analisis puisi smter 7

52
A. Data Kumpulan Puisi 1. Puisi karya K.H. A.Mustofa Bisri SOAL KEMISKINAN Jika di kampus dan balai desa dirasa pengap Di pesantren dan seminari terlalu senyap Di gardu dan warung kopi tentu tidak senyap Sedang orang-orang di dpr belum siap Biar sangkil dan mangkus Sehat,canggih,dan terfokus Marilah kita bicarakan soal kemiskinan hati Sambil bermain golf dengan serius Supaya upaya khusuk dan tenang Kita seminarkan saja di hotel berbintang Para pakar dan pengusaha kita undang Syukur jika para bintang juga datang Supaya upaya dan diskusi kita tak sia-sia Karena soal kemiskinan ini luar biasa Jangan lupa kita datangkan uluma untuk berdoa 1

Upload: towets-adja

Post on 24-Apr-2015

257 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

puisi indah

TRANSCRIPT

A. Data Kumpulan Puisi

1. Puisi karya K.H. A.Mustofa Bisri

SOAL KEMISKINAN

Jika di kampus dan balai desa dirasa pengap

Di pesantren dan seminari terlalu senyap

Di gardu dan warung kopi tentu tidak senyap

Sedang orang-orang di dpr belum siap

Biar sangkil dan mangkus

Sehat,canggih,dan terfokus

Marilah kita bicarakan soal kemiskinan hati

Sambil bermain golf dengan serius

Supaya upaya khusuk dan tenang

Kita seminarkan saja di hotel berbintang

Para pakar dan pengusaha kita undang

Syukur jika para bintang juga datang

Supaya upaya dan diskusi kita tak sia-sia

Karena soal kemiskinan ini luar biasa

Jangan lupa kita datangkan uluma untuk berdoa

Mengemis kekeyaan dari kehadiratNya

(tapi sayangnya,ulamamu pun sudah banyak yang lupa alamatnya)

1

2.

A

Di hampiri mentari

Diterkam teriknya

Dibelai bulan

Dibuai pesonannya

Dimana langit

Dilarikan dirinya

Disapa angin

Disapu praharanya

Dijelang laut

Digulung gelombangnya

Disini bumi

Ditanam namanya

2

3.KEPADA PENYAIR

Brentilah menyayi sendu

Tak menentu

Tentang gunung-gunung dan abtu

Mega-mega dan awan kelabu

Tentang bulan yang sagu

Dan wanita yang bernafsu

Brehentilah bersembunyi

Dalam simbol-simbol banci

Brenhentilah mengayam-ayam maya

Mengindh-indahkan cinta

Membesar-besarkan rinu

Brehentilah menyia-nyiakan daya

Memburu orgasme dengan tangan kelu

Brehentilah menjelajah lembah-lembah

Dengan angan-angan tanpa arah

Tengoklah kanan-kirimu

Liuhatlah kelemahan dimana-dimana

Membuat lelap dan kalap siapa saja

Lihatlah kekalapan dan kelelapan meraja lela

Membuat segalanya

Lihatlah segalanya semena-mena

Mengroyok dan membiarkan nurani tak berdaya

3

Bangunlah

Asahlah huruf-hurufmu

Celupkan baris-baris sajakmu

Dalam cahaya dzikir dan doa

Lalu tembakan kebenaran

Dan biarlah maha benar

Yang menghajar keponahan gelap

Dengan membacanya

4.

IBU

Ibu

Kaulah gua teduh

Tempat bertapa bersamamu

Sekian lama

Kaulah kawah

Dari mana aku meluncur dengan perkasa

Kaulah bumi

Yang tergelar lembut bagiku

Melepas lelah dan nestapa

Gunung yang menjaga mimpiku

Siang dan malam

Mata air yang brenti mengalir

Membashi dahagaku

4

Telaga tempatku bermain

Berenang dan menyelam

Kaulah, ibu, laut dan langit

Yang menjaga lurus horizonku

Kaulah, ibu, mentari dan rembulan

Yang mengawal perjalananku

Mencari jejak sorga

Ditelapak kakimu

( Tuhan,

Aku bersaksi

Ibuku telah melaksanakan amanatMu

Menyampaikan kasih sayangMu

Maka kasihilah ibuku

Seperti Kau mengasihi

Kekasih-kekasihMU

Amin

5

5.

DITENGAH HIRUK PIKUK

Ditengah hiruk pikuk ketidak pedulian yang angkuh

Ku dengar erangan mirip keputus asaan yang lumpuh

Ada desah mengingatkanku akan jisah ketakutan lama

Ada jerit terpendam merisaukan sanubari rentah

Ada duka mengadu pada duka

Memang

Ada juga kelembutan membelai sesekali

Tapi akankah jadi

Puisi.

