analisis pengaruh penerapan prinsip prinsip good governance terhadap kinerja rumah sakit umum daerah...

65
77 BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar 4.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Sebelum Perang Dunia ke II, RSUD Dr. Saiful Anwar (pada waktu itu bernama Rumah Sakit Celaket) merupakan rumah sakit militer KNIL yang pada pendudukan Jepang diambil alih oleh Jepang dan tetap digunakan sebagai rumah sakit militer. Pada saat perang kemerdekaan RI, Rumah Sakit Celaket dipakai sebagai rumah sakit tentara, sementara untuk rumah sakit umum digunakan Rumah Sakit Sukun yang ada dibawah Kotapraja Malang pada saat itu. Tahun 1947, karena keadaan bangunan yang lebih baik, serta untuk kepentingan militer, Rumah Sakit Sukun diambil alih oleh tentara pendudukan dan dijadikan rumah sakit militer, sedangkan Rmah Sakit Celaket dijadikan sebagai rumah sakit umum. Pada tanggal 14 September 1963, Yayasan Perguruan Tinggi Jawa Timur (IDI) membuka Sekolah Tinggi Kedokteran Malang dan memakai Rumah Sakit Celaket sebagai tempat praktek (berdasar Program Kerjasama STKM RS Celaket tanggal 23 Agustus 1969). Tanggal 2 Januari 1974, dengan Surat Keputusan Menteri pendidikan dan Kebudayaan RI No.001/0/1974, Sekolah Tinggi Kedokteran Malang dijadikan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya malang dengan Rumah Sakit Celaket sebagai rumah sakit tempat praktek. Pada tanggal 12 November 1979, oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur, Rumah Sakit Celaket diresmikan sebagai Rumah Sakit Umum

Upload: 105070201111009

Post on 22-Nov-2015

119 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 77

    BAB IV

    ANALISIS PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar

    4.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar

    Sebelum Perang Dunia ke II, RSUD Dr. Saiful Anwar (pada waktu itu

    bernama Rumah Sakit Celaket) merupakan rumah sakit militer KNIL yang pada

    pendudukan Jepang diambil alih oleh Jepang dan tetap digunakan sebagai rumah

    sakit militer. Pada saat perang kemerdekaan RI, Rumah Sakit Celaket dipakai

    sebagai rumah sakit tentara, sementara untuk rumah sakit umum digunakan

    Rumah Sakit Sukun yang ada dibawah Kotapraja Malang pada saat itu. Tahun

    1947, karena keadaan bangunan yang lebih baik, serta untuk kepentingan militer,

    Rumah Sakit Sukun diambil alih oleh tentara pendudukan dan dijadikan rumah

    sakit militer, sedangkan Rmah Sakit Celaket dijadikan sebagai rumah sakit umum.

    Pada tanggal 14 September 1963, Yayasan Perguruan Tinggi Jawa Timur

    (IDI) membuka Sekolah Tinggi Kedokteran Malang dan memakai Rumah Sakit

    Celaket sebagai tempat praktek (berdasar Program Kerjasama STKM RS Celaket

    tanggal 23 Agustus 1969). Tanggal 2 Januari 1974, dengan Surat Keputusan

    Menteri pendidikan dan Kebudayaan RI No.001/0/1974, Sekolah Tinggi

    Kedokteran Malang dijadikan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya malang

    dengan Rumah Sakit Celaket sebagai rumah sakit tempat praktek.

    Pada tanggal 12 November 1979, oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

    Jawa Timur, Rumah Sakit Celaket diresmikan sebagai Rumah Sakit Umum

  • 78

    Daerah Dr. Saiful Anwar. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

    51/Menkes/SK/II/1979 tanggal 22 Februari 1979, menetapkan RSUD Dr. Saiful

    Anwar Malang sebagai Rumah Sakit Rujukan Tipe B. Kemudian pada tahun

    1981, Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar ditetapkan sebagai Rumah Sakit

    Tipe B Pendidikan.

    Sejak tahun 2007 sampai dengan sekarang, Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

    Saiful Anwar mengalami kenaikan status menjadi Rumah Sakit Tipe A

    Pendidikan milik Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Dengan kenaikan status ini,

    Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar menjadi ruamh sakit pusat rujukan

    Jawa Timur bagian selatan. Kenaikan status rumah sakit ini ditetapkan dalam

    Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 673/Menkes/SK/VI/2007. Setelah naik

    status, RS Saiful Anwar berkomitmen untuk terus meningkatkan mutu pelayanan

    dan profesionalisme tim medis untuk menyambut pasar global.

    4.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar

    Visi merupakan pandangan ke depan yang ingin dicapai. Oleh karena itu,

    perlu dipahami, dihayati, diamalkan oleh semua yang terlibat dalam

    penyelenggaraan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar

    Malang. Dalam melaksanakan kegiatan selalu mengupayakan adanya peningkatan

    mutu pelayanan, oleh karena itu setiap kebijakan di RSUD Dr. Saiful Anwar

    selalu dikaitkan dengan visi rumah sakit. Adapun visi RSUD Dr. Saiful Anwar.

    Visi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar adalah Menuju

    Rumah Sakit Berstandar Global Tahun 2010.

  • 79

    Adapun misinya adalah:

    1. Mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat melalui pelayanan

    kesehatan berstandar internasional

    2. Meningkatkan daya saing rumah sakit melalui pelayanan unggulan.

    3. Meningkatkan profesionalisme SDM sesuai kompetensi bidang tugas.

    4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan penelitian

    kesehatan

    5. Mewujudkan pengelolaan rumah sakit yang mandiri.

    4.1.3 Kegiatan Usaha RSUD Dr. Saiful Anwar

    RSUD Dr. Saiful Anwar memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai

    berikut:

    a. Pelayanan medis spesialis dan subspesialis

    Adapun jenis pelayanan medis spesialis dan subspesialis dapat dilihat pada

    tabel berikut:

    Tabel 4.1 Jenis Pelayanan Medis Spesialis dan Subspesialis

    NO JENIS SPESIALIS JML. SUBSPESIALIS 1. Penyakit Dalam 6 2. Kardiologi 5 3. Paru 6 4. Bedah 23 5. IKA 14 6. Obgyn 5 7. THT 10 8. Mata 8 9. Kulit & Kelamin 6 10. Neurologi 5 11. Psikiatri -

  • 80

    12. Gigi & Mulut 7 13. Anaestesi 6 14. Kedokteran Forensik - 15. Rehabilitasi Medik 5 16. Radiologi 9 17. Patologi Klinik 14 18. Patologi Anatomi 2 19. Microbiologi 5 20. Parasitologi 8

    (Sumber:RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)

    b. Pelayanan kesehatan rawat jalan/poliklinik

    Adapun pelayanan kesehatan untuk rawat jalan atau poliklinik dapat

    dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.2 Pelayanan Rawat Jalan/Poliklinik

    NO POLIKLINIK JUMLAH HARI BUKA 1. Penyakit Dalam 5 hari/ minggu 2. Kardiologi 5 hari/ minggu 3. Paru 5 hari/ minggu 4. Bedah 5 hari/ minggu 5. Anak 5 hari/ minggu 6. Obgyn 5 hari/ minggu 7. Syaraf 5 hari/ minggu 8. Jiwa 5 hari/ minggu 9. Kulit & kelamin 5 hari/ minggu 10. THT 5 hari/ minggu 11. Mata 5 hari/ minggu 12. Gigi & Mulut 5 hari/ minggu 13. Umum 5 hari/ minggu 14. Komplementer 5 hari/ minggu 15. Gizi 5 hari/ minggu 16. Rehabilitasi Medik 5 hari/ minggu

    (Sumber:RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)

    c. Pelayanan Penunjang Medis

    - Radiodiagnostik & Radiotherapy

    - Kedokteran Forensik

  • 81

    - Laboratorium Sentral (Patologi Klinik, Mikrobiologi, Parasitologi)

    - Rehabilitasi Medik

    - Laboratorium Patologi Anatomi

    - Laundry & Sterilisasi Sentral

    - Farmasi

    - Gizi

    4.1.4 Lokasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar

    Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar terletak ditengah-tengah

    Kodya Malang tepatnya di Jalan Jaksa Agung Suprapto No. 2 Malang, yang

    merupakan lokasi strategis yang mudah dijangkau oleh masyarakat baik

    masyarakat sekitar maupun masyarakat dari luar kota. Rumah sakit ini didirikan

    diatas lahan seluas 84.106,60 m2, dengan pembagian pemanfaatan lahan sebagai

    berikut:

    - Luas bangunan lantai I-V : 89.384,87 m2

    - Luas jalan aspal/tempat parkir : 17.436,03 m2

    - Luas saluran air/got/pagar : 1.813,11 m2

    - Luas taman : 6.214,39 m2

    4.1.5 Tujuan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar

    1. Tujuan Umum

    Tujuan umum Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar adalah:

  • 82

    a. Tercapainya derajat kesehatan mesyarakat yang optimal bagi daerah

    Malang dan sekitarnya, dengan menyelenggarakan pelayanan yang

    meliputi upaya penyembuhan, pemulihan kesehatan, dan pencegahan

    penyakit.

    b. Menjadi pusat rujukan wilayah malang dan sekitarnya

    c. Menjadi pusat pendidikan dan atau latihan bagi tenaga dokter dan

    tenaga dokter spesialis serta tenaga kesehatan lainnya.

    2. Tujuan khusus

    Tujuan khusus Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar adalah:

    a. Terselenggarannya pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang

    kesehatan dengan mutu, cakupan dan efisiensi yang tinggi yang

    selanjutnya dapat semakin meningkatkan pelayanan bagi pengguna

    jasa rumah sakit serta masyarakat sekitarnya, dan berfungsi sebagai

    lembaga yang sifatnya socio economic.

    b. Berfungsinya organisasi rumah sakit yang didukung oleh mantapnya

    tata laksana di setiap satuan kerja.

    c. Terlaksananya proses manajemen yang berdaya guna dan berhasil

    guna serta dilandasi oleh falsafah, misi, dan etika rumah sakit.

    d. Mantapnya sistem informasi kesehatan yang berfungsi secara baik

    serta ditunjang oleh data yang akurat, relevan, dan lengkap.

  • 83

    e. Tercukupinya jumlah SDM yang didukung oleh pengetahuan,

    keterampilan dan sikap yang memadai serta ditunjang oleh sarana

    prasarana dan dana yang cukup.

    4.1.6 Status dan Wilayah Rujukan RSUD Dr. Saiful Anwar

    RSUD Dr. Saiful Anwar adalah Rumah Sakit Umum Kelas A milik

    Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan Perda Nomor 23 Tahun

    2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Provinsi Jawa Timur,

    RSUD Dr.Saiful Anwar ditetapkan sebagai unsur penunjang Pemerintah Provinsi

    setingkat dengan Badan, yang menyelenggarakan sebagian urusan dibidang

    pelayanan kesehatan. Dipimpin oleh seorang kepala yang disebut Direktur, berada

    dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

    Berdasarkan Perda Jawa Timur No.11 tahun 2008 tanggal 21 Agustus

    2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja rumah sakit Provinsi Jawa Timur status

    kelembagaan RSUD dr.Saiful Anwar ditetapkan sebagai lembaga teknis daerah

    setingkat badan dengan struktur organisasi struktural teridiri dari Direktur , 4

    Wakil Direktur, 7 Bidang dengan 14 seksi dan 3 Bagian dengan 9 Sub Bagian.

