analisis pengaruh kendala keuangan pada pengelolaan kas perusahaan dan performa perusahaan

Upload: rheza-afrian-pratama-sembiring

Post on 07-Jul-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    1/24

     

    UNIVERSITAS INDONESIA

    ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN

    KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    : STUDI PADA PERUSAHAAN PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

    PERIODE 2001-2011

    PROPOSAL SKRIPSI

    RIDHA YUSRA OKTAVIOLA

    0906558735

    FAKULTAS EKONOMI

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN

    KONSENTRASI KEUANGAN

    DEPOK

    SEPTEMBER 2012

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    2/24

    Statement of Authorship

    Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa proposal skripsi

    terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang

    lain yang saya gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

    Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk

    makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa

    saya menyatakan menggunakannya.

    Saya memahami bahwa proposal skripsi yang saya kumpulkan ini dapat

    diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya

     plagiarisme.

     Nama : RIDHA YUSRA OKTAVIOLA

     NPM : 0906558735

    TTD :

    Tanggal : Depok, September 2012

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    3/24

    1.  Latar Belakang

    Dalam penelitian tentang corporate finance  terdapat dua area penting yaitu

    efek dari  financial constraint   pada perilaku perusahaan dan cara pengelolaan

    keuangan perusahaan (Almeida et al., 2004). Financial constraint   merupakan

    salah satu tantangan bagi setiap perusahaan dimana pengelolaan keuangan

     perusahaan yang tidak baik dapat memicu kebangkrutan perusahaan. Oleh karena

    itu, manajer dituntut untuk dapat menjaga kestabilan kondisi perusahaannya

    dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Perusahaan dapat

    memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, salah satunya adalah kas.

    Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa dipergunakan

    untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Menurut John Mayard Keynes

    (1936) terdapat tiga motif memiliki kas. Pertama, motif transaksi, perusahaan

    menyediakan kas untuk membayar berbagai transaksi bisnisnya. Kedua, motif

     berjaga-jaga, dimaksudkan untuk mempertahankan saldo kas guna memenuhi

     permintaan kas yang sifatnya tidak terduga. Ketiga, motif spekulasi, dimaksudkan

    untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau menginvestasikan kas dalam

     bentuk investasi.

    Banyak teori lain yang berkembang yang mengemukakan motif perusahaan

    dalam menentukan tingkat pemegangan kas. Menurut Trade-off theory, manajer

    dalam sebuah perusahaan akan menentukan tingkat pemegangan kas yang

    optimum dengan mempertimbangkan keuntungan dan biaya dari pemegangan kas

    (Kim et al, 1998; Opler et al., 1999; Bruinsheef and Keel, 2002). Menurut Pecking

    Order theory  (Myers and Majluf, 1984), perusahaan akan cenderung

    menggunakan pembiayaan dari internal dibandingkan pembiayaan dari eksternal

     perusahaan seperti hutang dan ekuitas. Jika pendanaan dari luar dibutuhkan, maka

     perusahaan akan terlebih dahulu memilih hutang yang paling aman (low risk

    debt ), kemudian hutang yang memiliki risiko lebih tinggi (high risk debt ), dan

     pembiayaan ekuitas sebagai pilihan terakhir karena memiliki cost of capital yang

     paling besar. Pembiayaan eksternal terutama pembiayaan ekuitas memiliki cost of

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    4/24

    capital yang besar karena terdapat assymetric information  di antara manajer

     perusahaan dan investor.

     Assymetric information  ini menyebabkan timbulnya masalah keagenan

    (agency problem) antara manajer dan pemegang saham umum ketika jumlah kas

     bebas sedang tinggi (Jensen, 1986). Masalah keagenan ini pun tidak bisa

    dielakkan di dalam corporate finance (Jensen and Meckling, 1976). Manajer

     perusahaan berpotensi melakukan pemborosan untuk kepentingan pribadinya atas

     biaya pemegang saham perusahaan (Opler et al., 1999). Padahal dengan

    memegang kas bisa menguntungkan pemegang saham. Sebuah perusahaan yang

    menghadapi gesekan di pasar modal yang mana akan meningkatkan biaya dari pendanaan eksternal, biasanya tidak akan bisa mengambil proyek dengan NPV

     positif ketika dana internal perusahaan sedikit (Fazzari et al., 1988). Jadi dengan

    memegang sejumlah kas maka financial constraint perusahaan akan berkurang.

    Terdapat beberapa penelitian terdahulu mengenai  financial constraint yaitu

     penelitian yang dilakukan oleh Kaplan dan Zingales serta Almeida, Campello, dan

    Weisbach. Kaplan dan Zingales (1997) melakukan penelitian mengenai hubungan

    antara  financial constraint   dan sensitivitas investment-cash flow  dengan

    menganalisa perusahaan-perusahaan yang memiliki sensitivitas  investment-cash

     flow yang sangat tinggi. Mereka menemukan bahwa perusahaan dengan kendala

    keuangan yang sedikit mempunyai sensitivitas yang tinggi dibandingkan dengan

     perusahaan dengan kendala keuangan yang besar. Almeida, Campello, dan

    Weisbach (2004) memodelkan permintaan perusahaan untuk likuiditas untuk

    mengembangkan uji pengaruh  financial constraint  pada kebijakan perusahaan.

