analisis penerapan green marketing mix pada cv....

191
ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. MADU APIARI MUTIARA KECAMATAN CIMANGGIS DEPOK Cakrawati Sudjoko 11140920000019 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/ 1441 H

Upload: others

Post on 23-Jun-2020

12 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. MADU APIARI MUTIARA KECAMATAN CIMANGGIS

DEPOK

Cakrawati Sudjoko 11140920000019

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019 M/ 1441 H

Page 2: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. MADU APIARI MUTIARA KECAMATAN CIMANGGIS

DEPOK

Cakrawati Sudjoko NIM: 11140920000019

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pertanian pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019 M/ 1441 H

Page 3: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML
Page 4: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML
Page 5: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Cakrawati Sudjoko

Tempat, Tgl Lahir : Jakarta, 01 Juni 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Nikah

Alamat Sekarang : Jl. Semanggi II No.44 Kel. Cempaka Putih Kec.

Ciputat Timur, Kab. Tangerang

Telephone : 087786354748

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

FORMAL : 2002 – 2008 SDN 07 PAGI, Ujung Menteng, Cakung,

Jakarta Timur.

2008 – 2011 SMPN 256, Balai Rakyat, Cakung, Jakarta Timur.

2011 – 2014 SMAN 102, Kayu Tinggi, Cakung, Jakarta Timur

2014 – 2018 UNIVERSITAS ISLAM NEGRI, Jl. Ir. H. Djuanda No. 95, Ciputat, Kab. Tangerang

NON FORMAL :

2009 Kursus Bahasa Inggris, Kayu Tinggi, Jakarta Timur

2013 Kursus Pendalaman Seleksi Paskibraka, Kota Jakarta Timur

Page 6: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

2014 Pendidikan Dasar Kemiliteran,

Di Div Kostrad, Cilodong, Depok 2014 Orientasi Kemenwaan,

Lapangan Terbang, Pondok Cabe, Tangsel

2014 Pelatihan Gabungan Search and Rescue, Pulau Situ Gintung, Tangsel

2015 Pembaretan Menwa, Pelabuhan Ratu, Sukabumi.

2015 Kursus Kepemimpinan Puteri Balai Pelatihan Kemenag, Tangsel.

2016 Kursus Dinas Staf Kemiliteran PUSDIKKUM, Lembang, Bandung.

2017 Pendidikan Survival Atang Sandjaya TNI AU, Bogor.

2018 Kursus Kader Pemimpin Nasional Sekolah Staf Komando AL (SESKOAL).

PENGALAMAN ORGANISASI

2012 – 2014 Purna Paskibra Indonesia

2013 – 2015 Pengurus KATARPI (Karang Taruna Kel

Ujung Menteng)

2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa,

Anggota HMJ Agribisnis

Anggota HML (Himpunan Mahasiswa Lampung)

2015 – 2016 Wakil Kepala Provost Resimen Mahasiswa

2015 – 2016 Kepala Staf Teritorial Resimen Mahasiswa

2016 – 2018 Kepala Urusan dan Bendahara Umum

Resimen Mahasiswa Wira Dharma

2018 Staf FIQ (Forum Insan Quran)

2019 Staf IQR (Read For Humanity)

Page 7: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

PENGALAMAN KEPELATIHAN

2013 Pelatihan ESQ Bagi Pemuda, tanggal 18-22 Maret 2013

2015 Pelatihan Pembinaan Teritorial Nasional tanggal 15-16 Oktober 2015

2015 TOP (Training Organization Platform), tanggal 3-5 April 2015

2015 International Student Leadership Camp, tanggal

24-25 November 2015 2016 Bekaraf For Next Generation, tanggal 24-26

November 2016 2016 Pendampingan dan Pemberdayaan Pemuda

Relawan Tanggap Bencana Provinsi DKI Jakarta, tanggal 28 – 30 November 2016

2017 Pelatihan Revolusi Mental Bagi Pemuda,

tanggal 27 – 30 Desember 2017 2018 International Student Leadership Camp. tanggal

21-23 Juli 2018

PENGALAMAN KERJA

2015 Relawan Tanggap Bencana di BNPB

(Badan Nasional Penanggulangan Bencana)

2016 Sales Marketing di PT. Nutri Food

2017 Sales Marketing di PT. Premium 2017 Life Skill Entreprenure Job Training And Link

Production di CV Madu Apiari Mutiara 2018 Fasilitator Provinsi DKI Jakarta dari Direktorat

SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019 Fasilitator Nasional dari Direktorat SMA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

v

Page 8: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Abstrak

Cakrawati Sudjoko, Analisis Penerapan Green Marketing Mix Pada CV. Madu Apiari Mutiara Kecamatan Cimanggis Depok Di bawah Bimbingan Nunuk Adiarni dan Iwan Aminudin Isu mengenai lingkungan pada saat ini sudah menjadi perhatian banyak kalangan, tidak hanya pemerintah tetapi juga para pemilik perusahaan. Para pebisnis yang pro-lingkungan memiliki komitmen tinggi untuk mengimplementasikan Green Marketing. Salah satu jenis produk berwawasan lingkungan adalah produk madu. Menurut SNI-6729-2016, lebah tergolong hewan ternak organik dan madu merupakan bahan pangan organik. Bahan organik termasuk produk yang tergolong aman, higienis, baik untuk masyarakat, menyehatkan, dan tidak mengandung bahan berbahaya dari kontaminasi kimiawi, biologis dan fisika. Green Marketing Mix sebagimana marketing pada umumnya yang membicarakan tentang 4P yaitu product, price, place, promotion. Analisis mengenai kesesuaian dan konsistensi terhadap pembuatan produk yang berwawasan lingkungan dilakukan peneliti dengan memperhatikan kebijakan, SOP, dan SNI pada perusahaan dengan penerapan empat elemen Green Marketing Mix yaitu green product, green price, green place, dan green promotion di CV.Madu Apiari Mutiara. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis gap untuk mengetahui kesenjangan atau ketidaksesuaian antara proses pelaksanaan Green Marketing Mix dengan standar Green Marketing yang telah ditetapkan perusahaan. Kesesuaian penerapan Green Marketing Mix ditunjukkan pada elemen Green Product memperoleh persentase sebesar 79,4%, elemen Green Price sebesar 86,6%, elemen Green Place memperoleh 73,3%, dan perolehan pada Green Promotion memperoleh 68,8%. Hasil rekapitulasi persentase dengan nilai 76,97% menunjukkan penerapan elemen-elemen Green Marketing Mix memperoleh persentase 61%-80% yang berarti Perusahaan sudah memiliki SOP green marketing dan dilaksanakan sesuai SOP. Selain itu proses pelaksanaan tindakan berbasis green marketing masih banyak yang dilakukan tanpa adanya pencatatan dan dokumentasi. Kata Kunci : Madu, Green Marketing Mix, Green Product, Green Price, Green

Place, Green Promotion.

vii

Page 9: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam yang

menguasai dunia langit dan seisinya, Tuhan yang selalu mempermudah jalan,

urusan, masalah hambanya, Aku bersaksi tiada Tuhan yang berhak disembah dan

aku bersaksi nabi Muhammad adalah utusan Allah. Tuhan yang tak henti-hentinya

yang mengkaruniakan hidayah dan rahmat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

Al-Quran nulkarim adalah sebagai petunjuk bagi manusia dimuka bumi

dan penuntun baik Ibadah dan sistem kehidupan, Rasullullah utusan Allah yang

menjadi suri tauladan bagi ummatnya, orang-orang yang beruntung adalah orang

yang mampu taat kepada Allah dan Rasulullah.

Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah berperan serta membantu dalam proses

pembuatan dan penyelesaian skripsi berjudul “Analisis Penerapan Green

Marketing Mix Pada CV. Madu Apiari Mutiara Kecamatan Cimanggis,

Depok”, terutama kepada:

1. Orangtua tercinta Bapak Toto Sudjoko, S.H, M.H dan ibu Sophia yang

selalu memberi dukungan baik berupa materi, doa dan waktu untuk selalu

ada dan mengorbankan seluruhnya untuk saya.

2. Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si dan Rizki Adi Puspita Sari, SP, MM. Selaku

Ketua dan Sekretaris Program Studi Agribisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

3. Ibu Dr. Nunuk Adiarni, M.M dan Bapak Dr. Iwan Aminudin, M.Si yang

selama ini membimbing, mendidik, dan mengayomi saya terkait skripsi.

4. Pengurus Perpustakaan Utama (PU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah menyediakan buku-buku yang diperlukan untuk sumber literatur dan

telah meng-upload soft copy skripsi ke website Repository UIN Jakarta.

Serta pengurus Perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan buku-buku sebagai

penunjang untuk tinjauan pustaka.

5. Keluarga Besar Resimen Mahasiswa Wira Dharma UIN Jakarta yang

selalu mendukung, membantu dan memberikan motivasi agar cepat

terselesaikannya skripsi ini, serta seluruh rekan-rekan seperjuangan, senior

dan junior Resimen Mahasiswa Indonesia yang selalu mengingatkan dan

menyemangati pembuatan skripsi ini.

6. Seluruh teman Agribisnis angkatan 2014 yang senantiasa selalu bersama,

banyak membantu, dan berjuang bersama dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,

banyak terdapat kekurangan. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dan

semoga dapat berguna bagi penulis, pihak objek penelitian dan pembaca.

Jakarta, September 2019

Penulis

ix

Page 11: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

DAFTAR ISI

Halaman

DARTAR ISI .................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 9

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 9

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 10

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Agribisnis ........................................................................................... 11

2.2 Sistem Agribisnis ............................................................................... 12

2.3 Agribisnis Madu ................................................................................ 14

2.4 Pemasaran ......................................................................................... 17

2.4.1 Definisi Pemasaran................................................................... 17

2.4.2 Pemasaran Agribisnis ............................................................... 18

2.5 Marketing Mix .................................................................................... 19

2.6 Green Marketing ................................................................................ 24

2.7 Green Marketing Mix ......................................................................... 26

2.7.1 Green Product .......................................................................... 27

2.7.2 Green Price .............................................................................. 36

2.7.3 Green Place.............................................................................. 38

2.7.4 Green Promotion ...................................................................... 41

2.8 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 46

2.9 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 48

Page 12: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 51

3.2 Metode Penelitian............................................................................... 51

3.3 Informan ............................................................................................. 52

3.4 Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 52

3.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 54

3.5.1 Studi Lapangan ......................................................................... 54 3.5.2 Studi Kepustakaan ................................................................... 55

3.6 Teknik Analisis Data ......................................................................... 56

3.6.1 Model Pendekatan Miles dan Huberman ................................. 57 3.6.2 Uji Keabsahan Data ................................................................. 58

3.7 GAP Analysis ..................................................................................... 59

3.8 Instrumen Penelitian .......................................................................... 61

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan .................................................... 63

4.2 Visi dan Misi ...................................................................................... 64

4.3 Kebijakan Perusahaan ........................................................................ 65

4.4 Struktur Organisasi ............................................................................ 66

4.5 Profil Perusahaan .............................................................................. 68

4.6 Lokasi Perusahaan.............................................................................. 70

4.7 Jenis Produk ...................................................................................... 71

4.8 Fasilitas Operasional Perusahaan ....................................................... 73

4.9 Proses Produksi Madu ........................................................................ 75

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Penerapan Green Marketing Mix Pada CV.Madu Apiari Mutiara ..... 78

5.1.1 Penerapan Green Product ......................................................... 80 5.1.2 Penerapan Green Price ............................................................ 83 5.1.3 Penerapan Green Place ........................................................... 85 5.1.4 Penerapan Green Promotion ................................................... 86

5.2 Analisis Rekapitulasi Kesesuaian Penerapan Green Marketing Mix . 87

Page 13: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

5.2.1 Analisis Kesesuaian Green Product ......................................... 89 5.2.2 Analisis Kesesuaian Green Price ............................................ 104 5.2.3 Analisis Kesesuaian Green Place ............................................ 105 5.2.4 Analisis Kesesuaian Green Promotion .................................... 109

5.3 Temuan GAP dan Rekomendasi........................................................ 112

5.3.1 Klasifikasi Hasil Temuan Ketidaksesuaian (GAP) ................... 112 5.3.2 Rekomendasi Tindakan Pengembangan .................................. 114

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 118

6.2 Saran................................................................................................... 119

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 121

LAMPIRAN ...................................................................................................... 125

i

Page 14: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Standar Mutu Madu (SNI 3545:2013) ........................................................ 16

2. Persentase Penilaian Penelitian Green Marketing Mix ............................... 60

3. Range Persentase Penilaian ......................................................................... 60

4. Jenis Produk….............................................................................................. 71

5. Fasilitas Operasional Produksi…................................................................ 73

6. Alat Operasional Produk ................................................................... .......... 74

7. Proses Produksi Madu................................................................................. 75

8. Daftar Harga Madu Kualitas SNI................................................................... 84

9. Daftar Harga Madu Kualitas International …................................................ 84

10. Rekapitulasi Hasil Checklist Pertanyaan .................................................... 87

11. Range Penilaian Persentase dari Scoring Checklist .................................... 88

12. Hasil Scoring Checklist Green Product ...................................................... 89

13. Bahan Baku dan Bahan Pengemas.............................................................. 101

14. Standarisasi Produksi Madu........................................................................ 102

15. Hasil Scoring Checklist Green Price .......................................................... 104

16. Hasil Scoring Checklist Green Place .......................................................... 106

17. Hasil Scoring Checklist Green Promotion .................................................. 109

18. Gap (Temuan ketidaksesuaian dan Rekomendasi tindakan) ...................... 115

iv

Page 15: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Perbandingan Produksi dan Impor madu di Indonesia.............................. 4

2. Peningkatan Nilai Konsumsi Produk Pangan Organik Tahun 2008-2013. 5

3. Sistem Agribisnis dan Lembaga Penunjangnya.................................. ..... 13

4. Komponen Empat P dari Bauran Pemasaran ............................................ 21

5. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ............................................ 49

6. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian ............................................ 50

7. Struktur Organisasi................................................................................... 66

8. Contoh Sertifikasi Pelatihan Keamanan Pangan dan Karyawan ............. 69

9. Sertifikasi Halal LPP-POM dan MUI Jawa Barat .................................... 79

10. Hasil Uji Lab Produk ............................................................................... 80

11. Diagram Alur Pembotolan Madu Kualitas SNI dan International............ 82

12. Hasil Uji Lab Kebersihan dan Mutu Air................................................... 93

13. Tempat Penjualan Madu ........................................................................... 108

v

Page 16: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ..................................................................... 125

2. Daftar Pertanyaan Wawancara Penelitian ................................................... 129

3. Daftar Kegiatan Observasi Penelitian ......................................................... 132

4. Aktivitas Observasi Penelitian ................................................................... 134

5. Daftar Studi Dokumentasi Penelitian .......................................................... 136

6. Hasil Wawancara Penelitian ....................................................................... 139

7. Hasil Kegiatan Observasi Penelitian ........................................................... 150

8. Hasil Aktivitas Observasi Penelitian .......................................................... 154

9. Hasil Studi Dokumentasi Penelitian ........................................................... 157

10. Operasionalisasi GMP Perusahaan ............................................................. 162

11. Keputusan Direktur Perusahaan .................................................................. 165

12. Prosedur Pengolahan Madu ........................................................................ 167

13. Prosedur Higienis dan Koreksi Kebiasaan Kerja ........................................ 169

14. Prosedur Cuci Tangan ................................................................................. 170

15. Prosedur Pembersihan dan Pemeliharaan Fasilitas ..................................... 171

16. SSOP Bahan Baku ...................................................................................... 173

vi

Page 17: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pangan merupakan sektor yang sangat diperlukan bagi

keberlangsungan kehidupan masyarakat Indonesia. Ketahanan pangan merupakan

suatu sistem yang terdiri atas subsistem ketersediaan, distribusi dan konsumsi

(Wijaya dkk, 2013: 194). Berdasarkan hasil seminar internasional yang

membahas keamanan pangan dengan tema “Toward more Comprehensive

Quality Control”, pada tanggal 19 Oktober 2011 di Jakarta menjelaskan bahwa

keamanan pangan saat ini sudah pada tingkat akut bahkan kronis dan dapat

membahayakan kesehatan konsumen dunia (Sukma dalam Cahyani, 2018: 1).

Menurut (Othman 2007:1-8) diperkirakan setiap tahunnya satu dari tiga orang

di seluruh dunia menderita penyakit yang dibawa oleh makanan dan 1,8 juta

diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut menggambarkan betapa parahnya

kondisi kesehatan konsumen dunia akibat dari makanan yang tidak sehat tetap

beredar dipasaran dan menjadi menu pilihan untuk dikonsumsi.

BPOM menerima sedikitnya 13.824 pengaduan atau 46,90% dari

seluruh pengaduan masyarakat terkait makanan yang mengandung zat berbahaya

hasil olahan industri rumah tangga (BPOM, 2016). Menyadari permasalahan

penggunaan bahan berbahaya pada makanan yang semakin memprihatinkan

termasuk di Indonesia, maka tuntutan konsumen untuk mendapatkan hak

keamanan pangan menjadi meningkat.

Page 18: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Salah satu cara pemerintah untuk memenuhi standar keamanan pangan

adalah menggunakan produk-produk organik yang tidak menggunakan bahan

kimia apapun. Melihat kemajuan teknologi saat ini membuat masyarakat menjadi

lebih mudah dalam mendapatkan informasi tentang manfaat produk organik dan

memudahkan masyarakat untuk mendapatkan produk organik. Munculnya

kesadaran akan bahaya kandungan zat kimia membuat masyarakat lebih selektif

dalam memilih suatu produk terlebih untuk produk yang dikonsumsinya. Akhir-

akhir ini banyak muncul berbagai produk pertanian organik di pasaran antara lain

seperti sayuran organik, buah organik, beras organik dan madu organik.

Pemerintah telah menyusun Standar Nasional Indonesia Sistem Pangan Organik

SNI 01-6729-2002 yang melakukan revisi pertama menjadi SNI 6729-2010 dan

melakukan revisi kedua menjadi SNI 6729-2016 (Cahyani, 2018:5).

Standar Nasional Indonesia atau SNI tentang sistem pangan organik

(2002) menyatakan organik adalah istilah pelabelan yang menyatakan bahwa

suatu produk telah diproduksi sesuai dengan standar sistem pangan organik dan

disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) yang telah diakreditasi oleh

Komite Akreditasi Nasional (KAN). Yayasan Lindungan Konsumen Indonesia

atau YLKI (2002) menyebutkan bahwa makanan organik diproduksi dengan

sedikit atau sama sekali tidak mengandung unsur-unsur kimia seperti pupuk,

pestisida, hormon dan obat-obatan. Semua proses produksi pangan organik

dilakukan secara alami dan hendaknya memenuhi pedoman persyaratan

internasional yang telah ditetapkan, Seperti tidak menggunakan bibit GMO

(Genetic Modified Organism atau produk rekayasa genetik) selama proses

2

Page 19: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

produksi dan tidak menggunakan teknologi nirradiasi untuk mengawetkan produk.

Produksi pangan dengan metode pertanian organik diyakini dapat menghasilkan

pangan yang lebih sehat dan bergizi (Yanti dalam Khorniawati, 2014: 172). Hasil

penelitian yang dilakukan oleh (Shaharudin et al dalam Khorniawati, 2014: 172)

menyebutkan bahwa pola konsumsi terhadap makanan organik telah menjadi

populer, karena meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya

menjalankan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan tanpa zat asiktif,

bahan pengawet dan pewarna.

Menurut Kementerian Kehutanan 2013, Hutan menghasilkan 2 jenis

produk, yaitu hasil hutan Kayu dan Hasil Hutan Non-Kayu. Hasil hutan Kayu

merupakan bentuk olahan dari kayu bulat yang berasal dari pohon yang

tumbuh di kawasan hutan. Madu merupakan salah satu produk Hasil Hutan Bukan

Kayu (HHBK) yang telah lama dimanfaatkan di Indonesia. Terdapat dua cara

untuk memperoleh madu yaitu dengan cara perburuan madu (honey hunter) dan

dengan cara melakukan budidaya lebah madu (apiculture/beekeeping) (Hakim

2009: 12). Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah produksi madu di

Indonesia yaitu berkisar antara 52.358,74–540.227,27 Kg/tahun dalam 5 tahun

terakhir (2011-2015).

Produksi madu yang ada di Indonesia umumnya diperoleh dari tiga jenis

lebah madu yaitu Apis dorsata (lebah hutan), Apis cerana (lebah lokal) dan Apis

mellifera (lebah Eropa) (Hadisoesilo, 2001). Madu yang didapatkan dari ketiga

jenis lebah madu ini umumnya berupa madu hutan/liar sebanyak 75% dan madu

hasil budidaya sebanyak 25% dari total produksi madu nasional (Novandra dan

3

Page 20: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Widnyana 2013). Dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia, hanya sebanyak 5

Provinsi yang dapat memproduksi madu yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat,

Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara dan Sumatera Barat

(Badan Pusat Statistik 2012-2016). Kebutuhan akan madu di Indonesia untuk

dikonsumsi secara langsung maupun digunakan sebagai bahan baku industri

kosmetik/farmasi diperkirakan mencapai 10.000 – 15.000 ton/tahun.

Gambar 1. Grafik Perbandingan Produksi dan Impor Madu di Indonesia

Sumber: Badan Pusat Statistik (2016)

Berdasarkan gambar 1 nilai impor madu Indonesia masih lebih tinggi

dibandingkan nilai produksi madu nasional. Tingginya nilai impor madu di

Indonesia menandakan bahwa permintaan madu masih belum dapat diimbangi

oleh jumlah produksi madu nasional. Hal ini menjelaskan tingkat kesadaran

konsumsi pangan organik seperti madu di Indonedia. Nilai konsumsi produk

pangan organik suatu saat dapat mengalami kenaikan atau penurunan jumlah,

dikarenakan konsumen yang semakin mengetahui manfaat dari produk pangan

organik. Pada gambar 2 di bawah ini, tabel statistika Nilai Konsumsi Produk

Pangan Organik Tahun 2008-2013.

4

Page 21: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Gambar 2. Peningkatan Nilai Konsumsi Pangan Organik Tahun 2008-2013 Sumber: Statistik Kementrian perdagangan (2013)

Dari gambar 2, menunjukkan konsumsi makanan organik terus meningkat

setiap tahunnya, dilihat dari hasil persentase pangan yang melebihi dari

persentase idealnya. Kebutuhan konsumsi pangan organik menjadi keutamaan

konsumen dalam membeli produk, karena kesadaran masyarakat akan produk

sehat dan tanpa bahan kimiawi. Isu lingkungan pada saat ini, sudah menjadi

perhatian banyak kalangan, tidak hanya pemerintah tetapi juga para pemilik

perusahaan, karena dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas perusahaan yang

dapat mencemari lingkungan.

Munculnya kesadaran akan permasalahan lingkungan memicu dunia

industri untuk menghadirkan konsep pemasaran yang mengedepankan isu

lingkungan atau yang lebih dikenal sebagai Green Marketing. Dewasa ini Green

Marketing telah diterima secara luas oleh para pebisnis sebagai sebuah strategi

bersaing yang layak dijalankan (Wiyadi, 2015: 168). Istilah green identik dengan

pro-lingkungan. Selanjutnya Wiyadi menyatakan, pebisnis yang pro-lingkungan

memiliki komitmen tinggi untuk mengimplementasikan Green Marketing dan

melakukan komunikasi pemasaran agar dapat menjaga kelangsungan hidup,

5

Page 22: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

meraih pangsa pasar lebih besar, dan memajukan bisnisnya. (Menon dalam

Haryadi, 2009: 3)

Istilah Green Marketing mulai diperkenalkan pada awal 1990-an oleh

American Marketing Association (AMA) yang menyelenggarakan workshop

perdana dengan tema ecological marketing pada tahun 1975 (Syahbandi, 2012:

70). Green Marketing adalah proses pengembangan produk dan jasa, suatu merek

untuk memuaskan pelanggan, terutama tidak memiliki dampak merugikan

terhadap lingkungan. Kondisi seperti ini menuntut pemasar ber hati-hati ketika

mengambil keputusan terkait lingkungan. Perhatian terhadap isu-isu lingkungan

ini ditandai dengan penerapan standar internasional ISO-14000.

Pemasaran yang berbasis kelestarian lingkungan, merupakan

perkembangan baru dalam bidang pemasaran, dan merupakan suatu peluang

potensial dan strategis yang memiliki keuntungan ganda (multiplier effect) baik

pelaku bisnis maupun masyarakat sebagai pengguna. (Putripeni dalam

Kusumadewi 2016: 6884), produk hijau sebagai produk yang tidak akan

mencemari bumi atau produk yang memiliki keunggulan dalam mengurangi

dampak lingkungan, namun juga memiliki kelemahan karena bahan yang

digunakan serta proses teknologi yang digunakan membutuhkan biaya yang

mahal. Green marketing menggunakan empat elemen dari bauran pemasaran

(marketing mix) dalam 4P yaitu: product, price, place, dan promotion untuk

menjual produk dan jasa yang ditawarkan dengan menggunakan keunggulan

pemeliharaan lingkungan hidup yang dibentuk dari pengelolaan limbah, efisiensi

6

Page 23: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

energi, dan penekanan pelepasan emisi beracun (Shruti dalam Kusumadewi 2016:

6884).

Salah satu jenis produk berwawasan lingkungan adalah produk madu.

Menurut SNI-6729-2016, lebah tergolong hewan ternak organik dan madu

merupakan bahan pangan organik. Bahan organik termasuk produk yang

tergolong aman, higienis, baik untuk masyarakat, menyehatkan, dan tidak

mengandung bahan berbahaya dari kontaminasi kimiawi, biologis dan fisika.

Produk organik merupakan suatu bagian dari konsep green marketing. Semakin

berkembangnya teknologi dan kemajuan zaman membuat manyarakat menjadi

lebih sadar akan pentingnya konsumsi produk organik. Madu diminati

dikarenakan manfaatnya.

Menurut hasil uji laboraturium No. 826/LHU/Bd/ABICAL.1/i/2016, CV.

Madu Apiari Mutiara mengembangkan produk organik yang berbahan alami,

ramah lingkungan dan no animal testing. CV. Madu Apiari Mutiara merupakan

perusahaan yang mengedepankan isu lingkungan dalam memasarkan produknya,

dimana terlihat dari kebijakan dan Standard Operating Procedure yang

diterapkan. Perusahaan memahami pentingnya pembuatan produk berwawasan

lingkungan dengan mengedepankan green-input, green-process, dan green-output

maupun segala hal yang berhubungan dengan menyelamatkan lingkungan hidup

(Hakim, 2009: 6). CV. Madu Apiari Mutiara memproduksi berbagai jenis merek

madu seperti madu asli, madu formula dan turunan madu yang semuanya dikelola

dengan memperhatikan cara mendapatkan bahan bakunya dengan mengurangi

dampak buruk terhadap lingkungan, pengolahan yang tidak memakaian mesin

7

Page 24: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

yang memberikan emisi dan penghematan penggunaan tenaga listrik, pengemasan

ramah lingkungan dan memperhatikan hasil buangannya. Semakin bertambahnya

kesadaran masyarakat akan lingkungan dan produk organik menyebabkan

konsumen lebih memahami pentingnya mengkonsumsi produk green marketing

dengan tujuan aman untuk kesehatan dan lingkungan.

Peneliti tertarik menganalisis penerapan perusahaan tentang green

marketing dan penerapan aktivitas green marketing, sehingga membantu

perusahaan dalam melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi terkait

aktivitas yang sesuai dengan green marketing mix. Penelitian dilakukan dengan

memperhatikan kebijakan dan SOP yang ada pada perusahaan dan disesuaikan

dengan SNI-6729-2016 ditambah 4 elemen Green Marketing Mix yaitu green

product, green price, green place, dan green promotion di perusahaan CV.Madu

Apiari Mutiara, dengan judul: “Analisis Penerapan Green Marketing Mix Pada

CV. Madu Apiari Mutiara Kecamatan Cimanggis Depok”.

8

Page 25: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan kondisi latar belakang sebelumnya, permasalahan yang menjadi

fokus penelitian di CV. Madu Apiari Mutiara adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Penerapan Green Marketing Mix yang dilakukan perusahaan

CV. Madu Apiari Mutiara ?

2. Bagaimana kesesuaian Penerapan Green Product, Green Price, Green

Place, Green Promotion yang dilakukan pada CV. Madu Apiari Mutiara ?

3. Bagaimana rekomendasi Green Marketing Mix yang sesuai pada CV. Madu

Apiari Mutiara ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui Penerapan Green Marketing Mix yang dilakukan perusahaan

CV. Madu Apiari Mutiara.

2. Menganalisis kesesuaian dalam mempertahankan konsistensi penerapan

Green Product, Green Price, Green Place, Green Promotion terhadap

Green Marketing Mix yang dilakukan pada CV. Madu Apiari Mutiara.

3. Mengajukan rekomendasi pada CV. Madu Apiari Mutiara tentang

Pengembangan Green Marketing.

9

Page 26: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

1.4 .Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan, Adanya informasi yang dapat dijadikan sebagai

pertimbangan, serta dapat dijadikan pedoman untuk melakukan perbaikan

yang mungkin dapat memenuhi kualitas yang diinginkan konsumen saat

ini maupun masa yang akan datang.

2. Bagi Masyarakat, penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan referensi

untuk memilih suatu produk yang aman, sehat dan berkualitas, dan juga

dapat sebagai bahan bacaan yang bermanfaat bagi yang memerlukan.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

penulis dalam bidang manajemen pemasaran khususnya terhadap Green

Marketing Mix. Penelitian ini juga merupakan syarat penulis untuk meraih

gelar S1 di program studi agribisnis.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Green Marketing merek Madu Mutiara Ibu pada penelitian ini merupakan

produk yang diproduksi dan dipasarkan oleh CV. Madu Apiari Mutiara.

2. Penelitian ini difokuskan untuk memahami Green Marketing, kesesuaian

dan konsistensi penerapan Green Product (Green input, Green proces,

Green Output) terhadap Green Marketing, dan tindakan terkait

pengembangan Green Marketing Mix yang dilakukan oleh pada CV.

Madu Apiari Mutiara.

10

Page 27: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Agribisnis

Agribisnis dalam arti sempit diartikan sebagai perdagangan atau

pemasaran hasil pertanian yang berusaha memaksimalkan keuntungan. Dalam

arti luas, agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah

satu atau keseluruhan dari mulai mata rantai produksi, pengolahan dan

pemasaran hasil yang ada hubungannya dengan komoditi pertanian dalam arti

luas (usahatani, perkebunanan, kehutanan, perikanan, perternakan) yang

bertujuan untuk memperoleh keutungan (profit oriented). Pengertian Agribisnis

Menurut (Downey and Erickson dalam Arifin 2016:4), adalah kegiatan yang

berhubungan dengan penanganan komoditi pertanian dalam arti luas, yang

meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan

masukan dan keluaran produksi (agroindustri), pemasaran masukan-keluaran

pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan. Yang dimaksud dengan

berhubungan adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan

kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian. Sedangkan menurut

Sarigih (2010: 74), agribisnis sebagai sebuah sistem pertanian yang meliputi

empat subsistem terintegrasi yaitu: subsistem hulu (downstream agribusiness),

subsistem agribisnis usaha tani (on-farm agribisness), subsistem agribisnis hilir

(upstream agribusiness), dan subsistem jasa layanan pendukung agribisnis

(supporting institution) yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara simultan

dan terintegrasi mulai dari hulu sampai hilir. Subsistem agribisnis hulu

11

Page 28: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

mencakup semua kegiatan untuk memproduksi dan menyalurkan input-input

pertanian dalam arti luas. Dengan demikian, di dalamnya termasuk kegiatan

pabrik pupuk, usaha pengadaan bibit unggul, baik untuk tanaman pangan,

tanaman perkebunan, ternak maupun ikan; pabrik pakan untuk ternak dan ikan ;

pabrik pestisida; serta kegiatan perdagangannya.

2.2 Sistem Agribisnis

Sistem adalah suatu kesatuan dari unsur-unsur atau komponen-komponen

yang saling berhubungan dan saling berinteraksi antara unsur atau komponen

yang satu dengan yang lainnya yang mana apabila salah satu dari unsur atau

komponen tersebut terganggu maka sistem tersebut juga akan terganggu.

