analisis regresi logistik

20
 LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS REGRESI TERAPAN MODUL: 06 ANALISIS REGRESI LOGISTIK rakt i ku Laboran Nama Praktikum Nomer Mahasiswa Tanggal Kumpul Tanda Tangan Purwanti Rahayu  11611048  As i st en Dosen Edy Widodo ,M.Si Herni Utami, M.Si Nama Penilai Tanggal Koreksi Nilai Tanda Tangan 1. Fajar Supriadi 2. Kartika Ari S  JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2013  Kelas C

Upload: purwanti-rahayu

Post on 09-Oct-2015

98 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Menggunakan Software SPSS

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    ANALISIS REGRESI TERAPAN

    MODUL: 06

    ANALISIS REGRESI LOGISTIK

    Praktikum Laboran

    Nama

    Praktikum

    Nomer

    Mahasiswa

    Tanggal

    Kumpul

    Tanda Tangan

    Purwanti

    Rahayu11611048

    Asisten Dosen

    Edy Widodo ,M.Si

    Herni Utami, M.Si

    Nama PenilaiTanggal

    KoreksiNilai

    Tanda Tangan

    1. Fajar Supriadi

    2. Kartika Ari S

    JURUSAN STATISTIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    YOGYAKARTA

    2013

    Kelas

    C

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Regresi logistik

    Pada prinsipnya, regresi logistik mempunyai tujuan untuk memperkirakan

    besarnya probabilitas kejadian tertentu di dalam suatu populasi sebagai suatu fungsi

    eksplanatori, misalnya untuk mengetahui peluang kejadian kebakaran di kawasan

    taman nasional X pada kondisi wilayah tertentu dan faktor apa saja yang berpengaruh

    signifikan terhadap kejadian kebakaran di sana. Regresi ini menggunakan variabel

    respon/terikat berbentuk dummy. Tidak seperti regresi linier biasa, penggunaan

    regresi logistik memiliki kelebihan dalam hal pelanggaran beberapa asumsi yang

    harus ada pada regresi linier biasa seperti asumsi kenormalan dan homokedastisitas.

    Estimasi nilai Y juga terletak pada range yang sangat luas (dapat berada di luar

    interval 0-1). Dengan demikian secara matematis penggunaan regresi logistik menjadi

    lebih mudah digunakan.

    Variabel respon/terikat yang digunakan dalam regresi ini dikategorikan.

    Regresi logistik biner menggunakan variabel respon dikotomi, yaitu 1 sebagai

    kejadian dan 0 untuk tidak ada kejadian. Variabel respon bisa lebih dari 2 jenis,

    seperti dalam kasus tingkat kejadian kebakaran hutan yang dibagi menjadi 3 kelas,

    kerawanan rendah (Y=0), sedang (Y=1) dan tinggi (Y=2). Untuk kasus seperti ini

    maka dapat digunakan regresi logistik multinomial.

    Model regresi logistik biner digunakan untuk melihat apakah variabel tak

    bebas yang berskala dikotomi (Y = 0 dan Y = 1) dipengaruhi oleh variabel bebas baik

    yang kategorik maupun numerik. Bentuk umum model peluang regresi logistik

    dengan k variabel diformulasikan sebagai berikut :

  • Fungsi tersebut merupakan fungsi linier sehingga perlu dilakukan transformasi

    ke dalam bentuk logit agar dapat dilihat hubungan antar variabel respon dengan

    penjelas. Dengan melakukan transformasi logit dari phy (x) , didapat persamaan yang

    lebih sederhana yang merupakan fungsi linier data parameter-parameternya, yaitu:

    Apabila terdapat sebanyak p peubah bebas dan peubah ke-j merupakan

    merupakan peubah kategorik, maka akan terdapat peubah boneka sebanyak k-1,

    dengan dummy variabel kj dinamakan Dju dengan koefisien Bju, u = 1,2,.., kj-1.

    Sehingga model transformasi logit dapat dituliskan seperti persamaan berikut ini :

  • BAB II

    DESKRIPSI KERJA

    Dalam laporan kali ini praktikan akan menyelesaikan masalah terkait pasien yang

    melakukan operasi pernafasan dengan kategori (1= yes , 0 = No). Untuk variabel D terkait

    dengan waktu lama operasi. Untuk variabel T terkait dengan tipe yang digunakan untuk

    pernafasan dengan kategori (0 = untuk jalan pernafasan pada laring, 1 = tabung trakea).

