analisis pengaruh komunikasi, kepemimpinan dan

11
103 ANALISIS PENGARUH KOMUNIKASI, KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU DAN KARYAWAN ( Studi Kasus pada SMK Pelita Nusantara 2 Semarang ) Oleh Nur Rochim Dian Triyani Fakultas Ekonomi Universitas Semarang Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi, kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja guru dan karyawan di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang. Dalam penelitian yang dijadikan sebagai populasi adalah seluruh guru dan karyawan di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang yang seluruhnya berjumlah 70 orang. Melihat jumlah populasi hanya sebesar 70 responden, maka jumlah populasi tersebut layak untuk semua dijadikan sebagai sampel sehingga penelitian ini adalah penelitian sensus, hal itu karena ditinjau dari wilayahnya penelitian ini hanya meliputi daerah atau subyek yang sangat sempit. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey terhadap para guru dan karyawan di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang dan dianalisis dengan menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Sebelum dilakukan uji regresi, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas yang berfungsi untuk mengetahui kelayakan instrument, juga dilakukan uji asumsi klasik yang berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja, artinya bahwa semakin inten komunikasi yang dilakukan maka akan semakin meningkatkan semangat kerja, dengan nilai t hitung 6,837 > t tabel 1,9966. Pengaruh kepemimpinan terhadap semangat kerja adalah signifikan, artinya semakin meningkat kepemimpinan yang dilakukan akan semakin menambah semangat kerja, terbukti dengan nilai t hitung 3,010 > 1,9966. Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja, artinya semakin kondusif lingkungan kerja, maka akan semakin meningkatkan semangat kerja, dengan nilai t hitung 2,394 > 1,9966. Semangat kerja mampu dijelaskan oleh variabel komunikasi, kepemimpinan, lingkungan kerja dengan nilai sebesar 71,7%, sedangkan sisanya sebesar 28,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata Kunci : Komunikasi, kepemimpinan, lingkungan kerja dan semangat kerja I. PENDAHULUAN Pembangunan dibidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, serta memungkinkan para warganya untuk mengembangkan diri yang berkenaan dengan aspek jasmani maupun rohani berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Upaya tersebut harus selalu ditingkatkan antara lain dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, diperlukan adanya keterpaduan dari semua komponen pendidikan yang saling berkaitan. Komponen- komponen tersebut antara lain : pendidik, peserta didik, kurikulum, sarana dan prasarana. Suatu satuan pendidikan akan dapat mencapai tujuannya apabila personilnya dapat membangun jalinan kerjasama demi terwujudnya visi dan misi sekolah yakni meningkatkan kualitas anak didik. Aktivitas kerjasama tersebut dilaksanakan antara kepala sekolah, guru, serta karyawan bahkan dengan para siswa pula. Guru merupakan salah satu unsur penting bagi keberhasilan pencapaian visi dan misi, suatu sekolah diharapkan dapat bekerja dengan antusias, penuh inisiatif, penuh gairah serta dengan kemauan yang tingi.Keberhasilan tugas guru sebagai tenaga pendidik dalam mengembang amanat tujuan pendidikan dipengaruhi banyak faktor, salah satunya adalah faktor semangat kerja. Tinggi rendahnya semangat kerja, sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja yang dapat dicapai oleh seorang petugas dalam bidang tertentu. Semangat kerja yang tinggi dari guru dimanifestasikan dalam bentuk kreativitas dan inisiatif dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. Moekijat ( 2003:155) berpendapat bahwa ”semangat kerja atau moril adalah kemampuan sekelompok orang

Upload: hakim-abdillah

Post on 05-Dec-2014

100 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan Dan

103

ANALISIS PENGARUH KOMUNIKASI, KEPEMIMPINAN DANLINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA

GURU DAN KARYAWAN( Studi Kasus pada SMK Pelita Nusantara 2 Semarang )

