analisis pola spasial fasilitas pelayanan …eprints.ums.ac.id/68589/13/naspub-5 nisa...

15
ANALISIS POLA SPASIAL FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP MASYARAKAT DI KOTA TEGAL Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi Oleh: Nisa Indahsari E100160321 PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Upload: vankhanh

Post on 09-Apr-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS POLA SPASIAL FASILITAS PELAYANAN

KESEHATAN TERHADAP MASYARAKAT DI KOTA

TEGAL

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi

Oleh:

Nisa Indahsari

E100160321

PROGRAM STUDI GEOGRAFI

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS POLA SPASIAL FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI

1

ANALISIS POLA SPASIAL FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

TERHADAP MASYARAKAT DI KOTA TEGAL

ABSTRAK

Kesehatan merupakan anugrah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha

Esa, kesehaan merupakan baik sehat jasmani maupun sehat rohani

tentunya masih menjadi permasalahan di negara ini. Keberadaan fasilitas

kesehatan sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam meningkatkan

kesehatannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola spasial

persebaran lokasi fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Tegal dan

mengkaji jangkauan fasilitas pelayanan kesehatan terhadap permukiman

penduduk di Kota Tegal. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode deskriptif dan analisis data menggunakan sistem informasi

geografis kuantitatif yaitu analisis tetangga terdekat, dan buffer. Hasil

penelitian yang diperoleh adalah fasilitas kesehatan di Kota Tegal

memiliki pola pola mengelompok atau bergerombol (cluster pattern).

Hasil jangkauan fasilitas kesehatan terhadap permukiman adalah

Kecamatan Tegal Barat dengan kategori dekat memiliki luas 41,91 km²

(56,2%), kategori sedang memiliki luas 32,37 km² (43,4%), kategori jauh

memiliki luas 0,35 km² (0,47%), dan kategori sangat jau memiliki luas

0,15 km² (0,11%). Hasil perhitungan jangkauan fasilitas kesehatan

Kecamatan Margadana kategori dekat memiliki luas 5,96 km² (28,7%),

kategori sedang memiliki luas 11,65 km² (56,09%), dan kategori jauh

memiliki luas 3,16 km² (15,21%). Hasil perhitungan jangkauan fasilitas

kesehatan Kecamatan Tegal Selatan dengan kategori dekat memiliki luas

71,85 km² (82,27%), kategori sedang memiliki luas 15,48 km² (17,73%),

dan kategori jauh sebesar 0 km² (0%). Untuk Kecamatan Tegal Timur

hasil perhitungan jangkauan fasilitas kesehatan dengan kategori dekat

sebesar 61,17 km² (79,02%), kategori sedang sebesar 16,24 km²

(20,98%), dan kategori jauh sebesar 0 km² (0%). Kesimpulan dari hasil

jangkauan fasilitas yang didapat adalah kategori dekat dan jauh

mencakup seluruh kecamatan di Kota Tegal, sedangkan kategori sangat

jauh hanya terdapat di Kecamatan Tegal Barat.

Kata kunci : pola spasial, jangkuan, fasilitas kesehatan

ABSTRACT

Health is a grace given by God Almighty, Health is either physical or

spiritual healthy healthy of course is still a problem in this country. The

2

existence of much-needed health facilities by the community in improving

health. This research aims to analyze the spatial distribution patterns of

health service facilities location in the city of Tegal and reviewing the

range of healthcare facilities against settlements in the city of Tegal. The

research method used is descriptive method and data analysis using a

geographic information system analysis i.e. quantitative nearest neighbors,

and buffer. The research results obtained are the health facilities in the city

of Tegal has clumped pattern patterns or huddle (cluster pattern). The

result of the range of wellness facilities against settlements is subdistrict of

Tegal Barat with categories near an area of 41.91 km² (56.2%), the

category currently has an area of 43.4 km2 (32.37%), the category is much

has an area of 0.35 km2 (0.47%), and the category very jau has an area of

0.15 km2 (0.11%). The results of the calculation of the range of the

Margadana Subdistrict health facilities close category has an area of 5.96

square kilometres (28.7%), the category currently has an area of 11.65 km²

(56.09%), and the category is much has an area of 3.16 km2 (15.21%). The

results of the calculation of the range of wellness facilities South Tegal

Sub categories near an area of 71.85 km2 (82.27%), the category currently

has an area of 15.48 square kilometres (17.73%), and the category far of 0

km2 (0%). Tegal Timur Sub-district to the results of the calculation of the

coverage of health facilities by category close of 61.17 km2 (79.02%),

categories are of 16.24 km² (20.98%), and the category far of 0 km2 (0%).

