analisis pelaksanaan sistem informasi manajemen …

100
ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2019 SKRIPSI Oleh FARISATUNNISA NIM. 151000198 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2020 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada FakultasKesehatanMasyarakatUniversitas Sumatera Utara
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TIM PENGUJI SKRIPSI
2. dr. Heldy BZ, M.P.H.
Universitas Sumatera Utara
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) merupakan tatanan yang
menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam
mencapai suatu sasaran kegiatan puskesmas. SIMPUS dalam hal ini adalah Sistem
Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). Puskesmas Bandar Khalipah
telah melaksanakan kegiatan SIMPUS dalam manajemen pencatatan dan
pelaporannya, namun pelaksanaan belum maksimal karena masih sering terjadi
proses pencatatan dan pelaporannya yang terlambat dan kelengkapan data untuk
setiap kegiatan belum lengkap yang dilaporkan ke koordinator SIMPUS.
Penelitian ini bertujuan untuk bagaimana pelaksanaan SIMPUS di Puskesmas
Bandar Khalipah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini
mulai dilakukan pada bulan Februari 2019. Informan penelitian ini berjumlah 11
orang. Data yang diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa SIMPUS belum berjalan optimal, masih ada
kendala yang ditemukan dalam pelaksanaannya. Input yaitu kurangnya SDM
untuk peskesmas pembantu, sudah diberikannya softcopy file SIMPUS namun
tidak dijalankan, dalam sarana dan prasarana yaitu kurangnya ketersediaan
formulir pencatatan untuk puskesmas pembantu. Process yaitu keterlambatan
dalam proses pengumpulan data masih sering terjadi, dan pelaporan data masih
bersifat manual. Output yaitu masih terjadinya keterlambatan dalam mengirimkan
laporan dan kelengkapan data masih belum lengkap sepenuhnya. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah kurangnya SDM untuk puskesmas pembantu. Untuk
meningkatkan kualitas laporan kelengkapan data dan ketepatan waktu pelaporan
perlu adanya pemantauan langsung kelapangan, koordinasi yang baik, dan
motivasi kerja agar informasi yang dihasilkan bermanfaat.
Kata kunci: Informasi, manajemen, sistem
Universitas Sumatera Utara
The Puskesmas Management Information System (SIMPUS) isan arrangement
that provides information to assist the decision making process in achieving a
puskesmas activity target. SIMPUS in this case was Integrated Puskesmas
Reporting System (SP2TP). The Bandar Khalipah Community Health Center has
carried out SIMPUS activities in its recording and reporting management, but the
implementation has not been optimal because there wasstill frequent processes of
recording and reporting that was late and data completeness for each activity was
incomplete reported to the SIMPUS coordinator. This research aimed to how the
implementation of SIMPUS in Bandar Khalipah Health Center. This type of
research was qualitative research. This research began in February 2019. There
were 11 informants in this research. Data obtained by conducting in-depth
interviews. The results showed that SIMPUS was not running optimally, there
were still obstacles found in its implementation. Input that lack of human
resources for sub-health centers, soft copy of SIMPUS files had been provided but
not implemented, in facilities and infrastructure, namely lack of availability of
registration forms for sub-health centers. Process that delay and data collection
processes still occur frequently, and data reporting was still manual. Output that
there was still a delay in sending reports, and data completeness was still not
completed. The conclusion of this researchwas the lack of human resources for
sub-health centers. To improve the quality of data completeness reports and the
timeliness of reporting, there needs to be direct monitoring of spaciousness, good
coordination, and work motivation so that the information produced was useful.
Keywords: Information, management, system
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS) di Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang
ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucpan terima kasih dan penghargaan yang
tulus kepada :
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes., selaku Ketua Departemen Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera.
4. r. Fauzi, S.K.M., selaku Dosen Pembimbing dan Ketua Penguji yang telah
memberikan banyak bimbingan berupa arahan, kritik, saran, dan motivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Maya Fitria, S.K.M., M.Kes., selaku Anggota Penguji I yang telah memberikan
banyak bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
vii
6. Prof. Drs. Heru Santosa, M.S., Ph.D., selaku Dosen Penasehat Akademik
yang telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas
Kesehatan Masyarakat USU.
7. Para Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat USU atas ilmu yang telah
diajarkan selama ini kepada penulis.
8. Pegawai dan Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. dr. Rahmat dan Susi Andriyani, Am.Keb., selaku Penanggung Jawab
SIMPUS, serta para Staff Pemegang Program di Puskesmas Bandar Khalipah
yang telah banyak memberikan informasi selama proses penelitian.
10. Teristimewa untuk orang tua (Alm. Abdul Rahim dan Khairiah Lubis) yang
telah memberikan kasih sayang yang begitu besar dan kesabaran dalam
mendidik dan memberi dukungan kepada penulis.
11. Terkhusus untuk saudara dan saudari (Muhammad Arrasyid Ridho, Yulia
Dewi Aini dan Rabitah Uswatun Hasanah) yang telah memberikan semangat
kepada penulis.
12. Teman-teman terdekat sedari SD dan SMP (Ardhya, Putri, Tiwi, Windy,
Wulan, dan Wali) yang telah menyemangati dan mendukung penulis.
13. Teman-teman seperjuangan skripsi (Ulya, Dita, dan Risda) yang memotivasi
dan selalu saling menyemangati satu sama lain dalam penyelesaian skripsi..
14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang selalu
menyemangati penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis
berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat
bagi pembaca.
Abstrak iv
Abstract v
Fasilitas penunjang 12
Maksud dan tujuan SIMPUS 14
Ruang lingkup SIMPUS 14
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) 16
Ruang lingkup SP2TP 16
Lokasi penelitian 24
Waktu penelitian 24
Subjek Penelitian 24
Definisi Konsep 25
Sumber daya manusia Puskesmas Mulyorejo 38
Karakteristik Informan 30
Masukan (Input) 30
Proses (Process) 40
Keluaran (Output) 46
Keterbatasan Penelitian 49
Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
29
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
29
77
KMS Kartu Menuju Sehat
KTP Kartu Tanda Penduduk
SP2TP Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
UKM Upaya Kesehatan Masyarakat
UKP Upaya Kesehatan Perorangan
Penulis bernama Farisatunnisa berumur 22 tahun, dilahirkan di Medan
pada tanggal 04 April 1997. Penulis beragama Islam, anak ketiga dari tiga
bersaudara dari pasangan Bapak Alm. Drs. Abdul Rahim, SPd dan Ibu Khairiah
Lubis.
Pendidikan formal dimulai di TK Islam Sahara Tahun 2003. Pendidikan
sekolah dasar di SDN 060927 Tahun 2004-2009, sekolah menengah pertama di
Alwashliyah 8 Medan Tahun 2010-2012, sekolah menengah atas di SMA Negeri
1 Medan Tahun 2013-2015, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di
Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
Medan, Desember 2019
penerimanya yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung
proses pengambilan keputusan, mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan
terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga menghindari keraguan pada saat
pengambilan keputusan dan dapat mengurangi resiko kegagalan dalam
pengambilan keputusan. Informasi bernilai sempurna apabila pengambil
keputusan dapat mengambil keputusan secara optimal dalam setiap hal. Informasi
yang diperlukan dapat terpenuhi dengan adanya penggunaan dan pengaturan
sistem informasi kesehatan yang baik, karena berdasarkan peraturan yang sama
salah satu tujuan dari pengaturan sistem informasi kesehatan adalah menjamin
ketersediaan, kualitas, dan akses terhadap informasi kesehatan yang bernilai
pengetahuan serta dapat dipertanggungjawabkan (Sutanta, 2003).
Sejalan dengan hal tersebut, informasi di puskesmas itu sangat diperlukan.
sistem informasi tersebut berupa Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas (SP2TP) yang digunakan sebagai masukan atau umpan balik dari
pihak atasan yang menyangkut pelayanan dasar kesehatan di puskesmas.
Puskesmas merupakan fondasi dari data kesehatan, sehingga diharapkan
terciptanya sebuah informasi yang akurat, representatif dan reliable yang dapat
dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan kesehatan. Setiap program
akan menghasilkan data. Data yang dihasilkan perlu dicatat, dianalisis dan dibuat
laporan. Puskesmas juga merupakan ujung tombak sumber data kesehatan yang
Universitas Sumatera Utara
khususnya bagi dinas kesehatan dan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu
puskesmas (Syafrudin, 2015).
kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya
pelayanan di puskesmas, SP2TP termasuk dalam Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas (SIMPUS) yang mengandung tentang pelaksanaan program-program
di Puskesmas. SIMPUS merupakan aplikasi yang memberikan informasi baik
untuk administrasi dan pengelolaan sebuah puskesmas demi meningkatkan kinerja
dan menangani keseluruhan proses manajemen di puskesmas (Barsasella, 2012).
SIMPUS dalam hal ini adalah SP2TP, Keterkaitan antara SP2TP dengan
SIMPUS yaitu memiliki kesamaan dalam hal format laporannya. SIMPUS
merupakan output yang berupa informasi yang diperoleh dari pengolahan data-
data SP2TP. Data - data yang akan diinput diperoleh dari para petugas pemegang
program. Sebelum memasuki era komputerisasi(online), proses pengolahan data
dilakukan secara manual. Namun SIMPUS yang dijumpai di dalam Puskesmas
Bandar Khalipah ini bukanlah SIMPUS yang sudah berjalan dengan online.Proses
pelaporan SIMPUS untuk masing-masing puskesmas dikirim ke dinas kesehatan
kabupaten setiap bulannya masih seperti SP2TP yang manual. Kemudian dinas
kesehatan kabupaten mengolah kembali laporan puskesmas dan mengirimkan
umpan balik ke dinas kesehatan provinsi dan departemen kesehatan pusat. Umpan
balik terhadap laporan puskesmas harus dikirimkan kembali secara rutin ke
puskesmas untuk dapat dijadikan evaluasi keberhasilan program puskesmas dan
peningkatan pelayanan puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
kekurangan dalam hal pencatatan dan pelaporan yaitu pengiriman laporan
SIMPUS sering mengalami keterlambatan oleh petugas puskesmas, laporan
dikirim masih kurang lengkap, dinas kesehatan kabupaten perlu merekapitulasi
ulang satu persatu data yang dikirim oleh masing-masing puskesmas, kurang
koordinasi antara pengelola data di dinas kesehatan kabupaten dengan petugas
puskesmas dalam pengiriman laporan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 31 Tahun 2019 dalam
SIMPUS, dinas kesehatan daerah kabupaten/kota wajib membuat dan
menginformasikan umpan balik terhadap laporan kegiatan puskesmas. Umpan
balik tersebut disampaikan paling lambat tanggal 20 pada bulan diterimanya
laporan. Umpan balik tersebut berupa jenis laporan, kelengkapan isi laporan,
ketepatan waktu penyampaian laporan, dan hasil validasi isi laporan. Maka dari
itu Puskesmas harus menyampaikan laporan bulanannya paling lambat setiap
tanggal 5pada bulan berikutnya, namun permasalah yang dijumpai dalam
SIMPUS ini adalah sering terjadi keterlambatan informasi yang dikirim. Hal ini
akan menyebabkan keterlambatan untuk menilai, menganalisa dan
menindaklanjuti hal-hal yang segera dilaksanakan puskesmas.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan dengan koordinator SIMPUS di
Dinas Tingkat II Deli Serdang, Puskesmas Bandar Khalipah adalah Puskesmas
yang sering terjadi keterlambatan dalam hal pengiriman laporan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Deli Serdang yang seharusnya dikirimkan pada tanggal 10
Universitas Sumatera Utara
melengkapi data data program di puskesmas, kemudian SIMPUS di Puskesmas
Bandar Khalipah ini belum berjalan dengan online. Puskesmas Bandar Khalipah
adalah salah satu sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Percut Sei Tuan selain
Puskesmas Kenangan dan Puskesmas Tanjung Rejo. Puskesmas Bandar Khalipah
terletak di Jalan Bustaman Pasar x Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei
Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Puskesmas Bandar khalipah memiliki tujuh
wilayah kerja. Dalam hal pelaporan, teknologi komputer yang tersedia adalah satu
unit.