    Sedangkan organisasi non struktural terdiri dari 24 organisasi Staf Medis

    Fungsional dan 21 Instalasi. Disamping itu terdapat beberapa Komite yang

    membantu tugas-tugas Direktur.

    RSUD Dr. Saiful Anwar adalah Rumah Sakit kelas A berdasarkan Surat

    Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 673/Menkes/SK/VI/2007 pada bulan April

    2007. Saat ini selain sebagai wahana pendidikan kepaniteraan klinik madya

  • 84

    Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya juga program pendidikan dokter

    spesialis (PPDS I) Bedah, IPD, OBG, IKA, Paru, Jantung, Mata, THT, Patologi

    Klinik, Emergency Medicine, Kulit Kelamin, Neurologi, dan Radiologi.

    Sampai saat ini, beberapa institusi pendidikan baik pemerintah maupun

    swasta yang bekerja sama dengan RSUD Dr. Saiful Anwar antara lain Program

    Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), Dokter Umum, FPMIPA, Program D IV

    Gizi, Akademi Perawatan, Akademi Gizi, Sekolah Perawat Kesehatan Program

    Pendidikan Bidan, SMKA, dan lain-lain.

    Sejak Maret tahun 2000, RSUD Dr. Saiful Anwar Malang terakreditasi

    penuh untuk 12 jenis pelayanan. Pada tahun 2005 terakreditasi penuh tingkat

    lengkap untuk 16 jenis pelayanan berlaku 1 Februari tahun 2005 s/d 1 Februari

    tahun 2008 dan diperbarui dengan setifikat ISO 9001 : 2000 yang berlaku 18 Juni

    2008 s/d 18 Juni 2009 dan telah diperbarui dengan sertifikat ISO 9001 : 2008.

    Wilayah rujukan RSU Dr.Saiful Anwar meliputi 10 (sepuluh ) wilayah

    kota/kabupaten, yaitu, Kota/Kabupaten Malang, Kota Batu, Kota/Kabupaten

    Pasuruan, Kota/Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang dan Kota/

    Kabupaten Blitar. Adapun jumlah penduduk pada wilayah rujukan adalah:

  • 85

    Tabel 4.3 Penduduk Wilayah Rujukan

    No Kota / Kabupaten Jumlah Penduduk Luas

    (km2 ) Kepadatan

    (Jiwa / km2) 1. Kota Malang 779.002 110,06 7.078 2. Kabupaten Malang 2.393.959 2.979,41 804 3. Kota Batu 185.467 92,78 1.999 4. Kota Pasuruan 182.072 35,29 5.159 5. Kabupaten Pasuruan 1.464.297 1.150,75 1.272 6. Kota Probolinggo 205.490 56,66 3.627 7. Kabupaten Probolinggo 1.059.322 1.599,03 662 8. Kabupaten Lumajang 1.017.839 1.790,90 568 9. Kota Blitar 124.944 32,57 3.836

    10. Kabupaten Blitar 1.131.222 1.588,79 712 T O T A L 8.543.614 9.436,24 905

    (Sumber: RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)

    4.1.7 Struktur Organisasi RSUD Dr. Saiful Anwar

    Struktur organisasi merupakan susunan hubungan antar bagian, komponen

    dan posisi dalam suatu organisasi yang membuat pembagian kerja, wewenang dan

    tanggung jawab, menunjukkan bagaimana fungsi aktivitas yang berbeda-beda itu

    dihubungkan sampai batas tertentu, tingkat hierarki maupun struktur

    wewenangnya. Struktur organisasi ini dibuat agar masing-masing bagian

    mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab sehingga kesalahan dapat

    dihindari.

    Berdasar Perda nomor 23 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja

    Rumah Sakit Provinsi Jawa Timur status kelembagaan RSUD Dr . Saiful Anwar

    ditetapkan sebagai lembaga teknis daerah setingkat badan dengan struktur

    organisasi struktural terdiri dari Direktur, 4 Wakil Direktur, 7 Bidang dengan 14

    Seksi dan 3 Bagian dengan 9 Sub Bagian. Sedangkan organisasi non struktural

  • 86

    terdiri dari 24 organisasi Staf Medis Fungsional dan 21 Instalasi. Disamping itu

    terdapat beberapa Komite yang membantu tugas-tugas Direktur.

  • 87

    STRUKTUR ORGANISASI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

    Instalasi

    SMF

    Instalasi

    Instalasi

    SFT

    Sub. Bagian Tata

    Usaha

    Sub. Bagian

    Perencanaan

    Sub. Bagian

    Penerimaan &

    pendapatan

    Sub. Bagian

    Kepegawaian

    Sub. Bagian

    Anggaran Sub. Bagian

    Perbendaha

    raan

    Sub. Bagian

    Hukum,Humas &

    Pemasaran

    Sub. Bagian

    Perlengkapan &

    Asset

    Sub. Bagian

    Akunt &

    Verifikasi

    Seksi Pendidikan Seksi

    Pengembang

    Ten. Medik &

    KEperawatan

    Seksi Penelitian Seksi Pengemb

    Ten. Non Medik

    Seksi Rekam

    Medik

    Seksi Evaluasi &

    Pelaporan

    Seksi Penunjang

    Pelayanan

    Langsung

    Seksi Penunjang

    Pelayanan Umum

    Seksi Penunjang

    Terapi

    Seksi Penunjang

    Diagnostik

    Seksi Pelayanan

    Irna & Rawat

    Intens &

    Pembedahan

    Seksi Pelayanan

    IRJ & IRD

    Seksi Pelayanan

    Keperawatan

    Seksi Sarana

    Tenaga

    Keperawatan

    BAGIAN

    UMUM

    BAGIAN

    PERENC, &

    ANGG.

    BAGIAN KEU

    & AKUNT

    BIDANG

    DIKLIT

    BIDANG

    PENGEMB &

    PROFESI

    BIDANG

    PENUNJANG

    MEDIK

    BIDANG

    PENUNJANG

    NON MEDIK

    BIDANG RM &

    EVALUASI

    PELAPORAN

    BIDANG

    KEPERAWATA

    N

    BIDANG YAN.

    MED.

    DIREKTUR

    KOMITE-KOMITE SPI

    WADIR UMUM &

    KEUANGAN

    WADIR PEND & PENGEMB.

    PROFESI

    WADIR PENUNJANG PELAYANAN

    WADIR YAN MED &

    KEPERAWATAN

  • 88

    4.1.8 Tugas Pokok Dan Fungsi RSUD Dr. Saiful Anwar

    Rumah Sakit Propinsi mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan

    secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan

    dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya

    peningkatan, pencegahan dan penyelenggaraan upaya rujukan serta

    penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan kesehatan.

    Sedangkan fungsi rumah sakit adalah :

    a. Penyelenggaraan pelayanan medik

    b. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medik dan non medik

    c. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan

    d. Penyelenggaraan pelayanan rujukan

    e. Penyelenggaraan usaha pendidikan dan pelatihan

    f. Penyediaan fasilitas dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan

    pendidikan bagi calon dokter, dokter spesialis, subspesialis dan tenaga

    kesehatan lainnya

    g. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kesehatan

    h. Penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan

    4.2 Lingkungan Internal RSUD Dr. Saiful Anwar

    4.2.1 Ketenagaan RSUD Dr. Saiful Anwar

    Jumlah tenaga yang terbatas serta banyaknya tenaga yang akan menjalani

    pensiun merupakan kendalan tersendiri dalam pengelolaan dan pemberdayaan

    tenaga terutama untuk tenaga medis dan paramedis. Data keadaan tenaga yang

  • 89

    menggambarkan kompleksitas pengelolaan tenaga seperti tercantum dalam tabel

    dibawah ini :

    Tabel 4.4 Ketenagaan Menurut Jenis dan Status Tenaga

    No JENIS TENAGA PNSD DIKNAS HR PTT DPK JUMLAH 1. Medis 133 75 7 11 9 235 2. Paramedis

    Perawatan 568 0 227 0 0 795

    3. Paramedis Non Perawatan 170 5 32 0 0 207

    4. Pekarya Kesehatan 220 0 13 0 0 233

    5. Non Medis : 455 4 127 0 0 586

    Total 1.546 84 406 11 9 2.056 (Sumber: RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)

    Dari sisi kuantitas/jumlah tenaga dapat dilihat perkembanganya seperti

    tercantum dalam tabel dibawah ini :

    Tabel 4.5 Perkembangan Ketenagaan

    No. Jenis Tenaga Tahun 2007

    Tahun 2008

    Tahun 2009

    1. Tenaga Medis - Dokter Spesialis - Dokter Gigi Spesialis - Dokter Umum - Dokter Gigi

    171 9

    30 10

    178 8

    34 11

    187 9 30 9

    2. Tenaga paramedis - Paramedis Perawatan - Paramedis non

    perawt.

    679 173

    707 183

    795 207

    3. Tenaga Pek. Kesehatan 246 241 233 4. Tenaga Non Medis 532 542 586 T o t a l 1.850 1904 2.056

    (Sumber: RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)

  • 90

    Dari kedua tabel tersebut diatas dapat diperoleh gambaran bahwa :

    a. Jumlah tenaga PNS dari tahun ketahun mengalami peningkatan, karena

    adanya pengangkatan dari tenaga kontrak menjadi CPNS dan PNS.

    b. Jenis tenaga sangat heterogen, mulai dari tenaga dokter spesialistik,

    dokter umum, dokter gigi, paramedis perawatan, paramedis non

    perawatan, pekarya kesehatan dan tenaga administrasi.

    c. Status kepegawaian juga sangat beragam mulai dari PNSD, PNS

    Diknas, PTT dan tenaga kontrak.

    d. Jumlah tenaga kontrak yang ada saat ini sebesar 19,75 % dari jumlah

    seluruh tenaga yang sebagian besar adalah tenaga perawat.

    Dari analisis sumberdaya manusia tersebut diatas, maka masalah utama

    dalam pengelolaan tenaga adalah pemenuhan kuantitas dan peningkatan

    profesionalisme semua tenaga yang ada di rumah sakit mengingat RSU.Dr.Saiful

    Anwar telah ditetapkan menjadi rumah sakit kelas A. Pemenuhan kuantitas tenaga

    saat ini tidak bisa lagi dengan mengangkat tenaga kontrak, karena peraturan

    pemerintah melarang hal tersebut. Jalan keluarnya adalah penambahan formasi

    tenaga PNS, yang dengan sendirinya hal ini sangat tergantung dari kebijakan

    pemerintah.

    4.2.2 Jam Kerja dan Jenis Cuti pada RSUD Dr. Saiful Anwar

    Jam kerja yang diberlakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar adalah sebagai

    berikut:

  • 91

    Tabel 4.6 Jam Kerja

    Hari Jam Kerja Senin s/d Kamis 07.00 - 15.00 WIB

    Jumat 07.00 - 14.30 WIB

    (Sumber : RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)

    Adapun jenis cuti yang diberlakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar adalah

    cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti bersalin, cuti alasan penting, dan cuti

    diluar tanggungan negara.

