analisis pengaruh dana pihak ketiga, bi rate, dan...
TRANSCRIPT
“ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE,DAN KURS RUPIAH TERHADAP PROFITABILITAS (ROA)
PADA BANK PERSERO DI INDONESIA PADA PERIODE2008-2014”
Skripsi
Disusun Oleh :
M. NUR FIRDAUS RAHMAN109081000038
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
i
ii
iii
iv
LEMBAR PERNYATAANKEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : M. Nur Firdaus Rahman
NIM : 109081000038
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakn karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : M. Nur Firdaus Rahman
2. Tempat tanggal lahir : Krueng Geukeuh, 06 Oktober 1991
3. Alamat : Jalan Cinangka No. 1 Kp. Cinangka Rt 003/002
Kel. Cinangka, Kec. Bungursari, Purwakarta,
Jawa Barat.
4. Telepon : 089676360330
5. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD Harapan Medan Tahun 1997-2003
2. SMP Negeri 2 Bogor Tahun 2003-2006
3. SMA Negeri 1 Karawang Tahun 2006-2009
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Tahun
2009-2015
III. PENGALAMAN ORGANISASI
2009-2010 Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
2010-2011 Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Manajamen
2010 Anggota Pelaksana Manajemen Cup
2011 Ketua Panitia Seminar CAFTA
IV. PENGALAMAN BEKERJA
2011 Part Time Crew Burger King Pondok Indah Mall
2013 Staff IT Partai Persatuan Pembangunan
2013 Personal Asisstant Wasekjen Partai Persatuan Pembangunan
2015 Personal Asisstant Staff Khusus Kementrian Agama Bidang IT
vi
Abstract
This study aims to analyze the effect of third parties funds, the BI rate, andexchange rate as an independent variable on bank profitability be measured byreturn on assets as the dependent variable.
This study used a sample of own state bank at the time of the study was 7years ie from 2008 to 2014. This research use econometric and regressiontechniques with methods of Ordinary Least Square (OLS) simultaneously resultsindicate that Third Parties Fund, BI Rate, and Exchange Rates have a significantimpact on Return on Assets at state-owned banks operating in Indonesia with aprobability level of 0.0000. The results also show that the partial variable thirdparties fund significantly positive with a probability of 0.0000, Bi Rate does notaffect the probability of 0.3692, and variable exchange rate significantly negativewith probability 0.0000. And the relationship between the independent variable onthe dependent variable is equal to 74.7%, which means that the rest influenced byother variables not included in the model.
Keywords: third parties fund, the BI rate, the exchange rate, return on assets,profitability, and Engineering Regression Ordinary Least Square.
vii
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dana pihak ketiga,BI rate, dan Kurs sebagai variabel independen serta profitabilitas bank yangdiukur dengan return on asset sebagai variabel dependen.
Penelitian ini menggunakan sampel bank persero pada dengan data penelitianselama 7 tahun yaitu dari tahun 2008 sampai dengan 2014. Penelitian inimenggunakan alat analisis ekonometrik dan regresi dengan metode OrdinaryLeast Square (OLS) secara bersamaan dimana hasil penelitian menunjukkanbahwa dana pihak ketiga, BI Rate , dan Kurs memiliki dampak yang signifikanterhadap Return on Assets di bank-bank BUMN yang beroperasi di Indonesiadengan tingkat probabilitas 0,0000. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwasecara parsialvariabel dana pihak ketiga berpengaruh secara signifikan positifdengan niali probabilitas 0,0000, BI rate tidak memiliki pengaruh dengan nilaiprobabilitas 0,3692, dan variabel kurs secara signifikan negatif mempengaruhidengan niali probabilitas 0,0000. Dan hubungan antara variabel independenterhadap variabel dependen sebesar 74,7%, yang berarti bahwa sisanyadipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.
Kata Kunci : dana pihak ketiga (DPK), BI rate, kurs, return on assets (ROA),Profitabilitas, dan Teknik Regresi Ordinary Last Square.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia, rahmat,
hidayah dan kasih sayang-Nya yang diberikan kepada kita semua. Shalawat serta
salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabat-sahabatnya.
Seiring berjalannya waktu, puji syukur alhamdulillah atas kasih sayang
yang Allah SWT berikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas
akhir pembuatan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BI
Rate, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Persero
di Indonesia Pada Periode 2008-2014”. Dimana skripsi ini merupakan salah satu
syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi dalam Jurusan Manajemen
konsentrasi Perbankan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis penyadari isi dari penelitian skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki,
namun penulis berusaha semaksimal mungkin mencurahkan tenaga keringat untuk
menyusun skripsi ini dengan baik.
Penulis juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga
terselesaikannya pembuatan skripsi ini telah banyak pihak yang membantu dan
memberikan dukungan. Tak lupa peneliti mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini:
1. Allah SWT atas segala karunia, nikmat, hidayah, rahmat, serta kasih
sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
2. Alm. ayah yang belum sempat melihat anaknya diwisuda serta ibu
tercinta yang tidak pernah berhenti memberikan motivasi, arahan serta
doa yang tak henti-hentinya kepada penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini demi Alm. ayah tercinta.
ix
3. Om Sigit Hariyanto dan Tante Endang “Tanty” Widuri yang tidak
pernah berhenti memberikan dukungan secara langsung agar skripsi
ini cepat selesai.
4. Ibu Wenny Nugrohowati dan Inovani Azhar yang senantiasa
mengingatkan dan memberi masukan, doa serta tak pernah henti
memberikan kepercayaan kepada penulis.
5. Ibu Dr. H. Pudji Astuty selaku pembimbing I yang telah besedia
meluangkan waktu serta sabar dalam memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam proses penyususan skripsi ini.
6. Ibu Murdiyah Hayati S.kom, MM. selaku pembimbing II yang telah
besedia meluangkan waktu serta sabar dalam memberikan pengarahan
dan bimbingan dalam proses penyususan skripsi ini.
7. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis yang telah membantu dan memberi dukungan
pada saat penulis mulai merasa lelah dengan skripsi.
8. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
9. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selama ini
memberikan arahan dan ilmunya kepada penulis.
10. Buat sahabat spesial Manajemen A 2009 Amry, Vian, Ahong, Bayu,
Adi, Reza, Kevin, Gabo, Ayi, Marina, Alinda, Sarmel semoga yang
udah lulus bisa mencapai kesuksesannya dan yang belum lulus ayo
segera ya cepet lulus jangan lama lama.
11. Ucapan terima kasih kepada sahabat-sahabatku di kelas Manajemen A
2009 semoga semua sukses dan bisa meraih impiannya.
12. Sahabat-sahabatku di kelas Perbankan yang tidak bisa disebutkan satu
persatu yang sudah menjalani tiga semester bersama.
13. Teman seperjuangan skripsi ditingkat akhir untuk Bombom, Ucok,
Oki, Ryan, Amir, dan Dika semoga sukses setelah skripsi ini.
x
14. Seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terutama mahasiswa Jurusan Manajemen
Angkatan 2009.
15. Bang Boyor dan Kak Sofi yang mengingatkan penulis dan akhirnya
penulis juga telat lulus, maafkan dosa dosa penulis.
16. Seluruh pihak yang penulis tidak mampu sebutkan satu persatu karena
telah membantu baik secara moril dan dukungan secara langsung
berkat kalian semua penulis mampu bertahan untuk tetap
menyelesaikan skripsi ini.
Atas jasa-jasa mereka semua, penulis tidak bisa memberi apa-apa kecuali
Jazakumullah Khoiron Kasiron, semoga Allah membalas kebaikan mereka semua
dengan sebaik-baiknya.
Jakarta, 30 Mei 2015
Penulis,
M. Nur Firdaus Rahman109081000038
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... v
ABSTRACT ........................................................................................................ vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................................. 12
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 13
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 14
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 15
A. Kerangka Teoritis ................................................................................. 15
1. Pengertian Bank ................................................................................ 15
2. Jenis-Jenis Bank................................................................................ 16
a. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya .............................................. 16
b. Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya .................................... 19
c. Jenis Bank Menurut Operasionalnya............................................ 22
3. Fungsi Bank ...................................................................................... 25
4. Profitabilitas Bank ............................................................................ 27
5. Dana Pihak Ketiga ............................................................................ 31
6. BI Rate .............................................................................................. 38
7. Nilai Tukar Rupiah (Kurs) ................................................................ 41
xii
B. Pengaruh Variabel Dependen Terhadap Variabel Independen ............. 45
1. Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan Return On Assets (ROA)........... 45
2. Bi Rate dengan Return On Assests (ROA) ....................................... 45
3. Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika dengan Return On Assets .. 45
C. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 46
D. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 51
E. Hipotesis Penelitian............................................................................... 52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 54
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 54
B. Metode Penentuan Sampel.................................................................... 54
C. Metode Pengumpulan Data................................................................... 55
D. Metode Analisis Data............................................................................ 55
1. Uji Asumsi Klasik............................................................................. 55
a. Normalitas .................................................................................... 56
b. Uji Multikolinieritas..................................................................... 57
c. Uji Heterokedesitas ...................................................................... 57
d. Uji Autokorelasi ........................................................................... 58
2. Uji Hipotesis ..................................................................................... 59
a. Uji Uji F........................................................................................ 59
b. Uji T ............................................................................................. 61
3. Analisis Regresi Linier Berganda ..................................................... 62
a. Uji Koefisien Determinasi (Adj R2) ............................................. 63
E. Operasional Variabel Penelitian............................................................ 64
1. Varibel Independen........................................................................... 64
a. Dana Pihak Ketiga........................................................................ 64
b. BI Rate.......................................................................................... 65
c. Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika ....................................... 65
2. Variabel Dependen............................................................................ 65
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................... 67
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 67
B. Analisis dan Pembahasan...................................................................... 69
xiii
1. Analisis Deskriptif Variabel ............................................................. 69
a. Analisis Deskriptif Jumlah DPK .................................................. 69
b. Analisis Deskriptif BI Rate .......................................................... 71
c. Analisis Deskriptif Perubahan Kurs Rupiah................................. 72
d. Analisis Deskriptif Jumlah ROA.................................................. 73
2. Uji Asumsi Klasik............................................................................. 74
a. Uji Normalitas .............................................................................. 74
b. Uji Multikolinieritas..................................................................... 76
c. Uji Heterokedesitas ...................................................................... 77
d. Uji Autokorelasi ........................................................................... 78
4. Uji Hipotesis ..................................................................................... 81
a. Uji F.............................................................................................. 81
b. Uji T ............................................................................................. 82
3. Analisis Regresi Berganda................................................................ 86
a. Pengaruh Variabel DPK Terhadap ROA...................................... 87
b. Pengaruh Variabel Kurs Terhadap ROA...................................... 87
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)..................................... 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 90
A. Kesimpulan ........................................................................................... 90
B. Implikasi................................................................................................ 91
C. Saran...................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 94
LAMPIRAN....................................................................................................... 100
xiv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ....................................................... 46
4.1 Jumlah DPK pada Bank Persero....................................................... 69
4.2 Pertumbuhan BI Rate Bulanan ......................................................... 71
4.3 Pertumbuhan Kurs Rupiah Bulanan ................................................ 72
4.4 Pertumbuhan ROA Bulanan ............................................................. 73
4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................. 76
4.6 Hasil Uji Heterokedesitas ................................................................... 78
4.7 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 80
4.8 Hasil Uji F ............................................................................................ 81
4.9 Hasil Uji T............................................................................................ 83
4.10 Hasil Uji Regresi Berganda................................................................ 86
4.11 Hasil Uji Adjusted R2.......................................................................... 89
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
1.1 Komposisi Perbankan Nasional dari Segi Aset Tahun 2014........... 3
1.2 Jumlah Aset Perbankan Nasional Tahun 2014 ................................ 4
1.3 Perkembangan ROA Bank Persero .................................................. 5
1.4 Jumlah DPK Bank Persero ................................................................ 6
1.5 Pergerakan BI Rate ............................................................................ 8
1.6 Pergerakan Kurs Rupiah ................................................................... 9
2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 51
2.2 Model Konseptual ............................................................................... 52
4.1 Peningkatan Jumlah DPK pada Bank Persero ................................ 70
4.2 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 75
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Halaman
1 Data Penelitian .................................................................................... 100
2 Uji Normalitas ..................................................................................... 102
3 Uji Multikolinieritas ........................................................................... 102
4 Uji Heterokedesitas ............................................................................. 103
5 Uji Autokorelasi .................................................................................. 103
6 Uji F, Uji T, Analisis Regresi Linier Berganda dan Adj R2............ 104
7 Tabel Chi Square ................................................................................ 104
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini globalisasi adalah salah satu jalan dalam mencapai
kesejahteraan perekonomian, dengan tumbuhnya peluang peluang dalam
melakukan bisnis secara mendunia. Namun sisi lain dari tumbuhnya
perekonomian akan selalu sejalan dengan adanya kebijakan kebijakan ekonomi
bahkan perubahan dalam makro ekonomi. Krisis keuangan selalu didahului oleh
fluktuasi dan ketidakstabilan makro ekonomi yang menyebabkan depresiasi mata
uang domestik secara signifikan, menyulut tingginya tingkat bunga dan inflasi
serta ketidakstabilan makro ekonomi (Setyorini: 2012:179).
Lembaga keuangan perbankan adalah salah satu sektor usaha yang cukup
berpengaruh dalam perekonomian negara. Hadirnya usaha perbankan sangat
berpengaruh dalam perekonomian modern ini, selain sebagai menampung dana
dari beberapa pihak, Bank juga sangat berpengaruh sebagai perantara keuangan
berbagai pihak. Sebagai penampung dana sangatlah penting bagi perbankan untuk
terus meningkatkan kinerjanya ditengah pertumbuhan pesat ekonomi. Sebagai
salah satu lembaga keuangan atau finansial sangatlah penting bagi bank untuk
menjaga kepercayaan nasabah dan pihak yang berkepentingan (stockholder).
Lancarnya kegiatan yang dilakukan oleh bank akan sangat mendukung dalam
mencapai kesejahteraan para stockholder dan akan meningkatkan nilai perusahaan
(Wahyu, 2006:46).
2
Tingginya pertumbuhan ekonomi meningkatkan tingginya persaingan
antar bank untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga akan menarik dan
menambah investor (stockholder) dan nasabah (Third Party). Untuk meningkatkan
pihak pihak tersebut maka bank melaporkan secara rutin keuangan dalam
pelaporannya untuk meningkatkan daya tarik dari berbagai pihak. Kemudian
dengan adanya krisis perekonomian global di tahun 1998 banyak sekali sektor
bisnis yang mengalami kebangkrutan. Krisis moneter tersebut juga memaksa
sektor bisinis perbankan mengalami kemunduran dengan tingginya tingkat suku
bunga dan nilai tukar terhadap dollar. Hal inilah yang kemudian meningkatkan
tingginya penarikan dana nasabah secara besar besaran. Dan kemudian ditambah
dengan tingginya hutang luar negeri swasta dan publik yang memang sudah ada
sejak tahun 1990, sehingga pada saat tahun 1998 krisis terjadi akibat faktor faktor
makro ekonomi dan internal perbankan itu sendiri.
Kemudian perbaikan ekonomi Indonesia berjalan hingga pada tahun 2008
kembali terjadinya krisis global dengan permasalahan yang terjadi pada awalnya
adalah runtuhnya salah satu sektor bisnis finansial Amerika Serikat. Dengan
runtuhnya salah satu sektor bisnis raksasa ekonomi dunia, maka tersebarnya isu
tersebut membuat beberapa negara yang bergantung terhadap mata uang dollar
sangat berpengaruh dan mengalami kelumpuhan beberapa saat. sehingga
memaksa The Fed untuk melakukan bailout kepada beberapa bank di dunia
(http://finance.detik.com/read/2009/04/15/120601/1115753/5/3/kronologi-dan-
latar-belakang-krisis-finansial-global).
3
36,95%
2,63%8,14%
5,91% 7,99%
Komposisi Perbankan Nasional
Kemudian pada tahun tahun berikutnya kinerja perbankan berangsur
membaik. Pada akhir tahun 2010 kinerja bank mulai menunjukan tren yang sangat
positif walaupun dari sisi lain masih melemahnya kinerja perekonomian dunia
yang pada saat itu masih menunjukan pemulihan keadaan. Kembali meningkatnya
kepercayaan nasabah (Third party) menunjukan adanya peningkatan dari sisi dana
pihak ketiga yang kemudian menunjukan adanya peningkatan peningkatan dari
sisi aset perbankan itu sendiri. Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi maka
bank pun menyalurkan kredit kepada pihak kreditur. Dan pihak bank menjaga
permodalan bank dengan meningkatnya jumlah profit bank sendiri (Laporan
Pengawasan Bank, 2011). Selama tahun berjalan pada 2011 pertumbuhan
ekonomi Indonesia juga mengalami kenaikan sebesar 6,5% (Laporan Kebijakan
Moneter Bank Indonesia Triwulan IV, 2011).
Grafik 1.1Komposisi Perbankan Nasional dari Segi Aset Tahun 2014
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (www.bi.go.id)diakses pada tanggal 30 April 2015
Dengan naiknya pertumbuhan ekonomi ini meningkatkan jumlah aset
perbankan nasional pada saat tahun 2014. Jika dilihat dari komposisi aset
perbankan nasional, total aset terbesar masih dikuasai oleh kelompok Bank
3
38,38%
36,95%
7,99%
Komposisi Perbankan Nasional
Bank PerseroBUSN DevisaBUSN Non DevisaBPDBank CampuranBank Asing
Kemudian pada tahun tahun berikutnya kinerja perbankan berangsur
membaik. Pada akhir tahun 2010 kinerja bank mulai menunjukan tren yang sangat
positif walaupun dari sisi lain masih melemahnya kinerja perekonomian dunia
yang pada saat itu masih menunjukan pemulihan keadaan. Kembali meningkatnya
kepercayaan nasabah (Third party) menunjukan adanya peningkatan dari sisi dana
pihak ketiga yang kemudian menunjukan adanya peningkatan peningkatan dari
sisi aset perbankan itu sendiri. Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi maka
bank pun menyalurkan kredit kepada pihak kreditur. Dan pihak bank menjaga
permodalan bank dengan meningkatnya jumlah profit bank sendiri (Laporan
Pengawasan Bank, 2011). Selama tahun berjalan pada 2011 pertumbuhan
ekonomi Indonesia juga mengalami kenaikan sebesar 6,5% (Laporan Kebijakan
Moneter Bank Indonesia Triwulan IV, 2011).
