analisis perbedaan rasio profitabilitas dan economic value added...

111
ANALISIS PERBEDAAN RASIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR LQ45 PERIODE 2013-2015) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya MUHAMAD WAWAN NIM. 135030200111143 Dosen Pembimbing Dr. Drs. Muhammad Saifi, Msi UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS KONSENTRASI KEUANGAN MALANG 2017

Upload: others

Post on 30-Jan-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PERBEDAAN RASIO PROFITABILITAS

    DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

    (STUDI PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR LQ45 PERIODE 2013-2015)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana

    pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

    MUHAMAD WAWAN NIM. 135030200111143

    Dosen Pembimbing Dr. Drs. Muhammad Saifi, Msi

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

    JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS KONSENTRASI KEUANGAN

    MALANG 2017

  • MOTTO

    ~Bill Gates

    -citamu dengan memulainya dari berkerja ~ unknown

  • ii

    RINGKASAN

    Muhamad Wawan, 2017, Analisis Perbedaan Rasio Profitabilitas dan Economic Value Added (EVA) dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada perusahaan yang tergabung dalam LQ45 periode 2013-2015) Dr. Drs. Muhamad Saifi, M.Si, 97 Hal. + x

    Dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan, khususnya pusat pertanggungjawaban investasi, terdapat metode yang sudah lazin digunakan yaitu metode Rasio Profitabilitas. Namun beberapa tahun terakhir, dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan telah berkembang suatu pendekatan baru yaitu Economic Value Added (EVA). Pendekatan ini mula-mula dipopulerkan pada akhir tahun 1980-an oleh Stren Stewart & Co, dengan formula baru bahwa EVA adalah faktor yang paling relavan dan menentukan dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan. EVA merupakan alternatif pengukuran kinerja keuangan perusahaan yang didapat dengan mengurangkan Net Operating Profit After Tax (NOPAT) dengan Cost of Capital.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji perbeedan kinerja keuangan perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 periode 2013-2015 dengan implementasi Rasio Profitabilitas dan Economic Value Added (EVA). Metode Rasio Profitabilitasmerupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dan memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen perusahaan. Metode Economic Value Added merupakan estimasi laba ekonomi usaha yang sebenarnya untuk tahun tertentu, dan sangat jauh berbeda dari laba bersih akuntansi di mana laba akuntansi tidak dikurangi dengan biaya ekuitas.Variabel yang menjadi pembanding dalam penelitian ini ialah ROE dan EVA.

    Sehubungan dengan masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 periode penelitian 2013-2015 dengan sampel 42. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 23. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis normalitas, dan uji paired t-test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara metode Rasio Profitabilitas dengan metode Economic Value Added (EVA) sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan.

    Kata Kunci: Rasio Profitabilitas, Economic Value Added, LQ 45

  • iii

    SUMMARY

    Muhamad Wawan, 2017, The Differences between Profitability Ratio

    Analysis and Economic Value Added (EVA) in Assessing Corporate Financial Performance (Studies on companies incorporated in LQ45 period 2013-2015) Dr.Drs. Muhamad Saifi, M.Si. Page 97 + x

    In measurement of company financial performance, especially the center of investment liability, there is a method that commonly used, named Profitability Ratio method. But in the recent years, in measurement of company financial performance has been developing a new approach. It is Economic Value Added (EVA). At first, this approach popularized by Stren Stewart & Co in late 1980, with a new formula that EVA is the most relevant and determining factor in measurement of company financial performance. EVA is an alternative measurement of company financial performance which is obtained by using Net Operating Profit after Tax (NOPAT) with Cost of Capital.

    The aim of this study is for testing the differences in financial performance of companies incorporated in the LQ45 index period 2013-2015 with implementation of Profitability Ratio and Economic Value Added (EVA). Profitability Ratio Method is a ratio to assess the ability of company in obtaining profit and providing a measure of the level of company management effectiveness. Economic Value Added (EVA) Method is an actual business economic profit estimation for a certain year, and its very different from accounting net profit where accounting profit not reduced by equity cost. The comparison of variables in this research is ROE and EVA.

    In connection with the problem, the authors are interested to conduct research on companies incorporated in the LQ45 index period 2013-2015 with 42 samples. Data analysis in this research are using SPSS version 23 program. The analysis technique that used in this research is normality analysis and paired t-test. The results of this study show that there is a significant difference between Profitability Ratio method and Economic Value Added (EVA) method as measurement of company financial performance.

    Keywords: Profitability Ratio, Economic Value Added, LQ45

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

    rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

    berjudul Analisis Perbedaan Rasio Profitabilitas dan Economic Value Added

    (EVA) dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada peruhaan

    yang tergabung LQ45 periode 2013-2015) .

    Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

    dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Admnistrasi Bisnis (SAB) pada Fakultas

    Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

    Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

    adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan

    ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

    1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

    2. Ibu Prof. Dr. Endang Siti Astuti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

    3. Bapak Mohammad Iqbal, S.Sos,M.Si,DBA selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

    4. Bapak Dr. Drs. Wilopo. M.AB selaku Ketua Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

    5. Bapak Mukhamad Kholid Mawardi, M.AB., Ph.D selaku Sekretaris Prodi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

    6. Bapak Dr. Drs. Muhammad Saifi, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan hingga skripsi ini selesai.

    7. Seluruh Dosen Pengajar Administrasi Bisnis yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

  • v

    8. Kedua orang tua penulis terima kasih telah memberikan doa terbaik, dukungan moril, kasih sayang serta semangat yang tiada hentinya sehingga penulisan tugas akhir skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

    9. Adik penulis Ahmad Hidayat dan Siti Salwa terima kasih untuk dukungan ceria nya dan pertanyaan kapan pulangnya.

    10. Teman kontrakan yang selalu memberikan pandangan dalam pengerjaan skripsi untuk menyegerakan dalam penelitian.

    11. Terimakasih Bagus, Yola, Riris, devira, Dinda, Fira, Wahyu, Ulfah, dkk. terimakasih atas waktu yang diberikan untuk menemani, membantu, dan terus memberikan dukungan kepada saya dalam proses penulisan karya ilmiah ini.

    12. Terimakasih pula kepada teman satu pembimbing (Idung, Farras, Dita, Sasa, dkk) yang sangat membantu dalam berbagai informasi, terutama hal keberadaan dosen pembimbing.

    13. Team Longor yang dipertemukan di OB selalu mengajak saya main. Terimakasih telah mengenal kalian. Sampai bertemu lagi!

    14. Teman teman seperjuangan teman-teman wakadobret, dan teman jurusan Ilmu Administrai Bisnis Angkatan 2013 yang telah banyak membantu memberikan masukan dalam penyusunan skripsi dan memberikan banyak kenangan si peneliti selama hampir 4 tahun kuliah di Malang

    15. Rekan Mahasiswa Konsentrasi Manajemen Keuangan 2013. 16. Rekan Mahasiswa FIA Bisnis yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

    Senang bisa mengenal kalian selama 4 tahun ini. 17. Semua pihak yang telah membantu, memberikan dukungan

    terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

    Demikian kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

    sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat

    memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

    Malang, 29 Mei2017

    Penulis

  • vi

    DAFTAR ISI

    Halaman MOTTO TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI PERNYATAAN ORISIONALITAS SKRIPSI RINGKASAN ........................................................................................................ ii SUMMARY .......................................................................................................... iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9 D. Kontibusi Penelitian ................................................................................... 9 E. Sistematika Penulisan .............................................................................. 10

    BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 12 A. Penelitian Terdahulu ................................................................................ 12 B. Laporan Keuangan ................................................................................... 16

    1. Pengertian Laporan Keuagan .............................................................. 16 2. Tujuan Laporan Keuangan .................................................................. 17 3. Jenis Laporan Keuangan ..................................................................... 18 4. Pentingnya laporan keuangan.............................................................. 19 5. Keterbatasan Laporan Keuangan ........................................................ 20 6. Kinerja Keuangan ................................................................................ 20

    C. Rasio Keuangan ....................................................................................... 21 1. Pengertian Analisis Rasio.................................................................... 21 2. Rasio Profitabilitas .............................................................................. 21 3. Metode Pembanding Rasio Keuangan ................................................ 23 4. Pihak-pihak yang Berkepentingan Dengan Rasio Keuangan .............. 23 5. Keunggulan dan Keterbatas Rasio ...................................................... 24

    D. Metode Economic Value Added (EVA) ................................................... 26 1. Pengertian Economic Value Added (EVA) ......................................... 26 2. Tujuan dan Perhitungan Economic Value Added (EVA) .................... 27 3. Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA) ............. 31 4. Manfaat Economic Value Added (EVA) ............................................. 33 5. Strategi Menaikkan Economic Value Added (EVA) ........................... 33

  • vii

    E. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 34 F. Hipotesis ................................................................................................... 35

    BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 37 Jenis Penelitian......................................................................................... 37 Lokasi Pengambilan Data ........................................................................ 38 Variabel Penelitian ................................................................................... 38 Populasi dan Sampel ................................................................................ 39 1. Populasi ............................................................................................... 39 2. Sampel ................................................................................................. 39

    Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 40 Analisis Data ............................................................................................ 41

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 48 A. Gambaran Umum Bursa Efek Indoensia (BEI) ....................................... 48

    1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia (BEI) ...................................... 48 2. Visi dan Misi BEI ................................................................................ 50

