analisis pengaruh kompetensi supervisor … ii.pdf · membuat program kerja mingguan dan ......

32
ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR PROYEK TERHADAP BIAYA, MUTU DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BADUNG TUGAS AKHIR BAB II TINJAUAN PUSTAKA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016

Upload: tranthuan

Post on 06-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI

SUPERVISOR PROYEK TERHADAP BIAYA, MUTU

DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK

KONSTRUKSI DI KABUPATEN BADUNG

TUGAS AKHIR

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

Page 2: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Analisis

Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu:

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:43) :

Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk

memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

2. Menurut Komaruddin (2001:53) :

Analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan

menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen,

hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu

keseluruhan yang terpandu.

3. Menurut Kamus Akuntansi (2000:48) :

Analisis adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-

ayat yang berkaitan dengan akuntansi dan alasan-alasan yang

memungkinkan tentang perbedaan yang muncul.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa analisis adalah kegiatan berfikir

untuk menguraikan suatu pokok menjadi bagian-bagian atau komponen sehingga

dapat diketahui ciri atau tanda tiap bagian, kemudian hubungan satu sama lain serta

fungsi masing-masing bagian dari keseluruhan.

2.2 Pengaruh

Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah daya yang

ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,

kepercayaan atau perbuataan seseorang. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu daya yang dapat membentuk atau

mengubah sesuatu yang lain. Pengaruh juga dapat diartikan suatu keadaan dimana

ada hubungan timbal balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang

mempengaruhi dengan apa yang di pengaruhi. Dua hal ini adalah yang akan

dihubungkan dan dicari apa ada hal yang menghubungkannya.

Page 3: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

6

2.3 Kompetensi

Menurut Mitrani et all., (1995) kompetensi didefinisikan sebagai

karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektifitas kinerja

individu merupakan sesuatu yang melekat dalam dirinya yang dapat digunakan

untuk memprediksi tingkat kinerjanya. Sesuatu yang dimaksud bisa menyangkut

motif, konsep diri, sifat, pengetahuan maupun kemampuan/keahlian. Kompetensi

dapat dinyatakan sebagai bagian dari kepribadian individual yang bersifat

permanen yang dapat menentukan atau memprediksi kinerja seseorang.

Adapun jenis atau macam kompetensi yang diperlukan atau harus dimiliki

oleh para pimpinan, telah disebutkan oleh banyak pakar. Tiap dari mereka

menguraikan kompetensi yang relatif berbeda dari yang lain. Akan tetapi, secara

substansial fokus mereka sama yakni karakteristik individu yang penting dimiliki

oleh para pemimpin dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Menurut Zwell (2007) kompetensi pemimpin dapat dikelompokkan

kedalam lima kategori, yang meliputi:

1. Task achievement, yakni kompetensi-kompetensi yang berhubungan dengan

pelaksanaan kerja secara baik, tentang apa yang perlu dilakukan untuk

mencapai suatu tujuan, dengan cara apa, dan bagaimana melakukannya.

2. Relationship, kategori kompetensi ini berkaitan dengan komunikasi dan

bekerja secara baik dengan orang lain serta memuaskan kebutuhan mereka.

3. Personal attributes, yakni kompetensi-kompetensi yang secara intrinsik

dimiliki individu dan berhubungan dengan apa yang mereka percaya,

bagaimana mereka berfikir, merasa, belajar, dan membangun.

4. Manageriali, yakni kompetensi yang secara khusus berhubungan dengan

pengaturan, pengawasan, dan pengembangan pegawai.

5. Leadership, yakni kompetensi yang berkaitan dengan aktivitas memimpin

organisasi dan orang-orang yang ada di dalamnya untuk mencapai tujuan,

visi, dan sasaran, yang telah ditetapkan.

Page 4: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

7

2.4 Supervisor Proyek

Supervisor adalah orang yang berhubungan langsung dengan manajer.

Namun dalam konteks tanggung jawab, supervisor mempunyai tugas yang tidak

kalah berat. Dalam banyak kasus, supervisor memiliki tugas yang strategis karena

langsung terjun di lapangan melaksanakan semua rencana dari manajer. Hal ini

menyebabkan supervisor mempunyai kedudukan istimewa didalam perusahaan.

Bersama dengan para staf, supervisor menentukan selesai tidaknya pekerjaan

(proyek) yang menjadi rencana strategis perusahaan. Supervisor mengetahui benar

seluk beluk pekerjaan yang harus selesai sesuai jadwal beserta dinamika yang ada

di lapangan (Agung, 2014). Dalam hal ini supervisor harus menangani dua hal

langsung yaitu tugas-tugas dari manajernya sekaligus mengelola bawahannya

supaya tetap dalam kondisi prima bekerja dan menjaga keutuhan tim. Dengan posisi

di antara manajer dan staf, seorang supervisor harus mampu berperan optimal.

Ibarat jembatan, supervisor harus mampu menjembatani kepentingan manajemen

dan kepentingan staf sebagai pelaksana tugas di lapangan. Seorang supervisor juga

dituntut untuk memiliki tiga keterampilan yaitu:

1. Keterampilan teknis

Kemampuan untuk memahami dan mengerjakan aktifitas-aktifitas tertentu

dengan baik, terutama memerlukan penguasaan mengenai cara, metode,

proses, prosedur dan teknik tertentu.

2. Keterampilan manusiawi

Kemampuan untuk bekerja dengan orang lain secara efektif sebagai anggota

kelompok dan dapat membina kerjasama yang baik dalam kelompok yang

dipimpinnya.

3. Keterampilan konseptual

Kemampuan untuk melihat perusahaan secara keseluruhan, meliputi

kemampuan melihat keterkaitan antar bagian, dan kemampuan

membayangkan hubungan antar perusahaan dengan industri dimana

perusahaan terletak, serta hubungan perusahaan dengan masyarakat,

keadaan politik, sosial dan ekonomi secara keseluruhan.

Page 5: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

8

2.4.1 Tanggung Jawab Supervisor Proyek

Tanggung jawab seorang supervisor secara umum memang sulit, seorang

supervisor harus memenuhi berbagai tanggung jawab kepada karyawan, kelompok

kerja dan organisasi. Supervisor harus bertanggung jawab dalam memastikan

semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik sehingga tidak ada keamanan,

keselamatan atau kesehatan yang terancam. Supervisor memiliki empat tanggung

jawab yaitu (Rohmanah, 2013):

1. Planning, merencanakan kegiatan yang menjadi tugasnya.

a. Menentukan tujuan/sasaran yang hendak dicapai (kuantitas, kualitas dan

waktu).

b. Mengembangkan beberapa alternatif/pilihan kegiatan serta menentukan

sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran.

c. Memilih alternatif kegiatan yang terbaik ditinjau dari sasaran yang ingin

dicapai dan kebutuhan sumber dayanya.

d. Menentukan/mempersiapkan langkah-langkah pencegahan dan

pemecahan bila terjadi gangguan pada pelaksanaan rencana.