Menurut Pardede (2013) dalam Arifin (2016:6) agribisnis merupakan suatu

sistem dapat dikatakan demikian karena dalam agribisnis terdapat berbagai

komponen atau unsur-unsur yang saling berhubungan dan berinteraksi antara

satu dengan yang lainnya dalam melakukan kegiatan sebagaimana sistem pada

umumnya. Demikian pula agribisnis sebagai sistem terdiri atas komponen input,

proses, dan output. Komponen sistem agribisnis yang tergolong input ialah unit-

unit bisnis yang menghasilkan dan memasok barang dan jasa untuk digunakan

oleh komponen sistem agribisnis atau unit usaha lain. Komponen proses dari

sistem agribisnis ialah unit-unit bisnis yang berfungsi memproduksi dan

mengolah hasil produksi produk primer. Menurut Anonim (2012) dalam Arifin

(2016:6) output ialah produk-produk agribisnis yang tiba di tangan konsumen

akhir. Komponen sistem agribisnis dijelaskan pada gambar 3 berikut ini:

12

Page 29: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Gambar 3. Sistem Agribisnis dan Lembaga Penunjangnya (Soehardjo dalam Said Gumbira dan Intan 2004:21)

a. Setiap subsistem dalam sistem agribisnis mempunyai keterkaitan ke

belakang dan ke depan. Tanda panah ke belakang (ke kiri) pada subsistem

pengolahan menunjukkan bahwa Subsistem III akan berfungsi dengan baik

apabila ditunjang oleh ketersediaan bahan baku yang dihasilkan oleh

Subsistem II. Tanda panah ke depan ( ke kanan) pada Subsistem III

menunjukkan bahwa subsistem pengolahan (Subsistem III) akan berhasil

dengan baik jika menemukan pasar untuk produknya . pada gambar 2 hanya

terfokus pada subsistem pengolahan.

b. Agribisnis memerlukan lembaga penunjang seperti lembaga pertanahan,

pembiayaan/keuangan, pendidikan, penelitian dan perhubungan. Lembaga

penelitian dan peatihan mempersiapkan para pelaku agribisnis yang

profesional, sedangkan lembaga penelitian memberikan sumbangan berupa

Subsistem I

(Pengadaan dan penyaluran

sarana produksi)

Subsistem II

(Produksi primer)

Subsistem III

(Pengolahan)

Subsistem IV

(pemasaran)

Lembaga Penunjang Agribisnis (Pertahanan, Keuangan, penelitian, dll)

13

Page 30: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

teknologi dan informasi. Lembaga-lembaga penunjang kebanyakan berada

diluar sektor pertanian, sehingga sektor pertanian semakin erat terkait

dengan sektor lainnya.

c. Agribisnis melibatkan pelaku dari berbagai pihak (BUMN, swasta, dan

koperasi) dengan profesi sebagai penghasil produk primer, pengolahan,

perdgangan, distributor, importir, eksportir dan lain-lain.

2.3 Agribisnis Madu

Madu merupakan cairan yang menyerupai sirup yang dihasilkan oleh lebah

madu. Madu memiliki kandungan antioksidan, bakteriostatik, dan inflamasi dan

anti mikroba juga penyembuh luka (Alvarez et al., 2013). Madu memiliki rasa

manis yang tidak sama dengan gula atau pemanis lainnya. Rasa manis itu berasal

dari cairan manis (nectar) yang terdapat pada bunga maupun ketiak daun yang

dihisap lebah. Madu dihasilkan dari dua jenis lebah, yaitu lebah liar dan budidaya.

Madu yang berasal dari lebah liar bersala dari pohon yang berbatang tinggi yang

disebut dengan nama pohon sialang. Warna madunya cenderung pekat. Kedua

yaitu madu yang dihasilkan lebah budidaya berasal dari tanaman rendah seperti

tanaman buah-buahan maupun tanaman pertanian dengan warna madu yang

cenderung cerah (M. Sakri Faisal, 2015).

Berdasarkan asalnya madu dapat dikelompokan menjadi beberapa kategori :

(1) madu bunga,merupakan madu yang diperoleh dari nektar bunga; (2) madu

honeydew, merupakan madu yang diperoleh dari honeydew atau cairan dengan

kandungan gula tinggi yang disekresikan dari serangga genus Rhynchota; (3)

madu monoflora (polyflora), merupakan madu yang diperoleh dari nektar

14

Page 31: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

bermacam-macam tanaman (Alvarez et al., 2014). Dengan demikian, pengertian-

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa agribisnis merupakan suatu kesatuan

tindakan atau kegiatan usaha di bidang pertanian yang saling berinteraksi satu sama lain,

yang dapat dikategorikan ke dalam lima subsistem, yaitu (1) subsistem input produksi

pertanian; (2) subsistem produksi pertanian; (3) subsistem pengolahan hasil-hasil

pertanian; (4) subsistem pemasaran; dan (5) subsistem penunjang.

Mengutip dari Warta Wirausaha tahun 2013, Agribisnis madu adalah sebuah

sistem mulai dari hulu, usahatani, hilir serta penunjang yang mendukung usaha

madu. Madu dihasilkan oleh lebah madu dan umumnya di Indonesia dilakukan

masyarakat di pelosok pedesaan, terutama berdampingan dengan usaha tani

masyarakat. Prospek bisnis agro lebah madu semakin membaik. Permintaan yang

semakin meningkat dari masyarakat maupun pabrik-pabrik yang membutuhkan

suplai madu, membuat bisnis ini semakin berkembang.

Makanan yang baik dan sehat akan memiliki standarisasi mutu. Sama

halnya seperti produk madu memiliki standar mutu madu yang telah dilakukan tes

atau uji laboratorium untuk mengetahui seberapa besar kandungan vitamin dan

mineral dalam madu, sehingga diketahui manfaat yang terdapat pada madu.

Menurut SNI 3545:2013 menjelaskan standar mutu madu, bahwa madu yang baik

sudah mendapat uji SNI dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Standar

Mutu Madu (SNI 3545:2013) dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

15

Page 32: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Tabel 1. Standar Mutu Madu (SNI 3545:2013)

No Jenis Uji Satuan Persyaratan A Uji Organoleptik 1 Bau Khas madu 2 Rasa Khas madu B Uji Laboratorium 1 Aktivitas enzim diastase DN Min 3*) 2 Hidroksimetilfurfural (HMF) mg/kg Maks 50 3 Kadar Air %b/b Maks 25

4 Gula Pereduksi (dihitung sebagai glukosa) %b/b Min 65

5 Sukrosa %b/b Maks 5 6 Keasaman Maks 50 7 Padatan tak larut dalam air %b/b Maks 0.5 8 Abu %b/b Maks 0.5 9 Cemaran logam 9.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks 2.0 9.2 Cadmium (Cd) mg/kg Maks 0.2 9.3 Merkuri (Hg) mg/kg Maks 0.03

10 Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks 1.0

11 Kloramfenikol

Tidak terdeteksi

12 Cemaran Mikroba

12.1 Angka Lempeng total (ALT) Koloni/g <5 x 10³

12.2 Angka paling mungkin (APM) Koliform APM/g <3

12.3 Kapang dan khamir Koloni/g <1 x 10¹ Catatan *) Persyaratan ini berdasarkan pengujian setelah madu dipanen Sumber: Badan Standardisasi Nasional (2013:1-2)

Produk madu lebah merupakan salah satu produk yang disukai hampir

semua orang. Jumlah produksi per tahun produk lebah madu masih di bawah

jumlah permintaan masyarakat penggemar madu. Konsumsi madu masyarakat

Indonesia masih tergolong rendah, dan diperkirakan hanya 15 gram per orang

selama setahun. Apabila penduduk indonesia berjumlah 300 juta jiwa, maka

16

Page 33: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

diperkirakan kebutuhan produk madu di indonesia sekitar 4500 ton pertahun

(Hariyanto, 2018:117).

2.4 Pemasaran

2.4.1 Definisi Pemasaran

Pemasaran menurut (Kotler dan Keller 2007:6) Suatu proses sosial yang

didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan

produk yang bernilai dengan produk lain. Assosiasi Pemasaran Amerika dalam

Kotler & Keller (2007:6) adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses

untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menyerahkan nilai kepada pelanggan

dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi

dan para pemilik sahamnya.

Pemasaran menurut (Kennedy & Soemanagara 2009:13) adalah

sekumpulan rancangan kegiatan yang saling terkait untuk mengenai kebutuhan

konsumen dan mengembangkan, mendistribusikan, mempromosikan, serta

menetapkan harga yang tepat dari sebuah produk dan layanan untuk mencapai

kepuasan dari konsumen yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan. (Kotler

& Amstrong dalam Tjiptono, dkk 2008:3), mengemukakan pemasaran adalah

upaya mewujudkan nilai dan kepuasan pelanggan dengan mendapatkan laba.

Sementara menurut (Willian J. Stanton dalam Swastha dan Sukotjo 2007:179)

pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang

17

Page 34: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun

pembeli potensial. Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa

sebenarnya proses pemasaran itu terjadi atau dimulai jauh sejak sebelum barang-

barang diproduksi. Keputusan-keputusan dalam pemasaran harus dibuat untuk

menentukan produk dan pasarnya, harganya, dan promosinya. Kegiatan

pemasaran tidak bermula pada saat selesainya proses produksi, juga tidak berakhir

pada saat penjualan dilakukan. Perusahaan harus dapat memberikan kepuasan

kepada konsumen jika mengharapkan usahanya dapat berjalan terus, atau

konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan.

2.4.2 Pemasaran Agribisnis

Pemasaran pertanian adalah proses aliran komoditi yang disertai

dengan perpindahan hak miik dan penciptaan guna waktu, guna tempat dan

guna bentuk yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran dengan

melaksanakan satu atau lebih fungsi-fungsi pemasaran. Lembaga-lembaga

pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran produk pertanian seperti:

produsen/petani, pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang

pengecer (Sudiyono, 2004). Menurut Hernanto (1994), besarnya pendapatan

yang akan diperoleh dari suatu kegiatan usahatani tergantung dari beberapa

faktor yang mempengaruhinya seperti luas lahan, tingkat produksi, identitas

pengusaha, pertanaman, dan efisiensi penggunaan tenaga kerja.

18

Page 35: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

2. 5 Marketing Mix

Bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller (2007: 23) adalah sebagai

perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan

pemasarannya. Adapun menurut Boyd, Walker dan Larreche (2000:21)

menyatakan bahwa bauran pemasaran (mareting mix) adalah kombinasi dari

variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan oleh manajer untuk

menjalankan strategi pemasaran dalam upaya mencapai tujuan perusahaan di

dalam pasar sasaran tertentu. Sementara menurut Swastha dan Sukotjo (2007:

193) bauran pemasaran atau marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel

atau kegiatan yang merupakan inti dari sitem pemasaran perusahaan, yakni:

produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Marketing Mix

tersebut merupakan satu perangkat yang akan menentukan tingkat keberhasilan

pemasaran bagi perusahaan dan semua ini ditujukan untuk memberikan kepuasan

kepada segmen pasar atau konsumen yang dipilih.

McCharthy dalam Kotler dan Keller (2007:23) mengklasifikasikan alat-

alat ini menjadi empat kelompok besar yang disebut 4P tentang pemasaran, yaitu

produk (product), Harga (price), Tempat (Place), dan Promosi (Promotion).

Berdasarkan uraian diatas, dikatakan bahwa bauran pemasaran adalah serangkaian

tujuan dan sasaran, kebijaksanaan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-

usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan

dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam

menghadapi lingkungan persaingan yang selalu berubah. Strategi pemasaran yang

berhasil umumnya ditentukan dari beberapa varians marketing mix-nya. Jadi

19

Page 36: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

perusahaan dapat mengembangkan strategi produk, harga, lokasi, dan promosi

atau mengkombinasikan hal tersebut kedalam suatu rencana strategi yang

menyeluruh.

Bauran pemasaran mempunyai peran yang sangat penting untuk

keberhasilan usaha perusahaan pada umumnya dan bidang pemasaran pada

khususnya. Disamping itu, strategi pemasaran yang ditetapkan harus ditujukan

dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar

tersebut. Bauran pemasaran harus dapat memberikan gambaran yang jelas dan

terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap

kesempatan atau peluang pada beberapa pasar sasaran.

Kerin dan Peterson (2015:12) mengungkapkan bahwa bauran pemasaran

umumnya mengkombinasikan aktivitas-aktivitas yang dapat dikendalikan oleh

organisasi. Bauran pemasaran mencakup jenis produk, jasa, atau ide yang

ditawarkan (strategi produk), bagaimana bauran tersebut akan dikomunikasikan

kepada para pembeli (strategi komunikasi/promosi), metode untuk

mendistribusikan penawaran kepada pembeli (strategi distribusi), dan jumlah

pembeli yang akan membayar atas penawaran tersebut (strategi harga). Sehubung

dengan pengertian bauran pemasaran yang telah dijelaskan, menurut Kotler dan

Keller (2009:24) konsep bauran pemasaran terdiri dari 4P, yaitu Product

(Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi). Komponen

bauran pemasaran yaitu 4P dapat dilihat dari penjelasan Gambar 4 di bawah ini.

20

Page 37: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Gambar 4. Komponen Empat P dari Bauran Pemasaran Sumber : Kotler dan Keller (2009)

Adapun pengertian dari masing-masing bauran pemasaran adalah sebagai berikut: 1. Produk (Product)

Menurut Kotler dan Keller (2007:4), produk merupakan segala sesuatu

yang dapat diberikan kepada seseorang guna memuaskan suatu kebutuhan atau

keinginan. Tjiptono (2008:95) memperjelas bahwa produk merupakan segala

sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari,

dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhandan

keinginan pasar yang bersangkutan. Secara luas produk adalah segala sesuatu

yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan suatukebutuhan atau keinginan.

2. Harga (Price)

Harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk

mendapatkan suatu produk yang dihasilkan perusahaan. Menurut Tjiptono

(2008:151) menyebutkan bahwa harga merupakan satu-satunya unsur bauran

Bauran Pemasaran

Produk

Ragam produk Kualitas Desain Fitur

Nama Merek Kemasan Ukuran Layanan Jaminan

Pengembalian

Harga

Harga terdaftar Diskon Periode

Pembayaran Syarat Kredit

Tempat

Saluran Cakupan Piihan Lokasi

Persediaan Transportasi

Promosi

Promosi Penjualan Periklanan

Tenaga Penjualan Hubungan

Masyarakat Pemasaran Langsung

21

Page 38: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan.

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) harga adalah sejumlah uang

yang ditagihkan atas suatu produk dan jasa atau jumlah dari nilai yang ditukarkan

para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan

suatu produk atau jasa.

3. Distribusi/Tempat (Place)

Tempat menyangkut beberapa kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan. Hal ini

berhubungan dengan saluran distribusi. Menurut Sumarwan (2015:101)

menjelaskan bahwa saluran pemasaran atau distribusi merupakan suatu tingkatan

akhir untuk menyalurkan produk ke konsumen. Jumlah saluran pemasaran terdiri

ari beberapa tingkatan yang menggambarkan berapa jumlah pelaku bisnis yang

terlibat dalam mendistribusikan produk dari produsen ke konsumen akhir. Berikut

pola saluran pemasaran menurut sumarwan (2015: 101);

a. Saluran tingkat Nol, sering disebut sebagai saluran pemasaran

langsung yaitu saluran pemasaran yang mendistribusikan produk dari

produsen langsung ke kosumen akhir. Pelaku utama adalah produsen

dan tidak ada pelaku bisnis perantara antara produsen dengan

konsumen.

b. Saluran Tingkat Pertama, yaitu saluran yang terdiri dari dua pelaku

bisnis, produsen dan pengecer.

c. Saluran Tingkat Dua, memiliki dua pelaku bisnis perantara antara

produsen dengan konsumen. Pelaku perantara biasanya disebut

22

Page 39: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

distributor utama atau pedagang besar atau agen grosir. Perantara

kedua biasanya adalah para pengecer.

d. Saluran Tingkat Tiga, Saluran pemasaranyang terdiri dari produsen

dan pelaku bisnis perantara antara produsen dengan konsumen.

Produsen menyalurkan produknya ke distributor atau pedagangbesar

yang kemudian menyalurkan ke sub-distirbutor atau agen atau grosir,

dan akhirnya menyalurkannya ke pengecer seperti warung, toko,

swalayan, Supermarket atau Mini market.

4. Promosi

Komponen bauran keempat adalah komunikasi atau disebut juga promosi.

Promosi memiliki arti luas yaitu komunikasi. Sedangkan, promosi dalam arti

sempit adalah intensif yang diberikan ke konsumen, pengecer atau distributor

(Sumarwan, 2015: 129). Istilah promosi banyak diartikan sebagai upaya

membujuk orang untuk menerima produk, konsep, dan gagasan. Sedangkan

Kotler dan Keller (2007: 204) menjelaskan komunikasi pemasaran adalah sarana

yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk,

dan mengingatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk dan

merek yang mereka jual. Tujuan utama dari komunikasi adalah mempengaruhi

perilaku dan sikap konsumen. Perusahaan harus memastikan bahwa produk yang

dikomunikasikan adalah produk yang memenuhi kebutuhan konsumen dengan

fitur atau atribut yang memenuhi standar dan selera konsumen.

23

Page 40: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

2.6 Green Marketing

Pada akhir tahun 1960-an, Amerika Serikat (AS) memulai gerakan

lingkungan hidup modern dan menjadi pemimpin dunia untuk reformasi

lingkungan hidup. Gerakan ekologi tahun 1960-an tersebut mampu

meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup.

Gerakan ini berhasil mewujudkan “The Council On Environmental Quality”

(CEQ) dan “The Environmental Protection Agency” (EPA) pada tahun 1970 dan

menghasilkan banyak sekali UU berkaitan dengan lingkungan hidup pada

dekade 1970-an. Inilah awal dari regulasi yang kuat sebagai bentuk respon

terhadap “reputasi buruk” dari industri di AS yang kurang respek terhadap

lingkungan. Masyarakat di AS memilih untuk menyalahkan industri dalam hal

terjadinya permasalahan lingkungan hidup nasional (Situmorang, 2012: 133).

Menurut Ramanakumar et al (2012: 34), Green Marketing adalah

kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang memperhatikan tentang

lingkungan atau masalah hijau dengan memberikan lingkungan barang atau jasa

untuk menciptakan konsumen dan kepuasan masyarakat. Pride dan Farrel dalam

Haryadi (2009: 25) Green Marketing sebagai sebuah upaya orang mendesain,

mempromosikan, dan mendistribusikan produk yang tidak merusak lingkungan.

Istilah green marketing mulai diperkenalkan pada akhir tahun 1990-an oleh

American Marketing Association (AMA) yang menyelenggarakan workshop

perdana dengan tema ecological marketing pada tahun 1975 dan menghasilkan

buku pertama tentang green marketing berjudul “Ecological Marketing”

(Henion and Kinnear dalam syahbandi, 2012:70). American Marketing

24

Page 41: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Association (AMA) dalam (Mishra dan Sharma, 2010:10) mendefinisikan

Green Marketing adalah kegiatan pemasaran suatu produk yang dianggap

sebagai produk yang aman terhadap lingkungan. Kegiatan green marketing

terdiri dari berbagai macam aktivitas seperti memodifikasi produk, perubahan

dalam proses produksi, pergantian kemasan, serta memodifikasi iklan atau

promosi. Polonsky, Rosenberger, and Ottman dalam Manongko (2011:7),

mendefinisikan green marketing sebagai berikut:

“All activities designed to generate and facilitate any exchange intended to

satisfy human needs or wants, such that the satisfaction of these needs and wants

the natural environment”

Menurut definisi tersebut, Green Marketing adalah konsistensi dari semua

aktivitas yang mendesain pelayanan dan fasilitas bagi kepuasan kebutuhan dan

keinginan manusia, dengan tidak menimbulkan dampak pada lingkungan alam.

Savale, et al. (2012:1) merangkum pengertian Green Marketing dari berbagai

penelitian sebelumnya, dan mengatakan istilah Green Marketing mengacu pada

perencanaan, pengembangan, dan promosi produk atau jasa yang memenuhi

kebutuhan konsumen untuk kualitas, output, harga, dan layanan, tanpa

menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan, berkaitan dengan penggunaan

bahan baku material, konsumsi energi, dan lain-lain.

Sedangkan Green Marketing menurut Fisk dan Coddington dalam Tiwari, et

al. (2011:18) adalah unsur integral dari konsep pemasaran holistik. Green

Marketing mengacu pada konsep pemasaran holistik dimana produksi,

pemasaran, dan pembuangan limbah hasil produksi terjadi dengan cara yang

25

Page 42: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

tidak merusak lingkungan dengan tumbuhnya kesadaran tentang implikasi dari

pemanasan global, limbah non padat- biodegredable, dampak berbahaya dari

polutan, dan lain-lain, baik pemasar dan konsumen menjadi semakin sensitif

tehadap kebutuhan untuk beralih ke green product. Kotler (2002: 34)

mengatakan bahwa “Marketing is the delivery of costumer satisfaction at a

profit”. Ottman (2006: 22-36) mengusulkan konsep yang sedikit berbeda, bahwa

peraturan pertama pada green marketing ialah memfokuskan pada keuntungan

konsumen, mereka akan merasa terstimulasi untuk melakukan pembelian.

Dengan konsep ini faktor lingkungan menjadi penghubung untuk terjadinya

pembelian.

2.7 Green Marketing Mix

Green marketing juga menggunakan empat elemen dari bauran

pemasaran (marketing mix) sesuai pendapat dari McCharty dalam Kotler and

Keller, 2009:25) yang mengklasifikasikan bauran pemasaran dalam 4P yaitu :

product, price, place, dan promotion. Seperti layaknya pemasaran

konvensional, green marketing membutuhkan alat pemasaran yang inovatif.

Dalam tujuan untuk menawarkan target konsumen kualitas produk diwaktu dan

tempat yang tepat, dengan harga yang sesuai maka diperlukan empat bagian alat

pemasaran 4P dalam cara-cara inovatif.

Menurut Ramanakumar et al (2012; 37), konsep Green Marketing

dapat dioperasionalkan dengan menggunakan bauran pemasaran berikut:

1. Merancang produk hijau (Green Product)

2. Distribusi dengan kriteria hijau (Green Place / Distribution)

26

Page 43: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

3. Harga produk hijau (Green Price)

4. Publisitas hijau (Green Promotion)

Berhubungan dengan empat elemen dari bauran pemasaran (produk, harga,

promosi, dan disribusi) memberikan keunggulan terhadap pemeliharaan

lingkungan hidup yang dibentuk dari pengurangan limbah, peningkatan efisiensi

energi, dan pengurangan pelepasan emisi beracun (Syahbandi, 2012:69).

2.7.1 Green Product

Secara konseptual, produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas

sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha mencapai tujuan organisasi melalui

pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan

kapasitas organisasi serta daya beli pasar (Manongko, 2011:9). Peningkatan

kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup membuat

banyak perusahaan dari berbagai macam produk mulai beralih menggunakan

bahan-bahan yang tidak merusak lingkungan atau istilahnya produk yang ramah

lingkungan (Green Product). Bahan-bahan tersebut tidak hanya bahan baku

produk, pelabelan, karton pembungkus, dan sebagainya (Situmorang, 2012:2)

Mishra dan Sharma (2010:10), Green Product adalah produk yang dibuat

dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan dan tidak membahayakan

lingkungan. Selanjutnya, (Ottman dalam Kinoti 2011:268) menyatakan bahwa

Green Product biasanya tahan lama, tidak beracun, terbuat dari bahan yang

dapat di daur ulang, dan menggunakan kemasan yang tidak berlebihan (minimal

packaging). Berdasarkan hasil penelitian (Hakim, 2009: 48) dan (Lestari, 2014:

24), Green Marketing secara utuh diterapkan dalam setiap lini produksi,

27

Page 44: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

sehingga atribut Green dapat dikelompokan menjadi Green Input, Green

Process, dan Green Output.

1. Green Input: adalah sejumlah material ramah lingkungan yang

dijadikan sebagai sumber bahan baku dari sebuah produk. Green Input

terdiri dari komposisi produk, karakteristik bahan baku, keberadaan

bahan pengawet, dan bahan baku pertanian organik (Hakim, 2009: 48).

- Komposisi Produk

Merupakan unsur-unsur yang menyusun suatu produk yang terdiri

dari kandungan utama dan bahan tambahan. Kandungan utama

merupakan unsur penyusun dominan produk, sedangkan bahan

pembantu merupakan unsur penambah cita rasa dan ketahanan

produk. Komposisi produk menunjukan semua kandungan zat yang

ada dalam produk. Pada umumnya keterangan komposisi produk

disajikan dalam kemasan produk sebagai informasi yang penting

bagi konsumen. Konsumen memerlukan informasi komposisi

produk untuk menyesuaikan dengan kebutuhannya dalam

pembelian produk (Hakim, 2009:49).

- Karakteristik Bahan Baku

Bahan baku dapat dibedakan menjadi bahan baku yang tersedia

melimpah di alam dan bahan baku yang tidak tersedia melimpah di

alam. Produk dengan bahan baku pertanian memiliki ketersediaan

yang melimpah, sehingga tidak ada kekhawatiran produsen

28

Page 45: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

maupun konsumen terhadap dampak lingkungan (Hakim,

2009:49).

- Keberadaan Bahan Pengawet

Menurut World of Health Organization (WHO) dalam (Hakim,

2009:49), bahan tambahan pangan atau yang dikenal dengan

bahan pengawet didefinisikan sebagai bahan yang sengaja

ditambahkan ke dalam makanan dalam jumlah yang sedikit dengan

tujuan untuk memperbaiki cita rasa, warna, aroma, tekstur, dan

memperpanjang masa simpannya. Namun mindset konsumen

terhadap bahan pengawet mengarah ke hal-hal negatif. Hal tersebut

di akibatkan banyaknya produk-produk pangan yang menggunakan

bahan pengawet yang diluar aturan penggunaannya. Sehingga

konsumen yang menginginkan kesehatan prima akan lebih memilih

produk dengan bahan pengawet paling sedikit bahkan tanpa bahan

pengawet.

- Bahan Baku Pertanian Organik

Pertanian organik menjadi trend masa kini, dimana manusia

semakin peduli terhadap tubuh dan lingkungannya. Produk organik

didefinisikan sebagai produk pertanian yang dihasilkan dari proses

budidaya pertanian yang menerapkan prinsip-pronsip ekologi

sehingga terbebas dari pemakaian bahan-bahan kimia berbahaya

mulai dari pembenihan, penanaman, perawatan, panen dan pasca

panen. Konsumen semakin selektif memilih produk konsumsi yang

29

Page 46: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

menyehatkan. Pilihan pada produk organik juga berdampak baik

bagi lingkungan, sehingga kondisi alam akan tetap stabil. Salah

satu kelebihan dari produk pertanian organik adalah terbebas dari

bahan kimia sintetis yang dapat terakumulasi dalam tubuh manusia

menjadi toksis yang berbahaya bagi kesehatan manusia (Hakim,

2009:51).

2. Green Process : adalah tahapan produksi yang memperhatikan dampak

terhadap lingkungan. Konsumen bersedia membeyar lebih mahal untuk

produk yang ramah lingkungan. Proses ramah lingkungan seperti

penggunaan energi yang efisien, penanganan limbah yang dapat

merusak lingkungan dan ketahanan (durability) produk, akan

menjadikan kualitas produk lebih baik, dari penampilan, tekstur, flavour

(rasa manis atau aroma khas), dan keamanan (Lestari, 2014: 24).

- Penggunaan Energi Efisien

Salah satu upaya penyelamatan lingkungan adalah dengan efisiensi

energi. Dalam konteks penyelamatan lingkungan, penggunaan

energi yang efisien membawa dampak yang sangat besar jika

dilakukan secara konsisten. Dalam sektor industri, lembaga

konsultan dunia yang bergerak dalam bidang efisiensi energi.

Perubahan iklim mendesak untuk terjadinya revolusi energi.

Sebagai akar sekaligus inti dari revolusi ini adalah perubahan

bagaimana energi itu diproduksi, didistribusi dan dikonsumsi.

Lima prinsip dasar harus menjiwai revolusi energi adalah,

30

Page 47: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

penerapan solusi energi terbarukan, menghargai batas-batas

kemampuan alam dan lingkungan, meminimalisasi penggunaan

sumber-sumber energi yang tidak berkesinambungan, penggunaan

energi yang lebih adil, serta menurunkan tingkat konsumsi energi

berbahan bakar fosil. Kesadaran penggunaan energi yang efisien

oleh konsumen sebagai pengguna produk jadi masih tergolong

sulit. Namun untuk pengukuran parameter penerapan konsep

Green Marketing, atribut ini harus disertakan karena memiliki

pengaruh yang besar terhadap lingkungan (Hakim, 2009:52).

- Limbah Produksi Ramah Lingkungan

Hasil samping dari proses produksi yang tidak dapat dimanfaatkan

kembali disebut sebagai limbah. Limbah produksi dapat

dikategorikan menjadi 3 jenis berdasarkan bentuknya, yaitu limbah

padat, cair, dan gas. Selain penanganan limbah paling efektif

adalah tindakan preventif yaitu mencegah terbentuknya limbah

atau lebih dikenal sebagai produksi bersih (Hakim, 2009:52).

- Ketahanan Produk

Ketahanan sebuah produk ditentukan oleh sifat fisika dan

kimiawinya. Hal tersebut berkaitan erat dengan proses produksi.

Ketahanan secara fisika dicontohkan sebagai ketahanan bentuk dan

warna. Sedangkan ketahanan kimia dapat dicontohkan sebagai

aroma dan rasa. Indikator ketahanan fisika kimiawi pada umumnya

adalah permeabilitas, ketengikan, kadar air, berat jenis, dsb.

31

Page 48: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Ketahanan produk merupakan sifat suatu produk, sehingga

dikategorikan dalam Green Process (Hakim, 2009:52).

3. Green Output : Merupakan hasil dari produksi dengan dampak minimal

terhadap lingkungan. Green Output berpengaruh terhadap keputusan

pembelian konsumen dengan mengadopsi sistem penjualan yang dapat

menciptakan kondisi untuk mengurangi dampak lingkungan. Green

Output terdiri dari penggunaan kemasan Biodegradable, Eco Label,

ketahanan produk, dan sertifikat produk (Hakim, 2010: 48).

- Kemasan Biodegradable

Fungsi dasar sebuah kemasan adalah untuk melindungi barang dari

cuaca atau proses lainnya yang dapat merusak barang. Namun

seiring dengan tuntutan pasar, kemasan telah banyak digunakan

sebagai daya tarik yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian

produk oleh konsumen. Kemasan Biodegradable dapat

memberikan fungsi dan keamanan terhadap kemasan agar lebih

aman terhadap lingkungan yaitu pelestarian lingkungan. Kemasan

Biodegradable biasanya dibuat dengan basis pati atau kemasan

sejenisnya yang aman dan ramah terhadap lingkungan dan dapet

mudah terurai terhadap lingkungan.

- Eco Label

Pelabelan adalah pencantuman atau pemasangan segala bentuk

tulisan, cetakan atau gambar yang ada pada label yang menyertai

produk yang berisi keterangan identitas produk tersebut atau

32

Page 49: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

dipajang dekat dengan produk yang digunakan pula untuk tujuan

promosi penjualan. Contoh penggunaan pelabelan hijau

diantaranya adalah pelabelan 3R (Reuse, Recycle, Reduce) dan

keterangan produk organik.

- Ketahanan Produk

Ketahanan produk diindikasikan dengan seberapa lama produk

tersebut layak untuk dikonsumsi. Untuk produk-produk organik,

konsumen mengarapkan produk dengan ketahanan produk yang

tidak terlalu lama karena khawatiran mengandung zat pengawet

adiktif (Hakim, 2009:64).

- Sertifikat

Merupakan suatu kepercayaan atau kerjasama yang udah diberikan

oleh konsumen dan lembaga kepada perusahaan, dalam

menjadikan produk memiliki nilai tambah terhadap konsumen.

Konsumen atau lembaga yang ingin bekerja sama akan lebih

percaya jika terdapat sertifikat atau izin dari beberapa pihak

tertentu yang dimiliki perusahaan.

Kriteria Green Product menurut Manongko et al. (2011:8) antara lain:

1. Produk tidak menggunakan bahan yang dapat merusak lingkungan

2. Produk lebih tahan lama

3. Produk tidak mengandung racun (toxic)

4. Tidak melibatkan uji produk yang melibatkan binatang apabila

betul-betul tidak diperlukan

33

Page 50: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

5. Selama pengunaan tidak merusak lingkungan

6. Menggunakan kemasan yang sederhana

7. Tidak membahayakan kesehatan manusia dan hewan

8. Tidak menghabiskan banyak energi dan sumber daya lainnya

selama pemrosesan, penggunaan, dan penjualan.

9. Tidak menghasilkan sampah yang tidak berguna akibat kemasan

dalam jangka waktu yang singkat.

