analisis pengaruh kendala keuangan pada pengelolaan kas perusahaan dan performa perusahaan
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
1/24
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN
KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
: STUDI PADA PERUSAHAAN PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2001-2011
PROPOSAL SKRIPSI
RIDHA YUSRA OKTAVIOLA
0906558735
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
KONSENTRASI KEUANGAN
DEPOK
SEPTEMBER 2012
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
2/24
Statement of Authorship
Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa proposal skripsi
terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang
lain yang saya gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk
makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa
saya menyatakan menggunakannya.
Saya memahami bahwa proposal skripsi yang saya kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya
plagiarisme.
Nama : RIDHA YUSRA OKTAVIOLA
NPM : 0906558735
TTD :
Tanggal : Depok, September 2012
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
3/24
1. Latar Belakang
Dalam penelitian tentang corporate finance terdapat dua area penting yaitu
efek dari financial constraint pada perilaku perusahaan dan cara pengelolaan
keuangan perusahaan (Almeida et al., 2004). Financial constraint merupakan
salah satu tantangan bagi setiap perusahaan dimana pengelolaan keuangan
perusahaan yang tidak baik dapat memicu kebangkrutan perusahaan. Oleh karena
itu, manajer dituntut untuk dapat menjaga kestabilan kondisi perusahaannya
dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Perusahaan dapat
memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, salah satunya adalah kas.
Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa dipergunakan
untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Menurut John Mayard Keynes
(1936) terdapat tiga motif memiliki kas. Pertama, motif transaksi, perusahaan
menyediakan kas untuk membayar berbagai transaksi bisnisnya. Kedua, motif
berjaga-jaga, dimaksudkan untuk mempertahankan saldo kas guna memenuhi
permintaan kas yang sifatnya tidak terduga. Ketiga, motif spekulasi, dimaksudkan
untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau menginvestasikan kas dalam
bentuk investasi.
Banyak teori lain yang berkembang yang mengemukakan motif perusahaan
dalam menentukan tingkat pemegangan kas. Menurut Trade-off theory, manajer
dalam sebuah perusahaan akan menentukan tingkat pemegangan kas yang
optimum dengan mempertimbangkan keuntungan dan biaya dari pemegangan kas
(Kim et al, 1998; Opler et al., 1999; Bruinsheef and Keel, 2002). Menurut Pecking
Order theory (Myers and Majluf, 1984), perusahaan akan cenderung
menggunakan pembiayaan dari internal dibandingkan pembiayaan dari eksternal
perusahaan seperti hutang dan ekuitas. Jika pendanaan dari luar dibutuhkan, maka
perusahaan akan terlebih dahulu memilih hutang yang paling aman (low risk
debt ), kemudian hutang yang memiliki risiko lebih tinggi (high risk debt ), dan
pembiayaan ekuitas sebagai pilihan terakhir karena memiliki cost of capital yang
paling besar. Pembiayaan eksternal terutama pembiayaan ekuitas memiliki cost of
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
4/24
capital yang besar karena terdapat assymetric information di antara manajer
perusahaan dan investor.
Assymetric information ini menyebabkan timbulnya masalah keagenan
(agency problem) antara manajer dan pemegang saham umum ketika jumlah kas
bebas sedang tinggi (Jensen, 1986). Masalah keagenan ini pun tidak bisa
dielakkan di dalam corporate finance (Jensen and Meckling, 1976). Manajer
perusahaan berpotensi melakukan pemborosan untuk kepentingan pribadinya atas
biaya pemegang saham perusahaan (Opler et al., 1999). Padahal dengan
memegang kas bisa menguntungkan pemegang saham. Sebuah perusahaan yang
menghadapi gesekan di pasar modal yang mana akan meningkatkan biaya dari pendanaan eksternal, biasanya tidak akan bisa mengambil proyek dengan NPV
positif ketika dana internal perusahaan sedikit (Fazzari et al., 1988). Jadi dengan
memegang sejumlah kas maka financial constraint perusahaan akan berkurang.
Terdapat beberapa penelitian terdahulu mengenai financial constraint yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Kaplan dan Zingales serta Almeida, Campello, dan
Weisbach. Kaplan dan Zingales (1997) melakukan penelitian mengenai hubungan
antara financial constraint dan sensitivitas investment-cash flow dengan
menganalisa perusahaan-perusahaan yang memiliki sensitivitas investment-cash
flow yang sangat tinggi. Mereka menemukan bahwa perusahaan dengan kendala
keuangan yang sedikit mempunyai sensitivitas yang tinggi dibandingkan dengan
perusahaan dengan kendala keuangan yang besar. Almeida, Campello, dan
Weisbach (2004) memodelkan permintaan perusahaan untuk likuiditas untuk
mengembangkan uji pengaruh financial constraint pada kebijakan perusahaan.
