analisis perencanaan

34
Studio Perencanaan 2015 TUGAS 1 DATA DAN ANALISIS PERENCANAAN Metodologi Analisis 1. Metode Analisis Aspek Kebijakan Setelah dilakukan pengumpulan data dari instansi-Instansi terkait dan juga survey langsung ke lapangan dilakukan pengelolaan data. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan metode analisis aspek kebijakan yakni ; Data Yang dibutuhkan : Deskriptif: menghasilkan informasi tentang sebab-akibat suatu kebijakan masa lalu Evaluatif: memberikan informasi tentang manfaat suatu kebijakan yang lalu maupun yang akan datang 2. Metode Analisis Aspek Fisik Wilayah Dalam melakukan identifikasi studi aspek fisik dan tata guna lahan perlu digunakan beberapa teknik analisis atau metode, diantaranya adalah : 2.1. Analisis Aspek Fisik : Analisis kondisi fisik eksisting wilayah, yaitu dengan cara meng”overlay”kan/overlapping peta: Data yang dibutuhkan : Kemiringan Lereng Jenis Tanah Kedalaman Efektif Tanah Tugas Studio Perencanaan

Upload: sukardi-ardi

Post on 18-Sep-2015

30 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Analisis perencanaan

TRANSCRIPT

Studio Proses Perencanaan

Studio Perencanaan2015

TUGAS 1DATA DAN ANALISIS PERENCANAANMetodologi Analisis1. Metode Analisis Aspek Kebijakan

Setelah dilakukan pengumpulan data dari instansi-Instansi terkait dan juga survey langsung ke lapangan dilakukan pengelolaan data. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan metode analisis aspek kebijakan yakni ;Data Yang dibutuhkan :

Deskriptif: menghasilkan informasi tentang sebab-akibat suatu kebijakan masa lalu

Evaluatif: memberikan informasi tentang manfaat suatu kebijakan yang lalu maupun yang akan datang

2. Metode Analisis Aspek Fisik WilayahDalam melakukan identifikasi studi aspek fisik dan tata guna lahan perlu digunakan beberapa teknik analisis atau metode, diantaranya adalah :

2.1. Analisis Aspek Fisik :

Analisis kondisi fisik eksisting wilayah, yaitu dengan cara mengoverlaykan/overlapping peta:Data yang dibutuhkan : Kemiringan Lereng

Jenis Tanah

Kedalaman Efektif Tanah

Rawan Bencana

Daerah Aliran Sungai

Curah Hujan

2.2. Land Suitability Analysis (Analisis Kesesuaian Lahan)

Analisis ini bertujuan mengidentifikasi lokasi-lokasi yang sangat sesuai dengan tipe penggunaan lahan tertentu pada suatu kawasan. Analisis ini meliputi overlaying map (tumpang tindih) dan ukuran-ukuran kesesuaian lahan, seperti kemiringan, perubahan penggunaan lahan baik itu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Hasil yang diperoleh dari analisis ini digunakan untuk menghasilkan suistability scores (skoring kesesuaian lahan) untuk setiap kawasan dalam wilayah perencanaan. Adapun analisis kesesuaian lahan ini mengacu pada Keppres No 32 Tahun 1990 mengenai kawasan lindung, Keppres No 57 Tahun 1989 mengenai kawasan budidaya serta menngunakan ketentuan Aturan kelas lereng, Aturan jenis tanah, dan Aturan Kelas intensitas hujan menurut SK Mentri Pertanian No 837/KPTS/UM/1980 berkaitan dengan penetapan kawasan hutan produksi.Berikut adalah kriteria dalam identifikasi kesesuaian lahan :

Tabel 3.1

Aturan Kelas Jenis TanahKelasTanah Menurut KepekaannyaKepekaan terhadap erosiSkoring

IAlluvial, Gley Humus, Panosol, Hidromorf Kelabu, Lateria Air Tanah tidak peka erosi15

IILatosol agak peka30

IIIBrown Forest Soil, Non Calcic Brown, Mediterakurang peka45

IVAndosol, Laterik, Podsolik,, Grumosol Peka60

VRegosol, Litosol, Organosol, Rendzenna sangat peka75

Sumber : SK Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/1980Tabel 3.2

Fraksi-fraksi tanah (Jenistanah berdasarkan ukuran butir)Jenis TanahUkuran (mm)

Kerikil (gravel)>2.00

Pasir (sand)2.00 0.06

Lanau (silt)0.06 0.002

Lempung (clay) 40Sangat curam100

Sumber : SK Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/1980Tabel 3.4

Aturan Kelas Intensitas HujanKelasKisaran Intensitas Hujan (mm/hari)KeteranganSkoring

