analisis peran komoditi tanaman bahan makanan … · pendampingku, mas hilarius prin pujianto,...

116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANA MA Jur ALISIS PE AKANAN (PEND Unt guna m usan/Progr UNIV ERAN KO DALAM KABUP DEKATAN tuk memenu memperoleh di Fak Universi am Studi So DIAN H FAKULT VERSITA SUR i OMODITI PEMBAN ATEN SR N TIPOLO SKRIPSI uhi sebagian h derajat Sa kultas Perta itas Sebelas osial Ekono Oleh : INDRASW H 0307040 TAS PERT AS SEBEL RAKART 2011 I TANAM NGUNAN RAGEN OGI KLAS n persyarat arjana Perta anian s Maret omi Pertania WARI TANIAN LAS MAR TA MAN BAHA EKONOM SSEN) an anian an/Agrobisn RET AN MI nis

Upload: haxuyen

Post on 06-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANA

MA

Jur

ALISIS PE

AKANAN

(PEND

Untguna m

usan/Progr

UNIV

ERAN KO

DALAM

KABUP

DEKATAN

tuk memenumemperoleh

di FakUniversi

am Studi So

DIAN

H

FAKULT

VERSITA

SUR

i

OMODITI

PEMBAN

ATEN SR

N TIPOLO

SKRIPSI uhi sebagianh derajat Sakultas Pertaitas Sebelas

osial Ekono

Oleh :

INDRASW

H 0307040

TAS PERT

AS SEBEL

RAKART

2011

I TANAM

NGUNAN

RAGEN

OGI KLAS

n persyaratarjana Pertaanian s Maret

omi Pertania

WARI

TANIAN

LAS MAR

TA

MAN BAHA

EKONOM

SSEN)

an anian

an/Agrobisn

RET

AN

MI

nis

Page 2: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang selalu melimpahkan berkat dan perlindunganNya sehingga Penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Peran Komoditi Tanaman Bahan

Makanan Dalam Pembangunan Ekonomi Kabupaten Sragen (Pendekatan Tipologi

Klassen)”

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Suntoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Ir. Agustono, M.Si. selaku Ketua Jurusan/Program Studi Sosial

Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Utama, yang

telah sabar memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Wiwit Rahayu, S.P., M.P. selaku Dosen Pembimbing Pendamping, yang

telah sabar memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Ir. Sri Marwanti, M.S. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

arahan dan masukan kepada Penulis.

6. Ibu Ir. Rhina Uchayani Fajarningsih, M.S. selaku Dosen Pembimbing

Akademik, yang telah memberikan banyak nasehat dan bimbingan selama

Penulis menempuh pendidikan sarjana (S1) Agrobisnis di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret.

7. Kepala BAPPEDA Kabupaten Sragen beserta staf, yang telah memberikan

izin dan bantuan dalam penyediaan data yang dibutuhkan Penulis.

8. Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen beserta staf, yang telah

memberikan bantuan dalam penyediaan data yang dibutuhkan Penulis.

9. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sragen beserta staf, yang telah

memberikan bantuan dalam penyediaan data yang dibutuhkan Penulis.

Page 4: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

10. Kepala Bapeluh Kabupaten Sragen beserta staf, yang telah membantu dalam

menyediakan data yang dibutuhkan Penulis.

11. Penyuluh lapangan Kecamatan Sragen dan Kelompok Tani Ngudi Rahayu,

atas kesediaan waktu untuk membantu dalam menyediakan data melalui

wawancara.

12. Bapak Ir. Simon Nugroho Sri Yudanto dan Ibu Ir. Harmani Ening Jati

Wahyuni yang telah sabar dan banyak membantu Penulis dalam proses

penelitian untuk skripsi ini.

13. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi Penulis

14. Bapak Syamsuri dan Mbak Iriawati N yang dengan sabar membantu

menyelesaikan segala urusan administrasi berkenaan dengan studi dan skripsi

Penulis.

15. Seluruh Karyawan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan bantuan.

16. Kedua orang tuaku, Bapak Agustinus Indrarto dan Ibu Veronika Endang Sri

Sunarsih, terimakasih atas segala kebaikan, kesabaran dan curahan kasih

sayang serta doa, bimbingan, nasehat dan semangat yang tiada henti diberikan

kepada Penulis.

17. Keluarga besar di Sragen, Papah Simon Nugroho, Mamah Harmani Ening,

Budhe Budi Kahono dan Mbah Wi atas kebaikan, kasih sayang, doa dan

nasehat yang selalu diberikan kepada Penulis serta kebersamaan yang indah

khususnya selama penelitian di Sragen.

18. Kakak-kakakku, Mas Indraswono Eko Saputro, S.T. dan Mas Andreas Indri

Novianto, S.Psi., atas dukungan doa, nasehat dan segala bantuan yang selalu

diberikan kepada Penulis.

19. Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih

sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi yang kosong

dalam diri Penulis sehingga menjadi pribadi yang lebih baik.

20. Sahabat-sahabatku, Elisabet, Widy, Dini, Fahmi, Serafina, Agnes, Nian, Eni,

Annisa, Hanna, Happy, Tina, Arantxa, Kiki, Mariana Ayu, sahabat MFC, atas

Page 5: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

persahabatan yang indah, kebersamaan dalam suka duka dan segala bantuan

serta dukungan semangat yang selalu diberikan kepada Penulis.

21. Keluarga besar dari Sragen dan Wonogiri, Pakdhe, Budhe, Bulik, Om,

Kakak-kakak, Adik-adik, serta semua keponakanku, terimakasih atas semua

doa dan dukungan untuk Penulis.

22. Keluarga besar KMK (Keluarga Mahasiswa Katolik) Fakultas Pertanian

UNS, atas kebersamaan, pengalaman hidup, dukungan doa dan persaudaraan

yang indah.

23. Keluarga besar Bursa Mahasiswa Fakultas Pertanian, pengurus periode tahun

2008 dan tahun 2009, atas kesempatan untuk menimba ilmu dalam

berorganisasi, pengalaman, kebersamaan dan keceriaan selama ini.

24. Team Magang Aspakusa Makmur 2010, Elisabet, Dini, Sendi dan Santini,

atas kebersamaan yang indah dan kekompakan kita sehingga semua berjalan

dengan baik.

25. Team PKM Kewirausahaan Dikti “Nugget Kacang Merah Edifela” tahun

2010, Elisabet, Lani dan Febri, atas pengalaman yang luar biasa, kebersamaan

dalam suka duka membangun bisnis dan bantuan dalam penyelesaian skripsi.

26. Teman-teman mahasiswa Agrobisnis angkatan 2007, atas persaudaraan,

kebersamaan yang indah dan segala bantuan yang diberikan kepada Penulis

selama ini.

27. Teman-teman mahasiswa Fakultas Pertanian angkatan 2005, 2006, 2007,

2008, 2009, terimakasih atas kebersamaan selama ini.

28. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, terimakasih.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun di

kesempatan yang akan datang. Akhirnya Penulis berharap semoga skripsi ini

berguna bagi para pembaca.

Surakarta, April 2011

Penulis

Page 6: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

RINGKASAN ................................................................................................. xii

SUMMARY .................................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................ 6 C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 10 D. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 10

II. LANDASAN TEORI ................................................................................ 12 A. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 12 B. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 15

1. Perencanaan Pembangunan ............................................................ 15 2. Pembangunan Ekonomi ................................................................. 15 3. Pembangunan Daerah ..................................................................... 17 4. Pembangunan Pertanian ................................................................. 18 5. Peranan Sektor Pertanian ............................................................... 18 6. Pembangunan Sektor Tanaman Bahan Makanan ........................... 19 7. Metode Analisis Potensi Relatif Perekonomian Wilayah .............. 20 a. Metode Analisis LQ ................................................................. 20 b. Metode Analisis Shift-Share .................................................... 20 c. Metode Input Output ................................................................ 21 d. Metode Tipologi Klassen ......................................................... 21

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ............................................. 23 D. Pembatasan Masalah ......................................................................... 27 E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ............................. 27

III. METODE PENELITIAN ........................................................................ 31 A. Metode Dasar Penelitian .................................................................... 31 B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian .......................................... 31 C. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 31 D. Metode Analisis Data ......................................................................... 32

Page 7: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SRAGEN ........................................ 36 A. Keadaan Umum Daerah .................................................................... 36 B. Keadaan Penduduk ............................................................................ 40 C. Keadaan Perekonomian ..................................................................... 44 D. Keadaan Sektor Pertanian ................................................................ 45

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 52 A. Keragaan Umum Komoditi Tanaman Bahan Makanan di

Kabupaten Sragen .............................................................................. 52 A. Laju Pertumbuhan Nilai Produksi Komoditi Tanaman Bahan

Makanan di Kabupaten Sragen ....................................................... 53 B. Kontribusi Nilai Produksi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di

Kabupaten Sragen ........................................................................... 60 B. Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten

Sragen dengan Pendekatan Tipologi Klassen ................................. 67 1. Komoditi Prima .............................................................................. 68 2. Komoditi Potensial ......................................................................... 71 3. Komoditi Berkembang ................................................................... 73 4. Komoditi Terbelakang ................................................................... 75

C. Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen .............................................................................. 76 1. Alternatif Strategi Jangka Pendek ................................................. 79 2. Alternatif Strategi Jangka Menengah ............................................ 87 3. Alternatif Strategi Jangka Panjang ................................................ 94

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 99 A. Kesimpulan ......................................................................................... 99 B. Saran .................................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 102

LAMPIRAN .................................................................................................... 104

Page 8: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Distribusi Kontribusi PDRB Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 (dalam persen).................................................... 3

2. Distribusi Kontribusi Subsektor Pertanian terhadap PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 (dalam persen)................ 4

3. Laju Pertumbuhan PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 (dalam persen).................................................... 5

4. Nilai Produksi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen tahun 2005-2008 (dalam rupiah)........................................................................................ 7

5. Laju Pertumbuhan Nilai Produksi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen tahun 2005-2008 (dalam persen)........................................................................................ 8

6. Matriks Tipologi Klassen........................................................... 22

7. Matriks Strategi Pengembangan................................................ 23

8. Identifikasi dan Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan dengan Pendekatan Tipologi Klassen........................ 33

9. Matriks Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen...................................... 34

10. Luas Kabupaten Sragen Dirinci Menurut Penggunaan Lahan Tahun 2008................................................................................ 37

11. Ketinggian di Atas Permukaan Laut dirinci Per Kecamatan di Kabupaten Sragen Tahun 2008.................................................. 38

12. Kepadatan Penduduk Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008...... 40

13. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008........................................................... 41

14. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Sragen Tahun 2008..................................................................... 42

15. Komposisi Penduduk Kabupaten Sragen Menurut Mata Pencaharian Tahun 2008............................................................ 43

16. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Sektor Perekonomian di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 (dalam jutaan Rupiah)............................................................................

44

Page 9: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

17. Pendapatan Per Kapita di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008................................................................................... 45

18. Produksi dan Nilai Produksi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen Tahun 2008.............................. 46

19. Produksi dan Nilai Produksi Komoditi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Sragen Tahun 2008.............................................. 48

20. Produksi dan Nilai Produksi Komoditi Peternakan di Kabupaten Sragen Tahun 2008.................................................. 49

21. Produksi dan Nilai Produksi Komoditi Perikanan di Kabupaten Sragen Tahun 2008.................................................. 50

22. Produksi dan Nilai Produksi Komoditi Kehutanan di Kabupaten Sragen Tahun 2008.................................................. 51

23. Laju Pertumbuhan Nilai Produksi Komoditi Tanaman Pangan (Padi dan Palawija) di Kabupaten Sragen Tahun 2006-2008 (%)............................................................................................. 53

24. Laju Pertumbuhan Nilai Produksi Komoditi Sayur-sayuran di Kabupaten Sragen Tahun 2006-2008 (%)................................. 56

25. Laju Pertumbuhan Nilai Produksi Komoditi Buah-buahan di Kabupaten Sragen Tahun 2006-2008 (%)................................. 58

26. Kontribusi Nilai Produksi Komoditi Tanaman Pangan (Padi dan Palawija) di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 (%)...... 61

27. Kontribusi Nilai Produksi Komoditi Sayur-sayuran di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008(%).................................. 63

28. Kontribusi Nilai Produksi Komoditi Buah-buahan di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008(%).................................. 65

29. Matriks Tipologi Klassen Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen.................................................. 68

30. Matriks Alternatif Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen........................................................................................ 78

Page 10: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Alur Pemikiran dan Kerangka Penentuan Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen.. 26

2. Grafik Rata-rata Laju Pertumbuhan Nilai Produksi Komoditi Tanaman Pangan (Padi dan Palawija) di Kabupaten Sragen Tahun 2006-2008.................................... 55

3. Grafik Rata-rata Laju Pertumbuhan Nilai Produksi Komoditi Sayur-sayuran di Kabupaten Sragen Tahun 2006-2008....................................................................................... 58

4. Grafik Rata-rata Laju Pertumbuhan Nilai Produksi Komoditi Buah-buahan di Kabupaten Sragen Tahun 2006-2008....................................................................................... 60

5. Grafik Rata-rata Kontribusi Nilai Produksi Komoditi Tanaman Pangan (Padi dan Palawija) di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008.................................................................. 62

6. Grafik Rata-rata Kontribusi Nilai Produksi Komoditi Sayur-sayuran di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008........ 64

7. Grafik Rata-rata Kontribusi Nilai Produksi Komoditi Buah-buahan di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008................... 66

Page 11: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. PDRB Provinsi Jawa Tengah menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2005-2008 (Jutaan Rupiah)..................... 104

2. PDRB Kabupaten Sragen menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2005-2008 (Jutaan Rupiah)................................. 104

3. Distribusi Kontribusi PDRB Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 (persen)............ 105

4. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen Tahun 2005- 2008 Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 (persen)........... 105

5. Distribusi Kontribusi Subsektor Pertanian terhadap PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 (dalam persen)................ 106

6. Laju Pertumbuhan PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 (dalam persen)................................................................... 106

7. Jumlah Produksi Komoditi Pertanian di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008....................................................................... 107

8. Indeks Harga Konsumen Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 110

9. Harga Konstan Tingkat Produsen Komoditi Pertanian di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 (dalam Rupiah)............... 110

10. Nilai Produksi Komoditi Pertanian di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 (dalam Rupiah)............................................. 113

11. Kontribusi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008........................................................... 116

12. Laju Pertumbuhan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen Tahun 2006-2008......................................... 117

13. Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008........................................................... 119

14. Matrik Tipologi Klassen Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008..................................... 120

15. Matrik Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen.................................................. 121

16. Dokumentasi............................................................................... 122

17. Peta Kabupaten Sragen............................................................... 124

18. Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA Kabupaten Sragen........... 125

Page 12: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

RINGKASAN

Dian Indraswari, H0307040. 2011. Analisis Peran Komoditi Tanaman

Bahan Makanan dalam Pembangunan Ekonomi Kabupaten Sragen (Pendekatan Tipologi Klassen). Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si. dan Wiwit Rahayu, S.P., M.P.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen serta mengetahui alternatif strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan dalam kerangka perencanaan pengembangan ekonomi daerah Kabupaten Sragen dengan periode jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Metode dasar penelitian deskriptif analitis. Daerah penelitian adalah Kabupaten Sragen dan data yang digunakan sekunder dan primer. Data sekunder yang digunakan berupa data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sragen tahun 2005-2008, PDRB Provinsi Jawa Tengah tahun 2005-2008 ADHK 2000, jumlah produksi komoditi tanaman bahan makanan tahun 2005-2008 di Kabupaten Sragen, harga komoditi tanaman bahan makanan tahun 2005-2008 di Kabupaten Sragen, indeks harga konsumen (IHK) tahun 2005-2008 Kabupaten Sragen, data Rencana Strategis (RENSTRA) Kabupaten Sragen, Bahan LKPJ Bupati tahun 2010 dan data yang ada pada Sragen Dalam Angka 2005-2008. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sragen, BAPPEDA Kabupaten Sragen, Dinas Pertanian Kabupaten Sragen, Dinas Peternakan Kabupaten Sragen, Dinas Perikanan Kabupaten Sragen dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sragen. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan Dinas Pertanian Kabupaten Sragen, Penyuluh lapang, dan Ketua kelompok tani. Wawancara terkait dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam kegiatan on farm dan off farm tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen.

Hasil penelitian dengan pendekatan Tipologi Klassen menunjukkan bahwa klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen terbagi menjadi empat. Komoditi prima terdiri atas jagung, ubi kayu, kacang tanah dan pisang. Komoditi potensial terdiri atas padi dan mangga. Komoditi berkembang terdiri atas ubi jalar, kedelai, ketimun, kangkung, rambutan, jeruk, pepaya dan nanas. Komoditi terbelakang terdiri atas kacang hijau, kacang panjang, cabe, tomat, bayam, terong, semangka, melon dan sawo.

Alternatif strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan, jangka pendek meliputi dua macam strategi yaitu mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima dengan cara pengembangan agribisnis komoditi jagung, penerapan sistem tumpangsari pada komoditi ubi kayu dan kacang tanah, peningkatan produktivitas pisang, peningkatan kerjasama antara pihak swasta dengan petani dan mengembangkan komoditi potensial menjadi komoditi prima dengan cara peningkatan produktivitas padi, peningkatan akses petani terhadap lembaga keuangan, peningkatan produksi komoditi mangga dengan pemeliharaan yang intensif. Strategi jangka menengah meliputi tiga

Page 13: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

macam strategi yaitu mengembangkan komoditi potensial menjadi komoditi prima dengan cara pengembangan padi organik di seluruh wilayah Kabupaten Sragen, mengembangkan komoditi berkembang menjadi komoditi potensial dengan cara peningkatan kualitas sumber daya manusia (petani), pengembangan daerah sentra komoditi sayur dan buah, dan mengembangkan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang dengan cara penerapan budidaya pertanian yang baik untuk sayur dan buah, pengembangan demonstrasi plot (demplot) sayur dan buah. Strategi jangka panjang meliputi dua macam strategi yaitu mengembangkan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang dengan cara pembangunan Sub Terminal Agribisnis dan mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima dengan cara mengurangi alih fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian, pengelolaan sumberdaya air untuk pertanian dan penerapan pertanian berkelanjutan berbasis pertanian organik. Alternatif strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan tersebut dapat sebagai masukan dalam perencanaan pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten Sragen baik dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Page 14: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

SUMMARY Dian Indraswari, H0307040. 2011. Analysis of Food Crops Commodity

Role in Economic Development of Sragen Regency (Klassen Typology Approach). Faculty of Agriculture, Surakarta Sebelas Maret University. Under the guidance of Mr. Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si. and Mrs. Wiwit Rahayu, S.P., M.P.

The aims of this research are to determine the classification of food crops commodity based on the Klassen typology approach and explore alternative strategies for developing food crops commodity within the Sragen Regency framework of regional economic development planning with periods of short-term, medium term and long term.

The basic method of research is descriptive analytical. The research area is Sragen Regency and used data are secondary and primary. Secondary data used in the form of data of Gross Regional Domestic Product (GRDP) 2005-2008 of Sragen Regency, GRDP 2005-2008 at constant price 2000 of Central Java Province, total production of food crops commodity in 2005-2008 of Sragen Regency, the price of food crops commodity years 2005-2008 in Sragen, the Consumer Price Index (CPI) 2005-2008 of Sragen Regency, Strategic Plan data of Sragen Regency, LKPJ 2010 material of Sragen Regency’s Regent and the data which available in Sragen in Figures 2005-2008. Secondary data in this study were obtained from the Central Statistics Agency (CSA) of Sragen Regency, BAPPEDA of Sragen Regency, Agriculture Service of Sragen Regency, Livestock Service of Sragen Regency, Fisheries Service of Sragen Regency, Forestry and Estate Service of Sragen Regency. Primary data were obtained from direct interview with Agriculture Service of Sragen Regency, field instructor, and Chairman of the farmer groups. Interviews are related to the strengths, weaknesses, opportunities and threats in the activities of food crops on farm and off farm in Sragen Regency.

The results of research by Klassen Typology approach shows that the classification of food crops commodity in Sragen Regency is divided into four. Prime commodity consists of corn, cassava, peanuts and bananas. Potential commodity consists of rice and mango. Developing commodity consists of sweet potato, soybean, cucumber, water spinach, rambutan, oranges, papaya and pineapple. Retarded commodity consists of green beans, long beans, chili, tomato, spinach, eggplant, watermelon, melon and sapodilla.

Development strategies alternative of food crops commodity, short-term strategy comprises two kinds of strategies, maintaining prime commodity remain a prime commodity by corn commodity agribusiness development, application of cropping system on cassava and peanuts commodity, bananas increase productivity, increase cooperation between the private sector with farmers and develop potential commodity into prime commodity by rice increase productivity, increase farmers access to financial institutions, improving the production of mango commodity with intensive maintenance. Medium-term strategy comprises three kinds of strategies, develop potential commodities become prime commodities which the way is development of organic rice in all regions of Sragen

Page 15: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Regency, develop evolve commodity into potential commodity by improving the quality of human resources (farmers), development of vegetables and fruit commodity regional centers, and develop retarded commodity into evolve commodity by the application of good agriculture practices for fruit and vegetables, the development of vegetable and fruit plot demonstration. Long-term strategy comprises two kinds of strategies, develop retarded commodity into evolve commodities by Agribusiness Sub Terminal development and maintaining prime commodities remain a prime commodity by reducing agricultural land conversion to non-agricultural land, water resources management for agriculture and the implementation of sustainable agriculture based on organic farming. That development strategy alternative of food crops commodity can be used in local economic development planning in Sragen Regency in both the short, medium and long term.

Page 16: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

  

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan di Indonesia berpedoman pada tujuan pembangunan

nasional yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar 1945. Alinea ke

empat dalam UUD 1945 menyebutkan bahwa salah satu tujuan pembangunan

nasional adalah memajukan kesejahteraan umum, sehingga kebijakan

pemerintah dalam pembangunan diharapkan mampu mendorong dan

mengembangkan perekonomian masyarakat di daerah.

Perencanaan memiliki peran yang sangat penting dalam proses

pembangunan. Perencanaan adalah upaya institusi publik untuk membuat

arah kebijakan pembangunan yang harus dilakukan disebuah wilayah baik

negara maupun di daerah dengan didasarkan keunggulan dan kelemahan yang

dimiliki oleh wilayah tersebut. Dalam proses perencanaan, lembaga

perencanaan wajib memperhatikan kondisi sosial, budaya, ekonomi,

keamanan, kondisi fisik, segi pembiayaan serta kualitas sumber daya yang

ada di wilayah tersebut (Widodo, 2006).

Perencanaan perlu dilakukan dalam usaha pembangunan suatu daerah

agar pembangunan daerah lebih terencana dengan baik. Perencanaan yang

tepat menjadi syarat mutlak agar usaha pembangunan dapat mencapai tujuan

yang diinginkan. Perencanaan pembangunan sebaiknya memperhatikan

kemampuan dan kondisi dari wilayah tersebut. Keunggulan wilayah didorong

agar mampu memberikan kontribusi yang lebih besar pada pembangunan dan

kelemahan wilayah diperbaiki agar mampu memberikan kontribusi yang

mendukung pembangunan.

Berlakunya UU No 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah yang

memberikan wewenang yang lebih luas bagi daerah untuk mengatur rumah

tangganya sendiri, mendorong daerah lebih menyiapkan diri untuk lebih

mandiri. Sasaran pembangunan akan terwujud apabila pemerintah daerah

mengetahui potensi daerah dan merumuskan strategi kebijakan

pengembangan sektor perekonomian. Pembangunan pada masing-masing

 

1

Page 17: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

  

daerah di Indonesia menentukan keberhasilan pembangunan Nasional.

Keadaan perekonomian Nasional merupakan susunan dari keadaan

perekonomian masing-masing daerah.

Kabupaten Sragen merupakan salah satu kabupaten yang melaksanakan

otonomi daerah dalam proses pembangunan ekonominya. Pemberian otonomi

daerah ini bertujuan untuk lebih mendekatkan pemerintah dengan masyarakat,

artinya agar keinginan masyarakat lebih diperhatikan dan terpenuhi. Dengan

adanya otonomi di Kabupaten Sragen maka pemerintah daerah Kabupaten

Sragen harus mampu untuk meningkatkan pendapatan asli daerah sehingga

akan meningkatkan kemampuan dalam penyelenggaraan urusan daerah.

Pendapatan asli daerah terdiri atas hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah,

hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan

lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Pendapatan ini dapat digunakan

sesuai dengan prakarsa dan inisiatif daerah sedangkan non pendapatan asli

daerah sifatnya lebih terikat. Oleh karena itu, pemerintah daerah Kabupaten

Sragen perlu mengenal dan mengelola keunggulan dan kelemahan daerahnya,

sehingga dapat digunakan untuk merumuskan berbagai strategi

pengembangan daerah untuk perencanaan pembangunan daerah Kabupaten

Sragen.

Lapangan usaha di Kabupaten Sragen masing-masing memberikan

sumbangan PDRB yang berbeda. Dari kesembilan lapangan usaha, sektor

pertanian memberikan kontribusi terbesar pada setiap tahunnya dari tahun

2005-2008. Besar PDRB pada setiap lapangan usaha pada perekonomian

Kabupaten Sragen disajikan pada Tabel 1.

Page 18: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

  

Tabel 1. Distribusi Kontribusi PDRB Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 (dalam persen)

NO LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008

1 Pertanian 36,08 35,34 34,74 34,01

2 Pertambangan Dan Penggalian 0,30 0,29 0,30 0,30

3 Industri Pengolahan 21,54 21,80 22,02 22,27

4 Listrik, Gas, Dan Air Bersih 1,14 1,17 1,19 1,20

5 Bangunan/Konstruksi 4,37 4,41 4,45 4,50

6 Perdagangan 17,99 18,12 18,19 18,32

7 Pengangkutan Dan Komunikasi 3,28 3,28 3,27 3,28

8 Keuangan, Persewaan, Dan Jasa Perusahaan 3,89 3,94 3,98 4,00

9 Jasa-Jasa 11,39 11,65 11,87 12,12

TOTAL 100 100 100 100

Sumber : BPS dan BAPPEDA Kabupaten Sragen, 2009

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat besar kontribusi PDRB sektor

pertanian terus mengalami penurunan dari tahun 2005 sampai tahun 2008,

pada tahun 2005 sebesar 36,08%, pada tahun 2006 sebesar 35,34%, pada

tahun 2007 sebesar 34,74%, dan pada tahun 2008 sebesar 34,01%. Namun,

dari tahun 2005 sampai tahun 2008, sektor pertanian memberikan sumbangan

PDRB terbesar dibanding sektor lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sektor

pertanian tetap merupakan sektor yang memiliki peran penting dalam

perekonomian di Kabupaten Sragen.

Sektor pertanian di Kabupaten Sragen terdiri dari lima subsektor

pertanian. Kelima subsektor tersebut antara lain tanaman bahan makanan,

subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kehutanan, dan

subsektor perikanan. Kelima subsektor pertanian memberikan kontribusi yang

berbeda terhadap PDRB Kabupaten Sragen. Besarnya kontribusi masing-

masing subsektor pertanian dapat dilihat dari distribusi kontribusi subsektor

pertanian terhadap PDRB sektor pertanian Kabupaten Sragen pada Tabel 2.