    Mereka menemukan bahwa perusahaan dengan  financial constraint  mempunyai

    sensitivitas arus kas yang positif, sedangkan perusahaan dengan  financial

    unconstraint  tidak mempunyai sensitivitas arus kas yang positif.

    Mi Luo (2011) melakukan penelitian terkait dengan financial constraint  pada

     pengelolaan kas dengan sampel perusahaan publik di Amerika Serikat. Mi Luo

    menguji apakah  financial constraint   memainkan peranan displiner dalam

     penggunaan kas terkait dengan masalah keagenan. Mi Luo menemukan bahwa

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    5/24

    manajer dengan kondisi keuangan yang tidak ada kendala ( financial unconstraint )

    akan menggunakan kas secara tidak efisien yang mengakibatkan performa

     perusahaan menurun di masa depan. Sebaliknya, manajer dengan kendala

    keuangan akan menggunakan kas secara efisien sehingga performa perusahaan di

    masa depan akan meningkat. Performa kegiatan operasional perusahaan menurut

    Mi Luo (2011) dipengaruhi oleh penurunan raw cash holding, financial

    constraint, ukuran perusahaan, nilai market to book ratio, dan nilai Property,

     plant, and equipment terhadap non cash asset .

    Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas

    Indonesia terkait dengan  financial constraint dan perilaku perusahaan dalammemegang kas dilakukan oleh Herliana Permatasari (2009). Beliau melakukan

     penelitian yang berpegang pada penelitian McVanel dan Perevalov (2008). Untuk

    meneliti hal tersebut, beliau menggunakan data perusahaan yang tercatat di Bursa

    Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006 hingga 2008 dengan sampel 100

     perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage  berpengaruh

    negatif dan signifikan terhadap jumlah kas yang dipegang perusahaan. Sedangkan

    ukuran perusahaan, pembayaran dividen, pendapatan bersih, rasio kas dari

    aktivitas operasi terhadap total aktiva, penerbitan atau penjualan ekuitas, dan rasio

    nilai pasar terhadap nilai buku tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah kas

    yang dipegang perusahaan.

    Terdapat keterbatasan dari penelitian yang dilakukan Herliana Permatasari

    (2009) yaitu hanya mengambil sampel 100 perusahaan dan bukan seluruh

     perusahaan publik yang terdaftar di BEI, sehingga kurang menggambarkan

    kondisi sebenarnya. Selain itu, terdapat keterbatasan dari data tahun penelitian

    yang hanya menggunakan data dari tahun 2006 hingga 2008. Oleh karena itu,

     peneliti akan menggunakan sampel perusahaan publik yang terdaftar di BEI dalam

    kurun waktu 2001 hingga 2011.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mi Luo (2011) serta penelitian-

     penelitian terdahulu, maka penulis tertarik untuk mengangkat tema pengaruh

    kendala keuangan pada pengelolaan kas perusahaan dan performa perusahaan

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    6/24

     pada perusahaan publik yang telah terdaftar di BEI pada periode 2001-2011.

    Penulis melakukan replikasi dari penelitian yang dilakukan Mi Luo (2011),

    sehingga dapat digunakan untuk mengetahui hasil penelitian di Indonesia

    mengenai hubungan antara kendala keuangan pada pengelolaan kas perusahaan

    dan performa perusahaan.

    2.  Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam

     penelitian dapat dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut.

    1. 

    Apakah  financial constraint yang dimiliki perusahaan mempengaruhi

    kebijakan penggunaan kas oleh manajer suatu perusahaan?

    2.  Apakah penggunaan kas mempengaruhi performa perusahaan di masa

    depan pada financial unconstrained firm dan financial constrained firm?

    3.  Tujuan dan Manfaat Penelitian

    3.1 Tujuan Penelitian

    1.  Untuk mengetahui apakah  financial constraint yang dimiliki

     perusahaan mempengaruhi kebijakan penggunaan kas oleh manajer

    suatu perusahaan

    2. 

    Untuk mengetahui apakah penggunaan kas mempengaruhi performa

     perusahaan di masa depan pada  financial unconstrained firm dan

     financial constrained firm 

    3.2 Manfaat Penelitian

    1. 

    Bagi penulis, penelitian ini dapat menjadi skripsi sebagai pelengkap

     prasyarat lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

    2.  Bagi dosen, penelitian ini dapat menjadi tambahan acuan referensi

     bahan pengajaran mata kuliah yang sesuai dengan topik yang dibahas

     penelitian ini.