2. Coordinating, mengkoordianasikan kegiatan dan tugas agar berjalan lancar.

a. Mengkoordinasikan tentang kebutuhan sumber daya yang diperlukan.

b. Mengkoordinir kelompok kerja agar tetap berada pada jalur yang tepat.

3. Directing, mengarahkan dan mengatur bagaimana agar tugas dan pekerjaan

tersebut dapat berjalan lancar.

a. Mengatur penggunaan alat, mesin serta fasilitas dan sumber daya yang

lain.

b. Mengatur pelaksanaan tugas diantara anggota-anggota kelompok kerja

(pembagian tugas).

4. Controlling, melakukan kontrol terhadap kegiatan dalam kelompok serta

pekerjaan yang dilakukan oleh kelompok tersebut.

a. Mengumpulkan informasi/data tentang kemajuan/hasil.

b. Membandingkan pelaksanaan/hasil dengan sasaran yang telah ditentukan

dalam rencana serta melihat apakah terjadi penyimpangan.

c. Menganalisa penyimpangan yang terjadi serta mencari sebab-sebabnya.

Page 6: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

9

d. Mengambil tindakan yang perlu untuk memperbaiki kesalahan,

mencegah semakin meluasnya penyimpangan ataupun meningkatkan

hasil pelaksanaan tugas.

2.4.2 Tugas Supervisor Proyek Konstruksi

Supervisor diberi kepercayaan untuk memberikan instruksi kerja,

pengawasan, dan monitoring serta melakukan pekerjaan dalam suatu kelompok.

Berikut ini adalah beberapa tugas dari seorang supervisor didalam sebuah

pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi:

1. Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam

melaksanakan pekerjaan di lapangan.

2. Bersama dengan bagian engineering menyusun kembali metode

pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan perkerjaan.

3. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di lapangan sesuai

dengan persyaratan biaya, mutu dan waktu yang telah ditetapkan.

4. Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan kegiatan

harian kepada pelaksana pekerjaan.

5. Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di

lapangan.

6. Membuat program penyesuaian dan tindakan turun tangan, apabila terjadi

keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan di lapangan.

7. Melakukan pemeriksaan dan memproses berita acara kemajuan pekerjaan di

lapangan.

8. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan, metode

kerja, gambar kerja dan spesifikasi teknik.

9. Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan mengatur

pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek.

10. Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga dan alat di

lapangan.

11. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran hasil

pekerjaan di lapangan.

12. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan di lapangan.

Page 7: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

10

13. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar selalu sesuai

dengan metode konstruksi dan instruksi kerja yang telah ditetapkan.

14. Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan di lapangan.

Supervisor dituntut memiliki wibawa sebagai seorang pemimpin yang siap

berkorban serta menjalankan tugas yang diemban agar visi dan misi perusahaan

dapat tercapai. Tugas dan tanggung jawab supervisor memang sangat luas, pada

intinya adalah bagaimana ia memastikan bahwa semua pekerjaan dapat dilakukan

dengan baik. Supervisor juga dituntut dapat memberikan motivasi kepada karyawan

atau bawahannya agar kembali semangat kerja serta di jalur yang benar dalam

melakukan pekerjaan.

2.4.3 Faktor-Faktor Kompetensi Supervisor Proyek

Kompetensi seorang supervisor proyek dalam pekerjaan di suatu organisasi

atau perusahaan dipengaruhi beberapa faktor antara lain (Listiawati, 2004):

1. Faktor Perencanaan

Faktor perencanaan merupakan salah satu faktor penting. Kejayaan atau

keruntuhan seorang supervisor proyek ditentukan oleh rencana kerja.

Karena masa depan yang tidak pasti dapat kita buat lebih baik dengan

melakukan perencanaan dari pada hanya berupa kemungkinan. Perencanaan

akan mempercepat proses penyelesaian suatu masalah. Memilih dan

menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-

asumsi mengenai masa depan yang akan datang dalam hal memvisualisasi

serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan yang dianggap perlu

untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan merupakan tindakan dari

perencanaan.

2. Faktor Pengaturan

Kegiatan ini bertujuan melakukan pengaturan dan pengelompokam

kegiatan proyek konstruksi agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan

harapan. Tahap ini menjadi sangat penting karena ketidaktepatan

pengaturan dan pengelompokan kegiatan yang terjadi akan berakibat

langsung terhadap tujuan proyek.

Page 8: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

11

3. Faktor Pengontrolan

Faktor pengontrolan dilakukan untuk mengetahui perkembangan pekerjaan

apakah pekerjaan sesuai dengan jalur yang direncanakan ataukah ada

penyimpangan. Supervisor proyek akan mengetahui dari laporan berkala

yang diterima sehingga dia setiap waktu sadar akan hasil dari usahanya

dalam merencana, mengorganisir, dan mengarahkan seluruh pekerjaan

proyek. Supervisor proyek tidak hanya mengontrol dari laporan yang

diterimanya tetapi harus mengecek langsung ke lapangan apakah laporan

yang dibuat cocok dengan situasi sesungguhnya di lapangan.

4. Faktor Pengkoordinasian

Koordinasi dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Koordinasi

internal dilakukan untuk melakukan evaluasi diri terhadap kinerja yang

telah dilakukan, terutama kinerja staf dalam organisasi itu sendiri,

sedangkan koordinasi eksternal adalah proses evaluasi kinerja pihak-pihak

yang terlibat dalam proyek konstruksi (kontraktor), konsultan dan owner.

2.5 Proyek Konstruksi

Ada beberapa pengertaian mengenai proyek konstruksi yang dikemukakan

oleh beberapa pihak yaitu sebagai berikut:

1. Soeharto (1995) memberikan pengertian kegiatan proyek merupakan suatu

aktivitas sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan

alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas,

yang sasaran atau tujuannya yang telah digariskan dengan jelas.

2. Proyek konstruksi adalah proyek yang berkaitan dengan upaya

pembangunan suatu bangunan infrastruktur, yang umumnya mencakup

pekerjaan pokok yang termasuk dalam bidang teknik sipil dan arsitektur.

Meskipun tidak jarang melibatkan disiplin ilmu lain seperti teknik industri,

mesin, elektro, geoteknik dan sebagainya (Listiawati, 2004).

3. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali

dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek. Dalam rangkaian kegiatan

tersebut, ada suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi

suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam

Page 9: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

12

rangkaian kegiatan itu tentunya melibatkan pihak-pihak yang tekait, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Hubungan antara pihak-pihak yang

terlibat dalam suatu proyek dibedakan atas hubungan fungsional dan

hubungan kerja (Ervianto, 2003).

2.5.1 Karakteristik Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi mempunyai tiga karakteristik, adapun ketiga

karakteristik tersebut adalah sebagai berikut (Ervianto, 2003):

1. Bersifat unik

Keunikan dari proyek konstruksi adalah tidak pernah terjadi rangkaian

kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek identik, yang ada adalah proyek

sejenis), proyek bersifat sementara, dan selalu telibat grup pekerja yang

berbeda-beda.

2. Dibutuhkan sumber daya (resources)

Setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya, yaitu pekerja dan

“sesuatu” (uang, mesin, metode, material). Pengorganisasian semua sumber

daya dilakukan oleh manajer proyek.

3. Organisasi

Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana didalamnya terlibat

sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan ketertarikan,

kepribadian yang bervariasi, dan ketidakpastian. Langkah awal yang harus

dilakukan oleh manajer proyek adalah menyatukan visi menjadi satu tujuan

yang ditetapkan oleh organisasi.

Sehingga suatu proyek konstruksi yang merupakan rangkaian kegiatan yang

nantinya akan mewujudkan suatu hasil berupa bangunan, memiliki ciri-ciri pokok

antara lain (Soeharto, 1995):

1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.

2. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai

tujuan.

Page 10: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

13

3. Bersifat sementara, dalam artian umumnya dibatasi oleh selesainya tugas,

titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.

4. Nonrutin, tidak berulang dan jenis serta identitas kegiatan berubah

sepanjang proyek langsung.

2.5.2 Jenis-Jenis Proyek Konstruksi

Proyek-proyek konstruksi yang umumnya dikerjakan dapat dibedakan

menjadi dua jenis kelompok bangunan, yaitu (Ervianto, 2003):

1. Bangunan gedung

Yang termasuk dalam proyek konstruksi kelompok bangunan gedung

adalah rumah, kantor, pabrik, dan lain-lain. Adapun ciri-ciri dari kelompok

bangunan ini adalah:

a. Proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau tinggal.

b. Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang relatif sempit dan kondisi

pondasi umumnya sudah diketahui.

c. Dibutuhkan manajemen terutama untuk progressing pekerjaan.

2. Bangunan sipil

Yang termasuk dalam proyek konstruksi kelompok bangunan sipil adalah

jalan, jembatan, bendungan, dan infrastruktur lainnya. Adapun ciri-ciri dari

kelompok bangunan ini adalah:

a. Proyek konstruksi dilaksanakan untuk mengendalikan alam agar

berguna bagi kepentingan manusia.

b. Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang dan kondisi

pondasi sangat berbeda satu sama lain dalam suatu proyek.

c. Manajemen dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan.

2.5.3 Tim Proyek

Adapun yang dimaksud dengan tim proyek bila ditinjau secara lebih luas

dapat diartikan sebagai semua pihak atau peserta yang berkepentingan dan terlibat

dalam penyelenggaraan dan hasil proyek. Sering juga disebut sebagai stake holder.

Pihak-pihak ini mempunyai peranan dan kepentingan tertentu atas keberhasilan

proyek dan dapat dikelompokkan menjadi:

Page 11: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

14

1. Pihak I : Pemilik proyek, pemakai produk (end-user), penyandang dana.

2. Pihak II : Organisasi atau perusahaan yang membangun proyek.

3. Pihak III : Subkontraktor, supplier, konsultan dan lain-lain.

Masing-masing organisasi dan pihak diatas mempunyai tim tersendiri yang

sesuai dengan peranan dan kepentingannya dalam proyek yang bersangkutan

(Soeharto, 1995).

2.5.4 Organisasi Proyek Konstruksi

Pada setiap proyek konstruksi terdapat organisasi lapangan, yang

pembentukannya ditujukan untuk kepentingan internal terkait dengan tujuan

pengendalian oleh kantor pusat sebagai organisasi induk. Organisasi lapangan yang

dibentuk dimulai dari unsur pelaksanaan yang paling bawah yakni kelompok

tukang yang membawahi para pekerja, kemudian mandor, sub-kontraktor,

kontraktor, dan konsultan. Adapun struktur organisasi satuan kerja proyek

konstruksi, adalah sebagai berikut

1. Struktur Organisasi Mandor

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Mandor

Sumber: (Istimawan Dipohusodo, 1996)

Page 12: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

15

2. Struktur Organisasi Kontraktor

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Kontraktor Sumber: (Istimawan Dipohusodo, 1996)

3. Struktur Organisasi Sub-kontraktor

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Sub-Kontraktor Sumber: (Istimawan Dipohusodo, 1996)

Page 13: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

16

4. Struktur Organisasi Konsultan

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Konsultan Sumber: (Istimawan Dipohusodo, 1996)

2.6 Biaya Pelaksanaan Proyek

Menurut Soeharto (1995), biaya adalah segala usaha dan pengeluaran yang

dilakukan dalam mengembangkan, memproduksi dan aplikasi produk, sedangkan

biaya pelaksanaan proyek adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk tiap pekerjaan

dalam menyelesaikan suatu proyek. Secara garis besar biaya pelaksanaan proyek

dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Biaya Langsung (Direct cost)

Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang langsung berhubungan

dengan konstruksi / bangunan. Biaya langsung didapat dengan mengalikan

volume / kwantitas suatu pos pekerjaan dengan harga satuan (unit cost)

pekerjaan tersebut.

Hal-hal yang mempengaruhi dan perlu diperhatikan pada perhitungan biaya

langsung adalah sebagai berikut:

a. Material

b. Upah Buruh / Man Power

c. Biaya Peralatan / Equipments

d. Biaya Subkontraktor

Page 14: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

17

2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) adalah biaya yang tidak secara

langsung berhubungan dengan konstruksi, tetapi harus ada dan tidak dapat

dilepaskan dari proyek tersebut. Yang termasuk dalam biaya tak langsung

adalah:

a. Biaya Overhead

b. Biaya tak terduga (Contigencies)

c. Keuntungan profit

d. Penalti / Bonus

Dalam keadaan tertentu, penalti dan bonus dapat dianggap sebagai biaya

tidak langsung yang dapat mempengaruhi biaya keseluruhan. Biaya langsung dan

tidak langsung secara keseluruhan membentuk biaya proyek, sehingga pada

pengendalian dan estimasi biaya, kedua jenis biaya ini perlu diperhatikan. Baik

biaya langsung maupun biaya tak langsung akan berubah sesuai dengan waktu dan

kemajuan proyek. Meskipun tidak diperhitungkan dengan rumus tertentu, tapi pada

umumnya makin lama proyek berjalan maka makin tinggi kumulatif biaya tak

langsung diperlukan (Soeharto, 1995).

