analisis persepsi penerimaan teknologi pada satuan...
TRANSCRIPT
ANALISIS PERSEPSI PENERIMAAN TEKNOLOGI PADA SATUAN
KERJA PERANGKAT DAERAH TERHADAP PENGGUNAAN SIMDA
(Studi Kasus di Seluruh SKPD Kabupaten Kulon Progo)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Adryana Suprihatin Bistolen
142114139
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS PERSEPSI PENERIMAAN TEKNOLOGI PADA SATUAN
KERJA PERANGKAT DAERAH TERHADAP PENGGUNAAN SIMDA
(Studi Kasus di Seluruh SKPD Kabupaten Kulon Progo)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Adryana Suprihatin Bistolen
142114139
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah
dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan
dan bukan untuk manusia
-Kolose 3:23-
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Pribadi yang selalu ada menyertai hidup saya menjadi Teman, Sahabat, Bapak, Kekasih, bahkan Pembimbing
terbaik bagi saya, Tuhan Yesus Kristus.
Kedua orangtua yang menjadi pahlawan dalam hidupku, Adam Bistolen dan Marsalena Kusmiyati Suprihatin dan
kedua adik tercinta, Fanesia Olivia Bistolen dan Margareta Olivia Bistolen.
Keluarga besar Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang telah mengajarkan banyak ilmu dan
nilai-nilai kehidupan bagi saya.
Keluarga rohani saya, mentor, anak-anak rohani, keluarga besar Fire House Jogja dan Fire Generation secara
keseluruhan yang selalu setia mengajarkan saya arti perjalanan hidup.
Semua teman, sahabat, adik-adik dan kakak-kakak yang selalu memberi dukungan bagi saya sampai hari ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan waktu berjalan begitu cepat, jika saya ada sampai titik ini senua
karena kasih karunia Tuhan yang luarbiasa bagi saya. Pengalaman dan proses
belajar yang sangat berharga untuk ada sampai titik ini. Penyertaan, pertolongan,
kekuatan, sukacita dan damai sejahtera yang Tuhan beri itulah yang menjadi titik
balik saat saya bertemu dengan rasa kemustahilan dan ingin menyerah. Sampai
pada akhirnya ketaatan dan kesetiaan dalam menjalani proses itulah yang
mengantarkan saya untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul
“Analisis Persepsi Penerimaan Teknologi Satuan Kerja Perangkat Daerah
Terhadap Penggunaan SIMDA (Studi Kasus di Seluruh SKPD Kabupaten Kulon
Progo)”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Banyak orang luarbiasa yang Tuhan kirimkan dan telah ikut mengambil
bagian memberi yang terbaik di posisinya masing-masing dalam proses
penyelesaian skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati saya mengucapkan
terimakasih setulus-tulusnya kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma yang telah memberi kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada saya.
2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., selaku Kepala Program Studi
Akuntansi, Universitas Sanata Dharma.
4. Aurelia Melinda Nisita Wardhani, SE., M.Sc., selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan waktu, motivasi dan banyak pembelajaran
berharga sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA., selaku dosen pembimbing
akademik yang telah membimbing saya dan memberikan motivasi untuk
segera lulus dengan nilai yang baik.
6. Seluruh perangkat daerah di Kabupaten Kulon Progo yang telah
memberikan waktu untuk menjawab kuesioner dan beberapa pertanyaan
serta memberi pengetahuan yang baru untuk pengumpulan data dalam
skripsi ini.
7. Nicko Kornelius Putra S.E., M.Sc., yang telah memberikan waktu untuk
mengajarkan saya mengenai pengolahan data skripsi ini menggunakan
software WarpPLS 3.0.
8. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Akuntansi Universitas Sanata
Dharma yang telah membekali dengan ilmu serta nilai hidup yang sangat
berguna.
9. Orangtua tercinta Adam Bistolen dan Marsalena Kusmiyati Suprihatin
serta adik tercinta Margareta Putri Bistolen dan Fanesia Olivia Bistolen
yang selalu memberi doa, motivasi, semangat, kasih sayang selama ini
sehingga peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan di Universitas Sanata
Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
10. Saudara-saudara terkasih Kakek, tante, om, mama besar dan papa besar,
sepupu Dedy Bistolen, Yunaldi Bistolen, dll yang selalu memberi
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Keluarga di dalam Tuhan, mentor saya Gayu Wibiyanti, anak-anak rohani
saya (Jilly, Mentari, Ike, Nirta, dll), Keluarga Fire Generation (Arinda,
Brail, Chintya Dari, Daniel, Elami, Grace Theodora, Kezia Gita, Kezia
Carolina, Mercy, Nabella, Ruth, Mas Mbodho, Pak Odit dll). Keluarga
RCC Jogja (Opa, Om Sigit, Tante Deasy, Cik Dwi, Mbak Zichmoss, dll),
dan keluarga PMK Sanata Dharma atas semua doa dan pemberian
semangat motivasi dan dukungan selama ini. Tidak lupa juga untuk
Anastasia dan Nimas yang selalu setia menemani proses pengambilan data
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
12. Sahabat saya Fransiska Diana Putri, Maria Yoanita Clarisa dan Thalia
Amanda Sambara yang selalu ada untuk saya selama empat tahun
perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.
13. Teman-teman Akuntansi 2014 yang terkasih yang selama ini telah
menemani proses perkuliahan di Universitas Sanata Dharma. Serta teman-
teman bu Nisita Squad yang selalu memberi dukungan untuk berjuang
bersama menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah
membantu memberi dukungan berupa perhatian, motivasi, semangat,
menemani dan lain-lain dalam penulisan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ................................ v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................ vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
ABSTRAK ........................................................................................................ xv
ABSTRACT .................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Batasan Masalah ....................................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 8
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 8
B. Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................................... 21
C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 27
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 39
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 39
B. Subyek dan Objek Penelitian .................................................................. 39
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 40
D. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 40
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .......................................... 41
F. Pengukuran Variabel .............................................................................. 44
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 45
H. Teknik Analisis Data .............................................................................. 47
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ................................ 52
A. Pemerintah Kabupaten Kulon progo ....................................................... 52
B. SIMDA Di Kulon Progo ......................................................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 66
A. Deskripsi Data Penelitian........................................................................ 66
B. Analisis Deskriptif .................................................................................. 69
C. Analisis Data .......................................................................................... 75
D. Pembahasan ............................................................................................ 82
BAB VI PENUTUP .......................................................................................... 93
A. Kesimpulan ............................................................................................ 93
B. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 94
C. Saran ..........................................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 96
LAMPIRAN ................................................................................................... 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Technology Acceptance Model ................................................ 11
Gambar 2 TAM yang Spresifik ................................................................ 11
Gambar 3 Kerangka Penelitian ................................................................. 28
Gambar 4 Bagan Susunan Perangkat Daerah ........................................... 57
Gambar 5 Hasil Output Model.................................................................. 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Indikator Variabel ......................................................................... 43
Tabel 2 Luas Wilayah dan Presentase menurut Kecamatan ...................... 53
Tabel 3 Daftar Organisasi/Satuan Kerja Perangkat Daerah ....................... 56
Tabel 4 Sampel Penelitian .......................................................................... 66
Tabel 5 Persentase Pendistribusian Kuesioner ........................................... 68
Tabel 6 Profil Responden ........................................................................... 68
Tabel 7 Hasil Uji Statistik Konstruk PU .................................................... 69
Tabel 8 Hasil Uji Statistik Konstruk PEOU .............................................. 70
Tabel 9 Hasil Uji Statistik Konstruk ATU ................................................. 71
Tabel 10 Hasil Uji Statistik Konstruk BIU ................................................. 72
Tabel 11 Hasil Uji Statistik Konstuk AU .................................................... 73
Tabel 12 Hasil Uji Statistik Konstruk COMPL ........................................... 73
Tabel 13 Hasil Uji Statistik Kostruk VOL ................................................... 74
Tabel 14 Nilai AVE ..................................................................................... 76
Tabel 15 Perbandingan Akar dari AVE dengan Korelasi Antar Variabel ... 76
Tabel 16 Combined Loadings and Cross-Loading Factor .......................... 77
Tabel 17 Uji Reliabilitas .............................................................................. 78
Tabel 18 Path Coefficie.s and P Values ...................................................... 80
Tabel 19 R-Squared Coefficients ................................................................. 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRAK
ANALISIS PERSEPSI PENERIMAAN TEKNOLOGI PADA SATUAN
KERJA PERANGKAT DAERAH TERHADAP PENGGUNAAN SIMDA
(Studi Kasus di Seluruh SKPD Kabupaten Kulon Progo)
Adryana Suprihatin Bistolen
NIM : 142114139
Universitas Sanata Dharma
2018
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai persepsi penerimaan
teknologi oleh SKPD terhadap penggunaan SIMDA di Kabupaten Kulon Progo.
Subjek penelitian ini adalah para pegawai SKPD yang menggunakan SIMDA di
Kabupaten Kulon Progo.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Penentuan sampel dilakukan
dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode
survei, dengan melakukan penyebaran kuesioner yang diukur menggunakan skala
dan wawancara sebagai pelengkap data. Teknik pengujian instrumen dilakukan
dengan menggunakan Software WarpPLS 3.0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12 hipotesis yang ada, terdapat 4
hipotesis yang tidak terdukung. Hal ini menunjukkan secara keseluruhan persepsi
penerimaan teknologi memiliki pengaruh terhadap penggunaan SIMDA di
Kabupaten Kulon Progo.
Kata Kunci: Technology acceptance model, complexity, voluntariness
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRACT
ANALYSIS ON PERCEPTION OF TECHNOLOGY ACCEPTANCE IN
REGIONAL WORK UNITS TOWARD SIMDA USAGE
(A Case Study in Regional Work Unit Kulon Progo Regency)
Adryana Suprihatin Bistolen
Student Number: 142114139
Sanata Dharma University
2018
This study aimed to determine the perception of technology acceptance by
Reginal Work Units on the use of SIMDA in Kulon Progo Regency. The subjects
were employees of Regional Work Units that SIMDA in Kulon Progo.
The research was a case study. The samples were conduct with a
purposive sampling. Data collection techniques used survey methods, by
distributing questionnaires that were measured using scale and interview as a
complement to the data. Instrument testing techniques were carried out using
WarpPLS 3.0 Software
The results of this study indicated that of the 12 hypotheses, there were 4
unsupported hypotheses. This showed the overall perceptions of acceptance of the
technology had significant impact on the use of SIMDA in Kulon Progo
Keywords: Technology acceptance model, complexity, voluntariness
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi informasi yang berkembang pesat menjadi hal yang tak bisa
dihindari. Manusia dituntut untuk bergerak cepat, lincah serta mampu
beradaptasi dengan teknologi demi menunjang kualitas berbagai bidang
kehidupan. Dalam bidang pemerintahan Daerah, Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) memanfaatkan adanya teknologi
informasi yang tujuannya dapat memudahkan pengelolaan keuangan daerah.
Sistem teknologi informasi yang ditetapkan menjadi komponen dari suatu
organisasi maupun pemerintah bersama-sama dengan manusia.Manusia
berinteraksi menggunakan sistem teknologi informasi, interaksi ini yang
terkadang menimbulkan masalah keperilakuan (behavioral).
Penelitian ini didasari oleh perkembangan sistem pemerintahan yang
ditelusur melalui berita di website BPKP. Menurut BPKP, Sistem teknologi
informasi yang digunakan Pemerintah Daerah (Pemda) saat ini mengacu pada
PP 105 tahun 2000 dan dilengkapi dengan PP Nomor 71 tahun 2010 untuk
menghasilkan laporan keuangan dalam bentuk neraca dan laporan aliran kas
sesuai PP 105/2000 pasal 38. Laporan yang dihasilkan sesuai PP 105/2000
berupa laporan realisasi anggaran, laporan perubahan saldo anggaran lebih,
neraca, operasional, aliran kas, perubahan ekuitas dan catatan atas laporan
keuangan. Penyusunan neraca dan aliran kas oleh pemerintah daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
merupakan suatu titik awal untuk memulai era keterbukaan di dalam
pertanggungjawaban keuangan daerah.
Penerapan sistem informasi akuntansi pada pemerintah daerah diatur
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan tersebut
mempunyai tujuan untuk membantu SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)
untuk menyusun APDB (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) yang
sesuai tentunya juga didukung oleh respon positif dari pengguna sistem
informasi tersebut. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
memberikan respon positif dengan mengembangkan sebuah program aplikasi
komputer yang diberi nama SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Keuangan
Daerah).
Pemerintah kabupaten Kulon Progo menerapkan SIMDA sejak tahun
2012 guna perbaikan tata kelola yang baik di pemerintahan (Alfian:2015).
Muhammad Masyur selaku Kepala Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah
BPKP DIY saat itu berharap bahwa SIMDA Keuangan bisa mendorong
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo membantu kinerja pemerintah daerah
untuk menghasilkan laporan keuangan yang dapat dimanfaatkan setiap saat
yang diolah dari data transaksi keuangan.
Dari penjelasan di website BPKP, SIMDA merupakan sistem yang
memiliki fitur sederhana, mudah dimengerti dan dipelajari. Namun berdasar
penelitian yang dilakukan Alfian (2015) dijelaskan bahwa SKPD Kulon
Progo belum menerapkan SIMDA dengan optimal, dan masih banyak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
lebih memilih menggunakan Microsoft Excel yang salah satunya karena
keterbatasan pemahaman SDM. Sedangkan menurut website BPKP, telah
diadakan pelatihan selama dua hari untuk mempelajari SIMDA. Dengan
adanya permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam
lagi mengapa terjadi hal demikian.
Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui mengenai persepsi penerimaan
teknologi SKPD terhadap penggunaan SIMDA di Kabupaten Kulon Progo
yang diukur dengan teori TAM (Technology Acceptance Model). Teori TAM
umumnya digunakan untuk menjelaskan persepsi penerimaan individual
terhadap penggunaan sistem teknologi informasi. Dalam penelitian ini, teori
TAM (Davis, 1989) dipakai sebagai dasar penelitian ini untuk menguji
persepsi pernerimaan teknologi pada penggunaan SIMDA di Kabupaten
Kulon Progo.
Peneliti menambahkan variabel eksternal mengenai voluntariness.
Menurut Venkatesh et al. (2003) voluntariness memiliki pengaruh terhadap
penggunaan sistem informasi karena penggunaan sistem informasi secara
sukarela akan berdampak positif terhadap penerimaan sistem informasi.
Variabel eksternal lainnya mengenai complexity. Menurut Gardner dan
Amoroso (2004), sistem yang dianggap kompleks akan berpengaruh terhadap
penerimaan untuk menggunakan sistem tersebut. Dengan demikian hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi SKPD dalam
menggunakan sistem informasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Berdasar latar belakang yang telah dibahas maka penulis merumuskan
judul penelitian “Analisis Persepsi Penerimaan Teknologi Pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah terhadap Penggunaan SIMDA”.
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang diungkapkan sebelumnya maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerimaan teknologi SKPD
terhadap penggunaan SIMDA di Kabupaten Kulon Progo?”
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan responden
yang adalah para pegawai SKPD yang hanya menggunakan SIMDA di
Kabupaten Kulon Progo.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai persepsi
penerimaan teknologi oleh SKPD terhadap penggunaan SIMDA di
Kabupaten Kulon Progo.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terbagi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan
manfaat secara teoritis dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi SKPD Kabupaten Kulon Progo
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi untuk meningkatkan
kemampuan SKPD dalam penggunaan SIMDA di Kulon Progo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
b. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi pihak kampus
dengan bukti empiris mengenai penggunaan SIMDA di Kulon Progo.
c. Bagi Penulis
Penelitian ini sebagai sarana menambah pengetahuan dalam
penerapan teori TAM yang belum pernah dipelajari sebelumnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi SKPD Kabupaten Kulon Progo
Penelitian ini diharapkan menjadi evaluasi untuk meberikan
tindak lanjut untuk pengoptimalan penggunaan SIMDA di Kulon
Progo.
b. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan memberi motivasi bagi pihak kampus
untuk memperkenalkan sistem informasi yang digunakan pemerintah
daerah pada para mahasiswanya untuk bekal dalam memasuki dunia
kerja dalam pemerintah daerah.
c. Bagi Penulis
Penelitian ini menjadi sarana untuk melihat dan mengamati proses
kinerja SKPD dan menghayati praktek jalannya sistem informasi di
pemerintahan daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan untuk
mendukung proses penelitian, hasil penelitian terdahulu yang
dijadikan bahan acuan, dan perumusan hipotesis penelitian.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, subjek dan objek
penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode dan desain
penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, dan teknis
analisis data, uji validitas dan reliabilitas.
Bab IV : Gambaran Umum Objek Penelitian
Bab ini menjelaskan mengenai pemerintah Kabupaten Kulon
Progo dan SIMDA di Kulon Progo. Pemerintah di Kulon Progo
berisi sejarah berdirinya Kabupaten Kulon Progo, visi dan misi
pemerintah Kabupaten Kulon Progo, perangkat daerah di Kulon
Progo, dan profil masing-masing perangkat daeraah di Kulon Progo.
Sedangkan SIMDA di Kulon Progo menjelaskan mengenai
penerapan SIMDA di Kulon Progo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Bab V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi data, analisis deskriptif,
analisis data, serta pembahasan.
Bab VI : Penutup
Bab ini terdiri dari kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan
saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Persepsi
Menurut Supratman dan Mahadian (2016:70), “Persepsi adalah
pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”.
Dalam pandangan lain menurut Rangkuti (2009:105), “Persepsi adalah
proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih,
mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan-masukan informasi guna
menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Dari beberapa pengertian
berikut maka dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses
memberi arti pada pesan atau masukan yang diterima sehingga dapat
menafsirkan suatu obyek tertentu.
2. Model Penerimaan Teknologi
Model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model atau
TAM) menurut Jogiyanto (2007:111) merupakan suatu model penerimaan
sistem teknologi informasi yang akan digunakan oleh pemakai. Dalam
Venkatesh et al. (2003), Teori TAM pertama kali dicetuskan oleh Davis
(1986) dan selanjutnya digunakan dan dikembangkan kembali oleh
beberapa ilmuan seperti Igbaria et al (1995) dan Venkatesh dan Davis
(2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Dalam Davis et al. (1989), sebelum model TAM muncul, ada teori
yang dikenal dengan nama Theory of Reasoned Action (TRA) yang
dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1980). Penekanan TRA
terletak pada sikap yang ditinjau dari sudut pandang psikologi. Prinsipnya
menentukan bagaimana mengukur komponen sikap perilaku yang relevan,
membedakan antara keyakinan ataupun sikap, dan menentukan
rangsangan eksternal. Model TRA menyebabkan reaksi dan persepsi
pengguna terhadap sistem informasi akan menentukan sikap dan perilaku
pengguna tersebut (Fatmawati:2015).
Davis (1986) melakukan penelitian disertasi dengan mengadaptasi
TRA tersebut. Pada tahun 1989 Davis mempublikasikan hasil penelitian
disertasinya pada jurnal MIS Quarterly, sehingga memunculkan teori
TAM. Tujuan TAM untuk menjelaskan faktor penentu penerimaan
teknologi berbasis informasi secara general serta menjelaskan tingkah
laku pemakai, sehingga model TAM jauh lebih luas daripada model TRA
(Fatmawati:2015).
