analisis novel 2

20
ANALISIS NOVEL Judul Novel : Riak Hati Garsini Nama Pengarang : Pipiet Senja Nama Penerbit : As-Syamil Edisi : Agustus 2002 Jumlah Halaman : 150 halaman Tahapan Analisis : 1. Fakta Cerita : A. Tokoh : - Nama para tokoh - Karakter tokoh - Jenis tokoh - Teknik penyajian tokoh B. Plot : - Peristiwa penting yang terjadi - Jenis plot - Kemungkinan awal cerita yang muncul C. Setting : - Unsur latar - Tipe latar 2. Sarana Cerita : - Judul - Sudut Pandang / Point of view - Gaya dan nada 3. Tema Cerita : - Jenis tema yang terkandung dalam novel

Upload: dian

Post on 27-Jun-2015

493 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Analisis

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Novel 2

ANALISIS NOVEL

Judul Novel : Riak Hati Garsini

Nama Pengarang : Pipiet Senja

Nama Penerbit : As-Syamil

Edisi : Agustus 2002

Jumlah Halaman : 150 halaman

Tahapan Analisis :

1. Fakta Cerita :

A. Tokoh : - Nama para tokoh

- Karakter tokoh

- Jenis tokoh

- Teknik penyajian tokoh

B. Plot : - Peristiwa penting yang terjadi

- Jenis plot

- Kemungkinan awal cerita yang muncul

C. Setting : - Unsur latar

- Tipe latar

2. Sarana Cerita : - Judul

- Sudut Pandang / Point of view

- Gaya dan nada

3. Tema Cerita : - Jenis tema yang terkandung dalam novel

- Penafsiran tema

- Kesimpulan

Page 2: Analisis Novel 2

HASIL ANALISISPADA NOVEL ” RIAK HATI GARSINI ”

KARYA PIPIET SENJA

I. Fakta Cerita : Nama para tokoh, Karakter tokoh dan Jenis tokoh

Nom

or

Nama Para

Tokoh

Karakter Tokoh Jenis Tokoh

1. Garsini sebagai seorang gadis

yang tomboy, berpakaian

khas laki-laki, seorang

gadis yang benyak

menerima perlakuan

kasar dari ayahnya Boru

Siregar karena adat

bataknya yang

mengistimewakan anak

laki-laki, merupakan

seorang gadis yang ulet

untuk mewujudkan

impiannya demi

persamaan hak dan

derajat dalam lingkungan

keluarganya

Seperti pada penggalan

cerita berikut ini :

“ He, Garsini!” Dia

berpapasan dengan

ayahnya di depan kamar.

“ Kalau adikmu teriak-

teriak begitu, cepatlah

datang ! Monyet……..!!”

( Riak Hati Garsini :

a. Tokoh Guru Isa

termasuk

jenis tokoh

beridentitas

jelas karena

memiliki

nama seperti

dalam

penggalan cerita,

tetapi

lebih cenderung

termasuk tokoh

sentral,

hampir ada pada

setiap

bagian cerita

contoh sbb:

b. Termasuk jenis

tokoh

protagonis

c. Termasuk jenis

tokoh

tipikal ( typical

character)

d. Termasuk jenis

Page 3: Analisis Novel 2

2 ) tokoh

kompleks

2. Butet Adik perempuan Garsini

yang masih kecil

berwatak manja sesuai

dengan usianya yang

masih 4 tahun layaknya

seorang anak, namun

sama sering

mendapatkan perlakuan

kasar dari kakak laki-

lakinya Ucok dan

ayahnya.

Seperti pada penggalan

cerita berikut :

Braak……! Dia

membuka pintu kamar.

Tampak adknya yang

berumur empat tahun ,

bertubuh kecil mungil

dan selalu tampak

ringkih itu, sedang

berguling-guling di

lantai. Agaknya dia baru

saja dipukuli Papa.

