analisis pada integrasi pertimbangan lingkungan

27
ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Upload: farica

Post on 22-Feb-2016

65 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN. Kebijakan Pengelolaan SDA dan LH Bidang Air. Deskripsi Singkat Tipe KLHS Pendekatan dan Metode Tahapan Analisis Sumber Daya yang digunakan Keluaran. Diskripsi Singkat. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Page 2: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Kebijakan Pengelolaan SDA dan LH Bidang Air

• Deskripsi Singkat• Tipe KLHS• Pendekatan dan Metode• Tahapan Analisis• Sumber Daya yang digunakan• Keluaran

Page 3: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Diskripsi Singkat

• Tidak terpenuhinya sumber daya air secara kuantitas, kualitas dan kontinuitas, meskipun sudah bayak kebijakan, rencana dan program terkait dan peran serta berbagai pihak.... KLH perlu menyusun kebijakan pengelolaan sumberdaya air .... Dalam penyusunan ini digunakan KLHS terhadap KRP yag telah ada...... Pokok-pokok kebijakan diharapkan dapat dijadikan pertimbangan.....

Page 4: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Tipe KLHS

• Kebijakan Sektoral sumber daya air

Page 5: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Pendekatan dan Metode• Pendekatan kebijakan pengelolaan sumberdaya air yang rasional adalah

berbasis ekosistem.

Tata Air(Produksi)

Tata Guna(Konsumsi)

Tata Kelola(Distribusi)

Tata Ruang &Tata Kelembagaan

Hujan

DAS

Air

KRP

KRPKRP KRP

Page 6: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Pendekatan dan Metode• Pendekatan ekosistem meunjukkan tiga sub-sistem yang harus menjadi

perhatian dalam proses pengelolaan sumberdaya air berkelanjutan, yaitu :– Sub-sistem produksi,– Sub-sistem distribusi, dan– Sub-sistem konsumsi.

• Sub-sistem produksi merupakan sistem alam dalam bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS) atau cekungan air tanah, sering disebut juga sebagai sub-sistem Tata Air. Besarnya produksi air selain tergantung dari besarnya curah hujan juga tergantung dari karakteristik dan kondisi DAS dan cekungan air tanah/akifer. Biasanya produksi air berkurang karena gangguan bersifat antropogenik, karena AFL.

• Sub-sistem Distribusi dan konsumsi harus terkait/disesuaikan dengan sub-sistem produksi.

Page 7: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Tahap Analisis• Analisis yang digunakan adalah analisis supply-demand

dan analisis yang bersifat menggali terjadinya koflik pemanfaatan air, yang bersumber pada akses terhadap sumberdaya air, prioritas pemanfaatan air, dan tidak atau kurang tersedianya air pada musim kemarau.

• Tahap Analisis :– Pelingkupan– Alternatif KRP– Analisis Lingkungan (Evaluasi dan Valuasi Dampak)– Alternatif KRP dan Pengambilan Keputusan– Rencana Pemanfaatan dan Pengelolaan KRP

Page 8: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Pelingkupan

• Mengidentifikasi isu-isu dan dampak penting yang perlu dikaji dalam studi KLHS

Page 9: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Alternatif Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP)

• Mengenali dan membandingkan sejumlah alternatif KRP pengelolaan sumberdaya air, termasuk pilihan alternatif terbaik dari perspektif kepentingan lingkungan hidup.

Page 10: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Analisis Lingkungan (Evaluasi dan Valuasi Dampak)

• Mendiskripsi dampak lingkungan yang akan timbul akibat KRP dan menentukan bagaimana deskripsi dampak tersebut ditampilkan. Mengenali, memprakirakan dan mengevaluasi dampak KRP pengelolaan sumberdaya air termasuk alternatifnya. Menentukan signifikansi dampak dan mengkaitkan dampak tersebut dengan biaya dan keuntungan lain. Mengenali upaya-uapaya untuk menghindari, menurunkan dan meniadakan dampak yang telah diprakirakan. Hal ini diperlukan sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan RPL.

Page 11: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Alternatif KRP dan Pengambilan Keputusan

• Menyetujui, menolak atau merevisi usulan dan/atau KRP yang sedang berjalan disertai dengan alasan masing-masing keputusan.

