analisis puisi smter 7
DESCRIPTION
puisi indahTRANSCRIPT
A. Data Kumpulan Puisi
1. Puisi karya K.H. A.Mustofa Bisri
SOAL KEMISKINAN
Jika di kampus dan balai desa dirasa pengap
Di pesantren dan seminari terlalu senyap
Di gardu dan warung kopi tentu tidak senyap
Sedang orang-orang di dpr belum siap
Biar sangkil dan mangkus
Sehat,canggih,dan terfokus
Marilah kita bicarakan soal kemiskinan hati
Sambil bermain golf dengan serius
Supaya upaya khusuk dan tenang
Kita seminarkan saja di hotel berbintang
Para pakar dan pengusaha kita undang
Syukur jika para bintang juga datang
Supaya upaya dan diskusi kita tak sia-sia
Karena soal kemiskinan ini luar biasa
Jangan lupa kita datangkan uluma untuk berdoa
Mengemis kekeyaan dari kehadiratNya
(tapi sayangnya,ulamamu pun sudah banyak yang lupa alamatnya)
1
2.
A
Di hampiri mentari
Diterkam teriknya
Dibelai bulan
Dibuai pesonannya
Dimana langit
Dilarikan dirinya
Disapa angin
Disapu praharanya
Dijelang laut
Digulung gelombangnya
Disini bumi
Ditanam namanya
2
3.KEPADA PENYAIR
Brentilah menyayi sendu
Tak menentu
Tentang gunung-gunung dan abtu
Mega-mega dan awan kelabu
Tentang bulan yang sagu
Dan wanita yang bernafsu
Brehentilah bersembunyi
Dalam simbol-simbol banci
Brenhentilah mengayam-ayam maya
Mengindh-indahkan cinta
Membesar-besarkan rinu
Brehentilah menyia-nyiakan daya
Memburu orgasme dengan tangan kelu
Brehentilah menjelajah lembah-lembah
Dengan angan-angan tanpa arah
Tengoklah kanan-kirimu
Liuhatlah kelemahan dimana-dimana
Membuat lelap dan kalap siapa saja
Lihatlah kekalapan dan kelelapan meraja lela
Membuat segalanya
Lihatlah segalanya semena-mena
Mengroyok dan membiarkan nurani tak berdaya
3
Bangunlah
Asahlah huruf-hurufmu
Celupkan baris-baris sajakmu
Dalam cahaya dzikir dan doa
Lalu tembakan kebenaran
Dan biarlah maha benar
Yang menghajar keponahan gelap
Dengan membacanya
4.
IBU
Ibu
Kaulah gua teduh
Tempat bertapa bersamamu
Sekian lama
Kaulah kawah
Dari mana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi
Yang tergelar lembut bagiku
Melepas lelah dan nestapa
Gunung yang menjaga mimpiku
Siang dan malam
Mata air yang brenti mengalir
Membashi dahagaku
4
Telaga tempatku bermain
Berenang dan menyelam
Kaulah, ibu, laut dan langit
Yang menjaga lurus horizonku
Kaulah, ibu, mentari dan rembulan
Yang mengawal perjalananku
Mencari jejak sorga
Ditelapak kakimu
( Tuhan,
Aku bersaksi
Ibuku telah melaksanakan amanatMu
Menyampaikan kasih sayangMu
Maka kasihilah ibuku
Seperti Kau mengasihi
Kekasih-kekasihMU
Amin
5
5.
DITENGAH HIRUK PIKUK
Ditengah hiruk pikuk ketidak pedulian yang angkuh
Ku dengar erangan mirip keputus asaan yang lumpuh
Ada desah mengingatkanku akan jisah ketakutan lama
Ada jerit terpendam merisaukan sanubari rentah
Ada duka mengadu pada duka
Memang
Ada juga kelembutan membelai sesekali
Tapi akankah jadi
Puisi.
6. LEMBAR-LEMBAR KALENDER TUA
Lembar-lembar kalender tua
Yang sekali pun dengan hati-hati
Kurobek
Tercampak juga
Menyampah
Menyumpal tong usia
Kalaupun menyisakan
Ruang
Barang kali tinggal serongga
Duri
Penyesalan belaka
6
7.
MATAHARI MERAH PADAM
Matahari merah padam
Ingin bersembunyi
Dalam cadar mega senja.Sia-sia
Sudah terlanjur siangnya
Ternoda
Seperti bulan bermalam-malam
Tak hadir dalam pesta bintang
Berkemul kabut katanya meriang
Padahal malu
Pada malam yang malang
Diperkosa sana-sini
Hujan pun menangis sendiri
Hari ini.