Sedangkan menurut Elkington, Hailes dan Makower dalam Syahbandi

(2012:71), terdapat kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan apakah

suatu produk ramah atau tidak terhadap lingkungan yaitu:

1. Tingkat bahaya produk bagi kesehatan manusia atau binatang.

2. Seberapa jauh produk dapat menyebabkan kerusakan lingkungan

selama di pabrik, digunakan, atau dibuang.

3. Tingkat penggunaan jumlah energi dan sumber daya yang tidak

proporsional selama di pabrik, digunakan, atau dibuang.

4. Seberapa banyak produk menyebabkan limbah yang tidak berguna

ketika kemasannya berlebihan atau untuk suatu penggunaan yang

singkat.

5. Seberapa jauh produk melibatkan penggunaan yang tidak ada

gunanya atau kejam terhadap binatang.

6. Penggunaan material yang berasal dari spesies atau lingkungan

yang terancam.

34

Page 51: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Banyak perusahaan yang telah menerapkan Green Marketing dengan cara

membuat Green Product yang beragam tergantung pada industri masing-masing

sehingga dapat memberikan kesempatan perusahaan untuk lebih kompetitif.

Menurut Wibowo dalam Nurfitriah (2011:29) terdapat beberapa pilihan untuk

mengkapitalisasikan perusahaan dengan meningkatnya permintaan masyarakat

sebagai konsumen yang peduli terhadap Green Product yang memiliki tanggung

jawab terhadap ramah lingkungan, yaitu:

1. Mampu menciptakan produk yang berkarakter dan memiliki dampak

komposisi terhadap lingkungan yang lebih kecil.

2. Meningkatkan penggunaan bahan mentah atau bahan baku secara

efisien atau Renewable (terbaharui).

3. Mengefisiensikan penggunaan kemasan dan pemakaian bahan-bahan

yang bersifat Biodegrabable atau konsep menimalisasikan kerusakan

lingkungan atau dapat digunakan secara berulang-ulang (reusing).

4. Hemat energi dalam proses dan teknik operasional selama produksi.

Dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang mengeluarkan produk yang

diklaim sebagai Green product dengan memenuhi syarat-syarat yang

ramah lingkungan secara keseluruhan telah turut berupaya menjalankan

Green marketing.

Solusi ini memastikan peran serta perusahaan dalam memahami kebutuhan

masyarakat dan sebagai kesempatan perusahaan untuk mencapai keunggulan

dalam industri. Mereka juga menggunakannya sebagai kesempatan potensial

untuk pengembangan produk atau pelayanan. Dapat diasumsikan bahwa

35

Page 52: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

perusahaan yang memasarkan produk-produknya dengan karakteristik

lingkungan akan mempunyai suatu Competitive Advantage dibandingkan dengan

perusahaan yang memasarkan tanpa tanggung jawab terhadap lingkungan. Hal

ini merupakan usaha untuk memuaskan kebutuhan konsumen mereka, seperti

pada Mc Donald’s dengan mengganti kemasan kulit kerang dengan kertas lilin

karena meningkatnya perhatian konsumen berhubungan dengan Polystyrene dan

pengurangan ozon.

2.7.2 Green Price

Menurut Kotler dan Armstrong (2009:291), harga adalah sejumlah uang

yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang

ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau

menggunakan suatu produk atau jasa. Dari sudut pandang pamasaran, harga

merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya, termasuk barang/jasa yang

ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu

barang/jasa. Tujuan penetapan harga karena memiliki maksud seperti: tujuan

berorientasi pada laba, tujuan berorientasi pada volume, tujuan berorientasi pada

citra, dan tujuan stabilitas harga, serta tujuan-tujuan lainnya (Tjiptono,

2010:151). Harga merupakan elemen paling penting dari bauran pemasaran

(Salve, 2010:3). Situmorang (2012:6) menyatakan bahwa harga produk yang

berorientasi pada lingkungan memiliki tipikal harga yang lebih mahal

dibandingkan produk tradisional lainnya. Hal ini merupakan refleksi dari biaya

tambahan untuk memodifikasi proses produksi, pengemasan, dan proses

pembuangan limbah.

36

Page 53: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Menurut penelitian Eneizan dan Wahab (2016: 3), proses hijau menjadi

mahal dalam hal memasang teknologi dan peralatan baru, melatih orang,

menyerap biaya eksternal, dan mengubah limbah menjadi produk daur ulang.

Biaya-biaya ini pasti diintegrasikan ke dalam harga akhir suatu produk. Oleh

karena itu harga hijau adalah harga premium, yang selanjutnya meningkat

dengan penambahan biaya promosi. Pengeluaran ini harus dirasionalisasi oleh

upaya pemasaran; pada saat yang sama, konsumen harus didorong untuk

membayar harga premium. Tindakan-tindakan imperatif ini harus dibenarkan

lebih lanjut melalui pesan-pesan iklan persuasif. Praktik penetapan harga hijau

mempertimbangkan biaya ekonomi dan lingkungan dari produksi dan

pemasaran, sekaligus memberikan nilai bagi pelanggan dan laba yang adil untuk

bisnis. Dari perspektif taktis, perusahaan dapat melakukan tindakan penetapan

harga, seperti potongan harga untuk mengembalikan kemasan yang dapat didaur

ulang dan mengenakan harga yang lebih tinggi untuk produk yang tidak ramah

lingkungan.

Widmer & Fricks dalam Syahbandi (2012:72) menambahkan bahwa

produk yang ramah lingkungan dijual dengan harga yang lebih mahal

dibanding dengan produk tradisonal karena beberapa alasan, diantaranya:

1. Bahan baku yang dipakai untuk produksi adalah bahan baku yang lebih

bermutu (misalnya mutu kursi kayu lebih tinggi dari pada mutu kursi

plastik) dan tentunya barang akan lebih tahan lama.

37

Page 54: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

2. Proses produksi lebih mahal karena pengolahan limbah dan sampah

membutuhkan teknologi baru dengan perlengkapan khusus, sehingga biaya

perlengkapan tersebut menaikkan harga produknya.

Meskipun harga produk ramah lingkungan lebih mahal, kebanyakan

pelanggan bersedia untuk mengeluarkan biaya lebih jika ada nilai tambahan dari

produk tersebut. Nilai ini dapat meningkatkan kinerja, manfaat, kualitas, fungsi,

desain, maupun rasa (Nandini & Deshpande, 2011:8). Hal tersebut sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Boztepe (2012:17), hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa masyarakat sekarang bersedia membayar lebih

untuk produk ramah lingkungan dan melawan pencemaran lingkungan yang

mengancam dunia kita bersama-sama dengan mengembangkan teknologi dan

industrialisasi.

2.7.3 Green Place

Saluran distribusi atau tempat atau lokasi merupakan salah satu faktor yang

memberikan kontribusi bagi tercapainya tujuan perusahaan dalam menjual

produk (Manongko, 2011:10), Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan

sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah

penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen sehingga

penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (Tjiptono, 2010:185). Sangat

sedikit pelanggan yang benar-benar hanya ingin membeli produk karena ramah

lingkungannya saja. Penjual yang ingin mencapai kesuksesan dalam penjualan

produk yang ramah lingkungan seharusnya memposisikan produknya secara luas

38

Page 55: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

dipasar sehingga dapat lebih dikenal (Queensland Government dalam

Syahbandi, 2012:71)

Dalam kaitannya dengan Green Marketing, transportasi produk ramah

lingkungan yang mempunyai jarak yang jauh dikritisi hanyalah membuang

sumber daya yang ada (Velasquest dalam Schafaer, 2006:2). Selain itu, gerai

produk yang ramah lingkungan juga harus menunjukkan kesan yang ramah

lingkungan dengan menekankan keunggulan lingkungan (Fan dan Zeng,

2011:25). Hal ini dapat diperoleh dengan promosi di dalam toko dan dengan

membuka display yang menarik atau menggunakan material yang dapat di daur

ulang untuk menekankan keunggulan lingkungan dan keunggulan lainnya

(Syahbandi, 2012:71). Menurut penelitian (Solvalier, 2010: 78) dan (Eneizan

dan Wahab, 2016: 4) terdapat 2 kategori yang terdapat dalam Green Place yaitu:

1. Green Distribution : Menunjukkan pemilihan saluran dengan cara yang

meminimalkan kerusakan lingkungan. Sebagian besar kerusakan

lingkungan terjadi selama transportasi barang. Oleh karena itu, perusahaan

harus menerapkan tindakan pencegahan keselamatan pada pengiriman

produk. Pengecer dan distributor melayani kepentingan mereka dengan

memperkuat hubungan dengan klien mereka. Sistem distribusi dua arah

yang berdasarkan filosofi pemasaran hijau memastikan relevansi dan

kebudayaan hubungan ini. Proses daur ulang mendasari sistem distribusi

dua arah, yang mensyaratkan daur ulang sisa bahan yang digunakan (yaitu,

wadah kosong, kantong plastik) ke tempat produksi mereka, atau tempat

penjualan. Banyak negara mengadopsi sistem ini dengan cara yang

39

Page 56: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

berbeda, misalnya, terdapat organisasi di Amerika Serikat yang khusus

mengumpulkan kembali wadah plastik dan gelas; memiliki hubungan

kontrak dengan organisasi pemilik merek dagang kepada siapa mereka

mengirim kontainer kosong yang telah diurutkan sebelumnya dengan

imbalan sejumlah uang tertentu. Selain itu, lokasi dan citra perusahaan

harus selaras. Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai

kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah

penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen sehingga

penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (Tjiptono, 2008:185).

2. Green Store : Green Store bukan sebuah toko berwarna hijau, dan bukan

pula toko yang hanya menjual sayur mayur yang sebagian warna hijau.

Green store adalah sebuah konsep pemasaran yang mendukung kegiatan

ramah lingkungan, dimana toko atau tempat yang yang menjual green

product juga menyadari dan memiliki wawasan tentang keramahan

lingkungan. Yang berhubungan dengan Green store yaitu seperti

mengurangi konsumsi energi dan mencapai eko-efisiensi adalah prioritas

untuk semua toko. Pengelolaan limbah toko seperti memilah sampah

dengan tujuan daur ulang, misalnya, plastik transportasi biasanya menjadi

bahan baku untuk tas belanja. Pada tahun 2009 ICA Group mulai menjual

kantong plastik yang terdiri dari 30% bahan yang mengurangi polusi iklim

selama prosedur pembakaran, melakukan langkah-langkah efisiensi energi

dengan menguntungkan lingkungan dan toko. Salah satu efisiensi energi

seperti mengganti pencahayaan yang lebih tua di toko-toko dengan

40

Page 57: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

alternatif yang lebih modern dan efisien dalam konsumsi energi.

Penghematan energi juga dapat dilakukan dengan penghematan lampu, Ini

berarti bahwa lampu dapat dimatikan di bagian manapun dari fasilitas yang

tidak digunakan. Meminimalisir penggunaan energi dengan menghemat

energi yang tidak terlalu berguna dan mematikan energi yang sudah tidak

terpakai (Solvalier, 2010: 78).

2.7.4 Green Promotion

Menurut Kotler dan Armstrong (2009:383), promosi dapat diartikan

sebagai aktivitas yang mengkomunikasikan manfaat dari suatu produk dan upaya

membujuk konsumen sasaran untuk membelinya. Green Promotion adalah alat

yang efektif untuk mempromosikan produk, layanan, gagasan, dan upaya

organisasi untuk menunjukkan kepedulian dan inisiatif mereka untuk melindungi

dan melestarikan lingkungan. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa Green

Promotion harus dapat mengkomunikasikan hubungan antara produk atau

layanan dengan lingkungan, berfungsi sebagai kampanye untuk mempromosikan

gaya hidup hijau, dan akhirnya dapat meningkatkan citra perusahaan dari

perusahaan. Dengan demikian, akan terjadi peningkatan paralel dalam

periklanan lingkungan untuk meningkatkan tingkat kesadaran konsumen.

Setelah mengetahui tujuan promosi barulah perusahaan memilih alat

promosi yang paling sesuai (Stanton dalam Manongko, 2011:10).

Dalam Green Marketing terdapat dua tujuan utama promosi yaitu:

41

Page 58: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

1. Meningkatkan Ecology knowledge dalam masyarakat sehingga memiliki

sikap yang lebih baik terhadap perilaku pembelian produk ramah

lingkungan.

2. Menunjukan perusahaan menjalankan aktivitasnya yang berorientasi

dengan alam yang baik.

Karna dan Juslin (2001), dalam M, Rahmansyah, (2013: 27) mengatakan suatu

iklan bisa dikatakan berwawasan lingkungan jika memenuhi satu atau lebih dari

kriteria berikut:

1. Baik secara eksplisit maupun implicit menunjukkan hubungan antara

produk atau jasa dan lingkungan biophysical. Misalnya disebutkan

bahwa produk yang diiklankan tidak mengandung CFC sehingga aman

bagi kelestarian lapisan ozon.

2. Mempromosikan suatu gaya hidup berwawasan lingkungan. Misalnya

menganjurkan kepada konsumen agar kemasan habis pakai dibuang ke

tempat sampah.

3. Menghadirkan suatu Corporate image yang mengandung enviromental

responsibility. Misalnya menghadirkan sertifikat ISO 14001 dalam

iklannya.

Dalam kaitannya dengan konsep Green Marketing, terdapat 4 kategori

dasar dalam Green Promotion, antara lain (Amrul, 2002:41)

1. Public Service Announcement, berfungsi sebagai sarana edukasi kepada

masyarakat, sekaligus juga merupakann suatu cara bagi perusahan untuk

42

Page 59: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

mengkomunikasikan perhatian mereka terhadap lingkungan sehingga

memperoleh kepercayaan dan perhatian dari konsumen.

2. Environmental Image Advertising, menunjukkan image dari suatu

perusahaan sebagai Green company. Hal ini merupakan bagian yang

paling beresiko, karena apabila perusahaan sudah membentuk citra

tersebut, maka konsumen akan menuntut tanggung jawab dari

perusahaan.

3. Labelling, yaitu tata cara dalam memberikan label suatu produk. Dalam

hal ini perusahaan dapat memakai label yag memberi informasi bahwa

produk tersebut adalah Green Products, seperti “environmental

friendly”, “ecosafe”, “ecofriendly”.

4. Products Related Ads, perusahaan yang menerapkan konsep Green

Marketing harus memiliki pengetahuan yang luas akan Green Products

yang dihasilkannya dan hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan.

Alat pemasaran hijau (green marketing tools) merupakan salah satu

variabel yang diperhitungkan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap perilaku

pembelian konsumen. Elemen-elemen alat pemasaran hijau berupa Eco label,

Eco brand, dan Environmental advertisement yang dapat mempengaruhi

persepsi dan akan lebih mudah meningkatkan kesadaran atribut dan

karakteristik dari produk ramah lingkungan (Delafrooz et al., dalam Puspa

dewi, 2018: 2168). Eco label, Eco brand dan Environmental advertisement

adalah bagian dari alat pemasaran hijau yang dapat membuat persepsi lebih

mudah dan meningkatkan kesadaran fitur dan aspek produk ramah lingkungan.

43

Page 60: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Akibatnya, ini akan mengarahkan konsumen untuk membeli produk ramah

lingkungan (FuiYeng & Yazdanifard, 2015: 18).

1. Eco label

Eco-label adalah salah satu alat pemasaran hijau penting yang digunakan

pada produk ramah lingkungan. Eco-label dicirikan sebagai alat bagi

konsumen untuk membantu kemajuan dalam membuat keputusan untuk

memilih produk ramah lingkungan. Ini juga memungkinkan mereka untuk

memahami bagaimana proses produk dibuat. Label lingkungan digunakan

oleh pemasaran untuk memfasilitasi pelabelan produk hijau. Label terdiri dari

serangkaian potongan-potongan kertas kecil, hingga diagram yang sangat

rumit yang terlibat sebagai bagian dari kemasan barang. Label hanya dapat

menyertakan produk merek atau serangkaian informasi campuran. Dalam

beberapa kondisi, penjual mungkin menginginkan 'Label' langsung, tetapi

hukum mewajibkan mereka untuk menyumbangkan lebih banyak informasi.

Label lingkungan memungkinkan konsumen untuk dengan mudah

membedakan produk ramah lingkungan dibandingkan produk standar normal

(Delafrooz et al, 2014 dalam FuiYeng & Yazdanifard, 2015: 18).

2. Eco-brand

Eco-brand adalah nama, simbol atau gambar produk yang tidak berbahaya

bagi lingkungan. American Marketing Association (AMA, 2009 dalam Puspa

dewi, 2018: 2169), mendefinisikan eco brand sebagai nama, istilah, tanda,

simbol atau desain yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk dari

satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakan produk dari

44

Page 61: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

pesaing. Menerapkan aspek-aspek eko-merek dapat membantu konsumen

membedakannya dengan beberapa cara dari produk non-hijau lainnya

(Delafrooz, et al, 2014 dalam FuiYeng & Yazdanifard, 2015: 18). Konsumen

akan mengejar untuk membeli opsi ramah lingkungan untuk produk yang

menghasilkan tingkat dampak lingkungan yang tinggi sesuai dengan mereka

yang memiliki tingkat dampak lingkungan yang rendah.

3. Environmental advertisement

Environmental advertisement atau bisa disebut juga sebagai green

advertising, memberikan informasi terkait tentang produk ramah lingkungan.

Green advertising adalah periklanan yang tampilannya berwawasan

lingkungan (Ekowati, 2015 dalam Puspa dewi, 2018: 2169). Green

Advertising adalah salah satu cara untuk memengaruhi perilaku pembelian

konsumen yang akan sangat mendorong konsumen untuk membeli produk

yang ramah lingkungan bagi lingkungan kita. Untuk meningkatkan gerakan

hijau di seluruh dunia dan meningkatkan perhatian publik terhadap masalah

lingkungan, sebagian besar organisasi lebih memilih iklan lingkungan melalui

media atau surat kabar sebagai teknik hijau untuk memperkenalkan produk

mereka kepada konsumen yang bertanggung jawab terhadap lingkungan

(FuiYeng & Yazdanifard, 2015: 19).

45

Page 62: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

2.8 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan acuan penulis dalam membuat karya tulis dengan tema green

marketing maka dari itu terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas

dan meneliti tentang adanya green marketing, yaitu sebagai berikut :

Penelitian pertama, Anisa Nurul Islamadina (2017) dari Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta, melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Metode

Marketing Mix Terhadap Kepuasan Pelanggan Dan Keputusan Pembelian Green

Product” Studi kasus pada Swalayan dikota Yogyakarta dan Magetan. Penelitian

ini membahasa mengenai penggunaan Metode Marketing Mix yang

mempengaruhi kepuasan pelanggan pengguna green product dan keputusan

membeli green product. Selain itu, perbandingan keputusan membeli di kota kecil

dengan kota besar juga dapat diketahui dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil uji

F menunjukkan bahwa produk, harga, promosi dan tempat berpengaruh simultan

terhadap kepuasan pelanggan maupun keputusan membeli green product. Pada

penelitian ini menggunakan Uji analisis Regresi Berganda. Berdasarkan penelitian

ini dapat diketahui bahwa kota besar tidak menjamin penduduknya lebih aware

terhadap produk ramah lingkungan dibanding kota kecil.

Penelitian Kedua, Erina Setyani (2015) dari Universitas Islam Negeri

Walisongo Semarang, melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Marketing Mix

Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Toko Alat Tulis Putra 2 Limpung”

Pada penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar pengaruh marketing mix yang

terdiri dari produk, harga, lokasi dan promosi terhadap keputusan pembelian

konsumen secara parsial dan variabel mana yang paling dominan mempengaruhi

46

Page 63: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

keputusan pembelian. Metode yang digunakan adalah metode penelitian

kuantitatif, Teknik pengumpulan data dlakukan dengan cara pengisian angket.

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling jenuh yaitu sampel dengan

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jumlah responden sebanyak

40 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas,

uji multikorelasi, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, uji parsial, uji

simultan, dan analisis koefisien determinasi.

Penelitian Ketiga, Misbah Hussadri (2014) dari Universitas Andalas,

melakukan penelitian berjudul “Penaruh Green Marketing Mix dan Sikap

Konsumen Pada Keputusan Pembelian produk The Body Shop Di Kota Padang”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaru green marketing mix (harga,

produk, distribusi dan promosi) dan sikap konsumen pada keputusan pembelian

produk. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Kuantitatif, dimana peneliti mulai dengan hipotesis yang didasari teori yang

terkait, kemudian pengumpulan data melalui kuesioner pada responden. Populasi

dalam penelitian ini adalah masyarakat kota Padang yang membeli produk

kosmetik The Body Shop di kota Padang. Pengambilan sampel menggunakan

teknik accidental sampling. Setelah data terkumpul kemudian diolah dengan

analisis regresi linier berganda dan pengujian hipotesis menggunakan uji parsial

(Uji t) menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

promosi (X1) secara parsial berpengaruh signifikan pada keputusan pembelian

(Y).

47

Page 64: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

2.9 Kerangka Pemikiran

Green Marketing merupakan pemasaran berbasis lingkungan yang

digunakan CV. Madu Apiari Mutiara, sehingga peneliti ingin menganalisis

kesesuaian penerapan Green marketing mix yang ada pada perusahaan. Tahap

pertama mengetahui bagaimana penerapan green product yang meliputi green

input-green process-green output yang di lakukan pada perusahaan. Kedua,

mengenai Green Price mengenai harga yang diperoleh dan diterapkan perusahaan.

Ketiga mengenai Green Place mengenai tempat, distibusi barang, dan display

produk dan Green Promotion terkait promosi dan daya tarik produk yang

dilakukan perusahaan untuk menarik perhatian konsumen dalam membeli produk

yang ramah lingkungan.

Penerapan tersebut dianalisis menggunakan gap analysis untuk

mengetahui seberapa besar kesesuaian penerapan Green Marketing mix yang telah

dilakukan oleh perusahaan sehingga mendapatkan persentase penelitian.

Selanjutkan dilakukan tindakan yaitu melakukan rekomendasi tindakan terkait

kesesuaian penerapan Green Marketing mix pada perusahaan. Berdasarkan uraian

di atas, dijabarkan dalam kerangka pemikiran penelitian di bawah ini :

48

Page 65: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

--

-

Gambar 5. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian

Elemen Green Marketing Mix

Analisis kesesuaian Green Product terhadap Green Marketing dengan menggunakan Gap Analysis dan

persentase kesesuaiannya

Rancangan tindakan pengembangan Green Marketing Mix yang dibutuhkan di CV. Madu Apiari Mutiara

Penerapan Green Marketing Mix di CV. Madu Apiari Mutiara

Green Price Green Place Green Promotion

-Harga Bahan Baku

yang dipakai -Harga Proses Produksi

-Green Distribution -Green Store

-Eco Label -Eco Brand -Environmental Advertisement

Green Product

-Green Input -Green Process -Green Output -Kebijakan&Komitmen

*1 *2

*3 *4

*1) : (Haryadi, 2009: 48) dan (Lestari, 2014: 24), *2) : (Widmer & Fricks dalam Syahbandi, 2012:72), *3) : (Solvalier, 2010: 78) dan (Eneizan dan Wahab, 2016: 4), *4): (Yeng & Yazdanifard, 2015: 18).

49

Page 66: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Gambar 6. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian

Analisis menggunakan gap analysis dan menentukkan scoring/presentase

Persentase kesesuaian penerapan green marketing mix di perusahaan

Rancangan tindakan terkait kesesuaian penerapan green marketing mix di perusahaan

Elemen Green Marketing Mix

Green Price Green Place Green Promotion Green Product

Penerapan Green Marketing Mix di CV. Madu Apiari Mutiara

- Wawancara - Observasi - Dokumentasi

-Harga Bahan Baku

yang dipakai -Harga Proses Produksi

-Green Distribution -Green Store

-Eco Label -Eco Brand - Environmental Advertisement

-Green Input -Green Process -Green Output -Kebijakan&Komitmen

50

Page 67: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di CV. Madu Apiari Mutiara berlokasi di Jl.

Casa Soronza Putri Tunggal Cimanggis Depok. Pemilihan lokasi ini dilakukan

secara sengaja. Pengumpulan data, pengolahan hingga penulisan skripsi

dilaksanakan dari bulan November 2018 hingga bulan Maret 2019 yang

dilaksanakan setiap hari kerja dari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 16.00 WIB.

Proses pelaksanaan penelitian dimulai dengan pengumpulan dokumen-dokumen

dan SOP yang terdapat pada perusahaan. Lalu dilakukan observasi menggunakan

pedoman point of observation dan wawancara menggunakan point of interview

yang berhubungan dengan judul penelitian serta mengikuti kegiatan produksi

madu di CV. Madu Apiari Mutiara.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metodologi

kualitatif adalah dengan menggunakan pengamatan, wawancara, atau penelaahan

dokumen, suatu prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata

tertulis atau lisan dari orang- orang berperilaku yang dapat diamati dan

pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik/utuh

(Moleong, 2013: 4). Pada Metode kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan

serta menggambarkan kondisi pelaksanaan Green Marketing oleh CV. Madu

Apiari Mutiara yang mencakup Green Input – Green Process – Green Output..

51

Page 68: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Instrumen yang digunakan adalah wawancara dan observasi yang dilakukan

langsung oleh peneliti.

3.3 Informan

Subjek penelitian adalah informan, yang dipilih dari konteks menguasai

situasi, latar belakang konteks penelitian. Informan secara sukarela menjadi

anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal. Sebagai anggota tim

dapat memberikan pandangan tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses, dan

kebudayaan yang menjadi latar belakang tersebut (Meleong, 2016: 132). Informan

dalam penelitian ini adalah orang-orang yang memiliki potensi untuk dapat

memberikan informasi mengenai Green Marketing. Informan utama yang dipilih

ada empat orang manajer dari masing-masing divisi di perusahaan yaitu Kepala

produksi, Kepala keuangan, Kepala pemasaran, dan Kepala pengadaan barang.

Ditambah dengan pemilik perusahaan dan seluruh karyawan yang ikut berperan

terhadap aktivitas Green Marketing. Wawancara dilakukan kepada informan

terkait dengan sejauh mana karyawan dan perusahaan mengetahui dan

menerapkan tentang pengolahan dan penggunaan Green Marketing Mix.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data

kualitatif yaitu data yang berupa hasil interpretasi, secara tulisan dan lisan dari

data-data yang didapatkan mengenai penerapan green marketing mix. Jenis dan

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan sebagai

berikut:

52

Page 69: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

1. Data primer merupakan data yang bersumber langsung dari hasil

pengamatan berupa opini, sikap dan karakteristik dari seseorang atau

kelompok orang yang menjadi subjek penelitian (responden). Data primer

diperoleh dari hasil observasi (pengamatan langsung), dan wawancara.

2. Data sekunder merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data

primer melalui literatur ataupun studi pustaka yang berkaitan dengan

penelitian. Data sekunder bersumber dari buku, artikel, penelitian

terdahulu, jurnal, dan dokumen resmi perusahaan terkait dengan

keramahan dan pengembangan lingkungan atau sistem yang ada pada

elemen green marketing mix. Terdapat beberapa sumber yang dibutuhkan

terkait penelitian ini, meliputi:

1. Asal bahan baku, proses dan penjualan yang ramah lingkungan.

2. Harga bahan baku, hingga harga jual kekonsumen.

3. Kemasan produk dan promosi dari perusahaan.

4. Infrastruktur dan fasilitas yang digunakan.

5. Form-form atau dokumen terkait lainnya.

53

Page 70: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

3.5 Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2009:62), pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini berdasarkan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data

primer adalah data yang diperoleh berdasarkan dari hasil wawancara, dan

observasi. Sedangkan, data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi, dan studi

pustaka.

3.5.1 Studi Lapangan

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung secara

bertatap muka (personal face to face interview) dengan sumber data (informan).

Peneliti menyiapkan pedoman pertanyaan (point of interview) yang akan diajukan

kepada informan terkait dengan fokus penelitian. Wawancara berguna untuk

mengetahui tanggapan dan juga jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada

informan mengenai kebijakan dan SOP yang berhubungan dengan empat elemen

Green Marketing Mix (Product, Price, Place, Promotion) tentang kebenaran dan

konsistensi yang sudah diterapkan pada perusahaan. Selain itu, peneliti juga akan

mewawancarai karyawan lainnya yang mengetahui mengenai Green Marketing.

2. Observasi

Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala yang diteliti yang ada di lokasi

penelitian. Tujuan dari observasi ini adalah untuk mendapatkan data yang lebih

akurat dan untuk mengetahui relevansi antara jawaban dari responden atau

54

Page 71: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

informan dengan kenyataan yang ada di lapangan (Moleong, 2009: 194).

Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati, mencatat dan

mengecek kesesuaian penerapan, kebenaran serta konsistensi strategi Green

Marketing, yang terdapat pada SOP, kebijakan dan dokumentasi perusahaan yang

diimplementasi dengan Green Product, Green Price, Green Place, Green

Promotion.

3.5.2 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder, berupa studi

dokumentasi pada data internal perusahaan yang terkait dengan penerapan dan

proses Green Product (Green Input-Process-Output), Green Place mengenai

tempat, distribusi dan tata letak produk, Green Promotion terkait brosur,

penjualan ke konsumen, label, kemasan yang diterapkan oleh perusahaan serta

studi pustaka di perpustakaan mengenai indikator dan literatur terkait baik berupa

jurnal, buku, serta pencarian data dari berbagai situs internet. Dalam penelitian

ini, data sekunder yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlangsung. Dokumen

biasa berbentuk tulisan, gambar/skema, atau karya-karya seseorang. Studi

dokumentasi ini merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif untuk mendukung keakuratan data

penelitian yang telah didapat agar lebih terpercaya. Dalam penelitian ini, studi

dokumentasi berupa :

55

Page 72: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

a. Menelaah Dokumen (on desk research), yaitu mempelajari isi dokumen

untuk menilai penerapan sistem pada elemen green marketing mix

b. Profil perusahaan, struktur organisasi, sertifikat-sertifikat

c. Dokumentasi mengenai Produk, Harga, Tempat, Kemasan, Penjualan,

Peralatan dan Fasilitas.

d. Dokumen mengenai hasil kerjasama dan mitra terhadap distributor yang

juga menerapkan Green Marketing.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka yaitu cara pengumpulan data dan telaah pustaka, yang

dianggap menunjang, dan relevan dengan fokus permasalahan yang akan

diteliti, berupa literatur, jurnal, buku-buku, situs internet, dan dokumen-

dokumen terkait kebijakan, visi, misi, SOP, dan manual mutu yang digunakan.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis deskriptif digunakan menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud membuat kesimpulan secara umum. (Sugiyono, 2005: 142).

Peneliti merupakan instrumen utama penelitian karena menjadi pihak yang terjun

langsung ke lapangan serta harus berinteraksi dengan orang-orang yang berkaitan

langsung dengan tujuan dari penelitian ini. Peneliti bertindak sebagai perencana

yang menetapkan fokus, memilih informan, pelaksana pengumpulan data,

menafsirkan data, menarik kesimpulan sementara di lapangan dan menganalisis

data di lapangan secara apa-adanya, dan pengumpulan data di lapangan dilakukan

56

Page 73: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

dengan menggunakan catatan lapangan berupa catatan tertulis juga alat perekam

atau handphone.

3.6.1 Model Pendekatan Miles dan Huberman

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pendekatan Miles dan Huberman yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif terdiri dari 3 tahap, yaitu (Sugiyono, 2014: 91) :

1. Data Reduction

Data yang diperoleh dari lapangan berjumlah cukup banyak, sehingga

dilakukan analisis dengan cara mereduksi data. Mereduksi data berarti

merangkum, memilah hal-hal yang penting dan pokok, dan memfokuskan sesuai

tujuan penelitian. Dengan demikian, dapat memberikan gambaran yang terfokus

agar dapat mempermudah peneliti dalam mengumpulkan hasil dari penelitian.

2. Data Display

Data dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dianalisis,

kemudian disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart, dan sebagainya. Dalam penelitian kualitatif, lebih banyak

menggunakan penyajian bentuk naratif.

3. Conclusion Drawing/Verification

Langkah selanjutnya, membuat atau menarik kesimpulan yang didukung

dengan bukti-bukti kuat yang didapat pada saat pengumpulan data. Kesimpulan

dari penelitian kualitatif, mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang telah

dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Hal ini dikarenakan rumusan

57

Page 74: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

masalah dalam penelitian kualitatif ini masih bersifat sementara dan dapat

berubah serta berkembang setelah penelitian di lapangan.

3.6.2 Uji Keabsahan Data

Pada penelitian kualitatif, kriteria utama pada data penelitian adalah valid,

reliable, dan objektif. Oleh karena itu, uji keabsahan data merupakan tahap yang

sangat penting. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif yaitu dengan

Credibility (validitas internal). Cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan

terhadap data hasil penelitian adalah dengan melakukan perpanjangan

pengamatan, peningkatan ketekunan pengamatan, triangulasi, diskusi dengan

teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check (Sugiyono,2014: 92).

Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini antara

lain, yaitu:

1. Perpanjangan pengamatan

Perpanjangan pengamatan ini digunakan oleh peneliti untuk mengecek

apakah data yang telah diberikan oleh narasumber sudah benar atau tidak. Tabel

tidak benar, maka peneliti dapat melakukan pengamatan ulang. Perpanjangan

pengamatan ini dilakukan peneliti dengan cara melakukan wawancara kembali

kepada para narasumber untuk mendapat informasi yang lebih mendalam terkait

dengan fokus penelitian.

2. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian diartikan sebagai proses pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Triangulasi dibagi ke

dalam tiga kategori, yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi

58

Page 75: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

waktu. Dalam penelitian ini, jenis triangulasi yang digunakan adalah triangulasi

sumber, yaitu dengan mengajukan pertanyaan yang sama kepada beberapa

narasumber untuk menemukan poin kunci terhadap indikator-indikator yang telah

ditetapkan peneliti sebagai fokus penelitian ini.

3. Menggunakan bahan referensi

Bahan referensi yang dimaksud disini adalah adanya pendukung untuk

membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini

misalnya hasil wawancara didukung dengan adanya rekaman wawancara melalui

camera digital dan handphone.

3.7 Gap Analysis

Gap analysis atau analisis kesenjangan merupakan suatu alat yang

digunakan untuk mengetahui kondisi aktual yang terjadi di perusahaan. Analysis

gap dapat diartikan sebagai perbandingan kinerja aktual dengan kinerja potensial

atau yang diharapkan, digunakan sebagai alat evaluasi bisnis yang menitik

beratkan pada kesenjangan kinerja perusahaan saat ini dengan kinerja yang sudah

ditargetkan sebelumnya. Analysis gap merupakan suatu alat yang dapat digunakan

untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Metode ini merupakan salah satu metode

yang paling umum digunakan dalam pengelolaan manajemen internal suatu

lembaga. Langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan menyusun gap

analysis checklist yang berfungsi untuk mengidentifikasi gap (kesenjangan) antara

prosedur tertulis dengan prosedur yang dilakukan. Checklist ini dibuat

berdasarkan persyaratan yang ada pada Green Marketing serta untuk

memudahkan analisis maka diberikan indikator penilaian pada setiap kausul yang

59

Page 76: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

diamati. Setiap Kriteria akan diberi nilai atau poin yang dijelaskan sebagai

berikut:

Tabel 2. Persentase Penilaian Penelitian Penerapan Green Marketing Mix. Mengidentifikasi Gap

Menjawab Tiap Pertanyaan-pertanyaan Gap Analysis dengan Bobot Skor 1-5

Bobot Skor :

Skor 1 : Jika perusahaan tidak memahami apa yang diperlukan atau tidak mengerti

akan hal tersebut

Skor 2 : Jika perusahaan tidak memiliki SOP namun memahami pentingnya aktivitas

tersebut, belum ada pelaksanaan sehingga perlu dibuatnya SOP.

Skor 3 : Perusahaan memahami aktivitas tersebut, Tidak terdapat SOP secara tertulis,

belum konsisten dalam pelaksanaannya.

Skor 4 : Perusahaan memahami aktivitas, Sudah terdapat SOP, Sudah dilaksanakan

dengan konsisten, namun belum terdokumentasi.

Skor 5 : Perusahaan memahami aktivitas baik secara dokumen maupun penerapan,

Sudah terdapat SOP, Sudah dilaksanakan konsisten sesuai SOP, dan terdokumentasi.

Sumber : Vincent dalam Shabrina (2017)

Tabel 3. Range Persentase Penilaian Range dari penjumlahan bobot sebagai berikut :

81%-100% : Sudah terdapatnya SOP lisan dan tulisan green marketing, dilaksanakan

sesuai SOP, konsisten dan terdokumentasi.

61%-80% : Perusahaan sudah memiliki SOP green marketing, dilaksanakan sesuai

SOP, belum konsisten dan belum lengkap dokumentasi.

41%-60% : Perusahaan sudah melaksanakan aktivitas green marketing tetapi tidak

memiliki SOP secara lengkap.

21%-40% : Perusahaan sudah melaksanakan aktivitas green marketing tetapi tidak

maksimal karena tidak terdapatnya SOP pada perusahaan.

6%-20% : Perusahaan perlu membuat SOP terkait pelaksanaan green marketing.

0%-5%: Tidak ada dokumen maupun aktivitas mengenai green marketing mix

Sumber : Admaja dalam Twin (2013)

60

Page 77: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Rumus dalam menghitung range persentase penilaian didapatkan dengan rumus

sebagai berikut :

= ∑ Skor Tiap Pertanyaan x 100%

∑ Skor Maksimal

Formulir checklist berisi parameter yang akan diberi skor dengan

melakukan observasi langsung terhadap penerapan Green Marketing Mix. Hasil

dari penilaian dari formulasi checklist ini kemudian dianalisis untuk melihat

seberapa besar penerapan Green Marketing Mix yang diterapkan dan melakukan

perumusan rekomendasi tindak lanjut untuk perbaikan penerapan. Skor dan nilai

persentase serta keterangan dari formulir checklist adalah sebagai berikut :

a. Skor 5 : Nilai persentase 100% (Memenuhi)

b. Skor 4: Nilai persentase >75% (Cukup Memenuhi)

c. Skor 3: Nilai persentase 50-75% (Kurang Memenuhi)

d. Skor 2: Nilai Persentase 25-50% (Sangat Kurang Memenuhi)

e. Skor 1: Nilai Persentase 1-25% (Tidak Memenuhi)

3.8 Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik wawancara

dilakukan dengan membuat pedoman wawancara (point of interview) yang

berbentuk scoring checklist untuk memudahkan peneliti dalam memperoleh

informasi-informasi yang dibutuhkan terkait dengan fokus penelitian yang diteliti.

Teknik observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi (point of

observation) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pengamatan dan

61

Page 78: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

pencatatan data apa saja yang diperlukan dalam penelitian. Untuk studi

dokumentasi juga menggunakan pedoman dokumentasi (point of documentation).

Dokumen-dokumen yang dibutuhkan antara lain: mengenai dokumentasi

produksi, kemasan, penempatan produk, yang tidak memberikan efek pada

lingkungan. Instrumen penelitian sebagaimana yang terlampir dalam lampiran

62

Page 79: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan

CV. Madu Apiari Mutiara merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

produk hasil hutan yaitu madu yang didirikan pertama kali pada tahun 2010 dalam

skala UKM (Usaha Kecil Menengah) oleh Bapak Sri Hidayat. Sebelum menjadi

pengusaha madu, Bapak Hidayat memulai karier sebagai salesman di perusahaan

madu tertentu. Pada perusahaan tersebut, para salesman ditargetkan mendapatkan

50 agen tiap bulan. Di sisi lain, Bapak Hidayat memiliki waktu luang yang

digunakan untuk mengikuti pelatihan budidaya madu di IPB yang dibiayai oleh

pemerintah. Setelah 5 tahun menjadi salesman, beliau mengundurkan diri karena

pendapatan menjadi pengusaha madu sama besar saat menjadi salesman. Pada 1

April 2010, Pak Hidayat memproklamirkan perusahaannya sendiri dengan nama

CV. Madu Apiari Mutiara. Respon masyarakat hingga hari ini sangat bagus dan

perusahaan tetap melakukan Inovasi terhadap produk turunan madu. Perusahaan

telah mendapatkan nomor P-IRT yaitu No.1093276010063-18 dan sertifikasi

Halal LPPOM MUI No. 01121035061108.

Prinsip pengelolaan adalah sistem kekeluargaan namun tetap tegas dan

professional. Pemilik perusahaan juga menjaga nilai keislaman, yaitu

menyisihkan 2,5% dari keuntungan untuk disumbangkan kepada kaum yatim dan

dhuafa. Demi menjaga agar produk tetap dapat dikenal oleh masyarakat

indonesia. CV. Madu Apiari Mutiara mengikuti pameran-pameran yang sering

diadakan di Kementerian Pertanian. Selain itu bapak Sri Hidayat juga sering

63

Page 80: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

diundang keberbagai acara bisnis UKM sebagai pembicara untuk berbagi ilmu

kewirausahaan kepada masyarakat. Perusahaan juga telah mendapatkan berbagai

penghargaan seperti penghargaan wirausaha kreatif, inovasi produk organik dan

UMKM Mandiri.

4.2. Visi dan Misi

Perusahaan dalam menerapka tujuan dan target yang ingin dicapai harus

mempunyai pondasi yang harus diterakan pada perusahaan. Pondasi tersebut

dituang dalam bentuk visi dan misi, dimana setiap perusahaan atau organisasi

harus memiliki visi dan misinya sama seperti pada perusahaan ini. CV. Madu

Apiari Mutiara merupakan perusahaan yang berpegang pada visi dan misi yang

ada. Berikut adalah visi dan misi CV. Madu Apiari Mutiara:

a. Visi

Memproduksi produk olahan madu dari lebah yang berguna untuk

masyarakat dengan mengutamakan keamanan, kualitas, dan kejujuran.

b. Misi

1. Menerapkan proses produksi yang higenis dan ramah lingkungan

untuk menghasilkan produk olahan madu yang aman dikonsumsi.

2. Menjadi perusahaan yang mengutamakan kepuasan pelanggan.

3. Menyadarkan masyarakat akan pentingnya produk herbal untuk

kecantikan.

4. Mengurangi pengangguran, minimal di lingkungan sekitar.

64

Page 81: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

4.3 Kebijakan Perusahaan

Perusahaan CV. Madu Apiari Mutiara telah memiliki kebijakan dalam

menerapkan dan mempraktekan Strategi green marketing sebagaimana yang di

nyatakan oleh pemiliknya yang menginginkan penerapan produk yang Sehat,

Aman untuk manusia dan lingkungan. Perusahaan sudah menerapkan beberapa

prosedur yang berhubungan dengan keamanan produk dan kebersihan lingkungan,

tetapi perusahaan tersebut belum mewujudkan dalam berbentuk narasi tertulis.

Kebijakan yang ada pada perusahaan CV. Madu Apiari Mutiara ada yang sudah

dituangkan dalam bentuk tertulis seperti penerapan keamanan produk baik itu dari

segi mutu dan keramahan lingkungan pada CV. Madu Apiari Mutiara. Penerapan

kebijakan Halal sebagaimana yang dijelaskan pada kalimat di bawah ini :

Perusahaan CV. Madu Apiari Mutiara bertekad untuk hanya memproduksi dan

memasarkan produk halal secara konsisten dalam rangka memenuhi kebutuhan

konsumen serta mengutamakan kepuasan pelanggan melalui inovasi.

Perusahaan akan mencapainya melalui penerapan langkah-langkah berikut:

1. Menjamin seluruh produk yang dibuat disertifikasi oleh LPPOM MUI.

2. Menjamin seluruh bahan yang digunakan dalam pembuatan produk-produk

kami adalah halal.

3. Menjamin sistem produksi adalah bersih dan bebas dari bahan yang tidak

halal dan najis.

4. Melatih, mengembangkan dan melibatkan seluruh stakeholder perusahaan

guna memahami Sistem Jaminan Halal.

65

Page 82: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

5. Menyediakan sumberdaya yang diperlukan untuk penyusunan, penerapan

dan perbaikan berkelanjutan Sistem Jaminan Halal.

6. Melakukan sosialisasi kebijakan halal ke seluruh pemangku kepentingan

(stake holders) perusahaan melalui media sosialisasi seperti pelatihan,

briefing, memo internal, spanduk, poster, atau bentuk sosialisasi lain yang

sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

4.4. Struktur Organisasi

Gambar 7. Struktur Organisasi Sumber : CV. Madu Apiari Mutiara 2019

Struktur Organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja)

dalam organisasi. Struktur organisasi dibuat dan disusun agar setiap anggota

dapat bekerjasama secara efektif dan efisien yaitu melalui adanya pembagian

66

Page 83: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

kerja, tugas, dan tanggung jawab yang jelas. Struktur Organisasi pada CV Madu

Apiari Mutiara memakai struktur organisasi lini/garis. Di dalam bentuk

organisasi lini/garis, tanggung jawabnya masing-masing. Ciri-ciri organisasi

lini/garis adalah jabatan yang tercantum di dalam bagian organisasi terletak pada

satu garis vertikal, biasanya di terapkan perusahaan kecil yang sedang

berkembang.

Keuntungan dari struktur organisasi lini/garis adalah :

1. Orang-orang yang mempinyai kekuasaan bertanggung jawab

dan terbuka

2. Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat

3. Disiplin kerja yang mudah dikontrol

4. Tinggginya solidaritas di antara anggota

5. Adanya kesempatan yang luas bagi para anggota untuk dapat

mengembangkan bakatnya.

Berdasarkan struktur diatas dilihat bahwa perusahaan dipimpin oleh pemilik

perusahaan yaitu bapak Sri Hidayat, dan istrinya ibu Saripah Aini. Sekretaris

perusahaan dijabat oleh Novia Nurlaeni dan segaris lurus dengan audit internal

yang berperan juga sebagai apoteker yang bertanggung jawab terhadap

pengawasan jaminan mutu madu dan pengajuan pemberkasan dan dokumen

perusahaan. Ada supervisor yang berperan mengontrol kinerja karyawan dari

setiap divisi dan mengawasi operasional produksi perusahaan. Lalu di bawahnya

terdapat 5 divisi yaitu divisi bahan baku yang mengawasi, memesan dan

mengontrol adanya kualitas bahan baku. Ada divisi keuangan dan administrasi

67

Page 84: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

yang mengurusi laporan keuangan, pengeluran dan pendapatan perusahaan dan

mengurusi kebutuhan opesional perusahaan. Ada divisi pengadaan barang yang

berperan memastikan barang dan peralatan untuk produksi selalu tersedia,

mengawasi stok barang di gudang dan stok barang jadi. Ada divisi produksi yang

bertugas memproduksi dan membuat dan mengelola produk hingga menjadi

produk yang sudah dikemas. Terakhir terdapat divisi pemasaran yang bertugas

memasarkan dan menjual barang, menawarkannya pada konsumen dan

memastikan produk memiliki keuntungan dan banyak terjual kekonsumen.

4.5 Profil Perusahaan

Perusahaan CV. Madu Apiari Mutiara bergerak dibidang pengolahan dan

produksi madu, dimulai dari awal beternak lebah, pemanenan madu,

penyimpanan, produksi, hingga pengemasan madu. Berbagai jenis olahan dari

madu dikelola oleh perusahaan tersebut baik itu produk madu asli, madu formula,

dan juga produk turunan madu seperti kosmetik, sabun, shampo dari madu.

Perusahaan tersebut mulai merintis dari tahun 2010 dan terus berkembang dan

melakukan inovasi produk sehingga memiliki berbagai jenis variasi rasa, bentuk,

dan harga. Perusahaan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada karyawan

seperti pelatihan GMP, Wirausaha/UMKM, Perlebahan, Sanitasi dll agar

karyawan yang bekerja menjadi lebih mengerti dan paham dengan keamanan

produk, sebagai pemberian penyemangat dan pengalaman kepada karyawan agar

semangat dalam bekerja. Pada gambar dibawah ini merupakan salah satu sertifikat

tentang keamanan pangan dan organik yang diikuti oleh beberapa karyawan di

perusahaan.

68

Page 85: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Gambar 8. Contoh Sertifikasi Pelatihan Keamanan pangan pada Karyawan Sumber: Cv. Madu Apiari Mutiara (2019)

Dari sertifikat kompetensi tersebut menunjukan bahwa semua karyawan

yang bekerja di perusahaan sudah mendapatkan pelatihan tentang pembuatan

keamanan pangan dan produk organik. Sehingga memberikan kemudahan untuk

perusahaan dalam menerapkan green marketing mix. Dibawah ini merupakan

Profil perusahaan CV. Madu Apiari Mutiara dijabarkan sebagai berikut :

A. Nama Perusahaan : CV. Madu Apiari Mutiara

B. Bidang Usaha : Perdagangan Hasil Olahan Madu

C. Jenis Produk/Jasa : Berbagai Jenis Produk Olahan Madu

D. Nama Produk : Madu Mutiara Ibu

E. Alamat Perusahaan : Jl. Putri Tunggal Komplek Cassa Soronza

Rt.02 Rw.03 No.192 Hajar Mukti, Cimanggis, Depok.

69

Page 86: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

F. Tahun Berdiri : 2010

G. Bentuk Badan Usaha : CV (Commanditaire Vennontschap)

4.6 Lokasi Perusahaan

Lokasi perusahaan merupakan tempat dimana perusahaan melakukan

aktivitasnya, CV Madu Apiarai Mutiara berlokasi di Jl. Casa Coronsa No. 102

Rt 002/003 Kel. Harjamukti, Kec. Cimanggis – Depok.

Untuk menentukan lokasi perusahaan yang efektif memerlukan pikiran

dan pertimbangan yang luas dari pemimpin perusahaan. Adapun pertimbangan

mengenai lokasi perusahaan tersebut di antaranya:

1. Lokasi usaha merupakan tempat milik pribadi sehingga tidak

memerlukan biaya sewa untuk lokasi usaha dan letak pada lokasi yang

juga strategis, sehingga mudah untuk dicari dan diketahui.

2. Tenaga kerja yang dibutuhkan berada didekat lokasi usaha dan tidak

memerlukan kualifikasi yang tinggi sehingga upah tenaga kerja juga

terjangkau.

3. Fasilitas lingkungan yang memenuhi syarat kecukupan listrik air dan

telepon dan kelancaran lalu lintas.

4. Berdekatan dengan konsumen karena berada di daerah perumahan

padat penduduk.

70

Page 87: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

4.7 Jenis Produk

Penjualan madu di CV. Madu Apiari Mutiara menjual berbagai jenis

produk madu, dengan memiliki 3 kriteria penjualan madu yaitu Madu Murni,

Madu Formula dan Turunan Madu, berikut adalah jenis dari madu yang

diproduksi oleh perusahaan :

Tabel 4. Jenis Produk Madu

Madu Murni Madu Formula Turunan Madu

Madu Kapuk Randu

Madu Kelengkeng

Madu Rambutan

Madu Karet

Madu Kaliandra

Madu Multiflora

Madu Mangga

Madu Kopi

Madu Mahoni

Madu Sonokeling

Madu Durian

Madu Dalam Sarang

Madu organik (madu hutan)

Madu Trigona

Madu Royal Jelly

Madu Anak (Honey Kids)

Madu Pasutri

Madu Pelangsing

Madu Cengkeh

Madu Kulit Manggis

Madu Daun Sirsak

Madu Kayu Manis

Madu Ibu Hamil

Madu propolis

Madu Herbal Plus

Madu Super

Madu Super Spesial

Sabun Madu Transparan

Sabun Madu Cair

Sabun Madu Propolis

Sabun Madu Cream

Shampoo madu

Propolis liquid

Propolis Indonesia

Tetes Mata Madu

Sumber : CV. Madu Apiari Mutiara 2019

71

Page 88: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Perusahaan memiliki 3 kriteria dalam pengembangan usaha madunya.

1. Madu murni adalah madu yang dibuatnya tanpa campuran apa pun, lebah

meminum hasil dari sari-sari bunga yang ada di dekatnya dan dari sari

bunga tersebut menghasilkan madu yang sesuai dengan bunga yang ada di

dekatnya. Misalnya madu kapuk, ialah sarang lebah yang di ternak dibawah

pohon kapuk yang sedang berbunga lalu lebah tersebut mencari makan dan

meminum sari bunga yang ada pada bunga di pohon kapuk, prosesnya

ditunggu selama seminggu untuk menjadi madu, maka jadilah dengan nama

madu kapuk.

2. Madu Formula : adalah suatu inovasi dalam produk madu dimana memiliki

manfaat yang lebih untuk kesehatan manusia, karena madu formula

dirancang dengan berbagai manfaat yang berbeda dengan nama yang

berbeda. Madu formula memiliki beberapa bahan tambahan di dalamnya

seperti royal jelly, propolis, bee polen, jahe merah, habbatusauda dll.

3. Turunan madu adalah suatu produk dari anakan madu, yang di buatnya

memiliki tambahan dari madu, produk dari turunan madu ini membuktikan

bahwa manfaat madu tidak hanya digunakan untuk di konsumsi tetapi juga

dapat di pergunakan untuk kosmetik dan kesehatan kulit, mata dll

72

Page 89: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

4.8 Fasilitas Operasional Perusahaan

Untuk proses pembuatan, penempatan, penyimpanan, pembotolan,

pengemasan hingga sampai penyimpanan produk jadi pada madu

membutuhkan tempat yang sesuai dan tempat yang baik. Perusahaan CV Madu

Apiara Mutiara sudah memiliki tempat yang memadai dan baik untuk di

lakukan usaha pengolahan hasil madu dengan meiliki beberapa fasilitas dan

alat yang baik dan lengkap.

Tabel 5. Fasilitas Operasional Produksi

No Fasilitas Operasional Jumlah

1 Rak Display 2

2 Kantor Pemilik 1

3 Mushola 1

4 Meja Administrasi 1

5 Meja Sekretaris 1

6 Ruang Pengentalan Madu 1

7 Ruang Packaging 1

8 Ruang Penyaringan Madu 1

9 Gudang Bahan Baku 1

10 Toilet 3

11 Ruang Produksi Propolis 1

12 Dapur 2

13 Gudang Penyimpanan Botol Kemasan 2

14 Gudang Persediaan Barang Jadi 1

15 Garasi 1 Sumber : CV. Madu Apiari Mutiara 2019

73

Page 90: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Tabel. 6 Alat Operasional Produk

No Nama Alat Fungsi

1 Refaktometer Alat Untuk mengukur kadar air yang sudah dikentalkan

2 Panci Stainless Tempat menampung madu yang akan di produksi

3 Timbangan Alat untuk mengukur isi berat madu

4 Mesin Expired Alat untuk mencetak kode produksi, tanggal produsi, dan kadaluarsa

5 Kompor Alat untuk masak air ketika produk hendak di press

6 Mesin Penurun Kadar Air

untuk menurunkan kadar air dari madu encer ke madu kental

7 Panci Tempat untuk mengepress kemasan 8 Kompor Listrik Alat untuk penyegelan pada kemasan

9 Cutter alat untuk merapikan plastik shring pada kemasan

10 Krat/Keranjang Tempat untuk menyaring botol yang sudah diisi madu yang akan diberi label

11 Loyang/Baki Tempat menyimpan madu yang akan diturunkan kadar airnya

12 Saringan Alat untuk menyaring madu dari kotoran

13 Gayung Alat untuk mengambil dan menuangkan madu kesaringan

14 Jerigen/blung Tempat menyimpan madu baik yang masih encer maupun yang sudah kental

Sumber : CV. Madu Apiari Mutiara 2019

74

Page 91: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

4.9 Proses Produksi Madu

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam memproduksi madu di CV. Madu

Apiari Mutiara dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Proses Produksi Madu

Bagan Alur Keterangan Gambar

1. Penerimaan bahan baku madu, propolis, polen, royal jelly dll dari peternak.

2. Madu yang baru diterima langsung dilakukan penimbangan sesuai dengan berat madu.

3. Madu yang sudah dilakukan penimbangan akan di simpan ditempat penyimpanan.

4.Dilakukan penyaringan madu dari kotoran kasar seperti lebah yang sudah mati atau kotoran lainnya.

5. Untuk menambah kualitas pada madu maka dilakukan penurunan kadar air. Dan disimpan diruangan hangat.

6. Setelah kadar air mencukupi dilakukan penyaringan ke II dengan agar lebih bersih dan aman.

7. Setelah disaring disimpan dalam wadah untuk dilakukan pembotolan.

1. Penerimaan Bahan

2. Penimbangan Madu

3. Penyimpanan Bahan Baku

4. Penyaringan 1

Bahan Baku: Madu, Propolis, Polen, Royal Jelly, dll

5. Penurunan Kadar Air Madu

6. Penyaringan II

7. Penyimpanan II dan pembotolan

75

Page 92: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Bagan Alur Keterangan Gambar

8. Dilakukan pelabelan dan melakukan expired dengan mesin expired.

9. Setelah dilakukan pelabelan maka dilakukan pengemasan madu dengan menempelkan label dan plastik pada produk.

10. Tahap akhir adalah penyimpanan produk jadi madu yang telah dilakukan berbagai proses.

11. Penjualan Produk Madu.

Produk Madu Cv. Madu Apiari Mutiara

Sumber: CV. Madu Apiari Mutiara (2019)

Produksi madu pada perusahaan CV. Madu Apiari Mutiara memiliki

tahapan yang harus dilalui, pada tabel diatas menjalaskan tentag proses produksi

madu, pada awalnya dilakukankan pengecekan terlebih dahulu pada tempat

pemanenan madu dan melihat jenis madu yang akan dipilih, setelah itu madu

dikirim keperusahaan lalu diterima oleh karyawan untuk dilakukan pengecekan

kadar air madu dan dilakukan penimbangan. Madu yang telah dilakukan

8. Pelabelan

9. Pengemasan Madu

10. Penyimpanan produk jadi madu

11. Penjualan Madu

Output: Produk Madu

76

Page 93: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

penimbangan dimasukan kedalam ruang penyimpanan bahan baku, saat

melakukan produksi dilihat jenis madu yang ingin diolah, lalu dilakukan

penyaringan hingga dua hingga tiga kali, dan dipindahkan kedalam wadah

stainless stail untuk dilakukan proses pembotolan. Saat proses pembotolan selesai

yang dilakukan selanjutnya proses pemasangan label pada kemasan, dan

dilakukan proses tahap akhir yaitu proses pengemasan plastik. Selanjutnya proses

menyimpan produk jadi ke dalam ruang penyimpanan madu untuk dilakukan

pemasaran dan penjualan madu kepada konsumen.

77

Page 94: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis akan memaparkan hasil penelitian di Perusahaan CV.

Madu Apiari Mutiara, Cimanggis, Depok. Penelitian ini untuk menjawab tujuan

yaitu mengetahui penerapan Green Marketing Mix pada CV. Madu Apiari

Mutiara, dan mengidentifikasi kesesuaian penerapan elemen-elemen Green

Marketing Mix dengan standar yang ditetapkan.

5.1 Penerapan Green Marketing Mix pada CV. Madu Apiari Mutiara

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, CV. Madu

Apiari Mutiara telah menerapkan Green Marketing Mix. Hal dapat dilihat dari

produk yang dikembangkan berbahan alami tanpa campuran bahan kimia atau

bahan tambahan apapun, ramah lingkungan, no animal testing, serta penggunaan

kemasan yang dapat didaur ulang (menggunakan kemasan kaca dan atau plastik

yang tencantum tanda food grade). CV. Madu Apiari Mutiara merupakan

perusahaan yang mengusung isu lingkungan dalam memasarkan produknya. Hal

terlihat dari kebijakan dan SOP perusahaan seperti pengawasan pembuatan

produk, bahan baku organik, pembuatan GMP. Jenis-jenis SOP lain pada

perusahaan dapat terlihat pada lampiran 10. CV. Madu Apiari Mutiara juga

memiliki sertifikat Sistem Jaminan Halal dari LPP-POM MUI dan setifikat halal

dari MUI Jawa Barat (Gambar 9).

78

Page 95: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Gambar 9. Sertifikasi Halal LPP-POM dan MUI Jawa Barat Sumber: Cv. Madu Apiari Mutiara (2019)

79

Page 96: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

5.1.1 Penerapan green product

CV. Madu Apiari Mutiara telah menerapkan Green Product karena dilihat

dari hasil uji lab menyatakan madu yang dihasilkan tergolong produk organik

yang aman dikonsumsi, tahan lama, tidak beracun, tidak menggunakan bahan

kimiawi pada produknya dan pemakaian kemasan yang minim yang dapat di daur

ulang dan tidak berlebihan.

Gambar 10. Hasil Uji Lab produk Sumber: CV. Madu Apiari Mutiara (2019)

80

Page 97: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Green Marketing secara utuh diterapkan dalam setiap lini produksi, sehingga

atribut Green dapat dikelompokan menjadi Green Input, Green Process, dan

Green Output, disesuaikan dengan beberapa SOP yang menunjukkan kesesuaian

dari adanya Green Input yaitu dilihat dari SOP penyimpanan dan pemilihan bahan

baku, prosedur pemantauan bahan baku. Sedangkan SOP yang menunjukkan

kesesuaian dari Green Process yaitu Prosedur proses pengolahan madu, Prosedur

tentang higienis dan penggunaan perlengkapan kerja, Prosedur mencuci tangan,

prosedur monitoring mutu air, dan prosedur pengendalian hama. SOP yang

menunjukkan kesesuaian dari Green Output dapat dilihat dari prosedur pelabelan

dan pembotolan, penyimpanan produk jadi, identifikasi bahaya dan

pengendaliannya. Perusahaan sering mengikuti pelatihan produk organik dan

pameran berbasis produk organik.

Seperti yang dikatakan oleh (Ottman dalam Kinoti, 2011:268) Green product

biasanya tahan lama, tidak beracun, berasal dari bahan alami, kemasan

mempunyai tanda food grade sehingga dapat didaur ulang dan menggunakan

kemasan yang tidak berlebihan (minimal packaging).

Kriteria madu pada perusahaan CV. Madu Apiari Mutiara di ketegorikan

menjadi dua yaitu jenis madu dengan kualitas dengan kadar air SNI dan Kualitas

dengan Kadar air Internasional. Diagram alur pembotolan madu kualitas SNI dan

Internasional berbeda, dapat terlihat seperti gambar 13 berikut ini.

81

Page 98: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Gambar 11. Diagram Alur Pembotolan Madu Kualitas SNI dan Internasional Sumber : Cv. Madu Apiari Mutiara (2019)

Alur pembotolan madu:

1. Setelah madu dipanen kemudian dilakukan penyaringan pertama, kemudian di

simpan di tempat penyimpanan bahan baku atau gudang.

Proses Penyaringan

Proses Penyaringan Madu

Dimasukan kedalam botol

Dilabel

Disegel

Siap dipasarkan

Proses Pembotolan Madu Kualitas SNI

20-22 %

Proses Pembotolan Madu Kualitas Internasional

Proses Penyaringan Madu

Dimasukan kedalam mesin penurun kadar air

Sekitar 17-18%

Dimasukan kedalam botol

Disegel

Dilabel

Siap dipasarkan

Panen Madu

Penyaringan II

82

Page 99: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

2. Madu yang akan di produksi di ukur kadar airnya apa sudah memenuhi standar,

madu yang siap dipanen dilakukan penyaringan kembali. Untuk madu kadar air

yang lebih kental atau kualitas international dimasukan ke dalam mesin

pemanas agar kadar air madu turun.

3. Madu yang sudah sesuai standar maka dilakukan penyaringan ulang, dan

selanjutnya siap untuk diproduksi dan dilakukan pembotolan.

Harga madu di CV. Madu Apiari Mutiara disesuaikan juga dengan kriteria

dan jenis madu. Madu dengan kualitas kadar air lebih rendah (kualitas

internasional) lebih mahal disebabkan adanya penambahan proses produksi dan

harus dimasukan terlebih dahulu kedalam mesin penguap untuk menununkan

kadar air pada madu, selain itu kadar air yang lebih rendah membuat madu

menjadi lebih kental dan tidak cair seperti madu pada umumnya dikarenakan

madu lebih kental dan lebih banyak memiliki kandungan gizinya dari pada madu

yang cair dengan kadar air yang tinggi.

5.1.2 Penerapan green price

Harga dilihat dari jenis dan kualitas madu, jumlah kadar air madu dan tingkat

kesulitan memperoleh madu berkualitas. Harga madu hutan akan lebih mahal dari

pada madu peternakan karena cara mendapatkannya yang lebih banyak

membutuhkan energi, selain itu dilihat dari sisi kemasan yang menggunakan botol

yang dapat di daur ulang dan kemasan yang memiliki food grade menjadi nilai

tambah terhadap harga madu. Pada tabel di bawah ini adalah daftar harga madu

yang dijual pada perusahaan CV. Madu Apiari Mutiara.

83

Page 100: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Tabel 8. Daftar Harga Madu kualitas SNI CV. Madu Apiari Mutiara

No. Jenis Madu Encer Kental

1 Kapuk Randu/ Rambutan/ Mangga/ Kopi (450 gr) 80.000 85.000

2 Royal Jelly/Kaliandra/Durian/ Honey Kids (450 gr) 85.000 90.000

3 Madu Organik / Klengkeng / Sonokeling / Madu Super (450 gr) 100.000 125.000

4 Karet (450 gr) 70.000 75.000

5 Madu Propolis (400 gr) 90.000

6 Madu Herbal Plus / Madu Super Special (400 gr) 80.000

7 Hutan Palembang (450 gr) 70.000 75.000

8 Hutan Riau (450 gr) 75.000 80.000

9 Madu Dalam Sarang (400 gr) 200.000

13 Mahoni (450 gr) 75.000 80.000 Sumber: CV. Madu Apiari Mutiara (2019)

Pada tabel di atas menunjukkan daftar harga madu yang ada pada

perusahaan, daftar harga tersebut disesuaikan dengan jumlah kadar air yang dijual.