I0 1,36sangat rendah10

II1,36 2,07Rendah20

III2,07 2,77Sedang30

IV2,77 3,48Tinggi40

V> 3,48sangat tinggi50

Sumber : SK Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/1980Tabel 3.5

Kesesuaian Kemiringan terhadap Penggunaan LahanNoPeruntukan Lahan05 (%)35 (%)5-10 (%)10-15 (%)15-30 (%)30-70 (%)>70 (%)

1Rekreasi umum

2Bangunan tekstur

3Perkotaan umum

4Jalan umum

5Sistem septic

6Perumahan konvensiaonal

7Pusat perdagangan

8Jalan raya

9Lapangan terbang

10Jalan kereta api

Sumber : Mabbery (1972)Berikut adalah teknik penghitungan skoring kesesuaian lahan :

2.3. Carrying Capacity (Analisis Daya Dukung)

Analisis daya dukung lahan yang terdiri dari identifikasi kawasan potensial, kendala dan kawasan limitasi yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pengembangan kegiatan permukiman dan perkotaan. Dalam analisis ini meliputi perhitungan kawasan terhadap kawasan kritis dan kapasitas. Dengan analisis daya dukung ini diharapkan dalam pemanfaatan lahan sesuai dengan daya dukung lahan dan mengurangi terjadinya kerusakan lingkungan. Analisis ini juga digunakan untuk memahami kondisi dan daya dukung lingkungan alami ataupun buatan manusia. Analisis ini meliputi perhitungan terhadap critical treshold dari kapasitas, diluar kapasitas tersebut maka sistem lingkungan akan rusak. Tabel 3.6Kriteria Analisis Daya Dukung Lahan

NoKawasanKriteria

1. Potensiala. Memiliki kelerengan 0-15 %

b. Ketinggian 2000 mdpl

Sumber : kepres No.32 Tahun 1990

3. Metode Analisis Aspek Tata Guna Lahan 3.1. Analisis Kecenderungan Penggunaan Lahan

Analisis ini digunakan untuk melihat kecenderungan pola perubahan penggunaan lahan akibat perubahan pengguna lahan yang baru, hal ini dimaksudkan agar perubahan tersebut sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ada. Analisis ini bisa juga digunakan untuk melihat kecenderungan perubahan dan perkembangan lahan dari tahun ke tahun melalui teknik overlapping maps secara time series.4. Metode Analisis Kependudukan

Dalam melakukan identifikasi keadaan kependudukan yang ada di wilayah kajian perlu digunakan beberapa teknik analisis atau metode yang digunakan diantaranya adalah dengan :

4.1. Analisis Dalam Aspek Kependudukan

Metode yang digunakan untuk menganalisis aspek kependudukan, dibagi menjadi dua bagian yaitu pembahasan terhadap metode yang berhubungan dengan proyeksi berdasarkan jumlah penduduk dan metode yang berhubungan dengan komposisi penduduk.A. Metode Regresi Linier

Metode ini digunakan ketika populasi di wilayah studi menunjukkan tingkat pertumbuhan penduduk yang sama dan dengan asumsi bahwa polanya akan tetap sama untuk masa yang akan datang.

Rumus : Pt + x = a + b (x)

Dimana : Pt + x= jumlah penduduk tahun (t + x)

x = tambahan tahun terhitung dari tahun dasar

a,b = tetapan yang diperoleh dari rumus sebagai berikut :

Keuntungan dari metode linier adalah metode ini dapat memperluas perkiraan dengan berdasarkan pada data masa lampau. B. Metode Lung PolinomialMetode ini digunakan dengan memakai proyeksi berbentuk garis lurus yaitu dengan melihat rata-rata pertambahan jumlah penduduk tiap tahun pada masa lampau sampai sekarang.Rumus : P (t + n) = Po + b (n)Dimana : P (t + n)= jumlah penduduk tahun (t + n)

Pt

= jumlah penduduk tahun ke t (tahun terakhir)

B= rata-rata jumlah penduduk tiap tahun pada masa lampau sampai sekarang.

n

= jumlah data

Keuntungan dari metode proyeksi ini yaitu relatif sederhana dalam penggunannya karena memakai proyeksi garis lurus.

C. Metode EksponensialMetode eksponensial digunakan dengan asumsi bahwa tingkat presentasi pertumbuhan penduduk adalah konstan, yang berarti tiap satuan waktu pertambahan penduduk akan menjadi besar dan lebih besar lagi.

