fakultas tarbiyah dan keguruan (ftk) universitas …etheses.uinmataram.ac.id › 820 › 1 › ulul...
TRANSCRIPT
1
ANALISIS PENGHAMBAT PENYELESAIAN STUDI ANGGOTA RESIMEN MAHASISWA SATUAN 908 “WPW” UIN MATARAM
TAHUN 2017/2018
Oleh
Ulul Azmi NIM. 15.1.13.6.094
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2017
2
ANALISIS PENGHAMBAT PENYELESAIAN STUDI ANGGOTA RESIMEN MAHASISWA SATUAN 908 “WPW” UIN MATARAM
TAHUN 2017/2018
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Ulul Azmi NIM. 15.1.13.6.094
JURUSAN PENDIDIKAN IPS EKONOM I FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2017
ii
3
DEPARTEMEN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN) MATARAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN IPS -EKONOMI Jln. Pendidikan No. 35 Telp. (0370) 621298-625337 (Fax 625337) Mataram
Jln. Gajah Mada No. Telp (0370) 620783-620784 (Fax 62784) Jempong- Mataram
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi Ulul Azmi, NIM. 15.1.13.6.094, yang berjudul Peran Bimbingan Pimpinan
Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW”
UIN Mataram Tahun 2017/2018. Telah memenuhi syarat dan disahkan untuk di-
munaqasahkan. Disahkan pada tanggal, ………….............. 2017
Di bawah bimbingan :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing I I
Dr. Jamaluddin, MA Sakdiah, M.Si NIP. 19741231200031005 NIP.198004262009012005
ii i
4
DEPARTEMEN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN) MATARAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN IPS -EKONOMI Jln. Pendidikan No. 35 Telp. (0370) 621298-625337 (Fax 625337) Mataram
Jln. Gajah Mada No. Telp (0370) 620783-620784 (Fax 62784) Jempong- Mataram
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Munaqasyah
Mataram, ……………........... 2017
Kepada
Yth. Rektor UIN Mataram
Di-
Mataram
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing dan pedoman penulisan skripsi, kami berpendapat bahwa skripsi saudara Ulul Azmi, NIM. 15.1.13.6.094, yang berjudul Peran Bimbingan Pimpinan Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram Tahun 2017/2018, telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Demikian, atas perhatian Bapak Rektor disampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing I
Dr. Jamaluddin, MA NIP. 19741231200031005
Pembimbing II
Sakdiah, M.Si NIP.198004262009012005
iv
5
DEPARTEMEN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN) MATARAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN IPS -EKONOMI Jln. Pendidikan No. 35 Telp. (0370) 621298-625337 (Fax 625337) Mataram
Jln. Gajah Mada No. Telp (0370) 620783-620784 (Fax 62784) Jempong- Mataram
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ulul Azmi
NIM : 15.1.13.6.094
Program Studi : Pendidikan IPS Ekonomi
Fakultas : Tarbiyah
Institusi : UIN Mataram
Dengan ini menyatakan bahwa SKRIPSI dengan judul, “Peran Bimbingan Pimpinan
Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW”
UIN Mataram Tahun 2017/2018” ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya
sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Apabila di belakang hari ternyata karya tulis ini tidak asli, saya siap dianulir gelar
kesarjanaan saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Mataram.
Mataram,………........... 2017 Saya Yang Menyatakan
Ulul Azmi NIM.15.1.13.6. 094
v
6
DEPARTEMEN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN) MATARAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN IPS -EKONOMI Jln. Pendidikan No. 35 Telp. (0370) 621298-625337 (Fax 625337) Mataram
Jln. Gajah Mada No. Telp (0370) 620783-620784 (Fax 62784) Jempong- Mataram
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Peran Bimbingan Pimpinan Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram Tahun 2017/2018”,
yang diajukan oleh Ulul Azmi, NIM. 15.1.13.6.094 Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram telah diujikan pada hari Rabu, 06 Desember
2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan.
DEWAN PENGUJI
1. Ketua Sidang/ Dr. Jamaluddin, MA ( ) Pembimbing I NIP. 19741231200031005
2. Sekretaris sidang/ Sakdiah, M.Si ( ) Pembimbing II NIP. 198004262009012005
3. Penguji I ( )
4. Penguji II ( )
Mengetahui
Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Dr.Hj. Lubna, M.Pd NIP. 196812311993032008
vi
7
Motto: “Setiap kalian adalah pemimpin dan karenanya akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya”(HR. Bukhari Muslim).
vii
8
PERSEMBAHAN:
Seiring dengan waktu yang sudah terlewati dan yang akan terlewatkan, hanya Allah SWT yang maha menentukan atas semua kehendak dan rencana manusia, yang dipenuhi dengan kehilafan sampai terselesaikannya penulisan skripsi ini semuanya penulis lalui dengan orang-orang yang penulis cintai dan penulis taati serta di sayangi:
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ibunda Asiah, Ayahanda M. Nasir. 2. Sahabat-sahabat sejatiku yang selalu ada dalam setiap hariku kelas C IPS
Ekonomi. 3. Serta untuk almamaterku tercinta.
viii
9
KA TA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Karena berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nya,
sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Tarbiyah Jurusan IPS Ekonomi
Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia ke jalan yang benar.
Skripsi ini disusun sebagai satu persyaratan dalam mencapai gelar sarjana pada
tingkat strata satu (S1) Fakultas Tarbiyah UIN Mataram. Penulis menyadari bahwa
penyelesaian skripsi ini adalah berkat bantuan dan kerjasama yag baik dari berbagai pihak,
dan penulis menyadari sepenuhnya tanpa adanya bantuan dan dukungan tersebut skripsi ini
mungkin tidak akan terselesaikan tepat pada waktunya.
Untuk itu pada kesempatan yang sangat berbahagia ini, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam memberikan
bimbingan, saran-saran dan informasi yang sangat berharga, penulis tujukan kepada yang
terhormat:
1. Bapak Jamaluddin, M.A selaku dosen pembimbing I dan Ibu Sakdiah, M.Si selaku
dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis dalam menyusun skripsi.
2. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Mataram, yang
selalu memberikan motivasi kepada mahasiswa khususnya Mahasiswa Fakultas
Tarbiyah.
3. Bapak Dr. Mutawali, M.Pd selaku Rektor UIN Mataram beserta para dosen yang
telah banyak memberikan ilmu pengetahuan bagi penulis selama berada di bangku
kuliah dan seluruh karyawan/staf pegawai UIN Mataram atas bantuan yang
diberikan selama penulis mengikuti studi di UIN Mataram.
4. Bapak H. Ibnu Hizam, M.Pd. selaku ketua Jurusan IPS Ekonomi UIN Mataram
yang selalu memberikan motivasi kepada mahasiswa khususnya Mahasiswa
Jurusan IPS Ekonomi UIN Mataram.
ix
10
5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram yang senantiasa
telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga penulis tidak banyak
kesulitan dalam melaksanakan proses penelitian sampai laporan penelitian.
6. Bapak/Ibu Staf Tata Usaha Fakultas Tarbiyah UIN Mataram yang senantiasi
melayani serta menyiapkan kebutuhan-kebutuhan mahasiswa.
7. Untuk teman-teman Pendidikan IPS Ekonomi angkatan 2013 yang telah
memberikan dukungan moril dalam penyusunan skripsi ini.
Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya para pembaca pada
umumnya.
Mataram, 2017
Ulul Azmi
151.136.094
x
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
NOTA DINAS ................................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ v
PENGESAHAN .............................................................................................. vi
HALAMAN MO TTO .................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Konteks Penelitian ............................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ................................................................................ 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 6
D. Ruang Lingkup dan Lokasi Penelitian .............................................. 7
E. Telaah Pustaka ................................................................................... 8
F. Kerangka Teoritik ............................................................................. 14
1. Pengertian Peran.......................................................................... 14
2. Resimen Mahasiswa .................................................................... 15
3. Pengertian Bimbingan dan Kebutuhan akan Bimbingan ............ 18
4. Pengertian Pemimpin .................................................................. 21
5. Konsep Teorotik tentang Penyelesaian Studi .............................. 24
6. Kesulitan Belajar ......................................................................... 28
G. Metode Penelitian ............................................................................. 29
1. Pendekatan Penelitian ................................................................. 29
2. Kehadiran Peneliti ....................................................................... 30
3. Lokasi Penelitian ......................................................................... 31
xi
12
4. Sumber Data ................................................................................ 31
5. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 32
6. Analisis Data ............................................................................... 37
7. Validitas Data .............................................................................. 39
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ................................................ 41
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 41
1. Letal Geografis ............................................................................ 44
2. Struktur Organisasi .................................................................... 45
B. Faktor yang Menyebabkan Kesulitan Belajar Anggota Resimen
Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram Tahun 2017/2018 ... 50
1. Faktor Intern ................................................................................ 50
2. Faktor Ekstern ............................................................................ 51
C. Hambatan-hambatan Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908
“WPW” UIN Mataram tidak dapat Menyelesaikan Kuliah Tepat
Waktu Tahun 2017/2018 .................................................................. 53
1. Problem Kemampuan Ekonomi Keluarga ................................. 53
2. Problem Intelegensi .................................................................... 54
3. Problem Sifat ............................................................................... 55
4. Senior yang menjadi contoh contoh lebih banyak wisuda yang
tidak tepat waktu ......................................................................... 57
D. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi Hambatan-hambatan
Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram
tidak dapat Menyelesaikan Kuliah Tepat Waktu Tahun 2017/2018 58
1. Membantu Problem Kemampuan Ekonomi Keluarga ............... 58
2. Menerapkan Perilaku Intelegen................................................... 59
3. Menanamkan Sifat tidak Pemalas ............................................... 60
4. Memberikan contoh teladan yang baik bagi para Anggota
MENWA ..................................................................................... 61
xii
13
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 63
A. Faktor yang Menyebabkan Kesulitan Belajar Belajar Anggota
Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram Tahun
2017/2018 ......................................................................................... 64
1. Faktor Intern ............................................................................... 64
2. Faktor Ekstern ............................................................................ 64
B. Hambatan-hambatan Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908
“WPW” UIN Mataram tidak dapat Menyelesaikan Kuliah Tepat
Waktu Tahun 2017/2018 .................................................................. 66
1. Problem Kemampuan Ekonomi Keluarga ................................. 66
2. Problem Intelegensi ..................................................................... 67
3. Problem Sifat ............................................................................... 67
4. Senior yang menjadi contoh contoh lebih banyak wisuda yang
tidak tepat waktu ......................................................................... 68
C. Upaya yang Dilakukan dalam Anggota dalam Mengatasi
Hambatan-hambatan Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908
“WPW” UIN Mataram tidak dapat Menyelesaikan Kuliah Tepat
Waktu Tahun Tahun 2017/2018 ...................................................... 68
1. Membantu Problem Kemampuan Ekonomi Keluarga ................ 69
2. Menerapkan Perilaku Intelegen................................................... 69
3. Menanamkan Sifat tidak Pemalas ............................................. 60
4. Memberikan contoh teladan yang baik bagi para Anggota
MENWA ................................................................................... 70
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 84
A. Kesimpulan ....................................................................................... 71
B. Saran-Saran ...................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
14
ABSTRAK
Analisis Penghambat Penyelesaian Studi Anggota Resimen Mahasiswa Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram Tahun 2017/2018
Oleh:
Nama: Ulul Azmi NIM: 151.136.094
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Resimen Mahasiswa adalah organisasi kemahasiswaan berupa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di perguruan tinggi.
Oleh karena itu Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode diskriptif karena ingin mengetahui bagaimana Analisis Penghambat Penyelesaian Studi Anggota Resimen Mahasiswa Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram. Melalui wawancara dan observasi diketahui bahwa terdapat Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar: Factor Intern Siswa, Faktor Ekstern.
Beberapa beberapa Hambatan-Hambatan Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram tidak dapat Menyelesaikan Kuliah Tepat Waktu, diantaranya yaitu: a. Problem kemampuan ekonomi keluarga, b. Problem Inteligensi, c. Problem Sifat, d. Senior yang menjadi contoh lebih banyak wisuda yang tidak tepat waktu.
Upaya-upaya yang Dilakukan Anggota Dalam Mengatasai Hambatan-Hambatan Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram Tidak Dapat Menyelesaikan Kuliah Tepat Waktu yakni: a. Membantu problem kemampuan ekonomi keluarga dengan mengajarkan kreatifitas pada para anggota, b. Menerapkan Perilaku Inteligensi, c. Menanamkan Sifat tidak Pemalas, d. Memberikan Contoh Teladan yang Baik bagi para Anggota MENWA.
Kata kunci: Analisis Penghambat Penyelesaian Studi, Anggota Resimen Mahasiswa Anggota Resimen Mahasiswa.
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Setiap mahasiswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang
unruk mencapai kinerja akademik (academic performance ) yang memuaskan.
Namun dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa mahasiawa itu
memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar
belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat
mencolok antara seorang mahasiswa dengan mahasiswa lainnya.
Sementara itu, penyelenggaraan pendidikan perguruan tinggi
memberikan wewenang kepada para mahasiswa tersebut untuk menambah
pengetahuannya di luar kuliah yakni dengan adanya organisasi yang ada di
kampus. Sehingga peranan pimpinan dalam suatu organisasi itu sangatlah
penting karena keberadaan pimpinan yaitu menjadi palang pintu atau menjadi
salah satu ujung tombak dari keberhasilan dalam organisasi. Salah satu tugas
atau peran pimpinan yaitu harus bisa mengelola konflik dalam organisasi yang
dipimpinnya sehingga setiap konflik itu bisa diselesaikan dengan baik dan
tidak ada yang merasa dirugikan.
Pimpinan adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran
organisasi. Pengaturan organisasi yang baik serta yang dibutuhkan oleh
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi sekaligus meningkatkan
1
2
eksistensi organisasi ditengah-tengah lingkungannya. Keberhasilan
menjalankan tugas ini mensyaratkan pimpinan mempunyai kemampuan
multidisiplin, serta kepemimpinan. Kemampuan tersebut memang harus
dimiliki oleh seorang pimpinan.