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    7/24

    3.  Bagi pihak-pihak yang berkecimpung dalam dunia bisnis dan

    investasi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam

     pengambilan keputusan untuk menggunakan kas perusahaan.

    4. 

    Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu baru

    dan menjadi bahan untuk penelitian lebih lanjut mengenai  financial

    constraint pada cash management perusahaan.

    4.  Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian berikut adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan data

    sekunder. Data didapatkan dari laporan keuangan perusahaan. Sebagai sumber

    data utama digunakan data stream yang didalamnya terdapat laporan keuangan

     perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Agar penelitian lebih

    terfokus, berikut dikemukakan batasan-batasan masalah.

    4.1 Objek Penelitian

    Penelitian meliputi semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek

    Indonesia. Rentang waktu yang dipilih adalah Januari 2001 – Desember 2011.

    4.2 Data Penelitian

    Data yang digunakan adalah adalah data tahunan. Adapun data penelitian

    diambil dari berbagai sumber, yaitu:

    1.  Literatur, yang diambil dari referensi berupa buku, jurnal, dan sumber

    terpercaya lainnya. Studi ini dimaksudkan untuk mendapatkan teori

    ilmiah serta rujukan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

    di bidang yang sama.

    2.  Bimbingan, yang dilakukan untuk memperoleh masukan berupa kritik

    dan saran untuk menyusun penelitian ini dari dosen pembimbing.

    3.  Data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan. Data

    diperoleh dari laporan tahunan perusahaan dari BEI. Sebagai sumber

    data utama digunakan data stream yang tersedia.

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    8/24

    4.3 Kriteria Pemilihan Sampel

    Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

     purposive sampling  atau disebut juga  judgement sampling. Purposivesampling  adalah pemilihan sampel yang dilandaskan atas tujuan dan

     pertimbangan tertentu dari peneliti. Teknik ini bertujuan agar batasan-batasan

    atas tujuan yang diharapkan peneliti bisa tercapai. Sampel yang digunakan

    adalah perusahaan yang terdaftar di BEI. Selain kriteria yang telah

    disebutkan, ada beberapa kriteria lain yang harus dipenuhi, antara lain:

    a.  Perusahaan yang diperdagangkan di BEI dalam kurun waktu antara 1

    Januari 2001- 31 Desember 2011.

     b.  Memiliki laporan keuangan yang lengkap dari tahun 2001-2011

    4.4 

    Metodologi Penelitian

    Pertama, dilakukan analisis deskriptif dan performa perusahaan setelah

    mengunakan sejumlah kas dan mengaitkannya dengan  financial constraint .

    Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan mean dan median dari

     financial constrained firm dan  financial unconstrained firm yang telah

    diklasifikasikan. Untuk mengukur  financial constraint , akan digunakan tiga

     proksi yaitu size atau ukuran perusahaan,  payout ratio, dan pengukuran non-

    cash Kaplan Zingales. 

    Pengukuran financial constraint

    Untuk mengetahui bagaimana  financial constraint mempengaruhi

     penggunaan kas, penting dilakukan pengklasifikasiaan perusahaan menjadi

     financial constrained firm dan  financial unconstrained firm.

    Pengklasifikasian menggunakan tiga proksi yaitu size atau ukuran

     perusahaan,  payout ratio, dan Kaplan Zingales (KZ) index (Mi Luo, 2011).

    Dengan menggunakan tiga proksi tersebut, perusahaan diurutkan menjadi tiga

    grup yaitu, high cash firms, medium cash firms, dan low cash firms. Berikut

     penjelasan untuk setiap proksi

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    9/24

    a. Size atau ukuran perusahaan

    Perusahaan diurutkan berdasarkan size. Size  dilihat dari jumlah asset

    yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang berada di grup teratasmemiliki size  yang besar, dikelompokkan sebagai  financial

    unconstrained firms, sedangkan perusahaan yang berada di grup bawah

    dikategorikan sebagai financial constrained firms.

     b. Payout ratio 

    Payout ratio  dihitung sebagai total  payout   terhadap earnings. Grup

    dengan  payout ratio tertinggi dikategorikan sebagai  financial

    unconstrained firm, sedangkan grup dengan  payout ratio terendah

    dikategorikan sebagai financial constrained firms. 

    c. KZ index

    KZ= −1.002*CashFlow + 0.283*Q + 3.139*Leverage – 39.368*Dividends –

    1.315*Cash

    Formula di atas adalah KZ index yang didapatkan dari penelitian Kaplan

    dan Zingales (1997). Mi Luo di dalam penelitiannya mengeluarkan

     proksi cash karena pengukuran  financial constraint tidak

    memperhitungkan bagaimana kebijakan kas yang dipilih bisa memitigasi

    constraint . Jadi formulasi KZ index yang akan digunakan dalam

     penelitian ini adalah sebagai berikut.

