analisis penjadwalan pembangunan rumah

95
ANALISIS PENJADWALAN PEMBANGUNAN RUMAH T 300/350 DALAM MENGEFISIENKAN WAKTU PADA CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN BANDUNG SKRIPSI Untuk memenuhi salah satu syarat sidang skripsi Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh : IRMA ROSMAWATI 054010237 PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2011

Upload: nabilahmona

Post on 03-Oct-2015

381 views

Category:

Documents


130 download

DESCRIPTION

civil engineering

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PENJADWALAN PEMBANGUNAN RUMAH

    T 300/350 DALAM MENGEFISIENKAN WAKTU

    PADA CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN

    BANDUNG

    SKRIPSI

    Untuk memenuhi salah satu syarat sidang skripsi

    Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

    Oleh :

    IRMA ROSMAWATI

    054010237

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN

    UNIVERSITAS PASUNDAN

    BANDUNG

    2011

  • ANALISIS PENJADWALAN PEMBANGUNAN RUMAH

    T 300/350 DALAM MENGEFISIENKAN WAKTU

    PADA CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN

    BANDUNG

    SKRIPSI

    Untuk memenuhi salah satu syarat sidang skripsi

    Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

    Program Studi Manajemen

    Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan

    Bandung, Mei 2011

    Mengetahui,

    Pembimbing,

    Wasito, SE., MSIE

    Dekan Fakultas Ekonomi, Ketua Program Studi Manajemen,

    Dr. H. R. Abdul Maqin, SE., MP Wasito, SE., MSIE

  • ABSTRAK

    CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN dalam melakukan

    perencanaan dan penjadwalan hanya berpedoman pada perencanaan yang telah

    disusun berdasarkan urutan kegiatan-kegiatan yang dibuat berdasarkan

    pengalaman. Perusahaan mempunyai standar khusus yang selalu diikuti dalam

    proses pembangunan rumah, meskipun perusahaan telah mengikuti standar-

    standar yang ada, namun dari sekian banyak kegiatan-kegiatan, perusahaan masih

    melakukan secara acak kegiatan-kegiatan mana saja yang didahulukan proses

    pengerjaannya. Dengan adanya masalah tersebut, perusahaan sering mengalami

    keterlambatan dalam penyelesaian proyek.

    Penyelesaian pembangunan yang dilakukan oleh perusahaan, didapat

    waktu penyelesaian proyek pembangunan rumah selama 214 hari sedangkan

    dengan menggunakan metode CPM memakan waktu 201 hari. Sehingga dengan

    menggunakan network planning perusahaan dapat menghemat waktu selama 13

    hari untuk menyelesaikan pembangunan rumah T300/350 atau dengan kata lain

    telah terjadi efesiensi waktu dengan menggunakan network planning.

  • KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr.Wb

    Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T,

    karena berkat rahmat dan karunianya, maka penulis dapat menyelesaikan usulan

    penelitian ini dengan judul : ANALISIS PENJADWALAN PEMBANGUNAN

    RUMAH TYPE 300/350 DALAM MENGEFISIENKAN WAKTU PADA CV.

    ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN BANDUNG.

    Usulan penelitian ini disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan

    Seminar Usulan Penelitian Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas

    Pasundan Bandung.

    Dalam menyelesaikan usulan penelitian ini, penulis banyak mendapatkan

    bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak

    langsung. Sehubungan dengan itu, dengan segala kerendahan hati pada

    kesempatan ini penulis pertama-tama ingin menyampaikan terima kasih yang

    sebesar-besarnya kepada Bapak Wasito, SE.,MSIE. Selaku dosen pembimbing

    yang dengan tulus meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, motivasi,

    serta nasehat-nasehat yang sangat berharga bagi penulis, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini.

    Kepada semua pihak yang dengan ikhlas telah membantu penulis dalam

    menyelesaikan usulan penelitian ini. Tanpa mengurangi rasa hormat, ucapan

    terima kasih penulis sampaikan kepada :

  • 1. Prof. Dr. H. M. Didi Turmudji, MSi., Selaku Rektor Universitas Pasundan

    Bandung.

    2. Dr. H. R. Abdul Maqin, SE., MP., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

    Universitas Pasundan Bandung.

    3. Dr. H. Jaja Suteja, SE., MSi., Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi

    Universitas Pasundan Bandung.

    4. Dr. Atang Hermawan, SE., MSIE., Selaku Pembantu Dekan II Fakultas

    Ekonomi Universitas Pasundan Bandung.

    5. Bapak Sadikun Citra Rusmana, SE., Selaku Pembantu Dekan III Fakultas

    Ekonomi Universitas Pasundan Bandung.

    6. Wasito, SE., MSIE., Selaku Ketua Jurusan Program Studi Manajemen

    Universitas Pasundan Bandung.

    7. Dr. Heru Setiawan, SE., MM., Selaku Pjs. Sekretaris Program Studi

    Manajemen Universitas Pasundan Bandung.

    8. Bapak H. Daddy S. Yudhamanggala, SE., MM., Selaku Dosen Wali yang

    senantiasa membimbing, mengarahkan, dan memberikan nasehat kepada

    penulis selama mengikuti perkuliahan di Universitas Pasundan Bandung.

    9. Dr. Atty Tri Juniarti, SE., MSi., Selaku Dosen Penguji I dan Bapak Sadikun

    Citra Rusmana, SE., Selaku Dosen Penguji II.

    10. Segenap Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

    Pasundan Bandung.

  • 11. Kedua orangtua penulis yang senantiasa memberikan doa dan restunya,

    ayahanda Asep Saepudin dan ibunda Aneng Maesaroh serta kedua adik

    tercinta (Akbar Alamsyah dan M. Lutfi Mubarok).

    12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

    membantu dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan

    usulan penelitian ini.

    Semoga Allah S.W.T. memberikan balasan yang berlipat ganda atas semua

    bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga usulan penelitian ini dapat

    bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis sendiri.

    Wassalamualaikum Wr.Wb

    Bandung, Mei 2011

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN

    ABSTRAK ..i

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Penelitian ............................................................ 1

    1.2. Identifikasi Masalah ..4

    1.3. Rumusan Masalah .4

    1.4. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

    1.5. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 5

    BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

    2.1. Kajian Pustaka ................................................................................ 7

    2.1.1. Pengertian Manajemen Operasi ........................................... 7

    2.1.2. Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek ......................... 8

    2.1.2.1. Definisi Proyek ....................................................... 8

    2.1.2.2. Definisi Manajemen Proyek ................................... 9

    2.1.3. Pengertian penjadwalan Proyek ........................................... 11

    2.1.3.1. Macam-macam Metode Penjadwalan Proyek ........ 11

  • 2.1.4. Pengertian Efisiensi Waktu ................................................. 13

    2.1.5. Pengertian Network Planning ............................................. 13

    2.1.6. Manfaat Network Planning ................................................. 14

    2.1.7. Kelebihan dan Kekurangan Network Planning ................... 15

    2.1.8. Pengertian Aktivitas, Peristiwa dan Lintasan Kritis ........... 17

    2.1.9. Simbol-simbol dan Ketentuan dalam Network Planning .... 18

    2.1.10. Hubungan Antar Simbol dan Kegiatan .............................. 19

    2.1.11. Penentuan Waktu dalam Network Planning ........................ 21

    2.1.11.1. Notasi yang Digunakan dalan Network Planning 21

    2.1.11.2. Asumsi dalam Melakukan Perhitungan

    Penentuan Waktu ................................................. 22

    2.1.12. Langkah-langkah dalam Menyusun Network Planning ...... 22

    2.1.13. Metode dalam Network Planning ........................................ 23

    2.1.14. Persamaan dan Perbedaan CPM dan PERT ........................ 26

    2.1.15. Analisa Skala Waktu Optimal Network Planning ............... 27

    2.1.16. Perhitungan Kelonggaran Waktu (Float atau Slack) .......... 31

    2.2. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 33

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1. Metode Penelitian ........................................................................... 37

    3.2. Objek Penelitian ............................................................................. 37

    3.3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 37

    3.4. Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel ........................... 38

  • 3.4.1. Definisi Variabel ................................................................... 38

    3.4.2. Operasionalisasi Variabel ...................................................... 39

    3.5. Metode Analisis ............................................................................. 40

    3.6. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 49

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil Penelitian 50

    4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ...50

    4.1.2. Struktur Organisasi .51

    4.1.3. Waktu Pelaksanaan Pembangunan Rumah di -

    CV. AJS DESIGN ....56

    4.2. Pembahasan ..61

    4.2.1. Tahapan Dalam Analisis Penjadwalan Dengan -

    Menggunkan Metode CPM ..61

    4.2.1.1. Menginventarisasi Kegiatan-Kegiatan Proyek 61

    4.2.1.2. Menyusun Hubungan Antar Kegiatan Proyek .62

    4.2.1.3. Menyusun network diagram yang -

    menghubungkan semua kegiatan ......64

    4.2.1.4. Menetapkan waktu untuk setiap kegiatan -

    dan menyusunnya kedalam network diagram ..64

    4.2.1.5. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) pada

    network diagram ...66

    4.3. Perbandingan Analisis dan Efisiensi Waktu Pembangunan Rumah 81

  • BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan ..83

    5.2. Saran .84

    DAFTAR PUSTAKA .86

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  • DAFTAR GAMBAR

    No. Judul Hal

    2.1. Hubungan antar kegiatan ...20

    2.2. Initial event pada hari ke-nol .....28

    2.3. Merge event ...28

    2.4. Saat paling lambat memulai aktivitas ....30

    2.5. Burst Event ....30

    2.6. Paradigma penelitian .................36

    3.1. Diagram Jaringan Awal .....43

    3.2. Network Awal Proyek Disertai Kurun Waktu ...44

    3.3. Network Diagram Dengan Perhitungan Maju ...45

    3.4. Network Diagram Dengan Perhitungan Mundur ...46

    3.5. Network Diagram Dengan Perhitungan Maju dan Mundur -

    Serta Penentuan Lintasan Kritis ........49

    4.1. Struktur Organisasi CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN...53

    4.2. Diagram Jaringan Awal Untuk Menunjukan Hubungan Antar Kegiatan 64

    4.3. Network Awal Proyek Disertai Kurun Waktu ..65

    4.4. Network Diagram Dengan Perhitungan Maju ...70

    4.5. Network Diagram Dengan Perhitungan Mundur ..74

    4.6. Network Diagram Dengan Perhitungan Maju dan Mundur -

    Serta Penentuan Lintasan Kritis ....80

  • DAFTAR TABEL

    No. Judul Hal

    3.1. Operasionalisasi Variabel 39

    3.2. Daftar Kegiatan Pemasangan Instalasi Pengolahan Air ..42

    3.3 . Daftar Kegiatan-kegiatan dan Prasyarat Kegiatan ..43

    3.4. Kegiatan-keigiatan yang Disertai Kurun Waktu .44

    3.5. Informasi Network ...48

    4.1. Daftar Uraian Kegiatan-kegiatan Proyek di CV. AJS DESIGN...60

    4.2. Daftar Kegiatan Proyek 62

    4.3. Daftar Uraian Kegiatan-kegiatan dan Kegiatan Sebelumnya ..63

    4.4. Kegiatan-Kegiatan yang Disertakan Kurun Waktu .65

    4.5. Daftar Waktu Mulai dan Waktu Selesai Kegiatan Proyek

    Dengan Perhitungan Maju ...70

    4.6. Daftar Waktu Mulai dan Waktu Selesai Kegiatan Proyek

    Dengan Perhitungan Mundur ...74

    4.7. Tabel Informasi Network .79

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Penelitian

    Perkembangan jasa konstruksi saat ini di Indonesia sudah mulai

    berkembang, di tandai dengan banyaknya pembangunan-pembangunan. Dalam

    bidang konstruksi, penjadwalan sangat penting karena penjadwalan merupakan

    acuan dalam penyelenggaraan proyek, sekaligus sebagai landasan pengawasan

    pelaksanaan proyek yang bersangkutan, karena penjadwalan menetapkan waktu

    dan urutan dari bermacam-macam tahapan, keterkaitan antara satu aktivitas

    dengan aktivitas lain.