Khalipah, pengumpulan data masing-masing pemegang program ke petugas
SIMPUS setiap tanggal 28 kemudian tanggal 10 paling lambat data sudah harus
sampai ke Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang. Namun, Para petugas
pemegang program di puskesmas tersebut sering mengalami keterlambatan dalam
pengumpulan data-data kesehatan yang akan diinput oleh petugas SIMPUS dan
ketidaklengkapan data pelaporan yang dilaporkan petugas pemegang program ke
koordinator SIMPUS menjadi salah satu permasalahannya.
Dengan demikian, Proses pengolahan data di puskesmas tersebut sering
mengalami keterlambatan dalam hal input data ke dalam komputer yang tak
jarang disebabkan oleh keterlambatan dari para pemegang program kepada
petugas SIMPUS. Berhubung dengan hal tersebut, peneliti berminat untuk
menganalisis pelaksanaan SIMPUS di Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019.
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan SIMPUS di Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli SerdangTahun 2019.
Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2019.
sebagai berikut :
1. Menganalisis SDM (kepala puskesmas, penanggung jawab SIMPUS, dan para
penanggung jawab program) sebagai unsur sistem input atau masukan.
2. Menganalisis sarana dan prasarana yang berupa formulir pencatatan pelaporan
dan komputer yang sebagai unsur sistem input.
3. Menganalisis proses pencatatan dan pelaporan data yang sebagai unsur sistem
proses.
4. Menganalisis pengolahan pencatatan menjadi pelaporan yang hasilnya lengkap
dan tepat waktu sebagai unsur sistem output sehingga dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan di Puskesmas Bandar Khalipah.
Universitas Sumatera Utara
Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi para pengambil keputusan di
tingkat Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2019.
2. Sebagai bahan informasi dan masukan untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Deli
Serdang dalam perencanaan program kesehatan dan pengembangan SIMPUS
ke depan.
menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara
langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang.
Sistem Informasi
Menurut Sutabri (2012) Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang
mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan
strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang
diperlukan oleh pihak luar tertentu. Sistem informasi bukan salah satu hal yang
baru tetapi yang baru adalah komputerisasinya. Sebelum ada komputer, teknik
penyaluran informasi yang memungkinkan manajer merencakan serta
mengendalikan operasi telah ada. Komputer menambahkan satu atau dua dimensi,
seperti kecepatan, ketelitian, dan penyediaan data dengan volume yang lebih besar
yang memberikan bahan pertimbangan yang lebih banyak untuk mengambil
keputusan.
proses dalam pengelolaan sistem informasi yang berfungsi memproses data
menjadi informasi sehingga dapat menghasilkan produk informasi yang
diperlukan bagi para pemakai informasi yang terdiri dari :
Universitas Sumatera Utara
1. Pengumpulan data dan informasi
Dilaksanakan sesuai dengan jenis data, objek dan sumber data serta persiapan
pengumpulan data. Cara memperoleh data dilakukan dengan langsung ataupun
tidak langsung. Dan dilakukan melalui suatu poses pengumpulan dari sumber
informasi oleh pengumpul informasi.
Dapat dilakukan secara manual ataupun dengan bantuan komputer. Hasil
pengolahan data berupa keterangan-keterangan.
Dilakukan secara visual ataupun dalam bentuk publikasi, dengan metode
komunikasi langsung atau tidak langsung.
4. Penataan dokumentasi dan perpustakaan
Dapat dilakukan dengan cara lama (file) dan cara baru (komputerisasi).
Contohnya yaitu perpustakaan bertalian dengan upaya pengumpulan,
pemeliharaan, penyimpanan, pengaturan, dan pendayagunaan informasi.
Kualitas suatu informasi tergantung padakeakuratan (accurate), dantepat
waktu (timelines). Menurut Siagian (2000) informasi guna mendukung berbagai
pengambilan keputusan. Informasi yang terkumpul, terolah dan tersimpan dengan
baik akan mudah ditelusuri apabila memenuhi persyaratan kelengkapan,
kemukhtahiran, keandalan, dan kepercayaan.
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
saling berkaitan, membentuk satu kesatuan, saling berinteraksi dan saling
Universitas Sumatera Utara
bekerjasama antara bagian satu dengan bagian yang lainnya dengan cara-cara
tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima input data, kemudian
mengolahnya atau processing, dan menghasilkan output yang berupa informasi
sebagai dasar bagi pengambilan keputusan yang berguna dan mempunyai nilai
nyata yang dapat dirasakan akibatnya baik pada saat itu juga maupun dimasa yang
akan datang, mendukung kegiatan operasional, manjerial, dan strategis organisasi,
dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan tersedia bagi fungsi
tersebut guna mencapai suatu tujuan (Sutanta, 2003).
Sistem informasi manajemen juga merupakan suatu sistem yang
diciptakan untuk melaksanakan pengolahan data yang akan dimanfaatkan oleh
suatu organisasi sebagai penunjang tugas - tugas rutin, evaluasi terhadap prestasi
organisasi atau untuk pengambilan suatu keputusan (Sutabri, 2005).
Puskesmas
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes,
2014). Selain itu, puskesmas ialah suatu unit fungsional yang berfungsi sebagai
pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu
wilayah tertentu (Azwar, 1996).
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat (Permenkes, 2014).
Fungsi. Adapun fungsi puskesmas menurut Permenkes No. 75 Tahun
2014 meliputi :
c. Sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
Wewenang. Permenkes No. 75 Tahun 2014 dalam menyelenggarakan
fungsinya sebagai penyelenggara UKM tingkat pertama diwilayah kerjanya,
puskesmas berwenang untuk :
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan.
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait.
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat.
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan.
penyakit.
pertama diwilayah kerjanya, puskesmas berwenang untuk :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu.
dan preventif.
keluarga, kelompok dan masyarakat.
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerjasama inter dan antar profesi.
f. Melaksanakan rekam medis.
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan.
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Universitas Sumatera Utara
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem
rujukan.
Konsep wilayah kerja puskesmas. Konsep wilayah kerja puskesmas
adalah kecamatan tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu
puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan
memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-
masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Untuk perluasan jangkauan pelayanan
maka, puskesmas dibantu oleh puskesmas pembantu dan puskesmas keliling
(Permenkes, 2014).
Fasilitas penunjang. Menurut Permenkes RI No. 39 Tahun 2016 untuk
perluasan jangkauan pelayanan kesehatan, maka puskesmas perlu di tunjang
dengan unit pelayanan kesehatan yang lebihsederhana yaitu :
1. Puskesmas pembantu lebih sering disebut pustu atau pusban, merupakan unit
pelayanan kesehatan yang sederhana yang berfungsi menunjang dan
membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas
sebagai ruang lingkup wilaya yang kecil.
2. Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang di
lengkapi dengan kendaraan bermotor roda dua atau perahu motor, peralatan
kesehatan, peralatan komunikasi, serta sejumlah tenaga yang berasal dari
puskesmas dalam wilayah yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.
Adapun kegiatan pelayanan kesehatan tersebut yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil atau
daerah yang sulit di jangkau oleh pelayanan kesehatan.
b. Melakukan penyelidikan tentangkejadian luar biasa.
c. Dapat dipergunakan sebagai alat trasfortasi penderita dalam rangka rujukan
bagi kasus darurat.
d. Melakukan penyuluhan kesehtan dengan menggunakan alat audio visual.
3. Bidan desa merupakan bidan yang ditempatkan dan bertempat tinggal pada
satu desa dalam wilayah kerja puskesmas. Setiap daerah pasti di sediakan
seorang bidan yang bertangung jawab langsung kepada kepala kesehatan.
Wilayah kerja bidan desa adalah satu desa dengan jumlah penduduk rata-rata
3000 jiwa. Tugas bidan desa adalah membina peran serta masyarakat melalui
pembinaan posyandu dan pembinaan kelompok desa serta pertolongan
persalinan di rumah penduduk. Menurut Permenkes RI No. 28 Tahun 2017
bidan desa wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan
pelayanan yang diberikan. Pelaporan sebagaimana ditujukan ke puskesmas
wilayah kerjadan pencatatan yang dilaksanakan dan disimpan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
SIMPUS adalah tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu
proses pengambilan keputusan dalam mencapai suatu sasaran kegiatan puskesmas.
Sumber informasi SIMPUS adalah Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas (SP2TP), survey lapangan, laporan lintas sektor dan laporan sarana
kesehatan swasta (Barsasella, 2012).
manajemen puskesmas, antara lain :
1. Mengumpulkan data dari setiap unit bawah puskesmas baik data orang sakit,
bayi lahir, ibu hamil, ketersediaan obat, dan penyuluhan kesehatan
masyarakat.
2. Menghasilkan informasi up to date tentang kondisi kesehatan di suatu
puskesmas dari jumlah orang sakit sampai ketersediaan obat sehingga dapat
digunkan sebagai data awal dalam pengambilan kebijaksanaan bagi pimpinan
3. Membantu kelancaran administrasi dan manajemen puskesmas dalam
penyusunan laporan mengenai kondisi kesehatan di puskesmas masing-
masing.
harian maupun bulanan.
(2012) adalah :
b. Modul registrasi loket
h. Modul aset
Universitas Sumatera Utara
puskesmas)
k. Modul kegiatan luar gedung / ukm (posyandu lansia, posyandu anak,
imunisasi, sanitasi lingkungan, pelayanan gizi, dan promkes
Keunggulan dan kelemahan SIMPUS. Adapun menurut Barsasella
(2012) keunggulan penggunaan SIMPUS adalah sebagai berikut :
1. Program didesain under windows sehingga lebih mudah dalam
mengoperasionalkan dan menarik dalam laporan-laporan yang dihasilkan.