2.7 Mutu Hasil Produksi

Mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang penilaiannya selalu berubah

dari waktu ke waktu. Dimana mutu hasil produksi yang baik merupakan syarat

mutlak, sehingga proses produksi harus diarahkan pada upaya untuk memenuhi

persyaratan dan segenap kebutuhan pemberi tugas akan standar mutu tadi. Proses

produksi tersebut dinyatakan dalam bentuk perencanaan yang menjadi acuan dalam

seluruh proses pelaksanaan. Penetapan mutu hasil produksi sendiri dilakukan

melalui kegiatan pengawasan, pemeriksaan, pengukuran, dan pengujian

laboratorium. Pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu pada hakekatnya penentuan

langkah demi langkah terhadap proses pelaksanaan suatu pekerjaan yang mencakup

penilaian terhadap metode kerja, ketrampilan kerja, pengadaan material, pengadaan

peralatan, pengadaan tenaga kerja, keamanan dan keselamatan kerja demi hasil

yang sesuai dengan yang direncanakan.

Page 15: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

18

Adapun hal-hal yang ditinjau sesuai dengan kriteria mutu yang diisyaratkan

seperti :

1. Kinerja dan kehandalan mengenai prosentase ketepatan dalam prediksi

analisis telah sesuai dengan rencana.

2. Upaya penambahan karakteristik pelengkap untuk menambah estetika dan

kehandalan bangunan seperti pembangunan pagar, taman, tempat parkir,

dan lainnya.

3. Upaya pengukuran penyimpangan terhadap standar yang telah disepakati.

4. Pelaksanaan konstruksi yang dilaksanakan telah sesuai dengan spesifikasi

teknis dan dokumen kontrak.

5. Penetapan jenis material dan metode konstruksi yang dipakai telah

memenuhi syarat peraturan bangunan.

6. Tenaga kerja yang terampil dan mempunyai komitmen yang taat dan

bertanggung jawab akan memberikan kualitas yang lebih baik.

7. Pengkajian kualitas dan kuantitas personil serta peralatan akan memberikan

hasil yang lebih baik.

8. Pengendalian kemajuan pelaksanaan proyek secara keseluruhan agar sesuai

dengan rencana dalam pelaksanaannya di lapangan.

9. Penyusunan jadwal rencana telah memperhitungkan estimasi kebutuhan

sumber daya dan penggunaannya.

10. Pengendalian distribusi material dan peralatan.

2.8 Waktu dan Penjadwalan Kerja

Jadwal waktu proyek merupakan tulang punggung keseluruhan proses

konstruksi, sehingga harus dibuat berdasarkan pada sasaran dan pencapaian target

yang jelas. Dengan memakai jadwal rencana kerja yang tepat, sumber daya yang

memadai dapat tersedia pada saat yang tepat, setiap tahap proses mendapatkan

alokasi waktu cukup dengan berbagai kegiatan dapat dimulai pada saat yang tepat

pula. Dalam menyusun jadwal rencana kerja harus sudah mempertimbangkan dan

mencakup estimasi kebutuhan sumber daya dan dana disertai dengan analisa

penggunaannya yang tepat dan menentukan rambu-rambu marka pengukuran target

kemajuan proyek.

Page 16: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

19

Masalah-masalah yang berpengaruh terhadap waktu pelaksanaan proyek

lebih banyak disebabkan oleh mekanisme penyelenggaraan, seperti keterlambatan

pengadaan peralatan, material, keterlambatan jadwal perencanaan, perubahan-

perubahan pekerjaan selama berlangsungnya konstruksi, kelayakan jadwal

konstruksi, peraturan-peraturan dari pemerintah mengenai keamanan perencanaan

dan metode konstruksi, dampak lingkungan, kebijakan di bidang ketenagakerjaan

dan sebagainya. Untuk menganalisis terjadinya penyimpangan dilakukan dengan

membandingankan kurun waktu yang dipakai dengan waktu yang direncanakan.

Pada Gambar 2.5 memperlihatkan kurun waktu kegiatan, grafik yang dibuat

dengan sumbu vertikal sebagai nilai kumulatif penyelesaian pekerjaan dan sumbu

horisontal sebagai waktu kalender dari periode pelaksanaan penyelesaian pekerjaan

dari angka 0 sampai angka 100 ini, umumnya berbentuk menyerupai huruf “S”.

Jadwal rencana penyelesaian proyek memeliki tingkat kehandalan yang dinyatakan

dalam suatu indeks kerja. Adapun besarnya indek kinerja (IKJ) atau produktifitas

jadwal dapat ditentukan dengan rumus:

Indek Kinerja Jadwal =

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙

(2.1)

Gambar 2.5 Grafik “S” Waktu Penyelesaian Proyek

Awal proyek

Akhir proyek % penyelesaian fisik

Waktu (bulan)

Page 17: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

20

2.9 Kualifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi

Penggolongan kualifikasi usaha jasa perencana konstruksi dan usaha jasa

pengawas konstruksi didasarkan pada kriteria tingkat/kedalaman kompetensi dan

potensi kemampuan usaha, serta kemampuan melakukan perencanaan dan

pengawasan pekerjaan berdasarkan kriteria resiko atau kriteria penggunaan

teknologi atau kriteria besaran biaya (nilai proyek/nilai pekerjaan).

Dalam UU 18 tahun 1999 mengenai kualifikasi usaha jasa konstruksi dalam

pasal 8 dan 9 disyaratkan para pelaku pekerjaan konstruksi harus memiliki

sertifikat.

1. SKT (Sertifikat Keterampilan) adalah bukti kompetensi dan kemampuan

profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor)

yang harus dimiliki tenaga kerja/ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan

sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan

Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi.

Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah;

a. Tingkat I

b. Tingkat II

c. Tingkat III

SKT adalah salah satu persyaratan utama untuk mengajukan permohonan

Sertifikasi dan Registrasi Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi

kualifiaski kecil. SKT tersebut dikeluarkan oleh asosiasi profesi jasa

konstruksi yang telah diakreditasi LPJK. SKT hanya untuk tenaga ahli

perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi (kontraktor). Setiap perusahaan jasa

pelaksana konstruksi yang ingin mengajukan permohonan Sertifikasi dan

Registrasi Badan Usaha untuk kualifikasi kecil harus memiliki tenaga kerja

bersertifikat keterampilan (SKT) sebagai persyaratan untuk dapat

ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT).

