analisis produktivitas dan efektivitas alat berat …
TRANSCRIPT
ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN EFEKTIVITAS ALAT BERAT
UNTUK PEKERJAAN PERKERASAN PADA PROYEK PENINGKATAN
DAN PELEBARAN JALAN RUAS FAEKHU- LOLOLAKHA
KECAMATAN GUNUNGSITOLI SELATAN
TUGAS AKHIR
Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Terapan Teknik
oleh
YUYUN ANGGU NITA DAELI
NIM : 1505131066
PROGRAM STUDI TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
i
ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN EVEKTIVITAS ALAT BERAT
UNTUK PEKERJAAN PERKERASAN PADA PROYEK PENINGKATAN
DAN PELEBARAN JALAN RUAS FAEKHU- LOLOLAKHA
KECAMATAN GUNUNGSITOLI SELATAN
Oleh
YUYUN ANGGU NITA DAELI
NIM : 1505131066
ABSTRAK
Pada proyek ini sebagian besar menggunakan alat berat. Alat berat menurut
fungsinya masing-masing antara lain alat penggali, pemuat, pengangkut,
penghampar, dan alat pemadat. Alat harus digunakan secara efisien sehingga
pengguna perlu mengetahui kemampuan alat, jeni-jenis alat, keterbatasan alat,
serta biaya operasional alat. Produktivitas alat berat bergantung pada jenis atau
type alat, metode kerja, kondisi medan kerja, serta waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan.
Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas alat berat, waktu serta biaya
yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek jalan Faekhu-Lololakha. Dimana
kapasitas alat berat pada pekerjaan perkerasan jalan yaitu: pada Pekerjaan Base-B
: Wheel Loader = 386,49 m3/hari, Dump Truck = 9,27 m
3/hari, Motor Grader =
2034,33 m3/hari, Three Wheel Loader = 220,29 m
3/hari, Water Tank Truck =
435,75 m3/hari. Pada Pekerjaan Base-A : Wheel Loader = 386,49 m
3/hari, Dump
Truck = 9,27 m3/hari, Motor Grader = 2355,54 m³/hari, Tandem Roller = 393,21
m³/hari, Water Tank Truck = 435,75 m3/hari. Pada pekerjaan Lataston (HRS-
Base) : Wheel Loader = 335,57 m3/hari, Mixing Plant, (AMP) = 348,6 ton/hari,
Dump Truck = 14 ton/hari, Asphalt Finisher = 3045,56 m³/hari, Tandem Roller =
127,66 m³/hari, Pneumatic Tired Roller = 156,32 m3/hari.
Waktu yang dibutuhkan pada masing-masing alat berat pekerjaan yaitu :Pekerjaan
(Base-B) : Wheel Loader = 6 hari , Dump Truck =6 hari , Motor Grader =1 hari,
Three Wheel Loader = 5 hari , Water Tank Truck = 3 hari Pada Pekerjaan (Base-
A) : Wheel Loader = 12 hari , Dump Truck = 12 hari , Motor Grader = 1 hari,
Tandem Roller = 3 hari, Water Tank Truck = 3 hari Pada pekerjaan Lataston
(HRS-Base) : Wheel Loader = 6 hari , Mixing Plant, (AMP) = 6 hari, Dump Truck
= 6 hari, Asphalt Finisher = 6 hari, Tandem Roller = 6 hari, Pneumatic Tired
Roller = 6 hari. Biaya yang dibutuhkan alat berat selama pekerjaan pada masing-
masing pekerjaan yaitu: Pekerjaan Base-B : Rp. 256.251.145,34, Pada Pekerjaan
Base-A : Rp.486.564.829,68, Pada pekerjaan Lataston (HRS-Base) : Rp.
667.985.724.
Kata Kunci : Kapasitas Produksi, Waktu Kerja Alat Betat, Biaya.
ii
ANALYSIS OF PRODUCTIVITY AND EVECTIVITY OF HEAVY
EQUIPMENT FOR HARDWORK WORKING IN THE PROJECT OF ROAD
IMPROVEMENT AND SPREADING OF FAEKHU-LOLOLAKHA ROAD
REGENCY
By
YUYUN ANGGU NITA DAELI
NIM : 1505131066
ABSTRACT
In this project most use heavy equipment. Heavy equipment according to their
respective functions include excavators, loaders, transporters, spreaders, and
compactors. Tools must be used efficiently so users need to know the capabilities
of the tool, the methods, working field conditions, as well as the time needed to
complete a job.
This final project aims to determine the capacity of the heavy equipment, the time
and cost needed to complete the Faekhu-Lololakha road project. Where is the
capacity of heavy equipment on road pavement work, namely: Base-B Works:
Wheel Loader = 386.49 m3 / day, Dump Truck = 9.27 m3 / day, Motor Grader =
2034.33 m3 / day, Three Wheel Loader = 220.29 m3 / day, Water Tank Truck =
435.75 m3 / day. At Base-A Works: Wheel Loader = 386.49 m3 / day, Dump
Truck = 9.27 m3 / day, Motor Grader = 2355.54 m³ / day, Tandem Roller =
393.21 m³ / day, Water Tank Truck = 435.75 m3 / day. In Lataston (HRS-Base)
work: Wheel Loader = 335.57 m3 / day, Mixing Plant, (AMP) = 348.6 tons / day,
Dump Truck = 14 tons / day, Asphalt Finisher = 3045.56 m³ / day , Tandem
Roller = 127.66 m³ / day, Pneumatic Tired Roller = 156.32 m3 / day.
The time needed for each heavy equipment is: Work (Base-B): Wheel Loader = 6
days, Dump Truck = 6 days, Motor Grader = 1 day, Three Wheel Loader = 5
days, Water Tank Truck = 3 days At Work (Base-A): Wheel Loader = 12 days,
Dump Truck = 12 days, Motor Grader = 1 day, Tandem Roller = 3 days, Water
Tank Truck = 3 days At Lataston (HRS-Base) work: Wheel Loader = 6 days,
Mixing Plant, (AMP) = 6 days, Dump Truck = 6 days, Asphalt Finisher = 6 days,
Tandem Roller = 6 days, Pneumatic Tired Roller = 6 days. Costs required for
heavy equipment during work on each job are: Base-B Work: Rp. 256,251,145.34,
At Base-A Work: Rp.486,564,829.68, At Lataston (HRS-Base) Work: Rp.
667,985,724.
Keywords : Production Capacity, Working Time for Concrete Equipment, Costs.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
Proposal dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan Proposal yang berjudul
“ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN EVEKTIVITAS ALAT BERAT
UNTUK PEKERJAAN PERKERASAN PADA PROYEK PENINGKATAN
DAN PELEBARAN JALAN RUAS FAEKHU- LOLOLAKHA
KECAMATAN GUNUNGSITOLI SELATAN” ini merupakan salah satu
syarat yang harus dilaksanakan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan,
Program Studi Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan, Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Medan.
Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini, penulis menghadapi berbagai
kendala, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka
penyusunan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. M. Syahruddin, S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan.
2. Ir. Samsudin Silaen, M.T., Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Medan.
3. Ir. Ependi Napitu, M.T., Kepala Program Studi D-IV TPJJ.
4. Marsedes Purba, B.Sc., Ci.Eng., M.Sc., Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
5. Pemerintah Kab. Nias Barat, yang telah memberikan saya kesempatan untuk
kuliah di Politeknik Negeri Medan serta membantu dalam berupa materi dan
juga selalu memberikan dukungan.
6. Orang tua saya terutama mama yang hebat dan saudara-saudaraku Kakak Erta
Daeli, Abang Erwin Larosa, Abang Doniman Gavenoreli Daeli, dan Adek
Rahmat Weli Zaro Daeli, yang telah memberi dukungan baik berupa moral,
dukungan doa, maupun materi, dan yang selalu menguatkan dan mamberikan
saya semangat.
7. Teman-teman saya kelas Tpjj-8C yang selalu membantu, memberikan
semangat dan saling bertukar pikiran. Terutama Takdir Eronusi Halawa yang
selalu membantu dan yang selalu memberikan semangat, Adi Deli, Agustin
iv
Gulo, Elan Gulo, Eman Ndruru, Emilia Waruwu, Famatisaro Waruwu, Ikhlas
Telaumbanua, Irwan Gulo, Manfredus Gulo, Jaya Waruwu, Elvid Daeli,
Nurma Maruhawa, Popi Zai, Ivon Daeli, Respon Gulo, Trisna Zalukhu, Yeti
Hia, Herman Gulo
8. CCMI : Elvid Daeli, Emilia Waruwu, Fernisi Daeli, Formai Zebua, Ike daeli,
Mawar Zai, Natalina Telaumbanua, Nia Gulo, Popi Zai, Soni Daeli, Yeti Hia,
Yun Fau. yang sudah saya anggap keluarga saya di Medan yang selalu
membantu saya dan selalu mebuat saya bahagia.
9. Adek-adek kelas Tpjj-2C yang selalu memberi semangat.
Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun dan
menyelesaikan laporan ini. Namun, kemungkinan masih terdapat kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu, penulis menerima dengan terbuka segala masukan-masukan,
kritik, saran, untuk penyempurnaan Tugas Akhir ini.
Demikian disampaikan, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi siapa
saja yang membaca.
Medan, April 2019
Hormat saya,
Penulis
Yuyun Anggu Nita Daeli
NIM. 1505131066
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ................................................................................................. i
ABSTRACT ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
D AFTAR ISI ............................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
DAFTAR TABEL...................................................................................... x
DAFTAR RUMUS .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................... 2
1.4 Manfaat ......................................................................................... 3
1.5 Batasan Masalah ........................................................................... 3
1.6 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ................................. 4
1.7 Sistematika Penulisan ................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 6
2.1 Tinjauan Umum ........................................................................... 6
2.2 Dasar Teori.................................................................................... 6
2.2.1 Pengertian produktivitas.................................................... 6
2.2.2 Efektivitas ......................................................................... 11
2.3 Alat Berat ...................................................................................... 16
2.4 Manajemen Alat Berat .................................................................. 17
2.4.1 Dasar-dasar Pemindahan Mekanis .................................... 18
2.5 Macam-macam Alat Berat ............................................................ 21
2.5.1 Dump Truck ....................................................................... 21
2.5.2 Wheel Loader .................................................................... 24
vi
2.5.3 Tandem Roller ................................................................... 29
2.5.4 Motor Grader .................................................................... 33
2.5.5 Water Tanker ..................................................................... 36
2.5.6 Pneumatic Tyred Roller .................................................... 39
2.5.7 Asphalt Finisher ................................................................ 43
2.5.8 Asphalt MixingPlant.......................................................... 46
2.5.9 Three Wheel Loeder .......................................................... 48
2.6 Definisi Pekerjaan ......................................................................... 48
2.6.1 Pekerjaan Perkerasan Jalan ............................................... 48
2.6.2 Perkerasan Lentur.............................................................. 49
2.6.3 Manajemen Peralatan dan Pelaksanaan ............................ 50
2.7 Biaya Kepemilikan Dan Pengoperasian Alat Berat ...................... 53
2.7.1 Biaya Kepemilikan Alat Berat .......................................... 54
2.7.2 Biaya Pengoperasian Alat Berat........................................ 55
BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................. 57
3.1 Persiapan ...................................................................................... 57
3.2 Data Umum Proyek....................................................................... 57
3.3 Tahap Perencanaan ..................................................................... 59
3.4 Pengumpulan Data ........................................................................ 60
3.5 Pengolahan Data dan pembahasan ................................................ 60
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................. 62
4.1 Volume Pekerjaan Lapis Pekerjaan Perkerasan ............................ 62
4.1.1 Volume Pekerjaan Base – B ............................................ 63
4.1.2 Volume Pekerjaan Base – A ........................................... 64
4.1.3 Volume Pekerjaan Lataston Lapis Pondasi
(HRS-Base) ....................................................................... 65
4.2 Produktivitas Masing-masing Alat Berat Pada Pekerjaan
Perkerasan .................................................................................... 66
4.2.1 Produktivitas Alat Berat Pada Pekerjaan Base-B.............. 66
4.2.2 Produktivitas Alat Berat Pada Pekerjaan Base-A ............ 72
vii
4.2.3 Produktivitas Alat Berat Pada Pekerjaan Lapis Pondasi
(Hrs-Base) ........................................................................ 77
4.3 Waktu Kerja Masing-Masing Alat Berat Berdasarkan Jumlah Alat
Yang Tersedia .............................................................................. 87
4.3.1 Waktu Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan
Base-B ................................................................................. 87
4.3.2 Waktu Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan
Base-A ................................................................................. 90
4.3.3 Waktu Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan Lataston L apis
Pondasi (Hrs-Base) .............................................................. 92
4.4 Waktu Kerja Masing-Masing Alat Berat Berdasarkan Jumlah Alat
Ideal............................................................................................... 95
4.4.1 Waktu Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan ........ 95
Base-B ................................................................................ 95
4.4.2 Waktu Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan
Base-A ................................................................................ 100
4.4.3 Waktu Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan Lataston
(HRS-Base) .......................................................................... 104
4.5 Biaya Yang Dibutuhkan Maing-masing Alat Berat Berdasarkan
Jumlah Alat Yang Tersedia ............................................................. 108
4.5.1 Biaya Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan
Base-B ................................................................................. 108
4.5.2 Biaya Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan
Base-A ................................................................................ 110
4.5.3 Biaya Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan
Lataston Lapis Pondasi (Hrs-Base) ..................................... 113
4.6 Biaya Yang Dibutuhkan Maing-masing Alat Berat Berdasarkan
Jumlah Alat Yang Tersedia ........................................................... 116
4.6.1 Biaya Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan
Base-B ................................................................................. 116
4.6.2 Biaya Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan
Base-A ................................................................................. 118
viii
4.6.3 Biaya Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan Lataston
Lapis Pondasi (Hrs-Base) .................................................... 121
4.7 Rekapitulasi Kapasitas Produksi Masing-masing Alat Berdasarkan
Jumlah Alat Yang Tersedia ........................................................... 124
4.7.1 Rekapitulasi Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan
Base-B ............................................................................... 124
4.7.2 Rekapitulasi Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan
Base-A ............................................................................... 125
4.7.3 Rekapitulasi Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan
Lataston (HRS-Base) ........................................................ 125
4.8 Rekapitulasi Kapasitas Produksi Masing-masing Alat Berdasarkan
Jumlah Alat Ideal .......................................................................... 126
4.8.1 Rekapitulasi Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan
Base-B .............................................................................. 126
4.8.2 Rekapitulasi Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan
Base-A .............................................................................. 126
4.8.3 Rekapitulasi Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan
Lataston (HRS-Base) ........................................................ 127
BAB 5 PENUTUP ..................................................................................... 128
5.1 Simpulan ...................................................................................... 128
5.2 Saran ............................................................................................ 129
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 130
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh Dump Truck type Hino ....................................................... 21
Gambar 2.2 Contoh Dump Truck Hino FM 260 JD ........................................... 24
Gambar 2.3 Tampak samping Wheel Loader type CAT..................................... 25
Gambar 2.4 Contoh Wheel Loader pada proyek Faekhu..................................... 29
Gambar 2.5 Contoh Tampak samping dan tampak depan Tandem Roller type
Caterpillar (CAT) ............................................................................ 30
Gambar 2.6 Tandem Roller Sakai Pada Proyek Faekhu-Lololakha................... 31
Gambar 2.7 Contoh Desain Motor Grader type Caterpillar (CAT) ................... 34
Gambar 2.8 Motor Grader Mitsubishi Pada Proyek Faekhu-Lolakha ................ 36
Gambar 2.9 Contoh Water Tanker type MAC/MAT5 CAT725 ADT ................ 37
Gambar 2.10 Water Tanker Pada Proyek Faekhu-Lololakha ............................. 39
Gambar 2.11 Contoh Tampak samping dan tampak depan PTR type CAT ....... 39
Gambar 2.12 Pneumatic Tandem Roller (PTR) type SAKAI ............................. 42
Gambar 2.13 Tampak Samping dan Tampak Depan Asphalt Finisher type CAT 43
Gambar 2.14 Asphalt Finisher Pada Proyek Faekhu .......................................... 44
Gambar 2.15 Tahapan pekerjaan Asphalt Mixing Plant (AMP) ......................... 47
Gambar 2.16 Asphalt mixingplant (AMP) .......................................................... 47
Gambar 3.1 Denah Lokasi Pekerjan ................................................................... 58
Gambar 3.2 Diagram Alir.................................................................................. 59
Gambar 4.1 Desain Typical Crossection........................................................... 62
Gambar 4.2 Desain Perencanaan Perkerasan Asphal...................................... 63
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Faktor Efisiensi Alat Dump Truck ...................................................... 22
Tabel 2.2 Kecepatan Dump Truck dan Kondisi Lapangan ................................. 24
Tabel 2.3 Keterangan Wheel Loader type CAT .................................................. 25
Tabel 2.4 Faktor Pengisian Bucket Wheel Loader .............................................. 27
Tabel 2.5 FaktorBucket Wheel Loader ............................................................... 28
Tabel 2.6 Faktor Efisiensi Alat Wheel Loader ................................................... 28
Tabel 2.7 Detail Tandem Roller type CAT .......................................................... 30
Tabel 2.8 Lebar Pemadatan Efektif (bo) ........................................................ 32
Tabel 2.9 Kecepatan Kerja.............................................................................. 33
Tabel 2.10 Faktor Efisiensi Alat Tandem Roller.............................................. 33
Tabel 2.11 Panjang Pisau Efektif b-bo (mm)................................................... 35
Tabel 2.12 Kecepatan Rata-rata Motor Grader(km/jam)................................. 35
Tabel 2.13 Faktor Efisiensi Alat Motor Grader............................................... 36
Tabel 2.14 Faktor Efisiensi Alat Water Tank Truck......................................... 38
Tabel 2.15 Dimensions PTR............................................................................ 40
Tabel 2.16 Faktor Efisiensi Alat Asphalt Finisher........................................... 45
Tabel 4.1 Volume Pekerjaan Base – B , Tebal : 25 Cm, Lebar : 60 cm (kr,kn) 64
Tabel 4.2 Volume Pekerjaan Base – A , Tebal : 15 Cm..................................... 65
Tabel 4.3 Volume Pekerjaan Lataston Lapis Pondasi (Hrs-Base) Tebal : 6 Cm 66
Tabel 4.4 Kapasitas Produksi Wheel Loader Pada Pekerjaan Base-B .............. 67
Tabel 4.5 Kapasitas Produksi Dump Truck Pada Pekerjaan Base-B ................. 68
Tabel 4.6 Kapasitas Produksi Motor Grader Pada Pekerjaan Base-B .............. 69
Tabel 4.7 Kapasitas Produksi Three Wheel Roller Pada Pekerjaan Base-B ...... 70
Tabel 4.8 Kapasitas Produksi Water Tank Truck Pada Pekerjaan Base-B .... 68
Tabel 4.9 Kapasitas Produksi Wheel Loader Pada Pekerjaan Base-A............... 71
Tabel 4.10 Kapasitas Produksi Dump Truck Pada Pekerjaan Base-A ................ 72
Tabel 4.11 Kapasitas Produksi Motor Grader Pada Pekerjaan Base-A............. 73
Tabel 4.12 Kapasitas Produksi Tandem Roller Pada Pekerjaan Base-A ........... 75
Tabel 4.13 Kapasitas Produksi Water Tank Truck Pada Pekerjaan Base-A ....... 76
Tabel 4.14 Kapasitas Produksi Wheel Loader Pada Pekerjaan Lataston (Hrs-Base) 77
Tabel 4.15 Faktor Pengisian Bucket Wheel Loader........................................... 78
xi
Tabel 4.16 Faktor Efisiensi Alat Wheel Loader................................................. 79
Tabel 4.17 Produktivitas AMP .......................................................................... 79
Tabel 4.18 Produktivitas Dump Truck Pada Perencanaan Proyek.................... 81
Tabel 4.19 Waktu Siklus Dump Truck Berdasarkan Hasil Pengamatan di Lapangan82
Tabel 4.20 Faktor Efisiensi Alat Dump Truck........................................................ 82
Tabel 4.21 Produktivitas Asphalt Finisher........................................................ 83
Tabel 4.22 Faktor Efisiensi Alat Asphalt Finisher............................................ 83
Tabel 4.23 Produktivitas Tandem Roller........................................................... 84
Tabel 4.24 Kecepatan Alat Berat Hasil Pengamatan di Lapangan.................... 85
Tabel 4.25 Faktor Efisiensi Alat Tandem Roller.............................................. 85
Tabel 4.26 Produktivitas PTR Pada Perencanaan Proyek................................ 86
Tabel 4.27 Kecepatan Alat Berat Hasil Pengamatan di Lapangan................... 86
Tabel 4.28 Faktor Efisiensi Alat Tandem Roller................... .......................... 87
Tabel 4.29 Rekapitulasi Masing-masing Alat Pada Base-B ........................... 90
Tabel 4.30 Rekapitulasi Masing-masing Alat Pada Base-A ........................... 92
Tabel 4.31 Rekapitulasi Masing-masing Alat Pada Lataston (HRS-Base)....... 96
Tabel 4.32
Tabel 4.33
Tabel 4.34
Tabel 4.35
Tabel 4.36
Tabel 4.37
Tabel 4.38
Tabel 4.39
Tabel 4.40
Tabel 4.41
Tabel 4.42
xiii
DAFTAR RUMUS
Rumus 2.1 Waktu Siklus .................................................................................... 19
Rumus 2.2 Produktivitas Alat ............................................................................. 20
Rumus 2.3 Produktivitas Alat Dengan Efisiensi Alat ......................................... 20
Rumus 2.4 Jumlah Alat ....................................................................................... 20
Rumus 2.5 Lama Pekerjaan ................................................................................ 20
Rumus 2.6 Produktivitas Dump Truck (Bina Marga, 2012) ............................... 22
Rumus 2.7 Waktu Memuat ................................................................................. 22
Rumus 2.8 Waktu Tempuh Isi ............................................................................ 22
Rumus 2.9 Waktu Tempuh Kosong .................................................................... 23
Rumus 2.10 Jumlah Siklus .................................................................................. 23
Rumus 2.11 Produktivitas Wheel Loader (Rochmanhadi, 1985) ....................... 26
Rumus 2.12 Waktu Siklus Wheel Loader (Rochmanhadi, 1985) ...................... 26
Rumus 2.13 Produktivitas Wheel Loader (Bina Marga, 2010) ........................... 27
Rumus 2.14 Produktivitas tandem roller (Rochmanhadi, 1985) ...................... 30
Rumus 2.15 Produktivitas Tandem Roller N<1 (Bina Marga, 2010) ................ 31
Rumus 2.16 Produktivitas Tandem Roller N>1 (Bina Marga, 2010) ................. 31
Rumus 2.17 Produktivitas Tandem Roller (Bina Marga, 2012)....................... 32
Rumus 2.18 Produktivitas Motor Grader N<1 (Bina Marga, 2012) .................. 34
Rumus 2.19 Produktivitas Motor Grader N>1 (Bina Marga, 2010) .................. 35
Rumus 2.20 Produktivitas Motor Grader (Bina Marga, 2012) ......................... 35
Rumus 2.21 Produktivitas Water Tank Truck (Rochmanhadi, 1985) ................. 37
Rumus 2.22 Produktivitas Water Tank Truck (Soedrajad, 1994) ....................... 37
Rumus 2.23 Produktivitas Water Tank Truck (Bina Marga, 2010) .................... 38
Rumus 2.24 Produktivitas Pneumatic Tyred Roller (Soedrajad, 1994) .............. 40
Rumus 2.25 Produktivitas Pneumatic Tyred Roller (Rochmanhadi, 1985) ....... 41
Rumus 2.26 Produktivitas Pneumatic Tyred Roller N<1 (Bina Marga, 2010)... 41
Rumus 2.27 Produktivitas Pneumatic Tyred Roller N>1 (Bina Marga, 2010)... 41
Rumus 2.28 Produktivitas pneumatic tyred roller (Bina Marga, 2012) ............ 42
Rumus 2.29 Produktivitas asphalt finisher (Soedrajad, 1994) ........................... 45
xiv
Rumus 2.30 Produktivitas asphalt finisher (Bina Marga, 2010) ........................ 45
Rumus 2.31 Produktivitas Asphalt MixingPlant (Bina Marga, 2012) ................ 46
Rumus 2.32 Produktivitas Three wheel roller (Bina Marga, 2012) .................. 48
xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : GAMBAR CROSECTION
LAMPIRAN 2 : DATA ALAT BERAT
LAMPIRAN 3 : TIME SCHEDULE
LAMPIRAN 4 : BIAYA ALAT BERAT
LAMPIRAN 5 : LEMBAR ASITEN DAN LEMBAR BEBAS REVISISI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proyek pembangunan jalan adalah salah satu proyek yang bertujuan untuk
memperlancar arus lalu lintas pada ruas jalan yaitu dengan melakukan
pembangunan, pengaspalan, dan penyediaan fasilitas jalan. Dalam pelaksanaan
dan pembangunan suatu proyek dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya yang
akan diperlukan. Pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang menggunakan
peralatan berat diperlukan perencanaan yang akurat agar bisa dicapai suatu proyek
dengan biaya dan waktu pelaksanaan yang optimal. Oleh karena itu diperlukan
suatu analisis produktivitas alat berat yang akan digunakan, sehingga dapat
diketahui produktivitas dari alat berat tersebut. Pada ruas jalan Faekhu-Lololakha
Kecamatan Gunungsitoli Selatan, perlu dilakukan peningkatan dan pelebaran
karena seiring berjalannya waktu maka bertambahnya kepemilikan kendaraan,
serta kemajuan dibidang industri dan perdagangan, serta distribusi barang dan jasa
menyebabkan meningkatnya volume lalu lintas. Terkadang peningkatan volume
lalu lintas ini tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas jalan yang memadai.
