analisis penjadwalan pembangunan rumah
DESCRIPTION
civil engineeringTRANSCRIPT
-
ANALISIS PENJADWALAN PEMBANGUNAN RUMAH
T 300/350 DALAM MENGEFISIENKAN WAKTU
PADA CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN
BANDUNG
SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat sidang skripsi
Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
IRMA ROSMAWATI
054010237
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2011
-
ANALISIS PENJADWALAN PEMBANGUNAN RUMAH
T 300/350 DALAM MENGEFISIENKAN WAKTU
PADA CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN
BANDUNG
SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat sidang skripsi
Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan
Bandung, Mei 2011
Mengetahui,
Pembimbing,
Wasito, SE., MSIE
Dekan Fakultas Ekonomi, Ketua Program Studi Manajemen,
Dr. H. R. Abdul Maqin, SE., MP Wasito, SE., MSIE
-
ABSTRAK
CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN dalam melakukan
perencanaan dan penjadwalan hanya berpedoman pada perencanaan yang telah
disusun berdasarkan urutan kegiatan-kegiatan yang dibuat berdasarkan
pengalaman. Perusahaan mempunyai standar khusus yang selalu diikuti dalam
proses pembangunan rumah, meskipun perusahaan telah mengikuti standar-
standar yang ada, namun dari sekian banyak kegiatan-kegiatan, perusahaan masih
melakukan secara acak kegiatan-kegiatan mana saja yang didahulukan proses
pengerjaannya. Dengan adanya masalah tersebut, perusahaan sering mengalami
keterlambatan dalam penyelesaian proyek.
Penyelesaian pembangunan yang dilakukan oleh perusahaan, didapat
waktu penyelesaian proyek pembangunan rumah selama 214 hari sedangkan
dengan menggunakan metode CPM memakan waktu 201 hari. Sehingga dengan
menggunakan network planning perusahaan dapat menghemat waktu selama 13
hari untuk menyelesaikan pembangunan rumah T300/350 atau dengan kata lain
telah terjadi efesiensi waktu dengan menggunakan network planning.
-
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T,
karena berkat rahmat dan karunianya, maka penulis dapat menyelesaikan usulan
penelitian ini dengan judul : ANALISIS PENJADWALAN PEMBANGUNAN
RUMAH TYPE 300/350 DALAM MENGEFISIENKAN WAKTU PADA CV.
ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN BANDUNG.
Usulan penelitian ini disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan
Seminar Usulan Penelitian Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas
Pasundan Bandung.
Dalam menyelesaikan usulan penelitian ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sehubungan dengan itu, dengan segala kerendahan hati pada
kesempatan ini penulis pertama-tama ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Wasito, SE.,MSIE. Selaku dosen pembimbing
yang dengan tulus meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, motivasi,
serta nasehat-nasehat yang sangat berharga bagi penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Kepada semua pihak yang dengan ikhlas telah membantu penulis dalam
menyelesaikan usulan penelitian ini. Tanpa mengurangi rasa hormat, ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada :
-
1. Prof. Dr. H. M. Didi Turmudji, MSi., Selaku Rektor Universitas Pasundan
Bandung.
2. Dr. H. R. Abdul Maqin, SE., MP., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pasundan Bandung.
3. Dr. H. Jaja Suteja, SE., MSi., Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pasundan Bandung.
4. Dr. Atang Hermawan, SE., MSIE., Selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Ekonomi Universitas Pasundan Bandung.
5. Bapak Sadikun Citra Rusmana, SE., Selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Ekonomi Universitas Pasundan Bandung.
6. Wasito, SE., MSIE., Selaku Ketua Jurusan Program Studi Manajemen
Universitas Pasundan Bandung.
7. Dr. Heru Setiawan, SE., MM., Selaku Pjs. Sekretaris Program Studi
Manajemen Universitas Pasundan Bandung.
8. Bapak H. Daddy S. Yudhamanggala, SE., MM., Selaku Dosen Wali yang
senantiasa membimbing, mengarahkan, dan memberikan nasehat kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan di Universitas Pasundan Bandung.
9. Dr. Atty Tri Juniarti, SE., MSi., Selaku Dosen Penguji I dan Bapak Sadikun
Citra Rusmana, SE., Selaku Dosen Penguji II.
10. Segenap Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Pasundan Bandung.
-
11. Kedua orangtua penulis yang senantiasa memberikan doa dan restunya,
ayahanda Asep Saepudin dan ibunda Aneng Maesaroh serta kedua adik
tercinta (Akbar Alamsyah dan M. Lutfi Mubarok).
12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan
usulan penelitian ini.
Semoga Allah S.W.T. memberikan balasan yang berlipat ganda atas semua
bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga usulan penelitian ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis sendiri.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Bandung, Mei 2011
Penulis
-
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ..i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian ............................................................ 1
1.2. Identifikasi Masalah ..4
1.3. Rumusan Masalah .4
1.4. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
1.5. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Kajian Pustaka ................................................................................ 7
2.1.1. Pengertian Manajemen Operasi ........................................... 7
2.1.2. Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek ......................... 8
2.1.2.1. Definisi Proyek ....................................................... 8
2.1.2.2. Definisi Manajemen Proyek ................................... 9
2.1.3. Pengertian penjadwalan Proyek ........................................... 11
2.1.3.1. Macam-macam Metode Penjadwalan Proyek ........ 11
-
2.1.4. Pengertian Efisiensi Waktu ................................................. 13
2.1.5. Pengertian Network Planning ............................................. 13
2.1.6. Manfaat Network Planning ................................................. 14
2.1.7. Kelebihan dan Kekurangan Network Planning ................... 15
2.1.8. Pengertian Aktivitas, Peristiwa dan Lintasan Kritis ........... 17
2.1.9. Simbol-simbol dan Ketentuan dalam Network Planning .... 18
2.1.10. Hubungan Antar Simbol dan Kegiatan .............................. 19
2.1.11. Penentuan Waktu dalam Network Planning ........................ 21
2.1.11.1. Notasi yang Digunakan dalan Network Planning 21
2.1.11.2. Asumsi dalam Melakukan Perhitungan
Penentuan Waktu ................................................. 22
2.1.12. Langkah-langkah dalam Menyusun Network Planning ...... 22
2.1.13. Metode dalam Network Planning ........................................ 23
2.1.14. Persamaan dan Perbedaan CPM dan PERT ........................ 26
2.1.15. Analisa Skala Waktu Optimal Network Planning ............... 27
2.1.16. Perhitungan Kelonggaran Waktu (Float atau Slack) .......... 31
2.2. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian ........................................................................... 37
3.2. Objek Penelitian ............................................................................. 37
3.3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 37
3.4. Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel ........................... 38
-
3.4.1. Definisi Variabel ................................................................... 38
3.4.2. Operasionalisasi Variabel ...................................................... 39
3.5. Metode Analisis ............................................................................. 40
3.6. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 50
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ...50
4.1.2. Struktur Organisasi .51
4.1.3. Waktu Pelaksanaan Pembangunan Rumah di -
CV. AJS DESIGN ....56
4.2. Pembahasan ..61
4.2.1. Tahapan Dalam Analisis Penjadwalan Dengan -
Menggunkan Metode CPM ..61
4.2.1.1. Menginventarisasi Kegiatan-Kegiatan Proyek 61
4.2.1.2. Menyusun Hubungan Antar Kegiatan Proyek .62
4.2.1.3. Menyusun network diagram yang -
menghubungkan semua kegiatan ......64
4.2.1.4. Menetapkan waktu untuk setiap kegiatan -
dan menyusunnya kedalam network diagram ..64
4.2.1.5. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) pada
network diagram ...66
4.3. Perbandingan Analisis dan Efisiensi Waktu Pembangunan Rumah 81
-
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ..83
5.2. Saran .84
DAFTAR PUSTAKA .86
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
-
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Hal
2.1. Hubungan antar kegiatan ...20
2.2. Initial event pada hari ke-nol .....28
2.3. Merge event ...28
2.4. Saat paling lambat memulai aktivitas ....30
2.5. Burst Event ....30
2.6. Paradigma penelitian .................36
3.1. Diagram Jaringan Awal .....43
3.2. Network Awal Proyek Disertai Kurun Waktu ...44
3.3. Network Diagram Dengan Perhitungan Maju ...45
3.4. Network Diagram Dengan Perhitungan Mundur ...46
3.5. Network Diagram Dengan Perhitungan Maju dan Mundur -
Serta Penentuan Lintasan Kritis ........49
4.1. Struktur Organisasi CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN...53
4.2. Diagram Jaringan Awal Untuk Menunjukan Hubungan Antar Kegiatan 64
4.3. Network Awal Proyek Disertai Kurun Waktu ..65
4.4. Network Diagram Dengan Perhitungan Maju ...70
4.5. Network Diagram Dengan Perhitungan Mundur ..74
4.6. Network Diagram Dengan Perhitungan Maju dan Mundur -
Serta Penentuan Lintasan Kritis ....80
-
DAFTAR TABEL
No. Judul Hal
3.1. Operasionalisasi Variabel 39
3.2. Daftar Kegiatan Pemasangan Instalasi Pengolahan Air ..42
3.3 . Daftar Kegiatan-kegiatan dan Prasyarat Kegiatan ..43
3.4. Kegiatan-keigiatan yang Disertai Kurun Waktu .44
3.5. Informasi Network ...48
4.1. Daftar Uraian Kegiatan-kegiatan Proyek di CV. AJS DESIGN...60
4.2. Daftar Kegiatan Proyek 62
4.3. Daftar Uraian Kegiatan-kegiatan dan Kegiatan Sebelumnya ..63
4.4. Kegiatan-Kegiatan yang Disertakan Kurun Waktu .65
4.5. Daftar Waktu Mulai dan Waktu Selesai Kegiatan Proyek
Dengan Perhitungan Maju ...70
4.6. Daftar Waktu Mulai dan Waktu Selesai Kegiatan Proyek
Dengan Perhitungan Mundur ...74
4.7. Tabel Informasi Network .79
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan jasa konstruksi saat ini di Indonesia sudah mulai
berkembang, di tandai dengan banyaknya pembangunan-pembangunan. Dalam
bidang konstruksi, penjadwalan sangat penting karena penjadwalan merupakan
acuan dalam penyelenggaraan proyek, sekaligus sebagai landasan pengawasan
pelaksanaan proyek yang bersangkutan, karena penjadwalan menetapkan waktu
dan urutan dari bermacam-macam tahapan, keterkaitan antara satu aktivitas
dengan aktivitas lain.
