analisis pengembangan wilayah_giska.pdf

19
ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN PEMALANG PROPINSI JAWA TENGAH TUGAS KEBIJAKAN LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH Oleh: GISKA PARWA MANIKASARI 14/375747/PMU/08458 PASCASARJANA S2 ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015

Upload: giska-manikasari

Post on 13-Sep-2015

33 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH

    BERBASIS SEKTOR UNGGULAN

    KABUPATEN PEMALANG PROPINSI JAWA TENGAH

    TUGAS KEBIJAKAN LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH

    Oleh:

    GISKA PARWA MANIKASARI

    14/375747/PMU/08458

    PASCASARJANA S2 ILMU LINGKUNGAN

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA

    2015

  • Analisis Pengembangan Wilayah

    1

    ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH

    BERBASIS SEKTOR UNGGULAN

    KABUPATEN PEMALANG PROPINSI JAWA TENGAH

    Pembangunan nasional yang diarahkan pada pembangunan daerah,

    berdasarkan UU 32 tahun 2004 pada dasarnya adalah untuk memacu pemerataan

    pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat dimana peran serta

    pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam pendayagunaan potensi daerah

    secara optimal dan terpadu, sehingga upaya pemerataan pembangunan diseluruh

    tanah air mulai dari daerah maju, berkembang, dan terpencil perlu untuk

    ditingkatkan demi tercapainya pembangunan wilayah secara nasional.

    Pengembangan wilayah berbasiskan sektor unggulan daerah di Kabupaten

    Pemalang merupakan salah satu upaya untuk memacu perkembangan sosial

    ekonomi,mengurangi kesenjangan wilayah dan menjaga kelestarian lingkungan

    hidup karena dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, peningkatan

    ketersediaan lapangan pekerjaan, peningkatan produktifitas dan pemerataan

    pembangunan.

    Tolok ukur keberhasilan pembangunan daerah pada umumnya dapat

    dilihat dari berbagai sisi mulai dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, dan

    semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antardaerah, dan

    antarsektor. Hal ini mengingat pembangunan dalam lingkup suatu wilayah

    kabupaten secara spasial tidak selalu merata. Perbedaan tingkat pembangunan

    akan membawa dampak tingkat kesejahteraan antarwilayah yang pada akhirnya

    mengakibatkan ketimpangan regional antarwilayah semakin besar. Kabupaten

    Pemalang memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Selama ini

    banyak potensi di wilayah Kabupaten Pemalang yang belum sepenuhnya

    dimanfaatkan, sehingga menjadi sulit bagi pemerintah daerah untuk menentukan

    prioritas sektor unggulan wilayah dalam mencanangkan pembangunan daerahnya.

    Apabila hal tersebut tidak dikembangkan dan dikelola dengan baik maka

    pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pemalang akan menurun. Walaupun Kabupaten

    Pemalang memiliki sumberdaya yang cukup besar, kondisi tersebut tidaklah

    mampu untuk memecahkan berbagai masalah pembangunan. Permasalahan yang

  • Analisis Pengembangan Wilayah

    2

    dihadapi Pemerintah daerah, yaitu masih kesulitan untuk menetapkan kebijakan

    pembangunan terhadap sektor unggulan daerah. Seolah-olah pemerintah daerah

    mengalami hambatan untuk memilih sektor yang mana yang harus dibangun

    terlebih dahulu.

    Untuk merumuskan konsep pengembangan wilayah berbasis potensi

    daerah di Kabupaten Pemalang digunakan teknik analisis wilayah berbasis asal

    perkembangan wilayah dengan mengelaborasi tiga sumber yakni hasil penelitian,

    kebijakan/pedoman dan literatur terkait. Adapun konsep yang dihasilkan dalam

    penelitian ini berupa konsep pengembangan wilayah Kabupaten Pemalang yang

    tetap mengacu pada potensi unggulan daerah di wilayah Kabupaten Pemalang

    dengan didukung peningkatan pendidikan masyarakat, infrastruktur jalan, air dan

    listrik, aksesibilitas serta kelembagaan dalam upaya peningkatan produktifitas

    untuk kemajuan ekonomi masyarakat dan daerah Kabupaten Pemalang.