    Proyek merupakan kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka

    waktu terbatas, dengan alokasi sumberdaya tertentu dan bertujuan untuk

    melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Kegiatan

    proyek dalam proses mencapai hasil akhirnya dibatasi oleh waktu dan biaya.

    Proyek sifatnya dinamis, tidak rutin, multi kegiatan dengan intensitas yang

    berubah-ubah, serta memiliki siklus yang pendek, aktivitasnya ditentukan dengan

    jelas kapan dimulai dan kapan berakhir, serta adanya pembatasan dana untuk

    menjalankan aktivitas proyek tersebut.

    CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN merupakan perusahaan

    yang bergerak di bidang konstruksi. Sistem pembangunan pada CV. ASEP

    JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN ada dua macam, diantaranya yaitu: sistem

    1 perusahaan hanya melaksanakan pembangunan sedangkan kebutuhan belanja

  • barang dan upah pekerja dilakukan oleh pemilik (owner), sistem 2: owner atau

    pemilik menyerahkan sepenuhnya kepada perusahaan baik kebutuhan barang

    maupun upah pekerja yang berhubungan dengan proyek tersebut dengan harga

    yang telah disepakati bersama.

    Dalam menjalankan usahanya, CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS)

    DESIGN belum menggunakan metode-metode khusus dalam merencanakan

    waktu yang dibutuhkan. Selama ini perusahaan dalam menentukan waktu yang

    dibutuhkan hanya berpedoman pada perencanaan yang telah disusun berdasarkan

    urutan kegiatan-kegiatan yang dibuat berdasarkan pengalaman. Perusahaan

    mempunyai standar khusus yang selalu diikuti dalam proses pembangunan rumah,

    meskipun perusahaan telah mengikuti standar-standar yang ada, namun dari

    sekian banyak kegiatan-kegiatan, perusahaan masih melakukan secara acak

    kegiatan-kegiatan mana saja yang didahulukan proses pengerjaannya . Dengan

    adanya masalah tersebut, perusahaan sering mengalami keterlambatan dalam

    penyelesaian proyek, selain itu juga menyebabkan kerugian yang tidak sedikit

    baik bagi pelaksana maupun pemilik proyek. Hal ini juga akan berdampak buruk

    bagi perusahaan, diantaranya memperburuk image perusahaan yang terkesan tidak

    mampu menyelesaikan proyek sesuai kontrak yang telah disepakati. Untuk

    mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu perencanaan, penjadwalan,

    dan pengawasan yang matang dan baik, sehingga proyek dapat dilaksanakan

    dengan waktu yang efisien.

    Penjadwalan disusun untuk menjadi acuan dalam penyelenggaraan proyek

    sekaligus sebagai landasan pengawasan pelaksanaan proyek yang bersangkutan.

  • Penjadwalan menetapkan waktu dan urutan dari bermacam-macam tahapan,

    keterkaitan satu aktivitas dengan aktivitas lain. Secara umum teknik dalam

    penjadwalan proyek dapat dikelompokan ke dalam dua metode, yaitu bagan

    balok/Gant chart dan perencanaan jaringan kerja/ network planning.

    Metode Gant chart merupakan metode yang relatif sederhana, mudah

    dimengerti, mudah pembuatannya, dan mudah untuk digunakan dalam memantau

    perkembangan proyek. Namun, metode Gant chart memiliki beberapa kelemahan,

    antara lain tidak dapat menunjukan kegiatan apa saja yang merupakan kegiatan

    kritis dan tidak secara langsung dapat menunjukan hubungan antar kegiatan,

    sehingga apabila suatu kegiatan mengalami penundaan maka akan sulit untuk

    mengetahui kegiatan berikut apa yang akan terpengaruh, dan bagaimana

    dampaknya terhadap waktu selesainya proyek.

    Metode network planning merupakan salah satu teknik manajemen yang

    dapat digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan

    pengendalian proyek. Terdapat dua teknik dasar yang biasa digunakan dalam

    network planning, yaitu metode lintasan kritis/Critical Path Method (CPM) dan

    teknik menilai dan meninjau kembali program/Program Evaluation Review and

    Technique (PERT). CPM (Critical Path Method) adalah metode yang berorientasi

    pada waktu yang mengarah pada penentuan jadwal dan estimasi waktunya bersifat

    deterministik/pasti. Sedangkan PERT (Program Evaluation Review and

    Technique) adalah metode yang berorientasi pada waktu yang mengarah pada

    penentuan jadwal dan waktunya bersifat probabilistik/kemungkinan. Dalam

    penelitian ini digunakan metode CPM (Critical Path Method). Alat ini diharapkan

  • dapat dipakai untuk mengontrol koordinasi berbagai kegiatan dalam suatu

    pekerjaan sehingga proyek dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang tepat,

    juga dapat membantu perusahaan dalam membuat perencanaan, penjadwalan dan

    pengawasan proyek dengan waktu yang lebih efisien.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik mengadakan

    penelitian dengan judul ANALISIS PENJADWALAN PEMBANGUNAN

    RUMAH TYPE 300/350 DALAM MENGEFISIENKAN WAKTU PADA CV.

    ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN BANDUNG.

    1.2. Identifikasi Masalah

    Pada CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN masalah yang

    sering dihadapi yaitu perusahaan sering mengalami keterlambatan dalam

    penyelesaian proyek, itu dikarenakan dari sekian banyak kegiatan-kegiatan,

    perusahaan masih melakukan secara acak kegiatan-kegiatan mana saja yang

    didahulukan proses pengerjaannya. Dengan adanya masalah tersebut,

    menyebabkan kerugian yang tidak sedikit baik bagi pelaksana maupun pemilik

    proyek. Hal ini juga akan berdampak buruk bagi perusahaan, diantaranya

    memperburuk image perusahaan yang terkesan tidak mampu menyelesaikan

    proyek sesuai kontrak yang telah disepakati. Untuk mengatasi masalah tersebut,

    maka diperlukan suatu perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan yang matang

    dan baik, sehingga proyek dapat dilaksanakan dengan waktu yang efisien.

  • 1.3. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada

    penelitian sebagai berikut :

    1. Bagaimana penjadwalan pembangunan rumah T 300/350 pada CV. ASEP

    JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN Bandung.

    2. Sejauh mana pengaruh penjadwalan dengan metode CPM (Critical Path

    Method) dapat mengefisienkan waktu untuk proyek pembangunan rumah

    T 300/350 pada CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN

    Bandung.

    1.4. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

    mengkaji:

    1. Penjadwalan pembangunan rumah T 300/350 pada CV. ASEP

    JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN Bandung.

    2. Pengaruh penjadwalan dengan metode CPM (Critical Path Method) dapat

    mengefisienkan waktu untuk proyek pembangunan rumah T 300/350 pada

    CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN Bandung.

    1.5. Kegunaan Penelitian

    Adapun hasil penelitian yang dilakukan, penulis berharap dapat

    memberikan sumbangan yang berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan, baik

  • bagi perusahaan, bagi masyarakat dilingkungan perguruan tinggi, maupun bagi

    penulis sendiri.

    1. Bagi penulis

    Diharapkan dapat menambah wawasan, sehingga dalam kenyataannya

    dilapangan atau setelah bekerja dapat bermanfaat, selain itu juga bagi diri

    sendiri ketika akan membangun rumah pribadi sehingga mengetahui

    aktivitas-aktivitas apa saja yang dilakukan sampai penyelesaian proyek.

    2. Bagi perusahaan

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

    untuk dijadika sebagai bahan masukan dan saran yang bermanfaat, dalam

    hal pertimbangan melakukan perencanaan dan pengendalian suatu proyek

    dalam meningkatkan efisiensi waktu.

    3. Bagi pihak lain

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan dan

    dapat menjadi bahan referensi khususnya mengenai network planning bagi

    mereka yang membutuhkan.

  • BAB II

    KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

    2.1. Kajian Pustaka

    Pada kajian pustaka ini, penulis akan mengemukakan teori-teori yang

    berhubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi. Seperti yang telah penulis

    paparkan pada bab sebelumnya, bahwa permasalahan yang akan diteliti ini adalah

    hal-hal yang berkenaan dengan network planning. Kajian pustaka ini akan penulis

    jadikan landasan teoritis dalam melaksanakan penelitian.

    2.1.1. Pengertian Manajemen Operasi

    Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan membutuhkan suatu sistem

    yang dapat mengelola sumber-sumber daya yang ada, agar dapat menghasilkan

    sesuatu yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Manajemen operasi merupakan

    suatu sistem yang mengelola sumber-sumber daya tersebut.

    Berikut ini dijelaskan pengertian-pengertian Manajemen Operasi yang

    dikemukakan oleh para ahli, antara lain;

    Menurut Jay Heizer and Barry Render (2008:4)

    Operations management is the set of activities that creates value in the

    form of goods and services by transforming inputs into outputs.

  • Yang artinya:

    Manajemen operasi adalah sekumpulan kegiatan yang membuat barang

    dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran

    Menurut Chase, Jacobs, Aquilano (2007:9)

    Operations management is defined as the design, operation and

    improvement of the system that create and deliver the firms primary

    products and services

    Yang artinya:

    Manajemen Operasi didefinisikan sebagai desain, operasi dan

    pengembangan dari sistem penciptaan dan penyampaian produk dan jasa

    utama dari suatu perusahaan

    Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, manajemen operasi

    adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan perbaikan dari

    sistem untuk mengolah sumber daya-sumber daya yang ada secara efisien untuk

    mencapai tujuan utama.

    2.1.2. Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek

    2.1.2.1. Definisi Proyek

    Aktivitas perusahaan sangatlah bermacam-macam, namun ada aktivitas

    yang kegiatannya hanya berlangsung sekali dimana dalam aktivitas tersebut

    memiliki saat awal dan saat akhir. Kegiatan yang seperti itulah yang dinamakan

  • proyek. Pengertian proyek dapat dilihat dari beberapa pengertian yang

    dikemukakan oleh para ahli, antara lain;

    Menurut Eddy Herjanto (2003:329), mendefinisikan bahwa:

    Proyek meliputi tugas-tugas tertentu yang dirancang secara khusus

    dengan hasil dan waktu yang telah ditentukan terlebih dahulu dan dengan

    keterbatasan sumber daya

    Sedangkan menurut Lalu Sumayang (2003:149)

    Proyek adalah satu rangkaian aktivitas yang dilaksanakan satu kali dalam

    jadwal waktu yang pasti dan terperinci.

