analisis pengukuran indeks literasi zakat (ilz) pada

71
ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA MASYARAKAT KOTA TANGERANG SELATAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakata Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Salmarani Salsabila NIM : 11170860000022 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/ 2021 M

Upload: others

Post on 29-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

MASYARAKAT KOTA TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakata

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Salmarani Salsabila

NIM : 11170860000022

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/ 2021 M

Page 2: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

i

ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

MASYARAKAT KOTA TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Salmarani Salsabila

NIM: 11170860000022

Di Bawah Bimbingan

Ir. H. Muhammad Nadratuzzaman Hosen, MS, Mec, PhD

NIP. 196106241985121001

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H/2021 M

Page 3: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa Tanggal 16 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu telah dilakukan Ujian

Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Salmarani Salsabila

2. NIM 11170860000022

3. Jurusan : Ekonomi Syariah

4. Judul Skripsi : Analisis Pengukuran Indeks Literasi Zakat (ILZ) Pada Masyarakat

Kota Tangerang Selatan

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan

selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas

dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Maret 2021

1. Dr. Nofrianto, M.Ag (_________________________)

NIP. 197611112003121002 Penguji I

2. Prilla Kurnia Ningsih, Lc., ME.Sy (_________________________)

Penguji II

Page 4: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

3

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu Tanggal 23 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu telah dilakukan Ujian

Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Salmarani Salsabila

2. NIM 11170860000022

3. Jurusan : Ekonomi Syariah

4. Judul Skripsi : Analisis Pengukuran Indeks Literasi Zakat (ILZ) Pada Masyarakat

Kota Tangerang Selatan

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan

selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan

skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 Juni 2021

1. Dr. Nofrianto, M.Ag ( )

NIP. 197611112003121002 Ketua

2. Ir. H. Muhamad Nadratuzzaman Hosen, MS, Mec, PhD (____________________)

NIP. 197611112003121002 Pembimbing

3. Prof. Dr. Muhammad Nur Rianto Al Arif, M.Si ( )

NIP. 198110132008011006 Penguji Ahli

Page 5: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

iv

Page 6: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

v

ANALYSIS OF MEASUREMENT ZAKAT LITERACY INDEX OF SOUTH TANGERANG CITY

COMMUNITIES

Abstract

One of the external factors that can influence people to pay zakat is literacy and understanding of zakat

itself. Literacy towards muzakki is also a very important provision for optimizing the collection of zakat

funds in the future, including in the area of South Tangerang City which is part of Banten Province

which still has quite low advanced knowledge of zakat. This study aims to measure the literacy of the

people of South Tangerang City using the Simple Weighted Index method, which is a method of

measuring the Zakat Literacy Index. The results showed that the Zakat Literacy Index in South

Tangerang City obtained a value of 81.78 which falls into the high literacy category. However, there

are variables that become the main obstacle in measuring literacy, namely knowledge of zakat

regulations in South Tangerang City.

Keywords: Measurements, Zakat Literacy Index, Simple Weighted Index

Page 7: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

vi

ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA MASYARAKAT

KOTA TANGERANG SELATAN

Abstrak

Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi masyarakat untuk menunaikan zakatnya

ialah literasi dan pemahaman terhadap zakat itu sendiri. Literasi terhadap muzakki secara merata juga

menjadi bekal yang sangat penting guna pengoptimalan penghimpunan dana zakat ke depannya,

termasuk di wilayah Kota Tangerang Selatan yang merupakan bagian dari Provinsi Banten yang masih

memiliki pengetahuan lanjutan zakat yang cukup rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur

literasi masyarakat Kota Tangerang Selatan dengan menggunakan metode Simple Weighted Index,

yakni metode dalam pengukuran Indeks Literasi Zakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks

Literasi Zakat di Kota Tangerang Selatan memperoleh nilai sebesar 81.78 yang masuk ke dalam

kategori tinggi literasi. Namun, terdapat variabel yang kategorinya masih rendah yakni pengetahuan

tentang regulasi zakat di Kota Tangerang Selatan.

Kata Kunci: Pengukuran, Indeks Literasi Zakat, Simple Weighted Index

Page 8: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilโ€™alamin. Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan nikmat

dan karunia setiap waktu. Shalawat serta salam tak lupa tercurahkan kepada junjungan kita

Nabi besar Muhammad Shallallahu โ€˜Alayhi wa Sallam sehingga sampai saat ini penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul โ€œAnalisis Pengukuran Indeks Literasi Zakat (ILZ)

Pada Masyarakat Kota Tangerang Selatanโ€.

Skripsi yang disusun ini bertujuan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana

Ekonomi dari Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga skripsi ini diharapkan dapat memberikan

manfaat untuk semuanya.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menyadari tidak terlepas dari segala doa,

bantuan dan bimbingan dari banyak pihak Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis

haturkan atas kekuatan dan kehendak Allah Swt. sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Selain

itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua saya yang telah memberikan semangat dan berbagai nasihat, sehingga

penulis mendapat inspirasi dan lebih tenang dalam mengerjakan skripsi ini. Doa yang

kalian panjatkan Insya Allah akan dikabulkan dan akan dibalas dengan lebih baik oleh

Allah.

2. Kepada kakak dan adik-adik yang selalu memberikan hiburan di tengah pengerjaan

skripsi saya ini.

3. Bapak Prof. Dr. Amilin, M.Si., Ak., CA., QIA., BKP., CRMP selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dr. Erika Amelia, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Dwi Nur'aini Ihsan, M.M selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Ir. Muhammad Nadratuzzaman Hosen, MS., MEc., Ph.D selaku Dosen

Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

Page 9: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

viii

7. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membantu dan mengarahkan penulis selama menempuh masa studi.

8. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuannya dan bantuan

pelayanan selama penulis melaksanakan studi.

9. Kepada Pusat Kajian Strategis BAZNAS yang telah membantu dalam yang telah

banyak membantu dalam penelitian ini

10. Kepada Pak Tarjuni dan seluruh pihak BAZNAS Kota Tangerang Selatan yang telah

memberikan kesempatan belajar dan membantu penulis dalam penelitian kali ini.

11. Kawan-kawanku selama perkuliahan sekaligus menjadi teman seperjuangan dalam

penulisan skripsi Putri Leli, Aprila Yutegi, Diny Melgasari, Tira Mutiara, Ainul

Mardiah yang telah memberikan berbagai motivasi dan support serta berbagi suka duka

selama masa empat tahun perkuliahan.

12. Seluruh teman-teman kostan yang telah menjadi saksi perjuangan dan suka duka serta

saling mendukung selama 4 tahun perkuliahan.

13. Teman-teman Ekonomi Syariah angkatan 2017 khususnya Eksyar A yang tidak bisa

saya sebutkan satu per satu. Terima kasih karena sudah saling mendukung satu sama

lain.

14. Kakak-kakak kelas Ekonomi Syariah 2016 yang selalu berbagi pengalaman mulai dari

perkuliahan hingga pengerjaan tugas akhir.

15. Semua pihak terlibat yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah banyak

membantu dan memberikan masukan serta inspirasi bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan karena pengetahuan yang

dimiliki masih terbatas. Oleh karena itu diharapkan saran dan kritik yang dapat

menjadikan skripsi ini dapat lebih baik. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

kepada seluruh pihak.

Wassalamuโ€™alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Jakarta, 07 Juni 2021

Penulis

Salmarani Salsabila

Page 10: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING .................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJAIN SKRIPSI ................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................................... iv

ABSTRACT ....................................................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ x

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 10

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 10

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 11

A. Teori-Teori Terkait dengan Penelitian .............................................................. 11

1. Konsep Zakat .............................................................................................. 11

2. Konsep Pengelolaan Zakat .......................................................................... 12

3. Konsep Umum Literasi ............................................................................... 14

4. Konsep Literasi Dalam Islam...................................................................... 15

5. Konsep Indeks Literasi Zakat (ILZ) ........................................................... 17

a) Definisi dan Tahap Penyusunan Indeks Literasi Zakat (ILZ) ............... 17

b) Komponen Penyusun Indeks Literasi Zakat ......................................... 18

B. Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 20

C. Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 26

Page 11: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

x

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 27

A. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 28

C. Data dan Sumber Data ...................................................................................... 28

D. Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 29

E. Metode Analisis Data ........................................................................................ 29

1. Tahap Penghitungan Indeks Literasi Zakat (ILZ) ....................................... 33

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 36

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................................. 36

1. Sejarah Kota Tangerang Selatan ................................................................. 36

B. Temuan Hasil Penelitian ................................................................................... 38

1. Karakteristik Responden ............................................................................. 38

2. Pembobotan Indikator Setiap Variabel ....................................................... 40

3. Perhitungan Dimensi Dasar dan Dimensi Lanjutan Kota Tangerang Selatan

..................................................................................................................... 42

4. Perhitungan Indeks Literasi Zakat Kota Tangerang Selatan ....................... 44

C. Pembahasan Penelitian...................................................................................... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 52

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 52

B. Saran ................................................................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 55

Page 12: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kategori Nilai Indeks Zakat Nasional (IZN) ...................................................... 6

Tabel 1.2 Nilai Indeks Dimensi Makro BAZNAS Kota Tangerang Selatan ..................... 5

Tabel 1.3 Nilai Indeks Dimensi Mikro BAZNAS Kota Tangerang Selatan ...................... 5

Tabel 2.1 Komponen Penyusun Indeks Literasi Zakat (ILZ) ............................................. 18

Tabel 3.1 Komponen Indeks Literasi Zakat (ILZ) ............................................................. 30

Tabel 3.2 Jumlah Indikator Tiap Variabel .......................................................................... 30

Tabel 3.3 Variabel dan Indikator Indeks Literasi Zakat (ILZ) .......................................... 31

Tabel 4.1 Penduduk Berdasarkan Agama di Kota Tangerang Selatan 2020 ...................... 37

Tabel 4.2 Hasil Pembobotan Indikator (Simple Weighted Index) ....................................... 41

Tabel 4.3 Hasil Pembobotan Dimensi dan Total ILZ pada Tataran Dimensi ..................... 43

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan ILZ Kota Tangerang Selatan ................................................. 44

Tabel 4.5 Kategori Setiap Dimensi dan ILZ di Kota Tangerang Selatan ........................... 45

Tabel 4.6 Skor per Variabel ILZ Kota Tangerang Selatan ................................................. 46

Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Variabel Indeks di Kepulauan Riau ...................................... 46

Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Indeks Literasi Zakat (ILZ) di Kepulauan Riau .................... 46

Tabel 4.9 Data Pengumpulan dan Penyaluran Zakat BAZNAS Tangsel 2018 dan 2020... 50

Page 13: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

xii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia (Maret 2020) ...................................... 2

Grafik 1.2 Perkembangan Gini Ratio dari Tahun 2017 -2020 ............................................ 2

Grafik 1.3 Besaran Persentase Agama di Indonesia Tahun 2020 ....................................... 3

Grafik 1.4 Potensi Penghimpunan Zakat di Indonesia........................................................ 4

Grafik 1.5 Realisasi Penerimaan Zakat di Tangerang Selatan Tahun 2018-2019 .............. 5

Grafik 1.6 Hasil Pengukuran Indeks Literasi Zakat di Provinsi Banten ............................ 6

Grafik 4.1 Persentase Responden berdasarkan Gender ...................................................... 38

Grafik 4.2 Persentase Responden berdasarkan Rentang Usia ............................................ 39

Grafik 4.3 Persentase Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan ......................................... 39

Grafik 4.4 Persentase Responden berdasarkan Rentang Pendapatan ................................. 40

Grafik 4.5 Skor Setiap Dimensi dan ILZ di Kota Tangerang Selatan ................................ 45

Grafik 4.6 Skor per Variabel ILZ Kota Tangerang Selatan ................................................ 46

Grafik 4.7 Persentase Responden dalam Membayar Zakat ............................................... 47

Grafik 4.8 Persentase Waktu Pembayaran Zakat di Kota Tangerang Selatan .................... 48

Grafik 4.9 Persentase Tempat dan Faktor Pemilihan Tempat Pembayaran Zakat ............. 48

Grafik 4.10 Lembaga Pengelola Zakat yang Diketahui ...................................................... 49

Grafik 4.11 Jumlah Penerimaan Zakat di Tangerang Selatan Tahun 2018-2019 ............... 50

Page 14: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tingkat Literasi Menurut UNESCO ............................................................... 14

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 26

Page 15: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap negara pasti memiliki beragam permasalahan yang selalu terjadi di negaranya.

Permasalahan utama yang sering dihadapi oleh negara-negara berkembang salah satunya

adalah masalah ekonomi. termasuk negara Indonesia saat ini. Permasalahan ini seringkali

menimbulkann dampak negatif terhadap kehidupan sosial yang terjadi di masyarakat

seperti. kemiskinan dan pengangguran yang sering kali menimbulkan tindakan-tindakan

kriminal. Maka dari itu, untuk mengatasi problematika tersebut diperlukan adanya sebuah

kebijakan yang dapat menanggulangi masalah kemiskinan. Indonesia, sebagai negara yang

mayoritas penduduknya beragama Islam. maka tuntunan dan kiat Islam dalam

mengantisipasi problematika kemiskinan umat menjadi penting untuk direalisasikan.

Selain itu, sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup besar serta

tergolong dalam kategori negara berkembang, permasalahan yang terjadi di negara

Indonesia salah satunya adalah permasalahan ekonomi. Permasalahan ekonomi kerap kali

menimbulkan beragam masalah sosial yang menghantui masyarakat, seperti misalnya

kemiskinan dan pengangguran. Salah satu faktor yang menjadi penyebab

terjadinya kemiskinan khususnya di negara berkembang adalah krisis ekonomi dunia

yang menyebabkan banyak tenaga kerja yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan

model pembangunan yang mengikuti sistem ekonomi kapitalis (Bariyah. 2012:7). Hal ini

juga menyebabkan terjadinya banyak tindakan kriminalitas yang kerap terjadi di

masyarakat seperti perampokan, perampasan, bahkan hingga pembunuhan. Berdasarkan

data yang diambil dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada

Maret 2020 terhitung mencapai 27,55 juta jiwa. (www.bps.go.id).

Page 16: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

2

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia (Maret 2020)

Sumber : BPS, 2020

Selain itu. tingkat ketimpangan Indonesia juga dapat diketahui dengan melihat nilai

koefisien gini ratio. Gini Ratio merupakan suatu alat ukur yang menggambarkan tingkat

ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

(BPS), nilai gini ratio di Indonesia pada bulan Maret 2020 lalu masih berada di angka 0.381.

Nilai ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 0.001 poin yakni

0.382 pada Maret 2019 dan berarti masih terdapat kesenjangan ekonomi di masyarakat.

(BPS, 2020).

Grafik 1.2 Perkembangan Gini Ratio dari Tahun 2017 -2020

Sumber : BPS, 2020

Page 17: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

3

Berdasarkan Grafik 1.2 diatas dapat dilihat bahwa terdapat ketimpangan ekonomi yang

besar di daerah perkotaan. dan perbandingannya cukup jauh dengan pedesaan. Secara

umum jika diperhatikan nilai gini ratio dalam beberapa tahun sebelumnya. terlihat

cenderung menurun. tetapi penurunan tersebut sangat sedikit dari tahun-tahun

sebelumnya.

Maka dari itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan kebijakan-kebijakan

yang tepat agar dapat menanggulangi kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Salah satunya

yaitu kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah, baik berupa belanja pemerintah

ataupun pajak. Di dalam agama Islam juga terdapat salah satu instrument fiskal yang telah

dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW guna mempersempit permasalahan kesenjangan

ekonomi antara muzakki dan mustahik pada saat itu, yaitu zakat. Dalam sebuah penelitian

yang dilakukan oleh Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional (Puskas-

BAZNAS), terdapat pengkajian terhadap dampak zakat pada kesenjangan ekonomi. Dan

terbukti dengan hasil penelitian tersebut. dijelaskan adanya income gap mustahik sebesar

78%. Hal ini menunjukkan bahwa seorang mustahik dapat membantu menyelesaikan

permasalahan kesenjangan ekonomi sebuah negara serta membantu mustahik untuk keluar

dari jurang kemiskinan 3.68 tahun lebih cepat (Puskas BAZNAS. 2019).

Sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim terbanyak di dunia, hal ini dapat

menjadi potensi untuk menghimpun dana zakat dari muzakki. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh The Future of World Religions, negara Indonesia menduduki peringkat satu

dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia. Digambarkan bahwa penduduk

muslim di Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 87,0% dari total penduduk Indonesia

secara keseluruhan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 1.3 di bawah ini

Grafik 1.3 Besaran Persentase Agama di Indonesia Tahun 2020

Sumber : The Future of World Religion : Population Growth Projection 2010-2050

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Budha Kristen Hindu Muslim Agama Lain

Besaran Persentase Agama di Indonesia 2020

87%

1%

10,2%

0,6%1,6%

Page 18: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

4

Selain itu, dalam studi yang dilakukan oleh Asfarina et al (2018), ditemukan bahwa

terdapat potensi penghimpunan zakat di Indonesia yang cukup besar. Hal itu dapat dilihat

dari gambaran grafik di bawah ini yang menunjukkan penggunaan dua pendekatan metode

fiqih yakni klasik dan fiqh kontemporer serta dua pendekatan skenario yaitu skenario

optimis dan skenario realistis. Jika dilihat dari metode fiqih kontemporer dengan skenario

optimis potensi penghimpunan zakat mencapai hingga Rp 217 Triliun sedangkan dengan

menggunakan skenario realistis jumlahnya sebesar Rp.74 Triliun. dan potensinya menjadi

rendah jika menggunakan metode fiqih klasik dan skenario realistis yaitu sebesar Rp 13

Triliun.

Grafik 1.4 Potensi Penghimpunan Zakat di Indonesia

Sumber : Asfarina et al (2018) diolah

Dari gambaran di atas menunjukkan bahwa terdapat ketimpangan atau gap yang cukup

tinggi antara potensi zakat dan penghimpunannya di Indonesia. Hal itu juga berarti

potensinya kurang dari 5% dari potensi zakat yang besarnya mencapai RP 217 Triliun. Hal

ini tentunya akan menjadi permasalahan yang serius mengingat Indonesia merupakan

negara mayoritas muslim terbesar di dunia, yang mana seharusnya potensi zakat dapat

berjalan secara optimal dan dapat memberdayakan para mustahik yang membutuhkan.

Selain itu. kajian terhadap literasi zakat di kalangan masyarakat terutama para muzakki.

harus lebih digencarkan mengingat masih banyak masyarakat yang belum teredukasi

dengan baik tentang persoalan zakat. Menurut Indria Fitri dkk (2019), beberapa faktor yang

menyebabkan masih rendahnya penghimpunan zakat di Indonesia diantaranya karena

masyarakat belum sepenuhnya percaya terhadap lembaga-lembaga amil zakat serta

pengetahuan masyarakat masih terkonsentrasi pada beberapa jenis zakat saja, terutama

pada zakat fitrah yang dikeluarkan di bulan Ramadhan.

Page 19: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

5

Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang berasal

dari hasil pemekaran wilayah Kota Tangerang dan merupakan wilayah terbesar kelima di

kawasan Jabodetabek. Kota yang memiliki hari jadinya di tanggal 26 November tersebut,

memiliki realisasi penerimaan zakat sebesar pada tahun 2018 dan meningkat sebesar Rp

464.151.492 atau sekitar 1.1 % pada tahun 2019.

Grafik 1.5 Realisasi Penerimaan Zakat di Tangerang Selatan Tahun 2018-2019

Sumber : BAZNAS Tangerang Selatan, 2020

Menurut hasil penelitian Puskas BAZNAS 2020, di tahun 2020 nilai Indeks Zakat

Nasional (IZN) di BAZNAS Kota Tangerang Selatan memiliki nilai sebesar 0.51 persen

yang berarti masuk dalam kategori Cukup Baik. IZN merupakan alat ukur standar yang

digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi bagaimana kinerja zakat secara agregat

(keseluruhan). Hasil pengukuran IZN dilakukan dengan melihat 2 dimensi yang berbeda,

yaitu dimensi makro dan dimensi mikro. Dimensi makro menggambarkan peran dan

kontribusi pemerintah serta masyarakat secara agregat dalam membangun institusi zakat di

daerah yang bersangkutan. Dimensi ini terdiri dari 3 indikator yaitu regulasi, dukungan

anggaran pemerintah dan indikator database lembaga zakat. Nilai yang diperoleh di atas

didapat dari pembobotan antara indeks dimensi makro dan juga mikro. Berikut akan

digambarkan kategori nilai Indeks Zakat Nasional (IZN) beserta nilai indeks dimensi makro

dan mikro BAZNAS Kota Tangerang Selatan :

Rp4.000.000.000

Rp4.100.000.000

Rp4.200.000.000

Rp4.300.000.000

Rp4.400.000.000

Rp4.500.000.000

Rp4.600.000.000

Rp4.700.000.000

Rp4.800.000.000

Rp4.900.000.000

2018 2019

Penerimaan Zakat di BAZNAS Tangsel 2018-2019

Rp 4.301.537.795

Rp 4.765.689.287

Page 20: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

6

Tabel 1.1 Kategori Nilai Indeks Zakat Nasional (IZN)

Rentang Skor Indeks

0,00 โ€“ 0,20 Tidak Baik

0,21 โ€“ 0,40 Kurang Baik

0,41 โ€“ 0,60 Cukup Baik

0,61 โ€“ 0,80 Baik

0,81 โ€“ 1,00 Sangat Baik

Sumber : Puskas BAZNAS 2017, Data diolah

Tabel 1.2 Nilai Indeks Dimensi Makro BAZNAS Kota Tangerang Selatan

Variabel Indeks Indikator Indeks Dimensi

Regulasi Daerah 1,00 Regulasi 1,00

Makro 0,76

Dukungan Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah (APBD) untuk

BAZNAS

0,75

Dukungan

Anggaran

Pendapatan

Belanja Daerah

(APBD) untuk

BAZNAS

0,75

Jumlah lembaga zakat resmi, muzaki

dan mustahik 0,75

Rasio jumlah muzaki individu

terhadap rumah tangga di tingkat

kabupaten

0,00

Database

lembaga zakat 0,53

Rasio jumlah muzaki badan usaha

terhadap jumlah badan usaha di

tingkat kabupaten

1,00

Sumber : Puskas BAZNAS 2020, Data diolah

Dari tabel 1.2 di atas dapat diketahui bahwa nilai dimensi makro BAZNAS Kota

Tangerang Selatan sebesar 0,76 bernilai Baik. Terdapat tiga indikator penyusun dimensi

makro, yaitu regulasi, dukungan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan

database lembaga zakat. Nilai sempurna atau 1,00 diraih oleh indikator regulasi yang

berarti telah terdapat peraturan pengelolaan zakat di tingkat Kota Tangerang Selatan dan

kepala daerah yang aktif mendukungnya. Sementara itu, nilai indeks 0,75 pada dukungan

APBD memiliki arti bahwa bantuan APBD yang diberikan oleh pemerintah daerah telah

dapat menutup sekurang-kurangnya 50% biaya operasional.

Indikator ketiga adalah database di mana BAZNAS Kota Tangerang Selatan

mendapatkan nilai 0,53 (Cukup Baik). Terdapat tiga variabel penyusun indikator tersebut

yaitu jumlah lembaga zakat resmi, muzakki dan mustahik, rasio jumlah muzaki individu

terhadap rumah tangga di tingkat kota dan rasio jumlah muzaki badan usaha terhadap

jumlah badan usaha di tingkat kota. Nilai dari variabel jumlah lembaga zakat resmi, muzaki

dan mustahik sebesar 0,75 yang berarti BAZNAS Kota Tangerang Selatan telah memiliki

sekurang-kurangnya empat dari database yang dibutuhkan yaitu database jumlah lembaga

Page 21: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

7

zakat resmi, jumlah muzakki, jumlah mustahik serta peta persebarannya dan aktif

menggunakan SiMBA. SiMBApedia merupakan sebuah ensiklopedia berbasis web yang

diperuntukkan bagi para operator SiMBA. Portal ini dikelola oleh BAZNAS Pusat yang

berisi berbagai macam panduan terhadap kesulitan-kesulitan yang seringkali dialami oleh

para operator SiMBA. Selain itu SiMBApedia juga berisi tentang berbagai macam katalog

kasus yang sering ditemui didalam pengelolaan zakat khususnya ditingkat daerah.

Variabel kedua dan ketiga yang membentuk indikator database adalah rasio jumlah

muzaki individu terhadap rumah tangga dan rasio jumlah muzaki badan usaha terhadap

badan usaha di Kota Tangerang Selatan. Variabel rasio jumlah muzaki individu terhadap

rumah tangga mendapatkan nilai Tidak Baik (0,00) karena rasio rumah tangga muslim di

Kota Tangerang Selatan telah terdaftar sebagai muzaki di BAZNAS hanya 0,01%. Hal ini

berbeda dengan variabel jumlah muzaki badan usaha terhadap badan usaha di Kota

Tangerang Selatan mendapatkan nilai 1,00 karena memiliki rasio sebesar 4%.

Selanjutnya, di bawah ini akan digambarkan mengenai nilai indeks dimensi mikro

BAZNAS Kota Tangerang Selatan. Dimensi mikro merupakan bagian yang disusun dalam

perspektif kelembagaan zakat dan penerima manfaat dari zakat ataupun mustahik. Secara

teknis, penyusunan dimensi mikro memiliki dua indikator yaitu performa lembaga zakat

dan juga dampak zakat. Kelembagaan zakat variabelnya terdiri dari pengumpulan,

pengelolaan, penyaluran dan pelaporan. Sedangkan pada dampak zakat variabelnya dilihat

dari sisi ekonomi, spiritual, pendidikan, kesehatan, dan kemandirian. Variabel dampak

zakat lalu mengerucut menjadi 3 variabel, yaitu Indeks Kesejahteraan CIBEST (Center Of

Islamic Business And Economic Studies), Modifikasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM),

dan Kemandirian.

Tabel 1.3 Nilai Indeks Dimensi Mikro BAZNAS Kota Tangerang Selatan

Variabel Indeks Indikator Indeks Dimensi

Pengumpulan 0,38

Kelembagaan 0,59

Mikro

0,41

Pengelolaan 0,75

Penyaluran 0,58

Pelaporan 0,75

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,00

Dampak Zakat 0,29 Modifikasi IPM 0,50

Kemandirian 0,63

Sumber : Puskas BAZNAS 2020, Data diolah

Dari tabel 1.4 diatas, dapat diketahi bahwa nilai dimensi mikro BAZNAS Kota

Tangerang Selatan adalah sebesar 0,41 (Kurang Baik). Dimensi mikro dibentuk dari dua

Page 22: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

8

indikator, yaitu kelembagaan dan dampak zakat. Nilai indeks kelembagaan BAZNAS Kota

Tangerang Selatan adalah sebesar 0,59 (Cukup Baik). Indikator ini dibentuk dari empat

variabel yaitu pengumpulan, pengelolaan, penyaluran dan pelaporan. Variabel pertama,

yaitu pengumpulan mendapatkan nilai sebesar 0,38 ((Kurang Baik) karena pertumbuhan

pengumpulan zakatnya sebesar 9% tetapi besaranpengumpulannya masih berada di rentang

1 Milyar hingga 10 Milyar. Variabel kedua yaitu pengelolaan mendapatkan nilai 0,75

(Baik) karena BAZNAS Kota Tangerang Selatan telah memiliki sekurang-kurangnya 3 dari

SOP Pengelolaan Zakat yaitu rencana strategis, sertifikasi ISO/manajemen mutu, dan

program kerja tahunan.

Pada variabel penyaluran, nilai yang diperoleh adalah sebesar 0,58 (Cukup Baik). Hal

ini disebabkan karena proses penyaluran yang diukur dengan menggunakan ACR

(Allocation to Collection Ratio) sebesar 81,3%, meski jumlah penyalurannya masih berada

pada rentang Rp 500 juta hingga Rp 5 Milyar. ACR adalah rasio perbandingan antara

proporsi dana zakat yang disalurkan dengan dana zakat yang dihimpun.

Dalam melakukan penyaluran zakat, BAZNAS Kota Tangerang Selatan telah

melakukan penyaluran di bidang dakwah yaitu sebesar 20,80%. Proses rencana hingga

realisasi penyaluran zakat konsumtif dan produktif membutuhkan waktu 11 bulan. Variabel

terakhir, yaitu pelaporan, BAZNAS Kota Tangerang Selatan baru mendapatkan nilai 0,75

(Cukup Baik) karena hanya memiliki sekurang-kurangnya 3 dari laporan keuangan teraudit

dan melakukan publikasi pelaporan secara berkala. Adapun BAZNAS Kota Tangerang

belum memiliki laporan keuangan yang teraudit syariah.

Nilai indikator kedua pembentuk dimensi mikro adalah dampak zakat yaitu sebesar

0,29 (Kurang Baik). Indikator kedua ini dibentuk dari tiga variabel, yaitu Indeks

Kesejahteraan CIBEST, modifikasi IPM dan Kemandirian. Nilai Indeks Kesejahteraan

CIBEST yang diperoleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan ada pada kategori Kurang Baik,

yaitu 0,00 karena tidak ada mustahik yang telah berada di kuadran 1 atau berstatus kaya

secara spiritual dan material setelah diberikan bantuan zakat.

Pada variabel modifikasi IPM nilai yang diperoleh sebesar 0,50 yang berarti terdapat

dampak yang Cukup Baik dilihat dari sisi pendidikan dan kesehatan mustahik. Variabel

terakhir, yaitu kemandirian, nilai yang diperoleh adalah sebesar 0,63 (Baik). Nilai ini

menunjukkan bahwa mayoritas sampel mustahik telah memiliki pendapatan tetap/usaha

dan sudah ada beberapa mustahik yang melakukan aktivitas menabung.

Page 23: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

9

Grafik 1.6 Hasil Pengukuran Indeks Literasi Zakat di Provinsi Banten

Sumber : Puskas BAZNAS, 2020, Data diolah

Sebagai kota yang berada di lingkup Provinsi Banten, maka dapat dilihat gambaran

umum mengenai Indeks Literasi Zakat (ILZ) di Provinsi Banten. Grafik tersebut

menggambarkan Indeks Literasi Zakat (ILZ) di Provinsi Banten yang mendapatkan nilai

sebesar 64.07. Hal ini berarti Indeks Literasi Zakat (ILZ) di Provinsi Banten termasuk

dalam kategori tingkat literasi moderat atau menengah. Namun, secara lebih spesifik,

belum dijelaskan mengenai Indeks Literasi Zakat (ILZ) per Kota atau Kabupatennya.

terutama di Kota Tangerang Selatan. Selain itu, jika melihat nilai yang didapatkan pada

pengetahuan lanjutan zakat, Provinsi Banten mendapatkan nilai 54.79 yang masuk ke

dalam kategori tingkat literasi yang rendah. Hal ini berarti pemahaman masyarakat Banten

mengenai pengelolaan zakat di lembaga resmi masih terbilang cukup rendah. Hal ini juga

selaras dengan temuan dalam survey ILZ di Provinsi Banten bahwa sebanyak 81%

responden masih meyalurkan zakatnya melalui Masjid ataupun memberikannya langsung

kepada mustahik.

Sebagaimana disampaikan oleh (Ascarya dan Yumanita, 2018) bahwa salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi masyarakat untuk menunaikan zakatnya ialah literasi atau

pemahaman. Oleh karena itu. literasi terhadap muzakki secara merata juga menjadi bekal

yang sangat penting guna pengoptimalan penghimpunan dana zakat ke depannya termasuk

Page 24: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

10

di wilayah Kota Tangerang Selatan yang merupakan bagian dari Provinsi Banten yang

secara umum masih memiliki pengetahuan lanjutan zakat yang cukup rendah.

Berdasarkan latar belakang diatas. penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

tema โ€œANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

MASYARAKAT KOTA TANGERANG SELATANโ€

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas penelitian ini, penulis dapat merumuskan :

1. Bagaimana pemahaman dasar zakat pada masyarakat Kota Tangerang Selatan melalui

Indeks Literasi Zakat (ILZ) ?

2. Bagaimana pemahaman lanjutan zakat pada masyarakat Kota Tangerang Selatan

melalui Indeks Literasi Zakat (ILZ) ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengukur Indeks Literasi Zakat (ILZ) pada masyarakat Kota Tangerang

Selatan.

2. Untuk menganalisis implikasi dari Indeks Literasi Zakat (ILZ) di Kota

Tangerang Selatan.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya peneltian ini. maka diharapkan mampu memberikan manfaat bagi

pihak-pihak yang terkait. antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a) Dapat memperkaya referensi ilmiah terkait Indeks Literasi Zakat (ILZ) pada

masyarakat di wilayah Kota Tangerang Selatan

b) Menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang tertarik untuk meneliti

terkait Indeks Literasi Zakat (ILZ) pada masyarakat di wilayah Kota

Tangerang Selatan

2. Manfaat Praktis

a) Dapat meningkatkan kesadaran masyarakat menjadi muzakki dan terus

meningkatkan literasi dan pemahaman mengenai zakat.

Page 25: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori-Teori Terkait dengan Penelitian

1. Konsep Zakat

Ditinjau dari segi pengertiannya, zakat dapat terbagi menjadi beberapa

pengertian, yaitu secara bahasa, istilah dan juga secara hukum Islam. Zakat secara

bahasa dapat berarti tumbuh, berkembang, kesuburan, bertambah ataupun mensucikan.

(HR. At Tirmidzi). Zakat dapat juga berarti membersihkan ataupun mensucikan (QS.