Rumus : Pn = Po (1 + rn)

Dimana : Pn= jumlah penduduk pada tahun n

Po= jumlah penduduk pada tahun awal (dasar)

r= pertumbuhan penduduk rata-rata

n= periode waktu dalam tahun

Keuntungan dari metode eksponensial bahwa dianggap perkembangan jumlah penduduk akan bertambah dengan sendirinya diakibatkan dari jumlah pertumbuhan secara spontan dengan adanya pengembangan-pengembangan pada kota tersebut. 4.2. Analisis Laju Pertumbuhan Penduduk

Rumus Laju Pertumbuhan Penduduk :

Di mana : r = laju pertumbuhan penduduk Pt= Jumlah penduduk pada tahun ke t

P0= Jumlah penduduk pada tahun dasar

t = selisih tahun Ptdengan P04.3. Angka Ketergantungan (Dependency Ratio)

Angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (umur 15-64 tahun). Angka ketergantungan dihitung berdasarkan rumus:4.4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

TPAK adalah angka yang menunjukkan proporsi angkatan kerja terhadap tenaga kerja. TPAK dapat dirumuskan sebagai berikut :

Angka TPAK dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui penduduk yang aktif bekerja ataupun mencari pekerjaan. Bila angka TPAK kecil maka dapat diduga bahwa penduduk usia kerja banyak yang tergolong bukan angkatan kerja baik yang sedang sekolah maupun mengurus rumah tangga dan lainnya.5. Analisis Aspek EkonomiDi dalam melakukan analisis aspek ekonomi, metode analisis yang dilakukan adalah meliputi metode analisis struktur perekonomian.Suatu wilayah akan cenderung lebih terlihat berkembang selain dilihat dari pendapatan perkapita, dapat dilihat juga dari kemampuan struktur perekonomian yang mampu memberikan kontribusi terhadap sektor-sektor lain juga memberikan kontribusi yang besar terhadap total PDRB wilayah, sehingga saling berkaitan antara pendapatan perkapita dengan struktur perekonomian. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi akan berpengaruh terhadap besarnya PDRB dan pendapatan perkapita juga akan meningkat, juga sebaliknya. Struktur perekonomian suatu wilayah akan berkembang apabila terjadi :

a. Peningkatan kontribusi

b. Penurunan kontribusi

c. Kontribusi tetap

Struktur peronomian yang ada di suatu wilayah secara garis besar biasanya terdiri dari beberapa sector yang dianalisis yaitu: Sektor Pertanian, Pertambangan dan galian, Industri, Listrik, gas, air minum, Bangunan dan kontruksi, Perdagangan, Angkutan dan komunikasi Lembaga keuangan dan persewaan serta Jasa-jasa. Untuk menganalisis struktur ekonomi metode yang di gunakan yaitu deskripsi.

Di dalam analisis struktur perekonomian, jenis metode analisis yang akan digunakan antara lain:5.1. Analisis Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi ini disebut juga indeks berantai, baik harga berlaku maupun harga konstan.Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat tingkat perkembangan perekonomian yang ada di suatu wilayah.Pada umumnya yang sering digunakan adalah LPE harga konstan karena menggambarkan pertumbuhan produksi riil dari masing-masing sektor. Data LPE sangat banyak digunakan dalam evaluasi dan untuk menyusun strategi pembangunan terutama di daerah-daerah.Laju pertumbuhan ekonomi diperoleh dengan cara membagi nilai sektor atau subsektor PDRB tahun berjalan dengan tahun sebelunya dikurangi satu, dikalikan 100% dengan rumus :

Keterangan :

PDRB= Produk Domestik Regional Bruto

LPE = laju pertumbuhan ekonomi

K = a.d.h. konstan

n = tahun berlaku

i = sektor / subsektor

5.1.1.1. Analisis Pendapatan Perkapita

Analisis ini dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui pendapatan masyarakat suatu Wilayah yang dapat dilihat dari pendapatan perkapitanya. Adapun cara untuk memperoleh pendapatan perkapita digunakan rumus sebagai berikut:

5.2. Analisis Penentuan Sektor Potensial Wilayah

Ada beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk menentukan potensi relatif perekonomian suatu wilayah. Alat analisis itu antara lain: keunggulan komparatif, Location Quotient (LQ), dan analisis shift share.

A. Analisis Location Quotient (LQ)

Analisis LQ merupakan salah satu pendekatan tidak langsung yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu sektor merupakan sektor basis atau non-basis. Dengan kata lain, nilai LQ akan memberikan indikasi kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan suatu komoditas, apakah mempunyai potensi untuk mensupply daerah lain, mendatangkan dari daerah lain, atau dalam keadaan seimbang (Isard, 1960). Secara matematis formula LQ adalah sebagai berikut:

Keterangan :

LQ = Location Quotient

pi = Produksi/luas areal komoditas i pada tingkat kabupaten.

pt = Produksi/luas areal total komoditas pada tingkat kabupaten.

Pi = Produksi/luas areal komoditas i pada tingkat provinsi.

Pt = Produksi/luas areal total komoditas pada tingkat provinsi.