    4.2.3 Sistem Penggajian RSUD Dr. Saiful Anwar

    Jenis ketenagaan di RSUD Dr. Saiful Anwar terdiri dari PNSD, DIKNAS,

    Dinas P&K, Honorer dan Pegawai Tidak Tetap. Sistem penggajian untuk tenaga

    PNSD, DIKNAS dan DPK langsung dari pemerintah propinsi yang ditransfer

    melalui bank, sedangkan untuk tenaga honorer dan pegawai tidak tetap pembagian

    gaji langsung dari RSUD Dr. Saiful Anwar karena mereka dipekerjakan oleh

    pihak rumah sakit sesuai dengan masa kerja yang telah disepakati bersama.

    4.2.4 Program di RSUD Dr. Saiful Anwar

    Disamping melakukan jasa pelayanan medis, RSUD Dr. Saiful Anwar

    juga sedang melaksanakan beberapa program, antara lain:

    1. Pusat Pelayanan Kegawat Daruratan

    Bekerjasama dengan Singapore International Fundation (SIF) telah

    dilaksanakan pengembangan Instalasi Rawat Darurat sebagai pusat

    pelayanan kegawat daruratan di kota Malang dengan pembentukan

  • 92

    jaringan rujukan dan pelatihan-pelatihan kegawat daruratan baik kepada

    masyarakat maupun institusi lainnya antara lain: Pelatihan Basic Trauma

    Life Support & Advance Trauma Life Support, Basic Cardiac Life

    Support. Disamping itu IRD juga dilengkapi dengan 4 (empat) ambulance

    kegawat daruratan (ambulance 118). Adapun untuk peningkatan pelayanan

    komunikasi medik telah mendapatkan bantuan dari Depkes RI seperangkat

    peralatan radio medik. Pada tahun 2004 telah dinyatakan lulus dalam

    penerapan manajemen mutu sesuai standart ISO 9001 : 2000.

    2. Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi

    Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi ( RSSIB ) bertujuan meningkatkan

    mutu pelayanan Ibu dan Bayi secara terpadu dalam upaya menurunkan

    angka kematian ibu dan angka kematian bayi khususnya angka kematian

    perinatal, melalui :

    a. Peningkatan fungsi RSSA sebagai RS rujukan agar dapat memberikan

    pelayanan yang berkualitas terhadap semua kehamilan resiko tinggi

    maupun kasus-kasus rujukan ibu melahirkan.

    b. Penerapan pedoman peningkatan mutu pelayanan ibu dan bayi berupa

    10 langkah menuju perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan

    paripurna.

    3. Dokter Brigade Siaga Bencana (BSB)

    Dalam rangka kesiapsiagaan penanggulangan bencana, RSU Dr. Saiful

    Anwar mendapatkan bantuan tenaga Dokter Brigade Siaga Bencana (BSB)

  • 93

    berstatus PTT sebanyak 13 orang yang ditempatkan di Instalasi Rawat

    Darurat (IRD). Dokter BSB sewaktu-waktu siap dimobilisasi untuk

    menanggulangi akibat bencana, disamping itu dokter BSB juga

    memberikan pelatihan kepada dokter-dokter Puskesmas, Mahasiswa,

    Pelajar, kalangan industri dan masyarakat umum untuk kesiapsiagaan

    penanggulangan bencana.

    4. PKRS

    Untuk memacu kegiatan PKRS, dilakukan stratifikasi pelaksanaan

    kegiatan PKRS di masing-masing satuan kerja untuk masukan bagi

    perencanaan pembinaan selanjutnya.

    5. Pelayanan Administrasi Terpadu (PAT)

    Dengan telah tersentralnya pelayanan rawat jalan dalam 1 (satu) lokasi

    bangunan, maka untuk kemudahan dan kecepatan pelayanan kepada pasien

    diselenggarakan pelayanan administrasi terpadu yang meliputi :

    - Pelayanan Informasi

    - Pelayanan pendaftaran Pasien

    - Pelayanan keuangan / Askes

    - Pelayanan Rekam Medik.

    Pelayanan administrasi terpadu ini dilaksanakan dengan memadukan

    tempat, tenaga dan system pelayanan.

    6. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

    Pada tahun 2008 telah dilaksanakan Peningkatan SDM :

    - Pendidikan formal sebanyak 51 orang

  • 94

    o Pendidikan lanjutan sejumlah 48 orang

    o Mulai Pendidikan sejumlah 3 orang

    - Kursus Job Training yang terdiri dari :

    o Teknis Fungsional di RSSA sebanyak 318 orang

    o Teknis Fungsioal diluar RSSA sebanyak 858 orang

    Kegiatan dalam rangka peningkatan SDM tersebut antara lain pendidikan

    & penelitian, study banding, seminar, lokakarya, symposium, semiloka

    dan lain-lain.

    7. Sertifikasi ISO 9001 : 2000 dan Clinical Governance

    RSU Dr. Saiful Anwar adalah Rumah Sakit Kelas A milik Pemerintah

    Provinsi Jawa Timur, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan telah

    melaksanakan standarisasi pelayanan melalui manajemen mutu ISO 9001 :

    2000 yang dimulai sejak tahun 2004 untuk pelayanan rawat darurat, tahun

    2005 untuk pelayanan rawat jalan dan pada tahun 2006 seluruh pelayanan

    rumah sakit telah tersertifikasi ISO 9001 : 2000 termasuk clinical

    governance dalam rangka patient safety,diperbarui dengan IS 9001 : 2008

    untuk 16 pelayanan corporate.

    8. Revitalisasi Organisasi

    Dalam rangka peningkatan pelayanan pada tahun 2008 RSSA

    melaksanakan revitalisasi organisasi dengan kegiatan antara lain

    melengkapi uraian tugas dan uraian jabatan seluruh satuan kerja di

    lingkungan RSSA sesuai dengan PP 41 tahun 2007.

  • 95

    9. Peningkatan Pelayanan Publik

    Dalam rangka peningkatan pelayanan publik di RSSA telah dilaksanakan

    kegiatan antara lain :

    a. Penyusunan standar pelayanan publik di lingkungan RSSA

    b. Penyempurnaan tempat pelayanan pengaduan masy./ layanan informasi

    c. Pemantapan sistem penyelesaian pengaduan masyarakat

    d. Peningkatan sarana dan prasarana dalam rangka menunjang

    kenyamanan pelanggan rumah sakit antara lain penambahan ruang

    tunggu, petunjuk arah dan gerakan rumah sakit bersih dan tertib

    (GRSBT)

    e. Pemantauan/evaluasi kepuasan pelanggan rumah sakit

    10. Sistem Informasi Rumah Sakit

    Komputerisasi manajemen informasi yang berorientasi pada sistem sudah

    menjadi kebutuhan yang penting bagi rumah sakit, mengingat besarnya

    sumber daya serta luasnya cakupan pelayanan. Komputerisasi

    manajemen informasi dengan LAN (Local Areal Network) dilaksanakan

    secara bertahap disesuaikan dengan sumber daya yang ada, saat ini sudah

    mencakup sistem informasi keuangan, anggaran, akuntansi, medik

    terbatas, ketenagaan, inventory, asset dan tata ruang meskipun belum

    secara keseluruhan terpadu.

    Sementara itu perbaikan dan penyempurnaan sistem informasi medik,

    keuangan, ketenagaan dan inventory tetap diprogramkan bersamaan

  • 96

    dengan penyempurnaan hardware, software dan braynware sistem

    jaringan komputer rumah sakit.

    11. Penyehatan Lingkungan

    Kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit meliputi kegiatan antara

    lain pengelolaan limbah cair dan limbah padat. Untuk limbah cair setiap

    bulan dilakukan pemeriksaan oleh laboratorium IPL dan setiap tribulan

    diperiksa oleh Laboratorium Jasa Tirta I (PJT I). Hasil dari pemeriksaan

    kedua laboratorium tersebut walaupun ada sedikit perbedaan tetapi secara

    keseluruhan masih dibawah ambang batas.

    Untuk pengelolaan limbah padat dibedakan menjadi dua yaitu sampah

    medis dan sampah non medis. Untuk sampah non medis dibuang keluar

    rumah sakit bekerja sama dengan Dinas Kebersihan Kota Malang,

    sedangkan untuk sampah medis dilakukan pembakaran terlebih dahulu di

    incenerator rumah sakit. Kegiatan pembakaran sampah medis inipun tidak

    hanya yang berasal dari intern rumah sakit, tetapi juga berasal dari institusi

    lain. Sampah medis yang dibakar pada tahun 2009 sebanyak 83.915 kg

    yang berasal dari rumah sakit 72.380 kg (86,25 %) sedangkan dari institusi

    lain sebanyak 11.535 (13,75 %).

  • 97

    4.2.5 Keuangan RSUD Dr. Saiful Anwar

    Penerimaan Pendapatan (Kas) Rumah Sakit Tahun 2009 dapat dilihat

    pada tabel berikut:

    Tabel 4.7 Penerimaan Pendapatan

    No Uraian Target

    Tahun 2009 Realisasi Tahun 2009

    Rp. % 1. Instalasi Rawat Jalan 2.500.000.000 2.536.645.100 104,47

    2. Instalasi Rawat Inap 4.000.000.000 2.809.278.400 70,23

    3. Pavilyun 9.000.000.000 7.227.203.400 80,30

    4. Bedah Sentral 1.600.000.000 1.551.947.200 97,00

    5. Endoscopy 65.000.000 67.717.000 103,26

    6. Instalasi Gawat Darurat 2.000.000.000 2.856.320.850 142,82

    7. Rehabilitasi Medik 160.000.000 156.389.300 97,74

    8. Pathologi Klinik 4.000.000.000 4.664.084.550 116,60

    9. Pathologi Anatomi 180.000.000 172.924.050 96,07

    10. Radiologi 2.000.000.000 2.354.638.400 117,73

    11. Instalasi Gizi 17.500.000 18.863.900 107,79

    12. Instalasi Forensik 35.000.000 44.146.450 126,13

    13 Instalasi Farmasi 1.500.000.000 1.256.091.625 83,74

    14 Ambulance 250.000.000 424.105.000 169,64

    15 Askes 15.000.000.000 19.030.972.750 126,87

    16 Askes Maskin 27.000.000.000 25.692.729.890 95,16

    17 Haemodialisa 300.000.000 291.405.000 97,14

    18 Jasa Layanan Lain-lain 2.392.500.000 1.697.538.210 70,95

    Jumlah 72.000.000.000 72.852.401.075 101,18 (Sumber: RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)

    Sumber dan alokasi pembiayaan rumah sakit dapat dilihat pada tabel

    berikut:

  • 98

    Tabel 4.8 Alokasi Anggaran APBD dan Realisasi Belanja Tahun 2009

    No URAIAN ALOKASI REALISASI ( Rp. ) % A Belanja Tidak Lang-

    sung 61.484.767.000,00 57.100.425.520,00 92,87

    1 Belanja Pegawai 61.317.067.000,00 43.681.188.518,00 71,24 2 Belanja Bunga 167.700.000,00 167.700.000,00 100,00 B Belanja Langsung 134.908.018.365,00 127.986.248.287,70 94,87