Page 19: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

  

Tabel 2. Distribusi Kontribusi Subsektor Pertanian terhadap PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 (dalam persen)

No Subsektor Pertanian 2005 2006 2007 2008 Rata-rata

1 Tanaman Bahan Makanan 82,22 82,19 82,10 81,86 82,09

2 Tanaman Perkebunan 6,52 6,51 6,54 6,65 6,56

3 Peternakan 7,73 7,73 7,79 7,84 7,77

4 Kehutanan 0,95 0,99 0,98 1,00 0,98

5 Perikanan 2,58 2,59 2,59 2,64 2,60

Total 100 100 100 100 100

Sumber : BPS dan BAPPEDA Kabupaten Sragen, 2009

Berdasarkan Tabel 2. dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kontribusi

PDRB subsektor pertanian yaitu subsektor tanaman bahan makanan sebesar

82,09%, subsektor tanaman perkebunan sebesar 6,56%, subsektor peternakan

sebesar 7,77%, sedangkan subsektor kehutanan sebesar 0,98% dan subsektor

perikanan sebesar 2,60%. Dari besarnya nilai rata-rata kontribusi masing-

masing subsektor pertanian menunjukkan bahwa subsektor tanaman bahan

makanan mempunyai nilai kontribusi PDRB yang paling besar dibanding

dengan subsektor pertanian yang lain. Selama empat tahun berturut-turut

yaitu pada tahun 2005 hingga tahun 2008 subsektor tanaman bahan makanan

memberi kontribusi yang paling besar terhadap PDRB Kabupaten Sragen

yaitu pada tahun 2005 sebesar 82,22%, pada tahun 2006 sebesar 82,19%,

pada tahun 2007 sebesar 82,10%, dan pada tahun 2008 sebesar 81,86%. Hal

ini menunjukkan bahwa subsektor tanaman bahan makanan merupakan

subsektor yang memiliki peran penting dalam perekonomian Kabupaten

Sragen. Kontribusi yang besar pada subsektor tanaman bahan makanan ini

salah satunya disebabkan karena luas penggunaan lahan untuk lahan sawah

sebesar 43% (40.339 Ha) dari luas total wilayah di Kabupaten Sragen sebesar

94.155 Ha (BPS Kabupaten Sragen, 2009). Indikator yang menunjukkan

peran masing-masing subsektor pertanian juga dapat dilihat dari laju

pertumbuhan. Laju pertumbuhan subsektor pertanian Kabupaten Sragen

disajikan pada tabel 3.

Page 20: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

  

Tabel 3. Laju Pertumbuhan PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 (dalam persen)

No Subsektor Pertanian 2005 2006 2007 2008 Rata-rata

1 Tanaman Bahan Makanan 4,52 2,97 3,83 3,17 3,84

2 Tanaman Perkebunan 3,41 2,77 4,41 5,27 3,37

3 Peternakan 3,78 2,98 4,78 4,18 4,20

4 Kehutanan 4,70 7,47 3,16 5,50 5,55

5 Perikanan 3,03 3,35 4,17 5,18 4,26

Sumber : BPS dan BAPPEDA Kabupaten Sragen, 2009

Tabel 3. menunjukkan bahwa nilai laju pertumbuhan PDRB subsektor

pertanian pada tahun 2005-2008 secara umum berfluktuatif. Nilai rata-rata

laju pertumbuhan masing-masing subsektor berbeda, subsektor tanaman

bahan makanan sebesar 3,84%; subsektor tanaman perkebunan sebesar

3,37%; subsektor tanaman peternakan sebesar 4,19%; subsektor kehutanan

sebesar 5,55%; dan subsektor perikanan dengan nilai 4,26%. Dari kelima

subsektor tersebut, subsektor tanaman bahan makanan menempati urutan

keempat dalam rata-rata laju pertumbuhan PDRB.

Berdasarkan kontribusi dan laju pertumbuhan subsektor tanaman bahan

makanan, diketahui bahwa subsektor tanaman bahan makanan memiliki peran

penting dalam perekonomian Kabupaten Sragen. Kontribusi subsektor

tanaman bahan makanan terbesar dibanding subsektor pertanian yang lain

dalam perekonomian Kabupaten Sragen. Laju pertumbuhan subsektor

tanaman bahan makanan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun sehingga

perlu diperhatikan dan direncanakan mengenai pembangunan daerah yang

berbasis tanaman bahan makanan. Hal ini bertujuan agar laju pertumbuhan

tanaman bahan makanan dapat tetap atau meningkat sehingga dapat tetap

menjadi subsektor yang memiliki peran penting bagi Kabupaten Sragen.

Dengan Tipologi Klassen dapat diketahui komoditi prima, komoditi potensial,

komoditi berkembang dan komoditi terbelakang dari subsektor tanaman

bahan makanan yang selanjutnya dapat dibuat perencanaan pembangunan

ekonomi daerah Kabupaten Sragen. Perencanaan pembangunan ini

Page 21: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

  

didasarkan pada periode waktu, baik jangka pendek, jangka menengah

maupun jangka panjang

B. Perumusan Masalah

Kabupaten Sragen mempunyai luas wilayah sebesar 941,55 km2 terbagi

dalam 20 kecamatan, 208 desa/kelurahan. Wilayah Kabupaten Sragen dibelah

oleh sungai Bengawan Solo. Yang membagi menjadi dua daerah utama.

Daerah di Utara aliran Bengawan Solo, cenderung bertanah kurang subur.

Sedangkan daerah di Selatan aliran Bengawan Solo relatif lebih subur. Di

wilayah Selatan sungai ini pula, lahan pertanian, sawah, dan perkebunan

berkembang pesat. Dari luasan tersebut 40.339 Ha (43%) merupakan sawah

dan 53.816 Ha (57%) merupakan lahan bukan sawah (BPS Kabupaten

Sragen, 2009).

Kabupaten Sragen memiliki sektor pertanian yang kuat. Sumbangan

PDRB sektor pertanian menempati urutan pertama dari keseluruhan sektor

perekonomian yang lain. Sektor pertanian terdiri dari subsektor tanaman

bahan makanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor

kehutanan dan subsektor perikanan. Dari kelima subsektor tersebut, subsektor

tanaman bahan makanan merupakan subsektor yang memiliki kontribusi yang

besar dalam PDRB daerah karena salah satunya didukung faktor luas

penggunaan lahan di Kabupaten Sragen 43% digunakan untuk lahan sawah.

Oleh karena itu, maka subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten

Sragen menghasilkan komoditi tanaman bahan makanan utama yang besar

jumlah produksinya, selain itu terdapat pula tanaman sayuran dan buah-

buahan.

Tanaman bahan makanan utama terdiri atas padi, jagung, ubi kayu, ubi

jalar, kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau. Tanaman sayuran terdiri atas

kacang panjang, cabe, tomat, ketimun, kangkung, bayam, dan terong. Buah-

buahan terdiri dari semangka, pisang, mangga, rambutan, melon, jeruk, sawo,

pepaya, dan nanas. Nilai produksi dari beberapa komoditi yang termasuk

dalam subsektor tanaman bahan makanan disajikan pada Tabel 4.

Page 22: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

  

Tabel 4. Nilai Produksi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen tahun 2005-2008 (dalam rupiah)

Komoditi Tanaman Bahan Makanan

Tahun

2005 2006 2007 2008 Padi 528.531.110.504,20 553.325.110.319,41 620.461.721.541,55 573.873.072.194,90 Jagung 22.836.722.689,08 15.700.708.391,61 49.498.710.601,72 80.513.271.122,04 Ubi Kayu 30.592.767.537,82 48.782.248.157,25 41.216.395.638,97 35.907.046.267,32 Ubi Jalar 126.491.596,64 26.712.026,71 216.452.435,53 43.771.513,19 Kacang tanah 27.319.698.600,65 31.685.194.127,87 32.626.478.443,34 35.062.758.620,69 Kedelai 9.120.217.242,39 12.311.198.889,32 12.063.382.296,83 18.067.198.275,86 Kacang hijau 16.961.407.397,98 19.991.449.410,86 10.193.506.085,46 10.948.472.206,90 Kacang panjang 824.065.213,72 763.685.396,49 581.582.070,48 792.478.964,98 Cabe 16.148.777.090,04 7.531.390.909,00 9.043.100.825,27 9.499.515.845,12 Tomat 243.676.668,15 254.186.668,90 142.578.053,68 119.980.380,54 Ketimun 274.276.420,56 113.861.863,07 119.696.478,91 465.856.126,45 Kangkung 24.136.782,50 66.512.583,18 42.427.326,09 71.668.503,74 Bayam 39.588.653,27 20.438.201,17 25.470.147,89 32.740.430,89 Terong 499.528.144,78 367.790.925,30 437.620.960,38 439.260.607,09 Semangka 5.473.704.776,06 2.160.616.603,47 4.065.993.940,58 2.939.488.485,76 Pisang 11.935.608.178,74 20.338.476.301,14 45.098.218.958,17 70.148.780.648,84 Mangga 40.141.088.449,32 26.522.051.486,73 24.252.892.885,07 21.517.651.908,21 Rambutan 1.428.429.589,01 2.759.628.816,60 2.527.435.948,98 6.337.397.967,68 Melon 8.515.363.328,89 5.141.344.043,11 4.944.834.153,64 7.128.074.130,43 Jeruk 469.034.277,95 531.586.549,59 306.090.577,60 1.896.949.712,64 Sawo 1.345.687.711,39 1.301.356.676,31 1.386.452.183,35 1.040.764.483,59 Pepaya 2.023.416.029,52 2.113.064.453,20 2.095.691.253,91 3.688.596.304,35 Nanas 2.064.732,37 1.103.821,59 1.519.057,86 2.405.386,47

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 10)

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui beberapa jenis komoditi tanaman

bahan makanan yang dihasilkan di Kabupaten Sragen. Komoditi yang

memiliki nilai produksi terbesar pada tahun 2005-2008 adalah padi, dimana

nilai produksinya mengalami penurunan pada tahun 2008 karena harga gabah

kering panen lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Hampir semua

komoditi pada Tabel 4 memiliki nilai produksi berfluktuatif yaitu jagung, ubi

kayu, ubi jalar, kedelai, kacang hijau, kacang panjang, cabe, tomat, ketimun,

kangkung, bayam, terong, semangka, rambutan, melon, jeruk, sawo, pepaya,

dan nanas. Komoditi padi, pisang dan kacang tanah memiliki nilai produksi

yang cenderung meningkat. Komoditi mangga memiliki nilai produksi yang

cenderung mengalami penurunan. Besarnya nilai produksi komoditi

dipengaruhi oleh jumlah produksi dan harga komoditi di tingkat produsen

pada waktu tertentu. Nilai produksi komoditi yang besar akan berpengaruh

terhadap besarnya kontribusi yang diberikan terhadap PDRB sektor pertanian

di Kabupaten Sragen.

Page 23: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

  

Peranan subsektor tanaman bahan makanan, selain dapat dilihat dari

nilai produksi juga dapat dilihat dari laju pertumbuhannya. Laju pertumbuhan

nilai produksi untuk komoditi tanaman bahan makanan yang dihasilkan di

Kabupaten Sragen disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Laju Pertumbuhan Nilai Produksi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen tahun 2005-2008 (dalam persen)

Komoditi Tanaman Bahan Makanan

Tahun Rata-rata 2006 2007 2008

Padi 4,69 12,13 -7,51 3,11 Jagung -31,25 215,26 62,66 82,22 Ubi kayu 59,46 -15,51 -12,88 10,36 Ubi jalar -78,88 710,32 -79,78 183,89 Kacang tanah 15,98 2,97 7,47 8,81 Kedelai 34,99 -2,01 49,77 27,58 Kacang Hijau 17,86 -49,01 7,41 -7,91 Kacang panjang -7,33 -23,85 36,26 1,70 Cabe -53,36 20,07 5,05 -9,41 Tomat 4,31 -43,91 -15,85 -18,48 Ketimun -58,49 5,12 289,20 78,61 Kangkung 175,57 -36,21 68,92 69,42 Bayam -48,37 24,62 28,54 1,60 Terong -26,37 18,99 0,37 -2,34 Semangka -60,53 88,19 -27,71 -0,02 Pisang 70,40 121,74 55,55 82,56 Mangga -33,93 -8,56 -11,28 -17,92 Rambutan 93,19 -8,41 150,74 78,51 Melon -39,62 -3,82 44,15 0,24 Jeruk 13,34 -42,42 519,73 163,55 Sawo -3,30 6,54 -24,93 -7,23 Pepaya 4,43 -0,82 76,01 26,54 Nanas -46,54 37,62 58,35 16,48

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 11)

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui rata-rata laju pertumbuhan

komoditi tanaman bahan makanan ada yang mengalami pertumbuhan positif

dan ada yang mengalami pertumbuhan negatif. Komoditi yang memiliki

rata-rata laju pertumbuhan nilai produksi yang positif adalah padi, jagung,

ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, kacang panjang, ketimun,

kangkung, bayam, pisang, rambutan, melon, jeruk, pepaya dan nanas.

Komoditi yang memiliki rata-rata laju pertumbuhan nilai produksi yang

negatif adalah kacang hijau, cabe, tomat, terong, semangka, mangga, dan

sawo. Komoditi tanaman bahan makanan yang memiliki laju pertumbuhan

Page 24: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

  

nilai produksi yang positif memiliki peranan besar terhadap pertumbuhan

sektor pertanian di Kabupaten Sragen.

Berdasarkan Rencana Strategis (RENSTRA) Kabupaten Sragen tahun

2006-2011, pemerintah daerah Kabupaten Sragen menetapkan beberapa

kebijakan terkait dengan pembangunan sektor pertanian, antara lain:

1. Setiap desa/kelurahan memiliki sentra produksi dan produk unggulan.

2. Seluruh produk unggulan daerah memperoleh fasilitas pemasaran

3. Setiap desa/kelurahan memenuhi standart mutu lingkungan dan mampu

menyediakan bahan baku industri dari hutan rakyat yang lestari sesuai

dengan potensi yang dimiliki.

Program-program pembangunan daerah Kabupaten Sragen pada sektor

pertanian, antara lain :

1. Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan.

2. Peningkatan kesejahteraan petani.

3. Pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan.

4. Peningkatan ketahanan pangan.

5. Peningkatan produksi pertanian dan perkebunan.

6. Rehabilitasi hutan dan lahan.

7. Peningkatan penerapan teknologi pertanian dan perkebunan.

8. Perencanaan dan pengembangan hutan.

Berdasarkan kontribusi subsektor tanaman bahan makanan tahun

2005-2008 dan laju pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan tahun

2006-2008 di Kabupaten Sragen dan sejalan dengan Rencana Strategis

Kabupaten Sragen tahun 2006-2011 maka perlu dilakukan perencanaan

pembangunan ekonomi daerah agar dapat meningkatkan perekonomian

daerah Kabupaten Sragen. Dengan melihat besarnya nilai produksi dan nilai

laju pertumbuhan dari suatu komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten

Sragen, maka dapat diketahui komoditi tanaman bahan makanan yang perlu

diprioritaskan terlebih dahulu dalam jangka pendek dan juga komoditi yang

belum layak diprioritaskan dalam jangka pendek, tetapi tetap harus

dikembangkan untuk kebutuhan jangka menengah dan jangka panjang.

Page 25: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

  

Setelah diketahui komoditi yang perlu diprioritaskan untuk dikembangkan

maka perencanaan pembangunan ekonomi daerah berbasis komoditi tanaman

bahan makanan di Kabupaten Sragen dapat lebih jelas dan terarah sehingga

mampu meningkatkan perekonomian daerah Sragen.

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan dirumuskan sebagai

berikut :

1. Bagaimana peran komoditi tanaman bahan makanan dalam pembangunan

ekonomi di Kabupaten Sragen?

2. Bagaimana strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan

dalam kerangka perencanaan pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten

Sragen?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisis peran komoditi tanaman bahan makanan dalam pembangunan

ekonomi di Kabupaten Sragen.

2. Menganalisis strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan

dalam kerangka perencanaan pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten

Sragen.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan terutama yang

berkaitan dengan topik penelitian serta merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi pemerintah Kabupaten Sragen, diharapkan hasil penelitian dapat

dijadikan masukan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan terkait dengan kebijakan-kebijakan dalam perencanaan

pembangunan ekonomi daerah terutama komoditi tanaman bahan

makanan.

Page 26: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

  

3. Bagi pembaca, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pustaka dalam

menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai bahan referensi untuk

penelitian selanjutnya

Page 27: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12  

  

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Palupi (2009), yang berjudul Dampak Permintaan Akhir

Terhadap Sektor Tanaman Bahan Makanan dalam Pembangunan Wilayah

Kabupaten Sragen dengan Pendekatan Analisis Input-Output, menyatakan

bahwa Sektor tanaman bahan makanan menduduki urutan pertama dan

keseluruhan nilai output sektor perekonomian lain di Kabupaten Sragen. Hal

ini menandakan bahwa sektor tanaman bahan makanan merupakan sektor yang

relatif penting dalam menyumbang output perekonomian di Kabupaten Sragen.

Output sektor tanaman bahan makanan terdiri dari padi dan palawija, buah-

buahan dan sayur-sayuran. Output dari sektor tanaman bahan makanan yang

relatif tinggi dapat memenuhi permintaan dari sektor perekonomian lain, baik

itu permintaan antara maupun permintaan akhir.

Hasil penelitian Hastutiningsih (2010), yang berjudul Pembangunan

Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditi Pertanian di Kabupaten Sragen,

menyatakan bahwa komoditi pertanian yang paling menjadi basis di banyak

kecamatan Kabupaten Sragen adalah padi sawah, kelapa, wijen, domba, dan

katak hijau. Padi sawah menjadi basis pada sebelas kecamatan. Jenis padi yang

ditanam di Kabupaten Sragen meliputi padi IR64, Menthik, Pandhan Wangi,

dan padi organik. Kecamatan yang memiliki nilai LQ rata-rata tertinggi untuk

komoditi padi sawah adalah kecamatan Sidoharjo yaitu sebesar 1,77, artinya

keseluruhan produksi padi sawah yang ada sebanyak 1 bagian untuk memenuhi

kebutuhan di kecamatan Sidoharjo dan 0,77 bagian lainnya untuk ekspor atau

memenuhi kebutuhan di luar daerah Kecamatan Sidoharjo.

Hasil penelitian Hartanto (2010), yang berjudul Komoditi Tanaman

Bahan Makanan Dalam Pengembangan Perekonomian Daerah Kabupaten

Wonogiri, dengan menggunakan pendekatan Tipologi Klassen menyimpulkan

bahwa klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Wonogiri

terbagi dalam empat kategori komoditi, yaitu:

 

12

Page 28: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13  

  

1. Komoditi Prima terdiri dari komoditi padi, kacang tanah, kedelai, mangga

dan pisang.

2. Komoditi Potensial terdiri dari komoditi jagung dan ubi kayu.

3. Komoditi Berkembang terdiri dari komoditi cabai, sirsak, bawang merah

pepaya, buncis, kacang panjang, alpukat, sawo, jeruk, kentang, kacang hijau,

sawi,  bayam, terong, mentimun, ketela rambat, wortel, kangkung, tomat,

sukun, kubis, labu siam, bawang putih, dan bawang daun.

4. Komoditi Terbelakang terdiri dari komoditi durian sorghum, rambutan, dan

nanas.

Hasil penelitian Julianti (2010), yang berjudul Strategi Pengembangan

Sektor Pertanian di Kabupaten Banjarnegara (Pendekatan Tipologi Klassen),

menyimpulkan bahwa klasifikasi subsektor pertanian di Kabupaten

Banjarnegara berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen diperoleh empat

kategori subsektor, yaitu :

1. Subsektor prima : subsektor peternakan

2. Subsektor potensial : subsektor tanaman bahan makanan dan subsektor

perkebunan

3. Subsektor berkembang : subsektor kehutanan

4. Subsektor terbelakang : subsektor perikanan

Strategi pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Bajarnegara, meliputi :

1. Strategi jangka pendek yang direncanakan bertujuan untuk mempertahankan

subsektor prima tetap menjadi subsektor prima, yaitu tetap mempertahankan

laju pertumbuhannya yang cepat dan besarnya kontribusi dari subsektor

prima. Strategi pengembangan yaitu dengan cara diversifikasi produk hasil

peternakan (daging dan susu), stabilisasi hasil peternakan dan sistem gaduh

ternak.

2. Strategi pengembangan jangka menengah terdiri dari 3 macam alternatif

strategi :

a. Mengupayakan subsektor potensial menjadi subsektor prima yaitu

dengan meningkatkan laju pertumbuhan sektor potensial melalui upaya

meningkatkan peran kelompok tani, pengembangan pertanian pada lahan

Page 29: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14  

  

kritis, promosi atas hasil produksi pertanian unggul daerah (tanaman

bahan makanan dan perkebunan), pelibatan pihak swasta sebagai mitra

petani dan peningkatan kualitas SDM petani.

b. Mengupayakan sub sektor berkembang menjadi sub sektor potensial,

yaitu dengan meningkatkan kontribusi sub sektor berkembang melalui

upaya pengembangan hasil hutan non kayu (lebah madu), pelestarian

hutan untuk menjaga ketersediaan air dan untuk mencegah erosi.

c. Mengupayakan sub sektor terbelakang menjadi sub sektor berkembang,

yaitu dengan meningkatkan laju pertumbuhan subsektor terbelakang

melalui upaya pengembangan bibit ikan unggul dan penguatan kelompok

pembudidaya ikan (pokdakan).

3. Strategi pengembangan jangka panjang terdiri dua macam alternatif strategi,

yaitu :

a. Mengupayakan subsektor terbelakang menjadi subsektor berkembang,

yaitu dengan meningkatkan laju pertumbuhan subsektor terbelakang,

melalui upaya kerjasama dengan pihak swasta untuk meningkatkan

penjualan produk perikanan dan memfasilitasi peningkatan akses

pembudidaya ikan terhadap sumber permodalan.

b. Mengupayakan subsektor prima tetap menjadi subsektor prima, yaitu

dengan tetap mempertahankan laju pertumbuhannya yang cepat dan

besarnya kontribusi dari subsektor prima melalui upaya inseminasi

buatan pada ternak, penelitian dan pengolahan gizi dan pakan ternak, dan

pemanfaatan kotoran dan urine ternak sebagai pupuk organik dan biogas.

Penelitian-penelitian di atas dijadikan sebagai acuan atau bahan referensi

dalam penelitian ini karena:

1. Adanya kesamaan topik penelitian, yaitu mengenai sektor pertanian dan

kesamaan lokasi penelitian di Kabupaten Sragen, yaitu dalam penelitian

Palupi (2009) dan Hastutiningsih (2010).

2. Adanya kesamaan metode pendekatan analisis, yaitu menggunakan analisis

pendekatan Tipologi Klassen dalam penelitian Hartanto (2010) dan Julianti

(2010).

Page 30: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15  

  

Hasil penelitian tersebut dapat memberikan informasi dan gambaran

secara komprehensif, sehingga akan mempermudah penelitian ini untuk

menentukan strategi pengembangan wilayah berbasis tanaman bahan makanan

di Kabupaten Sragen. Hasil penelitian tersebut juga digunakan sebagai

pembanding, khususnya penelitian yang di Kabupaten Sragen untuk

mengetahui perkembangan dari sektor pertanian.

B. Tinjauan Pustaka

1. Perencanaan Pembangunan

Perencanaan dapat didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan oleh

sebuah institusi publik untuk membuat arah kebijakan pembangunan yang

harus dilakukan di sebuah wilayah baik negara maupun di daerah dengan

didasarkan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh wilayah

tersebut. Artinya, dalam sebuah proses perencanaan, lembaga perencana

wajib memperhatikan kondisi sosial, budaya, ekonomi, keamanan,kondisi

fisik, segi pembiayaan serta kualitas sumber daya yang ada si wilayah

tersebut (Widodo, 2006).

Perencanaan pembangunan pada umumnya dilakukan oleh ahli-ahli

ekonomi dan pelaksanaan pembangunan dilaksanakan oleh aparat-aparat

pemerintah, pengusaha swasta maupun pelaksana-pelaksana perusahaan

pemerintah, dan individu-individu dalam masyarakat. Apabila pelaksana

pembangunan menjalankan kegiatan yang tidak sesuai dengan yang

digariskan oleh perencana pembangunan, maka proses pembangunan akan

tidak berjalan seperti yang direncanakan dan menimbulkan corak

pembangunan ekonomi yang tidak diharapkan. Oleh sebab itu adalah

kurang pada tempatnya memundakkan seluruh tanggung jawab dari

kepincangan yang terjadi dalam proses pembangunan kepada ahli-ahli

ekonomi (Sukirno, 1985).

2. Pembangunan Ekonomi

Pandangan pembangunan lama atau dikenal dengan pembangunan

tradisional menyatakan bahwa pembangunan adalah upaya yang dilakukan

untuk meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) ditingkat nasional

Page 31: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16  

  

atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ditingkat daerah.

Penggunaan indikator ini terkait dengan kemampuan indikator ini dalam

mencerminkan tingkat kemakmuran bangsa. Indikator ini memungkinkan

kita untuk mengetahui tingkat output yang diproduksi di sebuah negara

untuk dikonsumsi oleh penduduknya (Widodo, 2006).

Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses

multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas

struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusi-institusi nasional,

disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan

ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan. Jadi, pada

hakikatnya, pembangunan harus mencerminkan perubahan total suatu

masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan tanpa

mengabaikankeragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual

maupun kelompok sosial yang ada di dalamnya, untuk bergerak lebih maju

menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik, secara materiil dan

spiritual (Todaro dan Smith, 2006).

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan

total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya

pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental

dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan ekonomi tak dapat

lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan

ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya,

pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.

Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan

kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk

kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami

pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara

tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi

keberhasilan pembangunan ekonomi (Anonim, 2010).

Tujuan pembangunan ekonomi adalah disamping menaikkan

pendapatan nasional. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan

Page 32: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17  

  

ekonomi suatu negara. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi

dua yaitu :

a. Faktor Ekonomi

b. Faktor Non Ekonomi (seperti sistem pemerintahan, hukum, pendidikan,

agama, kebudayaan, adat istiadat, tradisi dan sebagainya).

Pembangunan ekonomi dapat memberikan kepada manusia yang

bersangkutan kemampuan yang lebih besar untuk menguasai alam

sekitarnya dan mempertinggi tingkat kebebasannya dalam mengadakan

tindakan tertentu (Martono, 2008).

3. Pembangunan Daerah

Basis otonomi daerah tersebut adalah daerah Kabupaten dan daerah

Kota yang didasarkan pada azas desentralisasi, adapun daerah propinsi

merupakan wakil pemerintah pusat yang menyelenggarakan urusan

administrasi yang mencakup lintas daerah kabupaten dan daerah kota.