TAM memiliki dua konstruk asli yang utama yang dirumuskan oleh
Davis et al. (1989) yaitu kegunaan penggunaan persepsian (perceived
usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of
use). Menurut Davis et al. (1989) perilaku menggunakan teknologi
informasi diawali oleh adanya persepsi mengenai manfaat (perceived of
usefulness) dan persepsi kemudahan menggunakan teknologi informasi
(ease of use). Pengguna yang potensial percaya bahwa aplikasi tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dapat berguna, mungkin pada saat yang sama pengguna lainnya percaya
bahwa sistem ini terlalu sulit untuk digunakan dan manfaat yang didapat
melebihi upaya menggunakan sistem tersebut. Artinya, disamping
manfaat atau kegunaannya, penerapan sistem teknologi informasi akan
dipengaruhi juga oleh kemudahan yang dirasa dari penggunaan sistem
tersebut.
Konstruk asli lainnya yang diadaptasi dari TRA adalah sikap (attitude),
minat perilaku (behavioral intention), serta penggunaan sesungguhnya
(actual technology use). Kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan
kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) keduanya
mempunyai pengaruh ke minat perilaku (behavioral intention). Pemakai
teknologi akan mempunyai minat menggunakan teknologi (minat
perilaku) jika merasa sistem teknologi bermafaat dan mudah digunakan.
Kegunaan persepsian (perceived usefulness) juga mempengaruhi
kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) tetapi tidak
sebaliknya. Pemakai sistem akan menggunakan sistem jika sistem
bermanfaat baik sistem itu mudah digunakan atau tidak mudah digunakan.
Sistem yang sulit digunakan akan tetap digunakan jika pemakai merasa
bahwa sistem masih berguna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Model dari TAM dapat dilihat pada gambar berikut ini (gambar 2.1).
Gambar 1
Technology Acceptance Model (TAM)
Sumber: Jogiyanto (2007:112)
Karena TAM dimaksudkan untuk penggunaan teknologi, maka
perilaku (behavior) di TAM dimaksudkan sebagai perilaku menggunakan
teknologi.
Gambar 2
Technology Acceptance Model (TAM) yang spesifik
menyebutkan perilaku sebagai penggunaan teknologi
Sumber: Jogiyanto (2007:113)
3. Kontruk-konstruk TAM
Menurut Jogiyanto (2007:113), “Technology acceptance model (TAM)
yang pertama yang belum dimodifikasi menggunakan lima konstruk
utama yang menjelaskan mengenai dua konstruk utama dalam TAM
mengenai persepsi dan tiga konstuk lain dari Theory of Reasoned Action
(TRA)”. Kelima konstruk ini adalah sebagai berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
a. Perceived Usefulness
Konstruk yang pertama ini menurut Jogiyanto (2007:114)
“didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja
pekerjaannya.” Dari definisinya, diketahui bahwa kegunaan
persepsian (perceived usefulness) merupakan suatu kerpercayan
(belief) tentang proses pengambilan keputusan. Dengan demikian jika
seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia
akan menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang merasa percaya
bahwa sistem informasi kurang berguna maka dia tidak akan
menggunakannya.
b. Perceived Ease of Use
Konstruk yang kedua ini menurut Jogiyanto (2007:115)
“didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha.” Dari
definisinya, diketahui bahwa konstruk kemudahan penggunaan
persepsian (perceived ease of use) ini juga merupakan suatu
kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan keputusan. Jika
seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan
maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang merasa
percaya bahwa sistem informasi tidak mudah digunakan maka dia
tidak akan menggunakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Attitude Towards Behavior
Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) didefinisikan
oleh Davis et al. (1989), sebagai perasaan positif atau negatif dari
seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan (“an
individual’spositive or negative feelings about performing the target
behavior”). Dalam Jogiyanto (2007:116), “Sikap terhadap perilaku
(attitude towards behavior) juga didefinisikan oleh Mathieson (1991)
sebagai evaluasi pemakai tentang ketertarikannya menggunakan
sistem (the user’s evaluation of the desirability of his or her using the
system.).”
d. Behavioral Intention
Menurut Jogiyanto (2007:116), “Minat perilaku (behavioral
intention) adalah suatu keinginan (minat) seseorang untuk melakukan
suatu perilaku tertentu.” Seseorang akan melakukan suatu perilaku
(behavior) jika mempunyai keinginan atau minat (behavior intention)
untuk melakukannya.
e. Actual technology use
Menurut Jogiyanto (2007:117), ‘Perilaku (behavior) adalah
tindakan yang dilakukan oleh seseorang.” Dalam konteks penggunaan
sistem teknologi informasi, perilaku (behavior) adalah penggunaan
sesungguhnya (actual technology use) dari teknologi. Dalam
Jogiyanto (2007:27), “Banyak sekali perilaku-perilaku yang dilakukan
oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dibawah kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kemauan (volitional control) pelaku. Melakukan perilaku di bawah
kontrol kemauan (volitional control) adalah melakukan kegiatan
perilaku atas kemauannya sendiri.” Perilaku-perilaku dibawah kontrol
kemauan ini disebut dengan perilaku volitional (volitional behavior)
disebut juga dengan istilah perilaku-perilaku yang diinginkan.
Lawan dari perilaku atas kemauan sendiri (volitional behavior) ini
adalah perilaku diwajibkan (mandatory behavior). Perilaku
diwajibkan (mandatory behavior) adalah perilaku yang bukan atas
kemauannya sendiri tetapi karena memang tuntutan atau kewajiban
dari kerja. Perilaku yang diwajibkan misalnya adalah perilaku
operator komputer menggunakan komputer umtuk memasukkan data.
4. Voluntariness
Menurut Moore dan Bensabat (1991), voluntariness adalah sejauh
mana penggunaan inovasi dianggap sukarela, atau kehendak bebas. (“the
degree to whichuse of the innovation is perceived as being voluntary, or of
free will”). Penelitian ini dilanjutkan oleh Venkatesh dan Davis (2000)
dalam Jogiyanto (2007:178) yang menyatakan, kesukarelaan
(voluntariness) sebagai sejauh mana pengadopsi potensial
mempersepsikan keputusan adopsi sebagai sesuatu yang tidak wajib.
Seperti yang diuraikan sebelumnya, berkaitan dengan perilaku yang
dilakukan dibawah kontrol kemauan disebut dengan volitional. Berdasar
definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa voluntariness merupakan
tindakan keputusan akibat dari perilaku kemauan sendiri (volitional).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
5. Complexity
Rogers dan Shoemaker (1971) di dalam Venkatesh et al. (2003)
menyatakan bahwa Complexity adalah seberapa jauh suatu sistem
dipersepsikan sebagai suatu yang secara relatif susah untuk dipahami dan
digunakan (“the degree to which an innovation is perceived as relatively
difficult to understand and use”). Jogiyanto (2007:177) menyatakan
bahwa “kerumitan (Complexity) didefinisikan sebagai seberapa sulit suatu
teknologi komputer untuk dipahami dan digunakan yang dipersepsikan
oleh pemakai.” Berdasar beberapa definisi tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa kompleksitas merupakan ukuran kemampuan
pengguna yang mempersepsikan sistem sulit untuk dipahami.
6. Pengertian Sistem
Menurut MC. Leod (1995) didalam Fatta (2007:4), “Sistem sebagai
sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama
untuk mencapai suatu tujuan.” Sedangkan Romney dan Steinbart (2014:3)
menyatakan “Sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang
saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan, terdiri dari
subsistem yang mendukung sistem yang lebih besar.” Menurut Mulyadi
(2008:2), “Suatu sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang berulangkali
atau secara rutin terjadi.” Definisi sistem tersebut dirinci lebih lanjut antara
lain:
a. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur.
b. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang
bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
c. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem
d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
sistem merupakan sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan
mendukung dan bekerja sama dalam mencapai tujuan.
7. Pengertian Sistem Informasi Manajemen
a. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Marakas dan O’Brien (2017:6), “Sistem informasi (SI)
adalah kombinasi dari orang-oran, perangkat keras, perangkat lunak,
jaringan komunikasi, sumber daya data, dan kebijakan serta prosedur
dalam menyimpan, mendapatkan kembali, mengubah, dan
menyebarkan infomasi dalam suatu organisasi.” Berdasarkan definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah
sekumpulan komponen yang berhubungan untuk mengolah data
menjadi informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan.
b. Komponen Sistem Informasi
Menurut Stair (1992) dalam Fatta (2007:9) menjelaskan bahwa
sistem informasi berbasis komputer (Computer Based Information
System/CBIS) dalam suatu organisasi terdiri dari komponen-
komponen berikut:
1) Perangkat keras, yaitu perangkat keras komponen untuk
melengkapi kegiatan memasukan data, memproses data, dan
keluaran data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2) Perangkat lunak, yaitu program dan instruksi yang diberikan ke
komputer.
3) Database, yaitu kumpulan data dan informasi yang diorganisasikan
sedemikian rupa sehingga mudah diakses pengguna sistem
informasi.
4) Telekomunikasi, yaitu komunikasi yang menghubungkan antara
pengguna sistem dengan sistem komputer secara bersama-sama
ke dalam suatu jaringan kinerja yang efektif.
5) Manusia, yaitu personel dari sistem informasi, meliputi manajer,
analis, programmer, dan operator, serta bertanggung jawab
terhadap perawatan sistem.
c. Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Menurut Mulyani (2016:23), “Sistem Informasi Manajemen
merupakan sistem informasi yang sudah terkomputerisasi yang
bekerja karena adanya interaksi manusia dan komputer.” Sedangkan
menurut Gaol (2008:18), “Tujuan dari suatu SIM adalah memberikan
informasi untuk pembuatan keputusan dalam merencanakan, memulai,
mengatur, dan mengendalikan operasi sub-sistem dari
perusahaan/organisasi dan juga untuk memberikan perusahaan sebuah
sinergi dalam prosesnya”. Berdasar beberapa definisi berikut dapat
disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen (SIM) merupakan
sistem informasi untuk mengelola transaksi organisasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mendukung fungsi manajemen dan digunakan untuk pengambilan
keputusan yang digunakan oleh organisasi.
8. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
a. Pengertian SKPD.
Menurut Peraturan Pemerintah nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan bahwa “Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat
daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/barang.”
Sedangkan menurut Peraturan Menteri No. 52 Tahun 2011 pasal 1 ayat
(12) tentang Standar Operasional Prosedur Di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Dan Kabupaten/Kota, “Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah
daerah provinsi dan kabupaten/kota.” Berdasar beberapa pengertian
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa SKPD adalah perangkat
daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/barang.
b. Tugas SKPD
Menurut Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 10, SKPD mempunyai
tugas:
1) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran-SKPD.
2) Menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran-SKPD.
3) Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas bebas
anggaran belanja.
4) Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
5) Pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran.
6) Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak.
7) Melaksanakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain
dalam batas anggaran yang telah ditetapkan.
8) Menandatangani Surat Perintah Membayar.
9) Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggungjawab SKPD
yang dipimpinnya.
10) Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjasi
tanggungjawab SKPD yang dipimpinnya.
11) Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang
dipimpinnya.
12) Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya
13) Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang
lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.
14) Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala
daerah melalui sekretaris daerah.
9. Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA)
a. Pengertian SIMDA
Dalam Anwar (2004:112), menurut digital library Universitas
Komputer Indonesia mendefinisikan SIMDA sebagai berikut:
SIMDA adalah sistem manajemen informasi pemerintah daerah
yang merupakan subsistem dari Sistem Informasi Manajemen
Dalam Negeri (SIMDAGRI) yang mendukung kebutuhan
informasi bagi penyelenggaraan fungsi utama dan penunjang bagi
pemerintah daerah yang terintegrasi secara baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Sedangkan pengertian SIMDA menurut Forum Studi Keuangan
Negara (2017:270), “SIMDA adalah salah satu aplikasi yang sudah
bias digunakan beberapa sistem informasi keuangan di daerah untuk
pengiriman data.” Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa SIMDA merupakan aplikasi sistem informasi untuk
membantu dalam memenuhi kebutuhan informasi Pemerintahan
Daerah yang terintergrasi dengan baik.
b. Tujuan SIMDA
Menurut BPKP, tujuan pengembangan Program Aplikasi Sistem
Informasi Manajemen Daerah ini adalah:
1) Menyediakan database mengenai kondisi di daerah yang terpadu
baik dari aspek keuangan, aset daerah, kepegawaian/aparatur
daerah maupun pelayanan publik yang dapat digunakan untuk
penilaian kinerja instansi pemerintah daerah.
2) Menghasilkan informasi yang komprehensif, tepat dan akurat
kepada manajemen pemerintah daerah. Informasi ini dapat
digunakan sebagai bahan untuk mengambil keputusan.
3) Mempersiapkan aparat daerah untuk mencapai tingkat penguasaan
dan pendayagunaan teknologi informasi yang lebih baik.
4) Memperkuat basis pemerintah daerah dalam melaksanakan
otonomi daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
B. Hasil Penelitian Terdahulu
1. Davis et al. (1989) dalam riset yang berjudul “User Acceptance of
Computer Technology: A Comparison of Two Theoretical Models”
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, jurnal ini merupakan
pengembangan dari penelitian untuk disertasi Davis (1986). Davis (1986)
menjelaskan mengenai adaptasi TRA dan model penerimaan teknologi
yang secara spesifik menjelaskan mengenai perilaku menggunakan
komputer. Namun dalam jurnal penelitian ini, Davis et al. (1989) meneliti
secara empiris kemampuan TRA dan TAM untuk memprediksi dan
menjelaskan perilaku penerimaan dan perilaku penolakan dalam
penggunaan teknologi.
Hasil penelitian Davis ini akan dijadikan acuan dalam penelitan yang
dilakukan saat ini. Hasil dari penelitian Davis et al. (1989) ini adalah
sebagai berikut: konstruk perceived usefulness mempengaruhi secara
positif dalam penggunaan teknologi, konstruk ini berpengaruh positif dan
signifikan terhadap attitude, intention, dan actual usage; perceived ease of
use berpengaruh positif terhadap perceived usefulness dan attitude;
attitude towards behaviorberpengaruh positif terhadap intention;
behavioral intention berpengaruh positif dan merupakan prediksi yang
baik dari penggunaan teknologi sesungguhnya (actual usage).
2. Venkatesh et al. (2003) dalam riset yang berjudul “User Acceptance of
Information Technology: Toward a unified View”
Dalam jurnal ini Venkatesh et al. (2003) mengkaji teori-teori tentang
penerimaan teknologi oleh pemakai-pemakai sistem dan digunakan untuk
mengembangkan sebuah model gabungan baru yang terintegrasi. Model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
gabungan ini disebut dengan nama teori gabungan penerimaan dan
penggunaan teknologi (Unified Theory of Acceptance and Use of
Technology) atau disebut dengan singkatannya yaitu UTAUT. Venkatesh
et al. (2003) menggunakan teori-teori yang sudah ada sebelumnya untuk
mengembangkan sebuah model gabungan baru yang terintegrasi. Model
gabungan ini disebut dengan nama teori gabungan penerimaan dan
penggunaan teknologi (Unified Theory of Acceptance and Use of
Technology) atau disingkat dengan UTAUT.
Dalam membangun model gabungannya yang baru, Venkatesh et al.
(2003) menguji terlebih dahulu model–model yang sebelumnya untuk
menentukan konstruk-konstruk yang signifikan untuk digunakan di model
gabungan baru. Penelitian dalam jurnal ini dilakukan menggunakan empat
organisasi (perusahaan hiburan, telcom services, banking, public
admistration) yang sedang memperkenalkan suatu teknologi informasi di
tempat kerjanya. Dari empat perusahaan ini, di dua perusahaan teknologi
yaitu perusahaan hiburan dan perusahaan telcom services yang digunakan
secara sukarela dan di dua perusahaan teknologi lainnya yaitu perusahaan
perbankan dan perusahaan administrasi publik yang digunakan secara
mandatori.
Variabel voluntariness dalam penelitian ini mengacu pada hasil
pengujian di perusahaan yang menggunakan teknologi secara sukarela
dengan melihat pada minat dan kompleksitas sistem yang digunakan.
Hasil pengujian konstruk voluntariness berpengaruh positif terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
behavioral intention, dan konstruk complexity berpengaruh negatif
terhadap voluntariness.
3. Yi dan Hwang (2003) dalam riset yang berjudul “Predicting the Use of
Web-Bbased Information Systems: Self-Efficacy, Enjoyment, Learning
Goal Orientation, and the Technology Acceptance Model”
Penelitian ini memperluas TAM dengan memasukkan variabel
motivasi dari self-efficacy, enjoyment, dan learning goal orientation dalam
memprediksi sistem informasi berbasis web. Subyek dalam penelitian ini
sebanyak seratus sembilan orang yang berpartisipasi di lapangan dengan
menggunakan sistem blackboard yang berbasis web sistem manajemen
kelas. Survei dilakukan setelah masa percobaan 2 minggu dan penggunaan
aktual sistem dicatat oleh sistem Blacboard selama 8 minggu. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini variabel ease of use tidak bepengaruh
signifikan terhadap usefulness, sedangkan ease of use dan usefulness
mempunyai pengaruh signifikan terhadap behavioral intention, dan
behavioral intention berpengaruh signifikan terhadap actual technology
use.
4. Gardner dan Amoroso (2004) dalam riset yang berjudul “Development of
an Instrument to Measure the Acceptance of Internet Technology by
Consumers”
Penelitian ini menjelaskan pengembangan rancangan instrumen untuk
mengukur penerimaan teknologi informasi dari konsumen. Instrumen yang
dirancang menjadi alat untuk proses pembauran aplikasi berbasis internet
setiap individu dan penyebaran teknologi dari organisasi pada konsumen.
Gardner dan Amoroso (2004) mengembangkan TAM dengan menambah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
empat variabel eksternal untuk digunakan meneliti penerimaan konsumen
menggunakan teknologi internet. Empat variabel eksternal ini adalah
gender, experience, complexity, dan voluntariness.
Hasil dari penelitian Gardner dan Amoroso yang dijadikan acuan
untuk penelitian saat ini adalah variabel TAM dan dua variabel eksternal
TAM yaitu complexity dan voluntariness. Hasil penelitian Gardner dan
Amoroso (2004) adalah sebagai berikut: perceived usage dipengaruhi oleh
perceived usefulness dan intention; voluntariness berpengaruh positif
terhadap intention; complexity berpengaruh signifikan terhadap perceived
usefulness dan berpengaruh negatif terhadap perceived usage.
5. Abbasi et al. (2011) dalam riset yang berjudul “Social Influence,
Voluntariness, Experience and The Internet Acceptance: Am Extension of
Technology Acceptance”
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi persepsi seseorang menggunakan internet. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan 504 responden akademisi dalam
beberapa sekolah ternama di Negara Pakistan yang diselesaikan dengan
cross-sectional dan dianalisis dengan PLS. Internet merupakan hal baru
bagi Negara Pakistan waktu itu, sehingga dibutuhkan beberapa
penyesuaian untuk internet dapat berhasil diterapkan.
Teori yang digunakan dalam jurnal penelitian ini dengan mengambil
beberapa konstruk TAM dan menambahkan variabel ekternal dari TRA,
TPB dan UTAUT. Kontruk TAM yang digunakan hanya konstruk TAM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang utama dan beberapa variabel eksternal yang dikaitkan dengan TAM
diantaranya adalah subjective norms, perceived local management
support, perceived top management support, experience,dan voluntariness.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Abbasi et al. (2011) adalah
sebagai berikut: perceived usefulness memiliki pengaruh yang signifikan
bagi behavioral intention, namun perceived usefulness berpengaruh tidak
signifikan terhadap usage; perceived ease of use berpengaruh signifikan
terhadap perceived usefulness; behavioral intention berpengaruh terhadap
usage; voluntariness berpengaruh tidak signifikan terhadap behavioral
intention.
