analisis polisemi verba aru dalam kalimat bahasa …

59
ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG NIHON GO BUNSHOU NI OKERU ARU” DOUSHI NO TAGI-GO NO BUNSEKI SKRIPSI Skripsi ini Diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara Medan untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Mengikuti Ujian Sarjana Bidang Ilmu Sastra Jepang O L E H ERNI JUMIANTI SITUMORANG 160722017 EKSTENSI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA

JEPANG

NIHON GO BUNSHOU NI OKERU “ARU” DOUSHI NO TAGI-GO

NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini Diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Sumatera

Utara Medan untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Mengikuti Ujian

Sarjana Bidang Ilmu Sastra Jepang

O

L

E

H

ERNI JUMIANTI SITUMORANG

160722017

EKSTENSI SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA

JEPANG

NIHON GO BUNSHOU NI OKERU “ARU” DOUSHI NO TAGI-GO NO

BUNSEKI

Skripsi

Skripsi ini Diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara

Medan untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Mengikuti Ujian Sarjana Bidang

Ilmu Sastra Jepang

Oleh:

ERNI JUMIANTI SITUMORANG

160722017

Dosen Pembimbing I DosenPembimbingII

Rani Arfianty, S.S.,M.Phil NIP: 19761110 200501 2 002 NIP: 19580704 198412 001

Prof. Hamzon Situmorang, M.S.,Ph.D

EKSTENSI SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

Disetujui Oleh:

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Medan

Medan, Februari 2018

Program Studi Sastra Jepang

Ketua,

NIP: 19580704 198412 1 001 Prof. Hamzon Situmorang, M.S.,Ph.D

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

KATA PENGANTAR

Segala puji hormat dan juga syukur penulis sampaikan kepada Tuhan

Yang Maha Esa, karena kasihNYA dan kebaikanNYA penulis boleh

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “ANALISIS

POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG”

merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan salah satu syarat untuk

dapat Program Studi Sastra Jepang - (S1) Ekstensi Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini

sangat sederhana dan masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi isi maupun

uraiannya. Hal ini disebabkan keterbatasan akan pengetahuan dan pengalaman

yang penulis miliki. Untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan-masukan

berupa kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaannya

dimasa-masa mendatang. Pada kesempatan ini penulisan penulis ingin

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk mengikuti perkuliahan pada Program Studi Sastra Jepang (S1)

Ekstensi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Hamzon Situmorang, M.S.,Ph.D, selaku Ketua Program Studi

Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara sekaligus

selaku dosen pembimbing II penulis, yang senantiasa memberikan pengarahan,

kritik dan saran kepada penulis.

3. Ibu Rani Arfianty, S.S.,M.Phil, selaku dosen pembimbing I penulis, yang telah

bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing penulis dalam

menyusun skripsi ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

4. Bapak/Ibu Dosen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

Utara yang telah bersusah payah memberikan ilmu yang dimiliki kepada

penulis selaku mahasiswi Sastra Jepang (S1) Ekstensi selama masa

perkuliahan.

5. Dari semuanya ungkapan terima kasih teristimewa untuk kedua orang tua

penulis yang telah memberikan semangat dukungan berupa kasih sayang, doa

serta materi kepada penulis selama menjalani masa perkuliahan hingga

selesainya penulisan skripsi ini serta kepada seluruh anggota keluarga

terutama saudara/saudari penulis yang selalu memberikan semangat dan

dukungannya kepada penulis selama penulisan skipsi ini.

6. Kepada teman-teman angkatan 2016 Ekstensi Sastra Jepang yang telah

memberi semangat dan dukungan kepada penulis.

7. Kepada rekan sekerjaku SION MINISTRY yang senantiasa memberikan

dukungan, doa dan semangat kepada penulis.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi nusa dan bangsa

terutama bagi penulis sendiri dimasa sekarang dan yang akan datang.

Medan, Februari 2018

Erni Jumianti Situmorangn

NIM : 160722017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………

iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………..... 1

1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………… 4

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ……………………………………. ..5

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori …………………………… 5

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………... 9

1.6 Metode Penelitian ……………………………………………….. 10

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP SEMANTIK,

POLISEMI DAN VERBA

ARU…………………………………………… 13

2.1 Semantik ………………………………………………………… 13

2.1.1 Pengertian Makna dan Fungsi…………………………….......13

2.1.2 Relasi Makna……………………………………………… ....16

2.1.3 Jenis-JenisMakna……………………………………………..18

2.2 Polisemi ………………………………………………………… . 2

2.2.1Arti……………………………………………………………...28

2.2.2 PenyebabTerjadinyaPolisemi………………………………....30

2.3 Verba Aru ………………………………………………..………... 31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

BAB III MAKNA DAN FUNGSI POLISEMI VERBA ARU DI DALAM KALIMAT-KALIMAT BAHASA JEPANG ……………………............ ……35

3.1 Verba Aru di dalam Intermediate Japanese

Reading Skill Builder……………………………………………. …35

3.2 Makna dan Fungsi Polisemi Verba Aru ………………………… 41

3.2.1 Verba aru dengan makna “mempunyai”…………………. 41

3.2.2 Verba aru bermakna “pernah”……………………………. 43

3.2.3 Verba aru bermakna “format”……………………………. 44

3.2.4 Verba aru bermakna “terletak”……………………………. 45

3.2.5 Verba aru bermakna “diperoleh”………………………….. 45

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………… 47

4.1 Kesimpulan…………………………………………………...... 47

4.2 Saran …………………………………………………………... 48

DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekarang ini, bahasa Jepang menjadi salah satu bahasa asing yang cukup

diminati oleh masyarakat dunia. Jumlah pembelajar bahasa Jepang juga terus

meningkat di seluruh dunia. Banyak masyarakat dunia yang tertarik untuk

mempelajari bahasa Jepang sebagai bahasa asing, diawali dari minat terhadap

budaya Jepang ini sendiri. Tata bahasa Jepang mempunyai karakteristik tersendiri

yang tentunya berbeda dengan bahasa asing lainnya. Salah satunya, di dalam

bahasa Jepang terdapat empat jenis huruf yaitu kanji, hiragana, katakana, dan

romaji. Selain itu, di dalam tata bahasa Jepang terdapat aturan seperti perubahan

bentuk pada kata kerja, kata sifat dan kata benda mengikut keterangan waktunya di

dalam kalimat yang mana peraturan ini tidak ada di jumpai di dalam bahasa

Indonesia.

Berikutnya, ada banyak verba di dalam bahasa Jepang yang mempunyai

makna lebih dari satu. Hal ini mungkin dapat menjadi kendala bagi pembelajar

bahasa Jepang untuk menggunakannya hingga timbul kesalahan dalam

menggunakannya. Kendala ini berupa pemilihan kata yang tidak tepat dalam

sebuah kalimat. Pemilihan kata yang tepat bergantung pada pemahaman makna

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

yang benar pada suatu kata. Ini semua sangat penting karena dalam berbahasa di

perlukan pemahaman dari setiap kosakata yang digunakan agar tujuan dari

berkomunikasi dapat tersampaikan dengan baik. Karena itu, pemahaman makna

dalam setiap kosakata juga merupakan hal mendasar yang perlu dikuasai oleh

pembelajar bahasa Jepang karena dalam berbahasa, pemahaman mengenai makna

mempunyai peranan penting.

Semantik (imiron) merupakan salah satu cabang Linguistik (gengogaku)

yang mengkaji tentang makna (Sutedi, 2011:127). Polisemi adalah satu ujaran

dalam bentuk kata yang mempunyai makna berbeda-beda, tetapi masih ada

hubungan dan kaitan antara makna-makna yang berlainan tersebut (Parera,

2004:81). Pada polisemi bunyi dan hurufnya sama sehingga sulit untuk

mengetahui apa makna yang terkandung dalam verba tersebut dalam suatu kalimat.

Salah satu verba bahasa Jepang yang mempunyai polisemi adalah ある (aru)

seperti terlihat pada contoh kalimat berikut:

(1) 机の上に花びんが

(Tsukue no ue ni kabin ga ある。

aruDi atas meja

). ada

vas bunga.

(Kokuritsu kokugo kenkyuusho, 1988:36)

(2) 来週学校で運動会がある

(Raishuu gakkoo de undookai ga 。

aruMinggu depan di sekolah akan

). diadakan pesta olahraga.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

(Kokuritsu kokugo kenkyuusho, 1988:37)

Pada contoh kalimat (1), verba aru diterjemahkan menjadi ada, sedangkan

pada contoh kalimat (2), verba aru diterjemahkan menjadi ‘diadakan’.

Berdasarkan contoh kalimat di atas, penerjemahan verba aru ke dalam kalimat

bahasa Indonesia menggunakan dua kata yang berbeda, yaitu ada dan diadakan.

Penerjemahan verba aru ke dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan ‘ada’

dan ‘diadakan’ dianggap telah mengikuti kesesuaian makna untuk keseluruhan

kalimat.

