analisis produksi dan pendapatan usahatani kubis di …

78
ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI DESA TONGKO KECAMATAN BAROKO KABUPATEN ENREKANG RISNAYANTI 105961116416 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

i

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI

KUBIS DI DESA TONGKO KECAMATAN BAROKO

KABUPATEN ENREKANG

RISNAYANTI

105961116416

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

i

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI

KUBIS DI DESA TONGKO KECAMATAN BAROKO

KABUPATEN ENREKANG

RISNAYANTI

105961116416

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TONGKO

2020

Page 3: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Kubis di

Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang

Nama : Risnayanti

Stambuk : 105961116416

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Disetujui

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. H. Abdul Halil, S.P., M.P. Sitti Arwati, S.P., M.Si.

NIDN. 0909003630 NIDN. 0901057903

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi Agribisnis

Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P. Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P.

NIDN. 0912066901 NIDN. 0921037003

Page 4: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

iii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul : Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Kubis di

Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang

Nama : Risnayanti

Stambuk : 105961116416

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

KOMISI PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Dr.Abdul Halil, S.P.,M.P. (…………………….....) Ketua Sidang

2. Sitti Arwati, S.P., M.Si. ... (……………………….) Sekretaris

3. Dr.Ir. Nurdin, M.M . (……………………….) Anggota

4. Ardi Rumallang, S.P., M.M. (……………………….) Anggota

Tanggal Lulus : 27 November 2020

Page 5: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

iv

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Produksi dan

Pendapatan Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten

Enrekang adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam

bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Makassar,

Risnayanti 105961116416

Page 6: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

v

ABSTRAK

RISNAYANTI.105961116416. Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani

Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.Dibimbing oleh

ABDUL HALIL dan SITTI ARWATI.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Produksi dan Pendapatan

Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.

Populasi dalam penelitian ini adalah petani kubis yang ada di Desa

Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang yang berjumlah 317

orang.Peneliti memilih petani kubis sebesar 10% dari jumlah populasi, sehingga

diperoleh 32 orang responden sebagai sampel dalam penelitian ini. Pengambilan

sampel dilakukan secara simpel rondom sampling, yaitu pengambilan sampel

secara acak dengan pertimbangan bahwa petani kubis bisa memberikan informasi

yang lebih detail dan terperinci tentang budidaya tanaman kubis di Desa Tongko.

Teknik analisis data yang digunakan yaitu Analisis deskriptif dan analisis

pendapatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi kubis di Desa Tongko

Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang adalah sebanyak 346.500 Kg dengan

rata-rata produksi sebanyak 10.828 Kg. Sedangkan rata-rata pendapatan petani

kubis dalam satu kali musim tanam sebesar Rp 10.804.359.

Kata Kunci : Usahatani Kubis, Produksi, Pendapatan

Page 7: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

vi

ABSTRACT

RISNAYANTI.105961116416. Analysis of Cabbage Farming Production and

Income in Tongko Village, Baroko District, Enrekang Regency.Guided by

ABDUL HALIL and SITTI ARWATI.

This research aims to analyze the Production and Income of Cabbage

Farming in Tongko Village, Baroko District, Enrekang Regency.

The population in this study is cabbage farmers in the village of Tongko

District Baroko Enrekang regency which amounts to 317 people. Researchers

selected cabbage farmers for 10% of the population, so 32 respondents were

obtained as samples in the study. Sampling is done simply rondom sampling,

namely random sampling with the consideration that cabbage farmers can provide

more detailed and detailed information about the cultivation of cabbage crops in

Tongko Village. Data analysis techniques used are descriptive analysis and

revenue analysis.

The results showed that cabbage production in Tongko Village baroko

district enrekang regency is as much as 346.500 Kg with an average production of

10.828 Kg. While the average income of cabbage farmers in one growing season

is Rp 10.804.359.

Keywords : Cabbage Farming, Production, Income

Page 8: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hambanya. Shalawat dan salam tak

lupa hanturkan kepada baginda Rasulullah SAW, sang revolusioner sejati yang

telah menyalakan lilin pencerahan untuk kehidupan ini. Dan tak lupa pula kepada

keluarganya, sahabat dan para pengikutnya yang setia kepada beliau, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Produksi dan

Pendapatan Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten

Enrekang.”

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi salah

satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Dr. H. Abdul Halil, S.P., M.P., selaku pembimbing I dan Sitti Arwati, S.P.,

M,Si., selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.

2. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi, M.P., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 9: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

viii

4. Kedua orang tua ayahanda Arifin R dan ibunda Nurbaya, dan kakak tersayang

Nur Arifah A dan adik-adikku tercinta Nur Ariska A, Nabila Zahirah dan

Sabrina Almaira serta segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan

kepada penulis baik moril maupun materil serta do’a yang tak putus-putusnya

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada

penulis.

6. Kepada pihak pemerintah Kecamatan Baroko Khususnya kepala Desa Tongko

beserta jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian

di Daerah Tersebut.

7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir

yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat informasi bagi

dunia pertanian, khususnya dalam analisis produksi dan pendapatan dalam suatu

gagasan usaha dalam usahatani. Semoga Kristal-kristal Allah senantiasa tercurah

kepadanya. Amin

Makassar,

Risnayanti

Page 10: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ............................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. iv

ABSTRAK ........................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4

1.4 Kegunaan Penelitian .............................................................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 6

2.1 Usahatani ................................................................................................ 6

2.2 Tanaman Kubis ...................................................................................... 7

2.3 Produksi ................................................................................................. 8

2.4 Penerimaan ........................................................................................... 13

2.5 Pendapatan ........................................................................................... 14

2.6 Penelitian Terdahulu Yang Relevan ..................................................... 16

Page 11: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

x

2.7 Kerangka Pikir ..................................................................................... 19

III. METODE PENELITIAN .............................................................................. 20

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................................... 20

3.2 Teknik Penentuan Sample .................................................................... 20

3.3 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 21

3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 21

3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................ 22

3.6 Definisi Operasional.............................................................................. 24

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ..................................... 25

4.1 Letak Geografis .................................................................................... 25

4.2 Kondisi Demografis ............................................................................. 26

4.3 Kondisi Pertanian .................................................................................. 29

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 30

5.1 Identitas Responden ............................................................................. 30

5.2 Produksi Usahatani Kubis .................................................................... 35

5.3 Pendapatan Usahatani Kubis ................................................................ 42

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 46

6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 46

6.2 Saran ..................................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Tanaman Kubis 2014-2018

di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang ................. 2

2. Penelitian terdahulu yang relevan ....................................................... 16

3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Tongko Kecamatan

Baroko Kabupaten Enrekang .............................................................. 26

4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Tongko

Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang ........................................... 27

5. Mata Pencaharian Penduduk di Desa Tongko Kecamatan Baroko

Kabupaten Enrekang ........................................................................... 28

6. Tingkat Umur Responden Penduduk di Desa Tongko Kecamatan

Baroko Kabupaten Enrekang ............................................................. 31

7. Tingkat Pendidikan Responden Petani Kubis di Desa Tongko

Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang ............................................ 32

8. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Petani Kubis di Desa

Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang .............................. 33

9. Pengalaman Berusahatani Responden Petani Kubis di Desa

Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang .............................. 34

10. Luas Lahan Responden Petani Kubis di Desa Tongko Kecamatan

Baroko Kabupaten Enrekang ............................................................ 35

11. Penggunaan Biaya Tetap Petani Kubis di Desa Tongko Kecamatan

baroko Kabupaten enrekang ................................................................ 39

12. Penggunaan Biaya Variabel Petani Kubis di Desa Tongko Kecamatan

Baroko Kabupaten Enrekang ............................................................. 40

13. Penerimaan dan pendapatan Usahatani Kubis di Desa Tongko

Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang ........................................... 44

Page 13: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Identitas Responden Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan

Baroko Kabupaten Enrekang ................................................................ 50

2. Biaya Variabel Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan

Baroko Kabupaten Enrekang ................................................................ 51

3. Biaya Tetap Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko

Kabupaten Enrekang ............................................................................. 53

4. Biaya Total Produksi Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan

BarokoKabupaten Enrekang ................................................................ 54

5. Penerimaan Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko

Kabupaten Enrekang ............................................................................. 55

6. Pendapatan Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko

Kabupaten Enrekang ............................................................................. 56

7. Peta Administrasi Kabupaten Enrekang ............................................... 57

8. Peta Administrasi Kabupaten Enrekang ............................................... 58

9. Dokumentasi Penelitian ....................................................................... 59

Page 14: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting di

Indonesia. Sektor pertanian berperan sebagai basis ekonomi rakyat di pedesaan,

menyerap tenaga kerja, menguasai hajat hidup sebagian besar orang, dan

memberikan sebesar 12,9% kontribusi dari PDB nasional (BPS, 2007).

Penyediaan pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan bahan

mentah yang dibutuhkan oleh negara sektor pertanian juga berperan besar

dalamnya. Menurut Sundari, (2011) dengan peningkatan jumlah penduduk maka

kebutuhan produk-produk pertanian juga semakin dan sektor ini juga merupakan

sumber pekerjaan dan pendapatan bagi sebagian besar penduduk negara

berkembang seperti di Indonesia

Sektor pertanian yang cukup potensial untuk dikembangkan dan

mempunyai nilai ekonomi tinggi adalah komoditas hortikultura.Salah satu

komoditas hortikultura yang berkembang pesat di Indonesia yaitu sayuran.Salah

satu komoditas unggulan sayuran yang paling dominan dibudidayakan oleh petani

dalam meningkatkan pendapatan adalah tanaman kubis.Kubis tergolong tanaman

semusim, dan dikenal disetiap daerah ditanah air.Dibeberapa daerah

pembudidayaan sudah lama dilakukan namun karena daerahnya terbatas,

produksinya masih jauh dari kebutuhan pasar. Tanaman kubis akan tumbuh baik

bila ditanam didaerah berhawa dingin temperatur optimum yang dikehendaki

Page 15: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

2

antara 15ºC-20ºC. Sedangkan kelembapan yang baik pada kisaran antara 60-90%

(Pracaya, 2001).

Kabupaten Enrekang dikenal sebagai daerah penghasil sayur-sayuran yang

cukup besar di Sulawesi Selatan.Salah satu tanaman hortikultura yang paling

dominan dibudidayakan olah para petani yang ada di Kabupaten Enrekang adalah

jenis komoditi kubis, dimana kubis atau yang sering disebut kol merupakan

tanaman sayur yang hanya tumbuh di dataran tinggi.

Keadaan alam di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang

sangat cocok untuk berusahatani kubis.Tanaman ini merupakan salah satu sumber

mata pencaharian sebagian besar penduduk di Kecamatan Baroko, dan didua

kecamatan terdekat yaitu, Kecamatan Alla dan Kecamatan Masalle.Ketiga

Kecamatan ini merupakan daerah yang potensial dalam usahatani dan

pengembangan serta peningkatan produksi tanaman kubis.

Berikut data perkembangan luas lahan dan produksi tanaman kubis tahun

2014-2018 di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang dapat dilihat

pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel l. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Tanaman Kubis Tahun 2014-

2018 di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang

Tahun Luas area (Ha) Produksi (Ton)

2014

2015

2016

2017

2018

263

238

238

321

329

104.655

86.200

86.200

12.840

110.800

Sumber:Dinas Pertanian Dan Perkebunan Kecamatan Baroko Dalam Angka 2014-2018.