( Riak Hati

Garsini : )

Termasuk jenis tokoh

beridentitas jelas

karena memiliki nama

Termasuk pula tokoh

berkembang karena

hampir berperan

seperti tokoh utama

banyak di bahas

dalam penggalan-

penggalan cerita

3. Ucok Berperan sebagai anak

laki-laki dari seorang

ayah suku batak

berwatak culas dan

sering membuat Butet

adiknya menangis,

Merupakan seorang

tokoh beridentitas

jelas, karena memiliki

nama, tetapi

cenderung termasuk

pada jenis tokoh

Page 4: Analisis Novel 2

diperlkukan sebagai

anak kesayangan

papanya karena anak

laki-laki

Seperti pada penggalan

cerita berikut :

“Teteeeeh…!

Teteeeh….!” Ini si Bang

Ucok nakal…….!

Ya Allah, gumam Garsini

gemas, tiba-tiba

dilihatnya bayangan si

Ucok berkelebat ke

dapur. Garsini tak

sempat menegurnya

karena anak itu sudah

melesat kembali ke luar

melalui pintu samping

( Riak Hati Garsini : 2

)

antagonis karena

Ucok seorang pemalas

dan berwatak culas,

Seperti pada

penggalan cerita

berikut :

“Teteeeeh…!

Teteeeh….!” Ini si

Bang Ucok nakal…….!

Ya Allah, gumam

Garsini gemas, tiba-

tiba dilihatnya

bayangan si Ucok

berkelebat ke dapur.

Garsini tak sempat

menegurnya karena

anak itu sudah

melesat kembali ke

luar melalui pintu

samping

( Riak Hati Garsini :

2 )

4. Boru Siregar Ayah Garsini, Butet dan

Ucok bertempermen

keras dengan adapt

bataknya yang fanatik,

lebih berkesan

membedakan rasa kasih

sayangnya kelada anak

laki-laki ketimbang

anaknya yang

perempuan

Seperti pada penggalan

cerita berikut :

Termasuk jenis tokoh

yang beridentitas jelas

karena memiliki nama

Termasuk tokoh tipikal

karena disegani dan

dihormati orang

sebagai orang yang

menginginkan

ketenangan dan

ketenteraman

Page 5: Analisis Novel 2

“ He, Garsini!” Dia

berpapasan dengan

ayahnya di depan kamar.

“ Kalau adikmu teriak-

teriak begitu, cepatlah

datang ! Monyet……..!!”

( Riak Hati Garsini : 2

)

TEKNIK PENYAJIAN TOKOHYANG TERDAPAT DALAM NOVEL TITIP RINDU BUAT IBU KARYA NOVIA SYAHIDAH

Nom

or

Jenis teknik penyajian tokoh

Analitik Dramatik

1. Pengarang dalam cerita ini

menggunakan pula cara

analitik dengan adanya

penjelasan tentang karakter

dan watak tokoh

“ Nanti saja, “ sahut ibunya

lesu. Namun wanita itu

memperhatikan puteri

sulungnya dengan kritis. Masih

suka pakai jeans belel itu ,

Neng ? Kenapa dengan

rokmu ? “

( Riak Hati Garsini : 8 )

Dalam novel ini, pengarang

cenderung lebih banyak

menggunakan teknik naming

adanya pemberian nama tokoh

dan identitas yang jelas seperti

; Garsini, Butet, Ucok Boru

Siregar, Aliet Sartika, dsb

Seperti penggalan cerita

berikut :

“Teteeeeh…! Teteeeh….!” Ini

si Bang Ucok nakal…….!

Ya Allah, gumam Garsini

gemas, tiba-tiba dilihatnya

bayangan si Ucok berkelebat

ke dapur. Garsini tak sempat

menegurnya karena anak itu

sudah melesat kembali ke luar

Page 6: Analisis Novel 2

melalui pintu samping

( Riak Hati Garsini

: 2 )

2. Menyebutkan pula kualitas

tokoh

Pandangan seperti itu selalu

ditanamkan ayahnya kepada

keluarga, hingga Garsini hapal

betul sejak kecil. Jiwanya tentu

saja memberontak dengan

pandangan ngaco macam itu.

Untuk itu Garsini ingin

membuktikan bahwa dirinya

walaupun perempuan memiliki

potensi dan keunggulan yang

sama dengan anak laki-laki.