6. LEMBAR-LEMBAR KALENDER TUA

Lembar-lembar kalender tua

Yang sekali pun dengan hati-hati

Kurobek

Tercampak juga

Menyampah

Menyumpal tong usia

Kalaupun menyisakan

Ruang

Barang kali tinggal serongga

Duri

Penyesalan belaka

6

7.

MATAHARI MERAH PADAM

Matahari merah padam

Ingin bersembunyi

Dalam cadar mega senja.Sia-sia

Sudah terlanjur siangnya

Ternoda

Seperti bulan bermalam-malam

Tak hadir dalam pesta bintang

Berkemul kabut katanya meriang

Padahal malu

Pada malam yang malang

Diperkosa sana-sini

Hujan pun menangis sendiri

Hari ini.

7

8.

PERLAWANAN

Penyesalan dan pengulangan

Pengulangan dan penyesalan

Silih berganti bagai ribuan lebah hutan

Mengikuti berjuta kata

Yang kami tikam kan

Menyengat lalu tak kalian rasakan

Menyengat lalu kalian tak hiraukan

Hingga akhirnya kalian kebal sengatan

Tapi biarkan pada kalian

Untuk kesekian miliar kalinya ku katakan

Kami bukanblah lebah

Apalagi cacing tanah

Kami adalah takdir kalian

Justru kelaliman dan kekebalan kalian

Telah mengebalkan dan meliatkan

Tekat kami melawan

Kita lihat saja

Nyawa siapa

Yang lebih mampu bertahan

8

9.

BUMI BINGUNG

Bumi bingung mencari-cari

Matahari siang hari

Burung-burung

Dikerahkan mengintip mendung

Gunung-gunung

Diperintahkan mengirim sungai

Melacak jejak sampai

Kelaut dan telaga.

Burung-burung

Melihat matahari

Tapi angin dan mendung

Mengancamnya jika bicara.

Sungai laut dan telaga bahkan

Konon sempat memandikanMentari dan awan-awan

sayang gunung-gunung

Sudah terlebih dahulu

Sejak awal membuat mereka bisu

( Diam-diam

Langit mencemaskan

Keadaan bumi )

9

10.

TIKUS TIKUS DI ATAS MEJA

Tikus-tikus di atas meja(seram juga melihat taring-taringnya)

Dengan rakus menyikat apa saja

Beberapa remah roti jatuh tercecer

Beberapa tikus meluncur turun ke bawah

Berebut remah dengan kecoa-kecoa kecil

Sesekali terdengar kersik suara

Tikus-tikus pun sekejap menghilang

Bagai di telan bumi

Tapi tak lama moncong dan taringnya muncul lagi

Mengawasi sekeliling dengan waspada

Lalu naik lagi berputar putar di atas meja

Mencari sisa sisa dengan jelinya

Lalu naik lagi berputar putar di atas meja

Mencari sisa sisa dengan jelinya

Lalu turun lagi kalau kalau ada yang terlewatkan

Lalu naik lagi dengan mata dan hidung memeriksa

Ketika tak ada lagi yang bisa di makannya

Mereka pun beramai ramai menggerogoti meja

Seekor kucing gembong mendekam di sudut pura pura tak tahu

Atau barangkali

Takut

10

11.

TIKUS

Memanen tanpa menanam

Merampok tanpa jejak

Kabur tanpa butut

Bau tanpa kentut

12.

JEDA

Berjuta-juta tangan kecil ku gapai

Berjuta-juta mulut mungil ku belai

Setelah lelah melepas tenung

Melawan gunung

Bertetes-tetes air mata tulus

Tiris ke telaga

Batinku yang dahaga

Meredamlah duka

Menyelamlah luka

Sampai senyap jadi badai

Menyapu semua bangkai

11

13.

SEMUA

Tidak hanya baru tidak hanya hantu

semua benda hidup dan tak hidup. Mati.

Langit membeku

Mega-mega membantu

angin membisu

mentari mencair

bulan leleh

hujan jadi kisi-kisi

burung-burung tecenung

phon-pohon kering

daun-daun gugur

sungai-sungai terkulai

telaga dahaga.

Bukuku tak lagi bercerita padaku

Penaku tak lagi menulisku. Sunyi.

Istriku terpigura

Anak-anakku jadi dekorasi.

Kawan-kawanku kanvas pameran. Tuhan.

Di antara sepi yang nglangut

nurani gentayangan mencari

jejak denyut.

Allah.

12

14.