The conclusion of the results of the range of facilities of the near and far is

a category covering all districts in the city of Tegal, whereas the category

is very much only in district Tegal Barat.

Keywords : Spatial Pattern, Coverage, Health Facilities

1. PENDAHULUAN

Kota Tegal ditemukan kasus campak sebanyak 249 kasus dan

pada tahun 2012 kasus campak menurun menjadi 135 kasus. Menurunnya

kasus campak merupakan usaha yang telah dilakukan Pemerintah Kota

Tegal melalui kampanye Imunisasi Measles-Rubella (MR). Imunisasi MR

menjadi program yang masih dilanjutkan sampai saat ini guna

mewujudkan dunia bebas campak pada tahun 2020 mendatang. Campak

3

merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Rubella

melalui perantara udara atau kotoran tangan penderita campak.

Berdasarkan berita dari Radar Tegal Sabtu,05 Agustus 2017, Dinas

Kesehatan Kota Tegal bersama puskesmas memberikan imunisasi MR

secara gratis di sekolah dan posyandu sebanyak 60.477 anak.

Keberadaan fasilitas kesehatan di Kota Tegal belum dipetakan baik

dalam bentuk konvensional maupun dalam bentuk digital, meskipun sudah

tersedia informasi mengenai lokasi fasilitas kesehatan dalam bentuk data

yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kota Tegal. Tersedianya informasi

keberadaan fasilitas kesehatan dalam bentuk peta dapat memudahkan

masyarakat menemukan lokasi fasilitas kesehatan yang akan dituju. Untuk

itu perlu adanya pemetaan sebaran dan jangkauan fasilitas kesehatan yang

ada. Dengan adanya hal tersebut, maka dapat menjadi acuan bagi

pemerintah Kota Tegal dalam menjalankan program pemerataan jumlah

fasilitas kesehatan sesuai dengan ketentuan RTRW Kota Tegal.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola persebaran fasilitas

pelayanan kesehatan dan mengkaji jangkauan fasilitas kesehatan terhadap

permukiman penduduk di Kota Tegal. Berdasarkan uraian latar belakang

yang telah dijaarkan diatas maka penelitian ini berjudul “Analisis Pola

Spasial Fasilitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Masyarakat di Kota Tegal”.

2. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif. Penelitian analisis pola spasial fasilitas kesehatan

terhadap masyarakat di Kota Tegal mengakaji objek rumah sakit dan

puskesmas yang tersebar di Kota Tegal. Hasil pemetaan pola sebaran

nantinya dapat dianalisis untuk mengetahui pola persebaran fasilitas

pelayanan kesehatan dan jangkauan fasilitas pelayanan kesehatan terhadap

permukiman penduduk.

4

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi dan

dokumentasi. Metode observasi yang dilakukan adalah melakukan

pengeplotan lokasi rumah sakit dan puskesmas yang berada di sebaran

Kota Tegal dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) untuk

mendapatkan data koordinat berupa X dan Y. Data koordinat tersebut

kemudian akan diolah menggunakan softwere ArcGIS. Sedangkan metode

dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dari

kantor pemerintah yang ada hubungannya dengan penelitian.

Metode analisis data adalah analisis kuantitatif dengan

menggunakan analisis tetangga terdekat untuk mengukur pola persebaran

fasilitas pelayanan kesehatan dan analisis spasial untuk mengukur

keterjangkauan wilayah fasilitas kesehatan terhadap permukiman

penduduk di Kota Tegal.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian diperoleh fasilitas kesehatan di Kota Tegal

terdapat rumah sakit umum, rumah sakit bersalin, dan puskesmas yang

berjumlah 3 objek rumah sakit, 1 objek rumah bersalin, dan 8 objek

puskesmas. Fasilitas kesehatan tersebut diantaranya adalah Kecamatan

Tegal Selatan terdapat Puskesmas Tegal Selatan, Puskesmas Bandung,

Rumah Sakit Islam Harapan Anda, dan Rumah Sakit Ibu dan Anak.