Diberlakukannya Otonomi Daerah, harus kita sadari bahwa bersamaan

pula adanya desakan dari arus globalisasi bagi masyarakat, antara lain

menimbulkan beberapa tantangan; pertama, berbagai produk akan

menghadapi persaingan yang sengit dengan produk yang datang dari luar.

Bagi semua hasil produksi termasuk dari pertanian, industri mikro dan

keluarga tidak ada jalan lain kecuali meningkatkan daya saing produk.

Dalam posisi SDM rendah kualitas dan teknologi yang tidak tepat, maka

akan kalah bersaing. Kedua, arus globalisasi akan mengundang semakin

terbukanya peluang investasi asing, sehingga perusahaan domestik harus

bersaing dengan usaha asing di negerinya sendiri. Untuk itu diperlukan

kebijakan pemerintah tentang perlunya penyertaan partner lokal, agar

usaha domestik ikut maju (Karsidi, 2000).

Ada dua kondisi yang mempengaruhi proses perencanaan

pembangunan daerah, yaitu tekanan yang berasal dari lingkungan dalam

negeri maupun luar negeri yang mempengaruhi kebutuhan daerah dalam

proses pembangunan perekonomiannya. Dan kenyataan bahwa

perekonomian daerah dalam suatu negara dipengaruhi oleh setiap sektor

Page 33: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18  

  

secara berbeda-beda, misalkan beberapa daerah mengalami pertumbuhan

pada sektor industri sedangkan daerah lain mengalami penurunan

(Kuncoro, 2004b).

4. Pembangunan Pertanian

Tantangan pembangunan pertanian Indonesia ke depan antara lain

bagaimana memenuhi kebutuhan pangan serta keseimbangan gizi

keluarga; memperbaiki dan membangun infrastruktur lahan dan air serta

perbenihan dan perbibitan; meningkatkan produktivitas dan nilai tambah

produk pertanian; membuka akses pembiayaan pertanian dengan suku

bunga rendah bagi petani/peternak kecil; memperkokoh kelembagaan

usaha ekonomi produktif di perdesaan; menciptakan sistem penyuluhan

pertanian yang efektif; membudayakan penggunaan pupuk kimiawi dan

organik secara berimbang untuk memperbaiki dan meningkatkan

kesuburan tanah; mengupayakan adaptasi terhadap perubahan iklim dan

pelestarian lingkungan hidup; menciptakan kebijakan harga (pricing

policies) yang proporsional untuk produk-produk pertanian khusus;

mengupayakan pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s) yang

mencakup angka kemiskinan, pengangguran, dan rawan pangan;

memperkuat kemampuan untuk bersaing di pasar global serta mengatasi

pelemahan pertumbuhan ekonomi akibat krisis global; serta memperbaiki

citra petani dan pertanian agar kembali diminati generasi penerus

(Deptan, 2009).

5. Peranan Sektor Pertanian

Pakar ilmu ekonomi mulai menyadari bahwa daerah pedesaan pada

umumnya dan sektor pertanian pada khususnya ternyata tidak bersifat

pasif, tetapi jauh lebih penting dari sekedar penunjang dalam proses

pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Keduanya harus ditempatkan

pada kedudukan sebenarnya, yakni sebagai unsur atau elemen unggulan

yang sangat penting, dinamis, dan bahkan menentukan dalam strategi-

strategi pembangunan secara keseluruhan, terutama pada negara sedang

berkembang yang berpendapatan rendah (Todaro dan Smith, 2006).

Page 34: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19  

  

Pertanian dapat bekerjasama secara harmonis dengan sektor-sektor

lain untuk menghasilkan pertumbuhan yang lebih cepat, mengurangi

kemiskinan, dan melestarikan lingkungan. Dunia pertanian berkontribusi

pada pembangunan sebagai sebuah aktivitas ekonomi, sebagai mata

pencaharian dan sebagai cara untuk melestarikan lingkungan, sehingga

menjadikan sektor ini sebuah instrumen unik bagi pembangunan

(Grup Bank Dunia, 2008).

Sumbangan atau jasa sektor pertanian pada pembangunan ekonomi

terletak dalam hal : (i) menyediakan surplus pangan yang semakin besar

kepada penduduk yang kian meningkat. (ii) meningkatkan permintaan

akan produk industri dan dengan demikian mendorong keharusan

diperluasnya sektor sekunder dan tersier. (iii) menyediakan tambahan

penghasilan devisa untuk impor barang-barang modal bagi pembangunan

melalui ekspor hasil pertanian terus menerus. (iv) meningkatkan

pendapatan untuk dimobilisasi pemerintah. (v) memperbaiki kesejahteraan

rakyat pedesaan (Jhingan, 2007).

6. Pembangunan Sektor Tanaman Bahan Makanan

Di negara terbelakang produksi pangan mendominasi sektor

pertanian. Jika output membesar lantaran meningkatnya produktivitas,

maka pendapatan para petani akan meningkat. Dalam situasi dimana

kenaikan produksi komoditi pertanian tertinggal di belakang pertumbuhan

permintaannya, maka akan timbul kenaikan harga bahan makanan. Untuk

menutup kelangkaan dalam negeri dan mencegah membumbungnya harga

bahan pangan dapat saja di impor dari luar negeri, tetapi impor demikian

mungkin akan mengorbankan barang-barang modal yang diperlukan untuk

pembangunan. Kesemuanya ini menekan perlunya menaikkan produksi

pangan dan surplus pertanian untuk pembentukan modal di negara

terbelakang (Jhingan, 2007).

Program ketahanan pangan belum bisa terlepas sepenuhnya dari

beras sebagai komoditi basis yang strategis. Hal ini tersurat pada rumusan

pembangunan pertanian bahwa sasaran indikatif produksi komoditas

Page 35: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20  

  

utama tanaman pangan sampai tahun 2006 dan cadangan pangan

pemerintah juga masih berbasis pada beras. Namun demikian, dengan

semakin berkurangnya areal garapan per petani, keterbatasan pasokan air

irigasi dan mahalnya harga input serta relatif rendahnya harga produk

dapat menjadi faktor-faktor pembatas/kendala untuk program peningkatan

kesejahteraan dan kemandirian petani yang berbasis sumberdaya lokal

tersebut (Darwanto dan Ratnaningtyas, 2007).

7. Metode Analisis Potensi Relatif Perekonomian Wilayah

Ada beberapa metode analisis yang dapat digunakan untuk

menentukan potensi relatif perekonomian suatu wilayah. Metode analisis

itu diantaranya adalah :

a. Metode Analisis LQ

Asumsi utama dalam analisis LQ adalah bahwa semua penduduk

di setiap daerah mempunyai pola permintaan yang sama dengan pola

permintaan pada tingkat daerah referensi (pola pengeluaran secara

geografi adalah sama). Produktivitas tenaga kerja adalah sama dan

setiap industri menghasilkan orang yang sama (homogen) pada setiap

sektor (Arsyad, 1999).

b. Metode Analisis Shift-Share

Menurut Widodo (2006), analisis Shift Share adalah salah satu

teknik kuantitatif yang bisa digunakan untuk menganalisis perubahan

struktur ekonomi daerah relatif terhadap struktur ekonomi wilayah

administratif yang lebih tinggi sebagai pembanding atau referensi.

Untuk tujuan tersebut, analisis ini menggunakan tiga informasi dasar

yang berhubungan satu sama lain, yaitu:

1) Pertumbuhan ekonomi referensi provinsi atau nasional (national

growth effect), yang menunjukkan bagaimana pengaruh

pertumbuhan ekonomi nasional terhadap perekonomian daerah.

2) Pergeseran proporsional (proportional shift), yang menunjukkan

perubahan relatif kinerja suatu sektor di daerah tertentu terhadap

sektor yang sama di referensi propinsi atau nasional.

Page 36: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21  

  

3) Pergeseran diferensial (differential shift) yang memberikan informasi

dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah (lokal)

dengan perekonomian yang dijadikan referensi.

c. Metode Input output

Menurut Kuncoro (2004a), manfaat analisis input output antara

lain menyajikan gambaran rinci mengenai struktur ekonomi pada suatu

kurun waktu tertentu, memberikan gambaran lengkap mengenai aliran

barang, jasa, dan input antar sektor, dan sebagai alat peramal mengenai

pengaruh suatu perubahan situasi/kebijakan ekonomi

Analisis IO dipergunakan untuk perencanaan ekonomi nasional

maupun regional. Model IO memberikan informasi yang perlu

mengenai koefisien struktural berbagai sektor perekonomian selama

suatu jangka waktu atau suatu waktu tertentu yang dapat dipergunakan

seoptimal mungkin mengalokasikan sumberdaya-sumberdaya ekonomi

menuju cita-cita yang diinginkan. Selain dapat mengetahui besarnya

keterkaitan antarsektor baik ke depan maupun ke belakang, perencana

juga dapat mengetahui besarnya angka pengganda dari setiap sektor

produksi dalam perekonomian tersebut. Angka pengganda yang

dihasilkan dari model IO mencakup angka pengganda output, tenaga

kerja serta pendapatan. Dari keduanya (angka pengganda dan koefisien

keterkaitan antarsektor) dapat diketahui sektor apa yang menjadi

unggulan daerah serta yang mampu memacu pertumbuhan ekonomi

regional (Widodo, 2006).

d. Metode Tipologi Klassen

Teknik Tipologi Klassen dapat digunakan untuk mengetahui

gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan sektoral daerah.

Menurut Tipologi Klassen, masing-masing sektor ekonomi di daerah

dapat diklasifikasikan sebagai sektor yang prima, berkembang,

potensial, dan terbelakang. Analisis ini mendasarkan pengelompokan

suatu sektor dengan melihat pertumbuhan dan kontribusi sektor tertentu

terhadap total PDRB suatu daerah. Dengan menggunakan analisis

Page 37: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22  

  

Tipologi Klassen, suatu sektor dapat dikelompokkan ke dalam empat

kategori, yaitu : sektor prima, sektor potensial, sektor berkembang, dan

sektor terbelakang. Penentuan kategori suatu sektor ke dalam empat

kategori tersebut didasarkan pada laju pertumbuhan kontribusi

sektoralnya dan rerata besar kontribusi sektoralnya terhadap PDRB,

seperti yang ditunjukkan Tabel 6.

Tabel 6. Matriks Tipologi Klassen Rerata Kontribusi

Sektoral thd PDRB Rerata Laju

Pertumbuhan Sektoral

YSEKTOR ≥ YPDRB YSEKTOR < YPDRB

rSEKTOR ≥ rPDRB

Sektor Prima Sektor Berkembang

rSEKTOR < rPDRB

Sektor Potensial Sektor Terbelakang

Sumber: Widodo, 2006

Keterangan:

a. YSEKTOR = nilai sektor ke i

b. YPRDB = rata-rata PDRB

c. rSEKTOR = laju pertumbuhan sektor ke i

d. rPDRB = laju pertumbuhan PDRB

Bila dikaitkan dengan kegiatan perencanaan untuk pengembangan

ekonomi daerah di masa mendatang, dapat dilakukan dengan

menentukan strategi pengembangan menurut periode waktu yang dapat

dilakukan dalam tiga tahap yaitu prioritas pengembangan ekonomi

untuk masa jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Page 38: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23  

  

Tabel 7. Matriks Strategi Pengembangan

Jangka Pendek (1-5th)

Jangka Menengah (5-10th)

Jangka Panjang (10-25th)

- sektor prima - sektor berkembang menjadi sektor prima

- sektor terbelakang menjadi sektor berkembang

- sektor berkembang menjadi sektor prima

Sumber : Widodo, 2006

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Perencanaan memiliki peran yang penting dalam proses pembangunan.

Perencanaan pembangunan yang baik haruslah memperhatikan kondisi

lingkungan, kekuatan dan kelemahan di suatu daerah, badan perencana

pembangunan dan ruang serta waktu. Perencanaan pembangunan yang tepat

dibutuhkan agar tujuan pembangunan dapat dicapai dan berjalan baik. Oleh

karena itu perencanaan pembangunan diperlukan sebagai dasar dan arahan

dalam melakukan proses pembangunan sehingga dapat mencapai tujuan yang

diharapkan.

Pembangunan daerah di Kabupaten Sragen mencakup dua sektor yaitu

sektor perekonomian dan sektor non perekonomian. Sektor perekonomian

terdiri dari sektor pertanian dan sektor non pertanian dimana masing-masing

sektor tersebut memberikan sumbangan yang beragam bagi PDRB Kabupaten

Sragen. Sektor pertanian terdiri dari lima subsektor antara lain subsektor

tanaman bahan makanan, subsektor tanaman perkebunan, subsektor

peternakan, subsektor kehutanan dan subsektor perikanan. Sedangkan untuk

sektor non pertanian terdiri dari delapan sektor antara lain sektor pertambangan

dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas, dan air minum;

sektor bangunan/kontruksi; sektor perdagangan, restoran, dan hotel; sektor

pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan, dan jasa

perusahaan; dan sektor jasa-jasa.

Subsektor tanaman bahan makanan merupakan subsektor yang

memberikan kontribusi terbesar dari sektor pertanian, sehingga tanaman bahan

Page 39: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24  

  

makanan memiliki peranan penting bagi sektor pertanian di Kabupaten Sragen.

Subsektor ini memperoleh kontribusi dari berbagai komoditi tanaman pangan

(padi dan palawija), sayuran dan buah-buahan. Dari hasil produksi komoditi

tersebut dapat diketahui besarnya nilai produksi dan laju pertumbuhan

komoditi dengan melihat jumlah produksi dan harga komoditi tingkat produsen

pada tahun tertentu. Kontribusi komoditi tanaman bahan makanan dapat

diketahui yaitu dengan membandingkan nilai produksi masing-masing

komoditi tanaman bahan makanan terhadap total nilai produksi komoditi

pertanian secara keseluruhan di Kabupaten Sragen.

Besarnya kontribusi dan laju pertumbuhan komoditi tanaman bahan

makanan di Kabupaten Sragen dapat dijadikan sebagai indikator untuk

menentukan klasifikasi tanaman bahan makanan dengan menggunakan analisis

Tipologi Klassen. Dengan analisis Tipologi Klassen, masing-masing komoditi

tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen diidentifikasi sehingga dapat

diketahui komoditi yang menjadi prioritas atau unggulan di Kabupaten Sragen.

Komoditi tanaman bahan makanan berdasarkan Tipologi Klassen

diklasifikasikan menjadi empat kategori yaitu komoditi prima, komoditi

potensial, komoditi berkembang, dan komoditi terbelakang. Berdasarkan hasil

klasifikasi, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen dapat melakukan

kegiatan perencanaan untuk pembangunan ekonomi daerahnya di masa yang

akan datang yaitu dengan menentukan strategi pengembangan komoditi

tanaman bahan makanan.

Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan ini dapat

disusun melalui matriks strategi pengembangan komoditi tanaman bahan

makanan yang berdasarkan pada periode waktu, meliputi pengembangan untuk

masa jangka pendek (1-5 tahun), jangka menengah (5-10 tahun) dan jangka

panjang (10-25 tahun). Hasil rumusan strategi pengembangan yang telah

disusun berdasarkan periode waktu tersebut dapat dijadikan sebagai

sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah, sehingga akan mempermudah

pemerintah daerah dalam menyusun rencana pembangunan daerah Kabupaten

Sragen. Dengan demikian, perencanaan pembangunan daerah merupakan

Page 40: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25  

  

tindak lanjut dari penetapan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan

makanan di KabupatenSragen.

Gambar alur kerangka pemikiran dalam penelitian Perencanaan

Pembangunan Ekonomi Daerah Berbasis Komoditi Tanaman Bahan Makanan

di Kabupaten Sragen disajikan pada Gambar 1

   

Page 41: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26  

  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1. Alur Pemikiran Penentuan Klasifikasi dan Alternatif Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen

Pembangunan Daerah Kabupaten Sragen

Sektor Perekonomian Sektor Non Perekonomian

Sektor Pertanian Sektor Non Pertanian

Subsektor Tanaman Bahan Makanan

Subsektor Tanaman Perkebunan

Subsektor Peternakan

Subsektor Kehutanan

Subsektor Perikanan

Komoditi Tanaman Bahan Makanan

Pendekatan Tipologi Klassen

Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di

Kabupaten Sragen

Komoditi Prima

Alternatif Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan

Jangka Pendek 1-5 Tahun

Jangka Menengah 5-10 Tahun

Jangka Panjang 10-25 Tahun

Perencanaan Pembangunan Ekonomi Kabupaten Sragen

Komoditi Potensial

Komoditi Berkembang

Komoditi Terbelakang

Page 42: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27  

  

D. Pembatasan Masalah

1. Model Analisis yang dapat digunakan untuk menentukan potensi relatif

perekonomian suatu wilayah adalah meliputi model teori ekonomi basis,

model Shift Share, model input-output, maupun pendekatan Tipologi

Klassen. Dalam penelitian ini analisis dibatasi hanya menggunakan

pendekatan Tipologi Klassen.

2. Komoditi tanaman bahan makanan terdiri dari tanaman padi, tanaman

palawija, dan tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura meliputi tanaman

sayur-sayuran, buah-buahan, biofarmaka, dan tanaman hias. Dalam

penelitian ini komoditi tanaman bahan makanan terdiri dari padi, palawija,

sayur-sayuran dan buah-buahan.

3. Harga komoditi tanaman bahan makanan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah harga rata-rata tahunan komoditi tanaman bahan makanan di

tingkat produsen di Kabupaten Sragen pada tahun 2005-2008.

4. Alternatif strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan

mengacu pada matrik strategi pengembangan dari buku Perencanaan

Pembangunan : Aplikasi Komputer karangan Tri Widodo.

E. Definisi Operasional Dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis pada sejumlah objek,

gagasan, atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu

berdasarkan ciri-ciri yang sama. Dalam penelitian ini, menggunakan

pendekatan Tipologi Klassen yang mengklasifikasikan komoditi tanaman

bahan makanan berdasarkan laju pertumbuhan dan kontribusi komoditi

tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen. Tipologi Klassen membagi

komoditi tanaman bahan makanan menjadi empat kategori yaitu komoditi

prima, komoditi potensial, komoditi berkembang dan komoditi terbelakang.

2. Komoditi adalah suatu produk yang diperdagangkan atau barang

perdagangan. Dalam penelitian ini, komoditi adalah suatu produk yang

dihasilkan dari suatu kegiatan dengan menggunakan sumberdaya yang

tersedia di Kabupaten Sragen.

Page 43: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28  

  

3. Tanaman bahan makanan adalah berbagai jenis tanaman yang

dibudidayakan yang dapat dijadikan atau dibuat menjadi bentuk lain dan

berguna untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia.

4. Komoditi tanaman bahan makanan adalah komoditi yang berasal dari

kegiatan di sektor pertanian khususnya subsektor tanaman bahan makanan

yang dapat diolah menjadi bentuk lain sehingga dapat dikonsumsi. Dalam

penelitian ini, komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen

meliputi padi, palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan.

5. Nilai produksi komoditi adalah besarnya hasil jasa dari komoditi yang

dibudidayakan. Dalam penelitian ini, nilai produksi komoditi tanaman

bahan makanan diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah produksi

komoditi tanaman bahan makanan dengan harga rata-rata komoditi tanaman

bahan makanan di tingkat produsen dalam satu tahun di Kabupaten Sragen

dan dinyatakan dalam satuan Rupiah. Harga rata-rata komoditi tanaman

bahan makanan adalah harga konstan komoditi tanaman bahan makanan

yang diperoleh dengan mengubah komoditi harga berlaku dengan rumus

sebagai berikut :

HK rill i = xHKiIHKiIHK D

HK rill i = xHKiIHKi100

Keterangan :

HK riil i : Harga Komoditas Atas Dasar Harga Konstan Tahun i

IHKD : Indeks Harga Konsumen Tahun Dasar

IHKi : Indeks Harga Konsumen Tahun i

HK i : Harga Komoditas Tahun i

i : Tahun Penelitian

Dalam penelitian ini, harga konstan komoditi tanaman bahan makanan di

tingkat produsen atas dasar tahun 2002 di Kabupaten Sragen.

6. Kontribusi adalah sumbangan, peranan atau fungsi suatu kegiatan ekonomi.

Dalam penelitian ini, kontribusi komoditi tanaman bahan makanan

Page 44: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29  

  

ditunjukkan dengan perbandingan antara kontribusi nilai produksi komoditi

tanaman bahan makanan i dengan total nilai produksi komoditi pertanian

kemudian dikalikan 100%. Untuk mengetahui besar kecilnya kontribusi

komoditi tanaman bahan makanan, maka kontribusi tanaman bahan

makanan tersebut dibandingkan dengan kontribusi PDRB Kabupaten Sragen

terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah. Adapun kriterianya adalah:

Kontribusi besar : apabila kontribusi komoditi tanaman bahan makanan i

lebih besar daripada kontribusi PDRB Kabupaten Sragen.

Kontribusi kecil : apabila kontribusi komoditi tanaman bahan makanan i

lebih kecil daripada kontribusi PDRB Kabupaten Sragen.

7. Laju pertumbuhan komoditi tanaman bahan makanan adalah proses

perubahan tingkat kegiatan ekonomi pada komoditi tanaman bahan makanan

yang terjadi dari tahun ke tahun. Dalam penelitian ini yang dimaksud laju

pertumbuhan komoditi tanaman bahan makanan adalah perubahan dari nilai

produksi komoditi tanaman bahan makanan i (kemajuan atau kemunduran)

yang ditunjukkan oleh selisih antara nilai produksi komoditi tanaman bahan

makanan i pada tahun t dengan nilai produksi komoditi tanaman bahan

makanan i tahun sebelumnya (tahunt-1), hasilnya dibagi dengan nilai

produksi komoditi tanaman bahan makanan i tahun sebelumnya (tahunt-1),

dikalikan 100%. Untuk mengetahui cepat lambatnya, laju pertumbuhan

komoditi tanaman bahan makanan Kabupaten Sragen dibandingkan dengan

laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen. Kriteria yang digunakan

adalah:

Tumbuh cepat : apabila laju pertumbuhan komoditi tanaman bahan

makanan i memiliki nilai lebih besar dan sama dengan laju

pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen.

Tumbuh lambat : apabila laju pertumbuhan komoditi tanaman bahan

makanan i memiliki nilai lebih kecil daripada laju

pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen.

8. Perencanaan pembangunan adalah sebuah tindakan yang berupaya untuk

mengantisipasi ketidakseimbangan yang terjadi dan untuk mencapai

Page 45: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30  

  

berbagai tujuan yang ditetapkan. Dalam penelitian ini perencanaan

pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Sragen didasarkan atas

kontribusi dan laju pertumbuhan komoditi tanaman bahan makanan dengan

menggunakan Pendekatan Tipologi Klassen.

9. Strategi pengembangan adalah usaha atau cara (trik) agar suatu hal dapat

mengalami perkembangan yang bersifat lebih baik/maju. Strategi

pengembangan komoditi tanaman bahan makanan dalam penelitian ini

adalah suatu perencanaan untuk mengembangkan komoditi tanaman bahan

makanan yang ada di Kabupaten Sragen berdasarkan pada kontribusi dan

laju pertumbuhan komoditi tanaman bahan makanan dalam jangka waktu

tertentu. Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan

didasarkan pada periode waktu, yang terdiri dari:

a. Strategi jangka pendek dilakukan dalam jangka waktu 1-5 tahun

b. Strategi jangka menengah dilakukan dalam jangka waktu 5-10 tahun

c. Strategi jangka panjang dilakukan dalam jangka waktu 10-25 tahun

Page 46: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

 

 

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

dektriptif analitik. Metode deskriptif adalah metode yang memusatkan diri

pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pada

masalah-masalah yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun,

dijelaskan, dan kemudian dianalisa. Metode ini sering pula disebut metode

analitik (Surakhmad, 1985).

B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian

Daerah penelitian yang diambil adalah Kabupaten Sragen dengan

pertimbangan sebagai berikut:

1. Sektor pertanian di Kabupaten Sragen memberikan kontribusi yang

tertinggi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tahun

2005-2008 (Tabel 1).

2. Subsektor tanaman bahan makanan mempunyai nilai kontribusi PDRB

yang paling tinggi dibanding dengan subsektor yang lain (Tabel 2), namun

dalam laju pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan pada tahun

2005-2008 masih bersifat fluktuatif (Tabel 3).

Oleh karena itu, kondisi ini perlu diperhatikan agar dapat lebih

meningkat pada waktu mendatang, yaitu dengan menentukan strategi

pengembangan pada sektor pertanian, khususnya pada komoditi dari

subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

dan data primer. Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dalam

berbagai bentuk. Biasanya jenis data ini lebih banyak sebagai data statistik

atau data yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga siap digunakan. Data

dalam bentuk statistik biasanya tersedia pada kantor-kantor pemerintahan,

biro jasa data, perusahaan swasta atau badan lain yang berhubungan dengan

 

31

Page 47: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

 

 

penggunaan data. Sumber utama data statistik di Indonesia adalah Badan

Pusat Statistik (Daniel, 2004).

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik

(BPS) Kabupaten Sragen, BAPPEDA Kabupaten Sragen, Dinas Pertanian

Kabupaten Sragen, Dinas Peternakan Kabupaten Sragen, Dinas Perikanan

Kabupaten Sragen dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sragen.

Data sekunder yang digunakan berupa data Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Sragen tahun 2005-2008, PDRB Provinsi Jawa Tengah

tahun 2005-2008 ADHK 2000, jumlah produksi komoditi tanaman bahan

makanan tahun 2005-2008 di Kabupaten Sragen, harga komoditi tanaman

bahan makanan tahun 2005-2008 di Kabupaten Sragen, indeks harga

konsumen (IHK) tahun 2005-2008 Kabupaten Sragen, data Rencana Strategis

(RENSTRA) Kabupaten Sragen, bahan LKPJ Bupati tahun 2010 dan data

yang ada pada Sragen Dalam Angka 2005-2008.

Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan

narasumber. Wawancara dilakukan kepada dinas terkait yaitu Dinas Pertanian

Kabupaten Sragen, Penyuluh lapang, dan Ketua kelompok tani. Wawancara

terkait dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam kegiatan

on farm dan off farm komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan Tipologi Klassen. Pendekatan Tipologi Klassen adalah alat

analisis untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan

ekonomi masing-masing komoditi tanaman bahan makanan. Tipologi Klassen

untuk penelitian ini pada dasarnya membagi komoditi tanaman bahan

makanan berdasarkan dua indikator utama, yaitu laju pertumbuhan komoditi

tanaman bahan dan kontribusi komoditi tanaman bahan makanan terhadap

PDRB kabupaten Sragen.

Page 48: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

 

 

1. Analisis Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan

Identifikasi komoditi tanaman bahan makanan yang ada di

Kabupaten Sragen dengan menggunakan pendekatan Tipologi Klassen.

Pendekatan Tipologi Klassen ini dilakukan dengan:

a. Membandingkan besarnya kontribusi komoditi tanaman bahan makanan

dengan kontribusi PDRB Kabupaten Sragen terhadap PDRB Provinsi

Jawa Tengah.

b. Membandingkan laju pertumbuhan komoditi tanaman bahan makanan

dengan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen.