Page 16: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

3

Dari data pada Tabel.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2014 dengan luas

area 236 Ha dengan jumlah produksi yaitu 104655 Ton. Sementara itu, pada tahun

2015 mengalami penurunan yaitu luas area 238 Ha dengan jumlah produksi 86200

Ton dan pada tahun 2016 tidak mengalami peningkatan maupun penurunan luas

area dan jumlah produksi. Produksi dan luas area (Ha) pada tahun 2017 dan 2018

mengalami peningkatan.

Usahatani Kubis di Desa Tongko merupakan kegiatan yang sudah turun

temurun dilakukan. Kegiatan usahatani ini bertujuan untuk memperoleh

keuntungan yang maksimum dari biaya produksi yang digunakan dalam proses

produksi usahatani kubis. Faktor lain yang sangat berpengaruh terhadap tingkat

pendapatan yaitu produksi yang diperoleh petani. Maka dibutuhkan cara untuk

meningkatkan pendapatan komoditas kubis. Peneliti memilih usahatani kubis

sebagai objek penelitian karena peneliti ingin mengetahui apakah kegiatan

usahatani yang dilakukan oleh petani kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko

Kabupaten Enrekang memperoleh keuntungan. Hal ini membuat penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Produksi dan Pendapatan

Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang dapat ditarik

sebagai berikut:

1. Bagaimana jumlah produksi usahatani kubis di Desa Tongko Kecamatan

Baroko Kabupaten Enrekang ?

Page 17: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

4

2. Bagaimana jumlah pendapatan usahatani kubis di Desa Tongko Kecamatan

Baroko Kabupaten Enrekang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Menganalisis produksi usahatani kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko

Kabupaten Enrekang.

2. Menganalisis pendapatan usahatani kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko

Kabupaten Enrekang.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini Antara lain :

1. Bagi pemerintah setempat, sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi dalam

proses pengambilan keputusan dalam penerapan strategi kebijaksanaan

mengenai pertanian khususnya pada pertanian hortikultura dalam hal ini

komoditas kubis.

2. Bagi peneliti, menambah wawasan peneliti tentang usahatani kubis dan dapat

menerapkan teori-teori yang telah didapatkan pada saat proses perkuliahan

dengan terjun langsung ke lapangan dalam hal ini di Desa Tongko Kecamatan

Baroko Kabupaten Enrekang.

3. Bagi petani, diharapkan dapat menjadi masukkan dan bahan pertimbangan

dalam pengambilan keputusan dan pengembangan usahatani kubis.

Page 18: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

5

4. Bagi pihak lain, sebagai bahan tambahan informasi dan perbandingan

terhadap penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan analisis

produksi dan pendapatan usahatani kubis.

Page 19: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usahatani

Usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang

mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan

memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu (Soekarnowati, 2002).

Dalam banyak analisis usahatani yang dilakukan maka maksud dan tujuan

mengetahui atau meneliti keunggulan komparatif, kenaikan hasil yang semakin

menurun, substitusi pengeluaran biaya usahatani, biaya yang diluangkan, pemilik

cabang usaha, dan baku timbang tujuan.

Menurut Suratiyah (2008) ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari

bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi

berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat

yang sebaik-baiknya.keberhasilan dalam suatu usahatani dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu faktor-faktor pada usahatani itu sendiri (faktor internal) dan

faktor-faktor dari luar usahatani (faktor eksternal).Faktor-faktor internal usahatani

terdiri dari petani pengelola, tanah usahatani, tenaga kerja, modal, tingkat

teknologi, jumlah keluarga, dan kemampuan petani dalam mengaplikasikan

penerimaan keluarga.Adapun faktor eksternal terdiri sarana transportasi dan

komunikasi, harga output, harga faktor produksi, fasilitas kredit, dan penyuluhan

bagi petani.Menurut Suratiyah (2008), analisis usahatani antara lain dapat dilihat

melalui biaya, pendapatan, dan efisiensi.

Page 20: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

7

Ilmu usahatani merupakan cabang dari ilmu pertanian, untuk mengganti

istilah (farm manajemen), ilmu ini mempelajari usahatani yang meliputi

organisasi, operasi, pembiayaan dan penjualan (Juliana, 2006).Usahatani adalah

himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat ditempat itu yang diperlukan

untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang

telah dilakukan diatas tanah itu, sinar matahari (Hanafie, 2010).

2.2 Tanaman Kubis

Kubis atau Kol merupakan tanaman sayuran famili Brassicacea berupa

tumbuhan berbatang lunak yang mulanya tumbuh disepanjang pantai laut Tengah

dan pantai laut Atlantik Eropa Barat.Kubis mulai ditanam di kebun-kebun Eropa

kira-kira abad ke 9 dan dibawa ke Amerika oleh imigran Eropa ke Indonesia abad

ke 16 atau 17.

Berdasarkan klasifikasinya, kubis/kol termasuk dalam :

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Famili : Cruciferae

Gebus : Brassica

Spesies : Brassica oleracea

Umumnya tanaman kubis merupakan tanaman semusim (anual) yang

berbentuk perdu.Akar tanaman kubis relatif dangkal, yaitu antara 20-30 cm.

Batang tanaman kubis umumnya pendek dan banyak mengandung air.Di

sekeliling batang hingga titik tumbuh terdapat helai daun yang bertangkai dan

Page 21: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

8

lebar. Daun-daun atas pada fase generative akan saling menutupi satu sama lain

berbentuk krop (Rukmana, 1994).

Secara umum tanaman kubis dapat tumbuh pada semua jenis tanah.

Namun demikian, kubis akan tumbuh optimal bila ditanam pada tanah yang kaya

bahan organik. Selama hidupnya kubis memerlukan air yang cukup tetapi tidak

boleh berlebihan, jika tanaman kubis kekurangan atau kelebihan air maka tanaman

kubis akan mati (Indrianti, 1993).

Tanaman kubis akan tumbuh dengan baik bila ditanam di daerah yang

berhawa dingin dengan suhu optimum yang dikehendaki 15ºC - 20ºC. Menurut

Pracaya (2001) pada kisaran 60 - 90% merupakan kelembapan yang baik untuk

ditanam kubis. Pada umumnya tanaman kubis hanya baik ditanam didataran tinggi

dengan ketinggian antara 1.000 – 3.000 mdpl.Tetapi adapula varietas kubis yang

dapat tumbuh di dataran rendah, misalnya kubis putih hybrid K-Y dan K-K dari

Jepang (Sunarjono Hendro, 2014).

2.3 Produksi

2.3.1 Pengertian produksi

Produksi dapat dilihat dari dua arti yaitu dalam arti sempit dan dalam arti

luas. Pengertian produksi dalam arti sempit yaitu “merubah bentuk barang-barang

baru” sedangkan makna atau pengertian produksi dalam arti luas adalah “setiap

usaha yang menimbulkan keuntungan (Utility)” dapat pula dikatakan bahwa

produksi adalah segala kegiatan yang mempertinggi faedah barang-barang baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan manusia,

produksi secara langsung yaitu produksi yang menggunakan faktor-faktor

Page 22: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

9

produksi alam dan tenaga kerja sedangkan tidak langsung sudah mempergunakan

faktor produksi turunan yaitu modal dan keahlian (Mubyarto, 2008).

Produksi adalah transportasi atau faktor produksi menjadi barang produksi

atau proses dimana masukkan (input) diubah menjadi iuran (output). Aktivitas

produksi dilakukan oleh produsen setelah melakukan analisis perilaku

konsumen.Agar produksi diterima oleh pasar, maka produksi yang harus

dihasilkan harus mempunyai nilai tambah. Tujuannya agar aktivitas ekonomi

tersebut mencapai titik optimal dan tidak terjadi pemborosan (Masyuri, 2007).

Dengan kata lain produksi adalah merupakan keterkaitan komponen satu ( input)

dengan komponen lain (output) dan juga menyangkut prosesnya terjadi interaksi

satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan.

2.3.2 Faktor-Faktor Produksi

Menurut Soekartawi (2006) ada empat unsur pokok atau faktor-faktor

Produksi dalam usahatani:

1. Lahan

Lahan usahatani sering diartikan sebagai tanah yang disiapkan untuk

diusahakan untuk kegiatan usahatani.Lahan ini dapat berupa tanah pekarangan,

tegalan, sawah dan sebagainya.Lahan berdasarkan statusnya dapat dikelompokkan

menjadi tiga yaitu Lahan milik, lahan sewa, dan lahan sakap.

2. Tenaga Kerja

Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan

perlu dipertimbangkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup baik

kualitasnya maupun kuantitasnya. Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam

Page 23: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

10

faktor produksi tenaga kerja adalah ketersediaan tenaga kerja, kualitas tenaga

kerja, jenis kelamin tenaga kerja, tenaga kerja musiman dan upa tenaga kerja.

3. Modal

Modal dalam kegiatan produksi pertanian dibedakan menjadi dua macam

yaitu modal tetap dan modal tidak tetap atau variabel. Modal tetap didefinisikan

sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis dalam

sekali proses produksi. Modal ini terdiri dari tanah bangunan, mesin, dan

sebagainya, sementara itu modal tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam

proses produksi dan habis dalam satu kali produksi, misalnya biaya produksi yang

dikeluarkan untuk pembelian benih, pupuk, obat-obatan dan lain-lainnya

4. Manajemen

Manajemen dapat diartikan sebagai seni dalam melakukan, merencanakan,

mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengevaluasi suatu produksi,

manajemen berhubungan erat dengan mengelolahorang-orang dalam tingkatan

produksi.

2.3.3 Biaya Produksi

Biaya adalah setiap kegiatan yang dilakukan pada suatu usaha memerlukan

pengorbanan fisik dan non fisik, baik langsung maupun tidak langsung.Menurut

Mulyadi (2003) biaya adalah pengeluaran sumber daya yang telah dikorbankan

untuk mewujudkan tujuan tertentu.Biaya produksi dalam usahatani dapat berupa

uang tunai, upah kerja untuk biaya persiapan dan penggarapan tanah, biaya

pembelian pupuk, biaya bibit, Herbisida dan sebagainya (Mubyarto, 2008).

Page 24: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

11

Menurut Mubyanto (2008) biaya dapat dibedakan menjadi beberapa

macam yaitu :

1. Biaya tetap, biaya yang harus dikeluarkan oleh petani yang penggunaannya

tidak habis dalam masa satu kali produksi dan tidak dipengaruhi oleh besar

atau kecilnya produksi, seperti membajak dalam satu kali proses produksi

tanah, retribusi air, gaji karyawan tetap, penyusutan alat dan bangunan

pertanian.

2. Biaya variabel yaitu biaya yang besar kecilnya tergantung pada jumlah

produksi yang diperoleh dari biaya pupuk, herbisida, upah langsung petani,

dan alat-alat pertanian.

2.3.4 Tujuan Produksi

Menurut Mubyarto (2008) tujuan dari produksi itu sendiri yaitu:

1. Memenuhi kebutuhan manusia memiliki beragam kebutuhan terhadap barang

dan jasa yang harus dipenuhi dengan kegiatan produksi apalagi jumlah

manusia terus bertambah.