Grafik 1.1Komposisi Perbankan Nasional dari Segi Aset Tahun 2014
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (www.bi.go.id)diakses pada tanggal 30 April 2015
Dengan naiknya pertumbuhan ekonomi ini meningkatkan jumlah aset
perbankan nasional pada saat tahun 2014. Jika dilihat dari komposisi aset
perbankan nasional, total aset terbesar masih dikuasai oleh kelompok Bank
3
Bank PerseroBUSN DevisaBUSN Non Devisa
Bank Campuran
Kemudian pada tahun tahun berikutnya kinerja perbankan berangsur
membaik. Pada akhir tahun 2010 kinerja bank mulai menunjukan tren yang sangat
positif walaupun dari sisi lain masih melemahnya kinerja perekonomian dunia
yang pada saat itu masih menunjukan pemulihan keadaan. Kembali meningkatnya
kepercayaan nasabah (Third party) menunjukan adanya peningkatan dari sisi dana
pihak ketiga yang kemudian menunjukan adanya peningkatan peningkatan dari
sisi aset perbankan itu sendiri. Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi maka
bank pun menyalurkan kredit kepada pihak kreditur. Dan pihak bank menjaga
permodalan bank dengan meningkatnya jumlah profit bank sendiri (Laporan
Pengawasan Bank, 2011). Selama tahun berjalan pada 2011 pertumbuhan
ekonomi Indonesia juga mengalami kenaikan sebesar 6,5% (Laporan Kebijakan
Moneter Bank Indonesia Triwulan IV, 2011).
Grafik 1.1Komposisi Perbankan Nasional dari Segi Aset Tahun 2014
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (www.bi.go.id)diakses pada tanggal 30 April 2015
Dengan naiknya pertumbuhan ekonomi ini meningkatkan jumlah aset
perbankan nasional pada saat tahun 2014. Jika dilihat dari komposisi aset
perbankan nasional, total aset terbesar masih dikuasai oleh kelompok Bank
4
Persero dan kemudian disusul oleh kelompok Bank BUSN Devisa dengan pangsa
pasarnya mencapai 38,38% sedangkan BUSN Devisa berada pada angka 36,95%
dari total aset perbankan. Secara umum seluruh kelompok bank mengalami
kenaikan total aset dari tahun 2008 sampai dengan akhir tahun 2014.
Grafik 1.2Jumlah Aset Perbankan Nasional Tahun 2014
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (www.bi.go.id, data diolah)diakses pada tanggal 30 Maret 2015
Kemudian melihat perubahan aset pada tahun 2014. Jika dilihat dari
komposisi aset perbankan nasional, total aset terbesar masih dikuasai oleh
kelompok Bank Persero dengan nilai total aset mencapai Rp. 2.076.518 Milyar,
yang hanya terdiri dari empat bank saja disusul oleh kelompok BUSN Devisa
dengan jumlah aset mencapai Rp. 1.999.417 Milyar. Secara umum seluruh
kelompok bank mengalami kenaikan total aset dari tahun 2010 sampai dengan
akhir tahun 2014 (Laporan Statistik Bank OJK, 2014).
Kinerja bank juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
Profitabilitas. Profitabilitas merupakan indikator yang paling penting untuk
mengukur kinerja suatu bank. Salah satu indikator profitabilitas menurut Riyadi
20765181999417
140823440691 320067 432582
0500000
1000000150000020000002500000
Jumlah Aset Perbankan Nasional2014
Jumlah AsetPerbankan…
5
(2006: 156) return on asset yang merupakan rasio profitabilitas menunjukan
perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total aset bank, rasio ini
menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang
bersangkutan. Return On Asset (ROA) menjelaskan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh profit (keuntungan) dalam kegiatan operasi perusahaan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Grafik 1.3Perkembangan ROA Bank Persero
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (www.bi.go.id, data diolah)diakses pada tanggal 30 April 2015
Dari grafik 1.3 diketahui bahwa return on asset Bank Persero cenderung
meningkat. Pada tahun 2008 return on asset sebesar 2,74% kemudian mengalami
penurunan pada tahun 2009 sebagai dampak yang tidak terlalu berpengaruh dari
krisis global berada pada posisi 2.69%. tahun 2010 sebesar 2,98% dan pada tahun
2011 return on asset mengalami kenaikan cukup pesat sebagai salah satu bukti
pemulihan terhadap krisis yang terjadi sebesar 3,63% lalu mengalami kenaikan
lagi sampai dengan tahun 2012 sebesar 3.73% dan kembali mengalami penurunan
2,74 2,692,98
3,63 3,73 3,66 3,75
0
1
2
3
4
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Perkembang ROA Bank Persero
Perkembang ROABank Persero
6
pada tahun 2013 sebesar 3,66% dan pada tahun 2014 kembali naik menjadi
3,75%.
Berdasarkan aspek penilaian kinerja suatu bank dapat dilihat dari faktor
internal bank, maka dana pihak ketiga menjadi salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi permodalan bank ataupun menjadi salah satu sumber dana bank.
Ditambah dengan dana tidak berbiaya dalam arti bank diharuskan membayar
sejumlah uang tertentu sebagai biaya bunga. Semakin besar jumlah dana dana ini
maka akan semakin tinggi Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE)
bagi suatu bank (Riyadi, 2006:82). ROA sendiri mengindikasikan kemampuan
bank menghasilkan laba dengan menggunakan asetnya. Semakin besar rasio ini
semakin baik pula kinerja bank (Taswan, 2010:167).
Grafik 1.4Jumlah DPK Bank Persero
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (www.bi.go.id, data di olah)diakses pada tanggal 30 April 2015
Dominasi dana masyarakat (simpanan) pada lembaga perbankan
memberikan indikasi bahwa sebagian besar investasi dibelanjai dari sumber dana
ini. Besarnya dana masyarakat mengindikasikan kepercayaan terhadap bank
0
5000000
10000000
15000000
20000000
Jumlah Dana Pihak Ketiga BankPersero (dalam Milyar Rupiah)
Jumlah Dana PihakKetiga Bank Persero(dalam Milyar Rupiah)
7
semakin tinggi (Taswan, 2010:173). Dari grafik 1.4 dapat dilihat bahwa Dana
Pihak Ketiga (DPK) bank persero terus meningkat dari waktu ke waktu. Pada
tahun 2008 total DPK dari bank persero berada di angka Rp. 6.755.922 milyar
yang kemudian pada tahun 2009 kembali naik Rp. 8.222.621 Milyar. Kenaikan
cukup pesat ini membuktikan adanya peningkatan dari pemulihan krisis ekonomi
yang berjalan pada saat itu. Kemudian pada tahun 2010 kembali mengalami
peningkatan hingga mencapai Rp. 9.274.597 Milyar dan pada tahun 2011
mencapai Rp. 10.612.292 Milyar. Kenaikan terus menerus ini menunjukan bahwa
bank telah mampu meningkatkan kepercayaan nasabah untuk menitipkan
sejumlah dana tersebut (agent of trust). Dan kenaikan pada tahun 2012 dan 2013
masing masing sejumlah Rp. 12.517.870 Milyar dan Rp. 14.693.393 Milyar
Rupiah dan pada tahun 2014 mencapai angka Rp. 16.874.254 Milyar
Dalam meningkatkan profitabilitas bank selain faktor internal perbankan
juga sangat dipengaruhi oleh faktor faktor eksternal yang berasal dari kebijakan
kebijakan moneter atau kondisi makro ekonomi. Faktor faktor eksternal tersebut
antara lain, inflasi, suku bunga, kurs, pertumbuhan ekonomi. Suku bunga
merupakan salah satu kebijakan makro ekonomi yang mempengaruhi pendapatan
bank itu sendiri (Samuelson, 2004).
8
Grafik 1.5Pergerakan BI Rate(dalam persentase)
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (www.bi.go.id, data di olah)diakses pada tanggal 30 Maret 2015
Garfik 1.5 menggambarkan bahwa BI rate cenderung mengalami
penurunan. BI rate sebesar 9,25% pada tahun 2008 merupakan dampak dari krisi
global yang terjadi pada saat itu. Yang kemudian mengalami penurunan ditahun
2009 sebesar 6,5% dan stagnan pada level 6,5% ditahun 2010. Kemudian
mengalami penurunan kembali pada tahun 2011 menjadi 6% dan 5,75% pada
tahun 2012. Kemudian Bi Rate kembali meningkat pada akhir tahun 2013 menjadi
7,5% dan pada akhir tahun 2014 berada tetap di 7,5%.
Selain Bi Rate salah satu faktor lainnya yang menentukan adalah Kurs.
Kurs menjadi penting karena pada saat krisis ekonomi biasanya terjadi
peningkatan terhadap mata uang dollar amerika juga, sehingga menyebabkan
hutang luar negeri tidak mampu dibayarkan.
9,25
6,5 6,5 6 5,75
7,5 7,5
0
2
4
6
8
10
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
BI Rate (Persentase)
BI Rate(Persentase)
9
Grafik 1.6Pergerakan Kurs Rupiah
(terhadap Dollar Amerika)
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (www.bi.go.id, data di olah)diakses pada tanggal 30 Maret 2015
Nilai tukar valuta asing adalah harga satuan mata uang dalam satuan mata
uang lain (Samuelson, 2004:305). Selain itu karena beragamnya mata uang dan
pesatnya perkembangan perdagangan internasional antarnegara yang
menggunakan berbagai mata uang, maka pertukaran antara satu mata uang dengan
mata uang lainnya juga menjadi sangat penting dan memegang peranan yang
sangat dominan dalam melakukan pembayaran (Riyadi, 2006).
Pada grafik 1.6 dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 kurs rupiah melemah
cukup tinggi sebesar Rp. 11.824,- dan kembali menguat pada akhir tahun 2009
sebagai dampak dari pemulihan terhadap krisis tahun 2008 dimana menjadi
sebesar Rp 9.957,- dan pada tahun 2010 kurs mengalami penguatan cukup tinggi
Rp. 9.522,- dan cukup stabil pada tahun 2011 sebesar Rp 9.588,- dan pada tahun
2012 serta 2013 kembali melemah masing masing pada nilai Rp. 10.145,- dan Rp.
12.587 dan pada akhir 2014 berhasil menguat Rp. 12.438,-
Berdasarkan data yang di sajikan diatas adanya perubahan pada besaran
niali aset bank dari tahun ketahun dan berdasarkan beberapa penelitian tentang
118249957 9522 9588 10145
1258712438
0
5000
10000
15000
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Kurs Rupiah TerhadapDollar Amerika
Kurs RupiahTerhadap DollarAmerika
10
profitabilitas suatu bank yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal juga
pernah dilakukan. Hal ini mnunjukan bahwa profitabilitas perbankan tidak hanya
dipengaruhi oleh faktor internal bank tetapi juga faktor eksternal seperti
perubahan kebijakan moneter dan kondisi makro ekonomi yang terjadi di
Indonesia.
Adapun penelitian sebelumnya yang menggunakan faktor internal dan
eksternal bank untuk mengukur Profitabilitas bank yang dilakukan oleh
Muhammad Bilal, dkk (2013) tentang “Influnce of Bank Specific and
Macroeconomic Factors on Probability of Commercial Banks: A Case Study of
Pakistan” hasil penelitian menunjukan bahwa Bank Size, NIM, dan GDP
berpengaruh terhadap ROA sedangkan CAR, NPL, dan Inflasi tidak memiliki
pengaruh terhadap profitabilitas (ROA).
Penelitian lainnya yaitu yang dilakukan oleh Silvia Hendrayati dan
Harjum Muharam (2013) tentang "Analisis Pengaruh Faktor Internal dan
Eksternal terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi pada Bank Umum Di
Indonesia Periode Januari 2003 - Februari 2013" hasil penelitian menunjukan
beberapa variabel yang mempengaruhi ROA. Dari tujuh variabel yang diteliti
(EAR, BOPO, LAR, Firm Size, Pertumbuhan Ekonomi dan Volatilitas ROA)
terbukti bahwa EAR, BOPO, LAR dan Firm Size dan Volatilitas ROA
berpengaruh signifikan terhadap ROA sedangkan dua variabel lainnya tidak
berpengaruh (Hendrayati, 2013).
Penelitian berikutnya diteliti oleh Sehrish Gul dkk (2011) tentang "Factors
Affecting Bank Profitability in Pakistan" dimana hasil penelitian menunjukan
11
korelasi positif dan signifikan antara variabel Bank Size, Loan, Deposito, Inflasi
dan GDP berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel ROA. Dan variabel
Capital dan Market Capitalization tidak berpengaruh terhadap variabel ROA.
Ada pun penelitian pendukung di Indonesia yang dilakukan oleh Winarti
Setyorini (2012) dengan judul "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia (periode
tahun 2007-2010)" serta penelitian yang di lakukan Kartika Wahyu (2006) dengan
judul penelitian "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank
Umum di Indonesia (periode tahun 2000-2005)"
Melihat fenomena sebelumnya yang terjadi pada bank persero. Dimana
profitabilitas bank itu sendiri menunjukan angka tidak pasti dimana pada tahun
tahun sebelumnya terjadi fluktuasi sesuai keadaan internal bank itu sendiri dan
faktor makro ekonomi di Indonesia. Untuk itu dibutuhkan kebijakan kebijakan
yang mendukung sektor perbankan, baik dari pemerintah maupun bank itu sendiri.
Melihat data yang disajikan diatas, tingginya profitablitas bank persero yang
hanya terdiri dari empat bank dan menduduki 10 besar bank dengan total asset
terbesar (sumber : www.idx.co.id, diakses pada tanggal 30 Maret 2015) maka
bank persero menjadi penting untuk dilakukan penelitian.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan pada paragraf
sebelumnya maka penulis mengambil judul skripsi “Analisis Pengaruh Dana
Pihak Ketiga, BI Rate, dan Kurs Rupiah terhadap Profitabilitas (ROA) Pada
Bank Persero di Indonesia pada Tahun 2008 - 2014”.
12
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalahnya adalah sebagai
berikut :
1. Apakah variabel DPK berpengaruh signifikan positif secara parsial
terhadap ROA pada Bank Persero di Indonesia?
2. Apakah variabel BI Rate berpengaruh signifikan positif secara parsial
terhadap ROA pada Bank Persero di Indonesia?
3. Apakah variabel Kurs Rupiah berpengaruh signifikan negatif secara parsial
terhadap ROA satu bulan pada Bank Persero di Indonesia?
4. Apakah variabel DPK, Bi Rate, dan Kurs berpengaruh secara simultan
terhadap ROA pada Bank Persero di Indonesia?
13
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis apakah variabel DPK berpengaruh signifikan positif
secara parsial terhadap ROA pada Bank Persero di Indonesia.
2. Untuk menganalisis apakah variabel Bi Rate berpengaruh signifikan positif
secara parsial terhadap ROA pada Bank Persero di Indonesia.
3. Untuk menganalisis apakah variabel Kurs Rupiah berpengaruh signifikan
negatif secara parsial terhadap ROA pada Bank Persero di Indonesia.
4. Untuk menganalisis apakah variabel DPK, Bi Rate dan Kurs Rupiah
berpengaruh secara simultan terhadap ROA pada Bank Persero di
Indonesia.
14
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan serta informasi yang
berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan, antara lain :
1. Bagi pemerintah, sebagai masukan dan bahan pertimbangan untuk
pengambilan kebijakan ekonomi makro (moneter) khususnya kebijakan
yang sangat mendukung industri perbankan.
2. Bagi masyarakat, sebagai sumber informasi untuk melakukan penelitian
pada masa yang akan datang.
3. Bagi penulis, sebagai proses dalam menimba ilmu yang memberikan
banyak tambahan ilmu dan pengetahuan dalam bidang ekonomi khususnya
perbankan dan mempraktekan apa yang telah penulis dapatkan dibangku
kuliah dan dalam dunia pekerjaan.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teoritis
1. Pengertian Bank
Kasmir (2008:4) dalam bukunya, mengartikan bank secara sederhana
sebagai lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan yang paling
lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan disamping menyalurkan dana atau
memberikan pinjaman juga melakukan usaha menghimpun dana dari
masyarakat luas dalam bentuk simpanan. Kemudian usaha bank lainnya
memberikan jasa-jasa keuangan yang mendukung dan memperlancar kegiatan
memberikan pinjaman dengan kegiatan menghimpun dana.
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan
usahayang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau
bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
(Kasmir, 2008:25).
Menurut PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan
(1999:31.1), bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara
keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan
dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit).
Serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar pembayaran. Falsafah
yang mendasari kegiatan usaha adalah kepercayaan masyarakat. Hal ini tampak
dari kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat yang
16
kelebihan dana dalam bentuk giro, tabungan serta deposito berjangka dan
memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana. Dalam penerimaan
simpanan masyarakat, bank hanya memberikan pernyataan tertulis yang
menjelaskan bahwa bank telah menerima simpanan dalam jumlah dan untuk
jangka waktu tertentu.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Bank
merupakan suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang keuangan yang
kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan deposito. Selain itu
bank juga biasa dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi
masyarakat yang membutuhkan, sebagai tempat untuk menukar uang, dan
memindahkan uang atau menerima segala bentuk pembayaran dan setoran.