Bimbingan merupakan sesuatu yang memang sangat penting, bukan
hanya dalam organisasi, namun didalam kehidupan manusia sehari-hari.
Bimbingan merupakan arahan yang diberikan kepada orang yang tidak
mampu untuk berdiri sendiri dan terlebih lagi orang yang membutuhkan
bantuan. Bimbingan dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan
tanpa memandang umur (of any age’s) sehingga anak atau orang dewasa dapat
menjadi objek bimbingan. Dengan demikian, bidang gerak bimbingan tidak
hanya terbatas pada anak-anak atau para remaja, tetapi juga dapat mencakup
orang dewasa.1
Bimbingan bukan hanya sebatas pada kata-kata atau nasihat dan
arahan semata, melainkan semua yang termasuk ke dalam kehidupan manusia
sehari-hari seperti, bimbingan minat dan bakat, bimbingan motivasi belajar,
bimbingan sikap, dan lain-lain. Oleh sebab itu peran bimbingan pimpinan
untuk memotivasi anggotanya sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi,
sehingga terciptanya tujuan dan keharmonisan dalam sebuah organisasi.
1 Walgito Bimo, Bimbingan Konseling Studi & Karier (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), h.
6-7.
3
Diterimanya arahan atau keterbukaan dari masing-masing individu
atau kelompok adalah merupakan kunci dalam bimbingan. Tanpa penerimaan
sesuatu dengan apa yang diharapkan maka disana bisa dilihat atau diartikan
bahwa tidak akan pernah terjadi suatu bimbingan. Jadi dalam kehidupan kita
sangat membutuhkan pembimbing dan orang yang di bimbing juga dapat
saling mengerti antara satu dengan yang lain sehingga dapat terjadi feedback
(umpan balik) dalam suatu organisasi.
Organisasi merupakan wadah yang memungkinkan masyarakat dapat
meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara
sendiri-sendiri. Organisasi merupakan suatu unit terkoordinasi yang terdiri
setidaknya dua orang, berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau
serangkaian sasaran.2 Organisasi kampus merupakan suatu unit terkoordinasi
yang terdiri setidaknya dua orang, berfungsi mencapai satu sasaran tertentu
atau serangkaian sasaran yang bertempat di suatu lembaga yang berada di
perguruan tinggi.
Terdapat banyak unit kegiatan mahasiswa (UKM) di Kampus (UIN)
Mataram diantaranya : BEM, HMJ, MENWA, KSR-PMI, BKSM-SAKSI,
LPM RO’YUNA, PRAMUKA, LDMI, dimana semua unit kegiatan (UKM)
ini memiliki tujuan yang sama akan tapi gaya atau cara pengaplikasiannya
yang berbeda, bagi peneliti Resimen Mahasiswa (MENWA) sangatlah beda di
2 Veithzal Rivai, Deddy Mulyadi, Kepemimpinan Dan Perilaku Orgnisasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h. 148.
4
antara unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang lain. Resimen Mahasiswa
(MENWA) adalah salah satu kekuatan sipil untuk mempertahankan negeri
sebagai perwujudan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta
(Sishankamrata). Menwa bermarkas di perguruan tinggi dan beranggotakan
para mahasiswa yang berkedudukan di kampus dan membentuk satuan
sebagai salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM).
Fungsi komandan Resimen Mahasiswa:
1. Mengadakan komunikasi (menyelami dan menghubungi)
2. Menunjukkan tujuan (ketahanan nasional)
3. Motivasi (mempengaruhi, mengajak untuk menghayati dn
menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri)
4. Memberi teladan normatif
5. Menunjukkan jalan untuk mencapai tujuan
6. Menumbuhkan kemampuan dan ketangkasan
7. Mengamati dan meneliti tercapai atau tidak tujuan melalui
pertanda ketahanan nasional.3
Berdasarkan hasil observasi awal tanggal 10 Februari 2017 Resimen
Mahasiswa memiliki struktur yang menggunakan sistem komando yang
berbeda dari unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang lain dalam penelitian ini,
penulis akan Analisis Penghambat Penyelesaian Studi Anggota Resimen
3 Ananto Nur Sumedi, Eko Sutanto, dkk. Buku Kumpulan Administrasi MENWA, (Yogyakarta: 1984), h. 122.
5
Mahasiswa Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram.
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Universitas Islam Negeri (UIN)
Mataram khususnya Resimen Mahasiswa, disini peneliti melihat dari hasil
observasi bahwa anggota Resimen Mahasiswa memiliki banyak kegiatan dan
program dalam organisasinya. Sehingga para anggota harus mampu mengatur
waktunya dalam urusan kuliah dengan urusan organisasinya.4
Dengan melihat fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti
masalah tersebut dalam sebuah judul “Analisis Penghambat Penyelesaian
Studi Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram Tahun
2017/2018”.
B. Fokus Kajian
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Apakah faktor yang menyebabkan kesulitan belajar anggota Resimen
Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram Tahu 2017/2018?
b. Apakah hambatan-hambatan anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908
“WPW” UIN Mataram tidak dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu
Tahun 2017/2018?
4Observasi awal, Markas Resimen Mahasiswa Satuan 908 ”WPW” IAIN Mataram, 10
Februari 2017.
6
c. Apakah upaya yang dilakukan anggota dalam mengatasai hambatan-
hambatan anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN
Mataram tidak dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu Tahun
2017/2018?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Adapun
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a. Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar anggota Resimen
Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram Tahu 2017/2018?
b. Hambatan-hambatan anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908
“WPW” UIN Mataram tidak dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu
Tahun 2017/2018?
c. Upaya yang dilakukan anggota dalam mengatasai hambatan-hambatan
anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram tidak
dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu Tahun 2017/2018?
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang ingin diberikan untuk penelitian ini di
kategorikan menjadi dua yaitu secara teoritis dan secara praktis:
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan
di bidang Pendidikan IPS-Ekonomi di Universitas Islam Negeri (UIN)
7
Mataram tentang Analisi Penghambat Penyelesaian Studi anggota unit
kegiatan mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa Satuan 908
“Waspada Purba Wisesha” sehingga dapat memberikan manfaat,
masukan atau teguran bagi yang berkepentingan terutama di Resimen
Mahasiswa sendiri serta bagi penulis dan sebagai pijakan bagi peneliti
selanjutnya.
2. Secara praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi untuk
mengevaluasi komandan Resimen Mahasiswa Satuan 908 “Waspada
Purba Wisesha” Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram berikutnya
dalam hal meningkatkan bimbingan pimpinan terhadap anggota serta
memajukan organisasi Resimen Mahasiswa dan menjadi organisasi
kemahasiswaan yang terbaik dari yang lain.
D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian yang dipilih peneliti adalah tentang
Analisis Penghambat Penyelesaian Studi , maka lokasi penelitian ini berada di
salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa Satuan 908
“WPW” UIN Mataram. Yang sebenarnya bertempat di kampus I UIN
Mataram Jln. Pendidikan No. 35 kota Mataram.
Pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan efisiensi waktu, dana
dan meringankan penulis karena keterkaitan peneliti terhadap Resimen
Mahasiswa dan juga keberadaan lokasi yang kapan saja dijumpai selalu ada
8
anggota yang berada di lokasi penelitian. Disamping itu lokasi penelitian
merupakan tempat berbagai macam organisasi atau unit kegiatan mahasiswa
yang dimana mahasiswa yang tinggal disana adalah orang-orang yang
mengikuti organisasi Resimen Mahasiswa, sehingga mampu memberikan
informasi yang faktual mengenai masalah yang diteliti.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka dilakukan untuk menjelaskan posisi penelitian yang
sedang dilaksanakan di antara hasil-hasil penelitian atau buku-buku terdahulu
yang bertopik senada. Tujuannya adalah untuk menegaskan kebaruan,
orisinalitas, dan urgensi penelitian bagi pengembangan keilmuan terkait. Jadi,
telaah yang ditelaah harus memiliki signifikansi dan relevansi dengan fokus
penelitian.5
Telaah pustaka ini untuk menjelaskan posisi penelitian yang sedang
dilaksanakan oleh peneliti. tujuannya adalah untuk menegaskan kebaruan,
orisinalitas dan urgensi penelitian untuk mengembangkan keilmuan yang
terkait dengan judul penelitian yang peneliti angkat tentang “Analisis
Penghambat Penyelesaian Studi Anggota Resimen Mahasiswa Anggota
Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram Tahun 2017/2018”.
Adapun telaah pustaka yang sesuai dengan penelitian yang dimaksud adalah:
1. Baiq Winarningsih (2005) dengan judul “Pola Pembinaan Kepramukaan
dalam Mengembangkan Kemampuan Afektif Peserta Didik di Gugus
5 Pedoman penulisan skripsi (IAIN Mataram, 2016), h. 15
9
Depan SMAN 1 Terara Lombok Timur”. 6 Permasalahan yang di angkat
dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan
kepramukaan dalam mengembangkan kemampuan afektif peserta didik di
Gudep SMAN 1 Terara Lombok Timur, untuk mengetahui kendala para
pengurus atau pembina Gerakan Pramuka Gugus Depan SMA 1 Terara
Lombok Timur dalam menjalankan tugasnya untuk membina dan
mengembangkan kemampuan peserta didik. Metode yang digunakan
dalam skripsi ini yaitu menggunakan metode kualitatif deskriptif
kemudian cara yang digunakan untuk memperoleh data yaitu
menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah
dianalisis lebih lanjut, peneliti berkesimpulan bahwa Pendidikan yang
dilaksanakan oleh Gerakan Pramuka adalah pendidikan non formal yang
dilaksankan di luar lingkungan keluarga dan luar sekolah. Pembinaan
kepramukaan dalam mengembangkan kemampuan afektif peserta didik di
Gudep SMAN 1 Terara Lombok Timur dilaksanakan dalam 2 pola yaitu :
Pola pembinaan internal meluputi kegiatan belajar mengajar, praktek
lapangan dan evaluasi, Pola pembinaan eksternal meliputi kegiatan
berkemah, camping tour dan anjangsana.
Para pengurus atau pembina Gerakan Pramuka Gugus Depan
SMA 1 Terara Lombok Timur dalam menjalankan tugasnya untuk
6 Baiq Winarningsih “ Pola Pembinaan Kepramukaan dalam Mengembangkan Kemampuan Afektif Peserta Didik di Gugus Depan SMAN 1 Terara Lombok Timur” (Skripsi, STAIN Mataram, Mataram, 2005), h. 66-68.
10
membina dan mengembangkan kemampuan peserta didik menghadapi
berbagai kendala. Kendala tersebut berupa : Pembina, yaitu kualitas
pembina yang perlu ditingkatkan dan harus mendapatkan perhatian serius.
Banyaknya kesibukan pembina di luar kegiatan Pramuka menyebabkan
pendidikan kepramukaan yang diberikan untuk peserta didik terlihat
begitu saja. Monoton tanpa adanya kreasi baru. Begitu juga dengan
kemampuan dan pemahaman pembina masih kurang. Untuk mengatasi
kendala ini dilakukan kursus-kursus dan pelatihan seperti KMD dan KML
serta mengadakan pembantu pembina. Peserta didik, yaitu permasalahan
keadaan ekonomi dan dukungan orang tua peserta didik yang masih
kurang dan belum memahami tentang Pramuka. Di samping itu, anak-
anak juga dituntut untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga
sepulang sekolah. Hal ini menyebabkan anak kekurangan waktu untuk
ikut latihan Pramuka. Dalam mengatasi masalah ini, Gugus Depan
SMAN 1 Terara Lombok Timur melakukan peningkatan kerjasama
dengan instansi lain yang simpatik terhadap organisasi Gerakan Pramuka.
Selain sebagai solusi, langkah ini juga untuk memperkenalkan Pramuka
kepada masyarakat setempat dan sekita.
Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian
terdahulu dengan penelitian sekarang:
1. Persamaannya
11
a. Terletak pada kajiannya yaitu peneliti terdahulu dengan peneliti
sekarang sama-sama meneliti tentang Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM);
b. Terletak pada metode penelitian yaitu peneliti terdahulu dengan
peneliti sekarang sama-sama menggunakan metode kualitatif
deskriptif;
c. Terletak pada cara memperoleh data yakni peneliti terdahulu
dengan peneliti sekarang sama-sama menggunakan observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
2. Perbedaannya
a. Peneliti terdahulu lebih memfokuskan masalah Pola Pembinaan
Kepramukaan dalam Mengembangkan Kemampuan Afektif
Peserta sedangkan penelitian sekarang lebih memfokuskan
masalah Analisis Penghambat Penyelesaian Studi Anggota
Resimen Mahasiswa Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908
“WPW” UIN Mataram.
b. Lokasi dan tempat penelitian berbeda, dimana peneliti terdahulu
bertempat di Gugus Depan SMA 1 Terara Lombok Timur
sedangkan penelitian sekarang akan di laksanakan di organisasi
MENWA UIN Mataram.
2. Iswi Sholihah (2015) dengan judul “Peran Ekstrakurikuler Pramuka
dalam Membentuk Sikap Disiplin siswa di SDN 47 Mataram Tahun
12
Pelajaran 2014/2015”. 7 Permasalahan yang di angkat dalam skripsi ini
adalah untuk mengetahui Bentuk Program Ekstrakurikuler Pramuka
dalam Membentuk Sikap Disiplin Siswa di SDN 47, untuk mengetahui
Peran Ekstrakurikuler Pramuka dalam Membentuk Sikap Disiplin Siswa
di SDN 47 Mataram Tahun Pelajaran, untuk mengetahui Kendala-
Kendala Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dalam Membentuk Sikap
Disiplin Siswa di SDN 47 Mataram. Metode yang digunakan dalam
skripsi ini yaitu menggunakan metode kualitatif deskriptif kemudian cara
yang digunakan untuk memperoleh data yaitu menggunakan metode
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Setelah dianalisis lebih lanjut, peneliti berkesimpulan bahwa
Bentuk-bentuk program ekstrakurikuler pramuka yang dapat membentuk
sikap disiplin siswa, diantaranya: Pembinaan pramuka penggalang sesuai
dengan tingkatannya, penggunaan kode kehormatan dan ketentuan moral,
upacara satuan pramuka penggalang, latihan ketangkasan baris-berbaris
(LKBB), perkemahan. Ekstrakurikuler pramuka berperan penting
terhadap pembentukan sikap disiplin siswa, diantaranya mampu
membantu mengembangkan pola perilaku dalam diri siswa, tidak suka
terlambat, sopan santun, mampu membantu siswa meningkatkan standar
perilakunya, serta mampu melaksanakan tata tertib sekolah sebagai media
7 Iswi Shalihah, Peran Ekstrakurikuler Pramuka dalam Membentuk Sikap Disiplin siswa di SDN 47 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 (Mataram: IAIN Mataram, 2015), h.77.