    1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    41.958.521.215,00 39.597.853.725,70 94,37

    2 Program Peningkatan disiplin aparatur 243.900.000,00 125.557.000,00 51,48

    3 Program pengembangan lingkungan sehat 1.926.602.000,00 1.653.036.725,00 85,80

    4

    Program pengadaan, peningkatan sarana & prasarana RS / RSJ / RS Paru / RS Mata

    18.289.500.000,00 16.953.690.420,00 92,70

    5 Program pemeliharaan sarana & prasarana RS / RSJ / RS Paru / RS Mata

    5.020.350.000,00 3.933.213.258,00 78,35

    6 Program upaya kesehatan perorangan 63.302.803.150,00 61.791.672.419,00 97,61

    7

    Program manajemen dan kebijakan pembangunan kesehatan

    1.832.595.000,00 1.723.915.350,00 94,07

    8 Program sumberdaya kesehatan 2.333.747.000,00 2.207.309.390,00 94,58

    J u m l ah 196.392.785.365,00 185.086.673.807,70 94,24 (Sumber: RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)

  • 99

    Sedangkan untuk perkembangan alokasi anggaran dari tahun ke tahun

    dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.9 Alokasi Anggaran

    No Sumber Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 1. APBD (GAJI) 36.258.406.594 47.534.964.000 61.484.767.000 2. APBD (NON GAJI) 85.894.479.622 90.720.167.787 116.618.518.365 3. PARS (SWADANA) 46.000.000.000 52.000.000.000 72.000.000.000 4. APBD (PEMB.) 11.825.000.000 8.000.000.000 18.289.500.000 5. APBN (PEMB.) 6.000.000.000 - 10.000.000.000 Jumlah 139.977.886.216 198.255.131.787 278.392.785.365

    (Sumber: RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)

  • 100

    4.3 Gambaran Umum Responden pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

    Saiful Anwar

    Untuk menganalisis hasil dari penelitian ini, maka data-data hasil

    penelitian akan disajikan dalam bentuk tabulasi. Distribusi frekuensi akan disusun

    berdasarkan klasifikasi responden, antara lain:

    a. Berdasarkan jenis kelamin

    b. Tingkat pendidikan

    c. Masa kerja

    Berikut ini akan disajikan beberapa tabel distribusi frekuensi untuk

    memberikan gambaran data diri yang diberikan responden pada kuesioner yang

    disebarkan.

    1. Data responden berdasarkan jenis kelamin

    Tabel 4.10 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

    Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-laki 26 37,14

    Perempuan 44 62,86

    Jumlah 70 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)

    Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak

    26 orang atau 37,14% dan jumlah responden perempuan sebanyak 44 orang atau

    62,86%. Ini berarti bahwa dalam operasionalnya banyak dibutuhkan tenaga kerja

    perempuan.

  • 101

    2. Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

    Tabel 4.11 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

    Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%) SMA 19 27,14

    Diploma 10 14,29

    Sarjana 35 50 Pasca Sarjana 6 8,57

    Jumlah 70 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)

    Dari Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat

    pendidikan SMA berjumlah 19 orang atau 27,14%, Diploma berjumlah 10 orang

    atau 14,29%, Sarjana berjumlah 35 orang atau 50% dan Pasca Sarjana berjumlah

    6 orang atau 8,57%. Besarnya proporsi pekerja yang berpendidikan Sarjana

    dikarenakan pekerjaan yang dilakukan berhubungan dengan teknik

    operasionalnya.

    3. Data Responden Berdasarkan Masa Kerja

    Tabel 4.12 Data Responden Berdasarakan Masa Kerja

    Masa Kerja Frekuensi Prosentase (%) 10 tahun 36 51,43

    11-20 tahun 14 20

    21-25 tahun 15 21,43

    25 tahun 5 7,14

    Jumlah 70 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)

  • 102

    Dari Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa responden yang masa kerjanya

    antara kurang dari sama dengan 10 tahun berjumlah 36 orang atau 51,43%, masa

    kerja antara 11-20 tahun sebanyak 14 orang atau 20%, masa kerja antara 21-25

    tahun berjumlah 15 orang atau 18,75%, dan yang berkisar antara 25-30 tahun

    berjumlah 5 orang atau 7,14%. Dapat disimpulkan bahwa karyawan di RSUD Dr.

    Saiful Anwar Malang memiliki masa kerja berkisar antara kurang dari sama

    dengan 10 tahun. Hal ini disebabkan karena banyaknya karyawan yang telah dan

    akan mengalami pensiun.

    4.4 Pelaksanaan Good Governance Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

    Saiful Anwar

    Penerapan prinsip-prinsip good governance oleh RSUD Dr. Saiful Anwar

    berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

    a. Keadilan (Fairness)

    Prinsip keadilan yang telah dilaksanakan dalam RSUD Dr. Saiful

    Anwar adalah pemenuhan hak dan kewajiban pihak rumah sakit kepada

    organisasi, pemilik rumah sakit (Pemerintah Provinsi Jawa Timur), dan

    masyarakat (pasien) telah terpenuhi. Hal itu dapat terlihat dengan:

    - Tidak adanya suatu kasus atau konflik baik dari pihak internal

    maupun dari pihak eksternal rumah sakit.

    - Tidak adanya kasus-kasus korupsi karena rumah sakit menjalankan

    aktivitas manajerialnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan

    yang telah ditetapkan oleh pemerintah

  • 103

    - Pemberian sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, bagi para

    pegawai yang melanggar aturan rumah sakit

    - Pemberian penghargaan kepada pegawai yang berprestasi berupa

    bonus, pengembangan profesi maupun insentif lainnya.

    b. Transparansi (Transparancy)

    Prinsip transparansi yang telah dilaksanakan oleh rumah sakit

    antara lain:

    - Penerbitan laporan berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah (LAKIP) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

    Laporan tersebut diserahkan kepada Bupati melalui Sekda

    kemudian diperiksa oleh Bawasda selaku Pengawas Daerah.

    - Kondisi ruang kerja pegawai yang terbuka dan transparan,

    sehingga sesama pegawai dapat memantau kegiatan yang

    dilakukan oleh pegawai lainnya. Secara tidak langsung

    pengawasan juga dapat dilakukan oleh sesama pegawai.

    - Adanya pemisahan fungsi yang jelas sesuai dengan struktur

    organisasi yang telah ditetapkan. Hal ini ditujukan untuk penetapan

    tanggungjawab dan wewenang kinerja pegawai.

    c. Akuntabilitas (Accountability)

    Prinsip akuntabilitas yang diterapkan pada rumah sakit antara lain:

  • 104

    - Penggunaan jasa auditor untuk mengaudit laporan keuangan rumah

    sakit.

    - Pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh Tim Akreditasi Rumah

    Sakit wilayah setempat dan Dinas Kesehatan Propinsi yang

    dilakukan secara berkala.

    - Penyusunan anggaran rumah sakit yang telah disesuaikan dengan

    kebutuhan rumah sakit

    - Pelaksanaan mekanisme check and balanced yang dilakukan dalam

    operasional rumah sakit, merupakan bentuk tanggung jawab

    mengenai pelaksanaan kerja. Oleh sebab itu, RSUD Dr. Saiful

    Anwar memiliki kesinambungan kerja yang baik.

    d. Responsibilitas (Responsibility)

    Kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, tercermin dalam

    kepekaan rumah sakit untuk melaksanakan good governance. Adapun

    bentuk responsibilitas yang telah dilaksanakan rumah sakit antara lain:

    - Penerimaan pasien dari semua lapisan masyarakat

    - Pemberian kemudahan pengobatan kepada semua pasien terutama

    pasien miskin guna membantu meningkatkan derajat kesehatan

    masyarakat.

    - Penanganan pasien diberikan tanpa membeda-bedakan status sosial

    pasien dan dilakukan secara tepat waktu.

  • 105

    e. Independensi (Independency)

    Pengelolaan organisasi secara profesional tanpa benturan dari

    pihak manapun sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku terlihat

    pada visi RSUD Dr. Saiful Anwar untuk menjadi rumah sakit berstandar

    global pada tahun 2010. Hal ini menggambarkan bahwa rumah sakit telah

    memiliki strategi, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu,

    rumah sakit pastinya juga telah memiliki Hopital by Laws yang digunakan

    untuk melindungi penyelenggaraan rumah sakit, tenaga kesehatan dan

    pasien. Karena RSUD Saiful Anwar telah menjadi rumah sakit rujukan,

    maka pihak rumah sakit telah memiliki fasilitas pendukung kesehatan

    sendiri, misalnya bank darah, laboratorium, radiologi, dan peralatan medis

    lainnya.

    4.4.1 Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good

    Governance Pada RSUD Dr. Saiful Anwar

    Untuk mengetahui tanggapan pegawai RSUD Dr. Saiful Anwar terhadap

    pelaksanaan prinsip-prinsip good governance, digunakan alat ukur berupa

    indikator-indikator pelaksanaan good governance sebagai berikut:

    a. Keadilan (Fairness)

    b. Transparansi (Transparancy)

    c. Akuntabilitas (Accountability)

    d. Responsibilitas (Responsibility)

    e. Independensi (Independency)

  • 106

    Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada responden, maka

    dapat diketahu tanggapan responden mengenai penerapan prinsip-prinsip good

    governance pada RSUD Dr. Saiful Anwar. Untuk memudahkan penilaian dari

    jawaban responden, maka dibuat criteria berdasarkan Skala Likert sebagi berikut:

    Tabel 4.13 Skor/Bobot Nilai Berdasarkan Skala Likert

    Pernyataan Jawaban Bobot Nilai Sangat Setuju

    Setuju Ragu-ragu

    Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

    SS

    S RR

    TS STS

    5 4

    3

    2

    1 (Sumber: Metode Penelitian Administrasi, Sugiyono 2004)

    Pernyataan kuesioner untuk pelaksanaan prinsip-prinsip good governance

    berjumlah 20 pernyataan dengan responden sebanyak 70 pegawai dimana

    pernyataan-pernyataan tersebut berdasarkan indikator-indikator yang diukur

    sebagai berikut:

    a. Keadilan (Fairness)

    Keadilan merupakan indikator yang dalam melaksanakan

    kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan

    pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan atas

    kesetaraan dan kewajaran. Berdasarkan data hasil penelitian atas indikator

    keadilan dapat dianalisis sebagai berikut:

  • 107

    Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi dan Persentase

    Tanggapan Responden Terhadap Keadilan

    Pernyataan 1-5 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)

    SS S

    RR TS

    STS

    73 244 30 3 -

    5 4 3 2 1

    365 976 90 6 -

    20,86 69,71 8,57 0,86

    -

    TOTAL 350 1437 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)

    Berdasarkan Tabel 4.14 di atas dapat dilihat sebanyak 69,71%

    responden menyatakan setuju bahwa prinsip keadilan telah dilaksanakan di

    RSUD Dr. Saiful Anwar. Hal ini terbukti dengan tidak adanya konflik

    dalam rumah sakit, baik dari pihak internal maupun eksternal, tidak

    adanya tindak korupsi yang dapat merugikan bagi semua pihak, pelayanan

    medis bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan status sosial,

    pemberian sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi pegawai

    rumah sakit yang melanggar aturan, serta pemberian penghargaan kepada

    pegawai yang berjasa dan berprestasi. Penghargaan yang diberikan dapat

    berupa bonus, pengembangan profesi dan insentif lainnya. Dengan

    demikian, dapat disimpulkan bahwa pihak RSUD Dr. Saiful Anwar telah

    melaksanakan prinsip keadilan dengan baik.

