analisis pengaruh penerapan prinsip prinsip good governance terhadap kinerja rumah sakit umum daerah...
TRANSCRIPT
-
77
BAB IV
ANALISIS PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar
4.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar
Sebelum Perang Dunia ke II, RSUD Dr. Saiful Anwar (pada waktu itu
bernama Rumah Sakit Celaket) merupakan rumah sakit militer KNIL yang pada
pendudukan Jepang diambil alih oleh Jepang dan tetap digunakan sebagai rumah
sakit militer. Pada saat perang kemerdekaan RI, Rumah Sakit Celaket dipakai
sebagai rumah sakit tentara, sementara untuk rumah sakit umum digunakan
Rumah Sakit Sukun yang ada dibawah Kotapraja Malang pada saat itu. Tahun
1947, karena keadaan bangunan yang lebih baik, serta untuk kepentingan militer,
Rumah Sakit Sukun diambil alih oleh tentara pendudukan dan dijadikan rumah
sakit militer, sedangkan Rmah Sakit Celaket dijadikan sebagai rumah sakit umum.
Pada tanggal 14 September 1963, Yayasan Perguruan Tinggi Jawa Timur
(IDI) membuka Sekolah Tinggi Kedokteran Malang dan memakai Rumah Sakit
Celaket sebagai tempat praktek (berdasar Program Kerjasama STKM RS Celaket
tanggal 23 Agustus 1969). Tanggal 2 Januari 1974, dengan Surat Keputusan
Menteri pendidikan dan Kebudayaan RI No.001/0/1974, Sekolah Tinggi
Kedokteran Malang dijadikan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya malang
dengan Rumah Sakit Celaket sebagai rumah sakit tempat praktek.
Pada tanggal 12 November 1979, oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Jawa Timur, Rumah Sakit Celaket diresmikan sebagai Rumah Sakit Umum
-
78
Daerah Dr. Saiful Anwar. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
51/Menkes/SK/II/1979 tanggal 22 Februari 1979, menetapkan RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang sebagai Rumah Sakit Rujukan Tipe B. Kemudian pada tahun
1981, Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar ditetapkan sebagai Rumah Sakit
Tipe B Pendidikan.
Sejak tahun 2007 sampai dengan sekarang, Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Saiful Anwar mengalami kenaikan status menjadi Rumah Sakit Tipe A
Pendidikan milik Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Dengan kenaikan status ini,
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar menjadi ruamh sakit pusat rujukan
Jawa Timur bagian selatan. Kenaikan status rumah sakit ini ditetapkan dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 673/Menkes/SK/VI/2007. Setelah naik
status, RS Saiful Anwar berkomitmen untuk terus meningkatkan mutu pelayanan
dan profesionalisme tim medis untuk menyambut pasar global.
4.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar
Visi merupakan pandangan ke depan yang ingin dicapai. Oleh karena itu,
perlu dipahami, dihayati, diamalkan oleh semua yang terlibat dalam
penyelenggaraan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar
Malang. Dalam melaksanakan kegiatan selalu mengupayakan adanya peningkatan
mutu pelayanan, oleh karena itu setiap kebijakan di RSUD Dr. Saiful Anwar
selalu dikaitkan dengan visi rumah sakit. Adapun visi RSUD Dr. Saiful Anwar.
Visi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar adalah Menuju
Rumah Sakit Berstandar Global Tahun 2010.
-
79
Adapun misinya adalah:
1. Mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat melalui pelayanan
kesehatan berstandar internasional
2. Meningkatkan daya saing rumah sakit melalui pelayanan unggulan.
3. Meningkatkan profesionalisme SDM sesuai kompetensi bidang tugas.
4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan penelitian
kesehatan
5. Mewujudkan pengelolaan rumah sakit yang mandiri.
4.1.3 Kegiatan Usaha RSUD Dr. Saiful Anwar
RSUD Dr. Saiful Anwar memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai
berikut:
a. Pelayanan medis spesialis dan subspesialis
Adapun jenis pelayanan medis spesialis dan subspesialis dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.1 Jenis Pelayanan Medis Spesialis dan Subspesialis
NO JENIS SPESIALIS JML. SUBSPESIALIS 1. Penyakit Dalam 6 2. Kardiologi 5 3. Paru 6 4. Bedah 23 5. IKA 14 6. Obgyn 5 7. THT 10 8. Mata 8 9. Kulit & Kelamin 6 10. Neurologi 5 11. Psikiatri -
-
80
12. Gigi & Mulut 7 13. Anaestesi 6 14. Kedokteran Forensik - 15. Rehabilitasi Medik 5 16. Radiologi 9 17. Patologi Klinik 14 18. Patologi Anatomi 2 19. Microbiologi 5 20. Parasitologi 8
(Sumber:RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)
b. Pelayanan kesehatan rawat jalan/poliklinik
Adapun pelayanan kesehatan untuk rawat jalan atau poliklinik dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Pelayanan Rawat Jalan/Poliklinik
NO POLIKLINIK JUMLAH HARI BUKA 1. Penyakit Dalam 5 hari/ minggu 2. Kardiologi 5 hari/ minggu 3. Paru 5 hari/ minggu 4. Bedah 5 hari/ minggu 5. Anak 5 hari/ minggu 6. Obgyn 5 hari/ minggu 7. Syaraf 5 hari/ minggu 8. Jiwa 5 hari/ minggu 9. Kulit & kelamin 5 hari/ minggu 10. THT 5 hari/ minggu 11. Mata 5 hari/ minggu 12. Gigi & Mulut 5 hari/ minggu 13. Umum 5 hari/ minggu 14. Komplementer 5 hari/ minggu 15. Gizi 5 hari/ minggu 16. Rehabilitasi Medik 5 hari/ minggu
(Sumber:RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)
c. Pelayanan Penunjang Medis
- Radiodiagnostik & Radiotherapy
- Kedokteran Forensik
-
81
- Laboratorium Sentral (Patologi Klinik, Mikrobiologi, Parasitologi)
- Rehabilitasi Medik
- Laboratorium Patologi Anatomi
- Laundry & Sterilisasi Sentral
- Farmasi
- Gizi
4.1.4 Lokasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar terletak ditengah-tengah
Kodya Malang tepatnya di Jalan Jaksa Agung Suprapto No. 2 Malang, yang
merupakan lokasi strategis yang mudah dijangkau oleh masyarakat baik
masyarakat sekitar maupun masyarakat dari luar kota. Rumah sakit ini didirikan
diatas lahan seluas 84.106,60 m2, dengan pembagian pemanfaatan lahan sebagai
berikut:
- Luas bangunan lantai I-V : 89.384,87 m2
- Luas jalan aspal/tempat parkir : 17.436,03 m2
- Luas saluran air/got/pagar : 1.813,11 m2
- Luas taman : 6.214,39 m2
4.1.5 Tujuan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar
1. Tujuan Umum
Tujuan umum Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar adalah:
-
82
a. Tercapainya derajat kesehatan mesyarakat yang optimal bagi daerah
Malang dan sekitarnya, dengan menyelenggarakan pelayanan yang
meliputi upaya penyembuhan, pemulihan kesehatan, dan pencegahan
penyakit.
b. Menjadi pusat rujukan wilayah malang dan sekitarnya
c. Menjadi pusat pendidikan dan atau latihan bagi tenaga dokter dan
tenaga dokter spesialis serta tenaga kesehatan lainnya.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar adalah:
a. Terselenggarannya pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang
kesehatan dengan mutu, cakupan dan efisiensi yang tinggi yang
selanjutnya dapat semakin meningkatkan pelayanan bagi pengguna
jasa rumah sakit serta masyarakat sekitarnya, dan berfungsi sebagai
lembaga yang sifatnya socio economic.
b. Berfungsinya organisasi rumah sakit yang didukung oleh mantapnya
tata laksana di setiap satuan kerja.
c. Terlaksananya proses manajemen yang berdaya guna dan berhasil
guna serta dilandasi oleh falsafah, misi, dan etika rumah sakit.
d. Mantapnya sistem informasi kesehatan yang berfungsi secara baik
serta ditunjang oleh data yang akurat, relevan, dan lengkap.
-
83
e. Tercukupinya jumlah SDM yang didukung oleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang memadai serta ditunjang oleh sarana
prasarana dan dana yang cukup.
4.1.6 Status dan Wilayah Rujukan RSUD Dr. Saiful Anwar
RSUD Dr. Saiful Anwar adalah Rumah Sakit Umum Kelas A milik
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan Perda Nomor 23 Tahun
2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Provinsi Jawa Timur,
RSUD Dr.Saiful Anwar ditetapkan sebagai unsur penunjang Pemerintah Provinsi
setingkat dengan Badan, yang menyelenggarakan sebagian urusan dibidang
pelayanan kesehatan. Dipimpin oleh seorang kepala yang disebut Direktur, berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
Berdasarkan Perda Jawa Timur No.11 tahun 2008 tanggal 21 Agustus
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja rumah sakit Provinsi Jawa Timur status
kelembagaan RSUD dr.Saiful Anwar ditetapkan sebagai lembaga teknis daerah
setingkat badan dengan struktur organisasi struktural teridiri dari Direktur , 4
Wakil Direktur, 7 Bidang dengan 14 seksi dan 3 Bagian dengan 9 Sub Bagian.
Sedangkan organisasi non struktural terdiri dari 24 organisasi Staf Medis
Fungsional dan 21 Instalasi. Disamping itu terdapat beberapa Komite yang
membantu tugas-tugas Direktur.
RSUD Dr. Saiful Anwar adalah Rumah Sakit kelas A berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 673/Menkes/SK/VI/2007 pada bulan April
2007. Saat ini selain sebagai wahana pendidikan kepaniteraan klinik madya
-
84
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya juga program pendidikan dokter
spesialis (PPDS I) Bedah, IPD, OBG, IKA, Paru, Jantung, Mata, THT, Patologi
Klinik, Emergency Medicine, Kulit Kelamin, Neurologi, dan Radiologi.
Sampai saat ini, beberapa institusi pendidikan baik pemerintah maupun
swasta yang bekerja sama dengan RSUD Dr. Saiful Anwar antara lain Program
Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), Dokter Umum, FPMIPA, Program D IV
Gizi, Akademi Perawatan, Akademi Gizi, Sekolah Perawat Kesehatan Program
Pendidikan Bidan, SMKA, dan lain-lain.