OlehNur RochimDian Triyani

Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

AbstraksiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi, kepemimpinan

dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja guru dan karyawan di SMK PelitaNusantara 2 Semarang. Dalam penelitian yang dijadikan sebagai populasi adalah seluruhguru dan karyawan di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang yang seluruhnya berjumlah 70orang. Melihat jumlah populasi hanya sebesar 70 responden, maka jumlah populasitersebut layak untuk semua dijadikan sebagai sampel sehingga penelitian ini adalahpenelitian sensus, hal itu karena ditinjau dari wilayahnya penelitian ini hanya meliputidaerah atau subyek yang sangat sempit.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey terhadap para gurudan karyawan di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang dan dianalisis dengan menggunakanalat analisis regresi linier berganda. Sebelum dilakukan uji regresi, terlebih dahuludilakukan uji validitas dan reliabilitas yang berfungsi untuk mengetahui kelayakaninstrument, juga dilakukan uji asumsi klasik yang berfungsi untuk mengetahui adatidaknya penyimpangan data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh signifikanterhadap semangat kerja, artinya bahwa semakin inten komunikasi yang dilakukan makaakan semakin meningkatkan semangat kerja, dengan nilai t hitung 6,837 > t tabel 1,9966.Pengaruh kepemimpinan terhadap semangat kerja adalah signifikan, artinya semakinmeningkat kepemimpinan yang dilakukan akan semakin menambah semangat kerja,terbukti dengan nilai t hitung 3,010 > 1,9966. Lingkungan kerja berpengaruh signifikanterhadap semangat kerja, artinya semakin kondusif lingkungan kerja, maka akan semakinmeningkatkan semangat kerja, dengan nilai t hitung 2,394 > 1,9966. Semangat kerjamampu dijelaskan oleh variabel komunikasi, kepemimpinan, lingkungan kerja dengannilai sebesar 71,7%, sedangkan sisanya sebesar 28,3% dijelaskan oleh variabel lain yangtidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Komunikasi, kepemimpinan, lingkungan kerja dan semangat kerja

I. PENDAHULUANPembangunan dibidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkanmasyarakat yang maju, serta memungkinkan para warganya untuk mengembangkan diriyang berkenaan dengan aspek jasmani maupun rohani berdasarkan Pancasila danUndang-Undang Dasar 1945. Upaya tersebut harus selalu ditingkatkan antara lain denganmeningkatkan kualitas pendidikan. Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas,diperlukan adanya keterpaduan dari semua komponen pendidikan yang saling berkaitan.Komponen- komponen tersebut antara lain : pendidik, peserta didik, kurikulum, saranadan prasarana. Suatu satuan pendidikan akan dapat mencapai tujuannya apabilapersonilnya dapat membangun jalinan kerjasama demi terwujudnya visi dan misi sekolahyakni meningkatkan kualitas anak didik. Aktivitas kerjasama tersebut dilaksanakanantara kepala sekolah, guru, serta karyawan bahkan dengan para siswa pula.

Guru merupakan salah satu unsur penting bagi keberhasilan pencapaian visi danmisi, suatu sekolah diharapkan dapat bekerja dengan antusias, penuh inisiatif, penuhgairah serta dengan kemauan yang tingi.Keberhasilan tugas guru sebagai tenaga pendidikdalam mengembang amanat tujuan pendidikan dipengaruhi banyak faktor, salah satunyaadalah faktor semangat kerja. Tinggi rendahnya semangat kerja, sangat berpengaruhterhadap produktivitas kerja yang dapat dicapai oleh seorang petugas dalam bidangtertentu. Semangat kerja yang tinggi dari guru dimanifestasikan dalam bentuk kreativitasdan inisiatif dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. Moekijat ( 2003:155)berpendapat bahwa ”semangat kerja atau moril adalah kemampuan sekelompok orang

Page 2: Analisis Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan Dan

104

untuk bekerja sama menekan dengan tegas hakekat saling hubungan dari suatu kelompokdengan suatu keinginan yang nyata untuk bekerja sama”.

Tabel 1.1Data Tingkat Absensi ketidakhadiran guru dan karyawan di tahun ajaran

2010/2011 dari bulan Juli sampai dengan Desember.No Alasan Tidak Hadir Jumlah ( orang ) Prosentase ( % )1 Sakit 4 10,262 Izin 19 48,713 Tanpa Alasan 16 41,03

Jumlah 39 100Sumber data : SMK Pelita Nusantara 2 Semarang, 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat di ketahui bahwa jumlah guru dan karyawan yangtidak masuk tanpa alasan yang jelas menempati 41,03 % dari tabel ketidakhadiran gurudan karyawan. Tingginya prosentase ketidakhadiran guru dan karyawan tanpa ada alasanyang jelas harus segera di kurangi, karena dapat menggangu pelaksanaan KegiatanBelajar Mengajar di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang.

Kenyataan tersebut mengindikasikan bahwa semangat kerja masih perluditingkatkan, jika tidak ditingkatkan maka sekolah akan sulit mencapai hasil seperti yangdiharapkan dan guru dan karyawan akan mudah menyerah apabila mendapat kesulitandalam menyelesaikan pekerjaan. Semangat kerja sangat diperlukan bagi para guru dankaryawan di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang agar dapat memenangkan persaingandalam hal kualitas pendidikan atau paling tidak dapat mempertahankan mutupendidikannya. Untuk itu dalam meningkatkan semangat kerja para guru dan karyawandi SMK Pelita Nusantara 2 Semarang pimpinan harus memperhatikan hal-hal yang dapatmeningkatkan semangat kerja para karyawannya, dengan demikian mereka akanmengerjakan tugasnya dengan penuh antusias dan disiplin.