  • 108

    b. Transparansi (Transparancy)

    Prinsip dasar transparansi adalah untuk menjaga obyektifitas dalam

    menjalankan kegiatan usaha. Oleh sebab itu, rumah sakit harus

    menyediakan informasi yang relevan serta mudah diakses dan dipahami

    oleh pihak-pihak yang berkepentingan, baik itu pemerintah, pemegang

    saham, pegawai rumah sakit maupun masyarakat.

    Berdasarkan data hasil penelitian atas indikator transparansi dapat

    dianalisis sebagai berikut:

    Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi dan Persentase

    Tanggapan Responden Terhadap Transparansi

    Pernyataan 6-8 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)

    SS S

    RR TS

    STS

    46 127 31 6 -

    5 4 3 2 1

    230 508 93 12 -

    21,90 60,48 14,76 2,86

    -

    TOTAL 10 843 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)

    Berdasarkan Tabel 4.15 di atas dapat dilihat sebanyak 60,48%

    responden menyatakan setuju bahwa prinsip transparansi telah

    dilaksanakan di RSUD Dr. Saiful Anwar. Hal ini dapat dilihat dari kondisi

    ruang kerja yang terbuka sehingga masing-masing pegawai rumah sakit

    dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung satu sama lain,

    penerbitan laporan berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah (LAKIP) secara rutin, penerbitan buku tahunan rumah sakit

  • 109

    yang dapat diakses dengan mudah oleh pihak-pihak yang berkepentingan,

    serta adanya pemisahan fungsi dan wewenang pegawai yang jelas

    sehingga tidak terjadi bias dalam menjalankan tugasnya masing-masing.

    Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa prinsip transparansi telah

    dilaksanakan dengan baik oleh pihak RSUD Dr. Saiful Anwar.

    c. Akuntabilitas (Accountability)

    Rumah sakit harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya

    secara wajar dan transparan. Untuk itu, rumah sakit harus dikelola secara

    baik sesuai dengan kepentingan pemegang saham dan pemangku

    kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan syarat yang diperlukan untuk

    mencapai kinerja yang berkesinambungan (going concern).

    Berdasarkan data hasil penelitian atas indikator akuntabilitas dapat dianalisis sebagai berikut:

    Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi dan Persentase

    Tanggapan Responden Terhadap Akuntabilitas

    Pernyataan 9-11 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)

    SS S

    RR TS

    STS

    39 152 17 2 -

    5 4 3 2 1

    195 608 51 4 -

    18,57 72,38 8,10 0,95

    -

    TOTAL 210 858 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)

  • 110

    Berdasarkan Tabel 4.16 di atas dapat dilihat sebanyak 72,38%

    responden menyatakan setuju bahwa prinsip akuntabilitas telah

    dilaksanakan di RSUD Dr. Saiful Anwar. Hal ini, dapat dilihat dengan

    adanya sistem pengendalian internal rumah sakit yang baik, pelaksanaan

    monitoring dan evaluasi oleh Tim Akreditasi Rumah Sakit wilayah

    setempat dan Dinas Kesehatan Propinsi yang dilakukan secara berkala,

    penyajian laporan keuangan yang telah diaudit, penyusunan anggaran

    sesuai dengan kebutuhan serta pelaksanaan mekanisme check and

    balanced guna kesinambungan kerja yang baik untuk jangka panjang.

    Selain itu, tidak adanya penyelewengan dana yang diberikan

    kepada pihak rumah sakit menjadikan RSUD Dr. Saiful Anwar memiliki

    kesinambungan kerja yang baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan

    bahwa prinsip akuntabilitas telah dilaksanakan dengan baik oleh pihak

    RSUD Dr. Saiful Anwar.

    d. Responsibilitas (Responsibility)

    Dalam hal ini, rumah sakit harus mematuhi perundang-undangan

    serta tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga

    terpelihara kesinambungan usaha yang baik dalam jangka panjang.

    Berdasarkan data hasil penelitian atas indikator responsibilitas

    dapat dianalisis sebagai berikut:

  • 111

    Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi dan Persentase

    Tanggapan Responden Terhadap Responsibilitas

    Pernyataan 12-15 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)

    SS S

    RR TS

    STS

    99 172

    8 1 -

    5 4 3 2 1

    495 688 24 2 -

    35,36 61,43 2,86 0,35

    -

    TOTAL 280 1209 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)

    Berdasarkan Tabel 4.17 di atas dapat dilihat sebanyak 61,43%

    responden menyatakan setuju bahwa prinsip responsibilitas sudah

    dilaksanakan di RSUD Dr. Saiful Anwar. Hal ini dapat dilihat dari

    kepatuhan RSUD Dr. Saiful Anwar pada ketentuan pemerintah, biaya

    pengobatan yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat, sanitasi

    lingkungan terutama pengelolaan limbah secara berkala, menerima

    keluhan masyarakat dengan terbuka, serta melakukan berbagai macam

    penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. Dengan demikian, prinsip

    responsibilitas pada RSUD Dr. Saiful Anwar telah dilaksanakan dengan

    baik.

    e. Independensi (Independency)

    Untuk melancarkan pelaksanaan prinsip-prinsip good governance,

    rumah sakit harus dikelola secara independen sehingga masing-masing

  • 112

    bagian dalan organisasi tidak saling mendominasi dan tidak dapat

    diintervensi oleh pihak lain.

    Berdasarkan data hasil penelitian atas indikator kemandirian dapat

    dianalisis sebagai berikut:

    Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi dan Persentase

    Tanggapan Responden Terhadap Independensi

    Pernyataan 16-20 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)

    SS S

    RR TS

    STS

    134 201 15 -

    -

    5 4 3 2 1

    670 804 45 -

    -

    38,29 57,43 4,28

    -

    -

    TOTAL 350 1519 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)

    Berdasarkan Tabel 4.18 di atas dapat dilihat sebanyak 57,43%

    responden menyatakan setuju bahwa prinsip independensi sudah

    dilaksanakan di RSUD Dr. Saiful Anwar. Hal ini terlihat dengan adanya

    penetapan visi dan misi rumah sakit yang mengindikasikan bahwa rumah

    sakit memiliki tujuan, sasaran dan strategi yang telah ditetapkan. Selain

    itu, pihak RSUD Dr. Saiful Anwar juga memiliki peraturan internal rumah

    sakit untuk melindungi penyelenggaraan rumah sakit, tenaga kesehatan

    dan pasien, memiliki fasilitas penunjang kesehatan sendiri (seperti

    laboratorium, bank darah, dll), pengadaan peralatan medis yang lengkap

    sehingga rumah sakit dapat menjalankan operasionalnya tanpa harus

    bergantung pada rumah sakit lainnya. Penerapan prinsip independensi

  • 113

    yang baik inilah yang menjadikan RSUD Dr. Saiful Anwar sebagai rumah

    sakit tipe A Pendidikan dan digunakan sebagai rumah sakit rujukan.

    4.5 Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Berdasarkan

    Standar Pelayanan Minimal (SPM)

    Pengukuran kinerja rumah sakit berdasarkan penerapan Standar Pelayanan

    Minimal (SPM) adalah sebagai berikut:

    1. Input

    Input mengidentifikasi jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk

    menyediakan barang atau jasa. Dalam penelitian ini, sumber daya yang

    dibutuhkan untuk menyediakan jasa pelayanan kesehatan adalah

    jumlah dokter dan tenaga medis lainnya, pengadaan peralatan medik

    dan non medik, serta alokasi dana yang dibutuhkan dalam kegiatan

    operasional rumah sakit. Dalam rangka memenuhi dan mencukupi

    kebutuhan alat kedokteran, pada tahun 2009 telah direalisasikan

    pengadaan peralatan yang dapat dikategorikan sebagai berikut :

    a. Kebutuhan alat kedokteran yang terdiri Echocardiography 2 D, X

    Ray dengan Fluoroscopy, Autofluoroscopy, Autofluoresence Video

    Bronchoscopy, Computed Radiograpdhy, ECG Cardimax FX 7

    102, Aligator Grasping Forcep, Phacoemulsification, Urodynamic,

    Stimuplex, Meja Operasi, Perfusor dan PCA, Ventilator ICU,

    Bergmen Scaple Bellied, Bed Set Monitor, WSD, Syt Monitor,

    Syringe Pump, Infus Pump, Suction Pump, Insturment THT,

  • 114

    Incubator Transport, Alsa Electro Couter, Instrument Mata,

    Spirometer, Optical Aligator, Forcep, Instrument OBG, Vacum

    Extraction, Phototherapy, Endoschopy, Mesin Anastesi, DC Shock,

    Electrocauter, Orthopedi Set, Pulse Oxymeter, Electrocardiograph

    ECG 100G.

    b. Kebutuhan alat kedokteran gigi, sebagai berikut Dental unit

    syncrus, kompresor, Ultrasonic Scaler.

    c. Kebutuhan alat kesehatan perawatan yaitu Manometer O2 Central,

    Matras anti decubitus, Resusitator dewasa, Dialisa set, Tensimeter

    beroda, Manometer dan Flowmeter, verban tromol rawat luka,

    Hecting set, Venasectie set.

    d. Kebutuhan alat kesehatan Rehabilitasi Medis antara lain Peralatan

    Workshop oven, Air Oven, Air Compressor, Arm Fisio Auto 4 Seo

    4 Sector, Lampu disco, Vacum terapy.

    e. Kebutuhan perlatan polklinik diantaranya adalah Bobes (Spain)

    Javal Keratometer, Fetal Dopler, Cili Forceps.

    f. Kebutuan Alat kedokteran Rawat Darurat Yaitu WSD, Defibrilator,

    Kalibrator Tensi, Suction dan temperatur, Medical Air Dryer,

    Regulator Control Timer.

    g. Kebutuhan alat kedokteran bedah, Instrumen Orthopedi, Ultrasoud

    coutery, Light Source, Instrumen Bedah Anak, Nasal Polypectomy

    set, Uro Camera Head.

  • 115

    h. Kebutuhan alat kedokteran Radiologi antara lain USG High

    Resolusi, Probe USG, Compresor oil Less With Dryer.

    i. Kebutuhan penunjang medik meliputi Sistem Generator (ketel uap).

    2. Process

    Proses dalam Standar Pelayanan Minimal mencakup kecepatan dan

    keramahan dalam penanganan pasien, penampilan menarik petugas

    pelayanan baik medis maupun non medis, serta penataan dokumen

    medik yang tertib sehingga mudah diakses.