Berdasarkan contoh-contoh kalimat di atas, dapat dilihat bahwa

penggunaan verba aru dalam bahasa Jepang, tidak terbatas pada makna ‘ada’ saja.

Tetapi, ada juga yang bermakna ‘diadakan’. Adanya makna lain dari verba aru

seperti contoh kalimat di atas disebabkan oleh adanya makna kontekstual dalam

kalimat. Makna kontekstual atau makna situasional muncul akibat hubungan

antara ujaran dan konteks (Pateda, 2001:116).

Adanya penerjemahan makna yang berbeda-beda pada verba aru ini

mungkin dapat menimbulkan kesulitan di kalangan pembelajar bahasa Jepang

ketika menggunakan verba aru. Oleh sebab itu, penelitian lebih lanjut mengenai

verba aru ini perlu dilakukan. Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

melakukan penelitian dengan skripsi berjudul “ANALISIS POLISEMI VERBA

ARU (ある) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG”

1.2 Rumusan Masalah

Di dalam tata bahasa Jepang, terdapat kata-kata yang berpolisemi.

Contohnya agaru (naik), kiru (memotong), aru (ada). Verba aru memiliki

beberapa arti berdasarkan konteksnya di dalam kalimat. Banyaknya makna verba

aru ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia mungkin dapat

membingungkan pembelajar bahasa Jepang Indonesia. Seperti terlihat pada

contoh kalimat (1) dan (2) dimana verba aru dapat diterjemahkan menjadi ada

atapun diadakan. Berdasarkan beberapa sumber buku yang penulis kumpulkan,

ada beberapa makna lagi dari verba aru seperti mempunyai, terletak, dan terjadi.

Untuk itu, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana makna verba aru di dalam bahasa Jepang?

2. Bagaimana fungsi verba aru secara makna kontekstual di dalam

kalimat bahasa Jepang?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penulisan penelitian ini agar pembahasan yang dilakukan tidak

terlalu luas, penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini dengan hanya

menganalisis verba aru dari segi makna dan fungsinya di dalam kalimat bahasa

Jepang. Seluruh verba aru yang terdapat di dalam buku teks yang dimaksud akan

di buat daftar list atau dalam bentuk tabel, yang kemudian akan diteliti bagaimana

makna dan kesesuaian fungsinya di dalam kalimat.

1.4 Tinjauan Pustaka dan kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Chaer (1994:1) mengatakan linguistik adalah ilmu tentang bahasa, atau

ilmu yang mengkaji bahasa sebagai objek kajiannnya. Bahasa adalah sistem

lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial

untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Sutedi (2011:127)

mengatakan semantik (imiron) merupakan salah satu cabang linguistik yang

mengkaji tentang makna. Semantik mencakup makna kata, frase, klausa dan

kalimat.

Ruang lingkup polisemi sangat luas. Banyak peneliti menjadikan polisemi

sebagai objek penelitian, pada umumnya penelitian tersebut di titik beratkan pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

salah satu unsur pembentukan dan makna poliseminya saja. Contohnya, Analisis

verba tsukeru sebagai polisemi dalam bahasa Jepang (Agustin C Maya, 2013).

Hasil dari penelitian ini verba tsukeru memiliki 7 makna yang berbeda, yaitu 1.

membuat keadaan dua benda menjadi tidak terpisahkan; 2. menyertakan suatu

benda dengan benda lain; 3. menyertakan suatu benda ke benda lain; 4.

mengfungsikan perasaan dan kekuatan; 5. sesuai dengan yang lain; 6. dipakai di

tubuh; 7. menempatkan pada suatu posisi atau tempat.

Selain analisis dari verba tsukeru, ada juga analisis dari polisemi verba

dasu, yaitu Analisis verba dasu sebagai polisemi dalam novel kaisha saiken karya

ryo takasugi (Lubis S Surya, 2016). Hasil dari penelitian tersbut menunjukkan

verba dasu memiliki 11 makna yang berbeda, yaitu 1. mengeluarkan; 2. menjamu;

3. menampakkan; 4. menyatakan; 5. memproduksi; 6. memberikan; 7.

mengemukakan.; 8. meyerahkan; 9. terjadi; 10. mengungkapkan; 11.

mengirimkan. Ada yang berpendapat bahwa polisemi (tagigo) adalah dalam satu

bunyi (kata) terdapat makna lebih dari satu (Sutedi 2011:161).

1.4.2 Kerangka Teori

Kerangka teori berfungsi sebagai pendorong proses berfikir deduktif yang

bergerak dari alam abstrak kealam yang konkret. Suatu teori yang dipakai oleh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

peneliti sebagai kerangka yang memberi pembatasan terhadap fakta-fakta konkret

yang terbilang banyaknya dalam kehidupan masyarakat yang harus di perhatikan

(Koentjaraningrat, 1976:11). Kunihiro dalam Sutedi (2011:161) mengatakan

polisemi adalah kata yang memiliki makna lebih dari satu, dan setiap makna

tersebut ada pertautannya.

Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan kerangka teori

berdasarkan pendapat para pakar yang diperoleh dari sumber pustaka yang di baca

oleh penulis. Sebelum menganalisis makna yang terdapat pada verba aru sebagai

polisemi dalam bahasa Jepang, maka penulis perlu memaparkan penegertian

makna terlebih dahulu.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, makna adalah: (1). arti (2). maksud

pembicara atau penulis; pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk

kebahasaan (https://kbbi.web.id/makna). Dalam Kamus Bahasa Indonesia juga,

fungsi adalah: (1). jabatan (pekerjaan) yang dilakukan; (2). faal (kerja suatu

bagian tubuh); (3). besaran yang berhubungan, jika besaran yang satu berubah,

besaran yang lain juga berubah; (4). kegunaan suatu hal; (5). peran sebuah unsur

bahasa dalam satuan sintaksis yang lebih luas (seperti nomina berfungsi sebagai

subjek) (https://kbbi.web.id/fungsi).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

Kajian makna dalam linguistik disebut dengan semantik. Sutedi

(2011:127) menyebutkan semantik (imiron) merupakan salah satu cabang

linguistik yang mengkaji tentang makna. Semantik mencakup makna kata, frase,

klausa dan kalimat. Sedangkan Kridalaksana (2001:193) mengatakan semantik

merupakan bagian dari struktur bahasa yang berhubungan dengan makna dari

ungkapan dan juga makna suatu wacana. Berikutnya, semantik adalah sistem dan

penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa pada umumnya. Dalam semantik

ada tiga jenis makna, yaitu (1). Makna leksikal dan makna gramatikal (2). Makna

denotatif dan konotatif (3). Makna dasar dan Makna perluasan (Sutedi, 2011:131).

Berikutnya, Pateda (2001:116) mengklasifikasikan makna kepada dua

jenis yaitu: Makna Dasar, makna asli yang dimiliki oleh suatu kata. Kemudian,

makna perluasan, yaitu makna yang muncul sebagai perluasan dari makna dasar,

di antaranya sebagai akibat pengaruh kontekstual (makna konstektual). Makna

kontekstual atau makna situasional muncul akibat hubungan antara ujaran dan

konteks.

Di dalam ilmu semantik terdapat relasi makna, yaitu hubungan semantik

yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lainnya.

Relasi makna ini membahas tentang sinonim, antonim, polisemi, homonim,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

ambiguitas dan redundansi (Chaer, 2016:83-86). Lebih lanjut Chaer (2016:101)

menyebutkan satuan bahasa (terutama kata, bisa juga frase) adalah hal yang

memiliki makna lebih dari satu dapat diartikan sebagai polisemi. Berdasarkan

pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa polisemi adalah makna ganda

dari suatu kata yang saling berhubungan, berkaitan baik makna denotasi maupun

konotasi. Sedangkan pada kategori kata, polisemi di bagi menjadi: polisemi verba

(kata kerja), polisemi nomina (kata benda), dan polisemi adjektiva (kata sifat).

Dari ketiga jenis kategori polisemi tersebut, untuk penelitian ini memfokskan

pada penelitian polisemi verba (verba aru).

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui makna verba aru di dalam bahasa Jepang.

2. Untuk mengetahui fungsi verba aru secara makna kontekstual di dalam

kalimat bahasa Jepang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

1.5.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan penjelasan secara terperinci mengenai

makna verba aru di karenakan pada hasil penelitian ini akan mendeskripsikan

makna verba aru secara kontekstual sebagai polisemi.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi para pembelajar dan

pengajar bahasa Jepang untuk mengurangi permasalahan dalam

menerjemahkan suatu kalimat. Dalam bahasa Jepang sebagai bahasa sasaran ke

dalam bahasa pembelajar yaitu yang berhubungan dengan kesulitan dalam

memahami makna terkandung pada kata dalam suatu kalimat khususnya verba

aru. Penelitian ini juga bisa di jadikan sebagai acuan bagi penelitian

selanjutnya.

1.6 Metode Penelitian

Metode (method) secara harfiah berarti cara. Selain itu metode berasal dari

bahasa Greeka, metha (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara), jadi

metode adalah jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan

sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan

terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

Maka metode penelitian adalah jalan atau cara yang harus dilalui untuk cara untuk

menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban yang dilaksanakan secara

terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat

memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan.