    Analisis wilayah berbasis perkembangan wilayah terbagi menjadi tiga

    indikator kunci yaitu indikator intra region (dalam wilayah), inter region ( dari

    luar wilayah khususnya hubungan antar wilayah), dan supra region (di luar

    komponen wilayah, terkait dengan manajemen) (Mutaali, 2014).

    I. Intra Region ( Gambaran Umum Kabupaten Pemalang)

    A. Kondisi Geografi

    Kabupaten Pemalang berdasarkan letak geografisnya terletak diantara

    109o 17 30 109o 40 30 Bujur Timur (BT) dan 8o 52 30 7o20 11

    Lintang Selatan (LS). Kabupaten Pemalang memiliki luas wilayah 111.530

    ha dimana meliputi tanah sawah seluas 38.694 ha dan tanah kering seluas

    72.836 ha. Luas wilayah Kabupaten Pemalang ditandai dengan batas-batas

    sebagai berikut:

    1. Sebelah Utara : Laut Jawa

    2. Sebelah Timur : Kabupaten Pekalongan

    3. Sebelah Selatan : Kabupaten Purbalingga

    4. Sebelah Barat : Kabupaten Tegal

  • Analisis Pengembangan Wilayah

    3

    Secara administrasi, Kabupaten Pemalang terbagi atas 14

    kecamatan meliputi 222 desa/ kelurahan.

    B. Kondisi Demografi

    Jumlah penduduk Kabupaten Pemalang pada tahun 2012 adalah

    1.277.437 jiwa. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk tertinggi

    adalah Kecamatan Pemalang dengan jumlah penduduk 175.785 jiwa,

    sedangkan Kecamatan yang memiliki penduduk terkecil adalah Kecamatan

    Warungpring (38.111 jiwa). Secara lengkap dapat dilihat pada tabel

    berikut ini :

    Tabel 1. Kondisi Demografi Kabupaten Pemalang

    Kecamatan Luas (Km2) Banyaknya

    Penduduk Kepadatan Per Km2

    Moga 41,41 62.991 1.521

    Warungpring 26,31 38.111 1.449

    Pulosari 87,52 55.314 632

    Belik 124,54 103.790 833

    Watukumpul 129,02 63.712 494

    Bodeh 85,98 53.223 619

    Bantarbolang 139,19 71.009 510

    Randudongkal 90,32 95.326 1.055

    Pemalang 101,93 175.785 1.725

    Taman 67,41 159.044 2.359

    Petarukan 81,29 147.513 1.815

    Ampelgading 53,3 65.408 1.227

    Comal 26,54 87.590 3.300

    Ulujami 60,55 98.621 1.629

    J u m l a h 2012 1.115,30 1.277.437 1.145

    2011 1.115,30 1.271.157 1.140

    Sumber: Pemalang dalam angka 2013

  • Analisis Pengembangan Wilayah

    4

    C. Karakteristik Wilayah

    Secara topografi, Kabupaten Pemalang terdiri dari :

    1. Daerah dataran pantai

    Yaitu daerah dengan ketinggian antara 1-5 meter diatas permukaan air

    laut. Daerah ini meliputi 18 desa dan 1 kelurahan terletak dibagian utara

    wilayah Kabupaten Pemalang.

    2. Daerah dataran rendah

    Yaitu daerah dengan ketinggian antara 6 -15 meter diatas permukaan

    laut. Daerah ini meliputi 98 desa dan 5 kelurahan terletak dibagian utara

    wilayah Kabupaten Pemalang.

    3. Daerah dataran tinggi

    Yaitu daerah dengan ketinggian antara 16 212 meter diatas

    permukaan laut. Daerah ini meliputi 35 desa, terletak di bagian tengah dan

    selatan wilayah Kabupaten Pemalang.