Kecamatan Tegal Timur terdapat Puskesmas Tegal Timur, Puskesmas

Slerok, dan Rumah Sakit Kardinah. Kecamatan Tegal Barat terdapat

Puskesmas Tegal Barat, Puskesmas Debong Lor, dan Rumah Sakit Mitra

Keluarga. Kecamatan Margadana terdapat Puskesmas Margadana, dan

Puskesmas Kaligangsa. Data ini disajikan dalam table 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Penelitian Fasilitas Kesehatan di Kota Tegal Tahun 2018

5

No Kecamatan Nama Fasilitas Kesehatan Jumlah

1 Tegal

Selatan

Puskesmas Tegal Selatan

4 Puskesmas Bandung

Rumah Sakit Islam Harapan

Anda

Rumah Sakit Ibu dan Anak

2 Tegal

Timur

Puskesmas Tegal Timur

3 Puskesmas Slerok

Rumah Sakit Kardinah

3 Tegal Barat

Puskesmas Tegal Barat

3 Puskesmas Debong Lor

Rumah Sakit Mitra Keluarga

4 Margadana Puskesmas Margadana

2 Puskesmas Kaligangsa

JUMLAH 12 Sumber: survei lapangan, 2018

Analisis tetangga terdekat dalam penelitian ini menggunakan

bantuan ArcGIS 10.2. Data yang dibutuhkan adalah jumlah fasilitas

kesehatan dan luas wilayah daerah penelitian. Berdasarkan hasil penelitian

jumlah fasilitas kesehatan di Kota Tegal berjumlah 12 unit dengan luas

wilayah Kota Tegal adalah 39,68 km². Data tersebut nantinya akan diolah

dalam fiture yang terdapat pada ArcGIS yaitu Average Nearest Neigbor.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis tetangga terdekat dengan

menggunakan Average Nearest Neigbor dalam ArcGIS 10.2 diperoleh

hasil sebagai berikut:

Gambar 4.1 Hasil analisis tetangga terdekat

6

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai nearest neighbor

ratio adalah 0,42; nilai z-score adalah -5,98; dan nilai p-value adalah 0,00.

Hasil Average Nearest Neigbor seperti teori yang dikemukakan oleh

Bintaro bahwa nilai indeks dengan kategori indeks persebaran nilai 0-0,7

adalah pola mengelompok atau bergerombol (cluster pattern). Hasil

dengan luas di setiap kecamatan disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.2 Tabel Indeks Persebaran Fasilitas Kesehatan di Kota Tegal

No Kota Kecamatan Luas

km²

Nilai

T

Jumlah

Fasilitas

Kesehatan

Keterarangan

1

Tegal

Margadana 12,42 0,42 2 Mengelompok

2 Tegal Barat 12,96 0,42 3 Mengelompok

3 Tegal

Selatan

6,65 0,42 4

Mengelompok

4 Tegal

Timur

7,65 0,42 3

Mengelompok

Sumber : Analisis Data, 2018

Hasil buffer disajikan dalam bentuk luasan wilayah yang disajikan

dalam tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Luas Wilayah Jangkauan Fasilitas Kesehatan