13
untuk menegakkan disiplin. Kendala yang dihadapi dalam membentuk
sikap disiplin siswa di SDN 47 Mataram adalah kurangnya sarana dan
prasarana. Akan tetapi dapat diatasi dengan swadaya dari siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka.
Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian
terdahulu dengan penelitian sekarang.
1. Persamaannya
b. Terletak pada kajiannya yaitu peneliti terdahulu dengan peneliti
sekarang sama-sama meneliti tentang Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM);
c. Terletak pada metode penelitian yaitu peneliti terdahulu dengan
peneliti sekarang sama-sama menggunakan metode kualitatif
deskriptif;
d. Terletak pada cara memperoleh data yakni peneliti terdahulu
dengan peneliti sekarang sama-sama menggunakan observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
2. Perbedaannya
a. Peneliti terdahulu lebih memfokuskan masalah peran
ekstrakurikuler pramuka dalam membentuk sikap disiplin siswa,
sedangkan penelitian sekarang lebih memfokuskan masalah
Analisis Penghambat Penyelesaian Studi Anggota Resimen
14
Mahasiswa Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW”
UIN Mataram.
b. Lokasi dan tempat penelitian berbeda, dimana peneliti terdahulu
bertempat di SDN 47 Mataram sedangkan penelitian sekarang
akan di laksanakan organisasi MENWA UIN Mataram.
F. Kerangka Teoritik
a. Pengertian peran
Peran dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur dan
diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu. pimpinan didalam
organisasi mempunyai peranan, setiap pekerjaan membawa serta harapan
bagaimana penanggung peran berprilaku. Fakta bahwa organisasi
mengidentifikasi pekerjaan yang harus dilakukan dan perilaku peran yang
diinginkan yang berjalan dengan seiring pekerjaan tersebut, juga
mengandung arti bahwa harapan mengenai peran penting dalam mengatur
perilaku bawahan.8 Peran kepemimpinan dapat diartikan sebagai
seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai
dengan kedudukannya sebagai pimpinan.
8 Veithzal Rivai, Deddy Mulyadi, Kepemimpinan Dan Perilaku Orgnisasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h. 148.
15
Adapun peranan itu sendiri merupakan pola tingkah laku
tertentu yang merupakan ciri-ciri khas semua petugas dari pekerjaan atau
jabatan tertentu.9
Jadi peran itu sangat penting bagi pemimpin dalam sebuah
organisasi karena dengan berperanya seorang pemimpin didalam
organisasi itu bisa berpengaruh terhadap motivasi dan tingkah laku
anggotanya itu sendiri.
b. Resimen Mahasiswa
a. Pengertian Resimen Mahasiswa
Resimen Mahasiswa adalah organisasi kemahasiswaan berupa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di perguruan tinggi. Tingkatan hierarki organisasinya adalah; ditingkat kampus berupa Sat Menwa/Kompi Menwa dengan di bawah pembinaan rektor sebagai pimpinan Perguruan Tinggi, selanjutnya Staf Komando Menwa (Skomenwa) ditingkat Provinsi dengan kewenangan mengkordinasikan seluruh kegiatan sat menwa dan tingkatan selanjutnya Komando Nasional yang mengkordinasikan seluruh kegiatan Skomenwa diseluruh Indonesia.10
Secara lebih formal, pengertian dari Menwa adalah :
1. Sebagai wadah, yang merupakan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan keikutsertaan dalam upaya bela negara dan penguatan ketahanan nasional.
2. Sebagai perorangan, yang merupakan mahasiswa terlatih olah keprajuritan yang telah mengikuti latihan dasar Resimen Mahasiswa Indonesia dan menjadi bagian dari komponen pertahanan negara.
9 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009),
h.33. 10 https://m.kaskus.co.id/thread 17d1500Rasminto, Setengah Abad Resimen Mahasiswa
Jayakarta (Jakarta: PPNI Publishing, 2013), h. 14.25062017.
16
3. Sebagai organisasi, yang merupakan pusat aktifitas anggota Resimen Mahasiswa Indonesia yang terdiri dari tingkat Nasional, tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/kota serta di Perguruan tinggi.11
Resimen Mahasiswa merupakan Resimen Mahasiswa
(MENWA) adalah salah satu kekuatan sipil untuk mempertahankan
negeri sebagai perwujudan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat
Semesta (Sishankamrata). Menwa bermarkas di perguruan tinggi dan
beranggotakan para mahasiswa yang berkedudukan di kampus dan
membentuk satuan sebagai salah satu unit kegiatan mahasiswa
(UKM).
b. Tujuan Resimen Mahasiswa Adapun tujuan Resimen Mahasiswa yakni:
1. sebagai wadah penyaluran potensi mahasiswa dalam rangka mewujudkan hak dan kewajiban warga negara dalam bela negara.
2. Mempersiapkan mahasiswa yang memiliki sikap disiplin, wawasan bela negara, kemampuan fisik dan mental agar mampu melaksanakan tugas bela negara serta menanamkan dasar-dasar kepemimpinan dengan tetap mengacu pada tujuan pendidikan nasional.
3. Mempersiapkan potensi mahasiswa sebagai bagian dari potensi rakyat dalam rangka sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata) serta usaha pengabdian kepada masyarakat dengan mengacu kepada Tridharma perguruan tinggi.12
Jadi, tujuan dari MENWA itu sendiri sangat dibutuhkan oleh
mahasiswa yakni sebagai bentuk pengabdian masyarakat, agar
mahasiswa itu sendiri memiliki sifat disiplin dan menjadi wadah
11 https://m.kaskus.co.id/thread/5212360120cb17d150000004/menwa-mengenal-lebih-jauh-soal-resimen-mahasiswa/24052017.
12 https://m.kaskus.co.id/thread 17d1500Rasminto, Setengah Abad Resimen Mahasiswa Jayakarta (Jakarta: PPNI Publishing, 2013),.h. 10. 25062017.
17
untuk para mahasiswa untuk menyalurkan potensinya sehingga
motivasi dalam diri mahasiswa tersebut tetap ada dalam diri anggota
MENWA.
c. Fungsi Resimen Mahasiswa yaitu: Adapun fungsi Resimen Mahasiswa yaitu:
1. Melaksanakan pemeliharaan dan peningkatan kemampuan bela negara perorangan ataupun satmenwa di bidang RATIH.
2. Bersama dengan mahasiswa lainnya dan masyarakat melaksanakan kegiatan dan program kerja pemda, khususnya dibidang ketahanan dan pertahanan nasional.
3. Membantu menumbuhkan dan meningkatkan sikap bela negara dimasyarakat dan berperan serta secara aktif dalam pembangunan nasional.
4. Membantu pemerintah daerah dalam rangka terselenggaranya fungsi Linmas.
5. Membantu TNI atau POLRI dalam melaksanakan kegiatan pembinaan keamanan dan pertahanan nasional.13
Resimen Mahasiswa Indonesia mempunyai fungsi yaitu: 1. Melaksanakan pembinaan anggota Resimen Mahasiswa
Indonesia di Perguruan Tinggi untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang akademik.
2. Melaksanakan pemeliharaan dan pemberdayaan serta peningkatan kemampuan baik perorangan maupun satuan di bidang Bela Negara.
3. Melaksanakan pembinaan disiplin anggota Resimen Mahasiswa Indonesia, baik sebagai mahasiswa maupun warga masyarakat.
4. Melaksanakan pembinaan struktur organisasi Resimen Mahasiswa Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh.
5. Bersama dengan mahasiswa lainnya membantu terwujudnya kehidupan kampus yang kondusif.
6. Membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan dan program civitas akademika serta menumbuhkan dan meningkatkan sikap Bela Negara dikehidupan Perguruan Tinggi.
7. Membantu memotivasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan nasional dibidang
13 https://m.kaskus.co.id/thread 17d1500Rasminto, Setengah Abad Resimen Mahasiswa Jayakarta (Jakarta: PPNI Publishing, 2013),.h. 11. 25062017.
18
kepemudaan dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda.
8. Membantu TNI/POLRI dalam pelaksanaan pembinaan pertahanan dan keamanan Nasional.
9. Menyampaikan saran dan pendapat kepada instansi terkait sesuai dengan tugas pokoknya.14
Fungsi Resimen Mahasiswa Indonesia di Perguruan
Tinggi sangat berperan aktif pada diri seorang mahasiswa
khususnya kepada para anggota MENWA tersebut karena
fungsi dari MENWA yakni untuk meningkatkan kemampuan
dalam bidang akademik sehingga tujuan dari mahasiswa itu
sendiri bisa tercapai yakni memiliki hasil yang maksimal
dalam perkuliahan dan pengalaman dalam organisasi juga
akan dibutuhkan ketika masuk di dunia kerja.
c. Pengertian Bimbingan dan Kebutuhan Akan Bimbingan
a. Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah pemberian pertolongan atau bantuan karena bantuan dan pertolongan itu merupakan hal yang pokok dalam bimbingan. Sekalipun bimbingan itu merupakan pertolongan, namun tidak semua pertolongan dapat disebut sebagai bimbingan. Orang dapat memberikan pertolongan kepada anak yang jatuh agar bangkit, tetapi ini bukan merupakan bimbingan. Pertolongan yang merupakan bimbingan mempunyai sifat-sifat lain yang harus dipenuhi.15 Dalam pengertian diatas sudah cukup jelas, bahwa bimbingan
merupakan suatu pertolongan atau bantuan yang diberikan oleh
pembimbing kepada seorang individu atau sekumpulan individu. Ini
14 https://m.kaskus.co.id/thread/5212360120cb17d150000004/menwa-mengenal-lebih-jauh-
soal-resimen-mahasiswa/24052017. 15 Walgito Bimo, Bimbingan Konseling, h. 7.
19
berarti bahwa bimbingan dapat diberikan secara individual dan
kelompok. Bimbingan dapat diberikan kepada siapa saja yang
membutuhkan tanpa memandang umur, baik untuk menghindari
kesulitan-kesulitan maupun untuk mengatasi persoalan-persoalan yang
dihadapi oleh individu di dalam kehidupannya. Ini berarti bahwa
bimbingan dapat diberikan bukan hanya untuk mencegah agar
kesulitan itu tidak atau jangan timbul, tetapi juga dapat diberikan
untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang telah menimpa individu.
Bimbingan lebih bersifat pencegahan daripada penyembuhan.
Bimbingan dimaksudkan supaya individu atau sekumpulan individu
dapat mencapai kesejahteraan hidup, disinilah letak tujuan bimbingan
yang sebenarnya.
b. Fungsi bimbingan Fungsi bimbingan adalah sebagai berikut: 1) Membantu individu untuk memperoleh gambaran yang objektif
dan jelas tentang potensi, watak, minat, sikap, dan kebiasaannya agar ia dapat menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak diinginkan.
2) Membantu individu untuk mendapat pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kemampuannya dan membantu siswa itu untuk menentukan cara yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan bidang pendidikan yang telah dipilihnya agar tercapai hasil yang diharapkan.
3) Membantu individu untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kemungkinan-kemungkinan dan kecenderungan-kecenderungan dalam lapangan pekerjaan agar ia dapat melakukan pilihan yang tepat di antara lapangan pekerjaan tersebut.16
16 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, h.193.
20
Alasan bimbingan berdaya guna dan berhasil guna dalam
pelaksanaan pengajaran yakni bimbingan membantu para siswa untuk
meningkatkan hasil belajar yang baik dan berupaya agar mereka tidak
mengalami kegagalan belajar.17 Dimana kegagalan belajar tersebut di
sebabkan karena kurangnya motivasi dalam belajar sehingga
berpengaruh terhadap hasil belajar itu sendiri.
c. Kebutuhan Akan Bimbingan Sejak zaman Socrates telah mulai disadari pentingnya
bimbingan (guidance) ini. Namun, gagasan ini baru dilaksanakan pada permulaan abad ke-20. Pelaksanaan dalam bidang pendidikan baru dimulai sejak tahun 1908-an. Program bimbingan sangat berkembang terutama di amerika serikat. Hal ini disebabkan oleh pengaruh pandangan-pandangan baru dalam pendidikan dan pengaruh perkembangan sosial ekonomi. Kedua bentuk pengaruh ini mempengaruhi keadaan persekolahan. pandangan baru dalam pendidikan itu antara lain ialah penyediaan kesempatan berkembang secara optimal bagi setiap siswa dan perlunya pembinaan perseorangan agar perkembangan itu mencapai harapan yang diinginkan.18
Kenyataan ini menunjukkan bahwa semakin berkembangnya masyarakat memberikan dampak semakin banyaknya peritiwa keluarga yang berantakan. Akibatnya ialah bertambah banyaknya orang yang menghadapi masalah kesehatan mental. Kondisi ini mendorong kebutuhan akan bimbingan pendidikan guna membantu para siswa dan remaja dalam memecahkan masalah moral, sosial, dan pendidikan. Jelaslah bahwa peran bimbingan tidak hanya ditangani oleh guru atau ahli bimbingan, tetapi memerlukan kerja sama yang harmonis dari semua pihak: para administrator, konselor, guru, pekerja sosial, orang tua, dan lain-lain sehingga program bimbingan itu dikoordinasikan secara efektif dan bergerak serta bertindak sebagai satu tim.19
17 Ibid., h. 194. 18 Ibid., h.192. 19 Ibid., h. 193.
21
Peran ahli bimbingan adalah mengoordinasikan pengajaran
kelompok dan pengajaran individual, mengadministrasikan program
bimbingan dan memecahkan kasus. Jadi, peran bimbingan merupakan
sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam
posisi memberikan pertolongan atau bantuan yang di butuhkan oleh
seseorang individu atau sekelompok orang yang membutuhkan
pertolongan.
d. Pengertian Pemimpin
a. Pengertian pemimpin
Kebesaran seseorang pemimpin tidak terlihat ketika ia berdiri dan memberi perintah, tetapi ketika ia berdiri sama tinggi dengan orang lain untuk mengeluarkan yang terbaik dari diri mereka guna mencapai sukses. Karena seorang pimpinan adalah proses memengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, memengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.20
Kata kunci penting dalam definisi kepemimpinan adalah
pimpinan. Pimpinan adalah tokoh yang memberikan keputusan
secara adil. Sebagaimana disebutkan seperti ayat di bawah ini:
Artinya: “Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari
20 Veithzal Rivai, Deddy Mulyadi, Kepemimpinan Dan Perilaku Orgnisasi, h. 2.
22
jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” ( QS Shad: 26).
