analisis pengetahuan nasabah tentang akad …
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGETAHUAN NASABAH TENTANG AKAD PERBANKAN
SYARIAH
(STUDI KASUS BANK BNI SYARIAH CABANG MAKASSAR)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Hukum (S.H.) Pada program Studi Hukum Ekonomi SyariahFakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
Rifka Annisa
NIM : 105251108116
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1442 H / 2020 M
ii
ANALISIS PENGETAHUAN NASABAH TENTANG AKAD PERBANKAN
SYARIAH
(STUDI KASUS BANK BNI SYARIAH CABANG MAKASSAR)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Hukum (S.H.) Pada program Studi Hukum Ekonomi SyariahFakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
Rifka Annisa
NIM : 105251108116
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H / 2020 M
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
iv
v
vi
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung iqra’ Lt. IV Telp. (0411)851914 Makassar 90223
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Rifka Annisa
NIM : 105 251 108 116
Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas : Agama Islam
Kelas : C
Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut :
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Saya tidak melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi,
3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, 06 Dzulkaidah 1441 H
25 agustus 2020 M
Yang Membuat Pernyataan,
Rifka Annisa
NIM : 105 251 108 116
vii
ABSTRACT
Rifka Annisa. 105 251 1081 16. 2020. Analysis of customer knowledge
about Islamic banking contracts (case study of the Makassar branch of the BNI
Syariah Bank). Guided by Saidin Mansyur, S.S.,M.Hum dan Fakhruddin
Mansyur, S.E.I., M.E.I.
This type of research is a Quantitative research conducted on BNI Syariah
Ratulangi customers. This study aims to analyze how the customers knowledge
about the existing contract at the Makassar branch of Syariah Bank which the
analyzes how the influence of customer knowledge on transaction decisions. In
this study consist of 3 variables including contract, customer, and BNI Syariah.
With a total sample of 60 respondents, data collection was carried out by
disturbuting questionnaires and interviews. Furthermore, the data obtained is
processed using the SPSS (statistical produk and service solutions) model 22.0
software application. The results of the study prove that customer knowledge
about Islamic bank product contacts has a positive and significant effect on
transaction decisions.
Keywords : Contract, Customer, BNI Syariah
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamiin, puji dan syukur senantiasa teriring dalam
setiap hela nafas atas kehadirat dan junjungan Allah SWT. Bingkisan salam dan
shalawat tercurah kepada kekasih Allah, Nabiullah Muhammad SAW, para
sahabat dan keluarganya serta ummat yang senantiasa istiqamah dijalan-Nya.
Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada kesuksesan
tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah,
akhirnya sampai dititik akhir penyelesaian skripsi. Namun, semua tak lepas dari
uluran tangan berbagai pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan, serta bantuan
moril dan materil. Maka melalui kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H.Abd Rahman Rahim, SE.,MM. Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Drs. H. Mawardi, S.Ag.,M.Si Dekan Fakultas Agama Islam.
3. Bapak Dr. Ir. H. Muchlis Mappangaja, MP ketua Jurusan Hukum Ekonomi
Syari’ah Fakultas Agama Islam dan Bapak Saidin Mansyur, S.S.,M.Hum
pembimbing 1 yang telah memberikan banyak masukan, dorongan dan
motivasi untuk menyelesaikan skripsi dan Bapak Fakhruddin Mansyur, S.E.I.,
M.E.I.selaku pembimbing penulis yang telah memberikan banyak perhatian
dan bimbingan selama penulis menyelesaikan skripsi
ix
4. Bapak Hasan Hasanuddin S.E.Sy selaku seketaris Jurusan Hukum Ekonomi
Syari’ah Fakultas Agama Islam.
5. Bapak/ibu para dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Makassar terutama Jurusan Hukum Ekonomi Syariah yang telah memberikan
ilmu-ilmunya, semoga segala ilmu yang telah diberikan dapat memberikan
manfaat dikehidupan yang akan datang.
6. Kedua orang tua tercinta bapak saya Drs.H. Nuradil, M. Pd. dan mama saya
Hj. Nurhayati, SE. serta saudara saya Chusnul Chatimah, Syarif Hidayatullah,
Aulia Mutmainna dan keluarga besar saya terimakasih atas doa dan curahan
hati yang tiada henti-hentinya mendoakan, memberi dorongan moril maupun
materi selama menempuh pendidikan dan pengorbanan tak terbatas yang tidak
bisa penyusun ungkapkan dengan kata-kata.
7. Sahabat saya Riska Syarif, Sri Ridha Wahyu Asni, Muthia Natasya Kautsar,
Andi Heldalina, Padelia dan Ayu Zhavira Ansar yang selalu memberikan
dukungan, bantuan dan ide-ide untuk penyelesaian skripsi ini, serta trimakasih
yang sebesar besarnya pada teman seangkatan saya Ardian Wahyudi,
Maryuni, Puji Nurul Hasanah dan Indasari yang selalu membantu dalam hal
ini.
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 khususnya teman-teman Jurusan
Hukum Ekonomi Syariah Kelas C dan juga teman-teman PKL dan KKP Plus
Terakhir ucapan terima kasih juga disampaikan kepada mereka yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tetapi banyak membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
x
Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan
berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi
penulis.Aamiin.
Makassar, 23 Agustus 2020
Penulis
RIFKA ANNISA
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Bank Syariah ........................................................................................ 7
1. Pengertian bank Syariah ................................................................. 7
2. Fungsi dan Peran Bank Syariah..................................................... 11
3. Tujuan Bank Syariah ..................................................................... 12
4. Karakteristik Produk Bank Syariah ............................................... 13
B. Produk Bank Syariah ........................................................................... 14
1. Penyaluran dana (financing) .......................................................... 14
2. Penghimpunan Dana (funding) ...................................................... 17
3. Produk Jasa Perbankan…………………………………………… 19
xii
C. Pemahaman Nasabah ........................................................................... 21
1. Pengertian Pemahaman Nasabah .................................................. 21
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman .......................... 23
D. Kerangka Fikir ..................................................................................... 27
E. Hipotesis .............................................................................................. 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 29
B. Objek dan Lokasi Penelitian ................................................................ 29
C. Variabel Penelitian ............................................................................... 30
D. Definisi Operasional............................................................................. 30
E. Populasi Dan Sampel ........................................................................... 31
F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 32
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 32
H. Teknik Analisa Data ............................................................................ 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan ................................................................... 36
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ................................................................ 39
C. Deskripsi Hasil Angket Penelitian ............................................................ 41
D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 49
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 51
A. Kesimpulan ......................................................................................... 51
B. Saran .................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 53
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skala Likert ................................................................................... 34
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ................................. 40
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 41
Tabel 4.3 Rangkuman Data Jawaban ............................................................ 42
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas ......................................................................... 47
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................... 48
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Fikir .......................................................................... 27
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank secara umum adalah lembaga intermediasi yang dalam menjalankan
kegiatan usahanya bergantung pada dana masyarakat dan kepercayaan baik dari
dalam maupun luar negeri. Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut bank
menghadapi berbagai resiko, baik resiko kredit, resiko pasar, resiko operasional
maupun resiko reputasi1. Sedangkan, Bank syariah adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran2.
Bank Syariah muncul pertama kali di Mesir, lembaga dengan nama Mit
Gharm Bank binaan Ahmad Najjar tersebut hanya beroperasi di pedesaan Mesir
dan berskala kecil, namun institusi tersebut mampu menjadi pemicu yang sangat
berarti bagi perkembangan sistem finansial dan ekonomi islam3. lalu bank syariah
berkembang di berbagai Negara islam seperti Pakistan, Kuwait, Bahrain, Uni
Emirat Arab, Malaysia, Iran. Berkembangnya Bank-bank Syariah di Negara Islam
berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank
syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan4.
1 Komite nasional kebijakan Corporate Governance, pedoman Good Corporate
Gorvinance Perbankan Indonesia, Januari 2004, hal. 1 2 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008, pasal 3 3 Ahmad el-Najjar, Ban Bila Fawaid Ka Istiratiratijayyah, Penerjemah Muhammad Bisri,
(Jeddah: King Abdul Aziz University Press, 1972), hal. 35 4 M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani, 2001),
hal.
2
Bank syariah mempunyai prinsip yang berbeda dengan Bank
Konvensional. Perbedaan yang paling mendasar adalah pada bagaimana
memperoleh keuntungan, dimana pada bank konvesional dikenal dengan
perangkat bunga, sedangkan pada Bank Syariah melarang adanya bunga yaitu
dengan menggunakan prinsip bagi hasil5.
Perkembangan bank syariah di Indonesia cukup berkembang pesat,
walaupun demikian, jumlah bank maupun kantor bank yang sudah cukup banyak,
namun jumlah asset Bank Syariah masih kecil di bandingkan bank konvensional.
Perbankan syariah di Indonesia yang masih muda pada umumnya di tuntut untuk
bersaing dengan Perbankan Konvensional. Lebih jauh dari itu, sebagai lembaga
intermediasi keuangan, perbankan syariah juga dituntut untuk memainkan peranan
yang sangat vital dalam menggerakkan roda perekonomian bangsa sebagaimana
perbankan yang berbasis sistem bunga.
Dimana pada tahun 2003 hanya terdapat 2 Bank Umum Syariah (BUS)
saja, dan mengalami peningkatan menjadi 13 Bank Umum Syariah (BUS) per
September 2016. Demikian pula dengan Unit Usaha Syariah (UUS), pada tahun
2003 hanya terdapat 8 Unit Usaha Syariah (UUS) saja, kemudian bertambah
menjadi 21 Unit Usaha Syariah (UUS) per September 2016. Peningkatan juga
terlihat pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), dimana pada tahun 2003
terdapat 84 BPRS meningkat menjadi 164 BPRS per september 2016. Angka
tersebut menunjukkan bahwa semakin banyaknya perbankan syariah di Indonesia.
5 M. Syafi’i, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta; Gema Insani, 2001), hal. 34
3
Kondisi yang demikian justru menjadi suatu tantangan bagi masing-
masing lembaga bank syariah di Indonesia. Semakin banyaknya perbankan
syariah di Indonesia berdampak pada persaingan antar bank yang semakin ketat.