2. Jenis-Jenis Bank
a. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya
Menurut Kasmir dalam bukunya (Kasmir, 2008:178), ada pun jenis
jenis bank berdasarkan fungsinya yaitu:
1) Bank Sentral
Peranan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dalam
pembangunan memang penting dan sangat dibutuhkan
keberadaannya. Hal ini disebabkan bahwa pembangunan di
sektor apa pun selalu membutuhkan dana dan dana ini diperoleh
dari sektor lembaga keuangan termasuk bank. Bank Indonesia
adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah
17
dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas
diatur dalam undang-undang ini.
a) Tujuan Bank Indonesia
Tujuan Bank Indonesia seperti tertuang dalam
Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1999 Bab III
Pasal 7 adalah untuk mencapai dan memelihara
kestabilan rupiah. Mata uang rupiah perlu dijaga dan
dipelihara mengingat dampak yang ditimbulkan apabila
suatu mata uang tidak stabil sangatlah memberatkan
masyarakat luas. Oleh karena itu, tugas Bank Indonesia
untuk mencapai dan memelihara kestabilan sangatlah
penting.
b) Tugas Bank Indonesia
Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2004, Bank
Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut:
(1) menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter
(2) mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran
(3) mengatur dan mengawasi bank
2) Bank Umum
Pengertian bank umum menurut Peraturan Bank
Indonesia No. 9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan
18
kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat
umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang
ada.Bank umum sering disebut bank komersial (commercial
bank). Bank umum mempunyai banyak kegiatan. Adapun
kegiatankegiatan bank umum yang utama antara lain:
a) menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro,
deposito, sertifikat deposito, dan tabungan;
b) memberikan kredit;
c) menerbitkan surat pengakuan utang;
d) memindahkan uang, baik untuk kepentingan nasabah
maupun untuk kepentingan bank itu sendiri;
e) menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga
dan melakukan perhitungan atau dengan pihak ketiga;
f) menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat
berharga; dan
g) melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah
lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat
di bursa efek.
3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
19
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan
dengan kegiatan bank umum. BPR dalam melakukan
kegiatannya tidak sama dengan kegiatan yang dilakukan oleh
bank konvensional (bank umum). Ada kegiatan-kegiatan yang
tidak boleh dilakukan oleh BPR, yaitu:
a) menerima simpanan berupa giro,
b) mengikuti kliring,
c) melakukan kegiatan valuta asing,
d) melakukan kegiatan perasuransian.
Adapun bentuk kegiatan yang boleh dilakukan oleh BPR
meliputi hal-hal berikut ini.
a) Menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan
dan simpanan deposito.
b) Memberikan pinjaman kepada masyarakat.
c) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana
berdasarkan prinsip syariah.
b. Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya
Menurut Martono (2010:28) Dilihat dari aspek kepemilikannya
dalam arti siapa yang memiliki bank tersebut yang dapat dlihat dari akte
pendiriannya dan berapa jumlah saham yang dimiliki. Dilihat
kepemilikannya jenis bank terdiri dari:
1) Bank Milik Pemerintah
20
Pada bank ini akte pendirian dan sahamnya dimiliki oleh
pemerintah, sehingga keuntungan yang diperolehnya juga
dimiliki oleh pemerintah. Pada saat ini bank milik pemerintah
terdiri dari
a) Bank Negara Indonesia 1946 (BNI)
b) Bank Rakyat Indonesia (BRI)
c) Bank Tabungan Negara (BTN)
d) Bank Mandiri.
Disamping itu terdapat bank milik pemerintah daerah
yang tersebar disetiap provinsi, antara lain:
a) BPD DKI Jakarta
b) BPD Jawa Barat
c) BPD Sumatera Selatan
d) BPD Sumatera Utara
e) BPD Maluku.
2) Bank Milik Swasta Nasional
Pada jenis bank ini akte pendirian dan sahamnya dimiliki
oleh swasta nasional. Demikian pula pembagian keuntungan
yang diperoleh juga oleh swasta nasional. Beberapa bank milik
swasta nasional antara lain:
a) Bank Central Asia
b) Bank Bumi Putera
c) Bank Muamalat
21
d) Bank Danamon
e) Bank Lippo
f) Bank Internasional Indonesia.
3) Bank Milik Koperasi
Pada jenis bank ini akte pendirian dan sahamnya dimiliki
oleh koperasi yang berbadan hukum. Contoh bank yang dimiliki
koperasi:
Bank Bukopin.
4) Bank Milik Swasta Asing
Pada jenis bank ini merupakan cabang dari bank yang
sahamnya dimiliki oleh swasta asing maupun pemerintah asing.
Dengan demikian kantor pusatnya di luar negeri dan
keuntungannya juga dimiliki swasta asing. Beberapa bank
swasta asing antara lain:
a) Deutche Bank
b) American Express Bank
c) Bank of Tokyo
d) City Bank
e) Hongkong Bank
f) Bangkok Bank.
5) Bank Campuran
Pada jenis bank ini sahamnya dimiliki oleh pihak asing
dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara
22
mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia. Beberapa
bank campuran antara lain:
a) Bank Merincorp
b) Bank Sakura Swadarma
c) Inter Pacific Bank
d) Sanwa Indonesia Bank
e) Sumitomo Niaga Bank.
c. Jenis Bank Menurut Operasionalnya
Jenis bank jika dilihat dari segi operasionalnya atau caranya dalam
menentukan harga baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua
kelompok (Kasmir, 2008 : 40).
1) Bank Konvensional
Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum
Bahasa Indonesia adalah “menurut apa yang sudah menjadi
kebiasaan”. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah “berdasarkan kesepakatan umum”
seperti adat, kebiasaan, kelaziman. Berdasarkan pengertian itu,
bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya
menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada
terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara
meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil.
Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan
mengeluarkan produk-produk untuk menyerap dana masyarakat
23
antara lain tabungan, simpanan deposito, simpanan giro,
menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara
mengeluarkan kredit antara lain kredit investasi, kredit modal
kerja, kredit konsumtif, kredit jangka pendek; dan pelayanan
jasa keuangan antara lain kliring, inkaso, kiriman uang, Letter of
Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat berharga,
bank draft, wali amanat, penjamin emisi, dan perdagangan efek.
Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak
luar, misalnya dari nasabah berupa rekening giro, deposit on
call, sertifikat deposito, dana transfer, saham, dan obligasi.
Sumber ini merupakan pendapatan bank yang paling besar.
Pendapatan bank tersebut, kemudian dialokasikan untuk
cadangan primer, cadangan sekunder, penyaluran kredit, dan
investasi.Bank konvensional contohnya bank umum dan BPR.
2) Bank Syariah
Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-
an. Pemrakarsa pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan
oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18 – 20
Agustus 1990. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank
yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah
Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah
secara Islam. Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang
24
menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi,
keadilan, dan kebersamaan.Efisiensi mengacu pada prinsip
saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan
sebesar mungkin.
Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi,
ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan
dan keluarannya.Kebersamaan mengacu pada prinsip saling
menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan
produktivitas. Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga
produknya sangat berbeda dengan bank konvensional.Penentuan
harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara
bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis
simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar
kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut
ini prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah:
a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
(mudharabah).
b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(musharakah).
c) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan (murabahah).
d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni
tanpa pilihan (ijarah).
25
e) Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang
disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa
iqtina).
Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah
harus berlandaskan pada Alquran dan hadis.Bank syariah
mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga
tertentu. Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba.
Dalam perkembangannya kehadiran bank syariah
ternyata tidak hanya dilakukan oleh masyarakat muslim, akan
tetapi juga masyarakat nonmuslim. Saat ini bank syariah sudah
tersebar di berbagai negara-negara muslim dan nonmuslim, baik
di Benua Amerika, Australia, dan Eropa. Bahkan banyak
perusahaan dunia yang telah membuka cabang berdasarkan
prinsip syariah. Contoh Bank Syariah Mandiri dan Bank
Muamalat (dikutip dari dahlanforum.wordpress.com "diakses
tanggal 31 Maret 2015").
3. Fungsi Bank
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat luas (funding) dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam
bentuk pinjaman atau kredit (lending) untuk berbagai tujuan. Secara garis besar
bank hanya sebagai lembaga perantara saja, sehingga tanpa adanya himpunan
dana dari masyarakat luas maka bank tidak dapat menjalankan kegiatan
operasionalnya, karena bagian terpenting dalam operasional bank adalah
26
penyaluran pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, hal tersebut
merupakan sumber pendapatan terbesar yang dihasilkan oleh bank (Kasmir,
2008 : 40).
Menurut Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru (2006:9) dalam bukunya,
fungsi bank yang lebih spesifik adalah sebagai berikut:
a. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan,
baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat
akan berminat menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur
kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan
disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank
tidak akan bangkrut, dan juga percaya bahwa pada saat yang telah
dijanjikan masyarakat dapat menarik kembali simpanan dananya di bank.
Pihak bank juga akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada
debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank
percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya,
debitur akan mengelola dananya dengan baik, debitur akan mampu
membayar pada saat jatuh tempo, dan juga bank percaya bahwa debitur
mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban
lainnya pada saat jatuh tempo.
b. Agent of Development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor
moneter dan sektor riil. Kedua sektor tersebut tidak bisa dipisahkan dan
27
saling berinteraksi mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak
dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan
baik. Tugas bank sebagai penghimpun dana dan penyalur dana sangat
diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil.
Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi,
distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan
investasi, distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan uang,
sehingga dapat membangun perekonomian masyarakat.
c. Agent of Service
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran
dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain
kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan ini erat kaitannya dengan
kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini
antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang
berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.
4. Profitabilitas Bank
Profitabilitas merupakan hal yang penting untuk mengetahui
perkembangan suatu perusahaan karena dengan profitabilitas manajemen dapat
mengukur kemampuan dan kesuksesan perusahaan dalam menggunakan
aktivanya. Dan juga profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
memperoleh pendapatan diatas biaya-biaya yang diperhitungkan. Berikut ini
akan diuraikan beberapa pengertian Profitabilitas menurut beberapa ahli
keuangan:
28
Menurut Sutrisno (2009:222) rasio keuntungan digunakan untuk
mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan,
dimana semakin besar tingkat keuntungan menunjukkan semakin baik
manajemen dalam mengelola perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas adalah suatu perusahaan yang menunjukkan perbandingan antara
laba dengan modal atau aktiva yang menghasilkan laba tersebut.
Untuk mengetahui tingkat Profitabilitas auatu perusahaan dapat diukur
dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, Menurut Sutrisno (2009:222) rasio
profitabilitas ini terdiri dari:
a. Profit Margin
Rasio ini menggambarkan upaya untuk menekankan biaya sekecil
mungkin guna mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya, dengan
membagi EAT dengan total pendapatan. Berikut rumus yang digunakan
dalam rasio ini adalah:
Profit margin merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan. Profit margin
menggambarkan semakin tinggi nilainya, berarti semakin besar
pendapatan yang diperoleh perusahaan untuk menutupi biaya non
produksi.
b. Return On Asset (ROA)
29
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar
ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan asset (Lukman Dendawijaya, 2003). Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Besarnya nilai (angka) untuk “laba sebelum pajak” dapat dibaca
pada perhitungan laba rugi yang disusun oleh bank yang bersangkutan,
sedangkan “total Asset” dapat dilihat pada Neraca. (Dendawijaya, 2003).
Perhitungan kredit dilakuakan sebagai berikut:
a) Untuk ROA sebesar 100% atau lebih, nilai kredit = 0.
b) Untuk setiap kenaikan 0,015%, nilai kredit ditambah 1 dengan
maksimum 100%.
Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional
bank sebelum pajak. Total asset yang digunakan untuk mengukur ROA
adalah jumlah keseluruhan dari asset yang dimiliki oleh bank yang
bersangkutan. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang
semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Bank
Indonesia Selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan
30
nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang perolehan
dananya sebagian besar dari masyarakat (Siamat, 2005).
ROA merupakan rasio yang dihitung dari hasil bagi antara net
income dengan total asset. ROA mengukur profit yang dihasilkan dari
tiap aset yang dimiliki oleh perusahaan dan menunjukkan seberapa baik
manajemen bank dalam penggunaan sumber daya dalam menghasilkan
laba (Ongore dan Kusa, 2013). Semakin tinggi nilai ROA menunjukkan
bahwa perusahaan semakin efisien dalam menggunakan sumber dayanya
(Wen, 2010). Maka dapat disimpulkan bahwa ROA mengindikasikan
kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan menggunakan
asetnya. Semakin besar rasio ini mengindikasikan semakin baik kinerja
bank (Chan Taswan, 2010).
c. Return On Equity (ROE)
Return On Equity ini sering disebut dengan rate of return on Net
Worth yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ada yang menyebut
sebagai rentabilitas modal sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
31
Semakin tinggi ROE maka kinerja perusahaan semakin efektif.
Rasio ini juga digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri
untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik
saham biasa maupun saham preferen.
5. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Sumber dana dari masyarakat (dana pihak ketiga) merupakan sumber dana
yang terpenting bagi kegiatan operasi bank dan meupakan ukuran keberhasilan
bank jika mampu membiayai operasi dari sumber dana ini (Martono, 2010:38).
Dana Pihak Ketiga adalah sumber mendasar bagi pembiayaan bank. faktor ini
mampu meningkatkan profitabilitas meningkat bank. Akan tetapi itu
tergantung pada bagaimana bank mengkonversi kewajiban tabungannya serta
simpanan lainnya ke dalam bentuk aset yang produktif (Bilal dkk, 2013).
Sedangkan menurut Dietrich and Wanzenried (2009) tabungan sendiri
merupakan bagian dari sumber pembiayaan bank sendiri. Dimana besaran dari
tabungan tersebut akan meningkatkan profitabilitas ditambah lagi dengan
pembiayaan dari nasabah pada sektor lainnya. Karena itu tabungan merupakan
sumber dana yang paling mudah untuk dicari.
Penghimpunan dana dari masyarakat dapat dikatakan relatif lebih mudah
jika dibandingkan dengan sumber dana lainnya. Penghimpunan dana dari
masyarakat dilakukan secara efektif dengan memberikan bunga yang relatif
tinggi dan memberikan berbagai fasilitas yang menarik lainnya seperti hadiah
dan pelayanan yang memuaskan. Keuntungan lain dari dana pihak ketiga
adalah jumlah yang tidak terbatas baik berasal dari perseorangan (rumah
32
tangga), perusahaan, maupun lembaga masyarakat lainnya (Slamet Riyadi,
2006:95). Ada tiga jenis simpanan sebagai sarana untuk memperoleh dana dari
masyarakat, yaitu: simpanan giro, tabungan dan deposito.
a. Simpanan Giro
Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1999 tanggal
10 November 1999 Simpanan Giro adalah simpanan yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana
perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan. Dapat
ditarik setiap saat, maksudnya bahwa uang yang sudah disimpan
direkening giro tersebut dapat ditarik berkali-kali dalam sehari, dengan
catatan dana yang tersedia masih mencukupi.
Cek merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank yang
memelihara rekening giro untuk membayarkan sejumlah uang kepada
pihak yang disebutkan di dalam cek atau kepada pembawa cek. Dalam
hal ini bank harus membayar kepada siapa saja yang membawa cek
tersebut untuk menguangkannya sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan baik secara tunai atau secara pemindahbukuan.
Ada beberapa syarat yang berlaku secara formal dalam sebuah cek
agar bisa digunakan sebagai uang giral, yaitu:
1. Sebuah cek harus memuat kata “CEK” di dalamnya dan tertulis
dalam bentuk tulisan yang jelas.
2. Surat cek berisi perintah tak bersyarat yang berlaku resmi untuk
mencairkan sejumlah dana.
33
3. Nama si penerbit cek yang akan melakukan pembayaran dalam
transaksi (tertarik).
4. Menetapkan tempat pembayaran dimana pencairan cek akan
dilakukan oleh pihak bank kepada pihak penarik.
5. Tanggal yang diberlakukan untuk menarik uang tertera di cek.
6. Tanda tangan dari pihak yang akan mengeluarkan uang tersebut
(penarik).
Beberapa penjelasan terkait pihak yang terlibat dalam sebuah
penerbitan cek sebagai uang giral, yaitu:
1. Drawer atau penerbit adalah orang yang mengeluarkan cek dalam
sebuah transaksi pembayaran.
2. Tersangkut yaitu bank yang diberi perintah tak bersyarat untuk
melakukan pembayaran sejumlah uang yang tertera di dalam surat
cek.
3. Bearer atau pembawa sendiri adalah orang yang menerima
pembayaran dari sejumlah uang tersebut tanpa menyebutkan
namanya di dalam cek bersangkutan.
4. Pengganti yaitu orang yang ditunjuk untuk menggantikan posisi
pemegang surat cek dengan cara endorsement. Umumnya, nama
pengganti ini akan dicantumkan di dalam surat cek sebagai
keterangan tambahan.
34
Jenis-jenis cek sendiri ada berbagai macam yang tetap sah sebagai
pengganti uang kartal. Setidaknya di Indonesia ada 5 jenis cek yang
bersifat resmi, yaitu:
1. Cek atas nama, jenis cek ini diterbitkan atas nama orang
tertentu ataupun badan hukum tertentu yang tertulis jelas di
dalam cek bersangkutan.
2. Cek atas unjuk, cek satu ini berbeda dari cek atas nama di
atas yang menuliskan nama pihak tertentu. Di cek atas
unjuk, setiap orang bisa menguangkan sejumlah uang yang
tertulis di dalamnya tanpa ada tertera nama pihak
bersangkutan.
3. Cek silang, tanda silang tertera 2 kali di bagian kiri pojok
atas sebuah cek. Hal ini disengaja karena pembayaran
dilakukan secara non tunai. Artinya cek silang dilakukan
sebagai pemindah bukuan seseorang yang ditujukan kepada
bank komersial tertentu. Cek yang awalnya sebagai
pembayaran tunai berubah menjadi non-tunai dalam hal ini.
4. Cek mundur, kesepakatan antara si penerima dan si pemberi
cek untuk menuliskan tanggal mundur dari tanggal
sekarang. Cek ini sering disebut pula sebagai cek jatuh
tempo. Surat perintah ini diterbitkan karena pada saat itu
belum ada dana untuk melakukan pembayaran.
35
5. Cek kosong atau blank cheque merupakan cek yang
dananya tidak tersedia di dalam rekening giro si penerbit
cek.
Setelah mengenal perihal cek, kita akan beralih kepada bilyet giro.