7
8.
PERLAWANAN
Penyesalan dan pengulangan
Pengulangan dan penyesalan
Silih berganti bagai ribuan lebah hutan
Mengikuti berjuta kata
Yang kami tikam kan
Menyengat lalu tak kalian rasakan
Menyengat lalu kalian tak hiraukan
Hingga akhirnya kalian kebal sengatan
Tapi biarkan pada kalian
Untuk kesekian miliar kalinya ku katakan
Kami bukanblah lebah
Apalagi cacing tanah
Kami adalah takdir kalian
Justru kelaliman dan kekebalan kalian
Telah mengebalkan dan meliatkan
Tekat kami melawan
Kita lihat saja
Nyawa siapa
Yang lebih mampu bertahan
8
9.
BUMI BINGUNG
Bumi bingung mencari-cari
Matahari siang hari
Burung-burung
Dikerahkan mengintip mendung
Gunung-gunung
Diperintahkan mengirim sungai
Melacak jejak sampai
Kelaut dan telaga.
Burung-burung
Melihat matahari
Tapi angin dan mendung
Mengancamnya jika bicara.
Sungai laut dan telaga bahkan
Konon sempat memandikanMentari dan awan-awan
sayang gunung-gunung
Sudah terlebih dahulu
Sejak awal membuat mereka bisu
( Diam-diam
Langit mencemaskan
Keadaan bumi )
9
10.
TIKUS TIKUS DI ATAS MEJA
Tikus-tikus di atas meja(seram juga melihat taring-taringnya)
Dengan rakus menyikat apa saja
Beberapa remah roti jatuh tercecer
Beberapa tikus meluncur turun ke bawah
Berebut remah dengan kecoa-kecoa kecil
Sesekali terdengar kersik suara
Tikus-tikus pun sekejap menghilang
Bagai di telan bumi
Tapi tak lama moncong dan taringnya muncul lagi
Mengawasi sekeliling dengan waspada
Lalu naik lagi berputar putar di atas meja
Mencari sisa sisa dengan jelinya
Lalu naik lagi berputar putar di atas meja
Mencari sisa sisa dengan jelinya
Lalu turun lagi kalau kalau ada yang terlewatkan
Lalu naik lagi dengan mata dan hidung memeriksa
Ketika tak ada lagi yang bisa di makannya
Mereka pun beramai ramai menggerogoti meja
Seekor kucing gembong mendekam di sudut pura pura tak tahu
Atau barangkali
Takut
10
11.
TIKUS
Memanen tanpa menanam
Merampok tanpa jejak
Kabur tanpa butut
Bau tanpa kentut
12.
JEDA
Berjuta-juta tangan kecil ku gapai
Berjuta-juta mulut mungil ku belai
Setelah lelah melepas tenung
Melawan gunung
Bertetes-tetes air mata tulus
Tiris ke telaga
Batinku yang dahaga
Meredamlah duka
Menyelamlah luka
Sampai senyap jadi badai
Menyapu semua bangkai
11
13.
SEMUA
Tidak hanya baru tidak hanya hantu
semua benda hidup dan tak hidup. Mati.
Langit membeku
Mega-mega membantu
angin membisu
mentari mencair
bulan leleh
hujan jadi kisi-kisi
burung-burung tecenung
phon-pohon kering
daun-daun gugur
sungai-sungai terkulai
telaga dahaga.
Bukuku tak lagi bercerita padaku
Penaku tak lagi menulisku. Sunyi.
Istriku terpigura
Anak-anakku jadi dekorasi.
Kawan-kawanku kanvas pameran. Tuhan.
Di antara sepi yang nglangut
nurani gentayangan mencari
jejak denyut.
Allah.
12
14.
KETIKA TUHAN
Ketika Tuhan menyampaikan
MaksudNya menciptakan manusia
Sebagai khalifahNya di dunia
Para malaikat pun berkata
Tuhan, mengapa Paduka
Hendak mencipta
Makhluk perusak di sana
Penumpah darah semena-mena
Sedangkan kita
Terus bertasbih dan memuja
Paduka?
Tuhan pun bersabda
Aku tahu apa
Yang kalian buta
terhadapnya
Ketika sang khalifah benar-benar semena-mena
Merusak dan menumpahkan darah di mana-mana
Di dunia
Apakah kita akan memebenarkan para malaikat dan berkata
KepadaNya seperti mereka lalu siapakah kita
Yang tahu kehendak Sang Pencipta?