Dari identifikasi dengan menggunakan pendekatan Tipologi Klassen

tersebut diperoleh klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan yaitu

komoditi prima, komoditi potensial, komoditi berkembang dan komoditi

terbelakang. Penjelasan pengklasifikasian tersebut didasarkan pada besar

kecilnya kontribusi antara komoditi tanaman bahan makanan i dengan

kontribusi PDRB Kabupaten Sragen dan cepat lambatnya laju

pertumbuhan antara komoditi tanaman bahan makanan i dengan PDRB

Kabupaten Sragen. Untuk lebih jelasnya mengenai identifikasi dan

klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan dengan pendekatan Tipologi

Klassen disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Identifikasi dan Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan dengan Pendekatan Tipologi Klassen

Kontribusi Komoditi Tanaman Bahan Laju Makanan Pertumbuhan Komoditi Tanaman Bahan Makanan

Kontribusi Besar (Kontribusi Komoditi i > Kontribusi PDRB)

Kontribusi Kecil (Kontribusi Komoditi

i< Kontribusi PDRB)

Tumbuh Cepat (rkomoditi i>rPDRB)

Komoditi Prima

Komoditi Berkembang

Tumbuh Lambat (rkomoditi i<rPDRB)

Komoditi Potensial

Komoditi Terbelakang

Keterangan :

rKomoditi i : laju pertumbuhan komoditi i

rPDRB : laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen

Page 49: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

 

 

Pendekatan Tipologi Klassen ini akan memberikan hasil yang

menunjukkan posisi pertumbuhan dan kontribusi komoditi tanaman bahan

makanan di Kabupaten Sragen. Berdasarkan Matriks Tipologi Klassen,

komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen dapat

diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu:

a. Komoditi prima adalah komoditi yang memiliki laju pertumbuhan

cepat dan kontribusi yang besar terhadap PDRB Kabupaten Sragen.

b. Komoditi potensial adalah komoditi yang memiliki laju pertumbuhan

lambat dan kontribusi yang besar terhadap PDRB Kabupaten Sragen.

c. Komoditi berkembang adalah komoditi yang memiliki pertumbuhan

cepat dan kontribusi yang kecil terhadap PDRB Kabupaten Sragen.

d. Komoditi terbelakang adalah komoditi yang memiliki laju pertumbuhan

lambat dan kontribusi yang kecil terhadap PDRB Kabupaten Sragen.

2. Alternatif Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan

Setelah dilakukan klasifikasi pada komoditi tanaman bahan makanan

maka dapat dirumuskan suatu strategi pengembangan dalam rangka

perencanaan pembangunan ekonomi daerah untuk meningkatkan

pendapatan daerah Kabupaten Sragen. Strategi pengembangan komoditi

tanaman bahan makanan baik jangka pendek, jangka menengah maupun

jangka panjang secara lebih jelas disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Matriks Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen

Jangka Pendek (1-5th)

Jangka Menengah (5-10th)

Jangka Panjang (10-25th)

Komoditi Prima Komoditi potensial menjadi komoditi prima

Komoditi potensial menjadi komoditi prima Komoditi berkembang menjadi komoditi potensial Komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang

Komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang Komoditi Prima

Page 50: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

 

 

Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di

Kabupaten Sragen sebagai dasar perencanaan pembangunan ekonomi,

dapat dilakukan melalui:

a. Strategi Jangka Pendek

Strategi pengembangan jangka pendek dilakukan dengan periode

waktu antara 1-5 tahun. Strategi jangka pendek ini dapat dilakukan

dengan mengoptimalkan potensi komoditi prima dalam meningkatkan

PDRB Kabupaten Sragen. Selain itu juga dengan mengupayakan

komoditi potensial menjadi komoditi prima. Strategi yang dapat

dilakukan dengan meningkatkan laju pertumbuhan komoditi potensial.

b. Strategi Jangka Menengah

Strategi pengembangan dalam jangka menengah dilakukan

dengan periode waktu antara 5-10 tahun. Strategi jangka menengah

dilakukan dengan mengusahakan agar komoditi potensial dapat menjadi

komoditi prima yaitu dengan meningkatkan nilai laju pertumbuhan

komoditi potensial tersebut, mengupayakan komoditi berkembang

menjadi komoditi potensial dengan meningkatkan kontribusi komoditi

berkembang sehingga apabila komoditi potensial mengalami

kemunduran atau menggantikan komoditi prima maka komoditi

berkembang dapat menggantikan komoditi potensial, mengupayakan

komoditi terbelakang dapat menjadi komoditi yang berkembang dengan

meningkatkan laju pertumbuhan komoditi terbelakang.

c. Strategi Jangka Panjang

Strategi pengembangan dalam jangka panjang dilakukan dengan

periode waktu antara 10-25 tahun. Strategi jangka panjang ini dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar komoditi terbelakang menjadi

komoditi berkembang dengan meningkatkan laju pertumbuhan

komoditi terbelakang dan juga untuk mempertahankan komoditi prima

menjadi komoditi prima agar kontinuitas sebagai penyumbang besar

PDRB Kabupaten Sragen tetap terjaga.

Page 51: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36  

 

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SRAGEN

A. Kondisi Umum Daerah

1. Letak Geografis

Kabupaten Sragen adalah salah satu kabupaten yang terletak di

Propinsi Jawa Tengah. Letak Kabupaten Sragen secara geografis antara

110.45’ dan 111.10’ BT serta 7.15’ dan 7.30’ LS. Letak Kabupaten Sragen

berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur sehingga

merupakan Kabupaten yang terletak paling timur di Propinsi Jawa Tengah.

Batas-batas wilayah Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut :

Sebelah Timur : Kabupaten Ngawi (Propinsi Jawa Timur)

Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali

Sebelah Selatan : Kabupaten Karanganyar

Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan

Dilihat dari peta Jawa Tengah, Kabupaten Sragen adalah salah satu

kabupaten yang dilalui sungai Bengawan Solo, merupakan sungai

terpanjang di pulau Jawa dengan mata air dari daerah Wonogiri dan

bermuara di Laut Jawa di daerah Ujung Pangkah, Gresik. Letak Kabupaten

Sragen berada di lembah daerah aliran Sungai Bengawan Solo yang

mengalir ke arah Timur.

Kabupaten Sragen menjadi gerbang utama sebelah Timur Propinsi

Jawa Tengah, yang berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Timur.

Kabupaten Sragen memiliki posisi strategis yang terletak di jalur utama

transportasi darat antara Solo dan Surabaya. Kabupaten Sragen dilintasi

jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya-Yogyakarta-Jakarta)

dengan stasiun terbesarnya Sragen, serta lintas Semarang-Solo dengan

stasiun terbesarnya Gemolong.

2. Luas Wilayah dan Pembagian Administrasi

Kabupaten Sragen memiliki luas wilayah sebesar 941,55 km2.

Penggunaan lahan di Kabupaten Sragen terbagi menjadi dua yaitu lahan

sawah sebesar 40.339 Ha (43%) dan lahan bukan sawah sebesar 53.816 Ha

 

36

Page 52: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37  

 

(57%). Luas lahan menurut penggunaanya secara lebih terinci disajikan

pada Tabel 10.

Tabel 10. Luas Kabupaten Sragen Dirinci Menurut Penggunaan Lahan Tahun 2008

Jenis Lahan Luas Lahan (Ha)

Persentase (%)

I. Lahan Sawah 40.399,00 42,84 a. Irigasi Teknis 18.779,00 19,94 b. Irigasi Setengah Teknis 3.865,00 4,10 c. Irigasi Sederhana 2.194,00 2,33 d. Tadah Hujan 13.842,00 14,70 e. Lain-lain 1.659,00 1,76

II. Lahan Bukan Sawah 53.816,00 57,16 a. Pekarangan/bangunan 23.096,00 24,53 b. Tegal/kebun ladang/huma 18.892,00 20,06 c. Padang/gembala rumput - - d. Kolam/Empang 41,00 0,04 e. Tanaman Kayu-kayuan dan

perkebunan negara/Swasta 825,00 0,90

f. Hutan Negara 2.964,00 3,15 g. Lain-lain 7.971,00 8,47

Jumlah (I + II) 94.155 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Sragen, 2009

Jenis tanah di Kabupaten Sragen adalah grummosol, alluvial regosol,

latosol dan mediteran. Jenis tanah yang berbeda maka akan memiliki sifat

yang berbeda, hal ini akan berpengaruh pada keragaman komoditi

pertanian yang diusahakan. Kesuburan tanah juga akan berpengaruh pada

keputusan dalam penggunaan lahan

Pembagian administrasi di Kabupaten Sragen terdiri dari 20

kecamatan, 12 kelurahan dan 196 desa. Kecamatan di Kabupaten Sragen

antara lain : Kalijambe, Plupuh, Masaran, Kedawung, Sambirejo,

Gondang, Sambungmacan, Ngrampal, Karangmalang, Sragen, Sidoharjo,

Tanon, Gemolong, Miri, Sumberlawang, Mondokan, Sukodono, Gesi,

Tangen dan Jenar. Pusat pemerintahan Kabupaten Sragen berada di

kecamatan Sragen.

Page 53: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38  

 

3. Keadaan Topografi

Kabupaten Sragen terletak pada ketinggian rata-rata 109 meter di

atas permukaan laut. Ketinggian tempat di berbagai wilayah kecamatan di

Kabupaten Sragen berkisar antara 84-190 meter di atas permukaan laut.

Ketinggian tempat di rinci per kecamatan di Kabupaten Sragen disajikan

pada Tabel 11.

Tabel 11. Ketinggian di Atas Permukaan Laut dirinci Per Kecamatan di Kabupaten Sragen Tahun 2008

Kecamatan Tinggi Daerah dari Permukaan Laut (meter)

1. Kalijambe 2. Plupuh 3. Masaran 4. Kedawung 5. Sambirejo 6. Gondang 7. Sambungmacan 8. Ngrampal 9. Karangmalang 10. Sragen 11. Sidoharjo 12. Tanon 13. Gemolong 14. Miri 15. Sumberlawang 16. Mondokan 17. Sukodono 18. Gesi 19. Tangen 20. Jenar

123 141 93 116 190 93 85 84 86 86 86 97 128 115 126 110 86 126 96 118

Rata-rata 109 Sumber : BPS Kabupaten Sragen, 2009

Kabupaten Sragen mempunyai relief yang beraneka ragam yaitu

pengunungan dan dataran rendah. Pegunungan kapur membentang dari

timur ke barat terletak disebelah utara Sungai Bengawan Solo. Dataran

rendah tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Sragen. Wilayah Kabupaten

Sragen dialiri sungai Bengawan Solo sehingga membagi wilayah menjadi

wilayah utara Bengawan Solo dan wilayah selatan Bengawan Solo.

Page 54: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39  

 

Pengelompokan wilayah berdasarkan aliran sungai Bengawan Solo adalah

sebagai berikut :

a. Utara Bengawan Solo terdapat sebelas kecamatan yaitu Kecamatan

Kalijambe, Plupuh, Tanon, Gemolong, Miri, Sumberlawang,

Mondokan, Sukodono, Gesi, Tangen, Jenar

b. Selatan Bengawan Solo terdapat sembilan kecamatan yaitu Kecamatan

Masaran, Kedawung, Sambirejo, Gondang, Sambungmacan, Ngrampal,

Karangmalang, Sragen, Sidoharjo.

4. Keadaan Iklim dan Curah Hujan

Kabupaten Sragen beriklim tropis dan bertemperatur sedang. Iklim

tropis menyebabkan Kabupaten Sragen memiliki dua musim yaitu musim

hujan dan musim kemarau. Suhu harian di Kabupaten Sragen berkisar

antara 19-31oC.

Kabupaten Sragen mempunyai curah hujan rata-rata di bawah 3000

mm/tahun. Curah hujan pada tahun 2008 meningkat jika dibandingkan

curah hujan tahun 2007. Pada tahun 2007 curah hujan rata-rata sebesar

1882 mm/tahun dengan hari hujan 86 hari. Pada tahun 2008 curah hujan

rata-rata mencapai 2662 mm dengan hari hujan 106 hari. Curah hujan

tahun 2008 tertinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 8296 mm dan curah

hujan terendah terjadi pada bulan September sebesar 105 mm.

Stasiun pengamatan yang ada di Kabupaten Sragen tersebar di 15

kecamatan dan berjumlah 22 stasiun pengamatan. Stasiun pengamatan

Kalimacan terdapat di Kecamatan Kalijambe. Stasiun pengamatan Bapang

terdapat di Kecamatan Plupuh. Stasiun pengamatan Masaran, Kedung

Gatot, Sidodadi, Gebang terdapat di Kecamatan Masaran. Stasiun

pengamatan Kedawung, Batu Jamus, Purworejo terdapat di Kecamatan

Kedawung. Stasiun Sambirejo dan Gebyar terdapat di Kecamatan

Sambirejo. Stasiun pengamatan Kedung Banteng terdapat di Kecamatan

Gondang. Stasiun pengamatan Bakalan terdapat di Kecamatan

Sambungmacan. Stasiun pengamatan Kenatan dan Ngarum terdapat di

Kecamatan Ngrampal. Stasiun pengamatan Gembong terdapat di

Page 55: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40  

 

Kecamatan Karang Malang. Stasiun pengamatan Mojo terdapat di

Kecamatan Sragen. Stasiun pengamatan Singopadu terdapat di Kecamatan

Sidoharjo. Stasiun pengamatan Ketro terdapat di Kecamatan Tanon.

Stasiun Stasiun pengamatan Dadapan terdapat di Kecamatan Gemolong.

Stasiun pengamatan Kedung Kancil terdapat di Kecamatan Miri. Stasiun

pengamatan Tangen terdapat di Kecamatan Tangen.

B. Keadaan Penduduk

1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yang besar pada suatu wilayah mempunyai potensi

untuk menjadi aset yang baik bagi keberhasilan pembangunan suatu

wilayah. Keberhasilan tersebut perlu didukung dengan kualitas penduduk

sebagai pelaku kegiatan pembangunan dan juga sebagai sasaran kegiatan

pembangunan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Sragen disajikan pada

Tabel 12.

Tabel 12. Kepadatan Penduduk Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008

Tahun Luas Wilayah (Km2)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

2005 941,55 858.266 912 2006 941,55 863.914 918 2007 941,55 867.572 921 2008 941,55 871.951 926

Sumber : BPS Kabupaten Sragen, 2009

Berdasarkan Tabel 12, diketahui bahwa jumlah penduduk di

Kabupaten Sragen meningkat setiap tahun dari tahun 2005 sampai tahun

2008. Jumlah penduduk tertinggi pada tahun 2008 sebesar 871.951 jiwa.

Seiring meningkatnya jumlah penduduk, maka kepadatan penduduk akan

meningkat pula. Kepadatan penduduk meningkat dari tahun 2005 sampai

tahun 2008. Pada tahun 2005 kepadatan penduduk sebesar 912 jiwa/km2

dan tahun 2008 kepadatan penduduk sebesar 926 jiwa/km2.

Jumlah penduduk meningkat setiap tahunnya tetapi penyebarannya

tidak merata di Kabupaten Sragen. Penduduk banyak terpusat di

kecamatan Sragen sejumlah 65.666 jiwa dan kepadatan penduduk

Page 56: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41  

 

sejumlah 2.408 jiwa/km2. Kecenderungan terpusatnya penduduk ini

dikarenakan Kecamatan Sragen merupakan letak pusat pemerintahan

Kabupaten Sragen. Kecamatan Sragen selain menjadi pusat pemerintahan

Kabupaten Sragen juga menjadi pusat perekonomian.

2. Komposisi Penduduk

a. Komposisi Penduduk menurut Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin terbagi menjadi dua

yaitu laki-laki dan perempuan. Komposisi penduduk menurut jenis

kelamin di Kabupaten Sragen disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008

Tahun Jumlah Penduduk Berjenis Kelamin Laki-laki Perempuan

2005 424.577 433.689 2006 426.958 436.956 2007 428.876 438.696 2008 431.191 440.760

Sumber :BPS Kabupaten Sragen, 2009

Berdasarkan Tabel 13 diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki

dan penduduk perempuan meningkat dari tahun 2005 sampai tahun

2008. Jumlah penduduk terbesar pada tahun 2008, yaitu penduduk laki-

laki sejumlah 431.191 jiwa dan penduduk perempuan sejumlah 440.760

jiwa. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak jumlahnya dibanding

jumlah penduduk laki-laki.

b. Komposisi Penduduk menurut Kelompok Umur

Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur membagi

penduduk dalam dua kelompok yaitu penduduk usia produktif dan

penduduk usia non produktif. Penduduk usia produktif adalah penduduk

yang berusia antara 0-14 tahun dan penduduk yang berusia lebih dari 65

tahun, sedangkan penduduk usia produktif adalah penduduk yang

berusia 15-64 tahun. Komposisi penduduk menurut kelompok umur di

Kabupaten Sragen disajikan di Tabel 14.

Page 57: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42  

 

Tabel 14. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Sragen Tahun 2008

Kelompok Umur (tahun)

Jumlah Penduduk (orang)

Angka Beban Tanggungan (%)

0 – 14 234.096 15 – 64 575.591 51,49 ≥ 65 62.264

Jumlah 871.951 Sumber : BPS Kabupaten Sragen, 2009

Berdasarkan Tabel 14 diketahui bahwa jumlah penduduk usia

produktif lebih besar jumlahnya dibanding dengan jumlah penduduk

usia non produktif. Angka beban tanggungan di Kabupaten Sragen

sebesar 51,49% artinya bahwa 100 jiwa penduduk kelompok umur

produktif harus menanggung 51,49 jiwa penduduk kelompok umur non

produktif. Semakin kecil angka beban tanggungan maka semakin besar

sumberdaya manusia yang dapat digunakan untuk pembangunan

Kabupaten Sragen. Angka beban tanggungan di Kabupaten Sragen

perlu mendapat perhatian, oleh karenanya pemerintah Kabupaten

Sragen mendirikan balai pelatihan untuk meningkatkan produktivitas

penduduk usia produktif. Balai Latihan Kerja Technopark “Ganesha

Sukowati” memberi jenis pelatihan antara lain Kejuruan Otomotif,

Kejuruan Teknologi Mekanik Logam, Kejuruan Teknologi Mekanik

Las, Kejuruan Listrik, Kejuruan Bangunan, Kejuruan Tata Niaga, dan

Kejuruan Industri Tekstil. Adanya balai pelatihan ini akan mampu

meningkatkan keterampilan penduduk usia produktif sehingga

produktivitasnya akan meningkat yang berdampak pendapatan akan

meningkat pula. Peningkatan pendapatan penduduk usia produktif akan

mampu memenuhi kebutuhan dari penduduk usia non produktif.

c. Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian

Kabupaten Sragen memiliki sembilan sektor perekonomian yang

masing-masing menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk

Kabupaten Sragen. Masing-masing sektor mampu menyerap dan

memberdayakan tenaga kerja yang tersedia. Komposisi penduduk

Page 58: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43  

 

Kabupaten Sragen menurut mata pencaharian sesuai kesembilan sektor

perekonomian disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Komposisi Penduduk Kabupaten Sragen Menurut Mata Pencaharian Tahun 2008

Mata Pencaharian Jumlah Penduduk (orang) Persentase (%)

1. Pertanian 246.878 50,91 2. Pertambangan dan

Galian 571 0,12

3. Industri 26.893 5,55 4. Listrik, Gas, dan Air 332 0,069 5. Konstruksi 22.895 4,72 6. Perdagangan 65.190 13,44 7. Komunikasi 6.039 1,25 8. Keuangan 2.225 0,46 9. Jasa 113.922 23,49 Jumlah 434.945 100

Sumber : BPS Kabupaten Sragen, 2009

Berdasarkan Tabel 15 diketahui bahwa komposisi penduduk

menurut mata pencaharian terbesar diserap oleh sektor pertanian dan

komposisi penduduk menurut mata pencaharian yang paling kecil

diserap oleh sektor listrik, air dan gas. Sektor pertanian mampu

menyerap tenaga kerja lebih dari 50% tenaga kerja di Kabupaten Sragen

karena luasnya lapangan pekerjaan yang disediakan oleh sektor

pertanian. Dapat ketahui dari penggunaan lahan di Kabupaten Sragen

bahwa 43% lahan adalah lahan sawah, selain itu 20,06% adalah lahan

tegal; 0,04% adalah kolam; 0,9% adalah lahan tanaman kayu-kayuan

dan perkebunan negara/swasta dan 3,15% adalah hutan negara sehingga

lebih dari 60% lahan di Kabupaten Sragen digunakan oleh sektor

pertanian yang memberikan banyak peluang lapangan kerja bagi

penduduk di Kabupaten Sragen. Dengan demikian sektor pertanian

memberi kontribusi yang besar dalam memberikan sumber pendapatan

melalui mata pencaharian bagi penduduk.

Page 59: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44  

 

C. Keadaan Perekonomian

1. Struktur Perekonomian

Kabupaten Sragen memiliki sembilan sektor perekonomian yang

memberikan kontribusi PDRB yang berbeda satu dengan yang lain. Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) setiap sektor perekonomian di

Kabupaten Sragen dari tahun 2005-2008 disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Sektor Perekonomian di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 (dalam jutaan Rupiah)

No Sektor 2005 2006 2007 2008 1. Pertanian 837.968,05 863.187,15 897.211,12 928.234,66 2. Pertambanagan dan

Penggalian 7.008,18 7.164,46 7.708,15 8.129,57

3. Industri Pengolahan 500.203,78 532.376,56 568.751,31 607.878,47 4. Listri, Gas, dan Air

Bersih 26.541,68 28.664,88 30.604,21 32.771,11

5. Bangunan /Konstruksi

101.376,40 107.818,53 114.952,29 122.801,11

6. Perdagangan 417.946,95 442.697,67 469.628,61 499.984,78 7. Pengangkutan dan

Komunikasi 76.267,06 80.022,12 84.395,85 89.570,45

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

90.321,84 96.199,04 102.729,88 109.230,85

9. Jasa-Jasa 264.605,48 284.440,02 306.511,06 330.849,33 Jumlah 2.322.239,43 2.442.570,43 2.582.492,48 2.729.450,33

Sumber : BPS dan BAPPEDA Kabupaten Sragen, 2009

Berdasar Tabel 16 diketahui bahwa kegiatan perekonomian di

Kabupaten Sragen ditopang oleh kesembilan sektor perekonomian. Jumlah

PDRB dari tahun 2005 terus mengalami peningkatan hingga tahun 2008.

Sektor pertanian merupakan penyumbang PDRB terbesar setiap tahunnya.

Sumbangan PDRB sektor pertanian selalu meningkat dari tahun 2005

sampai tahun 2008. Hal ini dikarenakan sektor pertanian memberikan

output yang besar dari hasil usahatani berupa komoditi pertanian.

Komoditi pertanian antara lain komoditi tanaman bahan makanan,

komoditi perkebunan, komoditi kehutanan, komoditi peternakan dan

komoditi perikanan.

Page 60: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45  

 

2. Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita adalah besarnya nilai pendapatan per

penduduk di suatu wilayah. Nilai pendapatan ini diperoleh dari nilai PDRB

dibagi dengan jumlah penduduk. Pendapatan per kapita menjadi indikator

untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah dalam

periode tahun tertentu. Pendapatan per kapita di Kabupaten Sragen Tahun

2005-2008 disajikan pada tabel 17.

Tabel 17. Pendapatan Per Kapita di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 Uraian 2005 2006 2007 2008

PDRB (Jutaan Rupiah) Jumlah Penduduk (Jiwa) PDRB Perkapita (Rupiah)

2.322.239,44 868.496,00

2.673.863,13

2.442.570,43 861.090,00

2.836.602,94

2.582.492,48 865.743,00

2.982.978,18

2.729.450,33 869.762,00

3.138.157,72

Sumber : BPS dan BAPPEDA Kabupaten Sragen, 2009

Berdasarkan Tabel 17 diketahui bahwa PDRB per kapita mengalami

peningkatan dari tahun 2005 ke tahun 2008 di Kabupaten Sragen.

Peningkatan PDRB per kapita disebabkan oleh PDRB yang jumlahnya

meningkat namun jumlah penduduk cenderung tetap. Dengan demikian

dapat diketahui bahwa pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten

Sragen telah mampu meningkatkan pendapatan per kapita penduduknya.

D. Keadaan Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor perekonomian yang memiliki peran

yang penting bagi pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Sragen. Sektor

pertanian memberikan kontribusi PDRB tertinggi dibanding kedelapan sektor

perekonomian di Kabupaten Sragen. Kontribusi yang besar dari sektor

pertanian disokong oleh kelima subsektor yaitu subsektor tanaman bahan

makanan, subsektor tanaman perkebunan, subsektor peternakan, subsektor

kehutanan, dan subsektor perikanan. Adapun produksi dan nilai produksi

pertanian yang dihasilkan setiap subsektor di Kabupaten Sragen pada tahun

2008 yaitu :

Page 61: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46  

 

1. Subsektor Tanaman Bahan Makanan

Komoditi dalam subsektor tanaman bahan makanan terdiri dari padi

dan palawija, sayur mayur dan buah-buahan. Produksi dan nilai produksi

komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen pada tahun 2008

disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18. Produksi dan Nilai Produksi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen Tahun 2008

No Jenis Komoditi Produksi Nilai Produksi 1. Padi 451.430.000 1.103.097.558.113,542. Jagung 67.017.000 80.513.271.122,043. Ubi Kayu 46.734.000 35.907.046.267,324. Ubi Jalar 50.000 43.771.513,195. Kacang tanah 12.912.000 35.062.758.620,696. Kedelai 3.394.000 18.067.198.275,867. Kacang hijau 1.672.000 10.948.472.206,908. Kacang panjang 401.400 792.478.964,989. Cabe 1.184.400 9.499.515.845,1210. Tomat 91.300 119.980.380,5411. Ketimun 439.000 465.856.126,4512. Kangkung 205.600 71.668.503,7413. Bayam 93.100 32.740.430,8914. Terong 290.600 439.260.607,0915. Semangka 1.537.200 2.939.488.485,7616. Pisang 9.064.100 70.148.780.648,8417. Mangga 7.635.700 21.517.651.908,2118. Rambutan 2.056.400 6.337.397.967,6819. Melon 2.009.700 7.128.074.130,4320. Jeruk 402.500 1.896.949.712,6421. Sawo 301.700 1.040.764.483,5922. Pepaya 1.133.100 3.688.596.304,3523. Nanas 2.900 2.405.386,47

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 7 dan 10)

Berdasarkan Tabel 18, diketahui bahwa produksi dan nilai produksi

komoditi terbesar untuk komoditi padi dan palawija di Kabupaten Sragen

pada tahun 2008 adalah padi dengan produksi sebesar 451.430.000 kg dan

nilai produksi sebesar Rp 1.103.071.670.200,0. Sedangkan nilai produksi

terkecil adalah ubi jalar yaitu Rp 43.770.485,9 dengan produksi sebesar

50.000 kg. Ubi jalar hanya diusahakan di Kecamatan Miri dengan luas

lahan produksi pada tahun 2008 seluas 5 ha.