Kriteria:

LQ> 1: sektor basis; artinya komoditas i di suatu Wilayahmemiliki keunggulan komparatif

LQ = 1: sektor non-basis; artinya komoditas i di suatu Wilayahtidak memiliki keunggulan, produksinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan Wilayahsendiri.

LQ< 1:sektor non-basis; artinya komoditas i di suatu Wilayahtidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri hingga diperlukan pasokan dari luar.

Yang dibandingkan dalam LQ adalah :

tenaga kerja, industri, atau sektor tertentu

output/produk dari industri/sektor tertentu

Asumsi daerah dalam LQ meliputi wilayah itu sendiri (Internal) dan wilayah hinterland (ekternal)B. Analisis Shift Share

Analisis Shift Share merupakan analisis yang membandingkan perbedaan laju pertumbuhan berbagai sector di daerah maupun wilayah nasional.Akan tetapi metode ini lebih tajam dibandingan dengan metode LQ.Metode LQ tidak memberikan penjelasan atas faktor penyebab perubahan, sedangkan metode shift-share memperinci penyebab perubahan atas beberapa variabel.

Selain itu juga Analisis Shift-share berfungsi untuk menguraikan atau men-decompose suatu perubahan yang terjadi dalam perekonomian wilayah tersebut. Berikut penjelasan mengenai metode analisis shift-share:

Komponen shift adalah penyimpangan {deviation) dari national share dalam pertumbuhan lapangan kerja regional. Penyimpangan ini positif di daerah-daerah yang tumbuh lebih cepat dan negatif di daerah-daerah yang tumbuh lebih lambat/ nerosot dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja secara nasional. Bagi setiap daerah, shift netto dapat dibagi menjadi dua komponen, yaitu proportional shift component (P) dan differential shift component (D). Proportional shift component (P) kadang-kadarig dikenal sebagai komponen struktural atau industrial mix, mengukur besarnya shift regional netto yang diakibatkan oleh komposisi sektor-sektor industri di daerah yang bersangkutan. Komponen ini positif di daerah-daerah yang berspesialisasi dalam sektor-sektor yang secara nasional tumbuh cepat dan negatif di daerah-daerah yang berspesialisasi dalam sektor-sektor yang secara nasional tumbuh dengan lambat atau bahkan sedang merosot. Differential shift component (D) kadang-kadang dinamakan komponen lokasional atau regional adalah sisa kelebihan. Komponen ini mengukur besarnya shift regional netto yang diakibatkan oleh sektor-sektor industri tertentu yang tumbuh lebih cepat atau lebih lambat di daerah yang bersangkutan daripada tingkat nasional yang disebabkan oleh faktor-faktor lokasional intern. Jadi, suatu daerah yang mempunyai keuntungan lokasional seperti sumber daya yang melimpah/efisien, akan mempunyai differential shift component yang positif, sedangkan daerah yang secara lokasional tidak menguntungkan akan mempunyai komponen yang negatif. Proportional shift adalah akibat dari pengaruh unsur-unsur luar yang bekerja secara nasional, sedangkan differential shift adalah akibat dari pengaruh faktor-faktor yang bekerja khusus di daerah yang bersangkutan. Perlu diingat bahwa apabila kita hendak melihat pengaruhnya terhadap seluruh wilayah analisis maka angka unruk masing-masing sektor harus ditambahkan.Persamaan untuk seluruh wilayah adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

A = Pertambahan, angka akhir (tahun t) dikurangi dengan angka awal (tahun t - n)

Er = Employment atau banyaknya lapangan kerja

Ns = National share

Pr = Proportional share

Dr = Differential shift

Selan itu juga Analisis Shift-share berfungsi untuk menguraikan atau men-decompose suatu perubahan yang terjadi dalam perekonomian wilayah tersebut. uraian metode analisis shift-share adalah :

Nilai Positif (+): Menunjukan pertumbuhan lapangan kerja sektor tersebut tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan lapanngan kerja sektor tersebut secara nasional.

Nilai Positif (-) :Menunjukan pertumbuhan sektor tersebut tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan lapanngan kerja sektor tersebut secara nasional

National Share:Banyaknya pertambahan untuk sektor dan tenaga kerja regional seandainya proporsi perubahannya sama dengan laju pertambahan nasional selama periode studi atau pada tahun 2006-2007

Proporsional share: Komponen structural atau industrial mix, mengukur, mengukur besarnya Shift Regional Netto yang disebabkan oleh komposisi sektor-sektor dan tenaga kerja di saerah yang bersangkutan.