Pemimpin dapat dikelompokkan menjadi pemimpin formal dan pemimpin informal. Pemimpin formal adalah seseorang yang ditunjuk sebagai pemimpin atas dasar keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang melekat berkaitan dengan posisinya. Sedangkan pemimpin informal adalah seorang yang ditunjuk memimpin secara tidak formal, karena memiliki kualitas unggul, dia mencapai kedudukn sebagai seorang yang mampu memengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok atau komunitas tertentu.21
Dalam pengertian di atas jadi sudah cukup jelas bahwa
kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang,
baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mangerjakan sesuatu.
Seseorang dikatakan pemimpin apabila dia mempunyai pengikut
atau bawahan. Bawahan pemimpin ini dapat disuruh untuk
mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu dalam
mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Semakin tinggi kedudukan seorang pimpinan dalam organisasi
maka semakin dituntut daripadanya kemampuan berfikir secara
konsepsional strategis dan makro.
b. Fungsi kepemimpinan
Sebagai seorang pimpinan, secara terus menerus harus
menganalisis situasi, mengidentifikasi permasalahan, dan
penyebab sesungguhnya, mengambil keputusan dan
21 Veithzal Rivai, Deddy Mulyadi, Kepemimpinan Dan Perilaku Orgnisasi, h. 3.
23
merencanakan. Keterampilan berfikir ini penting sekali untuk
mengembangkan satuan yang berdisiplin dan kohesif.
Keterampilan berfikir yang diuraikan disini termasuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan masalah,
menggambarkan keputusan, merencanakan, dan menentukan
tujuan.
Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi seperti:
a. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin.
b. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/organisasi.22
Jadi dalam sebuah organisasi peran seorang pemimpin
sangat dibutuhkan untuk memberikan dukungaan sera arahan
kepada anggotanya agar tujuan organisasi tersebut dan tugas
sebagai mahasiswa bisa tercapai.
Berdasarkan pendapat di atas jadi peran bimbingan pimpinan
merupakan pola tingkah laku atau ciri-ciri khas semua orang yang
bertugas sebagai pemimpin yang bertugas untuk memberikan
pertolongan atau bantuan yang diberikan kepada seorang individu
atau sekumpulan individu untuk mengatasi masalah yang dihadapi
oleh setiap anggota dalam organisasi tempat ia menjadi seorang
22 Ibid..., h. 34.
24
pemimpin yang bertindak secara adil untuk tercapainya tujuan
bersama.
e. Konsep teoritik tentang penyelesaian studi
a. Pengertian Studi
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Menurut pengertian secara psikologis,
belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan yang terjadi dalam diri
seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu
sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang
merupakan perubahan dalam arti belajar.23
b. Penyebab keterlambatan penyelesaian studi mahasiswa
Adapun penyebab keterlambatan penyelesaian studi
mahasiswa diantaranya :
1) Problem kemampuan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan
belajar anak, selain terpengaruh oleh kebutuhan pokoknya,
23 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (Jakarta : Rieneka Cipta, 2013), h.2.
25
misalnya pakaian, makanan, perlindungan kesehatan juga
membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja,
kursi, alat tulis menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas ini
terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.
Jika anak hidup dalam keluarga yang kurang mampu
dalam perekonomian, kebutuhan pokok anak kurang akibatnya
kesehatan anak akan terganggu sehingga belajar anak juga
akan terganggu. Bahkan mungkin anak harus bekerja mencari
nafkah untuk membantu orang tuanya.
2) Problem Inteligensi
Persoalan anak didik yang disebabkan oleh kemampuan
intelek anak, tidak selalu memperoleh perhatian orang lain,
bahkan sering pula orang tua tidak mengetahui adanya suatu
persoalan. Hampir semua orang tua di Indonesia
mengharapkan anaknya pandai.
Meskipun bukan sebagai satu-satunya yang
menentukan kecerdasan seseorang, intiligensi juga memberi
pengaruh pada proses belajar seseorang. Secara umum
seseorang dengan tingkat kecerdasan yang tinggi dapat mudah
belajar menerima apa yang diberikan padanya. Sedangkan
yang intiligensinya rendah cenderung lebih lambat menerima
materi atau kesulitan menangkap materi yang diberikan.
26
3) Problem kepribadian
Pegetahuan dan kecekatan dapat menaikkan
kepribadian manusia dalam segi estetis dan intelektualistik.
Kebudayaan pada umumnya memperkaya hidup manusia,
sehingga dengan demikian dapat mengembangkan motif
terhadap pembentukan dan perkembangan kepribadian. Jadi
motif itu mendorong individu untuk belajar.
Tetapi motif bisa menjadi sebuah konflik dalam diri
individu karena adanya macam-macam motif yang masing-
masing menuntut pemuasan. Bila dalam diri seseorang terdapat
beberapa motif yang saling bertentangan yang menuntut
pemuasan, maka di dalam diri individu terjadi konflik motif
yang mana akan di putuskan terlebih dahulu. Selain itu ada
juga konflik psikis, yang pada dasarnya terbagi menjadi empat
jenis, dua konflik dari empat jenis itu diantaranya yang
pertama adalah mengalami dua atau lebih motif positif yang
sama kuat, yang kedua adalah adanya motif positif dan motif
negatif.
Konflik psikis tersebut sering dihadapi oleh anak
didik/mahasiswa. Seorang mahasiswa, selain melakukan
kegiatan perkuliahan, dia juga mempunyai kegiatan lain di luar
perkuliahan. Dengan adanya kegiatan selain perkuliahan, maka
27
mahasiswa akan dihadapkan dalam suatu motif yang
bertabrakan, misalnya saja antara kepentingan kuliah dengan
kepentingan lainnya yang terjadi bersamaan. Maka mahasiswa
akan memilih salah satu dari kedua kepentingan tersebut, dan
akan mengorbankan kepentingan yang tidak diplihnya.
4) Problem sifat
Secara garis besar, sifat terbagi menjadi dua macam,
yang pertama sifat terpuji dan yang kedua sifat tercela. Salah
satu sifat yang tercela adalah malas, dalam hal apapun jika ada
sifat malas yang ada pada diri seseorang akan menghambat
jalannya seseorang untuk mencapai sebuah tujuan. Problem
sifat ini juga terjadi pada mahasiswa yang terlambat
menyelesaikan sudinya.24
f. Kesulitan belajar
Faktor- faktor penyebab kesulitanm belajar
1. Factor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri.
2. Factor ekstren siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siwa. a. Factor intern siswa.
Factor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik siswa, yakni:
24Anis Ardiana Kurniawati,”Analisis Problem-Problem Keterlambatan Penyelesaian Studi Mahasiswa Di STAIN Salatiga” (skripsi, STAIN Salatiga, 2011),h.45-53.
28
1) Yang bersifat kognitif ( ranah cipta ), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/inteligensi siswa;
2) Yang bersifat afektif ( ranah rasa ), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap;
3) Yang bersifat psikomotor ( ranah karsa ), antara lain seperti terganggunya alat-alat indera pengelihat dan pendengar ( mata dan telinga ).
b. Factor ekstern siswa Factor ekstren siswa meliputi semua situasi dan kondisi
lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa.
Factor lingkungan ini meliputi: 1) Lingkungan keluarga, contohnya: ketidak harmonisan
hubungan ayah dengan ibu, dan rendahnya ekonomi keluarga.
2) Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh ( slum area ), dan teman sepermainan ( peer group ) yang nakal.
3) Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat-alat belajar yang berkualitas rendah.25
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
pelaksanaan penelitian agar penelitian dapat dilaksanakan secara efektif
dan efesien serta sejalan dengan tujuan penelitian. Dalam melaksanakan
penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam
25 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grapindo Persada.2011). h.184.
29
melakukan penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang
bersifat alami.26 Metode deskriptif ditujukan untuk memaparkan dan
menggambarkan dan memetakan fakta-fakta berdasarkan cara pandang
atau kerangka berpikir tertentu.27 Jadi, penelitian itu berusaha memahami
dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia
dalam situasi tertentu.
Penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini juga
sesuai dengan masalah yang dibahas yaitu untuk menggambarkan,
menjelaskan, serta memperoleh keterangan yang luas dan mendalam
mengenai Analisis Penghambat Penyelesaian Studi Anggota Resimen
Mahasiswa Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN
Mataram.
2. Kehadiran peneliti
Dalam penelitian ini, kehadiran peneliti merupakan instrumen
yang sangat penting karena peneliti sekaligus sebagai pengumpulan
data-data atau instrumen-instrumen dari objek yang diteliti juga
menambah pengetahuan dan wawasan yang akan penulis bahas dan
untuk memperoleh data.
Oleh karena itu, peneliti di dalam mengadakan penelitian akan
bertemu langsung atau bertatap muka dengan responden dan jawaban-
26 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h.89. 27 Ibid., h. 100.
30
jawaban akan dicatat langsung sebagai data tersebut. kehadiran
penelitian di lapangan bukan untuk mempengaruhi subyek peneliti tetapi
semata-mata untuk mendapatkan data-data yang akurat dan sewajar-
wajarnya mengenai hal-hal yang ingin diperoleh dan dicapai oleh
peneliti sendiri. Jadi, kehadiran peneliti di lokasi penelitian merupakan
kunci utama untuk memperoleh reabilitas dan validitas.
Adapun hal-hal yang dilakukan dalam mengadakan penelitian
adalah sebagai berikut:
a. Meminta izin pada pihak yang berwenang dan orang-orang yang
terkait yang akan dijadikan obyek penelitian.
b. Mengadakan penelitian untuk mencari data yang terkait dengan
permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini akan dilakukan observasi
dan wawancara dengan subyek penelitian.
c. Mengumpulkan data-data tersebut untuk dianalisis.
3. Lokasi Penelitian
Adapun dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi
penelitian di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa
satuan 908 “WPW” UIN Mataram. Alasan peneliti mengambil lokasi
penelitian di Resimen Mahasiswa karena peneliti melihat di satuan
masih banyak anggotanya yang telat wisuda tepat waktu.
31
4. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah
subyek dari mana data dapat diperoleh. informan yang menjadi sumber
data ditentukan dengan kriteria atau bagian dari anggota yang aktif di
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tersebut sehingga mampu
memberikan data atau informasi yang diperlukan sehingga dengan
mudah peneliti mengumpulkan data yang diinginkan.
Dalam penelitian ini sumber data dipilih secara purposive sampling
yaitu teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling
tahu tentang apa yang kita harapkan, atau dia sebagai penguasa sehingga
memudahkan peneliti menjelajahi situasi sosial yang diteliti.Dan bersifat
Snowball sampling, Snowball sampling adalah teknik pengambilan
sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi
besar.28
Informan-informan yang memenuhi kriteria di atas menjadi
responden penelitian dan sebagai subyek penelitian sekaligus
narasumber informasi. Adapun informan-informan yang dimaksud
sebagai sumber data penelitian adalah Komandan dan Anggota Resimen
Mahasiswa.
28 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 300.
32
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data.29 Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui
penelitian di lapangan. Penelitian lapangan menggunakan teknik
wawancara (interview) mendalam yaitu berdialog secara langsung
dengan responden dan melakukan dokumentasi. dalam hal wawancara,
peneliti akan mewawancarai obyek yang sudah peneliti tetapkan sebagai
sampel sumber data.
Adapun metode yang digunakan dalam mengumpulkan data
adalah sebagai berikut:
c. Metode Observasi
Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan
secara sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki.
Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari
gejala atau fenomena secara sistematis dan didasarkan pada tujuan
penyelidikan yang telah dirumuskan.30 Sedangkan menurut
29 Ibid.,h. 308 30 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan..., h. 168
33
suharsimi observasi bukan sekedar mencatat, tetapi juga
mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke
dalam suatu skala bertingkat.31
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi
dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Observasi partisipatif
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data
penelitian.
2. Observasi terus terang atau tersamar
Dalam observasi ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan
data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia
sedang melakukan penelitian.
3. Observasi tak berstruktur
Observasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak
berstruktur, karena fokus penelitian belum jelas.32
Sesuai dengan situasi dan objek penelitian, disini peneliti
menggunakan jenis observasi partisiptif yaitu observasi yang
dilakukan dengan cara turut serta mengambil bagian (berpartisipasi)
dalam perikehidupan masyarakat yang sedang diamati itu. peneliti
31 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta. 2010), h. 272. 32 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D..., h.
310.