Dengan meningkatnya perkembangan sektor perekonomian dan perindustrian,
maka akan semakin bertambah kebutuhan sarana dan prasarana transportasi jalan
yang baik, aman, serta mempunyai manfaat untuk jangka panjang. Untuk
meningkatkan produksi peralatan, maka harus diperhatikan hal-hal berikut.
Pertama, harus diketahui volume pekerjaan sehingga dapat ditentukan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, harus diketahui kapasitas peralatan
termasuk di dalamnya adalah kondisi tempat kerja dan kemampuan operator
sebagai pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Jika faktor-faktor tersebut telah
diperhatikan dengan baik, diharapkan pekerjaan menjadi maksimal. Dengan latar
belakang tersebut Laporan Tugan Akhir ini penulis mengambil judul “ANALISIS
PRODUKTIVITAS DAN EFEKTIVITAS ALAT BERAT UNTUK
PEKERJAAN PERKERASAN PADA PROYEK PENINGKATAN DAN
PELEBARAN JALAN RUAS FAEKHU- LOLOLAKHA KECAMATAN
2
GUNUNGSITOLI SELATAN” Hal ini juga didukung dengan tersedianya data
proyek yang mendukung penyelesaian laporan ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang
dikaji dalam Tugas Akhir ini yaitu :
1. Berapa kapasitas produksi masing-masing alat berat yang digunakan untuk
pekerjaan perkerasan pada proyek peningkatan dan Pelebaran Jalan Ruas
Faekhu- Lololakha Kecamatan Gunungsitoli Selatan?
2. Berapa waktu kerja yang diperlukan masing-masing alat berat berdasarkan
jumlah alat yang tersedia untuk pekerjaan perkerasan pada proyek
peningkatan dan pelebaran jalan ruas Faekhu- Lololakha Kecamatan
Gunungsitoli Selatan?
3. Berapa waktu kerja yang diperlukan masing-masing alat berat berdasarkan
jumlah alat ideal untuk pekerjaan perkerasan pada proyek peningkatan dan
pelebaran jalan ruas Faekhu- Lololakha Kecamatan Gunungsitoli Selatan?
4. Berapa besar biaya pengadaan dan pengoperasian masing-masing alat berat
berdasarkan jumlah alat yang tersedia dan berdasarkan jumlah alat ideal
yang digunakan untuk pekerjaan perkerasan pada proyek peningkatan dan
pelebaran jalan ruas Faekhu- Lololakha Kecamatan Gunungsitoli Selatan?
1.3 Tujuan
Tugas akhir ini bertujuan untuk :
1. Menghitung kapasitas produksi masing-masing alat yang digunakan untuk
pekerjaan perkerasan pada proyek peningkatan dan pelebaran jalan ruas
Faekhu- Lololakha Kecamatan Gunungsitoli Selatan
2. Menghitung waktu kerja yang diperlukan masing-masing alat berat
berdasarkan jumlah alat yang tersedia untuk pekerjaan perkerasan pada
proyek peningkatan dan pelebaran jalan ruas Faekhu- Lololakha Kecamatan
Gunungsitoli Selatan
3
3. Menghitung waktu kerja yang diperlukan masing-masing alat berat
berdasarkan jumlah alat ideal untuk pekerjaan perkerasan pada proyek
peningkatan dan pelebaran jalan ruas Faekhu- Lololakha Kecamatan
Gunungsitoli Selatan
4. Meghitung besar biaya pengadaan dan pengoperasian masing-masing alat
berat berdasarkan jumlah alat yang tersedia dan berdasarkan jumlah alat
ideal yang digunakan untuk pekerjaan perkerasan pada proyek peningkatan
dan pelebaran jalan ruas Faekhu- Lololakha Kecamatan Gunungsitoli
Selatan
1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat dari Tugas Akhir ini adalah :
1. Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi di prodi TPJJ Jurusan
Teknik Sipil Polmed.
2. Dapat digunakan sebagai referensi bagi yang menggunakan alat berat pada
proyek sesuai dengan topik yang dibahas.
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah dari Tugas Akhir ini adalah :
1. Kapasitas produksi masing-masing alat berat yang digunakan untuk
pekerjaan perkerasan pada proyek peningkatan dan pelebaran jalan ruas
Faekhu- Lololakha Kecamatan Gunungsitoli Selatan.
2. Waktu kerja masing-masing alat berdasarkan jumlah alat yang tersedia dan
berdasarkan jumlah alat ideal yang digunakan untuk pekerjaan perkerasan
pada proyek peningkatan dan pelebaran jalan ruas Faekhu- Lololakha
Kecamatan Gunungsitoli Selatan.
3. Besar biaya pengadaan dan pengoperasian masing-masing alat berat
berdasarkan jumlah alat yang tersedia dan berdasarkan jumlah alat ideal
yang digunakan untuk pekerjaan perkerasan pada proyek peningkatan dan
pelebaran jalan ruas Faekhu- Lololakha Kecamatan Gunungsitoli Selatan.
4
1.6 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Untuk menghitung besarnya produktivitas aktual, sebagaimana digunakan
diatas diperlukan pengumpulan sejumlah data. Data yang sudah terkumpul lebih
lanjut disesuaikan jenisnya dengan mengunakan teori-teori literatur. Adapun
teknik pengumpulan dan pengolahan data adalah sebagai berikut :
1. Teknik pengumpulan data
Adapun metode dalam pengumpulan data yaitu observasi dan metode
literatur. Metode observasi yaitu metode yang bertujuan mengamati,
mengumpulkan, mengidentifikasi dan mengolah data hasil pengamatan di
lapangan. Metode literatur yaitu metode yang bertujuan mengumpulkan,
mengidentifikasi dan mengolah data tertulis dan metode kerja yang digunakan.
a. Mengadakan studi pendahuluan
b. Mengadakan studi pustaka
c. Praktik langsung ke lapangan atau wawancara
d. Prosedur pengumpulan data di lapangan adalah berdiskusi kepada pengawas
dilapangan, konsultan pelaksana dan ke kantor PU.
e. Pengamatan langsung di lokasi proyek kemudian mendokumentasikan
kegiatan yang dilaksanakan di lapangan
2. Teknik pengolahan data
Analisis dan pengolahan data dilakukan berdasarkan data-data yang
dibutuhkan, selanjutnya dikelompokan sesuai identifikasi tujuan permasalahan,
selanjutnya diperoleh alanaisis yang efektif dan terarah. Adapun analisis yang
dilakukan adalah :
a. Analisis kapasitas masing-masing alat berat
b. Menghitung waktu yang dibutuhkan masing-masing alat berat
c. Menghitung biaya pengadaan dan pengoperasian masing-masing alat berat
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam laporan ini adalah sebagai
berikut:
5
BAB 1 Pendahuluan
Berisi tentang Latar belakang, Rumusan masalah, , Tujuan penyusunan
Tugas Akhir, Manfaat, Bsatasan masalah, Teknik pengumpulan dan
pengolahan data, dan Sistematika penulisan laporan.
BAB 2 Tinjauan Umum
Berisi tentang dasar-dasar teori yang digunakan oleh penulis dalam
pembahasan Tugas Akhir ini dan juga digunakan sebagai dasar penyusunan
laporan Tugas Akhir ini.
BAB 3 Metode Penelitian
Berisi tentang alur penyelesaian kajian Tugas Akhir.
BAB 4 Analisis dan Pembahasan
Berisi tentang pembahasan yang dilakukan oleh penulis berdasarkan hasil
observasi dan penelitian di proyek pembangunan ruas jalan Binaka-Hetalu
Kecamatan Gunungsitoli Idanoi (DBH provinsi).
BAB 5 Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran dilakukan berdasarkan hasil analisis
dan pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum
Alat berat merupakan salah satu unsur penunjang pelaksanaan pekerjaan
untuk mencapai target waktu dan volume yang telah ditentukan sebelumnya
(Sulistiono, 2002). Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih
alat berat yang akan digunakan untuk pengerjaan proyek tersebut. Pemilhan alat
berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan
suatu proyek sehingga dapat berjalan dengan lancar. Salah satu akibat dari
kesalahan dalam pemilihan alat berat yaitu mengakibatkan proyek mnjadi tidak
lancar sehingga pembengkakan biaya proyek. Dalam pemilihan alat berat kita
harus memperhatikan klasifikasi alat yang digunakan sesuai dengan metode
pelaksanaan dan kebutuhan. Tujuan dari penggunaan alat berat tersebut adalah
untuk memudahkan manusia dengan mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil
yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relatif lebih
singkat. Dalam hal ini yang diterapkan dalam manajemen alat berat yang
digunakan dalam suatu proyek.
2.2 Dasar Teori
2.2.1 Pengertian Produktivitas
Secara umum, terdapat dua definisi produktivitas yang berkenan dengan
dunia jasa konstruksi. Yang pertama produktivitas didefinisikan sebagai rasio
anatara jumlah pekerjaan yang dihasilkan (output) dengan jumlah orang-hari kerja
(input). Pada devinisi kedua produktivitas diartikan sebagai jumlah pendapatan
yang dihasilkan (mata uang) dibagi dengan jumlah orang-hari (Schexnayder dan
Mayo, 2004). Kontraktor biasanya lebih sering menggunakan definisi pertama
yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan perkiraan biaya pekerja pada
penawaran tender kontrak.
7
Didalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis berpijak pada definisi
produktivitas sebagai rasio antara volume pekerjaan terpasang dilapangan (output)
dan jumlah oang-hari kerja (input) sebagai salah satu tolak ukur efesiensi dan
efektivitas pekerja proyek.
Besar kecilnya produktivitas yang dihasilkan oleh proyek konstruksi
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah :
a. Jenis pekerjaan
b. Sumber daya
c. Kondisi lingkungan kerja
d. Persyaratan Kontrak Teodolita vol.8, No.2. Desember 2007:11-18 14
e. Metoda kerja
2.2.1.1. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan dalam proyek konstruksi merupakan segala kegiatan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan hasil proyek yang akan dicapai. Pada proyek
konstruksi kegiatan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kegiatan
yaitu kegiatan manajemen.
a. Kegiatan Proyek
Kegiatan proyek merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dimulai
pada saat proyek belum dilaksanakan hingga terselesainya proyek tersebut.
Adapun kegiatan yang dilakukan terdiri dari briefing studi/evaluasi, desain,
pelaksanaan dan penyerahan. Untuk setiap proyek, kegiatan proyek yang
dilakukan mulai dari evaluasi hingga penyerahan dapat berbeda-beda satu
dengan lainnya tergantung dari lingkungan proyek yang bersangkutan.
b. Kegiatan Manajemen
Kegiatan manajemen merupakan kegiatan yang dilakukan pada saat proyek
berlangsung.Kegiatan manajemen terdiri dari proses perencanaan,
pelaksanaan dan penyerahan. Berbeda dengan kegiatan proyek, kegiatan
manajemen berlangsung secara terus menerus.
8
2.2.1.2. Sumber Daya
Sumber daya yang dimaksud adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai
masukan atau input pada suatu rangkaian kegiatan proyek untuk memperoleh
hasil proyek yang ditetapkan. Sumber daya proyek meliputi :
a. Tenaga Kerja
Dalam proyek konstruksi sumber daya tenaga kerja terdiri dari pemilik
proyek, kontraktor, konsultan, subkontraktor dan pihak lain yang terlibat.
Akan tetapi faktor produktivitas tenaga kerja dilapangan memegang peranan
yang sangat besar terhadap produktivitas secara total atau keseluruhan. Hal
ini dimungkinkan karena hasil akhir suatu proyek konstruksi bergantung
kepada kinerja tenaga kerja pada tiap pekerjaan yang dikerjakan di
lapangan. Oleh karena itu maka pengukuran produktivitas proyek konstruksi
lebih ditekankan kepeda produktivitas sehingga kerja dilapangan, tanpa
mengesampingkan konstribusi peranan pihak-pihak lain yang
memungkinkan peningkatan produktivitas proyek konstruksi secara
keseluruhan. Seperti telah diuraikan diatas dalam proyek konstruksi,
produktivitas tenaga kerja diukut berdasarkan keluaran dan masukkannya.
Keluaran diukur dalam besaran fisik seperti meter lari, meter persegi atau
meter kubik tergantung pada pekerjaan yang diukur produktivitas pada
proyek konstruksi produktivitasnya, sedangkan masukkannya berupa jumlah
waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan.
b. Peralatan
Peralatan adalah semua alat yang digunakan selama rangkaian kegiatan
proyek berlangsung, dan peralatan ini dibedakan menjadi 2 (dua) bagian
yaitu peralatan sederhana yang dioperasikan oleh tenaga manusia dan
peralatan modern yang penggeraknya dengan menggunakan mesin. Pada
umumnya pekerjaan dengan menggunakan peralatan modern ini akan
menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
menggunakan mesin maka tidak terjadi pengurangan akan tenaga yang
digunakan sehingga produktivitasnya tinggi.
9
c. Bahan
Bahan merupakan sumber daya yang digunakan untuk diolah sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan guna mencapai tujuan hasil proyek yang
ditetapkan. Produktivitas terhadap pengolahan bahan disini sangat
ditentukan oleh jenis dan karakteristik bahan yang digunakan. Apabila
bahan yang akan digunakan mudah untuk dilakukan pengolahan maka
produktivitas yang dihasilkan akan tinggi.
d. Dana yang tersedia
Dana merupakan biaya yang diperlukan selama rangkaian kegiatan
proyek berlangsung. Apabila dana yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan proyek konstruksi telah tersedia maka tidak akan terjadi
kekurangan dana yang diperlukan sehingga proyek konstruksi akan tetap
dapat berjalan dengan lancar. Berbeda dengan dana yang belum siap pakai
sehingga tidak menutup kemungkinan pada saat dana tersebut dibutuhkan
tidak tersedia sehingga secara otomatis dapat menghambat lanjutnya
kegiatan proyek dan dapat menghambat produktivitas yang dihasilkan.
e. Teknologi
Menurut Purnomo Soekirno (2000), teknologi adalah suatu inovasi yang
dibutuhkan oleh pasar berkaitan dengan pembangunan, desain, proses
produksi, barang jadi, sistem maupun jasa. Dengan perkembangan teknologi
yang terjadi maka akan diperoleh peneuan-penemuan baru yang dapat
memberikan pengaruh terhadap peningkatan produktivitas pada suatu
pekerjaan.
2.2.1.3. Kondisi Lingkungan Proyek
Terdapat 2 (dua) lingkungan proyek yang mempengaruhi produktivitas pada
proyek konstruksi, yaitu :
a. Lingkungan internal proyek, merupakan lingkungan yang berasal dari dalam
proyek itu sendiri yang meliputi sub kontraktor, pemasok, pemerintah
daerah, serikat kerja, iklim dan keadaan alam.
b. Lingkungan eksternal proyek, merupakan lingkungan yang berasal dari luar
proyek seperti aspek teknologi, aspek kompetisi, aspek legal, aspek
10
ekonomi, aspek politik dan aspek sosial semua jenis ingkungab ini pada
umumnya secara bersamaan akan membrerikan pengaruh pada proyek
konstruksi sehingga dalam hal ini seluruh kegiatan yang dilakukan pada
proyek konstruksi akan sangat ditentukan oleh seluruh ;ingkungan proyek
yang mempengaruhinya.
2.2.1.4. Persyaratan Kontrak
Dalam persyaratan kontrak disini akan ditentukan mutu, waktu dan biaya,
hal ini mempengaruhi produktivitas yang akan dihasilkan sebagai contoh apabila
waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan proyek konstruksi lebih singkat, maka
pihak yang melaksanakan proyek konstruksi tersebut harus memiliki produktivita
yang tinggi sehingga dapat menelesaikan proyek konstruksi sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan.
2.2.1.5. Metode Kerja
Sritomo Wignjosoebroto (1995) memberikan pengertian metoda kerja
sebagai serangkaian kegiatan yang diperlukan untuk mengolah maupun merubah
sekumpulan masukan (input) menjadi sejumlah keluaran (output) yang memiliki
niali tambah (added value0. Perubahan yang terjadi disini bisa secara fisik atau
non fisik, dimana perubahan tersebut bisa terjadi terhadap bentuk, dimensi
maupun sifat-sifatnya. Nilai tambah yang dimaksud adalah nilai dari keluaran
yang bertambah dalam pengertian nilai fungsional (kegunaan) dan atau nilai
ekonomisnya. Sedangkan Purnomo Soekirno (2002) memberikan pengertian
metoda kerja konstruksi adalah rangkaian dan urutan kegiatan membangun yang
dipadukan dengan persyaratan kontrak (gambar, spesifikasi, jadwal, penyelesaian
dst), ketersediaan sumber daya (seperti tenaga kerja, bahan, peralatan, dana) dan
kondisi lingkungan pelaksanaan proyek (seperti cuaca, kondisi tanah, kondisi
sicial, ekonomi dan politik).
Dari kelima faktor yang telah diuraikan diatas, yang memegang peranan
yang besar dalam pengukuran produktivitas pada proyek konstruksi adalah faktor
sumber daya, dalam hal ini dsumber daya tenaga kerja. Meskipun faktor-faktor
lain memberi pengaruh terhadap produktivitas pada proyek konstruksi
11
produktivitas pekerjaan akan tetapi tenaga kerja merupakan penggerak lajunya
kegiatan proyek sehingga merupakan faktor penentu bagi terselesainya pekerjaan
pada proyek konstruksi. Apabila tenaga kerja yang memadai maka penyelesaian
pekerjaan pekerjaan pada proyek konstruksi dapat berjalan sesuai rencana atau
bahkan bisa lebih cepat dari yang direncanakan.
2.2.2 Efektivitas
2.2.2.1 Pengertian Efektivitas
Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa
jauh target tercapai (Sedarmayanti, 2005:61). Pendapat tersebut menyatakan
bahwa efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa
jauh target yang telah ditetapkan sebelumnya oleh lembaga atau organisasi dapat
tercapai. Hal tersebut sangat penting peranannya di dalam setiap lembaga atau
organisasi dan berguna untuk melihat perkembangan dan kemajuan yang dicapai
oleh suatu lembaga atau organisasi itu sendiri. Setiap organisasi atau lembaga di
dalam kegiatanya menginginkan adanya pencapaian tujuan. Tujuan dari suatu
lembaga akan tercapai segala kegiatannya dengan brjalan efektif akan dapat
dilaksanakan apabila didukung oleh faktor-faktor pendukung efektivitas.
Efktivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang telah ditetapkan
(Handoko, 2007:7) sedangkan menurut Robbins dan Caulter (2010:8) efektivitas
sering kali disebut sebagai mengerjakan hal yang tepat yaitu, menjalankan
aktivitas-aktivitas yang secara langsung membantu organisasi mencapai
sasarannya. Maka dengan demikian efektivitas pada hakikatnya berorientasi pada
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Seperti yang dijelaskan oleh
Mkmur (2010:6) bahwa efektivitas adalah ketepatan harapan, implementasi,dan
hasil yang dicapai. Selanjutnya dari pengertin-pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa efektivitas merupakan ukuran yang menunjukan seberapa jauh
program atau kegiatan mencapai hasil dan manfaat yang diharapkan.
12
2.2.2.2 Indikator Efektivitas
Pengertian lain efktivitas Bodnar bahwa indikator efektivitas sistem
informasi berbasis teknologi sebagai berikut :
1. Keamanan data yaitu keamanan yang berhubungan dengan pencegahan
bencana, baik karena bencana alam, tindakan disengaja, maupun kesalahan
manusia.
2. Waktu (Kecepatan dan Ketepatan) yaitu hal yang berhubungan dengan
kecepatan dan ketepatan informasi dalam hubungannya dengan permintaan
pemakai.
3. Ketelitian yaitu ketelitian yang berhubunan dengan tingkat kebebasan dari
kesalahan keluaran informasi. Pada volume data yang besar biasanya terdapat
dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.
4. Variasi laporan/output yaitu output yang berhubungan dengan kelengkapan isi
informasi. Hal ini tidak hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai
informasinya.
5. Relevansi yaitu relevansi yang menunjukan manfaat yag dihasilkan dari produk
atau keluaran informasi, baik dalam analisis data pelayanan maupun penyajian
data (Bodnar, 2006:700).
Berdasarkan uaraian menurut Bodnar (2006:700), maka dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Faktor keamanan data berhubungan dengan pencegahan bencana, baik karena
bencana alam, tindakan disengaja, maupun kesalahan manusia dan tingkat
kemampuan sistem informasi berbsis teknologi dalam mengantisipasi illegal
acess dan kerusakan pada sistem. Aspek keamanan data diukur melaluinya
upaya pencegahan oleh BKD kota gunungsitoli dalam menjaga data-data yang
digunakan dalam rekruitmen PNS adanya penyimpaanan data yang aman, baik
dari sarana penyimpanan maupun sumber daya pegawai, kemampuan sistem
dalam mengantisipasi kerusakan fasilitas pemrosesan data oleh daya listrik
yang mati tiba-tiba, kemampuan sistem dalam mengantisipasi kerusakan akibat
binatang, kemampuan sistem dalam mengantisipasi kerusakan akibat virus,
13
kemampuan sistem dalam mengantisipasi akibat kesalahn memencet tombol
yang tidak disengaja, kemampuan sistem dalam mengantisipasi akses
karyawan dan pihak luar yang tidak berkepentingan terhadao data, kemampuan
sistem dalam mengantisipasi bahaya kebakaran, kemampuan sistem dalam
mengentisipasi keamanan data akibat transfer data jaraj jauh, kemampuan
sistem dalam mengentisipasi keamanan data back up atas kerusakan hardware
dan software.
2. Faktor waktu berhubungan dengan kecepatan dan ketepatan informasi dalam
hubungannya dengan permintaan pemakai. Tingkat kemampuan sistem
informasi berbasis teknologi dalam memroses data menjadi suatu laporan, baik
secara periodik maupun nonperiodik, didlam rentng waktu yang telah
ditentukan. Aspek waktu dapat diukur melalui informasi yang diberikan oleh
pihak BKD kota gunungsitoli kepada tenaga honorer yang diterima secara
cepat yaitu ketika ada pembukaan CPNS, informasi tersebu harus segera
disebarkan, informasi yang diberikan oleh pihak BKD kota gunungsitoli
diberikan secara tepat kepada tenaga honorer, kecepatan dalam melakukan
inout atau memasukan data, kecepatan dalam melakukan pencarian data yang
diperlukan, kecepatan dalam melakukan analisis dan proses data, kecepatan
dalam melakukan pelayanan terhadap customer, kecepatan dalam penyajian
data apabila sewaktu-waktu diperlukan, kecepatan dalam menjalankan
perintah, kecepatan dalam mengirim dan menerima informasi yang diperlukan.
3. Faktor ketelitian berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan
keluaran informasi. Pada volume data yang besar biasanya terdapat dua jenis
kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahanperhitungan. Tingkat
kemampuan sistem informasi berbasis teknologi dalam memroses data dengan
teliti serta menyajikan informasi secara akurat dan tepat. Aspek ketelitian data
ukur melalui pegawai BKD kota gunungsitoli. Teliti dalam seleksi berkas yang
menjadi persyaratan rekruimen tenaga honorer, pegawai BKD kota
gunungsitoli cermat menyeleksi berkas dari tenaga honorer misalnya (pelamar
ada yang belum lengkap berkasnya maka pegawai BKD dapat memberi tahu
untuk melengkapi), ketelitiian dalam memasukan data , ketelitian dalam
perhitunga angka baik sederhana maupun rumit, ketelitian dalam penanganan
14
transaksi, ketelitian dalam pencarian data yang diperlukan,ketelitian dalam
memberikan penyajian informasi,ketelitian dalam prosedur-prosedur
untukkoreksi, ketelitian dalamproses analisis, ketelitian dalam proses trnsfer
dta jarak jauh.
4. Faktor variasi laporan atau output berhubungan dengan kelengkapan isi
informasi, hal ini tidak hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenal
infornasinya. Tingkat kemampuan sistem informasi berbasis teknologi untuk
membuat suatu laporan dengan pengembangan dan perhitungan sesuai dengan
kebutuhan yang berguna bagi pengguna informasi. Aspek variasi diukur
melalui informasi yang diberikan oleh pihak BKD lengkap, artinya
mencangkup semua informasi yang diperlukan dalam proses rekruitmen,
pemberian informasi menggunakan sistem elektronik dan internet, sehingga
paratenaga kerja honorer yang jauh dapat mengakses informasi tersebut, variasi
dalam laporan harian, bulanan dan tahunan,variasi dalam laporan tiap-tiap
aplikasi, variasi dalam laporan untuk kegiatan oprerasional perushaan, variasi
perubahan vormat laporan sesuai dengan keinginan pengguna.
5. Faktor relevansi menunjukan manfaat yang dihasilkan oleh produk atau
keluaran informasi, baik dalam analisis data, pelayanan, maupun penyajian
data. Aspek relevansi menunjukan kesesuaian dan manfaat laporan yang
dihasilkan siste informasi berbasis teknologi yang diukur melalui informasi
yang disajikan oleh BKD kota gunungsitoli dapat diterima dengan baik oleh
tenaga honorer misalnya data yang dibutuhkan dapat dipenuhi berdasarkan
ketepatan informasi (maksudnya, tidak ada informasi yang kurang dan salah),
penyajian informasi mengenai persyaratan untuk rekruitmenPNS dilakukan
secara akurat (sesuai dengan undang-undang atau peraturan tentang rekruitmen
PNS), relevansi dala hal pencatatan data, relevansi dlam hal analisis data,
relevansi dalam penyajian data, relevansi dalam hal pengolahan data, relevansi
dalam hal pelayanan terhadap customer, relevansi dalam hal pencapaian target.
2.2.2.3 Faktor-Faktor Pendukung Efektivitas
Setiap organisasi atau lembaga didalam kegiatannya meningkatkan adanya
pencapaian tujuan. Tujuan dari suatu lembaga akan dicapai apabila segala
15
kegiatannya berjalan efektiv. Menurut Richard (2005:2009) mewujudkan kegiatan
yang efektiv akan dapat dilaksanakan apabila didukung oleh faktor-faktor
pendukung efektivitas tersebut
1. Ciri Organisasi
Ciri organisasi dalam suatu organisasi dapat dilihat dari struktur dan
teknologi organisasi yang mempunyai segi-segi tertentu dan efektivitas, dengan
berbagai cara. Mengenai struktur dapat ditemukan bahwa meningkatnya
produktivitas dan efesiensi merupakan hasil dari meningkatnya spesialisasi
fungsi, ukuran organisasi, sentralisasi pengambilan keputusan, dan
informasi.Teknologi yang ada dalam organisasi juga dapat berpengaruh atas
tingkat efektivitas, walaupu tidak secara langsung. Bukti-bukti menunjukan
bahwa penggunaan variasi teknologi berinteraksi dengan struktur organisasi
dan penggunaan teknologi. Jika struktur dan teknologi digabungkan maka para
pegawai akan menghadapi masalah-masalah dengan mudah sehingga usaha
untuk mencapai tujuan dapat diwujudkan.
2. Lingkungan
Disamping organisasi, lingkungan dalam pencapaian efektivitas mempunyai
pengaruh yang sangat besar. Keberhasilan hubungan organisasi dan lingkungan
bergantung pada tiga hal yaitu :
a. Keadaan lingkungan
b. Ketetapan persepsi
c. Tingkat rasionalitas (Richard, 2005:210). Ketiga
Faktor tersebut berpengaruh kepada organisasi terdapat perubahan
lingkungan. Semakin tepat tanggapnya, semakin berhasil adaptasinya yang
dilakukan oleh organisasi.
3. Pekerja dan Pegawai
Faktor yng berpengaruh ketiga atas efektivitas adalah para pekerja atau
pegawai itu sendiri. Faktor pekerja berpengaruh terhadap efektivitas karena
perilaku pekerja yang dalam jangka panjang akan memerlancar atau
menghambat tercapainya tujuan organisasi (Richard, 2005:211). Kesadaran
akan sifat perbedaan pegawai yang erlambat diantara pegawai sangat penting,
karena pegawai yang berbeda akanmemberikan tanggapandengan cara yang
16
berbeda pula. Pentingnya mengetahui perbedaan pegawai maka organisasi
dapat menyesuaikan kemampuan dan kepribadian para pegawai sesuai dengan
kebutuhan organisasi dalam mencapai tujuan. Pemerintah merupakan
organisasi yang menyelenggarakan roda pemerintahan. Kinerja aparatur yang
efektivakan dapat menambah rasa kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah sehungga pelayanan publik yang dilakukan pemerintah akan
berjalam sesuai dengan harapan rakyat.
2.3 Alat Berat
Alat berat yang dikenal di dalam ilmu teknik sipil adalah alat yang
digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan
suatu infrastruktur dalam bidang konstruksi. Alat berat merupakan faktor penting
di dalam proyek terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar.
Tujuan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan
pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah
pada waktu yang relatif lebih singkat dan diharapkan hasilnya akan lebih baik
(Rostiyanti, 2002).
Adapun keuntungan-keuntungan yang di peroleh dengan menggunakan alat
berat antara lain (Wilopo, 2009):
1. Waktu pengerjaan lebih cepat
Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan, terutama pada pekerjaan yang
sedang dikejar target penyelesaiannya.
2. Tenaga besar
Melaksanakan jenis pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan oleh manusia.
3. Ekonomis
Karena alasan efisiensi, keterbatasan tenaga kerja, keamanan dan faktor-
faktor ekonomis lainnya.
4. Mutu hasil kerja lebih baik
Dengan memakai peralatan berat, mutu hasil kerja menjadi lebih baik dan
presisi.
Penelitian ini memberikan gambaran bahwa penentuan kombinasi alat berat
yang baik dapat mempercepat target waktu yang diharapkan dan dapat menekan
17
biaya lebih efisien, yang kadang kala kurang dimaksimalkan pengoperasian atau
pun pengelolaanya.
2.4 Manajemen Alat Berat
Manajemen pemilihan dan pengendalian alat berat (Wilopo, 2009) adalah
proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan alat berat
untuk mencapai tujuan pekerjaan yang ditentukan. Beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam pemilihan alat berat, sehingga kesalahan dalam pemilihan alat
dapat dihindari, antara lain adalah:
1. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan berdasarkan
fungsinya, seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan;
2. Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau
berat material yang harus dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan;
3. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun vertikal)
dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan;
4. Pembatasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang mempengaruhi
pemilihan alat berat antara lain peraturan lalu lintas, biaya, dan
pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang dipakai dapat membuat
pemilihan alat dapat berubah;
5. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan
pemeliharaan merupakan faktor penting didalam pemilihan alat berat;
6. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat
berat. Proyek-proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan,
jembatan, irigasi, dan pembukaan hutan;
7. Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di
dataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek di
dataran rendah;
8. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material
yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai.
Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek;
18
9. Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik
merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.
Selain itu, hal-hal yang perlu perhatikan dalam menyusun rencana kerja alat
berat antara lain:
1. Volume pekerjaan yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu;
2. Dengan volume pekerjaan yang ada tersebut dan waktu yang telah ditentukan
harus ditetapkan jenis dan jumlah alat berat yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut.
2.4.1 Dasar-dasar Pemindahan Mekanis
2.4.1.1 Waktu Siklus
Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan berulang. Pekerjaan utama di dalam kegiatan tersebut adalah menggali,
memuat, memindahkan, membongkar muatan dan kembali ke kegiatan awal.
Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh satu alat atau oleh beberapa alat.
Waktu yang diperlukan dalam siklus kegiatan d hiatas disebut siklus atau
cycle time (CT). Waktu siklus terdiri dari beberapa unsur. Pertama adalah waktu
muat atau loading time (LT). Waktu muat merupakan waktu yang dibutuhkan oleh
suatu alat untuk memuat material ke dalam alat angkut sesuai dengan kapasitas
alat angkut tersebut. Nilai LT dapat ditentukan walaupun tergantung dari jenis
tanah, ukuran unit pengangkut (Blade, bowl, bucket, dst.), metode dalam
pemuatan dan efisiensi alat.
Unsur kedua adalah waktu angkut atau hauling time (HT). Waktu angkut
merupakan waktu yang diperlukan oleh suatu alat, untuk bergerak dari tempat
pemuatan ke tempat pembongkaran. Waktu angkut tergantung dari jarak angkut,
kondisi jalan, tenaga alat, dan lain-lain. Pada saat alat kembali ke tempat
pemuatan maka waktu yang diperlukan untuk kembali disebut atau return time
(RT). Waktu kembali lebih singkat dari pada waktu berangkat karena kendaraan
dalam keadaan kosong.
Waktu pembongkaran atau dumping time (DT) juga merupakan unsur
penting dari waktu siklus. Waktu ini tergantung dari jenis tanah, jenis alat dan
19
metode yang dipakai. Waktu pembongkaran merupakan bagian yang terkecil dari
waktu siklus.
Unsur terakhir adalah waktu tunggu atau spotting time (ST). Pada saat alat
kembali ke tempat pemuatan adakalanya alat tersebut perlu antri dan menunggu
sampai alat di isi kembali. Saat mengantri dan menunggu ini yang disebut waktu
tunggu. Dengan demikian rumus yang dipakai untuk menghitung waktu siklus
(Rostiyanti, 2002) yaitu:
CT = LT + HT + DT + RT + ST (2.1)
2.4.1.2 Efisiensi Kerja Alat Berat
Produktivitas per jam alat yang harus diperhitungkan dalam perencanaan
adalah produktivitas standart alat pada kondisi ideal dikalikan suatu faktor yang
disebut efisiensi kerja. Besarnya nilai efisiensi kerja ini sulit ditentukan secara
tepat tetapi berdasarkan pengalaman-pengalaman dapat ditentukan efisiensi kerja
yang mendekati kenyataan. Contohnya jika dalam satu jam waktu efektif alat
bekerja adalah 45 menit maka dapat dikatakan efisiensi alat adalah 45/60 atau
0,75.
Menurut (Rostiyanti, 2002) efisiensi alat tersebut bekerja tergantung dari beberapa
hal yaitu:
1. Kemampuan operator pemakai alat.
2. Pemilihan dan pemeliharaan alat,
3. Perencanaan dan pengaturan letak alat,
4. Topografi dan volume pekerjaan,
5. Kondisi cuaca,
6. Metode pelaksanaan alat.
2.4.1.3 Produktivitas dan Durasi Pekerjaan
Dalam menentukan durasi suatu pekerjaan maka hal-hal yang perlu
diketahui adalah volume pekerjaan dan produktivitas alat tersebut. Produktivitas
adalah perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan seluruh sumber
daya yang digunakan (input). Produktivitas alat tergantung dari kapasitas dan
20
waktu siklus alat. Rumus dasar untuk mencari produktivitas alat (Rostiyanti,
2002) adalah:
(2.2)
Umumnya waktu siklus alat ditetapkan dalam menit sedangkan
produktivitas alat dihitung dalam produksi/jam sehingga perlu ada perubahan dari
menit ke jam. Jika faktor efisiensi alat dimasukkan maka rumus di atas menjadi
(Rostiyanti, 2002):
(2.3)
Jumlah alat perlu diperhitungkan untuk mempersingkat durasi pekerjaan. Salah
satu cara menghitung jumlah alat adalah:
1. Tentukan alat mana yang mempunyai produktivitas terbesar.
2. Asumsikan alat dengan produktivitas terbesar berjumlah satu.
3. Hitung jumlah alat jenis lainnya dengan selalu berpatokan pada alat
dengan produktivitas terbesar.
Untuk menghitung jumlah alat-alat lainnya maka gunakan rumus (Rostiyanti,
2002):
Jumlahalat1 = Produktivitasterbesar / Produktivitasalat1 ( 2.4)
Setelah jumlah masing-masing alat diketahui maka selanjutnya perlu
dihitung durasi pekerjaan alat-alat tersebut. Salah satu caranya dengan menntukan
berapa produktivitas total alat setelah dikalikan jumlahnya. Kemudian dengan
membandingkan produktivitas total masing-masing alat dicari produktivitas total
terkecil. Dari sini akan di dapat lama pekerjaan dengan menggunakan
rumus(Rostiyanti, 2002):
Durasi = Volumepekerjaan / Produktivitasterkecil (2.5)
21
2.5 Macam-macam Alat Berat
2.5.1 Dump Truck
Dumptruck adalah alat angkut jarak jauh, sehingga jalan angkut yang dilalui
dapat berupa jalan datar, tanjakan dan turunan. Untuk mengendarai dumptruck
pada medan yang berbukit diperlukan keterampilan operator atau sopir. Operator
harus segera mengambil tindakan dengan memindah gigi ke gigi rendah bila
mesin mulai tidak mampu bekerja pada gigi yang tinggi. Hal ini perlu dilakukan
agar dump truck tidak berjalan mundur karena tidak mampu menanjak pada saat
terlambat memindah pada gigi yang rendah. Untuk jalan yang menurun perlu juga
dipertimbangkan menggunakan gigi rendah, karena kebiasaan berjalan pada gigi
tinggi dengan hanya mengandalkan pada rem (brakes) sangat berbahaya dan dapat
berakibat kurang baik.
Gambar 2.1 Contoh Dump Truck type Hino
Keterangan Dump Truck model Misthubishi:
1. Assy Side Panel Rhash 6.Perisai Kosong
2. Main Frame Assy 7. Engsel Assy
3. Rear Door Assy 8. Locking System
4. Front Panel Assy 9. Wheel House Assy
5. Sub Frame
22
Tabel 2.1 Faktor Efisiensi Alat Dump Truck
Kondisi
Operasi Alat
Pemeliharaan Alat
Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk
Sekali
Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32
Sumber : M. Sjachdirin,(1998).
Kapasitas produksi Dump truck (Bina Marga, 2012), dapat dihitung dengan
rumus:
Produktivitas dump truck dinyatakan dengan rumus:
(2.6)
Dimana:
Q = Produksi per jam (m3/jam);
Fa = Faktor efisiensi;
Bil = Berat isi lepas (ton/m3)
Ts = Waktu siklus dump truck (menit);
Untuk menghitung waktu siklus dump truck (Soedrajad, 1994) yaitu:
a. waktu memuat (t1):
(2.7)
b. waktu tempuh isi (t2):
(2.8)
23
c. waktu tempuh kosong (t3):
(2.9)
Keterangan:
L = Jarak dump truck membuang material hasil galian keluar dari lokasi
pekerjaan (m)
v1 = Kecepatan dump truck bermuatan (km/jam)
v2 = Kecepatan dump truck kosong (km/jam)
D = Berat isi material (ton/m³)
Untuk menentukan jumlah siklus yang diperlukan Wheel loader untuk mengisi
dump truck
(2.10)
Keterangan:
Vdump truck = Kapasitas bak dump truck (m³)
Vexcavator = Kapasitas bucket wheel loader (m³)
Fb = Faktor bucket wheel loader
24
Gambar 2.2 Dump Truck pada proyek Faekhu
Tabel 2.2 Kecepatan Dump Truck dan Kondisi Lapangan
Kondisi Lapangan Beban Kecepatan(km/jam)
Datar Isi 40
Datar Kosong 60
Menanjak Isi 20
Menanjak Kosong 40
Menurun Isi 20
Menurun Kosong 40
Sumber : alat-alat berat dan penggunaannya, (Rochmanhadi, 1985).
Kecepatan tersebut adalah perkiraan umum. Besar kecepatan bisa berubah sesuai
dengan medan, kondisi jalan, kondisi cuaca dan kondisi kendaraan.
2.5.2 Wheel Loader
Wheel loader adalah alat berat mirip dozershovel, tetapi beroda karet (ban),
sehingga baik kemampuan maupun kegunaannya sedikit berbeda yaitu: hanya
mampu beroperasi didaerah yang keras dan rata, kering tidak licin karena traksi di
daerah basah akan rendah, tidak mampu mengambil tanah bank sendiri atau tanpa
dibantu lebih dulu oleh bulldozer (Ronald C. Smith, 1986). Metode pemuatan
pada alat pemuat/loader baik track shovel maupun wheel loader ada 3 macam:
25
1. I shape/cross loading
2. V shape loading
3. Pass loading
semua dimensi merupakan nilai perkiraan pada wheel loader Gambar 2.13:
Gambar 2.3 Tampak samping Wheel Loader type CAT
Tabel 2.3 Keterangan Wheel Loader type CAT
Pengangkatan
Standar
Pengangkatan
Tinggi
1. Permukaan Tanah ke Puncak ROPS 5240 mm 17,2 ft 5240 mm 17,2 ft
2. Permukaan Tanah ke Puncak Cerobong
Gas Buang
5049 mm 16,6 ft 5049 mm 16,6 ft
3. Permukaan Tanah ke Puncak Kap 3862 mm 12,7 ft 3862 mm 12,7 ft
4. Jarak Bebas dari Permukaan Tanah ke
Bumper
1079 mm 3,5 ft 1079 mm 3,5 ft
5. Garis Tengah Gandar Belakang ke
Bumper
3795 mm 12,5 ft 3795 mm 12,5 ft
6. Garis Tengah Gandar Depan ke Tip 4677 mm 15,3 ft 5416 mm 17,8 ft
26
Bucket
7. Jarak Sumbu Roda 4600 mm 15,1 ft 4600 mm 15,1 ft
8. Panjang Keseluruhan Maksimum 13.07mm 42,9 ft 13.8 mm 45,3 ft
9 .Jarak Bebas dari Permukaan Tanah ke
Hitch Bawah
596 mm 2,0 ft 596 mm 2,0 ft
10. Permukaan Tanah ke Tengah Gandar
Depan
1290 mm 4,2 ft 1290 mm 4,2 ft
11. Jarak Bebas pada Pengangkatan
Maksimum
4060 mm 13,3 ft 4521 mm 14,8 ft
12. Sudut Rack Back di Permukaan Tanah 40,4 derajat 39,9 derajat
13. Sudut Rack Back saat Mengangkut 48,8 derajat 49,3 derajat
14. Tinggi B-Pin pada Pengangkatan
Maksimum
6009 mm 19,7 ft 6470 mm 21,2 ft
15. Tinggi Keseluruhan Maksimum,
Bucket Terangkat
8293 mm 27,2 ft 8754 mm 28,7 ft
16. Sudut Rack Back pada Pengangkatan
Maksimum
63,7 derajat 60,6 derajat
17. Sudut Buang pada Pengangkatan
Maksimum
45 derajat 51 derajat
18. Jangkauan pada Pengangkatan
Maksimum
2194 mm
7,2 ft
2583 mm
8,5 ft
Sumber : Caterpillar.com
Menurut Rochmanhadi (1985), kapasitas produksi wheel loader dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
(2.11)
Untuk menghitung waktu siklus kerja alat wheel loader digunakan rumus
(Rochmanhadi, 1985):
(2.12)
27
Dimana:
Q = Kapasitas produksi per jam (m³/jam)
q1 = Kapasitas bucket (m³)
k = FaktorBucket
Cm = Waktu siklus alat (menit)
Fa = Faktor efisiensi alat
D = Jarak kerja (meter)
F = Kecepatan maju (m/menit)
R = Kecepatan mundur (m/menit)
Z = Waktu untuk ganti gigi (menit)
Untuk menghitung produktivitas alat berat wheel loader (Bina marga, 2010) yaitu:
(2. 13)
Dimana:
Q = kapasitas produksi per jam (m³/jam)
V = kapasitas bucketwheel loader (m³)
Fb = faktor bucket
Fa = faktor efisiensi alat
Ts = waktu siklus alat (menit)
Tabel 2.4 Faktor Pengisian Bucket Wheel Loader
Memuat Kondisi Faktor Bucket (k)
Pengisian mudah 1,00 - 1,10
Rata-rata memuat 0,85 - 0,95
Agak susah loading 0,80 - 0,85
Pemuatan sulit 0,75 - 0,80
Sumber : Alat-alat berat dan penggunaannya, (Rochmanhadi 1985).
28
Tabel 2.5 FaktorBucket Wheel Loader
` Faktor bucket
Material seragam atau campuran 0,95-1,00
Batu kerikil 0,85-0,90
Batu hasil peledakan (baik) 0,80-0,95
Batu hasil peledakan (rata-rata) 0,75-0,90
Batu hasil peledakan (buruk) 0,60-0,75
Batuan berlumpur 1,00-1,20
Lanau basah 1,00-1,10
Material beton 0,85-0,95
Sumber : Construction equipment guide, 1991.
Tabel 2.6 Faktor Efisiensi Alat Wheel Loader
Kondisi
operasi alat
Pemeliharaan alat
Baik sekali Baik Sedang buruk Buruk sekali
Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32
Sumber : M. Sjachdirin,(1998).
29
Gambar 2.4 Wheel Loader pada proyek Faekhu
2.5.3 Tandem Roller
Menurut Rochmanhadi (1982), tandem roller adalah alat yang memberikan
lintasan yang sama pada masing-masing rodanya, beratnya antara 8 sampai 14
ton. Penambahan yang diakibatkan oleh pengisian zat cair (ballasting) berkisar
antara 25% hingga 60% dari pada berat penggilas. Untuk mendapatkan
penambahan kepadatan pada pekerjaan penggilasan biasanya digunakan three
axleroller, penggunaan tandem roller pada penggilas batu-batuan yang keras dan
tajam, sebaiknya jangan digunakan sebab akan merusak roda-roda penggilasnya.
Butir-butir aspal cenderung mengisi bagian-bagian kosong yang terdapat diantara
butir-butirnya. Akibat pemadatan ini aspal menjadi padat, dengan susunan yang
lebih kompak. Fungsi dari tandem roller(Soedrajat, 1982) ialah sebagai alat
pemadat awal pada saat penghamparan aspal.
30
Gambar 2.5 Tampak samping dan tampak depan Tandem Roller type
Caterpillar (CAT)
Tabel 2.7Detail Tandem Roller type CAT
Dimension mm
1 Overal-Length 4565
2 Drum Width
Drum Offset
Drum Shell Thickness
Drum Diameter
1700
170
17
1198
3 Overall Width 1872
4 Heigth at ROPS/FOPS
Heigth at Cab
2982
2982
5 Wheelbase 3300
6 Curb Clearance 934
7 Ground Clearance 268
Sumber : Caterpillar
Kapasitas produksi tandem roller (Rochmanhadi, 1985) dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
(2.14)
Dimana:
P = Produktivitas kerja vibrator roller (m3/jam); W = Lebar roller (m);
v = Kecepatan gerak alat (km/jam); fa = Efisiensi kerja alat;
31
n = Jumlah lewat bolak-balik; P = Tebal pemadatan (m);
Be = Lebar pemadatan efektif (m).
Gambar 2.6 Tandem Roller Sakai Pada Proyek Fakhu-Lololakha
Untuk menghitung produktivitas alat berat tandem roller (Bina Marga, 2010)
yaitu:
( )
(2.15)
Apabila, N>1
( ) ( ( ) )
(2.16)
Keterangan:
Q = Kapasitas produksi vibrator roller (m³/jam)
v = Kecepatan rata-rata alat (km/jam)
N = Jumlah lajur lintasan
b = Lebar efektif pemadatan (m)
bo = Lebar overlap (m)
Fa = Faktor efisiensi alat
32
t = Tebal lapis padat (m)
D = Berat jenis bahan (ton/m³)
Untuk menghitung produktivitas alat berat Tandem Roller (Bina Marga, 2012)
yaitu:
( )
(2.17)
Keterangan:
Q = Kapasitas produksi vibrator roller (m³/jam)
v = Kecepatan rata-rata alat (km/jam)
b = Lebar efektif pemadatan (m)
bo = Lebar overlap (m)
Fa = Faktor efisiensi alat
be = b-bo
t = Tebal lapis padat (m)
Tabel 2.8 Lebar Pemadatan Efektif (bo)
Tipe Peralatan Lebar Pemadatan Efektif (bo)
Tipe gilas macadam Lebar roda gerak = 0,2 m
Mesin gilas tandem Lebar roda gerak = 0,2 m
Kompaktor tanah Lebar roda gerak x 2 = 0,2 m
Mesin gilas roda ban
Jarak antar bagian paling luar dari ban-
banpaling luar = 0,3 m
Mesin gilas getar yang besa Lebar roller = 0,2 m
Mesin gilas getar yang kecil Lebar roller = 0,1 m
Buldozzer (Lebar trackshoe x 2) =0,3
Sumber : Alat-alat berat dan penggunaannya, (Rochmanhadi, 1983).
33
Tabel 2.9 Kecepatan Kerja
Jenis Alat Kecepatan Kerja
Mesin gilas roda besi ±2 km/jam
Mesin gilas roda ban ±2,5 km/jam
Mesin gilas getar ±1,5 km/jam
Mesin gilas kaki kambing ±20 mil/jam
Compactor tanah ±4 – 10 km/jam
Tamper ±1,0 km/jam
Sumber : (Rochmanhadi, 1982).
Tabel 2.10 Faktor Efisiensi Alat Tandem Roller
Kondisi
Operasi Alat
Pemeliharaan Alat
Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali
Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32
Sumber : (M. Sjachdirin, 1998).
2.5.4 Motor Grader
Motor grader adalah alat besar yang berfungsi sebagai pembentuk
permukaan tanah atau perataan tanah. Blade dari motor grader ini dapat diatur
sedemikian rupa, sehingga fungsinya bisa diubah angle dozer atau tilting dozer ini
jelas lebih flexible dari pada jenis dozer. Variasi posisi Blade ini tidak berarti
bahwa motor grader termasuk dari jenis dozer, karena dalam pekerjaan
penggusuran tanah, bulldozer jauh lebih efektif dari pada grader, hal ini
disebabkan tenaga yang tersedia dan juga letak sentroid (titik berat) pada
Bladebulldozer.
34
Gambar 2.7 Contoh Desain Motor Grader type Caterpillar (CAT)
Keterangan gambar:
1. Tinggi – puncak kabin 4452 mm 175,3 in
2. Tinggi – pusat gandar depan 858 mm 33,8 in
3. Panjang – antara gandar tandem 2285 mm 90 in
4. Panjang – gandar depan ke moldboard 4084 mm 159,4 in
5. Panjang – gandar depan ke tandem tengah 10.278 mm 404,6 in
6. Panjang – ban depan ke ujung rangka belakang 14.194 mm 558,8 in
7. Panjang – counterweight ke ripper 16.102 mm 633,9in
8. Jarak bebas dari tanah ke gandar belakang 607 mm 23,9 in
9. Tinggi ke puncak silinder 3846 mm 151,4 in
10. Tinggi ke pipa gas buang 4322 mm 170,2 in
11. Lebar – garis sumbu ban 3.450 mm 135,8 in
12. Lebar – sisi luar ban belakang 4225 mm 166,3 in
13. Lebar – sisi luar ban depan 4280 mm 168,5 in
Untuk menghitung produktivitas alat berat motor grader (Bina Marga, 2010)
yaitu:
Apabila, N<1 atau N=1
(2.18)
Apabila, N>1
35
( ( )
(2.19)
Keterangan:
Q = Produksi per jam (m²/jam); Lh = Panjang hamparan (m)
N = Jumlah lajur lintasan b = Lebar efektif kerjablade
bo = Lebar overlap (m) t = Tebal lapis agregat padat
Fa = Faktor efisiensi alat n = Jumlah passing
Ts = Waktu siklus motor grader (menit)
Untuk menghitung produktivitas alat berat Motor Grader (Bina Marga, 2012)
yaitu:
( )
(2.20
Tabel 2.11 Panjang Pisau Efektif b-bo (mm)
Panjang blade
2200 3100 3710 4010
b-bo (panjang blade efektif -
panjang tumpang tindih)
sudut
blade 60° 1600 23900 2910 3170
sudut
blade 45° 1260 1890 2320 2540
Sumber : Alat-alat berat dan penggunaannya, (Rochmanhadi, 1985).
Tabel 2.12 Kecepatan Rata-rata Motor Grader(km/jam)
Pekerjaan Kecepatan (km/jam)
Membuat slope 4,0
Menggali saluran 4,0– 6,4
Perataan akhir 6,5 – 14,5
Perawatan jalan 6,4– 9,7
Pencampuran 14,5– 32,2
Penebaran material 9,7 – 14,5
Sumber : Construction methods and management, 1998.
36
Tabel 2.13 Faktor Efisiensi Alat Motor Grader
Kondisi
Operasi Alat
Pemeliharaan Alat
Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali
Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32
Sumber : Alat-alat berat dan penggunaannya, (Rochmanhadi, 1985).
Gambar 2.8 Motor Grader Mitsubishi Pada Proyek Faekhu-Lolakha
2.5.5Water Tanker
Water tanker digunakan untuk mengangkut air, yang digunakan untuk
menyiram permukaan material yang dipadatkan atau untuk keperluan lainnya.
Pada proses pemadatan lapisan pondasi bawah terlalu kering maka disiram air
pada lapisan ini. Banyaknya air yang disiram dari mobil tangki air ditentukan
secara visual artinya kadar air yang disiramkan tidak melebihi kadar air optimum
oleh pengawas lapangan sedemikian hingga agregat tidak terlalu basah. Jika kadar
air kurang ditambahkan pada saat penggilasan pada pekerjaan pemadatan
digunakan vibrator roller dengan bobot 8 ton. Kepadatan umumnya dicapai
dengan 8 sampai 10 passing secara memanjang di atas lapisan pondasi bawah.
Setelah pekerjaan lapisan pondasi bawah selesai dilanjutkan dengan pekerjaan
lapisan pondasi atas.
37
Gambar 2.9 Water Tanker type MAC/MAT5 CAT725 ADT
Keterangan gambar 2.9 water tanker diatas:
Menurut Rochmanhadi (1985), kapasitas produksi Water Tanker dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
(2.21)
Dimana:
Q = Produksi alat per jam (m³/jam); n = Pengisian tangki perjam
C = Kapasitas bak/volume tangki (m³); E,fa = Faktor efisiensi kerja total
Wc = Kebutuhan air/m³ material padat
Kapasitas produksi Water Tanker dapat dihitung dengan rumus (Soedrajad, 1994)
sebagai berikut:
( ) ( ) ( 2.22)
P = Produktivitas kerja alat (m³/jam) S = Kecepatan gerak alat (km/jam)
C = Kapasitas tangki (m³ atau liter) d = Jarak angkut (km atau meter)
38
p = tebal base (cm)
Untuk menghitung produktivitas alat berat water tank truck (Bina Marga, 2010)
yaitu:
(2.23)
Keterangan:
Q = Kapasitas produksi alat per jam (m³/jam)
Pa = Kapasitas pompa air (liter/menit)
Fa = Faktor efisiensi alat
Wc = Kebutuhan air/m³ material padat m³
Tabel 2.14 Faktor Efisiensi Alat Water Tank Truck
Kondisi
Operasi Alat
Pemeliharaan Alat
Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk
Sekali
Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32
Sumber : M. Sjachdirin, (1998).
39
Gambar 2.10 Water Tanker Pada Proyek Faekhu-Lololakha
2.5.6 Pneumatic Tyred Roller
Gambar 2.11 Tampak samping dan tampak depan PTR type CAT
40
Tabel 2.15 Dimensions PTR
Dimensions mm
1 Overal-Length 4290
2 Compaction Width
Tire Overlap
1740
13
3 Wheelbase 3340
4 Ground Clearance 267
5 Heigth (Steering Wheel) 2320
6 Height (ROPS) 3000
Sumber : Caterpillar
Pneumatic tyred roller adalah roda-roda penggilas (Rochmanhadi, 1982).
Jenis ini terdiri atas roda-roda dan karet yang di pompa pneumatic susunan dari
roda muka dan roda belakang selang-seling sehingga bagian yang tidak tergilas
oleh roda bagian muka, maka akan digilas oleh roda bagian belakang. Roda-roda
ini menghasilkan apa yang dinamakan kneading action (tekanan) terhadap tanah
sehingga membantu konsolidasi tanah. Tekanan yang diberikan roda terhadap
permukaan tanah dapat diatur dengan cara mengubah tekanan ban. Semakin besar
tekanan ban semakin besar tekanan yang terjadi pada tanah, hal ini dapat
memperbesar kneading action (tekanan) tadi.
Menghitung produktivitas pneumatic tyred roller menurut Soedrajat (1994)
dapat digunakan rumus:
(2.24)
Dimana:
P = Produktivitas kerja vibrator roller (m3/jam);
W = Lebar roller (m)
S =Kecepatan gerak alat (km/jam);
E = Efisiensi kerja alat;
N = Jumlah lewat bolak – balik;
p = Tebal pemadatan (m).
41
Kapasitas produksi pneumatic tyred roller (Rochmanhadi, 1985) dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
(2.25)
Dimana:
P = Produktivitas kerja (m³/jam),
W = Lebar roller (m)
v = Kecepatan gerak alat (km/jam),
E, fa = Efisiensi kerja alat
n = Jumlah lewat bolak-balik,
P = Tebal pemadatan (m)
be = Lebar pemadatan efektif (m)
Untuk menghitung produktivitas alat berat pneumatic tyred roller (Bina Marga,
2010) yaitu:
Apabila, N<1 atau N=1
( )
(2.26)
Apabila, N>1
( ) ( ( ) )
(2.27)
Keterangan:
Q =Kapasitas produkti vibrator roller (m³/jam)
v = Kecepatan rata-rata alat (km/jam)
N = Jumlah lajur lintasan
b = Lebar efektif pemadatan (m)
bo = Lebar overlap (m)
Fa = Faktor efisiensi alat
t = Tebal lapis padat (m)
42
D = Berat jenis bahan (ton/m³)
Untuk menghitung produktivitas alat berat pneumatic tyred roller (Bina Marga,
2012) yaitu:
( )
(2.28)
Keterangan:
Q =Kapasitas produkti vibrator roller (m³/jam)
v = Kecepatan rata-rata alat (km/jam)
b = Lebar efektif pemadatan (m)
bo = Lebar overlap (m)
be = b-bo
Fa = Faktor efisiensi alat
t = Tebal lapis padat (m)
Gambar 2.12 Pneumatic Tandem Roller (PTR) type SAKAI
43
2.5.7 Asphalt Finisher
Asphalt finisher (Rochmanhadi, 1982) adalah alat yang berfungsi untuk
menghamparkan material yang telah diproses oleh mixing plant yang disebut
dengan aspal beton dari AMP diangkut dengan dump truck ke lokasi pekerjaan
dan dituangkan ke asphalt finisher. Asphalt finisher mempunyai roda belakang
(crawler track), dapat menampung processed material, pada asphaltfinisher
terdapat alat seperti hopper tetapi tidak mempunyai alas sehingga material
pavement yang dituangkan dari truck langsung ke bawah, dibagian belakangnya
terdapat pisau selebar hopper tersebut, yang diatur sedemikian rupa, sehingga
tingginya di atas jalan 0-14 cm (belum padat) menurut yang diinginkan. Secara
garis besar cara kerjanya dapat diterangkan sebagai berikut: processed material
dari mixing plant yang dibawa truck dimasukkan kedalam hopper. Hopper ini
mempunyai alas conveyor belt dari karet yang dapatmengeluarkan material
tersebut. Conveyor ini dibagi menjadi dua bagian yang dapat digerakkan
tersendiri, karena adanya conveyor ini maka feeding tidak tergantung kepada
kecepatan maju asphalt finisher ini, dengan demikian jika misalnya kebutuhan
material sebelah kiri tidak sama dapat dilaksanakan, juga misalnya untuk
memperbaiki grade melintang akibat kesalahan. Penggunaan asphalt finisher
dimaksud untuk mendapatkan hamparan yang meratakan sesuai dengan yang
dibutuhkan.
Gambar 2.13 Tampak Samping dan Tampak Depan Asphalt Finisher type
CAT
44
Keterangan: mm
a. Tractor length with push roller 4950
b. Length with push roller and screed 6160
c. Transport width with screed end gates (hopper raised) 2720
Transport width without screed end gates (hopper raised) 2500
d. Tractor operating width (hopper lowered) 3306
e. Track gauge width 2200
f. Operating height with canopy 3840
g. Transport height with canopy, fumes stack and seat lowered 2920
h. Truck dump height (at hoppers)MTS undercarriage 605
Steel Track undercarriage 593
i. Truck entry width (at hoppers) 3200
j. Hopper length 1960
k. Push roller height 533
l. Clearance 260
- Hopper capacity (with conveyor tunnels) – m3 6.5
- Discharge height at center
- MTS undercarriage 577
- Steel Track undercarriage 566
- Augers diameter 406
Gambar 2.14 Asphalt Finisher Pada Proyek Faekhu
45
Untuk menghitung produktivitas asphalt finisher dinyatakan dengan rumus
(Soedrajat, 1994):
QAF x W x S x E x p (2.29)
Dimana:
QAF = Produktivitas kerja mesin asphalt finisher (m3/jam)
W = Lebar alat spreader (m)
S = Kecepatan gerakan alat (km/jam)
E = Efisiensi kerja alat
p = Tebal lapisan hamparan tack coat (m)
Untuk menghitung produktivitas alat berat asphalt finisher (Bina Marga, 2010)
yaitu:
(2.30)
Keterangan:
Q = Kapasitas produksi asphalt finisher (m³/jam)
V = Kecepatan menghampar (m/menit)
b = Lebar hamparan (m)
Fa = Faktor efisiensi alat
t = Tebal lapis padat (m³)
D = Berat jenis bahan (ton/m³)
Tabel 2.16 Faktor Efisiensi Alat Asphalt Finisher
Kondisi
Operasi Alat
Pemeliharaan Alat
Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali
Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32
Sumber : M. Sjachdirin,(1998).
46
2.5.8 Asphalt MixingPlant
Asphalt mixingplant (Rochmanhadi, 1982) adalah alat pengolah aspal atau
hot mixedbituminous dengan agregat yang digunakan untuk kepentingan
pembuatan perkerasan jalan. Produktivitas aspal yang berkapasitas besar
dilakukan dengan menggunakan sebuah mixing plant (tempat pengolahan aspal).
Asphalt mixingplant (AMP) ada 2 (dua) macam tipe, batch type dan continues
type. Untuk continues type jarang kita jumpai di lapangan, kurang disukai karena
pengendalian mutunya sulit dikendalikan. Asphalt mixing plant (AMP) yang
sering kita jumpai di Indonesia adalah type TSAP series, karena pengendaliannya
sederhana, mudah dioperasikan, pengoperasiannya ekonomis, awet, dan
performance-nya tinggi. Pada batch type mixing facilities, agregat di dalam hot
bin dipisah-pisah menurut ukurannya. Besarnya stock agregat didalam hot bin
diatur sedemikian sesuai dengan perbandingan fraksi ukuran didalam mixed
design. Kalau ada salah satu fraksi yang masuk ke hot bin terlalu banyak, maka
dari corong over flow akan terbuang keluar, maka dari itu perbandingan agregat
kasar, agregat halus yang masuk kedalam dryer diatur sesuai perbandingan yang
dibutuhkan. Agregat per batch yang sesuai dengan perbandingan mixed design
masuk kedalam pugmill untuk dicampur dengan aspal. Campuran aspal yang
keluar dari pugmill sudah siap diangkut truk untuk dihamparkan oleh asphalt
finisher.
Untuk menghitung produktivitas alat berat Asphalt MixingPlant (Bina Marga,
2012) yaitu:
(2.31)
Keterangan:
Q = Kapasitas produksi asphalt finisher (m³/jam)
V = Kecepatan menghampar (m/menit)
Fa = Faktor efisiensi alat
47
Gambar 2.15 Tahapan pekerjaan Asphalt Mixing Plant (AMP)
Gambar 2.16 Asphalt mixingplant (AMP)
48
2.5.9 Three Wheel Loader
Three Wheel Loader adalah merupakan salah satu alat berat yang berfungsi untuk
melakukan pekerjaan pemadatan tanah. lat Berat Three wheel roller ini biasa
digunakan untuk memadatkan lapisan - lapisan yang terdiri dari bahan bahan yang
berbutir kasar, misalnya untuk pembuatan jalan macadam.
Three wheel roller mempunyai berat antara 6-12 ton, apabila diinginkan
untuk pemadatan yang besar, roda silindernya dapat diisi dengan zat cair (minyak
atau air) atau dapat juga diisi pasir. Usaha penambahan berat dengan zat cair atau
pasir dapat meningkatkan berat alat 15% sampai 35%.
Untuk menghitung produktivitas alat berat Three wheel roller (Bina Marga,
2012) yaitu:
( )
(2.32)
2.6 Definisi Pekerjaan
2.6.1 Pekerjaan Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan (Sukirman, 1999) adalah sebuah konstruksi yang dibangun
diatas tanah. Berdasarkan bahan pengikatnya konstruksi perkerasan jalan
(Sukirman, 1999) dibedakan atas:
1. Perkerasan lentur (flexible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan
aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat
memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
2. Perkerasan kaku (rigid pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan
semen (portland cement) sebagai bahan pengikat. Pelat beton dengan atau
tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi
bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton.
49
3. Perkerasan komposit (composite pavement), yaitu perkerasan kaku yang
dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur
diatas perkerasan kaku, atau perkerasan kaku di atas perkerasan lentur.
2.6.2 Perkerasan Lentur
Menurut Sukirman (1999), perkerasan lentur (flexible pavement) adalah
perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan-lapisan
perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah
dasar.
Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan
diatas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk
menerima beban lalu lintas dan menyebarkannya ke lapisan dibawahnya.
Konstruksi perkerasan (Sukirman, 1999), terdiri dari:
1. Lapis permukaan (surface course)
Lapis permukaan adalah lapisan yang terletak paling atas. Untuk menahan beban
selama masa pelayanan, lapisan ini menggunakan aspal sebagai bahan
pengikatnya. Salah satu fungsi lapis permukaan adalah sebagai lapis penahan
beban roda dan lapis aus.
2. Lapis pondasi atas (base course)
Lapisan ini terletak diantara lapis permukaan dan lapis pondasi bawah. Material
yang digunakan pada lapisan ini haruslah material yang cukup kuat. Untuk lapis
pondasi atas tanpa bahan pengikat dapat menggunkan material dengan CBR >
50% dan Plastisitas Indeks (PI) < 4%. Bahan yang digunkan dapat berupa batu
pecah, kerikil pecah, stabilitas tanah dengan semen dan kapur.
3. Lapis pondasi bawah (subbase course)
Lapisan ini terletak dibawah lapis pondasi atas dan berada diatas tanah dasar
(subgrade). Pada lapisan ini dapat menggunakan agregat yang bergradasi baik.
4. Tanah dasar (subgrade)
Lapis tanah dasar adalah lapisan dengan ketebalan 50-100 cm, yang selanjutnya
akan diletakkan lapis pondasi bawah diatasnya. Tanah dasar dapat berupa tanah
asli dari lokasi pengerjaan jika memenuhi syarat dan juga bisa dengan tanah dari
50
lokasi lain. Sebelum lapis pondasi bawah diletakkan, tanah dasar harus dipada
tkan dengan kepadatan tertentu agar tercapai kestabilan tanah dasar.
2.6.3 Manajemen Peralatan dan Pelaksanaan
Manajemen pemilihan dan pengendalian alaaat berat (Wilopo, 2009) adalah
proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan alat berat
untuk mencapai tujuan pekerjaan yang ditentukan. Beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam pemilihan alat berat, sehingga kesalahan dalam pemilihan alat
berat dapat dihindari, antara lan adalah :
1. Fungsi yang harus dilaksanakan
Alat berat dikelompokan berdasarkan fungsinya, seperti untuk menggali,
mengangkut, meratakan permukaan
2. Kapasitas peralatan
Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau berat material yang
harus dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai sehinga pekerjaan
dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
3. Cara operasi
Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun vertikal) dan jarak
gerakan, kecepatan, frukuensi gerakan.
4. Pembatasan dari metode yaanag dipakai
Pembatasan yang mempengaruhi pemilihan alat berat antara lain peraturan lalu
lintas, biaya, dan pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang dipakai
dapat membuat pemilihan alat dapat berubah.
5. Ekonomi
Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan
pemeliharaan merupakan faktor penting didalam pemilihan alat berat.
6. Jenis Proyek
Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat. Proyek-
proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan,jembatan, irigasi,
dan pembukaana hutan.
51
7. Lokasi proyek
Lokasi proyek juga merupakan hal ini yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran tinggi memerlukan alat
berat yang berbeda dengan lokasi proyek di dataran rendah.
8. Jenis dan daya dukung tanah
Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang akan dikerjakan dapat
mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi padat,
lepas, keras, atau lembek.
9. Kondisi lapangan
Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik merupakan faktor lain
yang mempengaruhi pemilihan alat berat.
Selain itu, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana kerja
alat berat antara lain :
1. Volume pekerjaan yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu.
2. Dengan volume pekerjaan yang ada tersebut dan waktu yang telah ditentukan
harus ditetapkan jenis dan jumlah alat berat yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaana tersebut.
Manajemen peralatan adalah Suatu metode penggunaa alat-alat berat untuk
memperoleh hasil yang tepat guna dan dalam melaksanakan proyek. Elemen-
elemen manajemen peralatan antara lain :
1. Pemilihan dan kombinasi pengoperasian alat berat
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang melibatkan alat, sering dijumpai
penggunaan peralatan yang lebih dari satu jenis. Untuk itu diperlukan suatu
keahlian dalam pemilihan peralatan yang akan digunakan serta rencana yang
matang untuk mengkombinasikan dari berbagai peralatan yang digunakan agar
dapat menyelesaikan pekerjaan dengan efektif dan efesien.
Menurut Ahmad Kolil (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
peralatan antara lain :
a. Macam atau jenis pekerjaan (pembangunan, rehabilitas, atau pemeliharaan, dan
sebagainya).
52
b. Besar dan volume pekerjaan.
c. Kondisi topogarfi (tanah rawa, pegunungan, daerah terisolir).
d. Sifat proyek (menyangkut waktu penyelesaian antara cepat, sedang, bertahap
dan sebagainya).
Dari faktor 1,2,3, akan dapat ditentukan macam-macam peralatan yang
diperlukan, sedangkan dari faktor 4 akan ditentukan jumlah masing-masing
peralatan yang dibutuhkan.
2. Penjadwalan
Setelaah pemilihan alat, selanjutnya dilakukan perhitungan produksi dan
waktu produksi dan waktu penyelesaian dari masing-masing alat. Dari
perhitungan waktu penyelesaian penyelesaian dari masing-masing alat selanjutnya
dapat dibuat suatu jadwal pengoperasian alat.
Apabila kita harus menyewa alat, maka diperlukan penjadwalan yang baik,
sehingga selama waktu penyewaan, peralatan tersebut benar-benar dapat
dimanfaatkan secara optimal.
Penjadwalan pekerjaan dapat disusun setelah diketahui hal-hal berikut :
a. Waktu pelaksanaan.
b. Jenis dan volume pekerjaan.
c. Jumlah dan jenis peralatan
d. Kapasitas produksi peralatan
3. Hubungan Kerja
Untuk memperoleh kerja yang efektif, diperlukan pembagian tugas yang
baik anatara unit pelaksanaan.
Pembagian tugas tersebut adalah antara lain :
a. Untuk operasian peralatan mengadakan pengawasan dan pengaturan mengenai
metode pengoperasian peralatan.
b. Unit perbengkelan melaksanakan pekerjaan perbaikan, penggantian suku
cadang peralatan.
c. Unit pergudangan menyediakan onderdil-ordendil yang diperlukan.
53
d. Unit teknik sipil mengadakan pengawasan dalam bidang pencapaian target
pelaksanaan.
e. Unit pemeliharaan peralatan melaksanakan pekerjaan pemeliharaan peralatan.
4. Pemeliharaan peralatan
Dalam melaksanaan pemindahan tanah, pelaksana akan selalu
mengharapkan tersedinya peralatan untuk keperluan operasi dan penyelesaian
pekerjaan yang sesaui dengan waktu yang telah ditetapkan. Hal ini akan dapat
mencapai jika unit peralatan dapat menyediakan alat yang dibutuhkan dan alat
tersebut dapat bekerja dengan baik.
Untuk itu perlu adanya pemeliharaan alat yang baik sehingga alat yang
digunakan sesalu dala m keadaan siap pakai, pekerjaan pemeliharaan meliputu :
a. Pengisian bahan bakar.
b. Pelumasan
c. Testing dan inspeksi
d. Pengecekan accu dan coolingsystem
e. Pengaturan dan penyetelan mesin peralatan
f. Penggantian suku cadang
g. Pembersihan peralatan
2.7. Biaya Kepemilikan Dan Pengoperasian Alat Berat
Di dalam suatu proyek konstruksi alat-alat berat yang digunakan dapat
berasal dari bermacam-macam sumber, antara alain alat berat yang dibeli oleh
kontraktor, alat berat yang disewa-beli oleh kontraktor, dan alat berat yang disewa
oleh kontraktor.
a. Alat berat yang dibeli oleh kontraktor
Kontraktor dapat saja membeli alat berat. Keuntungan dari pebelian ini
adalah biaya pemakaian per jam yang sangat kecil jika alat tersebut
digunakan secara optimal. Dilihat dari segi keuntungan perusahaan,
kepemilikan alat berat merupakan suatu faktor yang penting karena kadang-
kadang pemilik proyek melihat kemampuan suatu kontraktor berdasarkan
alat yang dimilikinya.
54
b. Alat berat yang disewa-beli oleh kontraktor
Alat dapat disewa dari perusahaan penyewaan alat berat. Sewa-beli alat
umumnya dilakukan jika pemakaian alat berat tersebut berlangsung dalam
jangka waktu yang lama. Sewa-beli maksudnya adalah karena jangka waktu
penyewaan yang lama maka pada akhir jasa penyewaan alat tersebut dapat
dibeli oleh pihak penyewa. Biaya pemakaian umumnya lebih tinggi
daripada memiliki alat tersebut, namun terhindar dari resiko biaya
kepemilikan alat berat.
c. Alat berat yang disewa oleh kontraktor
Perbedaan dari alat berat yang disewa dengan disewa-beli adalah dari
lamanya penyewaan. Alat berat yang disewa umumnya dalam jangka waktu
yang tidak lama. Biaya pemakaian alat berat sewa adalah yang tertinggi,
akan tetapi tidak akan berlangsung lama karena penyewaan dilakukan pada
waktu yang singkat.
2.7.1 Biaya Kepemilikan Alat Berat
Biaya kepemilikan alat berat terdiri dari beberapa faktor:
1) Biaya dalam jumlah besar yang dikeluarkan karena membeli alat tersebut.
Jika pemilik meminjam uang dari bank untuk membeli alat tersebut maka
akan ada biaya terhadap bunga pinjaman.
2) Depresiasi alat, sejalan dengan bertambanya umum alat maka ada
penurunan nilai alat.
3) Pajak
4) Biaya yang dikeluarkan pemilik untuk membayar asuransi alat
5) Biaya yang harus dikeluarkan untuk menyediakan tempat penyimpanan alat
berat
Depresiasi adalah penurunan nilai alat yang dikarenakan adanya kerusakan,
pengurangan, dan harga pasaran alat. Perhitungan depresiasi diperlukan untuk
55
mengetahui nilai alat setelah pemakaian alat tersebut selama suatu masa tertentu.
Selain itu bagi pemilik alat, dengan mengitung depresiasi alat tersebut maka
pemilik dapat memperitungkan modal yang akan dikeluarkan di masa alat suda
tidak dapat digunakan dan alat baru arus dibeli.
2.7.1.1 Metode Perhitungan Biaya Kepemilikan
Perhitungan biaya kepemilikan per tahun dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan memperhitungkan bunga dan tanpa memperhitungkan bunga. Biaya
kepemilikan per tahun ditentukan dengan rumus:
a. Dengan memperhitungkan bunga tidak memperhitungkan nilai sisa
- Nilai suku bunga ditentukan dari koefisien suku bunga, A = P
(A/P,i,n) >> i = persen bunga, n = umur alat.
- Nilai suku bunga tidak ditentukan dari koefisien suku bunga Dengan
memperhitungkan nilai sisa
- Nilai suku bunga ditentukan dari koefisien suku bunga, A = P (A/P,i,n) –
F (A/F,i,n) >> i = persen bunga, n = umur alat.
- Nilai suku bunga tidak ditentukan dari koefisien suku bunga
b. Tanpa memperhitungkan bunga
Perhitungan biaya kepemilikan rata-rata tanpa memperhitungkan bunga
ditentukan dengan rumus:
Biaya kepemilikan per tahun dihitung dengan membagi nilai Arata-rata dengan
umur ekonomis alat.
2.7.2 Biaya Pengoperasian Alat Berat
Biaya pengoperasian alat akan timbul setiap saat alat berat dipakai. Biaya
pengoperasian alat berat meliputi biaya bahan bakar, gemuk, pelumas, perawatan
dan perbaikan, serta alat penggerak atau roda. Operator yang menggerakkan alat
juga termasuk dalam biaya pengoperasian alat.
56
a. Bahan Bakar
Jumlah bahan bakar untuk alat berat yang menggunakan bensin atau solar
berbeda-beda. Rata-rata alat berat yang menggunakan bahan bakar bensin 0,06
gallon per hourse-power (hp) per jam, sedangkan alat berat yang menggunakan
bahan bakar solar mengkonsumsi bahan bakar 0,04 gallon per hourse-power (hp)
per jam.. nilai yang didapat kemudian dikalikan dengan factor pengoperasian.
b. Pelumas
Perhitungan penggunaan pelumas per jam biasanya berdasarkan waktu operasi
dan lamanya penggantian pelumas. Perkiraannya dihitung dengan rumus:
c. Roda
Perhitungan depresiasi alat berat beroda ban dengan alat berat beroda crawler
berbeda. Umumnya crawler mempunyai depresiasi sama dengan depresiasi alat
sedangkan ban mempunyai depresiasi lebih pendek daripada umur alat.
57
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Persiapan
Tahap persiapan adalah kegiatan sebelum melakukan pengumpulan dan
pengolahan data, pada tahap ini disusun kegiatan yang harus dilakukan dengan
tujuan untuk mengefektifkan dalam perencanaan.
Berikut persiapan awal yang dilakukan penulis untuk menunjang kelancaran
penyusun Tugas Akhir adalah sebagai berikut :
1. Melengkapi persyaratan administrasi Tugas Akhir.
2. Melengkapi studi pustaka berupa pengumpulan materi sebagai referensi
dalam analisa data.
3. Menentukan kebutuhan data sementara.
4. Mendata instansi-instansi yang akan dijadikan narasumber data.
5. Pengadaan persyaratan administrasi untuk pengumpulan data.
6. Pembuatan proposal penyusunan Tugas Akhir.
7. Presentase data dan rangkuman kerja penyusun Tugas Akhir.
8. Survey lokasi untuk mendapatkan gambaran umum kondisi proyek.
9. Pembuatan jadwal rencana penyusun Tugas Akhir.
3.2 Data Umum Proyek
Pekerjaan : PENINGKATAN DAN PELEBARAN JALAN
RUAS FAEKHU- LO LOLAKHA KECAMATAN
GUNUNGSITOLI SELATAN
Kode Kecamatan : 04 Kec. Gunungsitoli Selatan
Pagu Dana : Rp. 6.075.371.000 (Enam milyar tujuh puluh lima
juta tiga ratus tujuh puluh satu ribu rupiah)
Masa pelaksanaan : 210 Hari kalender
58
Gambar 3.1 Denah Lokasi Pekerjan
59
3.3 Tahap Perencanaan
Diagram alir Tugas Akhir adalah sejumlah kerangka dasar yang
membentuk tahapan kerja dan berfungsi sebagai pedoman umum untuk membawa
proses penyusunan Tugas Akhir. Kerangka dan prosedur perancangan diterangka
dalam Diagram Alir.
No
Yes
Gambar 3.1 Diagram Alir
Mulai
Pengamatan Dilapangan
Pengumpulan data
a. Gambar kerja
b. Gambar proyek
c. Data alat berat
d. Time schedul
Check kelengkapan
Data
Studi Pustaka
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Pengolahan Data dan Pembahasan
Menghitung kapasitas produksi masing-masing alat berat
yang digunakan untuk pekerjaan perkerasan
Menghitung waktu kerja masing-masing alat berat
berdasarkan jumlah alat yang tersedia
Menghitung biaya pengadaan dan pengoperasian alat berat
berdasarkan jumlah alat yang tersedia dan berdasarkan
jumlah alat ideal
Menghitung waktu kerja masing-masing alat berat
berdasarkan jumlah alat ideal
60
3.4 Pengumpulan Data
Adapun metode dalam pengumpulan data yaitu metode observasi dan metode
literatur. Metode observasi yaitu metode yang bertujuan mengamati
mengumpulkan, mengidentifikasi dan mengolah data hasil pengamatan di
lapangan.
Metode literatur yaitu metode yang bertujuan mengumpulkan, mengidentifikasi
dan mengolah data tertulis dan metode kerja yang digunakan.
a. Mengadakan studi pendahuluan.
b. Mengadakan studi kepustakaan.
c. Praktik langsung kelapangan, wawancara.
d. Prosedur pengumpulan data di lapangan adalah berdiskusi kepada
pengawas di lapangan, konsultan pelaksana.
e. Pengamatan langsung di lokasi proyek kemudian mendokumentasikan
kegiatan yang dilaksanakan di lapangan.
Adapun data yang diperlukan antara lain :
a. Gambar kerja
b. Gambar proyek
c. Data alat berat
d. Time schedul
3.5 Pengolahan Data dan pembahasan
Langkah berikutnya setelah proses pengambilan data dilapangan adalah
melakukan pengolahan data. Data yang disesuaikan dengan jenis analisis yang
akan dilakukan data tersebut nantinya menggunakan dalam menganalisis
produktivitas dan efektivitas dari masing-masing alat berat pada pekerjaan
perkerasan lentur pembangunan ruas jalan Binaka-Hetalu Kecamatan
Gunungsitoli Idanoi (DBH provinsi).
Pengolahan data dilakukan berdasarkan data-data yang dibutuhkan,
selanjutnya dikelompokkan sesuai identifikasi tujuan permasalahan, sehingga
61
diperoleh analisis yang efektiv dan terarah. Adapun analisis yang dilakukan
adalah :
a. Analisis perhitungan Produktivitas masing-masing alat berat
Perhitungan volume pekerjaan
Perhitungan kapasitas produksi alat berat
b. Menghitung waktu yang dibutuhkan masing-masing alat berat
c. Menghitung biaya pengadaan dan pengoperasian alat berat
Perhitungan waktu pemakaian alat
Perhitungan biaya pasti
62
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Volume Pekerjaan Lapis Perkerasan Aspal
Pekerjaan pada proyek peningkatan dan pelebaran jalan ruas Faekhu- Lololakha
Kecamatan Gunungsitoli Selatan adalah pekerjaan galian, timbunan, drainase, dan
pengaspalan. Hal yang dianalisis dalam pembahasan ini yaitu produktivitas alat berat
pada pekerjaan perkerasan.
- Panjang Jalan = STA 0 + 000 – STA. 2+ 693
- Lebar Jalan lama = 3.00 meter
- Lebar Jalan Rencana = 4.00 meter
- Base B = 25 cm = 0,25 m
- Base A = 15 cm = 0,15 m
- Lataston (HRS-Base) = 6 cm = 0, 06 m
Gambar 4.1 Desain Typical Crossection
63
Pada perhitungan volume pekerjaan ada tiga yaitu, volume pekerjaan pada base
B, volume pekerjaan pada base A dan Volume pekerjaan pada Lataston (HRS-Base).
HRS (Hot Rolled Sheet) atau lapis tipis beton campuran aspal panas (LATASTON)
merupakan lapisan permukaan non struktural yang memiliki agregat gradasi senjang,
filler dan aspal keras dengan perbandingan tertentu yang dicampur dan dipadatkan
dalam keadaan panas.
Gambar 4.2 Desain Perencanaan Perkerasan Asphal
4.1.1 Volume Pekerjaan Base – B
Pada pekerjaan Base – B terdapat ukuran tebal lapis = 0,25 m, Panjang jalan
2693 m, dan lebar jalan untuk pelebaran 0,6 m pada masing-masing sisi (Kiri & Kanan).
Pada perhitungan volume dihitung setiap persegmen yaitu pada STA. 0 + 000 -
STA. 0 + 150: Panjang x Tebal x Lebar x 2 (sisi kiri dan kanan), (150 x 0,25 x 0,6) x 2
= 45 m3. Maka perhitungan selanjutnya dilakukan kesegmen berikutnya sampai pada
STA. 2+ 693. Dari hasil perhitungan dari Tabel 4.1 di bawah maka didapat :
volume pekerjaan sebesar = 807.9 m3 (Tabel 4.1 halaman 60)
faktor gembur material agregat = 1,20
volume pekerjaan gembur = faktor gembur x volume base-b
= 1,20 x 807.9 m3
= 969,48 m3
64
Tabel 4.1 Volume Pekerjaan Base – B, Tebal : 25 Cm, Lebar : 60 cm (kr,kn)
No. Stasion Panjang
(m)
tebal
(m)
L
(m)
kiri &
kanan
Volume
(m3)
1 STA. 0 + 000 s/d STA. 0 + 150 150 0.25 0.6 2 45
2 STA. 0 + 150 s/d STA. 0 + 300 150 0.25 0.6 2 45
3 STA. 0 + 300 s/d STA. 0 + 450 150 0.25 0.6 2 45
4 STA. 0 + 450 s/d STA. 0 + 600 150 0.25 0.6 2 45
5 STA. 0 + 600 s/d STA. 0 + 750 150 0.25 0.6 2 45
6 STA. 0 + 750 s/d STA. 0 + 900 150 0.25 0.6 2 45
7 STA. 0 + 900 s/d STA. 1 + 050 150 0.25 0.6 2 45
8 STA. 1 + 050 s/d STA. 1 + 200 150 0.25 0.6 2 45
9 STA. 1 + 200 s/d STA. 1 + 350 150 0.25 0.6 2 45
10 STA. 1 + 350 s/d STA. 1 + 500 150 0.25 0.6 2 45
11 STA. 1+ 500 s/d STA. 1 + 650 150 0.25 0.6 2 45
12 STA. 1 + 650 s/d STA. 01+ 800 150 0.25 0.6 2 45
13 STA. 1 + 800 s/d STA. 1 + 950 150 0.25 0.6 2 45
14 STA. 1 + 950 s/d STA. 2 + 100 150 0.25 0.6 2 45
15 STA. 2 + 100 s/d STA. 2 + 250 150 0.25 0.6 2 45
16 STA. 2 + 250 s/d STA. 2 + 400 150 0.25 0.6 2 45
17 STA. 2 + 400 s/d STA. 2 + 550 150 0.25 0.6 2 45
18 STA. 2 + 550 s/d STA. 2 + 693 143 0.25 0.6 2 42.9
TOTAL VOLUME 807.9
4.1.2 Volume Pekerjaan Base – A
Pada pekerjaan Base – A terdapat ukuran tebal lapis = 0,15m, Panjang jalan
2693 m, dan lebar jalan 4 m.
Pada perhitungan volume dihitung setiap persegmen yaitu pada STA. 0 + 000 -
STA. 0 + 150: Panjang x Tebal x Lebar, (150 x 0,15 x 4) = 90 m3. Maka perhitugan
selanjutnya dilakukan kesegmen berikutnya sampai pada STA. 2+ 693. Dari hasil
perhitungan dari Tabel 4.2 dibawah maka didapat :
volume pekerjaan sebesar = 1615.8 m3 (Tabel 4.2 halaman 61)
faktor gembur material agregat = 1,20
volume pekerjaan gembur = faktor gembur x volume base- a
= 1,20 x 1615.8 m3
= 1938,96 m
3
65
Tabel 4.2 Volume Pekerjaan Base – A, Tebal : 15 Cm
No. Stasion Panjang
(m)
tebal
(m) L (m)
Volume
(m3)
1 STA. 0 + 000 s/d STA. 0 + 150 150 0.15 4 90
2 STA. 0 + 150 s/d STA. 0 + 300 150 0.15 4 90
3 STA. 0 + 300 s/d STA. 0 + 450 150 0.15 4 90
4 STA. 0 + 450 s/d STA. 0 + 600 150 0.15 4 90
5 STA. 0 + 600 s/d STA. 0 + 750 150 0.15 4 90
6 STA. 0 + 750 s/d STA. 0 + 900 150 0.15 4 90
7 STA. 0 + 900 s/d STA. 1 + 050 150 0.15 4 90
8 STA. 1 + 050 s/d STA. 1 + 200 150 0.15 4 90
9 STA. 1 + 200 s/d STA. 1 + 350 150 0.15 4 90
10 STA. 1 + 350 s/d STA. 1 + 500 150 0.15 4 90
11 STA. 1+ 500 s/d STA. 1 + 650 150 0.15 4 90
12 STA. 1 + 650 s/d STA. 01+ 800 150 0.15 4 90
13 STA. 1 + 800 s/d STA. 1 + 950 150 0.15 4 90
14 STA. 1 + 950 s/d STA. 2 + 100 150 0.15 4 90
15 STA. 2 + 100 s/d STA. 2 + 250 150 0.15 4 90
16 STA. 2 + 250 s/d STA. 2 + 400 150 0.15 4 90
17 STA. 2 + 400 s/d STA. 2 + 550 150 0.15 4 90
18 STA. 2 + 550 s/d STA. 2 + 693 143 0.15 4 85.8
TOTAL VOLUME 1615.8
4.1.3 Volume Pekerjaan Lapis Pondasi Lataston (HRS-Base)
Pada pekerjaan Lapis Pondasi Lataston (HRS-Base) terdapat ukuran tebal lapis
= 0,06 m, Panjang jalan 2693 m, dan lebar jalan 4 m.
Pada perhitungan volume dihitung setiap persegmen yaitu pada STA. 0 + 000 -
STA. 0 + 150 : Panjang x Tebal x Lebar, (150 x 0,06 x 4) = 36 m3. Maka perhitugan
selanjutnya dilakukan kesegmen berikutnya sampai pada STA. 2+ 693. Dari hasil
perhitungan dari Tabel 4.3 dibawah maka didapat :
volume padat = 646.32 m3 (Tabel 4.3 halaman 62)
Berat Jenis Lataston = 2,23 ton/ m3 (Lampiran 2)
Volume pekerjaan gembur = 1,20 x 646,32 m3
= 775,5 m
3
Berat volume pekerjaan = 646,32 m3 x 2,23 ton/ m
3
= 1441,29 ton
66
Tabel 4.3 Volume Pekerjaan Lapis Pondasi Lataston (HRS-Base) Tebal : 6 Cm
No. Stasion Panjang
(m) T (m) L (m)
Volume
(m3)
1 STA. 0 + 000 s/d STA. 0 + 150 150 0.06 4 36
2 STA. 0 + 150 s/d STA. 0 + 300 150 0.06 4 36
3 STA. 0 + 300 s/d STA. 0 + 450 150 0.06 4 36
4 STA. 0 + 450 s/d STA. 0 + 600 150 0.06 4 36
5 STA. 0 + 600 s/d STA. 0 + 750 150 0.06 4 36
6 STA. 0 + 750 s/d STA. 0 + 900 150 0.06 4 36
7 STA. 0 + 900 s/d STA. 1 + 050 150 0.06 4 36
8 STA. 1 + 050 s/d STA. 1 + 200 150 0.06 4 36
9 STA. 1 + 200 s/d STA. 1 + 350 150 0.06 4 36
10 STA. 1 + 350 s/d STA. 1 + 500 150 0.06 4 36
11 STA. 1+ 500 s/d STA. 1 + 650 150 0.06 4 36
12 STA. 1 + 650 s/d STA. 01+ 800 150 0.06 4 36
13 STA. 1 + 800 s/d STA. 1 + 950 150 0.06 4 36
14 STA. 1 + 950 s/d STA. 2 + 100 150 0.06 4 36
15 STA. 2 + 100 s/d STA. 2 + 250 150 0.06 4 36
16 STA. 2 + 250 s/d STA. 2 + 400 150 0.06 4 36
17 STA. 2 + 400 s/d STA. 2 + 550 150 0.06 4 36
18 STA. 2 + 550 s/d STA. 2 + 693 143 0.06 4 34.32
TOTAL VOLUME 646.32
4.2. Produktivitas Masing-masing Alat Berat
4.2.1 Produktivitas Alat Berat Pada Pekerjaan Base-B
URUTAN KERJA
1 Wheel Loader mencampur dan memuat Agregat ke
dalam Dump Truck di Base Camp
2 Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi
pekerjaan dan dihampar dengan Motor Grader
3 Hamparan Agregat disiram dengan Water Tank
Truck sebelum dipadatkan dengan Tandem
Roller
4 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan
merapikan tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan Alat Bantu
Sumber : Data proyek Faekhu-Lololakha, 2019.
67
4.2.1.1 Wheel Loader
Tabel 4.4 Kapasitas Produksi Wheel Loader Pada Pekerjaan Base-B
Alat Berat Simbol Kap. Satuan
WHEEL LOADER Tipe (E15)
Kapasitas bucket
V 1.5 m3
Faktor bucket
Fb 0.85 -
Faktor efisiensi alat
Fa 0.83 -
Waktu Siklus T1 + T2 + T3
Ts1
- Kecepatan maju rata
rata
Vf 10 km/jam
- Kecepatan kembali rata rata
Vr 15 km/jam
- Muat ke Bin = (l x 60) / Vf
T1 0.3 menit
- Kembali ke Stock pile = (l x 60) / Vr
T2 0.2 menit
- Lain - lain (waktu
pasti)
T3 0.65 menit
Ts1 1.15 menit
Kap. Prod./jam = V x Fb x Fa x 60 Q1 55,21 m3
Ts
Koefisien Alat / ton = 1 : Q1 (E15) 0.008 Jam
Sumber : Data proyek Faekhu-Lololakha, 2019.
Sedangkan analisa peralatan berdasarkan perhitungan di lapangan adalah:
Kapasitas produksi per jam (Q1) =
=
= 55,21 m³/jam
Kapasitas produksi per hari = 55,21 m³/jam x 7 jam efektif/hari
= 386,49 m³/hari
68
4.2.1.2 Dump Truck
Tabel 4.5 Kapasitas Produksi Dump Truck Pada Pekerjaan Base-B
Alat berat Simbol Kap. Satuan
DUMP TRUCK Tipe (E08)
Kapasitas bak
V 3.5 ton
Faktor Efisiensi alat
Fa 0.80 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 20 km/jam
Kecepatan rata-rata kosong
v2 30 km/jam
Waktu Siklus :
- Waktu memuat = V x 60/Q1 x Bil T1 2,51 menit
- Waktu tempuh isi = (L : v1) x 60 menit T2 47.04 menit
- Waktu tempuh kosong = (L : v2) x 60 menit T3 31.36 menit
- dan lain-lain
T4 2 menit
Ts2 82.91 menit
Kap. Prod. / jam = V x Fa x 60
Q2 1.32 m3
Ts x Bil
Koefisien Alat / m3 = 1 : Q2 - 0.846914 jam
Sumber : Data proyek Faekhu-Lololakha, 2019.
Sedangkan analisa peralatan berdasarkan perhitungan di lapangan adalah:
1. Waktu siklus dump truck (Ts) = -
- waktu muat (t1) =
=
= 2,51 menit
- waktu tempuh isi (t2) = L
= 47,04 menit
- waktu tempuh kosong (t3) = L
= 31,36 menit
- waktu lain-lain (t4) = 2 menit
2. Jumlah rit =
=
= 5 rit
69
3. Kapasitas produksi per hari = (V/Bil) x Fa x 5 rit
= (3,5/1,51) x 0,8 x 5 rit
= 9,27 m3/hari
Catatan :
1. Waktu kerja efektif perhari adalah 7 jam
2. 1,51 adalah berat isi lepas, (Lampiran 2)
4.2.1.3 Motor Grader
Tabel 4.6 Kapasitas Produksi Motor Grader Pada Pekerjaan Base-B
Alat Berat Simbol Kap. Satuan
MOTOR GRADER Tipe (E13)
Panjang hamparan
Lh 50 m
Lebar efektif kerja blade
b 2.4 m
Faktor Efisiensi alat
Fa 0.83 -
Kecepatan rata-rata alat
v 4 km/jam
Jumlah lintasan
n 6 lintasan
Lajur lintasan
N 2
Lebar Overlap
bo 0.3 m
Waktu Siklus :
Ts3
- Perataan 1 lintasan = Lh : (v x 1000) x 60 T1 0.75 menit
- Lain-lain
T2 1 menit
Ts3 1.75 menit
Kap. Prod. / jam = Lh x (n(b-bo)+bo) x t x Fa x 60 Q3 162.98 m3
N x n x Ts
Koefisien Alat / m3 = 1 : Q3 (E13) 0.004259 jam
Sumber : Data proyek Faekhu-Lololakha, 2019.
Sedangkan analisa peralatan berdasarkan perhitungan di lapangan adalah:
Kapasitas produksi per jam (Q) =L ( - )
= ( - )
= 290,61 m³/jam
70
Kapasitas produksi perhari = 290,61 x 7 jam kerja
= 2034,33 m3/hari
Catatan :
Pada pekerjaan penghamparan dan pemadatan untuk mencapai tebal 0,25 m padat, maka
dilakukan secara 2 tahap yaitu tahap pertama dilakukan penghamparan setebal 0,19 m
untuk mendapatkan tebal 0,13 m dalam keadaan padat, dan tahap kedua dilakukan
sesuai dengan tahap pertama.
4.2.1.4 Three Wheel Roller
Tabel 4.7 Kapasitas Produksi Three Wheel Roller Pada Pekerjaan Base-B
Alat Berat
Simbol Kap. Satuan
THREE WHEEL ROLLER Tipe (E16)
Kecepatan rata-rata alat
V 2.5 km / Jam
Lebar efektif pemadatan
b 1.4 M
Jumlah lintasan
n 12 lintasan
Lajur lintasan
N 2
Lebar Overlap
bo 0.3 m
Faktor Efisiensi alat
Fa 0.83 -
Apabila
Kap. Prod. / jam = be x v x 1000 x t x Fa
Q3 44.09 m3
N
Koefisien Alat / m3 = 1 : Q3 (E16) 0.02 Jam
Sumber : Data proyek Faekhu-Lololakha, 2019.
Sedangkan analisa peralatan berdasarkan perhitungan di lapangan adalah:
Kapasitas produksi per jam (Q) =
=
= 31,47 m³/jam
Kapasitas produksi per hari = 31,47 m³/jam x 7 jam efektif/hari
= 220,29 m³/hari
71
Pada pekerjaan pemadatan dilakukan 2 tahap untuk memenuhi kepadatan 0,25 m.
4.2.1.5 Water Tank Truck
Tabel 4.8 Kapasitas Produksi Water Tank Truck Pada Pekerjaan Base-B
Alat Berat
Simbol Kap. Satuan
WATER TANK TRUCK Tipe (E23)
Volume Tangki Air
V 1.4 m3
Kebutuhan air / m3 agregat padat
Wc 0.08 m3
Faktor Efiesiensi Alat
Fa 0.83 -
Kapasitas pompa air
Pa 100 liter/menit
Kap. Prod. / jam = pa x Fa x 60
Q5 23.71 m3
1000 x Wc
Koefisien Alat / m3 = 1 : Q5 (E23) 0.04 jam
Sumber : Data proyek Faekhu-Lololakha, 2019.
Sedangkan analisa peralatan berdasarkan perhitungan di lapangan adalah:
Kapasitas produksi per jam (Q) =
=
= 62,25 m3/jam
Kapasitas produksi per hari = 62,25 m³/jam x 7 jam efektif/hari
= 435,75 m³/hari
72
4.2.2 Produktivitas Alat Berat Pada Pekerjaan Base-A
URUTAN KERJA
1 Wheel Loader memuat Agregat campuran ke
dalam Dump Truck di Base Camp
2 Dump Truck mengangkut Agregat kelas A ke lokasi
pekerjaan dan dihampar dengan Motor Grader
3 Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank
Truck sebelum dipadatkan dengan Tandem
Roller
4 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan
merapikan tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan Alat Bantu
Sumber : Data proyek Faekhu-Lololakha, 2019.
4.2.2.1 Wheel Loader
Tabel 4.9 Kapasitas Produksi Wheel Loader Pada Pekerjaan Base-A
Alat Berat Simbol Kap. Satuan
WHEEL LOADER Tipe (E15)
Kapasitas bucket
V 1.5 m3
Faktor bucket
Fb 0.85 -
Faktor efisiensi alat
Fa 0.83 -
Waktu Siklus T1 + T2 + T3
Ts1
- Kecepatan maju rata
rata
Vf 10 km/jam
- Kecepatan kembali rata rata
Vr 15 km/jam
- Muat ke Bin = (l x 60) / Vf
T1 0.3 menit
- Kembali ke Stock pile = (l x 60) / Vr
T2 0.2 menit
- Lain - lain (waktu
pasti)
T3 0.65 menit
Ts1 1.15 menit
Kap. Prod./jam = V x Fb x Fa x 60 Q1 55,21 m3
Ts
Koefisien Alat / ton = 1 : Q1 (E15) 0.008 Jam
Sumber: Data proyek Faekhu-Lololakha, 2019.
Sedangkan analisa peralatan berdasarkan perhitungan di lapangan adalah:
Kapasitas produksi per jam (Q1) =
=
= 55,21 m³/jam
73
Kapasitas produksi per hari = 55,21 m³/jam x 7 jam efektif/hari
= 386,49 m³/hari
4.2.2.2 Dump Truck
Tabel 4.10 Kapasitas Produksi Dump Truck Pada Pekerjaan Base-A
Alat Berat
Simbol Kap. Satuan
DUMP TRUCK Tipe (E08)
Kapasitas bak
V 3.5 ton
Faktor Efisiensi alat
Fa 0.8 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 20 km/jam
Kecepatan rata-rata kosong
v2 30 km/jam
Waktu Siklus :
- Waktu memuat = V x 60/Q1 x Bil T1 2,51 menit
- Waktu tempuh isi = (L : v1) x 60 menit T2 47.04 menit
- Waktu tempuh kosong = (L : v2) x 60
menit T3 31.36 menit
- lain-lain
T4 2 menit
Ts2 82.91 menit
Kap. Prod. / jam = V x Fa x 60
Q2 1.32 m3
Ts x Bil
Koefisien Alat / m3 = 1 : Q2 (E08) 0.87 jam
Sumber : Data proyek Faekhu-Lololakha, 2019.
Sedangkan analisa peralatan berdasarkan perhitungan di lapangan adalah:
1. Waktu siklus dump truck (Ts) = -
- waktu muat (t1) =
=
= 2,51 menit
- waktu tempuh isi (t2) = L
= 47,04 menit
- waktu tempuh kosong (t3) = L
= 31,36 menit
- waktu lain-lain (t4) = 2 menit
74
2. Jumlah rit =
=
= 5 rit
3. Kapasitas produksi per hari = (V/Bil) x Fa x 5 rit
= (3,5/1,51) x 0,8 x 5 rit
= 9,27 m3/hari
4.2.2.3 Motor Grader
Tabel 4.11 Kapasitas Produksi Motor Grader Pada Pekerjaan Base-A
Alat Berat Simbol Kap. Satuan
MOTOR GRADER
Tipe
(E13)
Panjang hamparan
Lh 50 m
Lebar efektif kerja blade
b 2.4 m
Faktor Efisiensi alat
Fa 0.83 -
Kecepatan rata-rata alat
V 4 km/jam
Jumlah lintasan
n 6 lintasan
Lajur lintasan
N 2
Lebar Overlap
bo 0.3 m
Waktu Siklus :
Ts3
- Perataan 1 lintasan = Lh : (v x 1000) x 60 T1 0.75 menit
- Lain-lain
T2 1 menit
Ts3 1.75 menit
Kap. Prod. / jam = Lh x (n(b-bo)+bo) x t x Fa x 60 Q3 184,03 m3
N x n x Ts3
Koefisien Alat / M3 = 1 : Q3 (E13) 0.004 jam
Sumber : Data proyek Faekhu-Lololakha, 2019.
Sedangkan analisa peralatan berdasarkan perhitungan di lapangan adalah:
a. Jenis alat = Motor Grader
b. Lebar kerja efektif (b) = 2,4 m
c. Tebal lapis agregat padat = 0,15 m
d. Faktor gembur = 1,51 (Lampiran 2)
e. Tebal lapis agregat gembur (t) = 0,15 m x 1,51 = 0,22
75
Kapasitas produksi per jam (Q) = L ( - )
= ( - )
= 336,5 m³/jam
Kapasitas produksi per hari = 336,5 m³/jam x 7 jam efektif/jam
= 2355,54 m³/hari
4.2.2.4 Tandem Roller
Tabel 4.12 Kapasitas Produksi Tandem Roller Pada Pekerjaan Base-A
Alat Berat Simbol Kap. Satuan
TANDEM ROLLER Tipe (E17)
Kecepatan rata-rata alat
v 3.5 km/jam
Lebar efektif pemadatan
b 1.4 m
Jumlah lintasan
n 6 lintasan
Jumlah lajur lintasan
N 3
Lebar overlap
bo 0.3 m
Faktor Efisiensi alat
Fa 0.83 -
Kap. Prod. / jam = be x v x 1000 x t x Fa Q4 56,17 m3
n
Koefisien Alat / M3 = 1 : Q4 (E19) 0.015 jam
Sumber : Data proyek Faekhu-Lololakha, 2019.
Sedangkan analisa peralatan berdasarkan perhitungan di lapangan adalah:
a. Jenis alat = Tandem Roller SAKAI
b. Lebar pemadatan efektif (be) = b-bo (1,7 m-0,30 m) = 1,4
c. Tebal lapis agregat padat (t) = 0,15 m
d. Berat isi padat = 1,81 ton/m3 (Lampiran 2)
Kapasitas produksi per jam (Q) =
=
= 56,17 m³/jam
76
Kapasitas produksi per hari = 101,68 m³/jam x 7 jam efektif/hari
= 393,21 m³/hari
4.2.2.5 Water Tank Truck
Tabel 4.13 Kapasitas Produksi Water Tank Truck Pada Pekerjaan Base-A
Alat Berat Simbol Kap. Satuan
WATER TANK TRUCK
Tipe (E23)
Volume tanki air
V 1.5 m3
Kebutuhan air / M3 agregat padat Wc 0.07 m3
Kapasitas pompa air
pa 100 liter/menit
Faktor Efisiensi alat
Fa 0.83 -
Kap. Prod. / jam = pa x Fa x 60
Q5 71.14 m3
1000 x Wc
Koefisien Alat / M3 = 1 : Q5
(E23) 0.014 jam
Sumber : Data proyek Faekhu-Lololakha, 2019.
Sedangkan analisa peralatan berdasarkan perhitungan di lapangan adalah:
Kapasitas produksi per jam (Q) =
=
= 62,25 m3/jam
Kapasitas produksi per hari = 62,25 m³/jam x 7 jam efektif/hari
= 435,75 m³/hari
77
4.2.3 Produktivitas Alat Berat Pada Pekerjaan Lapis Pondasi (HRS-Base)
URUTAN KERJA
1 Wheel Loader memuat Agregat ke dalam
Cold Bin AMP
2 Agregat dan aspal dicampur dan dipanaskan
dengan AMP untuk dimuat langsung ke dalam
Dump Truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan
3 Campuran panas HRS dihampar dengan Finisher
dan dipadatkan dengan Tandem (Awal & Akhir) dan
Pneumatic Tire Roller (Intermediate Rolling)
4 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan
merapikan tepi hamparaan dengan menggunakan
Alat Bantu
Sumber : Data proyek Faekhu-Lololakha, 2019.
4.2.3.1 Wheel Loader
Tabel 4.14 Kapasitas Produksi Wheel Loader Pada Pekerjaan Lataston (HRS-
Base)
Alat Berat Simbol Kap. Satuan
WHEEL LOADER Tipe (E15)
Kapasitas bucket
V 1.5 m3
Faktor bucket
Fb 0.85 -
Faktor efisiensi alat
Fa 0.83 -
Waktu Siklus T1 + T2 + T3
Ts1
- Kecepatan maju rata rata
Vf 10 km/jam
- Kecepatan kembali rata rata
Vr 15 km/jam
- Muat ke Bin = (l x 60) / Vf
T1 0.3 Menit
- Kembali ke Stock pile = (l x 60) / Vr
T2 0.2 Menit
- Lain - lain (waktu pasti)
T3 0.75 Menit
Ts 1.25 Menit
Kap. Prod./jam = V x Fb x Fa x 60 Q1 50,97 Ton
Ts
Koefisien Alat / ton = 1 : Q1 (E15) 0.009 Jam
Sumber : Data proyek Faekhu-Lololakha, 2019.
Sedangkan analisa peralatan berdasarkan perhitungan di lapangan adalah:
1. Waktu siklus wheel loader (Ts) = 1,25 menit
- waktu memuat ke bin (t1) =
78
= 0,3 menit
- waktu kembali ke stoke pile (t2) =
= 0,2 menit
- waktu penyesuaian posisi alat (t3) = 0,75 menit
2. - Kapasitas produksi per jam (Q) =
=
= 50,79 m³/jam
- Kapasitas produksi per hari = 50,79 m³/jam x 7 jam efektif/hari
= 335,57 m³/hari
Keterangan:
Nilai kapasitas bucket (V) yang digunakan di lapangan, didapat berdasarkan
spesifikasi alat berat wheel loader/XGMA (Lihat lampiran).
Jenis material yang digunakan adalah agregat dan aspal.
Tabel 4.15 Faktor Pengisian Bucket Wheel Loader
Memuat Kondisi Faktor Pengisian Bucket (Fb)
Pengisian mudah 1,00 - 1,10
Rata-rata memuat 0,85 - 0,95
Agak susah loading 0,80 - 0,85
Pemuatan sulit 0,75 - 0,80
Sumber : Alat-alat berat dan penggunaannya, (Rochmanhadi, 1985).
Berdasarkan dari supervisor lapangan, faktor efisiensi kerja alat (Fa) yang dipakai di
lapangan sebagai berikut:
79
Tabel 4.16 Faktor Efisiensi Alat Wheel Loader
Kondisi
operasi alat
Pemeliharaan alat
Baik sekali Baik Sedang Buruk Buruk sekali
Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32
Sumber : M. Sjachdirin,(1998).
4.2.3.2 Asphalt Mixing Plant (AMP)
Tabel 4.17 Produktivitas AMP
Alat Berat Simbol Kap. Satuan
ASPHALT MIXING PLANT (AMP) Tipe (E01)
Kapasitas produksi
V 60.00
ton /
Jam
Faktor Efisiensi alat
Fa 0.83 -
Kap.Prod. / jam = V x Fa
Q2 49.80 Ton
Koefisien Alat / ton = 1 : Q2 (E01) 0.02 Jam
Sumber : Data proyek Faekhu-Lololakha, 2019.
Untuk perhitungan hasil analisa lapangan yaitu:
Kapasitas produksi per jam (Q) = V x Fa
= 60 ton/jam x 0,83
= 49,80 ton
Kapasitas produksi per hari = 49,80 x 7 jam efektif/hari
= 348,6 ton/hari
80
4.2.3.3 Dump Truck
Tabel 4.18 Produktivitas Dump Truck
Alat Berat Simbol Kap. Satuan
DUMP TRUCK (DT)
Tipe
(E08)
Kapasitas bak
V 3.5 Ton
Faktor Efisiensi alat
Fa 0.8 -
Kecepatan rata-rata bermuatan
v1 20
Km /
Jam
Kecepatan rata-rata kosong
v2 30
km /
Jam
Kapasitas AMP / batch
Q2b 1 Ton
Waktu menyiapkan 1 batch ATB
Tb 1 menit
Waktu Siklus
Ts2
- Mengisi Bak = (V : Q2b) x Tb
T1 3.5 menit
- Angkut = (L : v1) x 60 menit
T2 47.04 Menit
- Tunggu + dump + Putar
T3 15 Menit
- Kembali = (L : v2) x 60 menit
T4 31.36 Menit
Ts2 96.89 Menit
Kap.Prod. / jam = V x Fa x 60
Q4 1.07 Ton
Ts x D
Koefisien Alat / ton = 1 : Q4 (E08) 0.57 Jam
Sumber : Data Proyek Faekhu-Lololakha, 2019.
Adapun hasil analisa di lapangan yaitu:
1. Waktu siklus dump truck (Ts) = -
- waktu mengisi bak (t1) =
=
= 3,5 menit
- waktu mengangkut (t2) = L
= 47,04 menit
- waktu tunggu + Dump + Putar (t3) = L
= 15 menit
- waktu kembali(t4) = 31.36 menit
81
2 . Jumlah rit =
=
= 4,33 rit = 5 rit
3. Kapasitas produksi per jam (Q) = v x fa x 5 rit
= 3,5 ton x 0,8 x 5 rit
= 6,27 m3/hari
= 14 ton/hari
= 14 ton/1,85 ton/ m3
= 7,56 m3/
hari
Keterangan:
Nilai kapasitas bucket (V) yang digunakan dilapangan, didapat berdasarkan
spesifikasi alat berat dump truck 3,50 Ton/Mitshubishi (Lihat lampiran 2).
Jenis material yang digunakan adalah Lataston
Perhitungan waktu siklus dump truck berdasarkan pengamatan pada saat praktik
kerja di lapangan yaitu:
= waktu mengisi bak + waktu angkut + waktu kembali + waktu tunggu
= 47,02 menit + 15 menit + 31,15 menit
= 96,89 menit
Tabel 4.19 Waktu Siklus Dump Truck Berdasarkan Hasil Pengamatan di
Lapangan
No.
Pengamatan
Waktu
Mengisi Bak
(menit)
Waktu
Mengangkut
(menit)
Waktu
Kembali
(menit)
Waktu
Tunggu
(menit)
1 10 30 15 20
2 10,1 29 15 19
3 9,8 30 14 19
4 10 31 15 21
5 10,2 30 16 21
Rata - rata 10 30 15 20
Sumber : Pengamatan langsung di lapangan, 2019
82
Berdasarkan dari supervisor lapangan dan praktik kerja lapangan faktor efisiensi
kerja alat (Fa) yang dipakai di lapangan sebagai berikut:
Tabel 4.20 Faktor Efisiensi Alat Dump Truck
Kondisi
Operasi Alat
Pemeliharaan Alat
Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk
Sekali
Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32
Sumber : M. Sjachdirin, (1998).
4.2.3.4 Asphalt Finisher
Tabel 4.21 Produktivitas Asphalt Finisher
Alat Berat Simbol Kap. Satuan
ASPHALT FINISHER Tipe (E02)
Kecepatan menghampar
V 20 m/menit
Faktor efisiensi alat
Fa 0.83 -
Lebar hamparan
b 3.15 Meter
Kap.Prod. / jam = V x b x 60 x Fa x t x D Q5 244.87 Ton
Koefisien Alat / ton = 1 : Q5 (E02) 0.004 Jam
Sumber : Data proyek Faekhu-Lololakha, 2019.
Analisa perhitungan asphalt finisher:
a. Jenis alat = Asphalt finisher SUMITOMO
b. Kecepatan menghampar (v) = 20 m/menit
c. Lebar hamparan (b) = 4 m
d. Berat jenis HRS Base (D) = 2,23 ton/m³
e. Tebal lapis padat = 0,06 m
f. Tebal lapis gembur = 0,06 m x 1,51 = 0,062 m
g. Kapasitas produksi per jam (Q) = v x b x 60 x Fa x t x D
= 20 x 4 x 60 x 0,83 x 0,062 x 2,23
= 804,91 m³/1,85
83
h. Kapasitas produksi per hari = 435,08 m³ x 7 jam efektif/hari
= 3045,56 m³/hari
Keterangan:
Jenis material yang digunakan adalah agregat dan aspal
Berdasarkan dari supervisor lapangan, faktor efisiensi kerja alat (Fa) yang dipakai di
lapangan sebagai berikut:
Tabel 4.22 Faktor Efisiensi Alat Asphalt Finisher
Kondisi
Operasi Alat
Pemeliharaan Alat
Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali
Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32
Sumber : M. Sjachdirin,(1998).
4.2.3.5 Tandem Roller
Tabel 4.23 Produktivitas Tandem Roller
Alat Berat Simbol Kap. Satuan
TANDEM ROLLER Tipe (E17)
Kecepatan rata-rata alat
V 3.5 km / Jam
Lebar efektif pemadatan
B 1.4 m
Jumlah lintasan
n 6 Lintasan
Jumlah lajur lintasan
N 3
Lebar overlap
Bo 0.3 m
Faktor Efisiensi alat
Fa 0.83 -
Kap. Prod./jam = be x v x 1000 x t x Fa Q6 63.48 Ton
¤ N
Koefisien Alat / ton = 1 : Q6 (E17) 0.015 Jam
Sumber : Data proyek Faekhu-Lololakha, 2019.
Sedangkan analisa peralatan berdasarkan perhitungan di lapangan adalah:
a. Jenis alat = Tandem Roller SAKAI
b. Lebar pemadatan efektif (be) = b-bo (1,7 m-0,30 m) = 1,4
c. Berat jenis bahan HRS Base (D) = 2,23 ton/m³
84
d. Tebal lapis HRS Base padat (t) = 0,06 m (halaman 58)
Kapasitas produksi per jam (Q) (padat) =
=
= 18,23 m³/jam
Kapasitas produksi per hari (padat) = 18,23 m³/jam x 7 jam efektif/hari
= 127,66 m³/hari
Keterangan:
Lebar roller yang digunakan dilapangan sesuai dengan spesifikasi alat berat tandem
roller SAKAI (Lihat lampiran 2).
Nilai bo yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang ada.
Kecepatanrata-rata di lapangan didapat dari kecepatan waktu pergi dan kecepatan
waktu kembali.
=
= 3,5 km/jam
Tabel 4.24 Kecepatan Alat Berat Hasil Pengamatan di Lapangan
No.
pengamatan
Kecepatan pergi
(km/jam)
Kecepatan kembali
(km/jam)
1 3,4 3,6
2 3,6 3,5
3 3,4 3,5
4 3,3 3,6
5 3,4 3,7
Rata- rata 3,42 3,58
Sumber : Pengamatan langsung di lapangan, 2019
Berdasarkan dari supervisor lapangan dan pada saat praktik kerja lapangan faktor
efisiensi kerja alat (Fa) yaitu 0,83 yang dipakai di lapangan sebagai berikut :
85
Tabel 4.25 Faktor Efisiensi Alat Tandem Roller
Kondisi
Operasi Alat
Pemeliharaan Alat
Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali
Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32
Sumber : M. Sjachdirin,(1998).
4.2.3.6 Pneumatic Tired Roller
Tabel 4.26 Produktivitas PTR Pada Perencanaan Proyek
Alat Berat Simbol Kap. Satuan
PNEUMATIC TIRE ROLLER Tipe (E18)
Kecepatan rata-rata
V 4
km /
Jam
Lebar efektif pemadatan
B 2.3 M
Jumlah lintasan
N 8 lintasan
Lajur lintasan
N 2
Lebar Overlap
Bo 0.3 m
Faktor Efisiensi alat
Fa 0.83 -
Kap.Prod. / jam = be x v x 1000 x t x Fa Q7 203.09 Ton
N
Koefisien Alat / ton = 1 : Q7 (E18) 0.004 Jam
Sumber : Data proyek Faekhu-Lololakha, 2019.
Analisa perhitungan pneumatic tired roller:
a. Jenis alat = Pneumatic Tired Roller SAKAI
b. Lebar pemadatan efektif (be) = b-bo( 2,3 m-0,30 m) = 2 m
c. Berat jenis bahan HRS Base (D) = 2,23 ton/ m³
d. Tebal pemadatan HRS Base (t) = 0,06 m
Kapasitas produksi per jam (Q) (padat) =
=
= 22,33 m³/jam
Kapasitas produksi per hari (padat) = 22,33 m³/jam x 7 jam efektif/hari
= 156,32 m3/hari
86
Keterangan:
Lebar roller yang digunakan dilapangan sesuai dengan spesifikasi alat berat vibrator
roller SAKAI
Nilai bo yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang ada.
Kecepatan rata-rata di lapangan didapat dari kecepatan waktu pergi dan kecepatan
waktu kembali.
=
= 4 km/jam
Tabel 4.27 Kecepatan Alat Berat Hasil Pengamatan di Lapangan
No
pengamatan
Kecepatan pergi
(Km/jam)
Kecepatan kembali
(km/jam)
1 4,0 4,14
2 4,0 4,15
3 3,9 4,17
4 4,0 4,10
5 3,9 4,15
Rata rata 3,95 4,15
Sumber : pengamatan langsung di lapangan, 2019
Berdasarkan dari supervisor lapangan dan pada saat praktik kerja di lapangan faktor
efisiensi kerja alat (Fa) yaitu 0,83 yang dipakai di lapangan sebagai berikut:
Tabel 4.28 Faktor Efisiensi Alat Tandem Roller
Kondisi
Operasi Alat
Pemeliharaan Alat
Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali
Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32
Sumber : M. Sjachdirin, (1998).
87
4.3. Waktu kerja Masing-Masing Alat Berat berdasarkan jumlah alat yang
tersedia
Penjadwalan dibuat agar kita dapat mengetahui kapan alat mulai bekerja dan
berapa lama alat itu bekerja. Untuk menghitung waktu lama alat bekerja dapat
menggunakan rumus sebagai berikut (Rochmanhadi, 1985):
We =
Keterangan:
We = Waktu pengerjaan (hari)
V = Volumepekerjaan per hari (m3)
Q = Produktivitas alat per hari (m3/jam)
4.3.1 Waktu Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan Base-B
Pada pekerjaan Base B ada beberapa alat berat yang dikombinasikan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini. Adapun jenis alat dan kapasitas produksi alat yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.29.
Tabel 4.29 Jenis Alat dan Kapasitas produksi Alat Untuk Pekerjaan Base B
No Pekerjaan Alat K . P d ᶟ J m)
1 pemuatan Wheel Loader 386.49
2 Pengangkutan Dump Truck 9.27
3 perataan Motor Grader 2034.33
4 pemadatan Trhee Wheel Roller 220.29
5 pemadatan Watter Tank Truck 498
jumlah alat yang tersedia di lapangan untuk menyelesaikan pekerjaan Base B adalah:
- Wheel Loader = 1 unit
- Dump truck = 18 unit
- Motor Grader = 1 unit
- Trhee Wheel Roller = 1 unit
- Watter Tank Truck = 1 unit
88
1. Wheel Loader
Kapasitas produksi wheel loader di poin 4.2.1.1 sebesar 386,49 m³/hari. Sedangkan
Kapasitas Dump Truck di Poin 4.2.1.2 sebesar 9,27 m³/hari. Jumlah Dump Truck yang
tersedia dilapangan sebanyak 18 unit, Jadi kapasitas produksi Dump Truck dari jumlah
18 unit x 9,27 m³/hari = 166.86 m³/hari. Dari kedua angka di atas kapasitas produksi
Dump Truck lebih kecil dari Kapasitas produksi wheel loader. Maka yang menentukan
pekerjaan yaitu alat berat Dump Truck karena kapasitas produksinya lebih kecil dari
kapasitas produksi wheel loader.
Volume pekerjaan Base B = 969,48 m3 (Halaman 63)
produktivitas wheel loader per hari = 166,86 m³/hari
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 5,81 hari = 6 hari
2. Dump Truck
Volume pekerjaan Base B = 969,48 m3 (Halaman 63)
produktivitas Dump Truck per hari = 9,27 m³/hari (Halaman 68)
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 5,81 hari = 6 hari
89
3. Motor Grader
Volume pekerjaan Base B = 969,48 m3 (Halaman 63)
Kapasitas produksi Motor Grader per hari = 2034,47 m³/hari (Halaman 69)
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 0,47 hari = 1 hari
Cacatan :
Dari perhitungan kapasitas produksi Motor Grader sebesar 2034,33 m3, maka Motor
Grader bekerja tidak penuh 1 hari.
4. Three Wheel Roller
Volume pekerjaan Base B = 969,48 m3 (Halaman 63)
produktivitas Three Wheel Roller per hari = 220,29 m³/hari (Halaman 70)
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 4,40 hari = 5 hari
5. Water Tank Truck
Volume pekerjaan Base B = 969,48 m3 (Halaman 63)
Kapasitas produksi Water Tank Truck per hari = 435,75 m³/hari
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 2,22 hari = 3 hari
90
4.3.2 Waktu Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan Base-A
Pada pekerjaan Base A ada beberapa alat berat yang dikombinasikan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini. Adapun jenis alat dan kapasitas produksi alat yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.30.
Tabel 4.30 Jenis Alat dan Kapasitas produksi Alat Untuk Pekerjaan Base A
No Pekerjaan Alat K . P d ᶟ J
1 pemuatan Wheel Loader 386.49
2 Pengangkutan Dump Truck 9.27
3 Perataan Motor Grader 2355.54
4 Pemadatan Tandem Roller 393.21
5 Penyiraman Water Tank 498
jumlah alat yang tersedia di lapangan untuk menyelesaikan pekerjaan Base A adalah:
- Wheel Loader = 1 unit
- Dump truck = 18 unit
- Motor Grader = 1 unit
- Trhee Wheel Roller = 1 unit
- Watter Tank Truck = 1 unit
1. Wheel Loader
Kapasitas produksi wheel loader di poin 4.2.2.1 sebesar 386,49 m³/hari. Sedangkan
Kapasitas Dump Truck di Poin 4.2.2.2 sebesar 9,27 m³/hari. Jumlah Dump Truck yang
tersedia dilapangan sebanyak 18 unit, Jadi kapasitas produksi Dump Truck dari jumlah
18 unit x 9,27 m³/hari = 166.86 m³/hari. Dari kedua angka di atas kapasitas produksi
Dump Truck lebih kecil dari Kapasitas produksi wheel loader. Maka yang menentukan
pekerjaan yaitu alat berat Dump Truck karena kapasitas produksinya lebih kecil dari
kapasitas produksi wheel loader.
Volume pekerjaan Base A = 1938.96 m3 (Halaman 64)
produktivitas wheel loader per hari = 166,86 m³/hari
Waktu pengerjaan (We) =
91
=
= 11,62 hari ≈ 12 hari
2. Dump Truck
Volume pekerjaan Base A = 1938.96 m3 (Halaman 63)
produktivitas Dump Truck per hari = 9,27 m³/hari (Halaman 73)
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 11,62 hari = 12 hari
3. Motor Grader
Volume pekerjaan Base A = 1938.96 (Halaman 63)
produktivitas Motor Grader per hari = 2355,54 m³/hari (Halaman 74)
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 0,82 hari ≈ 1 hari
Cacatan :
Dari perhitungan kapasitas produksi Motor Grader sebesar 2034,33 m3, maka Motor
Grader bekerja tidak penuh 1 hari.
4. Tandem Roller
Volume pekerjaan Base A = 1938.96 m3 (Halaman 63)
produktivitas Tandem Roller per hari = 711,76 m³/hari (Halaman 75)
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 2,72 hari = 3 hari
92
5. Water Tank Truck
Volume pekerjaan Base A = 1938.96 (Halaman 63)
produktivitas Water Tank Truck per hari = 435,75 m³/hari
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 2,22 hari = 3 hari
4.3.3 Waktu Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan Lataston Lapis Pondasi
(HRS-Base)
Pada Lataston (HRS-Base) ada beberapa alat berat yang dikombinasikan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini. Adapun jenis alat dan kapasitas produksi alat yang
digunakan dapat dilihat pada tabel 4.31.
Tabel 4.31 Jenis Alat dan Kapasitas produksi Alat Untuk Pekerjaan Lataston
(HRS-Base)
No Pekerjaan Alat Kap. Prod (ton/Jam)
1 Pemuatan Whell Loader 335.57
2 Pncampuran AMP 348.6
3 Pengangkutan Dump Truck 14
4 penghamparan Asphal Asphal Finisher 304.56
5 Pemadatan Asphal Tandem Roller 127.66
6 Pemadatan Asphal PTR 156.32
jumlah alat yang digunakan di lapangan untuk menyelesaikan pekerjaan Lataston (HRS
Base) adalah :
- Wheel Loader = 1 unit
- Dump truck = 18 unit
- Motor Grader = 1 unit
- Trhee Wheel Roller = 1 unit
- Watter Tank Truck = 1 unit
93
1. Wheel Loader
Kapasitas produksi wheel loader di poin 4.2.3.1 sebesar 335,57 m³/hari. Sedangkan
Kapasitas AMP di Poin 4.2.3.2 sebesar 348,6 ton/hari, dan kapasitas produksi Dump
Truck di Poin 4.2.3.3 sebesar 14 ton/hari. Berdasarkan jumlah Dump Truck yang
tersedia dilapangan sebanyak 18 unit x 14 ton/hari, maka kapasitas produksi Dump
Truck sebesar 252 ton/hari. Dari ketiga kapasitas produksi di atas kapasitas produksi
Dump Truck lebih kecil dari pada Kapasitas produksi AMP dan Kapasitas produksi
wheel loader. Maka yang menentukan pekerjaan yaitu alat berat Dump Truck karena
kapasitas produksinya lebih kecil dari kapasitas produksi wheel loader.
Pekerjaan HRS Base = 1441,29 ton (Halaman 65)
Produksi wheel loader per hari = 252 ton/hari
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 5,71 hari = 6 hari
2. AMP
Kapasitas produksi AMP di poin 4.2.3.2 sebesar 348,6 ton/hari. Sedangkan Kapasitas
Dump Truck di Poin 4.2.3.3 sebesar 14 ton/hari atau. Jumlah Dump Truck yang tersedia
dilapangan sebanyak 18 unit, Jadi kapasitas produksi Dump Truck dari jumlah 18 unit x
14 ton/hari = 252 ton/hari. Dari kedua angka di atas kapasitas produksi Dump Truck
lebih kecil dari Kapasitas produksi wheel loader. Maka yang menentukan pekerjaan
yaitu alat berat Dump Truck karena kapasitas produksinya lebih kecil dari kapasitas
produksi wheel loader.
Volume pekerjaan HRS Base = 1441,09 ton (Halaman 65)
produktivitas AMP = 252 ton/hari ton/hari
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 5,71 hari ≈ 6 hari
94
3. Dump Truck
Volume pekerjaan HRS Base = 1441,09 (Halaman 65)
produktivitas dump truck = 14 ton/hari
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 5,71 hari = 6 hari
4. Asphalt Finisher
Kapasitas produksi asphalt finisher di poin 4.2.3.4 sebesar 2016,98 m3/hari. Alat berat
asphalt finisher bekerja pada saat material diangkut oleh Dump Truck. Pada pekerjaan
ini asphalt finisher bekerja sesuai dengan kapasitas produksi Dump Truck.
Volume pekerjaan HRS Base =1441,09 ton (Halaman 65)
produktivitas asphalt finisher = 252 ton/hari
Waktu pengerjaan (We) =
Jadi, waktu pengerjaan asphalt finisher =
= 5,71 hari = 6 hari
5. Tandem Roller
Kapasitas produksi Tandem Roller di point 4.2.3.5 sebesar 634,83 m³/hari, pada
pekerjaan ini Tandem Roller menyesuaikan pekerjaan berdasarkan dengan yang
dihampar oleh asphalt finisher. Dimana kapasitas kerja Tandem Roller sama dengan
kapasitas kerja asphalt finisher perhari sebesar 252 ton/hari.
Volume pekerjaan HRS Base = 1441,09 ton (Halaman 65)
produktivitas tandem roller = 252 ton/hari
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 5,71 hari = 6 hari
95
6. Pneumatic Tired Roller
Volume pekerjaan HRS Base = 1441,29 ton (Halaman 65)
produktivitas PTR = 252 ton/hari
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 5,71 hari = 6 hari
4.4. Waktu kerja Masing-Masing Alat Berat berdasarkan jumlah alat ideal
Penjadwalan dibuat agar kita dapat mengetahui kapan alat mulai bekerja dan
berapa lama alat itu bekerja. Untuk menghitung waktu lama alat bekerja dapat
menggunakan rumus sebagai berikut (Rochmanhadi, 1985):
We =
Keterangan:
We = Waktu pengerjaan (hari)
V = Volumepekerjaan per hari (m3)
Q = Produktivitas alat per hari (m3/jam)
4.4.1 Waktu Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan Base-B
Pada pekerjaan Base B ada beberapa alat berat yang dikombinasikan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini. Adapun jenis alat dan kapasitas produksi alat yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.32.
96
Tabel 4.32 Jenis Alat dan Kapasitas produksi Alat Untuk Pekerjaan Base B
No Pekerjaan Alat K . P d ᶟ J
1 pemuatan Wheel Loader 386.49
2 Pengangkutan Dump Truck 9.27
3 perataan Motor Grader 2034.33
4 pemadatan Trhee Wheel Roller 220.29
5 pemadatan Watter Tank Truck 498
jumlah alat yang digunakan di lapangan untuk menyelesaikan pekerjaan base B adalah:
- Wheel Loader = 1 unit
- Dump truck = 42 unit
- Motor Grader = 1 unit
- Trhee Wheel Roller = 2 unit
- Watter Tank Truck = 1 unit
Kombinasi Ideal Wheel Loader dan Dump Truck :
Kapasitas produksi Wheel Loader > Kapasitas produksi Dump Truck, sehingga :
Wheel Loader = 1 unit = 389.34
Jumlah Dump Truc = 41.6925566 unit = 42 unit = 9.20214
1. Wheel Loader
Volume pekerjaan Base B = 969,48 m3(Halaman 63)
produktivitas wheel loader per hari = 389,34 m³/hari
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 2,49 hari = 3 hari
2. Dump Truck
Volume pekerjaan Base B = 969,48 m3 (Halaman 63)
produktivitas Dump Truck per hari = 9,27 m³/hari
Waktu pengerjaan (We) =
97
=
= 2,49 hari = 3 hari
3. Motor Grader
Volume pekerjaan Base B = 969,48 m3 (Halaman 63)
Kapasitas produksi Motor Grader per hari = 2034,33 m³/hari
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 0,41 hari = 1 hari
4. Three Wheel Roller
Volume pekerjaan Base B = 969,48 m3 (Halaman 63)
produktivitas Three Wheel Roller per hari = 220,29 m³/hari
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 2,20 hari = 3 hari
Catatan :
Untuk waktu yang lebih efesien, alat berat Three Wheel Roller digunakan sebanyak 2
unit, agar waktu pekerjaan selesai dalam 3 hari.
98
5. Water Tank Truck
Volume pekerjaan Base B = 969,48 m3 (Halaman 63)
Kapasitas produksi Water Tank Truck per hari = 435,75 m³/hari
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 2,22 hari = 3 hari
Catatan :
Water Tank Truck bekerja pada saat hamparan agregat dipadatkan. Maka Water Tank
Truck bekerja selama Three Wheel Roller bekerja yaitu selama 3 hari.
99
Tabel 4.33 Kumulatif Produksi Alat Berat Pada Pekerjaan Base B
Alat
Kap.
Prod
(m3/jam)
Waktu (Hari)
1 2 3 4 5 6
Wheel
Loader 386.49
Jumlah Alat 1 1 1
Prod (m3) 386.49 386 386.49
Kum. Prod (m3) 386.49 772.98 1159.47
Dump
Truck 9.202143
Jumlah Alat 42 42 42
Prod (m3) 386.49 386.49 386.49
Kum. Prod (m3) 386.49 772.98 1159.47
Motor
Grader 2034.33
Jumlah Alat 1
Prod (m3) 2034.33
Kum. Prod (m3) 2034.33
Trhee
Wheel
Roller
220.29
Jumlah Alat 2 2 2
Prod (m3) 440.58 440.58 440.58
Kum. Prod (m3) 440.58 881.16 1321.74
Watter
Tank
Truck
435.57
Jumlah Alat 1 1 1
Prod (m3) 435.57 435.57 435.57
Kum. Prod (m3) 435.57 871.14 1306.71
Sumber : Perhitungan Kombinasi Alat Berat
Cacatan :
Volume pekerjaan pada Base B yaitu : 969,48 m3.
Pada perhitungan di Tabel di atas pekerjaan alat berat berhenti pada hari terakhir karena telah memenuhi volume pekerjaan
100
4.4.2 Waktu Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan Base-A
Pada pekerjaan Base A ada beberapa alat berat yang dikombinasikan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini. Adapun jenis alat dan kapasitas produksi alat yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.34.
Tabel 4.34 Jenis Alat dan Kapasitas produksi Alat Untuk Pekerjaan Base A
No Pekerjaan Alat K . P d ᶟ J
1 pemuatan Wheel Loader 386.49
2 Pengangkutan Dump Truck 9.27
3 Perataan Motor Grader 2355.54
4 Pemadatan Tandem Roller 393.21
5 Penyiraman Water Tank 498
jumlah alat yang digunakan di lapangan untuk menyelesaikan pekerjaan base A adalah:
- Wheel Loader = 1 unit
- Dump truck = 42 unit
- Motor Grader = 1 unit
- Trhee Wheel Roller = 2 unit
- Watter Tank Truck = 2 unit
Kombinasi Ideal Wheel Loader dan Dump Truck
Kapasitas produksi Wheel Loader > Kapasitas produksi Dump Truck, sehingga :
Wheel Loader = 1 unit = 389.34
Jumlah Dump Truc = 41.6925566 unit = 42 unit = 9.20214
1. Wheel Loader
Volume pekerjaan Base A = 1938,96 m3 (Halaman 64)
produktivitas wheel loader per hari = 386,49 m³/hari
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 5,01 hari = 5 hari
101
2. Dump Truck
Volume pekerjaan Base A = 1938,96 m3 (Halaman 64)
produktivitas Dump Truck per hari = 9,27 m³/hari
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 4,97 hari = 5 hari
3. Motor Grader
Volume pekerjaan Base A = 1938,96 m3 (Halaman 64)
produktivitas Motor Grader per hari = 2355,54 m³/hari
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 0,8 hari = 1 hari
4. Tandem Roller
Volume pekerjaan Base A = 1938,96 m3 (Halaman 64)
produktivitas Tandem Roller per hari = 393,21 m³/hari
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 2.46 hari = 3 hari
Catatan :
Untuk waktu yang lebih efesien, alat berat Tandem Roller digunakan sebanyak 2 unit,
agar waktu pekerjaan selesai dalam 3 hari.
102
5. Water Tank Truck
Volume pekerjaan Base A = 1938,96 m3 (Halaman 64)
produktivitas Water Tank Truck per hari = 435,75 m³/hari
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 2,22 hari = 3 hari
Catatan :
Water Tank Truck bekerja pada saat hamparan agregat dipadatkan. Maka Water Tank
Truck bekerja selama Tandem Roller bekerja yaitu selama 3 hari.
103
Tabel 4.35 Kumulatif Produksi Alat Berat Pada Pekerjaan Base A
Alat
Kap.
Prod
(m3/jam)
Waktu (Hari)
1 2 3 4 5 6 7 8
Wheel
Loader 386.49
Jumlah Alat 1 1 1 1 1
Prod (m3) 386.49 386 386.49 386.49 386.49
Kum. Prod (m3) 386.49 772.98 1159.47 1545.96 1932.45
Dump
Truck 9.27
Jumlah Alat 42 42 42 42 42
Prod (m3) 389.34 389.34 389.34 389.34 389.34
Kum. Prod (m3) 389.34 778.68 1168.02 1557.36 1946.7
Motor
Grader 2355.54
Jumlah Alat 1
Prod (m3) 2355.54
Kum. Prod (m3) 2355.54
Tandem
Roller 393.21
Jumlah Alat 2 2 2
Prod (m3) 786.42 786.42 786.42
Kum. Prod (m3) 786.42 1572.84 2359.26
Water Tank 435.57
Jumlah Alat 2 2 2
Kum. Prod (m3) 871.14 871.14 871.14
Prod (m3) 871.14 1742.28 2613.42
Sumber : Perhitungan Kombinasi Alat Berat
Cacatan :
Volume pekerjaan pada Base B yaitu : 1938,96 m3.
Pada perhitungan di Tabel di atas pekerjaan alat berat berhenti pada hari terakhir karena telah memenuhi volume pekerjaan
104
4.4.3 Waktu Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan Lataston (HRS-Base)
Pada pekerjaan Lataston (HRS Base) ada beberapa alat berat yang dikombinasikan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Adapun jenis alat dan kapasitas produksi alat yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.36
Tabel 4.36 Jenis Alat dan Kapasitas produksi Alat Untuk Pekerjaan Lataston
(HRS Base)
No Pekerjaan Alat Kap. Prod (ton/Jam)
1 Pemuatan Whell Loader 335.57
2 Pencampuran AMP 348.6
3 Pengangkutan Dump Truck 14
4 penghamparan Asphal Asphal Finisher 3045.56
5 Pemadatan Asphal Tandem Roller 127.66
6 Pemadatan Asphal PTR 156.32
.
jumlah alat yang digunakan di lapangan untuk menyelesaikan pekerjaan Lataston (HRS
Base) adalah:
- Wheel Loader = 1 unit
- AMP = 1 unit
- Dump truck = 25 unit
- Motor Grader = 1 unit
- Trhee Wheel Roller = 2 unit
- Watter Tank Truck = 2 unit
Kombinasi Ideal AMP dan Dump Truck
AMP > Kapasitas produksi Dump Truck, sehingga :
Jumlah AMP = 1 unit = 349
Jumlah Dump Truc = 24.9 unit = 25 unit = 14
105
1. Wheel Loader
Kapasitas produksi wheel loader per hari sebesar 335,57 m³/hari. Tetapi pada
perhitungan untuk menentukan waktu pekerjaan alat berat wheel loader pada pekerjaan
Lataston yaitu alat berat wheel loader berpatokan dengan kapasitas produksi AMP per
hari. Pada pekerjaan ini kapasitas AMP per hari sebesar 348,6 ton/hari. Maka alat berat
wheel loader sesuai dengan kapasitas AMP per harinya.
Pekerjaan HRS Base = 1441,29 ton/hari (Halaman 65)
Produktivitas wheel loader per hari = 348,6 ton/hari
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 4,13 hari = 5 hari
2. AMP
Kapasitas produksi AMP yaitu:
Volume pekerjaan HRS Base = 1441,29 ton (Halaman 65)
produktivitas AMP = 348,6 ton/hari ton/hari
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 4,13 hari = 5 hari
3. Dump Truck
Volume pekerjaan HRS Base = 1441,29 ton (Halaman 65)
produktivitas Dump Truck per hari = 14 ton
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 4,117 hari = 5 hari
106
4. Asphalt Finisher
Volume pekerjaan HRS Base =1441,29 ton (Halaman 65)
produktivitas asphalt finisher = 350 ton/hari
Waktu pengerjaan (We) =
Jadi, waktu pengerjaan asphalt finisher =
= 4,117 hari = 5 hari
5. Tandem Roller
Volume pekerjaan HRS Base = 1441,29 ton (Halaman 65)
produktivitas tandem roller = 127,66 m³/hari.