    KZ= −1.002*CashFlow + 0.283*Q + 3.139*Leverage – 39.368*Dividends

    Cash-rich firms

    Untuk menguji apakah  financial constraint mengurangi insentif manajer

    menggunakan kas maka digunakan indikator yaitu cash-rich firm. Cash-rich

     firm didefinisikan berdasarkan cadangan kas pada kelebihan median industri.

     Raw cash holding  didefinsikan sebagai cash dan cash equivalent   terhadap

    non-cash assets  dan median industri adalah dua digit pertama SIC code.

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    10/24

    Perusahaan kemudian dikelompokkan menjadi tiga grup dan bagian atas grup

    dikategorikan cash-rich.

    Setelah melakukan analisis deskriptif yang dilakukan denganmenggunakan mean dan median dari financial constrained firm dan financial

    unconstrained firm. Selanjutnya dilakukan analisis performa kegiatan

    operasional setelah penggunaan kas. Analisis selanjutnya dibagi menjadi tiga

     bagian.

    1.  The event of cash spending

    Sebelum menganalisis perubahan performa perusahaan, dalam cash-

    spending event   terlebih dahulu disediakan informasi mengenai hal-hal apa

    saja yang mempengaruhi keputusan penggunaan kas yang berkaitan dengan

    aktivitas investasi dan pendanaan.

    Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang diklasifikasikan cash

    rich  pada t−1, dan mengalami penurunan cash holdings  yang signifikan

    (>2.5% dari asset tahun sebelumnya), dan juga berinvestasi secara signifikan

     pada t waktu (≥2.5% dari asset tahun sebelumnya). Semua observasidisyaratkan mempunyai ROA yang tersedia dari t−1hingga t+3. Kemudian

    dicari nilai mean dan median untuk setiap aktivitas investasi dan pendanaan

    tersebut dengan T test (Wilcoxon Test) berdasarkan variabel yang telah

    ditentukan.

    Variabel yang digunakan adalah sebagai berikut.

    ROA ( Return on Asset ) adalah EBITDA terhadap non-cash assets.

    Ch_cash adalah perubahan cash dan cash equivalent terhadap lag assets.

    Cap_exp adalah capital expenditure

    Acq adalah akuisis

    Ch_netWC adalah perubahan non-cash working capital.

    Eissue adalah net equity issue

    Dissue adalah net debt issue

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    11/24

    2.  Analisis univarate performa perusahaan

    Pada bagian ini akan diuji apakah cash spending merugikan performa

     financial unconstrained firm.  Performa kegiatan operasional perusahaandiukur oleh industry-adjusted ROA.  Industry-adjusted ROA adalah raw

    ROA dikurangi median industri dari semua perusahaan. Mean dan median

    digunakan untuk analisis ini yang didapat dari T test (Wilcoxon Test).

    Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang diklasifikasikan cash

    rich pada t−1, dan mengalami penurunan raw cash holdings yang signifikan

    (>2.5% dari asset tahun sebelumnya), dan juga berinvestasi secara signifikan

     pada t waktu (≥2.5% dari asset tahun sebelumnya).

    Kemudian dilakukan robustness check   dengan melihat perbedaan ROA

    antara spending firm dan non-spending firm.  Robustness check dilakukan

    untuk melihat apakah manajer  financial unconstrained firm melakukan

    investasi tidak secara efisien yang digambarkan dengan penurunan ROA yang

    lebih besar dari non-spending firm. 

    3. 

    Analisis Regresi Profitabilitas

    Jika manajer perusahaan menggunakan kas pada value-decreasing

    investment , maka terdapat kemungkinan adanya hubungan negatif antara

     penggunaan kas dan performa perusahaan. Oleh karena itu, semakin banyak

     penggunaan kas, profitabilitas perusahaan semakin berkurang. Dengan

    menjaga jumlah kas yang digunakan konstan, dalam bagian penelitian ini

    akan diteliti apakah  financial constraint mempunyai pengaruh ke performa

     perusahaan di masa depan terkait dengan penggunaan kas dengan

    menggunakan model berikut.

    Δ ExROA = α + β1Cash _Uset,i + β2 (FCt−1,i = 1)+ β3Cash_Uset,i *

    (FCt−1,i = 1) + β4Sizet−1,i + β5MTBt−1, i + β6PPEt−1, i + et,i

    (1) 

    Variabel Dependen

    Δ ExROA : Perubahan performa kegiatan operasional perusahaan dari

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    12/24

      tahun t+2 dan t-1

    Variabel Independen

    Cash_Use : Penurunan raw cash holding 

    FC t−1  : Financial Constraint dummy variabel, bernilai 1 jika

     perusahaan mengalami kendala keuangan pada waktu t-1

    Variabel Kontrol

    Size : Ukuran perusahaan diukur dengan log asset

    MTB : Nilai market to book ratio, menggambarkan future growth 

    PPE : Property, plant, and equipment  terhadap non cash asset  

    Kemudian dilakukan robustness check  dengan perubahan dari model 1

    sebagai berikut.