Page 62: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47  

 

Padi banyak dihasilkan di Kabupaten Sragen karena 43 persen dari

luas lahan Kabupaten Sragen dimanfaatkan sebagai lahan sawah.

Tingginya produksi padi didukung oleh topografi Kabupaten Sragen yang

merupakan daerah dataran rendah dan dilalui aliran sungai Bengawan

Solo. Kebutuhan air terpenuhi dengan baik juga karena terdapat sarana

irigasi untuk memasok air ke lahan persawahan. Kabupaten Sragen

mempunyai tujuh waduk dengan luas genangan 131,01 Ha. Ketujuh

waduk tersebut adalah Waduk Kambangan Kecamatan Karangmalang,

Waduk Gembong Kecamatan Karangmalang, Waduk Bothok Kecamatan

Kedawung, Waduk Barambang Kecamatan Kedawung, Waduk Ketro

Kecamatan Tanon, Waduk Blimbing Kecamatan Sambirejo, dan Waduk

Gebyar Kecamatan Sambirejo. Pemerintah Kabupaten Sragen juga telah

melaksanakan pembangunan 10 embung di empat kecamatan yaitu

Kecamatan Karang Malang, Gondang, Gesi, dan Kedawung. Tujuan

pembangunan embung agar dapat menampung air pada musim penghujan

untuk keperluan pertanian, perikanan, pariwisata dan kebutuhan air

penduduk.

Komoditi sayuran dengan hasil produksi paling banyak dan

mempunyai nilai produksi tertinggi di antara komoditi sayuran lainnya di

Kabupaten Sragen pada tahun 2008 adalah komoditi cabe. Komoditi cabe

merah ini mampu diproduksi sebesar 1.184.400 kg dengan nilai produksi

Rp 9.499.396.285,0. Produsen cabe terbesar adalah Kecamatan Tanon

dengan produksi 194.500 kg.

Buah-buahan yang paling banyak diproduksi di Kabupaten Sragen

adalah pisang yaitu sebesar 9.064.100 kg dengan nilai produksi sebesar

Rp 70.147.787.385,0. Kecamatan yang paling banyak memproduksi

pisang adalah Kecamatan Kalijambe yaitu 1.781.500 kg. Pisang banyak

diproduksi di Kabupaten Sragen karena tanaman pisang dapat tumbuh baik

di jenis tanah apapun pada dataran rendah. Produksi pisang yang besar

juga ditunjang oleh adanya industri kecil kripik pisang di Kabupaten

Sragen.

Page 63: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48  

 

2. Subsektor Tanaman Perkebunan

Subsektor tanaman perkebunan di Kabupaten Sragen terdiri dari

tanaman perkebunan tebu (gula pasir), jambu mete, kapuk randu, wijen,

dan cengkeh. Produksi dan nilai produksi dari masing-masing komoditi

tanaman perkebunan di Kabupaten Sragen disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19. Produksi dan Nilai Produksi Komoditi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Sragen Tahun 2008

No Jenis Komoditi Produksi Nilai produksi 1. Gula Pasir (tebu) 35.989.500,00 141.663.433.971,36 2. Mete 275.250,00 9.210.375.929,50 3. Kapuk Randu 298.000,00 2.409.788.272,54 4. Wijen 35.000,00 351.831.451,39 5. Cengkeh 55.825,00 2.006.379.096,67

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 7 dan 10)

Berdasakan Tabel 19 diketahui bahwa komoditi yang produksi dan

nilai produksinya tertinggi adalah gula pasir yang merupakan olahan dari

tanaman tebu. Tanaman perkebunan tebu dikembangkan di Kabupaten

Sragen, kecuali kecamatan Masaran, Kedawung, Sragen dan Tanon. Tebu

yang dikembangkan adalah tebu tegalan yang diusahakan oleh rakyat.

Produksi tebu tegalan tertinggi dihasilkan di kecamatan Jenar sebesar

12.668.900 kg.

Tanaman tebu banyak dibudidayakan oleh masyarakat karena

didukung adanya Pabrik Gula Mojo di Kabupaten Sragen. Pabrik Gula

Mojo milik PT Perkebunan Nusantara IX ini, membutuhkan bahan baku

utama yaitu tebu untuk melangsungkan proses produksi. Hal ini yang

mendorong masyarakat untuk menyediakan bahan baku dengan

mengembangkan tanaman tebu di tegalan mereka. Pabrik Gula Mojo telah

berperan dalam meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat Sragen

dengan membeli hasil panen tebu tegalan. Selain itu Pabrik Gula Mojo

juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar sebagai

karyawan tetap maupun karyawan musiman. Karyawan musiman

Page 64: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49  

 

dibutuhkan ketika Pabrik Gula Mojo sedang berproduksi karena proses

produksi hanya dilakukan setahun dua kali.

3. Subsektor Peternakan

Peternakan di Kabupaten Sragen terdiri dari peternakan sapi, ayam

kampung, ayam ras dan itik. Hasil peternakan tersebut berupa telur dan

susu. Produksi dan nilai produksi dari subsektor peternakan di Kabupaten

Sragen tahun 2008 disajikan pada Tabel 20.

Tabel 20. Produksi dan Nilai Produksi Komoditi Peternakan di Kabupaten Sragen Tahun 2008

No Jenis Komoditi Produksi Nilai Produksi 1. Telur Ayam Kampung 272.669,50 2.046.707.211,242. Telur Ayam Ras 2.905.044,00 17.983.698.819,653. Telur itik 178.439,60 1.309.470.328,434. Susu sapi perah 23.828,00 89.928.292,87

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 7 dan 10)

Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa komoditi telur ayam ras

memiliki produksi dan nilai produksi tertinggi dibanding dengan jenis

komoditi lain. Peternakan ayam ras terdapat di seluruh kecamatan di

Kabupaten Sragen dengan banyak ternak sejumlah 3.275.661 ekor pada

tahun 2008. Ayam ras diusahakan oleh peternak karena kebutuhan pangan

semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Ayam

ras merupakan ayam potong yang dapat dimanfaatkan daging, telur, dan

kulitnya sebagai bahan pangan.

4. Subsektor Perikanan

Perikanan di Kabupaten Sragen merupakan perikanan air tawar.

Komoditi perikanan terdiri dari ikan Kutuk, Lele, Mujaher, Ikan Mas,

Tawes, Gurameh, Nila Merah, Belut, Udang, Katak, dan ikan lainnya.

Produksi dan nilai produksi masing-masing komoditi berbeda satu dengan

yang lain. Produksi dan nilai produksi komoditi perikanan di Kabupaten

Sragen Tahun 2008 disajikan pada Tabel 21.

Page 65: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50  

 

Tabel 21. Produksi dan Nilai Produksi Komoditi Perikanan di Kabupaten Sragen Tahun 2008

No Jenis Komoditi Produksi (kg) Nilai Produksi (Rp) 1 Kutuk/Gabus 116.097,00 1.289.809.612,22 2 Lele 259.699,00 1.910.287.159,96 3 Mujaher 190.592,00 860.508.899,15 4 Ikan Mas 617.839,00 5.876.748.265,05 5 Tawes 315.269,00 1.791.264.147,91 6 Gurameh 74.112,00 1.157.976.652,49 7 Nila Merah 2.266.585,00 21.559.256.483,23 8 Belut 45.378,00 575.500.607,99 9 Patin 54.479,00 502.992.034,41 10 Udang 59.835,00 549.407.104,49 11 Katak 33.550,00 291.037.620,99 12 Ikan Lainnya 368.186,00 1.568.942.594,51

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 7 dan 10)

Berdasarkan Tabel 21, diketahui bahwa komoditi ikan Nila Merah

memiliki nilai produksi yang tertinggi yaitu Rp 21.559.256.483,23 dengan

produksi sejumlah 2.266.585,00 kg. Komoditi perikanan yang memiliki

nilai produksi terkecil adalah katak yaitu Rp 290.988.907,32 dengan

produksi 33.550 kg. Nila merah dan katak diusahakan di seluruh wilayah

kecamatan di Kabupaten Sragen. Potensi perikanan di Kabupaten Sragen

salah satunya terdapat di kawasan Waduk Kedung Ombo yang sangat

cocok untuk pengembangan ikan nila merah melalui karamba. Waduk ini

digunakan untuk menampung air yang digunakan untuk pengairan serta

untuk budidaya dan penangkapan ikan.

5. Subsektor Kehutanan

Subsektor kehutanan di Kabupaten Sragen menghasilkan berbagai

macam kayu pertukangan yaitu kayu jati dan kayu rimba. Setiap jenis kayu

tersebut digolongkan ke tiga golongan yaitu A1, A2, A3 yang produksi

dan nilai produksinya berbeda satu dengan yang lain. Produksi dan nilai

produksi dari komoditi kehutanan di Kabupaten Sragen tahun 2008 dapat

dilihat pada Tabel 22.

Page 66: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51  

 

Tabel 22. Produksi dan Nilai Produksi Komoditi Kehutanan di Kabupaten Sragen Tahun 2008

No Jenis Komoditi Produksi (m3) Nilai Produksi (Rp) 1 Kayu Jati Pertukangan A1 3.291,90 3.582.636.369,632 Kayu Jati Pertukangan A2 1.459,76 2.647.806.872,903 Kayu Jati Pertukangan A3 477,74 1.260.444.561,704 Kayu Rimba Pertukangan A1 261,36 103.433.810,435 Kayu Rimba Pertukangan A2 159,35 84.084.163,316 Kayu Rimba Pertukangan A3 468,58 309.069.322,60

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 7 dan 10)

Berdasarkan Tabel 22 diketahui bahwa komoditi yang produksi dan

nilai produksi tertinggi adalah kayu jati pertukangan A1. Sedangkan

komoditi yang produksi dan nilai produksi terendah adalah kayu Rimba

pertukangan A2. Perbedaan golongan kayu didasarkan pada ukuran

diameter kayu. Golongan A1 adalah kayu berdiameter 7-19 cm. Golongan

A2 adalah kayu berdiameter 20-29 cm. Golongan A3 adalah kayu

berdiameter lebih dari 30 cm. Perbedaan ukuran ini menyebabkan

perbedaan harga per m3 dari setiap golongan, golongan A3 merupakan

kayu dengan harga tertinggi dan golongan A1 merupakan kayu dengan

harga terendah.

Page 67: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keragaan Umum Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten

Sragen

Kabupaten Sragen merupakan kabupaten yang menjadi bagian dari

Karisidenan Surakarta. Kabupaten Sragen juga tergabung dalam kawasan

Subosukawonosraten yaitu Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Kabupaten

Sukoharjo,Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Klaten.

Kawasan Subosukawonosraten memiliki lokasi yang saling berdekatan dan

menjalin kerjasama ekonomi antardaerah. Muflihun (2009) menyatakan

bahwa Kawasan Subosukawonosraten merupakan model kerja sama

antardaerah dan diharapkan akan dapat mewujudkan pusat gravitasi

pertumbuhan ekonomi baru (the new area of economic) baik di wilayah

Provinsi Jawa Tengah, nasional bahkan internasional. Setiap daerah di

kawasan Subosukawonosraten memiliki keunggulan yang berbeda untuk

sektor perekonomian. Salah satunya adalah Kabupaten Sragen yang memiliki

sektor unggulan yaitu pertanian untuk tanaman bahan makanan.

Potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya alam khususnya di sektor

pertanian yang dimiliki oleh Kabupaten Sragen selama ini telah dikelola

dengan baik. Pengelolaan itu telah menghasilkan sebuah predikat bahwa

Kabupaten Sragen merupakan Kabupaten dengan sektor unggulan pertanian

untuk subsektor tanaman bahan makanan. Keunggulan di subsektor tanaman

bahan makanan perlu dipertahankan oleh Kabupaten Sragen bahkan perlu

dilakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Kabupaten Sragen perlu

mengoptimalkan potensi sumber daya pertanian yang dimiliki untuk dapat

bersaing dan menghadapi perubahan lingkungan yang terjadi.

Subsektor tanaman bahan makanan merupakan subsektor yang

memberikan kontribusi paling besar terhadap PDRB sektor pertanian di

Kabupaten Sragen. Subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen

terdiri dari komoditi tanaman pangan (padi dan palawija), komoditi sayur-

sayuran dan komoditi buah-buahan. Masing-masing komoditi tanaman bahan

 

52

Page 68: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

makanan memiliki jumlah produksi dan harga yang berbeda setiap tahunnya,

sehingga laju pertumbuhan dan besar kontribusi berbeda-beda terhadap sektor

pertanian di Kabupaten Sragen. Keadaan laju pertumbuhan dan besar

kontribusi dari masing-masing komoditi tanaman bahan makanan terhadap

sektor pertanian di Kabupaten Sragen secara rinci dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Laju Pertumbuhan Nilai Produksi Komoditi Tanaman Bahan

Makanan di Kabupaten Sragen

Laju pertumbuhan komoditi tanaman bahan makanan menunjukkan

suatu perkembangan dari masing-masing komoditi tanaman bahan

makanan di Kabupaten Sragen. Laju pertumbuhan diketahui dari

perubahan nilai produksi setiap tahunnya. Laju pertumbuhan bernilai

positif apabila nilai produksi komoditi meningkat dari tahun sebelumnya.

Laju pertumbuhan bernilai negatif apabila nilai produksi komoditi

menurun dari tahun sebelumnya. Adapun laju pertumbuhan nilai produksi

komoditi tanaman bahan makanan yang berupa tanaman pangan (padi dan

palawija) di Kabupaten Sragen disajikan pada Tabel 23.

Tabel 23. Laju Pertumbuhan Nilai Produksi Komoditi Tanaman Pangan (Padi dan Palawija) di Kabupaten Sragen Tahun 2006-2008 (%)

No Komoditi 2006 2007 2008 Rata-rata 1 Padi 4,69 12,13 -7,51 3,112 Jagung -31,25 215,26 62,66 82,223 Ubi kayu 59,46 -15,51 -12,88 10,364 Ubi jalar -78,88 710,32 -79,78 183,895 Kacang tanah 15,98 2,97 7,47 8,816 Kedelai 34,99 -2,01 49,77 27,587 Kacang hijau 17,86 -49,01 7,41 -7,91

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 12)

Berdasarkan Tabel 23 diketahui bahwa laju pertumbuhan nilai

produksi komoditi tanaman pangan (padi dan palawija) secara umum

berfluktuasi. Pada tahun 2006, tanaman pangan yang mengalami laju

pertumbuhan positif adalah padi, ubi kayu, kacang tanah, kedelai, dan

Page 69: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

kacang hijau. Komoditi yang laju pertumbuhan positifnya paling besar

adalah ubi kayu yaitu sebesar 59,46%, berarti nilai produksi komoditi ubi

kayu mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Keadaan bencana

alam kekeringan yang terjadi di tahun 2006 mendorong petani untuk

mengusahakan palawija. Produksi ubi kayu pada tahun 2006 meningkat

17.290.000 kg dari tahun 2005. Peningkatan produksi ubi kayu terjadi

karena luas panen bertambah 941 Ha. Komoditi yang laju pertumbuhannya

negatif adalah jagung dan ubi jalar. Komoditi yang memiliki laju

pertumbuhan negatif paling besar adalah ubi jalar sebesar -78,88%, berarti

nilai produksi komoditi ubi jalar mengalami penurunan dari tahun

sebelumnya. Hal ini karena luas panen ubi jalar berkurang sebesar 14 Ha

sehingga terjadi penurunan produksi pada tahun 2006 sebesar 170.000 kg

dari tahun 2005 (BPS Kabupaten Sragen, 2009).

Pada tahun 2007, komoditi tanaman pangan yang mempunyai laju

pertumbuhan positif adalah padi, jagung, ubi jalar, dan kacang tanah. Dari

keempat komoditi tersebut yang mempunyai laju pertumbuhan positif

paling besar adalah ubi jalar sebesar 710,32%, berarti nilai produksi

komoditi ubi jalar mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

Komoditi ubi jalar mengalami peningkatan produksi sebesar 297.000 kg

dari produksi tahun sebelumnya. Peningkatan produksi ubi jalar

dikarenakan luas panen yang bertambah yaitu 6 kali lebih luas dibanding

luas panen tahun 2006. Komoditi tanaman pangan yang laju

pertumbuhannya negatif adalah ubi kayu, kedelai dan kacang hijau.

Pertumbuhan negatif terbesar dialami oleh komoditi kacang hijau yaitu

sebesar -49,01%, berarti nilai produksi komoditi kacang hijau mengalami

penurunan dari tahun sebelumnya. Hal ini karena produksi kacang hijau

mengalami penurunan yang cukup drastis dari 4.016.000 kg menjadi

1.534.000 kg.

Pada tahun 2008, komoditi tanaman pangan yang mempunyai laju

pertumbuhan positif adalah jagung, kacang tanah, kedelai dan kacang

hijau. Komoditi yang laju pertumbuhan positifnya paling besar adalah

Page 70: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

jagung sebesar 62,6573%, berarti nilai produksi komoditi jagung

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan

produksi komoditi jagung mengalami peningkatan sebesar 30.325.000 kg

dari tahun sebelumnya. Komoditi tanaman pangan yang mengalami laju

pertumbuhan negatif adalah padi, ubi kayu dan ubi jalar. Komoditi yang

mengalami laju pertumbuhan negatif terbesar adalah ubi jalar sebesar

-79,78%, berarti nilai produksi komoditi ubi jalar mengalami penurunan

dari tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan produksi ubi jalar mengalami

penurunan drastis sebesar 300.000 kg dari tahun sebelumnya. Luas panen

ubi jalar tahun 2008 hanya 5 Ha sedangkan luas panen tahun 2007 seluas

24 Ha (BPS Kabupaten Sragen, 2009).

Komoditi tanaman pangan yang memiliki rata-rata laju pertumbuhan

tertinggi pada tahun 2006-2008 adalah ubi jalar sebesar 183,89% dan

komoditi tanaman pangan yang memiliki rata-rata laju pertumbuhan

terendah pada tahun 2006-2008 adalah kacang hijau sebesar -7,91%. Rata-

rata laju pertumbuhan komoditi tanaman pangan (padi dan palawija) di

Kabupaten Sragen tahun 2006-2008 disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik Rata-rata Laju Pertumbuhan Nilai Produksi Komoditi

Tanaman Pangan (Padi dan Palawija) di Kabupaten Sragen Tahun 2006-2008

Page 71: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Jenis komoditi tanaman bahan makanan yang dihasilkan di

Kabupaten Sragen selain tanaman pangan adalah sayur-sayuran. Laju

pertumbuhan nilai produksi komoditi sayur-sayuran di Kabupaten Sragen

disajikan pada Tabel 24.

Tabel 24. Laju Pertumbuhan Nilai Produksi Komoditi Sayur-sayuran di Kabupaten Sragen Tahun 2006-2008 (%)

No Komoditi 2006 2007 2008 Rata-rata 1 Kacang panjang -7,33 -23,85 36,26 1,702 Cabe -53,36 20,07 5,05 -9,413 Tomat 4,31 -43,91 -15,85 -18,484 Ketimun -58,49 5,12 289,20 78,615 Kangkung 175,57 -36,21 68,92 69,426 Bayam -48,37 24,62 28,54 1,607 Terong -26,37 18,99 0,37 -2,34

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 12)

Berdasarkan Tabel 24 diketahui bahwa laju pertumbuhan nilai

produksi komoditi sayur-sayuran di Kabupaten Sragen tahun 2006-2008

secara umum berfluktuatif. Pada tahun 2006, komoditi sayur-sayuran yang

mengalami laju pertumbuhan positif adalah tomat dan kangkung.

Komoditi yang laju pertumbuhan positifnya terbesar adalah kangkung

sebesar 175,57%, berarti nilai produksi komoditi kangkung mengalami

peningkatan dari tahun sebelumnya. Hal ini karena produksi kangkung

meningkat sebesar 99.400 kg dari tahun sebelumnya. Komoditi sayur-

sayuran yang mengalami laju pertumbuhan negatif adalah kacang panjang,

cabe, ketimun, bayam dan terong. Komoditi yang laju pertumbuhan

negatifnya terbesar adalah ketimun sebesar -58,49%, berarti nilai produksi

komoditi ketimun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. hal ini

karena luas panen yang menurun drastis sebesar 20 Ha sehingga produksi

dari 231.600 kg di tahun 2005 menjadi 86.100 kg di tahun 2006 (BPS

Kabupaten Sragen, 2009). Komoditi sayur-sayuran banyak yang

mengalami laju pertumbuhan negatif karena keadaan kekeringan yang

Page 72: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

melanda Kabupaten Sragen sehingga produksi komoditi sayur-sayuran

menurun.

Pada tahun 2007, komoditi sayur-sayuran yang mengalami laju

pertumbuhan positif adalah cabe, ketimun, bayam dan terong. Laju

pertumbuhan positif terbesar pada komoditi bayam sebesar 24,62%, berarti

nilai produksi komoditi bayam mengalami peningkatan dibanding tahun

sebelumnya. Hal ini karena produksi bayam meningkat dari tahun

sebelumnya sebesar 32.100 kg. Komoditi sayur-sayuran yang mengalami

laju pertumbuhan negatif adalah kacang panjang, tomat dan kangkung.

Komoditi yang laju pertumbuhan negatifnya terbesar adalah tomat sebesar

-43,91%, berarti nilai produksi komoditi tomat mengalami penurunan dari

tahun sebelumnya. Hal ini karena produksi tomat menurun sebesar 78.300

kg dari tahun sebelumnya (BPS Kabupaten Sragen, 2009).

Pada tahun 2008, komoditi sayur-sayuran yang mengalami laju

pertumbuhan positif adalah kacang panjang, cabe, ketimun, kangkung,

bayam dan terong. Komoditi yang laju pertumbuhan positifnya terbesar

adalah ketimun sebesar 289,20%, berarti nilai produksi komoditi ketimun

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Peningkatan nilai produksi

terjadi karena produksi ketimun meningkat sebesar 345.900 kg dari tahun

sebelumnya. Komoditi sayur-sayuran yang mengalami laju pertumbuhan

negatif adalah tomat dengan nilai laju pertumbuhan sebesar -15,85%.

Komoditi tomat mengalami laju pertumbuhan negatif karena harga jual

tomat mengalami penurunan sebesar Rp 1.075,00/kg dari tahun

sebelumnya.

Komoditi sayur-sayuran yang memiliki rata-rata laju pertumbuhan

tertinggi pada tahun 2006-2008 adalah ketimun sebesar 78,61% dan sayur-

sayuran yang memiliki rata-rata laju pertumbuhan terendah pada tahun

2006-2008 adalah tomat sebesar -18,48%. Rata-rata laju pertumbuhan

komoditi sayur-sayuran di Kabupaten Sragen tahun 2006-2008 disajikan

pada Gambar 3.

Page 73: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Gambar 3. Grafik Rata-rata Laju Pertumbuhan Nilai Produksi Komoditi

Sayur-sayuran di Kabupaten Sragen Tahun 2006-2008

Jenis komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen selain

komoditi tanaman pangan dan sayur-sayuran adalah komoditi

buah-buahan. Laju pertumbuhan nilai produksi komoditi buah-buahan di

Kabupaten Sragen disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25. Laju Pertumbuhan Nilai Produksi Komoditi Buah-buahan di Kabupaten Sragen Tahun 2006-2008 (%)

No Komoditi 2006 2007 2008 Rata-rata1 Semangka -60,53 88,19 -27,71 -0,022 Pisang 70,40 121,74 55,55 82,563 Mangga -33,93 -8,56 -11,28 -17,924 Rambutan 93,19 -8,41 150,74 78,515 Melon -39,62 -3,82 44,15 0,246 Jeruk 13,34 -42,42 519,73 163,557 Sawo -3,29 6,54 -24,93 -7,238 Pepaya 4,43 -0,82 76,01 26,549 Nanas -46,54 37,62 58,35 16,48

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 12)

Berdasarkan Tabel 25, diketahui bahwa laju pertumbuhan nilai

produksi komoditi buah-buahan di Kabupaten Sragen tahun 2006-2008

secara umum berfluktuatif. Pada tahun 2006, komoditi buah-buahan yang

Page 74: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

mengalami laju pertumbuhan positif adalah pisang, rambutan, jeruk dan

pepaya. Komoditi rambutan merupakan komoditi yang nilai laju

pertumbuhan positifnya terbesar yaitu 93,19%, berarti nilai produksi

komoditi rambutan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Hal ini

karena produksi meningkat sebesar 357.200 kg dari tahun sebelumnya.

Komoditi buah-buahan yang mengalami laju pertumbuhan negatif adalah

semangka, mangga, melon, sawo dan nanas. Komoditi semangka adalah

komoditi yang nilai laju pertumbuhan negatifnya terbesar yaitu

-60,53%, berarti nilai produksi komoditi semangka mengalami penurunan

dari tahun sebelumnya. Hal ini karena produksi komoditi semangka

menurun drastis sebesar 1.918.500 kg dari tahun sebelumnya

(BPS Kabupaten Sragen, 2009).

Pada tahun 2007, komoditi buah-buahan yang mengalami laju

pertumbuhan positif adalah semangka, pisang, sawo dan nanas. Komoditi

pisang merupakan komoditi yang nilai laju pertumbuhan positifnya

terbesar sebesar 121,74%, berarti nilai produksi komoditi pisang

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Hal ini karena produksi

pisang mengalami peningkatan produksi yaitu lebih dari 2 kali lipat dari

tahun sebelumnya. Komoditi buah-buahan yang menngalami laju

pertumbuhan negatif adalah mangga, rambutan, melon, jeruk, pepaya. Dari

kelima komoditi yang laju pertumbuhan negatifnya paling besar adalah

komoditi -42,42%, berarti nilai produksi komoditi jeruk mengalami

penurunan dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai produksi karena terjadi

penurunan jumlah produksi sebesar 41.100 kg dari tahun sebelumnya

(BPS Kabupaten Sragen, 2009).

Pada tahun 2008, komoditi buah-buahan yang mengalami laju

pertumbuhan positif adalah pisang, rambutan, melon, jeruk, pepaya dan

nanas. Komoditi jeruk merupakan komoditi dengan nilai laju pertumbuhan

positif yang terbesar yaitu 519,73%, berarti nilai produksi komoditi jeruk

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Hal ini karena produksi

jeruk meningkat sebesar 338.800 kg dari tahun sebelumnya. Komoditi

Page 75: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

buah-buahan yang mengalami laju pertumbuhan negatif adalah semangka,

mangga dan sawo. Komoditi semangka memiliki laju pertumbuhan negatif

terbesar yaitu -27,71%, berarti nilai produksi komoditi semangka

mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Hal ini karena produksi

komoditi semangka mengalami penurunan sebesar 420.600 kg dari tahun

sebelumnya (BPS Kabupaten Sragen, 2009).

