analisis musikal dan tekstual kesenian raudat pada mayarakat agama islam
DESCRIPTION
analisis musik yang ada di kesenian raudatTRANSCRIPT
1
RENCANA PENELITIAN
A. JUDUL PENELITIAN
Analisis Musikal dan Tekstual Musik Iringan Kesenian Raudat
dalam Kehidupan Masyarakat Agma melayu (Suatu Tinjauan Musikologi).
LATAR BELAKANG
Seni budaya daerah merupakan salah satu unsur dari kebudayaan
bangsa, yang perlu di lestarikan, pada masa dewasa ini banyak kesenian
rakyat yang semula dikenal dan sering dilakukan oleh masyarakat
pendukungnya, namun sekarang ini menjadi jarang dilakukan. Bahkan ada
beberapa kesenian melayu di Kalimantan Barat yang mengalami
kemunduran yang dipengaruh oleh moderenisasi yang dapat mempengaruhi
perkembangan nilai budaya tradisional bahkan beberapa kesenian yang
tidak dikenal lagi oleh masyarakat,salah satu kesenian tersebut adalah
Raudat.
Kesenian Raudat merupakan kesenian tradisional yang berbentuk
sajian tarian dengan iringan musik bernafaskan dan berorientasi pada
nuansa keagamaan yaitu agama Islam. Musik iringan kesenian Raudat
dimainkan secara berkelompok dengan banyaknya pemain dalam satu
kelompok minimal tiga orang dengan menggunakan alat musik tahar atau
tar. Selain memainkan alat musik tahar atau tar, ketiga pemain musik
2
tersebut juga melantunkan Dzikir dan Sholawat atau puji-pujian
kepada ALLAH SWT dan Rasulnya.
Adapun bagian yang terpenting dalam musik iringan kesenian raudat
terdiri dari syair, melodi, dan ritme. Ketiga bagian ini adalah unsur yang
paling mendasar dalam musik iringan kesenian raudat, karena jika ketiga
bagian ini tidak beraturan maka penari yang mengikuti alunan musik akan
merasa kesulitan untuk melakukan gerakan dan sajian akan terlihat sangat
kacau.
Syair yang digunakan dalam musik iringan kesenian Raudat
khususnya di kota Pontianak menggunakan bahasa Arab, yang mana syair
Raudat terkumpul di dalam satu buah kitab yang disebut dengan kitab
diwan hadrah. Kitab ini sendiri berisi mengenai pujian-pujian kepada nabi
Muhammad SAW dan perjalanan hidup Rasulullah dari lahir hingga
wafatnya Nabi Muhammad SAW. Syair-syair ini dilantukan dengan cara
berzikir dan bersholawat sehingga kesenian raudat mempunyai ciri khas
tersendiri dan untuk sebagian orang akan dengan mudah mengetahui dan
membedakan dengan jenis kesenian yang lainnya.
Melodi yang terdapat pada kesenian raudat adalah serangkaian nada-
nada yang beraturan tinggi rendahnya sehingga membentuk keselarasan dan
perpaduan pada kesatuan musik. Melodi terbentuk dari susunan tangga
3
nada, dari tangga nada ini lah yang nantinya akan menjadi serangkaian
melodi-melodi yang indah untuk di lantunkan.
Ritme pada dasarnya mengatur ketukan pada nilai not, apa bila tidak
ada ritme maka musik akan sangat tidak beraturan dan terdengar kacau.
Ritme unsur musik yang sangat menonjol pada musik kesenian iringan
raudat karana alat musik yang digunakan untuk musik iringan kesenian
raudat adalah alat musik perkusi yaitu tar / tahar yang mana alat musik ini
sangat dominan dengat ritme. Ada dua jenis suara pada alat musik ini yaitu
tak dan dang, dan dibutuhkan tiga orang pemain atau lebih saat memaikan.
Dari ke tiga pemain tar / tahar ini pola pukulan yang di mainkan berbeda-
beda sehingga menghasilkan suara yang bersahut-sahutan saling mengisi
(interloking).
Ia berasal dari Persia (sekarang Iran) dan telah dibawa masuk ke
Nusantara bersama-sama dengan kedatangan Islam. Kata syair berasal dari
bahasa Arab syu’ur yang berarti perasaan. Kata syu’ur berkembang menjadi
kata syi’ru yang berarti puisi dalam pengertian umum. Syair dalam
kesusastraan Melayu merujuk pada pengertian puisi secara umum. Akan
tetapi, dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan
4
modifikasi sehingga syair di desain sesuai dengan keadaan dan situasi yang
terjadi.
Ritme pada dasarnya mengatur ketukan pada nilai not,
Dzikir dan Sholawat yang dilantunkan atau dilapaskan oleh tiga
orang pemain musik tersebut menggunakan bahasa Arab, yang mana syair-
syairnya di ambil dari Kitab Diwan Hadrah. Dzikir dan sholawat
dilantunkan atau dilapaskan seiring dengan alunan irama alat musik tahar
atau tar yang dimainkan oleh ketiga pemain tersebut.
Untuk alat musiknya tar atau tahar mempunyai tiga warna bunyi
yaitu tak dan dung dan mempunyai perbedaan pola ritme saat dimainkan
Secara etimologis rincian istilah kesenian Rudat belum ditemukan
secara jelas, namun istilah ini bisa dicari dari bahasa arab Rodun yang
artinya jawab menjawab . Kesenian Rudat berkembang keseluruh pelosok
Daerah dan berkembang di kalangan masyarakat yang menganut Agama
Isalam untuk mengiringi lagu-lagu Solawat yang bernafaskan islam.
Kesenian Rudat biasa gunakan untuk keperluan mengiringi:
- Acara Pernikahan
- khitanan
- Muludan
5
- Rajaban,
- Hari Raya Idhul Fitri
- Hari Raya Idhul Adha
Kesenian Rudat mempunyai ciri khas yang membedakannya dengan
Kesenian lain pada umumnya. Perbedaan itu terasa sekali pada Syair, irama,
dan Ritme. Perbedaan ini menyebabkan orang mudah mengidentifikasi
Kesenian Rudat.
Irama ialah kelainan penekanan bunyi-bunyi atau peristiwa-peristiwa
lain yang berkait dengan berlangsungnya masa. "Irama melibatkan pola-
pola jangka masa yang wujud pada tahap yang luar biasa dalam muzik",
dengan jangka masa dikesani melalui jarak waktu interonset (London 2004,
m.s. 4). Apabila ditentukan oleh peraturan ini, irama dipanggil meter. Irama
wujud dalam mana-mana satu perantara bersandar masa, tetapi ia paling
berkait dengan muzik, tarian, dan kebanyakan puisi. Kajian irama, tekanan,
dan nada dalam pertuturan dipanggil prosodi; irama adalah salah satu topik
dalam linguistik. Semua ahli muzik, pemain muzik, dan penyanyi
menggunakan irama, tetapi irama sering dianggap sebagai domain utama
pemain dram dan pemain genderang.