Page 12: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Rencana Pemantauan dan Pengelolaan KRP

• Memastipan apakah implementasi KRP tetap mempertimbangkan LH sesuai dengan saran studi KLHS.

Page 13: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Sumberdaya Yang Digunakan

• Kapasitas Kelembagaan yang koordinatif dan fleksibel, dan juga bersinergi antar sektor dan antar wilayah.

• Kapasistas Sumberdaya manusia , keahlian bidang kebijakan dan regulasi, lingkungan, perencanaan ruang, dan pengelolaan sumber daya air, dan sosek.

• Data/Informasi, bersifat time series meliputi data klimatologi, pemanfaatan sumberdaya air, kelembagaan sumberdaya air dan permasalahan pemanfaatan dan konservasi air.

Page 14: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Keluaran

• Arahan Kebijakan Produksi Air Berkelanjutan• Arahan Kebijakan Distribusi Air Secara Efisien,

Efektif dan Berkelanjutan• Arahan Kebijakan Air yang Hemat dan Efisien• Arah Kebijakan Tata Ruang dan Tata

Kelembagaan

Page 15: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Arahan Kebijakan Produksi Air Berkelanjutan

• Arahan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi air permukaan dan air tanah secara terintegrasi, guna mengatasi dan mengantisipasi permasalahan kekurangan air, serta mengatasi sebagian akar permasalahan di tingkat hulu yang menyebabkan terjadinya banjir.

• Besaran produksi dan keberlanjutan selain ditentukan hujan juga kondisi DAS.

Page 16: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Arahan Kebijakan Distribusi Air Secara Efisien, Efektif dan Berkeadilan

• Mendorong perencanaan peruntukan air permukaan dan air tanah secara jelas, terintegrasi, dan saling mendukung berdasarkan prakiraan dan antisipasi jenis kebutuhan dengan mempertimbangkan potensi sumber daya air.

• Meningkatkan akses rakyat miskin terhadap perolehan air secara berkelanjutan melalui pelestarian sumber-sumber air, dan meningkatkan infrastruktur agar memadai dengan memberdayakan rakyat.

Page 17: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Arahan Kebijakan Konsumsi Air yang hemat dan efisien.

• Mendorong efisiensi pemanfaatan air melalui penerapan sistem drainase hemat air. Dengan meningkatnya ketidakpastian ketersediaan air, diperlukan perubahan pola pemakaian terutama untuk pertanian, mis dengan peningkatan kemampuan beradaptasi dengan periode krisis air.

• Mendorong dilakukan daur ulang pemakaian air untuk kepentingan produksi, dan mendorong pola konsumsi dan distribusi hemat air.

Page 18: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Arahan Kebijakan Tata Ruang dan Tata Kelembagaan

• Penyusunan tata ruang yang adaptif, dengan memperhatikan pelestarian sumberdaya air dan daerah resapan melalui proses koordinatif dan partisipatif, diikuti penegakan hukum uang konsisten.

• Perlu perumusan dan mekanisme cash flow hulu-hilir DAS termasuk aspek kelembagaan untuk menuju pengelolaan sumberdaya air berkelanjutan berbasis ekosistem DAS, terutama untuk menjaga stabilitas produksi air lintas wilayah. Mis dengan kawasan pencagaran sumberdaya air/ konservasi (di hulu DAS).

• Merumuskan mekanisme insentif dan disinsentif terhadap aktivitas pemanfaatan ruang untuk pengembangan sumber daya air, agar kecenderungan menguatnya komersialisasi dalam pengelolaan sumberdaya air tetap lebih memperhatikan kepentingan publik darpada kepentingan korporasi.

Page 19: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

NILAI DAN RISIKO

• Pengelola Sumberdaya Alam dan Lingkungan merupakan organisasi dalam rangka menjalankan suatu misi pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan yang berorientasi pada penggalian, pengembangan dan perlindungan nilai.

• Nilai adalah segala sesuatu, yang berujud maupun tak berujud, yang berharga (bermanfaat/berguna) dilihat dari perspektif ekonomi, budaya maupun lingkungan, dalam kontek kehidupan.