Bilyet giro menurut Simorangkir (2004) merupakan surat perintah yang
telah distandarisir bentuknya bank yang menerima perintah pemindah
bukuan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada penerima
yang disebut namanya pada bank yang sama atau pada bank lainnya. Ini
juga merupakan uang giral layaknya sebuah cek.
Berdasarkan surat edaran BI no. 28/32/UPG tanggal 11 Agustus
1995 perihal bilyet giro ini, ada beberapa hal yang disyaratkan di dalam
sebuah bilyet giro, yaitu:
1. Nama bilyet giro serta nomor bilyet giro bersangkutan yang
akan digunakan dalam transaksi tersebut.
2. Adanya surat perintah untuk pemindah bukuan secara jelas
tanpa adanya beban pada rekening penarik sendiri.
3. Terteranya nama serta rekening pihak pemegang dari bilyet
giro.
4. Mencantumkan nama bank penerima dari bilyet giro.
5. Sejumlah dan yang akan dipindah bukukan oleh si
pemegang.
6. Tempat serta tanggal penarikan dari bilyet giro tersebut.
7. Tanda tangan serta nama jelas dari pihak penarik.
36
b. Tabungan
Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 20 Tahun 1998
Tabungan merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak
dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu. Syarat-syarat penarikan tertentu maksudnya
adalah sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat antara pihak bank
dengan si penabung. Misalnya dalam hal ini syarat tersebut adalah media
penarikan harus secara tunai dengan buku tabungan melalui teller atau
automatic teller machine (ATM) dengan menggunakan kartu atm, syarat
lainya yaitu penarikan dalam kelipatan nominal tertentu, batas jumlah
penarikan tidak lebih dari saldo minimal tertentu (taswan, 2010:178).
Tabungan sendiri lebih ditujukan untuk berjaga jaga atau keamanan dana
masyarakat luas.
c. Simpanan Deposito
Simpanan deposito dalam Undang-undang Perbankan Nomor 10
Tahun 1998 dinyatakan sebagai simpanan yang penarikannya hanya
dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah
penyimpan dengan bank. Untuk mencairkan deposito maka pemilik
deposito dapat menggunakan bilyet deposito atau sertifikat deposito.
Dalam praktiknya terdapat tiga jenis deposito yaitu deposito
berjangka, sertifikat deposito dan deposit on call.
37
1) Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan
dengan jenis jangka waktu tertentu. Jangka waktu
deposito berjangka biasanya bervariasi mulai dari 1, 2,
hingga 24 bulan. Deposito berjangka dapat diterbitkan
atas nama perorangan maupun lembaga (atas unjuk).
2) Jenis deposito kedua yaitu Sertifikat deposito pada
prinsipnya sama dengan deposito berjangka,
perbedaannya hanyalah bahwa sertifikat deposito
diterbitkan atas tunjuk (nama) dalam bentuk sertifikat
dan dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan
kepada pihak lain. Selain itu pencairan bunga sertifikat
deposito dapat dilakukan di muka, baik tunai maupun
non tunai, disamping setiap bulan atau jatuh tempo
dengan membawa sertifikat deposito tersebut dari bank
yang menerbitkannya.
3) Deposit on call yang merupakan jenis deposito ketiga
hanya digunakan untuk deposan yang memiliki jumlah
uang dalam jumlah besar. Penerbitan deposit on call
memiliki jangka waktu minimal 7 (tujuh) hari dan paling
lama kurang dari 1 (satu) bulan. Deposit on call
diterbitkan atas nama. Pencairan bunga dilakukan pada
saat pencairan deposit on call. Namun sebelum deposit
on call tersebut dicairkan tiga hari sebelumnya deposan
38
terlebih dahulu harus sudah memberitahukan kepada
pihak bank penerbit bahwa yang bersangkutan akan
mencairkan deposit on call-nya.
Berdasarkan penelitian penelitian sebelumnya dan berdasarkan pada teori
yang ada maka dapat disimpulkan jika, Dana Pihak Ketiga adalah sumber dasar
pembiayaan bank yang paling mudah dihimpun bank agar mampu
meningkatkan kinerjanya serta dihimpun dalam bentuk tabungan, giro, dan
deposito.
6. BI Rate
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau
stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan
diumumkan kepada publik (www.bi.go.id). BI rate diumumkan oleh Dewan
Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan
diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia
melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk
mencapai sasaran operasional kebijakan moneter (www.bi.go.id). Sasaran
operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga
Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga
PUAB ini diharapkan akan di ikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito,
dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan (www.bi.go.id).
Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain lain dalam
perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikan BI Rate apabial
inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan,
39
sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan
diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan (www.bi.go.id).
Menurut Ransford Quarmyne dkk, (2014:50) bahwa bunga bank
sepenuhnya adalah selisih antara keuntungan dari tingkat pengembalian
terhadap tabungan dan deposito yang diberikan kepada nasabah. Masalah yang
terjadi adalahnya kecilnya jumlah selisih untuk nasabah seringkali
dimanfaatkan oleh bank untuk menambah tingkat keuntungan bank sendiri.
Sedangkan menurut Aishahton Ayub and Mansur Masih (2013), tingkat
suku bunga adalah salah satu alat kebijakan moneter yang digunakan oleh bank
sentral, juga merupakan salah satu bentuk utama dari risiko keuangan yang
dihadapi oleh bank.
Sedangkan menurut Alper dan Anbar (2011:141) menjelaskan bahwa
untuk mencapai profitabilitas yang tinggi maka manajemen biaya sangat
penting salah satunya adalah rasio pengembalian bunga terhadap nasabah
sehingga profitabilitas bank yang didapatkan dari selisih suku bunga akan
mampu diprediksikan.
Menurut Darmawi (2006:181) tingkat bunga merupakan harga yang harus
dibayar oleh peminjam untuk memperoleh dana dari pemberi pinjaman untuk
jangka waktu yang disepakati. Dengan kata lain, tingkat bunga dalam hal ini
merupakan harga dari kredit. Namun harga itu tidak sama dengan harga barang
di pasar komoditi karena tingkat bunga sesungguhnya merupakan suatu angka
perbandingan, yaitu jumlah biaya pinjaman dibagi jumlah uang yang
sesungguhnya dipinjam, biasanya dinyatakan dalam presentase pertahun.
40
Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang digunakan sebagai
ukuran untuk menentukan besarnya bunga yang harus dibayar oleh pihak
peminjam dana. Sedangkan tingkat bunag riil menunjukan persentasi dari nilai
riil modal ditambah bunganya dalam setahun, dinyatakan sebagai presentasi
dari nilai riil modal sebelum dibungakan (Sukirno, 2002:386).
Sedangkan Sjahrial (2006:7) menyatakan bahwa tingkat bunga adalah
kompensasi yang dibayarkan oleh peminjam kepada yang memberikan
pijaman. Dari sudut peminjam merupakan biaya dari dana yang mereka pinjam.
Menurut Sadono Sukirno (2002:389) di dalam teori, analisis mengenai
penentuan tingkat bunga selalu mengganggap bahwa dalam perekonomian
hanya terdapat satu tingkat bunga. Namun, dalam kenyataan keadaannya
sangat berbeda. Tingkat bunga pinjaman pemerintah berbeda dengan tingkat
bunga yang dibayarkan kepada konsumen. Dan bank mengenakan tingkat
bunga yang berbeda-beda kepada para nasabahnya. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Pebedaan resiko
b. Jangka waktu pinjaman
c. Biaya administrasi pinjaman
Menurut Herman Darmawi (2006:188) tingkat suku bunga merupakan
salah satu indikator moneter yang mempunyai dampak dalam berbagai
kegiatan perekonomian sebagai berikut:
41
a. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan melakukan
investasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat
pertumbuhan ekonomi.
b. Tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi pengambilan
keputusan pemiliki modal apakah ia akan berinvestasi pada real
assets ataukah pada financial assets.
c. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi kelangsungan usaha
pihak bank dan lembaga keuangan lainnya.
d. Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi volume uang beredar.
Berdasarkan teori pada penelitian sebelumnya serta literatur maka
disimpulkan jika tingkat suku bunga adalah jumlah dana yang dipinjamkan
kepada kreditur yang selisihnya sudah dibayarkan kepada dana pihak ketiga
yang kemudian dihitung menjadi pendapatan bank.
7. Nilai Tukar Rupiah (Kurs)
a. Penegertian Kurs atau Nilai Tukar
Exchange Rates (nilai tukar uang) adalah nilai harga dari sebuah
mata uang yang dibandingkan dengan nilai mata uang eropa dan amerika
dan lainnya dalam guna memenuhi kebutuhan perdagangan internasional
serta melakukan pembayaran luar negeri (Benjamin Adjei dkk, 2014).
Sedangkan menurut Aishahton Ayub and Mansur Masih (2013),
exchange rate adalah sejumlah nilai tukar mata uang yang mampu
berfluktuasi mengikuti kemampuan kondisi pasar asing serta mampu
42
menimbulkan keuntungan serta kerugian baik dalam jangka panjang
maupun jangka pendek.
Exchange Rates (nilai tukar uang) atau yang lebih populer dikenal
dengan sebutan kurs mata uang adalah catatan (quotation) harga pasar
dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik
(domestic currency) atau resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik
dalam mata uang asing (Adiwarman Karim, 2008:157). Nilai tukar uang
merepresentasikan tingkat harga pertukaran dari satu mata uang ke mata
uang lainnya dan digunakan dalam berbagai transaksi, antara lain
transaksi perdagangan internasional, turisme, investasi internasional,
ataupun aliran uang jangka pendek antarnegara, yang melewati
batasbatas geografis ataupun batas-batas hukum.
Kurs merupakan salah satu hal terpenting dalam perekonomian
terbuka, karena memiliki pengaruh yang besar bagi neraca transaksi
berjalan maupun variabel-variabel makroekonomi lainnya. Kurs
menggambarkan harga dari suatu mata uang terhadap mata uang negara
lainnya, juga merupakan harga dari suatu aktiva atau harga aset (asset
price) (Krugman, 2005: 40). Sadono sukirno (2004:197), menjelaskan
bahwa kurs valuta asing dapat didefinisikan sebagai nilai seunit valuta
(mata uang) asing apabila ditukarkan dengan mata uang dalam negeri.
Dalam ilmu ekonomi nilai tukar mata uang suatu negara dapat
dibedakan menjadi dua yaitu nilai tukar riil dan nilai tukar nominal
(Samuelson, 2006:305). Nilai tukar nominal adalah nilai tukar yang
43
digunakan seseorang saat menukar mata uang suatu negara dengan mata
uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah merupakan nilai dari suatu mata
uang rupiah yang ditukerkan ke dalam mata uang negara lain. Contohnya
nilai tukar rupiah terhadap dolaar AS, nilai tukar rupiah terhadap Yen,
nilai tukar rupiah terhadap Euro dan lain-lain. Sedangkan nilai tukar riil
ialah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan barang dan jasa
suatu negara dengan barang dan jasa negara lain, nilai tukar riil
menyatakan tingkat dimana pelaku ekonomi dapat memperdagangkan
barang-barang dari suatau negara dengan barang-barang negara lain.
Nilai tukar mata uang erat kaitannya dengan konsep konvertibilitas
(convertible currency). Mata uang konvertibel (convertible currency)
adalah mata uang yang bisa digunakan secara bebas dalam berbagai
transaksi internasional oleh penduduk dan negara dimana pun (Krugman,
2005:292) konsep ini menekankan pada pentingnya penggunaan mata
uang yang dapat dengan mudah ditukarkan dengan mata uang negara
lain. Tidak adanya konvertibel mata uang akan sangat menyulitkan bagi
transaksi dan perdagangan internasonal.
b. Macam-Macam Kurs
Para ekonom membedakan kurs menjadi dua, yaitu (Mankiw,
2006:128):
a) Kurs nominal (nominal exchange rate)
Kurs nominal adalah harga relatif dari mata uang dua
negara simbolnya. Sebagai contoh, jika kurs antara dolar AS
44
dan yen Jepang adalah 120 per dolar, maka kita bisa menukar
1 dolar untuk 120 yen di pasar uang.
b) Kurs riil (real exchange rate)
Kurs riil adalah harga relatif dari barang-barang di antara
dua negara. Kurs riil menyatakan tingkat dimana kita bisa
memperdagangkan barang-barang yang dari suatu negara
untuk barang-barang dari negara lain.
Nilai tukar atau disebut juga valuta asing dalam berbagai transaksi
atau jual beli valuta asing, ada empat jenis yakni:
a. Selling rate (kurs jual), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu
bank untuk penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu.
b. Middle Rate (kurs tengah), yaitu kurs tengah antara kurs jual
dan kurs beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang
ditetapkan oleh Bank Central pada suatu saat tertentu.
c. Buying Rate (kurs beli), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu
bank untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu.
d. Flat Rate (kurs flat), yaitu kurs yang berlaku dalam transaksi
jual beli bank notes dan traveller chaque, demana sudah
diperhitungkan promosi dan biaya-biaya lainnya.
maka berdasarkan dari penelitian dan literatur penunjang maka
dapat disimpulkan jika kurs merupakan satuan nilai tukar mata uang yang
jumlah atau nilainya berfluktuasi sesuai dengan keadaan pasar yang
terjadi pada saat itu.
45
B. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
1. Dana Pihak Ketiga ( DPK ) dengan Return On Assets (ROA)
Sesuai dengan fungsi bank sebagai lembaga keuangan
dimana kegiatan sehari harinya adalah bergerak di bidang keuangan
maka, sumber dana juga tidak terlepas dari bidang keuangan.
Untuk menopang kegiatan bank sebagai penjual uang (memberikan
pinjaman), bank harus lebih dulu membeli uang (menghimpun
dana) sehingga dari selisih bunga tersebutlah bank memiliki
keuntungan. (Kasmir, 2007)
2. BI Rate dengan Return On Assets (ROA)
Hubungan BI Rate terhadap ROA juga mempengaruhi
profitabilitas suatu bank. Semakin tinggi suku bunga BI maka akan
diikuti naiknya suku bunga deposito dan suku bunga kredit.
Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada
perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight
(PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan
akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada
gilirannya suku bunga kredit perbankan (www.bi.go.id).
3. Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika dengan Return On
Assets (ROA)
Perbankan sebagai lembaga keuangan yang memfasilitasi
perdagangan internasional, tidak dapat menghindari diri dari
pengaruh nilai tukar didalam keterlibatannya pada pasar valuta
46
asing. Menurut Febrina dan Naomi (2009:95), adanya pengaruh
nilai tukar mata uang terhadap profitabilitas bank
mengidentifikasikan apabila nilai tukar mengalami apresiasi dan
depresiasi, maka akan berdampak pada kewajiban valas bank pada
saat jatuh tempo. Akibatnya, profitabilitas bank akan mengalami
perubahan jika dalam kasus tersebut bank tidak melakukan
headging.
Selain menjadi fasilisator perdagangan internasional
perbankan syariah juga dapat terpengaruh oleh depresiasi nilai
tukar melalui nasabah yang memiliki dana besar dalam bentuk
valuta asing seperti dollar AS. Apabila terdepresiasinya rupiah
terhadap dollar Amerika maka akan berdampak pada peningkatan
profitabilitas bank (Zainul Arifin, 2009:231).
C. Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Penelitian Model Analisis Hasil Penelitian
1 MuhamadBilal,AsifSaeed,AmmarAli Gull,danToquerAkram(2013)
Influnce ofBankSpecific andMacroecnomic Factors onProfitabilityofCommercialBanks: ACase Studyof Pakistan
Return On Asset,Return On Equity,bank Size, CapitalRatio, NonPerforming Loans,Deposits to AssetRatio, Net InterestMargin, Inflation,Real Gross DomesticProduct, danindustry ProductionGrowth.
Analisis regresiLinier berganda
Hasil penelitianmenunjukan BankSize berpengaruhterhadap ROAdan ROE, NonPerforming Loanberpengaruhterhadap ROEtetapi tidakberpengaruhterhadap ROA,Capital Ratiosignifikanterhadap ROEtetapi tidaksignifikan
47
No Peneliti Judul Variabel Penelitian Model Analisis Hasil Penelitian
terhadap ROA,Deposit to TotalAseet tidakberpengaruhterhadap ROAdan ROE , NetInterest Marginberpengaruhterhadap ROAdan ROE,IndustryProductionGrowthBerpengaruhterhadap ROAdan ROE, GDPberpengaruhterhadap ROAdan ROE, Inflasitidakberpengaruhterhadap ROEtetapiberpengaruhterhadapROA.
2 SilviaHendrayanti,HarjumMuharam(2013)
AnalisisPengaruhfaktorinternal daneksternalterhadapprofitabilitasbank (StudiPada BankUmumPeriode 2003- 2012)
ROA, EAR, BOPO,LAR, Firm Size,PertumbuhanEkonomi (GDP),Inflasi dan ROAVolalitas
Analisis RegresiLinier Berganda
Hasil Penelitianini menunjukkanbeberapa variabelyangmempengaruhiROA. Dari tujuhvariabel yangditeliti ( EAR,BOPO, LAR,Firm size,Pertumbuhanekonomi, Inflasidan volatilitasROA), terbuktibahwa EAR,BOPO, LAR,Firm size, danvolatilitas ROAberpengaruh
48
No Peneliti Judul Variabel Penelitian Model Analisis Hasil Penelitian
signifikanterhadap ROAsedangkanvariabel lainnyayaituPertumbuhanekonomi danInflasi terbuktitidak berpengaruhsignifikanterhadap ROA.Penelitian inimemilikibeberapaketerbatasan.Dimana Nilai R2hanya dapatmenjelaskan 71%.Hal inimengindikasikanadanya faktor-faktor lain yangtidak dimasukkankedalampenelitian ini dandiduga lebihmampumenjelaskanvariasi variabel
3 SehrishGul,FaizaIrshad,danKhalidZaman(2011)
FactorsAffectingBankProfitabilityin Pakistan
ROA, ROE, ROCE,NIM, Bank Size,Capital, Loan,Deposit (ThirdFund), GDP, Inflasi,Stock MarketCapitalizatin
Analisis RegresiPanel
Ada dua faktoryangmempengaruhipendapatan bankdipakistan secarakeseluruhandiantyaranya adadua faktor yaitufaktor internal itusnediri dan faktoreksternal bank.Untuk faktorinternal sendirimenunjukanpengaruhsignifikanterhadap bank.Begitu puladengan faktor
49
No Peneliti Judul Variabel Penelitian Model Analisis Hasil Penelitian
eksternal bankjugamemperngaruhisecara signifikan.Sehingga dari duahypotesis yangada menunjukanjika adanyapengaruh terhadappendapatan bankdipakistan.