    B. Gambaran Umum Perusahaan Sampel..................................................... 51 1. PT. Astra Argo Lestari, Tbk ................................................................ 51 2. PT. Alam Sutera Realty Tbk ............................................................... 52 3. Global Mediacom Tbk ........................................................................ 53 4. Bumi Serpong Damai Tbk................................................................... 54 5. Charoen Pokphand Indonesia Tbk ...................................................... 55 6. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ................................................... 55 7. Indofood Sukses Makmur Tbk ............................................................ 56 8. Jasa Marga (Persero) Tbk .................................................................... 56 9. Kalbe Farma Tbk ................................................................................. 58 10. Lippo Karawaci Tbk ......................................................................... 59 11. Media Nusantara Citra Tbk ............................................................... 60 12. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk ................................. 61 13. Semen Indoensia (Persero) Tbk ........................................................ 62 14. United Tractor Tbk ........................................................................... 63

    C. Analisis Rasio Profitabilitas Perusahaan LQ 45 ...................................... 64 1. Gross Profit Margin ............................................................................ 64 2. Net Profit Margin ................................................................................ 65 3. Return On Assets ................................................................................. 66 4. Return On Equity ................................................................................. 67

    D. Analisis Economic Value Added (EVA) .................................................. 68 1. Menghitung Biaya Modal Utang ......................................................... 69 2. Menghitung Biaya Modal Saham ........................................................ 70 3. Menghitung Struktur Modal ................................................................ 73 4. Menghitung Biaya Modal Rata-rata .................................................... 74

    E. Menghitung Economic Value Added (EVA)............................................ 78

  • viii

    F. Kinerja Keuangan Berdasarkan Analisis Rasio Profitabilitas dan Konsep Economic Value Added (EVA) ................................................................ 81

    G. Uji Statistik .............................................................................................. 88

    BAB V PENUTUP ................................................................................................ 91 A. Kesimpulan .............................................................................................. 91 B. Saran ........................................................................................................ 92

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 94

  • ix

    DAFTAR TABEL

    No Judul Halaman

    1. Judul Penelitian .............................................................................................. 14 2. Laporan Laba Rugi Tradisional dan Lapoan Laba Rugi Nilai ....................... 27 3. Sejarah singkat BEI ........................................................................................ 49 4. Gross Profit Margin perusahaan LQ 45 tahun 2013-2015 ............................ 64 5. Net Profit Margin perusahaan LQ 45 tahun 2013-2015 ................................ 65 6. Return On Assets perusahaan LQ 45 tahun 2013-2015 ................................. 66 7. Return On Equity perusahaan LQ 45 tahun 2013-2015 ................................. 67 8. Biaya Modal Utang perusahaan LQ 45 periode 2013-2015 ......................... 69 9. Biaya Modal Saham perusahaan LQ 45 periode 2013-2015 ......................... 71 10. Struktur Modal perusahaan LQ 45 periode 2013-2015) ................................ 73 11. Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang .............................................................. 74 12. Nilai Biaya Modal Rata-rata Tertimbang....................................................... 76 13. Perhitungan Economic Value Added (EVA) .................................................. 78 14. Hasil Analisis Rasio Profitabilitas ................................................................. 81 15. Hasil Analisis Economic Value Added .......................................................... 84 16. Uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ............................... 89 17. T-Test ............................................................................................................. 89

  • x

    DAFTAR GAMBAR

    No Judul Halaman

    1. Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................................ 35

  • xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    No Judul Halaman

    1. Hasil Purposive Sampling ................................................................ 97 2. Data EPS .......................................................................................... 98 3. Dividen ............................................................................................. 98 4. Harga Saham .................................................................................... 99

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Menyambut Asean Economic Community, setiap perusahaan dituntut

    untuk meningkatkan kualitas produknya agar dapat bersaing dengan perusahaan-

    perusahaan baik dalam lingkup nasional, regional, maupun internasional.

    Pertumbuhan jumlah penduduk dan diikuti peningkatan taraf hidup masyarakat

    secara umum membuat persaingan semakin bebas dan kompleks. Indonesia

    memiliki banyak perusahaan yang mampu bersaing dalam menghadapi

    perdagangan bebas tersebut. Perlu adanya perhatian penuh oleh perusahaan-

    perusahaan Indonesia mengingat perkembangan bisnis ekonomi global dan

    keadaan perekonomian yang belum kembali pulih benar, keadaan ini mendorong

    perusahaan harus meningkatkan kinerjanya seoptimal mungkin untuk

    menghadapi persaingan yang sangat ketat.

    Setiap perusahaan menjalankan fungsi bisnis yang berbeda-beda tetapi

    kegiatan utama perusahaan umumnya adalah melakukan produksi. Kegiatan

    produksi dilakukan untuk mengelola sumber-sumber ekonomi yang dimiliki

    perusahaan menjadi nilai (value creation) yang lebih bermanfaat. Perusahaan

    diharapkan tidak hanya melakukan proses bisnisnya untuk keuntungan semata

    tapi dituntut untuk berperan aktif dalam menyelesaikan masalah yang ada

    dikehidupan sehari-hari dalam yang dapat membantu pekerjaan masyarakat

    banyak.

  • 2

    Tujuan perusahaan pada dasarnya adalah untuk memaksimalkan

    keuntungan, namun perusahaan turut memberikan kontribusi yang besar dalam

    menunjang pembangunan ekonomi termasuk meningkatkan pertumbuhan

    ekonomi, menurunkan angka pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat. Bagi pihak intern tingkat kesehatan perusahaan akan membawa

    dampak dalam pengambilan keputusan, baik oleh pihak kreditur dan pemegang

    saham maupun oleh pihak manajemen perusahaan itu sendiri.

    Calon kreditur dan pemegang saham sangat berkepentingan untuk

    mengetahui kondisi keuuangan perusahaan agar modal yang diinvestasikan

    cukup aman dan mendapatkan tingkat hasil pengembalian (rate of return) yang

    menguntungkan atas investasi yang ditanamkannya. Berdasarkan kondisi seperti

    ini, perusahaan harus tetap memandang jauh ke depan guna mengantisipasi

    berbagai kemungkinan yang akan terjadi sehingga dapat mempengaruhi

    pertumbuhan bisnisnya dan perusahaan sendiri harus memiliki keunggulan

    bersaing (competitive advantage) agar dapat bertahan dari perubahan-perubahan

    ekonomi serta mendapatkan keutungan yang optimal. Banyak investor yang

    tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan sehingga diharapkan

    akan medapatkan tingkat pengembalian yang tinggi dari perusahaan.

    Strategi ataupun tujuan perusahaan merupakan ukuran bagi segala

    pemikiran dalam perusahaan dan memberikan arah serta merupakan cara

    mengukur efektivitas suatu kegiatan perusahaan. Keberhasilan perusahaan

    dalam memperoleh keuntungan yang maksimal atau mencapai keuntungan yang

    telah ditargetkan akan mensejahterakan pihak-pihak yang berperan penting

  • 3

    dalam perusahaan. Bukan hanya memperoleh keuntungan yang maksimal tetapi

    memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya merupakan pertimbangan

    strategi yang bisa dilakukan.

    Penilaian terhadap kinerja perusahaan diperlukan untuk mengetahui

    sejauh mana perusahaan dapat mencapai tujuan. Kinerja keuangan perusahaan

    merupakan pencapaian prestasi perusahaan dalam suatu periode tertentu yang

    mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut (Sutrisno, 2009:53).

    Informasi kinerja keuangan dibutuhkan oleh investor untuk menilai kinerja

    perusahaan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi

    agar dana yang diinvestasikan mendapat tingkat pengembalian yang tinggi.

    Penilaian kinerja ini sangat dibutuhkan oleh banyak pihak, tentunya investor

    sebagai pemberi dana memerlukan informasi yang memuaskan dari investasi

    yang telah dilakukannya dan mengetahui kesehatan perusahaan.

    Kinerja keuangan perusahaan merupakan ukuran tingkat keberhasilan

    manajemen dalam mengola sumber daya keuangan perusahaan dan juga

    digunakan oleh investor untuk bahan analisis. Adapun metode analisis laporan

    keuangan yang dapat digunakan antara lain : analisis rasio keuangan, analisis

    rasio keuangan yang dimodifikasi, Analisis Nilai Tambah Pasar (Market Value

    Added/MVA), Analisis Nilai Tambah Ekonomis (Economic Value Added/EVA),

    Analisis Capital, Asset, Management, Equity and Liquidity (Camel), dan

    Balance Scoredcard (BSC). Umumnya analisis yang sering digunakan selama

    ini adalah analisis rasio keuangan. Perhitungan kinerja keuangan dengan

    menggunakan rasio keuangan tidak menjamin kondisi dan posisi keuangan

  • 4

    perusahaan yang sesungguhnya karena laba akuntansi dalam metode analisis

    rasio keuangan dihitung tanpa mengurangi biaya modal (Sartono 2011:104).

    Kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai menggunakan rasio keuangan

    yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas dan Rasio

    Profitabiltas. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu strategi dalam

    bidang keuangan terutama untuk menilai prestasi yang telah diraih perusahaan,

    yang dapat dianalisis melalui perbandingan rasio-rasio keuangan. Melakukan

    evaluasi atas pengukuran kinerja keuangan diperlukan tolak ukur tertentu.

    Peneliti memakai metode pengukuran kinerja keuangan diantaranya, yaitu rasio

    profitabilitas dan Economic Value Added (EVA). Rasio profitabilitas perusahaan

    dapat mengukur kinerja keuangan dengan baik, dan mengukur kemampuan

    perusahaan untuk memperoleh laba, sehingga perusahaan dapat mengetahui laba

    kotor dan bersih yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu. dalam

    suatu periode tertentu.

    Analisis rasio profitabilas dalam analisa keuangan mempunyai arti yang

    sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan. Rasio profitabilitas

    merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

    dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Data rasio profitabilitas dari

    beberapa periode akan dapat memberikan informasi tentang kecendeungan

    penciptaan laba yang diperoleh dan bila dibandingkan standart ratio akan

    diketahui apakah margin yang diperoleh perusahaan sudah tinggi atau

    sebaliknya.