2. Dihasilkan dat-data yang up to date akan dapat dibuat analisa-analisa yang
mendukung kebijakan pemda.
3. Pelayanan terintegrasi dari bagian pendaftaran sampai ke bagian obat-obatan,
sehingga meminimalisasi pemakaian kertas.
4. pengelolaan database yang dapat diakses bersama sehingga terbentuk bank
data kesehatan daerah.
ataupun rekap keseluruhan berkenaan dengan masalah kesehatan.
6. SIMPUS dapat bekerja secara multiuser maupun stand alone.
7. SIMPUS dapat dipakai dalam jaringan terpusat maupun terdistribusi.
8. Mudah untuk mencari data yang berkaitan dengan pasien, laporan bulanan,
dan data penyakit.
9. Data bisa di print out sesuai dengan tingkat kebutuhan.
10. Mudah dipelajari.
Universitas Sumatera Utara
1. Kesulitan dalam pengumpulan data, masih adanya kabupaten/kota yang belum
mengirimkan laporan data puskesmasnya.
2. Format pengisian data, terkadang tidak sesuai dengan format data dari
provinsi.
4. Data terlalu luas.
Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) adalah
sistem kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya
pelayanan kesehatan di puskesmas termasuk puskesmas pembantu, yang
ditetapkan melalui surat keputusan Menteri Kesehatan RI No.
63/Menkes/SK/II/1981.
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Pencatatan dan pelaporan
mencakup data umum dan data demografi wilayah puskesmas, data ketenagaan di
puskesmas, data sarana yang dimiliki puskesmas, serta data kegiatan puskesmas
baik didalam gedung maupun diluar gedung. Pelaporan dilakukan secara periodik
(Bulanan, Tribulan, Semester dan Tahunan) (Barsasella, 2012).
Tujuan SP2TP. Tujuan SP2TP adalah agar semua data hasil kegiatan
puskesmas dapat dicatat serta dilaporkan ke jenjang di atasnya sesuai kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang pengelolahan upaya kesehatan
masyarakat.
Tujuan umum. Meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih
berhasil guna dan berdaya guna melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP
dan informasi lainnya yang menunjang.
Tujuan khusus. Tujuan khusus system pencatatan dan pelaporan terpadu
puskesmas yaitu :
2. Sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas
(lokakarya mini).
puskesmas.
puskesmas.
dan kabupaten/kota.
pengembangan tenaga kesehatan.
4. Memudahkan dalam melakukan evaluasi hasil.
Pengelolaan pencatatan. Semua kegiatan pokok baik di dalam maupun di
luar gedung puskesmas, puskesmas pembantu, dan bidan didesa harus dicatat.
Universitas Sumatera Utara
pencatatan, jenis formulir tersebut sebagai berikut :
1. Rekam Kesehatan Keluarga (RKK)
Yang disebut juga family folder adalah himpunan kartu individu suatu
keluarga yang memperoleh pelayanan kesehatan di puskesmas.
2. Kartu rawat jalan/kartu rekam medik pasien
Merupakan alat untuk mencatat identitas dan status pasien rawat jalan yang
berkunjung ke puskesmas.
4. Kartu ibu
riwayat kehamilan sampai kelahiran.
preventif-promotif-kuratif-rehabilitatif yang diberikan kepada balita dan anak
prasekolah.
Merupakan alat bantu untuk mencatat identitas, pelayanan, dan pertumbuhan
yang telah diperoleh balita dan anak sekolah.
Universitas Sumatera Utara
hamil dan pelayanan kesehatan yang diterima ibu hamil
8. KMS usia lanjut
Alat untuk mencatat kesehatan usia lanjut secara pribadi baik fisik maupun
psikososial, dan digunakan untuk memantau kesehatan, deteksi dini penyakit,
dan evaluasi kemajuan kesehatan usia lanjut.
9. Register
Merupakan formulir untuk mencatat atau merekap data kegiatan didalam dan
diluar gedung puskesmas, yang telah dicatat dikartu dan catatan lainnya. Ada
beberapa jenis register sebagai berikut :
a. Nomor indeks pengunjung puskesmas
b. Rawat jalan
c. Register kunjungan
f. Register kohort ibu dan balita
g. Register deteksi dini tumbuh kembang dan gizi
h. Register penimbangan balita
Mekanisme pencatatan. Pencatatan kegiatan harian program puskesmas
dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung.
1. Pencatatan yang dibuat di dalam gedung puskesmas adalah semua data yang
diperoleh dari pencatatan kegiatan harian program yang dilakukan dalam
gedung puskesmas seperti tekanan darah, laboratorium, KB, dll. Pencatatan
dan pelaporan ini menggunakan family folder, kartu indeks penyakit, buku
registrasi dan sensus harian.
2. Pencatatan yang di buat di luar gedung puskesmas adalah data yang dibuat
berdasarkan catatan harian yang dilaksanakan di luar gedung puskesmas
seperti kegiatan program posyandu, kesehatan lingkungan, UKS dan lain-lain.
Pencatatan puskesmas ini menggunakan kartu register dan kartu murid.
Pencatatan ini dikirim ke dinas kesehatan kabupaten/kota setiap awal
bulan, kemudian dinas kesehatan kabupaten/kota mengolahnya dan mengirimkan
umpan baliknya tersebut harus dikirimkan kembali secara rutin ke puskesmas
untuk dapat dijadikan evaluasi keberhasilan program.
Pengelolaan pelaporan. Puskesmas menggunakan tahun kalender yaitu
dari bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang sama. Formulir
pelaporan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan/beban kerja
di puskesmas. Formulir laporan puskesmas ke dati II
1. Laporan bulanan
d. LB4 (data kegiatan puskesmas)
2. Laporan sentinel
Laporan ini memuat data KIA, gizi, tetanus naonatorium, dan penyakit akibat
kerja. Laporan ini hanya diperuntukkan bagi puskesmas rawat inap.
3. Laporan tahunan
b. LT 2 (data kepegawaian)
c. LT 3 (data peralatan)
Alur pelaporan. Laporan tersebut akan dikirim setiap bulan ke dinas
kesehatan kabupaten/kota. laporan dati II dikirimkan ke dinas kesehatan provinsi
serta pusat (ditjen pembinaan kesehatan masyarakat) dalam bentuk rekapitulasi
dari laporan SP2TP.
1. Tingkat puskesmas
a. Laporan dari puskesmas pembantu dan bidan di desa disampaikan
kepelaksana kegiatan di puskesmas.
b. Pelaksana merekapitulasi yang dicatat baik di dalam maupun di luar
gedung serta laporan yang diterima dari puskesmas pembantu dan bidan di
desa.
Universitas Sumatera Utara
tindak lanjut yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja kegiatan.
2. Tingkat dati II
a. Pengolahan data SP2TP di Dati II menggunakan perangkat lunak yang
ditetapkan oleh departemen kesehatan.
b. Laporan SP2TP dari puskesmas yang diterima dinas kesehatan dati II
disampaikanbkepadabpelaksana SP2TP untuk direkapitulasi atau entri
data.
untuk umpan balik, bimbingan teknis kepuskesmas dan tindak lanjut untuk
meningkatkan kinerja program.
d. Hasil rekapitulasi data setiap tiga bulan dibuat dalam rangkap tiga dalam
bentuk soft file untuk dikirimkan kedinas kesehatan dati I, kanwil depkes
provinsi dan departemen kesehatan.
teori sistem pemikiran Sulaeman (2011) yang sesuai dengan kebutuhan penelitian
ini. Analisis pelaksanaan SIMPUS atau SP2TP di Puskesmas Bandar Khalipah
difokuskan pada variabel-variabel yang meliputi :
a. Sumber Daya Manusia (SDM) menurut Sulaeman (2011) adalah sumber-
sumber yang di perlukan manajemen puskesmas untuk melakukan aktivitas
atau kegiatan dalam pelaksanaan SIMPUS di puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
b. Sarana dan prasarana merupakan alat kelengkapan dalam proses pencatatan
dan pelaporan yang berupa tersedianya formulir pencatatan pelaporan dan
computer.
Untuk sistem proses dalam SIMPUS yaitu pencatatan adalah kegiatan atau
proses pendokumentasi suatu aktivitas dalam bentuk tulisan dan pelaporan adalah
suatu catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu dan hasilnya
disampaikan kepihak yang berwenang atau berkaitan terhadap kegiatan tersebut
(Syafrudin, 2015).
Kerangka Berpikir
SIMPUS di Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang, Sumatera Utara melalui indikator masukan (input), proses (process)
dan keluaran (output). Oleh karena itu kerangka pikir disusun sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka berpikir
dimana data - data yang dibutuhkan pada umumnya berbentuk kata-kata yang
dapat menggambarkan kejadian.
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Waktu penelitian. Penelitian ini dimulai dari survei pendahuluan yang
mulai dilaksanakan pada 15 Februari 2019 sampai dengan selesai.
Subjek Penelitian
pengetahuan dengan topik penelitian tersebut, prinsip kecukupan informan yang
dipilih mampu menggambarkan dan memberikan informasi yang cukup mengenai
topik penelitian tersebut.
dari :
2. Penanggung jawab SIMPUS Bandar Khalipah
3. Penanggung jawab KB
4. Penanggung jawab Gizi
7. Penanggung jawab pencegahan dan pengendalian penyakit menular
8. Petugas Puskesmas Pembantu Sei Rotan
9. Petugas Puskesmas Pembantu Kolam
10. Bidan desa
Definisi Konsep
kegiatan SIMPUS (seperti kepala puskesmas, petugas simpus, para petugas
pemegang program dan orang-orang yang terlibat dalam pencatatan dan
pelaporan) di Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang, Sumatera Utara.
pelaporan yangberupaformulirpencatatan pelaporan dankomputer di Puskesmas.
Proses pencatatan dan pelaporan. Proses pendokumentasian yang
dilakukan secara tertulis tentang hasil suatu kegiatan puskesmas.
Kelengkapan data. Data data yang diperoleh dalam pencatatan dan sesuai
dengan pedoman SIMPUS.
kegiatan SIMPUS sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan
metode wawancara mendalam dengan menggunakan panduan wawancara yang
telah disediakan, serta referensi dari buku buku dan hasil penelitian yang
berhubungan dengan pelaksanaan sistem informasi manajemen puskesmas
(Erlina, 2011).
adalah pedoman wawancara dengan dibantu oleh alat perekam suara (voice
recorder) untuk wawancara mendalam dan dokumentasi (Sabarguna, 2008).
