analisis padang lawas shift share

Upload: jennifer-thomas

Post on 14-Oct-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB III

ANALISIS SHIFT SHARE KABUPATEN PADANG LAWAS1)Teori Analisis Shift ShareAnalisis shiftshare dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui pergeseran serta peranan perekonomian di daerah. Model ini dipakai untuk mengamati struktur perekonomian dan pergeserannya dengan cara menekankan pada pertumbuhan sektor di daerah dibandingkan dengan sektor yang sama pada tingkat daerah yang lebih tinggi atau nasional.

Analisis ini dapat digunakan untuk menganalisa pergeseran struktur perekonomian daerah dalam hubungannya dengan peningkatan perekonomian daerah yang bertingkat lebih tinggi. Perekonomian daerah yang didominasi oleh sektor yang lamban pertumbuhannya maka perekonomian daerah tersebut akan tumbuh dibawah tingkat pertumbuhan perekonomian daerah diatasnya.

Data yang biasa dipergunakan untuk analisis shift-share adalah pendapatan per kapita (Y/P), PDRB (Y) atau tenaga kerja (E). Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data PDRB (Y) dengan tahun pengamatan pada rentang tertentu dimana dalam penelitian ini menggunakan tahun amatan 2005, 2010, dan mengestimasi Tahun 2015. Kabupaten Padang Lawas baru terbentuk tahun 2007, sehingga data yang digunakan adalah data perkiraan yang dihitung berdasarkan PDRB kabupaten induk (Tapanuli Selatan) berdasarkan proporsi jumlah penduduk kabupaten Tapanuli Selatan dengan kabupaten Padang Lawas sehingga diperoleh proporsi PDRB kabupaten Tapanulli Selatan terhadap kabupaten Padang Lawas.

Dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomi dan pergeseran struktural suatu perekonomian daerah ditentukan oleh tiga komponen :

1.Provincial share, dipakai untuk mengetahui pertumbuhan atau pergeseran struktur perekonomian suatu daerah dengan melihat nilai PDRB daerah pengamatan pada periode awal yang dipengaruhi oleh pergeseran pertumbuhan perekonomian daerah yang lebih tinggi (Nasional). Hasil perhitungan ini akan menggambarkan besarnya peranan wilayah nasional yang mempengaruhi pertumbuhan perekonomian suatu propinsi. Jika pertumbuhan propinsi sama dengan pertumbuhan nasional maka peranannya terhadap nasional tetap.

2. Proportional (Industrial-Mix) Shift (Sp), adalah pertumbuhan Nilai Tambah Bruto suatu sektor i dibandingkan total sektor di tingkat nasional.

3. Differential Shift (Sd), adalah perbedaan antara pertumbuhan ekonomi di tingkat propinsi dengan nilai tambah bruto sektor yang sama di tingkat nasional. Suatu daerah dapat saja memiliki keunggulan dibandingkan daerah lainnya karena lingkungan dapat mendorong sektor tertentu untuk tumbuh lebih cepat.

Menurut Glasson (1977), mengkaji lebih jauh bahwa kedua komponen shift (Sp dan Sd) ini memisahkan unsur-unsur pertumbuhan regional yang bersifat eksternal dan internal. Sp merupakan akibat pengaruh unsur-unsur eksternal yang bekerja secara nasional (propinsi), sedangkan Sd adalah akibat dari pengaruh faktor-faktor yang bekerja di dalam daerah yang bersangkutan (Paul Sitohang, 1977).

Apabila nilai Sd maupun Sp bernilai positif, menunjukkan bahwa sektor yang bersangkutan dalam perekonomian di daerah menempati posisi yang baik untuk daerah yang bersangkutan. Sebaliknya bilai nilainya negatif menunjukkan bahwa sektor tersebut dalam perekonomian masih memungkinkan untuk diperbaiki dengan membandingkannya terhadap struktur perekonomian propinsi (Harry W. Richardson, 1978, 202)

Untuk sektor-sektor yang memiliki proportional shift (Sp) yang positif maka sektor tersebut memiliki keunggulan dalam arti komparatif terhadap sektor yang sama di daerah lain. Dan untuk sektor-sektor yang memiliki differential shift (Sd) positif berarti bahwa sektor tersebut terkonsentrasi di daerah dan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan daerah lainnya. Apabila negatif maka tingkat pertumbuhan sektor tersebut relatif lamban.

