analisis precede

10
Langkah-langkah Perencanaan Promosi Kesehatan Menggunakan Kerangka PRECEDE JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA No. 03 Vol. 02 Hal. 107-111, September 2013. “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KESEHATAN “LIBAS 2+” SEBAGAI UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI DI KABUPATEN SAMPANG”

Upload: rigen-adi-kowara

Post on 25-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

PRECEDE

TRANSCRIPT

Langkah-langkah Perencanaan Promosi Kesehatan Menggunakan Kerangka PRECEDE

Langkah-langkah Perencanaan Promosi Kesehatan Menggunakan Kerangka PRECEDE JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA No. 03 Vol. 02 Hal. 107-111, September 2013.IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KESEHATAN LIBAS 2+ SEBAGAI UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI DI KABUPATEN SAMPANG

KELOMPOK 8ANIK YUNAIDAH101211131032UMMU FARIHAH101211131227MIKA VERNICIA H101211132044ARIFA YUSRINA101211133004RIGEN ADI KOWARA101211133057

Pendahuluan Daerah yang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) tertinggi di propinsi Jawa Timur adalah Kabupaten Sampang. Berdasarkan data perkembangan pencapaian program kesehatan ibu di Kabupetn Sampang, menunjukkan bahwa pada tahun 2004, AKB sebanyak 40 promil meningkat sampai dengan tahun 2007 sebesar 72 promil. Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2004 sebanyak 16 promil menurun pada tahun 2006 sebanyak 14 promil. Kondisi tersebut semakin meyakinkan ketika menilik Laporan Riskesdas Tahun 2007 Propinsi Jawa Timur, bahwa angka prosentase balita yang mengalami gizi buruk di Kabupaten Samppang sebanyak 16%. Angka ini adalah angka tertinggi di Propinsi Jawa Timur.Tahap 3Behavioral and Environment DiagnosisUntuk fase ini, masalah perilaku dan lingkungan yang memengaruhi perilaku dan status kesehatan atau kualitas hidup seseorang atau masyarakat diidentifikasi. Indikator Perilaku langsung memanfaatkan peran dukun beranak untuk melakukan pijat saat kehamilan. Pemanfaatan pelayanan kesehatan (Utilization) melahirkan di dukun, masih ada beberapa keluarga yang memiliki kartu jamkesmas tapi tidak dimanfaatkan.Perilaku melalui lingkungan fisik dan sosial relasi dan dukungan sosial dari aktor lokal yang masih lemah

Tahap 4Educational and Organizational DiagnosisDiagnosis ini dilakukan berdasarkan determinan perilaku yang memengaruhi status kesehatan seseorang atau masyarakat, yaitu 1) predisposing factors , meliputi pengetahuan, sikap, persepsi, kepercayaan dan nilai atau norma yang diyakini seseorang, 2) enabling factors, yaitu faktor lingkungan yang memfasilitasi perilaku seseorang, dan 3) reinforcing factors, yaitu perilaku orang lain yang berpengaruh (toma, toga, guru, petugas kesehatan, orang tua, pemegang kekuasaan) yang dapat menjadi pendorong seseorang untuk berperilaku.6Predisposing factors :a.Pengetahuan masyarakat yang masih rendah rendah dimana sebanyak 24% masyarakat tidak sekolah dan 42% tamatan SD/MI. b.Budaya tradisional yang masih mengakar kuat, seperti : mitos-mitos tentang kehamilanEnabling factors :Sarana dan prasarana menuju puskesmas sudah ada, tetapi yang menjadi masalah adalah beberapa dari mereka belum mendapatkan kartu jamkesmas dan jampersal padahal mereka adalah warga miskin hal ini disebabkan oleh minimnya akses terhadap pusat kekuasaan di desa dan adanya kasus salah sasaranReinforcing factors :a.masih banyak ibu hamil yang mempercayai kyai dan mencari pengobatan melalui jasa kyaib.percaya pada dukunTahap 5Administrative and Policy DiagnosisPada fase ini, dilakukan analisis kebijakan, sumber daya, dan peraturan yang berlaku yang dapat memfasilitasi atau menghambat pengembangan program promosi kesehatan.Analisis kebijakan (Policy)Kebijakan Peraturan Bupati Sampang tentang Jamkesda dan pembiayaan jaminan persalinan melalui program Lima Bebas dan Dua Plus (LIBAS 2+), kemitraan bidandukun.Sumber daya:Man Bidan dan dukunMetode Kemitraan bidan - dukunMoney biaya yang dikeluarkan tidak terlalu mahal, dibantu dengan adanya jamkesmas dan jampersalMarket Memenuhi tujuan MDGs untuk menurunkan AKI dan AKB

Analisis AdministratifSDM yang dibutuhkan untuk melakukan program : masyarakat, bidan dan dukun.SDM yang terdapat di organisasi dan masyarakat : petugas kesehatan lainnya, toma, toga dan pemegang kekuasaan.Hambatan program : nilai-nilai kultur lokal masih mengakar kuat sedangkan relasi dan dukungan sosial dari aktor lokal yang masih lemah sehingga menghambat imlementasi program