13
15.
SUJUD
Bagaimana kau hendak bersujudpasrah
sedang wajahmu yang bersihsumringah
keningmu yang muliadan indah
begitu pongahminta sajadah
agar tak menyentuhtanah
apakah kau melihatnyaseperti iblis saat menolak
menyembah apamudengan congkak
tanah hanya patut diinjaktempat kencing dan berak
membuang ludah dan dahakatau paling jauh hanya
lahan pemanjaannafsu serakah dan tamak?
Apakah kau lupa bahwa tanah adalah bapa
dari mana ibumu dilahirkantanah adalah ibu
yang menyusuimudan memberi makan
14
B. ANALISIS UNSUR INTRINSIK PUISI
a. Pengertian
1. Unsur Intrinsik
Yang merupakan unsur intrinsik dalam puisi yaitu:
a. Tema
Tema adalah suatu inti dalam karya itu, bisa berupa filsafat,
agama, pendidikan, lingkungan, cinta, kehidupan dan lain-lain.
b. Amanat
Amanat adalah tujuan yang dicapai atau diinginkan oleh
pengarang, bisa mencegah, memerintah, mengingatkan dan
lain-lain.
c. Bait
Bait adalah kesatuan dari puisi yang terdiri dari beberapa baris.
d. Baris
Baris adalah deretan huruf dan kata yang menjadi satu deret
kalimat.
e. Ejambemen
Ejambemen adalah dua baris sajak yang menerangkan
keterikatan peristiwa.
f. Rima
Rima adalah sajak, persamaan bunyi pada bagian puisi bisa di
awal kata atau kalimat maupun di akhir.
g. Bahasa
Bahasa adalah kata-kata yang disesuaikan pada keadaan dan
situasi yang diharapkan tujuannya membangkitkan daya
bayang yang tepat.
h. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah ciri khusus yang menandai proses
pengungkapan perasaan baik melalui lisan maupun tulisan.
15
i. Citraan atau imagery
Menurut Combes, citraan dihasilkan dari asosiasi intelektual.
Adapun jenis-jenis citraan yaitu:
Visual imagery (citraan penglihatan)
Visual imagery adalah susunan kata-kata yang digunakan
atau yang dihasilkan lebih banyak menggambarkan sesuatu.
Auditorial Imagery (citraan pendengaran)
Auditorial imagery adalah citraan yang menghasilkan kata-
kata dengan menyebutkan susatu suara dan bunyi.
Tactile Imagery (citraan raba, rasa, kecap, pemikiran)
Tactile Imagery adalah kata-kata yang mengarah pada indra
perasa, raba, kecap, penciuman, pemikiran dan perasaan.
Khineisthetic Imagery (citraan gerak)
Khineisthetic Imagery adalah citraan gerak yang
sesungguhnya gambaran hal yang tidak bergerak seolah-
olah atau digambarkan bergerak, dekat dengan majas
personifikasi.
b. Analisis Pada Kumpulan Cerpen
Adapun analisis unsur intrinsik pada kumpulan puisi yaitu sebagai
berikut:
1. Puisi yang berjudul “Tikus-Tikus di Atas Meja”
a. Tema
Politik dan ekonomi
b. Amanat
Ketika menjadi pejabat hendaknya menjalankan tugasnya
dengan baik, jujur dan, tidak serakah, sehingga tidak terjadi
suatu tindakan korupsi.
16
c. Bait
Puisi tersebut terdiri dari satu bait
d. Baris
Puisi tersebut terdiri dari 22 baris
e. Ejambemen
“beberapa remah roti jatuh tercecer
beberapa tikus meluncur turun ke bawah”
Dua baris sajak tersebut menerangkan keterkaitan peristiwa
yaitu ketika uang yang akan di gunakan untuk rakyat terkumpul
para pejabat berlomba untuk memakan atau mengkorupsi uang
yang bukan menjadi haknya.
f. Rima
Rima yang terdapat dalam puisi tersebut belum beraturan di
tandai dengan masih sedikit persamaan bunyi pada puisi.
Contoh:
“Beberapa remah roti jatuh tercecer
Beberapa tikus meluncur turun ke bawah
Berebut remah dengan kecoa-kecoa kecil”
g. Bahasa
Bahasa yang digunakan menggunakan bahasa konotasi (tidak
menggunakan konotasi yang sebenarnya). Misalnya kata-kata
“tikus-tikus” yang artinya para koruptor.
h. Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan banyak menggunakan majas.