Kategori Tegal Barat Margadana Tegal Selatan Tegal Timur

Luas(km²

) %

Luas(km²

) %

Luas(km²

) %

Luas(km²

) %

Dekat (0-

1000m) 41,91 56 5,96 28,7 71,85

82,2

7 61,17

79,0

2

Sedang (1001-

2000m) 32,37 43,3 11,65

56,0

9 15,48

17,7

3 16,24

20,9

8

Jauh (2001-

3000m) 0,35 0,47 3,16

15,2

1 0 0 0 0

Sangat Jauh

(>3000m) 0,15 0,11 0 0 0 0 0 0

Sumber: Hasil perhitungan, 2018

7

Berdasarkan hasil perhitungan jangkauan fasilitas kesehatan Kecamatan

Tegal Barat dengan kategori dekat memiliki luas 41,91 km² (56,2%),

kategori sedang memiliki luas 32,37 km² (43,4%), kategori jauh memiliki

luas 0,35 km² (0,47%), dan kategori sangat jau memiliki luas 0,15 km²

(0,11%). Hasil perhitungan jangkauan fasilitas kesehatan Kecamatan

Margadana kategori dekat memiliki luas 5,96 km² (28,7%), kategori

sedang memiliki luas 11,65 km² (56,09%), dan kategori jauh memiliki luas

3,16 km² (15,21%). Hasil perhitungan jangkauan fasilitas kesehatan

Kecamatan Tegal Selatan dengan kategori dekat memiliki luas 71,85 km²

(82,27%), kategori sedang memiliki luas 15,48 km² (17,73%), dan kategori

jauh sebesar 0 km² (0%). Untuk Kecamatan Tegal Timur hasil perhitungan

jangkauan fasilitas kesehatan dengan kategori dekat sebesar 61,17 km²

(79,02%), kategori sedang sebesar 16,24 km² (20,98%), dan kategori jauh

sebesar 0 km² (0%). Kesimpulan dari hasil jangkauan fasilitas yang

didapat adalah kategori dekat dan jauh mencakup seluruh kecamatan di

Kota Tegal, sedangkan kategori sangat jauh hanya terdapat di Kecamatan

Tegal Barat.

Pola sebaran fasilitas kesehatan yang mengelompok dipengaruhi

oleh faktor fisik dan faktor sosial. Faktor fisik tersebut adalah penggunaan

lahan, kemiringan lereng, dan lokasi fasilitas kesehatan. Sedangkan faktor

sosial yang mempengaruhi adalah jumlah penduduk.

Penggunaan lahan disekitar fasilitas kesehatan sangat didominasi

oleh permukiman. Hal ini dilakukan pemerintah agar fasilitas kesehatan

mudah dijangkau oleh masyarakat. Namun pola permukiman yang tidak

teratur dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang dapat

menimbulkan berbagai macam penyakit.

Topografi Kota Tegal memiliki ketinggian dari permukaan laut ± 3

meter yang merupakan dataran rendah. Hal ini dapat diartikan kemiringan

lereng di Kota Tegal adalah 0°-2° dengan kondisi lapangan adalah datar.

8

Kondisi kemiringan lereng yang datar maka tidak ada hambatan dalam

menentukan lokasi fasilitas kesehatan.

Keterjangkauan fasilitas kesehatan di Kecamatan Tegal Selatan

dan Tegal Timur bisa dikatakan baik karena banyak fasilitas kesehatan

yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Adapun penduduk yang sangat

jauh dijangkau oleh fasilitas kesehatan yaitu Desa Muarareja (Kecamatan

Tegal Barat), Desa Krandon dan Desa Kaligangsa (Kecamatan

Margadana) bagian utara.

Keterjangkaun lokasi tidak hanya dilihat dari kedekatan jaraknya,

terdapat faktor lain yaitu jaringan jalan. Jaringan jalan ini akan

menentukan alternatif akses terdekat untuk menuju lokasi. Semakin dekat

lokasi fasilitas kesehatan dan jaringan jalan yang baik maka fasilitas

tersebut akan bisa bermanfaat untuk masyarakat. Misalnya Puskesmas

Debong Lor hanya memiliki 1 jaringan jalan yang menghubungkan ke

lokasi, hal ini akan menyulitkan masyarakat menuju ke lokasi tersebut.

Fasilitas kesehatan di Kota Tegal juga menerima pasien dari luar

kota. Misalnya dari Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten

Pemalang. Mengutip dari Koran sindo pada 28-03-2016 rumah sakit

kardinah mengalami overload jumlah pasien yang dirawat akibat banyak

pasien rujukan dari rumah sakit di luar daerah. Menurut kabid RSUD

Kardinah Agus Dwi Sulistiyanto mengatakan, keberadaan pasien rujukan

tersebut karena RSUD Kardinah menjadi rumah sakit rujukan regional.

Pasien rujukan berasal dari sejumlah rumah sakit maupun puskesmas di

Kabupaten Tegal, Brebes, dan Pemalang.

Kebersihan lingkungan di Kota Tegal perlu ditingkatkan karena

kesehatan manusia berhubungan langsung dengan kondisi lingkungan.