KETIKA TUHAN

Ketika Tuhan menyampaikan

MaksudNya menciptakan manusia

Sebagai khalifahNya di dunia

Para malaikat pun berkata

Tuhan, mengapa Paduka

Hendak mencipta

Makhluk perusak di sana

Penumpah darah semena-mena

Sedangkan kita

Terus bertasbih dan memuja

Paduka?

Tuhan pun bersabda

Aku tahu apa

Yang kalian buta

terhadapnya

Ketika sang khalifah benar-benar semena-mena

Merusak dan menumpahkan darah di mana-mana

Di dunia

Apakah kita akan memebenarkan para malaikat dan berkata

KepadaNya seperti mereka lalu siapakah kita

Yang tahu kehendak Sang Pencipta?

13

15.

SUJUD

Bagaimana kau hendak bersujudpasrah

sedang wajahmu yang bersihsumringah

keningmu yang muliadan indah

begitu pongahminta sajadah

agar tak menyentuhtanah

apakah kau melihatnyaseperti iblis saat menolak

menyembah apamudengan congkak

tanah hanya patut diinjaktempat kencing dan berak

membuang ludah dan dahakatau paling jauh hanya

lahan pemanjaannafsu serakah dan tamak?

Apakah kau lupa bahwa tanah adalah bapa

dari mana ibumu dilahirkantanah adalah ibu

yang menyusuimudan memberi makan

14

B. ANALISIS UNSUR INTRINSIK PUISI

a. Pengertian

1. Unsur Intrinsik

Yang merupakan unsur intrinsik dalam puisi yaitu:

a. Tema

Tema adalah suatu inti dalam karya itu, bisa berupa filsafat,

agama, pendidikan, lingkungan, cinta, kehidupan dan lain-lain.

b. Amanat

Amanat adalah tujuan yang dicapai atau diinginkan oleh

pengarang, bisa mencegah, memerintah, mengingatkan dan

lain-lain.

c. Bait

Bait adalah kesatuan dari puisi yang terdiri dari beberapa baris.

d. Baris

Baris adalah deretan huruf dan kata yang menjadi satu deret

kalimat.

e. Ejambemen

Ejambemen adalah dua baris sajak yang menerangkan

keterikatan peristiwa.

f. Rima

Rima adalah sajak, persamaan bunyi pada bagian puisi bisa di

awal kata atau kalimat maupun di akhir.

g. Bahasa

Bahasa adalah kata-kata yang disesuaikan pada keadaan dan

situasi yang diharapkan tujuannya membangkitkan daya

bayang yang tepat.

h. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah ciri khusus yang menandai proses

pengungkapan perasaan baik melalui lisan maupun tulisan.

15

i. Citraan atau imagery

Menurut Combes, citraan dihasilkan dari asosiasi intelektual.

Adapun jenis-jenis citraan yaitu:

Visual imagery (citraan penglihatan)

Visual imagery adalah susunan kata-kata yang digunakan

atau yang dihasilkan lebih banyak menggambarkan sesuatu.

Auditorial Imagery (citraan pendengaran)

Auditorial imagery adalah citraan yang menghasilkan kata-

kata dengan menyebutkan susatu suara dan bunyi.

Tactile Imagery (citraan raba, rasa, kecap, pemikiran)

Tactile Imagery adalah kata-kata yang mengarah pada indra

perasa, raba, kecap, penciuman, pemikiran dan perasaan.

Khineisthetic Imagery (citraan gerak)

Khineisthetic Imagery adalah citraan gerak yang

sesungguhnya gambaran hal yang tidak bergerak seolah-

olah atau digambarkan bergerak, dekat dengan majas

personifikasi.

b. Analisis Pada Kumpulan Cerpen

Adapun analisis unsur intrinsik pada kumpulan puisi yaitu sebagai

berikut:

1. Puisi yang berjudul “Tikus-Tikus di Atas Meja”

a. Tema

Politik dan ekonomi

b. Amanat

Ketika menjadi pejabat hendaknya menjalankan tugasnya

dengan baik, jujur dan, tidak serakah, sehingga tidak terjadi

suatu tindakan korupsi.

16

c. Bait

Puisi tersebut terdiri dari satu bait

d. Baris

Puisi tersebut terdiri dari 22 baris

e. Ejambemen

“beberapa remah roti jatuh tercecer

beberapa tikus meluncur turun ke bawah”

Dua baris sajak tersebut menerangkan keterkaitan peristiwa

yaitu ketika uang yang akan di gunakan untuk rakyat terkumpul

para pejabat berlomba untuk memakan atau mengkorupsi uang

yang bukan menjadi haknya.

f. Rima

Rima yang terdapat dalam puisi tersebut belum beraturan di

tandai dengan masih sedikit persamaan bunyi pada puisi.