Di saat persaingan semakin ketat, pihak perbankan akan berusaha memenuhi
kebutuhan dan keinginan nasabah sehingga menyebabkan nasabah memiliki
banyak pilihan dalam mengunakan jasa perbankan.
Pengambilan keputusan nasabah menggunakan jasa perbankan
dipengaruhi oleh perilaku seorang konsumen. Perilaku konsumen adalah proses
dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan,
pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen.6 Hal yang perlu diperhatikan dalam
memahami perilaku konsumen bahwa perilaku konsumen merupakan hal-hal yang
mendasari konsumen untuk membuat suatu keputusan pembelian.7
Secara umum calon nasabah yang akan menabung tentu memilih bank
yang dapat memberikan keuntungan dan kemudahan. Setiap nasabah akan
memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-faktor tertentu untuk memutuskan
menabung. Untuk itu dari pihak bank syariah harus dapat membaca peluang ini
serta dapat segera mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan nasabah. Salah
satu cara yang dapat dilakukan oleh bank syariah adalah dengan membenahi
pelayanannya demi menarik perhatian nasabah. Bentuk pelayanan berupa
kecepatan, tepat, sopan dan ramah akan membuat nasabah nyaman serta
6 Susatyo Herlambang, Basic Marketing, (Yogyakarta: Gosyen Publishing,
2014), h. 6. 7 Ibid.
4
membentuk kepercayaan terhadap bank tersebut bahkan akan merekomendasikan
kepada calon-calon nasabah lainnya.
Ketertarikan calon nasabah terhadap jasa perbankan juga dapat berkaitan
dengan atribut suatu bank, khususnya bank syariah. Seperti diketahui bank syariah
merupakan bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.
Ketika berbicara tentang Bank Syariah maka karakterististik yang terbentuk di
masyarakat adalah bank yang aktivitasnya dan pengelolaannya menanggalkan
sistem bunga yang merupakan suatu riba.
Salah satu faktor yang menyebabkan mengapa umat Islam belum
berhubungan dengan bank-syariah yaitu tingkat pemahaman dan pengetahuan
umat tentang bank syariah masih sangat rendah.8 Padahal kedudukan nasabah
pada dasarnya adalah sebagai pihak pembeli. Sebagai pembeli pengetahuan yang
baik mengenai suatu produk sering kali mendorong seseorang untuk menyukai
produk tersebut. Karena sikap positif terhadap suatu produk sering kali
mencerminkan pengetahuan konsumen terhadap suatu produk.
Manusia sebagai makhluk yang memperhitungkan dan
mempertimbangkan untung dan rugi yang akan didapat dari segala tingkah laku
yang akan dilakukan. Teori ini disempurnakan oleh Alfred Marshall yang
sekarang dikenal dengan teori kepuasan modern. Menurut teori ini setiap
konsumen akan berusaha mendapatkan kepuasan maksimal, dan konsumen akan
meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk untuk jangka waktu yang lama,
8 Agustianto, “Strategi Jitu Meningkatkan Market Share Bank Syariah,”
dalam Artikel Perbankan Syariah, (05 April 2011).
5
bila ia telah mendapatan kepuasan dari produk yang sama yang telah
dikonsumsikannya. Teori ini didasarkan pada beberapa asumsi, salah satunya
adalah bahwa konsumen mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternatif
sumber untuk memuaskan kebutuhannya.9 Oleh sebab itu, dibutuhkan peran dari
pihak bank syariah untuk memberikan pengetahuan kepada nasabah maupun
calon nasabahnya. Namun kebanyakan bank syariah mengkesampingkannya,
bahkan memperkenalkan istilah bagi hasil dengan istilah “bunga” karena khawatir
calon nasabah tidak mengerti, padahal inilah kesempatan bank syariah untuk
mensosialisasikan lebih dalam tentang bank syariah.
Selanjutnya lokasi yang strategis juga menjadi pertimbangan bagi nasabah
dalam memilih jasa bank. Lokasi yang terjangkau, teknologi dan gedung yang
memadai dianggap akan memudahkan nasabah dalam proses transaksi.
Pada akhirnya pemahaman tentang perilaku konsumen dalam keputusan
membeli sangat penting bagi pihak penjual. Demikian halnya jual-beli di bidang
jasa seperti perbankan syariah, penting bagi Bank Syariah sebagai pihak penjual
untuk memahami perilaku calon nasabah sebagai strategi pemasarannya. Lebih
dari itu penting juga untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi
nasabah sehingga memutuskan untuk menabung.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun bermaksud untuk
mengkaji tentang sejauh mana tingkat pengetahuan dan pemahaman nasabah
tentang akad bank syariah yang akan saya susun dalam skripsi yang berjudul
9 Alfred Marshal, Principles of Economics, (London: Macmillan, cet.8, 1890), h. 80.
6
Analisis Pengetahuan Nasabah Tentang Akad Perbankan Syariah (studi kasus
Bank BNI Syariah cabang Makassar).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dan latar belakang masalah yang
dikemukakan diatas dapat dirumuskan permasalahan, yakni:
1. Bagaimana tingkat pengetahuan Nasabah terhadap akad perbankan
syari’ah di BNI syariah cabang Makassar?
2. Apa faktor yang menentukan tingkat pengetahuan nasabah terhadap akad
pada perbankan syariah.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan nasabah terhadap akad perbankan
syariah di Bank BNI Syariah cabang Makassar
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menentukan tingkat pengetahuan
nasabah terhadap akad perbankan syariah.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan program S1 jurusan
Hukum Ekonomi Syariah UNISVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR, guna memperoleh gelar S1
2. Untuk memberikan masukan informasi kepada masyarakat mengenai akad
pada bank syariah.
3. Menambah pengalaman penulis dalam menetapkan teori-teori yang
berhubungan dengan perbankan syariah.
4. Untuk bahan referensi bagi pihak-pihak yang memerlukan.
7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Bank syariah
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk Simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
pembiayaan dana/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat. Menurut ensiklopedia Islam, bank Islam adalah lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran
serta peredaran yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip
syari’ah Islam.10
Menurut UU No. 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat (1) Perbankan Syariah adalah
segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Dalam pasal 1 ayat (7) Undang-Undang Nomor
21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah disebutkan bahwa Bank Syariah adalah
bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan
menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah. Dalam pasal 1 ayat (12), menyebutkan bahwa prinsip syariah adalah
prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang
dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di
bidang syariah.11 Seperti yang telah disebutkan di atas, bank syariah dalam sistem
10 Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 49. 11 Ibid., h. 50.
8
serta kegiatan operasionalnya dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
Prinsip syariah diartikan sebagai prinsip yang berdasarkan hukum atau norma
agama Islam. Dalam hal ini pengertian bank syariah dan bank Islam sama, yaitu
sistem perbankan yang berdasarkan pada hukum-hukum Islam (syariah). Dasar
pemikiran terbentuknya bank syariah bersumber dari adanya larangan riba di
dalam al-Qur’an dan al-Hadits sebagai berikut:
Q.S Al-Baqarah, ayat 275
لك الذين با ل يقومون إل كما يقوم الذي يتخبطه الشيطان من المس ذ يأكلون الر
با فمن جاءه مو م الر البيع وحر با وأحل الل عظة من بأنهم قالوا إنما البيع مثل الر
رب ئك ه فانتهى فله ما سلف وأمره إلى الل أصحاب النار هم فيها ومن عاد فأول
خالدون
Terjemahan:
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan
riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti (dari
mengambil riba), maka apa yang telah di-perolehnya dahulu menjadi
miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa
mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya.” 12
با ل الر النهف ى وي ل قم ا حجر ، فإ نه ل آك بح ر أتي ت يس ل الذ ى علي ه ج ا الر وأم
12 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahnya, (Surabaya: Karya Agung Surabaya,
2006), h. 58.
9
Terjemahan:
“Adapun orang yang datang dan berenang di sungai lalu disuapi batu,
itulah pemakan riba.” (HR. Bukhari, no. 7047)
Q.S Annisa, ayat 160-161
م عن سب يل الل ث يراك ه م وب صد لت له م طي بات أ ح نا علي ه م ين هاد وا حر ن الذ م
فب ظ ل م
م عذابا أل يما ن ه ين ل م تد نا ل كاف ر با وقد عن هن ه وا وأع م الر ه ذ وأخ Terjemahan:
“Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas
mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan
bagi mereka, karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan
Allah, disebabkan mereka memakan riba. padahal sesungguhnya mereka
telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan
jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di
antara mereka itu siksa yang pedih.”13
Ayat dan hadits di atas menegaskan bahwa Allah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba, “wa ahalla allah al-bay’a waharrama ar-riba”, dengan
pengertian bahwa pada jual beli ada pertukaran atau pergantian yang seimbang
yaitu barang dari pihak penjual kepada pembeli, sedangkan pada riba tidak ada
penyeimbang langsung kecuali kesempatan pemanfaatan uang. Ayat ini diakhiri
dengan penegasan ulang bahwa sudah seharusnya riba dihentikan karena orang-
orang yang suka terlibat dengan transaksi riba akan masuk ke dalam neraka,
“waman ‘ada fa’ula’ika ashhabu an-nari hum fiha khaliduna.” Sebagai ganti riba
supaya tidak termasuk dalam penghuni neraka yaitu transaksi jual beli.14 Apabila
mereka mengambil riba, maka mereka termasuk golongan penghuni neraka yang
kekal. Hal itu akan menjadi kerugian bagi yang melakukan riba, dengan merasa
13
hal yang menunjukkan riba itu ribet banget https://rumaysho.com/15352-13-hal-yang-
menunjukkan-riba-itu-ngeribanget.html. Akses pada tanggal 20 agustus 2020.