(http://rinawssuryani.blogspot.in/2013/04/pengertian-metode)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Dengan metode analisis ini penulis akan menganalisis sekaligus mendiskripsikan

suatu keadaan yang terjadi secara apa adanya. Metode penelitian ini bersifat non

hipotesis sehingga tidak perlu merumuskan hipotesis. Metode Penelitian

deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan

gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan

klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan

mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang

diteliti (https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_deskriptif).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

Kemudian, dalam hal pengumpulan data dalam penelitian ini di gunakan

kepustakaan (library research). Metode kepustakaan adalah metode pengumpulan

data dengan mengadakan studi peneleahan terhadap buku-buku, literatur-literatur,

catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang

di pecahkan (Nazir, 2003:111)

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini

adalah:

1. Mengumpulkan data-data dari referensi yang berkaitan dengan judul

penulisan.

2. Membaca buku teks.

3. Mencari dan mengumpulkan serta mengklarifikasikan kata atau kalimat

yang menggunakan verba aru.

4. Menerjemahkan kalimat tertentu yang terdapat verba aru.

5. Menyajikan dalam bentuk tabel makna verba aru sebagai polisemi dalam

bahasa Jepang.

6. Melakukan analisis makna secara kontekstual pada verba aru dari

kalimat yang sudah diterjemahkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP SEMANTIK,

POLISEMI DAN VERBA ARU

2.1 Semantik

Chaer (1994:1) mengatakan linguistik adalah ilmu tentang bahasa, atau

ilmu yang mengkaji bahasa sebagai objek kajiannnya. Bahasa adalah sistem

lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial

untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Sedangkan Sutedi

(2011:127) menyebutkan semantik (imiron) merupakan salah satu cabang

linguistik yang mengkaji tentang makna. Semantik mencakup makna kata, frase,

klausa dan kalimat. Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Pateda (2001:5)

yang menyebutkan kata semantic sebenarnya merupakan istilah teknis yang

mengacu pada studi tentang makna (arti, Inggris: meaning).

2.1.1 Pengertian Makna dan Fungsi

Menurut Djajasudarma (2012:7), makna adalah pertautan yang ada di

antara unsur-unsur bahasa itu sendiri (terutama kata-kata). Kemudian, Lyons

dalam Djajasudarma (2012:7) menyebutkan bahwa mengkaji atau memberikan

makna pada suatu kata ialah memahami kajian kata tersebut yang berkenaan

dengan hubungan-hubungan makna yang membuat kata tersebut berbeda dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

kata-kata lain. Sedangkan Ferdinand de Saussure dalam Chaer (1994:287)

menjelaskan makna adalah ‘pengertian’ atau ‘konsep’ yang dimiliki atau terdapat

pada sebuah tanda- linguistik. Tanda-linguistik terdiri dari dua unsur yaitu (1)

yang diartikan (signified) dan (2) yang mengartikan (signifier). Kalau tanda-tanda

linguistik itu di samakan dengan kata atau leksem, maka, makna adalah

pengertian atau konsep yang dimiliki oleh setiap kata atau leksem. Dan jika tanda

linguistik itu disamakan identitasnya dengan morfem, maka makna itu adalah

pengertian atau konsep yang dimiliki oleh setiap morfem.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa makna

adalah pengertian atau konsep dalam memahami kata atau kalimat yang

disampaikan pembicara.

Sutedi (2011:127) mengemukakan tentang objek kajian semantik atau

makna antara lain:

1. Makna kata (go no koko no imi)

Makna setiap kata merupakan salah satu objek kajian semantik, karena

komunikasi dengan menggunakan suatu bahasa yang sama seperti bahasa Jepang,

baru akan berjalan dengan lancar jika setiap kata yang digunakan oleh pembicara

dalam komunikasi tersebut menyatakan maksud yang sama dengan yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

digunakan oleh lawan bicaranya.

2. Relasi makna antar satu kata dengan kata lainnya (go to go no imi kankei)

Relasi makna perlu diteliti, karena hasilnya dapat dijadikan bahan untuk

menyusun kelompok kata (goi) berdasarkan kategori tertentu.

3. Makna frase (ku no imi)

Di dalam bahasa Jepang terdapat makna frase yang hanya bermakna secara

leksikal saja, ada frase yang bermakna secara idiomatikal saja dan ada juga yang

bermakna kedua-duanya.

4. Makna kalimat (bun no imi)

Makna kalimat pun dijadikan sebagai objek kajian semantik, karena suatu

kalimat ditentukan oleh makna setiap kata dan stukturnya. Di dalam Kamus Bahasa

Indonesia juga disebutkan mengenai makna dari fungsi, yaitu: (1). jabatan

(pekerjaan) yang dilakukan; (2). faal (kerja suatu bagian tubuh); (3). besaran yang

berhubungan, jika besaran yang satu berubah, besaran yang lain juga berubah; (4).

kegunaan suatu hal; (5). peran sebuah unsur bahasa dalam satuan sintaksis yang

lebih luas (seperti nomina berfungsi sebagai subjek) (https://kbbi.web.id/fungsi).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

2.1.2 Relasi Makna

Di dalam ilmu Linguistik Umum, Karsinem (2008:297) di

dalam http://riskachedhika.blogspot.co.id/2013/03/relasi-makna.html)

menjelaskan hal yang berkaitan dengan relasi makna, yaitu hubungan semantik

yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa lainnya.

Selanjutnya, Satuan Bahasa (Frase, kata maupun Kalimat).

Berkaitan dengan relasi makna (Chaer, 1994:297) mengemukakan bahwa

relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang

satu dengan bahasa lainnya. Satuan bahasa dapat berupa kata, frase, maupun

kalimat; dan relasi makna dapat menyatakan kesamaan makna (sinonim),

pertentangan makna (antonim), ketercakupan makna (hiponim), kelainan makna

(homonim), kelebihan makna (redundansi), kegandaan makna (polisemi).

A. Sinonim

Sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan

makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya. Contoh: betul dan

benar, buruk dan jelek.

B. Antonim

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

Antonim adalah hubungan semantik antara dua buah satuan ujaran yang

maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan, atau kontras antara yang satu

dengan yang lainnya. Contoh: mati dan hidup, bagus dan buruk.

C. Hiponim

Hiponim adalah hubungan semantik antara sebuah bentuk ujaran yang

maknanya tercakup dalam makna bentuk ujaran yang lain. Contoh: merpati dan

burung, bandeng dan ikan.

D. Homonim

Homonim adalah dua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya sama,

tetapi maknanya berbeda, karena masing-masing merupakan kata atau bentuk

ujaran yang yang berlainan. Contoh: bisa (dapat) dan bisa (racun)

E. Redundansi

Redundansi diartikan sebagai berlebih-lebihannya pemakaian unsur

segmental dalam suatu bentuk ujaran. Contoh: Bola itu ditendang oleh Budi.

F. Polisemi

Polisemi adalah satu ujaran dalam bentuk kata yang mempunyai makna

berbeda-beda, tetapi masih ada hubungan dan kaitan antara makna-makna yang

berlainan tersebut.

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan hubungan makna adalah hubungan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa

lainnya, pertalian kata atau frase dengan dasarnya dari sudut urutan gramatikal.

Bentuk relasi makna diantaranya sinonim, antonim, hiponim, homonim,

redundansi, dan polisemi.

2.1.3 Jenis-Jenis Makna

Disebabkan oleh bahasa itu digunakan untuk berbagai kegiatan dan

keperluan dalam kehidupan bermasyarakat, maka makna bahasa itu pun

bermacam-macam bila dilihat dari segi atau pandangan yang berbeda. Pateda dalam

Chaer (2016:59) menyebutkan jenis-jenis makna, yaitu makna afektif, makna

denotatif, makna deskriptif, makna ekstensi, makna emotif, makna gereflekter,

makna ideasional, makna intensi, makna gramatikal, makna kiasan, makna

kognitif, makna kolokasi, makna kontatif, makna konseptual, makna konstruksi,

makna leksikal, makna luas, makna piktonal, makna proposisional, makna pusat,

makna referensial, makna sempit, makna stilistika, dan makna tematis.

Leech dalam Chaer (2016:59) membedakan tujuh tipe makna, yaitu (1)

makna konseptual, (2) makna konotatif, (3) makna stilistika, (4) makna afektif, (5)

makna reflektif, (6) makna kolokatif, dan (7) makna tematik. Dengan catatan

makna konotatif, stilistika, afektif, reflektif, dan kolokatif masuk dalam kelompok

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

yang lebih besar yaitu makna asosiatif. Menurut Chaer (2016:59-60) jenis atau tipe

makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut pandang.

a. Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna leksikal

dan makna gramatikal,

b. Berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata atau leksem dapat

dibedakan adanya makna referensial dan makna nonreferensial,

c. Berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata atau leksem dapat

dibedakan adanya makna denotatif dan makna konotatif,

d. Berdasarkan ketetapan maknanya dikenal adanya makna kata dan

makna istilah atau makna umum dan makna khusus,

e. Berdasarkan kriteria lain atau sudut pandang lain dapat disebutkan

adanya makna-makna asosiatif, kolokatif, reflektif, idiomatik, dan

sebagainya.