2. SKA (Sertifikat Keahlian) adalah bukti kompetensi dan kemampuan

profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang (Kontraktor), atau (Konsultan),

dengan kualifikasi tenaga ahli sebagai berikut;

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah;

Page 18: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

21

a. Ahli Utama:

Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2

dengan pengalaman minimal 5 tahun.

b. SKA Ahli Madya:

Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2

dengan pengalaman minimal 2 tahun.

c. SKA Ahli Muda:

Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1

dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal

1 tahun.

Salah satu persyaratan utama untuk mengajukan permohonan Sertifikasi dan

Registrasi Badan Usaha bidang Jasa Konstruksi adalah memiliki tenaga ahli

bersertifikat keahlian (SKA) untuk ditetapkan sebagai Penanggung Jawab

Teknik (PJT) atau Penanggung Jawab Bidang (PJB). SKA tersebut

dikeluarkan oleh asosiasi profesi jasa konstruksi yang telah

diakreditasi Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). SKA untuk

tenaga ahli perusahaan Jasa Perencana dan Jasa Pengawas Konstruksi

(konsultan) Setiap perusahaan jasa perencana konstruksi dan jasa pengawas

konstruksi yang ingin mengajukan permohonan Sertifikasi dan Registrasi

Badan Usaha baik untuk kualifikasi Kecil, Menengah atau Besar harus

memiliki tenaga ahli bersertifikat keahlian (SKA) sebagai persyaratan untuk

dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dan Penanggung

Jawab Bidang (PJB).

Kita dapat melihat pada konsep yang dipakai Permen PU 8/2011, tentang

Pembagian Subklasifikasi dan Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi lampiran 3

Kualifikasi Usaha Pelaksana Konstruksi, dalam menentukan subkualifikasi

berdasarkan kompetensi penyedia pelaksana konstruksi (bisa juga dibandingkan

dengan Lampiran 3 Peraturan Menteri Nomor 08/PRT/M/2011 Tanggal: 13 Juni

2011: Versi LPJK) yang terlampir pada Tabel 2.1 Kualifikasi Jasa Pelaksana

Konstruksi di bawah ini.

Page 19: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

22

Tabel 2.1 Kualifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi

Kualifikasi

Proyek

Nilai Proyek Kualifikasi

Tenaga Kerja

Badan Usaha

Kecil K1 0 s.d Rp. 1

milyar

1 orang

bersertifikat tenaga

terampil (SKTK)

tingkat 3

Badan usaha dapat

berbentuk PT, CV,

Firma atau

Koperasi

K2 0 s.d Rp. 1,75

milyar

1 orang

bersertifikat tenaga

terampil (SKTK)

tingkat 2

Badan usaha dapat

berbentuk PT, CV,

Firma atau

Koperasi

K3 0 s.d Rp. 2,5

milyar

1 orang

bersertifikat tenaga

terampil (SKTK)

tingkat 1

Badan usaha dapat

berbentuk PT, CV,

Firma atau

Koperasi

Menengah M1 0 s.d Rp. 10

milyar

Minimal 2 orang

bersertifikat

keahlian (SKA) ahli

muda

Badan usaha harus

berbentuk PT atau

Koperasi

M2 0 s.d Rp. 50

milyar

Minimal 2 orang

bersertifikat

keahlian (SKA) ahli

madya

Badan usaha harus

berbentuk PT atau

Koperasi

Besar B1 0 s.d Rp. 250

milyar

Minimal 2 orang

bersertifikat

keahlian (SKA) ahli

madya

Badan usaha harus

berbentuk PT

B2 0 s.d tidak

terbatas

Minimal 2 orang

bersertifikat

keahlian (SKA) ahli

madya

Permohonan baru

hanya untuk badan

usaha PT-PMA

Page 20: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

23

2.10 Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh

data dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang

perlu diketahui. Penggunaan kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan

menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap objek yang

diteliti (populasi atau sampel) (Sugiyono, 2012).

2.11 Teknik Sampling

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Sedangkan pengertian dari populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2011). Teknik sampling sangatlah diperlukan dalam sebuah penelitian

karena hal ini digunakan untuk menentukan siapa saja anggota dari populasi yang

hendak dijadikan sampel. Untuk itu teknik sampling haruslah secara jelas

tergambarkan dalam rencana penelitian sehingga jelas dan tidak membingungkann

ketika terjun dilapangan.

Menurut Sugiyono (2011) teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi

dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Berikut pemaparan

masing-masing teknik sampling tersebut:

1. Probability Sampling

Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan

peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2011). Probability Sampling terdiri dari

4 macam yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Simple Random Sampling

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel

dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2011).

b. Proportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang

tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2011).

Page 21: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

24

c. Disproportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila

populasi berstrata tetapi kurang proporsional (Sugiyono, 2011).

d. Cluster Sampling

Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila

objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono,

2011). Teknik sampel ini terdiri dari 2 tahap, yaitu pertama tahap

penentuan sampel daerah, dan kedua tahap penentuan orang-orang

yang ada di daerah itu.

2. Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota)

populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2011).

Nonprobability Sampling terdiri dari 6 macam yang akan dijabarkan sebagai

berikut ini:

a. Sampling Sistematis

Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan

urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut

(Sugiyono, 2011).

b. Sampling Kuota

Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari

populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota

yang diinginkan (Sugiyono, 2011)

c. Sampling Insidential

Sampling Insidential adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidential

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila

dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber

data (Sugiyono, 2011).

d. Sampling Purposive

Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu ( Sugiyono, 2011). Teknik ini paling cocok

Page 22: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

25

digunakan untuk penelitian kualitatif yang tidak melakukan

generalisasi.

e. Sampling Jenuh

Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2011). Hal ini sering

digunakan untuk penelitian dengan jumlah sampel dibawah 30

orang, atau untuk penelitian yang ingin membuat generalisasi

dengan tingkat kesalahan yang sedikit atau kecil.

f. Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-

mula jumlahnya kecil, kemudian membesar (Sugiyono, 2011).

2.12 Jenis Data

Menurut Usman et al (1995) jenis data dapat digolongkan menjadi tiga,

yaitu data ordinal, data interval, dan data rasio.

1. Data Ordinal

Data ordinal adalah data yang sudah diurutkan dari jenjang yang paling

rendah sampai ke jenjang yang paling tinggi, atau sebaliknya tergantung

peringkat selera pengukuran yang subjektif terhadap objek tertentu. Kita

dapat menyatakan bahwa saya lebih suka jeruk A daripada jeruk B

meskipun sama-sama tergolong jenis jeruk. Selanjutnya jeruk B kita bobot

1 dan jeruk A kita bobot 2, pembobotan biasanya merupakan urutannya.