    4. Daerah pegunungan

    Terbagi menjadi dua, yaitu :

    a. Daerah dengan ketinggian antara 213 924 meter diatas permukaan

    laut. Daerah ini meliputi 55 desa, terletak dibagian selatan wilayah

    Kabupaten Pemalang.

    b. Daerah dengan ketinggian 925 meter diatas permukaan laut, terletak di

    bagian selatan wilayah Kabupaten Pemalang. Daerah ini meliputi 10

    desa dan berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga

    D. Potensi Ekonomi

    1. Sektor Pertanian

    Pada Tahun 2013, produktivitas padi mengalami kenaikan sebesar

    8% dari tahun sebelumnya, demikian hal nya dengan luas dan jumlah

    produksinya mengalami peningkatan yaitu 20,32% dna 37,38%.

  • Analisis Pengembangan Wilayah

    5

    Secara umum, luas panen, produktivitas perhektar dan produksi

    tanaman palawija di kabupaten Pemalang tahun 2013 mengalami

    kenaikan dibanding tahun lalu kecuali ubi kayu dna kacang kedelai.

    Produksi beberapa jenis sayuran selama tahun 2013 mengalami

    kenaikan, sedangkan untuk produksi beberapa jenis buah-buahan rata-

    rata juga mengalami kenaikan (Pemalang dalam angka, 2014).

    Total luas sawah 37.615 ha yang terdiri dari sawah irigasi 30.299

    ha dan non irigasi seluas 7.316 ha. Lahan pertanian pangan

    berkelanjutan seluas 30.299 ha yang merupakan sawah irigasi dan lahan

    cadangan pertanian pangan berkelanjutan seluas 16.645 ha yang terdiri

    dari sawah nonirigasi 7.316 ha dan kawasan hortikultura 9.329 ha.

    2. Sektor Perkebunan

    Produksi tanaman perkebunan rakyat selama tahun 2013 terakhir

    secara umum mengalami peningkatan kecuali pada beberapa komoditi,

    yaitu kelapa sayur, cengkeh, kopi, the, kopi arabika, gelagah arjuna, dan

    kapas yang justru mengalami penurunan (Pemalang dalam angka,

    2014).

    3. Sektor Peternakan

    Terdapat beberapa jenis ternak yang dikembangkan di Kabupaten

    Pemalang, antara lain ternak burung mulai dari ayam ras, ayam buras,

    itik, dan burung puyuh, terdapat pula ternak kerbau, sapi, dan kambing

    untuk pemanfaatan daging, kulit, dan susunya.

    4. Sektor Perikanan

    Sub sektor perikanan meliputi kegiatan usaha perikanan laut dan

    perikanan darat. Perikanan darat terdiri dari usaha budidaya, sawah,

    kolam, dan keramba) dan perairan umum (waduk, sungai, telaga, dan

    rawa)

    5. Sektor Kehutanan

    Kabupaten kehutanan memiliki beberapa hutan lindung dan cagar

    alam. Untuk hutan produksi, Kabupaten Pemalang menghasilkan

  • Analisis Pengembangan Wilayah

    6

    beberapa jenis kayu seperti Kayu Sengon, Kayu Jati, Kayu Mahoni,

    Kayu Pinus, Kayu Eucalyptus, dll

    6. Sektor Pariwisata

    Dari sektor pariwisata, Kabupaten memiliki beberapa kawasan

    wisata alam seperti pantai widuri, Goa gunung wangi, Curug Sibedil,

    Curug Bengkawah, Bukit Mendelem, Curug Barong, Telaga Rengganis,

    Situs Plawangan, dan terdapat pula lokasi wisata buatan yaitu Widuri

    Water Park. Selain wisata alam dan buatan, Kabupaten Pemalang juga

    cocok untuk dijadikan tempat wisata kuliner. Kabupaten Pemalang

    memiliki berbagai jenis makanan yang tidak dijumpai di tempat lain

    seperti Grombyang, Lontong dekem, Kamir, Apem comal, dan Kepiting

    soka yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

    Selama ini, lokasi wisata yang terkenal di Kabupaten Pemalang

    hanyalah Pantai Widuri. Hal tersebut dikarenakan lokasi pantai yang

    dekat dengan jalan utama dimana sepanjang jalan tersebut dipasang

    papan penunjuk arah lokasi wisata dan juga banner-banner tentang

    Widuri, sedangkan lokasi wisata lain yang juga memiliki potensi yang

    besar kurang dikembangkan atau kurang dipasarkan.

