analisis pengaruh produk, place, people,

188
ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE, DAN WORD OF MOUTH TERHADAP MINAT PENGUNJUNG PADA OBJEK WISATA MUSEUM KERATON SUMENEP MADURA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: AQIL FAQIH 1112081000090 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016/1437H

Upload: others

Post on 22-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

DAN WORD OF MOUTH TERHADAP MINAT

PENGUNJUNG PADA OBJEK WISATA MUSEUM

KERATON SUMENEP MADURA

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

AQIL FAQIH

1112081000090

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016/1437H

Page 2: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

i

Page 3: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

ii

Page 4: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

iii

Page 5: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Aqil Faqih

2. Tempat Tgl Lahir : Sumenep, 09 Agustus 1993

3. Alamat : RT 011 / RW 003 Dusun Darusa Timur, Ellak

Laok, Lenteng, Sumenep, Madura, Jawa Timur

4. Telepon : 081910140222

5. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. MI Miftahul Huda : 1999-2005

2. MTs Miftahul Huda : 2005-2008

3. MA Miftahul Huda : 2008-2011

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2012-2017

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : H. Muhammad Nadar

2. Ibu : HJ. Baqiyatus Shalihah

3. Alamat : RT 011 / RW 003 Dusun Darusa Timur, Ellak Laok,

Lenteng, Sumenep, Madura, Jawa Timur

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. OSIS MTs Miftahul Huda 2007-2008

2. OSIS MA Miftahul Huda 2009-2010

3. HMI Komfeis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012-2014

Page 6: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

v

ABSTRACT

The objective of this study is to analyze the effects of product, place, people, and

word of mouth toward visitor‟s intention of the tourism object of Museum

Keraton Sumenep. The data collection is conducted by spreading the

questionares toward 100 respondents; they are the Museum Keraton Sumenep

visitors. The sampels of this study are taken using purposive sampling technique.

The analytical method used is multiple linear regression analysis. Based on the

results of the study obtained the regression equatio: 1,854 + 0,010X1 – 0,005X2 +

0,048X3 + 0,633X4 + e. Based on the statistical data analysis, indicators in this

study are valid and reliable. In the classical assumption test, did not happen

multicoliniarity and heteroscedastisity, as well as the normal data distribution.

The results of the study showed that: (1) the product did not significantly affect

the intention of the visitors, (2) place did not significantly affect the intention of

the visitors, (3) people did not significantly affect the intention of the visitors, and

(4) the word of mouth effected significantly to visitors intention. Based on the test

results of simultaneous variable product, place, people, and word of mouth

significantly affected the intention of the visitors.

Keyword : Product, Place, People, Word of Mouth, Visitors‟ Intention.

Page 7: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

vi

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh produk, place,

people, dan word of mouth terhadap minat pengunjung pada objek wisata

Museum Keraton Sumenep. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan

kuesioner kepada 100 responden, yaitu pengunjung Museum Keraton Sumenep.

Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode

analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil

penelitian diperoleh persamaan regresi: 1,854 + 0,010X1 – 0,005X2 + 0,048X3 +

0,633X4 + e. Berdasarkan analisis data statistik, indikator dalam penelitian ini

valid dan reliabel. Dalam uji asumsi klasik, tidak terjadi multikolinieritas dan

heteroskedastisitas, serta data berdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa: (1) produk tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat

pengunjung, (2) place tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat

pengunjung, (3) people tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat

pengunjung, dan (4) word of mouth berpengaruh secara signifikan terhadap minat

pengunjung. Berdasarkan hasil uji simultan variabel produk, place, people, dan

word of mouth berpengaruh secara signifikan terhadap minat pengunjung.

Kata Kunci: Produk, Place, People, Word of Mouth, Minat Pengunjung

Page 8: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang

telah mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang

benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian

syarat-syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa

adanya dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena

itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua, Almh. Ibu HJ. Baqiyatus Shalihah dan Bapak H.

Muhammad Nadar atas dukungan moril dan materil serta doa dan kasih

sayang yang tidak henti-hentinya diberikan kepada penulis. Semua itu

menjadi semangat dan motivasi penulis untuk segera menyelesaikan

studi.

2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Ir. Ella Patriana, MM., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 9: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

viii

6. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, ST., MM, selaku dosen Pembimbing Skripsi

yang telah berkenan memberikan tambahan ilmu, bimbingan,arahan dan

solusi pada setiap permasalahan dan kesulitan dalam penulisan skripsi

ini.

7. Bapak Ade Suherlan, SE., MBA, selaku dosen Pembimbing Akademik

yang telah bersedia memberikan motivasi, banyak ilmu dan solusi selama

masa perkuliahan.

8. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa

perkuliahan dan membantu penulis.

9. Teman-teman seperjuangan di bangku perkuliahan, khususnya

Manajemen C Reguler dan Konsentrasi Pemasaran serta teman-teman

KKN Syakir. Terimakasih telah menjadi bagian dalam kehidupan selama

masa perkuliahan. Semoga kelak kita menjadi manusia yang sukse dan

bermanfaat.

10. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak

membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi penulis, suatu

kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua,

terimakasih banyak.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis

harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai

tambahan informasi serta pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta, 09 Maret 2017

Penulis

Aqil Faqih

Page 10: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

ix

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi ......................................................................... i

Lembar Pengesahan Komprehensif ............................................................ ii

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .............................................. iv

Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. v

Abstract ........................................................................................................... vi

Abstrak ........................................................................................................... vii

Kata Pengantar ............................................................................................. viii

Daftar Isi ........................................................................................................ ix

Daftar Tabel ................................................................................................... xii

Daftar Gambar .............................................................................................. xv

Daftar Lampiran ........................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4

C. Pertanyaan Penelitian .......................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7

E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10

A. Jasa atau Service .................................................................................. 10

1. Pengertian Jasa atau Service ......................................................... 10

2. Karakteristik Jasa .......................................................................... 13

B. Produk ................................................................................................. 20

1. Pengertian Produk ......................................................................... 20

2. Penawaran Produk Jasa ................................................................. 21

C. Place (Lokasi) ..................................................................................... 30

1. Pengertian Place (Lokasi) ............................................................. 30

2. Faktor-faktor Lokasi ...................................................................... 31

D. People (Orang) .................................................................................... 34

1. Pengertian People .......................................................................... 34

2. Faktor-faktor People ..................................................................... 35

Page 11: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

x

E. Word of Mouth .................................................................................... 38

1. Pengertian Word of Mouth ............................................................ 38

2. Indikator Word of Mouth ............................................................... 39

3. Jenis-jenis Word of Mouth ............................................................ 39

4. Tahapan Word of Mouth ................................................................ 40

5. Elemen Word of Mouth ................................................................. 41

6. Pentingnya Word of Mouth Bagi Museum .................................... 42

F. Minat Konsumen ................................................................................. 45

G. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen ........... 47

H. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 48

I. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 53

J. Hipotesi Penelitian .............................................................................. 54

BAB III METODELOGI PENELITIAN .................................................... 59

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 59

B. Metode Penentuan Sampel .................................................................. 59

1. Populasi ......................................................................................... 59

2. Sampel ........................................................................................... 60

C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 61

1. Data Primer ................................................................................... 61

2. Data Skunder ................................................................................. 62

D. Metode Analisis Data .......................................................................... 63

1. Statistik Deskriptif ........................................................................ 63

2. Uji Kualitas Data ........................................................................... 63

a. Uji Validitas ............................................................................ 63

b. Uji Reliabilitas ........................................................................ 64

3. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 65

a. Uji Normalitas ......................................................................... 65

b. Uji Multikolinieritas ................................................................ 66

c. Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 67

4. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 67

a. Uji Parsial (Uji t) ..................................................................... 68

b. Uji Simultan (Uji F) ................................................................ 68

Page 12: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

xi

5. Analisis Regresi Linier Berganda ................................................. 69

6. Koefisien Determinasi (R2) ........................................................... 71

E. Operasional Variabel Penelitian .......................................................... 73

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 83

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................ 83

1. Sejarah Singkat Museum Keraton Sumenep ................................. 83

B. Pembahasan Hasil Kuesioner .............................................................. 89

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 89

a. Hasil Uji Validitas ................................................................... 89

b. Hasil Uji Reliabilitas ............................................................... 91

2. Pembahasan Hasil Deskriptif Responden ..................................... 92

a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 92

b. Responden Berdasarkan Usia .................................................. 92

c. Responden Berdasarkan Profesi .............................................. 93

d. Responden Berdasarkan Pengeluaran ..................................... 94

C. Pembahasan Analisis Deskriptif ......................................................... 94

1. Deskripsi Variabel Produk ............................................................ 94

2. Deskripsi Variabel Place ............................................................... 107

3. Deskripsi Variabel People ............................................................. 113

4. Deskripsi Variabel Word of Mouth ............................................... 118

5. Deskripsi Variabel Minat Pengunjung .......................................... 120

D. Distribusi Jawaban Responden ........................................................... 122

1. Produk ........................................................................................... 122

2. Place .............................................................................................. 124

3. People ............................................................................................ 126

4. Word of Mouth .............................................................................. 127

5. Minat Pengunjung ......................................................................... 128

E. Hasil Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 129

1. Hasil Uji Normalitas data .............................................................. 129

2. Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................ 131

3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 133

4. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 135

Page 13: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

xii

a. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ........................................ 135

b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .................................. 140

5. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ........................................ 141

6. Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 142

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 144

A. Kesimpulan ......................................................................................... 144

B. Saran .................................................................................................... 145

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 152

LAMPIRAN ................................................................................................... 159

Page 14: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

xiii

DAFTAR TABEL

Keterangan Hal

1.1 Pengunjung Daya Tarik Wisata Kabupaten Sumenep ................... 5

2.1 Lingkup Jasa atau Service ............................................................... 12

2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 48

3.1 Skala Likert .................................................................................... 63

3.2 Operasional Variabel Penelitian ..................................................... 73

4.1 Hasil Try Out Uji Validitas ................................................................... 89

4.2 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 91

4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............................. 92

4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ............................................. 92

4.5 Jumlah Responden Berdasrkan Profesi ........................................... 93

4.6 Jumlah Respoden Berdasarkan Pengeluaran ................................... 94

4.7 Pembahasan Hasil Jawaban Responden .......................................... 95

4.55 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Produk .......................... 122

4.56 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Place ............................ 125

4.57 Distribusi Jawaban Responden Mengenai People .......................... 126

4.58 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Word of Mouth ............. 127

4.59 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Minat Pengunjung ........ 128

4.60 Hasil Uji Normalitas Secara Statistik .............................................. 131

4.61 Hasil Uji Multikolinieritas .............................................................. 132

4.62 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glesjer) ..................................... 135

4. 63 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ............................................... 136

4.64 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .......................................... 141

Page 15: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

xiv

4.65 Hasil Regresi Linier Berganda ........................................................ 142

4.66 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ............................... 143

Page 16: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

xv

DAFTAR GAMBAR

Keterangan Hal

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 53

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Secara Grafik ............................................ 130

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik ............................... 134

Page 17: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Lembar Kuesioner ...................................................................... 159

Lampiran 2: Hasil Jawaban Responden .......................................................... 167

Lampiran 3: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................ 18

Page 18: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,
Page 19: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, pariwisata di dunia telah berkembang pesat, dan menjadi

salah satu industri terbesar di dunia. Pariwisata merupakan andalan utama

dalam menghasilkan devisa dari penghasilan non migas. Beberapa negara di

dunia sangat tergantung pada devisa yang didapatkan dari kunjungan

wisatawan. Salah satunya adalah Kepulauan Karibia, pariwisata merupakan

penyumbang terbesar dalam penciptaan pendapatan masyarakat dan negara

(Pitana, 2005:3).

Peranan pariwisata dalam pembangunan nasional, di samping sebagai

sumber perolehan devisa juga banyak memberikan sumbangan terhadap

bidang-bidang lainnya. Di antaranya menciptakan dan memperluas lapangan

usaha, meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah, mendorong

pelestarian lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan

dan kesatuan bangsa dan lain sebagainya (Karyono, 1997).

Pariwisata Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadikan

tujuan wisata dunia. Agar Indonesia mampu menghadapi persaingan

intraregional maupun internasional, maka peran pemerintah sebagai pelaku

dan fasilitator dipandang sangat perlu untuk menjamin terlaksananya

pembangunan dan pengembangan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan

mengikutsertakan dan mengoptimasikan para pelaku pembangunan

Page 20: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

2

(stakeholders) di sektor ini. Dengan demikian diharapkan tercipta produk

wisata yang berdaya saing tinggi (Suwantoro, 2009: 59).

Indonesia merupakan sebuah negara yang multikultural, yaitu suatu

masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok yang berbeda yang saling

berakulturasi dan sangat menghargai pluralisme sebagai keragaman budaya.

Keragaman budayayang dimiliki melalui peristiwa sejarah yang panjang

sudah seharusnya diapresiasi masyarakat dan diketahui sebagai identitas

bangsa. Sejarah dan budaya dikenalkan sebagai bagian dari pengetahuan

melalui jenjang pendidikan formal sedangkan aspeknya dapat dilihat dalam

kehidupan sehari-hari melalui interaksi langsung dan berbagai macam media.

Museum memiliki fungsi strategis dalam bidang sejarah dan budaya.

Museum menampilkan cuplikan potongan sejarah dan budaya sehingga

masyarakat dapat melihat langsung representasi tersebut. Museum dapat

memberikan informasi tentang aspek kehidupan masa lampau yang masih

bisa diselamatkan sebagai warisan budaya untuk menjadi bagian dari jati diri

suatu bangsa.

Museum merupakan bagian penting dalam industri pariwisata. Sebagai

representasi kekayaan sejarah dan budaya bangsa, sangatlah wajar bagi

wisatawan mengunjungi museum untuk lebih mengetahui tentang tempatnya

berkunjung. Hal ini seharusnya berlaku juga bagi masyarakat lokal,

mengunjungi museum lokal sebagai alternatif untuk menghabiskan waktu

luang dan untuk menambah pengetahuan umum.Sayangnya, saat ini masih

banyak masyarakat yang memandang Museum hanya berfungsisebagai

tempat menyimpan dan memeliharabenda-benda peninggalan sejarah serta

Page 21: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

3

menjadimonumen penghias kota. Akibatnya, banyakmasyarakat yang enggan

untuk meluangkanwaktu berkunjung ke museumdengan alasan kuno dan

tidak prestis, padahaljika semua kalangan masyarakat sudi meluangkanwaktu

untuk datang menikmati danmencoba memahami makna yang terkandung

dalam setiap benda yang dipamerkan museum,maka akan terjadi suatu

transfomasinilai warisan budaya bangsa dari generasiterdahulu kepada

generasi sekarang. Terlebih fasilitas museum yang sebagian besar

kurangterawat. Mantan Menteri Kebudayaan danPariwisata Jero Wacik

(2010) bahkan menyatakan 90%museum di Indonesia belum terurus

denganbaik dan belum layak kunjung. Candrawira(2009) menyatakan bahwa

sebagian besarmuseum di Indonesia belum siap untuk memfasilitasilonjakan

pengunjung museum yangdiukur dari sisi fisik, koleksi, informasi,

manajemen,dan sumber daya manusia.

Selain fungsi budaya sebagai penguat identitasbangsa dan juga fungsi

edukasi, museumsebenarnya juga memiliki potensi ekonomi.Pendapatan yang

diperoleh dari jumlah pengunjungseharusnya dapat membantu operasional

museum. Sehingga menurut Aegeson(1999) upaya pemasaran museum

menjadiunik karena fungsi utama museum untukedukasi publik harus

diseimbangkan denganupayanya menarik pengunjung dan

menghasilkanrevenue.Pemerintah menyadari potensi museumdan telah

menunjukkan komitmennya melalui Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata

Direktorat Museum dengan memulai Gerakan Nasional Cinta Museum

(GNCM) yang diprogramkan dari tahun 2010 – 2014. Direktorat museum

sebagai penanggung jawab program ini akan dihadapkan pada pekerjaan yang

Page 22: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

4

berat selama lima tahun, mengingat salah satu bagian dari program ini adalah

reposisi museum di Indonesia. Peran museum dalam keseharian masyarakat

Indonesia dirasa masih sangat minim. Dari perspektif pemasaran, dapat

dikatakan museum di Indonesia belum memanfaatkan konsep pemasaran

dalam upaya komunikasinya. Menurut Susatyo (2009) salah satu hal yang

menyebabkan kurang terkenalnya museum di Indonesia adalah kurangnya

promosi. Program komunikasi pemasaran yang terencana akan sangat

bermanfaat bagi inisiasi reposisi museum yang direncanakan pemerintah.

B. Rumusan Masalah

Sumenep sebagai salah satu kabupaten yang terletak di bagian ujung

timurPulau Madura memiliki satu Museum Keraton yang bisa juga dibilang

museum keraton satu-satunya yang ada di pulau Madura. Museum ini terletak

di Jl. Dr. Soetomo kota Sumenep, berdekatan dengan alun-alun kota Sumenep

itu sendiri. Letaknya yang cukup strategis seharusnya mampu menarik jumlah

pengunjung yang lebih besar untuk berkunjung ke Museum Keraton Sumenep.

Namun meski demikian, seperti meseum lainnya di Indonesia, museum di

Sumenep ini kurang menarik minat masyarakat luas dan mereka lebih memilih

objek wisata yang lain.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan Pariwisata

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep, perbandingan jumlah pengunjung

Museum Keraton Sumenep dengan Water Park Sumekar sebagai berikut:

Page 23: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

5

Tabel 1.1 Pengunjung Daya Tarik Wisata Kabupaten Semenep

No. Objek Wisata 2012 2013 2014

1 Museum dan Keraton 37.680 35.767 33.631

2 Water Park Sumekar 74.339 175.319 104.101

Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Sumenep

Alasan kenapa saya memilih objek penelitian Museum Keraton Sumenep

adalah, karena selama dua tahun terakhir jumlah wisatawan yang berkunjung

ke Museum Keraton Sumenep mulai berkurang. Pada tahun 2013 museum itu

dikunjungi 35.767 wisatawan. Dari jumlah data tersebut, pemkab mendapat

pemasukan sebesar Rp 58.265.000. Namun, pada tahun 2014 hanya 33.631

pengunjung. Dengan adanya pengunjung sebanyak itu, pendapatan yang

diperoleh Rp 56.286.000 (radarmadura.co.id).

Hal ini sangat disayangkan mengingat potensi yang dimiliki oleh

Museum Keraton Sumenep karena koleksinya yang cukup lengkap dan masih

terawat baik.Koleksi-koleksi yang dimiliki Museum Keraton Sumenep

sebagian besar adalah peninggalan para bangsawan Sumenep sekitar abad 18.

Terdapat kereta kereta kuno yang masih terjaga, barang-barang bersejarah

lainnya seperti arca, keramik pada masa dinasti Ming, naskah kuno, alat-alat

pertanian, peralatan nelayan, dan koleksi alat-alat persenjataan pada masa itu.

Melihat fenomena tersebut pihak pengelola museumperlu mengetahui faktor-

faktor yang mampumenarik minat masyarakat yang belum optimaldan masih

perlu ditingkatkan untukberkunjung ke Museum Keraton Sumenep.

Page 24: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

6

Berdasarkan model perilakukonsumen yang dikemukakan Kotler

(2005;202)mengatakan bahwa faktor-faktor yangdapat menstimuli konsumen

adalah faktor- faktor yang bersumber dari pemasar atausering disebut

rangsangan pemasaran, seperti:product (produk), price (harga), place

(lokasi)dan promotion (promosi). Faktor-faktortersebut dinamakan bauran

pemasaran (atauyang lebih dikenal dengan4P). Dalam perkembangannya

sejumlah penelitian menunjukkanbahwa penerapan 4P terlampau

terbatas/sempit untuk jasa, hal ini dikarenakankarakteristik jasa yang berbeda

dengan barangsehingga banyak pakar pemasaran mendefinisikanulang bauran

pemasaran sedemikian rupasehingga lebih aplikatif untuk sektor jasa.

Hasilnya 4P yang lama/tradisional, diperluasdanditambahkan dengan tiga

unsur lainnya,yaitu people (orang),physical evidence (bukti fisik), dan process

(proses).

Dalam penelitian ini hanya unsur produk, place, dan people yang akan

dianalisis, hal ini dikarenakan ketiga unsur bauran pemasaran tersebut yang

relevan bagi objek penelitian. Kemudian ditambahkan dengan variabel lain

yaitu Word of Mouth (WOM) yang akan dilihat pengaruhnya terhadap

minatpengunjung untuk berkunjung ke objek wisata Museum Keraton

Sumenep.Maka selanjutnya penelitian ini dilakukan dan diberi judul:

“ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE DAN WORD OF

MOUTH (WOM) TERHADAP MINAT PENGUNJUNG PADA OBJEK

WISATA MUSEUM KERATON SUMENEP MADURA”.

Page 25: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

7

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas dapat

dibuat pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1) Apakah secara parsial Produk berpengaruh signifikan terhadap minat

pengunjung berkunjung ke objek wisata Museum Keraton Sumenep?

2) Apakah secara parsialPlace berpengaruh signifikan terhadap minat

pengunjung berkunjung keobjek wisata Museum Keraton Sumenep?

3) Apakah secara parsialPeople berpengaruh signifikanterhadap minat

pengunjungberkunjung keobjek wisata Museum Keraton Sumenep?

4) Apakah secara parsial Word of Mouth (WOM) berpengaruh signifikan

terhadap minat pengunjung berkunjung ke objek wisata Museum Keraton

Sumenep?

5) Apakah secara simultanProduk,Place, People, dan Word of Mouth (WOM)

berpengaruh signifikan terhadap minat pengunjung berkunjung ke objek

wisata Museum Keraton Sumenep?

D. Tujuan Penelitian

1) Untuk menganalisis apakah Produkberpengaruh signifikan terhadap minat

pengunjung berkunjung ke objek wisata Museum Keraton Sumenep.

2) Untuk menganalisis apakahPlaceberpengaruh signifikan terhadap minat

pengunjung berkunjung ke objek wisata Museum Keraton Sumenep.

3) Untuk menganalisis apakahPeople berpengaruh signifikan terhadap minat

pengunjung berkunjung ke objek wisata Museum Keraton Sumenep.

Page 26: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

8

4) Untuk menganalisis apakah Word of Mouth (WOM) berpengaruh

signifikan terhadap minat pengunjung berkunjung ke objek wisat Museum

Keraton Sumenep

5) Untuk menganalisis variabel manakah yang paling berpengaruh secara

signifikan terhadap minat pengunjung berkunjung ke objek wisata

Museum Keraton Sumenep.

E. Manfaat Penelitian

Kegunaan yang dapat dirumuskan dari dilakukannya penelitian ini terdiri

dari dua kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.

1) Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu ekonomi dan

pariwisata serta bahan referensi dan informasi bagi para peneliti

selanjutnya yang ingin mengetahui dan meneliti tentang pemasaran

industri pariwisata museum.

2) Kegunaan Praktis

a. Bagi Peneliti

Merupakan tambahan pengetahuan yang kemudian dapat

disinkronkan dengan pengetahuan teoritis dan dapat diterapkan

dalam pekerjaan, terutama kaitannya dengan masalah pemasaran

industri pariwisata.

b. Bagi Objek Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai pijakan

museum dalam membuat perencanaan program-program museum di

Page 27: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

9

masa datang, khususnya untuk memasarkan objek wisata museum

sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjungan yang datang ke

museum.

c. Bagi Universitas

Diharapkan karya tulis ini dapat dijadikan bahan studi literatur dan

tambahan koleksi perpustakaan yang bermanfaat untuk pembaca dan

mahasiswa lain yang ingin meneliti tentang manajemen pemasaran

khususnya pemasaran museum.

Page 28: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Jasa atau Service

1. Pengertian Jasa atau Service

Perkembangan pemasaran berawal dari tukar menukar barang secara

sederhana tanpa menggunakan alat tukar berupa uang. Dengan

berkembangnya ilmu pengetahuan maka semakin dibutuhkan alat tukar

yang berlaku umum, yaitu uang. Di samping itu manusia juga

memerlukan jasa atau pelayanan untuk mengurus hal-haltertentu,

sehingga jasa atau pelayanan menjadi bagian utama dalam pemasaran.

Penyaluran jasa, kebanyakan bersifat langsung dari produsen kepada

konsumen, seperti jasa perawatan, pengobatan, nasehat-nasehat, hiburan,

travel/perjalanan, laundry, museum, beauty/shops, dan bermacam-macam

service lainnya.

Menurut Kotler dalam Lupiyoadi (2013:7) Jasa adalah setiap

tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada

pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengaki batkan

perpindahan kepemilikan apapun. Produksi jasa mungkin berkaitan

dengan produk fisik atau tidak.

Menurut Kotler dan Keller (2015:36) jasa atau pelayanan adalah

semua tindakan atau kinerja yang dapat di tawarkan satu pihak kepada

pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan

kepemilikan apapun.

Page 29: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

11

Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau tidak. Menurut

Zeithaml, Bitner, dan Gremler (2006:4) jasa ialah semua kegiatan

ekonomi yang outputnya bukan produk fisik, umumnya dikonsumsi pada

saat itu diproduksi, dan memberikan nilai tambah dalam bentuk (seperti

kenyamanan, hiburan,ketepatan waktu, comfort, atau kesehatan).

Adapun definisi jasa menurutStanton (2004:243) bahwa: “Jasa

adalah sesuatu yang dapat diidentifikasikan secara terpisah tidak

berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa bisa dihasilkan

dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak”.

Menurut Lovelock dan Wright (2005:5) jasa adalah tindakan atau

kinerja yang menciptakan manfaat bagi pelanggan dengan mewujudkan

perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima. Namun

dalam prakteknya, tidaklah gampang membedakan antara barang dan

jasa, karena sering pembelianbarang dibarengi dengan unsur

jasa/pelayanan, demikian juga sebaliknya.

Lingkup sebuah jasa atau service dapat dibedakan menjadi service

sebagai sebuah aktivitas dan service sebagai sebuah konsep (Gilmore,

2003 dalam Tjiptono, 2014:17).

Page 30: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

12

Tabel 2.1 Lingkup jasa atau Service

Service Sebagai

Aktivitas

Service Sebagai

Kosep

Layanan Pelanggan

Service-based

activities

Added value activities

Organisasi Jasa

Produk Inti

Augmented

Product

Product Support

Tindakan

Sumber: Gilmore (2003) dalam Tjiptono (2014:17)

Sebagai aktivitas, service mencakup layanan pelanggan (dalam hal

ini, jasa atau layanan dipandang sebagai fungsi tambahan yang

melengkapi produk fisik maupun non-fisik), Service-based activities

merupakan sebuah layanan yang inti pelayanannya adalah dengan

aktivitas jasa itu sendiri seperti perbankan, salon kecantikan, jasa

kesehatan, akuntansi dan seterusnya, dan added value activities dimana

sebuah layanan dijadikan keunggulan kompetitif, seperti keramahan dan

kesigapan pramugari dalam melayani para penumpang.

Sebagai sebuah konsep, service bisa berupa organisasi yaitu struktur

organisasi bisnis maupun nirlaba yang berkecimpung dalam jasa itu

sendiri, seperti perusahaan asuransi, restoran, dan universitas. Produk

inti,yaitu output atau keluaran komersial dari sebuah organisasi jasa

seperti rekening bank, polis asuransi atau paket liburan. Augmented

product yaitu produk perluasan yang mana setiap aktivitas dirancang

Page 31: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

13

untuk memfasilitasi penyampaian produk inti seperti welcome drink di

hotel atau kafe. Product support yaitu setiap aktivitas yang berorientasi

pada produk atau pelanggan yang berlangsung setelah produk inti

disampaikan kepada pelanggan, seperti aktivitas pemantauan, reparasi,

dan up dating. Tindakan yaitu mode perilaku seperti memberikan saran

dan membantu pelanggan.