    Dari pengetian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa proyek

    merupakan kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas,

    dengan alokasi sumberdaya tertentu dan bertujuan untuk melaksanakan tugas yang

    sasarannya telah digariskan dengan jelas. Kegiatan proyek dalam proses mencapai

    hasil akhirnya dibatasi oleh waktu dan biaya. Proyek sifatnya dinamis, tidak rutin,

    multi kegiatan dengan intensitas yang berubah-ubah, serta memiliki siklus yang

    pendek, aktivitasnya ditentukan dengan jelas kapan dimulai dan kapan berakhir,

    serta adanya pembatasan dana untuk menjalankan aktivitas proyek tersebut.

    2.1.2.2. Definisi Manajemen Proyek

    Dalam suatu proyek agar proyek tersebut dapat berjalan dengan baik dan

    selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dibutuhkan suatu sistem yang

    dapat menjaga agar suatu kerjasama yang berjalan dengan baik itulah dibutuhkan

  • suatu sistem yang disebut manajemen proyek. Berikut ini dijelaskan pengertian-

    pengertian Manajemen Proyek yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain;

    Menurut Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin (2007:60)

    Manajemen proyek adalah proses merencanakan, mengorganisir,

    memimpin, dan mengendalikan kegiatan personil serta sumber daya lain

    untuk menangani dan menyelesaikan pembuatan suatu produk baru, atau

    suatu bisnis baru sebuah perusahaan yang harus diselesaikan dalam waktu

    tertentu yang disesuaikan dengan spesifikasi pesanan pelanggan atau

    manajemen pelanggan.

    Menurut Chase, Jacobs, Aquilano (2007:58)

    Project management can be defined as planning, directing, a controlling

    resources (people, equipment, material) to meet the technical, cost, and

    time constrains of the project

    Yang artinya:

    Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai perencanaan, pengarahan,

    dan pengaturan sumber daya (manusia, peralatan, bahan baku) untuk

    mempertemukan bagian teknik, biaya, dan waktu suatu proyek.

    Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa

    manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan

    mengkoordinasikan serta mengawasi kegiatan dalam proses sedemikian rupa

    hingga sesuai dengan jadwal, waktu dan anggaran yang telah ditetapkan.

  • 2.1.3. Pengertian Penjadwalan Proyek

    Menurut Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin (2007:66),

    mengatakan bahwa:

    Penjadwalan proyek disusun untuk menjadi acuan dalam penyelenggaraan

    proyek, sekaligus sebagai landasan pengawasan pelaksanaan proyek yang

    bersangkutan. Penjadwalan menetapkan waktu dan urutan dari bermacam-

    macam tahapan, keterkaitan satu aktivitas dengan aktivitas lain.

    Menurut Manahan P. Tampubolon (2004:233), menjelaskan bahwa:

    Penjadwalan proyek merupakan sesuatu yang lebih spesifik dan menjadi

    bagian dari perencanaan proyek. Penjadwalan proyek dicantumkan tentang

    penetapan waktu, tahapan pelaksanaan kegiatan-kegiatan seperti yang telah

    direncanakan semula.

    Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penjadwalan

    adalah menetapkan waktu dan urutan dari bermacam-macam tahapan, keterkaitan

    satu aktivitas dengan aktivitas lain, jadwal dimulai dengan menggambarkan

    kerangka jaringan dengan daftar perincian aktivitas yang biasa disebut dengan

    rincian pekerjaan, disamping itu jadwal juga dilengkapi dengan daftar personel

    pelaksana dan daftar aktivitas.

    2.1.3.1. Macam-macam Metode Penjadwalan Proyek

    Menurut Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin (2007:66),

    secara umum ada dua metode penjadwalan proyek yaitu:

  • 1. Metode Gant chart

    Metode Gant chart, merupakan metode yang relatif sederhana, mudah

    dimengerti, mudah pembuatannya, dan mudah untuk digunakan dalam

    memantau perkembangan proyek. Namun, metode Gant chart memiliki

    beberapa kelemahan, antara lain tidak dapat menunjukan kegiatan apa saja

    yang merupakan kegiatan kritis dan tidak secara langsung dapat menunjukan

    hubungan antar kegiatan, sehingga apabila suatu kegiatan mengalami

    penundaan maka akan sulit untuk mengetahui kegiatan berikut apa yang akan

    terpengaruh, dan bagaimana dampaknya terhadap waktu selesainya proyek.

    2. Metode network planning

    Metode network planning, merupakan salah satu teknik manajemen

    yang dapat digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan

    pengendalian proyek. Terdapat dua teknik dasar yang biasa digunakan dalam

    network planning, yaitu metode lintasan kritis/Critical Path Method (CPM)

    dan teknik menilai dan meninjau kembali program/Program Evaluation

    Review and Technique (PERT). CPM (Critical Path Method) adalah metode

    yang berorientasi pada waktu yang mengarah pada penentuan jadwal dan

    estimasi waktunya bersifat diterministik/pasti. Sedangkan PERT (Program

    Evaluation Review and Technique) adalah metode yang berorientasi pada

    waktu yang mengarah pada penentuan jadwal dan waktunya bersifat

    probabilistik/kemungkinan.

  • 2.1.4. Pengertian Efisiensi Waktu

    Menurut Abdurahmat (2001:92), menjelaskan bahwa:

    Efsiensi waktu adalah pemanfaatan sumber daya, sarana prasarana dalam

    jumlah tertentu yang ditetapkan sebelumnya dalam waktu yang tepat.

    Sedangkan menurut Mulyadi (2000:3), menjelaskan bahwa:

    Efisiensi waktu adalah tingkat kehematan dalam hal waktu saat

    pelaksanaan hingga proyek itu selesai.

    Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa efisiensi waktu

    adalah pemanfaatan waktu secara optimal dalam menjalankan kegiatan dimulai

    dari waktu saat pelaksanaan hingga proyek selesai.

    2.1.5. Pengertian Network Planning

    Untuk menyelesaikan suatu proyek, perusahaan harus mempunyai

    perencanaan serta penjadwalan yang tepat. Hal ini dimaksudkan untuk

    menghindari terjadinya permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul pada

    saat proses penyelesaian. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk

    menghindari atau mengatasi permasalahn keterlambatan tersebut adalah dengan

    menggunakan network planning.

    Menurut Eddy Harjanto (2003:338), menjelaskan bahwa:

    Perencanaan jaringan kerja (network planning) adalah salah satu model

    yang banyak digunakan dalam menyelenggarakan proyek, yang produknya

    berupa informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada didalam diagram

    jaringan kerja yang bersangkutan.

  • Sedangkan menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati

    (2006:176), mengatakan bahwa:

    Network planning merupakan gambaran rencana yang memperlibatkan

    seluruh aktivitas yang terdapat didalam proyek serta logika ketergantungan

    ntara satu dengan lain

    Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Network

    planning merupakan suatu model yang digunakan dalam penyelenggaraan proyek

    yang memberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan yang digambarkan dalam

    sebuah jaringan (network). Dalam jaringan tersebut dapat dilihat ketergantungan

    antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya.

    2.1.6. Manfaat Network Planning

    Setiap metode yang digunakan untuk mengatasi permasalahan-

    permasalahan khususnya yang terdapat di manajemen operasi, tentunya

    mempunyai manfaat yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Sama

    halnya dengan network planning yang dapat membantu di dalam perencanaan dan

    penjadwalan.

    Menurut T. Hani Handoko (2000:402), manfaat network planning bagi suatu

    proyek antara lain :

    1. Perencanaan suatu proyek yang kompleks.

    2. Schedulling pekerjaan-pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang

    praktis dan efisien.

    3. Mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang tersedia.

  • 4. Schedulling ulang untuk mengatasi hambatan-hambatan dan

    keterlambatan-keterlambatan.

    5. Menentukan trade-off (kemungkinan pertukaran) antara waktu dan biaya.

    6. Menentukan probabilitas penyelesaian suatu proyek tertentu.

    Sedangkan menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005:81), network

    planning sangat penting karena dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-

    pertanyaan berikut ini:

    1. Berapa keseluruhan umur proyek.

    2. Kegiatan-kegiatan mana saja yang bila terlambat dalam penyelesaiannya

    akan mengakibatkan penundaan pada keseluruhan proyek.

    3. Kegiatan-kegiatan mana saja yang tidak kritis, yang dapat dilakukan

    penundaan pada pengerjaannya tanpa membuat penundaan pada

    keseluruhan proyek.

    4. Berapa besar kemungkinan proyek dapat diselesaikan pada tanggal

    tertentu.

    5. Apa yang harus dilakukan untuk mempersingkat penyelesaian proyek

    dengan biaya yang seminimal mungkin.

    2.1.7. Kelebihan dan Kekurangan Network Planning

    Meskipun network planning merupakan metode yang banyak digunakan

    didalam penjadwalan serta perencanaan, tetapi metode ini masih mempunyai

    beberapa kekurangan. Menurut Jay Heizer dan Berry Render (2005:104),

    kelebihan dan kekurangan dari metode network planning antara lain:

  • a. Kelebihan:

    1. Sangat berguna terutama saat menjadwalkan dan mengendalikan proyek

    besar

    2. Konsep yang lugas atau secara langsung (straight forward) dan tidak

    memerlukan perhitungan yang matematis dan rumit

    3. Jaringan grafis membantu melihat hubungan antar kegiatan proyek secara

    cepat

    4. Analisis jalur kritis dan waktu slack membantu menunjukan kegiatan yang

    perlu diperhatikan lebih dekat

    5. Dokumentasi proyek dan gambar menunjukan siapa yang bertanggung

    jawab untuk kegiatan yang beragam

    6. Dapat diterapkan untuk proyek yang bervariasi

    7. Berguna dalam mengawasi jadwal dan biaya.

    b. Kekurangan:

    1. Kegiatan-kegiatan proyek harus ditentukan secara jelas dan hubungannya

    harus bebas dan stabil

    2. Hubungan pendahulu harus dijelaskan dan dijaringkan bersama-sama

    3. Perkiraan waktu cenderung subyektif dan bergantung pada kejujuran para

    manajer yang takut akan bahaya terlalu optimis atau tidak cukup pesimis

    4. Ada bahaya terselubung dengan terlalu banyaknya penekanan pada jalur

    terpanjang atau kritis.

  • 2.1.8. Pengertian Aktivitas, Peristiwa dan Lintasan Kritis

    Jaringan kerja atau network planning merupakan suatu rangkaian aktivitas

    yang berkaitan dalam menghasilkan barang atau jasa, yang terarah pada usaha

    pencapaian tujuan. Terdapat dua hal penting yang perlu diperhatikan didalam

    network planning, yaitu aktivitas dan peristiwa.

    Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005:80)

    Aktivitas adalah salah satu unsur dari suatu proyek yang biasanya

    digambarkan sebagai anak panah dalam suatu network

    Menurut Pangestu Subagyo, Marwan Asri, dan T. Hani Handoko

    (2000:120)

    Events atau peristiwa adalah permulaan atau akhir dari suatu kegiatan

    Selain aktivitas dan peristiwa, hal lain yang perlu diperhatikan adalah

    lintasan kritis. Lintasan ini lebih mengarahkan perhatian manajemen pada situasi

    yang penting, memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan yang dapat

    mempercepat penyelesaian seluruh rangkaian kegiatan.

    Menurut Eddy Herjanto (2003:348)

    Lintasan kritis merupakan lintasan dengan jumlah waktu yang paling

    lama dibandingkan dengan semua lintasan lain yang mungkin. Jumlah

    waktu pada lintasan kritis sama dengan umur proyek.

    Dalam network planning, apabila terjadi penundaan pada lintasan atau

    kegiatan kritis maka akan menyebabkan terjadinya penundaan penyelesaian pada

    seluruh rangkaian proyek atau produksi. Sehingga dengan adanya lintasan kritis,

  • akan membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan memfokuskan pengerjaan

    pada kegiatan-kegiatan yang memerlukan perhatian khusus.

    2.1.9. Simbol-simbol dan Ketentuan dalam Network Planning

    Network diagram merupakan visualisasi proyek atau produksi berdasarkan

    network planning. Network diagram berupa jaringan kerja yang berisi lintasan-

    lintasan kegiatan dan urutan-urutan peristiwa yang ada selama penyelenggaraan

    proyek atau penyelesaian produksi.

    Untuk dapat membaca dengan baik suatu diagram jaringan kerja perlu

    dijelaskan pengertian dasar hubungan antarsimbol yang ada. Menurut Tjutju

    Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006:177), adapun simbol-simbol yang

    digunakan dalam network planning adalah sebagai berikut:

    1. Anak Panah (arrow)

    Menyatakan sebuah kegiatan atau aktivitas. Kegiatan disini didefinisikan sebagai

    hal yang memerlukan duration (jangka waktu tertentu) dalam pemakaian sejumlah

    reseources (sumber tenaga, peralatan, material, biaya). Baik panjang maupun

    kemiringan anak panah ini sama sekali tidak mempunyai arti. Jadi, tidak perlu

    menggunakan skala. Kepala anak panah menjadi pedoman arah tiap kegiatan,

    yang menunjukan bahwa suatu kegiatan dimulai dari permulaan dan berjalan maju

    sampai akhir dengan arah dari kiri ke kanan.

    2. Lingkaran kecil (node)

    Menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa atau event. Kejadian (event) disini

    didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau beberapa kegiatan.

  • 3. Anak panah terputus-putus

    Menyatakan kegiatan semu atau dummy. Dummy disini berguna untuk membatasi

    mulainya kegiatan. Seperti halnya kegiatan biasa, panjang dan kemiringan dummy

    ini juga tidak berarti apa-apa sehingga tidak perlu berskala. Bedanya dengan

    kegiatan biasa ialah bahwa dummy tidak mempunyai duration (jangka waktu

    tertentu) karena tidak memakai atau menghabiskan sejumlah reseources (sumber

    tenaga, peralatan, material, biaya).

    Dalam pelaksanaannya, symbol-simbol ini digunakan dengan mengikuti

    aturan-aturan sebagai berikut:

    1. Diantara dua event yang sama, hanya boleh digambarkan satu anak panah.

    2. Nama atau aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor event.

    3. Aktivitas harus mengalir dari event bernomor rendah ke event bernomor

    tinggi.

    4. Diagram hanya memiliki sebuah initial event dan sebuah terminal event.

    2.1.10. Hubungan Antar Simbol dan Kegiatan

    Untuk dapat menggambar dan membaca network diagram yang

    menyatakan logika ketergantungan, perlu diketahui hubungan antar simbol dan

    kegiatan yang ada dalam sebuah proyek atau penyelesaian produksi tersebut.

    Adapun hubungan atau ketergantungan antar simbol dan kegiatan menurut

    Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006:178), yaitu:

  • Gambar 2.1

    Hubungan antar kegiatan

    Keterangan gambar :

    1. Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapat dimulai.

    2. Jika kegiatan C, D dan E harus selesai sebelum kegiatan F dapat di mulai.

    3. Jika kegiatan G dan H harus selesai sebelum kegiatan I dan J.

    4. Jika kegiatan K dan L harus selesai sebelum kegiatan M dapat dimulai, tetapi

    N sudah boleh dimulai bila kegiatan L sudah selesai.

    5. Jika kegiatan P, Q dan R mulai dan selesai pada lingkaran kejadian yang sama.

    6. Karena gambar 5 berarti bahwa kegiatan (31,32) itu adalah kegiatan P atau Q

    atau R. Untuk membedakan ketiga kegiatan itu maka masing-masing harus

  • menggunakan dummy. Dalam hal ini tidak menjadi persoalan dimana saja

    diletakannya dummy - dummy tersebut, pada permulaan ataupun pada akhir

    kegiatan-kegiatan tersebut.

    2.1.11. Penentuan Waktu dalam Network Planning

    Setelah network suatu proyek dapat digambarkan, langkah berikutnya

    adalah mengestimasi waktu yang diperlukan untuk masing-masing aktivitas, dan

    menganalisis seluruh diagram network untuk menentukan waktu terjadinya

    masing-masing kejadian (event).

    2.1.11.1. Notasi yang digunakan dalam Network Planning

    Untuk memudahkan perhitungan penentuan waktu ini digunakan notasi-

    notasi sebagai berikut:

    TE = earliest event occurrence time, yaitu saat tercepat terjadinya event

    TL = latest event occurrence time, yaitu saat paling lambat terjadinya event

    ES = earliest activity start time, yaitu saat tercepat dimulainya aktivitas

    EF = earliest activity finish time, yaitu saat tercepat diselesaikannya aktivitas

    LS = latest activity start time, yaitu saat paling lambat dimulainya aktivitas

    LF = latest activity finish time, yaitu saat paling lambat diselesaikannya aktivitas

    t = activity duration time, yaitu waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas

    (biasa dinyatakan dalam hari)

    S = total slack/total float

    SF = free slack/free float

  • 2.1.11.2. Asumsi dalam Melakukan Perhitungan Penentuan Waktu

    Dalam melakukan perhitungan penentuan waktu ini digunakan tiga buah

    asumsi dasar, yaitu:

    1. Proyek hanya memiliki satu initial event dan satu terminal event.

    2. Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol.

    3. Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah TL = TE untuk event ini.

    2.1.12. Langkah-langkah dalam Menyusun Network Planning

    Untuk dapat menggunakan network planning didalam perencanaan,

    penjadwalan serta pengawasan suatu proyek ataupun produksi, perusahaan perlu

    mengikuti langkah-langkah penyusunan serta sistematika. Adapun sistematika

    lengkap dalam penyusunan network planning atau jaringan kerja menurut Jay

    Heizer dan Barry Render (2005:509) adalah :

    1. Menginventarisasi kegiatan-kegiatan

    Pada langkah ini, dilakukan pengkajian dan pengidentifikasian lingkup

    proyek, menguraikan dan memecahkannya menjadi kegiatan-kegiatan atau

    kelompok kegiatan yang merupakan komponen proyek.

    2. Menyusun hubungan antar kegiatan

    Pada langkah kedua ini adalah menyusun kembali kegiatan menjadi mata

    rantai, urutan sesuai dengan logika ketergantungan dalam network planning,

    mata rantai urutan kegiatan yang sesuai dengan logika ketergantungan

    merupakan dasar pembangunan network planning, sehingga diketahui urutan

  • kegiatan dari awal di mulainya proyek sampai dengan selesainya proyek

    secara keseluruhan.

    3. Menyusun network diagram yang menghubungkan semua kegiatan.

    Pada langkah ini, hubungan kegiatan yang telah disusun pada butir kedua,

    disusun menjadi mata rantai dengan urutan yang sesuai dengan logika

    ketergantungan.

    4. Menetapkan waktu untuk setiap kegiatan dan menyusunnya kedalam network

    diagram

    Memberikan kurun waktu bagi masing-masing kegiatan yang dihasilkan

    menyesuaikan lingkup proyek, seperti pada langkah pertama. Setelah

    penyusunan perkiraan kurun waktu untuk masing-masing kegiatan selesai,

    maka tahap selanjutnya adalah menggambarkan jaringan yang dapat

    menghubungkan keseluruhan kegiatan yang akan dilaksanakan. Hubungan

    tersebut digambarkan dalam sebuat network diagram.

    5. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) pada network diagram

    Dari network diagram yang disusun pada langkah ketiga, dilakukan

    perhitungan maju dan perhitungan mundur. Dari kedua perhitungan tersebut

    dihitung float dan diidentifikasi jalur kritisnya.

    2.1.13. Metode dalam Network Planning

    Fungsi perencanaan, pengoordinasian serta pengendalian mempunyai

    peran penting bagi setiap usaha, dimana fungsi-fungsi tersebut diperlukan dalam

    usaha pencapaian tujuan. Metode yang digunakan dalam usaha pencapaian tujuan

  • tersebut berbeda-beda karena disesuaikan dengan keadaan masing-masing tempat

    usaha/perusahaan.

    Dalam network planning terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan

    sesuai dengan kondisi perusahaan. Teknik yang sangat luas pemakaiannya adalah

    metode jalur kritis (critical path method/ CPM) dan teknik menilai dan meninjau

    kembali (program evaluation and review technique / PERT)

    a. CPM (critical path method)

    CPM (critical path method) yang dikenal pula sebagai jalur kritis,

    dikembangkan oleh J.E Kelly dari perusahaan Remington Rand dan M.R Walker

    dari DuPont dalam rangka mengembangkan suatu sistem kontrol manajemen.

    Sistem ini dimaksudkan untuk merencanakan dan mengendalikan sejumlah besar

    kegiatan yang memiliki ketergantungan yang kompleks dalam masalah desain dan

    konstruksi.

    Menurut Lalu Sumayang (2003:162)

    CPM (critical path method) merupakan suatu keseimbangan antara

    waktu dan biaya, sehingga CPM merupakan penjadwalan proyek dengan

    menggunakan fungsi waktu dan biaya

    Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005:87) dalam proses

    identifikasi jalur kritis, terdapat beberapa notasi-notasi yang digunakan dalam

    CPM yaitu ;

    - Mulai terdahulu (earlies start ES), adalah waktu terdahulu suatu

    kegiatan dapat dimulai, dengan asumsi semua pendahulu sudah selesai.

  • - Selesai terdahulu (earliest finish EF) adalah waktu terdahulu suatu

    kegiatan dapat selesai

    - Mulai terakhir (latest start LS) adalah waktu terakhir suatu kegiatan

    dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan

    proyek.

    b. PERT (program evaluation and review technique)

    PERT (program evaluation and review technique) atau lebih dikenal

    dengan teknik penelitian kembali, pertama kali dikembangkan pada tahun 1958

    oleh Booz, Allen dan Hamilton untuk U.S Navy (Angkatan Laut Amerika

    Serikat).

    Menurut Lalu Sumayang (2003:160)

    PERT adalah metode jaringan yang mempunyai tiga perkiraan waktu

    yaitu perkiraan waktu paling optimis, waktu paling tepat dan waktu paling

    pesimis.