Contoh:
Majas hiperbola
“mereka pun beramai ramai menggerogoti meja”
17
i. Pencitraan
1) Visual imagery (citra penglihatan)
“tikus-tikus di atas meja”
“tapi tak lama moncong dan taringnya muncul lagi”
“seekor kucing gembong mendekam di sudut”
2) Auditorial imagery
“sesekali terdengar kersik suara”
3) Tactile imagery
“pura-pura tak tahu”
“takut”
4) Khineisthetic imagery
“beberapa tikus meluncur ke bawah”
“lalu naik lagi berputar putar di atas meja”
2. Puisi yang berjudul “Tikus”
a. Tema
Politik dan ekonomi
b. Amanat
Ketika menjadi pejabat hendaknya menjalankan tugasnya
dengan baik, jujur dan tidak serakah, sehingga tidak terjadi
suatu tindakan korupsi
c. Bait
Puisi tersebut terdiri dari dua bait
d. Baris
Puisi tersebut terdiri dari empat baris.
e. Ejambemen
Tidak ada
18
f. Rima
Rima puisi tersebut terdapat di awal kata dan di akhir
“memanen tanpa menanam
merampok tanpa jejak
kabur tanpa buntut
bau tanpa kentut
g. Bahasa
Bahasa yang digunakan menggunakan bahasa konotasi (tidak
menggunakan konotasi yang sebenarnya). Misalnya kata-kata
“tikus” yang artinya koruptor.
j. Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan yaitu konotasi
k. Pencitraan
a. Visual imagery
“memanen tanpa menanam
merampok tanpa jejak
kabur tanpa buntut”
b. Tactile imagery
“bau tanpa kentut”
3. Puisi yang berjudul “Jeda”
a. Tema
Kepahlawanan
b. Amanat
Tetap semangat dan tidak putus asa dalam menghadapi suatu
ujian meskipun telah menjadi mantan pejuang
c. Bait
Puisi tersebut terdiri dari satu bait
d. Baris
Puisi tersebut terdiri dari sebelas baris
19
e. Ejambemen
Tidak ada
f. Rima
Rima dalam puisi tersebut tidak beraturan
g. Bahasa
Konotasi
h. Gaya bahasa
Terdapat majas personifikasi
“batinku yang dahaga”
“menyelamlah luka”
i. Citraan
1. Visual imagery
“berjuta-juta tangan kecil ku gapai”
2. Tactile imagery
“batinku yang dahaga”
3. Khineisthetic imagery
“menyelamlah luka”
4. Analisis unsur intrinsik pada puisi “IBU” karya K.H.A Mustofa Bisri
a. Tema
Tema pada puisi ” IBU” karya K.H.A Mustofa Bisri adalah Kasih
sayang
b. Amanat
Puisi IBU karya K.H.A. Mustofa Bisri Amanat adalah
Menghimbau dan mengingatkan
c. Bait
Bait pada puisi IBU terdiri atas tiga bait
d. Baris
Baris pada puisi IBU terdiri atas dua puluh sembilan
e. Ejambemen
20
f. Rima
Tidak terdapat rima pada puisi tersebut karena tidak beraturan
g. Bahasa
Menggunakan bahasa konotasi
h. Gaya bahasa
Banyak mengandung majas metafora dan personifikasi
i. Citraan
- Visual imagery/penglihatan
Mata air yang berenti mengalir
Membasahi dahagaku
Telaga tempatku bermain
Berenang dan menyelam
- Audiotory imagery/pendengaran
- Tactil/thermal imagery
Kaulah bumi yang tergelar lembut bagiku
Kaulah gua teduh tempat bertapa bersamamu
- Kinestetic/gerak
Kaulah ibu, mentari rembulan
Yang mengawal perjalananku
5. Analisis unsur intrinsik pada puisi “DI TENGAH HIRUK PIKUK”
karya K.H.A Mustofa Bisri
a. Tema
Tema pada puisi DI Tengah Hiruk Pikuk karya K.H.A Mustofa
Bisri adalah kepahlawanan
b. Amanat
Amanat pada puisi tersebut adalah apa pun yang terjhadi harus
tetap semangat
c. .Bait
Puisi tersebut terdiri dari satu bait
21
d. Baris
Baris pada puisi tersebut terdiri dari sembilan baris
e. Enjambemen
f. Rima
Tidak terdapat rima pada puisi tersebut karena tidak beraturan
g. Bahasa
Bahasa puisi tersebut menggunakan bahasa konotasi
h. Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan adalah menggunakan majas
personifikasi
i. Citrraan/imagery
- Visual imagery/penglihatan
Ditengah hiruk pikuk ketidak
Pedulian yang angkuh
- Audiotory imagery/pendengaran
Ku dengar erangan mirip
keputusan yang lumpuh
Ada desah mengingatkanku
akan kisah ketakutan lama
Ada jerit terpendam merisaukan
sanubari rentah
- Tactil/thermal imagery
Ada juga kelembutan membelai sesekali
- Kinestetic/movemen imagery
Ada duka mengadu pada duka
22
6. Analisis unsur intrinsik pada puisi “ LEMBAR – LEMBAR
KALENDER TUA” karya K.H.A Mustofa bisri
a. Tema
Tema pada puisi tersebut adalah remang-remang
b. Amanat
Amanat pada puisi tersebut adalah jika kita akan melakukan
sesuatu apa pun harus hati-hati agar tidak terjadi sesuatu
diakhirnya
c. Bait
Bait pada puisi tersebut terdiri dari satu bait
d. Baris
Baris pada puisi terdiri dari sebelas baris
e. Enjambemen
f. Rima
Tidak terdapat rima pada puisi tersebut karena tidak beraturan
g. Bahasa
Bahasa pada puisi tersebut menggunakan bahasa konotasi
h. Gaya bahasa
Gaya bahasa pada puisi tersebut menggunakan majas personifikasi
i. Citraan/imagery
- Visual imagery/penglihatan
Lembar – lembar kalender tua
Ku robek, menyampah
- Audiotory imagery/pendengaran
- Tactil/thermal imagery
Tercampak juga
Penyesalan belaka
23
7. Analisis unsur intrinsik pada puisi “ MATAHARI MERAH PADAM “
1. TemaTema dalam puisi yang berjudul “ Matahari Merah Padam “ adalah penyesalan.
2. AmanatAmanat dalam puisi yang berjudul “ Matahari Merah Padam “ adalah mencegah , yaitu supaya kita tidak melakukan hal yang akan membuat kita menyesal dikemudian hari.
3. BaitBait dalam puisi yang berjudul “ Matahari Merah Padam “ adalah terdiri dari dari 1 bait.
4. BarisBaris dalam puisi yang berjudul “ Matahari Merah Padam “ adalah terdiri dari tiga belas baris.
5. EnjambemenEnjambemen dalam puisi yang berjudul “ Matahari Merah Padam “ adalah terdapat pada baris keenam dan ketujuh , yaitu :“ Seperti bulan yang bermalam - malam Tak hadir dalam pesta bintang “
6. RimaRima dalam puisi “ Matahari Merah Padam “ adalah tak beraturan.
7. BahasaBahasa dalam puisi yang berjudul “ Matahari Merah Padam “ adalah sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca.
8. Gaya BahasaGaya bahasa dalam puisi yang berjudl “ Matahari Merah Padam “ adalah menggunakan gaya bahasa perbandingan yaitu personifikasi , yang artinya jenis majas yang melekatkan sifat – sifat insani yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak.Hal ini dapat dibuktikan dalam baris keduabelas yaitu :“ hujanpun menangis sendiri “
24
9. CitraanCitraan yang terdapat dalam puisi yang berjudul “ Matahari Merah Padam “ adalah :j. Penglihatan ( dalam cadar mega senja )k. Pendengaran ( hujanpun menangis sendiri ) l. Perasaan ( ingin sekali bersembunyi )
8. Analisis unsur Intrinsik pada puisi“ PERLAWANAN “
1. Tema Tema dalam puisi berjudul “ Perlawanan “ adalah peperangan.
2. AmanatAmanat dalam puisi yang :bejudul “ Perlawanan “ adalah mengingatkan.
9. Analisis unsur instrinsik puisi “SEMUA” Karya K.H. A. Mustofa
Basri
1. Tema
Tema dalam puisi yang berjudul “SEMUA” Karya K.H. A.
Mustofa Basri yaitu tema agama. Tema yang merupakan inti dari
sebuah puisi di atas yakni mengandung makna tentang seorang
pelukis yang di mana hati nuraninya terpanggil untuk mencari jalan
keselamatan dalam agama islam menuju sang Ilahi.
2. Amanat
Amanat yang terdapat dalam puisi yang berjudul “SEMUA” Karya
K.H. A. Mustofa Bisri yaitu mengingatkan. Puisi tersebut
mengandung petuah, mengingatkan bahwa hidup tak selalu lurus
sejalan dengan apa yang kita rencanakan, semua yang kita lakukan
semata-mata hanya untuk beribadah mencari jalan selamat dan
kembali kepada sang pencipta yaitu Allah.