Analisis Shift-Share adalah juga membandingkan perbedaan laju pertumbuhan berbagai sektor (komoditi) di daerah kita dengan wilayah nasional. Akan tetapi metode ini lebih tajam dibanding dengan Metode LQ. Metode LQ tidak memberi penjelasan atas faktor penyebab perubahan tersebut sedangkan Metode Shift-Share memperinci perubahan itu atas beberapa variabel penyebab (faktor). Analisis ini menggunakan metode pengisolasian berbagai faktor yang yang terkandung didalam struktur komoditi (sektor/ sub-sektor/ komoditi) sesuatu daerah didalam pertumbuhannya dari satu kurun waktu ke kurun waktu berikutnya. Hal ini meliputi penguraian faktor penyebab pertumbuhan berbagai sektor di suatu daerah tetapi dalam kaitannya dengan ekonomi nasional. Ada juga yang menamakan model analisis ini sebagai Industrial Mix Analysis, karena komposisi jenis kegiatan yang ada sangat mempengaruhi laju pertumbuhannya di wilayah tersebut. Artinya apakah jenis kegiatan yang berlokasi di wilayah tersebut termasuk kedalam kelompok jenis kegiatan yang secara nasional memang berkembang pesat dan bahwa jenis kegiatan tersebut cocok berlokasi di wilayah itu atau tidak. Analisis Shift-Share ini dapat menggunakan variabel lapangan kerja ataupun nilai tambah, akan tetapi yang terbanyak digunakan adalah variabel lapangan kerja karena datanya lebih mudah diperoleh. Apabila menggunakan nilai tambah maka sebaiknya menggunakan data harga konstan dengan tahun dasar yang sama, karena apabila tidak maka bobotnya (nilai rielnya) bisa tidak sama dan perbandingan itu menjadi tidak valid.

Pada dasarnya ada dua pendekatan yang bisa dipakai untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu daerah (Menurut Richardson):

a. G = NS + IM + RS atau G = RP + RS

Dimana :

G = Regional Economic Growth = (Yri (t+1) / Yri (t) )

Untuk mengukur pertumbuhan nilai tambah bruto daerah dari tahun ke tahun

NS = National Share = (Yn (t+1) / Yn (t) )

Untuk mengukur pertumbuhan nilai tambah bruto nasional dari tahun ke tahun

IM = Industrial Mix = { (Yni (t+1) / Yni (t) ) - (Yn (t+1) / Yn (t) ) }

Untuk mengukur pertumbuhan nilai tambah bruto nasional sektor i dibandingkan total sektornya

RS = Regional Shift = { (Yri (t+1) / Yri (t) ) - (Yni (t+1) / Yni (t) ) }

Untuk mengukur pertumbuhan nilai tambah bruto daerah sektor i dibandingkan pertumbuhan nilai tambah bruto nasional sektor i.

RP = Regional Proportion (RP = NS + IM)

b. G = R + S atau G = R + Sp + Sd Dimana :

G = Regional Economic Growth

R = Regional Share

S = Shift , yang terdiri dari: Sp = Proportional Share dan Sd = Differential Shift.

Kedua pendekatan tersebut menghasilkan nilai yang sama , karena Sp = IM dan Sd = RS. Demikian juga dengan rumus yang digunakan juga sama antara kedua pendekatan itu.

Dimana:

Yri menyatakan besarnya PDRB dalam sektor i di suatu wilayahYr menyatakan besarnya PDRB di suatu daerahYni menyatakan besarnya PDRB nasional di sektor i

Yn menyatakan besarnya PDRB nasional Keunggulan Analisis Shift-Share, antara lain:

1. Analisis shift share adalah sederhana, tetapi secara mudah memberikan gambaran kepada kita akan perubahan struktur ekonomi yang terjadi.