Mereka menemukan bahwa perusahaan dengan financial constraint mempunyai
sensitivitas arus kas yang positif, sedangkan perusahaan dengan financial
unconstraint tidak mempunyai sensitivitas arus kas yang positif.
Mi Luo (2011) melakukan penelitian terkait dengan financial constraint pada
pengelolaan kas dengan sampel perusahaan publik di Amerika Serikat. Mi Luo
menguji apakah financial constraint memainkan peranan displiner dalam
penggunaan kas terkait dengan masalah keagenan. Mi Luo menemukan bahwa
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
5/24
manajer dengan kondisi keuangan yang tidak ada kendala ( financial unconstraint )
akan menggunakan kas secara tidak efisien yang mengakibatkan performa
perusahaan menurun di masa depan. Sebaliknya, manajer dengan kendala
keuangan akan menggunakan kas secara efisien sehingga performa perusahaan di
masa depan akan meningkat. Performa kegiatan operasional perusahaan menurut
Mi Luo (2011) dipengaruhi oleh penurunan raw cash holding, financial
constraint, ukuran perusahaan, nilai market to book ratio, dan nilai Property,
plant, and equipment terhadap non cash asset .
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia terkait dengan financial constraint dan perilaku perusahaan dalammemegang kas dilakukan oleh Herliana Permatasari (2009). Beliau melakukan
penelitian yang berpegang pada penelitian McVanel dan Perevalov (2008). Untuk
meneliti hal tersebut, beliau menggunakan data perusahaan yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006 hingga 2008 dengan sampel 100
perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap jumlah kas yang dipegang perusahaan. Sedangkan
ukuran perusahaan, pembayaran dividen, pendapatan bersih, rasio kas dari
aktivitas operasi terhadap total aktiva, penerbitan atau penjualan ekuitas, dan rasio
nilai pasar terhadap nilai buku tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah kas
yang dipegang perusahaan.
Terdapat keterbatasan dari penelitian yang dilakukan Herliana Permatasari
(2009) yaitu hanya mengambil sampel 100 perusahaan dan bukan seluruh
perusahaan publik yang terdaftar di BEI, sehingga kurang menggambarkan
kondisi sebenarnya. Selain itu, terdapat keterbatasan dari data tahun penelitian
yang hanya menggunakan data dari tahun 2006 hingga 2008. Oleh karena itu,
peneliti akan menggunakan sampel perusahaan publik yang terdaftar di BEI dalam
kurun waktu 2001 hingga 2011.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mi Luo (2011) serta penelitian-
penelitian terdahulu, maka penulis tertarik untuk mengangkat tema pengaruh
kendala keuangan pada pengelolaan kas perusahaan dan performa perusahaan
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
6/24
pada perusahaan publik yang telah terdaftar di BEI pada periode 2001-2011.
Penulis melakukan replikasi dari penelitian yang dilakukan Mi Luo (2011),
sehingga dapat digunakan untuk mengetahui hasil penelitian di Indonesia
mengenai hubungan antara kendala keuangan pada pengelolaan kas perusahaan
dan performa perusahaan.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam
penelitian dapat dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut.
1.
Apakah financial constraint yang dimiliki perusahaan mempengaruhi
kebijakan penggunaan kas oleh manajer suatu perusahaan?
2. Apakah penggunaan kas mempengaruhi performa perusahaan di masa
depan pada financial unconstrained firm dan financial constrained firm?
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
3.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah financial constraint yang dimiliki
perusahaan mempengaruhi kebijakan penggunaan kas oleh manajer
suatu perusahaan
2.
Untuk mengetahui apakah penggunaan kas mempengaruhi performa
perusahaan di masa depan pada financial unconstrained firm dan
financial constrained firm
3.2 Manfaat Penelitian
1.
Bagi penulis, penelitian ini dapat menjadi skripsi sebagai pelengkap
prasyarat lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
2. Bagi dosen, penelitian ini dapat menjadi tambahan acuan referensi
bahan pengajaran mata kuliah yang sesuai dengan topik yang dibahas
penelitian ini.
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
7/24
3. Bagi pihak-pihak yang berkecimpung dalam dunia bisnis dan
investasi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam
pengambilan keputusan untuk menggunakan kas perusahaan.
4.
Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu baru
dan menjadi bahan untuk penelitian lebih lanjut mengenai financial
constraint pada cash management perusahaan.
4. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian berikut adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan data
sekunder. Data didapatkan dari laporan keuangan perusahaan. Sebagai sumber
data utama digunakan data stream yang didalamnya terdapat laporan keuangan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Agar penelitian lebih
terfokus, berikut dikemukakan batasan-batasan masalah.
4.1 Objek Penelitian
Penelitian meliputi semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia. Rentang waktu yang dipilih adalah Januari 2001 – Desember 2011.
4.2 Data Penelitian
Data yang digunakan adalah adalah data tahunan. Adapun data penelitian
diambil dari berbagai sumber, yaitu:
1. Literatur, yang diambil dari referensi berupa buku, jurnal, dan sumber
terpercaya lainnya. Studi ini dimaksudkan untuk mendapatkan teori
ilmiah serta rujukan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
di bidang yang sama.
2. Bimbingan, yang dilakukan untuk memperoleh masukan berupa kritik
dan saran untuk menyusun penelitian ini dari dosen pembimbing.
3. Data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan. Data
diperoleh dari laporan tahunan perusahaan dari BEI. Sebagai sumber
data utama digunakan data stream yang tersedia.
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
8/24
4.3 Kriteria Pemilihan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling atau disebut juga judgement sampling. Purposivesampling adalah pemilihan sampel yang dilandaskan atas tujuan dan
pertimbangan tertentu dari peneliti. Teknik ini bertujuan agar batasan-batasan
atas tujuan yang diharapkan peneliti bisa tercapai. Sampel yang digunakan
adalah perusahaan yang terdaftar di BEI. Selain kriteria yang telah
disebutkan, ada beberapa kriteria lain yang harus dipenuhi, antara lain:
a. Perusahaan yang diperdagangkan di BEI dalam kurun waktu antara 1
Januari 2001- 31 Desember 2011.
b. Memiliki laporan keuangan yang lengkap dari tahun 2001-2011
4.4
Metodologi Penelitian
Pertama, dilakukan analisis deskriptif dan performa perusahaan setelah
mengunakan sejumlah kas dan mengaitkannya dengan financial constraint .
Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan mean dan median dari
financial constrained firm dan financial unconstrained firm yang telah
diklasifikasikan. Untuk mengukur financial constraint , akan digunakan tiga
proksi yaitu size atau ukuran perusahaan, payout ratio, dan pengukuran non-
cash Kaplan Zingales.
Pengukuran financial constraint
Untuk mengetahui bagaimana financial constraint mempengaruhi
penggunaan kas, penting dilakukan pengklasifikasiaan perusahaan menjadi
financial constrained firm dan financial unconstrained firm.
Pengklasifikasian menggunakan tiga proksi yaitu size atau ukuran
perusahaan, payout ratio, dan Kaplan Zingales (KZ) index (Mi Luo, 2011).
Dengan menggunakan tiga proksi tersebut, perusahaan diurutkan menjadi tiga
grup yaitu, high cash firms, medium cash firms, dan low cash firms. Berikut
penjelasan untuk setiap proksi
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
9/24
a. Size atau ukuran perusahaan
Perusahaan diurutkan berdasarkan size. Size dilihat dari jumlah asset
yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang berada di grup teratasmemiliki size yang besar, dikelompokkan sebagai financial
unconstrained firms, sedangkan perusahaan yang berada di grup bawah
dikategorikan sebagai financial constrained firms.
b. Payout ratio
Payout ratio dihitung sebagai total payout terhadap earnings. Grup
dengan payout ratio tertinggi dikategorikan sebagai financial
unconstrained firm, sedangkan grup dengan payout ratio terendah
dikategorikan sebagai financial constrained firms.
c. KZ index
KZ= −1.002*CashFlow + 0.283*Q + 3.139*Leverage – 39.368*Dividends –
1.315*Cash
Formula di atas adalah KZ index yang didapatkan dari penelitian Kaplan
dan Zingales (1997). Mi Luo di dalam penelitiannya mengeluarkan
proksi cash karena pengukuran financial constraint tidak
memperhitungkan bagaimana kebijakan kas yang dipilih bisa memitigasi
constraint . Jadi formulasi KZ index yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
KZ= −1.002*CashFlow + 0.283*Q + 3.139*Leverage – 39.368*Dividends
Cash-rich firms
Untuk menguji apakah financial constraint mengurangi insentif manajer
menggunakan kas maka digunakan indikator yaitu cash-rich firm. Cash-rich
firm didefinisikan berdasarkan cadangan kas pada kelebihan median industri.