Proyek merupakan kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka
waktu terbatas, dengan alokasi sumberdaya tertentu dan bertujuan untuk
melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Kegiatan
proyek dalam proses mencapai hasil akhirnya dibatasi oleh waktu dan biaya.
Proyek sifatnya dinamis, tidak rutin, multi kegiatan dengan intensitas yang
berubah-ubah, serta memiliki siklus yang pendek, aktivitasnya ditentukan dengan
jelas kapan dimulai dan kapan berakhir, serta adanya pembatasan dana untuk
menjalankan aktivitas proyek tersebut.
CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN merupakan perusahaan
yang bergerak di bidang konstruksi. Sistem pembangunan pada CV. ASEP
JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN ada dua macam, diantaranya yaitu: sistem
1 perusahaan hanya melaksanakan pembangunan sedangkan kebutuhan belanja
-
barang dan upah pekerja dilakukan oleh pemilik (owner), sistem 2: owner atau
pemilik menyerahkan sepenuhnya kepada perusahaan baik kebutuhan barang
maupun upah pekerja yang berhubungan dengan proyek tersebut dengan harga
yang telah disepakati bersama.
Dalam menjalankan usahanya, CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS)
DESIGN belum menggunakan metode-metode khusus dalam merencanakan
waktu yang dibutuhkan. Selama ini perusahaan dalam menentukan waktu yang
dibutuhkan hanya berpedoman pada perencanaan yang telah disusun berdasarkan
urutan kegiatan-kegiatan yang dibuat berdasarkan pengalaman. Perusahaan
mempunyai standar khusus yang selalu diikuti dalam proses pembangunan rumah,
meskipun perusahaan telah mengikuti standar-standar yang ada, namun dari
sekian banyak kegiatan-kegiatan, perusahaan masih melakukan secara acak
kegiatan-kegiatan mana saja yang didahulukan proses pengerjaannya . Dengan
adanya masalah tersebut, perusahaan sering mengalami keterlambatan dalam
penyelesaian proyek, selain itu juga menyebabkan kerugian yang tidak sedikit
baik bagi pelaksana maupun pemilik proyek. Hal ini juga akan berdampak buruk
bagi perusahaan, diantaranya memperburuk image perusahaan yang terkesan tidak
mampu menyelesaikan proyek sesuai kontrak yang telah disepakati. Untuk
mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu perencanaan, penjadwalan,
dan pengawasan yang matang dan baik, sehingga proyek dapat dilaksanakan
dengan waktu yang efisien.
Penjadwalan disusun untuk menjadi acuan dalam penyelenggaraan proyek
sekaligus sebagai landasan pengawasan pelaksanaan proyek yang bersangkutan.
-
Penjadwalan menetapkan waktu dan urutan dari bermacam-macam tahapan,
keterkaitan satu aktivitas dengan aktivitas lain. Secara umum teknik dalam
penjadwalan proyek dapat dikelompokan ke dalam dua metode, yaitu bagan
balok/Gant chart dan perencanaan jaringan kerja/ network planning.
Metode Gant chart merupakan metode yang relatif sederhana, mudah
dimengerti, mudah pembuatannya, dan mudah untuk digunakan dalam memantau
perkembangan proyek. Namun, metode Gant chart memiliki beberapa kelemahan,
antara lain tidak dapat menunjukan kegiatan apa saja yang merupakan kegiatan
kritis dan tidak secara langsung dapat menunjukan hubungan antar kegiatan,
sehingga apabila suatu kegiatan mengalami penundaan maka akan sulit untuk
mengetahui kegiatan berikut apa yang akan terpengaruh, dan bagaimana
dampaknya terhadap waktu selesainya proyek.
Metode network planning merupakan salah satu teknik manajemen yang
dapat digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan
pengendalian proyek. Terdapat dua teknik dasar yang biasa digunakan dalam
network planning, yaitu metode lintasan kritis/Critical Path Method (CPM) dan
teknik menilai dan meninjau kembali program/Program Evaluation Review and
Technique (PERT). CPM (Critical Path Method) adalah metode yang berorientasi
pada waktu yang mengarah pada penentuan jadwal dan estimasi waktunya bersifat
deterministik/pasti. Sedangkan PERT (Program Evaluation Review and
Technique) adalah metode yang berorientasi pada waktu yang mengarah pada
penentuan jadwal dan waktunya bersifat probabilistik/kemungkinan. Dalam
penelitian ini digunakan metode CPM (Critical Path Method). Alat ini diharapkan
-
dapat dipakai untuk mengontrol koordinasi berbagai kegiatan dalam suatu
pekerjaan sehingga proyek dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang tepat,
juga dapat membantu perusahaan dalam membuat perencanaan, penjadwalan dan
pengawasan proyek dengan waktu yang lebih efisien.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik mengadakan
penelitian dengan judul ANALISIS PENJADWALAN PEMBANGUNAN
RUMAH TYPE 300/350 DALAM MENGEFISIENKAN WAKTU PADA CV.
ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN BANDUNG.
1.2. Identifikasi Masalah
Pada CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN masalah yang
sering dihadapi yaitu perusahaan sering mengalami keterlambatan dalam
penyelesaian proyek, itu dikarenakan dari sekian banyak kegiatan-kegiatan,
perusahaan masih melakukan secara acak kegiatan-kegiatan mana saja yang
didahulukan proses pengerjaannya. Dengan adanya masalah tersebut,
menyebabkan kerugian yang tidak sedikit baik bagi pelaksana maupun pemilik
proyek. Hal ini juga akan berdampak buruk bagi perusahaan, diantaranya
memperburuk image perusahaan yang terkesan tidak mampu menyelesaikan
proyek sesuai kontrak yang telah disepakati. Untuk mengatasi masalah tersebut,
maka diperlukan suatu perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan yang matang
dan baik, sehingga proyek dapat dilaksanakan dengan waktu yang efisien.
-
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana penjadwalan pembangunan rumah T 300/350 pada CV. ASEP
JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN Bandung.
2. Sejauh mana pengaruh penjadwalan dengan metode CPM (Critical Path
Method) dapat mengefisienkan waktu untuk proyek pembangunan rumah
T 300/350 pada CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN
Bandung.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
mengkaji:
1. Penjadwalan pembangunan rumah T 300/350 pada CV. ASEP
JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN Bandung.
2. Pengaruh penjadwalan dengan metode CPM (Critical Path Method) dapat
mengefisienkan waktu untuk proyek pembangunan rumah T 300/350 pada
CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN Bandung.
1.5. Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian yang dilakukan, penulis berharap dapat
memberikan sumbangan yang berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan, baik
-
bagi perusahaan, bagi masyarakat dilingkungan perguruan tinggi, maupun bagi
penulis sendiri.
1. Bagi penulis
Diharapkan dapat menambah wawasan, sehingga dalam kenyataannya
dilapangan atau setelah bekerja dapat bermanfaat, selain itu juga bagi diri
sendiri ketika akan membangun rumah pribadi sehingga mengetahui
aktivitas-aktivitas apa saja yang dilakukan sampai penyelesaian proyek.
2. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
untuk dijadika sebagai bahan masukan dan saran yang bermanfaat, dalam
hal pertimbangan melakukan perencanaan dan pengendalian suatu proyek
dalam meningkatkan efisiensi waktu.
3. Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan dan
dapat menjadi bahan referensi khususnya mengenai network planning bagi
mereka yang membutuhkan.
-
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Kajian Pustaka
Pada kajian pustaka ini, penulis akan mengemukakan teori-teori yang
berhubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi. Seperti yang telah penulis
paparkan pada bab sebelumnya, bahwa permasalahan yang akan diteliti ini adalah
hal-hal yang berkenaan dengan network planning. Kajian pustaka ini akan penulis
jadikan landasan teoritis dalam melaksanakan penelitian.
2.1.1. Pengertian Manajemen Operasi
Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan membutuhkan suatu sistem
yang dapat mengelola sumber-sumber daya yang ada, agar dapat menghasilkan
sesuatu yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Manajemen operasi merupakan
suatu sistem yang mengelola sumber-sumber daya tersebut.
Berikut ini dijelaskan pengertian-pengertian Manajemen Operasi yang
dikemukakan oleh para ahli, antara lain;
Menurut Jay Heizer and Barry Render (2008:4)
Operations management is the set of activities that creates value in the
form of goods and services by transforming inputs into outputs.
-
Yang artinya:
Manajemen operasi adalah sekumpulan kegiatan yang membuat barang
dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran
Menurut Chase, Jacobs, Aquilano (2007:9)
Operations management is defined as the design, operation and
improvement of the system that create and deliver the firms primary
products and services
Yang artinya:
Manajemen Operasi didefinisikan sebagai desain, operasi dan
pengembangan dari sistem penciptaan dan penyampaian produk dan jasa
utama dari suatu perusahaan
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, manajemen operasi
adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan perbaikan dari
sistem untuk mengolah sumber daya-sumber daya yang ada secara efisien untuk
mencapai tujuan utama.
2.1.2. Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek
2.1.2.1. Definisi Proyek
Aktivitas perusahaan sangatlah bermacam-macam, namun ada aktivitas
yang kegiatannya hanya berlangsung sekali dimana dalam aktivitas tersebut
memiliki saat awal dan saat akhir. Kegiatan yang seperti itulah yang dinamakan
-
proyek. Pengertian proyek dapat dilihat dari beberapa pengertian yang
dikemukakan oleh para ahli, antara lain;
Menurut Eddy Herjanto (2003:329), mendefinisikan bahwa:
Proyek meliputi tugas-tugas tertentu yang dirancang secara khusus
dengan hasil dan waktu yang telah ditentukan terlebih dahulu dan dengan
keterbatasan sumber daya
Sedangkan menurut Lalu Sumayang (2003:149)
Proyek adalah satu rangkaian aktivitas yang dilaksanakan satu kali dalam
jadwal waktu yang pasti dan terperinci.
Dari pengetian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa proyek
merupakan kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas,
dengan alokasi sumberdaya tertentu dan bertujuan untuk melaksanakan tugas yang
sasarannya telah digariskan dengan jelas. Kegiatan proyek dalam proses mencapai
hasil akhirnya dibatasi oleh waktu dan biaya. Proyek sifatnya dinamis, tidak rutin,
multi kegiatan dengan intensitas yang berubah-ubah, serta memiliki siklus yang
pendek, aktivitasnya ditentukan dengan jelas kapan dimulai dan kapan berakhir,
serta adanya pembatasan dana untuk menjalankan aktivitas proyek tersebut.