Contoh:

“Beberapa remah roti jatuh tercecer

Beberapa tikus meluncur turun ke bawah

Berebut remah dengan kecoa-kecoa kecil”

g. Bahasa

Bahasa yang digunakan menggunakan bahasa konotasi (tidak

menggunakan konotasi yang sebenarnya). Misalnya kata-kata

“tikus-tikus” yang artinya para koruptor.

h. Gaya bahasa

Gaya bahasa yang digunakan banyak menggunakan majas.

Contoh:

Majas hiperbola

“mereka pun beramai ramai menggerogoti meja”

17

i. Pencitraan

1) Visual imagery (citra penglihatan)

“tikus-tikus di atas meja”

“tapi tak lama moncong dan taringnya muncul lagi”

“seekor kucing gembong mendekam di sudut”

2) Auditorial imagery

“sesekali terdengar kersik suara”

3) Tactile imagery

“pura-pura tak tahu”

“takut”

4) Khineisthetic imagery

“beberapa tikus meluncur ke bawah”

“lalu naik lagi berputar putar di atas meja”

2. Puisi yang berjudul “Tikus”

a. Tema

Politik dan ekonomi

b. Amanat

Ketika menjadi pejabat hendaknya menjalankan tugasnya

dengan baik, jujur dan tidak serakah, sehingga tidak terjadi

suatu tindakan korupsi

c. Bait

Puisi tersebut terdiri dari dua bait

d. Baris

Puisi tersebut terdiri dari empat baris.

e. Ejambemen

Tidak ada

18

f. Rima

Rima puisi tersebut terdapat di awal kata dan di akhir

“memanen tanpa menanam

merampok tanpa jejak

kabur tanpa buntut

bau tanpa kentut

g. Bahasa

Bahasa yang digunakan menggunakan bahasa konotasi (tidak

menggunakan konotasi yang sebenarnya). Misalnya kata-kata

“tikus” yang artinya koruptor.

j. Gaya bahasa

Gaya bahasa yang digunakan yaitu konotasi

k. Pencitraan

a. Visual imagery

“memanen tanpa menanam

merampok tanpa jejak

kabur tanpa buntut”

b. Tactile imagery

“bau tanpa kentut”

3. Puisi yang berjudul “Jeda”

a. Tema

Kepahlawanan

b. Amanat

Tetap semangat dan tidak putus asa dalam menghadapi suatu

ujian meskipun telah menjadi mantan pejuang

c. Bait

Puisi tersebut terdiri dari satu bait

d. Baris

Puisi tersebut terdiri dari sebelas baris

19

e. Ejambemen

Tidak ada

f. Rima

Rima dalam puisi tersebut tidak beraturan

g. Bahasa

Konotasi

h. Gaya bahasa

Terdapat majas personifikasi

“batinku yang dahaga”

“menyelamlah luka”

i. Citraan

1. Visual imagery

“berjuta-juta tangan kecil ku gapai”

2. Tactile imagery

“batinku yang dahaga”

3. Khineisthetic imagery

“menyelamlah luka”