Triangulasi. Peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber yaitu
dengan membandingkan informasi yang diperoleh atau didapat dari informan
yang berbeda untuk melakukan cross check terhadap kondisi yang sebenarnya,
dan memilih informan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan
yang diajukan oleh peneliti. Triangulasi dalam penelitian ini adalah petugas
puskesmas pembantu dan koordinator SIMPUS. Lebih jelasnya yaitu kepala
Puskesmas Bandar Khalipah, penanggung jawab SIMPUS Bandar Khalipah
penanggung jawab KB, penanggung jawab gizi, penanggung jawab promosi
kesehatan, penanggung jawab kesehatan lingkungan, penanggung jawab
pencegahan dan pengendalian penyakit menular, petugas Puskesmas Pembantu
Sei Rotan, petugas Puskesmas Pembantu Kolam, bidan desa, penanggung jawab
SIMPUS di Dinas Kesehatan Deli Serdang.
Universitas Sumatera Utara
Data-data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis secara manual
dengan menuliskan hasil dari penelitian ke dalam bentuk table hasil wawancara
maupun uraian-uraian hasil wawancara mendalam. Kemudian merangkumnya dan
disusun sesuai dengan bahasa yang baku informan. Hasil dari ringkasan ini
kemudian diuraikan kembali menjadi bentuk narasi serta melakukan penyimpulan
terhadap hasil analisis yang telah didapatkan secara menyeluruh (Hamidi, 2010).
Universitas Sumatera Utara
Gambaran umum Puskesmas Bandar Khalipah. Puskesmas Bandar
Khalipah terletak di Jalan Bustaman Pasar X Desa Bandar Khalipah, Kecamatan
Percut Sei Tuan, dan merupakan salah satu UPT Dinas Kesehatan Kabupaten Deli
Serdang. Puskesmas ini melayani kesehatan masyarakat di 7 desa yaitu: Desa
Bandar Khalipah, Desa Bandar Klippa, Desa Sambirejo Timur, Desa Sei Rotan,
Desa Laut Dendang, Desa Kolam dan Desa Bandar Setia.
Luas wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipahyaitu dengan batas :
1. Sebelah Utara berbatas dengan Selat Malaka.
2. Sebelah Selatan bebatas dengan Kota Medan.
3. Sebelah Barat berbatas dengan Labuhan Deli dan Kota Medan.
4. Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Batang Kuis.
Wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah. Batasan wilayah kerja
puskesmas yang ditetapkan oleh dinas kesehatan berdasarkan geografis,
demografis, sarana transportasi, masalah kesehatan setempat, sumber daya dan
lain-lain. Luas wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah46,23 km2 meliputi 7
desa dengan jumlah penduduk 208.861 jiwa dan 45.965 rumah tangga. Wilayah
kerja Puskesmas Bandar Khalipah merupakan daerah pedesaan. Sarana
perhubungan berupa jalan yang sudah sebagian besar di aspal dan dapat di lalui
kendaraan roda dua dan roda empat.
Puskesmas Bandar Khalipah terdiri dari 7 desa, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Jumlah Desa di Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang
Desa Jumlah Dusun
Desa Kolam 13 Dusun
Total 93 Dusun
pembantu, yaitu :
Sumber daya manusia Puskesmas Bandar Khalipah. Adapun tenaga
kesehatan yang terdapat di Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei
Tuan, Kabupaten Deli Serdang adalah seperti yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2
Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang
terhadap informan yang dijadikan narasumber penelitian. Informan dalam
penelitian ini berjumlah 11 orang. Karakteristik dari masing masing informan
pada penelitian ini, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3
Karakteristik Informan
Informan Umur
Susi Andriani
Rosdiana Delfrita
Najli Rangkuti 46 S1 IKM Penanggung jawab promosi
kesehatan
lingkungan
Sei Rotan
Kolam
Tiorista
Sidabariba
Lusia Sipayung 57 S1 Sosiologi Koordinator SIMPUS di Dinas
Kesehatan Kabupaten Deli
Sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah pegawai yang siap,
mampu dan siaga dalam mencapai tujuan tujuan organisasi. Dikatakan sebagai
Universitas Sumatera Utara
sumber daya manusia dalam organisasi puskesmas yaitu orang orang yang
mengabdikan diri dalam bidang bidang tertentu diwilayah kerja puskesmas.
Sumber daya manusia meliputi tingkat pengetahuan atau wawasan serta
kemampuan, dan masa kerja (lama bekerja) merupakan pengalaman individu yang
akan menentukan perkembangan dalam pekerjaan dan jabatan, pengetahuan.
Dengan tingkat pengetahuan ini dapat mempengaruhi kemampuan berpikir dan
skil dalam pelaksanaan dan pengetahuan tentang SIMPUS (Sutrisno, 2015).
Masa kerja koordinator SIMPUS di Puskesmas Bandar Khalipah.
Koordinator SIMPUS adalah petugas yang mengumpulkan laporan bulanan dari
masing masing pelaksana kegiatan atau masing-masing penanggung jawab
program dan koordinator SIMPUS bertanggung jawab atas kelancaran
pelaksanaan SIMPUS.
Hasil wawancara tentang masa kerja Koordinator SIMPUS oleh informan
2 di Puskesmas Bandar Khalipah ini yaitu petugas koordinator SIMPUS sudah
bertugas selama 5 tahun dan usianya sekarang 40 tahun kemudian pendidikan
terakhirnya adalah D3 kebidanan.
SIMPUS di Puskesmas Bandar Khalipah sudah terbilang lama artinya koordinator
SIMPUS di Puskesmas Bandar Khalipah tersebut sudah cukup berpengalaman
sebagai penanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan SIMPUS.
Masa kerja Kepala Puskesmas di Puskesmas Bandar Khalipah. Kepala
puskesmas bertanggung jawab atas pelaksanaan sistem informasi manajemen
puskesmas, serta membimbing koordinator SIMPUS dan para pelaksana kegiatan
Universitas Sumatera Utara
di puskesmas. Untuk itu masa kerja sangat mempengaruhi dalam terlaksana
kegiatan SIMPUS ini dengan baik.
Hasil wawancara tentang masa kerja Kepala Puskesmas di Puskesmas
Bandar Khalipah menurut informan 1 ini sudah bekerja selama 5,5 tahun yang
berpendidikan terakhir S2 kesehatan masyarakat. Berdasarkan pernyataan tersebut
diketahui bahwa masa kerja kepala puskesmas sudah terbilang cukup lama.
Pengetahuan informan tentang Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Bandar Khalipah. Selain dilihat dari masa
kerja informan, pengetahuan informan juga dapat mempengaruhi kinerja informan
tentang pelaksanaan SIMPUS. Pengetahuan tentang SIMPUS disini mengenai
pemahaman informan tentang tata cara pengisian, pencatatan, pelaporan,
pengolahan data dan penyajian informasi SIMPUS, serta siapa yang bertanggung
jawab untuk data laporan program SIMPUS di wilayah Puskesmas.
Berdasarkan beberapa pernyataan dari informan penanggung jawab
program dan koordinator SIMPUS Puskesmas Bandar Khalipah terkait
pengetahuan tentang SIMPUS yang menurut informan 3, 4, 5, 6, dan 7 dapat
disimpulkan bahwa SIMPUS adalah kegiatan manajemen pencatatan dan
pelaporan puskesmas yang rutin dilaporkan ke Dinas Kesehatan Deli Serdang
yang datanya didapatkan dari pelaksanaan kegiatan di Puskesmas. :
Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa pengetahuan informan
tentang Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) menyatakan bahwa
SIMPUS merupakan catatan laporan bulanan yang rutin dilaporkan yang didapat
dari hasil kegiatan kegiatan yang ada di puskesmas dan yang bertanggung jawab
Universitas Sumatera Utara
untuk program SIMPUS ini adalah kepala puskesmas, karena kepala puskesmas
sebagai penanggung jawab terhadap manajemen puskesmas, artinya seluruh
kegiatan puskesmas termasuk kegiatan SIMPUS dalam setiap pencatatan dan
pelaporannya diketahui oleh kepala puskesmas dan yang bertanggung jawab
dalam menginput laporan SIMPUS dan melaporkan ke dinas kesehatan kabupaten
adalah koordinator SIMPUS.
yang diperoleh oleh tenaga pengelola SIMPUS berkenaan dengan cara mengelola
SIMPUS terkait pengelolaan data dan penginputan data.
Hasil wawancara dengan koordinator SIMPUS di Puskesmas Bandar
Khalipah tentang pelatihan SIMPUS menurut informan 2, Koordinator SIMPUS
sudah mengikuti pelatihan kurang lebih 2 tahun lalu yang diadakan dari Dinas
Kesehatan.
pelatihan terkait pelaksanaan SIMPUS di Puskesmas Bandar Khalipah yang
diadakan dari Dinas Kabupaten Deli Serdang untuk Koordinator SIMPUS.
Beberapa pernyataan informan5, 7, dan 10 terkait Sumber Daya Manusia
(SDM) yang ada di Puskesmas Bandar Khalipahini dapat disimpulkan bahwa
SDM di Puskesmas Bandar Khalipah ini sudah mencukupi namun berbeda hal
dengan hasil wawancara dengan informan 9 yang menurutnya SDM di puskesmas
pembantunya masih kurang.
Universitas Sumatera Utara
tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) sudah mencukupi dalam pelaksanaan
SIMPUS di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah ini, namun informan dari
pustu kolam menyatakan bahwa SDM dipustu tersebut tidak cukup karena
banyaknya laporan yang harus dikerjakan.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang pusat
kesehatan masyarakat menyatakan bahwa puskesmas dipimpin oleh seorang
kepala puskesmas. kepala puskesmas bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di
puskesmas. Koordinator adalah petugas yang dipilih langsung oleh kepala
puskesmas serta penanggung jawab program di puskesmas sebagai anggotanya.
Kepala Puskesmas Bandar Khalipah memilih satu orang petugas untuk menjabat
sebagai koordinator SIMPUS di puskesmas ini karena dianggap mampu dan
bertanggung jawab.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa seluruh informan bermacam-macam,
dari segi usia yaitu kepala puskesmas 42 tahun, yang berkedudukan sebagai
koordinator SIMPUS 40 tahun, penanggung jawab program di Puskesmas Bandar
Khalipah rata rata berusia 33-57tahun, bidan desa 40 tahun, petugas puskesmas
pembantu rata rata berusia 36-57 tahun, koordinator SIMPUS di Dinas Kesehatan
Kabupaten Deli Serdang berusia 57 tahun, dan sehingga bisa dirata-ratakan
seluruh petugas yang terkait dalam pengolah laporan SIMPUS di wilayah kerja
Puskesmas Bandar Khalipah berada pada usia 30-50 tahun, produktifitas yang
masih tinggi yang membuat seseorang itu memiliki pengaruh yang kuat terhadap
tingkat pengetahuan atau wawasan.
Universitas Sumatera Utara
berhubungan erat dengan kesiapan atau pengetahuan SDM (Sumber Daya
Manusia) serta keterkaitan atau keikutseraan (partisipasi) dalam setiap
pelaksanaan kegiatan di puskesmas. Keberhasilan pelaksanaan SIMPUS sangat
ditentukan oleh faktor manusia yang melaksanakan prosedur sistem informasi.
Pengetahuan dan keterampilan merupakan hal mendasar yang harus dimiliki oleh
petugas dalam melaksanakan kegiatan sistem informasi kesehatan. Untuk itu
sudah seharusnya puskesmas perlu dibekali dengan sumber daya manusia yang
kompeten dan handal, agar dapat melaksanakan kegiatan pencatatan dan
pelaporan secara efektif dan efisien.
Menurut Werther & Davis (1996) yang dikutip oleh Sutrisno (2015)
menyatakan bahwa sumber daya manusia adalah pegawai yang siap, mampu, dan
siaga dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Dengan begitu adapun yang
dikatakan sebagai sumber daya manusia dalam organisasi puskesmas yaitu orang-
orang yang mengabdikan diri dalam bidang tertentu di wilayah kerja puskesmas
serta harus mempunyai wewenang untuk melakukan upaya jenis tertentu dalam
bidang yang digelutinya dalam penyelenggaraan program di puskesmas.
Sumber daya manusia merupakan faktor masukan (input) terpenting dalam
mencapai keberhasilan. Seperti halnya puskesmas sebagai organisasi pelayanan
kesehatan memiliki tanggung jawab penuh dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di kecamatan. Termasuk melaksanakan kegiatan pencatatan dan
pelaporan tepadu yang merupakan produk informasi manajemen puskesmas.
Dengan peran begitu besar perlu didukung oleh sumber daya manusia yang cukup
Universitas Sumatera Utara
baik jumlah maupun kualitas. Faktor individual merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja, faktor individual itu sendiri terdiri dari kemampuan dan
keahlian, latar belakang pendidikan, pengetahuan, lama bekerja serta usia dan
jenis kelamin.
Tingkat pendidikan informan juga akan mempengaruhi pengetahuan dan keahlian
informan, dimana dengan tingkat pendidikan ini dapat mempengaruhi kemampuan
berpikir dan skill dalam proses SIMPUS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jenjang pendidikan informan yang terlibat dalam pengolahan SIMPUS di
Puskesmas Bandar Khalipah rata-rata tamatan dari D3 Kebidanan.
Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa petugas di puskesmas khususnya
koordinator SIMPUS sudah pernah mengikuti pelatihan SIMPUS. Menurut
Handoko (2005) pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang
menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir, selanjutnya pelatihan
pengembangan didefinisikan sebagai praktek jalan manusia yang fokus adalah
mengidentifikasi, menilai dan melalui pembelajaran yang direncanakan membantu
pengembangan kompetensi kunci yang memungkinkan orang untuk melakukan
pekerjaan saat ini atau masa depan. Definisi tersebut menggambarkan bahwa
pelatihan merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengembangkan sumber
daya manusia melalui rangkaian kegiatan identifikasi, pengkajian serta proses
belajar yang terencana. Hal ini dilakukan melalui upaya untuk membantu
mengembangkan kemampuan yang diperlukan agar dapat melaksanakan tugas,
Universitas Sumatera Utara
37
baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Ini berarti bahwa pelatihan dapat
dijadikan sebagai sarana yang berfungsi untuk memperbaiki masalah kinerja
organisasi, seperti efektivitas, efesiensi dan produktivitas.
Sarana prasarana. Ketersediaan sarana dan prasarana dalam SIMPUS ini
adalah fasilitas yang dipakai langsung atau alat untuk mencapai tujuan seperti
adanya formulir pencatatan pelaporan dan komputer untuk pengelolaan SIMPUS.
Formulir pencatatan pelaporan. Tersedianya formulir yang digunakan
dalam hal mencatat dan melaporkan seluruh hasil kegiatan yang dilakukan di
dalam dan di luar gedung puskesmas. Hasil wawancara dari informan 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, dan 10 dapat disimpulkan bahwa sudah adanya disediakan formulir
pencatatan pelaporan dari pihak dinas kesehatan.
Berdasarkan pernyataan informan diatas menunjukkan bahwa untuk
ketersediaan formulir pencatatan dan pelaporan sudah tersedia di Puskesmas
Bandar Khalipah namun jika formulir tersebut kurang, setiap pemegang program
harus memfotokopi nya sendiri jika yang bertugas di Puskesmas Bandar
Khalipah, mereka bisa bon di puskesmas tersebut karena ada mesin fotokopinya,
tetapi beda hal nya dengan petugas pustu, mereka harus memfotokopinya dengan
uang masing-masing.
Bandar Khalipah dan beberapa pernyataan terkait formulir pencatatan pelaporan
apakah sudah dalam bentuk aplikasi atau softcopy ataukah masih dalam bentuk
hardcopy, menurut informan 1, 2, dan 11 dapat disimpulkan bahwa kepemilikan
komputer tersebut adalah milik puskesmas itu sendiri dan terkait pencatatan
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pernyataan informan diatas disimpulkan bahwa kepemilikan
komputer untuk SIMPUS adalah milik puskesmas dan pelaksanaan kegiatan
SIMPUS ini dilakukan masih secara manual. SIMPUS online masih belum
berjalan maksimal dikarenakan data data online tidak lengkap sebab itu pelaporan
ke Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang masih dalam bentuk hardcopy.
Berdasarkan hasil penelitian, untuk ketersediaan formulir SIMPUS di
Puskesmas Bandar Khalipah sudah ada tersedia dan sudah sesuai dengan format
yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, dan sudah ada diberikan
softcopy file dari pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang namun
SIMPUS yang dilaporkan masih manual ke Dinas Kesehatan Kabupaten Deli
Serdang dikarenakan data data online masih tidak lengkap.
Adanya softcopy file atau aplikasi dalam pelaksanaan SIMPUS, akan
memberikan kemudahan bagi para penggunanya untuk menghasilkan informasi
yang dapat dipercaya, tepat waktu, dan sangat dipahami sehingga membantu
pengambilan keputusan serta dapat meningkatakan efektifitas kerja karyawan
dalam mencatat semua kegiatan-kegiatan operasional organisasi.
Sesuai dengan SK Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat
Nomor 590/BM/DJ/INFO/1996, sangat jelas dinyatakan petunjuk teknis
pencatatan pelaporan dimanfaatkan sebagai acuan dan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan pengolahan, penyajian dan interpretasi data pencatatan
pelaporan baik di puskesmas maupun di dinas kesehatan kabupaten/kota, sehingga
diperoleh informasi yang dijadikan bahan dalam penentuan prioritas masalah,
Universitas Sumatera Utara
39
upaya pemecahan masalah serta tindak lanjut dalam menunjang tugas pokok serta
fungsi dan tugas tanggung jawab (Depkes RI, 1997).
Formulir pencatatan dan pelaporan ada dan tersedia di Puskemas Bandar
Khalipah, yaitu formulir pencatatan SIMPUS terdiri dari :
1. Rekam Kesehatan Keluarga (RKK) atau yang disebut “family folder”
2. Kartu Tanda Pengenal (KTP)
3. Kartu rawat jalan
4. Kartu rawat inap
5. Kartu penderita kusta
7. Kartu penderita TB Paru
8. Kartu Indeks Penyakit Khusus TB Paru
9. Kartu ibu
10. Kartu anak
11. Kartu balita
16. Kartu rumah
17. Register adalah formulir untuk mencatat/merekap data kegiatan didalam dan
diluar gedung puskesmas yang telah dicatat di kartu kartu dan catatan lainnya.
Keseluruhan pembahasan Input (SDM) di Puskesmas Bandar Khalipah
Universitas Sumatera Utara
petugas sudah mengetahui tentang SIMPUS, dan sudah adanya pelatihan SIMPUS
terkait tentang pengolahan dan penginputan data bagi Koordinator SIMPUS.
Saran dan prasarana berupa formulir pencatatan pelaporan dan komputer dalam
pelaksanaan SIMPUS, dalam hal ketersediaan formulir sudah tersedia dan format
formulirnya sudah sesuai ataupun sudah sama dengan yang ada di Dinas
Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, untuk data dalam mengolah laporan
diperoleh dari masing-masing kegiatan yang telah dilakukan baik dari dalam
puskesmas maupun dari luar gedung puskesmas, sedangkan untuk kepemilikan
kompter yang digunakan untuk SIMPUS adalah milik puskesmas itu sendiri dan
sudah ada diberikannya softcopy file namun dalam pengolahan SIMPUS tersebut
masih manual.
Proses (Process)
Pencatatan. Merupakan proses mencatat kegiatan pokok puskesmas yang
dilakukan di dalam gedung dan di luar gedung. Proses pencatatan data merupakan
rangkaian kegiatan dalam menunjang ketersediaan data dan informasi.
Berdasarkan hasil wawancara informan 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10
menunjukkan bahwa proses pencatatan data data pelaporan didapatkan dari level
terbawah yaitu dari bidan desa, petugas pustu dan hasil pemantauan langsung di
lapangan yang dilaksanakan dari tiap tiap unit program. Data yang didapat dari
seluruh kegiatan yang dilakukan di dalam dan di luar gedung puskesmas,
kemudian bidan desa mencatatnya kedalam buku register terlebih kemudian
menyalinnya kedalam formulir pencatatan yang sudah diberikan dari tiap-tiap
program yang terkait untuk dilaporkan ke setiap penanggung jawab program.
Universitas Sumatera Utara
Ketentuan waktu pengumpulan laporan ke penanggung jawab dilaporkan setiap
tanggal 28. Setelah data terkumpul dari level terbawah barulah penanggung jawab
program mengisinya ke formulir yang sudah diberikan koordinator SIMPUS yang
terkait dengan laporan SIMPUS.
Ada beberapa kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan pencatatan data
data pelaporan yang di hadapi informan3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. Berdasarkan
hasil wawancara dengan para penanggung jawab program, bidan desa dan petugas
puskesmas pembantu menunjukkan ada beberapa kendala dalam pelaksanaan
proses pencatatan seperti kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya
membawa identitas dirinya, sehingga menyusahkan bidan desa dalam melakukan
pencatatan, dan masalah biaya juga salah satu masalah bagi pustu jika formulir
pencatatan habis harus memfotokopi sendiri pakai uang sendiri, serta masyarakat
yang susah mengumpulkannya jika bidan desa membutuhkan laporan dilapangan
mereka berharap sebuah imbalan, ini menjadi penyebab keterlambatan dalam
pengumpulan pelaporan ke para penanggung jawab program yang terkait.
Hasil wawancara dengan koordinator SIMPUS informan 2 tentang proses
pencatatan di Puskesmas Bandar Khalipah ini pencatatan puskesmas didapatkan
dari bidan desa kemudian direkap oleh para penanggung jawab program masing-
masing. Kemudian direkap langsung di formulir yang sudah disediakan dari
puskesmas.
bulanan SIMPUS didapatkan dari para program yang melakukan kegiatan dari
tiap tiap unit yang ada di puskesmas, semua yang dicatat kemudian dijadikan
Universitas Sumatera Utara
Pelaporan. Setelah data data terkumpul ke para penanggung jawab
program masing masing, selanjutnya penanggung jawab program merekap
datanya dan mengisinya ke formulir terkait pelaporan SIMPUS kemudian
dilaporkan ke Koordinator SIMPUS.