2. Karakteristik Jasa

Berbagai riset dan literature manajemen dan pemasaran jasa

mengungkap bahwa jasa memiiki empat karakteristik unik yang

membedakannya dari barang dan berdampak pada strategi mengelola dan

memasarkannya. Secara garis besar, karakteristik tersebut terdiri

dariintangibility, inseparability, variability/heterogenity, perishability,

dan lack of ownership(Tjiptono, 2014:28-33).

a. Intangibility

Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu

objek, alat, atau benda; maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan,

pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha. Oleh sebab

itu, jasa tidak dapat dillihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba

sebelum dibeli atau dikonsumsi. Hal ini menyebabkan sejumlah

implikasi bagi konsumen dan penyedia jasa.

Implikasi intangibilitas jasa bagi konsumen:

1) Sulit mengevaluasi berbagai alternatif penawaran jasa.

2) Mempersepsikan tingkat resiko yang tinggi.

3) Menekankan pentingnya sumber informasi informal.

Page 32: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

14

4) Menggunkan harga sebagai dasar penilaian kualitas.

Dibutuhkan respon manajemen bagi penyedia jasa berupa:

1) Reduksi kompleksitas jasa.

2) Penekanan tangible cues.

3) Fasilitas rekomendasi dari mulut ke mulut (Word of Mouth).

4) Fokus pada kualitas jasa.

Bagi para pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian jasa

relatif tinggi, karena terbatasnya search qualities, yakni karakteristik

fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan.

Selain itu, jasa biasanya mengandung unsur experience quality

dan credence quality yang tinggi. Experience quality adalah

karakteristik-karakteristik yang hanya dapat dinilai pelanggan

setelah pembelian. Sedangkan credence quality merupakan aspek-

aspek yang sulit dievaluasi, bahkan setelah pembelian dilakukan.

Oleh karena jasa relatif rendah dalam search qualities dan tinggi

dalam experience dan credence qualities, maka pelanggan

merasakan resiko yang lebih besar dalam keputusan pembelian.

Konsekuensinya, dalam pembuatan keputusan, pelanggan lebih

banyak dipengaruhi oleh kredibilitas sumber informasi yang lebih

bersifat personal (seperti gethok tular) ketimbang pesan iklan dari

penyedia jasa.

Oleh karena layanan jasa adalah sesuatu yang tidak dapat

disentuh, dilihat, dirasakan atau didengar sebelum dialami sendiri

oleh seseorang, maka penting bagi museum untuk membuat layanan

Page 33: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

15

yang intangible itu menjadi tangible. Contohnya, museum dapat

membuat souvenir sebagai manifestasi layanan dan pengalaman

yang diberikan kepada pengunjungnya.

b. Inseparability

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi.

Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian

diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

Karakteristik semacam ini mempunyai beberapa implikasi bagi

konsumen dan juga penyedia jasa atau pihak manajemen yang

bertanggung jawab atas penyampaian jasa itu sendiri.

Implikasi inseparability jasa bagi konsumen:

1) Konsumen menjadi Co-producers jasa.

2) Kerapkali menjadi Co-consumers suatu jasa dengan konsumen

lainnya.

3) Sering harus melakukan perjalanan untuk mencapai lokasi

produksi jasa.

Dibutuhkan respon manajemen berupa:

1) Upaya memisahkan produksi dan konsumsi.

2) Manajemen interaksi konsumen dan produsen.

3) Penyempurnaan sistem penyampain jasa.

Bagi konsumen karakteristik inseparability berimplikasi,

pertama, pada jenis jasa yang tingkat kontak antara penyedia jasa

dan pelanggannya tergolong tinggi dan membutuhkan kehadiran

pelanggan, interaksi diantara mereka merupakan faktor pentingyang

Page 34: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

16

menentukan keputusan pelanggan dalam jasa yang bersangkutan.

Kedua, konsumen lain biasanya juga hadir dalam penyampaian jasa

yang disampaikan. Ketiga, perkembangan atau pertumbuhan jasa

sulit diwujudkan dikarenakan produksi dan konsumsi dilakukan

secara simultan. Penyedia jasa dan klien harus bertemu. Kesulitan

dalam mencapai skala ekonommis bisa menjadi hambatan utama

bagi pertumbuhan jasa bersangkutan.

Sedangkan implikasi inseparability bagi penyedia jasa meliputi

tiga aspek, pertama, melatih staf agar dapat berinteraksi secara

efektif dengan para klien. Termasuk cara mendengarkan, berempati,

dan berperilaku sopan pada pelanggan. Kedua, mengupayakan

berbagai cara untuk mencegah agar jangan sampaiada pelanggan

yang mengganggu atau menghambat kepuasan pelanggan lainnya.

Ketiga, pertumbuhan yang difasilitasi dengan cara pelatihan,

melayani kelompok pelanggan yang besar, bekerja lebih cepat, dan

mendirikan multi-site location dengan bentuk waralaba atau

franchising.

Layanan museum tidak dapat dipisahkan dengan museum itu

sendiri, artinya seseorang yang ingin merasakan pelayanan penuh

dari museum, harus datang langsung ke museum tersebut. Karena

layanan tersebut diberikan langsung oleh para staf museum, maka

sangat diperlukan staf yang tidak hanya ramah, tetapi juga mampu

merespon kebutuhan para pengunjung.

Page 35: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

17

c. Variability/Heterogeneity/Inconsistency

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standarized

output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung

kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Berbeda

dengan mesin, orang biasanya tidak bisa diprediksi dan cenderung

tidak konsisten dalam hal sikap dan perilaku.

Menurut Bove, Houston, dan Thill (1995) dalam Tjiptono

(2014:31), terdapat tiga faktor yang menyebabkan variabilitas

kualitas jasa, yaitu:

1) Kerja sama atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa.

2) Moral atau motivasi karyawan dalam melayani pelanggan.

3) Beban kerja perusahaan.

Kesemuanya ini menyebabkan sebuah organsasi jasa sulit untuk

mengembangkan citra merek yang konsisten sepanjang waktu.

Namun untuk mengurangi dampak variabilitas organisasi jasa ada

tiga strategi yaitu, pertama, berinvestasi dalam seleksi, motivasi, dan

pelatihan karyawan. Kedua, melakukan sebuah industrialisasi jasa,

dan ketiga, melakukan service customization.

d. Perishability

Perishabillity berarti, jasa tidak tahan lama dan tidak dapat

disimpan. Artinya jasa yang dihasilkan akan dimanfaatkan pada saat

konsumsi jasa tersebut berlangsung. Dengan demikian maka

pemanfaatan jasa yang tidak mengenal penyimpanan ini memerlukan

suatu kondisi permintaan jasa yang sedang tejadi. Jika terdapat

Page 36: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

18

permintaan maka jasa tersebut akan ditawarkan dan permintaan

selanjutnya merupakan penawaran jasa berikutnya. Permintaan

pelanggan terhadap jasa sangat fluktuatif. Kegagalan dalam

memenuhi permintaan puncak akan menyebabkan ketidakpuasan

pelanggan. Akan tetapi sebaliknya, disaat periode sepi akan terjadi

kapasitas jumlah menganggur dalam jumlah besar. Dalam hal ini

manajemen penyedia jasa memiliki lima alternatif pendekatan dalam

hal permintaan:

1) Mengurangi permintaan pada periode puncak.

2) Meningkatkan permintaan pada periode sepi.

3) Menyimpan permintaan dengan sistem reservasi dan janji.

4) Menerapkan sistem antrean.

5) Mengembangkan jasa atau pelayanan komplementer.

Sedangkan dalam mengelola penawaran, juga terdapat lima

alternatif strategi yang bisa dilakukan:

1) Menggunakan karyawan paruh waktu pada periode sibuk,

sehingga perusahaan dapat melayani permintaan pelanggan pada

waktu sibuk.

2) Menyewa atau berbagi fasilitas dan peralatan tambahan dengan

perusahaan lain.

3) Menjadwalkan aktivitas down time selama periode permintaan

sepi.

Page 37: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

19

4) Melakukan pelatihan silang (cross-training) terhadap karyawan,

agar karyawan memiliki berbagai keterampilan dan dapat

membantu di departemen yang super sibuk.

5) Meningkatkan partisipasi pelanggan.

Pelayanan di museum tidak dapat tersedia setiap saat, atau

bahkan pelayanan tersebut tidak dapat diberikan lagi oleh museum

untuk seterusnya. Contohnya, museum dapat memberikan harga tiket

yang lebih murah atau potongan harga pada waktu-waktu tertentu

dimana jumlah pengunjung diperkirakan akan naik, seperti pada

waktu libur sekolah. Namun, ketika masa libur telah berakhir,

museum tidak lagi memberikan penawaran yang serupa karena tidak

akan menutupi pengeluaran yang dibutuhkan (McLean, 1994).

e. Lack of Ownership

Lack of Ownership merupakan perbedaan dasar antara barang

dan jasa. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas

penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa

mengkonsumsi, menyimpan, atau menjualnya. Di lain pihak pada

pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal

atas suatu jasa untuk jangka waktu yang tebatas. Pembayaran

biasanya ditujukan untuk pemakaian, akses atau penyewaan item-

item tertentu berkaitan dengan jasa yang ditawarkan. Untuk

mengantisipasi masalah lack of ownership penyedia jasa dapat

melakukan tiga pendekatan, yaitu:

1) Menekankan keunggulan atau keuntungan non-ownership.

Page 38: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

20

2) Menciptakan asosiasi keanggotaan untuk memperlihatkan

kepemilikan.

3) Memberikan intensif bagi para pengguna rutin.

Sebagian besar layanan yang disediakan oleh museum (misalnya,

pengalaman pendidikan di sebuah pameran, saran di meja resepsionis,

persembahan dari departemen pendidikan museum) tidak berwujud atau

dapat disimpan, yang berarti bahwa proses produksi dan konsumsi jasa

museum terjadi pada waktu yang sama di banyak tempat dari kunjungan

("The uno-actu principle") (Hausmann, 2001; Lovelock dan Gummesson,

2004). Karakteristik lain dari produksi jasa museum adalah kurangnya

standarisasi dan kebutuhan untuk mengintegrasikan faktor eksternal,

terutama pengunjung (Bitner, 1997; Lovelock dan Gummesson, 2004).

B. Product (Produk)

1. Pengertian Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar

untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang

fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, porperti, organisasi,

informasi, dan ide (Kotler dan Keller, 2015:4).

MenurutLupiyoadi (2001:58) produk adalah merupakan keseluruhan

konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat

kepada konsumen.

Sedangkan menurutHurriyati (2005:50-51), produk jasa merupakan

suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat

dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi

Page 39: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

21

aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Sesungguhnya

pelanggan tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dan

nilai dari sesuatu yang ditawarkan. Apa yang ditawarkan menunjukkan

sejumlah manfaat yang dapat pelanggan dapatkan dari pembelian suatu

barang atau jasa, sedangkan sesuatu yang ditawarkan itu sendiri dapat

dibagi menjadi empat kategori, yaitu:

1) Barang nyata,

2) Barang nyata dan disertai dengan jasa,

3) Jasa utama yang disertai dengan barang dan jasa tambahan, dan

4) Murni jasa

2. Penawaran jasa

Menurut Tjiptono (2014:110) penawaran jasa dapat ditelaah

menggunakan dua komponen utama:

1) Jasa inti (core service)

Level jasa inti atau dikenal dengan istilah substantive atau

service concept, merupakan fungsi esensial dari suatu jasa. Fungsi

tersebut bisa umum (contohnya, solusi atas masalah transportasi

pada perusahaan penyewaan mobil), bisa pula spesifik (misalnya,

restoran yang menyajikan masakan Thailand).

Penawaran harus dikembangkan, diproduksi, dan dikelola atas

dasar manfaat bagi pelanggan, sehingga dapat memuaskan

kebutuhan dan keinginan mereka. Penawaran tersebut bisa berupa

barang, jasa, maupun kombinasi keduanya.

2) Jasa sekunder (secondary service)

Page 40: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

22

Level jasa sekunder mencerminkan tangible dan augmented

product level. Meskipun tidak ada tangible product level pada jasa

seperti halnya dalam konteks produk fisik, tidaklah lantas berarti

bahwa tidak mungkin augmented service level ditentukan. Pada

augmented service level, penyedia jasa menawarkan manfaat

tambahan untuk memenuhi keinginan tambahan dan/atau untuk

mendiferensiasikan produk dari produk pesaing.

Level jasa sekunder membutuhkan kombinasi antara unsur-

unsur berwujud dan tak berwujud, agar manfaat inti yang ditawarkan

dapat dikenali dan dipahami dengan mudah oleh pelanggan. Dalam

artikel klasiknya berjudul “Breaking Free From Product

Marketing”, Shostack (1997) menegaskan bahwa semakin tidak

berwujud suatu jasa, semakin besar kebutuhan akan bukti fisik. Oleh

sebab itu, manajemen bukti fisik sangat pentingdalam pemasaran

jasa.

Museum lebih rumit dalam menciptakan permintaan, karena tidak

ada 'kebutuhan‟ yang dapat diidentifikasi bagi museum (Van der Vliet

1979). Selain itu, sebagian besar, 'lini produk' telah ditentukan

sebelumnya. Museum tidak menciptakan produk untuk memenuhi

kebutuhan yang belum terpenuhi dari masyarakat. Sebaliknya, ia

memiliki produk tetap, koleksi-koleksinya, dan bangunan di mana ia

ditempatkan. Produk mungkin dapat diubah (dengan akuisisi,

pemajangan barang baru, atau pameran temporer) atau ditingkatkan

Page 41: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

23

(melalui fasilitas tambahan) tetapi dalam tingkatan luas, produk museum

adalah tetap (Mclean, 1997:105).

Graburn (1977) dalam Mclean (1997: 106) telah mengidentifikasi

tiga kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi oleh museum: rasa hormat,

ruang asosiasi, dan fungsi pendidikan. Rasa hormat sama dengan

pendapat Horne (1984), di mana pengalaman di museum lebih tinggi dari

pengalaman sehari-hari, di mana semangat terangkat oleh keindahan dan

inspirasi dari objek. Ruang asosiasi adalah konteks sosial dalam

modelnya Falk dan Dierking (1992), karena kunjungan ke museum dapat

menjadi kesempatan sosial, di mana teman dan keluarga dapat

berinteraksi bersama-sama dan berinteraksi dengan benda-benda. Untuk

memenuhi fungsi ini Falk dan Dierking menganggap aspek fisik museum

(seperti posisi, pelabelan, dan peruteen) harus diterima. Akhirnya, fungsi

pendidikan menarik para pengunjung yang ingin memahami dunia

mereka, di mana objek dapat diterjemahkan kedalam konteks nilai-nilai

pribadi.

Produk museum dapat dikaji dalam hal produk inti, yaitu (1) gedung

museum dan (2) pameran; dan produk sekunder atau pelengkap, yaitu (3)

layanan yang ditawarkan (Mclean, 1997: 188-189).

1) Gedung Museum

Pemeliharaan bangunan museum adalah hal yang penting.

Banyak museum yang bertempat di bangunan bersejarah, yang

memiliki biaya terkait dengan pemeliharaan dan perbaikan untuk

fasilitas konservasi dan penyimpanan yang memadai. Secara historis,

Page 42: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

24

bangunan museum tidak dibangun sesuai dengan kehendak publik,

tetapi untuk menampilkan artefak-artefak dengan gaya yang sesuai

dengan mereka; bagian dalam bangunan menyerupai rumah megah

di mana artefak-artefak pada mulanya dikumpulkan (Mclean 1993).

Meskipun banyak museum bertempat di gedung-gedung tua,

harus dipastikan bahwa pemeliharaan dan perbaikan dari bangunan-

bangunan museum memungkinkan untuk melestarikan koleksi

secara memadai dan memenuhi kebutuhan pengguna. Penelitian

survei telah menemukan bahwa area utama kritik dari museum

adalah umumnya tentang perbaikan gedung (Touche Ross 1989

dalam Mclean, 1997:110).

Lokasi dan infrastruktur fisik museum dapat berdampak pada

orientasi pengguna begitu berada di dalam gedung museum. Banyak

museum yang luas bangunannya, dengan koridor seperti labirin.

Museum kecil mungkin menjadi penuh sesak, sementara beberapa

museum lebih memilih untuk memindahkan pengguna mereka

berkeliling museum dalam satu arah. Petunjuk arah di museum dapat

menjadi penting dalam memastikan bahwa pengguna dapat

mengarahkan diri mereka dengan mudah. Pada saat yang sama

petunjuk arah dapat berkontribusi terhadap pengalaman, karena

mereka dapat mengaktifkan rute tematik yang akan dibuat, dan juga

dapat menyaring pengunjung dan memastikan bahwa mereka

mengunjungi daerah-daerah tertentu dari museum. Tanda-tanda ini

juga dapat digunakan untuk menjelaskan kepada pengunjung

Page 43: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

25

mengapa, misalnya, galeri di dalam kegelapan, atau mengapa sebuah

objek telah dihapus dari tampilan untuk pelestarian (Mclean,

1997:135).

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan dan

pemeliharaan bangunan museum adalah: Tampilan luar (seperti

spanduk, signage pada bangunan, Tampilan pintu masuk), dan

tampilan internal (seperti suasana, perbaikan keadaan, perabot, tata

letak, kebisingan, suhu, kualitas udara, pencahayaan, signage)

2) Pameran

Secara umum layanan utama yang ditawarkan oleh museum

adalah akses terhadap koleksi melalui pameran. Pameran dalam

museum dapat berupa pameran temporer dan pameran tetap.

Pameran temporer merupakan program dari event-event dan

kegiatan-kegiatan yang mungkin dilakukan oleh museum, seperti

pertunjukan film, pameran keliling dari museum, workshop dengan

tema dan objek yang ada dalam koleksi museum, program tari dan

drama, program pendidikan, pawai sejarah, dan lain sebagainya

(New Museums: A start-up guide, 1987 dalam Mclean, 1997: 118-

119).

Sedangkan pameran tetap adalah pameran yang berasal dari

pemajangan koleksi yang dimiliki oleh museum itu sendiri. Display

koleksi dan interpretasinya berpijak pada publik. Pemahaman dan

apresiasi masyarakat terhadap benda-benda harus menjadi tujuan

tunggal museum. Bagaimana pemahaman yang dihasilkan

Page 44: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

26

tergantung pada pendekatan individual museum. Keputusan harus

dibuat pada seberapa banyak informasi akan diberikan dan

bagaimana hal itu diberikan; reaksi pengunjung terhadap metode

presentasi (seperti kata, bentuk, warna, dan suara) (Mclean, 1997:

115).

Metode yang dianggap baik sampai saat ini adalah metode

berdasarkan motivasi pengunjung museum. Metode ini merupakan

hasil penelitian beberapa museum di Eropa dan sampai sekarang

masih digunakan. Ada 3 kelompok besar motivasi pengunjung

museum, yaitu:

1. Motivasi pengunjung untuk melihat keindahan koleksi-koleksi

yang dipamerkan.

2. Motivasi pengunjung untuk menambah pengetahuan setelah

melihat koleksi-koleksi yang dipamerkan.

3. Motivasi pengunjung untuk melihat serta merasakan suatu

suasana tertentu pada pameran museum.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka untuk dapat

memuaskan ketiga motivasi tersebut maka museum harus dapat

memamerkan koleksi-koleksinya dengan menciptakan metode-

metode pameran yang menarik. Metode-metode tersebut adalah:

1. Metode penyajian Artistik, yaitu memamerkan koleksi-koleksi

terutama yang mengandung unsur keindahan.

2. Metode penyajian Intelektual atau Edukatif, yaitu memamerkan

koleksi-koleksi tidak bendanya saja, tetapi juga semua segi yang

Page 45: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

27

bersangkutan dengan koleksi tersebut, misal urutan proses

terjadinya sampai pada cara penggunaan dan fungsinya.

3. Metode penyajian Romantik atau Evokatif, yaitu memamerkan

koleksi-koleksi disertai semua unsur lingkungan dimana

koleksi-koleksi tersebut berada (Direktorat Jenderal

Kebudayaan, 1999/2000).

Koleksi membedakan museum dengan objek wisata lainnya.

Koleksi adalah unik dan memperlihatkan sebuah kemurnian dalam

dunia nyata. Museum perlu memanfaatkan asset ini, menjadikan

aspek utama dari koleksinya sebagai Unique Selling Proposition

(SPU). Dalam rangka bertahan dari semua hiruk- pikuk persaingan

objek kewisataan, museum memiliki ceruk pasar (niche) tertentu

pada produk intinya. USP ini perlu menjalankan seluruh keputusan

dalam marketing mix, dari image yang dikomunikasikan melalui

publisitas, hingga harga yang di anggarkan untuk masuk ke museum.

Produk inti bisa digunakan untuk memposisikan produk, yang mana

posisi itu dapat melawan daya tarik kewisataan lainnya dalam hal

bagaimana pengunjung mengetahui nilai dari produk museum

(Mclean, 1997: 117).

Keaslian dan display dari koleksi adalah faktor penting bagi

masyarakat dalam memilih untuk mengunjungi museum, dan oleh

karena itu pentingnya menentukan fitur dari tujuan pemasaran (Falk

dan Dierking 1992; McLean 1993; Hooper-Greenhill 1994).

Page 46: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

28

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan

koleksi adalah penyajian (presentation), interpretasi

(interpretation)danpenggunaan teknologi (Mclean, 1997:189).

Perlu diketahui bahwa pameran yang ada di Museum Keraton

Sumenep hanya berupa pameran tetap yang berasal dari koleksi yang

dimiliki oleh museum itu sendiri. Tidak ada pameran temporer yang

berupa event-event atau kegiatan-kegiatan seperti yang telah

disebutkan di atas.

3) Layanan yang ditawarkan

Area lain dari layanan umum museum kepada pengunjung

adalah layanan pendukung dan informasi. Layanan-layanan

pendukung berupa catering dan ritel. Kafe atau rumah makan dan

tempat-tempat jualan atau toko-toko menambah pengalaman bagi

pengunjung, bahkan kadang-kadang jadi sumber dana yang

menguntungkan bagi museum. Meskipun seringkali layanan-layanan

pendukung ini dikembangkan hamper secara khusus untuk alasan

finansial. Hubungan antara koleksi museum dan layanan

pendukungnya harus simbiosis (Mclean, 1997:117).

Penyediaan informasi tentang koleksi dan topik terkait biasanya

secara tradisional berbentuk perkuliahan formal dan publikasi. Cara

semacam workshop juga bisa diadopsi, khususnya bagi anak-anak

atau untuk mendidik para remaja dengan keterampilan baru (Mclean,

1997:118).

Page 47: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

29

Perhatian terhadap infrastruktur seringkali diabaikan, meski hal

itu kadang bisa lebih penting daripada koleksi itu sendiri dalam

menciptakan sebuh kepuasan kunjungan (Falk and Dierking 1992).

Infrastruktur meliputi tempat duduk, ruang penitipan, meja

informasi, toilet, dan penyediaan fasilitas fisik lainnya. Penelitian

yang dilakukan oleh Touche Ross (1989) dalam Mclean (1997:118)

menemukan bahwa ketika responden ditanya fasilitas tambahan apa

yang mereka inginkan di museum, jawaban pokok berkaitan dengan

tambahan atau tempat duduk yang lebih baik, fasilitas ruang

penitipan yang lebih baik, petunjuk arah dan denah yang lebih baik.

Pada Museum Keraton Sumenep tidak ada layanan pendukung

yang berupa catering atau toko. Penyediaan informasi yang berupa

perkuliahan formal semacam workshop dan publikasi juga belum di

maksimalkan dengan baik. Layanan pendukung yang ada hanya

berupa infrastruktur yang dimiliki oleh museum.

Sebagai perusahaan jasa khususnya dalam bidang pariwisata, yang

dimaksud dengan produk museum tidak hanya terbatas pada koleksi

(physical product) yang dimiliki oleh museum, akan tetapi produk

museum juga mengacu pada berbagai pengalaman dan manfaat yang

didapat oleh pengunjung ketika berkunjung ke museum, sehingga dapat

memenuhi kebutuhan mereka akan pengetahuan dan rekreasi yang

tentunya tidak akan mereka dapatkan di tempat lain.

Produk museum sangat kompleks, berpotensi melibatkan sejumlah

kegiatan dan acara yang berbeda. Ini mencakup baik atas koleksi dan

Page 48: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

30

staf, dan ditambah dengan berbagai layanan pendukung.Sebuah museum

perlu memahami dan mengantisipasi kebutuhan publik, menilai

sumberdaya, dan mengembangkan produk yang mencerminkan

kebutuhan tersebut, sementara pada saat yang sama mencerminkan misi

museum (Mclean, 1997:127).

C. Place(Lokasi)

1. PengertianLokasi

Menurut Lupiyoadi (2001: 80) lokasi yaitu keputusan yang dibuat

perusahaan berkaitan dengan di mana operasi dan stafnya akan

ditempatkan. Place dalam service merupakan gabungan antara lokasi

dankeputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan

bagaimana penyampaian jasa kepada konsumen dan di mana lokasi yang

strategis.

Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus

bermarkas dan melakukan operasi. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi

yang mempengaruhi lokasi, yaitu:

1) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila

keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting.

Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen

sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.

2) Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak

terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian

jasa harus tetap berkualitas.

Page 49: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

31

3) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti

service provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu

seperti telepon, komputer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi

sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak dapat

terlaksana.

MenurutHurriyati (2005:55) untuk produk industri manufaktur place

diartikan sebagai saluran distribusi (zero channel, two channel, dan

multilevel channels), sedangkan untuk produkindustri jasa, place

diartikan sebagai tempat pelayanan jasa. Lokasi pelayanan jasa yang

digunakan dalam memasok jasa kepada pelanggan yang dituju

merupakan keputusan kunci.

2. Faktor-faktorLokasi

Menurut Fitzsimmons dan Fitzsimmons (1994) dalam Tjiptono

(2014:159) lokasi berpengaruh terhadap dimensi-dimensi pemasaran

strategis, seperti fleksibilitas, competitive positioning, manajemen

permintaan, dan fokus strategis. Fleksibiltas suatu lokasi merupakan

ukuran sejauh mana sebuah jasa mampu bereaksi terhadap situasi

perekonomian yang berubah. Competitive positioning adalah metode-

metode yang digunakan agar perusahaan dapat mengembangkan posisi

relatifnya dibandingkan para pesaing. Misalnya, jika perusahaan berhasil

memperoleh dan mempertahankan lokasi yang banyak dan strategis

(lokasi sentral dan utama), maka hal itu dapat menjadi rintangan efektif

bagi para pesaing untuk mendapatkan akses ke pasar. Manajemen

permintaan merupakan kemampuan penyedia jasa untuk mengendalikan

Page 50: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

32

kuantitas, kualitas, dan timing permintaan. Sementara itu, fokus strategik

bisa dikembangkan melalui penawaran jasa yang hampir sama dibanyak

lokasi.

Gronroos (1982) dalam Mclean (1997:130) menunjukkan bahwa

meskipun distribusi penting bagi barang, fokus untuk jasa adalah juga

pada aksesibilitas. Rathmell (1974) dalam Mclean (1997:130)

mengklasifikasikan jasa dengan lokasi dalam tiga cara: di mana lokasi

mungkin tidak relevan; di mana jasa mungkin akan terkonsentrasi; dan di

mana jasa mungkin akan tersebar. Jasa museum terkonsentrasi di lokasi

mereka, terutama melalui tradisi yang bertentangan dengan penawaran.

Perhatian terhadap lokasi sangat penting dalam museum, di mana ia

dapat menjadi faktor kunci dalam keputusan pembelian akhir (Davis et

al. 1979). Sangat jarang bahwa museum dapat pindah ke lokasi di mana

ia dapat meningkatkan kinerja pelayanannya. Museum berusaha untuk

mengatasi keterbatasan ini melalui pameran keliling dan perputaran dari

koleksi permanen.

Kenyamanan lokasi dan kemudahan akses, merupakan faktor

penentu yang penting dari pemakaian. Aksesibilitas membutuhkan

jaringan transportasi yang baik. Museum dapat mendorong perbaikan

angkutan umum, tapi tidak dapat mengontrol efek struktural diluar

kendali mereka. Parkir mobil juga bisa menjadi keterbatasan banyak

museum yang terletak di pusat kota, di mana parkir mobil adalah

premium. Jika parkir mobil terbatas, maka tanda-tanda harus

menunjukkan di mana parkir mungkin tersedia. Pengguna potensial perlu

Page 51: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

33

menemukan museum, apakah itu berlokasi di pusat keramaian atau di

sudut terpencil, rambu-rambu harus mengarahkan mereka ke tujuan

mereka. Rambu-rambu harus ditempatkan di jalan-jalan di titik masuk

yang tepat, dan tanda-tanda pejalan kaki juga harus ditempatkan di

trotoar yang tepat. Lokasi bisa menjadi penghalang untuk memfasilitasi

aksesibilitas, tetapi museum bisa berbuat banyak untuk mengatasi

masalah ini (Mclean, 1997: 134).

Apa yang perlu dirancang di sini adalah aksesibilitas melalui waktu

dan tempat. Place sebagai lokasi perlu ditangani, seperti halnya

ketersediaan waktu melalui permintaan dan penawaran (Mclean,

1997:130-131).

MenurutTjiptono(2014:159), terdapat beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan dengan cermat dalam menentukan tempat atau lokasi

yaitu:

1) Akses, lokasi yang mudah dijangkau oleh transportasi umum

2) Visibilitas, lokasi dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang

normal

3) Lalu lintas (Traffic), disini ada dua hal yang perlu dipertimbangkan

yaitu pertama, banyaknya orang yang lalu lalang dapat memberikan

peluang terjadinya impulse buying, keputusan pembelian sering kali

terjadi spontan, tanpe perencanaan, dan atau tanpa melalui usaha

khusus. Kedua, kepadatan dan kemacetan lalu lintas dapat pula

menjadi hambatan.

Page 52: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

34

4) Tempat parkir yang luas, nyaman dan aman baik untuk kendaraan

roda dua ataupun roda empat.

5) Ekspansi, tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha

di kemudian hari.

6) Lingkungan, yaitu daerah yang mendukung jasa yang ditawarkan.

7) Kompetisi, dengan melihat banyaknya pesaing di lokasi tersebut.

8) Peraturan pemerintah, dengan melihat peraturan pemerintah

mengenai penggunaan lokasi tersebut (tata kota, peruntukan, dan

lain-lain).

D. People (Orang)

1. Pengertian People

Menurut Zeithalm and Bitner (2005:26) pengertian people adalah

sebagai berikut:

“Orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan peranan

dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi

pembeli. Elemen-elemen dari people adalah pegawai perusahaan,

konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa.”

Bagi sebagian besar jasa, orang merupakan unsur vital dalam bauran

pemasaran. Dalam industri jasa, setiap orang merupakan „part-time

marketer‟ yang tindakan dan perilakunya memiliki dampak langsung

pada outputyang diterima pelanggan. Oleh sebab itu, setiap organisasi

jasa (terutama yang tingkat kontaknya dengan pelanggan tinggi) harus

secara jelas menentukan apa yang diharapkan dari setiap karyawan dalam

interaksinya dengan pelanggan. Untuk mencapai standar yang ditetapkan,

Page 53: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

35

metode-metode rekrutmen, pelatihan, pemotivasian, dan penilaian kinerja

karyawan tidak dapat dipandang semata-mata sebagai keputusan

personalia; semua itu juga merupakan keputusan bauran pemasaran yang

penting (Tjiptono, 2014: 43).

Semua sikap dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh

terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa (service

encounter). Oleh karena itu penting kiranya semua perilaku karyawan

jasa harus diorientasikan kepada konsumen. Itu berarti organisasi jasa

harus merekrut dan mempertahankan karyawan yang mempunyai skill,

sikap, komitmen, dan kemampuan dalam membina hubungan yang baik

dengan konsumen.

Dalam hal ini people (orang) yang dimaksud adalah keseluruhan

karyawan atau staf yang berada dilingkungan museum yang menjalankan

perannya masing-masing selama proses layanan museum berlangsung.

2. Faktor-faktorPeople

Petugas adalah sebagian besar sumber daya yang belum

dimanfaatkan oleh museum untuk berjuang di bawah kendala pendanaan

guna menyediakan layanan yang semakin baik kepada pengunjung.

Seperti memberikan panduan kepada pengunjung dan berpartisipasi

dalam kunjungan sekolah, petugas bisa juga, saran Falconer, memberikan

bantuan kuratorial dan teknis, dengan membantu kontrol lingkungan,

koleksi, dan pameran (Falconer, 1995:21 dalam Mclean, 1997:126).

Menurut Ratih (2005:63) Elemen people ini memiliki 2 aspek, yaitu:

1) Service People

Page 54: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

36

Untuk organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan

ganda, yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut melalui

pelayanan yang baik, cepat, ramah, teliti, dan kesetiaan pelanggan

terhadap perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan nama baik

perusahaan.

Lebih lanjut Leishman (1993:32) dalam Mclean (1997:126)

mangatakan bahwa manajer harus mendorong respon manusia

dibanding mesin, dan memberikan petugas museum kepercayaan diri

untuk berhubungan dengan mudah kepada pengunjung. Ini akan

membantu mereka untuk tetap menarik, siap-siaga dan ramah, dan

untuk menyampaikan pesan melalui sikap mereka bahwa semua

pertanyaan akan ditanggapi dengan sopan, bahwa informasi atau

bantuan ada jika diperlukan dan bahwa keluhan akan ditangani

secara serius.

2) Customer

Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara

para pelanggan. Pelanggan dapat memberikan persepsi kepada

pelanggan yang lain tentang kualitas jasa yang pernah didapatnya

dari perusahaan.

Judd dalam Payne (2001) telah mengembangkan skema kategorisasi

berdasarkan frekuensi tingkat kontak pelanggan dan seberapa jauh para

karyawan dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan pemasaran yang

konvensional yang terdiri dari: Contaktor, Modifier, Influencer, dan

Isolated.

Page 55: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

37

Begitupun dengan Lupiyoadi (2001) menyatakan bahwa ada empat

kriteria peranan atau pengaruh dari aspek-aspek people yang

mempengaruhi konsumen yaitu:

1) Contaktor, orang di sini berinteraksi langsung dengan konsumen

dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat mempengaruhi

keputusan konsumen untuk membeli. Mereka memiliki posisi dalam

hal menjual dan perannya sebagai customer service. Misalnya staf

pemandu atau staf pameran dalam museum

2) Modifier, mereka tidak secara langsung mempengaruhi konsumen,

tetapi cukup sering berinteraksi dengan konsumen. Modifiers

memerlukan keahlian untuk dapat menjalin kerja sama yang erat

dengan konsumen. Misalnya resipsionis/petugas tiket dalam

museum.

3) Influencer, mereka ini mempengaruhi konsumen dalam keputusan

untuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak dengan

konsumen. Tugasnya antara lain mencakup pengadaan riset dan

pengembangan. Seorang Influencer harus memiliki potensi

kemampuan untuk menarik kosumen melalui hasil yang

diperolehnya. Misalnya ketua museum.

4) Isolated, orang di sini tidak secara langsung ikut serta dalam

Marketing Mix dan juga tidak sering bertemu dengan konsumen.

Misalnya staf keamanan dan staf kebersihan dalam museum.

Page 56: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

38

E. Word of Mouth

1. Pengertian Word of Mouth

Menurut Kotler dan Keller (2012:568) word of mouth

communication (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan

proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara

individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang

bertujuan untuk memberikan informasi secara personal.

Kemudian menurut Ekotama (2009:17) komunikasi dari mulut ke

mulut adalah kegiatan promosiyang dilakukan oleh konsumen yang

menawarkan produk secara sukarela, dimana mereka menceritakan

produk kita dan menyar ankan orang lain untuk mengkonsumsi atau

menggunakan produk tersebut. Kemudian menurut Sumardy (2011:67)

word of mouth adalah tindakan penyediaan informasi oleh konsumen

kepada konsumen.

WOMMA (Word of Mouth Marketing Association) dalam Sumardy

(2011:68) menyatakan pemasaran dari mulut ke mulut adalah upaya oleh

sebuah organisasi untuk mempengaruhi bagaimana konsumen membuat

dan mendistribusikan informasi pemasaran yang relevan kepada

konsumen lain, memfasilitasi dan memperkuat pemasaran yang relevan

di kalangan konsumen.

Menurut Tjiptono (2014:368), word of mouth merupakan salah satu

indikator dalam pengukuran kepuasan pelanggan. Kesediaan pelanggan

untuk merekomendasikan produk kepada teman atau keluarganya

menjadi ukuran yang penting untuk ditindaklanjuti.

Page 57: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

39

Maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi dari mulut ke mulut

(word of mouth) adalah komunikasi antar konsumen yang

memberitahukan atau menginformasikan pengalamannya tentang produk

atau jasa yang sudah pernah dikonsumsi kepada orang lain.

2. Indikator Word of Mouth

Menurut Babin, Lee, Kim, dan Griffin (2005:136) untuk mengukur

word of mouth dengan menggunakan indikator sebagai berikut:

1) Keinginan konsumen membicarakan hal-hal positif tentang kualitas

produk kepada orang lain.

2) Rekomendasi produk kepada orang lain

3) Dorongan terhadap teman atau relasi untuk melakukan transaksi

terhadap produk

3. Jenis-jenis Word of Mouth

WOM sendiri terbagi atas dua jenis yaitu Organic Word of Mouth

dan Amplified Word of Mouth (Sumardy 2011:67)

1) Organic Word of Mouth

Organic Word of Mouth adalah WOM yang terjadi secara alami

dari kualitas positif perusahaan. Ada beberapa hal yang patut

diperhatikan untuk meningkatkan keberhasilan organic WOM ini,

yaitu fokus terhadap kepuasan pelanggan, tingkatkan kualitas produk

dan tingkat kegunaannya, tanggap terhadap keluhan kritik, buka jalur

dialog dan lebih berupaya untuk „mendengar‟. Jika semua tahapan

ini telah dilakukan loyalitas konsumen hanyalah sebuah keniscayaan.

Page 58: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

40

2) Amplified Word of Mouth

Amplified Word of Mouth adalah WOM yang terjadi karena

sengaja dibuat oleh perusahaan. Beberapa hal yang juga perlu untuk

diperhatikan agar Amplified WOM dapat berjalan seperti yang

diharapkan, yakni ciptakan komunitas, bangun perangkat yang

memungkinkan individu dapat saling berbagi pendapat mereka,

motivasi konsumen royal agar mereka semakin aktif

mempromosikan produk, dan lengkapi konsumen loyal dengan

segalainformasi yang mereka butuhkan.

4. Tahapan Word of Mouth

Menurut Sumardy (2011:71) terdapat tiga tahap terciptanya WOM

yang sempurna, yaitu customer do talking, customer do promoting, dan

customer doselling.

1) Customer do talking

Maksudnya adalah perusahaan berhasil membuat dan mencipatakan

orang-orang sehingga membicarakan produk atau jasa yang

ditawarkan.

2) Customer do Promoting

Pada tahap ini perusahaan dapat memberdayakan para profitable

talker agar dapat membicarakan produk atau jasa yang ditawarkan

secara positif.

Page 59: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

41

3) Customer do Selling

Pada tahap ini pelanggan atau talker juga harus mengusahakan agar

terjadi perubahan perilaku pada orang yang mereka ajak bicara

secara sukarela.

5. Elemen Word of Mouth

Menurut Sernovitz (2012:19) terdapat 5 elemen yang harus

diperhatikan dalam mengupayakan WOM yang menguntungkan, yaitu:

1) Talkers yaitu yang pertama dalam elemen ini adalah kita harus tahu

siapa yang menjadi pembicara, dalam hal ini pembicara adalah

konsumen yang telah mengkonsumsi produk atau jasa yang telah kita

berikan. Terkadang orang lain cenderung dalam memilih atau

memutuskan suatu produk tergantung kepada konsumen yang telah

berpengalaman menggunakan produk atau jasa tersebut atau biasa

disebut dengan referral yaitu orang yang merekomendasikan suatu

produk atau jasa.

2) Topic yaitu adanya suatu word of mouth karena tercipta suatu pesan

atau perihal yang membuat mereka berbicara mengenai produk atau

jasa, contohnya seperti pelayanan yang kita berikan dan karena

produk kita mempunyai keunggulan tersendiri.

3) Tools yaitu setelah mengetahui pesan atau perihal yang membuat

mereka berbicara mengenai produk atau jasa tersebut dibutuhkan

suatu alat untuk membantu agar pesan tersebut dapat berjalan,

contohnya seperti brosur, spanduk atau alat lainnya yang dapat

Page 60: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

42

membuat orang mudah untuk membicarakan atau menularkan suatu

produk kepada orang lain.

4) Taking Part atau partisipasi perusahaan, yaitu suatu partisipasi

perusahaan seperti halnya dalam menanggapi respon pertanyaan-

pertanyaan mengenai produk atau jasa tersebut dari para calon

konsumen dengan menjelaskan secara lebih jelas dan terperinci

mengenai produk atau jasa tersebut, melakukan follow up ke calon

konsumen sehingga mereka melakukan proses pengambilan

keputusan.

5) Tracking atau pengawasan akan hasil WOM marketing perusahaan

setelah suatu alat tersebut berguna dalam proses word of mouth dan

perusahaan pun cepat tanggap dalam merespon calon konsumen,

perlu pula pengawasan atas word of mouth yang telah ada yaitu

dengan melihat hasil seperti dalam kotak saran sehingga informasi

banyaknya word of mouth positif atau negative dari para konsumen.

6. Pentingnya Word of Mouth Bagi Museum

Dalam menjual jasa, museumperlu untuk membangun komunikasi

word of mouth. Beberapa penulis, termasuk Young (1981), telah

menyarankan bahwa komunikasi word of mouth lebih penting daripada

iklan untuk jasa. Hipotesis ini didukung dalam konteks museum oleh

riset pasar yang dikutip oleh DiMaggio (1985) dan dilakukan oleh

McLean (1992).

Komunikasi word of mouth merupakan komunikasi yang bersumber

dari eksternal museum, dan cenderung memiliki kredibilitas tinggi dalam

Page 61: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

43

evaluasi pemilihan jasa (George dan Kelly, 1983). Museum tidak dapat

mengontrol komunikasi yang dihasilkan oleh sumber internal, meskipun

dapat berusaha untuk mempengaruhinya (Mclean, 1997:140).

Beberapa studi telah menunjukkan bahwa pengalaman dan

karakteristik kepercayaan mendominasi dalam bidang museum

(Hausmann, 2001; Karns, 2002; Helm dan Kuhl, 2006). Karakteristik

pengalaman dari layanan museum mungkin termasuk atmosfer dan

pencahayaan di ruang pameran, komprehensibilitas dari tour guide,

kualitas restoran/layanan cafe atau keramahan staf di toko museum.

Sementara karakteristik ini dapat dipahami relatif mudah dan biasanya

dapat dinilai oleh pengunjung selama atau setelah produksi layanan,

karakteristik lain tidak dapat dinilai sama sekali atau dapat dinilai hanya

tidak cukup waktu. Pertama kali pengunjung khususnya harus percaya

bahwa karakteristik tertentu (misalnya, keaslian benda, kualitas

curatorship dari sebuah pameran) berada pada tempatnya (Helm dan

Kuhl, 2006).

Hal ini berarti bahwa semakin besar andil dari pengalaman dan

karakteristik kepercayaan, semakin besar ketidakpastian dari pelanggan

potensial, semakin besar risiko yang dirasakan mereka untuk membuat

pilihan yang salah dan semakin besar kebutuhan informasi mereka

(Hausmann, 2012).

Untuk menghilangkan ketidakpastian ini, pengunjung potensial dapat

mengandalkan reputasi dan citra museum (yaitu, mereka dapat

menggunakan "informasi pengganti") atau pada pendapat para ahli

Page 62: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

44

(seperti kritik). Menurut literatur, bagaimanapun, arahan oleh teman-

teman dan kenalan ini sangat efektif dalam mengurangi ketidakpastian di

kalangan pengunjung museum, terutama pengunjung pertama kali atau

pengunjung sesekali dengan sedikit pengalaman museum (Karns, 2002;

Helm dan Kuhl, 2006). Hal ini disebabkan fakta bahwa,biasanya sebuah

pilihan hubungan yang positif, manfaat yang diharapkan dari rujukan

oleh teman-teman atau kenalan biasanya diyakini lebih besar daripada

manfaat yang diharapkan dari pilihan acak (Nelson, 1970).

Positif atau negatif dari komunikasi word of mouth akan

mempengaruhi sejauh mana orang lain menggunakan museum.

Pengalaman negatif cenderung memiliki dampak yang lebih besar

daripada pengalaman positif. Negatif word of mouth kemudian, secara

signifikan dapat mengurangi dampak dari bentuk-bentuk komunikasi

lainnya, sementara positif word of mouth berarti bahwa lebih sedikit

komunikasi diperlukan (Gronross, 1990 dalam Mclean, 1997:155).

Museum harus mencoba untuk memanfaatkan word of mouth.

Misalnya, dengan menggunakan testimonial dari pengalaman pengguna

yang puas di selebaran. barang-barang promosi seperti kaos dan payung

dapat memberikan petunjuk yang nyata yang menyiratkan keanggotaan

'club'. Mengembangkan hubungan dengan pengunjung juga penting,

karena pengunjung yang mempunyai perasaan loyal terhadap museum,

dan perasaan 'memiliki', lebih mungkin untuk membahas museum

dengan kerabat dan teman-teman (Mclean, 1997:155).

Page 63: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

45

F. Minat Konsumen

Menurut Schiffman dan Kanuk (2004: 251), minat merupakan salah satu

aspek psikologis yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap sikap

perilaku. Minat juga merupakan sumber motivasi yang akan mengarahkan

seseorang untuk melakukan suatu aktivitas atau tindakan. Minat beli

merupakan aktivitas psikis yang timbul karena adanya perasaan (afektif) dan

pikiran (kognitif) terhadap suatu barang atau jasa yang diinginkan. Minat

membeli dapat diartikan sebagai suatu sikap senang terhadap suatu objek

tersebut dengan cara membayarnya dengan uang atau pertolongan.

Definis minat beli menurut Simamora (2004: 131) adalah sesuatu yang

pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap

suatu objek akan memiliki kekuatan atau dorongan untuk melakukan

serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.

Minat beli konsumen adalah sesuatu yang timbul setelah menerima

rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk

mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan untuk

membeli agar dapat memilikinya (Kotler, 2005: 205)

Schiffman dan Kanuk (2004: 272), menjelaskan bahwa pengaruh

eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi

alternatif adalah faktor yang menimbulkan minat beli konsumen. Pengaruh

eksternal (input) tersebut terdiri dari usaha pemasaran dan faktor sosial

budaya. Kegiatan pemasaran perusahaan adalah stimulus untuk mendapatkan,

menginformasikan serta meyakinkan konsumen untuk membeli dan

menggunakan produk dengan perantara desain kemasan, kualitas, dan

Page 64: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

46

jaminan akan kualitas, media masa, dan personal selling sehingga dapat

memunculkan minat beli konsumen, sedangkan contoh dari faktor sosial

budaya adalah pengaruh yang berasal dari rekomendasi orang lain (word of

mouth), misalnya melalui teman, keluarga, maupun pendapat seseorang di

koran maupun majalah.

Menurut Ismail (2004:92) dalam Dhiba dan Maduwinarti (2014) minat

konsumen (interest) dapat juga didefinisikan sebagai ketertarikan seseorang

konsumen terhadap suatu produk atau jasa. Konsumen tertarik kepada suatu

produk atau jasa karena berbagai sebab, misalnya:

1) Karena produk atau jasa feature

Dalam hal ini konsumen tertarik kepada suatu produk atau jasa karena

penampakannya menarik.

2) Karena produk atau jasa benefits

Dalam hal ini konsumen tertarik kepada suatu produk atau jasa karena

manfaat yang diberikan oleh produk atau jasa tersebut.

3) Karena informasi

Dalam hal ini informasi tentang produk atau jasa yang sampai kepada

konsumen dari kelompok rujukan, influencer dan lain-lain.

Menurut Ferdinand (2006:188) minat beli dapat diidentifikasi melalui

indikator-indikator sebagai berikut:

1) Intensitas pencarian informasi mengenai suatu produk.

2) Keinginan untuk segera membeli/memiliki suatu produk.

3) Preferensi bahwa produk tertentu inilah yang diinginkan, sesorang

bersedia mengabaikan pilihan lain.

Page 65: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

47

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat beli

adalah suatu kegiatan pemusatan perhatian individu terhadap suatu barang

atau jasa yang disertai dengan perasaan senang terhadap barang atau jasa

tersebut. Kemudian timbul perasaan yang meyakinkan individu bahwa barang

atau jasa tersebut memiliki manfaat, dan individu ingin memiliki atau

mendapatkannya dengan cara mengeluarkan biaya dan pengorbanan lainnya.

G. Pengaruh Produk, Place, People, dan Word of Mouth Terhadap Minat

Menurut Dodds, Monroe dan Grewal (1991) dalam Grewal, Monroe dan

Krishnan (1998), minat beli didefinisikan sebagai kemungkinan seorang

konsumen untuk berniat membeli suatu produk. Minat beli konsumen

terhadap suatu produk sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor (McDaniel,

2001).

Ada dua dimensi dalam minat beli yaitu attitude dan one social

subjective norm. Attitude atau sikap merupakan bagian dari Response

Hierarcy Model (Kotler, 2003), yaitu pada tahap Affective Stage, dimana

merupakan perasaan terhadap produk tertentu atau evaluasi menyeluruh

terhadap objek, yang dipengaruhi juga oleh persepsi konsumen terhadap

produk atau jasa yang diteliti. Hal ini biasanya dianggap sebagai sikap.

Sehingga sikap yang dalam penelitian ini adalah ukuran minat beli konsumen

dipengaruhi oleh External Influences yaitu berupa Marketing Stimuli dan

Nonmarketing Stimuli. Marketing Stimuli berupa bauran pemasaran yang

terdiri dari Product, Price, Place, Promotion, People, Physical

Evidence,danProcess, atau yang disebut Firm‟s Marketing. Sedangkan

Page 66: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

48

Nonmarketing Stimuli berupa misalnya kondisi ekonomi, kelas sosial,

teknologi, politik dan budaya (Schiffman dan Kanuk, 2004).

H. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2

Penelitian Terdahulu

No

. Penulis Judul Variabel

Metode

Penelitian

Hasil

Penelitian

1. Ich Diana

Sarah Dhiba

dan Ayun

Maduwinarti

(2014)

Analisis

Pengaruh

Bauran

Pemasaran

Jasa

Terhadap

Minat

Pengunjug

Pada Obyek

Wisata

Museum

Kesehatan

Dr.

Adhyatma,

MPH

Surabaya

(JMM17

Jurnal Ilmu

Ekonomi &

Manajemen

April 2014,

Vol. 1 No.1.

hal. 94 –

109)

Bauran

Pemasaran

Jasa (X),

Minat

Pengunjung

(Y)

Jenis

Penelitian:

Penelitian

Kausal

Pengumpula

n Data:

Penyebaran

kuesionir

Analisis

data: Regresi

Linear

Berganda

a. Hasil

analisis

menunjukka

n bahwa

variabel

produk

memiliki

pengaruh

positif

terhadap

minat

pengunjung.

b. Hasil

analisis

menunjukka

n bahwa

variabel

harga

memiliki

pengaruh

positif

terhadap

minat

pengunjung.

c. Hasil

analisis

menunjukka

n bahwa

variabel

Promosi

memiliki

pengaruh

positif

terhadap

minat

Page 67: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

49

pengunjung.

d. Hasil

analisis

menunjukka

n bahwa

variabel

tempat

memiliki

pengaruh

positif

terhadap

minat

pengunjung.

e. Hasil

analisis

menunjukka

n bahwa

variabel

Orang

memiliki

pengaruh

positif

terhadap

minat

pengunjung.

f. Hasil

analisis

menunjukka

n bahwa

variabel

Proses

memiliki

pengaruh

positif

terhadap

minat

pengunjung.

g. Hasil

analisis

menunjukka

n bahwa

variabel

Bukti Fisik

memiliki

pengaruh

positif

Page 68: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

50

terhadap

minat

pengunjung.

h. Hasil

analisis

menunjukka

n bahwa

variabel

Layanan

Pelanggan

memiliki

pengaruh

positif

terhadap

minat

pengunjung.

2. Yolla

Margaretha

(2011)

Analisis

Pengaruh

Bauran

Pemasaran

Jasa

Terhadap

Minat Beli

Pada

Program

Magister

Manajemen

Universitas

Kristen

Maranatha

Seminar

Nasional

Teknologi

Informasi &

Komunikasi

Terapan

2011

(ISBN 979-

26-0255-0)

Bauran

Pemasaran

Jasa (X),

Minat Beli

(Y)

Tipe

penelitian:

Deskriptif

dan

Verifikatif

Tipe

penyelidikan

adalah Tipe

Kausalitas,

dan cakupan

waktu

bersifat

cross

sectional

Analisis

data:

Regresi

Linier

Berganda

Hasil

hipotesis

menyatakan

bahwa

variabel

Product,

Price,

Physical

Evidence,

dan Process

mempunyai

pengaruh

terhadap

minat beli

(intention to

buy), dan

sebaliknya

variabel

People,

Place, dan

Promotion

tidak

memiliki

pengaruh

terhadap

minat beli

(intention to

buy)

3. Hendra Fure Lokasi, Lokasi (X1), Metode Lokasi

Page 69: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

51

Keberagama

n Produk,

Harga, dan

Kualitas

Pelayanan

Pengaruhnya

Terhadap

Minat Beli

Pada Pasar

Tradisional

Bersehati

Calaca

Jurnal

EMBA Vol.

1 No. 3

September

2013

(ISSN 2303-

1174)

Keberagama

n Produk

(X2), Harga

(X3),

Kualitas

Pelayanan

(X4), dan

Minat Beli

(Y)

Penelitian:

Penelitian

Asosiatif

Penentuan

sampel:

sampling

purposive

Teknik

sampel:

nonprobabili

ty sampling

Pengumpula

n data:

Observasi,

Kuesioner,

dan

Wawancara

Analisis

data:

menggunaka

n Uji

Validitas,

Uji

Realibilitas,

Regresi

Linier

Berganda,

Uji t, dan

Uji F.

berpengaruh

signifikan

terhadap

minat beli

konsumen

Keberagama

n Produk

berpengaruh

terhadap

minat beli

Harga

berpengaruh

signifikan

dan positif

terhadap

minat beli

Kualitas

Pelayanan

berpengaruh

signifikan

dan positif

terhadap

minat beli

4. Andhanu

Catur

Mahendrayasa

, Srikandi

Kumadji dan

Yusri

Abdillah

Pengaruh

Word of

Mouth

Terhadap

Minat Beli

Serta

Dampaknya

Pada

Keputusan

Pembelian

Jurnal

Administrasi

Bisnis (JAB)

Vol. 12 No.

Word of

Mouth (X),

Minat Beli

(Y) dan

Keputusan

Pembelian

(Z)

Jenis

Penelitian:

Explanatory

research

Teknik

Sampel:

Random

Sampling

Pengumpula

n data:

kuesioner

Analisis

data: Uji

Validitas,

Uji

Reliabilitas,

Variabel

Word of

Mouth

berpengaruh

terhadap

minat beli

konsumen

Variabel

Word of

Mouth yang

terdiri dari

indikator

reference

group dan

opinion

leader

Page 70: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

52

1 Juli 2014 Path

analysis

Berganda,

Uji F dan

Uji t

berpengaruh

terhadap

keputusan

pembelian

Variabel

Minat Beli

berpengaruh

signifikan

terhadap

keputusan

pembelian

5. Rafiz

Adriansyah

dan Budi

Rustandi

Kartawinata

Pengaruh

Bauran

Pemasaran

Jasa

Terhadap

Proses

Keputusan

Pengggunaan

Pada

Konsumen

Hotel Posters

Bandung

Jurnal

Fakultas

Komunikasi

dan Bisnis

Universitas

Telkom 2014

Bauran

Pemasaran

(X) dan

Proses

Keputusan

Pembelian

(Y)

Jenis

Penelitian:

Deskriptif

Teknik

Sampel:

Proporsiona

l Sampling

Pengumpula

n data:

kuesioner,

wawancara

dan

dokumentasi

Analisis

data: Uji

Validitas,

Uji

Reliabilitas,

Regresi

Linear

Berganda,

Uji F dan

Uji t

Seluruh

pelaksanaan

bauran

pemasaran

jasa Hotel

Posters

bersama-

sama

mempengar

uhi secara

signifikan

terhadap

proses

keputusan

penggunaan

jasa

konsumen

dengan nilai

total sebesar

0,748 atau

74,8% dapat

dijelaskan

bahwa

proses

keputusan

penggunaan

dipengaruhi

bauran

pemasaran

jasa sebesar

74,8% dan

sisanya

25,2%

dijelaskan

Page 71: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

53

oleh

variabel lain

selain dari

bauran

pemasaran

jasa

Secara

parsial

variabel

bebas yang

berpengaruh

signifikan

terhadap

variabel

proses

keputusan

penggunaan,

yaitu price,

people, dan

physical

evidence

sedangkan

variabel

product,

place,

promotion,

dan process

tidak

berpengaruh

signifikan

Page 72: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

54

I. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini secara sistematis dan sederhana

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Minat Beli (Y)

Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas

2. Uji Reliabilitas

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Data

2. Multikolinieritas

3. Heterokedastisitas

Uji Hipotesis

1. Uji t (Parsial)

2. Uji F (Simultan)

Uji Regresi Linear Berganda

Koefisien Determinasi

Kesimpulan

Word of Mouth

(X4)

People

(X3)

Place

(X2)

Produk

(X1)

Page 73: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

55

J. Hipotesis penelitian

Hipotesis penelitian adalah dugaan sementara mengenai dua variabel atau

lebih mengenai hasil penelitian, selanjutnya hipotesis penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

1) Ho1 : β1 ≠ 0 ; tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Produk

terhadap variabel minat berkunjung

Ha1 : β1 = 0; terdapat pengaruh signifikan antara variabel Produk

terhadap variabel minat berkunjung

2) Ho2 : β2 ≠ 0 ; tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Place

terhadap variabel minat berkunjung

Ha2 : β2 = 0 ; terdapat pengaruh signifikan antara variabel Place terhadap

variabel minat berkunjung

3) Ho3 : β3 ≠ 0 ; tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel People

terhadap variabel minat berkunjung

Ha3 : β3 = 0 ; terdapat pengaruh signifikan antara variabel People

terhadap variabel minat berkunjung

4) Ho4 : β4 ≠ 0 ; tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Word of

Mouth (WOM) terhadap variabel minat berkunjung

Ha4 : β4 = 0 ; terdapat pengaruh signifikan antara variabel Word of Mouth

(WOM) terhadap variabel minat berkunjung

5) Ho5 : β1,β2,β3,β4,β5,β6,β7 ≠ 0 ; tidak terdapat pengaruh signifikan antara

variabel Produk, Place, People, dan Word of Mouth (WOM) terhadap

minat berkunjung

Page 74: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

56

Ha5 : β1,β2,β3,β4,β5,β6,β7 = 0 ; terdapat pengaruh signifikan antara variabel

Produk, Place, People, dan Word of Mouth (WOM) terhadap minat

berkunjung.

Page 75: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

57

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian mengambil lokasi di Kabupaten Sumenep Madura, yaitu

tepatnya di Museum Keraton Sumenep. Penelitian ini akan dilakukan pada

objek wisata Museum Keraton Sumenep, dengan meminta pengunjung untuk

melakukan penilaian terhadap Produk, Place, People, dan Word of Mouth

yang mempengaruhi minat mereka untuk berkunjung ke objek wisata

Museum Keraton Sumenep. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

kuantitatif. Data mengenai pengunjung diperoleh dengan menggunakan

tahapan dalam penelitian kuantitatif, untuk memperoleh gambaran demografi

pengunjung, seperti jenis kelamin, usia, profesi, dan kelas sosial pengunjung

museum, serta penilaian kinerja museum. Strategi Produk, Place, People, dan

Word of Mouth yang diterapkan dinilai berhasil jika timbul keinginan

pengunjung/wisatawan untuk datang dan bertambahnya jumlah kunjungan ke

Museum Keraton Sumenep.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2007), yaitu: ''Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya''. Dalam penelitian ini

populasi bersifat infinit, artinya populasi tidak dapat ditentukan atau

Page 76: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

58

diukur. Populasinya adalah seluruh Pengunjung yang sedang berkunjung

ke Museum Keraton Sumenep.

2. Sampel

Sampel menurut Arikunto (2010:173), adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Dan menurut Sugiyono (2009:116), sampel

merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut.

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah Non

probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2009:120). Metode

Non probability yang dipilihuntuk digunakan dalam penelitian ini adalah

Sampling Purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (Sugiyono, 2009:122).

Roscoe dalam Sugiyono (2009:129) memberikan saran tentang ukuran

sampel untuk penelitian sebagai berikut:

1) Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai

dengan 500.

2) Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai

negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap

kategori minimal 30.

3) Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate

(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel

minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel

Page 77: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

59

penelitiannya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota

sampel = 10 x 5 = 50.

4) Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota

sampel masing-masing antara 10 sampai 20.

Yang menjadi syarat pertimbangan dalam Purposive Sampling pada

penelitian ini, dan dengan keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti maka

ditetapkan jumlah sampel sebanyak 100 responden dengan kriteria usia 17

tahun ke atas yang menjadi pengunjung pada objek wisata museum

Keraton Sumenep. Karena menurut Kasali (2005:200-201), manusia mulai

dianggap dewasa bila sudah berusia 17 tahun, pada usia seseorang

dianggap sudah dewasa maka sudah mampu membiayai hidupnya sendiri

dan sebagian anggaran belanja dihabiskan untuk pakaian, aksesoris, makan

di luar, mencari hiburan dan mencari informasi tentang berbagai hal.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode yang dilakukan dalam memperoleh serta mengumpulkandata

dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Menurut Istijanto (2009:44) data primer adalah data asli yang

dikumpulkan secara langsung dari sumbernya oleh peneliti untuk

menyatakan masalah risetnya secara khusus. Pada penelitian ini,

pengumpulan dan pengolahan data lebih kepada menggunakan

kuesioner (angket).

Page 78: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

60

Adapun metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer

antara lain:

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh

periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung

melalui proses komunikasi atau dengan mengajuka pertanyaan

(Istijanto, 2009:69).

b. Wawancara

Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh

informasi secara langsung, mendalam, tidak terstruktur, dan

individual (Istijanto, 2009:49).

2. Data Skunder

Data sekunder menurut Sugiyono (2009:137) adalah sumber data

yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami

melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta

dokumen perusahaan.

Data skunder merupakan data yang diperoleh dari luar objek yang

diteliti, akan tetapi memiliki hubungan dengan data yang telah

dikumpulkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Data

skunder digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan,

gambaran pelengkap ataupun untuk diproses lebih lanjut.

D. Metode Analisis Data

Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan skala

Likert. Skala ini meminta responden untuk menunjukkan tingkat persetujuan

Page 79: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

61

atau ketidaksetujuannya terhadap serangkaian pernyataan tentang suatu objek.

Skala likert banyak digunakan dalam riset-riset pemasaran yang

menggunakan metode survei dan dapat dikategorikan sebagai skala interval

(Istijanto, 2009:90).

Tabel 3.1

Skala Likert

Sangat Setuju Setuju Ragu Tidak Setuju SangatTidak Setuju

5 4 3 2 1

1. Statistik Deskriptif

Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik

deskriptif. Tujuannya dalah agar terdapat beberapa gambaran ataupun

bayangan secara sistematis, actual, dan akurat mengenai fakta, sifat serta

hubungan antara fenomena yang akan diteliti (Sugiyono, 2004).

2. Uji Kulitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat diukur dengan

melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor

konstruk atau variabel.

Hipotesis yang diajukan:

Ho: Skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor

konstruk

Page 80: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

62

Ha: Skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total

skor konstruk.

Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r

hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df)= n – 2, dalam

hal ini n adalah jumlah sample.

Untuk menguji apakah masing-masing indikator dari suatu

konstruk atau variabel valid atau tidak, bandingkan nilai Corrected

Item – total Correlation dengan hasil perhitungan r tabel. Jika r

hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau

pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2016:

52-53).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan

sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila

pengukuran diulang. Instrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang

sama. Untuk menghitung koefisien reliabilitas dapat digunakan

rumus Cronbach Alpha, dinyatakan reliable jika nilai rhit > rtab.

Keterangan:

α = Koefisien reliabilitas

k = Jumlah butir pertanyaan soal

Page 81: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

63

σi2 = Varians butir pertanyaan soal

σ2 = Varians skor tes

Dalam kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban

seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu (Ghozali, 2016:47). Suatu variabel dikatakan

reliabel jika memiliki alpha > 0,70 (Nunnally, 1994 dalam Ghozali,

2016:48).

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data

yangdipergunakan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan agar

diperoleh model analisis yang tepat. Model analisis regresi penelitian

inimensyaratkan uji asumsi terhadap data yang meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji salah satu asumsi dasar

analisis regresi berganda, yaitu variabel-variabel independen dan

dependen harus berdistribusi normal atau mendekati normal

(Ghozali, 2007).

Untuk menguji apakah data-data tersebut memenuhi asumsi

normalitas, maka dilakukan proses uji normalitas, dimana:

1. Jika data menyebar di sekitar daerah diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

Page 82: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

64

2. Jika data menyebar jauh dari sekitar daerah diagonal dan atau

tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah

variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel

independen sama dengan nol (0). Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai

berikut (Ghozali, 2016:103):

1. Mempunyai angka Tolerance diatas (>) 0,1

2. Mempunyai nilai VIF di di bawah (<) 10

c. UjiHeteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2016:134).

Page 83: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

65

Deteksi ada tidaknya problem heteroskedastisitas adalah dengan

media grafik, apabila grafik membentuk pola khusus maka model

terdapat heteroskedastisitas (Ghozali, 2016:134).

Dasar pengambilan keputusan:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada

membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,

melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi

Heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

Heteroskedastisitas.

4. Pengujian Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini apakah variabel

bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, maka digunakan beberapa

pengujian yaitu uji – t dan uji – F.

a. Uji Parsial (Uji-t)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel independen (Ghozali, 2016:97).

Langkah-langkah Uji Hipotesis untuk Koefisien Regresi adalah:

1. Perumusan Hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis alternatif (HA)

Ho: bi = 0, artinya suatu variabel independen bukan merupakan

penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Page 84: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

66

HA : bi ≠ 0, artinya variabel independen merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Penentuan harga t tabel berdasarkan taraf signifikansi dan taraf

derajat kebebasan

Taraf signifikansi = 5% (0,05)

Derajat kebebasan = (n-1-k)

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa koefisien

determinasi majemuk dalam populasi, R2, sama dengan nol. Uji

signifikansi meliputi pengujian signifikansi persamaan regresi secara

keseluruhan serta koefisien regresi parsial spesifik. Uji keseluruhan

dapat dilakukan dengan menggunakan statistik F. Statistik uji ini

mengikuti distribusi F dengan derajat kebebasan k dan (n-k-1)

(Malhotra, 2005). Jika hipotesis nol keseluruhan ditolak, satu atau

lebih koefisien regresi majemuk populasi mempunyai nilai tak sama

dengan 0.

Digunakan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh antar

variabel produk, tempat, harga, dan promosi sebagai variabel

independen.

Rumus:

Page 85: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

67

Keterangan:

F = nilai hitung

R = koefisien korelasi ganda

k = jumlah variabel bebas

n = jumlah sampel

Kriteria Pengujian:

1. Ho diterima dan Ha ditolak jika F hitung ≤ F tabel, sehingga

tidak ada pengaruh yang signifikan dari X1, X2, X3, X4, X5, X6

dan X7 terhadap Y.

2. Ho ditolak dan Ha diterima jika F hitung >F tabel, sehingga

ada pengaruh yang signifikan dari X1, X2, X3, X4, X5, X6 dan

X7 terhadap Y.

5. Analisis Regresi Linear Berganda

Guna menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka digunakan

analisis regresi linear berganda (Multiple Regression). Analisis regresi

pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen

(terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel

penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau

memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen

berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003

dalam Ghozali, 2016:93).

Untuk regresi yang variabel independennya terdiri atas dua atau

lebih, regresinya disebut juga regresi berganda. Oleh karena variabel

Page 86: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

68

independen di atas mempunyai variabel yang lebih dari dua, maka regresi

dalam penelitian ini disebut regresi berganda.

Persamaan Regresi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel independen atau bebas yaitu Produk

(X1),Place (X2),People (X3), dan Word of Mouth (WOM)terhadap

Minat Pengunjung (Y).

Y = a+b1x1+ b2x2+ b3x3+ b4x4+ b5x5+ b6x6+ b7x7+ b8x8+e

Keterangan:

Y = Minat Pengunjung

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X1 = Variabel Produk

X2 = Variabel Place

X3 = Variabel People

X4 = Variabel Word of Mouth (WOM)

e = Error

6. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model (Produk, Place, People,dan Word of Mouth) dalam

menerangkan variasi variabel dependen(Minat Berkunjung Wisatawan).

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen (bebas)

Page 87: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

69

dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang

(crosssection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara

masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time

series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi

(Ghozali,2016:95).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimaksudkan kedalam model.

Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat

tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti

menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2(Adjusted R Square)

pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2,

nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen

ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2016:95).

Dalam penelitian ini, untuk mengolah data digunakan alat bantu

SPSS (Statistical Package for Social Science).

Page 88: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

70

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi empat variabel

bebas (independen) yaitu,Produk (X1),Place (X2), People (X3),Word of

Mouth (X4)dan satu variabel terikat (dependen)yaitu variabel Minat

Konsumen (Y), adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Skala

Produk

(Product)

(Mclean,

1997:188-

189 )

Produk inti

(Gedung

Museum;

Pameran)

Bangunan terpelihara

dengan baik

1) Bangunan Museum

Keraton Sumenep

terpelihara dengan

baik

Ordinal

Tampilan luar

- Spanduk

2) Spanduk Museum

Keraton Sumenep

terlihat jelas

- Signage pada

bangunan

3) Papan informasi

pada bagian luar

bangunan Museum

Keraton Sumenep

terlihat jelas

- Tampilan pintu

masuk

4) Pintu masuk

Museum Keraton

Sumenep terlihat

jelas

Tampilan internal

- Suasana

5) Suasana di dalam

gedung Museum

Keraton Sumenep

nyaman

- Perbaikan

keadaan

6) Keadaan bagian

dalam gedung

Museum Keraton

Sumenep terlihat

baik

- Perabot

7) Perabot di dalam

gedung Museum

Keraton Sumenep

lengkap

- Tata letak 8) Tata letak di dalam

gedung Museum

Page 89: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

71

Keraton Sumenep

baik

- Kebisingan

9) Di dalam gedung

Museum Keraton

Sumenep aman dari

suara bising

- Suhu

10) Suhu di dalam

gedung Museum

Keraton Sumenep

baik

- Kualitas udara

11) Kualitas udara di

dalam gedung

Museum Keraton

Sumenep baik

- Pencahayaan

12) Pencahayaan di

dalam gedung

Museum Keraton

Sumenep baik

- Signage

13) Papan informasi di

dalam gedung

Museum Keraton

Sumenep terlihat

jelas

Pameran permanen

(Koleksi)

- Keaslian koleksi

14) Koleksi Museum

Keraton Sumenep

terjamin

keasliannya

- Display koleksi

15) Display koleksi

Museum Keraton

Sumenep beragam

- Presentasi dan

Interpretasi

16) Metode presentasi

atau penyajian

koleksi Museum

Keraton Sumenep

menarik

17) Informasi terkait

dengan koleksi

Museum Keraton

Sumenep dapat

dipahami dengan

baik

- Penggunaan

teknologi

18) Presentasi atau

penyajian koleksi

Museum Keraton

Sumenepcukup

memadai

Produk

sekunder

atau

pelengkap

Infrastruktur

- Tempat duduk

19) Tempat duduk

untuk menunggu

dan istirahat di

Museum Keraton

Page 90: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

72

(Layanan

yang

ditawarkan)

Sumenep tersedia

dengan baik dan

memadai

- Ruang penitipan

20) Ruang penitipan di

Museum Keraton

Sumenep tersedia

dengan baik

- Meja informasi

21) Meja informasi di

Museum Keraton

Sumenep tersedia

dengan baik

- Toilet

22) Museum Keraton

Sumenep memiliki

toilet yang bersih

- Denah

23) Museum Keraton

Sumenep memiliki

denah bangunan

yang baik

Place

(Tjiptono,

2014:159)

Akses

- Lokasi mudah

dijangkau

transportasi

umum

24) Lokasi Museum

Keraton Sumenep

mudah dijangkau

transportasi umum

Ordinal

Visibilitas

- Lokasi dapat

dilihat dengan

jelas dari jarak

pandang normal

25) Lokasi Museum

Keraton Sumenep

mudah dilihat dari

jalan raya

Lalu Lintas (Traffic)

- Banyaknya

orang lalu lalang

- Kepadatan dan

kemacetan lalu

lintas

26) Lokasi Museum

Keraton Sumenep

banyak dilalui oleh

orang-orang

27) Lokasi Museum

Keraton Sumenep

tidak rawan macet

Tempat Parkir

- Tempat parkir

luas

- Tempat parkir

nyaman

- Tempat parkir

aman

28) Museum Keraton

Sumenep

mempunyai tempat

parkir yang luas

29) Museum Keraton

Sumenep

mempunyai tempat

parkir yang nyaman

30) Museum Keraton

Sumenep

mempunyai tempat

parkir yang aman

Ekspansi

- Tersedia tempat

yang cukup luas

31) Lokasi di sekitar

Museum Keraton

Sumenep tersedia

Page 91: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

73

untuk perluasan

usaha di

kemudian hari

tempat yang cukup

luas untuk

pembangunan

fasilitas baru di

kemudian hari

Lingkungan

- Daerah

mendukung jasa

yang ditawarkan

32) Lokasi Museum

Keraton Sumenep

terletak pada daerah

yang cocokuntuk

dijadikan tempat

wisata

Kompetisi

- Banyaknya

pesaing di lokasi

33) Lokasi Museum

Keraton Sumenep

yang berdekatan

dengan tempat

wisatalain cukup

strategis

Peraturan

Pemerintah

- Peraturan

pemerintah

mengenani

penggunaan

lokasi, tata kota,

peruntukan, dll.

34) Lokasi Museum

Keraton Sumenep

sudah sesuai aturan

pemerintah

Orang

(People)

(Ratih,

2005:63)

(Leishman,

1993:32)

Service

People

Menarik

35) Penampilan petugas

Museum Keraton

Sumenep menarik

Ordinal

Siap-siaga

36) Petugas Museum

Keraton Sumenep

cukup siaga

melayani

pengunjung

Ramah

37) Petugas Museum

Keraton Sumenep

ramah

Menanggapi

pertanyaan dengan

sopan

38) Petugas Museum

Keraton Sumenep

sopan

Memberikan

informasi yang

dibutuhkan

39) Petugas Museum

Keraton Sumenep

informatif

Memberikan

bantuan yang

dibutuhkan

40) Petugas Museum

Keraton Sumenep

membantu

pengunjung dengan

baik

Menangani keluhan

secara serius

41) Petugas Museum

Keraton Sumenep

mampu menangani

Page 92: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

74

keluhan pengunjung

Customer Hubungan antar

pelanggan

42) Pelanggan

memberikan

persepsi kepada

pelanggan yang lain

tentang kualitas jasa

Museum Keraton

Sumenep

Word of

Mouth

(Babin,Lee,

Kim, dan

Griffin,

2005:136)

Keinginan

konsumen

membicarakan hal-

hal positif tentang

kualitas produk

kepada orang lain.

43) Saya bersedia

membicarakan hal-

hal positif tentang

Museum Keraton

Sumenep

Ordinal

Rekomendasi

produk kepada

orang lain.

44) Saya bersedia

merekomendasikan

kepada orang lain

untuk berkunjung

ke Museum

Keraton Sumenep

Dorongan terhadap

teman atau relasi

untuk melakukan

transaksi terhadap

produk

45) Saya bersedia

memberikan

dorongan kepada

teman atau relasi

untuk berkunjung ke

Museum Keraton

Sumenep

Minat Beli,

(Ferdinand,

2006:188)

Intensitas

pencarian

informasi

mengenai suatu

produk

46) Saya berminat

setelah mencari

informasi tentang

Museum Keraton

Sumenep

Ordinal

Keinginan untuk

segera

membeli/memiliki

suatu produk

47) Saya berminat

untuk berkunjung

ke Museum

Keraton Sumenep

Preferensi bahwa

produk tertentu

inilah yang

diinginkan,

seseorang bersedia

mengabaikan

pilihan lain

48) Saya berminat

untuk berkunjung

ke Museum

Keraton Sumenep

dibanding museum

lain atau tempat

wisata yang lain

Page 93: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

75

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Museum Keraton Sumenep

Keraton Sumenep adalah tempat kediaman resmi para

Adipati/Raja-Raja selain sebagai tempat untuk menjalankan roda

pemerintahan. Kerajaan Sumenep sendiri bisa dibilang sifatnya sebagai

kerajaan kecil (setingkat Kadipaten) kala itu, sebab sebelum wilayah

Sumenep dikusai VOC wilayah Sumenep sendiri masih harus membayar

upeti kepada kerajaan-kerajaan besar(Singhasari, Majapahit, dan

Kasultanan Mataram).

Keraton Sumenep sejatinya banyak jumlahnya, selain sebagai

kediaman resmi adipati/raja yang berkuasa saat itu, karaton juga

difungsikan sebagai tempat untuk mengatur segala urusan pemerintahan

kerajaan. Saat ini Bangunan Karaton yang masih tersisa dan utuh adalah

bangunan Karaton yang dibangun oleh Gusti Raden Ayu Tirtonegoro R.

Rasmana dan Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro (Bindara Saod)

beserta keturunannya yakni Panembahan Somala Asirudin

Pakunataningrat dan Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I (Raden

Ario Notonegoro). Sedangkan untuk bangunan karaton-karaton milik

Adipati/Raja yang lainnya, seperti Karaton Pangeran Siding Puri di

Parsanga, Karaton Tumenggung Kanduruan, Karaton Pangeran Lor dan

Pangeran Wetan di Karangduak hanya tinggal sisa puing bangunannya

Page 94: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

76

saja yakni hanya berupa pintu gerbang dan umpak pondasi bangunan

Keraton.

Istilah penyebutan Karaton apabila dikaitkan dengan sistem

pemerintahan di Jawa saat itu, merasa kurang tepat karena karaton

Sumenep memeliki strata tingkatan yang lebih kecil dari bangunan

keraton yang ada di Jogjakarta dan Surakarta. Karaton Sumenep

sebenarnya adalah bangunan kediaman keadipatian yang pola penataan

bangunannya lebih sederhana daripada keraton-keraton besar seperti

Jogjakarta dan Surakarta. Namun perlu dimaklumi bahwa penggunaan

penyebutan istilah karaton sudah berlangsung sejak dulu kala oleh

masyarakat Madura, karena kondisi geografis Sumenep yang berada di

daerah mancanegara (wilayah pesisir wetan) yang jauh dari Kerajaan

Mataram. Begitu juga penyebutan Penguasa Kadipaten yang lebih

familiar dikalangan masyarakatnya dengan sebutan "Rato/Raja"

Karaton Pajagalan atau lebih dikenal Karaton Songennep

dibangun di atas tanah pribadi milik Panembahan Somala penguasa

Sumenep XXXI. Dibangun Pada tahun 1781 dengan arsitek

pembangunan Karaton oleh Lauw Piango salah seorang warga

keturunan Tionghoa yang mengungsi akibat Huru Hara Tionghoa 1740

M di Semarang. Karaton Panembahan Somala dibangun di sebelah timur

karaton milik Gusti R. Ayu Rasmana Tirtonegoro dan Kanjeng

Tumenggung Ario Tirtonegoro (Bindara Saod) yang tak lain adalah

orang tua dia. Bangunan Kompleks Karaton sendiri terdiri dari banyak

Page 95: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

77

massa, tidak dibangun secara bersamaan namun di bangun dan diperluas

secara bertahap oleh para keturunannya.

Keraton Sumenep berdiri di atas tanah milik pribadi Pangeran

Natakusuma I (Panembahan Somala) (sebelah timur keraton lama milik

Ratu R. Ayu Rasmana Tirtanegara). Kompleks bangunan Karaton

Sumenep lebih sederhana dari kompleks Karaton kerajaan Mataram,

bangunannya hanya meliputi Gedong Negeri, Pengadilan Karaton,

Paseban, dan beberapa bangunan Pribadi Keluarga Karaton.

Di depan keraton, ke arah selatan berdiri Pendapa Agung dan di

depannya berdiri Gedong Negeri (sekarang Kantor Disbudparpora) yang

didirikan oleh Pemerintahan Belanda. Konon, Pembangunan Gedong

Negeri sendiri dimaksudkan untuk menyaingi kewibawaan keraton

Sumenep dan juga untuk mengawasi segala gerak-gerik pemerintahan

yang dijalankan oleh keluarga Keraton. Selain itu Gedong Negeri ini

juga difungsikan sebagai kantor bendahara dan pembekalan Karaton

yang dikelola oleh Patih yang dibantu oleh Wedana Keraton.

Disebelah timur Gedong Negeri tersebut berdiri pintu masuk

keraton Sumenep yaitu Labang Mesem. Pintu gerbang ini sangat

monumental, pada bangian atasnya terdapat sebuah loteng, digunakan

untuk memantau segala aktifitas yang berlangsung dalam lingkungan

keraton. Konon jalan masuk ke kompleks keraton ini ada lima pintu

yang dulunya disebut ponconiti. Saat ini tinggal dua buah yang masih

ada, kesemuanya berada pada bagian depan tapak menghadap ke selatan.

Pintu yang sebelah barat merupakan jalan masuk yang amat sederhana.

Page 96: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

78

Di bagian pojok disebelah timur bagian selatan Labhang Mesem berdiri

Taman Sare (tempat pemandian putera-puteri Adipati) dimana

sekelilingnya dikelilingi tembok tembok yang cukup tinggi dan tertutup.

Sedangkan di halaman belakang keraton sebelah timur berdiri

dapur, sebelah barat berdiri sisir (tempat tidur para pembantu keraton,

emban, dayang-dayang Puteri Adipati), di sebelah barat terdapat sumur.

Di depan sumur agak ke arah barat berdiri Keraton Ratu R. Ayu

Rasmana Tirtanegara, dan di depannya berdiri pendapa. Namun pada

zaman pemerintahan Sultan Abdurahman Pakunataningrat pendapa

tersebut dipindahkan ke Asta Tenggi dan disana didirikan Kantor

Koneng. Pembangunan Kantor Koneng (kantor kerajaan/adipati) semula

mendapat tentangan keras oleh pemerintah Hindia Belanda karena hal

tersebut bertentangan dengan peraturan pemerintah saat itu. Namun,

untuk menghindari tuduhan tersebut maka Sultan beninisiatif untuk

mengubah seluruh cat bangunan tembok berwarna kuning selaras

dengan namanya yaitu "kantor koneng" (bahasa

belanda :konenglijk=kantor raja/adipati). Pada Masa Pemerintahan

Sultan Abdurrahman, kantor Koneng difungsikan sebagai tempat rapat-

rapat rahasia para pejabat-pejabat tinggi Karaton. Di sebelah selatan

Kantor Koneng, di pojok sebelah barat pintu masuk berdiri pendapa

(paseban).

Pada mulanya antara keraton dengan pendopo letaknya terpisah.

Namun, pada masa pemerintahan Sultan Abdurrahman Pakunataningrat,

kedua bangunan tersebut dijadikan satu deret. Dahulu, Paseban

Page 97: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

79

(pendopo ageng) difungsikan sebagai tempat sidang yang dipimpin

langsung oleh sang Adipati dan dihadiri oleh seluruh pejabat tinggi

karaton yang waktunya dilaksanakan pada hari-hari tertentu. Paseban

sendiri diurus oleh mantri besar dan dibantu oleh kebayan.

Di sebelah selatan keraton terbentang jalan menuju Masjid Jamik

Sumenep (ke arah barat), sedangkan ke arah timur menuju jalan

Kalianget. Di sebelah timur keraton adalah perkampungan,dan di arah

timur jalan adalah Kampong Patemon. Artinya tempat pertemuan aliran

air taman keraton dan aliran-aliran air taman milik rakyat dan Taman

Lake‟ (tempat pemandian prajurit keraton). Dari jalan Dr. Sutomo ke

arah timur terdapat jalan menurun, sebelum tikungan jalan berdiri pintu

gerbang keluar atau Labang Galidigan. Di sebelah barat pintu keluar

terdapat jalan menurun, bekas undakan tujuh.

Di sebelah selatan jalan undakan terdapat Sagaran atau laut kecil

merupakan tempat bertamasya putera-puteri Adipati. Sekarang Sagaran

tersebut ditempati perumahan rakyat dan lapangan tennis. Di sebelah

barat lapangan tennis, berdiri kamarrata merupakan tempat kereta

kencana, dan dibelakangnya berdiri kandang kuda lengkap dengan dua

taman.

Komplek keraton Sumenep justru tidak menghadap ke barat tetapi

ke selatan. Hal ini berhubungan dengan legenda laut selatan (selat

Madura) tempat bersemayamnya Raden Segoro dan analog dengan

legenda di Mataram tentang Nyai Roro Kidul yang konon istri dari

Sultan Agung yang bersemayam/bertahta di Segoro Kidul (Lautan

Page 98: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

80

Indonesia). Dari legenda tersebut menimbulkan dogma turun temurun

bahwa rumah tinggal yang baik harus menghadap ke selatan. Ditinjau

dari tapak (site planning) terlihat bahwa kompleks bangunan keraton

pada prinsipnya menganut keseimbangan simetri dengan menggunakan

as/sumbu yang cukup kuat. Hal ini merupakan usaha perencanaannya

untuk memberikan kesan agung dan berwibawa dari kompleks ini.

Museum terbagi menjadi tiga bagian yang terletak di depan/luar

keraton dan di dalam keraton. Bagian pertama, di luar keraton, adalah

tempat menyimpan kereta kuda/ kencana kerajaan Sumenep dan kereta

kuda pemberian ratu Inggris, yang sampai sekarang masih dapat

dipergunakan dan dikeluarkan pada saat upacara peringatan hari jadi

kota Sumenep.

Bagian kedua dan ketiga terdapat di dalam keraton Sumenep, yang

di dalamnya menyimpan alat-alat untuk upacara mitoni atau upacara

tujuh bulan kehamilan keluarga raja, senjata-senjata kuno berupa keris,

clurit, pistol pedang bahkan semacam samurai dan baju besi untuk

perang, al-Qur‟an yang ditulis oleh Sulta Abdurrachman, guci dan

keramik dari Tiongkok/ Cina yang menggambarkan bahwa pada saat itu

terjalin hubungan yang erat antara kerajaan Sumenep dan kerajaan Cina,

patung-patung/ arca, baju kebesaran Raja/Sultan, sampai tulang/fosil

ikan paus yang terdampar di pantai Sumenep pada tahun 1977.

Museum ketiga disebut juga museum Bindara Saod karena pada

zamannya tempat itu adalah tempat Bindara Saod menyepi, maka

disebut juga dengan Rumah penyepian Bindara Saod. Terdiri lima

Page 99: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

81

bagian yaitu teras rumah, kamar depan bagian timur, kamar depan

bagian barat, kamar belakang bagian timur dan bagian barat (Dinas

Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga, 2014).

B. Pembahasan Hasil Kuesioner

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Hasil Uji Validitas

Menurut Ghozali (2016:52-53) uji validitas digunakan unntuk

mengukur sah tidaknya suatu kuesioner. Uji signifikansi dilakukan

dengan cara membandingkan nilai rhitung yang didapat dari nilai

Corrected Item – Total Correlation dengan hasil perhitungan rtabel

untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini jumlah sampel

yang digunakan adalah 30 responden. Maka (df) = 30 – 2 = 28 pada

rtabel. Dengan α = 5% atau 0,05 didapati rtabel sebesar 0,361. Maka

suatu pertanyaan atau indikator dinyatakan valid apabila rhitung >

0,361 dan nilai positif dan begitu sebaliknya.

Tabel 4.1

Hasil Try Out Uji Validitas

Item Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan

Produk (X1)

Produk 1 0,647 0,361 Valid

Produk 2 0,524 0,361 Valid

Produk 3 0,702 0,361 Valid

Produk 4 0,549 0,361 Valid

Produk 5 0,664 0,361 Valid

Produk 6 0,628 0,361 Valid

Produk 7 0,452 0,361 Valid

Produk 8 0,455 0,361 Valid

Produk 9 0,564 0,361 Valid

Produk 10 0,433 0,361 Valid

Produk 11 0,647 0,361 Valid

Produk 12 0,595 0,361 Valid

Produk 13 0,429 0,361 Valid

Page 100: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

82

Produk 14 0,375 0,361 Valid

Produk 15 0,643 0,361 Valid

Produk 16 0,510 0,361 Valid

Produk 17 0,563 0,361 Valid

Produk 18 0,606 0,361 Valid

Produk 19 0,525 0,361 Valid

Produk 20 0,712 0,361 Valid

Produk 21 0,638 0,361 Valid

Produk 22 0,649 0,361 Valid

Produk 23 0,504 0,361 Valid

Place (X2)

Place 1 0,434 0,361 Valid

Place 2 0,549 0,361 Valid

Place 3 0,413 0,361 Valid

Place 4 0,497 0,361 Valid

Place 5 0,577 0,361 Valid

Place 6 0,504 0,361 Valid

Place 7 0,634 0,361 Valid

Place 8 0,550 0,361 Valid

Place 9 0,395 0,361 Valid

Place 10 0,610 0,361 Valid

Place 11 0,616 0,361 Valid

People (X3)

People 1 0,718 0,361 Valid

People 2 0,772 0,361 Valid

People 3 0,720 0,361 Valid

People 4 0,779 0,361 Valid

People 5 0,770 0,361 Valid

People 6 0,873 0,361 Valid

People 7 0,543 0,361 Valid

People 8 0,643 0,361 Valid

Word of Mouth (X4)

Word of Mouth 1 0,777 0,361 Valid

Word of Mouth2 0,849 0,361 Valid

Word of Mouth3 0,842 0,361 Valid

Minat Berkunjung (Y)

Minat Berkunjung 1 0,742 0,361 Valid

Minat Berkunjung 2 0,735 0,361 Valid

Minat Berkunjung 3 0,710 0,361 Valid

Sumber: SPSS 23 data primer yang telah diolah, 2017

Hasil try out tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 48 item

pertanyaan yang diberikan kepada 30 responden memiliki nilai

Page 101: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

83

rhitung yang lebih besar dari rtabel 0,361 yang berarti semua item

pertanyaan dinyatakan valid.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali(2016:47) uji reliabilitas digunakan untuk

menguji konsistensi data dalam jangka waktu tertentu, yaitu untuk

mengetahui sejauh mana pengukuran yang digunakan dapat

dipercaya atau diandalkan. Variabel-variabel tersebut dikatakan

reliabel apabila Cronbach Alpha-nya memiliki nilai > 0,70 yang

berarti bahwa instrumen tersebut dapat dipergunakan sebagai

pengumpul data yang handal, yaitu hasil pengukuran relatif

koefisien jika dilakukan pengukuran ulang. Berikut ini adalah hasil

uji validitas pada variabel penelitian produk, place, people, word of

mouth dan minat pengunjung.

Tabel 4.2

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s

Alpha

N of items Keterangan

Produk 0,895 23 Reliabel

Place 0,838 11 Reliabel

People 0,917 8 Reliabel

Word of Mouth 0,911 3 Reliabel

Minat pengunjung 0,856 3 Reliabel

Sumber: SPSS 23 data primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, semua variabel yaitu produk,

place, people, word of mouth dan minat pengunjung memiliki nilai

cronbach‟s alpha di atas 0,70 maka semua variabel dinyatakan

reliabel.

2. Pembahasan Hasil Deskriptif Responden

Page 102: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

84

Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung Museum

Keraton Sumenep. Jumlah konsumen yang dipilih sebagai responden

sebanyak 100 orang dengan karakteristik berdasarkan jenis kelamin,

usia, profesi, dan pengeluaran setiap bulan. Adapun karakteristik

klasifikasi demografis responden dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.3

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Pria 55 55%

Wanita 45 45%

Total 100 100%

Sumber: data primer yang telah diolah, 2017

Dari tabel 4.3 di atas diketahui bahwa 100 responden yang

pernah berkunjung ke Museum Keraton Sumenep terdiri dari 55

orang atau 55% adalah responden pria dan 45 orang atau 45%

adalah responden wanita.

b. Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.4

Jumlah Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase (%)

17-25 tahun 62 62%

>25-35 tahun 27 27%

>35-45 8 8%

> 45 3 3%

Total 100 100%

Sumber: data primer yang telah diolah, 2017

Dari tabel 4.4 di atas diketahui bahwa 100 responden yang

pernah berkunjung ke Museum Keraton Sumenep terdiri dari 62

orang atau 62% adalah responden berusia 17-25 tahun, 27 orang

Page 103: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

85

atau 27% adalah responden berusia >25-35 tahun, 8 orang atau 8%

adalah responden berusia >35-45 tahun dan 3 orang atau 3% adalah

responden berusia > 45 tahun.

c. Responden Berdasarkan Profesi

Tabel 4.5

Jumlah Responden Berdasarkan Profesi

Profesi Jumlah Persentase (%)

Pelajar/Mahasiswa 51 51%

Pegawai Negeri 17 17%

Pegawai Swasta 16 16%

Wiraswasta 13 13%

Lainnya 3 3%

Total 100 100%

Sumber: data primer yang telah diolah, 2017

Dari tabel 4.5 di atas diketahui bahwa 100 responden yang

pernah berkunjung ke Museum Keraton Sumenep terdiri dari 51

orang atau 51% adalah responden berprofesi sebagai

pelajar/mahasiswa, 17 orang atau 17% adalah responden berprofesi

sebagai pegawai negeri, 16 orang atau 16% adalah responden

berprofesi sebagai pegawai swasta, 13 orang atau 13% adalah

responden berprofesi sebagai wiraswasta dan 3 orang atau 3%

adalah responden berprofesi selain sebagai pelajar/mahasiswa,

pegawai negeri, pegawai swasta dan wiraswasta.

Page 104: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

86

d. Responden Berdasarkan Pengeluaran

Tabel 4.6

Jumlah Responden Berdasarkan Pengeluaran Setiap Bulan

Pengeluaran Jumlah Persentase (%)

500.000-1.000.000 56 56%

1.000.001-5.000.000 32 32%

5.000.001-10.000.000 11 11%

10.000.001-15.000.000 1 1%

Total 100 100%

Sumber: data primer yang telah diolah, 2017

Dari tabel 4.6 di atas diketahui bahwa 100 responden yang

pernah berkunjung ke Museum Keraton Sumenep terdiri dari 56

orang atau 56% adalah responden berpendapatan 500.000-

1.000.000, 32 orang atau 32% adalah responden berpendapatan

1.001.000-5.000.000, 11 orang atau 11% adalah responden

berpendapatan 5.001.000-10.000.000 dan 1 orang atau 1% adalah

responden berpendapatan 10.001.000-50.000.000.

C. Pembahasan Analisis Deskriptif

Agar dapat mengetahui pendapat yang diberikan oleh 100 responden

pada masing-masing variabel produk, place, people, word of mouth dan

minat pengunjung maka dilakukan analisis deskriptif pada persentase hasil

tanggapan responden terhadap 48 pertanyaan berikut:

1. Deskripsi Variabel Produk (X1)

Dalam penelitian produk (X1) ini digunakan 23 butir pertanyaan

untuk mengukur layanan jasa museum, yaitu:

Page 105: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

87

Tabel 4.7

Bangunan Museum Keraton Sumenep terpelihara dengan baik

Frequency Percent

Sangat Setuju 26 26%

Setuju 66 66%

Ragu 6 6%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.7 di atas menjelaskan bahwa 26 responden atau 26%

menyatakan sangat setuju, 66 responden atau 66% menyatakan setuju, 6

responden atau 6% menyatakan ragu, 2 responden atau 2% menyatakan

tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju

terhadap pertanyaan bahwa bangunan Museum Keraton Sumenep

terpelihara dengan baik.

Tabel 4.8

Spanduk Museum Keraton Sumenep terlihat dengan jelas

Frequency Percent

Sangat Setuju 18 18%

Setuju 59 59%

Ragu 16 16%

Tidak Setuju 7 7%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.8 di atas mejelaskan bahwa 18 responden atau 18%

menyatakan sangat setuju, 59 responden atau 59% menyatakan setuju,

16 responden atau 16% menyatakan ragu, 7 responden atau 7%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

Page 106: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

88

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa spanduk Museum Keraton

Sumenep terlihat dengan jelas.

Tabel 4.9

Papan informasi pada bagian luar bangunan Museum Keraton

Sumenep terlihat dengan jelas

Frequency Percent

Sangat Setuju 18 18%

Setuju 52 52%

Ragu 25 25%

Tidak Setuju 5 5%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.9 di atas menjelaskan bahwa 18 responden atau 18%

menyatakan sangat setuju, 52 responden atau 52% menyatakan setuju,

25 responden atau 25% menyatakan ragu, 5 responden atau 5%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa papan informasi pada bagian

luar bangunan Museum Keraton Sumenep terlihat dengan jelas.

Tabel 4.10

Pintu masuk Museum Keraton Sumenep terlihat dengan jelas

Frequency Percent

Sangat Setuju 38 38%

Setuju 55 55%

Ragu 7 7%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.10 di atas menjelaskan bahwa 38 responden atau 38%

menyatakan sangat setuju, 55 responden atau 55% menyatakan setuju, 7

responden atau 7% menyatakan ragu, 0 responden atau 0 % menyatakan

Page 107: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

89

tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju

terhadap pertanyaan bahwa pintu masuk Museum Keraton Sumenep

terlihat dengan jelas.

Tabel 4.11

Suasana di dalam gedung Museum Keraton Sumenep nyaman

Frequency Percent

Sangat Setuju 32 32%

Setuju 57 57%

Ragu 9 9%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.11 di atas menjelaskan bahwa 32 responden atau 32%

menyatakan sangat setuju, 57 responden atau 57% menyatakan setuju, 9

responden atau 9% menyatakan ragu, 2 responden atau 2% menyatakan

tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju

terhadap pertanyaan bahwa suasana di dalam gedung Museum Keraton

Sumenep nyaman.

Tabel 4.12

Keadaan bagian dalam gedung Museum Keraton Sumenep terlihat

baik

Frequency Percent

Sangat Setuju 25 25%

Setuju 58 58%

Ragu 15 15%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.12 di atas menjelaskan bahwa 25 responden atau 25%

menyatakan sangat setuju, 58 responden atau 58% menyatakan setuju,

Page 108: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

90

15 responden atau 15% menyatakan ragu, 2 responden atau 2%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa keadaan bagian dalam gedung

Museum Keraton Sumenep terlihat baik.

Tabel 4.13

Perabot di dalam gedung Museum Keraton Sumenep lengkap

Frequency Percent

Sangat Setuju 14 14%

Setuju 49 49%

Ragu 32 32%

Tidak Setuju 5 5%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.13 di atas menjelaskan bahwa 14 responden atau 14%

menyatakan sangat setuju, 49 responden atau 49% menyatakan setuju,

32 responden atau 32% menyatakan ragu, 5 responden atau 5%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa perabot di dalam gedung

Museum Keraton Sumenep lengkap.

Tabel 4.14

Tata letak di dalam gedung Museum Keraton Sumenep baik

Frequency Percent

Sangat Setuju 18 18%

Setuju 65 65%

Ragu 17 17%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.14 di atas menjelaskan bahwa 18 responden atau 18%

menyatakan sangat setuju, 65 responden atau 65% menyatakan setuju,

Page 109: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

91

17 responden atau 17% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa tata letak di dalam gedung

Museum Keraton Sumenep baik.

Tabel 4.15

Di dalam gedung Museum Keraton Sumenep aman dari suara

bising

Frequency Percent

Sangat Setuju 29 29%

Setuju 50 50%

Ragu 21 21%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.15 di atas menjelaskan bahwa 29 responden atau 29%

menyatakan sangat setuju, 50 responden atau 50% menyatakan setuju,

21 responden atau 21% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa di dalam gedung Museum

Keraton Sumenep aman dari suara bising.

Tabel 4.16

Suhu di dalam gedung Museum Keraton Sumenep baik

Frequency Percent

Sangat Setuju 30 30%

Setuju 56 56%

Ragu 13 13%

Tidak Setuju 1 1%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Page 110: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

92

Dari tabel 4.16 di atas menjelaskan bahwa 30 responden atau 30%

menyatakan sangat setuju, 56 responden atau 56% menyatakan setuju,

13 responden atau 13% menyatakan ragu, 1 responden atau 1%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa suhu di dalam Museum Keraton

Sumenep baik.

Tabel 4.17

Kualitas udara di dalam gedung Museum Keraton Sumenep baik

Frequency Percent

Sangat Setuju 25 25%

Setuju 65 65%

Ragu 10 10%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 20117

Dari tabel 4.17 di atas menjelaskan bahwa 25 responden atau 25%

menyatakan sangat setuju, 65 responden atau 65% menyatakan setuju,

10 responden atau 10% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa kualitas udara di dalam gedung

Museum Keraton Sumenep baik.

Tabel 4.18

Pencahayaan di dalam gedung Museum Keraton Sumenep baik

Frequency Percent

Sangat Setuju 21 21%

Setuju 57 57%

Ragu 21 21%

Tidak Setuju 1 1%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Page 111: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

93

Dari tabel 4.18 di atas menjelaskan bahwa 21 responden atau 21%

menyatakan sangat setuju, 57 responden atau 57% menyatakan setuju,

21 responden atau 21% menyatakan ragu, 1 responden atau 1%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa pencahayaan di dalam gedung

Museum Keraton Sumenep baik.

Tabel 4.19

Papan informasi di dalam gedung Museum Keraton Sumenep

terlihat jelas

Frequency Percent

Sangat Setuju 9 9%

Setuju 55 55%

Ragu 28 28%

Tidak Setuju 8 8%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.19 di atas menjelaskan bahwa 9 responden atau 9%

menyatakan sangat setuju, 55 responden atau 55% menyatakan setuju,

28 responden atau 28% menyatakan ragu, 8 responden atau 8%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa papan informasi di dalam

gedung Museum Keraton Sumenep terlihat jelas.

Tabel 4.20

Koleksi Museum Keraton Sumenep terjamin keasliannya

Frequency Percent

Sangat Setuju 24 24%

Setuju 49 49%

Ragu 26 26%

Tidak Setuju 1 1%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Page 112: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

94

Dari tabel 4.20 di atas menjelaskan bahwa 24 responden atau 24%

menyatakan sangat setuju, 49 responden atau 49% menyatakan setuju,

26 responden atau 26% menyatakan ragu, 1 responden atau 1%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa koleksi Museum Keraton

Sumenep terjamin keasliannya.

Tabel 4.21

Display koleksi Museum Keraton Sumenep beragam

Frequency Percent

Sangat Setuju 15 15%

Setuju 67 67%

Ragu 18 18%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.21 di atas menjelaskan bahwa 15 responden atau 15%

menyatakan sangat setuju, 67 responden atau 67% menyatakan setuju,

18 responden atau 18% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa display koleksi Museum

Keraton Sumenep beragam.

Tabel 4.22

Metode presentasi atau penyajian koleksi Museum Keraton

Sumenep menarik

Frequency Percent

Sangat Setuju 13 13%

Setuju 45 45%

Ragu 37 37%

Tidak Setuju 5 5%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Page 113: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

95

Dari tabel 4.22 di atas menjelaskan bahwa 13 responden atau 13%

menyatakan sangat setuju, 45 responden atau 45% menyatakan setuju,

37 responden atau 37% menyatakan ragu, 5 responden atau 5%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa metode presentasi atau

penyajian koleksi Museum Keraton Sumenep menarik.

Tabel 4.23

Informasi terkait dengan koleksi Museum Keraton Sumenep dapat

dipahami dengan baik

Frequency Percent

Sangat Setuju 13 13%

Setuju 61 61%

Ragu 22 22%

Tidak Setuju 4 4%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.23 di atas menjelaskan bahwa 13 responden atau 13%

menyatakan sangat setuju, 61 responden atau 61% menyatakan setuju,

22 responden atau 22% menyatakan ragu, 4 responden atau 4%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa informasi terkait dengan koleksi

Museum Keraton Sumenep dapat dipahami dengan baik.

Page 114: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

96

Tabel 4.24

Presentasi atau peyajian koleksi Museum Keraton Sumenep cukup

memadai

Frequency Percent

Sangat Setuju 8 8%

Setuju 57 57%

Ragu 33 33%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.24 di atas menjelaskan bahwa 8 responden atau 8%

menyatakan sangat setuju, 57 responden atau 57% menyatakan setuju,

33 responden atau 33% menyatakan ragu, 2 responden atau 2%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa presentasi atau penyajian

koleksi Museum Keraton Sumenep cukup memadai.

Tabel 4.25

Tempat duduk untuk menunggu dan istirahat di Museum Keraton

Sumenep tersedia dengan baik dan memadai

Frequency Percent

Sangat Setuju 18 18%

Setuju 41 41%

Ragu 37 37%

Tidak Setuju 4 4%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.25 di atas menjelaskan bahwa 18 responden atau 18%

menyatakan sangat setuju, 41 responden atau 41% menyatakan setuju,

37 responden atau 37% menyatakan ragu, 4 responden atau 4%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

Page 115: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

97

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa tempat duduk untuk menunggu

dan istirahat di Museum Keraton Sumenep tersedia dengan baik dan

memadai.

Tabel 4.26

Ruang penitipan di Museum Keraton Sumenep tersedia dengan

baik

Frequency Percent

Sangat Setuju 10 10%

Setuju 32 32%

Ragu 39 39%

Tidak Setuju 19 19%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesionner, 2017

Dari tabel 4.26 di atas menjelaskan bahwa 10 responden atau 10%

menyatakan sangat setuju, 32 responden atau 32% menyatakan setuju,

39 responden atau 39% menyatakan ragu, 19 responden atau 19%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa ruang penitipan di Museum

Keraton Sumenep tersedia dengan baik.

Tabel 4.27

Meja informasi di dalam Museum Keraton Sumenep tersedia

dengan baik

Frequency Percent

Sangat Setuju 10 10%

Setuju 47 47%

Ragu 37 37%

Tidak Setuju 6 6%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.27 di atas menjelaskan bahwa 10 responden atau 10%

menyatakan sangat setuju, 47 responden atau 47% menyatakan setuju,

Page 116: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

98

37 responden atau 37% menyatakan ragu, 6 responden atau 6%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa meja informasi di dalam

Museum Keraton Sumenep tersedia dengan baik.

Tabel 4.28

Museum Keraton Sumenep memiliki toilet yang bersih

Frequency Percent

Sangat Setuju 20 20%

Setuju 57 57%

Ragu 21 21%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.28 di atas menjelaskan bahwa 20 responden atau 20%

menyatakan sangat setuju, 57 responden atau 57% menyatakan setuju,

21 responden atau 21% menyatakan ragu, 2 responden atau 2%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa Museum Keraton Sumenep

memiliki toilet yang bersih.

Tabel 4.29

Museum Keraton Sumenep memiliki denah bangunan yang baik

Frequency Percent

Sangat Setuju 20 20%

Setuju 57 57%

Ragu 21 21%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.29 di atas menjelaskan bahwa 20 responden atau 20%

menyatakan sangat setuju, 57 responden atau 57% menyatakan setuju,

Page 117: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

99

21 responden atau 21% menyatakan ragu, 2 responden atau 2%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa Museum Keraton Sumenep

memiliki denah bangunan yang baik.

2. Deskripsi Variabel Place (X2)

Dalam penelitian place (X2) ini digunakan 11 butir pertanyaaan

untuk mengukur layanan jasa museum, yaitu:

Tabel 4.30

Lokasi Museum Keraton Sumenep mudah dijangkau oleh

transportasi umum

Frequency Percent

Sangat Setuju 28 28%

Setuju 62 62%

Ragu 6 6%

Tidak Setuju 4 4%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.30 di atas menjelaskan bahwa 28 responden atau 28%

menyatakan sangat setuju, 62 responden atau 62% menyatakan setuju, 6

responden atau 6% menyatakan ragu, 4 responden atau 4% menyatakan

tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju

terhadap pertanyaan bahwa lokasi Museum Keraton Sumenep mudah

dijangkau oleh transportasi umum.

Page 118: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

100

Tabel 4.31

Lokasi Museum Keraton Sumenep mudah dilihat dari jalan

raya

Frequency Percent

Sangat Setuju 36 36%

Setuju 53 53%

Ragu 7 7%

Tidak Setuju 4 4%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.31 di atas menjelaskan bahwa 36 responden atau 36%

menyatakan sangat setuju, 53 responden atau 53% menyatakan setuju, 7

responden atau 7% menyatakan ragu, 4 responden atau 4% menyatakan

tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju

terhadap pertanyaan bahwa lokasi Museum Keraton Sumenep mudah

dilihat dari jalan raya.

Tabel 4.32

Lokasi Museum Keraton Sumenep banyak dilalui oleh orang-orang

Frequency Percent

Sangat Setuju 29 29%

Setuju 57 57%

Ragu 13 13%

Tidak Setuju 1 1%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.32 di atas menjelaskan bahwa 29 responden atau 29%

menyatakan sangat setuju, 57 responden atau 57% menyatakan setuju,

13 responden atau 13% menyatakan ragu, 1 responden atau 1%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

Page 119: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

101

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa lokasi Museum Keraton

Sumenep banyak dilalui oleh orang-orang.

Tabel 4.33

Lokasi Museum Keraton Sumenep tidak rawan macet

Frequency Percent

Sangat Setuju 23 23%

Setuju 62 62%

Ragu 14 14%

Tidak Setuju 1 1%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.33 di atas menjelaskan bahwa 23 responden atau 23%

menyatakan sangat setuju, 62 responden atau 62% menyatakan setuju,

14 responden atau 14% menyatakan ragu, 1 responden atau 1%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa lokasi Museum Keraton

Sumenep tidak rawan macet.

Tabel 4.34

Museum Keraton Sumenep mempunyai tempat parkir yang luas

Frequency Percent

Sangat Setuju 14 14%

Setuju 43 43%

Ragu 35 35%

Tidak Setuju 8 8%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.34 di atas menjelaskan bahwa 14 responden atau 14%

menyatakan sangat setuju, 43 responden atau 43% menyatakan setuju,

35 responden atau 35% menyatakan ragu, 8 responden atau 8%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

Page 120: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

102

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa Museum Keraton Sumenep

mempunyai tempat parkir yang luas..

Tabel 4.35

Museum Keraton Sumenep mempunyai tempat parkir yang

nyaman

Frequency Percent

Sangat Setuju 5 5%

Setuju 55 55%

Ragu 35 35%

Tidak Setuju 5 5%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.35 di atas menjelaskan bahwa 5 responden atau 5%

menyatakan sangat setuju, 55 responden atau 55% menyatakan setuju,

35 responden atau 35% menyatakan ragu, 5 responden atau 5%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa Museum Keraton Sumenep

mempunyai tempat parkir yang nyaman.

Tabel 4.36

Museum Keraton Sumenep mempunyai tempat parkir yang aman

Frequency Percent

Sangat Setuju 9 9%

Setuju 48 48%

Ragu 40 40%

Tidak Setuju 3 3%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.36 di atas menjelaskan bahwa 9 responden atau 9%

menyatakan sangat setuju, 48 responden atau 48% menyatakan setuju,

40 responden atau 40% menyatakan ragu, 3 responden atau 3%

Page 121: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

103

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa Museum Keraton Sumenep

mempunyai tempat parkir yang aman.

Tabel 4.37

Lokasi di sekitar Museum Keraton Sumenep tersedia tempat

yang cukup luas untuk pembangunan fasilitas baru di kemudian

hari

Frequency Percent

Sangat Setuju 12 12%

Setuju 44 44%

Ragu 37 37%

Tidak Setuju 7 7%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.37 di atas menjelaskan bahwa 12 responden atau 12%

menyatakan sangat setuju, 44 responden atau 44% menyatakan setuju,

37 responden atau 37% menyatakan ragu, 7 responden atau 7%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa lokasi di sekitar Museum

Keraton Sumenep tersedia tempat yangcukup luas untuk pembangunan

fasilitas baru di kemudian hari.

Tabel 4.38

Lokasi Museum Keraton Sumenep terletak pada daerah yang

cocok untuk dijadikan tempat wisata

Frequency Percent

Sangat Setuju 18 18%

Setuju 71 71%

Ragu 10 10%

Tidak Setuju 1 1%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Page 122: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

104

Dari tabel 4.38 di atas menjelaskan bahwa 18 responden atau 18%

menyatakan sangat setuju, 71 responden atau 71% menyatakan setuju,

10 responden atau 10% menyatakan ragu, 1 responden atau 1%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa lokasi Museum Keraton

Sumenep terletak pada daerah yang cocok untuk dijadikan tempat

wisata.

Tabel 4.39

Lokasi Museum Keraton Sumenep yang berdekatan dengan tempat

wisata lain cukup strategis

Frequency Percent

Sangat Setuju 14 14%

Setuju 63 63%

Ragu 21 21%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.39 di atas menjelaskan bahwa 14 responden atau 14%

menyatakan sangat setuju, 63 responden atau 63% menyatakan setuju,

21 responden atau 21% menyatakan ragu, 2 responden atau 2%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa lokasi Museum Keraton

Sumenep yang berdekatan dengan tempat wisata lain cukup strategis.

Page 123: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

105

Tabel 4.40

Lokasi Museum Keraton Sumenep sudah sesuai aturan pemerintah

Frequency Percent

Sangat Setuju 20 20%

Setuju 61 61%

Ragu 19 19%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.40 di atas menjelaskan bahwa 20 responden atau 20%

menyatakan sangat setuju, 61 responden atau 61% menyatakan setuju,

19 responden atau 19% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa lokasi Museum Keraton

Sumenep sudah sesuai aturan pemerintah.

3. Deskripsi Variabel People (X3)

Dalam penelitian people(X2) ini digunakan 8 butir pertanyaaan

untuk mengukur layanan jasa museum, yaitu:

Tabel 4.41

Penampilan petugas Museum Keraton Sumenep menarik

Frequency Percent

Sangat Setuju 21 21%

Setuju 47 47%

Ragu 30 30%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.41 di atas menjelaskan bahwa 21 responden atau 21%

menyatakan sangat setuju, 30 responden atau 30% menyatakan setuju, 2

Page 124: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

106

responden atau 2% menyatakan ragu, 0 responden atau 0% menyatakan

tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju

terhadap pertanyaan bahwa penampilan petugas Museum Keraton

Sumenep menarik.

Tabel 4.42

Petugas Museum Keraton Sumenep cukup siaga melayani

pengunjung

Frequency Percent

Sangat Setuju 22 22%

Setuju 50 50%

Ragu 27 27%

Tidak Setuju 1 1%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.42 di atas menjelaskan bahwa 22 responden atau 22%

menyatakan sangat setuju, 50 responden atau 50% menyatakan setuju,

27 responden atau 27% menyatakan ragu, 1 responden atau 1%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa petugas Museum Keraton

Sumenep cukup siaga melayani pengunjung.

Tabel 4.43

Petugas Museum Keraton Sumenep ramah

Frequency Percent

Sangat Setuju 31 31%

Setuju 55 55%

Ragu 14 14%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Page 125: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

107

Dari tabel 4.43 di atas menjelaskan bahwa 31 responden atau 31%

menyatakan sangat setuju, 55 responden atau 55% menyatakan setuju,

14 responden atau 14% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa petugas Museum Keraton

Sumenep ramah.

Tabel 4.44

Petugas Museum Keraton Sumenep sopan

Frequency Percent

Sangat Setuju 32 32%

Setuju 60 60%

Ragu 8 8%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.44 di atas menjelaskan bahwa 32 responden atau 32%

menyatakan sangat setuju, 60 responden atau 60% menyatakan setuju, 8

responden atau 8% menyatakan ragu, 0 responden atau 0% menyatakan

tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju

terhadap pertanyaan bahwa petugas Museum Keraton Sumenep sopan.

Tabel 4.45

Petugas Museum Keraton Sumenep informatif

Frequency Percent

Sangat Setuju 23 23%

Setuju 63 63%

Ragu 14 14%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Page 126: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

108

Dari tabel 4.45 di atas menjelaskan bahwa 23 responden atau 23%

menyatakan sangat setuju, 63 responden atau 63% menyatakan setuju,

14 responden atau 14% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa petugas Museum Keraton

Sumenep informatif.

Tabel 4.46

Petugas Museum Keraton Sumenep membantu pengunjung

dengan baik

Frequency Percent

Sangat Setuju 23 23%

Setuju 61 61%

Ragu 16 16%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.46 di atas menjelaskan bahwa 23 responden atau 23%

menyatakan sangat setuju, 61 responden atau 61% menyatakan setuju,

16 responden atau 16% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa petugas Museum Keraton

Sumenep membantu pengunjung dengan baik.

Page 127: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

109

Tabel 4.47

Petugas Museum Keraton Sumenep mampu menangani

keluhan pengunjung

Frequency Percent

Sangat Setuju 8 8%

Setuju 62 62%

Ragu 30 30%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.47 di atas menjelaskan bahwa 8 responden atau 8%

menyatakan sangat setuju, 62 responden atau 62% menyatakan setuju,

30 responden atau 30% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa petugas Museum Keraton

Sumenep mampu menangani keluhan pengunjung.

Tabel 4.48

Menurut saya dan pelanggan lain secara keseluruhan layanan

jasa Museum Keraton Sumenep baik

Frequency Percent

Sangat Setuju 9 9%

Setuju 78 78%

Ragu 13 13%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.48 di atas menjelaskan bahwa 9 responden atau 9%

menyatakan sangat setuju, 78 responden atau 78% menyatakan setuju,

13 responden atau 13% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

Page 128: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

110

tidak setuju terhadap pertanyaan menurut saya dan pelanggan yang lain

keseluruhan layanan jasa Museum Keraton Sumenep baik.

4. Deskripsi Variabel Word of Mouth (X4)

Dalam penelitian Word of Mouth(X2) ini digunakan 3 butir

pertanyaaan untuk mengukur layanan jasa museum, yaitu:

Tabel 4.49

Saya bersedia membicarakan hal-hal positif tentang Museum

Keraton Sumenep

Frequency Percent

Sangat Setuju 21 21%

Setuju 72 72%

Ragu 7 7%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.49 di atas menjelaskan bahwa 21 responden atau 21%

menyatakan sangat setuju, 72 responden atau 72% menyatakan setuju, 7

responden atau 7% menyatakan ragu, 0 responden atau 0% menyatakan

tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju

terhadap pertanyaan bahwa saya bersedia membicarakan hal-hal positif

tentang Museum Keraton Sumenep.

Tabel 4.50

Saya bersedia merekomendasikan kepada orang lain untuk

berkunjung ke Museum Kerato Sumenep

Frequency Percent

Sangat Setuju 28 28%

Setuju 52 52%

Ragu 18 18%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Page 129: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

111

Dari tabel 4.50 di atas menjelaskan bahwa 28 responden atau 28%

menyatakan sangat setuju, 52 responden atau 52% menyatakan setuju,

18 responden atau 18% menyatakan ragu, 2 responden atau 2%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa saya bersedia

merekomendasikan kepada orang lain untuk berkunjung ke Museum

Keraton Sumenep.

Tabel 4.51

Saya bersedia memberikan doronngan kepada teman atau

relasi untuk berkunjung ke Museum Keraton Sumenep

Frequency Percent

Sangat Setuju 21 21%

Setuju 68 68%

Ragu 11 11%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.51 di atas menjelaskan bahwa 21 responden atau 21%

menyatakan sangat setuju, 68 responden atau 68% menyatakan setuju,

11 responden atau 11% menyatakan ragu, 0 responden atau 0%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa saya bersedia memberikan

dorongan kepada teman atau relasi untuk berkunjung ke Museum

Keraton Sumenep.

5. Deskripsi Variabel Minat Pengunjung (Y)

Dalam penelitian minat pengunjung (Y) ini digunakan 3 butir

pertanyaaan untuk mengukur layanan jasa museum, yaitu:

Page 130: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

112

Tabel 4.52

Saya berminat setelah mencari informasi tentang Museum

Keraton Sumenep

Frequency Percent

Sangat Setuju 17 17%

Setuju 62 62%

Ragu 20 20%

Tidak Setuju 1 1%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.52 di atas menjelaskan bahwa 17 responden atau 17%

menyatakan sangat setuju, 62 responden atau 62% menyatakan setuju,

20 responden atau 20% menyatakan ragu, 1 responden atau 1%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa saya berminat setelah mencari

informasi tentang Museum Keraton Sumenep.

Tabel 4.53

Saya berminat untuk berkunjung ke Museum Keraton Sumenep

Frequency Percent

Sangat Setuju 23 23%

Setuju 68 68%

Ragu 8 8%

Tidak Setuju 1 1%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.53 di atas menjelaskan bahwa 23 responden atau 23%

menyatakan sangat setuju, 68 responden atau 68% menyatakan setuju, 8

responden atau 8% menyatakan ragu, 1 responden atau 1% menyatakan

tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju

Page 131: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

113

terhadap pertanyaan bahwa saya berminat untuk berkunjung ke Museum

Keraton Sumenep.

Tabel 4.54

Saya berminat untuk berkunjung ke Museum Keraton

Sumenep dibanding museum lain atau tempat wisata yang lain

Frequency Percent

Sangat Setuju 9 9%

Setuju 62 62%

Ragu 26 26%

Tidak Setuju 3 3%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Total 100 100%

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Dari tabel 4.54 di atas menjelaskan bahwa 9 responden atau 9%

menyatakan sangat setuju, 62 responden atau 62% menyatakan setuju,

26 responden atau 26% menyatakan ragu, 3 responden atau 3%

menyatakan tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat

tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa saya berminat untuk berkunjung

ke Museum Keraton Sumenep dibanding museum lain atau tempat

wisata yang lain.

D. Distribusi Jawaban Responden

Uji distribusi jawaban responden dilakukan untuk mengetahui rata-rata

jawaban responden dalam 1 variabel penelitian, dan untuk mengetahui apa

indikator yang paling berpengaruh dalam 1 variabel.

1. Produk

Variabel X1 pada penelitian ini diukur melalui 23 pertanyaan yang

mempresentasikan indikator-indikator dari variabel tersebut. Pertanyaan

ini dalam bentuk kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden

Page 132: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

114

pengujung Museum Keraton Sumenep. Hasil tanggapan terhadap produk

dijelaskan pada tabel 4.55 berikut:

Tabel 4.55

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Produk

No. Pertanyaan Penilaian

Total SS S R TS STS

1. Bangunan

Museum Keraton

Sumenep

terpelihara dengan

baik

26 66 6 2 0 100

2. Spanduk Museum

Keraton Sumenep

terlihat dengan

jelas

18 59 16 7 0 100

3. Papan informasi

pada bagian luar

bangunan Museum

Keraton Sumenep

terlihat dengan

jelas

18 52 25 5 0 100

4. Pintu masuk

Museum Keraton

Sumenep terlihat

dengan jelas

38 55 7 0 0 100

5. Suasana di dalam

gedung Museum

Keraton Sumenep

nyaman

32 57 9 2 0 100

6. Keadaan bagian

dalam gedung

Museum Keraton

Sumenep terlihat

baik

25 58 15 2 0 100

7. Perabot di dalam

gedung Museum

Keraton Sumenep

lengkap

14 49 32 5 0 100

8. Tata letak di dalam

gedung Museum

Keraton Sumenep

baik

18 65 17 0 0 100

9. Di dalam gedung

Museum Keraton

Sumenep aman

dari suara bising

29 50 21 0 0 100

10. Suhu di dalam

Museum Keraton

30 56 13 1 0 100

Page 133: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

115

Sumenep baik

11. Kualitas udara di

dalam gedung

Museum Keraton

Sumenep baik

25 65 10 0 0 100

12. Pencahayaan di

dalam gedung

Museum Keraton

Sumenep baik

21 57 21 1 0 100

13. Papan informasi di

dalam gedung

Museum Keraton

Sumenep terlihat

jelas

9 55 28 8 0 100

14. Koleksi Museum

Keraton Sumenep

terjamin

keasliannya

24 49 26 1 0 100

15. Display koleksi

Museum Keraton

Sumenep beragam

15 67 18 0 0 100

16. Metode presentasi

atau penyajian

koleksi Museum

Keraton Sumenep

menarik

13 45 37 5 0 100

17. Informasi terkait

dengan Koleksi

Museum Keraton

Sumenep dapat

dipahami dengan

baik

13 61 22 4 0 100

18. Presentasi atau

penyajian koleksi

Museum Keraton

Sumenep cukup

memadai

8 57 33 2 0 100

19. Tempat duduk

untuk menunggu

dan istirahat di

Museum Keraton

Sumenep tersedia

dengan baik dan

memadai

18 41 37 4 0 100

20. Ruang penitipan di

Museum Keraton

Sumenep tersedia

dengan baik

10 32 39 19 0 100

21. Meja informasi di

dalam Museum

Keraton Sumenep

tersedia dengan

10 47 37 6 0 100

Page 134: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

116

baik

22. Museum Keraton

Sumenep memiliki

toilet yang bersih

20 57 21 2 0 100

23. Museum Keraton

Sumenep memiliki

denah bangunan

yang baik

20 57 21 2 0 100

Rata-rata 19,74 54,65 22,22 3,39 0 100

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Tabel 4.55 menunjukkan bahwa pada variabel produk mayoritas

responden menjawab “setuju” sebesar 54,65%, dan pertanyaan yang

paling berpengaruh adalah pertanyaan nomor 15, hal ini dapat dilihat

dari mayoritas responden menjawab “setuju” sebanyak 67 responden.

Hal ini menunjukkan bahwa indikator “pintu masuk Museum Keraton

Sumenep terlihat dengan jelas” paling berpengaruh terhadap minat

pengunjung.

2. Place

Variabel X2 pada penelitian ini diukur melalui 11 pertanyaan yang

mempresentasikan indikator-indikator dari variabel tersebut. Pertanyaan

ini dalam bentuk kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden

pengujung Museum Keraton Sumenep. Hasil tanggapan terhadap place

dijelaskan pada tabel 4.56 berikut:

Tabel 4.56

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Place

N

o. Pertanyaan

Penilaian

To

tal SS S R T

S

S

T

S

1. Lokasi Museum

KeratonSumenepmudahdijangkau

olehtransportasiumum

28 62 6 4 0 10

0

2. Lokasi Museum

KeratonSumenepmudahdilihatdarij

alan raya

36 53 7 4 0 10

0

Page 135: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

117

3. Lokasi Museum

KeratonSumenepbanyakdilaluiole

h orang-orang

29 57 13 1 0 10

0

4. Lokasi Museum KeratonSumenep

tidak rawan macet

23 62 14 1 0 10

0

5. Museum

KeratonSumenepmempunyaitemp

atparkir yang luas

14 43 35 8 0 10

0

6. Museum

KeratonSumenepmempunyaitemp

atparkiryang nyaman

5 55 35 5 0 10

0

7. Museum

KeratonSumenepmempunyaitemp

atparkir yang aman

9 48 40 3 0 10

0

8. Lokasi di sekitar Museum

KeratonSumenep tersedia tempat

yang cukup luas untuk

pembangunan fasilitas baru di

kemudian hari

12 44 37 7 0 10

0

9. Lokasi Museum

KeratonSumenepterletakpada

daerah yang cocok untuk dijadikan

tempat wisata

18 71 10 1 0 10

0

10. Lokasi Museum KeratonSumenep

yang berdekatandengan tempat

wisata lain cukup strategis

14 63 21 2 0 10

0

11. Lokasi Museum KeratonSumenep

sudah sesuai aturan pemerintah

20 61 19 0 0 10

0

Rata-rata 18,

91

56,

27

21,

54

3,

2

7

0 10

0

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Tabel 4.56 menunjukkan bahwa pada variabel place mayoritas

responden menjawab “setuju” sebesar 56,27%, dan pertanyaan yang

paling berpengaruh adalah pertanyaan nomor 10, hal ini dapat dilihat

dari mayoritas responden menjawab “setuju” sebanyak 63 responden.

Hal ini menunjukkan bahwa indikator “lokasi Museum Keraton

Sumenep yang berdekatan dengan tempat wisata lain cukup strategis”

paling berpengaruh terhadap minat pengunjung.

3. People

Page 136: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

118

Variabel X3 pada penelitian ini diukur melalui 8 pertanyaan yang

mempresentasikan indikator-indikator dari variabel tersebut. Pertanyaan

ini dalam bentuk kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden

pengujung Museum Keraton Sumenep. Hasil tanggapan terhadap people

dijelaskan pada tabel 4.57 berikut:

Tabel 4.57

Distribusi Jawaban Responden Mengenai People

No. Pertanyaan Penilaian

Total SS S R TS STS

1. Penampilan petugas

Museum Keraton

Sumenep menarik

21 47 30 2 0 100

2. Petugas Museum

Keraton Sumenep

cukup siaga melayani

pengunjung

22 50 27 1 0 100

3. Petugas Museum

Keraton Sumenep

ramah

31 55 14 0 0 100

4. Petugas Museum

Keraton Sumenep

sopan

32 60 8 0 0 100

5. Petugas Museum

Keraton Sumenep

informatif

23 63 14 0 0 100

6. Petugas Museum

Keraton Sumenep

membantu pengunjung

dengan baik

23 61 16 0 0 100

7. Petugas Museum

Keraton Sumenep

mampu menangani

keluhan pengunjung

8 62 30 0 0 100

8. Menurut saya dan

pelanggan lain secara

keseluruhan layanan

jasa Museum Keraton

Sumenep baik

9 78 13 0 0 100

Rata-rata 21,13 59,5 19 0,37 0 100

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Tabel 4.57 menunjukkan bahwa pada variabel people mayoritas

responden menjawab “setuju” sebesar 59,5%, dan pertanyaan yang

Page 137: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

119

paling berpengaruh adalah pertanyaan nomor 8, hal ini dapat dilihat dari

mayoritas responden menjawab “setuju” sebanyak 78 responden. Hal ini

menunjukkan bahwa indikator “menurut saya dan pengunjung lain

secara keseluruhan layanan jasa Museum Keraton Sumenep baik” paling

berpengaruh terhadap minat pengunjung.

4. Word of Mouth

Variabel X4 pada penelitian ini diukur melalui 3 pertanyaan yang

mempresentasikan indikator-indikator dari variabel tersebut. Pertanyaan

ini dalam bentuk kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden

pengujung Museum Keraton Sumenep. Hasil tanggapan terhadap Word

of Mouth dijelaskan pada tabel 4.58 berikut:

Tabel 4.58

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Word of Mouth

No. Pertanyaan Penilaian

Total SS S R TS STS

1. Saya bersedia

membicarakan hal-hal

positif tentang Museum

Keraton Sumenep

21 72 7 0 0 100

2. Saya bersedia

merekomendasikan

kepada orang lain untuk

berkunjung ke Museum

Keraton Sumenep

28 52 18 2 0 100

3. Saya bersedia

memberikan dorongan

kepada teman atau relasi

untuk berkunjung ke

Museum Keraton

Sumenep

21 68 11 0 0 100

Rata-rata 23,33 64 12 0,67 0 100

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Tabel 4.58 menunjukkan bahwa pada variabel word of mouth

mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 64%, dan pertanyaan

Page 138: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

120

yang paling berpengaruh adalah pertanyaan nomor 1, hal ini dapat

dilihat dari mayoritas responden menjawab “setuju” sebanyak 72

responden. Hal ini menunjukkan bahwa indikator “saya bersedia

membicarakan hal-hal positif tentang Museum Keraton Sumenep”

paling berpengaruh terhadap minat pengunjung.

5. Minat Pengunjung

Variabel Y pada penelitian ini diukur melalui 3 pertanyaan yang

mempresentasikan indikator-indikator dari variabel tersebut. Pertanyaan

ini dalam bentuk kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden

pengujung Museum Keraton Sumenep. Hasil tanggapan terhadap minat

pengunjung dijelaskan pada tabel 4.59 berikut:

Tabel 4.59

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Minat Pengunjung

No. Pertanyaan Penilaian

Total SS S R TS STS

1. Saya berminat setelah

mencari informasi

tentang Museum Keraton

Sumenep

17 62 20 1 0 100

2. Saya berminat untuk

berkunjung ke Museum

Keraton Sumenep

23 68 8 1 0 100

3. Saya berminat untuk

berkunjung ke Museum

Keraton Sumenep

dibanding museum lain

atau tempat wisata yang

lain

9 62 26 3 100

Rata-rata 16,33 64 18 1,67 0 100

Sumber: olah data kuesioner, 2017

Tabel 4.59 menunjukkan bahwa pada variabel minat pengunjung

mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 64%, dan pertanyaan

yang paling berpengaruh adalah pertanyaan nomor 2, hal ini dapat

Page 139: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

121

dilihat dari mayoritas responden menjawab “setuju” sebanyak 68

responden. Hal ini menunjukkan bahwa indikator “saya berminat untuk

berkunjung ke Museum Keraton Sumenep” paling berpengaruh terhadap

minat pengunjung.

E. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Model regresi yang baik dan layak digunakan adalah distribusi data

normal atau mendekati normal (Ghozali, 2016:154).

Page 140: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

122

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Secara Grafik

Sumber: hasil output SPSS 23 data primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan hasil analisis data pada gambar 4.1 kurva normal p-

plot di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam kurva normal p-plot terlihat

titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya tidak terlalu

jauh atau melebar. Berarti dari kurva ini menunjukkan bahwa model

regresi sesuai asumsi normalitas dan layak digunakan.

Selain uji grafik peneliti juga melengkapi pengujian normalitas

dengan uji statistik. Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk

menguji normalitas residual adalah uji non-parametrik Kolmogrov-

Smirnov (K-S) (Ghozali, 2016: 158).

Dengan hipotesis:

a. Hipotesis

Ho : data berdistribusi normal

Ha : data tidak berdistribusi normal acak (random)

Page 141: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

123

b. Kaidah Pengujian

Jika probabilitas (sig) > 0.05 maka Ho diterima

Jika probabilitas (sig) < 0.05 maka Ho ditolak

c. Keputusan

Data berdistribusi normal

Tabel 4.60

Hasil Uji Normalitas Secara Statistik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 100

Normal

Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation 1,0415229

6

Most Extreme

Differences

Absolute ,112

Positive ,055

Negative -,112

Test Statistic ,112

Asymp. Sig. (2-tailed) ,033c

Monte Carlo Sig.

(2-tailed)

Sig. ,146d

99% Confidence Interval Lower Bound ,137

Upper Bound ,155

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. Based on 10000 sampled tables with starting seed 299883525.

Sumber: hasil output SPSS 23 data primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.55 besarnya nilai Kolmogrov-Smirnov adalah

0,112 serta dapat diketahui bahwa nilai unstandardized residual

memiliki nilai Asymp. Sig 0,033 yang artinya > 0,05 dan ini

mengartikan bahwa data terdistribusi dengan normal.

2. Hasil Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen dan

Page 142: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

124

tidak ortogonal atau nilai korelasi antar sesama variabel independen

sama dengan nol. Dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan Variance

Inflation Factor (VIF), nilai toleransi yang besarnya di atas 0.1 dan nilai

VIF di bawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinieritas pada

variabel independennya (Ghozali, 2016: 103-104).

Hasil pengujian VIF dari model regresi dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel 4.61

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficients

a

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Produk ,572 1,749

Place ,536 1,867

People ,556 1,799

WOM ,667 1,499

a. Dependent Variable: Minat

Sumber: hasil ouput SPSS 23 data primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan hasil tabel 4.56 uji hasil Variance Inflation Factor

(VIF) masing-masing variabel independen memiliki VIF < dari 10 dan

tolerance > 0,1 yaitu untuk variabel produk 1,749 dan 0,572, untuk

variabel place 1,867 dan 0,536, untuk variabel people 1,799 dan 0,556,

dan untuk variabel Word of Mouth (WOM) 1,499 dan 0,667. Maka dapat

dinyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat multikolinieritas

antara variabel independen dengan variabel independen yang lain

sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.

Page 143: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

125

3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

yang lain. Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variasi variabel tidak

sama untuk semua pengamatan. Pada heteroskedastisitas kesalahan yang

terjadi tidak secara acak tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis

sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel. Uji heteroskedastisitas

dapat dilakukan dengan dua langkah yaitu secara grafik dan secara

statistik. Adapun uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

a. Uji heteroskedastisitas secara grafik (scatterplot)

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah

Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y

sesungguhnya) yang telah di studentized (Ghozali, 2016: 134)

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil scatterplot

dapat dilihat pada gambar berikut:

Page 144: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

126

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik

(Scatterplot)

Sumber: hasil output SPSS 23 data primer yang telah diolah,2017

Dari grafik scatterplot yang ada pada gambar di atas dapat dilihat

bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar di atas maupun di

bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi heteroskedastisitas pada model regresi (Ghozali,2016: 136).

b. Uji heteroskedastisitas secara statistik (uji glesjer)

Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan

menggunakan uji glesjer yaitu dengan tujuan menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila

koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas ada yang

signifikan pada tingkat kekeliruan dibawah 5%,

mengindikasikan adanya gejala heteroskedastisitas dan jika nilai

Page 145: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

127

signifikan pada tingkat kekeliruan di atas 5%, mengindikasikan

tidak adanya gejala heteroskedastistas. Berdasarkan hasil

pengolahan data, maka hasil uji glesjer dapat dilihat sebagai

berikut:

Tabel 4.62

Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik (Uji Glesjer)

Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,958 ,785

1,21

9 ,226

Produk -,003 ,011 -,033 -,244 ,808

Place -,015 ,020 -,101 -,726 ,469

People ,010 ,024 ,057 ,415 ,679

WOM ,033 ,051 ,081 ,649 ,518

a. Dependent Variable: RES2

Sumber: hasil output SPSS 23 yang telah diolah, 2017

Dari hasil output pada tabel 4.57 dapat diketahui bahwa nilai

signifikansi untuk variabel produk sebesar 0,808, variabel place sebesar

0,469, lalu variabel people sebesar 0,679 dan variabel Word of Mouth

(WOM) sebesar 0,518. Karena tingkat signifikansi > 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ada masalah

heteroskedastisitas atau dengan kata lain bebas heteroskedastistas.

4. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen,

adapaun hasil pengujian adalah sebagai berikut:

Page 146: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

128

a. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05

(Ghozali, 2016: 97).

Pengujian hipotesis secara parsial dimaksudkan untuk

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas secara parsial

terhadap variabel terikat. Hasil hipotesis dalam pengujian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.63

Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficients

a

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) 1,854

1,29

5

1,43

2

,15

6

Produk ,010 ,017 ,053 ,571

,57

0

Place -,005 ,033 -,015 -,160

,87

3

People ,048 ,039 ,115

1,22

3

,22

4

WOM ,633 ,084 ,650

7,54

7

,00

0

a. Dependent Variable: Minat

Sumber: hasil output SPSS 23 data primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan pada tabel hasil uji t di atas untuk mengetahui

besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara

parsial (individual) terhadap variabel dependen adalah sebagai

berikut:

a. Pengaruh Variabel Produk (X1) terhadap Minat Pengunjung

(Y)

Page 147: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

129

1) Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara produk

terhadap minat pengunjung

2) Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara variabel produk

terhadap minat pengunjung

Pada tabel 4.58 nilai t hitung untuk variabel produk

sebesar 0,571 sedangkan t tabel sebesar 1,984 maka dapat

diketahui t hitung 0,571 < t tabel 1,984 dan nilai signifikan

untuk variabel produk sebesar 0,570 lebih besar dari 0,05.

Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang

signifikan antara produk terhadap minat pengunjung ditolak

(Ha ditolak dan Ho diterima), artinya secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara produk terhadap

minat pengunjung.

Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel

produk tidak berpengaruh terhadap minat pengunjung untuk

berkunjung ke Museum Keraton Sumenep. Hal ini sesuai

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rafiz

Ardiansyah dan Budi Rustandi Kartawinata tahun 2014,

dengan judul “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap

Proses Keputusan Pengggunaan Pada Konsumen Hotel

Posters Bandung”, hasil menunjukkan bahwa produk tidak

berpengaruh terhadap proses keputusan penggunaan

konsumen.

Page 148: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

130

b. Pengaruh Variabel Place (X2) terhadap Minat Pengunjung

(Y)

1) Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara place

terhadap minat pengunjung

2) Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara variabel place

terhadap minat pengujung

Pada tabel 4.58 nilai t hitung untuk variabel place sebesar

-0,160 sedangkan t tabel sebesar 1,984 maka dapat diketahui t

hitung -0,160< t tabel 1,984 dan nilai signifikan untuk

variabel place sebesar 0,873 lebih besar dari 0,05. Sehingga

hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan

antara place terhadap minat pengunjung ditolak (Ha ditolak

dan Ho diterima), artinya secara parsial tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara place terhadap minat

pengunjung.

Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel

place tidak berpengaruh terhadap minat pengunjung untuk

berkunjung ke Museum Keraton Sumenep. Hal ini sesuai

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yolla

Margaretha tahun 2011, dengan judul “Analisis Pengaruh

Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Beli Pada Program

Magister Manajemen Universitas Kristen Maranatha”, hasil

menunjukkan bahwa place tidak berpengaruh signifikan

terhadap minat pengunjung.

Page 149: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

131

c. Pengaruh Variabel People (X3) terhadap Minat Pengunjung

(Y)

1) Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara people

terhadap minat pengunjung

2) Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara variabel people

terhadap minat pengunjung

Pada tabel 4.58 nilai t hitung untuk variabel people

sebesar 1,223 sedangkan t tabel sebesar 1,984 maka dapat

diketahui t hitung 1,223< t tabel 1,984 dan nilai signifikan

untuk variabel people sebesar 0,224 lebih besar dari 0,05.

Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang

signifikan antara people terhadap minat pengunjung ditolak

(Ha ditolak dan Ho diterima), artinya secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara people terhadap

minat pengunjung.

Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel

peopletidak berpengaruh terhadap minat pengunjung untuk

berkunjung ke Museum Keraton Sumenep. Hal ini sesuai

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yolla

Margaretha tahun 2011, dengan judul “Analisis Pengaruh

Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Beli Pada Program

Magister Manajemen Universitas Kristen Maranatha”, hasil

menunjukkan bahwa peopletidak berpengaruh signifikan

terhadap minat pengunjung.

Page 150: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

132

d. Pengaruh Variabel Word of Mouth (X4) terhadap Minat

Pengunjung (Y)

1) Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara Word of

Mouth terhadap minat pengunjung

2) Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara variabel Word of

Mouth terhadap minat pengunjung

Pada tabel 4.58 nilai t hitung untuk variabel Word of

Mouth sebesar 7,547 sedangkan t tabel sebesar 1,984 maka

dapat diketahui t hitung 7,547> t tabel 1,984 dan nilai

signifikan untuk variabel Word of Mouth sebesar 0,000 lebih

kecil dari 0,05. Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat

pengaruh yang signifikan antara Word of Mouth terhadap

minat pengunjung diterima (Ha diterima dan Ho ditolak),

artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara

Word of Mouth terhadap minat pengunjung.

Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel

Word of Mouth berpengaruh terhadap minat pengunjung

untuk berkunjung ke Museum Keraton Sumenep. Hal ini

sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Andhanu Catur Mahendrayasa, Srikandi Kumadji, dan Yusri

Abdillah tahun 2014, dengan judul “Analisis Pengaruh Word

of Mouth Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada

Keputusan Pembelian”, hasil menunjukkan bahwa Word of

Mouth berpengaruh signifikan terhadap minat beli.

Page 151: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

133

b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen

atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji

statistik F digunakan untuk mengetahui semua pengaruh variabel

independen yang diuji pada tingkat signifikan 5%. Hasil uji

koefisien signifikan simultan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.64

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVA

a

Model Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

1

Regression 121,358 4 30,339 26,839

,000b

Residual 107,392

9

5 1,130

Total 228,750

9

9

a. Dependent Variable: Minat

b. Predictors: (Constant), WOM, People, Produk, Place

Sumber: hasil output SPSS 23 data primer yang telah diolah, 2017

Nilai F hitung yang diperoleh 26,839 dengan tingkat signifikansi

0,000 karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka model

regresi ini dapat dipakai untuk variabel minat pengunjung. Dengan

kata lain dapat diartikan bahwa variabel produk, place, people, dan

Word of Mouth (WOM) secara bersama-sama (simultan)

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel minat pengunjung.

5. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan sebagai alat analisis

statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel

yang berpengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen

Page 152: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

134

dimana variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu.

Pengujian persyaratan analisis klasik dasar regresi yang telah dilakukan

sebelumnya memberikan hasil bahwa variabel-variabel yang terlibat di

dalamnya memenuhi kualifikasi persyaratan dan asumsi klasik tersebut.

Penelitian ini dilanjutkan dengan melakukan pengujian signifikansi

model dan interpretasi model regresi.

Tabel 4.65

Hasil Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) 1,854 1,295 1,432 ,156

Produk ,010 ,017 ,053 ,571 ,570

Place -,005 ,033 -,015 -,160 ,873

People ,048 ,039 ,115 1,223 ,224

WOM ,633 ,084 ,650 7,547 ,000

a. Dependent Variable: Minat

Sumber: hasil output SPSS 23 data primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi di atas,

maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 1,854 + 0,010X1 – 0,005X2 + 0,048X3 + 0,633X4 + e

Dimana:

Y = Minat Pengunjung

X1 = Produk

X2 = Place

X3 = People

X4 = Word of Mouth

Page 153: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

135

6. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) bertujuan mengukur seberapa jauh

kemampuan variabel independen (produk, place, people, word of mouth)

dalam menjelaskan variasi variabel dependen (minat pengunjung). Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati

satu berarti adalah variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen

(Ghozali, 2016: 95).

Tabel 4.66

Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Model Summary

b

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,728a ,531 ,511 1,063

a. Predictors: (Constant), WOM, People, Produk, Place

b. Dependent Variable: Minat

Sumber: hasil output SPSS 23 data primer yang telah diolah, 2017

Dari tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi yang

disesuaikan atau (R2) sebesar 0,511, hasil ini berarti variabel dependen

minat pengujung dapat dijelaskan oleh variabel independen produk,

place, people, dan word of mouth sebanyak 51,1%. Sedangkan sisanya

sebanyak 48,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan

dalam model ini.

Page 154: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

136

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk, place,

people, dan word of mouth terhadap minat pengunjung pada objek wisata

Museum Keraton Sumenep. Responden dalam penelitian ini berjumlah 100

orang pengunjung Museum Keraton Sumenep. Berdasarkan pada data yang

telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap

permasalahan dengan menggunakan model regresi linier berganda, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Produk secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat pengunjung

pada objek wisata Museum Keraton Sumenep.

2. Place secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat pengunjung

pada objek wisata Museum Keraton Sumenep.

3. Peoplesecara parsial tidak berpengaruh terhadap minat pengunjung

pada objek wisata Museum Keraton Sumenep.

4. Word of mouth secara parsial berpengaruh terhadap minat

pengunjung pada objek wisata Museum Keraton Sumenep.

5. Berdasarkan hasil uji F variabel produk, place, people, dan word of

mouth secara simultan berpengaruh terhadap minat pengunjung pada

objek wisata Museum Keraton Sumenep.

Page 155: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

137

B. Saran

Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa saran yang disampaikan,

yaitu:

1. Saran Praktis

Saran-saran yang dapat diberikan untuk peningkatan layanan

Museum Keraton Sumenep antara lain:

a. Berdasarkan rekapitulasi pertanyaan melalui kuesioner yang

dilakukan oleh peneliti, nilai setuju paling rendah adalah

berkaitan dengan tersedianya fasilitas-fasilitas pendukung seperti

papan informasi, perabot, meja informasi, tempat duduk, dan

ruang penitipan yang ada di museum. Selain itu metode

presentasi atau penyajian koleksi Museum Keraton Sumenep

kurang menarik menurut para pengunjung. Oleh karena itu,

dalam mengemas dan menawarkan produk-produknya museum

harus didukung dengan adanya fasilitas fisik yang memadai.

Ruang penitipan harus menjadi perhatian utama pihak museum,

karena fasilitas ini tidak tersedia di museum. Untuk kedepannya

pihak museum dapat mulai menyediakan rak-rak atau loker yang

berguna untuk penitipan barang-barang pengunjung. Papan

informasi baik diluar maupun di dalam gedung museum harus

jelas terbaca dan mudah terlihat. Tempat duduk harus tersedia di

tempat-tempat yang strategis dimana pengunjung diperbolehkan

untuk menunggu atau sekedar beristirahat, dan meja informasi

juga harus tersedia dengan baik di titik-titik rawan pengunjung

Page 156: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

138

saat membutuhkan informasi ataupun hendak meminta bantuan

kepada petugas museum. Selain itu kebersihan dan keterawatan

museum, meliputi bangunan utama dan fasilitas pendukungnya

menjadi hal utama yang harus terus dilakukan oleh Museum

Keraton Sumenep, karena dua hal inilah yang diberi perhatian

paling besar oleh pengunjung.

Museum Keraton Sumenep juga perlu memberikan penawaran-

penawaran baru kepada masyarakat, khususnya pengunjung,

tidak hanya mengandalkan pameran tetap saja, tetapi juga dapat

berupa pameran temporer seperti mengadakan pameran keliling

ke sekolah-sekolah, program-program yang berkelanjutan seperti

tur, acara-acara yang tidak berhubungan secara langsung dengan

koleksi museum seperti pemutaran film, festival seni lokal,

festival tari dan drama, pawai sejarah (Ambrose, 1987 dalam

Mclean, 1997), dan aksesibilitas bagi pengunjung terhadap

berbagai fasilitas yang tersedia. Mengembangkan konsep

penataan pameran baru yang lebih menarik juga perlu

diupayakan oleh museum. Teknik penyajian ini terutama

meliputi vitrin dan panil, tata cahaya, tata warna, tata letak, tata

pengamanan, tata suara, labelling, foto-foto dan unsur penunjang

lainnya (Direktorat Jenderal Kebudayaan, 1999/2000) yang harus

diperhatikan guna menciptakan penyajian koleksi yang lebih

evokatif. Hal ini bisa dilakukan misalnya dengan mendesain

ruang pameran sesuai dengan konteks koleksi yang dipamerkan.

Page 157: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

139

Sehingga pengunjung akan merasakan suatu suasana tertentu

pada pameran museum yang tidak akan didapatkannya di tempat

lain.

Yang terakhir, penting juga bagi museum mulai menjalin

kemitraan dengan beberapa pihak baru, atau mengembangkan

kemitraan yang saat ini sudah ada, karena untuk membuat suatu

penyajian pameran yang baru, maupun pembuatan program-

program lainnya akan lebih mudah dijalankan apabila ada

bantuan dari pihak-pihak lain.

b. Pada dasarnya lokasi Museum Keraton Sumenep cukup strategis,

sehingga memberikan kemudahan bagi para pengunjung untuk

menemukan dan mengaksesnya. Akan tetapi dari hasil kuesioner

yang telah disebarkan, didapati bahwa pengunjung kurang setuju

dengan lokasi Museum Keraton Sumenep yang memiliki tempat

parkir yang luas, aman dan nyaman, dan juga lokasi di sekitar

Museum keraton Sumenep tersedia tempat yang cukup luas

untuk pembangunan fasilitas baru dikemudian hari. Ini memang

menjadi keterbatasan banyak museum yang terletak di pusat kota

termasuk Museum Keraton Sumenep, dimana parkir mobil

adalah premium. Hal lain yang juga menyebabkan ketidakpuasan

pengunjung terhadap tempat parkir di museum adalah kurangnya

perhatian pihak museum sendiri terhadap tempat parkir yang ada.

Melihat hal tersebut, peneliti menyarankan agar pihak Museum

Keraton Sumenep dapat memberikan tanda-tanda yang jelas yang

Page 158: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

140

menunjukkan dimana tempat parkir mungkin tersedia, dan juga

pihak museum harus mampu mengelola tempat parkir yang ada

dengan lebih baik.

Melihat di sekitar lokasi museum yang juga tidak tersedia tempat

yang cukup luas untuk pembangunan fasilitas baru di kemudian

hari, sebaiknya pihak Museum Keraton Sumenep bisa

mengoptimalkan fasilitas yang ada, terus menjaga kebersihan

dan menjaga keterawatan fasilitas-fasilitas tersebut.

c. Salah satu kendala yang dihadapi oleh Museum Keraton

Sumenep dalam upaya peningkatan dan pengembangan

layanannya kepada masyarakat adalah masalah minimnya

sumber daya manusia di museum. Kekurangan ini tidak hanya

dari segi kuantitas, tetapi juga dari segi kualitas. Artinya, sedikit

sekali staf/karyawan museum yang memiliki keahlian sesuai

dengan bidang yang ditekuninya di museum.

Berdasarkan rekapitulasi pertanyaan melalui kuesioner yang

dilakukan oleh peneliti, pengunjung melihat bahwa penampilan

petugas museum kurang menarik. Selain itu, kesiapan petugas

museum dalam melayani pengunjung dan kemampuan petugas

museum dalam menangani keluhan pengunjung juga kurang

baik. Oleh karena itu, dalam perencanaan manajemen museum di

masa yang akan datang harus dipertimbangkan pula penambahan

karyawan yang benar-benar sesuai dengan kualifikasi yang

dibutuhkan oleh museum. Namun, untuk saat ini, yang dapat

Page 159: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

141

dilakukan museum adalah menambah pengetahuan

staf/karyawan mereka dengan cara mengikutsertakan mereka

dalam pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan dunia

permuseuman, seperti workshop konservasi, pelatihan bagi

pemandu, pelatihan manajemen museum, dan lain-lain.

Penampilan petugas juga perlu menjadi perhatian dalam

manajemen museum, misalnya dengan memakai seragam

pakaian adat lokal dan atribut-atribut lainnya, sehingga

pengunjung akan merasa senang ketika berinteraksi dengan

petugas museum.

Selain itu, yang terpenting adalah tumbuhnya kesadaran dari diri

para staf museum bahwa mereka adalah sebuah lembaga yang

memiliki misi edukasi serta memberikan layanan kepada

masyarakat. Pengetahuan ini harus dimiliki dan dipahami oleh

seluruh staf museum, sehingga diharapkan mereka memiliki

sense of belonging terhadap museum, sehingga dapat

mengembangkan diri dankemampuannya secara optimal, untuk

berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada

masyarakat.

d. Promosi yang dilakukan oleh museum sampai dengan saat ini

hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut (word of

mouth) yang dilakukan oleh pengunjung. Kepuasan pengunjung

mendorong muncul dan tersebarnya promosi mulut ke mulut

yang positif. Melihat manfaat yang cukup efektif bagi museum,

Page 160: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

142

pihak museum sebaiknya terus mempertahankan layanan yang

sudah dianggap baik oleh pengunjung, dan terus meningkatkan

pelayanan yang dirasa masih kurang maksimal.

Museum juga dapat mulai beralih pada website untuk

mengembangkan jaringannya, sekaligus media promosi

dimasyarakat. Namun, website ini memerlukan pengelolaan yang

serius dan membutuhkan sumber daya manusia untuk

pengelolaannya. Untuk tahap awal, museum dapat menjalin kerja

sama dengan komunitas-komunitas museum untuk membantu

mereka mengembangkan website museum. Lebih lanjut, website

ini dapat dikembangkan hingga menjadi museum virtual,

sehingga berbagai informasi yang disajikan oleh Museum

Keraton Sumenep, dapat diakses oleh masyarakat luas, dengan

jangkauan tidak hanya dalam negeri, tetapi juga masyarakat di

luar negeri, selama 24 jam penuh. Isi website ini diharapkan

tidak hanya sekedar memperlihatkan koleksi yang dimiliki oleh

museum, tetapi juga berbagai program (termasuk tur untuk

melihat pameran di museum secara virtual) yang disediakan,

berbagai fasilitas yang dimiliki, dan bila memungkinkan

pengunjung museum virtual dapat melakukan transaksi jual beli

beberapa produk museum dalam bentuk suvenir secara online.

Hal ini dapat menjadi wadah bagi pengunjung agar tetap

mendapatkan informasi tentang museum, ingat dengan museum

dan merasa dekat dengan Museum Keraton Sumenep.

Page 161: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

143

2. Saran Akademis

Bagi para akademisi dan pembaca untuk memperluas penelitian

dengan mempertimbangkan variabel-variabel lainnya yang

berpengaruh terhadap minat pengunjung, misalnya seperti harga,

promosi, dan proses. Atau faktor-faktor lain berupa misalnya,

kondisi ekonomi, kelas sosial, teknologi, politik dan budaya. Selain

itu penelitian selanjutnya dapat menggunakan teknik penelitian yang

berbeda misalnya dengan kualitatif. Perbedaan ini akan

menghasilkan data yang berbeda, yang diharapkan lebih lengkap

karena adanya observasi dan wawancara yang lebih mendalam

terhadap sumber yang berkaitan dengan penelitian.

Page 162: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

144

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, Suharsimi, “Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik”, Edisi

Revisi, Cetakan Keempat Belas, Rineka Cipta, Jakarta. 2010.

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Proyek

Pembinaan Permuseuman Jakarta. “Kecil Tapi Indah Pedoman

Pendirian Museum”. 1999/2000.

Ekotama, Suryono. “Trik Jitu Promosi Murah Meriah”. Cemerlang Publishing,

Yogyakarta. 2009.

Ferdinand, Augusty. “Metode Penelitian Manajemen”. Edisi Keempat. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2013.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. 2007.

_____________. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS

23”. Cetakan VIII, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

2016.

Hooper-Greenhill, E. “Museums and their Visitors”. Routledge. London. 1994.

Hurriyati, Ratih. “Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen”, Alfabeta,

Bandung, 2005

Istijanto. “Aplikasi Praktis Riset Pemasaran”, PT Gramedia Utama, Jakarta,

2009.

Karyono, Hari. A. “kepariwisataan”. Jakarta: Grasindo. 1997.

Kasali, Rhenald. “Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting,

Positioning”. Cetakan Ketujuh, Gramedia Pustaka Utama, 2005.

Kotler, Philip. “Manajemen Pemasaran”, Edisi kesebelas Jilid 1, PT Indeks

kelompok Gramedia, Jakarta, 2005.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong .” Principles Of Marketing”. 13 Edition.

Upper Saddle River: Pearson Prentice Hall. New Jersey. 2010.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. “Marketing Management”. 14th

Edition.

Pearson Prentice Hall, London. 2012.

________________________________. “Manajemen Pemasaran”, Edisi13, Jilid

2, Erlangga, Jakarta. 2015.

Page 163: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

145

Lovelock C, dan Wright L.K. “Manajemen Pemasaran Jasa”. PT Indeks

kelompok Gramedia, Jakarta,2005.

Lupiyoadi, Rambat. “Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik”.Edisi

Pertama. Salemba Empat. Jakarta. 2001.

_______________. “Manajemen Pemasaran Jasa”. Jakarta: PT. Salemba Empat.

2013.

Malhotra, Naresh K. “Riset Pemasaran: Pendekatan Terapan Jilid 1”. Jakarta:

PT. Indeks. 2005.

Mcdaniel, Carl, Charles W. Lamb dan Joseph F. Hair. “Pemasaran”. Edisi

Pertama. Salemba Empat. Jakarta.2001.

McLean, Fiona. “Marketing in museum: a contextual analysis”. dalam K. Moore

(ed), Museum Management. Routledge. Hlm. 216 – 231. London, 1994.

_____________“Marketing the Museum”. Routledge. London, 1997.

Moore, Kevin. “Museum management”. Routledge.London dan New York, 1994.

Payne, Adrian. “The Essence of Service Marketing Pemasaran Jasa”, Andi,

Yogyakarta. 2001.

Pitana, I Gde, and Putu G. Gayatri. “Sosiologi Pariwisata Edisi I: Kajian

Sosiologis Terhadap Struktur, Sistem, dan Dampak-Dampak

Pariwisata”. Yogyakarta: Andi. 2005.

Schiffman, L. G., dan L.L Kanuk, “Consumer Behaviour". 7th ed. Prentice Hall

International, Inc. New Jersey: 2004.

Schiffman dan Kanuk. “Perilaku Konsumen (Edisi 7)”. Prentice Hall. Jakarta.

2004.

Sernovitz, Andy. “Word of Mouth Marketing: How Smart Companies Get People

Talking”. Greenleaf Book Group Press, Austin. 2009.

Simamora, Bilson. “Riset Pemasaran Falsafah, Teori dan Aplikasi”. PT.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2004.

Stanton, JWilliam. “Prinsip-Prinsip Pemasaran”. Erlangga, Jakarta, 2004.

Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. Penerbit CV. Alfabeta, Bandung. 2004.

________. “Metode Penelitian Bisnis”. Penerbit CV. Alfabeta,Bandung. 2007.

________. “Metode Penelitian Bisnis”. Cetakan Ketiga Belas, Alfabeta CV,

Bandung, 2009.

Page 164: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

146

Sumardy, Marlin, Melina. “The Power Word of Mouth Marketing”. PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 2011.

Suwantoro, Gamal. “Dasar-Dasar Pariwisata”. Yogyakarta: Andi. 2009.

Tjiptono, Fandy. “Pemasaran Jasa – Prinsip, Penerapan, dan Penelitian”. Ed. I.

ANDI Yogyakarta, 2014.

Zeithaml, Valarie A and Mary Jo Bitner. “Service Marketing Integrating

Consumer Focus Across The Firm”, Prentice Hall International, Inc:

New Jersey, 2005.

Zeithaml, Valarie A, Mary Jo Bitner dan Dwayne D.Gremler. “Service Marketing

– Integrating Customer Focus Across The Firm”. 4th

Edition, McGraw-

Hill, New York, 2006.

Zulkarnain, Iskandar. “Sejarah Sumenep”, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda

dan Olahraga Kabupaten Sumenep, 2014.

Artikel Jurnal

Adriansyah, Rafiz dan Budi Rustandi Kartawinta. “Pengaruh Bauran Pemasaran

Jasa Terhadap Proses Keputusan Pengggunaan Pada Konsumen Hotel

Posters Bandung”. Jurnal Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas

Telkom. 2014

Aegeson T.H. ”Market value: 5 steps to an effective museum marketing plan”.

Museum News, July/August. 1999.

Babin, Barry J., Yong Ki-Lee, dan Mitch Griffin. “Modelling Consumer

Satisfaction and Word of Mouth Restaurant Patronage in Korea”. The

Journal of Services Marketing. Vol. 19. No. 3 ABI/INFORM Globa, pg:

133. 2005.

Bitner, M.J. “Customer Contributions and Roles in Service Delivery”. International

Journal of Service Industry Management, Vol. 8, no 3, p. 193-205. 1997.

Candrawira, V. “Gerakan Nasional Cinta Museum: Gerakan siapa?”.

Museografia, Vol. III, No. 4, pp. 55-78. Jakarta: Direktorat Museum.

2009.

Davis, D.L., Guiltinan, J.P., and Jones, W. H. “Service Characteristics,

Consumer Search and the Classification of Retail Services”. Journal of

Retailing 55, 3:3–23. 1979.

DhibaSarah, Ich Diana, dan Ayun Maduwinarti. “Analisis Pengaruh Bauran

Pemasaran Jasa Terhadap Minat Pengunjung Pada Obyek Wisata

Page 165: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

147

Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya”. Jurnal Ilmu

Ekonomi & Manajemen, Vol. 1 No.1.hal. 94 – 109. April 2014.

DiMaggio, P.J. “When the „Profit‟ is Quality: Cultural institutions in the

marketplace”. Museum News 63, 5:28–35. 1985.

Falconer, H. “More Than Just a Job”. Museums Journal 95, 9:21–3. 1995.

Fure, Hendra. “Lokasi, Keberagaman Produk, Harga, dan Kualitas Pelayanan

Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Pada Pasar Tradisional Bersehati

Calaca”. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3. 2013

George, W.R. and Kelly, J.P. “The Promotion and Selling of Services”.Business.

July-September: 14–20. 1983.

Grewal, D., Monroe K. B., dan Krishnan R. “The Effect Of Price – Comparison

Advertising On Buyer Perception Of Acquisition Value, transaction

Value, and Behaviour Intentions”.Journal of Marketing, Vol. 62, pp. 46

– 59. 1998.

Hausmann, A. ”Besucherorientierung im Museum unter Anwendung des

Benchmarking”. Bielefed: Transcript. 2001.

___________. “The Importance of Word of Mouth for Museums: An Analytical

Framework”. International Journal of Arts Management; 14, 3; Arts &

Humanities Database pg. 32; Spring. 2012.

Helm, S., and M. Kuhl. “Empfehlungsmarketing: Wirkungsweise und

Einsatzmoglichkeiten in Kulturbetrieben am Beispiel von Museen”. In

Kundenorientierung im Kulturbetrieb,A. Hausmann and S. Helm, eds.

(p. 171-183). Wiesbaden: Verlag. 2006.

Jawa Pos, Radar Madura. “Pengunjung Museum Keraton Sumenep Menyusut”.

Januari, 13. 2015. (radarmadura.co.id)

Karns, D. “Marketin Exhibitions: Will They Come?”. 2002. Accessed 05

November 2016 at http://www.si.edu/opanda/Reports/EXMarketing.pdf.

Leishman, M. “Image and Self Image”. Museums Journal 93, 6:30–2. 1993.

Lovelock, C., and E. Gummeson. “Whither Services Marketing?”. Journal of

Services Marketing,Vol. 7, no 1, p. 20-41. 2004.

Mahendrayasa, Catur Andhanu, Srikandi Kumadji, dan Yusri Abdillah.

“Pengaruh Word of Mouth Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada

Keputusan Pembelian”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 12. No.

1. Juli. 2014

Margaretha, Yolla. “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat

Beli Pada Program Magister Mananjemen Universitas Kristen

Page 166: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

148

Maranatha”. Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi

Terapan. ISBN 979-26-0255-0. 2011

Menbudpar: 90 persen museum Indonesia tak layak kunjung (2010, 18 Februari).

www.kompas.com

Nelson, P. “Information and Consumer Behaviour”. Journal of Political

Economy,Vol. 78, p. 311-329. 1970.

Susatyo, D. “Museum dalam perspektif jurnalistik”. Museografia, Vol. III, No. 4,

pp. 121-123. Jakarta: Direktorat Museum. 2009.

Young, R. “The Advertising of Consumer Services and the Hierarchy of Effects”,

in J.Donnelly and W.George (eds) Marketing of Services, American

Marketing Association. Chicago. 1981.

Page 167: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

149

LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

KepadaYth:

Saudara/i

Hal: SuratPermohonanMenjadiResponden

Kuesionerinidibuatdalamrangkapenelitianuntukmenyelesaikantugasakhirskripsi.

Sayasebagaipeneliti:

Nama : AqilFaqih

NIM : 1112081000090

Status : Mahasiswa Program StudiManajemenPemasaranUniversitas

Islam NegeriSyarifHidayatullah Jakarta

Alamat : Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat, Tangerang Selatan

Sedangmelakukanpenelitiantentang“AnalisisPengaruhProduk, Place, People,

danWord of Mouth TehadapMinatPengunjungPadaObjekWisata Museum

KeratonSumenep”.

Saudara/iterpilihkarenamerupakanresponden yang tepatdalampenelitianini. Demi

tercapainyahasilpenelitian yang diinginkan,

mohonkesediaansaudara/iuntukberpartisipasimengisikuesionerinisecaralengkap(ti

dakada yang dikosongkan), karenasetiapjawaban yang saudara/i berikan

akansangatbermaknabagi kami.