2. Bagi seorang pemula dalam mempelajari struktur perekonomian akan terbantu dengan cepat.

3. Gambaran pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur yang diberikan cukup akurat.

Kelemahan analisis Shift-Share,antara lain:

1. Hanya bisa digunakan untuk analisis ex-post.

2. Ada data di tengah tahun pengamatan periode waktu yang tidak terungkap.

3. Tidak bisa melihat keterkaitan antar sektor

4. Tidak ada keterkaitan antar daerah2. Analisis Hasil Shift Share

Komponen "national share" (N) adalah banyaknya pertambahan PDRB regional seandainya proporsi perubahannnya sama dengan laju pertambahan nasional selama periode studi. Hal ini dapat dipakai sebagai kriteria bagi daerah yang bersangkutan untuk mengukur apakah daerah itu bertumbuh lebih cepat atau lebih lambat dari pertumbuhan nasional secara ratar-rata.

Komponen "shift" adalah penyimpangan (deviation) dari "national share" dalam pertumbuhan PDRB. Penyimpangan ini adalah positip di daerahdaerah yang tumbuh lebih cepat dan negatip di daerahdaerah yang tumbuh lebih lambat/ merosot dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB secara nasional. Bagi setiap daerah, shift netto dapat dibagi menjadi dua komponen :

"Proportional shift component" (P), kadangkadang dikenal sebagai komponen "struktural" atau "industrial mix", mengukur besarnya "shift" regional netto yang diakibatkan oleh komposisi sektor/ jenis kegiatan di daerah yang bersangkutan. Komponen ini adalah positip di daerahdaerah yang berspesialisasi dalam sektorsektor yang secara nasional bertumbuh dengan cepat, dan negatip di daerahdaerah yang berspesialisasi dalam sektorsektor yang secara nasional bertumbuh dengan lambat atau bahkan sedang merosot.

Dari table diatas dapat dilihat bahwa kabupaten Padang Lawas memiliki sektor-sektor yang memiliki nilai negatif yaitu sector peranian, pertambangan, industry dan listrik, gas dan Air menunjukkan bahwa sektor tersebut dalam perekonomian masih memungkinkan untuk diperbaiki dengan membandingkannya terhadap struktur perekonomian propinsi. Sedangkan sector perdagangan, pengangkutan & komunikasi, keungan/ jasa perusahaan dan Jasa Sosial/ perorangan memiliki nilai Proportional shift positif maka sektor tersebut memiliki keunggulan dalam arti komparatif terhadap sektor yang sama di daerah lain

"Differential shift component" (D), kadangkadang dinamakan komponen "lokasional" atau "regional" adalah sisa kelebihan. Komponen ini mengukur besarnya "shift" regional netto yang diakibatkan oleh sektor/ jenis kegiatan tertentu yang bertumbuh lebih cepat atau lebih lambat di daerah yang bersangkutan dari pada tingkat nasional yang disebabkan oleh faktorfaktor lokasional intern. Jadi suatu daerah yang mempunyai keuntungankeuntungan lokasional, seperti sumber daya yang melimpah/ efisien, dekat dengan pasar, dll, akan mempunyai "differential shift component" yang positip, sedangkan daerah yang secara lokasional tidak menguntungkan akan mempunyai komponen ini yang negatip.

Dari table diatas dapat dilihat bahwa sektor-sektor yang memiliki niai positif adalah adalah sector pertambangan, sector listrik, gas dan air minum, yang artinya bahwa sektor tersebut terkonsentrasi di daerah dan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan daerah lainnya.Selainnya seperti sector pertanian, industry bangunan, perdagangan, pengangkutan, keuangan serta jasa social memiliki nilai negatif di kabupaten Padang Lawas maka tingkat pertumbuhan sektor tersebut relatif lamban Dari hasil perhitungan diatas berdasarkan analisis secara global, diketahui bahwa sektor yang banyak menyumbang PDRB di Kabupaten Padang Lawas (145 %) adalah sama dengan sektor yang banyak menyumbang tambahan PDRB di Propinsi Sumatera Utara. Padang Lawas memiliki sektor yang dalam ukuran Sumatera Utara berkembang pesat di Padang Lawas kurang berkembang dan jika potensi ini dikembangkan sama dengan provinsi berpotnsi meningkatkan PDRB kab. Padang Lawas sebesar 10.59 %.

Y N,i,t+m m D r,i,t

Y r,i,t+m = Y r,i,t ((( + ( ((

Y N,i,t n Y r,i,t-n