Sejak Maret tahun 2000, RSUD Dr. Saiful Anwar Malang terakreditasi
penuh untuk 12 jenis pelayanan. Pada tahun 2005 terakreditasi penuh tingkat
lengkap untuk 16 jenis pelayanan berlaku 1 Februari tahun 2005 s/d 1 Februari
tahun 2008 dan diperbarui dengan setifikat ISO 9001 : 2000 yang berlaku 18 Juni
2008 s/d 18 Juni 2009 dan telah diperbarui dengan sertifikat ISO 9001 : 2008.
Wilayah rujukan RSU Dr.Saiful Anwar meliputi 10 (sepuluh ) wilayah
kota/kabupaten, yaitu, Kota/Kabupaten Malang, Kota Batu, Kota/Kabupaten
Pasuruan, Kota/Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang dan Kota/
Kabupaten Blitar. Adapun jumlah penduduk pada wilayah rujukan adalah:
-
85
Tabel 4.3 Penduduk Wilayah Rujukan
No Kota / Kabupaten Jumlah Penduduk Luas
(km2 ) Kepadatan
(Jiwa / km2) 1. Kota Malang 779.002 110,06 7.078 2. Kabupaten Malang 2.393.959 2.979,41 804 3. Kota Batu 185.467 92,78 1.999 4. Kota Pasuruan 182.072 35,29 5.159 5. Kabupaten Pasuruan 1.464.297 1.150,75 1.272 6. Kota Probolinggo 205.490 56,66 3.627 7. Kabupaten Probolinggo 1.059.322 1.599,03 662 8. Kabupaten Lumajang 1.017.839 1.790,90 568 9. Kota Blitar 124.944 32,57 3.836
10. Kabupaten Blitar 1.131.222 1.588,79 712 T O T A L 8.543.614 9.436,24 905
(Sumber: RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)
4.1.7 Struktur Organisasi RSUD Dr. Saiful Anwar
Struktur organisasi merupakan susunan hubungan antar bagian, komponen
dan posisi dalam suatu organisasi yang membuat pembagian kerja, wewenang dan
tanggung jawab, menunjukkan bagaimana fungsi aktivitas yang berbeda-beda itu
dihubungkan sampai batas tertentu, tingkat hierarki maupun struktur
wewenangnya. Struktur organisasi ini dibuat agar masing-masing bagian
mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab sehingga kesalahan dapat
dihindari.
Berdasar Perda nomor 23 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Provinsi Jawa Timur status kelembagaan RSUD Dr . Saiful Anwar
ditetapkan sebagai lembaga teknis daerah setingkat badan dengan struktur
organisasi struktural terdiri dari Direktur, 4 Wakil Direktur, 7 Bidang dengan 14
Seksi dan 3 Bagian dengan 9 Sub Bagian. Sedangkan organisasi non struktural
-
86
terdiri dari 24 organisasi Staf Medis Fungsional dan 21 Instalasi. Disamping itu
terdapat beberapa Komite yang membantu tugas-tugas Direktur.
-
87
STRUKTUR ORGANISASI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Instalasi
SMF
Instalasi
Instalasi
SFT
Sub. Bagian Tata
Usaha
Sub. Bagian
Perencanaan
Sub. Bagian
Penerimaan &
pendapatan
Sub. Bagian
Kepegawaian
Sub. Bagian
Anggaran Sub. Bagian
Perbendaha
raan
Sub. Bagian
Hukum,Humas &
Pemasaran
Sub. Bagian
Perlengkapan &
Asset
Sub. Bagian
Akunt &
Verifikasi
Seksi Pendidikan Seksi
Pengembang
Ten. Medik &
KEperawatan
Seksi Penelitian Seksi Pengemb
Ten. Non Medik
Seksi Rekam
Medik
Seksi Evaluasi &
Pelaporan
Seksi Penunjang
Pelayanan
Langsung
Seksi Penunjang
Pelayanan Umum
Seksi Penunjang
Terapi
Seksi Penunjang
Diagnostik
Seksi Pelayanan
Irna & Rawat
Intens &
Pembedahan
Seksi Pelayanan
IRJ & IRD
Seksi Pelayanan
Keperawatan
Seksi Sarana
Tenaga
Keperawatan
BAGIAN
UMUM
BAGIAN
PERENC, &
ANGG.
BAGIAN KEU
& AKUNT
BIDANG
DIKLIT
BIDANG
PENGEMB &
PROFESI
BIDANG
PENUNJANG
MEDIK
BIDANG
PENUNJANG
NON MEDIK
BIDANG RM &
EVALUASI
PELAPORAN
BIDANG
KEPERAWATA
N
BIDANG YAN.
MED.
DIREKTUR
KOMITE-KOMITE SPI
WADIR UMUM &
KEUANGAN
WADIR PEND & PENGEMB.
PROFESI
WADIR PENUNJANG PELAYANAN
WADIR YAN MED &
KEPERAWATAN
-
88
4.1.8 Tugas Pokok Dan Fungsi RSUD Dr. Saiful Anwar
Rumah Sakit Propinsi mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan
secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan
dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
peningkatan, pencegahan dan penyelenggaraan upaya rujukan serta
penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan kesehatan.
Sedangkan fungsi rumah sakit adalah :
a. Penyelenggaraan pelayanan medik
b. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medik dan non medik
c. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan
d. Penyelenggaraan pelayanan rujukan
e. Penyelenggaraan usaha pendidikan dan pelatihan
f. Penyediaan fasilitas dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
pendidikan bagi calon dokter, dokter spesialis, subspesialis dan tenaga
kesehatan lainnya
g. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kesehatan
h. Penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan
4.2 Lingkungan Internal RSUD Dr. Saiful Anwar
4.2.1 Ketenagaan RSUD Dr. Saiful Anwar
Jumlah tenaga yang terbatas serta banyaknya tenaga yang akan menjalani
pensiun merupakan kendalan tersendiri dalam pengelolaan dan pemberdayaan
tenaga terutama untuk tenaga medis dan paramedis. Data keadaan tenaga yang
-
89
menggambarkan kompleksitas pengelolaan tenaga seperti tercantum dalam tabel
dibawah ini :
Tabel 4.4 Ketenagaan Menurut Jenis dan Status Tenaga
No JENIS TENAGA PNSD DIKNAS HR PTT DPK JUMLAH 1. Medis 133 75 7 11 9 235 2. Paramedis
Perawatan 568 0 227 0 0 795
3. Paramedis Non Perawatan 170 5 32 0 0 207
4. Pekarya Kesehatan 220 0 13 0 0 233
5. Non Medis : 455 4 127 0 0 586
Total 1.546 84 406 11 9 2.056 (Sumber: RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)
Dari sisi kuantitas/jumlah tenaga dapat dilihat perkembanganya seperti
tercantum dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.5 Perkembangan Ketenagaan
No. Jenis Tenaga Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
1. Tenaga Medis - Dokter Spesialis - Dokter Gigi Spesialis - Dokter Umum - Dokter Gigi
171 9
30 10
178 8
34 11
187 9 30 9
2. Tenaga paramedis - Paramedis Perawatan - Paramedis non
perawt.
679 173
707 183
795 207
3. Tenaga Pek. Kesehatan 246 241 233 4. Tenaga Non Medis 532 542 586 T o t a l 1.850 1904 2.056
(Sumber: RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)
-
90
Dari kedua tabel tersebut diatas dapat diperoleh gambaran bahwa :
a. Jumlah tenaga PNS dari tahun ketahun mengalami peningkatan, karena
adanya pengangkatan dari tenaga kontrak menjadi CPNS dan PNS.
b. Jenis tenaga sangat heterogen, mulai dari tenaga dokter spesialistik,
dokter umum, dokter gigi, paramedis perawatan, paramedis non
perawatan, pekarya kesehatan dan tenaga administrasi.
c. Status kepegawaian juga sangat beragam mulai dari PNSD, PNS
Diknas, PTT dan tenaga kontrak.
d. Jumlah tenaga kontrak yang ada saat ini sebesar 19,75 % dari jumlah
seluruh tenaga yang sebagian besar adalah tenaga perawat.
Dari analisis sumberdaya manusia tersebut diatas, maka masalah utama
dalam pengelolaan tenaga adalah pemenuhan kuantitas dan peningkatan
profesionalisme semua tenaga yang ada di rumah sakit mengingat RSU.Dr.Saiful
Anwar telah ditetapkan menjadi rumah sakit kelas A. Pemenuhan kuantitas tenaga
saat ini tidak bisa lagi dengan mengangkat tenaga kontrak, karena peraturan
pemerintah melarang hal tersebut. Jalan keluarnya adalah penambahan formasi
tenaga PNS, yang dengan sendirinya hal ini sangat tergantung dari kebijakan
pemerintah.
4.2.2 Jam Kerja dan Jenis Cuti pada RSUD Dr. Saiful Anwar
Jam kerja yang diberlakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar adalah sebagai
berikut:
-
91
Tabel 4.6 Jam Kerja
Hari Jam Kerja Senin s/d Kamis 07.00 - 15.00 WIB
Jumat 07.00 - 14.30 WIB
(Sumber : RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)
Adapun jenis cuti yang diberlakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar adalah
cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti bersalin, cuti alasan penting, dan cuti
diluar tanggungan negara.
4.2.3 Sistem Penggajian RSUD Dr. Saiful Anwar
Jenis ketenagaan di RSUD Dr. Saiful Anwar terdiri dari PNSD, DIKNAS,
Dinas P&K, Honorer dan Pegawai Tidak Tetap. Sistem penggajian untuk tenaga
PNSD, DIKNAS dan DPK langsung dari pemerintah propinsi yang ditransfer
melalui bank, sedangkan untuk tenaga honorer dan pegawai tidak tetap pembagian
gaji langsung dari RSUD Dr. Saiful Anwar karena mereka dipekerjakan oleh
pihak rumah sakit sesuai dengan masa kerja yang telah disepakati bersama.