Rumusan Masalah1. Bagaimana pengaruh komunikasi terhadap semangat kerja guru dan karyawan di

SMK Pelita Nusantara 2 Semarang ?2. Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap semangat kerja guru dan karyawan

di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang ?3. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap semangat kerja guru dan

karyawan di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang ?

II. TELAAH PUSTAKA

Hubungan Logis antar Variabel dan Perumusan HipotesisHubungan Komunikasi dengan Semangat Kerja.

Salah satu tantangan besar didalam komunikasi adalah bagaimana menyampaikaninformasi keseluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima informasi dari seluruhbagian organisasi. Komunikasi adalah suatu proses dimana informasi dipertukarkan dandimengerti oleh dua orang atau lebih, biasanya dengan maksud untuk mempengaruhiperilaku mereka. Atasan dan Bawahan para pimpinan organisasi berusaha memecahkanmasalah dalam situasi kerja dan masalah – masalah yang menimpa para karyawan secaraindividual, sehingga dengan demikian dapat menambah semangat kerja yang lebihproduktif. Menurut Robbins (2005) bahwa komunikasi berperan penting dalam usahameningkatkan semangat dan kinerja pegawai. Hal tersebut juga didukung denganpenelitian Ni Made Sudarmini dan Ni Wayan Sukartini (2007) bahwa komunikasiberpengaruh terhadap semangat kerja. Proses ini berhubungan dengan aliran informasidimana dalam aliran informasi ada tiga cara yaitu serentak, berurutan dan kombinasikeduanya. Maka dalam hal itu sangat dibutuhkan kerjasama yang baik, antara pimpinan,bawahan maupun antara sesema pegawai dalam hal pemberian perintah/ laporan ataupunbermusyawarah. Suatu hubungan yang tercipta dalam organisasi baik antara pimpinandan bawahan atau dengan sesama karyawan sangat mempengaruhi semangat kerjakaryawan.H.1 Diduga Komunikasi berpengaruh signifikan terhadap Semangat Kerja Guru

dan Karyawan di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang.

Page 3: Analisis Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan Dan

105

Hubungan Kepemimpinan dengan Semangat Kerja.Menurut Martoyo (2000:176)”Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas dalam

mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yangdiinginkan bersama”. Kepemimpinan yang dimaksud adalah kepemimpinan kepalasekolah sebagai suatu jabatan yang bertanggung jawab penuh atas berjalannya danterlaksananya tujuan organisasi. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang dikemukaknoleh Simamora (2004) bahwa kepemimpinan berpengaruh kuat atas hasil motivasionaldan kepuasan dalam proses penilaian kinerja karyawan. Dalam esensinya, kepemimpinanadalah upaya pencapaian tujuan dengan dan melalui orang-orang sehingga seorangpemimpin harus memperhatikan hubungan antara tugas dengan guru yang ditujukan agarmempunyai gairah atau semangat untuk melaksanakan pekerjaan dengan senang hati, halinilah yang akan mendorong tercapainya tujuan organisasi. Pernyataan tersebut sesuaidengan yang dikemukakn oleh Simamora (2004) bahwa kepemimpinan berpengaruh kuatatas hasil semangat kerja (motivasional) dan kepuasan dalam proses penilaian kinerjakaryawan. Hal ini juga didukung oleh penelitian Umiyati (2008) bahwa KepemimpinanKepala Sekolah berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja Guru di SLTP seKecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.H.2 Diduga Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap Semangat Kerja

Guru dan Karyawan di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang.

Hubungan Lingkungan Kerja dengan Semangat Kerja.Lingkungan kerja yang baik akan mendorong seseorang untuk bekerja lebih baik

dan bersikap positif seperti mempunyai kesetiaan yang tinggi, kegembiraan, kebanggaandalam dinas, kerjasama dan kedisiplinan dalam berkewajiban . selain itu, ruangan yangtertata baik misalnya akan memudahkan komunikasi antar para guru. Hal ini sesuaidengan pernyataan Nitisemito (2001:39) bahwa lingkungan kerja merupakan segalasesuatu yang ada di sekitar pekerjaan dan yang dapat mempengaruhi semangat kerja dankinerja seorang karyawan dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.Demikian juga kenyamanan suhu udara, pertukaran udara yang cukup dan jauh darikebisingan akan meningkatkan semangat kerja para guru dan karyawanya. Tata letakruangan, cuaca, komunikasi antar guru dan karyawan serta fasilitas yang ada mempunyaiperanan penting dalam menentukan sejauh mana guru dapat bekerja dan berprestasiditempat kerjanya. Hal ini juga didukung oleh penelitian I Gusti Ngurah Sanjaya dan NiKetut Lasmini bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap semangat kerjaH.3 Diduga Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Semangat Kerja

Guru dan Karyawan di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang.