    Ketiga perkiraan waktu tersebut menurut Jay Heizer dan Barry Render

    (2005:94), yaitu ;

    - Waktu yang paling optimis (Wo) merupakan kemungkinan waktu

    penyelesaian yang paling pendek, jika semua pekerjaan berjalan dengan

    lancar.

    - Waktu yang paling pesimis (Wp) merupakan kemungkinan waktu

    penyelesaian yang paling panjang, dengan memperhitungkan

    kemungkinan-kemungkinan penundaan.

  • - Waktu normal (Wn) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian

    sebagaimana mestinya.

    Perbedan antara ketiga jenis waktu tersebut merupakan pengukuran

    relative terhadap ketidakpastian dari setiap kegiatan.

    2.1.14. Persamaan dan Perbedaan CPM dan PERT

    CPM (critical path method) dan PERT (program evaluation review

    technique) keduanya merupakan teknik yang terdapat didalam network planning.

    Kedua teknik tersebut dapat digunakan dalam penyelenggaraan proyek ataupun

    produksi, dimana penggunaannya disesuaikan dengan kondisi perusahaan.

    Terdapat persamaan dan perbedaan yang mendasar diantara CPM (critical

    path method) dan PERT (program evaluation review technique). Menurut Eddy

    Herjanto (2004:339), persamaan dan perbedaan kedua teknik tersebut adalah:

    a. Persamaan CPM dan PERT

    1. Sama-sama merupakan teknik yang paling banyak digunakan dalam

    menentukan perencanaan, pengendalian dan pengawasan proyek.

    2. Keduanya menggambarkan kegiatan-kegiatan dari suatu proyek dalam

    suatu jaringan kerja.

    3. Keduanya dapat dilakukan berbagai analisis untuk membantu manajer

    dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan waktu, biaya, atau

    penggunaan sumber daya.

    b. Perbedaan CPM dan PERT

  • 1. CPM menggunakan satu jenis waktu untuk taksiran waktu kegiatan,

    sedangkan PERT menggunakan tiga jenis waktu yaitu waktu paling

    optimis, waktu paling tepat dan waktu pesimis.

    2. CPM menganggap proyel terdiri dari kegiatan-kegiatan yang membentuk

    satu atau beberapa lintasan, sedangkan PERT menganggap proyek terdiri

    dari peristiwa yang susul menyusul.

    3. CPM menggunakan pendekatan yang menggunakan anak panah sebagai

    representasi dari kegiatan, sedangkan PERT menggunakan pendekatan

    lingkaran atau node sebagai simbol kegiatan.

    2.1.15. Analisa Skala Waktu Optimal Network Planning

    Salah satu hal penting didalam analisa proyek adalah mengetahui kapan

    proyek tersebut dapat diselesaikan. Untuk menjawab hal tersebut, perlu diketahui

    terlebih dahulu waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan,

    hubungannya dengan kegiatan lain dan kapan kegiatan tersebut dimulai dan

    berakhir.

    Setelah hal-hal tersebut diketahui, langkah selanjutnya adalah melakukan

    perhitungan-perhitungan, adapun cara perhitungan yang harus dilakukan terdiri

    atas dua cara yaitu perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan

    mundur (backward computation). Sehingga dengan dilakukannya kedua

    perhitungan tadi dapat diketahui jalur kritis dan juga kapan proyek atau produksi

    tersebut dapat diselesaikan.

  • a. Perhitungan Maju (Forward Computation)

    Perhitungan maju merupakan perhitungan bergerak mulai dari initial event

    menuju terminal event. Maksudnya ialah menghitung saat yang paling cepat

    terjadinya event dan saat paling cepat dimulainya serta diselesaikannya aktivitas-

    aktivitas. Menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006:182-

    184), terdapat tiga langkah yang dilakukan di dalam perhitungan maju, yaitu :

    1. Saat tercepat terjadinya initial event ditentukan pada hari ke-nol sehingga

    untuk initial event berlaku TE = 0.

    2. Jika initial event terjadi pada hari yang ke-nol maka,

    Gambar 2.2

    Initial event pada hari ke-nol

    ES(ij) = TE(j) = 0

    EF(ij) = ES(Ij) + t(ij) = TE(i) + t(Ij)

    3. Event yang menggambarkan beberapa aktivitas (merge event)

    Gambar 2.3

    Merge event

  • Sebuah event hanya dapat terjadi jika aktivitas-aktivitas yang

    mendahuluinya telah diselesaikan. Maka saat paling cepat terjadi sebuah event

    sama dengan nilai terbesar dari saat tercepat untuk menyelesaikan aktivitas-

    aktivitas yang berakhir pada event tersebut.

    TE(j) = maks(EF(i1j), EF(i2j),...,EF(inj)

    Rumus:

    ES(i,j) = TE(j) =0

    EF(i,j) = ES(i,j)+ t(i,j)

    =TE(i) + t(i,j)

    Dimana :

    ES = Saat tercepat dimulainya aktivitas

    TE = Saat tercepat terjadinya event

    EF = Saat tercepat diselesaikannya aktivitas

    t = Waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas

    b. Perhitungan Mundur (Backward Computation)

    Pada perhitungan mundur, perhitungan bergerak dari terminal event

    menuju initial event. Tujuannya adalah untuk menghitung saat paling lambat

    terjadinya events dan saat paling lambat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-

    aktivitas (TL, LS dan LF). Seperti halnya pada perhitungan maju, menurut Tjutju

    Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006:185-186), terdapat tiga langkah

    yang dilakukan di dalam perhitungan mundur (backward computation), yaitu :

  • 1. Pada terminal event berlaku TL = TE

    2. Saat paling lambat untuk memulai suatu aktivitas sama dengan saat paling

    lambat untuk menyelesaikan aktivitas itu dikurangi dengan durasi atau

    waktu aktivitas tersebut.

    Gambar 2.4

    Saat paling lambat memulai aktivitas

    LS = LF t

    LF(ij) = TL dimana TL = TE

    Maka : LS(ij) = TL(j) t(ij)

    3. Event yang mengeluarkan beberapa aktivitas (burst event)

    Gambar 2.5

    Burst Event

    Setiap aktivitas hanya dapat dimulai apabila event yang mendahuluinya

    telah terjadi. Oleh karena itu saat paling lambat terjadinya sebuah event sama

  • dengan nilai terkecil dari saat-saat paling lambat untuk memulai aktivitas-aktivitas

    yang berpangkal pada event tersebut. TL(i) = min (LS(i,j1),LS(i,j2),...LS(i,jn).

    Rumus :

    LS = LF-t

    LF(i,j) = TL dimana TL=TE

    Maka :

    LS(i,j) = TL(j)-t(i,j)

    Dimana :

    LS = Saat paling lambat dimulainya aktivitas

    LF = Saat paling lambat diselesaikannya aktivitas

    TL = Saat paling lambat terjadinya event

    t = Waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas

    2.1.16. Perhitungan Kelonggaran Waktu (Float atau Slack)

    Salah satu manfaat dari metode network planning adalah dapat membantu

    perusahaan dalam membuat jadwal penyelesaian suatu proyek atau produksi.

    Untuk dapat membuat jadwal yang sesuai dengan rencana, maka harus diketahui

    kegiatan kegiatan mana saja yang perlu diselesaikan terlebih dahulu dan

    kegiatan mana yang dapat dilakukan penundaan pada pengerjaannya.

    Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan penundaan atau mempunyai

    kelonggaran waktu dalam proses pengerjaannya, dapat diketahui setelah

    melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur. Kelonggaran waktu

    (slack/float) tersebut dapat digunakan pada penjadwalan tanpa menyebabkan

  • keterlambatan pada keseluruhan penyelesaian proyek atau produksi. Terdapat dua

    macam kelonggaran waktu di dalam network planning, yaitu total slack dan free

    slack.

    Menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006:186-189)

    Total Float adalah jumlah waktu dimana waktu penyelesaian suatu

    aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari

    penyelesaian proyek secara keseluruhan.

    Total Float dihitung dengan cara mencari selisih antara saat paling lambat

    dimulainya aktivitas dengan saat paling cepat dimulainya aktivitas (S = LS ES),

    atau dapat dihitung dengan mencari selisih antara saat paling lambat

    diselesaikannya aktivitas dengan saat paling cepat diselesaikannya aktivitas (S =

    LF EF).

    Rumus :

    S = LS ES

    Dimana :

    S = Total float

    LS = Saat paling lambat dimulainya aktivitas

    ES = Saat tercepat dimulainya aktivitas

    Free Float adalah jumlah waktu dimana penyelesaian suatu aktivitas

    dapat diukur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya

    aktivitas yang lain atau saat paling cepat terjadinya event lain pada

    network.

  • Sedangkan untuk free slack dihitung dengan cara mencari selisih antara

    saat tercepat terjadinya event diujung aktivitas dengan saat tercepat

    diselesaikannya aktivitas tersebut (SF = TE ES - t).

    Rumus:

    SF = EF ES t

    Dimana :

    SF = Free Float

    EF = Saat tercepat diselesaikannya aktivitas

    ES = Saat tercepat dimulainya aktivitas

    t = Waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas

    Suatu aktivitas yang tidak mempunyai kelonggaran (Float) disebut

    aktivitas kritis, dengan kata lain aktivitas kritis mempunyai S = SF = 0.

    2.2. Kerangka Pemikiran

    Penjadwalan merupakan acuan dalam penyelenggaraan proyek, sekaligus

    sebagai landasan pengawasan pelaksanaan proyek yang bersangkutan, karena

    penjadwalan menetapkan waktu dan urutan dari bermacam-macam tahapan,

    keterkaitan antara satu aktivitas dengan aktivitas lain.

    Setelah melakukan penjadwalan kemudian melakukan perencanaan dan

    pengawasan proyek, karena perencanaan dan pengawasan merupakan pengaturan

    aktivitas-aktivitas melalui koordinasi waktu dalam menyelesaikan keseluruhan

    pekerjaan, pengalokasian sumber daya dan fasilitas pada masing-masing aktivitas,

    agar keseluruhan pekerjaan dapat diselesaikan dengan waktu yang efisien.

  • Manajemen proyek berusaha menetapkan dan mengkoordinasikan tujuan

    proyek serta merencanakan dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai

    efisiensi pelaksanaan proyek. Biasanya tujuan tersebut dinyatakan dalam bentuk

    penghematan waktu penyelesaian proyek yang dapat memberikan keuntungan

    yang sepadan, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan rencana kerja dan

    penjadwalan serta pengawasan yang baik.

    Begitupula dengan CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN,

    perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan yang baik sangat diperlukan, kendala

    yang sering dihadapi oleh CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN yaitu

    perusahaan sering mengalami keterlambatan dalam penyelesaian proyek, itu

    dikarenakan dari sekian banyak kegiatan-kegiatan, perusahaan masih melakukan

    secara acak kegiatan-kegiatan mana saja yang didahulukan proses pengerjaannya.