Differential Share: Komponen lokasional atau regional merupakan kelebihan atau tambahan, mengukur Shift Regional Netto.Dengan analisis tersebut maka akan di dapatkan hasil seperti di bawah ini:Kuadran Hasil Shift Share Analysis

Tabel 3.7 Interpretasi Analisis Shift share

No.KuadranInterpretasi

1K1Sektor ini mempunyai peranan penting dalam perekonomian kabupaten/kota (kontribusinya cenderung naik) dan naik terhadap sistem perekonomian yang lebih luas (provinsi)

2K2Sektor ini hanya dapat meningkatkan peranannya dalam wilayah yang lebih luas (provinsi), tetapi tidak dapat meningkatkan perekonomian internal (kabupaten/kota)

3K3Sektor ini tidak mempunyai peranan dalam memajukan perekonomian internal (kabupaten/kota) maupun eksternal (provinsi)

4K4Sektor ini hanya dapat meningkatkan peranannya dalam lingkup internal (kabupaten/kota) saja

C. Analisis Pola Aliran Barang

Pola aliran barang merupakan analisis yang dilakukan dengan melihat sistem distribusi barang yang dihasilkan dari sektor basisnya maupun non basisnya, dimana barang yang diproduksi dapat merata dan optimal dalam penyalurannya sehingga dapat memenuhi keseluruh pusat pelayanan.Salah satu perwujudan antar daerah ialah adanya pertukaran antar daerah yang dapat berwujud barang, uang, maupun jasa. Maka, analisis aliran barang dapat digunakan sebagai salah satu ukuran intensitas hubungan suatu daerah dengan daerah lain. Lebih dari itu dapat pula diketahui tingkat ketergantungan daerah yang diselidiki pada daerah lain, atau peranan daerah yang diselidiki atas daerah lain yang lebih luas.Analisis aliran barang mempunyai nilai yang jelas karena karena memperlihatkan hubungan antara produksi industri, tenaga kerja dan penduduk dalam kegiatan perekonomian.Hubungan ini memberi informasi yang penting bagi penyusunan strategi hubungan antar daerah.Hasil lainnya yang sangat berguna dari analisis ini adalah dapat memperlihatkannya secara visual hubungan antar daerah, apabila data digambarkan pada suatu peta. Penggambaran dalam peta, untuk memperlihatkan hubungan antar daerah, dapat digunakan cara asal tujuan, untuk mengetahui besarnya atau intensitas hubungannya, dapat dipergunakan ukuran jumlah pengangkutan (Shipment), yaitu jumlah berat suatu barang yang diangkut dari suatu tempat atau daerah ke daerah lain dengan menggunakan alat angkut tertentu.

6. Metode Analisis Aspek Sarana PrasaranaMetode analisis yang digunakan adalah sesuai dengan jenis aspek yang akan diolah. Analisis sarana dan prasarana dalam wilayah menggunakan analisis :

A. Analisis Sarana

Sarana Pendidikan

Sarana olahraga

Sarana peribadatan

Sarana Kesehatan

Sarana Perdagangan, Perhotelan dan Restoran

Adapun perhitungan untuk sarana dan prasaran sebagai berikut.Dalam perhitungan kebutuhan sarana pendidikan, peribadatan, kesehatan, perdagangan, dan olah raga digunakan :Rumus :

Jumlah yang seharusnya =

Tingkat Pelayanan =

Asumsi yang digunakan

Sumber : Pedoman Standar Pelayanan Minimal KepmenKimpraswil no.534/kpts/2001

Dalam perhitungan tingkat pelayanan sarana peribadatan, pendidikan, perdagangan, perhotelan dan restoran dan digunakan rumus :

Sedangkan untuk melihat proyeksi kebutuhan sarana yang akan datang dapat menggunakan rumus, sebagai berikut :

B. Analisis Prasarana

Keperluan Prasarana Sumber Air

Keperluan Prasarana Listrik

Keperluan Prasarana Irigasi

Keperluan Prasarana Telekomunikasi

Keperluan Prasarana Persampahan Sarana

Dalam perhitungan kebutuhan sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan, dan olah raga digunakan berdasarkan Pedoman Standar Pelayanan Minimal KepmenKimpraswil no.534/kpts/2001A. Sarana Pendidikan

Analisis sarana pendidikan yang dilakukan adalah analisis tingkat pelayanan dan tingkat kebutuhan sarana pendidikan terhadap penduduk yang ada di setiap kecamatan sehingga dapat menampung setiap penduduk yang berada dalam wilayah tersebut yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini yang di gunakan sebagai acuan standar kebutuhan sarana pendidikan.