4. Analisis unsur intrinsik pada puisi “IBU” karya K.H.A Mustofa Bisri

a. Tema

Tema pada puisi ” IBU” karya K.H.A Mustofa Bisri adalah Kasih

sayang

b. Amanat

Puisi IBU karya K.H.A. Mustofa Bisri Amanat adalah

Menghimbau dan mengingatkan

c. Bait

Bait pada puisi IBU terdiri atas tiga bait

d. Baris

Baris pada puisi IBU terdiri atas dua puluh sembilan

e. Ejambemen

20

f. Rima

Tidak terdapat rima pada puisi tersebut karena tidak beraturan

g. Bahasa

Menggunakan bahasa konotasi

h. Gaya bahasa

Banyak mengandung majas metafora dan personifikasi

i. Citraan

- Visual imagery/penglihatan

Mata air yang berenti mengalir

Membasahi dahagaku

Telaga tempatku bermain

Berenang dan menyelam

- Audiotory imagery/pendengaran

- Tactil/thermal imagery

Kaulah bumi yang tergelar lembut bagiku

Kaulah gua teduh tempat bertapa bersamamu

- Kinestetic/gerak

Kaulah ibu, mentari rembulan

Yang mengawal perjalananku

5. Analisis unsur intrinsik pada puisi “DI TENGAH HIRUK PIKUK”

karya K.H.A Mustofa Bisri

a. Tema

Tema pada puisi DI Tengah Hiruk Pikuk karya K.H.A Mustofa

Bisri adalah kepahlawanan

b. Amanat

Amanat pada puisi tersebut adalah apa pun yang terjhadi harus

tetap semangat

c. .Bait

Puisi tersebut terdiri dari satu bait

21

d. Baris

Baris pada puisi tersebut terdiri dari sembilan baris

e. Enjambemen

f. Rima

Tidak terdapat rima pada puisi tersebut karena tidak beraturan

g. Bahasa

Bahasa puisi tersebut menggunakan bahasa konotasi

h. Gaya bahasa

Gaya bahasa yang digunakan adalah menggunakan majas

personifikasi

i. Citrraan/imagery

- Visual imagery/penglihatan

Ditengah hiruk pikuk ketidak

Pedulian yang angkuh

- Audiotory imagery/pendengaran

Ku dengar erangan mirip

keputusan yang lumpuh

Ada desah mengingatkanku

akan kisah ketakutan lama

Ada jerit terpendam merisaukan

sanubari rentah

- Tactil/thermal imagery

Ada juga kelembutan membelai sesekali

- Kinestetic/movemen imagery

Ada duka mengadu pada duka

22

6. Analisis unsur intrinsik pada puisi “ LEMBAR – LEMBAR

KALENDER TUA” karya K.H.A Mustofa bisri

a. Tema

Tema pada puisi tersebut adalah remang-remang

b. Amanat

Amanat pada puisi tersebut adalah jika kita akan melakukan

sesuatu apa pun harus hati-hati agar tidak terjadi sesuatu

diakhirnya

c. Bait

Bait pada puisi tersebut terdiri dari satu bait

d. Baris

Baris pada puisi terdiri dari sebelas baris

e. Enjambemen

f. Rima

Tidak terdapat rima pada puisi tersebut karena tidak beraturan

g. Bahasa

Bahasa pada puisi tersebut menggunakan bahasa konotasi

h. Gaya bahasa

Gaya bahasa pada puisi tersebut menggunakan majas personifikasi

i. Citraan/imagery

- Visual imagery/penglihatan

Lembar – lembar kalender tua

Ku robek, menyampah

- Audiotory imagery/pendengaran

- Tactil/thermal imagery

Tercampak juga

Penyesalan belaka

23

7. Analisis unsur intrinsik pada puisi “ MATAHARI MERAH PADAM “

1. TemaTema dalam puisi yang berjudul “ Matahari Merah Padam “ adalah penyesalan.

2. AmanatAmanat dalam puisi yang berjudul “ Matahari Merah Padam “ adalah mencegah , yaitu supaya kita tidak melakukan hal yang akan membuat kita menyesal dikemudian hari.

3. BaitBait dalam puisi yang berjudul “ Matahari Merah Padam “ adalah terdiri dari dari 1 bait.

4. BarisBaris dalam puisi yang berjudul “ Matahari Merah Padam “ adalah terdiri dari tiga belas baris.

5. EnjambemenEnjambemen dalam puisi yang berjudul “ Matahari Merah Padam “ adalah terdapat pada baris keenam dan ketujuh , yaitu :“ Seperti bulan yang bermalam - malam Tak hadir dalam pesta bintang “

6. RimaRima dalam puisi “ Matahari Merah Padam “ adalah tak beraturan.

7. BahasaBahasa dalam puisi yang berjudul “ Matahari Merah Padam “ adalah sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca.

8. Gaya BahasaGaya bahasa dalam puisi yang berjudl “ Matahari Merah Padam “ adalah menggunakan gaya bahasa perbandingan yaitu personifikasi , yang artinya jenis majas yang melekatkan sifat – sifat insani yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak.Hal ini dapat dibuktikan dalam baris keduabelas yaitu :“ hujanpun menangis sendiri “

24

9. CitraanCitraan yang terdapat dalam puisi yang berjudul “ Matahari Merah Padam “ adalah :j. Penglihatan ( dalam cadar mega senja )k. Pendengaran ( hujanpun menangis sendiri ) l. Perasaan ( ingin sekali bersembunyi )

8. Analisis unsur Intrinsik pada puisi“ PERLAWANAN “

1. Tema Tema dalam puisi berjudul “ Perlawanan “ adalah peperangan.

2. AmanatAmanat dalam puisi yang :bejudul “ Perlawanan “ adalah mengingatkan.

9. Analisis unsur instrinsik puisi “SEMUA” Karya K.H. A. Mustofa

Basri

1. Tema

Tema dalam puisi yang berjudul “SEMUA” Karya K.H. A.

Mustofa Basri yaitu tema agama. Tema yang merupakan inti dari

sebuah puisi di atas yakni mengandung makna tentang seorang

pelukis yang di mana hati nuraninya terpanggil untuk mencari jalan

keselamatan dalam agama islam menuju sang Ilahi.