Disebabkan oleh adanya bermacam-macam pendapat tentang berbagai

jenis-jenis makna, berikut akan dijelaskan jenis-jenis makna secara keseluruhan

dan makna yang akan digunakan dalam penelitian ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

1. Makna Leksikal

Makna leksikal dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah jishoteki-imi

atau goiteki-imi. Kata leksikal adalah bentuk adjektif yang diturunkan dari

bentuk nomina leksikon (vokabuleri, kosakata, perbendaharaan kata). Satuan

dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Kalau

leksem itu kita samakan dengan kosakata atau perbendaharaan kata, makan

leksem dapat kita persamakan dengan kata. Dengan demikian, makna leksikal

dapat diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem atau

bersifat kata. Lalu, karena itu dapat pula dikatakan makna leksikal adalah makna

yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat

indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita (Chaer,

2016:60). Misalnya, kata pensil memiliki makna ‘sejenis alat tulis yang terbuat

dari kayu dan arang’. Kata bus memiliki makna ‘sejenis kendaraan umum yang

dapat memuat banyak penumpang’. Makna yang dimiliki oleh kata pensil dan

bus disebut makna leksikal.

Menurut Sutedi (2011:131) makna leksikal adalah makna kata yang

sesungguhnya sesuai dengan referensinya sebagai hasil pengamatan indera dan

terlepas dari unsur gramatikalnya, atau bisa juga dikatakan sebagai makna asli

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

suatu kata.

2. Makna Gramatikal

Makna gramatikal dalam bahasa Jepang disebut dengan bunpouteki-imi

yaitu yang muncul akibat proses gramatikalnya. Di dalam bahasa Jepang, joshi

(partikel) atau jodoushi (kopula) tidak memiliki makna leksikal, tetapi memiliki

makna gramatikal, sebab baru jelas maknanya jika digunakan dalam kalimat.

Verba dan adjektiva memiliki makna leksikal dan makna gramatikal, misalnya

pada kata isogashi-i dan tabe-ru, pada bagian gokan-nya {isogashi} dan {tabe}

bermakna leksikal ‘sibuk’ dan ‘makan’, sedangkan gobi-nya, yaitu {i} dan {ru}

sebagai makna gramatikal, karena akan berubah sesuai konteks gramatikalnya.

Makna gramatikal adalah makna yang muncul sebagai hasil proses

gramatika, seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi, akronimisasi, dan proses

konversi (Chaer, 2007:75).

3. Makna Referensial dan Nonreferensial

Perbedaan makna referensial dan makna nonreferensial berdasarkan ada

tidaknya referen dari kata-kata itu. Bila kata-kata itu mempunyai referen, yaitu

sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu maka kata tersebut disebut kata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

bermakna referensial. Kalau kata-kata itu tidak mempunyai referen makan kata

itu disebut kata bermakna nonreferensial (Chaer, 2016:63-64). Misalnya, kata

meja dan kursi termasuk kata yang bermakna referensial karena keduanya

mempunyai referen, yaitu sejenis perabot rumah tangga yang disebut “meja” dan

“kursi”. Sebaliknya kata karena dan tetapi tidak mempunyai referen. Jadi, kata

karena dan tetapi termasuk kata yang bermakna nonreferensial.

4. Makna Denotatif dan Konotatif

Pembedaan makna denotatif dan konotatif di dasarkan pada ada atau tidak

adanya “nilai rasa” pada sebuah kata. Setiap kata, mempunyai makna denotatif,

tetapi tidak setiap kata itu mempunyai makna konotatif. Makna denotatif dalam

bahasa Jepang disebut meijiteki imi atau gaien yaitu makna yang berkaitan

dengan dunia luar bahasa, seperti suatu objek atau gagasan dan bisa dijelaskan

dengan analisis komponen makna. Makna konotatif dalam bahasa Jepang

disebut anjiteki imi atau naihou yaitu makna yang ditimbulkan karena perasaan

atau pikiran pembicara dan lawan bicaranya (Sutedi, 2011:131).

Makna denotatif sering juga disebut makna dasar, makna asli, atau makna

pusat; dan makna konotatif disebut sebagai makna tambahan yaitu tambahan

yang sifatnya memberi nilai rasa, baik positif maupun negatif dan jika tidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

bernilai rasa dapat disebut berkonotasi netral. Contohnya, kata perempuan dan

wanita mempunyai makna denotasi yang sama, yaitu manusia dewasa bukan

laki-laki, tetapi kedua kata tersebut mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata

perempuan mempunyai nilai rasa yang ‘rendah’, sedangkan kata wanita

mempunyai nilai rasa yang ‘tinggi’. Ini terbukti dari tidak digunakannya kata

perempuan dalam berbagai nama organisasi atau lembaga. Organisasi atau

lembaga itu selalu menggunakan kata wanita, misalnya dharma wanita, menteri

urusan peranan wanita, dan lain-lain.

5. Makna Kata dan Makna Istilah

Pembedaan adanya makna kata dan makna istilah berdasarkan ketepatan

makna kata itu dalam penggunaannya secara umum dan secara khusus. Dalam

penggunaan bahasa secara umum seringkali kata-kata digunakan secara tidak

cermat sehingga maknanya bersifat umum. Tetapi, dalam penggunaan secara

khusus, dalam bidang kegiatan tertentu, kata-kata digunakan secara cermat

sehingga maknanya pun menjadi tepat (Chaer, 2016:70).

Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan didalam suatu

kalimat. Kalau lepas dari konteks kalimat, maka makna kata itu menjadi umum

dan kabur. Misalnya kata tahanan. Apa makna kata tahanan? Mungkin saja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

yang dimaksud dengan tahanan itu adalah ‘orang yang ditahan’, tetapi bisa juga

‘hasil perbuatan menahan’, atau mungkin makna yang lain. Berbeda dengan

makna kata yang bersifat umum, makna istilah memiliki makna yang memiliki

makna tetap dan pasti. Ketetapan dan kepastian makna istilah itu karena istilah

itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tetentu. Jadi, tanpa

konteks kalimatnya pun makna istilah itu sudah pasti. Misalnya kata tahanan di

atas yang bersifat umum, tetapi, sebagai istilah misalnya istilah dalam bidang

hukum makna kata tahanan itu sudah pasti ‘orang yang ditahan sehubungan

dengan suatu perkara’.

Di luar bidang istilah, sebenarnya dikenal juga adanya pembedaan kata

dengan makna umum dan kata dengan makna khusus atau makna yang lebih

terbatas. Kata dengan makna umum mempunyai pengertian dan pemakaian

yang lebih luas, sedangkan kata dengan makna khusus atau makna terbatas

mempunyai pengertian dan pemakaian yang lebih terbatas.

6. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif

Pembedaan makna konseptual dan makna asosiatif didasarkan ada atau

tidak adanya hubungan (asosiasi, refklesi) makna sebuah kata dengan makna

kata lain. Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

makna yang sesuai dengan referennya, dan makna yang bebas dari asosiasi atau

hubungan apapun (Chaer, 2016:72). Makna konseptual dianggap sebagai

faktor utama di dalam setiap komunikasi. Makna konseptual merupakan hal

yang esensial di dalam suatu bahasa. Makna konseptual setiap kata dapat

dianalisis dalam kemandiriannya dan dapat dianalisis setelah kata tersebut

berada dalam satuan konteks (Pateda, 2001:115). Jadi, dapat dikatakan makna

konseptual ini sama dengan makna referensial, makna leksikal, dan makna

denotatif. Misalnya kata kuda memiliki makna konseptual ‘sejenis binatang

berkaki empat yang bisa dikendarai’.

Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki oleh sebuah kata berkenaan

dengan adanya hubungan kata itu dengan keadaan di luar bahasa (Chaer,

2009:72). Misalnya kata melati berasosiasi dengan makna ‘suci’ atau

‘kesucian’. Leech dalam Chaer (1994:294) makna asosiatif ini dimasukkan

juga yang disebut makna konotatif, makna stilistik, makna afektif, dan makna

kolokatif. Makna konotatif termasuk makna asosiatif karena kata-kata tersebut

berasosiasi dengan nilai rasa positif, negatif, atau netral. Makna stilistik

berkenaan dengan pembedaan penggunaan kata sehubungan dengan perbedaan

sosial atau bidang kegiatan di dalam masyarakat. Makna afektif berkenaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

dengan perasaan pembicara terhadap lawan bicara atau terhadap objek yang

dibicarakan. Makna afektif ini lebih nyata terasa dalam bahasa lisan. Makna

kolokatif berkenaan dengan ciri-ciri makna tertentu yang dimiliki sebuah kata

dari sejumlah kata-kata bersinonim, sehingga kata tersebut hanya cocok untuk

digunakan berpasangan dengan kata tertentu lainnya.