Tabel 3.8StandarPelayananMinimum Sarana Pendidikan

No.Fasilitas yang di sediakanJumlah minimum penghuni yang dilayani ( Jiwa )

1.Pra belajar100 anak-anak usia 5-6 tahun sebanyak 8%

2.Sekolah dasar1600

3.Sekolah lanjutan tingkat pertama4800

4.Sekolah lanjutan tingkat atas4800

Sumber : SNI 03-6981-2004Jumlah yang Seharusnya = Tingkat Pelayanan = X 100%B. Sarana Kesehatan

Analisis sarana kesehatan yang dilakukan adalah analisis tingkat pelayanan dan tingkat kebutuhan sarana kesehatan terhadap penduduk yang ada di setiap kecamatan yang dapat menciptakan masyarakat dalam wilayah tesebut menjadi wilayah yang memiliki kesadaran dengan menggunakan pola hidup sehat dengan melihat kualitas pelayanan yang ada dalam wilayah tersebut. Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan baik sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan kesehatan rujukan merupakan bagian yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Kecamatan Tanjung sari. Berikut ini merupakan SPM standar penduduk pendukung dari tiap-tiap jenis sarana kesehatan.

Tabel 3.9Estndar Pelayanan Minimun

Sarana Kesehatan

No.Fasilitas yang disediakanJumlah minimum penghuni yang dilayani ( Jiwa )

1.Posyandu1000

2.Balai Pengobatan1000

3.BKIA serta rumah bersalin10000

4.Puskesmas30000

5.Praktek Dokter5000

6.Apotek10000

Sumber : SNI 03-6981-2004Jumlah yang Seharusnya = Tingkat Pelayanan = X 100C. Sarana Peribadatan

Analisis sarana peribadatan yang dilakukan adalah analisis tingkat pelayanan dan tingkat kebutuhan sarana peribadatan terhadap penduduk yang ada di setiap kecamatan. Ini berguna agar suatu masyarakat dalam suatu wilayah dapat memperhatikan pentingnya beribadat untuk lebih mendekatkan diri terhadap Sang Pencipta. Berikut ini merupakan SPM standar penduduk pendukung dari tiap-tiap jenis sarana peribadatan.

Tabel 3.10Standar Pelayanan Minimum Sarana PeribadatanNoJenis sarana Jumlah penduduk pendukung(Jiwa)

1Mushola250

2Mesjid Warga2500

3Mesjid Lingkungan30000

4Mesjid Kecamatan120000

5Sarana Ibadah Agama LainTergantung sistem kekerabatan/hirarki lembaga

Sumber : SNI 03-6981-2004Jumlah yang Seharusnya = Tingkat Pelayanan = X 100%

D. Sarana Perdagangan dan Jasa

Analisis sarana perdagangan dan jasa yang dilakukan dalam suatu wilayah bertujuan untuk meningkatkan pelayanan masyarakat khususnya dalam kegiatan ekonomi agar dapat memenuhi kebuthan masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya. Berikut ini merupakan SPM standar penduduk pendukung dari tiap-tiap jenis sarana perdagangan dan jasa.Tabel 3.11Standar Pelayanan MinimumNo.Fasilitas yang disediakanJumlah minimum penghuni yang dilayani ( Jiwa )

1.Warung250

2.Pertokoan P&D2500

3.Pusat perbelanjaan lingkungan2500

Sumber : SNI 03-6981-2004Jumlah yang Seharusnya = Tingkat Pelayanan = X 100%

E. Sarana Olahraga dan Rekreasi

Analisis sarana dan prasarana rekreasi dan olahraga diperlukan dalam suatu wilayah karena dalam suatu wilayah terdapat beberapa fasilitas penunjang rekreasi dan olahraga yang dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana hiburan.

Tabel 3.12Standar Pelayanan Minimum Sarana OlahragaNoFasilitas yang disediakanJumlah maksimum penghuni yang dilayani(jiwa)

1.Lapangan Bola40.000

2.Lapangan Voli10.000

3.Lapangan Basket15000

4.Lapangan Bulu Tangkis15000

5.lapangan Tenis Meja5000

Sumber: SNI 03-6981-2004 Prasarana

Dalam menganalisis kebutuhan dan tingkat pelayanan prasarana menggunakan arahan Pedoman Standar Pelayanan Minimal KepmenKimpraswil no.534/kpts/2001

Perhitungan Kebutuhan Air Bersih

Dalam perhitungan kebutuhan air bersih ini, perlu diperhitungkan pula adanya fluktuasi air bersih.

Debit maksimum harian, merupakan pemakaian terbesar dalam satu tahun. Besaran ini menjadi dasar pertimbangan dalam penentuan kapasitas reservoir distribusi.

Keterangan :

Qr= Jumlah Penduduk

Qm = Debit Maksimum Harian

Fm = Faktor Jam Puncak

Debit puncak harian, merupakan pemakaian terbesar dalam jam satu hari, dimana pemakaian air melebihi pemakaian air melebihi pemakaian per jam rata-rata. Harga ini menjadi dasar dalam perencanaan system jaringan perpiaan distribusi.

