analisis rantai nilai
TRANSCRIPT
ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS)
Menurut Porter, bisnis sebuah perusahaan paling baik dideskripsikan sebagai rantai nilai (value
chain), dimana total pendapatan dikurangi total biaya semua aktivitas yang dilakukan untuk
mengembangkan dan memasarkan produk atau jasa yang menghasilkan nilai. Sebuah perusahaan
akan meraih keuntungan jika total pendapatan melampaui total biaya yang ditimbulkan dari
penciptaan dan pengiriman produk atau jasa. Perusahaan harus berusaha untuk memahami bukan
hanya operasi rantai nilai mereka sendiri, tetapi juga rantai nilai para pesaing, pemasok, dan
distributor mereka.
Analisis rantai nilai, sebagaimana dikemukakan oleh Porter, adalah satu untuk menguji sifat dan
tingkat sinergi, apabila ada, diantara kegiatan – kegiatan internal perusahaan. Pengujian
sistematis kegiatan – kegiatan individual dapat mendorong kepada pemahaman yang lebih baik
terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Analisis rantai nilai mengacu pada proses yang dengannya perusahaan menentukan biaya yang
terkait dengan aktivitas organisasional dari pembelian bahan mentah sampai produksi dan
pemasaran produk tersebut. Analisis rantai nilai bertujuan untuk mengidentifikasi dimana
keunggulan (advantage) atau kelemahan (disadvantage) biaya rendah yang ada di sepanjang
rantai nilai mulai dari bahan mentah sampai aktivitas layanan konsumen. Analisis rantai nilai
memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi secara lebih baik kekuatan dan
kelemahannya sendiri, khususnya bila dibandingkan dengan analisis rantai nilai pesaing dan data
mereka sendiri yang diteliti dari waktu ke waktu.
Penilaian substantial kiranya dibutuhkan dalam melakukan analisis rantai nilai karena hal – hal
yang berbeda dalam rantai nilai bisa berdampak secara positif atau negatif terhadap hal yang
lain, sehingga terdapat keterkaitan yang kompleks. Sebagai contoh, layanan konsumen yang baik
mungkin sangat mahal tetapi mampu menekan biaya retur dan meningkatkan pendapatan.
Perbedaan biaya dan harga diantara perusahaan pesaing bisa jadi merupakan akibat dari aktivitas
yang dilakukan oleh pemasok, distributor, kreditor, atau bahkan pemegang saham. Terlepas dari
kompleksitas analisis rantai nilai, langkah awal untuk menerapkan prosedur ini adalah dengan
membagi operasi suatu perusahaan ke dalam berbagai aktivitas atau proses bisnis yang spesifik.
Kemudian, analis berusaha untuk mengenakan biaya pada setiap aktivitas, dan biaya tersebut
bisa dalam bentuk waktu dan uang. Terakhir, analis mengubah data biaya itu menjadi informasi
dengan mencari kekuatan dan kelemahan biaya kompetitif yang mungkin menghasilkan
keunggulan atau kelemahan kompetitif. Melakukan analisis rantai nilai mendukung penelitian
RBV atas asset dan kapabilitas suatu perusahaan sebagai sumber kompetensi khusus.
Ketika suatu pesaing terbesar atau pelaku baru di pasar menawarkan produk atau jasa dengan
harga yang sangat rendah, ini mungkin dikarenakan perusahaan tersebut telah secara substantial
mampu menekan biaya rantai nilainya atau sedang berusaha keras dan mati - matian untuk
meraih penjualan atau pangsa pasar.
Menurut Porter, “Setiap perusahaan adalah sekumpulan kegiatan yang dilaksanakan untuk
merancang, membuat, memasarkan, mengantarkan, dan mendukung produknya. Seluruh
kegiatan itu dapat digambarkan dengan menggunakan rantai nilai. Perbedaan – perbedaan di
antara rantai nilai para pesaing adalah sumber kunci keunggulan kompetitif.