6. Lee et al. (2011) dalam riset yang berjudul ”Adding Innovation Diffusion
Theory to the Technology Acceptance Model: Supporting Employees
Intention to use E-Learning System”
Jurnal penelitan ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor minat
perilaku karyawan bisnis untuk menggunakan sistem e-learning. Dengan
mengkombinasi antara innovation diffusion theory (IDT) dengan TAM
pada 552 responden karyawan bisnis di Taiwan. Konstruk yang dipakai
dalam penelitian Lee et al. (2011) ini antara lain compability, complexity,
relative advantage, dan trialability dikaitkan dengan konstruk TAM yaitu
perceived usefulness, perceived ease of use, dan behavioral intention.
Hasil dari penelitian Lee et al. (2011) ini akan dijadikan acuan untuk
peneletian yang dilakukan saat ini dengan melihat konstruk complexity dan
konstruk yang ada dalam TAM. Hasil dari pengujian penelitian ini adalah
sebagai berikut: complexity berpengaruh positif terhadap perceived
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
usefulness; perceived ease of use berpengaruh positif terhadap perceived
usefulness; dan perceived usefulness berpengaruh positif terhadap
behavioral intention.
7. Marakarkandy et al. (2017) dalam riset yang berjudul “Enabling Internet
Banking Adoption: An Empirical examination with an augmented
technology Acceptance Model”
Penelitian ini dilakukan di India dengan menggunakan kuesioner
sebanyak 300 untuk dilkumpulkan dan diolah. Tujuan penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh norma subyektif, gambaran, risiko
dan kepercayaan dalam menggunakan sistem. Sehingga diketahui
bagaimana tingkat penerimaan pengguna terhadap penggunaan sistem,
karena penting untuk diketahui tingkat penerimaan sebuah sistem
informasi yang dikembangkan oleh Negara barat yang diterpakan di
Negara non barat. Jurnal ini mengambil beberapa subyek yang
menggunakan sistem yang diambil dengan acak di beberapa daerah.
Dalam penelitian ini, Mahakarkandy et al. (2017) menggunakan teori
TAM dan mengambil beberapa variabel eksternal TAM diantaranya self
efficacy, perceived of risk, Bank initiative, dan trust. Namun yang menjadi
acuan dalam penelitan yang dilakukan sekarang hanya pada konstuk-
konstuk TAM.Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: perceived
ease of use memiliki pengaruh positif pada perceived usefulness dan
attitude; perceived usefulness berkontribusi positif terhadap attitude dan
behavioral intention; attitude memiliki pengaruh positif terhadap
behavior intention; dan behavior intention memiliki pengaruh positif
terhadap actual usage.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
C. Kerangka Berpikir
Keberhasilan atau kegagalan penggunaan sistem informasi pada
organisasi (swasta maupun publik) dapat disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya faktor internal pemakai sistem informasi. Sikap menerima atau
menolak dari pengguna akan mempengaruhi minat penggunaan sistem
informasi. Apabila seseorang dapat menerima sistem informasi yang ada,
maka seseorang sudah memiliki minat untuk menggunakan sistem informasi
tersebut. Apabila seseorang sudah memiliki minat yan kuat untuk
mengunakan sistem, maka minat tersebut akan direalisasikan dengan perilaku
penggunaan. Apabila seseorang sudah merealisasikan perilakunya dalam
bentuk pengunaan sistem informasi, maka sistem informasi telah menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari pekerjaannya.
SIMDA yang diterapkan di Kulon Progo yang merupakan obyek dalam
penelitian ini adalah bentuk reformasi manajemen keuangan daerah yang
dibuat pemerintah untuk mempermudah dalam melaporkan keuangannya,
sehingga diharapkan dengan adanya sistem SIMDA dapat memberi
kemudahan dan kenyamanan bagi pegawai SKPD selaku penggunanya.
Namun faktanya menurut penelitian terdahulu (Alfian:2015), SIMDA yang
diterapkan hanya dipakai untuk beberapa aktivitas dan selebihnya SKPD
lebih memilih menggunakan Microsoft Excel. SIMDA yang diharapkan dapat
memberi manfaat bagi mendorong peningkatan kualitas laporan keuangan
namun penerapannya di Kulon Progo masih belum optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Dalam mencari tahu mengenai bagaimana penerimaan sistem teknologi
informasi di Kabupaten Kulon Progo, peneliti membuat kerangka penelitian.
Dalam penelitian ini penulis melakukan pengukuran berdasar lima konstuk
dalam teori TAM yang diambarkan dengan lima variabel yang masuk di
dalam kotak pada Gambar 3. Teori TAM yang digunakan mengacu pada
Davis et al. (1989) dan dengan menambahkan variabel eksternal yan berada
pada luar kotak pada Gambar 3 mengenai perilaku voluntariness yang
mengacu pada Venkatesh et al. (2003), dan complexity yang mengacu pada
Gardner dan Amoroso (2004).
Kerangka penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3
Kerangka Penelitian (2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
1. Perceived Ease of Use terhadap Perceived Usefulness
Davis et al. (1989) membuktikan bahwa perceived ease of use
mempengaruhi secara positif terhadap perceived usefulness. Dimana Davis
et al. (1989) menunjukkan bahwa ketika individu merasakan sebuah
teknologi sistem informasi mudah untuk meningkatkan kinerjanya, maka
individu tersebut akan merasakan bahwa sistem yang dipakai adalah
berguna. Hasil penelitian tersebut didukung oleh peneltian selanjutnya
Abbasi et al. (2011), Lee et al. (2011), dan Marakarkandy et al. (2017)
yang juga membuktikan bahwa kemudahan yang dirasakan memberi
pengaruh positif terhadap persepsi kegunaan.
Suatu sistem diterapkan harapannya akan memberikan kemudahan
bagi penggunanya. Ketika seorang pengguna merasakan kemudahan atas
sistem yang digunakan maka akan muncul persepsi bahwa sistem yang
mudah digunakan dapat berguna bagi kinerja seseorang. Atas dasar uraian
tersebut, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Perceived ease of use berpengaruh terhadap perceived
usefulness
2. Perceived Ease of Use terhadap Attitude Towards Using Technology
Davis et al. (1989) membuktikan konstruk perceived ease of use
mempengaruhi attitude towards using technology. Dimana Davis et al.
(1989) memunjukkan bahwa ketika individu merasakan kemudahan dari
suatu teknologi sistem informasi, maka akan mempengaruhi sikap individu
untuk menggunakan teknologi tersebut. Hasil penelitian Davis et al. (1989)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Marakarkandy
(2017) yang menyatakan bahwa persepsi kemudahan memberi pengaruh
positif terhadap sikap dalam menggunakan teknologi.
Sikap pengguna sistem informasi ditentukan oleh kemudahan
penggunaan yang dirasakan. Jika sistem yang diterapkan mudah dapat
memunculkan sikap positif pengguna untuk memakai sistem tersebut
dalam mendukung kinerjanya. Atas dasar tersebut, maka peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Perceived ease of use berpengaruh terhadap attitude towards
using technology
3. Perceived Ease of Use terhadap Behavioral Intention to Use
Penelitian Yi dan Hwang (2003) menunjukkan konstruk perceived
ease of use mempengaruhi attitude towards using technology. Yi dan
Hwang (2003) membuktikan bahwa ketika seseorang sudah memiliki
persepsi mudah dalam menggunakan suatu sistem, maka seseorang akan
mempunyai minat untuk menggunakan sistem tersebut. Atas dasar
tersebut, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Perceived ease of use berpengaruh terhadap behavioral intention
to use
4. Perceived Usefulness terhadap Attitude towards Using Technology
Penelitian Davis et al. 1989) menunjukkan bahwa perceived
usefulness berpengaruh positif terhadap attitude toward using technology.
Davis et al. (1989) membuktikan bahwa ketika individu memiliki persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
bahwa sistem informasi itu berguna, maka persepsi tersebut akan
mempengaruhi sikap individu untuk menggunakan teknologi. Hasil
penelitian oleh Davis et al. (1989) tersebut didukung oleh penelitian yang
dilakukan Marakarkandy et al. (2017) yang menyatakan bahwa pengguna
memiliki pandangan, bahwa persepsi kegunaan memiliki pengaruh positif
terhadap sikap untuk menggunakan teknologi.
Suatu sistem yang dikatakan berguna akan mempengaruhi sikap
positif bagi pengguna sistem tersebut, sebaliknya apabila sistem yang
diterapkan menjadi tidak berguna maka akan menimbulkan sikap negatif
untuk menggunakan sistem tersebut. Atas dasar uraian tersebut, maka
peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H4 : Perceived usefulness berpengaruh terhadap attitude towards using
technology
5. Perceived Usefulness terhadap Behavioral Intention to Use
Penelitian Davis et al. (1989) menunjukkan bahwa konstruk perceived
usefulness mempengaruhi behavioral intention to use. Davis et al. (1989)
membuktikan bahwa ketika individu merasa suatu teknologi yang
digunakan dapat berguna dalam meningkatkan kinerjanya, maka akan
mempengaruhi besarnya perilaku minat individu untuk menggunakan
teknologi sistem informasi tersebut. Hasil penelitian ini didukung oleh
Abbasi et al. (2011), Lee et al. (2011), dan Marakarkandy et al. (2017)
yang menyatakan bahwa perceived usefulness berpengaruh positif
terhadap behavioral intention.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Suatu sistem yang berguna bagi penggunanya akan mempengaruhi
minat perilaku pengguna untuk menggunakan sistem tersebut. Pengguna
akan mempunyai minat untuk perlu dan terus menggunakan sistem
informasi jika secara langsung dapat merasakan adanya manfaat yang akan
diterimanya. Atas dasar uraian tersebut, maka peneliti mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
H5 : Perceived usefulness berpengaruh terhadap behavioral intention
to use
6. Perceived Usefulness terhadap Actual Technology Use
Penelitian Davis et al. (1989) menunjukkan bahwa konstruk perceived
usefulness mempengaruhi actual technology use, dimana Davis et al.
(1989) membuktikan bahwa ketika individu merasakan teknologi yang
dipakai berguna untuk meningkatkan kinerjanya maka akan
mempengaruhi penggunaan sesungguhnya dari teknologi tersebut. Hasil
tersebut didukung oleh penelitian Gardner dan Amoroso (2004) yang
menunjukan bahwa perceived usefulness berpengaruh positif terhadap
actual technology use.
Namun berbeda dengan hasil penelitian Abbasi et al. (2011) yang
menunjukan bahwa perceived usefulness memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap actual technology use. Dimana Abbasi et al.
membutikan bahwa persepsi kegunaan seseorang hanya mempengaruhi
sedikit dari tindakan penggunaan sesungguhnya suatu teknologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Sistem informasi yang dinilai berguna dan bermanfaat untuk
membantu kinerja seseorang akan mempengaruhi penggunaan sistem
tersebut. Jika sistem informasi yang diterapkan memberi manfaat maka
pengguna akan terus menggunakan sistem tersebut. Atas dasar uraian
tersebut, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H6 : Perceived usefulness berpengaruh terhadap actual technology use
7. Attitude Towards Using Technology terhadap Behavioral Intention to
Use
Penelitian Davis et al. (1989) menunjukkan bahwa attitude towards
using technology memiliki pengaruh positif terhadap behavioral intention
to use. Dimana Davis et al. (1989) membuktikan bahwa sikap perasaan
positif individu dalam menggunakan teknologi sistem informasi akan
berpengaruh terhadap besarnya minat perilaku individu untuk
menggunakan teknologi sistem informasi tersebut. Hasil penelitian Davis
et al. (1989) didukung oleh Marakarkandy (2017) yang menunjukan
bahwa sikap positif seseorang menggunakan teknoogi berpengaruh
terhadap minat seseorang untuk menggunakan teknologi tersebut.
Sikap dalam menggunakan sistem dapat mempengaruhi suatu niat
pengguna menggunakan sistem tersebut. Jika pengguna sudah bersikap
positif atau menerima sistem informasi maka akan tumbuh minat untuk
menggunakannya. Atas dasar berikut, maka peneliti dapat mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
H7 : Atitude towards using technology berpengaruh terhadap
behavioral intention to use
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
8. Behavioral Intention to Use terhadap Actual Technology Use
Penelitian Davis et al. (1989) menunjukkan bahwa behavioral
intention merupakan prediksi yang baik dari penggunaan teknologi oleh
pemakai sistem. Apabila individu sudah memiliki minat untuk
mengunakan teknnologi, maka individu tersebut akan mengunakan
teknologinya. Davis et al. (1989) membuktikan bahwa tingginya minat
perilaku dari individu untuk menggunakan teknologi akan mempengaruhi
tingginya tindakan individu mengunakan teknologi. Hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian Gardner dan Amoroso (2004), Abbasi et al.
(2011), dan Marakarkandy et al. (2017) yang membuktikan bahwa minat
perilaku untuk menggunakan teknologi berpengaruh signifikan terhadap
penggunaan sesungguhnya dari teknologi.
Minat seseorang untuk menggunakan sistem berpengaruh terhadap
penggunaan. Minat akan menentukan seseorang untuk memakai atau
menolak sistem informasi yang ditawarkannya. Jika seseorang mempunyai
minat untuk menggunakan sistem informasi maka akan muncul tindakan
nyata dari seseorang untuk menggunakan sistem tersebut.
Atas dasar uraian tersebut, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai
berikut:
H8 : Behavioral intention to use berpengaruh terhadap actual
technology use
9. Complexity terhadap Perceived Usefulness
Penelitian Gardner dan Amoroso (2004) menunjukkan bahwa
complexity berpengaruh positif terhadap perceived usefulness. Gardner dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Amoroso (2004) membuktikan bahwa teknologi yang semakin kompleks,
akan dirasa berguna karena teknologi menjadi sulit untuk dipahami bagi
pengguna yang baru sehingga akan berguna bagi pengendalian
manajemen. Dapat dikatakan bahwa teknologi yang sederhana dan sangat
mudah untuk dipahami akan menjadi ancaman bagi manajemen karena
siapapun dapat menggunakan teknologi tersebut termasuk untuk
disalahgunakan.
Penelitian Lee et al. (2011) juga menunjukan bahwa complexity
berpengaruh terhadap perceived usefulness. Lee et al. (2011) menemukan
hasil bahwa pengguna teknologi yang kompleks cenderung merasakan
kegunaan teknologinya dan akan membuat promosi bagi posisi seseorang
karena dinilai mampu dalam mengoperasikan teknologi tersebut.
Sistem informasi diterapkan dengan harapan dapat berguna membantu
kinerja setiap orang yang menggunakan sistem tersebut. Sebuah sistem
dibuat sesuai dengan kegunaannya. Semakin kompleks fitur yang ada
dalam sistem karena terlalu banyak yang disediakan maka akan semakin
berguna misalnya untuk pengendalian internal dan promosi jabatan.
Namun , dapat juga apabila semakin kompleks suatu sistem maka
akan berpengaruh pada rendahnya kegunaan dari sistem tersebut. Hal ini
dapat disebabkan apabila seseorang beranggapan bahwa suatu sistem itu
kompleks, maka seseorang lebih memilih sistem lain dan tidak
menggunakan sistem yang dianggap kompleks. Atas dasar tersebut, maka
peneliti dapat mengajukan hipotesis sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
H9 : Complexity berpengaruh terhadap perceived usefulness
10. Complexity terhadap Actual Technology Use
Penelitian yang dilakukan oleh Gardner dan Amoroso (2004)
menunjukkan bahwa kerumitan akan berhubungan negatif dengan
penggunaan sesungguhnya (usage). Gardner dan Amoroso (2004)
membuktikan bahwa sistem yang rumit akan membuat individu tidak ingin
menggunakannya. Hasil penelitian Gardner dan Amoroso (2004) berbeda
dengan hasil yang ditunjukan oleh Lee et al. (2011) yang menyatakan
bahwa complexity berpengaruh positif terhadap actual technology use.
Dimana Lee et al. (2011) membuktikan bahwa seseorang yang mempunyai
persepsi akan suatu teknologi adalah rumit maka akan memicu seseorang
untuk terus menggunakan sistemnya guna meningkatkan pemahaman.
Sistem dibuat harapannya dapat digunakan untuk membantu pekerjaan
seseorang. Persepsi rumitnya suatu sistem akan menimbulkan berbagai
persepsi lainnya terhadap penggunaan sistem tersebut. Ada yang
beranggapan semakin rumit sistem informasi, maka akan berpengaruh
pada rendahnya penggunaan. Sebaliknya, ada juga yang beranggapan
semakin rumit sistem informasi maka akan memicu pengguna untuk terus
mengembangkan pengetahuannya dalam menggunakan sistem tersebut.
Atas dasar uraian tersebut, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai
berikut:
H10: Complexity berpengaruh terhadap actual technology use
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
11. Complexity terhadap Voluntariness
Penelitian Venkatesh et al. (2003) menunjukan bahwa complexity
memiliki pengaruh yang negatif terhadap voluntariness. Venkatesh et al.
(2003) membuktikan bahwa semakin rumit suatu teknologi informasi
maka akan semakin rendah perilaku sukarela seseorang dalam
menggunakan teknologi informasi tersebut. Sistem yang rumit akan
mempengaruhi rendahnya sukarela pengguna untuk menggunakan sistem
berdasar kemauannya sendiri. Atas dasar uraian tersebut, maka peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H11: Complexity berpengaruh terhadap voluntariness
12. Voluntariness terhadap Behavioral Intention to Use
Penelitian Gardner dan Amoroso (2004) menunjukkan bahwa
voluntariness berpengaruh terhadap behavioral intention. Gardner dan
Amoroso (2004) membuktikan bahwa perilaku sukarela dari individu
untuk menggunakan teknologi akan mempengaruhi minat perilaku
individu dalam menggunakan teknologi tersebut. Hasil penelitian Gardner
dan Amoroso didukung oleh penelitian Abbasi et al. (2011) yang
membuktikan bahwa voluntariness berpengaruh terhadap behavioral
intention. Dimana Abbasi et al. (2011) membuktikan bahwa perilaku
sukarela dari seseorang mempengaruhi sedikit minat seseorang dalam
menggunakan teknologi.
Minat seseorang menggunakan sistem dapat juga dimunculkan dari
perilaku sukarela yang muncul dari kemauan sendiri. Adanya perilaku
sukarela dari seseorang untuk menggunakan sistem akan mempengaruhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
minatnya dalam menggunakan sistem. Atas dasar berikut, maka peneliti
dapat mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H12: Voluntariness berpengaruh terhadap behavioral intention to use
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan studi
kasus. Menurut Sekaran (2011:46), “Studi kasus meliputi analisis mendalam
dak kontekstual terhadap situasi yang mirip dengan organisasi lain, dimana
sifat dan definisi masalah yang terjadi adalah serupa dengan yang dialami
dalam situasi ini.” Studi kasus dalam penelitian ini dilakukan di seluruh
SKPD yang menggunakan SIMDA di Kabupaten Kulon Progo, yang
terhitung sebanyak 40 SKPD tidak termasuk 2 RSUD yang ada.
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode survei dalam
pengumpulan datanya. Menurut Kerlinger (1973) dalam Sugiyono (2004:7)
“Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar
maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel dari
populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi,
dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.”
B. Subyek dan Objek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Menurut Amirin (2009), “Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang,
benda, ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaanya akan diteliti.”
Subjek dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) di Kabupaten Kulon Progo. SKPD yang menjadi subyek
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
penelitian ini meliputi Kepala Sub Keuangan dan Staff, dimana staff
terdiri dari Bendahara dan Pembuku.