4.2.4 Program di RSUD Dr. Saiful Anwar
Disamping melakukan jasa pelayanan medis, RSUD Dr. Saiful Anwar
juga sedang melaksanakan beberapa program, antara lain:
1. Pusat Pelayanan Kegawat Daruratan
Bekerjasama dengan Singapore International Fundation (SIF) telah
dilaksanakan pengembangan Instalasi Rawat Darurat sebagai pusat
pelayanan kegawat daruratan di kota Malang dengan pembentukan
-
92
jaringan rujukan dan pelatihan-pelatihan kegawat daruratan baik kepada
masyarakat maupun institusi lainnya antara lain: Pelatihan Basic Trauma
Life Support & Advance Trauma Life Support, Basic Cardiac Life
Support. Disamping itu IRD juga dilengkapi dengan 4 (empat) ambulance
kegawat daruratan (ambulance 118). Adapun untuk peningkatan pelayanan
komunikasi medik telah mendapatkan bantuan dari Depkes RI seperangkat
peralatan radio medik. Pada tahun 2004 telah dinyatakan lulus dalam
penerapan manajemen mutu sesuai standart ISO 9001 : 2000.
2. Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi
Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi ( RSSIB ) bertujuan meningkatkan
mutu pelayanan Ibu dan Bayi secara terpadu dalam upaya menurunkan
angka kematian ibu dan angka kematian bayi khususnya angka kematian
perinatal, melalui :
a. Peningkatan fungsi RSSA sebagai RS rujukan agar dapat memberikan
pelayanan yang berkualitas terhadap semua kehamilan resiko tinggi
maupun kasus-kasus rujukan ibu melahirkan.
b. Penerapan pedoman peningkatan mutu pelayanan ibu dan bayi berupa
10 langkah menuju perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan
paripurna.
3. Dokter Brigade Siaga Bencana (BSB)
Dalam rangka kesiapsiagaan penanggulangan bencana, RSU Dr. Saiful
Anwar mendapatkan bantuan tenaga Dokter Brigade Siaga Bencana (BSB)
-
93
berstatus PTT sebanyak 13 orang yang ditempatkan di Instalasi Rawat
Darurat (IRD). Dokter BSB sewaktu-waktu siap dimobilisasi untuk
menanggulangi akibat bencana, disamping itu dokter BSB juga
memberikan pelatihan kepada dokter-dokter Puskesmas, Mahasiswa,
Pelajar, kalangan industri dan masyarakat umum untuk kesiapsiagaan
penanggulangan bencana.
4. PKRS
Untuk memacu kegiatan PKRS, dilakukan stratifikasi pelaksanaan
kegiatan PKRS di masing-masing satuan kerja untuk masukan bagi
perencanaan pembinaan selanjutnya.
5. Pelayanan Administrasi Terpadu (PAT)
Dengan telah tersentralnya pelayanan rawat jalan dalam 1 (satu) lokasi
bangunan, maka untuk kemudahan dan kecepatan pelayanan kepada pasien
diselenggarakan pelayanan administrasi terpadu yang meliputi :
- Pelayanan Informasi
- Pelayanan pendaftaran Pasien
- Pelayanan keuangan / Askes
- Pelayanan Rekam Medik.
Pelayanan administrasi terpadu ini dilaksanakan dengan memadukan
tempat, tenaga dan system pelayanan.
6. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
Pada tahun 2008 telah dilaksanakan Peningkatan SDM :
- Pendidikan formal sebanyak 51 orang
-
94
o Pendidikan lanjutan sejumlah 48 orang
o Mulai Pendidikan sejumlah 3 orang
- Kursus Job Training yang terdiri dari :
o Teknis Fungsional di RSSA sebanyak 318 orang
o Teknis Fungsioal diluar RSSA sebanyak 858 orang
Kegiatan dalam rangka peningkatan SDM tersebut antara lain pendidikan
& penelitian, study banding, seminar, lokakarya, symposium, semiloka
dan lain-lain.
7. Sertifikasi ISO 9001 : 2000 dan Clinical Governance
RSU Dr. Saiful Anwar adalah Rumah Sakit Kelas A milik Pemerintah
Provinsi Jawa Timur, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan telah
melaksanakan standarisasi pelayanan melalui manajemen mutu ISO 9001 :
2000 yang dimulai sejak tahun 2004 untuk pelayanan rawat darurat, tahun
2005 untuk pelayanan rawat jalan dan pada tahun 2006 seluruh pelayanan
rumah sakit telah tersertifikasi ISO 9001 : 2000 termasuk clinical
governance dalam rangka patient safety,diperbarui dengan IS 9001 : 2008
untuk 16 pelayanan corporate.
8. Revitalisasi Organisasi
Dalam rangka peningkatan pelayanan pada tahun 2008 RSSA
melaksanakan revitalisasi organisasi dengan kegiatan antara lain
melengkapi uraian tugas dan uraian jabatan seluruh satuan kerja di
lingkungan RSSA sesuai dengan PP 41 tahun 2007.
-
95
9. Peningkatan Pelayanan Publik
Dalam rangka peningkatan pelayanan publik di RSSA telah dilaksanakan
kegiatan antara lain :
a. Penyusunan standar pelayanan publik di lingkungan RSSA
b. Penyempurnaan tempat pelayanan pengaduan masy./ layanan informasi
c. Pemantapan sistem penyelesaian pengaduan masyarakat
d. Peningkatan sarana dan prasarana dalam rangka menunjang
kenyamanan pelanggan rumah sakit antara lain penambahan ruang
tunggu, petunjuk arah dan gerakan rumah sakit bersih dan tertib
(GRSBT)
e. Pemantauan/evaluasi kepuasan pelanggan rumah sakit
10. Sistem Informasi Rumah Sakit
Komputerisasi manajemen informasi yang berorientasi pada sistem sudah
menjadi kebutuhan yang penting bagi rumah sakit, mengingat besarnya
sumber daya serta luasnya cakupan pelayanan. Komputerisasi
manajemen informasi dengan LAN (Local Areal Network) dilaksanakan
secara bertahap disesuaikan dengan sumber daya yang ada, saat ini sudah
mencakup sistem informasi keuangan, anggaran, akuntansi, medik
terbatas, ketenagaan, inventory, asset dan tata ruang meskipun belum
secara keseluruhan terpadu.
Sementara itu perbaikan dan penyempurnaan sistem informasi medik,
keuangan, ketenagaan dan inventory tetap diprogramkan bersamaan
-
96
dengan penyempurnaan hardware, software dan braynware sistem
jaringan komputer rumah sakit.
11. Penyehatan Lingkungan
Kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit meliputi kegiatan antara
lain pengelolaan limbah cair dan limbah padat. Untuk limbah cair setiap
bulan dilakukan pemeriksaan oleh laboratorium IPL dan setiap tribulan
diperiksa oleh Laboratorium Jasa Tirta I (PJT I). Hasil dari pemeriksaan
kedua laboratorium tersebut walaupun ada sedikit perbedaan tetapi secara
keseluruhan masih dibawah ambang batas.
Untuk pengelolaan limbah padat dibedakan menjadi dua yaitu sampah
medis dan sampah non medis. Untuk sampah non medis dibuang keluar
rumah sakit bekerja sama dengan Dinas Kebersihan Kota Malang,
sedangkan untuk sampah medis dilakukan pembakaran terlebih dahulu di
incenerator rumah sakit. Kegiatan pembakaran sampah medis inipun tidak
hanya yang berasal dari intern rumah sakit, tetapi juga berasal dari institusi
lain. Sampah medis yang dibakar pada tahun 2009 sebanyak 83.915 kg
yang berasal dari rumah sakit 72.380 kg (86,25 %) sedangkan dari institusi
lain sebanyak 11.535 (13,75 %).
-
97
4.2.5 Keuangan RSUD Dr. Saiful Anwar
Penerimaan Pendapatan (Kas) Rumah Sakit Tahun 2009 dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Penerimaan Pendapatan
No Uraian Target
Tahun 2009 Realisasi Tahun 2009
Rp. % 1. Instalasi Rawat Jalan 2.500.000.000 2.536.645.100 104,47
2. Instalasi Rawat Inap 4.000.000.000 2.809.278.400 70,23
3. Pavilyun 9.000.000.000 7.227.203.400 80,30
4. Bedah Sentral 1.600.000.000 1.551.947.200 97,00
5. Endoscopy 65.000.000 67.717.000 103,26
6. Instalasi Gawat Darurat 2.000.000.000 2.856.320.850 142,82
7. Rehabilitasi Medik 160.000.000 156.389.300 97,74
8. Pathologi Klinik 4.000.000.000 4.664.084.550 116,60
9. Pathologi Anatomi 180.000.000 172.924.050 96,07
10. Radiologi 2.000.000.000 2.354.638.400 117,73
11. Instalasi Gizi 17.500.000 18.863.900 107,79
12. Instalasi Forensik 35.000.000 44.146.450 126,13
13 Instalasi Farmasi 1.500.000.000 1.256.091.625 83,74
14 Ambulance 250.000.000 424.105.000 169,64
15 Askes 15.000.000.000 19.030.972.750 126,87
16 Askes Maskin 27.000.000.000 25.692.729.890 95,16
17 Haemodialisa 300.000.000 291.405.000 97,14
18 Jasa Layanan Lain-lain 2.392.500.000 1.697.538.210 70,95
Jumlah 72.000.000.000 72.852.401.075 101,18 (Sumber: RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)
Sumber dan alokasi pembiayaan rumah sakit dapat dilihat pada tabel
berikut:
-
98
Tabel 4.8 Alokasi Anggaran APBD dan Realisasi Belanja Tahun 2009
No URAIAN ALOKASI REALISASI ( Rp. ) % A Belanja Tidak Lang-
sung 61.484.767.000,00 57.100.425.520,00 92,87
1 Belanja Pegawai 61.317.067.000,00 43.681.188.518,00 71,24 2 Belanja Bunga 167.700.000,00 167.700.000,00 100,00 B Belanja Langsung 134.908.018.365,00 127.986.248.287,70 94,87
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
41.958.521.215,00 39.597.853.725,70 94,37
2 Program Peningkatan disiplin aparatur 243.900.000,00 125.557.000,00 51,48
3 Program pengembangan lingkungan sehat 1.926.602.000,00 1.653.036.725,00 85,80
4
Program pengadaan, peningkatan sarana & prasarana RS / RSJ / RS Paru / RS Mata
18.289.500.000,00 16.953.690.420,00 92,70
5 Program pemeliharaan sarana & prasarana RS / RSJ / RS Paru / RS Mata
5.020.350.000,00 3.933.213.258,00 78,35
6 Program upaya kesehatan perorangan 63.302.803.150,00 61.791.672.419,00 97,61
7
Program manajemen dan kebijakan pembangunan kesehatan
1.832.595.000,00 1.723.915.350,00 94,07
8 Program sumberdaya kesehatan 2.333.747.000,00 2.207.309.390,00 94,58
J u m l ah 196.392.785.365,00 185.086.673.807,70 94,24 (Sumber: RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)
-
99
Sedangkan untuk perkembangan alokasi anggaran dari tahun ke tahun
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Alokasi Anggaran
No Sumber Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 1. APBD (GAJI) 36.258.406.594 47.534.964.000 61.484.767.000 2. APBD (NON GAJI) 85.894.479.622 90.720.167.787 116.618.518.365 3. PARS (SWADANA) 46.000.000.000 52.000.000.000 72.000.000.000 4. APBD (PEMB.) 11.825.000.000 8.000.000.000 18.289.500.000 5. APBN (PEMB.) 6.000.000.000 - 10.000.000.000 Jumlah 139.977.886.216 198.255.131.787 278.392.785.365
(Sumber: RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)
-
100
4.3 Gambaran Umum Responden pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Saiful Anwar
Untuk menganalisis hasil dari penelitian ini, maka data-data hasil
penelitian akan disajikan dalam bentuk tabulasi. Distribusi frekuensi akan disusun
berdasarkan klasifikasi responden, antara lain:
a. Berdasarkan jenis kelamin
b. Tingkat pendidikan
c. Masa kerja
Berikut ini akan disajikan beberapa tabel distribusi frekuensi untuk
memberikan gambaran data diri yang diberikan responden pada kuesioner yang
disebarkan.
