analisis pengembangan wilayah_giska.pdf
TRANSCRIPT
-
ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH
BERBASIS SEKTOR UNGGULAN
KABUPATEN PEMALANG PROPINSI JAWA TENGAH
TUGAS KEBIJAKAN LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
Oleh:
GISKA PARWA MANIKASARI
14/375747/PMU/08458
PASCASARJANA S2 ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
-
Analisis Pengembangan Wilayah
1
ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH
BERBASIS SEKTOR UNGGULAN
KABUPATEN PEMALANG PROPINSI JAWA TENGAH
Pembangunan nasional yang diarahkan pada pembangunan daerah,
berdasarkan UU 32 tahun 2004 pada dasarnya adalah untuk memacu pemerataan
pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat dimana peran serta
pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam pendayagunaan potensi daerah
secara optimal dan terpadu, sehingga upaya pemerataan pembangunan diseluruh
tanah air mulai dari daerah maju, berkembang, dan terpencil perlu untuk
ditingkatkan demi tercapainya pembangunan wilayah secara nasional.
Pengembangan wilayah berbasiskan sektor unggulan daerah di Kabupaten
Pemalang merupakan salah satu upaya untuk memacu perkembangan sosial
ekonomi,mengurangi kesenjangan wilayah dan menjaga kelestarian lingkungan
hidup karena dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, peningkatan
ketersediaan lapangan pekerjaan, peningkatan produktifitas dan pemerataan
pembangunan.
Tolok ukur keberhasilan pembangunan daerah pada umumnya dapat
dilihat dari berbagai sisi mulai dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, dan
semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antardaerah, dan
antarsektor. Hal ini mengingat pembangunan dalam lingkup suatu wilayah
kabupaten secara spasial tidak selalu merata. Perbedaan tingkat pembangunan
akan membawa dampak tingkat kesejahteraan antarwilayah yang pada akhirnya
mengakibatkan ketimpangan regional antarwilayah semakin besar. Kabupaten
Pemalang memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Selama ini
banyak potensi di wilayah Kabupaten Pemalang yang belum sepenuhnya
dimanfaatkan, sehingga menjadi sulit bagi pemerintah daerah untuk menentukan
prioritas sektor unggulan wilayah dalam mencanangkan pembangunan daerahnya.
Apabila hal tersebut tidak dikembangkan dan dikelola dengan baik maka
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pemalang akan menurun. Walaupun Kabupaten
Pemalang memiliki sumberdaya yang cukup besar, kondisi tersebut tidaklah
mampu untuk memecahkan berbagai masalah pembangunan. Permasalahan yang
-
Analisis Pengembangan Wilayah
2
dihadapi Pemerintah daerah, yaitu masih kesulitan untuk menetapkan kebijakan
pembangunan terhadap sektor unggulan daerah. Seolah-olah pemerintah daerah
mengalami hambatan untuk memilih sektor yang mana yang harus dibangun
terlebih dahulu.
Untuk merumuskan konsep pengembangan wilayah berbasis potensi
daerah di Kabupaten Pemalang digunakan teknik analisis wilayah berbasis asal
perkembangan wilayah dengan mengelaborasi tiga sumber yakni hasil penelitian,
kebijakan/pedoman dan literatur terkait. Adapun konsep yang dihasilkan dalam
penelitian ini berupa konsep pengembangan wilayah Kabupaten Pemalang yang
tetap mengacu pada potensi unggulan daerah di wilayah Kabupaten Pemalang
dengan didukung peningkatan pendidikan masyarakat, infrastruktur jalan, air dan
listrik, aksesibilitas serta kelembagaan dalam upaya peningkatan produktifitas
untuk kemajuan ekonomi masyarakat dan daerah Kabupaten Pemalang.
Analisis wilayah berbasis perkembangan wilayah terbagi menjadi tiga
indikator kunci yaitu indikator intra region (dalam wilayah), inter region ( dari
luar wilayah khususnya hubungan antar wilayah), dan supra region (di luar
komponen wilayah, terkait dengan manajemen) (Mutaali, 2014).