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari informan 3, 4, 5, 6, 7, 8,
dan 9 menunjukkan bahwa data laporan bulanan di dapatkan setiap bulannya dari
bidan desa, puskesmas pembantu dan masing masing penanggung jawab program
menerima laporannya dan merekap laporan tersebut, dan setelah selesai direkap
masing masing penanggung jawab program memberikan laporannya atau
menyetor laporannya ke koordinator SIMPUS yang mana target waktu yang di
berikan kepada para penanggung jawab program sebelum tanggal 5 sudah harus
memberikan laporannya. Akan tetapi kenyataannya tidak sesuai dengan yang
diharapkan, karena masih belum lengkapnya data data yang dilaporkan dan ada
juga data yang tidak real, sehingga menjadi penghambat dalam pengisian laporan
yang akan diserahkan ke Koordinator SIMPUS selain itu masih adanya kendala
dari keterlambatan pengumpulan laporan dari bidan desa dan pustu mengirimkan
laporannya ke masing masing penanggung jawab program kegiatan, sehingga dari
masing-masing penanggung jawab program kegiatan juga terlambat memberikan
laporannya ke koordinator SIMPUS.
kedalam formulir pencatatan pelaporan, kemudian koordinator SIMPUS
melaporkan hasil laporan SIMPUS ke penanggung jawab pelaksana SIMPUS
Universitas Sumatera Utara
(kepala puskesmas) hasil wawancara dengan koordinator SIMPUS informan 2 di
Puskesmas Bandar Khalipah ini, sebelum dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Deli Serdang, kepala puskemas harus memberikan tanda tangannya terlebih
dahulu.
akan diserahkan terlebih dahulu kepada kepala puskesmas untuk mendapatkan
persetujuan dan tandangannya.
kepala puskesmas barulah koordinator SIMPUS yang sekaligus sebagai petugas
SP2TP mengirim laporan bulanan (LB1, LB3, dan LB4) yang dilakukan setiap
bulannya dan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dikirim ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Deli Serdang.
yang rutin pihak Puskesmas Bandar Khalipah laporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Deli Serdang adalah LB1, LB3 dan LB4, sedangkan LB2 selalu beda
pelaporannya ke Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang hal ini karena
penanggung jawab obat-obatan langsung yang melaporkannya ke dinas kesehatan
di bagian GFK.
Serdang menunjukkan bahwa dalam hal pelaporan hasil laporan bulanan SIMPUS
yang melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang adalah koordinator
SIMPUS itu sendiri mungkin yang menjadi kendala dalam pelaporan ke Dinas
Universitas Sumatera Utara
Kesehatan Kabupaten Deli Serdang yaitu banyaknya kegiatan yang ada di
Puskesmas Bandar Khalipah tersebut.
Puskesmas Bandar Khalipah telah melakukan pencatatan kegiatan yang
dilaksanakan di dalam dan luar gedung puskesmas dalam hal ini didalam gedung
yaitu kegiatan seperti KIA, KB, gizi, poli gigi dan laboratorium, sedangkan luar
gedung yaitu kegiatan dari pustu dan bidan desa yang mana dalam hal ini laporan
dari puskesmas pembantu yang disampaikan ke pelaksana kegiatan di puskesmas.
Kemudian pelaksana kegiatan merekapitulasi data yang dicatat baik didalam
gedung maupun diluar gedung.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang pusat
kesehatan masyarakat menyatakan bahwa pencatatan dalam SIMPUS meliputi
pencatatan kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan di dalam dan di luar gedung
puskesmas, rawat inap, dan pustu. Masing-masing kegiatan dalam tahap
pencatatan sebagai berikut:
1. Mencatat kegiatan didalam gedung puskesmas menggunakan RKK termasuk
kartu status, KTP, register kunjungan, kartu KB dan register nomor indeks.
2. Mencatat kegiatan di luar gedung puskesmas.
3. Merekap data kegiatan di dalam dan di luar gedung puskesmas.
Saat ini di Puskesmas Bandar Khalipah pencatatan yang dilakukan masih
belum optimal artinya komponen input dan komponen process belum
dilaksanakan secara optimal. Input SIMPUS di Puskesmas Bandar Khalipah ini
belum sepenuhnya terpenuhi sehingga dalam pencatatan data dan pengolahan data
SIMPUS hasilnya tidak maksimal sebagaimana Keputusan Direktorat Jenderal
Universitas Sumatera Utara
penyederhanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).
Setelah dilakukan pencatatan di puskesmas maka kegiatan selanjutnya
pelaporannya. Pelaporan terpadu puskesmas menggunakan tahun kalender yaitu
bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang sama. Kegiatan
menerima dan merekapitulasi data yang dicatat didalam dan luar gedung
puskesmas kemudian dicatat hasil rekapitulasi tersebut kedalam formulir SIMPUS
serta membuat laporan SIMPUS merupakan tugas pelaksana kegiatan SIMPUS.
Kegiatan mengumpulkan laporan SIMPUS dan membuat laporan SIMPUS dari
masing-masing pelaksana kegiatan kemudian melaporkan hasil tersebut ke
penanggung jawab SIMPUS merupakan tugas koordinator SIMPUS, sedangkan
kegiatan melaporkan laporan bulanan dan tahunan dilakukan koordinator
SIMPUS bersama pelaksana kegiatan, arsip laporan SIMPUS kemudian disimpan
koordinator SIMPUS. Kegiatan merekap data dilakukan oleh penanggung jawab
program sebagai pelaksana kegiatan dan sudah sesuai dengan pedoman pencatatan
dan pelaporan (Depkes RI, 1997).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai pengiriman laporan yang
dilakukan Puskesmas Bandar Khalipah ke Dinas Kesehatan Kabupaten Deli
Serdang memang berjalan sama seperti puskesmas lainnya, yaitu diantar langsung
ke Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang oleh Koordinator SIMPUS, namun
dalam mengirimkan laporannya ke Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang
masih kurang sesuai dengan tanggal yang sudah ditentukan. Kondisi tersebut tidak
terlepas dari kurangnya koordinasi antara program di tiap-tiap ruangan,
Universitas Sumatera Utara
mengumpulkan hasil data yang direkap tersebut ke koordinator SIMPUS maka
program kegiatan itu sendiri yang akan melaporkan langsung ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Deli Serdang.
Kelengkapan data. Kelengkapan data disini dapat diartikan kelengkapan
data pencatatan baik data yang diperoleh dari dalam gedung puskesmas yaitu dari
kegiatan puskesmas setiap harinya, maupun data yang diperoleh dari luar gedung
puskesmas baik itu dari pustu dan posyandu yang setiap bulannya memberikan
laporannya ke puskesmas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Berdasarkan pernyataan informan 2, dan 11 menunjukkan bahwa
kelengkapan data laporan bulanan SIMPUS sudah lengkap yang diberikan dari
pihak Puskesmas Bandar Khalipah dengan pengecekan langsung yang dilakukan
pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang.
Ketepatan waktu. Ketepatan waktu pelaporan disini dapat diartikan
ketepatan waktu pelaporan laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang.
Ketepatan waktu dalam pengiriman laporan SIMPUS yaitu mulai dari jenjang
administrasi yang terbawah sampai ke Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang,
tidak semua jenjang administrasi (pustu ke puskesmas dan puskesmas ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Deli Serdang) tepat waktu sesuai dengan pedoman
pencatatan pelaporan.
Universitas Sumatera Utara
laporan SIMPUS untuk Puskesmas Bandar Khalipah dalam hal pelaporannya ke
Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang belum bisa dikatakan tepat waktu,
kendala dari keterlambatan pelaporan data SIMPUS tersebut adalah kurangnya
koordinasi antara penanggung jawab masing-masing program dengan koordinator
SIMPUS, dan keterlambatan pelaporan data yang dikumpulkan dari pustu dengan
batas waktu yang sudah ditentukan. Seharusnya data yang diterima dari pustu
paling lama tanggal 28 dan setelah itu direkapitulasi oleh pelaksana kegiatan
masing-masing program kemudian laporan datanya dikumpulkan ke koordinator
SIMPUS yang akan dikirimkan tanggal 5 untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Deli Serdangdan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Tersedianya data dari berbagai jenis kegiatan secara lengkap untuk
kemudian direkap dan dientri kedalam formulir SIMPUS, yaitu formulir
pencatatan yang terdiri dari kartu dan register, sedangkan formulir pelaporan
terdiri dari formulir LB1, LB2, LB3, LB4, LB1S, LB2S, LT1, LT2, LT3. Dalam
penelitian ini dibatasi hanya fokus pada LB1, LB3, dan LB4.
Menurut Depkes RI (1997) formulir laporan dari puskesmas ke dinas
kesehatan adalah laporan bulanan berupa LB1 yaitu laporan bulanan penyakit,
LB2 berupa Laporan Bulanan Pemakaian dan Lembar Pemakaian Obat (LPLPO),
LB3 berupa laporan bulanan Gizi, KIA, imunisasi, dan pengamatan penyakit
menular dan LB4 berupa berisi laporan hasil kegiatan puskesmas.
Ketepatan waktu pelaporan adalah penyampaian atau penerimaan menjadi
faktor penting dalam arus laporan atas dasar pertimbangan laporan diperlukan
untuk bahan pengambilan kebijaksanaan pada saat tertentu atau secara berkala.
Universitas Sumatera Utara
mekanisme pengambilan keputusan (Sutabri, 2012).
Ketepatan waktu dalam pengiriman laporan SIMPUS mulai dari jenjang
administrasi yang terbawah sampai ke dinas kesehatan kabupaten sangatlah
penting. Informasi merupakan dasar dalam pengambilan keputusan, jika
pengambilan keputusan tersebut terlambat, maka akan berdampak pada organisasi
selaku pengguna sistem informasi tersebut. Oleh karena itu maka sebaiknya
informasi yang dihasilkan harus tepat waktu (Sutabri, 2012).
Ketepatan waktu pelaporan disini dapat diartikan ketepatan waktu
pelaporan laporan bulanan Puskesmas Bandar Khalipah ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Deli Serdang, sesuai tanggal pelaporan yang harusnya dikumpul tiap
bulan yaitu pada tanggal 5 dibulan berjalan dan paling lambat laporan itu
dikumpulkan pada tanggal 10 bulan berikutnya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Deli
Serdang diperoleh informasi bahwa untuk Puskesmas Bandar Khalipah sudah
hampir tepat waktu dalam pengiriman laporan bulanannya ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Deli Serdang, namun dalam hal kelengkapan data sudah lengkapdan
sesuai dengan format laporan dari pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Deli
Serdang. Dari kesimpulan yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menggunakan
triangulasi sumber untuk mendapatkan informasi yang tepat, lengkap dan
dipercaya. Salah satunya dengan melakukan wawancara yang mendalam dengan
koordinator SIMPUS di Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dan
membandingkan dengan informasi yang diperoleh saat peneliti mewawancarai
Universitas Sumatera Utara
Keterbatasan Penelitian
penelitian terkait dengan :
karena masing-masing informan memiliki kegiatan.
2. Wawancara dilakukan pada saat jam kerja sehingga peneliti tidak mempunyai
banyak waktu untuk melaksanakan wawancara secara lebih mendalam untuk
mendapatkan informasi yang lebih banyak.
3. Peneliti terbatas dalam mengatur waktu antara informan dan peneliti sehingga
hambatan ini memengaruhi kelancaran penelitian.
Universitas Sumatera Utara
informasi manajemen puskesmas di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019 dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Masukan (Input) dalam pelaksanaan SIMPUS di wilayah kerja Puskesmas
Bandar Khalipah diketahui:
a. Sumber daya manusia (SDM), hampir semua SDM sudah mengetahui apa
itu tentang SIMPUS, dan sudah adanya pelatihan khusus kepada
koordinator SIMPUS dalam hal pengelolaan data SIMPUS namun
SIMPUS online belum berjalan, kemudian masih kurangnya SDM di
puskesmas pembantu nya terkait dengan pencatatan yang semakin banyak
b. Untuk ketersediaan formulir sudah tersediahanya saja para pelaksana yang
terkait pelaksanaan SIMPUS harus memperbanyak formulirnya sendiri.
Dan untuk kepemilikan komputer yang digunakan untuk SIMPUS adalah
milik puskesmas itu sendiri.
Khalipah diketahui bahwa:
a. Untuk proses pencatatan data data SIMPUS di Puskesmas Bandar
Khalipah yaitu pencatatan dilakukan oleh bidan desa dan puskesmas
pembantu kemudian hasil pencatatan dikumpulkan dan dilaporkan
kepenanggung jawab program masing-masing, setelah data pelaporan
Universitas Sumatera Utara
perekap lagi dengan cara manual artinya dalam pencatatan dan perekapan
masih tulis tangan. Masih adanya masalah keterlambatan dalam hal
pengumpulan data-data pelaporan kepenanggung jawab program yang
terkait.
b. Untuk proses pelaporan data data SIMPUS di Puskesmas Bandar
Khalipah, para penanggung jawab program selanjutnya memberikan
laporannya kepada Koordinator SIMPUS, akan tetapi karena adanya
keterlambatan dalam pengumpulan data ke para penanggung jawab
program menyebabkan keterlambata dalam pelaporan ke koordinator
SIMPUS dikarenakan data pelaporan belum direkap oleh para
penanggung jawab program, belum lagi ada data yang tidak terisi lengkap
sehingga menyebabkan keterlambatan dalam pelaporannya ke koordinator
SIMPUS.
dilihat dari aspek kelengkapan data dan ketepatan waktu dalam pelaporanya
ke Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan penelitian
diperoleh informasi bahwa Puskesmas Bandar Khalipah dalam hal
kelengkapan data sudah lengkap dan untuk ketepatan waktu masih pernah
terlambat dalam pengiriman laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Deli
Serdang.
a. Harus diaktifkannya SIMPUS online sehingga masyarakat bisa dengan
mudah mengakses dan mempermudah sistem pencatatan pelaporan baik
dari puskesmas ke dinas kesehatan maupun dari dinas kesehatan ke
puskesmas.
SIMPUS tersebut bisa selalu lengkap dan tepat waktu sesuai dengan
peraturan pusat.
a. Kepala puskesmas sebagai penanggung jawab dalam pelaksanaan
SIMPUS agar lebih mengupayakan fungsi manajemen, salah satunya
berupa fungsi pengawasan kepada pemegang para program untuk lebih
disiplin dan tepat waktu dalam mengumpulkan data, karena proses
pengumpulan data yang terlambat akan menyebabkan proses pengolahan
data juga terlambat dan pada akhirnya informasi yang dihasilkan juga
terlambat.
seharusnya ada koordinasi yang baik atau kerjasama tim antara petugas
pelaksana program kegiatan dengan koordinator SIMPUS.
c. Perlunya menyusun anggaran dana untuk membantu kegiatan di
Universitas Sumatera Utara
mengutamakan kedisiplinan dalam mengumpulkan dan kelengkapan data
laporan kepada petugas SIMPUS di puskesmas Bandar Khalipah sehingga
dapat laporan tersebut dapat dikelola dengan baik serta informasi yang
dihasilkan lengkap dan tepat waktu.
Universitas Sumatera Utara
Binarupa Aksara.
Medika.
Erlina. (2011). Metodologi penelitian. Medan: USU Press.
Handoko. (2005). Manajemen . Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Hamidi. (2010). Metode penelitian dan teori komunikasi: pendekatan praktis
penulisan proposal dan laporan penelitian. Jakarta: UMM Press.
Herawati, A., & Adi, P. (2016). Rancang bangun sistem informasi pencatatan dan
pelaporan terpadu puskesmas. Journal Kesehatan Indonesia, 10(1), 39-47.
Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat No.
590/BM/DJ/INFO/V/96 Tahun 2014 tentang Penyederhanaan Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).
Peraturan Pemerintah RI No. 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 28 Tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 31 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi
Puskesmas.
Sabarguna, B. S. (2008). Analisis data pada penelitian kualitatif. Jakarta: UI
Press.
Shofwan, I., Witcahyo, E., & Herawati, Y. T. (2018). Analisis kesiapan pengguna
dan pengaruhnya terhadap penerimaan SIK lumajang sebagai sistem
informasi manajemen puskesmas. Jurnal kedokteran dan kesehatan, 14(1),
83-97.
55
Siagian, S. P. (2000). Sistem informasi manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sinulingga, S. (2011). Metode penelitian. Medan: USU Press.
Sulaeman, E, S. (2011). Manajemen kesehatan (Edisi Ke-2). Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Sutanta, E. (2003). Sistem informasi manajemen. Yogyakarta: Graha ilmu.
Sutrisno, E. (2015). Manajemen sumber daya manusia. Surabaya: Kharisma Putra
Utama.
Syafrudin. (2015). Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Universitas Sumatera Utara
Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2019
1. Kepala Puskesmas
A. Identitas Informan
1. Sudah berapa lama bapak menjabat sebagai Kepala Puskesmas di
Puskesmas Bandar Khalipah ini?
Puskesmas ini?
SIMPUS ini?
bapak lakukan dalam pelaksanaan SIMPUS ini?
b. Menurut bapak kebijakan seperti apa yang dilakukan dalam
pelaksanaan SIMPUS di Puskesmas Bandar Khalipah? Apakah
kebijakan tersebut telah dilaksanakan dengan efektif, jika belum
bagaimana upaya bapak agar kebijakan tersebut mencapai
keberhasilan?
4. Apakah di Puskesmas Bandar Khalipah ini ada di berikan Softcopy
atau aplikasi SIMPUS dari Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang?
kalau ada kenapa tidak digunakan, dan jika tidak ada mengapa?
5. Apakah ada hambatan dalam ketersediaan sarana prasarana, SDM,
waktu, dana, transportasi dan pengiriman laporan?
a. Apakah ada hambatan dalam pelaporan LB1, LB3 dan LB4 dari
koordinator SIMPUS ke bapak?
A. Identitas Informan
1. Sudah berapa lama ibu bertugas sebagai Koordinator SIMPUS di
Puskesmas Bandar Khalipah ini?
57
2. Apakah ibu pernah mengikuti pelatihan SIMPUS? jika iya kapan dan
jika belum mengapa?
3. Apakah di Puskesmas Bandar Khalipah ini ada di berikan Softcopy
atau aplikasi SIMPUS dari Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang?
kalau ada kenapa tidak digunakan, dan jika tidak ada mengapa?
4. Menurut ibu bagaimana proses pencatatan sebelum dikumpulkan ke
ibu?
5. Bagaimana pengumpulan data data dari pelaksana program kepada ibu
selaku koordinator SIMPUS di Puskesmas Bandar Khalipah? Apa
yang ibu lakukan bila pengumpulan data data dari pelaksana program
tidak tepat waktu?
a. Apakah data data dari pelaksana ibu terima tepat waktu dan
lengkap?iya tepat waktu, kalau tidak tidak tepat waktu mengapa?
jika terlambat adakah ibu jemput atau ibu minta diantar?
b. Apakah ada ibu menganalisa kevalidan data dan adakah ibu
melaporkan laporannya kepada Kepala Puskesmas? Serta data apa
saja yang ibu laporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Deli
Serdang?
data ke ibu? kalau ada kapan, kalau tidak ada mengapa?
d. Bagaimana ibu menginput data ke format pelaporan? Apakah
form yang ibu isi di lembar pelaporan itu datanya ada atau tidak
ada? iya ada, kalau tidak ada mengapa?
6. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan
kegiatan ini? Apakah ada format pencatatan dan pelaporan untuk
pelaksanaan SIMPUS?
Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang? Siapakah yang bertugas
mengirimkan laporan bulanan ini?
a. Baik dari pencatatan, pengumpulan data, pengolahan dan
penginputan laporan?
3. Penanggung Jawab KIA/KB
1. Menurut ibu apakah SDM dalam pelaksanaan SIMPUS ini sudah
cukup?
2. Menurut ibu apakah SIMPUS itu, siapakah yang bertanggung jawab
untuk data laporan program SIMPUS di wilayah kerja Puskesmas
Universitas Sumatera Utara
SIMPUS?
4. Bagaimana pengumpulan data data pelaporan dari bidang KIA/KB dari
level bawah ke ibu selaku penanggung jawab KIA/KB sampai ke
puskesmas?
b. Apakah ada ketentuan waktu pengumpulan data dari level
terbawah ke ibu?
5. Bagaimana pelaporan data yang ibu lakukan ke Koordinator SIMPUS?
a. Kapankan ibu mengantarkannya ke koordinator SIMPUS? apakah
ada kendala?
SIMPUS? kalau ada kapan, kalau tidak ada mengapa?
6. Apakah ada hambatan dalam pelaksanaannya? kalau ada kenapa, dan
kalau tidak ada mengapa?
a. Apakah ada hambatan dalam pengumpulan data dari level bawah
ke ibu?
1. Menurut ibu apakah SDM dalam pelaksanaan SIMPUS ini sudah
cukup?
2. Menurut ibu apakah SIMPUS itu, siapakah yang bertanggung jawab
untuk data laporan program SIMPUS di wilayah kerja Puskesmas
Bandar Khalipah?
SIMPUS?
4. Bagaimana pengumpulan data data pelaporan dari bidang Gizi dari
level bawah ke ibu selaku penanggung jawab Gizi sampai ke
puskesmas?
b. Apakah ada ketentuan waktu pengumpulan data dari level
terbawah ke ibu?
5. Bagaimana pelaporan data yang ibu lakukan ke Koordinator SIMPUS?
a. Kapankan ibu mengantarkannya ke koordinator SIMPUS? apakah
ada kendala?
SIMPUS? kalau ada kapan, kalau tidak ada mengapa?
6. Apakah ada hambatan dalam pelaksanaannya? kalau ada kenapa, dan
Universitas Sumatera Utara
a. Apakah ada hambatan dalam pengumpulan data dari level bawah
ke ibu?
A. Identitas Informan
1. Menurut ibu apakah SDM dalam pelaksanaan SIMPUS ini sudah
cukup?
2. Menurut ibu apakah SIMPUS itu, siapakah yang bertanggung jawab
untuk data laporan program SIMPUS di wilayah kerja Puskesmas
Bandar Khalipah?
SIMPUS?
4. Bagaimana pengumpulan data data pelaporan dari bidang promkes
dari level bawah ke ibu selaku penanggung jawab promkes sampai ke
puskesmas?
b. Apakah ada ketentuan waktu pengumpulan data dari level
terbawah ke ibu?
SIMPUS?
ada kendala?
SIMPUS? kalau ada kapan, kalau tidak ada mengapa?
6. Apakah ada hambatan dalam pelaksanaannya? kalau ada kenapa, dan
kalau tidak ada mengapa?
a. Apakah ada hambatan dalam pengumpulan data dari level bawah
ke ibu?
A. Identitas Informan
1. Menurut ibu apakah SDM dalam pelaksanaan SIMPUS ini sudah
cukup?
2. Menurut ibu apakah SIMPUS itu, siapakah yang bertanggung jawab
untuk data laporan program SIMPUS di wilayah kerja Puskesmas
Bandar Khalipah?
SIMPUS?
4. Bagaimana pengumpulan data data pelaporan dari bidang kesling dari
level bawah ke ibu selaku penanggung jawab kesling sampai ke
puskesmas?
b. Apakah ada ketentuan waktu pengumpulan data dari level
terbawah ke ibu?
SIMPUS?
ada kendala?
SIMPUS? kalau ada kapan, kalau tidak ada mengapa?
6. Apakah ada hambatan dalam pelaksanaannya? kalau ada kenapa, dan
kalau tidak ada mengapa?
a. Apakah ada hambatan dalam pengumpulan data dari level bawah
ke ibu?
Menular
1. Menurut ibu apakah SDM dalam pelaksanaan SIMPUS ini sudah
cukup?
2. Menurut ibu apakah SIMPUS itu, siapakah yang bertanggung jawab
untuk data laporan program SIMPUS di wilayah kerja Puskesmas
Bandar Khalipah?
SIMPUS?
4. Bagaimana pengumpulan data data pelaporan dari bidang P2M dari
level bawah ke ibu selaku penanggung jawab P2M sampai ke
puskesmas?
b. Apakah ada ketentuan waktu pengumpulan data dari level
terbawah ke ibu?
SIMPUS?
ada kendala?
SIMPUS? kalau ada kapan, kalau tidak ada mengapa?
6. Apakah ada hambatan dalam pelaksanaannya? kalau ada kenapa, dan
kalau tidak ada mengapa?
a. Apakah ada hambatan dalam pengumpulan data dari level bawah
ke ibu?
A. Identitas Informan
1. Menurut ibu apakah SDM dalam pelaksanaan SIMPUS ini sudah
cukup?
2. Menurut ibu apakah SIMPUS itu, siapakah yang bertanggung jawab
untuk data laporan program SIMPUS di wilayah kerja Puskesmas
Bandar Khalipah?
3. Bagaimana proses pencatatan data yang ibu lakukan untuk setiap
kegiatan?
bidang bidang terkait dan ke puskesmas?
c. Apakah dalam pencatatan data yang dicatat sesuai dengan yang
dilaporkan?
4. Bagaimana proses pengumpulan data atau pelaporan data yang ibu
lakukan untuk setiap kegiatan ke bidang yang terkait? apakah ada
kendala dalam pelaporannya?
5. Bagaimana proses pelaporan data yang ibu lakukan ke Koordinator
SIMPUS?
ada kendala?
SIMPUS? kalau ada kapan, kalau tidak ada mengapa?
6. Apakah ada hambatan dalam pelaksanaannya? kalau ada kenapa, dan
kalau tidak ada mengapa?
A. Identitas Informan
1. Menurut ibu apakah SDM dalam pelaksanaan SIMPUS ini sudah
cukup?
2. Menurut ibu apakah SIMPUS itu, siapakah yang bertanggung jawab
untuk data laporan program SIMPUS di wilayah kerja Puskesmas
Bandar Khalipah?
3. Bagaimana proses pencatatan data yang ibu lakukan untuk setiap
kegiatan?
bidang bidang terkait dan ke puskesmas?
c. Apakah dalam pencatatan data yang dicatat sesuai dengan yang
dilaporkan?
4. Bagaimana proses pengumpulan data atau pelaporan data yang ibu
lakukan untuk setiap kegiatan ke bidang yang terkait? apakah ada
kendala dalam pelaporannya?
5. Bagaimana proses pelaporan data yang ibu lakukan ke Koordinator
SIMPUS?
ada kendala?
SIMPUS? kalau ada kapan, kalau tidak ada mengapa?
6. Apakah ada hambatan dalam pelaksanaannya? kalau ada kenapa, dan
kalau tidak ada mengapa?
1. Menurut ibu apakah SDM dalam pelaksanaan SIMPUS ini sudah
cukup?
2. Menurut ibu apakah SIMPUS itu, siapakah yang bertanggung jawab
untuk data laporan program SIMPUS di wilayah kerja Puskesmas
Bandar Khalipah?
3. Bagaimana proses pencatatan data yang ibu lakukan untuk setiap
kegiatan?
Universitas Sumatera Utara
c. Apakah dalam pencatatan data yang dicatat sesuai dengan yang
dilaporkan?
4. Bagaimana proses pengumpulan data atau pelaporan data yang ibu
lakukan untuk setiap kegiatan ke bidang yang terkait?
a. Apakah ada kendala dalam pelaporannya?
b. Apakah ada ketentuan waktu pengumpulan laporan kebidang
yang terkait?
5. Apakah ada hambatan dalam pelaksanaannya? kalau ada kenapa, dan
kalau tidak ada mengapa?
A. Identitas Informan
Bandar Khalipah?
Bandar Khalipah selama ini?
Bandar Khalipah selama ini?
4. Apakah data yang dikirimkan atau yang dilaporkan Puskesmas Bandar
Khalipah setiap bulannya sudah lengkap?
5. Apakah data yang dikirimkan atau yang dilaporkan Puskesmas Bandar
Khalipah setiap bulannya sudah tepat waktu?
6. Siapakah yang ibu ketahui petugas Puskesmas Bandar Khalipah yang
bertugas untuk melaporkan Laporan Bulanan SIMPUS ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Deli Serdang?
yang ada di Dinkes Kabupaten Deli Serdang?
8. Pernahkah pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang
berkunjung ke Puskesmas Bandar Khalipah?
9. Setiap tanggal berapa laporan bulanan SIMPUS yang dilaporkan
puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang yang ibu
ketahui? Dan apa yang ibu lakukan jika pihak puskesmas belum juga
mengirimkan laporan bulanan terkait SIMPUS?
10. Menurut ibu apakah ada sanksi yang diberikan pihak Dinas Kesehatan
Kabupaten Deli Serdang terhadap Puskesmas yang terlambat dalam
pengiriman laporan?
Matriks 1 : Pendapat informan tentang Sumber Daya Manusia (SDM)
dalam pelaksanaan SIMPUS
Informan Pernyataan
3 Saya rasa sudah cukup lah ya dek dan udah banyak petugas nya
disini dek, apalagi kan disetiap desa juga sudah ada bidan desanya
yang ditugaskan dari Puskesmas Bandar Khalioah ini.
4 Cukuplah dek saya rasa, kami ada 7 desa di wilayah Puskesmas
Bandar Khalipah ini, jadi setiap desa ada 3 bidan desa nya, jadi
saya rasa cukuplah.
5 Menurut saya SDM nya sudah cukuplah dipuskesmas ini dan untuk
SDM dalam pelaksanaan SIMPUS nya pun juga saya rasa sudah
cukup dek.
6 Menurut saya SDM nya sudah cukuplah dek, bidan desa kami ada 3
setiap desanya, jadi rasa saya sudah cukuplah dek SDM nya untuk
pelaksanaan SP2TP ini.
7 Kalau menurut saya SDM nya sudah cukupla, maksimal lah untuk
puskesmas ini dek.
8 SDM nya saya rasa udah cukup, kami disini 4 orang, kerjanya
saling merangkap, termasuk kapustu nya juga ikut membantu dek,
9 Kalau SDM nya kakak rasa untuk pelaksanaan Simpus ini menurut
kakakgk cukup, di Pustu ini Cuma ada 3 SDM nya, kami kerja
secara merangkap dan kapustunya juga ikut turun tangan.
Walaupun kami bertiga saling bekerja sama namun kakak rasa tetap
saja sangat banyak data data yang harus dikerjakan dan kami juga
turun kelapangan hampir setiap hari. Setelah itu kami juga harus
melaporkan hasil kegiatan kami masing masing ke puskesmas. Jadi
kakak rasa SDM disini tidak cukup dek.
10 Kalau dibilang kurang ya gimana ya, buktinya sudah berjalan
berapa tahun bisa juganya dek, lagian disinikan kita belajar dari
lapangan juga, jadi kami sudah terbiasalah sama pekerjaannya, jadi
menurut saya dicukup cukupkan ajalah.
Berdasarkan pernyataan beberapa informan diatas menunjukkan bahwa
tersedianya Sumber Daya Manusia(SDM)sudah mencukupi dalam pelaksanaan
SIMPUS di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah ini, namun informan dari
pustu kolam menyatakan bahwa SDM dipustu tersebut tidak cukup karena
banyaknya laporan yang harus dikerjakan.
Universitas Sumatera Utara
bertanggung jawab untuk data laporan program SIMPUS di
wilayah Puskesmas Bandar Khalipah
ke Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, datanya didapatkan
dari pelaksanaan kegiatan di Puskesmas. Dan yang bertanggung
jawab untuk itu Kepala Puskesmas tapi yang bertanggung jawab
untuk laporannya setahu saya sih koordinator SIMPUS. Kemudian
saya juga tiap akhir bulan melaporkan laporan saya ke BKKBN
dek, karena kami kan kerja sama sama mereka.
4 Kalau menurut saya SIMPUS itu tempat pengumpulan data data
kamiyang mencakup seluruh kegiatan yang ada di puskesmas ini
dek, kemudian dirangkap lagi sama Penanggung jawab untuk
SIMPUS lalu koordinator SIMPUS nya melaporkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten.
pelaporan puskesmas yang akan dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten pada setiap bulannya dek.