2.1.2.2. Definisi Manajemen Proyek
Dalam suatu proyek agar proyek tersebut dapat berjalan dengan baik dan
selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dibutuhkan suatu sistem yang
dapat menjaga agar suatu kerjasama yang berjalan dengan baik itulah dibutuhkan
-
suatu sistem yang disebut manajemen proyek. Berikut ini dijelaskan pengertian-
pengertian Manajemen Proyek yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain;
Menurut Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin (2007:60)
Manajemen proyek adalah proses merencanakan, mengorganisir,
memimpin, dan mengendalikan kegiatan personil serta sumber daya lain
untuk menangani dan menyelesaikan pembuatan suatu produk baru, atau
suatu bisnis baru sebuah perusahaan yang harus diselesaikan dalam waktu
tertentu yang disesuaikan dengan spesifikasi pesanan pelanggan atau
manajemen pelanggan.
Menurut Chase, Jacobs, Aquilano (2007:58)
Project management can be defined as planning, directing, a controlling
resources (people, equipment, material) to meet the technical, cost, and
time constrains of the project
Yang artinya:
Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai perencanaan, pengarahan,
dan pengaturan sumber daya (manusia, peralatan, bahan baku) untuk
mempertemukan bagian teknik, biaya, dan waktu suatu proyek.
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan
mengkoordinasikan serta mengawasi kegiatan dalam proses sedemikian rupa
hingga sesuai dengan jadwal, waktu dan anggaran yang telah ditetapkan.
-
2.1.3. Pengertian Penjadwalan Proyek
Menurut Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin (2007:66),
mengatakan bahwa:
Penjadwalan proyek disusun untuk menjadi acuan dalam penyelenggaraan
proyek, sekaligus sebagai landasan pengawasan pelaksanaan proyek yang
bersangkutan. Penjadwalan menetapkan waktu dan urutan dari bermacam-
macam tahapan, keterkaitan satu aktivitas dengan aktivitas lain.
Menurut Manahan P. Tampubolon (2004:233), menjelaskan bahwa:
Penjadwalan proyek merupakan sesuatu yang lebih spesifik dan menjadi
bagian dari perencanaan proyek. Penjadwalan proyek dicantumkan tentang
penetapan waktu, tahapan pelaksanaan kegiatan-kegiatan seperti yang telah
direncanakan semula.
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penjadwalan
adalah menetapkan waktu dan urutan dari bermacam-macam tahapan, keterkaitan
satu aktivitas dengan aktivitas lain, jadwal dimulai dengan menggambarkan
kerangka jaringan dengan daftar perincian aktivitas yang biasa disebut dengan
rincian pekerjaan, disamping itu jadwal juga dilengkapi dengan daftar personel
pelaksana dan daftar aktivitas.
2.1.3.1. Macam-macam Metode Penjadwalan Proyek
Menurut Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin (2007:66),
secara umum ada dua metode penjadwalan proyek yaitu:
-
1. Metode Gant chart
Metode Gant chart, merupakan metode yang relatif sederhana, mudah
dimengerti, mudah pembuatannya, dan mudah untuk digunakan dalam
memantau perkembangan proyek. Namun, metode Gant chart memiliki
beberapa kelemahan, antara lain tidak dapat menunjukan kegiatan apa saja
yang merupakan kegiatan kritis dan tidak secara langsung dapat menunjukan
hubungan antar kegiatan, sehingga apabila suatu kegiatan mengalami
penundaan maka akan sulit untuk mengetahui kegiatan berikut apa yang akan
terpengaruh, dan bagaimana dampaknya terhadap waktu selesainya proyek.
2. Metode network planning
Metode network planning, merupakan salah satu teknik manajemen
yang dapat digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan
pengendalian proyek. Terdapat dua teknik dasar yang biasa digunakan dalam
network planning, yaitu metode lintasan kritis/Critical Path Method (CPM)
dan teknik menilai dan meninjau kembali program/Program Evaluation
Review and Technique (PERT). CPM (Critical Path Method) adalah metode
yang berorientasi pada waktu yang mengarah pada penentuan jadwal dan
estimasi waktunya bersifat diterministik/pasti. Sedangkan PERT (Program
Evaluation Review and Technique) adalah metode yang berorientasi pada
waktu yang mengarah pada penentuan jadwal dan waktunya bersifat
probabilistik/kemungkinan.
-
2.1.4. Pengertian Efisiensi Waktu
Menurut Abdurahmat (2001:92), menjelaskan bahwa:
Efsiensi waktu adalah pemanfaatan sumber daya, sarana prasarana dalam
jumlah tertentu yang ditetapkan sebelumnya dalam waktu yang tepat.
Sedangkan menurut Mulyadi (2000:3), menjelaskan bahwa:
Efisiensi waktu adalah tingkat kehematan dalam hal waktu saat
pelaksanaan hingga proyek itu selesai.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa efisiensi waktu
adalah pemanfaatan waktu secara optimal dalam menjalankan kegiatan dimulai
dari waktu saat pelaksanaan hingga proyek selesai.
2.1.5. Pengertian Network Planning
Untuk menyelesaikan suatu proyek, perusahaan harus mempunyai
perencanaan serta penjadwalan yang tepat. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul pada
saat proses penyelesaian. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menghindari atau mengatasi permasalahn keterlambatan tersebut adalah dengan
menggunakan network planning.
Menurut Eddy Harjanto (2003:338), menjelaskan bahwa:
Perencanaan jaringan kerja (network planning) adalah salah satu model
yang banyak digunakan dalam menyelenggarakan proyek, yang produknya
berupa informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada didalam diagram
jaringan kerja yang bersangkutan.
-
Sedangkan menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati
(2006:176), mengatakan bahwa:
Network planning merupakan gambaran rencana yang memperlibatkan
seluruh aktivitas yang terdapat didalam proyek serta logika ketergantungan
ntara satu dengan lain
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Network
planning merupakan suatu model yang digunakan dalam penyelenggaraan proyek
yang memberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan yang digambarkan dalam
sebuah jaringan (network). Dalam jaringan tersebut dapat dilihat ketergantungan
antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya.
2.1.6. Manfaat Network Planning
Setiap metode yang digunakan untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan khususnya yang terdapat di manajemen operasi, tentunya
mempunyai manfaat yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Sama
halnya dengan network planning yang dapat membantu di dalam perencanaan dan
penjadwalan.
Menurut T. Hani Handoko (2000:402), manfaat network planning bagi suatu
proyek antara lain :
1. Perencanaan suatu proyek yang kompleks.
2. Schedulling pekerjaan-pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang
praktis dan efisien.
3. Mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang tersedia.
-
4. Schedulling ulang untuk mengatasi hambatan-hambatan dan
keterlambatan-keterlambatan.
5. Menentukan trade-off (kemungkinan pertukaran) antara waktu dan biaya.
6. Menentukan probabilitas penyelesaian suatu proyek tertentu.
Sedangkan menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005:81), network
planning sangat penting karena dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan berikut ini:
1. Berapa keseluruhan umur proyek.
2. Kegiatan-kegiatan mana saja yang bila terlambat dalam penyelesaiannya
akan mengakibatkan penundaan pada keseluruhan proyek.
3. Kegiatan-kegiatan mana saja yang tidak kritis, yang dapat dilakukan
penundaan pada pengerjaannya tanpa membuat penundaan pada
keseluruhan proyek.
4. Berapa besar kemungkinan proyek dapat diselesaikan pada tanggal
tertentu.
5. Apa yang harus dilakukan untuk mempersingkat penyelesaian proyek
dengan biaya yang seminimal mungkin.
2.1.7. Kelebihan dan Kekurangan Network Planning
Meskipun network planning merupakan metode yang banyak digunakan
didalam penjadwalan serta perencanaan, tetapi metode ini masih mempunyai
beberapa kekurangan. Menurut Jay Heizer dan Berry Render (2005:104),
kelebihan dan kekurangan dari metode network planning antara lain:
-
a. Kelebihan:
1. Sangat berguna terutama saat menjadwalkan dan mengendalikan proyek
besar
2. Konsep yang lugas atau secara langsung (straight forward) dan tidak
memerlukan perhitungan yang matematis dan rumit
3. Jaringan grafis membantu melihat hubungan antar kegiatan proyek secara
cepat
4. Analisis jalur kritis dan waktu slack membantu menunjukan kegiatan yang
perlu diperhatikan lebih dekat
5. Dokumentasi proyek dan gambar menunjukan siapa yang bertanggung
jawab untuk kegiatan yang beragam
6. Dapat diterapkan untuk proyek yang bervariasi
7. Berguna dalam mengawasi jadwal dan biaya.
b. Kekurangan:
1. Kegiatan-kegiatan proyek harus ditentukan secara jelas dan hubungannya
harus bebas dan stabil
2. Hubungan pendahulu harus dijelaskan dan dijaringkan bersama-sama
3. Perkiraan waktu cenderung subyektif dan bergantung pada kejujuran para
manajer yang takut akan bahaya terlalu optimis atau tidak cukup pesimis
4. Ada bahaya terselubung dengan terlalu banyaknya penekanan pada jalur
terpanjang atau kritis.
-
2.1.8. Pengertian Aktivitas, Peristiwa dan Lintasan Kritis
Jaringan kerja atau network planning merupakan suatu rangkaian aktivitas
yang berkaitan dalam menghasilkan barang atau jasa, yang terarah pada usaha
pencapaian tujuan. Terdapat dua hal penting yang perlu diperhatikan didalam
network planning, yaitu aktivitas dan peristiwa.
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005:80)
Aktivitas adalah salah satu unsur dari suatu proyek yang biasanya
digambarkan sebagai anak panah dalam suatu network
Menurut Pangestu Subagyo, Marwan Asri, dan T. Hani Handoko
(2000:120)
Events atau peristiwa adalah permulaan atau akhir dari suatu kegiatan
Selain aktivitas dan peristiwa, hal lain yang perlu diperhatikan adalah
lintasan kritis. Lintasan ini lebih mengarahkan perhatian manajemen pada situasi
yang penting, memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan yang dapat
mempercepat penyelesaian seluruh rangkaian kegiatan.
Menurut Eddy Herjanto (2003:348)
Lintasan kritis merupakan lintasan dengan jumlah waktu yang paling
lama dibandingkan dengan semua lintasan lain yang mungkin. Jumlah
waktu pada lintasan kritis sama dengan umur proyek.