    Δ ExROA = α + β1Cash _Uset,i + β2 (FCt−1,i = 1)+ β3Cash_Uset,i * (FC t−1,i = 1)

    + β4Sizet−1,i + β5MTBt−1, i + β5PPEt−1, i +

    β6 (ExROA t−1 - ExROA t−2) + et,i  (2)  

    Keterangan :

    terdapat penambahan variabel kontrol yaitu

    ExROA t−1 - ExROA  t−2 : Perubahan di performa kegiatan operasional

     perusahaan dari waktu t-1 relatif terhadap t-2.

    4.5 

    Teknik Pengolahan Data

    Penelitian ini akan menggunakan data berjenis panel untuk analisis

    regresi profitabilitas. Menurut Gujarati (2003) data panel merupakan

    gabungan antara data time-series  dan cross-section dengan jumlah unit data

    yang sama. Sebagai hasilnya data panel memungkinkan banyaknya observasi

    dalam setiap individu dalam sampel tersebut.

    Menurut Baltagi (2003), ada beberapa keuntungan penggunaan data

     panel, antara lain:

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    13/24

    a. Data panel berkaitan dengan individual, perusahaan, negara, dan

    sebagainya dalam periode tertentu, maka tidak ada batasan terhadap

    heterogenitas dari unit ini.

     b. 

    Dengan mengkombinasikan data time-series dan cross-section, data panel

    memberikan data yang lebih informatif, lebih bervariasi, sedikit

    kolinearitas antar variabel, lebih banyak degree of freedom dan lebih

    efisien.

    c. Dengan mempelajari penelitian cross-section yang repetitif, data panel

    merupakan pendekatan yang lebih baik untuk mempelajari dinamika

     perubahan

    d. 

    Data panel bisa mendekati lebih baik dan mengukur efek yang tidak bisa

    diobservasi dengan data time-series dan cross-section saja.

    e. 

    Data panel membuat pembelajaran model behavioural yang lebih

    kompleks

    f. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregasi

    individu atau perusahaan karena unit data lebih banyak.

    4.5.1 

    Pendekatan Data Panel

    Pengolahan data panel dapat dilakukan dengan tiga pendekatan,

    yaitu:

    1.  Pooled Least Square 

    Model Pooled Least Square  merupakan pendekatan yang paling

    sederhana dalam mengestimasi data panel. Sebelum membuat regresi

    data panel, data time-series dan cross-section harus digabungkan. Data

    gabungan ini kemudian digunakan untuk mengestimasi model dengan

    metode OLS. Namun, pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi

    waktu dan individual. Sesuai dengan namanya yaitu pooled  yang berarti

    model ini menggunakan data panel dan least square yang berarti model

    ini meminimumkan jumlah eror kuadrat.

    Persamaan untuk Pooled Least Square dapat ditulis sebagai berikut:

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    14/24

    Yit = α + βX it + εit

    Keterangan:

    i : Unit cross section (individu)

    t  : Periode waktunya

    Teknik ini mengasumsikan bahwa konstanta α dan koefisien

    variabel independennya (β) tidak berubah untuk setiap waktu dan

    individu. Namun, asumsi seperti ini kurang sesuai dengan tujuan

     penggunaan data panel yang inigin melihat pengaruh karekteristik

    individu. Sehingga teknik ini tidak menjadi pilihan utama ketika

    mengolah data panel.

    2.  Fixed Effect / Pendekatan Efek Tetap

    Salah satu cara untuk memasukkan unsur individu dari masing-

    masing unit cross-section adalah dengan membiarkan intercept  berbeda

    untuk setiap individu tetapi dengan tetap berasumsi bahwa koefisien

    slope  konstan. Cara untuk membuat intercept  berbeda bagi setiap

    individu adalah dengan menggunakan variabel dummy (Gujarati, 2003).

    Pendekatan ini menggunakan variabel dummy  sehingga disebut juga

     Least Square Dummy Variable (LSDV)  Model. Berikut adalah model

    LSDV.

    yi t = βx i t + μ1D1i + μ2D2i + μ3D3i +· · · +μ N DNi + vi t 

    Keterangan:

    D1i adalah variabel dummy yang bernilai 1 jika i=t dan bernilai 0 selain

    i=t.

    Kelemahan dari model  fixed effect   adalah terkadang variabel

    dummy yangditambahkan tersebut tidak memiliki informasi penuh dalam

    menjelaskan model aslinya.

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    15/24

    3.   Random Effect / Pendekatan Efek Acak

    Pada pendekatan ini, perbedaan antara individu dan/atau waktu

    ditunjukkan oleh error. Teknik ini meperhitungkan bahwa error mungin berkorelasi sepanjang time series dan cross section.  Random error  

    diuraikan menjadi error untuk komponen individu, error untuk

    komponen waktu, dan error gabungan mengingat individu dan waktu

    mempunyai kontribusi dalam pembentukan error . Apabila  varians dari

    komponen error cross-section sama dengan varians dari komponen

    error time-series maka model ini dapat diestimasi dengan metode OLS.