Page 20: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Perlindungan Nilai dan Pengendalian Risiko

• Hampir tidak ada pengelolaan SDAL atau pembangunan yang tidak menimbulkan resiko.

• Resiko adalah potensi hilangnya nilai, atau kemungkinan hilangnya nilai/sumberdaya.

• Bagaimana agar resiko (kerugian) bisa dicegah secara lebih efektif? Jawabannya adalah dengan menekankan sistem manajemen resiko.

• Bagaimana melakukan Manajemen Resiko?

Page 21: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

• Manajemen Resiko harus diawali dengan komitmen pengelola berdasarkan kesadaran adanya permasalahan (potensi resiko) dan kebutuhan untuk mencegah resiko.

• Keputusan pucuk pimpinan untuk menjalankan manajemen resiko diikuti oleh semua jajaran pengelola, sehingga seluruh jajaran memiliki kemauan dan kemampuan menjalankan sistem resiko secara efektif.

Page 22: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Risk

• Risk is a concept that denotes a potential negative impact to an asset or some characteristic of value that may arise from some present process or future event. In everyday usage, risk is often used synonymously with the probability of a known loss. Paradoxically, a probable loss can be uncertain and relative in an individual event while having a certainty in the aggregate of multiple events (see risk vs. uncertainty below).

• Risk is the possibility of an event occurring that will have an impact on the achievement of objectives. Risk is measured in terms of impact ]. Risk communication and risk perception are essential factors for all human decision making.

Page 23: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

• Definitions of risk = There are many more and less precise definitions of risk; they depend on specific applications and situational contexts. It can be assessed qualitatively or quantitatively.

• Qualitatively, risk is considered proportional to the expected losses which can be caused by an event and to the probability of this event. The harsher the loss and the more likely the event, the greater the overall risk.

• Frequently in the subject matter literature, risk is defined in pseudo-formal forms where the components of the definition are vague and ill-defined, for example, risk is considered as an indicator of threat or depends on threats, vulnerability, impact and uncertainty.[citation needed]

Page 24: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Secara Teknik• In engineering, the quantitative engineering definition of risk is:

• Independently, on the wide use this definition, for example in nuclear energy and other potentially dangerous industries, measuring engineering risk is often difficult; the probability is assessed by the frequency of the past similar events (or by event-tree methods), but rare failures are hard to estimate if an event tree cannot be formulated, and loss of human life is generally considered beyond estimation[citation needed]—however, radiological release (e.g. GBq of radio-iodine) is usually used as a surrogate. There are many formal methods used to assess or to "measure" risk, considered as one of the critical indicators important for human decision making.

Page 25: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Statistik• Thus, in statistical decision theory, the risk function of an

estimator δ(x) for a parameter θ, calculated from some observables x, is defined as the expectation value of the loss function L,

• In information security[citation needed], a risk is defined as a function of three variables:– the probability that there is a threat – the probability that there are any vulnerabilities – the potential impact.

Page 26: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Insurance and health risk

• Insurance is a risk-reducing investment in which the buyer pays a small fixed amount to be protected from a potential large loss. Gambling is a risk-increasing investment, wherein money on hand is risked for a possible large return, but with the possibility of losing it all. Purchasing a lottery ticket is a very risky investment with a high chance of no return and a small chance of a very high return. In contrast, putting money in a bank at a defined rate of interest is a risk-averse action that gives a guaranteed return of a small gain and precludes other investments with possibly higher gain.

Page 27: ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN

Economic risk

• The central insight in the methodology for incorporating economic risks arise from the realization of the fact that however manifold and diverse might be the causes or factors, of risks around a specific project or business (for instance, the hike in the price for raw materials, the lapsing of deadlines for construction of a new operating facility, disruptions in a production process, emergence of a serious competitor on the market, the loss of key personnel, the change of a political regime, natural contingencies etc.), all of these are ultimately manifested under only two guises. According to CCF Conception the economic risk consists in that: Actual positive conventional cash flows (income, inflows) turn out to be less than expected AND / OR Actual negative conventional cash flows (expenditures, outflows) turn out to be larger than expected (in absolute terms).