Komoditi buah-buahan yang memiliki rata-rata laju pertumbuhan

tertinggi pada tahun 2006-2008 adalah jeruk sebesar 163,55% dan

komoditi buah-buahan yang memiliki rata-rata laju pertumbuhan terendah

pada tahun 2006-2008 adalah mangga sebesar -17,92%. Rata-rata laju

pertumbuhan komoditi buah-buahan di Kabupaten Sragen tahun

2006-2008 disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Grafik Rata-rata Laju Pertumbuhan Nilai Produksi Komoditi

Buah-buahan di Kabupaten Sragen Tahun 2006-2008

2. Kontribusi Nilai Produksi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di

Kabupaten Sragen

Subsektor tanaman bahan makanan merupakan subsektor yang

memberikan kontribusi terbesar diantara subsektor yang lain terhadap

sektor pertanian di Kabupaten Sragen. Kontribusi subsektor tanaman

bahan makanan berasal dari kontribusi masing-masing komoditi tanaman

Page 76: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

pangan (padi dan palawija), komoditi sayur-sayuran dan komoditi buah-

buahan. Besarnya kontribusi masing-masing komoditi tanaman bahan

makanan dapat diketahui dengan membandingkan nilai produksi dari

masing-masing komoditi tanaman bahan makanan terhadap total nilai

produksi komoditi pertanian yang dihasilkan di Kabupaten Sragen.

Besarnya kontribusi masing-masing komoditi tanaman bahan makanan di

Kabupaten Sragen tahun 2005-2008 disajikan pada Tabel 26, Tabel 27 dan

Tabel 28.

Tabel 26. Kontribusi Nilai Produksi Komoditi Tanaman Pangan (Padi dan Palawija) di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 (%)

No Komoditi 2005 2006 2007 2008 Rata-rata 1 Padi 59,2664 59,5277 51,4586 52,0034 55,56402 Jagung 2,5608 1,6891 4,1052 7,2960 3,91283 Ubi kayu 3,4305 5,2481 3,4183 3,2538 3,83774 Ubi jalar 0,0142 0,0029 0,0180 0,0040 0,00975 Kacang tanah 3,0635 3,4088 2,7059 3,1773 3,08896 Kedelai 1,0227 1,3245 1,0005 1,6372 1,24627 Kacang hijau 1,9020 2,1507 0,8454 0,9921 1,4726

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 11)

Keterangan : Penggunaan lebih dari dua digit dalam formula persen (%),

untuk mendalami tingkat kontribusi yang sangat kecil.

Berdasarkan Tabel 26, diketahui bahwa kontribusi nilai produksi

komoditi tanaman pangan (padi dan palawija) di Kabupaten Sragen tahun

2005-2008 secara umum berfluktuasi. Masing-masing komoditi

memberikan kontribusi yang berbeda terhadap sektor pertanian setiap

tahunnya. Rata-rata kontribusi masing-masing komoditi tanaman pangan

(padi dan palawija) disajikan pada Gambar 5.

Page 77: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Gambar 5. Grafik Rata-rata Kontribusi Nilai Produksi Komoditi Tanaman

Pangan (Padi dan Palawija) di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008

Berdasarkan Gambar 5 diketahui bahwa komoditi padi merupakan

komoditi yang memberikan kontribusi terbesar diantara komoditi tanaman

pangan lainnya. Rata-rata kontribusi komoditi padi adalah 55,5640%

selama tahun 2005-2008. Besar kontribusi komoditi padi tersebut karena

besarnya jumlah produksi padi yang dihasilkan disetiap kecamatan di

Kabupaten Sragen. Hal ini dipengaruhi oleh permintaan akan komoditi

padi yang merupakan bahan baku dalam membuat nasi. Nasi adalah

makanan pokok bagi penduduk di Kabupaten Sragen bahkan di hampir

seluruh wilayah di Indonesia. Oleh karena itu, Kabupaten Sragen berusaha

memenuhi permintaan komoditi padi dari penduduk daerah Sragen dan

dari luar daerah Sragen. Kemampuan Kabupaten Sragen dalam memenuhi

kebutuhan padi di dalam dan luar daerahnya menjadikan Kabupaten

Sragen dikenal sebagai lumbung padi Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan

komoditi palawija yang memberikan kontribusi paling kecil adalah

komoditi ubi jalar. Rata-rata kontribusi komoditi ubi jalar adalah 0,0097%

selama tahun 2005-2008. Hal ini dikarenakan jumlah produksi komoditi

ubi jalar dari tahun ke tahun selalu jauh lebih kecil dibanding komoditi

Page 78: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

tanaman pangan lainnya. Komoditi ubi jalar diusahakan di satu kecamatan

yaitu Miri.

Kontribusi tanaman bahan makanan juga berasal dari kontribusi

sayur-sayuran. Besarnya kontribusi nilai produksi komoditi sayur-sayuran

di Kabupaten Sragen disajikan pada Tabel 27.

Tabel 27. Kontribusi Nilai Produksi Komoditi Sayur-sayuran di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008(%)

No Komoditi 2005 2006 2007 2008 Rata-rata1 Kacang panjang 0,0924 0,0822 0,0482 0,0718 0,07372 Cabe 1,8108 0,8102 0,7500 0,8608 1,05803 Tomat 0,0273 0,0273 0,0118 0,0109 0,01934 Ketimun 0,0308 0,0122 0,0099 0,0422 0,02385 Kangkung 0,0027 0,0072 0,0035 0,0065 0,00506 Bayam 0,0044 0,0022 0,0021 0,0030 0,00297 Terong 0,0560 0,0396 0,0363 0,0398 0,0429

Sumber : Analisis Data Sekunder Lampiran 11

Keterangan : Penggunaan lebih dari dua digit dalam formula persen (%),

untuk mendalami tingkat kontribusi yang sangat kecil.

Berdasarkan Tabel 27, diketahui bahwa kontribusi nilai produksi

komoditi sayur-sayuran di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 secara

umum berfluktuatif. Masing-masing komoditi sayur-sayuran memberikan

kontribusi yang berbeda terhadap sektor pertanian disetiap tahunnya.

Rata-rata kontribusi masing-masing komoditi sayur-sayuran di Kabupaten

Sragen disajikan pada Gambar 6.

Page 79: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Gambar 6. Grafik Rata-rata Kontribusi Nilai Produksi Komoditi

Sayur-sayuran di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008

Berdasarkan Gambar 6, diketahui bahwa komoditi cabe merupakan

komoditi yang memberikan kontribusi paling besar diantara komoditi

sayur-sayuran yang lain. Rata-rata kontribusi komoditi cabe adalah

1,0580% selama tahun 2005-2008. Besar kontribusi komoditi cabe karena

jumlah produksi komoditi cabe yang terbesar dibanding komoditi sayur-

sayuran lainnya. Komoditi cabe adalah komoditi hortikultura yang cocok

dibudidayakan di Kabupaten Sragen. Luas panen cabe terdapat di setiap

kecamatan kecuali kecamatan Ngrampal dan Gemolong. Sedangkan rata-

rata kontribusi yang paling kecil adalah komoditi bayam yaitu 0,0029%.

Hal ini dikarenakan sedikit jumlah produksi bayam disetiap tahunnya.

Kontribusi komoditi tanaman bahan makanan juga berasal dari

kontribusi komoditi buah-buahan. Besarnya kontribusi nilai produksi

komoditi buah-buahan di Kabupaten Sragen disajikan pada Tabel 28.

Page 80: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 28. Kontribusi Nilai Produksi Komoditi Buah-buahan di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008(%)

No Komoditi 2005 2006 2007 2008 Rata-rata1 Semangka 0,6138 0,2324 0,3372 0,2664 0,36252 Pisang 1,3384 2,1881 3,7403 6,3568 3,40593 Mangga 4,5012 2,8533 2,0114 1,9499 2,82904 Rambutan 0,1602 0,2969 0,2096 0,5743 0,31025 Melon 0,9549 0,5531 0,4101 0,6459 0,64106 Jeruk 0,0526 0,0572 0,0254 0,1719 0,07687 Sawo 0,1509 0,1400 0,1150 0,0943 0,12508 Pepaya 0,2269 0,2273 0,1738 0,3343 0,24069 Nanas 0,0002 0,0001 0,0001 0,0002 0,0002

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 11)

Keterangan : Penggunaan lebih dari dua digit dalam formula persen (%),

untuk mendalami tingkat kontribusi yang sangat kecil.

Berdasarkan Tabel 28, diketahui bahwa kontribusi komoditi buah-

buahan yang cenderung meningkat adalah komoditi pisang. Hal ini

dikarenakan komoditi pisang mengalami peningkatan nilai produksi setiap

tahunnya. Komoditi yang kontribusinya cenderung menurun adalah

komoditi mangga dan sawo. Kontribusi menurun dikarenakan penurunan

nilai produksi komoditi setiap tahunnya. Komoditi yang memberikan

kontribusi yang tetap adalah komoditi nanas. Komoditi nanas juga

merupakan komoditi yang memberikan kontribusi terkecil. Komoditi lain

seperti semangka, rambutan, melon, jeruk dan pepaya memberikan

kontribusi yang cenderung berfluktuatif selama tahun 2005-2008. Masing-

masing komoditi sayur-sayuran memberikan kontribusi yang berbeda

setiap tahunnya. Rata-rata kontribusi komoditi sayur-sayuran di Kabupaten

Sragen disajikan pada Gambar 7.

Page 81: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Gambar 7. Grafik Rata-rata Kontribusi Nilai Produksi Komoditi

Buah-buahan di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008

Berdasarkan Gambar 7, diketahui bahwa komoditi pisang merupakan

komoditi yang memberikan rata-rata kontribusi yang paling besar diantara

komoditi buah-buahan lainnya. Rata-rata kontribusi komoditi pisang

adalah 3,4059% selama tahun 2005-2008. Besar kontribusi komoditi

pisang karena jumlah produksi komoditi pisang yang besar sehingga nilai

produksinya juga besar. Nilai produksi komoditi pisang paling besar

diantara komoditi buah-buahan lainnya. sedangkan komoditi buah-buahan

yang memberikan rata-rata kontribusi paling kecil adalah nanas. Hal ini

dikarenakan sedikitnya luas panen sehingga mengakibatkan sedikitnya

jumlah produksi nanas.

Secara keseluruhan dari komoditi tanaman bahan makanan yang

memberikan kontribusi yang paling besar diantara komoditi tanaman

pangan, komoditi sayur-sayuran dan komoditi buah-buahan adalah

komoditi padi yang termasuk dalam komoditi tanaman pangan. Komoditi

padi memberikan rata-rata kontribusi sebesar 55,5640%. Besarnya

kontribusi komoditi padi dipengaruhi oleh besar nilai produksi komoditi

padi dan nilai produksi total sektor pertanian. Nilai produksi padi dibentuk

dari jumlah produksi padi dan harga padi pada tahun tertentu. Nilai

Page 82: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

produksi padi merupakan nilai produksi yang paling besar diantara nilai

produksi komoditi pertanian di Kabupaten Sragen. Oleh karena itu,

komoditi padi memberikan kontribusi yang paling besar diantara komoditi

tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen. Sedangkan komoditi

tanaman bahan makanan yang memberi kontribusi yang paling kecil

adalah nanas yang termasuk dalam komoditi buah-buahan. Hal ini karena

nilai produksi nanas yang sangat kecil karena jumlah produksi yang

sedikit. Komoditi nanas hanya diusahakan di empat kecamatan yaitu

Kalijambe, Plupuh, Sambirejo dan Gemolong sehingga luas lahan

panennya sedikit.

B. Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen

dengan Pendekatan Tipologi Klassen

Komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen yang terdiri

dari tanaman pangan (padi dan palawija), sayur-sayuran dan buah-buahan

diklasifikasikan dengan menggunakan pendekatan Tipologi Klassen.

Pendekatan Tipologi Klassen menggunakan dua indikator utama yaitu laju

pertumbuhan dan kontribusi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten

Sragen yang dibandingkan dengan kontribusi PDRB Kabupaten Sragen.

Laju pertumbuhan komoditi merupakan proses perubahan nilai

produksi dari tahun ke tahun. Laju pertumbuhan mempunyai dua kriteria

yaitu tumbuh cepat dan tumbuh lambat. Kriteria tumbuh cepat apabila laju

pertumbuhan komoditi tanaman bahan makanan lebih besar atau sama dengan

laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen. Kriteria tumbuh lambat apabila

laju pertumbuhan komoditi tanaman bahan makanan lebih kecil daripada laju

pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen.

Kontribusi tanaman bahan makanan merupakan perbandingan antara

nilai produksi komoditi tanaman bahan makanan terhadap total nilai produksi

komoditi pertanian. Kontribusi mempunyai dua kriteria yaitu kontribusi besar

dan kontribusi kecil. Kontribusi besar apabila kontribusi tanaman bahan

makanan lebih besar atau sama dengan kontribusi PDRB Kabupaten Sragen

terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah. Kontribusi kecil apabila kontribusi

Page 83: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

tanaman bahan makanan lebih kecil dari kontribusi PDRB Kabupaten Sragen

terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah.

Analisis Tipologi Klassen dengan Matrik Tipologi Klassen

mengklasifikasikan komoditi tanaman bahan makanan menjadi empat

klasifikasi yaitu komoditi prima, komoditi potensial, komoditi berkembang

dan komoditi terbelakang. Klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di

Kabupaten Sragen disajikan pada Tabel 29.

Tabel 29. Matriks Tipologi Klassen Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen

Kontribusi

Komoditi Laju Pertumbuhan Komoditi

Kontribusi Besar (Kontribusi komoditi i > Kontribusi PDRB )

Kontribusi Kecil (Kontribusi komoditi i <

Kontribusi PDRB)

Tumbuh Cepat (r komoditi i > r PDRB)

Komoditi Prima : Jagung, Ubi kayu,

Kacang tanah dan Pisang

Komoditi Berkembang : Ubi Jalar, Kedelai,

Ketimun, Kangkung, Rambutan, Jeruk, Pepaya

dan Nanas Tumbuh Lambat (r komoditi i < r PDRB)

Komoditi Potensial : Padi dan Mangga

Komoditi Terbelakang :Kacang hijau, Kacang panjang, Cabe, Tomat,

Bayam, Terong, Semangka, Melon dan

Sawo Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 14)

Berdasarkan Tabel 29 diketahui bahwa hasil analisis pendekatan

Tipologi Klassen, komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen

dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok kategori. Klasifikasi tersebut

terdiri dari komoditi prima, komoditi potensial, komoditi berkembang dan

komoditi terbelakang. Penjelasan secara rinci mengenai klasifikasi komoditi

tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut :

1. Komoditi Prima

Komoditi prima adalah komoditi tanaman bahan makanan yang

mempunyai kriteria yaitu laju pertumbuhan cepat dan kontribusi besar.

Page 84: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Berdasarkan hasil analisis Tipologi Klassen, komoditi tanaman bahan

makanan di Kabupaten Sragen yang termasuk dalam komoditi prima

adalah jagung, ubi kayu, kacang tanah dan pisang. Keempat komoditi

prima tersebut mempunyai peranan yang penting dalam memberikan

sumbangan pendapatan daerah Kabupaten Sragen.

Komoditi jagung merupakan komoditi prima di Kabupaten Sragen

karena komoditi jagung mempunyai laju pertumbuhan yang cepat dan

kontribusi yang besar. Laju pertumbuhan komoditi jagung lebih besar dari

laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen sehingga dikatakan laju

pertumbuhan cepat. Laju pertumbuhan komoditi jagung sebesar 82,22%

lebih besar jika dibandingkan nilai laju pertumbuhan PDRB Kabupaten

Sragen sebesar 5,53%. Kontribusi komoditi jagung dikatakan besar karena

kontribusi komoditi jagung senilai 3,9128% lebih besar jika dibandingkan

kontribusi PDRB Kabupaten Sragen terhadap PDRB Provinsi Jawa

Tengah senilai 1,6236%.

Komoditi jagung dapat menjadi komoditi prima karena nilai

produksi komoditi jagung mengalami peningkatan setiap tahun kecuali

pada tahun 2006, nilai produksi komoditi jagung mengalami penurunan

karena jumlah produksi yang menurun. Pada tahun 2006, bencana alam

kekeringan menyebabkan seluas 80 Ha lahan jagung mengalami kerusakan

ringan, sedang maupun berat. Keadaan ini berpengaruh pada jumlah

produksi jagung di Kabupaten Sragen. Komoditi jagung dapat diusahakan

pada semua kecamatan di Kabupaten Sragen. Kondisi tanah dan iklim di

Kabupaten Sragen mendukung untuk budidaya tanaman jagung. Beberapa

kecamatan menghasilkan jagung dalam jumlah yang besar yaitu

Kecamatan Sumberlawang, Mondokan dan Tangen. Kecamatan

Sumberlawang dikenal sebagai produsen jagung terbesar di Kabupaten

Sragen.

Komoditi ubi kayu menjadi komoditi prima di Kabupaten Sragen

karena mempunyai kriteria laju pertumbuhan yang cepat dan kontribusi

yang besar. Laju pertumbuhan dikatakan cepat karena laju pertumbuhan

Page 85: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

komoditi ubi kayu lebih besar daripada laju pertumbuhan PDRB

Kabupaten Sragen. Laju pertumbuhan ubi kayu sebesar 10,36% lebih besar

dibanding laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen sebesar 5,53%.

Kontribusi dikatakan besar karena kontribusi komoditi ubi kayu lebih

besar daripada kontribusi PDRB Kabupaten Sragen. Kontribusi komoditi

ubi kayu sebesar 3,8377% lebih besar dibanding kontribusi PDRB

Kabupaten Sragen terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah sebesar

1,6236%.

Komoditi ubi kayu menjadi komoditi prima mengingat ubi kayu

sebagai alternatif pangan karena sumber karbohidrat yang terkandung di

dalamnya. Tanaman ubi kayu merupakan tanaman palawija yang mudah

diusahakan di lahan tegalan atau lahan kering. Beberapa kecamatan di

Kabupaten Sragen menghasilkan komoditi ubi kayu. Kecamatan yang

menghasilkan ubi kayu dalam jumlah terbesar adalah Kecamatan

Mondokan.

Komoditi kacang tanah menjadi komoditi prima di Kabupaten

Sragen karena mempunyai kriteria laju pertumbuhan yang cepat dan

kontribusi yang besar. Laju pertumbuhan dikatakan cepat karena laju

pertumbuhan komoditi kacang tanah lebih besar daripada laju

pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen. Laju pertumbuhan kacang tanah

sebesar 8,81% lebih besar dibanding laju pertumbuhan PDRB Kabupaten

Sragen sebesar 5,53%. Kontribusi dikatakan besar karena kontribusi

komoditi kacang tanah lebih besar daripada kontribusi PDRB Kabupaten

Sragen. Kontribusi komoditi kacang tanah sebesar 3,0889% lebih besar

dibanding kontribusi PDRB Kabupaten Sragen terhadap PDRB Provinsi

Jawa Tengah sebesar 1,6236%.

Selain dari tanaman pangan, klasifikasi komoditi prima juga terdapat

pada komoditi buah-buahan yaitu pisang. Komoditi pisang menjadi

komoditi prima di Kabupaten Sragen karena mempunyai kriteria laju

pertumbuhan yang cepat dan kontribusi yang besar. Laju pertumbuhan

dikatakan cepat karena laju pertumbuhan komoditi pisang lebih besar

Page 86: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

daripada laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen. Laju pertumbuhan

pisang sebesar 82,56% lebih besar dibanding laju pertumbuhan PDRB

Kabupaten Sragen sebesar 5,53%. Kontribusi dikatakan besar karena

kontribusi komoditi pisang lebih besar daripada kontribusi PDRB

Kabupaten Sragen. Kontribusi komoditi pisang sebesar 3,4059% lebih

besar dibanding kontribusi PDRB Kabupaten Sragen terhadap PDRB

Provinsi Jawa Tengah sebesar 1,6236%.

Komoditi pisang banyak diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten

Sragen. Komoditi pisang mudah untuk dibudidayakan sehingga

produksinya melimpah. Luas panen komoditi pisang terdapat diseluruh

kecamatan di Kabupaten Sragen. Kecamatan Sidoarjo dikenal sebagai

produsen terbesar untuk komoditi pisang.

Komoditi prima yaitu komoditi jagung, ubi kayu, kacang tanah dan

pisang mempunyai peran yang penting dalam perekonomian Kabupaten

Sragen. Kriteria laju pertumbuhan yang cepat dan kontribusi yang besar

masi dapat dioptimalkan karena pada tahun tertentu masih mengalami laju

pertumbuhan yang negatif. Oleh karena itu, pengembangan akan komoditi

prima perlu dilakukan agar komoditi prima tetap menjadi komoditi prima

dengan mengoptimalkan potensi komoditi prima.

2. Komoditi Potensial

Komoditi potensial adalah komoditi tanaman bahan makanan yang

mempunyai kriteria yaitu laju pertumbuhan lambat dan kontribusi besar.

Berdasarkan hasil analisis Tipologi Klassen, komoditi tanaman bahan

makanan di Kabupaten Sragen yang termasuk dalam komoditi potensial

adalah padi dan mangga. Komoditi padi termasuk dalam komoditi tanaman

pangan. Komoditi mangga termasuk dalam komoditi buah-buahan.

Komoditi padi mempunyai kontribusi yang besar dibandingkan

kontribusi PDRB Kabupaten Sragen. Kontribusi komoditi padi sebesar

55,5640% terhadap total nilai produksi komoditi pertanian. Kontribusi

komoditi padi yang besar dipengaruhi oleh jumlah produksi padi yang

terbesar diantara komoditi pertanian yang lain dan selalu meningkat setiap

Page 87: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

tahun. Produksi padi yang dihitung berupa gabah kering panen dan harga

komoditinya adalah harga gabah kering panen/kg. Padi merupakan

komoditi pertanian yang andalan bagi Kabupaten Sragen. Tanaman padi

dapat ditemui diseluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Sragen.

Tanaman padi dapat tumbuh subur di wilayah Kabupaten Sragen karena

tanah yang subur dan tersedianya air yang cukup. Kondisi ini didukung

dengan adanya saluran irigasi teknis dari Waduk Gajah Mungkur dan 7

waduk di Kabupaten Sragen yaitu Gebyar, Blimbing, Kembangan, Botok,

Brambang, Gembong dan Ketro. Keberadaan waduk juga didukung

dengan adanya embung yang tersebar di 6 Kecamatan antara lain

Gondang, Sambirejo, Sambungmacan, Karangmalang, Masaran dan

Kedawung. Selain faktor pendukung tersebut, padi merupakan makanan

pokok bagi masyarakat di Kabupaten Sragen. Permintaan akan komoditi

padi akan terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk.

Pemenuhan akan permintaan kebutuhan pangan pokok inilah yang

mendorong petani di Kabupaten Sragen untuk mengusahakan tanaman

padi.

Komoditi padi mempunyai kontribusi yang besar namun laju

pertumbuhan lambat. Laju pertumbuhan komoditi padi selalu positif

selama tahun 2006-2008, akan tetapi nilai laju pertumbuhannya rendah

dibanding laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen. Nilai laju

pertumbuhan yang rendah disebabkan nilai produksi selama tahun 2005-

2008 bertambah dalam jumlah yang sedikit setiap tahunnya. Hal ini

disebabkan oleh produksi dan harga komoditi yang berfluktuatif selama

tahun 2005-2008.

Komoditi mangga memberikan kontribusi yang besar dibandingkan

kontribusi PDRB Kabupaten Sragen. Kontribusi komoditi mangga sebesar

2,8290% terhadap total nilai produksi komoditi pertanian. Kontribusi

komoditi mangga terbesar kedua dalam kelompok komoditi buah-buahan.

Tanaman mangga mempunyai luas panen diseluruh kecamatan di

Kabupaten Sragen. Kecamatan andalan untuk produksi mangga adalah

Page 88: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Sumberlawang. Keadaan alam Kabupaten Sragen mendukung untuk

dibudidayakan tanaman mangga yaitu tanah yang subur dan berdrainase

baik.

Komoditi mangga mempunyai nilai laju pertumbuhan yang rendah

sehingga laju pertumbuhannya lambat. Laju pertumbuhan komoditi

mangga selalu bernilai negatif setiap tahunnya. Kondisi ini karena nilai

produksi mangga mengalami penurunan setiap tahun dari tahun

2005-2008. Nilai produksi yang selalu menurun menyebabkan laju

pertumbuhannya negatif. Laju pertumbuhan rata-rata komoditi mangga

lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen.

Komoditi padi dan mangga sudah mampu memberikan kontribusi

yang besar akan tetapi laju pertumbuhannya lambat. Kedua komoditi ini

mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi komoditi prima.

Kontribusi yang besar perlu diperhatikan dan laju pertumbuhan perlu

ditingkatkan agar dapat menjadi komoditi prima.

3. Komoditi Berkembang

Komoditi berkembang adalah komoditi tanaman bahan makanan

yang mempunyai kriteria yaitu laju pertumbuhan cepat dan kontribusi

kecil. Berdasarkan hasil analisis Tipologi Klassen, komoditi tanaman

bahan makanan di Kabupaten Sragen yang termasuk dalam komoditi

berkembang adalah ubi jalar, kedelai, ketimun, kangkung, rambutan, jeruk,

pepaya dan nanas. Komoditi ubi jalar dan kedelai termasuk kelompok

komoditi tanaman pangan. Komoditi ketimun dan kangkung termasuk

kelompok komoditi sayur-sayuran. Komoditi rambutan, jeruk, pepaya dan

nanas termasuk kelompok komoditi buah-buahan.

Komoditi tanaman pangan (palawija) yang termasuk dalam komoditi

berkembang adalah ubi jalar dan kedelai. Laju pertumbuhan komoditi ubi

jalar yaitu sebesar 183,89%, nilai ini terbesar dibandingkan nilai laju

pertumbuhan komoditi tanaman bahan makanan yang lain. Laju

pertumbuhan komoditi kedelai yaitu sebesar 27,5813%. Kedua komoditi

palawija tersebut mempunyai nilai laju pertumbuhan yang lebih besar

Page 89: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

dibandingkan nilai laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen, akan tetapi

kontribusi komoditi palawija tersebut lebih kecil dibanding kontribusi

PDRB Kabupaten Sragen. Laju pertumbuhan yang besar pada komoditi

ubi jalar karena pada tahun 2007 terjadi penambahan luas panen sebesar

20 Ha dari tahun sebelumnya, sehingga produksi dapat meningkat tajam.

Sedangkan komoditi kedelai mempunyai nilai laju pertumbuhan yang

besar karena pada tahun 2006 dan 2008 terjadi penambahan luas panen

dari tahun sebelumnya sehingga produksinya meningkat.

Komoditi sayur-sayuran yang termasuk dalam komoditi berkembang

adalah ketimun dan kangkung. Laju pertumbuhan komoditi ketimun

sebesar 78,61% dan laju pertumbuhan komoditi kangkung sebesar

69,42%. Kedua komoditi tersebut mempunyai nilai laju pertumbuhan

terbesar diantara komoditi sayur-sayuran. Laju pertumbuhan yang besar

untuk komoditi ketimun karena pada tahun 2007 terjadi penambahan luas

panen sebesar 26 Ha dari tahun sebelumnya. Lahan budidaya ketimun

memanfaatkan lahan yang belum dimanfaatkan di kecamatan Mondokan

dan Sukodono. Kedua kecamatan inilah yang dikenal sebagai penghasil

komoditi ketimun di Kabupaten Sragen. Laju pertumbuhan yang besar

untuk komoditi kangkung karena terjadi peningkatan produksi pada tahun

2006 dan 2008 dari tahun sebelumnya.