1. Data responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.10 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-laki 26 37,14
Perempuan 44 62,86
Jumlah 70 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)
Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak
26 orang atau 37,14% dan jumlah responden perempuan sebanyak 44 orang atau
62,86%. Ini berarti bahwa dalam operasionalnya banyak dibutuhkan tenaga kerja
perempuan.
-
101
2. Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.11 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%) SMA 19 27,14
Diploma 10 14,29
Sarjana 35 50 Pasca Sarjana 6 8,57
Jumlah 70 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)
Dari Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat
pendidikan SMA berjumlah 19 orang atau 27,14%, Diploma berjumlah 10 orang
atau 14,29%, Sarjana berjumlah 35 orang atau 50% dan Pasca Sarjana berjumlah
6 orang atau 8,57%. Besarnya proporsi pekerja yang berpendidikan Sarjana
dikarenakan pekerjaan yang dilakukan berhubungan dengan teknik
operasionalnya.
3. Data Responden Berdasarkan Masa Kerja
Tabel 4.12 Data Responden Berdasarakan Masa Kerja
Masa Kerja Frekuensi Prosentase (%) 10 tahun 36 51,43
11-20 tahun 14 20
21-25 tahun 15 21,43
25 tahun 5 7,14
Jumlah 70 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)
-
102
Dari Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa responden yang masa kerjanya
antara kurang dari sama dengan 10 tahun berjumlah 36 orang atau 51,43%, masa
kerja antara 11-20 tahun sebanyak 14 orang atau 20%, masa kerja antara 21-25
tahun berjumlah 15 orang atau 18,75%, dan yang berkisar antara 25-30 tahun
berjumlah 5 orang atau 7,14%. Dapat disimpulkan bahwa karyawan di RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang memiliki masa kerja berkisar antara kurang dari sama
dengan 10 tahun. Hal ini disebabkan karena banyaknya karyawan yang telah dan
akan mengalami pensiun.
4.4 Pelaksanaan Good Governance Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Saiful Anwar
Penerapan prinsip-prinsip good governance oleh RSUD Dr. Saiful Anwar
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Keadilan (Fairness)
Prinsip keadilan yang telah dilaksanakan dalam RSUD Dr. Saiful
Anwar adalah pemenuhan hak dan kewajiban pihak rumah sakit kepada
organisasi, pemilik rumah sakit (Pemerintah Provinsi Jawa Timur), dan
masyarakat (pasien) telah terpenuhi. Hal itu dapat terlihat dengan:
- Tidak adanya suatu kasus atau konflik baik dari pihak internal
maupun dari pihak eksternal rumah sakit.
- Tidak adanya kasus-kasus korupsi karena rumah sakit menjalankan
aktivitas manajerialnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah
-
103
- Pemberian sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, bagi para
pegawai yang melanggar aturan rumah sakit
- Pemberian penghargaan kepada pegawai yang berprestasi berupa
bonus, pengembangan profesi maupun insentif lainnya.
b. Transparansi (Transparancy)
Prinsip transparansi yang telah dilaksanakan oleh rumah sakit
antara lain:
- Penerbitan laporan berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Laporan tersebut diserahkan kepada Bupati melalui Sekda
kemudian diperiksa oleh Bawasda selaku Pengawas Daerah.
- Kondisi ruang kerja pegawai yang terbuka dan transparan,
sehingga sesama pegawai dapat memantau kegiatan yang
dilakukan oleh pegawai lainnya. Secara tidak langsung
pengawasan juga dapat dilakukan oleh sesama pegawai.
- Adanya pemisahan fungsi yang jelas sesuai dengan struktur
organisasi yang telah ditetapkan. Hal ini ditujukan untuk penetapan
tanggungjawab dan wewenang kinerja pegawai.
c. Akuntabilitas (Accountability)
Prinsip akuntabilitas yang diterapkan pada rumah sakit antara lain:
-
104
- Penggunaan jasa auditor untuk mengaudit laporan keuangan rumah
sakit.
- Pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh Tim Akreditasi Rumah
Sakit wilayah setempat dan Dinas Kesehatan Propinsi yang
dilakukan secara berkala.
- Penyusunan anggaran rumah sakit yang telah disesuaikan dengan
kebutuhan rumah sakit
- Pelaksanaan mekanisme check and balanced yang dilakukan dalam
operasional rumah sakit, merupakan bentuk tanggung jawab
mengenai pelaksanaan kerja. Oleh sebab itu, RSUD Dr. Saiful
Anwar memiliki kesinambungan kerja yang baik.
d. Responsibilitas (Responsibility)
Kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, tercermin dalam
kepekaan rumah sakit untuk melaksanakan good governance. Adapun
bentuk responsibilitas yang telah dilaksanakan rumah sakit antara lain:
- Penerimaan pasien dari semua lapisan masyarakat
- Pemberian kemudahan pengobatan kepada semua pasien terutama
pasien miskin guna membantu meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
- Penanganan pasien diberikan tanpa membeda-bedakan status sosial
pasien dan dilakukan secara tepat waktu.
-
105
e. Independensi (Independency)
Pengelolaan organisasi secara profesional tanpa benturan dari
pihak manapun sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku terlihat
pada visi RSUD Dr. Saiful Anwar untuk menjadi rumah sakit berstandar
global pada tahun 2010. Hal ini menggambarkan bahwa rumah sakit telah
memiliki strategi, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu,
rumah sakit pastinya juga telah memiliki Hopital by Laws yang digunakan
untuk melindungi penyelenggaraan rumah sakit, tenaga kesehatan dan
pasien. Karena RSUD Saiful Anwar telah menjadi rumah sakit rujukan,
maka pihak rumah sakit telah memiliki fasilitas pendukung kesehatan
sendiri, misalnya bank darah, laboratorium, radiologi, dan peralatan medis
lainnya.
4.4.1 Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good
Governance Pada RSUD Dr. Saiful Anwar
Untuk mengetahui tanggapan pegawai RSUD Dr. Saiful Anwar terhadap
pelaksanaan prinsip-prinsip good governance, digunakan alat ukur berupa
indikator-indikator pelaksanaan good governance sebagai berikut:
a. Keadilan (Fairness)
b. Transparansi (Transparancy)
c. Akuntabilitas (Accountability)
d. Responsibilitas (Responsibility)
e. Independensi (Independency)
-
106
Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada responden, maka
dapat diketahu tanggapan responden mengenai penerapan prinsip-prinsip good
governance pada RSUD Dr. Saiful Anwar. Untuk memudahkan penilaian dari
jawaban responden, maka dibuat criteria berdasarkan Skala Likert sebagi berikut:
Tabel 4.13 Skor/Bobot Nilai Berdasarkan Skala Likert
Pernyataan Jawaban Bobot Nilai Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
SS
S RR
TS STS
5 4
3
2
1 (Sumber: Metode Penelitian Administrasi, Sugiyono 2004)
Pernyataan kuesioner untuk pelaksanaan prinsip-prinsip good governance
berjumlah 20 pernyataan dengan responden sebanyak 70 pegawai dimana
pernyataan-pernyataan tersebut berdasarkan indikator-indikator yang diukur
sebagai berikut:
a. Keadilan (Fairness)
Keadilan merupakan indikator yang dalam melaksanakan
kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan
pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan atas
kesetaraan dan kewajaran. Berdasarkan data hasil penelitian atas indikator
keadilan dapat dianalisis sebagai berikut:
-
107
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi dan Persentase
Tanggapan Responden Terhadap Keadilan
Pernyataan 1-5 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)
SS S
RR TS
STS
73 244 30 3 -
5 4 3 2 1
365 976 90 6 -
20,86 69,71 8,57 0,86
-
TOTAL 350 1437 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)
Berdasarkan Tabel 4.14 di atas dapat dilihat sebanyak 69,71%
responden menyatakan setuju bahwa prinsip keadilan telah dilaksanakan di
RSUD Dr. Saiful Anwar. Hal ini terbukti dengan tidak adanya konflik
dalam rumah sakit, baik dari pihak internal maupun eksternal, tidak
adanya tindak korupsi yang dapat merugikan bagi semua pihak, pelayanan
medis bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan status sosial,
pemberian sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi pegawai
rumah sakit yang melanggar aturan, serta pemberian penghargaan kepada
pegawai yang berjasa dan berprestasi. Penghargaan yang diberikan dapat
berupa bonus, pengembangan profesi dan insentif lainnya. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pihak RSUD Dr. Saiful Anwar telah
melaksanakan prinsip keadilan dengan baik.
-
108
b. Transparansi (Transparancy)
Prinsip dasar transparansi adalah untuk menjaga obyektifitas dalam
menjalankan kegiatan usaha. Oleh sebab itu, rumah sakit harus
menyediakan informasi yang relevan serta mudah diakses dan dipahami
oleh pihak-pihak yang berkepentingan, baik itu pemerintah, pemegang
saham, pegawai rumah sakit maupun masyarakat.