    3. Output

    Output menggambarkan kebersihan seluruh ruang kerja dan kesehatan

    serta jumlah pelayanan yang disediakan oleh pihak rumah sakit untuk

    masyarakat atau pasien. Output disini meliputi jumlah pelayanan dan

    jumlah barang yang dibeli atau dihasilkan oleh rumah sakit seperti

    pembangunan gedung pelayanan intensif, pembangunan fasilitas

    umum seperti ruang tunggu penderita, toilet, kantin, dan gedung parker

    bertingkat. Pelayanan yang diberikan selain pelayanan medis adalah

    penyediaan media informasi serta penyuluhan kesehatan kepada

    masyarakat.

  • 116

    4. Outcome

    Outcome meliputi tingkat keluhan pasien terhadap pelayanan rumah

    sakit dan pengukuran indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan

    yang diberikan oleh rumah sakit. Pada tahun 2009 Indeks Kepuasan

    Masyarakat di RSSA mengalami sedikit penurunan dibanding kegiatan

    tahun 2008, hal ini terjadi karena indeks kepuasan masyarakat di

    SMF/Instalasi banyak terjadi penurunan seperti yang disajikan pada

    tabel berikut ini:

    Tabel 4.19 Indeks Kepuasan Masyarakat di RSUD Dr. Saiful Anwar

    No SMF / Instalasi Tahun 2007 Tahun 2008

    Tahun 2009

    1 IRNA I 76,96 76,94 78.69 2 IRNA II 76,45 76,62 76.57 3 IRNA III 84,46 89,30 78.35 4 IRNA IV 72,36 71,82 74.96 5 IRD 70,15 75,78 73.73 6 IRJ 72,65 74,38 76.15 7 IRM 74,32 74,41 74.59 8 Radiologi 75,68 81,90 77.38 9 Laboratorium Sentral 67,05 75,05 71.87 10 Gigi & Mulut 67,95 73,40 72.53 11 Pavilyun 0 72,44 77.25 Jumlah 73,80 77,28 76.18

    (Sumber: RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)

    5. Benefit

    Benefit ataup manfaat merupakan tolok ukur dari keuntungan yang

    diperoleh pihak rumah sakit maupun penerima pelayanan atau pasien.

    Dalam hal ini, keuntungan yang dapat diperoleh oleh pasien adalah

    biaya berobat yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat,

    adanya peningkatan sarana publik yang diberikan pihak rumah sakit

  • 117

    seperti tempat duduk, kursi roda, petunjuk arah, lift, ruang tunggu,dan

    lain-lain. Sedangkan keuntungan yang diperoleh pihak rumah sakit

    adalah peningkatan pendapatan rumah sakit yang berdampak pada

    kesejahteraan pegawai.

    6. Impact

    Impact atau dampak dengan diterapkannya SPM adalah angka

    kematian di suatu wilayah menurun dan derajat kesehatan masyarakat

    meningkat. Selain itu, agar tidak menimbulkan dampak buruk pada

    lingkungan, maka rumah sakit melakukan sanitasi atau pengelolaan

    limbah rumah sakit secara berkala.

    4.5.1 Tanggapan Responden Mengenai Kinerja RSUD Dr. Saiful Anwar

    Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

    Untuk mengetahi tanggapan pegawai rumah sakit mengenai kinerja

    berdasarkan penerapan Standap Pelayanan Minimal (SPM) pada RSUD Dr. Saiful

    Anwar, maka indikator yang digunakan yaitu:

    a. Input

    b. Proses

    c. Output

    d. Outcome

    e. Benefit

    f. Impact

    g. Hospital by Laws

  • 118

    h. Penilaian efisiensi pelayanan

    Pernyataan kuesioner untuk kinerja berdasarkan Standar Pelayanan

    Minimal (SPM) rumah sakit berjumlah 15 pernyataan yang disebarkan kepada 70

    responden. Adapun hasil analisis dari setiap indikator adalah sebagai berikut:

    a. Input

    Jumlah dokter dan tenaga medis lainnya yang sebanding dengan

    jumlah pasien serta ditunjang dengan peralatan medik dan non medik yang

    lengkap merupakan input yang baik dalam memberikan pelayanan

    kesehatan kepada masyarakat.

    Berdasarkan data hasil penelitian atas indikator input dapat

    dianalisis sebagai berikut:

    Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi dan Persentase

    Tanggapan Responden Terhadap Input

    Pernyataan 1 dan 2 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)

    SS S

    RR TS

    STS

    14 78 25 17 6

    5 4 3 2 1

    70 312 75 34 6

    10 55,71 17,86 12,14 4,29

    TOTAL 140 497 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)

    Berdasarkan Tabel 4.21 di atas dapat dilihat bahwa hasil persentase

    jawaban setuju sebanyak 55,71%. Artinya jumlah dokter, tenaga medis

    lainnya dengan pasien di RSUD Dr. Saiful Anwar sebanding. Dengan kata

    lain, ketersediaan sumber daya rumah sakit sudah mencukupi kebutuhan.

  • 119

    Namun ada yang menyatakan kurang setuju karena adanya kemungkinan

    ketika terjadi suatu wabah penyakit, rumah sakit mengalami kekurangan

    tenaga medis karena jumlah pasien yang meningkat dalam waktu

    bersamaan.

    b. Proses

    Penganan pasien dengan cepat dan ramah, ditambah dengan

    penampilan para pegawai yang rapi dan menarik serta penyimpanan

    dokumen yang baik dan rapi dapat menunjang peningkatan kinerja rumah

    sakit.

    Berdasarkan data hasil penelitian atas indikator proses dapat

    dianalisis sebagai berikut:

    Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi dan Persentase

    Tanggapan Responden Terhadap Proses

    Pernyataan 3 - 5 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)

    SS S

    RR TS

    STS

    49 139 22 -

    -

    5 4 3 2 1

    245 556 66 -

    -

    23,33 66,19 10,48

    -

    -

    TOTAL 210 867 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)

    Berdasarkan Tabel 4.22 di atas dapat dilihat bahwa hasil persentase

    untuk jawaban setuju sebanyak 66,19%. Artinya proses pelayanan baik

    pelayanan medik maupun non medik di RSUD Dr. Saiful Anwar telah

  • 120

    dilakukan dengan baik. Ditunjang dengan penyediaan fasilitas umum,

    penampilan pegawai rumah sakit yang rapi dan menarik, pelayanan yang

    ramah serta penanganan kesehatan yang cepat dan tepat.

    c. Output

    Output merupakan jasa pelayanan yang disediakan oleh rumah

    sakit untuk masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

    Berdasarkan data hasil penelitian atas indikator output dapat dianalisis

    sebagai berikut:

    Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi dan Persentase

    Tanggapan Responden Terhadap Output

    Pernyataan 6 - 8 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)

    SS S

    RR TS

    STS

    45 138 27 -

    -

    5 4 3 2 1

    225 552 81 -

    -

    21,43 65,71 12,86

    -

    -

    TOTAL 210 858 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)

    Berdasarkan Tabel 4.23 di atas dapat dilihat bahwa hasil persentase

    untuk jawaban setuju sebanyak 65,71%. Artinya ouput yang dihasilkan

    oleh RSUD Dr. Saiful Anwar baik. Hal ini terlihat dari banyaknya jenis

    jasa layanan kesehatan yang diberikan RSUD Dr. Saiful Anwar,

    ketersediaan obat yang cukup, lingkungan rumah sakit yang selalu bersih

    dan pemberian pelayanan yang memuaskan bagi semua pasien.

  • 121

    d. Outcome

    Outcome merupakan pencapaian hasil yang lebih luas dari output.

    Indikator outcome dapat digunakan untuk menunjukkan hasil apa yang

    telah dicapai dalam bentuk output sehingga bisa memberikan kegunaan

    yang lebih besar bagi masyarakat.

    Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi dan Persentase

    Tanggapan Responden Terhadap Outcome

    Pernyataan 9 & 10 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)

    SS S

    RR TS

    STS

    21 96 20 3 -

    5 4 3 2 1

    105 384 60 6 -

    15 68,57 14,29 2,14

    -

    TOTAL 140 555 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)

    Berdasarkan Tabel 4.24 di atas dapat dilihat bahwa hasil persentase

    untuk jawaban setuju sebanyak 68,57%. Artinya outcome yang dihasilkan

    di RSUD Dr. Saiful Anwar baik. Dalam hal ini, kualitas pengobatan yang

    baik telah diberikan oleh RSUD Dr. Saiful Anwar sebagai rumah sakit

    rujukan kepada semua pasien, sehingga tingkat keluhan pasien terhadap

    rumah sakit menurun.

    e. Benefit

    Benefit atau manfaat merupakan tolok ukur dari keuntungan yang

    diperoleh pihak rumah sakit maupun penerima pelayanan atau pasien.

  • 122

    Benefit ini dapat diukur dalam jangka menengah dan jangka panjang,

    sehingga rumah sakit memiliki kelangsungan usaha yang baik (going

    concern).

    Berdasarkan data hasil penelitian atas indikator output dapat

    dianalisis sebagai berikut:

    Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi dan Persentase

    Tanggapan Responden Terhadap Benefit

    Pernyataan 11 - 13 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)

    SS S

    RR TS

    STS

    40 148 21 1 -

    5 4 3 2 1

    200 592 63 2 -

    19,05 70,48

    10 0,47

    -

    TOTAL 210 857 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)

    Berdasarkan Tabel 4.25 di atas dapat dilihat bahwa hasil persentase

    untuk jawaban setuju sebanyak 70,48%. Artinya benefit atau manfaat yang

    dihasilkan di RSUD Dr. Saiful Anwar dapat dirasakan oleh semua pihak,

    baik internal maupun eksternal. Dalam hal ini, tingkat kesembuhan pasien

    meningkat, biaya berobat dapat dijangkau oleh semua kalangan

    masyarakat, adanya kenyamanan karena peningkatan sarana prasarana

    publik. Pihak rumah sakit pun mengalami peningkatan pendapatan,

    sehingga pegawai dan pasien semakin sejahtera.

  • 123

    f. Impact

    Dampak merupakan hasil akhir dari kegiatan yang telah dilakukan.

    Seluruh kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit

    akan memberikan dampak bagi internal rumah sakit, masyarakat dan

    lingkungan.

    Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi dan Persentase

    Tanggapan Responden Terhadap Impact

    Pernyataan 14 & 15 Tanggapan Frekuensi Bobot Skor Persen (%)

    SS S

    RR TS

    STS

    27 99 13 1 -

    5 4 3 2 1

    135 396 39 2 -

    19,29 70,71 9,29 0,71

    -

    TOTAL 140 572 100 (Sumber: Hasil Kuesioner)

    Berdasarkan Tabel 4.26 di atas dapat dilihat bahwa hasil persentase

    untuk jawaban setuju sebanyak 70,71%. Artinya dampak (impact) yang

    muncul di RSUD Dr. Saiful Anwar telah diatasi dengan baik. Terbukti

    dengan adanya sanitasi lingkungan dan pengelolaan limbah secara berkala

    sehingga tidak merugikan alam dan lingkungan. Selain itu, adanya

    peningkatan tingkat kesehatan masyarakat juga merupakan dampak dari

    baiknya kualitas pengobatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit.