Dalam network planning, apabila terjadi penundaan pada lintasan atau
kegiatan kritis maka akan menyebabkan terjadinya penundaan penyelesaian pada
seluruh rangkaian proyek atau produksi. Sehingga dengan adanya lintasan kritis,
-
akan membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan memfokuskan pengerjaan
pada kegiatan-kegiatan yang memerlukan perhatian khusus.
2.1.9. Simbol-simbol dan Ketentuan dalam Network Planning
Network diagram merupakan visualisasi proyek atau produksi berdasarkan
network planning. Network diagram berupa jaringan kerja yang berisi lintasan-
lintasan kegiatan dan urutan-urutan peristiwa yang ada selama penyelenggaraan
proyek atau penyelesaian produksi.
Untuk dapat membaca dengan baik suatu diagram jaringan kerja perlu
dijelaskan pengertian dasar hubungan antarsimbol yang ada. Menurut Tjutju
Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006:177), adapun simbol-simbol yang
digunakan dalam network planning adalah sebagai berikut:
1. Anak Panah (arrow)
Menyatakan sebuah kegiatan atau aktivitas. Kegiatan disini didefinisikan sebagai
hal yang memerlukan duration (jangka waktu tertentu) dalam pemakaian sejumlah
reseources (sumber tenaga, peralatan, material, biaya). Baik panjang maupun
kemiringan anak panah ini sama sekali tidak mempunyai arti. Jadi, tidak perlu
menggunakan skala. Kepala anak panah menjadi pedoman arah tiap kegiatan,
yang menunjukan bahwa suatu kegiatan dimulai dari permulaan dan berjalan maju
sampai akhir dengan arah dari kiri ke kanan.
2. Lingkaran kecil (node)
Menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa atau event. Kejadian (event) disini
didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau beberapa kegiatan.
-
3. Anak panah terputus-putus
Menyatakan kegiatan semu atau dummy. Dummy disini berguna untuk membatasi
mulainya kegiatan. Seperti halnya kegiatan biasa, panjang dan kemiringan dummy
ini juga tidak berarti apa-apa sehingga tidak perlu berskala. Bedanya dengan
kegiatan biasa ialah bahwa dummy tidak mempunyai duration (jangka waktu
tertentu) karena tidak memakai atau menghabiskan sejumlah reseources (sumber
tenaga, peralatan, material, biaya).
Dalam pelaksanaannya, symbol-simbol ini digunakan dengan mengikuti
aturan-aturan sebagai berikut:
1. Diantara dua event yang sama, hanya boleh digambarkan satu anak panah.
2. Nama atau aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor event.
3. Aktivitas harus mengalir dari event bernomor rendah ke event bernomor
tinggi.
4. Diagram hanya memiliki sebuah initial event dan sebuah terminal event.
2.1.10. Hubungan Antar Simbol dan Kegiatan
Untuk dapat menggambar dan membaca network diagram yang
menyatakan logika ketergantungan, perlu diketahui hubungan antar simbol dan
kegiatan yang ada dalam sebuah proyek atau penyelesaian produksi tersebut.
Adapun hubungan atau ketergantungan antar simbol dan kegiatan menurut
Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006:178), yaitu:
-
Gambar 2.1
Hubungan antar kegiatan
Keterangan gambar :
1. Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapat dimulai.
2. Jika kegiatan C, D dan E harus selesai sebelum kegiatan F dapat di mulai.
3. Jika kegiatan G dan H harus selesai sebelum kegiatan I dan J.
4. Jika kegiatan K dan L harus selesai sebelum kegiatan M dapat dimulai, tetapi
N sudah boleh dimulai bila kegiatan L sudah selesai.
5. Jika kegiatan P, Q dan R mulai dan selesai pada lingkaran kejadian yang sama.
6. Karena gambar 5 berarti bahwa kegiatan (31,32) itu adalah kegiatan P atau Q
atau R. Untuk membedakan ketiga kegiatan itu maka masing-masing harus
-
menggunakan dummy. Dalam hal ini tidak menjadi persoalan dimana saja
diletakannya dummy - dummy tersebut, pada permulaan ataupun pada akhir
kegiatan-kegiatan tersebut.
2.1.11. Penentuan Waktu dalam Network Planning
Setelah network suatu proyek dapat digambarkan, langkah berikutnya
adalah mengestimasi waktu yang diperlukan untuk masing-masing aktivitas, dan
menganalisis seluruh diagram network untuk menentukan waktu terjadinya
masing-masing kejadian (event).
2.1.11.1. Notasi yang digunakan dalam Network Planning
Untuk memudahkan perhitungan penentuan waktu ini digunakan notasi-
notasi sebagai berikut:
TE = earliest event occurrence time, yaitu saat tercepat terjadinya event
TL = latest event occurrence time, yaitu saat paling lambat terjadinya event
ES = earliest activity start time, yaitu saat tercepat dimulainya aktivitas
EF = earliest activity finish time, yaitu saat tercepat diselesaikannya aktivitas
LS = latest activity start time, yaitu saat paling lambat dimulainya aktivitas
LF = latest activity finish time, yaitu saat paling lambat diselesaikannya aktivitas
t = activity duration time, yaitu waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas
(biasa dinyatakan dalam hari)
S = total slack/total float
SF = free slack/free float
-
2.1.11.2. Asumsi dalam Melakukan Perhitungan Penentuan Waktu
Dalam melakukan perhitungan penentuan waktu ini digunakan tiga buah
asumsi dasar, yaitu:
1. Proyek hanya memiliki satu initial event dan satu terminal event.
2. Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol.
3. Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah TL = TE untuk event ini.
2.1.12. Langkah-langkah dalam Menyusun Network Planning
Untuk dapat menggunakan network planning didalam perencanaan,
penjadwalan serta pengawasan suatu proyek ataupun produksi, perusahaan perlu
mengikuti langkah-langkah penyusunan serta sistematika. Adapun sistematika
lengkap dalam penyusunan network planning atau jaringan kerja menurut Jay
Heizer dan Barry Render (2005:509) adalah :
1. Menginventarisasi kegiatan-kegiatan
Pada langkah ini, dilakukan pengkajian dan pengidentifikasian lingkup
proyek, menguraikan dan memecahkannya menjadi kegiatan-kegiatan atau
kelompok kegiatan yang merupakan komponen proyek.
2. Menyusun hubungan antar kegiatan
Pada langkah kedua ini adalah menyusun kembali kegiatan menjadi mata
rantai, urutan sesuai dengan logika ketergantungan dalam network planning,
mata rantai urutan kegiatan yang sesuai dengan logika ketergantungan
merupakan dasar pembangunan network planning, sehingga diketahui urutan
-
kegiatan dari awal di mulainya proyek sampai dengan selesainya proyek
secara keseluruhan.
3. Menyusun network diagram yang menghubungkan semua kegiatan.
Pada langkah ini, hubungan kegiatan yang telah disusun pada butir kedua,
disusun menjadi mata rantai dengan urutan yang sesuai dengan logika
ketergantungan.
4. Menetapkan waktu untuk setiap kegiatan dan menyusunnya kedalam network
diagram
Memberikan kurun waktu bagi masing-masing kegiatan yang dihasilkan
menyesuaikan lingkup proyek, seperti pada langkah pertama. Setelah
penyusunan perkiraan kurun waktu untuk masing-masing kegiatan selesai,
maka tahap selanjutnya adalah menggambarkan jaringan yang dapat
menghubungkan keseluruhan kegiatan yang akan dilaksanakan. Hubungan
tersebut digambarkan dalam sebuat network diagram.
5. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) pada network diagram
Dari network diagram yang disusun pada langkah ketiga, dilakukan
perhitungan maju dan perhitungan mundur. Dari kedua perhitungan tersebut
dihitung float dan diidentifikasi jalur kritisnya.
2.1.13. Metode dalam Network Planning
Fungsi perencanaan, pengoordinasian serta pengendalian mempunyai
peran penting bagi setiap usaha, dimana fungsi-fungsi tersebut diperlukan dalam
usaha pencapaian tujuan. Metode yang digunakan dalam usaha pencapaian tujuan
-
tersebut berbeda-beda karena disesuaikan dengan keadaan masing-masing tempat
usaha/perusahaan.
Dalam network planning terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan
sesuai dengan kondisi perusahaan. Teknik yang sangat luas pemakaiannya adalah
metode jalur kritis (critical path method/ CPM) dan teknik menilai dan meninjau
kembali (program evaluation and review technique / PERT)
a. CPM (critical path method)
CPM (critical path method) yang dikenal pula sebagai jalur kritis,
dikembangkan oleh J.E Kelly dari perusahaan Remington Rand dan M.R Walker
dari DuPont dalam rangka mengembangkan suatu sistem kontrol manajemen.
Sistem ini dimaksudkan untuk merencanakan dan mengendalikan sejumlah besar
kegiatan yang memiliki ketergantungan yang kompleks dalam masalah desain dan
konstruksi.
Menurut Lalu Sumayang (2003:162)
CPM (critical path method) merupakan suatu keseimbangan antara
waktu dan biaya, sehingga CPM merupakan penjadwalan proyek dengan
menggunakan fungsi waktu dan biaya
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005:87) dalam proses
identifikasi jalur kritis, terdapat beberapa notasi-notasi yang digunakan dalam
CPM yaitu ;
- Mulai terdahulu (earlies start ES), adalah waktu terdahulu suatu
kegiatan dapat dimulai, dengan asumsi semua pendahulu sudah selesai.
-
- Selesai terdahulu (earliest finish EF) adalah waktu terdahulu suatu
kegiatan dapat selesai
- Mulai terakhir (latest start LS) adalah waktu terakhir suatu kegiatan
dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan
proyek.
b. PERT (program evaluation and review technique)
PERT (program evaluation and review technique) atau lebih dikenal
dengan teknik penelitian kembali, pertama kali dikembangkan pada tahun 1958
oleh Booz, Allen dan Hamilton untuk U.S Navy (Angkatan Laut Amerika
Serikat).
Menurut Lalu Sumayang (2003:160)
PERT adalah metode jaringan yang mempunyai tiga perkiraan waktu
yaitu perkiraan waktu paling optimis, waktu paling tepat dan waktu paling
pesimis.
Ketiga perkiraan waktu tersebut menurut Jay Heizer dan Barry Render
(2005:94), yaitu ;
- Waktu yang paling optimis (Wo) merupakan kemungkinan waktu
penyelesaian yang paling pendek, jika semua pekerjaan berjalan dengan
lancar.
- Waktu yang paling pesimis (Wp) merupakan kemungkinan waktu
penyelesaian yang paling panjang, dengan memperhitungkan
kemungkinan-kemungkinan penundaan.