4 DegerAlper danAdemAnbar(2011)
BankSpecific andMacroeconomicDeterminantofCommercialBankProfitability:EmpiricalEvidencefrom Turkey
Asset size, capitaladequacy, assetquality, liquidity,deposits, NIM, noninterest income,GDP, inflation, andinterest rate(variabelindependen),ROA and ROE(variabel dependen)
Analisis regresipanel
hasil penelitian inimenunjukanbahwa bank sizeberpengaruhpositifterhadap ROAdan ROE, capitaladequacy tidakberpengaruhterhadap ROAdan ROE, assetqualityberpengaruhnegatif terhadapROA dan tidakberpengaruhterhadap ROE,deposits tidakberpengaruhterhadap ROAdan ROE, NIMtidak berpengaruhterhadap ROAdan ROE, NIIberpengaruhposiitf terhadapROA tetapi tidakberpengaruhterhadap ROE,interest rate tidakberpengaruhterhadap ROAtetapiberpengaruhpositif terhadapROE, GDP daninflasi tidak
50
No Peneliti Judul Variabel Penelitian Model Analisis Hasil Penelitian
berpengaruhterhadap ROAdan ROE.
5 FebrinaDwiJayanthydan PrimaNaomi(2009)
AnalisisPengaruhInflasi, BIRate, danNilai TukarMata UangterhadapProfitabilitasBank Periode2003-2007
Inflasi, BI Rate danNilai Tukar MataUang (variabelindependen)profitabilitas(variabel dependen)
Analisis Regresiberganda
Hasil penelitianini menunjukanbahwa inflasiberpengaruhnegatif terhadapprofitabilitasbank, BI Rateterbukti tidakberpengaruhterhadapprofitabilitas bankdan Nilaitukar mata uangterhadapprofitabilitas bankterbuktiberpengaruhsebagai dampakkewajiban bankdalam bentukvalas.
51
D. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1Kerangka Pemikiran
BANK INDONESIA DANOTORITAS JASA KEUANGAN
Bank PERSERO
INDEPENDEN VARIABEL:
Dana Pihak Ketiga (X1)
BI Rate (X2)
Suku Bunga (X3)
DEPENDEN VARIABEL:
ROA (Y)
Uji Asumsi Klasik1. Uji Normalitas2. Uji Multikoliniearitas3. UJi Heterokedesitas4.Uji Autokorelasi
Uji F Uji t
Adjusted R Square
Kesimpulan
Uji Hipotesis
Uji Regresi Linier Berganda
52
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut maka dapat diperoleh
model konseptual dari penelitian ini sebagai berikut :
Gambar 2.2Model Konseptual
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan permasalahan yang ada, maka dapat diambil
beberapa hipotesis sebagai berikut :
H1: Diduga ada pengaruh Positif Dana Pihak Ketiga ( DPK )
terhadap Return On Assets (ROA).
H2: Diduga ada pengaruh positif BI Rate (Suku Bunga)
terhadap Return On Assets (ROA).
H3: Diduga ada pengaruh negatif dari Nilai Tukar ( Kurs )
terhadap Return On Assets (ROA).
Dana Pihak Ketiga
Kurs Rupiah
BI Rate Return On Assets
Dana Pihak Ketiga
BI Rate
Kurs Rupiah
Return On Assets
53
H4: Diduga ada pengaruh secara simultan DPK, BI Rate, dan
Kurs terhadap Return On Assets (ROA).
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
yang merupakan data time series. Data yang diperlukan merupakan data
sekunder yaitu kinerja keuangan bank persero, BI rate dan kurs rupiah pada
periode tahun 2008-2013 yang diperoleh dari data Statistik Perbankan
Indonesia serta kebijakan moneter Indonesia yang dipublikasikan oleh Bank
Indonesia.
Penelitian ini ditunjang dengan penelitian terdahulu baik dari Indonesia
ataupun luar negeri yang merujuk pada data data bank umum yang relevan
serta di tunjang penelitian sebelumnya. Model dalam penelitian ini
menggunakanan empat variabel yaitu Return On Asset (ROA), Dana Pihak
Ketiga (DPK), BI Rate dan Kurs rupiah terhadap Dollar Amerika.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok bank yang termasuk dalam
bank persero yang ada di Indonesia pada periode tahun 2008-2013 yaitu Bank
Persero, antara lain adalah Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara ( BTN),
Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara :
55
1. Studi kepustakaan, yaitu memperoleh dari berbagai literatur,
jurnal jurnal yang telah dipublikasikan, penelitian terdahulu dan
dari berbagai sumber lainnya.
2. Data sekunder, yaitu merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Penelitian ini
menggunakan data time series bulanan yang dipublikasikan oleh
Bank Indonesia periode tahun 2008-2013. Data – data tersebut
diperoleh dari:
a. Statistik Ekonomi Perbankan Indonesia ( SEKI )
b. Statistik Perbankan Indonesia ( SPI )
D. Metode Analisis Data
Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu dengan
menggunakan regresi berganda. analisis regresi merupakan salah satu alat
analisis yang menjelaskan tentang akibat yang ditimbulkan oleh satu atau lebih
variabel bebas dan variabel terikat ( tidak bebas ) ( sudarmanto,2005 ). Dengan
menggunakan software eviews 6.0 setelah semua data data terkumpul maka
selanjutnya data-data tersebut dianalisis dengan uji asumsi klasik dan uji
hipotesis.
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik ini dilakukan sebagai parameter untuk mengukur
apakah data yang digunakan ini bersifat blue atau tidak.
56
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai
residual yang telah distandarisasi pada model regresi
berdistribusi normal atau tidak (Suliyanto 2011:67).Apabila
sebaran data sudah berdistribusi normal, maka uji lanjut dengan
menggunakan statistik parametrik bisa dilakukan. Sebaliknya,
bila data tidak berdistribusi normal maka uji lanjut dengan
menggunakan statistik parametrik tidak bisa dilakukan, tetapi
menggunakan statistik non parametrik. Untuk menguji
normalitas sebaran data bisa dilakukan dengan empat cara, yaitu
Chi-Square, Lilifors dan Kormogorov Smirnov dan Skewness
Kurtosis. Pada penelitian ini, Uji normalitas menggunakan
jarque-bera yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel dependen, variabel independen maupun
keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model yang baik
adalah yang memiliki distribusi data yang normal. Pada
penelitian ini untuk menguji normalitas dalam persamaan regresi
adalah dengan dua cara:
a. Membandingkan statistik Jarque-Bera (JB) dengan nilai X2
tabel. Jika nilai JB ≤ X2 tabel maka nilai residual
terstandarisasi dinyatakan berdistribusi normal.
b. Jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai derajat
kesalahan α = 0.05, maka penelitian ini tidak ada
57
permasalahan normalitas atau dengan kata lain, data
terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas merupakan hubungan linier antara
variabel independen didalam regresi berganda. (Agus
Widarjono, 2010:75). Ada beberapa metode untuk mendeteksi
ada tidaknya masalah multikolinieritas dalam suatu model
regresi berganda. multikolinieritas bisa dideteksi dengan melihat
kolerasi linier antara variabel independen di dalam regresi.
Sebagai aturan yang kasar (rule of thumb), jika koefisien
kolerasi cukup tinggi yaitu diatas 0,85 maka kita duga ada
multikolinieritas dalam model.
Sebaliknya jika koefisien kolerasi kurang dari 0,85 maka
kita duga model tidak mengandung unsur multikolinieritas.
Akan tetapi perlu kehati-hatian terutama pada data time series
seringkali menunjukan kolerasi antar variabel independen cukup
tinggi. Kolerasi tinggi ini terjadi karena data time series
seringkali menunjukan unsur tren yaitu data bergerak naik dan
turun secara bersamaan (Agus Widarjono, 2010:77).
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model
regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian
variabel pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan)
58
maka disebut dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada
model regresi adalah yang homoskedastisitas (Suliyanto, 2011:
95).
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan uji park
utuk menguji masalah heteroskedastisitas data.. Cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas melalui Uji
Park yaitu meregresi nilai logaritma dari kuadrat residual
terhadap variabel independen. Apabila probabilitas signifikansi
variabel independen lebih besar dari derajat kesalahan yaitu 5%,
maka dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas atau
terjadi homoskedastisitas. Namun apabila probabilitas
signifikansi kurang dari derajat kesalahan 5%, maka dalam
model regresi ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (Winarno,
2009:5.12).
d. Uji Autokolerasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).
Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan
uji Durbin-Watson (D-W), dengan tingkat kepercayaan = 5%.
59
Apabila D-W terletak antara -2 sampai +2 maka tidak ada
autokorelasi (Santoso. 2002 : 219).
Pendapat lain untuk mendeteksi tentang uji autokorelasi
secara umum bisa diambil patokan (Singgih, 2000:218):
1) Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif
2) Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak
autokorelasi
3) Angka D-W diatas +2, berarti ada korelasi negatif.
Pendapat lain dari Danang Sunyoto (2011:134) salah satu
ukuran dalam menentukan adanya tidaknya masalah
autokolerasi adalah dengan uji Durbin Watson (DW) dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Terjadi autokolerasi positif jika nilai DW dibawah -2
(DW < -2)
2) Tidak terjadi autokolerasi, jika nilai DW berada
diantara -2 dan =2 atau -2 < DW , +2
3) Terjadi autokolerasi negatif jika nilai DW berada diatas
+2 atau DW > +2
2. Uji Hipotesis
a. Uji F
Uji simultan bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari
variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara
60
serentak/bersama-sama/sekaligus. Uji F ini pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali,
2011:98). Hipotesis nol (H0) yang akan diuji adalah apakah
semua parameter dalam model sama dengan nol, atau Ho : b1 =
b2 = …= bk = 0 Artinya, apakah semua variabel independen
bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua parameter
secara simultan sama dengan nol, atau: Ha : b1 ≠ b2 ≠ … ≠ bk ≠
0 artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Adapun hipotesis dalam uji model ini adalah: Ho = tidak
ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara
simultan terhadap variabel dependen. Ha = ada pengaruh
signifikan dari variabel independen secara simultan terhadap
variabel dependen.
Aturan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Jika
probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika
probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai F
hitung digunakan untuk menguji ketepatan model (goodness of
fit). Uji F ini juga sering disebut sebagai uji simultan, untuk
menguji apakah variabel bebas yang digunakan dalam model
61
mampu menjelaskan perubahan nilai variabel tergantung atau
tidak. Untuk menyimpulkan apakah variabel bebas yang
digunakan dalam model masuk dalam kategori cocok atau tidak,
kita harus membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel
dengan derajat bebas: df : , (k-1), (n-k). (Suliyanto, 2011:61)
b. Uji T
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi
variabel terikat. Tujuan dari uji t adalah untuk menguji koefisien
regresi secara individual. Uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali,2011:98).
Hipotesis nol (H0) yang akan diuji adalah apakah suatu
parameter (bi) sama dengan nol, atau: Ho : bi = 0 Artinya,
apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan
nol, atau: Ha : bi ≠ 0 Adapun hipotesis dalam uji model ini
adalah:
Ho = tidak ada pengaruh signifikan dari variabel
independen secara simultan terhadap variabel dependen.
62
Ha = ada pengaruh signifikan dari variabel independen
secara simultan terhadap variabel dependen. Aturan
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Jika probabilitas
> 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.Jika probabilitas < 0,05
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Nilai t hitung digunakan untuk menguji apakah variabel
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
tergantung atau tidak. Suatu variabel akan memiliki pengauh
yang berarti jika nilai t hitung variabel tersebut lebih besar
dibandingkan dengan t tabel. (Suliyanto, 2011:62).
3. Uji Regresi Linier Berganda
Menurut Winarno (2009:4.1) analisis regresi linier digunakan
untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dependen dan satu
variabel independen, disebut analisis regresi sederhana. Apabila
terdapat beberapa variabel independen, analisisnya disebut dengan
analisis regresi linier berganda. Dalam penelitian ini terdapat tiga
variabel independen yaitu DPK, BI Rate dan Kurs. Maka penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda. Persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut:
Y’ = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ …..+ bnXn +
Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) yaitu Return
On Assets (ROA)
63
X1 = Variabel Independen Dana Pihak Ketiga (DPK )
X2 = Variabel Independen BI Rate
X3 = Variabel Independen Kurs Rupiah
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2…..Xn = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
= error
a. Uji Koefisien Determinasi (Adj. R2 )
Adjusted R square adalah suatu indikator yang digunakan
untuk mengetahui pengaruh penambahan suatu variabel
independen ke dalam suatu persamaan regresi. Nilai adjusted R2
telah dibebaskan dari pengaruh derajat kebebasan (degree of
freedom) yang berarti nilai tersebut telah benar-benar
menunjukkan bagaimana pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Menurut Santoso dalam buku
(Priyatno, 2008:81), Adjusted R square adalah R square yang
telah disesuaikan nilai ini selalu lebih kecil dari R square dari
angka ini bisa memiliki harga negatif, bahwa untuk regresi
dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted R2
sebagai koefisien determinasi.
64
E. Operasional Variabel Penelitian
Berdasarkan model yang digunakan dalam penelitian ini maka variabel
yang digunakan terdiri dari:
1. Variabel Independen
variabel bebas atau independent sering disebut juga variabel
predictor, stimulus, input, antencendent atau variabel yang
mempengaruhi. Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat). Sehingga
variabel independent dapat dikatakan sebagai variabel yang
mempengaruhi
a. Dana Pihak Ketiga ( DPK )
Dana pihak ketiga (simpanan) yang dijelaskan dalam UU
Perbankan RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan adalah dana
yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan
perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito,
sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
Menurut Kasmir dalam bukunya (2002:64), dana pihak
ketiga adalah dana yang berasal dari masyarakat luas yang
merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional
suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika
mampu membiayai operasionalnya dari sumber dana ini.
65
b. BI Rate
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan
sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia dan diumumkan kepada publik (www.bi.go.id). BI
rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap
Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada
operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui
pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang
untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter
(www.bi.go.id)
c. Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika
Exchange Rates (nilai tukar uang) atau yang lebih populer
dikenal dengan sebutan kurs mata uang adalah catatan
(quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign currency)
dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau
resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik dalam mata uang
asing (Adiwarman Karim, 2008:157). Nilai tukar uang
merepresentasikan tingkat harga pertukaran dari satu mata uang
ke mata uang lainnya dan digunakan dalam berbagai transaksi.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen atau terikat sering juga disebut variabel kriteria
respon output (hasil). Variabel dependen merupakan variabel yang
66
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
independent (bebas).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Assets
(ROA). ROA sendiri disajikan dalam bentuk rasio. Rasio ini digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank,
semakin besar pula keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin
baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Riyadi, 2006).
67
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Bank persero adalah bank yang sebagian besar dari seluruh sahamnya
dimiliki oleh pemerintah Indonesia atau disebut juga bagian dari Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), dimana pengertian BUMN itu sendiri menurut
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
BUMN dapat pula berupa perusahaan manufaktur yang menyediakan
barang atau jasa bagi masyarakat. Seluruh BUMN dikoordinasikan
pengelolaannya oleh Kementerian BUMN, yang dipimpin oleh seorang
Menteri BUMN di Indonesia (saat ini dijabat oleh Ibu Rini Mariana
Soemarno). BUMN sendiri dapat berbentuk perusahaan perseroan, perusahaan
umum, dan perusahaan jawatan. Bank persero atau yang sering disebut Bank
BUMN, pada awalnya masing-masing didirikan dengan undang-undang
mengenai bidang tugas masing-masing bank. Dalam kegiatan operasionalnya,
bank persero tetap tunduk pada undang-undang perbankan.
Menurut Dahlan Siamat (2005;54) dalam bukunya disebutkan jika Bank
Persero atau sering juga disebut bank pemerintah, adalah bank umum yang
secara mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah.
68
Dari pengertian tersebut, kesimpulannya adalah bank persero merupakan
bank yang kepemilikan sahamnya dikuasai oleh pemerintah. Bank-bank yang
termasuk ke dalam kelompok bank persero antara lain :
a. Bank Negara Indonesia (BNI)
b. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
c. Bank Tabungan Negara (BTN)
d. Bank Mandiri
Bank Persero, atau sering juga disebut bank pemerintah, adalah bank
umum yang secara mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah. pada tahun 2000-
an, pemerintah melakukan restrukturisasi yang sangat penting terhadap bank -
bank persero sebagai dampak terjadinya krisis. Bank persero awalnya
berjumlah 7 bank, yang kemudian dilakukan merger terhadap Bank
Pembangunan Indonesia, Bank Bumi Daya dan Bank Dagang Negara menjadi
Bank Mandiri. Sehingga jumlahnya menjadi hanya 4 bank. Adapun Bank
Ekspor Impor Indonesia (atau lebih dikenal dengan Bank Exim) berubah fungsi
menjadi lembaga pembiayaan ekspor yang artinya, fungsi ataupun operasional
Bank Exim sebelumnya sebagai bank umum kini tidak dapat lagi dilakukan.