6
Lirik adalah karya sastra yang berisikan curahan perasaan atau
susunan kata sebuah nyanyian (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional,2002:452). Menurut kamus umum bahasa Indonesia lirik adalah
sajak yang mendeskripsikan perasaan (Poerwadarminta,2007:711). Jadi,
menurut peneliti lirik lagu adalah susunan atau rangkaian kata yang bernada
yang disusun dalam bentuk bait. Lirik lagu memang tidak semudah
menyusun karangan, namun dapat diperoleh dari berbagai inspirasi.
Inspirasi itu sendiri dapat diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari. Contohnya pengalaman saat kita jatuh cinta, sedih, dan bahagia.
Lirik lagu sebenarnya dapat muncul setiap saat ketika kita memikirkan
sesuatu hal. Di dalam lirik lagu tersebut juga terdapat tulisan-tulisan yang
bermakna. Kata-kata tersebut diciptakan oleh penulis lagu dengan tujuan
tertentu. Selain dari pengalaman kehidupan, lirik lagu juga bisa terinspirasi
dari cerita rakyat dan kejadian fenomena rakyat yang pernah terjadi.
Dengan demikian, lirik lagu rakyat memiliki keunikan yaitu dari
penggunaan bahasa yang menggunakan dialek bahasa rakyat setempat.
Keunikan lirik lagu dapat menunjang sebuah lagu memiliki nilai
estetik yang tinggi misalnya lirik pada lagu rakyat melayu sambas. Lirik
lagu tersebut memiliki kekhasan dan keunikan contohnya liriknya
berbentuk pantun, menceritakan tentang kisah cerita rakyat, menggunakan
7
dialek bahas rakyat Melayu Sambas. Keunikan tersebut membuat peneliti
tertarik untuk meneliti lagu rakyat Melayu Sambas.
Selain lirik lagu, keunikan yang terdapat pada lagu rakyat Melayu
Sambas yaitu irama. Keunikan irama pada lagu rakyat Melayu Sambas
yaitu iramanya mendayu, mengalun, dan terdapat cengkok-cengkok khas
Melayu yang menggambarkan suatu kesederhanaan pada lagu yang
merupakan identitas lagu rakyat Melayu Sambas. Hal inilah yang membuat
peneliti tertarik untuk meneliti lagu rakyat Melayu Sambas karena lagu
rakya Melayu Sambas memliki kekhasan dan keunikan pada irama.
Melodi adalah urutan nada dalam irama yang teratur atau frase-
frase irama yang terbentuk dari dua motif atau lebih yang mengungkapkan
ide dalam musik (Barry, 2010:444). Motif melodi adalah sepotong lagu atau
sekelompok nada yang merupakan suatu kesatuan dengan memuat arti
dalam dirinya sendiri (Reimann, dikutip Prier, 1996:26). Menurut peneliti
melodi adalah susunan nada yang diatur tinggi rendahnya dan diberi irama
sehingga menjadi motif melodi setelah itu motif melodi tersebut disusun
hingga menjadi melodi. Melodi merupakan elemen musik yang terdiri dari
pergantian berbagai nada yang menjadi satu kesatuan, diantaranya adalah
satu kesatuan nada dengan penekanan keras atau lembut (aksen), irama dan
pola ritmis yang berbeda, hal ini akan menciptakan sebuah melodi yang
8
enak didengar dan sebagai satu diantara identitas yang dapat membedakan
antara lagu satu dengan lagu yang lain.
Seperti melodi lagu rakyat Melayu Sambas terdapat ciri khas yang
membedakan lagu rakyat Melayu Sambas dengan lagu rakyat pada
umumnya, dimana unsur-unsur melodi lagu rakyat Melayu Sambas
memiliki kesederhanaan baik dari nada, iramanya, pola ritmis yang
cenderung bentuk musiknya berbentuk natural seiring perkembangan seni
musik masyarakat Melayu Sambas pada waktu terciptanya lagu-lagu rakyat
Melayu Sambas tersebut.
Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian tentang
analisis motif melodi lagu rakyat Melayu Sambas. Lagu rakyat adalah lagu
yang diciptakan oleh rakyat untuk rakyat dan lagu-lagu tersebut tidak
diketahui siapa penciptanya. Lagu rakyat biasanya menceritakan paparan
pesan yang tersirat yakni pesan tentang keagamaan, sejarah, tatanan hidup
rakyat setempat, permainan, motivasi, pergaulan, dan kejadian-kejadian
nyata yang terjadi dipermukiman rakyat setempat. Melayu Sambas adalah
suku bangsa yang bermukim di Provinsi Kalimantan Barat tepatnya di
Kabupaten Sambas. Jadi lagu rakyat Melayu Sambas adalah lagu rakyat
yang meceritakan paparan pesan yang tersirat yakni pesan tentang
keagamaan, sejarah, tatanan hidup rakyat setempat, permainan, motivasi,
pergaulan, dan kejadian-kejadian nyata yang terjadi dipermukiman rakyat
9
Melayu Sambas yang tidak diketahui siapa pencipta lagu-lagu rakyat
tersebut.
Seperti yang diungkapkan oleh Budi Harun, (Kamis, 3 januari
2013) kepada peneliti.
“Lagu rakyat biasa juga disebut dengan Folk Song, dalam arti lain lagu rakyat adalah lagu yang diciptakan karena berdasarkan cerita-cerita legenda nyata, keadaan sosial, geografis, dan permainan rakyat dimana lagu rakyat itu diciptakan. Lagu rakyat Melayu Sambas yang saya sukai adalah lagu Tandak Sambas, mengapa demikian karena lagu tersebut mempunyai dua fungsi yakni sebagai lagu rakyat dan sebagai musik iringan tari yaitu tari Tandak Sambas. Ada pun filosofi lagu Tandak Sambas yaitu lagu ini menceritakan tentang pergaulan remaja antara pria dan wanita. Selain Tandak Sambas, lagu rakyat yang terdapat di Kabupaten Sambas yaitu Simberapian, Cikcik periok, Batu Balah, Dare sibarang, Cak uncang dan masih banyak lagu rakyat melayu Sambas yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Keunikan lagu rakyat Melayu Sambas yaitu terdapat pada liriknya yakni menggunakan bahasa Melayu Sambas. Selain dari lirik keunikan lain dari lagu rakyat melayu Sambas yaitu pola ritme dimana lagu-lagu tersebut mengandung lima pola ritme khas Melayu Sambas yaitu pola ritme Jepin, Senandung, Mak Inang, Masri, dan Joget. Ini merupakan salah satu ciri khas lagu rakyat Melayu Sambas dimana memudahkan seseorang untuk mengidentifikasinya”.
Dari ungkapan tersebut, Budi Harun menjelaskan bahwa lagu
rakyat Melayu Sambas itu mudah untuk diidentifikasi karena lagu rakyat
Melayu Sambas itu mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh lagu
rakyat yang lain pada umunya yakni misalnya pada lirik dan pola ritme.