7. Makna Idiomatikal dan Peribahasa

Idiom adalah satuan-satuan bahasa (bisa berupa kata, frase, maupun

kalimat) yang maknanya tidak dapat “diramalkan” dari makna leksikal unsur-

unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut (Chaer, 2016:74).

Misalnya, pada frase menjual gigi bukan bermakna ‘sipembeli menerima gigi

dan sipenjual menerima uang’, melainkan bermakna idiomatikal ‘tertawa

kera-keras’. Berbeda dengan idiom yang maknanya tidak dapat diramalkan

secara leksikal maupun gramatikal, makna peribahasa memiliki makna yang

masih dapat ditelusuri atau dilacak makna unsur-unsurnya karena adanya

asosiasi antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa. Contohnya,

peribahasa “tong kosong nyaring bunyinya” yang bermakna ‘orang yang tidak

berilmu biasanya banyak cakap’. Makna ini dapat ditarik dari asosiasi: tong

yang berisi bila dipukul tidak mengeluarkan bunyi, tetapi, tong yang kosong

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

akan mengeluarkan bunyi yang keras, yang nyaring.

8. Makna Kontekstual

Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada

di dalam suatu konteks. Makna kontekstual muncul sebagai akibat hubungan

antara ujaran dan konteks. Konteks yang dimaksud disini, adalah (i) konteks

orangan, yaitu hal yang berkaitan dengan jenis kelamin, kedudukan pembicara,

usia pembicara/pendengar, latar belakang sosial ekonomi pembicara/pendengar;

(ii) konteks situasi, misalnya, situasi aman, situasi ribut; (iii) konteks tujuan,

misalnya, meminta, mengharapkan sesuatu; (iv) konteks formal/tidaknya

pembicaraan; (v) konteks suasana hati pembicara/pendengar, misalnya, takut,

gembira, jengkel; (vi) konteks waktu, misalnya malam, setelah magrib; (vii)

konteks tempat, apakah tempatnya di sekolah, di pasar, di depan bioskop; (viii)

konteks objek, maksudnya apa yang menjadi fokus pembicaraan; (ix) konteks

alat kelengkapan bicara/dengar pada pembicara/pendengar; (x) konteks

kebahasaan maksudnya apakah memenuhi kaidah bahasa yang digunakan oleh

kedua belah pihak; dan (xi) konteks bahasa, yakni bahasa yang digunakan

(Pateda, 2001:116).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

Berdasarkan penjelasan mengenai jenis makna di atas, peneliti akan

menggunakan makna leksikal dan makna kontekstual. Penulis menggunakan

makna leksikal karena makna yang akan dibahas dalam kata aru adalah makna

yang berasal dari kata aru sendiri, yaitu makna yang berasal dari kamus dan

makna menurut ahli. Peneliti juga menggunakan makna kontekstual karena kata

aru yang akan dibahas berasal dari konteks-konteks yang berada dalam buku

teks dan majalah nipponia.

2.2 Polisemi

2.2.1 Arti

Parera (2004:81) mengatakan polisemi adalah satu ujaran dalam bentuk

kata yang mempunyai makna berbeda-beda, tetapi, masih ada hubungan dan kaitan

antara makna-makna yang berlainan tersebut. Misalnya, kata kepala dapat

bermakna ‘kepala manusia’, ‘kepala surat’, ‘kepala sekolah’, atau makna lainnya.

Yamaguchi dalam Agustin (2013: 10) menyebutkan 多義後は一つの単語 に多

くの意味があること (tagigo wa hitotsu no tango ni ooku no imi ga aru koto)

yang artinya polisemi adalah satu kata yang memiliki banyak makna.

Kunihiro dalam Sutedi (2011:161) mengatakan polisemi adalah kata yang

memiliki makna lebih dari satu, dan setiap makna tersebut ada pertautannya.

Palmer dalam Pateda (2001:213) mengatakan “It is also the case that the same

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

word may have a set of different meanings”, suatu kata yang mengandung

seperangkat makna yang berbeda, mengandung makna ganda. Simpson dalam

Pateda (2001:213) mengatakan, “A word which has two (or more) related

meanings”, sedangkan Zgusta mengatakan “All the possible senses the possible

senses the word has”. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat ditarik

kesimpulan, polisemi adalah satu kata yang mengandung makna lebih dari satu atau

ganda. Karena kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau pembaca

ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau dibacanya. Machida dan

Momiyama dalam Sutedi (2011:163) mengemukakan beberapa langkah yang perlu

ditempuh dalam menganalisis suatu polisemi, yaitu:

1. Pemilahan makna (imikubun) dapat dilakukan dengan cara:

a. Mencari sinonimnya,

b. Mencari lawan katanya,

c. Melihat hubungan superordinat dari setiap makna yang ada,

d. Melihat variasi padanan kata dalam bahasa yang lain.

2. Penentuan makna dasar (kihongi no nintei)

3. Deskripsi hubungan antar makna dalam bentuk struktur polisemi (tagi-

kouzou no hyouji)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

2.2.2 Penyebab Terjadinya Polisemi

Menurut Pateda (2001:214) polisemi terjadi karena:

1. Kecepatan melafalkan kata. Misalnya kata ban tuan dan bantuan.

Apakah ‘kepunyaan tuan’ atau ‘pertolongan’.

2. Faktor gramatikal. Misalnya kata pemukul dapat bermakna ‘alat yang

digunakan untuk memukul’ atau ‘orang yang memukul’.

3. Faktor leksikal yang dapat bersumber dari: (i) sebuah kata yang

mengalami perubahan pemakaian dalam ujaran yang mengakibatkan

munculnya makna baru. Misalnya kata makan; (ii) digunakan pada

lingkungan yang berbeda; (iii) karena berkias-kias atau bermetafora.

4. Faktor pengaruh bahasa asing. Misalnya, kata item mengganti

kata’butir’ atau ‘unsur’.

5. Faktor pemakai bahasa yang ingin menghemat penggunaan kata.

Maksudnya dengan satu kata, pemakai bahasa dapat mengungkapkan

berbagai ide atau perasaan yang terkandung didalam hatinya.

6. Faktor pada bahasa itu sendiri yang terbuka untuk menerima perubahan,

baik perubahan bentuk maupun perubahan makna.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

2.3 Verba Aru

Doepe (1992:170-173) menyatakan makna-makna dari verba aru sebagai berikut:

1. Memiliki makna ada.

Contoh: a. 自転車は家の前にあります。

(Jitensha wa uchi no mae ni ari-masu) Sepeda ada di depan rumah.

b .箱は窓の下にあります。

(Hako wa mado no shita ni ari-masu) Kotak ada di bawah jendela.

2. Memiliki makna terletak.

Contoh: a. 友達の家は丘の上にあります。

(Tomodachi no uchi wa oka no ue ni ari-masu) Rumah teman terletak di atas bukit.

b. あの探した建物はこの編にあります。

(Ano sagashita tatemono wa kono hen ni ari-masu) Bangunan yang dicari itu terletak di sekitar sini.

3. Memiliki makna mempunyai.

Contoh:

a. インドネシアは名所旧跡があります。 (Indonesia wa meisho kyuuseki ga arimasu) Indonesia mempunyai tempat-tempat bersejarah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

b. 2人だけあります。 (Futari dake ari-masu) Cuma punya dua orang

4. Memiliki makna diadakan.

Contoh:

a. 明日の版婦人の会があります。 (Ashita no ban fujin-no-kai ga ari-masu) Besok malam akan diadakan pertemuan wanita.

b. 大会が広ばにあります。 (Dai kai ga hiro-ba ni ari-masu) Rapat akbar diselanggarakan di lapangan terbuka.

5. Memiliki makna pernah.

Contoh:

a. 私は刺身を食べたことがあります。 (Watashi wa sashimi wo tabeta koto ga ari-masu) Saya pernah makan sashimi.

b. 私はバリへ行ってことがありません。 (Watashi wa Bari e itte koto ga ari-masen) Saya belum pernah ke Bali.

6. Memiliki makna diperoleh.

Contoh:

a. どこにその本がありましたか (Doko ni sono hon ga ari-mashita-ka) Di mana dapat kita peroleh buku itu.

b. こんなネクタイはデパトにあります。 (Konna nekutai wa depato ni ari-masu) Dasi model ini dapat diperoleh di departemen store.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

7. Memiliki makna terjadi.

Contoh:

a. そこでも応水があります。 (Soko de-mo oumizu ga ari-masu) Di sana juga terjadi banjir.

b. 昨夜仮ばるで火事がありました。 (Saku-ya Kari Baru de kaji ga ari-mashita) Tadi malam terjadi kebakaran di Kali Baru.

8. Memiliki makna format.

Contoh: a. この日もは5メトルあります。

(Kono himo wa go metoru ari-masu) Tali ini panjangnya 5 meter.

b. この箱は重さが18キロあります。 (Kono hako wa omosa ga juu hachi kiro ari-masu) Peti ini beratnya 18 kg.