Keterangan :

Qr = Jumlah Penduduk

Qp = Debit Puncak Harian

Fp = Fakto Jam Puncak

Sumber : Pedoman Standar Pelayanan Minimal KepmenKimpraswil no.534/kpts/2001 Perhitungan Debit Air Limpasan (Drainase)Besarnya debit air limapasan yang ,asuk ke drainase dapat di hitung dengan menggunakan rumus di bawah ini :

Keterangan :

Q = Debit Air Limapasan (M3 )

C = Koefisien Pengaliran

I = Rata- rata intensitas hujan (mm/jam)

A = Luas Daerah Tankapan (Ha)

Perhitungan Timbunan Sampah

Berdasarkan pembagian wilayah/daerah dan sumber timbunan sampah, pengukuran timbunan sampah dapat dilakukan dengan metoda seperti dibawah ini

Pengukuran untuk keseluruhan kota, dapat di ukur dengan persaman sebagai berukut :

Keterangan :

Qt = Debit timbunan sampah total (M3 /hari atau ton/hari)

Qj= Debit sampah dalam jumlah yang di perkirakan (M3 /hari atauton/hari).

Ks= Koefisen seluruh kota

Perhitungan Air Limbah

Besarnya debit air limbah domestik yang dihasilkan didasarkan atas debit pemakaian rata-rata air minum atau air bersih. Sedangakan air limbah non domestik merupakan dari limbah prosentase :

Perkiraan limabah air domestik

Keterangan :

Qam = Besar kebutuhan rata-rata air minum/air bersih (liter/hari) atau (litar/detik).

Debit maksimum:

Debit air limbah non domestik = 20% dari produksi air limbah domestik dan debit infiltrasi yang masuk ke system perpipaan air limbah besar 20% dari debit rata-rata.

Perhitungan jaringan listrik

Analisis jaringan listrik dapat diketahuai tingkat pelayanannya dengan jumlah penduduk yang ada menggunakan rumus sebagai berikut :

Perhitungan Telkomunikasi

Analisis jaringan telekomunikasi dapat diketahui dengan jumlah penduduk yang ada menggunakan rumus sebagai berikut:

Proyeksi Jumlah Penduduk Dan Kebutuhan Sarana

Untuk menghitung jumlah penduduk dan kebutuhan sarana dapat digunakan rumus perhitungan yang ada di bawah ini :

Aritmatic Rate Of Growth

Keterangan :

Pn = Jumlah Penduduk pada tahun n

Po = Jumlah penduduk pada tahun awal (dasar)

r = angka pertumbuhan penduduk

n = Periode waktu dalam tahun

Geometric Rate Of Growth

Keterangan :

Pn = Jumlah penduduk pada tahun n

Po = Jumlah penduduk pada tahun awal (dasar)

r = Angka pertumbuhan penduduk

n = Periode waktu dalam tahun

Sumber : Pedoman Standar Pelayanan Minimal KepmenKimpraswil no.534/kpts/20017. Metode Analisis Aspek Transportasi

Dalam proses pengumpulan data dilakukan teknik analisisdata dari berbagai sisi aspek transportasi, diantaranya: Untuk mengidentifikasi sistem pergerakan dilakukan teknik analisis :

A. TC (Traffic Counting)

Volume pergerakan dapat dilihat dari jumlah kendaraan yang melintas di suatu ruas jalan. Volume kendaraan ini merupakan jumlah kendaraan yang melintas pada ruas jalan tertentu dan dalam waktu tertentu. Untuk itu perlu diperhatikan jumlah kendaraan pada ruas jalan utama yang melayani pergerakan internal, pergerakan eksternal, pergerakan perlintasan.Dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Ket : Q : Volume lalu lintas yang melewati satu titik

N : Jumlah kendaraan yang melewati titik tersebut dalam interval waktu

T : Interval waktu pengamatanB. Analisis Indeks Mobilitas

Mobilitas adalah suatu ukuran kemampuan seseorang untuk bergerak yang biasanya dinyatakan dari kemampuannya membayar biaya transportasi.x 100% Untuk mengidentifikasi sistem jaringan dilakukan teknik analisis :

Analisis Indeks Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya.

x 100

3.3 Contoh Kasus Ibukota Kabupaten Waropen (Botawa, Distrik Oudate )Grafik 3.1Kasus Ibukota Kabupaten Waropen

Skoring Kesesuaian Lahan = Kemiringan + Jenis Tanah + Curah Hujan

a = EMBED Equation.3 EMBED Equation.3

b = N EMBED Equation.3

b = EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

A Er = (Ns + Pr + Dr)