14 Dwi Suwiknyo, Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), h. 128-130.
10
lelah di dunia dan azab di akhirat dan ia tidak mendapatkan manfaat yang telah ia
lakukan (mengambil riba). Hal ini sebagaimana dinyatakan Rasulullah Saw.
dalam sebuah hadis: Dari Abdullah bin Mas'ud RA, bahwa Rasulullah SAW
melaknat orang yang memakan harta hasil riba, orang yang memberi makan harta
riba kepada orang lain, dua saksinya, dan juru catatnya.15
Hadits di atas dinyatakan bahwa laknat Rasulullah Saw. diperuntukkan
kepada semua orang yang terlibat dalam transaksi riba. Mereka yang mendapatkan
laknat adalah orang yang terlibat dalam transaksi riba, yaitu orang yang mencari
keuntungan dengan cara melebihkan sesuatu dari yang seharusnya. Larangan ini
diberikan agar orang yang memberikan pinjaman atau penjual tidak
memperlakukan orang yang membutuhkan bantuannya dengan sesuka hatinya dan
tidak membuat orang lain terpaksa harus mengikuti persyaratan yang
diberikannya.16
Bank syariah dalam menjalankan usahanya menggunakan pola bagi hasil
yang merupakan landasan utama segala operasinya, baik dalam produk
pendanaan, pembiayaan maupun dalam produk lainnya. Produkproduk bank
syariah mempunyai kemiripan tetapi tidak sama dengan produk bank
konvensional karena adanya pelarangan riba, gharar dan maysir. Oleh karena itu
produk-produk pendanaan dan pembiayaan pada bank syariah harus menghindari
unsur-unsur yang dilarang tersebut. Menurut Schaik dalam buku Khaerul Umam
yang berjudul Manajemen Perbankan Syariah, bank Islam adalah sebuah bentuk
dari bank modern yang didasarkan pada hukum Islam yang sah, dikembangkan
15 Enizar, Hadis Ekonomi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 115 16 Ibid., h. 116.
11
pada abad pertama Islam menggunakan konsep berbagi resiko sebagai metode
utama, dan meniadakan keuangan yang berdasarkan kepastian serta keuntungan
yang ditentukan sebelumnya.17
Pengertian senada diungkapkan oleh Karnaen Perwataatmaja dan
Muhammad Syafi’i Antonio mendefinisikan bank Islam sebagai bank yang
beroperasi sesuai prinsip-prinsip syariat Islam, yakni bank yang dalam
beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariat Islam khususnya yang
menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.18
Berdasarkan berbagai pendapat yang telah dikemukakan dapat dipahami
bahwa bank syariah atau bank Islam adalah suatu lembaga keuangan perbankan
dalam kegiatan operasionalnya dan sistem yang diterapkan berdasarkan syariat
Islam.
2. Fungsi dan Peran Bank Syariah
Selayaknya suatu usaha yang dibangun atas dasar kemaslahatan umat baik
didunia dan akhirat, maka bank syariah hendaknya melakukan fungsi dan
perannya sesuai dengan ajaran Islam dimana ajaran ini berlandaskan Al-Qur’an
dan Hadits. Adapun fungsi dan peran bank syariah yang diantaranya tercantum
dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting
and Auditing Organization for Islamic Financial Institution) sebagai berikut:19
17 Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h.
15. 18 Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2012), h. 33. 19 Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi,
(Yogyakarta: EKONISIA, 2013), h. 43.
12
a. Manajer investasi, Bank Syariah dapat mengelola investasi dana
nasabah.
b. Investor, Bank Syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya
maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, Bank Syariah
dapat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan
sebagaimana lazimnya.
d. Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas
keuangan syariah, Bank Islam juga memiliki kewajiban untuk
mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan,
mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya.
3. Tujuan Bank Syariah
Dibandingkan dengan bank konvensional, bank syariah memiliki tujuan
lebih luas daripada bank konvensional, namun tetap mencari keuntungan dimana
keuntungan tersebut didapatkan dengan cara-cara yang syariah dan berasal dari
sektor riil sehingga tidak adanya unsur riba. Adapun tujuan bank syariah sebagai
berikut:20
a. Menyediakan lembaga keuangan perbankan untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat.
b. Memotivasi masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan.
c. Merubah cara berpikir masyarakat agar lebih baik dan lebih ekonomis agar
masyarakat tersebut lebih baik dalam hidupnya.
20 Ibid., h. 57.
13
d. Melalui produk perbankan syariah yang ada, akan menyadarkan
masyarakat mengenai pentingnya berbagi dan bagi hasil. Artinya
masyarakat tidak lagi melakukan riba.
4. Karakteristik Produk Bank Syariah
Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigma dan asas transaksi
syariah harus memenuhi karakteristik dan persyaratan sebagai berikut:
a. Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling
ridha
b. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik
(thayib)
c. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur lain, bukan
sebagai komoditas
d. Tidak mengandung unsur riba, maysir, gharar, kezaliman, haram
e. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time valeu of money)
karena keuntungan yang didapat dalam kegiatan usaha terkait dengan
resiko yang melekat pada kegiatan usaha tersebut sesuai dengan prinsip
al-ghunmu bil ghurmi
f. Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar
serta untuk keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain
g. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasy) maupun
melalui rekayasa penawaran (ihtikar)
h. Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap (risywah).21
21 Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah., h. 66
14
B. Produk Bank Syariah
Bank syariah memiliki peran sebagai lembaga perantara (intermediary)
antara unit–unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus units) dengan
unit-unit yang lain yang mengalami kekurangan dana (defisit units). Kedudukan
bank syariah sebagai perantara dapat diwujudkan dalam kegiatannya yang
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali untuk masyarakat
melalui berbagai produk yang ditawarkannya.22
Pada dasarnya produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat
dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu:
1. Penyaluran Dana (Financing)
Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu
pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang direncanakan. Dalam
menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan
syariah terbagi ke dalam 3 kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan
penggunaannya yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli, prinsip sewa, dan
prinsip bagi hasil.23
a. Pembiayaan dengan prinsip jual beli (Ba’i)
Pembiayaan dengan prinsip jual beli ditujukan untuk memiliki
barang, yaitu keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian
harta atas barang atau jasa yang dijual. Barang yang diperjual belikan
22 Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah., h. 66. 23 Adiwarman A. Karim, Bank Islam:Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2014), h. 97.
15
dapat berupa barang konsumtif maupun produktif.24 Adapun produk
perbankan syariah dengan prinsip jual beli adalah sebagai berikut:
b. Pembiayaan Murabahah
Murabahah yang berasal dari kata Ribhu (keuntungan) adalah
transaksi jual beli dimana bank menyebutkan jumlah keuntungannya. Bank
bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual
adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (Margin).
Dalam murabahah, penyerahan barang dilakukan setelah akad dan
pembayaran dapat dilakukan secara cicilan.25 Dapat dijelaskan bahwa
murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati. Penjual harus memberitahu harga
produk yang dia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai
tambahannya.
c. Pembiayaan Salam
Salam secara etimologi artinya pendahuluan, secara muamalah
berarti penjualan suatu barang yang disebutkan sifat-sifatnya sebagai
persyaratan jual beli dan barang yang dibeli masih tanggungan penjual,
dimana syaratnya ialah mendahulukan pembayaran pada waktu akad dan
penyerahan dilakukan setelahnya.26 Disini bank bertindak sebagai pembeli
dan nasabah sebagai penjual. Dapat dijelaskan salam adalah pembiayaan
jual beli dimana pembeli memberikan uang terlebih dahulu terhadap
24 M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis,
(Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), h. 147. 25 Adiwarman A. Karim, Bank Islam:Analisis Fiqih dan Keuangan., h. 98. 26 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 152.
16
barang yang dibeli yang telah disebutkan spesifikasinya dengan
penyerahan kemudian.
d. Pembiayaan Istishna’
Produk istishna’ menyerupai produk salam, tapi dalam istishna’
pembayaran dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran.
Istishna’ adalah pembiayaan jual beli yang dilakukan penjual dan pembeli
dimana penjual membuat barang yang dipesan oleh pembeli tetapi
pembayarannya dapat dicicil. Ketentuan umum pembiayaan istishna’
adalah spesifikasi barang pesanan harus jelas seperti jenis, macam ukuran,
mutu dan jumlah. Harga jual yang telah disepakati dicantumkan dalam
akad istishna’ dan tidak boleh berubah selama berlakunya akad.27
e. Pembiayaan dengan prinsip sewa
Aplikasi perbankan pembiayaan dengan prinsip sewa atau disebut
juga al ijarah al muntahiya bit tamlik (IMB) adalah sejenis perpaduan
antara kontrak jual beli dan sewa atau akad sewa yang diakhiri dengan
kepemilikan barang ditangan penyewa.28 Ijarah adalah perjanjian sewa
yang memberikan kepada penyewa untuk memanfaatkan barang yang akan
disewa dengan imbalan uang sewa sesuai dengan persetujuan dan setelah
masa sewanya berakhir, maka barang dikembalikan kepada pemilik,
namun penyewa juga dapat memiliki barang yang disewa dengan pilihan
pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh
pihak lain.
27 Adiwarman A. Karim, Bank Islam:Analisis Fiqih dan Keuangan, h. 100 28 M. Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,
2001), h.218.
17
f. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
Produk bank dengan prinsip bagi hasil dapat berupa sebagai berikut:
1. Pembiayaan Musyarakah Musyarakah adalah akad kerja sama antara
dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masingmasing
pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan.29
2. Pembiayaan Mudharabah Mudharabah adalah bentuk kerja sama
antara dua pihak atau lebih dimana pemilik modal (shahibul maal)
mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan
suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerja
sama dalam paduan kontribusi 100% modal kas dari shahibul maal
dan keahlian dari mudharib.30 Apabila terjadi kerugian maka yang
menganggung seluruh kerugian adalah pihak pemilik modal, kecuali
kerugian terjadi karena kelalaian pihak yang menjalankan usaha.
Apabila usaha tersebut mendapat keuntungan, maka dibagi sesuai
dengan kesepakatan kedua pihak.
2. Penghimpunan Dana (funding)
a. Prinsip Wadi’ah
Wadi’ah adalah barang titipan yang dititipkan seseorang kepada pihak
lain untuk dijaga dan dirawat sebagaimana mestinya. Ada dua jenis pendanaan
dengan prinsip wadi’ah yaitu giro wadi’ah dan tabungan wadi’ah.31 Praktik
29 Ibid., h. 90 30 Adiwarman A. Karim, Bank Islam:Analisis Fiqih dan Keuangan, h.103. 31 Imam Mustofa, Fiqih Muamalah Kontemporer, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2016), h. 180-181.