Pada lirik yaitu lirik-lirik lagu rakyat Melayu Sambas menggunakan dialek
Melayu Sambas dan lirik-lirik tersebut di angkat dari cerita rakyat,
permainan rakyat, dan tentang religius masyarakat Melayu Sambas. Budi
Harun juga mengatakan selain dari lirik keunikan lain dari lagu rakyat
melayu Sambas yaitu pola ritme dimana lagu-lagu tersebut mengandung
10
lima pola ritme khas Melayu Sambas yaitu pola ritme Jepin, Senandung,
Mak Inang, Masri, dan Joget. Ini merupakan salah satu ciri khas lagu
rakyat Melayu Sambas dimana memudahkan seseorang untuk
mengidentifikasinya.
Dalam wawancara peneliti dengan Ferdinan (Sabtu, 5 januari
2013) Ia menjelaskan.
“Lagu-lagu rakyat Melayu Sambas itu memiliki kesamaan antara lagu satu dengan lagu yang lain, itu bisa dilihat misalnya dari Tema, teks, dan filosofi. Kalau dilihat dari tema yaitu misalnya tentang tema percintaan, permainan rakyat, pergaulan contohnya lagu cikcik periok dengan cang cericit. Lagu tersebut memiliki kesamaan yaitu tentang permainan rakyat. Kalau dilihat dari teks yakni termasuklah susunan nada, pola ritme dan motif melodi. Contohnya Tandak sambas dengan lagu Paton pinang yang meiliki kesamaan dari unsur teks”. “Kemudian Ferdinan mengatakan bahwa lagu rakyat Melayu Sambas yang saya suka yaitu lagu Alok Galing karena motif melodinya unik dan sederhana sehingga lagu tersebut mudah untuk diketahui oleh banyak orang bahwa lagu alok galing adalah lagu rakyat Melayu Sambas, dan mempunyai makna yang menggambarkan tentang kebersamaan yang bertujuan untuk mewujudkan suatu cita-cita. Perbedaan lagu rakyat Melayu Sambas dengan lagu rakyat lain pada umumnya yaitu pada cengkoknya, karena cengkok lagu rakyat Melayu Sambas itu mengalun seperti fibra yang diputus-putus tapi tidak putus yang menggambarkan suatu kesederhanaan pada lagu yang merupakan identitas dari lagu itu sendiri. Lagu rakyat Melayu Sambas juga berkaitan erat dengan sastra lisan dari kehidupan rakyat Melayu Sambas itu sendiri contohnya satu lagu yang mengandung
11
sastra lisan berceritakan tentang kehidupan raja-raja dan kehidupan manusia yang berhubungan dengan keagamaan contongnya lagu Batu bala batu betangkop”.
Jadi, menurut Ferdinan lagu rakyat Melayu Sambas itu terdapat
kesamaan yang dapat dilihat dari sisi tema, teks, dan filosofi. Selain dari sisi
kesamaan, lagu tersebut juga memiliki unsur seni sastra yang kental yang
dapat membuat seorang apresiasi musik mudah untuk mengiantifikasi lagu
rakyat Melayu Sambas.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tinjauan musikologi.
Suatu tinjauan merupakan dasar pokok dalam karya tulis ilmiah baik yang
bersifat kajian maupun analisis, karena suatu tinjauan dapat dijadikan
penguakatan suatu opini akan kebenaran yang dapat di pertanggung
jawabkan. Suatu tinjauan yang dapat digunakan dalam penelitian ini yakni
tinjauan musikologi yang dijadikan dasar oleh banyak peneliti untuk
menganalisis motif melodi lagu rakyat. Tinjauan musikologi adalah studi
ilmiah tentang musik yakni mencakup semua disiplin ilmu musik yang
relevan dan semua manifestasi musik di semua budaya. Jadi penelitian ini
akan mengananlisis motif melodi lagu rakyat Melayu Sambas dengan
tinjauan musikologi.
12
B. RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan diangkat perlu dibatasi agar penulisan dapat
terarah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sekaligus untuk
mempermudah menganalisis data lapangan dan data dapat dipertanggung
jawabkan kredibilitasnya. Permasalahan dalam karya tulis ini dibatasi pada:
1. Bagaimana struktur musik kesenian Raudat dalam tinjauan musikologi.
2. Apakah terdapat hubungan antara syair kesenian Raudat dengan upacara
adat dalam kehidupan masyarakat Agama Islam kota Pontianak .
C. TUJUAN PENELITIAN
13
Pentingnya penelitian dalam sebuah karya tulis ilmiah yaitu untuk
lebih mengenal keberadaan objek yang diteliti. Adapun tujuan penelitian ini
yaitu:
1. Menggali dan menganalisis struktur Musik Kesenian Raudat dalam
tinjauan musikologi.
2. Mencari jawaban mengenai hubungan antara Syair Kesenian Raudat
dengan upacara Adat dalam kehidupan masyarakat Agama Islam Kota
Pontianak.
D. MANFAAT
Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan akan memberikan
manfaat bagi semua pihak yang terkait dengan bidang pendidikan. Namun
secara spesifik, penelitian ini akan memberikan manfaat bagi pihak-pihak
tertentu, diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
a. Mendapat informasi tentang hubungan antara lirik dengan kesenian
sastra dalam kehidupan masyarakat Melayu Sambas.
b. Mendapat informasi tentang sistem motif melodi lagu-lagu rakyat
Melayu Sambas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
14
Memperkaya wawasan peneliti tentang sistem motif melodi lagu-
lagu rakyat Melayu Sambas dalam tinjauan musikologi sehingga penelitian
ini akan memberikan pencerahan dan motivasi bagi peneliti dalam upaya
pemahaman tentang lagu-lagu rakyat khususnya lagu rakyat Melayu
Sambas, sehingga memungkinkan peneliti untuk dapat memberikan
sumbangan teoretis dalam bidang seni musik.
b. Bagi institusi
Hasil penelitian menjadi sumber pustaka bagi institusi Prodi seni
tari dan musik, perpustakaan daerah agar penelitian ini dapat dijadikan
bahan kajian dan referensi dalam suatu pengkajian secara ilmiah mengenai
musikologi lagu rakyat khususnya lagu rakyat Melayu Sambas.
E. RUANG LINGKUP
1. Ruang Lingkup Sasaran
Sasaran penelitian adalah Syair-syair Kesenian Raudat yang
menjadi kajian pokok dalam penelitian ini dengan sampel Syair antara lain:
a. Dare Sibarang
b. Cak Uncang
c. Batu Ballah
d. Tandak Sambas
15
e. Panton Pinang
f. Darilah Saing
Sasaran lagu-lagu tersebut masih dimungkinkan berkembang
sesuai dengan informasi lapangan.
2. Ruang Lingkup Penelitian
a. Mengenai kebudayaan antara hubungan lirik dengan kesenian sastra
yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Melayu Sambas.
b. Sistem motif melodi lagu-lagu rakyat Melayu Sambas dalam tinjauan
musikologi.
F. LANDASAN TEORETIS
1. Motif-Motif Melodi
Motif melodi adalah unsur lagu yang terdiri dari sejumlah nada
yang dipersatukan dengan suatu gagasan/ide. Karena merupakan unsur
lagu, maka sebuah motif biasanya diulang-ulang dan diolah-olah. Secara
normal, sebuah motif melodi memenuhi dua ruang birama, maka dari itu
sebuah anak kalimat pun ( misalnya dengan 4 birama) umumnya terdiri dari
dua motif a dua birama, sesuai dengan hukum simetri (Prier, 1996:3).