Hal ini yang memicu Garsini

untuk meraih prestasi

( Riak Hati Garsini

: 4 )

Menjelaskan tentang kualitas

para tokoh seperti penampilan

Garsini yang tomboy, namun

ulet dalam mewujudkan

impiannya

seperti penggalan cerita

berikut :

“ Nanti saja, “ sahut ibunya

lesu. Namun wanita itu

memperhatikan puteri

sulungnya dengan kritis. Masih

suka pakai jeans belel itu ,

Neng ? Kenapa dengan

rokmu ? “

( Riak Hati Garsini :

8 )

3. Pelukisan tokoh cerita

dilakukan dengan deskripsi,

uraian, dan penjelasan secara

langsung

Adanya dialog antar tokoh

dalam isi cerita atau adanya

percakapan dalam bentuk

kalimat yang dilontarkan para

tokoh dalam cerita

Adanya penjelasan langsung

tentang tokoh yang

dimunculkan

4. Tokoh dihadirkan dengan jelas

dan tidak berbelit-belit

Cerita dihadirkan dalam

bentuk drama dengan adanya

Page 7: Analisis Novel 2

percakapan / dialog dalam

cerita dalam wujud kata-kata

( kalimat percakapan antar

tokoh ).

5. Tokoh dihadirkan kediriannya,

baik sikap, sifat, watak,

maupun tingkah lakunya.

Menggunakan teknik cakapan

yang merupakan unsur

dramatik yang meliputi dialog

dan ragam dialog yang

lainnya.

6. Tokoh dihadirkan dengan

perilaku sebagai wujud dari

pengolahan sikap dan pikiran

para tokoh

Menggunakan teknik pikiran

tokoh seperti timbulnya tekad

yang bulat Garsini dalam

memperjuangkan hak dan

persamaan derajat yang sama

dalam lingkungan

keluarganya.

7. Tokoh dihadirkan dengan

perbuatan / tingkah laku yang

disampaikan melalui konsep

kata dan ucapan dalam bentuk

kalimat-kalimat dalam isi

cerita

Menggunakan teknik

perbuatan atau tingkah laku

tokoh dengan adanya wujud

kata-kata / ucapan

Serta menggunakan teknik

sikap tokoh karena adanya

uraian pengarang tentang

sikap-dan perilaku para tokoh

dalam cerita.

B. PLOT

1. Peristiwa penting yang terjadi dalam cerita novel Titip rindu buat ibu

Nomo Peristiwa Penting yang Penggalan Cerita

Page 8: Analisis Novel 2

r terjadi

1. Garsini sering mendapatkan

perlakuan kasar dari

ayahnya yang membedakan

rasa kasih sayangnya dan

cenderung lebih menyayangi

anak laki-laki

“ He, Garsini!” Dia berpapasan

dengan ayahnya di depan

kamar. “ Kalau adikmu teriak-

teriak begitu, cepatlah datang !

Monyet……..!!”

( Riak Hati Garsini : 2

2. Garsini sering mendapatkan

perlakuan kasar dari Sintya

Yang belakangan diketahui

bahwa sintya adalah saudara

tirinya dari hasil

perselingkuhan papanya

Habiis takabur dia sih ! Sintia

ikut nimbrung “ Mentang-

mentang baru dapat lomba

fisika, ya ? “ cetusnya sinis

sekali.

“ Bukan begitu Mbak Tia,”

bantah Garsini tak enak Senior

yang satu ini entah kenapa,

rasanya sering sekali sinis dan

sirik terhadap dirinya.

( Riak Hati Garsini :

16 )

3. Ibu Garsini sakit keras dan dirawat di RSCM

Hari Jumat yang kelabu, tulis

Garsini dalam buku hariannya.

Ada banyak kejadian yang

dialaminya hari ini. Pukul tiga

dinihari, dia mengantar ibunya

ke RSCM. Pok Simah dan Bang

Acep, pasangan yang baik hati

itu turut mengantar

( Riak Hati Garsini

: 27 )

4. Garsini menemukan ayahnya Garsini masih sempat melihat

Page 9: Analisis Novel 2

Boro Siregar berselingkuh

ketika dia mau mengabari

kepada ayahnya bahwa

ibunya sakit keras, ternyata

ada di tempat

perselingkuhannya yaitu

dengan mamanya Sintia

seseorang berkelebatdi balik

gorden. Dia pun masih bias

melihat sepasang sepatu

permpuan, tas, dan pakaian di

sofa ruang tengah. Dia

mengenali semua benda itu. Ya,

sumpaaaah ! matanya belum

lamur dan tahu persis itu adalah

milik sintia kakak kelasnya .