    Berikut ini data dari pasien.

    Tabel 2.1 Data pasien

    Patien D T Y

    1 45.00 0.00 0.00

    2 15.00 0.00 0.00

    3 40.00 0.00 1.00

    4 83.00 1.00 1.00

    5 90.00 1.00 1.00

    6 25.00 1.00 1.00

    7 35.00 0.00 1.00

    8 65.00 0.00 1.00

    9 95.00 0.00 1.00

    10 35.00 0.00 1.00

    11 75.00 0.00 1.00

    12 45.00 1.00 1.00

    13 50.00 1.00 0.00

    14 75.00 1.00 1.00

    15 30.00 0.00 0.00

    16 25.00 0.00 1.00

    17 20.00 1.00 0.00

    18 60.00 1.00 1.00

    19 70.00 1.00 1.00

    20 30.00 0.00 1.00

  • 21 60.00 0.00 1.00

    22 61.00 0.00 0.00

    23 65.00 0.00 1.00

    24 15.00 1.00 0.00

    25 20.00 1.00 0.00

    26 45.00 0.00 1.00

    27 15.00 1.00 0.00

    28 25.00 0.00 1.00

    29 15.00 1.00 0.00

    30 30.00 0.00 1.00

    31 40.00 0.00 1.00

    32 15.00 1.00 0.00

    33 135.00 1.00 1.00

    34 20.00 1.00 0.00

    35 40.00 1.00 0.00

    Dengan langkah sebagai berikut.

    1. Praktikan membuka SPSS klik pada variabel view Praktikan menginputkan

    variabel-variabel yang ada yaitu variabel D, variabel T dan variabel Y. Sebelumnya

    praktikan menambahkan values pada variabel T dan Y (variabel dependen).

  • Gambar 2.1 meninput variabel.

    2. Praktikan memberikan 2 kategori pada variabel independen T yaitu kategori 0 untuk

    laryngeal mask airway dan kategori 1 untuk tracheal tube. Praktikan menginputkan

    dengan klik values pada variabel T kemudian pada kolom value ketik angka

    kategorinya kemudian pada label ketik jenis kategorinya klik add.

    Gambar 2.2 kategori untuk variabel T.

    3. Kemudian pada variabel dependen memiliki 2 kategori yaitu 1 untuk Yes, 0 untuk No.

    praktikan menginputkan angka kategorik pada klolo value kemudian praktikan

    menulis jenis kategorinya pada kolom label.

  • Gambar 2.3 Kategori variable dependen Y.

    4. Selanjutnya praktikan menginputkan data dengan klik pada data view input

    datanya.

    Gambar 2.4 menginput data.

    5. Kemudian untuk menganalisisnya praktikan klik analyze regressin Binary

    logistic.

  • Gambar 2. 5 langkah analisis logistic.

    6. Selanjutnya akan muncul gambar dibawah ini, kemudian praktikan menginputkan

    variabel Y kedalam variabel dependen, kemudian variabel D dan Y masukan kedalam

    convariates.

    Gambar 2.6 mengelompokan dan menginput variabel dependen dan variabel independen.

    7. Selanjutnya praktikan klik categorical praktikan input variabel T dan untuk

    reference category first change continue.

  • Gambar 2.7 variebl T menjadi reference category.

    8. Selanutnya praktikan klik options klik pada iteration history klik Cl for

    exp(B) klik continue.

    Gambar 2.8 langkah analisis logistic.

    9. Setelah itu praktikan klik save klik probabilities klik grup membership klik

    continue, dan langkah terakhir praktikan klik ok.

    Gambar 2.9 langkah analsisi logistic.

    Setelah praktikan mendapati hasil output dari SPSSnya, pada tabel 3.12 menunjukan adanya

    nilai signifikan yang tidak signifikan yaitu constanta, sehingga praktikan menghilangkan

  • constanta tersebut seperti berikut. Klik analyze regression Binary logistic Klik pada

    Options klik pada include constanta klik ok.

    Gambar 2.10 menghilangkan constanta.