Simetri adalah musik dirasakan enak, bila tersusun/teratur dalam
keseimbangan atau ‘nafas’ atau bagian-bagian yang sama panjangnya. Ini
berlaku tentang kalimat pertanyaan dan kalimat jawaban dan ini berlaku
juga tentang motif-motif lagu.
16
Simetri berarti bahwa:
a. Satu kalimat dengan delapan ruang birama dibagi dalam dua bagian
yang sama panjangnya. Empat birama pertama disebut pertanyaan atau
kalimat depan, empat birama berikutnya disebut jawaban atau kalimat
belakang.
b. Kalimat pertanyaan atau kalimat jawaban dengan misalnya empat ruang
birama dibagi dalam dua bagian yang sama panjangnya. Dua birama
pertama disebut potongan/motif pertama, dua birama selanjutnya
disebut potongan/motif kedua.
Catatan: Terdapat juga lagu yang memakai simetri tiga potongan.
Unsur terkecil dalam musik adalah nada. Namun satu nada
sendirian belum merupakan musik, maka analisis berpangkal pada
kelompok nada yang merupakan satu kesatuan, dan inilah yang disebut
motif.
a. Sebuah motif biasanya mulai dengan hitungan ringan (irama gantung)
dan menuju pada nada pada hitungan berat, tetapi nada berat tidak selalu
menjadi nada akhir motif.
b. Sebuah motif terdiri dari setidak-tidaknya dua nada dan paling banyak
memenuhi dua ruang birama, bila ia memenuhi satu birama, ia juga bisa
disebut motif birama dan bila ia hanya memenuhi satu hitungan saja, ia
disebut motif mini atau motif figurasi.
17
c. Nada-nada diantara nada akhir motif yang satu dan awal motif yang
berikut disebut nada jembatan yang tidak begitu penting.
d. Bila beberapa motif berkaitan menjadi satu kesatuan, maka tumbuhlah
motif panjang yang secara ekstrim dapat memenuhi seluruh pertanyaan
dan seluruh jawaban.
e. Motif yang satu memancing datangnya motif yang lain, yang sesuai.
Dengan demikian musik napak sebagai suatu proses, sebagai suatu
pertumbuhan.
f. Setiap motif diberi suatu kode, biasanya mulai dengan huruf ‘m’, motif
berikut disebut ‘n’ dan sebagainya. Setiap pengulangan motif dengan
perubahan sedikit diberi kode m1, m2, n1, n2 dan sebagainya. Suatu
yang hidup (seperti sebuah melodi) hanya dapat dianalisis dalam
konteks keseluruhan. Maka bukannya tujuan analisis musik untuk
memotong-motong sebuah lagu sehingga setiap nada dapat digolongkan
dalam motif ini atau itu. Hendaknya selalu dijaga dan dilihat
keseluruhannya. Kedudukan sebuah motif dalam arus melodi,
pengabdian motif dalam membangun busur kalimat, kedudukan motif
dalam urutan akor/kadens/harmoni lagu, hubungan motif dengan syair
lagu.
Sebuah motif muncul sebagai unsur yang terus-menerus
diperkembangkan, dipermainkan, dimainkan. Nah untuk mengerti apa yang
18
terjadi dengan sebuah motif mari kita mengenal kemungkinan-
kemungkinan pengolahan motif. Dasar untuk sebuah komposisi adalah
persatuan atau keutuhan lagu. Hal ini antara lain dicapai melalui ulangan
motif pada saat dan dengan cara tertentu. Namun ulangan-ulangannya
membawa serta bahaya ‘bosan’. Maka dalam musik persatuan atau ulangan
harus diulangi dengan pokok kedua yakni dengan pola variasi. Hadirnya
setidak-tidaknya dua motif yang berbeda atau berkotras menjamin
kesegaran dalam sebuah lagu.
Tetapi ulangan disini tidak berarti bahwa sebuah motif selalu
harus diulang-ulang secara harafiah dan ia dapat juga diolah. Dan ‘kantras’
tidak berarti bahwa dua motif selalu harus berbeda secara tonal yang satu
dengan yang lain. Cara pengolahan sendiri juga dapat menciptakan kontras.
Terdapat tujuh cara pengolahan motif:
1) Ulangan Harafiah
Ulangan harafiah adalah teknik pengulangan motif yang sama
persis/ mirip yakni motif pada ruang birama pertama diulang sama
persis/mirip di ruang birama kedua. Maksudnya ulangan harafiah untuk
mengintensifkan suatu kesan atau ulangannya bermaksud untuk
menegaskan suatu pesan contoh:
19
m m1Maksudnya ulangan harafiah untuk mengintensipkan suatu kesan
(misalnya suatu kesenangan yang menyeluruh) atau ulangan bermaksud
untuk menegaskan suatu pesan.
2) Ulangan pada tingkat lain (Sekuens)
Sekuens merupakan variasi termudah, ada ua kemungkinan yaitu;
a) Sekuens naik adalah sebuah motif yang diulang pada tingkat nada yang
lebih tinggi. Tentu dalam pemindahan ini kedudukan nada harus
disesuaikan dengan tangga nada / harmoni lagu, sehingga satu atau
beberapa interval mengalami perubahan. Meskipun demikian, motif asli
dengan mudah dapat dikenal kembali.
m m1
Motif m1 merupakan suatu peningkatan / ulangan dari motif m pada
tingkat kuard atas. Maka sekuens naik sering terdapat didalam kalimat
pertanyaan.
b) Sekuens turun adalah motif diulang pada tingkat nada yang lebih
rendah.
20
m m1 m2
Motif m1 dan m2 yang masing-masing terletak satu tingkat lebih rendah
dari pada motif asli (m) dengan sendiri mengendorkan ketegangan,
maka kalimat jawab merupakan tepat yang paling untuk sekuens turun.
Namun sekuens turun terdapat juga kalimat kedua sebuah lagu. Tentu
sekuens naik dan sekuens turun tidak haruh langsung mengikuti
induknya dan ia dapat juga berada dilain tempat pada lagu yang sama.
3) Pembesaran Interval ( Augmentation of the abitus )
Sebuah motif terdiri dari beberapa nada, dan demikian
terbentuklah pula beberapa interval berturut-turut. Salah satu interval dapat
diperbesar waktu diulang contohnya:
m m1 m2
a. M adalah mulai dengan terts (mi sol) dan berakhir dengan terts (sol si)
b. M1 adalah mulai dengan sekon (fa sol) dan berakhir dengan kuart (sol
do)
21
c. M2 adalah mulai dengan terts (mi sol) dan berakhir dengan kuint (sol re)
Meskipun di sini terdapat interval yang menjadi lebih kecil (terts
menjadi sekon), namun interval terakhir dalam setiap motiv secara
konsekuen diperbesar (terts-kuart-kuint).
Tujuannya sudah jelas yaitu pengarang ingin menciptakan suatu
peningkatan ketegangan, membangun busur kalimat. Maka kaliamat
pengolahan motif semacam ini biasanya kita jumpai dibagian pertanyaan
kalimat atau juga pada ulangan kalimat A’ dalam lagu A B A’. Bila
motifnya cukup panjang maka teknik ini sering tercampur pula dengan
teknik sekuens naik.