At Taubah :10). Terdapat ungkapan zakka az-zarโ€Ÿu, yang bermakna bahwa tanaman

itu berkembang dan menjadi baik. Sedangkan pengertian zakat menurut istilah yaitu

beribadah kepada Allah dengan mengeluarkan sebagian kewajiban seseorang berupa

harta tertentu secara syarโ€Ÿi untuk nantinya disalurkan kepada suatu golongan atau

instansi tertentu. Zakat secara istilah dapat juga diartikan sebagai sejumlah harta

tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak

menerimanya. Definisi zakat secara hukum Islam yaitu, harta tertentu yang sudah

ditetapkan Allah apabila sampai satu tahun dan mencukupi nishabnya, maka

diwajibkan untuk mengeluarkan dan diserahkan kepada yang berhak menerimanya

(Puskas BAZNAS. 2019). Di dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 zakat juga

didefinisikan sebagai harta yang wajib dikeluarkan oleh umat muslim baik secara

individu maupun kelompok seperti halnya perusahan, badan usaha ataupun lembaga-

lembaga yang nantinya diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya yang

disebut sebagai 8 golongan asnaf zakat. Pada Q.S At Taubah ayat 60 di bawah ini.

dijelaskan kelompok ataupun golongan yang berhak untuk menerima zakat :

Artinya:

โ€œSesungguhnya zakat-zakat itu. hanyalah untuk orang-orang fakir. orang-orang miskin.

pengurus-pengurus zakat. para muallaf yang dibujuk hatinya. untuk budak. orang-

โ€œ

โ€

Page 26: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

12

orang yang berhutang. untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam

perjalanan. sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah. dan Allah Maha

Mengetahui lagi Maha Bijaksana.โ€ (Q.S At-Taubah :60).

Maka secara umum. dapat disimpulkan bahwa zakat merupakan sejumlah harta

yang telah Allah SWT tetapkan dan wajib dikeluarkan oleh umat muslim ketika sudah

mencapai nishab dan juga haulnya untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak

menerimanya. yaitu 8 golongan asnaf guna mensucikan harta dan jiwa. Sebagaimana

Allah SWT berfirman dalam surat At-Taubah ayat 103 yang berbunyi :

ุณู…ูŠุน ุนู„ูŠู… ูˆุชูƒ ุณูƒู† ู„ู‡ู… ูˆุงู„ู„ู‡ ุฑู‡ู… ูˆุชุฒูƒูŠู‡ู… ุจู‡ุง ูˆุตู„ ุนู„ูŠู‡ู… ุงู† ุตู„ู‡ ุฎุฐ ู…ู† ุงู…ูˆุงู„ู‡ู… ุตุฏู‚ุฉ ุชุทู‡Artinya :

โ€œAmbillah zakat dari harta mereka. guna membersihkan dan menyucikan mereka. dan

berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa

bagi mereka. Allah Maha Mendengar. Maha Mengetahuiโ€ (Q.S. At-Taubah :103.

2. Konsep Pengelolaan Zakat

Konsep pengelolaan zakat di Indonesia telah tercantum di dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2011 yang menyatakan bahwa pengelolaan zakat merupakan

kegiatan perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan terhadap pengumpulan dan

pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Pengelolaan zakat dapat diartikan sebagai

suatu proses dan pengorganisasian, sosialisasi, pengumpulan, pendistribusian, serta

pengawasan dalam pelaksanaan zakat (Hasan. 2011). Dari pengertian ini terdapat tiga

unsur yang saling terkait dalam pengelolaan zakat, yaitu pengumpulan, pendistribusian

serta pendayagunaan.

Sebagai salah satu kebijakan fiskal dalam Islam yang sudah dikenal sejak masa

Rasulullah SAW, zakat menjadi salah satu instrumen keuangan yang sudah dihimpun

dan juga dikelola oleh institusi amil sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah

SAW pada masanya. Menurut Kahf (2002). Rasulullah SAW pernah menugaskan 25

sahabatnya untuk menjadi amil zakat. beberapa diantaranya yaitu Ibnu Luthaibah yang

berasal dari Suku Asmad. Pada waktu itu ia diperintahkan untuk mengelola zakat di

Bani Sulaim. Ada juga Umar bin Khattab yang diperintahkan untuk menghimpun zakat

dari Negeri Yaman dan tidak boleh kembali ke negeri asalnya sebelum dana zakat yang

telah dihimpun dapat terdistribusikan secara optimal kepada yang berhak menerimanya

(Kementrian Agama. 2013). Selain itu. terdapat sebuah hadis dari Ibnu โ€˜Abbas,

Page 27: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

13

bahwasanya Rasulullah SAW pernah mengutus Muadz bin Jabal ke Kota Yaman untuk

menghimpun dan menyalurkan zakat kepada masyarakat yang berhak menerimanya

yang berbunyi :

Artinya :

โ€œSesungguhnya engkau akan mendatangi satu kaum Ahli Kitab (Yahudi dan

Nasrani). maka hendaklah pertama kali yang kamu sampaikan kepada mereka ialah

syahadat Laa Ilaaha Illallah wa Anna Muhammadar Rasulullah -dalam riwayat lain

disebutkan. โ€˜Sampai mereka mentauhidkan Allah.โ€™- Jika mereka telah mentaatimu

dalam hal itu. maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah SWT mewajibkan

kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka telah mentaati hal itu.

maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka zakat

yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka untuk diberikan kepada orang-

orang fakir. Dan jika mereka telah mentaati hal itu. maka jauhkanlah dirimu (jangan

mengambil) dari harta terbaik mereka. dan lindungilah dirimu dari doโ€™a orang yang

teraniaya karena sesungguhnya tidak satu penghalang pun antara doโ€™anya dan Allah.โ€

(H.R Bukhari) (Syalabi & Al-'Aliy. 2015)

Dari beberapa penjelasan diatas. menunjukkan bahwa pengelolaan zakat yang

dilakukan oleh institusi amil sangatlah penting. Bahkan pada masa Khalifah Umar bin

Abdul Aziz, instrumen zakat yang dikelola oleh amil dapat mengentaskan kemiskinan

masyarakat ketika itu dalam kurun waktu kurang dari dua tahun. Para ulama juga

bersepakat bahwa keberadaan amil di dalam golongan orang-orang yang berhak

menerima zakat dapat menggambarkan bahwa zakat memang seharusnya dikumpulkan

serta dikelola melalui institusi amil ataupun lembaga khusus yang mengatur hal

tersebut. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa penghimpunan zakat sebaiknya tidak

Page 28: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

14

dilakukan oleh muzaki perorangan. tetapi melalui lembaga resmi yang diperintahkan.

seperti yang dicontohkan Rasullallah SAW.

3. Konsep Umum Literasi

Literasi secara bahasa berasal dari Bahasa Inggris yaitu literacy dan dari bahasa

Latin yaitu littera (huruf) yang bermakna melibatkan penguasaan sistem-sistem tulisan

serta konvensi-konvensi yang menyertainya. Literasi pada umumnya berhubungan

dengan bahasa serta bagaimana bahasa tersebut digunakan. Adapun sistem bahasa tulis

itu sifatnya sekunder. Ketika berbicara mengenai bahasa, tentunya tidak akan lepas dari

pembicaraan mengenai suatu budaya karena bahasa sejatinya merupakan bagian dari

suatu budaya tertentu. Literasi juga tentunya harus mencakup unsur yang melingkupi

bahasa itu sendiri, yakni unsur situasi social serta budayanya. Wray (2011)

mengungkapkan bahwa literasi merupakan sebuah kapabilitas seseorang dalam

menggunakan kemampuan membaca untuk memahami makna dari sebuah kata.

United Nations Educational. Scientific and Cultural Organization atau yang

dikenal sebagai UNESCO, mengelompokkan literasi ke dalam tiga aspek, yaitu

kemampuan membaca, menulis dan berbicara, kemampuan menghitung serta

kemampuan mengakses informasi pengetahuan. Di dalam aspek yang pertama, yaitu

kemampuan membaca, menulis dan berbicara, UNESCO menetapkan bahwa aspek ini

menjadi kemampuan yang paling mendasar dalam literasi seseorang. Kemudian di

dalam aspek yang kedua, UNESCO juga menjadikan kemampuan menghitung sebagai

salah satu indikator yang menggambarkan tingkat literasi seseorang, dimana seseorang

dapat menghitung dan mengoperasikan angka-angka. Dan aspek yang terakhir yaitu

kemampuan mengakses informasi pengetahuan, juga merupakan bagian yang penting

dalam mengukur tingkat literasi seseorang terhadap sesuatu.

Gambar 2.1 Tingkat Literasi Menurut UNESCO

Sumber : UNESCO, 2010

1. Kemampuan Membaca, Menulis dan Berbicara

2.

2. Kemampuan Menghitung

3. Kemampuan Mengakses Informasi dan Pengetahuan

Page 29: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

15

Selain UNESCO, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2016) juga

mengelompokkan definisi literasi ke dalam tiga aspek di atas. Lebih lanjut lagi, Antara

et al (2016 meggambarkan konsep dasar literasi beserta dampak yang ditimbulkan. Ia

menjelaskan bahwa literasi merupakan sebuah kemampuan. pengetahuan serta

pemahaman terhadap sesuatu yang dapat mengubah perilaku dan keputusan seseorang

terhadap hal tersebut. Hal ini juga berbanding lurus dengan penelitian lain dari yang

menyatakan bahwa tingkat literasi seseorang memiliki hubungan yang erat kaitannya

dengan perubahan serta perilaku masyarakat dan juga kehidupan sosial-ekonominya.

Hal ini menggambarkan bahwa tingkat literasi akan cukup berdampak dalam kehidupan

serta perilaku masyarakat.

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa literasi merupakan

suatu kemampuan seseorang dalam membaca, menghitung, berbicara, serta

menganalisis suatu hal yang memiliki pengaruh dalam kehidupan serta perilaku

seseorang.

4. Konsep Literasi dalam Islam

Di dalam agama Islam, istilah literasi bukalnah suatu hal yang baru untuk

dibahas dan merupakan suatu budaya yang amat dijunjung tinggi di dalam agama Islam.

Bahkan, konsep literasi sendiri juga sudah tercantum di dalam Al-Quran surat Al-โ€˜Alaq,

dimana pada saat itu Malaikat Jibril a.s diutus Allah SWT untuk membawakan wahyu

pertama kepada Rasulullah SAW untuk membaca. Wahyu tersebut merupakan isi Surat

Al-โ€˜Alaq ayat 1-5 yang berbunyi :

Artinya :

โ€œโ€œBacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan (1) Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha

Pemurah (3) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (4) Dia mengajar

kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5)โ€ (QS. Al-โ€˜Alaq : 1-5)

Dalam lima ayat pertama surat Al-Alaq diatas terkandung prinsip kesesuaian

antara Islam dengan ilmu pengetahuan. Dalam lima ayat tersebut terdapat lima

komponen pokok pendidikan yaitu :

Page 30: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

16

a) Komponen proses, yakni dengan membaca dalam arti seluas-luasnya.

b) Komponen humanisme-teosentris, hal ini dapat kita pahami pada kalimat

bismirabbika di ayat pertama.

c) Komponen peserta didik, yaitu manusia yang dapat dipahami dari kalimat Al-Insan

yang terdapat pada ayat kedua.

d) Komponen sarana, yaitu bil qalam pada ayat keempat.

e) Komponen kurikulum, yaitu segala sesuatu yang belum diketahui manusia yang

terdapat pada kalimat maa lam yaโ€™lam pada ayat kelima.

Berdasarkan uraian di atas, secara konseptual, literasi dalam Islam terkandung

dalam lima ayat pertama surat AlAlaq yang secara substansial berisi perintah kepada

manusia untuk belajar dengan cara membaca dalam arti seluas-luasnya yang terdapat

dalam istilah iqraโ€Ÿ dengan objek bacaan yang seluas-luasnya pula meliputi ayat-ayat

kauniyah berupa alam semesta dan seisinya serta ayat-ayat qauliyah yaitu Al-Quran itu

sendiri.

Di samping berisi perintah membaca, al-Quran juga memerintahkan manusia untuk

menulis dalam arti seluas-luasnya yang diisyaratkan dalam istilah qalam. Secara garis

besar, para mufassir memaknai istilah qalam dalam beberapa ayat al-Quran sebagai alat,

proses, dan hasil. Sebagai alat, qalam bermakna pena seperti yang lazim dipahami

sebagai alat tulis konsvensional. Sebagai proses, qalam bermakna cara yang digunakan

Allah untuk mengajar manusia mengenai apa yang tidak mereka ketahui sebelumnya.

Sedangkan sebagai hasil, qalam bermakna tulisan.

Di dalam kitab al-Tahrir wa al-Tanwir karya Ibnu โ€˜Ashur, terdapat penafsiran

terkait ayat di atas yang menggambarkan bahwa kemampuan membaca memiliki dua

makna. Makna yang pertama yaitu membaca dengan mengucapkan apa yang didengar,

dan yang kedua yaitu membaca dari sebuah tulisan. Kemudian, sebuah pengetahuan

pada mulanya diawali dari ketidaktahuan. Maka dari ayat ini menunjukkan betapa

pentingnya kemampuan menulis, karena Allah swt menghendaki kepada Nabi untuk

menulis ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan kepadanya. Maka pada zaman Nabi,

diutuslah beberapa sahabat untuk menjadi pencatat wahyu (Asri. 2019)

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep literasi dalam Islam

telah menjadi bagian penting dari sejarah perkembangan Islam dan menjadi budaya

muslim sejak zaman Rasulullah SAW. Hal tersebut ditandai dengan turunnya wahyu

pertama sebagai perintah untuk membaca. Budaya literasi ini juga membawa Islam ke

Page 31: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

17

dalam masa kejayaannya dengan adanya beragam perpustakaan dan juga pusat

keilmuan mulai dari zaman Rasulullah SAW hingga saat ini.

Berkaitan dengan beragam pembahasan di atas, literasi dalam agama Islam

dapat dilakukan juga melalui salah satu instrumen keuangan dalam Islam yaitu zakat.

Literasi zakat dapat di definisikan sebagai suatu pemahaman atau kemampuan dalam

membaca menghitung, berbicara, menganalisis serta mengakses suatu informasi atau

segala hal yang berkaitan dengan zakat dan mampu meningkatkan kesadaran seseorang

untuk menunaikan zakatnya. (BAZNAS, 2019)

5. Konsep Indeks Literasi Zakat (ILZ)

a) Definisi dan Tahap Penyusunan Indeks Literasi Zakat (ILZ)

Indeks Literasi Zakat (ILZ) merupakan sebuah alat ukur yang dapat digunakan

untuk mengukur tingkat literasi masyarakat terhadap zakat. ILZ merupakan sebuah

indeks yang dibentuk oleh Pusat Kajian Strategis (Puskas) BAZNAS pada tahun

2019 yang dirancang untuk mengetahui tingkat literasi zakat di masyarakat serta

untuk mengevaluasi perkembangan literasi zakat mulai dari tingkatan regional

hingga nasional. ILZ yang dibentuk oleh Puskas BAZNAS ini diharapkan mampu

memberikan gambaran terkait tingkat pemahaman masyarakat tentang zakat dan

dapat menjadi literacy map zakat agar dapat membantu lembaga-lembaga zakat

serta stakeholder zakat memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat

secara lebih efektif dan efisien. (Puskas BAZNAS, 2019)

Di dalam penyusunan Indeks Literasi Zakat (ILZ) ini, Puskas BAZNAS

menggunakan penggabungan antara metode kualitatif dan kuantitatif atau dikenal

dengan istilah Mixed Methods. Metode kualitatif di dalam penyusunan indeks ini

menggunakan beberapa kajian-kajian pustaka yang berhubungan dengan

penelitian-penelitian terdahulu sebagai konsep awal dalam indikator-indikator pada

ILZ. Tahapan berikutnya yaitu melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan

melibatkan para praktisi serta pakar yang ahli dalam bidang zakat untuk menyusun

komponen-komponen yang berhubungan dengan ILZ serta mengukur nilai

pembobotan untuk setiap komponen yang ada pada ILZ tersebut. (Puskas

BAZNAS, 2019).

Setelah komponen penyusunan ILZ telah tersusun, maka langkah selanjutnya

yaitu melakukan perhitungan dengan menggunakan Simple Weighted Index dimana

setiap indikator diberikan bobot nilai yang sama. Metode Simple Weighted Index

memiliki 3 tahapan. Pertama, melakukan pembobotan nilai pada setiap inditkator

Page 32: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

18

dari komponen penyusun ILZ, kemudian dilanjutkan dengan penghitungan Indeks

Literasi Zakat sesuai dengan dimensinya masing-masing. Kemudian pada tahap

yang paling akhir akan dilakukan penjumlahan diantara dua dimensi tersebut

sehingga menghasilkan total Indeks Literasi Zakat Nasional terhadap provinsi,

kabupaten atau kota yang akan diteliti.

b) Komponen Penyusun Indeks Literasi Zakat

Dalam penyusunan komponen dari Indeks Literasi Zakat (ILZ) ini, peneliti

merujuk pada kajian yang dilakukan oleh Puskas BAZNAS terkait penyusunan

konsep awal dari komponen Indeks Literasi Zakat. Konsep tersebut terdiri dari dua

dimensi dimana dimensi pertama diambil dari sisi pengetahuan dasar mengenai

zakat yang dapat merepresentasikan pengetahuan zakat dalam konteks fikih.