Berdasarkan data hasil penelitian atas indikator transparansi dapat
dianalisis sebagai berikut:
Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi dan Persentase
Tanggapan Responden Terhadap Transparansi
Pernyataan 6-8 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)
SS S
RR TS
STS
46 127 31 6 -
5 4 3 2 1
230 508 93 12 -
21,90 60,48 14,76 2,86
-
TOTAL 10 843 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)
Berdasarkan Tabel 4.15 di atas dapat dilihat sebanyak 60,48%
responden menyatakan setuju bahwa prinsip transparansi telah
dilaksanakan di RSUD Dr. Saiful Anwar. Hal ini dapat dilihat dari kondisi
ruang kerja yang terbuka sehingga masing-masing pegawai rumah sakit
dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung satu sama lain,
penerbitan laporan berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) secara rutin, penerbitan buku tahunan rumah sakit
-
109
yang dapat diakses dengan mudah oleh pihak-pihak yang berkepentingan,
serta adanya pemisahan fungsi dan wewenang pegawai yang jelas
sehingga tidak terjadi bias dalam menjalankan tugasnya masing-masing.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa prinsip transparansi telah
dilaksanakan dengan baik oleh pihak RSUD Dr. Saiful Anwar.
c. Akuntabilitas (Accountability)
Rumah sakit harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya
secara wajar dan transparan. Untuk itu, rumah sakit harus dikelola secara
baik sesuai dengan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan syarat yang diperlukan untuk
mencapai kinerja yang berkesinambungan (going concern).
Berdasarkan data hasil penelitian atas indikator akuntabilitas dapat dianalisis sebagai berikut:
Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi dan Persentase
Tanggapan Responden Terhadap Akuntabilitas
Pernyataan 9-11 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)
SS S
RR TS
STS
39 152 17 2 -
5 4 3 2 1
195 608 51 4 -
18,57 72,38 8,10 0,95
-
TOTAL 210 858 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)
-
110
Berdasarkan Tabel 4.16 di atas dapat dilihat sebanyak 72,38%
responden menyatakan setuju bahwa prinsip akuntabilitas telah
dilaksanakan di RSUD Dr. Saiful Anwar. Hal ini, dapat dilihat dengan
adanya sistem pengendalian internal rumah sakit yang baik, pelaksanaan
monitoring dan evaluasi oleh Tim Akreditasi Rumah Sakit wilayah
setempat dan Dinas Kesehatan Propinsi yang dilakukan secara berkala,
penyajian laporan keuangan yang telah diaudit, penyusunan anggaran
sesuai dengan kebutuhan serta pelaksanaan mekanisme check and
balanced guna kesinambungan kerja yang baik untuk jangka panjang.
Selain itu, tidak adanya penyelewengan dana yang diberikan
kepada pihak rumah sakit menjadikan RSUD Dr. Saiful Anwar memiliki
kesinambungan kerja yang baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa prinsip akuntabilitas telah dilaksanakan dengan baik oleh pihak
RSUD Dr. Saiful Anwar.
d. Responsibilitas (Responsibility)
Dalam hal ini, rumah sakit harus mematuhi perundang-undangan
serta tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga
terpelihara kesinambungan usaha yang baik dalam jangka panjang.
Berdasarkan data hasil penelitian atas indikator responsibilitas
dapat dianalisis sebagai berikut:
-
111
Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi dan Persentase
Tanggapan Responden Terhadap Responsibilitas
Pernyataan 12-15 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)
SS S
RR TS
STS
99 172
8 1 -
5 4 3 2 1
495 688 24 2 -
35,36 61,43 2,86 0,35
-
TOTAL 280 1209 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)
Berdasarkan Tabel 4.17 di atas dapat dilihat sebanyak 61,43%
responden menyatakan setuju bahwa prinsip responsibilitas sudah
dilaksanakan di RSUD Dr. Saiful Anwar. Hal ini dapat dilihat dari
kepatuhan RSUD Dr. Saiful Anwar pada ketentuan pemerintah, biaya
pengobatan yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat, sanitasi
lingkungan terutama pengelolaan limbah secara berkala, menerima
keluhan masyarakat dengan terbuka, serta melakukan berbagai macam
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. Dengan demikian, prinsip
responsibilitas pada RSUD Dr. Saiful Anwar telah dilaksanakan dengan
baik.
e. Independensi (Independency)
Untuk melancarkan pelaksanaan prinsip-prinsip good governance,
rumah sakit harus dikelola secara independen sehingga masing-masing
-
112
bagian dalan organisasi tidak saling mendominasi dan tidak dapat
diintervensi oleh pihak lain.
Berdasarkan data hasil penelitian atas indikator kemandirian dapat
dianalisis sebagai berikut:
Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi dan Persentase
Tanggapan Responden Terhadap Independensi
Pernyataan 16-20 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)
SS S
RR TS
STS
134 201 15 -
-
5 4 3 2 1
670 804 45 -
-
38,29 57,43 4,28
-
-
TOTAL 350 1519 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)
Berdasarkan Tabel 4.18 di atas dapat dilihat sebanyak 57,43%
responden menyatakan setuju bahwa prinsip independensi sudah
dilaksanakan di RSUD Dr. Saiful Anwar. Hal ini terlihat dengan adanya
penetapan visi dan misi rumah sakit yang mengindikasikan bahwa rumah
sakit memiliki tujuan, sasaran dan strategi yang telah ditetapkan. Selain
itu, pihak RSUD Dr. Saiful Anwar juga memiliki peraturan internal rumah
sakit untuk melindungi penyelenggaraan rumah sakit, tenaga kesehatan
dan pasien, memiliki fasilitas penunjang kesehatan sendiri (seperti
laboratorium, bank darah, dll), pengadaan peralatan medis yang lengkap
sehingga rumah sakit dapat menjalankan operasionalnya tanpa harus
bergantung pada rumah sakit lainnya. Penerapan prinsip independensi
-
113
yang baik inilah yang menjadikan RSUD Dr. Saiful Anwar sebagai rumah
sakit tipe A Pendidikan dan digunakan sebagai rumah sakit rujukan.
4.5 Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Berdasarkan
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Pengukuran kinerja rumah sakit berdasarkan penerapan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) adalah sebagai berikut:
1. Input
Input mengidentifikasi jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk
menyediakan barang atau jasa. Dalam penelitian ini, sumber daya yang
dibutuhkan untuk menyediakan jasa pelayanan kesehatan adalah
jumlah dokter dan tenaga medis lainnya, pengadaan peralatan medik
dan non medik, serta alokasi dana yang dibutuhkan dalam kegiatan
operasional rumah sakit. Dalam rangka memenuhi dan mencukupi
kebutuhan alat kedokteran, pada tahun 2009 telah direalisasikan
pengadaan peralatan yang dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Kebutuhan alat kedokteran yang terdiri Echocardiography 2 D, X
Ray dengan Fluoroscopy, Autofluoroscopy, Autofluoresence Video
Bronchoscopy, Computed Radiograpdhy, ECG Cardimax FX 7
102, Aligator Grasping Forcep, Phacoemulsification, Urodynamic,
Stimuplex, Meja Operasi, Perfusor dan PCA, Ventilator ICU,
Bergmen Scaple Bellied, Bed Set Monitor, WSD, Syt Monitor,
Syringe Pump, Infus Pump, Suction Pump, Insturment THT,
-
114
Incubator Transport, Alsa Electro Couter, Instrument Mata,
Spirometer, Optical Aligator, Forcep, Instrument OBG, Vacum
Extraction, Phototherapy, Endoschopy, Mesin Anastesi, DC Shock,
Electrocauter, Orthopedi Set, Pulse Oxymeter, Electrocardiograph
ECG 100G.
b. Kebutuhan alat kedokteran gigi, sebagai berikut Dental unit
syncrus, kompresor, Ultrasonic Scaler.
c. Kebutuhan alat kesehatan perawatan yaitu Manometer O2 Central,
Matras anti decubitus, Resusitator dewasa, Dialisa set, Tensimeter
beroda, Manometer dan Flowmeter, verban tromol rawat luka,
Hecting set, Venasectie set.
d. Kebutuhan alat kesehatan Rehabilitasi Medis antara lain Peralatan
Workshop oven, Air Oven, Air Compressor, Arm Fisio Auto 4 Seo
4 Sector, Lampu disco, Vacum terapy.
e. Kebutuhan perlatan polklinik diantaranya adalah Bobes (Spain)
Javal Keratometer, Fetal Dopler, Cili Forceps.
f. Kebutuan Alat kedokteran Rawat Darurat Yaitu WSD, Defibrilator,
Kalibrator Tensi, Suction dan temperatur, Medical Air Dryer,
Regulator Control Timer.
g. Kebutuhan alat kedokteran bedah, Instrumen Orthopedi, Ultrasoud
coutery, Light Source, Instrumen Bedah Anak, Nasal Polypectomy
set, Uro Camera Head.
-
115
h. Kebutuhan alat kedokteran Radiologi antara lain USG High
Resolusi, Probe USG, Compresor oil Less With Dryer.
i. Kebutuhan penunjang medik meliputi Sistem Generator (ketel uap).
2. Process
Proses dalam Standar Pelayanan Minimal mencakup kecepatan dan
keramahan dalam penanganan pasien, penampilan menarik petugas
pelayanan baik medis maupun non medis, serta penataan dokumen
medik yang tertib sehingga mudah diakses.
3. Output
Output menggambarkan kebersihan seluruh ruang kerja dan kesehatan
serta jumlah pelayanan yang disediakan oleh pihak rumah sakit untuk
masyarakat atau pasien. Output disini meliputi jumlah pelayanan dan
jumlah barang yang dibeli atau dihasilkan oleh rumah sakit seperti
pembangunan gedung pelayanan intensif, pembangunan fasilitas
umum seperti ruang tunggu penderita, toilet, kantin, dan gedung parker
bertingkat. Pelayanan yang diberikan selain pelayanan medis adalah
penyediaan media informasi serta penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat.