Raw cash holding didefinsikan sebagai cash dan cash equivalent terhadap
non-cash assets dan median industri adalah dua digit pertama SIC code.
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
10/24
Perusahaan kemudian dikelompokkan menjadi tiga grup dan bagian atas grup
dikategorikan cash-rich.
Setelah melakukan analisis deskriptif yang dilakukan denganmenggunakan mean dan median dari financial constrained firm dan financial
unconstrained firm. Selanjutnya dilakukan analisis performa kegiatan
operasional setelah penggunaan kas. Analisis selanjutnya dibagi menjadi tiga
bagian.
1. The event of cash spending
Sebelum menganalisis perubahan performa perusahaan, dalam cash-
spending event terlebih dahulu disediakan informasi mengenai hal-hal apa
saja yang mempengaruhi keputusan penggunaan kas yang berkaitan dengan
aktivitas investasi dan pendanaan.
Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang diklasifikasikan cash
rich pada t−1, dan mengalami penurunan cash holdings yang signifikan
(>2.5% dari asset tahun sebelumnya), dan juga berinvestasi secara signifikan
pada t waktu (≥2.5% dari asset tahun sebelumnya). Semua observasidisyaratkan mempunyai ROA yang tersedia dari t−1hingga t+3. Kemudian
dicari nilai mean dan median untuk setiap aktivitas investasi dan pendanaan
tersebut dengan T test (Wilcoxon Test) berdasarkan variabel yang telah
ditentukan.
Variabel yang digunakan adalah sebagai berikut.
ROA ( Return on Asset ) adalah EBITDA terhadap non-cash assets.
Ch_cash adalah perubahan cash dan cash equivalent terhadap lag assets.
Cap_exp adalah capital expenditure
Acq adalah akuisis
Ch_netWC adalah perubahan non-cash working capital.
Eissue adalah net equity issue
Dissue adalah net debt issue
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
11/24
2. Analisis univarate performa perusahaan
Pada bagian ini akan diuji apakah cash spending merugikan performa
financial unconstrained firm. Performa kegiatan operasional perusahaandiukur oleh industry-adjusted ROA. Industry-adjusted ROA adalah raw
ROA dikurangi median industri dari semua perusahaan. Mean dan median
digunakan untuk analisis ini yang didapat dari T test (Wilcoxon Test).
Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang diklasifikasikan cash
rich pada t−1, dan mengalami penurunan raw cash holdings yang signifikan
(>2.5% dari asset tahun sebelumnya), dan juga berinvestasi secara signifikan
pada t waktu (≥2.5% dari asset tahun sebelumnya).
Kemudian dilakukan robustness check dengan melihat perbedaan ROA
antara spending firm dan non-spending firm. Robustness check dilakukan
untuk melihat apakah manajer financial unconstrained firm melakukan
investasi tidak secara efisien yang digambarkan dengan penurunan ROA yang
lebih besar dari non-spending firm.
3.
Analisis Regresi Profitabilitas
Jika manajer perusahaan menggunakan kas pada value-decreasing
investment , maka terdapat kemungkinan adanya hubungan negatif antara
penggunaan kas dan performa perusahaan. Oleh karena itu, semakin banyak
penggunaan kas, profitabilitas perusahaan semakin berkurang. Dengan
menjaga jumlah kas yang digunakan konstan, dalam bagian penelitian ini
akan diteliti apakah financial constraint mempunyai pengaruh ke performa
perusahaan di masa depan terkait dengan penggunaan kas dengan
menggunakan model berikut.
Δ ExROA = α + β1Cash _Uset,i + β2 (FCt−1,i = 1)+ β3Cash_Uset,i *
(FCt−1,i = 1) + β4Sizet−1,i + β5MTBt−1, i + β6PPEt−1, i + et,i
(1)
Variabel Dependen
Δ ExROA : Perubahan performa kegiatan operasional perusahaan dari
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
12/24
tahun t+2 dan t-1
Variabel Independen
Cash_Use : Penurunan raw cash holding
FC t−1 : Financial Constraint dummy variabel, bernilai 1 jika
perusahaan mengalami kendala keuangan pada waktu t-1
Variabel Kontrol
Size : Ukuran perusahaan diukur dengan log asset
MTB : Nilai market to book ratio, menggambarkan future growth
PPE : Property, plant, and equipment terhadap non cash asset
Kemudian dilakukan robustness check dengan perubahan dari model 1
sebagai berikut.
