analisis quality control untuk menjaga ... administrasi bisnis, volume 6, nomor 2, 2018: 385-396 386...

12
eJournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 ( 2 ): 385-396 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2018 ANALISIS QUALITY CONTROL UNTUK MENJAGA KUALITAS PRODUK TEMPE PADA USAHA HOME INDUSTRI TEMPE IBU NURDIANI DI KECAMATAN LOA KULU TENGGARONG Riyaldy Wirajaya 1 Abstrak Persaingan bisnis yang semakin ketat mendorong pengusaha selalu memberikan yang terbaik kepada konsumen seperti menjaga kualitas produk. Home Industri tempe Ibu Nurdiani merupakan salah satu produsen tempe yang berproduksi setiap harinya, dan terus berusaha menjaga kualitas produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengendalian mutu yang terdiri dari menjaga kualitas produk dan mengetahui ketentuan syarat standar mutu tempe yang sesuai dengan ketetapan badan Standarisasi Nasional Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Pada fokus penilitiannya adalah prosedur pembuatan tempe dan menjaga kualitas tempe. Jenis dan sumber data menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari objek penelitian. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, interview, dokumentasi dan uji laboratorium. Analisis data yang digunakan yaitu lembar pemeriksaan (check sheet), histogram, dan diagram control (control-chart). Hasil penelitian yang diperoleh yaitu prosedur pengendalian mutu (quality control) yang diterapkan mampu menjaga kualitas produk, namun belum sepenuhnya. Pada proses produksi masi terdapat hasil produksi yang mengalami kegagalan. Hal tersebut diakibatkan kesalahan pada proses perendaman kedelai, pencucian kedelai, peragian dan pemeraman. Kemudian dari data hasil uji laboratorium bahwa kadar air, kadar abu, kadar protein dan kadar lemak tempe yang dibuat Ibu Nurdiani sudah mencapai standar mutu tempe. Kata Kunci : Quality Control dan Menjaga Kualitas Pendahuluan Persaingan bisnis yang semakin ketat mendorong pengusaha selalu memberikan yang terbaik kepada konsumen seperti menjaga kualitas produk. Menjaga kualitas penting dilakukan oleh semua pengusaha, baik usaha besar maupun usaha kecil. Mutu sebuah produk bisa dijaga atau ditingkatkan, jika ada sistem prosedur yang baik. Agar dapat menghasilkan sistem prosedur yang baik perusahaan harus melakukan pengawasan atau pengendalian mutu terhadap produk yang akan 1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Upload: trinhthu

Post on 24-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS QUALITY CONTROL UNTUK MENJAGA ... Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396 386 diproduksi. Walaupun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, namun pada

eJournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 ( 2 ): 385-396 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2018

ANALISIS QUALITY CONTROL UNTUK MENJAGA

KUALITAS PRODUK TEMPE PADA USAHA

HOME INDUSTRI TEMPE IBU NURDIANI

DI KECAMATAN LOA KULU

TENGGARONG

Riyaldy Wirajaya1

Abstrak

Persaingan bisnis yang semakin ketat mendorong pengusaha selalu

memberikan yang terbaik kepada konsumen seperti menjaga kualitas produk. Home Industri tempe Ibu Nurdiani merupakan salah satu produsen tempe yang

berproduksi setiap harinya, dan terus berusaha menjaga kualitas produk.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengendalian mutu yang terdiri dari

menjaga kualitas produk dan mengetahui ketentuan syarat standar mutu tempe

yang sesuai dengan ketetapan badan Standarisasi Nasional Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Pada fokus penilitiannya

adalah prosedur pembuatan tempe dan menjaga kualitas tempe. Jenis dan sumber

data menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari objek penelitian.

Teknik pengumpulan data yaitu observasi, interview, dokumentasi dan uji

laboratorium. Analisis data yang digunakan yaitu lembar pemeriksaan (check

sheet), histogram, dan diagram control (control-chart). Hasil penelitian yang

diperoleh yaitu prosedur pengendalian mutu (quality control) yang diterapkan

mampu menjaga kualitas produk, namun belum sepenuhnya. Pada proses

produksi masi terdapat hasil produksi yang mengalami kegagalan. Hal tersebut

diakibatkan kesalahan pada proses perendaman kedelai, pencucian kedelai,

peragian dan pemeraman. Kemudian dari data hasil uji laboratorium bahwa

kadar air, kadar abu, kadar protein dan kadar lemak tempe yang dibuat Ibu

Nurdiani sudah mencapai standar mutu tempe.