69
B. Analisis dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif Variabel
a. Analisis Deskriptif Jumlah DPK
Tabel 4.1Jumlah DPK pada Bank Persero
Sumber data : Statistik Perbankan Indonesia (diakses tanggal 24 April 2015)
Pada tabel 4.1 kita melihat kenaikan jumlah dana pihak ketiga cukup tinggi
setiap bulannya. Pertumbuhan dana pihak ketiga ini mengindikasikan adanya
peningkatan pada kinerja bank serta efisiensi dalam meningkatkan produk
bank. Selain itu pula tingginya kepercayaan nasabah pada bank persero (yang
sahamnya sebagian besar milik pemerintah) tidak lepas dari peran pemerintah
yang mnunjang kinerja bank BUMN itu sendiri. Pada akhir tahun mencapai
peningkatan cukup pesat dan tertinggi setiap tahunnya hampir mencapai 10%
dan pada tahun 2014 hampir mencapai angka 12% peningkatan dari bulan
sebelumnya. Adanya peningkatan setelah krisis pada tahun 2008 dimana
terdapat tiga bank BUMN yang menerima suntikan dana dari BI untuk
mencegah liquiditas (dampak akibat krisis ekonomi dunia) dengan nilai total 15
Bulan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014Januari 532.878 649.338 756.125 847.453 995.381 1.155.296 1.290.656Februari 524.205 645.356 731.073 819.032 960.609 1.138.323 1.300.786Maret 521.856 654.751 746.188 845.763 976.682 1.141.350 1.314.445April 528.568 657.564 744.237 833.443 983.288 1.178.129 1.347.928Mei 530.964 659.249 745.012 847.258 1.028.702 1.193.439 1.362.280Juni 563.202 684.450 778.439 869.061 1.048.512 1.226.507 1.395.240Juli 546.933 677.812 759.868 876.413 1.035.025 1.224.042 1.402.732Agustus 535.128 696.359 760.114 871.186 1.044.060 1.244.245 1.429.498September 575.568 694.161 774.385 899.322 1.060.300 1.268.088 1.475.270Oktober 604.913 699.218 782.626 926.133 1.071.565 1.277.421 1.473.854Nopember 621.880 720.979 798.125 937.971 1.112.462 1.283.491 1.499.077Desember 669.827 783.384 898.405 1.039.257 1.201.284 1.363.062 1.582.488
70
milyar rupiah. Bank yang menerima antara lain Bank Mandiri, Bank Negara
Indonesia (BNI), dan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Namun peningkatan
cukup drastis ini selepas krisis ekonomi disebabkan Bank BUMN telah berhasil
dalam melakukan restrukturisasi, baik yang bersifat operasional maupun
restrukturisasi finansial seperti yang dilaporkan kementrian BUMN.
Grafik 4.1Peningkatan Jumlah DPK pada Bank Persero
Sumber data : Statistik Perbankan Indonesia (data diolah)
Melihat grafik diatas tren yang muncul adalah peningkatan secara terus
menerus terhadap dana pihak ketiga pada bank persero. Peningkatan ini seperti
yang dijelaskan pada paragraf sbelumnya merupakan imbas dari restruksi yang
dilakukan kementrian BUMN. Namun tren yang terjadi pada grafik diatas
dapat dilihat adanya penurunan pada saat pergantian semester. Berdasarkan
data dan grafik setiap tahun di antara bulan Juni dan Juli terjadi penurunan
ditahun 2008 penurunan penyerapan dana pihak ketiga terjadi dan turun dengan
total kurang lebih 15 milyar rupiah. Pada tahun 2009 penurunan sebesar 7
milyar rupiah. Bahkan tertinggi pada tahun 2010 yaitu mencapai 19 milyar
0
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
1400000
1600000
1800000
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
71
Bulan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014Januari 8 8.75 6.5 6.5 6 5.75 5.75Februari 8 8.25 6.5 6.75 5.75 5.75 5.75Maret 8 7.75 6.5 6.75 5.75 5.75 5.75April 8 7.5 6.5 6.75 5.75 5.75 5.75Mei 8.25 7.25 6.5 6.75 5.75 5.75 5.75Juni 8.5 7 6.5 6.75 5.75 6 6Juli 8.75 6.75 6.5 6.75 5.75 6.5 6.5Agustus 9 6.5 6.5 6.75 5.75 7 7September 9.25 6.5 6.5 6.75 5.75 7.25 7.25Oktober 9.5 6.5 6.5 6.5 5.75 7.25 7.25Nopember 9.5 6.5 6.5 6 5.75 7.5 7.5Desember 9.25 6.5 6.5 6 5.75 7.5 7.5
rupiah. Namun pada saat tahun 2011 hal ini berhasil diredam oleh bank BUMN
dengan munculnya peningkatan. sedangkan pada tahun 2012 kembali
mnegalami penurunan sebesar 13 milyar rupiah dan turun pada tahun 2013
diangka 2 milyar rupiah. Tren penurunan ini disebabkan oleh pada setiap
tahunnya hampir seluruh BPD mencairkan dana gironya pada bank persero
untuk melakukan pembangunan pembangunan didaerah. Sehingga adanya
penurunan yang cukup besar pada setiap bulan juni juli ini dipengaruhi oleh
penurunan dana giro sehingga secara MOM (month of month) sehingga akan
mempengaruhi total dana pihak ketiga. Namun pada 2011 berhasil ditutup
dengan pertumbuhan deposito yang menutupi penarikan dana dari giro BPD
tersebut.
b. Analisis Deskriptif BI Rate
Tabel 4.2Pertumbuhan BI Rate bulanan
Sumber data : www.bi.go.id (diakses tanggal 24 April 2015)
Pada tabel 4.2 di atas, tingkat BI Rate tertinggi terjadi pada akhir tahun
2008 dengan kenaikan sebesar 9,25% meningkat cukup pesat dari awal tahun
72
Bulan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014Januari 9906.35 11580.5 9775.45 9537.38 9609.13 10187.33 12179.65Februari 9681.15 12352.75 9848.21 9412.56 9525.76 10186.65 11935.1Maret 9684.94 12349.55 9673.72 9261.48 9665.33 10209.42 11427.05April 9708.64 11525.1 9527.33 9151.2 9675.5 10224.05 11435.75Mei 9790.8 10892.65 9683.2 9055.8 9790.24 10260.91 11525.94Juni 9795.70 10706.64 9648.36 9.064 9951.14 10381.53 11892.62Juli 9663.45 10611.33 9549.45 9033.24 9956.59 10573.39 11689.06Agustus 9649.25 10477.6 9471.76 9.032 9999.84 11072.5 11706.67September 9840.65 10400.72 9473.5 9265.5 10066.35 11846.24 11890.77Oktober 10548.35 9982.73 9427.9 9395.24 10097.14 11866.9 12144.87Nopember 12211.15 9969.95 9438.38 9515.18 10127.95 12113.1 12158.3Desember 11824.84 9957.75 9522.62 9588.47 10145.89 12587.1 12438.29
2008 dan hal ini sebagai dampak dari adanya krisis keuangan global. Ditahun
2009 kondisi perekonomian jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Dengan
adanya restruksi keuangan pada bank persero pada saat itu mampu mencegah
bank dari likuiditas dan menurunkan kembali suku bunga BI serta
meningkatkan perekonomian . BI Rate bertahan pada angka 6,5% pada 2010
dan 6,75% pada tahun 2011 sementara angka inflasi pada saat yang sama
cukup rendah dengan volatilitas nilai tukar rupiah yang cukup terkendali
(Musaddad, 2010:79). Kemudian BI Rate pada tahun 2012 kembali
menunjukan penurunan hingga mencapai 5,75% dan dengan adanya penurunan
ini berdampak kepada melemahnya inflasi. Namun tercatat bahwa BI Rate
terendah sepanjang sejarah pada tahun 2012 yang pada saat diturunkan akibat
turunnya inflasi dan mendorong perekonomian dari segi penurunan suku bunga
kredit untuk mendorong perekonomian Indonesia pasca krisis ekonomi global.
(laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, 2012)
c. Analisis Deskriptif Perubahan Kurs Rupiah
Tabel 4.3Pertumbuhan Kurs Rupiah bulanan
Sumber data : www.bi.go.id (diakses tanggal 24 April 2015)
73
Pada tabel 4.3 diatas nilai tukar rupiah berada dinilai terendah pada saat
tahun 2011 dengan angka Rp. 9.032,- pada bulan agustus. Hal ini menunjukan
rendahnya inflasi dan pada tahun 2011 pula bank persero berhasil mencegah
penurunan jumlah dana pihak ketiga yang disebabkan banyaknya penarikan
tabungan giro yang menyebabkan menurunnya jumlah total dana pihak ketiga.
Namun hal ini tidak terjadi pada tahun 2011 dimana bank persero berhasil
meningkatkan jumlah DPKnya sehingga penurunan antar mom (month of
month) tidak terjadi pada tahun 2011. Dan setiap tahun berikutnya jumlah kurs
rupiah terus meningkat hingga pada akhir 2014 mencapai titik tertinggi yaitu
Rp. 12.438,- bahkan nilai ini lebih tinggi dibandingkan pada saat krisis global
terjadi pada tahun 2008 dan angka ini diperkirakan mencapai puncaknya pada
tahun 2015 dimana akan mencapai lebih dari Rp. 13.000,-.
d. Analisis Deskriptif Jumlah ROA
Tabel 4.4Pertumbuhan ROA bulanan
Sumber data : www.bi.go.id (diakses tanggal 24 April 2015)
Bulan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014Januari 3,28 2,89 2,9 3,32 3,76 3,49 3,54Februari 3,24 2,92 2,77 3,67 4,23 3,4 3,43Maret 2,74 2,74 3,05 3,82 3,67 3,74 3,82April 2,63 2,63 2,95 3,76 3,59 3,63 3,81Mei 2,65 2,6 2,87 3,59 3,58 3,62 3,67Juni 2,43 2,68 2,96 3,8 3,67 3,7 3,74Juli 2,69 2,64 3,03 3,56 3,64 3,69 3,67Agustus 2,73 2,64 3 3,56 3,64 3,68 3,67September 2,62 2,57 3,02 3,72 3,71 3,71 3,74Oktober 2,65 2,67 3,06 3,67 3,74 3,74 3,71Nopember 2,6 2,63 3,13 3,6 3,82 3,74 3,75Desember 2,72 2,71 3,08 3,6 3,8 3,87 3,75
74
Pada tabel 4.4 kita akan ampu melihat bahwa pada tahun 2012 bulan februari
adalah tingkatan terbesar ROA pada bank persero. Tercatat berdsarkan statistik
perbankan Indonesia mencapai angka 4,23%. Dan terendah berada pada angka
2,43% dan terjadi pada saat puncak krisis ekonomi terjadi. Kemudian selepas
dari pendapatan roa terendah dan tertinggi, tren yang terjadi pada bank persero
sendiri, dimana ROA terus meningkat. Tingginya total aset bank persero
dibandingkan dengan bank lainnya menunjukan bahwa bank persero di percaya
oleh nasabah dan mampu meningkatkan kinerja setiap tahunnya.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual
yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau
tidak (Suliyanto 2011:67). Apabila sebaran data sudah berdistribusi
normal, maka uji lanjut dengan menggunakan statistik parametrik bisa
dilakukan. Sebaliknya, bila data tidak berdistribusi normal maka uji
lanjut dengan menggunakan statistik parametrik tidak bisa dilakukan,
tetapi menggunakan statistik non parametrik. Untuk menguji normalitas
sebaran data bisa dilakukan dengan empat cara, yaitu Chi-Square,
Lilifors dan Kormogorov Smirnov dan Skewness Kurtosis.
Pada penelitian ini, Uji normalitas menggunakan jarque bera yang
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen,
variabel independen maupun keduanya berdistribusi normal atau tidak.
75
Model yang baik adalah yang memiliki distribusi data yang normal. Pada
penelitian ini untuk menguji normalitas dalam persamaan regresi adalah
dengan dua cara:
a. Membandingkan statistik Jarque-Bera (JB) dengan nilai X2 tabel.
Jika nilai JB ≤ X2 tabel maka nilai residual terstandarisasi
dinyatakan berdistribusi normal.
b. Jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai derajat kesalahan α =
0.05, maka penelitian ini tidak ada permasalahan normalitas atau
dengan kata lain, data terdistribusi normal.
Grafik 4.2Hasil Uji Normalitas ( Bank Persero )
Sumber data : Diolah Menggunakan Eviews 6.0
Dari grafik histogram diatas dapat dilihat bahwa nilai Jarque-Bera sebesar
6,106966 atau berada dibawah nilai tabel Chi Square dengan tiga variabel
independen yaitu sebesar 7,815. Kesimpulannya adalah data terdistribusi
dengan normal.
0
2
4
6
8
10
12
14
-0.4 -0.2 -0.0 0.2 0.4 0.6
Series: ResidualsSample 2008M01 2014M12Observations 84
Mean 1.06e-16Median -0.028380Maximum 0.739976Minimum -0.410672Std. Dev. 0.231019Skewness 0.650503Kurtosis 3.228542
Jarque-Bera 6.106966Probability 0.047194
76
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas.
Pada penelitian ini, ada atau tidaknya multikolinieritas dapat
diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi masing-masing variabel
bebas. Jika koefisien kolerasi diantara masing-masing variabel bebas
lebih besar dari 0,85 maka terjadi multikolinieritas (Agus
Widarjono,2010 : 77)
Multikolinieritas bisa dideteksi dengan melihat kolerasi linier
antara variabel independen di dalam regresi. Sebagai aturan yang kasar
(rule of thumb), jika koefisien kolerasi cukup tinggi yaitu diatas 0,85
maka kita duga ada multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika
koefisien kolerasi kurang dari 0,85 maka kita duga model tidak
mengandung unsur multikolinieritas. Akan tetapi perlu diperhatikan
terutama pada data time series seringkali menunjukan kolerasi antar
variabel independen cukup tinggi. Kolerasi tinggi ini terjadi karena data
time series seringkali menunjukan unsur tren yaitu data bergerak naik
dan turun secara bersamaan (Agus Widarjono, 2010:77).
Tabel 4.5Hasil Uji Multikolinieritas ( Bank Persero )
Sumber data : Diolah Menggunakan Eviews 6.0
DPK BI_RATE KURSDPK 1.000000 -0.492451 0.505221
BI_RATE -0.492451 1.000000 0.237041KURS 0.505221 0.237041 1.000000
77
Berdasarkan tampilan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa tidak ada
masalah dalam persamaan regresi berganda. hal ini dikarenakan nilai dari
matrix kolerasi (colleration matrix ) dari semua variabel adalah < 0,85
Menurut (Agus Widarjono, 2010 : 77).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah suatu kondisi dimana terjadi
ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Data yang baik adalah data
yang homoskedastisitas. Homoskedastisitas adalah kesamaan varians
dalam model regresi. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas melalui Uji Park yaitu meregresi nilai logaritma dari
kuadrat residual terhadap variabel independen. Apabila probabilitas
signifikansi variabel independen lebih besar dari α = 5%, maka dalam
model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi
homoskedastisitas. Namun apabila probabilitas signifikansi kurang α =
5%, maka dalam model regresi ada indikasi terjadi heteroskedastisitas
(Winarno, 2009:5.12).
78
Tabel 4.6Hasil Uji Heteroskedastisitas Bank Persero
Sumberdata : Diolah Menggunakan Eviews 6.0
Pada tampilan tabel 4.6 menunjukkan tingkat probabilitas baik
variabel konstanta dan variabel - variabel independen DPK, BI Rate dan
Kurs bebas dari heteroskedastisitas yang ditunjukkandengan tingkat
signifikansi > 5%.
d. Uji Autokolerasi
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, dalam penelitian ini
menggunakan uji Durbin-Watson. Uji D-W merupakan salah satu uji
yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya otokorelasi
(Winarno, 2009:5.27).
Untuk mendeteksi tentang uji autokorelasi secara umum bisa
diambil patokan (Singgih, 2000:218):
Dependent Variable: LOG(RES2)Method: Least SquaresDate: 05/03/15 Time: 16:52Sample: 2008M01 2014M12Included observations: 84
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -3.859009 2.266948 -1.702292 0.0926DPK -1.13E-06 1.19E-06 -0.948753 0.3456
BI_RATE 0.211290 0.301482 0.700838 0.4854KURS -4.30E-05 0.000299 -0.143729 0.8861
R-squared 0.066195 Mean dependent var -3.931054Adjusted R-squared 0.031177 S.D. dependent var 1.870308S.E. of regression 1.840922 Akaike info criterion 4.104858Sum squared resid 271.1194 Schwarz criterion 4.220611Log likelihood -168.4040 Hannan-Quinn criter. 4.151389F-statistic 1.890335 Durbin-Watson stat 2.025784Prob(F-statistic) 0.137869
79
1) Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif
2) Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak autokorelasi
3) Angka D-W diatas +2, berarti ada korelasi negatif.
Autokolerasi terjadi ketika kesalahan pengganggunya saling
kolerasi satu sama lainnya. Uji autokolerasi ini digunakan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi linier ada kolerasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
( sebelumnya ). Jika terjadi kolerasi maka dinamakan ada problema
autokolerasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson (
DW).
Pendapat lain dari Danang Sunyoto (2011:134) salah satu ukuran
dalam menentukan adanya tidaknya masalah autokolerasi adalah dengan
uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Terjadi autokolerasi positif jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2)
2) Tidak terjadi autokolerasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan
= 2 atau -2 < DW , +2
3) Terjadi autokolerasi negatif jika nilai DW berada diatas +2 atau
DW > +2.
80
Tabel 4.7Hasil Uji Autokolerasi Bank Persero
Dependent Variable: ROAMethod: Least SquaresDate: 05/03/15 Time: 16:44Sample: 2008M01 2014M12Included observations: 84
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 3.653811 0.289767 12.60949 0.0000DPK 1.73E-06 1.52E-07 11.34908 0.0000
BI_RATE 0.034802 0.038536 0.903108 0.3692KURS -0.000213 3.82E-05 -5.567419 0.0000
R-squared 0.756197 Mean dependent var 3.308929Adjusted R-squared 0.747055 S.D. dependent var 0.467874S.E. of regression 0.235311 Akaike info criterion -0.009370Sum squared resid 4.429699 Schwarz criterion 0.106383Log likelihood 4.393539 Hannan-Quinn criter. 0.037162F-statistic 82.71144 Durbin-Watson stat 0.567849Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Data Diolah Menggunakan Eviews 6.0
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa nilai Durbin
Watson adalah sebesar 0.567849. Nilai ini akan dibandingkan dengan
nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, Jumlah sampel
nya adalah 84 dan jumlah variabel independen adalah 3. Dari tabel 4.3
diatas di dapat nilai Durbin Watson adalah -2 < 0.567849 < 2, maka
dapat disimpulkan tidak ada autokolerasi baik secara positif maupun
secara negatif.
81
3. Uji Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur
dari nilai koefisien determinan (R²), nilai statistik F dan nilai statistik t.
Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya
disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana
Ho diterima (Ghozali, 2012: 89).
a. Uji F
Uji F ini bertujuan untuk mengetahuin apakah seluruh variabel
independen secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel Independen ( Dwi Priyatno, 2011 : 258).
Tabel 4.8Hasil F pada Bank Persero
Sumber : Data Diolah Menggunakan Eviews 6.0
Dependent Variable: ROAMethod: Least SquaresDate: 05/03/15 Time: 16:44Sample: 2008M01 2014M12Included observations: 84
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 3.653811 0.289767 12.60949 0.0000DPK 1.73E-06 1.52E-07 11.34908 0.0000
BI_RATE 0.034802 0.038536 0.903108 0.3692KURS -0.000213 3.82E-05 -5.567419 0.0000
R-squared 0.756197 Mean dependent var 3.308929Adjusted R-squared 0.747055 S.D. dependent var 0.467874S.E. of regression 0.235311 Akaike info criterion -0.009370Sum squared resid 4.429699 Schwarz criterion 0.106383Log likelihood 4.393539 Hannan-Quinn criter. 0.037162F-statistic 82.71144 Durbin-Watson stat 0.567849Prob(F-statistic) 0.000000
82
Dari hasil regresi diatas, maka bisa dilihat bahwa variabel
independen berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel Y
dengan probabilitas sebesar 0,000000 yang berarti dibawah 0,05. Maka,
H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya variabel independen (DPK, BI
Rate dan Kurs) secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap ROA pada Bank Persero.
b. Uji t
Uji t bertujuan ini adalah untuk mempengaruhi besarnya pengaruh
masing-masing variabel secara parsial terhadap variabel terikat. Apabila
nilai signifikansi thitung lebih kecil dari α : 5% (0,05) (sig , α), berarti
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara
parsial dengan variabel independen.
83
Tabel 4.9Hasil Uji T Bank Persero
Sumber : Data Diolah Menggunakan Eviews 6.0
Berdasarkan tabel 4.7, maka dapat dilihat sebagai berikut :
1. Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki tingkat probabilitas 0,0000
dimana angka ini lebih besar dari tingkat kesalahan yaitu sebesar α = 5%.
Hal ini menunjukan adanya pengaruh signifikan antara variabel dana
pihak ketiga dengan ROA. Selain itu melihat nilai thitung sebesar
11,34098 > dari nilai t tabel sebesar 1,66629 yang berarti bahwa variabel
dana pihak ketiga memiliki pengaruh signifikan dan postitif terhadap
ROA. Semakin banyaknya dana pihak ketiga yang diserap maka akan
semakin tinggi pula tingkat penyaluran dana tersebut dan selisih bunga
dari dana yang masuk dan dihasilkan akan semakin besar sehingga akan
menambah pendapatan bank sendiri. Hal ini didukung dengan penelitian
Bilal dkk (2013) serta Sehrish Gull dkk (2011) yang menggunakan
Dependent Variable: ROAMethod: Least SquaresDate: 05/03/15 Time: 16:44Sample: 2008M01 2014M12Included observations: 84
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 3.653811 0.289767 12.60949 0.0000DPK 1.73E-06 1.52E-07 11.34908 0.0000
BI_RATE 0.034802 0.038536 0.903108 0.3692KURS -0.000213 3.82E-05 -5.567419 0.0000
R-squared 0.756197 Mean dependent var 3.308929Adjusted R-squared 0.747055 S.D. dependent var 0.467874S.E. of regression 0.235311 Akaike info criterion -0.009370Sum squared resid 4.429699 Schwarz criterion 0.106383Log likelihood 4.393539 Hannan-Quinn criter. 0.037162F-statistic 82.71144 Durbin-Watson stat 0.567849Prob(F-statistic) 0.000000
84
variabel Deposits (tabungan) merupakan bagian dari variabel dana pihak
ketiga. Selain itu hasil ini juga didukung teori yang dikemukan oleh
Riyadi (2006) bahwa dana pihak ketiga menjadi salah satu sumber dana
bank dan semakin besar dana dana tersebut maka akan mempengaruhi
jumlah ROA dan ROE bank tersebut.
2. Variabel BI Rate tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel
ROA hal ini dapat kita lihat pada tingkat probabilitas dari variabel BI rate
itu sendiri berada sedikit diatas nilai tingkat kesalahan yaitu sebesar
0,3692. Dengan nilai Thitung sebesar 0,903108 dimana memiliki
pengaruh positif terhadap variabel ROA. Hal ini tidak sesuai dengan teori
yang dikemukan oleh Selamet Riyadi (2006) dimana semakin tinggi
tingkat bunga akan mempengaruhi jumlah tabungan dan memiliki selisih
bunga yang semakin besar sehingga akan menambah pendapatan bank itu
sendiri.
Namun hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
Alper dan Anbar (2011) dimana interest atau bunga tidak berpengaruh
terhadap ROA. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya jumlah suku
bunga maka akan meningkatkan suku bunga kredit yang kemudian akan
diikuti oleh suku bunga tabungan. Dalam Penelitiannya jumlah kredit
dengan meningkatnya suku bunga akan menyebabkan total pinjaman
berkurang disebabkan berkurangnya kemampuan peminjam dana untuk
membayar pinjamannya dengan selisih bunga, sehingga jumlah selisih
bunga berkurang. Namun dengan seiiring meningkatnya suku bunga
85
tabungan tidak serta merta masyakarat akan menyimpan sejumlah
dananya kepada bank. Hal ini diakibatkan adanya faktor makro lain
seperti inflasi yang menyebabkan masyarakat menggunakan sejumlah
dananya.
3. Variabel Kurs rupiah terhadap dollar Amerika memiliki pengaruh
terhadap ROA. Hal ini dibuktikan dengan nilai probabilitas yang
mencapai 0,0000 dan membuktikan bahwa nilai ini lebih rendah dari
tingkat kesalahan serta nilai Thitung sebesar -5,567419 < dari nilai t tabel
sebesar -1,66629 sehingga variabel kurs rupiah ini memiliki pengaruh
signifikan dan negatif terhadap variabel ROA. Hal ini didukung dengan
penelitian Dwijayanthy dan Naomi (2009) apabila Adanya pengaruh nilai
tukar mata uang terhadap profitabilitas, dimana bank
mengidentifikasikan apabila nilai tukar mengalami apresiasi atau
depresiasi, maka akan berdampak pada kewajiban valas bank pada saat
jatuh tempo. Akibatnya, profitabilitas bank akan mengalami perubahan
jika dalam kasus tersebut bank tidak melakukan headging. Hasil ini
didukung juga dengan teori Samuelson (2006), Kurs menjadi penting
karena pada saat krisis ekonomi biasanya terjadi peningkatan terhadap
mata uang dollar amerika juga, sehingga menyebabkan hutang luar
negeri tidak mampu dibayarkan, sehingga perbankan sendiri akan
mengalami kesulitan dalam melakukan pembayaran.
86
4. Uji Regresi Linier Berganda
Berdasarkan penjelasan diatas, maka hasil dari Analisis Regresi linier
Berganda dengan menggunakan metode Least Square yang bertujuan untuk
menguji variabel DPK, BI Rate dan Kurs terhadap ROA di Bank Persero.
Tabel 4.10Hasil Uji Regresi Berganda pada Bank Persero
Sumber : Data Diolah Menggunakan Eviews 6.0
Berdasarkan hasil output diatas didapatkan hasil regresi sebagai
berikut :
Yroabankpersero= 3.653811 + 1.730322X1 - 0.000213X3+
Keterangan :
Y’ = Return On Assets (ROA) Bank Persero
X1 = Dana Pihak Ketiga (DPK )
X3 = Kurs Rupiah
= error
Dependent Variable: ROAMethod: Least SquaresDate: 05/03/15 Time: 16:44Sample: 2008M01 2014M12Included observations: 84
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 3.653811 0.289767 12.60949 0.0000DPK 1.73E-06 1.52E-07 11.34908 0.0000
BI_RATE 0.034802 0.038536 0.903108 0.3692KURS -0.000213 3.82E-05 -5.567419 0.0000
R-squared 0.756197 Mean dependent var 3.308929Adjusted R-squared 0.747055 S.D. dependent var 0.467874S.E. of regression 0.235311 Akaike info criterion -0.009370Sum squared resid 4.429699 Schwarz criterion 0.106383Log likelihood 4.393539 Hannan-Quinn criter. 0.037162F-statistic 82.71144 Durbin-Watson stat 0.567849Prob(F-statistic) 0.000000
87
Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas, dapat diuraikan bahwa dari
tiga variabel yang diteliti ada dua variabel yang berpengaruh signifikan dan
satu variabel yang tidak berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA)
pada bank persero.
Berdasarkan hasil persamaan diatas maka nilai konstanta sebesar
3,653811 yang diintrepretasikan apabila nilai ketiga variabel yaitu DPK, BI
Rate dan Kurs bernilai 0, maka ROA akan meningkat sejumlah konstanta.
Adapun interpretasi penulis terhadap variabel lain adalah sebagai berikut:
a) Pengaruh Variabel DPK terhadap ROA
Berdasarkan pada persamaan diatas, nilai koefisien X1 atau DPK
adalah sebesar 1,730322 yang menunjukkan bahwa jika nilai DPK
mengalami kenaikan sebesar Rp. 1 (satu rupiah) maka akan menaikkan
profitabilitas sebesar 1,730322% dengan asumsi bahwa variabel lain
bernilai constant atau atau tetap.
Pengaruh positif yang ditunjukan oleh DPK mengindikasikan
bahwa semakin tinggi jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun oleh
bank maka akan meningkatkan profitabilitas bank.
b) Pengaruh Variabel Kurs terhadap ROA
Berdasarkan pada persamaan diatas, nilai koefisien X3 atau kurs
adalah sebesar -0,000213 yang menunjukkan bahwa jika nilai kurs
mengalami kenaikan sebesar Rp. 1 (satu rupiah) maka akan menurunkan
88
profitabilitas sebesar 0,000213% dengan asumsi bahwa variabel lain
bernilai constant atau atau tetap.
Adanya pengaruh nilai tukar mata uang terhadap profitabilitas,
dimana bank mengidentifikasikan apabila nilai tukar mengalami
apresiasi atau depresiasi, maka akan berdampak pada kewajiban valas
bank pada saat jatuh tempo. Akibatnya, profitabilitas bank akan
mengalami perubahan jika dalam kasus tersebut bank tidak melakukan
headging.
c. Uji Koefisien Determinasi (Adj. R2 )
Adjusted R square adalah suatu indikator yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh penambahan suatu variabel independen ke dalam
suatu persamaan regresi. Nilai adjusted R2 telah dibebaskan dari
pengaruh derajat kebebasan (degree of freedom) yang berarti nilai
tersebut telah benar-benar menunjukkan bagaimana pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.Menurut Santoso dalam buku
(Priyatno, 2008:81), Adjusted R square adalah R square yang telah
disesuaikan nilai ini selalu lebih kecil dari R square dari angka ini bisa
memiliki harga negatif, bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua
variabel bebas digunakan Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi.
89
Tabel 4.11Hasil Uji Adjusted R2 pada Bank Persero
Sumber : Data Diolah Menggunakan Eviews 6.0
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat Adjusted R-Squared (R2 )
adalah 0.747055 angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya
pengaruh DPK, BI Rate, dan Kurs terhadap Return On Assets (ROA).
Analisis melalui software eviews 6.0 dapat diestimasi nilai
adjusted R square pada Bank Persero sebesar 0,746739 menandakan
bahwa variasi dari perubahan besarnya ROA (Y) dipengaruhi oleh
variabel-variabel DPK (X1), BI Rate (X2) dan Kurs Rupiah (X3) sebesar
74,7%, sedangkan sisanya sebesar 25,3% dijelaskan oleh variabel
variabel lain yang tidak masuk dalam model.
Dependent Variable: ROAMethod: Least SquaresDate: 05/03/15 Time: 16:44Sample: 2008M01 2014M12Included observations: 84
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 3.653811 0.289767 12.60949 0.0000DPK 1.73E-06 1.52E-07 11.34908 0.0000
BI_RATE 0.034802 0.038536 0.903108 0.3692KURS -0.000213 3.82E-05 -5.567419 0.0000
R-squared 0.756197 Mean dependent var 3.308929Adjusted R-squared 0.747055 S.D. dependent var 0.467874S.E. of regression 0.235311 Akaike info criterion -0.009370Sum squared resid 4.429699 Schwarz criterion 0.106383Log likelihood 4.393539 Hannan-Quinn criter. 0.037162F-statistic 82.71144 Durbin-Watson stat 0.567849Prob(F-statistic) 0.000000
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil empiris yang telah dilakukan adalah secara simultan DPK, BI
Rate, dan Kurs berpengaruh signifikan terhadap Return On Assest
(ROA) pada bank persero di Indonesia. Dapat kita lihat dengan nilai
probabilitas sebesar 0,000000 yang berarti dibawah 0,05. Artinya H0
ditolak dan H1 diterima.
2. Hasil empiris yang telah dilakukan secara parsial bahwa variabel DPK
berpengaruh signifikan serta berpengaruh secara parsial terhadap
variabel ROA pada Bank Persero di Indonesia, dengan nilai probabilitas
sebesar 0,0000 lebih kecil dari nilai derajat kesalahan sebesar 5% atau
0,05. Pada variabel kurs mempunyai nilai probabilitas sebsesar 0,0000
yang lebih kecil dari tingkat kesalahan yaitu 0,05 sehingga mempunyai
pengaruh yang signifikan. Akan tetapi pada variabel Kurs tidak
berpengaruh secara parsial terhadap variabel ROA pada bank persero di
Indonesia.
3. Kemudian pada variabel BI Rate tidak ada pengaruh signifikan terhadap
variabel ROA pada Bank perseo di Indonesia dikarenakan nilai
probabilitas lebih besar dari nilai derajat kesalahan yaitu sebesar 0,3692
> 0,05. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya jumlah suku bunga
91
maka akan meningkatkan suku bunga kredit yang kemudian akan
diikuti oleh suku bunga tabungan. Dalam Penelitiannya jumlah kredit
dengan meningkatnya suku bunga akan menyebabkan total pinjaman
berkurang disebabkan berkurangnya kemampuan peminjam dana untuk
membayar pinjamannya dengan selisih bunga, sehingga jumlah selisih
bunga berkurang. Namun dengan seiiring meningkatnya suku bunga
tabungan tidak serta merta masyakarat akan menyimpan sejumlah
dananya kepada bank. Hal ini diakibatkan adanya faktor makro lain
seperti inflasi yang menyebabkan masyarakat menggunakan sejumlah
dananya.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, ada beberapa implikasi
yang mungkin bisa bermanfaat, diantaranya:
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi maupun acuan
untuk penelitian-penelitian ataupun tugas-tugas yang akan datang.
2. Bagi Perbankan
Dengan adanya beberapa temuan yang cukup menarik pada penelitian,
maka diharapkan pihak perbankan sebagai lembaga intermediasi yang
jugha berpengaruh terhadap kebijakan moneter dapat lebih
meningkatkan kinerja keuangannya sehingga meningkatkan
kepercayaan dari pihak ketiga maupun stakeholders dan terhindar dari
92
permasalahan likuiditas. Namun perlu perhatian lebih juga dalam
beberapa hal berikut antara lain kebijakan penghimpunan dana dari
pihak ketiga, meningkatkan perolehan laba, serta lebih waspada
terhadap perubahan kebijakan ekonomi makro.
3. Masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan kepada masyarakat luas mengenai perbankan Indonesia.
Selain itu pula agar masyarakat mampu memilih penempatan dana yang
baik serta menguntungkan (menghilangkan dan meminimalkan resiko
kerugian) dalam jumlah besar.
C. Saran
Berikut merupakan saran dari peneliti untuk peneliti selanjutnya :
1. Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan oleh peneliti
adalah ROA (Return On Assets) Bank Persero di Indonesia. Dan
variabel independen yang terdiri dari faktor internal bank itu sendiri dan
faktor eksternal bank. Variabel Independen yang digunakan adalah
Dana Pihak Ketiga (DPK), BI Rate, dan Kurs. Saran peneliti adalah
sebaiknya pada penelitian selanjutnya menggunakan faktor Internal
Bank lainnya serta faktor eksternal (kebijakan ekonomi makro) yang
lebih beragam.
2. Mengingat dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan bank
persero dikarenakan bank persero hampir mewakili secara keseluruhan
93
komposisi aset perbankan di Indonesia, maka pada penelitian
selanjutnya diharapkan menggunakan Bank Umum secara keseluruhan.
3. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan periode tahun 2008- 2013
berjangka 6 tahun. Disarankan untuk mendapatkan hasil yang lebih
objektif dan lebih baik, penelitian selanjutnya lebih baik menambah
periode tahun yang lebih banyak.
4. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis regresi
berganda atau bisa disebut juga dengan metode estimasi Least Square.
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan metode yang
berbeda untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
94
DAFTAR PUSTAKA
Adjei, Benjamin dan Asiamah Yeboah dan Wilson Kwakku Nimsaah. "The
Effects of Exchange Rate on Ghana’s External Trade", British Journal of
Economics, Volume 9, 2014.
Agustian, Widi. ”Krisis Keuangan 2008 Dipicu Kesalahan 20 Bank",
diakses dari, "http://economy.okezone.com/read/2014/09/16/213/
1039727/krisis-keuangan-2008-dipicu-kesalahan-20-bank", 2014
Alper, Deger dan Adem Anbar. " Bank Specific and Macroeconomic
Determinants of Commercial Bank Profitability: Empirical Evidence
from Turkey", Business and Economics Research Journal, Volume 2
,Number 2, 2011
Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta : Pustaka
Alvabet, 2009.
