analisis perlakuan akuntansi pada pt waskita karya tbk

16
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PT WASKITA KARYA Tbk. (Laporan Keuangan yang Berakhir 31 Desember Tahun 2012) MAKALAH diajukan guna melengkapi tugas Matakuliah Teori Akuntansi Program Studi S1-Akuntansi Kelas I Oleh: Linda Trisna Juliana (120810301091)

Upload: satya-kronk-kronk

Post on 09-Nov-2015

132 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

kegiatan penelitian pada PT Waskita Karya Tbk.

TRANSCRIPT

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PT WASKITA KARYA Tbk.(Laporan Keuangan yang Berakhir 31 Desember Tahun 2012)

MAKALAHdiajukan guna melengkapi tugas Matakuliah Teori AkuntansiProgram Studi S1-AkuntansiKelas I

Oleh:

Linda Trisna Juliana(120810301091)

JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS JEMBER2014Statement of Authorship

Saya/kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas yang terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menggunkannya.Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.Nama: Linda Trisna JulianaNIM:120810301091Tandatangan:

Matakuliah: Teori AkuntansiJudul Makalah/Tugas: Analisis Perlakuan Akuntansi pada PT. Waskita Karya, Tbk.(Laporan Keuangan yang Berakhir 31 Desember 2012)Tanggal: 16 Mei 2013Dosen: Yosefa Sayekti

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN JUDULiHALAMAN STATEMENT OF AUTHORSHIPiiDAFTAR ISIiiiBAB 1. PENDAHULUAN11.1 Latar Belakang11.2 Rumusan Masalah11.3 Tujuan21.4 Manfaat2BAB 2. PEMBAHASAN32.1 Perlakuan Akuntansi Atas Aset PT Waskita Karya Tbk.32.2 Perlakuan Akuntansi Atas Liabilitas PT Waskita Karya Tbk52.3 Perlakuan Akuntansi Atas Ekuitas PT Waskita Karya Tbk52.4 Perlakuan Akuntansi Atas Pendapatan PT Waskita Karya Tbk62.5 Perlakuan Akuntansi Atas Beban PT Waskita Karya Tbk6BAB 3. PENUTUP7DAFTAR PUSTAKA8

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPerusahaan Negara Waskita Karya didirikan pada tanggal 1 Januari 1961 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 62 tahun 1961, dari perusahaan asing bernama Volker Aaenemings Maatschappij NV yang dinasionalisasi Pemerintah Republik Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 40 Tahun 1970 status Perusahaan berubah dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perusahaan (Persero). Selanjutnya Perusahaan dinamakan PT Waskita Karya (Persero) berdasarkan Akta Perusahaan Terbatas Nomor 80 Tanggal 15 Maret 1973, yang dibuat dihadapan Notaris Kartini Mulyadi, SH.Perusahaan ini melaksanakan kegiatan usaha dalam bidang konstruksi, jasa pertambangan, pekerjaan terintegrasi Engineering, Procurement and Construction (EPC), rancang bangun (Design and Build), layanan jasa konsultasi (konsultan) manajemen, building manajemen, pabrikasi bahan dan komponen bangunan, pabrikasi komponen dan peralatan konstruksi, pabrikasi barang logam, kayu, karet dan plastik, penyewaan peralatan konstruksi, layanan jasa keagenan bahan dan komponen bangunan serta pelayanan konstruksi, investasi dan/atau pengelolaan usaha di bidang prasarana dan sarana dasar serta industri, melakukan usaha dibidang agro industri, ekspor-impor, perdagangan umum, pengelolaan kawasan, system development, layanan jasa bidang teknologi informasi dan kepariwisataan dan pengembangan royalti.Berdasarkan Laporan Auditor Independen oleh KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptono, laporan keuangan perusahaan dinyatakan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, dan hasil usaha, perubahan ekuitas serta arus kas untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana perlakuan akuntansi yang diterapkan PT Waskita Karya, Tbk terhadap komponen keuangannya dalam periode yang berakhir pada 31 Desember 2012?

1.3 TujuanTujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk dapat mengetahui dan memahami bagaimana perlakuan akuntansi yang diterapkan PT Waskita Karya, Tbk terhadap komponen keuangannya dalam periode yang berakhir pada 31 Desember 2012.

1.4 ManfaatManfaat dari penulisan makalah ini bagi penulis sebagi mahasiswa dan bagi pembaca adalah dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai perlakuan akuntansi yang diterapkan oleh PT Waskita Karya, Tbk.