    Apabila tidak sama, maka model ini perlu diestimasi dengan

    Generalized Least Squares (Nachrowi et al, 2006).

    Pada model ini diasumsikan bahwa komponen error tidak

     berkorelasi satu sama lain dan komponen error   time-series dan error

    cross-section  juga tidak berkorelasi. Dalam model ini parameter-

     parameter yang berbeda antar daerah maupun antar waktu dimasukkan

    dalam error . Berikut adalah bentuk model random effect .

    Yit = α + βX it + εit

    εit = ui + vt + wit

    Dimana,

    ui ~ N(0, δu2) = komponen cross section error

    vt ~ N(0, δv2) = komponen time series error

    wit ~ N(0, δw2) = komponen kombinasi

    Dengan menggunakan model random effet , maka penghematan

     pemakaian degree of freedom dapat dilakukan dan tidak mengurangi

     jumlahnya seperti yang dilakukan pada model  fixed effect . Oleh karena

    itu, parameter yang merupakan hasil estimasi akan menjadi semakin

    efisien.

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    16/24

    Untuk memutuskan model yang akan dipilih, maka dilakukan

    serangkaian langkah berikut:

    1. 

    Chow Test

    Uji Chow dilakukan untuk memilih antara model  pooled least

    square yang mana intercept dan slope adalah konstan atau model  fixed

    effect yang mana hanya slope  yang konstan. Pengujian ini seringkali

    disebut juga pengujian F-Statistic 

    Dimana:

    : Restricted Residual Sum Square

    : Unrestricted Resdiual Sum Square

    : Jumlah data cross-section

    T : Jumlah data time-series

    K : Jumlah Parameter

    Model ini menggunakan F-Test untuk melihat signifkansi parameter

    regresi secara keseluruhan dengan hipotesis uji sebagai berikut.

    H0 : Parameter-parameter variabel dummy tidak signfikan dalam

    menjelaskan variabel dependen

    H1 : Parameter-parameter variabel dummy signifikan dalam menjelaskan

    variabel dependen

    Jika salah satu atau lebih dari parameter variabel dummy tidak

    signifikan, maka estimasi  fixed effect menjadi tidak efisien, sehingga

    ketika H0 tidak ditolak, model yang digunakan adalah  pooled least

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    17/24

    square. Sebaliknya ketika H0 ditolak, model yang digunakan adalah fixed

    effect . H0 ditolak ketika Fstat > F tabel.

    2. 

     Haussman Test  

     Haussman Test dilakukan untuk memutuskan penggunaan model

     fixed effet atau random effect yang sesuai dengan data penelitian. Jika

    hasil statistik menunjukkan tidak ada korelasi antara residual cross

    section dan variabel independen, maka random effect lebih baik

    digunakan karena memberikan hasil estimasi yang lebih konsisten dan

    efisien, dilihat dari jumlah parameter yang tetap meskipun ada

     penambahan jumlah individu yang diobservasi. Sebaliknya, jika ternyata

    terdapat korelasi, maka fixed effect lebih baik digunakan. Haussman Test

    dengan dua variabel didefinisikan sebagai berikut.

    Dimana:

    βfixed : koefisien parameter fixed effect

    βrandom : koefisien parameter random effect  

    Var(βrand) : Varians dari koefisin parameter fixed dan random

    Hipotesis dari pengujian adalah sebagai berikut.

    H0 : Tidak terdapat korelasi antara residual cross section dengan salah

    satu variabel independen.

    H1 : Terdapat korelasi antara residual cross section dengan salah satu

    variabel independen.

    Jika nilai Haussman test lebih besar dari chi square dengan degree

    of freedom 1 atau probabilitas kurang dari 5 % maka H0 ditolak sehingga

    model fixed effect digunakan.

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    18/24

    3.  The Breusch-Pagan LM Test  

    Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah varians

    residual pada random effect   (σu2

    ) nol atau berbeda signikasi dari nol.Dengan kata lain pada uji ini akan dipilih model random effect atau

     pooled least square. Berikut adalah hipotesis yang diuji.

    H0 : σu2 = 0 / pooled least square

    H1 : σu2 = 0 / random effect

    Jika nilai LM Test lebih besar dari nilai chi square dengan degreee of

    freedom 1 atau probabilitasnya kurang dari 5% maka H0 ditolak.

    Jadi urutan pemilihan model bisa disimpulkan sebagai berikut:

    1.  Chow Test dilakukan terlebih dahulu untuk memilih antara model

     pooled least square dan fixed effect .