Komoditi buah-buahan yang termasuk dalam komoditi berkembang

adalah rambutan, jeruk, pepaya dan nanas. Komoditi buah-buahan yang

mempunyai nilai laju pertumbuhan yang terbesar adalah jeruk sebesar

163,55%. Semua komoditi buah-buahan yang termasuk dalam komoditi

berkembang mempunyai nilai laju pertumbuhan yang lebih besar jika

dibandingkan dengan nilai laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen

sehingga disebut laju pertumbuhannya cepat. Meskipun demikian,

kontribusi komoditi tersebut kecil jika dibandingkan dengan kontribusi

PDRB Kabupaten Sragen terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah.

Terdapat 8 komoditi tanaman bahan makanan yang termasuk

komoditi berkembang. Komoditi tersebut mempunyai laju pertumbuhan

Page 90: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

yang cepat, akan tetapi kontribusinya kecil terhadap PDRB Kabupaten

Sragen. Komoditi berkembang mempunyai potensi untuk dapat

dikembangkan, mengingat laju pertumbuhannya yang cepat. Oleh karena

itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kontribusi dari komoditi

ini agar memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan

perekonomian daerah Kabupaten Sragen.

4. Komoditi Terbelakang

Komoditi terbelakang adalah komoditi tanaman bahan makanan

yang mempunyai kriteria yaitu laju pertumbuhan lambat dan kontribusi

kecil. Berdasarkan hasil analisis Tipologi Klassen, komoditi tanaman

bahan makanan di Kabupaten Sragen yang termasuk dalam komoditi

terbelakang adalah kacang hijau, kacang panjang, cabe, tomat, bayam,

terong, semangka, melon dan sawo. Komoditi kacang hijau termasuk

kelompok komoditi tanaman pangan. Komoditi kacang panjang, cabe,

tomat, bayam dan terong termasuk kelompok komoditi sayur-sayuran.

Komoditi semangka, melon dan sawo termasuk kelompok komoditi buah-

buahan.

Komoditi tanaman pangan yang termasuk dalam komoditi

terbelakang adalah kacang hijau. Komoditi kacang hijau memiliki laju

pertumbuhan sebesar -7,91% dan kontribusi sebesar 1,4726%. Nilai laju

pertumbuhan komoditi kacang hijau lebih kecil dibanding nilai laju

pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen. Kontribusi komoditi kacang hijau

lebih kecil dibanding kontribusi PDRB Kabupaten Sragen terhadap PDRB

Provinsi Jawa Tengah. Hal ini karena produksi kacang hijau sangat

berfluaktuatif setiap tahunnya dengan kecenderungan penurunan hasil.

Komoditi sayur-sayuran yang termasuk dalam komoditi terbelakang

adalah kacang panjang, cabe, tomat, bayam dan terong. Komoditi yang

mempunyai nilai kontribusi yang terkecil adalah komoditi bayam sebesar

0,0029% dan dengan laju pertumbuhan sebesar 1,60% lebih kecil

dibanding laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen. Produksi komoditi

bayam terendah dibanding produksi komoditi sayur-sayuran yang lain

Page 91: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

selama tahun 2005-2008. Komoditi bayam hanya diusahakan di beberapa

kecamatan antara lain Plupuh, Sragen, Mondokan, Sukodono dan Tangen.

Secara keseluruhan komoditi sayur-sayuran tidak mudah diusahakan di

wilayah utara Bengawan Solo karena kondisi tanah yang berkapur,

sehingga komoditi sayur-sayuran di Kabupaten Sragen perlu mendapat

perhatian khusus terkait dengan budidaya tanamannya.

Komoditi buah-buahan yang termasuk dalam komoditi terbelakang

adalah semangka, melon dan sawo. Ketiga komoditi tersebut memiliki

nilai kontribusi yang kecil yaitu 0,3625%, 0,6410% dan 0,1250%.

Kontribusi ketiga komoditi tersebut lebih kecil dari kontribusi PDRB

Kabupaten Sragen terhadap PDRB Propinsi Jawa Tengah. Laju

pertumbuhan semangka, melon dan sawo adalah -0,02%, 0,24% dan

-7,23%. Laju pertumbuhan komoditi tersebut lebih kecil daripada laju

pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen sehingga dikatakan laju

pertumbuhannya lambat. Komoditi sawo mempunyai nilai laju

pertumbuhan dan kontribusi yang terkecil diantara ketiganya.

Komoditi terbelakang perlu mendapat perhatian karena laju

pertumbuhannya lambat dan kontribusinya kecil terhadap PDRB

Kabupaten Sragen. Apabila tidak diupayakan peningkatan kontribusi dan

laju pertumbuhannya, maka akan dapat semakin menurunkan PDRB

Kabupaten Sragen. Oleh karena itu, perlu adanya usaha pengembangan

komoditi terbelakang dengan memanfaatkan potensi wilayah yang ada.

Usaha yang dilakukan adalah meningkatkan laju pertumbuhan dan

kontribusi komoditi terbelakang, sehingga akan mampu memberikan

peranan yang lebih baik bagi perekonomian Kabupaten Sragen.

C. Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di

Kabupaten Sragen

Pembangunan pertanian sebagai agenda prioritas pembangunan daerah

di Kabupaten Sragen, mengingat sektor pertanian memberikan kontribusi

terbesar dalam PDRB Kabupaten Sragen. Pembangunan pertanian masih

menghadapi berbagai kendala atau kelemahan yang ada dalam lingkungan

Page 92: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

pertanian yaitu kurangnya modal usaha tani, kurang sarana dan prasarana

yang memadai serta kualitas sumberdaya manusia (petani) yang masih

rendah. Pembangunan pertanian juga menghadapi berbagai ancaman yang

berasal dari luar lingkungan pertanian antara lain berkurangnya lahan

pertanian, mahalnya biaya produksi, fluktuasi harga produksi pertanian dan

rendahnya pendapatan petani (BAPPEDA Kabupaten Sragen, 2006). Kendala

dalam pembangunan pertanian perlu diperhatikan agar kendala dan ancaman

tidak mengganggu pembangunan pertanian ke depannya khususnya

perkembangan komoditi tanaman bahan makanan. Oleh karena itu, perlu

disusun perencanaan pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Sragen

berbasis komoditi tanaman bahan makanan, mengingat subsektor tanaman

bahan makanan merupakan subsektor yang memberikan kontribusi terbesar

terhadap sektor pertanian dalam PDRB Kabupaten Sragen.

Berdasarkan klasifikasi tanaman bahan makanan yang telah dilakukan

dengan pendekatan Tipologi Klassen, maka dapat disusun perencanaan

pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Sragen berbasis komoditi tanaman

bahan makanan. Perumusan perencanaan pembangunan ekonomi daerah

dilakukan dengan membuat matrik alternatif strategi pengembangan komoditi

tanaman bahan makanan. Alternatif strategi pengembangan terbagi ke dalam

tiga periode waktu yaitu alternatif strategi pengembangan jangka pendek

(1-5 tahun), jangka menengah (5-10 tahun) dan jangka panjang (10-25 tahun).

Hasil matrik alternatif strategi pengembangan komoditi tanaman bahan

makanan di Kabupaten Sragen disajikan pada Tabel 30.

Page 93: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tabel 30. Matrik Alternatif Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen

Jangka Pendek (1-5 tahun)

Jangka Menengah (5-10 tahun)

Jangka Panjang (10-25 tahun)

Komoditi Prima Strateginya dengan mempertahankan laju pertumbuhan yang cepat dan kontribusi yang besar dari komoditi prima, melalui upaya : - Pengembangan

agribisnis komoditi jagung

- Penerapan sistem tumpang sari pada komoditi ubi kayu dan kacang tanah

- Peningkatan produktivitas pisang

- Peningkatan kerjasama antara pihak swasta dengan petani

Komoditi Potensial

menjadi Komoditi Prima Strateginya dengan meningkatkan laju pertumbuhan komoditi potensial, melalui upaya : - Peningkatan

produktivitas padi - Peningkatan akses

petani terhadap lembaga keuangan

- Peningkatan produksi komoditi mangga dengan pemeliharaan yang intensif

Komoditi Potensial menjadi Komoditi Prima Strateginya dengan meningkatkan laju pertumbuhan komoditi potensial, melalui upaya : - Pengembangan padi

organik di seluruh wilayah Kabupaten Sragen Komoditi Berkembang

menjadi Komoditi Potensial

Strateginya dengan meningkatkan kontribusi komoditi berkembang, melalui upaya : - Peningkatan kualitas

SDM (petani) - Pengembangan daerah

sentra komoditi sayur dan buah

Komoditi Terbelakang

menjadi Komoditi Berkembang

Strateginya dengan meningkatkan laju pertumbuhan komoditi terbelakang, melalui upaya : - Penerapan budidaya

pertanian yang baik untuk sayur dan buah

- Pengembangan demplot sayur dan buah

Komoditi Terbelakang menjadi Komoditi

Berkembang Strateginya dengan meningkatkan laju pertumbuhan komoditi terbelakang, melalui upaya : - Pembangunan Sub

Terminal Agribisnis

Komoditi Prima Strateginya dengan mempertahankan laju pertumbuhan yang cepat dan kontribusi yang besar dari komoditi prima, melalui upaya: - Mengurangi alih fungsi

lahan pertanian ke lahan non pertanian

- Pengelolaan sumberdaya air untuk pertanian

- Penerapan pertanian berkelanjutan berbasis pertanian organik.

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 15)

Berdasarkan Tabel 30 diketahui bahwa alternatif strategi

pengembangan komoditi tanaman bahan makanan merupakan upaya untuk

mengembangkan komoditi tanaman bahan makanan dalam jangka waktu

tertentu. Penjelasan lebih rinci mengenai masing-masing alternatif strategi

Page 94: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen

adalah sebagai berikut :

1. Alternatif Strategi Pengembangan Jangka Pendek

Alternatif strategi jangka pendek adalah alternatif strategi yang

dilakukan dalam periode waktu antara 1-5 tahun. Strategi untuk

pengembangan komoditi tanaman bahan makanan yang terdiri dari dua

alternatif yaitu mempertahankan komoditi prima dan mengupayakan

komoditi potensial menjadi komoditi prima. Alternatif strategi

mempertahankan komoditi prima dilakukan dengan mengoptimalkan

potensi Kabupaten Sragen untuk mempertahankan laju pertumbuhan dan

kontribusi komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima. Alternatif

strategi mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima

dilakukan dengan meningkatkan laju pertumbuhan komoditi potensial

sehingga dapat menjadi komoditi prima.

Berdasarkan analisis klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan

dengan pendekatan Tipologi Klassen maka diketahui bahwa komoditi

prima di Kabupaten Sragen adalah jagung, ubi kayu, kacang tanah dan

pisang. Komoditi potensial di Kabupaten Sragen adalah padi dan mangga.

Maka dirumuskan alternatif strategi menggunakan matrik alternatif strategi

pengembangan komoditi tanaman bahan makanan yang berdasarkan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Sragen dan hasil wawancara dengan petani, penyuluh dan Dinas Pertanian

Kabupaten Sragen. Alternatif strategi pengembangan komoditi tanaman

bahan makanan dalam jangka pendek di Kabupaten Sragen antara lain :

a. Alternatif strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan

komoditi prima tetap bertahan sebagai komoditi prima

1) Pengembangan agribisnis komoditi jagung

Pengembangan agribisnis komoditi jagung dilakukan dengan

mengadakan kerjasama yang baik antara subsistem yang terlibat

dalam agribisnis jagung. Subsistem yang terlibat antara lain

subsistem pengadaan sarana produksi jagung, subsistem produksi

Page 95: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

usahatani jagung, subsistem pengolahan dan industri hasil pertanian,

subsistem pemasaran dan perdagangan serta subsistem kelembagaan

penunjang. Subsistem pengadaan sarana produksi jagung

menyediakan benih jagung berkualitas super hibrida yang didukung

dengan pupuk dan sarana pertanian lain. Subsistem produksi

usahatani mengusahakan budidaya jagung dengan penggunaan benih

berkualitas super hibrida, sistem tanam yang benar, perawatan dan

pemanenan yang tepat sehingga hasil dapat mememuaskan.

Subsistem pengolahan dan industri hasil pertanian mengupayakan

kegiatan pasca panen yang baik misalnya pengeringan dan

pengolahan menjadi jagung pipilan untuk meningkatkan kualitas

jagung. Subsistem pemasaran dan perdagangan yang mengusahakan

hasil komoditi jagung sampai ke tangan konsumen dengan jalur

pemasaran yang efisien. Subsistem kelembagaan penunjang adalah

lembaga yang membantu kegiatan agribisnis jagung misalnya

lembaga keuangan untuk pengadaan modal.

Upaya pengembangan agribisnis jagung diarahkan agar

kegiatan pertanian tidak hanya terpusat pada kegiatan budidaya saja

yang diperhatikan, akan tetapi lebih kepada kegiatan pertanian dalam

arti luas, yaitu pengembangan kegiatan pertanian on farm dan off

farm. Apabila subsistem-subsistem yang membentuk sistem

agribisnis jagung bekerja secara baik maka akan dapat meningkatkan

kualitas dan produktivitas jagung. Hal ini akan mempengaruhi

tingkat pendapatan petani yang meningkat sehingga kesejahteraan

petani juga dapat meningkat.

2) Penerapan sistem tumpang sari pada komoditi ubi kayu dan kacang

tanah

Komoditi ubi kayu dan kacang tanah termasuk dalam

kelompok palawija komoditi prima di Kabupaten Sragen. Tanaman

palawija dibudidayakan di lahan tegalan atau lahan kering. Lahan

kering tidak membutuhkan banyak air seperti lahan basah yang

Page 96: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

umumnya digunakan untuk persawahan. Oleh karena itu, budidaya

tanaman lahan kering (palawija) sangat dipengaruhi oleh keadaan

curah hujan sehingga pemilihan waktu tanam dan varietas tanaman

harus tepat.

Komoditi prima kelompok palawija ini dapat diusahakan

dengan pola tanam monokultur dan tumpangsari. Pola tanam

tumpangsari dilakukan antara ubi kayu dengan kacang tanah dan ubi

kayu/kacang tanah dengan padi gogo. Tumpangsari ubi kayu dan

kacang tanah memanfaatkan lahan yang tersedia secara efisien

sehingga dari satu lahan pertanian dapat menghasilkan dua komoditi

prima palawija. Tumpangsari ubi kayu/kacang tanah dengan padi

gogo adalah pola tanam dengan padi gogo sebagai tanaman utama

dan ubi kayu/kacang tanah sebagai tanaman sela. Pola tanam ini

memanfaatkan lahan tegalan untuk budidaya padi gogo yang banyak

diusahakan di Kabupaten Sragen. Tumpangsari ubi kayu/kacang

tanah dengan padi gogo memanfaatkan lahan yang tersedia diantara

tanaman padi gogo secara efisien, sehingga selain menghasilkan

komoditi utama yaitu padi juga menghasilkan komoditi ubi kayu /

kacang tanah. Sistem tumpangsari dapat memperluas areal tanam

komoditi ubi kayu dan kacang tanah sehingga dapat meningkatkan

produksi. Peningkatan produksi setiap tahunnya akan meningkatkan

laju pertumbuhan dan mempengaruhi peningkatan kontribusi

komoditi tersebut terhadap perekonomian Kabupaten Sragen.

3) Peningkatan produktivitas pisang

Pisang merupakan komoditi buah-buahan andalan di

Kabupaten Sragen. Jenis pisang yang dibudidayakan di wilayah

Sragen adalah pisang Kepok dan pisang Raja. Budidaya pisang

masih dilakukan secara sederhana dimana bibit berasal dari tanaman

sebelumnya dan pemeliharaan secara terbatas. Pisang masih sebatas

sebagai tanaman pekarangan rakyat yang diusahakan di pekarangan

Page 97: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

penduduk. Pengetahuan akan budidaya dan teknologi yang rendah

menghambat perkembangan komoditi pisang.

Upaya peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan

intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi dilakukan untuk

meningkatkan hasil dengan cara budidaya pertanian yang baik.

Tindakan intensifikasi untuk komoditi pisang adalah penggunaan

bibit unggul tanaman, pengolahan tanah yang baik, pemupukan,

pengairan dan pemberantasan hama dan penyakit. Peran pemerintah

dalam menyediakan bantuan bibit dan modal petani sangat

diperlukan dalam tindakan ini. Pemerintah melalui penyuluh juga

memberikan pendampingan berupa arahan dalam budidaya pisang

yang baik. Ekstensifikasi merupakan tindakan perluasan areal tanam

komoditi pisang. Tanaman pisang selama ini hanya diusahakan di

pekarangan rumah penduduk. Perluasan areal tanam pada tegalan

sebagai alternatif dalam menambah luas panen komoditi pisang.

Luas panen yang bertambah dapat menyebabkan produksi komoditi

pisang meningkat.

4) Peningkatan kerjasama antara pihak swasta dengan petani (pola

kemitraan)

Komoditi prima perlu dikembangkan lebih baik lagi,

mengingat peranan komoditi yang besar terhadap perekonomian

Kabupaten Sragen. Pengembangan komoditi prima perlu kerjasama

antara pihak swasta dengan petani, sehingga pemerintah perlu

mengupayakan agar investor pertanian berniat mengembangkan

kemitraan dengan petani. Pola kemitraan/kerjasama memiliki dasar

saling membutuhkan dan saling menguntungkan antara kedua belah

pihak. Kepercayaan antara pihak swasta dan petani menjadi modal

keberhasilan pola kemitraan ini.

Kemitraan antara pihak swasta dan petani meliputi seluruh

aspek dari kegiatan agribisnis. Kerjasama pengadaan sarana

produksi, seperti benih, bibit, pupuk dan alat mesin pertanian

Page 98: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

melibatkan pihak swasta dalam penyediaan dan pendistribusiannya.

Pihak swasta dapat merupakan toko-toko sarana produksi, pabrik

pupuk, pabrik pestisida. Kerjasama pengolahan hasil dilakukan

dengan pengusaha industri yang menggunakan bahan baku dari

komoditi prima. Kerjasama menyebabkan produk komoditi pertanian

dari petani dapat langsung terserap pasar. Saat ini ada beberapa

industri di Kabupaten Sragen yang menggunakan komoditi prima

sebagai bahan baku antara lain industri pakan ternak (jagung dan ubi

kayu), industri kacang oven dan industri keripik pisang. Kerjasama

dengan lembaga keuangan dalam pengadaan modal, membantu

petani dalam memperoleh pinjaman modal dengan bunga yang

rendah dan prosedur yang mudah. Oleh karena itu, perlu peningkatan

kerjasama antara pihak swasta dengan petani agar mendorong

berkembangnya komoditi prima subsektor tanaman bahan makanan

di Kabupaten Sragen.

b. Alternatif strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan

komoditi potensial menjadi komoditi prima

1) Peningkatan produktivitas padi

Padi merupakan komoditi andalan Kabupaten Sragen yang

memiliki jumlah produksi yang tinggi. Padi banyak diusahakan oleh

masyarakat diseluruh kecamatan di Kabupaten Sragen, karena

komoditi padi mempunyai karakteristik tanam dan panen secara

serempak pada areal yang cukup luas. Pentingnya peran komoditi

padi pada perekonomian Kabupaten Sragen maka perlu ditingkatkan

produktivitasnya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

penggunaan bibit unggul pada tanaman padi. Varietas unggul Inbrida

Padi Irigasi (INPARI) yaitu INPARI 1, INPARI 2, INPARI 4,

INPARI 6 merupakan varietas padi sawah yang cocok ditanam di

lahan sawah irigasi. Varietas tersebut juga merupakan varietas yang

cocok ditanam di dataran rendah, dengan umur tanam relatif pendek

Page 99: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

dan potensi hasil yang cukup tinggi. Varietas ini juga mempunyai

ketahanan terhadap hama wereng coklat biotipe 2 dan 3, penyakit

hawar daun bakteri dan tahan rebah.

Tanaman Padi di Kabupaten Sragen selain dibudidayakan

secara konvensional juga secara organik, meskipun masih dalam

luasan areal tanam yang sempit dibanding secara konvensional.

Produksi beras organik di Kabupaten Sragen telah bebas dari

pestisida dan residu zat kimia lainnya. Pengembangan padi organik

tidak terlepas dari sarana produksi yaitu pupuk dan pestisida organik

yang menjadi kebutuhan mendasar dalam budidaya padi organik.

Kendala yang dihadapi pemerintah kabupaten Sragen terkait

dengan pupuk dan pestisida adalah banyak pupuk alternatif yang

beredar dimana kandungan unsur hara masih diragukan. Selain itu

pupuk dan pestisida organik yang dihasilkan petani/kelompok tani

masih heterogen karena menggunakan peralatan yang

sederhana/manual (BAPPEDA Kabupaten Sragen, 2006).

Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan

pengetahuan akan teknologi dalam pembuatan pupuk dan pestisida

organik. Setiap limbah organik dapat dimanfaatkan untuk pembuatan

pupuk dan pestisida organik, sehingga dengan memanfaatkan limbah

yang ada dapat meningkatkan jumlah produksi pupuk dan pestisida

organik. Dukungan pemerintah dalam pengembangan home industry

pupuk dan pestisida organik, khususnya dalam bantuan modal

diperlukan oleh produsen pupuk dan pestisida organik yang saat ini

berjumlah 194 produsen pupuk organik serta 20 produsen pestisida

organik. Jumlah produsen ini diharapkan terus bertambah guna

memenuhi kebutuhan pupuk dan pestisida untuk pertanian organik,

sehingga pemupukan dapat tepat waktu dan dosis, serta tersedianya

pestisida dapat mengatasi serangan hama penyakit.

Penggunaan bibit unggul tanaman padi dan peningkatan

produksi pupuk dan pestisida organik akan dapat meningkatkan

Page 100: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

produktivitas padi. Tanaman padi dapat tumbuh baik karena

memiliki ketahanan diri terhadap serangan hama penyakit, serta

didukung terpenuhinya unsur hara sehingga potensi hasil yang tinggi

dapat tercapai. Produktivitas yang meningkat akan mendorong

peningkatan produksi padi sehingga kontribusinya akan semakin

meningkat di masa yang akan datang.

2) Peningkatan akses petani terhadap lembaga keuangan

Salah satu kendala yang dihadapi oleh petani di Kabupaten

Sragen adalah kurangnya modal untuk usaha tani. Berdasarkan

RENSTRA Dinas Pertanian tahun 2006-2010 diketahui bahwa salah

satu isu yang terjadi pada bidang pertanian adalah kurangnya modal

usaha petani dalam mengembangkan usaha khususnya

pengembangan pangan. Hasil wawancara dengan petani, penyuluh

dan Dinas Pertanian menyatakan bahwa kurangnya modal menjadi

hambatan dalam pengembangan pertanian khususnya pertanian

organik.

Kegiatan pertanian sangat tergantung dengan keadaan alam

seperti kekeringan dan banjir menjadi penyebab gagal panen. Modal

petani yang sudah digunakan dalam usaha tani hilang akibat bencana

alam. Selain itu, himpitan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup

yang pokok menyebabkan petani kesulitan dalam mengadakan

modal untuk berusaha tani. Kesulitan petani dalam mengadakan

modal menyebabkan mereka tidak dapat optimal dalam menjalankan

usaha tani. Mereka tidak dapat mengaplikasikan teknologi secara

lengkap karena modal sendiri yang sangat terbatas. Barangkali

modal yang ada hanya mampu untuk membeli benih dan pupuk,

sehingga ketika ada serangan hama dan penyakit petani tidak

mempunyai modal untuk membeli pestisida. Keadaan ini

mengakibatkan produksi pertanian akan rendah dan tidak sesuai

harapan. Oleh karena itu, petani perlu bantuan modal untuk

kelangsungan kegiatan budidaya yang dilakukan petani.

Page 101: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Lembaga keuangan mikro (LKM) merupakan lembaga

keuangan yang mengelola jasa keuangan untuk membiayai usaha

skala mikro yang dikelola oleh masyarakat. Lembaga keuangan

mikro (LKM) berbasis komunitas petani dikelola oleh suatu

kelompok tani, dimana LKM merupakan sumber keuangan yang

dapat diandalkan oleh petani. LKM memberikan solusi atas kendala

yang dihadapi petani ketika ingin mengajukan kredit kepada

lembaga keuangan formal (bank). Konsep perkreditan oleh LKM

bahwa peminjaman diusulkan melalui kelompok tani, berbunga

rendah, dan pembayaran diangsur secara fleksibel. Konsep ini lebih

memudahkan petani dalam memperoleh pinjaman modal untuk

usaha taninya. Pendirian LKM perlu dukungan dari pemerintah

dalam hal permodalan dan pelatihan pengurus LKM, sehingga setiap

kelompok tani berprestasi mampu mendirikan LKM untuk

meningkatkan akses petani terhadap lembaga keuangan.

3) Peningkatan produksi komoditi mangga dengan pemeliharaan yang

intensif

Mangga merupakan salah satu komoditi unggulan Kabupaten

Sragen dan berdasarkan analisis Tipologi Klassen merupakan

komoditi potensial. Jenis mangga yang dibudidayakan di Kabupaten

Sragen adalah harum manis, gadung, golek dan manalagi. Tanaman

mangga kurang mendapat perhatian khusus sebagai tanaman

budidaya dan lebih sebagai tanaman peneduh di pekarangan rumah.

Pemeliharaan pada tanaman mangga secara umum di Kabupaten

Sragen dilakukan seperlunya seperti kegiatan pemupukan yang

hanya dilakukan pada awal tanaman tumbuh dan setelahnya tidak

ada pemeliharaan bagi tanaman mangga. Keterbatasan dalam

pemeliharaan karena pengetahuan masyarakat yang terbatas

mengenai budidaya tanaman mangga.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi

mangga dengan pemeliharaan secara intensif. Tanaman mangga

Page 102: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

perlu pemeliharaan agar buah yang dihasilkan berkualitas dan

berjumlah banyak. Kegiatan pemeliharaan tanaman mangga adalah

sebagai berikut penyiangan gulma, penggemburan tanah,

pemangkasan tunas dan pemupukan. Penyiangan gulma dapat

dilakukan bersamaan dengan penggemburan. Penggemburan

dilakukan pada tanah padat sekitar pangkal pohon dan dilakukan

pada awal musim hujan. Pemangkasan tunas bertujuan untuk

membentuk kanopi dan meningkatkan produksi dengan

mempertahankan beberapa tunas dalam satu batang. Pemupukan

dilakukan setiap tahunnya baik menggunakan pupuk organik

maupun pupuk anorganik. Sosialisasi mengenai pemeliharaan

mangga memerlukan peran penyuluh sebagai perpanjangan tangan

pemerintah kepada masyarakat. Penyuluhan akan memberikan

dampak yang positif setelah masyarakat melaksanakan pemeliharaan

yang baik dan tepat yaitu peningkatan produksi mangga di

Kabupaten Sragen.