4) Pemerkecilan interval (Diminualtion of the ambitus)
Sebaliknya dari pemerbesaran adalah pemerkecilan. Interval motif
pun dapat diperkecil. Namun karena pengolahan ini mengurangi ketegangan
atau memperkecil busur kalimat, maka tempatnya adalah terutama dalam
kalimat jawaban contohnya:
menjadi m m1
m = interval pokok sekst
m1 = interval pokok kuart
sering pemerkecilan disertai perubahan nada.
22
menjadim m1
m = mulai dengan kuart
m2 = mulai dengan sekon, tapi dilanjutkan sedikit lain
Secara istimewah sebuah interval dapat diperkecil sampai menjadi nol
(prim) hingga melodinya malah menghilang dan tinggal unsur irama saja.
.
contah lain:
m m1 m2
m = terdiri dari dua terts
m1 = terdiri dari dua sekon
m2 = terdiri dari dua prim
Lain dengan pemerbesaran interval, biasanya pemerkecilan
interval tidak terjadi berulang-ulang (satu kali sudah cukup) dan ini pun
biasanya tidak terjadi dalam satu kalimat, tetapi dengan jarak tertentu.
5) Pembalikan (Inversion)
23
Setiap interval naik kini dijadikan interval turun; dan setiap
interval yang dalam motif aslinya menuju ke bawa, dalam pebalikannya
diarahkan ke atas contohnya:
menjadi
Artinya besarnya interval (kuart-sekon-sekon) dan iramanya dari motif
induk tetap sama dalam pembalikannya, namun nada permulaan tiadak
harus sama. Bila pembalikannya bebas, maka besarnya interval tidak
dipertahankan tetapi disesuaikan dengan harmoni lagu dan asal arah melodi
tetap terbalik denga arah melodi motif asli contohnya:
motif asli pembalikan bebas pembalikan pemerkecil
motif asli pembalikan bebas pembalikan pembalikan
Pemerkecil sekuens bebas pemerkecilan
24
Pembalikan sekuens
6) Pemerbesaran nilai nada (Augmentation of the value)
Dalam nomor 3 dibicarakan pembesaran interval (Augmentation
of the ambitus); suatu pengolahan melodis, kini irama motif dirubah:
masing-masing nilai nada diganakan, sedangkan tempo dipercepat, namun
hitungannya (angka M.M.) tetap sama.
Contohnya:
menjadi
menjadi
Nada-nada dalam motif melodi kini tetap sama, namun diperlebar,
tempo diperlambat dengan demikian motifnya diintensifkan. Pengolahan
25
seperti ini jarang terjadi dalam musik vokal, tetapi sering terjadi dalam
musik instrumental.
7) Pemerkecilan nilai nada (Diminuation of the value)
Sejajar dengan pemerbesaran nilai nada terapat pula teknik
sebaliknya, pemerkecilan nilai nada artinya nada-nada melodi tetap sama
namun iramanya berubah dan kini nilai nada dibagi dua sehingga temponya
dipercepat, sedangkan hitungannya atau ketukannya tetap sama contohnya:
menjadi
Teknik ini pun biasanya dipakai dalam musik instrumental,
namun jarang dijumpai dalam musik vokal (Prier, 1996:26).
2. Lagu Rakyat atau Nyanyian Rakyat
Lagu rakyat atau nyanyian rakyat adalah satu diantara genre atau
bentuk folklor yang terdiri dari kata-kata dan lagu, yang beredar secara
lisan di antara anggota koliktif tertentu, berbentuk tradisional, serta banyak
mempunyai varian (Brunvand, dikutip Dananjaja, 2002:141)
Berbeda dengan kebanyakan bentuk-bentuk folklor lainnya,
nyanyian rakyat berasal dari bermacam-macam sumber dan timbul dalam
berbagai macam media. Sering kali juga nyanyian rakyat ini dipinjam oleh
pengubah nyanyian profesional untuk diolah lebih lanjut menjadi nyanyian
pop atau klasik (seriosa). Walaupun demikian, identitas folkloritasnya
26
masih dapat kita kenali karena masih ada varian folklornya yang beredar
dalam peredaran lisan (oral transmission).
Dalam nyanyian rakyat kata-kata dan lagu merupakan dwitunggal
yang tak terpisahkan, sehingga salah benar jika dalam pengumpulan
nyanyian rakyat orang tidak sekaligus mengumpulkan lagunya. Dalam
kenyataannya, teks nyanyian rakyat selalu dinyanyikan oleh informan dan
jarang sekali yang hanya disajakkan (recite) saja. Namun, teks yang sama
tidak selaludinyanyikan dengan lagu yang sama. Dan sebaliknya, lagu yang
sama sering dipergunakan untuk menyanyikan beberapa teks nyanyian
rakyat yang berbeda. Lagu rakyat Inggris Twinkle Twinkle Little Star sering
sekali dinyanyikan dengan lagu yang berbeda. Dan teks laggu rakyat
Twinkle Twinkle Little Star dan Baa Baa Black Sheep sering dinyanyikan
dengan lagu yang identik (Bruvand, dikutip Danandjaja, 1968:30).
Nyanyian rakyat dapat dibedakan dari nyanyian lainnya, seperti
nyanyian pop atau klasik (art song), karena sifatnya yang mudah dapat
berubah-ubah, baik bentuk maupun isinya. Sifat tidak kaku ini tidak
dimiliki oleh bentuk nyanyian yang lain. Hal ini disebabkan nyanyian klasik
(seriosa) dipelajari orang dari buku nyanyian tercatak tepat seperti apa yang
asli ditulis oleh penulis lagunya. Penyanyi profesional nyanyian seriosa
diwajibkan untuk membawakannya dengan cara yang berlaku pada masa
nyanyian itu diciptakan, seperti yang diinginkan oleh penulis lagunya. Jika
27
dinyanyikan tidak sesuai dengan yang telah ditentukan, akan dicela oleh
para pendengarnya. Hal ini disebabkan seua penggearnya telah menguasai
naskah lagu (score) aslinya. Nyanyian-nyanyian yang termasuk seriosa
Indonesia misalnya adalah hasil karya Mochtar Embut ‘Di Wajahmu
Kulihat Bulan (Danandjaja, 2002:141)
3. Jenis-Jenis Nyanyian Rakyat
Berhubung nyanyian rakyat terdiri dari dua unsur yang penting,
yakni lirik (kata-kata) dan lagu. Maka sudah tentu dalam kenyataannya
dapat saja terjadi bahwa salah satu unsurnya akan lebih menonjol dari pada
unsur yang lain. Oleh karenanya, maka ada nyanyian rakyat yang liriknya,
jika dibandingkan dengan lagunya, tidak penting, atau sebaliknya. Yang
lebih dipentingkan dari pada liriknya. Oleh brunvand nyanyian rakyat
semacam ini disebut pruto folksong atau nyanyian rakyat yang bersifat
permulaan. Di AS nyanyian yang tergolong jenis ini adalah yang disebut
wordless folksong nyanyian rakyat tanpa kata-kata, yakni suara yang
dikeluarkan penyanyinya hanya meniru suara biola. Nyanyian jenis ini
biasa dipergunakan untuk mengiringi suatu tarian rakyat. Jenis nyanyian
rakyat yang menirukan suara biola itu disebut chin music atau didling
(Brunvand, 1968:136). Seandainya pun ada kata-kata maka kata-kata itu
tidak bermakna apa-apa. Di indonesia nyanyian rakyat yang dapat
digolongkan ke dalam jenis ini adalah nyanyian yang dipergunakan untuk
28
mengiringi tarian kecak dari bali. Kata-kata yang diucapkan dalam
nyanyian kecak hanya berupa suara menirukan suara gemelan bali (gong).