  • BAB III

    PEMBAHASAN

    Setelah praktikan menyelesaikan langkah-langkah analisis logistic pada bab deskripsi

    kerja. Maka didapatkan hasil outputnya, di dalam bab ini praktikan akan membahas hasil

    outputnya. Berikut ini hasil outputnya.

    Tabel 3.1 Processing Summary

    Case Processing Summary

    Unweighted Casesa N Percent

    Selected Cases Included in Analysis 35 100.0

    Missing Cases 0 .0

    Total 35 100.0

    Unselected Cases 0 .0

    Total 35 100.0

    a. If weight is in effect, see classification table for the total number of

    cases.

    Dalam tabel 3.1 untuk data pasien sejumlah 35, dan tidak adanya data yang missing atau

    dihilangkan.

    Tabel 3.2 Dependent Variabel encoding.

    Dependent Variable

    Encoding

    Original

    Value Internal Value

    No 0

    Yes 1

    Dalam tabel 3.2 untuk kategori pada variabel dependen adalah (0= No dan 1=Yes).

  • Tabel 3.3 Categorical Variables coding

    Categorical Variables Codings

    Frequency

    Parameter

    coding

    (1)

    T laryngeal mask airway 18 .000

    tracheal tube 17 1.000

    Untuk variebel independen sebagai dengan jumlah data pada variebal laryngeal sebanyak 18

    data pasien, dan untuk variabel tabung trakea sebanyak 17 pasien.

    Tabel 3.4 Iteration history.

    Iteration Historya,b,c

    Iteration -2 Log likelihood

    Coefficients

    Constant

    Step 0 1 46.181 .514

    2 46.180 .526

    3 46.180 .526

    a. Constant is included in the model.

    b. Initial -2 Log Likelihood: 46.180

    c. Estimation terminated at iteration number 3

    because parameter estimates changed by less than

    .001.

    Pada kolom -2 log likelihood tahap pertama memiliki nilai 46,181. Sedangkan tahap 2 dan 3

    memiliki nilai yang sama 46,180. Dimana tahapan akan berhenti ketika nilai pada kolom -2

    log likelihood sama bertahap.

    Tabel 3.5 Classification Table.

    Classification Tablea,b

    Observed

    Predicted

    Y Percentage

    Correct No Yes

    Step 0 Y No 0 13 .0

    Yes 0 22 100.0

  • Overall Percentage 62.9

    a. Constant is included in the model.

    b. The cut value is .500

    Pada baris overall percentage memiliki arti model menjelaskan keseluruhan data vareiabel

    memiliki pengaruh sebesar 62,9.

    Tabel 3.6 Variabel in the equation

    Variables in the Equation

    B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

    Step 0 Constant .526 .350 2.262 1 .133 1.692

    Uji konstanta.

    H0: Konstanta tidak signifikan

    H1: Konstanta Signifikan

    Tingkat signifikan : 0,05

    Uji Statistik : P-value <

    0,133>0,05 (artinya p-value conctanta >0,05)

    Kesimpulan gagal tolak H0, maka konstanta tidak signifikan.

    Tabel 3.7 Variables not in the equation

    Variables not in the Equation

    Score df Sig.

    Step 0 Variables D 9.044 1 .003

    T(1) 3.534 1 .060

    Overall Statistics 12.855 2 .002

    Tabel 3.8 Iteration History

    Iteration Historya,b,c,d

    Iteration -2 Log likelihood

    Coefficients

    Constant D T(1)

    Step 1 1 32.351 -.532 .036 -1.276

    2 30.344 -1.100 .058 -1.571

    3 30.141 -1.376 .067 -1.651

  • 4 30.138 -1.417 .069 -1.659

    5 30.138 -1.417 .069 -1.659

    a. Method: Enter

    b. Constant is included in the model.

    c. Initial -2 Log Likelihood: 46.180

    d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter

    estimates changed by less than .001.

    Pada tabel iteration history kolom -2 log likehood memiliki tahapan 5, dimana tahapan

    tersebut akan berhenti ketika nilainya sama, dilihat dari tabel maka tahapan berhenti setelah

    tahap 4 dan 5 sama yaitu 30,138.

    Tabel 3.9 Omnibus test

    Omnibus Tests of Model Coefficients

    Chi-square df Sig.

