori Makroekonomi,

Edisi ke-5. Erlangga. Jakarta.

Prianto, S. 2007. Kamus Lengkap Bahasa

Indonesia. Terbit Terang, Surabaya.

Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori

Mikroekonomi. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.

Sule, Erni Trisnawati dan Kurniawan.

Saefullah. 2008. Pengantar

Manajemen. Kencana. Jakarta

Sumarni, M. 1998. Pengantar Bisnis.

Liberty. Yogyakarta.

Sutojo, Siswanto & F. Kleinsteuber. 2002.

Strategi Manajemen Pemasaran.

Jakarta : Damar Mulia Pustaka.

Tjipto, F. 2008. Strategi Pemasaran. Andi.

Yogyakarta

Wikipedia. 2010. Furniture.

http://en.wikipedia.org/wiki/furniture

. (2 September 2011).