-
116
4. Outcome
Outcome meliputi tingkat keluhan pasien terhadap pelayanan rumah
sakit dan pengukuran indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
yang diberikan oleh rumah sakit. Pada tahun 2009 Indeks Kepuasan
Masyarakat di RSSA mengalami sedikit penurunan dibanding kegiatan
tahun 2008, hal ini terjadi karena indeks kepuasan masyarakat di
SMF/Instalasi banyak terjadi penurunan seperti yang disajikan pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.19 Indeks Kepuasan Masyarakat di RSUD Dr. Saiful Anwar
No SMF / Instalasi Tahun 2007 Tahun 2008
Tahun 2009
1 IRNA I 76,96 76,94 78.69 2 IRNA II 76,45 76,62 76.57 3 IRNA III 84,46 89,30 78.35 4 IRNA IV 72,36 71,82 74.96 5 IRD 70,15 75,78 73.73 6 IRJ 72,65 74,38 76.15 7 IRM 74,32 74,41 74.59 8 Radiologi 75,68 81,90 77.38 9 Laboratorium Sentral 67,05 75,05 71.87 10 Gigi & Mulut 67,95 73,40 72.53 11 Pavilyun 0 72,44 77.25 Jumlah 73,80 77,28 76.18
(Sumber: RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)
5. Benefit
Benefit ataup manfaat merupakan tolok ukur dari keuntungan yang
diperoleh pihak rumah sakit maupun penerima pelayanan atau pasien.
Dalam hal ini, keuntungan yang dapat diperoleh oleh pasien adalah
biaya berobat yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat,
adanya peningkatan sarana publik yang diberikan pihak rumah sakit
-
117
seperti tempat duduk, kursi roda, petunjuk arah, lift, ruang tunggu,dan
lain-lain. Sedangkan keuntungan yang diperoleh pihak rumah sakit
adalah peningkatan pendapatan rumah sakit yang berdampak pada
kesejahteraan pegawai.
6. Impact
Impact atau dampak dengan diterapkannya SPM adalah angka
kematian di suatu wilayah menurun dan derajat kesehatan masyarakat
meningkat. Selain itu, agar tidak menimbulkan dampak buruk pada
lingkungan, maka rumah sakit melakukan sanitasi atau pengelolaan
limbah rumah sakit secara berkala.
4.5.1 Tanggapan Responden Mengenai Kinerja RSUD Dr. Saiful Anwar
Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Untuk mengetahi tanggapan pegawai rumah sakit mengenai kinerja
berdasarkan penerapan Standap Pelayanan Minimal (SPM) pada RSUD Dr. Saiful
Anwar, maka indikator yang digunakan yaitu:
a. Input
b. Proses
c. Output
d. Outcome
e. Benefit
f. Impact
g. Hospital by Laws
-
118
h. Penilaian efisiensi pelayanan
Pernyataan kuesioner untuk kinerja berdasarkan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) rumah sakit berjumlah 15 pernyataan yang disebarkan kepada 70
responden. Adapun hasil analisis dari setiap indikator adalah sebagai berikut:
a. Input
Jumlah dokter dan tenaga medis lainnya yang sebanding dengan
jumlah pasien serta ditunjang dengan peralatan medik dan non medik yang
lengkap merupakan input yang baik dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
Berdasarkan data hasil penelitian atas indikator input dapat
dianalisis sebagai berikut:
Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi dan Persentase
Tanggapan Responden Terhadap Input
Pernyataan 1 dan 2 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)
SS S
RR TS
STS
14 78 25 17 6
5 4 3 2 1
70 312 75 34 6
10 55,71 17,86 12,14 4,29
TOTAL 140 497 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)
Berdasarkan Tabel 4.21 di atas dapat dilihat bahwa hasil persentase
jawaban setuju sebanyak 55,71%. Artinya jumlah dokter, tenaga medis
lainnya dengan pasien di RSUD Dr. Saiful Anwar sebanding. Dengan kata
lain, ketersediaan sumber daya rumah sakit sudah mencukupi kebutuhan.
-
119
Namun ada yang menyatakan kurang setuju karena adanya kemungkinan
ketika terjadi suatu wabah penyakit, rumah sakit mengalami kekurangan
tenaga medis karena jumlah pasien yang meningkat dalam waktu
bersamaan.
b. Proses
Penganan pasien dengan cepat dan ramah, ditambah dengan
penampilan para pegawai yang rapi dan menarik serta penyimpanan
dokumen yang baik dan rapi dapat menunjang peningkatan kinerja rumah
sakit.
Berdasarkan data hasil penelitian atas indikator proses dapat
dianalisis sebagai berikut:
Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi dan Persentase
Tanggapan Responden Terhadap Proses
Pernyataan 3 - 5 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)
SS S
RR TS
STS
49 139 22 -
-
5 4 3 2 1
245 556 66 -
-
23,33 66,19 10,48
-
-
TOTAL 210 867 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)
Berdasarkan Tabel 4.22 di atas dapat dilihat bahwa hasil persentase
untuk jawaban setuju sebanyak 66,19%. Artinya proses pelayanan baik
pelayanan medik maupun non medik di RSUD Dr. Saiful Anwar telah
-
120
dilakukan dengan baik. Ditunjang dengan penyediaan fasilitas umum,
penampilan pegawai rumah sakit yang rapi dan menarik, pelayanan yang
ramah serta penanganan kesehatan yang cepat dan tepat.
c. Output
Output merupakan jasa pelayanan yang disediakan oleh rumah
sakit untuk masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan data hasil penelitian atas indikator output dapat dianalisis
sebagai berikut:
Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi dan Persentase
Tanggapan Responden Terhadap Output
Pernyataan 6 - 8 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)
SS S
RR TS
STS
45 138 27 -
-
5 4 3 2 1
225 552 81 -
-
21,43 65,71 12,86
-
-
TOTAL 210 858 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)
Berdasarkan Tabel 4.23 di atas dapat dilihat bahwa hasil persentase
untuk jawaban setuju sebanyak 65,71%. Artinya ouput yang dihasilkan
oleh RSUD Dr. Saiful Anwar baik. Hal ini terlihat dari banyaknya jenis
jasa layanan kesehatan yang diberikan RSUD Dr. Saiful Anwar,
ketersediaan obat yang cukup, lingkungan rumah sakit yang selalu bersih
dan pemberian pelayanan yang memuaskan bagi semua pasien.
-
121
d. Outcome
Outcome merupakan pencapaian hasil yang lebih luas dari output.
Indikator outcome dapat digunakan untuk menunjukkan hasil apa yang
telah dicapai dalam bentuk output sehingga bisa memberikan kegunaan
yang lebih besar bagi masyarakat.
Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi dan Persentase
Tanggapan Responden Terhadap Outcome
Pernyataan 9 & 10 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)
SS S
RR TS
STS
21 96 20 3 -
5 4 3 2 1
105 384 60 6 -
15 68,57 14,29 2,14
-
TOTAL 140 555 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)
Berdasarkan Tabel 4.24 di atas dapat dilihat bahwa hasil persentase
untuk jawaban setuju sebanyak 68,57%. Artinya outcome yang dihasilkan
di RSUD Dr. Saiful Anwar baik. Dalam hal ini, kualitas pengobatan yang
baik telah diberikan oleh RSUD Dr. Saiful Anwar sebagai rumah sakit
rujukan kepada semua pasien, sehingga tingkat keluhan pasien terhadap
rumah sakit menurun.
e. Benefit
Benefit atau manfaat merupakan tolok ukur dari keuntungan yang
diperoleh pihak rumah sakit maupun penerima pelayanan atau pasien.
-
122
Benefit ini dapat diukur dalam jangka menengah dan jangka panjang,
sehingga rumah sakit memiliki kelangsungan usaha yang baik (going
concern).
Berdasarkan data hasil penelitian atas indikator output dapat
dianalisis sebagai berikut:
Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi dan Persentase
Tanggapan Responden Terhadap Benefit
Pernyataan 11 - 13 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)
SS S
RR TS
STS
40 148 21 1 -
5 4 3 2 1
200 592 63 2 -
19,05 70,48
10 0,47
-
TOTAL 210 857 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)
Berdasarkan Tabel 4.25 di atas dapat dilihat bahwa hasil persentase
untuk jawaban setuju sebanyak 70,48%. Artinya benefit atau manfaat yang
dihasilkan di RSUD Dr. Saiful Anwar dapat dirasakan oleh semua pihak,
baik internal maupun eksternal. Dalam hal ini, tingkat kesembuhan pasien
meningkat, biaya berobat dapat dijangkau oleh semua kalangan
masyarakat, adanya kenyamanan karena peningkatan sarana prasarana
publik. Pihak rumah sakit pun mengalami peningkatan pendapatan,
sehingga pegawai dan pasien semakin sejahtera.
-
123
f. Impact
Dampak merupakan hasil akhir dari kegiatan yang telah dilakukan.
Seluruh kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit
akan memberikan dampak bagi internal rumah sakit, masyarakat dan
lingkungan.
Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi dan Persentase
Tanggapan Responden Terhadap Impact
Pernyataan 14 & 15 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)
SS S
RR TS
STS
27 99 13 1 -
5 4 3 2 1
135 396 39 2 -
19,29 70,71 9,29 0,71
-
TOTAL 140 572 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)
Berdasarkan Tabel 4.26 di atas dapat dilihat bahwa hasil persentase
untuk jawaban setuju sebanyak 70,71%. Artinya dampak (impact) yang
muncul di RSUD Dr. Saiful Anwar telah diatasi dengan baik. Terbukti
dengan adanya sanitasi lingkungan dan pengelolaan limbah secara berkala
sehingga tidak merugikan alam dan lingkungan. Selain itu, adanya
peningkatan tingkat kesehatan masyarakat juga merupakan dampak dari
baiknya kualitas pengobatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit.
-
124
g. Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital by Laws)
Selain indikator yang tersebut diatas, rumah sakit juga memiliki
indikator lain berupa peraturan internal rumah sakit. Bentuk peraturan
internal rumah sakit (HBL) yang merupakan materi muatan pengaturan
dapat meliputi antara lain: tata tertib rawat inap pasien, identitas pasien,
hak dan kewajiban pasien, dokter dan rumah sakit, informed consent,
rekam medik, visum et repertum, wajib simpan rahasia kedokteran,
komete medik, panitia etik kedokteran, panitia etika rumah sakit, hak akses
dokter terhadap fasilitas rumah sakit, persyaratan kerja, jaminan
keselamatan dan kesehatan, kontrak kerja dengan tenaga kesehatan dan
rekanan.