    Dengan adanya masalah tersebut, menyebabkan kerugian yang tidak sedikit baik

    bagi pelaksana maupun pemilik proyek. Hal ini juga akan berdampak buruk bagi

    perusahaan, diantaranya memperburuk image perusahaan yang terkesan tidak

    mampu menyelesaikan proyek sesuai kontrak yang telah disepakati. Untuk

    mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu perencanaan, penjadwalan,

    dan pengawasan yang matang dan baik, sehingga proyek dapat dilaksanakan

    dengan waktu yang efisien.

    Metode network planning merupakan salah satu teknik yang dapat

    digunakan untuk membantu memutuskan berbagai masalah, khususnya

    perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan proyek. Terdapat dua teknik dasar

    yang biasa digunakan dalam network planning, yaitu metode lintasan

  • kritis/Critical Path Method (CPM) dan teknik menilai dan meninjau kembali

    program/Program Evaluation Review and Technique (PERT). CPM (Critical Path

    Method) adalah metode yang berorientasi pada waktu yang mengarah pada

    penentuan jadwal dan estimasi waktunya bersifat diterministik/pasti. Sedangkan

    PERT (Program Evaluation Review and Technique) adalah metode yang

    berorientasi pada waktu yang mengarah pada penentuan jadwal dan waktunya

    bersifat probabilistik/kemungkinan. Dengan menggunakan salah satu teknik

    yaitu CPM (Critical Path Method), dapat diketahui jalur kritis dari penyelesaian

    proyek pada CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN. Jalur kritis ini

    memberikan informasi tentang komponen-komponen mana saja yang perlu

    didahulukan proses pengerjaannya agar tidak terjadi penundaan ataupun

    pemborosan waktu.

    Mangacu pada penelitian sebelumnya dilakukan oleh Arianti (2002)

    dengan judul Penerapan Diagram Network dengan CPM Dalam Efiensi Waktu

    Studi Kasus di Perusahaan Garmen Collection Malang, menyatakan bahwa

    adanya hubungan yang sangat kuat antara efisiensi waktu terhadap penjadwalan,

    serta dapat diketahui adanya perbedaan waktu sebelum dan sesudah penerapan

    Diagram Network dengan CPM. Hasil analisis adalah sebagai berikut: dengan

    menggunakan metode jalur kritis, penyelesaian produksi yang biasanya

    memerlukan waktu selama 2520 menit, dapat dipercepat berdasarkan analisis

    Network dengan waktu selama 2160 menit, Jadi ada penghematan waktu 360

    menit.

  • Penelitian yang dilakukan oleh Sakdiyah (2004) dengan judul Network

    Planning Dengan CPM Dalam Usaha Meningkatkan Efisiensi Waktu Pada Proyek

    Pembangunan Perkantoran di PT. Nilano Malang. Hasil analisis adalah sebagai

    berikut: dengan menggunakan metode CPM dalam mengadakan perencanaan dan

    pengendalian proyek, maka proyek dapat dipersingkat waktu penyelesaiannya.

    Penyelesaian proyek yang biasanya memerlukan waktu selama 225 hari, dapat

    dipercepat berdasarkan analisis Network dengan waktu selama 217 hari. Jadi ada

    penghematan waktu 8 hari.

    Berdasarkan teori yang menghubungkan pada kedua variabel, memiliki

    hasil yang sama yaitu adanya pengaruh positif antara variabel bebas terhadap

    variabel terikat, serta konsep teori juga memiliki kesamaan sehingga penulis

    mengikuti paradigma penelitian sebelumnya, untuk mengetahui dan membuktikan

    kembali bahwa penjadwalan terhadap efisiensi waktu pada CV. ASEP

    JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN BANDUNG.

    Berdasarkan kerangka pemikiran dan teori-teori diatas, maka penulis

    menyimpulkan bahwa penjadwalan memiliki pengaruh terhadap efisiensi waktu.

    Dari uraian diatas, dapat digambarkan hubungan antara variabel sebagai berikut:

    Gambar 2.6

    Paradigma Penelitian

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Metode Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

    Menurut Sugiyono (2006:11) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

    dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

    (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel

    lain. Metode ini bertujuan untuk menganalisa dan menarik kesimpulan mengenai

    keadaan objek yang diteliti berdasarkan fakta yang terdapat dalam perusahaan.

    3.3. Objek Penelitian

    Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah CV. ASEP

    JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN yaitu perusahaan yang bergerak di bidang

    konstruksi.

    3.3. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan pengumpulan data untuk

    kemudian diteliti, data-data tersebut dikumpulkan menggunakan dua cara, yaitu:

    1. Penelitian Lapangan (Field Research).

    Yaitu penelitian secara langsung pada objek yang diteliti untuk

    memperoleh data primer yang berhubungan dengan topik yang dibahas,

    dengan cara:

  • a. Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meninjau

    atau mengunjungi perusahaan yang bersangkutan dan penulis melakukan

    pengamatan secara langsung untuk mencatat informasi yang berkaitan

    dengan masalah yang akan diteliti.

    b. Wawancara, yaitu peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan

    pimpinan perusahaan, karyawan dan tenaga kerja lain untuk memperoleh

    data yang diinginkan dan sesuai dengan tujuan dari penelitian.

    2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

    Yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data-data dengan cara

    menggunakan informasi dan literature , dokumen-dokumen perusahaan seperti

    latar belakang perusahaan, urutan kegiatan proyek dan waktu penyelesaian

    setiap kegiatan, struktur organisasi, dan dokumen-dokumen lainnya yang

    berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.

    3.4. Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel

    3.4.1. Definisi Variabel

    Variabel adalah suatu yang menjadi objek pengamatan penelitian, atau

    faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti

    Sugiyono (2006:32).

    Variabel pada penelitian ini yaitu:

    a. Penjadwalan (X), adalah Penjadwalan proyek disusun untuk menjadi acuan

    dalam penyelenggaraan proyek, sekaligus sebagai landasan pengawasan

    pelaksanaan proyek yang bersangkutan. Penjadwalan menetapkan waktu dan

  • urutan dari bermacam-macam tahapan, keterkaitan satu aktivitas dengan

    aktivitas lain. (Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin, 2007:66)

    b. Efisiensi Waktu (Y), adalah tingkat kehematan dalam hal waktu saat

    pelaksanaan hingga proyek itu selesai. (Mulyadi, 2000:3)

    3.4.2. Operasionalisasi Variabel

    Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel X (variabel

    independent) yaitu penjadwalan (X) dan satu varibel Y (variabel dependent) yaitu

    efisiensi waktu.

    Tabel 3.1

    Operasionalisasi Variabel

    Variabel Konsep Variabel Indikator

    Penjadwalan

    (X)

    Penjadwalan proyek disusun untuk

    menjadi acuan dalam penyelenggaraan

    proyek, sekaligus sebagai landasan

    pengawasan pelaksanaan proyek yang

    bersangkutan. Penjadwalan

    menetapkan waktu dan urutan dari

    bermacam-macam tahapan,

    keterkaitan satu aktivitas dengan

    aktivitas lain (Murdifin Haming dan

    Mahfud Nurnajamuddin, 2007:66)

    Total waktu

    penyelesaian proyek

    Efisiensi Tingkat kehematan dalam hal waktu Perbandingan total

  • Waktu (Y) saat pelaksanaan hingga proyek itu

    selesai (Mulyadi, 2000:3)

    waktu penyelesaian

    keseluruhan proyek

    yang dilakukan

    perusahaan dengan total

    waktu penjadwalan

    metode network

    planning.

    3.5. Metode Analisis

    Setelah melakukan pengumpulan data dengan beberapa teknik penelitian,

    maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data yang sedang diteliti,

    dengan cara menggunakan metode yang dapat membantu dalam mengelola data,

    menganalisis dan menginterpretasikan data tersebut. Metode yang digunakan

    untuk menganalisis data hasil penelitian pada CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA

    (AJS) DESIGN adalah metode network planning dengan menggunakan teknik

    CPM (Critical Path Method) atau lintasan kritis.

    Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005:509), langkah-langkah

    pembuatan network planning yaitu sebagai berikut:

    1. Menginventarisasi kegiatan-kegiatan

    Pada langkah ini, dilakukan pengkajian dan pengidentifikasian lingkup

    proyek, menguraikan dan memecahkannya menjadi kegiatan-kegiatan atau

    kelompok kegiatan yang merupakan komponen proyek.

    7 2. Menyusun hubungan antar kegiatan

  • Pada langkah kedua ini adalah menyusun kembali kegiatan menjadi mata

    rantai, urutan sesuai dengan logika ketergantungan dalam network planning,

    mata rantai urutan kegiatan yang sesuai dengan logika ketergantungan

    merupakan dasar pembangunan network planning, sehingga diketahui urutan

    kegiatan dari awal di mulainya proyek sampai dengan selesainya proyek

    secara keseluruhan.

    3. Menyusun network diagram yang menghubungkan semua kegiatan.

    Pada langkah ini, hubungan kegiatan yang telah disusun pada butir kedua,

    disusun menjadi mata rantai dengan urutan yang sesuai dengan logika

    ketergantungan.

    4. Menetapkan waktu untuk setiap kegiatan dan menyusunnya kedalam network

    diagram

    Memberikan kurun waktu bagi masing-masing kegiatan yang dihasilkan

    menyesuaikan lingkup proyek, seperti pada langkah pertama. Terdapat

    perbedaan pokok dalam memperkirakan kurun waktu kegiatan antara PERT

    dan CPM. CPM menggunakan angka perkiraan tunggal atau deterministik,

    sedangkan PERT menggunakan tiga angka perkiraan atau probabilistik.

    Setelah penyusunan perkiraan kurun waktu untuk masing-masing kegiatan

    selesai, maka tahap selanjutnya adalah menggambarkan jaringan yang dapat

    menghubungkan keseluruhan kegiatan yang akan dilaksanakan. Hubungan

    tersebut digambarkan dalam sebuat network diagram.

    5. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) pada network diagram

  • Dari network diagram yang disusun pada langkah ketiga, dilakukan

    perhitungan maju dan perhitungan mundur. Dari kedua perhitungan tersebut

    dihitung float dan diidentifikasi jalur kritisnya.

    Contoh penggunaan network planning yaitu sebagai berikut:

    Dalam rangka memperoleh air bersih dan mengurangi pencemaran lingkungan,

    perusahaan tekstil PT. Dianatex merencanakan untuk memasang instalasi

    pengolah air (water treatment) di pabriknya. Adapun langkah-langkah untuk

    menyelesaikan proyek tersebut adalah sebaga berikut :

    1. Menginventarisasi kegiatan-kegiatan.

    Tabel 3.2

    Daftar Kegiatan Pemasangan Instalasi Pengolahan Air

    No Jenis Pekerjaan Kode Kegiatan

    1 Perancangan Sistem A

    2 Pembuatan Saluran Air B

    3 Pembuatan Pondasi C

    4 Pemesannan Mesin D

    5 Pembuatan Instalasi Listrik E

    6 Pemasangan Pipa F

    7 Pemasangan Mesin G

    8 Finishing dan Start-up H

    2. Menyusun hubungan antar kegiatan.

  • Tabel 3.3

    Daftar Kegiatan-kegiatan dan Prasyarat Kegiatan

    No Jenis Pekerjaan Kode Kegiatan Kode Sebelumnya

    1 Perancangan Sistem A -

    2 Pembuatan Saluran Air B A

    3 Pembuatan Pondasi C A

    4 Pemesannan Mesin D A

    5 Pembuatan Instalasi Listrik E C

    6 Pemasangan Pipa F B,C

    7 Pemasangan Mesin G D,E

    8 Finishing dan Start-up H F,G

    3. Menyusun network diagram yang menghubungkan semua kegiatan.

    Gambar 3.1

    Diagram Jaringan Awal

    4. Menetapkan waktu untuk setiap kegiatan dan menyusunnya kedalam network

    diagram.