Kadar air madu semakin tinggi maka harga madunya juga semakin tinggi.

Harganya disesuaikan dengan kualitas dan jenis madunya. Untuk tabel dibawah

menunjukkan harga madu dengan kualitas international jual di perusahaan.

Tabel 9. Daftar Harga Madu kualitas internasional

No Jenis Madu Ukuran Harga 1 Madu Hutan 250 Rp. 60.000

2 Madu Hutan 400 Rp. 90.000

3 Madu Ternak 250 Rp. 60.000

4 Madu Ternak 400 Rp. 90.000

5 Madu Trigona / Klanceng 250 Rp. 125.000

6 Madu Trigona / Klanceng 400 Rp. 200.000

Sumber: CV. Madu Apiari Mutiara (2019)

84

Page 101: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Jenis madu kualitas internasional dikarenakan jenis madu yang diperoleh

sesuai dengan standar madu international dan telah melakukan penurunan kadar

air sehingga mempunyai tekstur yang kental dengan kadar air yang rendah. Jenis

dan cara mendapatkan madunya juga membutuhkan banyak proses sehingga

membutuhkan tambahan biaya dan energi dalam pengolahannya. Menurut

penelitian Eneizan dan Wahab (2016: 3) proses hijau menjadi mahal dalam hal

memasang teknologi dan peralatan baru, melatih orang, menyerap biaya eksternal,

dan mengubah limbah menjadi produk daur ulang. Biaya-biaya ini diintegrasikan

ke dalam harga akhir suatu produk. Oleh karena itu harga hijau adalah harga

premium, yang selanjutnya meningkat dengan penambahan biaya promosi.

Pengeluaran ini harus dirasionalisasi oleh upaya pemasaran; pada saat yang sama,

konsumen harus didorong untuk membayar harga premium.

5.1.3 Penerapan green place

CV. Madu Apiari Mutiara memiliki beberapa SOP yang menunjukan

adanya prosedur mengenai green place seperti prosedur pembersihan dan

pemeliharaan fasilitas perusahaan, prosedur pembersihan fasilitas peralatan

produksi. Jenis-jenis SOP pada perusahaan dapat terlihat pada lampiran 10.

Perusahaan menjaga alat transportasi dengan aktivitas pembersihan, mengganti

oli dan perawatan mesin agar emisi yang dihasilkan dari alat transportasi tidak

berlebihan. Menurut penelitian (Solvalier, 2010: 78) dan (Eneizan dan Wahab,

2016: 4) terdapat 2 kategori dalam Green Place yaitu 1) green distribution yang

menunjukkan pemilihan saluran dengan cara yang meminimalkan kerusakan

lingkungan. 2) Green store sebuah konsep pemasaran yang mendukung kegiatan

85

Page 102: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

ramah lingkungan, dimana toko atau tempat yang yang menjual green product

juga menyadari dan memiliki wawasan tentang keramahan lingkungan. Yang

berhubungan dengan Green store yaitu seperti mengurangi konsumsi energi,

Sanitasi lingkungan dan pencapaian eko-efisiensi.

5.1.4 Penerapan green promotion

Perusahaan CV. Madu Apiari Mutiara juga melakukan promosi dan

pemasaran untuk menjual produknya. Proses penjualan dilakukan oleh bagian

pemasaran pada perusahaan yang biasanya melakukan penjualan dan mengikuti

kegiatan dan pameran dalam menjual produk madu. Tugas bagian pemasaran

yaitu menjual produk sekaligus menyampaikan manfaat dan teknis mendapatkan

produk madu yang dijual kepada konsumen sebagai bentuk edukasi dan

menambah wawasan konsumen. Untuk meningkatkan pemasaran dan penjualan

perusahaan melakukan pelatihan untuk mempermudah perusahaan melihat

peluang pemasaran dan dapat bersaing secara teknologi. Tidak hanya pemilik

perusahaan tetapi ada beberapa karyawan yang diikutsertakan dalam berbagai

pelatihan lainnya untuk menambah kemampuan karyawan dan meningkatkan

daya saing perusahaan.

Perusahaan sedang mengembangkan adanya eco label dan juga sertifikat

berbasis lingkungan seperti ISO 14001. Perusahaan melakukan promosi dan

penjualan melalui media sosial seperti instagram, email, whatsapp dan telepon

langsung, sebagai bentuk memanfaatkan teknologi dan meminimalkan waktu

dalam memesan produk madu. Saat ini perusahaan masih melakukan penjualan

seperti pemasaran pada umumnya dan belum menunjukan adanya nilai

86

Page 103: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

lingkungan dalam pengembangan kemasan produk dan penjualan, perusahaan

sudah menjual produk dikalangan produk organik lain dan sudah mulai bersaing

dengan produk organik dan ramah lingkungan lainnya.

5.2 Analisis Rekapitulasi Kesesuaian Penerapan Green Marketing Mix

Data kesesuaian penerapan Green Marketing Mix pada CV. Madu Apiari

Mutiara Cimanggis Depok berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang

penulis lakukan, disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Rekapitulasi Hasil Checklist Pertanyaan

No. Elemen Green Marketing Mix

Jumlah Parameter

∑ Skor Tiap

Parameter

∑ Skor Maksimal

Persentase (%)

1. Green Product 21 83 105 79,4%

2. Green Price 3 13 15 86,6%

3. Green Place 6 23 30 73,3%

4. Green Promotion 9 31 45 68,8%

Rata-rata Keseluruhan 76,97%

Sumber : Hasil Olah Data (2019)

Berdasarkan Tabel 10 di atas, terdapat 4 elemen green marketing mix. Hasil

rekapitulasi penilaian persentase menunjukkan bahwa pelaksanaan Green

Marketing Mix pada perusahaan CV. Madu Apiari Mutiara, Cimanggis, Depok,

sudah banyak mengikuti aturan yang diterapkan oleh Green Marketing. Hal ini

ditunjukkan pada elemen 1 Green Product memperoleh persentase sebesar 79,4%,

elemen 2 Green Price sebesar 86,6%, elemen 3 Green Place memperoleh sebesar

73,3%, dan perolehan pada Green Promotion memperoleh sebesar 68,8%.

87

Page 104: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Perolehan persentase terhadap penilaian kesesuaian tiap elemen dapat dilakukan

dengan menggunakan rumus berikut:

= ∑ Skor Tiap Pertanyaan x 100%

∑ Skor Maksimal

Sebagai contoh, perhitungan pada elemen 1 Green Product, terdapat 21

pertanyaan dari total skor pertanyaan 100, hasil ini diperoleh sebagai berikut :

= 83105

x 100% = 78,7%

Berikut ini merupakan tabel range persentase penilaian penerapan elemen-elemen

Green Marketing Mix di CV. Madu Apiari Mutiara, Cimanggis, Depok (Tabel 9).

Tabel 11. Range Penilaian Persentase dari Scoring Checklist

Range dari penjumlahan bobot sebagai berikut :

81%-100% : Sudah terdapatnya SOP lisan dan tulisan green marketing, dilaksanakan

sesuai SOP, konsisten dan terdokumentasi.

61%-80% : Perusahaan sudah memiliki SOP green marketing, dilaksanakan sesuai

SOP, belum konsisten dan belum lengkap dokumentasi.

41%-60% : Perusahaan sudah melaksanakan aktivitas green marketing tetapi tidak

memiliki SOP secara lengkap.

21%-40% : Perusahaan sudah melaksanakan aktivitas green marketing tetapi tidak

maksimal karena tidak terdapatnya SOP pada perusahaan.

6%-20% : Perusahaan perlu membuat SOP terkait pelaksanaan green marketing.

0%-5%: Tidak ada dokumen maupun aktivitas mengenai green marketing mix

Sumber: Admaja dalam Twin (2013)

Hasil rekapitulasi persentase scoring checklist pertanyaan green marketing

mix mendapatkan hasil persentase dengan nilai 78,7% menunjukkan bahwa

penerapan elemen-elemen Green Marketing Mix memperoleh rata-rata persentase

berkisar 66-80%, yang berarti proses dan prosedur yang dijalankan perusahaan

88

Page 105: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

dalam melakukan tindakan berbasis green marketing mix masih banyak yang

dilakukan tanpa adanya pencatatan dan dokumentasi.

5.2.1. Analisis Kesesuaian Green Product

Data kesesuaian penerapan Green Marketing Mix pada CV. Madu Apiari

Mutiara Cimanggis Depok. Disajikan pada tabel 9 menunjukkan kesesuaian

elemen green product dalam menerapkan green marketing adalah sebagai berikut:

Tabel 12. Hasil Scoring Checklist Green Product

Parameter Skor

Green Product 1 2 3 4 5 1. Terdapat Praktek/tata laksana dan kebijakan green

product dilaksanakan sesuai SOP √

2. Penerimaan bahan baku dan Kestabilan kadar air madu sesuai prosedur

3. Penggunaan mesin yang sesuai prosedur √

4. Tersedia ruang penyimpanan higienis √

5. Pemakaian alat pelindung diri √ 6. Wadah Simpan Higienis dan Konsistensi

pelaksanaan kebersihan lingkungan kerja √

7. Pelaksanaan sanitasi dilaksanakan sesuai SOP √ 8. Kaca, lantai dan peralatan produksi selalu dijaga

kebersihannya √

9. Penanganan limbah sesuai prosedur √

10. Jenis limbah tidak berbahaya √

11. Kemasan yang digunakan sudah sesuai prosedur √ 12. Penggunaan SOP daur ulang pada kemasan √

13. Penggunaan kemasan tidak terkontaminasi pada produk √

14. Sertifikasi berbasis lingkungan dan keamanan pangan √

15. Penerangan yang baik dan tidak mengganggu aktivitas kerja √

16. Suasana kantor nyaman dan jauh dari kebisingan √

Total Skor Parameter (83/105)x100%= 79,4% Sumber: Hasil Olah Data (2019)

89

Page 106: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Tabel di atas menunjukkan hasil scoring checklist pertanyaan terhadap

elemen Green Product yang menekankan pada aspek produksi tentang keramahan

dan keamanan lingkungan memperoleh persentase kesesuaian sebesar 79,4%. Hal

tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memahami dan memperaktekan

prosedur dan melaksanakan aktivitas green marketing. Penerapan Green Product

di perusahaan melibatkan mulai dari awal pembuatan produk (Green Input),

proses produksi pada perusahaan yang ramah lingkungan (Green Process), hingga

akhir produksi seperti pengemasan dan penyimpanan (Green Output).

A. Kebijakan green product pada perusahaan

Perusahaan menerapkan kebijakan green product untuk memberikan

kepercayaan terhadap masyarakat. Proses madu yang dilakukan bertujuan

membantu pelestarian lingkungan yang berbeda pada umumnya. Madu dibuat

dengan higienis dan tersanitasi agar konsumen tetap terjaga kesehatannya.

Penerapan kebijakan green product dipraktekkan berawal dengan dibuatnya SOP

tentang keamanan pembuatan produk kemudian dilanjutkan dengan adanya SOP

keselamatan kerja dan lingkungan. Ketika sudah terdapat SOP, maka karyawan

yang bekerja harus mengikuti seluruh SOP yang ada. Kebijakan green product

ada yang dilakukan secara lisan dan secara tertulis. Kebijakan ada beberapa yang

dituangkan dalam bentuk SOP untuk memudahkan karyawan dalam

melaksanakan kinerjanya dan juga sebagai pedoman/dokumen yang diterapkan

dalam perusahaan. karena banyak melihat kasus keracunan pangan di Indonesia yang

disebabkan oleh produksi pangan pada kondisi sanitasi dan hygiene yang kurang

memadai maka pimpinan perusahaan CV. Madu Apiari Mutiara mengeluarkan

kebijakannya tentang pembentukan tim GMP/CPPOB dengan ketetapan Nomor : 002

90

Page 107: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

/MMI/SK/XII/ Tahun 2016, kebijakan dapat dilihat pada lampiran 11. Perusahaan CV.

Madu Apiari Mutiara telah melalui tahapan uji lab yang dilakukan pada Badan

Penelitian dan Pengembangan industri tahun 2016 yang menunjukan bahwa

produk madu yang di jual pada perusahaan CV. Madu Apiari Mutiara adalah

produk yang tergolong organik dan memiliki keamanan pangan yang sudah sesuai

dengan Standar Nasional Indonesia (SNI-3545-2013).

B. Kebijakan green product

Kebijakan green product dijelaskan oleh pemilik perusahaan secara lisan

kepada karyawan tentang pengertian, manfaat menerapkan green product.

Karyawan hanya menunggu instruksi tentang pembuatan produk dan aturan

tentang kebijakan green product. Karyawan juga diikutsertakan agar lebih

memahami pembuatan produk yang aman, higienis dan tersanitasi. Selain itu

selalu ada pengawasan langsung terhadap proses pembuatan produk yang

berwawasan lingkungan dari pemilik perusahaan. Jaminan penerapan kebijakan

green product dilaksanakan dengan pengawasan dan pengecekan oleh pemilik

perusahaan, suvervisor, dan audit internal setiap bulannya oleh suvervisor untuk

memantau penerapan secara konsisten. Cara menjaga konsistensi kebijakan

dilakukan dengan adanya memiliki struktur tata kelola perusahaan, job

description, GMP, SSOP, dipadukan dengan peraturan dari SNI-6729-2016 yang

berkaitan dengan wawasan lingkungan. Perusahaan juga melakukan sistem

monitoring kinerja dan realisasi atas berbagai program kerja yang telah disusun.

Mekanisme monitoring kinerja dilakukan melalui rapat tingkat pimpinan, rapat

dan evaluasi bulanan bersama karyawan, dan audit internal.

91

Page 108: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

C. Tata laksana Bahan Baku

Untuk pelaksanaan penerimaan bahan baku dilakukan dengan melihat jenis

dan kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan, lalu bagian pemasaran memesan

bahan baku kepada petani madu. Saat bahan baku madu datang ke perusahaan,

akan diterima oleh karyawan untuk di lakukan penimbangan bobot madu.

Setelah itu, dilakukan pengecekan kadar air pada madu, bila kriteria madu

sudah diterima maka madu ditempatkan di gudang penyimpanan dan disusun

berdasarkan jenis dan kadar air madu. Dalam menjalan pelaksaan penerimaan

bahan baku karyawan yang melakukannya sudah menerapkan sesuai SSOP

yang ada pada lampiran 16.

D. Kestabilan kadar air madu

Kadar air merupakan salah satu komponen kualitas dalam madu yang

penting. Pada saat panen, kadar air madu bisa mencapai 22-23%. Untuk

menjaga kestabilan kadar air madu saat proses dimulai dipindahkan ke wadah

stainless stell, karena sifat logam yang bagus untuk madu dan dapat

menghantarkan panas sehingga tahan terhadap udara. Madu memiliki sifat

higrokopis atau kemampuan menyerap molekul air. Agar madu tetap terjaga

kadar airnya, tetap higienis dan terhindar dari berkembangnya mikroorganisme

harus disimpan diwadah yang tertutup rapat dan di masukan kedalam ruangan

dengan suhu kamar. Madu tidak cocok apabila dimasukan ke dalam lemari es

atau Freezer, Karena madu memiiki sifat higrokopis atau yang disebut punya

kemampuan untuk menyerap molekul air. Agar madu terjaga kadar airnya,

92

Page 109: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

tetap higienis, dan terhindar dari mikro organisme madu dimasukan pada

wadah yang tertutup rapat.

Gambar 12. Hasil Uji lab kebersihan dan mutu air Sumber: CV. Madu Apiari Mutiara (2019)

Pada gambar di atas menurut hasil uji lab yang dilakukan pada Badan

Penelitian dan Pengembangan industri tahun 2016 menunjukan penggunaan

air, kebersihan dan mutu air pada perusahaan CV. Madu Apiari Mutiara sudah

memenuhi SNI. Perusahaan selalu melakukan pengawasan dan monitoring

pada mutu penggunaan air dengan tujuan agar produk yang digunakan tetap

terjaga kebersihan, keamanan dan jaminan mutunya. Pengawasan selalu

93

Page 110: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

dilakukan oleh bagian produksi agar tidak terdapat cemaran produk dan

terhindar dari kontaminasi bahan kimiawi.

F. Penyimpanan bahan baku madu

Cara penyimpanan bahan baku madu yang benar dengan melihat jenis

wadah yang digunakan. Tempat penyimpanan madu lebih cocok menggunakan

wadah dari kaca atau wadah tertutup plastik seperti drum. Madu disimpan di

suhu 10-20˚C. Menyimpan dengan suhu yang terlalu panas dan dingin dapat

mengurangi cita rasa madu dan membuat warnanya gelap. Penyimpanan madu

dilakukan ditempat yang gelap dan jauh dari sinar matahari. Wadah

penyimpanan madu harus tertutup rapat karena mencegah kemungkinan udara

luar mengkontaminasi madu dan menghindarkan madu untuk mengkristal.

Berikut adalah SOP mengenai penyimpanan bahan baku madu:

1. Penyimpanan Bahan Baku

• Bahan baku madu disimpan di dalam blung yang bersih, kering dan

tertata rapi

• Bahan baku tersebut disusun sesuai System First Expired First Out

(FEFO)

• Lakukan pencatatan bahan baku yang disimpan.

2. Penyimpanan Produk Jadi

a. Produk jadi di simpan di dalam ruang penyimpanan yang bersih,

kering dan terhindar dari sinar matahari sesuai System First In First

Out ( FIFO ) First Expired First Out (FEFO)

b. Lakukan pencatatan keluar masuknya produk jadi yang di simpan

dalam ruang penyimpanan.

94

Page 111: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

3. Pemantauan

Karyawan di bagian gudang yang di tunjuk melakukan pemantauan

kondisi bahan baku dan produk jadi.

G. Penggunaan mesin panen

Mesin panen digunakan untuk mengeluarkan madu dari log/sarang lebah.

Selain itu untuk menyaring kotoran yang terdapat pada madu. Penggunaannya

log/sarang lebah dikeluarkan dari tempatnya kemudian dimasukan kemesin

refraktor setelah mesin terisi penuh maka dilakukan proses mesin dengan cara

memutar secara manual dengan tenaga manusia tidak menggunakan listrik atau

tenaga lainnya, setelah diputar maka akan keluar cairan madu yang langsung

tersaring. Madu dikumpulkan pada wadah seperti drum dan akan dilakukan

proses selanjutnya. Pada penggunaan mesin panen ini dijalankan sesuai SOP.

H. Sanitasi kebersihan tempat

Ruang produksi selalu terjaga sanitasi kebersihannya oleh bagian

produksi. Semua karyawan yang bekerja melakukan piket kebersihan secara

bergantian untuk membersihkan ruang produksi. Kebersihan ruang produksi

dan pelaksanaan produksi termasuk hal penting karena harus sesuai dengan

SOP kebersihan yang ada. Dalam menjalankan sanitasi tempat kerja

perusahaan sangat teliti dalam membuat SOP sehingga tidak hanya ruang

produksi yang tersanitasi tetapi juga sanitasi peralatan kebersihan, fasilitas

toilet, fasilitas gedung, fasilitas untuk tempat cuci peralatan dan juga mencakup

semua peralatan fasilitas. Kebersihan di ruang penyimpanan dilakukan oleh

bagian pergudangan dan bagian bahan baku, agar tidak terjadi kontaminasi

pada produk dan tetap terjaga keamanan lingkungannya, dengan cara :

95

Page 112: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

1. Sekali sebulan petugas pembersih memeriksa kelengkaan dan fungsi

fasilitas bangunan ( atap, pintu , langit-langit, lampu dll)

2. Bila fasilitas tidak ada atau tidak lengkap, rusak atau tidak berfungsi

sebagai mestinya segera laporkan kepada pimpinan.

3. Pimpinan segera menyediakan atau melengkapi , memperbaiki atau

mengganti fasilitas bangunan yang rusak atau tidak berfungsi.

Selain itu juga terdapat SOP Penyimpanan dan Penggunaan bahan Pembersih :

1. Bahan pembersih ( sabun pembersih ) disimpan ditempat tersendiri atau

terpisah dari penyimpanan bahan baku, kemasan dan produk jadi.

2. Tata cara penggunaan bahan pembersih harus sesuai ketentuan seperti

pada label ( baca petunjuk penggunaan pada label )

3. Kegiatan pembersihan dilakukan sebelum dan sesudah proses produksi

4. Petugas kebersihan memantau keberadaan bahan pembersih tersebut yang

di gunakan

96

Page 113: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Pengawasan terhadap bahan baku agar bebas kontaminasi dari pengaruh luar

seperti kimiawi, fisika dan biologis.

No Potensi Bahaya Pengendalian

1. Bahaya Fisik :

a. Daun b. Lebah mati c. Debu d. Rambut

- Penyaringan pada saat madu hendak diproduksi

- Karyawan wajib menggunakan penutup kepala

2. Bahaya Biologi :

a. E-Coli b. Salmonella c. Kapang d. Khamir

- Mencuci tangan sebelum produksi atau setelah dari kamar mandi

- Memakai sarung tangan dan masker

- Penyimpanan ditempat bersih dan kering

- Terlindung dari hama yang merusak kemasan

- Menggunakan kemasan yang kemasan yang bersih dan kering

3. Bahaya Kimia :

a. Cemaran Logam b. Timbal c. Cicin d. Gelang e. Jam Tangan

- Jangan mengembala lebah di areal polusi

- Karyawan wajib melepas perhiasan atau aksesoris saat berproduksi / higiene sanitasi

H. Perawatan Fasilitas Perusahaan

Sebelum produksi dimulai, petugas kebersihan melakukan pemeriksaan

kelengkapan dan fungsi serta kebersihan dari fasilitas sanitasi atau

pembersihan. Jika fasilitas tersebut tidak ada atau tidak lengkap/tidak

bersih/rusak/tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka segera di laporkan

kepada pimpinan perusahaan untuk dilengkapi/diperbaiki/diganti dengan yang

baru. Untuk menjaga kebersihan fasilitas produksi selalu dilakukan pengecekan

dan perawatan setelah dipakai. Peralatan yang sehabis dipakai langsung

97

Page 114: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

dibersihkan untuk mencegah timbulnya kontaminasi dan kerusakan pada

peralatan.

Produk yang disimpan harus dalam keadaan baik dan aman. Sebelum

madu di masukan ke dalam wadah akan dilakukan pengecekan kebersihan

terlebih dahulu oleh bagian produksi untuk mencegah adanya kontaminasi dari

luar. Karyawan yang bekerja juga harus menggunakan peralatan kerja agar

membuat produk dan wadah tetap bersih dan higienis.

Berikut adalah SOP peralatan dan permukaan yang kontak dengan pangan:

1. Semua peralatan dan permukaan yang kontak dengan pangan diruang

produksi dan ruang pengemasan dibersihkan oleh petugas kebersihan.

2. Kegiatan pencucian dilakukkan sesudah kegiatan produksi.

3. Tata cara pembersihan peralatan dan permukaan yang kontak dengan

pangan, yaitu sebagai berikut:

3.1.Buang semua kotoran dari alat/permukaan yang kontak dengan pangan

3.1.1. Untuk peralatan gayung, saringan, panci, Loyang

- Cuci sampai bersih atau tidak terdapat kotoran dengan air

sabun dan dibilas dengan air bersih

- Simpan di rak atau tempat yang telah ditentukan

3.1.2. Untuk mesin penurun kadar air

- Bersihkan mesin penurun kadar air dari kotoran atau sisa

madu yang masih tertinggal di mesin dengan air bersih dan

lap (kanebo) yang bersih pula

98

Page 115: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

3.1.3. Untuk blung dan drigen

- Sebelum dan sesudah digunaka hendaknya dibersihkan

dengan air sabun dan dibilas dengan air bersih sampai tidak

berbau detergen

3.1.4. Untuk peralatan kompor

- Basahin kain lap (kanebo) dengan air bersih

- Gosokan kepermukaan kompor

- Gosok dengan lap (kanebo) yang bersih dan kering

3.1.5. Untuk peralatan Filling

Setiap selesai di gunakan bersihkan dengan cara:

• Basahi kain lap (kanebo) dengan air bersih

• Gosok ke seluruh permukaan alat filling baik di dalam

maupun di luarnya

• Gosok dengan kain bersih yang kering

3.2.Jika peralatan yang digunakan tidak bersih lakukan pencucian ulang

3.3.Jika peralatan yang digunakan rusak atau tidak dapat digunakan

sebagaimana mestinya, maka segera laporkan kepada pimpinan atau

penanggung jawab untuk segera di perbaiki atau di ganti yang

berfungsi.

4. Karyawan di ruang produksi yang ditunjuk melakukan pemantauan

kondisi peralatan tersebut di setiap sebelum dan sesuadah produksi.

99

Page 116: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

I. Penanganan limbah produksi

Pada produksi madu tidak terlalu banyak menimbulkan limbah, hanya

kotoran ringan saja yang terdapat pada hasil dari penyaringan limbah seperti

daun, lebah mati. Untuk sampah-sampah yang di timbulkan dari hasil produksi

madu seperti plastik, bekas stiker dan botol tak terpakai dikumpulkan dan

dimasukan kedalam satu wadah lalu langsung dibuang ke gerobak sampah agar

tidak mengganggu lingkungan produksi.

J. Pemastian Jenis Kemasan

Menurut Manongko (2011:8) penggunaan kemasan yang baik untuk green

marketing yaitu menggunakan kemasan bersifat biodegrabable atau

meminimalisir kerusakan lingkungan dengan digunakan secara berulang-ulang

dan menggunakan kemasan yang sederhana. Memastikan kemasan tidak

berbahaya dengan terdapatnya tanda food grade yang biasanya terdapat

dibagian bawah kemasan. Kemasan yang memiliki tanda food grade akan lebih

aman untuk makanan dan tubuh serta telah melalui uji yang ketat. Kemasan

tidak kotor dan tidak terkontaminasi dengan kotoran yang dapat terlihat oleh

mata seperti cat atau noda. Kemasan yang digunakan berbahan dasar dapat

didaur ulang dan dapat dipakai berkali kali.

100

Page 117: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Tabel 13. Bahan Baku dan Bahan Pengemas

BAHAN BAKU UTAMA Madu

BAHAN BAKU PELENGKAP

Propolis, royal jelly, bee pollen

Habatusauda, jahe, pasak bumi, ekstrak cengkeh,

Ekstrak kulit manggis, ekstrak daun sirsak ,

Ekstrak jati belanda, ekstrak daun katuk,

Ekstrak kayu manis

BAHAN PENGEMAS

Botol kaca/gelas volume : 400gr, 450gr, 900gr

Botol plastik volume : 250gr, 500gr, 1kg, 2,8kg

Tutup seng, tutup plastik

Label / Stiker

Slongsong / Plastik shring

Sumber: CV. Madu Apiari Mutiara (2018)

Sebelum memasukan madu yang sudah diproduksi ke dalam wadah,

kemasan yang akan di pakai di perhatikan kebersihannya oleh bagian produksi

agar terhindar dari kotoran yang dapat terlihat oleh kasat mata. Selain itu

penyimpanan kemasan disusun didalam ruangan dengan rapih agar tidak mudah

terkena debu atau kotoran. Memastikan dengan selalu agar produk tertutup

dengan rapat dan tidak terbuka agar tidak ada kontaminasi dari udara luar yang

menyebabkan madu cepat mengkristal. Berikut ini adalah penjelasan mengenai

deskripsi madu, penerimaan dan kemasan.

101

Page 118: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Tabel 14. Standarisasi Produksi Madu

No Kategori Uraian

1. Nama bahan baku utama Madu

2. Komposisi (madu formulasi) -

3. Pengemasan Blung/Jerigen

4. Masa kadaluarsa 5 tahun

5. Cara transpotasi Pakai blung / jerigen kemudian diangkut pakai truk.

6. Cara penyimpanan bila ada penundaan proses

Di blung yang bersih dengan tertutup dan rapat

7. Prosedur Penerimaan bahan baku

1. Cek surat pesanan/ surat jalan 2. Cek kondisi madu (warna, aroma, rasa

dan kadar air) 3. Tolak madu jika tidak sesuai dengan

kriteria yang dipersyaratkan. 8. Persyaratan SNI /Regulasi SNI 01-3545-2004:

1. Aktifitas Enzim diastase, Min 3DN 2. Hidroksimetilfultural (HMF), Maks

50 mg/kg 3. Air, Maks . 22% b/b 4. Gulapreduksi (dihitung sebagai

glukosa), min 65% b/b 5. Sukrosa, maks 5% b/b 6. Keasaman, maks 50 ml NaOH 1 N/Kg 7. Padatan yang taklarut dalam air, maks

0,5% b/b 8. Abu, maks 0,5% b/b 9. Cemaran logam timbal (pb), maks

tembaga (cu), maks 1,0 dan 5,0 mg/kg 10. Cemaran arsen (AS), maks 0,5 mg/kg

Peraturan Ke Badan POM RI No. HK.00.06.1.52.40011

- ALT <5x103koloni/g - APM Koliform <3/g - Kapang dan Khamir <1x101koloni/g

9. Persyaratan yang ditetapkan( Perusahaaan )

Warna, aroma, rasa harus sesuai kriteria

Sumber: Cv. Madu Apiari Mutiara (2019)

102

Page 119: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Kontaminasi produk pangan sangatlah rentan dan mudah terkena bakteri atau

terkontaminasi dan unsur luar baik itu fisika, kimiawi dan biologis dari produk.

Untuk mencegah adanya kontaminasi terdapat SOP yang menjelaskan tentang

higienitas/koreksi kebiasaan karyawan dan perlengkapan kerja :

1. Seluruh karyawan dibagian penyaringan dan penimbangan serta bagian

pengemasan (packing ) harus menggunakan perlengkapan kerja ( tutup

kepala, celemek, dan masker) yang bersih.

2. Khusus untuk karyawan bagian pengisian kedalam botol, selain

menggunakan tutup kepala,masker juga harus menggunakan sarung tangan

yang bersih.

3. Selama bekerja, karyawan dibagian tersebut dilarang :

• Makan, minum, merokok dan meludah

• Bersin / batuk kearah pangan yang diolah / pangan yang tidak

tertutup dan kearah permukaan yang kontak dengan pangan

• Menggaruk, mengupil dan berbicara selama proses produksi

• Memiliki kuku yang panjang dan menggunakan “ cutek “,

menggunakan perhiasan ( cincin, anting, jam tangan, gelang,

kalung dll)

4. Karyawan yang memiliki luka terbuka harus ditutup dengan plester dan

tidak bekerja di bagian pengisian kedalam botol

5. Karyawan yang sakit, baru sembuh dari sakit, sakit yang menular serta

memiliki luka terbuka yang cukup parah disuruh istirahat di rumah.

6. Sebelum bekerja karyawan harus mencuci tangan terlebih dahulu ( lihat

prosedur mencuci tangan)

7. Sebelum masuk ruang produksi harus menggunakan perlengkapan kerja

yang khusus untuk di ruang produksi

8. Semua perlengkapan kerja dan barang pribadi karyawan disimpan diruang

khusus (locker).

103

Page 120: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

9. Pimpinan dam atau karyawan yang ditunjuk melakukan pemantauan

kondisi tersebut di atas setiap sebelum operasi dan setiap saat.

5.2.2 Analisis Kesesuaian Green Price

Data kesesuaian penerapan Green Marketing Mix pada CV. Madu Apiari

Mutiara Cimanggis Depok berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang

penulis lakukan, disajikan pada tabel 15 menunjukkan kesesuaian elemen green

price dalam menerapkan green marketing adalah sebagai berikut:

Tabel 15. Hasil Scoring Checklist Green Price

Parameter Skor Green Price 1 2 3 4 5 1. Biaya lingkungan untuk pembentuk tambahan harga √

2. Biaya tambahan untuk kemasan dan label √ 3. Penambahan biaya pada panen madu √

Total Skor Parameter (13/15)x100%= 86,6% Sumber: Hasil olah data (2019)

Dari Tabel di atas menunjukkan hasil scoring checklist pertanyaan terhadap

elemen Green Price yang menekankan pada aspek pembiayaan tentang

keramahan dan keamanan lingkungan memperoleh persentase kesesuaian sebesar

86,6%. Menurut penelitian Eneizan dan Wahab (2016: 3), proses hijau menjadi

mahal dalam hal memasang teknologi dan peralatan baru, melatih orang,

menyerap biaya eksternal, dan mengubah limbah menjadi produk daur ulang.