  • 5

    Analisis rasio profitabilitas memiliki keterbatasan, keterbatasan yang

    utama dapat dilihat adalah dengan hanya digunakannya data nilai keuangan

    historis tanpa dipertimbangkannya nilai pasar dari aset yang dimilikinya,

    sehingga data yang digunakan terkadang tidak mencerminkan nilai yang

    sebenarnya atau realisasinya. Rasio profitabilitas juga tidak memperhitungkan

    biaya atas penggunaan dana (cost of fund). Mengatasi keterbatasan tersebut

    maka pada tahun 1993 di bidang manajemen keuangan muncul konsep

    pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai tambah (Value Added) yaitu

    Economic Value Added (EVA) atau bisa disebut juga dengan Nilai Tambah

    Ekonomis (NITAMI) konsep ini dikembangkan oleh Joel Stern dan Bennett

    Stewart, pendiri perusahaan konsultan Stern Stewart & Company.

    EVA merupakan estimasi laba ekonomi usaha yang sebenarnya untuk

    tahun tertentu, dan sangat jauh berbeda dari laba bersih akuntansi dimana laba

    akuntansi tidak dikurangi dengan biaya ekuitas sementara dalam perhitungan

    EVA biaya ini akan dikeluarkan (Brigham & Houston 2014:111). Konsep EVA

    menawarkan parameter yang cukup obyektif karena berangkat dari konsep biaya

    modal (cost of capital) yaitu mengurangi laba dengan beban biaya modal dimana

    beban biaya modal ini mencerminkan tingkat risiko perusahaan, serta biaya

    modal mencerminkan kompensasi atau return yang diharapkan investor atas

    sejumlah investasi yang ditanamkan perusahaan. Semua orang pasti mengetahui

    bahwa risiko harus dipertimbangkan dalam menentukan nilai dan membuat

    pilihan investasi. Bahkan, penilaian dan pemahaman tentang pertukaran antara

  • 6

    risiko dan imbal hasil merupakan dasar dari pencapaian kesejahteraan para

    investor.

    Dasar penilaian pendekatan EVA adalah profit rill perusahaan, dimana

    penggunaan pendekatan ini tidak membutuhkan perbandingan dengan

    perusahaan sejenis. Penggunaan metode EVA, perusahaan akan memfokuskan

    pada penciptaan nilai perusahaan ( ). Memasukkan unsur

    biaya modal dalam perhitungannya, pendekatan metode EVA ini tidak hanya

    mengukur tingkat pengembalian yang dihasilkan perusahaan tapi juga secara

    eksplisit mempertimbangkan risiko yang dihadapi perusahaan.

    Perusahaan sebelumnya harus mendaftarkan perusahaan kepada BEI atau

    yang sering kita kenal dengan perusahaan go public agar calon kreditur ataupun

    dan calon investor dapat menanamkan modalnya. Setelah perusahaan tersebut

    menjadi perusahaan go publik diharapkan dapat konsisten dalam pencapaian

    tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahan, dengan begitu perusahaan bukan

    hanya bertanggung jawab kepada manajemen perusahaan melainkan kepada

    seluruh investor dan dituntut membuat strategi agar kinerja perusahaan terus

    meningkat. Perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja perusahaannya jika

    ingin memiliki keunggulan bersaing.

    Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang

    termasuk dalam indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Indeks ini menjadi pilihan alternatif setelah IHSG bagi para investor untuk

    menanamkan dananya. LQ45 merupakan indeks yang diperoleh dari perhitungan

  • 7

    45 emiten dengan seleksi kriteria seperti penilaian atas likuiditas. Faktor-faktor

    yang berperan dalam pergerakan indeks LQ45 yaitu:

    1. Tingkat suku bunga SBI sebagai patokan (benchmark) portofolio investasi di

    pasar keuangan Indonesia.

    2. Tingkat toleransi investor terhadap risiko.

    3. Saham-saham penggerak indeks (index mover stocks) yang notabennya

    merupakan saham berkapitaslisasi pasar besar di Bursa Efek Indonesia

    (idx.co.id).

    LQ45 mencerminkan pergerakan saham yang aktif diperdagangkan dan

    juga mempengaruhi keadaan pasar, terdiri dari saham dengan likuiditas dan

    kapabilitas pasar yang tinggi memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi

    keuangan yang cukup baik. BEI juga terus memantau perkembangan yang

    masuk dalam perhitungan index LQ45, setiap 6 bulan sekali dilakukan review

    pergerakan ranking saham dan untuk menjamin kewajaran pemilihan saham,

    sehingga jika ada saham yang tidak memenuhi kriteria tidak akan dimasukan

    dalam indeks LQ45 dan akan digantikan dengan saham yang lain yang

    memenuhi kriteria (idx.co.id).

    Perusahaan yang masuk LQ45 belum tentu sepenuhnya merupakan yang

    baik dari segala sisi. Melemahnya sektor bahan bakar fosil membuat PT Adaro

    Energy Tbk membukukan laba bersih turun 39.99% menjadi US$ 231,23 juta

    pada 2013 dibandingkan periode 2012 sebesar US$ 385,34 juta

    (bisnis.liputan6.com), dan Perusahaan tambang milik pemerintah, PT Aneka

    Tambang Tbk (Antam) melalukan perombakan dewan direksi setelah perseroan

  • 8

    mengalami kerugian sebesar Rp 775,29 milliar pada 2014, berbalik dari laba

    410,14 milliar pada 2013 (cnnindonesia.com). Secara tidak langsung bisa

    dikatakan fundamentalnya buruk tetapi masuk indeks LQ45, karena kriteria yang

    lebih diperhatikan dalam indeks ini adalah likuiditas sahamnya, pemilihan

    saham yang lebih memperhatikan faktor likuiditas itulah, yang pada akhirnya

    perlu dilakukannya penelitian lebih mendalam atas kinerja perusahaan yang

    tergabung dalam indeks LQ45.

    Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka peneliti berusaha

    melihat sisi lain dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan yaitu mencoba

    menganalisis penilaian kinerja keuangan perusahaan menggunakan rasio

    profiabilitas dan membandingkan dengan metode Economic Value Added

    (EVA). Sementara data yang digunakan adalah LQ45, hal ini disebabkan karena

    perusahaan yang tergabung merupakan emiten yang banyak dicari oleh calon

    investor sehingga perlu ada nya penelitian lebih lanjut. Peneliti mengangkat

    judul penelitian: Analisis Perbedaan Rasio Profitabilitas dan Economic

    Value Added (EVA) dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (studi

    pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 periode 2013-2015)

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, peneliti merumuskan

    lebih lanjut tentang masalah yang akan diteliti yaitu :

    1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan yang masuk dalam LQ45

    berturut-turut periode 2013-2015 apabila dinilai berdasarkan rasio

    profitabilitas?

  • 9

    2. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan yang masuk dalam LQ45

    berturut-turut periode 2013-2015 apabila dinilai berdasarkan metode

    Economic Value Added (EVA)?

    3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan atas hasil pengukuran kinerja

    keuangan menggunakan rasio profitabilitas dan Economic Value Added

    (EVA)?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

    dalam penelitian ini adalah:

    1. Mengetahui kinerja keuangan perusahaan perusahaan yang tergabung dalam

    LQ45 berturut-turut periode tahun 2013-2015 berdasarkan rasio

    profitabilitas.

    2. Mengetahui kinerja keuangan perusahaan jika diukurberdasarkan metode

    Economic Value Added (EVA) pada perusahaan yang termasuk dalam LQ45

    berturut-turut periode 2013-2015.

    3. Untuk menganalisis apakah ada perbedaan signifikan kinerja keuangan

    antara perhitungan rasio profitabilitas dan Economic Value Added (EVA)

    pada perusahaan yang termasuk dalam LQ45 berturut-turut periode 2013-

    2015.

    D. Kontibusi Penelitian

    Kontribusi yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

  • 10

    1. Aspek Praktis

    a. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen

    perusahaan untuk mengambil keputusan di masa yang akan datang.

    b. Membantu pihak kreditur dan calon kreditur juga bagi pihak pemegang

    saham serta calon investor dalam mengambil keputusan investasi di masa

    yang akan datang.

    2. Aspek Akademis

    a. Menambah wawasan khususnya tentang analisis rasio profitabilitas dan

    Economic Value Added (EVA).

    b. Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi penelitian-penelitian

    selanjutnya.

    E. Sistematika Penulisan

    Mempermudah dan memperjelas pembahasan masalah yang dihadapi,

    serta pemecahannya yang diuraikan dalam penelitian ini, maka penulisan ini

    disusun dengan sistematika sebagai berikut:

    BAB I : PENDAHULUAN

    Meliputi penjelasan secara umum latar belakang pemilihan

    judul, perumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi

    penelitian dan sistematika penelitian.

    BAB II : KAJIAN PUSTAKA

    Bab ini menguraikan tentang landasan teori-teori dan

    pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yang diambil

    dari literatur, serta tulisan-tulisan ilmiah dari buku yang

  • 11

    memuat penjelasan mengenai metode penilaian kinerja

    keuangan perusahaan.

    BAB III : METODE PENELITIAN

    Bab ini menjelaskan jenis penelitian, fokus penelitian,

    pemilihan lokasi, sumber data, teknik pengumpulan data,

    instrument penelitian dan analisis data.

    BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran

    umum perusahaan yang diteliti, langkah-langkah analisa,

    penyajian data hasil olahan, serta melakukan analisis dan

    interpretasi

    BAB V : PENUTUP

    Pada bab ini berisikan kesimpulan mengenai hasil analisis

    dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya yang

    disertai dengan saran peneliti atas kesimpulan yang telah

    diperoleh yang diharapkan mampu memberikan manfaat

    bagi pihak-pihak yang terkait.

  • BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Penelitian Terdahulu

    Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai referensi dalam penelitian ini

    adalah sebagai berikut.

    1. Kaunang (2013)

    Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan

    Perusahaan Menggunakan Rasio Profitabilitas dan Economic Value Added

    (EVA) pada Perusahaan yang Tergabung dalam LQ45 n dilakukan

    pada 9 perusahaan yang tergabung dalam LQ45 telah membayar deviden tahun

    2009-2011. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini komperatif

    dengan pendekatan kuantitatif. Hasil yang didapat dalam penelitian ini

    menggunakan rasio keuangan yang ada dalam rasio profitabilitas pada 9

    perusahaan yang tergabung dalam LQ45 menunjukkan kenaikan dan penurunan

    pada tahun tertentu. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan

    menggunakan EVA menunjukkan hasil yang baik, karena didapat hasil yang

    selalu positif disetiap tahunnya. Hasil perbandingan antara analisis rasio

    profitabilas dengan EVA bahwa dalam pengukuran kinerja keuangan lebih baik

    menggunakan EVA, hasil yang diperoleh dengan menggunakan EVA.

    2. Simbolon (2014)

    Penelitian ini berjudul Analisis Economic Value Added (EVA) untuk

    farmasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012.

  • 13

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan

    kuantitatif yang bertujuan untuk memberikan gambaran kinerja keuangan

    perusahaan. Hasil dari penelitian ini secara umum perusahaan sektor farmasi

    yang ada di BEI memiliki nilai EVA yang baik, hal ini di dapat dilihat dari 5

    perusahaan yang menjadi obyek penelitian dan 3 periode tahun perhitungan. Ada

    2 perusahaan yang memiliki nilai EVA negaif pada tahun 2010, hal tersebut

    disebabkan oleh nilai deviden per saham dan beban bunga dari masih-masing

    perusahaan, dimana berpengaruh terhadap biaya modal dan biaya modal saham

    yang kemudian berpengaruh NOPAT dan nilai EVA.

    3. Nirmala (2016)

    Konsep Economic Value Added (EVA) untuk Mengukur Kinerja Keuangan

    Podomoro Land Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-

    2013. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu leverage ratio,

    liquidity ratio, acivity ratio, profitability ratio, dan Economic Value Added

    (EVA). Hasil dari penelitian ini menunjukan pengukuran kinerja keuangan

    menggunakan rasio keuangan, secara keseluruhan kinerja keuangan PT

    Pakuwon Jati Tbk dan PT Agung Podomoro Tbk menunjukkan kondisi

    keuangan yang stabil. Sebagian besar rasio berada pada tingkat yang stabil

    walaupun masih ada beberapa rasio yang berfluktuasi. Sedangkan berdasarkan

    hasil pengukuran kinerja keuangan menggunakan konsep Economic Value

    Added (EVA), PT Pakuwon Jati Tbk dan PT Agung Podomor Land Tbk telah

  • 14

    mencapai nilai EVA yang positif (EVA>0). Hal tersebut menandakan bahwa

    perusahaan telah berhasil menciptakan nilai bagi para pemegang saham.

    Tabel 1 Judul Penelitian

    Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil

    Penelitian Kaunang (2013)

    Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunakan Rasio Profitabilitas dan Economic Value Added (EVA)

    1. Menggunakan indikator keuangan sebagai alat analisa kinerja keuangan.

    2. Menggunakan metode Economic Value Added (EVA) sebagai pembanding kinerja keuangan

    1. Penelitian di lakukan pada perusahaan yang konsisten memberikan deviden pada perusahaan LQ45.

    2. Periode penelitian 2009-2011

    Penilaian kinerja keuangan menggunakan rasio profitabilitas menunjukkan kenaikan dan penurunan pada tahun tertentu. Pengukuran kinerja keuangan menggunakan EVA menunjukkan hasil yang baik, karena didapatkan hasil yang positif setiap tahunnya.

    Simbilon (2014)

    Analisis Economic Value Added (EVA) untuk menilai kinerja keuangan perusahaan

    1. Menggunakan indikator Economic Value Added (EVA) sebagai penilaian kinerja keuangan.

    2. Pengambilan sampel berasal dari Bursa Efek

    1. Studi dilakukan pada peru- sahaan farmasi.

    2. Periode penelitian 2010-2012.

    Secara umum perusahaan sektor farmasi yang ada di BEI memiliki nilai EVA yang baik, hal tersebut disebabkan oleh nilai deviden per saham dan beban bunga dari masing - masing

  • 15

    Lanjutan Tabel 1

    Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil

    Penelitian Simbilon (2014)

    Analisis Economic Value Added (EVA) untuk menilai kinerja keuangan perusahaan

    Indonesia (BEI).

    perusahaan, dimana berpengaruh terhadap biaa modal dan biaya modal saham kemudian berpengarh NOPAT dan nilai EVA.

    Nirmala (2016)

    Penerapan analisis rasio keuangan dan konsep Economic Value Added (EVA) untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan.

    1. Menggunakan indikator keuangan sebagai alat analisa keuangan.

    2. Menggunakan metode Economic Value Added (EVA) sebagai pembanding kinerja keuangan.

    1. Studi dilakukan pada PT Pakuwon Jati Tbk dan PT Agung Podomoro Land Tbk.

    2. Periode penelitian 2011-2013

    Berdasarkan hasil rasio keuangan PT Pakuwon Jati Tbk dan PT Agung Podomoro Land Tbk, di antara kedua perusahaan tersebut yang memiliki kinerja keuangan yang lebh baik adaah PT Pakuwon Jati Tbk. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil rasio likuiditas, dan rasio aktivitas yang lebih tinggi daripada PT. Agung Podomoro Land Tbk.

    Sumber: Data diolah, 2016

  • 16

    B. Laporan Keuangan

    Laporan keuangan pada dasarnya bagi suatu perusahaan hanyalah

    sebagai hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan, kemudian laporan

    keuangan digunakan juga sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi

    keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisis tersebut pihak-

    pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan, Lalu untuk mengetahui

    posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh

    perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang

    bersangkutan.

    1. Pengertian Laporan Keuagan

    PSAK No.1 Revisi 2009 tentang Penyajian Laporan Keuangan, yang

    dimaksud laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi

    keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Menurut Harahap (2006:105)

    menyatakan bahwa keuangan adalah laporan yang menggambarkan

    kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan pada saat tertentu atau jangka

    Menurut Jumingan (2011:4) menyatakan bahwa

    keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan

    perusahaan, disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak

    lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data

    Menurut Hary (2012:3) menyatakan bahwa

    keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

    sebagai alat untuk mengkomunukasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan

    kepada pihak- .

  • 17

    Menurut Bigham & Houston (2014:84) menyatakan bahwa

    keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di

    atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang berada

    Menurut Munawir (2012:2) menyatakan bahwan

    at

    digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas

    suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau

    aktivitas perusahaan tersebut.

    Berdasarkan kelima definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan

    keuangan adalah hasil akhir dari pross akuntansi yang pada dasarnya terdiri dari

    laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, perubahan modal dan laporan arus

    kas dalam suatu periode tertentu.

    2. Tujuan Laporan Keuangan

    Laporan keuangan umumnya memiliki tujuan untuk memberikan

    gambaran keadaan keuangan perusahaan. Menurut Kasmir (2012:11) ada

    beberapa tujuan laporan keuangan yaitu:

    a. Membuka informasi tentang jenis dan jumlah aktiva atau harta. b. Membuka informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal

    yang dimiliki perusahaan pada saat ini. c. Membuka informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang

    diperoleh pada suatu periode tertentu. d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya. e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi

    terhadap aktiva,pasiva,modal perusahaan. f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam

    periode tertentu. g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. h. Keuangan informasi lainnya.

  • 18

    Laporan keuangan tahunan mempunyai peranan paling penting bagi

    calon maupun investor karena isi di dalam laporan keuangan tahunan tersebut

    mempunyai dua peranan penting, peranan penting yang pertama

    menggambarkan perkembangan perusahaan dan peranan penting yang kedua

    menyajikan laporan posisi keuangan, laporan rugi laba, laporan arus kas, laporan

    perubahan modal. Kedua laporan keuangan perusahaan tersebut diperlukan oleh

    pihak- pihak luar perusahaan khususnya pemegang saham dan calon investor,

    yang kemudian akan dianalisis untuk mengetahuui perkembangan kinerja

    perusahaan dimasa datang.

    3. Jenis Laporan Keuangan

    Secara umum ada lima jenis laporan keuangan yang disusun yaitu

    neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan

    laporan catatan atas laporan keuangan (Fahmi, 2013:3). Penelitian ini hanya

    membahas neraca/laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi.

    a. Laporan posisi keuangan

    Neraca sering juga disebut sebagai laporan posisi keuangan

    perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aset, kewajiban dan ekuitas

    pada saat tertentu. Laporan posisi keuangan atau statement of financial

    position merupakan laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis dari

    suatu perusahaan atau aset kewajibannya-kewajibannya, dan para pemilik

    perusahaan yang tertanam dalam perusahaan tersebut. Laporan posisi

    keuangan harus disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan

    gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan, oleh karena itu neraca

  • 19

    tepatnya dinamakan statement of financial position karena neraca merupakan

    potret atau gambaran keadaan pada suatu saat tertentu maka neraca

    merupakan status report bukan merupakan flow report (Harahap, 2011:107).

    Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets),utang

    (liabilities), dan modal sendiri ( ) dari suatu perusahaan pada

    tanggal tertentu. Biasanya pada saat buku ditutup yakni akhir bulan, akhir

    triwulan atau akhir tahun (Jumingan, 2011:13).

    b. Laporan Laba Rugi

    Menurut Baridwan (2008:29), Laporan laba rugi adalah suatu

    laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari

    suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Perbedaan selisih antara

    pendapatan-pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan merupakan laba yang

    diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan . Pentingnya laporan laba

    rugi yaitu sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan

    dan juga mengetahui berapakah hasil bersih atau laba yang didapat dalam

    suatu periode. Istilah-istilah yang sering muncul dalam laporan laba rugi

    adalah pendapatan (revenue), biaya (expense), penghasilan (Income), laba

    (gain), rugi (loss), harga perolehan (cost).

    4. Pentingnya laporan keuangan

    Kegunaan laporan keuangan untuk menyediakan informasi mengenai

    posisi keuangan,kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu entitas yang

    bermanfaat bagi banyak pemakai ketika membuat keputusan ekonomi. Laporan

    posisi keuangan mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal pada suatu

  • 20

    periode. Laporan laba rugi mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu

    periode tertentu. Maka perlu adanya evaluasi dari pemakai laporan keuangan

    seperti apakah akan melakukan investasi tambahan ke dalam entitas,

    menyediakan kredit dan pembiayaan, atau sekedar menilai kinerja manajemen.

    5. Keterbatasan Laporan Keuangan

    Jumingan (2011:10) laporan keuangan memiliki keterbatasan sebagai

    berikut:

    a. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan antara (interim report), bukan merupakan laporan final, karena laba-rugi riil (laba-rugi final) hanya dapat ditentukan bila perusahaan dijual atau dilikuidasi.

    b. Laporan keuangan ditunjukkan dalam jumlah rupiah yang tampaknya pasti. Sebenarnya jumlah rupiah ini dapat saja berbeda bila dipergunakan standar lain (karena lebih adanya satu standar yang diperkenankan),

    c. Neraca dan laporan laba-rugi mencerminkan transaksi-transaksi keuangan dari waktu ke waktu. Selama jangka waktu itu mungkin nilai rupiah sudah menurun (daya beli rupiah menurun karena kenaikan tingkat harga-harga), dan

    d. Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai keadaan perusahaan. Laporan keuangan tidak mencerminkan semua faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha karena tidak semua faktor dapat diukur dalam satuan uang.

    6. Kinerja Keuangan

    Kinerja keuangan menurut Rudiatno (2013:189) merupakan hasil atau

    prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan

    fungsinya mengelola aset perusahaan secara efektif selama periode tertentu.

    Pengukuran kinerja keuangan penting bagi manajer dan pemangku kepentingan

    perusahaan untuk merumuskan strategi maupun keputusan yang akan diambil

    mendatang. Kinerja keuangan selanjutkan akan menjadi tolok ukur dalam

    peninjauan ulang atas strategi perusahaan yang telah dilakukan.

  • 21

    C. Rasio Keuangan

    1. Pengertian Analisis Rasio

    Rasio keuangan digunakan untuk membantu manajemen mengevaluasi

    laporan keuangan. Pengertian rasio menurut Jumingan (2011:118) adalah angka

    yang menunjukkan hubungan antar suatu unsur dengan unsur lainnya dalam

    laporan keuangan, yang dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.

    Pengertian analisa rasio menurut munawir (2010:101) angka-angka rasio

    keuangan yang diperoleh dapat dianalisa dengan memperbandingkan angka

    rasio tersebut dengan :

    a. Standart rasio atau rasio rata-rata dari seluruh industri semacam dimana perusahaan yang data keuanganna sedang dianalisa menjadi anggotanya.

    b. Rasio yang telah ditentukan dalam budget perusahaan yang bersangkutan.

    c. Rasio-rasio yang semacam di waktu-waktu yang lalu (ratio historis) dari perusahaan yang bersangkutan.

    d. Rasio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis merupakan pesaing perusahaan yang dinilai cukup baik/berhasil dalam usahanya.

    Golongan angka rasio diatas dapat digunakan untuk menganalisis

    laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan analisis, tetapi dalam hal ini penulis

    hanya mengambil beberapa saja mengenai masalah yang penulis bahas, yaitu

    analisis laporan keuagan dalam hubungannya dengan rasio profitabilitas.

    2. Rasio Profitabilitas

    Menurut Kasmir (2012:196), rasio profitabilitas adalah rasio untuk

    menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan . Rasio ini juga

    memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan, yang

    termasuk dalam indikator rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:

  • 22

    Return on Assets = Laba bersih sesudah pajak Total Aktiva

    a. Gross Profit Margin (GPM)

    Untuk mengukur tingkat laba kotor dibandingkan dengan volume

    penjualan.:

    Sumber: Sudana (2011:118)

    b. Operating Profit Margin

    Untuk mengukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan volume

    penjualan perusahaan.

    Sumber: Sudana (2011:118)

    c. Net Profit Margin

    Untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume

    penjualan.

    Sumber: Halim (2007:157)

    d. Return on Assets

    Untuk mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh dari

    totalaktiva perusahaan.

    Sumber: Halim (2007:157)

    NPM = Laba bersih sesudah pajak Penjualan

    OPM = Laba operasi Penjualan

    GPM = Laba kotor Penjualan

  • 23

    Return on Equity = Earning After Interest and Tax x 100% Total Equity

    e. Return on Equity

    Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.

    Sumber: Syafri (2008:305)

    3. Metode Pembanding Rasio Keuangan

    Menurut Syamsudin (2009:39), ada dua caa yang dapat dilakukan di

    dalam membandingkan rasio financial perusahaan, yaitu :

    a. Cross sectional approach Adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan. Pendekatan ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa baik atau buruk suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya. Pembandingan dengan cara cross sectional approach juga dapat dilakukan dengan jalan membandingan rasio financial perusahaan dengan rasio rata-rata industri (ratio to industry average)

    b. Time series analysis Dilakukan dengan jalan membandingkan rasio-rasio financial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Pembandingan antara rasio yan dicapai saat ini dengan rasio-rasio pada masa lalu akan memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Perkembangan perusahaan akan dapat dilihat pada tren dari tahun ke tahun, sehingga dengan melihat perkembangan ini perusahaan dapat membuat rencana-rencana untuk masa depannya.

    4. Pihak-pihak yang Berkepentingan Dengan Rasio Keuangan

    Syamsudin (2009:37) menjelaskan bahwa pada umumnya ada tiga

    kelompok yang paling berkepentingan dengan rasio-rasio keuangan (financial

    rasio), yaitu :

  • 24

    a. Para pemegang saham dan calon pemegang saham Para pemegang saham dan calon pemegang saham menaruh perhatian utama pada tingkat kuntungan, baik yang sekarang maupun kemungkinan tingkat keuntungan pada masa yang akan datang. Hal ini sangat pentng bagi para pemegang dan calon pemegang saham karena tingkat keutungan akkan mempengaruhi harga saham-saham yang dimiliki. Di samping tingkat keuntungan, para pemegang dan calon pemegang saham juga berkepentingan dengan tingkat likuiditas,aktivitas, serta leverage sebagai faktor lain dalam penilaian kelanjutan hidup perusahaan serta proyeksi terhadap distribusi serta income pada masa-masa yang akan datang.

    b. Kreditur dan calon kreditur Para kreditur umumnya merasa berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban financial baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kreditur yang pada saat ini sudah memberikan pinjaman kepada perusahaan ingin mendapatkan suatu jaminan bahwa perusahaan tempat mereka menanamkan modalnya akan mampu membayar bunga dan pinjaman pokok tepat pada waktunya. Sedangkan calon kreditur lebih menekankan pada struktur financial dan struktur modal perusahaan.

    c. Manajemen perusahaan ( Manajemen perusahaan merasa berkepentingan dengan seluruh keadaan keuangan perusahaan karena mereka menyadari bahwa hal-hal tersebutlah yang akan dinilai oleh para pemilik perusahaan maupun para kreditur, sehingga sudah tentu dalam hal ini manajemen perusahaan akan selalu berusaha mempertahankan rasio-rasio yang dianggap baik oleh kedua kelompok diatas.

    5. Keunggulan dan Keterbatas Rasio

    Metode rasio keuangan memiliki keunggulan dibanding dengan teknik

    analisis lainnya. Menurut Harahap, (2004:298) keunggulan tersebut adalah :

    a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar satistik yang mudah dibaca dan ditafsirkan.

    b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

    c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model

    pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score). e. Menstandarisir size perusahaan. f. Lebih mudah unuk mebandingkan perusahaan dengan perusahaan lain

    atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

  • 25

    g. Lebih mudah untuk melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

    Analisis rasio dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat

    sehubungan dengan operasi dan keadaan keuangan perusahaan, namun di

    dalamnya terdapat masalah dan keterbatasan yang memerlukan kehati-hatian dan

    pertimbangan. Berikut beberapa potensi dari masalah itu:

    a. Kebanyakan perusahaan besar mengoperasikan beberapa divisi yang berbeda pada industri yang berlainan, dan bagi perusahaan seperti ini akan sulit untuk mengembangkan rata-rata industri yang berarti. Oleh karena itu, analisis rasio lebih bermanfaat bagi perusahaan kecil yang memiliki fokus lebih sempit dibandingkan perusahaan besar yang multidivisional.

    b. Sebagian besar perusahaan menginginkan hasil di atas rata-rata sehingga hanya mencapai kinerja rata-rata tidak selalu berarti sesuatu yang baik. Sebagai sasaran untuk kinerja tingkat tinggi, akan lebih baik jika berfokus pada rasio-rasio pempimpin industri. Dalam hal ini seperti, benchmarking akan dapat membantu.

    c. Inflasi telah mendistorsikan neraca banyak perusahaan, nilai tercatat sering kali sangat jauh berbeda dengan nilai sebenarnya. Inflasi memengaruhi baik beban penyusutan maupun harga perolehan persediaan, maka laba juga akan ikut terpengaruh. Jadi, analisis rasio untuk satu perusahaan dari waktu ke waktu, atau analisis komperatif beberapa perusahaan dari waktu yang berbeda-beda, harus diterjemahkan dengan pertimbangan yang masak.

    d. Faktor-faktor musiman juga dapat mendistorsikan analisis rasio. e. Perusahaan dapat menggunakan untuk

    membuat laporan keuangannya terlihat lebih kuat. f. Praktik akuntansi yang berlainan dapat mendistorsikan perbandingan.