Δ ExROA = α + β1Cash _Uset,i + β2 (FCt−1,i = 1)+ β3Cash_Uset,i * (FC t−1,i = 1)
+ β4Sizet−1,i + β5MTBt−1, i + β5PPEt−1, i +
β6 (ExROA t−1 - ExROA t−2) + et,i (2)
Keterangan :
terdapat penambahan variabel kontrol yaitu
ExROA t−1 - ExROA t−2 : Perubahan di performa kegiatan operasional
perusahaan dari waktu t-1 relatif terhadap t-2.
4.5
Teknik Pengolahan Data
Penelitian ini akan menggunakan data berjenis panel untuk analisis
regresi profitabilitas. Menurut Gujarati (2003) data panel merupakan
gabungan antara data time-series dan cross-section dengan jumlah unit data
yang sama. Sebagai hasilnya data panel memungkinkan banyaknya observasi
dalam setiap individu dalam sampel tersebut.
Menurut Baltagi (2003), ada beberapa keuntungan penggunaan data
panel, antara lain:
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
13/24
a. Data panel berkaitan dengan individual, perusahaan, negara, dan
sebagainya dalam periode tertentu, maka tidak ada batasan terhadap
heterogenitas dari unit ini.
b.
Dengan mengkombinasikan data time-series dan cross-section, data panel
memberikan data yang lebih informatif, lebih bervariasi, sedikit
kolinearitas antar variabel, lebih banyak degree of freedom dan lebih
efisien.
c. Dengan mempelajari penelitian cross-section yang repetitif, data panel
merupakan pendekatan yang lebih baik untuk mempelajari dinamika
perubahan
d.
Data panel bisa mendekati lebih baik dan mengukur efek yang tidak bisa
diobservasi dengan data time-series dan cross-section saja.
e.
Data panel membuat pembelajaran model behavioural yang lebih
kompleks
f. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregasi
individu atau perusahaan karena unit data lebih banyak.
4.5.1
Pendekatan Data Panel
Pengolahan data panel dapat dilakukan dengan tiga pendekatan,
yaitu:
1. Pooled Least Square
Model Pooled Least Square merupakan pendekatan yang paling
sederhana dalam mengestimasi data panel. Sebelum membuat regresi
data panel, data time-series dan cross-section harus digabungkan. Data
gabungan ini kemudian digunakan untuk mengestimasi model dengan
metode OLS. Namun, pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi
waktu dan individual. Sesuai dengan namanya yaitu pooled yang berarti
model ini menggunakan data panel dan least square yang berarti model
ini meminimumkan jumlah eror kuadrat.
Persamaan untuk Pooled Least Square dapat ditulis sebagai berikut:
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
14/24
Yit = α + βX it + εit
Keterangan:
i : Unit cross section (individu)
t : Periode waktunya
Teknik ini mengasumsikan bahwa konstanta α dan koefisien
variabel independennya (β) tidak berubah untuk setiap waktu dan
individu. Namun, asumsi seperti ini kurang sesuai dengan tujuan
penggunaan data panel yang inigin melihat pengaruh karekteristik
individu. Sehingga teknik ini tidak menjadi pilihan utama ketika
mengolah data panel.
2. Fixed Effect / Pendekatan Efek Tetap
Salah satu cara untuk memasukkan unsur individu dari masing-
masing unit cross-section adalah dengan membiarkan intercept berbeda
untuk setiap individu tetapi dengan tetap berasumsi bahwa koefisien
slope konstan. Cara untuk membuat intercept berbeda bagi setiap
individu adalah dengan menggunakan variabel dummy (Gujarati, 2003).
Pendekatan ini menggunakan variabel dummy sehingga disebut juga
Least Square Dummy Variable (LSDV) Model. Berikut adalah model
LSDV.
yi t = βx i t + μ1D1i + μ2D2i + μ3D3i +· · · +μ N DNi + vi t
Keterangan:
D1i adalah variabel dummy yang bernilai 1 jika i=t dan bernilai 0 selain
i=t.
Kelemahan dari model fixed effect adalah terkadang variabel
dummy yangditambahkan tersebut tidak memiliki informasi penuh dalam
menjelaskan model aslinya.
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
15/24
3. Random Effect / Pendekatan Efek Acak
Pada pendekatan ini, perbedaan antara individu dan/atau waktu
ditunjukkan oleh error. Teknik ini meperhitungkan bahwa error mungin berkorelasi sepanjang time series dan cross section. Random error
diuraikan menjadi error untuk komponen individu, error untuk
komponen waktu, dan error gabungan mengingat individu dan waktu
mempunyai kontribusi dalam pembentukan error . Apabila varians dari
komponen error cross-section sama dengan varians dari komponen
error time-series maka model ini dapat diestimasi dengan metode OLS.