  • 124

    g. Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital by Laws)

    Selain indikator yang tersebut diatas, rumah sakit juga memiliki

    indikator lain berupa peraturan internal rumah sakit. Bentuk peraturan

    internal rumah sakit (HBL) yang merupakan materi muatan pengaturan

    dapat meliputi antara lain: tata tertib rawat inap pasien, identitas pasien,

    hak dan kewajiban pasien, dokter dan rumah sakit, informed consent,

    rekam medik, visum et repertum, wajib simpan rahasia kedokteran,

    komete medik, panitia etik kedokteran, panitia etika rumah sakit, hak akses

    dokter terhadap fasilitas rumah sakit, persyaratan kerja, jaminan

    keselamatan dan kesehatan, kontrak kerja dengan tenaga kesehatan dan

    rekanan.

    Bentuk dari Hospital by laws juga berupa Peraturan Rumah Sakit,

    Standar Operating Procedure (SOP), Surat Keputusan, Surat Penugasan,

    Pengumuman, Pemberitahuan dan Perjanjian. Peraturan internal rumah

    sakit (HBL) antara rumah sakit satu dengan yang lainnya tidak harus sama

    materi muatannya, hal tersebut tergantung pada sejarahnya, pendiriannya

    kepemilikannya, situasi dan kondisi yang ada pada rumah sakit tersebut.

    Namun demikian peraturan internal rumah sakit tidak boleh bertentangan

    dengan peraturan diatasnya seperti Keputusan Menteri, Keputusan

    Presiden, Peraturan Pemerintah dan Undang-undang. Dalam bidang

    kesehatan pengaturan tersebut harus selaras dengan Undang-undang

    nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan peraturan pelaksanaannya.

  • 125

    4.5.2 Indikator Penilaian Efisiensi Pelayanan

    Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui

    tingkat pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-

    indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap, antara lain:

    1. Bed Occupancy Rate (BOR)

    Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat

    pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit. Adapun tingkat BOR di RSUD

    Dr. Saiful Anwar adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.26 Perkembangan BOR

    KELAS TINGKAT BOR

    Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 IRNA I 86,36 84,95 86,10 IRNA II 74,20 75,81 83,70 IRNA III 66,29 59,15 62,41 IRNA IV 90,60 88,95 73,19

    PAVILYUN 52,91 64,56 68,94 INTENSIF 64,40 61,98 66,01

    RS 78,23 78,07 82,67 (Sumber: RSUD Dr.Saiful Anwar, diolah)

    Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%. Dari Tabel

    4.28 diatas dapat disimpulkan bahwa indikator BOR RSUD Dr. Saiful

    Anwar ideal, dan mengalami kenaikan hingga 82,67% di tahun 2009.

    Artinya, tingkat pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh

    masyarakat tinggi.

  • 126

    2. Bed Turn Over (BTO)

    Indikator ini menggambarkan frekuensi pemakaian tempat tidur

    pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan

    waktu tertentu. Adapun tingkat BTO di RSUD Dr. Saiful Anwar adalah

    sebagai berikut:

    Tabel 4.27 Perkembangan BTO

    KELAS TINGKAT BTO

    Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 IRNA I 42,89 42,01 40,98 IRNA II 42,31 39,44 41,88 IRNA III 84,83 73,81 72,48 IRNA IV 51,81 47,20 48,80

    PAVILYUN 43,28 49,53 59,06 INTENSIF 52,50 52,29 57,43

    RS 40,60 38,70 40,62 (Sumber: RSUD Dr.Saiful Anwar, diolah)

    Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50

    kali. Dari Tabel 4.29 diatas, dapat disimpulkan bahwa BTO rumah sakit

    pada tahun 2007 sebesar 40,60, dan mengalami penurunan di tahun 2008

    menjadi 38,70. Kemudian di tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi

    40,62, artinya angka BTO di RSUD Dr. Saiful Anwar ideal dan

    mengindikasikan besarnya pemanfaatan fasilitas perawatan masyarakat

    sehingga pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit tersebut menjadi efisien.

  • 127

    3. Turn Over Interval (TOI)

    TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari

    telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran

    tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Adapun tingkat TOI di RSUD

    Dr. Saiful Anwar adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.28 Perkembangan TOI

    KELAS TINGKAT TOI

    Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 IRNA I 1,16 1,31 1,24 IRNA II 2,23 2,24 1,42 IRNA III 1,45 2,03 2,28 IRNA IV 0,66 0,86 0,32

    PAVILYUN 3,97 2,62 1,92 INTENSIF 2,47 2,66 2,16

    RS 1,96 2,07 1,56 (Sumber: RSUD Dr.Saiful Anwar, diolah)

    Idealnya, tempat tidur kosong tidak berisi pada kisaran 1-3 hari.

    Dari Tabel 4.30 diatas, dapat disimpulkan bahwa TOI RSUD Dr. Saiful

    Anwar pada tahun 2007 sebesar 1,96, dan mengalami kenaikan di tahun

    2008 menjadi 2,07. Pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 1,56.

    Artinya, TOI RSUD Dr. Saiful Anwar dalam waktu tiga tahun terakhir

    berada pada posisi ideal. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat TOI yang

    rendah menunjukkan tingginya tingkat pemanfaatan tempat tidur di suatu

    rumah sakit, namun jika disesuaikan ketentuan dari Departemen Kesehatan

    RI rendahnya angka TOI tidak akan menguntungkan bagi pasien, karena

  • 128

    bisa jadi pasien menempati tempat tidur yang belum atau tidak steril dari

    penyakit yang diderita oleh pasien sebelumnya.

    4. Average Length of Stay (AVLOS)

    AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini

    disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat

    memebrikan gambaran mutu pelayanan. Adapun tingkat AVLOS di RSUD

    Dr. Saiful Anwar adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.29 Perkembangan AVLOS

    KELAS TINGKAT AVLOS

    Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 IRNA I 7,35 7,40 7,67 IRNA II 6,40 7,03 7,29 IRNA III 2,85 2,93 3,14 IRNA IV 6,38 6,90 7,16

    PAVILYUN 4,46 4,77 4,26 INTENSIF 4,48 4,34 4,20

    RS 6,84 7,28 7,51 (Sumber: RSUD Dr.Saiful Anwar, diolah)

    Secara umum nilai AVLOS yang ideal adalah antara 6-9 hari. Dari

    Tabel 4.31 diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat AVLOS RSUD Dr.

    Saiful Anwar pada tahun 2007 sebesar 6,84 dan mengalami kenaikan di

    tahun 2008 menjadi 7,28. Pada tahun 2009 juga mengalami kenaikan

    menjadi 7,51. Artinya, AVLOS RSUD Dr. Saiful Anwar berada pada

    posisi ideal yang menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh

  • 129

    rumah sakit telah dilakukan secara cepat, tepat dan akurat sehingga pasien

    tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh atau tinggal di rumah

    sakit.

    5. Net Death Rate (NDR)

    NDR merupakan jumlah angka kematian yang terjadi dalam waktu

    48 jam setelah dirawat untuk tiap 1.000 penderita keluar. Adapun tingkat

    NDR di RSUD Dr. Saiful Anwar adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.30 Perkembangan NDR

    KELAS TINGKAT NDR

    Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 IRNA I 8,72 9,45 11,17 IRNA II 3,53 4,42 4,05 IRNA III 0,16 0,15 0,30 IRNA IV 6,51 6,77 6,57

    PAVILYUN 3,34 3,63 3,46 INTENSIF 17,69 21,04 24

    RS 6,33 6,74 7,46 (Sumber: RSUD Dr.Saiful Anwar, diolah)

    Angka NDR digunakan untuk menilai kualitas/mutu pelayanan dan

    perawatan yang diberikan oleh rumah sakit. Dari Tabel 4.32 diatas, NDR

    di RSUD Dr. Saiful Anwar memang mengalami kenaikan tiap tahunnya.

    Pada tahun 2007 sebesar 6,33%, sedangkan di tahun 2008 sebesar 6,74.

    Pada tahun 2009 mengalani kenaikan menjadi 7,46. Namun demikian,

  • 130

    angka ini masih tergolong kecil yang menggambarkan baiknya kualitas

    pelayanan dan perawatan pada RSUD Dr. Saiful Anwar.

    6. Gross Death Rate (GDR)

    GDR juga merupakan indikator atas kualitas/mutu pelayanan dan

    perawatan yang diberikan oleh rumah sakit. Akan tetapi, ukuran ini

    bersifat kasar karena merupakan angka campuran yang komponen

    penyusunannya adalah kelompok-kelompok pasien dengan jenis intensitas

    penyakit yang berbeda. Adapun tingkat GDR di RSUD Dr. Saiful Anwar

    adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.31 Perkembangan GDR

    KELAS TINGKAT GDR

    Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 IRNA I 14,78 15,57 16,42 IRNA II 4,48 4,42 5,16 IRNA III 0,23 0,20 0,39 IRNA IV 10,40 10,85 10,32

    PAVILYUN 5,65 5,02 5,08 INTENSIF 22,18 25,55 29,23

    RS 9,96 10,42 10,71 (Sumber: RSUD Dr.Saiful Anwar, diolah)

    Dari Tabel 4.33 diatas, dapat disimpulkan bahwa GDR di RSUD

    Dr. Saiful Anwar memang mengalami kenaikan tiap tahunnya. Pada tahun

    2007 sebesar 9,96%, sedangkan di tahun 2008 sebesar 10,42%. Pada tahun

    2009 mengalani kenaikan menjadi 10,71%. Namun demikian, angka ini

    masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan jumlah pasien rumah sakit

  • 131

    yang sangat banyak. Hal ini menggambarkan baiknya kualitas pelayanan

    dan perawatan pada RSUD Dr. Saiful Anwar.

    4.6 Kendala-Kendala Yang Dialami Oleh Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

    Saiful Anwar Malang Dalam Menerapkan Prinsip-Prinsip Good

    Governance.

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, RSUD Dr. Saiful Anwar

    dalam menerapkan prinsip-prinsip good governance mengalami beberapa

    kendala, antara lain:

    a. Pemahaman pegawai rumah sakit terhadap good governance kurang,

    sehingga pada beberapa satuan kerja penerapan prinsip-prinsip good

    governance kurang maksimal.

    b. Seluruh alur kegiatan rumah sakit sudah sangat jelas, akan tetapi waktu

    yang dibutuhkan untuk menjalankan prosesnya cukup lama. Hal ini

    mengakibatkan proses pelayanan kurang lancar dan pemanfaatan waktu

    tidak efisien karena banyak waktu untuk menunggu.

    c. Kurangnya pengawasan terhadap pasien yang berkunjung ke poliklinik,

    serta kurangnya kedisipilinan dari masyarakat itu sendiri sering

    menimbulkan keributan dan ketidaknyamanan, karena masih banyak

    pengunjung yang tidak memanfaatkan fasilitas ruang tunggu dan fasilitas

    pendukung lainnya yang telah disediakan oleh pihak rumah sakit.