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Perlakuan Akuntansi Atas Aset PT Waskita Karya TbkAset terbesar yang dimiliki PT Waskita Karya Tbk untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 adalah kas dan setara kas. Setara kas terdiri dari deposito jangka pendek yang waktunya kurang atau sama dengan 3 (tiga) bulan dan tidak dijadikan sebagai jaminan. Untuk deposito jangka pendek yang dijadikan jaminan atau telah ditentukan penggunaannya dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan setelah tanggal penetapan disajikan sebagai investasi jangka pendek. Deposito disajikan berdasarkan nilai nominalnya.Selain investasi jangka pendek, PT Waskita Karya juga memiliki investasi jangka panjang dengan kepemilikan saham kurang dari 20% yang pada awalnya diakui sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi. Bukti terbaik dari nilai wajar adalah harga kuotasi dipasar aktif. Selanjutnya investasi saham yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal, diukur dengan biaya perolehan. Untuk investasi yang dengan kepemilikan lebih dari 20% disebut sebagai investasi pada entitas asosiasi. Perusahaan memiliki penyertaan sebesar 25% atas dari modal disetor PT Ismawa Trimitra. Manajemen berpendapat tidak terdapat harga kuotasi di pasar aktif atas nilai wajar investasi pada entitas asosiasi dan teknik penilaian tidak dapat digunakan, sehingga nilai wajar investasi diukur dengan biaya perolehan. Selain itu juga ada investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, yang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan menggunkan metode suku bunga efektif.Piutang perusahaan ada empat macam, yaitu piutang usaha, piutang retensi, piutang lain-lain dan tagihan bruto kepada pengguna jasa. Piutang retensi adalah piutang perusahaan kepada pemberi kerja yang akan dilunasi setelah penyelesaian kontrak atau pemenuhan kondisi yang ditentukan kontrak. Piutang retensi dicatat pada saat pemotongan sejumlah peresentase tertentu dari setiap tagihan termin untuk ditahan oleh pemberi kerja sampai suatu kondisi setelah penyelesain kontrak dipenuhi. Sedangkan tagihan bruto kepada pengguna jasa adalah piutang perusahaan yang berasal dari pekerjaan kontrak konstruksi yang dilakukan namun pekerjaan yang dilakuakan masih dalam pelaksanan (diakui sebagai pendapatan dengan metode persentase penyelesaian). Semua pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.Persediaan diukur berdasarkan biaya yang meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai. Pengadaan bahan bangunan untuk usaha jasa konstruksi langsung dibukukan pada perkiraan biaya bahan. Sisa bahan di proyek setiap akhir bulan dihitung dan dibukukan pada perkiraan persediaan bahan dengan harga perolehan berdasarkan metode FIFO dan dibukukan kembali sebagai biaya bahan pada awal bulan berikutnya. Persediaan tanah kavling untuk usaha sarana papan dinilai dengan menggunakan harga beli ditambah dengan biaya lain-lain yang dikeluarkan sampai dengan tanah tersebut siap dijual. Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dengan nilai realisasi bersih. Penyisihan penurunan persediaan dibentuk berdasarkan penelaahan fisik persediaan pada akhir periode.Aset tetap dipertanggungjawabakan dengan menggunakan model biaya dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunkan metode saldo menurun ganda dan garis lurus (untuk gedung dan bangunan). Pengeluaran setelah perolehan awal aset tetap akan ditambah (dikapitalisasi) pada jumlah tercatat aset yang bersangakutan. Apabila suatu aset tetap tidak dipergunakan lagi atau dilepas, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari pencatatannya sebagai aset tetap dan keuntungan atau kerugian yang timbul dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada periode/ tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.Akun-akun yang tidak dapat digolongkan dalam aset lancar, investasi, maupun aset tidak berwujud disajikan dalam aset lain-lain. Beban tangguhan berupa hak atas tanah dicatat sebesar biaya perolehan hak atau biaya pembaharuan hak. Semua beban tangguhan terkait hak diamortisasi sepanjang umur hukum ekonomis aset tanah, yang mana yang lebih pendek.Perusahaan menentukan secara individual jika terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan. Jika terdapat bukti objektif penurunan nilai secara individual, maka perhitungan penurunan dengan menggunakan metode discounted cash flow dan/atau nilai wajar jaminan. Namun untuk aset yang tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai, maka perusahaan membentuk pnyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif. Perhitungan secara kolektif dilakukan dengan formula tertentu. Setiap tahun perusahaan akan mengkaji basis formula tersebut sampai dengan diperoleh data historis yang memadai.