3. Bait
Bait dalam puisi tersebut yaitu terdapat satu bait
25
4. Baris
Puisi yang berjudul “SEMUA” Karya K.H. A. Mustofa Bisri yaitu
terdiri dari 22 baris.
5. Ejambemen
6. Rima
Rima dalam puisi yang berjudul “SEMUA” Karya K.H. A.
Mustofa Bisri tidak teratur karena tidak ada yang memiliki
persamaan bunyi.
7. Bahasa
Bahasa merupakan sarana utama untuk mengungkapkan pikiran
dari hasil apresiasi keadaan. Bahasa yang digunakan dalam puisi
yang berjudul “SEMUA” Karya K.H. A. Mustofa Bisri yaitu
menggunakan kata-kata konotatif.
8. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan pada puisi yang berjudul “SEMUA”
Karya K.H. A. Mustofa Bisri yaitu gaya bahasa atau majas
personifikasi. Gaya bahasa yang dipakai umumnya menggunakan
gaya bahasa yang mengungkapkan benda mati seolah-olah menjadi
hidup.
9. Citraan/imagery
a. Visual Imagery (citraan penglihatan)
Tidak hanya baru tidak hanya hantusemua benda hidup dan tak hidup. Mati.
hujan jadi kisi-kisiburung-burung tercenung
b. Auditorial Imagery (citraan pendengaran)
Angin membisu
c. Tactile Imagery (citraan raba, cecap, penciuman, perasaan,
pemikiran)
- sungai-sungai tekulaitelaga dahaga
- Istriku terpigura
26
Anak-anakku jadi dekorasi.
d. Khineistetic Imagery (citraan gerak)
- Langit membekumega-mega membeku
- mentari mencairbulan leleh
- daun-daun gugur- Penaku tak lagi menulisku. Sunyi.- Kawan-kawanku kanvas pameran. Tuhan.
Di antara sepi yang nglangutnurani gentayangan mencarijejak denyut.Allah.
10. Analisis unsur instrinsik puisi “KETIKA TUHAN” Karya K.H. A. Mustofa Bisria. Tema
Tema dalam puisi yang berjudul “KETIKA TUHAN” Karya K.H.
A. Mustofa Bisri yaitu tema agama. Tema yang merupakan inti
dari sebuah puisi di atas yakni tentang penciptaan manusia sebagai
khalifah Tuhan.
b. Amanat
Amanat yang terdapat dalam puisi yang berjudul “KETIKA
TUHAN” Karya K.H. A. Mustofa Bisri yaitu menghimbau.
Amanat yang terkandung yaitu bahwa manusia sebagai khlaifah
Tuhan yang diciptakan paling sempurna diantara makhluk lainya
agar menjaga alam dan silahturahmi terhadap sesama dan alam di
dunia.
c. Bait
Bait dalam puisi di atas adalah terdiri dari dua bait.
d. Baris
Puisi yang berjudul “KETIKA TUHAN” Karya K.H. A. Mustofa
Bisri yaitu terdiri dari 21 baris.
e. Ejambemen
27
f. Rima
Rima dalam puisi yang berjudul “KETIKA TUHAN” Karya K.H.
A. Mustofa Bisri memiliki persamaan buny yaitu a a a a.
g. Bahasa
Bahasa merupakan sarana utama untuk mengungkapkan pikiran
dari hasil apresiasi keadaan. Bahasa yang digunakan dalam puisi
yang berjudul “KETIKA TUHAN” Karya K.H. A. Mustofa Bisri
yaitu menggunakan kata-kata denotatif.
h. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan pada puisi yang berjudul “KETIKA
TUHAN” Karya K.H. A. Mustofa Bisri yaitu gaya bahasa fakta
karena menceritakan fakta menyatakan kebenaran.
i. Citraan/imagery
Visual Imagery (citraan penglihatan)
Terdapat pada baris ke tujuh yakni makhluk perusak di
sana, dan
Baris ke enam belas Ketika sang khalifah benar-benar
semena-mena
Auditorial Imagery (citraan pendengaran)
Terdapat pada baris 1— 6
Ketika Tuhan menyampaikan
MaksudNya menciptakan manusia
Sebagai khalifahNya di dunia
Para malaikat pun berkata
Tuhan, mengapa paduka
Baris ke-11
Tuhan pun bersabda
Aku tahu apa
Yang kalian buta terhadapnya
28
Tactile Imagery (citraan raba, cecap, penciuman, perasaan,
pemikiran)
Pada baris ke-7
Penumpah darah semena-mena
Sedangkan kita terus bertasbih dan memuja paduka?
Baris ke-17
Merusak dan menumpahkan darah di mana-mana
Di dunia
Apakah kita akan membenarkan para malaikat dan berkata
KepadaNya seperti mereka lalu siapa kita
Yang tahu kehendak Sang Pencipta?
11. Analisis unsur instrinsik puisi “SUJUD” Karya K.H. A. Mustofa Bisri
a. Tema
Tema dalam puisi yang berjudul “SUJUD” Karya K.H. A. Mustofa
Bisri yaitu tema agama.
b. Amanat
Amanat yang terdapat dalam puisi yang berjudul “SUJUD” Karya
K.H. A. Mustofa Bisri yaitu memerintah, bahwa jika hendak
bersujud menghadap Tuhan maka bersihkanlah wajahmu dari
kotoran dan hendaklah kau bersujud di atas saadah, bukan di atas
tanah tanpa alas sajadah.
c. Bait
Terdiri dari empat bait.
d. Baris
Puisi yang berjudul “SUJUD” Karya K.H. A. Mustofa Bisri yaitu
terdiri dari tiga puluh delapan baris.
e. Ejambemen
29
f. Rima
Rima dalam puisi yang berjudul “SUJUD” Karya K.H. A. Mustofa
Bisri tidak teratur karena tidak ada yang memiliki persamaan
bunyi.
g. Bahasa
Bahasa merupakan sarana utama untuk mengungkapkan pikiran
dari hasil apresiasi keadaan. Bahasa yang digunakan dalam puisi
yang berjudul “SUJUD” Karya K.H. A. Mustofa Bisri yaitu
menggunakan kata-kata konotatif dan denotatif.
h. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan pada puisi yang berjudul “SUJUD”
Karya K.H. A. Mustofa Bisri yaitu gaya bahasa perumpamaan dan
perbandingan.
i. Citraan/imagery
Visual Imagery (citraan penglihatan)
Baris ketiga : wajahmu bersih sumringah.
Auditorial Imagery (citraan pendengaran)
Tactile Imagery (citraan raba, cecap, penciuman, perasaan,
pemikiran)
12. Analisis unsur intrinsik pada puisi yang berjudul “A” Karya K.H. A.
Mustofa Bisri
a. Tema
Tema dalam puisi “A” yaitu puisi yang menggambarkan puisi
remang-remang.
b. Amanat
Amanat dalam puisi “A” yaitu tentang himbauan untuk menggali
semangat yang tinggi.
c. Bait
Bait dalam puisi “A” terdiri dari empat bait.
30
d. Baris
Baris dalam puisi “A” terdiri dari dua belas baris.
e. Enjambemen
f. Rima
Rima dalam puisi “A” terdapat rima awal.
g. Bahasa
Bahasa dalam puisi “A” yaitu menggunakan bahasa konotasi.
h. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang dipakai menggunakan majas personifikasi.
i. Citraan
Dalam puisi “A” hanya terdapat citraan rasa dan citraan
pendengaran.
13. Analisis unsur intrinsik pada puisi yang berjudul “Soal Kemiskinan”
Karya K.H. A. Mustofa Bisri
a. Tema
Tema dalam puisi “Soal Kemiskinan” yaitu keagamaan dan
pendidikan.
b. Amanat
Amanat dalam puisi “Soal Kemiskinan” yaitu mengingatkan dan
meng himbau untuk menggali semangat yang tinggi, dan apa pun
yang terjadi harus tetap semangat.
c. Bait
Bait dalam puisi “Soal Kemiskinan” terdiri dari empat bait.
d. Baris
Baris dalam puisi “Soal Kemiskinan” terdiri dari tujuh belas baris.
e. Enjambemen
31
f. Rima
Rima dalam puisi “Soal Kemiskinan” terdapat rima akhir pada bait
satu, tiga, dan empat..
g. Bahasa
Bahasa dalam puisi “Soal Kemiskinan” yaitu menggunakan bahasa
konotasi.
h. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang dipakai menggunakan majas perumpamaan yaitu
majas metafora.