Oleh sebab itu, data ordinal disebut juga sebagai data berurutan, data

berjenjang, data berpangkat, data tata jenjang, data ranks, dan data petala,

data bertangga atau data bertingkat.

Pemberian jenjang tersebut pada umumnya dapat dilakukan sebagai berikut

: mula-mula kita urutkan data itu mulai dari yang terendah sampai yang

tertinggi. Demikian juga sebaliknya, kemudian berilah angka 1 untuk yang

tertinggi, angka 2 pada yang berada di bawahnya dan seterusnya.

2. Data Interval

Data interval memiliki sifat-sifat nominal dari data ordinal. Disamping itu

ada sifat tambahan lainnya pada data interval yaitu mempunyai nol mutlak.

Page 23: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

26

Akibatnya ia mempunyai skala interval yang sama jaraknya. Pengukuran

data interval tidak memberikan jumlah yang absolut dari objek yang diukur.

Contohnya adalah sebagai berikut : dalam Indeks Prestasi Komulatif (IPK)

mahasiswa dikenal standar-standar penilaian sebagai berikut:

A = 4, B = 3, C = 2, D = 1

Interval antara A dengan B = 4 – 3 = 1

Interval antara B dengan C = 3 – 2 = 1

Interval antara C dengan D = 2 – 1 = 1

Interval antara A dengan C = 4 – 2 = 2

Interval antara B dengan D = 3 – 1 = 2

Interval antara A dengan D = 4 – 1 = 3

Interval antara A dengan D – Interval D dengan C

= (A-C) + (C-D) = (4-2) + (2-1) = 3

Contoh-contoh lainnya dari data interval adalah : persepsi, tanggapan, dan

sebagainya. Data interval bersifat ekskuisif, mempunyai urutan, mempunyai

ukuran baru, tetapi tidak mempunyai nilai nol mutlak.

3. Data Rasio

Data rasio mengandung sifat-sifat interval, dan selain itu ia sudah

mempunyai nilai nol mutlak. Contoh dari data rasio diantaranya adalah berat

badan, tinggi, panjang, atau jarak. Misalnya kita mempunyai data panjang

A = 10 m, B = 20 m, C = 30 m, dan D = 40 m. Kita dapat menyimpulkan

bahwa panjang D = 4 x A atau 2 x B. Panjang B dapat disebut sebagai 2 x

A atau 12⁄ x D dan seterusnya. Data rasio ini sering dipakai dalam

penelitian keilmuan atau enginering. Karena data rasio, ordinal, dan interval

merupakan hasil pengukuran, maka pada ketiga data tersebut ditemui

adanya bilangan pecahan. Data rasio bersifat ekskuisif, mempunyai urutan,

mempunyai ukuran baru, dan mempunyai nilai nol mutlak.

Page 24: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

27

2.13 Tabulasi dan Pengolahan Data

Tabulasi data dilakukan untuk mendapatkan hasil berupa data yang siap

digunakan pada tahap analisis berikutnya. Dalam tahap tabulasi dilakukan

pengelompokkan data kedalam parameter-parameter dalam tahap analisis, dari data

awal yang masih berupa kumpulan kuesioner hasil pengisian di lapangan, laporan-

laporan pekerjaan dan time schedule. Tabulasi data dapat dikategorikan menjadi

empat yaitu data kompetensi supervisor proyek, data biaya pelaksanaan proyek

kontruksi, mutu hasil produksi proyek konstruksi dan data laporan pekerjaan proyek

konstruksi serta time schedule . Data dari pengisian kuesioner mengenai kompetensi

supervisor proyek dan mengenai biaya pelaksanaan proyek konstruksi serta mutu

hasil produksi berupa lima pilihan jawaban yaitu SB, B, C, K dan SK kemudian

diberi nilai atau bobot menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian

atau gejala sosial (Riduwan, 2006).

1. Jawaban sangat baik (SB) diberi nilai/bobot = 5

2. Jawaban baik (B) diberi nilai/bobot = 4

3. Jawaban cukup baik (C) diberi nilai/bobot = 3

4. Jawaban kurang baik (K) diberi nilai/bobot = 2

5. Jawaban sangat kurang baik (SK) diberi nilai/bobot = 1

Sedangkan untuk data dari laporan pekerjaan serta time schedule berupa

perbandingan kurva S antara laporan pekerjaan yang telah dilaksanakan dalam

proyek konstruksi yang bersangkutan dengan time schedule yang telah

direncanakan sebelumnya. Data yang diperoleh dari perbandingan kurva S tersebut

telah ditetapkan dengan skala ordinal kemudian diberi bobot dengan kriteria

sebagai berikut:

1. 1,00 s.d <1,00 diberi nilai/bobot = 5

2. 0,80 s.d 0,99 diberi nilai/bobot = 4

3. 0,50 s.d 0,79 diberi nilai/bobot = 3

4. 0,20 s.d 0,49 diberi nilai/bobot = 2

5. 0,00 s.d 0,19 diberi nilai/bobot = 1

Page 25: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

28

2.14 Pengujian Kuesioner

Instrumen penelitian memegang peranan penting dalam penelitian, karena

kualitas data yang diperoleh dalam banyak hal ditentukan oleh kualitas instrumen

yang digunakan. Jika instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat

dipertanggungjawabkan, maka data yang diperoleh nantinya juga dapat

dipertanggungjawabkan. Artinya data yang bersangkutan dapat mewakili atau

mencerminkan keadaan sesuatu yang diukur pada diri subjek penelitian atau

sipemilik data (Nurgiyantoro et al., 2004). Sehingga instrumen-instrumen

penelitian tadi harus memiliki kualifikasi secara ilmiah, yang mana persyaratan

kualifikasi tersebut berupa aspek reliabilitas dan validitas.