Misalnya kebersihan sanitasi limbah rumah tangga. Ketika musim

kemarau tiba saluran sungai (kali) menjadi kering, masyarakat sering

memanfaatkannya menjadi tempat pembuangan sampah, sehingga fungsi

dari sungai ini dapat berubah dan menjadi sarang penyakit. Selain itu

kondisi pedagang kaki lima belum diperhatikan oleh pemerintah karena

9

masih banyak pedagang kaki lima yang berjualan diatas saluran sungai

(kali), di pinggir jalan, dan di trotoar. Melihat kondisi ini tentunya akan

berpengaruh terhadap makanan yang di jual.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pola persebaran fasilitas kesehatan di Kota Tegal adalah pola

mengelompok atau bergerombol (cluster pattern). Fasilitas kesehatan

berupa rumah sakit dan puskesmas telah memenuhi standar nasional

indonesia nomor 03-1733-2004 tentang Tata cara perencanaan

lingkungan perumahan. Namun jumlah rumah sakit bersalin belum

memenuhi SNI tersebut.

2. Keterjangkauan fasilitas kesehatan di Kota Tegal memiliki 3 kategori

yaitu dekat, jauh, dan sangat jauh. Kategori dekat dan jauh mencakup

seluruh wilayah Kota Tegal. Untuk kategori sangat jauh hanya terdapat

di Desa Muarareja (Kecamatan Tegal Barat), Desa Krandon dan Desa

Kaligangsa (Kecamatan Margadana) bagian utara. Untuk aksebilitas

dalam mencapai lokasi fasilitas kesehatan sangat mudah menggunakan

transportasi priadi karena masih banyak lokasi fasilitas kesehatan yang

kesulitan dalam menggunakan transportasi umum.

4.2 Saran

1. Pemerintah Kota Tegal perlu meningkatkan kualitas dan kuntitas

fasilitas kesehatan khususnya di wilayah Kecamatan Margadana dan

Kecamatan Tegal Barat agar memudahkan masyarakat di Kelurahan

Muarareja, dan kelurahan lainnya dalam mengakses fasilitas kesehatan.

10

2. Belum tersedianya transportasi umum yang dapat menjangkau seluruh

fasilitas kesehatan di Kota Tegal selain menggunakan trasportasi

pribadi dan ojek online.

3. Masyarakat dan Pemerintah Kota Tegal perlu menjaga kebersihan

lingkungan. Karena lingkungan yang kotor dapat menjadi sarang

penyakit.

4. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai analisis fasilitas

pelayanan kesehatan dan penelitian penentuan fasilitas kesehatan baru

di Kota Tegal.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, T Lukman. Peta Tematik. 1985. Bandung: Teknik Geodesi Fakultas

Perencanaan dan Sipil.

Badan Pusat Statistik. 2017. Kota Tegal Dalam Angka 2017. Kota Tegal : Badan

Pusat Statistik.

Juhadi dan Dewi Liwsnoor Setyowati. 2001. Desain dan Komposisi Peta Tematik.

Semarang: CV Indoprint.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2010. Versi 1.1

Kementrian Kesehatan RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonsia

Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001)

tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal Pedoman Penentuan

Standar Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan

Permukiman dan Pekerjaan Umum. 2001. Jakarta

Nirwansyah, A.W., Utami, M., Hidayatullah, T. 2015. Analisis Pola Persebaran

Kejadian Longsor Lahan di Kecamatan Somagede Dengan Sistem

Informasi Geografis. Jurnal Geomatika dan Perencanaan UNDIP. Vol 2

No 1.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem

Kesehatan Nasional

Prahasta, Eddy. 2009. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis.

Bandung: Informatika

Standar Nasional Indonesia-03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan

Lingkungan Perumahan di Perkotaan. 2003. Bandung

Supranto, J. 2008. Statistika Teori dan Aplikasi. Jakarta, Erlangga

11

Tika, Moh.Prabu. 1997. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Widayani, Prima dan Kusuma, Dyah. 2014. Model Spasial Kerentanan Wilayah

Terhadap Penyakit Leptospirosis Berbasis Ekologi. Jurnal Geografi

UNNES. Vol 11 No 1.

Wulandari, Retno. 2016. Analisis Sebaran Fasilitas Kesehatan di Kecamatan

Baturaja Timur Tahun 2016. Skripsi Sarjana. Lampung: Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung