analisis pengaruh peristiwa terorisme di surabaya tahun 2018 terhadap...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH PERISTIWA TERORISME DI SURABAYA TAHUN
2018 TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN AKTIVITAS VOLUME
PERDAGANGAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia)
(Skripsi)
Oleh
AINI KOLBIANA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
ABSTRACT
ANALYSIS THE EFFECT OF TERRORISM EVENT IN SURABAYA IN2018 ON ABNORMAL RETURN AND TRADING VOLUME ACTIVITY(Empirical Study of LQ45 Companies on the Indonesia Stock Exchange)
By
AINI KOLBIANA
This study discusses information related to the events of terrorism thatoccurred in Surabaya in 2018, using indicators of differences in average tradingvolume activity and average abnormal return. The sampling method used waspurposive sampling with a number of companies as many as 33 LQ45 membercompanies. In determining the expected results, the method used is the marketmodel. Statistical test results Find the results of the average abnormal return at t0,t + 1, t + 2, and t + 4. While trading volume activity is significant at t + 2 and t +3.
Key words: Trading Volume Activity, Abnormal Return, Study of Events,
Terrorism
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH PERISTIWA TERORISME DI SURABAYATAHUN 2018 TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN AKTIVITAS
VOLUME PERDAGANGAN(Studi Empiris Pada Perusahaan Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia)
Oleh
AINI KOLBIANA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan informasi terhadap
peristiwa terorisme yang terjadi di Surabaya tahun 2018, dengan menggunakan
indikator perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan dan rata-rata
abnormal return. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling
dengan jumlah perusahaan sampel sebanyak 33 perusahaan anggota LQ45. Dalam
penentuan expected return metode yang digunakan adalah market model. Hasil
pengujian statistik menemukan bahwa terjadi rata-rata abnormal return pada t0,
t+1, t+2, dan t+4 signifikan. Sedangkan trading volume activity yang signifikan
pada t+2 dan t+3.
Kata Kunci: Trading Volume Activity, Abnormal Return, Studi Peristiwa,Terorisme
ANALISIS PENGARUH PERISTIWA TERORISME DI SURABAYA TAHUN2018 TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN AKTIVITAS VOLUME
PERDAGANGAN(Studi Empiris pada Perusahaan Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia)
Oleh
AINI KOLBIANA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kalianda pada tanggal 20 April 1997.
Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, dari
Bapak Triyono dan Ibu Sri Wahyuni.
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan oleh penulis
pada tahun 2009 di SD Negeri Kesugihan. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
ditempuh oleh penulis di SMP Negeri 1 Kalianda dan diselesaikan pada tahun 2012.
Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di
SMK Negeri 1 Kalianda dengan Jurusan Akuntansi hingga tahun 2015.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2015 melalui jalur SBMPTN. Selama masa
perkuliahan, penulis aktif menjadi Staff Ahli Kementrian Komunikasi dan Informasi
BEM U KBM Unila sejak 2016 hingga 2017. Selain itu, penulis juga aktif dalam
beberapa kegiatan diluar kampus terkait dengan bidang kepenulisan.
Pada tahun 2017, Penulis mengikuti workshop penulisan skenario dan di tahun 2018
mengikuti bimbingan teknis penulisan sejarah. Selain itu, penulis juga memiliki
sertifikasi operator komputer junior dan sertifikasi Brevet pajak A dan B.
PERSEMBAHAN
Dan karuniakanlah rahmat-Mu kepada kami, karena sesungguhnya Engkaulah Maha
Pemberi (karunia). (Q.S. Ali Imran : 8)
Bismillah, kupersembahkan karyaku ini untuk:
Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Triyono dan Ibu Sri Wahyuni. Yang selalu
mendukung, mendoakan, memotivasi dan menyemangati seluruh perjalanan hidup.
Terima kasih karena selalu mencintai saya sebagaimana adanya. Terima kasih karena
telah memberikan dukungan yang luar biasa hebat dan tidak pernah berhenti
menyayangi putri sulungnya ini.
Adikku tercinta, Aziz Sabila Rozaq. Terimakasih untuk segala kasih sayang,
pengertian,motivasi dan canda tawa selama ini.
Diriku sendiri, yang tidak pernah menyerah dan tidak berhenti sekalipun jalan
menuju cita-cita tidaklah mudah.
Seluruh orang-orang balik layar yang selalu memberikan dukungan, semangat
dan motivasi dikala suka maupun duka.
Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
MOTTO
“With The Name of Allah, Everything is Possible”
(Aini Kolbiana)
“Sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku”
(Q.S. Asy-Syuara : 62)
“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila
dikehendaki Allah, Tuhan seluruh alam. Maa Qadarullah”
(Q.S. At-Takwir : 29)
“Semua yang Allah beri itu cukup dan tepat waktu, kamu hanya perlu melihat
dengan sabar dan syukur”
(Unknown, 2018)
SANWACANA
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh
Peristiwa Terorisme di Surabaya Tahun 2018 Terhadap Abnormal Return dan
Aktivitas Volume Perdagangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Indeks LQ45
di Bursa Efek Indonesia)”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis dapat
membantu mempermudah proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, SE., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Ibu Dr. Ratna Septiyanti, SE., M.Si., selaku Dosen Pembimbing 1 sekaligus
Pembimbing Akademik dan Ibu Yunia Ameli, SE., M.Sc., Ak.,C.A selaku
Dosen Pembimbing 2 yang telah memberikan waktu, kritik, saran, masukan,
bimbingan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini.
5. Bapak Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si.,Akt., selaku Dosen Penguji Utama yang
telah memberikan waktu, kritik, bimbingan, dan saran yang membangun selama
proses penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan pembelajaran berharga bagi penulis selama
menempuh program pendidikan S1.
7. Seluruh staff Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai, serta staff
keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
banyak membantu baik selama proses perkuliahan maupun penyusunan
skripsi, terimakasih atas segala kesabaran dan bantuan yang telah diberikan.
8. Bapak Triyono dan Ibu Sri Wahyuni tercinta yang tidak pernah berhenti
memberikan dukungan, doa, dan menjadi penyemangat untuk menyelesaikan
studi ini. Terima kasih atas kasih sayang dan pengorbanan yang telah diberikan
selama ini.
9. Adikku tersayang Aziz Sabila Rozaq yang selalu membawa keceriaan selama
ini. Terima kasih untuk selalu menginspirasikan kebaikan dan membawa
kebahagiaan.
10. Seluruh Keluarga Sutrisno dan Kelurga Bani Paidi yang tidak pernah berhenti
mendoakan kebaikan dan memberikan dukungan.
11. Teman-teman perjalananku sedari masa remaja, Dinda Sefta Firguna, Amelia
Anantizar, Fidya Aryudanti, Annisa Rosmalia, dan Zakiya Afriyanti. Terima
kasih tidak pernah berhenti menemani dan menyemangati dalam setiap langkah
kehidupan hingga hari ini.
12. Teman perjalanan hidupku sedari SMK, D NAANO. Della Alifya Hastin, Novi
Musfidah, Anis Faizah, Nirna Wati, dan Susanti Roza. Terima kasih tidak
pernah berhenti mencurahkan perhatian dan doa walaupun dalam jarak yang
tidak terjangkau mata.
13. Sahabat perjalanan masa perantauanku, Charisatus Sidqotie, Terima kasih untuk
selalu bertahan dan selalu bersabar mengajarkan kebaikan hingga hari ini.
Terima kasih untuk setiap moment bahagia kita.
14. Teman perjalanan kehidupan, Dian Palupi. Terima kasih untuk kesabarannya
selama ini. Terima kasih selalu berjalan beriringan dan selalu menginspirasikan
kebaikan. Jazakillahu khoiro.
15. Mbak-mbak yang selalu menginspirasi Nur Imroatun Sholihat, Kak Dita
Leonita, terima kasih untuk selalu membimbing dan mengajari adik kecilnya ini.
16. Yang selalu berada di sisi, My Undergraduate Squad, Debby Arisandi Gusara,
Devi Ariyatna, Cangga Wilantika, Terima kasih untuk dukungan, doa, bantuan,
kasih sayang, dan memori indah yang tercipta selama masa perkuliahan yang
berat ini. Semoga persahabatan kita tidak berakhir disini.
17. Yang selalu mencantumkan namaku di tugas kelompok, My Everlasting Team,
Reza Rinova, Haroida Eka SP, Fransiska Ayu, Fariz Yuda Farhan. Terima kasih
karena selalu menjadi tim yang penuh pengertian dan selalu dapat bekerja sama
dengan baik.
18. Seluruh keluarga PPM Baitusshodiq Rajabasa Mba Devi, Mas Nico, Mas
Afrizal, Azka, Ina, Asih, Aisyah, dan semua orang yang tidak bisa disebutkan
satu-persatu. Jazakumullahu khoiro karena telah membersamai langkah demi
langkah yang tidak mudah dan selalu mengingatkan dalam kebaikan.
19. Keluarga Besar Bapak Rajino, Keluarga Bapak Bandi, Ibu Asih dan semua yang
selalu membantu dan mendoakan. Jazakumullahu khoiro untuk semua
kebaikannya selama ini.
20. Teman-teman di BEM U KBM Unila. Keluarga Kominfo Manis, Kominfight,
dan KominCyber. Untuk pimpinan, semua teman-teman Staff, dan KMB.
Terima kasih untuk semua ilmu dan kenangan yang tidak terlupakan.
21. Teman hidup selama 40 hari yaitu Kak Intan, Kak Tria, Dila, Kak Yogi, Irfan,
Made. Semoga komunikasi kita tetap terjaga.
22. Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2015, semangat ya!!!. Semoga
semua ilmu yang kita dapatkan di perkuliahan berguna bagi kehidupan kita
kedepannya dan See You on Top Guys!!
23. Kakak-kakak Akuntansi 2014, Kak Citra, Kak Bagus, Mba Eka, Mba Dinda,
Mba Ninda, dan semuanya yang telah membantu penulis selama perkuliahan dan
semasa pengerjaan skripsi ini.
24. Teman-teman Kos Sofi, Kos Lingsuh Jamur, Seluruh Keluarga Lingsuh dan
semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
25. Semua orang dibalik layar yang tidak dapat disebutkan namanya. Yang selalu
mendukung, memotivasi dan mendoakan penulis dalam setiap langkah
kehidupan.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan semoga
Allah SWT memberikan rahmat, berkah, dan hidayah-Nya untuk kita semua.
Bandar Lampung, Februari 2019
Penulis,
Aini Kolbiana
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL........................................................................................... iABSTRAK ............................................................................................................. iiABSTRACT .......................................................................................................... iiiHALAMAN JUDUL ............................................................................................ ivHALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................................vHALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. viPERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ....................................................... viiRIWAYAT HIDUP ............................................................................................ viiiPERSEMBAHAN................................................................................................. ixMOTTO ..................................................................................................................xSANWACANA ..................................................................................................... xiDAFTAR ISI....................................................................................................... xviDAFTAR TABEL ............................................................................................ xviiiDAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xixDAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xx
I PENDAHULUANA. Latar Belakang dan Masalah ....................................................................1B. Rumusan Masalah.....................................................................................6C. Tujuan Penelitian......................................................................................7D. Batasan Penelitian.....................................................................................7E. Manfaat Penelitian ...................................................................................7
II TINJAUAN PUSTAKAA. Landasan Teori.........................................................................................9
1. Pasar Modal ........................................................................................92. Saham................................................................................................103. Informasi di Pasar Modal dan Efisiensi Pasar ..................................164. Abnormal Return...............................................................................195. Aktivitas Volume Perdagangan ........................................................20
B. Penelitian Terdahulu ..............................................................................21C. Kerangka Pemikiran...............................................................................24D. Pengembangan Hipotesis .......................................................................25
1. Hubungan Antara Peristiwa Penting Nasional dan Abnormal Return..........................................................................................................25
2. Hubungan Antara Peristiwa Penting Nasional dan Aktivitas VolumePerdagangan......................................................................................26
III METODOLOGI PENELITIANA. Jenis Penelitian...........................................................................................27B. Jenis dan Sumber Data ...............................................................................30C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................30D. Populasi dan Sampel ..................................................................................31E. Pengukuran Variabel ..................................................................................32
1. Abnormal Return .................................................................................322. Aktivitas Volume Perdagangan...........................................................34
F. Metode Analisis Data.................................................................................351. Uji Normalitas .....................................................................................362. Uji Hipotesis........................................................................................37
IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil ...........................................................................................................38
1. Statistik Deskriptif...............................................................................40a. Abnormal Return ............................................................................41b. Aktivitas Volume Perdagangan......................................................44
2. Uji Normalitas......................................................................................463. Uji Hipotesis ........................................................................................47
a. Abnormal Return ............................................................................47b. Aktivitas Volume Perdagangan......................................................53
B. Pembahasan................................................................................................561. Abnormal return dan Peristiwa Terorisme..........................................562. Aktivitas Volume Perdagangan dan Peristiwa Terorisme...................59
V SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan ....................................................................................................62B. Saran...........................................................................................................64C. Keterbatasan Penelitian..............................................................................64
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel HalamanTabel 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................21Tabel 2 Rumus Abnormal Return .....................................................................33Tabel 3 Rumus Trading Volume Activity ..........................................................35Tabel 4. Pengambilan Sampel Penelitian...........................................................39Tabel 5 Daftar Sampel Perusahaan ...................................................................39Tabel 6 Hasil Uji Statistik Deskriptif Abnormal Return...................................41Tabel 7 Rata-rata Abnormal Return dan Cumulative Abnormal Return Pada
Peristiwa Terorisme di Surabaya Tahun 2018 ....................................43Tabel 8 Hasil Uji Statistik Deskriptif Aktivitas Volume Perdagangan.............44Tabel 9 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test....... ..........................46Tabel 10 Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Peristiwa..............................49Tabel 11 Hasil Uji Paired Sample t-Test Abnormal Return ...............................51Tabel 12 Hasil Uji One Sample t-Test Abnormal Return....................................52Tabel 13 Hasil Uji Paired Sample t-Test Aktivitas Volume Perdagangan .........53Tabel 14 Hasil Uji One Sample t-Test Aktivitas Volume Perdagangan.. ...........54
DAFTAR GAMBAR
Gambar HalamanGambar 1 Kerangka Berpikir .............................................................................24Gambar 2 Abnormal Return dan Cumulative Abnormal Return Harian Sebelum
dan Sesudah Peristiwa ......................................................................42Gambar 3 Aktivitas Volume Perdagangan Harian Sebelum dan Sesudah
Peristiwa............................................................................................45
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Pengelompokan Industri Sampel PerusahaanLampiran 2 Tabel Ringkasan Abnormal Return dan Aktivitas Volume
PerdaganganLampiran 3 Tabel Perhitungan Trading Volume ActivityLampiran 4 Tabel Perhitungan Abnormal ReturnLampiran 4.1 Tabel Perhitungan Return Individual (Rit)Lampiran 4.2 Tabel Perhitungan Expected Return E(Rit)Lampiran 4.3 Tabel Perhitungan Return Market (Rmt)Lampiran 4.4 Tabel Perhitungan Bheta (β) dan Alpha (α)Lampiran 5 Hasil Uji Statistik DeskriptifLampiran 6 Grafik Harian Abnormal Return dan Aktivitas Volume
PerdaganganLampiran 7 Hasil Uji One Sample-Kolmogorov SmirnovLampiran 8 Hasil Uji Paired Sample t-Test Abnormal Return dan Aktivitas
Volume PerdaganganLampiran 9 Hasil Uji One Sample t-Test Abnormal Return dan Aktivitas
Volume Perdagangan
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen
keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik
dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan,
2000). Pasar modal mempunyai peranan penting dalam kehidupan
ekonomi suatu negara. Aktivitas dan volume penjualan atau pembelian di
pasar modal yang semakin meningkat mengindikasi aktivitas bisnis
berbagai perusahaan berjalan dengan baik (Fakhruddin dan Hadianto,
2001).
Sebagai instrumen keuangan, terdapat beberapa faktor yang mampu
mempengaruhi pergerakan pasar modal. Salah satu faktornya adalah
informasi, yaitu informasi berupa keadaan kondisi lingkungan mikro dan
kondisi lingkungan makro. Kondisi lingkungan mikro meliputi : kinerja
dan citra perusahaan, pembagian dividen, laba perusahaan, dan
sebagainya. Sedangkan lingkungan makro meliputi: keadaan politik dan
keamanan negara, kondisi ekonomi, kebijakan pajak, kebijakan moneter,
dan sebagainya.
2
Di dalam lingkungan makro, kondisi politik dan keamanan suatu negara
sangat mempengaruhi investor untuk berinvestasi, semakin stabil kondisi
politik dan keamanan suatu negara serta diimbangi dengan perkembangan
perekonomian yang dinamis akan membuat investor semakin tertarik
untuk menanamkan modalnya termasuk membeli saham. Hal ini nantinya
akan mempengaruhi harga saham.
Salah satu aspek yang mengancam keamanan negara adalah peristiwa
terorisme. Hal ini mencemaskan seluruh negara di dunia dan dapat terjadi
kapan saja. Sebuah peristiwa terorisme dapat mengindikasikan keamanan
negara yang melemah. Seperti sebuah peristiwa terorisme yang baru
terjadi di Surabaya pada tanggal 13 Mei 2018 yaitu pengeboman tiga
gereja dalam waktu yang berdekatan. Tiga gereja tersebut adalah Gereja
Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya yang dikagetkan oleh
ledakan bom di pintu gereja pada pukul 06.30 WIB. Tak berselang waktu
yang lama, pukul 07.15 WIB sebuah bom kembali meledak di Gereja
Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro, kemudian disusul ledakan bom di
Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno pada pukul 07.53 WIB.
Akibat kejadian ini, sektor ekonomi mengalami penurunan terutama di
sektor investasi. Selama perdagangan sesi pertama pada 14 Mei 2018,
IHSG terus berkutat di zona merah. Sentimen negatif menyelimuti pasar
seiring dengan peristiwa teror bom Surabaya. IHSG dibuka melemah
23,371 poin (0,39 persen) ke level 5.933,46.
3
Indeks bahkan terus tertekan makin dalam setelah terjadinya ledakan di
Polrestabes Surabaya. Peristiwa ini membuat IHSG melorot ke posisi
5.853,44 atau anjlok 103,39 poin. Namun kemudian pasar perlahan-lahan
mulai menanjak hingga kembali ke level 5.900. Pada sesi pertama IHSG
ditutup turun 45,04 poin (0,76 persen) pada 5.911,79. (Sumber:
https://ekonomi.kompas.com).
Selanjutnya, pada 15 Mei 2018 sejak perdagangan dibuka, IHSG sudah
terkoreksi 0,35 persen di level 5,926. Sepanjang perdagangan, IHSG
bergerak di zona merah level 5.853-5.940. Pada sesi penutupan, IHSG
turun cukup dalam hingga 1,83 persen ke level 5.838. Sebanyak 60 saham
menguat, 173 saham melemah, dan 247 saham stagnan dari 580 saham di
Bursa Efek Indonesia. (Sumber: https://tirto.id)
Data diatas adalah sebuah data ringkas yang menunjukkan dampak dari
peristiwa terorisme di Surabaya tahun 2018. Kondisi tersebut dapat
diakibatkan karena adanya kemungkinan investor mengurangi ataupun
sama sekali tidak membeli saham di pasar modal setelah mendapat
informasi dari berbagai media. Mereka khawatir pada keuntungan yang
mereka terima nantinya akan berkurang atau justru tidak memperoleh
keuntungan sama sekali (rugi). Namun hal ini masih perlu diuji secara
empiris agar hasilnya lebih relevan. Untuk mengukur seberapa besar
pengaruh dari peristiwa terorisme terhadap saham-saham yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, diperlukan sebuah metode yang tepat agar
menghasilkan ukuran yang sesuai.
4
Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari
suatu peristiwa. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk
melihat reaksi dari suatu peristiwa. Jika peristiwa mengandung informasi,
maka diharapkan pasar akan bereaksi pada saat berita mengenai suatu
peristiwa tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan
adanya perubahan harga menggunakan return dari sekuritas bersangkutan.
Reaksi ini dapat diukur dengan abnormal return kepada investor.
Sebaliknya, peristiwa yang tidak mengandung informasi tidak akan
memberikan abnormal return kepada investor (Jogiyanto, 2000).
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan event study telah dilakukan
diantaranya:
Afik, Lahav, dan Zweig (2016) melakukan penelitian yang mencoba
menganalisis reaksi pasar ekuitas Israel terhadap pertahanan pro-aktif yang
signifikan. Penelitian yang dilakukan dimulai dari Juli 2002 sampai
Januari 2010, dengan menggunakan tujuh kejadian selama periode
tersebut. Hasilnya ditemukan bahwa umumnya reaksi pasar ekuitas positif
dan signifikan secara statistik. Penelitian lain dilakukan oleh Hobbs,
Chaupp, dan Gingrich (2016) yang meneliti peristiwa terorisme, militer,
dan pengaruhnya terhadap return saham, hasilnya ditemukan bahwa return
saham pada hari kejadian peristiwa terorisme secara signifikan negatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Verawaty dan Pratiwi (2016) telah meneliti
fluktuasi harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pasca tragedi ledakan bom sarinah, hasil penelitian ini
5
menunjukkan 7 perusahaan manufaktur yang terdiri dari 2 perusahaan
pada kategori Top Gainer dan 5 Perusahaan pada kategori Top Loser
mengalami penurunan harga saham dengan frekuensi yang lebih besar
sesudah tragedi tersebut terjadi dibandingkan sebelum tragedi tersebut
terjadi dan juga mengalami kenaikan harga saham dengan frekuensi yang
lebih besar saat sebelum tragedi tersebut jika dibandingkan pada saat
sesudah tragedi bom tersebut terjadi.
Event study lainnya dilakukan Handoko dan Supramono (2017)
menunjukkan bahwa terdapat sentimen negatif atas peristiwa pengeboman
pada 14 Januari 2016, Bahkan terjadi overreaction pada kelompok
perusahaan dengan fundamental kurang baik. Hidayat (2012) yang
melakukan penelitian terhadap reaksi pasar modal Indonesia terhadap
peristiwa non-ekonomi (Bom JW Marriot/Ritz Carlton 17 Juli 2009)
menemukan bahwa terdapat positif abnormal return pada hari terjadinya
peristiwa.
Selain beberapa penelitian diatas, di Indonesia telah dilakukan beberapa
penelitian serupa mengenai reaksi pasar modal terhadap peristiwa
terorisme yang menguji kandungan informasi dalam suatu peristiwa non-
ekonomi dengan hasil penelitian yang beragam, seperti yang dilakukan
oleh Suryawijaya dan Setiawan (1998), Tecualu dan Megge (2010), Luhur
(2010), Islami dan Sarwoko (2012), Hidayat (2012), Pratama, Sinarwati,
dan Dharmawan (2015), Rahmawati dan Pandansari (2016), dan Arde dan
Kesuma (2017).
6
Berdasarkan event study diatas, penelitian ini akan meneliti sebuah
peristiwa terorisme yang baru terjadi di Surabaya pada 13 Mei 2018,
Penelitian ini mencoba menguji kandungan informasi dari suatu peristiwa
keamanan negara terhadap aktivitas di pasar modal, khususnya di Bursa
Efek atau dengan kata lain hendak mengamati reaksi pasar modal terhadap
sebuah kejadian berupa peristiwa terorisme yang mengancam keamanan
negara. Sampel yang digunakan adalah saham perusahaan yang terdaftar di
indeks LQ45 yang memiliki kapitalisasi terbesar di Indonesia.
Berdasarkan kondisi dan alasan tersebut, peneliti berupaya melakukan
penelitian event study yang berjudul: “Analisis Pengaruh Peristiwa
Terorisme di Surabaya Tahun 2018 Terhadap Abnormal Return dan
Aktivitas Volume Perdagangan (Studi Empiris Pada Perusahaan
Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah peristiwa terorisme di Surabaya tahun 2018 memiliki
kandungan informasi sehingga menghasilkan abnormal return yang
signifikan?
2. Apakah terdapat perbedaan signifikan pada aktivitas volume
perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia setelah peristiwa
peledakan bom di Surabaya tanggal 13 Mei 2018?
7
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji secara empiris perbedaan signifikan antara abnormal
return saham setelah peristiwa peledakan bom di Surabaya tanggal 13
Mei 2018.
2. Untuk menguji secara empiris perbedaan signifikan antara aktivitas
volume perdagangan saham setelah peristiwa peledakan bom di
Surabaya tanggal 13 Mei 2018.
D. Batasan Penelitian
1. Penelitian dilakukan pada perusahaan yang sahamnya terdaftar di
Indeks LQ45 sejak Februari 2018.
2. Pengukuran studi peristiwa hanya berfokus pada peristiwa terorisme di
Surabaya tanggal 13 Mei 2018.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat kepada beberapa
pihak, antara lain:
1. Kalangan akademisi
Menambah referensi dan meningkatkan pemahaman mengenai
penelitian event study khususnya terkait pengaruh peristiwa terorisme
terhadap pasar modal di Indonesia.
8
2. Pemerintah
Menyajikan suatu pemikiran terhadap pemerintah khususnya mengenai
pengambilan kebijaksanaan yang akan menyangkut reaksi pasar modal
terhadap peristiwa terorisme apabila terjadi peristiwa serupa di masa
mendatang.
3. Kalangan investor individu atau perusahaan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan ataupun
pricing strategy kepada para investor dalam melakukan investasi di
suatu negara terutama apabila terjadi peristiwa yang serupa di masa
mendatang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pasar Modal
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat utang (obligasi),
ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar
modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain
(misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan
demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual
beli dan kegiatan terkait lainnya. (www.idx.co.id).
Dalam undang-undang, pasar modal didefinisikan sebagai kegiatan yang
berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek (Bab 1, Pasal 1, angka 13, UU. no. 8, 1995).
Berdasarkan definisi diatas, dapat diketahui bahwa pasar modal merupakan tempat
perdagangan instrumen keuangan jangka panjang yang berkaitan dengan
perusahaan publik, investor, dan lembaga lainnya yang berhubungan dengan surat
berharga. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara
karena menjadi sarana pendanaan bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari
investor dan pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada
10
instrumen keuangan, seperti saham, obligasi, reksadana, dan lain sebagainya.
Disamping itu pasar modal dapat meningkatkan kegiatan perekonomian.
2. Saham
a. Pengertian Saham
Saham merupakan tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan
usaha dalam suatu perusahaan. Selembar saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa kertas tersebut adalah pemilik (berapapun porsinya) dari
suatu perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut, sesuai investor untuk
memiliki saham yaitu kemampuannya memberikan keuntungan yang berupa
dividend dan capital gain (Widoatmojo, 1996).
b. Jenis-Jenis Saham
Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham
(stock). Saham dapat dibedakan dalam beberapa jenis (Hartono, 2010):
1. Saham preferen : merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara
obligasi dan saham biasa seperti bond yang membayarkan bunga atas
pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen
preferen.
2. Saham biasa : jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja,
saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Pemegang
saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen
untuk menjalankan operasi perusahaan. Setiap pemegang saham
memperoleh sertifikat sebagai tanda pemilikian pada perusahaan. Pada
setiap sertifikat saham tercantum nama, alamat, dan hak suara pemegang
saham. Sebagai suatu surat berharga mengandung perikatan hukum formal;
11
yang setiap penerbitnya dijamin oleh Undang-Undang, untuk Indonesia
berupa Undang-Undang Pasar Modal beserta aturan pelaksanaannya.
3. Saham treasury : saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan
dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan
sebagai treasury yang nantinya dapat dijual kembali.
c. Harga Saham
Semakin tinggi harga saham berarti semakin tinggi pula kekayaan pemegang
saham. Menurut Widiatmojo (1996) harga saham dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu :
1) Harga nominal : merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten, untuk
menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya.
2) Harga perdana : merupakan harga sebelum saham tersebut dicatatkan di
bursa efek, setelah bernegosiasi dengan penjamin emisi (underwriter),
akan dijual kepada masyarakat. Setelah itu penjamin emisi segera
membuka counter untuk melakukan penjualan saham emiten.
3) Harga pasar : adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor
yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatat di bursa baik
bursa utama maupun OTC. Dalam transaksi ini tidak lagi melibatkan
emiten dan penjamin emisi.
d. Indeks Harga Saham
Indeks harga saham menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006) merupakan
indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham. Sebuah
indeks diharapkan memiliki lima fungsi bagi pasar modal, yaitu :
1. Sebagai indikator tren pasar
12
2. Sebagai indikator tingkat keuntungan
3. Sebagai tolak ukur kinerja suatu portofolio
4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif
5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif
Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham.
Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan
investasi di pasar modal, khususnya saham. Saat ini Bursa Efek Indonesia
memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang secara terus menerus
disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik. Dikutip dari website
Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), 11 Indeks tersebut adalah:
1) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Menggunakan semua perusahaan tercatat sebagai komponen perhitungan
indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar,
Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak
memasukkan satu atau beberapa perusahaan tercatat dari perhitungan
IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham perusahaan
tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil
sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga
saham perusahaan tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran
pergerakan IHSG.
IHSG adalah milik Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia tidak
bertanggung jawab atas produk yang diterbitkan oleh pengguna yang
mempergunakan IHSG sebagai acuan (benchmark). Bursa Efek Indonesia
juga tidak bertanggung jawab dalam bentuk apapun atas keputusan
13
investasi yang dilakukan oleh siapapun pihak yang menggunakan IHSG
sebagai acuan (benchmark).
2) Indeks Sektoral
Indeks ini tersusun dari semua emiten yang tercatat di BEI dikategorikan
ke dalam 10 sektor. Sektor ini antara lain adalah sektor pertanian,
pertambangan, industri dasar, aneka industri, barang konsumsi, properti,
infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, manufaktur.
3) Indeks LQ45
Indeks yang terdiri dari 45 saham perusahaan tercatat yang dipilih
berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan
kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham
dilakukan setiap 6 bulan. Jenis indeks saham ini adalah indeks saham
alternatif selain IHSG. Selain sebagai pelengkap IHSG, tujuan dibuatnya
indeks LQ45 supaya dapat dijadikan sarana yang obyektif, terpercaya oleh
analis keuangan, manajer investasi dan investor dalam mengawasi
pergerakan harga saham-saham di BEI.
4) Jakarta Islamic Index (JII)
Indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang
masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh
Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar dan
likuiditas. Investor yang tertarik untuk investasi saham dengan
menggunakan prinsip syariah, bisa mempertimbangkan kehadiran indeks
saham Jakarta Islamic Index (JII).
Saham-saham yang termasuk kedalam indeks saham JII adalah saham-
saham halal karena sistem operasional emitennya tidak mengandung unsur
14
riba, jadi mayoritas perolehan modal emiten tidak berasal dari utang.
Disamping itu, saham-saham dalam JII tidak banyak terbebani bunga
hutang yang berlebihan karena debt to equity harus sangat proporsional.
5) Indeks KOMPAS100
Indeks yang terdiri dari 100 saham perusahaan tercatat yang dipilih
berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan
kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham
dilakukan setiap 6 bulan.
6) Indeks BISNIS-27
Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis Indonesia
meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27.
Indeks yang terdiri dari 27 saham perusahaan tercatat yang dipilih
berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan
akuntabilitas dan tata kelola perusahaan.
Kriteria fundamental yang dimaksudkan adalah saham harus memiliki laba
usaha, laba bersih, dan Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE)
dan Debt Equity Ratio (DER) yang baik. Sedangkan kriteria teknikal akan
mempertimbangkan perihal nilai, volume, frekuensi dan jumlah hari
transaksi serta kapitalisasi saham-saham. Disamping itu, dalam rangka
untuk menjaga saham yang ada dalam indeks Bisnis-27 tetap berkualitas,
dibentuklah suatu komite yang akan memberikan opini dari sudut pandang
tata kelola perusahaan yang baik dan akuntabilitas.
7) Indeks PEFINDO25
Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO
meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25.
15
Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi
pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan menengah
(Small Medium Enterprises/SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham
perusahaan tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-
kriteria seperti: Total Aset, tingkat pengembalian modal (Return on Equity
/ROE) dan opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas,
diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.
8) Indeks SRI-KEHATI
Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan
Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah
kependekan dari Sustainable Responsible Investment. Indeks ini
diharapkan memberi tambahan informasi kepada investor yang ingin
berinvestasi pada emiten-emiten yang memiliki kinerja sangat baik dalam
mendorong usaha berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap
lingkungan dan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik. Indeks ini
terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan
mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: Total Aset, Price Earning
Ratio (PER), dan Free Float.
9) Indeks Saham Papan Utama
Indeks selanjutnya adalah indeks saham papan utama. Bursa Efek
Indonesia membagi emiten-emiten yang tercatat kedalam dua kelompok
besar berdasarkan ukurannya. Pertama adalah kelompok saham papan
utama dan kedua adalah indeks papan pengembangan. Indeks Papan
Utama dan Papan Pengembangan bertujuan untuk memberikan investor
pandangan serta pandangan terhadap pergerakan indeks di masing-masing
16
papan ini. Indeks Papan Utama diperuntukkan untuk emiten yang memiliki
ukuran besar serta mempunyai riwayat kinerja yang baik.
10) Indeks Saham Papan Pengembang
Emiten-emiten yang belum bisa memenuhi kualifikasi pencatatan di indeks
saham papan utama akan dimasukkan kedalam indeks saham Papan
Pengembangan. Pada indeks saham Papan Pengembangan ini, emiten
sebenarnya memiliki prospek bagus, tapi belum banyak menghasilkan
keuntungan.
11) Indeks Individual
Indeks yang terakhir ini menggunakan indeks harga masing-masing saham
emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap harga
dasarnya. Perhitungan indeks ini juga menggunakan prinsip yang sama
dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Indeks saham merupakan sebuah indikator yang dapat dijadikan suatu gambaran
terkait dengan besar kecilnya suatu perubahan harga pada pasar saham dalam
kurun waktu tertentu. Dengan adanya serangkaian perhitungan yang
menggabungkan metodologi perhitungan indeks dengan pilihan instrumen pasar
modal serta keuangan, bermacam jenis indeks saham BEI diharapkan mampu
menyediakan investor pandangan serta gambaran akurat mengenai kondisi serta
arah pergerakan pasar yang aktual.
3. Informasi di Pasar Modal dan Efisiensi Pasar
Informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan
mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek
pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang
17
berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut (Undang-Undang Pasar Modal
No. 8 Tahun 1995).
Kecepatan reaksi antara suatu kejadian dengan pengaruhnya terhadap harga saham
di bursa tergantung pada kekuatan efisiensi suatu bursa. Semakin efisien suatu
pasar, maka semakin cepat pula informasi tersebut terefleksi dalam harga saham
(Suryawijaya dan Setiawan, 1998). Efisiensi pasar merupakan hubungan antara
harga-harga sekuritas dengan informasi dan suatu pasar sekuritas dikatakan efisien
jika harga-harga sekuritas mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia di
pasar (Fama, 1991). Kemudian, Husnan (1994) membedakan pasar modal efisien
menjadi 2 bentuk, yaitu internal efficiency dan external efficiency, yaitu :
a. Internal efficiency adalah pasar modal yang diorganisir dengan baik, di mana
harga-harga sekuritas tidak hanya mencerminkan tingkat harga yang benar,
tetapi juga menyediakan berbagai jasa yang diperlukan oleh pembeli dan
penjual dengan biaya serendah mungkin.
b. External efficiency adalah pasar modal yang berada dalam keadaan
kesinambungan, sehingga keputusan perdagangan saham yang berdasarkan
arus informasi yang tersedia di pasar tidak memberikan tingkat expected
return di tingkat expected equilibrium return. Efisiensi eksternal ini sesuai
dengan pengertian efisiensi mikro pasar modal, yaitu suatu kondisi seberapa
jauh pasar modal efisien secara informasional. Kondisi-kodisi yang harus
dipenuhi dalam pasar modal efisien, antara lain tidak ada biaya transaksi
dalam perdagangan sekuritas, semua informasi tersedia secara gratis bagi
semua partisipan pasar, tersedia banyak pembeli dan penjual yang siap
18
mengakses informasi, serta tidak ada kerjasama antar penawar dalam
melakukan transaksi tersebut.
Fama (1970) dalam Jogiyanto (2000) membagi efisiensi pasar modal dalam
tiga tingkatan, yaitu :
1) Efisiensi Bentuk Lemah (Weak-Form Efficiency)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas
tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masa
lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi secara
lemah ini berkaitan dengan teori acak (random-walk theory) yang
menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai
sekarang. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu
tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Implikasinya
adalah investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk
mendapatkan keuntungan yang tidak normal.
2) Efisiensi Bentuk Setengah Kuat (Semi strong-Form Efficiency)
Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara
penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan
(all publicly available information) termasuk informasi yang berada di
laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Implikasinya adalah tidak
ada investor atau grup dari investor yang dapat menggunakan informasi
yang dipublikasikan untuk mendapatkan keuntungan tidak normal dalam
jangka waktu yang lama.
3) Efisiensi Bentuk Kuat (Strong-Form Efficiency)
Pasar modal yang efisien dalam bentuk kuat merupakan tingkat efisiensi
pasar yang tertinggi. Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga–
19
harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi
yang tersedia termasuk informasi yang privat. Implikasinya adalah bahwa
tidak ada individual investor atau grup dari investor, meskipun dengan
kemampuan yang superior, mampu memperoleh abnormal return dengan
menggunakan semua informasi yang relevan, baik historis, yang
dipublikasikan, maupun yang tidak dipublikasikan.
4. Abnormal Return
Abnormal return menurut Jogiyanto (2000) adalah selisih antara tingkat
keuntungan sebenarnya (actual return) dengan tingkat keuntungan yang
diharapkan (expected return). Abnormal return atau excess return ini merupakan
kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return
normal merupakan return yang diharapkan oleh investor dengan
mempertimbangkan tingkat risikonya.
Brown & Warner (1985) dalam Jogiyanto (2000) menyatakan bahwa expected
return dapat dihitung dengan menggunakan tiga model estimasi, yaitu :
1) Mean-adjusted Model
Model disesuaikan rata–rata (mean-adjusted model) ini menganggap bahwa
return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata – rata return
realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation period).
2) Market Model
Model pasar (market model) merupakan bentuk dari model indeks tunggal
yang didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas
berfluktuasi searah dengan indeks pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa
20
kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga
saham gabungan naik, begitu juga sebaliknya.
3) Market-adjusted Model
Model disesuaikan pasar (market-adjusted model) menganggap bahwa
penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah
return dari indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini
tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi,
karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks
pasar.
5. Aktivitas Volume Perdagangan (Trading Volume Activity)
Trading volume activity (aktivitas volume perdagangan) merupakan keseluruhan
nilai transaksi pembelian maupun penjualan saham yang dilakukan oleh investor
dalam satuan uang (Foster, 1986).
Suryawijaya dan Setiawan (1998) menjelaskan, aktivitas volume perdagangan
merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar
modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume
perdagangan di pasar. Ditinjau dari fungsinya, maka dapat dikatakan bahwa
aktivitas volume perdagangan merupakan suatu variasi dari event study.
Perbedaan dari keduanya adalah pada parameter yang digunakan untuk mengukur
reaksi pasar terhadap suatu peristiwa.
21
B. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sumber referensi oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
Tabel 1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian1. Hobbs,
Chaupp,danGingrich(2016)
Terorism,Militarism, AndStock Returns
Stock Return Return saham pada harikejadian peristiwaterorisme secarasignifikan negatif.Peristiwa terorismememiliki return yanglebih rendah secarasignifikan dibandingperistiwa militer di harikejadian. Namun,peristiwa terorismememiliki return sahamyang lebih tinggi secarasignifikan pada hariselanjutnya.
2. Afik,Lahav,danZweig(2016)
Stock MarketResponse ToPro-ActiveAction
Abnormalreturn
Umumnya reaksi pasarekuitas positif dansignifikan secarastatistik.
3. Rahmawati danPandansari(2016)
Reaksi PasarModal daridampak peristiwabom plazasarinah terhadapAbnormal returnPerusahaanLQ45 yangterdaftar di BursaEfek Indonesia
AverageAbnormalreturn (AAR)
Ketika dilihat dari AARtidak menunjukkanperbedaan, hanya H+3dan H+4 yangmenunjukkan perbedaanAAR danmengisyaratkan reaksimereka terhadap pasar,perisiwa-peristiwa iniyang mempengaruhipasar dalam mengambilkeputusan.
4. Tecualudan Megge(2010)
Reaksi PasarModal IndonesiaterhadapPeristiwa BomKuningan Tahun2009
Abnormalreturn
Bom tidak dapatmenghasilkan Abnormalreturn untuk investasi diPasar Modal, Abnormalreturn setelah kejadiantidak berbeda dariAbnormal returnsebelum kejadian.
22
5. Arde danKesuma(2017)
Studi PeristiwaTragedi SarinahTerhadap PasarModal Indonesia
Abnormalreturn
Terdapat reaksi pasaryang negatif terjadi padaH+5, H+4, H+2, H+1,H0, H-3, dan H-5dibuktikan dengan rata-rata Abnormal returnyang signifikan secarastatistik.
6. Pratama,Sinarwati,danDharmawan (2015)
Reaksi PasarModal IndonesiaTerhadapPeristiwa Politik(Event studypada peristiwapelantikan JokoWidodo sebagaiPresidenRepublikIndonesia ketujuh)
Abnormalreturn
Abnormal return padaperiode peristiwabervariasi namun tidaksignifikan secarastatistik. PeristiwaPelantikan Joko Widodotidak mengandungkandungan informasiyang berarti bagiinvestor sehinggamembuat pasar tidakbereaksi.
7. Islami,Sarwoko(2012)
Reaksi PasarModal IndonesiaTerhadapPergantianMenteriKeuangan(Event studysaham yangterdaftar diBursa EfekIndonesia)
Abnormalreturn (AR),TradingVolumeActivity (TVA),SecurityReturnVariability(SRV)
TVA dan AR yangsignifikan pada saatpenandatanganan acaramenunjukkan bahwapasar bereaksi terhadapkemunduran MenteriKeuangan Sri Mulyanidari Kantor.
8. Hidayat(2012)
Analisis ReaksiPasar ModalIndonesiaterhadapPeristiwa nonekonomi (StudiKasus PeristiwaBom JWMarriot/RitzCarlton 17 Jui2009)
Abnormalreturn (AR),TradingVolumeActivity (TVA),SecurityReturnVariability(SRV)
Terdapat positifAbnormal return padahari terjadinya peristiwa,tetapi pada hari-harisetelahnya keadaankembali normal. Tidakada perbedaan yangsignifikan antaraAbnormal return (AR),Trading Volume Activity(TVA), Security ReturnVariability (SRV)
9. HandokodanSupramono (2017)
SentimenInvestorTerhadapPeristiwaTerorismeBerbasisFundamentalPerusahaan(Studi Pada
AverageAbnormalreturn
Terdapat sentimennegatif atas peristiwapengeboman pada 14Januari 2016, bahkanterjadi over reactionpada kelompokperusahaan denganfundamental kurangbaik.
23
Sumber: Dari berbagai jurnal
PeristiwaSerangan BomSarinah 14Januari 2016)
10. VerawatydanPratiwi(2016)
Fluktuasi HargaSahamPerusahaanManufakturYang Terdaftardi BEI PascaTragediLedakan BomSarinah
FluktuasiHarga Saham
Dari 2 perusahaanmanufaktur kategori topgainer dan 5 perusahaanmanufaktur kategori toploser, semuanyamenunjukkan bahwapasca tragedi ledakanBom Sarinah di Jakarta,perusahaan mengalamipenurunan harga sahamlebih banyakdibandingkan dengansebelum tragedi tersebutterjadi, yang artinyafrekuensi kenaikanharga saham pascaledakan Bom Sarinahlebih sedikitdibandingkan dengansebelum tragedi ledakanbom tersebut.
11. Luhur(2010)
Reaksi PasarModal IndonesiaSeputar Pemilu8 Juli 2009 padaSaham LQ45
AverageAbnormalreturn (AAR),TradingVolumeActivity (TVA)
Tidak ada perbedaanrata-rata abnormal returnsecara signifikansebelum dan sesudahperistiwa pemilupresiden dan wakilpresiden 8 Juli 2009 padasaham LQ45 yangterdaftar di BEI. Tidakada perbedaan rata-rataaktivitas volumeperdagangan (TVA)secara signifikansebelum dan sesudahperistiwa pemilupresiden dan wakilpresiden 8 Juli 2009 padasaham LQ45 yangterdaftar di BEI.
24
C. Kerangka Pemikiran
Usman dan Purnomo (2008) menjelaskan bahwa kerangka berpikir adalah penjelasan
sementara terhadap suatu gejala yang menjadi objek permasalahan kita. Kerangka
berpikir disusun dengan berdasarkan pada tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang
relevan atau terkait. Kerangka berpikir merupakan suatu argumentasi dalam
merumuskan hipotesis. Dalam merumuskan suatu hipotesis, argumentasi kerangka
berpikir menggunakan logika deduktif (untuk metode kuantitatif) dengan memakai
pengetahuan ilmiah sebagai premis-premis dasarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan
abnormal return saham dan aktivitas volume perdagangan setelah adanya peristiwa
terorisme di Surabaya tahun 2018. Pengujian dilakukan dengan cara melakukan uji T
satu sampel (one sample t-test) untuk melihat nilai signifikansi harian dari kedua
variabel. Uji T satu sampel dilakukan dengan cara membandingkan sampel dengan
rata-rata sebuah sampel. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Sebelum -------Uji Beda Rata-Rata------- Sesudah
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Abnormal ReturnPeristiwaPeledakan
Bom diSurabaya
Tanggal 13Mei 2018
Aktivitas VolumePerdagangan (TVA)
Abnormal Return
Aktivitas VolumePerdagangan (TVA)
25
D. Pengembangan Hipotesis
1. Hubungan Antara Peristiwa Penting Nasional dan Abnormal Return
Bukti penelitian yang menggambarkan hubungan antara peristiwa penting
nasional dengan abnormal return. Contohnya, Penelitian yang dilakukan
Suryawijaya dan Setiawan (1998), dalam jurnalnya di Kelola No. 18/VII/1998,
menulis dengan judul Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Politik
Dalam Negeri (Event study pada Peristiwa 27 Juli 1996) menyimpulkan bahwa
pasar modal Indonesia (dalam hal ini Bursa Efek Jakarta) bereaksi terhadap
peristiwa di luar kegiatan ekonomi yang memiliki skala nasional.
Peristiwa 27 Juli 1996 yang merupakan peristiwa murni politik dipandang para
pelaku pasar memiliki dampak ekonomis, yang sebelumnya sama sekali tidak
diduga oleh pelaku pasar. Dari hasil analisa uji beda dua rata-rata yang dilakukan,
tampak bahwa variabel harga saham (yang dicerminkan oleh rata-rata return yang
diterima oleh investor) secara cepat menyesuaikan dengan perkembangan yang
terjadi, sehingga secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar
rata-rata return sebelum dan sesudah peristiwa.
Selain itu, Handoko dan Saprono (2017) yang mencoba meneliti sentimen investor
terhadap peristiwa terorisme berbasis fundamental perusahaan dengan
menggunakan studi pada peristiwa serangan bom sarinah 14 Januari 2016
menemukan bahwa terdapat sentimen negatif atas peristiwa tersebut, bahkan
terjadi over reaction pada kelompok perusahaan dengan fundamental kurang baik.
Maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
26
Hipotesis 1: Terdapat kandungan informasi dari peristiwa terorisme di
Surabaya tanggal 13 Mei 2018 yang menghasilkan abnormal return yang
signifikan.
2. Hubungan Antara Peristiwa Penting Nasional dan Aktivitas VolumePerdagangan
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Islami dan Sarwoko (2012) yang
meneliti reaksi pasar modal Indonesia terhadap pergantian menteri keuangan
menunjukkan hasil Trading Volume Activity yang signifikan pada saat
penandatangan acara, Hal ini menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap
peristiwa penting nasional.
Selain itu, Luhur (2010) yang meneliti reaksi pasar modal Indonesia seputar
pemilu 8 Juli 2009 pada Saham LQ45 juga telah membuktikan bahwa pasar
menunjukkan perbedaan signifikan baik dalam bentuk negatif dan positif. Hal ini
mengindikasikan bahwa pasar modal Indonesia sedikit sensitif terhadap peristiwa
politik yang merupakan salah satu peristiwa penting nasional. Mengadaptasi dari
penelitian-penelitian tersebut, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis 2: Terdapat perbedaan signifikan pada aktivitas volume
perdagangan di Bursa Efek Indonesia setelah peristiwa terorisme di
Surabaya tanggal 13 Mei 2018.
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian studi peristiwa (event study). Event
study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu
peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman
(Jogiyanto, 2000). Studi peristiwa bertujuan untuk mengetahui reaksi pasar
atas terjadinya peristiwa tertentu, baik peristiwa ekonomis, politis, sosial,
maupun peristiwa lainnya. Studi peristiwa dilakukan ketika seorang
peneliti berusaha mencari tahu apakah suatu peristiwa memiliki
kandungan informasi atau tidak, apakah peristiwa yang terjadi itu
mengakibatkan pasar bereaksi, baik reaksi positif atau negatif (Sukirno,
2003).
Walaupun event study memiliki jangkauan yang luas, namun sebagian
besar dari penelitan-penelitian yang ada hanya meneliti hubungan antara
harga saham dengan peristiwa ekonomi, namun pada beberapa tahun
terakhir telah banyak dilakukan event study terhadap peristiwa-peristiwa di
luar masalah-masalah ekonomi.
Seiring dengan perkembangan pasar modal, penelitian event study yang
mengambil peristiwa-peristiwa ekonomi seperti: pemecahan saham,
28
pengumuman dividen, merger dan akusisi, dan perubahan undang-undang
perpajakan atau peristiwa-peristiwa ekonomi lainnya, telah pula dilakukan
oleh beberapa peneliti. Selain itu penelitian tentang event study yang
mengambil peristiwa di luar masalah ekonomi juga telah dilakukan
beberapa peneliti diantaranya mengenai masalah politik, ekonomi, sosial,
keamanan, dan masalah lingkungan yang pernah terjadi baik di dalam
maupun di luar negeri. Seperti pelantikan presiden, pergantian menteri
keuangan, berbagai peristiwa politik, dan peristiwa terorisme.
Hal ini yang melandasi penelitian ini yang menganalisis perbedaan
abnormal return dan aktivitas volume perdagangan setelah terjadinya
peristiwa terorisme di Surabaya tahun 2018 dengan mengggunakan sampel
saham perusahaan yang terdaftar di indeks LQ45.
Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis abnormal return pada
penelitian ini menggunakan Market Model. Periode waktu yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 61 hari bursa yang dibagi menjadi dua periode,
yakni periode estimasi (estimation period) dan periode kejadian (event
period). Periode estimasi selama 50 hari, yakni t-55 hingga t-5 sebelum
event date. Periode kejadian selama 11 hari, yaitu terdiri dari 5 hari
sebelum peristiwa (pre-event) yang digunakan untuk mencari rata-rata
abnormal return sebelum peristiwa, 1 hari saat peristiwa (event date), dan
5 hari setelah peristiwa (post-event). Karena tanggal 13 Mei 2018 jatuh
pada hari Minggu (yang bukan hari bursa), maka hari Senin, 14 Mei 2018
diasumsikan sebagai event date. Penentuan event date yang mundur satu
29
hari ini dikarenakan tanggal 13 Mei 2018 adalah hari minggu yang
merupakan hari libur Bursa Efek Indonesia, serta penentuan event date ini
mengacu pada penelitian Suryawijaya dan Setiawan (1998) yang juga
memundurkan event date satu hari setelah peristiwa dikarenakan event
date yang sesungguhnya terjadi pada hari libur Bursa Efek Indonesia.
Gambar jendela peristiwa (event window) adalah sebagai berikut:
Estimation Period Event Period
t-55 t-5 t0 t+5
Keterangan:
t-55 :Estimation Period yaitu periode estimasi t-55 hingga t-5 sebelumevent date, digunakan untuk dasar perhitungan expected return.
t-5 :periode sebelum peristiwa terorisme, yaitu 5 hari sebelumperistiwa, digunakan untuk menghitung rata-rata abnormal returnsebelum peristiwa.
t0 :event date yaitu saat peristiwa terorisme terjadit+5 :periode setelah peristiwa terorisme, yaitu 5 hari setelah peristiwa.
Penentuan event window tersebut diharapkan pasar telah bereaksi penuh
dan dapat dilihat kecepatan reaksinya. Pengambilan periode ini dilakukan
untuk menghindari efek pengganggu (confounding effect) dari adanya
peristiwa lainnya yang akan memberikan pengaruh secara signifikan pada
hasil penelitian.
30
B. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
adalah data yang diperoleh dari sumber lain untuk tujuan lain. Sumber data
dikumpulkan dari hasil peninjauan terhadap sumber-sumber data secara
langsung dari website www.idx.co.id, finance.yahoo.com, website masing-
masing perusahaan yang menjadi sampel dan publikasi lain yang memuat
informasi yang relevan dalam penelitian ini. Jenis data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Daftar perusahaan yang menjadi sampel, yaitu saham yang
tergabung dalam Indeks LQ45 dan tidak melakukan aksi korporasi
lain saat periode pengamatan.
b. Harga saham harian sampel untuk tiap-tiap jenis saham pada
periode pengamatan.
c. IHSG harian pada periode pengamatan.
d. Volume perdagangan saham harian selama periode pengamatan.
e. Jumlah saham beredar pada periode pengamatan.
f. Jenis sektor usaha yang dilakukan masing-masing perusahaan
yang menjadi sampel penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang dipergunakan untuk
mendapatkan informasi yang kemudian dikumpulkan sebagai
penelitian. Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara:
31
a. Teknik Dokumentasi
Pengumpulan data dengan metode ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan data-data atau dokumen-dokumen yang berupa
catatan dan informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Data yang dikumpulkan merupakan data saham dan dicatat
berdasarkan peristiwa sebelum dan sesudah peristiwa terorisme
tanggal 13 Mei 2018.
b. Studi Pustaka
Teknik pengumpulan data dengan cara mengkaji teori yang
diperoleh dari literatur, buku, jurnal, internet, dan hasil penelitian
terdahulu yang berhubungan dengan konsep dan permasalahan
yang diteliti. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi yang
lebih luas mengenai permasalahan yang diteliti.
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham biasa yang listed di
Bursa Efek Indonesia bulan Mei 2018. Jumlah emiten yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia hingga Mei 2018 terdapat 580 perusahaan.
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam
pengambilan sampelnya, yaitu teknik untuk menentukan sampel
penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar
data yang diperoleh nantinya bisa lebih representative (Sugiyono, 2010).
Tujuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah agar ukuran sampel
yang diambil dapat mewakili seluruh populasi.
32
Sedangkan sampel yang digunakan adalah saham dari perusahaan yang
terdaftar dalam LQ45 di Bursa Efek Indonesia selama periode
pengamatan yaitu periode Februari hingga Mei 2018. Alasan
digunakannya saham tersebut didasarkan data 45 saham dalam indeks
LQ45 dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. Dengan
kapitalisasi pasar yang paling besar yang diraih 45 saham tersebut, maka
saham-saham tersebut merupakan saham yang aktif diperdagangkan di
bursa (bukan saham tidur) serta merupakan saham-saham yang tergolong
likuid. Dengan demikian, maka menurut peneliti sampel yang diambil
dapat mewakili populasi pasar secara keseluruhan.
Kriteria lain yang diambil sebagai sampel adalah perusahaan yang
tergabung dalam Indeks LQ45 yang tidak melakukan aksi korporasi
selama periode pengamatan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil
yang hanya berfokus pada peristiwa terorisme dan bukan peristiwa lain
yang mempengaruhi hasil penelitian.
E. Pengukuran Variabel
1. Abnormal Return
Abnormal return (return tidak normal) atau excess return merupakan
kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return
normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang
diharapkan oleh investor). Dengan demikian abnormal return adalah
selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return
ekspektasi (Jogiyanto, 2000).
33
Tabel 2. Rumus Abnormal Return
Langkah-langkah Rumus Keterangana. Menghitung return
saham individual = − ( ) -Rit: returnsaham i padaperiode t-Pit: harga sahampenutupanperusahaan ipada periode t-Pit-1: hargasahampenutupanperusahaan ipada periode t-1
b. Menghitung expectedreturn harian saham,menggunakan teknikregresi OLS(Ordinary LeastSquare)
( ) = 1 ++ -E(Rit):returnekspektasisekuritas ke-ipada periodeperistiwa ke-t-Rmt: returnpasar harian- : kesalahanresidu sekuritasi pada periodeestimasi t
c. Menghitung returnpasar harian = − -Rmt: return
pasar padawaktu ke-t-IHSGt: IndeksHarga sahamGabungan harike-t-IHSGt-1:Indeks HargaSahamGabungan ke-t-1
e. Meregresikan returnsaham individualdengan return pasarharian untukmemperoleh alphadan beta
= ( ) − ( )( )( ) − ( )= − ( )
-Y: returnsahamindividual yangsesungguhnyaatau E (Rit)-X: return pasar(Rmt)-n: periodepengamatan
f. Menghitungabnormal return tiapsaham pada periodesebelum dan sesudah
= − ( ) -ARit: AbnormalReturn-Rit: ActualReturn
34
terjadinya peristiwa -E(Rit):ExpectedReturn
g. Menghitung rata-rataabnormal return(AAR)
= ∑ -AARt: averageabnormalreturn-n: sampel-ARit: abnormalreturn sekuritaske-i pada harike-t -n:jumlahperusahaansampel
h. Menghitung standarkesalahan estimasi(SEE: Standard Errorof Estimate) atasabnormal return ataudisebut juga standardeviasi
= ( − ) -S: SEE-R: rata-ratareturn saham Ipada periode t-Ri: returnsaham ke I padaperiode ke tselama periodeestimasi-T1: Jumlahperiodeestimasi
i. Pengujian statistik (t-test) terhadapabnormal returndengan tujuan untukmelihat signifikansiabnormal return yangada di periodeperistiwa
= -AAR: rata-rataabnormalreturn harian-S: SEE
2. Aktivitas Volume Perdagangan
Aktivitas Volume Perdagangan atau Trading Volume Activity (TVA)
merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi
pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas
volume perdagangan di pasar. Ditinjau dari fungsinya, maka dapat
dikatakan bahwa aktivitas volume perdagangan merupakan suatu variasi
dari event study.
35
Perubahan volume perdagangan di pasar modal menunjukkan aktivitas
perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi
investor.
Tabel 3. Rumus Trading Volume Activity
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu pengujian
statistik deskriptif yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010). Uji statistik
deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran
atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean)
Langkah-langkah Rumus Keterangana. Menghitung TVA tiap
perusahaan selamaperiode penelitian
b. Menghitung rata-rataTVA masing-masingperusahaan sampelpada periode sebelumdan sesudah peristiwa.(Foster, 1986; Yusuf,dkk., 2009)
= ∑ ℎ= ∑ ℎℎ-TVAit =tradingvolumeactivitysekuritas ke-ipada periode-j-T= lamanyaperiode (5hari sebelumdan sesudahperistiwa)
= ∑ ℎ∑ ℎ
36
mengenai pergerakan abnormal return dan volume perdagangan saham
selama periode penelitian.
1. Uji Normalitas
Salah satu asumsi penggunaan statistik parametrik adalah adanya
asumsi normalitas data, dalam artian uji normalitas ini bertujuan untuk
menguji kenormalan data dalam suatu model regresi, variabel
pengganggu atau residual dari regresi tersebut terdistribusi normal
atau tidak. Jika asumsi ini dipenuhi, maka nilai residual dari analisis
akan berdistribusi normal. Salah satu pengamatan untuk mendeteksi
normalitas data adalah dengan mengamati nilai residual dari regresi
yang dilakukan, cara lainnya adalah dengan melihat distribusi masing-
masing variabel yang diujikan. Walaupun normalitas suatu variabel
tidak selalu diperlukan dalam analisis, akan tetapi hasil uji statistik
akan lebih baik ketika semua variabel dalam keadaan berdistribusi
normal (Ghozali, 2013).
Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan sesuai dengan alat
bantu SPSS for Windows, maka digunakan uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test untuk mengetahui masing-masing variabel
terdistribusi normal atau tidak. Dengan tingkat signifikansi 0,05 maka
dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013):
a) Jika Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal.
b) Jika Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data tidak berdistribusi
normal.
37
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji beda dua rata-rata
yang berhubungan yakni uji paired sample t-test dengan software
SPSS versi 22, yaitu dengan membandingkan rata-rata trading volume
activity dan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa
terorisme di Surabaya Tanggal 13 Mei 2018. Pengujian-t untuk dua
sampel yang berhubungan adalah menguji beda rata-rata berpasangan
antara dua sampel dan untuk pengujian parametrik (Hartono, 2016).
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini juga melakukan uji lain untuk
melihat nilai signifikan abnormal return saham dan aktivitas volume
perdagangan setelah peristiwa yaitu dengan melakukan uji-t satu
sampel (One Sample t-test).
Uji-t Satu Sampel merupakan teknik analisis untuk membandingkan
satu variabel bebas. Pengujian beda rata-rata yang menggunakan satu
sampel mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah sampel tersebut
berasal dari suatu populasi tertentu. Uji t digunakan untuk menentukan
perbedaan signifikan secara statistik antara nilai rata-rata suatu
distribusi sampel (X) dengan parameter populasinya (μ) yang bertipe
parametrik (Jogiyanto,2015). Dalam pengujian hipotesis dengan
menggunakan metode ini, asumsi normalitas data harus terpenuhi.
Kedua sampel harus memiliki tingkat normalitas lebih dari 0,05 untuk
kemudian dapat diuji dengan uji t satu sampel (One Sample t-Test).
62
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian statistik yang telah dilakukan terhadap kedua
variabel yaitu abnormal return dan aktivitas volume perdagangan, maka
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Abnormal return saham harian sesudah peristiwa menunjukkan hasil
yang signifikan beberapa hari setelah peristiwa, yaitu pada t0, t+1, t+2,
dan t+4. Apabila dilihat dari cumulative abnormal return selama lima
hari setelah peristiwa, maka hasilnya berupa negatif abnormal return
yang signifikan secara statistik. Hal ini dapat terjadi karena adanya
nilai expected return yang negatif yang dipengaruhi oleh return pasar
yang negatif selama beberapa hari setelah peristiwa. Hal ini berarti
bahwa adanya peristiwa terorisme memiliki kandungan informasi yang
turut mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Namun
reaksi ini hanya berlangsung sesaat, karena pada hari ketiga dan
kelima menunjukkan hasil yang tidak signifikan yang menandakan
pasar mulai beroperasi normal seperti sebelum terjadinya peristiwa.
63
2. Aktivitas volume perdagangan yang menurun pada t+2 dan t+3
menunjukkan adanya reaksi dari para investor untuk melakukan
aktivitas perdagangan di pasar modal. Selain itu, pengujian statistik
yang dilakukan setelah peristiwa menunjukkan reaksi yang signifikan.
Adanya reaksi pasar yang melonjak pada t+4 dan t+5 membuktikan
bahwa para investor mempertimbangkan aspek keamanan negara
untuk melakukan transaksi di pasar modal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya abnormal return dan
aktivitas volume perdagangan yang signifikan pasca terjadinya peristiwa
terorisme di Surabaya tanggal 13 Mei 2018. Secara keseluruhan dapat
ditarik kesimpulan bahwa reaksi pasar modal dari adanya peristiwa
terorisme hanya terjadi pada beberapa hari setelah peristiwa. Investor
memang mengurangi aktivitas mereka di pasar modal namun tidak
berlangsung lama. Selain itu, kecepatan informasi yang diterima investor
melalui berbagai media dapat mempengaruhi investor dalam mengambil
keputusan dalam berinvestasi. Kecepatan pemerintah dalam mengamankan
situasi pasca peristiwa terorisme juga turut membantu pasar modal dalam
menstabilkan kembali aktivitas di pasar modal. Semakin cepat pemerintah
memastikan keadaan negara yang aman, semakin cepat pula pasar modal
kembali dalam keadaan semula.
64
B. Saran
Untuk penelitian selanjutnya, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut:
1. Disarankan untuk penelitian selanjutnya memperpanjang periode
estimasi sehingga hasil penelitian dapat lebih akurat.
2. Perluasan sampel yang menggunakan saham perusahaan berdasarkan
IHSG sehingga hasilnya dapat digeneralisasikan ke semua sektor
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Disarankan melakukan perhitungan estimasi abnormal return dengan
menggunakan model estimasi lain selain market model.
C. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Periode estimasi hanya 50 hari yang relatif lebih singkat dibandingkan
penelitan lain yang menggunakan periode estimasi lebih lama.
2. Perhitungan dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata sehingga
terdapat kemungkinan efek saling menghilangkan dengan adanya nilai
positif dan negatif yang mempengaruhi hasil penelitian secara
keseluruhan.
3. Adanya data outlier yang dihapus sehingga memungkinkan adanya
bias dari hasil penelitian.
4. Periode pengamatan setelah peristiwa terlalu singkat sehingga kurang
dapat menunjukkan lamanya pengaruh peristiwa terorisme.
DAFTAR PUSTAKA
Afik. Lahav. Zweig. 2016. “Stock Market Response to pro-active action”. Studiesin Economic and Finance Vol.33. Issue:1, pp.91-105
Arde,M.H.D. Kesuma,K.W. 2017. “Studi Peristiwa Tragedy Sarinah TerhadapPasar Modal Indonesia”. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, Vol.6No.6 2017 : 3080-3110. ISSN: 2302-8912
Cooper, D R. and Emory, C W., 1995, Business Research Methods, 5th edition,Richard D. Irwin Inc.
Darmadji,T. Fakhruddin, HM. 2006. Pasar Modal Di Indonesia PendekatanTanya Jawab (Edisi kedua). Jakarta: Salemba Empat
Fakhruddin, M. dan M.S. Hadianto.2001. Perangkat dan Model Analisis Investasidi Pasar Modal. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Fama. Eugene,F. 1991. Efficient Capital Market 11. Journal of Finance(Desember); 1575-1671.
Foster, George. 1986. Financial Statement Analysis. Second Edition. Singapore:Prentice
Ghozali, Imam. 2013. Statistik Non Parametrik. Semarang: Badan PenerbitUNDIP
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariete. Semarang: Badan PenerbitUNDIP
Handoko,W.M. Supramono. 2017. “Sentimen Investor Terhadap PeristiwaTerorisme Berbasis Fundamental Perusahaan (Studi Kasus Pada PeristiwaSerangan Bom Sarinah 14 Januari 2016)”. Jurnal Akuntansi DanKeuangan Vol.19. no.2. pp 122-132. ISSBN 1441-0288.
Hartono, J. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Keenam.Yogyakarta : BPFE.
Hidayat, M. Taufiq. 2012. “Analisis Reaksi Pasar Modal Indonesia TerhadapPeristiwa Non-Ekonomi ( Studi Kasus Peritiwa Bom JW Marriot/RitzCarlton 17 Juli 2009)”. Media Ekonomi dan Teknologi Informasi Vol.20.No.2 pp.16-32.
Husnan, Suad. 1994. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. EdisiPertama., UPP – AMP YKPN Yogyakarta
Husnan, S. dan Suwarsono,M. 2000. Studi Kelayakan Proyek Edisi ke-4. UnitPenerbit dan Percetakan. Yogyakarta.
Hobbs, Schaupp, Gingrich. 2016. “Terorism, Militarism, and Stock Return”.Journal Of Financial Crime Vol.23 Issue:1. Pp. 70-86.
Islami, Sarwoko. 2012. “Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap PergantianMenteri Keuangan (Event Study Saham Yang Terdaftar Di Bursa EfekIndonesia)”. Modernisasi Vol.8 No.1.
Jogiyanto, H.M. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis Edisi Keenam. BPFE:Yogyakarta
Jogiyanto, H.M. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi 2. BPFE:Yogyakarta.
Luhur. Suryo,. 2010. “Reaksi Pasar Modal Indonesia Seputar Pemilu 8 Juli 2009Pada Saham LQ45”. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol. 14. No,2 pp249-262.
Pratama,G.B. Sinarwati,N.K. Dharmawan,A.S. 2015. “Reaksi Pasar ModalIndonesia Terhadap Peristiwa Politik (Event Study Pada PeristiwaPelantikan Joko Widodo Sebagai Presiden Republik Indonesia Ke-Tujuh)”. E-Journal S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha. Vol.3No.1 Tahun 2015.
Rahmawati,I.K. Pandansari.T. 2016. “Reaksi Pasar Modal Dari Dampak PeristiwaBom Plaza Sarinah Terhadap Abnormal Return Perusahaan LQ45 YangTerdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Riset Akuntansi dan KeuanganIndonesia 1(2).
Suryawijaya,M.A. Setiawan,F.A. 1998. Reaksi Pasar Modal Indonesia TerhadapPeristiwa Politik Dalam Negeri (Event Study pada Peristiwa 27 Juli 1996).Kelola No. 18/VII/1998. ISSN:0853-7046.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukirno, D.S. 2003. Event Study Sebuah Pendekatan Dalam Penelitian Akuntansi.Majalah Informasi. Vol XXXI(1), pp. 102-115.
Tecualu,Melitina. Megge,Rianny. 2010. “Reaksi Pasar Modal Indonesia TerhadapPeristiwa Bom Kuningan Tahun 2009”. Jurnal Ilmiah Manajemen BisnisVol.10. No.1:19-30.
Telumbanua,B.I.K. Sumiyana. 2008. “Event Study: Pengumuman Laba TerhadapReaksi Pasar Modal (Study Empiris BEI 2004-2006)”. Jurnal ManajemenTeori dan Terapan. Th.1 No.3.
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995.
Usman, H. dan Purnomo, 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT BumiAksara
Verawaty. Pratiwi, Restu. 2016. “Fluktuasi Harga Saham Perusahaan ManufakturYang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pasca Tragedi Ledakan BomSarinah”. Jurnal Ilmiah MBiA. Vol.15 No.1.
Widoatmojo, Sawidji. 1996. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Jakarta:Jurnalindo Aksan Grafika
Yusuf, Sri Dewi, A. Djazuli, dan H.M.H. Susanto.2009. Analisis Reaksi Investorterhadap Pengumuman Right Issue di Bursa Efek. Wacana.Vol. 12(4), pp.792-814.
https://www.ekonomi.kompas.com
https://www.tirto.id
www.idx.co.id