-
- Waktu normal (Wn) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian
sebagaimana mestinya.
Perbedan antara ketiga jenis waktu tersebut merupakan pengukuran
relative terhadap ketidakpastian dari setiap kegiatan.
2.1.14. Persamaan dan Perbedaan CPM dan PERT
CPM (critical path method) dan PERT (program evaluation review
technique) keduanya merupakan teknik yang terdapat didalam network planning.
Kedua teknik tersebut dapat digunakan dalam penyelenggaraan proyek ataupun
produksi, dimana penggunaannya disesuaikan dengan kondisi perusahaan.
Terdapat persamaan dan perbedaan yang mendasar diantara CPM (critical
path method) dan PERT (program evaluation review technique). Menurut Eddy
Herjanto (2004:339), persamaan dan perbedaan kedua teknik tersebut adalah:
a. Persamaan CPM dan PERT
1. Sama-sama merupakan teknik yang paling banyak digunakan dalam
menentukan perencanaan, pengendalian dan pengawasan proyek.
2. Keduanya menggambarkan kegiatan-kegiatan dari suatu proyek dalam
suatu jaringan kerja.
3. Keduanya dapat dilakukan berbagai analisis untuk membantu manajer
dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan waktu, biaya, atau
penggunaan sumber daya.
b. Perbedaan CPM dan PERT
-
1. CPM menggunakan satu jenis waktu untuk taksiran waktu kegiatan,
sedangkan PERT menggunakan tiga jenis waktu yaitu waktu paling
optimis, waktu paling tepat dan waktu pesimis.
2. CPM menganggap proyel terdiri dari kegiatan-kegiatan yang membentuk
satu atau beberapa lintasan, sedangkan PERT menganggap proyek terdiri
dari peristiwa yang susul menyusul.
3. CPM menggunakan pendekatan yang menggunakan anak panah sebagai
representasi dari kegiatan, sedangkan PERT menggunakan pendekatan
lingkaran atau node sebagai simbol kegiatan.
2.1.15. Analisa Skala Waktu Optimal Network Planning
Salah satu hal penting didalam analisa proyek adalah mengetahui kapan
proyek tersebut dapat diselesaikan. Untuk menjawab hal tersebut, perlu diketahui
terlebih dahulu waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan,
hubungannya dengan kegiatan lain dan kapan kegiatan tersebut dimulai dan
berakhir.
Setelah hal-hal tersebut diketahui, langkah selanjutnya adalah melakukan
perhitungan-perhitungan, adapun cara perhitungan yang harus dilakukan terdiri
atas dua cara yaitu perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan
mundur (backward computation). Sehingga dengan dilakukannya kedua
perhitungan tadi dapat diketahui jalur kritis dan juga kapan proyek atau produksi
tersebut dapat diselesaikan.
-
a. Perhitungan Maju (Forward Computation)
Perhitungan maju merupakan perhitungan bergerak mulai dari initial event
menuju terminal event. Maksudnya ialah menghitung saat yang paling cepat
terjadinya event dan saat paling cepat dimulainya serta diselesaikannya aktivitas-
aktivitas. Menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006:182-
184), terdapat tiga langkah yang dilakukan di dalam perhitungan maju, yaitu :
1. Saat tercepat terjadinya initial event ditentukan pada hari ke-nol sehingga
untuk initial event berlaku TE = 0.
2. Jika initial event terjadi pada hari yang ke-nol maka,
Gambar 2.2
Initial event pada hari ke-nol
ES(ij) = TE(j) = 0
EF(ij) = ES(Ij) + t(ij) = TE(i) + t(Ij)
3. Event yang menggambarkan beberapa aktivitas (merge event)
Gambar 2.3
Merge event
-
Sebuah event hanya dapat terjadi jika aktivitas-aktivitas yang
mendahuluinya telah diselesaikan. Maka saat paling cepat terjadi sebuah event
sama dengan nilai terbesar dari saat tercepat untuk menyelesaikan aktivitas-
aktivitas yang berakhir pada event tersebut.
TE(j) = maks(EF(i1j), EF(i2j),...,EF(inj)
Rumus:
ES(i,j) = TE(j) =0
EF(i,j) = ES(i,j)+ t(i,j)
=TE(i) + t(i,j)
Dimana :
ES = Saat tercepat dimulainya aktivitas
TE = Saat tercepat terjadinya event
EF = Saat tercepat diselesaikannya aktivitas
t = Waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas
b. Perhitungan Mundur (Backward Computation)
Pada perhitungan mundur, perhitungan bergerak dari terminal event
menuju initial event. Tujuannya adalah untuk menghitung saat paling lambat
terjadinya events dan saat paling lambat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-
aktivitas (TL, LS dan LF). Seperti halnya pada perhitungan maju, menurut Tjutju
Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006:185-186), terdapat tiga langkah
yang dilakukan di dalam perhitungan mundur (backward computation), yaitu :
-
1. Pada terminal event berlaku TL = TE
2. Saat paling lambat untuk memulai suatu aktivitas sama dengan saat paling
lambat untuk menyelesaikan aktivitas itu dikurangi dengan durasi atau
waktu aktivitas tersebut.
Gambar 2.4
Saat paling lambat memulai aktivitas
LS = LF t
LF(ij) = TL dimana TL = TE
Maka : LS(ij) = TL(j) t(ij)
3. Event yang mengeluarkan beberapa aktivitas (burst event)
Gambar 2.5
Burst Event
Setiap aktivitas hanya dapat dimulai apabila event yang mendahuluinya
telah terjadi. Oleh karena itu saat paling lambat terjadinya sebuah event sama
-
dengan nilai terkecil dari saat-saat paling lambat untuk memulai aktivitas-aktivitas
yang berpangkal pada event tersebut. TL(i) = min (LS(i,j1),LS(i,j2),...LS(i,jn).
Rumus :
LS = LF-t
LF(i,j) = TL dimana TL=TE
Maka :
LS(i,j) = TL(j)-t(i,j)
Dimana :
LS = Saat paling lambat dimulainya aktivitas
LF = Saat paling lambat diselesaikannya aktivitas
TL = Saat paling lambat terjadinya event
t = Waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas
2.1.16. Perhitungan Kelonggaran Waktu (Float atau Slack)
Salah satu manfaat dari metode network planning adalah dapat membantu
perusahaan dalam membuat jadwal penyelesaian suatu proyek atau produksi.
Untuk dapat membuat jadwal yang sesuai dengan rencana, maka harus diketahui
kegiatan kegiatan mana saja yang perlu diselesaikan terlebih dahulu dan
kegiatan mana yang dapat dilakukan penundaan pada pengerjaannya.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan penundaan atau mempunyai
kelonggaran waktu dalam proses pengerjaannya, dapat diketahui setelah
melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur. Kelonggaran waktu
(slack/float) tersebut dapat digunakan pada penjadwalan tanpa menyebabkan
-
keterlambatan pada keseluruhan penyelesaian proyek atau produksi. Terdapat dua
macam kelonggaran waktu di dalam network planning, yaitu total slack dan free
slack.
Menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006:186-189)
Total Float adalah jumlah waktu dimana waktu penyelesaian suatu
aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari
penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Total Float dihitung dengan cara mencari selisih antara saat paling lambat
dimulainya aktivitas dengan saat paling cepat dimulainya aktivitas (S = LS ES),
atau dapat dihitung dengan mencari selisih antara saat paling lambat
diselesaikannya aktivitas dengan saat paling cepat diselesaikannya aktivitas (S =
LF EF).
Rumus :
S = LS ES
Dimana :
S = Total float
LS = Saat paling lambat dimulainya aktivitas
ES = Saat tercepat dimulainya aktivitas
Free Float adalah jumlah waktu dimana penyelesaian suatu aktivitas
dapat diukur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya
aktivitas yang lain atau saat paling cepat terjadinya event lain pada
network.
-
Sedangkan untuk free slack dihitung dengan cara mencari selisih antara
saat tercepat terjadinya event diujung aktivitas dengan saat tercepat
diselesaikannya aktivitas tersebut (SF = TE ES - t).
Rumus:
SF = EF ES t
Dimana :
SF = Free Float
EF = Saat tercepat diselesaikannya aktivitas
ES = Saat tercepat dimulainya aktivitas
t = Waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas
Suatu aktivitas yang tidak mempunyai kelonggaran (Float) disebut
aktivitas kritis, dengan kata lain aktivitas kritis mempunyai S = SF = 0.
2.2. Kerangka Pemikiran
Penjadwalan merupakan acuan dalam penyelenggaraan proyek, sekaligus
sebagai landasan pengawasan pelaksanaan proyek yang bersangkutan, karena
penjadwalan menetapkan waktu dan urutan dari bermacam-macam tahapan,
keterkaitan antara satu aktivitas dengan aktivitas lain.
Setelah melakukan penjadwalan kemudian melakukan perencanaan dan
pengawasan proyek, karena perencanaan dan pengawasan merupakan pengaturan
aktivitas-aktivitas melalui koordinasi waktu dalam menyelesaikan keseluruhan
pekerjaan, pengalokasian sumber daya dan fasilitas pada masing-masing aktivitas,
agar keseluruhan pekerjaan dapat diselesaikan dengan waktu yang efisien.
-
Manajemen proyek berusaha menetapkan dan mengkoordinasikan tujuan
proyek serta merencanakan dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai
efisiensi pelaksanaan proyek. Biasanya tujuan tersebut dinyatakan dalam bentuk
penghematan waktu penyelesaian proyek yang dapat memberikan keuntungan
yang sepadan, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan rencana kerja dan
penjadwalan serta pengawasan yang baik.
Begitupula dengan CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN,
perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan yang baik sangat diperlukan, kendala
yang sering dihadapi oleh CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN yaitu
perusahaan sering mengalami keterlambatan dalam penyelesaian proyek, itu
dikarenakan dari sekian banyak kegiatan-kegiatan, perusahaan masih melakukan
secara acak kegiatan-kegiatan mana saja yang didahulukan proses pengerjaannya.
Dengan adanya masalah tersebut, menyebabkan kerugian yang tidak sedikit baik
bagi pelaksana maupun pemilik proyek. Hal ini juga akan berdampak buruk bagi
perusahaan, diantaranya memperburuk image perusahaan yang terkesan tidak
mampu menyelesaikan proyek sesuai kontrak yang telah disepakati. Untuk
mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu perencanaan, penjadwalan,
dan pengawasan yang matang dan baik, sehingga proyek dapat dilaksanakan
dengan waktu yang efisien.