( Riak Hati Garsini

: 29 )

5. Seperti disambar petir siang

bolong ketika secara diam-

diam mendengarkan

pertengkaran ibu dan

ayahnya, ketika ayahnya

meragukan Garsini sebagai

anaknya

( Riak Hati Garsini : )

6. Garsini berangkat ke Jepang

melanjutkan kuliah dari

beasiswa Menbusho

Ayahnya Boru Siregar sadar

dari kekhilafannya dan

kembali berkumpul dengan

Garsini, Ibu dan adik-adiknya

2. Jenis Plot yang digunakan dalam novel “ Titip rindu buat ibu “

Nomo Jenis Plot yang Penggalan Cerita

Page 10: Analisis Novel 2

r digunakan

1. Pengarang Pipiet

Senja cenderung

menggunakan alur

maju dalam

mengisahkan

peristiwa yang terjadi

Pada bagian awal cerita Pipiet Senja

menggambarkan tentang peristiwa

dan konflik awal untuk konflik yang

akan muncul bagi tokoh utama

( Riak Hati Garsini : )

2. Plot cerita bagian

tengah merupakan

sambungan-

sambungan cerita

awal sehingga

merupakan

kelanjutan cerita

tersebut

Pada bagian tengah merupakan alur

cerita maju karena satu bagian

dengan bagian seterusnya merupaka

kelanjutan yang saling berhubungan.

( Riak Hati Garsini : )

3. Pada bagian akhir

cerita menggunakan

plot tertutup karena

pada bagian ini Novia

Syahidah

menyudutkan

pembaca kepada

satu arah yang

diinginkan

pengarang.

Pengarang mengarahkan pembaca

kepada sesuatu yang diinginkan

pengarang seperti pada penggalan

cerita berikut :

( Riak Hati Garsini : )

3. Kemungkinan yang dimunculkan pengarang pada novel “ Titip

rindu buat ibu “

Page 11: Analisis Novel 2

Nom

or

Kemungkinan yang

muncul pada awal cerita

Penggalan Cerita

1. Awal cerita mungkin pula

merupakan penggambaran

khusus tentang konflik yang

akan berbuntut pada

peristiwa selanjutnya ( Riak Hati Garsini : )

2. Peristiwa awal mungkin

merupakan penggambaran

khusus tentang watak

tokoh utama

Menjelaskan tentang watak

tokoh utama Garsini tentang

prilaku tomboy dan acuh tak

acuh serta perlakuan kasar

ayahnya padanya

( Riak Hati Garsini : )

3. Bagian awal cerita mungkin

merupakan sebuat

introduksi tokoh utama

atau tokoh lain yang

dianggap penting, baik cara

analitik maupun cara

dramatik

( Riak Hati Garsini : )

4. Bagian awal cerita mungkin

merupakan hal yang

mengarahkan pembaca

kepada teknik yang dipakai

pengarang baik teknik

Akuan dan Diaan

( Riak Hati Garsini : )

Page 12: Analisis Novel 2

C. SETTING : UNSUR LATAR DAN TIPE LATAR

No Unsur Latar Tipe Latar

1.

2.

3.

Unsur latar yang digunakan

Novia Syahidah dalam novel

ini, meramu berbagai unsur

latar sehingga variasi unsur

latar tersebut menjadi padu

pada cerita

Berikut adalah unsur-unsur

latar yang digunakan :

Latar Tempat :

Cerita ini diangkat Novia

Syahidah di daerah

Ambacang , Piliiang Luhak

Lima Puluh Kota yang ada

di daerah Minangkabau

Sumatera Barat

Latar Waktu :

Novel ini menceritakan

situasi tidak tenang karena

pertempuran yang terjadi

pada masa penjajahan

Belanda sejak September

1946 hingga September

1947

pada jaman penjajahan

Belanda di Indonesia, yang

menimbulkan rasa kerakutan

dan kecemasan

Muchtar Lubis sebagai

pengarang

cenderung meramu berbagai tipe

latar

dalamceritanya.Pengarangmengg

unakan

tipe latar tipikal,

dan latar tempat, bahkan latar

waktu

Berikut penggalan cerita yang

bertipe, latar-latar tersebut :