    Problematika lain yang dihadapi Kabupaten Pemalang dalam

    bidang kepariwisataan dari lingkungan internal. Dari perspektif publik

    tampak bahwa ada beberapa pekerjaan rumah yang perlu dipecahkan

    berkaitan dengan kondisi internal pengembangan kepariwisataan di

    Pemalang, yaitu:

    1. Implementasi kebijakan pengembangan obyek wisata yang belum

    optimal dilakukan, kendati potensi cukup tersedia.

    2. strategi promosi wisata yang cenderung masih konvensional.

    3. pelayanan dalam arti luas kepada wisatawan yang masih kurang

    terutama dalam pengamalan Sapta Pesona dari stake holders di

    bidang pariwisata khususnya.

    4. masih relatif lemahnya koordinasi antara pelaku pariwisata,

    Pemerintah Daerah dan pihak terkait.

  • Analisis Pengembangan Wilayah

    7

    Tabel 2. Sektor Ekonomi Basis Kecamatan Kabupaten Pemalang

    Kecamatan

    Pertan

    ian

    Pertan

    ian d

    an P

    engg

    alian

    Ind

    ustri P

    engo

    lahan

    Listrik

    , gas, d

    an air b

    ersih

    Ban

    gun

    an

    Perd

    agan

    gan

    , ho

    tel, dan

    restoran

    Pen

    gan

    gku

    tan d

    an K

    om

    un

    ikasi

    Keu

    ang

    an, P

    ersewaan

    , dan

    Jasa Peru

    sahaan

    Jasa-jasa

    Pemalang x x x x x

    Taman x x x x x

    Petarukan x x x x

    Comal x x x x x x

    Ulujami x x x x x

    Bodeh x x x x x

    Ampelgading x x x x

    Randudongkal x x x x x x

    Bantarbolang x x x x x x x

    Moga x x x x x

    Belik x x x x

    Sumber: Jurnal Teknik PWK Vol.2, 2013

    Tabel 3. Sektor Ekonomi Strategis

    Kecamatan

    Sektor Strategis Sek

    tor U

    ng

    gu

    lan

    Sek

    tor P

    oten

    sial

    Sek

    tor B

    erkem

    ban

    g

    Sek

    tor T

    erbelak

    ang

    Pemalang F BGHI C ADE

    Taman A BCDE FG HDI

    Petarukan F ADEI BCGH

    Comal F HG ACEI BD

    Ulujami E ABE FGI DH

    Bodeh A DGI BCFH

    Ampelgading A EFGH

  • Analisis Pengembangan Wilayah

    8

    Kecamatan

    Sektor Strategis Sek

    tor U

    ng

    gu

    lan

    Sek

    tor P

    oten

    sial

    Sek

    tor B

    erkem

    ban

    g

    Sek

    tor T

    erbelak

    ang

    Randudongkal D FGH CI ABE

    Bantarbolang A B FG CDEHI

    Moga G EH CG ABE

    Belik C AEH CFI BD

    Pulosari E AEH CFGI BD

    Watukumpul B ACE BFG DHI

    Warungpring C HI AEFG BD

    Sumber: Jurnal Teknik PWK Vol.2, 2013

    Keterangan:

    A : Pertanian

    B : Pertambangan dan Penggalian

    C : Industri Pengolahan

    D : Listrik, Gas, dan Air Bersih

    E : Bangunan

    F : Perdagangan, Hotel, dan Restauran

    G : Pengangkutan dan Komunikasi

    H : Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

    I : Jasa-jasa

    Melihat berbagai sektor di atas, dapat dikatakan bahwa Kabupaten

    Pemalang memiliki potensi yang besar untuk menjadi pusat perekonomian.

    Namun, ketimpangan ekonomi masih terjadi antara Kabupaten Pemalang bagian

    utara dengan bagian selatan. Wilayah utara lebih berkembang karena dilalui oleh

    jalan nasional pantai utara dan juga merupakan pusat ekonomi dimana terbapat

    beberapa pusat perbelanjaan yang cukup besar dan juga lokasi wisata yang

    terkenal, sedangkan wilayah bagian selatan kurang berkembang karena kondisi

    fisik wilayahnya berada di daerah perbukitan serta kurang memperoleh dukungan

    sarana dan prasarana dari pemerintah daerah.

    Berdasarkan data dan karakteristik wilayah dari Tabel 2 dan Tabel 3,

    Kabupaten Pemalang dapat dikembangkan menjadi tiga wilayah pengembangan.

    Wilayah Pengembangan I terdiri dari Pemalang, Taman, dna Petarukan, Wilayah

    Pengembangan II terdiri dari Comal, Ulujami, Bodeh, dan Ampelgading, serta

  • Analisis Pengembangan Wilayah

    9

    Wilayah Pengembangan III yang terdiri dari Kecamatan Randudongkal,

    Bantarbolang, Moga, dan Belik.

    Wilayah Pengembangan I memiliki sektor unggulan berupa hotel,

    perdagangan, dan restauran ditunjang dengan kelengkapan sarana dan prasarana

    yang memadai. Sektor pertambangan dan pengangkutan keuangan dan jasa juga

    sangat berpotensi untuk dikembangkan karena merupakan sektor potensial.

    Wilayah Pengembangan II memiliki sektor unggulan yaitu perdagangan,

    hotel, restauran, dan pengangkutan, komunikasi. Hal ini dikarenakan Kecamatan

    Comal merupakan pusat kegiatan ekonomi di wilayah bagian timur Kabupaten

    Pemalang. Kecamatan Comal juga memiliki kelengkapan sarana prasarana yang

    cukup memadai sehingga menunjang kegiatan ekonomi. Wilayah ini tergolong

    wilayah maju dengan rata-rata pendapatan perkapita lebih tinggi dari rata-rata

    Kabupaten Pemalang.

    Wilayah Pengembangan III memiliki sektor unggulan berupa perdagangan,

    hotel, restauran, dan pengangkutan komunikasi. Sektor Perdagangan juga

    didukung dengan kelengkapan sarana prasaraa yang memadai di wilayah selatan

    Kabupaten Pemalang.

    Kecamatan Pemalang dan Kecamatan Comal memiliki sektor unggulan

    yang merupakan sektor basis. Untuk itu, dalam perkembangan berikutnya strategi

    pengembangan wilayahnya yaitu pengembangan wilayahnya yaitu

    mempertahankan pertumbuhan dan daya saing ekonomi.

  • Analisis Pengembangan Wilayah

    10

    Gambar 1. Peta Strategi Pengembangan Wilayah

  • Analisis Pengembangan Wilayah

    11

    II. Inter Region

    Kabupeten Pemalang berbatasan langsung dengan tiga kabupaten,

    yaitu Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten

    Purbalingga. Seperti diketahui bahwa Kabupaten Pemalang sisi utara

    dilewati oleh jalan nasional pantai utara yang secara logika merupakan

  • Analisis Pengembangan Wilayah

    12

    jalur utama transportasi. Sebagai jalur utama transportasi, terdapat banyak

    pengendara yang melewati Kabupaten Pemalang untuk menuju kota-kota

    besar seperti Jakarta, Bandung, dan Semarang. Ketika suatu kawasan

    dilewati jalur transportasi utama, kawasan tersebut tentu memiliki

    kesempatan yang lebih besar untuk disinggahi oleh pengendara. Seperti

    halnya Kabupaten Pekalongan dan Tegal yang maju perekonomiannya

    karena adanya keuntungan dari jalan nasional Pantura ini, banyak mall

    yang didirikan di kedua kabupaten tersebut, ditambah dengan tata kota

    yang menempatkan pusat kota sepanjang jalur pantura sehingga

    pengendara yang melewati jalan nasional akan tertarik untuk singgah di

    kedua Kabupaten ini. Kabupaten Pemalang ini seharusnya memperoleh

    keuntungan karena letaknya diantara dua Kabupaten yang maju

    perekonomiannya. Ketika seorang wisatawan dari arah timur akan menuju

    Tegal maupun wisatawan dari arah barat akan menuju Pekalongan,

    Pemalang memiliki kesempatan untuk menjadi magnet yang mampu

    menghentikan pemberhentian wisatwan tersebut untuk menuju ke sentra-

    sentra industri maupun kawasan wisata di Kabupaten Pemalang. Saat ini

    hal tersebut belum terjadi karena jalan pantura yang melewati Kabupaten

    Pemalang diarahkan tidak memasuki kota tetapi diarahkan kearah

    pinggiran kota dimana kanan kiri jalan hanya terdapat sawah. Hal tersebut

    menyebabkan banyak pengendara yang melewati Kabupaten Pemalang

    tidak menyadari keberadaan kabupaten tersebut. Ditambah dengan tidak

    adanya papan-papan petunjuk arah tempat wisata maupun gapura yang

    bagus dan memiliki ciri khas ketika menuju dan meninggalkan Kabupaten

    Pemalang.

    Pemalang memiliki variasi obyek wisata yang beragam mulai dari

    obyek wisata alam dan budaya yang sangat potensial untuk mendatangkan

    wisatawan. Namun, sebagai kabupaten yang dikelilingi sejumlah Obyek

    Wisata ternama di Kabupaten tetangga (Guci di Kab. Tegal dan Owa Bong

    di Kab. Purbalingga), Kabupaten Pemalang belum dapat memanfaatkan

    secara optimal Jalur Wisata Terpadu Lintas Regional (Tourism Cluster).

    Di sisi lain, tantangan utama yang muncul adalah potensi persaingan yang

  • Analisis Pengembangan Wilayah

    13

    semakin terbuka dengan daerah lain pada era global ini untuk

    memperebutkan wisatawan, khususnya wisatawan nusantara. Oleh sebab

    itu sangat dibutuhkan strategi untuk mengembangkan kepariwisataan di

    Pemalang agar dapat bersaing dengan daerah lain

  • Analisis Pengembangan Wilayah

    14

    III. Supra Region

    Peraturan perundangan yang dijadikan landasan RTRW Kabupaten

    Pemalang adalah :

    Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok

    Pengelolaan Agraria;

    Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;

    Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya

    Alam Hayati dan Ekosistemnya;

    Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan

    Permukiman;

    Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

    Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

    Antara Pemerintah Pusat dengan Daerah;

    Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

    Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;

    Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

    Bencana Alam;

    Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

    Undang-undang Nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah

    Pesisir dan Pulau-Pulau kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2007 Nomor 84 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4739);

    Undang-undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran;

    Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral

    dan Batubara;

    Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;

    Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

    Pengelolaan Lingkungan Hidup

    Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan

    Pertanian Pangan Berkelanjutan;

    Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2002 tentang Hutan Kota;

    Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan

    Tanah;

  • Analisis Pengembangan Wilayah

    15

    Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

    Ruang Wilayah Nasional;

    Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2009 tentang Kawasan Industri;

    Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan

    Kawasan Lindung;

    Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990 tentang Penggunaan Tanah

    bagi Kawasan Industri;

    Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2001 tentang

    Pengawasan Represif Kebijakan Daerah;

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata

    Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata

    Ruang Daerah;

    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2009 tentang

    Pedoman Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan Peraturan

    Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana

    Tata Ruang Wilayah Kabupaten Beserta Rencana Rincinya;

    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2009 tentang

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.

    Peraturan Daerah Propinsi Jateng Nomor 20 Tahun 2003 tentang

    Pengelolaan Kawasan Lindung;

    Peraturan Daerah Propinsi Jateng Nomor 22 Tahun 2003 tentang

    Sumberdaya Air;

    Peraturan Daerah Propinsi Jateng Nomor 11 Tahun 2004 tentang Garis

    Sempadan;

    Dalam sektor pertanian, Kabupaten Pemalang telah menetapkan

    lahan pertanian pangan berkelanjutan dan lahan cadangan pertanian

    pangan berkelanjutan dalam Perda RTRW No. 3 Tahun 2011 pada pasal

    62 yang berada pada kawasan peruntukan pertanian.

    Terkait dengan sektor wisata, setelah mengetahui permasalahan

    dari faktor eksternal dan internalnya, perlu pula dirumuskan tentang

    peluang dan hambatan yang potensial muncul terkait kebijakan. Kebijakan

    Otonomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32/2004 membuka

  • Analisis Pengembangan Wilayah

    16

    peluang bagi daerah untuk mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya.

    Di samping itu, peluang kerjasama antar daerah maupun dengan luar

    negeri pun dimungkinkan sebatas tidak mengganggu integrasi nasional.

    Dengan demikian sebenarnya Daerah memiliki kesempatan terbuka untuk

    mengembangkan sektor kepariwisataan, mulai dari perencanaan,

    penetapan peraturan kepariwisataan sesuai dengan potensi diri serta

    penetapan perjanjian kerjasama dengan daerah/kota di dalam negeri

    bahkan dengan kota lain di luar negeri. Sister city adalah salah satu bentuk

    perwujudannya. Namun yang paling utama adalah perlu penyiapan

    Sumberdaya manusia yang handal untuk mewujudkan kerjasama tersebut.

    Berkaitan dengan implementasi kebijakan pengembangan pariwisata yang

    belum optimal, perlu ditindaklanjuti dengan studi pengembangan obyek

    wisata yang saat ini sudah dibangun dengan dana milyaran rupiah yaitu

    Widuri Water Park. Dengan kata lain, keterlibatan stakeholder pariwisata

    dalam menentukan arah dari pengembangan Water Boom Widuri perlu

    dioptimalkan. Hal ini memang harus dilakukan, karena Sektor Pariwisata

    mempunyai multiplier effect yang sangat luar biasa bagi perkembangan

    ekonomi suatu daerah. Pengembangan Destinasi Wisata di daerah

    punggung yang cukup potensial yaitu Kawasan Moga Indah, Portofolio

    Desa Wisata Cikendung yang cukup menjanjikan, serta lahan seluas 40

    Hektar yang dikelola oleh PT Estu Subur bisa menjadi alternatif

    pengembangan wisata di Kabupaten Pemalang. Berkaitan dengan masih

    konvesionalnya cara-cara promosi yang dilakukan selama ini seperti

    penerbitan bahan cetak baik booklet maupun leaflet, promosi tatap muka

    baik dengan model pameran maupun travel dialogue, serta promosi

    melalui media massa, ada baiknya mengikuti kemajuan jaman dengan

    membuka Situs Pariwisata Kabupaten Pemalang di dunia maya/internet

    tanpa mengesampingkan cara-cara sebelumnya.

    Terkait permasalahan kebijakan bahwa bis dan kendaraan besar

    tidak boleh masuk ke dalam kota dan juga jalur jalan nasional pantai utara

    yang tidak melewati kota dapat disiasati dengan pembuatan plank

  • Analisis Pengembangan Wilayah

    17

    penunjuk arah lokasi wisata dan pembangungan gapura dengan ciri khas

    Pemalang.

  • Analisis Pengembangan Wilayah

    18

    Daftar Pustaka

    Anonim. 2013. Jurnal PWK. Vol. 2. No.3

    BPS. 2014. Pemalang Dalam Angka 2014. Pemalang

    Mutaali, Lutfi. 2014. Perencanaan Pengembangan Wilayah Berbasis

    Pengurangan Resiko Bencana. Gama Press, Yogyakarta