Metode network planning merupakan salah satu teknik yang dapat
digunakan untuk membantu memutuskan berbagai masalah, khususnya
perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan proyek. Terdapat dua teknik dasar
yang biasa digunakan dalam network planning, yaitu metode lintasan
-
kritis/Critical Path Method (CPM) dan teknik menilai dan meninjau kembali
program/Program Evaluation Review and Technique (PERT). CPM (Critical Path
Method) adalah metode yang berorientasi pada waktu yang mengarah pada
penentuan jadwal dan estimasi waktunya bersifat diterministik/pasti. Sedangkan
PERT (Program Evaluation Review and Technique) adalah metode yang
berorientasi pada waktu yang mengarah pada penentuan jadwal dan waktunya
bersifat probabilistik/kemungkinan. Dengan menggunakan salah satu teknik
yaitu CPM (Critical Path Method), dapat diketahui jalur kritis dari penyelesaian
proyek pada CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN. Jalur kritis ini
memberikan informasi tentang komponen-komponen mana saja yang perlu
didahulukan proses pengerjaannya agar tidak terjadi penundaan ataupun
pemborosan waktu.
Mangacu pada penelitian sebelumnya dilakukan oleh Arianti (2002)
dengan judul Penerapan Diagram Network dengan CPM Dalam Efiensi Waktu
Studi Kasus di Perusahaan Garmen Collection Malang, menyatakan bahwa
adanya hubungan yang sangat kuat antara efisiensi waktu terhadap penjadwalan,
serta dapat diketahui adanya perbedaan waktu sebelum dan sesudah penerapan
Diagram Network dengan CPM. Hasil analisis adalah sebagai berikut: dengan
menggunakan metode jalur kritis, penyelesaian produksi yang biasanya
memerlukan waktu selama 2520 menit, dapat dipercepat berdasarkan analisis
Network dengan waktu selama 2160 menit, Jadi ada penghematan waktu 360
menit.
-
Penelitian yang dilakukan oleh Sakdiyah (2004) dengan judul Network
Planning Dengan CPM Dalam Usaha Meningkatkan Efisiensi Waktu Pada Proyek
Pembangunan Perkantoran di PT. Nilano Malang. Hasil analisis adalah sebagai
berikut: dengan menggunakan metode CPM dalam mengadakan perencanaan dan
pengendalian proyek, maka proyek dapat dipersingkat waktu penyelesaiannya.
Penyelesaian proyek yang biasanya memerlukan waktu selama 225 hari, dapat
dipercepat berdasarkan analisis Network dengan waktu selama 217 hari. Jadi ada
penghematan waktu 8 hari.
Berdasarkan teori yang menghubungkan pada kedua variabel, memiliki
hasil yang sama yaitu adanya pengaruh positif antara variabel bebas terhadap
variabel terikat, serta konsep teori juga memiliki kesamaan sehingga penulis
mengikuti paradigma penelitian sebelumnya, untuk mengetahui dan membuktikan
kembali bahwa penjadwalan terhadap efisiensi waktu pada CV. ASEP
JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN BANDUNG.
Berdasarkan kerangka pemikiran dan teori-teori diatas, maka penulis
menyimpulkan bahwa penjadwalan memiliki pengaruh terhadap efisiensi waktu.
Dari uraian diatas, dapat digambarkan hubungan antara variabel sebagai berikut:
Gambar 2.6
Paradigma Penelitian
-
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Menurut Sugiyono (2006:11) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel
lain. Metode ini bertujuan untuk menganalisa dan menarik kesimpulan mengenai
keadaan objek yang diteliti berdasarkan fakta yang terdapat dalam perusahaan.
3.3. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah CV. ASEP
JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN yaitu perusahaan yang bergerak di bidang
konstruksi.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan pengumpulan data untuk
kemudian diteliti, data-data tersebut dikumpulkan menggunakan dua cara, yaitu:
1. Penelitian Lapangan (Field Research).
Yaitu penelitian secara langsung pada objek yang diteliti untuk
memperoleh data primer yang berhubungan dengan topik yang dibahas,
dengan cara:
-
a. Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meninjau
atau mengunjungi perusahaan yang bersangkutan dan penulis melakukan
pengamatan secara langsung untuk mencatat informasi yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti.
b. Wawancara, yaitu peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan
pimpinan perusahaan, karyawan dan tenaga kerja lain untuk memperoleh
data yang diinginkan dan sesuai dengan tujuan dari penelitian.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data-data dengan cara
menggunakan informasi dan literature , dokumen-dokumen perusahaan seperti
latar belakang perusahaan, urutan kegiatan proyek dan waktu penyelesaian
setiap kegiatan, struktur organisasi, dan dokumen-dokumen lainnya yang
berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.
3.4. Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel
3.4.1. Definisi Variabel
Variabel adalah suatu yang menjadi objek pengamatan penelitian, atau
faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti
Sugiyono (2006:32).
Variabel pada penelitian ini yaitu:
a. Penjadwalan (X), adalah Penjadwalan proyek disusun untuk menjadi acuan
dalam penyelenggaraan proyek, sekaligus sebagai landasan pengawasan
pelaksanaan proyek yang bersangkutan. Penjadwalan menetapkan waktu dan
-
urutan dari bermacam-macam tahapan, keterkaitan satu aktivitas dengan
aktivitas lain. (Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin, 2007:66)
b. Efisiensi Waktu (Y), adalah tingkat kehematan dalam hal waktu saat
pelaksanaan hingga proyek itu selesai. (Mulyadi, 2000:3)
3.4.2. Operasionalisasi Variabel
Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel X (variabel
independent) yaitu penjadwalan (X) dan satu varibel Y (variabel dependent) yaitu
efisiensi waktu.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator
Penjadwalan
(X)
Penjadwalan proyek disusun untuk
menjadi acuan dalam penyelenggaraan
proyek, sekaligus sebagai landasan
pengawasan pelaksanaan proyek yang
bersangkutan. Penjadwalan
menetapkan waktu dan urutan dari
bermacam-macam tahapan,
keterkaitan satu aktivitas dengan
aktivitas lain (Murdifin Haming dan
Mahfud Nurnajamuddin, 2007:66)
Total waktu
penyelesaian proyek
Efisiensi Tingkat kehematan dalam hal waktu Perbandingan total
-
Waktu (Y) saat pelaksanaan hingga proyek itu
selesai (Mulyadi, 2000:3)
waktu penyelesaian
keseluruhan proyek
yang dilakukan
perusahaan dengan total
waktu penjadwalan
metode network
planning.
3.5. Metode Analisis
Setelah melakukan pengumpulan data dengan beberapa teknik penelitian,
maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data yang sedang diteliti,
dengan cara menggunakan metode yang dapat membantu dalam mengelola data,
menganalisis dan menginterpretasikan data tersebut. Metode yang digunakan
untuk menganalisis data hasil penelitian pada CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA
(AJS) DESIGN adalah metode network planning dengan menggunakan teknik
CPM (Critical Path Method) atau lintasan kritis.
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005:509), langkah-langkah
pembuatan network planning yaitu sebagai berikut:
1. Menginventarisasi kegiatan-kegiatan
Pada langkah ini, dilakukan pengkajian dan pengidentifikasian lingkup
proyek, menguraikan dan memecahkannya menjadi kegiatan-kegiatan atau
kelompok kegiatan yang merupakan komponen proyek.
7 2. Menyusun hubungan antar kegiatan
-
Pada langkah kedua ini adalah menyusun kembali kegiatan menjadi mata
rantai, urutan sesuai dengan logika ketergantungan dalam network planning,
mata rantai urutan kegiatan yang sesuai dengan logika ketergantungan
merupakan dasar pembangunan network planning, sehingga diketahui urutan
kegiatan dari awal di mulainya proyek sampai dengan selesainya proyek
secara keseluruhan.
3. Menyusun network diagram yang menghubungkan semua kegiatan.
Pada langkah ini, hubungan kegiatan yang telah disusun pada butir kedua,
disusun menjadi mata rantai dengan urutan yang sesuai dengan logika
ketergantungan.
4. Menetapkan waktu untuk setiap kegiatan dan menyusunnya kedalam network
diagram
Memberikan kurun waktu bagi masing-masing kegiatan yang dihasilkan
menyesuaikan lingkup proyek, seperti pada langkah pertama. Terdapat
perbedaan pokok dalam memperkirakan kurun waktu kegiatan antara PERT
dan CPM. CPM menggunakan angka perkiraan tunggal atau deterministik,
sedangkan PERT menggunakan tiga angka perkiraan atau probabilistik.
Setelah penyusunan perkiraan kurun waktu untuk masing-masing kegiatan
selesai, maka tahap selanjutnya adalah menggambarkan jaringan yang dapat
menghubungkan keseluruhan kegiatan yang akan dilaksanakan. Hubungan
tersebut digambarkan dalam sebuat network diagram.
5. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) pada network diagram
-
Dari network diagram yang disusun pada langkah ketiga, dilakukan
perhitungan maju dan perhitungan mundur. Dari kedua perhitungan tersebut
dihitung float dan diidentifikasi jalur kritisnya.
Contoh penggunaan network planning yaitu sebagai berikut:
Dalam rangka memperoleh air bersih dan mengurangi pencemaran lingkungan,
perusahaan tekstil PT. Dianatex merencanakan untuk memasang instalasi
pengolah air (water treatment) di pabriknya. Adapun langkah-langkah untuk
menyelesaikan proyek tersebut adalah sebaga berikut :
1. Menginventarisasi kegiatan-kegiatan.
Tabel 3.2
Daftar Kegiatan Pemasangan Instalasi Pengolahan Air
No Jenis Pekerjaan Kode Kegiatan
1 Perancangan Sistem A
2 Pembuatan Saluran Air B
3 Pembuatan Pondasi C
4 Pemesannan Mesin D
5 Pembuatan Instalasi Listrik E
6 Pemasangan Pipa F
7 Pemasangan Mesin G
8 Finishing dan Start-up H
2. Menyusun hubungan antar kegiatan.
-
Tabel 3.3
Daftar Kegiatan-kegiatan dan Prasyarat Kegiatan
No Jenis Pekerjaan Kode Kegiatan Kode Sebelumnya
1 Perancangan Sistem A -
2 Pembuatan Saluran Air B A
3 Pembuatan Pondasi C A
4 Pemesannan Mesin D A
5 Pembuatan Instalasi Listrik E C
6 Pemasangan Pipa F B,C
7 Pemasangan Mesin G D,E
8 Finishing dan Start-up H F,G
3. Menyusun network diagram yang menghubungkan semua kegiatan.
Gambar 3.1
Diagram Jaringan Awal
4. Menetapkan waktu untuk setiap kegiatan dan menyusunnya kedalam network
diagram.