Di dalam Kamus Pemakaian Bahasa Jepang Dasar I (Kokuritsu kokugo

kenkyuusho, 1988:36-37) di sebutkan makna-makna dari verba aru adalah sebagai

berikut:

1. Memiliki makna ada, terdapat (tentang barang) berada atau terletak di suatu tempat.

Contoh: 机の上に花びんがある。 (Tsukue no ue ni kabin ga aru) Di atas meja ada vas bunga.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

Di dalam tata bahasa Jepang, untuk menunjukkan tempat beradanya suatu benda digunakan partikel に (ni). Dan kata kerja yang digunakan untuk menunjukkan adanya manusia atau binatang, yang dianggap bisa bergerak dengan tenaga sendiri adalah (iru).

Contoh: 駅前にタクシーがいる。 (Eki-mae ni takushii ga iru) Di stasiun ada taksi.

2. Memiliki makna ada, terdapat (diakui/dipastikan adanya suatu hal).

Contoh: 富士山に登ったことがありますか。 (Fuji-san ni nobotta koto ga arimasu ka?) Pernahkah mendaki gunung Fuji?

3. Memiliki makna untuk menunjukkan bahwa jumlahnya ada sebanyak itu. (Dipakai Bersama dengan kata yang menunjukkan jumlah). Contoh:

20キロもある荷物を一人で運んだ。 (Nijuk-kiro mo aru nimotsu o hitori de hakonda) Mengangkut bagasi seberat 20kg seorang diri.

4. Memiliki makna mempunyai (siap dengan; atau mempunyai sesuatu; juga, adanya kerabat yang dekat.

Contoh: 広い庭のある家。 (Hiroi niwa no aru ie) Rumah yang mempunyai halaman luas.

5. Memiliki makna diadakan, dilaksanakan terjadi

Contoh: 明け方大きな地震があった。 (Ake-gata ookina jishin ga atta) Dini hari ada gempa bumi besar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

BAB III

MAKNA DAN FUNGSI POLISEMI VERBA ARU DI DALAM

KALIMAT-KALIMAT BAHASA JEPANG

3.1 Verba Aru di dalam buku Intermediate Japanese Reading Skill Builder

Berikut adalah tabel yang menunjukkan kalimat-kalimat yang

menggunakan verba aru yang terdapat di dalam buku Intermediate Japanese

Reading Skill Builder. Aru sebagai verba yang berpolisemi memiliki beberapa

makna yang berbeda satu dengan lainnya. Makna tersebut dapat berbeda dari

makna aslinya bergantung pada konteksnya di dalam sebuah kalimat. Karena itu,

data cuplikan kalimat yang diambil dan dianalisis mengikuti apa yang telah

dipaparkan pada perumusan masalah, yaitu dengan menganalisis makna dan

fungsi polisemi verba aru secara makna kontekstual. Kalimat-kalimat tersebut

akan disajikan dalam tabel berikut:

3.1.1 Tabel Analisis Verba Aru

No Kalimat Makna Kontekstual Makna Aru 1. それに、作者と鑑賞する人の

間にある種の約束事が必要な

んです。 (Sore ni, sakusha to kanshou suru hito no ma ni aru shu no yakusokugoto ga hitsuyouna ndesu)

Berikutnya, kesepakatan yang ada di antara penulis dan pengapresiasi/pembaca (orang yang menilai) adalah hal yang penting.

Terletak

2. そうなんです、31音節から

できている短歌という和歌の

Ya, begitulah, ada jenis puisi Jepang yang terbuat dari 31

Mempunyai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

一種があります。 (Souna ndesu, 31 onsetsu kara dekite iru tanka to iu waka no isshu ga arimasu)

kata yang disebut ‘tanka’.

3. 話には聞いたことがあります

が、読んだことはないんです。 (Hanashi ni wa kiita koto ga arimasu ga, yonda koto wa nai ndesu)

Dalam sebuah cerita pernah terdengar namun tak pernah membacanya.

Pernah

4. 上高地は標高1500メート

ルの地点にあり、かつて “神河内” とか “神合地” とか “神降地”とか書かれた。 (Kamikouchi wa hyoukou 1500 meetoru no chiten ni ari, katsute “kami kawauchi” toka “kooai-chi”toka “kamikouchi” toka kaka reta)

Kamikochi berada di ketinggian 1.500 m dan sebelumnya pernah ditulis dengan "kamikouchi" atau "kouaichi" "Kamikawauchi"

Terletak

5. 皆さんは “バブル” という

ことばを聞いたことがありま

すか。 (Minasan wa “baburu” to iu kotoba o kitta koto ga arimasu ka)

Pernahkah anda mendengar kata "gelembung"?

Pernah

6. スギの花粉が風に乗って飛び

散る様子を見たことがある。 (Sugi no kafun ga kazeninotte tobichiru yousu wo mita koto ga aru)

Saya pernah melihat suatu keadaan serbuk sari cedar bertebaran dihembus angin

Pernah

7. 人に対し

てせいじつこうへい

,誠実公平

で、はばつかつどう

,派閥活動

Ada juga kebaikan yang bukan kegiatan fraksi hanya disebabkan oleh ketulusan kemanusiaan

Format

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

をしない良さもある。 (Hito ni taishite seijitsu kouheide, habatsu katsudou wo shinai yosa mo aru)

8. 日本人が外国に住んで2,3

年たつとむしょに懐かしく思

い出すことがいくつかありま

す。 (Nihonjin ga gaikoku ni sunde 2, 3-nen tatsu to mushouni natsukashiku omoidasu koto ga iktsu ka arimasu)

Ada beberapa hal yang dirindukan orang Jepang setelah 2, 3 tahun tinggal di luar negeri

Mempunyai

9. 普通、だしは昆布でとります

が、屋台によっては、鳥肉で

とるところもありす。 (Futsuu, dashi wa konbu de torimasu ga, yatai ni yotte wa, toriniku de toru tokoro mo arimasu)

Biasannya, kaldu diambil dari rumput laut, tetapi, ada juga warung yang mengambil kaldu dari ayam

Format

10. 山岳道路の道幅はだんだん狭

くなり、途中 “ 窯トンネル” では、片側通行をしているの

で、40分以上待たせれるこ

とがある。 (Sangaku douro no michihaba wa dandan semaku nari, tochu “kama tonneru” de wa, katagawa tsuukou wo shite iru node, 40 bu ijou matasa reru koto ga aru)

Lebar jalan pada jalanan bukit lama kelamaan menyempit, di tengah terowongan batu, dikarenakan jalan menjadi satu sisi saja, harus menunggu lebih dari 40 menit.

Mempunyai

11. たとえば、俳句の中にはかな

らず季語(季節を表す言葉)

が入っています。たとえば、”天の川” という言葉を見れ

ば、俳句に心得のある読者

Misalnya, haiku selalunya berisi kata-kata yang berhubungan dengan musim (kata yang mengekspresikan musim). Contohnya, jika mengamati kata ‘ten no kawa’, pembaca yang menyenangi haiku akan

瞬間にこれで夏の夜の情景を

思い浮かべます。読む者は、

全体の意味を理解するため

Mempunyai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

に、こうした約束事を知って

おく必要があります。 (Tatoeba, haiku no nakaniha kanarazu kigo (kisetsu o arawasu kotoba) ga haitte imasu. Tatoeba, “amanogawa” to iu kotoba o mireba, haiku ni kokoroe no aru dokusha wa shunkan ni kore de natsunoyo no joukei o omoiukabemasu. Yomu mono wa, zentai no imi o rikai suru tame ni, koushita yakusokugoto o shitte oku hitsuyou ga arimasu)

langsung terbayang pada pemandangan musim panas di waktu malam. Pembaca untuk dapat memahami makna ini, perlu mengetahui aturan-aturan ini.

12. だれでも力持ちになれますと

も。カート.プラウンさんに協

力してもらいましょうね。カ

ートは地上では79キロあり

ます。それを指一本で、小指

でも持ち上げられます。 (Dare demo chikaramochi ni naremasutomo. Kaato puraun-san ni kyouryoku shite moraimashoune. Kaato wa chijou de wa 79-kiro arimasu. Sore o yubiippon de, koyubi demo mochi ageraremasu)

Siapapun dapat memiliki kekuatan. Mari bekerja sama dengan CarT Brown. Cart ada 79 Km di atas permukaan tanah. Bisa diangkat dengan hanya satu jari bahkan dengan hanya kelingking.

Format

13. 活動にはさまざまな出会い

があるだろう。現代が失いか

けているものを見つめる活

動、自分を再発見する旅であ

るかも知れない。 (Katsudou ni wa samazamana deai ga arudarou. Gendai ga ushinai kakete iru mono o mitsumeru katsudou, jibun o sai hakken suru tabi de aru kamo shirenai)

Dalam setiap aktifitas pastinya ada pertemuan. Sekarang, mungkin dengan melakukan perjalanan akan menemukan jati diri untuk melakukan aktifitas yang sudah hilang.