Dimensi yang kedua diambil dari sisi pengetahuan lanjutan mengenai zakat yang

dapat merepresentasikan pengetahuan zakat dalam ranah ekonomi dan hukum.

Pada dimensi yang pertama, hal ini akan menggambarkan tingkat pemahaman

masyarakat mengenai zakat dari sudut pandang fiqih yang terdiri dari 24 indikator.

Sedangkan pada dimensi yang kedua. yakni pengetahuan lanjutan mengenai zakat,

terdapat 14 indikator yang menjadi komponen penyusun ILZ ini. Untuk lebih

jelasnya, maka bisa digambarkan pada tabel berikut ini :

Tabel 2.1 Komponen Penyusun Indeks Literasi Zakat (ILZ)

Dimensi Variabel Indikator

Pengetahuan

Dasar

Tentang

Zakat

Pengetahuan

Zakat Secara

Umum

1. Definisi zakat secara bahasa

2. Zakat dalam rukun Islam

3. Perbedaan hukum zakat. infaq. sodaqoh dan

wakaf

4. Perbedaan zakat dan donasi secara umum

5. Jenis-jenis zakat

6. Definisi muzaki

7. Definisi mustahik

8. Definisi amil

Pengetahuan Tentang

Kewajiban Membayar

Zakat

1. Hukum membayar zakat

2. Dosa tidak membayar zakat

3. Syarat wajib zakat maal

4. Syarat wajib zakat fitrah

Page 33: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

19

Pengetahuan Tentang 8

Asnaf

1. Pengetahuan tentang golongan 8 asnaf

2. Tugas amil

3. Pengelolaan zakat pada zaman Rasulullah

SAW

4. Transparansi serta akuntabilitas amil dalam

mengelola zakat

Pengetahuan Tentang

Penghitungan Zakat

1. Pengetahuan kadar zakat maal

2. Kadar zakat fitrah

3. Batasan nishab zakat maal jika dianalogikan

dengan emas

4. Batasan nishab zakat maal jika dianalogikan

dengan hasil pertanian

Pengetahuan Tentang

Objek Zakat

1. Aset wajib zakat

2. Fikih zakat profesi

3. Konsep zakat maal dan zakat profesi

4. Penghitungan zakat profesi

Pengetahuan

Lanjutan

Tentang

Zakat

Pengetahuan Tentang

Institusi Zakat

1. Jenis-jenis organisasi pengelola zakat di

Indonesia

2. Pengetahuan zakat melalui lembaga

Pengetahuan Tentang

Regulasi Zakat

1. Landasan hukum zakat di Indonesia

2. Nomor Pokok Wajib Zakat

3. Pengetahuan zakat sebagai pengurang pajak

Pengetahuan Tentang

Dampak Zakat

1. Pengetahuan tentang dampak zakat dalam

meningkatkan produktifitas

2. Dampak zakat dalam mengurangi kesenjangan

sosial

3. Dampak program pemberdayaan berbasiskan

zakat

4. Dampak zakat dalam mengurangi tingkat

kriminalitas

5. Dampak zakat terhadap stabilitas ekonomi

negara

Page 34: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

20

Pengetahuan Tentang

Program-Program

Penyaluran Zakat

1. Pengetahuan tentang manfaat meyalurkan

zakat melalui lembaga

2. Pengetahuan tentang program pendayagunaan

dana zakat di OPZ

Pengetahuan Tentang

Digital Payment Zakat

1. Pengetahuan tentang pembayaran zakat digital

2. Pengetahuan tentang kanal pembayaran zakat

secara digital

Sumber : Puskas BAZNAS, 2019

B. Penelitian Terdahulu

1. Analisis Rendahnya Pengumpulan Zakat di Indonesia dan Alternatif Solusinya

(Ascarya, Diana Yumanita, 2018)

Penelitian terdahulu ini membahas tentang permasalahan rendahnya

penghimpunan zakat di Indonesia dengan menggunakan metode Delphi dan metode

Analytic Network Process (ANP). Dalam bahasannya, peneliti sebelumnya membagi

kategori permasalahan mengenai rendahnya penghimpunan zakat di Indonesia ke

dalam tiga aspek permasalahan yaitu masalah sistem, masalah internal dan juga

masalah eksternal. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa masalah yang paling

utama terdapat pada bagian cluster regulasi (sistem). Hal ini karena sistem regulasi

zakat di Indonesia masih terbilang baru dan belum sepenuhnya diimplementasikan

sesuai dengan aspirasi masyarakat. Secara lebih mendalam, penelitian terdahulu juga

membahas mengenai solusi dari permasalahan tersebut. Beberapa diantaranya yaitu

dengan meningkatkan harmonisasi kebijakan serta program-program terkait zakat dan

Gerakan Zakat Nasional. Selain itu, perlu juga diberlakukannya sertifikasi profesi

untuk amil dan juga pengembangan jalur karir amil (SDM) secara lebih optimal.

Berbeda dengan penelitian terdahulu yang menganalisis rendahnya pengumpulan zakat

di Indonesia, pada penelitian ini peneliti ingin fokus mengukur Indeks Literasi Zakat

(ILZ) pada masyarakat di wilayah Kota Tangerang Selatan.

2. Kepercayaan Muzakki Pada Organisasi Pengelola Zakat: Studi Empiris tentang

Pengaruh Mediasi Akuntabilitas dan Transparansi (Yusi Ardini, Asrori, 2019)

Penelitian terdahulu ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh

antara literasi amil terhadap kepercayaan muzakki pada Organisasi Pengelola Zakat

(OPZ) melalui akuntabilitas dan juga transparansi laporan keuangan OPZ tersebut.

Page 35: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

21

Dalam uji terdahulu ini, peneliti menggunakan metode teknik simple random sampling

dengan pendekatan kuantitatif yang sama seperti penelitian kali ini. Peneliti terdahulu

melibatkan PNS yang sudah berpengalaman sebagai muzakki di Dinas Kabupaten

Tegal sejumlah 1.346 orang dan menunjukkan hasil bahwasanya literasi amil ternyata

berpengaruh terhadap kepercayaan muzakki pada Organisasi Pengelola Zakat (OPZ).

baik secara langsung maupun tidak langsung melalui transparansi pelaporan keuangan.

Berbeda dengan penelitian terdahulu. objek pada penelitian kali ini dilakukan pada

masyarakat di wilayah Kota Tangerang Selatan.

3. Literasi Keuangan dan Dampaknya Terhadap Perilaku Keuangan Masyarakat

Kota Medan (Delyana R. Pulungan 2017)

Dalam penelitian terdahulu in, peneliti ingin menguji sejauh mana tingkat

literasi keuangan masyarakat Kota Medan berpengaruh pada perilaku keuangan

masyarakatnya. Dengan menggunakan teknik random sampling dalam penelitiannya,

peneliti terdahulu mengambil 300 orang sebagai responden yang didominasi oleh

wanita dan penduduk usia produktif dengan penghasilan yang masih kecil. Peneliti

terdahulu menggunakan metode kuisioner dalam pengambilan datanya dan

menunjukkan hasil bahwa dalam penelitian terdahulu responden pria dikategorikan

lebih mampu untuk menyeimbangkan kebiasaan konsumtif mereka dengan kebiasaan

menabung dibandingkan dengan responden wanita. Secara keseluruhan, hasil

penelitian terdahulu menunjukkan bahwa literasi keuangan pada masyarakat Kota

Medan terbilang masih rendah dikarenakan mayoritas masyarakatnya masih berada di

bawah garis kemiskinan. Bahkan, beberapa dari mereka juga masih banyak yang

menggunakan rentenir, tengkulak, dan investasi bodong untuk memenuhi kebutuhan

aktivitas ekonominya sehari-hari. Penelitian terdahulu ini berfokus untuk mengukur

literasi keuangan pada masyarakat Kota Medan, sedangkan penelitian kali ini berfokus

untuk mengukur Indeks Literasi Zakat (ILZ) pada masyarakat di wilayah Kota

Tangerang Selatan.

4. Perilaku Literasi Terhadap Kepercayaan Muzakki pada Lembaga Pengelola

Zakat dengan Akuntabilitas dan Transparansi sebagai Variabel Intervening

(Dwi Istikhomah. Asrori, 2019)

Penelitian terdahulu ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh literasi muzakki

terhadap kepercayaan lembaga pengelola zakat dengan akuntabilitas organisasi

pengelola zakat dan transparansi pelaporan keuangan. Dalam kajiannya, peneliti

Page 36: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

22

terdahulu menggunakan akuntabilitas lembaga pengelola zakat dan transparansi

pelaporan keuangan sebagai variabel intervening dan literasi muzakki sebagai variabel

independennya. Dengan menyebarkan kuisioner kepada 64 responden yang merupakan

muzakki zakat mal perniagaan di Kabupaten Rembang, penelitian terdahulu ini

menunjukkan hasil bahwa literasi muzaki mempunyai pengaruh positif terhadap

kepercayaan lembaga pengelola zakat. Namun pada variabel akuntabilitas organisasi

pengelola zakat, hasilnya berpengaruh negatif terhadap kepercayaan lembaga

pengelola zakat. Berbeda dengan penelitian terdahulu yang menguji literasi muzakki

terhadap kepercayaan muzakki pada lembaga pengelola zakat melalui variabel

interveningnya, penelitian kali ini justru ingin berfokus untuk mengukur literasi zakat

masyarakat Kota Tangerang Selatan dengan menggunakan Indeks Literasi Zakat (ILZ).

5. Pengaruh Literasi Zakat Profesi Terhadap Implementasi Zakat Profesi pada

Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Anisa Royani, Sujadmi,

Luna Febriani, 2020)

Penelitian terdahulu ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh literasi zakat

profesi terhadap implementasi zakat profesi yang dilakukan pada anggota DPRD

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Peneliti terdahulu menggunakan mixed methods,

yaitu kombinasi antara metode kualitatif dan kuantitatif dengan beberapa teknik

pengumpulan data yaitu melalui kuisioner, wawancara mendalam, serta dokumentasi.

Objek penelitian terdahulu dilakukan pada 42 responden yang merupakan anggota

DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Peneliti terdahulu juga sekaligus menguji

teori paradigma fakta sosial Emile Durkheim tentang sosiologi agama, dimana

Durkheim membagi agama ke dalam dua kategori yaitu kepercayaan dan ritus. Hasil

penelitian terdahulu menunjukkan bahwa terdapat pengaruh literasi zakat profesi

terhadap implementasi zakat profesi pada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Berbeda dengan penelitian terdahulu

yang menganalisis pengaruh literasi zakat profesi terhadap implementasi zakat profesi

pada anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, penelitian kali ini ingin

menganalisis tingkat literasi zakat masyarakat Kota Tangerang Selatan dengan

menggunakan Indeks Literasi Zakat (ILZ).

Page 37: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

23

6. Pengaruh Tingkat Pendapatan. Literasi Zakat dan Kepercayaan Terhadap Minat

Masyarakat dalam Membayar Zakat pada BAZNAS Provinsi Lampung (Intan

Suri, 2020)

Dalam penelitian terdahulu ini, peneliti ingin mengukur 3 variabel dependen

yang terdiri dari tingkat pendapatan, literasi zakat dan juga kepercayaan terhadap minat

masyarakat untuk membayar zakat pada BAZNAS di Provinsi Lampung. Dengan

menggunakan teknik purposive sampling, peneliti melakukan pengambilan sample

kepada 100 responden yang pernah berpengalaman sebagai muzakki dan merupakan

masyarakat di Provinsi Lampung. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh positif antara pendapatan terhadap minat masyarakat membayar

zakat. Memiliki arah koefisien regresi positif dengan ketaatan membayar zakat yaitu b

= 0.304 menunjukkan bahwa apabila tingkat pendapatan masyarakat mengalami

peningkatan 1 % maka minat membayar zakat akan meningkat 30.4 % dengan asumsi

variabel independen yang lain konstan. Variabel kepercayaan juga memiliki pengaruh

positif terhadap minat membayar zakat, namun pada variabel literasi zakat

menunjukkan hasil yang negative terhadap minat membayar zakat pada BAZNAS di

Provinsi Lampung. Berbeda dengan penelitian terdahulu yang menggunakan beberapa

indikator di atas dan objek penelitian pada masyarakat di Provinsi Lampung, pada

penelitian kali ini peneliti menggunakan indikator yang berasal dari Indeks Literasi

Zakat (ILZ) dengan objek penelitian pada masyarakat Kota Tangerang Selatan.

7. Tantangan Pengelolaan Dana Zakat di Indonesia dan Literasi Zakat (Indria Fitri,

Lucky Nugroho, Tettet Fitrijanti, Citra Sukmadilaga, 2019)

Penelitian terdahulu ini bertujuan untuk mengetahui potensi zakat dan

mengukur seberapa besar realisasi penghimpunan zakat yang berhasil dihimpun oleh

beberapa amil zakat di Indonesia pada tahun 2014-2018. Dengan menggunakan metode

deskriptif kuantitatif yang didukung oleh sejumlah data sekunder dari berbagai sumber.

peneliti terdahulu mengambil beberapa data penerimaan zakat dari 4 lembaga pengelola

zakat. yaitu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Rumah Zakat (RZ), Dompet

Dhuafa (DD), dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) pada tahun 2014 - 2018. Hasil penelitian

terdahulu menunjukkan bahwa rata-rata realisasi penghimpunan dana zakat mengalami

peningkatan tiap tahunnya pada 2014-2018, namun total realisasi tersebut belum

sepadan dengan potensi zakat yang ada. Beberapa hal yang menjadi faktor rendahnya

penghimpunan zakat tersebut adalah kepercayaan masyarakat yang belum sepenuhnya

Page 38: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

24

utuh terhadap lembaga-lembaga pengelola zakat di Indonesia. Selain itu, masih

rendahnya kesadaran masyarakat muslim akan kewajibannya menunaikan zakat.

Berbeda dengan penelitian terdahulu yang membahas terkait tantangan pengelolaan

zakat. penelitian kali ini justru ingin mengukur tingkat literasi masyarakat Kota

Tangerang Selatan dengan menggunakan Indeks Literasi Zakat (ILZ).

8. Implementasi Literasi Keuangan Syariah pada Alokasi Dana Ziswaf Masyarakat

(Anna Sardiana dan Zulfison, 2018)

Penelitian terdahulu ini membahas tentang bagaimana implementasi literasi

keuangan syariah masyarakat dalam pengalokasian dana mereka ke dalam dana zakat,

infaq, sedekah dan wakaf (ZISWAF) melalui lembaga amil zakat Dompet Dhuafa dan

LAZ Al-Azhar Peduli Umat. Peneliti terdahulu menggunakan teknik purposive

sampling dengan menggunakan kuisioner dan melibatkan 189 responden yang

merupakan muzakki dan wakif di lembaga amil zakat Dompet Dhuafa dan LAZ Al-

Azhar. Hasil menunjukkan bahwa literasi keuangan syariah ternyata hanya mampu

menjelaskan sekitar 37% alokasi dana ziswaf. Namun literasi keuangan syariah yang

dibentuk oleh pengetahuan, kemampuan dan sikap atau keyakinan dapat

mempengaruhi masyarakat dalam mengalokasikan dananya untuk dana ziswaf.

Berbeda dengan penelitian terdahulu yang mengukur literasi pada muzakki dan wakif

di Dompet Dhuafa dan LAZ Al-Azhar, penelitian kali ini ingin mengukur tingkat

literasi masyarakat Kota Tangerang Selatan dengan menggunakan Indeks Literasi

Zakat (ILZ).

9. Tingkat Literasi Zakat Kontemporer pada Pesantren Salaf (Selli Annafiโ€™atul, Aan

Zainul Anwar, 2021)

Penelitian terdahulu ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman santri

di pesantren salaf Kecamatan Margoyoso dan mengukur pengaruh tingkat pendidikan

santri pesantren salaf terhadap literasi zakat kontemporer. Penelitian terdahulu

menggunakan metode kuantitatif dengan pengujian trianggulasi (methodological

triangulation) dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode survey

menggunakan kuisioner serta wawancara secara mendalam (indepth interview). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar santri di pesantren salaf Kecamatan

Margoyoso belum memahami tentang zakat kontemporer secara utuh dan hanya

memahami sebatas fiqih zakat klasik dan zakat profesi saja. Berbeda dengan penelitian

Page 39: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

25

terdahulu yang mengukur literasi dengan objek penelitian pada santri di pesantren salaf

Kecamatan Margoyoso, penelitian kali ini mengukur literasi pada masyarakat di Kota

Tangerang Selatan melalui Indeks Literasi Zakat (ILZ).