Kerangka PemikiranBerdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan, dapat dibuat kerangka teoritis

sebagai berikut:Gambar

Model Empiris/ kerangka Teoritis

H1

H2

H3

III. METODE PENELITIAN

Obyek Penelitian dan Unit SampelPenelitian ini di lakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelita Nusantara

2 Semarang.Obyek dari penelitian ini adalah tentang pengaruh komunikasi,kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap semangat karyawan di SMK PelitaNusantara 2 semarang, sedangkan subyek penelitian adalah guru dan karyawan di SMKPelita Nusantara 2 Semarang.

Komunikasi (X1)

Kepemimpinan (X2)

Lingkungan Kerja (X3)

Semangat Kerja (Y)

Page 4: Analisis Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan Dan

106

Populasi dan Penentuan SampelKeseluruhan subyek penelitian yang menjadi perhatian pengamatan dan penyedia

data disebut sebagai populasi. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,2007). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru dan karyawan di SMK PelitaNusantara 2 Semarang yang seluruhnya berjumlah 70 orang.

Melihat jumlah populasi hanya sebesar 70 responden, maka jumlah populasitersebut layak untuk semua dijadikan sebagai sampel sehingga penelitian ini adalahpenelitian sensus, hal itu karena ditinjau dari wilayahnya penelitian ini hanya meliputidaerah atau subyek yang sangat sempit. Sehingga peneliti merasa perlu untuk menelitisecara keseluruhan tanpa harus mengambil sampel dalam jumlah tertentu (Arikunto,2007).

Jenis dan Sumber Dataa) Data Primer.

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lokasipenelitian. Data primer dari penelitian ini diperoleh dari hasil penyebarankuesioner responden

b) Data SekunderData sekunder adalah data yang di perloleh melalui studi kepustakaan sumberbacaan, internet, peraturan – peraturan dan kebijakan sekolah serta dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian.

Metode Pengumpulan DataDalam penelitian ini pengambilan data dilakukan dengan menggunakan

metode:

1. ObservasiObservasi, terutama digunakan untuk melengkapi pengumpulan data untuk

semangat kerja. Sebagai metode ilmiah observasi dapat diartikan sebagai carapengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lainuntuk keperluan tersebut (Nazir,2003: 175).Metode ini dilakukan dengan melihatdokumen-dokumen resmi seperti monografi, catatan-catatan serta buku-bukuperaturan yang ada.

2. WawancaraMerupakan teknik pengumpulan data dalam metode survey yang menggunakan

pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian, dalam hal ini wawancara dilakukanterhadap guru dan karyawan SMK Pelita Nusantara 2 Semarang.

3. KusionerKusioner (angket) adalah daftar pertanyaan yang setiap pertanyaanya sudah

disediakan jawabanya untuk dipilih,atau disediakan tempat untuk mengisikanjawaban (Sudijono,2002:27). Teknik ini digunakan untuk mendapat data tentangkomunikasi,kepemimpinan,lingkungan kerja dan semangat kerja pada SMK PelitaNusantara 2 Semarang.

Teknik Analisis DataUji Instrumen

Ada dua konsep untuk mengukur kualitas data, yaitu validitas dan reliabilitas.Artinya, hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpuldengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Selanjutnya hasilpenelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda(Sugiyono, 2009:121). Analisis terhadap validitas menggunakan model koefisien korelasiproduct moment (r). Sedangkan pengujian reliabilitas yang menggunakan rumus AlphaCronbach dilakukan untuk mengukur instrumen yang bila digunakan beberapa kali untukmengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2009:121).Uji Hipotesis dengan Analisis Regresi Linier Berganda

Page 5: Analisis Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan Dan

107

Dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh dan hubungan ketiga variabel bebasterhadap variabel terikat, baik secara sendiri maupun bersama. Adapun rumus yangdipakai yaitu :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e.....................................................(2)Dimana :Y1 = Semangat Kerjaa = konstanta / interseptb1,2,3 = Koefisien regresi berganda antara x dan yX1 = KomunikasiX2 = KepemimpinanX3 = Lingkungan kerjae = Error of tern

Pengujian SignifikansiDilakukan dengan uji t, yaitu untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

bebas terhadap variabel terikat. Pada taraf nyata sebesar 5% dan derajat kebebasan (df)N-3, setelah dibandingkan kemudian diambil keputusan dengan kaidah: jika nilai t hitung> t tabel maka dinyatakan ada pengaruh, tetapi jika nilai t hitung < t tabel makadinyatakan tidak ada pengaruh.Pengujian Statistik Regresi