( Jalan Tak Ada Ujung : )

( Jalan Tak Ada Ujung : )

Page 13: Analisis Novel 2

4. Latar Alam Sekitar

Pengarang menggunakan

pula latar alam sekitar yang

menggambarkan suasana

alam pada waktu terjadi

pertempuran

Latar Sosial

Pengarang mengangkat

cerita ini menggunakan pula

latar social dari berbagai

tokoh yang disajikan dalam

novel tersebut, misalnya,

Guru Isa seorang guru, Hazil

seorang pemuda anak

kepala Landraad, dsb

( Jalan Tak Ada Ujung : )

( Jalan Tak Ada Ujung : )

SARANA CERITA

JUDUL, SUDUT PANDANG / POINT OF VIEW, GAYA DAN NADA

No Judul Sudut Pandang Gaya dan Nada

Judul cerita Jalan Tak

Ada Ujung

Sudut Pandang yang

digunakan pengarang

Gaya bahasa yang

digunakan

Page 14: Analisis Novel 2

1.

2.

3.

Mengacu kepada

suasana cerita

karena adanya

peristiwa

Mengacu pada

konflik yang muncul

seperti

Mengacu pada akhir

cerita yaitu akibat

yang timbul dari

suatu pertempuran

adanya rasa takut

dan cemas

:

Pengarang adalah

pencerita yang

serba tahu,

menceritakan apa

yang dikehendakinya

untuk melengkapi

ceritanya

Pengarang

menggunakan pula

sudut pandang

objective Point of

View : Pengarang

hanya

menceritakan apa

yang

terjadi dari tokoh-

tokoh yang

dimunculkannya

Pengarang berada di

luar cerita dengan

begitu pengarang

menggunakan sudut

pandang Diaan-

Mahatahu

Suasana yang timbul

di hati pembaca

terhadap tokoh

utama lebih condong

pada rasa iba

cenderung lebih

banyak

menggunakan

majas Refetisi,

hyperbola, dan

metafora bahkan

majas Repetisi

lebih cenderung

mendominasi

pada alur cerita

novel ini

Terdapat juga

imaji literal

karena pengarang

dalam ceritanya

banyak

menggunakan

rangkaian kata

yang dapat

dikembangkan

Nada dari novel

ini adalah

munculnya rasa

takut dan cemas

kare pertempuran

Page 15: Analisis Novel 2

TEMA JENIS TEMA, PENAFSIRAN TEMA, DAN KESIMPULAN

Jenis Tema dan makna Penafsiran Tema

Pengarang Muchtar Lubis dalam

novel ini menggunakan berbagai

tema yang terkandung dalam

ceritanya :

1. Termasuk tema tradisional

kebenaran

dan keadilan mengalahkan

segalanya

2. Tema utama dalam cerita itu

adalah

perjuangan

3. Sesuai dengan tingkatan cerita

itu

mengandung tema tingkat

sosial

karena cerita itu berhubungan

dengan

masalah perjuangan, dan

penyesalan

karena pengkhianatan

Tema yang terkandung dalam

novel karya Muchtar Lubis ini

adalah perjuangan manusia yang

tidak ada habisnya, salah satu

penyebabnya adalah adanya rasa

ketidak puasan hati pada sesuatu

yang diinginkannya, peperangan

karena nafsu serakah ingin

menguasai milik dan hak orang

lain

KESIMPULAN :

1. Muchtar Lubis sebagai pengarang novel “ Jalan Tak Ada Ujung “

banyak

Page 16: Analisis Novel 2

menghubungkan ceritanya dengan situasi perjuangan pada jaman

penjajahan

2. Pengarang lebih banyak menggunakan bahasa metafora dan Repetisi

3. Konflik yang dimunculkan oleh Muchtar Lubis pada cerita novel ini

terkesan datar karena pengaruh yang dirasakan pembaca pada novel

ini kurang terlibat baik emosi maupun penafsiran pembaca pada

kelanjutan cerita sampai dengan akhir cerita yang disuguhkan hanya

konflik biasa.