2. Obyek Penelitian
Menurut Amirin (2009), “Objek penelitian adalah sifat keadaan dari
suatu benda, orang, ataupun lembaga (organisasi), yang menjadi pusat
perhatian atau saran penelitan.” Objek dalam penelitian ini adalah SIMDA
yang fokusnya mengenai penerimaan SIMDA oleh SKPD.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 40 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2018.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2004:72), “Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.” Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh SKPD
yang ada di Kabupaten Kulon Progo sebagai SIMDA. Pertimbangan
pemilihan populasi penelitian ini dikarenakan seluruh SKPD di Kulon Progo
telah dihimbau untuk menggunakan SIMDA untuk mengeola keuangan yang
ada.
Menurut Sugiyono (2004:73), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sampel yang diambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dapat mewakili atau representatif dari populasi tersebut. Sampel dalam
penelitian ini diambil menggunakan metode purposive sampling. Menurut
Hartono (2013:98) “Purposive sampling dilakukan dengan mengambil
sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.” Kriteria yang
digunakan dapat berdasarkan pertimbangan (judgement) tertentu atau jatah
(quota) tertentu.Kriteria yang digunakan untuk mengambil sampel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sampel yang dipilih merupakan SKPD yang tercatat pada peraturan
pemerintah Kabupaten Kulon Progo terbaru 2017.
2. Sampel yang dipilih merupakan para pegawai yang bekerja pada bagian
keuangan dan yang mengoperasikan SIMDA di masing-masing SKPD
yang ada.
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Menurut Sekaran (2011:115), “Variabel adalah apapun yang dapat
membedakan atau membawa variasi pada nilai.” Variabel dalam penelitian ini
antara lain meliputi perceived ease of use, perceived usefulness, attitude
towards using technology, behavioral intention to use, actual technology use,
complexity, dan voluntariness. Definisi operasional dari masing-masing
variabel akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Perceived Ease of Use
Menurut Jogiyanto (2007:115) perceived Ease of Use didefinisikan
sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi
akan bebas dari usaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2. Perceived Usefulness
Menurut Jogiyanto (2007:114) perceived usefulness didefinisikan
sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu
teknlogi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya.
3. Attitude towards Using Technoology
Menurut Davis et al. (1989) dalam Jogiyanto (2007:116) attitude
towards using technology didefinisikan sebagai perasan positif atau negatif
dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan.
4. Behavioral Intention to Use
Menurut Jogiyanto (2007:116) behavioral intention to use
didefinisikan sebagai suatu keinginan (minat) seseorang untuk melaukan
suatu perilaku tertentu.
5. Actual Technology Use
Menurut Jogiyanto (2007:117) actual technology use merupakan
penggunaan sesungguhnya dari suatu teknologi.
6. Complexity
Menurut Jogiyanto (2007:177) complexity didefinisikan sebagai
seberapa sulit suatu teknlogi komputer untuk dipahami dan digunakan
yang dipersepsikan oleh pemakai.
7. Voluntariness
Menurut Venkatesh dan Davis (2000) dalam Jogiyanto (2007:177)
voluntariness didefinisikan sebagai sejauh mana pengadopsi potensial
mempersepsikan keputusan adopsi sebagai sesuatu yang tidak wajib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Dari tujuh variabel yang ada dalam penelitian ini, dua variabel berupa
perceived ease of use dan perceived usefulness mengacu pada indikator-
indikator yang ada dalam penelitian Yi dan Hwang (2003). Variabel attitude
towards behavior, behavioral intention to use, dan actual technology use
mengacu pada indikator-indikator yang ada dalam penelitian Davis (1989).
Kemudian variabel complexity mengacu pada indikator-indikator yang ada
pada penelitian Gardner dan Amoroso (2004), dan voluntariness mengacu
pada indikator-indikator yang ada pada penelitian Venkatesh et al. (2003).
Berikut indikator-indikator yang menjadi pertanyaan dalam kuesioner:
Tabel 1
Indikator Variabel
PEOU 1 SIMDA merupakan sistem yang tidak kaku dan fleksibel
ketika digunakan.
PEOU 2 SIMDA mudah dimengerti
PEOU 3 SIMDA membantu menunjukan pekerjaan.
PEOU 4 SIMDA mudah digunakan.
PU 1 SIMDA tidak membutuhkan banyak waktu.
PU 2 SIMDA membuat Pekerjaan menjadi efektif.
PU 3 SIMDA meningkatkan produktifitas.
PU 4 SIMDA berguna dalam pekerjaan.
ATU 1 SIMDA menyenangkan untuk digunakan.
ATU 2 SIMDA memberi rasa tenang saat menyelesaikan
pekerjaan
ATU 3 Menyukai penggunaan SIMDA.
ATU 4 SIMDA tidak membosankan.
BIU 1 Mencoba menggunakan setiap fitur yang ada pada
SIMDA.
BIU 2 Mencoba menggunakan SIMDA dalam setiap kejadian.
BIU 3 Berencana untuk terus menggunakan SIMDA.
BIU 4 Melanjutkan penggunaan SIMDA kedepannya.
BIU 5 Berharap untuk terus menggunakan SIMDA.
AU 1 Penggunaan SIMDA untuk menyelesaikan pekerjaan.
AU 2 SIMDA menyelesaikan pekerjaan dengan durasi waktu.
AU 3 Penggunaan SIMDA sesuai dengan pekerjaan.
Sumber: Yi dan Hwang (2003), Davis et al. (1989), Venkatesh et al.
(2003), dan Garner dan Amoroso (2004)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 1
Indikator Variabel (Lanjutan)
COMPL 1 SIMDA menghabiskan banyak waktu.
COMPL 2 SIMDA membuat rumit dalam mengintegrasi hasil
output dengan fakta.
COMPL 3 SIMDA rentan untuk mengalami gangguan dan
kehilangan data.
VOL 1 Menggunakan SIMDA selagi bersangkutan dengan
pekerjaan.
VOL 2 SIMDA tidak disyaratkan dalam penggunaannya
VOL 3 SIMDA meningkatkan efektifitas tapi tidak diwajibkan.
Sumber: Yi dan Hwang (2003), Davis et al. (1989), Venkatesh et al.
(2003), dan Garner dan Amoroso (2004)
F. Pengukuran Variabel
Data berupa jawaban responden dalam pengisian kuesioner diberi skor
sesuai dengan skala pengukuran yakni menggunakan skala likert lima poin
dan diinput dalam Microsoft Excel. Klasifikasi skala menjadi lima kategori
adalah sebagai berikut:
Indikator Positif
Skor 5: Sangat Setuju
Skor 4: Setuju
Skor 3: Netral
Skor 2: Tidak Setuju
Skor 1: Sangat Tidak Setuju
Untuk memperkuat data yang didapat dari hasil kuesioner, akan
diukur pula dengan menggunakan teknik wawancara. Wawancara
dilakukan untuk mendapatkan data mengenai bagaimana tanggapan
narasumber dalam menggunakan SIMDA. Pertanyaan wawancara didasari
oleh indikator dalam kuesioner untuk mendapatkan alasan mendalam
mengenai penggunaan SIMDA. Dari hasil wawancara tersebut, akan
kembali didalami sesuai dengan analisis jawaban kuesioner yang diisi
Indikator Negatif
Skor 5: Sangat Tidak Setuju
Skor 4: Tidak Setuju
Skor 3: Netral
Skor 2: Setuju
Skor 1: Sangat Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
oleh responden. Adapun pertanyaan yang diajukan peneliti sebagai
berikut:
1. Bagaimana tanggapan anda mengenai SIMDA?
2. Apakah anda merasa SIMDA mudah?
3. Apakah anda merasa SIMDA bermanfaat?
4. Apakah ada kendala atau kerumitan yang muncul ketika menggunakan
SIMDA?
5. Apakah anda berniat untuk terus menggunakan SIMDA?
6. Apakan anda merasa nyaman ketika menggunakan SIMDA?
7. Apakah anda menggunakan SIMDA merupakan kewajiban dari atasan atau
sukarela dari diri sendiri untuk menggunakan SIMDA?
8. Apakah penggunaan SIMDA menghabiskan banyak waktu?
G. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan dengan metode survei, yakni pengumpulan data
diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner dan dilengkapi dengan
wawancara. Menurut Sugiyono (2004:135), “Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis jepada responden untuk dijawabnya.”
Sedangkan menurut Spilane (2008:152), “Wawancara pribadi adalah
percakapan dua arah atas inisiatif pewawancara untuk memperleh informasi
dari responden.”
Data kuesioner mencakup profil responden, beberapa bagian pertanyaan,
dan masing-masing bagian terdapat beberapa item pertanyaan. Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini mengacu
pada beberapa penelitian terdahulu yang diterjemahkan dan disesuaikan ke
dalam bahasa indonesia yang mudah untuk dimengerti. Kuesioner berisi
pernyataan terstruktur yang nantinya responden akan memberikan tanda
silang (X) atau centang (√).
1. Kuesioner
Kuesioner dilakukan untuk memperoleh data berdasar konstruk-
konstruk mengenai penerimaan teknologi. Kuesioner diberikan kepada
pegawai SKPD yang menggunakan SIMDA di Kulon Progo dalam
pekerjaannya. Kuesioner yang disebar diadaptasi dari penelitian-penelitian
sebelumnya berdasar masing-masing variabel. Variabel perceived
usefulness dan perceived ease of use mengadaptasi dari penelitian Yi dan
Hwang (2003), Variabel attitude towards behavior, behavioral intention
to use, dan actual technology use mengacu pada indikator-indikator yang
ada dalam penelitian Davis (1989). Kemudian variabel complexity
mengacu pada indikator-indikator yang ada pada penelitian Gardner dan
Amoroso (2004), dan voluntariness mengacu pada indikator-indikator
yang ada pada penelitian Venkatesh et al. (2003).
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab dengan
narasumber. Teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan data-data
yang termasuk ke dalam data primer. Wawancara dilakukan dengan
menanyakan beberapa pertanyaan kepada pihak dari beberapa SKPD yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
bisa meluangkan waktunya untuk melakukan wawancara. Wawancara
dilakukan untuk menanyakan dan mengkonfirmasi informasi-informasi
mengenai tanggapan pegawai SKPD Kabupaten Kulon Progo terhadap
penggunaan SIMDA.
H. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan pengumpuan data, dilakukan analisis berdasarkan
data yang terkumpul. Langkah awal sebelum menganalisis data dilakukan
perekapan hasil kuesioner yang terkumpul. Hasil kuesioner diolah dengan
memasukkan data sesuai jawaban responden menggunakan Microsoft Excel.
1. Analisis Deskriptif
Peneliti ingin mengetahui gambaran sekilas tentang persepsi pengguna
sehingga dilakukan analisis deskriptif. Hartono (2008:211) menyatakan,
“Statistika deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan fenomena
atau karakteristik dari data.” Menurut Hidayat (2012), “Analisis deskriptif
adalah analisis yang dilakukan untuk menilai karakteristik sebuah data.”
Karakteristik yang dinilai dalam penelitian ini antara lain:
a. Mean atau Rata-rata
Menurut Boedijoewono (2007:74), “Rata-rata suatu rangkaian
data adalah jumlah seluruh nilai data dibagi dengan seluruh kejadian
(cases).”
b. Median
Menurut Boedijoewono (2007:784), “Median suatu rangkaian
data adalah nilai tengah dari rangkaian data yang telah tersusun secara
teratur.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
c. Modus
Menurut Hidayat (2012), “Mode atau modus adalah angka yang
paling sering keluar.”
d. Minimum
Menurut Hidayat (2012), “Mimimum adalah nilai paling rendah
atau paling kecil diantara semua anggota dalam sebuah kelompok
data.”
e. Maksimum
Menurut Hidayat (2012), “Maksimum adalah nilai paling tinggi
atau besar diantara semua anggota dalam sebuah kelompok data.”
2. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis data yang menggunakan
software WarpPLS versi 3.0. Sholihin dan Ratmono (2013:46) menyatakan
sebagai berikut:
Dalam melakukan analisis data setelah dilakukannya tabulasi data
sebagai input dalam program WarpPLS 3.0. maka dilanjutkan dengan
standardisasi data dengan cara diperiksa apakah terjadi masalah rank
problem yang biasanya terjadi karena sampel dengan nilai yang
berulang atau terkait secara linier (liniery dependent) pada baris atau
kolom.
Model analisis jalur Partial Least Square SEM (PLS-SEM) terdiri
dari dua unsur yaitu model struktural (structural modeI) atau inner model
dan model pengukuran (measurement model) atau outer model
(Widarjono,2015:273). Model pengukuran digunakan untuk uji validitas
dan reabilitas, sedangkan model struktural digunakan untuk uji
kausalitas (pengujian hipotesis dengan model prediksi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
a. Model Pengkuran (Outer Model)
Menurut Widarjono (2015:276), “Evaluasi outer model bertujuan
untuk mengevaluasi variabel indikator yang dimaksud adalah melalui
pengujian validitas dan reliabilitas model.”
1) Uji Validitas
Menurut Azwar (2008:5), “Uji validitas adalah pengujian
untuk mengukur sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.” Dalam buku Sholihin dan
Ratmono (2003:141) Uji validitas dalam analisis PLS terdiri dari
validitas konvergen dan validitas diskriminan.
a) Validitas Konvergen
Validitas konvergen berhubungan dengan prinsip bahwa
pengukur-pengukur dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi
tinggi. Validitas konvergen terjadi jika skor yang diperoleh
dari dua instrumen yang berbeda yang mengukur konstruk
yang mempunyai korelasi tinggi. Uji validitas konstruk dapat
diukur dengan menggunakan parameter AVE (Average
Variance Extracted) dengan skor harus > 0,5.
AVE (Average Variance Extracted) adalah rerata
presentase skor varian yang dieksraksi dari seperangkat
variabel laten yang diestimasi melalui loading standardize
indikatornya dalam proses iterasi algoritma dalam PLS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
b) Validitas Diskiriminan
Validitas diskriminan berhubungan dengan prinsip
bahwa pengukur-pengukur konstruk yang berbeda seharusnya
tidak berkorelasi dengan tinggi. Validitas diskriminan terjadi
jika dua instrumen yang berbeda yang mengukur dua
konstruk yang diprediksi tidak berkorelasi, menghasilkan
skor yang memang tidak berkorelasi.
Parameter yang diukur adalah dengan membandingkan
akar dari AVE suatu konstruk harus lebih tinggi dengan
melihat skor cross loading. Pengujian validitas dilakukan
dengan melihat korelasi antara skor dari butir pernyataan
dengan total skor variabel dengan kriteria sebagai berikut:
(1) Jika korelasi antara skor masing-masing pernyataan
terhadap skor total signifikan (p<0,05), maka pernyataan
tersebut dapat dikatakan “valid”.
(2) Jika korelasi antara skor masing-masing pernyataan
terhadap skor total tidak signifikan (p>0,05), maka
pernyataan tersebut dapat dikatakan “tidak valid”.
2) Uji Reliabilitas
Menurut Azwar (2008:4), “Uji reliabilitas adalah pengujian
sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.”. Hal tersebut
dibuktikan dengan pengukuran yang harus akurat dan konsisten.
Dalam buku Sholihin dan Ratmono (2003:125), “Analisis reabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dapat menggunakan menggunakan teknik Composite Reliabilty dan
Cronbach’s Alpha.” Suatu instrumen dikatakan reliabel atau tidak
reliabel apabila:
a) Jika Composite Reliabilty suatu variabel >0,7 maka dapat
dikatakan reliabel. Jika Composite Reliabilty suatu variabel
<0,7 maka dikatakan tidak reliabel.
b) Jika Cronbach’s Alpha suatu variable >0,6 maka dapat
dikatakan reliabel. Jika Cronbach’s Alpha suatu variable <0,6
maka dikatakan tidak reliabel.
b. Model Struktural (Inner Model)
Menurut Widarjono (2015:277), “Evaluasi Inner model
menjelaskan pengaruh variabel laten independen terhadap variabel laten
dependen.” Ada dua evaluasi dasar ada tahap ini yaitu:
1) Signifikansi dan Besarnya Pengaruh Variabel Laten Independen
Signifikansi dalam program WarpPLS 3.0 dapat dilihat dari
output path coefficient and p value. Nilai P dalam ouput tersebut
untuk dapat dikatakan signifikan dan hipotesis dikatakan diterima
apabila nilai p dibawah 0,05.
2) Koefisien Determinasi R2
Ouput determinasi R2 digunakan untuk mengukur seberapa
besar variasi variabel laten dependen dijelaskan oleh variabel laten
independen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Pemerintah Kabupaten Kulon progo
1. Sejarah Berdirinya Kulon Progo
Kabupaten Kulon Progo adalah salah satu kabupaten dari lima
kabupaten/kota di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di
bagian barat. Berdirinya Kabupaten ini didasari oleh UU RI Nomor 15
Tahun 1950 tentang pembentukan daerah-daerah kabupaten dalam
lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelum terbentuknya
kabupaten Kulon Progo, wilayah Kulon Progo terbagi atas dua kabupaten
yaitu Kabupaten Kulon Progo yang merupakan wilayah Kasultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat yang beribukoa di Sentolo dan Kabupaten
Adikarta yang merupakan wilayah Kadipaten Pakualaman yang beribukota
di Wates.
Berawal dari amanat yang dikeluarkan oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono IX dan Sri Pakualam VIII pada 5 September 1945 yang
menyatakan bahwa Kasultanan dan Pakualam adalah daerah yang bersifat
kerajaan dan daerah istimewa dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada tahun 1951, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Pakualam VII
memikirkan mengenai perlunya penggabungan antara wilayah Kasultanan
yaitu Kabupaten Kulon Progo dengan wilayah Pakualaman yaitu
Kabupaten Adikarta.
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pemikiran tersebut mencapai kesepakatan sehingga dikeluarkannya UU
Nomor 18 Tahun 1951 yang ditetapkan pada 15 Oktober 1951, yang
mengatur tentang perubahan terhadap UU Nomor 15 Tahun 1950 untuk
penggabungan daerah Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Adikarta
dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi satu kabupaten
dengan nama Kulon Progo dan beribukota di Wates. Atas dasar hukum
tersebut, Kabupaten Kulon Progo berhak mengatur dan mengurus rumah
tangga sendiri (otonom) berdasarkan tanggal pengundangan pada tanggal
15 Oktober 1951, selanjutnya disepakati sebagai tanggal berdirinya
Kabupaten Kulon Progo.
Kabupaten Kulon Progo secara administratif terdiri dari 12 Kecamatan,
87 Desa dan 1 Kelurahan, dengan 918 pedukuhan, 1825 RW, dan 4469
RT. luas wilayah sebesar 58.623,512 ha. Secara rinci nama kecamatan dan
luas wilayahnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2
Luas Wilayah dan Presentase menurut Kecamatan
Kabupaten Kulon Progo
Sumber: RPJMD Kabupaten Kulon Progo 2017 - 2022
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Kabupaten Kulon Progo dipimpin oleh Bupati dan dibantu oleh Wakil
Bupati yang dipilih melalui Pemilihan langsung Kepala Daerah (Pilkada).
Dalam penyelenggaraan pemerintahannya, Pemerintah Kabupaten Kulon
Progo dibantu oleh perangkat daerah yang terdiri dari: Sekretariat Daerah,
Sekretariat DPRD, lembaga teknis daerah, camat, dan lurah serta
lembaga/badan/instansi vertikal yang berkedudukan di daerah.
2. Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
a. Visi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
Menurut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kulon
Progo 2005-2025 yang sudah dirumuskan , adapun visi pembangunan
Kulon Progo adalah “Masyarakat Kabupaten Kulon Progo yang
Maju, Mandiri, Sejahtera Lahir dan Batin”.
b. Misi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
Guna mewujudkan visi yang ada, ditetapkan delapan misi
pembangunan Kulon Progo 2005-2025 yakni:
1) Mewujudkan masyarakat Kulon Progo berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan pancasila.
2) Mewujudkan masyarakat Kulon Progo berdaya saing.
3) Mewujudkan masyarakat Kulon Progo yang demokratis
berlandaskan hukum.
4) Mewujudkan Kulon Progo yang aman, damai dan bersatu.
5) Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan.
6) Mewujudkan Kulon Progo asri dan lestari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
7) Mewujudkan wilayah pantai dan laut Kulon Progo yang maju dan
mandiri.
8) Mewujudkan Kulon Progo berperan penting dalam lingkup
regional maupun nasional.
3. Perangkat Daerah di Kulon Progo
Pembentukan organisasi perangkat daerah pada Pemerintah Kabupaten
Kulon Progo berdasarkan pada aturan dan ketentuan yang ada dalam PP
No 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Berdasar Peraturan Daerah
Nomor 14 Tahun 2016 tentang pembentukan susunan perangkat daerah,
saat ini Kabupaten Kulon Progo memiliki 42 organisasi atau satuam kerja
perangkat daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD,
Inspektorat Daerah, 20 Dinas Daerah, 3 Badan Daerah, 12 Kecamatan, 1
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik, 2 RSUD dan BPBD. Rincian dari
perangkat daerah tersebut disajikan dalam tabel berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 3
Daftar Organisasi/Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kulon
Progo
No Rumpun Perangkat Daerah
A Sekretariat Daerah
B Sekretariat DPRD
C Inspektorat Daerah
Dinas Daerah
1. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
2. Dinas Kesehatan
3. Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman
4. Dinas Pertanahan dan Tata Ruang
5. Satuan Polisi Pamong Praja
6. Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
7. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
8. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
9. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
10. Dinas Pertanian dan Pangan
11. Dinas Lingkungan Hidup
12. Dinas Perhubungan
13. Dinas Komunikasi dan Informatika
14. Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
15. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
16. Dinas Kebudayaan
17. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
18. Dinas Pariwisata
19. Dinas Kelautan dan Perikanan
20. Dinas Perdagangan
Badan Daerah
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Badan Keuangan dan Asset Daerah
3. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan
Kecamatan
1. Kecamatan Temon
2. Kecamatan Wates
3. Kecamatan Panjatan
4. Kecamatan Galur
5. Kecamatan Lendah
6. Kecamatan Sentolo
7. Kecamatan Pengasih
8. Kecamatan Kokap
9. Kecamatan Girimulyo
10. Kecamatan Nanggulan
11. Kecamatan Samigaluh
12. Kecamatan Kalibawang
Lembaga yang masih diberlakukan
1 Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
2 Badan Penanggulangan Bencana Daerah
3 Rumah Sakit Umum Daerah Wates
4 Rumah Sakit Umum Daerah Nyi Ageng Serang
JML
D
E
F
G
42 Perangkat Daerah
Sumber: RPJMD Kabupaten Kulon Progo 2017 - 2022
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Gambar 4
Bagan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Kulon Progo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4. Profil Perangkat Daerah Kabupaten Kulon Progo
Adapun profil setiap perangkat daerah menurut website Pemerintah
Kabupaten Kulon Progo adalah sebagai berikut:
a. Sekretariat Daerah
Alamat Jl. Perwakilan No. 1 Wates, Kulon Progo
No. Telepon (0274)773010
Bidang
Program Perumusan dan pengendalian kebijakan
pemerintahan dan daerah.
Perumusan dan pengendalian kebijakan
kesejahteraan rakyat dan kemasyarakatan.
Perumusan dan pengendalian kebijakan
perekonomian dan pembangunan.
Perumusan dan pengendalian kebijakan
penguatan kelembagaan.
Penataan peraturan perundang-undangan dan
bantuan hukum.
Pengembangan kapasitas otonomi daerah.
Peningkatan kualitas pengadaan barang/jasa.
Peningkatan kapasitas sistem pelayanan publik.
Peningkatan BUMD dan lembaga keuangan.
b. Sekretariat DPRD
Alamat Jl. Sugiman, Wates, Margosari, Pengasih
No. Telepon (0274) 773271
Bidang
Program
Program penganggaran pembangunan daerah.
Pembentukan peraturan daerah.
Penganggaran dan pengawasan kebijakan
pembangunan daerah.
b. Inspektorat Daerah
Alamat Jl. Sugiman, Gang Bispa, Wates, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 773159
Bidang
Program Peningkatan sistem pengawasan internal.
c. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Alamat Jl. Ki Josuto, Wates, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 774535
Bidang
Program Paud dan pendidikan non formal.
Pembinaan sekolah.
Pembinaan ketenagakerjaan.
Peningkatan pembinaan pemuda dan olahraga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
d. Dinas Kesehatan
Alamat Jl. Suparman No.1 Wates, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 773011
Bidang
Program Peningkatan Kesehatan masyarakat.
Pencegahan dan pengendalian penyakit.
Peningkatan pelayanan kesehatan.
Peningkatan sumber daya kesehatan.
e. Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman
Alamat Jl. Sugiman No.23Wates, Pengasih, Kabupaten
Kulon Progo
No. Telepon (0274) 773060
Bidang
Program Pembangunan dan Rehabilitasi/Pemeliharaan
Jalan dan Jembatan.
Pengembangan pengelolaan dan konservasi
sumber daya air.
Peningkata sarana dan prasarana kebinamargaan
dan air minum sanitasi
Pembangunan dan rehabilitasi sarana gedung
kantor dan bangunan umum.
Pembinaan dan pengendalian jasa konstruksi.
Pengelolaan kebersihan dan pertamanan.
Pengembangan lingkungan perumahan dan
pemukiman sehat.
Pengembangan infrastruktur perkotaan.
Pembangunan dan rehabilitasi sarana prasarana
perkantoran..
f. Dinas Pertanahan dan Tata Ruang
Alamat Jl. Bayangkara, Pengasih, Kabupaten
No. Telepon (0274) 2890731
Bidang
Program Penataan penguasaan pemilikan penggunaan dan
pemanfaatan tanah.
Pengelolaan database dan sistem informasi
pertanahan.
Pengelolaan pertanahan.
Pembinaan, perencanaan, dan pelaksanaan tata
ruang.
Pengelolaan database dan sistem informasi tata
ruang.
Pengendalian dan pemanfaatan penataan ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
g. Satuan Polisi Pamong Praja
Alamat Jalan Sugiman, Wates, Margosari, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 773010
Bidang
Program Peningkatan ketentraman dan ketertiban umum.
Peningkatan penegakkan peraturan daerah
h. Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Alamat Jln. Sugiman No.3 Wates, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 773026
Bidang
Program Perlindungan dan pemberdayaan sosial.
Kesetaraan gender dan peningkatan kualitas
hidup dan perlindungan perempuan dan anak.
i. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana
Alamat Jl. Sugiman, Margosari, Pengasih, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 773917
Bidang
Program Penguatan kelembagaan dan peningkatan
partisipasi masyarakat.
Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan
desa.
Keluarga berencana dan pembinaan keluarga.
Advokasi dan pengendalian penduduk
j. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Alamat Jln. Sugiman No.3 Wates, Kulon Progo
No. Telepon (0274)773026
Bidang
Program Pengembangan dan pelatihan tenaga kerja.
Perlindungan tenaga kerja.
Penempatan transmigrasi
k. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Alamat Jl. Sugiman, Margosari, Pengasih, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 773404
Bidang
Program Penataan administrasi kependudukan dan
administrasi pencatatan sipil.
Pelayanan pendaftaran penduduk.
Pelayanan pencatatan sipil.
Pengelolaan informasi administrasi
kependudukan.
l. Dinas Pertanian dan Pangan
Alamat Jl. Sugiman No.21 Pengasih, Wates, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 773009
Bidang
Program Peningkatan ketahanan pangan daerah.
Pemberdayaan penyuluhan kelompok tani.
Peningkatan produksi dan mutu produk tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
pangan.
Peningkatan produksi dan mutu produk
hortikultura.
Peningkatan produksi dan pemasaran hasil
peternakan.
Peningkatan kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat.
m. Dinas Lingkungan Hidup
Alamat Jl. Sugiman No.3 Pengasih, Wates, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 774638
Bidang
Program Pengelolaan dan konservasi lingkungan hidup.
Penataan dan pengendalian pencemaran
n. Dinas Perhubungan
Alamat Jl. Wates - Yogyakarta No.225, Triharjo, Wates,
Kulon Progo
No. Telepon (0274)773154
Bidang
Program Peningkatan pelayanan sarana prasarana
perhubungan.
Peningkatan tertib lalu lintas jalan
o. Dinas Komunikasi dan Informatika
Alamat Jl. Tamtama No. 3 Wates, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 773272
Bidang
Program Pengembangan komunikasi informatika dan
media masa.
Pengembangan aplikasi informatika.
Pengembangan data/informasi/statistik.
Pengembangan komunikasi media massa dan
data/informasi/statistik.
Pengelolaan persandian
p. Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Alamat Jl. Kawijo No. 4 Pengasih, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 773270
Bidang
Program Peningkatan kualitas kelembagaan dan
pengawasan KUMKM.
Peningkatan pemberdayaan KUMKM
q. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Alamat Jl. Perwakilan No. 1 Wates, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 775208
Bidang
Program Pelayanan investasi.
Pemantauan dan pengawasan investasi.
Peningkatan pelayanan terpadu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
r. Dinas Kebudayaan
Alamat Jl. Sanun No.73 Wates, Kabupaten Kulon Progo
No. Telepon (0274) 773891
Bidang
Program Pengembangan nilai budaya.
Pengembangan seni adat dan tradisi.
Pengembangan sejarah bahasa dan sastra.
Pengelolaan kekayaan budaya
s. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Alamat JL. Sugiman, Wates, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 774553
Bidang
Program Pengembangan budaya baca.
Peningkatan pengelolaan kearsipan
t. Dinas Pariwisata
Alamat Jl. Sugiman No.12 Pengasih, Wates, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 773095
Bidang
Program Peningkatan sarana prasarana pariwisata dan
pengelolaan daya tarik wisata.
Peningkatan pemasaran wisata.
Peningkatan pemberdayaan pariwisata
u. Dinas Kelautan dan Perikanan
Alamat Jl. Purbowinoto No. 118 Pengasih, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 773126
Bidang
Program Peningkatan daya saing produk kelautan
perikanan.
Peningkatan produk perikanan budidaya.
Peningkatan produksi perikanan tangkap dan
pengendalian sumber daya perikanan dan
kelautan.
v. Dinas Perdagangan
Alamat Jl. Gedung seniman, Wates, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 773073
Bidang
Program Pembinaan dan penataan pasar tradisional.
Pengembangan usaha perdagangan.
Pengembangan industry
w. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Alamat Jl. Perwakilan No.01, Wates, Kabupaten Kulon Progo
No. Telepon (0274) 773247
Bidang
Program Perencanaan pembangunan daerah.
Perencanaan pembangunan pemerintahan dan
kesejahteraan rakyat.
Perencanaan pembangunan sosial dan ekonomi.
Perencanaan pembangunan infrastruktur dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
pengembangan wilayah.
Pengendalian pembangunan daerah.
x. Badan Keuangan dan Asset Daerah
Alamat Jl. Perwakilan No. 1 Wates, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 773010
Bidang
Program Peningkatan pengelolaan anggaran dan kualitas
kebijakan pengelolaan keuangan.
Peningkatan pengelolaan perbendaharaan.
Peningkatan penerapan akuntansi dan pelaporan.
Peningkatan penerimaan pajak.
Peningkatan pendapatan daerah.
Peningkatan pengelolaan asset dan investasi
pemerintah daerah.
y. Badan Kepegawaian Pelatihan dan Penilaian
Alamat Jl. Perwakilan No. 1 Wates, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 773017
Bidang
Program Pendayagunaan aparatur.
Pembinaan dan pelayanan aparatur.
Kerjasama pengembangan IPTEK
z. Seluruh Kecamatan
Alamat dan Nomor Telepon Kecamatan
Kecamatan
Temon
Jl Raya Wates-Purworejo Km 10,4 Temon, Kulon Progo
– (0274) 6472581
Kecamatan
Wates
Jl. KH. Wahid Hasim No.19 Bendungan, Wates, Kulon
Progo – (0274) 773275
Kecamatan
Panjatan
Jl Nagung-Brosot No. 27 Gotakan, Panjatan, Kulon
Progo – (0274) 773993
Kecamatan
Galur
Jl Raya Brosot No. 27 Brosot, Galur, Kulon Progo –
(0274) 71028888
Kecamatan
Lendah
Botokan, Jatirejo, Lendah, Kulon Progo – (0274)
7102540
Kecamatan
Sentolo
Jl. Jogja-Wates Km 20 Salamrejo,Sentolo – (0274)
6472118
Kecamatan
Pengasih
Sendangsari, Pengasih, Kulon Progo – (0274) 773320
Kecamatan
Kokap
Jl Ngaseman, Hargorejo,Kokap, Kulon Progo –
(0274) 778500
Kecamatan
Girimulyo
Nglengkong, Girimulyo, Giripurwo, Kulon Progo, -
(0274) 7494833
Kecamatan
Nanggulan
Jl. Sentolo Nanggulan, Jati Sarono, Nanggulan, Kulon
Progo – (0274) 522666
Kecamatan
Samigaluh
Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo – (0274) 6945332
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Kecamatan
Kalibawang
Banjaroyo, Kalibawang, Kulon Progo – (0274) 7494855
Bidang
Program
Kecamatan
Peningkatan pelayanan kecamatan. Peningkatan
penyelenggaraan pemerintahan kecamatan.
Terkhusus kecamatan wates, Peningkatan
pelayanan dan penyelenggaraan pemerintahan
kelurahan.
aa. Kantor Kesatuan Bangsa Politik
Alamat Jl. Sugiman, Watulunyu, Wates, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 773387
Bidang
Program Peningkatan wawasan kebangsaan dan politik
masyarakat
bb. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Alamat Jl. Kawijo No. 5 Pengasih, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 773311
Bidang
Program
Penanggulangan bencana
cc. Rumah Sakit Umum Daerah Wates
Alamat Jl. Tentara Pelajar Km 1 No. 5 Wates, Kulon Progo
No. Telepon (0274) 773169
Bidang
Program
Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan RSUD
Wates
dd. Rumah Sakit Umum Daerah Nyi Ageng Serang
Alamat Jl. Bantar Kulon, Banguncipto, Sentolo, Kulon
Progo
No. Telepon (0274) 7880912
Bidang
Program
Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan RSUD
Nyi Ageng Serang
B. SIMDA Di Kulon Progo
Dalam rangka penguatan tata kelola pemerintahan yang baik di
Kabupaten Kulon Progo, Pemerintah menghimbau untuk seluruh SKPD
menggunakan SIMDA dalam mengelola keuangannya. Seperti yang telah
dijleaskan di bab sebelumnya, SIMDA merupakan bentuk program aplikasi
komputer yang digunakan umtuk melakukan proses penyusunan APBD
berbasis kinerja, penatausahaan perbendaharaan, penatausahaan kas daerah
dan akuntansi pengelolaan keuangan daerah. Berlakunya SIMDA di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Kabupaten Kulon Progo diatur dalam Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor
40 tahun 2012. Namun diberlakukannya SIMDA di Kulon Progo masih
diperlukan banyak penyesuaian, bahkan beberapa pegawai SKPD sektor
kecamatan baru beberapa tahun ini menggunakan SIMDA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran
kuesioner dan melakukan wawancara kepada 40 SKPD di Kabupaten Kulon
Progo. Pada setiap SKPD, kuesioner ditujukan kepada kepala sub bagian
keuangan dan para staff yang menggunakan SIMDA (Sistem Informasi
Manajemen Keuangan Daerah) yakni bendahara dan pembuku. Kuesioner
yang disebar sebanyak 183 kuesioner sesuai dengan jumlah pengguna
SIMDA berdasar penjelasan salah seorang dari masing-masing SKPD.
Perincian pendistribusian kuesioner dijelaskan pada tabel 5.1 di bawah ini:
Tabel 4
Sampel Penelitian
No Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kuesioner
Yang
Disebar
Kuesioner
Yang
Kembali
1 Sekretariat Daerah 10 10
2 Sekretariat DPRD 5 5
3 Inspektorat Daerah 5 5
4 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga 10 10
5 Dinas Kesehatan 5 4
6 Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan
Kawasan Pemukiman 5 5
7 Dinas Pertanahan dan Tata Ruang 1 1
8 Satuan Polisi Pamong Praja 1 1
9 Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak 5 5
10 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 5 3
11 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 5 5
12 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 5 3
13 Dinas Pertanian dan Pangan 5 5
14 Dinas Lingkungan Hidup 3 2
Sumber: Data diperoleh, 2018
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 4
Sampel Penelitian (Lanjutan)
15 Dinas Perhubungan 3 3
16 Dinas Komunikasi dan Informatika 2 2
17 Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah 5 3
18 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu 5 5
19 Dinas Kebudayan 5 3
20 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 3 2
21 Dinas Pariwisata 6 6
22 Dinas Kelautan dan Perikanan 4 3
23 Dinas Perdagangan 4 4
24 Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah 3 3
25 Badan Keuangan dan Asset Daerah 15 15
26 Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan 3 3
27 Kecamatan Temon 5 4
28 Kecamatan Wates 5 5
29 Kecamatan Panjatan 5 3
30 Kecamatan Galur 4 4
31 Kecamatan Lendah 3 3
32 Kecamatan Sentolo 3 3
33 Kecamatan Pengasih 1 1
34 Kecamatan Kokap 4 4
35 Kecamatan Girimulyo 4 4
36 Kecamatan Nanggulan 5 1
37 Kecamatan Samigaluh 3 3
38 Kecamatan Kalibawang 5 3
39 Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik 5 3
40 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 3 3
Jumlah 183 160
Sumber: Data diperoleh, 2018
Dari 183 kuesioner yang disebar, diterima kembali sebanyak 160
kuesioner yang akan diolah. Adapun persentase pendistribusian dan
pengembalian kuesioner dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 5 dibawah
ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 5
Persentase Pendistribusian Kuesioner
No Keterangan Jumlah Kuesioner Persentase
1 Distribusi Kuesioner 183 100%
2 Kuesioner Kembali 160 87,43%
3 Kuesioner Tidak Kembali 23 12,57%
n sampel = 160
Responden Rate = (160/183) x 100% = 87,43
Sumber : Data diolah, 2018
Berdasarkan 160 kuesioner yang kembali, semua kuesioner dapat diolah.
Maka dapat dilihat profil responden SKPD Kabupaten Sleman berdasarkan
jenis kelamin, jabatan, tingkat pendidikan, dan masa kerja pada tabel berikut:
Tabel 6
Profil Responden
Keterangan Jumlah Persentase dari
seluruh responden (%)
Jumlah sampel 160 100%
Jenis kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
3. Tidak menjawab
53
86
21
33,13%
53,75%
13,12%
Jabatan
1. Kepala Sub Bagian
2. Staff
3. Tidak menjawab
28
111
21
17,50%
69,38%
13,12%
Tingkat pendidikan
1. SMA
2. DIII
3. S1
4. S2
5. Tidak menjawab
19
47
38
20
36
11,87%
29,38%
23,75%
12,50%
22,50%
Masa kerja
1. < 5 tahun
2. 5-10 tahun
3. 11-20 tahun
4. > 20 tahun
5. Tidak menjawab
18
39
33
29
41
11,25%
24,37%
20,63%
18,12%
25,63%
Sumber: Data diolah 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Selain penyebaran kuesioner, dilakukan wawancara kepada perwakilan
SKPD. Pemilihan narasumber untuk wawancara dilakukan secara acak dan
berdasarkan pegawai yang bersedia atau sedang tidak sibuk melakukan
pekerjaan. Wawancara dilakukan kepada empat orang pegawai dari SKPD
yang berbeda yaitu Badan Keuangan dan Asset Daerah, Kecamatan Wates,
Kecamatan Samigaluh, dan Dinas Perdagangan.