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat berapa persen dari variasivariabel dependen dapat diterangkan oleh variansi variabel independen. Kioefisiendeterminasi pada intinya untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalammenerangkan variansi variabel dependen. Koefisien determinasi adalah persentasevariabilitas variabel terikat yang dijelaskan oleh oleh suatu variabel bebas. Persentase inimerupakan ukuran goodness of fit. Semakin tinggi persentase variabilitas biaya yangdijelaskan, semakin baik garisnya. Karena koefisien determinasi tersebut merupakanpersentasi variabilitas yang dijelaskan, maka nilainya selalu berkisar antara 0 dan 1.(Hansen dan Mowen, 2006:111)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Kualitas Dataa. Uji Validitas

Untuk melihat apakah instrumen tersebut valid / tidak maka dilihat tingkatsignifikan korelasi antar skor terhadap total skor. Adapun kriteria dikatakan validapabila nilai r hitung lebih besar sama dengan nilai r tabel. Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada hasil berikut ini :

Tabel 4.1Uji Validitas Indikator Variabel

Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Variabel Indikator rtabel

rhitung

ket

1. Komunikasi 1. Komunikasi kebawah 0,2480 0,885 Valid2. Hubungan timbal balik 0,2480 0,865 Valid3. Hubungan keatas 0,2480 0,881 Valid4. Komunikasi Horisontal 0,2480 0,883 Valid

2.Kepemimpinan 1. Kecakapan pemimpin 0,2480 0,860 Valid2. Sikap Ketauladanan Pemimpin 0,2480 0,885 Valid3. Pemberian penerangan yang jelas 0,2480 0,868 Valid4. Penerapan teknik dan gaya kepemimpinan 0,2480 0,771 Valid

3. Lingkungan 1. Suasana kerja 0,2480 0,910 ValidKerja 2. Kondisi Penerangan Kerja 0,2480 0,806 Valid

3. Perlengkapan dan fasilitas 0,2480 0,872 Valid4. Kondisi Lingkungan Kerja 0,2480 0,922 Valid

4. Semangat 1. Disiplin Kerja 0,2480 0,910 ValidKerja 2. Presensi 0,2480 0,806 Valid

3. Tanggung Jawab 0,2480 0,872 Valid4. Kerjasama 0,2480 0,922 Valid

Page 6: Analisis Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan Dan

108

Penjelasan pada tabel 4.1 di atas menunjukkan pada masing-masing variabel yaitukomunikasi, kepemimpinan, lingkungan kerja dan semangat kerja menunjukkan hasilyang valid. Terbukti dengan semua nilai hasil r hitung lebih besar dari nilai r tabel yaitusebesar 0,2480 sehingga dengan demikian masing-masing indikator pada masing-masingvariabel tersebut dapat dilakukan kepada langkah penghitungan selanjutnya.

b. Uji ReliabilitasApabila suatu alat ukur memberikan hasil ukur yang stabil, maka disebut alat

ukur itu andal (reliabilitas). Hasil ukur itu diterjemahkan dengan koefisien keandalanyaitu derajat kemampuan alat ukur mengukur perbedaan-perbedaan individu yang ada.Adapun kriteria apabila dikatakan reliabel atau dapat dipercaya yaitu apabila nilai rhitung > nilai standarisasi yang ditentukan sebesar 0,6. Berikut hasil pengujianreliabilitas pada masing-masing variabel :

Tabel 4.2Uji Reliabilitas Indikator Variabel

No Variabel Nilai rAlpha

Nilaistandarisasi

keterangan

1. komunikasi 0,897 0,6 Realibel2. Kepemimpinan 0,868 0,6 Realibel3. Lingkungan Kerja 0,901 0,6 Realibel4. Semangat kerja 0,876 0,6 RealibelSumber : Hasil olahan SPSS, 2012

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel,yaitu komunikasi, kepemimpinan, lingkungan kerja dan semangat kerja ternyatadiperoleh rata-rata nilai r Alpha lebih besar dari batas yang ditentukan yaitu sebesar 0,6.Dengan demikian, hasil uji reliabilitas terhadap keseluruhan variabel adalah reliabel.