    2.  Jika hasil Chow Test menunjukkan penggunaan model pooled least

    square  maka dilakukan  LM Test.  LM Test akan memilih antara

    model pooled least square atau random effect  3.  Jika hasil Chow Test menunjukkan penggunaan model  fixed effect  

    maka dilakukan  Haussman Test.  Haussman Test akan memilih

    antara model fixed effect atau random effect  

    Estimasi model dalam penelitian ini akan menggunakan Ordinary

     Least Square. Terdapat beberapa asumsi error pada regresi, yaitu:

    1.  E (ut) = 0, nilai dari rata-rata error adalah nol

    2.  ; varians dari erro bersifat konstan dan  finite

    untuk setiap x t 

    3.  Cov (ui, u j) = 0 ; error bersifat independen secara statistik

    4.  Cov (ui, xt) = 0 ; tidak ada hubungan antara error dan x

    5.  ut ~ N (0, σ2); ut memiliki distribusi normal

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    19/24

    Jika error hasil regresi memenuhi syarat 1 sampai 4 maka dapat

    dikatakan parameter yang diestimasi telah memiliki karekteristik BLUE

    ( Best Linear Unbiased Estimator ).

     Best : OLS estimator memiliki minimum variance.

     Linear : Parameter yang diestimasi bersifat linear.

    Unbiased : Nilai sesungguhnya dari parameter akan sama dengan

    nilai estimasinya.

    Untuk menghilangkan masalah pelanggaran asumsi OLS, perlu

    dilakukan pengujian Multikolinearitas, Heterokedastisitas, dan

    Autokorelasi terhadap data penelitian.

    1.  Pengujian Multikolinearitas

    Multikolinearitas adalah adanya hubungan antara variabel

    independen di dalam model penelitian. Pengujian multikolinearitas

    dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan linear dari satu

    variabel independen dengan variabel independen lainnya dalam model

    yang digunakan. Pengujian multikolinearitas bisa diketahui dengan

    melihat nilai VIF (Variance Inflating Factor ). Hipotesis yang

    digunakan.

    H0 : Tidak terdapat multikolinearitas

    H1 : Terdapat Multikolinearitas

    Konsekuensi dari adanya multikolinearitas adalah varians dari

    standar error dari estimator akan bernilai besar sehingga uji hipotesis

    menjadi kurang akurat. Untuk mengatasi multikolinearitas adalah

    dengan mengurangi variabel independen yang memiliki korelasi tinggi

    atau mentransformasi variabel tersebut

    2.  Pengujian Heterokedastisitas

    Pengujian heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah

    dalam model terdapat varians error yang tidak konstan. Pengujian

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    20/24

    heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji white Heterokedasticity.

    Hipotesis yang digunakan:

    H0 : Tidak terdapat heterokedastisitas

    H1 : Terdapat heterokedastisitas

    Konsekuensi dari pelanggaran asumsi ini adalah estimator yang

    dihasilkan akan tetap konsisten, tetapi tidak lagi efisien. Ada estimator

    lain yang memiliki varians lebih kecil daripada estimator yang memiliki

    error heterokedastisitas. Selain itu, standar error yang dihitung dari OLS

    yang memiliki heterokedastisitas tidak lagi akurat. Hal ini

    menyebabkan uji hipotesis yang menggunakan error menjadi tidak

    akurat.

    Perbaikan untuk heterokedastisitas yang dapat dilakukan dengan

    menggunakan option White pada program Eviews. Remedial dilakukan

    dengan cara mengubah standar error dari OLS dengan asumsi adanya

    variasi dari residual yang mengikuti pola regressors, kuadrat

    regressors, dan hasil perkalian dari regressors sehingga hasil pengujian

    menjadi lebih valid.

    3.  Pengujian Autokorelasi

    Autokorelasi adalah kondisi dimana terdapat korelasi atau hubungan

    antar error pengamatan. Pengujian autokorelasi dapat dilakukan dengan

    melihat nilai Durbin Watson. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya

    korelasi antara error dalam observasi dari waktu kie waktu. Hipotesis

    yang digunakan:

    H0 : Tidak terdapat autokorelasi

    H1 : Terdapat autokorelasi

    Konsekuensi dari adanya pelanggaran asumsi ini adalah estimator

    yang dihasilkan akan tetap konsisten, tetapi tidak lagi efisien. Ada

    estimator lain yang memiliki varian lebih kecil daripada estimator yang

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    21/24

    memiliki error heterokedastisitas. Seain itu, standar error yang dihitung

    dari OLS yang memiliki heterokedastisitas tidak lagi akurat. Hal ini

    menyebabkan uji hipotesis yang menggunakan error menjadi tidak

    akurat. Perbaikan untuk autokorelitas bisa dilakukan dengan

    menyesuaikan error untuk meningkatkan akurasi uji hipotesis yang

    dilakukan untuk parameter estimasi.

    5.  Hipotesis Penelitian

    H1 : Terdapat pengaruh antara perusahaan yang memiliki dan tidak memiliki

    kendala keuangan dalam menentukan kebijakan penggunaan kas.