Mempunyai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

14. 上高地が人気があるのは、ア

ルプス登山の出発点として

だけではなく、多くの人が都

会から離れ、このすばらしい

自然を味わい、感動し、また

来たいと熱望するからであ

る。 (Kamikouchi ga ninki ga aru no wa, arupusu tozan no shuppatsu ten to shite dakede wa naku, ooku no hito ga tokai kara hanare, kono subarashii shizen o ajiwai, kandou shi, mata kitai to netsubou suru kara de aru)

Kamikouchi banyak diminati bukan hanya karena puncak Alpen saja, banyak orang keluar dari kota hanya datang untuk menikmati alam yang luar biasa menakjubkan ini, merasakannya, dan memiliki keinginan untuk datang kembali.

Format

15. 日本にとって対応を考えて

いかなければならない問題

がたくさんあります。 (Nihon ni totte taiou o kangaete ikanakereba naranai mondai ga takusan arimasu)

Ada banyak masalah yang tanggapannya mesti dipikirkan menurut negara Jepang

Mempunyai

16 本州と四国を結ぶ橋には二

つのルートがある。 (Honshuu to shikoku o musuba hashi ni wa futatsu no ruuto ga aru)

Jembatan yang menghubungkan pulau utama (Honshu) dengan Shikoku ada dua rute

Mempuyai

17. また、風が強い日には、上階

のゆるやかな揺れを防ぐこ

とができず、軽い船酔い状態

になる住人が出ることもあ

る。 (Mata, fuu ga tsuyoi hi ni wa, joukai no yuruyakana yure o fusegu koto ga dekizu, karui fune-yoi joutai ni naru juunin ga deru koto mo aru)

Pada hari angin bertiup kencang, tidak mampu menahan goncangan tingkat atas yang lembut, adakalanya suami yang dalam kondisi sempoyongan lari keluar.

Format

18. 同じ公立図書館でも、それぞDi sesama perpustakaan umum sekali pun, mempunyai bidang

Mempunyai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

れの得意分野がある。 (Onaji kouritsu toshokan demo, sorezore no tokui bun ya ga aru)

kekhususan tersendiri.

19. 理由は二つある。 (Riyuu wa futatsu aru)

Alasannya ada dua Mempunyai

20. そう考えると、この船はひと

つの町のように思えてくる。 (Sou kangaeru to, kono fune wa hitotsu no machi no you ni omoete kuru)

Kalau begitu, kapal ini bisa dianggap seperti sebuah kota

Mempunyai

21. 今日、漫才や落語が人気がぶ

り会が、もっとも古い喜劇的

古典芸能に狂言があります。 (Kyou, manzai ya rakugo ga ninki ga buri kai ga, mottomo furui kigeki teki koten geinou ni kyougen ga arimasu)

Sekarang ini, manzai dan rakugo sangat populer, tapi ada sandiwara yang merupakan seni pertunjukan klasik yang lebih tua.

Mempunyai

22. そこで、能と能の間に息抜き

の意味もあって面白おかし

い、肩のこらないものをはさ

んで演じられてきました。 (Soko de, nou to nou no aida ni ikinuki no imi mo atte omoshiro okashii, kata nokoranai mono o hasande enji rarete kimashita)

Disitu, lucunya terdapat makna pelepas lelah di antara satu pertunjukkan bakat dengan pertunjukkan bakat lainnya, diperankan dengan mengapit bahu yang tidak pegal

Diperoleh

Berdasarkan tabel 3.1.1 di atas, kalimat-kalimat bahasa Jepang dengan

verba aru, bila mengikuti makna aru yang diperkenalkan oleh Doepe (1992)

terdapat 5 makna, yaitu: ‘ada, terletak, mempunyai, diadakan, pernah, diperoleh,

terjadi dan format’.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

Dari tabel di atas, juga dapat diketahui bahwa aru yang bermakna

‘terletak’ terdapat 2 kalimat, aru yang bermakna ‘format’ terdapat 5 kalimat, aru

yang bermakna ‘pernah’ terdapat 3 kalimat, aru yang bermakna ‘diperoleh’

terdapat 1 kalimat. Berikutnya, aru dengan makna ‘mempunyai’ memiliki contoh

kalimat yang cukup banyak dibandingkan makna yang lain, yaitu sebanyak 11

kalimat. Dengan kata lain, verba aru dengan makna ‘mempunyai’’ merupakan

kalimat yang paling banyak ditemui pada sumber data skripsi ini.

Pada sub bab berikutnya akan dijelaskan lebih rinci lagi mengenai

kalimat-kalimat dengan verba aru yang ada di dalam tabel 3.1.1.

3.2 Makna dan Fungsi Polisemi Verba Aru

3.2.1 Verba aru dengan makna “mempunyai”

Berikut adalah contoh kalimat verba aru yang terdapat pada tabel 3.1.1

yang bermakna ‘mempunyai’.

1. そうなんです、31音節からできている短歌という和歌の一種があ

ります。 (Sounandesu, 31 onsetsu kara dekite iru tanka to iu waka no isshu ga arimasu) Arti: Ya, begitulah, ada jenis puisi Jepang yang terbuat dari 31 kata yang disebut ‘tanka’.

Kalimat (1), di atas menggambarkan adanya jenis dari puisi Jepang yaitu

tanka, mempunyai 31 buah kata. Verba aru pada kalimat (1), menunjukkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

makna ‘mempunyai’. Ini senada dengan yang disebutkan oleh Doepe (1992)

bahwa salah satu makna dari verba aru adalah ‘mempunyai’. Berdasarkan kamus

Kokuritsu kokugo, aru dengan makna mempunyai menunjukkan ‘mempunyai

sesuatu’. Oleh karena itu, verba aru pada kalimat (1), berfungsi untuk

menerangkan tanka Jepang yang mempunyai 31 kata.

Kalimat berikut (2), juga menunjukkan penggunaan verba aru yang

bermakna ‘mempunyai’

2. 日本にとって対応を考えていかなければならない問題がたくさん

あります。(Nihon ni totte taiou o kangaete ikanakereba naranai mondai ga takusan arimasu). Arti:

Ada banyak masalah yang tanggapannya mesti dipikirkan menurut negara Jepang.

Kalimat (2), menggambarkan ada banyaknya permasalahan yang harus

dipikirkan dan ditanggapi menurut penyelesaian ala Jepang. Walaupun verba aru

pada kalimat (2), diterjemahkan kepada ‘ada’ tetapi, menunjukkan makna

‘mempunyai’. Pada kalimat (2) di atas, meskipun verba aru diterjemahkan

menjadi ‘ada’, tidak akan mempengaruhi fungsi dari verba aru sebagai

mempunyai. Karena verba aru pada kalimat (2) di atas berfungsi untuk

menerangkan kepunyaan akan sesuatu hal, yaitu mempunyai permasalahan

bukannya ‘ada’. Penulis cendrung menggunakan kata ‘ada’ sebagai penerjemahan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

arimasu bagi kalimat (2) di atas, untuk menghindari terjadinya pergeseran makna.

Hal ini dikarenakan apabila kata arimasu diterjemahkan menjadi ‘mempunyai’

maka kalimat terjemahannya akan terdengar aneh.

3.2.2 Verba aru bermakna “pernah”

Berikut adalah contoh kalimat verba aru yang terdapat pada tabel 3.1.1

yang bermakna ‘pernah’

3. 話には聞いたことがありますが、読んだことはないんです。 (Hanashi ni wa kiita koto ga arimasu ga, yonda koto wa nai ndesu) Arti: Dalam sebuah cerita pernah terdengar namun tak pernah membacanya.

Kalimat (3) di atas, menggambarkan bahwa subjek pernah mendengar

suatu cerita yang dimaksudkan pada suatu ketika tetapi, ia tidak pernah membaca

cerita yang dimaksudkan. Menurut Doepe (1992), aru pada kalimat (3) ini

menunjukkan makna ‘pernah’. Verba aru pada kalimat (3), bermakna ‘pernah’

yang mana kalimat tersebut berfungsi untuk menerangkan kejadian ataupun

kegiatan yang pernah dilakukan subjek ataupun terjadi.

3.2.3 Verba aru bermakna “format”

Berikut adalah contoh kalimat verba aru yang terdapat pada tabel 3.1.1

yang bermakna ‘format’

4. 人に対して誠実公平で、派閥活動をしない良さもある。(Hito ni taishite seijitsu kouheide, habatsu katsudou wo shinai yosa mo aru)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

Arti: Ada juga kebaikan yang bukan merupakan kegiatan fraksi, tetapi hanya karena ketulusan hati.

Pada kalimat (4), di atas, terdapat pola kalimat kata sifat い+さ yang

berfungsi untuk membendakan kata sifat di dalam bahasa Jepang 良 さ

(kebaikan). Menurut Doepe (1992), pola kalimat kata sifat い+さ diikuti dengan

verba aru, menunjukkan makna format, seperti contoh berikut:

a. この箱は重さが18キロあります。 (Kono hako wa omosa ga juu hachi kiro ari-masu) Peti ini beratnya 18 kg.