2.2 Perlakuan Akuntansi Atas Liabilitas PT Waskita Karya TbkLiabilitas perusahaan terdiri dari utang bank, utang usaha, utang obligasi, dan utang lain-lain. Liabilitas terbesar yang dimiliki perusahaan adalah utang usaha kepada pihak ketiga yaitu sebesar Rp 1.961.106.631.985,-. Liabilitas diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.Utang bruto subkontraktor pihak ketiga merupakan utang prestasi kerja subkontraktor yang belum diberita acarakan, baik subkontraktor atau material yang diakui sebagai prestasi karena belum memenuhi syarat pembayaran sesuai kontrak. Utang bruto kepada pihak ketiga disajikan sebesar selisih antara biaya yang terjadi ditambah laba atau dikurangi kerugian yang diakui. Selain utang bruto subkontraktor, pada liabilitas juga terdapat beban yang masih harus dibayar, utang pajak, uang muka kontrak jangka pendek dan uang muka kontrak jangka panjang.

2.3 Perlakuan Akuntansi Atas Ekuitas PT Waskita Karya TbkEkuitas PT Waskita Karya yang paling dominan adalah dari modal saham. Modal dasar saham perusahaan terdiri dari 1 (satu) saham preferen (Seri A Dwiwarna) dan saham biasa (seri B) sebanyak 25.999.999.999 pada tahun 2012. Masing-masing saham memiliki nilai nominal Rp 100 dan Rp 1.000.000. Kemudian pada tahun 2011, modal dasar perusahaan sebesar Rp720.000.000.000, terbagi atas 186.900 saham seri A Dwiwarna dan 20.000.000 saham seri B dengan nilai nominal Rp 26.655. Dari modal dasar telah ditempatkan sebesar Rp 654.992.100.000 dan diambil bagian oleh Negara Republik Indonesia sebanyak 180.000 saham seri A Dwi Warna atau sebesar Rp 180.000.000.000 dan perusahaan pengelolah aset sebanyak 17.820.000 saham seri B atau sebesar Rp 474.992.100.000. Seluruh saham tersebut berjumlah Rp 654.992.100.000 telah disetor penuh ke kas perusahaan.

2.4 Perlakuan Akuntansi Atas Pendapatan PT Waskita Karya TbkPendapatan jasa konstruksi diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) yang diukur berdasarkan kemajuan fisik pada tanggal akhir periode pelaporan, yang dinyatakan dalam PSAK 34 Akuntansi Kontrak Konstruksi (Revisi 2010) Berlaku sejak 1 Januari 2012.Pendapatan dari usaha perdagangan diakui berdasarkan metode tahap penyerahan barang kepada pembeli. Pendapatan dari jasa penyewaan gedung diakui berdasarkan jumlah waktu pemakaian yang telah direalisasikan.Pendapatan dari usaha sarana papan (properti) diakui dengan metode full accrual, yang dinyatakan dalam PSAK Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate, jika seluruh syarat berikut dipenuhi:1. Pengikatan jual beli telah selesai;2. Harga jual akan tertagih, dimana jumlah pembayaran yang diterima sekurang-kurangnya telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati;3. Tagihan penjual terhadap pembeli pada masa yang akan datang bebas dari subordinasi terhadap utang lain dari pembeli;4. Penjual telah mengalihkan resiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli.Apabila semua persyaratan tersebut diatas tidak dipenuhi, semua penerimaan uang yang berasal dari pelanggan dicatat sebagai uang muka dari pelanggan dengan menggunakan metode deposit (deposit method), sampai semua syarat dipenuhi.

2.5 Perlakuan Akuntansi Atas Beban PT Waskita Karya TbkBeban jasa konstruksi diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) yang diukur berdasarkan kemajuan fisik pada tanggal akhir periode pelaporan, yang dinyatakan dalam PSAK 34 Akuntansi Kontrak Konstruksi (Revisi 2010) Berlaku sejak 1 Januari 2012. Jika kemungkinan besar terjadi total beban kontrak akan melebihi pendapatan kontrak, maka taksiran rugi segera diakui sebagai beban. Beban diakui pada saat terjadinya, dengan menggunakan dasar akrual.Beban pajak final diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang dibayar dengan jumlah yang dibebankan pada perhitungan laba rugi konsolidasi, diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau utang pajak.

BAB 3. PENUTUP

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap perlakuan akuntansi atas aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban pada PT Waskita Karya Tbk dapat diambil kesimpulan bahwa:1. Perlakuan akuntansi pada aset diakui sebesar pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan, diamortisasi dengan menggunakan menggunkan metode suku bunga efektif.2. Perlakuan akuntansi pada liabilitas diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.3. Perlakuan akuntansi pada ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih modal yang disetor dalam bentuk kas.4. Pendapatan jasa konstruksi diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) yang diukur berdasarkan kemajuan fisik pada tanggal akhir periode pelaporan. Dan pendapatan dari usaha sarana papan (properti) diakui dengan metode full accrual apabila memenuhi syarat seperti diatas.5. Beban diakui pada saat terjadinya, dengan menggunakan dasar akrual.

DAFTAR PUSTAKA

Laporan keuangan PT WASKITA KARYA Tbk untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2012.