2. Amanat

Amanat yang terdapat dalam puisi yang berjudul “SEMUA” Karya

K.H. A. Mustofa Bisri yaitu mengingatkan. Puisi tersebut

mengandung petuah, mengingatkan bahwa hidup tak selalu lurus

sejalan dengan apa yang kita rencanakan, semua yang kita lakukan

semata-mata hanya untuk beribadah mencari jalan selamat dan

kembali kepada sang pencipta yaitu Allah.

3. Bait

Bait dalam puisi tersebut yaitu terdapat satu bait

25

4. Baris

Puisi yang berjudul “SEMUA” Karya K.H. A. Mustofa Bisri yaitu

terdiri dari 22 baris.

5. Ejambemen

6. Rima

Rima dalam puisi yang berjudul “SEMUA” Karya K.H. A.

Mustofa Bisri tidak teratur karena tidak ada yang memiliki

persamaan bunyi.

7. Bahasa

Bahasa merupakan sarana utama untuk mengungkapkan pikiran

dari hasil apresiasi keadaan. Bahasa yang digunakan dalam puisi

yang berjudul “SEMUA” Karya K.H. A. Mustofa Bisri yaitu

menggunakan kata-kata konotatif.

8. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan pada puisi yang berjudul “SEMUA”

Karya K.H. A. Mustofa Bisri yaitu gaya bahasa atau majas

personifikasi. Gaya bahasa yang dipakai umumnya menggunakan

gaya bahasa yang mengungkapkan benda mati seolah-olah menjadi

hidup.

9. Citraan/imagery

a. Visual Imagery (citraan penglihatan)

Tidak hanya baru tidak hanya hantusemua benda hidup dan tak hidup. Mati.

hujan jadi kisi-kisiburung-burung tercenung

b. Auditorial Imagery (citraan pendengaran)

Angin membisu

c. Tactile Imagery (citraan raba, cecap, penciuman, perasaan,

pemikiran)

- sungai-sungai tekulaitelaga dahaga

- Istriku terpigura

26

Anak-anakku jadi dekorasi.

d. Khineistetic Imagery (citraan gerak)

- Langit membekumega-mega membeku

- mentari mencairbulan leleh

- daun-daun gugur- Penaku tak lagi menulisku. Sunyi.- Kawan-kawanku kanvas pameran. Tuhan.

Di antara sepi yang nglangutnurani gentayangan mencarijejak denyut.Allah.

10. Analisis unsur instrinsik puisi “KETIKA TUHAN” Karya K.H. A. Mustofa Bisria. Tema

Tema dalam puisi yang berjudul “KETIKA TUHAN” Karya K.H.

A. Mustofa Bisri yaitu tema agama. Tema yang merupakan inti

dari sebuah puisi di atas yakni tentang penciptaan manusia sebagai

khalifah Tuhan.

b. Amanat

Amanat yang terdapat dalam puisi yang berjudul “KETIKA

TUHAN” Karya K.H. A. Mustofa Bisri yaitu menghimbau.

Amanat yang terkandung yaitu bahwa manusia sebagai khlaifah

Tuhan yang diciptakan paling sempurna diantara makhluk lainya

agar menjaga alam dan silahturahmi terhadap sesama dan alam di

dunia.

c. Bait

Bait dalam puisi di atas adalah terdiri dari dua bait.

d. Baris

Puisi yang berjudul “KETIKA TUHAN” Karya K.H. A. Mustofa

Bisri yaitu terdiri dari 21 baris.

e. Ejambemen

27

f. Rima

Rima dalam puisi yang berjudul “KETIKA TUHAN” Karya K.H.

A. Mustofa Bisri memiliki persamaan buny yaitu a a a a.

g. Bahasa

Bahasa merupakan sarana utama untuk mengungkapkan pikiran

dari hasil apresiasi keadaan. Bahasa yang digunakan dalam puisi

yang berjudul “KETIKA TUHAN” Karya K.H. A. Mustofa Bisri

yaitu menggunakan kata-kata denotatif.

h. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan pada puisi yang berjudul “KETIKA

TUHAN” Karya K.H. A. Mustofa Bisri yaitu gaya bahasa fakta

karena menceritakan fakta menyatakan kebenaran.

i. Citraan/imagery

Visual Imagery (citraan penglihatan)

Terdapat pada baris ke tujuh yakni makhluk perusak di

sana, dan

Baris ke enam belas Ketika sang khalifah benar-benar

semena-mena

Auditorial Imagery (citraan pendengaran)

Terdapat pada baris 1— 6

Ketika Tuhan menyampaikan

MaksudNya menciptakan manusia

Sebagai khalifahNya di dunia

Para malaikat pun berkata

Tuhan, mengapa paduka

Baris ke-11

Tuhan pun bersabda

Aku tahu apa

Yang kalian buta terhadapnya

28

Tactile Imagery (citraan raba, cecap, penciuman, perasaan,

pemikiran)

Pada baris ke-7

Penumpah darah semena-mena

Sedangkan kita terus bertasbih dan memuja paduka?