B. Analisis Deskriptif
Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan statistik
deskriptif dengan 160 responden. Dimana variabel-variabelnya adalah
perceived ease of use, perceived usefulnesss, attitude towards technology use,
behavioral intention to use, actual technology use, complexity, dan
voluntariness. Perilaku responden dianalisa melalui analisis deskriptif untuk
setiap konstruk. Berikut hasil output statistik deskriptif menggunakan SPSS
22.
Tabel 7
Hasil Uji Statistik Konstruk Perceived Usefulness (PU)
Sumber: Data diolah 2018
Berdasarkan hasil output tabel 7 diperoleh bahwa rata-rata jawaban
responden atas konstruk perceived usefulness (persepsi kegunaan) dari
SIMDA bernilai 4 yang berarti setuju. Median atau nilai tengah dari jawaban
PU 1 PU 2 PU3 PU 4
N Valid 160 160 160 160
Missing 0 0 0 0
Mean 4,04 4,09 4,06 4,26
Median 4,00 4,00 4,00 4,00
Mode 4 4 4 4
Minimum 3 3 3 4
Maksimum 5 5 5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
responden dalam konstruk perceived usefulness bernilai 4. Modus atau nilai
yang paling sering muncul adalah 4, yang berarti sebagian besar responden
menjawab setuju. Jika dilihat dari nilai minimum, indikator usefulness satu
sampai dengan tiga bernilai 3, yang berarti responden menjawab netral.
Sedangkan indikator usefulness keempat nilai minimumnya bernilai 4, yang
berarti responden menyatakan setuju. Nilai maksimum, hampir semua
tanggapan responden atas kegunaan SIMDA adalah sistem yang berguna.
Tabel 8
Hasil Uji Statistik Konstruk Perceived Ease of Use (PEOU)
Sumber: Data diolah 2018
Berdasarkan hasil output tabel 8 diperoleh bahwa rata-rata jawaban
responden atas konstruk perceived ease of use (persepsi kemudahan) dari
SIMDA bernilai 4 yang berarti setuju. Median atau nilai tengah dari jawaban
responden dalam konstruk perceived ease of use bernilai 4. Modus atau nilai
yang paling sering muncul adalah 4, yang berarti sebagian besar responden
menjawab setuju. Jika dilihat dari nilai minimum untuk indikator satu dan
dua, ada beberapa responden yang masih netral dalam menjawab. Sedangkan
indikator ease of use tiga dan empat nilai minimumnya adalah 4, yang berarti
responden menyatakan setuju. Nilai maksimum untuk semua indikator ease of
use hampir semua tanggapan responden atas kemudahan SIMDA adalah
sistem yang mudah.
PEOU 1 PEOU 2 PEOU 3 PEOU 4
N Valid 160 160 160 160
Missing 0 0 0 0
Mean 4,18 4,14 4,19 4,21
Median 4,00 4,00 4,00 4,00
Mode 4 4 4 4
Minimum 3 3 4 4
Maksimum 5 5 5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 9
Hasil Uji Statistik Konstruk Attitude Towards Using Technology (ATU)
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan hasil output tabel 9 diperoleh bahwa rata-rata jawaban
responden atas konstruk attitude towards using technology (sikap terhadap
penggunaan teknologi) dari SIMDA bernilai 3 yang berarti netral. Median
atau nilai tengah dari jawaban responden dalam konstruk attitude towards
using technology bernilai 4. Modus atau nilai yang paling sering muncul
adalah 4, yang berarti sebagian besar responden menjawab setuju. Jika dilihat
dari nilai minimum, semua tanggapan responden atas indikator yang ada
dalam attitude towards using technology bernilai 3, yang berarti ada beberapa
responden yang menjawab netral akan indikator yang ada. Nilai maksimum
atas tanggapan responden pada indikator attitude towards using technology
bernilai 5, yang berarti beberapa responden setuju akan SIMDA memberi
sikap positif akan penggunaannya.
ATU 1 ATU 2 ATU 3 ATU 4
N Valid 160 160 160 160
Missing 0 0 0 0
Mean 3,78 3,85 3,90 3,88
Median 4,00 4,00 4,00 4,00
Mode 4 4 4 4
Minimum 3 3 3 3
Maksimum 5 5 5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 10
Hasil Uji Statistik Konstruk Behavioral Intention to Use (BIU)
Sumber: Data diolah 2018
Berdasarkan hasil output tabel 10 diperoleh bahwa rata-rata jawaban
responden atas konstruk behavioral intention to use (minat untuk
menggunakan) dari SIMDA bernilai 3 yang berarti netral. Median atau nilai
tengah dari jawaban responden dalam konstruk behavioral intention to use
bernilai 4. Modus atau nilai yang paling sering muncul adalah 4, yang berarti
sebagian besar responden menjawab setuju. Jika dilihat dari nilai minimum,
semua tanggapan responden atas indikator yang ada dalam behavioral
intention to use bernilai 3, yang berarti ada beberapa responden yang
menjawab netral akan indikator yang ada. Nilai maksimum atas tanggapan
responden pada indikator behavioral intention to use bernilai 5, yang berarti
beberapa responden setuju.
BIU 1 BIU 2 BIU 3 BIU 4 BIU 5
N Valid 160 160 160 160 160
Missing 0 0 0 0 0
Mean 3,80 3,73 3,82 3,82 3,86
Median 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00
Mode 4 4 4 4 4
Minimum 3 3 3 3 3
Maksimum 5 5 5 5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 11
Hasil Uji Statistik Konstruk Actual Technology Use (AU)
Sumber: Data diolah 2018
Berdasarkan hasil output tabel 11 diperoleh bahwa rata-rata jawaban
responden atas konstruk actual technology use (penggunaan sesungguhnya)
dari SIMDA bernilai 4 yang berarti setuju. Median atau nilai tengah dari
jawaban responden dalam konstruk actual technology use bernilai 4. Modus
atau nilai yang paling sering muncul adalah 4, yang berarti sebagian besar
responden menjawab setuju. Jika dilihat dari nilai minimum, semua
tanggapan responden atas indikator yang ada dalam actual technology use
bernilai 3, yang berarti ada beberapa responden yang menjawab netral akan
indikator yang ada. Nilai maksimum atas tanggapan responden pada indikator
actual technology use bernilai 5, yang berarti beberapa responden setuju.
Tabel 12
Hasil Uji Statistik Konstruk Complexity (COMPL)
Sumber: Data diolah 2018
AU 1 AU 2 AU 3
N Valid 160 160 160
Missing 0 0 0
Mean 4,07 4,07 5,05
Median 4,00 4,00 4,00
Mode 4 4 4
Minimum 3 3 3
Maksimum 5 5 5
COMPL 1 COMPL 2 COMPL 3
N Valid 160 160 160
Missing 0 0 0
Mean 1,93 1,93 1,95
Median 2,00 2,00 2,00
Mode 2 2 2
Minimum 1 1 1
Maksimum 3 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Berdasarkan hasil output tabel 12 diperoleh bahwa rata-rata jawaban
responden atas konstruk complexity (kerumitan) dari SIMDA bernilai 1,9
yang berarti tidak setuju. Median atau nilai tengah dari jawaban responden
dalam konstruk complexity bernilai 2. Modus atau nilai yang paling sering
muncul adalah 2, yang berarti sebagian besar responden menjawab tidak
setuju. Jika dilihat dari nilai minimum, semua tanggapan responden atas
indikator yang ada dalam complexity bernilai 1, yang berarti ada beberapa
responden yang menjawab tidak setuju akan indikator yang ada. Nilai
maksimum atas tanggapan responden pada indikator complexity bernilai 3,
yang berarti beberapa responden netral akan indikator yang ada.
Tabel 13
Hasil Uji Statistik Konstruk Voluntariness (VOL)
Sumber: Data diolah 2018
Berdasarkan hasil output tabel 13 diperoleh bahwa rata-rata jawaban
responden atas konstruk voluntariness (kesukarelaan) dari SIMDA bernilai 4
dan 3 yang berarti cukup setuju. Median atau nilai tengah dari jawaban
responden dalam konstruk voluntariness bernilai 4. Modus atau nilai yang
paling sering muncul adalah 4, yang berarti sebagian besar responden
menjawab setuju. Jika dilihat dari nilai minimum, semua tanggapan
responden atas indikator yang ada dalam voluntariness bernilai 3, yang
VOL 1 VOL 2 VOL 3
N Valid 160 160 160
Missing 0 0 0
Mean 4,09 3,81 3,81
Median 4,00 4,00 4,00
Mode 4 4 4
Minimum 3 3 3
Maksimum 5 5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
berarti ada beberapa responden yang menjawab netral akan indikator yang
ada. Nilai maksimum atas tanggapan responden pada indikator voluntariness
bernilai 5, yang berarti beberapa responden setuju..
C. Analisis Data
Metode analisis yang digunakan adalah Partial Least Square dengan
menggunakan Software WarpPLS 3.0. Menurut Sholihin dan Ratmono
(2013:31) Program WarpPLS dapat mengidentifikasi hubungan nonlinier
antar variabel laten dan mengoreksi nilai koefisien jalur berdasar hubungan
tersebut.
1. Model Pengukuran (Outer Model)
a. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan software
WarpPLS 3.0 dengan melihat nilai validitas konvergen dan validitas
diskriminan.
1) Validitas Konvergen
Validitas konvergen berhubungan dengan prinsip bahwa
pengukur-pengukur dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi
tinggi. Hasil uji validitas konvergen disajikan dalam tabel
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 14
Nilai AVE (Average Variance Expected)
Sumber: Data diolah, 2018
Hasil perhitungan WarpPLS 3.0 pada tabel 14 menunjukkan
bahwa masing-masing nilai pada AVE mencapai nilai diatas 0,5.
Dengan demikian kriteria uji validitas konvergen telah
terpenuhi.
2) Validitas Diskriminan
Validitas diskriminan berhubungan dengan prinsip bahwa
pengukur-pengukur konstruk yang berbeda seharusnya tidak
berkorelasi dengan tinggi. Hasil uji validitas diskriminan
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 15
Perbandingan Akar dari AVE dengan Korelasi Antar Variabel
PEOU PU ATU BIU AU COMPL VOL
PEOU 0,785 0,197 0,234 0,188 0,182 -0,812 0,295
PU 0,197 0,735 0,410 0,369 0,608 -0,608 0,421
ATU 0,234 0,410 0,830 0,399 0,332 -0,332 0,166
BIU 0,188 0,369 0,399 0,778 0,299 -0,299 0,419
AU 0,182 0,608 0,332 0,299 0,812 -0,198 0,340
COMPL -0,812 -0,608 -0,332 -0,299 -0,198 0,812 -0,340
VOL 0,295 0,421 0,166 0,419 0,340 -0,340 0,795
Sumber: Data diolah, 2018
Variabel AVE
Perceived Ease of Use 0,616
Perceived Usefulness 0,540
Attitude 0,689
Behavioral Intention 0,605
Actual technology use 0,659
Complexity 0,659
Voluntariness 0,633
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 16
Combined Loadings and Cross-Loading Factor
PEOU PU ATU BIU AU COMPL VOL
P
Value
PEOU1 0,754 -0,009 0,041 -0,049 0,000 -0,097 -0,059 <0,001
PEOU2 0,718 0,219 -0,100 0,053 0,000 0,052 -0,101 <0,001
PEOU3 0,839 -0,008 -0,012 0,002 0,000 0,075 0,094 <0,001
PEOU4 0,822 -0,175 0,062 -0,004 0,000 -0,033 0,047 <0,001
PU1 -0.080 0,611 -0,067 -0,053 0,000 -0,706 0,054 <0,001
PU2 -0,080 0,803 0,021 0,011 0,000 0,198 0,076 <0,001
PU3 0,084 0,782 0,097 0,036 0,000 0,208 -0,080 <0,001
PU4 0,065 0,729 -0,072 -0,006 0,000 0,150 -0,043 <0,001
ATU1 0,079 0,134 0,863 0,130 0,000 0,059 -0,210 <0,001
ATU2 -0,015 0,176 0,818 -0,172 0,000 0,054 0,047 <0,001
ATU3 0,016 -0,059 0,897 -0,036 0,000 -0,088 0,001 <0,001
ATU4 -0,096 -0,282 0,734 0,082 0,000 -0,022 0,193 <0,001
BIU1 -0,131 0,217 0,251 0,560 0,000 0,236 0,272 <0,001
BIU2 -0,029 0,212 0,080 0,593 0,000 0,088 0,250 <0,001
BIU3 0,001 -0,066 -0,122 0,904 0,000 -0,075 -0,175 <0,001
BIU4 0,054 0,001 -0,078 0,914 0,000 0,032 -0,156 <0,001
BIU5 0,048 -0,224 -0,007 0,842 0,000 -0,173 -0,000 <0,001
AU1 -0,039 -0,018 0,115 0,104 0,745 -0,764 -0,126 <0,001
AU2 0,083 -0,101 -0,067 -0,034 0,882 -0,931 -0,057 <0,001
AU3 -0,056 0,212 -0,034 -0,059 0,802 -0,730 0,055 <0,001
COMPL1 0,039 0,108 -0,115 -0,104 0,000 0,745 0,126 <0,001
COMPL2 -0,083 0,101 0,067 0,034 0,000 0,882 -0,057 <0,001
COMPL3 0,056 -0,212 0,034 0,059 0,000 0,802 -0,055 <0,001
VOL1 0,082 -0,018 -0,034 -0,057 0,000 0,012 0,781 <0,001
VOL2 -0,054 0,042 0,121 -0,057 0,000 0,120 0,844 <0,001
VOL3 -0,024 -0,028 -0,099 0,122 0,000 -0,145 0,759 <0,001
Sumber: Data diolah, 2018
Kriteria validitas diskriminan yaitu nilai akar AVE dan nilai
loading factor harus > 0,50 serta signifikan (p values < 0,05).
Berdasarkan output hasil yang disajikan pada tabel 15 dapat
diperoleh informasi bahwa nilai akar AVE variabel yang sama
telah lebih tinggi dari pada nilai akar AVE variabel yang
berbeda. Selain itu, pada tabel 16 menunjukkan nilai cross
loading pada vaiabel yang sama telah melebihi 0,40 sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dianggap aman. Hal ini menunjukkan kriteria uji validitas
diskriminan telah terpenuhi. Dengan demikian instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi semua
ketentuan uji validitas.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach’s alpha dan nilai
composite reliability. Cronbach’s alpha digunakan untuk mengukur
konsistensi internal dalam uji realibilitas instrumen. Sedangkan
composite reliability digunakan untuk mengukur nilai reliabilitas
sesungguhnya. Hasil olah data WarpPLS 3.0 adalah sebagai berikut:
Tabel 17
Uji Reliabilitas
Composite Reliability
Coefficients
Cronbach’s Alpha
Coefficients
PEOU 0,865 PEOU 0,791
PU 0,823 PU 0,712
ATU 0,898 ATU 0,847
BIU 0,881 BIU 0,826
AU 0,852 AU 0,738
COMPL 0,852 COMPL 0,738
VOL 0,838 VOL 0,708
Sumber: Data diolah, 2018
Suatu konstruk dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpha
diatas 0,6 dan nilai composite reliability diatas 0,7. Hasil output nilai
reliabilitas pada tabel 17 menunjukkan nilai bahwa instrumen
kuesioner dalam penelitian ini telah memenuhi ketentuan uji
reliabilitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2. Model Struktural (Inner Model)
a. Signifikansi dan Besarnya Pengaruh Variabel Laten Independen
Untuk menyimpulkan apakah hipotesis diterima atau ditolak,
digunakan nilai p pada signifikansi α = 5% atau 0,05. Jika p-
value<0,05 maka hipotesis terdukung yang atinya terdapat pengaruh
antar variabel yang dihubungkan. Sebaliknya, jika p-value>0,05
maka hipotesis tidak terdukung yang artinya tidak ada pengaruh
antar variable yang dihubungkan.
Gambar 5
Hasil Output Model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Dari hasil output model dalam gambar 5 dapat diringkas dan
dilihat pada tabel 18 dibawah ini:
Tabel 18
Path Coefficients and P Values
Hipotesis Koefisien Nilai P Hasil
H1 PEOU – PU 0,098 0,114 Tidak Terdukung
H2 PEOU – ATU 0,171 0,024 Terdukung
H3 PEOU – BIU 0,081 0,283 Tidak Terdukung
H4 PU – ATU 0,394 <0,001 Terdukung
H5 PU – BIU 0,117 0,044 Terdukung
H6 PU – AU 0,000 0,372 Tidak Terdukung
H7 ATU-BIU 0,295 <0,001 Terdukung
H8 BIU – AU 0,000 0,214 Tidak Terdukung
H9 COMPL – PU -0,590 <0,001 Terdukung
H10 COMPL – AU -1,000 <0,001 Terdukung
H11 COMPL – VOL -0,390 <0,001 Terdukung
H12 VOL – BIU 0,293 <0,001 Terdukung
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasar tabel 18 dapat terlihat bahwa delapan hipotesis telah
terdukung dan empat hipotesis yang tidak terdukung. Hipotesis yang
tidak terdukung tersebut (H1=0,114, H3=0,283, H6=0,372, dan
H8=0,214) menghasilkan nilai P diatas kriteria hipotesis diterima
sebesar 0,05
b. Koefisien Determinasi R2
Nilai Determinasi R2 digunakan untuk menjelaskan pengaruh
variabel terhadap variabel lain yang ada dalam model penelitian
maupun variabel lain yang tidak ada dalam model penelitian. Berikut
adalah tabel output nilai R2 yang dihasilkan dari program WarpPLS:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel 19
R-Squared Coefficients
Variabel Koefisien
R-Square
Perceived Ease of Use
Perceived Usefulness 0,382
Attitude towards Technology Use 0,213
Behavioral Intention to Use 0,319
Actual technology Use 1,000
Complexity
Voluntainess 0,152
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan hasil tabel 5.16 didapat bahwa variabel perceived
ease of use dan variabel complexity tidak memiliki angka koefisien
dikarenakan kedua variabel ini tidak dipengaruhi oleh variabel lain
dalam penelitian ini. Variabel perceived usefulness memiliki angka
koefisien sebesar 0,382 yang berarti bahwa 38,2% variabel perceived
usefulness dipengaruhi oleh variabel perceived ease of use
sedangkan 61,8% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar
variabel yang diteliti.
Nilai koefisien untuk variabel attitude towards technology
adalah sebesar 0,213 yang berarti bahwa 21,3% variabel attitude
towards using technology dipengaruhi oleh variabel perceived ease
of use dan perceived usefulness, sedangkan 78,7% sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti. Variabel
behaviral intention to use memiliki nilai 0,319 yang berarti bahwa
31,9% variabel behaviral intention to use dipengaruhi oleh variabel
perceived ease of use, perceived usefulness, attitude towards
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
technology, dan voluntariness. Sedangkan 68,1% sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti.