2. Mencari keuntungan atau laba. Dengan memproduksi barang atau jasa,

produsen berharap bisa menjual dan memperoleh laba sebanyak-banyaknya

sehingga kegiatan usaha yang dilakukan beraktivitas untuk memperoleh

keuntungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

2.3.5 Fungsi Produksi

Fungi produksi adalah hubungan diantara faktor-faktor produksi dan

tingkat yang diciptakan. Fungsi produksi akan berfungsi ketika terdapat beberapa

Page 25: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

12

faktor yang mempengaruhi output produksi. Tujuan dari kegiatan produksi adalah

memaksimalkan jumlah output dengan jumlah input tertentu ( Nicholes, 2002).

Fungsi produksi berkaitan antara faktor-faktor dan tingkat produksi yang

diciptakan. Faktor-faktor produksi dikenal juga dengan istilah input dan hasil

produksi sering juga dinamakan output. Fungsi produksi dapat memberi gambaran

tentang produksi yang efisien secara teknis, artinya semua penggunaan input

dalam produksi serba minimal atau serba efisien (Sukino, 2000).

Model fungsi produksi yaitu fungsi produksi Leontief dan fungsi produksi

Cobb-Douglas. Fungsi produksi model Leontief pada umumnya digunakan untuk

menganalisis input-output sehingga sering disebut sebagai fungsi produksi input-

output (Nicholes, 2002),

Fungsi produksi model Cobb-Douglas merupakan persamaan yang

melibatkan dua atau lebih variabel yang terdiri dari satu variabel dependen (Y)

dan variabel independen (X). Perkembangan selanjutnya dari variabel Cobb-

douglas adalah fungsi frontieryaitu fungsi produksi yang dipakai untuk mengukur

bagaimana fungsi sebenarnya terhadap posisi frontiernya (Soekartawati,

2003).Secara matematis persamaan model Cobb-douglas dituliskan sebagai

berikut :

Y =

Bila fungsi produksi model Cobb-Douglas tersebut dinyatakan dalam

hubungan Y dan X maka:

Y = f ( , …….. )

Page 26: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

13

Keterangan :

X = Variabel yang dijelaskan

Y = Variabel yang menjelaskan

a,b = Besaran yang diduga

e = Logaritma Natural ( e =2718)

2.4 Penerimaan

Penerimaan adalah hasil kali antara jumlah produksi dengan harga

jual.Didalam memproduksi suatu barang, ada dua hal menjadi fokus utama dari

seseorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum,

yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue). Menyatakan penerimaan usahatani

adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual (Soekartawati

2002).

Penerimaan adalah nilai uang yang diterima dari hasil penjualan produksi,

sebelum dikurangi biaya total yang dikeluarkan. Selanjutnya ditambahkan bahwa

jenis-jenis penerimaan yang bisa dihasilkan diantaranya :

1. Penerimaan tunai dari hasil penjualan usahatani dan segala keuntungan yang

berhubungan dengan kegiatan usahatani

2. Penerimaan dalam bentuk natural seperti komoditi yang dihasilkan usahatani.

3. Penerimaan atau penghasilan bukan tunai seperti perubahan nilai produksi

atau barang milik.

4. Penerimaan dan sumber-sumber diluar usahatani seperti upah tenaga kerja

(Soekartawi 2000).

Page 27: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

14

Selanjutnya dinyatakan bahwa semakin banyak produksi yang dihasilkan

maka semakin tinggi harga per unit produksi bersangkutan, maka penerimaan total

yang diterima produsen akan semakin besar, sebaliknya jika produk yang

dihasilkan sedikit dan harganya rendah maka penerimaan total yang diterima oleh

produsen semakin kecil penerimaan total yang dikeluarkan akan memperoleh

pendapatan bersih yang merupakan keuntungan yang diperoleh. Menurut

Soekartawi 2006, adapun rumus dari penerimaan yaitu:

TR = Y.PY

Keterangan :

TR = Total Penerimaan (Total Revenue)

Y = Produksi yang diperoleh dalam satuan usahatani (Kg)

Py = Harga per Kg (Rp/Kg)

2.5 Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan

seseorang atau masyarakat, sehingga pendapatan masyarakat ini mencerminkan

kemajuan ekonomi suatu masyarakat.Menurut Sukirno (2002), Pendapatan

individu merupakan pendapatan yang diterima seluruh rumah tangga dalam

perekonomian dari pembayaran atau pengukuran faktor-faktor produksi yang

dimilikinya dan dari sumber lainnya.

Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas

prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, naik harian, mingguan, bulanan

ataupun tahunan (Sukirno, 2006).Secara garis besar pendapatan digolongkan

menjadi tiga golongan, yaitu:

Page 28: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

15

1. Gaji dan upah, yaitu imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut

melakukan pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu hari,

satu minggu, atau satu bulan.

2. Pendapatan dari usaha sendiri merupakan nilai total dari hasil produksi yang

dikurangi dengan biaya-biaya yang dibayar dan usaha ini merupakan usaha

milik sendiri atau keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik sendiri dan semua

biaya ini biasanya tidak diperhitungkan.

3. Pendapatan dari usaha lain, yaitu pendapatan yang diperoleh tanpa

mencurahkan tenaga kerja dan ini merupakan pendapatan sampingan, antara

lain pendapatan dari hasil menyewakan aset yang dimiliki, bunga dari uang,

sumbangan dari pihak lain, pendapatan pensiun, dan lain-lain.

Kegiatan usaha pada akhirnya akan memperoleh pendapatan berupa nilai

uang yang diterima dari penjualan produk yang dikurangi biaya yang lebih untuk

dikeluarkan. Pendapatan dapat dibagi menjadi 3 pendapatan yaitu sebagai berikut:

1. Pendapatan kotor ( Gross Income) adalah pendapatan usahatani yang belum

dikurangi biaya-biaya lain.

2. Pendapatan bersih ( Net Income) adalah pendapatan setelah dikurangi biaya.

3. Pendapatan pengelola (Management Income) adalah pendapatan merupakan

hasil pengurangan dari total output dengan total input.

Pendapatan usahatani yaitu selisih antara penerimaan kotor atau

penerimaan usahatani dengan total biaya yang dikeluarkan dari usahatani tersebut.

Pendapatan bersih sering pula disebut Net Farm Income, dimana pendapatan

bersih ini digunakan untuk mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari

Page 29: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

16

penggunaan faktor-faktor produksi, pengelolaan, dan modal milik sendiri atau

pinjaman yang diinvestasikan kedalam usahatani. Menurut Soekartawi, 2002)

Adapun rumus pendapatan yaitu :

Pd = TR-TC

Keterangan :

Pd = Pendapatan

TR = Total Penerimaan (Total Revenue)

TC = Total Biaya (Total Cost)

2.6 Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Berikut ini adalah tabel penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam

penelitian ini :

Tabel 2. Penelitian Terdahulu yang Relevan

No. NAMA Judul Hasil

1. Suardana

(2013)

Analisis Produksi dan

Pendapatan Usahatani

Padi Sawah Dengan

pola Jajar Legowo di

Desa Laantula Jaya

Kecamatan Witaponda

Kabupaten Morowali

penerimaan yang diperoleh petani

padi sawah dengan jajar legowo di

Desa Laantula Kecamatan

Witaponda Kabupaten Morowali

dipengaruhi oleh luas lahan, benih,

tenaga kerja, pupuk dan

pengalaman berusaha tani di Desa

Laantula Kecamatan Witaponda

Kabupaten Morowali.

2. Riska

(2014)

Analisis Produksi dan

Pendapatan Usahatani

Kacang Tanah di Desa

Boya Balias Kecamatan

variabel independen luas lahan

(X1), benih (X2), pupuk (X3),

tenaga kerja (X4) berpengaruh

signifikan terhadap (Y) produksi

Page 30: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

17

Marowala Kabupaten

Sigi

kacang tanah di Desa Boya Baliase

Kecamatan Marowala Kabupaten

Sigi. Dan analisis pendapatan

menunjukkan bahwa rata-rata

pendapatan petani responden

kacang tanah di Desa Baliase

dalam satu musim tanam sebesar

Rp 3688412/0,88 Ha atau Rp

11371.022/Ha.

3. Aishah

(2013)

Analisis Pendapatan dan

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi

Produksi Usahatani

Kedelai di Desa

Cipeuyeum Kecamatan

Haurwangi Kabupaten

Cianjur

Pendapatan usahatani kedelai

menunjukkan petani kedelai

polong muda dan kedelai polong

tua mengalami kerugian pada

pendapatan usahatani atas total

biaya. Petani kedelai polong muda

akan mendapatkan keuntungan

pada pendapatan atas biaya tunai,

sebesar Rp. 11.526.17. Hal ini

disebabkan karena sering terjadi

perubahan cuaca selama musim

tanam 2011 dan 2010. Faktor-

faktor yang diduga mempengaruhi

produksi kedelai di Desa

Cipeuyeum adalah lahan, benih,

urea, KCL, MOL, pupuk cair,

ponska, tenaga kerja, dan

insektisida. bebas lahan

dikeluarkan dari model dan

variabel tak bebas diubah menjadi

produktivitas.

Page 31: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

18

4. Rahmat

Arianto

(2018)

Analisis Produksi dan

Pendapatan Padi sawah

di Kecamatan mambi

Mamasa.

Rata-rata produksi yang dihasilkan

oleh petani padi sawah di

Kecamatan Mambi Kabupaten

Mamasa adalah sebanyak 3,80

ton/ha, dengan luas garapan rata-

rata diatas 0,55 ha. Rata-rata

penerimaan Rp. 13.326.923

perhektar dengan rata-rata

pendapatan Rp. 13.253.379

perhektar per musim tanam.

5. Rico

Phahlevi

(2013)

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

pendapatan petani

sawah di kota Padang

Panjang.

Luas lahan, harga jual padi dan

jumlah biaya usahatani

berpengaruh signifikan terhadap

jumlah produksi (sig = 0,000),

artinya dengan meningkatkan luas

lahan, harga jual padi, baiya

usahatani dan jumlah produksi

maka pendapatan petani juga akan

meningkat. Namun variabel biaya

usahatani tidak berpengaruh

terhadap pendapatan petani.

2.7 Kerangka Pikir

Kabupaten Enrekang yang sebagian penduduknya bermata pencaharian

sebagai petani kubis khususnya di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten

Enrekang akan terus meningkatkan kualitas usahatani kubis. Usahatani Kubis

adalah kumpulan dari sumber-sumber daya alam yang diperlukan untuk produksi

kubis.

Page 32: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

19

Produksi adalah hasil yang diperoleh petani pada saat panen kubis.

Kegiatan produksi pada usahatani kubis memerlukan biaya usaha, biaya produksi

adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi meliputi biaya tetap dan

biaya variabel. Penerimaan usahatani kubis akan meningkat apabila penggunaan

faktor produksi sudah optimal dimana penerimaan diperoleh dari hasil perkalian

antar jumlah produksi dengan harga kubis. Penggunaan faktor produksi yang

optimal akan menghasilkan produksi yang optimal pula dan mengurangi biaya

produksi sehingga pendapatan bersih petani kubis akan meningkat yang dihitung

dari penerimaan dikurangi biaya total produksi.

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian tentang Analisis Produksi dan Pendapatan

Usahatani Dalam Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan

Baroko Kabupaten Enrekang

Penerimaan

Usahatani Kubis

Produksi

Pendapatan

BiayaProduksi :

Biaya Tetap

Biaya Variabel

Page 33: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

20

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten

Enrekang dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Enrekang merupakan salah

satu daerah sentral produksi tanaman sayuran khususnya kubis diwilayah Provinsi

Sulawesi Selatan.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2020.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani kubis yang ada di Desa

Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang sebanyak 317 orang. Peneliti

memilih petani kubis sebesar 10% dari jumlah populasi sehingga diperoleh 32

orang sebagai sampel dalam penelitian ini. Pengambilan sampel untuk penelitian

menurut Arikunto (2010), jika subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya

diambil semua dan jika subjeknya lebih dari 100 orang maka dapat diambil 10-

15% atau 20-25% dari populasi. Penentuan sample dalam penelitian ini

menggunakan simpel rondom sampling yaitu pengambilan secara acak. Sampel

dipilih dengan pertimbangan bahwa petani kubis dapat memberikan informasi

yang lebih detail dan terperinci tentang budidaya tanaman kubis di Desa Tongko.

Page 34: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

21

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu

jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung yang berupa informasi

atau penjelasan yang dinyatakan dengan angka atau bilangan.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Data primer

Data yang dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara langsung dari

responden di Desa Tongko Kecmatan Baroko Kabupaten Enrekang Dengan

menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner sebagai alatnya yang sudah

dipersiapkan sebelumnya.Data yang diperoleh langsung dari objek penelitian yang

meliputi umur responden, pendidikan responden, pengalaman usahatani, jumlah

tanggungan keluarga, luas laha, produksi dan biaya.

b. Data sekunder

Data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang

telah ada dan sudah diolah sedemikian rupa sehingga siap digunakan. Sumber data

diperoleh dari instanis atau lembaga yang berkaitan seperti Kantor Desa, Kantor

Camat, situs web, Badan Pusat Statistik, literature internet dari berbagai sumber

lain yang berkaitan Dengan penelitian ini.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian

ini, sebagai berikut :

Page 35: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

22

a. Observasi

Kegiatan Observasi dilakukan dengan cara melakukan mengamati

keadaan responden dan keadaan yang terjadi di tempat penelitian. Adapun

objek yang diteliti adalah petani kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko

Kabupaten Enrekang.

b. Wawancara

Pengumpulan data yang dilakukan dalam bentuk tanya jawab atau

wawancara langsung terhadap responden dengan menggunakan kuesioner,

sehingga peneliti dengan responden dapat berkomunikasi secara langsung,

dimana dalam melakukan wawancara diperoleh data informasi tentang tingkat

pendidikan, pekerjaan, pengalaman usahatani, jumlah dan jenis bibit, tenaga

kerja, penyusutan alat, produksi dan lain-lain.

c. Dokumentasi

Kegiatan dokumentasi digunakan untuk melengkapi data-data yang

diperoleh dalam bentuk catatan-catatan atau gambar yang dapat memberikan

keterangan yang lebih lengkap sehubungan dengan data tentang penelitian

usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif

dengan menggunakan metode analisis kuantitatif dan analisis pendapatan.Analisis

deskriptif ini untuk menggambarkan secara lebih mendalam mengenai variabel-

variabel penelitian dari data primer dan data sekunder yang diperoleh dari

responden.

Page 36: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

23

Analisis kuantitatif dilakukan berdasarkan uraian terhadap jawaban-

jawaban yang ditemukan oleh petani responden (Algifari, 2004).Untuk

menghitungpendapatan menggunakan rumus ( Soekartawi, 2006).

Rumus Pendapatan ………….…………………….. (I)

keterangan :

Pd = Pendapatan

TR = Total Penerimaan

TC = Total Biaya

Rumus Penerimaan …………………….………….. (II)

Keterangan :

TR = Total Penerimaan

Y = Produksi yang Diperoleh dalam Usahatani

Py = Harga Y

Total biaya ………………………………………… ( III)

Keterangan :

TC = Total Biaya

TVC = Total Biaya Variabel

TFC = Total Biaya Tetap

Page 37: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

24

3.6 Definisi Operasional

1. Usahatani adalah kegiatan yang dilakukan dalam menanam kubis di Desa

Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.

2. Kubis adalah salah satu tanaman hortikultura jenis sayur-sayuran yang banyak

dikonsumsi dan dibudidayakan oleh masyarakat di Desa Tongko Kecamatan

Baroko Kabupaten Enrekang.

3. Produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan tanaman

kubis yang ada di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang yang

dinyatakan dalam satuan kilogram (Kg).

4. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan petani selama proses produksi,

yang dilakukan di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang,

diukur dalam satuan rupiah(Rp).

5. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah walaupun jumlah barang yang

diproduksi berubah-ubah.

6. Biaya variabel adalah biaya yang bisa berubah sesuai dengan besar kecil

volume produksi.

7. Luas lahan adalah luas lahan yang diusahakan petani untuk berusahatani kubis

selama satu musim baik lahan milik sendiri maupun sewa, dihitung dalam

satuan hektar (ha).

8. Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual

yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).

9. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dan total biaya yang

dikeluarkan dalam usahatani yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).

Page 38: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

25

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Keadaan Geografis

Desa Tongko merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Enrekang,

sekitar 300 Km dari ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis Desa

Tongko memiliki permukaan yang berbukit-bukit dan bergunung-gunung dan

berada pada ketinggian 700-1.450 meter di atas permukaan laut. Tipe curah hujan

basah (tipe B) dengan derajat kekeringan 2,3 persen dengan tingkat curahan

1.390,1 mm/tahun dan tingkat curahan bulanan rata-rata 139 mm/bulan sedangkan

rata-rata adalah 23˚C. Kondisi tanah di Desa Tongko cukup subur untuk ditanami

berbagai jenis tanaman, baik tanaman hortikultura maupun tanaman jangka

panjang.

Desa Tongko terdiri atas 5 Dusun Yakni Dusun Bubun Bia, Dusun Buntu

Dea, Dusun Kalimbua, Dusun Rano. Secara administrasi, Desa Tongko

mempunyai batas-batas wilayah yaitu :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Benteng Alla

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tongko

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pana (Kecamatan Alla)

4. Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Masalle dan Kabupaten Tanah

Toraja.

Page 39: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

26

4.2 Keadaan Demografis

1. Keadaan penduduk

Penduduk merupakan faktor penentu terbentuknya suatu negara atau

wilayah dan sekaligus sebagai modal utama suatu negara dikatakan berkembang

atau maju, bahkan suksesnya pembangunan disegala bidang dalam negara tidak

bisa terlepas dari peran penduduk, baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik,

budaya dan pendidikan, sekaligus sebagai faktor utama dalam pembangunan fisik

maupun nonfisik. Oleh karena kehadiran dan peranannya sangat menentukan bagi

perkembangan suatu wilayah, baik dalam skala kecil maupun besar.

Jumlah penduduk di Desa Tongko dari data kantor Desa Tongko tahun

2019. Secara keseluruhan berjumlah 3.323 jiwa dengan jumlah penduduk laki-

laki1.581 jiwa dan perempuan sebanyak 1.742 jiwa yang tersebar dalam 5 dusun

dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Tongko Kecamatan

Baroko Kabupaten Enrekang

No Nama Dusun

Jenis Kelamin Total

(Jiwa)

Persentase

(%) laki-laki

(Jiwa)

Perempuan

(Jiwa)

1 Bubun Bia 364 386 750 22,56

2 Buntu Dea 387 429 816 24,56

3 Kalimbua 293 317 610 18,36

4 Pasa' Dalle 248 284 532 16,01

5 Rano 289 326 615 18,51

Jumlah 1581 1742 3323 100,00

Sumber: Desa Tongko dalam Angka, 2019.

Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak diantara 5 Dusun

adalah Dusun Buntu Dea dengan jumlah penduduk 816 jiwa.Sedangkan jumlah

Page 40: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

27

penduduk yang paling sedikit di Dusun Pasa’ dalle dengan jumlah penduduk 532

jiwa.Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa daerah yang paling banyak

penduduknya di Desa Tongko adalah Dusun Buntu Dea, hal ini karena wilayah

tersebut merupakan daerah yang datar dan mempunyai wilayah yang

luas.Sedangkan wilayah yang paling sedikit penduduknya adalah Dusun

Kalimbua karena kondisi wilayah yang berbukit-bukit dan mempunyai luas

wilayah yang tidak terlalu luas.

2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Kemampuan seseorang didalam berusahatani maupun ikut kegiatan

dilingkungan sekelilingnya sebagian ditentukan oleh tingkat pendidikannya, baik

yang bersifat formal maupun informal pendidikan berarti proses mengembangkan

kemampuan diri sendiri, Oleh karena itu, data penduduk berdasarkan pendidikan

merupakan hal yang cukup penting diketahui. Data penduduk berdasarkan

pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Tongko

Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang

No Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Belum Sekolah 350 15,52

2 Tidak Tamat SD 285 12,64

3 Tamat SD 332 14,72

4 Tamat SLTP 530 23,50

5 Tamat SLTA 480 21,29

6 Diploma D1-D3 92 4,08

7 Sarjana S1 - S3 186 8,25

Jumlah 2255 100,00

Sumber : Desa Tongko dalam Angka, 2019.

Page 41: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

28

Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang paling banyak yaitu

tamat SLTP dengan jumlah 530 jiwa dengan persentase 23,50 % sedangkan paling

sedikit adalah Diploma D1-D3 yang berjumlah 4,08 % yang artinya pendidikan di

Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang tergolong sedang, hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di lokasi penelitian masih memiliki

pendidikan relatif sedang.

3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten

Enrekang sebagian besar adalah petani, namun tidak semua penduduk bermata

pencaharian sebagai petani karena ada juga sebagian masyarakat yang bermata

pencahariannya sebagai buruh tani, PNS, pedagang, peternak, dll. Dapat dilihat

pada Tabel 5

Tabel 5. Mata Pencaharian Penduduk di Desa Tongko Kecamatan Baroko

Kabupaten Enrekang

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Petani 1700 79,14

2 Buruh Tani 100 4,65

3 PNS 65 3,03

4 Pedagang 33 1,54

5 Honorer 200 9,31

6 Polri/TNI 10 0,47

7 Buruh Bangunan 20 0,93

8 Peternak 20 0,93

Jumlah 2148 100,00

Sumber : Desa Tongko dalam Angka, 2019.

Tabel 5 menunjukkan bahwa penduduk Desa Tongko Kecamatan Baroko

Kabupaten Enrekang mempunyai mata pencaharian terbanyak ada disektor

Page 42: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

29

pertanian sebanyak 1.700 jiwa atau 79,14 % dan yang paling sedikit pada mata

pencaharian Polri/TNI sebanyak 10 jiwa atau 0,47 %, hal ini menunjukkan bahwa

aktivitas perekonomian di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang

didominasi sektor pertanian.

4.3 Keadaan Pertanian

Masyarakat Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang yang

mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani, mereka menggantungkan

hidupnya dengan bertani.Kondisi tanah di Desa Tongko cukup subur untuk

ditanami berbagai jenis tanaman hortikultura dan perkebunan, hal ini

menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan potensi yang sangat strategis

untuk dikembangkan di Desa Tongko karena tanah di Desa Tongko cocok untuk

tanaman sayuran.

Lahan pertanian yang ada di Desa Tongko berupa lahan kering. Tanaman

sayuran yang ditanam di Desa tongko seperti kubis, tomat, daun bawang dan

cabai.Potensi perairan juga cukup tersedia sehingga daerah ini dianggap sangat

cocok sebagai wilayah pertanian dan perkebunan, serta dapat memberikan

kontribusi perairan untuk desa lain yang ada disekitar Desa Tongko.

Page 43: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Identitas responden merupakan latar belakang keadaan dari responden

sebagai tanggapan dan langkah selanjutnya dalam penelitian ini. Berdasarkan

hasil wawancara yang dilakukan terhadap 32 responden dengan analisi produksi

dan pendapatan usahatani kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten

Enrekang . Namun demikian seorang petani tidak terlepas dari faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi usahataninya antara lain tingkat umur, tingkat pendidikan,

pengalaman petani, jumlah tanggungan petani dan luas lahan. Adapun

karakteristik responden diuraikan adalah sebagai berikut:

1. Umur Responden

Umur merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi responden.

Umur sangat mempengaruhi kemampuan fisik dan cara berpikir sehingga

mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan daya serap informasi

pengetahuan dari penyuluh. Pada dasarnya yang mudah lebih cepat menerima

teknologi inovasi baru sedangkan yang tua mempunyai kapasitas pengelolaan

yang matang dam memiliki banyak pengalaman dalam mengelolah usahatani

kubis, disamping itu kemampuan fisiknya dalam bekerja mulai berkurang.

Menurut Mantra (2004) Umur Produktif seseorang adalah dari umur 15 – 64

tahun. Berikut tingkat umur petani yang menjadi responden di Desa Tongko

Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 44: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

31

Tabel 6. Umur Responden Petani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko

Kabupaten Enrekang

No Umur Responden (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 29-34 6 18,75

2 35-40 10 31,25

3 41-46 7 21,87

4 47-52 3 9,38

5 53 – 58 4 12,50

6 59-64 2 6,25

Jumlah 32 100,00

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020.

Tabel 6 menunjukkan bahwa responden yang berumur 35 – 40 berjumlah

10 jiwa atau 31,25 % merupakan jumlah tertinggi, sedangkan jumlah terendah

berada pada umur 59 - 64 yaitu 2 jiwa atau 6,25% hal ini menunjukkan bahwa

jumlah petani muda lebih banyak dibanding petani tua dalam melakukan

usahatani kubis. Responden di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten

Enrekang lebih banyak memiliki umur produktif, pada usia ini sangat kuat dan

lebih mudah menerima teknologi baru untuk meningkatkan produksi kubis.

2. Pendidikan Responden

Pendidikan seseorang adalah faktor penting yang akan mempengaruhi

kemampuan berusahatani atau menyesuaikan diri terhadap lingkungan, tingkat

pendidikan pada umumnya sangat berpengaruh terhadap pola pikir petani kubis

yang memiliki pengetahuan lebih tinggi akan lebih cepat menyerap inovasi dan

perubahan teknologi untuk meningkatkan produksi kubis. Tingkat pendidikan

formal membentuk nilai bagi seseorang terutama dalam hal baru (Suharjo, 2007).

Page 45: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

32

Tingkat pendidikan petani responden di Desa Tongko Kecamatan Baroko

Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Tingkat Pendidikan Petani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko

Kabupaten Enrekang

No Pendidikan Responden Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 SD 10 31,25

2 SLTP 9 28,12

3 SMA 8 25,00

4 Sarjana 5 15,63

Jumlah 32 100,00

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020.

Tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden petani Kubis di

Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang sangat beragam yaitu SD,

SMP, SMA dan Sarjana. Adapun untuk tingkat Sarjana sebanyak 5 jiwa atau

15,63%dari total responden yang merupakan jumlah terendah. Untuk tingkat

Sekolah Dasar (SD) berjumlah 10 jiwa atau 31,25%, ini merupakan jumlah

tertinggi dari total responden. Pada dasarnya setiap responden telah mengenyam

pendidikan walaupun dalam tingkatan yang berbeda-beda.

3. Tanggungan Keluarga Responden

Tanggungan keluarga merupakan banyaknya anggota keluarga yang

menjadi tanggungan kepala keluarga dalam satu rumah tangga. Jumlah

tanggungan keluarga berhubungan positif dengan besarnya biaya hidup yang

dibutuhkan tiap periode waktu, namun disisi lain besarnya biaya tanggungan

keluarga biasanya menyediakan pula tenaga kerja yang dapat membantu dalam

menjalankan usahanya yang biasanya tergolong dalam tenaga kerja produktif

( Halim, 2005).

Page 46: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

33

Tabel 8. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Petani Kubis di Desa Tongko

Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang

No Tanggungan Keluarga Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 1 – 2 12 37,50

2 3 – 4 16 50,00

3 5 – 6 4 12,50

Jumlah 32 100,00

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020.

Tabel 8 menunjukkan bahwa responden memiliki tanggungan keluarga

lebih besar 3 – 4 jiwa sebanyak 16 jiwa atau 50 %, sedangkan jumlah responden

yang memiliki tanggungan keluarga lebih sedikit yaitu 5 – 6 orang hanya 4 jiwa

atau 12,50 %. Besarnya jumlah anggota keluarga dapat mempengaruhi

ketersediaan tenaga kerja serta semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka

semakin meningkat pula kebutuhan keluarganya.

4. Pengalaman berusahatani

Pengalaman berusahatani dapat diliat dari lamanya seseorang untuk

menekuni usahanya. Semakin lama petani kubis menggeluti usahanya, maka akan

semakin banyak pengalaman yang mereka miliki. Pada umumnya petani kubis

yang memiliki kemampuan mengelola usahanya yang lebih baik, pengalaman erat

kaitannya dengan tingkat keterampilan seseorang dalam berusaha.

Petani yang sudah lebih lama bertani akan lebih mudah menerapkan

anjuran daripada petani pemula,hal ini dikarenakan pengalaman yang lebih

banyak sehingga sudah dapat membuat perbandingan dalam mengambil

keputusan (Kusuma, 2006). Adapun jumlah pengalaman berusahatani kubis oleh

responden dapat diliat pada Tabel 9

Page 47: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

34

Tabel 9. Pengalaman Berusahatani Responden Petani Kubis di Desa Tongko

Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang

No Pengalaman berusahatani

( Tahun)

Jumlah

(Jiwa) Persentase (%)

1 9 – 13 4 12,50

2 14 – 18 8 25,00

3 19 – 23 8 25,00

4 24 – 28 6 18,75

5 29 – 33 4 12,50

6 34 – 38 2 6,25

Jumlah 32 100,00

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020.

Tabel 9, menunjukkan bahwa pengalaman berusahatani kubis dari 32

responden yang mengalami pengalaman bertani paling banyak didominasi oleh

pengalaman diantar 14 – 18 tahun dan 19 - 23 sebanyak 8 jiwa atau 25,00 % dan

yang paling sedikit antara 34 – 38 tahun sebanyak 2 jiwa atau 6,25% dari jumlah

responden. Pengalaman dalam berusahatani mempunyai pengaruh dalam

pengambilan kebutusan mengenai usahataninya untuk selalu mempertimbangkan

resiko yang mungkin terjadi.

5. Luas Lahan

Luas lahan merupakan salah satu faktor mempengaruhi jumlah pendapatan

para petani, dengan memiliki lahan yang luas serta dimanfaatkan secara optimal,

tentunya merupakan peluang besar untuk memperoleh hasil yang lebih besar

dengan sendirinya akan memperoleh pendapatan dan hasil yang maksimal. Luas

Pengusahaan lahan pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam

proses usahatani (Daniel, 2007). Luas lahan petani Kubis di Desa Tongko

Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 48: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

35

Tabel 10. Luas Lahan Petani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko

Kabupaten Enrekang

No luas lahan (Ha) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 0,15-0,29 2 6,25

2 0,30-0,44 8 25,00

3 0,45-0,59 5 15,62

4 0,60-0,74 4 12,50

5 0,75-0,89 7 21,88

6 0,90-1,04 6 18,75

Jumlah 32 100,00

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020.

Tabel 10 menunjukkan bahwa luas lahan kubis garapan responden

bervariasi, dimana luas lahan 0,30 – 0,44 Ha terbanyak yaitu 8 jiwa atau 25,00%

sedangkan yang terendah luasan 0,15 – 0,29 Ha sebanyak 2 jiwa atau 6,25 %. Hal

ini menunjukan rata-rata luas lahan yang dimiliki petani kubis di Desa Tongko

Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang memiliki luas lahan dengan skala kecil.

5.2 Produksi Usahatani Kubis

Produksi adalah suatu hasil yang diperoleh dari lahan pertanian dalam

waktu tertentu biasanya diukur dengan satuan berat ton atau kg yang menandakan

besar potensi komoditas pertanian. Total produksi yang dihasilkan petani kubis di

Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang sebanyak 582.000

kg/orang dengan rata-rata sebanyak 18.188 kg/ha dengan harga jual sebesar Rp

1.500/kg.

Page 49: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

36

1. Input Produksi

Sarana atau faktor produksi yaitu sarana yang dibutuhkan dalam proses

produksi, penggunaan faktor produksi berpengaruh terhadap produksi kubis yang

dihasilkan. Sarana atau faktor produksi yang digunakan pada usahatani kubis di

Desa Tongko yaitu:

a. Luas Lahan

Luas lahan merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting

dalam berusahatani kubis karena lahan sebagai tempat berlangsungnya aktivitas

bercocok tanam. Luas lahan usahatani yang diusahakan oleh setiap petani

bervariasi dimana petani yang memiliki lahan yang luas cenderung memperoleh

produksi yang besar dibanding petani yang memiliki luas lahan yang kecil.

Luas lahan yang dimiliki petani responden berkisar antara 0.15 sampai 1

Ha. Total lahan petani yang dikelola petani kubis di Desa Tongko Kecamatan

Baroko Kabupaten Enrekang yaitu 19,70 hektar, Rata-rata luas lahan yaitu 0,62

hektar dengan status lahan milik sendiri sehingga petani hanya membayar pajak

tanah untuk biaya tetapnya.Rata-rata lahan yang dimiliki petani dekat dengan

pemukiman warga.

b. Benih

Benih adalah salah satu komponen utama yang digunakan oleh petani

dalam suatu proses produksi. Benih yang digunakan oleh petani kubis yaitu

varietas grennopa dan investor. Total benih yang digunakan secara keseluruhan

sebanyak 4.020 gram dengan rata-rata 126 gram.

Page 50: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

37

c. Pupuk

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan pada tanah atau tanaman untuk

mencukupi kebutuhan unsur hara yang diperlukan sehingga dapat menghasilkan

produksi dengan baik. Penggunaan pupuk yang ada di Desa Tongko Kecamatan

baroko mudah untuk didapatkandan dengan harga yang terjangkau.

Pupuk yang digunakan oleh petani kubis di Desa Tongko yaitu Urea,

Ponska, TSP dan pupuk kandang. Pupuk urea yang digunakan petani dalam

usahataninya sebanyak 9.850 Kg dengan rata-rata sebanyak 307,81 Kg. Pupuk

Ponska dan TSP yang digunakan dalam usahatani masing-masing sebanyak

4907,5 Kg dengan rata-rata 153,36 kg sedangkan untuk penggunaan pupuk

kandang sebanyak 19.020 dengan rata-rata 594,38 Kg.

d. Pestisida

Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk membasmi hama atau

penyakit yang menyerang tanaman. Pengendalian hama dan penyakit yang

dilakukan oleh petani kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten

Enrekang dilakukan untuk mengurangi kerugian akibat adanya serangan hama dan

penyakit. Serangan hama atau penyakit dapat menyebabkan penurunan produksi

sehingga merugikan petani. Penggunaan pestisida yang ada di Desa Tongko

Kecamatan baroko mudah untuk didapatkan oleh petani dengan harga sesuai

pasaran.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pestisida yang digunakan oleh

petani di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang yaitu gramazon

dengan jumlah sebanyak 98 liter dengan rata-rata sebanyak 3,08 liter. Enduro

Page 51: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

38

dengan jumlah sebanyak 5428,5 ml dengan rata-rata sebanyak 169,64 ml.

Prevathon dengan jumlah sebanyak 25.023 ml rata-rata sebanyak 781,97 ml dan

amistartop dengan jumlah sebanyak 9.890 ml dengan rata-rata 309,06 ml dan

sedangkan jumlah seprint sebanyak 49.455 ml dengan rata-rata sebanyak 1.545,47

ml.

e. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor yang peting dalam melakukan usahatani

kubis.Penggunaan tenaga kerja dalam usahatani kubis meliputi tenaga kerja

pengolahan lahan dan penanaman. Penggunaan tenaga kerja pada pengolahan

lahan sebanyak 134 orang dengan rata-rata/orang 4 dan tenaga kerja penanaman

sebanyak 145 orang dengan rata-rata/orang 5 orang.

2. Biaya Produksi

Biaya Produksi adalah suatu pengorbanan fisik dan non fisik yang

dikeluarkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Biaya produksi dalam

usahatani dapat berupa uang tunai, upah kerja, biaya persiapan dan penggarapan

tanah, biaya pembelian pupuk, biaya bibit, Biaya obat-obatan dan sebagainya

(Mubyarto, 2008).

Biaya produksi pada penelitian ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan

oleh para petani kubis yang ada di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten

Enrekang baik yang berpengaruh langsung pada kegiatan proses produksi (Biaya

Variabel) maupun yang tidak berpengaruh langsung pada kegiatan proses

produksi ( Biaya Tetap).

Page 52: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

39

a. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani yang tidak

mempengaruhi tingkat produksi. Biaya tetap yang diperoleh pada penelitian ini

yaitu biaya pajak dan biaya penyusutan alat. Biaya tetap produksi petani kubis di

Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada Tabel

11.

Tabel 11. Rata-rata Penggunaan Biaya Tetap Petani Kubis di Desa Tongko

Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang

No Jenis Biaya Tetap Nilai (Rp)

1

2

Pajak

Penyusutan Alat

24.625,00

289.759,00

Jumlah 314.384,00

Sumber : Data Primer Setelah diolah,2020.

Tabel 11 menunjukkan bahwa biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh

responden ada dua yaitu biaya pajak lahan dan penyusutan alat. Petani hanya

membayar biaya pajak lahan. Adapun jumlah pembayaran pajak lahan yang harus

dikeluarkan petani kubis yaitu sebesar Rp 788.000 dengan rata-rata sebesar Rp

24.625. Jenis alat yang digunakan yaitu garpu/linggis, semprot/spayer, pompa air

dan parang, alat yang digunakan muda didapatkan tetapi belum memadai

Sedangkan untuk nilai penyusutan alat jumlah biaya yang dikeluarkan petani

untuk usahataninya sebesar Rp 9.272.300 dengan rata-rata sebesar Rp 289.759.

Sehingga biaya tetap yang dikeluarkan petani kubis mulai dari pajak lahan dan

penyusutan alat sebesar Rp 10.060.300.

Page 53: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

40

b. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh besarnya

produksi, misalnya sarana produksi dan tenaga kerja (Soekartawi,2006). Biaya

variabel usahatani kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang

dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Rata-rata Penggunaan Biaya Variabel Petani Kubis di Desa Tongko

Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang

No Jenis Biaya Variabel Nilai (Rp)

1

2

3

4

5

Benih

Pupuk

Pestisida

Panen

Tenaga Kerja

1. Pengolahan Lahan

2. Penanaman

874.375,00

1.896.194,00

1.157.000,00

328.375,00

690.625,00

430.000,00

Jumlah 5.376.569,00

Sumber : Data Primer Setelah diolah,2020.

Tabel 12 menunjukkan bahwa biaya variabel yang paling banyak

dikeluarkan oleh petani kubis adalah pupuk dengan jumlah sebesar Rp 60.678.200

dengan rata-rata sebesar Rp 1.896.194 dan yang paling sedikit adalah biaya panen

dengan jumlah sebesar Rp 10.508.000 dengan rata-rata sebesar Rp 328.375.

Sehingga total biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani kubis sebesar Rp

172.050.200 dengan rata-rata sebesar Rp 5.376.569.

Page 54: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

41

Biaya Variabel untuk pembelian benih menggunakan varietas grennopa

dan investor. Total benih yang digunakan secara keseluruhan sebanyak 4.020

gram dengan rata-rata 126 gram dengan rata-rata harga sebesar Rp. 874.375,00.

Pupuk yang digunakan untuk budidaya kubis di Desa Tongko Kecamatan

Baroko Kabupaten Enrekang yaitu pupuk organik dan pupuk kimia dimana pupuk

organik yang digunakan yaitu pupuk kandang ayam, selain dijadikan pupuk dasar

fungi dari pupuk kandang yaitu untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman,

serta untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Sedangkan untuk pupuk

kimia yaitu pupuk Urea yang berfungsi untuk membuat tanaman lebih hijau dan

segar , Ponska berfungsi untuk meningkatkan hasil panen dan kualitas tanaman,

Matahari, TSP36 berfungsi untuk memperbesar terbentuknya bunga mejadi buah

atau biji. Petani Melakukan pemupukan 3 kali dalam musim tanam. Pemupukan

pertama pada umur 10 hari setelah penanaman, Pemupukan kedua dilakukan pada

umur 25 hari setelah tanam dan Pemupukan keempat dilakukan pada umur 45 hari

setelah tanam. Cara pemupukan dilakukan dengan mencampur setiap kombinasi

berbagai jenis pupuk kemudian ditaburkan ke sekeliling pangkal batang pada

tanaman kubis. Pemupukan merupakan kegiatan dalam usahatani yang bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan zat hara bagi tanaman yang kurang tersedia didalam

tanah.

Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan oleh petani kubis di Desa

Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang yang dilakukan untuk

mengurangi kerugian akibat adanya serangan hama dan penyakit. Pengendalian

yang dilakukan petani yang ada di lokasi penelitian melakukan dengan

Page 55: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

42

menggunakan pestisida kimia seperti Gramazon jenis herbisida yang berfungsi

untuk membasmi tumbuhan liar atau gulma penganggu tanaman, endure jenis

insteksida yang berfungsi untuk mengendalikan hama ulat, prevaton jenis

insteksida yang berfungsi untuk mengendalikan hama penggerek polong pada

tanaman, amistartop jenis fungisida yang berfungsi mengendalikan berbagai jenis

penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh jamur dan seprint jenis pupuk

organik cair yang digunakan untuk daun, buah dan bunga, seprint membantu

meningkatkan hasil panen dan mencegah daun berkerut/keriting dan berlubang.

Biaya variabel tenaga kerja sangat berperan dalam mengolah usahatani

kubis dengan mencapai nilai sebesar Rp 1.120.625. Tenaga kerja meliputi

persiapan lahan dan penanaman, Tenaga kerja untuk persiapan lahan dengan upah

sebesar Rp 100.00/ hari sedangkan untuk penanaman sebesar Rp. 80.000/hari.

Tenaga kerja untuk setiap kegiatan usahatani memerlukan banyak tenaga kerja

karena adanya keinginan dari petani untuk menyelesaikan pekerjaan dalam satu

hari.

Biaya variabel panen merupakan biaya variabel yang paling sedikit

digunakan yaitu sebesar Rp. 328.375,00. Biaya panen meliputi biaya pembelian

karung dan pembelian tali rapiah. Karung digunakan untuk mengumpulkan hasil

kubis yang sudah dipanen kemudian diikat menggunakan tali rapiah.

5.3 Pendapatan Usahatani Kubis

Suatu usahatani dapat dikatakan berhasil ketika pendapatan memenuhi

persyaratan yang cukup untuk membayar semua produksi, upah tenaga kerja dan

lain sebagainya selama melakukan kegiatan usahatani. Kegiatan usaha pada

Page 56: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

43

akhirnya akan memperoleh pendapatan berupa nilai uang yang diterima dari

penjualan produk yang dikurangi biaya yang lebih untuk dikeluarkan.

Analisis pendapatan yaitu analisis yang dilakukan untuk memperoleh nilai

pendapatan usahatani, pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan

semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi (Soekartawati, 2006).

Pendapatan petani dikenal ada dua yaitu pendapatan kotor dan pendapatan

bersih, pendapatan kotor merupakan nilai hasil produksi yang diterima petani

sebelum dikurangi biaya produksi, sedangkan biaya pendapatan bersih adalah

nilai produksi yang diterima oleh petani dikurangi dengan biaya produksi selama

proses produksi.

Tingkat pendapatan yang diperoleh petani yang ditentukan oleh jumlah

satuan fisik produksi yang dihasilkan dan nilai produksi persatuan fisik.

Penerimaan yang tinggi tidaklah mutlak menunjukkan pendapatan yang tinggi,

oleh karena itu, pengeluaran perlu dirinci dengan baik. Pendapatan bersih yang

diperoleh petani kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang

dapat dilihat pada Tabel 13.

Page 57: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

44

Tabel 13. Rata-rata Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Kubis di Desa

Tongko Kecamatan baroko Kabupaten Enrekang

Uraian Jumlah

(Unit)

Harga per

Unit (Rp) Nilai (Rp)

1. Penerimaan

Produksi (kg) 10.828 1.500,00 16.495.313

2. Biaya Variabel

a. Persemaian

1) Benih (Gram)

b. Pemupukan

1) Urea (Kg)

2) Ponska (Kg)

3) Tsp (kg)

4) Organik (Kg)

c. Pestisida

1) Gramazom (ltr)

2) Enduro (ml)

3) Prevathon (ml)

4) Amistartop (ml)

5) Seprint (ml)

d. Tenaga Kerja

1) Pengolahan Lahan (HOK)

2) Penanaman (HOK)

e. Panen

1) Tali rapiah (M)

2) Karung

3. Biaya tetap

a. Penyusutan alat (Rp)

b. Pajak (Rp)

4.020

9.850

4.908

4.908

19.020

98

5429

25023

9890

49455

107

94

2.08

49,59

-

-

5.000,00

2.400,00

3.000,00

3.000,00

500,00

68.000,00

1.000,00

600,00

500,00

100,00

100.000,00

80.000,00

18.000,00

10.000,00

-

-

1.874.375,00

708.756,00

445.128,00

445.128,00

297.188,00

209.100,00

196.641,00

469.181,00

154.531,00

154.547,00

690.625,00

430.000,00

32.063,00

305.313,00

289.759,00

24.625,00

Jumlah 5.690.953,00

4. Pendapatan (TR-TC) 10.804.359

Sumber : Data Primer Setelah diolah,2020.

Tabel 13 menunjukkan bahwa rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan

petani kubis sebanyak Rp 5.690.953. Dimana biaya paling banyak dikeluarkan

Page 58: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

45

petani kubis yaitu biaya benih sebesar Rp 1.874.375,00 sedangkan untuk biaya

paling sedikit yaitu biaya tali rapiah sebesar Rp 37.462,00.

Jumlah produksi petani kubis sebanyak 10.828 Kg dengan harga Kubis

mulai dari harga Rp 1.000 sampai dengan 2.000/Kg jadi penerimaan petani dalam

melakukan kegiatan usahatani kubis sebesar Rp 16.495.313. Dan untuk jumlah

rata-rata total biaya yang dikeluarkan petani sebesar Rp 5.690.953. Jumlah

pendapatan yang diterima petani yaitu penerimaan dikurangi total

biaya.Pendapatan petani usahatani kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko

Kabupaten Enrekang yaitu sebesar Rp 10.804.359. Tingkat pendapatan petani

kubis secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jumlah produksi, harga

jual dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.

Page 59: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian yang telah dilakukan di Desa Tongko

Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Jumlah produksi kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten

Enrekang adalah sebanyak 346.500 Kg dan rata-rata sebanyak 10.828 Kg

dengan rata-rata harga sebesar Rp 1.500/ Kg.

2. Penerimaan petani kubis permusimnya sebesar Rp 16.495.313 sedangkan

biaya produksi sebesar Rp 5.690.953. Rata-rata pendapatan petani kubis

permusimnya di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang

Sebesar Rp 10.804.359.

6.2 Saran

Saran yang diajukan peneliti untuk pihak yang terkait yaitu sebagai

berikut:

1. Sebaiknya petani kubis menggunakan benih yang unggul sehingga hasil

produksi tinggi, serta diharapkan usahatani kubis di Desa Tongko

dipertahankan karena dapat memberikan keuntungan dan layak untuk

diusahakan.

2. Perlunya peningkatan teknologi guna untuk meningkatkan kualitas dan

kuantitas serta meningkatkan pendapatan usahatani kubis.

Page 60: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

47

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Indonesia Dalam Angka. BPS Jakarta

Anonim. 2014. Kantor Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang,

Anonim. 2014. Kantor Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang,

Algifari. 2004. Analisis Data. LP3ES, Jakarta.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta

Daniel, 2002.Pengantar Ekonomi Pertanian, Bumi Aksara, Jakarta.

Direktorat Jendral Hortikultura. 2008. Membangun Hortikultura Berdasarkan

Enam Pilar Pembangunan.http://hortikultura.go.id( diakses 18 Februari

2020).

Halim, 2005.Analisis Investasi, Edisi 2. PT Salemba Emban Patria, Jakarta.

Hanafi, Rita 2010. Pengantar Ekonomi pertanian. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Indriani, 1993.Pemilihan Tanaman dan Lahan Sesuai Kondisi Lingkungan dan

Pasar. Jakarta: Penerbit Surabaya

Juliana, 2006.Ilmu Usahatani.Penerbit Universitas Indonesia.

Mantra Ib. 2004.Demografis Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Mubyarto. 2008. Ilmu Usahatani. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mulyadi, 2003, Analisis Biaya, Penerbit Sekolah Ilmu Ekonomi YKPN, ,

Yogyakarta.

Nicholson, W. 2002.Mikroekonomi Intermediate dan Aplikainya, Edisi

Kedelapan. Penerbit Erlangga. Jakarta

Pracaya, 2001.Kol Alias Kubis.Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Rukmana, Rahmat, 1994. Bertanam Kubis, Penerbit Konisius, Yogyakarta

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Page 61: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

48

Soekartawati. 2003. Teori Ekonomi Produksi Jakarta : PT RajaGrafindo persada.

Soekartawi. 2006. Ilmu Usahatani. Universitas Indonesia Pers: Jakarta.

Suharjo (2007).Psikologi Pendidikan.Jakarta

Sukino, Sadono, 2000. Makro Ekonomika Moderen, PT. Rasa grafindo Persada:

Jakarta

Sukino, 2006 . Ekonomi Pembangunan, Proses, Masalah dan Kebijakan ,Kencana

Prenada Media Grup.

Sundari, 2006. Pendahuluan: Analisis Biaya Dan Pendapatan Usahatani Kubis

(diakses 18 Februari 2020).

Suratiyah K. 2008 Analisis Usahatani. Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta.

Page 62: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

49

L

A

M

P

I

R

A

Page 63: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

50

Lampiran 1 : Identitas Responden Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan

Baroko Kabupaten Enrekang

No. Nama

Responden Umur

Alamat

Responden

Pendidikan

Responden

Luas

Lahan

(H)

Pengalaman

Petani

Kubis

Jumlah

Tanggungan

1 Kiraman 36 Buntu Dea SLTP 1.00 17 Tahun 4

2 Sainal 31 Buntu Dea Sd 0.50 15 Tahun 3

3 Asing 49 Buntu Dea SLTP 0.75 30 Tahun 4

4 Dicu 32 Rano Sarjana 0.75 10 Tahun 3

5 Ciman 31 Rano Sarjana 0.65 9 Tahun 2

6 Daru 37 Rano Sarjana 1.00 15 Tahun 3

7 Pata' 42 Kalimbua SLTP 0.80 21 Tahun 1

8 Ganing 58 Rano SMA 1.00 38 Tahun 4

9 Anto 39 Bubun Bia SMA 0.55 18 Tahun 3

10 Edi 43 Pamolongan SMA 0.90 18 Tahun 2

11 Iqbal 40 Pasa' Dalle SLTP 0.35 21 Tahun 2

12 Sabar 37 Pamolongan SMA 0.65 16 Tahun 3

13 Tahir 55 Pamolongan SLTP 0.50 27 Tahun 4

14 Agu 43 Bubun Bia SD 0.30 25 Tahun 4

15 Indi 29 Kalimbua SLTP 0.65 10 Tahun 2

16 Rusli 32 Kalimbua SMA 0.80 14 Tahun 5

17 Yasir 34 Buntu Dea SMA 0.65 17 Tahun 3

18 Kadir 45 Pusa SD 0.35 27 Tahun 3

19 Saidir 40 Pusa SD 0.35 22 Tahun 4

20 Amir 39 Bubun Bia SMA 1.00 19 Tahun 3

21 Ari 48 Pasa' Dalle Sd 0.85 25 Tahun 4

22 Mariono 41 Pusa SLTP 0.15 20 Tahun 5

23 Kadang 35 Pusa Sd 0.35 22 Tahun 3

24 Senjata 59 Kalimbua SLTP 0.50 32 Tahun 2

25 Tiar 39 Buntu Dea Sd 0.85 20 Tahun 2

26 Sain 44 Kalimbua Sd 0.35 22 Tahun 2

27 Noling 55 Rano SMA 0.35 35 Tahun 1

28 Hasan 58 Pusa Sarjana 0.55 32 Tahun 5

29 Lobo' 47 Pamolongan SD 0.15 27 Tahun 2

30 Kenden 35 Pusa SLTP 0.35 18 Tahun 2

31 Tahan 60 Buntu Dea Sarjana 1.00 30 Tahun 1

32 Onggo' 46 Buntu Dea SD 0.75 28 Tahun 5

Jumlah 1359 19.70 96

Rata-Rata 42 0.62 3

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020

Page 64: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

51

Lampiran 2 : Biaya Variabel Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang

No. Nama

Responden

luas Lahan

(H)

Persiapan

Lahan (Rp)

Persemaian

(Rp)

Penanaman

(Rp)

Pemupukan

(Rp)

Pestisida

(Rp)

Panen

(Rp)

Total Biaya

(Rp)

1 Kiraman 1 1,200,000 1,000,000 720,000 3,180,000 1,840,000 596,000 8,536,000

2 Sainal 0.5 400,000 500,000 320,000 1,490,000 920,000 298,000 3,928,000

3 Asing 0.75 600,000 1,440,000 480,000 2,237,800 1,383,600 427,000 6,568,400

4 Dicu 0.75 600,000 1,440,000 480,000 2,388,000 1,382,100 157,000 6,447,100

5 Ciman 0.65 500,000 700,000 320,000 2,073,000 1,192,800 357,000 5,142,800

6 Daru 1 1,500,000 1,800,000 960,000 2,980,000 1,746,400 586,000 9,572,400

7 Pata' 0.8 800,000 850,000 480,000 2,405,000 1,472,000 466,000 6,473,000

8 Ganing 1 1,800,000 1,800,000 720,000 3,180,000 1,853,000 596,000 9,949,000

9 Anto 0.55 600,000 810,000 480,000 1,758,000 1,004,800 248,000 4,900,800

10 Edi 0.9 600,000 950,000 640,000 2,865,000 1,656,000 456,000 7,167,000

11 Iqbal 0.35 300,000 350,000 160,000 1,040,000 642,800 259,000 2,751,800

12 Sabar 0.65 600,000 1,260,000 480,000 1,942,800 1,195,100 177,000 5,654,900

13 Tahir 0.5 600,000 500,000 160,000 1,590,000 930,000 388,000 4,168,000

14 Agu 0.3 300,000 300,000 160,000 960,000 717,000 348,000 2,785,000

15 Indi 0.65 600,000 700,000 480,000 1,942,800 1,204,600 307,000 5,234,400

16 Rusli 0.8 800,000 850,000 480,000 2,405,000 1,527,000 436,000 6,498,000

17 Yasir 0.65 600,000 700,000 320,000 1,942,800 1,200,600 257,000 5,020,400

18 Kadir 0.35 400,000 300,000 240,000 1,040,000 705,200 159,000 2,844,200

19 Saidir 0.35 300,000 250,000 160,000 1,110,000 615,600 289,000 2,724,600

20 Amir 1 1,600,000 1,800,000 1,200,000 2,980,000 1,996,800 596,000 10,172,800

21 Ari 0.85 1,200,000 1,620,000 640,000 2,703,000 1,592,600 357,000 8,112,600

Page 65: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

52

22 Mariono 0.15 200,000 200,000 160,000 452,800 317,600 109,000 1,439,400

23 Kadang 0.35 400,000 350,000 160,000 1,042,800 637,400 168,000 2,758,200

24 Senjata 0.5 600,000 900,000 240,000 1,590,000 873,800 268,000 4,471,800

25 Tiar 0.85 800,000 1,620,000 640,000 2,703,000 1,498,600 447,000 7,708,600

26 Sain 0.35 400,000 250,000 160,000 970,000 1,039,500 339,000 3,158,500

27 Noling 0.35 200,000 300,000 240,000 1,035,000 580,600 109,000 2,464,600

28 Hasan 0.55 600,000 600,000 320,000 1,758,000 1,035,400 327,000 4,640,400

29 Lobo' 0.15 200,000 250,000 80,000 452,800 355,500 109,000 1,447,300

30 Kenden 0.35 200,000 350,000 240,000 1,042,800 681,000 109,000 2,622,800

31 Tahan 1 1,800,000 1,800,000 960,000 3,180,000 1,853,200 606,000 1,0199,200

32 Onggo' 0.75 800,000 1,440,000 480,000 2,237,800 1,373,400 157,000 6,488,200

Jumlah 19.7 22,100,000 27,980,000 13,760,000 60,678,200 37,024,000 10,508,000 172,050,200

Rata-rata 0.62 690,625 874,375 430,000 1,896,194 1,157,000 328,375 5,376,569

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020.