    Seperti yang telah dicatat sebelumnya, penilaian persediaan dan metode metode penyusutan dapat mempengaruhi laporan keuangan sehingga mendistorsikan perbandingan anatar perusahaan.

    g. Sulit mengatakan apakah suatu rasio tertentu itu baik atau buruk. h. Suatu perusahaan mungkin memiliki beberapa rasio yang terlihat bagus

    dan rasio-rasio lain yang terlihat buruk, sehingga membuat kita sulit menilai secara keseluruhan apakah perusahaan tersebut kuat atau lemah. (Brigham dan Houston, 2014:161-162).

  • 26

    D. Metode Economic Value Added (EVA)

    1. Pengertian Economic Value Added (EVA)

    Kekurangan serta keterbatasan yang terdapat pada metode rasio

    keuangan sebagai alat pengukur kinerja keuangan perusahaan yang paling umum

    digunakan telah mendorong para ahli dan eksekutif yang berkecimpung dalam

    manajemen keuangan mencoba memikirkan suatu cara operasional perusahaan

    secara tepat, oleh karena itu para ahli keuangan mengembangkan konsep baru

    sebagai pengukur kinerja yang dikenal dengan istilah Economic Value Added

    (EVA). Pendekatan yang lebih baru dalam penilaian saham adalah dengan

    menghitung Economic Value Added (EVA). Istilah EVA mula-mula diluncukan

    oleh Stern Stewart Management Servise, yaitu sebuah perusahaan konsultan di

    Amerika Serikat pada tahun 1989. EVA merupakan salah satu ukuran kinerja

    operasional yang dipopulerkan oleh G.Benner Stewart & Joel M.Stren yaitu

    analis keuangan dari perusaaan Stren Stewart & Co pada tahun 1993.

    Menurut Brigham dan Houston (2014:111),

    laba ekonomi usaha yang sebenarnya untuk tahun tertentu, dan sangat jauh

    berbeda dari laba bersih akuntansi di mana laba akuntansi tidak dikurangi dengan

    biaya ekuitas sementara dalam perhitunhan EVA biaya ini akan dikelua

    Di Indonesia metode EVA dikenal dengan sebutan metode NITAMI (Nilai

    Tambah Ekonomis). EVA merupakan suatu basis yang baik bagi sistem

    kompensasi manajemen yang memotivasi para manajer untuk menciptakan nilai.

    Oleh sebab itu, para manajer keuangan sangat peduli dengan laba positif setelah

    pengurangan biaya modal. EVA sendiri merupakan laba bersih perusahaan atau

  • 27

    divisi setelah dikurangi biaya modal yang digunakan. EVA yang positif

    mengindikasikan bahwa manajemen perusahaan telah berhasil meningkatkan

    nilai perusahaan bagi pemilik perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen

    keuangan memaksimalkan nilai perusahaan, sebaliknya EVA yang negatif

    menunjukan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat pengembalian

    lebih rendah dari biaya modal.

    2. Tujuan dan Perhitungan Economic Value Added (EVA)

    Menurut Mulyadi (2009:428), Manajemen memenuhi tanggang jawab

    keuangan dan perusahaan menghasilkan kekayaan bagi pemiliknya dengan cara

    menaikkan nilai investasi para investor (shareholder value) dalam melukiskan

    pehitungan laba-rugi tradiosional dengan laba-rugi yang dihitung basis nilai .

    Tabel 2 Laporan Laba Rugi Tradisional dan Lapoan Laba Rugi Berbasis Nilai

    LAPORAN LABA RUGI TRADISIONAL

    LAPORAN LABA RUGI BERBASIS NILAI (VALUE BASED

    INCOME STATEMENT)

    Dikurangi: Pendapatan

    Dikurangi: Pendapatan

    Kos Penjualan Kos Penjualan Sama dengan: Laba Bruto Sama dengan: Laba Bruto Dikurangi: Degresiasi, Biaya

    Pemasaran, Adm & Umum, dan Biaya Lain

    Dikurangi: Degresiasi, Biaya Pemasaran, Adm & Umum, dan Biaya Lain

    Sama dengan: Laba Sebelum Bunga dan Pajak Penghasilan (EBIT)

    Sama dengan: Laba Sebelum Bunga dan Pajak Penghasilan (EBIT)

    Dikurangi: Bunga Dikurangi: Pajak yang Telah Ditentukan

    Sama dengan: Laba Sebelum Pajak (EBT)

    Sama dengan: Laba Usaha Bersih Setelah Pajak Penghasilan

  • 28

    Lanjutan Tabel 2

    LAPORAN LABA RUGI TRADISIONAL LAPORAN LABA RUGI BERBASIS NILAI (VALUE BASED INCOME STATEMENT)

    Dikurangi: Pajak Penghasilan Dikurangi:

    Bebas Modal (Capital Charge)

    Sama dengan: Laba Bersih (EAT) Sama dengan:

    Economic Value Added (EVA)

    Sumber: Mulyadi (2009:428)

    Tabel 2 menunjukkan EVA dihitung dengan mengurangi laba usaha

    setelah pajak (LUBSP) dengan beban modal (capital charge). Terdapat lima

    langkah dalam perhitungan EVA:

    a. Menghitung LUBSP.

    b. Memperkirakan jumlah modal terpakai (capital employed).

    c. Memperkirakan rerata bertimbang biaya modal (weighed average cost of

    capital).

    d. Menghitung beban modal.

    e. Menghitung EVA.

    Pengukuran EVA memberikan nilai tambah lebih baik bagi perusahaan

    yang diberikan kepada pemegang saham. Oleh karenanya itu manajer yang

    menitikberatkan pada EVA dapat diartikan telah beroperasi pada cara-cara yang

    konsisten untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Perhitungan

    EVA terdiri dari tiga komponen yaitu, biaya modal, dan modal itu sendiri.

    Perhitungan EVA sendiri adalah sebagai berikut:

    Sumber: Brigham dan Houston (2014:165)

    EVA = NOPAT (WACC x Invested Capital)

  • 29

    atau lebih mudahnya

    Sumber: Brigham dan Houston (2014:165)

    Pehitungan Economic Value Added (EVA) diharapkan dapat mendukung

    penyajian laporan penyajian laporan keuangan sehingga akan mempermudah

    para pemakai laporan keuangan diantara para investor, kreditur, karyawan,

    pelanggan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Ada banyak

    pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur EVA. Beberapa langkah

    yang harus dilakukan dalam perhitungan EVA yaitu :

    a. Menghitung biaya modal hutang

    Menurut Y Biaya Modal adalah tingkat dari

    pengembalian yang diharapkan oleh penyedia dana, jika modal itu

    diinvestasikan di tempat lainnya, dalam suatu proyek aktiva atau

    perusahaan dengan resiko yang sebanding . Perhitungan biaya modal

    dimulai dengan perhitungan biaya hutang dengan rumus:

    1. Biaya modal hutang sebelum pajak

    Sumber : Hanafi (2004:277)

    2. Biaya Modal hutang setelah pajak

    Sumber: Hanafi (2004:277)

    EVA = Laba operasi setelah pajak (NOPAT) Biaya Modal (Capital

    Charger)

    Kd = Beban bunga x 100% Utang jangka panjang

    Ki = Kd (1-t)

  • 30

    Sumber: Hanafi (2004:277)

    Keterangan: Ki = Biaya modal utang setelah pajak Kd = Baya modal utang sebelum pajak T = Tarif pajak

    b. Menghitung struktur permodalan

    Modal suatu perusahaan dapat dibangun dengan berbagai alternative

    komposisi modal (Rudianto 2011:218).

    Cara menghitung struktur modal yaitu:

    Sumber: Fahmi (2012:108)

    c. Menentukan NOPAT yang merupakan sejumlah laba perusahaan yang

    akan dihasilkan jika perusahaan tersebut tidak memiliki utang dan tidak

    memiliki asset financial.

    Sumber: Sartono (2011:100)

    d. Menentukan biaya rata-rata tertimbang (WACC)

    Sumber: Atmaja (2008:121)

    1. Hutang Jangka Panjang + Modal Saham = Jumlah Modal

    2. Hutang Jangka Panjang : Jumlah Modal = Komposisi

    Hutang

    3. Modal Saham : Jumlah Modal = Komposisi Modal Saham

    NOPAT = EBIT (1 - Tarif Pajak)

    WACC = (Ki x Pd) + (Ke x Pe)

    T = Beban pajak Laba sebelum pajak

  • 31

    e. Menghitung EVA

    Sumber: Rudianto (2011:218)

    Menurut Abdullah (2005:142) kriteria-kriteria metode EVA ada tiga

    yaitu:

    1) EVA < 0, menunjukan tidak terjadi proses nilai tambah bagi perusahaan, karena laba yang tersedia tidak bisa memenuhi harapan para penyandang dana terutama pemegang saham yaitu tidak mendapatkan pengembaian yang setimpal dengan investasi yang ditanamkan dan kreditur tetap mendapatkan bunga, sehingga dengan tidak ada nilai tambahnya mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan kurang baik.

    2) EVA = 0, menunjukan posisi impas karena semua laba yang telah digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur atau pemegang saham.