  • 132

    4.7 Hasil Pengujian Instrumen

    4.7.1 Hasil Pengujian Validitas Instrumen

    Hasil pengujian validitas terhadap masing-masing instrument penelitian

    adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.32 Hasil Uji Validitas Instrumen Good Governance

    n = 70

    Item Koefisien Korelasi

    r-Tabel Keterangan

    Pernyataan 1 0,2358 0,235 Valid Pernyataan 2 0,5778 0,235 Valid Pernyataan 3 0.6589 0,235 Valid Pernyataan 4 0,5510 0,235 Valid Pernyataan 5 0,5670 0,235 Valid Pernyataan 6 0,3921 0,235 Valid Pernyataan 7 0,7225 0,235 Valid Pernyataan 8 0,5900 0,235 Valid Pernyataan 9 0,4576 0,235 Valid Pernyataan 10 0,5687 0,235 Valid Pernyataan 11 0,4275 0,235 Valid Pernyataan 12 0,5106 0,235 Valid Pernyataan 13 0,5763 0,235 Valid Pernyataan 14 0,4168 0,235 Valid Pernyataan 15 0,6581 0,235 Valid Pernyataan 16 0,6734 0,235 Valid Pernyataan 17 0,5783 0,235 Valid Pernyataan 18 0,6153 0,235 Valid Pernyataan 19 0,4983 0,235 Valid Pernyataan 20 0,6193 0,235 Valid

    (Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner)

  • 133

    Berdasarkan Tabel 4.34 dapat diketahui bahwa keseluruhan item-item

    memiliki koefisien korelasi > 0,235 (r0,05(70)) sehingga keseluruhan item dalam

    kuesioner pelaksanaan good governance dinyatakan valid.

    Sedangkan untuk hasil pengujian validitas instrumen pelaksanaam Standar

    Pelayanan Minimal (SPM) pada RSUD Dr. Saiful Anwar adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.33 Hasil Uji Instrumen SPM

    n= 70

    Item Koefisien Korelasi

    r-Tabel Keterangan

    Pernyataan 1 0,0657 0,235 Valid Pernyataan 2 0,5456 0,235 Valid Pernyataan 3 0,7147 0,235 Valid Pernyataan 4 0,6633 0,235 Valid Pernyataan 5 0,6586 0,235 Valid Pernyataan 6 0,4088 0,235 Valid Pernyataan 7 0,6695 0,235 Valid Pernyataan 8 0,6388 0,235 Valid Pernyataan 9 0,2944 0,235 Valid Pernyataan 10 0,2475 0,235 Valid Pernyataan 11 0,3128 0,235 Valid Pernyataan 12 0,6147 0,235 Valid Pernyataan 13 0,6200 0,235 Valid Pernyataan 14 0,6889 0,235 Valid Pernyataan 15 0,6800 0,235 Valid

    (Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner)

    Berdasarkan Tabel 4.35 dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan item-

    item memiliki koefisien korelasi > 0,235 (r0,05(70)) sehingga keseluruhan item

    dalam kuesioner penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dinyatakan valid.

  • 134

    4.7.2 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen

    Hasil pengujian reliabilitas terhadap masing-masing instrumen penelitian

    adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.34 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Good Governance

    n = 70

    Item Koefisien Alpha Cronbach

    Keterangan

    Pernyataan 1 0,9059 Reliabel Pernyataan 2 0,8966 Reliabel Pernyataan 3 0,8954 Reliabel Pernyataan 4 0,8974 Reliabel Pernyataan 5 0,8969 Reliabel Pernyataan 6 0,9021 Reliabel Pernyataan 7 0,8937 Reliabel Pernyataan 8 0,8965 Reliabel Pernyataan 9 0,9016 Reliabel Pernyataan 10 0,8970 Reliabel Pernyataan 11 0,9005 Reliabel Pernyataan 12 0,8986 Reliabel Pernyataan 13 0,8966 Reliabel Pernyataan 14 0,9008 Reliabel Pernyataan 15 0,8949 Reliabel Pernyataan 16 0,8941 Reliabel Pernyataan 17 0,8968 Reliabel Pernyataan 18 0,8959 Reliabel Pernyataan 19 0,8987 Reliabel Pernyataan 20 0,8957 Reliabel

    (Sumber; Hasil Pengolahan Kuesioner)

  • 135

    Berdasarkan Tabel 4.36 dapat diketahui bahwa hasil uji reliabilitas

    antar item dalam kuesioner pelaksanaan good governance adalah reliabel

    karena nilai Alpha Cronbach > 0,6. Sedangkan hasil uji reliabilitas untuk

    pelaksanaan SPM adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.35 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen SPM

    n = 70

    Item Koefisien Alpha Cronbach

    Keterangan

    Pernyataan 1 0,8859 Reliabel Pernyataan 2 0,8370 Reliabel Pernyataan 3 0,8278 Reliabel Pernyataan 4 0,8326 Reliabel Pernyataan 5 0,8324 Reliabel Pernyataan 6 0,8451 Reliabel Pernyataan 7 0,8330 Reliabel Pernyataan 8 0,8319 Reliabel Pernyataan 9 0,8497 Reliabel Pernyataan 10 0,8528 Reliabel Pernyataan 11 0,8490 Reliabel Pernyataan 12 0,8335 Reliabel Pernyataan 13 0,8331 Reliabel Pernyataan 14 0,8329 Reliabel Pernyataan 15 0,8299 Reliabel

    (Sumber; Hasil Pengolahan Kuesioner)

    Berdasarkan Tabel 4.37 dapat diketahui bahwa hasil uji reliabilitas

    antar item dalam kuesioner SPM adalah reliabel karena nilai Alpha Cronbach

    > 0,6.

  • 136

    4.8 Hasil Pengujian Data

    4.8.1 Hasil Uji Normalitas

    Hasil uji normalitas data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0

    Expe

    cted

    Cu

    m Pr

    ob

    1.0

    0.8

    0.6

    0.4

    0.2

    0.0

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    Dependent Variable: y

    Berdasarkan histogram pada gambar 4.2 terlihat bahwa titik-titik menyebar

    disekitar garis diagonal. Hal ini sesuai dengan pendapat Santoso (2004:214), jika

    data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka

    model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jadi berdasarkan gambar 4.2 maka

    model regresi layak digunakan dalam penelitian ini. Akan tetapi dengan

    menggunakan gambar terkadang menimbulkan subyektivitas, maka untuk lebih

    tepatnya dibantu dengan menggunakan analisis One Sample Kolmograv Sminorv

    Test. Jika nilai Asymp.sig lebih besar dari tingkat kesalahan yang ditetapkan maka

    Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas

    Kinerja RSUD

  • 137

    model regresi dapat dikatakan menyebar secara normal. Pedoman pengambilan

    keputusan untuk uji normalitas adalah nilai signifikasi >0,05 maka data

    terdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikasi 0,05

    maka distribusi data dalam penelitian ini adalah normal.

    4.8.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas

    Hasil uji heteroskedastisitas data dilihat melalui histogram Scatterplot

    dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • 138

    Regression Standardized Predicted Value3210-1-2

    Regr

    es

    sio

    n St

    ude

    ntiz

    ed

    Res

    idu

    al

    3

    2

    1

    0

    -1

    -2

    -3

    Scatterplot

    Dependent Variable: y

    Pada gambar 4.3 dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar secara acak,

    tidak membentuk sebuah pola yang jelas menyebar diatas dan dibawah angka nol

    pada sumbu Y. Hal ini sesuai dengan pendapat Santoso (2004:216) jika tidak

    terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0

    pada sumbu Y maka tidak terdapat persoalan heteroskedastisitas.

    Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas

    Kinerja RSUD

  • 139

    4.9 Analisis Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam

    Meningkatkan Kinerja RSUD Dr. Saiful Anwar Berdasarkan Standar

    Pelayanan Minimal (SPM)

    Analisis yang digunakan untuk mencari pengaruh antara good

    governance dan kinerja RSUD Dr. Saiful Anwar berdasarkan Standar

    Pelayanan Minimal (SPM) adalah analisis regresi sederhana dengan hipotesis

    yaitu H1: Penerapan prinsip-prinsip good governance memiliki pengaruh

    terhadap kinerja rumah sakit umum daerah . Adapun hasil dari

    perhitungan statistik adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.37 Model Summary(b)

    Model R R Square Adjusted R

    Square Std. Error of the

    Estimate 1

    ,798(a) ,637 ,631 3,19110 a Predictors: (Constant), x b Dependent Variable: y

    Tabel 4.37 diatas menggambarkan seberapa besar pengaruh variabel X

    terhadap variabel Y. Berdasarkan Tabel 4.39 diatas, dapat dilihat bahwa

    angka R Square sebesar 0,637 (63,7%), artinya prinsip-prinsip penerapan

    good governance memiliki pengaruh sebesar 63,7% terhadap kinerja RSUD.

  • 140

    Sedangkan hasil uji statistik F dari penelitian ini adalah:

    Tabel 4.38 ANOVAb

    Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

    1 Regression 1213.033 1 1213.033 119.122 .000a

    Residual 692.453 68 10.183

    Total 1905.486 69

    a. Predictors: (Constant), x

    b. Dependent Variable: y

    Dari tabel 4.38 diatas, dapat dilihat bahwa Sig F sebesar 0,000. Oleh

    karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 (Alpha = 5%), maka model

    regresi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja rumah sakit. Dengan

    demikian, karena signifikansi < yaitu 0,000 < 0,05 mengartikan bahwa ada

    hubungan yang linear antara penerapan prinsip-prinsip good governance

    dengan kinerja rumah sakit daerah berdasarkan SPM, sehingga dapat

    disimpulkan bahwa H1 diterima.

    Untuk hasil perhitungan koefisien korelasi yang menggambarkan

    persamaan regresi antara prinsip-prinsip good governance dengan kinerja

    rumah sakit umum daerah adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.39 Koefisien Korelasi

    Model

    Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

    t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 6.898 4.888

    1.411 .163

    x .635 .058 .798 10.914 .000 a. Dependent Variable: y

  • 141

    Dari tabel 4.41 diatas, dapat disimpulkan bentuk persamaan

    regresinya adalah:

    Y = 6,898 + 0,635 X atau

    Kinerja RSUD = 6,898 + 0,635 (prinsip-prinsip good governance)

    Keterangan:

    a. Konstanta 6,898 menyatakan bahwa jika tidak ada penerapan prinsip-

    prinsip good governance maka kinerja RSUD akan sebesar 6,898.

    b. Koefisien regresi sebesar 0,635 menyatakan bahwa setiap ada penambahan

    (karena tanda positif) 1 penerapan prinsip-prinsip good governance, maka

    akan meningkatkan kinerja RSUD sebesar 0,635.

    c. Berdasarkan Tabel 4.41, signifikansi t < yaitu 0,000 < 0,05, maka

    koefisien penerapan prinsip-prinsip good governance berpengaruh secara

    signifikan terhadap kinerja RSUD, sehingga dapat disimpulkan bahwa H1

    diterima.

    Dengan melihat hasil analisis diatas, dapat dilihat adanya hubungan

    yang positif secara signifikan antara good governance dengan kinerja rumah

    sakit umum daerah berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di RSUD

    Dr. Saiful Anwar Malang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

    hipotesis yang diajukan dapat diterima, sehingga jika good governance

    dilaksanakan dengan baik, maka kinerja RSUD akan meningkat.