Kata Kunci : Quality Control dan Menjaga Kualitas

Pendahuluan

Persaingan bisnis yang semakin ketat mendorong pengusaha selalu

memberikan yang terbaik kepada konsumen seperti menjaga kualitas

produk. Menjaga kualitas penting dilakukan oleh semua pengusaha, baik usaha

besar maupun usaha kecil.

Mutu sebuah produk bisa dijaga atau ditingkatkan, jika ada sistem prosedur

yang baik. Agar dapat menghasilkan sistem prosedur yang baik perusahaan harus

melakukan pengawasan atau pengendalian mutu terhadap produk yang akan

1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Page 2: ANALISIS QUALITY CONTROL UNTUK MENJAGA ... Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396 386 diproduksi. Walaupun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, namun pada

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396

386

diproduksi. Walaupun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, namun

pada kenyataannya masih di temukan terjadinya kesalahan-kesalahan dimana

mutu produk tidak sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan oleh

perusahaan, faktor-faktor yang menyebabkan suatu produk tidak sesuai dengan

apa yang diharapakan perusahaan di sebabkan oleh bahan baku, tenaga kerja, dan

mesin kerja (peralatan), oleh karena itu perusahaan harus lebih fokus terhadap

mutu atau kualitas produk yang akan dihasilkan.

Pengendalian mutu merupakan salah satu fungsi yang terpenting bagi suatu

perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai fungsi untuk mengendalikan mutu

biasanya dilakukan oleh bagian pengawasan mutu, akan tetapi didalam

perusahaan di bagian pengendalian atau pengawasan mutu tidak selalu tergantung

pada besar kecilnya jenis produk dari perusahaan tersebut. Suatu produk yang

dihasilkan oleh suatu perusahaan dapat memberikan dampak yang cukup besar

terhadap produk yang dihasilkan dan dapat menekan persentase dari cacat produk

yang dapat ditekan sekecil mungkin, sehingga perusahaan mendapatkan

keuntungan yang lebih besar. Setiap perusahaan memiliki standar produknya

masing-masing, standar produk ini berasal dari konsumen dan kemampuan

perusahaan. Standar produk digunakan supaya ada celah (gap) antara harapan

konsumen dengan kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan, oleh sebab

itu perusahaan harus melakukan berbagai usaha dalam memperbaiki kualitas

produknya.

Upaya menghasilkan produk yang benar-benar memiliki kualitas yang baik

serta menghindari terjadinya kegagalan produk diluar batas dan standar yang telah

ditentukan oleh pihak perusahaan, diperlukan adanya proses pengendalian

khususnya pengendalian produksinya. Pengendalian kualitas di perusahaan harus

ada, karena dengan pengendalian produksi dapat diketahui gambaran mengenai

kualitas dari hasil produksi, apakah produk yang dihasilkan sudah sesuai standar

atau tidak.

Usaha Pembuatan tempe merupakan salah satu usaha yang bergerak

dibidang produksi. Pembuatan tempe ini terletak di Jalan R. Ismanun Desa

Sumber Sari Kecamatan Loa Kulu Tenggarong yang merupakan jalan utama

untuk menuju usaha pembuatan tempe itu tersebut. Usaha pembuatan tempe Ibu

Nurdiani sudah merintis usahanya dari tahun 2011 dan Perkembangan usaha

pembuatan tempe Ibu Nurdiani dari tahun 2011 sampai sekarang sangatlah di

minati oleh masyarakat karena harganya murah serta tempe saat di potong tidak

hancur, selain itu produk yang dijual oleh Ibu Nurdiani ini lebih tertata rapi pada

kemasan produk tempe. Dalam sehari pembuatan tempenya Ibu Nurdiani selalu

bervariasi dalam memproduksi tempenya itu Minimal 10kg dengan hasil

mencapai 750 bungkus dan yang maximal 20kg hasilnya mencapai 1500

bungkus/hari dan dijual dengan harga Rp 250/bungkus.