    3) EVA > 0, menunjukan telah terjadi nilai tambah dalam perusahaan, sehingga semakin besar EVA yang dihasilkan maka haapan para penyandang dana dapat terpenuhi dengan baik, yaitu mendapatkan pengembalian investasi yang sama atau lebih dari yang diinvestasikan dan kreditur mendapatkan bunga. Keadaan ini menunjukan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai (create vaue) bagi pemilik modal sehingga menandakan bahwa kinerja keuangan telah baik.

    3. Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA)

    Menurut Kasmir (2010 :141), keunggulan EVA adalah:

    a. EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperlihatkan biaya modal sebagai konsekuensi investasi.

    b. Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa perlu memerlukan data pembanding seperti standar industry atau data perusahaan sebagai konsep penilaian dengan menggunakan analisis rasio.

    c. Konsep EVA adalah alat mengukur bonus karyawan perusahaan yang melihat segi ekonomis dalam pengukuran yaitu dengan memperlihatkan harapan para penyandang dana secara adil, dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari stuktur modal yang ada dan pedoman nilai pasar dan bukan pada nilai buku.

    EVA = Laba operasi setelah pajak (NOPAT) Biaya Modal

    (Capital Charger)

  • 32

    d. Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran yang praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan. Sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.

    e. Meskipun konsep EVA berorientasi kepada kinerja operational akan tetapi sangat berpengaruh untuk dipertimbangkan dalam penentuan arah strategi perkembangan perusahaan.

    Maka dapat dikatakan bahwa EVA adalah suatu metode penilaian

    secara akurat dan komprehensif mampu memberikan penilaian secara wajar

    atas koalisi suatu perusahaan. Melihat berbagai kelebihan dari metode EVA,

    ternyata juga terdapat kelemahan, diantara sebagai berikut:

    a. Nilai Tambah Ekonimis hanya menggambarkan penciptaan nilai pada

    suatu tahun tertentu. Seperti diketahui nilai suatu perusahaan adalah

    merupakan akumulasi Nilai Tambah Ekonomis selama umur

    perusahaan. Dengan demikian, bisa saja suatu perusahaan memiliki

    Nilai Tambah Ekonomis positif pada tahun yang berlaku, tetapi nilai

    perusahaan tersebut rendah karena Nilai Tambah Ekonomis dimasa

    medatang negative.

    b. Proses perhitungan Nilai Tambah Ekonomis memerlukan estimasi atas

    biaya modal dan estimasi ini terutama untuk perusahaan-perusahaan

    yang belum go public sulit dilakukan dengan tepat.

    c. Dalam perhitungan Nilai Tambah Ekonomis masih disasarkan pada

    laporan keuangan yang memungkinkan dapat direkayasa

    pembukuannya untuk mendapatkan Nilai Tambah Ekonomis yang

    positif.

    Meskipun terdapat banyak kelemahan, EVA tetep sangat berguna

    untuk dijadikan acuan, mengingat EVA dapat mempertimbangkan harapan

  • 33

    investor terhadap investasi mereka. Pengembalian dari suatu investasi baru

    akan berarti apabila besarnya pengembaian tersebut melebihi biaya modal

    yang dikeluarkan untuk mewujudkan investasi tersebut.

    4. Manfaat Economic Value Added (EVA)

    Menurut Abdullah (2003:142) manfaat penerapan metode EVA adalah

    sebagai berikut :

    a. Penerapan model EVA sangat bermanfaat sebagai alat ukur kinerja perusahaan dimana fokus penilaian kinerja adalah penciptaan nilai (value creation).

    b. Penilaian kinerja keuangan dengan menerapkan model EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham, dengan EVA para manajer akan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang dapat memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.

    c. EVA mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijakan struktur modalnya.

    d. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi proyek atau kegiatan yang memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari biaya modalnya. Kegiatan atau proyek yang memberikan nilai sekarang dari total EVA yang positif menunjukkan adanya penciptaan nilai dari proyek tersebut dengan demikian sebaiknya diambil, begitu juga sebaliknya.

    5. Strategi Menaikkan Economic Value Added (EVA)

    Hasil dari perhitungan EVA dapat ditungkatkan sehingga nilai EVA

    yang semula negatif bisa menjadi positif, EVA dapat ditingkatkan dengan cara:

    a. Memperoleh lebih banyak laba tanpa menggunakan lebih banyak modal. Cara yang populer hal ini adalah memotong biaya, bekerja dengan biaya produksi dan pemasaran yang lebih rendah agar diperoleh margin laba yang lebih besar. Hal ini dapat juga dapat dicapai dengan meningkatkan perputaran aktiva, baik dengan cara meningkatkan volume penjualan atau bekerja dengan aktiva yang lebih mudah (lower Assets).

    b. Memperoleh pengembalian (return) yang lebih tinggi dari pada biaya modal atau investasi baru. Hal ini sesungguhnya menyangkut pertumbuhan perusahaan (Sawir, 2001:48).

  • 34

    Langkah menaikkan EVA menurut Rudianto (2011:222) terdapat tiga

    cara yang dapat ditempuh perusahan yaitu:

    a. Meningkatkan keuntungan tanpa menggunakan tambahan modal.

    b. Merestrukturisasi pendanaan perusahaan yang dapat diminimalkan biaya

    modalnya

    c. Menginvestasikan modal pada proyek-proyek dengan return yang tinggi

    Adanya analisis kinerja perusahaan dengan menggunakan metode EVA

    menyebabkan perhatian sesuai dengan kepentingan pemegang saham karena

    EVA secara langsung menunjukkan seberapa besar perusahaan telah

    menciptakan nilai bagi pemilik modal.

    E. Kerangka Pemikiran

    Kerangka berfikir merupakan bagian yang penting karena pada bagian

    ini berisi tentang alur pemikiran peneliti secara logis dalam mendekati masalah.

    Kerangka berfikir dibangun berdasarkan teori-teori yang sudah ada dan

    berisikan penjelasan mengenai hubungan antara variabel hingga sampai pada

    tujuan akhir yang ingin dicapai oleh peneliti terhadap penelitiannya Penelitian

    ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja

    keuangan perusahaan yang konsisten masuk daftar LQ45 tahun 2013-2015.

    Penelitian ini terdiri dari rasio profitabilitas dan Economic Value Added (EVA).

    Untuk memberikan gambaran yang sistematis maka gambar 1 akan menyajikan

    kerangka teoritis penelitian yang menjadi pedoman dalam keseluruhan

    penelitian yang akan dilakukan.

  • 35

    Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Sumber: Diolah Peneliti, 2016

    F. Hipotesis

    Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini dalah untuk membuktikan

    apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari kedua variabel. Hipotesis nol

    (Ho) pada umumnya diformulasikan untuk ditolak. Apabila diitolak, maka

    hipotesis pengganti (Ha) dapat diterima. Hipotesis pengganti ini merupakan

    hipotesis penelitian, yaitu prediksi yang diturunkan dari teori yang sedang diuji.

    Adapun penetapan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    Ho = Kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan metode ROE sama jika

    dibandingkan dengan kinerja keuangan perusahaan diukur dengan metode EVA

    Laporan Keuangan

    Rasio Profitabilitas Economic Value Added

    Perusahaan (LQ45 2013-2015)

    Kinerja Keuangan

    Hasil dan Pembahasan

    Kesimpulan

  • 36

    Ha = Kinerja keuangan perusahaan yang diuku dengan metode ROI berbeda jika

    dibandingkan dengan kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan metode

    EVA.

  • 37

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Jenis Penelitian

    Jenis penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

    dalam penelitian, sehingga rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dapat

    dijawab dan diuji secara akurat. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian

    komparatif dengan pendekatan kuantitatif, yang mempunyai tujuan untuk

    mengetahui dan menganalisis ada tidaknya perbedaan kinerja keuangan

    perusahan menggunakan metode rasio profitabilitas dan Economic Value Added

    (EVA) yang akan dibahas dalam penelitian ini. Menurut Basuki (2010:110),

    penelitan deskriptif yaitu mencoba menggambarkan yang paling tepat dari

    semua aktivitas, objek, proses dan manusia. Penelitian deskriptif ini

    berhubungan dengan pengumpulan data-data maupun fakta yang valid untuk

    memberikan pandangan mengenai objeck yang diteliti.

    penelitian yang berlandasan pada filsafat positivme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan intrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

    Oleh karena itu, akan dibahas mengenai definisi dan operasionalisasi

    varibel yang digunakan pada penelitian, populasi dan sampel data, metode

    pengumpulan data, dan metode pengumpulan data, dan metode analisis.

    Penelitian ini bermaksud mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pada variabel

    yang dijadikan objek penelitian.

  • 38

    Lokasi Pengambilan Data

    Lokasi pengambilan data perusahaan yang tergabung menjadi LQ45

    diperoleh pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini membutuhkan data

    sekunder berupa annual report yang merupakan data sekunder yang diperoleh

    dari BEI. Alasan penelliri memilih lokasi tersebut karena perusahaan yang

    terdaftar di BEI adalah perusahaan yang telah go public sehingga laporan

    keuangan dari perusahaan tersebut telah diaudit sebelumnya serta keakuratan

    yang terjamin, hal tersebut akan memudahkan peneliti dalam melakukan

    perhitungan rasio profitabilitas dan penggunaan metode Economic Value Added

    (EVA) secara tepat dalam menilai kinerja keuangan pada keuangan perusahaan

    tersebut.

    Variabel Penelitian

    Variabel penelitian merupakan hal apa yang digunakan dalam meniliti

    untuk dipelajari, sehingga dapat menjadikan informasi yang dapat ditarik

    kesimpulannya. Pengertian variabel menurut Sugiyono (2011

    adalah suau atribu atau sifat dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

    variasi yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    bervar

    2012:68).

    Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator keuangan

    yang berupa rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas dan Economic Value Added

  • 39

    (EVA) tentang kinerja keuangan perusahaan yang termasuk kedalam LQ45,

    penelitian ini akan mengukur kinerja perusahaan LQ45 yang diproksikan dengan

    pengukuran indikator Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM),

    Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Economic Value Added

    (EVA).

    Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Menurut Neolaka (2014:41)

    totalitas objek yang diteliti. Ciri-ciri populasi d Sedangkan

    menurut Munawaroh (2012:61)

    terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

    yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    bahwa populasi ialah sekumpulan dari objek penelitian dari mana data akan

    disaring atau dikumpulkan. Penelitian ini, peneliti mengambil seluruh

    populasi perusahaan yang termasuk LQ45 antara tahun 2013-2015.

    2. Sampel

    Sugi

    dan Sedangkan menurut

    Munawaroh (2012:61)

    Berdasarkan pengertian sampel tersebut peneliti

    menyimpulan bahwa sampel adalah bagian yang mewakili populasi tersebut.

    Sampel yang dipilih dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling

  • 40

    yang mempunyai kriteria tertentu, dan dianggap mempunyai hubungan

    karakteristik populasi dengan masalah dan tujuan penelitian. Kriteria yang

    ditetapkan untuk sampel yang dipilih adalah:

    a. Perusahaan yang masuk dalam LQ45 berturut-turut selama tahun 2013

    sampai dengan 2015.

    b. Perusahaan LQ45 yang menerbitkan laporan keuangan selama periode

    2013-2015

    c. Perusahaan LQ45 yang memilki variabel-variabel yang akan diteliti.

    d. Tidak mengalami kerugian selama periode penelitian.

    Berdasarkan kriteria pemilihan sampel di atas, diperoleh jumlah sampel

    sebanyak 14 sampel perusahaan. Yang terdiri dari :

    1. Astra Agro Lestari, Tbk 2. Alam Sutera Realty, Tbk 3. Global Mediacom, Tbk 4. Bumi Serpong Damai, Tbk 5. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk 6. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 7. Indofood Sukses Makmur Tbk 8. Jasa Marga (Persero) Tbk 9. Kalbe Farma Tbk 10. Lippo Karawaci Tbk 11. Media Nusantara Citra Tbk 12. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk 13. Semen Indonesia (Persero) Tbk 14. United Tractors Tbk

    Teknik Pengumpulan Data

    adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, dan telah terdokumentasi,

    (Mustafa,2013:92). Data sekunder merupakan data yang didapat secara tidak

  • 41

    GPM = Laba Kotor Penjualan

    langsung atau melalui berbagai sumber, seperti literatur, jurnal, artikel, dan situs

    internet yang berkenaan dengan objek penelitian. Data sekunder yang digunakan

    oleh peneliti dalam penelitian ini berupa pengumpulan data dari dokumen yang

    dikeluarkan dan dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan cara

    mengakses situs resminya yaitu www.idx.co.id.

    Analisis Data

    Analisis data yaitu suatu proses untuk menelaah dan menguraikan data

    untuk memperoleh kesimpulan dari masalah yanng diteliti. Analisis data yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan

    secara statistik maupun nonstatistik untuk memperoleh hasil atau temuan

    dan terperinci seluruh data yang diperoleh dan kemudian dipaparkan dalam

    bentuk angka sehingga data tersesebut dapat lebih mudah dipahami dan

    diinterprestasikan. Analisa data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Penilaian tingkat efektivitas dalam menghasilkan keuntungan perusahaan

    LQ45 selama periode 2013-2015 dengan menggunakan analisis sebagai

    berikut :

    Menghitung rasio keuangan

    a. Gross Profit Margin

    Sumber: Sudana (2011:118)

  • 42

    OPM = Laba operasi Penjualan

    NPM = Laba bersih sesudah pajak Penjualan

    Return on Assets = Laba bersih sesudah pajak Total Akiva

    b. Operating Profit Margin

    Untuk mengukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan volume

    penjualan perusahaan.

    Sumber: Sudana (2011:118)

    c. Net Profit Margin

    Untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volum

    penjualan.

    Sumber: Halim (2007:157)

    d. Return on Assets

    Untuk mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh dari total

    aktiva perusahaan.

    Sumber: Halim (2007:157)

    e. Return on Equity

    Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah

    pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran

    dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan

  • 43

    Return on Equity = Earning After Interest and Tax x 100% Total Equity

    T = Beban pajak Laba sebelum pajak

    (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas

    modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.

    Sumber: Syafri (2008:305)

    2. Menghitung biaya modal hutang

    a) Biaya modal hutang sebelum pajak (Kd)

    Sumber: Hanafi (2004:277)

    b) Biaya modal hutang setelah pajak (Ki)

    Sumber: Hanafi (2004:277)

    Keterangan: Ki = Biaya modal utang setelah pajak Kd = Baya modal utang sebelum pajak T = Tarif pajak

    Kd = Beban bunga x 100% Utang jangka panjang

    Ki = Kd (1-t)

  • 44

    Menghitung biaya modal saham (Ke)

    Sumber: Hanafi (2004:277)

    Keterangan: Ke : biaya modal saham biasa D : dividen P : Harga Saham g : tingkat pertumbuhan dividen

    c) Menghitung struktur modal

    Modal suatu perusahaan dapat dibangun dengan berbagai alternative

    komposisi modal (Rudianto 2011:218)

    Cara menghitung struktur modal yaitu:

    Sumber: Fahmi (2012:108)

    d) Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)

    Sumber: Atmaja (2008:121)

    e) Menghitung laba operasi setelah pajak (NOPAT)

    Sumber: Sartono (2011:100)

    1. Hutang Jangka Panjang + Modal Saham = Jumlah Modal

    2. Hutang Jangka Panjang : Jumlah Modal = Komposisi

    Hutang

    3. Modal Saham : Jumlah Modal = Komposisi Modal Saham

    WACC = (Ki x Pd) + (Ke x Pe)

    NOPAT = EBIT (1 - Tarif Pajak)

    Ke = D + g P

  • 45

    f) Menghitung Economic Value Added (EVA)

    Sumber: Rudianto (2011:218)

    g) Membandingkan kinerja keuangan perusahan yang masuk dalam LQ45

    periode 2013-2015 melalui hasil perhitungan antara analisis metode rasio

    profitabilitas dengan metode Economic Value Added (EVA).

    3. Analisis Uji Beda (t-test)

    Pengujian terlebih dahulu harus menentukan metode apa yang cocok

    digunakan untuk data yang dimilik. Ada dua metode yang dapat digunakan

    untuk menguji hipotesis, yaitu metode statistika parametrik atau metode non

    parametrik. Metode statistik parametrik digunakan yang berdistribusi normal,

    jika tidak maka harus digunakan metode statistika non parametrik, untuk

    menentukan apakah data yang dimiliki memenuhi asumsi kenormalan,

    terlebih dahulu peneliti melakukan uji kecocokan distribusi normal yang

    sering disebut dengan uji normalitas. Peneliti menggunakan normalitas

    metode Kolmogorov Smirnov dengan memenuhi persyaratan yang telah

    diterima yaitu data berskala interval atau ratio, data tunggal atau belum

    dikelompokan pada tabel distribusi dan dapat untuk n besar maupun n kecil.

    Teknik statistik ini menyediakan uji statistik untuk sample besar (n>30) dan

    jenis distribusi dari populasi yang diambil adalah berdistribusi normal.

    Setelah analisis tersebut bahwa data tersebut berdistibusi normal,

    maka peneliti akan dapat menggunakan analisis statistik parametrik. Setelah

    EVA = Laba operasi setelah pajak (NOPAT) Capital

    Charger

  • 46

    data tersebut terbukti berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah

    melakukan analisis hipotesis berdasarkan identifiasi masalah pada Bab I,

    yaitu apakah terdapat perbedaan yang signifikan anatara penguuran kinerja

    keuangan dengan menggunakan metode ROE dan metode EVA. Pengujuan

    dilakukan menggunakan paired sample t-test dalam mengolah data dengan

    bantuan software SPSS versi 23. Pengujian dilakukan untuk mengetahui ada

    tidaknya perbedaan yang signifikan antara metode rasio profitabilitas yang

    diwakili ROE dengan metode EVA sebagai pengukur kinerja keuangan

    perusahaan, yang akan diuji dalam penelitian ini adalah membuktikan apakah

    terdapat perbedaan yang signifikan dari kedua variabel. Apakah kinerja

    keuangan perusahaan yang diukur dengan metode profitabilitas sama jika

    dibandingkan dengan kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan

    metode EVA ataupun sebaliknya. Pengujian yang akan digunakan adalah

    teknik statistik parametrik karena variabel-variabel dalam penelitian ini sudah

    merupakan data kuantitatif sehingga tidak diperlukan penjabaran dalam

    dimensi lain.

    0,05 yang berarti kemungkinan benar dari hasil penarikan kesimpulan

    mempunyai profitabilitas 95% atau toleransi kesalahan 5%. Hal ini dipilih

    karena dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara kedua variabel

    dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam penelitian

    ilmu sosial. Penarikan kesimpulan dilaksanakan berdasarkan hasil

    pengolahan data dan hasil pengujian sesuai dengan kriteria-kriteria yang teah

  • 47

    dikemukakan, serta didukung oleh teori yang berkaitan dengan masalah yang

    sedang diteliti.

  • 48

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Bursa Efek Indoensia (BEI)

    1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia (BEI)

    Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia

    merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial

    Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu

    didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah

    kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,

    perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang

    diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami

    kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang

    dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada

    pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

    operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah

    Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977,

    dan beberapa tahun kemud