Tidakadajawabanbenaratausalah,kuesionerinibertujuanuntukmengungkapkant

anggapansaudara/isematasebagairespondendalampenelitianini. Untukitu,

mohonmengisikuesionerinidengansejujur-jujurnya.

Semuainformasi yang

diterimasebagaihasildarikuesioneriniakandiperlakukansesuaistandarprofesi

onalitasdanetikapenelitian. Olehkarenaitu,

penelitiakanmenjagakerahasiaanidentitassaudara/i. Ataswaktudanpartisipasi yang

saudara/i berikan diucapkanbanyakterimakasih.

Peneliti,

Page 168: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

150

AqilFaqih

Data Responden

Petunjuk: Isilahtitikdanberilahtandacontreng (√) padakotak yang

tersediasebagaijawaban yang menggambarkanidentitassaudara/i.

1. Nama : .....................................

2. JenisKelamin : Laki-laki Perempuan

3. Umur : 17-25 >25-35 >35-45

>45

4. Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa

PegawaiNeger

PegawaiSwasta

Wiraswasta

Lainnya...........................

5. Pengeluaran : Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000

Rp. 1.000.001 - Rp. 5.000.000

Rp. 5.000.001 - Rp. 10.000.000

Rp. 10.000.001 - Rp. 15.000.000

PengisianKuesioner

Petunjuk: Berilahtandacontreng (√) padasalahsatualternatif yang telahtersedia.

Setiappertanyaanterdiridari 5 (lima) pilihanjawaban:

SS = SangatSetuju

S = Setuju

R = Ragu

TS = TidakSetuju

STS = SangatTidakSetuju

Contoh: Sayasenangberkunjungke Museum KeratonSumenep

SangatSe

tuju (SS)

Set

uju

(S)

Ra

gu

(R)

TidakSe

tuju (TS)

SangatTidakSe

tuju

(STS)

Page 169: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

151

VariabelProduk(X1)

No. Pertanyaan SS

(5)

S

(4)

R

(3)

TS

(2)

STS

(1)

24. Bangunan Museum Keraton Sumenep

terpelihara dengan baik

25. Spanduk Museum Keraton Sumenep

terlihat dengan jelas

26. Papan informasi pada bagian luar

bangunan Museum Keraton Sumenep

terlihat dengan jelas

27. Pintu masuk Museum Keraton Sumenep

terlihat dengan jelas

28. Suasana di dalam gedung Museum

Keraton Sumenep nyaman

29. Keadaan bagian dalam gedung Museum

Keraton Sumenep terlihat baik

30. Perabot di dalam gedung Museum

Keraton Sumenep lengkap

31. Tata letak di dalam gedung Museum

Keraton Sumenep baik

32. Di dalam gedung Museum Keraton

Sumenep aman dari suara bising

33. Suhu di dalam Museum Keraton

Sumenep baik

34. Kualitas udara di dalam gedung Museum

Keraton Sumenep baik

35. Pencahayaan di dalam gedung Museum

Keraton Sumenep baik

36. Papan informasi di dalam gedung

Museum Keraton Sumenep terlihat jelas

37. Koleksi Museum Keraton Sumenep

terjamin keasliannya

38. Display koleksi Museum Keraton

Sumenep beragam

39. Metode presentasi atau penyajian koleksi

Museum Keraton Sumenep menarik

40. Informasi terkait dengan Koleksi

Museum Keraton Sumenep dapat

dipahami dengan baik

41. Presentasi atau penyajian koleksi

Page 170: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

152

Museum Keraton Sumenep cukup

memadai

42. Tempat duduk untuk menunggu dan

istirahat di Museum Keraton Sumenep

tersedia dengan baik dan memadai

43. Ruang penitipan di Museum Keraton

Sumenep tersedia dengan baik

44. Meja informasi di dalam Museum

Keraton Sumenep tersedia dengan baik

45. Museum Keraton Sumenep memiliki

toilet yang bersih

46. Museum Keraton Sumenep memiliki

denah bangunan yang baik

VariabelPlace (X2)

N

o. Pertanyaan

S

S

(5

)

S

(4

)

R

(3

)

T

S

(2

)

ST

S

(1)

1. Lokasi Museum

KeratonSumenepmudahdijangkauolehtranspor

tasiumum

2. Lokasi Museum

KeratonSumenepmudahdilihatdarijalan raya

3. Lokasi Museum

KeratonSumenepbanyakdilaluioleh orang-

orang

4. Lokasi Museum KeratonSumenep tidak rawan

macet

5. Museum

KeratonSumenepmempunyaitempatparkir

yang luas

6. Museum

KeratonSumenepmempunyaitempatparkiryan

g nyaman

Page 171: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

153

7. Museum

KeratonSumenepmempunyaitempatparkir

yang aman

8. Lokasi di sekitar Museum KeratonSumenep

tersedia tempat yang cukup luas untuk

pembangunan fasilitas baru di kemudian hari

9. Lokasi Museum KeratonSumenepterletakpada

daerah yang cocok untuk dijadikan tempat

wisata

10. Lokasi Museum KeratonSumenep yang

berdekatandengan tempat wisata lain cukup

strategis

11. Lokasi Museum KeratonSumenep sudah

sesuai aturan pemerintah

VariabelPeople (X3)

No. Pertanyaan SS

(5)

S

(4)

R

(3)

TS

(2)

STS

(1)

1. Penampilan petugas Museum

Keraton Sumenep menarik

2. Petugas Museum Keraton Sumenep

cukup siaga melayani pengunjung

3. Petugas Museum Keraton Sumenep

ramah

4. Petugas Museum Keraton Sumenep

sopan

5. Petugas Museum Keraton Sumenep

informatif

6. Petugas Museum Keraton Sumenep

membantu pengunjung dengan baik

7. Petugas Museum Keraton Sumenep

mampu menangani keluhan

Page 172: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

154

pengunjung

8. Menurut saya dan pelanggan lain

secara keseluruhan layanan jasa

Museum Keraton Sumenep baik

VariabelWord of Mouth (X4)

No. Pertanyaan SS

(5)

S

(4)

R

(3)

TS

(2)

STS

(1)

1. Saya bersedia membicarakan hal-

hal positif tentang Museum

Keraton Sumenep

2. Saya bersedia merekomendasikan

kepada orang lain untuk

berkunjung ke Museum Keraton

Sumenep

3. Saya bersedia memberikan

dorongan kepada teman atau relasi

untuk berkunjung ke Museum

Keraton Sumenep

VariabelMinatBeli(Y)

No. Pertanyaan SS

(5)

S

(4)

R

(3)

TS

(2)

STS

(1)

1. Saya berminat setelah mencari

informasi tentang Museum Keraton

Sumenep

2. Saya berminat untuk berkunjung ke

Museum Keraton Sumenep

3. Saya berminat untuk berkunjung ke

Museum Keraton Sumenep

dibanding museum lain atau tempat

wisata yang lain

Page 173: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

155

Page 174: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

156

Lampiran 2: Hasil Jawaban Responden

A. Variabel Produk

No.

X1

Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23

1 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 96

2 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 4 3 4 3 5 5 5 5 5 104

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 85

4 4 4 5 4 5 5 3 4 5 4 5 4 5 3 4 4 5 5 5 5 5 4 4 101

5 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 3 3 5 3 3 2 2 3 2 3 3 3 5 78

6 5 4 4 4 5 3 2 3 4 5 4 4 4 3 4 3 4 3 4 2 2 3 3 82

7 5 2 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 2 100

8 3 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 3 3 5 100

9 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 91

10 2 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4 3 3 4 5 2 2 2 5 4 4 3 4 84

11 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 109

12 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 101

13 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 104

14 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 108

15 4 3 3 5 5 2 5 4 4 5 3 3 2 5 5 5 2 4 5 3 3 3 4 87

16 5 2 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 3 3 4 2 5 93

17 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 3 3 4 94

18 3 5 5 5 4 4 3 5 5 3 4 4 4 4 5 5 5 4 3 3 5 4 5 97

19 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 100

20 3 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 5 3 4 3 3 3 3 3 4 84

21 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 2 5 5 4 4 3 3 4 3 3 89

22 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 103

23 5 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 81

24 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 2 3 84

25 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 99

Page 175: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

157

26 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 83

27 4 3 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 2 2 3 3 2 2 3 3 77

28 2 4 3 4 3 2 2 3 5 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 76

29 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 98

30 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 86

31 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 2 2 2 78

32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 3 3 3 4 88

33 4 2 3 3 5 5 5 5 4 4 5 4 3 3 3 3 4 4 2 2 3 2 4 82

34 4 2 2 4 4 4 2 3 3 3 5 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 75

35 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 90

36 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 98

37 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 3 4 3 3 3 3 3 3 84

38 3 3 3 3 4 3 3 4 3 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 75

39 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 81

40 4 5 4 4 3 4 3 4 5 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 5 89

41 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 3 4 4 5 4 104

42 5 4 3 5 2 5 2 4 5 4 3 5 4 3 4 2 5 3 5 2 4 5 5 89

43 4 3 4 5 4 3 5 5 4 2 4 5 5 4 4 5 4 3 5 5 4 4 5 96

44 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 100

45 4 4 3 5 5 5 4 4 5 5 5 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 93

46 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3 2 4 4 4 91

47 4 4 3 5 5 5 4 4 5 5 5 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 94

48 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 87

49 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 81

50 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 83

51 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 91

52 4 4 5 5 4 5 3 3 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 3 5 4 4 96

53 5 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 92

54 4 2 2 4 4 4 3 4 4 5 5 5 3 4 4 3 3 2 4 2 4 4 4 83

55 5 4 4 5 3 4 4 3 3 3 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 91

Page 176: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

158

56 5 4 4 5 4 5 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 2 3 4 5 93

57 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 5 4 5 3 5 4 4 5 3 90

58 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 92

59 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 85

60 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 85

61 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 90

62 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 89

63 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 94

64 4 2 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 3 4 5 5 4 4 3 3 2 4 5 91

65 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 99

66 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 82

67 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 84

68 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 86

69 4 4 3 5 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 84

70 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 82

71 5 3 4 5 4 4 3 5 3 4 4 5 3 5 4 3 5 4 3 5 3 4 5 93

72 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 83

73 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 95

74 4 4 4 3 5 3 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 3 4 5 98

75 4 3 3 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 3 4 3 4 3 4 3 5 95

76 5 5 5 5 4 4 3 3 3 3 4 4 3 5 4 4 4 3 4 3 4 5 5 92

77 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 101

78 4 3 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 82

79 4 4 4 5 5 4 3 4 4 5 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 86

80 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 86

81 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 74

82 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 84

83 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 3 3 2 3 3 3 82

84 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 86

85 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 86

Page 177: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

159

86 5 5 4 5 4 5 5 5 5 3 4 5 4 3 5 5 4 3 4 5 5 4 5 102

87 5 5 4 4 5 4 4 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 97

88 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 3 3 3 4 5 4 98

89 4 2 2 4 2 3 3 3 4 4 4 4 2 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 69

90 5 5 4 4 5 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 87

91 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 84

92 5 5 4 4 5 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 87

93 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 81

94 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 3 4 4 4 4 5 4 3 3 3 3 3 91

95 5 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4 3 4 5 4 3 3 5 3 4 4 3 4 91

96 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 81

97 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 87

98 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 82

99 4 4 3 5 5 4 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 94

100 5 5 4 5 5 5 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 5 89

Page 178: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

160

B. Variabel Place

No.

X2

Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11

1 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 45

2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 39

4 5 4 5 4 3 2 2 2 4 3 3 37

5 5 4 4 3 2 3 3 3 5 4 5 41

6 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 41

7 4 3 4 5 5 5 5 3 5 4 5 48

8 4 4 4 5 2 2 2 3 4 4 4 38

9 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 43

10 4 5 5 5 2 3 4 3 5 3 5 44

11 5 5 5 4 3 3 3 4 5 5 3 45

12 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45

13 5 5 5 5 4 4 4 4 2 4 4 46

14 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 50

15 5 5 5 5 3 3 3 4 4 4 4 45

16 5 5 5 5 3 3 4 2 5 4 4 45

17 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 43

18 5 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 51

19 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 49

20 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 43

21 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 47

22 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 49

23 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 39

24 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 41

25 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 42

26 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 37

27 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 53

28 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 41

29 5 5 5 5 4 4 4 2 5 4 4 47

30 3 2 4 3 2 4 3 3 3 2 3 32

31 4 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 33

32 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 40

33 2 2 3 4 2 2 3 2 3 3 4 30

34 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 4 38

35 2 2 4 2 3 3 4 4 4 4 4 36

36 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 47

37 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 36

38 4 4 3 4 2 2 2 2 4 4 4 35

39 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 38

Page 179: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

161

40 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 43

41 5 4 3 5 3 4 4 4 5 5 4 46

42 5 5 4 4 5 4 5 3 3 3 3 44

43 2 4 3 5 4 5 5 4 3 5 4 44

44 4 4 5 4 3 3 4 3 3 4 4 41

45 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 44

46 3 5 5 5 5 4 3 3 4 4 3 44

47 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 47

48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 45

49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 45

50 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 5 42

51 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 44

52 5 5 4 4 3 4 4 3 5 3 5 45

53 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 40

54 4 5 4 4 3 3 3 4 4 4 4 42

55 5 5 5 4 3 4 4 3 5 3 5 46

56 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 47

57 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 43

58 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 46

59 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 39

60 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 41

61 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 42

62 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 40

63 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 38

64 4 4 4 4 3 4 4 2 4 2 4 39

65 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 48

66 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 40

67 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 41

68 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 41

69 4 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 44

70 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 41

71 5 5 5 5 5 4 3 5 4 5 4 50

72 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 40

73 5 5 5 5 4 4 3 4 4 3 5 47

74 4 5 4 4 5 4 4 4 3 5 4 46

75 5 5 5 5 5 4 4 3 5 3 5 49

76 5 4 4 5 5 4 5 5 4 3 3 47

77 4 5 5 4 3 3 5 4 4 5 4 46

78 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 39

79 4 5 5 4 3 2 5 5 5 4 5 47

80 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 43

81 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 39

82 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 41

Page 180: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

162

83 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 43

84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 43

85 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 40

86 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 53

87 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 5 44

88 5 4 3 5 4 4 4 4 4 5 5 47

89 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 40

90 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 39

91 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 41

92 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 39

93 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 43

94 4 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 45

95 4 5 4 5 4 4 3 5 5 4 3 46

96 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 42

97 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 47

98 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 41

99 4 5 5 4 5 4 4 3 4 4 4 46

100 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 40

C. Variabel People

No.

X3

Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8

1 4 4 4 4 3 4 3 4 30

2 5 5 5 5 5 5 5 5 40

3 4 4 4 4 4 4 4 4 32

4 4 3 5 5 4 3 3 4 31

5 4 3 4 4 4 4 4 4 31

6 2 3 5 4 4 4 4 3 29

7 5 5 5 5 5 5 5 5 40

8 4 3 4 3 3 3 3 4 27

9 3 4 4 4 4 4 4 4 31

10 5 3 4 5 5 5 4 4 35

11 5 5 5 5 5 5 5 4 39

12 5 5 5 5 5 5 4 4 38

13 5 5 5 5 5 5 4 4 38

14 5 5 5 5 5 5 5 5 40

15 4 5 5 5 5 5 4 4 37

16 5 5 5 5 5 5 4 4 38

17 4 5 5 5 5 5 3 4 36

18 5 5 5 5 4 5 5 5 39

19 5 5 5 5 4 5 5 4 38

20 4 4 4 4 4 4 3 4 31

Page 181: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

163

21 3 3 3 3 4 3 5 4 28

22 5 5 4 4 4 4 4 4 34

23 3 4 4 4 4 3 3 4 29

24 3 3 3 4 4 4 4 4 29

25 4 4 4 4 4 4 4 4 32

26 4 4 4 4 4 4 4 4 32

27 5 4 5 5 4 4 4 4 35

28 3 4 4 4 3 3 3 3 27

29 5 4 4 4 4 4 3 4 32

30 3 2 3 4 3 3 3 3 24

31 4 4 4 4 4 4 4 4 32

32 4 4 4 4 4 4 4 4 32

33 4 3 4 4 4 5 3 4 31

34 4 3 4 4 4 4 4 4 31

35 2 3 4 4 4 3 3 4 27

36 4 4 4 5 4 4 4 4 33

37 3 3 4 4 4 4 3 3 28

38 3 5 4 3 4 3 3 3 28

39 4 4 4 4 4 4 3 3 30

40 3 3 3 4 3 3 3 4 26

41 4 4 5 5 4 5 4 4 35

42 5 5 5 4 3 3 3 3 31

43 4 3 5 5 4 4 4 4 33

44 4 4 4 4 4 4 4 4 32

45 4 4 4 4 4 4 4 4 32

46 3 3 4 4 5 3 3 4 29

47 4 5 5 5 5 5 4 4 37

48 4 5 5 5 5 4 4 4 36

49 4 3 4 4 4 4 4 4 31

50 3 3 4 4 4 4 4 4 30

51 3 3 3 3 3 4 3 3 25

52 4 4 5 5 4 4 3 4 33

53 3 3 3 3 4 3 3 3 25

54 3 4 4 4 4 4 4 4 31

55 4 5 5 5 4 4 4 5 36

56 5 4 4 4 4 4 4 4 33

57 4 4 3 4 4 4 4 4 31

58 4 4 4 4 4 4 4 4 32

59 5 3 4 4 3 4 4 3 30

60 4 4 4 4 5 4 3 4 32

61 4 4 5 5 4 5 4 4 35

62 4 4 5 5 4 4 4 4 34

63 4 4 4 4 4 4 4 4 32

Page 182: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

164

64 4 5 4 4 5 5 4 4 35

65 4 4 5 5 4 5 4 5 36

66 3 4 4 4 4 4 4 4 31

67 3 3 4 4 4 4 4 4 30

68 4 4 4 4 4 4 4 4 32

69 4 3 4 4 4 4 4 4 31

70 3 3 4 4 4 4 4 4 30

71 4 5 5 5 4 5 4 5 37

72 3 4 4 4 4 4 3 4 30

73 4 3 4 4 3 3 4 4 29

74 5 4 5 5 5 4 3 4 35

75 4 4 4 4 3 3 3 4 29

76 5 4 4 4 5 4 4 4 34

77 4 5 5 5 4 4 4 4 35

78 3 4 4 4 4 4 4 4 31

79 5 4 4 5 4 4 4 4 34

80 3 4 4 4 3 4 4 4 30

81 3 3 4 4 3 3 3 3 26

82 3 4 3 4 4 4 3 4 29

83 4 4 4 3 5 4 4 4 32

84 4 4 3 3 3 4 4 4 29

85 4 4 3 4 4 4 3 4 30

86 5 4 5 5 5 5 4 5 38

87 4 5 4 4 5 4 4 5 35

88 3 3 4 4 4 5 4 4 31

89 3 3 4 4 4 4 3 4 29

90 4 4 3 4 4 4 4 4 31

91 3 3 4 4 4 4 4 4 30

92 4 4 3 4 4 4 4 4 31

93 3 4 4 4 3 4 4 4 30

94 4 5 5 5 5 5 4 4 37

95 5 4 5 5 5 4 5 4 37

96 3 4 3 3 4 4 3 3 27

97 3 4 4 4 4 4 4 4 31

98 3 4 4 4 4 3 4 4 30

99 4 4 5 5 5 5 4 4 36

100 3 4 3 4 4 4 3 3 28

Page 183: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

165

D. Variabel Word of Mouth

No.

X4

Total Q1 Q2 Q3

1 5 5 4 14

2 5 5 5 15

3 4 4 4 12

4 4 5 4 13

5 3 3 4 10

6 3 4 4 11

7 4 4 4 12

8 4 5 5 14

9 4 4 4 12

10 5 5 5 15

11 5 5 5 15

12 5 4 4 13

13 5 5 5 15

14 4 5 5 14

15 4 4 4 12

16 4 4 4 12

17 4 3 4 11

18 5 5 5 15

19 5 5 5 15

20 4 4 4 12

21 5 5 5 15

22 5 5 5 15

23 4 4 4 12

24 4 4 4 12

25 4 4 4 12

26 4 4 4 12

27 5 5 5 15

28 4 3 4 11

29 5 5 5 15

30 3 2 3 8

31 4 4 4 12

32 4 4 4 12

33 5 5 5 15

34 4 2 3 9

35 4 4 4 12

36 3 4 5 12

37 4 4 4 12

38 4 4 4 12

39 4 4 4 12

40 4 4 4 12

41 4 4 3 11

42 3 3 3 9

43 4 4 4 12

44 4 4 4 12

45 4 4 4 12

46 5 5 4 14

47 4 4 4 12

48 4 4 4 12

49 4 4 4 12

50 4 3 3 10

51 4 4 4 12

52 4 5 4 13

53 4 4 4 12

54 4 4 4 12

55 4 5 5 14

56 5 5 5 15

57 4 4 3 11

58 4 5 4 13

59 4 4 4 12

60 4 4 4 12

61 4 3 4 11

62 4 3 4 11

63 4 4 4 12

64 5 4 4 13

65 4 4 4 12

66 4 4 3 11

67 4 4 4 12

68 4 4 4 12

69 4 4 4 12

70 4 3 4 11

71 5 5 5 15

72 4 4 4 12

73 5 5 5 15

74 4 5 4 13

75 4 4 4 12

76 4 5 5 14

77 5 5 4 14

78 4 3 3 10

79 4 4 5 13

80 4 4 4 12

81 3 3 3 9

82 3 4 4 11

83 4 3 3 10

84 4 3 3 10

85 4 4 4 12

86 5 5 5 15

87 4 5 4 13

88 4 5 4 13

Page 184: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

166

89 4 4 4 12

90 4 3 4 11

91 4 4 4 12

92 4 3 4 11

93 4 3 4 11

94 4 3 4 11

95 5 3 4 12

96 4 4 4 12

97 4 3 4 11

98 4 4 4 12

99 4 4 4 12

100 4 4 4 12

E. Variabel Minat Pengunjung

No.

Y

Total Q1 Q2 Q3

1 4 4 4 12

2 5 5 5 15

3 4 4 4 12

4 4 5 4 13

5 4 3 3 10

6 3 4 2 9

7 5 5 4 14

8 5 4 4 13

9 3 4 4 11

10 5 5 5 15

11 5 4 4 13

12 3 4 3 10

13 5 5 5 15

14 4 5 4 13

15 4 4 4 12

16 4 5 4 13

17 3 4 4 11

18 5 5 3 13

19 4 4 4 12

20 4 4 4 12

21 5 5 5 15

22 5 5 5 15

23 3 4 4 11

24 4 4 4 12

25 4 4 4 12

26 4 4 4 12

27 5 5 4 14

28 3 4 3 10

29 4 4 3 11

30 2 2 2 6

31 4 4 3 11

32 4 4 4 12

33 5 5 5 15

34 4 3 4 11

35 4 4 4 12

36 5 4 5 14

37 4 4 4 12

38 3 3 3 9

39 4 4 3 11

40 4 4 4 12

41 3 4 4 11

42 3 3 3 9

43 4 4 4 12

44 4 5 4 13

45 3 4 4 11

46 4 5 3 12

47 4 4 3 11

48 4 4 4 12

49 4 4 4 12

50 3 4 3 10

51 4 4 3 11

52 4 3 4 11

53 4 4 4 12

54 4 4 4 12

55 5 4 4 13

56 4 5 4 13

57 4 4 4 12

58 4 5 4 13

59 3 5 4 12

60 4 4 4 12

61 3 4 3 10

62 4 4 3 11

63 4 4 4 12

64 5 4 4 13

65 4 4 4 12

66 4 4 4 12

67 4 4 4 12

68 3 4 3 10

69 4 4 4 12

70 3 4 3 10

71 4 5 3 12

72 4 4 4 12

73 5 5 3 13

74 4 5 4 13

Page 185: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

167

75 4 4 3 11

76 5 4 4 13

77 4 5 5 14

78 4 4 3 11

79 4 4 5 13

80 4 4 4 12

81 3 4 3 10

82 4 4 4 12

83 3 3 2 8

84 3 4 3 10

85 4 4 3 11

86 5 5 4 14

87 3 5 3 11

88 4 4 4 12

89 3 3 3 9

90 4 4 4 12

91 4 4 4 12

92 4 4 4 12

93 4 4 4 12

94 4 4 4 12

95 4 4 4 12

96 4 4 4 12

97 4 4 4 12

98 4 3 4 11

99 4 4 4 12

100 4 4 4 12

Page 186: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

168

Lampiran 3: Validitas dan Reliabilitas

A. Produk

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items

N of

Items

,892 ,895 23

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Produk1 88,43 88,220 ,647 . ,885

Produk2 88,47 86,706 ,524 . ,886

Produk3 88,33 84,644 ,702 . ,883

Produk4 87,97 87,068 ,549 . ,887

Produk5 88,10 85,266 ,664 . ,884

Produk6 88,40 83,214 ,628 . ,884

Produk7 88,67 86,092 ,452 . ,889

Produk8 88,30 88,493 ,455 . ,889

Produk9 88,07 84,582 ,564 . ,885

Produk10 88,17 87,730 ,433 . ,889

Produk11 88,27 86,961 ,647 . ,885

Produk12 88,43 85,495 ,595 . ,885

Produk13 88,53 87,016 ,429 . ,889

Produk14 88,37 87,275 ,375 . ,891

Produk15 88,33 88,299 ,643 . ,873

Produk16 88,70 84,286 ,510 . ,887

Produk17 88,60 83,834 ,563 . ,886

Produk18 88,60 85,214 ,606 . ,885

Produk19 88,50 84,121 ,525 . ,887

Produk20 88,83 82,213 ,712 . ,881

Produk21 88,70 83,183 ,638 . ,884

Produk22 89,00 84,069 ,649 . ,884

Produk23 88,50 88,948 ,504 . ,882

Page 187: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

169

B. Place

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items

N of

Items

,839 ,838 11

Item-Total Statistics

Scale

Mean if Item

Deleted

Scale

Variance if Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach'

s Alpha if Item

Deleted

Place1 39,70 22,217 ,434 ,452 ,832

Place2 39,73 21,513 ,549 ,584 ,823

Place3 39,67 23,885 ,413 ,474 ,839

Place4 39,73 22,409 ,497 ,596 ,827

Place5 40,53 20,395 ,577 ,661 ,820

Place6 40,37 21,757 ,504 ,832 ,826

Place7 40,30 21,045 ,634 ,803 ,815

Place8 40,43 20,392 ,550 ,648 ,823

Place9 39,77 22,806 ,395 ,454 ,835

Place10 40,07 21,651 ,610 ,527 ,819

Place11 40,03 21,137 ,616 ,695 ,817

C. People

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items

N of

Items

,913 ,917 8

Item-Total Statistics

Scale

Mean if Item

Deleted

Scale

Variance if Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach'

s Alpha if Item

Deleted

People1 29,23 15,151 ,718 ,625 ,903

People2 29,30 14,769 ,772 ,675 ,898

People3 29,03 16,447 ,720 ,710 ,901

People4 29,00 16,483 ,779 ,784 ,898

People5 29,20 16,234 ,770 ,692 ,897

People6 29,20 15,062 ,873 ,814 ,887

Page 188: ANALISIS PENGARUH PRODUK, PLACE, PEOPLE,

170

People7 29,47 16,947 ,543 ,469 ,916

People8 29,37 17,895 ,643 ,557 ,909

D. Word of Mouth

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items

N of

Items

,900 ,911 3

Item-Total Statistics

Scale

Mean if Item

Deleted

Scale

Variance if Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach'

s Alpha if Item

Deleted

WOM1 8,67 1,678 ,777 ,603 ,879

WOM2 8,67 1,264 ,849 ,741 ,840

WOM3 8,60 1,834 ,842 ,723 ,850

E. Minat Pengunjung

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items

N of

Items

,854 ,856 3

Item-Total Statistics

Scale

Mean if Item

Deleted

Scale

Variance if Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach'

s Alpha if Item

Deleted

Minat1 8,13 1,775 ,742 ,554 ,782

Minat2 7,93 2,133 ,735 ,542 ,793

Minat3 8,33 1,954 ,710 ,504 ,809