Baris ke-17

Merusak dan menumpahkan darah di mana-mana

Di dunia

Apakah kita akan membenarkan para malaikat dan berkata

KepadaNya seperti mereka lalu siapa kita

Yang tahu kehendak Sang Pencipta?

11. Analisis unsur instrinsik puisi “SUJUD” Karya K.H. A. Mustofa Bisri

a. Tema

Tema dalam puisi yang berjudul “SUJUD” Karya K.H. A. Mustofa

Bisri yaitu tema agama.

b. Amanat

Amanat yang terdapat dalam puisi yang berjudul “SUJUD” Karya

K.H. A. Mustofa Bisri yaitu memerintah, bahwa jika hendak

bersujud menghadap Tuhan maka bersihkanlah wajahmu dari

kotoran dan hendaklah kau bersujud di atas saadah, bukan di atas

tanah tanpa alas sajadah.

c. Bait

Terdiri dari empat bait.

d. Baris

Puisi yang berjudul “SUJUD” Karya K.H. A. Mustofa Bisri yaitu

terdiri dari tiga puluh delapan baris.

e. Ejambemen

29

f. Rima

Rima dalam puisi yang berjudul “SUJUD” Karya K.H. A. Mustofa

Bisri tidak teratur karena tidak ada yang memiliki persamaan

bunyi.

g. Bahasa

Bahasa merupakan sarana utama untuk mengungkapkan pikiran

dari hasil apresiasi keadaan. Bahasa yang digunakan dalam puisi

yang berjudul “SUJUD” Karya K.H. A. Mustofa Bisri yaitu

menggunakan kata-kata konotatif dan denotatif.

h. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan pada puisi yang berjudul “SUJUD”

Karya K.H. A. Mustofa Bisri yaitu gaya bahasa perumpamaan dan

perbandingan.

i. Citraan/imagery

Visual Imagery (citraan penglihatan)

Baris ketiga : wajahmu bersih sumringah.

Auditorial Imagery (citraan pendengaran)

Tactile Imagery (citraan raba, cecap, penciuman, perasaan,

pemikiran)

12. Analisis unsur intrinsik pada puisi yang berjudul “A” Karya K.H. A.

Mustofa Bisri

a. Tema

Tema dalam puisi “A” yaitu puisi yang menggambarkan puisi

remang-remang.

b. Amanat

Amanat dalam puisi “A” yaitu tentang himbauan untuk menggali

semangat yang tinggi.

c. Bait

Bait dalam puisi “A” terdiri dari empat bait.

30

d. Baris

Baris dalam puisi “A” terdiri dari dua belas baris.

e. Enjambemen

f. Rima

Rima dalam puisi “A” terdapat rima awal.

g. Bahasa

Bahasa dalam puisi “A” yaitu menggunakan bahasa konotasi.

h. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang dipakai menggunakan majas personifikasi.

i. Citraan

Dalam puisi “A” hanya terdapat citraan rasa dan citraan

pendengaran.

13. Analisis unsur intrinsik pada puisi yang berjudul “Soal Kemiskinan”

Karya K.H. A. Mustofa Bisri

a. Tema

Tema dalam puisi “Soal Kemiskinan” yaitu keagamaan dan

pendidikan.

b. Amanat

Amanat dalam puisi “Soal Kemiskinan” yaitu mengingatkan dan

meng himbau untuk menggali semangat yang tinggi, dan apa pun

yang terjadi harus tetap semangat.

c. Bait

Bait dalam puisi “Soal Kemiskinan” terdiri dari empat bait.

d. Baris

Baris dalam puisi “Soal Kemiskinan” terdiri dari tujuh belas baris.

e. Enjambemen

31

f. Rima

Rima dalam puisi “Soal Kemiskinan” terdapat rima akhir pada bait

satu, tiga, dan empat..

g. Bahasa

Bahasa dalam puisi “Soal Kemiskinan” yaitu menggunakan bahasa

konotasi.

h. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang dipakai menggunakan majas perumpamaan yaitu

majas metafora.