I. Intra Region ( Gambaran Umum Kabupaten Pemalang)
A. Kondisi Geografi
Kabupaten Pemalang berdasarkan letak geografisnya terletak diantara
109o 17 30 109o 40 30 Bujur Timur (BT) dan 8o 52 30 7o20 11
Lintang Selatan (LS). Kabupaten Pemalang memiliki luas wilayah 111.530
ha dimana meliputi tanah sawah seluas 38.694 ha dan tanah kering seluas
72.836 ha. Luas wilayah Kabupaten Pemalang ditandai dengan batas-batas
sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Laut Jawa
2. Sebelah Timur : Kabupaten Pekalongan
3. Sebelah Selatan : Kabupaten Purbalingga
4. Sebelah Barat : Kabupaten Tegal
-
Analisis Pengembangan Wilayah
3
Secara administrasi, Kabupaten Pemalang terbagi atas 14
kecamatan meliputi 222 desa/ kelurahan.
B. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Pemalang pada tahun 2012 adalah
1.277.437 jiwa. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk tertinggi
adalah Kecamatan Pemalang dengan jumlah penduduk 175.785 jiwa,
sedangkan Kecamatan yang memiliki penduduk terkecil adalah Kecamatan
Warungpring (38.111 jiwa). Secara lengkap dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 1. Kondisi Demografi Kabupaten Pemalang
Kecamatan Luas (Km2) Banyaknya
Penduduk Kepadatan Per Km2
Moga 41,41 62.991 1.521
Warungpring 26,31 38.111 1.449
Pulosari 87,52 55.314 632
Belik 124,54 103.790 833
Watukumpul 129,02 63.712 494
Bodeh 85,98 53.223 619
Bantarbolang 139,19 71.009 510
Randudongkal 90,32 95.326 1.055
Pemalang 101,93 175.785 1.725
Taman 67,41 159.044 2.359
Petarukan 81,29 147.513 1.815
Ampelgading 53,3 65.408 1.227
Comal 26,54 87.590 3.300
Ulujami 60,55 98.621 1.629
J u m l a h 2012 1.115,30 1.277.437 1.145
2011 1.115,30 1.271.157 1.140
Sumber: Pemalang dalam angka 2013
-
Analisis Pengembangan Wilayah
4
C. Karakteristik Wilayah
Secara topografi, Kabupaten Pemalang terdiri dari :
1. Daerah dataran pantai
Yaitu daerah dengan ketinggian antara 1-5 meter diatas permukaan air
laut. Daerah ini meliputi 18 desa dan 1 kelurahan terletak dibagian utara
wilayah Kabupaten Pemalang.
2. Daerah dataran rendah
Yaitu daerah dengan ketinggian antara 6 -15 meter diatas permukaan
laut. Daerah ini meliputi 98 desa dan 5 kelurahan terletak dibagian utara
wilayah Kabupaten Pemalang.
3. Daerah dataran tinggi
Yaitu daerah dengan ketinggian antara 16 212 meter diatas
permukaan laut. Daerah ini meliputi 35 desa, terletak di bagian tengah dan
selatan wilayah Kabupaten Pemalang.
4. Daerah pegunungan
Terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Daerah dengan ketinggian antara 213 924 meter diatas permukaan
laut. Daerah ini meliputi 55 desa, terletak dibagian selatan wilayah
Kabupaten Pemalang.
b. Daerah dengan ketinggian 925 meter diatas permukaan laut, terletak di
bagian selatan wilayah Kabupaten Pemalang. Daerah ini meliputi 10
desa dan berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga
D. Potensi Ekonomi
1. Sektor Pertanian
Pada Tahun 2013, produktivitas padi mengalami kenaikan sebesar
8% dari tahun sebelumnya, demikian hal nya dengan luas dan jumlah
produksinya mengalami peningkatan yaitu 20,32% dna 37,38%.
-
Analisis Pengembangan Wilayah
5
Secara umum, luas panen, produktivitas perhektar dan produksi
tanaman palawija di kabupaten Pemalang tahun 2013 mengalami
kenaikan dibanding tahun lalu kecuali ubi kayu dna kacang kedelai.
Produksi beberapa jenis sayuran selama tahun 2013 mengalami
kenaikan, sedangkan untuk produksi beberapa jenis buah-buahan rata-
rata juga mengalami kenaikan (Pemalang dalam angka, 2014).