Pada proses produksinya hasil tempe Ibu Nurdiani tidak selalu berjalan

mulus dikarenakan selalu ada produk yang gagal. Banyaknya produk yang

mengalami kegagalan belum diketahui secara rinci penyebabnya, menurut pihak

Page 3: ANALISIS QUALITY CONTROL UNTUK MENJAGA ... Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396 386 diproduksi. Walaupun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, namun pada

Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas (Riyaldy Wirajaya)

387

Home industri hal ini kemungkinan terjadi karena perendaman kedelai, pencucian

kedelai, suhu ruangan (peragian), dan pemeraman.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas

Produk Tempe Pada Usaha Home Industri Tempe Ibu Nurdiani Di Kecamatan

Loa kulu Tenggarong”.

Kerangka Dasar Teori

Manajemen Operasi

Menurut Heizer dan Render (2014:21), manajemen produksi sebagai

serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari

masukan menjadi pengeluaran.

Mutu

Sedangkan menurut Prawirosentono (2007:5) mengemukakan pengertian

mutu adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang

dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai

uang yang di keluarkan.

Pengendalian mutu

Menurut Assauri (2008: 25) mengatakan, “pengendalian merupakan

kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang

dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan, dan apabila terjadi

penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi, sehingga apa yang

diharapkan dapat tercapai”.

Kualitas

Menurut Purnomo (2007:162) kualitas adalah aktivitas pengendalian untuk

mengukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkan dengan spesifikasi atau

persyaratan dan menggambar tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada

perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar.

Pengendalian kualitas

Menurut Montgomery (2015:62), pengendalian kualitas adalah aktivitas

keteknikan dan manajemen, yang dengan aktivitas itu kita ukur ciri-ciri kualitas

produk, membandingkan dengan spesifikasi atau pernyataan dan mengambil

tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang

sebenarnya dengan yang standar.

Tempe

(Sarwono, 2005:1) tempe adalah makanan hasil fermentasi yang sangat

terkenal di Indonesia. Tempe yang biasa dikenal oleh masyarakat Indonesia

adalah tempe yang menggunakan bahan baku kedelai. Fermentasi kedelai dalam

proses pembuatan tempe menyebabkan perubahan kimia maupun fisik pada biji

kedelai, menjadikan tempe lebih mudah dicerna oleh tubuh. Tempe segar tidak

dapat disimpan lama, karena tempe tahan hanya selama 2 x 24 jam, lewat masa

itu, kapang tempe mati dan selanjutnya akan tumbuh bakteri atau mikroba

perombak protein, akibatnya tempe cepat busuk.

Page 4: ANALISIS QUALITY CONTROL UNTUK MENJAGA ... Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396 386 diproduksi. Walaupun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, namun pada

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396

388

Proses Produksi

Assauri (2008:35) adalah cara metode dan teknik untuk menciptakan atau

menambahkan kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan sumber-

sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dana) yang ada. Prinsip dasar

pembuatan tempe ialah menumbuhkan kapang pada media kedelai untuk

mendapatkan suatu produk baru tanpa mengurangi atau menghilangkan nilai gizi

pada kedelai. Proses pembuatan tempe melibatkan tiga faktor pendukung, yaitu

bahan baku yang dipakai (kedelai), mikroorganisme (kapang tempe), dan keadaan

lingkungan tumbuh (suhu, pH, dan kelembaban).

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif,

Kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah

(sebagai lawan eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,

pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal,

teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatf, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna dari pada

generalisasi (Sugiyono, 2011:15). Peneliti melakukan penelitian pada pelaku

usaha pembuatan tempe di Jalan R. Ismanun di Kecamatan Loa Kulu Tenggarong

yaitu dengan cara menganalisis data-data kerusakan produk dan cara

pengendalian kualitas yang diperoleh dari pengrajin pembuatan tempe melalui

observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini menjelaskan objek yang diteliti

dengan cara memberikan deskripsi atau gambaran terhadap masalah yang telah

diidentifikasi dan dilakukan secara intensif dan terinci terhadap proses produksi

tempe Tenggarong.

Teknik pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, interview,

dokumentasi dan uji laboratorium.

Teknik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan berupa lembar pemeriksaan, histogram

dan diagram control.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Lembar Pemeriksaan (Cheeck Sheet)

Dalam melakukan pengendalian kualitas secara statistik, langkah pertama

dilakukan adalah membuat cheek sheet. hasil pengumpulan data pada proses

pembuatan tempe Ibu Nurdiani pada jumlah produksi dan jumlah kegagalan

selama sepuluh kali pembuatan yang telah dilakukan sebagai berikut :

Page 5: ANALISIS QUALITY CONTROL UNTUK MENJAGA ... Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396 386 diproduksi. Walaupun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, namun pada

Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas (Riyaldy Wirajaya)

389

Lembar Pemeriksaan (Cheek Sheet)

Usaha Pembuatan Tempe

Ibu Nurdiani 2017

No Jumlah

Produksi

Jumlah Produk Gagal

(Bungkus)

Kerusakan

(%)

1 1500 55 0,037

2 1320 23 0,017

3 1420 35 0,025

4 1125 34 0,030

5 1140 55 0,048

6 980 24 0,024

7 1050 21 0,020

8 1230 32 0,026

9 1270 40 0,031

10 750 35 0,047

Rata-rata 1178,5 35,4 0,030

Total 11.785 354 0,306

Sumber: Data diolah bulan Oktober 2017

Berdasarkan di atas dapat diketahui rara-rata jumlah produksi 1178,5, rata-

rata jumlah produk gagal 35,4 dan rata-rata kerusakan 0,030. Sedangkan total

dari jumlah produksi adalah 11.785, dan total kerusakan jumlah produk rusak 354

tempe dan total kerusakan sebesar 0,306 selama bulan oktober dalam waktu 10

hari kerja.

Histogram Histogram ini berguna untuk melihat produk yang rusak dan apakah

memenuhi standar dan tidak memenuhi standar. Berikut ini histogram pembuatan

tempe yang dibuat sebagai berikut:

Histogram Pembuatan Tempe Ibu Nurdiani

Pada bulan Oktober 2017

Sumber : Diolah dari data wawancara

Berdasarkan Histogram yang telah ditentukan dapat dilihat bahwa tempe

yang dihasilkan Ibu Nurdiani selama sepuluh kali pembuatan di tanggal 1-10

Page 6: ANALISIS QUALITY CONTROL UNTUK MENJAGA ... Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396 386 diproduksi. Walaupun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, namun pada

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396

390

oktober 2017 mengalami kegagalan di akibatkan pada perendaman kedelai,

pencucian kedelai, suhu ruangan (peragian) dan pemeraman.

Diagram Control (Control Chart)

Dilihat dari jumlah kerusakan dimana batas toleransi yang diteteapkan oleh

pihak home industri adalah sebesar 2%. Oleh karena itu, selanjutnya akan

dianalisis kembali untuk mengetahui sejauh mana kerusakan yang terjadi masih

dalam batas kendali statistik melalui grafik kendali. Peta kendali P mempunyai

manfaat untuk membantu untuk membantu pengendalian kualitas produksi serta

dapat memberikan informasi mengenai kapan dan di mana Home Industri harus

melakukan perbaikan kualitas.

Adapun langkah langkah untuk membuat peta kendali p tersebut adalah :

a. Menghitung persentase kerusakan

Keterangan :

= Jumlah kerusakan

= Jumlah produksi

Subgrup = Hari ke-

Maka perhitungan datanya adalah sebagai berikut :

Observasi 1 : = = 0,037

Observasi 2 : = = 0,017

Observasi 3 : = = 0,025

Observasi 4 : = = 0,030

Observasi 5 : = = 0,048

Observasi 6 : = = 0,024

Observasi 7 : = = 0,020

Observasi 8 : = = 0,026

Observasi 9 : = = 0,031

Obsevasi 10 : = = 0,047

b. Menghitung Garis Pusat (Central Line)

Garis Pusat merupakan rata-rata kerusakan produk ( )

Keterangan :

= jumlah total yang rusak

Page 7: ANALISIS QUALITY CONTROL UNTUK MENJAGA ... Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396 386 diproduksi. Walaupun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, namun pada

Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas (Riyaldy Wirajaya)

391

= jumlah total yang diperiksa

Maka perhitungannya adalah :

= 0,030

c. Menghitung batas kendali atas (Upper Control Limit) Untuk menghitung batas kendali atas UCL dilakukan dengan rumus :

Keterangan :

= Rata-rata ketidak sesuaian produk

= Jumlah produksi

Untuk perhitungannya adalah :

Observasi 1: = = 0,0432

Observasi 2: = = 0,0444

Observasi 3: = = 0,0435

Observasi 4: = = 0,0452

Observasi 5: = = 0,0451

Observasi 6: = = 0,0463

Observasi 7: = = 0,0457

Observasi 8: = = 0,0455

Observasi 9: = = 0,0443

Observasi10: = = 0,0486

d. Menghitung batas kendali bawah atau Lower Control Limit (LCL). Untuk

menghitung batas kendali bawah atau LCL dilakukan dengan rumus :