i. Citraan

- Citraan penglihatan

Dalam bait pertama : Sedang orang-orang di dapur belum siap

- Citraan pendengaran

Bait kedua : Marilah kita bicarakan soal kemiskinan hati

Bait ketiga : para pakar dan pengusaha kita undang

- Citraan rasa, cecap, penciuman, perasaan

Bait pertama : Jika di kampus dan balai desa dirasa pengap

Di pesantren dan seminari terlalu senyap

Bait kedua: Biar sengkil dn mungkus

14. Analisis unsur intrinsik pada puisi yang berjudul “Kepada Penyair”

Karya K.H. A. Mustofa Bisri

a. Tema

Tema dalam puisi “Kepada Penyair” yaitu kepahlawanan.

b. Amanat

Amanat dalam puisi “Kepada Penyair” yaitu jangan memikirkan

dan melakukan sasuatu yang tidak penting,tapi lakukanlah sesuatu

hal yang lebih penting ntuk kepentingan umum dan bersemangat.

32

c. Bait

Bait dalam puisi “Kepada Penyair” terdiri dari enam bait.

d. Baris

Baris dalam puisi “Kepada Penyair” terdiri dari tiga puluh baris.

e. Enjambemen

f. Rima

Rima dalam puisi “Kepada Penyair” rima pada tersebut tidak

beraturan,kecuali pada bait ke satu,kedua,keempat dan kelima.

g. Bahasa

Bahasa dalam puisi “Kepada Penyair” yaitu menggunakan bahasa

konotasi.

h. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang dipakai menggunakan majas personifikasi.

i. Citraan

- Citraan penglihatan

Mega-mega dan awan kelabu

Lihatlah kelemahan di mana-mana

Lihatlah kekalapan dan kelelapan merajalela

Lihatlah segalanya semena-mena

- Citraan pendengaran

Berhentilah menangis sendu

- Citraan rasa, cecap, perasaan

Tentang bulan yang gagu

Dan wanita yang bernafsu

Menginah-indahkan cinta

- Citraan gerak

Tengoklah kanan-kirimu

Bangunlah

33

C. Analisis Unsur Ekstrinsik Pada Kumpulan Puisi Karya K.H. A.

Mustofa Bisri

Yang merupakan unsur ekstrinsik dalam puisi yaitu:

1. Nilai sosiologis atau nilai kemasyarakatan

2. Nilai sosiologis atau kemasyarakatan

3. Nilai filosofis atau jalan hidup

4. Nilai moral/akhlak/budi pekerti

5. Nilai metafisika ketuhanan

6. Nilai psikologi atau kejiwaan

7. Nilai politik atau kenegaraan

8. Nilai kemanusiaan

a. Cinta, kasih sayang

b. Belas kasihan

c. Kerinduan

d. Kematian

e. Tangis dan dosa

f. Penderitaan

g. Ketakutan

h. Keadilan

i. Kejujuran

9. Nilai kebenaran atau baik buruk

10. Nilai ekonomi atau industi

11. Nilai teknologi ilmu pengetahuan

12. Nilai idiologi atau pandangan hidup

13. Nilai kedokteran dan farmasi

14. Nilai pendidikan atau pengajaran

15. Nilai budaya atau antropologi

34

Adapun analisis unsur ekstrinsik dalam puisi-puisi tersebut yaitu:

1. “A” adalah mengandung nilai psikologi.

2. “Kepada Penyair” adalah mengandung nilai psikologi.

3. “Soal Kemiskinan” adalah mengandung nilai kemanusiaan dan

ekonomi.

4. “Semua” adalah mengandung nilai moral dan ketuhanan.

5. “Ketika Tuhan” adalah mengandung nilai moral dan ketuhanan.

6. “Sujud” adalah mengandung nilai moral dan ketuhanan.

7. “Tikus-Tikus di Atas Meja” adalah mengandung nilai sosiologis,

politik dan kemanusiaan.

8. “Tikus” adalah mengandung nilai moral, politik, kemanusiaan dan

ekonomi.

9. “Jeda” adalah mengandung nilai sosiologis.

10. “Ibu” adalah mengandung nilai kemanusiaan.

11. “Di Tengah Hiruk Pikuk” adalah mengandung nilai politik dan moral.

12. “Lembar-Lembar Kalender Tua” adalah mengandung nilai

kemanusiaan dan filosofis.

D. Kumpulan Hasil Analisi

Dari keseluruhan puisi tersebut kebanyakan bertemakan tentang

keagamaan dan kepahlawanan. Bahasa yang digunakan mayoritas

menggunakan konotasi. Banyak terdapat citraan dan banyak

mengandung unsur sosiologis, moral, politik, ketuhanan dan

kemanusiaan.

35

DAFTAR PUSTAKA

Bisri, Mustofa. 2005. Kumpulan Puisi Pahlawan dan Tikus. Yogyakarta:Hikayat

Publising.

36