Variabel actual technology use memiliki nilai koefisien 0,100
yang berarti bahwa 100% variabel actual technology use dipengaruhi
oleh variabel perceived usefulness, behavioral intention to use dan
complexity. Variabel voluntariness memiliki angka koefisien 0,152
yang berarti bahwa sebesar 15,2% variabel voluntariness
dipengaruhi oleh variabel complexity, sedangkan 84,8 sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti.
D. Pembahasan
Penelitian ini menganalisis persepsi penerimaan teknologi SKPD
terhadap penggunaan SIMDA. Persepsi dalam penelitian ini didukung dengan
dua belas hipotesis yang ada.
1. Pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Perceived Usefulness
Hasil analisis data menunjukkan (P-value) > (alpha) sebesar 0,114 >
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perceived ease of use (persepsi
kemudahan) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perceived
usefulness (persepsi Kegunaan). Dengan demikian H1 tidak terdukung.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yi dan Hwang
(2003) yang membuktikan bahwa variabel ease of use tidak memiiki
pengaruh signifikan terhadap usefulness. Hal ini berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Davis et al. (1989), Abbasi et al. (2011),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
dan Marakarkandy et al. (2017) yang membuktikan bahwa perceived ease
of use memiliki pengaruh signifikan terhadap perceived usefulness.
Perceived ease of use tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
perceived usefulness. Hal ini disebabkan karena beberapa pegawai SKPD
di Kulon Progo baru saja menerapkan SIMDA untuk membantu seluruh
pekerjaannya yang berkaitan dengan manajemen keuangan daerah.
Mereka beranggapan bahwa SIMDA memang cukup mudah untuk
digunakan, namun karena sudah terbiasa menggunakan Microsoft Excel
jadi SIMDA bukan menjadi sistem yang satu-satunya berguna bagi
pekerjaan SKPD. Berdasarkan alasan tersebut, maka menjadikan
perceived ease of use tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
perceived usefulness.
2. Pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Attitude towards Using
Technology
Hasil analisis data menunjukkan (P-value) < (alpha) sebesar 0,024 <
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perceived ease of use (persepsi
kemudahan) memiliki pengaruh signifikan terhadap attitude towards
using technlogy (sikap terhadap penggunaan teknologi). Dengan
demikian H2 terdukung. Penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Davis et al. (1989), Yi dan Hwang (2003), dan
Marakarkandy et al. (2017) yang membuktikan bahwa perceived ease of
use memiliki pengaruh signifikan terhadap attitude towards using
technology.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Perceived ease of use memiliki pengaruh signifikan terhadap attitude
towards using technology. Hal ini disebabkan karena ketika SKPD
mengerti bahwa SIMDA mudah untuk digunakan, maka secara otomatis
aka nada sikap positif yang muncul untuk menggunakan SIMDA.
Berdasarkan alasan tersebut, maka menjadikan perceived ease of use
memiliki pengaruh signifikan terhadap attitude towards using technlogy.
3. Pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Behavioral Intention to Use
Hasil analisis data menunjukkan (P-value) > (alpha) sebesar 0,283 >
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perceived ease of use (persepsi
kemudahan) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap behavioral
intention to use (niat untuk menggunakan). Dengan demikian H3 tidak
terdukung. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan Yi dan Hwang (2003) bahwa perceived ease of use memiliki
pengaruh signifikan terhadap behavioral intention to use.
Perceived ease of use tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
behavioral intention to use. Hal ini disebabkan karena bagi beberapa
pegawai SKPD di Kulon Progo baru saja menerapkan SIMDA untuk
membantu pekerjaannya. Mereka beranggapan dulu belum ada niat untuk
menggunakan SIMDA, walaupun SIMDA adalah sistem yang mudah
karena telah diadakan pelatihan dan dibagikan modul. Hal ini disebabkan
karena mereka sudah lama menggunakan Microsoft Excel dan dalam
penggunaan SIMDA masih optional. Selain itu, fakor usia dan
pendidikan yang semakin lama semakin berkembang sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
pemahaman yang lebih juga dibutuhkan untuk menyesuaikan diri dengan
SIMDA. Jadi, walaupun SIMDA dianggap mudah, namun seseorang
belum tentu memiliki minat untuk menggunakannya Berdasarkan alasan
tersebut, maka menjadikan perceived ease of use tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap behavioral intention to use.
4. Pengaruh Perceived Usefulness terhadap Attitude towards Using
Technology
Hasil analisis data menunjukkan (P-value) < (alpha) sebesar <0,001
< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perceived usefulness (persepsi
kegunaan) memiliki pengaruh signifikan terhadap attitude towards using
technlogy (sikap terhadap penggunaan teknologi). Dengan demikian H4
terdukung. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Davis et
al. (1989), dan Gardner dan Amroso (2004), namun berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan Abbasi et al. (2011) yang membuktikan bahwa
perceived usefulness tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
attitude towards using technology.
Perceived usefulness memiliki pengaruh signifikan terhadap attitude
towards using technology. Hal ini disebabkan apabila SKPD sudah
beranggapan bahwa SIMDA berguna bagi pekerjaannya, maka akan
muncul sikap positif untuk menggunakan SIMDA dalam membantu
pekerjaannya yang berkaitan dengan manajemen keuangan daerah.
Berdasarkan alasan tersebut, maka menjadikan perceived usefulness
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
memiliki pengaruh signifikan terhadap attitude towards using
technology.
5. Pengaruh Perceived Usefulness terhaddap Behavioral Intention to Use
Hasil analisis data menunjukkan (P-value) < (alpha) sebesar 0,044 <
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perceived usefulness (persepsi
kegunaan) memiliki pengaruh signifikan terhadap behavioral intention to
use (niat untuk menggunakan teknologi). Dengan demikian H5
terdukung. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Davis et
al. (1989), Yi dan Hwang (2003), Abbasi et al. (2011), Lee et al. (2011),
dan Marakarkandy et al. (2017) yang menyatakan bahwa perceived
usefulness memiliki pengaruh terhadap behavioral intention to use.
Perceived usefulness memiliki pengaruh signifikan terhadap
behavioral intention to use. Hal ini disebabkan karena SKPD yang sudah
beranggapan apabila SIMDA berguna bagi pekerjaannya, maka akan
muncul niat untuk menggunakan SIMDA dalam melakukan
pekerjaannya. Sehingga alasan ini yang menjadikan perceived usefulness
memiliki pengaruh signifikan terhadap behavioral intention to use.
6. Pengaruh Perceived Usefulness terhadap Actual Technology Use
Hasil analisis data menunjukkan (P-value) > (alpha) sebesar 0,372 >
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perceived usefulness (persepsi
kegunaan) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap actual
technology use (penggunaan sesungguhnya). Dengan demikian H6 tidak
terdukung. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
dilakukan Davis et al. (1989), Yi dan Hwang (2003), Gardner dan
Amoroso (2004), Abbasi et al. (2011), dan Marakarkandy et al. (2017)
yang menyatakan bahwa perceived usefulness memiliki pengaruh
terhadap actual technology use.
Perceived usefulness tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
actual technology use. Hal ini disebabkan karena pegawai SKPD yang
baru saja menggunakan SIMDA, dulu mereka beranggapan bahwa
SIMDA memang berguna namun masih ada Microsoft Excel yang juga
dapat digunakan. Maka, SIMDA belum digunakan secara nyata. Selain
itu, beberapa pegawai secara usia sudah cukup tua dan butuh pemahaman
lebih untuk menggunakan SIMDA, walaupun sistemnya berguna.
Berdasar alasan tersebut, maka menjadikan perceived usefulness
memiliki pengaruh signifikan terhadap actual technology use.
7. Pengaruh Attitude towards Using Technology terhadap Behavioral
Intention to Use
Hasil analisis data menunjukkan (P-value) < (alpha) sebesar <0,001
< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa attitude towards using technology
(sikap terhadap penggunaan teknologi) memiliki pengaruh signifikan
terhadap behavioral intention to use (niat untuk menggunakan). Dengan
demikian H7 terdukung. Penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan Davis et al. (1989), dan Marakarkandy et al. (2017) yang
menyatakan bahwa attitude towards using technology memiliki
pengaruh terhadap behavioral intention to use.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Attitude towards using technology memiliki pengaruh signifikan
terhadap behavioral intention to use. Hal ini disebabkan karena apabila
SKPD sudah memiliki sikap positif untuk menggunakan SIMDA, maka
secara otomatis akan muncul niat untuk menggunakan SIMDA dalam
pekerjaannya. Berdasarkan alasan tersebut, maka menjadikan attitude
towards using technology memiliki pengaruh signifikan terhadap
behavioral intention to use.
8. Pengaruh Behavioral Intention to Use terhadap Actual Technology Use
Hasil analisis data menunjukkan (P-value) > (alpha) sebesar 0,214 >
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa behavioral intention to use (niat untuk
menggunakan) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap actual
technology use (penggunaan sesungguhnya). Dengan demikian H8 tidak
terdukung. Hasil Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
Davis et al. (1989), Yi dan Hwang (2003), Gardner dan Amoroso (2004),
Abbasi et al. (2011), dan Marakarkandy et al. (2017) yang menyatakan
bahwa behavioral intention to use tidak memiliki pengaruh terhadap
actual technology use.
Behavioral intention to use tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap actual technology use. Hal ini disebabkan karena beberapa
pegawai SKPD baru saja menerapkan SIMDA untuk membantu seluruh
pekerjaannya. Mereka beranggapan bahwa walaupun sudah ada niat
untuk menggunakan teknologi, namun SKPD Kecamatan yang berada di
Kecamatan Kokap, Kecamatan Samigaluh, Kecamatan Girimulyo dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Kecamatan Kalibawang lebih memilih untuk menggunakan Microsoft
Excel untuk membantu pekerjaannya. SIMDA yang menggunakan
jaringan intranet terkadang susah digunakan di daerah-daerah dataran
tinggi walaupun saat ini semua SKPD sudah menggunakan SIMDA.
Berdasarkan alasan tersebut, maka menjadikan behavioral intention to
use tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap actual technology use.
9. Pengaruh Complexity terhadap Perceived Usefulness
Hasil analisis data menunjukkan (P-value) < (alpha) sebesar <0,001
< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa complexity (kerumitan) memiliki
pengaruh signifikan terhadap perceived usefulness (persepsi kegunaan).
Dengan demikian H9 terdukung. Hasil ini mendukung penelitian yang
dilakukan Gardner dan Amoroso (2004), dan Lee et al. (2011) yang
menyatakan bahwa complexity memiliki pengaruh terhadap perceived
usefulness.
Complexity memiliki pengaruh signifikan terhadap perceived
usefulness. Hal ini disebabkan karena beberapa pegawai SKPD baru saja
menerapkan SIMDA untuk membantu seluruh pekerjaannya beranggapan
bahwa menggunakan SIMDA butuh pendampingan. Dengan demikian
dalam kegunaannya SIMDA ini berguna bagi pengendalian manajemen
SKPD, karena tidak semua orang dapat mengoperasikan SIMDA. Namun
saat ini SIMDA di Kulon Progo sudah bukan merupakan sistem yang
rumit bagi SKPD karena sudah terbiasa menggunakan dan SIMDA dirasa
berguna untuk membantu pekerjaannya yang berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
manajemen keuangan daerah. Berdasarkan alasan tersebut, maka
menjadikan complexity memiliki pengaruh signifikan terhadap perceived
usefulness.
10. Pengaruh Complexity terhadap Actual Technology Use
Hasil analisis data menunjukkan (P-value) < (alpha) sebesar <0,001
< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa complexity (kerumitan) memiliki
pengaruh signifikan terhadap actual technology use (penggunaan
sesungguhnya). Dengan demikian H10 terdukung. Hasil ini mendukung
penelitian yang dilakukan Gardner dan Amoroso (2004), namun berbeda
dengan Lee et al. (2011) yang menyatakan bahwa complexity tidak
memiliki pengaruh terhadap perceived usefulness.
Complexity memiliki pengaruh signifikan terhadap actual technology
use. Hal ini disebabkan karena beberapa pegawai SKPD baru saja
menerapkan SIMDA untuk membantu pekerjaannya beranggapan bahwa
menggunakan SIMDA butuh pendampingan, sehingga SIMDA hanya
digunakan oleh beberapa pegawai SKPD lainnya. Namun saat ini
SIMDA di Kulon Progo sudah bukan merupakan sistem yang rumit bagi
SKPD karena sudah ada pendampingan, modul, dan terbiasa
menggunakan maka SIMDA digunakan untuk membantu seluruh
pekerjaannya yang berkaitan dengan manajemen keuangan daerah.
Berdasarkan alasan tersebut, maka menjadikan complexity memiliki
pengaruh signifikan dan negatif terhadap actual technology use.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
11. Pengaruh Complexity terhadap voluntariness
Hasil analisis data menunjukkan (P-value) < (alpha) yaitu <0,001 <
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa complexity (kerumitan) memiliki
pengaruh signifikan terhadap voluntariness (kesukarelaan). Dengan
demikian H11 terdukung. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan
Venkatesh et al. (2003) yang menyatakan bahwa semakin tinggi
complexity maka akan semakin rendah perilaku voluntariness.
Complexity memiliki pengaruh signifikan terhadap voluntariness.
Hal ini disebabkan karena beberapa pegawai SKPD baru saja menerapkan
SIMDA untuk membantu pekerjaannya. Mereka beranggapan bahwa dulu
menggunakan SIMDA butuh pendampingan, sehingga mereka terpicu
untuk berlatih menggunakan SIMDA dan dapat menyesuaikan
kemampuan dengan himbauan dari pusat. Namun saat ini SIMDA di
Kulon Progo merupakan sistem yang tidak rumit bagi SKPD karena sudah
ada pendampingan, modul, dan sudah terbiasa menggunakan. Oleh karena
itu SKPD dengan sukarela tanpa paksaan menggunakan SIMDA untuk
membantu seluruh pekerjaannya yang berkaitan dengan manajemen
keuangan daerah. Berdasarkan alasan tersebut, maka menjadikan
complexity memiliki pengaruh signifikan dan negatif terhadap terhadap
voluntariness.
12. Pengaruh Voluntariness terhadap Behavioral Intention to Use
Hasil analisis data menunjukkan (P-value) < (alpha) sebesar <0,001
< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa voluntariness (kesukarelaan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
memiliki pengaruh signifikan terhadap behavioral intention to use (niat
untuk menggunakan). Dengan demikian H12 terdukung. Hasil ini
mendukung penelitian Venkatesh et al. (2003), dan Gardner dan
Amoroso (2004), namun berbeda dengan penelitian yang Abbasi et al.
(2011) yang menyatakan bahwa voluntariness memiliki pengaruh
terhadap behavioral intention to use.
Voluntariness memiliki pengaruh signifikan terhadap behavioral
intention to use disebabkan karena apabila sudah ada perilaku sukarela
dari SKPD dalam menggunakan SIMDA maka secara otomatis akan ada
niat untuk menggunakan SIMDA. Berdasarkan alasan tersebut, maka
menjadikan voluntariness tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
behavioral intention to use.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasar analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa persepsi penerimaan teknologi pada SKPD terhadap
penggunaan SIMDA yang terdiri dari 7 variabel diantaranya: persepsi
kemudahan, persepsi kegunaan, sikap terhadaap penggunaan, niat untuk
menggunakan, penggunaan sesungguhnya, kerumitan dan sukarela
termasuk dalam kriteria yang berpengaruh dalam penerimaan teknologi.
Berdasar 7 variabel tersebut diuji menggunakan 12 hipotesis dalam
penelitian ini, 8 diantaranya menunjukkan hasil hipotesis yang terdukung.
Perceived ease of use memiliki pengaruh terhadap attitude toward using
technology, perceived usefulness memiliki pengaruh terhadap attitude
toward using technology, perceived usefulness memiliki pengaruh
terhadap behavioral intention to use, attitude toward using technology
memiliki pengaruh terhadap behavioral intention to use, complexity
memiliki pengaruh terhadap perceived usefulness, complexity memiliki
pengaruh terhadap actual technology use, complexity memiliki pengaruh
terhadap voluntariness, dan voluntariness memiliki pengaruh terhadap
behavioral intention to use.
Selain itu 4 dari hipotesis yang ada menunjukkan hasil bahwa tidak
ada pengaruh antar variabel. Perceived ease of use tidak memiliki
pengaruh terhadap perceived usefulness, perceived ease of use tidak
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
memiliki pengaruh terhadap behavioral intention to use, perceived
usefulness tidak memiliki pengaruh terhadap actual technology to use, dan
behavioral intention to use tidak memiliki pengaruh terhadap actual
technology use.
Walaupun butuh beberapa waktu penyesuaian untuk menggunakan
SIMDA secara menyeluruh dalam melakukan pembukuan dan pengelolaan
keuangan daerah, saat ini SIMDA dirasa mudah dan sangat berguna.
SKPD Kulon Progo memiliki sikap positif dan ada niat yang tinggi untuk
menggunakan SIMDA, kemudian dinyatakan dengan tindakan nyata untuk
mengunkan SIMDA dalam melakukan pekerjaannya. Saat ini SIMDA
bukanlah sistem yang kompleks atau rumit, dan penggunaannya
merupakan sukarela dari SKPD tanpa paksaan untuk melakukan
pekerjaannya menggunakan SIMDA Jadi dapat disimpulkan bahwa
persepsi penerimaan teknologi berpengaruh pada penggunaan SIMDA di
Kabupaten Kulon Progo.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini berkaitan dengan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 160 respoonden dan hanya
dilakukan pada 40 SKPD yang ada di Kulon Progo. Masih ada 2 SKPD
berupa Rumah Sakit Umum Daerah Wates dan Rumah Sakit Umum
Daerah Nyi Ageng Serang yang tidak ikut termasuk dalam pengumpulan
data pada penelitian ini, dikarenakan administrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa
saran yang dapat dijadikan pertimbangan bagi untuk waktu yang akan
datang sebagai berikut:
1. Melakukan penelitian sejenis dengan menambahkan subyek penelitian
seluruh SKPD di Kabupaten Bantul yang sama menggunakan SIMDA
di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Melakukan penelitian sejenis dengan memperluas obyek penelitian di
seluruh kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta serta
melakukan perbandingan sistem informasi yang resmi dari Pemerintah
dengan sistem informasi dari lembaga swasta digunakan masing-
masing kabupaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
DAFTAR PUSTAKA
Abbasi, Muhammad Sharif., Chandio,Fida Hussain., Soomro, Abdul Fatah., dan
Shah Farwa. 2011 "Social influence, voluntariness, experience and the
internet acceptance: An extension of technology acceptance model within a
south‐Asian country context". Vol. 24, pp.30-52. Alfian, Mohammad. 2015. “Faktor Pendukung Implementasi SIMDA dan
Pengaruhnya Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pada SKPD Kabupaten
Kulon Progo”.Universitas Sebelas Maret, Vol XVIII, No 3:1979-6471.
Amirin, Tatang M. (2009). Subjek Penelitian, Responden Penelitian, Dan
Informan (Narasumber) Penelitian. Diakses pada 17 Desember 2017 dari
http://tatangmanguny.wordpress.com.
Anwar, M. Khoirul dan Oetojo S, Asianti. 2004. Aplikasi Sistem Informasi
Manajemen Bagi Pemerintahan di Era Otonomi Daerah SIMDA.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Azwar, Saifuddin. 2008. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Boedijoewono, Noegroho. 2007. Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis. STIE
YKPN. Yogyakarta
Davis, F.D., Bagozzi, R.p, dan Warshaw, P.R. 1989. “User Acceptance of
Computer Technology: A Comparison of Two Theoritical Models”.