Keterangan :

= rata-rata ketidak sesuaian produk

= jumlah produksi

Maka perhitungannya adalah :

Page 8: ANALISIS QUALITY CONTROL UNTUK MENJAGA ... Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396 386 diproduksi. Walaupun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, namun pada

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396

392

Observasi 1: = = 0,0167

Observasi 2: = = 0,0159

Observasi 3: = = 0,0164

Observasi 4: = = 0,0147

Observasi 5: = = 0,0148

Observasi 6: = = 0,0136

Observasi 7: = = 0,0142

Observasi 8: = = 0,0154

Observasi 9: = = 0,0156

Observasi10: = = 0,0113

Untuk perhitungan peta kendali p selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Perhitungan Batas Kendali

Periode Bulan Oktober 2017

HARI JUMLAH

PRODUK

KEGAGALAN

PRODUK P CL UCL LCL

1 1500 55 0,037 0,030 0,0432 0,0167

2 1320 23 0,017 0,030 0,0444 0,0159

3 1420 35 0,025 0,030 0,0435 0,0164

4 1125 34 0,030 0,030 0,0452 0,0147

5 1140 55 0,048 0,030 0,0451 0,0148

6 980 24 0,024 0,030 0,0463 0.0136

7 1050 21 0,020 0,030 0,0457 0,0142

8 1230 32 0,026 0,030 0,0455 0,0154

9 1270 40 0,031 0,030 0,0443 0,0155

10 750 35 0,047 0,030 0,0486 0,0113

Sumber: Hasil perhitungan rumus peta kendali p

Pada Tabel perhitungan peta kendali menunjukan Proporsi kerusakan, garis

pusat, batas kendali atas dan batas kendali bawah dari observasi hari ke-1 hingga

hari ke-10.

Page 9: ANALISIS QUALITY CONTROL UNTUK MENJAGA ... Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396 386 diproduksi. Walaupun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, namun pada

Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas (Riyaldy Wirajaya)

393

Diagram Peta Kendali Proporsi Kerusakan

Bulan Oktober 2017

10987654321

0,05

0,04

0,03

0,02

0,01

Kegagalan

Proportion

_P=0,03004

UCL=0,04874

LCL=0,01134

1

Tests performed with unequal sample sizes

Peta Kendali

Sumber: Data primer yang diolah menggunakan Softwere minitab 17

Berdasarkan gambar peta kendali p dapat dilihat bahwa data yang diperoleh

tidak seluruhnya berada dalam batas kendali yang telah ditetapkan bahkan masih

ada yang keluar dari batas kendali, ada 1 titik yang keluar batas kendali yaitu pada

observasi ke 5. Sehingga dapat dikatakan bahwa proses produksi pada usaha

tempe Home Industri Ibu Nurdiani Oktober 2017 tidak terkendali. Hal ini

menunjukan terjadinya penyimpangan dan pengendalian kualitas pada usaha

tempe Home Industri Ibu Nurdiani memerlukan adanya perbaikan.

Pembahasan

Berdasarkan pelaksanaan Pengendalian mutu (Quality Control) pada usaha

pembuatan tempe Ibu Nurdiani yaitu dengan melakukan beberapa proses

pengendalian antara lain sebagai berikut:

Pengendalian Mutu

No Proses Kegiatan

1 Pengendalian terhadap bahan baku a. Pembelian kedelai

b. Penyortiran kedelai

2 Pengendalian Terhadap Proses

Produksi

a. Perendaman kedelai

b. Pencucian kedelai

c. Pengupasan kedelai

d. Perebusan kedelai

e. Penirisan kedelai

f. Pendinginan g. Peragian

3 Pengendalian Terhadap Produk

jadi

a. Proses pembungkusan

b. Proses pemeraman

Sumber: Data diolah

dapat dilihat Proses pengendalian produksi tempe Ibu Nurdiani yaitu

pengendalian terhadap bahan baku, pengendalian terhadap proses produksi dan

Page 10: ANALISIS QUALITY CONTROL UNTUK MENJAGA ... Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396 386 diproduksi. Walaupun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, namun pada

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396

394

pengendalian terhadap produk jadi. Namun meski sudah menjalankan proses tetap

saja ada produk yang mengalami kegagalan.

Berdasarkan dari usaha pembuatan tempe Ibu Nurdiani tersebut, terdapat

banyak kendala yang dalam kegiatan produksi pembuatan tempe sering

mengalami kegagalan karena kurangnya waktu pada proses perendaman,

pencucian kedelai karena kurang bersihnya air yang digunakan, kemudian

peragian karena kedelai yang dicampurakan ragi belum terlalu kering dan proses

pengadukan tidak maksimal, dan pemeraman sangat menentukan jadinya tempe

apabila tempat penyimpanan tempe tidak berhasil maka kedelai dan ragi tidak

akan menyatu.

Upaya dalam menjaga kualitas Ibu Nurdiani selalu mempertahankan tempe

yang dihasilkan agar dapat terjaga yaitu langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memperhatikan prosedur pembuatan tempe secara ketat agar tidak terjadi

penyimpangan.

2. Menjaga kebersihan pada saat proses pembuatan tempe sehingga tidak

mengalami kegagalan.

Kemudian berdasarkan potensi kerugian yang diderita home industri Ibu

Nurdiani kerusakan atau kegagalan produk ini berada di angka Rp. 88.500,- di

dalam 10 hari pembuatan yang bervariasi. Rumus perhitungan potensi kerugian

adalah sebagai berikut:

Total produk rusak x Harga jual produk. Dimana,

Total produk rusak : 354

Harga jual produk (Tempe per bungkus) : Rp. 250,-

Sedangkan pada data produksi bulan Januari - Desember 2016 potensi kerugian

yang diderita oleh home Industri Tempe di angka Rp. 3.553.500,-

Sebaiknya dalam mengurangi kerugian yang ada pada proses pengolahan

tempe lebih memperhatikan kebersihan yaitu mengganti air yang baru pada proses

perendaman dan pencucian serta membeli fasilitas tambahan seperti rak

penyimpanan, kemudian suhu ruangan yang baik selama penyimpanan

dibutuhkan suhu yang sesuai agar kedelai dan ragi menyatu dengan sempurna.

Meski banyak ditemukan produk yang gagal, pengendalian mutu yang

dilakukan home industri tempe Ibu Nurdiani sudah dapat membuat produk tempe

yang dihasilkan memenuhi standar mutu tempe. Hal ini di lihat dari uji

laboratorium produk tempe Ibu Nurdiani. Berikut ini tabel uji laboratorium tempe

produksi home industri Ibu Nurdiani:

Hasil Uji Laboratorium Tempe

No Uji Hasil Uji

1 Kadar Air 60%

2 Kadar Abu 1,2%

3 Kadar Protein 18%

4 Kadar Lemak/minyak 11%

Sumber: Hasil uji Laboratorium

Page 11: ANALISIS QUALITY CONTROL UNTUK MENJAGA ... Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396 386 diproduksi. Walaupun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, namun pada

Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas (Riyaldy Wirajaya)

395

Dari ketentuan syarat mutu tempe yang di tetapkan oleh Badan Standarisasi

Nasional Indonesia (Sandar Mutu Tempe 01-3344-2009) dinyatakan maksimum

dari kadar air sebanyak 65%, kadar abu sebanyak 1,5%, kadar protein minimal

16%, kadar lemak minimal 10%. Sehingga dapat dikatakan dari data hasil uji

laboratorium tempe Ibu Nurdiani ini bahwa kadar air 60%, kadar abu 1,2%, kadar

protein 18%, kadar lemak/minyak 11% telah mencapai standar mutu tempe.

Penutup

Bahwa prosedur pengendalian mutu (quality control) yang diterapkan

mampu menjaga kualitas produk tempe Ibu Nurdiani di kecamatan Loa Kulu

Tenggarong. Namun pada kenyataanya masih terdapat produk dari hasil produksi

yang mengalami kegagalan. Karena kurangnya memperhatikan sosialisasi

prosedur pengolahan tempe dan kurangnya waktu pada proses perendaman,

kurangnya kebersihan seperti air yang digunakan pada saat pencucian, pada saat

peragian kedelai yang dicampurakan ragi belum terlalu kering dan masih panas

kemudian proses pengadukannya tidak maksimal dan yang terakhir pada saat

proses pemeraman tempe yang telah dibungkus hanya di tumpuk saja tidak di

susun rapi. Kegagalan tersebut terjadi disebabkan oleh kelalaian dari pekerja atau

karyawan home industri tempe, cuaca hujan yang tak menentu dan kebersihan.

Bahwa hasil uji laboratorium tempe yang dibuat Ibu Nurdiani Di

Kecamatan Loa Kulu Tenggarong sudah mencapai Standar Mutu Tempe yang

telah di tentukan.

Usaha pembuatan tempe Ibu Nurdiani sebaiknya tetap mempertahankan

prosedur tempe yang digunakan agar usaha kedepannya selalu sesuai dengan

standar.

Usaha pembuatan tempe Ibu Nurdiani sebaiknya memperhatikan kebersihan

yaitu mengganti air yang baru untuk meminimalkan racun-racun berbahaya bagi

tubuh ketika pada proses perendaman dan pencucian serta membeli fasilitas

tambahan seperti rak penyimpanan.

Daftar Pustaka

Sumber Buku :

Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi. Jakarta :

Lembaga Penerbit FE UI.

Assauri, Sofjan 2009. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, Edisi

Pertama, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ahyari, Agus. 2002 “Management Produksi Perencanaan Sistem Produksi” Edisi

empat, Yogyakarta, BPFE.

Astawan, M. 2004. Menguak Manfaat Tempe. Bogor: IPB.

Astawan, M. 2008. Sehat Dengan Tempe. Panduan Lengkap Menjaga Kesehatan

Dengan Tempe. Jakarta: PT Dian Rakyat.

Page 12: ANALISIS QUALITY CONTROL UNTUK MENJAGA ... Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396 386 diproduksi. Walaupun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, namun pada

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396

396

Badan Standarisasi Nasional. 2009. Standar Mutu Tempe Kedelai SNI 01-3441-

2009. Jakarta: Swadaya.

Fahmi, Irham. 2014. Manajemen Produksi dan Operasi. Bandung : Alfabeta

Feigenbaum. (2010). Kendali Mutu Terpadu. Jakarta: Penerbit Erlangga

Gasprez, Vincent. 2007. Total Quality Manajemen. Jakarta : PT. Gramedia

Handoko, T.Hani. 2012. Dasar – Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi

Pertama, Yogyakarta : BFEE

Hamming, M., dan Mahmud Nurnajamuddin., 2011. Manajemen Produksi

Modern Operasi Manufaktur dan Jasa. Jakarta: Bumi Aksara.

Heizer, Jay and Barry Render. 2009. Operations Management (Manajemen

Operasi). Jakarta : Salemba Empat.

MN. Nasution, (2005), Manajemen Mutu Terpadu ( Total Quality Management

Jakarta: Ghalia Indonesia

Montgomery, DC. 2007. Pengantar Pengendalian Kualitas statistic. Yogyakarta

Purnomo, Hari., 2014. Pengendalian Kualitas Statistik, Graha Ilmu, Yogyakarta

Prawirosentono, Suyadi. 2007. Manjaemen Produksi. Jakarta : Bumi Aksara

Sarwono, B. 2005. Membuat Tempe dan Oncom. Jakarta: Swadaya.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan ke 16, Penerbit CV. Alfabeta,

Bandung

Supriyono. 2003. Mengukur Faktor Faktor Dalam Proses Pengeringan jakarta:

Depdiknus

Yamit, Zulian. 2010. Manajemen Kualitas Produk & Jasa, Yogyakarta, Ekonesia

Maulida, 2012 Analisis Quality Control Unuk Menjaga Kualitas Produk Tempe

pada usaha Home Industri Tempe Bapak Joko Purwanto Di Kelurahan

Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda

Fajar, 2012 Analisis Pengendalian Mutu (Quality control) CPO (CRUDE PALM

OIL) Pada PT. Buana Wira Subur Sakti Di Kabupaten paser”.

Intan (2012) Analisis Efektivitas Pengendalian Mutu Kemasan Hasil Produksi

Pada UD. Kaya Rasa Di Samarinda

Trysha zulfidrica (2017) Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Fotokopi Pada

CV. Surya Jaya Mandiri Di samarinda

Saprullah (2017) Analisis Pengendalian Kualitas Dengan Menggunakan Metode

Six Sigma Pada Raja Roti Di Samarinda

Ilham (2012) Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Dengan Menggunakan

Metode Statistical Processing Control (SPC) Pada PT. Bosowa Media

Grafika (tribun News)

Hidayat, N. 2008,Fermentasi Tempe. http://ptp2007.files.wordpress.com/2008/03/

fermentasi-tempe.pdf.( diakses pada tanggal 15 juli 2017)