Alternatif strategi pengembangan jangka pendek diharapkan dapat

meningkatkan laju pertumbuhan dan kontribusi dari komoditi prima dan

komoditi potensial tanaman bahan makanan. Komoditi tanaman bahan

makanan sebagai subsektor dari sektor pertanian dengan alternatif strategi

ini dapat meningkatkan perannya dalam perekonomian di Kabupaten

Sragen. Selain itu, alternatif strategi pengembangan dapat berperan serta

dalam upaya perencanaan pembangunan ekonomi daerah Kabupaten

Sragen dalam jangka pendek dimasa yang akan datang.

2. Alternatif Strategi Pengembangan Jangka Menengah

Alternatif strategi jangka menengah adalah alternatif strategi yang

dilakukan dalam periode waktu antara 5-10 tahun. Strategi untuk

pengembangan komoditi tanaman bahan makanan yang terdiri dari tiga

alternatif yaitu mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima,

mengupayakan komoditi berkembang menjadi komoditi potensial dan

mengupayakan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang.

Page 103: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Alternatif strategi mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi

prima dilakukan dengan meningkatkan laju pertumbuhan komoditi

potensial sehingga dapat menjadi komoditi prima. Alternatif strategi

mengupayakan komoditi berkembang menjadi komoditi potensial

dilakukan dengan meningkatkan kontribusi komoditi berkembang

sehingga dapat menjadi komoditi potensial. Alternatif strategi

mengupayakan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang

dilakukan dengan meningkatkan laju pertumbuhan komoditi terbelakang

sehingga dapat menjadi komoditi berkembang.

Berdasarkan analisis klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan

dengan pendekatan Tipologi Klassen maka diketahui bahwa komoditi

potensial di Kabupaten Sragen adalah padi dan mangga. Komoditi

berkembang di Kabupaten Sragen adalah ubi jalar, kedelai, ketimun,

kangkung, rambutan, jeruk, pepaya dan nanas. Komoditi terbelakang di

Kabupaten Sragen adalah kacang hijau, kacang panjang, cabe, tomat,

bayam, terong, semangka, melon dan sawo. Maka dirumuskan alternatif

strategi menggunakan matrik alternatif strategi pengembangan komoditi

tanaman bahan makanan yang berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sragen dan hasil wawancara

dengan petani, penyuluh dan Dinas Pertanian Kabupaten Sragen. Alternatif

strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan dalam jangka

menengah di Kabupaten Sragen antara lain :

a. Alternatif strategi pengembangan jangka menengah yang

mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima

- Pengembangan padi organik di seluruh wilayah Kabupaten Sragen

Pertanian yang konvensional telah mampu memberikan

produksi yang tinggi namun menimbulkan banyak pencemaran yang

dapat merusak alam dan kesehatan manusia. Adanya kesadaran akan

dampak yang ditimbulkan tersebut, Kabupaten Sragen berusaha

mengembangkan pertanian organik dengan menerapkan pertanian

organik khususnya pada tanaman padi. Tanaman padi merupakan

Page 104: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

komoditas utama yang ditaman masyarakat karena memiliki sifat

tanam dan panen secara serempak pada areal tanam yang luas.

Menurut Dinas Pertanian, Kabupaten Sragen sampai dengan

tahun 2010 masih menjadi andalan Jawa Tengah dalam hal produksi

padi karena memiliki surplus beras yang cukup besar. Luas tanam

padi organik di Kabupaten Sragen pada tahun 2010 seluas 9.123 ha

dengan luas panen 9.055 ha. Produksi padi organik 59.323,28 ton

dan produktifitas 65,51 kw/ha (Dinas Pertanian Kabupaten Sragen,

2011).

Padi organik adalah komoditi yang aman bagi kesehatan dan

lingkungan, dimana menggunakan input yang alami, tidak

bergantung pada produk-produk kimia. Pemerintah harus semakin

giat mensosialisasikan pertanian padi organik di semua wilayah

produksi padi. Selain itu, perluasan areal tanam komoditi padi

organik perlu dilakukan di setiap desa di Kabupaten Sragen.

Mengingat pertanian dengan sistem organik memberikan berbagai

keuntungan bagi banyak pihak. Secara teknis, pertanian organik

membantu menjaga kesuburan tanah. Secara ekonomi, pertanian

organik mampu meningkatkan pendapatan petani karena produk

organik dapat dijual dengan harga tinggi. Secara kesehatan,

pertanian organik menghasilkan produk yang menyehatkan

masyarakat.

b. Alternatif strategi pengembangan jangka menengah yang

mengupayakan komoditi berkembang menjadi komoditi potensial

1) Peningkatan kualitas SDM (petani)

Kondisi wilayah Kabupaten Sragen terdiri dari daerah selatan

Bengawan Solo dan utara Bengawan Solo. Daerah selatan Bengawan

Solo merupakan daerah yang subur dan dimaksimalkan untuk

komoditi padi dan buah-buahan. Daerah utara Bengawan Solo

dimaksimalkan untuk komoditi palawija, sayur-sayuran dan buah-

buahan (BAPPEDA Kabupaten Sragen, 2006)

Page 105: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa komoditi palawija,

sayur-sayuran dan buah-buahan dimaksimalkan di daerah utara

Bengawan Solo. Daerah utara Bengawan Solo merupakan daerah

pegunungan kapur sehingga tanahnya kurang subur dan tandus.

Usaha tani di daerah ini perlu penanggulangan yang baik dengan

terus meningkatkan kualitas sumberdaya yang mengelola usaha tani

di lahan tersebut. Peningkatan keterampilan dan pengetahuan petani

akan inovasi dan teknologi baru di bidang pertanian dilakukan secara

kontinue. Kegiatan yang dapat diadakan oleh pemerintah antara lain

sekolah lapang pengendalian hama terpadu, sekolah lapang iklim,

sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu, penyuluhan secara

intensif dan kursus manajemen usaha tani. Kegiatan ini bertujuan

meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (petani) dengan

dukungan dari penyuluh pertanian dan pemerintah. Dengan adanya

kegiatan-kegiatan tersebut yang dilakukan secara kontinue akan

mempercepat petani dalam mengadopsi inovasi yang baru.

2) Pengembangan daerah sentra komoditi sayur dan buah

Komoditi berkembang didominasi oleh tanaman sayur-sayuran

dan buah-buahan. Komoditi ini tidak dapat cepat berkembang karena

kondisi wilayah Kabupaten Sragen yang beragam. Wilayah Selatan

Bengawan Solo berupa dataran rendah yang tidak digunakan untuk

budidaya sayur-sayuran namun dititik beratkan pada budidaya

komoditi padi dan buah-buahan. Wilayah Utara Bengawan Solo

yang berupa daerah pegunungan kapur diupayakan semaksimal

mungkin untuk budidaya palawija, sayur dan buah. Bedasarkan

penggunaan lahan, Kabupaten Sragen terbagi menjadi dua yaitu

lahan sawah sebesar 40.339 Ha (43%) dan lahan bukan sawah

sebesar 53.816 Ha (53%) (BPS Kabupaten Sragen, 2009). Oleh

karena itu, daerah penanaman hortikultura yang terbatas menjadi

pertimbangan dalam mengembangkan hortikultura di Kabupaten

Sragen.

Page 106: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Kabupaten Sragen telah menetapkan beberapa daerah sentra

komoditi hortikultura antara lain komoditi jeruk, mangga, pisang

rambutan dan salak. Komoditi sayur-sayuran belum memiliki daerah

sentra produksi. Pemerintah Kabupaten Sragen perlu menetapkan

kawasan sentra hortikultura yang lain khususnya komoditi sayur.

Penetapan daerah sentra dilakukan oleh pemerintah dengan

mempertimbangkan keadaan dan potensi daerah masing-masing.

Pengembangan kawasan sentra dapat diusahakan dengan kegiatan

berbasis pertanian dari penyediaan sarana produksi, budidaya yang

baik, penanganan pasca panen (pengolahan hasil) sampai pemasaran

hasil. Pengenbangan kawasan sentra bertujuan untuk meningkatkan

produksi dengan memanfaatkan lahan, meningkatkan kualitas

sumberdaya manusia, membuka lapangan pekerjaan, dan

meningkatkan pendapatan masyarakat. Mengingat baiknya tujuan

pengembangan kawasan sentra, pemerintah perlu mendukung

dengan penyediaan sarana dan infrastruktur yang memadai untuk

budidaya serta pemasaran, perlu adanya alokasi anggaran kegiatan

untuk kawasan sentra. Pemerintah selalu menjadwalkan pemantauan

secara rutin terhadap perkembangan kawasan sentra hortikultura

yang telah ditetapkan.

c. Alternatif strategi pengembangan jangka menengah yang

mengupayakan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang

1) Penerapan budidaya pertanian yang baik untuk sayur dan buah

Penerapan budidaya pertanian yang baik untuk komoditi sayur

dan buah perlu dilakukan mengingat komoditi sayur dan buah

mendominasi kelompok komoditi terbelakang di Kabupaten Sragen.

Komoditi terbelakang perlu perhatian khusus untuk meningkatkan

kontribusi dan laju pertumbuhannya. Salah satu upaya perbaikan

dengan menerapkan budidaya pertanian yang baik untuk

memperoleh produktivitas yang tinggi, kualitas produk yang baik,

Page 107: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

ramah lingkungan dan memperhatikan keamanan serta kesejahteraan

petani.

Penerapan tindakan budidaya pertanian yang baik untuk sayur

dan buah antara lain pemilihan dan penggunaan lahan yang tepat

yaitu lahan yang digunakan untuk budidaya adalah lahan yang bebas

dari cemaran limbah berbahaya, lahan juga harus diolah sebelum

ditanami untuk memperbaiki struktur tanah. Tindakan pemupukan

yang baik yaitu penggunaan pupuk yang tepat jenis, tepat waktu dan

tepat dosis, apabila menggunakan pupuk organik berbahan baku

kotoran hewan harus melalui proses pengolahan sebelum digunakan.

Tindakan pengendalian hama dan penyakit yaitu penggunaan

pestisida sesuai dosis yang telah tertulis pada label serta

menggunakan pestisida yang telah terdaftar resmi di pemerintah.

Penerapan tindaka-tindakan tersebut secara benar dapat mendukung

pengembangan komoditi terbelakang, sehingga akan mampu

meningkatkan kualitas dan produksinya.

2) Pengembangan demplot sayur dan buah

Perubahan iklim yang tidak menentu dan perkembangan

teknologi menuntut petani untuk dapat menyesuaikan diri dengan

keadaan yang ada. Petani sebaiknya mampu menyerap berbagai

inovasi yang sesuai dan mengaplikasikannya di lapang dengan baik.

Hal ini dengan tujuan agar komoditi yang diusahakan memiliki

produktivitas yang tinggi sehingga dapat meningkatkan pendapatan

dan kesejahteraan petani.

Lahan Demonstrasi Plot (Demplot) merupakan lahan yang

digunakan untuk percobaan budidaya suatu komoditi tertentu.

Demplot dapat digunakan sebagai sarana pengenalan kepada

masyarakat tentang inovasi dan teknologi terbaru pertanian. Dengan

adanya demplot, petani lebih mengenal suatu inovasi dan teknologi

dengan baik karena mengaplikasikan langsung di lahan demplot.

Hasil dari usaha tani komoditi yang ditanam pada lahan demplot

Page 108: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

umumnya lebih baik daripada hasil usaha tani komoditi oleh petani.

Pola demplot mengupayakan suatu komoditi diusahakan dengan

teknik budidaya yang lebih baik yaitu menggunakan bibit unggul,

pengolahan tanah, pola tanam, pengairan, pemupukan dan

pengendalian hama penyakit, pada pola ini suatu inovasi dan

teknologi diterapkan. Penerapan inovasi dan teknologi pada

demplot-demplot ini ke depannya dapat memberikan gambaran

kepada petani sehingga tertarik untuk mengaplikasikan inovasi dan

teknologi baru di lahan mereka sendiri.

Kabupaten Sragen telah mengembangkan pola demplot pada

komoditi tanaman bahan makanan, akan tetapi untuk komoditi

hortikultura hanya beberapa tanaman buah yang sudah terdapat lahan

demplot. Pengembangan demplot-demplot untuk tanaman

hortikultura khususnya sayur-sayuran sebaiknya dilakukan

mengingat adanya potensi wilayah Kabupaten Sragen untuk tanaman

hortikultura dataran rendah. Pemerintah perlu menyediakan alokasi

dana dan sumberdaya manusia (penyuluh), selanjutnya dilakukan

pemantauan secara kontinue sampai program selesai. Kerjasama

dengan pihak swasta juga akan sangat mendukung dalam

penyelenggaraan program demplot, misalnya dalam penyediaan

benih/bibit, penyediaan pupuk, penyediaan pestisida, maupun

penyediaan mesin pertanian. Pengembangan pola demplot dapat

meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (petani) serta dapat

mengembangkan komoditi terbelakang sehingga produksinya dapat

meningkat.

Alternatif strategi pengembangan jangka menengah diharapkan

dapat meningkatkan laju pertumbuhan dan kontribusi dari komoditi

potensial, komoditi berkembang dan komoditi terbelakang tanaman bahan

makanan. Komoditi tanaman bahan makanan sebagai subsektor dari sektor

pertanian dengan alternatif strategi ini dapat meningkatkan perannya

dalam perekonomian di Kabupaten Sragen. Selain itu, alternatif strategi

Page 109: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

pengembangan dapat berperan serta dalam upaya perencanaan

pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Sragen dalam jangka menengah

dimasa yang akan datang.

3. Alternatif Strategi Pemngembangan Jangka Panjang

Alternatif strategi jangka panjang adalah alternatif strategi yang

dilakukan dalam periode waktu antara 10-25 tahun. Strategi untuk

pengembangan komoditi tanaman bahan makanan yang terdiri dari dua

alternatif yaitu mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi

terbelakang menjadi komoditi berkembang dan mempertahankan komoditi

prima agar tetap menjadi komoditi prima. Alternatif strategi

mengupayakan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang

dilakukan dengan meningkatkan laju pertumbuhan komoditi terbelakang

sehingga dapat menjadi komoditi berkembang. Alternatif strategi

mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima

dilakukan dengan mengoptimalkan potensi wilayah Kabupaten Sragen

agar dapat mempertahankan laju pertumbuhan dan kontribusi komoditi

prima sehingga tetap menjadi komoditi prima.

Berdasarkan analisis klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan

dengan pendekatan Tipologi Klassen maka diketahui bahwa komoditi

prima di Kabupaten Sragen adalah jagung, ubi kayu, kacang tanah dan

pisang. Komoditi terbelakang di Kabupaten Sragen adalah kacang hijau,

kacang panjang, cabe, tomat, bayam, terong, semangka, melon dan sawo.

Maka dirumuskan alternatif strategi menggunakan matrik alternatif strategi

pengembangan komoditi tanaman bahan makanan yang berdasarkan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Sragen dan hasil wawancara dengan petani, penyuluh dan Dinas Pertanian

Kabupaten Sragen. Alternatif strategi pengembangan komoditi tanaman

bahan makanan dalam jangka panjang di Kabupaten Sragen antara lain :

Page 110: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

a. Alternatif strategi pengembangan jangka panjang yang mengupayakan

komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang

- Pembangunan Sub Terminal Agribisnis

Pemasaran komoditi pertanian merupakan bagian dari kegiatan

agribisnis. Pemasaran komoditi pertanian umumnya mempunyai

mata rantai yang panjang sehingga keuntungan yang diperoleh petani

menjadi rendah. Petani hanya sebagai penerima harga (price taker),

sehingga posisinya lemah dalam rantai pemasaran. Konsumen juga

harus membayar komoditi dengan harga yang tinggi akibat

panjangnya rantai pemasaran karena biaya pemasaran yang tinggi.

Anugrah (2004) menyatakan bahwa pola pemasaran tidak mampu

menunjang upaya pengembangan berbagai jenis komoditas.

Lemahnya posisi tawar petani serta semakin banyaknya produk

impor komoditas yang sama di pasar dalam negeri, menuntut upaya

peningkatan efisiensi pemasaran dengan mengembangkan

infrastruktur pemasaran. Sub terminal agribisnis sebagai suatu

infrastruktur pasar.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menangani permasalahan

dalam pemasaran adalah dengan pembangunan Sub Terminal

Agribisnis (STA). Kabupaten Sragen perlu memiliki STA karena

sangat mendukung pemasaran komoditi tanaman bahan makanan

secara efisien. STA merupakan infrastruktur pemasaran dimana

selain sebagai tempat transaksi jual beli, juga sebagai wadah untuk

mengakomodasi kepentingan pelaku agribisnis dengan pendekatan

pasar lelang. Pembinaan mutu komoditi agribisnis dapat dilakukan di

tempat ini, karena tersedia tempat sortasi dan pengemasan, air

bersih, es, gudang, cool room, dan cold storage. Kemampuan petani

dan pedagang dalam penanganan komoditi pertanian dapat

ditingkatkan dengan adanya pelatihan penanganan dan pengemasan.

Konsep pasar lelang pada STA melibatkan kelompok tani

dalam memasarkan hasil pertanian. Kelompok tani secara bersama

Page 111: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

melakukan sortasi dan grading pada komoditas yang akan di lelang.

Dengan ini, produk yang dijual nantinya adalah produk yang baik

dan berkualitas. Petani yang memiliki komoditi sejenis memasarkan

hasil pertanian ke STA dengan dikoordinir ketua kelompok tani.

Ketua kelompok tani menyerahkan sampel produk yang akan

ditawarkan kepada petugas lelang. STA memberikan informasi harga

dengan patokan pasar induk. STA menarik pedagang / pembeli

dengan mengadakan lelang, disini terjadi proses tawar menawar

antara pembeli dengan petani yang diwakilkan dengam kelompok

tani. Setelah harga disepakati, STA memfasilitasi transaksi jual beli

secara langsung maupun dengan kontrak dagang. Keberadaan STA

memberikan kepastian kepada petani bahwa hasil pertanian mampu

terserap pasar. Apabila STA berjalan sesuai konsep dengan baik

maka petani akan memiliki keinginan untuk meningkatkan produksi

komoditi tanaman bahan makanan. Keberadaan STA pada akhirnya

turut mendorong berkembangnya komoditi terbelakang di Kabupaten

Sragen.

b. Alternatif strategi pengembangan jangka panjang yang

mempertahankan komoditi prima menjadi komoditi prima

1) Mengurangi alih fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian

Isu strategis yang terjadi pada bidang pertanian, salah satunya

adalah berkurangnya lahan pertanian yang produktif. Lahan

pertanian beralih fungsi menjadi lahan non pertanian (BAPPEDA

Kabupaten Sragen, 2006). Jumlah penduduk yang bertambah

membutuhkan lahan untuk tempat tinggal. Lahan pertanian yang

subur banyak beralih ke lahan non pertanian, salah satunya untuk

pembangunan perumahan.

Pemerintah Kabupaten Sragen perlu campur tangan dengan

menetapkan beberapa peraturan dan larangan konversi lahan

pertanian yang subur menjadi lahan non pertanian. Penggunaan

lahan non pertanian dapat diarahkan ke lahan yang kurang subur.

Page 112: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Pemerintah harus menetapkan pembagian areal, dimana areal

pemukiman, areal industri dan areal pertanian. Pemerintah juga

harus berperan aktif dalam rehabilitasi lahan yang tidak produktif

agar lahan produktif semakin luas. Perlu adanya pengembangan

teknologi untuk pertanian. Pengembangan teknologi pertanian

dengan permasalahan lahan pertanian yang sempit dapat menjadi

solusi untuk mengusahakan pertanian di lahan yang terbatas.

2) Pengelolaan sumberdaya air untuk pertanian

Sumberdaya air perlu dijaga kelestariannya untuk masa depan.

Air merupakan kebutuhan pokok untuk pertanian untuk lahan basah

juga lahan kering. Pengelolaan air yang baik dengan memanfaatkan

air semaksimal mungkin, hal ini dapat dilakukan dengan berbagai

cara yaitu pemeliharaan jaringan irigasi, pengembangan embung,

dan pemeliharaan waduk.

Jaringan irigasi berfungsi untuk mendistribusikan air kepada

pemakai air / lahan pertanian. Kecukupan air pada lahan pertanian

akan mempengaruhi produksi komoditi dan kesuburan tanah.

Kondisi jaringan irigasi di Kabupaten Sragen yang perlu

diperhatikan adalah kondisi irigasi di tingkat usaha tani, tersier

sampai ke petak petani. Pengelolaan tingkat tersier sampai ke petak

dilakukan oleh petani dan Perhimpunan Petani Pemakai Air (P3A).

Kendala yang terjadi bila P3A tidak berjalan sesuai fungsinya

sehingga akan terjadi pembagian air yang tidak adil. Peran serta

pemerintah diperlukan dalam pengelolaan jaringan irigasi sampai ke

petak petani.

Embung dan waduk merupakan tempat penampungan

kelebihan air, akan tetapi ukuran embung lebih kecil. Kabupaten

Sragen telah memiliki 16 embung dan 7 waduk yang tersebar di

seluruh wilayah Kabupaten Sragen. Pengembangan embung perlu

dilakukan dengan penambahan jumlah embung di beberapa daerah

yang belum terdapat embung. Penambahan embung perlu dilakukan

Page 113: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

dengan alasan pemerintah menetapkan peralihan secara perlahan

sumur dalam menjadi sumur dangkal, sehingga perlu tempat

penampung air untuk memenuhi kebutuhan air di musim kemarau.

Pemeliharaan waduk sebaiknya dilakukan secara kontinue,

pembersihan waduk dengan mengangkat sampah-sampah di dalam

waduk akan mencegah pendangkalan waduk. Selain itu konstruksi

bangunan juga perlu dilakukan pemeliharaan secara berkala agar

umur pakai waduk dapat maksimal.

3) Penerapan pertanian berkelanjutan berbasis pertanian organik

Proses produksi pertanian berkelanjutan akan lebih mengarah

kepada produk-produk hayati yang ramah lingkungan. Penggunaan

pupuk organik, pestisida organik, musuh alami digunakan untuk

mendukung pertanian berbasis organik. Berbagai kegiatan pertanian

berkelanjutan berbasis pertanian organik yaitu pengendalian hama

terpadu, konservasi lahan, perlindungan sumberdaya air, penggunaan

tanaman pelindung, diversifikasi tanaman dan pemasaran. Pertanian

Kabupaten Sragen dalam jangka panjang diarahkan kepada pertanian

organik yang ramah akan lingkungan. Komoditi tanaman bahan

makanan sebaiknya mulai dikelola secara organik untuk jangka

panjang.

Alternatif strategi pengembangan jangka panjang diharapkan dapat

meningkatkan laju pertumbuhan dan kontribusi dari komoditi terbelakang

dan komoditi prima tanaman bahan makanan. Komoditi tanaman bahan

makanan sebagai subsektor dari sektor pertanian dengan alternatif strategi

ini dapat meningkatkan perannya dalam perekonomian di Kabupaten

Sragen. Selain itu, alternatif strategi pengembangan dapat berperan serta

dalam upaya perencanaan pembangunan ekonomi daerah Kabupaten

Sragen dalam jangka panjang dimasa yang akan datang.

Page 114: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99  

 

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian berjudul Analisis

Peran Komoditi Tanaman Bahan Makanan dalam Pembangunan Ekonomi

Kabupaten Sragen (Pendekatan Tipologi Klassen) dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen

berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen terdiri dari empat klasifikasi

komoditi, yaitu :

a. Komoditi prima terdiri dari jagung, ubi kayu, kacang tanah dan pisang.

b. Komoditi potensial terdiri dari padi dan mangga.

c. Komoditi berkembang terdiri dari ubi jalar, kedelai, ketimun,

kangkung, rambutan, jeruk, pepaya dan nanas.

d. Komoditi terbelakang terdiri dari kacang hijau, kacang panjang, cabe,

tomat, bayam, terong, semangka, melon dan sawo.

2. Alternatif strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di

Kabupaten Sragen, meliputi :

a. Alternatif strategi jangka pendek terdiri dari dua macam strategi yaitu :

1) Mempertahankan laju pertumbuhan yang cepat dan kontribusi yang

besar dari komoditi prima, melalui upaya pengembangan agribisnis

komoditi jagung, penerapan sistem tumpang sari pada komoditi ubi

kayu dan kacang tanah, peningkatan produktivitas pisang dan

peningkatan kerjasama antara pihak swasta dengan petani

2) Meningkatkan laju pertumbuhan komoditi potensial agar menjadi

komoditi prima, melalui upaya peningkatan produktivitas padi,

meningkatkan akses petani terhadap lembaga keuangan dan

peningkatan produksi komoditi mangga dengan pemeliharaan yang

intensif.

 

99

Page 115: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100  

 

b. Alternatif strategi jangka menengah terdiri dari tiga macam strategi

yaitu :

1) Meningkatkan laju pertumbuhan komoditi potensial agar menjadi

komoditi prima, melalui upaya pengembangan padi organik di

seluruh wilayah Kabupaten Sragen.

2) Meningkatkan kontribusi komoditi berkembang agar menjadi

komoditi potensial, melalui upaya peningkatan kualitas SDM

(petani) dan pengembangan daerah sentra komoditi sayur dan buah.

3) Meningkatkan laju pertumbuhan komoditi terbelakang agar menjadi

komoditi berkembang, melalui upaya penerapan budidaya pertanian

yang baik untuk sayur dan buah, pengembangan demplot sayur dan

buah.

c. Alternatif strategi jangka panjang terdiri dari dua macam strategi yaitu :

1) Strateginya dengan meningkatkan laju pertumbuhan komoditi

terbelakang, melalui upaya pembangunan Sub Terminal Agribisnis.

2) Strateginya dengan mempertahankan laju pertumbuhan yang cepat

dan kontribusi yang besar dari komoditi prima, melalui upaya

mengurangi alih fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian,

pengelolaan sumberdaya air untuk pertanian dan penerapan

pertanian berkelanjutan berbasis pertanian organik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Peran Komoditi Tanaman

Bahan Makanan dalam Pembangunan Ekonomi Kabupaten Sragen

(Pendekatan Tipologi Klassen), maka saran yang dapat diberikan adalah :

1. Sebaiknya Pemerintah Kabupaten Sragen mempertimbangkan alternatif

strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan berdasarkan

klasifikasi komoditi dengan pendekatan Tipologi Klassen agar masing-

masing komoditi dapat meningkatkan perannya dalam pembangunan

perekonomian Kabupaten Sragen.

2. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan dengan metode analisis yang lain

untuk menyempurnakan informasi, misalnya strategi pengembangan

Page 116: ANALISIS PERAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN … · Pendampingku, Mas Hilarius Prin Pujianto, A.Md, atas kesabaran, kasih sayang, bantuan, doa dan kesediaannya untuk mengisi sisi-sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101  

 

daerah Kabupaten Sragen berbasis komoditi tanaman bahan makanan

dengan pendekatan SWOT (Strengh Weakness Opportunity and

Threatment) maupun dengan pendekatan QSPM (Quantitive Strategic

Planning Matrix), sehingga diharapkan akan mendapatkan hasil yang lebih

baik.