-
Tabel 3.4
Kegiatan-keigiatan yang Disertai Kurun Waktu
No Jenis Pekerjaan
Kode
Kegiatan
Kode
Sebelumnya
Lama Kegiatan
(hari)
1 Perancangan Sistem A - 10
2 Pembuatan Saluran Air B A 8
3 Pembuatan Pondasi C A 9
4 Pemesannan Mesin D A 12
5
Pembuatan Instalasi
Listrik
E C 6
6 Pemasangan Pipa F B,C 7
7 Pemasangan Mesin G D,E 5
8 Finishing dan Start-up H F,G 4
Gambar 3.2
Network Awal Proyek Disertai Kurun Waktu
5. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) pada network diagram.
A. Cara Penghitungan Maju (forward computation)
Pada perhitungan maju, perhitungan bergerak mulai dari initial
event menuju ke terminal event. Maksudnya ialah menghitung saat paling
-
cepat terjadinya event dan saat paling cepat dimulainya serta
diselesaikannya aktifitas-aktifitas (TE, ES, dan EF).
Rumus:
ES(i,j) = TE(j) =0
EF(i,j) = ES(i,j)+ t(i,j)
=TE(i) + t(i,j)
Dimana :
ES = Saat tercepat dimulainya aktivitas
TE = Saat tercepat terjadinya event
EF = Saat tercepat diselesaikannya aktivitas
t = Waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas
Uraian Perhitungan :
Kegiatan A : ES = 0 EF = ES + t = 0 + 10 = 10
Kegiatan B : ES = 10 EF = 10 + 8 = 18
Kegiatan C : ES = 10 EF = 10 + 9 = 19
Kegiatan D s/d H menggunakan cara yang sama dengan yang diatas.
Gambar 3.3
Network Diagram Dengan Perhitungan Maju
-
B. Cara Perhitungan Mundur (backward computation)
Pada pehitungan mundur, perhitungan bergerak dari terminal event
menuju ke initial event. Tujuannya ialah untuk menghitung saat paling
terlambat terjadinya event dan saat paling lambat dimulainya dan
diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TL, LS, dan LF).
Rumus :
LF(i,j) = TL dimana TL=TE
LS = LF-t
Dimana :
LS = Saat paling lambat dimulainya aktivitas
LF = Saat paling lambat diselesaikannya aktivitas
TL = Saat paling lambat terjadinya event
Uraian Perhitungannya :
Kegiatan H : LF = LS = 36 EF = 36 4 = 32
Kegiatan G : LF = EF = 32 EF = 32 5 = 27
Kegiatan F : LF = EF = 32 EF = 32 7 = 25
Kegiatan E s/d A menggunakan cara yang sama dengan yang diatas.
Gambar 3.4
Network Diagram Dengan Perhitungan Mundur
-
C. Perhitungan Kelonggaran Waktu (Float/Slack)
1. Total Float adalah jumlah waktu dimana waktu penyelesaian suatu
aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari
penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Rumus :
S = LS ES
Dimana :
S = Total float
LS = Saat paling lambat dimulainya aktivitas
ES = Saat tercepat dimulainya aktivitas
Uraian Perhitungannya :
Kegiatan A : S = LS ES S = 0 0 = 0
Kegiatan B : S = 17 10 = 7
Kegiatan C : S = 10 10 = 0
Kegiatan D s/d H menggunakan cara yang sama dengan yang diatas.
2. Free Float adalah jumlah waktu dimana penyelesaian suatu aktivitas
dapat diukur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya
aktivitas yang lain atau saat paling cepat terjadinya event lain pada
network.
Rumus :
SF = EF ES t
Dimana :
SF = Free Float
-
EF = Saat tercepat diselesaikannya aktivitas
ES = Saat tercepat dimulainya aktivitas
t = Waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas
Uraian Perhitungannya :
Kegiatan A : SF = EF ES t SF = 10 0 10 = 0
Kegiatan B : SF = 18 10 8 = 0
Kegiatan C : SF = 19 10 9 = 0
Kegiatan D s/d H menggunakan cara yang sama dengan yang diatas.
Tabel 3.5
Tabel Informasi Network
Kegiatan Waktu
Paling Cepat Paling Lambat Total
Float
Free
Float Mulai Selesai Mulai Selesai
ES EF LS LF S F
A 10 0 10 0 10 0 0
B 8 10 18 17 25 7 0
C 9 10 19 10 19 0 0
D 12 10 22 15 27 5 0
E 6 19 25 19 25 0 0
F 7 25 32 25 32 0 0
G 5 22 27 27 32 5 0
H 4 32 36 32 36 0 0
-
D. Lintasan Kritis
Lintasan kritis merupakan lintasan dengan jumlah waktu yang paling lama
dibandingkan dengan semua lintasan lain yang mungkin. Jumlah waktu
pada lintasan kritis sama dengan umur proyek. Dari diagram jaringan kerja
PT. Dianatex, dapat diturunkan empat lintasan, yaitu :
A-B-F-H dengan panjang 29 hari
A-C-E-F-H dengan panjang 36 hari
A-C-G-H dengan panjang 26 hari
A-D-G-H dengan panjang 31 hari
Dari keempat lintasan itu lintasan terpanjang merupakan lintasan kritisnya
sehingga yang menjadi lintasan kritis adalah A-C-E-F-H.
Gambar 3.5
Network Diagram Dengan Perhitungan Maju dan Mundur Serta Penentuan
Lintasan Kritis
3.6. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yaitu di CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS)
DESIGN yang terletak di Jalan Jakarta 6 No. 59, Antapani Bandung 40291. Dan
waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan September 2010
yang termasuk didalamnya persiapan dan pelaksanaan penelitian.
-
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa konstruksi. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1995,
yang berkedudukan di Jl. Jakarta 6 No. 59 Antapani Bandung. Pada awalnya
perusahaan hanya menerima pekerjaan berupa design gambar, seiring dengan
berjalannya waktu banyak permintaan dari owner yang menginginkan
pembuatkan design dan jasa konstruksinya dikerjaan oleh perusahaan tersebut.
Perusahaan melihat jasa konstruksi ini sebagai peluang bisnis yang cukup besar,
sehingga perusahaan mengembangkan bisnisnya dan sejak saat itu perusahaan
menerima tawaran membuat design dan menerima jasa konstruksinya.
Sistem pembangunan pada CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS)
DESIGN ada dua macam, diantaranya yaitu: sistem 1 perusahaan hanya
melaksanakan pembangunan sedangkan kebutuhan belanja barang dan upah
pekerja dilakukan oleh pemilik (owner), sistem 2: owner atau pemilik
menyerahkan sepenuhnya kepada perusahaan baik kebutuhan barang maupun
upah pekerja yang berhubungan dengan proyek tersebut dengan harga yang telah
disepakati bersama.
CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN dalam menjalankan
usahanya tidak hanya beroperasi di Bandung saja, akan tetapi juga di wilayah-
-
wilayah lain sekitar pulau Jawa. Proyek yang biasanya dikerjakan oleh perusahaan
yaitu pembangunan sebuah hunian rumah tinggal atau perumahan. Salah satu
proyek yang dikerjakan oleh CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN
adalah pembuatan sebuah rumah tinggal di Komplek Puri Tirta Kencana dengan
tipe 300/350, yaitu dibangun diatas tanah seluas 350 m2 dengan luas bangunan
300 m2 (dua lantai).
4.1.2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi perusahaan dapat diartikan sebagai suatu rangkaian
hubungan antar individu-individu di dalam suatu kelompok/organisasi yang
bekerja sama dalam usaha mencapai tujuan perusahaan.
Struktur digambarkan dalam sebuah bagan, skema atau diagram yang
memperlihatkan garis besar atau fungsi-fungsi dalam perusahaan, arus
tanggungjawab dan wewenang yang berhubungan satu sama lain dari orang-orang
yang diberi tugas atau tanggungjawab atas setiap fungsi yang bersangkutan.
Bentuk-bentuk struktur organisasi dapat dibedakan atas :
1. Struktur Organisasi Garis
Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana, diciptakan oleh
Henry Fayol. Ciri-ciri bentuk organisasi ini yaitu organisasinya masih kecil,
jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal serta spesialisasi kerja belum
tinggi.
-
2. Struktur Organisasi Garis dan Staf
Dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang
tugas yang beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya banyak. Staf
yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu tugasnya memberi nasihat dan
saran dalam bidang kepada pejabat pimpinan di dalam organisasi.
3. Struktur Organisasi Fungsional
Organisasi yang disusun atas dasar yang harus dilaksanakan. Organisasi ini
dipakai pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan
jelas.
4. Struktur Organisasi Panitia
Organisasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai
maka selesailah organisasi tersebut.
CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN menggunakan struktur
organisasi garis, karena organisasinya masih kecil, jumlah karyawan sedikit dan
saling mengenal. CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN dipimpin
oleh seorang direktur yang merupakan pimpinan perusahaan dan yang
mengendalikan semua aktivitas dan bertanggung jawab terhadap kelangsungan
hidup dan perkembangan perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya, seorang
direktur dibantu oleh wakil direktur. Wakil direktur dapat menggantikan tugas
direktur apabila direktur tidak ada di tempat atau sedang berhalangan. Selain
direktur dan wakil direktur, juga terdapat pekerja-pekerja lain yang diberi tugas
sesuai dengan keahliannya masing-masing. Orang-orang yang terlibat dalam
-
aktivitas perusahaan juga harus bertanggung jawab pada masing-masing pekerjaan
sesuai dengan bidang keahliannya.
Adapun struktur organisasi CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS)
DESIGN digambarkan sebagai berikut :
Sumber Data. CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN
Gambar 4.1
Struktur Organisasi CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam
struktur organisasi perusahaan CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN
adalah sebagai berikut :
1. Direktur
a. Bertanggung jawab terhadap sasaran dan misi perusahaan.
b. Menetapkan strategi jangka panjang yang ada hubungannya dengan
perusahaan.
Direktur
Wakil Direktur
Bagian Teknik Bagian
Administras
i
Logistik
Pelaksana
lapangan
Mandor
Pekerja
-
c. Menetapkan dan mengambil keputusan dalam menjalankan kebijaksanaan
perusahaan.
d. Mengesahkan anggaran belanja dan pendapatan proyek.
e. Bertanggung jawab terhadap target-target yang direncanakan terhadap kerja
dalam rencana dan anggaran perusahaan.