Uji Asumsi Klasika. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabelterikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak(Ghozali, 2007). Model regresi yang tinggi adalah memiliki distribusi data normal ataumendekati normal. Untuk mengetahui secara detail apakah data tersebut berdistribusinormal, maka dapat dilihat pada analisis grafik. Analisis grafik yaitu dengan melihatnormal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusinormal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting dataakan dibandingkan dengan garis diagonal. Hal itu dapat dilihat pada pengujian data-datatersebut menyebar atau tidak pada sumbu diagonal dari grafiknya. Adapun kriteria datadikatakan berdistribusi normal adalah jika data menyebar disekitar garis diagonal danmengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Berikuthasil pengujian normalitas yang dibantu program SPSS: Berikut hasil uji normalitaspengaruh komunikasi, kepemimpinan, lingkungan kerja terhadap semangat kerja dengandibantu program SPSS sebagai berikut :

Page 7: Analisis Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan Dan

109

Gambar 4.1Uji Normalitas Data

Pada gambar di atas menunjukkan bahwa dari grafik plot normal untuk pengujiannormalitas antara pengaruh komunikasi, kepemimpinan, lingkungan kerja terhadapsemangat kerja menunjukkan penyebaran plot berada di sepanjang garis 45 o, artinyabahwa sebaran data dikatakan tersebar di sekeliling garis lurus (tidak terpencar jauh darigaris lurus), sehingga dapat disimpulkan bahwa persyaratan normalitas bisa dipenuhi.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk masing-masing variabel variablekomunikasi, kepemimpinan, lingkungan kerja terhadap semangat kerja berdistribusinormal.

b. MultikolinearitasUji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2001:57). Model regresi yang baikseharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Default SPSS bagi angkatolerance adalah diatas 0,10, artinya bahwa semua variabel yang akan dimasukkan dalamperhitungan model regresi harus mempunyai tolerance di atas 0,10. Apabila ternyatalebih rendah dari 0,10 maka dapat dikatakan terjadi multikolinearitas. Sedangkan padaVariance Inflation Factor (VIF), pada umumnya VIF ditentukan kurang dari 10. Artinyaapabila variabel tersebut lebih dari 10 maka mempunyai persoalan multikolinieritas(korelasi yang besar di antara variabel bebas) dengan variabel bebas yang lainnya.(Ghozali, 2007). Dari hasil pengujian multikolinieritas di dapat hasil sebagai berikut :

Tabel 4.3Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Komunikasi .572 1.748

Kepemimpinan .686 1.457

Lingkungan kerja .662 1.510a. Dependent Variable: Semangat kerja

Sumber : hasil olahan SPSS, 2012

Sumber : hasil olahan SPSS, 2012

Page 8: Analisis Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan Dan

110

Berdasarkan tabel koefisien 4.3 menunjukkan bahwa semua nilai tolerance lebihbesar dari nilai default yang ditentukan sebesar 0,10. Sedangkan untuk nilai VIF jugamenunjukkan di bawah angka 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabeltelah memenuhi persyaratan ambang toleransi dan nilai VIF, artinya bahwa variabelbebas terhadap variabel terikat tidak terjadi problem multikolinieritas.

b. HeteroskedastisitasModel regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebagai dasar

untuk menentukan apakah terjadi problem Heteroskedastisitas, sebagai dasarpengambilan keputusan yaitu jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yangada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudianmenyempit) maka terjadi terjadi Heteroskedastisitas.

Gambar 4.4Uji Heterokedastisitas

Berdasarkan gambar 4.4 menunjukan bahwa pengaruh antara komunikasi,kepemimpinan, lingkungan kerja terhadap semangat kerja tidak terjadi problemheterokedastisitas, hal itu dibuktikan dengan titik-titik menyebar secara acak atau tidakteratur serta menyebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidakmembentuk pola tertentu, maka disimpulkan bahwa pada uji ini tidak terjadi.

Analisis Regresi Linier BergandaAnalisis regresi linier berganda adalah pengujian hipotesis yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh antara variabel bebas, yaitu komunikasi (X1), kepemimpinan (X2),lingkungan kerja (X3) terhadap variabel terikat yaitu semangat kerja (Y). Berikut hasilhasil pengujian regresi linier berganda dengan dibantu program SPSS dalam prosespenghitungannya sebagai berikut :

Tabel 4.4Persamaan Regresi Linier Berganda

Variabel dependen : Semangat kerja

Variabel Independen StandardizedCoefficients

Uji t Sig. t Keterangan

Komunikasi (X1)Kepemimpinan (X2)Lingkungan kerja (X3)

0,5790,2330,188

6,8373,0102,394

0,0000,0040,020

Ha diterimaHa diterimaHa diterima

F-hitung = 59,376Sig. F = 0,000Adjusted R Squre = 0,717N = 70

Ha diterima

Sumber : data sekunder yang diolah, 2012

Sumber : Hasil olahan SPSS, 2012

Page 9: Analisis Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan Dan

111

Pada persamaan regresi pada Tabel 4.4 di atas dinyatakan dalam StandardizedCoefficients dengan pertimbangan bahwa ukuran variabel bersifat kualitatif/abstrak,sehingga persamaan Regresi Linier Berganda :