34
menggunakan metode observasi ini supaya dapat berinteraksi
langsung dengan para anggota Resimen Mahasiswa. Peneliti di sini
meneliti secara dekat bagaimana Analisis Penghambat Penyelesaian
Studi Anggota Resimen Mahasiswa Anggota Resimen Mahasiswa
Satuan 908 “WPW” UIN Mataram, sebagaimana data-data yang
ditemukan sbb:
1) Kondisi lingkungan organisasi Resimen Mahasiswa
2) Kegiatan yang dilakukan organisasi Resimen Mahasiswa
d. Metode Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan kepada responden dan mencatat atau
merekam jawaban-jawaban responden.33
Secara umum metode wawancara dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Wawancara terstruktur
2. Wawancara semiterstruktur
3. Wawancara tak berstruktur34
Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tak
berstruktur, artinya wawancara yang bebas, dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
33 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, h. 173. 34 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D..., h.
319.
35
sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data.35 Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari agar responden tidak merasa kaku
dalam proses wawancara. Di samping itu juga, untuk menghindari
kesan terlalu formal dalam proses wawancara, karena dalam
wawancara yang dilakukan, penelitilah yang mengikuti situasi dan
kondisi pada saat wawancara berlangsung dengan tetap berpegang
pada garis-garis besar yang ingin digali dari wawancara tersebut.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari agar responden tidak
merasa kaku dalam proses wawancara. Di samping itu juga, untuk
menghindari kesan terlalu formal dalam proses wawancara, karena
dalam wawancara yang dilakukan, penelitilah yang mengikuti situasi
dan kondisi pada saat wawancara berlangsung dengan tetap
berpegang pada garis-garis besar yang ingin digali dari wawancara
tersebut.
Metode wawancara yang digunakan peneliti dalam rangka
mencari data tentang:
1) Bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan organisasi Resimen
Mahasiswa
2) Apa saja bentuk kerja sama yang dilakukan oleh pimpinan
dengan anggota.
35 Ibid., h. 320.
36
Adapun yang diwawancara dalam penelitian ini adalah,
sebagai berikut:
a. Pemimpin Resimen Mahasiswa,
b. Anggota yang masih aktif di Resimen Mahasiswa.
e. Metode Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.36
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya monumental
dari seseorang. Menurut Arikunto, metode dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, dan agenda.37
Data yang diperoleh dari metode dokumentasi adalah struktur
organisasi, data anggota, keadaan sarana dan prasarana. Dan jenis
data yang diperoleh dari dokumentasi adalah dokumen-dokumen
Resimen Mahasiswa seperti profil seputar markas komando Resimen
Mahasiswa.
Dalam hal ini peneliti akan mendokumentasikan hal-hal yang
barkaitan dengan:
1) Gambaran umum MENWA
2) Letak geografis MENWA
3) Sarana prasarana MENWA
36 Ibid,. h. 329. 37 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., h. 274.
37
4) Keadaan anggota MENWA
5) Keadaan pemimpin MENWA
6) Struktur organisasi MENWA.
6. Tehnik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh, dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih nama yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.38
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis model Milles dan
Hubarman, mengungkapkan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data ini
adalah reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan
penarikan kesimpulan (verification).39
a. Data Reduction (reduksi data)
38 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D..., h. 335.
39Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,2008), h. 246
38
Adalah menganalisis data dengan memilah data-data yang
masih berbentuk data mentah serta mengambil pokoknya saja. Untuk
itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan,
semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin
banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis
data melalui reduksi data.
b. Data Display (penyajian data)
Adalah mendisplaykan data atau menyusun data. Sehingga
lebih mudah untuk dipahami.
c. Conclution drawing/verifikation
Dalam penarikan kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada
tahap awal, didukung oleh data yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan
yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.40
7. Uji Validitas
Kemudian setelah peneliti melakukan analisis data, langkah
selanjutnya adalah menguji kredibilitas atau keabsahan data yang
tujuannya untuk meTriangulasi dalam penelitian ini adalah untuk
40 Nurhaini, Dampak Pariwisata Terhadap Tingkat Pendidikan Masyarakat di Dusun Sade (Skripsi:IAIN Mataram, 2013), h. 32.
39
mengecek keabsahan data yang diperoleh di lapangan dan untuk
membandingkan data yang diperoleh dari sumber lain.
a. Triangulasi.
Triangulasi dalam penelitian ini adalah untuk mengecek
keabsahan data yang diperoleh di lapangan dan untuk
membandingkan data yang diperoleh dari sumber lain.
Dalam penelitian ini triangulasi yang digunakan adalah
triangulasi tehnik, dengan cara sebagai berikut:
a. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan data hasil observasi dengan dokumen yang
berkaitan.
c. Membandingkan keadaan perspektif antara informan yang satu
dengan informan yang lainnya.
Alasan peneliti menggunakan tiga cara ini karena dianggap
cara tersebut dapat mempermudah dan melancarkan kegiatan
penelitian, sehingga akan memperoleh hasil yang sesuai dengan
keadaan sebenarnya, dengan demikian peneliti akan mendapatkan
data-data yang benar diperlukan.
40
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Resimen Mahasiswa Satuan 908 ”WPW” UIN
Mataram
Resimen Mahasiswa Rinjani satuan 908 “WPW” UIN Mataram
berdiri pada tahun 1964 pemerkasa utama adalah mahasiswa-mahasiswa
IAIN Sunan Ampel yang dulu cabangnya berada di Mataram dan
sekarang berubah menjadi UIN Mataram, mereka pada saat itu tidak ada
Latihan Dasar (LATSAR dan mereka langsung mengikuti Latihan
Kepemimpinan (LATPIN), karena keterbatasan anggota pada saat itu,
sehingga Latihan Kepemimpinan (LATPIN) dilaksanakan pada saat itu di
Bandung. Beberapa di antara mereka yang utama adalah Ajhar Amin
dan Arien, kedua-duanya adalah sarjana lulusan Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Sunan Ampel. pada saat Resimen Mahasiswa berdiri,
kedua tokoh tersebut diberikan kepercayaan untuk memimpin langsung
Resimen Mahasiswa Rinjani satuan 908 “WPW” Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Sunan Ampel, masing-masing sebagai Komandan Satuan
dan Kepala Urusan (KAUR) hubungan masyarakat periode 1964-1965.
Pada tahun 1980-1981 pertama kali mengadakan PRALATSAR
(Pra Latihan Dasar), LATSAR (Latihan Dasar) dan SUSKALAK
41
(Kursus Kader Pelaksana). Adapun Komandan yang pernah memimpin di
Resimen Mahasiswa sejak baru berdiri sampai sekarang yakni: Dr.
Tamjidillah 1984-1992, Sulman Haris S.Ag, Maulani S.Ag. MM, Muh.
Bayan S.Ag, Muh. Johri 1999-2000, Sumardi Jaya, Muslehudin, M.
Abidin DP S.Pd 2003-2004, Tasrip M.Ag 2005-2006, Lutfi Ansori 2006-
2007, Muksin Bela 2008-2009, Muslim Shi 2009-2010, Irwanto DP 2020-
2011, M. Haidir Sibala 2011-2012, L. Abdul Bahri 2012-2013, Muh
Saemi 2013-2014, Andre Adi Samsul Arif 2014-2015, M. Suad 2015-
2016 dan Muhlis Fazri 2016-2017.
Kehadiran Resimen Mahasiswa sebagai kegiatan sosial baru pada
waktu itu, secara tidak langsung, dapat memberi warna dan corak baru
serta dapat mendominasir kehidupan kemahasiswa (kampus) khususnya
dan masyarakat pada umumnya. Berdasarkan keterangan kelahiran
Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram adalah 28 Maret
1964, maka dapat ditentukan umur Resimen Mahasiswa Satuan 908
“WPW” UIN Mataram adalah sekitar kurang lebih 51 tahun sama
umurnya dengan Resimen Mahasiswa Rinjani Nusa Tenggara Barat.41
2. Keadaan Sekarang Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN
Mataram
41 Profil Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” IAIN Mataram,
42
Resimen Mahasiswa Rinjani Satuan 908 “WPW” UIN Mataram
termasuk organisasi intra kampus atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
tingkat satuan yang merupakan bagian dari Resimen Mahasiswa Rinjani
Nusa Tenggara Barat yang secara geografis berada di wilayah daerah
kota Mataram. Hal ini dapat dimaklumi karena kota Mataram adalah
“central of academic” pusat pendidikan dan sebagai ibu kota provinsi
Nusa Tenggara Barat.
Resimen Mahasiswa Rinjani Satuan 908 “WPW” Universitas
Islam Negeri (IAIN) Mataram tumbuh dan berkembang seiring dengan
perkembangan perguruan tinggi yang ada di Nusa Tenggara Barat.
Hingga saat ini, jumlah satuan yang ada di Nusa Tenggara Barat yang
terkoordinir oleh (Sekertariat Komando Resimen Mahasiswa)
SKOMENWA di bawah naungan (Komando Nasional) KONAS dan tiga
Mentri yaitu Menteri Pertahanan dan Keamanan, Menteri Pendidikan
Nasional, dan Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah RI yang
berjumlah 9 satuan. Terdiri dari Resimen Mahasiswa Rinjani satuan 901/
YP UNRAM, satuan 902/ YD IKIP Mataram, satuan 903/JP UMM,
satuan 908 “WPW” UIN Mataram, satuan 909/ SPY STAHN Gde Pudjha
Mataram, satuan 910/ SWS STAI NH Kediri, satuan 911/SB STMIKA
Loteng, satuan 912/SYD AMM Mataram, satuan 913/ Al- Faruq STIT
Al -AZIZIAH Gunung Sari.
43
Dengan demikian, secara kuantitatif Resimen Mahasiswa Satuan
908 “WPW” UIN Mataram termasuk organisasi mahasiswa yang cukup
besar, karena dulu merupakan Bataliyon 902 gabungan setelah UNRAM
dan secara kualitatif juga produktif melahirkan calon-calon pimpinan
bangsa.
3. Letak Geografis Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram
Resimen Mahasiswa satuan 908 “WPW” UIN Mataram, yang
berlokasi di dalam kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram
yaitu di Gedung UKM/ BKM Jln. Pendidikan Nomor 35. merupakan
tempat yang bisa dibilang strategis yang ada di paling belakang dan
memiliki halaman sendiri, adapun batasan-batasan lokasi resimen
mahasiswa satuan 908 “WPW” Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram
sebagai berikut:
a. Sebelah utara
b. Sebelah selatan
c. Sebelah timur
d. Sebelah barat
: berbatasan dengan Gedung MPM dan DPM
: berbatasan dengan Kantor Balai Latihan
Koperasi NTB
: berbatasan dengan SMKN 2 Mataram
: berbatasan dengan sekretariat BKSM saksi
UIN Mataram
Letak yang strategis karena berada di paling belakang yang
merupakan hal yang sangat esensial dan memiliki halaman sendiri
44
yang merupakan kelebihan dari letak Resimen Mahasiswa Rinjani
Satuan 908 ”WPW” UIN Mataram.
4. Struktur Organisasi Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN
Mataram
Penelitian ini dilaksanakan pada saat Resimen Mahasiswa satuan
908 “WPW” UIN Mataram yang di pimpin oleh Muhlis Fajri dan
wakilnya Saipul Harpan yang merupakan hasil dari Rapat komando
satuan (RAKOMSAT) pada tanggal 29 November 2017, berdasarkan
hasil rapat formatur dan kebijakan komandan satuan 908 “WPW” UIN
Mataram maka disusun kepengurusan Resimen Mahasiswa Rinjani satuan
908 ”WPW” UIN Mataram sesuai surat keputusan Rektor Universitas
Islam Negeri (UIN) Mataram Nomor: In.12/PP.00.9/SK/87/2017 tentang
penetapan pengurus Resimen Mahasiswa Rinjani NTB satuan ezs908
”WPW” UIN Mataram Periode 2017, yang diamana kepengurusan
organisasi ini diganti selama satu kali dalam satu tahun atau periode
komandan terpilih pada saat itu, penetapan kepengurusan organisasi ini
dipilih atas dasar keaktifan serta keinginan yang besar terhadap organisasi
Resimen Mahasiswa serta dipilih oleh tim formatur yang merupakan
beberapa alumni serta senior-senior yang telah berpengalaman yang
berkaitan dengan organisasi Resimen Mahasiswa, karena kepengurusan
45
ini tidak ditunjuk atau dipilih secara sembarangan tetapi dengan cara
melakukan rapat tim formatur.
Tugas pokok dan fungsi masing-masing staf berdasarkan buku
petunjuk pelaksanaan pembinaan dan pemberdayaan Resimen Mahasiswa
indonesia antara lain sebagai berikut:42
1. Komandan/Dansat Resimen Mahasiswa mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian kegiatan
Menwa sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Resimen
Mahasiswa di perguruan tinggi,
b. Memimpin dan mengadakan koordinasi untuk menjamin
terlaksananya segenap tugas pokok dan fungsi Resimen
Mahasiswa di perguruan tinggi,
c. Mempertanggung jawabkan tugas dan kewajiban serta
wewenang kepada Danyon dan atau Danmen melalui
RAKOMSAT MENWA perguruan tinggi,
2. Wadan/wakil komandan Resimen Mahasiswa mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
a. Mewakili komandan Menwa apabila komandan MENWA
berhalangan,
42 Dokumentasi Dankonas, Petunjuk Pelaksanaan pembinaan dan pemberdayaan Resimen Mahasiswa Indonesia., Jakarta 2007.
46
b. Mengawasi dan mengembangkan pelaksanaan peraturan dan tata
kerja di lingkungan Resimen Mahasiswa,
c. Membantu dan memberikan solusi kepada komandan Resimen
Mahasiswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi,
d. Mengajukan pertimbangan dan saran kepada komandan Resimen
Mahasiswa,
e. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya
kepada komandan Resimen Mahasiswa
3. Danprov/komandan provos Resimen Mahasiswa mempunyai tugas
dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Melaksanakan pemeliharaan dan penegakan ketertiban di
lingkungan Resimen Mahasiswa sesuai dengan peraturan disiplin
Resimen Mahasiswa,
b. Melaksanakan koordinasi, pengawasan, pengendalian dan
evaluasi dibidang pemeliharaan ketertiban,
c. Mengajukan pertimbangan dan saran kepada komandan
mengenai hal yang berkaitan dengan tugasnya,
d. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan kewajiban
kepada komandan Resimen Mahasiswa
4. Kepala urusan I Resimen Mahasiswa mempunyai tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut:
a. Merumuskan rencana, petunjuk dan perintah dibidang lapangan ,
47
b. Melaksanakan koordinasi, pengawasan, pengendalian dan
evaluasi serta penyusunan laporan tugas dan pembinaan personil
dan diklat Resimen Mahasiswa,
c. Melaksanakan pengumpulan dan penyajian data dan atau
keterangan dibidang jumlah kekuatan dan pembinaan personil
dan diklat sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan, perencanaan pembinaan dibidang personil dan diklat
Resimen Mahasiswa,
d. Mengajukan pertimbangan dan saran kepada komandan Resimen
Mahasiswa mengenai hal yang berkaitan dengan bidang
tugasnya.
5. Kepala urusan II Resimen Mahasiswa mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
a. Merumuskan rencana-rencana pengembangan, petunjuk dan
perintah dibidang keuangan dan administrasi,
b. Melaksanakan koordinasi, pengawasan, pengendalian dan
evaluasi dibidang keuangan dan administrasi,
c. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan kewajiban
kepada komandan Resimen Mahasiswa
6. Kepala urusan III Resimen Mahasiswa mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
48
a. Merumuskan rencana-rencana pengembangan, petunjuk dan
perintah dibidang hubungan kemasyarakatan dan keputrian,
b. Melaksanakan koordinasi, pengawasan, pengendalian dan
evaluasi dibidang hubungan kemasyarakatan dan keputrian,
c. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan kewajiban
kepada komandan Resimen Mahasiswa
5. Program Kerja Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram
Adapun program kerja Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW”
Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram periode 2017/2018 antara lain
sebagai berikut:
a. Program kerja tahunan
1) PRADIKSARMIL (Pra Pendidikan Dasar Militer)
2) DIKJURPROV (Pendidikan Provos)
3) Pengadaan kaporlap (pengadaan perlengkapan yang tahun ini
berupa tenda).
4) Perayaan ultah Resimen Mahasiswa satuan 908 “WPW” UIN
Mataram.
5) RAKOMSAT (Rapat Komando Satuan)
6) BAKSOS (Bakti Sosial)
7) Pendidikan keluar daerah
a) SUSPLATNAS (Kursus Pelatih Nasional)
49
b) SUSKAPIN (Kursus Kader Pimpinan)
b. Program kerja bulanan
1) KDS (Kursus Dinas Staff)
2) Pembaretan
3) Tes samapta anggota
4) Longmach (jalan jauh)
5) Renang Militer
c. Program kerja mingguan
1) Latihan PBB (Peraturan Baris Berbaris)
2) Latihan TUM (Tata Upacara Militer)
3) Yasinan
4) Geladi posko
5) Latihan BDM (Bela Diri Militer)
d. Program kerja harian
1) Piket
2) Laporan anggota ke satuan.
B. Faktor yang Menyebabkan Kesulitan Belajar Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “Wpw” UIN Mataram Tahu 2017/2018 1. Factor intern
yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri
sendiri. Sehingga pada hal di sini siswa itu sendiri yang menentukan
penyebab dari kesulitannya dalam belajar itu sendiri.
50
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Saipul Harpan:
“bahwa yang menyebabkan ia sulit dalam belajar karena saya kurang sekali dalam hal pengetahuan saya yang bersifat kognitif sehingga ketika saya belajar teman yang lain mengerti sedangkan saya kadang mata kuliah tertentu sulit sekali untuk mengerti pembelajaran tersebut, sehingga itulah yang membuat saya malas dalam belajar dan malas untuk mengikuti perkuliahan tersebut”.43
Hal yang sama mengenai alasannya kesulitan dalam
belajar yakni dari dalam siswa itu sendiri, sebagai mana yang diungkapkan oleh Inwanul Hadi selaku anggota sekaligus senior di MENWA tersebut yang mengatakan bahwa: “di dalam hal pembelajaran yang membuat saya sulit dalam belajar itu dikarenakan saya merasa kurang antara lain seperti labilnya emosi dan sikap saya terhadap pembelajaran tertentu, sehingga saya sulit menangkap materi pembelajaran tersebut”.44
Mengenai kesulitan belajar yang timbul dari diri
mahasiswa itu sendiri di sampaikan juga oleh Huswatun Hasanah selaku anggota MENWA yang mengatakan bahwa: “dalam hal kesulitan belajar itu saya alami karena saya memiliki kekurangan dalam pelajaran yang bersifat psikomotor, antara lain seperti terganggunya alat-alat indera pengelihat dan pendengar ( mata dan telinga ) karena saya suka mengantuk ketika dalam proses pembelajaran berlangsung”.45
2. Faktor ekstern
Selain faktor dari dalam diri mahasiswa itu sendiri, demikian juga
Factor ekstren meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang
tidak mendukung aktivitas belajar. Factor lingkungan ini meliputi:
43 Saipul Harpan, Anggota MENWA, Wawancara, Sabtu 09 Desember 2017 pukul 10.00 44 Inwanul Hadi, Anggota MENWA, Wawancara, Sabtu 09 Desember 2017 pukul 12.00 45 Huswatun Hasanah, Anggota MENWA, Wawancara, Jumat 08 Desember 2017 pukul 09.00
51
Kesulitan belajar yang disebabkan dari luar juga di ungkapkan oleh Andriadi Syamsul Arif yang mangatakan bahwa: “kesulitan belajar yang saya alami ini dikarenakan oleh faktor Lingkungan keluarga, ketidak harmonisan hubungan ayah dengan ibu itulah yang saya alami sehingga saya merasa kurang akan perhatian dari orang tua, sehingga saya merasa malas untuk belajar”.46
Hal yang sama mengenai kesulitan belajar yang disebabkan
karena faktor dari luar yakni diungkapkan juga oleh salah anggota MENWA yang bernama Umi Salamah yang mengatakan bahwa: “ketika saya belajar di kelas saya sering merasa sulit menerima pelajaran karena saya harus memikirkan juga pekerjaan saya, karena untuk melanjutkan kuliah saya bekerja sambil kuliah karena faktor ekonomi yang kurang yang saya alami sehingga saya merasa kurang fokus setiap proses pembelajaran”.47
Demikian juga yang disampaikan oleh salah satu anggota
MENWA yang bernama Humaidi yang mengatakan bahwa: “saya kurang sekali dalam memahami pembelajaran itu dikarenakan saya tidak terlalu senang ketika belajar karena saya lebih senang berada dengan orang disekeliling saya di organisasi idak terlalu memikirkan masalah karena banyak hal lain yang perlu kita sibukkan di organisasi”.48
Hal yang sama diungkapkan oleh Suhania salah satu anggota
MENWA mengenai kesulitan belajar yang mengatakan bahwa: “saya merasa sulit dalam belajar dikarenakan saya tidak senang dengan gurunya, karena materi yang diberikan oleh dosen tidak bisa saya pahami seperti materi yang diberikan oleh KOMANDAN saya di MENWA, karena pemberian materi di organisasi saya penyampaiannya menyenangkan tidak seperti yang diberikan oleh dosen yang sering marah dan tidak menanyakan”.49
46 Andriadi Syamsul Arif, Anggota MENWA, Wawancara, Jumat 08 Desember 2017 pukul 11.00
47 Umi Salamah, Anggota MENWA, Wawancara, Kamis 07 Desember 2017 pukul 08.00 48 Humaidi, Anggota MENWA, Wawancara, Kamis 07 Desember 2017 pukul 14.00 49 Suhania, Anggota MENWA, Wawancara, 11 Desember 2017 pukul 14.00
52
C. Hambatan-Hambatan Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW”
UIN Mataram tidak dapat Menyelesaikan Kuliah Tepat Waktu Tahun 2017/2018
Setiap mahasiswa pasti ingin untuk menyelesaikan studinya dengan
cepat yakni tepat pada waktunya, akan tetapi selalu ada hambatan yang
dihadapi oleh setiap mahasiswa khususnya yang mengikuti organisasi, adapun
hambatan anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 WPW UIN Mataram
tidak dapat Menyelesaikan kuliah tepat waktu:
1) Problem kemampuan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak jika
anak hidup dalam keluarga yang kurang mampu dalam perekonomian,
kebutuhan pokok anak kurang akibatnya kesehatan anak akan terganggu
sehingga belajar anak juga akan terganggu. Bahkan mungkin anak harus
bekerja mencari nafkah untuk membantu orang tuanya sehingga dalam
belajarpu mereka harus mampu membagi waktu untuk kuliah sambil
bekerja.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu anggota yang bernama Huswatun Hasanah yang mengatakan bahwa: “saya memang tergolong dari keluuarga yang kurang mampu karena saya tidak bisa mengandalkan orang tua saya saja ntuk menyelesaikan kuliah saya
53
sehingga saya harus kuliah sambil bekerja dengan tanpa melupakan tugas saya di organisasi MENWA tersebut”.50
Hal yang sama diungkapkan oleh Siti Zainab selaku senior di organisasi MENWA yang mengatakan bahwa: “saya kuliah bukan hanya sekedar kuliah saja setelah itu pulang ke kos dan tidur, akan tetapi saya disamping kuliah juga aktif diorganisasi MENWA dan di samping itu saya bekerja lewat jualan online agar saya tidak berhenti kuliah”.51
Demikian juga disampaikan oleh Tajudin yang mengatakan bahwa alasan saya kenapa tidak bisa wisuda tepat waktu, dikarenakan masalah ekonomi sehingga saya hanya akif organisasi saja karena saya cuti untuk kuliah ini karena dana untuk lanjut kuliah tidak ada. Sehingga ketika waktu cuti saya bekerja kasar untuk melanjutkan kuliah saya”.52
2) Problem Inteligensi
Persoalan anak didik yang disebabkan oleh kemampuan intelek anak,
tidak selalu memperoleh perhatian orang lain, bahkan sering pula orang tua
tidak mengetahui adanya suatu persoalan, meskipun bukan sebagai satu-
satunya yang menentukan kecerdasan seseorang, akan tetapi komandan dan
senior yang berada di organisasi juga saling mempengaruhi untuk
meningkatkan intiligensi para anggota yang lainnya karena juga memberi
pengaruh pada proses belajar seseorang. Secara umum seseorang dengan
tingkat kecerdasan yang tinggi dapat mudah belajar menerima apa yang
diberikan padanya. Sedangkan yang intiligensinya rendah cenderung lebih
lambat menerima materi atau kesulitan menangkap materi yang diberikan.
50 Huswatun Hasanah, Anggota MENWA, Wawancara, Jumat 08 Desember 2017 pukul 09.00 51 Siti Zainab, Anggota MENWA, Wawancara, Jumat 08 Desember 2017 pukul 09.00 52 Tajudin, Anggota MENWA, Wawancara, Senin 11 Desember 2017 pukul 10.00
54
Demikian hal yang diungkapkan tentang hal ini yaitu di ungkapkan oleh salah satu anggota MENWA yang bernama Rianti yang mengatakan bahwa: “salah satu yang membuat saya kurang dalam belajar yakni perhatian dan dukungan dari orang tua sehingga saya mengikuti organisasi MENWA agar saya mendapatkan perhatian dan saling mengingatkan dalam organisasi tersebut”.53
Hal yang sama disampaikan oleh salah salah satu senior MENWA yang bernama Syahdam Husen yang mengatakan bahwa: “saya selaku mahasiswa sekaligus anggota MENWA merasa terhambat dalam hal wisuda itu menurut saya dikarenakan perhatian dari orang tua yang saya tidak dapatkan sehingga saya melalaikan kuliah saya karena saya merasa bebas tanpa ada yang membebani”.54
Demikian juga disampaikan oleh salah satu anggota yang bernama Inwanul Hadi hingga saat ini semester 11 yang mengatakan bahwa: “hambatan saya tidak bisa wisuda tepat waktu dikarenakan saya memiliki keluarga yang berjalan sendiri-sendiri tanpa ada saling menghiraukan satu sama lain, sehingga saya tidak terlalu memikirkan tentang wisuda saya karena itu saya mengikuti organisasi karena perhatian dari orang lain yang saya dapatkan di organisasi”.55
3) Problem sifat
Secara garis besar, sifat terbagi menjadi dua macam, yang pertama
sifat terpuji dan yang kedua sifat tercela. Salah satu sifat yang tercela
adalah malas, dalam hal apapun jika ada sifat malas yang ada pada diri
seseorang akan menghambat jalannya seseorang untuk mencapai sebuah
53 Rianti, Anggota MENWA, Wawancara, Senin 3 juli 2017 pukul 12.00. 54Syahdam Husen, Anggota MENWA, Wawancara, Senin 3 juli 2017 pukul 14.00. 55 Inwanul Hadi, Anggota MENWA, Wawancara, Senin 3 juli 2017 pukul 10.00.
55
tujuan. Problem sifat ini juga terjadi pada mahasiswa yang terlambat
menyelesaikan sudinya.56
Hal ini disampaikan sesuai dengan pendapat salah satu anggota MENWA yang mengatakan bahwa: “saya memang mahasiswa yang tergolong malas baik dalam hal masuk kuliah maupun untuk mengerjakan tugas-tugas di kampus oleh sebab itulah saya tidak bisa wisuda tepat waktu”.57
Demikian juga hal yang sama disampaikan oleh Lutfi yang mengatakan bahwa: “yang buat saya tidak dapat wisuda tepat waktu, itu dikarenakan saya memiliki sifat malas jarang masuk kuliah sehingga materi pelajaran saya tertinggal sehingga saya jarang juga mengerjakan tugas”.58
Hal yang sama diungkapkan juga oleh salah satu anggota bernama Nurul Islami yang mengatakan bahwa: “yang membuat saya tidak bisa selesai kuliah tepat waktu itu dikarenakan saya memiliki sifat malas karena itu sifat yang paling saya tidak bisa lawan, sehingga saya malas ke kampus, dan malas mengerjakan tugas akan tetapi ketika saya berada di organisasi, saya merasa menyenangkan karena kegiatan-kegiatan yang ada di organisasi”.59
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 3 Juli 2017 bahwa sering kali mahasiswa organisasi MENWA tidak mengikuti kuliah dan jarang mengerjakan tugas, sehingga banyak mahasiswa organisasi MENWA tersebut yang mengulang mata kuliahnya di semester akhir dan banyak mahasiswa organisasi MENWA tidak dapat wisuda tepat waktu”.60
4) Senior yang menjadi contoh lebih banyak wisuda yang tidak tepat waktu.
Berbicara tentang menyelesaikan kuliah tepat waktu salah satu faktornya karena urusan organisasi yakni kita di dalam organisasi
56Anis Ardiana Kurniawati,”Analisis Problem-Problem Keterlambatan Penyelesaian Studi Mahasiswa Di STAIN Salatiga” (skripsi, STAIN Salatiga, 2011),h.45-53.
57 Syahdam Husen, Anggota MENWA, Wawancara, Senin 3 juli 2017 pukul 09.00. 58 Lutfi , Anggota MENWA, Wawancara, Senin 3 juli 2017 pukul 14.00. 59 Nurul Islami, Anggota MENWA, Wawancara, Senin 3 juli 2017 pukul 12.00. 60 Observasi, Markas Resimen Mahasiswa, tanggal 22 Juli 2017.
56
melihat senior kita sebagai contoh. Sebagaimana yang dikatakan oleh salah satu anggota MENWA bahwa: “senior yang berada di organisasi MENWA di sini merasa nyaman berada di organisasi MENWA sehingga mereka mereka melalaikan tugasnya sebagai mahasiswa, kami yang sebagai junior melihat seperti demikian menjadi hal yang biasa bahwa wisuda itu walaupun tidak tepat waktu bukan menjadi suatu masalah sebagai mahasiswa karena senior kita saja seperti itu”.61
Demikian juga dikatakan oleh salah satu anggota Siti Hamdiah
Rojabi bahwa:“kita sebagai junior melihat senior kita menjadi contoh senior telat wisuda menjadi hal yang biasa, jadi kita sebagai junior tidak perlu mempersalahkan hal seperti telat wisuda yang penting urusan organisasi juga lancar”.62
Hal yang sama diungkapkan oleh salah satu anggota bahwa:
“dari komandan sampai alumni dalam MENWA itu saja wisudanya tidak ada yang selsesai tepat waktu, jadi kita yang sebagai junior mengangap hal seperti ini menjadi hal yang biasa saja yang penting kita pasti akan dapat wisuda walaupun tidak tepat waktu”.63
Berdasarkan hasil observasi pada sabtu 19 Agustus 2017 bahwa,
sehubungan dengan pada saat ini Resimen Mahasiswa bertugas
mendampingi kegiatan wisuda, pemimpin UKM MENWA disini
membahas kekurangan mengenai acara ketika mendampingi wisuda dan
menyinggung para anggota yang telat dan belum wisuda agar fokus
mengurus dan wisuda secepatnya.64
61 Inwanul Hadi, Anggota MENWA, Wawancara, Selasa 22 Agustus 2017 pukul 12.20. 62 Siti Hamdiah Rojabi, Anggota MENWA, Wawancara, Rabu 30 Agustus 2017 pukul 12.20. 63 Sohibur Rahman Anggota MENWA, Wawancara, Selasa 22 Agustus 2017 pukul 12.20. 64 Observasi, Resimen Mahasiswa, Sabtu 19 Agustus 2017 pukul 13.00.
57
D. Upaya Yang Dilakukan Anggota Dalam Mengatasai Hambatan-Hambatan Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “Wpw” UIN Mataram Tidak Dapat Menyelesaikan Kuliah Tepat Waktu Tahun 2017/2018
Dalam sebuah organisasi memang selalu ada hambatan serta halangan
dalam mewujudkan sesuatu yang diharapkan bersama, disana sangat
dibutuhkan kerjasama serta pengertian dari masing-masing anggota supaya
tercapai apa yang memang diharapkan. Upaya untuk hambatan-hambatan
dalam organisasi diharapkan bisa lebih meningkatkan keinginan anggota
untuk menjadi tantangan dalam memajukan organisasi serta kesuksesan dalam
bidang akademik. Ada beberapa upaya yang dihadapi anggota tidak dapat
menyelesaikan kuliah tepat waktu antara lain:
1) Membantu problem kemampuan ekonomi keluarga
Mengenai kemampuan ekonomi keluarga memang erat kaitannya dengan
pendidikan yang di jalani oleh setiap orang karena jika kemampuan
ekonomi kurang maka tingkat studinya juga akan rendah. Oleh sebab itu
dalam hal pendidikan tingkat ekonomi haruslah tinggi agar pendidikannya
bisa terpenuhi.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu anggota MENWA yang bernama L Abdul Rasyid yang mengatakan bahwa: “dalam organisasi MENWA selain di ajarkan untuk disiplin, seharusnya diajarkan juga anggotanya untuk belajar kreatif dengan berbagi pengalaman sehingga para anggota MENWA belajar untuk mempunyai penghasilan”.65
65 L Abdul Rasyid, Anggota MENWA, Wawancara, Selasa 22 Agustus 2017 pukul 12.20.
58
Hal yang sama juga diungkapkan oleh saudari Huswatun Hasanah yang selaku senior dari organisasi MENWA tersebut yang mengatakan bahwa: “pelajaran yang saya ambil dalam organisasi MENWA selain kedisiplinan, disini juga kita saling berbagi pengalaman dalam hal berbisnis online sehingga saya bisa melanjutkan kuliah saya dan membantu meringankan beban orang tua di rumah”.66
Demikian juga disampaikan oleh organisasi MENWA yang
lain yaitu Bq. Anisa yang mengatakan bahwa: saya mendapatkan pembelajaran yang banyak dalam organisasi MENWA ini karena selain kedisiplinan, saya juga belajar menjadi kreatif dengan berbagi pengalaman dengan para senior sehingga saya bisa mengembangkan kreativitas saya”.67
2) Menerapkan Perilaku Inteligensi
Persoalan anak didik yang disebabkan oleh kemampuan intelek anak,
tidak selalu memperoleh perhatian orang lain, bahkan sering pula orang
tua tidak mengetahui adanya suatu persoalan. Sehingga itulah kelebihan
para anggota yang mengikuti organisasi di sanalah tempat ia
mendapatkan perhatian tersebut.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu anggota MENWA yang bernama Nurdian Putri Sari yang mengatakan bahwa: “saya termasuk mahasiswa yang telat dalam wisuda itu dikarenakan saya tidak mendapatkan perhatian dari orang tua, menanyakan kabar saja jarang apalagi untuk menanyakan pembelajaran, akan tetapi perhatian saya dapatkan di organisasi MENWA tersebut hingga pada akhirnya saya pun menikah dengan sesama anggota MENWA karena di anggota ini tempat kita ditanyakan permasalahan yang dialami baik di kampus maupun yang lainnya”. 68
Hal yang sama juga disampaikan oleh salah satu anggota
MENWA yang bernama Siti Magfiratun yang mengatakan bahwa:
66 Huswatun Hasanah, Anggota MENWA, Wawancara, Jumat 08 Desember 2017 pukul 09.00 67 Bq Anisa, Anggota MENWA, Wawancara, Jumat 08 Desember 2017 pukul 15.00
68 Nurdian Putri Sari, Anggota Menwa, Wawancara, Sabtu 19 Agustus 2017 pukul 15.30.
59
“mahasiswa yang memiliki organisasi disanalah tempat bedanya dengan mahasiswa yang tidak berorganisasi kita mahasiswa yang memiliki organisasi dapat berbagi cerita, pengalaman sehingga kita mampu mendapatkan saran dari permasalahan yang kita hadapi”.69
Demikian juga disampaikan oleh salah satu senior di organisasi
MENWA Husnul Hotimah yang mengatakan bahwa: “ketika kita berada di markas MENWA itu kita semua terasa seperti bersaudara karena di organisasi MENWA ini kita di ajarkan selain untuk displin, di sini juga kita di ajarkan saling peduli terhadap sesama, oleh sebab itulah kami disini mendapatkan perhatian tersebut”.70
3) Menanamkan Sifat tidak Pemalas
Berbicara mengenai sifat, memang semua orang memiliki sifat yang
berbeda-beda oleh sebab itu kita tidak bisa menyamakan orang lain
dengan diri kita sendiri, sehingga kita perlu memperlakukannya dengan
yang berbeda pula begitu juga dengan anggota-anggota yang berada di
Resimen Mahasiswa sehingga komandannya harus memiliki banyak cara
untuk menghadapi para anggotanya.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh komandan MENWA yaitu Muhlis Pajri yang mengatakan bahwa: “selain mengajarkan untuk disiplin Resimen Mahasiswa juga mengajarkan para anggotanya untuk memiliki sifat rajin dan tidak malas dalam segala hal sebagai mana pendidikan-pendidikan di organisasi MENWA tersebut mengajarkan untuk menanamkan sifat rajin dan tidak malas”.71
Demikian juga disampaikan oleh Inwanul Hadi selaku senior di
Resimen Mahasiswa yang mengatakan bahwa: sifat malas sering sekali di ajarkan di organisasi MENWA tersebut akan tetapi itu akan kembali kepada masing-masing mahasiswa karena tidak semua mahasiswa akan mengaplikasikannya ke dalam kehidupannya sehari-hari”.72
69 Siti Magfiratun, Anggota Menwa, Wawancara, Sabtu 19 Agustus 2017 pukul 11.30. 70 Husnul Hotimah, Anggota MENWA, Wawancara, Kamis 07 Desember 2017 pukul 09.00 71 Muhlis Pajri, Anggota Menwa, Wawancara, Kamis 07 Desember 2017 pukul 13.30. 72 Inwanul Hadi, Anggota Menwa, Wawancara, Rabu 13 Desember 2017 pukul 13.30.
60
Hal yang sama juga disampaikan oleh senior Resimen Mahasiswa
yakni Zainuddin yang mengatakan bahwa: “di Resimen Mahasiswa kita di ajarkan persaudaraan, disiplin dan tidak lupa juga sifat rajin dan tidak pemalas, akantetapi itu kembali lagi kepada masing-masing anggota siapa yang tidak malas maka akan cepat selesai kuliahnya yang penting di organisasi MENWA itu sudah menerapkan hal tersebut”.73
4) Memberikan Contoh Teladan yang Baik bagi para Anggota MENWA.
Semua anggota akan selalu memperhatikan bagaimana pimpinan
dan senior dapat menegakkan disiplin dirinya dan mengendalikan
perbuatannya dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang sudah
ditetapkan.
Komandan memberikan teladan dalam organisasi kerena anggota
memang membutuhkan itu, seperti yang dikatakan oleh, Inwanul Hadi,
bahwa :
“anggota membutuhkan teladan guna untuk bisa terus merubah diri mereka guna menerapkan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari, karena disiplin bisa terbentuk apabila ada yang di lihat oleh anggota dalam organisasi”. 74
Demikian juga disampaikan oleh Saipul Harpan selaku senior di organisasi MENWA yang mengatakan bahwa: “walaupun banyak para senior MENWA yang telat dalam wisuda, akan tetapi komandan dan alumni-alumni MENWA juga sering memberikan masukan dan peringatan agar junior di Resimen Mahasiswa tersebut dapat wisuda tepat waktu”.75
Keteladanan pimpinan dalam organisasi sangat berpengaruh besar
karena anggota tentu akan melihat bagaimana pimpinannya dalam
organisasi. Karena pimpinan dalam suatu organisasi masih menjadi
panutan para anggota. Sebagaimana dikatakan oleh salah satu anggota,
Buryani, bahwa :
73 Zainudin, Anggota Menwa, Wawancara, Rabu 13 Desember 2017 pukul 15.30. 74 Inwanul Hadi, Anggota Menwa, Wawancara, Selasa 22 Agustus 2017 pukul 14.20.. 75 Saipul Harpan, Anggota Menwa, Wawancara, Selasa 22 Agustus 2017 pukul 12.20..
61
“sebagai anggota saya sangat memperhatikan bagaimana cara komandan mempraktikkan kedisiplinan dalam dirinya baik pada saat berada dalam organisasi maupun di luar organisasi, karena dengan begitu saya bisa mempraktikkan kedisiplinan itu juga dalam kehidupan saya pribadi maupun organisasi.”76
76 Buryani, Anggota Menwa, Wawancara, Selasa 16 Juni 2015 pukul 13.30.
62
BAB III
PEMBAHASAN
Data penelitian yang akan dianalisis dalam penelitian ini berupa data-
data yang didapatkan berdasarkan catatan harian di lapangan pada saat proses
pengumpulan data, baik yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Data lapangan yang berupa catatan-catatan baik dari segi
Analisis Penghambat Penyelesaian Studi Anggota Resimen Mahasiswa
Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram. Hasil
penelitian ini akan dijelaskan berdasarkan rumusan masalah penelitian.
Bagian tersebut dapat dijelaskan berdasarkan urutan permasalahan atau fokus
penelitian yaitu, Apakah faktor yang menyebabkan kesulitan belajar anggota
Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram. Apakah hambatan-
hambatan anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram
tidak dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu. Apakah upaya yang dilakukan
anggota dalam mengatasai hambatan-hambatan anggota Resimen Mahasiswa
Satuan 908 “WPW” UIN Mataram tidak dapat menyelesaikan kuliah tepat
waktu.
Untuk memperjelas pembahasan tentang permasalahan tersebut
berdasarkan teori yang peneliti dapatkan dari refrensi yang ada. Dengan
tujuan untuk memudahkan pembaca dalam memahami permasalahan tersebut.
63
A. Faktor yang Menyebabkan Kesulitan Belajar Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram Tahun 2017/2018
Adapun beberapa Faktor yang Menyebabkan Kesulitan Belajar
Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram diantaranya
yaitu:
1. Factor intern77
Yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri
sendiri. Sehingga pada hal di sini siswa itu sendiri yang menentukan
penyebab dari kesulitannya dalam belajar itu sendiri. Berkaitan dengan
pengertian diatas bahwa seorang mahasiswa juga harus bisa mengarahkan
serta membimbing dirinya sendiri supaya mereka bisa menemukan
potensi-potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri. Jadi sudah jelas
bahwa dalam hubungannya dengan dinamika organisasi, maka peran dari
dalam diri mahasiswa.78
2. Factor ekstern
Factor ekstren siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan
sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa.
Berkaitan dengan hal di atas, maka dalam pembahasan ini penulis akan
mencoba menganalisa tentang Analisis Penghambat Penyelesaian Studi
Anggota Resimen Mahasiswa Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908
77 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grapindo Persada.2011). h.184. 78 Rivai Veithzal, Kepemimpinan, h. 147.
64
“WPW” UIN Mataram dari hasil observasi serta wawancara yang telah
dilakukan oleh peneliti bahwa analisis ini dilakukan sesuai dengan paparan
dan temuan dalam penelitian sebagaimana telah dijelaskan pada bab
sebelumnya sehingga mampu memberikan kejelasan tentang Analisis
Penghambat Penyelesaian Studi Anggota Resimen Mahasiswa Anggota
Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram. Adapun Faktor yang
Menyebabkan Kesulitan Belajar Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908
“Wpw” UIN Mataram diantaranya yakni: a. Faktor Intern, Yakni hal-hal atau
keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri sendiri. Sehingga pada hal di
sini siswa itu sendiri yang menentukan penyebab dari kesulitannya dalam
belajar itu sendiri b. Faktor Ekstern, Selain faktor dari dalam diri mahasiswa
itu sendiri, demikian juga Factor ekstren meliputi semua situasi dan kondisi
lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar.79
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa Analisis Penghambat
Penyelesaian Studi Anggota Resimen Mahasiswa Anggota Resimen
Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram dapat dikatakan telah mengacu
pada buku petunjuk pelaksanaan peraturan Resimen Mahasiswa Indonesia
tahun 1984. Sebagaimana dapat dilihat dalam praktik maupun kegiatan
komandan dengan anggota bahwa komandan sebagai atasan yang harus bisa
bertanggung jawab dan memberikan landasan kepada anggotanya memang
sudah dapat menerapkan disiplin belajar anggota di dalam markas sehingga
79 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grapindo Persada.2011). h.184.
65
dapat dijadikan patokan dan diharapkan anggota juga dapat menerapkan pada
saat mereka berada di luar kampus serta pada kegiatan sehari-hari.
B. Hambatan-Hambatan Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram tidak dapat Menyelesaikan Kuliah Tepat Waktu Tahun 2017/2018
Adapun beberapa Hambatan-Hambatan Anggota Resimen Mahasiswa
Satuan 908 “WPW” UIN Mataram tidak dapat Menyelesaikan Kuliah Tepat
Waktu, diantaranya yaitu:
1) Problem kemampuan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak jika
anak hidup dalam keluarga yang kurang mampu dalam perekonomian,
kebutuhan pokok anak kurang akibatnya kesehatan anak akan terganggu
sehingga belajar anak juga akan terganggu. Bahkan mungkin anak harus
bekerja mencari nafkah untuk membantu orang tuanya sehingga dalam
belajarpu mereka harus mampu membagi waktu untuk kuliah sambil
bekerja.80
2) Problem Inteligensi81
Persoalan anak didik yang disebabkan oleh kemampuan intelek anak,
tidak selalu memperoleh perhatian orang lain, bahkan sering pula orang
tua tidak mengetahui adanya suatu persoalan, meskipun bukan sebagai
80 Anis Ardiana Kurniawati,”Analisis Problem-Problem Keterlambatan Penyelesaian Studi Mahasiswa Di STAIN Salatiga” (skripsi, STAIN Salatiga, 2011),h.45-53.
81 Ibid..,h. 45-43.
66
satu-satunya yang menentukan kecerdasan seseorang, akan tetapi
komandan dan senior yang berada di organisasi juga saling
mempengaruhi untuk meningkatkan intiligensi para anggota yang lainnya
karena juga memberi pengaruh pada proses belajar seseorang. Secara
umum seseorang dengan tingkat kecerdasan yang tinggi dapat mudah
belajar menerima apa yang diberikan padanya. Sedangkan yang
intiligensinya rendah cenderung lebih lambat menerima materi atau
kesulitan menangkap materi yang diberikan.
3) Problem Sifat
Secara garis besar, sifat terbagi menjadi dua macam, yang pertama
sifat terpuji dan yang kedua sifat tercela. Salah satu sifat yang tercela
adalah malas, dalam hal apapun jika ada sifat malas yang ada pada diri
seseorang akan menghambat jalannya seseorang untuk mencapai sebuah
tujuan. Problem sifat ini juga terjadi pada mahasiswa yang terlambat
menyelesaikan sudinya.82
4) Senior yang menjadi contoh lebih banyak wisuda yang tidak tepat waktu.
Junior yang baru mengenal organisasi Resimen Mahasiswa tentunya akan
terpaku dan mengambil contoh dari para anggota senior dah juga ke
KOMANDAN MENWA sehingga dibutuhkan keseriusan dari seorang
KOMANDAN dan senior harus mampu memberikan contoh yang baik
82Anis Ardiana Kurniawati,”Analisis Problem-Problem Keterlambatan Penyelesaian Studi Mahasiswa Di STAIN Salatiga” (skripsi, STAIN Salatiga, 2011),h.45-53.
67
pula agar bisa dituruti oleh para anggota junior. Kebesaran seseorang
pemimpin tidak terlihat ketika ia berdiri dan memberi perintah, tetapi
ketika ia berdiri sama tinggi dengan orang lain untuk mengeluarkan yang
terbaik dari diri mereka guna mencapai sukses. Karena seorang pimpinan
adalah proses memengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, memengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.83
C. Upaya Yang Dilakukan Anggota Dalam Mengatasai Hambatan-Hambatan Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “Wpw” UIN Mataram Tidak Dapat Menyelesaikan Kuliah Tepat Waktu Tahun 2017/2018
Dalam sebuah organisasi memang selalu ada hambatan serta halangan
dalam mewujudkan sesuatu yang diharapkan bersama, disana sangat
dibutuhkan kerjasama serta pengertian dari masing-masing anggota supaya
tercapai apa yang memang diharapkan. Upaya untuk hambatan-hambatan
dalam organisasi diharapkan bisa lebih meningkatkan keinginan anggota
untuk menjadi tantangan dalam memajukan organisasi serta kesuksesan dalam
bidang akademik. Ada beberapa upaya yang dihadapi anggota tidak dapat
menyelesaikan kuliah tepat waktu antara lain:
1) Membantu problem kemampuan ekonomi keluarga
Mengenai kemampuan ekonomi keluarga memang erat kaitannya
dengan pendidikan yang di jalani oleh setiap orang karena jika
83 Veithzal Rivai, Deddy Mulyadi, Kepemimpinan Dan Perilaku Orgnisasi, h. 2.
68
kemampuan ekonomi kurang maka tingkat studinya juga akan rendah.
Oleh sebab itu dalam hal pendidikan tingkat ekonomi haruslah tinggi agar
pendidikannya bisa terpenuhi.
2) Menerapkan Perilaku Inteligensi
Persoalan anak didik yang disebabkan oleh kemampuan intelek anak,
tidak selalu memperoleh perhatian orang lain, bahkan sering pula orang
tua tidak mengetahui adanya suatu persoalan. Sehingga itulah kelebihan
para anggota yang mengikuti organisasi di sanalah tempat ia
mendapatkan perhatian tersebut.
3) Menanamkan Sifat tidak Pemalas
Berbicara mengenai sifat, memang semua orang memiliki sifat yang
berbeda-beda oleh sebab itu kita tidak bisa menyamakan orang lain
dengan diri kita sendiri, sehingga kita perlu memperlakukannya dengan
yang berbeda pula begitu juga dengan anggota-anggota yang berada di
Resimen Mahasiswa sehingga komandannya harus memiliki banyak cara
untuk menghadapi para anggotanya.
4) Memberikan Contoh Teladan yang Baik bagi para Anggota MENWA.
Kebesaran seseorang pemimpin tidak terlihat ketika ia berdiri dan
memberi perintah, tetapi ketika ia berdiri sama tinggi dengan orang lain
untuk mengeluarkan yang terbaik dari diri mereka guna mencapai sukses.
Karena seorang pimpinan adalah proses memengaruhi dalam menentukan
69
tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan.84
Semua anggota akan selalu memperhatikan bagaimana pimpinan dan
senior dapat menegakkan disiplin dirinya dan mengendalikan
perbuatannya dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang sudah
ditetapkan. Komandan dan senior memberikan teladan dalam organisasi
kerena anggota memang membutuhkan.
84 Veithzal Rivai, Deddy Mulyadi, Kepemimpinan Dan Perilaku Orgnisasi, h. 2.
70
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka peneliti
dapat menyimpulkan beberapa hal diantaranya: Berdasarkan hasil penelitian
menyatakan bahwa Analisis Penghambat Penyelesaian Studi Anggota
Resimen Mahasiswa Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN
Mataram yakni adapun Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar: Factor intern
siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa
sendiri. Factor ekstren siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang
dari luar diri siwa.
Beberapa beberapa Hambatan-Hambatan Anggota Resimen
Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram tidak dapat Menyelesaikan
Kuliah Tepat Waktu, diantaranya yaitu: a) Problem kemampuan ekonomi
keluarga, b) Problem Inteligensi, c) Problem Sifat dan d) Senior yang menjadi
contoh lebih banyak wisuda yang tidak tepat waktu.
Upaya-upaya yang Dilakukan Anggota Dalam Mengatasai Hambatan-
Hambatan Anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram
Tidak Dapat Menyelesaikan Kuliah Tepat Waktu yakni: a) Membantu
problem kemampuan ekonomi keluarga dengan mengajarkan kreatifitas pada
para anggota, b) Menerapkan Perilaku Inteligensi, c) Menanamkan Sifat tidak
71
Pemalas, dan d) Memberikan Contoh Teladan yang Baik bagi para Anggota
MENWA.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti
mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi komandan Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram
agar selalu terus memberikan teladan yang baik terhadap semua anggota
serta diharapkan kepada komandan selanjutnya untuk menerapkan
bimbingan kepada anggota untuk menciptakan anggota yang penuh
motivasi dan inovatif.
2. Bagi anggota Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” UIN Mataram
diharapkan menerapkan upaya-upaya di atas dalam dirinya dimana saja
berada. Dengan penuh rasa disiplin dan tidak malas itu merupakan
langkah awal menuju sukses dan tiada sukses tanpa rasa disiplin dan tidak
malas dalam dirinya. Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada
setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan
dikembangkan, paling tidak untuk memimpin diri sendiri.
72
DAFTAR PUSTAKA
Ananto Nur Sumedi, Eko Sutanto, dkk. 1984. “Buku Kumpulan Administrasi MENWA”. Yogyakarta.
Anis Ardiana Kurniawati. 2011. “Analisis Problem-Problem Keterlambatan Penyelesaian Studi Mahasiswa Di STAIN Salatiga”. Skripsi STAIN Salatiga.
Baiq Winarningsih. 2005. “Pola Pembinaan Kepramukaan dalam Mengembangkan Kemampuan Afektif Peserta Didik di Gugus Depan SMAN 1 Terara Lombok Timur” . Skripsi, STAIN Mataram, Mataram.
Dokumentasi Dankonas. 2007. “Petunjuk Pelaksanaan pembinaan dan pemberdayaan Resimen Mahasiswa Indonesia”. Jakarta.
Https://m.kaskus.co.id/thread 17d1500Rasminto, 2013. Setengah Abad Resimen Mahasiswa Jayakarta. Jakarta: PPNI Publishing.
Https://m.kaskus.co.id/thread/5212360120cb17d150000004/menwa-mengenal-lebih-jauh-soal-resimen-mahasiswa/24052017.
Iswi Shalihah. 2015. “Peran Ekstrakurikuler Pramuka dalam Membentuk Sikap Disiplin siswa di SDN 47 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015” . Mataram: IAIN Mataram.
Mahmud. 2011. “Metode Penelitian Pendidikan”. Bandung: Pustaka Setia. Muhibbin Syah. 2011. “Psikologi Belajar”. Jakarta: Raja Grapindo Persada. Nurhaini. 2013. “Dampak Pariwisata Terhadap Tingkat Pendidikan Masyarakat di
Dusun Sade” Skripsi:IAIN Mataram. Pedoman penulisan skripsi. 2016. IAIN Mataram. Profil Resimen Mahasiswa Satuan 908 “WPW” IAIN Mataram. Slameto. 2013. “Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi”. Jakarta : Rieneka
Cipta. Sugiyono. 2008. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”. Bandung:
Alfabeta. Sugiyono. 2014. “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D”. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2010. “Prosedur Penelitian”. Jakarta: Rineka Cipta. Veithzal Rivai, Deddy Mulyadi. 2006. “Kepemimpinan Dan Perilaku Orgnisasi” .
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Walgito Bimo. 2004. “Bimbingan Konseling Studi & Karier”. Yogyakarta: Andi
Offset.
73
LAMPIRAN -LAMPIRAN
74
Wawancara dengan anggota menwa (Lutfi)
Wawancara dengan senior MENWA (Inwanul Hadi)
Wawancara dengan komandan MENWA setelah pemberian bimbingan belajar
75
Wawancara dengan anggota MENWA (Huswatun Hasanah)
76
Wawancara dengan anggota MENWA (Jamhari Rahman)
Wawancara dengan komandan MENWA (Fazri)
77
Pemberian bimbingan setelah latihan
Bentuk pendidikan di MENWA
78
Pemberian motivasi oleh pimpinan setelah latihan
Upacara peringatan kemerdekaan sekaligus motivasi untuk para anggota MENWA
79
Menwa sebagai petugas di acara wisuda
Kegiatan di MENWA
1
1
2
3
4
5
6