Total luas sawah 37.615 ha yang terdiri dari sawah irigasi 30.299
ha dan non irigasi seluas 7.316 ha. Lahan pertanian pangan
berkelanjutan seluas 30.299 ha yang merupakan sawah irigasi dan lahan
cadangan pertanian pangan berkelanjutan seluas 16.645 ha yang terdiri
dari sawah nonirigasi 7.316 ha dan kawasan hortikultura 9.329 ha.
2. Sektor Perkebunan
Produksi tanaman perkebunan rakyat selama tahun 2013 terakhir
secara umum mengalami peningkatan kecuali pada beberapa komoditi,
yaitu kelapa sayur, cengkeh, kopi, the, kopi arabika, gelagah arjuna, dan
kapas yang justru mengalami penurunan (Pemalang dalam angka,
2014).
3. Sektor Peternakan
Terdapat beberapa jenis ternak yang dikembangkan di Kabupaten
Pemalang, antara lain ternak burung mulai dari ayam ras, ayam buras,
itik, dan burung puyuh, terdapat pula ternak kerbau, sapi, dan kambing
untuk pemanfaatan daging, kulit, dan susunya.
4. Sektor Perikanan
Sub sektor perikanan meliputi kegiatan usaha perikanan laut dan
perikanan darat. Perikanan darat terdiri dari usaha budidaya, sawah,
kolam, dan keramba) dan perairan umum (waduk, sungai, telaga, dan
rawa)
5. Sektor Kehutanan
Kabupaten kehutanan memiliki beberapa hutan lindung dan cagar
alam. Untuk hutan produksi, Kabupaten Pemalang menghasilkan
-
Analisis Pengembangan Wilayah
6
beberapa jenis kayu seperti Kayu Sengon, Kayu Jati, Kayu Mahoni,
Kayu Pinus, Kayu Eucalyptus, dll
6. Sektor Pariwisata
Dari sektor pariwisata, Kabupaten memiliki beberapa kawasan
wisata alam seperti pantai widuri, Goa gunung wangi, Curug Sibedil,
Curug Bengkawah, Bukit Mendelem, Curug Barong, Telaga Rengganis,
Situs Plawangan, dan terdapat pula lokasi wisata buatan yaitu Widuri
Water Park. Selain wisata alam dan buatan, Kabupaten Pemalang juga
cocok untuk dijadikan tempat wisata kuliner. Kabupaten Pemalang
memiliki berbagai jenis makanan yang tidak dijumpai di tempat lain
seperti Grombyang, Lontong dekem, Kamir, Apem comal, dan Kepiting
soka yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Selama ini, lokasi wisata yang terkenal di Kabupaten Pemalang
hanyalah Pantai Widuri. Hal tersebut dikarenakan lokasi pantai yang
dekat dengan jalan utama dimana sepanjang jalan tersebut dipasang
papan penunjuk arah lokasi wisata dan juga banner-banner tentang
Widuri, sedangkan lokasi wisata lain yang juga memiliki potensi yang
besar kurang dikembangkan atau kurang dipasarkan.
Problematika lain yang dihadapi Kabupaten Pemalang dalam
bidang kepariwisataan dari lingkungan internal. Dari perspektif publik
tampak bahwa ada beberapa pekerjaan rumah yang perlu dipecahkan
berkaitan dengan kondisi internal pengembangan kepariwisataan di
Pemalang, yaitu:
1. Implementasi kebijakan pengembangan obyek wisata yang belum
optimal dilakukan, kendati potensi cukup tersedia.
2. strategi promosi wisata yang cenderung masih konvensional.
3. pelayanan dalam arti luas kepada wisatawan yang masih kurang
terutama dalam pengamalan Sapta Pesona dari stake holders di
bidang pariwisata khususnya.
4. masih relatif lemahnya koordinasi antara pelaku pariwisata,
Pemerintah Daerah dan pihak terkait.
-
Analisis Pengembangan Wilayah
7
Tabel 2. Sektor Ekonomi Basis Kecamatan Kabupaten Pemalang
Kecamatan
Pertan
ian
Pertan
ian d
an P
engg
alian
Ind
ustri P
engo
lahan
Listrik
, gas, d
an air b
ersih
Ban
gun
an
Perd
agan
gan
, ho
tel, dan
restoran
Pen
gan
gku
tan d
an K
om
un
ikasi
Keu
ang
an, P
ersewaan
, dan
Jasa Peru
sahaan
Jasa-jasa
Pemalang x x x x x
Taman x x x x x
Petarukan x x x x
Comal x x x x x x
Ulujami x x x x x
Bodeh x x x x x
Ampelgading x x x x
Randudongkal x x x x x x
Bantarbolang x x x x x x x
Moga x x x x x
Belik x x x x
Sumber: Jurnal Teknik PWK Vol.2, 2013
Tabel 3. Sektor Ekonomi Strategis
Kecamatan
Sektor Strategis Sek
tor U
ng
gu
lan
Sek
tor P
oten
sial
Sek
tor B
erkem
ban
g
Sek
tor T
erbelak
ang
Pemalang F BGHI C ADE
Taman A BCDE FG HDI
Petarukan F ADEI BCGH
Comal F HG ACEI BD
Ulujami E ABE FGI DH
Bodeh A DGI BCFH
Ampelgading A EFGH
-
Analisis Pengembangan Wilayah
8
Kecamatan
Sektor Strategis Sek
tor U
ng
gu
lan
Sek
tor P
oten
sial
Sek
tor B
erkem
ban
g
Sek
tor T
erbelak
ang
Randudongkal D FGH CI ABE
Bantarbolang A B FG CDEHI
Moga G EH CG ABE
Belik C AEH CFI BD
Pulosari E AEH CFGI BD
Watukumpul B ACE BFG DHI
Warungpring C HI AEFG BD
Sumber: Jurnal Teknik PWK Vol.2, 2013
Keterangan:
A : Pertanian
B : Pertambangan dan Penggalian
C : Industri Pengolahan
D : Listrik, Gas, dan Air Bersih
E : Bangunan
F : Perdagangan, Hotel, dan Restauran
G : Pengangkutan dan Komunikasi
H : Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
I : Jasa-jasa
Melihat berbagai sektor di atas, dapat dikatakan bahwa Kabupaten
Pemalang memiliki potensi yang besar untuk menjadi pusat perekonomian.
Namun, ketimpangan ekonomi masih terjadi antara Kabupaten Pemalang bagian
utara dengan bagian selatan. Wilayah utara lebih berkembang karena dilalui oleh
jalan nasional pantai utara dan juga merupakan pusat ekonomi dimana terbapat
beberapa pusat perbelanjaan yang cukup besar dan juga lokasi wisata yang
terkenal, sedangkan wilayah bagian selatan kurang berkembang karena kondisi
fisik wilayahnya berada di daerah perbukitan serta kurang memperoleh dukungan
sarana dan prasarana dari pemerintah daerah.
Berdasarkan data dan karakteristik wilayah dari Tabel 2 dan Tabel 3,
Kabupaten Pemalang dapat dikembangkan menjadi tiga wilayah pengembangan.
Wilayah Pengembangan I terdiri dari Pemalang, Taman, dna Petarukan, Wilayah
Pengembangan II terdiri dari Comal, Ulujami, Bodeh, dan Ampelgading, serta
-
Analisis Pengembangan Wilayah
9
Wilayah Pengembangan III yang terdiri dari Kecamatan Randudongkal,
Bantarbolang, Moga, dan Belik.
Wilayah Pengembangan I memiliki sektor unggulan berupa hotel,
perdagangan, dan restauran ditunjang dengan kelengkapan sarana dan prasarana
yang memadai. Sektor pertambangan dan pengangkutan keuangan dan jasa juga
sangat berpotensi untuk dikembangkan karena merupakan sektor potensial.
Wilayah Pengembangan II memiliki sektor unggulan yaitu perdagangan,
hotel, restauran, dan pengangkutan, komunikasi. Hal ini dikarenakan Kecamatan
Comal merupakan pusat kegiatan ekonomi di wilayah bagian timur Kabupaten
Pemalang. Kecamatan Comal juga memiliki kelengkapan sarana prasarana yang
cukup memadai sehingga menunjang kegiatan ekonomi. Wilayah ini tergolong
wilayah maju dengan rata-rata pendapatan perkapita lebih tinggi dari rata-rata
Kabupaten Pemalang.
Wilayah Pengembangan III memiliki sektor unggulan berupa perdagangan,
hotel, restauran, dan pengangkutan komunikasi. Sektor Perdagangan juga
didukung dengan kelengkapan sarana prasaraa yang memadai di wilayah selatan
Kabupaten Pemalang.
Kecamatan Pemalang dan Kecamatan Comal memiliki sektor unggulan
yang merupakan sektor basis. Untuk itu, dalam perkembangan berikutnya strategi
pengembangan wilayahnya yaitu pengembangan wilayahnya yaitu
mempertahankan pertumbuhan dan daya saing ekonomi.
-
Analisis Pengembangan Wilayah
10
Gambar 1. Peta Strategi Pengembangan Wilayah
-
Analisis Pengembangan Wilayah
11
II. Inter Region
Kabupeten Pemalang berbatasan langsung dengan tiga kabupaten,
yaitu Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten
Purbalingga. Seperti diketahui bahwa Kabupaten Pemalang sisi utara
dilewati oleh jalan nasional pantai utara yang secara logika merupakan
-
Analisis Pengembangan Wilayah
12
jalur utama transportasi. Sebagai jalur utama transportasi, terdapat banyak
pengendara yang melewati Kabupaten Pemalang untuk menuju kota-kota
besar seperti Jakarta, Bandung, dan Semarang. Ketika suatu kawasan
dilewati jalur transportasi utama, kawasan tersebut tentu memiliki
kesempatan yang lebih besar untuk disinggahi oleh pengendara. Seperti
halnya Kabupaten Pekalongan dan Tegal yang maju perekonomiannya
karena adanya keuntungan dari jalan nasional Pantura ini, banyak mall
yang didirikan di kedua kabupaten tersebut, ditambah dengan tata kota
yang menempatkan pusat kota sepanjang jalur pantura sehingga
pengendara yang melewati jalan nasional akan tertarik untuk singgah di
kedua Kabupaten ini. Kabupaten Pemalang ini seharusnya memperoleh
keuntungan karena letaknya diantara dua Kabupaten yang maju
perekonomiannya. Ketika seorang wisatawan dari arah timur akan menuju
Tegal maupun wisatawan dari arah barat akan menuju Pekalongan,
Pemalang memiliki kesempatan untuk menjadi magnet yang mampu
menghentikan pemberhentian wisatwan tersebut untuk menuju ke sentra-
sentra industri maupun kawasan wisata di Kabupaten Pemalang. Saat ini
hal tersebut belum terjadi karena jalan pantura yang melewati Kabupaten
Pemalang diarahkan tidak memasuki kota tetapi diarahkan kearah
pinggiran kota dimana kanan kiri jalan hanya terdapat sawah. Hal tersebut
menyebabkan banyak pengendara yang melewati Kabupaten Pemalang
tidak menyadari keberadaan kabupaten tersebut. Ditambah dengan tidak
adanya papan-papan petunjuk arah tempat wisata maupun gapura yang
bagus dan memiliki ciri khas ketika menuju dan meninggalkan Kabupaten
Pemalang.
Pemalang memiliki variasi obyek wisata yang beragam mulai dari
obyek wisata alam dan budaya yang sangat potensial untuk mendatangkan
wisatawan. Namun, sebagai kabupaten yang dikelilingi sejumlah Obyek
Wisata ternama di Kabupaten tetangga (Guci di Kab. Tegal dan Owa Bong
di Kab. Purbalingga), Kabupaten Pemalang belum dapat memanfaatkan
secara optimal Jalur Wisata Terpadu Lintas Regional (Tourism Cluster).
Di sisi lain, tantangan utama yang muncul adalah potensi persaingan yang
-
Analisis Pengembangan Wilayah
13
semakin terbuka dengan daerah lain pada era global ini untuk
memperebutkan wisatawan, khususnya wisatawan nusantara. Oleh sebab
itu sangat dibutuhkan strategi untuk mengembangkan kepariwisataan di
Pemalang agar dapat bersaing dengan daerah lain
-
Analisis Pengembangan Wilayah
14
III. Supra Region
Peraturan perundangan yang dijadikan landasan RTRW Kabupaten
Pemalang adalah :
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Agraria;
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya;
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman;
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dengan Daerah;
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana Alam;
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
Undang-undang Nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 84 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4739);
Undang-undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran;
Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara;
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan;
Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2002 tentang Hutan Kota;
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
Tanah;
-
Analisis Pengembangan Wilayah
15
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional;
Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2009 tentang Kawasan Industri;
Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung;
Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990 tentang Penggunaan Tanah
bagi Kawasan Industri;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2001 tentang
Pengawasan Represif Kebijakan Daerah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata
Ruang Daerah;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Pedoman Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan Peraturan
Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Beserta Rencana Rincinya;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
Peraturan Daerah Propinsi Jateng Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung;
Peraturan Daerah Propinsi Jateng Nomor 22 Tahun 2003 tentang
Sumberdaya Air;
Peraturan Daerah Propinsi Jateng Nomor 11 Tahun 2004 tentang Garis
Sempadan;
Dalam sektor pertanian, Kabupaten Pemalang telah menetapkan
lahan pertanian pangan berkelanjutan dan lahan cadangan pertanian
pangan berkelanjutan dalam Perda RTRW No. 3 Tahun 2011 pada pasal
62 yang berada pada kawasan peruntukan pertanian.
Terkait dengan sektor wisata, setelah mengetahui permasalahan
dari faktor eksternal dan internalnya, perlu pula dirumuskan tentang
peluang dan hambatan yang potensial muncul terkait kebijakan. Kebijakan
Otonomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32/2004 membuka
-
Analisis Pengembangan Wilayah
16
peluang bagi daerah untuk mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya.
Di samping itu, peluang kerjasama antar daerah maupun dengan luar
negeri pun dimungkinkan sebatas tidak mengganggu integrasi nasional.
Dengan demikian sebenarnya Daerah memiliki kesempatan terbuka untuk
mengembangkan sektor kepariwisataan, mulai dari perencanaan,
penetapan peraturan kepariwisataan sesuai dengan potensi diri serta
penetapan perjanjian kerjasama dengan daerah/kota di dalam negeri
bahkan dengan kota lain di luar negeri. Sister city adalah salah satu bentuk
perwujudannya. Namun yang paling utama adalah perlu penyiapan
Sumberdaya manusia yang handal untuk mewujudkan kerjasama tersebut.
Berkaitan dengan implementasi kebijakan pengembangan pariwisata yang
belum optimal, perlu ditindaklanjuti dengan studi pengembangan obyek
wisata yang saat ini sudah dibangun dengan dana milyaran rupiah yaitu
Widuri Water Park. Dengan kata lain, keterlibatan stakeholder pariwisata
dalam menentukan arah dari pengembangan Water Boom Widuri perlu
dioptimalkan. Hal ini memang harus dilakukan, karena Sektor Pariwisata
mempunyai multiplier effect yang sangat luar biasa bagi perkembangan
ekonomi suatu daerah. Pengembangan Destinasi Wisata di daerah
punggung yang cukup potensial yaitu Kawasan Moga Indah, Portofolio
Desa Wisata Cikendung yang cukup menjanjikan, serta lahan seluas 40
Hektar yang dikelola oleh PT Estu Subur bisa menjadi alternatif
pengembangan wisata di Kabupaten Pemalang. Berkaitan dengan masih
konvesionalnya cara-cara promosi yang dilakukan selama ini seperti
penerbitan bahan cetak baik booklet maupun leaflet, promosi tatap muka
baik dengan model pameran maupun travel dialogue, serta promosi
melalui media massa, ada baiknya mengikuti kemajuan jaman dengan
membuka Situs Pariwisata Kabupaten Pemalang di dunia maya/internet
tanpa mengesampingkan cara-cara sebelumnya.
Terkait permasalahan kebijakan bahwa bis dan kendaraan besar
tidak boleh masuk ke dalam kota dan juga jalur jalan nasional pantai utara
yang tidak melewati kota dapat disiasati dengan pembuatan plank
-
Analisis Pengembangan Wilayah
17
penunjuk arah lokasi wisata dan pembangungan gapura dengan ciri khas
Pemalang.
-
Analisis Pengembangan Wilayah
18
Daftar Pustaka
Anonim. 2013. Jurnal PWK. Vol. 2. No.3
BPS. 2014. Pemalang Dalam Angka 2014. Pemalang
Mutaali, Lutfi. 2014. Perencanaan Pengembangan Wilayah Berbasis
Pengurangan Resiko Bencana. Gama Press, Yogyakarta