Ŷ = 0,579 X1 + 0,233 X2 + 0,188 X3

Dari persamaan regresi linier berganda tersebut di atas dapat diartikan sebagaiberikut :a. b1 (nilai koefisien regresi komunikasi terhadap semangat kerja) mempunyai nilai

parameter positif sebesar 0,579 mempunyai arti bahwa semakin inten komunikasiyang dilakukan dapat menunjukkan meningkatnya semangat kerja karyawan dan gurutersebut terhadap organisasi, dengan asumsi bahwa variabel lain adalah konstan.

b. b2 (nilai koefisien regresi kepemimpinan terhadap semangat kerja) mempunyai nilaiparameter positif sebesar 0,233 mempunyai arti bahwa meningkatnya kepemimpinanyang dilakukan, maka akan semakin meningkatkan semangat kerja, dengan asumsibahwa variabel lain adalah konstan.

c. b3 (nilai koefisien regresi lingkungan kerja terhadap lingkungan kerja) mempunyainilai parameter positif sebesar 0,188 mempunyai arti bahwa semakin kondusiflingkungan kerja di organisasi tersebut, maka akan semakin meningkatkan semangatkerja karyawan dan guru, dengan asumsi variabel lain adalah konstan.

Pengujian HipotesisPengujian Parsial / Uji t

Hasil pengujian parsial atau uji t digunakan untuk mengetahui keterikatanpengaruh variabel komunikasi, kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap semangatkerja secara parsial, yang proses penghitungannya dibantu dengan program SPSS :

Tabel 4.5Hasil Uji t Test

Coefficientsa

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

T Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) .216 1.230 .176 .861

Komunikasi .569 .083 .579 6.837 .000

Kepemimpinan .219 .073 .233 3.010 .004

Lingkungan kerja .184 .077 .188 2.394 .020a. Dependent Variable: Semangat kerja

a. Uji Hipotesis KomunikasiHasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai t hitung untuk komunikasi

adalah 6,837 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Pada degree of freedomsebesar 66 (70-3-1), maka diperoleh nilai t tabel sebesar 1,9966, sehingga nilai t hitung =6,837 > nilai t tabel = 1,9966. dengan demikian dapat disiimpulkan bahwa pengujiantersebut mempunyai pengaruh yang positif antara komunikasi terhadap semangat kerja.

b. Uji Hipotesis Kepemimpinan

Hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai t hitung untukkepemimpinan adalah 3,010 dengan hasil signifikansi sebesar 0,004 < 0,05. Dengandemikian nilai t hitung = 3,010 > nilai t tabel = 1,9966. Hal ini menunjukkan terdapatpengaruh yang signifikan antara kepemimpinan terhadap semangat kerja, artinya semakinmeningkatkan kepemimpinan yang diterapkan, maka akan menambah semangat kerjapara guru dan karyawan.

c. Uji Hipotesis Lingkungan Kerja

Hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai t hitung untuklingkungan kerja adalah 2,394 dengan hasil signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Padadegree of freedom sebesar 66 (70-3-1), maka diperoleh nilai t tabel sebesar 1,9966,sehingga nilai t hitung = 2,394 > nilai t tabel = 1,9966. Hal ini menunjukkan terdapatpengaruh yang signifikan antara lingkungan kerja terhadap semangat kerja, artinya jika

Page 10: Analisis Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan Dan

112

lingkungan kerja tersebut kondusif, maka hal itu akan meningkatkan semangat kerja parakaryawan dan guru.

Analisis Koefisien DeterminasiAnalisis koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen, dimana ditunjukkandengan nilai Adjusted R Square.

Tabel 4.6Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R SquareStd. Error of the

Estimate

1 .854a .730 .717 1.562a. Predictors: (Constant), Lingkungan kerja, Kepemimpinan, Komunikasi

Berdasarkan tampilan output pada tabel 4.6 tersebut di atas menunjukkan bahwabesarnya prosentase variabel semangat kerja mampu dijelaskan oleh variabelkomunikasi, kepemimpinan, lingkungan kerja ditunjukkan dengan nilai Adjusted RSquare (R2) yaitu sebesar 0,717. Dipilihnya Adjusted R Square agar data tidak biasterhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahansatu variabel independen, maka R square pasti meningkat tidak peduli apakah variabeltersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itubanyak peneliti untuk menggunakan nilai Adjusted R Square pada saat mengevaluasimana model regresi terbaik (Ghozali, 2007). Dalam hal ini dapat diartikan bahwasemangat kerja mampu dijelaskan oleh variabel komunikasi, kepemimpinan, lingkungankerja dengan nilai sebesar 71,7%, sedangkan sisanya sebesar 28,3% dijelaskan olehvariabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

V. PENUTUP

KesimpulanBerdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :1. Komunikasi berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja, artinya bahwa

semakin inten komunikasi yang dilakukan maka akan semakin meningkatkansemangat kerja, dengan nilai t hitung 6,837 > t tabel 1,9966 sehingga dugaanadanya pengaruh antara komunikasi terhadap semangat kerja dapat diterima.