Page 66: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

53

Lampiran 3 : Biaya Tetap Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko

Kabupaten Enrekang

No. Nama

Responden

luas Lahan

(H)

Biaya Tetap/Tahun Total Biaya

(Rp) Pajak

(Rp)

Penyusutan Alat

(Rp)

1 Kiraman 1.00 40,000 314,600 354,600

2 Sainal 0.50 20,000 300,700 320,700

3 Asing 0.75 30,000 331,500 361,500

4 Dicu 0.75 30,000 332,600 362,600

5 Ciman 0.65 26,000 382,000 408,000

6 Daru 1.00 40,000 319,900 359,900

7 Pata' 0.80 32,000 233,000 265,000

8 Ganing 1.00 40,000 270,100 310,100

9 Anto 0.55 22,000 339,300 361,300

10 Edi 0.90 36,000 267,000 303,000

11 Iqbal 0.35 14,000 259,500 273,500

12 Sabar 0.65 26,000 307,300 333,300

13 Tahir 0.50 20,000 293,700 313,700

14 Agu 0.30 12,000 257,900 269,900

15 Indi 0.65 26,000 354,300 380,300

16 Rusli 0.80 32,000 323,400 355,400

17 Yasir 0.65 26,000 261,000 287,000

18 Kadir 0.35 14,000 252,500 266,500

19 Saidir 0.35 14,000 321,500 335,500

20 Amir 1.00 40,000 385,100 425,100

21 Ari 0.85 34,000 260,200 294,200

22 Mariono 0.15 6,000 244,700 250,700

23 Kadang 0.35 14,000 276,000 290,000

24 Senjata 0.50 20,000 271,200 291,200

25 Tiar 0.85 34,000 320,500 354,500

26 Sain 0.35 14,000 254,500 268,500

27 Noling 0.35 14,000 204,100 218,100

28 Hasan 0.55 22,000 305,000 327,000

29 Lobo' 0.15 6,000 229,900 235,900

30 Kenden 0.35 14,000 267,300 281,300

31 Tahan 1.00 40,000 304,700 344,700

32 Onggo' 0.75 30,000 227,300 257,300

Jumlah 19.70 788,000 9,272,300 10,060,300

Rata-rata 0.62 24,625 289,759 314,384

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020.

Page 67: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

54

Lampiran 4 : Biaya Total Produksi Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan

Baroko Kabupaten Enrekang

No. Nama

Responden

Luas Lahan

(Ha)

Biaya variabel

(Rp)

Biaya tetap

(Rp)

Biaya Total

(Rp)

1 Kiraman 1.00 8,536,000 354,600 8,890,600

2 Sainal 0.50 3,928,000 320,700 4,248,700

3 Asing 0.75 6,568,400 361,500 6,929,900

4 Dicu 0.75 6,447,100 362,600 6,809,700

5 Ciman 0.65 5,142,800 408,000 5,550,800

6 Daru 1.00 9,572,400 359,900 9,932,300

7 Pata' 0.80 6,473,000 265,000 6,738,000

8 Ganing 1.00 9,949,000 310,100 10,259,100

9 Anto 0.55 4,900,800 361,300 5,262,100

10 Edi 0.90 7,167,000 303,000 7,470,000

11 Iqbal 0.35 2,751,800 273,500 3,025,300

12 Sabar 0.65 5,654,900 333,300 5,988,200

13 Tahir 0.50 4,168,000 313,700 4,481,700

14 Agu 0.30 2,785,000 269,900 3,054,900

15 Indi 0.65 5,234,400 380,300 5,614,700

16 Rusli 0.80 6,498,000 355,400 6,853,400

17 Yasir 0.65 5,020,400 287,000 5,307,400

18 Kadir 0.35 2,844,200 266,500 3,110,700

19 Saidir 0.35 2,724,600 335,500 3,060,100

20 Amir 1.00 10,172,800 425,100 10,597,900

21 Ari 0.85 8,112,600 294,200 8,406,800

22 Mariono 0.15 1,439,400 250,700 1,690,100

23 Kadang 0.35 2,758,200 290,000 3,048,200

24 Senjata 0.50 4,471,800 291,200 4,763,000

25 Tiar 0.85 7,708,600 354,500 8,063,100

26 Sain 0.35 3,158,500 268,500 3,427,000

27 Noling 0.35 2,464,600 218,100 2,682,700

28 Hasan 0.55 4,640,400 327,000 4,967,400

29 Lobo' 0.15 1,447,300 235,900 1,683,200

30 Kenden 0.35 2,622,800 281,300 2,904,100

31 Tahan 1.00 1,0199,200 344,700 10,543,900

32 Onggo' 0.75 6,488,200 257,300 6,745,500

Jumlah 19.70 172,050,200 10,060,300 182,110,500

Rata-Rata 0.62 5,376,569 314384 5,690,953

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020.

Page 68: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

55

Lampiran 5 : Penerimaan Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko

Kabupaten Enrekang

No. Nama

Responden

Luas Lahan

(Ha)

Produksi Kubis

(Kg)

Harga

(Rp/Kg)

Penerimaan

(Rp)

1 Kiraman 1.00 18,000 1,500 27,000,000

2 Sainal 0.50 9,000 1,500 13,500,000

3 Asing 0.75 13,500 2,000 27,000,000

4 Dicu 0.75 13,500 1,500 20,250,000

5 Ciman 0.65 10,500 1,700 17,850,000

6 Daru 1.00 18,000 1,500 27,000,000

7 Pata' 0.80 13,500 1,500 20,250,000

8 Ganing 1.00 18,000 1,500 27,000,000

9 Anto 0.55 9,000 1,500 13,500,000

10 Edi 0.90 16,500 1,700 28,050,000

11 Iqbal 0.35 6,000 1,000 6,000,000

12 Sabar 0.65 12,000 1,500 18,000,000

13 Tahir 0.50 9,000 1,500 13,500,000

14 Agu 0.30 4,500 1,500 6,750,000

15 Indi 0.65 10,500 1,000 10,500,000

16 Rusli 0.80 13,500 1,000 13,500,000

17 Yasir 0.65 12,000 1,500 18,000,000

18 Kadir 0.35 6,000 1,700 10,200,000

19 Saidir 0.35 6,000 1,700 10,200,000

20 Amir 1.00 18,000 1,500 27,000,000

21 Ari 0.85 15,000 1,000 15,000,000

22 Mariono 0.15 3,000 1,500 4,500,000

23 Kadang 0.35 6,000 1,500 9,000,000

24 Senjata 0.50 9,000 1,500 13,500,000

25 Tiar 0.85 15,000 2,000 30,000,000

26 Sain 0.35 6,000 1,500 9,000,000

27 Noling 0.35 6,000 1,500 9,000,000

28 Hasan 0.55 9,000 1,700 15,300,000

29 Lobo' 0.15 3,000 1,500 4,500,000

30 Kenden 0.35 6,000 1,500 9,000,000

31 Tahan 1.00 18,000 1,500 27,000,000

32 Onggo' 0.75 13,500 2,000 27,000,000

Jumlah 19.70 346,500 527,850,000

Rata-Rata 0.62 10,828 164,95312.5

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020.

Page 69: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

56

Lampiran 6 : Pendapatan Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko

Kabupaten Enrekang

No. Nama

Responden

Luas Lahan

(Ha)

Penerimaan

(Rp)

Biaya Total

(Rp)

Pendapatan

(Rp)

1 Kiraman 1.00 27,000,000 8,890,600 18,109,400

2 Sainal 0.50 13,500,000 4,248,700 9,251,300

3 Asing 0.75 27,000,000 6,929,900 20,070,100

4 Dicu 0.75 20,250,000 6,809,700 13,440,300

5 Ciman 0.65 17,850,000 5,550,800 12,299,200

6 Daru 1.00 27,000,000 9,932,300 17,067,700

7 Pata' 0.80 20,250,000 6,738,000 13,512,000

8 Ganing 1.00 27,000,000 10,259,100 16,740,900

9 Anto 0.55 13,500,000 5,262,100 8,237,900

10 Edi 0.90 28,050,000 7,470,000 20,580,000

11 Iqbal 0.35 6,000,000 3,025,300 2,974,700

12 Sabar 0.65 18,000,000 5,988,200 12,011,800

13 Tahir 0.50 13,500,000 4,481,700 9,018,300

14 Agu 0.30 6,750,000 3,054,900 3,695,100

15 Indi 0.65 10,500,000 5,614,700 4,885,300

16 Rusli 0.80 13,500,000 6,853,400 6,646,600

17 Yasir 0.65 18,000,000 5,307,400 12,692,600

18 Kadir 0.35 10,200,000 3,110,700 7,089,300

19 Saidir 0.35 10,200,000 3,060,100 7,139,900

20 Amir 1.00 27,000,000 10,597,900 16,402,100

21 Ari 0.85 15,000,000 8,406,800 6,593,200

22 Mariono 0.15 4,500,000 1,690,100 2,809,900

23 Kadang 0.35 9,000,000 3,048,200 5,951,800

24 Senjata 0.50 13,500,000 4,763,000 8,737,000

25 Tiar 0.85 30,000,000 8,063,100 21,936,900

26 Sain 0.35 9,000,000 3,427,000 5,573,000

27 Noling 0.35 9,000,000 2,682,700 6,317,300

28 Hasan 0.55 15,300,000 4,967,400 10,332,600

29 Lobo' 0.15 4,500,000 1,683,200 2,816,800

30 Kenden 0.35 9,000,000 2,904,100 6,095,900

31 Tahan 1.00 27,000,000 10,543,900 16,456,100

32 Onggo' 0.75 27,000,000 6,745,500 20,254,500

Jumlah 19.70 527,850,000 182,110,500 345,739,500

Rata-Rata 0.62 16,495,313 5,690,953 10,804,359

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020.

Page 70: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

57

Lampiran 7: Peta Administratif Kabupaten Enrekang

Page 71: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

58

Lampiran 8 : Peta Administratif Kecamatan Baroko

Page 72: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

59

Lampiran 9 :Dokumentasi Penelitain

Gambar 1 : Tanaman Kubis

Gambar 2 : Pengolahan Lahan

Page 73: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

60

Gambar 3 : Penanaman

Gambar 4 : Bibit Kubis Saat Persemaian

Page 74: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

61

Gambar 5 : Panen Kubis

Gambar 6 :Wawancara dengan Petani Kubis

Page 75: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

62

Page 76: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

63

Page 77: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

64

Page 78: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI …

65

RIWAYAT HIDUP

RISNAYANTI, lahir di Tongko tanggal 14 April 1998 dari

ayah Arifin R dan ibu Nurbaya. Penulis merupkan anak

kedua dari lima bersaudara. Pendidikan formal yang

dilalaui penulis adalah SDN 98 Tongko dan lulus tahun

2010, MTS Muhammadiyah Tongko dan lulus pada tahun

2013 kemudian melanjutkan pendidikan di SMAN 12 Makassar dan lulus pada

tahun 2016. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk program studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Selama mengikuti perkulihan penulis pernah magang di UPT Balai Benih

Tanaman Pangan Kabupaten Maros, penulis juga ikut dalam organisasi Himpunan

mahasisiwa Agribisnis (HIMAGRI) dan Himpunan Pelajar Mahasisiwa

Massenrempulu (HPMM).

Berkat rahmat, doa serta Karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi Dengan karya yang berjudul “Analisis Produksi dan

Pendapatan Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten

Enrekang”.