Ayub, Aishahton dan Mansur Masih. “Interest Rate, Exchange Rate, and
Stock Prices of Islamic Banks: A Panel Data Analysis”, INCEIF,
Malaysia, 2013
Bilal, Muhammad dan Asif Saeed dan Ammar Ali Gull dan Toquer Akram.
“Influence of Bank Specific and Macroeconomic Factors on Profitability
of Commercial Banks: A Case Study of Pakistan”. Research Journal of
Finance and Accounting, Vol.4, No.2, 2013.
95
Bank Indonesia, "Statistik Perbankan Indonesia", diakses dari,
http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/indonesia/Pages/spi_1214.aspx
, 2015
Bank Indonesia, "Statistik Perbankan Indonesia", diakses dari,
http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/indonesia/Pages/SPI_1213.asp
x, 2014
Bank Indonesia, "Statistik Perbankan Indonesia", diakses dari,
http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/indonesia/Pages/spi_1212.aspx
, 2013
Bank Indonesia, "Statistik Perbankan Indonesia", diakses dari,
http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/indonesia/Pages/spi_1211.aspx
, 2012
Bank Indonesia, "Statistik Perbankan Indonesia", diakses dari,
http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/indonesia/Pages/spi_1210.aspx
, 2011
Bank Indonesia, "Statistik Perbankan Indonesia", diakses dari,
http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/indonesia/Pages/spi_1209.aspx
, 2010
Bank Indonesia, "Statistik Perbankan Indonesia", diakses dari,
http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/indonesia/Pages/spi_1208.aspx
, 2009
Case, Karl E dan Fair. “Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro”, Indeks, Jakarta,
2004.
96
Churchill1, Ransford Quarmyne dan Collins Owusu Kwaning dan Owusu
Ababio. "The determinant of bank interest rates spreads in Ghana",
International Journal of Economic Behavior and Organization, 2014.
Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”, Edisi Kedua, Cetakan
Kedua, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003.
Dietricha, Andreas dan Gabrielle Wanzenried. "Determinants of bank
profitability before and during the crisis: Evidence from Switzerland",
Social Science Research Network, 2014.
Dwijayanthy, Febrina dan Naomi, Prima. “Analisis Pengaruh Inflasi, BI
Rate, dan Nilai Tukar Mata Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode
2003-2007”. Universitas Paramadina Jakarta, Vol.3, No.2, 2009.
Fachriyyah, Anis. “Analisis Faktor-Faktor Konfirmatori Penetapan Tingkat
Suku Bunga Deposito Berjangka”, Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010.
Frederic S, Mishkin. “Will Monetary Policy Become More of a Scienc”.
NBER working Papers 13566, National Bureau of Economic Research.
2007
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,”
Edisi Keempat, Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2009.
Hamid, Abdul. “Buku Pedoman Penulisan Skripsi”. FEB, UIN Jakarta,
2012.
Karim, Adiwarman A. “Ekonomi Makro Islami”. Rajawali Pers, Jakarta,
2008.
97
Kasmir. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi”. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta. 2008.
Kasmir. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta. 2004.
Kasmir. “Manajemen Perbankan”, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2003.
Kurniawan, Achmad. “Analisis Pengaruh CAR, ROA, LDR, NPL Terhadap
Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan Pada Bank Persero
di Indonesia”, Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 2012.
Mabruroh. “Manfaat Pengaruh Rasio Keuangan dalam Analisis Kineja
Kuangan Perbankan” Benefit Vol. 8 No.1 Juni. 2004
Mankiw, N. Gregory. “Makroekonomi”. Erlangga. Jakarta. 2000.
Manurung, Mandala dan Prathama Rahardja. “Uang, Perbankan dan
Ekonomi Moneter” Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2004
Nughroho, Yohanes. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Suku Bunga Deposito Berjangka pada Bank Umum di Indonesia Tahun
2006-2008”, Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang, 2010.
Otoritas Jasa Keuangan, "Statistik Perbankan Indonesia", diakses dari,
http://www.ojk.go.id/data-statistik-perbankan-indonesia, 2015
Ongore, Vincent Okoth and Gemechu Berhanu Kusa. " Determinants of
Financial Performance of Commercial Banks in Kenya", International
Journal of Economics and Financial Issue, Volume 3, 2013.
98
Qin, Xuezhi dan Pastory, Dickson. “Commercial Banks Profitability
Position: The Case of Tanzania”. International Journal of Business and
Management, Vol.7, No.13, 2012.
Qomariyah, Nurul. "Kronologi dan Latar Belakang Krisis Finansial
Global". diakses dari, http://finance.detik.com/read/2009/04/15/120601/
1115753/5/kronologi-dan-latar-belakang-krisis-finansial-global, 2009
Rivai, Veithzal. “Bank and Financial Institute Management”. PT . Raja
Grafindo Persada. 2007
Riyadi, Selamet. “Banking Assets and Liability Management”, Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006.
Rodoni, Ahmad dan Indoyama Nasarudin.“Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya”, Center for Sosial Economics Studies, Jakarta : 2007.
Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan” LPFEUI, Jakarta,2005.
Simorangkir, .P. “Pengantar Lembaga keuangan Bank dan Non Bank”.
Ghalia Indonesia, Bogor, 2004.
Singgih, Santoso. “Buku Latihan SPSS Parametrik”. Elex Media
Komputindo. Jakarta, 2000.
Sudarmadi dan Teddy Oswari. “The Influence of Capital Adequacy Ratio,
Return On Asset and Loan to Deposit Ratio to Deposit Twelve Month
Bank Persero in Indonesia”, Jurnal Universitas Gunadharma, Jakarta,
2009.
Sukirno, Sadono. “Makro Ekonomi Teori Pengantar”, Rajawali Press.
Jakarta. 2004.
99
Suliyanto. “Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS”.
Penerbit Andi, Yogyakarta. 2009.
Taswan, Chan. "Manajemen Perbankan: Konsep, Teknik, dan Aplikasi",
UPP STIM YKPN, Edisi II, 2010.
Triandaru, Sigit dan Totol Budisantoso. “Bank dan Lembaga Keuangan
Lain”, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Widodo, Rianto. "Krisis Ekonomi Global Diawali Pada 15 September
2008", diakses dari, http://www.kompasiana.com/karyailmia36/krisis-
ekonomi-global-diawali-pada-15-september-2008_54f792f0a33311556
a8b4819, 2014
Wikipedia. ”Krisis Ekonomi 2008", diakses dari,
https://id.wikipedia.org/wiki/Krisis_ekonomi_2008, 2014
Widarjono, Agus. “Analisa Statistika Multivariat Terapan”, Cetakan
Pertama, UPP STIM YKPN, Yogyakarta. 2010.
Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews”. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta. 2009.
.
100
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penelitian
Tahun Bulan ROA DPK BI Rate KURS2008 Januari 3,28 532878 8 9906,35
Februari 3,24 524205 8 9681,15Maret 2,74 521856 8 9684,94April 2,63 528568 8 9708,64Mei 2,65 530964 8,25 9790,8Juni 2,43 563202 8,5 9795,71Juli 2,69 546933 8,75 9663,45Agustus 2,73 535128 9 9649,25September 2,62 575568 9,25 9840,65Oktober 2,65 604913 9,5 10548,35Nopember 2,6 621880 9,5 12211,15Desember 2,72 669827 9,25 11824,84
2009 Januari 2,89 649338 8,75 11580,5Februari 2,92 645356 8,25 12352,75Maret 2,74 654751 7,75 12349,55April 2,63 657564 7,5 11525,1Mei 2,6 659249 7,25 10892,65Juni 2,68 684450 7 10706,64Juli 2,64 677812 6,75 10611,33Agustus 2,64 696359 6,5 10477,6September 2,57 694161 6,5 10400,72Oktober 2,67 699218 6,5 9982,73Nopember 2,63 720979 6,5 9969,95Desember 2,71 783384 6,5 9957,75
2010 Januari 2,9 756125 6,5 9775,45Februari 2,77 731073 6,5 9848,21Maret 3,05 746188 6,5 9673,73April 2,95 744237 6,5 9527,33Mei 2,87 745012 6,5 9683,21Juni 2,96 778439 6,5 9648,36Juli 3,03 759868 6,5 9549,45Agustus 3 760114 6,5 9471,76September 3,02 774385 6,5 9473,5Oktober 3,06 782626 6,5 9427,9Nopember 3,13 798125 6,5 9438,38Desember 3,08 898405 6,5 9522,62
101
Tahun Bulan ROA DPK BI Rate KURS2011 Januari 3,32 847453 6,5 9537,38
Februari 3,67 819032 6,75 9412,56Maret 3,82 845763 6,75 9261,48April 3,76 833443 6,75 9151,3Mei 3,59 847258 6,75 9055,8Juni 3,8 869061 6,75 9064Juli 3,56 876413 6,75 9033,24Agustus 3,56 871186 6,75 9032September 3,72 899322 6,75 9265,5Oktober 3,67 926133 6,5 9395,24Nopember 3,6 937971 6 9515,18Desember 3,6 1039257 6 9588,48
2012 Januari 3,76 995381 6 9609,14Februari 4,23 960609 5,75 9525,76Maret 3,67 976682 5,75 9665,33April 3,59 983288 5,75 9675,5Mei 3,58 1028702 5,75 9790,24Juni 3,67 1048512 5,75 9951,14Juli 3,64 1035025 5,75 9956,59Agustus 3,64 1044060 5,75 9999,84September 3,71 1060300 5,75 10066,35Oktober 3,74 1071565 5,75 10097,14Nopember 3,82 1112462 5,75 10127,95Desember 3,8 1201284 5,75 10145,89
2013 Januari 3,49 1155296 5,75 10187,33Februari 3,4 1138323 5,75 10186,65Maret 3,74 1141350 5,75 10209,42April 3,63 1178129 5,75 10224,05Mei 3,62 1193439 5,75 10260,91Juni 3,7 1226507 6 10381,53Juli 3,69 1224042 6,5 10573,39Agustus 3,68 1244245 7 11072,5September 3,71 1268088 7,25 11846,24Oktober 3,74 1277421 7,25 11866,9Nopember 3,74 1283491 7,5 12113,1Desember 3,87 1363062 7,5 12587,1
2014 Januari 3,54 1290656 5,75 12179,65Februari 3,43 1300786 5,75 11935,1Maret 3,82 1314445 5,75 11427,05April 3,81 1347928 5,75 11435,75
102
Tahun Bulan ROA DPK BI Rate KURSMei 3,67 1362280 5,75 11525,94Juni 3,74 1395240 6 11892,62Juli 3,67 1402732 6,5 11689,06Agustus 3,67 1429498 7 11706,67September 3,74 1475270 7,25 11890,77Oktober 3,71 1473854 7,25 12144,87Nopember 3,75 1499077 7,5 12158,3Desember 3,75 1582488 7,5 12438,29
Lampiran 2 Uji Normalitas
Lampiran 3 Uji Multikolinieritas
0
2
4
6
8
10
12
14
-0.4 -0.2 -0.0 0.2 0.4 0.6
Series: ResidualsSample 2008M01 2014M12Observations 84
Mean 1.06e-16Median -0.028380Maximum 0.739976Minimum -0.410672Std. Dev. 0.231019Skewness 0.650503Kurtosis 3.228542
Jarque-Bera 6.106966Probability 0.047194
DPK BI_RATE KURSDPK 1.000000 -0.492451 0.505221
BI_RATE -0.492451 1.000000 0.237041KURS 0.505221 0.237041 1.000000
103
Lampiran 4 Uji Heterokedesitas
Lampiran 5 Uji Autokorelasi
Dependent Variable: ROAMethod: Least SquaresDate: 05/03/15 Time: 16:44Sample: 2008M01 2014M12Included observations: 84
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 3.653811 0.289767 12.60949 0.0000DPK 1.73E-06 1.52E-07 11.34908 0.0000
BI_RATE 0.034802 0.038536 0.903108 0.3692KURS -0.000213 3.82E-05 -5.567419 0.0000
R-squared 0.756197 Mean dependent var 3.308929Adjusted R-squared 0.747055 S.D. dependent var 0.467874S.E. of regression 0.235311 Akaike info criterion -0.009370Sum squared resid 4.429699 Schwarz criterion 0.106383Log likelihood 4.393539 Hannan-Quinn criter. 0.037162F-statistic 82.71144 Durbin-Watson stat 0.567849Prob(F-statistic) 0.000000
Dependent Variable: LOG(RES2)Method: Least SquaresDate: 05/03/15 Time: 16:52Sample: 2008M01 2014M12Included observations: 84
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -3.859009 2.266948 -1.702292 0.0926DPK -1.13E-06 1.19E-06 -0.948753 0.3456
BI_RATE 0.211290 0.301482 0.700838 0.4854KURS -4.30E-05 0.000299 -0.143729 0.8861
R-squared 0.066195 Mean dependent var -3.931054Adjusted R-squared 0.031177 S.D. dependent var 1.870308S.E. of regression 1.840922 Akaike info criterion 4.104858Sum squared resid 271.1194 Schwarz criterion 4.220611Log likelihood -168.4040 Hannan-Quinn criter. 4.151389F-statistic 1.890335 Durbin-Watson stat 2.025784Prob(F-statistic) 0.137869
104
Lampiran 6 Uji F, Uji T, Analisis Regresi Linier Berganda dan Adj R2
Dependent Variable: ROAMethod: Least SquaresDate: 05/03/15 Time: 16:44Sample: 2008M01 2014M12Included observations: 84
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 3.653811 0.289767 12.60949 0.0000DPK 1.73E-06 1.52E-07 11.34908 0.0000
BI_RATE 0.034802 0.038536 0.903108 0.3692KURS -0.000213 3.82E-05 -5.567419 0.0000
R-squared 0.756197 Mean dependent var 3.308929Adjusted R-squared 0.747055 S.D. dependent var 0.467874S.E. of regression 0.235311 Akaike info criterion -0.009370Sum squared resid 4.429699 Schwarz criterion 0.106383Log likelihood 4.393539 Hannan-Quinn criter. 0.037162F-statistic 82.71144 Durbin-Watson stat 0.567849Prob(F-statistic) 0.000000
Lampiran7 Tabel Chi Square
Chi-Square Distribution Table
2χ0
The shaded area is equal to α for χ2 = χ2α.
df χ2.995 χ2
.990 χ2.975 χ2
.950 χ2.900 χ2
.100 χ2.050 χ2
.025 χ2.010 χ2
.005
1 0.000 0.000 0.001 0.004 0.016 2.706 3.841 5.024 6.635 7.8792 0.010 0.020 0.051 0.103 0.211 4.605 5.991 7.378 9.210 10.5973 0.072 0.115 0.216 0.352 0.584 6.251 7.815 9.348 11.345 12.8384 0.207 0.297 0.484 0.711 1.064 7.779 9.488 11.143 13.277 14.8605 0.412 0.554 0.831 1.145 1.610 9.236 11.070 12.833 15.086 16.7506 0.676 0.872 1.237 1.635 2.204 10.645 12.592 14.449 16.812 18.5487 0.989 1.239 1.690 2.167 2.833 12.017 14.067 16.013 18.475 20.2788 1.344 1.646 2.180 2.733 3.490 13.362 15.507 17.535 20.090 21.9559 1.735 2.088 2.700 3.325 4.168 14.684 16.919 19.023 21.666 23.58910 2.156 2.558 3.247 3.940 4.865 15.987 18.307 20.483 23.209 25.18811 2.603 3.053 3.816 4.575 5.578 17.275 19.675 21.920 24.725 26.75712 3.074 3.571 4.404 5.226 6.304 18.549 21.026 23.337 26.217 28.30013 3.565 4.107 5.009 5.892 7.042 19.812 22.362 24.736 27.688 29.81914 4.075 4.660 5.629 6.571 7.790 21.064 23.685 26.119 29.141 31.31915 4.601 5.229 6.262 7.261 8.547 22.307 24.996 27.488 30.578 32.80116 5.142 5.812 6.908 7.962 9.312 23.542 26.296 28.845 32.000 34.26717 5.697 6.408 7.564 8.672 10.085 24.769 27.587 30.191 33.409 35.71818 6.265 7.015 8.231 9.390 10.865 25.989 28.869 31.526 34.805 37.15619 6.844 7.633 8.907 10.117 11.651 27.204 30.144 32.852 36.191 38.58220 7.434 8.260 9.591 10.851 12.443 28.412 31.410 34.170 37.566 39.99721 8.034 8.897 10.283 11.591 13.240 29.615 32.671 35.479 38.932 41.40122 8.643 9.542 10.982 12.338 14.041 30.813 33.924 36.781 40.289 42.79623 9.260 10.196 11.689 13.091 14.848 32.007 35.172 38.076 41.638 44.18124 9.886 10.856 12.401 13.848 15.659 33.196 36.415 39.364 42.980 45.55925 10.520 11.524 13.120 14.611 16.473 34.382 37.652 40.646 44.314 46.92826 11.160 12.198 13.844 15.379 17.292 35.563 38.885 41.923 45.642 48.29027 11.808 12.879 14.573 16.151 18.114 36.741 40.113 43.195 46.963 49.64528 12.461 13.565 15.308 16.928 18.939 37.916 41.337 44.461 48.278 50.99329 13.121 14.256 16.047 17.708 19.768 39.087 42.557 45.722 49.588 52.33630 13.787 14.953 16.791 18.493 20.599 40.256 43.773 46.979 50.892 53.67240 20.707 22.164 24.433 26.509 29.051 51.805 55.758 59.342 63.691 66.76650 27.991 29.707 32.357 34.764 37.689 63.167 67.505 71.420 76.154 79.49060 35.534 37.485 40.482 43.188 46.459 74.397 79.082 83.298 88.379 91.95270 43.275 45.442 48.758 51.739 55.329 85.527 90.531 95.023 100.425 104.21580 51.172 53.540 57.153 60.391 64.278 96.578 101.879 106.629 112.329 116.32190 59.196 61.754 65.647 69.126 73.291 107.565 113.145 118.136 124.116 128.299100 67.328 70.065 74.222 77.929 82.358 118.498 124.342 129.561 135.807 140.169