2.14.1 Uji Reliabilitas

Reliabilitas (reliability, kepercayaan) menunjuk pada pengertian apakah

sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu

ke waktu (Nurgiyantoro et al., 2004). Salah satu metode pengujian reliabilitas

adalah dengan menggunakan metode Alpha-Cronbach. Standar yang digunakan

dalam menentukan relaibel dan tidaknya suatu instrumen penelitian umunya adalah

perbandingan antara nilai r hitung dengan r tabel pada taraf signifikan 5%. Apabila

dilakukan pengujian reliabilitas dengan metode Alpha-Cronbach, maka nilai r

hitung diwakili oleh nilai Alpha (Triton, 2006). Menurut Santoso dalam Triton

(2006) apabila Alpha hitung bernilai positif, maka suatu instrumen penelitian dapat

disebut relaibel. Adapun rumus yang digunakan dalam metode ini adalah sebagai

berikut:

σi2 = (∑𝑋𝑖)2−

(∑𝑋𝑖)2

𝑁

𝑁 (2.2)

Keterangan:

σi2 : varians butir pertanyaan ke-n (misal ke-1, ke-2, ke-3, dan seterusnya)

∑Xi2 : jumlah skor jawaban subjek untuk butir pertanyaan ke-n

r = 𝑘

𝑘−1 (1 −

(∑𝜎𝑖)2

(𝜎)2 ) (2.3)

Keterangan:

r : koefisien reliabilitas

k : jumlah butir pertanyaan (soal)

Page 26: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

29

σi2 : varians butir pertanyaan (soal)

σ2 : varians skor test

Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha-Cronbach diukur berdasarkan skala

Alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut dikelompokkan dalam lima kelas

dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan Alpha dapat diinterpretasi

seperti tabel berikut (Triton, 2006):

Tabel 2.2 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s.d 0,20 Kurang reliabel

>0,20 s.d 0,40 Agak reliabel

>0,40 s.d 0,60 Cukup reliabel

>0,60 s.d 0,80 Reliabel

>0,80 s.d 1,00 Sangat reliabel

Sumber: Triton (2006)

2.14.2 Uji Validitas

Validitas berkaitan dengan “apakah instrumen yang dimaksud untuk

mengukur sesuatu itu memang dapat mengukur secara tepat sesuatu yang akan

diukur tersebut”. Validitas sendiri terdiri dari dua jenis kategori validitas yakni

(Nurgiyantoro et al., 2004):

1. Validitas berdasarkan analisa rasional

Validitas berdasarkan analisa rasional terdiri dari:

a. Validitas konstruk (construct validity) merupakan validitas yang

mempertanyakan, apakah butir-butir pertanyaan dalam instrumen

tersebut telah sesuai dengan konsep keilmuan yang bersangkutan.

Sehingga menyusun butir-butir pertanyaan didasarkan pada teori-teori

yang terkait dengan permasalahan yang diangkat.

b. Validitas isi (content validity) merupakan validitas yang

mempertanyakan bagaimana kesesuaian antara instrumen dengan tujuan

dan deskripsi bahan yang diajarkan atau deskripsi masalah yang akan

diteliti. Untuk mengetahui kesesuaian kedua hal tersebut, penyusunan

instrumen haruslah berdasarkan pada kisi-kisi yang sengaja disiapkan.

Page 27: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

30

Kisi-kisi tersebut memuat deskripsi bahan, indikator-indikator terhadap

masalah yang diangkat tersebut.

2. Validitas yang bersifat empirik

Validitas yang bersifat empirik memerlukan data-data di lapangan dari hasil

penyebaran instrumen penelitian yang berupa data kuantitatif, jadi untuk

keperluan analisa validitas ini memerlukan jasa statistik. Adapun bagian-

bagian dari analisa validitas yang bersifat empirik adalah sebagai berikut:

a. Validitas sejalan (concuren validity) mempertanyakan apakah

kemampuan atau karakteristik subjek penelitian dalam suatu bidang

sesuai dengan kemampuan atau karakteristik lain yang dalam bidang

yang sama. Analisa pengujian ini menggunakan teknik korelasi Product

Moment :

r = 𝑁∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)

√(𝑁∑𝑋2)−(∑𝑋)2.(𝑁∑𝑌2)−(∑𝑌)2) (2.4)

Keterangan:

r = koefisien korelasi

N = jumlah sampel

Nilai r selalu terletak antara -1 dan +1 (-1 < r < +1)

r = +1, berarti adanya korelasi positif sempurna

r = -1, berarti adanya korelasi negatif sempurna

r = 0, berarti tidak ada korelasi antara variabel

Kriteria yang digunakan untuk menentukan derajat pengaruh antara dua

variabel adalah sebagai berikut (Usman et al., 1995):

0,00 tidak ada korelasi

0,01-0,20 korelasi yang sangat rendah

0,21-0,40 korelasi yang rendah

0,41-0,60 korelasi yang agak rendah

0,61-0,80 korelasi yang cukup

0,81-0,99 korelasi yang tinggi

1,00 korelasi yang sangat tinggi

Page 28: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

31

b. Validitas ramalan (predictive validity) mempertanyakan apakah

penampilan atau unjuk kerja subjek penelitian yang sekarang dapat

digunakan untuk meramalkan penampilan atau unjuk kerja di waktu

datang.

2.15 Teknik Analisis Data

Pada penulisan penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang

dilakukan secara manual serta dengan bantuan program (software) computer yakni

aplikasi analasis data SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 23.

yaitu dengan metode analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier

berganda digunakan apabila variabel prediktor lebih dari satu, banyaknya variabel

prediktor ini tergantung pada banyaknya variabel prediktor yang dimiliki dalam

penelitian.

Adapun langkah-langkah dalam teknik analisis regresi linier berganda

dengan variabel prediktor lebih dari satu adalah sebagai berikut:

1. Perhitungan Persamaan Garis Regresi

Hubungan antara variabel prediktor dengan variabel kriterium biasanya

dilukiskan dalam sebuah garis, yaitu yang disebut sebagai garis regresi.

Adapun rumus umum persamaan garis regresi adalah sebagai berikut:

Ŷ = a + b1.X1 + b2.X2 + ..... + bn.Xn (2.5)

Rumus persamaan regresi tersebut dapat disederhanakan kedalam metode

skor deviasi, yaitu y (y = Y- Ῡ), x1 (x1= X1- X̅1), x2 (x2 = X2- X̅2),......., xn

(xn = Xn- X̅n). Sehingga rumus (2.4) dapat ditulis sebagai berikut

(Nurgiyantoro et al., 2004):

y = b1.X1 + b2.X2 + ..... + bn.Xn (2.6)

Keterangan:

Ŷ = Y yang diprediksikan

Y = variabel kriterium

X = variabel prediktor

b = koefisien prediktor

a = bilangan konstan

X̅ = rata-rata data variabel prediktor

Page 29: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

32

Y̅ = rata-rata data variabel kriterium

Untuk menghitung nilai a, b1, b2,....., bn terlebih dahulu dilakukan

perhitungan skor-skor deviasi dari data-data sampel yang diperoleh,

berdasarkan rumus berikut (Nurgiyantoro et al, 2004):

∑X12 = ∑X1

2 - (∑𝑋1)2

𝑁 (2.7)

∑Xn2 = ∑Xn

2 - (∑𝑋𝑛)2

𝑁 (2.8)

∑Y2 = ∑Y2 - (∑𝑌)2

𝑁 (2.9)

∑X1Xn = ∑X1Xn - (∑X1)(∑Xn)

𝑁 (2.10)