i. Citraan
- Citraan penglihatan
Dalam bait pertama : Sedang orang-orang di dapur belum siap
- Citraan pendengaran
Bait kedua : Marilah kita bicarakan soal kemiskinan hati
Bait ketiga : para pakar dan pengusaha kita undang
- Citraan rasa, cecap, penciuman, perasaan
Bait pertama : Jika di kampus dan balai desa dirasa pengap
Di pesantren dan seminari terlalu senyap
Bait kedua: Biar sengkil dn mungkus
14. Analisis unsur intrinsik pada puisi yang berjudul “Kepada Penyair”
Karya K.H. A. Mustofa Bisri
a. Tema
Tema dalam puisi “Kepada Penyair” yaitu kepahlawanan.
b. Amanat
Amanat dalam puisi “Kepada Penyair” yaitu jangan memikirkan
dan melakukan sasuatu yang tidak penting,tapi lakukanlah sesuatu
hal yang lebih penting ntuk kepentingan umum dan bersemangat.
32
c. Bait
Bait dalam puisi “Kepada Penyair” terdiri dari enam bait.
d. Baris
Baris dalam puisi “Kepada Penyair” terdiri dari tiga puluh baris.
e. Enjambemen
f. Rima
Rima dalam puisi “Kepada Penyair” rima pada tersebut tidak
beraturan,kecuali pada bait ke satu,kedua,keempat dan kelima.
g. Bahasa
Bahasa dalam puisi “Kepada Penyair” yaitu menggunakan bahasa
konotasi.
h. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang dipakai menggunakan majas personifikasi.
i. Citraan
- Citraan penglihatan
Mega-mega dan awan kelabu
Lihatlah kelemahan di mana-mana
Lihatlah kekalapan dan kelelapan merajalela
Lihatlah segalanya semena-mena
- Citraan pendengaran
Berhentilah menangis sendu
- Citraan rasa, cecap, perasaan
Tentang bulan yang gagu
Dan wanita yang bernafsu
Menginah-indahkan cinta
- Citraan gerak
Tengoklah kanan-kirimu
Bangunlah
33
C. Analisis Unsur Ekstrinsik Pada Kumpulan Puisi Karya K.H. A.
Mustofa Bisri
Yang merupakan unsur ekstrinsik dalam puisi yaitu:
1. Nilai sosiologis atau nilai kemasyarakatan
2. Nilai sosiologis atau kemasyarakatan
3. Nilai filosofis atau jalan hidup
4. Nilai moral/akhlak/budi pekerti
5. Nilai metafisika ketuhanan
6. Nilai psikologi atau kejiwaan
7. Nilai politik atau kenegaraan
8. Nilai kemanusiaan
a. Cinta, kasih sayang
b. Belas kasihan
c. Kerinduan
d. Kematian
e. Tangis dan dosa
f. Penderitaan
g. Ketakutan
h. Keadilan
i. Kejujuran
9. Nilai kebenaran atau baik buruk
10. Nilai ekonomi atau industi
11. Nilai teknologi ilmu pengetahuan
12. Nilai idiologi atau pandangan hidup
13. Nilai kedokteran dan farmasi
14. Nilai pendidikan atau pengajaran
15. Nilai budaya atau antropologi
34
Adapun analisis unsur ekstrinsik dalam puisi-puisi tersebut yaitu:
1. “A” adalah mengandung nilai psikologi.
2. “Kepada Penyair” adalah mengandung nilai psikologi.
3. “Soal Kemiskinan” adalah mengandung nilai kemanusiaan dan
ekonomi.
4. “Semua” adalah mengandung nilai moral dan ketuhanan.
5. “Ketika Tuhan” adalah mengandung nilai moral dan ketuhanan.
6. “Sujud” adalah mengandung nilai moral dan ketuhanan.
7. “Tikus-Tikus di Atas Meja” adalah mengandung nilai sosiologis,
politik dan kemanusiaan.
8. “Tikus” adalah mengandung nilai moral, politik, kemanusiaan dan
ekonomi.
9. “Jeda” adalah mengandung nilai sosiologis.
10. “Ibu” adalah mengandung nilai kemanusiaan.
11. “Di Tengah Hiruk Pikuk” adalah mengandung nilai politik dan moral.
12. “Lembar-Lembar Kalender Tua” adalah mengandung nilai
kemanusiaan dan filosofis.
D. Kumpulan Hasil Analisi
Dari keseluruhan puisi tersebut kebanyakan bertemakan tentang
keagamaan dan kepahlawanan. Bahasa yang digunakan mayoritas
menggunakan konotasi. Banyak terdapat citraan dan banyak
mengandung unsur sosiologis, moral, politik, ketuhanan dan
kemanusiaan.
35