    H2 : Terdapat pengaruh penggunaan kas pada keuntungan di masa depan di

     financial unconstrained firm dan financial constrained firm.

    H3 : Terdapat hubungan antara kendala keuangan dan insentif manajer untuk

    menggunakan kas

    6.  Pengujian Hipotesis

    Proses analisis terdiri dari pengujian variabel-variabel penjelas, yaitu

     pengujian signifikasi variabel-variabel penjelas secara individual (pengujian t-

    statistik) dan pengujian variabel – variabel penjelas secara bersama-sama

    (pengujian F-statistik).

    1. 

    Koefisien Determinasi (R 2)

    Koefisien determinasi (R 2) bertujuan untuk memberikan informasi

    seberapa baik variabel independen memprediksi variabel dependen dalam

    suatu model. Setiap penambahan variabel akan menyebabkan nilai R 2

     bertambah besar. Oleh karena itu, digunakan adjusted R-squared yang

    nilainya tidak akan lebih besar dari R 2  bahkan dapat berkurang ketika

    dilakukan penambahan variabel independen. Jadi adjusted R-squared

    digunakan untuk melihat apakah penambahan variabel independen dapat

    menambah daya prediksi suatu model.

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    22/24

    2.  Pengujian t-statistik

    Pengujian t-statistik dilakukan untuk melihat signifikasi pengaruh variabel

     penjelas secara individual terhadap variabel terikat. Dalam uji t-statistikdigunakan hipotesis sebagai berikut.

    H0 : β = 0

    H1 : β ≠ 0

    Jika t-statistik > t-tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti

     bahwa variabel penjelas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

    terikat.

    3.  Pengujian F-statistik

    Uji F-statistik menunjukan apakah semua variabel independen di dalam

    model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

    Hipotesis yang digunakan adalah.

    H0 : Secara bersama-sama, variabel-variabel independen tidak

     berpengaruh terhadap variabel dependen

    H1 : Secara bersama-sama, variabel-variabel independen

     berpengaruh terhadap variabel dependen

    Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai F-stastik dengan F-

    tabel. Jika F-statistik > F-tabel dapat disimpulkan bahwa secara bersama-

     bersama, variabel-variabel independen berpengaruh terhadap variabel

    dependen, yang berarti H0 ditolak.

    7.  Sistematika Penulisan

    Bab I: Pendahuluan

    Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

    masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup

     penelitian, metodologi penelitian, hipotesis penelitian, dan sistematika penelitian.

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    23/24

    Bab II: Landasan Teori

    Bab ini tersusun atas beragam teori yang bersumber dari jurnal-jurnal

    finansial, jurnal-jurnal penelitian terdahulu mengenai topik serupa, serta

     pengolahan yang dilakukan atas kumpulan teori pilihan tersebut.

    Bab III: Metodologi Penelitian

    Bab ini membahas model penelitian, data penelitian, metodologi penelitian

    dimulai pada saat penelitian dilakukan, teknik pengumpulan data, teknik

     pengolahan data dan analisis data.

    Bab IV: Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian

    Bab ini tersusun atas uraian hasil dari pengujian dan penelitian yang telah

    dilakukan berdasarkan metodologi penelitian yang telah diuraikan pada Bab III

    disertai dengan analisis menyeluruh atas hasil yang telah didapatkan tersebut.

    Bab V: Kesimpulan dan Saran

    Bab ini tersusun atas kesimpulan dari uraian analisis yang telah dipaparkan

     pada Bab IV disertai dengan saran lebih lanjut untuk menghadapi perkiraan

    kondisi masa depan yang dapat terjadi.

  • 8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN

    24/24

    Daftar Pustaka

    Almeida, H., Campello, M., Weisbach, M.S., 2004. The cash flow sensitivity of

    cash. Journal of Finance 59, 1777–1804.

    Brooks, C., 2005.  Introductory Econometrics for Finance. Cambridge University

    Press: Cambridge.

    Denis, D.J., SibilKov, V., 2010. Financial Constraints, Investment, and The Value

    of Cash Holdings. Review of Financial Studies 23 (1), 247–269.

    Gujarati, Damodar N., 2003.  Basic Econometrics 4th

      Edition. Singapore:

    McGraw-Hill

    Hennessy, C., Whited, T., 2007.  How Costly Is External Financing? Evidence

    From A Structural Estimation. Journal of Finance 62, 1705–1745.

    Kalcheva, I., Lins, K.V., 2007.  International Evidence on Cash Holdings and

     Expected Managerial Agency Problems. Review of Financial Studies 20,

    1087–1112.

    Kaplan, S.N., Zingales, L., 1997. Do Investment Cash Flow Sensitivities Provide

    Useful Measures of Financing Constraints?. The Quarterly Journal of

    Economics,. 112, 159–216.

    Luo, Mi. 2011.  A Bright Side of Financial Constraints in Cash Management .

    Journal of Corporate Finance 17, 1430 – 1444.