Terdapat nilai tambah yang diberikan perusahaan dalam membuat produk yang

ramah lingkungan karena harga madu disesuaikan menurut jenis dan kesulitan

mendapatkan madu dan bahan baku yang dibutuhkan. Madu yang langsung dari

hutan lebih mahal harganya dengan madu budidaya karena perolehan cara yang

104

Page 121: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

lebih sulit. Selain itu kadar air menjadi penentu harga. Harga madu menjadi lebih

mahal karena diperlukan proses yang lebih panjang dari madu dengan kadar air

lebih tinggi. Harga juga dipengaruhi jumlah madu dan jenis madu pada setiap

kemasan. Proses madu dengan memperhatikan green marketing berarti terdapat

aktivitas-aktivitas berdasarkan konsep “green” agar produk aman dikonsumsi dan

tidak merusak lingkungan. Aktivitas green marketing yang terdapat pada madu

membuat harga menjadi sedikit lebih mahal. Harga penjualan madu kepada

konsumen juga sesuai dengan khasiat dan proses yang dilalui oleh perusahaan

tersebut dalam mengelola madu hingga menjadi minuman yang siap dikonsumsi.

Dari berbagai proses bahan baku, produksi, penyimpanan, hingga kemasan,

memiliki kriteria dan nilai tambah yang berbeda-beda, menjadi dasar madu pada

perusahaan CV. Madu Apiari Mutiara menjadi lebih mahal.

5.2.3 Analisis Kesesuaian Green Place

Green Place dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam

menyediakan pelayanan dan fasilitas yang ramah lingkungan seperti distribusi,

transportasi yang ramah lingkungan, menggunakan energi secukupnya, tidak

boros sumber daya dan tidak memberikan emisi pada lingkungan dan juga

menyediakan toko atau tempat yang ramah lingkungan dengan pemakaian energi

yang sewajarnya. Data kesesuaian penerapan Green Marketing Mix pada CV.

Madu Apiari Mutiara Cimanggis Depok berdasarkan hasil wawancara dan

observasi yang penulis lakukan, disajikan pada tabel 16 menunjukkan kesesuaian

elemen green place dalam menerapkan green marketing adalah sebagai berikut:

105

Page 122: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Tabel 16. Hasil Scoring Checklist Green Place

Parameter Skor

Green Place 1 2 3 4 5 1. Pengemasan wadah distribusi dilakukan dengan

praktis dan efisien √

2. Penggunaan jenis transportasi minimal emisi √ 3. Penggunaan alat distribusi dan transportasi sesuai

prosedur √

4. Efisiensi pemakaian energi pada toko √

5. Penggunaan hemat energi pada toko sesuai prosedur √

6. Sanitasi pada toko/tempat penjualan sesuai prosedur √

Total Skor Parameter (22/30)x100%= 73,3% Sumber: Hasil olah data (2019)

Hasil scoring checklist menunjukkan elemen Green Place yang menekankan

pada aspek penempatan dan tataletak lokasi penjualan dan distribusi produk yang

berwawasan lingkungan memperoleh persentase kesesuaian sebesar 73,3%.

Perusahaan menerapkan penjualan, pemasaran dan distribusi produk yang masih

mengutamakan unsur lingkungan dan penghematan energi. Berikut ini merupakan

penjelasan mengenai hasil dari Green Distribution dan Green Store:

K. Penggunaan alat Transportasi

Alat transportasi yang digunakan berupa mobil dan motor untuk

mengantarkan barang dan pesanan kepada distributor dan konsumen. Perusahaan

memiliki 2 alat tranportasi mobil dan 3 alat tranportasi motor. Perusahaan

menggunakan jasa pengirim paket seperti JNE atau TIKI untuk mengirim pesanan

madu kepada konsumen. Jika pesanan berlokasi dekat dengan perusahaan yaitu

depok dan sekitarnya maka perusahaan akan mengantarkannya langsung

menggunakan alat transportasi mobil atau motor. Alat tansportasi perusahaan juga

106

Page 123: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

digunakan untuk pengantaran barang bagi kegiatan pameran dan seminar, dari

pembelian bahan baku, pelengkap keperluan kemasan dan sebagainya. Alat

transportasi dilakukan perawatan mesin agar kendaraan dapat mengurangi bahaya

terhadap lingkungan dan tidak memberikan polusi yang berlebihan. Transportasi

yang ada pada perusahaan juga tidak menghasilkan emisi berlebihan yang dapat

mengganggu masyarakat dan lingkungan. Dari penjelasan di atas, perusahaan

telah menerapkan Green Distribution mengenai penghematan dan aman dalam

pemakaian alat distribusi, pengantaran madu dari tempat penjualan hingga

konsumen serta peralatan yang digunakan tidak berbahaya bagi lingkungan.

N. Penggunaan energi dan sanitasi pada tempat penjualan

Penggunaan energi pada toko dan perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan

daya dan kapasitas yang dibutuhkan agar tidak ada pemakaian yang berlebihan.

Langkah yang dilakukan seperti mematikan peralatan listrik yang sudah tidak

digunakan, penggunaan lampu dengan energi yang kecil, dan lebih terlalu banyak

menggunakan mesin untuk proses produksi. Dalam melakukan sanitasi ditempat

kerja pimpinan perusahaan menerapkan SOP untuk karyawan. Lingkungan kerja

selalu dibersihkan setiap hari oleh petugas piket, lalu sekali sebulan petugas

pembersih memeriksa kelengkapan dan fungsi fasilitas bangunan seperti atap,

pintu, toilet, lampu, dinding dll untuk memastikan keadaan pada ruangan dalam

keadaan aman dan bersih. Apabila terdapat kendala maka akan dilaporkan ke

pimpinan perusahaan untuk segera digantikan.

107

Page 124: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Gambar 13. Tempat penjualan Madu

Pada gambar di atas menunjukkan tempat penjualan madu yang sebagai

salah satu bentuk untuk menarik konsumen agar membeli produk madu dan

mengetahui produk-produk organik yang berbasis lingkungan. Penempatan

produk dilakukan dengan rapih dan bersih dengan lingkup banner atau pamflet

madu pada lokasi penjualan. Perusahaan juga membagikan brosur yang

menjelaskan karakteristik dan khasiat madu.

108

Page 125: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

5.2.4 Analisis Kesesuaian Green Promotion

Data kesesuaian penerapan Green Marketing Mix pada CV. Madu Apiari

Mutiara Cimanggis Depok berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang

penulis lakukan, disajikan pada tabel 17 menunjukkan kesesuaian elemen green

product dalam menerapkan green marketing adalah sebagai berikut:

Tabel 17. Hasil Skoring Checklist Green Promotion

Parameter Skor Green Promotion 1 2 3 4 5 1. Pemanfaatan eco label sesuai prosedur √ 2. Kesetaraan informasi pada label sesuai pelaksanaan √ 3. Kemudahan dalam pemahaman informasi ramah

lingkungan √

4. Pemanfaatan eco brand sesuai prosedur √

5. Terdapatnya Slogan pada produk dan kemasan √ 6. Memiliki gambar yang menarik dalam kemasan yang

mencerminkan lingkungan √

7. Pemanfaatan periklanan/promosi ramah lingkungan sesuai prosedur √

8. Efisiensi periklanan melalui media sosial √ 9. Mengikuti pameran dalam pemasaran madu √

Total Skor Parameter (31/45)x100%= 68,8% Sumber: Hasil olah data (2019)

Hasil scoring checklist pertanyaan terhadap elemen Green Promotion

yang menekankan pada aspek pemasaran dan promosi produk yang berwawasan

lingkungan memperoleh persentase kesesuaian sebesar 68,8%. Hasil green

promotion menunjukkan perusahaan berusaha menerapkan penjualan dan

promosi produk yang berbasis lingkungan dengan menerapkan elemen green

promotion yaitu eco label, eco brand dan enviromental advertisement dan masih

kurang terhadap SOP dan dokumen yang ada.

109

Page 126: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Pada tabel di atas terdapat skor terendah yaitu pemanfaatan eco label

sesuai prosedur dan pemanfaatan eco brand sesuai prosedur dikarenakan tidak

adanya aktivitas eco label dan eco brand pada perusahaan, perusahaan belum

menerapkan logo berbasis lingkungan dan belum menerapkan pemasaran

berbentuk eco label dan eco brand. Terdapat skor tertinggi yaitu skor 5 terdapat

pada efisiensi periklanan melalui media sosial dan mengikuti pameran dalam

pemasaran madu dikarenakan sudah adanya penerapan yang efektif seperti

pemanfaatan media sosial. Perusahaan sudah rutin dalam mengikuti kegiatan

pemasaran dan promosi langsung dengan mengikuti kegiatan pameran madu dan

ikut serta kegiatan pangan organik, perusahaan juga sering memberikan materi

terkait madu dan perlebahan kepada lembaga kerja dan sekolah sebagai bentuk

edukasi dan pemarasan madu organik kepada masyarakat. Berikut ini merupakan

penjelasan mengenai hasil dari eco label, eco brand dan enviromental

advertisment:

A. Pemanfaatan Eco Label

Eco label adalah salah satu alat pemasaran hijau penting yang digunakan

pada produk ramah lingkungan. Menurut Fui Yeng dan Yazdanifard (2015:18)

label lingkungan memungkinkan konsumen dengan mudah membedakan produk

ramah lingkungan dibandingkan produk standar normal. Eco label bertujuan

untuk mempromosikan pengelolaan produk berkelanjutan dan produk-produk

madu organik kepada konsumen. Perusahaan ini belum menerapkan Eco Label

pada kemasan, pemilik perusahaan sedang mengusahakan untuk menerapkan logo

110

Page 127: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Eco label pada kemasan, dan masih berusaha melengkapi dokumen agar dapat

menggunakan eco label.

B. Meyakinkan Konsumen

Untuk meyakinkan konsumen agar percaya dengan bahan baku madu yang

murni dan tanpa campuran apapun dilihat dari brosur yang disiapkan pemasaran

kepada konsumen. Selain itu, sudah menjadi tugas bagian pemasaran untuk dapat

meyakinkan konsumen tentang kemurnian madu. Melalui hasil uji lab yang

menunjukkan produk adalah asli berbahan alami dan organik.

C. Pemanfaatan Eco Brand dan Logo

Eco Brand adalah nama, simbol atau gambar produk yang tidak berbahaya

bagi lingkungan. Menurut Puspa dewi (2018: 2169) mendefinisikan eco label

sebagai nama, istilah, tanda, simbol atau desain yang berbasis lingkungan untuk

mengidentifikasi produk dari satu penjual atau kelompok penjual untuk

membedakan produk dari pesaing. Dalam memanfaatkan eco brand perusahaan

menggunakan istilah Madu Murni 100% untuk memberikan daya tarik dan

meyakinkan konsumen. Selain itu warna kuning pada kemasan mencerminkan

warna lebah ditambah terdapat gambar lebah yang memberikan unsur lingkungan

dan kesan yang menarik. Pada kemasan produk madu belum terdapat logo tentang

lingkungan, hanya terdapat logo MUI dan logo binaan IPB. Karena perusahaan

belum mendapat logo yang berhubungan lingkungan pada kemasan.

D. Pemanfaatan Promosi dan Mengajak Konsumen

Menurut (Ekowati, 2015 dalam Puspa dewi, 2018: 2169) Green advertising

adalah periklanan yang tampilannya berwawasan lingkungan, cara untuk

111

Page 128: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

memengaruhi perilaku pembelian konsumen yang akan sangat mendorong

konsumen untuk membeli produk yang ramah lingkungan. Perusahaan sering

mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan produk organik dan ramah

lingkungan, seperti pameran produk organik, iklan di media sosial dan brosur.

Bagian pemasaran memasarkan produk madu dengan menunjukan keunggulan

dan manfaat dari mengkonsumsi produk madu. Perusahaan melakukan promosi

tambahan dengan mengikuti kegiatan pameran dari dinas kesehatan, Perkumpulan

Perlebahan Indonesia, produk organik dan dari instansi lain. Sebagai bentuk

menarik konsumen, dan memberitahu konsumen akan produk yang dibuat secara

ramah lingkungan dan dari bahan dasar pangan organik.

5.3 Temuan GAP dan Rekomendasi

5.3.1 Klasifikasi Hasil Temuan Ketidaksesuaian (Gap)

Berdasarkan hasil penelitian terhadap penerapan strategi green marketing pada

CV. Madu Apiari Mutiara, didapatkan hasil temuan ketidaksesuaian (gap) sebagai

berikut :

1. Temuan pada elemen green product

a. Kurangnya kelengkapan dokumen proses produksi yang menunjukkan

produk tersebut adalah produk organik dan ramah lingkungan, seperti

dokumentasi proses produksi atau panen madu yang organik dan

ramah lingkungan baik itu dalam berupa foto maupun video

pembuatan madu.

b. Kurangnya kelengkapan mengenai dokumen dan SOP yang berbasis

lingkungan pada perusahaan, yaitu:

112

Page 129: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

• Kebijakan berbasis green product secara tertulis

• SOP Penjaminan keaslian bahan baku

• SOP Jaminan mutu tanpa bahan tambahan pangan

• Instruksi kerja pengolahan mutu madu

• SOP Terkait limbah dan buangannya

• SOP Pemanfaatan mesin dan energi.

• SOP Pendataan kode produksi

• Dokumen Informasi dan kejelasan logo lingkungan pada produk

• Penjelaskan tentang madu organik dan keramahan lingkungan

pada pamflet, brosur atau bannernya

• SOP Pemasaran dan penjualan produk

• SOP daur ulang kemasan

c. Belum terdapat sertifikat berbasis lingkungan pada perusahaan hanya

sertifikat mengenai keamanan pangan dan produk.

2. Temuan pada elemen green place:

a. Masih kurang konsisten dalam melakukan penghematan penggunaan

listrik dan air.

b. Alat tranportasi yang kurang dijaga perawatannya sehingga

menghasilkan emisi yang berlebihan.

c. Tidak semua kemasan pada produk yang dijual menggunakan kemasan

yang dapat di daur ulang.

3. Temuan pada elemen green promotion:

113

Page 130: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

a. Kurangnya informasi kepada konsumen yang menyatakan bahwa

produk madu yang dibuat ramah lingkungan dan peduli pada lingkungan.

b. Masih belum mencantumkan eco label.

c. Belum konsisten dalam menerapkan slogan mengenai produk organik

dan berwawasan lingkungan.

d. Perusahaan masih kurang dalam promosi yang berbasis lingkungan

e. Kurangnya mencantumkan gambar mengenai produk organik dan ramah

lingkungan.

Berdasarkan hasil temuan ketidaksesuaian (gap) di atas, masih banyak SOP

yang belum dibuat dan diterapkan oleh perusahaan dan masih terdapat kekurangan

dalam menerapkan strategi green marketing, sehingga perlu rekomendasi tindakan

pengembangan agar strategi green marketing berjalan sesuai dengan empat

elemen berbasis lingkungan yaitu product, price, place, promotion.

5.3.2 Rekomendasi Tindakan Pengembangan Strategi Green Marketing

Rekomendasi tindakan pengembangan Strategi Green Marketing Produk

Madu mengacu kepada hasil identifikasi tahap wawancara, dokumentasi dan

observasi. Berdasarkan gap (temuan) ketidaksesuaian peran pengembangan

strategi green marketing penulis mengidentifikasikan tindakan pengembangan

strategi green marketing yang telah dilakukan oleh perusahaan dan menetapkan

rekomendasi tindakan terkait gap (temuan) ketidaksesuaian yang akan dijelaskan

pada tabel 18 berikut ini:

114

Page 131: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Tabel 18. Analysis GAP (Temuan Ketidaksesuaian dan Rekomendasi Tindakan Pengembangan Green Marketing Mix) No. Gap (Temuan

Ketidaksesuaian) Penyebab Gap Target yang ingin Dicapai Rekomendasi Tindakan

1. Kurangnya kelengkapan dokumentasi mengenai proses produksi yang menunjukkan produk tersebut adalah produk organik dan ramah lingkungan

Belum lengkap dalam membuat dokumentasi pada pembuatan produk organik dan ramah lingkungan sehingga konsumen masih banyak yang menanyakan tentang kebenaran dan keaslian produk organik dan ramah lingkungan tersebut.

Dihasilkan dokumentasi proses produksi madu yang organik dan ramah lingkungan baik itu berupa foto maupun video pembuatan madu.

Melengkapi dokumen pengolahan produk ramah lingkungan, dokumen pemanenan dan penerimaan bahan baku yang aman, dan dokumen penyimpanan bahan baku.

2. Kurangnya kelengkapan mengenai dokumen dan SOP yang berbasis lingkungan pada perusahaan

Belum mempunyai SOP mengenai proses penanganan limbah

Perbaiki penambahan kelengkapan SOP berbasis lingkungan dan SOP mengenai limbah proses.

Menambahkan pembuatan SOP berbasis lingkungan, SOP daur ulang kemasan dan SOP limbah proses, selain itu pengawasan rutin tentang lingkungan.

3. Tidak terdapat sertifikat berbasis lingkungan pada perusahaan hanya sertifikat mengenai keamanan pangan dan produk.

Belum memiliki sertifikat resmi mengenai keamanan lingkungan seperti sertifikat ISO 14001 yang membahas mengenai produk ramah lingkungan.

Sertifikat berbasis lingkungan seperti sertifikat ISO 14001 yang membahas mengenai produk ramah lingkungan.

Mencari informasi lebih lanjut mengenai pembuatan sertifikat ramah lingkungan, selain itu perusahaan juga harus konsisten dalam pembuatan yang berbasis keramahan lingkungan

4 Kurangnya informasi kepada konsumen yang menyatakan bahwa produk madu yang dibuat ramah lingkungan dan peduli pada lingkungan.

Kurang komunikasi mengenai adanya pembuatan produk yang berbasis lingkungan, sehingga banyak konsumen yang kurang mengerti dan tidak tau.

Menambah publikasi dan pemasaran produk ramah lingkungan. Memberikan daya tarik melalui inovasi kemasan

Memberikan informasi dan komunikasi kepada konsumen agar lebih sadar akan pentingnya membeli produk yang ramah lingkungan.

115

Page 132: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

No. Gap (Temuan Ketidaksesuaian)

Penyebab Gap Target yang ingin Dicapai Rekomendasi Tindakan

5

Perusahaan masih kurang konsisten dalam melakukan penghematan energi seperti penggunaan mesin, alat tranportasi dan penggunaan fasilitas yang tidak banyak mengeluarkan energi.

Belum konsisten dijalankan oleh setiap karyawan atau individu pada perusahaan sehingga masih banyak menggunakan mesin, alat transportasi, dan fasilitas yang berlebihan.

Perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian tindakan/pelatihan sumberdaya manusia mengenai pembuatan produk yang ramah lingkungan.

Kedisiplinan dalam pemakaian fasilitas dan mesin pada proses produksi seperti mesin pendingin dan mesin pada proses pengurangan kadar air madu. Kurangi pemakaian listrik yang berlebihan pada perusahaan.

6 Tidak semua kemasan pada produk yang dijual menggunakan kemasan yang dapat di daur ulang, ada beberapa kemasan yang hanya dapat digunakan dengan sistem sekali pakai.

Kemasan yang digunakan pada produk tidak semua menggunakkan kemasan yang dapat di daur ulang, terdapat beberapa kemasan yang menggunakan botol plastik dengan nomer kemasan 1 yang berarti hanya dapat satu kali pemakaian saja.

Penggunaan kemasan pada produk yang semuanya dapat di daur ulang.

Upaya mengganti kemasan yang tidak dapat di daur ulang dengan kemasan yang dapat di daur ulang, dan tahan lama pemakaian serta tidak membahayakan bagi lingkungan dengan mengganti nomer kemasan menjadi nomer 5.

7

Perusahaan masih belum mencantumkan logo tentang eco label.

Belum terdapatnya eco label yang dicantumkan pada kemasan.

Pencantuman logo eco label pada kemasan

Perusahaan harus tegas dalam mencantumkan logo sehingga konsumen menjadi lebih tau dan sadar untuk membeli produk yang lebih berwawasan lingkungan.

116

Page 133: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

No. Gap (Temuan Ketidaksesuaian)

Penyebab Gap Target yang ingin Dicapai Rekomendasi Tindakan

8

Perusahaan masih belum konsisten dalam menerapkan slogan mengenai produk organik dan berwawasan lingkungan.

Slogan atau tulisan mengenai produk organik dan lingkungan kurang dipublikasikan ke konsumen.

Penerapan Slogan atau tulisan tentang produk organik, sehat dan berwawasan lingkungan.

Pemilik perusahaan dan manajer pemasaran harus lebih konsisten pada kemasan dengan mencantumkan slogan atau kalimat yang membuat konsumen menjadi lebih tertarik untuk membeli.

9. Perusahaan masih kurang dalam promosi yang berbasis lingkungan, kurangnya mencantumkan gambar mengenai produk organik dan ramah lingkungan.

Kurang perapkan gambar atau penjelasan tentang produk organik dan ramah lingkungan pada brosur atau kemasan.

Melakukan beberapa inovasi mengenai kemasan, sehingga mempermudah konsumen dalam mengetahui tentang produk organik yang ramah lingkungan.

Perusahaan harus lebih kreatif dalam pengembangan media promosi yang menunjukan produk adalah benar produk madu organik, murni dan dikelola dengan sistem yang ramah lingkungan.

10 Perusahaan belum menerapkan Eco label dan eco brand

Belum adanya dokumen yang lengkap dalam melengkapi syarat eco label dan

Masih dalam pelengkapan dokumen untuk eco label dan eco brand

Perusahaan harus lebih aktif dalam mengumpulkan data dan dokumen yang menunjang adanya syarat eco label dan eco brand.

117

Page 134: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai penerapan Green Marketing

Mix di CV. Madu Apiari Mutiara, Cimanggis, Depok, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. CV. Madu Apiari Mutiara sudah mengikuti kriteri green marketing mix

dalam peroses penerapan produknya yaitu 4 elemen green marketing: green

product, green price, green place, dan green promotion. Tetapi masih ada

kekurangan dalam penerapannya seperti belum menyertakan logo tentang

keramahan lingkungan pada kemasan, dan masih banyak kegiatan yang

belum konsisten tentang lingkungan seperti pemakaian energi dan listrik

yang berlebihan, penggunaan alat distribusi dan transportasi yang masih

menimbulkan emisi dan penggunaan promosi dan iklan yang masih kurang

terhadap unsur lingkungan.

2. Kesesuaian penerapan Green Marketing Mix pada hal ini ditunjukkan pada

elemen 1 Green Product memperoleh persentase sebesar 79,4%, elemen 2

Green Price sebesar 86,6%, elemen 3 Green Place memperoleh sebesar

73,3%, dan perolehan pada Green Promotion memperoleh sebesar 68,8%.

Hasil rekapitulasi persentase dengan nilai 76,97% menunjukkan bahwa

penerapan elemen-elemen Green Marketing memperoleh rata-rata

persentase berkisar 61%-80% yang berarti Perusahaan sudah memiliki SOP

green marketing dan dilaksanakan sesuai SOP. selain itu proses dan prosedur

118

Page 135: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

yang dijalankan perusahaan dalam melakukan tindakan berbasis green

marketing masih banyak yang dilakukan dengan tanpa adanya pencatatan

dan dokumentasi.

3. Tindakan pengembangan green marketing yang telah dijalankan oleh

perusahaan masih belum dilakukan secara maksimal, hal ini terlihat dari

sejumlah rencana atau tindakan yang belum dilakukan oleh perusahaan

untuk mengatasi gap yang ditemukan. Oleh karena itu, penulis

merekomendasikan beberapa jenis tindakan untuk mengatasi gap terkait

pengembangan green marketing yang ditemukan.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan melihat kondisi yang

ada di perusahaan, maka peneliti memberikan beberapa saran sesuai dengan

tahapan penelitian sebagai berikut:

1. Penyiapan dokumen terkait elemen green product, green price, green place,

dan green promotion yang belum lengkap, dengan lebih aktif dalam mencari

dokumentasi setiap kegiatan yang berhubungan dengan produk ramah

lingkungan.

2. Perbaiki SOP yang terkait sanitasi lingkungan sehingga menunjukkan

adanya proses produksi ramah lingkungan dan menambahkan SOP limbah

proses, sehingga mempermudah karyawan bekerja dalam menerapkan

pembuatan produk yang berwawasan lingkungan.

3. Melibatkan manajer setiap divisi terkait menetapkan kebijakan dan sasaran

yang akan diambil oleh perusahaan dalam melaksanakan konsistensi, serta

119

Page 136: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

pelaksanaan briefing sebelum memulai pekerjaan, rapat organisasi, rapat

antar divisi, studi banding, survei keluhan pelanggan dan kepuasan

pelanggan sehingga dapat mempermudah dalam memantau proses

penerapan lingkungan.

4. Langkah langkah terkait penerapan dan sertifikasi resmi berbasis

lingkungan seperti ISO 14001, sehingga perusahaan dapat memasang logo

lingkungan pada kemasan agar lebih memberikan kepercayaan terhadap

konsumen yang membeli terkait produk ramah lingkungan.

120

Page 137: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

DAFTAR PUSTAKA

Amrul, Mamey Saphota. 2002. Green Marketing dan Keputusan Pembelian (Studi Dampak Marketing Communications The Body Shop Terhadap Keputusan Pembelian Produknya). Jurnal Managemen Komunikasi.

Anisa Islamadina. 2017. Pengaruh Metode Marketing Mix Terhadap Kepuasan

Pelanggan dan Keputusan Pembeli Green Produk. Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

Arseculeratne, Yazdanifard, R. 2014. How Green Marketing Can Create a

Sustainable Competitive Advantage for a Business. International Business Research Series Journal, Vol. 7, No. 1, pp. 130-137.

Arifin, Zainol dan Sahrawi. 2016. Usahatani Kedelai Varietas Wilis Pada Lahan

Sawah Tadah Hujan. Jurnal. Universitas Islam Madura. Diakses pada tanggal 24 Mei 2016.

Boztepe, Aysel. 2012. Green Marketing and its Impact on Consumer Buying

Behavior. European Journal of Economic and Political Studies. Vol 7.

Cahyani, 2018. Perilaku Pangan Organik terhadap Konsumen. Jurnal Pangan Organik. Bogor.

Downey, W.David dan Erickson. 2016. Agribussines Management. Pt Gelora Aksara Pratama.

Eneizan BM, Wahab KA. 2016. Effect Of Green Marketing Strategy On The Financial And Non-Financial Performance Of Firms: A Conceptual Paper. Arabian Journal Of Business and Management Review. Universiti Sains Islam Malaysia. Vol. 6, Issue 5.

Erina Setyani. 2015. Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Pembelian

Konsumen di Toko Alat Tulis Putra 2 Limpung. Skripsi Universitas Islam Negeri Walisongo. Semarang.

Fan, Haofu & Lin Zeng. 2011. Implementation of Green Marketing Strategy in

China: A Study of the Green Food Industry. Master Thesis of Business Administration University of Gavle.

FuiYeng & Yazdanifard. 2015. Green Marketing: A Study Of Consumers Buying Behavior in Relation to Green Product. Global Journal Management And Business Research:E Marketing. Help College Arts and Technology, Malaysia.

121

Page 138: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Haryadi, Rudi. 2009. Pengaruh Strategi Green Marketing Terhadap Pilihan Konsumen Melalui Pendekatan Marketing Mix. Tesis Program Magister Manajemen. Universitas Diponegoro, Semarang.

Hakim,Arief R. 2009. Analisis Pengaruh Penerapan Konsep Green marketing Terhadap Keputusan Pembelian Produk di Serambi Botani- Botani Square Bogor. Skripsi Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hariyanto, 2018. Pedoman Budidaya Beternak Lebah Madu. Caraka Darma Aksara. Yogyakarta.

Jatmiko, Rahmad Dwi. 2003. Manajemen Stratejik. UMM Press, Malang.

Kinoti, Mary Wanjiru. 2011. Green Marketing Intervention Strategies and Sustainable Development: A Conceptual Paper. International Journal of Business and Social Science, Vol.2, No.3, pp.263-273.

Khorniawati Melisa. 2014. Produk Pertanian Organik Di Indonesia: Tinjauan Atas Preferensi Konsumen Indonesia Terhadap Produk Pertanian Organik Lokal. Jurnal Studi Manajemen. Universitas Ma Chung. Malang.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran Jilid 1 dan 2. Penerbit Prehalindo. Jakarta.

Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. 2009. Marketing: An Introduction Ninth Edition. Journal Pearson Education International.

Kotler, Philip & Armstrong. 2009. “Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 13 Jilid 1”. Erlangga, Jakarta.

Kusumadewi. 2016. Konsumsi Air Sayuran Organik dalam pemahaman produksi pangan organik. Jurnal Sayuran Organik. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Lestari, Sri Puji. 2014. Analisis Pengaruh Dan Strategi Green Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pepaya Callina. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Managemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Manongko, Allen A. CH. 2011. Green Marketing dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Minat Beli Membeli Produk Organik (Studi pada Pelanggan Produk Organik di kota Manado). Tesis Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya, Malang.

Mirha, Pavan & Payal Sharma. 2010. Green Marketing in India: Emergening Opportunities and Challenge. Journal of Engineering Science and Management Education, India, Vol. 3, pp. 9-14.

Misbah Hussadri. 2014. Pengaruh Green Marketing Mix dan Sikap Konsumen Pada Keputusan Pembelian Produk The Body Shop di Kota Padang. Skripsi Universitas Andalas. Padang. Sumatera Barat.

Moleong, Lexi J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta.

122

Page 139: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Nandini & M. Deshpande. 2011. A Conceptual Framework on Green Marketing –

A Tool For Sustainable Development. International Journal of Sales and Marketing Management, Vol.1, Issue.1, pp. 1-16.

Ottman J.A Stafford E & R. 2006. Avoiding Green Marketing Myopia: Environment Science And Policy For Sustainable Development. Article, issue of Environment. Helder Publications.

Ottman J.A. 2007. Green Marketing Myopia: Ways to Improve Consumer Appeal for Environmentally Preferable Product. Helder Publications. Hartman C.I Jurnal, Vol. 48, No. 5.

Puspa Dewi, Rahyuda K. 2018. Pengaruh Alat Pemasaran Hijau Terhadap Perilaku Pembelian Konsumen. Jurnal Manajemen Unud. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Udayana, Bali, Vol. 7, No. 4.

Rahmansyah. 2013. Pengaruh Green Marketing Dalam Iklan Produk Terhadap Keputusan Konsumen. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Ramanakumar, K.P.V., Manojkrishnan. 2012. Consumer Attitude Towards Green

Products of FMCG Sector: An Empirical Study. International Journal of Research In Commerce & Management, Vol 3 (2), 34-38.

Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sa’id, Gumbira dkk. 2014. Manajemen Teknologi Agribisnis. Ghalia Indonesia,

Jakarta. Savale, Tushar K, et al. 2010. Green Marketing Opportunity and Challenges.

Jurnal Of Marketing System.

Savale, T. K., Sharma, A. F. & Patil. 2012. Green marketing: Opportunities and Challenges. IJCA Proceedings on International Conference in Comptational Intelligence, Journal Foundation of Computer Science, New York.

Schafaer, Anja. 2006. Some Considerations Regarding The Ecological Sustainability of Marketing System. Journal International.

Situmorang, James R. 2012. Pemasaran Hijau yang Semakin Menjadi Kebutuhan Dalam Dunia Bisnis”. Jurnal Administrasi Bisnis, Jakarta, Vol.7, No. 2, hal. 131-142.

Solvalier Ilona. 2010. Green marketing Strategies-Case Study About ICA Group AB. Master Thesis in Business Administration And Economics, Karlstad Business School, Karlstad University.

123

Page 140: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Standar Nasional Indonesia 6729:2016. 2016. Sistem Pertanian Organik. ICS 65.020.01. Badan Standarisasi Nasional (BSN). Jakarta.

Standar Nasional Indonesia 3545:2013. 2013. Standar Mutu Madu. Badan Standarisasi Nasional (BSN). Jakarta.

Statistik Pertanian Organik Indonesia. 2011

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. PT. ALFABETA, Bandung. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. PT.

ALFABETA, Bandung. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan ke-12. PT. ALFABETA,

Bandung. Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. PT. ALFABETA, Bandung. Sumarwan, Ujang. 2015. Pemasaran Strategik; Perspektif Perilaku Konsumen

dan Marketing Plan. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Syahbandi. 2012. Implementasi Green Marketing Melalui Pendekatan Marketing

Mix, Demografi, dan Pengetahuan terhadap Pilihan Konsumen. Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan Kewirausahaan, Pontianak, Vol. 3, No.1.