Pertama, uji rantai nilai produk atau jasa tertentu dari segi berbagai kegiatan yang terlibat dalam
produksi atau provisinya. Porter mengidentifikasi lima kegiatan utama yang biasanya terjadi di
setiap bisnis: 1. Inbound logistics bahan mentah, 2. Operasi, 3. Outbound logistics barang jadi, 4.
Pemasaran dan penjualan, dan 5. Layanan konsumen. Porter juga mengidentifikasi empat
kegiatan pendukung: 1. Proses mendapatkan (procurement process), 2. Perkembangan teknologi,
3. Manajemen sumber daya manusia, 4. Infrastruktur perencanaan, akuntansi, keuangan, hokum,
hubungan pemerintah, dan manajemen kualitas.
Kedua, menguji keterkaitan antara semua kegiatan. Keterkaitan adalah hubungan antara cara satu
kegiatan dilakukan dan biaya untuk melakukan kegiatan lain. Dalam usaha untuk mencari cara
mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar, perusahaan dapat menjalankan fungsi yang sama
dengan cara dan hasil yang berbeda. Sebagai contoh, inspeksi kualitas terhadap 100 persen
keluaran yang dilakukan oleh karyawan sendiri daripada 10 persen yang dilakukan oleh petugas
pengawas kualitas, akan meningkatkan biaya produksi. Namun, tambahan biaya – biaya tersebut
mungkin lebih berharga dengan penghematan yang diperoleh dari pengurangan jumlah pekerja
yang dibutuhkan untuk memperbaiki produk rusak, dan menambah jumlah waktu yang
diperlukan oleh tenaga penjual untuk menjual barang daripada mengganti barang yang sudah
terjual tapi rusak.
Ketiga, menguji sinergi potensial di antara produk atau unit bisnis. Tidak saja tiap elemen
berharga (seperti periklanan atau pemaufakturan) memiliki skala ekonomi, tetapi juga lingkup
ekonomis dari keseluruhan elemen. Lingkup ekonomis semacam itu dapat dihasilkan apabila
rantai nilai dari dua produk atau jasa yang terpisah berbagi kegiatan, seperti saluran distribusi
yang sama atau fasilitas pemanufakturan yang sama, dan dapat dikombinasikan untuk
mengurangi biaya – biaya. Sebagai contoh, biaya produksi gabungan untuk berbagai jenis produk
pada pabrik yang sama dapat lebih sedikit dari biaya produksi pada pabrik yang terpisah.
Demikian juga halnya dengan pemasaran.
Penentuan tolok ukur (benchmarking) adalah alat analisis yang digunakan untuk menentukan
apakah aktivitas – aktivitas rantai nilai sebuah perusahaan kompetitif bila dibandingkan dengan
pesaing dan dengan begitu kondusif untuk memenangkan pangsa pasar. Tolok ukur melibatkan
penaksiran biaya aktivitas rantai nilai secara lintas industri menentukan praktik terbaik di antara
perusahaan – perusahaan yang bersaing dengan maksud untuk menduplikasi atau
mengoptimalkan praktik terbaik tersebut. Tolok ukur memampukan sebuah perusahaan untuk
mengamil tindakan guna meningkatkan daya saingnya dengan cara mengidentifikasi (dan
memperbaiki) berbagai aktivitas rantai nilai dimana perusahaan pesaing memiliki keunggulan
kompetitif dalam hal biaya, layanan, reputasi, atau operasi.
Bagian tersulit dari tolok ukur adalah cara untuk memperoleh akses ke dalam aktivitas rantai
perusahaan – perusahaan lain yang terkait dengan isu biaya. Sumber – sumber yang lazim
digunakan untuk informasi tolok ukur meliputi laporan yang dipublikasikan, publikasi dagang,
pemasok, distributor, konsumen, mitra, kreditor, pemegang saham, pelobi, dan perusahaan
pesaing yang bersedia membuka dirinya. Beberapa perusahaan pesaing mau berbagi data tolok
ukur mereka.