Apabila tidak sama, maka model ini perlu diestimasi dengan
Generalized Least Squares (Nachrowi et al, 2006).
Pada model ini diasumsikan bahwa komponen error tidak
berkorelasi satu sama lain dan komponen error time-series dan error
cross-section juga tidak berkorelasi. Dalam model ini parameter-
parameter yang berbeda antar daerah maupun antar waktu dimasukkan
dalam error . Berikut adalah bentuk model random effect .
Yit = α + βX it + εit
εit = ui + vt + wit
Dimana,
ui ~ N(0, δu2) = komponen cross section error
vt ~ N(0, δv2) = komponen time series error
wit ~ N(0, δw2) = komponen kombinasi
Dengan menggunakan model random effet , maka penghematan
pemakaian degree of freedom dapat dilakukan dan tidak mengurangi
jumlahnya seperti yang dilakukan pada model fixed effect . Oleh karena
itu, parameter yang merupakan hasil estimasi akan menjadi semakin
efisien.
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
16/24
Untuk memutuskan model yang akan dipilih, maka dilakukan
serangkaian langkah berikut:
1.
Chow Test
Uji Chow dilakukan untuk memilih antara model pooled least
square yang mana intercept dan slope adalah konstan atau model fixed
effect yang mana hanya slope yang konstan. Pengujian ini seringkali
disebut juga pengujian F-Statistic
Dimana:
: Restricted Residual Sum Square
: Unrestricted Resdiual Sum Square
: Jumlah data cross-section
T : Jumlah data time-series
K : Jumlah Parameter
Model ini menggunakan F-Test untuk melihat signifkansi parameter
regresi secara keseluruhan dengan hipotesis uji sebagai berikut.
H0 : Parameter-parameter variabel dummy tidak signfikan dalam
menjelaskan variabel dependen
H1 : Parameter-parameter variabel dummy signifikan dalam menjelaskan
variabel dependen
Jika salah satu atau lebih dari parameter variabel dummy tidak
signifikan, maka estimasi fixed effect menjadi tidak efisien, sehingga
ketika H0 tidak ditolak, model yang digunakan adalah pooled least
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
17/24
square. Sebaliknya ketika H0 ditolak, model yang digunakan adalah fixed
effect . H0 ditolak ketika Fstat > F tabel.
2.
Haussman Test
Haussman Test dilakukan untuk memutuskan penggunaan model
fixed effet atau random effect yang sesuai dengan data penelitian. Jika
hasil statistik menunjukkan tidak ada korelasi antara residual cross
section dan variabel independen, maka random effect lebih baik
digunakan karena memberikan hasil estimasi yang lebih konsisten dan
efisien, dilihat dari jumlah parameter yang tetap meskipun ada
penambahan jumlah individu yang diobservasi. Sebaliknya, jika ternyata
terdapat korelasi, maka fixed effect lebih baik digunakan. Haussman Test
dengan dua variabel didefinisikan sebagai berikut.
Dimana:
βfixed : koefisien parameter fixed effect
βrandom : koefisien parameter random effect
Var(βrand) : Varians dari koefisin parameter fixed dan random
Hipotesis dari pengujian adalah sebagai berikut.
H0 : Tidak terdapat korelasi antara residual cross section dengan salah
satu variabel independen.
H1 : Terdapat korelasi antara residual cross section dengan salah satu
variabel independen.
Jika nilai Haussman test lebih besar dari chi square dengan degree
of freedom 1 atau probabilitas kurang dari 5 % maka H0 ditolak sehingga
model fixed effect digunakan.
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
18/24
3. The Breusch-Pagan LM Test
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah varians
residual pada random effect (σu2
) nol atau berbeda signikasi dari nol.Dengan kata lain pada uji ini akan dipilih model random effect atau
pooled least square. Berikut adalah hipotesis yang diuji.
H0 : σu2 = 0 / pooled least square
H1 : σu2 = 0 / random effect
Jika nilai LM Test lebih besar dari nilai chi square dengan degreee of
freedom 1 atau probabilitasnya kurang dari 5% maka H0 ditolak.
Jadi urutan pemilihan model bisa disimpulkan sebagai berikut:
1. Chow Test dilakukan terlebih dahulu untuk memilih antara model
pooled least square dan fixed effect .