    Step 1 Step 16.042 2 .000

    Block 16.042 2 .000

    Model 16.042 2 .000

    Uji kelayakan Model

    H0: Model tidak layak digunakan

    H1: Model layak digunakan

    Tingkat signifikan : 0,05

    Uji Statistik : P-value <

    0,000>0,05 (artinya p-value conctanta >0,05)

    Kesimpulan tolak H0, maka Model layak digunakan.

    Tabel 3.10 Model summary

    Model Summary

    Step -2 Log likelihood

    Cox & Snell R

    Square

    Nagelkerke R

    Square

    1 30.138a .368 .502

    a. Estimation terminated at iteration number 5 because

    parameter estimates changed by less than .001.

  • Pada kolom Nagelkerke R Square menunjukan bahwa besar pengaruh variabel independen

    terhadap variabel dependen sebesar 0,502 atau 50,2 %. Unruk sisiannya dipengaruhi oleh

    variabel indepdenden lainnya. Nilai 0,502 belum terlalu kuat untuk mempengaruhi variabel

    dependen.

    Tabel 3.11 Classification Table.

    Classification Tablea

    Observed

    Predicted

    Y Percentage

    Correct No Yes

    Step 1 Y No 9 4 69.2

    Yes 1 21 95.5

    Overall Percentage 85.7

    a. The cut value is .500

    Batas yang dihasilkan 0,5 ( cut value). Pada baris averall percentage menunjukan nilai

    prediksi 85,7 % dapat menebak ap yg benar* terjadi.

    Tabel 3.12 Variables in the equation

    Variables in the Equation

    B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

    95% C.I.for EXP(B)

    Lower Upper

    Step 1a D .069 .026 6.761 1 .009 1.071 1.017 1.128

    T(1) -1.659 .923 3.231 1 .072 .190 .031 1.162

    Constant -1.417 1.095 1.677 1 .195 .242

    a. Variable(s) entered on step 1: D, T.

    1. Uji Konstanta

    H0: Konstanta tidak signifikan

    H1: Konstanta Signifikan

    Tingkat signifikan : 0,05

    Uji Statistik : P-value <

    0,195

  • 2. Uji variabel T

    H0: koefisien regresi tidak signifikan

    H1: koefiseien regresi Signifikan

    Tingkat signifikan : 0,05

    Uji Statistik : P-value <

    0,072

  • T(1) -2.064 .822 6.304 1 .012 .127 .025 .636

    a. Variable(s) entered on step 1: D, T.

    1. Uji variabel T

    H0: koefisien regresi tidak signifikan

    H1: koefiseien regresi Signifikan

    Tingkat signifikan : 0,05

    Uji Statistik : P-value <

    0,012

  • BAB IV

    PENUTUP

    Setelah praktikan menyelesaikan langkah-langkah kerja untuk menganalisis regresi

    logistic dan praktikan telah membahas hasil outputnya, maka praktikan dapat menyimpulkan

    seperti berikut.

    1. Sebelumnnya praktikan memasukan variabel D terkait waktu oprasi dan variabel

    Y terkait jenis penyakit tenggorokannya, dan melibatkan constanta. Dalam

    outputnya ternyata nilai constanta tidak signifikan secara statistik. Dan variabel T

    pun tidak signifikan secara statistic. Berikut ini modelnya.

    Model :

    2. Setelah diketahui constanta tidak signifikan praktikan tidak memasukan constanta

    dalam outputnya, dengan praktikan mengeluarkan constanta mempengaruhi nilai

    signifikan variabel dependen terkait jenis penyakit tenggorokan menjadi

    signifikan, sehingga menghasilkan model seperti berikut.

    Model :

    Praktikan menggunakan model setelah mengeluarkan constanta, namun bukan

    berarti apabila menggunakan model awal variabel T tidak memiliki rasio, tidak

    memiliki rasio bila menggunakan perhitungan statistic.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Draper Norman.1992. Analisis Regresi Terapan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

    http://tnrawku.wordpress.com/2013/05/21/regresi-logistik-alat-analisis-spasial-dan-evaluasi-

    kawasan-bagian-1/ . ( 19 Juni 2013/ 20.00)

    http://wajibstat.blogspot.com/2013/04/konsep-regresi-logistik-contoh-dengan.html .( 21 Juni

    2013/ 07.30)