Itulah sebabnya nyanyian kecak oelh penduduk bali digolongkan dalam
jenis dalam gong pesuara, yakni gamelan yang mempergunakan suara
manusia. Selanjutnya nyanyian kanak-kanak bayi “ pok ame-ame” boleh
juga kita golongkan ke dalam jenis nyanyian rakyat tanpa kata-kata ini.
Kemudian ada nyanyian rakyat macam kedua. Yang terjadi bila
lirikya lebih menonjol dari pada lagunya. Jenis nyanian rakyat ini oleh
brunvand disebut sebagai near song (1968:137). Nyanian rakyat indonesia
yang tergolong kategori ini antara lain adalah seruan yang dipergunakan
oleh penjaja makanan sewaktu berkeliling di kampung-kampung . seruan
semacam ini istilah inggrisnya adalah peddlers’cries yang liriknya lebih
penting dari pada lagunya. Oleh karena itu, peddlers cris ini sering
digolongkan juga ke dalam ketegori sajak rakyat (folk rhymes).
Berhubung sifat kedua jenis nyanyian rakyat itu (wordless
folksong dan nearsong) kurang sempurna untuk dianggaap sebagai
nyanyian rakyat. Maka mereka dapat kita golongkan sebagian nyanyian
rakyat yang tidak sesungguhnya. Hal ini disebabkan nyanyian rakyat yang
tidak sesungguahnya. Hal ini disebabkan nyanyian rakyat yang
sesungguhnya harus mempunyai lirik dan lagu yang sama kuatnya.
29
Di bawah ini kami akan menyajikan beberapa nyanyian rakyat
yang tergolong pada nyanyian rakyat yang sesungguhnya. Mereka itu
adalah .(a) nyanyian rakyat yang berfungsi (functional songs) . (b) nyanyian
rakyat yang bersifat liris (lyrical folksong). dan (c) nyanyian rakyat yang
bersifat berkisah (narrative folksong) (Brunvand dikutip Danandjaja,
2002:146).
Nyanyian rakyat yang berfungsi adalah nyanyian rakyat yang
kata-kata dan lagunya memegang peranan yang sama penting. Disebut
berfungsi karena baik lirik maupun lagunya cocok dengan irama aktivitas
khusus dalam kehidupan manusia. Jenis nyanyian rakyat ini selanjutnya
dapat dibagi lagi menjadi subkategori:
1) Nyanyian kelonan (lullaby), yakni nyanyian yang mempunyai lagu dan
irama yang halus tenang, berulang-ulang, ditambah dengan kata-kata
kasih sayang, sehingga dapat membanhkitkan rasa santai, sejahteramdan
akhirnya rasa kantuk bagi anak yang mendengarnya. Contohnya
nyanyian semacam ini di Jakarta adalah yang berjudul “Nina Bobok”.
2) Nyanyian kerja (working Song), adalah nyanyian yang mempunyai
irama dan kata-kata yang menggugah semangat, sehingga dapat
menimbulkan rasa gairah untuk bekerja. Contoh nyanyian jenis ini
antara lain adalah nyanyian “Holopis Kuntul Baris” dari Jawa Timur
dan nyanyian “Rambate Rata” dari Sulawesi Selatan (Bugis, Makasar).
30
3) Nyanyian permainan (Play Song), yakni nyanyian yang mempunyai
irama yang gembira dan kata-kata yang lucu dan selalu dikaitkan
dengan permainan (play) atau permainan bertanding (Game). Satu
diantara jenis nyanyian ini adalah yang di Jawa Timur untuk mengiringi
anak-anak kecil bermain baris-barisan. Liriknya berbunyi demikian
“Baris cerik tempe, Rindong udele bodong” berbaris makanan terbuat
dari tempe, rindong pusarnyamenonjol (Danandjaja, 2002:145).
4. Penelitian Terdahulu
a. Seni Musik
Skripsi yang berjudul “Analisa Bentuk dan Struktur Lagu Playful
Duet (mirror) Karya W. A. Mozart” oleh Yunike Juniarti Fitria Fakultas
Bahasa dan Seni Negeri Yogyakarta. Penelitian ini terfokus pada analisa
musikologi dengan mengabil fokus penelitian lagu Playful Duet (mirror)
karya W. A. Mozart. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
struktur dan bentuk lagu Playful Duet, duet biola sopran karya W. A.
Mozart yang berbentuk mirrorpenelitian ini merupakan penelitian kualitatif
naturalistik yang disertai dengan analisa musikologi. Penelitian ini lebih
31
pendekatkan pada metode naturalistik, karena variabel penelitian
merupakan objek yang apa adanya, sesuai dengan aslinya tanpa adanya
perubahan dari peneliti. Objek penelitian ini adalah lagu Playful Duet
(mirror) untuk dua biola sopran karya W. A. Mozart, baik melalui skor
maupun mendengarkan dan memainkan lagu Playful Duet karya W A.
Mozart. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu Playful Duet karya W A.
Mozart merupakan lagu untuk (duet) dua biola sapran, yang berbentuk
mirror, dimana skor / notasi untuk dua instrumen (dua biola sopran) ditulis
dalam bentuk yang merupakan cermin dari instrumen lainnya (notasi biola
satu merupakan cermin dari notasi biola dua, dan sebaliknya notasi biola
dua merupakan cermin notasi biola satu). Teknik komposisi yang
digunakan dalam lagu Playful Duet karya W A. Mozart ini selain
menggunakan ritme, melodi, dan harmoni secara retrograde, juga
menggunakan tehnik pembalikan (inversion) interval, serta pertukaran
sehingga meskipun sekilas lagu Playful Duet karya W A. Mozart ini terlihat
sederaha, namun jika dikaji terlebih dalam terdapat kerumitan yang
mengagumkan.
Penelitian yang akan diteliti oleh peneliti yaitu menerapkan
konsep dengan menggunakan tinjauan mosikologi dalam aplikasi analisis
sistem motif melodi lagu rakyat Melayu Sambas. Tujuan penelitian Yunike
Juniarti Fitria dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
32
itu hampir sama yakni mendeskripsikan struktur dan bentuk lagu akan
tetapi penelitian yang diteliti oleh Yunike hanya menunjukkan bahwa lagu
“Playful Duet” karya W A. Mozart merupakan lagu untuk (duet) dua biola
sopran, yang berbentuk mirror, sedangkan hasil penelitian yang akan diteliti
yakni peneliti menunjukan bahwa lagu rakyat Melayu Sambas mempunyai
sistem motif melodi yang berlandaskan tinjauan musikologi dan apakah
lagu rakyat Melayu Sambas terdapat hubungan dengan kesenian sastra
dalam kehidupan masyarakat Melayu Sambas.
b. Penerapan Nilai-Nilai Seni Budaya Tradisi
Penelitian Paskalis (2006) yang berjudul Musik Amboyo Dalam
Upacara Adat Dango Danyak Kanayatn Suatu Tinjauan Etnomusikologis.
Penelitian ini mendeskripsikan kesenian traisional masyarakat Dayak
Kalimantan Barat.
Masyarakat Dayak Kanayatn memiliki berbagai tatanan kehidupan
atau kebiasaan adat istiadat yang dijalankan dan bentuk kesenian yang
masih dipertahankan sampai sekarang salah satunya adalah musik amboyo
dala upacara adat Naik Dango. Musik merupakan bagian upacara yang
terkait erat dengan tari Amboyo. Keduanya merupakan satu kesatuan utuh
yang membentuk simbol hubungan manusia dengan tuhan.
Musik Amboyo dianggap sekral dan sebagian pengejawatahan
pengakuan keberadaan Tuhan dalam kehidupan masyarakat Dayak
33
Kanayatn. Di dalamnya terkandung nilai-nilai yang lahir dari cara
pandangan dari masyarakatnya. Nilai-nilai itu saling berhubungan dan
saling menunjang satu sama yang lain, sehingga membentuk suatu sistem.
Hubungan antara nilai ini menyebabkan musik tersebut dianggap penting
keberadaannya dan selalu dipakai dalam upacara adat Naik Dango.
Musik Amboyo merupakan pencerminan budaya dan lahir dari
kebersamaan masyarakat pemiliknya. Ia mengandung nilai luhur yang harus
dijaga dan dilestarikan untuk menunjang perkembangan kehidupan budaya
yang ada.
Sama halnya dengan lagu rakyat Melayu Sambas, lagu-lagu ini
dikatakan lagu rakyat karena didalam lagu ini terkandung nilai-nilai yang
terlahir dari sudut pandang masyarakatnya. Lagu-lagu ini tercipta dalam
cerminan adat istiadat, tradisi dan budaya yang berkaitan erat dengan nilai-
nilai keagamaan dan lagu-lagu rakyat Melayu Sambas diciptakan oleh
masyarakat itu sendiri tanpa diketahui siapa penciptanya.
5. Kerangka Konsep
Pemecahan masalah penelitian ini dilakukan melalui prosedur
sebagai berikut:
a. Studi kepustakaan untuk mencari dan mengumpulkan bahan atau materi
yang relevan dengan masalah penelitian.
34
b. Observasi lapangan guna mendapatkan data yang akurat, seperti data
tentang keadaan masyarakat, kesenian-kesenian, serta menganalisis
langsung objek yang diteliti.
c. Wawancara dengan narasumber yang berkaitan atau berhubungan
dengan objek yang diteliti guna melengkapi data-data yang diperlukan
peneliti untuk menganalisis objek penelitian.
d. Dokumentasi semua hal yang terkait dengan objek penelitian baik audio,
visual, maupun audio-visual.
e. Analisis data dengan teknik analisis isi (Content Analysis).
Dari kelima prosedur pemecahan masalah tersebut tidak tertutup
kemungkinan peneliti akan menambah atau melengkapi konsep yang sudah
ada dan sebaliknya.
G. METODOLOGI PENELITIAN
1. Bentuk Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
musikologi. Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah
metode analisis deskriptif, yaitu upaya menerangkan secara rinci dengan
analisis sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dari objek yang
diteliti. Analisis deskriptif dapat pula diartikan sebagai suatu metode
penelitian yang mengungkapkan objek dengan apa adanya dan nyata.
Semua yang tampak dalam suatu peristiwa kemudian dianalisis dengan
35
pendekatan musikologi, termasuk kajian hubungan musik dengan aspek-
aspek kehidupan lain yang mengkondisikan keberadaannya dalam budaya
masyarakat (Swamin, 1989:217).
Adapun bentuk penelitian ini adalah analisis isi (Content Analysis)
dan jenis analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini ada lima
yaitu:
a. Analisis domain ( domain analysis )
b. Analisis taksonomis ( taxonomi analysis )
c. Analisis komponensial ( componential analysis )
d. Analisis tema kultural ( discovering cultural themes )
e. Analisis komparasi konstan ( constant comparative analysis )
Strategi atau pendekatan dalam penelitian kualitatif ini adalah
induksi-konseptualisasi. Dengan menggunakan strategi atau pendekatan ini,
peneliti bertolak dari fakta/informasi empiris (data) untuk membangun
konsep, hipotesis, dan teori. Dari fakta atau informasi ke konsep merupakan
suatu gerakan melintas ke tingkat abstraksi yang lebih tinggi, bukan suatu
perhitungan tabulasi dari data yang berasosiasi dengan konsep yang
ditemukan. Data yang terakumulasi di bawah suatu label itulah yang
akhirnya dikembangkan menjadi pernyataan-pernyataan tentang defenisi
nominal, makna teoritis, atau konten substantif dari suatu konsep.
2. Setting atau Lokasi
36
Setting atau lokasi adalah tempat penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti yaitu Kabupten Sambas Provinsi Kalimantan Barat.
3. Populasi dan Sampel
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah lagu rakyat Melayu
Sambas sedangkan sampel penelitian yaitu seperti yang terlampir pada
ruang lingkup sasaran. Adapun alasan peneliti hanya menggunakan sampel
tersebut yakni:
a. Syarat musikal lagu tersebut telah terpenuhi sebagai lagu rakyat
yaitu:
1) Ciri-ciri lagu (Benward & Saker)
a) The Fundamentals of Musik: National, Scales, Tonality, Key, Modes,
Intervals and Transposition, chords.
b) The Structural Elements of Musik: Cadensces and Nonharonic Tones,
Melodic Organization, Texture and Textural Reduction, Modulation.
2) Ciri-ciri lagu rakyat
a) Tidak diketahui pencipta atau pengarangnya
b) Dari segi makna, bahasa, sejarah dan budaya berhubungan erat dengan
suatu wilayah atau kelompok etnik tertentu
c) Merupakan lagu rakyat yang populer di daerah tersebut
b. Direkomendasikan narasumber (informan) yaitu :
1) Budi Harun
37
2) Ferdinan, S.Sn
Alasan Budi Harun dan Ferdinan merekomendasikan lagu rakyat
tersebut kepada peneliti untuk dijadikan sampel yaitu lagu-lagu rakyat
tersebut merupakan lagu rakyat Melayu Sambas yang populer.
c. Sampel tersebut merupakan lagu rakyat yang populer dikalangan
masyarakat Melayu Sambas.
4. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan susunan struktural penelitian ; (1)
penelahaan aspek budaya lagu rakyat Melayu Sambas, menyangkut
klarifikasi, prinsip penciptaan, dan teknik bernyanyi; (2) mengkaji teks
nyanyian dalam lagu rakyat Melayu Sambas dan menganalisis makna
nyanyian berikut kandungan nilai dan norma dari aspek kesenian sastra
dalam kehidupan masyarakat Melayu Sambas; (3) menganalisis bentuk lagu
rakyat Melayu Sambas dari aspek sistem motif melodi dan hubungannya
dengan rakyat pemiliknya Melayu Sambas; (4) mengkaji guna dan fungsi
lagu rakyat Melayu Sambas di dalam hubungannya dengan aspek
keagamaan, budaya, dan sosial; (5) menelaah lagu rakyat Melayu Sambas
sebagai budaya kreatif, meliputi konsep nilai yang terkandung di dalamnya.
Membuat karya tulis ilmiah harus disertai data yang lengkap,
akurat dan detail, yang diperoleh dengan mengumpulkan dan menggali data
sebanyak mungkin. Pengumpulan data ini merupakan hal yang penting
38
untuk memperoleh informasi secara objektif. Tahap ini dilakukan dengan
berbagai cara sebagai berikut.
a. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah pencarian data berupa tulisan yang
berhubungan dengan objek yang diteliti. Studi pustaka dimaksudkan untuk
memperoleh data yang relevan dengan masalah yang menjadi landasan
dalam penulisan karya tulis ilmiah. Pentingnya studi pustaka dalam
penggarapan karya tulis ilmiah bertujuan untuk mempermudah mencari
informasi dan acuan, sebagai pelengkap dalam mencari data dan dalam
menyusunan laporan penelitian.
Studi pustaka tersebut dilakukan terbagi menjadi tiga materi
bacaan. Pertama, buku yang diperlukan dapat memberikan gambaran umum
mengenai persoalan yang akan diteliti. Kedua, buku tersebut dibaca secara
cermat karena materinya dapat digunakan dalam karya tulis ilmiah sebagai
kutipan-kutipan apabila diperlukan. Ketiga, buku itu menyediakan
informasi untuk mengisi yang masih kurang dalam melengkapi karya tulis
ilmiah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan sumber tertulis
dari beberapa kepustakaan sebagai berikut.
1) Perpustakaan Prodi Seni Tari dan Musik Pontianak
2) Perpustakaan Universitas Tanjungpura
3) Buku-buku koleksi sendiri
39
4) Tidak menutup kemungkinan juga akan diperoleh data tulisan dari
koran, majalah dan cerita rakyat masyarakat setempat yang ada
hubungannya dengan objek yang diteliti.
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung kelapangan untuk meneliti
objek penelitian secara teliti, sistematis, dan berulang-ulang. Teknik
obsevasi merupakan teknik pengumpulan data yang menuntut peran aktif
peneliti pada setiap peristiwa dan kegiatan yang berhubungan dengan objek
penelitian yang dialami masyarakat pendukungnya dengan tujuan agar
memahai aspek masyarakatnya. Observasi dilakukan untuk mendapatkan
data-data yang akurat, keadaan masyarakat, aktifitas, serta menganalisis
langsung objek yang diteliti.
c. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data interaktif (tanya
jawab) secara langsung di lapangan dengan beberapa informan yang
dianggap mengerti dan mengetahui secara mendalam tentang objek yang
diteliti. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data primer, yaitu data
yang diperoleh langsung dari saksi peristiwa. Wawancara dilakukan dengan
para seniman, tokoh yang berkecimpung dalam dunia musik dan para
penyaksi langsung dari saksi peristiwa yang menjadi objek penelitian. Di
40
samping itu untuk mengetahui sejarah dan latar belakang objek yang
diteliti.
d. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk merekam segala kegiatan yang
selama penelitian dilakukan. Pendokumentasian bisa dilakukan dengan
menggunakan handphone, kamera poket atau SLR, handycam, dan buku
dokumentasi. Dokumentasi bertujuan untuk melengkapi laporan dengan
menganalisis data yang berhubungan dengan lagu rakyat Melayu Sambas
secara keseluruhan. Selebihnya dokumentasi akan memudahkan untuk
melihat kembali apa yang telah diteliti dan memudahkan peneliti untuk
memahami kembali apa yang tidak sempat diamati saat observasi, sehingga
semua peristiwa yang terlewatkan saat melakukan penelitian lapangan dapat
diingat kembali dengan melihat kembali rekaman pendokumentasian
tersebut.
5. Analisis Data
Semua data yang didapat dari penelitian akan dianalisis
menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan musikologi dan
menggunakan teknik analisis isi (Content analysis). Analisis dan evaluasi
data ini dilakukan selama penelitian berlangsung. Hal ini perlu dilakukan
agar semua data mudah dikelompokan sesuai permasalahan masing-masing,
sehingga dalam penulisan laporan dapat lebih mudah dikerjakan, terarah,
41
dan sistematis. Penganalisisan motif melodi lagu rakyat Melayu Sambas
akan dilakukan dengan cara penganalisisan tinjauan musikologi dan
menggunakan acuan dari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian.
Adapun tahap-tahap analisis yang akan dilakukan peneliti dalam
menganalisis objek penelitian:
1) Melodi dari lagu rakyat Melayu Sambas yang dijadikan sampel akan
ditulis kedalam notasi balok
2) Melodi tersebut akan dianalisis dengan tinjauan musikologi
3) Peneliti akan mendeskripsikan hasil analisis
4) Peneliti akan mendeskripsikan apakah terdapat suatu hubungan antara
lirik lagu rakyat Melayu Sambas dengan kesenian sastra dalam
kehidupan masyarakat Melayu Sambas.
Untuk memberikan kejelasan tentang lagu-lagu yang dijadikan
sampel, dilakukan analisis sinoptik. Analisis sinoptik adalah gambaran
ringkas tentang karakter lagu berdasarkan analisis domain, analisis
taksonomi, analisis komponensial, analisis tema kultural, analisis komparasi
konstan. Dari analisis sinoptik menghasilkan sinopsi masing- masing lagu
yang dijadikan sampel.
6. Instrumen Penelitian dan Alat Pengumpulan Data
Instrumen penelitian dalam karya tulis ini adalah peneliti itu
sendiri. Peneliti merupakan instrumen kunci, artinya dalam penelitian ini
42
yang menjadi aktor utama mengumpulkan seluruh data ialah peneliti.
Namun dalam upaya mengumpulkan data, peneliti menggunakan beberapa
alat pengumpulan data antara lain sebagai berikut.
a. Panduan pengamatan berupa acuan tentang fenomena yang akan
diobservasi dalam upaya melakukan penelitian. Panduan pengamatan
merupakan satu diantara alat pengumpulan data guna mengidentifikasi
masalah dalam proses penelitian.
b. Panduan wawancara berupa seperangkat pertanyaan yang sebelumnya
telah dikonsep oleh peneliti terkait masalah penelitian.
c. Alat dokumentasi berupa seperangkat alat perekam yang digunakan
peneliti guna mendokumentasikan temuan dan semua aspek-aspek
terkait dalam proses pengumpulan data.
BIOGRAFI
Nama : Ferdinan, S.Sn
Tempat/Tanggal Lahir : Banjir Masin 23 November 1975
43
Pendidikan :