Tiwari, Sandeep. 2011. Green Marketing Emerging Dimention”. Journal of Business Exellence, Vol. 2, Issue. 1, pp. 18-23.

Tjiptono, Fandi. 2008. Strategi Pemasaran Edisi III. PT. Andi, Yogyakarta.

Wijaya. 2013. Sikap Terhadap Makanan Organik, Norma Subjektif, Kontrol Perilaku Konsumen Makanan Organik. Konsep dan Pengukuran. Jurnal Ilmu Sosial dan Ekonomi.

Wiyadi. 2015. Pengaruh Implementasi Strategi Pemasaran Hijau Dan Karakteristik Konsumen Terhadap Pilihan Produk. Jurnal Managemen Bisnis, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah, Surakarta, Vol 19, No. 2, pp: 168-180.

124

Page 141: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Dimensi Variabel Subvariabel Indikator Parameter Instrumen K*) W*) O*)

Green Product: [Mishra dan

Sharma (2010:10),

Haryadi, (2009: 48) dan Lestari,

(2014: 24)]

Penerapan Kebijakan

Capaian kebijakan perusahaan

Tata laksana dari kebijakan

Terdapat Praktek/tata laksana green product dilaksanakan sesuai SOP

Implementasi secara teknis

Penerapan kebijakan lisan/tertulis konsisten sesuai SOP

√ √

Green Input Pengadaan Bahan Baku

Orisinalitas/ Keaslian Bahan

Baku

Penerimaan bahan baku sesuai prosedur √ √

Kestabilan kadar air madu sesuai sesuai standar produksi

Penggunaan alat panen madu hemat

energi Penggunaan mesin yang sesuai prosedur

√ √

Green Process

Higienitas Proses Dukungan

Fasilitas Higienitas Proses

Tersedia ruang penyimpanan higienis

√ √

Monitoring mutu penggunaan air bersih

Pemakaian alat pelindung diri √

Wadah Simpan Higienis √ √

Sanitasi Proses Kebersihan lingkungan kerja

Pelaksanaan sanitasi pada perusahaan dilaksanakan sesuai SOP

Konsistensi pelaksanaan kebersihan lingkungan kerja oleh petugas piket

125

Page 142: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Kaca dan lantai selalu dijaga kebersihannya

Peralatan produksi dibersihkan kembali sehabis pakai

Limbah Proses Klasifikasi Limbah Proses

Penanganan limbah sesuai prosedur

Jenis limbah tidak berbahaya √ √

Green Output Minimal dampak produksi terhadap

lingkungan.

Bahaya penggunaan

kemasan

Kemasan yang digunakan sudah sesuai prosedur

√ √

Penggunaan SOP daur ulang pada kemasan

Penggunaan kemasan tidak terkontaminasi pada produk

√ √

Sertifikasi Sertifikasi berbasis lingkungan dan keamanan pangan

Kesehatan, Keselamatan

Kerja dan Lingungan

(K3L)

Perlindungan dari dampak produksi pada perusahaan

Lingkungan Kerja

Penerangan yang baik dan tidak mengganggu aktivitas kerja

Suasana kantor nyaman dan jauh dari kebisingan

Green Price: [Widmer &

Fricks dalam Syahbandi (2012:72).]

Harga Proses produksi

Kontribusi biaya dalam Green

Process

Penambahan biaya produksi ramah

lingkungan

Biaya lingkungan untuk pembentuk tambahan harga √ √

Biaya tambahan untuk kemasan dan label

126

Page 143: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Penambahan biaya pada panen madu

Green Place: [Syahbandi, (2012:71),

(Solvalier, 2010: 78) dan

(Eneizan dan Wahab, 2016:

4)]

Green Distribution

Pemilihan saluran distribusi hemat

energi

Penggunaan fasilitas

transportasi ramah lingkungan

Pengemasan wadah distribusi dilakukan dengan praktis dan efisien

Penggunaan jenis transportasi minimal emisi √

Penggunaan alat distribusi dan transportasi sesuai prosedur √ √

Green Store Sarana pendukung

kegiatan ramah lingkungan

Penetapan tempat Jual hemat energi

Efisiensi pemakaian energi pada toko √ √

Penggunaan hemat energi pada toko sesuai prosedur √

Kebersihan toko Sanitasi pada toko/tempat penjualan sesuai prosedur √

Green Promotion: [FuiYeng & Yazdanifard,

2015: 18.]

Eco Label Kemampuan

penerapan Eco Label

Skema pelabelan ramah lingkungan

Pemanfaatan eco label sesuai prosedur √ √

Kesetaraan informasi pada label sesuai pelaksanaan √

Kemudahan dalam pemahaman informasi ramah lingkungan √

Eco Brand

Informasi pendukung dalam

produk ramah lingkungan

Penggunaan tanda atau simbol lingkungan

Pemanfaatan eco brand sesuai prosedur

√ √

Terdapatnya Slogan pada produk dan kemasan √

127

Page 144: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Memiliki gambar yang menarik dalam kemasan yang mencerminkan lingkungan

Environmental advertisement

Kontribusi dalam periklanan

berwawasan lingkungan

Periklanan berwawasan lingkungan

Pemanfaatan periklanan/promosi ramah lingkungan sesuai prosedur

Efisiensi periklanan melalui media sosial √ √

Mengikuti event atau pameran dalam pemasaran madu

128

Page 145: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Lampiran 2. Daftar Partanyaan Wawancara Penelitian

Pertanyaan Wawancara Skor

Kebijakan dan Komitmen 1 2 3 4 5

1. Bagaimana kebijakan green product dipraktekkan diperusahaan

2. Bagaimana prosedur memberikan pemahaman tentang kebijakan green product kepada karyawan dan eksternal

3. Bagaimana menjamin kebijakan green product diterapkan konsisten

Green Input

1. Bagaimana tatalaksana penerimaan bahan baku 2. Bagaimana tatalaksana menjaga kestabilan kadar air madu

Green Process

1. Bagaimana pelaksanaan penyimpanan bahan baku yang mengikuti kaidah aman/safety

2. Bagaimana penggunaan mesin untuk panen 3. Bagimana pelaksanaan sanitasi kebersihan pada tempat

produksi 4. Bagaimana menjaga ruang penyimpanan tetap bersih dan

higienis 5. Bagaimana menjamin perawatan fasilitas yang dimiliki

perusahaan terjaga 6. Bagaimana penanganan limbah produksi 7. Bagaimana memastikan produk disimpan pada wadah

129

Page 146: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

yang higienis

Green Output

1. Bagaimana memastikan bahwa jenis kemasan tidak berbahaya

2. Bagaimana memastikan/menjamin kemasan dipakai aman dan higenis

3. Bagaimana memastikan kemasan bebas dari kontaminasi

Green Price

1. Bagaimana alur pembiayaan kenaikan harga pada perusahaan

Green Distribution

1. Bagaimana penggunaan alat distribusi dan transportasi yang dilakukan perusahaan 1. Bagimana pelaksanaan perawatan alat transportasi pada

perusahaan Green Store

1. Bagimana penggunaan hemat energi pada toko 2. Bagaimana pemastian sanitasi pada tempat penjualan

130

Page 147: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Eco Label

1. Bagaimana pemastian pemanfaatan eco label sesuai prosedur

2. Bagaimana meyakinkan konsumen terhadap keaslian bahan baku

Eco Brand

1. Bagaimana pemanfaatan eco brand sesuai prosedur 2. Bagaimana prosedur mendapatkan logo pada kemasan 3. Keunggulan apa yang ditampilkan dalam kemasan

Environmental Advertisement

1. Bagaimana pemanfaatan periklanan/promosi ramah lingkungan sesuai prosedur

2. Bagaimana mengajak konsumen untuk membeli produk madu

131

Page 148: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Lampiran 3. Daftar Kegiatan Observasi Penelitian

Observasi Skor Keterangan

Kebijakan dan Komitmen Tidak Dilakukan

Kadang-Kadang

Dilakukan

1. Penerapan kebijakan green product konsisten sesuai SOP 2. Pelaksanaan produksi green product konsisten sesuai SOP

Green Input

1. Tata laksana penggunaan mesin yang sesuai prosedur

Green Process

1. Pelaksanaan tersedia ruang penyimpanan bahan baku & produk jadi dengan prinsip higienitas

2. Bagaimana pelaksanaan pemastian mutu air “aman” pada proses operasi madu

3. Tata laksana penggunaan alat pelindung diri 4. Tata laksana penggunaan wadah simpan yang bersih dan

higienis 5. Tata laksana kebersihan lingkungan kerja oleh petugas

piket 6. Tata laksana penjagaan kebersihan kaca dan lantai dengan

prinsip sanitasi 7. Tata laksana penjagaan peralatan produksi dengan prinsip

sanitasi 8. Tata laksana penjagaan limbah yang tidak berbahaya

Green Output

1. Pelaksanaan penggunaan kemasan yang sesuai prosedur 2. Pelaksanaan penggunaan kemasan yang tercegah dari

kontaminan. 3. Sertifikasi berbasis lingkungan dan keamanan pangan

132

Page 149: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Green Price

1. Tata laksana pengawasan adanya penambahan biaya lingkungan dalam kenaikan harga

Green Distribution

1. Pengemasan wadah distribusi dilakukan dengan praktis dan efisien

2. Penggunaan jenis transportasi yang minimal emisi

Green Store

1. Bagaimana penjagaan efisien pemakaian energi pada toko

Eco Label

1. Bagaimana pemanfaatan eco label sesuai prosedur 2. Pelaksanaan informasi tertulis pada label sesuai pelaksanaan produksi

Eco Brand

1. Bagaimana pemanfaatan eco brand sesuai prosedur

Environmental Advertisement

1. Tata laksana efisiensi perikanan melalui media sosial

133

Page 150: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Lampiran 4. Aktivitas Observasi Penelitian

Observasi Skor Keterangan

Terdapat Tidak Terdapat

1. Terdapat ruang penyimpanan bahan baku yang higienis

2. Terdapat sistem produksi FIFO

3. Terdapat penjagaan kebersihan ruangan yang tersanitasi

4. Terdapat pemeliharaan kebersihaan peralatan yang tersanitasi

5. Terdapat pemakaian alat pelindung pada karyawan

6. Terdapat pemeliharaan kebersihan pada fasilitas dan wadah produksi

7. Terdapat stok bahan baku yang mencukupi kebutuhan produksi

8. Terdapat kemasan yang SNI dan aman bila digunakan

9. Terdapat ruang penyimpanan produk jadi yang terjaga kebersihannya

10. Terdapat penyusunan produk yang rapih pada tempat penjualan

11. Terdapat penyusunan produk yang rapih pada ruang penyimpanan produk jadi

134

Page 151: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

12. Terdapat penambahan biaya pada produk

13. Terdapat pengawasan pembuatan produk oleh manager produksi

14. Terdapat pemakaian air yang bersih untuk kegiatan produksi

15. Terdapat minimalisir pemakaian penggunaan energi listrik

16. Terdapat tempat buangan limbah yang aman

17. Terdapat pemeliharaan transportasi yang aman lingkungan

18. Terdapat penggunaan kemasan yang menarik dan beragam

19. Terdapat penggunaan logo lingkungan pada label

20. Terdapat penggunaan slogan pada label atau brosur

21. Terdapat pemakaian gambar manarik yang mencerminkan lingkungan

22. Terdapat sistem pemasaran produk e-commerce

23. Terdapat penggunaan jasa distribusi untuk pengiriman produk

24. Terdapat penggunaan kemasan daur ulang

25. Terdapat penanganan produk gagal/return

135

Page 152: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Lampiran 5. Daftar Studi Dokumentasi Penelitian

No Pernyataan Dokumentasi Ya Tidak Hasil Telaah Dokumentasi

1 Terdapat kebijakan berbasis green product dari perusahaan secara tertulis

2 Terdapat Kebijakan umum tentang green product yang disosialisasikan lisan

3 Adanya SOP yang terdokumentasikan:

3.1 Penjaminan keaslian bahan baku

3.2 Jaminan mutu tanpa bahan tambahan pangan

3.3 Pemastian penggunaan bahan baku FIFO

3.4 Komposisi Bahan Baku, Bahan Ingredien dan Bahan Pengemas

3.5 Prosedur Penerimaan bahan baku

3.6 Identifikasi bahaya dan pengendaliannya

3.7 Operasionalisasi GMP

3.8 Instruksi kerja pengolahan mutu madu

3.9 Terkait limbah dan buangannya

3.10 Kebersihan menjaga higienis operasi

3.11 Kepastian higienis kemasan

136

Page 153: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

No Pernyataan Dokumentasi Ya Tidak Hasil Telaah Dokumentasi

3.12 Pemanfaatan mesin dan energi

4.1 Diagram alur proses produk madu standar internasional

4.2 Diagram alur proses produk madu standar nasional

5 Adanya denah lokasi produksi

6 Pendataan kode produksi

7 SOP operasionalisasi alat produksi

8 Prosedur penarikan produk gagal/tidak sesuai

9 Dokumen Informasi dan kejelasan logo lingkungan pada produk

10 Dokumen Tujuan dan manfaat penggunaan produk pada kemasan

11 Penjelaskan tentang madu organik dan keramahan lingkungan pada pamflet, brosur atau bannernya

12 Terdapat dokumen deskripsi setiap produk

13 Adanya SOP pengendalian hama

14 Penyimpanan dan penggunaan alat pembersih

15 Pemeliharaan fasilitas peralatan

16 Mencuci tangan dan kebersihan diri

137

Page 154: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

No Pernyataan Dokumentasi Ya Tidak Hasil Telaah Dokumentasi

17 Penggunaan alat pelindung higienitas dan perlengkapan kerja

18 Pembersihan peralatan setelah dipakai

19 Monitoring mutu penggunaan air

20 Dokumen fungsi kerja setiap karyawan

21 Sanitasi dan evaluasi kebersihan

22 Audit internal sarana produksi pangan

23 SOP penggunaan label dan kemasan

24 SOP Pemasaran dan penjualan produk

25 SOP daur ulang kemasan

138

Page 155: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Lampiran 6. Hasil Wawancara Penelitian

Pertanyaan Hasil Wawancara

Kebijakan dan Komitmen

1. Bagaimana kebijakan green product dipraktekkan diperusahaan 2. Bagaimana prosedur memberikan pemahaman tentang kebijakan green product kepada karyawan dan eksternal 3. Bagaimana menjamin kebijakan green product diterapkan konsisten

- Perusahaan menerapkan kebijakan green product untuk memberikan kepercayaan terhadap masyarakat bahwa proses madu yg dilakukan diperusahaan bertujuan membantu pelestarian lingkungan yang berbeda pada perusahaan pada umumnya dan madu yg dibuat dengan higienis dan tersanitasi agar konsumen tetap terjaga kesehatannya. Penerapan kebijakan green product dipraktekan berawal dengan dibuatnya SOP tentang keamanan pembuatan produk kemudian dilanjutkan dengan adanya SOP keselamatan kerja dan lingkungan. Karena sudah terdapat SOP diperusahaan maka karyawan yang bekerja harus mengikuti seluruh SOP yang ada.

- Pemahaman tentang kebijakan green product terhadap karyawan dijelaskan oleh pemiliki perusahaan secara lisan kepada karyawan tentang pengertian, manfaat menerapkan green product, lalu setelah karyawan paham pemilik perusahaan membuat peraturan pembuatan produk dan keselamatan kerja yang berkaitan dengan green product.

- Menjamin adanya kebijakan green product diterapkan

139

Page 156: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

dengan adanya pengawasan dan pengecekan oleh pemilik perusahaan dan suvervisor perusahaan, selain itu dilakukannya audit internal setiap bulannya oleh suvervisor untuk memantau penerapan sistem green product diterapkan secara konsisten.

Green Input

1. Bagaimana tatalaksana penerimaan bahan baku 2. Bagaimana tatalaksana menjaga kestabilan kadar air madu

- Untuk pelaksanaan penerimaan bahan baku di lakukan dengan melihat jenis dan kebutuhan bahan baku yang akan dibutuhkan, lalu bagian pemasaran memesan bahan baku yang dibutuhkan kepada petani madu, saat bahan baku madu datang ke perusahaan maka akan di terima oleh karyawan untuk di lakukan penimbangan bobot madu yang diterima, setelah itu di lakukan pengecekan kadar air pada madu, bila kriteria madu sudah diterima maka madu akan ditempatkan di gudang penyimpanan dan disusun berdasarkan jenis dan kadar air madu.

- Kadar air merupakan salah satu komponen kualitas dalam madu yang penting. Pada saat panen kadar air madu bisa mencapai 22-23%. Untuk menjaga kestabilan kadar air madu saat proses dimulai di pindahkan ke wadah stainless stell, karena sifat logam yang bagus untuk madu dan dapat menghantarkan panas sehingga tahan terhadap udara.

140

Page 157: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Madu memiliki sifat higrokopis atau yang disebut punya kemampuan untuk menyerap molekul air dengan baik. Agar madu tetap terjaga kadar airnya, tetap higienis, dan terhindar dari berkembangnya mikro organisme membuat madu harus disimpan diwadah yang tertutup rapat dan di masukan kedalam ruangan dengan suhu kamar. Tidak akan cocok untuk partikel di dalem madu apabila dimasukan ke dalam lemari es atau Freezer.

Green Process

1. Bagaimana pelaksanaan penyimpanan bahan baku yang mengikuti kaidah aman/safety 2. Bagaimana penggunaan mesin untuk panen 3. Bagimana pelaksanaan sanitasi kebersihan pada tempat produksi 4. Bagaimana menjaga ruang penyimpanan tetap bersih dan higienis 5. Bagaimana menjamin perawatan fasilitas yang dimiliki perusahaan terjaga 6. Bagaimana penanganan limbah produksi 7. Bagaimana memastikan produk disimpan pada wadah yang higienis

- Cara penyimpanan bahan baku madu yang benar dengan melihat jenis wadah yang digunakan, tempat penyimpanan madu lebih cocok menggunakan wadah terbuat dari kaca atau wadah tertutup dari plastik seperti drum. Pilih ruang penyimpanan dengan suhu kamar dan konsisten.sebaiknya madu disimpan di suhu 10-20˚C. Menyimpan dengan suhu yang terlalu panas dan dingin dapat mengurangi cita rasa madu dan membuat warnanya gelap. Jauhkan madu dari paparan sinar matahari karena akan berpotensi merusak kualitas madu, oleh karena itu penyimpanan madu di letakan ditempat yang gelap dan jauh dari sinar matahari. Wadah penyimpanan madu harus tertutup rapat karena mencegah kemungkinan udara luar mengkontaminasi madu dan menghindarkan madu untuk mengkristal.

141

Page 158: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

- Penggunaan mesin panen digunakan untuk mengeluarkan madu dari log/sarang lebah, selain itu untuk menyaring kotoran yang terdapat pada madu. Penggunaannya log/sarang lebah dikeluarkan dari tempatnya kemudian dimasukan kedalam mesin panen bernama refraktor setelah mesin terisi penuh maka dilakukan proses mesin dengan cara memutar secara manual dengan tenaga manusia tidak menggunakan listrik atau tenaga lainnya, setelah diputar maka akan keluar cairan madu yang langsung tersaring. Madu dikumpulkan pada wadah seperti drum dan akan dilakukan proses selanjutnya.

- Ruang produksi selalu terjaga sanitasi kebersihannya, karna selalu djaga dan diperhatikan oleh bagian produksi, semua karyawan yang bekerja melakukan piket kebersihan secara bergantian untuk membersihkan ruang produksi, kebersihan ruang produksi dan pelaksanaan produksi termasuk kedalam hal penting karena harus sesuai dengan SOP kebersihan yang ada dan harus diterapkan.

- Penjagaan ruang penyimpanan dilakukan oleh bagian pergunangan dan bagian bahan baku untuk mengecek kebersihan dan menjaga kebersihan tempat penyimpanan, kebersihan selalu dijaga agar tidak terjadi kontaminasi pada produk dan tetap terjaga keamanan lingkungannya.

142

Page 159: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

- Sebelum produksi dimulai petugas kebersihan melakukan pemeriksaan kelengkapan dan fungsi serta kebersihan dari fasilitas sanitasi atau pembersihan. Jika fasilitas tersebut tidak ada atau tidak lengkap/tidak bersih/rusak/tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka akan segera di laporkan kepada pimpinan perusahaan untuk segera disediakan atau dilengkapi/diperbaiki/diganti dengan yang baru. Untuk menjaga kebersihan fasilitas produksi selalu dilakukan pengecekan dan perawatan setelah dipakai. Peralatan yang sehabih dipakai akan langsung dibersihkan untuk mencegah timbulnya kontaminasi dan kerusakan pada peralatan.

- Pada produksi madu tidak terlalu benyak menimbulkan limbah, hanya kotoran ringan saja yang terdapat pada hasil dari penyaringan limbah seperti daun, lebah mati. Untuk sampah-sampah yang di timbulkan dari hasil produksi madu seperti plastik, bekas stiker dan botol tak terpakai dikumpulkan dan dimasukan kedalam satu wadah lalu langsung dibuang kegerobak sampah agar tidak mengganggu lingkungan produksi.

- produk yang disimpan harus dalam keadaan baik dan aman, sebelum madu di masukan ke dalam wadah akan dilakukan pengecekan kebersihan terlebih dahulu oleh bagian produksi untuk mencegah adanya kontaminasi dari

143

Page 160: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

luar. Karyawan yang bekerja juga harus menggunakan peralatan kerja agar membuat produk dan wadah tetap bersih dan higienis.

Green Output

1. Bagaimana memastikan bahwa jenis kemasan tidak berbahaya 2. Bagaimana memastikan/menjamin kemasan dipakai aman dan higenis 3. Bagaimana memastikan produk jadi bebas dari kontaminasi

- Memastikan kemasan tidak berbahaya dengan terdapatnya tanda Food Grade yang biasanya terdapat dibagian bawah kemasan. Kemasan yang memiliki tanda food grade akan lebih aman untuk makanan dan tubuh serta telah melalui uji yang ketat. Kemasan tidak kotor dan tidak terkontaminasi dengan kotoran yang dapat terlihat oleh mata seperti cat atau noda. Kemasan yang digunakan berbahan dasar dapat di daur ulang dan dapat dipakai berkali kali.

- Sebelum memasukan madu yang sudah di produksi kedalam wadah, kemasan yang akan di pakai di perhatikan kebersihannya oleh bagian produksi agar terhindar dari kotoran yang dapat terlihat oleh kasat mata, selain itu penyimpanan kemasan disusun didalam ruangan dengan rapih agar tidak mudah terkena debu atau kotoran.

- Memastikan dengan selalu agar produk tertutup dengan rapat dan tidak terbuka agar tidak ada kontaminasi dari

144

Page 161: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

udara luar yang menyebabkan madu cepat mengkristal

Green Price

1. Bagaimana alur pembiayaan kenaikan harga pada perusahaan

Kenaikan harga madu terbilang cukup relatif disesuaikan dari jenis dan kesulitan mendapatkan madu yang dibutuhkan. Madu yang langsung dari hutan lebih mahal harganya dengan madu ternakan karena diperoleh dengan cara yang lebih sulit. Selain itu dilihat dari kadar air madu

145

Page 162: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

bila madu memiliki kadar air semakin rendah atau kental memiliki harga yang lebih mahal karena diperlukan proses yang lebih panjang dari madu dengan kadar air lebih tinggi. Selain itu dilihat dari jumlah madu dan jenis madu pada setiap kemasan, semakin berat kapasitas madu makan harganya semakin mahal dan semakin bagus kualitas madu maka juga akan semakin mahal.

Green Distribution

1. Bagaimana penggunaan alat distribusi dan transportasi yang dilakukan perusahaan 2. Bagimana pelaksanaan perawatan alat transportasi pada perusahaan

- Alat distribusi dan transportasi digunakan untuk mengantarkan barang dan pesanan kepada distributor dan konsumen. Bila jumlah pesanan banyak maka pengantaran akan dilakukan dengan mobil, bila pesanan yang diminta sedikit maka akan diantar menggunakan jasa pengirim paket. Selain itu alat tansportasi perusahaan digunakan untuk kebutuhan operasional perusahaan seperti pengantaran barang untuk kegiatan pameran dan seminar, pembelian bahan baku, pelengkap keperluan kemasan dan sebagainya.

- Perusahaan memiliki 2 alat tranportasi mobil dan 3 alat tranportasi motor. Alat transportasi yang digunakan selalu dijaga kebersihan dan sanitasinya oleh bagian pemasaran. Alat transportasi selalu dicuci dan dibersihkan dari kotoran setelah pemakaian agar menjadi awet, tahan lama dan tetap

146

Page 163: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

bersih. Selain itu terdapat perawatan pada mesin agar kendaraan dapat mengurangi bahaya terhadap lingkungan dan tidak memberikan polusi yang berlebihan.

Green Store

1. Bagimana penggunaan hemat energi pada toko 2. Bagaimana pemastian sanitasi pada tempat penjualan dan perusahaan

- Penggunaan energi pada toko dan perusahaan di sesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas yang dibutuhkan jadi tidak ada pemakaian yang berlebihan, seperti mematikan peralatan listrik yang sudah tidak digunakan, penggunaan lampu dengan energi yang kecil, dan lebih terlalu banyak menggunakan mesin untuk proses produksi.

- Dalam melakukan sanitasi ditempat kerja pimpinan perusahaan menerapkan SOP untuk karyawan. Seluruh karyawan di bagian produksi diharuskan mencuci tangan sebelum masuk ruang produksi, setelah keluar dari toilet, setelah menangani penyaringan, pembotolan dan penimbangan, setelah memegang anggota tubuh. Seluruh karyawan dibagian penyaringan dan penimbangan serta bagian pengemasan harus menggunakan perlengkapan kerja yaitu tutup kepala, celemek, dan masker. Untuk karyawan pengisian madu dalam botol ditambah harus menggunakan sarung tangan yang bersih. Lingkungan kerja selalu dibersihkan setiap hari oleh petugas piket, lalu

147

Page 164: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

sekali sebulan petugas pembersih memeriksa kelengkapan dan fungsi fasilitas bangunan seperti atap, pintu, toilet, lampu, dinding dll untuk memastikan keadaan pada ruangan dalam keadaan aman dan bersih. Apabila terdapat kendala maka akan dilaporkan ke pimpinan perusahaan untuk segera digantikan.

Eco Label

1. Bagaimana pemastian pemanfaatan eco label sesuai prosedur 2. Bagaimana meyakinkan konsumen terhadap keaslian bahan baku

- Eco label bertujuan untuk mempromosikan pengelolaan madu yang berkelanjutan dan produk-produk madu organik kepada konsumen. Dengan adanya Eco label pada perusahaan dapat menciptakan insentif pasar yang berbasis pada isu lingkungan seperti produk dan cara pengolahan yang ramah lingkungan. Tetapi pada perusahaan ini belum menerapkan Eco Label pada kemasan, pemilik perusahaan sedang meusahakan untuk menerapkan logo Eco label pada kemasan.

- Untuk meyakinkan konsumen agar percaya dengan bahan baku madu yang murni dan tanpa campuran apapun dilihat dari brosur yang ditawarkan bagian pemasaran kepada konsumen, di dalam brosur terdapat gambar alur pemanenan madu, selain itu dalam meyakinkan bahan baku dijelaskan secara lisan oleh bagian pemasaran kepada

148

Page 165: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

konsumen bahwa madu yang di dapatkan terjamin keasliannya.

Eco Brand

1. Bagaimana pemanfaatan eco brand pada produk 2. Bagaimana prosedur mendapatkan logo pada kemasan

- Dalam memanfaatkan eco brand perusahaan menggunakan istilah Madu Murni 100% untuk memberikan daya tarik dan meyakinkan konsumen. Selain itu warna kuning pada kemasan mencerminkan warna lebah ditambah terdapat gambar lebah yang memberikan unsur lingkungan dan kesan yang menarik.

- Pada kemasan produk madu belum terdapat logo tentang lingkungan, hanya terdapat logo MUI dan logo binaan IPB. Karena perusahaan belum mendapat logo yang berhubungan lingkungan pada kemasan.

Environmental Advertisement

1. Bagaimana pemanfaatan periklanan/promosi ramah lingkungan sesuai prosedur

- Perusahaan sering mengikuti kegiatan yang berhungan dengan produk organik dan ramah lingkungan, seperti

149

Page 166: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

2. Bagaimana mengajak konsumen untuk membeli produk madu

pameran produk organik. Selain itu juga melalui iklan di media sosial dan brosur yang menunjukkan tentang produk organik yang menyehatkan dan berguna bila dikonsumsi oleh masyarakat.

- Bagian pemasaran memasarkan produk madu dengan sangat menarik yang menunjukan keunggulan dan manfaat dari mengkonsumsi produk madu, selain itu harganya yang cukup terjangkau ditambah dengan kemasan yang menarik sehingga membuat konsumen menjadi lebih tertarik dalam membeli produk.

Lampiran 7. Hasil Kegiatan Observasi Penelitian

Observasi Skor Keterangan

150

Page 167: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Kebijakan dan Komitmen Tidak Dilakukan

Kadang-Kadang

Dilakukan

1. Penerapan kebijakan green product konsisten sesuai SOP 2. Pelaksanaan produksi green product konsisten sesuai SOP

Penerapan kebijakan green product yang ada pada SOP tidak selalu dilaksanakan dengan konsisten.

Pelaksanaan produksi dilakukan dengan konsisten sesuai dengan SOP yang ada.

Green Input

1. Tata laksana penggunaan mesin yang sesuai prosedur

√ Pelaksanaan penggunaan mesin tidak selalu sesuai SOP, terkadang masih memakai mesin dengan berlebihan, kurang teliti dalam menggunakan mesin.

Green Process

1.Pelaksanaan tersedia ruang penyimpanan bahan baku & produk jadi dengan prinsip higienitas 2. Bagaimana pelaksanaan pemastian mutu air “aman” pada proses operasi madu

3. Tata laksana penggunaan alat pelindung diri

4. Tata laksana penggunaan wadah simpan

Pada ruangan penyimpanan bahan baku & produk jadi dilakukan sesuai prosedur higienitas dengan selalu menjaga kebersihan dan kualitas pada madu.

Pelaksanaan monitoring mutu air pada perusahaan dilakukan sesuai dengan prosedur, air yang berasal dari sumur air tanah, pemariksaan air yg digunakan untuk mencuci peralatan dalam keadaan jernih, tidak berbau, selalu dilakukan pemantauan sebulan sekali, air dicek terlebih dahulu sebelum dilakukan proses produksi.

Terkadang masih terdapat karyawan yang tidak menggunakan alat pelindung diri seperti tutup kepala, masker, celemek, sarung tangan pada saat melakukan produksi.

Penggunaan wadah simpan dilakukan sesuai SOP untuk menjaga dan mengecek wadah pada penyimpanan agar

151

Page 168: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

yang bersih dan higienis 5. Tata laksana kebersihan lingkungan kerja oleh petugas piket

6. Tata laksana penjagaan kebersihan kaca dan lantai dengan prinsip sanitasi

7. Tata laksana penjagaan peralatan produksi dengan prinsip sanitasi

8. Tata laksana penjagaan limbah yang tidak berbahaya

tetap bersih, higienis dan tidak terkontaminasi dengan udara

.Untuk menjaga kebersihan lingkungan dibentuklah petugas piket yang melakukan pembersihan dan pengecekan peralatan sebelum produksi dimulai, kegiatan ini dilakukan konsisten oleh karyawan.

Kaca dan lantai selalu dijaga kebersihannya oleh petugas kebersihan, disesuai kan dengan prinsip sanitasi yang menjaga kebersihan lingkungan.

Peralatan dan fasilitas untuk produksi selalu dijaga kebersihannya dan selalu dibersihkan setelah pemakaian.

Kotoran yang ditimbulkan dari hasil produksi tidak berbahaya, hasil dari limbah dilakukan pembuangan ketempat pembuangan sampah.

Green Output

1. Pelaksanaan penggunaan kemasan yang sesuai prosedur 2. Pelaksanaan penggunaan kemasan yang tercegah dari kontaminan.

Pelaksanaan penggunaan kemasan dilakukan dengan aman dan sesuai dengan keamanan produk madu.

Madu selalu berada dalam wadah tertutup rapat mulai dari pemanenan hingga produksi, dan pilihan wadah/kemasan yang kedap udara sehingga mencegah udara masuk yang membuat madu terkontaminasi.

Green Price

3. Tata laksana pengawasan adanya penambahan biaya lingkungan dalam kenaikan harga

Dilakukan pengawasan harga mulai dari pemasukan dan pengeluaran. Dan oleh bagian keuangan dilakukan pemantauan terhadap harga bahan baku, agar tidak

152

Page 169: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

terlalu signifikan terhadap kenaikan harga madu.

Green Distribution

1. Pengemasan wadah distribusi dilakukan dengan praktis dan efisien

2. Penggunaan jenis transportasi yang minimal emisi

Penemasan wadah distribusi dilakukan dengan menggunakan tangan dan kurang praktis dan pengerjaannya.

Transportasi yang digunakan tidak selalu dilakukan perawatan, dan masih menimbulkan emisi bila digunakan

Green Store

1. Bagaimana penjagaan efisien pemakaian energi pada toko

√ Penggunaan energi pada toko tidak selalu diperhatikan, terkadang masih terdapat pemakaian energi berlebihan pada toko dan tempat produksi

Eco Label

1. Bagaimana pemanfaatan eco label sesuai prosedur 2. Pelaksanaan informasi tertulis pada kemasan sesuai pelaksanaan produksi

Tidak terdapat SOP dalam penggunaan eco label, dan belum mencantumkan logo mengenai eco label pada kemasan.

Informasi komposisi yang terdapat pada kemasan sesuai dengan proses produksi dan pembuatan madu.

Eco Brand

1. Bagaimana pemanfaatan eco brand √ Tidak semua kemasan menggunakan eco brand, masih

153

Page 170: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

sesuai prosedur ada beberapa kemasan yang harus eco brand nya.

Environmental Advertisement

1. Tata laksana efisiensi perikanan melalui media sosial

√ Mengingat kemajuan teknologi saat ini pemanfaat media sosial sebagai bentu periklanan dan promosi produk sangat mempermudah konsumen dan penjual sehingga sangat efektif untuk dilakukan.

Lampiran 8. Hasil Aktivitas Observasi Penelitian

154

Page 171: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Observasi Skor Keterangan

Terdapat

Tidak Terdapat

1. Terdapat ruang penyimpanan bahan baku yang higienis

√ Ruang penyimpanan bahan baku selalu dijaga kebersihannya oleh bagian bahan baku.

2. Terdapat sistem produksi FIFO √ Untuk penyimpanan bahan baku dan produk jadi disusun sesuai sistem FIFO.

3. Terdapat penjagaan kebersihan ruangan yang tersanitasi

√ Ruang selalu terjaga kebersihannya sesuai dengan SOP sanitasi.

4. Terdapat pemeliharaan kebersihaan peralatan yang tersanitasi

√ Peralatan dan fasilitas produksi dijaga kebersihannya sesuai dengan SOP sanitasi

5. Terdapat pemakaian alat pelindung pada karyawan √ Karyawan diharuskan memakai alat pelindung dan terdapat SOP untuk memakai alat pelindung

6. Terdapat pemeliharaan kebersihan pada fasilitas dan wadah produksi

√ Fasilitas dan wadah produksi selalu di bersihkan sebelum dan setelah digunakan

7. Terdapat stok bahan baku yang mencukupi kebutuhan produksi

√ Bagian produksi selalu mencatat jumlah bahan baku yang masih tersedia dan membeli sesuai kebutuhan stock dipersediaan.

8. Terdapat kemasan yang SNI dan aman bila digunakan √ Kemasan sudah berstandar dan aman untuk digunakan produk madu

9. Terdapat ruang penyimpanan produk jadi yang terjaga kebersihannya

√ Ruang penyimpanan produk jadi selalu terjaga kebersihannya dan rutin dalam membersihkan ruangan.

155

Page 172: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

10. Terdapat penyusunan produk yang rapih pada tempat penjualan

√ Penyusunan dilakukan dengan baik sehingga memberikan daya tarik tersendiri untuk konsumen dalam membeli

11. Terdapat penyusunan produk yang rapih pada ruang penyimpanan produk jadi

√ Ruangan produk jadi menjadi tempat penyimpanan stock produk bila dibutuhkan maka untuk menjaga kualitas produk harus dijaga kebersihannya dan tersusun rapih.

12. Terdapat penambahan biaya pada produk √ Terdapat proses yang menyebabkan penambahan biaya pada produksi

13. Terdapat pengawasan pembuatan produk oleh manager produksi

√ Pembuatan produk selalu dalam pengawasan oleh manajer produksi

14. Terdapat pemakaian air yang bersih untuk kegiatan produksi

√ Pemakaian air bersih merupakan sumber terpenting dalam kegiatan produksi.

15. Terdapat minimalisir pemakaian penggunaan energi listrik

√ Pemakaian energi listrik yang disesuaikan oleh kebutuhan

16. Terdapat tempat buangan limbah yang aman √ Tidak terdapat limbah yang berbahaya hanya ada kotoran kecil dari sisa penyaringan dan pengemasan.

17. Terdapat pemeliharaan transportasi yang aman lingkungan

√ Alat transportasi yang digunakan sama seperti kendaraan lain dan tidak terlalu sering melakukan perawatan kendaraan

18. Terdapat penggunaan kemasan yang menarik dan beragam

√ Kemasan yang digunakan memiliki berbagai macam mulai dari jenis dan ukuran sehingga memberikan daya tarik dan pilihan kekonsumen

19. Terdapat penggunaan logo lingkungan pada label √ Belm terdapat penggunaan logo lingkungan pada label kemasan

156

Page 173: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

20. Terdapat penggunaan slogan pada label atau brosur √ Terdapat penggunaan slogan pada label dan brosur tetapi masih belum konsisten

21. Terdapat pemakaian gambar manarik yang mencerminkan lingkungan

√ Tidak terdapat gambar khusus yang mencerminkan lingkungan hanya terdapat gambar lebah didepannya.

22. Terdapat sistem pemasaran produk e-commerce √ Sudah menerapkan sistem pemasaran produk berbasis e-commerce yang menawarkan melalui media sosial

23. Terdapat penggunaan jasa distribusi untuk pengiriman produk

√ Adanya penggunaan jasa distribusi untuk pengiriman dan pemesanan melalui media sosial agar lebih mudah dan peraktis.

24. Terdapat penggunaan kemasan daur ulang √ Kemasan yang digunakan merupakan kemasan yang aman dan dapat didaur ulang kembali.

25. Terdapat penanganan produk gagal/return √ Adanya penanganan oleh perusahaan untuk mengatasi adanya produk yang return/terdapat cacat saat produksi.

Lampiran 9. Hasil Studi Dokumentasi Penelitian

No Pernyataan Dokumentasi Ya Tidak Hasil Telaah Dokumentasi

1 Terdapat kebijakan berbasis green product dari perusahaan secara tertulis

√ Kebijakan secara tertulis masih belum dibuat dan masih dalam berbentuk aturan lisan.

157

Page 174: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

No Pernyataan Dokumentasi Ya Tidak Hasil Telaah Dokumentasi

2 Terdapat Kebijakan umum tentang green product yang disosialisasikan lisan

√ Sudah terdapat kebijakan umum mengenai green product yang disosialisasikan secara lisan,

3 Adanya SOP yang terdokumentasikan: √ Memiliki aturan dan SOP yang sesuai kesepakatan perusahaan yang harus diterapkan.

3.1 Penjaminan keaslian bahan baku √ Belum adanya SOP yang menjamin dan menerangkan dalam memperoleh keaslian bahan baku

3.2 Jaminan mutu tanpa bahan tambahan pangan √ Belum adanya SOP tentang kualitas madu yang di dapatkan tanpa bahan tambahan pangan, disebabkan madu merupakan bahan organik yang memang terjamin keasliannya dan tanpa bahan tambahan

3.3 Pemastian penggunaan bahan baku FIFO √ Terdapat aturan yang menjelaskan mengenai bahan baku yang diatur dengan sistem FIFO

3.4

Komposisi Bahan Baku, Bahan Ingredien dan Bahan Pengemas

√ Terdapat Prosedur dalam proses pelaksanaan produksi madu dan komposisi madu yang dibuat sudah dilakukan tes oleh beberapa lembaga.

3.5 Prosedur Penerimaan bahan baku √ Penerimaan dan pengecekan bahan baku harus sesuai dengan prosedur yang ada dan dilakukan oleh karyawan bagian penyimpanan bahan baku.

3.6 Identifikasi bahaya dan pengendaliannya √ Terdapat SOP yang berkaitan dengan identifikasi bahaya dan pengendaliannya pada produk dengan tujuan menghindarkan produk dari potensi bahaya fisik, biologi

158

Page 175: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

No Pernyataan Dokumentasi Ya Tidak Hasil Telaah Dokumentasi

dan kimiawi.

3.7 Operasionalisasi GMP √ Perusahaan memiliki SOP tentang operasionalisasi GMP yang bermaksud memberikan keamanan dan jaminan terhadap kebersihan produk.

3.8 Instruksi kerja pengolahan mutu madu √ Beum terdapat SOP yang berkaitan dengan mutu madu. Hanya SOP tentang proses produksi.

3.9 Terkait limbah dan buangannya √ Belum terdapatnya SOP yang berkaitan tentang limbah dan buangannya karena dilihat dari jenis limbah yang tidak berbahaya

3.10

Kebersihan menjaga higienis operasi √ Terdapat SOP dalam menjaga higienitas produk dalam melakukan operasi pembuatan produk

3.11

Kepastian higienis kemasan Belum terdapat SOP secara tertulis mengenai kepastian higienis kemasan, yang ada hanya SOP pembersihan wadah produksi yang kontak dengan tangan.

3.12

Pemanfaatan mesin dan energy √ Dalam memanfaatkan mesin dan energy masih belum memiliki SOP secara tertulis.

4.1 Diagram alur proses produk madu standar internasional

√ Terdapat alur pembuatan produk madu yang sesuai dengan standar international

4.2 Diagram alur proses produk madu standar nasional

√ Alur proses produk madu juga sudah berada dalam standar nasional.

159

Page 176: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

No Pernyataan Dokumentasi Ya Tidak Hasil Telaah Dokumentasi

5 Adanya denah lokasi produksi √ Memiliki denah lokasi produksi yang menjelaska tata letak masing masing ruangan.

6 Pendataan kode produksi √ Tidak ada aturan khusus yang menjelaskan mengenai kode produksi. Hanya kode produksi diadakan untuk mempermudah dalam pengecakan produk.

7 SOP operasionalisasi alat produksi √ Adanya SOP mengenai cara penggunaan saat melakukan alat produksi

8 Prosedur penarikan produk gagal/tidak sesuai √ Dalam setiap produk pasti akan memiliki cacat atau gagal sehingga tidak sesuai dengan permintaan konsumen, maka terdapat SOP tentang produk gagal/retuen.

9 Dokumen Informasi dan kejelasan logo lingkungan pada produk

√ Dalam menerapkan logo lingkungan pada kemasan tidak ada aturan tertentu hanya disesuaikan dengan inovasi dan kreatifitas bagian pemasaran.

10 Dokumen Tujuan dan manfaat penggunaan produk pada kemasan

√ Terdapat dokumen yang menjelaskan tentang penggunaan produk dan kemasan

11 Penjelaskan tentang madu organik dan keramahan lingkungan pada pamflet, brosur atau bannernya

√ Tidak ada aturan tertulis yang menjelaskan tentang madu organik dan ramah lingkungan pada pamflet, banner atau periklanan lainnya.

12 Terdapat dokumen deskripsi setiap produk √ Adanya dokumen tentang penjelasan produk yang terdapat dan dibuat dari setiap produk

160

Page 177: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

No Pernyataan Dokumentasi Ya Tidak Hasil Telaah Dokumentasi

13 Adanya SOP pengendalian hama √ Untuk mencegah terdapatnya hama yang dapat mengganggu kualitas produk maka dibuat SOP tentang pengendalian hama.

14 Penyimpanan dan penggunaan alat pembersih √ Adanya SOP yang menerangkan tentang Penyimpanan dan penggunaan alat pembersih.

15

Pemeliharaan fasilitas peralatan √ Terdapat SOP yang menjelaskan mengenai pemeliharaan fasilitas peralatan produksi setelah digunakan.

16 Mencuci tangan dan kebersihan diri √ Dalam melakkukan produksi dangat dijaga kebersihan tangan, oleh karena itu terdapat aturan dalam mencuci tangan dan kebersihan diri

17 Penggunaan alat pelindung higienitas dan perlengkapan kerja

√ Adanya aturan yang menerapkan penggunaan alat pelindung dan pelengkap kerja untuk antisipasi terhadap keamanan karyawan dan produk.

18 Pembersihan peralatan setelah dipakai √ Adanya aturan yang menjelaskan aturan membersihkan peralatan setelah dipakai.

19 Monitoring mutu penggunaan air √ Terdapat SOP yang menjelaskan tentang monitoring dan ciri dalam mutu penggunaan air yang baik dan aman untuk membersihkan peralatan produksi.

20 Dokumen fungsi kerja setiap karyawan √ Adanya penjelasan dan aturan yang menerangkan fungsi kerja setiap karyawan sehingga karyawan tidak bingung dalam bekerja

161

Page 178: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

No Pernyataan Dokumentasi Ya Tidak Hasil Telaah Dokumentasi

21 Sanitasi dan evaluasi kebersihan √ Terdapat SOP yang menjelaskan sanitasi pada kebersihan lingkungan, sehingga meminimalisir adanya kontaminasi pada produk.

22 Audit internal sarana produksi pangan √ Dilakukan audit internal sarana produksi pangan setiap sebulan sekali oleh bagian produksi dan pimpinan perusahaan.

23 SOP penggunaan label dan kemasan √ Terdapat SOP dalam penggunaan label dan kemasan untuk dilakukan pada perusahaan

24 SOP Pemasaran dan penjualan produk √ Belum terdapat SOP secara tertulis mengenai aturan dalam pemasaran dan penjualan produk

25 SOP daur ulang kemasan √ Belum terdapat SOP yang menjelaskan pemanfaatan daur ulang pada kemasan

Lampiran 10. Operasionalisasi GMP Perusahaan

NO.

KUNCI PERSYARATA

N SANITASI PROSEDUR

MONITORING KOREKSI REKAMAN

Apa Dimana Bagaimana Kapan Siapa

1.

Keamanan air; Prosedur Monitoring Mutu Air (SSOP 01)

Mutu sumber air tanah

Di tempat penampungan (torn)

Cek air setara organoletik, kejernihan

Setiap akan digunakan

Kepala Produksi

Stop produksi

Monitoring mutu air (formulir 08)

162

Page 179: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Kualitas air sudah memenuhi syarat

Di wastafel dan tempat pencucian/perendaman botol

Kualitas air memenuhi standar (warna, rasa, tidak berbau)

Sebelum proses produksi (pembotolan)

Kepala Produksi

Stop operasi, buang air yang keruh

Monitoring mutu air (formulir 08)

2.

Kondisi dan kebersihan permukaan yang kontak dengan bahan pangan;

1. Prosedur penyimpanan Pangan (SSOP 07)

2. Prosedur Pembersihan dan Sanitasi Peralatan (SSOP 02)

Permukaan peralatan harus bersih dan disatisi

Di tempat produksi (Saringan, Jerigen, Blung dan lainnya)

Inspeksi visual (pengamatan)

Setiap sebelum dan sesudah proses produksi

Kepala Gudang

Dibersihkan dan disanitasi ulang sesuai dengan jenis peralatannya

Retraining / tegur karyawan

Monitoring Penyimpanan (formulir 05)

Monitoring Pembersihan (formulir 03)

3. Prosedur Higiene Karyawan (SSOP 03)

Sarung tangan, masker, penutup kepala dan pakaian harus bersih

Karyawan di tempat produksi / pengemasan

Inspeksi karyawan (pengamatan)

Sebelum proses produksi berjalan

Kepala Gudang

Karyawan mengganti pakaian kerja dengan yang bersih

Monitoring Higiene Karyawan (formulir 09)

3 Pencegahan Kontaminasi Silang

1. Prosedur mencuci tangan (SSOP 04)

2. Prosedur Pembersihan Peralatan Produksi (SSOP 02)

1. Kebiasaan karyawan

2. Fasilitas produksi seperti : panci steanless

1. Wastafel

2. Ruang produksi

Sesuai tata cara mencuci tangan

Inpeksi lapangan

Setiap saat sebelum dan sesudah produksi

Semua karyawan Kebag. Produksi

Lepas perhiasan, aksesoris (gelang, cincin, jam tangan )

Monitoring harian (formulir 09)

4 Menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi dan toilet

Prosedur pembersihan dan pemeliharaan fasilitas peralatan (SSOP 05)

Fasilitas cuci tangan, sanitasi, toilet

Diwastafel, Toilet dan tempat pencucian alat

1. Cek fasilitas cuci tangan dan toilet

2. Cek konsentrasi

Sebelum proses produksi

Kebag. Kebersihan

Perbaiki dan laporkan

Montoring harian (formulir 10)

163

Page 180: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

sanitasi 5 Proteksi dari

bahan – bahan kontaminan

1. Prosedur Penyimpanan pangan (SSOP06)

2. Prosedur hygiene atau koreksi kebiasaan karyawan dan perlengkapan kerja (SSOP 03)

3. Prosedur pembersihan peralatan produksi yang kontak dengan pangan (SSOP 02)

Bahan pembersih dan bahan yang berpotensi mengkontaminasi.

Saringan, Gayung, Loyang, Panci Steanless, Filling, Botil Kemasan

Disemua permukaan yang kontak langsung dengan produk.

Tempat pencucian alat

Di infeksi visual

Cuci dengan air bersih beri pembersih kemudian bilas hingga tidak ada kotoran

Setiap hari sebelum produksi

Kebag. Produksi

Kebag. kebersihan

Hilangkan bahan kontaminan dari permukaan.

Hendaknya disikat, atau disanitasi jika terdapat kotoran yang sulit dibersihkan.

Montoring harian (formulir 02)

Monitoring harian (formulir 09)

Monitoring harian (formulir 03)

6 Pelabelan, Penyimpanan, dan Penggunaan bahan toksin yang benar

1. Prosedur pelabelan, penyimpanan (SSOP 07)

pelabelan, penyimpanan

Ditempat pelabelan

Ditempat penyimpanan

Cek lebel sesuai jenis produksi

Penyimpanan dengan cara FIFO

Setiap produksi Setiap produk jadi

Kepala Produksi

Kebag. Bahan Baku

Perbaiki label bila sudah tidak jelas/rusak

Pindahkan bahan toksin yang tidak berlabel dengan benar

Montoring harian (formulir 07)

7 Pengawasan kondisi kesehatan personil

Prosedur Hygiene sanitasi karyawan (SSOP 03)

Karyawan dengan tanda-tanda penyakit/luka

Karyawan masuk ruang kerja dan pada saat kerja

Inspeksi karyawan Sebelum dan sepanjang proses

Supervisor Istirahatkan karyawan dan beri obat (P3K) jika perlu/dipind

Monitoring harian (formulir 09)

164

Page 181: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

produksi ah sementara diluar bagian produksi

8 Menghilangkan hama dari unit pengolahan

Prosedur pengendalian hama (SSOP 08)

Hama disarana produksi

Seluruh ruang produksi dan lingkungan

Inspeksi lapangan Tiap 6 bulan sekali (Pest Control)

Supervisor Pembasmian hama

Monitoring harian (formulir 11)

165

Page 182: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Lampiran 11. Keputusan Direktur Perusahaan

KEPUTUSAN DIREKUR PERUSAHAAN CV. MADU APIARI MUTIARA

Nomor : 002 /MMI/SK/XII/ Tahun 2016

Tentang

PEMBENTUKAN TIM GMP/CPPOB CV.MADU APIARI MUTIARA

Menimbang:

a. Bahwa banyaknya kasus keracunan pangan di Indonesia yanga disebabkan oleh produksi pangan pada kondisi sanitasi dan hygiene yang kurang memadai.

b. Bahwa untuk mendapatkan produk pangan olahan yang memenuhi syarat keamanan pangan setiap industri pangan wajib menerapkan cara produksi pangan olahan yang baik.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud pada huruf a dan b di atas perlu menetapkan keputusan direktur pimpinan CV. Madu Apiari Mutiara tentang pembuatan TIM GMP/CPPOB.

Mengingat:

a. Undang undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan. b. Peraturan pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang keamanan, mutu dan gizi pangan. c. Peraturan kepala badan pengawas obat dan makanan Nomor HK.038.8.28.04.12.2206

Tahun 2012 tentang cara produksi pangan yang baik untuk industri rumah tangga.

MEMUTUSKAN Menerapkan: KEPUTUSAN PIMPINAN PERUSAHAAN CV. MADU APIARI

MUTIARA TENTENG PEMBENTUKAN

TIM GMP/CPPOB PADA PERUSAHAAN CV. MADU APIARI MUTIARA

166

Page 183: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Pertama : Membentuk dan mengesahkan TIM GMP/CPPOB Kedua : Susunan TIM GMP/CPPOB terdiri atas : No NAMA BAGIAN KUALIFIKASI PELATIHAN

1. Ir. Sri Hidayat

• Owner • Pimpinan Pabrik

Manager • Deperind, Deptan, PKP

• GMP • Pelatihan

Keamanan Pangan

2. Saripah Aini, Spd

• Wakil Pimpinan • Keuangan

Ahli Pembukuan • GMP • Pelatihan

Keamanan Pangan

3. Muh. Fuad Amin, SE

• Quality Control • Pemasaran

Supervisor • GMP • Pelatihan

Keamanan Pangan

4. Sevia Anggraeni

• Dukumentasi arsip

Admin • GMP • Pelatihan

Keamanan Pangan

5. Istiono • Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Awal

Kepbag. Gudang • GMP • Pelatihan

Keamanan Pangan

6. Usu Soraya • Produksi • Pengemasan

Kepbag.Produksi • GMP • Pelatihan

Keamanan Pangan

7. Khori • Perawatan Alat Produksi

Kepbag. Kebersihan

Ketiga : TIM GMP/CPPOB mempunyai tugas :

1. Membuat SOP GPM/CPPOB 2. Melatih staf dalam penerapan GMP CPPOB 3. Mengawasi kepatuhan dalam pelaksanaan GMP/CPPOB 4. Menjamin keamanan pangan mulai dari bahan baku dan penyimpanan,

pengolahan produk, penyimpanan produk akhir dan penanganan selama didistribusi ke konsumen.

Ditetapkan di Depok, Desember 2016

PIMPINAN PENGELOLAAN PRODUKSI

(Ir. Sri Hidayat)

167

Page 184: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Lampiran. 12 Prosedur Pengolahan Madu

No.

LANGKAH UTAMA PROSES

INTRUKSI KERJA

1. Menerima bahan baku dan bahan awal

• Periksa kesesuaian bahan baku dan kemasan dengan persyaratan yang ditetapkan dan jumlah yang ditentukan - MADU

• Periksa asal bahan baku dan jenisnya (Warna,rasa,aroma)

• Cek kadar air bahan baku awal • Periksa jumlah (jerigen,blung) • Timbang berat madu

2. Menyimpan bahan kemasan

• Isi tanggal dan jenis bahan kemasan - Botol kaca - Botol plastik - Tutup botol - Plastik Shring - Label

• Cek Keluar masuknya bahan kemasan 3. Mempersiapkan/P

embersihan peralatan

• Isi tanggal pencucian alat • Cek kebersihan alat-alat produksi sebelum

digunakan seperti: - Gayung - Saringan - Loyang - Panci steanless - Filling steanless - Kompor listrik - Kompor gas - Mesin Experied

4. Menyiapkan kemasan botol

• Isi tanggal pencucian alat • Cek kebersihan pada alat-alat produksi sebelum

digunakan seperti: - Botol kaca - Botol plastik - Tutup botol

5. Proses penyaringan I

• Isi tanggal penyaringan • Siapkan bahan baku awal (Madu encer) • Siapkan alat berupa (gayung, saringan , panci

steanless, blung) • Saring madu dengan saringan yang telah

disiapkan kedalam panci steanless/blung

168

Page 185: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

• Buang kotoran-kotoran lebah seperti: kaki lebah, sayap lebah, lebah mati, dll.

6. Pengentalan/penurunan kadar air

• Isi tanggal proses penurunan kadar air • Siapkan bahan baku (madu encer) yang sudah

disaring kedalam ruangan penurunan kadar air • Masukan madu kedalam loyang-loyang yang

sudah disiapkan • Masukkan loyang-loyang yang sudah diisi madu

encer kedalam ruangan penurun kadar air • Nyalakan mesin • Atur suhu 400-600 C • Tunggu proses pengentalan madu selama 5 hari • Cek kadar air hingga 17 %- 19%

7. Penyaringan II • Isi tanggal penyaringan • Siapkan bahan baku • Siapkan alat berupa (gayung, saringan, panci

steanless, jeringen, blung) • Saring madu dengan saringan yang sudah

disiapkan kedalam panci steanless 8. Pengisian/Mixing

/Filling • Masukan madu kedalam filling (tempat madu

steanless) • Tuangkan dan ukur berat madu kedalam botol

kaca/botol plastic yang sudah disiapkan ukurannnya (250gr, 400gr, 450gr, 900gr, 2,8kg)

• Tutp botol yang sudah terisi madu • Masukkan madu yang sudah di botolkan

kedalam krat (keranjan madu) 9. Pelebelan dan

packing • Siapakan label yang akan dipakai • Beri kode produksi/experied pada label • Pasang dasi label dari botol hingga ketutup botol • Pasang kepala label pada tutup label • Pasang badan label pada botol kemasan • Masukkan plastic shring pada botol kemasan • Press pada air panas dengan suhu 800C • Rapikan kemasan dengan cutter • Masukkan kedalam dus yang sudah di siapkan

10. Penyimpanan produk jadi

• Isi tanggal penyimpanan - Jenis madu - Jumlah produk jadi - Jumlah dus

169

Page 186: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Lampiran 13. Prosedur Higienis dan koreksi kebiasaan kerja

1. Seluruh karyawan dibagian penyaringan dan penimbangan serta bagian

pengemasan (packing ) harus menggunakan perlengkapan kerja ( tutup kepala,

celemek, dan masker) yang bersih

2. Khusus untuk karyawan bagian pengisian kedalam botol, selain menggunakan

tutup kepala,masker juga harus menggunakan sarung tangan yang bersih.

3. Selama bekerja, karyawan dibagian tersebut dilarang :

4. Makan, minum, merokok dan meludah

5. Bersin / batuk kearah pangan yang diolah / pangan yang tidak tertutup dan

kearah permukaan yang kontak dengan pangan

6. Menggaruk, mengupil dan berbicara selama proses produksi

7. Memiliki kuku yang panjang dan menggunakan “ cutek “, menggunakan

perhiasan ( cincin, anting, jam tangan, gelang, kalung dll)

8. Karyawan yang memiliki luka terbuka harus ditutup dengan plester dan tidak

bekerja di bagian pengisian kedalam botol

9. Karyawan yang sakit, baru sembuh dari sakit, sakit yang menular serta memiliki

luka terbuka yang cukup parah disuruh istirahat di rumah.

10. Sebelum bekerja karyawan harus mencuci tangan terlebih dahulu ( lihat

prosedur mencuci tangan)

11. Sebelum masuk ruang produksi harus menggunakan perlengkapan kerja yang

khusus untuk di ruang produksi

12. Semua perlengkapan kerja dan barang pribadi karyawan disimpan diruang

khusus (locker).

13. Pimpinan dam atau karyawan yang ditunjuk melakukan pemantauan kondisi

tersebut di atas setiap sebelum operasi dan setiap saat.

170

Page 187: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Lampiran 14. Prosedur Cuci Tangan

1. Seluruh karyawan di jalur produksi harus mencuci tangan :

a. Sebelum masuk ruang produksi

b. Setelah keluar dari toilet

c. Setelah menangani penyaringan , pembotolan , dan penimbangan

d. Setelah memegang anggota tubuh

2. Tata cara mencuci tangan :

a. Basuh tangan dengan air kran di wastafel dan kran

b. Telapak tangan di beri sabun dan digosok gosok di sela – sela jari sampai

pergelangan tangan

c. Dibilas dengan air kran sampai bersih

d. Lap pakai lap kering dan bersih

3. Karyawan di ruang produksi yang ditunjuk melakukan pemantauan kebersihan

tangan karyawan yang bekerja di bagian produksi dan pengemasan setiap

sebelum operasi

171

Page 188: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Lampiran. 15. Prosedur Pembersihan dan pemeliharaan fasilitas

1. FASILITAS SANITASI dan PEMBERSIHAN

a. Fasilitas sanitasi atau pembersihan(seperti vakum, alat pel / kain pel, sikat,

kanebo,keran air dengan air mengalir, sabun, lap, dll) harus tersedia

lengkap,bersih dan berfungsi sebagaimana mestinya.

b. Sebelum operasi petugas pembersih melakukan pemeriksaan kelengkapan

dan fungsi serta kebersihan darifasilitas sanitasi atau pembersihan.

c. Jika fasilitas tersebut tidak ada atau tidak lengkap/ tidak bersih/rusak atau

tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka segera laporkan kepada

Pimpinan kemudian segera sediakan atau lengkapi/ bersihkan/perbaiki atau

ganti dengan yang berfungsi/ yang baru.

2. FASILITAS CUCI TANGAN

a. Fasilitas cuci tangan( keran air dengan air mengalir, sabun, lap pengering,

saluran pembuangan, dll) harus tersedia lengkap, bersih dan berfungsi

sebagaimana mestinya.

b. Sebelum operasi petugas pembersih melakukan pemeriksaan kelengkapan

dan fungsi serta kebersihan dari fasilitas cuci tangan.

c. Jika fasilitas tersebut tidak ada atau tidak lengkap / tidak bersih / rusak atau

tidak berfungsi sebagaimana mestiny maka segera laporkan kepada

pemimpin kemudian segera sediakan atau lengkapi/ bersihkan / pebaiki atau

ganti dengan yang berfungsi / yang baru.

3. FASILITAS TOILET

a. Fasilitas toilet (keran air dengan air mengalir, sabun, lap pengering, saluran

pembuangan, dll) harus tersedia lengkap, bersih dan berfungsi sebagaimana

mestinya.

b. Sebelum operasi petugas pembersih melakukan pemeriksaan kelengkapan

dan fungsi serta kebersihan dan fasilitas toilet.

c. Jika serta tersebut tidak ada atau tidak lengkap / tidak bersih / rusak atau

tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka segera laporkan kepada

pemimpin kemudian segera sediakan atau lengkapi / bersihkan / perbaiki

atau ganti dengan yang berfungsi / yang baru.

172

Page 189: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

4. FASILITAS TEMPAT CUCI PERALATAN

a. Fasilitas tempat cuci peralatan ( keranair dengan air mengalir, sabun, lap

pengering , saluran pembuangan, dll ) harus tersedia lengkap, bersih dan

berfungsi sebagaimana mestinya.

b. Sebelum operasi petugas pembersih melakukan pemeriksaan kelengkapan

dan fungsi serta kebersihan dari fasilitas toilet.

c. Jika fasilitas tersebut tidak ada atau tidak lengkap / tidak bersih / rusak atau

tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka segera laporkan kepada

pemimpin kemudian segera sediakan atau lengkapi / bersihkan / perbaiki

atau ganti dengan yang berfungsi / yang baru.

5. FASILITAS BANGUNAN

a. Sekali sebulan petugas pembersih memeriksa kelengkaan dan fungsi

fasilitas bangunan ( atap, pintu , langit-langit, lampu dll)

b. Bila fasilitas tidak ada atau tidak lengkap, rusak atau tidak berfungsi

sebagai mestinya segera laporkan kepada pimpinan.

c. Pimpinan segera menyediakan atau melengkapi , memperbaiki atau

mengganti fasilitas bangunan yang rusak atau tidak berfungsi.

173

Page 190: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

Lampiran 16. SSOP Bahan Baku

CV.MADU APIARI MUTIARA

Di buat oleh : Admin

SSOP.06 Terbitan : 1

Di periksa oleh : Supervisor Revisi :

Di setujui oleh : Pimpinan PROSEDUR PENYIMPANAN

BAHAN BAKU (PANGAN)

Halaman : 1 dari 1 Efektif : 26

Desember 2016

1. PENYIMPANAN BAHAN BAKU

• Bahan baku madu disimpan di dalam blung yang bersih, kering dan

tertata rapi

• Bahan baku tersebut disusun sesuai System First Expired First Out

(FEFO)

• Lakukan pencatatan bahan baku yang disimpan.

2. PENYIMPANAN PRODUK JADI

c. Produk jadi di simpan di dalam ruang penyimpanan yang bersih, kering dan

terhindar dari sinar matahari sesuai System First In First Out ( FIFO ) First

Expired First Out (FEFO)

d. Lakukan pencatatan keluar masuknya produk jadi yang di simpan dalam

ruang penyimpanan.

3. PEMANTAUAN

Karyawan di bagian gudang yang di tunjuk melakukan pemantauan kondisi

bahan baku dan produk jadi.

174

Page 191: ANALISIS PENERAPAN GREEN MARKETING MIX PADA CV. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2014 – 2015 Anggota Resimen Mahasiswa, Anggota HMJ Agribisnis Anggota HML

175