2. Jika hasil Chow Test menunjukkan penggunaan model pooled least
square maka dilakukan LM Test. LM Test akan memilih antara
model pooled least square atau random effect 3. Jika hasil Chow Test menunjukkan penggunaan model fixed effect
maka dilakukan Haussman Test. Haussman Test akan memilih
antara model fixed effect atau random effect
Estimasi model dalam penelitian ini akan menggunakan Ordinary
Least Square. Terdapat beberapa asumsi error pada regresi, yaitu:
1. E (ut) = 0, nilai dari rata-rata error adalah nol
2. ; varians dari erro bersifat konstan dan finite
untuk setiap x t
3. Cov (ui, u j) = 0 ; error bersifat independen secara statistik
4. Cov (ui, xt) = 0 ; tidak ada hubungan antara error dan x
5. ut ~ N (0, σ2); ut memiliki distribusi normal
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
19/24
Jika error hasil regresi memenuhi syarat 1 sampai 4 maka dapat
dikatakan parameter yang diestimasi telah memiliki karekteristik BLUE
( Best Linear Unbiased Estimator ).
Best : OLS estimator memiliki minimum variance.
Linear : Parameter yang diestimasi bersifat linear.
Unbiased : Nilai sesungguhnya dari parameter akan sama dengan
nilai estimasinya.
Untuk menghilangkan masalah pelanggaran asumsi OLS, perlu
dilakukan pengujian Multikolinearitas, Heterokedastisitas, dan
Autokorelasi terhadap data penelitian.
1. Pengujian Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah adanya hubungan antara variabel
independen di dalam model penelitian. Pengujian multikolinearitas
dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan linear dari satu
variabel independen dengan variabel independen lainnya dalam model
yang digunakan. Pengujian multikolinearitas bisa diketahui dengan
melihat nilai VIF (Variance Inflating Factor ). Hipotesis yang
digunakan.
H0 : Tidak terdapat multikolinearitas
H1 : Terdapat Multikolinearitas
Konsekuensi dari adanya multikolinearitas adalah varians dari
standar error dari estimator akan bernilai besar sehingga uji hipotesis
menjadi kurang akurat. Untuk mengatasi multikolinearitas adalah
dengan mengurangi variabel independen yang memiliki korelasi tinggi
atau mentransformasi variabel tersebut
2. Pengujian Heterokedastisitas
Pengujian heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah
dalam model terdapat varians error yang tidak konstan. Pengujian
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
20/24
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji white Heterokedasticity.
Hipotesis yang digunakan:
H0 : Tidak terdapat heterokedastisitas
H1 : Terdapat heterokedastisitas
Konsekuensi dari pelanggaran asumsi ini adalah estimator yang
dihasilkan akan tetap konsisten, tetapi tidak lagi efisien. Ada estimator
lain yang memiliki varians lebih kecil daripada estimator yang memiliki
error heterokedastisitas. Selain itu, standar error yang dihitung dari OLS
yang memiliki heterokedastisitas tidak lagi akurat. Hal ini
menyebabkan uji hipotesis yang menggunakan error menjadi tidak
akurat.
Perbaikan untuk heterokedastisitas yang dapat dilakukan dengan
menggunakan option White pada program Eviews. Remedial dilakukan
dengan cara mengubah standar error dari OLS dengan asumsi adanya
variasi dari residual yang mengikuti pola regressors, kuadrat
regressors, dan hasil perkalian dari regressors sehingga hasil pengujian
menjadi lebih valid.
3. Pengujian Autokorelasi
Autokorelasi adalah kondisi dimana terdapat korelasi atau hubungan
antar error pengamatan. Pengujian autokorelasi dapat dilakukan dengan
melihat nilai Durbin Watson. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya
korelasi antara error dalam observasi dari waktu kie waktu. Hipotesis
yang digunakan:
H0 : Tidak terdapat autokorelasi
H1 : Terdapat autokorelasi
Konsekuensi dari adanya pelanggaran asumsi ini adalah estimator
yang dihasilkan akan tetap konsisten, tetapi tidak lagi efisien. Ada
estimator lain yang memiliki varian lebih kecil daripada estimator yang
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
21/24
memiliki error heterokedastisitas. Seain itu, standar error yang dihitung
dari OLS yang memiliki heterokedastisitas tidak lagi akurat. Hal ini
menyebabkan uji hipotesis yang menggunakan error menjadi tidak
akurat. Perbaikan untuk autokorelitas bisa dilakukan dengan
menyesuaikan error untuk meningkatkan akurasi uji hipotesis yang
dilakukan untuk parameter estimasi.
5. Hipotesis Penelitian
H1 : Terdapat pengaruh antara perusahaan yang memiliki dan tidak memiliki
kendala keuangan dalam menentukan kebijakan penggunaan kas.
H2 : Terdapat pengaruh penggunaan kas pada keuntungan di masa depan di
financial unconstrained firm dan financial constrained firm.