2. Wakil Direktur
Menggantikan tugas direktur apabila direktur tidak ada atau berhalangan,
antara lain :
a. Bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup usahanya.
b. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan.
c. Menginformasikan segala aktivitas perusahaan.
3. Bagian Administrasi
a. Membuat laporan keuangan dan mencatat bukti transaksi.
b. Melaksanakan perhitungan gaji karyawan.
c. Merencanakan kebutuhan keuangan bulanan.
d. Efisiensi dan efektivitas penerimaan serta pengeluaran kas.
4. Bagian Teknik
Bertanggung jawab kepada direktur dalam hal melaksanakan tanggung
jawab sesuai dengan wewenang yang dibutuhkan, yaitu :
a. Mengendalikan waktu pelaksanaan proyek.
b. Mengendalikan kegiatan bawahannya.
5. Logistik
Bertanggung jawab kepada direktur dalam hal :
-
a. Membuat perencanaan pembuatan gambar-gambar.
b. Pengendalian atas persediaan bahan baku selama berlangsungnya
pelaksanaan proyek.
6. Pelaksana Lapangan
Bertanggung jawab kepada bagian teknik dalam hal :
a. Memantau mutu produk.
b. Efisiensi dan efektivitas pelaksanaan proyek secara langsung.
c. Mengecek bahan material yang ada.
d. Mengendalikan dan menciptakan suatu pekerjaan proyek yang dilaksanakan
secara langsung.
7. Mandor
Bertanggung jawab kepada pelaksana lapangan dalam hal :
a. Menjaga kualitas pekerjaan-pekerjaan yang sedang dikerjakan.
b. Penyelesaian pekerjaan proyek secara langsung.
8. Pekerja
Melaksanakan pekerjaan atas perintah mandor yang berhubungan dengan
aktivitas proyek.
4.1.3. Waktu Pelaksanaan Pembangunan Rumah di CV. ASEP JUANSYAH
SUTEJA (AJS) DESIGN
Dalam pengerjaan pembangunan rumah selama ini, CV. ASEP
JUANSYAH SUTEJA (AJS) DESIGN belum menggunakan metode-metode
khusus dalam merencanakan waktu yang dibutuhkan. Selama ini perusahaan
-
dalam menentukan waktu yang dibutuhkan hanya berdasarkan pada pengalaman.
Perusahaan mempunyai standar khusus yang selalu diikuti. Standar-standar
tersebut digunakan agar proyek yang dihasilkan sesuai dengan kualitas yang
diharapkan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, meskipun perusahaan
telah mengikuti standar-standar yang ada dalam pembangunan rumah, tetapi
perusahaan masih belum menggunakan waktu pengerjaan secara efisien. Hal ini
dapat terlihat dari urutan pengerjaan kegiatan-kegiatan pembangunan rumah,
dimana dari sekian banyak kegiatan, perusahaan masih melakukan secara acak
kegiatan-kegiatan mana saja yang didahulukan proses pengerjaanya.
Proses pengerjaan seperti ini terhitung tidak efisien, karena bisa saja
kegiatan yang didahulukan pengerjaanya merupakan kegiatan yang tidak
memerlukan perhatian khusus, dan kegiatan terakhir yang dikerjakan merupakan
kegiatan yang memerlukan perhatian khusus (kritis). Meskipun perusahaan telah
melakukan perencanaan dan sudah memperkirakan lamanya pengerjaan setiap
kegiatan, tetapi jika cara seperti ini terus dilakukan maka tidak menutup
kemungkinan perusahaan akan mengalami keterlambatan dalam penyelesaian
proyek.
Berikut ini merupakan urutan-urutan pembangunan rumah yang sering
dilakukan oleh perusahaan, yaitu :
1. Pekerjaan Persiapan
- Buat direksikeet dan gudang
- Pengadaan peralatan kerja
- Pekerjaan sumber air dan listrik
-
- P3K
- Pengadaan site
2. Pekerjaan Tanah
- Pemasangan bouwplank dan vitzet
- Galian pondasi jalur
- Galian pondasi plat beton setempat
- Pengurugan kembali sisi pondasi
- Pemadatan tanah dan lantai kerja
3. Pekerjaan Pondasi Kolom
- Pengeboran stouspall pondasi setempat
- Pengecoran beton pondasi setempat (cakar ayam)
- Pengecoran sloof lajur utama dan praktis
4. Pekerjaan Struktur Kolom / Tiang Kolom
- Pemasangan kolom struktur dan praktis
- Pengecoran lantai plat dak
5. Pekerjaan Pondasi Dinding
- Pemasangan dan pengecoran beton induk dan anak
6. Pekerjaan Dinding dan Kusen
- Pemasangan dinding bata
- Stel kusen pintu dan jendela
- Pemasangan glass block
7. Pengerjaan Rangka Atap
- Cor kuda-kuda ring balk
-
- Stel kontruksi kuda-kuda
- Pemasangan kaso dan reng
- Pasang lysplang dan talang
- Stel rangka atap plafond
8. Pekerjaan Atap
- Pasang genteng dan wuwung
- Pasang langit-langit plafond (gypsum+lys)
9. Pekerjaan Sanitair dan Instalasi
- Pasang pelengkap kamar mandi/wc dan dapur
- Pasang instalasi air bersih dan kotor
- Pasang instalasi air panas
- Pasang instalasi buangan air hujan
- Pasang instalasi listrik : titik lampu, stop kontak, box listrik MCB,
Penangkal petir
10. Pekerjaan Plesteran dalam dan luar
- Plaster dinding
- Pasang lantai paving blocks
- Pasang pelapis dinding (batu alam)
11. Pekerjaan Lantai dan Acian
- Aci dinding
- Pasang keramik lantai
- Pasang keramik kamar mandi/wc dan dapur
- Pasang keramik tempat jemur dan teras
-
12. Pekerjaan Penutup
- Stel daun pintu dan jendela
- Stel kaca dan panel pintu garasi
- Pasang roster lubang angin
- Pasang exhaust fan
13. Pekerjaan Pengecatan
- Cat dinding interior dan exterior
- Cat plafond
- Plitur kusen, pintu dan jendela
- Cat railing tangga dan void
- Cat genteng dan lysplank
- Water proofing dak beton dan kamar mandi/wc
14. Pekerjaan Pelengkap dan Asesories
- Stel pelengkap pintu : kunci, engsel dan handel
- Stel pelengkap jendela : selot, hak angin dan ramskaar
- Stel pelengkap dapur : wash bak, kran air dan filtrex exhauster
- Stel trails jendela
15. Pekerjaan lainnya
- Pagar halaman
- Taman
- Meubelair
- Armatur lampu
-
Tabel 4.1
Daftar Uraian Kegiatan-kegiatan Proyek di CV. ASEP JUANSYAH SUTEJA
(AJS) DESIGN
NO JENIS PEKERJAAN Kode
Kegiatan
Kegiatan
Sebelumnya
WAKTU
(Hari)
1 Pekerjaan persiapan A - 6
2 Pekerjaan tanah (galian) B A 6
3 Pekerjaan pondasi kolom C B 15
4 Pekerjaan struktur kolom/tiang
kolom D C 25
5 Pekerjaan pondasi dinding E C 6
6 Pekerjaan dinding dan kusen F E 12
7 Pekerjaan rangka atap G D 24
8 Pekerjaan atap (plafond dan
genting) H G 25
9 Pekerjaan saniter dan instalasi I F,H 20
10 Pekerjaan plester dalam dan luar J F,H 37
11 Pekerjaan lantai dan acian K I 25
12 Pekerjaan penutup (kaca, pintu,
jendela) L F 20
13 Pekerjaan pengecatan M J,K 50
14 Pekerjaan pelengkap/assesories N L 12
15 Pekerjaan lainnya O M,N 6
Sumber : Data Perusahaan
Dalam proses pengerjaan pembangunan rumah, perusahaan berpedoman
pada perencanaan yang telah disusun berdasarkan urutan kegiatan-kegiatan.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diketahui waktu penyelesaian proyek
yang dilakukan oleh perusahaan adalah 214 hari, kegiatan dimulai pada tanggal
12 Oktober 2009, dan berakhir pada tanggal 8 Juni 2010.
-
4.2. Pembahasan
4.2.1. Tahapan Dalam Analisis Penjadwalan Dengan Menggunkan Metode
CPM (Critical Path Method)
Untuk menyelesaikan permasalahan ketidakefesiensian waktu
pembangunan rumah, maka perusahaan perlu membuat suatu perencanaan dan
penjadwalan dengan langkah menggambarkan sebuah jaringan untuk mencari
lintasan kritis.
Lintasan kritis terebut memberikan informasi mengenai jumlah waktu
yang diperlukan dalam menyelesaikan pembangunan rumah. Dalam membuat
suatu perencanaan dan penjadwalan dengan menggunakan network planning,
terdapat tahapan-tahapan dalam menyusun network planning dengan metode CPM
(critical path method) :
1. Menginventarisasi kegiatan-kegiatan.
2. Menyusun hubungan antar kegiatan.
3. Menyusun network diagram yang menghubungkan semua kegiatan.
4. Menetapkan waktu untuk setiap kegiatan dan menyusunnya kedalam
network diagram.
5. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) pada network diagram.
4.2.1.1. Menginventarisasi Kegiatan-Kegiatan Proyek
Pada langkah ini, dilakukan pengkajian dan pengidentifikasian lingkup
proyek, menguraikan dan memecahkannya menjadi kegiatan-kegiatan atau
kelompok kegiatan yang merupakan komponen proyek. Penyusunan ini dilakukan
-
berdasarkan pengalaman dan atau data dalam proyek di masa lalu. Adapun rincian
dari kegiatan-kegiatannya, seperti terlihat pada tabel 4.2 di bawah ini :
Tabel 4.2
Daftar Kegiatan Proyek
NO JENIS PEKERJAAN Kode Kegiatan
1 Pekerjaan persiapan A
2 Pekerjaan tanah (galian) B
3 Pekerjaan pondasi kolom C
4 Pekerjaan struktur kolom/tiang kolom D
5 Pekerjaan pondasi dinding E
6 Pekerjaan dinding dan kusen F
7 Pekerjaan rangka atap G
8 Pekerjaan atap (plafond dan genting) H
9 Pekerjaan saniter dan instalasi I
10 Pekerjaan plester dalam dan luar J
11 Peker