∑X1Y = ∑X1Y - (∑X1)(∑Y)

𝑁 (2.11)

∑XnY = ∑XnY - (∑Xn)(∑Y)

𝑁 (2.12)

Keterangan:

N = jumlah sampel

Setelah perhitungan skor-skor deviasi di atas dilakukan perhitungan a, b1,

b2, ......., bn dengan menggunakan rumus-rumus berdasarkan skor deviasi

sebagai berikut, (Nurgiyantoro et al., 2004):

∑x1y = b1∑x12 + b2∑x1.x2 + ..... + bn∑x1.xn (2.13)

∑x2y = b2∑x2.x1 + b2∑x22 + ..... + bn∑x2.xn (2.14)

∑xny = bn∑xn.x1 + b2∑xn.x2 + ..... + bn∑xn2 (2.15)

2. Perhitungan Nilai F Regresi (Freg)

Dalam analisis regresi berganda, salah satu cara untuk memperoleh nilai F

Regresi (Freg) adalah melalui perhitungan dari koefisien korelasi berganda

(R). Langkah-langkah dalam mencari nilai F regresi (Freg) melalui

perhitungan dari koefisien korelasi berganda adalah sebagai berikut

(Nurgiyantoro et al., 2004):

a. Perhitungan Koefisien Korelasi Berganda (R)

Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau

lebih variabel prediktor (X1, X2, ...., Xn) secara serentak terhadap

variabel kriterium (Y). Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin

mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya

nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah.

Page 30: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

33

Perhitungan koefisien korelasi berganda (R), menggunakan rumus

sebagai berikut:

Ry.1n = √b1∑x1.y + b2∑x2.y + .....+ bn∑xn.y

∑𝑌2 (2.16)

b. Analisis Determinasi (R2)

Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk

mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel prediktor (X1, X2,

....., Xn) secara serentak terhadap variabel kriterium (Y). Koefisien ini

menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel kriterium. R2 =

0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang

diberikan variabel prediktor terhadap variabel kriterium, atau variasi

variabel prediktor yang digunakan dalam model tidak menjelaskan

sedikitpun variasi variabel prediktor yang digunakan dalam model tidak

menjelaskan sedikitpun variasi variabel kriterium. Sebaliknya R2 = 1,

maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel prediktor

terhadap variabel kriterium adalah sempurna, atau variasi variabel

prediktor yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi

variabel kriterium. Perhitungan determinasi (R2) menggunakan rumus:

R2 = R x R x 100% (2.17)

c. Perhitungan Jumlah Kuadrat Total Regresi (JKreg)

Perhitungan jumlah kuadrat total regresi (JKreg), menggunakan rumus

sebagai berikut:

JKreg = R2.(∑y2) (2.18)

d. Perhitungan Jumlah Kuadrat Total Residu (JKres)

Perhitungan jumlah kuadrat total residu (JKres), menggunakan rumus

sebagai berikut:

JKres = (1-R2).( ∑y2) (2.19)

e. Perhitungan Rata-Rata Hitungan Kuadrat (RK)

Perhitungan rata-rata hitungan kuadrat (RK), menggunakan rumus

sebagai berikut:

RKreg = 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔

𝑑𝑏𝑟𝑒𝑔 (2.20)

RKres = 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠

𝑑𝑏𝑟𝑒𝑠 (2.21)

Page 31: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

34

Derajat kebebasan (db) untuk:

RKreg = jumlah variabel prediktor

RKres = jumlah sampel – jumlah variabel prediktor – 1

f. Perhitungan Nilai F Regresi (Freg)

Perhitungan nilai F regresi (Freg), menggunakan rumus sebagai berikut:

Freg = 𝑅𝐾𝑟𝑒𝑔

𝑅𝐾𝑟𝑒𝑠 (2.22)

g. Konsultasi Tabel Nilai F

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel prediktor (X1, X2,

...., Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel kriterium (Y). Atau untuk mengetahui apakah model regresi

dapat digunakan untuk memprediksi variabel kriterium atau tidak.

Konsultasi tabel nilai-nilai F, dilakukan dengan membandingkan nilai F

yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan tabel nilai-nilai kritis F

pada taraf signifikan 5%. Apabila nilai F hitung > F tabel pada taraf

signifikan 5% maka variabel prediktor berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel kriterium.

3. Perhitungan Sumbangan Relatif

Setelah didapatkan persamaan regresi dan nilai F regresi, analisis data dapat

dilanjutkan dengan perhitungan besarnya sumbangan relatif dari masing-

masing prediktor terhadap proses prediksi. Adapun analisis tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Sumbangan Relatif (SR%X)

Sumbangan relatif dihitung dalam bilangan persentase, yang

menunjukkan besarnya sumbangan (secara relatif) tiap prediktor untuk

keperluan prediksi dengan rumus sebagai berikut (Nurgiyantoro et al.,

2004):

SR%X = 𝑏∑𝑋𝑌

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 𝑥 100% (2.23)

Sedangkan untuk perhitungan melalui program computer hanya perlu

dimasukan rangkuman pengolahan data kuesioner lalu akan diproses melalui

program SPSS (Statistical Product and Service Solution) ver. 23.

Page 32: ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR … II.pdf · Membuat program kerja mingguan dan ... Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di ... Proyek konstruksi

35

2.16 Tingkat Signifikan

Tingkat signifikan merupakan suatu nilai kemungkinan tertentu yang

dilambangkan dengan 𝛼. Nilai 𝛼 ini berkaitan dengan kemunculan harga tertentu

dari tes statistik sama dengan atau lebih kecil dari 𝛼. Tingkat yang dipilih dalam

penentuan nilai 𝛼 ditetapkan berdasarkan perkiraan tentang pentingnya atau makna

praktis yang mungkin terkandung dalam temuan. Dalam penelitian ini tingkat

signifikan atau alpha (𝛼) yang digunakan adalah 5%.

2.17 Jumlah Responden

Dalam penelitian ini jumlah responden ditentukan secara khusus

berdasarkan tujuan penelitian ini (Porpusive Sampling). Untuk meneliti pengaruh

kompetensi supervisor proyek terhadap keberhasilan proyek dari segi biaya, mutu

dan waktu pelaksanaan, maka yang dijadikan responden adalah orang-orang yang

terlibat langsung di lapangan serta dapat menilai kompetensi dari supervisor di

proyeknya. Karena keterbatasan sumber daya manusia di lapangan maka peneliti

hanya mengambil lima responden yaitu:

a. Responden 1 : Project Manager

b. Responden 2 : Site Manager / Site Engineer

c. Responden 3 : Surveyor / Quantity Surveyor

d. Responden 4 : Logistik / Administrasi

e. Responden 5 : Mekanik