Waktu pengerjaan (We) =
=
= 5,6 hari = 5 hari
Catatan :
Untuk waktu yang lebih efesien, alat berat Tandem Roller digunakan sebanyak 2 unit,
agar waktu pekerjaan selesai dalam 5 hari.
6. Pneumatic Tired Roller
Volume pekerjaan HRS Base = 1441,29 ton (Halaman 65)
produktivitas PTR = 156,32 m3
Waktu pengerjaan (We) =
=
=4,60 hari = 5 hari
Catatan :
Untuk waktu yang lebih efesien, alat berat Pneumatic Tired Roller digunakan sebanyak
107
Tabel 4.37 Kumulatif Produksi Alat Berat Pada Pekerjaan Lataston (HRS-Base)
Alat Kap. Prod
(m3/jam)
Waktu (Hari)
1 2 3 4 5
Whell
Loader 335.57
Jumlah Alat 1 1 1 1 1
Prod (m3) 335.57 335.57 335.57 335.57 335.57
Kum. Prod (m3) 335.57 671.14 1006.71 1342.28 1677.85
AMP 348.6
Jumlah Alat 1 1 1 1 1
Prod (m3) 348.6 348.6 348.6 348.6 348.6
Kum. Prod (m3) 348.6 697.2 1045.8 1394.4 1743
Dump
Truck 14
Jumlah Alat 25 25 25 25 25
Prod (m3) 350 350 350 350 350
Kum. Prod (m3) 350 700 1050 1400 1750
Asphal
Finisher 3045.56
Jumlah Alat 1 1 1 1 1
Prod (m3) 3045.56 3045.56 3045.56 3045.56 3045.56
Kum. Prod (m3) 3045.56 6091.12 9136.68 12182.2 15227.8
Tandem
Roller 127.66
Jumlah Alat 2 2 2 2 2
Prod (m3) 255.32 255.32 255.32 255.32 255.32
Kum. Prod (m3) 255.32 510.64 765.96 1021.28 1276.6
PTR 156.32
Jumlah Alat 2 2 2 2 2
Prod (m3) 312.64 312.64 312.64 312.64 312.64
Kum. Prod (m3) 312.64 625.28 937.92 1250.56 1563.2
Sumber : Perhitungan Kombinasi Alat Berat
Catatan :
Volume pekerjaan pada Base B yaitu : 1441,29 ton.
Pada perhitungan di Tabel di atas pekerjaan alat berat berhenti pada hari terakhir karena telah memenuhi volume pekerjaan
108
4.5. Biaya Yang Dibutuhkan Maing-masing Alat Berat berdasarkan jumlah
alat yang tersedia
4.5.1 Biaya Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan Base-B
4.5.1.1 Wheel Laoder
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 155,621.53
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 398,077.32
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 155.621 + Rp. 398.077
= Rp. 553.698
a. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 553.698 x 7 Jam kerja
= Rp. 3.875,89
b. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Wheel Laoder
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 6 hari
= Rp. 3.875,89 x 6
= Rp. 23.255,34
4.5.1.2 Dump Truck
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 0,01
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 304.663
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. . 0,01 + Rp. 304.663
= Rp. 304.663
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 304.663 x 7 Jam kerja
= Rp. 2.132.641 x 18 unit
= Rp. 38.387.538
109
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Dump Truck
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 6 hari
= Rp. 38.387.538 x 6
= Rp. 230.325.228
4.5.1.3 Motor Grader
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 239.417,73
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 547.879,38
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 239.417,73 + 547.879,38
= Rp. 787.297
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. . 787.296 x 7 Jam efektif/hari
= Rp. 5.511.072
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Motor Grader
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 1 hari
= Rp. 5.511.072 x 1
= Rp. 5.511.072
4.5.1.4 Three Wheel Roller
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 76.613,67
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 248.657,21
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 76.613,67 + Rp. 248.657,21
= Rp. 352.270,88
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 352.270,88 x 7 Jam efektif/hari
= Rp. 2.276.896
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Three Wheel
Roller selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 5 hari
110
= Rp. 2.276.896 x 5
= Rp. 11.384.480
4.5.1.5 Water Tank Truck
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 127.730,07
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 301.180,01
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 127.730,07+ Rp. 301.180,01
= Rp. 428.910,08
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 428.910,08 x 7 Jam efektif/hari
= Rp. 3.002.370
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Water Tank Truck
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 3 hari
= Rp. 3.002.370 x 3
= Rp. 9.007.110
4.5.2 Biaya Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan Base-A
4.5.2.1 Wheel Laoder
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 155,621.53
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 398,077.32
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 155.621 + Rp. 398.077
= Rp. 553.698
c. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 553.698 x 7 Jam efektif/hari
= Rp. 3.875,89
d. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Wheel Laoder
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 12 hari
= Rp. 3.875,89 x 12
= Rp. 46.510,68
111
4.5.2.2 Dump Truck
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 0,01
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 304.663
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. . 0,01 + Rp. 304.663
= Rp. 304.663
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 304.663 x 7 jam efektif/hari
= Rp. 2.132.641 x 18 unit
= Rp. 38.387.538
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Dump Truck
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 12 hari
= Rp. 21.326.410 x 12
= Rp. 460.650.456
4.5.2.3 Motor Grader
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 239.417,73
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 547.879,38
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 239.417,73 + 547.879,38
= Rp. 787.297
f. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 787.296 x 7 Jam efektif/hari
= Rp. 5.511.072
g. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Motor Grader
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 1 hari
= Rp. 5.511.072 x 1
= Rp. 5.511.072
112
4.5.2.4 Tandem Roller
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 162.953
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 377.508
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 162.953 + Rp. 377.508
= Rp. 540.461
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 540.461 x 7 jam efektif/hari
= Rp. 3.783.227
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Tandem Roller
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 3 hari
= Rp. 3.783.227 x 3
= Rp. 11.349.681
4.5.2.5 Water Tank Truck
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 127.730,07
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 301.180,01
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 127.730,07+ Rp. 301.180,01
= Rp. 428.910,08
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 428.910,08 x 7 jam efektif/hari
= Rp. 3.002.370
f. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Water Tank Truck
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 3 hari
= Rp. 3.002.370 x 3
= Rp. 9.007.110
113
4.5.3 Biaya Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan Lataston Lapis
Pondasi (HRS-Base)
4.5.3.1 Wheel Laoder
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 155,621.53
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 398,077.32
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 155.621 + Rp. 398.077
= Rp. 553.698
f. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 553.698 x 7 Jam efektif/hari
= Rp. 3.875,89
g. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Wheel Laoder
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 6 hari
= Rp. 3.875,89 x 6
= Rp. 23.255.34
4.5.3.2. AMP
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 369.425
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 7.786.923
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 369.425 + Rp. 7.786.923
= Rp. 8.156.348
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 8.156.348 x 7 Jam efektif/hari
= Rp. 57.094.436
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat AMP selama
pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 6 hari
= Rp. 57.094,436 x 6
= Rp. 342.566.616
114
4.5.3.3 Dump Truck
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 0,01
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 304.663
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. . 0,01 + Rp. 304.663
= Rp. 304.663
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 304.663 x 7 Jam efektif/hari
= Rp. 2.132.641 x 18 unit
= Rp. 38.387.538
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Dump Truck
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 6 hari
= Rp. 38.387.538 x 6
= Rp. 230.325.228
4.5.3.4. Asphalt Finisher
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 399.409
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 702.123
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 399.409 + Rp. 702.123
= Rp. 1.101.532
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 1.101.532 x 7 Jam efektif/hari
= Rp. 7.710.724
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Dump Truck
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 6 hari
= Rp. 7.710.724 x 6
= Rp. 46.264.344
115
4.5.3.5 Tandem Roller
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 162.953
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 377.508
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 162.953 + Rp. 377.508
= Rp. 540.461
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 540.461 x 7 Jam efektif/hari
= Rp. 3.783.227
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Dump Truck
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 6 hari
= Rp. 3.783.227 x 6
= Rp. 22.699.362
4.5.3.6 Pneumatic Tired Roller
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 158.015
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 408.905
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 158.015+ Rp. 408.905
= Rp. 566.920
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 566.920 x 7 Jam efektif/hari
= Rp. 3.967.440
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Dump Truck
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 6 hari
= Rp. 3.967.440 x 6
= Rp. 23.804.640
116
4.6. Biaya Yang Dibutuhkan Maing-masing Alat Berat berdasarkan jumlah
alat ideal
4.6.1 Biaya Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan Base-B
4.6.1.1 Wheel Laoder
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 155,621.53 (Lampiran 4)
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 398,077.32 (Lampiran 4)
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 155.621 + Rp. 398.077
= Rp. 553.698
f. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 553.698 x 7 Jam kerja
= Rp. 3.875,89
g. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Wheel Laoder
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 3 hari
= Rp. 3.875,89 x 3
= Rp. 11.627.67
4.6.1.2 Dump Truck
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 41.658,69 (Lampiran 4)
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 304.663,43 (Lampiran 4)
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 41.658,69 + Rp. 304.663,43
= Rp. 346.322,12
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 346.322,12 x 7 Jam kerja
= Rp. 2.424.254,84 x 42 unit
= Rp. 108.818.703,3
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Dump Truck
selama pekerjaan yaitu :
117
= Biaya Sewa Alat per Hari x 3 hari
= Rp. 108.818.703,3 x 3
= Rp. 305.456.109,8
4.6.1.3 Motor Grader
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 239.417,73 (Lampiran 4)
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 547.879,38 (Lampiran 4)
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 239.417,73 + 547.879,38
= Rp. 787.297,11
h. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp.787.296,11 x 7 Jam
= Rp. 5.511.079,77
i. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Motor Grader
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 1 hari
= Rp. 5.511.079,77 x 1
= Rp. 5.511.079,77
4.6.1.4 Three Wheel Roller
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 76.613,67 (Lampiran 4)
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 248.657,21 (Lampiran 4)
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 76.613,67 + Rp. 248.657,21
= Rp. 352.270,88
h. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 352.270,88 x 7 Jam efektif/hari
= Rp. 2.276.896 x 2 unit
= Rp. 4.553.792
i. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Three Wheel
Roller selama pekerjaan yaitu :
118
= Biaya Sewa Alat per Hari x 3 hari
= Rp. 4.553.792 x 3
= Rp. 13.661.376
4.6.1.5 Water Tank Truck
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 127.730,07 (Lampiran 4)
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 301.180,01 (Lampiran 4)
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 127.730,07+ Rp. 301.180,01
= Rp. 428.910,08
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 428.910,08 x 7 Jam efektif/hari
= Rp. 3.002.370,56
g. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Water Tank Truck
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 3 hari
= Rp. 3.002.370 x 3
= Rp. 9.007.110
4.6.2 Biaya Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan Base-A
4.6.2.1 Wheel Laoder
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 155,621.53 (Lampiran 4)
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 398,077.32 (Lampiran 4)
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 155.621 + Rp. 398.077
= Rp. 553.698
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 553.698 x 7 Jam efektif/hari
= Rp. 3.875,89
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Wheel Laoder
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 5 hari
119
= Rp. 3.875,89 x 5
= Rp. 19.379,45
4.6.2.2 Dump Truck
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 41.658,69 (Lampiran 4)
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 304.663,43 (Lampiran 4)
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 41.658,69 + Rp. 304.663,43
= Rp. 346.322,12
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 346.322,12 x 7 Jam kerja
= Rp. 2.424.254,84 x 42 unit
= Rp. 108.818.703,3
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Dump Truck
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 5 hari
= Rp. 108.818.703,3 x 5
= Rp. 544.093.516,5
4.6.2.3 Motor Grader
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 239.417,73 (Lampiran 4)
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 547.879,38 (Lampiran 4)
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 239.417,73 + 547.879,38
= Rp. 787.297,11
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 787.296,11 x 7 Jam efektif/hari
= Rp. 5.511.079,77
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Motor Grader
selama pekerjaan yaitu :
120
= Biaya Sewa Alat per Hari x 1 hari
= Rp. 5.511.079,77 x 1
= Rp. 5.511.079,77
4.6.2.4 Tandem Roller
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 162.953 (Lampiran 4)
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 377.508 (Lampiran 4)
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 162.953 + Rp. 377.508
= Rp. 540.461
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 540.461 x 7 jam efektif/hari
= Rp. 3.783.227 x 2 unit
= Rp. 7.566.454
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Tandem Roller
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 3 hari
= Rp. 7.566,454 x 3
= Rp. 22.699.362
4.6.2.5 Water Tank Truck
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 127.730,07 (Lampiran 4)
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 301.180,01 (Lampiran 4)
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 127.730,07+ Rp. 301.180,01
= Rp. 428.910,08
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 428.910,08 x 7 jam efektif/hari
= Rp. 3.002.370 x 2 unit
= Rp. 6.004.740
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Water Tank Truck
selama pekerjaan yaitu :
121
= Biaya Sewa Alat per Hari x 3 hari
= Rp. 6.004.740 x 3
= Rp. 18.014.220
4.6.3 Biaya Yang Dibutuhkan Alat Berat Pada Pekerjaan Lapis Pondasi
Lataston (HRS-Base)
4.6.3.1 Wheel Laoder
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 155,621.53 (Lampiran 4)
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 398,077.32 (Lampiran 4)
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 155.621 + Rp. 398.077
= Rp. 553.698
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 553.698 x 7 Jam efektif/hari
= Rp. 3.875,89
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Wheel Laoder
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 5 hari
= Rp. 3.875,89 x 5
= Rp. 19.379,45
4.6.3.2. AMP
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 369.425 (Lampiran 4)
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 7.786.923 (Lampiran 4)
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 369.425 + Rp. 7.786.923
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 8.156.348 x 7 Jam efektif/hari
= Rp. 57.094.436
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat AMP selama
pekerjaan yaitu :
122
= Biaya Sewa Alat per Hari x 5 hari
= Rp. 57.094,436 x 5
= Rp. 285.472,18
4.6.3.3 Dump Truck
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 41.658,69 (Lampiran 4)
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 304.663 (Lampiran 4)
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 41.658,69 + Rp. 304.663
= Rp. 346.322.12
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 346.322.12 x 7 jam efektif/hari
= Rp. 2.424.254,84 x 25 unit
= Rp. 60.606,371
g. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Dump Truck
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 5 hari
= Rp. 60.606,371 x 5
= Rp. 303.031,855
4.6.3.4. Asphalt Finisher
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 399.409 (Lampiran 4)
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 702.123 (Lampiran 4)
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 399.409 + Rp. 702.123
= Rp. 1.101.532
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 1.101.532 x 7 Jam efektif/hari
= Rp. 7.710.724
123
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Dump Truck
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 5 hari
= Rp. 7.710.724 x 5
= Rp. 38.553,620
4.6.3.5 Tandem Roller
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 162.953 (Lampiran 4)
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 377.508 (Lampiran 4)
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 162.953 + Rp. 377.508
= Rp. 540.461
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 540.461 x 7 Jam efektif/hari
= Rp. 3.783.227 x 2 unit
= Rp. 7.566.454
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Dump Truck
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 5 hari
= Rp. 7.566.454 x 5
= Rp. 37.832.270
4.6.3.6 Pneumatic Tired Roller
a. Biaya Pasti per jam = Rp. 158.015 (Lampiran 4)
b. Biaya Operasi per jam = Rp. 408.905 (Lampiran 4)
c. Biaya Sewa Alat Per jam Kerja = Rp. 158.015+ Rp. 408.905
= Rp. 566.920
d. Biaya Sewa Alat Per Hari = Rp. 566.920 x 7 Jam efektif/hari
= Rp. 3.967.440 x 2 unit
124
= Rp. 7.934.880
e. Biaya Keseluruhan Yang dibutuhkan untuk sewa Alat Dump Truck
selama pekerjaan yaitu :
= Biaya Sewa Alat per Hari x 5 hari
= Rp. 7.934.880 x 5
= Rp. 39.674.400
4.7. Rekapitulasi Penggunaan Masing-masing Alat Berat Berdasarkan
Jumlah Alat Yang Tersedia
4.7.1 Rekapitulasi Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan Base-B
Tabel 4.38 Rekapitulasi Masing-masing Alat Pada Base-B
No Jenis Alat Kapasitas
Produksi (m3/hari)
Waktu
(hari)
Biaya
(Rp)
1 Wheel Loader 386,49
6 Rp. 23.255,34
2 Dump Truck 9,27 6 Rp. 230.325.228
3 Motor Grader 2034,33
1 Rp. 5.511.072
4 Three Wheel
Roller
220,29
5 Rp. 11.384.480
5 Water Tank Truck 498
3 Rp. 9.007.110
Jumlah Rp. 256.251.145,34
Sumber: Hasil olahan sendiri
125
4.7.2 Rekapitulasi Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan Base-A
Tabel 4.39 Rekapitulasi Masing-masing Alat Pada Base-A
No Jenis Alat
Kapasitas
Produksi
(m3/hari)
Waktu
(hari)
Biaya
(Rp)
1 Wheel Loader 386,49 12 Rp. 46.510,68
2 Dump Truck 9,27 12 Rp. 460.650.456
3 Motor Grader 2355,54 1 Rp. 5.511.072
4 Tandem Roller 393,21 3 Rp. 11.349.681
5 Water Tank
Truck 498 3 Rp. 9.007.110
Jumlah Rp. 486.564.829,68
Sumber : Hasil olahan sendiri
4.7.3 Rekapitulasi Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan Lataston (HRS-
Base)
Tabel 4.40 Rekapitulasi Masing-masing Alat Pada Lataston (HRS-Base)
No Jenis Alat Kapasitas Produksi
(m3/hari)
Waktu
(hari)
Biaya
(Rp)
1 Wheel Loader 335,57
6 Rp. 23.804.640
2 AMP 348,6
6 Rp. 22.699.362
3 Dump Truck 7,56
6 Rp. 46.264.344
4 Asphalt Finisher 2084,18
6 Rp. 230.325.228
5 Tandem Roller 127,66
6 Rp. 342.566.616
6 Pneumatic Tired
Roller
156,32
6 Rp. 23.255.34
Jumlah Rp. 667.985.724
Sumber : Hasil olahan sendiri
126
4.8. Rekapitulasi Penggunaan Masing-masing Alat Berat berdasarkan
jumlah alat ideal
4.8.1. Rekapitulasi Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan Base-B
Tabel 4.41 Rekapitulasi Masing-masing Alat Pada Base-B
No Jenis Alat Kapasitas Produksi
(m3/hari)
Waktu
(hari)
Biaya
(Rp)
1 Wheel Loader 386,49
3 Rp.11.627.67
2 Dump Truck 9,27 3 Rp. 305.456.109,8
3 Motor Grader 2034,33 1 Rp. 5.511.079,77
4 Three Wheel
Roller 220,29 3 Rp13.661.376
5 Water Tank
Truck 498 3 Rp. 9.007.110
Jumlah Rp. 334.798.442,57
Sumber : Hasil olahan sendiri
4.8.2 Rekapitulasi Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan Base-A
Tabel 4.42 Rekapitulasi Masing-masing Alat Pada Base-A
No Jenis Alat
Kapasitas
Produksi
(m3/hari)
Waktu
(hari)
Biaya
(Rp)
1 Wheel Loader 386,49 5 Rp. 19.379,45
2 Dump Truck 9,27 5 Rp. 544.093.516,5
3 Motor Grader 2355,54 1 Rp. 5.511.079,77
4 Tandem Roller 393,21 3 Rp. 22.699.362
5 Water Tank
Truck 498 3 Rp. 18.014.220
Jumlah Rp. 590.337.557,72
Sumber : Hasil olahan sendiri
127
4.8.3 Rekapitulasi Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan Lataston (HRS-
Base)
Tabel 4.43 Rekapitulasi Masing-masing Alat Pada Lataston (HRS-Base)
No Jenis Alat
Kapasitas
Produksi
(m3/hari)
Waktu
(hari)
Biaya
(Rp)
1 Wheel Loader 335,57 5 Rp.19.379,45
2 AMP 348,6 5 Rp. 285.472,18
3 Dump Truck 7,56 5 Rp.303.031,855
4 Asphalt Finisher 2084,18 5 Rp. 38.553,620
5 Tandem Roller 127,66 5 Rp. 37.832.270
6 Pneumatic Tired
Roller 156,32 5 Rp. 39.674.400
Jumlah Rp.116.668.173,5
Sumber : Hasil olahan sendiri
128
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari uraian dan pembahasan bab selanjutnya mengenai produktivitas alat
berat dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Jenis alat berat yang digunakan yaitu Wheel Loader untuk pekerjaan pemuatan
material, Dump Truck, untuk pekerjaan pengangkutan material, Motor Grader,
untuk pekerjaan penghamparan, Three Wheel Loader, untuk pekerjaan
pemadatan Tandem Roller, untuk pekerjaan pemadatan, Water Tank Truck
,untuk pekerjaan menyiram permukaan material, Asphalt Mixing Plant, (AMP),
untuk pekerjaan percampuran perkerasan jalan, Asphalt Finisher, untuk
menghamparkan material yang telah diproses oleh mixing plant, Pneumatic
Tired Roller, untuk pekerjaan penggilas.
2. Kapasitas produksi alat pada masing-masing perkerjaan yaitu:
- Pekerjaan Base-B : Wheel Loader = 386,49 m3/hari, Dump Truck = 9,27
m3/hari, Motor Grader = 1140,89 m
3/hari, Three Wheel Loader = 220,29
m3/hari, Water Tank Truck = 435,75 m
3/hari.
- Pada Pekerjaan Base-A : Wheel Loader = 386,49 m3/hari, Dump Truck =
9,27 m3/hari, Motor Grader = 1288,23 m³/hari, Tandem Roller = 393,21
m³/hari, Water Tank Truck = 435,75 m3/hari.
- Pada pekerjaan Lataston (HRS-Base) : Wheel Loader = 335,57 m3/hari,
Mixing Plant, (AMP) = 348,6 ton/hari, Dump Truck = 14 ton/hari, Asphalt
Finisher = 2084,18 m³/hari, Tandem Roller = 127,66 m³/hari, Pneumatic
Tired Roller = 156,32 m3/hari.
3. waktu kerja berdasarkan jumlah alat ideal jauh lebih efesien dibandingkan
dengan waktu kerja berdasarkan jumlah alat yang tersedia
4. - Biaya yang dibutuhkan alat berat berdasarkan jumlah alat yang tersedia
selama pekerjaan yaitu :
Pekerjaan Base-B : Rp. Rp. 256.251.145,34
Pada Pekerjaan Base-A : Rp. 486.564.829,68
Pada pekerjaan Lataston (HRS-Base) : Rp. 667.985.724
129
- Biaya yang dibutuhkan alat berat berdasarkan jumlah alat yang tersedia
selama pekerjaan yaitu :
• Pekerjaan Base-B : Rp. 334.798.442,57
• Pada Pekerjaan Base-A : Rp. 590.337.557,72
• Pada pekerjaan Lataston (HRS-Base) : Rp.116.668.173,5
5.2 Saran
1. Dalam mengkaji mengenai produktivitas alat berat disarankan harus sesuai
dengan umur pemakaian, lokasi medan pekerjaan, dan kondisi cuaca yang ada
di Indonesia.
2. Perlu adanya pengawasan yang lebih teliti terhadap pelaksanaan dan kondisi
penggunaan alat berat yang ada di lapangan.
130
DAFTAR PUSTAKA
Bina Marga. 2010, Spesifikasi umum 2010 (revisi 2), Balai Besar Pelaksanaan
Jalan Nasional V, Jogjakarta; Direktorat Jenderal Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum
Bina Marga, 2013, Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor
02/M/BM/2013.Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Rochmanhadi, 1982,Alat-alat Berat dan Penggunaannya, Departemen Pekerjaan
Umum, Jakarta.
Rochmanhadi, 1985, Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Dengan
Menggunakan Alat-Alat Berat. Jakarta: YBPPU.
Rochmanhadi, 1992, Kapasitas Dan Produksi Alat-Alat Berat, Jakarta: YBPPU.
Rohman, 2003, Pelaksanaan Teknis Proyek Konstruksi Secara Mekanis.
Soedrajad, 1982,Efisiensi Penggunaan Alat Berat Pada Pengaspalan Jalan
Raya, Nova, Jakarta.