KUADRAN I

Ns = +

Ps = +

Ds = +

KUADRAN IV

Ns = +

Ps = -

Ds = -

KUADRAN III

Ns = -

Ps = -

Ds = +

KUADRAN II

Ns = -

Ps = +

Ds = -

Jumlah Sarana Pendidikan = EMBED Equation.3

Jumlah Sarana Kesehatan = EMBED Equation.3

Tingkat Pelayanan = QUOTE

Proyeksi Kebutuhan Sarana = QUOTE

Qm = fm x Qr

Qm = fp x Qr

EMBED Equation.3

Qt = Ks x Qj

Qab = (50 80) % x Qam

Qmd = (1,1 1,25) x Qab

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

Pn = Po (1 + r.n)

Pn = Po (1+r) n

Q = N / T

Kebijaksanaan :

1. Kebijakan Makro

RTRW Propinsi Papua

RTRW Kab. Waropen

2. Kebiijakan Mikro

RUTR Distrik Ureifaisei

Latar Belakang :

Botawa adalah ibukota Kabupaten Waropen, dimana aktifitas perkantoran dan penduduk serta ekonomi belum berjalan.

Permasalahan :

Potensi yang ada di Botawa belum didayagunakan secara optimal, baik dalam segi Aspek Ekonomi, Kebijakan, Fisik dan Tata Guna Lahan, Kependudukan, Sarana Prasarana, dan Transportasi

Kependudukan :

Jumlah penduduk time series

Luas lahan

Umur, jenis kelamin, lapangan kerja, tingkat pendidikan,agama.

Ekonomi :

PDRB/PDD

Jumlah penduduk

Produktivitas komoditi kehutanan, pertanian, perkebunan, perikanan

Data:

Kebijakan:

RTRWP Papua

RTRW Kab. Waropen

RUTR Distrik Oudate

Fisik :

Kemiringan, curah hujan, jenis tanah

Hidrologi

TGL

Kawasan budidaya & lindung

PROSES

Tinjauan Teori

Sarana Prasarana :

Analisis karakteristik & system pelayanan

Proyeksi ketersediaan sarana Prasarana

Transportasi :

Volume pergerakan (traffic counting)

Analisis indeks mobilitas

Analisis indeks aksesbilitas

Tujuan :

Mengidentidfikasi potensi dan masalah yang ada Botawa

Sasaran :

Mengidentifikasi kebijakan yang ada di Distrik Oudate dan Kebijakan Umum Kabupaten Waropen

Mengidentifikasi potensi dan masalah, kondisi fisik eksisting, kesesuaian lahan, daya dukung lahan, kecenderungan penggunaan lahan, kondisi eksisting penggunaan lahan.

Memahami karakteristik, potensi dan masalah kependudukan Distrik Oudate Kabupaten Waropen menjadi objek perencanaan.

Teridentifikasinya kareakteristik, potensi dan masalah ekonomi, Di Distrik Oudate Kab. Waropen

Mengidentifikasi potensi dan masalah sarana dan prasarana yang ada di Distrik Oudate, dan meningkatkan kualitas dan kuantitas dari sarana dan prasarana.

Mengidentifikasi sistem jaringan, sitem kegiatan, sistem pergerakan dalam aspek transportasi.

OUTPUT

Metode / Teknik Analisis

Kebijakan:

Deskripsi kebijakan & Evaluasi

Fisik :

Analisis kondisi eksisting fisik & TGL

Superimpose & suitability scores

Overlapping Maps & Carrying Capacity

TGL

Analisis Pola Penggunaan Lahan

Analisis Kecenderungan Kawasan Terbangun

Analisis Perubahan Lahan

Kependudukan :

Menghitung laju pertumbuhan penduduk

Menghitung Kepadatan penduduk

Ekonomi :

Analisis LPE

Pendapatan perkapita

Perkembangan prouksi pertanian

Struktur ekonomi

Teridentifikasinya Potensi dan permaslahan di Botawa Distrik Oudate

Kabupaten Waropen

Sarana &Prasarana :

Sarana pelayanan & jumlah sarana :

Pendidikan, peribadatan, perdagangan, olahraga

Pelayanan & jumlah prasarana air bersih, sampah, listrik, & telekomunikasi

Sebaran sarana & prasarana & jumlah nya

Transportasi:

Panjang, lebar, status, hierarki jaringan dan kondisi jalan

Jumlah stasion kereta api, jumlah terminal, serta hierarki dan sebarannya

Rute angkutan umum, trayek, jarak, dan jumlah

Arus, arah dan volume pergerakan

Tugas Studio Perencanaan

_1494385812.unknown

_1494385817.unknown

_1494385819.unknown

_1494385820.unknown

_1494385821.unknown

_1494385818.unknown

_1494385815.unknown

_1494385816.unknown

_1494385813.unknown

_1494385814.unknown

_1494385810.unknown

_1494385811.unknown

_1494385809.unknown