10. Literacy and Intention to Pay Zakat: A Theory Planned Behavior View Evidence

from Indonesian Muzakki (Rizaldi Yusfiarto, Ananda Setiawan, Septy Setia

Nugraha, 2020)

Penelitian terdahulu ini bertujuan untuk mengkaji seberapa besar pengaruh

literasi zakat pada umat muslim di Indonesia terhadap minat untuk membayar zakat.

Peneliti terdahulu menggunakan pendekatan Structural Equation Modelling (SEM)

yang mencakup berbagai analisis statistik seperti analisis jalur. analisis faktor

konfirmatori (CFA). Root Mean Square Area (RMSEA), pemodelan kausal dengan

variabel laten dan analisis varian regresi berganda. Peneliti terdahulu menggunakan

media survey dengan kuisioner yang melibatkan 280 responden dari beberapa provinsi

di Indonesia antara lain DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur

dan D.I Yogyakarta dimana respondennya di dominasi oleh pria sejumlah 65.4% dari

total keseluruhan responden. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa literasi

zakat dan perilaku masyarakat berpengaruh positif terhadap minat masyarakat muslim

di Indonesia untuk membayar zakat. Berbeda dengan penelitian terdahulu yang

mengukur literasi dengan objek penelitian pada masyarakat muslim di beberapa

provinsi di Indonesia. penelitian kali ini mengukur literasi pada masyarakat di Kota

Tangerang Selatan melalui Indeks Literasi Zakat (ILZ).

Kesimpulan dari beberapa penelitian terdahulu terhadap penelitian kali ini

yaitu, penelitian diatas dominan membahas literasi masyarakat terhadap zakat di

beberapa wilayah, seperti Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bangka

Belitung, dan juga Medan. Di beberapa kasus, hasil penelitian menyebutkan bahwa

literasi masyarakat terhadap zakat cenderung masih dalam kategori rendah. Tentunya,

hal tersebut terdapat beberapa kendala di masing-masing wilayahnya. Sebagai contoh

di wilayah Medan, kendala utama yang menjadi penyebab rendahnya literasi

masyarakat terhadap zakat adalah mayoritas masyarakatnya masih berada di bawah

garis kemiskinan. Jika tingkat kemiskinannya rendah, maka tingkat pendidikan yang

diperoleh juga cenderung lebih minim. Maka tentunya hal itu sangat berdampak

terhadap tingkat literasi masyarakat terhadap zakat.

Page 40: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

26

Selain itu, beberapa alasan lain yang menjadi penyebab rendahnya literasi

masyarakat terhadap zakat ialah kepercayaan masyarakat yang belum sepenuhnya utuh

terhadap lembaga-lembaga pengelola zakat di Indonesia. Hal itu kemungkinan didasari

pada kurangnya transparansi lembaga-lembaga pengelola zakat tersebut kepada

masyarakat. Akses masyarakat untuk mengetahui penyaluran dana zakat yang

dikumpulkan, tampaknya menjadi hal yang sangat penting demi menjaga kredibilitas

dan kepercayaan lembaga-lembaga pengelola zakat tersebut.

C. Kerangka Pemikiran

Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi masyarakat Kota Tangerang

Selatan terhadap zakat. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dengan

menggunakan kuesioner dan diolah dengan metode Simple Weighted Index, yakni dengan

memberikan nilai bobot pada masing-masing indikator, lalu kemudian dilakukan

perhitungan terhadap Indeks Literasi Zakat (ILZ) dengan menggunakan alat olah data yaitu

Excel. Pembobotan indikator merupakan tahap permulaan dari perhitungan. Setelah bobot

indikator didapatkan. maka selanjutnya dilakukan perhitungan Indeks Literasi Zakat (ILZ)

pada tataran dua dimensi, dan kemudian diakhiri dengan menghitung Total Indeks Literasi

Zakat (ILZ) sekaligus melakukan analisa data serta memberikan kesimpulan. Berdasarkan

pada tinjauan pustaka yang sudah dijelaskan mengenai pengukuran Indeks Literasi Zakat

terhadap masyarakat Kota Tangerang Selatan. maka kerangka pemikirannya dapat

dirumuskan seperti gambar yang ada di bawah ini :

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Data Kuisioner Indeks Literasi Zakat (ILZ)

Pengolahan Data

Pembobotan Indikator

Perhitungan ILZ Dalam Tataran Dimensi

Perhitungan Total ILZ dan Analisa

Interpretasi

Kesimpulan dan Implikasi

Page 41: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Rochaety dkk, (2009:35) populasi dapat diartikan sebagai sekelompok

individu, kejadian ataupun segala sesuatu yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik

tertentu. Menurut Sugiyono (2014:61) populasi merupakan suatu wilayah generalisasi

dimana subjek maupun objek memiliki karakteristik dan juga kualitas yang ditentukan

oleh peneliti untuk dipelajari lalu kemudian ditarik kesimpulannya. Kemudian menurut

Suharjo (2013:7) populasi merupakan jumlah keseluruhan objek yang akan diteliti.

Adapun yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini ialah masyarakat muslim yang

tinggal di wilayah Kota Tangerang Selatan.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi objek dalam suatu

penelitian (sampel sendiri secara harfiah berarti contoh) (Suharjo, 2013:7). Adapun

sampel pada penelitian ini adalah sebagian masyarakat muslim di wilayah Kota

Tangerang Selatan.

Penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive, yaitu teknik penentuan

sampel dengan adanya suatu pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu (Sujarweni dan

Endrayanto, 2012). Adapun kriteria-kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu :

a) Masyarakat beragam Islam, baik pria maupun wanita

b) Rentang usia 17 โ€“ 65 tahun

c) Berdomisili di Tangerang Selatan

Dari 3 kriteria yang telah dijelaskan. maka peneliti akan melakukan

pengambilan sample dengan menggunakan rumus slovin dimana tingkat eror dari

rumus slovin yaitu sebesar 10%. Berikut adalah rumus Slovin : (Sugiyono, 2010)

Keterangan :

n : Ukuran sampel

N : Ukuran populasi

e : Toleransi eror akibat kesalahan pengambilan sample yang

dapat ditolerir

Page 42: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

28

Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil)

Kota Tangerang Selatan. pada tahun 2020 jumlah penduduk muslim di Kota Tangerang

Selatan sebesar 1.195.012 jiwa (Disdukcapil Tangsel, 2020). Dengan tingkat eror

sebesar 10%. maka besarnya sample minimal yang dapat digunakan peneliti untuk

mewakili penelitian kali ini yaitu :

๐‘› = 1.195.012

1 + 1.195.012 (0.1)2 = 99.99

Maka dari hasil perhitungan rumus tersebut. besarnya sample minimum yang

digunakan yaitu sebanyak 99.99 atau dapat dibulatkan menjadi 100 responden di Kota

Tangerang Selatan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di wilayah Kota Tangerang Selatan Provinsi

Banten.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dalam periode waktu kurang lebih 3-4 bulan.

Dimulai dari bulan April 2021 hingga Juni 2021.

C. Data dan Sumber Data

1. Jenis Data

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan penelitian dengan metode

kuantitatif. Metode kuantitatif merupakan metode yang dapat diukur dan dihitung

secara langsung berupa informasi ataupun penjelasan yang hasilnya dapat berupa angka

ataupun bilangan.

2. Sumber Data

Sumber data merupakan segala sesuatu yang memberikan informasi mengenai

suatu suatu data tertentu. Yang dimaksud sumber data dalam penelitian kali ini yaitu

berupa subjek penelitian dari mana sebuah data akan diperoleh. Dalam penelitian kali

ini. penulis akan menggunakan dua sumber data yaitu :

Page 43: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

29

a) Data Primer, yaitu suatu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dengan

tujuan untuk menyelesaikan masalah yang sedang ditangani. Adapun data primer

dalam penelitian ini berasal dari data angket (kuisioner) yang disebar kepada

masyarakat muslim di wilayah Kota Tangerang Selatan.

b) Data Sekunder, yaitu suatu data yang dapat diperoleh sebagai penunjang dari sumber

data primer. Adapun dalam penelitian ini. sumber data sekunder dapat diperoleh dari

artikel, jurnal, literatur, buku, serta situs-situs di internet yang sesuai dengan ranah

penelitian kali ini.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah

metode kuesioner yang diberikan masyarakat muslim di wilayah Kota Tangerang Selatan.

Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan sejumlah pernyataan kepada beberapa responden secara tertulis untuk

dijawabnya (Priadana dan Muis, 2009:114). Dalam penelitian ini, peneliti akan

menggunakan Skala Guttman. Skala Guttman merupakan skala yang digunakan untuk

mendapatkan jawaban yang tegas, jelas dan konsisten dari responden yang dituju, seperti

misalnya : ya โ€“ tidak, benar โ€“ salah, pernah - belum pernah, yakin - tidak yakin dan

sebagainya. Dalam Skala Guttman nilai yang benar akan berpoin 1 (satu) dan jika salah

maka berpoin 0 (nol). (Sugiyono, 2012)

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian kali ini yaitu menggunakan

Indeks Literasi Zakat (ILZ) yang berasal dari Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat

Nasional (PUSKAS BAZNAS) yang dikeluarkan pada tahun 2019 lalu. Konsep Indeks

Literasi Zakat (ILZ) ini mempunyai 2 komponen penyusunan yaitu, dimensi pertama

diambil dari sisi pengetahuan dasar mengenai zakat yang dapat merepresentasikan

pengetahuan zakat dalam konteks fikih. Dimensi yang kedua diambil dari sisi pengetahuan

lanjutan mengenai zakat yang dapat merepresentasikan pengetahuan zakat dalam ranah

ekonomi dan hukum.

Page 44: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

30

Tabel 3.1 Komponen Indeks Literasi Zakat (ILZ)

Dimensi Bobot

Kontribusi Variabel

Bobot

Kontribusi

Pengetahuan

Dasar

Tentang

Zakat

0.65

Pengetahuan zakat secara umum 0.23

Pengetahuan tentang kewajiban membayar zakat 0.20

Pengetahuan tentang 8 asnaf 0.18

Pengetahuan tentang penghitungan zakat 0.23

Pengetahuan tentang objek zakat 018

Total 1

Pengetahuan

Lanjutan

Tentang

Zakat

0.35

Pengetahuan tentang institusi zakat 0.23

Pengetahuan tentang regulasi zakat 0.21

Pengetahuan tentang dampak zakat 0.24

Pengetahuan tentang program-program

penyaluran zakat 0.16

Pengetahuan tentang digital payment zakat 0.16

Total 1 Total 1

Sumber : Puskas BAZNAS (2019) Expert Judgment

Berdasarkan tabel di atas. dapat dilihat bahwa dua dimensi yang ada kemudian

dikembangkan menjadi 5 (lima) variabel di setiap dimensinya. Di setiap variabel yang ada

dibutuhkan beberapa indikator sebagai acuan untuk melakukan survey melalui kuisioner.

Merujuk pada hasil kajian Puskas BAZNAS tahun 2019 lalu. maka tersusun 38 indikator

dengan sebaran indikator sebagai berikut :

Tabel 3.2 Jumlah Indikator Tiap Variabel

Dimensi Variabel Jumlah Indikator

Pengetahuan

Dasar Tentang

Zakat

Pengetahuan zakat secara umum 8

Pengetahuan tentang kewajiban membayar zakat 4

Pengetahuan tentang 8 asnaf 4

Pengetahuan tentang penghitungan zakat 4

Pengetahuan tentang objek zakat 4

Total 24

Page 45: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

31

Pengetahuan

Lanjutan Tentang

Zakat

Pengetahuan tentang institusi zakat 2

Pengetahuan tentang regulasi zakat 3

Pengetahuan tentang dampak zakat 5

Pengetahuan tentang program-program

penyaluran zakat 2

Pengetahuan tentang digital payment zakat 2

Total 14

Total Keseluruhan Indikator 38

Sumber : Puskas BAZNAS (2019)

Adapun rincian dari tiap indikator dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.3 Variabel dan Indikator Indeks Literasi Zakat (ILZ)

Dimensi Variabel Indikator

Pengetahuan

Dasar

Tentang

Zakat

Pengetahuan

Zakat Secara

Umum

1. Definisi zakat secara bahasa

2. Zakat dalam rukun Islam

3. Perbedaan hukum zakat. infaq. sodaqoh dan wakaf

4. Perbedaan zakat dan donasi secara umum

5. Jenis-jenis zakat

6. Definisi muzaki

7. Definisi mustahik

8. Definisi amil

Pengetahuan

Tentang

Kewajiban

Membayar

Zakat

9. Hukum membayar zakat

10. Dosa tidak membayar zakat

11. Syarat wajib zakat maal

12. Syarat wajib zakat fitrah

Pengetahuan

Tentang 8 Asnaf

13. Pengetahuan tentang golongan 8 asnaf

14. Tugas amil

15. Pengelolaan zakat pada zaman Rasulullah SAW

16. Transparansi serta akuntabilitas amil dalam

mengelola zakat

Pengetahuan

Tentang

17. Pengetahuan kadar zakat maal

18. Kadar zakat fitrah

Page 46: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

32

Penghitungan

Zakat

19. Batasan nishab zakat maal jika dianalogikan

dengan emas

20. Batasan nishab zakat maal jika dianalogikan

dengan hasil pertanian

Pengetahuan

Tentang Objek

Zakat

21. Aset wajib zakat

22. Fikih zakat profesi

23. Konsep zakat maal dan zakat profesi

24. Penghitungan zakat profesi

Pengetahuan

Lanjutan

Tentang

Zakat

Pengetahuan

Tentang Institusi

Zakat

25. Jenis-jenis organisasi pengelola zakat di Indonesia

26. Pengetahuan zakat melalui lembaga

Pengetahuan

Tentang

Regulasi Zakat

27. Landasan hukum zakat di Indonesia

28. Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ)

29. Pengetahuan zakat sebagai pengurang pajak

Pengetahuan

Tentang

Dampak Zakat

30. Pengetahuan tentang dampak zakat dalam

meningkatkan produktifitas

31. Dampak zakat dalam mengurangi kesenjangan

sosial

32. Dampak program pemberdayaan berbasiskan zakat

33. Dampak zakat dalam mengurangi tingkat

kriminalitas

34. Dampak zakat terhadap stabilitas ekonomi negara

Pengetahuan

Tentang

Program-

Program

Penyaluran

Zakat

35. Pengetahuan tentang manfaat meyalurkan zakat

melalui lembaga

36. Pengetahuan tentang program pendayagunaan

dana zakat di OPZ

Pengetahuan

Tentang Digital

Payment Zakat

37. Pengetahuan tentang pembayaran zakat digital

38. Pengetahuan tentang kanal pembayaran zakat

secara digital

Sumber : Puskas BAZNAS (2019)

Page 47: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

33

1. Tahapan Penghitungan Indeks Literasi Zakat (ILZ)

Metode yang digunakan dalam perhitungan Indeks Literasi Zakat yaitu Simple

Weighted Index dimana setiap indikatornya mempunyai nilai yang sama. Perhitungan

Indeks Literasi Zakat (ILZ) dengan metode tersebut adalah sebagai berikut :

๐ผ๐ฟ๐‘ = (๐‘‹ + ฮฃ(๐‘†๐‘๐‘œ๐‘Ÿ๐‘’ ๐‘– ๐‘๐‘ ๐‘ ฯ‡ Smp bsc ๐‘Š๐‘– ๐œ’ 100)) ๐œ’ ๐‘Š๐‘ฃ๐‘–๐‘๐‘ ๐‘ +(๐‘‹ ฮฃ(๐‘†๐‘๐‘œ๐‘Ÿ๐‘’ ๐‘–๐‘Ž ๐‘‘๐‘ฃ ฯ‡

Smp Adv ๐‘Š๐‘– ๐œ’ 100)) ๐œ’ ๐‘Š๐‘ฃ๐‘–๐ด๐‘‘๐‘ฃ

Keterangan :

ILZ : Total Indeks Literasi Zakat (ILZ)

Scoreibsc : Skor yang didapat dari indikator i pada dimensi dasar

Smp bsc Wi : Nilai pembobotan pada indikator i pada dimensi

pengetahuan dasar Indeks Literasi Zakat (ILZ)

Scoreiadv : Skor yang didapat dari indikator i pada dimensi lanjutan

Smp Adv Wi : Nilai pembobotan dari indikator i pada dimensi

pengetahuan lanjutan Indeks Literasi Zakat (ILZ)