H3 : Terdapat hubungan antara kendala keuangan dan insentif manajer untuk
menggunakan kas
6. Pengujian Hipotesis
Proses analisis terdiri dari pengujian variabel-variabel penjelas, yaitu
pengujian signifikasi variabel-variabel penjelas secara individual (pengujian t-
statistik) dan pengujian variabel – variabel penjelas secara bersama-sama
(pengujian F-statistik).
1.
Koefisien Determinasi (R 2)
Koefisien determinasi (R 2) bertujuan untuk memberikan informasi
seberapa baik variabel independen memprediksi variabel dependen dalam
suatu model. Setiap penambahan variabel akan menyebabkan nilai R 2
bertambah besar. Oleh karena itu, digunakan adjusted R-squared yang
nilainya tidak akan lebih besar dari R 2 bahkan dapat berkurang ketika
dilakukan penambahan variabel independen. Jadi adjusted R-squared
digunakan untuk melihat apakah penambahan variabel independen dapat
menambah daya prediksi suatu model.
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
22/24
2. Pengujian t-statistik
Pengujian t-statistik dilakukan untuk melihat signifikasi pengaruh variabel
penjelas secara individual terhadap variabel terikat. Dalam uji t-statistikdigunakan hipotesis sebagai berikut.
H0 : β = 0
H1 : β ≠ 0
Jika t-statistik > t-tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti
bahwa variabel penjelas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
terikat.
3. Pengujian F-statistik
Uji F-statistik menunjukan apakah semua variabel independen di dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Hipotesis yang digunakan adalah.
H0 : Secara bersama-sama, variabel-variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen
H1 : Secara bersama-sama, variabel-variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai F-stastik dengan F-
tabel. Jika F-statistik > F-tabel dapat disimpulkan bahwa secara bersama-
bersama, variabel-variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen, yang berarti H0 ditolak.
7. Sistematika Penulisan
Bab I: Pendahuluan
Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan
masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup
penelitian, metodologi penelitian, hipotesis penelitian, dan sistematika penelitian.
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
23/24
Bab II: Landasan Teori
Bab ini tersusun atas beragam teori yang bersumber dari jurnal-jurnal
finansial, jurnal-jurnal penelitian terdahulu mengenai topik serupa, serta
pengolahan yang dilakukan atas kumpulan teori pilihan tersebut.
Bab III: Metodologi Penelitian
Bab ini membahas model penelitian, data penelitian, metodologi penelitian
dimulai pada saat penelitian dilakukan, teknik pengumpulan data, teknik
pengolahan data dan analisis data.
Bab IV: Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian
Bab ini tersusun atas uraian hasil dari pengujian dan penelitian yang telah
dilakukan berdasarkan metodologi penelitian yang telah diuraikan pada Bab III
disertai dengan analisis menyeluruh atas hasil yang telah didapatkan tersebut.
Bab V: Kesimpulan dan Saran
Bab ini tersusun atas kesimpulan dari uraian analisis yang telah dipaparkan
pada Bab IV disertai dengan saran lebih lanjut untuk menghadapi perkiraan
kondisi masa depan yang dapat terjadi.
-
8/18/2019 ANALISIS PENGARUH KENDALA KEUANGAN PADA PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN DAN PERFORMA PERUSAHAAN
24/24
Daftar Pustaka
Almeida, H., Campello, M., Weisbach, M.S., 2004. The cash flow sensitivity of
cash. Journal of Finance 59, 1777–1804.
Brooks, C., 2005. Introductory Econometrics for Finance. Cambridge University
Press: Cambridge.
Denis, D.J., SibilKov, V., 2010. Financial Constraints, Investment, and The Value
of Cash Holdings. Review of Financial Studies 23 (1), 247–269.
Gujarati, Damodar N., 2003. Basic Econometrics 4th
Edition. Singapore:
McGraw-Hill
Hennessy, C., Whited, T., 2007. How Costly Is External Financing? Evidence
From A Structural Estimation. Journal of Finance 62, 1705–1745.
Kalcheva, I., Lins, K.V., 2007. International Evidence on Cash Holdings and
Expected Managerial Agency Problems. Review of Financial Studies 20,
1087–1112.
Kaplan, S.N., Zingales, L., 1997. Do Investment Cash Flow Sensitivities Provide
Useful Measures of Financing Constraints?. The Quarterly Journal of
Economics,. 112, 159–216.
Luo, Mi. 2011. A Bright Side of Financial Constraints in Cash Management .
Journal of Corporate Finance 17, 1430 – 1444.