  • Tabel 3.4

    Kegiatan-keigiatan yang Disertai Kurun Waktu

    No Jenis Pekerjaan

    Kode

    Kegiatan

    Kode

    Sebelumnya

    Lama Kegiatan

    (hari)

    1 Perancangan Sistem A - 10

    2 Pembuatan Saluran Air B A 8

    3 Pembuatan Pondasi C A 9

    4 Pemesannan Mesin D A 12

    5

    Pembuatan Instalasi

    Listrik

    E C 6

    6 Pemasangan Pipa F B,C 7

    7 Pemasangan Mesin G D,E 5

    8 Finishing dan Start-up H F,G 4

    Gambar 3.2

    Network Awal Proyek Disertai Kurun Waktu

    5. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) pada network diagram.

    A. Cara Penghitungan Maju (forward computation)

    Pada perhitungan maju, perhitungan bergerak mulai dari initial

    event menuju ke terminal event. Maksudnya ialah menghitung saat paling

  • cepat terjadinya event dan saat paling cepat dimulainya serta

    diselesaikannya aktifitas-aktifitas (TE, ES, dan EF).

    Rumus:

    ES(i,j) = TE(j) =0

    EF(i,j) = ES(i,j)+ t(i,j)

    =TE(i) + t(i,j)

    Dimana :

    ES = Saat tercepat dimulainya aktivitas

    TE = Saat tercepat terjadinya event

    EF = Saat tercepat diselesaikannya aktivitas

    t = Waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas

    Uraian Perhitungan :

    Kegiatan A : ES = 0 EF = ES + t = 0 + 10 = 10

    Kegiatan B : ES = 10 EF = 10 + 8 = 18

    Kegiatan C : ES = 10 EF = 10 + 9 = 19

    Kegiatan D s/d H menggunakan cara yang sama dengan yang diatas.

    Gambar 3.3

    Network Diagram Dengan Perhitungan Maju

  • B. Cara Perhitungan Mundur (backward computation)

    Pada pehitungan mundur, perhitungan bergerak dari terminal event

    menuju ke initial event. Tujuannya ialah untuk menghitung saat paling

    terlambat terjadinya event dan saat paling lambat dimulainya dan

    diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TL, LS, dan LF).

    Rumus :

    LF(i,j) = TL dimana TL=TE

    LS = LF-t

    Dimana :

    LS = Saat paling lambat dimulainya aktivitas

    LF = Saat paling lambat diselesaikannya aktivitas

    TL = Saat paling lambat terjadinya event

    Uraian Perhitungannya :

    Kegiatan H : LF = LS = 36 EF = 36 4 = 32

    Kegiatan G : LF = EF = 32 EF = 32 5 = 27

    Kegiatan F : LF = EF = 32 EF = 32 7 = 25

    Kegiatan E s/d A menggunakan cara yang sama dengan yang diatas.

    Gambar 3.4

    Network Diagram Dengan Perhitungan Mundur

  • C. Perhitungan Kelonggaran Waktu (Float/Slack)

    1. Total Float adalah jumlah waktu dimana waktu penyelesaian suatu

    aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari

    penyelesaian proyek secara keseluruhan.

    Rumus :

    S = LS ES

    Dimana :

    S = Total float

    LS = Saat paling lambat dimulainya aktivitas

    ES = Saat tercepat dimulainya aktivitas

    Uraian Perhitungannya :

    Kegiatan A : S = LS ES S = 0 0 = 0

    Kegiatan B : S = 17 10 = 7

    Kegiatan C : S = 10 10 = 0

    Kegiatan D s/d H menggunakan cara yang sama dengan yang diatas.

    2. Free Float adalah jumlah waktu dimana penyelesaian suatu aktivitas

    dapat diukur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya

    aktivitas yang lain atau saat paling cepat terjadinya event lain pada

    network.

    Rumus :

    SF = EF ES t

    Dimana :

    SF = Free Float

  • EF = Saat tercepat diselesaikannya aktivitas

    ES = Saat tercepat dimulainya aktivitas

    t = Waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas

    Uraian Perhitungannya :

    Kegiatan A : SF = EF ES t SF = 10 0 10 = 0

    Kegiatan B : SF = 18 10 8 = 0

    Kegiatan C : SF = 19 10 9 = 0

    Kegiatan D s/d H menggunakan cara yang sama dengan yang diatas.

    Tabel 3.5

    Tabel Informasi Network

    Kegiatan Waktu

    Paling Cepat Paling Lambat Total

    Float

    Free

    Float Mulai Selesai Mulai Selesai

    ES EF LS LF S F

    A 10 0 10 0 10 0 0

    B 8 10 18 17 25 7 0

    C 9 10 19 10 19 0 0

    D 12 10 22 15 27 5 0

    E 6 19 25 19 25 0 0

    F 7 25 32 25 32 0 0

    G 5 22 27 27 32 5 0

    H 4 32 36 32 36 0 0

  • D. Lintasan Kritis

    Lintasan kritis merupakan lintasan dengan jumlah waktu yang paling lama

    dibandingkan dengan semua lintasan lain yang mungkin. Jumlah waktu

    pada lintasan kritis sama dengan umur proyek. Dari diagram jaringan kerja

    PT. Dianatex, dapat diturunkan empat lintasan, yaitu :

    A-B-F-H dengan panjang 29 hari

    A-C-E-F-H dengan panjang 36 hari

    A-C-G-H dengan panjang 26 hari

    A-D-G-H dengan panjang 31 hari

    Dari keempat lintasan itu lintasan terpanjang merupakan lintasan kritisnya

    sehingga yang menjadi lintasan kritis adalah A-C-E-F-H.

    Gambar 3.5

    Network Diagram Dengan Perhitungan Maju dan Mundur Serta Penentuan

    Lintasan Kritis

    3.6. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Lokasi penelitian yaitu di CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS)

    DESIGN yang terletak di Jalan Jakarta 6 No. 59, Antapani Bandung 40291. Dan

    waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan September 2010

    yang termasuk didalamnya persiapan dan pelaksanaan penelitian.

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil Penelitian

    4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

    CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN adalah perusahaan yang

    bergerak dalam bidang jasa konstruksi. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1995,

    yang berkedudukan di Jl. Jakarta 6 No. 59 Antapani Bandung. Pada awalnya

    perusahaan hanya menerima pekerjaan berupa design gambar, seiring dengan

    berjalannya waktu banyak permintaan dari owner yang menginginkan

    pembuatkan design dan jasa konstruksinya dikerjaan oleh perusahaan tersebut.

    Perusahaan melihat jasa konstruksi ini sebagai peluang bisnis yang cukup besar,

    sehingga perusahaan mengembangkan bisnisnya dan sejak saat itu perusahaan

    menerima tawaran membuat design dan menerima jasa konstruksinya.

    Sistem pembangunan pada CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS)

    DESIGN ada dua macam, diantaranya yaitu: sistem 1 perusahaan hanya

    melaksanakan pembangunan sedangkan kebutuhan belanja barang dan upah

    pekerja dilakukan oleh pemilik (owner), sistem 2: owner atau pemilik

    menyerahkan sepenuhnya kepada perusahaan baik kebutuhan barang maupun

    upah pekerja yang berhubungan dengan proyek tersebut dengan harga yang telah

    disepakati bersama.

    CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN dalam menjalankan

    usahanya tidak hanya beroperasi di Bandung saja, akan tetapi juga di wilayah-

  • wilayah lain sekitar pulau Jawa. Proyek yang biasanya dikerjakan oleh perusahaan

    yaitu pembangunan sebuah hunian rumah tinggal atau perumahan. Salah satu

    proyek yang dikerjakan oleh CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN

    adalah pembuatan sebuah rumah tinggal di Komplek Puri Tirta Kencana dengan

    tipe 300/350, yaitu dibangun diatas tanah seluas 350 m2 dengan luas bangunan

    300 m2 (dua lantai).

    4.1.2. Struktur Organisasi

    Struktur Organisasi perusahaan dapat diartikan sebagai suatu rangkaian

    hubungan antar individu-individu di dalam suatu kelompok/organisasi yang

    bekerja sama dalam usaha mencapai tujuan perusahaan.

    Struktur digambarkan dalam sebuah bagan, skema atau diagram yang

    memperlihatkan garis besar atau fungsi-fungsi dalam perusahaan, arus

    tanggungjawab dan wewenang yang berhubungan satu sama lain dari orang-orang

    yang diberi tugas atau tanggungjawab atas setiap fungsi yang bersangkutan.

    Bentuk-bentuk struktur organisasi dapat dibedakan atas :

    1. Struktur Organisasi Garis

    Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana, diciptakan oleh

    Henry Fayol. Ciri-ciri bentuk organisasi ini yaitu organisasinya masih kecil,

    jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal serta spesialisasi kerja belum

    tinggi.

  • 2. Struktur Organisasi Garis dan Staf

    Dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang

    tugas yang beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya banyak. Staf

    yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu tugasnya memberi nasihat dan

    saran dalam bidang kepada pejabat pimpinan di dalam organisasi.

    3. Struktur Organisasi Fungsional

    Organisasi yang disusun atas dasar yang harus dilaksanakan. Organisasi ini

    dipakai pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan

    jelas.

    4. Struktur Organisasi Panitia

    Organisasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai

    maka selesailah organisasi tersebut.

    CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN menggunakan struktur

    organisasi garis, karena organisasinya masih kecil, jumlah karyawan sedikit dan

    saling mengenal. CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN dipimpin

    oleh seorang direktur yang merupakan pimpinan perusahaan dan yang

    mengendalikan semua aktivitas dan bertanggung jawab terhadap kelangsungan

    hidup dan perkembangan perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya, seorang

    direktur dibantu oleh wakil direktur. Wakil direktur dapat menggantikan tugas

    direktur apabila direktur tidak ada di tempat atau sedang berhalangan. Selain

    direktur dan wakil direktur, juga terdapat pekerja-pekerja lain yang diberi tugas

    sesuai dengan keahliannya masing-masing. Orang-orang yang terlibat dalam

  • aktivitas perusahaan juga harus bertanggung jawab pada masing-masing pekerjaan

    sesuai dengan bidang keahliannya.

    Adapun struktur organisasi CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS)

    DESIGN digambarkan sebagai berikut :

    Sumber Data. CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN

    Gambar 4.1

    Struktur Organisasi CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN

    Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam

    struktur organisasi perusahaan CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN

    adalah sebagai berikut :

    1. Direktur

    a. Bertanggung jawab terhadap sasaran dan misi perusahaan.

    b. Menetapkan strategi jangka panjang yang ada hubungannya dengan

    perusahaan.