2. Pengaruh kepemimpinan terhadap semangat kerja adalah signifikan, artinyasemakin meningkat kepemimpinan yang dilakukan akan semakin menambahsemangat kerja, terbukti dengan nilai t hitung 3,010 > 1,9966 sehingga dugaanadanya pengaruh antara kepemimpinan terhadap semangat kerja dapat diterima.

3. Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja, artinya semakinkondusif lingkungan kerja, maka akan semakin meningkatkan semangat kerja,dengan nilai t hitung 2,394 > 1,9966 sehingga dugaan adanya pengaruh antaralingkungan kerja terhadap semangat kerja dapat diterima.

Saran

Dengan melihat hasil analisis diatas, penulis ingin menyampaikan beberapa saranyang bermanfaat dan dapat di pertimbangkan sebagai bahan pengambil keputusan dimasayang akan datang. Adapun saran yang penulis sampaikan yaitu :

1. Di lihat dari segi komunikasi, penerapan komunikasi sudah baik, untuk itu perluditingkatkan lagi agar dapat menciptakan hubungan kerja yang kondusif dalamrangka pencapaian tujuan organisasi.

2. Dari segi kepemimpinan dapat dikatakan sudah cukup baik, namun perluditingkatkan, sebaiknya seorang pemimpin kepala sekolah lebih mendekatkan diridengan guru dan karyawan dan melibatkan guru dan karyawan dalam persoalan-persoalan yang ada dalam sekolah.

3. Dari segi lingkungan kerja dapat dikatakan cukup baik, namun masih perluditingkatkan,.Sebaiknya pihak sekolah meninjau lagi tata ruang kerja agar

Page 11: Analisis Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan Dan

113

mendapatkan suasana kerja yang sejuk, tenang dan jauh dari gangguan baikkebisingan kendaraan maupun siswa sehingga tercipta lingkungan kerja yangdinamis dan kondusif.

DAFTAR PUSTAKA

Alghifari.1997. Analisis Regresi teori dan Solusi. Yogyakarta: BPFE

Arikunto, Suharsimi, 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :Rineka Cipta

Daft,R.L.2001. Manajemen. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pertama

Darmawan, Didit. Semangat kerja dan Indikator Pengukurannya.

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/jkw/article/viewFile/16809/16791. Akses 09Desember 2011

Handoko,T.Hani. Manajemen.Yogyakarta: BPFE

Hasley, GD.1994. Bagaimana Memimpin dan Mengawasi Pegawai Anda, CetakanKetiga, Jakarta: Rineka Cipta

Indriati, Tutik.2005. “ Analisis Pengaruh Komunikasi, Lingkungan Kerja danPengembangan Pegawai Kantor Sekretariat (SETDA) Kabupaten Grobogan”.

Martoyo, Susilo.2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE

Manullang,M.2001.Pengembangan pegawai. Jakarta: Ghalia Indonesia

Moekijat.2003. Prinsip- prinsip Administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan, Bandung:Alumni

Nitisemito, Alex.1982. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia

Nitisemito, Alex.1989. Manajemen Suatu Dasar dan Pengantar. Jakarta: GhaliaIndonesia

Ngurah Sanjaya, I Gusti & Lasmini, Ni Ketut.2007. “ Pengaruh Kompensasi,Lingkungan Kerja, Penempatan, dan Kepemimpinan Terhadap Semangat Kerja& Kegairahan Kerja Pegawai di Politeknik Negeri Bali”.

Prakosa, Adi. Komunikasi Organisasi .http: // adiprakosa. blogspot. com/2008/07/komunikasi-organisasi.html.Posting Jum’at 18 Juli 2008. Akses 09 Desember2011

Rosidah & Teguh Sulistiyani, Ambar.2009. Konsep, Teori dan Pengembangan dalamKonteks Organisasi Publik( Manajemen Sumber Daya Manusia ). Yogyakarta:Graha Ilmu

Sugiyono,1999.Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Sudarmini, Ni Made & Sukartini,Ni Wayan. 2007. “ Pengaruh Komunikasi dan SikapPimpinan Terhadap Semangat Kerja Karyawan ( Kasus pada PT Saribumi BaliSejahtera Denpasar ).

Umiyati.2008. “ Pengaruh Kepemimpinan Sekolah dan Fasilitas Sekolah TerhadapSemangat Kerja Guru SLTP se Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang”.

Wursanto.1992. Etika Komunikasi Kantor. Yogyakarta: Kanisius