Bentuk dari Hospital by laws juga berupa Peraturan Rumah Sakit,
Standar Operating Procedure (SOP), Surat Keputusan, Surat Penugasan,
Pengumuman, Pemberitahuan dan Perjanjian. Peraturan internal rumah
sakit (HBL) antara rumah sakit satu dengan yang lainnya tidak harus sama
materi muatannya, hal tersebut tergantung pada sejarahnya, pendiriannya
kepemilikannya, situasi dan kondisi yang ada pada rumah sakit tersebut.
Namun demikian peraturan internal rumah sakit tidak boleh bertentangan
dengan peraturan diatasnya seperti Keputusan Menteri, Keputusan
Presiden, Peraturan Pemerintah dan Undang-undang. Dalam bidang
kesehatan pengaturan tersebut harus selaras dengan Undang-undang
nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan peraturan pelaksanaannya.
-
125
4.5.2 Indikator Penilaian Efisiensi Pelayanan
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui
tingkat pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-
indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap, antara lain:
1. Bed Occupancy Rate (BOR)
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit. Adapun tingkat BOR di RSUD
Dr. Saiful Anwar adalah sebagai berikut:
Tabel 4.26 Perkembangan BOR
KELAS TINGKAT BOR
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 IRNA I 86,36 84,95 86,10 IRNA II 74,20 75,81 83,70 IRNA III 66,29 59,15 62,41 IRNA IV 90,60 88,95 73,19
PAVILYUN 52,91 64,56 68,94 INTENSIF 64,40 61,98 66,01
RS 78,23 78,07 82,67 (Sumber: RSUD Dr.Saiful Anwar, diolah)
Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%. Dari Tabel
4.28 diatas dapat disimpulkan bahwa indikator BOR RSUD Dr. Saiful
Anwar ideal, dan mengalami kenaikan hingga 82,67% di tahun 2009.
Artinya, tingkat pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh
masyarakat tinggi.
-
126
2. Bed Turn Over (BTO)
Indikator ini menggambarkan frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan
waktu tertentu. Adapun tingkat BTO di RSUD Dr. Saiful Anwar adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.27 Perkembangan BTO
KELAS TINGKAT BTO
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 IRNA I 42,89 42,01 40,98 IRNA II 42,31 39,44 41,88 IRNA III 84,83 73,81 72,48 IRNA IV 51,81 47,20 48,80
PAVILYUN 43,28 49,53 59,06 INTENSIF 52,50 52,29 57,43
RS 40,60 38,70 40,62 (Sumber: RSUD Dr.Saiful Anwar, diolah)
Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50
kali. Dari Tabel 4.29 diatas, dapat disimpulkan bahwa BTO rumah sakit
pada tahun 2007 sebesar 40,60, dan mengalami penurunan di tahun 2008
menjadi 38,70. Kemudian di tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi
40,62, artinya angka BTO di RSUD Dr. Saiful Anwar ideal dan
mengindikasikan besarnya pemanfaatan fasilitas perawatan masyarakat
sehingga pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit tersebut menjadi efisien.
-
127
3. Turn Over Interval (TOI)
TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari
telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran
tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Adapun tingkat TOI di RSUD
Dr. Saiful Anwar adalah sebagai berikut:
Tabel 4.28 Perkembangan TOI
KELAS TINGKAT TOI
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 IRNA I 1,16 1,31 1,24 IRNA II 2,23 2,24 1,42 IRNA III 1,45 2,03 2,28 IRNA IV 0,66 0,86 0,32
PAVILYUN 3,97 2,62 1,92 INTENSIF 2,47 2,66 2,16
RS 1,96 2,07 1,56 (Sumber: RSUD Dr.Saiful Anwar, diolah)
Idealnya, tempat tidur kosong tidak berisi pada kisaran 1-3 hari.
Dari Tabel 4.30 diatas, dapat disimpulkan bahwa TOI RSUD Dr. Saiful
Anwar pada tahun 2007 sebesar 1,96, dan mengalami kenaikan di tahun
2008 menjadi 2,07. Pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 1,56.
Artinya, TOI RSUD Dr. Saiful Anwar dalam waktu tiga tahun terakhir
berada pada posisi ideal. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat TOI yang
rendah menunjukkan tingginya tingkat pemanfaatan tempat tidur di suatu
rumah sakit, namun jika disesuaikan ketentuan dari Departemen Kesehatan
RI rendahnya angka TOI tidak akan menguntungkan bagi pasien, karena
-
128
bisa jadi pasien menempati tempat tidur yang belum atau tidak steril dari
penyakit yang diderita oleh pasien sebelumnya.
4. Average Length of Stay (AVLOS)
AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memebrikan gambaran mutu pelayanan. Adapun tingkat AVLOS di RSUD
Dr. Saiful Anwar adalah sebagai berikut:
Tabel 4.29 Perkembangan AVLOS
KELAS TINGKAT AVLOS
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 IRNA I 7,35 7,40 7,67 IRNA II 6,40 7,03 7,29 IRNA III 2,85 2,93 3,14 IRNA IV 6,38 6,90 7,16
PAVILYUN 4,46 4,77 4,26 INTENSIF 4,48 4,34 4,20
RS 6,84 7,28 7,51 (Sumber: RSUD Dr.Saiful Anwar, diolah)
Secara umum nilai AVLOS yang ideal adalah antara 6-9 hari. Dari
Tabel 4.31 diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat AVLOS RSUD Dr.
Saiful Anwar pada tahun 2007 sebesar 6,84 dan mengalami kenaikan di
tahun 2008 menjadi 7,28. Pada tahun 2009 juga mengalami kenaikan
menjadi 7,51. Artinya, AVLOS RSUD Dr. Saiful Anwar berada pada
posisi ideal yang menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh
-
129
rumah sakit telah dilakukan secara cepat, tepat dan akurat sehingga pasien
tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh atau tinggal di rumah
sakit.
5. Net Death Rate (NDR)
NDR merupakan jumlah angka kematian yang terjadi dalam waktu
48 jam setelah dirawat untuk tiap 1.000 penderita keluar. Adapun tingkat
NDR di RSUD Dr. Saiful Anwar adalah sebagai berikut:
Tabel 4.30 Perkembangan NDR
KELAS TINGKAT NDR
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 IRNA I 8,72 9,45 11,17 IRNA II 3,53 4,42 4,05 IRNA III 0,16 0,15 0,30 IRNA IV 6,51 6,77 6,57
PAVILYUN 3,34 3,63 3,46 INTENSIF 17,69 21,04 24
RS 6,33 6,74 7,46 (Sumber: RSUD Dr.Saiful Anwar, diolah)
Angka NDR digunakan untuk menilai kualitas/mutu pelayanan dan
perawatan yang diberikan oleh rumah sakit. Dari Tabel 4.32 diatas, NDR
di RSUD Dr. Saiful Anwar memang mengalami kenaikan tiap tahunnya.
Pada tahun 2007 sebesar 6,33%, sedangkan di tahun 2008 sebesar 6,74.
Pada tahun 2009 mengalani kenaikan menjadi 7,46. Namun demikian,
-
130
angka ini masih tergolong kecil yang menggambarkan baiknya kualitas
pelayanan dan perawatan pada RSUD Dr. Saiful Anwar.
6. Gross Death Rate (GDR)
GDR juga merupakan indikator atas kualitas/mutu pelayanan dan
perawatan yang diberikan oleh rumah sakit. Akan tetapi, ukuran ini
bersifat kasar karena merupakan angka campuran yang komponen
penyusunannya adalah kelompok-kelompok pasien dengan jenis intensitas
penyakit yang berbeda. Adapun tingkat GDR di RSUD Dr. Saiful Anwar
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.31 Perkembangan GDR
KELAS TINGKAT GDR
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 IRNA I 14,78 15,57 16,42 IRNA II 4,48 4,42 5,16 IRNA III 0,23 0,20 0,39 IRNA IV 10,40 10,85 10,32
PAVILYUN 5,65 5,02 5,08 INTENSIF 22,18 25,55 29,23
RS 9,96 10,42 10,71 (Sumber: RSUD Dr.Saiful Anwar, diolah)
Dari Tabel 4.33 diatas, dapat disimpulkan bahwa GDR di RSUD
Dr. Saiful Anwar memang mengalami kenaikan tiap tahunnya. Pada tahun
2007 sebesar 9,96%, sedangkan di tahun 2008 sebesar 10,42%. Pada tahun
2009 mengalani kenaikan menjadi 10,71%. Namun demikian, angka ini
masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan jumlah pasien rumah sakit
-
131
yang sangat banyak. Hal ini menggambarkan baiknya kualitas pelayanan
dan perawatan pada RSUD Dr. Saiful Anwar.
4.6 Kendala-Kendala Yang Dialami Oleh Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Saiful Anwar Malang Dalam Menerapkan Prinsip-Prinsip Good
Governance.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, RSUD Dr. Saiful Anwar
dalam menerapkan prinsip-prinsip good governance mengalami beberapa
kendala, antara lain:
a. Pemahaman pegawai rumah sakit terhadap good governance kurang,
sehingga pada beberapa satuan kerja penerapan prinsip-prinsip good
governance kurang maksimal.
b. Seluruh alur kegiatan rumah sakit sudah sangat jelas, akan tetapi waktu
yang dibutuhkan untuk menjalankan prosesnya cukup lama. Hal ini
mengakibatkan proses pelayanan kurang lancar dan pemanfaatan waktu
tidak efisien karena banyak waktu untuk menunggu.
c. Kurangnya pengawasan terhadap pasien yang berkunjung ke poliklinik,
serta kurangnya kedisipilinan dari masyarakat itu sendiri sering
menimbulkan keributan dan ketidaknyamanan, karena masih banyak
pengunjung yang tidak memanfaatkan fasilitas ruang tunggu dan fasilitas
pendukung lainnya yang telah disediakan oleh pihak rumah sakit.