    Direktur

    Wakil Direktur

    Bagian Teknik Bagian

    Administras

    i

    Logistik

    Pelaksana

    lapangan

    Mandor

    Pekerja

  • c. Menetapkan dan mengambil keputusan dalam menjalankan kebijaksanaan

    perusahaan.

    d. Mengesahkan anggaran belanja dan pendapatan proyek.

    e. Bertanggung jawab terhadap target-target yang direncanakan terhadap kerja

    dalam rencana dan anggaran perusahaan.

    2. Wakil Direktur

    Menggantikan tugas direktur apabila direktur tidak ada atau berhalangan,

    antara lain :

    a. Bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup usahanya.

    b. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan.

    c. Menginformasikan segala aktivitas perusahaan.

    3. Bagian Administrasi

    a. Membuat laporan keuangan dan mencatat bukti transaksi.

    b. Melaksanakan perhitungan gaji karyawan.

    c. Merencanakan kebutuhan keuangan bulanan.

    d. Efisiensi dan efektivitas penerimaan serta pengeluaran kas.

    4. Bagian Teknik

    Bertanggung jawab kepada direktur dalam hal melaksanakan tanggung

    jawab sesuai dengan wewenang yang dibutuhkan, yaitu :

    a. Mengendalikan waktu pelaksanaan proyek.

    b. Mengendalikan kegiatan bawahannya.

    5. Logistik

    Bertanggung jawab kepada direktur dalam hal :

  • a. Membuat perencanaan pembuatan gambar-gambar.

    b. Pengendalian atas persediaan bahan baku selama berlangsungnya

    pelaksanaan proyek.

    6. Pelaksana Lapangan

    Bertanggung jawab kepada bagian teknik dalam hal :

    a. Memantau mutu produk.

    b. Efisiensi dan efektivitas pelaksanaan proyek secara langsung.

    c. Mengecek bahan material yang ada.

    d. Mengendalikan dan menciptakan suatu pekerjaan proyek yang dilaksanakan

    secara langsung.

    7. Mandor

    Bertanggung jawab kepada pelaksana lapangan dalam hal :

    a. Menjaga kualitas pekerjaan-pekerjaan yang sedang dikerjakan.

    b. Penyelesaian pekerjaan proyek secara langsung.

    8. Pekerja

    Melaksanakan pekerjaan atas perintah mandor yang berhubungan dengan

    aktivitas proyek.

    4.1.3. Waktu Pelaksanaan Pembangunan Rumah di CV. ASEP JUANSYAH

    SUTEJA (AJS) DESIGN

    Dalam pengerjaan pembangunan rumah selama ini, CV. ASEP

    JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN belum menggunakan metode-metode

    khusus dalam merencanakan waktu yang dibutuhkan. Selama ini perusahaan

  • dalam menentukan waktu yang dibutuhkan hanya berdasarkan pada pengalaman.

    Perusahaan mempunyai standar khusus yang selalu diikuti. Standar-standar

    tersebut digunakan agar proyek yang dihasilkan sesuai dengan kualitas yang

    diharapkan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, meskipun perusahaan

    telah mengikuti standar-standar yang ada dalam pembangunan rumah, tetapi

    perusahaan masih belum menggunakan waktu pengerjaan secara efisien. Hal ini

    dapat terlihat dari urutan pengerjaan kegiatan-kegiatan pembangunan rumah,

    dimana dari sekian banyak kegiatan, perusahaan masih melakukan secara acak

    kegiatan-kegiatan mana saja yang didahulukan proses pengerjaanya.

    Proses pengerjaan seperti ini terhitung tidak efisien, karena bisa saja

    kegiatan yang didahulukan pengerjaanya merupakan kegiatan yang tidak

    memerlukan perhatian khusus, dan kegiatan terakhir yang dikerjakan merupakan

    kegiatan yang memerlukan perhatian khusus (kritis). Meskipun perusahaan telah

    melakukan perencanaan dan sudah memperkirakan lamanya pengerjaan setiap

    kegiatan, tetapi jika cara seperti ini terus dilakukan maka tidak menutup

    kemungkinan perusahaan akan mengalami keterlambatan dalam penyelesaian

    proyek.

    Berikut ini merupakan urutan-urutan pembangunan rumah yang sering

    dilakukan oleh perusahaan, yaitu :

    1. Pekerjaan Persiapan

    - Buat direksikeet dan gudang

    - Pengadaan peralatan kerja

    - Pekerjaan sumber air dan listrik

  • - P3K

    - Pengadaan site

    2. Pekerjaan Tanah

    - Pemasangan bouwplank dan vitzet

    - Galian pondasi jalur

    - Galian pondasi plat beton setempat

    - Pengurugan kembali sisi pondasi

    - Pemadatan tanah dan lantai kerja

    3. Pekerjaan Pondasi Kolom

    - Pengeboran stouspall pondasi setempat

    - Pengecoran beton pondasi setempat (cakar ayam)

    - Pengecoran sloof lajur utama dan praktis

    4. Pekerjaan Struktur Kolom / Tiang Kolom

    - Pemasangan kolom struktur dan praktis

    - Pengecoran lantai plat dak

    5. Pekerjaan Pondasi Dinding

    - Pemasangan dan pengecoran beton induk dan anak

    6. Pekerjaan Dinding dan Kusen

    - Pemasangan dinding bata

    - Stel kusen pintu dan jendela

    - Pemasangan glass block

    7. Pengerjaan Rangka Atap

    - Cor kuda-kuda ring balk

  • - Stel kontruksi kuda-kuda

    - Pemasangan kaso dan reng

    - Pasang lysplang dan talang

    - Stel rangka atap plafond

    8. Pekerjaan Atap

    - Pasang genteng dan wuwung

    - Pasang langit-langit plafond (gypsum+lys)

    9. Pekerjaan Sanitair dan Instalasi

    - Pasang pelengkap kamar mandi/wc dan dapur

    - Pasang instalasi air bersih dan kotor

    - Pasang instalasi air panas

    - Pasang instalasi buangan air hujan

    - Pasang instalasi listrik : titik lampu, stop kontak, box listrik MCB,

    Penangkal petir

    10. Pekerjaan Plesteran dalam dan luar

    - Plaster dinding

    - Pasang lantai paving blocks

    - Pasang pelapis dinding (batu alam)

    11. Pekerjaan Lantai dan Acian

    - Aci dinding

    - Pasang keramik lantai

    - Pasang keramik kamar mandi/wc dan dapur

    - Pasang keramik tempat jemur dan teras

  • 12. Pekerjaan Penutup

    - Stel daun pintu dan jendela

    - Stel kaca dan panel pintu garasi

    - Pasang roster lubang angin

    - Pasang exhaust fan

    13. Pekerjaan Pengecatan

    - Cat dinding interior dan exterior

    - Cat plafond

    - Plitur kusen, pintu dan jendela

    - Cat railing tangga dan void

    - Cat genteng dan lysplank

    - Water proofing dak beton dan kamar mandi/wc

    14. Pekerjaan Pelengkap dan Asesories

    - Stel pelengkap pintu : kunci, engsel dan handel

    - Stel pelengkap jendela : selot, hak angin dan ramskaar

    - Stel pelengkap dapur : wash bak, kran air dan filtrex exhauster

    - Stel trails jendela

    15. Pekerjaan lainnya

    - Pagar halaman

    - Taman

    - Meubelair

    - Armatur lampu

  • Tabel 4.1

    Daftar Uraian Kegiatan-kegiatan Proyek di CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA

    (AJS) DESIGN

    NO JENIS PEKERJAAN Kode

    Kegiatan

    Kegiatan

    Sebelumnya

    WAKTU

    (Hari)

    1 Pekerjaan persiapan A - 6

    2 Pekerjaan tanah (galian) B A 6

    3 Pekerjaan pondasi kolom C B 15

    4 Pekerjaan struktur kolom/tiang

    kolom D C 25

    5 Pekerjaan pondasi dinding E C 6

    6 Pekerjaan dinding dan kusen F E 12

    7 Pekerjaan rangka atap G D 24

    8 Pekerjaan atap (plafond dan

    genting) H G 25

    9 Pekerjaan saniter dan instalasi I F,H 20

    10 Pekerjaan plester dalam dan luar J F,H 37

    11 Pekerjaan lantai dan acian K I 25

    12 Pekerjaan penutup (kaca, pintu,

    jendela) L F 20

    13 Pekerjaan pengecatan M J,K 50

    14 Pekerjaan pelengkap/assesories N L 12

    15 Pekerjaan lainnya O M,N 6

    Sumber : Data Perusahaan

    Dalam proses pengerjaan pembangunan rumah, perusahaan berpedoman

    pada perencanaan yang telah disusun berdasarkan urutan kegiatan-kegiatan.

    Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diketahui waktu penyelesaian proyek

    yang dilakukan oleh perusahaan adalah 214 hari, kegiatan dimulai pada tanggal

    12 Oktober 2009, dan berakhir pada tanggal 8 Juni 2010.

  • 4.2. Pembahasan

    4.2.1. Tahapan Dalam Analisis Penjadwalan Dengan Menggunkan Metode

    CPM (Critical Path Method)

    Untuk menyelesaikan permasalahan ketidakefesiensian waktu

    pembangunan rumah, maka perusahaan perlu membuat suatu perencanaan dan

    penjadwalan dengan langkah menggambarkan sebuah jaringan untuk mencari

    lintasan kritis.

    Lintasan kritis terebut memberikan informasi mengenai jumlah waktu

    yang diperlukan dalam menyelesaikan pembangunan rumah. Dalam membuat

    suatu perencanaan dan penjadwalan dengan menggunakan network planning,

    terdapat tahapan-tahapan dalam menyusun network planning dengan metode CPM

    (critical path method) :

    1. Menginventarisasi kegiatan-kegiatan.

    2. Menyusun hubungan antar kegiatan.

    3. Menyusun network diagram yang menghubungkan semua kegiatan.

    4. Menetapkan waktu untuk setiap kegiatan dan menyusunnya kedalam

    network diagram.

    5. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) pada network diagram.

    4.2.1.1. Menginventarisasi Kegiatan-Kegiatan Proyek

    Pada langkah ini, dilakukan pengkajian dan pengidentifikasian lingkup

    proyek, menguraikan dan memecahkannya menjadi kegiatan-kegiatan atau

    kelompok kegiatan yang merupakan komponen proyek. Penyusunan ini dilakukan

  • berdasarkan pengalaman dan atau data dalam proyek di masa lalu. Adapun rincian

    dari kegiatan-kegiatannya, seperti terlihat pada tabel 4.2 di bawah ini :

    Tabel 4.2

    Daftar Kegiatan Proyek

    NO JENIS PEKERJAAN Kode Kegiatan

    1 Pekerjaan persiapan A

    2 Pekerjaan tanah (galian) B

    3 Pekerjaan pondasi kolom C

    4 Pekerjaan struktur kolom/tiang kolom D

    5 Pekerjaan pondasi dinding E

    6 Pekerjaan dinding dan kusen F

    7 Pekerjaan rangka atap G

    8 Pekerjaan atap (plafond dan genting) H

    9 Pekerjaan saniter dan instalasi I

    10 Pekerjaan plester dalam dan luar J

    11 Peker