Management Science (35:8), pp. 982-1003. Fatta, Hanif Al. 2007. Analisis & Perancangan Sistem Informasi. Andi.
Yogyakarta.
Fatmawati. 2015. Technology Acceptance Model (TAM) untuk Menganalisis
Penerimaan terhadap Sistem Informasi Perpustakaan. Vol.09, No.01.
Forum Studi Keuangan Negara. 2017. Esai Keuangan Negara: Sumbangsih
Pemikiran untuk Negeri. Diandra Kreatif, Yogyakarta.
Gaol, Chr. Jimmy Lumban. 2008. Sistem Informasi Manajemen: Pemahaman dan
Aplikasi. Grasindo. Jakarta.
Gardner, C., dan Amoroso D.L 2004. ”Development of an Instrument to Measure
the Acceptance of Internet Technology by Consumers” Proceedings of the 37th
Hawai International Conference on System Sciences.
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Hartono, Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Andi.
Yogyakarta.
Hidayat, Anwar. 2012. “Penjelasan Analisis Deskriptif dan Tutorialnya dengan
Excel”.
https://www.statistikian.com/2012/1/analisis-deskriptif-dengan-excel.html.
Diakses 21 Juli 2018
Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Andi. Yogyakarta.
Lee, Yi-Hsuan., Yi-Chuan Hsiesh, dan Chia-Ning Hsu. 2011. “Adding Innovation
Diffusion Theory to the Technology Acceptance Model: Supporting
Employees’ Intentions to use E-Learning Systems. Educational Technology &
Society. Pp. 124-137.
Marakas, George M.,dan O’Brien, James A . 2017. Pengantar Sistem Informasi.
Edisi 16. Diterjemahkan oleh: Dennies Anisa Balgis. Salemba Empat.
Jakarta.
Marakarkandy, Bijith., Yajnik, Nilay dan Chandan Dasgupta. 2017. “Enabling
internet banking adoption: An empirical examination with an augmented
technology acceptance model (TAM)”, VOL. 30 Issue: 2 pp.263-294.
Moore, G.C., dan Bensabat, I. 1991. “Development of an instrument to Measure
the perceptions of Adopting an Information Technology Innovation,”
information System Research. Pp.192-222.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta.
Mulyani, Sri. 2016. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen
Keuangan Daerah : Notasi Pemodelan Unified Modeling Language (UML).
Abdi Sistematika. Bandung.
Narimawati, Umi. 2010. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan
Aplikasi. Agung Media. Bandung.
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. 2017. Rancangan Peraturan Daerah
Kabupaten Kulon Progo Nomor 12 Tahun 2017 Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Tahun 2017 – 2022. Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah. Kulon Progo
Pemerintah Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. 2012. Simda Keuangan
Siap Diterapkan Di Kulon Progo.
http://www.kulonprogokab.go.id/v21/SIMDA-KEUANGAN-SIAP-
DITERAPKAN-DI-KULON-PROGO_1988.Diakses tanggal 17 September
2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus
Integrated Marketing Communication.Gramedia. Jakarta.
Dalam Negeri. 2011. Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang
Republik Indonesia. 2000. Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Lembaran Negara
RI Tahun 2000 No.202 140. Sekretariat Negara. Jakarta
Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah. Lembaran Negara RI Tahun 2005 No. 140.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Jakarta
Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan. Lembaran Negara RI Tahun 2010 No. 123.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Jakarta
Republik Indonesia. 2011. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 52 Tahun 2011
tentang Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Pemerintah Provinsi
dan Kabupaten/Kota. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 No. 704.
Menteri Dalam Negeri. Jakarta
Romney, Marshall B. dan Steinbart, Paul John. 2014. Sistem Informasi
Akuntansi. Edisi 13. Diterjemahkan oleh: Kikin Sakinah Nur Safira dan
Novita Puspasari. Salemba Empat. Jakarta.
Spilane, James J. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Sekaran, Uma. 2011. Research Methods for Business: Metodologi Penelitian
untuk Bisnis. Edisi ke- Diterjemahkan oleh: Kwan Men Yon. Salemba
Empat, Jakarta.
Sholihin, Mahfud dan Dwi Ratmono. 2013. Analisis SEM_PLS dengan WarpPLS
3.0 untuk Hubungan Nonlinier dalam Penelitian Sosial dan Bisnis
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung
Supratman, Lucy Pujasari dan Adi Bayu Mahadian. 2016. Psikologi Komunikasi.
Deepublish.Yogyakarta.
Tim Aplikasi SIMDA. “Program Aplikasi Komputer SIMDA”
www.bpkp.go.id/konten/433/SIMDA.bpkp. Diakses tanggal 15 September
2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Venkatesh, Viswanath., Morris, dan Michael G. 2003. “User Acceptance
Technology: Toward a Uniffied View”.MIS Quarterly (27:3), pp. 425-478.
Widarjono, Agus. 2015. Analisis Multivariat Terapan Dengan Program SPSS,
AMOS, dan SMARTPLS. UPP STIM YKPN. Yogyakarta
Yi, M. Y. & Hwang, Y. (2003). Predicting the Use of Web-Based Information
Syste,s: Self-efficacy, Enjoyment, Learning GoalOrientation, and the
Technology Acceptance Model. International Journal of Human-Computer
Studies 59(4), 431-449
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 1:
Surat Ijin Penelitian Kampus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 2:
Surat Ijin Penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 3:
Surat Ijin Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 4:
Lembar Disposisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 5:
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Calon Responden
Di tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Adryana Suprihatin Bistolen
NIM : 142114139
Program studi : Akuntansi
Universitas : Universitas Sanata Dharma
Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Persepsi
Penerimaan Teknologi Satuan Kerja Perangkat Daerah Terhadap Penggunaan
SIMDA” dengan studi kasus di Seluruh SKPD Kabupaten Kulon Progo.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi
responden. Semua informasi dari hasil penelitian akan dijaga kerahasiaanya dan
hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Jika Bp/Ibu/Sdr/Sdri bersedia,
maka saya mohon kesediaanya untuk menandatangani lembar persetujuan yang
saya lampirkan.
Hormat Saya,
Adryana Suprihatin Bistolen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 6:
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia menjadi responden setelah
diberikan penjelasan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu:
Nama : Adryana Suprihatin Bistolen
NIM : 142114139
Program studi : Akuntansi
Universitas : Universitas Sanata Dharma
Judul : “Analisis Persepsi Penerimaan Teknologi Satuan Kerja
Perangkat Daerah Terhadap Penggunaan SIMDA” Studi
kasus di Seluruh SKPD Kabupaten Kulon Progo.
Demikianlah surat persetujuan ini saya tanda tangani tanpa adanya
paksaan dari pihak manapun. Saya menyadari bahwa penelitan ini tidak
merugikan saya sebagai responden, oleh sebab itu saya bersedia menjadi
responden.
Responden,
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 7:
KUESIONER PENELITIAN
Persepsi penerimaan teknologi SKPD terhadap penggunaan SIMDA
Berikut ini adalah kuesioner yang berkaitan tentang persepsi penerimaan
teknologi sistem informasi manajemen keuangan daerah (SIMDA) yang
diterapkan di Kabupaten Kulon Progo dengan mengacu pada model penerimaan
teknologi (Technologi Acceptance Model / TAM).
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Usia :
Jabatan :
Pendidikan Terakhir :
Lama Bekerja :
DAFTAR KUESIONER
Mohon untuk memberikan tanda () pada setiap kolom jawaban atas indikator
yang ada. Atas kesediaannya meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini, saya
sebagai peneliti mengucapkan terimakasih.
Keterangan:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Persepsi Kemudahan Sistem
No. Indikator STS TS N S SS
1. SIMDA merupakan sistem yang kaku dan
tidak fleksibel ketika digunakan
2. Saya merasa SIMDA mudah untuk
dimengerti.
3. Menurut saya SIMDA sangat membantu
menunjukan pekerjaan
4. Secara keseluruhan, SIMDA mudah
digunakan.
Sikap terhadap Penggunaan Sistem
No. Indikator STS TS N S SS
1. Saya merasa menggunakan SIMDA sangat
menyenangkan.
2. Saya merasa SIMDA memberi rasa tenang
saat menyelesaikan pekerjaan.
3. Saya menyukai penggunaan SIMDA .
4. Saya merasa menggunakan SIMDA
membosankan.
Minat untuk Menggunakan Sistem
No. Indikator STS TS N S SS
1.
Saya selalu mencoba untuk menggunakan
setiap fitur yang ada pada SIMDA dalam
melakukan pekerjaan.
2.
Saya selalu mencoba untuk menggunakan
SIMDA dalam setiap kejadian yang mungkin
terjadi
3. Saya berencana untuk terus menggunakan
SIMDA kedepannya.
Persepsi Kegunaan Sistem
No. Indikator STS TS N S SS
1. Saya merasa menggunakan SIMDA tidak
membutuhkan banyak waktu.
2. Pekerjaan saya menjadi efektif dalam
menggunakan SIMDA.
3. Saya merasa menggunakan SIMDA
meningkatkan produktifitas saya.
4. Secara keseluruhan, saya merasa SIMDA
berguna dalam pekerjaan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4. Saya bermaksud untuk melanjutkan
penggunaan SIMDA kedepannya.
5. Saya berharap untuk terus menggunakan
SIMDA.
Penggunaan Secara Nyata Suatu Sistem
No. Indikator STS TS N S SS
1. Saya menggunakan SIMDA untuk
menyelesaikan tugas dan pekerjaan
2.
Saya menggunakan SIMDA untuk
menyelesaikan pekerjaan dalam durasi waktu
yang ditentukan
3. Saya menggunakan SIMDA sesuai dengan
tugas dan pekerjaan saya.
Kompleksitas Sistem
No. Indikator STS TS N S SS
1.
Saya merasa menggunakan SIMDA
menghabiskan banyak waktu untuk
menyelesaikan pekerjaan.
2.
Saya menemukan kerumitan untuk
mengintegrasi hasil output SIMDA dengan
fakta yang terjadi.
3.
Saya merasa SIMDA membuat komputer
rentan untuk mengalami gangguan dan
kehilangan data.
Kesukarelaan Menggunakan Sistem
No. Indikator STS TS N S SS
1. Saya menggunakan SIMDA selagi
bersangkutan dengan pekerjaan.
2. Saya tidak disyaratkan untuk menggunakan
SIMDA untuk melakukan pekerjaan.
3.
Saya merasa SIMDA meningkatkan efektifitas
dalam menyelesaikan pekerjaan, tapi tidak
diwajibkan untuk digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 8:
DRAFT WAWANCARA
1. Badan Keuangan Asset Daerah
Adryana : Sebagai pusat dalam pengolahan hasil keuangan dari
beberapa SKPD yang ada, bagaimana tanggapan
masnya mengenai SIMDA?
Narasumber : Yang kami rasakan terutama saya sendiri sebagai admin
merasa SIMDA ini sangat membantu kami. Karena kami
yang menjadi pelopor penggunaan SIMDA di Kabupaten
Kulon Progo mau tidak mau harus mengerti lebih dulu
software ini karena hasil pengolahan APBD yang ada
dari setiap SKPD akan dikirim ke kami untuk kami olah
dan kami pertanggungjawabkan sebagai laporan
pertanggungjawaban daerah.
Adryana : Kalau begitu berarti software ini berguna bukan hanya
untuk menyelesaikan tugas tapi juga dalam hal
pengendalian data?
Narasumber : SIMDA inikan terhubung dengan jaringan intranet
sehingga kami sebagai admin bisa mengecek kebenaran
data-data yang masuk. Kalau dulu kami (seluruh SKPD)
hanya menggunakan Microsoft Excel yang tidak dapat
dicek, bisa tapi manual. Tapi adanya software dari
BPKP ini kami merasa terbantu dalam pengelolaan
keuangan daerah yang harus sesuai dengan PP 71.
Adryana : Selama ini apa aja kendala masnya dalam
menggunakan SIMDA? apakah ada kerumitan?
Narasumber : Kalau saya pribadi sepertinya tidak ada mbak, karena
menurut saya SIMDA juga mudah dipelajari dan
mungkin kalau ada human error dari SKPD mengenai
kesalahan pengetikan dsb akan segera langsung direvisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Adryana : Secara otomatis berarti masnya berniat untuk
menggunakan SIMDA terus ya?
Narasumber : iya. Karena sudah lama juga kan mbak dan sekarang
teknologi semakin maju, jadi ya harus menyesuaikan juga.
Adryana : Menurut mas sendiri, apakah penggunaan SIMDA ini
merupakan kewajiban dan bukan sukarela dari
keinginan mas sendiri untuk menggunakan simda?
Narasumber : kewajiban yang seperti apa dulu? awalnya kan gini
mbak, kita kan harus memenuhi apa yang sudah diatur
pemerintah mengenai pengelolaan yang baik, dari situ
setiap SKPD harus dapat mengelola keuangan dengan
baik. Kulon Progo memilih untuk menggunakan SIMDA
yang dibuat oleh BPKP. Sebenarnya beberapa
perusahaan swasta juga membuat software kalau mbak
pernah dengar. Tapi waktu itu kami sepakat untuk
menggunakan yang dari pemerintah saja. Sebetulnya
sama saja. Dari situ kami memang menghimbau seluruh
SKPD untuk semua menggunakan SIMDA, tapi waktu
awal-awal penyesuaian masih ada yang memilih untuk
menggunakan Microsoft Excel ya kami maklumi karena
memang baru penyesuaian. Semakin lama sudah terbiasa
jadi lama-lama yasudah menjadi biasa untuk
menggunakan SIMDA. Sangat membantu intinya.
2. Kecamatan Wates
Adryana : Bagaimana tanggapan ibu mengenai SIMDA?
Narasumber : Ya SIMDA ini membantu, susah juga tidak.
Adryana : Berarti bermanfaat ya bu?
Narasumber : Iya bermanfaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Adryana : Apakah ada kendala atau kerumitan yang ibu alami
ketika menggunakan SIMDA?
Narasumber : Saya kan sudah lama disini mbak,dan SIMDA kan baru-
baru ini aja.Ssaya juga cuma lulusan SMK Pengasih sana.
Sudah tua, kendalanya ya butuh pemahaman ekstra buat
pake SIMDA.
Adryana : Menurut ibu apakah untuk menggunakan SIMDA ini
menghabiskan banyak waktu?
Narasumber : Ya standar mbak, kalau untuk menjelang tutup tahun itu
dan harus segera menyelesaikan pembukuan, ya harus
selesai. Cuma masukin data saja. Tidak terlalu lama
Adryana : Kalau begitu apakah ibu akan tetap menggunakan
SIMDA kedepannya? apakah suatu saat mungkin ibu
lebih memilih untuk menggunakan Microsoft Excel?
Narasumber : iya saya akan pakai terus, sesuai dengan ketentuan dari
pusatnya.
Adryana : Menurut ibu, apakah penggunaan SIMDA ini
merupakan kewajiban dan bukan sukarela dari
keinginan ibu sendiri melainkan terpaksa untuk
menggunakan simda?
Narasumber : Memang dari pusat sudah menetapkan untuk
menggunakan SIMDA mbak, jadi ya harus mengikuti.
Apalagi ini pertanggungjawaban ke pemerintah pusat jadi
harus memberi laporang yang baik. Bukan terpaksa tapi
memang itu keharusan untuk menggunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
3. Kecamatan Samigaluh
Adryana : Selama Bapak menggunakan SIMDA, menurut bapak
apakah SIMDA mudah untuk digunakan?
Narasumber : Waa…iya mbak mudah. Awal-awal dulu ikut pelatihan
yang dari BKAD. Karena sini gak bisa mbak kalau
langsung sendiri. Waktu pelatihan lihat oang
mengoperasikan cukup mudah sih dilihat hehe. Cepet
mereka pakainya, langsung klik klik aja, tapi ya saya butuh
dibiasakan untuk pakai terus. Jadi dulu waktu masih pakai
Excel ya SIMDA bukan satu-satunya yang berguma mbak,
saya buktinya masih bisa kerja pakai Excel. Habis itu
sering pakai dan lihat orang mengoperasikan jadi lancar.
Mudah sekarang.
Adryana : Rumit atau gak sih Pak menggunakan SIMDA?
Narasumber : Bagi yang belum ngerti ya itu gak ngerti mungkin.
Langkah-langkahnya, cara entrynya. Tapi ada baiknya juga
mbak, jadi gak sembarang orang bisa pake.
Adryana : Secara keseluruhan berarti SIMDA berguna untuk
membantu pekerjaan ya pak?
Narasumber : Membantu mbak, iya.
Adryana : Apakah menggunakan SIMDA mempercepat waktu
penyelesaian pekerjaan?
Narasumber : Cepet kok mbak, langsung masukin datanya nanti tinggal
lihat hasilnya aja.
Adryana : Apa bapak pernah bosan saat menggunakan SIMDA
Narasumber : Nah yang bikin agak gimana gitu sinyal mbak. sini
daerahnya gunung. sinyal susah. Enak-enak aja sih mbak,
ya sinyal itu yang bikin gak enak hehehe
Adryana : Apakah kalo misalkan ada software lain, Bapak akan
tetap menggunakan SIMDA?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Narasumber : Ya kalau disuruh milih saya lebih milih yang saya sudah
bisa mbak. Kalo dari pusat mewajibkan untuk ganti
software ya mau tidak mau harus ganti.
Adryana : Berarti kalau ada pilihan bapak dengan sukarela tetap
memilih SIMDA ya pak?
Narasumber : iya mbak.
4. Dinas Perdagangan
Adryana : Menurut ibu apakah SIMDA itu mudah untuk
digunakan?
Narasumber : Udah sering pake jadi ya gampang-gampang aja.
Adryana : Berarti ibu merasa senang waktu menggunakan
SIMDA? atau pernah ada rasa jengkel waktu
menggunakan?
Narasumber : Enggak sih mbak kalo jengkel. Gampang,tinggal entry
masuk-masukin. Seneng sih mbak terbantu.
Adryana : Dulu waktu awal-awal berarti agak rumit ya bu?
Narasumber : Dulu saya ikut pelatihan sama beberapa temen lainya ada
bendahara pengeluaran, penerimaan juga. Abis itu dikasih
modul mbak. Dan ada waktu untuk menyesuaikan. SIMDA
ini kan dari BPKP mbak jadi segala yang kita buat udah
terpusat mbak.
Adryana : Apakah menurut ibu menggunakan SIMDA
mempercepat waktu penyelesaian pekerjaan?
Narasumber : Cepet sih mbak tinggal entry datanya aja.
Adryana : Berarti pakai SIMDA bermanfaat ya bu?
Narasumber : Bermanfaat.
Adryana : Apa ibu pernah bosan saat menggunakan SIMDA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Narasumber : Bosen gimana mbak? kan ada batas waktunya dari pusat.
Ya kita menyesuaikan harus bisa selesai gimana. Yang
penting bisa ngelola waktu, terkadang kan ada yang pulang
cepet, ya karna job-nya sudah selesai. sejauh ini baik-baik
aja.
Adryana : Apakah kalo misalkan ada pilihan untuk
menggunakan software lain, Ibu akan tetap
menggunakan SIMDA?
Narasumber : kalo suruh milih ya mending pake yang sudah sering saya
pake mbak, daripada belajar lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 9:
Jawaban Responden dalam Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 10:
Rekapitulasi Jawaban Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 11:
Hasil Uji Statistik Menggunakan SPSS 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 12:
Uji Validitas
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 13:
Uji Reliabilitas
Lampiran 14:
Path Coefficients and P Values
Lampiran 15:
R-Squared Coefficients
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI