analisis pengaruh upah minimum provinsi,...

115
ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, TENAGA KERJA, DAN INFRASTRUKTUR TERHADAP PENANAMAN MODAL ASING DI PROVINSI DKI JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi DISUSUN OLEH: HADI SETIAWAN 1110084000020 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435H/2014M

Upload: doankiet

Post on 14-Mar-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, TENAGA KERJA,

DAN INFRASTRUKTUR TERHADAP PENANAMAN MODAL ASING DI

PROVINSI

DKI JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

DISUSUN OLEH:

HADI SETIAWAN

1110084000020

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435H/2014M

Page 2: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,
Page 3: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,
Page 4: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,
Page 5: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,
Page 6: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Hadi Setiawan

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Mei 1992

3. Alamat : Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026

Pondok Tanah Mas, Cibitung,

Kab.Bekasi, Jawa Barat.

4. Telepon : 083895793276

5. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negeri 06 Penggilingan Tahun 1998-2004

2. SMP Negeri 236 Penggilingan Tahun 2004-2007

3. SMA Negeri 12 Jakarta Tahun 2007-2010

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010-2014

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Ketua Ekstrakulrukuler Futsal SMA N 12 Jakarta periode 2011-2012

IV.SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Workshop Islamic Economy Revivalism: Between Theory and

Practice, UIN Jakarta, 2012

2. Seminar Outlook Peran Otoritas Jasa Keuangan terhadap Industri

Keuangan dan Perbankan Syariah, UIN Jakarta, 2012

3. Studium General Jurusan IESP, UIN Jakarta, 2012

Page 7: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

ii

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Inik Sachroni

2. Tempat/Tanggal Lahir : Cirebon, 30 Desember 1951

3. Ibu : Maidah

4. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 14 November 1958

5. Alamat : Jl. Wijayanti I C9/25 RT 006/026

Pondok Tanah Mas, Cibitung,

Kab.Bekasi, Jawa Barat..

6. Telepon : (021) 88373307

8. Anak ke dari : Anak ke 5 dari 5 bersaudara

Page 8: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

iii

ABSTRACT

The purpose of this study to describe the influence of minimum wage provinces,

labor, and infrastructure to foreign investment in DKI Jakarta. The data of this study

were obtained from Jakarta Statistical Biro 1983-2012. The study uses regression

method is used to (OLS) OrdinaryLeast Square with Eviews 6.0. According to results,

Adjusted R-squared 0,8727 that shows 87,27% foreign investment can explained by

minimum wage provinces, labor, and infrastructure. Otherwise, 12,73% foreign

investment can explained by another variable outside this study. The analysis of this

study shows minimum wage provinces and infrastructure have significant and

positive effect to foreign investment while labor has not significant and negative

effect to foreign investment in DKI Jakarta.

Keywords: foreign investment, minimum wage provinces, labor, and infrastructure

Page 9: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

iv

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengaruh upah minimum

provinsi, tenaga kerja, dan infrastruktur terhadap penanaman modal asing di DKI

Jakarta. Data penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

periode 1983-2012. Penelitian ini menggunakan metode regresi dengan (OLS)

Ordinary Least Square menggunakan Eviews 6.0. Berdasarkan hasil, nilai R-squared

0,8727, yang menunjukkan bahwa 87,27% penanaman modal asing di Provinsi DKI

Jakarta dapat dijelaskan oleh upah minimum provinsi, tenaga kerja, dan infrastruktur.

Sedangkan 12,73% variabel penanaman modal asing dijelaskan oleh variabel lain

diluar penelitian ini. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan upah minimum

provinsi dan infrastruktur berpengaruh signifikan dan positif terhadap penanaman

modal asing sementara tenaga kerja berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap

penanaman modal asing di DKI Jakarta.

Kata kunci: Penanaman modal asing, upah minimum provinsi, tenaga kerja,

infrastruktur

Page 10: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr, Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat, karunia,

rezeki, dan hidayahNya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi yang berjudul “ Analisis Pengaruh Upah Minimum Provinsi, Tenaga

Kerja, dan Infrastruktur terhadap Penanaman Modal Asing di Provinsi DKI

Jakarta”. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan besar Nabi

Muhammad SAW. serta para sahabat yang telah membimbing umatnya dari zaman

kegelapan ke zaman yang terang benderang.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terselesaikannya skripsi ini tentu dengan dukungan, bantuan, bimbingan, semangat,

dan doa dari orang-orang terbaik yang ada di sekeliling penulis selama proses

penyelesaian skripsi ini. Maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT, karena tanpa ridho dan segala karuniaNya tidak mungkin saya

dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala nikmat islam, iman,

sehat, dan curahan kasih sayang yang Engkau berikan.

2. Keluarga yang selalu ada untuk saya, Mama tercinta Maidah yang selalu

memberikan segalanya yang terbaik dan selalu mendoakan yang terbaik,

Bapak Inik yang memberikan doa dan memberikan dukungan. Aa Muchlisin

Page 11: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

vi

(kakak pertama), Mba Unafa (kakak kedua), Mba Koyimah (kakak ketiga),

dan Mba Nurhasanah (kakak keempat) dan semua keluarga yang selalu

mendukung dan bekerja keras untuk membuat saya bisa menyelesaikan studi

ini. Tanpa kalian saya tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Terima kasih

banyak keluargaku. Kalian yang terbaik!

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memimpin Fakultas

Ekonomi dan Bisnis dengan baik dan memberikan ilmu yang sangat berharga

selama perkuliahan. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan bapak

4. Bapak Zuhairan Y. Yunan, S.E, M.Sc selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi

dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memimpin Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan dengan baik memberikan ilmu yang sangat berharga selama

perkuliahan. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan bapak

5. Bapak Dr. Lukman, M.Si selaku dosen pembimbing Skripsi 1 yang dengan

kerendahan hatinya bersedia memberikan pengarahan, ilmu yang berharga,

serta bimbingan yang berarti selama penyelesaian skripsi. Terima kasih atas

bimbingannya.. Semoga Allah SWT membalas kebaikan bapak.

6. Ibu Fitri Amalia S.Pd, M.Si. selaku dosen pembimbing 2 yang telah

meluangkan waktu, memberikan arahan serta bimbingan yang sangat berarti

selama ini. Terima kasih atas semua bimbingan dan arahan yang ibu berikan

Page 12: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

vii

sehingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan

ibu.

7. Bapak Pheni Chalid S.F, M.A, Ph.D selaku dosen pembimbing akademik

yang dengan segala perhatiannya selalu membimbing perkembangan

akademik dan memberikan arahan yang terbaik selama masa kuliah. Semoga

Allah SWT membalas semua kebaikan bapak.

8. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan

ilmu yang sangat berguna dan berharga bagi saya. Semoga Allah selalu

memberikan pahala yang sebesar-besarnya atas kebaikan para dosen FEB UIN

Jakarta. Jajaran karyawan dan staf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

melayani dan membantu saya selama perkuliahan.

9. Puti Rahayu Fadila, yang banyak memberikan semangat dan selalu

mendukung. Selalu berdoa yang terbaik sehingga saya dapat menyelesaikan

studi ini dengan baik. Terima kasih atas semuanya. Semoga Allas SWT selalu

memberikan berkah yang terbaik untuk hidup kamu.

10. Sahabat terbaik yang selalu ada untuk saya selama kuliah, Oblak’s Squad

(Ravindra Bramastyo, Miftachul Ulum, Bagus Adetya Akbar, Muhammad

Burhanuddin, Alfian Isnan, Ricky Fajar Adiputra, Drajad Daru) yang dalam

suka dan duka selalu menghibur dan memberikan dukungan yang teramat

sangat, selalu saya susahkan dan repotkan. Selalu menjadi tempat bersandar

dalam keluh kesah selama kuliah. Selalu menjadi tempat melepas canda dan

Page 13: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

viii

tawa. Terima kasih kawan terbaik, budi baik kalian tak akan saya lupakan.

Hidup Oblak!

11. Seluruh Teman-teman IESP 2010 yang tidak saya sebutkan satu per satu.

Selalu kompak buat IESP 2010! Terkhusus kawan-kawan seperjuangan kelas

Konsentrasi Pembangunan, Muhammad Reza Hermanto, Muhammad Adi

Rahman, Ravindra Bramastyo, Miftachul Ulum, Muhammad Burhanuddin,

Agus Setiawan, Umar Adi Syahputra, Denny Iswanto, Muhammad Yusuf

Muharram, Sigit Aji Pambudi, Dio Syahrullah, Wildan Hidayatullah, Fajrul

Syam Arzani, Fita Rahmawati, Nonni Setianingsih, dan Izzatun Purnami.

Terima kasih untuk bersama-sama dalam Pembangunan! Sukses terus kawan!

12. Teman-teman futsal IESP 2010, Ridho Alfin, Miftachul Ulum, Alfian Isnan,

Muhammad Yusuf Azhar, Agus Setiawan, Muhammad Burhannudin,

Dykhalfath, Drajad Daru, Pebi Riswadi, Renzy Prima, Dio Syahrullah,

Wildan Hidayatullah, Ali Murtadho, Rifki Hasan, Mas’ud dan kawan-kawan

lain. Semangat terus kawan. Semoga kedepan kita bisa terus jaga tali

silahturahim.

13. Kelompok 55 KKN Mentari – Desa Mekarjaya, Cigudeg, Bogor, yang telah

menghabiskan waktu hidup satu bulan bersama dengan canda dan tawa serta

pelajaran hidup yang sangat berguna bagi saya.

14. Seluruh jajaran angkutan umum patas AC 132 jurusan Bekasi-Lebak Bulus,

510 jurusan Ciputat-Kp.Rambutan, patas P9BT jurusan Kp.Rambutan-Bekasi,

Page 14: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

ix

angkutan kota D02 dan D01 yang selalu mengantarkan saya pulang-pergi

kampus. Tanpa mereka semua saya tidak bisa sampai tujuan. Semoga Allah

SWT. melimpahkan rezeki dan barokahnya. Seluruh pihak yang selalu

membantu saya selama kuliah saya tidak bisa sebutkan satu per satu. Terima

kasih untuk semuanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis.Oleh sebab itu,

penulis mengharapkan segala bentuk masukan, baik saran dan kritik yang

membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’ alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 13Juni 2014

Hadi Setiawan

Page 15: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................. i

ABSTRACT................................................................................................ iii

ABSTRAK................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR............................................................................... v

DAFTAR ISI.............................................................................................. x

DAFTAR TABEL.......................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................... 13

C. Tujuan Penulisan....................................................................... 14

D. Kegunaan Penulisan.................................................................. 14

E. Manfaat Penulisan...................................................................... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori........................................................................... 16

1. Penanaman Modal Asing......................................................... 18

a. Pengertian Penanaman Modal Asing................................... 18

b. Jenis dan Karakteristik Investasi.......................................... 22

c. Motivasi Penanaman Modal Asing...................................... 23

d. Faktor Pengaruh Penanaman Modal Asing......................... 25

2 .Upah Minimum Provinsi ........................................................ 26

Page 16: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

xi

a. Pengertian Upah Minimum Provinsi................................... 26

b. Teori Pembentukan Harga Upah......................................... 27

c. Penetapan Upah Minimum Provinsi ................................... 30

3. Tenaga Kerja.......................................................................... 31

a. Pengertian Tenaga Kerja..................................................... 31

b. Konsep Tenaga Kerja.......................................................... 33

c. Teori Ketenagakerjaan......................................................... 35

4. Infrastruktur............................................................................ 38

a. Pengertian Infrastruktur....................................................... 38

b. Jenis dan Karakter Infrastruktur.......................................... 39

c. Manfaat Infrastruktur........................................................... 41

d. Teori Infrastruktur................................................................ 43

B. Penelitian Terdahulu.................................................................... 44

C. Kerangka Berpikir........................................................................ 53

D. Hipotesis..................................................................................... 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian......................................................... 57

B. Metode Penentuan Sampel…………………………………… 57

C. Metode Pengumpulan Data....................................................... 57

1. Penelitian Kepustakaan…………………………………….. 57

2. Jenis Data……………………………………………………58

D. Metode Analisis......................................................................... 58

1. Uji Asumsi Klasik................................................................. 59

a. Uji Normalitas Data............................................................ 59

b. Multikolinieritas................................................................. 59

c. Heteroskedastisitas............................................................. 60

d. Autokorelasi....................................................................... 60

Page 17: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

xii

2. Uji Hipotesis......................................................................... 60

a. Koefisien Determinasi........................................................ 61

b. Uji-t.................................................................................... 62

c. Uji F................................................................................... 62

D. Operasional Variabel Penelitian................................................ 62

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian.......................................... 65

B. Penemuan dan Pembahasan...................................................... 66

1. Analisis Deskriptif................................................................ 66

a. Analisa Penanaman Modal Asing di DKI Jakarta.............. 66

b. Analisa Upah Minimum Provinsi di DKI Jakarta.............. 68

c. Analisa Upah Tenaga Kerja di DKI Jakarta....................... 70

d. Analisa Infrastruktur di DKI Jakarta.................................. 71

2. Uji Asumsi Klasik................................................................ 72

a. Uji Normalitas Data............................................................ 72

b. Multikolinieritas................................................................. 73

c. Heteroskedastisitas............................................................. 74

d. Autokorelasi....................................................................... 75

3. Pengujian Hipotesis.............................................................. 76

a. Hasil Analisis Statistik Uji-t............................................... 77

b. Interpretasi Analisis Ekonomi Hasil Uji-t.......................... 78

c. Uji-F dan Interpretasi Hasil................................................ 84

d. Uji Koefisien Determinasi dan Interpretasi Hasil.............. 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.............................................................................. 86

B. Saran........................................................................................ 86

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 88

LAMPIRAN.............................................................................................. 91

Page 18: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

xiii

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

1.1 Perkembangan Investasi (PMA) Berdasarkan Menurut Lokasi 6

Di Indonesia

1.2 Upah Minimum Provinsi dan Jumlah Angkatan 8

Kerja di Provinsi DKI Jakarta

1.3 Perkembangan Panjang Jalan di Provinsi DKI Jakarta 12

2.1 Penelitian Terdahulu 49

3.1 Operasional Variabel Penelitian 64

Page 19: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

xiv

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Diagram Ketenagakerjaan 35

2.2 Skema Kerangka Pemikiran 55

4.1 Perkembangan Penanaman Modal Asing di DKI Jakarta 66

4.2 Perkembangan Upah Minimum Provinsi di DKI Jakarta 68

4.3 Perkembangan Tenaga Kerja di DKI Jakarta 70

4.4 Perkembangan Infrastruktur di DKI Jakarta 71

4.5 Uji Histogram 73

4.6 Uji VIF 74

4.7 Uji White 75

4.8 Uji Autokorelasi 75

4.9 Hasil Regresi 76

Page 20: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Data 91

2 Uji Normalitas 92

3 Uji Multikolinieritas 92

4 Uji Heteroskedastisitas 93

5 Uji Autokorelasi 94

6 Regresi Linier Berganda 94

7 Data pendidikan angkatan kerja 95

Page 21: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu kegiatan investasi pada umumnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi

suatu wilayah. Investasi mampu berperan sebagai salah satu penyokong utama dalam

mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan karena

pertumbuhan ekonomi berdasarkan pada peningkatan produksi dan bersumber pada

penambahan investasi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi dapat menjadi cerminan

pembangunan ekonomi di suatu wilayah. Dengan begitu pembentukan modal

(investasi) yang besar perlu dilakukan di Negara berkembang agar dapat terlepas dari

keterbelakangan dan kemiskinan. Melalui investasi yang semakin meningkat

pertumbuhan ekonomi akan dapat dipercepat dan kemakmuran masyarakat

ditingkatkan (Sadono Sukirno, 2007:271).

Kesejahteraan masyarakat tidak terlepas dari aktivitas ekonomi yang terjadi di

masyarakat tersebut. Aktivitas ekonomi akan menghasilkan nilai tambah ekonomi

maupun nilai tambah sosial di masyarakat. Nilai tambah tersebut antara lain berupa

dihasilkannya barang dan jasa, kesempatan kerja, pemanfaatan aset produksi, surplus

usaha maupun nilai tambah social adalah sumber utama pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, maka makin tinggi aktivitas ekonomi

disuatu daerah, makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut dan

Page 22: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

2

sebaliknya. Setiap aktiivitas ekonomi diawali dengan aktivitas investasi. Dengan

demikian pemerintah perlu proaktif untuk memanfaatkan setiap peluang investasi

menjadi kenyataan, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Henry, 2009:284).

Di negara berkembang permasalahan yang kerap muncul adalah kurangnya

persediaan modal untuk mendukung proses produksi. Terbatasnya alat-alat modal

dalam perekonomian dapat dilihat dari jumlah alat modern yang digunakan dalam

kegiatan produksi. Hal tersebut berdampak pada produktivitas dan organisasi

produksi yang sangat tidak efisien dan selanjutnya menyebabkan tingkat pendapatan

rendah pada masyarakat di negara berkembang. Lebih lanjut permasalahan

kekurangan pembentukan modal disebabkan ketidakmampuan dana modal dan

tabungan masyarakat untuk proses investasi. Itu semua mendorong adanya

pembentukan modal yang berasal dari dana asing yang mampu menyediakan modal

besar.

Investasi adalah aliran yang meningkatkan persediaan modal. Investasi

merupakan tambahan modal baru pada simpanan modal perusahaan (Case dan Fair,

2007:270). Investasi menurut sumber dananya dapat berupa investasi asing dan

investasi dalam negeri. Investasi asing dapat disebut penanaman modal asing (PMA).

Menurut jenisnya, investasi dapat dikelompokkan menjadi investasi langsung (direct

investment) dan investasi tidak langsung (indirect investment). Investasi langsung

(direct investment) adalah jenis investasi pada aset atau faktor produksi untuk

melakukan usaha (bisnis) pada sektor riil. Sementara itu investasi tidak langsung

Page 23: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

3

(indirect investment) adalah jenis investasi pada aset keuangan seperti deposito, surat

berharga, saham dan obligasi yang bertujuan mendapat balas jasa berupa dividen atau

capital gain atau disederhanakan dengan istilah bunga (Henry, 2009:10).

Investasi dapat berperan cukup vital pada pengembangan wilayah sekaligus

penentu peningkatan output yang mampu dihasilkan dalam suatu wilayah. Ini

dikarenakan investasi dapat menjadi akumulasi modal yang dapat kemudian

digunakan untuk membuat pabrik baru, pengadaan mesin-mesin baru, dan

pembangunan fisik di daerah. Penambahan akumulasi modal yang langsung bergerak

di sektor riil akan mendorong tingkat produktivitas. Sektor riil akan berjalan dengan

baik dengan adanya penambahan modal yang didapatkan dari proses investasi.

Secara aspek makro, investasi adalah kegiatan yang menghasilkan nilai tambah

yang merupakan sumber utama kesejahteraan masyarakat. Ini terlihat dari 5

komponen nilai tambah akibat adanya investasi yaitu; balas jasa modal yang diterima

oleh masyarakat pemilik modal, upah dan gaji yang diterima masyarakat pekerja,

sewa sarana produksi yang diterima oleh masyarakat pemilik faktor produksi, surplus

usaha yang diterima oleh masyarakat pengusaha, dan akhirnya investasi merupakan

fungsi dari kesejahteraan masyarakat (Henry, 2009:278).

Kegiatan investasi berhubungan langsung dengan sistem produksi, kegiatan

perdagangan dan ekspor, serta kegiatan ekonomi masyarakat pada umumnya.

Dampak ganda investasi sebelum berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi

dirasakan ikut berpengaruh terhadap faktor-faktor ekonomi lainnya. Kegiatan

Page 24: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

4

investasi berhubungan langsung dan sangat erat dengan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat (Didik Rachbini, 2008:12). Selain itu, jika membicarakan investasi dalam

sistem produksi, maka erat kaitannya tentang faktor input. Dalam pembahasan ini

dijelaskan bahwa adanya penambahan modal menjadi salah satu hal yang mendorong

produktivitas. Adanya penambahan modal menjadikan salah satu faktor produksi

dapat mendorong kualitas dan kuantitas faktor lain yang digunakan bersama faktor

tersebut untuk dapat meningkatkan produktivitas.

Investasi dapat masuk ke suatu wilayah apabila para investor merasa aman dan

nyaman dalam melakukan kegiatan investasi tersebut. Kegiatan investasi di suatu

daerah salah satunya ditentukan oleh potensi ekonomi dan iklim usaha yang

dimilikinya. Iklim usaha adalah kondisi yang dapat merangsang munculnya usaha

atau investasi. Oleh karena itu iklim usaha ini sangat berpengaruh pada

kesinambungan investasi. Iklim usaha dibentuk oleh berbagai faktor yang saling

berkait satu sama lain dalam membangun suasana yang menyenangkan bagi semua

pihak yang terkait dengan masalah investasi, baik masyarakat sekitar lokasi, pelaku

investasi (investor), maupun pemerintah yang mewakili kepentingan negara. Berbagai

hal yang berkaitan dengan pembentukan ikilm investasi diantaranya adalah kepastian

berusaha semisal kepastian hukum undang-undang dan peraturan pemerintah;

tersedianya sumber daya investasi berupa sumber daya alam, sumber daya manusia

dan sumber daya buatan yang kompetitif akan membantu terbentuknya ikilm

investasi; sarana dan prasarana fisik untuk pengembangan investasi yang mudah

Page 25: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

5

didapat, diakses, murah biayanya, serta prosesnya lancar akan memberikan kontribusi

signifikan pada pembentukan iklim investasi (Henry, 2009:76-78).

Beberapa faktor tersebut menjadi daya tarik investasi bagi suatu daerah. Setiap

daerah berusaha menarik para investor untuk dapat menanamkan modalnya di daerah

mereka. Hal tersebut membuat pemerintah daerah berusaha menjadikan wilayahnya

potensial untuk kegiatan investasi. Menurut Henry (2009:284-286) di era otonomi

dan globalisasi ekonomi yang berjalan serempak saat ini, pemerintah daerah

kabupaten/kota dituntut untuk lebih proaktif dan kreatif dalam membangun daerahnya

masing-masing. Era otonomi daerah daerah telah merubah model pembangunan yang

dulunya bersifat sentralistis (top down), menjadi desentralisasi/otonomi (bottom-up).

Dengan adanya proses otonomi, pemerintah daerah mampu untuk mandiri di

dalam membangun daerahnya. Begitupun yang terjadi di wilayah DKI Jakarta.

Provinsi DKI Jakarta memiliki potensi ekonomi yang mendukung sebagai pusat

kegiatan perekonomian. Wilayah ini menjadi potensial sebagai pengembangan

potensi perekonomian dikarenakan wilayah ini menjadi pusat pemerintahan yang

memudahkan proses birokrasi. Hal ini menjadi pendorong wilayah ini sebagai pusat

kegiatan bisnis dan jasa di Indonesia.

Roda perekonomian di DKI Jakarta menjadi pendorong tumbuhnya penanaman

modal khususnya yang berasal dari asing. Penanaman modal asing yang ada di

wilayah ini dominan dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Wilayah DKI Jakarta

masih menjadi tempat yang paling banyak menyerap penanaman modal asing

Page 26: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

6

dibandingkan dengan daerah lain di seluruh Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari

perkembangan nilai investasi penanaman modal asing menurut lokasi di Indonesia.

Tabel 1.1 Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) Menurut Lokasi Di

Indonesia

Sumber: BPS, BKPM (data diolah)

Berdasarkan data diatas, wilayah DKI Jakarta memiliki nilai penanaman modal

asing paling besar dibandingkan beberapa provinsi lain di Indonesia. Provinsi DKI

Jakarta unggul dalam nilai penanaman modal asing dibandingkan dengan provinsi

lain. Berdasarkan data diatas dapat dilihat perkembangan penanaman modal asing di

Provinsi DKI Jakarta dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia dalam 3 tahun

terakhir. Hal ini menjadi gambaran potensi wilayah DKI Jakarta untuk dapat

menyerap banyak investasi.

NO. LOKASI

NILAI PMA (DALAM RUPIAH)

2010 2011 2012

1 SUMUT 1.645.655.700 6.557.190.000 6.271.025.400

2 SUMBAR 71.787.300 199.230.000 728.850.000

3 KEP. RIAU 1.505.715.900 1.911.390.000 5.219.537.800

4 DKI JAKARTA 58.422.776.490 41.969.670.000 39.918.628.600

5 JABAR 15.375.204.000 33.402.780.000 40.919.582.600

6 JATENG 537.041.700 1.522.500.000 2.346.897.000

7 JATIM 16.076.720.400 11.414.400.000 22.339.738.400

8 BANTEN 14.032.145.400 18.893.790.000 26.397.003.400

9 B A L I 2.528.912.100 4.194.270.000 4.684.076.000

10 KALTIM 9.924.821.400 5.240.880.000 19.573.023.800

11 KALTENG 4.966.954.200 4.730.190.000 5.099.034.600

12 SULUT 2.060.931.600 1.915.740.000 453.830.600

13 SULSEL 4.014.636.600 779.520.000 5.661.706.800

14 MALUKU 26.352.300 101.790.000 82.603.000

15 PAPUA 2.995.075.200 11.414.400.000 11.684.923.200

Page 27: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

7

Jika dilihat dalam beberapa tahun belakangan, trend yang terjadi adalah nilai

investasi asing di DKI Jakarta mengalami perubahan yang tidak menentu dan

cenderung mengalami penurunan nilai penanaman modal asing. Terdapat

ketidakstabilan nilai penanaman modal asing yang menanamkan modalnya di DKI

Jakarta. Tentunya hal ini menjadi dampak yang buruk bagi kondisi perekonomian di

DKI Jakarta. Beberapa hal menjadi dampak sangat tidak menentunya tingkat

penanaman modal asing (PMA). Jika dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia,

DKI Jakarta masih paling besar untuk penanaman modal asing, perubahan

penanaman modal asing dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi yang tidak stabil.

Dalam perubahan investasi tercermin ketidakpastian penanaman modal asing yang

masuk ke DKI Jakarta. Iklim investasi yang tidak stabil menjadikan patokan investor

asing masuk dan menanamkan modalnya. Nilai investasi asing yang tidak stabil

menjadi hal yang tidak baik dalam menunjang peningkatan perekonomian di wilayah

ini.

Hal yang terjadi belakangan adalah timbul beberapa gejolak sosial yang membuat

iklim investasi di DKI Jakarta menjadi buruk. Gejolak sosial tersebut merupakan

gangguan stabilitas kegiatan perekonomian di masyarakat. Salah satu halnya berupa

terjadinya demonstrasi besar-besaran para pekerja yang menuntut untuk

meningkatkan upah minimum provinsi dan penghapusan sistem kerja kontrak.

Dengan adanya demonstrasi yang berujung pada menutup akses jalan menyebabkan

proses kegiatan perekonomian di wilayah ini terganggu. Bahkan tak jarang sampai

Page 28: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

8

membuat kelumpuhan aktivitas masyarakat. Selain itu dengan kondisi pekerja yang

mogok kerja menyebabkan tingkat produktivitas wilayah ini menjadi menurun dan

memaksa terjadinya berbagai kerugian. Kondisi ketidakstabilan itu juga yang

menyebabkan salah satu iklim investasi di DKI Jakarta menjadi memburuk di mata

penanam modal asing.

Tujuan pekerja menuntut upah naik adalah didasari pada tingkat kesejahteraan

para pekerja yang kurang. Dengan semakin meningkatnya biaya hidup di DKI

Jakarta, pemenuhan kebutuhan pekerja semakin sulit dicapai dengan tidak adanya

peningkatan upah. Ditambah lagi kondisi wilayah ini menjadi tujuan sebagian besar

pencari kerja dari berbagai daerah.. Jumlah angkatan kerja yang bertambah di kota ini

yang memaksa persaingan untuk mendapatkan kerja semakin ketat. Hal itu dapat

dilihat pada tabel 1.2, perkembangan upah minimum provinsi dan jumlah angkatan

kerja di Provinsi DKI Jakarta.

Tabel 1.2 Upah Minimum Provinsi dan Jumlah Angkatan Kerja di Provinsi

DKI Jakarta

Tahun

UMP (dalam

Rupiah)

Angkatan Kerja

(dalam jiwa)

2006 900.600 3.531.799

2007 972.605 3.842.944

2008 972.605 4.191.966

2009 1.069.865 4.118.390

2010 1.188.010 4.689.761

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta (data diolah)

Jika dilihat dari perkembangan beberapa tahun belakangan, kondisi upah

minimum provinsi DKI Jakarta mengalami peningkatan, namun jumlahnya tidak

signifikan. Berbeda dengan semakin bertambahnya jumlah angkatan kerja yang

Page 29: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

9

jumlahnya signifikan tiap tahun. Hal yang terjadi adalah penolakan keras dari pihak

buruh dan serikat pekerja dengan melakukan demonstrasi menuntut peningkatan upah

layak dengan turun ke jalan dan mogok kerja. Dengan begitu, kondisi yang terjadi

adalah ketidaknyamanan akan iklim investasi di DKI Jakarta. Hal itu disebabkan

produktivitas menurun dan mengakibatkan menurunnya keuntungan perusahaan.

Padahal dalam aspek produksi dikatakan, produksi dan penggunaan modal

mendorong produktivitas tenaga kerja dan umumnya meningkatkan penawaran

tenaga kerja dan mendorong upah naik (Case dan Fair, 2007:261).

Menurut teori pertumbuhan Harod-domar (1946), investasi tidak hanya

menciptakan permintaan, tapi juga memperbesar kapasitas produksi. Kapasitas

produksi yang membesar membutuhkan permintaan yang lebih besar pula agar

produksi tidak menurun. Jika kapasitas produksi yang membesar tidak diikuti dengan

permintaan yang besar, surplus akan muncul dan disusul penurunan jumlah produksi.

Oleh karena itu kapasitas produksi yang besar akibat adanya investasi membutuhkan

produktivitas tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja akan meningkat.

Kapasitas produksi yang besar membutuhkan jumlah tenaga kerja yang banyak.

Tenaga kerja yang produktif dibutuhkan untuk memenuhi kapasitas produksi akibat

adanya investasi. Dalam konsep ketenagakerjaan di Indonesia, yang dimaksud tenaga

kerja produktif adalah angkatan kerja. Menurut indikator ketenagakerjaan BPS,

angkatan kerja terbagi menjadi dua yaitu angkatan kerja yang bekerja dan

pengangguran. Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya

Page 30: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

10

terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu produksi barang

dan jasa (Mulyadi, 2006:60).

Investor asing akan lebih berminat untuk melakukan penanaman modal asing

apabila diasusmsikan tersedianya tenaga kerja yang berlimpah untuk melakukan

investasinya (Robudi 2011:17). Semakin berlimpah tenaga kerja yang tersedia juga

menggambarkan tingginya penawaran tenaga kerja dan mendorong upah naik.

Hal ini terdapat dalam teori dana upah yang dikemukakan oleh John Stuart Mill,

tinggi upah tergantung kepada permintaan dan penawaran tenaga kerja. Sedangkan

penawaran tenaga kerja tergantung pada jumlah dana upah yaitu jumlah modal yang

disediakan perusahaan untuk pembayaran upah. Penawaran tenaga kerja yang

meningkat akan mendorong tingkat dana upah bertambah, karena untuk penawaran

kerja yang meningkat butuh membayarkan upah yang meningkat juga. Diharapkan

jika jumlah tenaga kerja semakin meningkat maka penanaman modal asing

akan meningkat. Dari apa yang dikemukakan tersebut, maka penanaman modal

ditentukan pengaruhnya oleh jumlah tenaga kerja produktif yang banyak dan diikuti

upah yang meningkat untuk dapat memperbesar kapasitas produksi.

Dari beberapa teori yang dikemukakan, maka kapasitas produksi yang besar

akibat investasi menyebabkan peningkatan penawaran tenaga kerja akan

meningkatkan. Sementara itu menurut teori dana upah Mill tingkat upah naik akibat

meningkatnya penawaran tenaga kerja akan meningkatkan penanaman modal asing.

Hal ini menggambarkan apabila upah minimum provinsi naik, tingkat kesejahteraan

Page 31: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

11

tenaga kerja terpenuhi dan berdampak pada produktivitas kerja yang meningkat.

Kondisi tenaga kerja yang terpenuhi kebutuhannya tidak membuat mereka melakukan

aksi demonstrasi dan mogok kerja yang mengakibatkan tingkat produktivitas

meningkat. Hal tersebut berdampak pada penanaman modal asing yang

mengakibatkan keuntungan bagi pengusaha untuk berinvestasi.

Penanaman modal asing bergantung pada faktor lain yang terkait dengan

kapasitas produksi. Kondisi yang terjadi di DKI Jakarta adalah ketersediaan

infrastruktur berupa panjang jalan yang tidak memungkinkan untuk menunjang

kegiatan perekonomian di wilayah ini. Panjang jalan di wilayah ini mengalami

peningkatan yang sedikit bahkan cenderung stagnan. Hal ini disebabkan kondisi

demografis DKI Jakarta yang tidak luas dan pembangunan fisik yang masif memaksa

penambahan panjang jalan sangat sulit dilakukan. Padahal ketersediaan panjang jalan

membuat proses kegiatan aktivitas perekonomian menjadi lebih produktif. Salah satu

contoh sederhana adalah dengan tersedianya panjang jalan untuk proses distribusi

barang dari produsen kepada konsumen yang mampu menjangkau hingga keseluruh

wilayah. Kondisi yang terjadi sekarang adalah panjang jalan yang peningkatannya

tidak sebesar jumlah kendaraan bermotor yang ada di jalan mengakibatkan kemacetan

dan membuat proses aktivitas perekonomian mengalami kerugian. Panjang jalan di

provinsi DKI Jakarta dapat dilihat dalam tabel 1.3 berikut ini.

Page 32: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

12

Tabel 1.3 Perkembangan Panjang Jalan di Provinsi DKI Jakarta

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta (data diolah)

Perkembangan panjang jalan di DKI Jakarta dalam beberapa tahun belakangan

mengalami peningkatan. Akan tetapi peningkatannya cenerung stagnan dan tidak

bertambah secara besar peningkatannya. Hal ini seharusnya dilakukan guna

menambah jangkauan aktivitas perekonomian yang umumnya menggunakan akses

darat melalui jalan raya. Jika proses produksi lancar dengan ditunjang infrastruktur

baik yang disediakan oleh wilayah tersebut akan membuat kenyamanan investor

dalam menanamkan modalnya. Masalah yang harus di diperhatikan pemerintah untuk

meningkatkan investasi antara lain ketidakstabilan sosial dan masalah keamanan

pusat dan daerah, kondisi infrastruktur yang tidak memadai, dan ketidakstabilan nilai

mata uang atau nilai tukar rupiah. Salah satu masalah yang menjadi penting adalah

tentang infrastruktur. Kondisi infrastruktur merupakan salah satu hal yang dikeluhkan

oleh para investor. Faktor ini penting untuk menunjang keberlangsungan

produktivitas output dan implikasinya pada keuntungan ekonomis yang didapat oleh

perusahaan (Didik, 2008:16).

Terdapat teori yang menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi penanaman

modal asing yang menjadi dasar pengembangan penanaman modal asing. Salah

Tahun

Panjang Jalan

(dalam meter)

2006 6540221

2007 6540221

2008 7208537

2009 7208537

Page 33: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

13

satunya adalah yang pertama kali dikembangkan oleh John Dunning, yaitu

Electic Theory. Terdapat beberapa hal yang akan mempengaruhi terjadinya

penanaman modal asing. Hal tersebut adalah adanya keunggulan kepemilikan dari

investor asing yang dapat berupa produk yang lebih efisien, keunggulan

teknologi, keahlian manajemen dan jaringan pemasaran yang lebih baik. Salah

satu faktor tersebut adalah butuh jaringan pemasaran yang lebih baik. Jaringan

pemasaran yang baik harus ditunjang ketersediaan infrastruktur yang baik. (Robudi,

2011:29).

Berdasarkan beberapa uraian diatas sebelumnya, maka dapat dirumuskan

permasalahan yang akan diteliti adalah tidak menentunya investasi yang terjadi di

daerah DKI Jakarta. Tidak menentunya investasi tersebut kemungkinan besar

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yang akan diteliti dalam penulisan ini

adalah upah minimum provinsi, tenaga kerja, dan infrastruktur di DKI Jakarta.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin mengkaji variabel yang dapat

mempengaruhi nilai investasi asing sehingga nantinya dapat menjadi prioritas

pengambilan kebijakan yang tepat saat untuk mengatasi permasalahan investasi asing

yang ada di wilayah DKI Jakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, makan rumusan masalah penulisan adalah:

Page 34: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

14

1. Seberapa besar pengaruh upah minimum provinsi, tenaga kerja, dan

infrastruktur terhadap penanaman modal asing di Provinsi DKI Jakarta pada

tahun 1983-2012 secara bersama-sama?

2. Seberapa besar pengaruh upah minimum provinsi, tenaga kerja, dan

infrastruktur terhadap penanaman modal asing di Provinsi DKI Jakarta pada

tahun 1983-2012 secara parsial?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan ini adalah:

1. Menganalisis seberapa besar pengaruh upah minimum provinsi, tenaga kerja,

dan infrastruktur terhadap penanaman modal asing di Provinsi DKI Jakarta

pada tahun 1983-2012 secara bersama-sama.

2. Menganalisis seberapa besar pengaruh upah minimum provinsi, tenaga kerja,

dan infrastruktur terhadap penanaman modal asing di Provinsi DKI Jakarta

pada tahun 1983-2012 secara parsial.

D. Kegunaan Penulisan

Manfaat yang ingin diberikan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi seberapa besar pengaruh

upah minimum provinsi, tenaga kerja, dan infrastruktur terhadap penanaman

modal asing di DKI Provinsi Jakarta pada tahun 1983-2012.

Page 35: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

15

2. Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi seberapa besar pengaruh

upah minimum provinsi, tenaga kerja, dan infrastruktur terhadap penanaman

modal asing di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 1983-2012.

E. Manfaat penulisan

Manfaat yang ingin diberikan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dapat menjadi prioritas pengambilan kebijakan yang tepat saat

untuk mengatasi permasalahan investasi yang ada di Provinsi DKI Jakarta.

2. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian

selanjutnya.

Page 36: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Dalam penelitian ini akan diteliti pengaruh upah minimum provinsi, tenaga kerja,

dan infrastruktur terhadap investasi asing di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 1983-

2012. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan keterkaitan variabel-variabel

tersebut sehingga mampu menjadi grand theory dalam penelitian ini. Dalam teori

pertumbuhan Harod-domar (1946), investasi tidak hanya menciptakan permintaan,

tapi juga memperbesar kapasitas produksi. Kapasitas produksi yang membesar

membutuhkan jumlah tenaga kerja produktif untuk menghasilkan output.

Investor asing akan lebih berminat untuk melakukan penanaman modal asing

apabila tersedia tenaga kerja yang berlimpah untuk melakukan investasinya (Robudi

2011:17). Semakin berlimpah tenaga kerja yang tersedia juga menggambarkan

tingginya penawaran tenaga kerja. Hal ini terdapat dalam teori dana upah yang

dikemukakan oleh John Stuart Mill, tinggi upah tergantung kepada permintaan dan

penawaran tenaga kerja. Sedangkan penawaran tenaga kerja tergantung pada jumlah

dana upah yaitu jumlah modal yang disediakan perusahaan untuk pembayaran upah.

Penawaran tenaga kerja yang meningkat akan mendorong tingkat dana upah

bertambah, karena untuk meningkatkan penawaran kerja butuh pembayaran upah

yang meningkat juga. Dari apa yang dikemukakan dalam kedua teori tersebut, maka

Page 37: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

17

penanaman modal ditentukan pengaruhnya oleh jumlah tenaga kerja produktif yang

banyak dan diikuti upah yang meningkat untuk dapat memperbesar kapasitas

produksi.

Penanaman modal asing sangat bergantung pada faktor lain yang terkait

peningkatan kapasitas produksi. Terdapat teori yang menjelaskan beberapa faktor

yang mempengaruhi penanaman modal asing yang menjadi dasar pengembangan

penanaman modal asing. Teori tersebut adalah yang pertama kali dikembangkan

oleh John Dunning, yaitu Electric Theory. Terdapat hal yang akan mempengaruhi

terjadinya PMA. Hal tersebut adalah adanya keunggulan kepemilikan dari

investor asing yang dapat berupa produk yang lebih efisien, keunggulan

teknologi, keahlian manajemen dan jaringan pemasaran yang lebih baik. Salah

satu faktor tersebut adalah butuh jaringan pemasaran yang lebih baik Jaringan

pemasaran yang baik harus ditunjang ketersediaan infrastruktur yang baik. (Robudi

2011:29). Masalah yang harus di diperhatikan pemerintah untuk meningkatkan

investasi antara lain ketidakstabilan sosial dan masalah keamanan pusat dan daerah,

kondisi infrastruktur yang tidak memadai, dan ketidakstabilan nilai mata uang atau

nilai tukar rupiah. Salah satu masalah yang menjadi penting adalah tentang

infrastruktur. Jika proses produksi lancar dengan ditunjang infrastruktur baik yang

disediakan oleh wilayah tersebut akan membuat kenyamanan investor dalam

menanamkan modalnya (Didik 2008:16).

1. Penanaman Modal Asing

Page 38: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

18

a. Pengertian Penanaman Modal Asing

Penanaman modal atau yang lebih umum dikatakan investasi adalah suatu istilah

dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi.

Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan

mendapatkan keuntungan dimasa depan. Investasi disebut juga sebagai penanaman

modal. Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari

modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan

datang (barang produksi). Investasi adalah aliran yang meningkatkan persediaan

modal. Investasi merupakan tambahan modal baru pada simpanan modal perusahaan

(Case dan Fair, 2007:270).

Todaro (2000:388) mendefinisikan investasi atau penanaman modal adalah

bagian dari total pendapatan nasional (national income) atau pengeluaran nasional

(national expenditure) yang secara khusus diperuntukkan memproduksi barang-

barang kapital atau modal pada suatu periode tertentu. Menurut Sukrino (2000:69),

Investasi merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang

modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan

terutama menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan

digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dimasa depan. Dengan kata lain

investasi merupakan kegiatan perbelanjaan untuk meningkatkan kapasitas

memproduksi sesuatu dalam perekonomian. Secara konsep, investasi adalah kegitan

mengalokasikan atau menanamkan sumberdaya saat ini (sekarang), dengan harapan

Page 39: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

19

mendapatkan manfaat dikemudian hari (masa datang). Untuk memudahkan

pengertian dan perhitungan, maka sumberdaya ini biasanya diterjemahkan kedalam

satuan moneter atau uang. Dengan demikian secara konsep, investasi dapat

didefinisikan sebagai menanamkan uang sekarang, guna mendapatkan manfaat (balas

jasa keuntungan) dikemudian hari (Henry, 2009:278).

Secara aspek mikro, investasi adalah mengalokasikan sumber daya saat ini

dengan tujuan mendapatkan manfaat dimasa datang. Bila dilakukan dengan tujuan

bisnis, maka tujuan akhir investasi adalah untuk mendapat laba. Sedangkan secara

aspek makro, investasi adalah kegiatan yang menghasilkan nilai tambah yang

merupakan sumber utama kesejahteraan masyarakat. Ini terlihat dari 5 komponen

nilai tambah akibat adanya investasi yaitu; balas jasa modal yang diterima oleh

masyarakat pemilik modal, upah dan gaji yang diterima masyarakat pekerja, sewa

sarana produksi yang diterima oleh masyrakat pemilik faktor produksi, surplus usaha

yang diterima oleh masyarakat pengusaha, dan akhirnya investasi merupakan fungsi

dari kesejahteraan masyarakat (Henry, 2009:278).

Secara aspek makro, investasi erat kaitannya dengan perhitungan pendapatan

nasional menggunakan pendapatan pengeuaran. Peranan dan fungsi investasi dalam

sistem perekonomian dapat dilihat dengan menghitung pendapatan nasional

pendekatan pengeluaran. Dalam kegiatan perekonomian setiap negara, investasi

merupakan salah satu variabel yang sangat penting dan vital. Pada hakekatnya

investasi merupakan penorbanan awal untuk menciptakan nilai tambah melalui

Page 40: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

20

kegiatan produksi yang menghasilkan output barang dan jasa untuk dipasarkan di

dalam negeri maupun untuk ekspor. Dalam kenyataannya keinginan setiap negara

untuk memelihara pertumbuhan ekonominya, tergantung pada sejauh mana negara

tersebut dapat menumbuhkan investasi secara terus menerus. Kemampuan suatu

negara dalam mengembangkan investasi di negaranya dapat diukur melalui parameter

penyisihan dana untuk investasi atau pembentukan modal tetap (fixed capital

formation) dari produk domestik bruto (PDB) yang dihasilkan pada tahun yang

bersangkutan. (Henry, 2009:48).

Ada tiga sumber utama modal asing dalam suatu negara yang menganut

sistem perekonomian terbuka, yaitu: pinjaman luar negeri (debt), penanaman

modal asing langsung (Foreign Direct Investment), dan investasi portofolio.

Penanaman modal asing merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh pihak

asing dalam rangka menanamkan modalnya disuatu negara dengan tujuan untuk

mendapatkan laba melalui penciptaan suatu produksi atau jasa.

Selain itu penanaman modal asing merupakan alat-alat untuk perusahaan,

termasuk penemuan-penemuan baru milik orang asing dan bahan-bahan, yang

dimasukkan dari luar ke dalam wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak

dibiayai dari kekayaan devisa Indonesia. Penanaman modal asing juga bagian dari

hasil perusahaan yang berdasarkan undang - undang ini keuntungan yang

diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai perusahaan di

Indonesia.

Page 41: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

21

Definisi lain masih dalam undang-undang tersebut adalah aliran modal dari suatu

negara ke negara lainnya bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi,

yang lebih produktif dan juga sebagai diversifikasi usaha. Hasil yang diharapkan dari

aliran modal internasional adalah meningkatnya output dan kesejahteraan dunia.

Disamping peningkatan income dan output, keuntungan bagi negara tujuan dari aliran

modal asing adalah membawa teknologi yang lebih mutakhir, besar kecilnya

keuntungan bagi negara tujuan tergantung pada kemungkinan penyebaran teknologi

yang bebas bagi perusahaan. Investasi asing meningkatkan kompetisi di

negara tujuan. Masuknya perusahaan baru dalam sektor yang tidak

diperdagangkan meningkatkan output industri dan menurunkan harga domestik,

sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan. Investasi asing dapat

berperan dalam mengatasi kesenjangan nilai tukar dengan negara tujuan.

Dalam UU Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007, yang disebut sebagai

Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan

usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam

modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun

yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Adapun bentuk

penanaman modal ini dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu

mengambil bagian saham pada saat pendirian Perseroan Terbatas,

membeli saham; dan melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan

perundang- undangan. Berdasarkan pengertian ini, maka dapat disimpulkan

Page 42: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

22

bahwa setiap Perusahaan yang didalamnya terdapat Modal Asing, tanpa melihat

batasan jumlah modal tersebut dapat dikategorikan sebagai PMA (Robudi 2011:12).

b. Jenis dan Karakteristik Investasi

Investasi menurut jenis dikelompokkan menjadi investasi langsung (direct

investment) dan investasi tidak langsung (indirect investment). Investasi langsung

(direct investment) adalah jenis investasi pada aset atau faktor produksi untuk

melakukan usaha (bisnis) pada sektor riil. Investasi langsung juga menghasilkan

dampak berganda yang besar bagi sektor ekonomi terkait dan kesejahteraan

masyarakat secara umum. Sementara itu investasi tidak langsung (indirect

investment) adalah jenis investasi pada aset keuangan seperti deposito, surat berharga,

saham dan obligasi yang bertujuan mendapat balas jasa berupa dividen atau capital

gain atau disederhanakan dengan istilah bunga. Pada hakekatnya investasi tidak

langsung adalah turunan atau derifatif dari investasi langsung sehingga laba atau

balas jasa dari investasi finansial ini berasal dari kemampuan dan produktivitas

investasi langsung (Henry, 2009:10-11).

Dari segi karakteristik investasi dapat dikelompokkan anatara lain pemerintah

(public investment), swasta (private investment), campuran pemerintah dan swasta.

Public investment umumnya tidak dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan

tapi untuk tujuan kebutuhan masyarakat seperti jalan raya, irigasi, rumah sakit,

pelabuhan dan sebagainya. Investasi ini disebut social overhead capital (SOC).

Page 43: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

23

Sedangkan barang yang memberikan faedah umum dari hasil investasi ini disebut

economic overhead capital (EOC). Menurut Henry (2009:12) investasi publik adalah

investasi yang dilakukan oleh negara atau pemerintah untuk membangun prasarana

dan sarana (infrastruktur) guna memenuhi kebutuhan masyarakat (publik).

Private investment adalah jenis investasi yang dilakukan oleh swasta dengan

tujuan mendapat manfaat berupa laba. Investasi jenis ini disebut juga dengan istilah

investasi dengan profit motif. Investasi dengan karakteristik seperti ini dapat

dilakukan oleh pribadi dan perusahaan seperti usaha mikro atau rumah tangga, usaha

kecil menengah, dan usaha besar baik berbentuk penanaman modal dalam negeri

(PMDN) dan penanaman modal asing (PMA). Jenis investasi campuran pemerintah

dan swasta adalah kerjasama antara pemerintah dan swasta dalam melakukan

investasi untuk membangun prasarana dan sarana guna memenuhi kebutuhan

masyarakat.

Perbedaan dengan investasi publik adalah dengan adanya istilah penyertaan

modal negara atau daerah dan lembaga atau badan usaha yang berada di luar

pemerintah antara lain perusahaan swasta nasional dengan penanaman modal dalam

negeri (PMDN), perusahaan swasta asing dengan penanaman modal asing (PMA) dan

lembaga swadaya masyarakat (LSM).

c. Motivasi Penanaman Modal Asing

Menurut Henry (2009: 278), dari sisi motivasi investasi dapat dikelompokkan

menjadi 2 kelompok yaitu Autonomus Invetment dan Induced Investment. Autonomus

Page 44: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

24

Invetment adalah Investasi yang terjadi secara otomatis sesuai perkembangan

kebutuhan hidup seseorang, atau sekelompok orang, atau organisasi, bahkan Negara.

Investasi ini didorong oleh kebutuhan di masa depan (by nature). Investasi ini

tergantung dari kemampuan masing-masing orang atau kelompok untuk

melakukannya atau lebih tepatnya tergantung dari pendapatan yang dimiliki

bersangkutan. Induced Investment adalah investasi yang disengaja karena ada harapan

mendapatkan manfaat atau laba. Investasi ini dilakukan karena keinginan masa depan

(by designed). Investasi ini lebih condong pada pengertian ekonomi atau bisnis, yaitu

usaha yang terkait dengan tujuan mendapat manfaat di kemudian hari.

Pada umumnya investasi ini adalah kelompok investasi yang dilakukan oleh

swasta. Investasi ini tergantung dari peluang mendapatkan manfaat atau laba dari

kegiatan yang bersangkutan. Menurut Jeff (2010) dalam Robudi (2011:28)

Kebanyakan perusahaan mempertimbangkan PMA karena diharapkan PMA

dapat meningkatkan tingkat keuntungan dan meningkatkan kekayaan

pemegang saham. Motif dilakukannya FDI adalah yaitu meningkatkan keuntungan,

mengurangi biaya dan gabungan keduanya. Revenue-Related Motives adalah

Motivasi peningkatan keuntungan dilakukan sebagai usaha meningkatkan sumber

permintaan dari produk, memasuki pasar yang baru yang menguntungkan, eksploitasi

keunggulan monopoli, sebagai reaksi atas pembatasan yang dilakukan negara

asing, dan diverisifikasi resiko secara internasional.

Page 45: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

25

Cost-Related Motives adalah Motivasi pengurangan biaya dilakukan

melalui mengambil keuntungan sepenuhnya dari skala ekonomis,

penggunaaan faktor produksi asing yang lebih murah atau lebih baik, penggunaan

sumber daya alam negara asing untuk mengurangi biaya transportasi,

penggunaan teknologi negara asing dan sebagai reaksi perubahan nilai tukar

(Robudi 2011:28).

d. Faktor Pengaruh Penanaman Modal Asing

Terdapat beberapa teori yang menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi

penanaman modal asing yang menjadi dasar pengembangan penanaman modal

asing. Salah satunya adalah yang pertama kali dikembangkan oleh John

Dunning, yaitu Electic Theory. Terdapat hal yang akan mempengaruhi terjadinya

penanaman modal asing. Hal tersebut antara lain adalah adanya keunggulan

kepemilikan dari investor asing yang dapat berupa produk yang lebih

efisien, keunggulan teknologi, keahlian manajemen dan jaringan pemasaran

yang lebih baik. Keunggulan ini menjadi dasar adanya perusahaan asing (Robudi,

2011:29).

Secara umum, keputusan investor asing untuk menanamkan modalnya

di suatu negara tujuan investasi dipengaruhi oleh kondisi dari negara tujuan investasi

(pull factor) dan Kondisi dan strategi dari negara investor asing (push factors). Pull

factors yang mempengaruhi masuknya investasi asing antara lain adalah

kondisi pasar negara tujuan investasi, ketersediaan sumber daya yang ada,

Page 46: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

26

daya saing, kebijakan pemerintah terkait dengan perdagangan dan industri serta

kebijakan pemerintah terkait Penanaman Modal Asing, misalnya insentif atas

investasi asing dalam bidang fiskal. Kondisi dan strategi dari negara investor asing

(push factors )Push factors yang mempengaruhi masuknya investasi asing

antara lain adalah strategi produksi dari perusahaan yang akan melakukan investasi

asing, serta persepsi resiko dari investor asing terhadap negara tujuan

investasi (Robudi, 2011:29-30)

Sementara itu dalam teori pembangunan yang dikemukakan oleh Joseph

Schumpeter dikemukakan bahwa penanaman modal dalam perekonomian dapat

dibedakan menjadi dua golongan: penanaman modal otonomi (autonomus

investment) dan penanaman modal terpengaruh (induced investment). Penanaman

modal otonomi ditentukan oleh perkembangan jangka panjang, terutama oleh

penemuan kekayaan alam yang baru dan kemajuan teknologi. Sedangkan penanaman

modal terpengaruh adalah penanaman modal yang dilakukan sebagai akibat adanya

kenaikan dalam produksi nasional, pendapatan, penjualan, atau keuntungan

perusahaan. Dari kedua jenis penanaman modal tersebut, penanaman modal

terpengaruh adalah yang lebih besar jumlahnya (Sadono, 2007:253).

2. Upah Minimum Provinsi

a. Pengertian Upah Minimum Provinsi

Upah Minimum Provinsi atau Upah Minimum Regional adalah suatu standar

minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk

memberikan upah kepada pegawai, karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha

Page 47: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

27

atau kerjanya. Pembayaran upah pada prinsipnya diberikan dalam bentuk uang. Upah

pada dasarnya merupakan suatu imbalan dari pengusaha kepada pekerja untuk

sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai

dalam bentuk yang ditetapkan menurut persetujuan atau peraturan perundangan yang

berlaku (Soesanto, 1991:23).

Upah tenaga kerja yang diberikan tergantung pada, biaya keperluan hidup

minimum pekerja dan keluarganya, peraturan undang-undang yang mengikat tentang

upah minimum pekerja, produktivitas marginal tenaga kerja, tekanan yang dapat

diberikan oleh serikat buruh dan serikat pengusaha, perbedaan jenis pekerjaan. Upah

yang diberikan oleh para pengusaha secara teoritis dianggap sebagai harga dari tenaga

yang dikorbankan pekerja untuk kepentingan produksi. Sehubungan dengan hal itu

maka upah yang diterima pekerja dapat dibedakan dua macam yaitu:

1) Upah Nominal, yaitu sejumlah upah yang dinyatakan dalam bentuk uang

yang diterima secara rutin oleh para pekerja.

2) Upah Riil , yaitu kemampuan upah nominal yang diterima oleh para

pekerja jika ditukarkan dengan barang dan jasa, yang diukur berdasarkan

banyaknya barang dan jasa yang bisa didapatkan dari pertukarantersebut.

b. Teori Pembentukan Harga Upah

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dalam hal upah dan pembentukan harga

upah tenaga kerja, dikemukakan beberapa teori yang menerangkan tentang latar

belakang terbentuknya harga upah tenaga kerja. Teori Dana Upah dikemukakan oleh

Page 48: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

28

John Stuart Mill. Menurut teori ini tinggi upah tergantung kepada permintaan dan

penawaran tenaga kerja. Sedangkan penawaran tenaga kerja tergantung pada jumlah

dana upah yaitu jumlah modal yang disediakan perusahaan untuk pembayaran upah.

Peningkatan jumlah penduduk akan mendorong tingkat upah yang cenderung turun,

karena tidak sebanding antara jumlah tenaga kerja dengan penawaran tenaga kerja.

Keadaan terbalik apabila penawaran tenaga kerja lebih tinggi dibandingkan

permintaannya maka upah cenerung naik.

Upah pada umumnya melebihi tingkat penghidupan minimum. Upah dibayarkan

dari modal. Karena itu upah dibatasi oleh cadangan modal yang ada yang

dipersiapkan untuk membayar upah. Jadi upah per kepala dapat dihitung dengan

membagi keseluruhan modal dengan orang yang bekerja. Upah dapat naik karena

peningkatan cadangan modal yang dipakai untuk memberi upah tenaga kerja atau

karena pengurangan jumlah tenaga kerja. Jika upah naik, penawaran tenaga kerja juga

akan naik. Persaingan antara pekerja tidak hanya akan menurunkan upah tetapi juga

sebagian buruh kehilangan pekerjaan atau terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Pendapatan yang diinvestasikan sebagai persekot upah kepada pekerjalah yang

menciptakan pekerjaan dan bukan pendapatan yang digunakan pada barang-barang

konsumen, dimana kenaikan konsumsi akan menyebabkan kemerosotan investasi.

Jadi, naiknya investasi menyebabkan naiknya cadangan upah dan kemajuan teknologi

(Jhinghan 2012:86)

Page 49: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

29

Teori Upah Wajar (alami). Teori dari David Ricardo menerangkan bahwa upah

menurut kodrat adalah upah yang cukup untuk pemeliharaan hidup pekerja dengan

keluarganya. Di pasar akan terdapat upah menurut harga pasar adalah upah yang

terjadi di pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Upah harga pasar

akan berubah di sekitar upah menurut kodrat. Oleh ahli-ahli ekonomi modern, upah

kodrat dijadikan batas minimum dari upah kerja.

Teori Upah Besi dikemukakan oleh Ferdinand Lassalle. Penerapan sistem upah

kodrat menimbulkan tekanan terhadap kaum buruh, karena kita ketahui posisi kaum

buruh dalam posisi yang sulit untuk menembus kebijakan upah yang telah ditetapkan

oleh para produsen. Berhubungan dengan kondisi tersebut maka teori ini dikenal

dengan istilah “Teori Upah Besi”. Untuk itulah Lassalle menganjurkan untuk

menghadapi kebijakan para produsen terhadap upah agar dibentuk serikat pekerja.

Teori Upah Etika menurut kaum Utopis (kaum yang memiliki idealis masyarakat

yang ideal) tindakan para pengusaha yang memberikan upah hanya cukup untuk

memenuhi kebutuhan minimum, merupakan suatu tindakan yang tidak etis. Oleh

karena itu sebaiknya para pengusaha selain dapat memberikan upah yang layak

kepada pekerja dan keluarganya, juga harus memberikan tunjangan keluarga.

Pendapatan adalah nilai maksimal yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu

periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan

semula, pendapatan merupakanbalas jasa yang diberikan kepada pekerja atau buruh

yang punya majikan tapi tidak tetap.

Page 50: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

30

c. Penetapan Upah Minimum Provinsi

Pemerintah mengatur pengupahan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.

05/Men/1989 tanggal 29 Mei 1989 tentang Upah Minimum. Selain itu dengan

Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1981 telah ditetapkan tentang perlindungan upah

sebagai pelaksanaan dari UU No.14 tahun 1969 tentang ketemtuan pokok mengenai

tenaga kerja yang mengatur perlindungan upah secara nasional. Penetapan upah

dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang panjang. Pada awalnya Dewan

Pengupahan Daerah (DPD) yang terdiri dari birokrat, akademisi, buruh dan

pengusaha mengadakan rapat, membentuk tim survei dan turun ke lapangan mencari

tahu harga sejumlah kebutuhan yang dibutuhkan oleh pegawai, karyawan dan buruh.

Setelah survei di sejumlah kota dalam propinsi tersebut yang dianggap

representatif, diperoleh angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL) - dulu disebut

Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Berdasarkan KHL, DPD mengusulkan upah

minimum regional (UMR) kepada Gubernur untuk disahkan. Komponen kebutuhan

hidup layak digunakan sebagai dasar penentuan upah minimum.

Seperti telah dikemukakan, bahwa dengan PP No.8 tahun 1981 telah ditetapkan

tentang perlindungan upah yang pada pokoknya mengatur perlindungan upah secara

umum yang berpangkal tolak kepada fungsi upah yang harus mampu menjamin

kelangsungan hidup bagi pekerja dan keluarganya. Dalam pertimbangan Peraturan

Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1989 disebutkan bahwa upah yang diterima

Page 51: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

31

pekerja merupakan faktor yang sangat penting bagi kelangsungan hidup pekerja dan

keluarganya.

Namun, dalam kenyataannya masih terdapat tingkat upah yang belum memenuhi

kebutuhan minimal pekerja dan keluarganya. Maka dari itu, terdapat beberapa

ketentuan; upah minimum adalah upah pokok ditambah dengan tunjangan tetap

dengan ketentuan pokok serendah-rendahnya 75% dari upah minimum, upah

minimum sub sektoral regional adalah upah minimum yang berlaku untuk semua

perusahaan pada sub sektor tertentu dalam daerah tertentu, upah minimum sektoral

regional adalah upah minimum yang berlaku untuk semua perusahaan pada sekor

tertentu dalam daerah tertentu, upah minimum regional adalah upah minimum yang

berlaku untuk semua perusahaan dalam daerah tertentu.

3. Tenaga Kerja

a. Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja (manpower) menurut Mulyadi (2006:59) adalah penduduk dalam

usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara

yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga

mereka, dan jika mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Tenaga kerja juga

didefinisikan sebagai penduduk berumur 10 tahun atau lebih yang bekerja,

mencari pekerjaan, dan sedang melakukan kegiatan lain, seperti sekolah

maupun mengurus rumah tangga dan penerima pendapatan (Simanjuntak, 1985 :

45).

Page 52: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

32

Di Indonesia yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah penduduk yang 15

tahun ke atas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomis (Badan Pusat

Statistik 2003). Sedangkan menurut Ida Bagus Mantra (2000:225) bahwa Angkatan

Kerja terdiri dari penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetap

tetapi sementara tidak bekerja dan tidak mempunyai pekerjaan sama

sekali tapi mencari pekerjaan secara aktif. Mereka yang berumur 15

tahun atau tidak bekerja atau tidak mencari pekerjaan karena sekolah,

mengurus rumah tangga, pensiun, atau secara fisik dan mental tidak memungkinkan

untuk bekerja tidak dimasukkan dalam angkatan kerja. Banyak sedikitnya

angkatan kerja tergantung komposisi penduduknya. Kenaikan jumlah

penduduk terutama penduduk golongan usia kerja akan menghasilkan

angkatan kerja yang banyak pula. Angkatan kerja yang banyak itu

diharapkan mampu memacu pertumbuhan ekonomi yang pada

akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan dalam konsep ketenagakerjaan, terdapat komponen lain yang masuk

dalam kategori tenaga kerja antara lain angkatan kerja dan tingkat partisipasi

angkatan kerja.Tingkat partisipasi angkatan kerja (labor-force participation rate)

adalah persentase dari populasi orang dewasa yang ada dalam angkatan kerja. Istilah

tenaga kerja (man power) adalah besarnya bagian dari penduduk yang dapat

diikutsertakan dalam proses ekonomi. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)

adalah mengambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umum sebagai

Page 53: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

33

presentase penduduk dalam kelompok umur tersebut (Mulyadi, 2006:60).TPAK dapat

dihitung dengan rumus perhitungan angkatan kerja dibagi tenaga kerja dikali 100%.

Angkatan kerja (labor force) didefinisikan sebagai jumlah orang yang bekerja

dan orang yang menganggur, dan tingkat pengangguran (unemployment rate)

didefinisikan sebagai persentase dari angkatan kerja yang tidak bekerja. Angkatan

kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk

terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu produksi barang dan jasa (Mulyadi, 2006:60).

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah dengan menggunakan

jumlah angkatan kerja yang bekerja. Sebagaimana telah dikatakan sebelumnya bahwa

dalam struktur ketenagakerjaan terdapat angkatan kerja yang terdiri dari orang yang

bekerja dan tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Penelitian ini hanya

mengambil meneliti tentang jumlah angkatan kerja yang bekerja. Hal ini berkaitan

dengan pendekatan angkatan kerja yang bekerja dinilai produktivitasnya untuk

menghasilkan output bagi suatu kegiatan perekonomian. Ini berkaitan dengan

pengaruhnya terhadap penanaman modal asing yang ada di wilayah tersebut.

b. Konsep Angkatan Kerja

Konsep angkatan kerja merujuk pada kegiatan utama yang dilakukan oleh

penduduk usia kerja selama periode tertentu. Indonesia menggunakan batas bawah

usia kerja 15 tahun meskipun dalam survei dikumpulkan informasi mulai dari usia 10

tahun dan tanpa batas atas usia kerja. Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja

yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan

Page 54: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

34

pengangguran. Bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja tidak termasuk

angkatan kerja mencakup penduduk yang bersekolah, mengurus rumah tangga atau

melaksanakan kegiatan lainya. Sedangkan bekerja dikatakan sebagai kegiatan

ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu

memperoleh pendapatan paling sedikit 1 jam secara tidak terputus selama seminggu

yang lalu. Kegiatan bekerja ini mencakup, baik yang sedang bekerja maupun yang

punya pekerjaan tetapi dalam seminggu yang lalu sementara tidak bekerja, misal

karena cuti, sakit dan sejenisnya. Kriteria satu jam digunakan dengan pertimbangan

untuk mencakup semua jenis pekerjaan yang mungkin ada pada suatu negara,

termasuk didalamnya adalah pekerja dengan waktu singkat, pekerja bebas, stand-by

work dan pekerja yang tak beraturah lainnya.

Kriteria satu jam juga dikaitkan dengan definisi bekerja dan pengangguran yang

digunakan, dimana pengangguran adalah situasi dari ketiadaan pekerja secara total,

sehingga jika batas minimum dari jumlah jam kerja dinaikkan maka akan mengubah

definisi pengangguran yaitu bukan lagi ketiadaan pekerjaan secara total. Di samping

itu, juga untuk memastikan bahwa pada suatu tingkat agregasi tertentu input tenaga

kerja total berkaitan langsung dengan produksi total. Hal ini diperlukan terutama

ketika dilakukan analisis antara statistik ketenagakerjaan dan statistik produksi.

Kriteria satu jam ini bisa berarti satu jam per minggu maupun satu jam per hari.

Berikut diagram ketenagakerjaan menurut indicator pasara tenaga kerja, Badan Pusat

Statistik.

Page 55: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

35

Gambar 2.1 Diagram Ketenagakerjaan

Sumber: Indikator Pasar Tenaga Kerja, BPS

Sementara itu, definisi untuk pengangguran adalah mereka yang tidak mempunyai

pekerjaan, bersedia untuk bekerja, dan sedang mencari pekerjaan. Definisi ini

digunakan pada pelaksanaan Sakernas 1986 sampai dengan 2000, sedangkan sejak

tahun 2001 definisi pengangguran mengalami penyesuaian/perluasan. Pengangguran

adalah mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin

mendapatkan pekerjaan (sebelumnya dikatagorikan sebagai bukan angkatan kerja),

yang sudak punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja (sebelumnya dikatagorikan

sebagai bekerja), dan pada waktu yang bersamaan mereka tak bekerja (jobless).

c. Teori Ketenagakerjaan

Terdapat beberapa teori penting dalam kaitannya dengan masalah

ketenagakerjaan. Adapun teori yang menjadi dasar penelitian ini tentang pengaruh

Penduduk

Usia kerja Bukan usia

kerja

Angkatan kerja Bukan angkatan

kerja

Pengangguran

n Bekerja Sekolah Mengurus RT Lainnya

Page 56: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

36

tenaga kerja terhadap penanaman modal atau investasi adalah teori pertumbuhan

Harod-domar (1946). Menurut teori ini investasi tidak hanya menciptakan

permintaan, tapi juga memperbesar kapasitas produksi. Kapasitas produksi yang

membesar membutuhkan permintaan yang lebih besar pula agar produksi tidak

menurun. Jika kapasitas yang membesar tidak diikuti dengan permintaan yang besar,

surplus akan muncul dan disusul penurunan jumlah produksi (Mulyadi, 2006:11).

Oleh karena itu kapasitas produksi yang besar akibat adanya investasi membutuhkan

tenaga kerja produktif untuk menghasilkan output. Maka apabila tenaga kerja naik

maka investasi naik, begitupun sebalinya.

Sementara itu terdapat beberapa teori lain tentang ketenagakerjaan. Teori Klasik

Adam smith (1729-1790) melihat bahwa alokasi sumber daya manusia yang efektif

adalah awal dari pertumbuhan ekonomi. Setelah ekonomi tumbuh, akumulasi modal

baru mulai dibutuhkan untuk menjaga agar ekonomi tumbuh. Alokasi sumber daya

manusia yang efektif merupakan syarat perlu bagi pertumbuhan ekonomi. Thomas

Robert Malthus (1766-1834) mengungkapkan bahwa manusia berkembang jauh lebih

cepat dibandingkan dengan produksi hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan

manusia. Manusia berkembang sesuai dengan deret ukur, sedangkan produksi

makanan hanya meningkat sesuai dengan deret hitung. Jika hal ini tidak dilakukan

maka pengurangan penduduk akan diselesaikan secara alamiah antara lain akan

timbul perang, kekurangan pangan dan sebagainya.

Page 57: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

37

Selain itu, John Maynard Keynes (1883-1946) berpendapat bahwa dalam

kenyataan pasar tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan pandangan klasik.

Dimanapun para pekerja mempunyai semacam serikat kerja yang akan berusaha

memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah. Jika tingkat upah

diturunkan tetapi kemungkinan ini dinilai keynes kecil sekali, tingkat pendapatan

masyarakat tentu akan turun. Turunnya pendapatan sebagian anggota masyarakat

akan menyebabkan turunnya daya beli masyarakat, yang pada gilirannya akan

menyebabkan konsumsi secara keseluruhan berkurang. Berkurangnya daya beli

masyarakat akan mendorong turunya harga-harga.

Setelah itu terdapat Teori Lewis (1959) yang mengemukakan bahwa kelebihan

pekerja merupakan kesempatan dan bukan suatu masalah. Bersamaan dengan

terserapnya kelebiham pekerja di sektor industri modern, maka pada suatu saat

tingkat upah di pedesaan akan meningkat. Selanjutnya peningkatan upah ini akan

mengurangi ketimpangan tingkat pendapatan perkotaan dan pedesaan (Mulyadi,

2006:58). Teori Fei-Ranis (1961) yang berkaitan dengan negara berkembang yang

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: kelebihan buruh, sumber daya alamnya belum

dapat diolah, sebagian besar penduduknya bergerak di sektor pertanian, banyak

pengangguran, dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi.

Ada tiga tahap pembangunan ekonomi dalam kondisi kelebihan buruh. Pertama,

dimana penganggur semu dialihkan ke sektor industri dengan upah institusional yang

sama. Kedua, tahap dimana pekerja pertanian menambah output tetapi memproduksi

Page 58: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

38

lebih kecil dari upah institusional yang mereka peroleh, dialihkan pula ke sektor

industri. Ketiga, tahap ditandai awal pertumbuhan swasembada pada saat buruh

pertanian menghasilkan output lebih besar dari perolehan upah institusional

(Mulyadi, 2006:59).

4. Infrastruktur

a. Pengertian Infrastruktur

Dalam kamus besar bahasa indonesia infrastruktur diartikan sebagai sarana dan

prasarana umum. Secara umum diketahui sebagai fasilitas publik seperti rumah sakit,

jalan, jembatan, sanitasi, telepon, dsb. Dalam ilmu ekonomi infrastruktur merupakan

wujud dari public capital (modal publik) yang dibentuk dari investasi yang dilakukan

pemerintah (Mankiw, 2003: 38). Infrastruktur didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas

fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen- agen publik untuk

fungsi-fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik,

pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-pelayanan lainnya untuk

memfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan sosial. Sistem Infrastruktur merupakan

pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan sistem ekonomi dalam

kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai

fasilitas- fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi

yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem

ekonomi masyarakat.

The World Bank membagi infrastruktur menjadi tiga, yaitu:

Page 59: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

39

1) Infrastruktur ekonomi, merupakan infrastruktur fisik yang diperlukan

untuk menunjang aktivitas ekonomi, meliputi public utilities (tenaga,

telekomunikasi, air, sanitasi, gas), public work (jalan, bendungan,

kanal, irigasi dan drainase) dan sektor transportasi (jalan, rel,

pelabuhan, lapangan terbang dan sebagainya).

2) Infrastruktur sosial, meliputi pendidikan, kesehatan, perumahan dan

rekreasi.

3) Infrastruktur administrasi, meliputi penegakan hukum, kontrol

administrasi dan koordinasi.

Familoni (2004:16) menyebut infrastruktur sebagai basic essential service dalam

proses pembangunan. Definisi lain tentang infrastruktur, yaitu bahwa infrastruktur

mengacu pada fasilitas kapital fisik dan termasuk pula kerangka kerja organisasional,

pengetahuan dan teknologi yang penting untuk organisasi masyarakat dan

pembangunan dan pembangunan ekonomi mereka. Infrastruktur meliputi undang-

undang, sistem pendidikan dan kesehatan publik; sistem distribusi dan perawatan air;

pengumpulan sampah dan limbah, pengolahan pembuangannya; sistem keselamatan

publik, seperti pemadam kebakaran; sistem komunikasi, sistem transportasi dan

utilitas publik.

b. Jenis dan Karakteristik Infrastruktur

Infrastruktur dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu infrastruktur berdasarkan

fungsi dan peruntukkannya. Infrastruktur dibedakan menjadi infrastruktur ekonomi

Page 60: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

40

dan sosial. Infrastruktur ekonomi memegang peranan penting dalam mendorong

kinerja pertumbuhan ekonomi di berbabagi negara. Infrastruktur ekonomi diantaranya

utilitas publik seperti tenaga listrik, telekomunikaasi, suplai air bersih, sanitasi dan

saluran pembuangan dan gas. Kemudian juga termasuk pula pekerjaan umum, seperti

jalan, kanal, bendungan, irigasi, dan drainase serta proyek transportasi seperti jalur

kereta api, angkutan kota. Sedangkan infrastruktur sosial dapat dibedakan menjadi

infrastruktur pendidikan dan kesehatan (Familoni ,2004:20). Pembedaan infrastruktur

juga seringkali didasarkan pada investasi yang dilakukan terhadap infrastruktur

tersebut. Disagregasi investasi tersebut dibedakan dalam dua kategori. Pertama,

jaringan transportasi dan komunikasi luas (jalan kereta api, jalan raya, pelbuhan dan

sistem telepon). Kedua, infrastruktur yang merupakan aset dengan cakupan lokal

(trasnportasi kota, distribusi listrik, dan sistem air bersih). Pembedaan ini berkaitan

dengan intensitas intervensi yang berbeda pada tiap level pemerintahan. Pembedaan

kategori berkaitan dengan karateristik antar region (Herranz-Loncan, 2008:66).

Infrastruktur dapat digolongkan dalam economic overhead capital (EOC), yaitu

barang-barang yang memberikan faedah umum seperti pelabuhan, jalan raya, jalan

kereta api dan sebagainya. EOC ini bentuk dari social overhead capital (SOC).

Keuntungan bagi investasi-investasi ini (SOC) baru terasa bilamana timbul

pertambahan permintaan dalam masyarakat. Bertambahnya permintaan efektif, yang

juga menaikan pendapatan akan memberikan keuntungan pada investasi ini. Ini juga

dapat disebut public investment. Public investment ini disebut investasi otonom atau

Page 61: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

41

autonomus investment yaitu investasi yang timbul bukan karena adanya tambahan

pendapatan.

Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang

Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur, menjelaskan beberapa jenis

infrasturktur yang penyediaannya diatur pemerintah, yaitu: infrastruktur

transportasi, infrastruktur jalan, infrastruktur pengairan, infrastruktur air minum

dan sanitasi, infrastruktur telematika, infrastruktur ketenagalistrikan, dan

infrastruktur pengangkutan minyak dan gas bumi. Penggolongan infrastruktur

tersebut diatas dapat dikategorikan sebagai infrastruktur dasar, karena sifatnya yang

dibutuhkan oleh masyarakat luas sehingga perlu diatur oleh pemerintah.

c. Manfaat Infrastruktur

Menurut Didik (2008:16), masalah yang harus di diperhatikan pemerintah untuk

meningkatkan investasi antara lain ketidakstabilan sosial dan masalah keamanan

pusat dan daerah, kondisi infrastruktur yang tidak memadai, dan ketidakstabilan nilai

mata uang atau nilai tukar rupiah. Faktor tersebut merupakan permasalah krusial yang

dihadapi di Indonesia secara umum. Salah satu masalah yang menjadi penting setelah

dijelaskan sebelumnya masalah ketidakstabilan sosial dan masalah keamanan akibat

penuntutan kenaikan upah dan masalah tenaga kerja adalah tentang infrastruktur.

Kondisi infrastruktur merupakan salah satu hal yang dikeluhkan oleh para

investor. Kondisi infrastruktur yang tidak mendukung terhadap pengembangan

industri menyebabkan investor malas untuk mengembangkan usahanya di Indonesia

Page 62: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

42

(Didik, 2008:83). Hal tersebut berkaitan erat pada kelancaran proses produksi yang

dirasakan oleh perusahaan yang berinvestasi di suatu wilayah. Faktor ini penting

untuk menunjang keberlangsungan produktivitas output dan implikasinya pada

keuntungan ekonomis yang didapat oleh perusahaan. Jika proses produksi lancar

dengan ditunjang infrastruktur baik yang disediakan oleh wilayah tersebut akan

membuat kenyamanan investor dalam menanamkan modalnya. Sebagai contoh di

Indonesia, daerah yang berada di bagian utara Jawa seperti Jakarta, Pekalongan,

Cirebon, Semarang, dan Surabaya memiliki tingkat ekonomi yang jauh lebih baik

daripada daerah jawa bagian selatan. Hal itu disebabkan di daerah utara Jawa

memiliki infrastruktur yang memadai sehingga para investor mau menanamkan

modalnya dan memperluas usahanya (Didik, 2008:84). Jika suatu daerah mempunyai

infrastruktur yang bagus, sudah dipastikan daerah tersebut memliki keadaan ekonomi

yang kuat. Sebaliknya, jika suatu daerah memiliki infrastruktur yang relatif jelek,

keadaan ekonominya pun cenderung tidak bagus (Didik, 2008:83).

Dalam sebuah studi yang disebutkan terdapat masalah utama yang dihadapi

pengusaha di Indonesia berturut-turut antara lain, masalah infrastruktur yang buruk,

birokrasi yang tidak efisien, akses dana yang terbatas, kebijakan yang tidak stabil, dan

perpajakan (Zaenudin, 2009:157). Dalam hal ini dapat dilihat bahwa faktor teratas

adalah masalah infrastruktur. Faktor ini merupakan gambaran pentingnya

infrastruktur dalam menunjang proses investasi di suatu wilayah. Infrastruktur dapat

memiliki peran sangat penting dalam perekonomian.

Page 63: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

43

d. Teori Infrastruktur

Teori Solow menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi berasal dari satu

atau lebih dari tiga faktor yaitu, peningkatan dalam kuantitas dan kualitas

pekerja (labor), kenaikan dalam kapital (melalui tabungan dan investasi)

dan peningkatan dalam teknologi. Namun peran teknologi dalam model ini

masih eksogenous, dimana teknologi itu sendiri bukan merupakan hasil dari

pertumbuhan ekonomi, akan tetapi merupaka given. Investasi fisik seperti

infrastruktur dalam model Solow ini dimasukkan dalam faktor kapital

(Meiningtyas, 2007:9-10).

Teori Pertumbuhan Endogenous adalah teori ekonomi lain yang memasukkan

peranan infrastruktur dalam pertumbuhan ekonomi adalah Teori Pertumbuhan

Endogenous yang diperkenalkan oleh Romer. Teori ini pada dasarnya menyatakan

bahwa kemajuan teknologi tidak dapat dikatakan eksogen, melainkan endogen

karena kemajuan teknologi sangat ditentukan oleh investasi dari sumber daya

manusia dan industri berbasis ilmu pengetahuan. Konsekuensi lebih lanjut

dari teori ini adalah pentingnya penyediaan infrastruktur yang dapat

meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya sehingga menghasilkan

increasing return to scale dalam proses produksi (Meiningtyas, 2007:10).

Teori pembangunan tidak seimbang yang dikemukakan oleh A.Q. Hirschman,

disebutkan terdapat pemikiran antara sektor prasarana dan sektor produktif,

persoalan pokok yang dianalisisnya adalah apabila proyek-proyek yang dilaksanakan

Page 64: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

44

memerlukan modal dan sumber daya melebihi dari yang tersedia, bagaimana cara

menentukan proyek yang didahulukan agar penggunaan berbagai sumber daya yang

tersedia menciptakan tingkat perkembangan ekonomi yang maksimal. Berdasarkan

pada prinsip pemilihan proyek Hirschman menganalisis masalah alokasi sumber daya

diantara sektor social overhead capital (SOC) dengan sektor directly productives

activities (DPA), yaitu antara sektor prasarana dengan sektor yang secara langsung

menghasilkan barang yang diperlukan masyarakat.

Dengan kombinasi dua sektor tersebut didapatkan kesimpulan yang menunjukkan

bahwa jumlah biaya yang harus dibelanjakan untuk mencapai suatu tingkat produksi

tertentu tergantung kepada besarnya SOC yang tersedia dalam masyarakat (Sadono,

2007:293). Jika suatu daerah mempunyai infrastruktur yang bagus, sudah dipastikan

daerah tersebut memliki keadaan ekonomi yang kuat. Sebaliknya, jika suatu daerah

memiliki infrastruktur yang relatif jelek, keadaan ekonominya pun cenderung tidak

bagus (Didik, 2008:83).

B. Penelitian Terdahulu

Leonard K. Chenga dan Yum K. Kwanb (2000). What are the determinants

of the location of foreign direct investment? The Chinese experience. Dengan

memperkirakan efek dari faktor-faktor penentu investasi asing langsung (FDI) di 29

wilayah Cina 1985-1995, ditemukan bahwa pasar regional yang besar, infrastruktur

yang baik, dan kebijakan preferensial memiliki dampak positif tetapi biaya upah

memiliki efek negatif pada FDI. Pengaruh pendidikan adalah positif tetapi tidak

Page 65: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

45

signifikan secara statistik. Selain itu, ada juga efek self-reinforcing yang kuat FDI

pada dirinya sendiri. Tidak ada keseimbangan FDI daerah antara 1985 dan 1995, tapi

ada konvergensi dalam penyimpangan dari keseimbangan FDI. Perbedaan yang

terdapat pada penelitian ini adalah metode yang dilakukan yaitu dengan metode panel

data. Sementara penelitian yang dilakukan penulis menggunakan metode OLS.

Jörn-Steffen Pischke (2005) Labor market institutions, wages, and investment:

review and implicatios. Hasil dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan

meningkatnya ketimpangan upah di Amerika Serikat, tetapi struktur upah yang relatif

stabil di Eropa pada tahun 1980an yang disebabkan perbedaan keputusan invetasi

oleh perusahaan-perusahaan untuk pekerjaan yang biasanya dipegang oleh pekerja

kurang terampil. Variabel yang digunakan adalah pasar tenaga kerja, upah, dan

investasi. Metode yang dilakukan adalah dengan penyampaian bukti empiris yang

kira-kira sesuai dengan penalaran teoritis disertai dengan data-data dan hasil

pengamatan terdahulu. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada metode

penelitian yang menggunakan penyampaian bukti empiris dan juga adanya variabel

independent lain yaitu infrastruktur. Sementara itu penelitian yang dilakukan penulis

menggunakan metode OLS.

Lucio Castro, Paulo Regis, dan Daniel Saslavsky (2007). Infrastructure and the

Location of Foreign Direct Investment A Regional Analysis. Penelitian ini mencoba

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan faktor-faktor penentu lokasi FDI dan peran

infrastruktur publik menggunakan teknik ekonometrik spasial untuk panel data

Page 66: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

46

regional dan FDI provinsi Argentina . Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah

ruang untuk lokasi FDI , menunjukkan beberapa efek persaingan dalam arus masuk

FDI antara provinsi-provinsi tetangga . Jalan beraspal tampaknya juga penting tapi

proxy lain infrastruktur tampaknya tidak menjadi begitu penting . Menurut hasil

penelitian kami, kenaikan 10 % di jalan beraspal per kapita menambah FDI antara 17

% dan 33 % dalam perekonomian daerah asal rata-rata dan memperluas jaringan jalan

beraspal di daerah tetangga akan meningkatkan FDI antara 12 % dan 14 %.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah metode penelitian dengan panel data dan

penggunaan proxy jalan beraspal. Sementara itu penelitian yang dilakukan penulis

menggunakan metode OLS dan menggunakan proxy panjang jalan pada variabel

infrastruktur.

Muhammad Zaenuddin (2009) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

investasi PMA di Batam. Hasil regresi analisis menunjukkan bahwa variabel biaya

pemeliharaan , tenaga kerja dan ekspor secara statistik mempengaruhi FDI di Batam .

Sedangkan variabel tarif sewa dan listrik tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis factor yang mempengaruhi keputusan

investasi di dalam Batam. Metode yang digunakan adalah Ordinary Least Square (

OLS ) dan menggunakan data panel. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel

independen yang digunakan dan metode data panel. Sementara itu penelitian yang

dilakukan penulis menggunakan metode OLS. Selain itu penelitian ini menggunakan

Page 67: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

47

variabel independen lain seperti biaya pemeliharaan dan ekspor, sementara itu

penelitian yang dilakukan penulis menggunakan variabel upah minimum provinsi.

Puput Wijayanti dan Edy Yusuf AG (2010) Pengaruh ketersediaan tenaga kerja,

infrastruktur, pendapatan perkapita dan suku bunga terhadap investasi industri Kota

Semarang. Hasil dari penelitian ini adalah Variabel unit usaha, nilai investasi, dan

upah minimum kabupaten berpengaruh terhadap permintaan tenaga kerja di

Kabupaten Semarang. Variasi perubahan permintaan tenaga kerja pada Industri

Kecil dan Menengah di Kabupaten Semarang sebesar 85,3 persen

dijelaskan oleh variabel unit usaha, nilai investasi, dan upah minimum

Kabupaten Sedangkan sisanya 14,7 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan faktor yang mempengaruhi

investasi di Kota Semarang.. Metode analisis data yang digunakan adalah time series

dengan waktu dari tahun 1990-2009. Alat analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menggunakan metode kointegrasi dan ECM (Error

Correction Model). Perbedaan pada penelitian ini adalah pada metode penelitian yaitu

menggunakan ECM. Sementara itu penelitian yang dilakukan penulis menggunakan

metode OLS. Selain itu penelitian ini menggunakan variabel independen nilai unit

usaha, sedangkan penulis menggunakan variabel upah minimum provinsi.

Robudi Musa Sitinjak (2011). Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penanaman Modal Asing Langsung Di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan

tujuan untuk melakukan analisa atas faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman

Page 68: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

48

Modal Asing Langsung di Indonesia, yaitu Nilai Tambah Bruto, Suku

bunga riil, Jumlah Tenaga Kerja, Infrastruktur, dampak krisis Asia

1996 dan dampak perubahan kebijakan pemerintah di bidang Investasi.

Analisis dilakukan dengan model analisis regresi dengan menggunakan

metode data panel dan model estimasi Fixed Efect. Hasil analisis

menunjukkan bahwa Nilai Tambah Bruto berpengaruh positif dan signifikan

terhadap peningkatan Penanaman Modal Asing Langsung. Sementara,

tingkat suku bunga riil berpengaruh signifikan dan negatif terhadap

Penanaman Modal Asing Langsung. Selain itu, hasil analisis juga membuktikan

bahwa krisis ekonomi tahun 1998 sebagai variabel dummy terbukti menurunkan

jumlah Penanaman Modal Asing Langsung. Perbedaan dengan penelitian ini adalah

tidak menggunakan variabel upah minimum provinsi dan juga menggunakan data

panel. Sementara itu penelitian yang dilakukan penulis menggunakan metode OLS.

Bobby Kresna Dewata dan I Wayan Yogi Swara (2013) Pengaruh Total Ekspor,

Libor, Dan Upah Tenaga Kerja Terhadap Investasi Asing Langsung Di Indonesia.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bahwa total ekspor, LIBOR

dan upah tenaga kerja, sebagai variasi (naik turunnya) nilai investasi asing

langsung di Indonesia. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis regresi linear berganda. Hasil analisis data menunjukkan koefisien

determinasi (R ) sebesar 0,861 berarti 86,1 persen variasi (naik turunnya)

investasi asing langsung di Indonesia tahun 1990-2012 dipengaruhi total

Page 69: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

49

ekspor, LIBOR dan upah tenaga kerja, sedangkan sisanya sebesar 13,9

persen dipengaruhi oleh variasi (naik turunnya) variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam model penelitian. Secara parsial total ekspor

berpengaruh positif dan signifikan, LIBOR tidak berpengaruh, dan

upah tenaga kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap investasi

asing langsung di Indonesia tahun 1990-2012. Perbedaan dengan penelitian ini

adalah pada penggunaan variabel independen yaitu LIBOR dan total ekspor, selain itu

objek penelitian yaitu Indonesia.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Tahun Peneliti Judul Variabel Hasil

2000 Leonard K.

Chenga dan

Yum K.

Kwan.

What are the

determinants

of the location

of foreign

direct

investment?

The Chinese

experience

Pasar regional,

infrastruktur,

kebijakan

preferensial,

biaya upah,

pendidikan dan

FDI

Ditemukan bahwa

pasar regional yang

besar, infrastruktur

yang baik, dan

kebijakan

preferensial

memiliki dampak

positif tetapi biaya

upah memiliki efek

negatif pada FDI.

Pengaruh pendidikan

adalah positif tetapi

tidak signifikan

secara statistik.

Selain itu, ada juga

efek self-reinforcing

yang kuat FDI pada

dirinya sendiri.

Page 70: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

50

2005 Jörn-Steffen

Pischke

Labor market

institutions,

wages, and

investment:

review and

implicatios

Pasar tenaga

kerja, upah, dan

investasi

Meningkatnya

ketimpangan upah di

Amerika Serikat,

tetapi struktur upah

yang relatif stabil di

Eropa pada tahun

1980an yang

disebabkan

perbedaan keputusan

invetasi oleh

perusahaan-

perusahaan untuk

pekerjaan yang

biasanya dipegang

oleh pekerja kurang

terampil.

Tahun

2007

Peneliti

Lucio Castro,

Paulo Regis,

dan Daniel

Saslavsky.

Judul

Infrastructure

and the

Location of

Foreign Direct

Investment A

Regional

Analysis

Variabel

Infrastruktur

publik dan

Investasi asing

langsung (FDI)

Hasil

Jalan beraspal

penting tapi proxy

lain infrastruktur

tampaknya tidak

menjadi

penting.Tiap

kenaikan 10 % di

jalan beraspal per

kapita menambah

FDI antara 17 % dan

33 % dalam

perekonomian

daerah tuan rumah

rata-rata dan

memperluas jaringan

jalan beraspal di

daerah tetangga akan

meningkatkan FDI

antara 12 % dan 14

%

Page 71: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

51

2009

Muhammad

Zaenuddin

Analisis faktor-

faktor yang

mempengaruhi

investasi PMA

di Batam

FDI,tingkat

sewa,biaya

pemeliharaan ,

pasokan tenaga

kerja,nilai

ekspor, listrik

Hasil regresi analisis

menunjukkan bahwa

variabel biaya

pemeliharaan ,

tenaga kerja dan

ekspor secara

statistik

mempengaruhi FDI

di Batam .

Sedangkan variabel

tarif sewa dan listrik

tidak memiliki

pengaruh yang

signifikan

Tahun

2010

Peneliti

Puput

Wijayanti dan

Edy Yusuf AG

Judul

Pengaruh

ketersediaan

tenaga kerja,

infrastruktur,

pendapatan

perkapita dan

suku bunga

terhadap

investasi

industri Kota

Semarang

Variabel

Tenaga kerja,

infrastruktur,

pendapatan per

kapita, suku

bunga dan

investasi

Hasil

Variabel tenaga

kerja dan

infrastruktur

berpengaruh tidak

signifikan terhadap

investasi. Sedangkan

variabel pendapatan

per kapita dan suku

bunga berpengaruh

signifikan terhadap

investasi.

2011 Robudi Musa

Sitinjak

Analisa Faktor-

Faktor Yang

Mempengaruhi

Penanaman

Modal Asing

Langsung Di

Indonesia

Nilai tambah

bruto, suku

bunga, tenaga

kerja, dummy

krisis,

penanaman

modal asing

Hasil analisis

menunjukkan Nilai

Tambah Bruto

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap

peningkatan

Penanaman

Modal Asing

Langsung. Tingkat

suku bunga riil

berpengaruh

Page 72: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

52

signifikan dan

negatif terhadap

Penanaman Modal

Asing Langsung.

Hasil analisis

membuktikan krisis

ekonomi tahun 1998

sebagai variabel

dummy terbukti

menurunkan jumlah

Penanaman Modal

Asing Langsung

Tahun

2013

Peneliti

Bobby Kresna

Dewata dan I

Wayan Yogi

Swara.

Judul

Pengaruh Total

Ekspor, Libor,

Dan Upah

Tenaga Kerja

Terhadap

Investasi Asing

Langsung Di

Indonesia

Variabel

Investasi asing,

Nilai Total

ekspor,

LIBOR

(London Inter

Bank Offering

Rate), dan

Upah Tenaga

Kerja.

Hasil

Hasil analisis data

menunjukkan

secara serempak

total ekspor,

LIBOR dan upah

tenaga kerja

berpengaruh

signifikan

terhadap Investasi

asing di Indonesia,

Secara parsial

total ekspor

berpengaruh

positif dan

signifikan, LIBOR

tidak berpengaruh,

dan upah tenaga

kerja berpengaruh

negatif dan

signifikan terhadap

investasi asing

langsung di

Indonesia tahun

1990-2012.

C. Kerangka Berpikir

Page 73: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

53

Keterkaitan hubungan antar variabel upah minimum provinsi, tenaga kerja, dan

infrastruktur terhadap penanaman modal asing di Provinsi DKI Jakarta. Dalam teori

Harod-domar (1946), investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tapi juga

memperbesar kapasitas produksi. Kapasitas produksi yang membesar membutuhkan

permintaan yang lebih besar pula agar produksi tidak menurun. Jika kapasitas

produksi yang membesar tidak diikuti dengan permintaan yang besar, surplus akan

muncul dan disusul penurunan jumlah produksi. Kapasitas produksi yang besar

membutuhkan jumlah tenaga kerja yang banyak.

Investor asing akan lebih berminat untuk melakukan investasi asing apabila

diasusmsikan tersedianya tenaga kerja yang berlimpah untuk melakukan investasinya

(Robudi, 2011:17). Semakin berlimpah tenaga kerja yang tersedia juga

menggambarkan tingginya penawaran tenaga kerja. Hal ini terdapat dalam teori

dana upah yang dikemukakan oleh John Stuart Mill, tinggi upah tergantung kepada

permintaan dan penawaran tenaga kerja. Sedangkan penawaran tenaga kerja

tergantung pada jumlah dana upah yaitu jumlah modal yang disediakan perusahaan

untuk pembayaran upah.

Penawaran tenaga kerja yang meningkat akan mendorong tingkat dana upah

bertambah, karena untuk meningkatkan penawaran kerja yang meningkat butuh

membayarkan upah yang meningkat juga. Diharapkan jika jumlah tenaga kerja

semakin meningkat maka , penanaman modal asing akan meningkat. Dari apa yang

dikemukakan teori Harrod-Domar, maka penanaman modal ditentukan pengaruhnya

Page 74: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

54

oleh jumlah tenaga kerja produktif yang banyak dan diikuti upah yang meningkat

untuk dapat memperbesar kapasitas produksi.

Investasi asing sangat bergantung pada faktor lain yang terkait peningkatan

kapasitas produksi. Terdapat teori yang menjelaskan beberapa faktor yang

mempengaruhi penanaman modal asing yang menjadi dasar pengembangan

penanaman modal asing. Salah satu yang terkenal adalah yang pertama kali

dikembangkan oleh John Dunning, yaitu Electic Theory. Terdapat hal yang akan

mempengaruhi terjadinya penanaman modal asing. Hal yang mempengaruhi tersebut

salah satunya adalah jaringan pemasaran yang lebih baik. Jaringan pemasaran

yang baik harus ditunjang ketersediaan infrastruktur yang baik (Robudi, 2011:29).

Masalah yang harus di diperhatikan pemerintah untuk meningkatkan investasi

antara lain ketidakstabilan sosial dan masalah keamanan pusat dan daerah, kondisi

infrastruktur yang tidak memadai, dan ketidakstabilan nilai mata uang atau nilai tukar

rupiah. Salah satu masalah yang menjadi penting adalah tentang infrastruktur. Proses

produksi lancar dengan ditunjang infrastruktur baik yang disediakan oleh wilayah

tersebut akan membuat kenyamanan investor dalam menanamkan modalnya (Didik,

2008:16). Kondisi infrastruktur merupakan salah satu hal yang dikeluhkan oleh para

investor. Faktor ini penting untuk menunjang keberlangsungan produktivitas output

dan implikasinya pada keuntungan ekonomis yang didapat oleh perusahaan. Secara

umum kerangka berpikir yang melihat keterkaitan antar variabel dapat dilihat dari

skema berikut:

Page 75: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

55

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

Interpretasi dan Hasil

Uji Asumsi Klasik:

- Normalitas Data

- Multikolinieritas

- Heterokedastisitas

- Autokorelasi

Regeresi Linier Berganda:

- Koefisien Determinasi

- Uji-t

- Uji F

Kesimpulan

Latar Belakang Penelitian

Rumusan Masalah

Variabel Independen:

-Upah Minimum Provinsi

- Tenaga Kerja

- Infrastruktur

Variabel Dependen:

Penanaman Modal Asing

Model Ekonometrika

Page 76: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

56

D. Hipotesis

Dari rumusan permasalahan yang ada, dirumuskan hipotesis yang berkaitan untuk

menjawab pertanyaan dari rumusan masalah sebagai berikut:

a. H0: Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara upah minimum

provinsi, jumlah angkatan kerja, dan infrastruktur terhadap investasi asing di

DKI Jakarta secara bersama-sama.

H1: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara upah minimum

provinsi, jumlah angkatan kerja, dan infrastruktur terhadap investasi asing di

DKI Jakarta secara bersama-sama.

b. Ho: Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan upah minimum

provinsi, jumlah angkatan kerja, dan infrastruktur terhadap investasi asing di

DKI Jakarta secara parsial.

H1: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara upah minimum provinsi,

jumlah angkatan kerja, dan infrastruktur terhadap investasi asing di DKI

Jakarta secara parsial.

Page 77: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

57

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis variabel independen terhadap

variabel dependen. Variabel dependen (Y) yang digunakan dalam penelitian ini

adalah penanaman modal asing (PMA). Sedangkan variabel independen (X) yang

digunakan dalam penelitian ini adalah upah minimum provinsi, tenaga kerja, dan

infrastruktur. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan time series (tahunan)

periode 1983 sampai dengan 2012.

B. Metode Penentuan Sampel

Metode yang digunakan dalam pemilihan objek pada penelitian ini adalah dengan

sampling sistematis yang berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi

nomor urut. Dalam penelitian kali ini diambil populasi berdasarkan urutan tahun yaitu

selama 30 tahun yang diurutkan dari 1 sampai 30. Peneliti mengambil data populasi

di Provinsi DKI Jakarta.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan adalah metode pengumpulan data untuk memperoleh data

sekunder. Metode ini dilakukan guna untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dari

Page 78: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

58

sumber yang tepat dan dapat mendukung penulisan skripsi ini. Adapun sumber yang

digunakan antara lain menggunakan literatur buku, jurnal ilmiah, artikel dari media

massa cetak maupun elektronik, dan bahan lain yang berkaitan dengan penulisan

skripsi ini.

2. Jenis Data

Data yang digunakan dalam peneltian ini adalah data sekunder. Data sekunder

adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung, melainkan

didapatkan melalui media peantara atau pihak lain. Data sekunder yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 1983 sampai dengan 2012

yang diperoleh dan dikelola dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS)

Provinsi DKI Jakarta, Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat, dan Badan Kordinasi

Penanaman Modal (BKPM).

D. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear

berganda. Analisis linear berganda merupakan suatu metode yang digunakan

untuk menguraikan pengaruh variabel yang bebas yang mempengaruhi variabel tak

bebasnya. Regresi linier berganda tidak hanya melihat keterkaitan antar

variabel namun juga mengukur besaran hubungan kausalitasnya. Analisis data

dilakukan dengan menguji secara statistik data dari variabel dengan menggunakan

perangkat lunak Eviews 6.0.

Page 79: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

59

Untuk pengujian variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi

klasik dan uji hipotesis sebagai berikut:

1. Uji Asumsi Klasik

Untuk dapat melanjutkan membahas tentang pengaruh variabel-variabel dalam

penelitian ini, maka harus dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik antara lain

adalah uji normalitas data, multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi dalam hal ini

variabel dependen dan independent memiliki distribusi normal atau tidak. Cara

melihat hal tersebut adalah dengan membandingkan nilai probability pada uji

histogram dengan nilai probabilitas penelitian =5% (0,05). Apabila nilai probability

hasil uji histogram lebih besar daripada 0,05, maka data terdistribusi secara normal

(Wing Wahyu, 2011:5.39).

b. Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti

diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Apabila

pada model persamaan regresi mengandung gejala multikolinieritas, terdapat korelasi

yang mendekati sempurna antar variabel bebas. Untuk mengetahuinya dapat dilihat

dari correlation matrix dan Uji VIF . Apabila hasil dari correlation matrix berada

diantara 0,8 sampai dengan 1, maka data terindikasi gejala multikoliniearitas. Apabila

hasil dari correlation matrix berada dibawah 0,8 , maka data terbebas gejala

Page 80: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

60

multikoliniearitas. (Wing Wahyu, 2011:5.5). Jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00

maka data terbebas gejala multikolinieritas.

c. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah suatu penyimpangan asumsi OLS dalam bentuk

varians gangguan estimasi yang dihasilkan oleh estimasi OLS yang tidak bernilai

konstan. Uji ini dilakukan untuk dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian

dari residual atau pengamatan ke pengamatan lainnya. Cara mengetahuinya adalah uji

White. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan nilai probabilitas dari obs*R-

squared. Apabila nilai probabilitas dari obs*R-squared lebih besar daripada nilai

probabilitas penelitian =5% (0,05) maka dapat dikatakan data terbebas dari gejala

heteroskedastisitas. (Wing Wahyu, 2011:5.16).

d. Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara data observasi

yang diuraikan menurut waktu (time-series) dan ruang (cross section). Cara untuk

mengetahui gejala ini adalah Cara untuk mengetahui gejala ini adalah dengan melihat

nilai Durbun-Watson pada hasil regresi. Apabila nilai Durbin-Watson terletak antara

1,54 dan 2,46 maka data terbebas dari gejala auotokorelasi (Wing Wahyu,

2011:5.16).

2. Uji Hipotesis

Dalam melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan, dilakukan

analisis regresi melalui uji t dan uji F. untuk mengetahui pengaruh variabel-

Page 81: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

61

variabel Untuk mengetahui pengaruh upah minimum provinsi, tenaga kerja, dan

infrastruktur terhadap penanaman modal asing di DKI Jakarta, maka dirumuskan

model regresi sebagai berikut:

PMA = ß0+ ß1UMP + ß2TK+ ß3INFR+ e

Keterangan:

PMA : Penanaman modal asing

UMP : Upah minimum provinsi

TK : Tenaga kerja

INFR : Infrastruktur

ß0 : Konstanta.

ß1, ß2, ß3 : Koefisien Regresi Berganda

e : Error term

a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan pengujian untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen dalam

penelitian. Besaran koefisien determinasi antara 0 sampai 1. Apabila R2 mendekati

nilai 1, maka menggambarkan variabel independen dapat memberikan banyak

informasi yang menjelaskan variabel dependen. Begitupun sebaliknya jika mendekati

nilai 0, maka menggambarkan variabel independen belum memberikan banyak

informasi yang menjelaskan variabel dependen.

b. Uji-t

Page 82: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

62

Uji-t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen

secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen (Ghozali,

2011:98). Pengujian ini menggunakan taraf signifikansi sebesar 0,05. Dasar

pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka Ho gagal ditolak dan H1 ditolak,

berarti bahwa secara individu variabel X tidak berpengaruh terhadap variabel Y.

2) Jika nilai probabilitas kurang dari 0,05 maka Ho ditolak dan H1 gagal

ditolak, berarti bahwa secara individu variabel X berpengaruh terhadap variabel

Y.

c. Uji-F

Menurut Ghozali (2011:98), Uji-F menunjukkan seberapa jauh pengaruh

semua variabel independen dalam menerangkan variasi variabel independent

secara bersama-sama. Pengujian ini menggunakan taraf signifikansi sebesar 0,05.

Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka Ho gagal ditolak dan H1 ditolak,

berarti bahwa semua variabel X tidak berpengaruh terhadap variabel Y.

2) Jika nilai probabilitas kurang dari 0,05 maka Ho ditolak dan H1 gagal

ditolak, berarti bahwa semua variabel X berpengaruh terhadap variabel Y.

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Penanaman Modal Asing

Page 83: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

63

Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk

melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan

oleh penanam modal asing. Modal yang ditanamkan dalam bentuk uang

dinyatakan dalam milyar rupiah.

2. Upah Minimum Provinsi

Upah Minimum Provinsi atau Upah Minimum Regional adalah suatu standar

minimum yang digunakan oleh para pengusaha untuk memberikan upah kepada

pegawai, karyawan atau buruh dalam bentuk uang menurut persetujuan atau peraturan

perundangan daerah yang berlaku. Upah minimum provinsi dinyatakan dalam juta

rupiah.

3. Tenaga Kerja

Di Indonesia yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah penduduk yang 15

tahun ke atas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomis (Badan Pusat

Statistik 2003). Jumlah angkatan kerja dinyatakan dalam jiwa.

4. Infrastruktur

Infrastruktur didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan

atau dibutuhkan untuk publik untuk memfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan

sosial. Dalam penelitian ini variabel infrastruktur berdasarkan data panjang jalan yang

dinyatakan dalam meter.

Page 84: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

64

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Satuan

1 Penanaman Modal

Aasing

Penanaman Modal Asing adalah jumlah

dana asing yang ditanamkan untuk

melakukan usaha dalam bentuk uang

Milyar

(Rp)

2 Upah Minimum

Provinsi

Upah Minimum Provinsi standar minimum

yang digunakan oleh para pengusaha untuk

memberikan upah kepada pegawai,

karyawan atau buruh dalam bentuk uang

menurut persetujuan atau peraturan

perundangan daerah yang berlaku

Juta (Rp)

3 Tenaga Kerja Angkatan kerja adalah penduduk yang 15

tahun ke atas yang secara aktif

melakukan kegiatan ekonomis

Juta

(Jiwa)

4 Infrastuktur Infrastruktur didefinisikan sebagai panjang

jalan yang tersedia di provinsi DKI Jakarta

Meter

(panjang)

Page 85: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

65

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Provinsi DKI Jakarta merupakan Ibu kota Negara Republik Indonesia yang

wilayahnya terdapat di pulau Jawa. DKI Jakarta terletak pada posisi 6°12' Lintang

Selatan dan 106°48' Bujur Timur. Pada sebelah utara membentang pantai dari

barat ke timur sepanjang ± 40 km. Di sebelah selatan dan timur berbatasan

dengan wilayah Provinsi Jawa Barat, sedangkan di sebelah utara berbatasan

dengan Laut Jawa, dan pada sebelah barat dengan Provinsi Banten. Luas wilayah

Provinsi DKI Jakarta adalah berupa daratan seluas 661,52 km² dan berupa lautan

seluas 6.977,50 km² , hal itu berdasarkan pada SK Gubernur DKI Jakarta No.1227

Tahun 1989.

Sementara itu menurut BPS Provinsi DKI Jakarta, 2005 luas wilayah DKI Jakarta

berdasarkan Kotamadya dan Kabupaten adalah sebagai berikut; Jakarta Pusat 47,90

km, Jakarta Timur 187,73 km, Jakarta Barat 126,15 km, Jakarta Utara 142,30 km,

Jakarta Selatan 145,73 km, dan Kabupaten Kepulauan Seribu 11,71 km. Di wilayah

Kabupaten Kepulauan Seribu sendiri terdapat kurang lebih 100 pulau yang tersebar di

Kepulauan Seribu. Selain itu terdapat juga kurang lebih 30 buah

sungai/saluran/kanal yang digunakan sebagai sumber air minum, usaha perikanan dan

usaha perkotaan. Wilayah administrasi Provinsi DKI Jakarta bukan hanya menjadi

Page 86: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

66

0

20

40

60

80

100

1985 1990 1995 2000 2005 2010

PMA

dala

m m

ilyar

pusat pemerintahan Negara Republik Indonesia, namun juga menjadi pusat

perekonomian yang meliputi kegiatan bisnis dan perniagaan, industri, dan juga

kegiatan penyedia jasa lainnya. Hal ini menjadi kekuatan pusat perekonomian di

seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta.

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif

a. Analisa Penanaman Modal Asing di DKI Jakarta

Dalam UU Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007, Penanaman Modal Asing

adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara

Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang

menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan

dengan penanam modal dalam negeri.

Gambar 4.1

Perkembangan Penanaman Modal Asing di DKI Jakarta

.

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta (data diolah)

Page 87: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

67

Perkembangan penanaman modal asing di Provinsi DKI Jakarta mengalami

fluktuasi selama tahun 1983 hingga tahun 2012. Hal tersebut terlihat pada grafik yang

disajikan gambar diatas. Pada mulanya perkembangan penanaman modal asing antara

tahun 1983 hingga 1995 mengalami perkembangan yang stabil pada kisaran dibawah

20 milyar rupiah. Hal ini disebabkan antara lain karena provinsi DKI Jakarta belum

maksimal dalam pengembangan potensi perekonomian yang menyebabkan arus

penanaman modal asing masih rendah.

Menurut data dapat terlihat peningkatan terlihat setelah tahun 1995 dan terus

mengalami fluktuasi, hal ini gambaran setelah itu pengembangan potensi

perekonomian wilayah ini mulai berkembang disertai pembangunan yang besar-

besaran di provinsi DKI Jakarta menyebabkan peningkatan arus modal asing yang

masuk. .

Setelah pada tahun 1995 perkembangan PMA lebih terlihat meningkat, namun

tidak terlepas dari penurunan drastis akibat dampak guncangan krisis ekonomi yang

melanda seluruh Indonesia pada tahun 1998 yang juga berkibat menurunkan PMA di

provinsi DKI Jakarta. Tepatnya pada tahun 1997 nilai PMA sebesar Rp

28.471.722.150 langsung menurun drastis pada tahun 1998 menjadi sebesar Rp

5.648.925.900, dan tahun 1999 sebesar Rp 5.520.583.700.

Nilai PMA tertinggi pada tahun 2008 sebesar Rp 96.210.309.800. Sedangkan nilai

PMA terendah pada tahun 1985 sebesar Rp 274.622.880. Faktor yang menyebabkan

bervariasinya penanaman modal asing di provinsi DKI Jakarta antara lain disebabkan

Page 88: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

68

0

400000

800000

1200000

1600000

1985 1990 1995 2000 2005 2010

UMP

da

lam

ru

pia

h

tingkat upah minimum provinsi, jumlah angkatan kerja dan tersedia infrastruktur

yang baik.

b. Analisa Upah Minimum Provinsi di DKI Jakarta

Upah Minimum Provinsi atau Upah Minimum Regional adalah suatu standar

minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk

memberikan upah kepada pegawai, karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha

atau kerjanya. Pembayaran upah pada prinsipnya diberikan dalam bentuk uang.

Gambar 4.2

Perkembangan Upah Minimum Provinsi DKI Jakarta

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta (data diolah)

Perkembangan upah minimum provinsi di DKI Jakarta selalu mengalami

peningkatan dari setiap tahunnya. Jika dilihat dari grafik perkembangan upah

minimum provinsi DKI Jakarta, pada tahun 1983 hingga 1990 peningkatannya

cenderung stabil. Selepas tahun 1990 peningkatan upah minimum provinsi cenderung

Page 89: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

69

lebih meningkat tajam. Hal ini terlihat peningkatan upah yang cukup drastis pada

tahun 2004 ke 2005. Pada tahun 2004 nilai upah minimum provinsi sebesar 671.550

rupiah meningkat menjadi 819.100 pada tahun berikutnya yaitu tahun 2005.

Peningkatan upah minimum provinsi yang selalu meningkat tiap tahunnya

disebabkan oleh beberapa faktor. Upah minimum provinsi sendiri penetapannya

melalui standar kehidupan layak atau disebut KHL. Standar kehidupan layak yang

dinilai didalamnya terdapat beberapa kebutuhan pokok yang menjadi standar untuk

terpenuhi.

Kebutuhan pokok yang dinilai cenderung naik setiap tahunnya diakibatkan salah

satu faktornya adalah adanya kenaikan harga kebutuhan pokok akibat inflasi.

Kebutuhan pokok yang dalam standar kehidupan layak harus terpenuhi. Tekanan

tersebut yang menjadi salah satu faktor peningkatan nilai upah minimum provinsi

DKI Jakarta dari tahun ke tahun. Dalam perkembangannya upah minimum provinsi

semakin mengikuti banyaknya kebutuhan minimum yang semakin meningkat.

Perkembangan kenaikan upah minimum provinsi terus mengarah peningkatan yang

tajam diikuti pemenuhan kebutuhan pokok dan biaya hidup yang semakin meningkat

setiap tahunnya.

Page 90: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

70

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

4000000

4500000

5000000

1985 1990 1995 2000 2005 2010

AK

dala

m ji

wa

c. Analisa Tenaga Kerja di DKI Jakarta

Di Indonesia yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah penduduk yang 15

tahun ke atas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomis. Jumlah

angkatan kerja dinyatakan dalam jiwa.

Gambar 4.3

Perkembangan Angkatan Kerja Provinsi DKI Jakarta

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta (data diolah)

Perkembangan angkatan kerja di provinsi DKI Jakarta dari tahun 1983 hingga

2012 cenderung mengalami fluktuasi dalam jumlahnya. Hal yang terlihat dalam

grafik gambar perkembangan angkatan kerja menunjukkan setelah tahun 1985 dan

juga tahun 1995 mengalami penurunan. Tepatnya pada tahun 1986 jumlah angkatan

kerja 2.919.434 jiwa, pada tahun 1987 jumlahnya menurun menjadi sebesar

1.551.663 jiwa. Hal itu terjadi lagi pada tahun 1995 sebesar 3.545.230 jiwa

mengalami penurunan sebesar 2.609.457 jiwa pada tahun 1996.

Peningkatan jumlah angkatan kerja mengalami peningkatan selepas tahun 2009

dan pada tahun 2012 jumlah angkatan kerja memiliki jumlah tertinggi sebesar

4.838.596 jiwa. Sedangkan jumlah terendah pada tahun 1987 sebesar 1.551.663 jiwa.

Page 91: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

71

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

1985 1990 1995 2000 2005 2010

PJLN

da

lam

me

ter

Perubahan jumlah angkatan kerja di Provinsi DKI Jakarta disebabkan oleh beberapa

faktor. Faktor yang menjadi penyebab antara lain tersedianya lapangan pekerjaan dan

kondisi perekonomian di DKI Jakarta.

d. Analisa Infrastruktur di DKI Jakarta

Infrastruktur merupakan wujud dari public capital (modal publik) yang dibentuk

dari investasi yang dilakukan pemerintah. Infrastruktur didefinisikan sebagai

fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan publik untuk

memfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan sosial. Infrastruktur ini diukur dari panjang

jalan yang tersedia di seluruh wilayah DKI Jakarta.

Gambar 4.4

Perkembangan Panjang Jalan Provinsi DKI Jakarta

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta(data diolah)

Page 92: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

72

Perkembangan panjang jalan di provinsi DKI Jakarta mengalami fluktuasi dalam

kurun waktu 30 tahun sejak tahun 1983 hingga tahun 2012. Jika dilihat dari grafik

gambar perkembangan panjang jalan di provinsi DKI Jakarta, pada mulanya tahun

1983 hingga selepas tahun 2000 panjang jalan cenderung mengalami kenaikan tiap

tahunnya. Selepas itu panjang jalan mengalami kondisi stagnan atau tidak mengalami

penambahan.. Setelah tahun 2005 panjang jalan mengalami penurunan. Hal ini

disebabkan antara lain akibat pembangunan fisik yang mengambil jalur jalan

sehingga mengurangi panjang jalan yang ada di provinsi DKI Jakarta. Contohnya

adalah pembangunan fasilitas umum seperti halte busway yang mengambil ruas jalan

sehingga mengurangi panjang jalan yang ada.

Panjang jalan mengalami peningkatan paling besar pada tahun 2001 dan tahun

2002. Pada tahun 2001 panjang jalan di DKI Jakarta sepanjang 6.528.481 meter, pada

tahun berikutnya yaitu tahun 2002 panjang jalan bertambah menjadi 7.636.758 meter.

Sedangkan pengurangan panjang jalan di DKI Jakarta terjadi pada tahun 2005 dan

tahun 2006. Pada tahun 2005 panjang jalan di DKI Jakarta 7.645.085 meter,

sedangkan pada tahun 2006 panjang jalan mengalami pengurangan menjadi

6.540.221 meter.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi dalam hal ini

variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak normal. Cara

Page 93: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

73

0

1

2

3

4

5

6

-1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Series: Residuals

Sample 1983 2012

Observations 30

Mean 6.37e-16

Median -0.154069

Maximum 1.475981

Minimum -1.167514

Std. Dev. 0.602671

Skewness 0.432920

Kurtosis 2.850301

Jarque-Bera 0.965110

Probability 0.617204

melihat hal tersebut adalah dengan membandingkan nilai probability pada uji

histogram dengan nilai probabilitas penelitian =5% (0,05). Apabila nilai probabilitas

hasil uji histogram lebih besar daripada 0,05, maka data terdistribusi secara normal

(Wing Wahyu, 2011:5.39).

Gambar 4.5

Hasil Uji Histogram

Sumber: Lampiran 2 halaman 92 (data olahan Eviews 6.0)

Pada hasil uji histogram yang terlihat dalam gambar 4.5, nilai probability 0,612

lebih besar dari nilai probability penelitian dengan taraf signifikansi =5% (0,05),

maka data terdistribusi secara normal.

b. Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti

diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Apabila

pada model persamaan regresi mengandung gejala multikolinieritas, terdapat korelasi

yang mendekati sempurna antar variabel bebas. Untuk mengetahuinya dapat dilihat

dari nilai VIF. Data terbebas multikolinieritas jika nilai VIF dibawah 10,00.

Page 94: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

74

Sumber: Lampiran 3 halaman 92 (data olahan SPSS 16)

Pada tabel Uji multikolinieritas dengan melihat nilai VIF, Jika nilai VIF lebih

kecil dari 10,00 maka tidak terdapat gejala multikolinieritas. Begitupun sebaliknya,

nilai VIF lebih kecil dari 10,00 maka tidak terdapat gejala multikolinieritas.

c. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah suatu penyimpangan asumsi OLS dalam bentuk

varians gangguan estimasi yang dihasilkan oleh estimasi OLS yang tidak bernilai

konstan. Uji ini dilakukan untuk dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian

dari residual atau pengamatan ke pengamatan lainnya. Cara mengetahuinya adalah uji

White. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan nilai probabilitas dari obs*R-

squared. Apabila nilai probabilitas dari obs*R-squared lebih besar daripada nilai

probabilitas penelitian =5% (0,05) maka dapat dikatakan data terbebas dari gejala

heteroskedastisitas. (Wing Wahyu, 2011:5.16).

Gambar 4.6

Hasil Uji VIF

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -84.198 183.894 -.458 .651

ump 3.851 1.066 .726 3.614 .001 .326 3.063

tk 3.958 60.004 .013 .066 .948 .337 2.964

infr 16.968 28.987 .100 .585 .563 .450 2.223

a. Dependent Variable: pma

Page 95: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

75

Gambar 4.7

Hasil Uji White

Sumber: Lampiran 4 halaman 93 (data olahan Eviews 6.0)

Berdasarkan hasil uji White yang dapat dilihat dalam gambar 4.6 diatas, nilai

probabilitas dari obs*R-squared 0,1506 lebih besar daripada nilai probabilitas

penelitian =5% (0,05). Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan data

terbebas dari gejala heteroskedastisitas.

d. Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara data observasi

yang diuraikan menurut waktu (time-series) dan ruang (cross section). Cara untuk

mengetahui gejala ini adalah dengan melihat nilai Durbun-Watson pada hasil regresi.

Apabila nilai Durbin-Watson terletak antara 1,54 dan 2,46 maka data terbebas dari

gejala auotokorelasi (Wing Wahyu, 2011:5.16).

Gambar 4.8

Uji Autokorelasi

R-squared 0.885875 Mean dependent var 1.869823

Adjusted R-squared 0.872706 S.D. dependent var 1.783978

S.E. of regression 0.636492 Akaike info criterion 2.057875

Sum squared resid 10.53316 Schwarz criterion 2.244701

Log likelihood -26.86812 Hannan-Quinn criter. 2.117642

F-statistic 67.27328 Durbin-Watson stat 1.871345

Prob(F-statistic) 0.000000

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.763741 Prob. F(9,20) 0.1392

Obs*R-squared 13.27464 Prob. Chi-Square(9) 0.1506

Scaled explained SS 9.224424 Prob. Chi-Square(9) 0.4168

Page 96: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

76

Sumber: Lampiran 5 halaman 94 (data olahan Eviews 6.0)

Berdasarkan hasil uji regresi, nilai Durbin-Watson 1,871. Nilai tersebut terletak

diantara nilai 1,54 dan 2,46. Hal ini berarti data dalam penelitian ini dapat dikatakan

terbebas dari gejala auotokorelasi.

3. Pengujian Hipotesis

Gambar 4.9

Hasil Regresi

Dependent Variable: LNPMA

Method: Least Squares

Date: 06/23/14 Time: 12:34

Sample: 1983 2012

Included observations: 30 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -3.154924 0.784848 -4.019791 0.0004

UMP 1.626713 0.454824 3.576580 0.0014

TK -0.147401 0.256096 -0.575572 0.5699

INFR 0.819702 0.123714 6.625811 0.0000 R-squared 0.885875 Mean dependent var 1.869823

Adjusted R-squared 0.872706 S.D. dependent var 1.783978

S.E. of regression 0.636492 Akaike info criterion 2.057875

Sum squared resid 10.53316 Schwarz criterion 2.244701

Log likelihood -26.86812 Hannan-Quinn criter. 2.117642

F-statistic 67.27328 Durbin-Watson stat 1.871345

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Lampiran 6 halaman 94 (data olahan Eviews 6.0)

Berdasarkan hasil uji regresi yang telah dilakukan terhadap data, maka didapatkan

model regresi dengan menggunakan OLS (Ordinary Least Square) yang dapat

dijelaskan melalui persamaan sebagai berikut:

Page 97: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

77

lnPMA = -3,154 + 1,626 UMP – 0,147 TK + 0,819 INF + e

Di mana:

lnY : Logaritma PMA (Penanaman Modal Asing)

X1 :UMP (Upah Minimum )

X2 :TK (Tenaga Kerja)

X3 :INFR (Infrastruktur)

e :error term

a. Hasil Analisis Statistik Uji-t

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas

(upah minimum provinsi, tenaga kerja dan infrastruktur) berpengaruh secara parsial

tehadap variabel terikatnya penanaman modal asing (PMA), yaitu dengan

membandingkan nilai probabilitas dengan nilai probabilitas penelitian dengan taraf

signifikansi 5 % (0,05). Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:

1) Ho: Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan upah minimum

provinsi terhadap investasi asing di DKI Jakarta secara parsial

H1: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara upah minimum

provinsi, terhadap investasi asing di DKI Jakarta secara parsial

2) Ho: Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan tenaga kerja terhadap

investasi asing di DKI Jakarta secara parsial

H1: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara tenaga kerja terhadap

investasi asing di DKI Jakarta secara parsial.

Page 98: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

78

3) Ho: Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan infrastruktur terhadap

investasi asing di DKI Jakarta secara parsial

H1: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara infrastruktur terhadap

investasi asing di DKI Jakarta secara parsial.

Berikut hasil uji regresi pada gambar 4.8 untuk dapat menjawab hipotesis

penelitian:

1) Variabel Upah Minimum Provinsi memiliki nilai probabilitas 0,0014 <

0,05 yang berarti H0 pada hipotesis 1 ditolak.

2) Variabel Tenaga Kerja memiliki nilai probabilitas 0,569> 0,05 yang berarti

H0 pada hipotesis 2 diterima.

3) Variabel Infrastruktur memiliki nilai probabilitas 0,000< 0,05 yang berarti

H0 pada hipotesis 3 ditolak.

b. Interpretasi Analisis Ekonomi Hasil Uji-t

Berdasarkan hasil regresi didapatkan konstanta sebesar -3,154, yang berarti

apabila upah minimum provinsi, tenaga kerja, dan infrastruktur dianggap konstan

maka penanaman modal asing di Provinsi DKI Jakarta menurun sebesar 3,154%

dalam periode tahun 1983-2012. Hal ini disebabkan penanaman modal asing

memiliki kecenderungan penurunan akibat variabel upah minimum provinsi, tenaga

kerja, dan infrastruktur dianggap konstan. Ini berarti kecenderungan kontribusi upah

minimum provinsi, tenaga kerja, dan infrastruktur mampu sensitif dalam perubahan

nilai penanaman modal asing. Nilai minus yang terdapat pada hasil konstanta

Page 99: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

79

disebabkan salah satunya karena kemungkinan adanya faktor lain diluar penelitian

yang menjadi faktor pengaruh penanaman modal asing di DKI Jakarta. Hal ini terjadi

disebabkan keterbatasan penelitian yang mencakup keterbatasan akan variabel dan

tahun lain diluar penelitian.

Hasil estimasi dari regresi selanjutnya menjelaskan bahwa variabel upah

minimum provinsi berpengaruh signifikan dan positif terhadap penanaman

modal asing di Provinsi DKI Jakarta. Hal ini berarti kenaikan upah minimum

provinsi akan menaikan penanaman modal asing di Provinsi DKI Jakarta. Hasil

estimasi juga menunjukkan jika upah minimum provinsi meningkat sebesar

1 persen maka pernanaman modal asing naik sebesar 1,626 persen. Hal ini

diketahui dari nilai koefisien variabel upah minimum provinsi pada hasil estimasi

model regresi.

Hasil tersebut didukung oleh teori dana upah J.S Mill yang telah dijelaskan

pada bab 2 sebelumnya yaitu meningkatnya tingkat upah dapat membuat

penanaman modal asing meningkat. Ini dikarenakan dana upah yang dibutuhkan

untuk membayarkan tenaga kerja yang jumlahnya meningkat dalam proses produksi.

Kebutuhan dana upah untuk membayar pekerja yang meningkat dibutuhkan dari

penanaman modal asing. Arus penanaman modal asing tidak hanya semata-mata

dipandang sebagai kontribusi modal tetap untuk proses produksi akan tetapi mampu

sebagai penyokong kontribusi modal lancar dalam proses produksi yang berlangsung.

Page 100: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

80

Arus penanaman modal asing yang meningkat dalam kontribusi dana upah dalam

jangka panjang akan meningkatkan keuntungan perusahaan. Hal ini dikarenakan upah

layak yang diterima para pekerja akan meningkatkan produktivitas output dan

diasumsikan akan meningkatkan keuntungan perusahaan. Hal ini telah dibahas pada

bab 2 sebelumnya yaitu teori upah etika, menurut kaum yang memiliki idealis

masyarakat yang ideal, tindakan para pengusaha yang memberikan upah hanya cukup

untuk memenuhi kebutuhan minimum, merupakan suatu tindakan yang tidak etis.

Oleh karena itu sebaiknya para pengusaha selain dapat memberikan upah yang layak

kepada pekerja dan keluarganya, juga harus memberikan tunjangan keluarga. Hal ini

secara langsung akan berdampak pada produktivitas pekerja pada perusahaan

dikarenakan kesejahteraan yang terpenuhi. Hal ini menggambarkan apabila upah

minimum provinsi naik, tingkat kesejahteraan tenaga kerja terpenuhi dan berdampak

pada produktivitas kerja yang meningkat, sehingga mengakibatkan keuntungan bagi

pengusaha untuk berinvestasi.

Sementara itu pada variabel tenaga kerja hasilnya berpengaruh tidak signifikan

terhadap penanaman modal asing di Provinsi DKI Jakarta. Hasil ini menunjukkan

tenaga kerja yang produktif dilihat dari angkatan kerja tidak menggambarkan

pengaruh terhadap penanaman modal asing. Hasil ini sama dengan penelitian yang

dikemukakan oleh Robudi (2011:51) dimana peningkatan jumlah tenaga kerja relatif

tidak diikuti dengan peningkatan kualitas tenaga kerja. Sehingga peningkatan

tenaga kerja dipersepsikan oleh investor sebagai peningkatan resiko konflik

Page 101: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

81

dengan buruh, berupa demosntrasi, mogok kerja dan potensi kecemburuan sosial

dengan tenaga kerja asing yang ada. Temuan penelitian lain yang dikemukakan Puput

dan Edy (2010:24) dimana tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap investasi di Kota

Semarang. Hal ini terjadi karena berdasarkan data yang diperoleh pertumbuhan

jumlah tenaga kerja yang bekerja terus meningkat akan tetapi nilai investasi

mengalami penurunan sehingga kenaikan tenaga kerja tidak mempengaruhi investasi

di kota Semarang.

Selain itu tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap penanaman modal asing yang

mengakibatkan produktivitas tidak sesuai harapan. Hal ini akibat rendahnya kualitas

tenaga kerja yang tidak dibekali pendidikan yang baik. Hal tersebut dapat dilihat pada

perkembangan data terbaru yang menunjukan bahwa tingkat presentase pendidikan

angkatan kerja di DKI Jakarta masih didominasi tingkat pendidikan SLTP ke bawah

sebesar 37,74%. Sedangkan tenaga kerja yang memenuhi standar pendidikan dalam

meningkatkan produktivitas (SMA ke atas) presentasenya lebih kecil, SMA Umum

24,89%, SMA kejuruan 18,54%, diploma dan Universitas 18,83%. Data tesebut dapat

dilihat pada tabel di lampiran. Faktor pendidikan merupakan salah satu faktor yang

pengaruh positif yang dijelaskan oleh Leonard dan Yum (2000). Jumlah tenaga kerja

produktif yang melimpah tidak berpengaruh yang signifikan bahkan negatif terhadap

penanaman modal asing di provinsi DKI Jakarta. Kuantitas tenaga kerja tidak

diimbangi dengan kualitas tenaga kerja sehingga tidak mampu berkontribusi

signifikan terhadap penanaman modal asing di provinsi DKI Jakarta. Jumlah tenaga

Page 102: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

82

kerja yang banyak di provinsi DKI Jakarta nyatanya tidak serta merta membuat

keuntungan investor yang menanamkan modal, banyak permasalahan

ketenagakerjaan yang masih belum ditangani sehingga tidak berpengaruh signifikan

terhadap arus penanaman modal asing. Banyaknya jumlah angkatan kerja yang tidak

terdidik menjadi penyebab kontribusi terhadap produktivitas rendah dan berpengaruh

negatif terhadap penanaman modal asing. Tingkat produktivitas yang rendah

mengakibatkan kerugian bagi pengusaha dan menyebabkan arus penanaman modal

asing menurun akibat ketidakpercayaan para investor terhadap pengembalian

keuntungan modal mereka.

Permasalahan ketenagakerjaan yang terjadi di provinsi DKI Jakarta antara lain

rata-rata kualitas pendidikan tenaga kerja yang masih rendah sehingga tidak memiliki

kontribusi dalam peningkatan keuntungan perusahaan. Tenaga kerja yang tersedia

masih banyak yang belum memiliki ketrampilan baik untuk terjun langsung dalam

menghasilkan output. Selain itu, permasalahan ketenagakerjaan lain yang sudah

dibahas sebelumnya adalah pemberian upah yang layak dengan kondisi hidup tenaga

kerja di provinsi DKI Jakarta. Salah satu penyebab kurangnya produktivitas yang

dihasilkan pekerja adalah masalah upah.

Pada variabel infrastruktur hasil estimasi menjelaskan variabel infrastruktur

berpengaruh signifikan dan postif terhadap penanaman modal asing di provinsi DKI

Jakarta yang berarti peningkatan panjang jalan akan menaikan tingkat penanaman

modal asing di Provinsi DKI Jakarta. Hasil estimasi juga menunjukkan jika

Page 103: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

83

panjang jalan meningkat sebesar 1 persen maka pernanaman modal asing

naik sebesar 0,819 persen. Hal ini diketahui dari nilai koefisien variabel

panjang jalan pada hasil estimasi model regresi. Hasil ini didukung oleh penelitian

Leonard dan Yum (2000) tentang kaitan penanaman modal asing dengan infrastruktur

yang baik di wilayah Cina. Hasil penelitian lain yang mendukung menurut Lucio ,dkk

(2007) menjelaskan variabel infrastruktur yang diukur dari panjang jalan beraspal

memiliki pengaruh signifikan terhadap penanaman modal asing di wilayah Argentina.

Hasil ini juga sesuai dengan teori Electric yang dikemukakan Dunning dimana

terdapat faktor yang mempengaruhi penanaman modal asing yaitu adanya

keunggulan kepemilikan dari investor asing yang dapat berupa produk

yang lebih efisien, keunggulan teknologi, keahlian manajemen dan jaringan

pemasaran yang lebih baik. Salah satu faktor adalah jaringan pemasaran yang

lebih baik. Jaringan pemasaran yang baik harus ditunjang ketersediaan infrastruktur

yang baik. Dalam hal ini, ketersediaan infrastruktur yang baik berpengaruh signifikan

dan positif terhadap penanaman modal asing di Provinsi DKI Jakarta. Dalam

penelitian ini panjang jalan menjadi tolok ukur yang menggambarkan infrastruktur.

Panjang jalan yang tersedia di provinsi DKI Jakarta menunjang keberlangsungan

lancarnya proses produksi. Dengan adanya peningkatan jumlah panjang jalan maka

kelancaran proses produksi akan berlangsung baik. Hal ini dapat terlihat dari

banyaknya proses produksi yang menggunakan akses darat dalam menjangkau tujuan.

Sebagian besar proses kegiatan produksi membutuhkan akses darat yaitu

Page 104: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

84

menggunakan jalan sebagai penunjang utama. Dimulai dari proses perpindahan arus

barang dan distribusi barang jadi, hingga mampu melancarkan kegiatan produksi

hingga sampai tangan konsumen. Dengan begitu ketersediaan panjang jalan sebagai

infrastruktur penunjang mampu meningkatkan keuntungan pengusaha dan para

investor.

c. Uji-F dan Interpretasi Hasil

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas

(upah minimum provinsi, tenaga kerja dan infrastruktur) berpengaruh secara

bersama-sama tehadap variabel terikatnya Penanaman modal asing (PMA), yaitu

dengan membandingkan nilai probabilitas dengan nilai probabilitas penelitian dengan

taraf signifikansi 5 % (0,005). Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:

Ho: Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan upah minimum provinsi,

tenaga kerja dan infrastruktur terhadap investasi asing di DKI Jakarta secara

bersama-sama.

H1: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara upah minimum

provinsi, tenaga kerja dan infrastruktur terhadap investasi asing di DKI

Jakarta secara bersama-sama.

Berdasarkan hasil regresi didapatkan nilai prob(F-statistic) 0,000000 lebih kecil

dari nilai probabilitas penelitian dengan taraf signifikansi =5% (0,05) maka H0

ditolak. Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel independen (upah minimum

provinsi, tenaga kerja, dan infrastruktur) secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen penanaman modal asing (PMA) di provinsi DKI Jakarta.

Page 105: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

85

d. Uji Koefisien Determinasi dan Interpretasi Hasil Analisis

Berdasarkan hasil uji regresi yang telah dilakukan pada gambar 4.8 diatas

sebelumnya, ditemukan nilai Adjusted R-squared sebesar 0.8727. Nilai Adjusted R-

squared 0.8727 berarti menunjukan nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini

berada pada angka 87,27%.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa 87,27% penanaman modal

asing di Provinsi DKI Jakarta dapat dijelaskan oleh upah minimum provinsi,

tenaga kerja, dan infrastruktur. Sedangkan 12,73% variabel penanaman modal

asing dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini atau

variabel lain diluar penelitian ini.

Page 106: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, penulis memperoleh kesimpulan

yang dapat diambil dari penelitian mengenai Analisis Pengaruh Upah

Minimum Provinsi, Tenaga Keja dan Infrastruktur Terhadap Penanaman Modal

Asing di DKI Jakarta Periode 1983-2012 sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil estimasi regresi linear berganda dijelaskan bahwa

secara bersama-sama upah minimum provinsi, tenaga kerja, dan infrastruktur

berpengaruh signifikan terhadap penanaman modal asing di Provinsi DKI

Jakarta periode 1983-2012 pada tingkat kepercayaan 95 persen =5%.

2. Secara parsial hasil estimasi menjelaskan regresi linear berganda bahwa

upah minimum provinsi dan infrastruktur berpengaruh signifikan dan positif

terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi DKI Jakarta periode 1983- 2012.

Sedangkan tenaga kerja berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap

penanaman modal asing di Provinsi DKI Jakarta periode 1983-2012.

B. Saran

1. Upah minimum provinsi di Provinsi DKI Jakarta harus diperhatikan dengan

baik, karena pemberian tingkat upah yang sesuai standar hidup layak dan mampu

memenuhi kebutuhan pokok pekerja merupakan salah satu faktor penentu

Page 107: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

87

meningkatnya produktivitas yang bertujuan untuk peningkatan penanaman modal

asing. Kebijakan yang tepat seperti selalu mengkaji pemberian upah yang sesuai

standar hidup layak pekerja dapat membantu meningkatkan kesejahteraan pekerja dan

akan meningkatkan produktivitas output yang akan membuat tingkat penanaman

modal asing terus meningkat.

2. Kondisi ketenagakerjaan di provinsi DKI Jakarta harus perlu diperhatikan

dengan baik. Tidak hanya peningkatan jumlah angkatan kerja untuk meningkatkan

produktivitas output, akan tetapi perlu adanya pelatihan-pelatihan dan pendidikan

untuk membuat tenaga kerja yang terampil. Hal tersebut akan mendorong

produktivitas output yang meningkat dan berakibat pada peningkatan kapasitas

produksi. Peningkatan kapasitas produksi akan membutuhkan penanaman modal

asing yang meningkat.

3. Infrastruktur di Provinsi DKI Jakarta perlu mendapatkan perhatian

yang lebih dalam hal peningkatan kuantitas dan kualitas. Hal ini merupakan salah

satu faktor penunjang perekonomian suatu daerah tersebut. Perlu adanya kebijakan

seperti penambahan panjang jalan dan perbaikan kondisi jalan untuk meberikan

kemudahan akses dan lalu-lintas barang agar roda perekonomian terus

bergerak ke arah yang lebih baik. Dengan lancarnya gerak perekonomian akan

mendorong penanaman modal asing di DKI Jakarta.

Page 108: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

88

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Jakarta Dalam Angka. Berbagai edisi tahun 1980-2012.

Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. Jakarta Dalam Angka. e-Publikasi

berbagai edisi tahun 1980-2012. jakarta.bps.go.id.

Badan Koordinasi Penanaman Modal. Investasi di Indonesia menurut lokasi

http://www.bkpm.go.id/contents/p16/statistics/17 diakses tanggal 29 Maret

2014.

Bangun, Rindang Prasetyo dan Muhammad Firdaus. 2007. Pengaruh infrastruktur

pada pertumbuhan ekonomi wilayah di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan

Kebijakan Pembangunan, 2(2):222-236.

Castro, Lucio dkk. 2007. Infrastructure and the Location of Foreign Direct

Investment A Regional Analysi. Journal Economics 1-45.

Chenga. Leonard dan Yum K. 2000. What are the determinants of the location

of foreign direct investment? The Chinese experience. Journal of

International Economics 51:379-400.

Carlina, Wendy dan Colin Mayer. 2003. Finance, Investment, and Growth.

University College London, Gower Street, London.

Familioni, K.A. 2004. The role ef economic and social infrastructure in economic

development: A global View

Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Edisi ke-3. Badan

Penerbit UNDIP: Semarang.

Gujarati, D. 2001. Ekonometrika Dasar. Sumarno Zain [penerjemah]. Erlangga:

Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. RajaGrafindo

Persada; Jakarta.

Hamja, Yahya. 2012. Materi Kuliah Ekonometrik. UIN Jakarta.

Page 109: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

89

Ilhan, Ozturk. 2007. Foreign Direct Investment - Growth Nexus: a Review Of The

Recent Literature. Faculty of Economics and Administrative Sciences, Cag

University,Turkey.

Karl E. Case , Ray C. Fair. 2001. Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro .Prenhallindo:

Jakarta

________________________. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi .Erlangga: Jakarta

Mankiw, G. 2000. Teori Makroekonomi. Edisi Keempat. Erlangga: Jakarta.

Mantra, Ida Bagoes. 2000. Demografi Umum. Edisi Kedua. Pustaka

Belajar: Yogyakarta.

Mishkin, F. 2001. The Economics of Money, Banking, and Financial

Market sixth edition. Addison Wesley: USA.

Mulyadi, 2006. Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan. PT

Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Noor, Henry Zainal. 2009. Investasi, Pengelolaan Keuangan Bisnis dan

Pengembangan Ekonomi Masyarakat. Indeks: Jakarta.

Pischke, Jörn-Steffen. 2005. Labor Market Institutions, Wages, and Investment:

Review and Implications. Institute for Economic Research, Munich.

Rachbini, Didik J. 2008. Arsitektur Hukum Indonesia. Indeks: Jakarta

Setyowati , Eni, Wuryaningsih dan Rini Kuswati 2008. Kausalitas Investasi Asing

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi: Error Correction Model. Fakultas

Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Sitinjak, Robudi Musa. 2011. Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penanaman Modal Asing Langsung Di Indonesia. FEUI: Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. PT Raja Grafindo Persada:

Jakarta.

_____________. 2007. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar

Kebijakan. Kencana: Jakarta.

Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Cetakan Keempat. UPP

AMP YKPN: Yogyakarta

Page 110: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

90

Todaro, Michael. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Kedelapan.

Penerbit Erlangga: Jakarta.

Wahyu, Wing. 2007. Analisis Statistika dengan Eviews. UPP STIM YKPN:

Yogyakarta.

Wijayanti, Puput dan Edy Yusuf. 2010. Pengaruh Ketersediaan Tenaga Kerja,

Infrastruktur, Pendapatan Perkapita dan Suku Bunga Terhadap Investasi

Industri Kota Semarang.

Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Upah_minimum_regional Upah Minimum

Provinsi. Diakses tanggal 19 Desember 2013.

Zaenuddin, Muhammad. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi

PMA di Batam. Politeknik Batam, Batam.

Page 111: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

91

LAMPIRAN

Lampiran 1

Data

Tahun

PMA

(dalam rupiah)

UMP

(dalam rupiah)

Angkatan

Kerja

(dalam jiwa)

Panjang Jalan

(dalam meter)

1983 736.200.900 24.000 2.819.575 3.168.000

1984 296.246.730 24.000 2.997.916 3.431.000

1985 274.622.880 30.000 2.939.289 3.510.000

1986 465.692.826 30.000 2.919.434 3.540.000

1987 827.130.150 30.000 1.551.663 3.583.000

1988 675.620.582 36.000 1.732.077 4.420.000

1989 1.000.633.572 48.000 2.113.619 4.435.000

1990 2.377.768.899 63.000 2.435.977 4.448.000

1991 1.513.461.840 75.000 2.745.045 5.011.000

1992 2.249.633.752 90.000 3.151.665 5.444.000

1993 2.461.793.970 114.000 3.366.619 5.683.000

1994 2.983.061.400 138.000 3.452.299 5.885.000

1995 4.428.364.216 156.000 3.545.230 5.989.000

1996 10.483.529.517 172.000 2.609.457 6.256.000

1997 28.471.722.150 172.500 2.933.845 6.319.000

1998 5.648.925.900 198.500 3.780.278 6.528.000

1999 5.520.583.700 231.000 3.920.235 6.528.461

2000 11.405.288.650 344.257 3.815.000 6.528.439

2001 32.601.400.000 426.250 3.207.522 6.528.481

2002 11.035.795.260 591.266 3.379.252 7.636.758

2003 45.674.642.825 631.544 3.847.359 7.616.269

2004 17.353.459.880 671.550 3.265.331 7.616.269

2005 25.467.433.980 819.100 3.565.331 7.645.085

2006 24.149.715.084 900.600 3.531.799 6.540.221

2007 55.679.326.200 972.605 3.842.944 6.540.221

2008 96.210.309.800 972.605 4.191.966 7.208.537

2009 57.356.406.400 1.069.865 4.118.390 7.208.537

2010 58.422.776.490 1.188.010 4.689.761 6.886.040

2011 41.969.670.000 1.290.000 4.588.418 6.897.654

2012 39.918.628.600 1.529.150 4.838.596 6.955.842

Page 112: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

92

0

1

2

3

4

5

6

-1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Series: Residuals

Sample 1983 2012

Observations 30

Mean 6.37e-16

Median -0.154069

Maximum 1.475981

Minimum -1.167514

Std. Dev. 0.602671

Skewness 0.432920

Kurtosis 2.850301

Jarque-Bera 0.965110

Probability 0.617204

Lampiran 2

Uji Normalitas

Lampiran 3

Tabel 4.1

Hasil Uji VIF

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -84.198 183.894 -.458 .651

ump 3.851 1.066 .726 3.614 .001 .326 3.063

tk 3.958 60.004 .013 .066 .948 .337 2.964

infr 16.968 28.987 .100 .585 .563 .450 2.223

a. Dependent Variable: pma

Page 113: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

93

Lampiran 4

Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.763741 Prob. F(9,20) 0.1392

Obs*R-squared 13.27464 Prob. Chi-Square(9) 0.1506

Scaled explained SS 9.224424 Prob. Chi-Square(9) 0.4168

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 06/23/14 Time: 13:51

Sample: 1983 2012

Included observations: 30 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.910985 3.929897 0.231809 0.8190

UMP 3.189202 5.971255 0.534092 0.5992

UMP^2 -1.196151 1.810234 -0.660771 0.5163

UMP*AK 2.855590 1.477350 1.932913 0.0675

UMP*PJLN -1.869896 1.077166 -1.735941 0.0980

AK 3.422931 1.683983 2.032640 0.0556

AK^2 -0.715669 0.612682 -1.168092 0.2565

AK*PJLN -0.062607 0.424313 -0.147550 0.8842

PJLN -2.129680 1.717684 -1.239856 0.2294

PJLN^2 0.273040 0.126970 2.150426 0.0439 R-squared 0.442488 Mean dependent var 0.351105

Adjusted R-squared 0.191608 S.D. dependent var 0.485758

S.E. of regression 0.436748 Akaike info criterion 1.442282

Sum squared resid 3.814982 Schwarz criterion 1.909348

Log likelihood -11.63423 Hannan-Quinn criter. 1.591701

F-statistic 1.763741 Durbin-Watson stat 2.638983

Prob(F-statistic) 0.139218

Page 114: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

94

Lampiran 5

Uji Autokorelasi

R-squared 0.885875 Mean dependent var 1.869823

Adjusted R-squared 0.872706 S.D. dependent var 1.783978

S.E. of regression 0.636492 Akaike info criterion 2.057875

Sum squared resid 10.53316 Schwarz criterion 2.244701

Log likelihood -26.86812 Hannan-Quinn criter. 2.117642

F-statistic 67.27328 Durbin-Watson stat 1.871345

Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 6

Regresi Linier Berganda

Dependent Variable: LNPMA

Method: Least Squares

Date: 06/23/14 Time: 12:34

Sample: 1983 2012

Included observations: 30 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -3.154924 0.784848 -4.019791 0.0004

UMP 1.626713 0.454824 3.576580 0.0014

TK -0.147401 0.256096 -0.575572 0.5699

INFR 0.819702 0.123714 6.625811 0.0000 R-squared 0.885875 Mean dependent var 1.869823

Adjusted R-squared 0.872706 S.D. dependent var 1.783978

S.E. of regression 0.636492 Akaike info criterion 2.057875

Sum squared resid 10.53316 Schwarz criterion 2.244701

Log likelihood -26.86812 Hannan-Quinn criter. 2.117642

F-statistic 67.27328 Durbin-Watson stat 1.871345

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 115: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28961/1/HADI... · Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026 . Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kab.Bekasi,

95

LAMPIRAN 7

Tabel 4.1 Penduduk Usia 15 Tahun Keatas yang bekerja menurut pendidikan tertinggi

yang ditamatkan, Agustus 2012-Agustus 2013 (ribu orang)

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta 2013

Pendidikan tertinggi

yang ditamatkan

Agustus 2012 % Agustus 2013 %

SLTP Ke Bawah 1.825,86 37,74 1.635,32 34,70

SMA UMUM 1.204,34 24,89 1.134,83 24,08

SMA KEJURUAN 897,22 18,54 999,33 21,20

DIPLOMA DAN

UNIVERSITAS

911,18 18,83 943,36 20,02

JUMLAH 4.836,60 100 4.712,84 100