Wi bsc : Nilai pembobotan pada variabel i di dimensi pengetahuan

dasar

Wi Adv : Nilai pembobotan pada variabel i di dimensi pengetahuan

lanjutan

Dalam metode Simple Weighted Index. terdapat 3 tahap yang akan dilalui untuk

menghitung Indeks Literasi Zakat (ILZ). Pada tahap pertama akan dilakukan

pembobotan nilai dari setiap indikatornya sebagai berikut :

๐‘†๐‘š๐‘ ๐‘๐‘ ๐‘ ๐ผ๐ฟ๐‘ ๐‘Š๐‘– =1

๐‘

Dimana :

Smp bsc ILZ Wi : Nilai pembobotan pada indikator i di dalam dimensi

pengetahuan dasar Indeks Literasi Zakat

N : Jumlah indikator di dalam dimensi dasar Indeks Literasi Zakat

๐‘†๐‘š๐‘ ๐‘Ž๐‘‘๐‘ฃ ๐ผ๐ฟ๐‘ ๐‘Š๐‘– =1

๐‘€

Dimana :

Smp adv ILZ Wi : Nilai pembobotan pada indikator i pada dimensi pengetahuan

lanjutan Indeks Literasi Zakat

M : Jumlah indikator di dalam dimensi pengetahuan lanjutan Indeks

Literasi Zakat

Page 48: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

34

Kemudian pada tahap selanjutnya, dilakukan penghitungan Indeks Literasi

Zakat pada dua dimensi tersebut secara terpisah, baik itu dimensi pengetahuan dasar

maupun dimensi pengetahuan lanjutan. Rumusnya dapat dilihat sebagai berikut :

๐ต๐‘Ž๐‘ ๐‘–๐‘ ๐ผ๐ฟ๐‘ = (๐‘‹ + ฮฃ(๐‘†๐‘๐‘œ๐‘Ÿ๐‘’ ๐‘– ฯ‡ Smp bsc ๐‘Š๐‘– ๐œ’ 100)) ๐œ’ ๐‘Š๐‘ฃ๐‘– ๐‘๐‘ ๐‘

Dimana :

Basic ILZ : Total nilai pembobotan Indeks Literasi Zakat pada dimensi

pertama

Scorei : Skor yang didapat pada indikator i dalam dimensi pertama

Smp bsc Wi : Nilai pembobotan pada indikator i pada dimensi pertama Indeks

Literasi Zakat

Wvi bsc : Nilai pembobotan pada variabel i yang terdapat pada dimensi

pertama

๐ด๐‘‘๐‘ฃ๐‘Ž๐‘›๐‘๐‘’ ๐ผ๐ฟ๐‘ = (๐‘‹ ฮฃ(๐‘†๐‘๐‘œ๐‘Ÿ๐‘’ ๐‘– ฯ‡ Smp Adv ๐‘Š๐‘– ๐œ’ 100)) ๐œ’ ๐‘Š๐‘ฃ๐‘–๐ด๐‘‘๐‘ฃ

Dimana :

Advance ILZ : Total nilai pembobotan Indeks Literasi Zakat dalam dimensi

pengetahuan lanjutan tentang zakat

Scorei : Skor yang diperoleh pada indikator i dalam dimensi

pengetahuan lanjutan tentang zakat

Smp Adv Wi : Nilai pembobotan pada indikator i dalam dimensi pengetahuan

lanjutan tentang zakat Indeks Literasi Zakat

Wvi Adv : Nilai pembobotan pada variabel i dalam dimensi pengetahuan

lanjutan tentang zakat

Lalu pada tahap penyelesaian dilakukan penjumlahan dari Indeks Literasi Zakat

pada dua dimensi tersebut, yaitu dimensi pengetahuan dasar dan juga pengetahuan

lanjutan sehingga menghasilkan total skor dari Indeks Literasi Zakat (ILZ). Adapun

rumus untuk menghitung total skor tersebut yaitu :

๐‘‡๐‘œ๐‘ก๐‘Ž๐‘™ ๐ผ๐ฟ๐‘ = ๐ต๐‘Ž๐‘ ๐‘–๐‘ ๐ผ๐ฟ๐‘ ๐‘‹ ๐‘Š๐‘ + ๐ด๐‘‘๐‘ฃ๐‘Ž๐‘›๐‘๐‘’ ๐ผ๐ฟ๐‘ ๐‘‹ ๐‘Š๐‘Ž

Dimana :

Total ILZ : Total skor dari Indeks Literasi Zakat

Basic ILZ : Total dari nilai Indeks Literasi Zakat pada dimensi pengetahuan

Page 49: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

35

dasar tentang zakat

Advance ILZ : Total dari nilai Indeks Literasi Zakat pada dimensi pengetahuan

lanjutan tentang zakat

Wb : Nilai pembobotan pada dimensi pengetahuan dasar tentang

zakat

Wa : Nilai pembobotan pada dimensi pengetahuan lanjutan tentang

zakat

Di dalam penelitian ini, selain menganalisis tentang Indeks Literasi Zakat (ILZ)

pada masyarakat Kota Tangerang Selatan, peneliti juga ingin mengetahui pola serta

perilaku masyarakat Kota Tangerang Selatan dalam menunaikan zakat. Maka dari itu,

peneliti memiliki beberapa pertanyaan tambahan dan dikelompokkan ke dalam

beberapa kategori :

a) Sudah atau belum pernah membayar zakat

b) Besaran penghasilan rata-rata per bulan

c) Waktu pembayaran zakat

d) Tempat yang dituju untuk melakukan pembayaran zakat

e) Faktor yang menjadi alasan memilih tempat pembayaran zakat

f) Lembaga pengelola zakat yang diketahui

Page 50: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

36

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi

Banten yang dibentuk pada tanggal 26 November 2008 berdasarkan UU Nomor 51

Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten. Kota

Tangerang Selatan merupakan pemekaran wilayah dari Kabupaten Tangerang. dimana

pembentukan Kota Tangerang Selatan ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan

dalam bidang pemerintahan, kemasyarakatan dan pembangunan, serta dapat

mengoptimalkan pemanfaatan potensi daerah di wilayah daerah otonom baru tersebut.

Sementara Kabupaten Tangerang sendiri memiliki 36 kecamatan dengan luas wilayah

+1.159.05 km2 serta jumlah penduduk yang lebih dari tiga juta orang. Namun,

pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten Tangerang

dirasa belum sepenuhnya dilakukan secara optimal. Maka dari itu, untuk mengatasi hal

tersebut, pemerintah mempesempit rentang kendali dengan melakukan pembentukan

daerah otonom baru, yaitu Kota Tangerang Selatan. Hal ini diharapkan dapat

meningkatkan pelayanan publik guna terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara

lebih efektif dan efisien. (https://biropemerintahan.bantenprov.go.id/profil-kota-

tangerang-selatan)

Secara administratif, Kota Tangerang Selatan memiliki 7 kecamatan dengan 49

kelurahan dan 5 desa. Kota dengan luas wilayah 147.19 Km2 atau 14.719 Ha ini

memiliki laju pertumbuhan ekonominya pada tahun 2016 senilai 7.25 % (BPS 2016).

Laju pertumbuhan tersebut dapat dilihat menurut Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) per kapitanya yang mencapai Rp. 29.597. 94 atau US$ 2.25 per kapita.

Kota Tangerang Selatan juga mempunyai sebuah motto yang unik, yang

berbunyi โ€œCerdas. Modern. Religiusโ€. Motto ini menggambarkan bahwa Kota

Tangerang Selatan memiliki harapan untuk dapat menyongsong masa depan yang

terang benderang dimana hal ini membutuhkan rancangan pembangunan yang baik.

meliputi tahapan-tahapan yang terukur. Masa depan dalam konteks โ€œcerdasโ€ dapat

dilihat dari segi pendidikan yang tersedia, seperti infrastruktur fisik (bangunan sekolah,

perpustakaan, dan fasilitas lainnya), rancangan kurikulum, standar mutu peserta didik,

sistem dan prosedur administrasi, dan lain sebagainya. Dalam konteks masa depan

Page 51: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

37

โ€œmodernโ€, hal ini dapat dilihat dari berbagai faktor kehidupan satu sama lain yang

saling terkait. seperti persoalan pendidikan yang menjadi salah satu faktor dominan

pembentuk perilaku manusia. Seseorang atau kelompok masyarakat dapat dikatakan

modern jika memiliki tatakrama di dalam kehidupan, seperti saling menghormati,

beretika, dan berbudaya. Masa depan benderang dalam konteks โ€œreligiusโ€ merupakan

puncak kesempurnaan kehidupan, ketika masyarakat sudah sampai pada fase kehidupan

cerdas dan modern maka masyarakat tersebut sudah masuk pula kedalam fase religius.

Dilihat dari segi agama, Kota Tangerang Selatan memiliki penduduk dengan

keberagaman agamanya, seperti Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, Khong Hu

Chu, serta kepercayaan lain. Hal ini dapat digambarkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1 Penduduk Berdasarkan Agama di Kota Tangerang Selatan 2020

Agama Jumlah Penduduk

Islam 1.195.012 jiwa

Kristen 79.009 jiwa

Katholik 47.594 jiwa

Hindu 2.987 jiwa

Buddha 13.082 jiwa

Khong Hu Chu 684 jiwa

Kepercayaan Lain 19 jiwa

Total Penduduk 1.338.387 jiwa

Sumber : Disdukcapil Tangerang Selatan, 2020

Dapat dilihat bahwa jumlah penduduk muslim di Kota Tangerang Selatan

merupakan penduduk yang paling dominan dimana mencapai 1.195.012 jiwa. Dengan

potensi zakat di Kota Tangerang Selatan yang cukup besar, yakni sebanyak Rp 5 miliar

pada tahun 2018, maka diharapkan literasi masyarakat Kota Tangerang Selatan

mengenai zakat, juga dapat berbanding lurus dengan tingginya penduduk muslim di

kota ini.

Page 52: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

38

B. Temuan Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan angket (kuisioner) yang

penyebarannya dilakukan secara online melalui google form. Hal ini dikarenakan

adanya keterbatasan interaksi terhadap responden yang mengharuskan penyebaran

angket melalui media sosial yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Penyebaran

angket secara online ini dimulai pada 15 Mei 2021 dan berakhir pada 30 Mei 2021.

Jumlah kuisioner yang terkumpul yakni sejumlah 100 kuisioner.

Karakteristik responden yang terlibat dalam pengukuran ILZ di Kota Tangerang

Selatan dibedakan berdasarkan gender, rentang usia, jenis pekerjaan dan rentang

pendapatan responden. Berikut gambaran responden yang telah mengisi angket

(kuisioner) di Kota Tangerang Selatan :

a) Berdasarkan Gender

Grafik 4.1 Persentase Responden berdasarkan Gender

Sumber : Data diolah

Berdasarkan grafik 4.1 dapat dilihat bahwa responden berdasarkan gender di

Kota Tangerang Selatan di dominasi oleh perempuan. Sebanyak 52% responden

ILZ di Kota Tangerang Selatan adalah perempuan dan 48 % responden adalah laki-

laki.

52%

48%

PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN GENDER DI KOTA TANGERANG SELATAN

Perempuan

Laki-Laki

Page 53: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

39

b) Berdasarkan Rentang Usia

Grafik 4.2 Persentase Responden berdasarkan Rentang Usia

Sumber : Data diolah

Dalam konteks klasifikasi responden ILZ berdasarkan rentang usia di Kota

Tangerang Selatan. didominasi oleh responden berusia 21 - 50 tahun dengan

persentase 72%. Kemudian diikuti oleh responden berusia di atas 50 tahun yakni

sebesar 17%, dan responden dengan rentang usia di bawah 20 tahun sebesar 11%.

c) Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Grafik 4.3 Persentase Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan

Sumber : Data diolah

11%

72%

17%

PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN RENTANG USIA DI KOTA TANGERANG SELATAN

17 - 20 tahun

21 - 50 tahun

> 50 tahun

23%

20%

10%

35%

12%

PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN DI KOTA TANGERANG SELATAN

Pelajar/ Mahasiswa

Guru/Dosen

Ibu Rumah Tangga

Karyawan/ ASN

Lainnya

Page 54: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

40

Adapun jika melihat klasifikasi responden ILZ berdasarkan rentang pendapatan

di Kota Tangerang Selatan, profesi karyawan/ ASN (Aparatur Sipil Negara)

merupakan kategori responden yang paling dominan dengan persentase sebesar

35%, kemudian diikuti oleh pelajar/ mahasiswa sebanyak 23%. Profesi guru/ dosen

menempati urutan ketiga dengan persentase sebesar 20%, diikuti oleh profesi

lainnnya yang terdiri dari fresh graduate, pedagang UMKM, kurir, pengacara, serta

responden yang belum bekerja dan 10% sisanya berlatar belakang sebagai Ibu

Rumah Tangga.

d) Berdasarkan Rentang Pendapatan

Grafik 4.4 Persentase Responden berdasarkan Rentang Pendapatan

Sumber : Data diolah

Berdasarkan grafik 4.4 diatas. digambarkan bahwa responden dengan rentang

pendapatan dibawah Rp. 1.000.000 berada di urutan kedua yakni sebesar 27%.

Kategori yang paling dominan yaitu responden dengan rentang pendapatan antara

Rp. 1.000.000 โ€“ Rp. 6.000.000 dengan persentase sebesar 50%. Dan kategori

paling sedikit yakni sebesar 23%. yang merupakan responden dengan rentang

pendapatan di atas Rp. 6.000.000.

2. Pembobotan Indikator Setiap Variabel

Tahap pertama dalam penghitungan Indeks Literasi Zakat (ILZ) yaitu dengan

menggunakan metode Simple Weighted Index. Metode ini dilakukan dengan melakukan

pembobotan pada setiap indikatornya yang terdapat pada variabel dan dimensi masing-

masing. Pada dimensi dasar, terdapat 24 indikator dari 5 variabel, sedangkan pada

dimensi lanjutan terdapat 14 indikator dari 5 variabel. Berikut adalah tata cara

penghitungan dari kedua dimensi tersebut :

27%

50%

23%

PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN RENTANG PENDAPATAN DI KOTA TANGERANG SELATAN

<1.000.000

1 juta - 6 juta

> 6 juta

Page 55: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

41

๐‘บ๐’Ž๐’‘ ๐’ƒ๐’”๐’„ ๐‘ฐ๐‘ณ๐’ ๐‘พ๐’Š =๐Ÿ

๐‘ต

atau

๐‘บ๐’Ž๐’‘ ๐‘จ๐’…๐’— ๐‘ฐ๐‘ณ๐’ ๐‘พ๐’Š =๐Ÿ

๐‘ต

Dimana :

Smp bsc ILZ Wi : Nilai pembobotan variabel pada indikator i di dimensi dasar

Indeks Literasi Zakat

Smp Adv ILZ Wi : Nilai pembobotan variabel pada indikator i di dimensi lanjutan

Indeks Literasi Zakat

N : Jumlah Indikator di setiap variabelnya dalam dimensi dasar

maupun dimensi lanjutan Indeks Literasi Zakat

Tabel 4.2 Hasil Pembobotan Indikator (Simple Weighted Index)

Dimensi Variabel

Jumlah

Indikator

(N)

Pembobotan

Indikator

(1/N)

Dimensi

Dasar

Pengetahuan zakat secara umum 8 0.125

Pengetahuan tentang kewajiban membayar zakat 4 0.25

Pengetahuan tentang 8 asnaf 4 0.25

Pengetahuan tentang penghitungan zakat 4 0.25

Pengetahuan tentang objek zakat 4 0.25

Dimensi

Lanjutan

Pengetahuan tentang institusi zakat 2 0.5

Pengetahuan tentang regulasi zakat 3 0.333

Pengetahuan tentang dampak zakat 5 0.2

Pengetahuan tentang program-program penyaluran zakat 2 0.5

Pengetahuan tentang digital payment zakat 2 0.5

Sumber : Data diolah (Excel)

Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan, didapatlah hasil pembobotan dari

setiap variabelnya. Pada dimensi dasar variabel 1 (pengetahuan zakat secara umum)

didapatkan bobot indikator sebesar 0.125, lalu pada variabel 2 (pengetahuan tentang

kewajiban membayar zakat) bobot indikatornya sebesar 0.25, kemudian pada variabel

3 (pengetahuan tentang 8 asnaf) didapatkan bobot indikator sebesar 0.25, lalu pada

variabel 4 (pengetahuan tentang perhitungan zakat) bobot indikatornya sebesar 0.25.

dan terakhir pada variabel 5 (pengetahuan tentang objek zakat) didapatkan bobot

indikator sebesar 0.25.

Page 56: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

42

Sedangkan pada dimensi lanjutan variabel 1 (pengetahuan tentang institusi

zakat) didapatkan bobot indikator sebesar 0.5, lalu pada variabel 2 (pengetahuan

tentang regulasi zakat) bobot indikatornya sebesar 0.33. kemudain pada variabel 3

(pengetahuan tentang dampak zakat) didapatkan bobot indikator sebesar 0.2, lalu pada

variabel 4 (pengetahuan tentang programprogram penyaluran zakat) bobot indikatornya

sebesar 0.5, dan terakhir pada variabel 5 (pengetahuan tentang digital payment zakat)

didapatkan bobot indikator sebesar 0.5.

Hasil pembobotan diatas mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Pusat

Kajian Strategis BAZNAS dalam melakukan pembobotan terhadap survey di 32

Provinsi di Indonesia (PUSKAS, 2020).

3. Perhitungan Dimensi Dasar dan Dimensi Lanjutan Kota Tangerang Selatan

Perhitungan dimensi dasar dan dimensi lanjutan merupakan tahap kedua dari

perhitungan Indeks Literasi Zakat (ILZ). Dalam tahapan kali ini. nantinya kita akan

mendapatkan hasil rata-rata indikator di Kota Tangerang Selatan. Hal itu akan

memudahkan kita untuk menghitung nilai Indeks Literasi Zakat (ILZ). Perhitungannya

dapat kita lihat dari rumus di bawah ini :

๐ต๐‘Ž๐‘ ๐‘–๐‘ ๐ผ๐ฟ๐‘ = (๏ฟฝ๏ฟฝ โˆ‘(๐‘†๐‘๐‘œ๐‘Ÿ๐‘’ ๐‘– ๐‘‹ ๐‘†๐‘š๐‘ ๐‘๐‘ ๐‘ ๐‘Š๐‘– ๐‘‹ 100)) ๐‘‹ ๐‘Š๐‘ฃ๐‘– ๐‘๐‘ ๐‘

๐‘

๐‘–=1

atau

๐ด๐‘‘๐‘ฃ๐‘Ž๐‘›๐‘๐‘’ ๐ผ๐ฟ๐‘ = (๏ฟฝ๏ฟฝ โˆ‘(๐‘†๐‘๐‘œ๐‘Ÿ๐‘’ ๐‘– ๐‘‹ ๐‘†๐‘š๐‘ ๐ด๐‘‘๐‘ฃ ๐‘Š๐‘– ๐‘‹ 100)) ๐‘‹ ๐‘Š๐‘ฃ๐‘– ๐ด๐‘‘๐‘ฃ

๐‘

๐‘–=1

Dimana :

Basic ILZ : Total Indeks Literasi Zakat pada dimensi dasar

Advance ILZ : Total Indeks Literasi Zakat pada dimensi lanjutan

Score I : Score yang didapat pada setiap indikator baik pada dimensi

dasar maupun dimensi lanjutan

Smp bsc Wi : Nilai pembobotan indikator i pada dimensi dasar

Smp Adv Wi : Nilai pembobotan indikator i pada dimensi lanjutan

Wvi bsc : Nilai pembobotan pada variabel i di dimensi dasar

Wvi Adv : Nilai pembobotan pada variabel i di dimensi lanjutan

Page 57: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

43

Tabel 4.3 Hasil Pembobotan Dimensi dan Total ILZ pada Tataran Dimensi

Dimensi Variabel

Jumlah Rata-

Rata Indikator

(Z)

Bobot

Variabel

ILZ Pada

Tataran

Variabel

(Z * Bobot

Variabel)

Total

ILZ

Setiap

Dimensi

Dimensi

Dasar

Pengetahuan zakat secara

umum 95.13 0.23 21.88

86.84

Pengetahuan tentang

kewajiban membayar zakat 95.25 0.20 19.05

Pengetahuan tentang 8

asnaf 78.25 0.18 14.09

Pengetahuan tentang

penghitungan zakat 84.75 0.23 19.49

Pengetahuan tentang objek

zakat 68.50 0.18 12.33

Dimensi

Lanjutan

Pengetahuan tentang

institusi zakat 70.50 0.23 16.22

72.39

Pengetahuan tentang

regulasi zakat 48.67 0.21 10.22

Pengetahuan tentang

dampak zakat 91.80 0.24 22.03

Pengetahuan tentang

program-program

penyaluran zakat

75.00 0.16 12.00

Pengetahuan tentang digital

payment zakat 74.50 0.16 11.92

Sumber : Data diolah (Excel)

Dari hasil pengolahan data di atas, kita dapat melihat perhitungan Indeks

Literasi Zakat pada setiap dimensi yang ada, baik dimensi dasar maupun dimensi

lanjutan. Perhitungan jumlah rata-rata indikator (Z) dapat dilakukan dengan

menjumlahkan seluruh data dari responden per indikatornya, lalu diambil rata-rata dari

jumlah tersebut. Setelah itu dilakukan penghitungan ILZ pada tataran variabel dengan

mengalikan jumlah rata-rata indikator tadi (Z) dengan bobot variabel di setiap

variabelnya. Bobot variabel yang tercantum merupakan hasil kajian dari Puskas

BAZNAS 2020. Kemudian pada perhitungan akhir dilakukan penjumlahan nilai yang

sudah didapatkan untuk menghasilkan total ILZ di setiap dimensinya. Total ILZ yang

didapatkan pada dimensi dasar adalah 86.84 dan 72.39 pada dimensi lanjutan.

Page 58: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

44

4. Perhitungan Indeks Literasi Zakat Kota Tangerang Selatan

Perhitungan kali ini merupakan tahapan akhir untuk dari perhitungan Indeks

Literasi Zakat (ILZ) dimana kita akan menghitung total Indeks Literasi Zakat di Kota

Tangerang Selatan. Berikut ada rumus yang dapat digunakan untuk menghitungnya :

๐‘‡๐‘œ๐‘ก๐‘Ž๐‘™ ๐ผ๐ฟ๐‘ = ๐ต๐‘Ž๐‘ ๐‘–๐‘ ๐ผ๐ฟ๐‘ ๐‘‹ ๐‘Š๐‘ + ๐ด๐‘‘๐‘ฃ๐‘Ž๐‘›๐‘๐‘’ ๐ผ๐ฟ๐‘ ๐‘‹ ๐‘Š๐‘Ž

Dimana :

Total ILZ : Total Skor Indeks Literasi Zakat

Basic ILZ : Total Indeks Literasi Zakat pada dimensi dasar

Advance ILZ : Total Indeks Literasi Zakat pada dimensi lanjutan

Wb : Nilai pembobotan dimensi dasar

Wa : Nilai pembobotan dimensi lanjutan

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan ILZ Kota Tangerang Selatan

Dimensi Total ILZ Setiap

Dimensi

Bobot Kontribusi

Dimensi

ILZ pada Tataran

Dimensi Total ILZ

Dimensi Dasar 86.84 0.65 56.45 81.78

Dimensi Lanjutan 72.39 0.36 25.34

Sumber : Data diolah (Excel)

Berdasarkan pengolahan data diatas. didapatkan total skor Indeks Literasi Zakat

Kota Tangerang Selatan adalah sebesar 81.78. Total skor ini didapat dengan melakukan

perhitungan Indeks Literasi Zakat pada tataran dimensi dengan mengalikan Total ILZ

disetiap dimensi dengan bobot kontribusi dalam tiap dimensi tersebut. kemudian

dilakukan penjumlahan dari setiap dimensi dan menghasilkan total akhir Indeks Literasi

Zakat Kota Tangerang Selatan.

C. Pembahasan Penelitian

Penelitian Indeks Literasi Zakat (ILZ) bertujuan untuk menganalisis tingkat literasi

masyarakat terhadap zakat. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk memberikan gambaran

(literacy map) kepada setiap otoritas maupun lembaga zakat untuk mengambil langkah

dalam mengedukasi maupun mensosialisasikan zakat kepada masyarakat. karena tingkat

pemahaman masyarakat terhadap zakat dapat memengaruhi sikap ataupun keputusan

masyarakat dalam membayar zakat. Penelitian ini merupakan salah satu penelitian untuk

Page 59: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

45

menganalisa Indeks Literasi Zakat di Kota Tangerang Selatan. Berikut gambaran skor

mengenai hasil penelitian ini :

Grafik 4.5 Skor Setiap Dimensi dan ILZ di Kota Tangerang Selatan

Sumber :Data Diolah (Excel)

Tabel 4.5 Kategori Setiap Dimensi dan ILZ di Kota Tangerang Selatan

Kota Dimensi/ ILZ Skor Kategori

Tangerang

Selatan

Pemahaman Dasar Tentang Zakat 86.84 Tinggi

Pemahaman Lanjutan Tentang Zakat 72.39 Menengah/Moderat

Indeks Literasi Zakat 81.78 Tinggi

Grafik 4.5 dan Tabel 4.4 menggambarkan hasil pengukuran Indeks Literasi Zakat

secara umum. Dimensi pada pengukuran ini dibagi menjadi dua yakni dimensi dasar dan

dimensi lanjutan. Kemudian pada grafik dan tabel tersebut juga dijelskan total Indeks

Literasi Zakat di Kota Tangerang Selatan.

Menurut Puskas BAZNAS 2020, skor 0-60 termasuk ke dalam kategori rendah literasi.

Kemudian skor 61-80 masuk ke dalam kategori menengah/ moderat dan skor 81-100

masuk ke dalam kategori tinggi literasi. Kota Tangerang Selatan memiliki Indeks Literasi

Zakat (ILZ) dengan skor 81.78. Hal ini menggambarkan bahwa pemahaman masyarakat

Kota Tangerang Selatan terkait zakat secara umum masuk ke dalam kategori tinggi.

Selanjutnya, jika kita melihat dari tiap-tiap dimensinya, baik dari dimensi dasar

maupun dimensi lanjutan. maka akan terlihat hasil skor yang berbeda. Pada dimensi dasar

total skor yang diperoleh yakni sebesar 86.84, dimana berarti termasuk ke dalam kategori

tinggi literasi. Hal ini dapat diartikan bahwa masyarakat Kota Tangerang Selatan rata-rata

telah memahami pengetahuan dasar mengenai zakat. Sedangkan pada dimensi lanjutan,

yakni pengetahuan mendalam tentang zakat, terlihat bahwa total skor yang diperoleh yakni

Page 60: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

46

sebesar 72.39 yang berarti termasuk ke dalam kategori menengah. Berikut akan

digambarkan terkait skor per variabel ILZ di Kota Tangerang Selatan :

Tabel 4.6 Skor per Variabel ILZ Kota Tangerang Selatan

Dimensi Variabel Skor Kategori

Pengetahuan

Dasar

Pengetahuan Zakat Secara Umum 95.13 Tinggi

Pengetahuan Tentang Kewajiban Membayar Zakat 95.25 Tinggi

Pengetahuan Tentang 8 Asnaf 78.25 Menengah

Pengetahuan Tentang Penghitungan Zakat 84.75 Tinggi

Pengetahuan Tentang Objek Zakat 68.50 Menengah

Pengetahuan

Lanjutan

Pengetahuan Tentang Institusi Zakat 70.50 Menengah

Pengetahuan Tentang Regulasi Zakat 48.67 Rendah

Pengetahuan Tentang Dampak Zakat 91.80 Tinggi

Pengetahuan Tentang Program Penyaluran Zakat 75.00 Menengah

Pengetahuan Tentang Digital Payment Zakat 74.50 Menengah

Sumber : Data diolah (Excel)

Grafik 4.6 Skor per Variabel ILZ Kota Tangerang Selatan

Sumber : Data diolah (Excel)

Berdasarkan hasil variabel-variabel penyusun Indeks Literasi Zakat (ILZ) di atas

dapat disimpulkan bahwasanya pemahaman masyarakat di Kota Tangerang Selatan yang

paling rendah terletak pada variabel pengetahuan tentang regulasi zakat dengan skor 48.67.

Page 61: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

47

Sedangkan skor tertinggi adalah variabel pengetahuan tentang kewajiban membayar zakat

dengan skor 95.25. Selain itu, terlihat jelas bahwa pemahaman masyarakat Kota

Tangerang Selatan cenderung lebih rendah ketika memasuki variabel pada dimensi

lanjutan. Hal ini menggambarkan bahwa pengetahuan yang lebih mendalam terkait zakat

perlu ditingkatkan oleh masyarakat Kota Tangerang Selatan.

Dari gambaran di atas, dapat diketahui bahwa terdapat variabel-variabel yang menjadi

kendala tentang literasi zakat selama ini. Adanya ketidaksempurnaan dalam pemahaman

konteks zakat di tengah masyarakat, akan memicu kurang optimalnya pengumpulan zakat

di Kota Tangerang Selatan ini. Maka dari itu, selanjutnya kita akan menganalisis mengenai

pola dan perilaku masyarakat secara lebih mendalam dengan beberapa indikator. Pertama,

apakah masyarakat sudah menunaikan zakatnya. Kedua, waktu yang dilakukan untuk

membayar zakat. Ketiga, tempat yang dituju untuk menunaikan zakat. Keempat, faktor

yang menjadi alasan memilih tempat pembayaran zakat tersebut. Dan yang terakhir.

lembaga pengelola zakat yang paling banyak diketahui oleh masyarakat.

Grafik 4.7 Persentase Responden dalam Membayar Zakat

Sumber : Data diolah (Excel)

Bagian ini menjelaskan mengenai responden dalam penelitian ini yang sudah

atau belum membayar zakat. Seperti yang terdapat pada grafik 4.7 di Kota Tangerang

Selatan, responden yang telah membayar zakat sebanyak 93% dan yang belum membayar

zakat sebanyak 7%. Hal ini menujukkan bahwa sebagian besar masyarakat Kota

Tangerang Selatan telah menunaikan kewajibannya membayar zakat. Selanjutnya. grafik

4.8 dibawah ini akan menggambarkan waktu pembayaran zakat yang dilakukan oleh

responden.

Page 62: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

48

Grafik 4.8 Persentase Waktu Pembayaran Zakat di Kota Tangerang Selatan

Sumber : Data diolah (Excel)

Berdasarkan grafik 4.8 di atas, responden lebih dominan untuk menunaikan

zakat pada bulan Ramadhan dengan besaran persentase 59%. Kemudian disusul oleh

responden yang menunaikan zakatnya setiap bulan atau ketika mendapatkan pendapatan

per bulannya dengan persentase sebesar 22%. Selanjutnya, 13% responden menunjukkan

tidak ada waktu yang pasti untuk menunaikan zakat dan beberapa diantaranya mengatakan

bahwa mereka menunaikan zakat ketika memiliki rezeki lebih. Dan sebesar 6% dari

responden, menunjukkan bahwa mereka belum pernah membayar zakat. Hal ini

dikarenakan masih ada responden yang pendapatannya masih minim serta belum mencapai

nishab zakat dan beberapa diantaranya masih belum berpenghasilan.

Grafik 4.9 Persentase Tempat dan Faktor Pemilihan Tempat Pembayaran Zakat

Grafik 4.9 diatas menggambarkan tempat responden untuk melakukan pembayaran

zakat dan juga alasan responden memilih tempat tersebut. Tempat yang paling banyak

didatangi responden untuk menunaikan zakat yaitu masjid dan musholla sekitar rumah.

Selanjutnya, 29% responden memilih Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) seperti

Page 63: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

49

BAZNAS, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, LAZ Al-Azhar, Lazis NU, Lazis MU dan lain

sebagainya untuk menunaikan zakat mereka. Kemudian sebanyak 20% responden memilih

untuk memberikan zakatnya langsung kepada mustahik. Dan 4 % dari responden belum

pernah menunaikan zakatnya.

Selanjutnya, beberapa faktor pemilihan tempat pembayaran zakat tersebut

diantaranya karena dekat dari rumah. dimana alasan ini menjadi alasan utama para

respoden tersebut membayar zakat dengan perolehan persentase sebesar 52%. Faktor

selanjutnya yaitu karena lembaganya terpercaya, baik dari pihak masjid/musholla maupun

pihak Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang mereka pilih untuk melakukan pembayaran

zakat. Alasan tersebut memperoleh besaran persentase sebesar 40%. Sebesar 3% dari

responden memiliki alasan telah mengetahui keadaan mustahik secara langsung. Hal ini

berarti, beberapa mustahik masih tinggal dekat dengan rumah para responden sehingga

para muzakki dapat melihat keadaan mustahik secara langsung. Dan sisa 4% dari

responden menyatakan bahwa mereka belum pernah menunaikan zakat.

Kemudian indikator terakhir mengenai lembaga filantropi zakat yang telah dikenal

luas oleh masyarakat. Lembaga yang paling dominan diketahui responden adalah Badan

Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dengan persentase sebesar 31%.

Grafik 4.10 Lembaga Pengelola Zakat yang Diketahui

Kemudian Dompet Dhuafa berada pada persentase 28%. Lembaga selanjutnya

yaitu Rumah Zakat dengan persentase sebesar 28%. LAZ Al-Azhar menempati urutan

keempat dengan persentase sebesar 11%. Lazis Nu dan Lazis Mu memiliki perolehan

persentase yang sama yakni sebesar 5%. Dan sebesar 2% dari responden tidak tahu sama

sekali terkait lembaga pengelola zakat tersebut.

Page 64: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

50

Grafik 4.11 Jumlah Penerimaan Zakat di Tangerang Selatan Tahun 2018-2019

Sumber : BAZNAS Tangsel

Berdasarkan grafik 4.11, dapat kita ketahui bahwa dari tahun 2018-2019 terdapat

kenaikan jumlah penerimaan zakat sebesar Rp 464.151.492 atau sekitar 1.1 %. Hal ini

menggambarkan bahwa terdapat korelasi antara literasi zakat dengan besaran zakat yang

dikeluarkan. Itu artinya, jika literasi masyarakat terhadap pengetahuan zakat bernilai

tinggi, hal itu akan menjamin adanya kenaikan pembayaran zakat di Kota Tangerang

Selatan.

Tabel 4.9 Data Pengumpulan dan Penyaluran Zakat BAZNAS Tangsel 2018 dan 2020

Sumber : BAZNAS Pusat

Selain itu, data yang di dapat dari BAZNAS Pusat juga menggambarkan bahwa

terdapat kenaikan jumlah penerimaan zakat pada tahun 2018 ke 2020 yakni sebesar 1.5 %.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara literasi zakat dengan besaran zakat

yang dikeluarkan. Itu artinya, jika literasi masyarakat terhadap pengetahuan zakat bernilai

tinggi, hal itu akan menjamin adanya kenaikan pembayaran zakat di Kota Tangerang

Selatan.

Rp4.000.000.000

Rp4.100.000.000

Rp4.200.000.000

Rp4.300.000.000

Rp4.400.000.000

Rp4.500.000.000

Rp4.600.000.000

Rp4.700.000.000

Rp4.800.000.000

Rp4.900.000.000

2018 2019

Penerimaan Zakat di BAZNAS Tangsel 2018-2019

Rp 4.301.537.795

Rp 4.765.689.287

Page 65: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

51

Berdasarkan wawancara bersama Pak Tarjuni, selaku pihak dari BAZNAS Kota

Tangerang Selatan, selama ini penghimpunan dana zakat oleh BAZNAS Kota Tangerang

Selatan sebagian besar berasal dari zakat profesi yaitu sebesar 90 %. Dana ini dihimpun

dari para Aparatur Sipil Negara (ASN) di wilayah Kota Tangerang Selatan dimana para

ASN ini biasanya memberikan zakat profesinya dari Tambahan Penghasilan Pegawai

(TPP). Namun, besaran dana yang disalurkan kepada BAZNAS Kota Tangerang Selatan

terkadang belum sesuai dengan nishab zakat yang seharusnya mereka keluarkan, karena

beberapa pegawai masih memberikan dana tersebut setara dengan infaq atau sedekah

biasa. Oleh karena itu, BAZNAS Kota Tangerang Selatan memiliki strategi penghimpunan

dana dalam lingkup pemerintahan dengan membuat Surat Keputusan Walikota (Kepwal)

bagi para pegawai di pemerintahan tersebut.

Penghimpunan dana zakat profesi lainnya, diperoleh dari media sosial. Sebesar

10% penghimpunan dana zakat diperoleh dari masyarakat umum yang berzakat via media

sosial. Dengan persentase yang masih minim ini, tentunya BAZNAS Kota Tangerang

Selatan harus lebih meningkatkan strategi fundraising atau penghimpunan zakat via media

sosial secara lebih meluas.

Selain itu, BAZNAS Kota Tangerang Selatan juga secara rutin melakukan

program-program sosialisasi penghimpunan dana zakat setiap tahunnya. Biasanya,

sosialisasi dilakukan kepada Guru-Guru TPA, Imam Masjid, serta para pengelola lembaga

zakat di wilayah Tangerang Selatan. Pada mulanya, BAZNAS Kota Tangerang Selatan

memang menargetkan sosialisasi tersebut kepada masyarakat yang memiliki pemahaman

agama lebih mendalam agar mereka dapat mengerti tentang pengetahuan zakat. Namun,

ke depannya sosialisasi tersebut akan dilakukan kepada masyarakat luas di wilayah

Tangerang Selatan.

Page 66: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

52

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan, yakni tentang

โ€œAnalisis Pengukuran Indeks Literasi Zakat (ILZ) pada Masyarakat Kota Tangerang

Selatanโ€ maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Indeks Literasi Zakat (ILZ) di Kota Tangerang Selatan memperoleh nilai sebesar 81.78

dimana hal ini berarti pemahaman masyarakat Kota Tangerang Selatan terkait zakat

masuk dalam kategori tinggi literasi. Pada dimensi pengetahuan dasar tentang zakat

mendapatkan skor sebesar 86.84 yang termasuk ke dalam kategori tinggi literasi.

sedangkan pada dimensi pengetahuan lanjutan tentang zakat memperoleh skor sebesar

72.39 yang termasuk ke dalam kategori menengah/moderat.

2. Indikator yang paling rendah terletak pada variabel pengetahuan tentang regulasi zakat

dengan perolehan skor sebesar 48.67. Sedangkan skor tertinggi adalah variabel

pengetahuan tentang kewajiban membayar zakat dengan skor 95.25. Selain itu. terlihat

jelas bahwa pemahaman masyarakat Kota Tangerang Selatan cenderung lebih rendah

ketika memasuki variabel pada dimensi lanjutan. Hal ini menggambarkan bahwa

pengetahuan yang lebih mendalam terkait zakat perlu ditingkatkan oleh masyarakat

Kota Tangerang Selatan.

3. Hasil Indeks Literasi Zakat di Kota Tangerang Selatan tersebut diharapkan dapat

menciptakan rekomendasi kebijakan bagi Otoritas atau Regulator Zakat di Indonesia

dalam menyusun literacy map atau peta literasi zakat yang valid di Kota Tangerang

Selatan.

4. Hasil Indeks Literasi Zakat di Kota Tangerang Selatan tersebut diharapkan dapat

menjadi sebuah feedback bagi Otoritas atau Regulator Zakat di Indonesia tentang

tingkat keberhasilan edukasi dan sosialisasi zakat di tengah masyarakat Kota Tangerang

Selatan.

5. Hasil Indeks Literasi Zakat di Kota Tangerang Selatan tersebut diharapkan dapat

menjadi panduan bagi Otoritas atau Regulator Zakat di Indonesia dalam menyusun

kebijakan-kebijakan dalam pengelolaan zakat nasional secara terencana, efektif, efisien

dan terukur.

Page 67: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

53

A. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan, yakni tentang

โ€œAnalisis Pengukuran Indeks Literasi Zakat (ILZ) pada Masyarakat Kota Tangerang

Selatanโ€ maka peneliti mengambil saran sebagai berikut :

1. Bagi lembaga pengelola zakat ataupun stakeholder zakat di Kota Tangerang Selatan

agar dapat memperbanyak sosialisasi, edukasi serta kampanye tentang pentingnya

berzakat di lembaga resmi zakat. Selain itu, pengetahuan tentang regulasi zakat,

mustahik yang berhak menerima zakat, institusi zakat, program-program penyaluran

dan pendayagunaan zakat, serta pengetahuan tentang digital payment zakat juga perlu

ditingkatkan di Kota Tangerang Selatan mengingat variabel-variabel tersebut masih

masuk ke dalam kategori rendah. Dengan ini diharapkan agar nantinya masyarakat

dapat lebih mendalami tentang zakat dan diharapkan dapat meningkatkan pengumpulan

dan penyaluran zakat itu sendiri.

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mempertajam analisa literasi zakat serta

dapat memperluas wilayah survey seperti pada tataran kecamatan dan juga kelurahan

untuk mengetahui secara presisi tingkat pengetahuan zakat masyarakat di wilayah-

wilayah tersebut. Selain itu, peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat memperluas

latar belakang responden, sehingga hasil pengukuran Indeks Literasi Zakat berikutnya,

khususnya di Kota Tangerang Selatan dapat merepresentasikan keragaman dari seluruh

populasi di regional tersebut.

Page 68: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

54

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Al Arif, Nur Rianto. โ€œDasar-Dasar Ekonomi Islamโ€. PT. Era Adicitra Intermedia. Solo. 2011.

Hasbi, Al Furqan. โ€œ125 Masalah Zakatโ€. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Solo. 2008.

Jill Griffin. "Customer Loyality". Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan.

(Jakarta: Erlangga. 2005).

Khairani. Makmun. โ€œPsikologi Belajarโ€. Aswaja Pressindo. Yogyakarta. 2014.

Lovelock. Cristhoper.. dkk. โ€œPemasaran Jasaโ€. Erlangga. Jakarta. 2010. Mardani. โ€œFiqh

Ekonomi Syariah Fiqh Muamalahโ€. Kencana. Jakarta. 2013.

Muntaha. Ahmad. โ€œFiqh Zakat Panduan Praktis & Solusi Masalah Kekinianโ€. Pustaka

Gerbang Lama. Jawa Timur. 2013.

Malhotra. K Naresh. โ€œRiset Pemasaran Pendekatan Terapanโ€. PT. Indeks. Jakarta. 2009.

Muhammad. โ€Fikih Zakat Kontemporerโ€. Al-Qowam. Solo. 2011.

Morissan. โ€œPeriklanan Komunikasi Pemasaran Terpaduโ€. Kencana. Jakarta. 2010.

Nata. Abuddin. โ€œMetodologi Studi Islamโ€. PT Grafindo Persada. Jakarta. 2006.

PUSKAS BAZNAS. (2018). Zakat Outlook 2019. Jakarta: Pusat Kajian Strategis BAZNAS

PUSKAS. (2017). Outlook Zakat Indonesia 2018. Jakarta : Pusat Kajian Strategis Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS).

PUSKAS. (2019). Dampak Zakat Terhadap Tingkat Kesejahteraan Mustahik: Studi Kasus

Lembaga-Lembaga Program BAZNAS. Jakarta: Pusat Kajian Strategis BAZNAS.

PUSKAS. (2019). Indeks Literasi Zakat: Teori dan Konsep. Jakarta: Pusat Kajian Strategis

BAZNAS.

PUSKAS. (2020). Indeks Literasi Zakat: Regional Jawa. Bali. NTB. Jakarta: Pusat Kajian

Strategis BAZNAS

Plus A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry. โ€œKamus Ilmiah Populerโ€. Surabaya. Arloka. 2001.

Shaleh. Abdul Rahman dan Muhbib Abdul Wahab. โ€œPsikologi Suatu Pengantarโ€. Kencana.

Jakarta. 2004.

Sudaryono. โ€œDasar-Dasar Evaluasi Pembelajaranโ€. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif. dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif. dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Page 69: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

55

Tjiptono. Fandy. โ€œPemasaran Jasaโ€. Yogyakarta: ANDI OFFSET. Yogyakarta. 2014.

Artikel dan Jurnal

Aan Zainul. dkk. The Degree Of Understanding Of Zakat On Profession/Income In Jepara

Regency. Jurnal Ilmiah Al-Syirโ€™ah. Vol. 16. No. 2 (2018).

Aflah. Kuntarno Noor dan Mohd. Nasir Tajang. โ€œZakat dan Peran Negaraโ€. Forum Zakat.

Jakarta. 2006.

Ahmad Mifdlol Muthohar . Analysis of Influence of Intrinsic Aspect. Demography Aspect and

Service of Zakat Institution toward Zakat Payment to Zakat Institution. INFERENSI.

Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan. Vol.3 Juni 2019.

Anisa Royani, dkk. โ€œPengaruh Literasi Zakat Profesi Terhadap Implementasi Zakat Profesi

pada Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitungโ€. Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Universitas Bangka Belitung.

Anna Sardiana dan Zulfison. โ€Implementasi Literasi Keuangan Syariah pada Alokasi Dana

Ziswaf Masyarakatโ€. Jurnal Kajian Ekonomi Islam Volume 3 Nomor 2. 2018

Ascarya dan Diana Yumanita. โ€œAnalisis Rendahnya Pengumpulan Zakat di Indonesia dan

Alternatif Solusinyaโ€. Jurnal Bank Indonesia. 2018

Astuti. dkk. Pengaruh Persepsi Nasabah Tentang Tingkat Suku Bunga. Promosi dan Kualitas

Pelayanan Terhadap Minat Menabung Nasabah. Jurnal Nominal Vol. 2 No. 1 (2013).

Bariadi. Lili.. dkk. โ€œZakat & Wirausaha. CED (Centre for Entrepreneurship Developmentโ€.

Ciputat. Jakarta Selatan. 2005.

Bariah. dkk. โ€œHubungan Antara Kualitas Pelayanan Bank Dengan Minat Menabung Nasabah

PT BRI Kantor Cabang Ungaranโ€. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

Semarang. 2008.

Bariah. Oneng Nurul. โ€œTotal Quality Management Zakatโ€. Wahana Kardofa FAI UMJ. 2012

Cahyani dkk. โ€œPengaruh Persepsi Bunga Bank dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat

Menabung Pada Bank BNI Syariah di Kota Semarangโ€. Diponegoro Journal of Social

and Politic. Universitas Diponegoro. 2013.

Delyana. R Pulungan. โ€œLiterasi Keuangan dan Dampaknya Terhadap Perilaku Keuangan

Masyarakat Kota Medanโ€. Jurnal FEB Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Donovan. Rob and Nadine Henley. โ€œPrincipal and Practice of Social Marketing An

International Perspectiveโ€. Cambridge University Press. New York. 2010.

Page 70: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

56

Dwi Istikhomah dan Asrori. โ€œPerilaku Literasi Terhadap Kepercayaan Muzakki pada Lembaga

Pengelola Zakat dengan Akuntabilitas dan Transparansi sebagai Variabel Interveningโ€.

Jurnal Economic Education Analysis Universitas Negeri Semarang. 2019

Gordon. Ross. โ€œRe-thinking and re-tooling the social marketing mixโ€. Australian Marketing

Journal 20. Australia. 2012.

Hafidhuddin. Didin. The Power Of Zakat : Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat Asia

Tenggara. Malang: UIN Malang Press. 2008.

__________________โ€œAnalisis Efektivitas Promosi Lembaga Amil Zakat Dalam

Penghimpunan Zakat Bagi Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Dhuafa (Studi Kasus

Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika)โ€. 2006.

Indria Fitri, dkk. โ€œTantangan Pengelolaan Dana Zakat di Indonesia dan Literasi Zakatโ€.

Jurnal Akuntabel. 2019

Intan Suri. โ€œPengaruh Tingkat Pendapatan, Literasi Zakat dan Kepercayaan Terhadap Minat

Masyarakat dalam Membayar Zakat pada BAZNAS Provinsi Lampungโ€. Jurnal Ilmu

Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.1, 2020

Kotler. Philip and Keller. โ€œMarketing Managementโ€. Prentice Hall. Inc. New Jersey. 2012.

L Arilia. dkk. The Effect of Promotion on The Interests of Salic Paying Zakat. Infaq And

Shadaqah in Amil Zakat Infaq And Shadaqah Jagad 'Alimussirry Institutions. Journal

Intellectual Sufism Research (JISR). Vol 2. No. 2. Mei 2020.

Lestari. Alfi Mulikhah. โ€œPengaruh Religiusitas. Produk Bank. Kepercayaan. Pengetahuan.

dan Pelayanan Terhadap Referensi Menabung Pada Perbankan Syariah (Studi Kasus

Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang)โ€.

Jurnal Ilmiah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. 2015.

Mursid. Ali dan Entot Suhartono.โ€ Faktor Determinan Nasabah Dalam Memilih Bank

Syariahโ€. Jurnal Dinamika Manajemen Volume 5. No. 1 . 2014.

Rizaldi Yusfiarto, dkk. โ€Literacy and Intention to Pay Zakat: A Theory Planned Behavior View

Evidence from Indonesian Muzakkiโ€. International Journal of Zakat Vol. 5. 2020

Selli Annafiโ€™atul dan Aan Zainul Anwar. โ€œTingkat Literasi Zakat Kontemporer pada Pesantren

Salafโ€. Journal for Aswaja Studies Volume 1 No 1. 2021

Yusi Ardini dan Asrori. โ€œKepercayaan Muzakki Pada Organisasi Pengelola Zakat: Studi

Empiris tentang Pengaruh Mediasi Akuntabilitas dan Transparansiโ€. Jurnal Economic

Education Analysis Universitas Negeri Semarang. 2020

Page 71: ANALISIS PENGUKURAN INDEKS LITERASI ZAKAT (ILZ) PADA

57

Sumber Website

https://biropemerintahan.bantenprov.go.id/profil-kota-tangerang-selatan

https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/07/15/1629/persentase-penduduk-miskin-maret-

2019-sebesar-9-41-

persen.html#:~:text=Jumlah%20penduduk%20miskin%20pada%20Maret.69%20persen

%20pada%20Maret%202019.

The Future of World Religions. Religious Demography: Affiliation

http://www.globalreligiousfutures.org/countries/indonesia#/?affiliations_religion_id=0

&affiliations_year=2020&region_name=All%20Countries&restrictions_year=2016

https://puskasbaznas.com/