18
wadi’ah yang diterapkan dalam lembaga keuangan syariah adalah wadi’ah
amanah dan wadi’ah yad dhamanah. Prinsip wadi’ah yang diterapkan dalam
bank syariah adalah wadi’ah yad dhamanah yang diterapkan pada produk
rekening giro. Berbeda dengan wadi’ah amanah yang mempunyai prinsip
harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipkan. Pada wadi’ah yad
dhamanah pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta
titipan sehingga boleh memanfaatkan harta titipan tersebut.32
Selain itu, ada biaya penjagaan terhadap wadi’ah barang berharga,
surat berharga, dokumen-dokumen penting dan barang lain yang bernilai dan
membutuhkan penjagaan dan perawatan khusus. Berdasarkan biaya-biaya ini,
maka apabila terjadi kehilangan, kerusakan atau kemusnahan karena kelalaian
orang yang menyimpan maka diwajibkan mengganti. Apabila bank syariah
menggunakan barang titipan seperti uang untuk perniagaan atau usaha lain,
maka bank syariah wajib mengembalikan sepenuhnya uang wadi’ah yang
telah digunakan itu kepada pemilik.33
b. Prinsip Mudharabah
Mudharabah disini dimana bank sebagai mudhorib (pengelola) dan
deposan sebagai shohibul mal (pemilik modal). Mudharabah dibagi atas dua
yakni muthlaqah dan muqoyyadah. Mudharabah muthlaqah adalah deposan
memberikan hak sepenuhnya pada bank untuk memutar atau
32 Adiwarman A. Karim, Bank Islam:Analisis Fiqih dan Keuangan, h.107-108. 33 Imam Mustofa, Fiqih Muamalah Kontemporer., h. 186.
19
menginvestasikan dananya. Sedangkan mudharabah muqoyyadah adalah
deposan memberi batasan pada bank untuk menginvestasikan dananya.34
3. Produk Jasa Perbankan
Pelayanan jasa bank merupakan produk jasa bank yang diberikan kepada
nasabah untuk memenuhi kebutuhannya. Bank menawarkan produk dan jasa
dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kepada nasabah bank atau pihak lain
yang memerlukannya. Dengan memberikan jasa bank maka bank akan
memperoleh pendapatan. Pendapatan yang diperoleh bank berasal dari pendapatan
atas produk jasa disebut dengan fee based come.35 Jasa perbankan tersebut antara
lain berupa:
a. Al-Wakalah
Wakalah atau sering disebut perwakilan yaitu pelimpahan kekuasaan
oleh satu pihak (muwakil) kepada pihak lain (wakil) dalam hal-hal yang boleh
diwakilkan. Atas jasanya, maka penerima kekuasaan dapat meminta imbalan
tertentu dari pemberi amanah.36 Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi
apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakilkan dirinya
melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan L/C, inkaso dan
transfer uang.37
b. Al-Kafalah
Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil)
kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
34 Adiwarman A. Karim, Bank Islam:Analisis Fiqih dan Keuangan, h. 108. 35 Ismail, Perbankan Syariah., h. 193 36 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h. 83. 37 Adiwarman A. Karim, Bank Islam:Analisis Fiqih dan Keuangan, h. 107.
20
ditanggung. Kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang
yang dijamin dengan berpegang dengan tanggung jawab orang lain sebagai
penjamin.38
c. Al-Hawalah
Hawalah yaitu peralihan utang dari orang yang berhutang kepada
orang lain yang wajib menanggungnya. Kontrak hawalah dalam perbankan
biasanya diterapkan pada factoring atau anjak piutang, dimana para nasabah
yang memiliki piutang kepada pihak ketiga memindahkan piutangnya kepada
bank bank membayar utang tersebut dan bank menagihnya dari pihak ketiga
itu.39
1. Ar-Rahn
Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Secara sederhana rahn semacam
jaminan utang atau gadai.40
2. Al-Qardh
Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat
ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa
mengharapkan imbalan.41 Dalam aplikasinya di perbankan salah satunya
diterapkan sebagai akad pelengkap kepada nasabah yang mempunyai
loyalitas dan bonafitnya, yang membutuhkan dana talangan segera untuk
masa yang relatif pendek.
38 M. Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah: Dari Teori ke Praktik., h. 123. 39 Ibid., h. 125 40 Ibid., h. 128 41 Ibid., h. 131
21
3. Sharf (jual beli valuta asing)
Pada prinsipnya jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip sharf.
Jual beli mata uang yang tidak sejenis, penyerahannya harus dilakukan
pada waktu yang sama dan bank mengambil keuntungan dari jual beli
valuta asing ini.42
C. Pemahaman Nasabah
1. Pengertian Pemahaman Nasabah
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia pemahaman berasal dari kata
dasar ‘paham’ yang artinya pengetahuan banyak, pendapat pikiran,
pandangan, pandai dan mengerti benar tentang suatu hal. Sedangkan
pemahaman merupakan proses, cara, perbuatan memahami atau
memahamkan.43
Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan
menginterprestasikan sesuatu, ini berarti bahwa seseorang yang telah
memahami sesuatu atau telah memperoleh pemahaman akan mampu
menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah ia terima. Selain
itu, bagi mereka yang telah memahami tersebut, maka ia mampu
memberikan interprestasi atau menafsirkan secara luas sesuai dengan
keadaan yang ada disekitarnya, ia mampu menghubungkan dengan kondisi
yang ada saat ini dan yang akan datang.44
42 Adiwarman A. Karim, Bank Islam:Analisis Fiqih dan Keuangan., h. 112. 43 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005) cet III, H. 811. 44 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013), H. 7.
22
Proses pemahaman merupakan langkah ataupun cara untuk
mencapai suatu tujuan sebagai aplikasi dari pengetahuan yang dimiliki,
sehingga pengetahuan tersebut mampu menciptakan adanya cara pandang
ataupun pemikiran yang benar akan suatu hal. Sedangkan cara pandang
ataupun pemikiran merupakan suatu proses berpikir, dimana merupakan
gejala jiwa yang dapat menetapkan hubungan antara pengetahuan kita
terhadap suatu masalah.45 Alat yang digunakan dalam berpikir adalah akal,
dan hasil pemikiran terlahir dengan bahasa dan dapat juga berupa
intelejensi. Intelejensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri
dengan kebutuhan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir yang
sesuai dengan tujuannya.1446 Pemahaman tersebut dimaksudkan untuk
kepentingan pemberian bantuan bagi pengembangan potensi yang ada
padanya dan penyelesaian masalah-masalah yang dihadapinya. Manusia
dalam kenyataannya berbeda-beda dalam kemampuan berpikirnya,
karakter kepribadiannya, dan tingkah lakunya. Semuanya itu bisa ditaksir
atau diukur dengan bermacam-macam cara.47
‘Masyarakat adalah sekumpulan orang yang terdiri dari berbagai
kalangan dan tinggal di dalam satu wilayah, kalangan bisa terdiri dari
kalangan orang mampu hingga orang yang tidak mampu. Masyarakat yang
sesungguhnya adalah sekumpulan orang yang telah memiliki hukum adat,
norma-norma, dan berbagai peraturan yang siap untuk ditaati.
45 Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 56. 46 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2007), h. 52. 47 Susilo Rahardjo, Pemahaman Individu: Teknik Nontes, (Jakarta: Kancana Prenada
Media Group, 2013), h. 2.
23
Menurut Abdul Syani masyarakat berasal dari kata musyarak yang
artinya bersama-sama. Kemudian berubah menjadi masyarakat yang
artinya berkumpul bersama, hidup bersama dengan saling berhubungan
dan saling mempengaruhi selanjutnya mendapatkan kesepakatan menjadi
masyarakat.48
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa pemahaman
masyarakat adalah suatu langkah atau proses dalam mencapai suatu tujuan
dimana terdapat sekumpulan orang yang telah memiliki hukum adat,
norma-norma, dan berbagai peraturan yang siap ditaati. Dalam mencapai
suatu tujuan perlu adanya pengetahuan yang mampu menciptakan adanya
cara pandang ataupun pemikiran yang benar akan suatu hal.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman
Untuk mengetahui suatu pemahaman masyarakat diperlukan adanya
faktor-faktor yang dapat diukur sebagai indikator bahwa seseorang dapat
dinyatakan paham akan suatu hal. Adapun faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pemahaman masyarakat meliputi:
a. Pengetahuan
Pengetahuan dapat diartikan sebagai “hasil tahu manusia terhadap
sesuatu atau segala perbuatan manusia untuk memahami sesuatu objek
yang dihadapinya, atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu
objek tertentu.”49 Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman
diri sendiri dan juga melalui orang lain baik secara langsung maupun
48 Abdulsyani, Sosiologi : Skematika, Teori dan Terapan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2012), h. 30. 49 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 2.
24
melalui media, dan apa yang diberitahukan dapat diterima sebagai
sesuatu yang dianggap benar.50
Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh pengetahuan, diantaranya adalah bertanya kepada orang
yang dianggap lebih tahu tentang sesuatu (mempunyai otoritas
keilmuan pada bidang tertentu).51
Pengetahuan pada hakikatnya meliputi semua yang diketahui oleh
seseorang tentang objek tertentu baik melalui pengalaman diri sendiri
ataupun melalui orang lain. Dalam hal ini pengetahuan mengenai
perbankan syariah dimana masyarakat yang memiliki banyak
pengetahuan tentang perbankan syariah maka masyarakat tersebut
dapat dikatakan paham mengenai perbankan syariah.
b. Pengalaman-pengalaman terdahulu
Pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang
mempersepsikan dunianya. Cermin bagi kita tentu bukan barang baru,
tetapi lain halnya bagi orang-orang mentawai di pedalaman Siberut
atau saudara kita di pedalaman Iran.52 Berdasarkan pengalaman yang
dimiliki, seseorang dapat berpikir melalui apa yang pernah dilakukan,
sehingga hal ini yang dipakai untuk menemukan kebenaran.53
Pengalaman yang dimiliki oleh masyarakat yang berpangkal pada
fakta-fakta yang diperoleh melalui pengalaman langsung mengenai
50 W. Gulo, Metode Penelitian, (Jakarta: Grasindo, 2004), Cet III, h. 11. 51 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, h.1. 52 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar (Dalam
Perspektif Islam), (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 118. 53 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, h. 7.
25
perbankan syariah dapat mempengaruhi pemahaman dimana semakin
banyak pengalaman yang dimiliki baik dari kajian keilmuan maupun
praktek maka hal tersebut menandakan bahwa ia memahami perbankan
syariah.
c. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor yang bisa mempengaruhi
minimnya tingkat kepahaman masyarakat karena dari keadaan
ekonomi masyarakat bisa melakukan pendidikan yang lebih tinggi agar
bisa menerima suatu pengetahuan dan informasi yang ada dalam
masyarakat. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu.
Pekerjaan juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pekerjaan secara
tidak langsung turut andil dalam mempengaruhi tingkat pemahaman
seseorang, hal ini dikarenakan pekerjaan berhubungan erat dengan
faktor interaksi sosial dan kebudayaan.
d. Faktor Sosial/Lingkungan
Hampir setiap masyarakat mempunyai bentuk struktur kelas sosial.
Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relatif permanen dan teratur
dalam masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan
perilaku serupa. Kelompok referensi atau acuan seseorang terdiri dari
semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak
26
langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.54 Lingkungan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemahaman
seseorang. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman
yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang.
e. Faktor Informasi
Menurut Wied Hary, informasi akan memberikan pengaruh pada
pemahaman seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang
rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai
media misalnya TV, radio, atau surat kabar maka hal itu dapat
meningkatkan pemahaman seseorang.55
54 Septiyan Irwanto, Analisis Minimnya Tingkat Pemahaman Masyarakat Kampung
Welirang Terhadap Produk-Produk Perbankan Syariah dalam Meningkatkan Pendapatan Bank
Syariah, (UIN Sunan Ampel, 2015), h. 25-27 dalam http://digilib.uinsby.ac.id/3029/diunduh pada
tanggal 15 januari 2020. 55 Ibid., h. 28.
27
D. Kerangka fikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Al-Qur’an
QS. Al-Baqarah :275
QS. Annisa :160-161
As-Sunnah
HR. Bukhari
Studi Teoritik
1. Akad adalah kesepakatan tertulis antara Bank Syariah atau UUS dan pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan prinsip Syariah.
2. Nasabah adalah orang yang
biasa berhubungan dengan
atau menjadi pelanggan
bank (dalam hal keuangan).
3. BNI Syariah adalah lembaga
perbankan di Indonesia.
Bank ini semula bernama
Unit Usaha Syariah Bank
Negara Indonesia yang
merupakan anak
perusahaan PT BNI,
Persero, Tbk.
Studi Empirik
Fitrie Yulia Zarly/2009
Analisis Pengetahuan Nasabah Tentang
Prinsip Produk Perbankan Syariah (studi kasus kota
Padang)
Studi
Rumusan Masalah
Hipotesis
Skripsi
1. Pengembangan ilmu
2. Manfaat karya ilmiah
3. Motifasi penelitian lanjutan
4. Kesimpulan dan
5. Rekomendasi
Analisis Kuantitatif
28
E. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara atas
permasalahan penelitian yang memerlukan data untuk menguji kebenaran
dugaan tersebut.56 Dari permasalahan sebelumnya, penulis mengemukakan
hipotesis dari penelitian ini, yaitu :
1. Diduga, tingkat pengetahuan nasabah terhadap akad perbankan syariah di
BNI Syariah tinggi.
2. Diduga, tingkat nasabah terhadap akad perbankan syariah di BNI Syariah
dipengaruhi oleh beberapa faktor.
56 Kountur, Roni. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Edisi Revisi 2.
(Jakarta : PPM,2007).hlm.89
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, karena data diperoleh
dari hasil pengamatan langsung pada lapangan penelitian. Dalam penelititian
ini peneliti meggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian menjelaskan
pengaruh utama antara variabel-variabel yang digunakan.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang informasi atau datanya
dianalisis menggunakan teknik statistik. Dengan demikian, hipotesis pada
penelitian kuantitatif diuji dengan prosedur pengujian statistik.57 Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model
matematis, teori-teori atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.
Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif
karena hal ini, memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan
empiris dan ekspresi matematis dan hubungan-hubungan kuantitatif.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Penulis akan melakukan penelitian pada Bank BNI Syariah Ratulangi,
adapun waktu penelitian dilakukan selama 1 bulan dimana objek penelitian
adalah hal-hal yang berhubungan tentang sejauh mana pengetahuan nasabah
tentang akad yang dilakukan di bnak BNI Syariah Makassar .
57 Ronny kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis Edisi Revisi 2.
Jakarta: Penerbit PPM, 2007.hlm 89
30
C. Variable Penelitian
a. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi penyebab perubahan pada variabel lain. Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel bebas yaitu Akad (X1) dan Nasabah (X2). variabel
ini dikatakan variabel bebas dikarenakan keberadaan variabel ini tidak
tergantung pada adanya variabel lain atau bebas dari ada atau tidaknya
variabel lain
b. Variabel Terikat (Dependent variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang keberadaanya dipengaruhi
atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah BNI Syariah (Y). Dinamakan variabel terikat karena
kondisi untuk variasinya terikat atau dipengaruhi oleh variasi variabel lain,
yaitu di pengaruhi oleh variabel bebas.
D. Defenisi Operasional
Berikut ini adalah pengertian tentang defenisi operasional variabel:
1. Akad adalah kesepakatan tertulis antara Bank Syariah atau UUS dan pihak
lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak
sesuai dengan prinsip Syariah.
2. Nasabaah adalam dunia perbankan dimaksud dengan konsumen atau
pelanggan. Menurut undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan
pasal 1, “Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank sedangkan
nasabah penyimpanan adalah nasabah yang menempatkan dananya di
31
bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah
yang bersangkutan”.
Menurut Rambat (2001), nasabah adalah seseorang yang secara
kontinu dan berulang dating ke bank untuk memuaskan keinginannya
dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar
produk/jasa tersebut.
3. BNI Syariah adalah lembaga perbankan di Indonesia. Bank ini semula
bernama Unit Usaha Syariah Bank Negara Indonesia yang merupakan
anak perusahaan PT BNI, Persero, Tbk.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suhasimi Arikunto populasi adalah “keseluruhan objek
yang diteliti”.58 Populasi pada penelitian ini adalah nasabah yang ada di
Bank BNI Syariah cabang Makassar, sebanyak 150 orang
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Dengan kata lain sampel adalah bagian dari
populasi.59 Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Maka dari itu sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 60 nasabah yang
58 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineke Cipta, 2010) hlm.102
59 Daulay Murni. Metode Penelitian Ekonomi (Medan: USU Press:2010), h. 76.
32
ada di bank BNI Syariah cabang Makassar. Pada saat penelitian
berlangsung menggunakan Rumus sloving, sebagai berikut:
Rumus Sloving : n = N
(1+𝑒2N)
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Tingkat error (10%)
Diketahui : n = 150
1+(0,1)2 (150)
n = 150
2,5
n = 60 Responden
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan
untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrument
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket atau
kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti. Tujuan dari angkat ini adalah
untuk memperoleh informasi yang relevan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting
demi keberhasilan penelitian. Metode pengumpulan data merupakan teknik
atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Teknik yang
dipergunakan dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas
metode:
33
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat
di lapangan atau lokasi penelitian yang sedang dilakukan. Observasi
dilakukan bertujuan untuk mendapatkan data-data kongkret di tempat
penelitian. Observasi digunakan dalam melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
2. Kuesioner (angket)
Kuesioner atau angket adalah tekhnik pengumpulan data dengan
memberikan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan untuk dijawab oleh
para responden. Dalam hal ini, jumlah maupun kualifikasi para responden
ditentukan berdasarkan dengan metode pengambilan sampel.
Cara pengumpulan data ini dipilih dengan harapan bahwa peneliti,
melalui jawaban responden dapat memperoleh informasi yang relevan
dengan permasalahan yang dikaji dengan mempunyai derajat yang tinggi.
Jumlah pertanyaan yang ada diambil dari masing-masing item yang
diperoleh dari masing-masing indikator variabel, baik indikator independen
maupun variabel dependen.
Angket diberikan langsung kepada responden dengan tujuan agar lebih
efektif dan efesien menjangkau jumlah sampel dan mudah memberikan
penjelasan berkenaan dengan pengisian angket tersebut. Instrument yang
digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini menggunkan skala Likert
dengan skor 1-5, jawaban responden berupa pilihan 5 (lima) alternatif yaitu
34
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S N TS STS
1
2
3
4
5
Table 3.1 Skala Likert
Dimana :
SS = Sangat setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
3. Wawancara
Merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun
penaleliti terhapadap narasumber atau sumber data. Dalam wawancara
peneliti akan mencatat opini dan hal lain yang berkaitan dengan penelitian.
Dengan demikian ada banyak informasi yang akan didapat dari hasil
wawancara tersebut.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan tekhnik pengumpulan data melalui
metode dokumentasi, peneneliti menyediakan benda-benda tertulis seperti
nuku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya.
35
H. Teknik Analisa Data
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkatan keandalan alat
ukur yang digunakan. Menurut pengujian validitas dilakukan untuk
mengetahui validitas dari setiap pertanyaan atau pernyataan dalam
kuesioner yaitu dengan menguji korelasi antara skor item dengan skor
total. Jika koefesien korelasi tiap faktor tersebut lebih dari 0,1 maka
menunjukan pertanyaan atau pernyataan tersebut valid, dengan
menggunakan softwere SPSS 22,0.60
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sebera jauhsuatu
instrumen memberikan hasil pengukuran yang konsisten, apabila
pengukuran dilakukan berulang-ulang. Pengujian Conbach Alpha
digunakan untuk menguji tingkat keandalan (reliability) dari
masingmasing variabel. Apabila nilai Conbach Alpha semakin mendekati
mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi pula konsistensi reliabilitasnya.
Menurut Ghozali bahwa reliable (handal) jika nilai Conbach Alpha lebih
besar dari 0,60. Jadi dapat dikatakan bahwa seluruh pernyataan dalam
kuisioner adalah reliable (dapat diandalkan), sehingga layak untuk
dilakukan pengujian selanjutnya.61
60Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta. 2007), hlm. 52 61 www.smartstat.info/statistika/diakses pada 6 Desember pukul 11.15
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Bank BNI Syariah Ratulangi
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem
perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan
dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan
yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998,
pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI
dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan
Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang
dan 31 Kantor Cabang Pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor
Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 1746 outlet
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional
perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.
Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh Dr.
Hasanudin, M.Ag, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS
sehingga telah memenuhi aturan syariah. 62
Dengan berlandaskan pada undang-undang No. 10 tahun1998 didirikan unit
usaha syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, malang,
62 Sejarah berdirinya bank BNI syariah
https://www.bnisyariah.co.id/idid/perusahaan/tentangbnisyariah/sejarah di akses pada tanggal 19
agustus 2020
37
pekalongan, jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang
menjadi 28 kantor cabang dan 31 kantor cabang pembantu termaksud bank bni
syariah cabang ratulagi Makassar.
BNI Syariah merupakan anak perusahaan dari BNI dengan komposisi
kepemilikan saham 99.99% dimiliki oleh BNI dan sisanya dimiliki oleh PT. BNI
Life. Hingga akhir Mei 2010, Unit Usaha Syariah BNI memiliki aset sebesar Rp
5,2 triliun, total dana masyarakat sebesar 4,2 triliun, total pembiayaan Rp 3,2
triliun, modal sebesar Rp 1 triliun , dengan customer based lebih dari 420 ribu
nasabah.
Strategi jangka menengah-panjang setelah spin off, BNI akan menjajaki
kemungkinan menjalin kemitraan strategis dengan berbagai pihak, baik institusi di
dalam maupun di luar negeri dalam mengebangkan PT Bank BNI Syariah,
termasuk mengundang investor strategis guna memperkuat permodalan, keahlian,
dan jaringan global. BNI Syariah akan menjadi elemen penting dalam bisnis BNI
secara holding melalui konsep BNI Incorporated. Sementara itu, nasabah tetap
dapat menikmati layanan yang ada selama ini, seperti layanan e-channel BNI
(BNI ATM, BNI SMS Bangking, BNI Internet Bangking), tarik setor di seluruh
kantor BNI, serta masih dapat melakukan pembukaan rekening BNI Syariah di
lebih dari 750 kantor cabang BNI yang telah menjadi Syariah Channeling Outlet
(SCO). Demikian juga dengan fitur produk tidak mengalami perubahan, bahkan
ke depan akan lebih bervariasi. 63
63 Betara indra gunawan, sejarah berdirinya Bank Negara Indonesia Syariah,
http://ktara.blogspot.com/2015/03/sejarah-berdirinya -bank-negara-indonesia syariah.html, di
akses pada tanggal 19 agustus 2020
38
2. Visi dan Misi Bank BNI Syariah
a. Visi PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Makassar
Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan
kinerja.
b. Misi PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Makassar
1) Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian linkungan.
2) Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan
syariah.
3) Memberikan nilai invstasi yang optimal bagi investor.
4) Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebangaan untuk berkarya
dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
5) Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
3. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan salah satu hal penting dalam pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi yang secara langsung membuat skema
wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap anggota organisasi pada setiap
pekerjaan demi terwujudnya tujuan organisasi tersebut.
a. Kepala Cabang (Branch Manager)
b. Pemimpin Bidang Operasional (Operasional Manager)
c. Manager Bisnis (Bussiness Manager)
d. OSH (Operasional Service Head)
39
e. Menyelenggarakan pelayanan dan pengadministrasian atas
transaksitransaksi jasa perbankan serta pemupukan dana di kantor cabang.
f. Processing
g. Unit Branch Internal Control
h. Unit Pemasaran Bisnis (Marketing)
i. Customer Service
j. Teller
4. Lokasi
a. Bank BNI Syariah Ratulagi Makassar Senin 20 juli.
b. Bank bni syariah merupakan suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya
berdasrakan hokum islami( syariah)
c. Konsep perbankan syariah beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah. Implementasi prinsip syariah inilah yang menjadi pembeda utama
dengan bank konvesional. Pada intinya prinsip syariah tersebut mengacu
kepada syariah islam yang berpedoman utama kepada AL Quran dan
hadist. Islami sebagai agama merupakan konsep yang mengatur kehidupan
manusia secara komprehensif dan universal baik dalam hubungan dengan
sang pencipta (HabluminAllah) maupun dalam hubungan sesama manusia
(Hablumminannas).
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Sebaran Responden
Sebaran responden dalam penelitian ini di dasarkan pada usia responden.
Sedangkan responden penelitian ini adalah nasabah yang melakukan transaksi
40
di bank BNI Syariah Ratulangi dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 60
sampel yang di ambil dari nasabah yang melakukan transaksi. Berikut adalah
karakteristik responden berdasarkan usia dan pekerjaan yang didapatkan
peneliti di BNI Syariah Ratulangi.
Dari hasil pengumpulan data melalui metode wawancara,observasi,
dokumentasi untuk skripsi yang berjudul ”Analisis Pengetahuan Nasabah
Tentang Akad Perbankan Syariah pada BNI Syariah cabang Kota Makassar”.
Telah dideskripsikan sebagai hasil penelitian. Data penelitian diuraikan
dengan urutan berdasarkan pada fokus penelitian, yaitu data hasil penelitian
dari sumber data yang terdiri dari informan dan responden, observasi dan
dokumentasi. Dari hasil penelitian ini yang didapat dari angket dan juga
tambahan wawancara untuk meyakinkan hasil peneltian ini. wawancara dan
angket ditujukan oleh nasabah di BNI Syariah Kota Makassar.
a. Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.1
Karakteristik responden berdasarkan usia Usia Responden
Frequency Percent
Valid
17-30 40 40.8
31-50 20 20.4
Total 60 100.0
Sumber : Data primer diolah pada tanggal 15 agustus 2020
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa jumlah responden yang
berusia 17-30 sebanyak 40 orang atau (40,8 %), jumlah responden yang
berusia 31-50 sebanyak 20 orang atau (20,4%). Jadi dapat disimpulkan
41
bahwa jumlah responden terbanyak berusia 17-30 tahun sebanyak 40
orang atau (40,8 %).
b. Responden jenis kelamin
Tabel. 4.2
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin responden
Frequency Percent
Valid
L 22 22.4
P 38 38.8
Total 60 100.0
Sumber : Data primer diolah pada tanggal 15 agustus 2020
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 22 orang (22,4%), dan responden yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 38 orang atau (38,8%). Jadi dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden yang bertransaksi di BNI Syariah
Ratulangi lebih dominan perempuan.
C. Deskripsi Hasil Angket Penelitian
Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu akad (X1), dan
Nasabah (X2) dan variabel terikat yaitu BNI Syariah (Y). Pengetahuan dapat
diartikan sebagai “hasil tahu manusia terhadap sesuatu atau segala perbuatan
manusia untuk memahami sesuatu objek yang dihadapinya.. Selanjutnya peneliti
akan menganalisis data primer yang di dapat dari hasil kuesioner/angket yang
dibagikan kepada responden yaitu nasabah BNI syariah Ratulangi. Kuesioner ini
berjumlah 20 pernyataan, kuesioner ini bersifat terbatas artinya responden diminta
42
menjawab dengan memilih jawaban yang telah tersedia saja. Setelah hasil data
kuesioner terkumpul maka diadakan pengolahan data dengan menggunakan
aplikasi SPSS Versi 22. Maka langkah selanjutnya penulis akan
menginterpretasikan hasil jawaban responden sesuai dengan item-item pertanyaan
yang telah diajukan kepada para responden serta diambil kesimpulan hasil
kuesioner tersebut. Untuk lebih jelas mengenai data jawaban responden maka
akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Deskripsi Variabel Akad (X1)
Tabel 4.3 rangkuman data jawaban (X1)
No. Pernyataan SS + S KS +TS
F % F %
1. Produk bank syariah lebih
terpercaya karna prosedur
yang dijalankan berdasarkan
syariat islam.
51 85,0% 9 15,1%
2. Setiap melakukan transaksi
akad yang di gunakan harus
amanah dan jelas.
56 93,4% 4 6,7%
3. Adanya opsi jaminan
membuat nasabah jadi lebih
aman dan terhindar dari hal
yang tidak diinginkan.
52 86,6% 8 13,3%
4. Keputusan antara kedua belah
pihak menjadi satu akad yang
sah dalam satu perjanjian.
55 91,7% 5 8,4%
Sumber : Data primer diolah pada tanggal 15 agustus 2020
Pada pernyataan no. 1, sebanyak 85,0% responden mengakui bahwa
Produk bank syariah lebih terpercaya karna prosedur yang dijalankan
berdasarkan syariat islam, meski sebanyak 15,1% ragu akan hal tersebut,
43
selanjutnya pada pernyataan no. 2, sebanyak 93,4% responden setuju,
jadi dapat di simpulkan bahwa responden setuju bahwa setiap nasabah
melakukan transaksi akad yang digunakan harus amanah dan jelas, dan
sebanyak 6,7% kurang setuju akan hal tersebut.
Pada pernyataan no. 3, sebanyak 86,6% responden menyetujui adanya
opsi jaminan membuat nasabah menjadi lebih aman dan membuat nasabah
terhindar dari hal yang tidak diinginkan. Sedangkan sebanyak 13,3%
kurang menyetujui hal tersebut. Pada pernyataan no. 4 sebanyak 91,7%
responden setuju Jadi dapat disimpulkan bahwa responden memilih sangat
setuju dengan keputusan antara kedua belah pihak menjadi satu akad yang
sah dalam satu perjanjian, sedangkan sebanyak 8,4% kurang menyetujui
hal tersebut.
2. Deskripsi Variabel Nasabah (X2)
Tabel 4.4 rangkuman data jawaban (X2)
5. Minimnya pengetahuan
nasabah tentang akad produk
bank syariah.
26 43,3%
34 56,7%
6. Minimnya pengetahuan
masyarakat terhadap
perbankan syariah
41 68,4% 19 31,7%
7. Pengalaman sangat
menentukan tingkat
pengetahuan nasabah tentang
akad bank syariah.
52 86,7% 8 13,3%
8. Kebebasan nasabah dalam
memilih suatu produk dan
adanya promosi serta
feedback yang besar menjadi
daya tarik nasabah dalam
perbankan syariah.
54 90,0% 6 10,0%
44
9. Tidak ada unsur keterpaksaan
kepada nasabah dalam
menggunakan produk bank
syariah.
49 81,7 11 18,4%
10. Tingkat pengetahuan nasabah
berpengaruh signifikan
terhadap keputusan
bertansaksi.
55 91,6% 5 8,4%
11. Nasabah memilih bertransaksi
di bank syariah karna produk
yang ditawarkan sesuai
dengan kebutuhan nasabah.
44 73,3% 16 26,6%
12. Minimnya kesadaran nasabah
akan hak dan kewajiban.
45 75,0% 15 25,0%
13. Lingkungan sangat
berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan nasabah tentang
akad bank syariah.
50 83,3% 10 16,3%
Sumber : Data primer diolah pada tanggal 15 agustus 2020
Pada pernyataan no. 5 sebanyak 43,3% responden setuju dan sebanyak
56,7% responden netral dan tidak setuju, jadi dapat disimpulkan bahwa
dominan responden tidak menyetujui minimnya pengetahuan nasabah
terhadap produk bank syariah, meskipun tidak jauh berbeda dengan
pendapat responden yang setuju, pada pernyataan no. 6 sebanyak 68,4%
responden memilih setuju jadi dapat disimpulkan bahwa responden
menyetujui minimnya pengetahuan masyarakat terhadap perbankan
syariah, dan sebanyak 31,7% tidak setuju. Selanjutnya pada pernyataan no.
7 sebanyak 86,7% responden memilih setuju yang otomatis menyimpulkan
bahwa responden menyetujui Pengalaman sangat menentukan tingkat
pengetahuan nasabah tentang akad bank syariah, dan sebanyak 13,3%
kurang setuju dengan pernyataan tersebut.
45
Pada pernyataan no. 8 sebanyak 90,0% responden memilih setuju, jadi
dapat disimpulkan bahwa kebebasan nasabah dalam memilih suatu produk
dan adanya promosi serta feedback yang besar menjadi daya tarik nasabah
dalam perbankan syariah, sedangkan sebanyak 10,0% tidak setuju dengan
hal tersebut. Pada pernyataan no. 9 sebanyak 81,7 responden memilih
setuju, jadi dapat disimpulkan bahwa benar tidak adanya unsur
keterpaksaan kepada nasabah dalam menggunakan produk bank syariah,
dan sebanyak 18,4% kurang setuju dengan pernyataan tersebut, pada
pernyataan no. 10 sebanyak 91,6% responden menyetujui akan Tingkat
pengetahuan nasabah berpengaruh signifikan terhadap keputusan
bertansaksi. sedangkan sebanyak 8,4% responden memilih kurang setuju.
Selanjutnya pada pernyataan no. 11 sebanyak 73,3% responden
menyetujui bahwa Nasabah memilih bertransaksi di bank syariah karna
produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan nasabah dan sebanyak
26,6% memilih kurang setuju atas hal tersebut. Pada pernyataan no. 12
sebanyak 75,0% responden memilih setuju, jadi dapat disimpulkan bahwa
minimnya kesadaran nasabah akan hak dan kewajiban. dan sebanyak
25,0% memilih tidak setuju yang berarti mereka mengetahui dan sadar
akan hak dan kewajiban sebagai nasabah. Pada pernyatan no. 13 sebanyak
83,3% responden menyetujui bahwa Lingkungan sangat berpengaruh
terhadap tingkat pengetahuan nasabah tentang akad bank syariah. Dan
sebanyak 16,3% kurang setuju akan hal tersebut.
46
3. Deskripsi Variabel BNI Syariah (Y)
Tabel 4.4 rangkuman data jawaban (X2)
14. Kurangnya Sosialisasi bank
syariah kepada masyarakat.
43 71,7% 17 28,3%
15. Sejak berdirinya BNI Syariah
sebagian masyarakat lebih
percaya untuk melakukan
transaksi di BNI Syariah.
48 80,0% 12 20,1%
16. Prosedur yang dijalankan
bank syariah bebas bunga
alhasil jauh dari praktek riba.
44 73,4% 16 26,7%
17. Penjelasan dari pihak bank
tentang akad Produk bank
syariah mudah dipahami pihak
konsumen.
45 75,0% 15 25,0%
18. Kejujuran serta tanggung
jawab menjadi etika
pelayanan yang baik dalam
perbankan syariah.
54 90,0% 6 10,0%
19. Pelayanan bank syariah
mempengaruhi keputusan
bertransaksi.
53 88,3% 7 11,6%
20. Tingkat promosi dari bank
BNI Syariah berpengaruh
pada pertumbuhan nasabah.
55 91,7% 5 8,4%
Sumber : Data primer diolah pada tanggal 15 agustus 2020
Pada pernyataan no. 14 sebanyak 71,7% responden setuju, jadi dapat
disimpulkan bahwa Kurangnya Sosialisasi bank syariah kepada
masyarakat. Pada pernyataan no. 15 sebanyak 80,0% responden setuju
bahwa sejak berdirinya BNI syariah sebagian masyarakat lebih percaya
untuk melakukan transaksi di BNI syariah, dan sebanyak 20,1% kurang
menyetujui hal tersebut. Pada pernyataan no. 16 sebanyak 73,4%
responden setuju bahwa prosedur yang dijalankan bank syariah bebas
47
bunga alhasil jauh dari praktek riba, sedangkan sebanyak 26,7% responden
memilih kurang setuju.
Pada pernyataan no. 17 sebanyak 75,0% responden menyetujui bahwa
Penjelasan dari pihak bank tentang akad Produk bank syariah mudah
dipahami pihak konsumen. Pada pernyataan no. 18 sebanyak 90,0%
responden menyetujui Kejujuran serta tanggung jawab menjadi etika
pelayanan yang baik dalam perbankan syariah. Pada pernyataan no. 19
sebanyak 88,3% responden melilih setuju, jadi dapat disimpulkan bahwa
Pelayanan bank syariah mempengaruhi keputusan bertransaksi..Sedangkan
sebanyak 11,6% kurang setuju akan hal tersebut. Selanjutnya pada
pernyataan no. 20 sebanyak 91,7% responden memilih setuju, jadi dapat
dsismpulkan Tingkat promosi dari bank BNI Syariah berpengaruh pada
pertumbuhan nasabah, sedangkan sebanyak 8,4% memilih netral.
4. Uji Validitas dan Reabilitas
a. Uji Validitas
Adapun hasil uji validitas ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4 hasil uji Validitas
Variabel Item R Hitung R Tabel Keterangan
Akad (X1) P1 0,795 0,211 Valid
P2 0,864 0,211 Valid
P3 0,840 0,211 Valid
P4 0,696 0,211 Valid
Nasabah (X2) P5 0,440 0,211 Valid
P6 0,360 0,211 Valid
P7 0,646 0,211 Valid
P8 0,708 0,211 Valid
48
P9 0,547 0,211 Valid
P10 0,670 0,211 Valid
P11 0,565 0,211 Valid
P12 0,542 0,211 Valid
P13 0,530 0,211 Valid
BNI Syariah
(Y)
P14 0,788 0,211 Valid
P15 0,787 0,211 Valid
P16 0,739 0,211 Valid
P17 0,604 0,211 Valid
P18 0,616 0,211 Valid
P19 0,774 0,211 Valid
P20 0,597 0,211 Valid
Berdasarkan output di atas diketahui untuk r hitung dari variabel akad,
nasabah dan BNI Syariah dinyatakan valid, hal ini dibuktikan dengan
diperolehnya nilai koefisien korelasi (rhitung) > 0,211. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa pernyataan no 1 sampai dengan no 20 adalah valid
karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel yaitu 0,211. Jadi dapat
disimpulkan bahwa item pernyataan yang berjumlah 20 dinyatakan
signifikan.
b. Uji Reliabilitas
Hasil Uji reliabilitas ditunjukkan pada tabel 17 sebagai berikut :
Tabel 4.5 hasil uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas
No. Variable Croncach’s Alpha Keterangan
1. Akad (X1) 0,808 Reliabel
2. Nasabah (X2) 0,710 Reliabel
3. BNI Syariah (Y) 0,829 Reliabel
Sumber : Data primer diolah pada tanggal 15 agustus 2020
49
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa semua nilai cronbach‟s
alpha variabel akad 0,726 dinyatakan reliabel, sementara untuk nilai variabel
nasabah 0,710 dan BNI Syariah 0,829 juga dinyatakan reliabel. Nilai cronbach‟s
alpha yang reliable adalah antara 0,61-0,8, sementara nilai croanbach‟s alpha
yang cukup reliabel adalah antara 0.42-0.60.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis pengetahuan nasabah tentang
akad perbankan syariah maka dapat di tunjukkan pada rangkuman data
jawaban pada tabel 4.3, 4.4, dan 4.5 sebagai berikut :
Dari table 4.3 di atas dapat diihat bahwa dari empat pernyataan terkait
Akad bank syariah mayoritas responden (nasabah) pada umumnya setuju dengan
pernyataan-pernyataan yang ada, adanya akad yang jelas dan telah berlandaskan
syariat islam pada bank syariah membuat nasabah menjadi lebih aman.
Deskripsi table 4.4 di atas menunjukkan bahwa dari sembilan peryataan
yang diajukan kepada responden terkait tingkat pengetahuan Nasabah mayoritas
reponden (nasabah) pada umumnya setuju dengan pernyataan yang ada,meskipun
pada pernyataan no. 5 responden dominan memilih jawaban netral dan tidak
setuju yang berarti perkembangan pengetahuan nasabah sampai saat ini sudah
cukup baik. jadi dapat disimpulkan bahwa Lingkungan, pengalaman nasabah
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan nasabah tentang akad bank syariah.
Yang selanjutnya hal tersebut juga berpengaruh terhadap keputusan bertransaksi.
Dari tabel 4.5 di atas menunjukkan data lapangan bahwa. Dari 7 pernyataan
tentang BNI Syariah yang diajukan kepada responden mayoritas responden
50
(nasabah) memilih setuju atas pernyataan yang diajukan. Meskipun Penjelasan
dari pihak bank kepada konsumen mudah dipahami tetapi sosialisasi yang
diadakan pihak bank kepada masyarakat masih kurang sehingga tingkat
pengetahuan masyarakat terhadap produk bank syariah juga masih minim. Jadi
dapat disimpulkan bahwa tingkat promosi yang diadakan pihak bank sangat
berpengaruh pada pertumbuhan nasabah.
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil akhir penelitian yang dilakukan tentang analisis
pengetahuan nasabah terhadap akad perbankan Syariah pada BNI Syariah
Cabang Makassar berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Peneliti menyimpulkan bahwa sesuai perkembangan yang terlihat sampai
saat ini pengetahuan nasabah terhadap akad perbankan syariah sudah
cukup baik dilihat dari 56,7% yang memilih tidak setuju pada pernyataan
“minimnya pengetahuan nasabah tentang akad produk bank syariah”.
2. Pengetahuan nasabah adalah semua informasi yang dimiliki nasabah
mengenai berbagai macam akad pada produk dan jasa serta pengetahuan
dan informasi lainnya yang terkait dengan hal tersebut.
Faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan nasabah mengenai akad
perbankan syariah adalah dipengaruhi oleh minat, pe ngalaman, dan usia,
juga dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan sosial/lingkungan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat disarankan bagi pihak BNI
Syariah cabang Makassar untuk lebih meningkatkan pemahaman konsumen
mengenai akad perbankan Syariah. Serta perlunya diadakan pembinaan dan
mensosialisasikan kesadaran beragama guna meningkatkan perekonomian
berbasis syariah, karna dengan pesatnya pertumbuhan teknologi dan informasi
52
saat ini, peningkatan pengetahuan nasabah terhadap prinsip-prinsip syariah
akan semakin tinggi lagi dengan memanfaatkan social media, sehingga terjadi
komunikasi yang vertikal antara perusahaan dan nasabahnya.
Penelitian ini tentu memiliki keterbatasan-keterbatasan. Dengan
keterbatasan tersebut, diharapkan agar dapat dijadikan sebagai acuan untuk
melakukan perbaikan pada penelitian mendatang.
53
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar
(Dalam Perspektif Islam), 2004 (Jakarta: Prenada Media)
Abdulsyani, Sosiologi : Skematika, Teori dan Terapan, 2012 (Jakarta: PT
BumiAksara)
Adiwarman A. Karim, Bank Islam:Analisis Fiqih dan Keuangan, 2014 (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada)
Agustianto, “Strategi Jitu Meningkatkan Market Share Bank Syariah,” dalam
Artikel Perbankan Syariah, (05 April 2011).
Agus Sujanto, Psikologi Umum, 2008 (Jakarta: Bumi Aksara,)
Ahmad el-Najjar, Ban Bila Fawaid Ka Istiratiratijayyah, 1972 Penerjemah
Muhammad Bisri, (Jeddah: King Abdul Aziz University Press,)
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar,2013(Jakarta:
Kencana Prenada Media Group)
Alfred Marshal, Principles of Economics, 1890 (London: Macmillan, cet.8)
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, 2013 (Jakarta: Rajawali Press,)
Betara indra gunawan, sejarah berdirinya Bank Negara Indonesia Syariah,
http://ktara.blogspot.com/2015/03/sejarah-berdirinya -bank-negara-
indonesia syariah.html, di akses pada tanggal 19 agustus 2020
Dwi Suwiknyo, Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Islam, 1890 (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar)
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005 (Jakarta:
Balai Pustaka,)
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahnya, 2006 (Surabaya: Karya Agung
Surabaya)
Enizar, Hadis Ekonomi, 2013 (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada)
hal yang menunjukkan riba itu ribet banget https://rumaysho.com/15352-13-hal-
yangmenunjukkan-riba-itu-ngeribanget.html. Akses pada tanggal 20
agustus 2020.
Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi,
54
2013 (Yogyakarta: EKONISIA)
Ismail, Perbankan Syariah, 2011 (Jakarta: Kencana) Imam Mustofa, Fiqih Muamalah Kontemporer, 2016 (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada)
Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah, 2013 (Bandung: Pustaka Setia)
Komite nasional kebijakan Corporate Governance, 2004 pedoman Good
Corporate Gorvinance Perbankan Indonesia,.
Kountur, Roni. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Edisi Revisi
2. 2007 (Jakarta : PPM)
M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis
Praktis, 2012 (Bandung: CV Pustaka Setia,)
M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, 1972 (Jakarta: Gema
Insani).
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, 2007 (Jakarta: Raja Grafindo)
Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia, 2012 (Jakarta:
Sinar Grafika,)
Sejarah berdirinya bank BNI syariah
https://www.bnisyariah.co.id/idid/perusahaan/tentangbnisyariah/sejarah di
akses pada
tanggal 19 agustus 2020
Septiyan Irwanto, 2015, Analisis Minimnya Tingkat Pemahaman Masyarakat
KampungWelirang Terhadap Produk-Produk Perbankan Syariah dalam
MeningkatkanPendapatan Bank Syariah, (UIN Sunan Ampel,) dalam
http://digilib.uinsby.ac.id/3029/diunduh pada tanggal 15 januari 2020.
Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta. 2007),
www.smartstat.info/statistika/diakses pada 6 Desember pukul 11.15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineke Cipta, 2010)
Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, 2012 (Yogyakarta: Graha Ilmu)
Susatyo Herlambang, Basic Marketing, 2014 (Yogyakarta: Gosyen
Publishing).
55
Susilo Rahardjo, Pemahaman Individu: Teknik Nontes, 2013 (Jakarta: Kancana
Prenada Media Group)
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008, pasal 3
W. Gulo, Metode Penelitian, 2004 (Jakarta: Grasindo,)
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, 2009 (Jakarta: Sinar Grafika)
LITERASI
DATA ANALISIS PENGETAHUAN NASABAH TENTANG AKAD PERBANKAN SYARIAH
No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor
1 Ainun Rafika 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 93
2 Syarif Hidayahtullah 5 3 5 5 5 5 1 5 5 5 1 4 5 5 3 5 3 5 3 5 83
3 Bangbang 5 5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 4 5 5 3 3 3 5 4 5 86
4 Arman 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 89
5 Riska fadila 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 78
6 Karina Putri 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 3 5 5 5 91
7 Mukarramah 5 4 5 4 2 2 5 5 5 5 4 3 5 4 3 4 4 5 3 5 82
8 Nazil Fahmi 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 73
9 Nurun Niswa 5 5 4 3 4 3 5 4 3 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 86
10 Abdul Haq. AS 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
11 Dewi Rahayu Renwarin 4 4 5 3 3 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 4 2 5 5 5 87
12 Fitriyana 4 4 4 4 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 5 67
13 Yuyun Rifdah Irianti 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 3 3 5 4 3 3 3 4 4 5 83
14 Sabdariah 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 75
15 Andi Heldalina Sulaiman 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 74
16 Muh Adnan 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 5 1 5 5 3 3 4 5 5 5 83
17 Aelis 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 3 5 3 4 5 4 5 89
18 Chusnul Chatimah 2 1 1 1 5 5 1 2 1 1 1 1 3 1 2 3 2 2 2 2 39
19 Nurhayati Amin 4 5 5 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4 5 5 4 5 4 4 78
20 Nur Adil 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 96
21 Haidir 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 4 4 4 3 3 4 94
22 Astuti 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 94
23 Imam Syafei 5 4 4 4 3 4 5 4 5 5 3 5 5 3 4 4 3 5 5 5 85
24 Fahrul Awal 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 94
25 Mutmainnah 3 3 3 4 4 4 5 3 4 3 3 3 5 4 3 4 4 4 4 3 73
26 Mahfud Agus 4 5 5 5 3 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 84
27 Ardian Wahyudi 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 98
28 Hardiansyah 1 4 2 5 1 5 3 3 5 4 2 5 2 5 2 5 4 2 4 3 67
29 Ardi 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 1 5 1 2 1 1 5 5 2 4 73
30 Puji Nurul Hasanah 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 88
31 Sri Ridha Wahyu Asni 5 5 5 5 3 3 4 4 5 4 4 5 3 3 3 4 3 4 5 5 82
32 Marwah Abidin 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 85
33 Riska Syarif 3 5 5 4 3 3 5 5 3 5 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 73
34 Padelia 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 96
35 Muthia Natasya Kautsar 4 5 5 5 3 3 5 4 5 4 3 5 4 4 4 5 4 5 5 5 87
36 Ana 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 2 4 5 3 3 3 3 4 3 4 82
37 Devi Ratna Sari 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 3 4 3 2 5 4 5 4 87
38 Andi Ainun Musfira 5 5 5 5 4 3 3 5 4 5 5 5 3 5 4 4 4 4 4 4 86
39 Indrawati 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 3 4 3 4 4 5 4 86
40 Tika 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 3 3 4 3 4 4 4 3 82
41 Ayu Zhavira 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 99
42 Ratu 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 97
43 Umianti 3 5 5 5 3 4 3 3 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 88
44 Musayyana 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 98
45 Rusmiati 4 5 5 4 3 5 4 5 5 4 3 4 4 5 4 5 5 4 4 5 87
46 Putri 3 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 89
47 Yunu Yarni 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 5 79
48 Ainun Sari 5 5 5 5 2 2 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 92
49 Andi Ainun Anggraeny 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 5 4 4 4 5 5 5 89
50 Aulia 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 88
51 Irfan 4 4 4 5 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 82
52 Andi Iswandi 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 83
53 Ilham Rahmatullah 4 4 4 5 3 3 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 82
54 indasari 5 5 4 4 3 3 4 4 5 3 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 81
55 Arman 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 88
56 Sukmawati 4 4 3 4 5 4 3 4 5 4 4 3 3 4 4 4 5 5 5 4 81
57 Dirman 3 4 5 5 3 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 80
58 M. Ilham Akbar 5 5 4 5 3 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 91
59 Nursiah 4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 81
60 Hasna 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 83
LAMPIRAN PHOTO
RIWAYAT HIDUP
Rifka Annisa, Lahir di Majene, 12 september 1997
anak ke-2 dari 4 bersaudara yang merupakan buah
cinta dan kasih sayang dari pasangan Nuradil dan
Nurhayati. Penulis mulai menapaki dunia pendidikan
formal mulai tahun 2004 di SDN Inpres Baru II dan
tamat pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis
melanjutkan pendidikan di SMP PPM Al-Ikhlas
Lampoko dan tamat pada tahun 2013.
Selanjutnya Penulis melanjutkan pendidikan di SMA PPM Al-Ikhlas hingga
akhirnya tamat pada tahun 2016. Kemudian penulis melanjutkan
pendidikan di perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa di
Universitas Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Agama Islam
Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (S1).