-
132
4.7 Hasil Pengujian Instrumen
4.7.1 Hasil Pengujian Validitas Instrumen
Hasil pengujian validitas terhadap masing-masing instrument penelitian
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.32 Hasil Uji Validitas Instrumen Good Governance
n = 70
Item Koefisien Korelasi
r-Tabel Keterangan
Pernyataan 1 0,2358 0,235 Valid Pernyataan 2 0,5778 0,235 Valid Pernyataan 3 0.6589 0,235 Valid Pernyataan 4 0,5510 0,235 Valid Pernyataan 5 0,5670 0,235 Valid Pernyataan 6 0,3921 0,235 Valid Pernyataan 7 0,7225 0,235 Valid Pernyataan 8 0,5900 0,235 Valid Pernyataan 9 0,4576 0,235 Valid Pernyataan 10 0,5687 0,235 Valid Pernyataan 11 0,4275 0,235 Valid Pernyataan 12 0,5106 0,235 Valid Pernyataan 13 0,5763 0,235 Valid Pernyataan 14 0,4168 0,235 Valid Pernyataan 15 0,6581 0,235 Valid Pernyataan 16 0,6734 0,235 Valid Pernyataan 17 0,5783 0,235 Valid Pernyataan 18 0,6153 0,235 Valid Pernyataan 19 0,4983 0,235 Valid Pernyataan 20 0,6193 0,235 Valid
(Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner)
-
133
Berdasarkan Tabel 4.34 dapat diketahui bahwa keseluruhan item-item
memiliki koefisien korelasi > 0,235 (r0,05(70)) sehingga keseluruhan item dalam
kuesioner pelaksanaan good governance dinyatakan valid.
Sedangkan untuk hasil pengujian validitas instrumen pelaksanaam Standar
Pelayanan Minimal (SPM) pada RSUD Dr. Saiful Anwar adalah sebagai berikut:
Tabel 4.33 Hasil Uji Instrumen SPM
n= 70
Item Koefisien Korelasi
r-Tabel Keterangan
Pernyataan 1 0,0657 0,235 Valid Pernyataan 2 0,5456 0,235 Valid Pernyataan 3 0,7147 0,235 Valid Pernyataan 4 0,6633 0,235 Valid Pernyataan 5 0,6586 0,235 Valid Pernyataan 6 0,4088 0,235 Valid Pernyataan 7 0,6695 0,235 Valid Pernyataan 8 0,6388 0,235 Valid Pernyataan 9 0,2944 0,235 Valid Pernyataan 10 0,2475 0,235 Valid Pernyataan 11 0,3128 0,235 Valid Pernyataan 12 0,6147 0,235 Valid Pernyataan 13 0,6200 0,235 Valid Pernyataan 14 0,6889 0,235 Valid Pernyataan 15 0,6800 0,235 Valid
(Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner)
Berdasarkan Tabel 4.35 dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan item-
item memiliki koefisien korelasi > 0,235 (r0,05(70)) sehingga keseluruhan item
dalam kuesioner penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dinyatakan valid.
-
134
4.7.2 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen
Hasil pengujian reliabilitas terhadap masing-masing instrumen penelitian
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.34 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Good Governance
n = 70
Item Koefisien Alpha Cronbach
Keterangan
Pernyataan 1 0,9059 Reliabel Pernyataan 2 0,8966 Reliabel Pernyataan 3 0,8954 Reliabel Pernyataan 4 0,8974 Reliabel Pernyataan 5 0,8969 Reliabel Pernyataan 6 0,9021 Reliabel Pernyataan 7 0,8937 Reliabel Pernyataan 8 0,8965 Reliabel Pernyataan 9 0,9016 Reliabel Pernyataan 10 0,8970 Reliabel Pernyataan 11 0,9005 Reliabel Pernyataan 12 0,8986 Reliabel Pernyataan 13 0,8966 Reliabel Pernyataan 14 0,9008 Reliabel Pernyataan 15 0,8949 Reliabel Pernyataan 16 0,8941 Reliabel Pernyataan 17 0,8968 Reliabel Pernyataan 18 0,8959 Reliabel Pernyataan 19 0,8987 Reliabel Pernyataan 20 0,8957 Reliabel
(Sumber; Hasil Pengolahan Kuesioner)
-
135
Berdasarkan Tabel 4.36 dapat diketahui bahwa hasil uji reliabilitas
antar item dalam kuesioner pelaksanaan good governance adalah reliabel
karena nilai Alpha Cronbach > 0,6. Sedangkan hasil uji reliabilitas untuk
pelaksanaan SPM adalah sebagai berikut:
Tabel 4.35 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen SPM
n = 70
Item Koefisien Alpha Cronbach
Keterangan
Pernyataan 1 0,8859 Reliabel Pernyataan 2 0,8370 Reliabel Pernyataan 3 0,8278 Reliabel Pernyataan 4 0,8326 Reliabel Pernyataan 5 0,8324 Reliabel Pernyataan 6 0,8451 Reliabel Pernyataan 7 0,8330 Reliabel Pernyataan 8 0,8319 Reliabel Pernyataan 9 0,8497 Reliabel Pernyataan 10 0,8528 Reliabel Pernyataan 11 0,8490 Reliabel Pernyataan 12 0,8335 Reliabel Pernyataan 13 0,8331 Reliabel Pernyataan 14 0,8329 Reliabel Pernyataan 15 0,8299 Reliabel
(Sumber; Hasil Pengolahan Kuesioner)
Berdasarkan Tabel 4.37 dapat diketahui bahwa hasil uji reliabilitas
antar item dalam kuesioner SPM adalah reliabel karena nilai Alpha Cronbach
> 0,6.
-
136
4.8 Hasil Pengujian Data
4.8.1 Hasil Uji Normalitas
Hasil uji normalitas data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0
Expe
cted
Cu
m Pr
ob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: y
Berdasarkan histogram pada gambar 4.2 terlihat bahwa titik-titik menyebar
disekitar garis diagonal. Hal ini sesuai dengan pendapat Santoso (2004:214), jika
data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jadi berdasarkan gambar 4.2 maka
model regresi layak digunakan dalam penelitian ini. Akan tetapi dengan
menggunakan gambar terkadang menimbulkan subyektivitas, maka untuk lebih
tepatnya dibantu dengan menggunakan analisis One Sample Kolmograv Sminorv
Test. Jika nilai Asymp.sig lebih besar dari tingkat kesalahan yang ditetapkan maka
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas
Kinerja RSUD
-
137
model regresi dapat dikatakan menyebar secara normal. Pedoman pengambilan
keputusan untuk uji normalitas adalah nilai signifikasi >0,05 maka data
terdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikasi 0,05
maka distribusi data dalam penelitian ini adalah normal.
4.8.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas data dilihat melalui histogram Scatterplot
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
-
138
Regression Standardized Predicted Value3210-1-2
Regr
es
sio
n St
ude
ntiz
ed
Res
idu
al
3
2
1
0
-1
-2
-3
Scatterplot
Dependent Variable: y
Pada gambar 4.3 dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar secara acak,
tidak membentuk sebuah pola yang jelas menyebar diatas dan dibawah angka nol
pada sumbu Y. Hal ini sesuai dengan pendapat Santoso (2004:216) jika tidak
terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
pada sumbu Y maka tidak terdapat persoalan heteroskedastisitas.
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Kinerja RSUD
-
139
4.9 Analisis Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam
Meningkatkan Kinerja RSUD Dr. Saiful Anwar Berdasarkan Standar
Pelayanan Minimal (SPM)
Analisis yang digunakan untuk mencari pengaruh antara good
governance dan kinerja RSUD Dr. Saiful Anwar berdasarkan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) adalah analisis regresi sederhana dengan hipotesis
yaitu H1: Penerapan prinsip-prinsip good governance memiliki pengaruh
terhadap kinerja rumah sakit umum daerah . Adapun hasil dari
perhitungan statistik adalah sebagai berikut:
Tabel 4.37 Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
,798(a) ,637 ,631 3,19110 a Predictors: (Constant), x b Dependent Variable: y
Tabel 4.37 diatas menggambarkan seberapa besar pengaruh variabel X
terhadap variabel Y. Berdasarkan Tabel 4.39 diatas, dapat dilihat bahwa
angka R Square sebesar 0,637 (63,7%), artinya prinsip-prinsip penerapan
good governance memiliki pengaruh sebesar 63,7% terhadap kinerja RSUD.
-
140
Sedangkan hasil uji statistik F dari penelitian ini adalah:
Tabel 4.38 ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1213.033 1 1213.033 119.122 .000a
Residual 692.453 68 10.183
Total 1905.486 69
a. Predictors: (Constant), x
b. Dependent Variable: y
Dari tabel 4.38 diatas, dapat dilihat bahwa Sig F sebesar 0,000. Oleh
karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 (Alpha = 5%), maka model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja rumah sakit. Dengan
demikian, karena signifikansi < yaitu 0,000 < 0,05 mengartikan bahwa ada
hubungan yang linear antara penerapan prinsip-prinsip good governance
dengan kinerja rumah sakit daerah berdasarkan SPM, sehingga dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima.
Untuk hasil perhitungan koefisien korelasi yang menggambarkan
persamaan regresi antara prinsip-prinsip good governance dengan kinerja
rumah sakit umum daerah adalah sebagai berikut:
Tabel 4.39 Koefisien Korelasi
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 6.898 4.888
1.411 .163
x .635 .058 .798 10.914 .000 a. Dependent Variable: y
-
141
Dari tabel 4.41 diatas, dapat disimpulkan bentuk persamaan
regresinya adalah:
Y = 6,898 + 0,635 X atau
Kinerja RSUD = 6,898 + 0,635 (prinsip-prinsip good governance)
Keterangan:
a. Konstanta 6,898 menyatakan bahwa jika tidak ada penerapan prinsip-
prinsip good governance maka kinerja RSUD akan sebesar 6,898.
b. Koefisien regresi sebesar 0,635 menyatakan bahwa setiap ada penambahan
(karena tanda positif) 1 penerapan prinsip-prinsip good governance, maka
akan meningkatkan kinerja RSUD sebesar 0,635.
c. Berdasarkan Tabel 4.41, signifikansi t < yaitu 0,000 < 0,05, maka
koefisien penerapan prinsip-prinsip good governance berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja RSUD, sehingga dapat disimpulkan bahwa H1
diterima.
Dengan melihat hasil analisis diatas, dapat dilihat adanya hubungan
yang positif secara signifikan antara good governance dengan kinerja rumah
sakit umum daerah berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di RSUD
Dr. Saiful Anwar Malang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hipotesis yang diajukan dapat diterima, sehingga jika good governance
dilaksanakan dengan baik, maka kinerja RSUD akan meningkat.