(Doepe, 1992:173)

Berdasarkan contoh kalimat yang dikemukakan oleh Doepe (1992),

verba aru pada kalimat (4) di atas, bermakna format dengan fungsi untuk

menunjukkan berat dari sesuatu benda yang dalam hal ini adalah peti.

3.2.4 Verba aru bermakna “terletak”

Berikut adalah contoh kalimat verba aru yang terdapat pada tabel 3.1.1

yang bermakna ‘terletak’

5. .上高地は標高1500メートルの地点にあり、かつて “神河内”とか“神合地”とか “神降地”とか 書かれた。(Kamikouchi wa hyoukou 1500 meetoru no chiten ni ari, katsute “kami kawauchi” toka “kooai-chi” toka “kamikouchi” toka kakareta) Arti: Kamikochi berada di ketinggian 1.500 m dan sebelumnya pernah ditulis dengan "kamikouchi" atau "kouaichi" "Kamikawauchi"

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

Kalimat (5), menggambarkan suatu wilayah yang berada di ketinggian

1.500 m. Verba aru diterjemahkan kepada terletak, sesuai dengan yang

disebutkan oleh Doepe (1992) bahwa salah satu makna dari verba aru adalah

‘terletak’. Adapun verba aru pada kalimat (5) di atas berfungsi untuk menjelaskan

lokasi ataupun tempat keberadaan Kamikochi yang berada di ketinggian 1.500 m.

3.2.5 Verba aru bermakna “diperoleh”

Berikut adalah contoh kalimat verba aru yang terdapat pada tabel 3.1.1 yang

bermakna ‘diperoleh’

6. そこで、能と能の間に息抜きの意味もあって面白おかしい、肩のこ

らないものをはさんで演じられてきました。(Soko de, nou to nou no aida ni ikinuki no imi mo atte omoshiro okashii, kata nokoranai mono o hasande enji rarete kimashita)

Artinya: Disitu, anehnya terdapat jeda istirahat di antara satu pertunjukkan bakat dengan pertunjukkan bakat lainnya, diperankan dengan mengapit bahu yang tidak pegal.

Kalimat (6) di atas menggambarkan keanehan adanya jeda istirahat pada

suatu pertunjukan. Verba aru pada kalimat (6) di atas, diterjemahkan menjadi

terdapat, sedangkan Doepe (1992) mengunakan kata ‘diperoleh’. Namun, untuk

konteks kalimat (6) di atas, jika di tinjau dari segi makna kontekstual, verba aru

lebih tepat diterjemahkan kepada ‘terdapat’. Hal ini menyesuaikan dengan

pendapat dari Pateda (2001) yang menyebutkan makna pada suatu kalimat dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

disesuaikan dengan situasi keadaan yang terjadi pada saat itu. Dalam hal ini,

terdapat kemiripan makna dalam kata ‘terdapat dan ‘diperoleh’.

Berdasarkan keterangan tersebut, makna verba aru pada kalimat (6),

masuk ke dalam kategori diperoleh, sesuai dengan hal yang dikemukakan oleh

Doepe (1992). Adapun fungsi dari aru pada kalimat (6), adalah untuk menjelaskan

temuan ataupun dapatan mengenai sesuatu hal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Di dalam buku teks Intermediate Japanese Reading Skill Builder terdapat

22 kalimat yang memiliki verba “aru” dengan makna mempunyai, pernah,

format, terletak dan diperoleh.

2. Fungsi dari verba aru pada kalimat-kalimat bahasa Jepang dalam

penelitian ini menyesuaikan makna dengan konteks kalimat, seperti: untuk

menerangkan kepunyaan ataupun kepemilikan akan sesuatu hal;

menerangkan kejadian ataupun kegiatan yang pernah dilakukan ataupun

terjadi; menunjukkan berat dari sesuatu benda, untuk menjelaskan lokasi

ataupun tempat keberadaan suatu lokasi dan untuk menjelaskan temuan

ataupun dapatan dari sesuatu hal.

3. Dari delapan makna verba aru yang diperkenalkan oleh Doepe (1992),

hanya ada lima dari makna verba aru yang ditemui dari sumber data

analisis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

4. Penerjemahan makna verba aru ke dalam bahasa Indonesia adakalanya

tidak sesuai seperti apa yang dikemukakan oleh Doepe (1992), misalnya:

makna ‘mempunyai’ menjadi ‘ada’ dan makna ‘diperoleh’ menjadi

‘terdapat. Hal ini dilakukan berdasarkan pendapat dari Pateda (2001) yang

menyebutkan penyesuaian makna sesuai konteks kalimat.

4.2 saran

Penulisan ini masih banyak terdapat kekurangannya. Penulis berharap

tulisan ini menjadi acuan bagi pembelajar bahasa Jepang lainnya untuk melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai tata bahasa bahasa Jepang dan polisemi-polisemi

bahasa Jepang khususnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, C. M. (2013). “Analisis Verba Tsukeru Sebagai Polisemi Dalam Bahasa

Jepang” (skripsi). Semarang: Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Semarang.

Chaer, A. (1994). Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.

_____.(2007a). Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian dan Pembelajaran.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

_____

.(2016). Pengantar Sementik Bahasa Indonesia (edisi revisi). Jakarta: PT

Rineka Cipta

.(2007b). Leksikologi dan Leksikografi Indonesia. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Constantin, Z. D. (1992). BELAJAR BAHASA JEPANG – Tata Bahasa Lisan.

Jakarta: Mitra Utama.

Djajasudarma, F. (2012). Semantik 1: Makna Leksikal dan Gramatikal. Bandung:

PT. Refika Aditama.

Koentjaraningrat. (1976). Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Kokuritsu kokugo kenkyuusho. (1988). Kamus Pemakaian Bahasa Jepang

Dasar I.

Kridalaksana, Harimurti. (2001). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Issaku, H. (1997). Intermediate Japan Reading Skill Builder.

Nazir. (2003). Metode Penelitian, Cetakan Kelima. Jakarta. Ghalia.

Parera, J. D. (2004). Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.

Pateda, M. (2001). Semantik Leksikal (edisi kedua). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Surya, S. L. (2016). “Analisis Verba Dasu Sebagai Polisemi Dalam NOVEL

KAISHA SAIKEN” (skripsi). Medan: Fakultas Ilmu Budaya Universitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

Sumatera Utara.

Sutedi, D. (2011). Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang (edisi revisi cetakan

IV). Bandung: Humaniora.

https://kbbi.web.id/makna

https://kbbi.web.id/fungsi

http://rinawssuryani.blogspot.in/2013/04/pengertian-metode

https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_deskriptif

http://riskachedhika.blogspot.co.id/2013/03/relasi-makna.html

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “ANALISIS POLISEMI VERBA ARU (ある)

DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG”. Parera (2004) mengatakan polisemi

adalah satu ujaran dalam bentuk kata yang mempunyai makna berbeda-beda,

tetapi, masih ada hubungan dan kaitan antara makna-makna yang berlainan

tersebut. Skripsi ini menganalisis dan menjelaskan verba aru dari segi makna dan

fungsinya di dalam kalimat bahasa Jepang. Verba aru diketahui mempunyai

makna dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan konteks kalimatnya.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui makna dan fungsi verba

aru secara makna kontekstual di dalam kalimat-kalimat bahasa Jepang. Buku teks

bahasa Jepang, “Intermediate Japanese Reading Skill Builder” dan Kamus

Pemakaian Bahasa Jepang Dasar I digunakan sebagai sumber data. Untuk itu,

penelitian ini menggunakan metode penelitian secara deskriptif dan kepustakaan.

Penjelasan mengenai makna dan fungsi dari verba aru dijelaskan mengikuti

pernyataan dari Doepe (1992).

Hasil analisis data menunjukkan makna verba aru yang terdapat di dalam

sumber data ada sebanyak lima 5, yaitu mempunyai, pernah, format, terletak dan

diperoleh. Sedangan fungsi dari verba aru pada kalimat-kalimat bahasa Jepang

dalam penelitian ini menyesuaikan makna dengan konteks kalimat, seperti: untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: ANALISIS POLISEMI VERBA ARU DALAM KALIMAT BAHASA …

menerangkan kepunyaan ataupun kepemilikan akan sesuatu hal; menerangkan

kejadian ataupun kegiatan yang pernah dilakukan ataupun terjadi; menunjukkan

berat dari sesuatu benda, untuk menjelaskan lokasi ataupun tempat keberadaan

suatu lokasi dan untuk menjelaskan temuan ataupun dapatan dari sesuatu hal.

Akhirnya, penulis berharap tulisan ini dapat membuka wawasan baru bagi

pembelajar bahasa Jepang mengenai polisemi di dalam tatabahasa Jepang.

Kemudian, dapat menjadi acuan bagi pembelajar bahasa Jepang lainnya untuk

melakukan penelitian lebih lanjut mengenai tata bahasa bahasa Jepang lainnya,

khususya bentuk-bentuk polisemi pada bahasa Jepang lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA